PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka...

143
i PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) PADA MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar) TERHADAP PERTUMBUHAN MISELIUM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Skripsi diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Niza Eka Putra NIM. 15.113. 5.145 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2018

Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka...

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

i

PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH

(Phaseolus vulgaris L.) PADA MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)

TERHADAP PERTUMBUHAN MISELIUM BIAKAN MURNI JAMUR

TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Skripsi diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Niza Eka Putra

NIM. 15.113. 5.145

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2018

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

ii

PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH

(Phaseolus vulgaris L.) PADA MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)

TERHADAP PERTUMBUHAN MISELIUM BIAKAN MURNI JAMUR

TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Oleh Niza Eka Putra

NIM. 15.113. 5.145

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2018

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

iii

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

iv

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

v

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

vi

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

vii

MOTTO

ن

أ ل مقن ٱ ت ن

ق ۥ م ل ل ق أ قيع ق ينب

ق ق ٱ ق ۦ

ن ك ۥزر ق ۥ ي قيي ق ق ذ حط إقن ق و

ى ٱق قك

١ ببق ٱ

Artinya, “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah

menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi

kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-

macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,

kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai

akal”. (QS. Az-Zumar [39]: 21)1

1 QS. Az-Zumar (39): 21.

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

viii

PERSEMBAHAN

Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Skripsi ini

kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang tersayang dan tercinta (Ayahanda Sahabudin dan

Sudiyanti) beserta keluarga yang telah banyak memberikan dukungan

moral maupun materil dan mengorbankan banyak hal, sampai dengan

anakda menyelesaikan studi. Semoga Allah selalu mencurahkan kasih

sayang-Nya untuk ayah dan ibuku tercinta.

2. Adik-adikku tercinta (Eva Wulandari dan Silvia Dwiyanti) terimakasih

atas dukungan dan motivasinya yang diberikan selama ini.

3. Almarhum nenek tersayang dan tercinta Mukminah yang telah banyak

member dukungan selama menempuh studi.

4. Teman-teman angkatan 2013 Jurusan Pendidikan IPA Biologi, khususnya

teman-teman terbaikku (Kelas D) Jurusan Pendidikan IPA Biologi,

Keluarga besar HMJ Pendidikan IPA Biologi. Semoga Allah selalu

memberikan curahan kasih sayang-Nya kepada kita semua.

5. Rauhil Martin yang selama ini telah banyak memberikan dukungan dan

motivasi.

6. Semua guru-guruku yang telah membimbing dan membagikan ilmu

pengetahuan kepadaku. Semoga Allah SWT membalas kebaikannya.

7. Dosen-dosenku yang dengan tulus dan ikhlas membimbing dan

memberikan ilmu pengetahu kepadaku.

8. Almamaterku tercinta UIN Mataram, semoga menjadi lembaga yang

menghasilkan lulusan-lulusan yang membawa kemaslahatan bagi umat.

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

ix

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Penambahan Air Rebusan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris

L.) Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) Terhadap Pertumbuhan Miselium

Biakan Murni Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di jurusan Pendidikan

IPA Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Mataram.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Suhirman, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan ibu Nurdiana,

SP.MP. selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan

dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Lutvia Krismayanti, M.Kes. dan Bapak Yahdi, M.Si. selaku dosen penguji

yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Hadi Kusumaningrat, M.Pd. selaku dosen wali sekaligus dosen

pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan selama studi.

4. Semua Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram

yang telah memberikan bimbingan selama menjalani perkuliahan.

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

x

5. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram,

Bapak Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP dan Bapak Alwan Mahsul, M.Pd.

6. Ibu Hj. Dr. Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram.

7. Bapak Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram.

8. Semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kepada semua pihak tersebut, semoga apa yang telah diberikan kepada

penulis tercatat sebagai amal baik dan mendapatkan ridho serta balasan dari Allah

SWT Aamiin Allahumma Aamiin.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan dan perbaikannya, sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan

manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Mataram, September 2017

Penulis

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................................... vi

HALAMAN MOTO ......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

ABSTRAK ...................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9

E. Batasan Masalah .................................................................................... 9

F. Penegasan Istilah ................................................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Deskripsi Jamur Tiram ........................................................................ 14

B. Karakteristik Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) ........................ 17

1. Morfologi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) ....................... 17

2. Fisiologi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) ......................... 26

3. Kandungan dan Manfaat Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) . 27

4. Ekologi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) .......................... 29

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

xii

C. Medium Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) ............................... 34

D. Kandungan Nutrisi Kacang Merah ....................................................... 35

E. Kerangka Berpikir ............................................................................... 37

F. Hipotesis ............................................................................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 40

A. Desain Penelitian ................................................................................. 41

B. Populasi dan Sampel............................................................................ 41

C. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 41

D. Variabel Penelitian .............................................................................. 41

E. Alat dan Bahan .................................................................................... 42

F. Prosedur Kerja ..................................................................................... 43

G. Parameter Pengamatan ........................................................................ 48

H. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 48

I. Teknik Analisis Data ........................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 52

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 52

B. Analisis Data ....................................................................................... 57

C. Pembahasan......................................................................................... 65

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 73

A. Kesimpulan ......................................................................................... 73

B. Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kandungan Nurtisi Jamur Tiram Per 100 Gram, 26.

Tabel 2 Pertumbuhan Miselium Pada Media Berdasarkan Posisi Media , 35.

Tabel 3 Kandungan Nutrisi Biji Kacang Merah Per 100 Gram, 37.

Tabel 4 Denah Penempatan Perlakuan Pada RAL, 41.

Tabel 5 Pengamatan Panjang Diameter Dan Kecepatan Pertumbuhan Miselium Biakan Murni Jamur Tiram Putih, 47.

Tabel 6 Ringkasan Analisis Varians, 49.

Tabel 7 Panjang Diameter Miselium Hari ke 4, 53.

Tabel 8 Panjang Diameter Miselium Hari ke 6, 54.

Tabel 9 Panjang Diameter Miselium Hari ke 8, 55.

Tabel 10 Panjang Diameter Miselium Hari ke 10 57.

Tabel 11 Luas Persebaran Miselium, 58.

Tabel 12 Kecepatan Pertumbuhan Miselium, 59.

Tabel 13 Uji Normalitas Lebar Diameter Miselium Menggunakan Program SPSS Versi 16, 61.

Tabel 14 Hasil Perhitungan Analisis of Varians Satu Arah (One Way Anova) Lebar Diameter Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16, 61.

Tabel 15 Uji Normalitas Luas Miselium Menggunakan Program SPSS Versi 16, 62.

Tabel 16 Hasil Perhitungan Analisis of Varians Satu Arah (One Way Anova) Luas Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16, 63.

Tabel 17 Uji Normalitas Kecepatan Pertumbuhan Miselium Menggunakan Program SPSS Versi 16, 64.

Tabel 18 Hasil Perhitungan Analisis of Varians Satu Arah (One Way Anova) Luas Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16, 64.

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Morfologi Jamur Tiram Putih, 18.

Gambar 2 Anatomo Hifa Bersekat, 19. .

Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20.

Gambar 4 Siklus Hidup Jamur Tiram, 21.

Gambar 5 Spora Jamur Tiram, 22.

Gambar 6 Struktur Hifa Jamur Tiram, 22.

Gambar 7 Miselium Jamur Tiram, 23.

Gambar 8 Primordia Jamur Tiram, 24.

Gambar 9 Batang Tubuh Jamur Tiram, 24.

Gambar 10 Morfologi Tanaman Kacang Merah, 36.

Gambar 11 Bagan Kerangka Berfikir, 39.

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Gambar Penelitian

Lampiran 2 Data Hasil Pertumbuhan Lebar Diameter Miselium Jamur Tiram Putih

Lampiran 3 Data Hasil Pertumbuhan Luas Persebaran Miselium Jamur Tiram Putih

Lampiran 4 Data Hasil Kecepatan Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih

Lampiran 5 Analisis of Varians Satu Arah (One Way Anova) Lebar Diameter Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16

Lampiran 6 Analisis of Varians Satu Arah (One Way Anova) Luas Persebaran Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16

Lampiran 7 Analisis of Varians Satu Arah (One Way Anova) Kecepatan Pertumbuhan Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16 Lampiran 8 Uji Normalitas Pertumbuhan Lebar Diameter Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16

Lampiran 9 Uji Normalitas Pertumbuhan Luas Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16

Lampiran 10 Uji Normalitas Kecepatan Pertumbuhan Luas Miselium Menggunakan Program SPSS versi 16

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

xvi

PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) PADA MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)

TERHADAP PERTUMBUHAN MISELIUM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Oleh:

Niza Eka Putra

NIM. 15.113. 5.145

ABSTRAK

Proses pembuatan bibit jamur tiram meliputi beberapa tahap yakni pembuatan kultur atau biakan murni (F0), biakan induk (F1), bibit induk (F2) dan bibit produksi atau bibit semai. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober – 12 November 2017 di pusat budidaya jamur tiram Karya Muda, desa Kebon Ayu, kecamatan Gerung. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh air rebusan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan (True Eksperimen) dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap nonfaktorial, terdiri atas 5 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah lebar diameter miselium, luas persebaran miselium dan kecepatan pertumbuhan miselium. Hasil pengamatan dianalisis dengan Analisis of varians satu arah (One Way Anova) dengan bantuan program SPSS Versi 16. Hasil analisis data lebar diameter miselium menunjukkan bahwa Fhitung = 2.240 < Ftabel 3,06 pada taraf signifikan 5% dan tidak dilanjutkan dengan uji BNT karena tidak ada pengaruh signifikan. Hasil analisis data penelitian terhadap luas persebaran miselium menunjukkan bahwa Fhitung = 2.749 < Ftabel 3,06. Sedangkan untuk hasil analisis data penelitian terhadap kecepatan pertumbuhan miselium menunjukkan bahwa Fhitung = 0,534 < Ftabel 3,06 dan tidak dilanjutkan dengan uji BNT. Analisis F hitung ketiga parameter tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh air rebusan kacang merah (Phaseolus vulgaris l.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus. Kata kunci: Air rebusan kacang merah, Media PDA, Pertumbuhan miselium, Biakan murni, Jamur tiram putih.

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara agraris, sektor pertanian menjadi salah satu sektor

penting yang mendukung perekonomian Indonesia. Hal ini menyebabkan

bidang pertanian harus dapat memacu diri untuk dapat meningkatkan hasilnya

terutama dalam proses budidaya jamur tiram.2 Menurut penelitian ada sekitar

600 jenis jamur yang dapat dikonsumsi. Dari 600 jenis tersebut, lebih dari 200

telah dikonsumsi manusia termasuk didalamnya jamur tiram dan 100 jenis

diantaranya telah dicoba untuk di budidayakan. Dari 100 jenis tersebut, 35

jenis telah berhasil dibudidayakan secara komersial, tetapi hanya 8 jenis jamur

saja dapat dibudidayakan secara industry termasuk jamur tiram putih.3

Banyaknya jenis jamur di alam maupun yang berhasil dibudidayakan

dan dikonsumsi oleh masyarakat menunjukan bahwa betapa besar kekuasaan

Allah SWT yang telah menyediakan segala sesuatu di muka bumi. Hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat „Abasa ayat 24-32:

ق ن صبب ۦ إق مق ق ٱق نن ي ن صبك ش

ك ٱ بت ش

وعق ب وقضب قي حبك أ وزي ون وقق غ ب ك و ق وحدائ

نع قك و

مت ك وٱق

Artinya : “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.

Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit).

2 Nurul Magfirotunnisa, Budidaya Jamur Kenapa Tidak, (Jakarta: Karya Mandiri

Nusantara, 2008), h. 5. 3 Ibid., h. 6.

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

2

Kemudian kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. Lalu kami tumbuhkan

biji-bijian di bumi itu. Anggur dan sayur-sayuran. Zaitun dan kurma. Kebun-

kebun (yang) lebat. dan buah-buahan serta rumput-rumputan. Untuk

kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu” (QS. „Abasa : 24-32)4

Jamur tiram telah banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai

bahan makanan karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi

dibandingkan jamur lainnya, sehingga dapat dijadikan alternatif makanan

bergizi. Sumber komponen bahan aktif dapat diperoleh dari tubuh buah,

misellium dan metabolit hasil fermentasinya.5 Bahan makanan ini dapat

meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit dan meningkatkan daya tahan

tubuh. Kandungan senyawa aktif jamur tiram berupa β-D-Glukan. β-Glukan

merupakan suatu jenis polisakarida dengan monomer berupa glukosa, β-

Glukan memiliki aktivitas biologis seperti antioksidan, antitumor dan lain-

lain.

Rata-rata jamur tiram mengandung 19-35 % protein. Dibandingkan

beras (7,38%) dan gandum (13,2%), jamur mempunyai kadar protein lebih

tinggi. Jamur mengandung sekitar sembilan jenis asam amino esensisal dari 20

asam amino yang dikenal. Hal yang istimewa yaitu 72% lemaknya tidak

jenuh. Jamur juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain vitamin B1,

B2, niasin dan biotin. Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai

jenis mineral, antara lain K, P, Ca, Na, Mg, dan Cu. Kandungan serat mulai

4 QS. „sabaa (80): 24-32.

5Gita Agustina, “Efektivitas Pemberian Air Kelapa Muda (Cocos Nucifera) Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Puti (Pleorotus ostreatus)”, Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan, H. 2-3.

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

3

dari 7,4-24,6 % sangat baik bagi pencernaan. Jamur mempunyai kandungan

kalori yang sangat rendah sehingga sangat cocok untuk kesehatan.6 Prospek ke

depan kebutuhan akan jamur tiram cukup cerah. Selain nilai gizi tinggi, harga

terjangkau, permintaan pasar terus meningkat, namun kebutuhan pasar belum

terpenuhi disebabkan produktivitas jamur tiram masih rendah dan terbatas.

Pengembangan produktivitas jamur sangat ditentukan oleh bibit yang

berkualitas.7

Hasil observasi awal di rumah produksi jamur tiram di desa Meninting,

kecamatan Batulayar menunjukan bahwa dalam memproduksi jamur tiram

putih kualitas bibit jamur tiram sangat mempengaruhi hasil panen jamut tiram

putih. Hasil wawancara dengan Hj. Rukhyatun selaku pemilik usaha tani

jamur tiram mengatakan bahwa di dalam pembuatan bibit jamur tiram putih

harus dilakukan secara steril. Di tempat budidaya tersebut hanya

menggunakan bahan kentang sebagai media biakan jamur. Pak Adi selaku

pemilik tempat budidaya mengatakan bahwa dalam pembuatan bibit jamur

tiram ada 3 tahapan bibit yang akan dilalui yaitu bibit F0, F1 dan F2. Ketiga

bibit tersebut akan dihasilkan secara turun temurun. Lebih lanjut Pak Adi

mengatakan untuk bisa sampai ke tahap budidaya (F2) di tempat kumbung

(rumah panen jamur) tergantung lama tidaknya pembuatan bibit F0 dan F1.

Jika bibit F0 selesai dibuat maka dapat diturunkan ke bibit F1, begitu juga jika

bibit F1 selesai dibuat maka dapat diturunkan ke bibit F2 yaitu tahap panen.

6 Lin Meina, Budidaya Jamur Tiram, (Jakarta: Azka Press, 2007), h. 21.

7Sri rahayu, Djoko Setyo Martono, “Uji Perkembang Biakan Miselia Bibit Jamur Tiram Putih (Pleorutus ostreatus) Dengan Substrat Campuran Air Kelapa Dan Air Leri”, Jurnal Agri-tek, Vol. 16, Nomor 2, September 2015, h. 47.

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

4

Untuk proses pembuatan media murni, Pak Adi menjelaskan bahwa

penggunaan kentang merujuk pada petani-petani jamur lainnya yang

menggunakan hal serupa. Permasalahan yang dihadapi di lapangan yaitu

rendahnya kualitas bibit. Salah satu penyebab rendahnya produksi jamur

tiram disebabkan rendahnya viabilitas jamur tiram dalam penyebaran miselia.

Salah satu alternatif untuk meningkatkan penyebaran miselia adalah dengan

mengembang biakan miselia bibit jamur tiram putih dengan substrat

campuran yang kaya akan kandungan nutrisi untuk kelangsungan hidup

miselia jamur tiram.8 Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, peneliti

menggunakan campuran air rebusan biji kacang merah untuk mempercepat

pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram. Kacang merah kaya akan

nutrisi yang dapat menjamin kelangsungaan pertumbuhan miselium jamur

tiram putih.

Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumiati dkk, dengan

judul “Perbaikan produksi jamur tiram (Pleurotus ostreatus) strain florida

dengan modifikasi bahan baku utama substrat” menjelaskan bahwa untuk

mempercepat pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram, media tanam

harus mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin, karbohidrat terlarut (glukosa

dan sakarin), dan makroelemen penting ( N, P, K, Ca ), dan air 65-70 %, serta

pH 6-7.9 Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan awal

miselium jamur tiram putih yang paling cepat yaitu 2-3 hari setelah

inokulasi bibit terjadi pada bibit jamur tiram yang diinokulasikan pada

8 Pak Abdul Ghofur, Wawancara, Gerung, 10 Januari 2017.

9 Sumiati dkk, “Perbaikan Produksi Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Strain Florida Dengan Modifikasi Bahan Baku Utama Substrat”, Jurnal Hort. Vol. 16, Nomor 2, (2016), h. 97.

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

5

substrat kulit polong kacang jogo dengan tambahan bekatul 5-10%, sabut

kelapa, daun alang-alang, bagas tebu, kulit polong kacang tanah (semuanya

ditambah bekatul antara 5-20 %). Hal ini terjadi karena jenis bahan baku

substrat tersebut mengandung nilai nutrisi yang mencukupi untuk terjadi

pertumbuhan awal miselium yang cepat. Pertumbuhan awal miselium yang

paling lambat yaitu terjadi pada substrat kuntang dengan penambahan bekatul

5-20%. Substrat kuntang menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan awal

miselium yang paling lama (>8 HSI). Hal ini kemungkinan dikarenakan

rendahnya unsur hara N, P, K, Ca, dan Mg yang dikandung kuntang sehingga

pertumbuhan awal miselium jamur tiram paling lama.10

Melihat kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan jamur tiram putih, maka

ada prospek besar dalam memanfaatkan biji kacang-kacangan sebagai nutrisi

tambahan pada media jamur tiram terutama biji kacang merah. Kandungan

kacang merah berupa asam folat, karbohidrat kompleks, serat, kalsium, hingga

protein, vitamin dan mineral sangat memungkinkan untuk merangsang

percepatan pertumbuhan miselium jamur tiram.11

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas maka penelitian yang

berjudul Pengaruh Penambahan Air Rebusan Kacang Merah (Phaseolus

vulgaris L.) Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) Terhadap Pertumbuhan

Miselium Biakan Murni Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)” ini penting

untuk dilakukan.

10

Ibid, h. 98. 11Anonymus “ Kenali Manfaat Kacang Merah Bagi Kesehatan”, Dalam

http://www.alamtani.com/manfaat-kacang-merah.html, Diakses tanggal 21 Februari 2017, Pukul 13.35 WITA.

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

6

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah ada pengaruh penambahan air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap lebar

diameter miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)?

2. Apakah ada pengaruh penambahan air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap luas

persebaran miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus)?

3. Apakah ada pengaruh penambahan air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap kecepatan

pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penambahan air rebusan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.)

pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap lebar diameter

miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

2. Pengaruh penambahan air rebusan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.)

pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap luas persebaran

miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

7

3. Pengaruh penambahan air rebusan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.)

pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap kecepatan pertumbuhan

miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

D. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, ada

dua manfaat yang terdiri dari:

1. Manfaat Teoritis

a) Menambah khasanah pengetahuan bagi peneliti tentang pembuatan

bibit jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

b) Bagi peneliti, dapat dijadikan acuan untuk melakukan pengembangan

penelitian tentang jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

c) Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengembangkan penelitian yang lebih

luas lagi dari penelitian sebelumnya.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi petani, dapat dijadikan acuan dalam mempercepat pertumbuhan

miselium pada biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

b) Bagi masyarakat, dapat menambah pengetahuan dalam bidang budi

daya pertanian, terutama budidaya jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus).

E. Batasan Masalah

Berdasarkan objek yang diteliti, maka untuk memperjelas ruang

lingkup penelitian ini perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

8

1. Biji kacang yang digunakan sebagai nutrisi tambahan adalah biji kacang

merah (Phaseolus vulgaris L.).

2. Media yang digunakan adalah media PDA (Potato Dextrose Agar).

3. Pertumbuhan yang diamati adalah lebar diameter miselium, kecepatan

pertumbuhan miselium dan luas persebaran miselium pada media PDA

(Potato Dextrose Agar)

F. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi perbedaan pendapat tentang makna dari penelitian

ini akan dijelaskan secara terperinci tentang istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini.

1. Jamur tiram putih

Jamur (Fungi) merupakan organisme yang menyerupai tanaman

tetapi tidak berklorofil, tidak mempunyai akar, batang dan daun, dan

berkembangbiak menggunakan spora.12 Jamur tiram merupakan

tumbuhan sederhana, berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau

sejumlah sel dalam bentuk benang-benang (miselia) yang bercabang-

cabang.13 Jamur tiram yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

jamur tiram putih yang masih muda yang diambil bagian spora yang

berada pada batang di bawah tudung jamur.

2. Pertumbuhan miselium

Miselium merupakan hifa yang tumbuh memanjang dan

bercabang-cabang serta saling tumpang tindih memenuhi seluruh bagian

12 Lud Waluyo, Mikrobiologi Umum, (Yogyakarta: UMM Press, 2012), h. 242 13

Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 9.

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

9

media tumbuh sehingga membentuk kumpulan seperti benang kusut atau

tumpukan kapas.14 Pertumbuhan miselium dapat bersifat vegetatife

(somatik) dan reproduktif. Miselium somatik menembus medium untuk

mendapatkan zat makanan sedangkan miselium reproduktif

bertanggungjawab untuk pembentukan spora.15 Pertumbuhan miselium

yang akan diteliti dalam proses penelitian ini meliputi lebar diameter

jamur tiram putih, kecepatan pertumbuhan jamur tiram putih dan jumlah

koloni jamur tiram putih.

3. Biakan Murni

Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu spesies

mikroba atau hasil perbanyakan dari satu sel mikroba.16 Untuk

mendapatkan biakan murni dapat ditempuh melalui biakan miselia dengan

tekhnik kultur jaringan atau kultur spora.17 Biakan murni yang dimaksud

didalam penelitian ini adalah biakan dari jamur tiram putih yang

diperbanyak melalui tekhnik kultur jaringan yang berasal dari batang

tubuh jamur untuk diamati perkembangan miseliumnya.

4. Medium PDA

Medium PDA adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran

nutrisi atau zat-zat hara (nutrient) yang digunakan untuk menumbuhkan

14

Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 13. 15

Dewi Hardiawati, “ Identifikasi Jenis Hama Pada Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Di Pusat Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) SMKN 1 Kuripan Kabupaten Lombok Barat” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2014), h. 13.

16 Lud Waluyo, “Teknik Metode Dasar Mikrobiologi” (Malang: UMM Press, 2010), h.

19-20. 17

Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 50.

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

10

mikroorganisme diatas atau didalamnya..18 Media tumbuh yang baik harus

mengandung karbohidrat, karbon, nitrogen dan vitamin.19 Media PDA

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media yang terbuat dari sari

pati kentang yang di rebus kemudian dipadatkan menggunakan dextrose

agar.

5. Kacang merah

Kacang merah merupakan tanaman semak yang tegak bahkan ada

yang merambat dan termasuk ke dalam famili Leguminosa genus

Phaseolus, dan spesies Vulgaris .20 Kacang-kacangan merupakan sumber

bahan pangan nabati yang baik, dengan kandungan protein berkisar antara

20-35%.21 Kacang merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bagian biji kacang merah pada usia panen dengan ciri-ciri buah yang

berwarna kekuningan.

6. Lebar diameter miselium

Lebar miselium yaitu pertumbuhan biakan jamur di dalam media

yang terjadi karena pertumbuhan hifa yang memanjang dan saling

tumpang tindih memenuhi permukaan media.22 Lebar diameter miselium

dipengaruhi oleh komposisi perbandingan hormon dan karbohidrat yang

seimbang sehingga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

18

Ibid, h. 127. 19

Nurul Istiqomah, Siti Fatimah,” Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Pada Berbagai Komposisi Media Tanam”, Jurnal Ziraah, Vol.39, Nomor 3 (Oktober, 2014), h. 96.

20 Nanik Agustina, dkk, “Pengaruh Suhu Perendaman Terhadap Koefisien Difusi Dan

Sifat Fisik Kacang Merah (Phaseolus vulgarisL.)”, Jurnal Teknik Pertanian Lampung, Vol.2, Nomor 1, Mei 2013, h. 36.

21 Lilis Sulandari, “Pengaruh Jenis Dan Jumlah Puree Kacang-Kacangan Terhadap Sifat Organoleptik Dendeng Jamur (Pleurotus ostreatus)”, e-journal Boga, Vol.5, Nomor 1, h.125.

22 Erie Maulana, Panen Jamur…,h. 13.

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

11

panjang dan jumlah miselia.23 Lebar diameter yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengukuran lebar menggunakan jangka sorong pada

setiap interval hari yang ditentukan.

7. Kecepatan pertumbuhan miselium

Kecepatan pertumbuhan miselium yaitu kecepatan pertumbuhan

panjang diameter per hari yang diperoleh dari data rerata diameter

koloni.24 Untuk mempercepat pertumbuhan miselia yang tumbuh

memanjang dan membentuk jaringan miselia yang subur maka

dibutuhkan auksin pada jamur miselium.25 Kecepatan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran diameter koloni awal dan

akhir miselium yang diukur menggunakan jangka sorong kemudian dicari

selisih dan dibagi dengan rentan hari penelitian. Sehingga diperoleh

percepatan pertumbuhan miselium per hari.

8. Luas miselium

Luas miselium adalah persebaran miselium dalam media yang

menjauhi titik tetes spora dan akan membentuk benang-benang putih

seperti kapas.26 Untuk meningkatkan persebaran miselium maka

dibutuhkan zat pengatur tumbuh yang berperan dalam mengatur proses-

proses fisiologi.27 Luas yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah luas

persebaran miselium jamur tiram yang muncul di dalam media tanam

menyebar sesuai media tumbuh.

23 Sri rahayu, Djoko Setyo Martono, Uji Perkembangbiakan…, h.58.

24 Sugeng Handiyanto dkk, Pengaruh Medium…, h.3.

25 Sri rahayu, Djoko Setyo Martono, Uji Perkembangbiakan…,h.58.

26 Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 63.

27 Sri rahayu, Djoko Setyo Martono, Uji Perkembang Biakan…, h.59.

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Jamur Tiram

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik dan tergolong ke

dalam kingdom fungi. Secara umum, ciri-ciri jamur yang dapat dikenali yaitu

tidak memiliki klorofil namun terdapat pigmen sehingga tidak pernah

ditemukan jamur berwarna hijau. Jamur berkembangbiak dengan membentuk

spora seksual maupun spora aseksual, membelah diri bagi yang bersel tunggal

dan tubu8h berupa benang-benang halus yang disebut hifa.28

Jamur akan terbentuk dari hifa yang berupa benang-benang halus

kemudian akan membentuk sebuah tubuh jamur jika mendapatkan nutrisi yang

sesuai untuk pertumbuhannya. Didalam proses penciptaan kehidupan, Allah

mengatur segala sesuatu kehidupan berawal dari hal yang kecil berupa janin

kemudian tumbuh dan berkembang apabila diberikan asupan nutrisi yang

mencukupi sesuai dengan firman Allah SWT, dalam surat Ya Sin ayat 36:

قي ب ن ز خ ق ق تبقت ٱ

ن لق ق و ق ٱ

ومقن أ

٦ ي ون Artinya : Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan

semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka

maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (QS. Ya Sin ayat 36).29

28Hamdan Wafian, “Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Coco nucifera) Terhadap

Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2014), h.12.

29 Qs. Ya Sin (36): 36.

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

13

Begitu juga dengan jamur, benih jamur berupa miselium. Miselium

yang jatuh pada suatu tempat (Tanah, pohon yang lapuk, jerami, media

buatan) akan tumbuh apabila keadaan disekitarnya sesuai dengan kehidupan

jamur. Kondisi tersebut bias berupa suhu, kelembaban, kebutuhan air, serta

ketersediaan nutrisi untuk kehidupan jamur selanjutnya.30

Jamur tiram termasuk kedalam kelas Basidiomycetes yaitu kelas jamur

yang dapat dibedakan antara batang, tangkai tudung dan tudung. Jamur ini

termasuk ke dalam kelompok jamur yang dapat dikonsumsi oleh manusia

sehingga banyak di budidayakan. Jamur tiram memiliki klasifikasi sebgai

berikut:

Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Homobasidiomycetes Ordo : Agaricales Family : Pleurotaceae Genus : Pleurotus Species : Pleurotus ostreatus31

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dengan tudung

berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah

agak cekung. Permukaan tudung memiliki beragam warna dengan warna

inilah jamur tiram diberi nama yaitu jamur tiram putih, tiram kelabu, tiram

cokelat, tiram kuning, tiram orange.32 Tubuh buah mempunyai tudung yang

berubah dari putih menjadi krem dan semakin dewasa warna tudung akan

semakin jelas. Tudung jamur mempunyai permukaan yang hampir licin

30 Lailatul Mufarrihah, “Pengaruh Penambahan Bekatul dan Ampas Tahu Pada Media

Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)” (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Malang, 2009), h. 8.

31 Erie Maulana, Panen Jamur…, h.10.

32 Erie Maulana, Panen Jamur…, h.14.

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

14

dengan diameter 5-20 cm. Bagian tepi tudung membulat mulus tetapi setelah

dewasa sedikit berlekuk dan pecah. Tudung bagian bawah berbentuk bilah

(lamella) beruang-ruang dimana spora terbentuk. Susunan bilahnya agak rapat.

Sewaktu muda bilahnya berwarna putih semakin tua semakin krem

kekuningan. Spora jamur akan dihasilkan setelah tudung terbuka sempurna

kurang lebih 3-5 hari setelah primordial tudung buah terbentuk. Spora

berbentuk batang berukuran 8-11 x 3-4 mm.33

Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil, sehingga jamur

tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis. Oleh

karena itu, jamur mengambil zat-zat makan yang sudah jadi yang dihasilkan

organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Karena ketergantungan terhadap

organisme lain inilah maka jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik.

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu. Masyarakat biasa

menyebut jamur tiram sebagai jamur kayu karena jamur ini banyak tumbuh

pada media kayu yang sudah lapuk. Disebut jamur tiram karena bentuk

tudungnya agak membulat, lonjong, dan melengkung seperti cangkang tiram.

Batang atau tangkai tanaman ini tidak tepat berada pada tengah tudung tetapi

agak ke pinggir. Jamur tiram memiliki berbagai nama, di Jepang jamur tiram

dikenal dengan nama shimeji, sedangkan di Eropa dan Amerika dikenal

dengan nama abalone mushromm atau ayster mushrom, di Indonesia

dikenal dengan nama jamur tiram.34

33

Erie Maulana, Panen Jamur…, h.15. 34

Puspa Herawati Nasution,” Analisis Usahatani Jamur Tiram Putih (Kasus Di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)” (Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2010), h. 9.

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

15

Jamur tiram umumnya dapat tumbuh di berbagai media, baik yang

secara alami (batang pohon berkayu) maupun media lain, seperti serbuk

kayu, jerami padi, alang-alang, ampas tebu, kulit kacang, dan bahan media

lainnya. Bahan baku media serbuk kayu maupun jerami padi itu sendiri

masih ditambah formula lain, yang umumnya terdiri atas bekatul, kapur,

gips dan bahan lainnya.35

B. Karakteristik Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

1. Morfologi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

a. Alat Hara (Organum Nutritivum)

Alat hara (Organum Nutritivum) pada jamur merupakan semua

bagian tubuh jamur yang secara langsung maupun tidak langsung

berguna untuk menegakkan kehidupan jamur yang berguna untuk

penyerapan, pengolahan, pengangkutan dan penimbunan zat-zat

makanan.36 Ciri-ciri jamur tiram yang dapat dilihat secara kasat mata

yaitu berbadan buah dengan tudung yang memiliki warna putih, merah

muda, merah pucat, kekuningan sampai orange. Lebar tudung berkisar

antara 4-5 cm. bentuk tudung dapat bermacam-macam tergantung

tempat tumbuhnya. Tudung dapat membuka seperti paying dengan

bentuk datar, cekung, cembung atau bergelombang. Letak tangkai

ditengah tetabi berbentuk simetri. Ukuran badan buah dari hasil

35 Nurul Istiqomah, Siti Fatimah, Pertumbuhan dan Hasil Jamur…, h.95. 36

Gembong Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, (Yogyakarta: UGM Press, 2011), h.7.

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

16

budidaya biasanya lebih besar daripada yang tumbuh secara alami.

Berat badan buah tunggal mencapai 300-400 gram.37

1. Tudung (Pileus)

Pada jamur tiram, bagian tudung memiliki ukuran lebar

berkisar antara 5-25 cm. tudung memiliki bentuk seperti kerang

atau berbentuk seperti kipas. Spesies jamur tiram yang tumbuh

memiliki beragam warna yakni warna putih, putih kecoklatan,

putih keabu-abuan, coklat muda maupun cokelat tua. Bagian tepi

dari tudung jamur tiram memiliki bentuk berombak, keriting dan

berlekuk dengan tekstur dalamnya berwarna putih. Jika

dibudidayakan maka akan timbul banyak variasi tudung jamur

tiram, baik ketebalan tudung atau kedudukan tudung pada

tangkainya.38

Jika masih muda bentuk tudung akan menyerupai kancing,

kemudian berkembang menjadi pipih. Pada satu titik tumbuh akan

menghasilkan tudung 5-15 buah, tetapi yang umum berkembang

sempurna sebanyak 5-7 buah. Apabila tudung yang berkembang

secara sempurna jumlahnya terbatas maka ukuran tudung akan

semakin besar dan sebaliknya jika jumlah tudung yang dihasilkan

banyak, maka ukuran tudung akan kecil.39

37 Erie Maulana, Panen Jamur…, h.11.

38 Erie Maulana, Panen Jamur…, h.24-25.

39Suriani Nikmatun Hayati, Pengaruh Pemberian Air…, h. 9.

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

17

2. Bilah (lamella)

Bilah merupakan bagian bawah dari tudung yang beruang-

ruang. Bagian ini merupakan tempat terbentuknya spora pada

jamur tiram. Susunan bilahnya agak rapat. Sewaktu muda susunan

bilahnya berwarna putih dan semakin tua menjadi krem

kekuningan. Bilah terpusat pada tangkai tudung maka bilah

mengelilingi tangkai dan memanjang ke bagian tepi tudung. Pada

bilah terdapat sel-sel pembentuk spora (basidium) yang berisi

basidiospora. Spora jamur pada bilah ini akan terbentuk setelah

tudung jamur terbuka sempurna kurang lebih 3-5 hari setelah

primordial tudung buah terbentuk. Spora yang terbentuk pada bilah

ini berukuran 8-11 x 3-4 µm. 40

3. Batang Tubuh (Stipe)

Batang tubuh merupakan organ yang terdapat dibawah

tudung jamur tiram. Bagian ini berfungsi untuk menopang bagian

tudung dari tempat tumbuhnya jamur.41 Batang (Stipe) jamur tiram

tidak tepat berada ditengah tudung, tetapi agak ke pinggir.42

4. Akar (Rhizoid)

Akar (Rhizoid) pada jamur merupakan bagian organ jamur

yang berada dibagian bawah. Akar ini yang akan berhubungan

langsung pada hifa-hifa yang terdapat pada media tumbuh

(baglog). Organ inilah yang berperan dalam mendekomposisi

40 Erie Maulana, Panen Jamur…, h.15.

41 Hamdan Wafian, Pengaruh Konsentrasi…, h.21.

42 Lailatul Mufarrihah, Pengaruh Penambahan Bekatul…, h.11.

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

18

senyawa-senyawa organic menjadi senyawa yang lebih

sederhana.43

Berikut gambar morfologi jamur tiram putih.

Gambar 1 Morfologi Jamur Tiram Putih

Keterangan gambar:

1. Bilah (Lamela)

2. Tudung (Pileus)

3. Batang Tubuh (Stipe)

4. Akar (Rhizoid)

b. Alat Reproduksi (Organum Reproductivum)

Alat reproduksi (Organum Reproductivum) pada jamur

merupakan bagian dari jamur tiram yang dapat memperbanyak diri

atau berkembangbiak. Bagian tersebut dapat tumbuh dan memisahkan

diri kemudian tumbuh menjadi individu baru.44 Jamur tiram

merupakan tumbuhan yang bersel satu atau lebih, dimana sel-sel yang

43 Hamdan Wafian, Pengaruh Konsentrasi…, h.21.

44 Gembong Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan…, h.120.

2

3

4

1

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

19

memanjang disebut hifa dan kumpulan dari hifa akan membentuk

miselium. Miselium inilah yang akan diamati didalam penelitian ini.

Hifa adalah bagian terpenting pada tubuh jamur, karena hifa berfungsi

menyerap nutrisi dari lingkungan serta melakukan proses reproduksi.

Pada jamur terdapat hifa yang bersepta (sekat) dan hifa yang tidak

bersepta (sekat) atau disebut hifa senositik (coenocytic). Struktur hifa

senositik dihasilkan oleh pembelahan nucleus berulang-ulang tanpa

diikuti oleh pembelahan sitoplasmik.45

Gambar 2 Anatomi Hifa Bersekat

Keterangan gambar:

1. Nucleus

2. Sitoplasma

3. Sekat (septa)

45

Dewi Hardiawati, Identifikasi Jenis Hama,…, h. 12.

1 2 3

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

20

Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat

Keterangan gambar:

1. Nukleus

2. Sitoplasma

Dinding sel jamur terdiri atas senyawa selulosa atau kitin. Pada

jamur tingkat tinggi, dinding sel terbentuk dari polysakarida yang

mengandung nitrogen. Sebagian besar sel jamur memiliki inti lengkap

yang disebut nukleulus yang berupa benang-benang yang berbentuk

kromosom, yaitu kumpulan gen pembawa sifat.46

Secara umum jamur berkembangbiak dengan berbagai cara,

baik aseksual dengan pembelahan maupun pembentukan spora, dapat

pula secara seksual dengan peleburan nucleus dari kedua induknya.

Pada saaat proses pembelahan, suatu sel akan membentuk diri

kemudian membentuk dua sel anakan yang serupa. Pada pembentukan

spora, suatu sel anakan akan tumbuh dari sel indukan berupa

46

Erie Maulana, Panen Jamur…, h.11.

1

2

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

21

penonjolan kecil.47 Secara skematis siklus hidup jamur tiram dapat

dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4 Siklus Hidup Jamur Tiram

Dalam proses reproduksi jamur tiram terdapat fase-fase

pertumbuhan dan perkembangan yang akan dilalui jamur tiram sampai

membentuk tubuh buah. Fase tersebut merupakan bagian dari organ-

organ reproduksi yang terdapat pada jamur tiram putih. Dalam hal ini

ada 5 fase pertumbuhan dan perkembanganyang akan dilalui jamur

tiram putih yaitu:

a) Spora

Spora merupakan alat perkembangbiakan pada jamur.

Spora akan membentuk kapsul dan bertahan hidup dalam kondisi

minimal. Apabila kondisi memungkinkan maka spora akan tumbuh

dan berkecambah. Spora memiliki warna putih atau kekuningan

dengan ukuran berkisar antara 8-11 µm x 4-5 µm.

47

Lud Waluyo, Mikrobiologi Umum (Malang: UMM Press, 2012), h. 243.

SPORA HIFA

MISELIA

PRIMORDIA TUBUH BUAH

Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

22

Gambar 5 Spora Jamur Tiram

Keterangan gambar:

1. Zoosporangium

2. Sporangiopor

3. Konidiofor

4. Oidiofor

5. Klamidiospora

b) Hifa

Hifa akan terbentuk dari spora. Fase pertumbuhan dimulai

dari spora berkecambah akan membentuk benang-benang berwarna

hialin sampai putih. Benang-benang ini akan memanjang dan

menjalar pada media tumbuh sebagai alat untuk mengambil nutrisi

pada substratnya.

Gambar 6 Struktur Hifa Jamur Tiram

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )

( 1 ) ( 2 )

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

23

Keterangan gambar:

1. Hifa bersekat

2. Hifa tanpa sekat

c) Miselia

Miselia merupakan kumpulan dari hifa sehingga

membentuk kumpulan seperti benang kusut atau tumpukan kapas

sehingga seluruh media berwarna putih.

Gambar 7 Miselium Jamur Tiram

Keterangan gambar:

1. Potongan tubuh buah indukan

2. Miselium

3. Media biakan

d) Primordia

Fase pertumbuhan dimana kumpulan miselia yang

bersilangan akan membentuk simpul-simpul kemudian akan

membentuk gumpalan kecil yang akan berkembang menjadi tubuh

buah jamur.

1

2

3

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

24

Gambar 8 Primordia Jamur Tiram

Keterangan gambar:

1. Primordia

2. Miselium

e) Tubuh buah

Tubuh buah merupakan morfologi jamur tiram yang dapat

dilihat secara kasat mata. Fase tumbuh dimana primordial tumbuh

dan berkembang membesar sehingga terlihat bagian-bagian tubuh

buah seperti tudung dan tangkai jamur.48

Gambar 9 Tubuh Buah Jamur Tiram

Keterangan gambar:

1. Tudung

2. Batang tubuh

48

Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 13-14.

2

1

1

2

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

25

2. Fisiologi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Jamur tiram tidak dapat memproduksi makananya sendiri sehingga

jamur tiram harus memperoleh nutrisi dari bahan-bahan organic yang ada

dilingkungannya melalui membrane sel. Jamur tiram menyerap

makanannya secara ekstra seluler. Miselium secara keseluruhan

mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi nutrient. Miselium

berhubungan langsung dengan substrat dan mengeluarkan enzim yang

dapat memecah kompenen organik kompleks menjadi komponen

sederhana yang akhirnya dapat diserap secara difusi melalui dinding

miselium. Molekul kompleks ini diuraikan secara bertahap dan melibatkan

enzim yang berbeda sampai menjadi molekul yang sederhana (gula, asam

lemak, asam amino) sehingga dapat diserap langsung oleh jamur.49

Untuk menguraikan molekul kompleks, jamur tiram memiliki

enzim hidralase yang terdiri dari enzim karbohidrase, esterase dan

protease. Molekul kompleks ini diuraikan secara bertahap dan melibatkan

enzim yang berbeda sampai menjadi molekul yang sederhana (gula, asam

lemak, asam amino) sehingga dapat diserap langsung oleh jamur. Larutan

nonelektrolit dan ion masuk melalui dinding sel dan plasmolema dari

larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan konsentrasi rendah.50

49

Dewi Hardiawati, Identifikasi Jeni Hamas…, h. 16. 50

Lailatul Mufarrihah, Pengaruh Penambahan Bekatul…, h. 17.

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

26

3. Kandungan Gizi dan Manfaat Jamur Tiram Putih (Pleurotus

ostreatus)

Jamur tiram mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk

kesehatan. Jamur tiram mengandung berbagai jenis vitamin diantaranya

vitamin B1 (Thiamin), B2 (Riboflavin), niasin dan biotin. Selain elemen

mikro, jamur tiram juga mengandung berbagai jenis mineral diantaranya

K, P, Ca, Na, Mg dan Cu. Kandungan serat berkisar antara 7,4-24,6 %

sangat baik untuk pencernaan. Jamur tiram mengandung sekitar 9 jenis

asam amino esensial dari 20 asam amino yang dikenal.51 Asam amino

esensial tersebut yaitu lysine, methionin, tryphtofan, theonin, valin, leusin,

isoleusin, histidin dan fenilalanin. Asam amino ini menyerupai derivate

protein yang dihasilkan dari daging hewan.52

Karbohidrat merupakan kandungan yang paling banyak pada jamur

tiram yang mencapai 58% dari total kandungan yang ada pada jamur tiram

tersebut. Jamur juga memiliki kandungan protein yang tinggi. Kandungan

protein yang ada pada jamur tiram lebih tinggi dibandingkan pada sapi,

sayur-sayuran seperti bayam dan kentang.

Tabel 1 Kandungan Nutrisi Jamur Tiram Per 100 Gram

No Kandungan Jumlah (gram) 1 Protein 13,8 2 Serat 3,5 3 Lemak 1,41 4 Abu 3,6 5 Karbohidrat 61,7

51 Iin Meina, Budi Daya Jamur…, h. 21. 52

Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 29.

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

27

6 Kalori 0,41 7 Kalsium 32,9 8 Zat besi 4,1 9 Fosfor 0,31 10 Vitamin B1 0,12 11 Vitamin B2 0,64 12 Vitamin C 5 13 Niacin 7,8

Berdasarkan table 1 dapat dilihat bahwa jamur tiram banyak

mengandung karbohidrat, protein dan mineral-mineral lannya. Senyawa

aktif yang terkandung dalam jamur dapat berfungsi sebagai antijamur,

antibakteri dan antivirus sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Pada tahun 1960, para peneliti telah berhasil menemukan pengaruh

beberapa jamur sebagai antirumor. Sebagai standardisasi produk dari

jamur tiram disebut plovastin yang dipasasan sebagai suplemen penurun

kolesterol. Komponen aktif dari plovastin adalah satin yang secara baik

menghambat metabolism kolesterol didalam tubuh manusia.53

Jamur tiram memiliki banyak manfaat dan khasiat. Jamur tiram

berfungsi sebagai antibakteri, antivirus, antioksidan, anti tumor,

menormalkan tekanan darah, menurunkan kolesterol, meningkatkan

kekebalan tubuh, menguatkan saraf dan dapat untuk mengurangi stress.

Selain campuran pada berbagai jenis makanan, jamur tiram merupakan

bahan baku obat statin. Sebagai contoh, sudah turun-temurun masyarakat

53

Iin Meina, Budi Daya Jamur…, h. 23.

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

28

jepang dan china melengkapi menu dengan jamur. Dengan mengkonsumsi

jamur menyebabkan mereka menjadi lebih kuat dan sehat.54

Selain kandungan gizi yang cukup jamur tiram mempunyai

manfaat bagi kesehatan manusia. Berikut beberapa khasiat jamur tiram

bagi kesehatan.

a) Kandungan asam folat dalam jamur tiram sangat baik untuk mencegah

serangan kanker dan menyembuhkan penyakit anemia.

b) Jamur tiram sangat baik dikonsumsi oleh orang hamil karena asam

folat dalam jamur tiram bias mengurangi resiko cacat kelahiran dan

cacat otak pada anak.

c) Kandungan lemak jamur tiram sebagian besar merupakan lemak tak

jenuh. Sedangkan pemicu kolesterol dalam tubuh adalah asam lemak

jenuh. Dengan demikian, jamur tiram aman dan sangat layak untuk

dikonsumsi.55

4. Ekologi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Jamur tiram putih dapat tumbuh secara alami maupun secara

buatan (artificial). Jamur tiram tumbuh dengan optimal pada suhu dan

kelembapan sebesar 25°C dan 70 – 80% (Leong, 1982). Hal ini

menyebabkan banyak budidaya jamur dilakukan di daerah dataran tinggi.

Pembudidayaan jamur di daerah bersuhu tinggi sulit dilakukan karena

jamur tiram tidak akan tumbuh secara optimal. Bahan utama atau makro

nutrien yang dibutuhkanoleh jamur berupa karbohidrat dan protein. Makro

54

Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 33. 55 Dewi Hardiawati, Identifikasi Jenis Hama…, h. 17-18.

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

29

nutrien tersebut dapat disintesis oleh jamur dari selulosa yang terdapat

pada media tumbuh.56 Dalam proses budidaya jamur tiram, selain

pembuatan media tanam harus diperhatikan juga kondisi lingkungan. Oleh

karena itu, perlu diketahui kondisi lingkungan di mana jamur tiram akan di

budidayakan dan kondisi yang diperlukan oleh jamur tiram untuk tumbuh

dan berkembang biak.

a) Lokasi

Jamur tiram tumbuh optimal sepanjang tahun di dataran yang

letaknya antara 400-800 meter di atas permukaan laut. Namun, jamur

tiram juga dapat tumbuh di lokasi dataran rendah. Lokasi akan lebih

mendukung apabila dekat dengan pepohonan.57

b) Cahaya

Miselium jamur tiram putih akan tumbuh optimal pada keadaan

gelap. Sebaliknya tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat

gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang pembentukan tubuh buah.

Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal

apabila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyinaran.

Akan tetapi, cahaya yang menembus secara langsung dapat merusak

dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relatif kecil.

Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat

56

Ernest Alfira Arif, dkk, “Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media CampuranSerbuk Tongkol Jagung dan Ampas Tebu”, Jurnal Lentera Bio, Vol.3, No.3, September 2014, h. 256.

57 Suriani Nikmatun Hayati, “Pengaruh Pemberian Tepung Jagung Dan Tepung Beras

Pada Media Tanam Terhadap Berat Jamur Tiram Putoih (Pleurotus ostreatus),” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2015), h. 12

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

30

menyebar. Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon didekat

bangunan tempat pemeliharaan jamur.58

Apabila media tanam ditempatkan ditempat yang sama sekali

tidak ada cahaya, maka badan buah tidak akan dapat terbentuk. Oleh

karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media

harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran berkisar

antara 50-300 lux agar terbentuk calon primordial buah (Pinning

Head). Penyinaran dapat menggunakan lampu floursence (TL) yang

dipasang diruangan sekitar 40 watt. Pemberian sinar jug adapt

menggunakan sinar matahari yang diberikan secara tidak langsung

mengenai media tanam dengan cara membuka jendela atau pintu

ruangan siang hari.59

c) Keadaan nutrisi

Jamur dapat menggunakan berbagai komponen makanan dari

yang sederhana sampai ke yang kompleks. Jamur mampu

memproduksi enzim hidrolitik seperti amylase, pektinase, proteinase

dan lipase. Sehingga, jamur mampu tumbuh pada bahan yang

mengandung pati, pektin, protein atau lipid.60

d) Kelembaban

Kandungan air pada substrat sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur tiram. Terlalu sedikit

air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan

58 Iin Meina, Budidaya Jamur…, h. 6-7.

59 Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 48.

60 Lud Waluyo, Mikrobiologi Umum…, h. 246.

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

31

terganggu, bahkan terhenti sama sekali. Apabila terlalu banyak air,

miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air dalam substrat

tanam akan didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman. Jamur

tumbuh baik pada keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki

genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada substrat

yang memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk

merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan

kelembaban udara sekitar 70-80%.61 Pada fase pertumbuhan tubuh

buah suhu lingkungan yang dibutuhkan antara 16-22 ºC dengan

kandungan gas oksigen yang relative tinggi tetapi kebutuhan gas

karbondioksida relative rendah yaitu dibawah 700 ppm.62

Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang didampaikan Allah

SWT, dalam Al-qur‟an surat Al-mu‟minun ayat 18.

نق ل ق مقن وأ ن

در أ ق ق م

ا ٱ ن

ق ق رون ۦ ٨ قدقArtinya : “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran;

lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami

benar-benar berkuasa menghilangkannya” (QS. Al-Mu’minun ayat

18)63

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar pertumbuhan

dan perkembangan tumbuhan tidak terlepas dari air. Adanya air yang

61

Iin Meina, Budidaya Jamur…, h. 6. 62

Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 46. 63

QS. Al-Mu‟minun (23): 18

Page 48: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

32

cukup sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organism

dimuka bumi.

e) Tingkat Keasaman (pH)

Tingkat keasaman (pH) media tanam sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan jamur tiram sejak miselia jamur sampai jamur

tiram berproduksi. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi,

pertumbuhan miselia jamur akan terhambat, bahkan mungkin akan

tumbuh jenis jamur lain yang akan mengganggu pertumbuhan miselia

jamur tiram.64

Keasaman dipengaruhi oleh permeabilitas membrane jamur.

Oleh karena itu, jamur tidak mampu mengambil nutrisi pada pH

tertentu, sehingga akan dikenal dengan jamur bersifat acidofilik (pH

rendah), dan jamur bassiofilik (pH tinggi). Pada umumnya, jamur akan

tumbuh pada pH 4,5-8 dengan pH optimum antara 5,5-7,5 tergantung

pada jenis jamurnya. Kisaran pH untuk pertumbuhan miselium

berkisar antara 5,4-6 dan pembentukan tubuh buah berkisar antara 4,2-

4,6.65

C. Medium Biakan Murni Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Medium merupakan suatu bahan yang dari campuran nutrisi atau zat-

zat hara (nutrient) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme

diatas atau didalamnya. Termasuk didalamnya jamur tiram putih yang berisi

nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tiap jenis jamur yang akan ditanamkan.

64

Erie Maulana, Panen Jamur…, h. 45. 65

Lailatul Mufarrihah, Pengaruh Penambahan Bekatul…, h. 20.

Page 49: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

33

Selain itu, medium dpat digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian

sifat-sifat fisiologis dan penghitungan jumlah mikroorganisme.66 Pertumbuhan

mikroorganisme didalam medium dapat tumbuh dengan baik apabila

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Medium harus mengandung semua nutrient yang mudah digunakan oleh

organisme.

2. Medium harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH

yang sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme.

3. Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan

mikroorganisme.

4. Medium harus steril sebelum digunakan agar mikroorganisme dapat

tumbuh dengan baik.67

Pembuatan kultur murni akan melalui proses utama yaitu pembuatan

media agar (gel). Pembuatan media agar biasanya menggunakan Photato

Dextrose Agar (PDA). Miselium jamur tiram putih memerlukan media yang

kaya akan nutrisi. Nutrisi tersebut dapat langsung diperoleh secara langsung

dalam bentuk molekul sederhana. Nutrisi yang harus ada didalam media

pertumbuhan miselium jamur yaitu:

1. Karbon

Karbon merupakan unsure dasar pembentuk sel dan sumber energi

yang diperlukan oleh sel jamur. Semua senyawa karbon dapat digunakan

oleh jamur seperti monosakarida dan polisakarida.

66 Lud Waluyo, Teknik Metode Dasar Mikrobiologi, (Malang: UMM Press, 2010), h.

127. 67

Ibid, h. 129.

Page 50: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

34

2. Nitrogen

Nitrogen digunakan dalam proses sintesis protein, purin dan

primidin. Kitin yang merupakan polisakarida yang umum dijumpai pada

dinding sel jamur juga mengandung nitrogen. Nitrogen sangat diperlukan

untuk menopang pertumbuhan jamur tiram. Sumber nitrogen yang umum

digunakan untuk pertumbuhan jamur yaitu nitrat.

3. Mineral

Mineral merupakan unsur yang dibutuhkan oleh jamur tiram

meskipun hanya dalam konsentrasi yang lebih rendah daripada karbon dan

nitrogen. Contoh mineral yang dibutuhkan antara lain sulfur, fosfor,

magnesium, besi, zink, mangan, tembaga dan molybdenum.

4. Vitamin

Vitamin merupakan molekul organik yang dibutuhkan dalam

jumlah kecil dan tidak digunakan sebagai sumber energy atau bahan dasar

sel. Vitamin yang umum dibutuhkan oleh miselium jamur tiram yaitu

vitamin B1 (tiamin), vitamin B7 (biotin), vitamin B5 (asam pantotenat)

dan vitamin B3.68

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Djarwanto & Sihati

Suprapti (2010) didapati hasil bahwa pemeliharaan media kultivasi di ruang

penumbuhan jamur juga sangat penting. Posisi penyimpanan media

berpengaruh terhadap laju penyebaran miselium. Pada posisi vertikal miselium

cepat menyebar ke seluruh permukaan media. Penyebaran miselium pada

68

Dewi Hardiawati, Identifikasi Jenis Hama…, h. 20-21.

Page 51: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

35

media yang diletakkan horizontal terlihat sedikit lebih cepat di permukaan

atas, hal ini kemungkinan disebabkan faktor gravitasi yang menyebabkan

konsentrasi air bagian bawah media lebih besar sehingga pertumbuhan

miselium lambat. Hasil pengamatan di lapangan terlihat pertumbuhan

miselium pada media yang basah umumnya tidak nampak jelas bahkan warna

media menjadi gelap.69 Berikut adalah tabel hasil penelitian yang dilakukan

berdasarkan posisi penyimpanan tabel.

Tabel 2 Pertumbuhan miselium pada media berdasarkan posisi media

Masa inkubasi/Minggu Pertumbuhan Miselium Pada Media Vertikal Mendatar

1 8,91 b 8,26 b 2 28,47 b 26,14 b 3 51,73 b 40,71 b 4 86,64 b 82,29 b 5 99,27 b 95,95 b

Tabel diatas menunjukan bahwa posisi penyimpanan media dengan

posisi vertical menunjukan hasil pertumbuhan miselium lebih cepat menyebar

dibandingkan pada posisi mendatar.70

D. Kandungan Nutrisi Kacang Merah.

Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) termasuk famili Leguminosa

genus Phaseolus, dan spesies Vulgaris merupakan tanaman semak yang

tegak dan ada juga yang merambat. Tinggi tanaman kacang merah sekitar

3,5 – 4,5 meter, warna biji merah tua dan buahnya berbentuk polong

69

Djarwanto & Sihati Suprapti, “Pengaruh Sumber Bibit Terhadappertumbuhan Jamur Tiram”, Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol.28, No.2, Juni 2010, h. 161. 70

Ibid., h. 162.

Page 52: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

36

memanjang, sedikit lebih panjang dibandingkan buncis. Jumlah biji kacang

merah sekitar 4-5 biji dalam satu polongnya.

Tabel 3 Kandungan nutrisi biji kacang merah per 100 gr.

No Kandungan Jumlah 1 Energy 336 kkal 2 Protein 23,1 gr 3 Lemak 1,7 gr 4 Karbohidrat 59,5 gr 5 Kalsium 80 mg 6 Fosfor 400 mg 7 Zat besi 5 mg 8 Vitamin A 0 IU 9 Vitamin B1 0,6 mg

Kacang merah merupakan sumber protein nabati, karbohidrat

kompleks, serat, vitamin B, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Kacang

merah memiliki kandungan lemak dan natrium yang sangat rendah,

mengandung sedikit lemak jenuh, serta bebas kolesterol. Khasiat kacang

merah tersebut dapat diperoleh secara sempurna dengan cara pengolahan

terlebih dahulu, yaitu dengan perebusan dan perendaman.71

Gambar 10 Tanaman Kacang Merah

71

Nanik Agustina, dkk, Pengaruh Suhu…, h.36.

2

3

1

Page 53: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

37

Keterangan gambar:

1. Daun

2. Batang

3. Buah

Dalam 100 gram kacang merah kering yang dikonsumsi secara

direbus, maka tubuh kita telah menyimpan 9 gram protein atau 17% yang

setara angka kecukupan gizi harian.

E. Kerangka Berpikir

Percepatan pertumbuhan bibit jamur tiram sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan budidaya jamur tiram. Pada umumnya, media tanam

yang sering digunakan didalam budidaya jamur tiram yaitu menggunakan

media PDA (Potato Dekstrose Agar). Media tersebut dibuat dengan

menggunakan sari kentang yang telah direbus kemudian dipadatkan dengan

campuran gula atau dekstrose menggunakan agar-agar. Pada media tersebut

miselium biakan murni jamur tiram akan tumbuh dan menyebar karena sari

kentang mengandung nutrisi untuk pertumbuhan jamur tiram berupa protein,

karbohidrat, vitamin dan mineral-mineral lainnya. Akan tetapi, proses

pertumbuhan dan persebaran miselium biakan murni jamur tiram tidak

sepenuhnya berjalan cepat pada media tersebut. Untuk mempercepat

pertumbuhan miselium maka diperlukan tambahan nutrisi pada media biakan

jamur tiram. Dengan tambahan nutrisi akan mendukung dan merangsang

percepatan pertumbuhan miselium. Pada dasarnya, biakan jamur tiram akan

cepat tumbuh jika ditempatkan pada media yang kaya akan nutrisi. Sehingga,

Page 54: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

38

untuk menambah nutrisi pada media tanam peneliti menggunakan air rebusan

kacang merah dalam penelitian ini.

Kacang merah mengandung nutrisi berupa asam folat, karbohidrat

kompleks, serat, kalsium, hingga protein yang bermanfaat. Selain kandungan

gizi tersebut, kacang merah juga mengandung vitamin B6, fosfor, thiamin,

mangan dan besi yang cukup tinggi. Setiap 100 gram kacang merah kering

yang kita rebus, terdapat 9 gram protein yang dapat dimanfaatkan sebagai

nutrisi biakan murni jamur tiram. Sehingga diharapkan dengan menggunakan

air rebusan kacang merah sebagai tambahan nutrisi media tumbuh jamur dapat

mempercepat pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram. Semakin

cepat pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram maka semakin cepat

pula bibit tersebut di turunkan ke media selanjutnya (F1) dan media baglog

(F2) sampai ke proses panen jamur.

Gambar 11 Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi Awal Tanpa Media PDA Pertumbuhan kurang maksimal

Tindakan Air rebusan Kacang merah sebagai

nutrisi tambahan

Kandungan nutrisi kacang merah

berupa karbohidrat, protein, Vitamin A

danB1

Kondisi akhir yang diharapkan

Pertumbuhan miselium yang

maksimal

Page 55: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

39

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung pernyataan-

pernyataan ilmiah tetapi masih memerlukan pengujian.72 Sehingga dalam

penelitian ini dapat ditarik hipotesis yaitu:

Ha : Terdapat pengaruh penambahan air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap

pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus).

72

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: PustakaSetia, 2008), h. 145.

Page 56: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam

penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh air rebusan kacang merah

terhadap biakan murni jamur tiram putih. Pengaruh ini dapat diketahui

dengan mencampurkan media PDA (Potato Dextrose Agar) dengan air

rebusan kacang merah sebagai perlakuan dalam penelitian.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif karena data yang diperoleh dari penguukuran jamur tiram ini

disajikan dalam bentuk angka. Angka-angka tersebut diperoleh dari hasil

pengukuran terhadap miselium biakan murni jamur tiram sesuai dengan

interval hari pengamatan. Angka yang diperoleh kemudian di analisis

menggunakan uji statistika.

3. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) yang mengacu pada rancangan Kemas Ali yang

terdiri dari 5 perlakuan 4 ulangan dan dilakukan pengambilan data

sebanyak 4 kali yaitu pada 4 HSI, 6 HSI, 8 HIS dan 10 HSI dengan

rancangan sebagai berikut:

Page 57: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

41

Tabel 4 Denah Penempatan Perlakuan Pada RAL73

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jamur tiram putih

dalam satu kumbung. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 5

indukan jamur tiram putih yang diambil bagian batang tubuhnya. Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara Purposive Sampling.

C. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 September – 12 Oktober

2017 di pusat budidaya jamur tiram putih, Karya Muda, Desa Kebon Ayu,

Gerung, Lombok Barat.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas penelitian ini adalah air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) dengan konsentrasi 0%,20%, 40%, 60% dan 80%.

2. Variabel terikat penelitian ini adalah Pertumbuhan Miselium Biakan

Murni Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), diukur dari lebar diameter

73 Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), h. 34.

A3 D2 B4 B3 D3

E4 C2 A1 B1 C1

C4 A2 C3 E2 D4

E1 B2 E3 A4 D1

Page 58: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

42

miselium, kecepatan pertumbuhan miselium dan luas persebaran

miselium.

E. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Alat :

a) Jangka sorong

b) Laminar air flow

c) Autoklaf

d) Lemari penyimpanan

e) Inkubator

f) Hotplate

g) Timbangan analitik

h) Lampu Bunsen

i) Silet

j) Gunting

k) Cawan petri

l) Erlenmeyer

m) Gelas kimia

n) Corong

o) Saringan

p) Pinset

q) Skapel

Page 59: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

43

2. Bahan :

a) Alkohol 70%

b) Bubuk PDA 20 gr

c) Air aquades 3000 ml

d) Biji kacang merah 1000 gr

e) Kapas

f) Aluminium foil

g) Plastik wrap

h) Indukan jamur tiram putih.

F. Prosedur Kerja

1. Persiapan Ruang, Alat dan Bahan.

a) Ruangan harus dalam keadaan aseptis maka ruangan harus bersih dari

debu, bebas angin dan tertutup. Ruangan dapat dilengkapi lampu

ultraviolet dan tempat pemindahan kultur dapat menggunakan laminar

air flow.

b) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama proses

penelitian berlangsung.74

2. Sterilisasi Medium

a) Mengisi otoklaf dengan air setinggi batas sarangan.

b) Mengoleskan vaselin secara tipis dan merata pada tepi otoklaf bagian

tempat dan tutup.

74

Erie Maulana, Panen Jamur…, h.52.

Page 60: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

44

c) Memasukkan semua alat yang akan di sterilkan ke dalam otoklaf,

kemudian menutup otoklaf tersebut.

d) Menyiapkan kompor gas, kemudian meletakkan otoklaf di atasnya.

Mengatur posisi katup uap air pada otoklaf sehingga posisinya tegak.

Kemudian menyalakan api kompor gas.

e) Menunggu sampai ada sebagian uap air yang keluar melalui celah

katup, kemudian melipat katup tersebut sehingga posisinya mendatar.

f) Menunggu sampai jarum manometer menunjukan angka 15 yang

berarti tekanan otoklaf telah mencapai 15 lbs. kemudian kecilkan api

kompor dan menjaga tekanan agar tetap sebesar 15 lbs selama 60

menit.

g) Jika mengunakan autoklaf listrik, jika jarum manometer sudah

menunjukan suhu 121 ºC maka matikan autoklaf dan hidupkan timer

selama 60 menit.

h) Setelah 60 menit, matikan api kompor gas kemudian biarkan sampai

tekanan yang ditunjukan oleh manometer menjadi 0 lbs.

i) Menegakkan posisi katup uap air sehingga uap air keluar, kemudian

membuka tutup otoklaf. Kemudian keluarkan alat yang telah

disterilkan.

Page 61: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

45

j) Menunggu selama 1 x 24 jam, apabila medium tetap bersih dan tidak

ditumbuhi bakteri atau jamur, berarti medium itu sudah dapat dipakai.

Jika mediup tersebut tidak dipakai maka dapat disimpan di lemari es.75

3. Pembuatan air rebusan kacang merah

a) Menyiapkan biji kacang merah yang sudah direndam selama 6-7 jam

sebanyak 1000 gram dan aquades 3000 mL.

b) Menimbang kacang merah sesuai konsentrasi yang dibutuhkan untuk

mendapatkan air rebusan.

c) Setelah itu, merebus biji kacang merah masing-masing konsentrasi

pada air mendidih sebanyak 400 ml pada suhu 60 ºC selama 20 menit

sampai tersisa airnya sekitar 200 mL.

d) Kemudian menyaring dengan kain putih atau saringan untuk

mendapatkan sari air rebusan kacang merah.

e) Kemudian menuang kedalam Erlenmeyer ukuran 250 mL dan menutup

menggunakan kapas dan aluminium foil.

4. Pembuatan Media Tumbuh

a) Menimbang bubuk PDA sebanyak 3,9 gram menggunakan timbangan

analitik.

b) Bubuk yang sudak ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer ukuran 250 mL.

75

Utami Sri Hastuti, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, (Malang: UMM Press, 2012), h. 2-3.

Page 62: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

46

c) Masukkan sari air rebusan kacang merah sebanyak 200 mL kedalam

Erlenmeyer yang berisi bubuk PDA dan diaduk menggunakan

pengaduk agar larutan tersebut homogen.

d) Lakukan langkah di atas untuk masing-masing konsentrasi larutan

media.

e) Jika sudah benar-benar homogen kemudian tutup mulut Erlenmeyer

menggunakan kapas dan aluminium foil.

f) Lakukan sterilisasi selama 45 menit menggunakan autoklaf untuk

mencegah terjadi kontaminasi pada larutan PDA dan air rebusan

kacang merah tersebut.

g) Jika sudah selesai, diamkan larutan tersebut hingga suhunya mencapat

50 ºC, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penguapan yang

berlebihan pada media petri.

h) Memasukkan larutan PDA masing-masing konsentrasi ke dalam

wadah-wadah steril berupa cawan petri sebanyak 20 ml sesuai dengan

jumlah perlakuan dan ulangan yang ditetapkan.

i) Melapisi cawan petri dengan plastic wrap agar tidak ada celah dan

terhindar dari kontaminasi.

j) Kemudian dinginkan media selama satu sampai dua hari hari dan siap

ditanambiakan. Jika media belum akan digunakan, media dapat

disimpan dalam lemari pendingin dalam keadaan kering dan dingin.76

76

Erie Maulana, Panen Jamur…, h.56.

Page 63: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

47

5. Penanaman Bibit Jamur Tiram Ke dalam Media (Inokulasi)

a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk penanaman

(inokulasi).

b) Lakukan proses inokulasi pada laminar air flow atau kotak kaca yang

bebas dari kontaminasi.

c) Sebelum melakukan inokulasi, semprotkan alkohol 70% ke alat-alat

yang akan digunakan termasuk kedua tangan.

d) Membuka cawan petri dan memasukan potongan spora jamur tiram

menggunkakan pinset dan dilakukan diatas Bunsen untuk mengurangi

kontaminasi. Kemudian menutup kembali media tanam dan melapisi

dengan plastic wrap.

e) Memindahkan media tanam yang telah ditanami bibit tersebut ke

dalam ruang inkubasi sampai tumbuh miselium jamur.

f) Mencatat hasil pengamatan pada table pengamatan.77

Tabel 5 Pengamatan pertumbuhan miselium biakan murni jamur

tiram putih

No Ulangan Konsentrasi perlakuan Total

(Y.j) 0% 15% 30% 45% 60%

1 1

2 2

3 3

4 4

5 Total Perlakuan (Yi.)

6 Rata-rata Perlakuan (Y..)

77

Hamdan Wafian, Pengaruh Konsentrasi…, h. 64.

Page 64: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

48

G. Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah panjang diameter

miselium dan kecepatan pertumbuhan miselium. Pengamatan dilakukan mulai

hari ke 4 setelah inokulasi (HSI) selanjutnya dilakukan pengukuran dengan

interval 2 hari. Pengukuran miselium jamur tiram putih dihentikan sampai

miselium jamur berumur 10 hari setelah inokulasi.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Tekhnik observasi merupakan suatu proses tekhnik pengumpulan

data yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis. Tekhnik ini digunakan terhdap prilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar.78 Dalam proses observasi penelitian ini, pengamatan

dilakukan secara langsung dengan melakukan pengukuran menggunakan

jangka sorong terhadap parameter yang telah ditentukan yaitu panjang

diameter miselium dan kecepatan pertumbuhan miselium. Pengamatan

akan dilakukan 3 hari setelah proses inokulasi dan dilakukan selama lima

kali pengammatan sesuai dengan interval hari pengamatan yang telah

ditentukan.

78 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2015), h.145.

Page 65: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

49

2. Dokumentasi

Dalam proses tekhnik observasi yang paling penting adalah proses

pengamatan dan ingatan.79 Untuk memudahkan mengingat data , maka

akan dilakukan proses dokumentasi. Dalam penelitian ini dokumentasi

akan dilakukan dalam bentuk foto menggunakan kamera digital dari awal

penelitian sampai proses pengukuran terhadap pertumbuhan jamur tiram.

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan

ANOVA (Analysis of Varians) pada taraf signifikansi 5%. Jika dari hasil

analisis diperoleh perbedaan maka dilakukan uji lanjut dengan dengan

menggunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf signifikans 5%.

Adapun langkah-langkah dalam ANOVA (Analisis of Varians) adalah sebagai

berikut:80

1. Tabel sidik ragam

Tabel 6 Ringkasan Analisis Varians

Sumber Keragaman

Derajat Bebas (db)

Jumlah Kuadrat

(jk)

Kuadrat Tengah

(kt) F hitung

F tabel

0,05 0,01

Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG

Galat T(n-1) JKG KTG

Total Tn-1 JKT

79

Sugiyono, Metode Penelitian…, h.145. 80

Kusriningrum, Perancangan Percobaan, (Surabaya: Airlangga University Press, 2012), h. 46-47.

Page 66: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

50

2. Perhitungan membuat tabel sidik ragam

a) Faktor Koreksi (FK) = � ..2� .�

b) Jumlah Kuadrat Total (JKT) = ∑ Y ij2 – FK

c) Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = ∑�� .2� −

d) Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT-JKP

e) Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = � �

f) Kuadrat Tengah Galat (KTG) = �

g) F hitung = �� �

3. Kaidah keputusan pengujian

a) Jika F hitung > F tabel 1%, maka Ho ditolak. Artinya, terdapat

perbedaan sangat nyata (sangat signifikan) diantara perlakuan (pada

hasil F hitung ditandai dengan dua tanda **).

b) Jika F hitung > F tabel 5%, tetapi lebih kecil daripada F tabel 1% maka

Ho ditolak. Artinya, terdapat perbedaan yang nyata (nyata signifikan)

diantara perlakuan (pada hasil F hitung ditandai dengan satu tanda *).

c) Jika F hitung < F tabel pada taraf signifikansi 5%, maka Ho diterima,

artinya terdapat perbedaan tidak nyata (non signifikan) diantara

perlakuan (pada hasil F hitung ditandai dengan ns).

Page 67: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

51

4. Rumus Uji BNT81

BNT (α) = t (α) (db galat) x 2 ��

Keterangan :

n : jumlah ulangan

t(α) : titik kritis sebaran t untuk taraf nyata α dan derajat bebas galatnya

dgb : derajat bebas galat

KTG : kuadrat tengah galat

5. Rumus Kecepatan Pertumbuhan.82

V =(Diameter Koloni Akhir−Diameter Koloni Awal)

Rentangan Jumlah Hari

81

Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan…, h. 70-71. 82

Sugeng Handiyanto dkk, Pengaruh Medium…, h.3.

Page 68: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih

dilakukan dari tanggal 30 September – 12 Oktober 2017 di tempat pusat

budidaya jamur tiram putih Karya Muda, desa Kebon Ayu, kecamatan

Gerung, kabupaten Lombok Barat. Parameter yang diamati dalam penelitian

ini adalah lebar diameter miselium, luas persebaran miselium dan kecepatan

pertumbuhan miselium. Penelitian dimulai dari pembuatan media sampai pada

miselium jamur memenuhi seluruh permukaan media tanam.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengaruh air rebusan kacang

merah terhadap pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih yang

telah peneliti lakukan, maka diperoleh hasil bahwa pengukuran menggunakan

jangka sorong sebelum dilakukan analisis data menunjukan bahwa terdapat

pengaruh air rebusan kacang merah terhadap diameter miselium, luas

miselium dan kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus) sebagai berikut :

1. Data hasil pengukuran lebar diameter miselium

Data hasil pengukuran lebar diameter miselium jamur tiram

menunjukan bahwa pertumbuhan miselium pada konsentrasi 80%

mencapai rata-rata yaitu 82,36 mm. pertumbuhan miselium pada

konsentrasi 80% merupakan konsentrasi dengan miselium yang paling

lebar. Sedangkan lebar yang paling rendah terdapat pada media kontrol

Page 69: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

53

0% dengan rata-rata 57,02 mm. Hasil penelitian secara lebih rinci

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Lebar diameter miselium (mm)

No Ulangan Konsentrasi perlakuan Total

(Y.j) 0% 20% 40% 60% 80% 1 1 72,64 76,85 54,6 80,34 82,07 387,62 2 2 73,65 76,00 80,85 81,89 80,96 387,35 3 3 73,22 76,85 80,37 80,94 82,85 387,23 4 4 18,14 15,14 75,21 40,89 82,58 230,86

5 Total Perlakuan (Yi.)

228,11 245,84 315.03 274,62 329,46

6 Rata-rata Perlakuan (Y..)

57,02 61,46 78,75 68,65 82,36

Berdasarkan data pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa

pertumbuhan lebar diameter miselium jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

menglami peningkatan yang terus menerus. Diameter miselium yang

paling panjang terdapat pada konsentrasi 80% yaitu dengan rata-rata

82,36 mm, konsentrasi 60% dengan rata-rata 68,65 mm, konsentrasi

40% dengan rata-rata 78,75 mm, konsentrasi 20% dengan rata-rata

61,46 mm. Sedangkan diameter yang paling rendah pada konsentrasi

0% yaitu 42,79 mm.sedangkan diameter yang paling rendah pada

konsentrasi 0% yaitu 57,02 mm. Data mentah hasil pengukuran lebar

diameter miselium jamur tiram terdapat pada (Lamp 2).

2. Data hasil pengamatan luas miselium

Data pengamatan luas miselium jamur tiram putih menunjukan

bahwa luas miselium yang paling optimal terjadi pada konsentrasi 80%

dengan rata-rata luas yaitu 5326,27 mm2. Sedangkan luas miselium yang

Page 70: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

54

paling rendah terdapat pada konsentrasi 0% yaitu dengan rata-rata 2948,82

mm2. Hasil penelitian secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 8

Tabel 8 Luas miselium (mm2)

No Ulangan Konsentrasi perlakuan Total

(Y.j) 0% 20% 40% 60% 80%

1 1 3857,49

4636,14

4849,69

5024,00

5287,35

23654,67

2 2 3918,26

4298,66

5131,32

5136,40

5145,29

23629,93

3 3 3761,25

5005,17

5070,57

4291,69

5519,19

23647,87

4 4 258,31 179,93 4440,3

8 1242,84

5353,27

11474,73

5 Total

Perlakuan (Yi.)

11795,31

14119,90

19491,96

15694,93

21305,1

6 Rata-rata Perlakuan

(Y..)

2948,82

3529,97

4872,99

3923,73

5326,27

Berdasarkan data pada Tabel 8 di atas, dapat diketahui bahwa lebar

diameter miselium jamur tiram putih berbanding lurus dengan luas

persebaran miselium jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Luas miselium

jamur tiram putih menglami peningkatan yang terus menerus. Persebaran

miselium yang paling luas pada pada konsentrasi 80% (5326.275 mm2).

sedangkan luas miselium pada konsentrasi 60% (3923.73 mm2),

konsentrasi 40% (4872.99 mm2), konsentrasi 20% (3529.97 mm2) dan

konsentrasi 0% (2948.82 mm2). Data mentah hasil pengukuran luas

miselium jamur tiram terdapat pada (Lamp 3).

Page 71: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

55

3. Data hasil pengamatan kecepatan pertumbuhan terhadap lebar

miseliuum

Data kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih

menunjukan bahwa kocepatan yang paling optimum terjadi pada

konsentrasi 40% yaitu dengan rata-rata mencapai 0,73 cm / hari.

Sedangkan konsentrasi 60% adalah konsentrasi dengan kecepatan

pertumbuhan miselium yang paling lambat yaitu 0,60 cm/ hari. Hasil

penelitian secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9 Kecepatan Pertumbuhan Miselium (mm)

Ulangan Konsentrasi perlakuan Total

(Y.j) 0% 20% 40% 60% 80% 1 7,49 7,43 4,28 7,39 7,05 33,64 2 7,59 7,27 7,69 7,67 7,23 37,45 3 7,41 7,52 7,58 7,60 7,13 37,24 4 0,61 0,72 7,01 7,75 7,20 23,29

Total Perlakuan (Yi.) 23,1

22,94

26,56

30,41 28,61

Rata-rata Perlakuan (Y..)

5,77 5,73 6,64 7,60 7,15

Berdasarkan Tabel 9 di atas, secara umum dapat diketahui bahwa

kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram per hari masih berkisar

dibawah 1 cm, rata-rata pertumbuhan paling cepat terjadi pada

konsentrasi 60% yang paling lambat pada konsentrasi 20% Pengukuran

ini dilakukan setelah memperoleh hasil pengukuran diameter pada

pengamatan pertama sampai pengamatan akhir sehingga diperoleh hasil

bahwa konsentrasi 0% kecepatan pertumbuhannya 05,77 mm, konsentrasi

Page 72: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

56

20% yaitu 5,73 mm konsentrasi 40% yaitu 6,64 mm, konsentrasi 60%

yaitu 7,60 mm dan konsentrasi 80% yaitu 7,15 mm. Data mentah hasil

pengukuran kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram terdapat pada

(Lamp 4).

4. Data hasil pengamatan kecepatan pertumbuhan terhadap luas

miseliuum

Data kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih

menunjukan bahwa kocepatan yang paling optimum terjadi pada

konsentrasi 80% yaitu dengan rata-rata mencapai 622,31 mm / hari.

Sedangkan konsentrasi 0% adalah konsentrasi dengan kecepatan

pertumbuhan miselium yang paling lambat yaitu 351,56 mm/ hari. Hasil

penelitian secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Kecepatan Pertumbuhan Terhadap Luas Miselium (mm)

Ulangan Konsentrasi perlakuan Total

(Y.j) 0% 20% 40% 60% 80%

1 466.38 550.01 565.77 583.85 664.13 2830.14

2 473.53 506.21 604.97 600.81 590.98 2776.5

3 451.28 598.51 595.77 496.85 625.99 2768.4

4 15.06 13.85 519.13 120.52 608.17 1276.73

Total Perlakuan (Yi.) 1406.25 1668.58 2285.64 1802.03 2489.27

Rata-rata Perlakuan (Y..) 351.56 417.14 571.41 450.50 622.31

Page 73: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

57

Berdasarkan tabel 10 di atas, secara umum dapat diketahui bahwa

kecepatan pertumbuhan miselium jamur paling cepat terjadi pada

konsentrasi 80% yang paling lambat pada konsentrasi 0% Pengukuran ini

dilakukan setelah memperoleh hasil pengukuran diameter pada

pengamatan pertama sampai pengamatan akhir sehingga diperoleh hasil

bahwa konsentrasi 0% kecepatan pertumbuhannya 351.56 mm, konsentrasi

20% yaitu 417.14 mm konsentrasi 40% yaitu 571.41 mm, konsentrasi 60%

yaitu 450,50 mm dan konsentrasi 80% yaitu 622,31 mm.

B. Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dari

tanggal 30 September – 12 Oktober 2017 di pusat budidaya jamur tiram desa

Kebon Ayu, kecamatan Gerung dengan parameter yang diamati yaitu lebar

diameter miselium, jumlah Luas persebaran miselium dan Kecepatan

pertumbuhan miselium maka data tersebut dianalisis menggunakan analisis

varians satu arah (One Way Anova) menggunakan program SPSS versi 16.

1. Data hasil pengukuran lebar diameter miselium

Data hasil pengamatan lebar diameter yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan program SPSS versi 16. Tujuannya yaitu untuk

mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh konsentrasi air rebusan kacang

merah terhadap pertumbuhan miselium jamur tiram putih. Hasil analisis

uji normalitas, homogenitas dan analisis varians satu arah (One Way

Anova) secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 74: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

58

Tabel 11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas lebar diameter miselium

menggunakan program SPSS versi 16

Tests of Normality

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Hasil 0% .301 4 . .834 4 .179

20% .264 4 . .819 4 .141

40% .329 4 . .778 4 .068

60% .355 4 . .808 4 .118

80% .229 4 . .915 4 .510 Hasil uji normalitas lebar diameter miselium menunjukan bahwa

pada konsentrasi 0% terdistribusi normal yaitu tinggkat signifikan 0,179 >

0,05 konsentrasi 20% yaitu 0,141 > 0,05, konsentrasi 40% yaitu 0,68 >

0,05 konsentrasi 60% yaitu 0,118 > 0,05 dan pada konsentrasi 80% yaitu

0,510 > 0,05 yang menunjukan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Tabel 12 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas lebar diameter miselium

menggunakan program SPSS versi 16

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.020 4 15 .069 Hasil uji homogenitas lebar diameter miselium menunjukan bahwa

data tersebut homogen. Hal ini ditunjukan dari hasil uji yaitu tingkat

signifikan 0,065 > 0,05. Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji statistic

One Way Anova.

Page 75: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

59

Tabel 13 Hasil Perhitungan Analisis Varians satu arah (One Way Anova) hasil pengukuran Lebar diameter miselium menggunakan program SPSS

versi 16

ANOVA

Hasil Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 308.163 4 77.041 2.240 .113

Within Groups 515.810 15 34.387 - -

Total 823.973 19 - - -

Berdasarkan hasil analisis data untuk lebar diameter miselium

setelah di analisis menunjukkan bahwa nilai Fhitung yaitu 2.240 lebih kecil

daripada nilai Ftabel pada derajat bebas (4:15) yaitu 3,06 untuk taraf

signifikan 5%. Hal tersebut berarti H0 diterima artinya tidak terdapat

pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap konsentrasi air rebusan kacang

merah (Phaseolus vulgaris L.) Pada media PDA (Potato Dextrose Agar)

terhadap pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih

(Pleurotus ostreatus) sehingga tidak dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil

analisis varians satu arah (One Way Anova) terhadap lebar diameter

miselium jamur tiram putih menggunakan SPSS versi 16 selengkapnya

terdapat pada (Lamp 5)

2. Data hasil pengukuran luas miselium

Data hasil pengamatan lebar diameter yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan program SPSS versi 16. Berikut adalah hasil

analisis uji normalitas dan analisis varians satu arah (One Way Anova)

secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 76: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

60

Tabel 14 Hasil Perhitungan Uji Normalitas luas miselium menggunakan

program SPSS versi 16

Tests of Normality

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Hasil 0% .297 4 . .839 4 .193

20% .265 4 . .818 4 .138

40% .309 4 . .797 4 .097

60% .351 4 . .815 4 .131

80% .181 4 . .994 4 .977 Hasil uji normalitas luas miselium menunjukan bahwa pada

konsentrasi 0% terdistribusi normal yaitu tinggkat signifikan 0,193 > 0,05

konsentrasi 20% yaitu 0,138 > 0,05, konsentrasi 40% yaitu 0,97 > 0,05

konsentrasi 60% yaitu 0,131 > 0,05 dan pada konsentrasi 80% yaitu 0,997

> 0,05 yang menunjukan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Tabel 15

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas luas miselium menggunakan program SPSS versi 16

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.314 4 15 .076 Hasil uji homogenitas lebar diameter miselium menunjukan bahwa

data tersebut homogen. Hal ini ditunjukan dari hasil uji yaitu tingkat

signifikan 0,076 > 0,05. Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji statistic

One Way Anova.

Page 77: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

61

Tabel 16 Hasil Perhitungan Analisis Varians satu arah (One Way Anova) hasil pengukuran luas miselium menggunakan program SPSS versi 16

ANOVA

Hasil Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4375814.573 4 1093953.643 2.749 .068

Within Groups 5970128.816 15 398008.588 - -

Total 1.035E7 19 - - -

Berdasarkan hasil analisis data untuk panjang diameter miselium

menunjukkan bahwa nilai Fhitung yaitu 2.749 lebih kecil daripada nilai Ftabel

pada derajat bebas (4:15) yaitu 3,06 untuk taraf signifikan 5%. Hal

tersebut berarti H0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata

(signifikan) terhadap konsentrasi air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) Pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap

pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus) sehingga tidak dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil analisis

varians satu arah (One Way Anova) terhadap lebar diameter miselium

jamur tiram putih menggunakan SPSS versi 16 selengkapnya terdapat

pada (Lamp 6).

3. Data hasil pengukuran kecepatan pertumbuhan terhadap lebar

diameter miselium

Data hasil pengamatan lebar diameter yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan program SPSS versi 16. Berikut adalah hasil

analisis uji normalitas dan analisis varians satu arah (One Way Anova)

secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 78: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

62

Tabel 17 Hasil Perhitungan Uji Normalitas kecepatan pertumbuhan miselium

menggunakan program SPSS versi 16

Tests of Normality

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Hasil 0% .433 4 . .650 4 .053

20% .427 4 . .658 4 .061

40% .341 4 . .773 4 .062

60% .244 4 . .939 4 .648

80% .223 4 . .950 4 .719

Hasil uji normalitas luas miselium menunjukan bahwa pada

konsentrasi 0% terdistribusi normal yaitu tinggkat signifikan 0,053 > 0,05

konsentrasi 20% yaitu 0,061 > 0,05, konsentrasi 40% yaitu 0,062 > 0,05

konsentrasi 60% yaitu 0,648 > 0,05 dan pada konsentrasi 80% yaitu 0,719

> 0,05 yang menunjukan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Tabel 18 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas kecepatan pertumbuhan

miselium menggunakan program SPSS versi 16

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.675 4 15 .092

Hasil uji homogenitas lebar diameter miselium menunjukan bahwa

data tersebut homogen. Hal ini ditunjukan dari hasil uji yaitu tingkat

signifikan 0,076 > 0,05. Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji statistic

One Way Anova

Page 79: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

63

Tabel 19 Hasil Perhitungan Analisis Varians satu arah (One Way Anova) hasil

pengukuran kecepatan pertumbuhan miselium menggunakan program SPSS versi 16

ANOVA

Hasil Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 10.956 4 2.739 .534 .713

Within Groups 76.935 15 5.129 - -

Total 87.891 19 - - -

Berdasarkan hasil analisis data untuk panjang diameter miselium

menunjukkan bahwa nilai Fhitung yaitu 0,534 lebih kecil daripada nilai Ftabel

pada derajat bebas (4:15) yaitu 3,06 untuk taraf signifikan 5%. Hal

tersebut berarti H0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata

(signifikan) terhadap konsentrasi air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) Pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap

pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus) sehingga tidak dilanjutkan dengan uji BNT.

4. Data hasil pengukuran kecepatan pertumbuhan terhadap luas

miselium

Data hasil pengamatan lebar diameter yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan program SPSS versi 16. Berikut adalah hasil

analisis uji normalitas dan analisis varians satu arah (One Way Anova)

secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 80: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

64

Tabel 20 Hasil Perhitungan Uji Normalitas kecepatan pertumbuhan miselium

menggunakan program SPSS versi 16

Tests of Normality

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Hasil 0% .422 4 . .667 4 .064

20% .379 4 . .757 4 .075

40% .236 4 . .913 4 .498

60% .332 4 . .784 4 .077

80% .203 4 . .963 4 .796

Hasil uji normalitas luas miselium menunjukan bahwa pada

konsentrasi 0% terdistribusi normal yaitu tinggkat signifikan 0,064 > 0,05

konsentrasi 20% yaitu 0,075 > 0,05, konsentrasi 40% yaitu 0,498 > 0,05

konsentrasi 60% yaitu 0,077 > 0,05 dan pada konsentrasi 80% yaitu 0,796

> 0,05 yang menunjukan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Tabel 21 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas kecepatan pertumbuhan

miselium menggunakan program SPSS versi 16

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.056 4 15 .057

Hasil uji homogenitas lebar diameter miselium menunjukan bahwa

data tersebut homogen. Hal ini ditunjukan dari hasil uji yaitu tingkat

signifikan 0,057 > 0,05. Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji statistic

One Way Anova.

Page 81: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

65

Tabel 22 Hasil Perhitungan Analisis Varians satu arah (One Way Anova) hasil

pengukuran kecepatan pertumbuhan miselium menggunakan program SPSS versi 16

ANOVA

Hasil Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 199573.229 4 49893.307 1.409 .279

Within Groups 531201.540 15 35413.436 - -

Total 730774.769 19 - - -

Berdasarkan hasil analisis data untuk panjang diameter miselium

menunjukkan bahwa nilai Fhitung yaitu 1.409 lebih kecil daripada nilai Ftabel

pada derajat bebas (4:15) yaitu 3,06 untuk taraf signifikan 5%. Hal

tersebut berarti H0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata

(signifikan) terhadap konsentrasi air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) Pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap

pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus) sehingga tidak dilanjutkan dengan uji BNT.

C. Pembahasan

Jamur tiram (Pleurotus sp.) merupakan salah satu dari sekian jenis

jamur kayu yang bias dikonsumsi. Tingginya permintaan jamur konsumsi

otomatis turut mendongkrak permintaan bibit jamur. Selain harga jual yang

lebih tinggi dan lahan yang dibutuhkan tidak terlalu besar pantas bibit jamur

tiram mulai di incar berbagai kalangan. Pada dasarnya, proses pembuatan bibit

jamur meliputi beberapa aktivitas yakni pembuatan kultur atau biakan murni

(F0), biakan induk (F1), bibit induk (F2) dan bibit produksi atau bibit semai.

Page 82: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

66

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dilakukan

pembuatan media tumbuh biakan jamur tiram dengan menggunakan

campuran beberapa konsentrasi air rebusan kacang merah untuk meningkatkan

pertumbuhan dan kualitas bibit jamur tiram pada media PDA. Hasilnya yaitu

terjadi peningkatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih dibandingkan

dengan media yang hanya menggunakan PDA saja (kontrol). Pertumbuhan ini

dipengaruhi oleh kandungan yang terdapat pada kacang merah yang

mempercepat persebaran miselium jamur. Hal ini menunjukan bahwa ada

prospek besar dalam mencoba menggunakan bahan alam lain sebagai

alternative membuat media tumbuh biakan jamur tiram. Penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Rizki maulidina dkk dengan judul “Pengaruh Umur Bibit

Dan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram

Putih (Pleurotus ostreatus)” yaitu dengan menggunakan komposisi tepung

jagung, dijelaskan bahwa didalam penelitian tersebut miselium jamur tiram

mendapat asupan protein dan karbohidrat dari jagung. Miselium jamur juga

memperoleh glukosa sebgai asupan energy dan metabolism sel karena sumber

karbon yang paling mudah diserap oleh miselium adalah gula atau glukosa.

Sehingga pertumbuhan miselium yang paling cepat disebabkan karena

kandungan protein dan nutrisi lain yang diserap secara baik oleh hifa.83

Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdiri dari tiga

83Rizki Maulidina,dkk, “Pengaruh Umur Bibit Dan Komposisi Media Tanam Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)” Jurnal Produksi Tanaman, Vol.3, Nomor. 8, Desember, 2015, h. 649-657

Page 83: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

67

parameter yang diamati yaitu lebar diameter miselium, luas persebaran

miselium dan kecepatan pertumbuhan miselium.

a) Lebar diameter miselium Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Data hasil pengukuran lebar diameter miselium menunjukan

bahwa rata-rata terjadi peningkatan pertumbuhan miselium jamur tiram

pada media campuran air rebusan kacang merah. Konsentrasi 80%

menunjukan pertumbuhan miselium jamur tiram paling panjang yaitu

dengan rata-rata lebar diameter 82,36 mm sedangkan konsentrasi 0% yang

paling rendah (57,02 mm), konsentrasi 20% (61,46 mm), konsentrasi 40%

(78,75 mm) dan konsentrasi 60% (68,65 mm). Hasil pengukuran

pertumbuhan lebar diameter miselium jamur tiram ini menunjukan bahwa

pada konsentrasi 80% merupakan konsentrasi terbaik untuk menumbuhkan

miselium jamur tiram putih. Pertambahan lebar miselium dikarenakan

kebutuhan nutrisi miselium jamur yang terpenuhi. Karbon dan nitrogen

pada kacang merah dan media PDA adalah dua unsur yang paling penting

dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur. Unsur lain yaitu hidrogen

dan oksigen yang merupakan unsur dasar penyusun molekul karbohidrat,

lemak, protein, asam nukleat dan molekul lainnya. Secara khusus karbon

menjadi sumber energi untuk aktivitas seluler miselium jamur.84

Pertumbuhan miselium jamur tiram juga dipengaruhi pada saat

proses inkubasi, factor yang perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan

meliputi kelembaban dan suhu. Eksplan atau spora jamur akan tumbuh

84

Ahmad, MS.dkk, Panduan Lengkap Jamur, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2013), h. 43

Page 84: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

68

jika lingkungan memenuhi persyaratan tumbuh. Suhu yang di kehendaki

dalam masa inkubasi adalah suhu ruangan yang berkisar antara 28-30o C

dengan kelembaban udara sekitar 60%. Agar kondisi lingkungan bisa

diatur, proses inkubasi dilakukan di dalam rak atau lemari inkubasi.

Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang nyata (signifikan)

terhadap air rebusan kacang merah pada media PDA. Hal ini terjadi karena

proses perebusan bahan yang terlalu singkat yang menyebabkan nutrisi

yang terkandung didalam kacang merah tidak sepenuhnya larut di dalam

aquades. Selain itu disebabkan karena tidak sepenuhnya suhu media

terkontrol pada saat menuangkan ke media tumbuh (cawan petri). Begitu

juga dengan vitamin yang di butuhkan tidak sepenuhnya dapat larut dalam

air. Vitamin stabil dalam keadaan kering, tetapi mudah mengalami

kerusakan akibat olehoksidasi dalam suasana basa. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kerusakan vitamin B1 dan B2 meliputi suhu, pH, oksigen,

katalis logam, sinar, enzim, konsentrasi awal vitamin B1, dan rasio asam

askorbat dan asam dehidroaskorbat.85

b) Luas persebaran miselium Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Data hasil pengukuran luas persebaran miselium juga menunjukan

bahwa konsentrasi yang paling baik untuk pertumbuhan miselium jamur

tiram yaitu pada konsentrasi air rebusan kacang merah 80% (5326.275).

Sedangkan luas miselium pada konsentrasi 60% (3923.733), konsentrasi

40% (4872.99), konsentrasi 20% (3529.975) dan konsentrasi 0%

85

Nanik Agustina, dkk, Pengaruh Suhu…, h.39

Page 85: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

69

(2948.828). Persebaran miselium secara kualitas terjadi pada konsentrasi

80% dikarenakan persebaran miselium pada konsentrasi tersebut

homogen. Homogenitas miselium ini dapat diketahui secara kasat mata

yaitu jika persebaran miselium yaitu merata tidak terdapat miselium yang

tipis dan tebal. Homogenitas miselium ini dapat memudahkan para petani

jamur tiram untuk memilih dan memilah miselium dengan kualitas yang

baik untuk dapat di turunkan ke proses sub kultur miselium.

Pertumbuhan persebaran miselium jamur tiram itu juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor didalam pembuatan indukan dari awal

pembuatan media sampai pada proses inokulasi indukan. Sterilisasi alat

dan media menjadi faktor pertama penentu keberhasilan pembuatan bibit.

Persebaran miselium tidak akan terhambat jika media tumbuh (PDA) dan

alat tidak terkontaminasi oleh mikroba. Karena jika mikroba tumbuh maka

miselium jamur tiram akan rentan kalah untuk tumbuh menyebar.

Miselium jamur harus berwarna putih dan tumbuh dari jaringan yang di

inokulasi. Jika bagian lain dari permukaan media tumbuh miselia berwarna

kuning, biru, hijau atau kelabu, itu adalah fungi kontaminan. Sedangkan

kontaminan bakteri sering diperlihatkan oleh tumbuhnya koloni berwarna

krem mengkilap.

Selain kebutuhan nutrisi miselium jamur yang terpenuhi berupa

karbon dan nitrogen, proses sterilisasi juga sangat mempengaruhi tingkat

persebaran miselium jamur. Proses sterilisasi media dilakukan selama 1

jam pada susu 128o C dengan tekanan 1,2 psi. Sedangkan untuk sterilisasi

Page 86: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

70

media tumbuh (PDA) dilakukan selama 45 menit pada suhu dan tekanan

yang sama. Hal ini dilakukan untuk memperoleh tingkat steril yang baik.

Pada proses penuangan media PDA ke dalam petri harus dilakukan dengan

tahapan-tahapan tertentu. PDA yang telah di sterilkan pada autoklaf tidak

bias secara langsung di tuang ke dalam petri steril. Proses yang benar yaitu

dengan menunggu sampai suhu media PDA berkurang 50%, hal ini

dikarenakan untuk mengurangi kadar uap ketika media PDA sudah masuk

ke dalam petri. Uap yang terlalu berlebihan akan memudahkan mikroba

lain untuk tumbuh. Begitu juga ketika media sudah dituang ke dalam

cawan petri, proses inokulasi impan jamur tidak dapat dilakukan secara

langsung. Proses inokulasi harus menunggu media benar-benar kering

dengan didiamkan selama 1-2 hari. Hal ini dilakukan untuk menguji

tingkat ke sterilan media tumbuh selain untuk mengeringkan media dari

uap yang tersisa. Jika media benar-benar kering dan steril (tidak ada

ditumbuhi mikroba lain) maka proses inokulasi dapat dilakukan.

c) Kecepatan pertumbuhan miselium Jamur Tiram Putih (Pleurotus

ostreatus)

Hasil pengamatan kecepatan pertumbuhan miselium secara umum

dapat diketahui bahwa kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram per

hari masih berkisar dibawah 1 cm, rata-rata pertumbuhan paling cepat

terjadi pada konsentrasi 60% yang paling lambat pada konsentrasi 20%

Pengukuran ini dilakukan setelah memperoleh hasil pengukuran diameter

pada pengamatan pertama sampai pengamatan akhir sehingga diperoleh

Page 87: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

71

hasil bahwa konsentrasi 0% kecepatan pertumbuhannya 5,77 mm,

konsentrasi 20% yaitu 5,73 mm, konsentrasi 40% yaitu 6,64 mm,

konsentrasi 60% yaitu 7,60 mm dan konsentrasi 80% yaitu 7,15 mm. Pada

pengamatan pertama rata-rata perpanjangan miselium pada konsentrasi

60% tidak begitu dominan dibandingkan pada konsentrasi 80 %. Hal ini

dikarenakan keseluruhan miselium jamur tiram belum menyentuh media

tumbuh sehingga daya rambatnya lambat. Akan tetapi, setelah menyentuh

media PDA kecepatan pertumbuhan miselium pada konsentrasi 40% lebih

dominan dibandingakan konsentrasi yang lain. Hal ini dikarenakan

kemampuan miselium jamur tiram meyerap nutrisi pada media tumbuh

dilakukan dengan baik.

Penggunaan media cawan petri pada penelitian ini juga

memudahkan proses persebaran pertumbuhan miselium biakan murni

jamur tiram putih dan memudahkan proses pengamatan kecepatan

pertumbuhan miselium jamur dibandingkan dengan penggunaan tabung

reaksi maupun botol. Karena pada posisi media tumbuh yang mendatar

akan mempercepat pula proses persebaran miselium jamur. Hal ini

diperkuat oleh penelitian yang sudah dilakukan oleh Djarwanto & Sihati

Suprapt dengan judul “Pengaruh Sumber Bibit Terhadap Pertumbuhan

Jamur Tiram” menjelaskan bahwa pemeliharaan media kultivasi di ruang

penumbuhan jamur, posisi penyimpanan media berpengaruh terhadap laju

penyebaran miselium. Pada posisi vertikal miselium cepat menyebar ke

seluruh permukaan media. Penyebaran miselium pada media yang

Page 88: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

72

diletakkan horizontal terlihat sedikit lebih cepat di permukaan atas, hal ini

kemungkinan disebabkan faktor gravitasi yang menyebabkan konsentrasi

air bagian bawah media lebihbesar sehingga pertumbuhan miselium

lambat. Hasil pengamatan di lapangan terlihat pertumbuhan miselium pada

media yang basah umumnya tidak nampak jelas bahkan warna media

menjadi gelap.86

Pemilihan indukan untuk proses inokulasi juga harus diperhatikan

karena sumber indukan dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan

kualitas bibit. Bibit yang akan digunakan sebagai implant tidak boleh di

siram sehari sebelum proses inokulasi untuk mengurangi kadar air pada

indukan. Jamur yang akan di jadikan implant harus di sterilkan pada

wadah plastic dengan disemprotkan alcohol dan didiamkan selama 2 jam

sehingga jamur tersebut bias digunakan untuk proses inokulasi.

86

Djarwanto & Sihati Suprapt, Pengaruh Sumber Bibit…, h. 160-161

Page 89: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan peneliti serta hasil

penelitian yang telah dilaksanakan di pusat budidaya jamur tiram putih Karya

Muda, maka dapat disimpulkan :

1. Tidak terdapat pengaruh signifikan air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap lebar

diameter miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus),

karena analisis data lebar diameter miselium menunjukkan bahwa Fhitung

= 2.240 < Ftabel 3,06 pada taraf signifikan 5% dan tidak dilanjutkan

dengan uji BNT.

2. Tidak terdapat pengaruh signifikan air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap luas

persebaran miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus). Hasil analisis data penelitian terhadap luas persebaran miselium

menunjukkan bahwa Fhitung = 2.749 < Ftabel 3,06 dan tidak dilanjutkan

dengan uji BNT.

3. Tidak terdapat pengaruh signifikan air rebusan kacang merah (Phaseolus

vulgaris L.) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) terhadap kecepatan

pertumbuhan miselium biakan murni jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus). Hasil analisis data penelitian terhadap kecepatan pertumbuhan

miselium menunjukkan bahwa Fhitung = 0,534 < Ftabel 3,06 dan tidak

dilanjutkan dengan uji BNT.

Page 90: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

74

B. Saran

1. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunaan bahan-bahan

alam lain baik berupa biji-bijian maupun tumbuhan lain sebagai nutrisi

pertumbuhan bibit jamur terutama jamur tiram putih sehingga didapatkan

bibit dengan kualitas yang lebih baik.

2. Untuk masyarakat maupun instansi yang berkaitan agar dapat

meningkatkan kualitas bibit jamur tiram sehingga karena sangat

berpengaruh terhadap hasil akhir budidaya jamur tiram untuk mendapat

kualitas hasil panen yang lebih baik dari sebelumnya.

Page 91: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

75

DAFTAR PUSTAKA Achmat, dkk. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta : Penebar Swaadaya, 2013

Anonymus, Kenali Manfaat Kacang Merah Bagi Kesehatan, Dalam http://www.alamtani.com/manfaat-kacang-merah.html, Diakses tanggal 21 Februari 2017, Pukul 13.35 WITA

Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Dewi Hardiawati, “ Identifikasi Jenis Hama Pada Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Di Pusat Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) SMKN 1 Kuripan Kabupaten Lombok Barat” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2014).

Djarwanto & Sihati Suprapti, Pengaruh Sumber Bibit Terhadappertumbuhan Jamur Tiram, Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol.28, No.2, Juni, 2010.

Erie Maulana. Panen Jamur Tiap Musim (Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya

Jamur Tiram. Yogyakarta: Andi Offset, 2012.

Ernest Alfira Arif, dkk, Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media CampuranSerbuk Tongkol Jagung dan Ampas Tebu”, Jurnal Lentera Bio, Vol.3, No.3, September, 2014).

Gembong Tjitrosoepomo. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press, 2011. Gita Agustina, Efektivitas Pemberian Air Kelapa Muda (Cocos Nucifera)

Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Puti (Pleorotus ostreatus), Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Pakuan.

Hamdan Wafian, Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Coco nucifera) Terhadap

Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2014).

Kemas Ali Hanafiah. Rancangan Percobaan. Jakarta: Raja Grafindo, 2005. Kusriningrum. Perancangan Percobaan. Surabaya: Airlangga University Press,

2012. Lailatul Mufarrihah, Pengaruh Penambahan Bekatul dan Ampas Tahu Pada

Media Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Malang, 2009).

Lud Waluyo. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM Press, 2010.

Page 92: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

76

Mandiri Nusantara. Lin Meina. Budidaya Jamur Tiram. Jakarta: Azka Press, 2007.

Muhammad syafiq, Fakta Kandungan Nutrisi Pada Kacang Merah, Dalam

http://www.kinerjaaktif.com/kandungan-gizi-kacang-merah.html, Diakses tanggal 21 Februari 2017, Pukul 14.20 WITA

Nanik Agustina, dkk, Pengaruh Suhu Perendaman Terhadap Koefisien Difusi

Dan Sifat Fisik Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.), Jurnal Teknik Pertanian Lampung, Vol.2, No.1, Mei, 2013.

Nurul Magfirotunnisa. Budidaya Jamur Kenapa Tidak. Jakarta: Karya Mandiri

Nusantara, 2008. Nurul Istiqomah, Siti Fatimah, Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Pada

Berbagai Komposisi Media Tanam, Jurnal Ziraah, Vol.39, No.3, Oktober, 2014).

Puspa Herawati Nasution,” Analisis Usahatani Jamur Tiram Putih (Kasus Di

Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor), (Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2010).

Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar

Maju, 2002. Sri rahayu, Djoko Setyo Martono, Uji Perkembang Biakan Miselia Bibit Jamur

Tiram Putih (Pleorutus ostreatus) Dengan Substrat Campuran Air Kelapa Dan Air Leri, Jurnal Agri-tek, No. 2, Vol. 16

Sugeng Handiyanto dkk, Pengaruh Medium Air Cucian Beras Terhadap

Kecepatan Pertumbuhan Miselium Biakan Murni Jamur Tiram Putih, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2015. Sumiati dkk, Perbaikan Produksi Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Strain

Florida Dengan Modifikasi Bahan Baku Utama Substrat, Jurnal Hort. Vol. 16, No. 2, 2016.

Suriani Nikmatun Hayati, “Pengaruh Pemberian Tepung Jagung Dan Tepung

Beras Pada Media Tanam Terhadap Berat Jamur Tiram Putoih (Pleurotus ostreatus)”, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2015).

Utami Sri Hastuti. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press, 2012.

Page 93: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 94: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 1 DOKUMENTASI

Pengaruh Air Rebusan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) Terhadap Pertumbuhan Miselium Biakan Murni Jamur

Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”

Gambar 01 Proses sterilisasi alat Gambar 02 Penimbangakn konsentrasi biji

kacang merah

Gambar 03 Penimbangan PDA

Gambar 04 Proses perebusan kacang merah

Page 95: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Gambar 05 Proses pembuatan konsentrasi

Gambar 06 Konsentrasi sebelum di sterilkan

Gambar 07 Sterilisasi konsentrasi Larutan

Gambar 08 Sterilisasi Ruang inokulasi sebelum penuangan

media

Gambar 09 Konsentrasi setelah di sterilkan

Gambar 10 Proses penuangan media ke petri

Page 96: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Gambar 11 Petri yang telah berisi media PDA

Gambar 12 Sterilisaasi sebelum penanaman implant

Gambar 13 Indukan jamur untuk Implant

Gambar 14 Proses penanaman implant

Gambar 15

Hasil Penanaman implant Gambar 16

Fase awal pertumbuhan miselium

Page 97: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Gambar 17

Fase awal pertumbuhan miselium Gambar 18

Pertumbuhan miselium terhambat

Gambar 19

Pertumbuhan miselium terhambat Gambar 20

Pertumbuhan miselium terhambat

Gambar 21 Pertumbuhan miselium homogen

Gambar 22 Pertumbuhan miselium tak homogen

Page 98: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Gambar 23 Perbedaan pertumbuhan miselium

(akhir)

Gambar 24 Pengukuran miselium

Gambar 25

Pengukuran miselium Gambar 26

Pengukuran miselium

Page 99: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 2 Data Hasil Pertumbuhan Lebar Diameter Miselium Jamur Tiram Putih

Diameter A1 = D1+D2

2

1. Hasil pengukuran hari ke 4

a) Konsentrasi 0%

1. Diameter 1 = 13,37 mm Diameter 2 = 12,02 mm

Diameter A1 = D1+D2

2

= 13,37+12,02

2 =

25,39

2 = 12,69 mm

2. Diameter 1 = 14,02 mm Diameter 2 = 11,72 mm

Diameter A2 = D1+D2

2

= 14,02+11,72

2 =

25,74

2= 12,87 mm

3. Diameter 1 = 13,66 mm Diameter 2 = 14,08 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 13,66+14,08

2 =

27,74

2 = 13,87 mm

4. Diameter 1 = 13,04 mm Diameter 2 = 11,46 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 13,04+11,46

2 =

24,50

2 = 12,25 mm

b) Konsentrasi 20%

1. Diameter 1 = 18,14 mm Diameter 2 = 19,54 mm

Page 100: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Diameter A3 = D1+D2

2

= 18,14+19,54

2 =

37,68

2 = 17,34 mm

2. Diameter 1 = 18,42 mm Diameter 2 = 17,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 18,42+17,16

2 =

35,58

2 = 17,79 mm

3. Diameter 1 = 16,54 mm Diameter 2 = 16,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 16,54+16,72

2 =

33,26

2 = 16,63 mm

4. Diameter 1 = 9,62 mm Diameter 2 = 9,14 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 9,62+9,14

2 =

18,76

2 = 9,38 mm

c) Konsentrasi 40%

1. Diameter 1 = 20,16 mm Diameter 2 = 20,44 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 20,16+20,44

2 =

40,6

2 = 20,30 mm

2. Diameter 1 = 19,52 mm Diameter 2 = 19,02 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

Page 101: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

= 19,52+19,02

2 =

38,54

2 = 19,27 mm

3. Diameter 1 = 20,96 mm Diameter 2 = 18,92 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 20,96+18,92

2 =

39,88

2 = 19,94 mm

4. Diameter 1 = 19,72 mm Diameter 2 = 18,54 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 19,72+18,54

2 =

38,26

2 = 19,13 mm

d) Konsentrasi 60%

1. Diameter 1 = 21,34 mm Diameter 2 = 21,08 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 21,34+21,08

2 =

42,42

2 = 21,21 mm

2. Diameter 1 = 21,28 mm Diameter 2 = 19,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 21,28+19,72

2 =

41,00

2 = 20,50 mm

3. Diameter 1 = 20,16 mm Diameter 2 = 20,02 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

Page 102: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

= 20,16+20,02

2 =

40,18

2 = 20,09 mm

4. Diameter 1 = 18,64 mm Diameter 2 = 19,04 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 18,64+19,04

2 =

37,68

2 = 18,84 mm

e) Konsentrasi 80%

1. Diameter 1 = 26,16 mm Diameter 2 = 25,08 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 26,16+25,08

2 =

51,24

2 = 25,62 mm

2. Diameter 1 = 23,04 mm Diameter 2 = 23,08 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 23,04+23,08

2 =

46,12

2 = 23,06 mm

3. Diameter 1 = 23,42 mm Diameter 2 = 23,62 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 23,42+23,62

2 =

47,04

2 = 23,52 mm

4. Diameter 1 = 25,72 mm Diameter 2 = 24,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

Page 103: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

= 25,72+24,16

2 =

49,88

2 = 24,94 mm

2. Hasil pengukuran hari ke 6

a) Konsentrasi 0%

1. Diameter 1 = 30,72 mm Diameter 2 = 31,42 mm

Diameter A1 = D1+D2

2

= 30,72+31,42

2 =

62,14

2 = 31,07 mm

2. Diameter 1 = 34,02 mm Diameter 2 = 31,52 mm

Diameter A2 = D1+D2

2

= 34,02+31,52

2 =

65,54

2= 32,77 mm

3. Diameter 1 = 32,14 mm Diameter 2 = 32,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 32,14+32,16

2 =

64,30

2 = 32,15 mm

4. Diameter 1 = 14,08 mm Diameter 2 = 14,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 14,08 +14,72

2 =

28,80

2 = 14,40 mm

b) Konsentrasi 20%

1. Diameter 1 = 35,76 mm Diameter 2 = 32,06 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 18,14+19,54

2 =

67,82

2 = 33,91 mm

2. Diameter 1 = 34,82 mm Diameter 2 = 30,72 mm

Page 104: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Diameter A3 = D1+D2

2

= 34,82 +30,72

2 =

65,54

2 = 32,77 mm

3. Diameter 1 = 35,66 mm Diameter 2 = 38,14 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 35,66+38,14

2 =

73,80

2 = 36,90 mm

4. Diameter 1 = 11,42 mm Diameter 2 = 10,06 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 11,42+10,06

2 =

21,48

2 = 10,74 mm

c) Konsentrasi 40%

1. Diameter 1 = 37,16 mm Diameter 2 = 36,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 37,16 +36,72

2 =

73,88

2 = 36,94 mm

2. Diameter 1 = 35,14 mm Diameter 2 = 36,88 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 35,14+36,88

2 =

72,02

2 = 36,01 mm

3. Diameter 1 = 35,72 mm Diameter 2 = 35,02 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 35,72+35,02

2 =

70,74

2 = 35,37 mm

Page 105: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

4. Diameter 1 = 34,82 mm Diameter 2 = 34,18 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 34,82+34,18

2 =

69,00

2 = 34,50 mm

d) Konsentrasi 60%

1. Diameter 1 = 38,16 mm Diameter 2 = 37,42mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 38,16 +37,42

2 =

75,58

2 = 37,79 mm

2. Diameter 1 = 38.84 mm Diameter 2 = 36,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 38.84+36,16

2 =

75,00

2 = 37,50 mm

3. Diameter 1 = 37,56 mm Diameter 2 = 37,14 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 37,56+37,14

2 =

74,70

2 = 37,35 mm

4. Diameter 1 = 36,72 mm Diameter 2 = 34,56 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 36,72+34,56

2 =

71,28

2 = 35,64 mm

e) Konsentrasi 80%

1. Diameter 1 = 40,06 mm Diameter 2 = 39,72mm

Page 106: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Diameter A3 = D1+D2

2

= 40,06 +39,72

2 =

79,78

2 = 39,89 mm

2. Diameter 1 = 41,56 mm Diameter 2 = 41,02 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 41,56+41,02

2 =

82,58

2 = 41,29mm

3. Diameter 1 = 40,16 mm Diameter 2 = 39,22 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 40,16+39,22

2 =

79,38

2 = 39,69 mm

4. Diameter 1 = 40,94 mm Diameter 2 = 40,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 40,94+40,72

2 =

81,66

2 = 40,83 mm

3. Hasil pengukuran hari ke 8

a) Konsentrasi 0%

1. Diameter 1 = 50,22 mm Diameter 2 = 49,72 mm

Diameter A1 = D1+D2

2

= 50,22 +49,72

2 =

99,94

2 = 49,97 mm

2. Diameter 1 = 55,02 mm Diameter 2 = 53,42 mm

Diameter A2 = D1+D2

2

Page 107: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

= 55,02 +53,42

2 =

104,88

2= 54,22 mm

3. Diameter 1 = 50,18 mm Diameter 2 = 52,12 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 50,18 +52,12

2 =

102.3

2 = 51,15 mm

4. Diameter 1 = 16,72 mm Diameter 2 = 14,96 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 16,72 +14,96

2 =

31,68

2 = 15,84 mm

b) Konsentrasi 20%

1. Diameter 1 = 56,42 mm Diameter 2 = 52,76 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 56,42 +52,76

2 =

109,18

2 = 54,59 mm

2. Diameter 1 = 54,12 mm Diameter 2 = 55,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 54,12 +55,16

2 =

109,28

2 = 54,64 mm

3. Diameter 1 = 56,84 mm Diameter 2 = 51,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 56,84 +51,72

2 =

108,56

2 = 54,28 mm

4. Diameter 1 = 11,56 mm Diameter 2 = 13,42 mm

Page 108: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Diameter A3 = D1+D2

2

= 11,56+13,42

2 =

24,98

2 = 12,49 mm

c) Konsentrasi 40%

1. Diameter 1 = 57,64 mm Diameter 2 = 55,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 57,64 +55,72

2 =

113,36

2 = 56,68 mm

2. Diameter 1 = 57,02 mm Diameter 2 = 52,76 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 57,02+52,76

2 =

109,78

2 = 54,89 mm

3. Diameter 1 = 56,84 mm Diameter 2 = 53,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 56,84+53,72

2 =

110,56

2 = 55,28 mm

4. Diameter 1 = 55,02 mm Diameter 2 = 51,54 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 55,02+51,54

2 =

106,56

2 = 53,28 mm

d) Konsentrasi 60%

1. Diameter 1 = 57,72 mm Diameter 2 = 59,64 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 57,72+59,64

2 =

117,36

2 = 58,68 mm

Page 109: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

2. Diameter 1 = 58,06mm Diameter 2 = 57,02 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 58,06+57,02

2 =

115,08

2 = 57,54 mm

3. Diameter 1 = 58,72 mm Diameter 2 = 60,04 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 58,72 +60,04

2 =

118,76

2 = 59,38 mm

4. Diameter 1 = 37,04 mm Diameter 2 = 38,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 37,04+38,72

2 =

375,76

2 = 37,88 mm

e) Konsentrasi 80%

1. Diameter 1 = 64,56 mm Diameter 2 = 63,84 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 64,56+63,84

2 =

128,4

2 = 64,20 mm

2. Diameter 1 = 60,84 mm Diameter 2 = 62,18 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 60,84 +62,18

2 =

123,02

2 = 61,51 mm

3. Diameter 1 = 63,16 mm Diameter 2 = 63,96 mm

Page 110: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Diameter A3 = D1+D2

2

= 63,16+63,96

2 =

127,12

2 = 63,56 mm

4. Diameter 1 = 64,72 mm Diameter 2 = 62,02 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 64,72+62,02

2 =

126,74

2 = 63,37 mm

4. Hasil pengukuran hari ke 10

a) Konsentrasi 0%

1. Diameter 1 = 69,04 mm Diameter 2 = 71,16 mm

Diameter A1 = D1+D2

2

= 69,04 +71,16

2 =

140,2

2 = 70,10 mm

2. Diameter 1 = 72,16 mm Diameter 2 = 69,14 mm

Diameter A2 = D1+D2

2

= 72,16 +69,14

2 =

141,3

2= 70,65 mm

3. Diameter 1 = 68,16 mm Diameter 2 = 70,28 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 68,16 +70,28

2 =

138,44

2 = 69,22 mm

4. Diameter 1 = 17,56 mm Diameter 2 = 18,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 17,56+18,72

2 =

36,28

2 = 18,14 mm

b) Konsentrasi 20%

1. Diameter 1 = 76,54 mm

Page 111: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Diameter 2 = 77,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 76,54 +77,16

2 =

153,7

2 = 76,85 mm

2. Diameter 1 = 72,16 mm Diameter 2 = 75,84 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 72,16+75,84

2 =

148

2 = 74,00 mm

3. Diameter 1 = 80,16 mm Diameter 2 = 79,54 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 80,16+79,54

2 =

159,7

2 = 79,85 mm

4. Diameter 1 = 13,56 mm Diameter 2 = 16,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 13,56+16,72

2 =

30,28

2 = 15,14 mm

c) Konsentrasi 40%

1. Diameter 1 = 79,04 mm Diameter 2 = 78,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 79,04 +78,16

2 =

157,2

2 = 78,6 mm

2. Diameter 1 = 80,76 mm Diameter 2 = 80,94 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 80,76 +80,94

2 =

161,7

2 = 80,85 mm

Page 112: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

3. Diameter 1 = 79,82 mm Diameter 2 = 80,92 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 79,82+80,92

2 =

160,74

2 = 80,37 mm

4. Diameter 1 = 78,26 mm Diameter 2 = 72,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 78,26 +72,16

2 =

150,42

2 = 75,21 mm

d) Konsentrasi 60%

1. Diameter 1 = 80,04 mm Diameter 2 = 79,96 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 80,04 +79,96

2 =

160

2 = 80,00 mm

2. Diameter 1 = 81,72 mm Diameter 2 = 80,06 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 81,72+80,06

2 =

161,78

2 = 80,89 mm

3. Diameter 1 = 72,16 mm Diameter 2 = 75,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 72,16 +75,72

2 =

147,88

2 = 73,94 mm

4. Diameter 1 = 39,42 mm Diameter 2 = 40,16 mm

Page 113: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Diameter A3 = D1+D2

2

= 39,42 +40,16

2 =

79,58

2 = 39,79 mm

e) Konsentrasi 80%

1. Diameter 1 = 82,42 mm Diameter 2 = 81,72 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 82,42 +81,72

2 =

164,14

2 = 82,07 mm

2. Diameter 1 = 79,16 mm Diameter 2 = 82,76 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 79,16 +82,76

2 =

161.92

2 = 80,96 mm

3. Diameter 1 = 82,54 mm Diameter 2 = 83,16 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 82,54 +83,16

2 =

165,7

2 = 83,85 mm

4. Diameter 1 = 83,02 mm Diameter 2 = 82,14 mm

Diameter A3 = D1+D2

2

= 83,02 +82,14

2 =

165,16

2 = 82,58 mm

Page 114: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 3 Data Hasil Pertumbuhan Luas Persebaran Miselium Jamur Tiram Putih

Luas = ��2

a) Konsentrasi 0%

A1

- Jari-jari miselium = 35,05 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 35,052

= 3857,49

A2

- Jari-jari miselium = 35,32 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 35,322

= 3918,26

A3

- Jari-jari miselium = 34,61 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 34,612

= 3761,35

A4

- Jari-jari miselium = 9,07 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 9,072

= 258,31

Page 115: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

b) Konsentrasi 20%

B1

- Jari-jari miselium = 38,42 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 38,422

= 4636,14

B2

- Jari-jari miselium = 37,00 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 37,002

= 4298,66

B3

- Jari-jari miselium = 39,92 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 39,922

= 5005,17

B4

- Jari-jari miselium = 7,57 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 7,572

= 179,93 c) Konsentrasi 60%

C1

- Jari-jari miselium = 40,00 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

Page 116: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

= 3,14 x 40,002

= 5014,00

C2

- Jari-jari miselium = 40,44 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 40,442

= 5136,40

C3

- Jari-jari miselium = 40,18 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 40,182

= 5070,57

C4

- Jari-jari miselium = 37,60 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x37,602

= 4440,38 d) Konsentrasi 40%

D1

- Jari-jari miselium = 40,00 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 40,002

= 5024,00

D2

- Jari-jari miselium = 40,44 mm

- � = 3,14

Page 117: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

- Luas = ��2

= 3,14 x 40,442

= 5136,40

D3

- Jari-jari miselium = 36,97 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 36,972

= 4291,69

D4

- Jari-jari miselium = 19,89 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x19,892

= 1242,84 e) Konsentrasi 40%

E1

- Jari-jari miselium = 41,03 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 41,032

= 5287,35

E2

- Jari-jari miselium = 40,48 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 40,482

= 5145,29

E3

Page 118: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

- Jari-jari miselium = 41,92 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x 41,922

= 5519,19

E4

- Jari-jari miselium = 41,29 mm

- � = 3,14

- Luas = ��2

= 3,14 x41,292

= 5353,27

Page 119: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 4 Data Hasil Kecepatan Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

a) Konsentrasi 0%

1. A1

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 72,64−12,697

2 = 7,49 mm

2. A2

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 73,65−12,87

2 = 7,59 mm

3. A3

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 69,22−13,87

2 = 7,41 mm

4. A4

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 18,14−13,25

2 = 0,61 mm

b) Konsentrasi 20%

1. B1

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 76,85−17,34

2 = 7,43 mm

2. B2

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 76,00−17,79

2 = 7,27 mm

Page 120: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

3. B3

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 76,85−16,63

2 = 7, 52 mm

4. B4

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 15,14−9,38

2 = 0,72 mm

c) Konsentrasi 40%

1. C1

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 54,60−20,30

2 = 4,28 mm

2. C2

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 80,85−19,27

2 = 7,69 mm

3. C3

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 80,37−19,69

2 = 7,58 mm

4. C4

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 75,21−19,13

2 = 7,01 mm

d) Konsentrasi 60%

1. D1

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 80,34−21,21

2 = 7,39 mm

Page 121: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

2. D2

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 81,89−20,50

2 = 7,67 mm

3. D3

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 80,94−20,09

2 = 7,60 mm

4. D4

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 80,89−18,84

2 = 7,75 mm

e) Konsentrasi 80%

1. E1

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 82,07−25,62

2 = 7,05 mm

2. E2

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 80,96−23,06

2 = 7,23 mm

3. E3

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 82,85−25,52

2 = 7,13 mm

4. E4

Kecepatan = Diameter akhir −Diameter awal� �� �� ℎ ��

= 82,58−24,93

2 = 7,20 mm

Page 122: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 5 Analisis Of Varians (One Way Anava) Lebar Diameter Miselium Jamur

Tiram Putih Dengan Menggunakan SPSS Versi 16

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.020 4 15 .069

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 308.163 4 77.041 2.240 .113

Within Groups 515.810 15 34.387

Total 823.973 19

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Hasil LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper

Bound

1903-12-

31T00:00:00.000

1903-12-31T04:48:00.000 -4.1775000

4.1465228

E0 .330 -13.015604 4.660604

1903-12-31T09:35:59.999 -.9800000

4.1465228

E0 .816 -9.818104 7.858104

1903-12-31T14:24:00.000 -7.7125000

4.1465228

E0 .083 -16.550604 1.125604

1903-12-31T19:12:00.000 -10.3375000

* 4.1465228

E0 .025 -19.175604 -1.499396

1903-12-

31T04:48:00.000

1903-12-31T00:00:00.000 4.1775000

4.1465228

E0 .330 -4.660604 13.015604

Page 123: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

1903-12-31T09:35:59.999 3.1975000

4.1465228

E0 .453 -5.640604 12.035604

1903-12-31T14:24:00.000 -3.5350000

4.1465228

E0 .407 -12.373104 5.303104

1903-12-31T19:12:00.000 -6.1600000

4.1465228

E0 .158 -14.998104 2.678104

1903-12-

31T09:35:59.999

1903-12-31T00:00:00.000 .9800000

4.1465228

E0 .816 -7.858104 9.818104

1903-12-31T04:48:00.000 -3.1975000

4.1465228

E0 .453 -12.035604 5.640604

1903-12-31T14:24:00.000 -6.7325000

4.1465228

E0 .125 -15.570604 2.105604

1903-12-31T19:12:00.000 -9.3575000

* 4.1465228

E0 .039 -18.195604 -.519396

1903-12-

31T14:24:00.000

1903-12-31T00:00:00.000 7.7125000

4.1465228

E0 .083 -1.125604 16.550604

1903-12-31T04:48:00.000 3.5350000

4.1465228

E0 .407 -5.303104 12.373104

1903-12-31T09:35:59.999 6.7325000

4.1465228

E0 .125 -2.105604 15.570604

1903-12-31T19:12:00.000 -2.6250000

4.1465228

E0 .536 -11.463104 6.213104

1903-12-

31T19:12:00.000

1903-12-31T00:00:00.000 10.3375000

* 4.1465228

E0 .025 1.499396 19.175604

1903-12-31T04:48:00.000 6.1600000

4.1465228

E0 .158 -2.678104 14.998104

1903-12-31T09:35:59.999 9.3575000

* 4.1465228

E0 .039 .519396 18.195604

1903-12-31T14:24:00.000 2.6250000

4.1465228

E0 .536 -6.213104

11.46310

4

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 124: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 6 Analisis Of Varians (One Way Anava) Luas Persebaran Miselium Jamur

Tiram Putih Dengan Menggunakan SPSS Versi 16

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.314 4 15 .076

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4375814.573 4 1093953.643 2.749 .068

Within Groups 5970128.816 15 398008.588

Total 1.035E7 19

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Hasil LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1903-12-

31T00:00:00.000

1903-12-

31T04:48:00.000 -482.2250000

4.460989

7E2 .297 -1.433062E3 468.612454

1903-12-

31T09:35:59.999 -197.5825000

4.460989

7E2 .664 -1.148420E3 753.254954

1903-12-

31T14:24:00.000 -918.1250000

4.460989

7E2 .057 -1.868962E3 32.712454

1903-12-

31T19:12:00.000

-

1.2782375E3*

4.460989

7E2 .012 -2.229075E3 -327.400046

1903-12-

31T04:48:00.000

1903-12-

31T00:00:00.000 482.2250000

4.460989

7E2 .297 -468.612454 1433.062454

1903-12-

31T09:35:59.999 284.6425000

4.460989

7E2 .533 -666.194954 1235.479954

Page 125: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

1903-12-

31T14:24:00.000 -435.9000000

4.460989

7E2 .344 -1.386737E3 514.937454

1903-12-

31T19:12:00.000 -796.0125000

4.460989

7E2 .095 -1.746850E3 154.824954

1903-12-

31T09:35:59.999

1903-12-

31T00:00:00.000 197.5825000

4.460989

7E2 .664 -753.254954 1148.419954

1903-12-

31T04:48:00.000 -284.6425000

4.460989

7E2 .533 -1.235480E3 666.194954

1903-12-

31T14:24:00.000 -720.5425000

4.460989

7E2 .127 -1.671380E3 230.294954

1903-12-

31T19:12:00.000

-

1.0806550E3*

4.460989

7E2 .029 -2.031492E3 -129.817546

1903-12-

31T14:24:00.000

1903-12-

31T00:00:00.000 918.1250000

4.460989

7E2 .057 -32.712454 1868.962454

1903-12-

31T04:48:00.000 435.9000000

4.460989

7E2 .344 -514.937454 1386.737454

1903-12-

31T09:35:59.999 720.5425000

4.460989

7E2 .127 -230.294954 1671.379954

1903-12-

31T19:12:00.000 -360.1125000

4.460989

7E2 .432 -1.310950E3 590.724954

1903-12-

31T19:12:00.000

1903-12-

31T00:00:00.000 1.2782375E3

*

4.460989

7E2 .012 327.400046 2229.074954

1903-12-

31T04:48:00.000 796.0125000

4.460989

7E2 .095 -154.824954 1746.849954

1903-12-

31T09:35:59.999 1.0806550E3

*

4.460989

7E2 .029 129.817546 2031.492454

1903-12-

31T14:24:00.000 360.1125000

4.460989

7E2 .432 -590.724954 1310.949954

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 126: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 7 Analisis Of Varians (One Way Anava) Kecepatan Pertumbuhan Miselium

Jamur Tiram Putih Dengan Menggunakan SPSS Versi 16

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.675 4 15 .092

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 10.956 4 2.739 .534 .713

Within Groups 76.935 15 5.129

Total 87.891 19

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Hasil

LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1903-12-

31T00:00:00.000

1903-12-

31T04:48:00.000 .040 1.601 .980 -3.37 3.45

1903-12-

31T09:35:59.999 -.865 1.601 .597 -4.28 2.55

1903-12-

31T14:24:00.000 -1.827 1.601 .272 -5.24 1.59

1903-12-

31T19:12:00.000 -1.377 1.601 .403 -4.79 2.04

Page 127: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

1903-12-

31T04:48:00.000

1903-12-

31T00:00:00.000 -.040 1.601 .980 -3.45 3.37

1903-12-

31T09:35:59.999 -.905 1.601 .580 -4.32 2.51

1903-12-

31T14:24:00.000 -1.867 1.601 .262 -5.28 1.55

1903-12-

31T19:12:00.000 -1.418 1.601 .390 -4.83 2.00

1903-12-

31T09:35:59.999

1903-12-

31T00:00:00.000 .865 1.601 .597 -2.55 4.28

1903-12-

31T04:48:00.000 .905 1.601 .580 -2.51 4.32

1903-12-

31T14:24:00.000 -.962 1.601 .557 -4.38 2.45

1903-12-

31T19:12:00.000 -.512 1.601 .753 -3.93 2.90

1903-12-

31T14:24:00.000

1903-12-

31T00:00:00.000 1.827 1.601 .272 -1.59 5.24

1903-12-

31T04:48:00.000 1.867 1.601 .262 -1.55 5.28

1903-12-

31T09:35:59.999 .962 1.601 .557 -2.45 4.38

1903-12-

31T19:12:00.000 .450 1.601 .783 -2.96 3.86

1903-12-

31T19:12:00.000

1903-12-

31T00:00:00.000 1.377 1.601 .403 -2.04 4.79

1903-12-

31T04:48:00.000 1.418 1.601 .390 -2.00 4.83

1903-12-

31T09:35:59.999 .512 1.601 .753 -2.90 3.93

1903-12-

31T14:24:00.000 -.450 1.601 .783 -3.86 2.96

Page 128: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 8 Uji Normalitas Pertumbuhan Lebar Diameter Miselium Jamur Tiram Putih

Dengan Menggunakan SPSS Versi 16

Uji Normalitas pertumbuhan lebar diameter miselium jamur tiram putih menggunakan SPSS

Perlakuan

Case Processing Summary

Perlakuan

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T04:48:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T09:35:59.999 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T14:24:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T19:12:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

Descriptives

Perlakuan Statistic Std. Error

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 Mean 7.177750E

1

1.2557360E

0

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 6.778119E

1

Upper Bound 7.577381E

1

5% Trimmed Mean 7.187556E

1

Median 7.266000E

1

Variance 6.307

Std. Deviation 2.5114720

E0

Minimum 68.1400

Page 129: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Maximum 73.6500

Range 5.5100

Interquartile Range 4.4125

Skewness -1.621 1.014

Kurtosis 2.562 2.619

1903-12-31T04:48:00.000 Mean 7.595500E

1 .6436420

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 7.390664E

1

Upper Bound 7.800336E

1

5% Trimmed Mean 7.600722E

1

Median 7.642500E

1

Variance 1.657

Std. Deviation 1.2872840

E0

Minimum 74.1200

Maximum 76.8500

Range 2.7300

Interquartile Range 2.2600

Skewness -1.483 1.014

Kurtosis 1.821 2.619

1903-12-31T09:35:59.999 Mean 7.275750E

1

6.1856573E

0

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 5.307198E

1

Upper Bound 9.244302E

1

5% Trimmed Mean 7.331667E

1

Median 7.779000E

1

Page 130: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Variance 153.049

Std. Deviation 1.2371315

E1

Minimum 54.6000

Maximum 80.8500

Range 26.2500

Interquartile Range 20.9775

Skewness -1.761 1.014

Kurtosis 3.062 2.619

1903-12-31T14:24:00.000 Mean 7.949000E

1

1.5988277E

0

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 7.440182E

1

Upper Bound 8.457818E

1

5% Trimmed Mean 7.961778E

1

Median 8.064000E

1

Variance 10.225

Std. Deviation 3.1976554

E0

Minimum 74.7900

Maximum 81.8900

Range 7.1000

Interquartile Range 5.4750

Skewness -1.760 1.014

Kurtosis 3.273 2.619

1903-12-31T19:12:00.000 Mean 8.211500E

1 .4175823

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 8.078607E

1

Upper Bound 8.344393E

1

Page 131: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

5% Trimmed Mean 8.213833E

1

Median 8.232500E

1

Variance .698

Std. Deviation .8351647

Minimum 80.9600

Maximum 82.8500

Range 1.8900

Interquartile Range 1.5450

Skewness -1.194 1.014

Kurtosis 1.013 2.619

Tests of Normality

Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 .301 4 . .834 4 .179

1903-12-31T04:48:00.000 .264 4 . .819 4 .141

1903-12-31T09:35:59.999 .329 4 . .778 4 .068

1903-12-31T14:24:00.000 .355 4 . .808 4 .118

1903-12-31T19:12:00.000 .229 4 . .915 4 .510

a. Lilliefors Significance Correction

Page 132: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 9 Uji Normalitas Luas Persebaran Miselium Jamur Tiram Putih Dengan

Menggunakan SPSS Versi 16

Perlakuan

Case Processing Summary

Perlakuan

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T04:48:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T09:35:59.999 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T14:24:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T19:12:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

Descriptives

Perlakuan Statistic Std. Error

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 Mean 4.048038E3 1.3950629E2

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.604066E3

Upper Bound 4.492009E3

5% Trimmed Mean 4.058770E3

Median 4.144630E3

Variance 7.785E4

Std. Deviation 2.7901258E2

Minimum 3.6448E3

Maximum 4.2581E3

Range 6.1329E2

Interquartile Range 4.9191E2

Skewness -1.600 1.014

Kurtosis 2.478 2.619

1903-12-31T04:48:00.000 Mean 4.530263E3 7.6282087E1

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.287499E3

Page 133: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Mean Upper Bound 4.773026E3

5% Trimmed Mean 4.536472E3

Median 4.586150E3

Variance 2.328E4

Std. Deviation 1.5256417E2

Minimum 4.3126E3

Maximum 4.6361E3

Range 3.2353E2

Interquartile Range 2.6764E2

Skewness -1.490 1.014

Kurtosis 1.854 2.619

1903-12-31T09:35:59.999 Mean 4.245620E3 6.5405948E2

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.164111E3

Upper Bound 6.327129E3

5% Trimmed Mean 4.302271E3

Median 4.755475E3

Variance 1.711E6

Std. Deviation 1.3081190E3

Minimum 2.3402E3

Maximum 5.1313E3

Range 2.7911E3

Interquartile Range 2.2509E3

Skewness -1.684 1.014

Kurtosis 2.735 2.619

1903-12-31T14:24:00.000 Mean 4.966162E3 1.9600508E2

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 4.342387E3

Upper Bound 5.589938E3

5% Trimmed Mean 4.981563E3

Median 5.104770E3

Variance 1.537E5

Std. Deviation 3.9201016E2

Minimum 4.3909E3

Page 134: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Maximum 5.2642E3

Range 8.7325E2

Interquartile Range 6.7393E2

Skewness -1.741 1.014

Kurtosis 3.220 2.619

1903-12-31T19:12:00.000 Mean 5.326275E3 7.7575583E1

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 5.079395E3

Upper Bound 5.573155E3

5% Trimmed Mean 5.325612E3

Median 5.320310E3

Variance 2.407E4

Std. Deviation 1.5515117E2

Minimum 5.1453E3

Maximum 5.5192E3

Range 3.7390E2

Interquartile Range 2.9690E2

Skewness .216 1.014

Kurtosis .656 2.619

Tests of Normality

Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 .297 4 . .839 4 .193

1903-12-31T04:48:00.000 .265 4 . .818 4 .138

1903-12-31T09:35:59.999 .309 4 . .797 4 .097

1903-12-31T14:24:00.000 .351 4 . .815 4 .131

1903-12-31T19:12:00.000 .181 4 . .994 4 .977

a. Lilliefors Significance Correction

Page 135: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Lampiran 10 Uji Normalitas Kecepatan Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih

Dengan Menggunakan SPSS Versi 16

Perlakuan

Case Processing Summary

Perlakuan

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T04:48:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T09:35:59.999 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T14:24:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

1903-12-31T19:12:00.000 4 100.0% 0 .0% 4 100.0%

Descriptives

Perlakuan Statistic Std. Error

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 Mean 5.78 1.722

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .29

Upper Bound 11.26

5% Trimmed Mean 5.96

Median 7.45

Variance 11.862

Std. Deviation 3.444

Minimum 1

Maximum 8

Range 7

Interquartile Range 5

Skewness -1.997 1.014

Kurtosis 3.991 2.619

1903-12-31T04:48:00.000 Mean 5.73 1.672

95% Confidence Interval for Lower Bound .41

Page 136: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Mean Upper Bound 11.06

5% Trimmed Mean 5.91

Median 7.35

Variance 11.189

Std. Deviation 3.345

Minimum 1

Maximum 8

Range 7

Interquartile Range 5

Skewness -1.994 1.014

Kurtosis 3.981 2.619

1903-12-31T09:35:59.999 Mean 6.64 .801

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 4.09

Upper Bound 9.19

5% Trimmed Mean 6.71

Median 7.30

Variance 2.564

Std. Deviation 1.601

Minimum 4

Maximum 8

Range 3

Interquartile Range 3

Skewness -1.803 1.014

Kurtosis 3.248 2.619

1903-12-31T14:24:00.000 Mean 7.60 .077

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 7.36

Upper Bound 7.85

5% Trimmed Mean 7.61

Median 7.64

Variance .024

Std. Deviation .154

Minimum 7

Page 137: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur

Maximum 8

Range 0

Interquartile Range 0

Skewness -1.102 1.014

Kurtosis 1.376 2.619

1903-12-31T19:12:00.000 Mean 7.15 .040

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 7.02

Upper Bound 7.28

5% Trimmed Mean 7.15

Median 7.16

Variance .006

Std. Deviation .080

Minimum 7

Maximum 7

Range 0

Interquartile Range 0

Skewness -.667 1.014

Kurtosis -1.242 2.619

Tests of Normality

Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil 1903-12-31T00:00:00.000 .433 4 . .650 4 .053

1903-12-31T04:48:00.000 .427 4 . .658 4 .061

1903-12-31T09:35:59.999 .341 4 . .773 4 .062

1903-12-31T14:24:00.000 .244 4 . .939 4 .648

1903-12-31T19:12:00.000 .223 4 . .950 4 .719

a. Lilliefors Significance Correction

Page 138: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur
Page 139: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur
Page 140: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur
Page 141: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur
Page 142: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur
Page 143: PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KACANG MERAH L …etheses.uinmataram.ac.id/1022/1/Niza Eka Putra1511135145.pdf · Gambar 3 Anatomi Hifa Tanpa Sekat, 20. Gambar 4 Siklus Hidup Jamur