PENGARUH PEMBIAYAAN MICROFINANCE...
Transcript of PENGARUH PEMBIAYAAN MICROFINANCE...
PENGARUH PEMBIAYAAN MICROFINANCE SYARIAH
TERHADAP PEMBERDAYAAN MITRA PEREMPUAN
BMT CIPUTAT dan CIPUTAT TIMUR
(Studi Pada BMT Syahida IKALUIN dan KSU BMT UMJ tahun 2019)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
LAELI NAELUL MUNA
11150850000050
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/ 1440 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH PEMBIAYAAN MICROFINANCE SYARIAH TERHADAP
PEMBERDAYAAN MITRA PEREMPUAN
BMT CIPUTAT DAN CIPUTAT TIMUR
(Studi Pada BMT Syahida IKALUIN dan KSU BMT UMJ tahun 2019)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
LAELI NAELUL MUNA
NIM: 11150850000050
Pembimbing
Cut Erika Ananda Fatimah S.E., MBA
NIP. 1974101820141120001
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 10 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa/i:
1. Nama : Laeli Naelul Muna
2. NIM : 11150850000050
3. Jurusan : PerbankanSyariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Microfinance Syariah terhadap
Pemberdayaan Mitra Perempuan BMT Ciputat
dan Ciputat Timur (Studi Pada BMT Syahida
IKALUIN dan KSU BMT UMJ tahun 2019)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa/I tersebut diatas dinyatakan LULUS dengan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 April 2019
1. Tibrizi Soni Wicaksono, M.E. (_________________)
NIDN : 2013079002 Penguji I
2. Umiyati, SEI., M.Si. (_________________)
NIDN: 2020047903 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 26 Juni 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Laeli Naelul Muna
2. NIM : 11150850000050
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsin : Pengaruh Pembiayaan Microfinance Syariah terhadap
Pemberdayaan Mitra Perempuan BMT Ciputat dan
Ciputat Timur (Studi Pada BMT Syahida
IKALUIN dan KSU BMT UMJ tahun 2019).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Juni 2019
1. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A. (………..…........………….)
NIP. 197509032007012023 Ketua
2. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E.,M.B.A. (…..……………………….)
NIP. 197410182014112001 Sekretaris
3. Aini Masruroh, S.E.I., M.M. (…..…………………...….)
NIDN. 9920112690 Penguji Ahli
4. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E.,M.B.A. (…..……………………….)
NIP. 197410182014112001 Pembimbing I
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Laeli Naelul Muna
NIM : 11150850000050
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juni 2019
Yang menyatakan,
Laeli Naelul Muna
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama Lengkap : Laeli Naelul Muna
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat lengkap : Jl. Bakulan Rt 02 Rw 05 Banyumudal
Moga Pemalang Jawa Tengah
Agama : Islam
E-mail : [email protected]
II. Pendidikan Formal
1. Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. SMA Negeri 01 Moga Kabupaten Pemalang
3. SMP Negeri 01 Moga Kabupaten Pemalang
4. MI Dewi Masyithoh 02 Banyumudal Moga
III. Pengalaman Organisasi
1. 2018/2019 : Wakil Bendahara Umum PMII Komfeis Cabang Ciputat
2. 2018/2019 : Kepala Bidang 2 HMJ Perbankan Syariah
3. 2017/2018 : Koordinator LSO Pemberdayaan Perempuan PMII
Komfeis Cabang Ciputat
4. 2017/ 2018 : Anggota Departemen Peningkatan Prestasi Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
5. 2016/ 2017: Anggota Departemen Sosial Agama HMJ Perbankan
Syariah
vii
ABSTRACT
Laeli Naelul Muna. Impact of Financing through Islamic Microfinance
towards Women Partners Empowerment at BMT Ciputat and East Ciputat (A
Study of BMT Syahida IKALUIN and KSU BMT UMJ 2019).
The purpose of this research is to analyze the impact of BMT financing for women
partners empowerment at BMT CIPUTAT and East Ciputat. This type of research
is a Sequential Explanatory Mixed Method. Primary data used in this study
through questionnaires and in-depth interviews obtained directly from 28
respondents who are KSU UMJ partners and BMT Syahida Ikaluin partners. Six
hypotheses were developed to assess the impact of financing for empowering BMT
women partners. The Saphiro Wilk test was used to test data normality and test
hypotheses using Wilcoxon Sign Rank Test. Wilcoxon Sign Rank Test was used to
determine differences in perceptions of women partners before and after taking
financing from BMT. The results of this study reveal that by participating in BMT
financing can improves Household Economic Decision Making, Control over
Saving and Income, Mobility, Family Decision Making, Legal Awareness and Self
Confidence
Keywords: Islamic Microfinance, Financing, BMT, Women Empowerment, a
Sequential Explanatory Mixed Method, Wilcoxon Sign Rank Test
viii
ABSTRAK
Laeli Naelul Muna. Pengaruh Pembiayaan Microfinance Syariah terhadap
Pemberdayaan Mitra Perempuan BMT Ciputat dan Ciputat Timur (Studi
Pada BMT Syahida IKALUIN dan KSU BMT UMJ tahun 2019).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari pembiayaan BMT
terhadap pemberdayaan mitra perempuan BMT CIPUTAT dan CIPUTAT
TIMUR. Jenis Penelitian adalah Metode Kombinasi Sequential Explanatory. Data
primer digunakan dalam penelitian ini melalui kuesioner dan wawancara
mendalam (Depth Interview) yang didapat langsung dari 28 responden yang
merupakan mitra KSU BMT UMJ dan mitra BMT Syahida Ikaluin. Enam
Hipotesis dikembangkan untuk menilai pengaruh dari pembiayaan terhadap
pemberdayaan mitra perempuan BMT. Pengujian Saphiro Wilk digunakan untuk
pengujian normalitas data dan pengujian hipotesis menggunakan Uji Wilcoxon.
Uji Wilcoxon digunakan untuk mengetahui perbedaan persepsi mitra perempuan
sebelum dan sesudah mengambil pembiayaan dari BMT. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan berpartisipasi dalam pembiayaan BMT dalam
memberikan kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah Tangga,
Pengendalian atas Tabungan dan Pendapatan, Mobilitas, Pembuatan Keputusan
Keluarga, Kesadaran Hukum dan Rasa Percaya Diri.
.
Kata kunci: Microfinance Syariah, Pembiayaan, BMT, Pemberdayaan
Perempuan, Metode Kombinasi Sequential Explanatory, Uji
Wilcoxon.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb.
Alhamdulillahi Rabbil Aalaamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat yang tiada tara, hidayah serta Inayah-Nya kepada peneliti,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul "Pengaruh
Pembiayaan Microfinance Syariah Terhadap Pemberdayaan Mitra Perempuan
BMT Ciputat dan Ciputat Timur (Studi Pada BMT Syahida IKALUIN dan KSU
BMT UMJ tahun 2019)". Sholawat maas Salaam senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad S.A.W, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang terang benderang ini.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bimbingan, motivasi dan
tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain baik secara langsung
maupun tidak langsung. Karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
rasa terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua, Bapak M. hasyim Fuadi, Ibu Khalimah, dan Kakak
Muhammad Fajrun Najah yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan
tanpa mengenal lelah membantu peneliti hingga sampai titik ini.
2. Seluruh keluarga besar yang yang selalu memberikan dukungan kepada
peneliti untuk menyelesaikan masa studinya.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP.,
selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
kesempatan menyelesaikan skripsi kepada peneliti.
4. Ketua Jurusan Perbankan Syariah sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi
Ibunda Cut Erika Ananda Fatimah, S.E, MBA yang telah memberikan
ilmu dan pengalaman baru melalui penelitian ini. Semoga kelak muncul
gagasan baru lagi yang luar biasa dalam penelitian mahasiswa selanjutnya.
Serta Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Ibu Yuke Rahmawati, S.Ag.,
M.A Yang telah memberikan dorongannya sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan.
x
5. Ibu Santi Yustini, S.E., M.Ak. Selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu mendengarkan keluh kesah peneliti dalam bidang akademik serta
senantiasa mendorong peningkatan prestasi di setiap semester.
6. Seluruh dosen – dosen Perbankan Syariah yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan. Semoga dapa menjadi
ladang pahala dan amal jariyah.
7. Saudara sepupu Sulchi Aries, S.Pd dan Om Sirin Efendy beserta keluarga
yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya selama peneliti
melakukan studi di Ciputat.
8. Teman satu kos Ayu Utari Ningsih, terimakasih telah menjadi sahabat
seperjuangan dan tempat berbagi. Banyak pelajaran yang dapat diambil
selama 4 tahun ini. Semoga kita sama – sama sukses.
9. Sahabat – sahabat seperti Fiqi Syafaati, Anissa Abda, Fitria Annisa
Aaliimah R terimakasih telah bersama sejak kelas pertama.
10. Sahabat Irfan Nurrahmadi, Sahabat Rifqi Rif’an F, Sahabat Shofyan Hady,
Sahabat Erna Putri, Sahabat Ratna Junita. Terimakasih telah memberikan
motivasi dan telah bersedia menjadi tempat sharing dalam penulisan
skripsi ini.
11. Pengurus BMT UMJ, khususnya Pak Tulus, Bang Deny, Bu Shifa dan
pengurus BMT Syahida Ikaluin, Khususnya Pak Kodir, Pak Boni Faisal,
Kak Sulfi, Kak Aul yang telah membantu peneliti dalam proses
penyusunan skripsi.
12. Mentor Kak Jamilah, Kak Sakha dan Kak Fajar yang selalu memberikan
dorongan untuk menjadi lebih baik.
13. BPH PMII Komfeis XIII, Fikra, Andre, Farith, Eko, Satria, Irsyad, Halid,
Ipul, Khaidar telah berjuang bersama dalam perjalanan yang luar biasa
selama menjadi pengurus. See you on Top.
14. Teman - teman “Milyarder Syariah, Trio wek wek, Jaws, dan Wanita
Sholehah” yang selalu membuat canda tawa selama masa perkuliahan.
15. Sahabat – Sahabat Pewaris Sejarah – 2015 Seperti Miftah Ndut , Rahmad,
Mahatir, Lizein, Karin, Alysha, Sule, Isal, Bang Ian, Sandi, Mas Arul,
xi
Afif, Arif yang telah menjadi teman berbagi. Tetap semangat! Sejarah
telah menunggu kita.
16. Teman – teman belajar kompre, khususnya Aisyah Raisa yang telah
menjadi partner bertanya selama ini, Siti Rohanah, dan yang lainnya.
Semoga 3rd
Mission masing – masing tercapai.
17. Adik – adik PMII Jurusan Perbankan Syariah, terimakasih atas
kebersamaannya.
18. Senior – senior komfeis, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan.
19. Serta seluruh pihak yang telah membantu dari masa perkuliahan hingga
skripsi yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Jazakumullah
Ahsanal Jaza.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peneliti,
oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sangat peneliti harapkan demi pencapaian yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Jakarta, Juli 2019
Laeli Naelul Muna
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7
C. Batasan Masalah........................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 9
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 16
A. Teori terkait dengan variabel penelitian ..................................................... 16
1. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) ................................................................ 16
2. Pemberdayaan ............................................................................................ 24
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 39
A. Populasi dan Sampel .................................................................................. 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 41
C. Sumber Data ............................................................................................... 41
D. Instrumen Penelitian................................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 42
xiii
F. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 43
G. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 46
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 48
A. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 48
1. BMT SYAHIDA IKALUIN ................................................................... 48
2. KSU BMT UMJ ..................................................................................... 51
B. Pembahasan ................................................................................................ 57
a) Metode Kuantitatif ..................................................................................... 57
1. Uji Validitas ........................................................................................... 57
2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 59
3. Statistika Deskriptif ................................................................................ 60
4. Uji Normalitas ........................................................................................ 63
5. Uji Hipotesis dengan Uji Wilcoxon ....................................................... 67
C. Interpretasi Hasil ........................................................................................ 74
b) Metode Kualitatif ....................................................................................... 79
1. Pengumpulan Data Kualitatif (Hasil Metode Depth Interview) ............. 79
c) Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif ..................................................... 89
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 95
A. Simpulan .................................................................................................... 95
B. Saran ........................................................................................................... 97
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 106
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tingkat Pemberdayaan Perempuan ...................................................... 28 Tabel 3. 1 Skala Likert .......................................................................................... 42
Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian........................................................... 46 Tabel 4. 1 Jangka waktu dan Nisbah Si Berkah ................................................... 50
Tabel 4. 2 Manfaat Bungkesmas ........................................................................... 53
Tabel 4. 3 Pencapaian target penyaluran dana tahun 2015 - 2017 ........................ 56
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas ................................................................................ 58
Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 59
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Indikator HED ................................................... 64
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Indikator CSI ..................................................... 64
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Indikator Mobility .............................................. 65
Tabel 4. 9 Hasil Uji Normalitas Indikator FD....................................................... 65
Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas Indikator LA .................................................... 66
Tabel 4. 11 Hasil Uji Normalitas Indikator SC ..................................................... 66
Tabel 4. 12 Hasil Uji Wilcoxon Indikator HED ................................................... 67
Tabel 4. 13 Hasil Uji Wilcoxon Indikator HED (Deskriptif Statistik) ................. 68
Tabel 4. 14 Hasil Uji Wilcoxon Indikator CSI ..................................................... 68
Tabel 4. 15 Hasil Uji Wilcoxon Indikator CSI (Deskriptif Statistik) ................... 69
Tabel 4. 16 Hasil Uji Wilcoxon Indikator Mobility .............................................. 69
Tabel 4. 17 Hasil Uji Wilcoxon Indikator Mobility (Deskriptif Statistik) ............ 70
Tabel 4. 18 Hasil Uji Wilcoxon Indikator FD ...................................................... 71
Tabel 4. 19 Hasil Uji Wilcoxon Indikator FD (Deskriptif Statistik) .................... 71
Tabel 4. 20 Hasil Uji Wilcoxon Indikator LA ...................................................... 72
Tabel 4. 21 Hasil Uji Wilcoxon Indikator LA (Deskriptif Statistik) .................... 73
Tabel 4. 22 Hasil Uji Wilcoxon Indikator SC ....................................................... 73
Tabel 4. 23 Hasil Uji Wilcoxon Indikator SC (Deskriptif Statistik) ..................... 74
Tabel 4. 24 Analisis Data Kuantitatif dan Data Kualitatif .................................... 89
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. 1 Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia ........................................... 1 Grafik 4. 1 Pendapatan Perbulan Mitra Perempuan (dalam rupiah) ..................... 84
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Fungsi BMT ..................................................................................... 16
Gambar 2. 2 Bentuk struktur organisasi BMT standar PINBUK.......................... 23
Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 35 Gambar 4. 1 Usia Responden ................................................................................ 60
Gambar 4. 2 Status Responden ............................................................................. 61
Gambar 4. 3 Pendidikan Terakhir Responden ...................................................... 61
Gambar 4. 4 Jumlah Anak Responden .................................................................. 62
Gambar 4. 5 Frekuensi Pembiayaan Responden ................................................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan dan pengangguran merupakan dua keadaan yang
dibahas dalam menggambarkan perkembangan suatu daerah, khususnya
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemiskinan di
Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu masalah besar yang
dihadapi. Kemiskinan dapat diartikan sebagai kondisi dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Di Indonesia, jumlah
penduduk miskin hingga September 2018 tercatat mencapai 25,67 juta
jiwa, menurun dari tahun sebelumnya yang berada pada angka 26,58 juta
jiwa. Kendati tercatat angka kemiskinan menurun, namun ketimpangan
sosial antara masyarakat menengah atas dengan masyarakat menengah
bawah masih tampak jelas terlihat. (BPS 2018)
Data dari Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa angka
pengangguran terbuka di Indonesia per Agustus 2018 juga turun dari
Agustus 2017. Tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2018 yaitu
5.34% atau setara dengan 7,001 juta orang. Berikut ini merupakan grafik
tingkat pengangguran di Indonesia.
Grafik 1. 1 Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia
Sumber: Biro Pusat Statistik, 2019
2014 2015 2016 2017 2018Tingkat Pengangguran
Terbuka Indonesia 5.94 6.18 5.61 5.50 5.34
4.80 5.00 5.20 5.40 5.60 5.80 6.00 6.20 6.40
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
2
Dari tahun 2014 hingga tahun 2018 tingkat pengangguran terbuka
bersifat fluktuatif, namun rata – rata mengalami penurunan di tiga tahun
terakhir. Meski ada penurunan di angka kemiskinan dan pengangguran,
tetap diperlukan adanya upaya untuk peningkatan ekonomi masyarakat
miskin. Salah satunya di Kota Tangerang Selatan yang merupakan
Pemekaran dari Kota Tangerang. Kota ini tercatat sebagai kota dengan
tingkat kemiskinan yang terjaga dibawah 2% dan menjadi terendah
ditingkat Kabupaten/ Kota (Deniansyah 2019). Namun demikian tetap
diperlukan upaya mengurangi angka kemiskinan sehingga nantinya dapat
menjadi percontohan untuk daerah lain.
Data dari BPS Kota Tangerang Selatan per tahun 2016 Kota
Tangerang Selatan sendiri memiliki jumlah penduduk hingga sebanyak
1.593.812 jiwa yang terdiri dari 802.908 laki – laki dan 790.904
perempuan. Kemiskinan dikota ini hingga tahun 2015 tercatat sebesar
25.890 jiwa atau 1.69%. Sedangkan jumlah pengangguran di kota ini
menurut Kepala Disnaker Kota Tangsel yaitu sebesar 43.123 orang
(Setiawan 2018).
Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 kecamatan, dua diantaranya
Ciputat dan Ciputat Timur. Ciputat merupakan salah satu kecamatan yang
terletak di bagian tengah Kota Tangerang Selatan. Terdapat 7 kelurahan di
kecamatan ini, yaitu Kelurahan Ciputat, Kelurahan Cipayung, Kelurahan
Serua, Kelurahan Sawah Lama, Kelurahan Sawah Baru, Kelurahan Serua
Indah dan Kelurahan Jombang. Sedangkan Kecamatan Ciputat Timur
terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Rengas, Kelurahan Rempoa,
Kelurahan Cirendeu, Kelurahan Pondok Ranji, Kelurahan Cempaka Putih
dan Kelurahan Pisangan. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di
Kecamatan Ciputat tahun 2016 adalah 118.166 penduduk laki laki dan
114.393 penduduk perempuan. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin di Kecamatan Ciputat Timur tahun 2016 adalah 104.039
Laki – Laki dan 102.690 Perempuan (BPS Kota Tangerang Selatan 2016).
Menekan angka kemiskinan di Ciputat merupakan salah satu
bentuk tindakan untuk mengurangi angka kemiskinan secara keseluruhan,
3
khususnya di Kota Tangerang Selatan. Salah satu cara menekan angka
kemiskinan adalah dengan pemerataan lapangan pekerjaan. Lapangan
pekerjaan akan merata ketika banyak yang memiliki usaha, baik skala
mikro, kecil, menengah ataupun skala besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa
menjalankan usaha harus diiringi dengan modal yang cukup. Dewasa ini
seringkali kita temui bahwa pengusaha skala mikro memiliki kendala
dalam masalah permodalan. Biasanya sumber permodalan usaha mikro
berasal dari kerabat dekat karena mereka tidak memiliki izin usaha yang
dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman ke sektor perbankan. Oleh
karena itu akses ke sektor perbankan formal diluar jangkauan mereka.
Sakai (2018, p. 222) menuturkan bahwa ketiadaan akses terhadap
lembaga keuangan formal telah menyebabkan bertambah banyaknya
rentenir yang beroperasi diluar hukum. Mereka menawarkan pinjaman
berbunga tinggi kepada nasabah yang tidak memiliki jaminan. Layanan
mereka menyasar kepada pedagang kecil umumnya perempuan yang
membutuhkan uang tunai dalam waktu yang cepat. Dengan adanya bunga
yang tinggi seringkali menyebabkan gagal bayar yang akhirnya menyita
harta benda peminjam. Dalam hal ini lembaga keuangan mikro
(Microfinance) khususnya yang menjalankan kegiatan berdasarkan prinsip
syariah diharapkan hadir sebagai solusi.
Sarumathi dan Mohan (2011) mendefinisikan Microfinance
sebagai salah satu jenis dari pelayanan bank yang disediakan untuk
tunakarya atau individu dan grup dengan pendapatan yang rendah dimana
mereka tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan layanan keuangan.
Microfinance semakin menjadi populer untuk membantu mengurangi
kemiskinan di negara – negara berkembang. Diodawati dalam Sriyana dan
Raya (2013) mengatakan bahwa lembaga keuangan mikro merupakan
jalan efektif dalam membantu memberdayakan masyarakat dan
meningkatkan ekonomi keluarga.
Microfinance yang terkenal di dunia adalah Grameen Bank, sebuah
lembaga keuangan mikro yang lahir tahun 1976 di desa Jobra,
Bangladesh. Grameen Bank memberikan kredit kepada masyarakat
4
menengah ke bawah dengan tanpa collateral. Bank tersebut memiliki
fokus pembiayaan kepada kaum perempuan. Peminjam dari Grameen
Bank 97% adalah perempuan. Karena menurutnya, perempuan merupakan
kelompok yang berpotensi untuk diberdayakan. Hasilnya menunjukkan
bahwa dengan memberikan kredit kepada wanita cukup efektif dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat, karena perempuan memiliki
kelebihan dalam manajemen keuangan. (Suzuki et al 2011)
Khan & Noreen (2012) mengatakan pemberdayaan perempuan
adalah sebuah tantangan karena secara tradisional perempuan telah
dipinggirkan dan berada dibawah kekuasaan laki – laki. Akan tetapi
pemberdayaan perempuan memiliki manfaat, yaitu dapat memberikan
kontribusi terhadap kesehatan dan produktivitas keluarga dan masyarakat
serta untuk meningkatkan prospek bagi generasi selanjutnya. (Srivastava
dalam Gangadhar CH & P 2015).
Salah satu cara untuk memberdayakan perempuan adalah melalui
program pembiayaan dari microfinance. Microfinance di Indonesia yang
memiliki konsep hampir sama dengan Grameen Bank yaitu Baitul Maal
wa Tamwil atau BMT. BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah
yang kegiatan operasionalnya menghimpun dana dan menyalurkannya
kepada masyarakat menengah ke bawah dan kegiatan usahanya dijalankan
berdasarkan prinsip syariah. Ada dua fungsi dari BMT, yaitu menghimpun
dana dan menyalurkan dana. Dalam penyaluran dana ada dua kategori,
yaitu kategori nirlaba atau bukan untuk memperoleh keuntungan seperti
zakat infak sedekah dan kategori untuk mendapatkan keuntungan yaitu
dengan sistem bagi hasil.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sakti (2013)
menyebutkan bahwa sampai saat ini tidak ada data akurat mengenai
jumlah BMT dan persebarannya. Data dari BMT link menyebutkan tahun
2006 sebesar 3.200 BMT dengan Mitra 3 juta orang kemudian sampai
akhir 2010 akan tumbuh menjadi sekitar 5.200 BMT untuk melayani
nasabah 10 juta orang. Sedangkan menurut Joelarso dalam Sakai (2018, p.
59) perkiraan jumlah BMT di Indonesia pada tahun 2012 sekitar 3.900
5
BMT. Di industri syariah BMT hadir untuk ikut serta mengembangkan
usaha mikro termasuk pada usaha mikro yang dimiliki oleh perempuan.
BMT disebut sebagai salah satu wadah untuk memberdayakan
kaum miskin khususnya perempuan dikarenakan BMT mengutamakan
kepentingan masyarakat dengan lebih memperhatikan modal sosial,
berbeda dengan bank syariah yang memiliki mekanisme pembentukan
modal ekonomi tanpa memperhatikan modal sosial. (Hamzah 2009).
Selain itu BMT melalui peran strategisnya memiliki keunggulan dilihat
dari kegiatan ekonominya yaitu BMT mempunyai kegiatan sosial (Baitul
Maal) dan kegiatan bisnis (at-Tamwil). Kegiatan sosial ekonomi BMT
dilakukan dengan gerakan zakat, infaq, sedekah dan wakaf. (Sriyana dan
Raya 2013).
Terdapat beberapa alasan mengapa pembiayaan mikro lebih
ditujukan untuk perempuan. Menurut Khan & Noreen (2012) Sekitar
70% penduduk miskin dunia adalah perempuan. Mereka tidak memiliki
akses terhadap terhadap kredit dan jasa keuangan lain. Maka dari itu
microfinance lebih sering menargetkan perempuan.
Data dari United Nations Populations Fund (UNFPA) Indonesia
(2015) menyebutkan tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2010
untuk laki – laki yaitu 84.6 % sedangkan untuk perempuan yaitu 54.8 %.
Sedangkan berdasarkan data terbaru BPS, per Februari 2018 TPAK laki –
laki sebesar 83.01% sedangkan TPAK perempuan sebesar 55.44%.
Semakin kecil Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berarti semakin sedikit
lapangan pekerjaan yang tersedia. Jadi salah satu alasan kredit mikro
ditujukan untuk perempuan yaitu agar perempuan – perempuan dapat
berpartisipasi dalam meningkatkan perekonomian dengan cara memulai
usaha skala mikro sehingga pada akhirnya dapat menambah angka
kesetaraan tersebut.
Selain itu, Moser dan Remenyi dalam Asmorowati (2007)
menyatakan bahwa pendekatan anti kemiskinan kerangka perempuan
dalam pembangunan menempatkan perempuan sebagai kelompok the
poorest of the poor atau yang termiskin dari yang miskin. Rumah tangga
6
yang dikepalai oleh perempuan sering masuk ke dalam kelompok ini.
Tidak heran, perempuan menjadi sasaran utama dari kredit mikro.
Birdshal dan McGreevey dalam laporan kajian Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (2016) bahkan
menyatakan bahwa beban perempuan miskin lebih besar karena peran
ganda yaitu sebagai pengurus rumah tangga sekaligus pencari nafkah
untuk keluarga. Perempuan bertanggungjawab dalam mengurus anak –
anak, mengurus segala urusan rumah tangga yang menyita sebagian besar
waktu mereka. Sehingga dengan adanya anggapan ini diperlukan adanya
suatu program untuk memberdayakan perempuan.
Alasan lain mengapa kredit mikro lebih ditujukan ke perempuan
yaitu menurut Gangadhar CH & P (2015) microfinance membantu
perempuan dalam mendapatkan pekerjaan, menambah kepercayaan diri,
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan membuat aspek - aspek lain
lebih baik. Hasil penelitian dari Lakshmi dan Vadivalagan (2010) juga
menunjukkan keterlibatan perempuan dalam kredit mikro di sebuah
microfinance memiliki dampak yang bagus bagi ekonomi dan sosial.
Selain itu berdasarkan data Worldbank, Woetzel et. al. (2018)
menyebutkan Indonesia termasuk salah satu basis terkuat pengusaha
perempuan di dunia dengan Usaha Kecil dan Menengah milik perempuan
menyumbang 9.1 persen dari PDB. Kekuatan ini berasal dari besarnya
angka wirausaha perempuan dan tingginya aspirasi dari perempuan
tersebut.
Potensi lainnya adalah jumlah UKM di Tangerang selatan
berjumlah 26.700 menurut Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Tangerang Selatan UKM (Setiawan 2018). Tangerang Selatan disebutkan
menjadi salah satu kota yang memiliki UKM terbanyak di Provinsi Banten
dimana sebagian besar pelaku usaha kecil dan menengah adalah
perempuan (Pancasasti & Khairunnisa 2017). Hal ini menunjukkan bahwa
perempuan sebenarnya memiliki potensi yang besar terlebih jika diberikan
wadah dan fasilitas. Oleh karenanya dibutuhkan suatu program atau
pembiayaan sebagai alat untuk memberdayakan perempuan.
7
Adanya keberhasilan dari Grameen Bank dan juga didukung
penelitian diatas membuat peneliti ingin mengetahui apakah BMT
berpengaruh dalam pemberdayaan kaum menengah bawah khususnya
perempuan. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekitar daerah
domisili peneliti yaitu Ciputat yang merupakan ibukota dari Tangerang
Selatan yang ditetapkan sejak 2007. (Tempo 2007) dan juga Ciputat Timur
yang yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Ciputat. Terdapat 4
BMT yang berada di Kecamatan Ciputat yaitu: BMT Alfath IKMI KC
Jombang, BMT Al Hurriyah, BMT Al Ittihad, BMT Syahida Ikaluin.
Sedangkan di Kecamatan Ciputat Timur terdapat 5 BMT yaitu: BMT
Alfath IKMI KC Legoso, KSU BMT UMJ, Koperasi BMT Al Jibaal,
BMT Daarut Tauhid, BMT Pondok Hijau. (Diolah dari berbagai referensi,
2019).
Namun peneliti mengambil lokasi penelitian hanya di BMT
Syahida Ikaluin dan KSU BMT UMJ dengan target responden yaitu mitra
perempuan yang memperoleh pembiayaan modal kerja dari kedua BMT
tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “PENGARUH PEMBIAYAAN MICROFINANCE SYARIAH
TERHADAP PEMBERDAYAAN MITRA PEREMPUAN BMT
CIPUTAT DAN CIPUTAT TIMUR (Studi Pada BMT Syahida
IKALUIN dan KSU BMT UMJ tahun 2019)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Kemiskinan yang masih menjadi masalah besar yang dihadapi.
Penduduk miskin Indonesia hingga September 2018 tercatat mencapai
25,67 juta jiwa
2. Tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2018 yaitu 5.34% atau
setara dengan 7,001 juta orang
3. Akses permodalan yang sulit bagi pengusaha sektor mikro
4. Data dari UNFPA Indonesia menyebutkan tingkat partisipasi angkatan
kerja pada tahun 2010 untuk laki – laki yaitu 84.6 % sedangkan untuk
8
perempuan yaitu 54.8 %. Sedangkan per Februari 2018 TPAK laki –
laki sebesar 83.01% sedangkan TPAK perempuan sebesar 55.44%.
5. Data menunjukkan sekitar 70% penduduk miskin dunia adalah
perempuan
6. Adanya anggapan perempuan sebagai kelompok the poorest of the
poor.
7. Adanya fakta bahwa Indonesia termasuk salah satu basis terkuat
pengusaha perempuan di dunia
C. Batasan Masalah
Karena keterbatasan yang ada dalam diri peneliti dan agar
penelitian ini tidak terlalu melebar dan fokus dalam pembahasannya maka
peneliti menganggap perlu untuk membatasi permasalahan tentang
“Pengaruh Pembiayaan Microfinance Syariah terhadap pemberdayaan
Mitra perempuan BMT CIPUTAT dan CIPUTAT TIMUR”. Objek dalam
penelitian ini yaitu BMT difokuskan di BMT UMJ dan BMT Syahida
Ikaluin .
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah tangga
(Household Economic Decision Making) ?
2. Apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Pengendalian atas Tabungan dan Pendapatan (Control
over Saving and Income)?
3. Apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Mobilitas (Mobility) ?
4. Apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Keluarga (Family Decision
Making) ?
5. Apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Kesadaran Hukum (Legal Awareness) ?
9
6. Apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Rasa Percaya Diri (Self Confidence) ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. Untuk menganalisis apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT
dapat memberikan kemajuan dalam Pembuatan Keputusan
Ekonomi Rumah tangga (Household Economic Decision Making).
b. Untuk menganalisis apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT
dapat memberikan kemajuan dalam Pengendalian atas Tabungan
dan Pendapatan (Control over Saving and Income).
c. Untuk menganalisis apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT
dapat memberikan kemajuan dalam mobilitas (Mobility).
d. Untuk menganalisis apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT
dapat memberikan kemajuan dalam Pembuatan Keputusan
Keluarga (Family Decision Making).
e. Untuk menganalisis apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT
dapat memberikan kemajuan dalam Kesadaran Hukum (Legal
Awareness)
f. Untuk menganalisis apakah partisipasi dalam pembiayaan BMT
dapat memberikan kemajuan dalam Rasa Percaya Diri (Self
Confidence).
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi Baitul Maal wa Tamwil
Menambah informasi bagi BMT tentang ketepatan pengalokasian
penyaluran dana Mitra perempuan sehingga dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam melakukan penyaluran pembiayaan.
b. Bagi Akademisi
Menambah sumber referensi tentang sejauh mana BMT berperan
dan berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan serta untuk
10
menumbuhkan kembali rasa peduli terhadap masyarakat dengan
pendapatan menengah ke bawah khususnya perempuan.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
No Penulis dan
Tahun
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Kodamarty,
Madhavi.
IJSR
(Internation
al Journal
Of Scientific
Research)
Volume 5
Januari 2016
ISSN No
2277 - 8179
Microfinance
and Women
Empowerment
: Self
Perception of
Beneficiaries
- A Study
With
Reference to
Gandhinagar
District of
Gujarat
Metode
pengumpulan
data
menggunakan
Kuesioner
terstruktur
Mengukur
pemberdayaan
perempuan
dengan
dimensi
personal yang
didalamnya
mencakup rasa
percaya diri,
rasa harga diri,
pengembangan
keterampilan
serta persepsi
terhadap
pemberdayaan,
sedangkan
dalam
penelitian ini
hanya
menggunakan
rasa percaya
diri.
Responden
secara positif
terbantu
dengan
program dari
microfinance.
Responden
melihat
bahwa dengan
mengikuti
program
microfinance
dapat
meningkatkan
pendapatan
dan saving.
2. CH
Gangadhar,
Sujatha. P,
Malyadri.
Impact Of
Microfinance
On Women
Empowerment
Metode
pengumpulan
data dengan
kuesioner
Dalam
pengukuran
pemberdayaan
peneliti
Microfinance
merupakan
alat yang kuat
untuk
11
No Penulis dan
Tahun
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Journal of
Entrepreneu
rship &
Organizatio
n
Management
Volume 4
2015
ISSN 2169-
026X
:An Empirical
Evidence
From Andhra
Pradesh
terstruktur menambahkan
aspek
psikologis
meningkatkan
pemberdayaan
perempuan
berdasarkan
indikator
seperti
pembuatan
keputusan
ekonomi
rumah tangga,
jaminan
ekonomi,
pembuatan
keputusan
keluarga,
mobilitas dan
kesadaran
hukum.
3. Sarumathi,
S.
Mohan, K.
Journal of
Management
and Science
Volume 1
September
2011
Role Of Micro
Finance In
Women’s
Empowerment
(An Empirical
Study In
Pondicherry
Region Rural
Shg’s)
Sumber data
primer dan
sekunder
Mengukur
pemberdayaan
perempuan
dari arah
psikologi,
sosial dan
ekonomi
Teknik
sampling
menggunakan
area sampling
dan cluster
sampling
sedangkan
peneliti
menggunakan
purposive
sampling
Mayoritas
responden
setuju bahwa
microfinance
membawa
pengaruh
ekonomi
secara
langsung
maupun tidak
langsung
12
No Penulis dan
Tahun
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
ISSN 2249 –
1260
dalam
keluarga.
Begitu juga
terdapat
kemajuan dari
sisi
pemberdayaan
psikologis dan
sosial
ditengah
masyarakat
desa sebagai
hasil dari
partisipasi
dalam
Microfinance.
4. Sultana,
Yasmeen H.
Jamal, M
Abdul.
E Najaf,
Dur.
Asian
Journal for
Poverty
Studies
Volume 3
2017
Impact Of
Microfinance
On Women
Empowerment
Through
Poverty
Alleviation:
An
Assessment Of
Omic
Conditions In
Chennai City
Of Tamil
Sumber data
primer dan
sekunder
Salah satu
teknik
samplingnya
sama yaitu
purposive
sampling
Aspek yang
digunakan
ekonomi sosial
dan
pengetahuan
sedangkan
peneliti
menggunakan
ekonomi sosial
dan psikologis.
Menganalisis
pemberdayaan
Microfinance
lebih
memberikan
kemajuan
dalam aspek
pengetahuan
dan sosial
dibandingkan
aspek
ekonomi.
13
No Penulis dan
Tahun
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
ISSN 2477
0531
Nadu menggunakan
nalisis regresi
log it.
5. Kumar,
Dhanonjoy.
Hossain,
Afjal. Gope,
Monto
Chandra.
Asian
Business
Review
Volume 3
2013
ISSN 2304
2613
Role Of Micro
Credit
Program In
Empowering
Rural Women
In
Bangladesh:
A Study On
Grameen
Bank
Bangladesh
Limited
Sumber data
primer dan
sekunder
Dalam
mengukur
pemberdayaan
menggunakan
aspek
ekonomi,
sosial dan
politik.
Sedangkan
peneliti
menggunakan
aspek ekonomi
sosial dan
psikologis
Kredit mikro
dapat
memberikan
pengaruh
terhadap
pemberdayaan
sosial dan
politik hal
tersebut
dilihat dari
peningkatan
partisipasi
dalam
pemerintahan
daerah dan
kegiatan
mobilisasi
sosial. Secara
ekonomi juga
mengalami
peningkatan,
hal tersebut
terlihat dari
kepemilikan
aset rumah
tangga
14
No Penulis dan
Tahun
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
miskin.
6. A Findi,
Muhammad.
Ajjahdah,
Sarah Asy
Syahidah.
Ad deenar
Jurnal
2012
Pengaruh
Penyaluran
Dana Bmt
Terhadap
Kesejahteraan
Masyarakat
Bogor
(Periode
Tahun 2008-
2011)
Sumber data
yang
digunakan
primer dan
sekunder
Analisis data
menggunakan
regresi linier
berganda
Variabel
dependen yang
digunakan
adalah
kesejahteraan
Seluruh
variable
penyaluran
dana
(pembiayaan
mudharabah,
musyarakah,
murabahah
dan al-qardh)
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
variable
peningkatan
pendapatan
masyarakat di
BMT wilayah
Bogor.
7. Irwanuddin.
Jurnal Laa
Maisyir.
2017
Volume 5
(hlm. 57 –
80)
Peranan Bmt
Dalam
Pemberdayaan
Ekonomi Bagi
Perempuan (
Studi Kasus
Bmt
Kelompok
Usaha
Sumber data
primer dan
sekunder
Penelitian
kualitatif,
sedangkan
dalam
penelitian ini
campuran
Aspek
pemberdayaan
Keberadaan
BMT
Kelompok
Usaha
Bersama
Sejahtera 036
Makassar
telah berperan
dalam
15
No Penulis dan
Tahun
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Bersama
Sejahtera 036
makassar )
fokus ke
ekonomi
sedangkan
peneliti pada
aspek sosial,
ekonomi dan
psikologis
memberdayaka
n ekonomi
perempuan
secara tidak
langsung,
terlihat
dari
kemandirian
anggota
perempuan
yang semakin
meningkat,
lebih cermat
dalam
mengelola
keuangan
serta ikut
berpartisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
rumah
tangga.
Sumber: diolah dari berbagai referensi, 2019
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori terkait dengan variabel penelitian
1. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
a. Pengertian BMT
BMT merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua
istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih
mengarah pada usaha – usaha pengumpulan dan penyaluran dana
yang nonprofit, seperti zakat, infaq dan sedekah. Adapun baitul
tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana
komersial. (Huda & Heykal, 2015, p. 363)
Tidak berbeda jauh, Soemitra (2017, p. 473)
mendefinisikan BMT sebagai Lembaga keuangan mikro yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariah. BMT sesuai dengan
namanya memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1) Baitut Tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan
kegiatan pengembangan usaha – usaha produktif dan investasi
yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi pengusaha mikro
dan kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
2) Baitul Mal (rumah harta), kegiatannya adalah menerima dana
titipan zakat, infak dan sedekah serta mengoptimalkan
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.
Gambar 2. 1 Fungsi BMT
Sumber : Rahmawati (2013)
BMT
BAITUL MAL BAITUT TAMWIL
Fungsi sosial melalui zakat
infaq sedekah dan wakaf tunai Fungsi Bisniss bagi hasil, jual
beli, jasa dan sektor ril
17
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa BMT
memiliki dua fungsi yaitu non profit department dan profit
department. Non profit department diartikan bahwa baitul maal
seperti halnya pada masa islam klasik memiliki fungsi sebagai
dana umat dan penyeimbang perekonomian, sedangkan profit
department yaitu sebagai panjang tangan dari perbankan yang tidak
bisa menjangkau usaha mikro kecil. (Rahmawati, 2013, p. 20).
Menurut Soemitra (2017, p. 474), Secara umum profil
BMT dapat dirangkum dalam butir – butir berikut:
1) Tujuan BMT yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi
untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya
2) Sifat BMT yaitu memiliki usaha bisnis yang bersifat mandiri
ditumbuhkembangkan dengan swadaya dan dikelola dengan
profesional serta berorientasi untuk kesejahteraan anggota dan
masyarakat lingkungannya.
3) Visi BMT yaitu menjadi lembaga keuangan yang mandiri,
sehat dan kuat yang kualitas ibadah anggotanya meningkat
sedemikian rupa sehingga mampu berperan menjadi wakil
pengabdi Allah, memakmurkan kehidupan anggota pada
khususnya dan umat manusia pada umumnya.
4) Misi BMT yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota
dan masyarakat dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan, dan
ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan meningkatkan
kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil dan kelembagaanya
menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju
berlandaskan syariah.
5) Prinsip – prinsip utama BMT
Terdapat berbagai macam prinsip utama BMT, yaitu Keimanan
dan ketakwaan pada Allah SWT dengan mengimplementasikan
prinsip – prinsip syariah dan muamalah islam dalam kehidupan
nyata, Keterpaduan dimana nilai – nilai spiritual berfungsi
18
mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis,
proaktif, progresif, adil dan berakhlak mulia, Kekeluargaan,
Kebersamaan, Kemandirian, Profesionalisme, Istiqomah,
konsisten, kontinuitas atau berkelanjutan tanpa henti dan tanpa
pernah putus asa.
6) Ciri – ciri utama BMT yaitu:
a) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan
pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan
lingkungannya.
b) Bukan lembaga sosial tetapi dimanfaatkan untuk
mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan sedekah bagi
kesejahteraan orang banyak
c) Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta
masyarakat dan disekitarnya
d) Milik bersama masyarakat kecil dan bawahdari lingkungan
BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari
luar masyarakat itu.
Prinsip dasar Baitul Maal wa Tamwil menurut Huda dan
Heykal (2015, p. 365) yaitu:
1) Ahsan (mutu hasil kerja terbaik), thayyiban (terindah), ahsanu
amala (memuaskan semua pihak) dan sesuai dengan nilai –
nilai salaam : keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan.
2) Barokah artinya berdaya guna,berhasil guna, adanya penguatan
jaringan, tranparan, dan bertanggung jawab sepenuhnya
kepada masyarakat.
3) Spiritual communication (penguatan nilai ruhiyah)
4) Demokratis, partisipatif dan inklusif.
5) Keadilan sosial dan kesetaraan gender, non diskrimnatif
6) Ramah lingkungan
7) Peka dan bijak terhadap pengetahuan dan budaya lokal serta
keanekaragaman budaya
19
8) Keberlanjutan, memberdayakan masyarakat dengan
meningkatkan kemampuan diri dan lembaga masyarakat lokal.
BMT memiliki asas keselamatan, kesejahteraan, kedamaian
bagi masyarakat. Hal ini juga yang mendorong BMT memberikan
perannya pada masyarakat dengan :
1) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat
ribawi, seperti menlakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai
cara bertransaksi sevara syariah dimana harus punya bukti
dalam bertransaksi, dilarang bersifat curang dalam
menimbang/mengukur/menakar, harus jujur tehadap konsumen
dan tidak berlaku gharar.
2) Melakukan pendanaan usaha kecil dengan jalan
pendampingan, pembinaan penyuluhan dan pengawasan
terhadap usaha – usaha nasabah
3) Melepaskan ketergantungan masyarakat pada rentenir dengan
memberikan layanan yang lebih baik pada ketersediaan dana
setiap saat dan birokrasi yang sederhana.
4) Menjaga keadilan ekonomi dengan distribusi yang merata,
yakni dengan melakukan langkah yang baik dalam pemetaan
skala prioritas pembiayaan (Rahmawati, 2013, p. 23).
b. Payung hukum BMT
Menurut Sudarsono (2015, p. 116) BMT dapat didirikan dalam
bentuk kelompok swadaya masyarakat atau koperasi.
1) KSM adalah kelompok swadaya masyarakat dengan
mendapat surat keterangan operasional dan PINBUK (Pusat
Inkubasi Bisnis Usaha Kecil)
2) Koperasi serba usaha atau koperasi syariah
3) Koperasi simpan pinjam syariah (KSP-S)
Saat ini BMT dapat memilih menggunakan payung hukum
koperasi jasa keuangn syariah dibawah pembinaan Kementerian
koperasi dan usaha kecil dan menengah atu memilih badan hukum
LKM (Lembaga Keuangan Mikro) di bawah Undang - undang no 1
20
tahun 2013 sehingga BMT masuk menjadi struktur lembaga
keuangan formal di dalam sistem keuangan nasional. Apabila BMT
memilih berbadan hukum koperasi maka koperasi akan beroperasi
sama dengan mekanisme operasional KJKS. Namun apabila BMT
memilih payung hukum LKM maka BMT dikategorikan sebagai
salah satu lembaga keuangan mikro syariah di bawah pembinaan
Otoritas Jasa Keuangan (Soemitra, 2017, p. 478)
Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang telah berdiri dan telah
beroperasi sebelum berlakunya Undang – undang U LKM (Undang
- undang nomor 1 tahun 2013) yaitu pada tanggal 8 januari 2015,
serta belum mendapatkan izin usaha berdasarkan peraturan
perundang – undangan yang berlaku, wajib memperoleh izin usaha
melalui pengukuhan sebagai LKM kepada OJK paling lambat
tanggal 8 Januari 2016. Sedangkan BMT yang telah memperoleh
izin usaha sebagai koperasi sebelum berlakunya Undang - undang
LKM yaitu pada tanggal 8 Januari 2015, tunduk pada Undang -
undang yang mengatur mengenai perkoperasian (Undang – undang
nomor 17 tahun 2012) sehingga tidak wajib memperoleh izin usaha
dari OJK. (Soemitra, 2017, p. 479).
c. Akad dan produk dana BMT
Menurut sudarsono (2015, p. 112) BMT dalam
menjalankan kegiatan usahanya tidak jauh dari BPR Syariah, yaitu
menggunakan:
1) Prinsip bagi hasil
Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi
pinjaman dengan BMT. Akad yang digunakan adalah
Mudharabah, Musyarakah, Muzaraah, Musaqah.
2) Sistem jual beli
Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam
pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang
diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT dan
kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang
21
yang telah dibelinya tersebut dengan deitambah mark up.
Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana.
Akad yang digunakan dalam sistem ual beli yaitu Murabahah,
Salam, Istisna, Bai Bitsaman Ajil.
3) Sistem non profit
Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan
ini merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non
komersial. Nasabah cukupmengembalikan pokok pinjamannya
saja. Akadnya adalah Qardul Hasan.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, berbagai akad yang
ada pada BMT mirip dengan akad yang ada pada bank pembiayaan
rakyat islam. Adapun akad – akad tersebut adalah: pada sistem
operasional BMT, pemilik dana menanamkan uangnya di BMT
tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka
mendapatkan keuntungan bagi hasil. Produk penghimpunan dana
lembaga keuangan islam adalah (Himpunan Fatwa DSN MUI,
2003) :
1) Giro wadiah, adalah produk simpanan yang bisa ditarik kapan
saja. Dana nasabah dititipkan di BMT dan boleh dikelola.
Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak
mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro
oleh BMT. Besarnya bonus tidak ditetapkan di muka tetapi
benar – benar merupakan kebijaksanaan BMT. Sungguhpun
demikian nominalnya diupayakan sedemikian rupa untuk
senantiasa kopetitif (Fatwa DSN MUI No. 01/ DSN-
MUI/IV/2000)
2) Tabungan Mudharabah, dana yang disimpan nasabahakan
dikelola BMT, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan
akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan
nasabah. Nasabah bertindak sebagai Shahibul Maal dan
lembaga keuangan islam bertindak sebagai mudharib (Fatwa
DSN-MUI No. 02/ DSN-MUI/IV/2000)
22
3) Deposito Mudharabah, BMT bebas melakukan berbagai usaha
yang tidak bertentangan dengan islam dan
mengembangkannya. BMT bebas mengella dana
(Mudharabah mutlaqah). BMT berfungsi sebagai mudharib
sedangkan nasabah juga shahibul maal. Ada juga dana
nasabah yang dititipkan untuk usaha tertentu. Nasabah
memberi batasan penggunaan dana untuk jenis dan tempat
tertentu. Jenis ini disebut Mudharabah muqayyada. (Huda &
Heykal, 2015, p. 366)
Sedangkan pembiayaan pada BMT pada dasarnya terdiri
dari tiga model pembiayaan, yaitu dengan sistem bagi hasil, sistem
jual beli dan pembiayaan kebajikan. Pembiayaan dengan sistem
bagi hasil menggunakan dua akad, yaitu Mudharabah dan
Musyarakah. Mudharabah merupakan pembiayaan dimana BMT
tidak ikut dalam pengelolaan usaha sama sekali, sedangkan
Musyarakah yaitu pembiayaan yang kurang dari 100% dengan
pilihan BMT boleh ikut melakukan pengelolaan usaha maupun
tidak. Pembiayaan dengan sistem jual beli terdiri dari akad
Murabahah dan Bai Bitsaman Ajil. Murabahah yaitu akad
pembelian barang dengan pembayaran dilunasi pada jangka waktu
tertentu. Sedangkan Bai Bitsaman Ajil yaitu pembelian barang
dengan pembayaran dicicil sampai lunas. Pembiayaan yang ketiga
yaitu pembiayaan kebajikan. Pembiayaan ini merupakan
pembiayaan yang ditujukan kepada nasabah yang memenuhi syarat
– syarat zakat infaq sedekah. Karena pembiayaan ini adalah titipan
dari Bazis sehingga nasabah tidak dikenakan biaya apapun hanya
mengembalikan sesuai dengan jumlah semula. (Mardani, 2015, p.
325)
d. Organisasi BMT
Secara kelembagaan, BMT didampingi atau didukung oleh
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai
lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas yakni
23
meneteskan usaha kecil. Dalam prakteknya PINBUK menetaskan
BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil.
(Sudarsono, 2015, p. 107)
Gambar 2. 2 Bentuk struktur organisasi BMT standar PINBUK
Keterangan : Garis Komando
Garis Koordinasi
Untuk memperlancar tugas BMT maka diperlukan struktur
yang mendeksripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh
personil yang ada dalam BMT tersebut. Adapun tugas dari masing
– masing struktur adalah:
1) Musyawarah anggota pemegang simpanan pokok memegang
kekuasaan tertinggi di dalam memutuskan kebijakan –
kebijakan makro BMT
Musyawarah Anggota Pemegang simpanan Pokok
Pembina Manajemen Dewan Syariah
Manajer
Kasir
Maal Tamwil
Pembukuan Pemasaran
Anggota dan Nasabah
24
2) Dewan Syariah, bertugas mengawasi dan menilai
operasionalisasi BMT
3) Pembina manajeman, bertugas untuk membina jalannya BMT
dalam merealisasikan programnya.
4) Manajer bertugas menjalankan amanat musyawarah anggota
BMT dan memimpin BMT dalam merealisasikan programnya
5) Pemasaran bertugas untuk mensosialisasikan dan mengelola
produk – produk BMT
6) Kasir bertugas melayani nasabah
7) Pembukuan bertugas untukmelakukan pembukuan atas aset
dan omzet BMT. (Sudarsono, 2015, p. 110).
2. Pemberdayaan
a. Pengertian Pemberdayaan
Kabeer (2005) menggunakan kata power sebagai kata
dasar empowerment. Ia mendefiniskan power sebagai kemampuan
untuk membuat pilihan. Oleh karena itu orang – orang yang tidak
berdaya (disempowered) adalah orang yang memiliki akses
terbatas akan hal tersebut. Sedangkan pemberdayaan sendiri
menurutnya adalah proses dimana dapat memberikan kekuasaan
untuk orang – orang kategori disempower dan meningkatkan
kemampuan mereka untuk membuat pilihan strategis.
Pemberdayaan merupakan terjemahan dari
empowerment. Sedangkan memberdayakan adalah terjemahan
dari empower. Menurut Meriam Webster dan Oxford English
Dictionary dalam Irwanuddin (2017), kata empower
mengandung dua pengertian, yaitu (1) To give power atau
authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan
atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain; (2) to give ability to
atau enable atau usaha untuk memberi kemampuan atau memberi
keberdayaan. Jadi pemberdayaan adalah suatu proses dalam
rangka membangun potensi – potensi yang ada pada individu atau
kelompok.
25
Lazo dalam Medel (1995, p. 8) menyebutkan definisi
pemberdayaan yaitu proses untuk memperoleh, menyediakan,
memberikan sumber daya dan harta atau memungkinkan akses
terhadap pengendalian seperti harta dan sumber daya
Machendrawaty dan Syafei (2001, p. 42) menyatakan
bahwa pemberdayaan adalah upaya memperluas horison bagi
masyarakat dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan
yang sebaik – baiknya dengan hasil yang memuaskan. Dapat
dikatakan masyarakat berdaya adalah masyarakat yang dapat
memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan
– pilihan.
World bank (2002) mendefinisikan pemberdayaan sebagai
pengembangan aset dan kemampuan dari kaum miskin untuk
berpartisipasi, bernegosiasi, berpengaruh, mengontrol dan
memegang institusi yang bertanggung jawab yang mempengaruhi
kehidupan mereka.
Pemberdayaan atau pengembangan juga berarti
menciptakan kondisi sehingga semua orang (yang lemah) dapat
menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai
tujuannya. (Rudito dalam Bariadi et. al. 2005, p. 54)
b. Konsep Pemberdayaan
Dandikar dalam Rahman (2013) menggambarkan
pemberdayaan sebagai proses yang beraneka ragam dimana
melibatkan empat aspek parallel didalamnya yaitu
1) Ekonomi perempuan atau sumberdaya utama
2) Tempat umum atau politik disediakan untuknya oleh
masyarakat
3) Susunan keluarganya dan kekuatan serta keterbatasan yang
dipaksakan padanya
4) Mungkin yang paling penting, arti psikologis atau ideologis
tentang perempuan dalam masyarakatnya yang pada gilirannya
26
membentuk persepsinya sendiri tentang dirinya dan pilihan –
pilihan yang ia biarkan untuk dipertimbangkan.
Pendekatan yang digunakan dalam pemberdayaan
masyarakat miskin adalah :
1) Pendekatan parsial kontinu, yaitu pemberian bantuan kepada
masyarakat miskin secara langsung. Biasanya diberikan
kepada orang yang tidak sanggup bekerja sendiri, seperti cacat
permanen, lansia, orang buta.
2) Pendekatan struktural yaitu pemberian pertolongan yang
kontinu agar masyarakat dapat mengatasi kelemahannya.
3) Mengupayakan perubahan dan suntikan dana pada masyarakat
ayng aktif dan terampil. Pendekatan ini sudah mencapai
pendekatan partisipatoris (Harahap, 1999, p. 91)
Menurut Suharto (1997) dalam Febrina (2018) strategi
pemberdayaan dapat dilakukan melalui 5 Tahap (5P):
Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan, dan
Pemeliharaan
1) Pemungkinan, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat miskin berkembang secara
optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan
masyarakat miskin dari sekat – sekat struktural yang
menghambat;
2) Penguatan, dengan memperkuat pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki masyarakat miskin dalam memecahkan masalah
dan memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. Pemberdayaan
harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan
dan kepercayaan diri masyarakat miskin yang menunjang
kemandirian mereka;
3) Perlindungan, yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok
masyarakat lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,
menghindari terjadinya persainganyang tidak seimbang antara
yang kuat dan yang lemah, dan mencegah teradinya eksploitasi
27
kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus
diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan
dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil;
4) Penyokongan, memberikan bimbingan ataupun dukungan
agarmasyarakat miskin mampu menjalankan peranan dan
tugastugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu
menyokong masyarakat agar tidaktejatuh kedalam keadaan dan
posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan;
5) Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antar berbagai
kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu
menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan
setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.
c. Konsep Pemberdayaan Perempuan
Johnson dalam Rowlands (1997, p. 18) mengemukakan
pengertian pemberdayaan perempuan, menurutnya pemberdayaan
perempuan melibatkan kepemilikan hak bersuara, memiliki
mobilitas, dan membangun kemampuan hadir di depan publik.
Walaupun perempuan dapat memberdayakan dirinya sendiri
dengan mengontrol berbagai aspek kehidupan sehari – hari
mereka, pemberdayaan memberikan masukan perlunya kendali
atas struktur kekuasan atau mengubahnya.
Young dalam Rahman (2013) menyebutkan pemberdayaan
memungkinkan perempuan untuk mengambil kendali atas
kehidupan mereka, menjadwalkan agenda mereka, mengatur
untuk membantu satu sama lain dan membuat tuntutan kepada
negara untuk mendukung serta kepada masyarakat untuk sebuah
perubahan.
Longwe dalam Leder (2016, p. 11) menyatakan bahwa
terdapat lima tingkatan dalam pemberdayaan perempuan yaitu
welfare, access, conscientization and awareness raising,
participation and mobilization, control.
28
Tabel 2. 1 Tingkat Pemberdayaan Perempuan
Tingkat
Pemberdayaan Deskripsi
Control Ketika perempuan dan laki – laki
memiliki kendali yang sama terhadap
faktor produksi dan distribusi dari
manfaat, tanpa adanya kekuasaan atau
subordinasi.
Participation Ketika perempuan memiliki partisipasi
yang setara dalam pengambilan keputusan
dalam semua program dan kebijakan
Conscientization Ketika perempuan berkeyakinan bahwa
peran gender dapat diubah dan kesetaraan
gender mungkin terjadi
Access Ketika perempuan mendapatkan akses
terhadap sumber daya seperti tanah,
tenaga kerja, kredit, pelatihan, fasilitas
pemasaran, pelayanan publik, dan
keuntungan yang sama dengan laki – laki.
Welfare ketika kebutuhan materil perempuan
seperti makanan, pendapatan, perawatan
medis terpenuhi.
Sumber: Leder (2016, p. 11)
d. Pengukuran Pemberdayaan Perempuan
Dalam menentukan perempuan apakah sudah
diberdayakan atau belum diperlukan adanya suatu pengukuran.
29
Beberapa penulis menggunakan dimensi dan indikator yang
berbeda – beda dalam mengukur pemberdayaan perempuan.
Hashemi, et al. (1996) menggunakan 8 dimensi, yaitu
1) Mobilitas
Mobilitas digambarkan dengan berbagai tempat yang pernah
dikunjungi oleh seseorang, seperti pasar, rumah sakit, bioskop,
dan perjalanan keluar dari desa atau daerah tempat tinggalnya.
2) Keamanan ekonomi
Keamanan ekonomi atau keamanan finansial direpresentasikan
dengan kepemilikan seseorang yaitu kepemilikan rumah,
tanah, aset produktif, tabungan tunai, dan ditambah jika
tabungan tersebut digunakan untuk bisnis atau peminjaman
uang.
3) Kemampuan untuk melakukan pembelian sesuatu yang kecil
Sesuatu yang kecil diartikan sebagai kebutuhan sehari – hari,
seperti perlengkapan memasak, perlengkapan mandi,
pembelian es krim untuk anak – anak.
4) Kemampuan untuk melakukan pembelian sesuatu yang besar
Sesuatu yang besar seperti peralatan memasak, seragam
sekolah anak, pakaian untuk diri sendiri, dan makanan
keluarga sehari – hari.
5) Keterlibatan dalam keputusan utama rumah tangga
Yang dimaksud dengan keputusan utama rumah tangga seperti
renovasi rumah, pembelian hewan ternak, penyewaan tanah
dan pembelian tanah.
6) Kebebasan relatif dari dominasi dalam keluarga
Adanya kebebasan dari dominasi dalam keluarga dapat diukur
dengan pengambilan uang, perhiasan atau tanah diluar
kehendaknya dan adanya larangan untukbekerja diluar rumah.
7) Memiliki kesadaran dalam politik dan hukum
Kesadaran politik dapat diketahui melalui pengetahuan
terhadap kantor pemerintah daerah, anggota parlemen, dan
30
perdana menteri. Sedangkan kesadaran hukum dapat dilihat
dari pengetahuan tentang pentingnya mendaftarkan pernikahan
dan mengetahui tentang hukum yang mengatur tentang
warisan.
8) Keterlibatan dalam protes di publik dan kampanye politik.
Dapat dilihat dari keterlibatan dalam kampanye kandidat
politik, atau bersama sama melakukan aksi protes seperti
adanya kekerasan dalam rumah tangga, ketidak adilan dalam
gaji, protes dalam harga, atau rumah tangga yang terlantar.
Rowland (1997, p.15) menyebutkan tiga dimensi dalam
pemberdayaan, yaitu personal, relasional dan kolektif.
1) Personal yaitu mengembangkan rasa percaya diri dan
kapasitas individu serta mengurangi efek dari penindasan yang
terinternalisasi
2) Relasional yaitu mengembangkan kemampuan bernegosiasi
dan mempengaruhi sifat suatu hubungan dan keputusan yang
dibuat dengannya.
3) Kolektif yaitu dimana individu bekerjasama untuk
mendapatkan pengaruh yang lebih besar daripada bekerja
sendiri. Termasuk didalamnya keterlibatan dalam struktur
politik, tetapi mungkin juga mencakup tindakan kolektif
berdasarkan asas kerjasama bukan kompetisi.
Kabeer (2005) memiliki skema dalam pemberdayaan
perempuan, yakni menggunakan tiga dimensi untuk
pengukuranya. Ketiga dimensi tersebut yaitu resources, agency,
dan achievement.
1) Resources (Kondisi Sebelum)
Termasuk didalamnya bukan hanya sumber daya materil
dalam arti ekonomi konvensional, tetapi juga bermacam
manusia dan sumber daya sosial dimana disediakan untuk
meningkatkan kemampuan untuk menggunakan pilihan.
31
2) Agency (Proses)
Agency lebih dari sekadar pembuatan keputusan dan tindakan
yang tampak, tetapi juga mencakup maksud, motivasi dan
tujuan dimana individu membawa hal tersebut pada
aktivitasnya, disebut dengan rasa yang dimiliki terhadap
sebuah institusi.
3) Achievement (Hasil)
Jika resources dan agency melengkapi kemampuan seseorang,
maka pencapaian mengacu kepada jangkauan dimana potensi
ini diwujudkan atau gagal untuk diwujudkan, yakni hasil dari
upaya seseorang.
Sarumathi dan Mohan (2011) menggunakan dimensi yang
berbeda dalam mengukur pemberdayaan perempuan, yaitu
ekonomi, sosial dan psikologis.
1) Ekonomi
Dalam dimensi ekonomi diukur dengan menggunakan income
atau pendapatan sebelum dan sesudah bergabung dengan
microfinance
2) Sosial
Kebebasan dalam mengemukakan pendapat, mobilitas, peran
dalam pembuatan keputusan keuarga, tujuan mendapatkan
pinjaman merupakan indikator yang digunakan untuk
mengukur dimensi sosial.
3) Psikologi
Dimensi psikologi mencakup tingkat kepercayaan diri
seseorang, adanya kesadaran tentang pendidikan anak – anak,
adanya kesadaran terhadap lingkungan, adanya perasaan
bahagia dan tenang dalam keluarga serta persepsi tentang
kemajuan dalam skill, tingkat pendidikan, dan tingkat
keberanian dalam diri orang tersebut.
Gangadhar CH & P (2015) melakukan penelitian
pemberdayaan perempuan dengan menggunakan 5 dimensi, yaitu
32
keamanan ekonomi, pembuatan keputusan ekonomi rumah tangga,
mobilitas, kesadaran akan hukum dan pembuatan keputusan
keluarga.
1) Keamanan ekonomi mencakup kepemilikan tabungan pribadi,
kepercayaan diri menghadapi kesulitan keuangan, dan
kepemilikan aset seperti rumah, tanah atau peternakan atas
nama diri sendiri.
2) Pembuatan keputusan ekonomi rumah tangga meliputi
keterlibatan dalam pembuatan keputusan untuk perbaikan di
dalam rumah, biaya rumah tangga, pembelian barang yang
besar serta pembelian barang – barang yang diperlukan dalam
rumah tangga.
3) Kesadaran hukum termasuk didalamnya adalah adanya
perlindungan hukum terhadap kasus kekerasan dan perceraian.
4) Mobilitas dalam hal ini diukur dengan kemampuan seseorang
untuk bepergian sekitar dan diluar daerah rumah sendiri.
5) Pembuatan keputusan keluarga yaitu meliputi keterlibatan
dalam pembuatan keputusan pendidikan, karir dan pernikahan
anak – anak serta keterlibatan dalam pengambilam keputusan
terkait kelahiran.
Kodamarty (2012) dalam penelitiannya menggunakan 3
dimensi untuk mengukur pemberdayaan perempuan, yaitu dimensi
ekonomi, dimensi sosial dan dimensi personal
1) Ekonomi
Termasuk didalamnya dalah pendapatan, konsumsi,
pengeluaran, pekerjaan, pengukuran hari kerja, aset produktif
dan rumah tangga, akses terhadap lembaga keuangan dan jasa
keuangan serta kredit.
2) Sosial
Dimensi sosial meliputi pendidikan anak – anak, pembuatan
keputusan, mobilitas, kekerasan dalam rumah tangga dan
hubungan antar keluarga.
33
3) Psikologis (personal)
Dalam dimensi ini mencakup beberapa indikator yaitu
pemahaman tentang keuangan, pengembangan keterampilan,
rasa percaya diri, rasa harga diri serta persepsi diri tentang
pemberdayaan.
Bardasi et al. (2016) menyebutkan tiga dimensi dalam
mengukur pemberdayaan perempuan, yaitu ekonomi, sosial dan
politik.
1) Pemberdayaan Ekonomi yaitu terkait dengan peningkatan
kemampuan perempuan untuk mengakses sumber daya dan
pekerjaan, produktivitas yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan, aset, pengeluaran dan konsumsi dalam kendali.
2) Pemberdayaan Politik yaitu terkait dengan partisipasi dan
pembuatan keputusan dalam institusi formal, termasuk
pemerintahan lokal, kelompok yang berkepentingan,
masyarakat sipil dan kemampuan perempuan untuk mengatur
dan mempengaruhi percakapan.
3) Pemberdayaan Sosial yaitu mengacu pada status perempuan
dalam masyarakat dimana bergantung pada norma sosial,
peran gender terhadap rumah tangga dan komunitas.
Sedangkan Kato dan Kratzer (2013) menggunakan dimensi
sebagai berikut:
1) Womens control over savings and profit generated from the
bussines
2) Participation in household decision making
3) Household ownership properties/ assets
4) Self-esteem
5) Self-efficacy and own ability to manage
6) Mobility
34
Pillai dan Nadarajan (2013) menyebutkan tiga dimensi
dalam mengukur women empowerment yaitu:
1) Psikologis, yakni adanya peningkatan dalam keberanian, rasa
percaya diri, harga diri, pengembangan keahlian, dan
peningkatan dalam tingkat pengetahuan. Selain itu juga
terdapat kesadaran dalam kesehatan dan sanitasi, kesadaran
dalam pendidikan anak, kesadaran terhadap makanan dan
nutrisi, kesadaran terhadap lingkungan serta kesadaran
terhadap kedamaian dalam keluarga.
2) Ekonomi yaitu kondisi perempuan yang berdaya secara
ekonomi, lembaga keuangan mikro mengurangi kemiskinan,
lembaga keuangan mikro menambah saving, peningkatan
kesempatan kerja, menghasilkan aset di daerah tinggal, dan
peningkatan standar hidup.
3) Sosial merupakan dimensi yang terdiri dari kemampuan
manajerial dari perempuan, adanya peran dalam pembuatan
keputusan, adanya manajemen kelompok, kesadaran terhadap
pelatihan yang diadakan oleh lembaga keuangan mikro,
partisipasi dalam institusi demokrasi, kebebasan dalam
berpendapat, dan kebebasan dalam bergerak.
B. Kerangka Pemikiran
Di zaman yang sudah semakin maju ini mengharuskan orang –
orang mengikuti perkembangan zaman agar tidak semakin tertinggal, tidak
terkecuali perempuan. Ia tidak melulu berada pada posisi yang kurang
strategis. Jumlah perempuan miskin yang sangat besar di dunia yakni
sebesar 70% menjadi potensial untuk diberdayakan. Termasuk di
Indonesia, dengan hadirnya BMT diharapkan dapat menjadi jawaban atas
keresahan masyarakat menengah kebawah yang memiliki usaha mikro
kecil yang belum bisa mengakses lembaga keuangan formal secara
keseluruhan.
35
Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran
Program Microfinance
merupakan hal yang potensial
untuk mengubah orang miskin dan
untuk memberdayakan perempuan
(Cheston dan Kuhn, 2002)
Pengaruh Pembiayaan Microfinance Syariah terhadap Pemberdayaan
Mitra Perempuan BMT Ciputat dan Ciputat Timur
Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah tangga, Pengendalian atas
Tabungan dan Pendapatan, Mobilitas, Pembuatan Keputusan Keluarga,
Kesadaran Hukum, Rasa Percaya Diri.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Normalitas Saphiro Wilk
Interpretasi Hasil Penelitian
Simpulan dan Saran
Grameen Bank telah
membuktikan dengan memberikan
kredit kepada perempuan yakni
sebesar 97% dari jumlah total
nasabahnya dan hasilnya cukup
efektif dalam membantu
perekonomian masyarakat.
1. Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia
2. Ketidaksetaraan gender dalam Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Uji Hipotesis: Uji t (Paired Samples
t test) atau Uji Wilcoxon
36
C. Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis.
Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Sedangkan maksudnya
adalah suatu kesimpulan yang belum sempurna dan diperlukan penelitian
untuk membuktikan kebenaran tersebut sehingga penelitian tersebut
sempurna. (Bungin, 2014, p. 85)
Sedangkan Sugiyono (2011, p. 99) mendefinisikan hipotesis sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan penelitian. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam microfinance dapat memberikan kemajuan dalam
Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah tangga (Household Economic
Decision Making)
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gangadhar CH &
P (2015) menunjukkan bahwa faktor pembuatan keputusan ekonomi
rumah tangga setelah anggota berpartisipasi dalam microfinance
memiliki rata – rata skor lebih tinggi dibandingkan sebelum
berpartisipasi dalam microfinance. Basu (2006) dalam penelitiannya
juga menemukan bahwa dalam pembuatan keputusan ekonomi rumah
tangga anggota yang bergabung dengan microfinance tidak membuat
keputusan sendiri melainkan berdiskusi dengan keluarga. El Hadidi
(2018) juga melakukan penelitian dengan indikator pembuatan
keputusan ekonomi rumah tangga, hasilnya menunjukkan bahwa lebih
dari setengah anggota microfinance dapat membuat keputusan
ekonomi dalam keluarganya.
Ha1 : Partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah
tangga (Household Economic Decision Making)
37
2. Partisipasi dalam microfinance dapat memberikan kemajuan dalam
pengendalian atas tabungan dan pendapatan (Control over Saving and
Income)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kato dan Kratzer (2013)
menunjukkan bahwa setelah berpartisipasi dalam microfinance
anggota bisa mengendalikan saving dan income dibanding yang bukan
anggota microfinance. Ndwiga et al. (2017) juga menemukan bahwa
setelah berpartisipasi dalam microfinance mayoritas anggota
mengalami perubahan dalam tabungan dan pendapatan pribadi
menjadi meningkat.
Ha2 : Partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Pengendalian atas tabungan dan pendapatan
(Control over Saving and Income)
3. Partisipasi dalam microfinance dapat memberikan kemajuan dalam
mobilitas (mobility)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kato dan Kratzer (2013)
menunjukkan bahwa anggota microfinance dapat bepergian sendiri
dan dapat berpartisipasi dalam aktivitas diluar rumah. Penelitian yang
dilakukan oleh Kodhamarty (2016) juga menunjukkan bahwa semua
anggota memiliki kebebasan penuh dalam mobilitas.
Ha3 : Partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam mobilitas (mobility)
4. Partisipasi dalam microfinance dapat memberikan kemajuan dalam
Pembuatan Keputusan Rumah Tangga (Family Decision Making)
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gangadhar CH &
P (2015) menunjukkan bahwa faktor pembuatan keputusan rumah
tangga setelah anggota berpartisipasi dalam microfinance memiliki
rata – rata skor lebih tinggi dibandingkan sebelum berpartisipasi
dalam microfinance. Penelitian yang dilakukan Sarumathi dan Mohan
(2011) juga menunjukkan bahwa sebagian besar anggota setuju bahwa
ia memiliki peran utama dalam pembuatan keputusan keluarga.
38
Ha4 : Partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam pembuatan keputusan keluarga (Family
Decision Making)
5. Partisipasi dalam microfinance dapat memberikan kemajuan dalam
kesadaran hukum (Legal Awareness)
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gangadhar CH &
P (2015) menunjukkan bahwa setelah berpartisipasi di microfinance
memiliki kesadaran hukum yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sebelum berpartisipasi di microfinance. Penelitian yang dilakukan
oleh Al Mamun, et al. (2014) juga menunjukkan bahwa tingkat
pemahaman tentang adanya perlindungan hukum terhadap kekerasan
meningkat setelah menjadi nasabah microfinance.
Ha5 : Partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Kesadaran Hukum (Legal Awareness)
6. Partisipasi dalam microfinance dapat memberikan kemajuan dalam
rasa percaya diri (Self Confidence)
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kodhamarty
(2016) menunjukkan bahwa dengan berpartisipasi di microfinance
dapat meningkatkan rasa percaya diri, baik itu percaya diri dalam
mengelola kesulitan keuangan, berkomunikasi dalam pertemuan, serta
berkomunikasi dengan orang lain seperti orang bank. Sejalan dengan
penelitian diatas, penelitian yang dilakukan oleh El Hadidi (2018)
menunjukkan bahwa microfinance memiliki pengaruh terhadap
peningkatan rasa percaya diri mayoritas anggota.
Ha6 : Partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam rasa percaya diri (Self Confidence)
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penentuan subjek penelitian dapat dilakukan dengan cara populasi
dan sampel. Cara populasi dilakukan apabila pengambilan subjek populasi
meliputi keseluruhan populasi yang ada. Sedangkan cara sampel yaitu
pengambilan subjek penelitian dengan cara menggunakan sebagian dari
populasi yang ada. (Idrus, 2009, p. 93)
1. Populasi
Sugiyono (2011, p. 119) mendefinisikan populasi sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek tertentu yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Terdapat dua tingkatan populasi yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu Populasi BMT dan Populasi Responden.
Populasi BMT dalam penelitian ini terdiri dari 9 BMT yang berada
di Ciputat dan Ciputat Timur, yaitu BMT Alfath IKMI KC Jombang,
BMT Al Hurriyah, BMT Al Ittihad, BMT Syahida Ikaluin, BMT
Alfath IKMI KC Legoso, KSU BMT UMJ, Koperasi BMT Al Jibaal,
BMT Daarut Tauhid, BMT Pondok Hijau. Sedangkan populasi
responden dalam penelitian ini yaitu mitra perempuan yang menerima
pembiayaan modal kerja dari BMT yang dijadikan tempat penelitian.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi sehingga
dalam pengambilan sampel harus representatif atau mewakili.
(Sugiyono, 2011, p. 120)
Dalam pengambilan sampel terdapat suatu cara yang disebut teknik
sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik
40
pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti jika memiliki
pertimbangan – pertimbangan tertentu. (Idrus, 2009, p. 96)
Terdapat dua tingkatan dalam menentukan sampel, yaitu tingkatan
sampel BMT dan tingkatan sampel responden. Berikut ini merupakan
kriteria sampel BMT yang digunakan:
a. BMT yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah BMT
yang masih beroperasi
b. BMT yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah BMT
yang sudah memiliki izin usaha
c. BMT yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah BMT
yang memberikan izin untuk penelitian
d. BMT yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah BMT
yang telah beroperasi minimal 5 tahun
e. BMT yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah BMT
yang memberikan jumlah data sesuai dengan kriteria sampel
lebih dari 5 data.
Berdasarkan kriteria – kriteria diatas dari 9 BMT yang memenuhi
kriteria adalah sebanyak 2 BMT, sehingga sampel yang digunakan
mengerucut menjadi 2 BMT yaitu BMT Syahida Ikaluin dan KSU
BMT UMJ.
Sedangkan untuk sampel responden, penelitian ini menggunakan
kriteria sebagai berikut:
a. Mitra perempuan yang menerima pembiayan modal kerja dari
BMT UMJ dan BMT Syahida Ikaluin minimal satu kali
pembiayaan.
b. Mitra perempuan yang memperoleh pembiayaan untuk usaha
miliknya sendiri
Terdapat 30 Responden yang termasuk dalam kriteria tersebut.
Dikarenakan jumlah responden hanya 30 maka keseluruhan responden
dijadikan sampel.
41
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BMT UMJ dan BMT Syahida Ikaluin.
Waktu penelitian ini dimulai dari bulan April. Pengukuran dalam
penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara
menyebar kuesioner kepada Mitra perempuan yang mendapatkan
pembiayaan modal kerja dari BMT UMJ dan BMT Syahida Ikaluin.
C. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yakni data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari
sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Sedangkan
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan. (Bungin, 2014, p. 132)
Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data
diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan wawancara
mendalam (depth interview). Sedangkan data sekunder yang dimaksud
yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan mengumpulkan
dan memahami buku, jurnal, atau data dari internet yang berkaitan dengan
penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Untuk menjawab problematika penelitian dalam mencapai tujuan
diperlukan data. Untuk memperoleh data yang dimaksud, peneliti biasanya
membutuhkan suatu instrumen untuk mengumpulkan data. Kedudukan
instrumen ini dapat dikatakan sangat penting karena kondisi data
tergantung instrumen yang dibuat. (Idrus, 2009, p. 99)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket atau
yang sering disebut sebagai kuesioner (daftar pertanyaan). Karena
instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data yang akurat maka setiap instrumen harus memiliki
skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Likert.
42
Tabel 3. 1 Skala Likert
Keterangan Skor
SS (Sangat Setuju) 5
S (Setuju) 4
N (Netral) 3
TS (Tidak Setuju) 2
STS (Sangat Tidak Setuju) 1
Sumber : Siregar (2011, p. 139)
E. Teknik Pengumpulan Data
Asra et al. (2015, p. 98) mendefinisikan pengumpulan data sebagai
proses memperoleh dan mengukur berbagai informasi tentang variabel
yang diteliti dengan suatu cara yang sistematis dengan tujuan untuk
memperoleh bukti – bukti yang nyata dan benar yang dapat digunakan
dalam menganalisis data. Sedangkan menurut Siregar (2013, p. 39)
pengumpulan data sebagai suatu proses pengumpulan data primer dan
sekunder dalam suatu penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (Mixed Methods),
dimana menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Metode ini sering disebut sebagai metode multimethods (menggunakan
multi metode), convergence (dua metode bermuara ke satu), integrated
(integrasi dua metode), dan combine (kombinasi dua metode). (Creswell
dalam Sugiyono, 2011, p. 404)
Model metode penelitian kombinasi terbagi menjadi dua:
1. Metode Sequential
Merupakan prosedur penelitian dimana hasil penelitian
dikembanghkan dari satu metode dengan metode yang lain yang
dikombinasikan secara berurutan. Jika urutan pertama menggunakan
kuantitatif dan urutan selanjutnya menggunakan kualitatif maka
disebut dengan metode kombinasi Sequential Explanatory, sedangkan
jika sebaliknya disebut dengan metode kombinasi model Sequential
Exploratory.
43
2. Metode Concurrent
Merupakan metode penelitian gabungan data kuantitatif dan kualitatif
agar diperoleh analisis yang komprehensif guna menjawab masalah
penelitian. Jika pada tipe sequential penggabungan data dilakukan
secara berurutan dalam waktu yang berbeda, sedangkan metode ini
penggabungan dilakukan dengan cara dicampur dalamwaktu yang
sama. (Creswell dalam Sugiyono, 2011, p. 407)
Penelitian ini menggunakan metode kombinasi Sequential
Explanatory. Dikarenakan tujuan utama penelitian adalah untuk
memperoleh data, sehingga teknik pengumpulan data merupakan langkah
penting dalam suatu penelitian. Oleh karea itu, maka penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data:
1. Kuesioner (daftar pertanyaan) dengan berinteraksi langsung dengan
responden yaitu Mitra perempuan BMT UMJ dan BMT Syahida
Ikaluin.
2. Wawancara mendalam (Depth Interview)
Kahn dan Cannell dalam Sarosa (2012, p. 45) mendefinisikan
wawancara sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan
tertentu. Sedangkan Bungin (2009, p. 108) mendefinisikan wawancara
mendalam sebagai proses tanya jawab untuk memperoleh keterangan
penelitian sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan,
dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama, baik dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara maupun tidak. Agar lebih terarah wawancara dalam
penelitian ini menggunakan pedoman wawancara atau (interview
guide). Wawancara dilakukan dengan keseluruhan sampel responden,
dengan alat berupa buku catatan.
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik analisis statistik
dengan menggunakan software SPSS 25.
44
1. Pengukuran instrumen penelitian
Sebelum menggunakan instrumen penelitian maka harus dilakukan
pengujian. Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas (kesahihan)
dan reliabilitas (konsistensi).
a. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan merupakan metode pengujian
sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur (a valid measure if it susccesfully measure the
phenomenon). (Siregar, 2013, p. 75)
Uji validitas yang digunakan daalam penelitian ini yaitu
dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree
of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah sampel (Ghozali,
2016, p. 53).
b. Uji Reliabilitas
Merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana konsistensi sebuah hasil pengukuran, apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
alat pengukur yang sama pula. Dalam penelitian ini menggunakan
metode perhitungan Internal Consistency Alpha Cronbach yaitu tes
yang tidak mempunyai pilihan benar atau salah maupun ya atau
tidak melainkan digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes
yang mengukur sikap atau perilaku (Siregar, 2013, p. 87).
2. Analisis Statistik Deskriptif
Statistika deskriptif yaitu statistika yang hanya memberikan
gambaran atau informasi tentang karakteristik data (Riadi, 2016, p.
57). Pembahasan statistika dalam penelitian ini yaitu penggambaran
karakteristik responden secara keseluruhan berdasarkan usia,
pendidikan, jumlah anak dan frekuensi mendapatkan pembiayaan.
3. Uji Normalitas
Sebelum data diolah menggunakan uji hipotesis atau teknik analisis
lainnya, maka diperlukan uji normalitas. Uji normalitas merupakan
salah satu uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah
45
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
Data berdistribusi normal yaitu sebaran merata sehingga benar – benar
mewakili populasi. (Nurhasanah, 2016, p. 62)
Razali & Wah (2011) menyatakan jika sampel yang digunakan
kurang dari 50 maka Uji normalitas yang digunakan adalah Uji
Saphiro-Wilk. Jika sig < (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima dan
sebaliknya. Dimana H0 merupakan populasi nilai variabel berdistribusi
normal, sedangkan H1 yaitu populasi nilai variabel tidak berdistribusi
normal (Riadi, 2016, p. 123).
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji beda paired sample t test (
uji t dua sampel) menggunakan SPSS 25. Jika t hitung < t tabel maka
H0 ditolak dan Ha diterima atau jika nilai probabilitas (sig) > maka
H0 diterima. (Siregar, 2013, p. 265)
Riadi (2016, p. 246) menyatakan bahwa Uji beda paired sample t
test digunakan untuk mengetahui perbedaan kondisi sebelum dan
setelah perlakuan. Siregar (2015, p. 320) mensyaratkan Uji t dapat
digunakan jika data berdistribusi normal, namun jika data tidak
berdistribusi normal uji alternatif yang dapat digunakan yaitu Uji
Wilcoxon. Uji ini juga tidak memerlukan informasi tentang varians,
baik populasi maupun sampel.
Cara pengambilan keputusan dalam Uji Wilcoxon menurut Riadi
(2016, p. 334) yaitu apabila nilai sig. < 0.05 maka H0 ditolak dan
terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan
penentuan perbedaan tersebut meningkat atau menurun adalah dengan
membandingkan nilai rata – rata jawaban responden sebelum dan
sesudah. Jika nilai rata – rata sebelum lebih keci daripada sesudah
maka terdapat peningkatan sesudah adanya “treatment”. (Tentama &
Pranungsari, 2014; Purbaningrum & Orbaniyah, 2012; Putri, et al.
2017).
46
G. Operasional Variabel Penelitian
Ketika melakukan penelitian terdapat spesifikasi peneliti dalam
mengukur suatu variabel yang disebut dengan operasional variabel
penelitian. Operasional variabel penelitian tersebut mencakup dimensi,
indikator dan skala yang digunakan oleh peneliti terdahulu.
Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Teori Skala
Pengukuran
Pemberdayaan
Perempuan
Ekonomi Pembuatan
Keputusan
Ekonomi Rumah
Tangga
Gangadhar
CH & P
(2015)
Likert
Pengendalian atas
Tabungan dan
Pendapatan
Khan &
Noreen
(2012)
Sharma
(2007)
Josephat et
al., (2017)
Likert
Sosial Mobilitas Gangadhar
CH & P
(2015)
Kato &
Kratzer
(2013)
Hashemi et
al., (1996)
Likert
Pembuatan
Keputusan
Keluarga
Gangadhar
CH & P
(2015)
Likert
47
Variabel Dimensi Indikator Teori Skala
Pengukuran
Kesadaran Hukum Gangadhar
CH & P
(2015)
Likert
Psikologis Rasa Percaya Diri Kodamarty
(2016)
Sharma
(2007)
Likert
Sumber: diolah dari berbagai referensi, 2019
48
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. BMT SYAHIDA IKALUIN
a. Sejarah BMT Syahida Ikaluin
BMT Syahida Ikaluin merupakan Lembaga keuangan
mikro syariah dengan payung hukum koperasi yang berlokasi di
Gedung Ex Farmasi/ Fakulatas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Gagasan pendirian BMT awalnya muncul
dari beberapa dosen ahli ekonomi islam dan keuangan syariah serta
alumni UIN Jakarta yang tergabung dalam IKALUIN yang
berjumlah 22 orang pada bulan Maret sampai Mei 2014. Tepat
pada tanggal 13 Mei 2014 BMT ini mendapatkan badan Hukum
secara resmi oleh Dinas Koperasi dan UKM Tangerang Selatan
dengan Akte Notaris Nomor: 518/ 163/ BH/ XI.08/ KOP UKM,
serta diresmikan oleh Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi
Diany pada tanggal 25 Mei 2014.
b. Visi dan Misi BMT Syahida Ikaluin
Adapun visi dari BMT Syahida Ikaluin yaitu menjadi Role
Model terbaik KSPPS BMT berbasis kampus untuk pemberdayaan
masyarakat di Wilayah Jabodetabek pada tahun 2020.
Sedangkan untuk mencapai visi tersebut BMT berupaya
melakuakan beberapa misi diantaranya:
1) Membentuk dan menjalankan Lembaga KeuanganSyariah
berbasis koperasi.
2) Menjalankan dan mengembangkan fungsi Lembaga Keuangan
Mikro Syariah berbasis koperasi.
3) Mensosialisasikan prinsip dan nilai – nilai syariah dalam
bidang keuangan dan bisnis
49
4) Membantu Pengembangan kelompok usaha mahasiswa dan
masyarakat melaui Penyuluhan, Pelatihan dan Pembinaan
(inkubator bisnis).
c. Produk BMT Syahida Ikaluin
Terdapat dua kelompok produk, yaitu produk simpanan dan produk
pembiayaan.
1) Produk simpanan
Di dalam produk simpanan terdapat 7 jenis simpanan, yaitu :
a) Simpanan syahida (Si Syahid)
Merupakan simpanan dengan akad wadiah yang dapat
diambil kapan saja pada waktujam kerja dengan setoran
awal Rp 50.000,- dan minimum setoran selanjutnya adalah
Rp 10.000,-.
b) Simpanan Pendidikan (Si cerdas)
Merupakan simpanan dengan akad wadiah untuk kebutuhan
wisuda dan semester. Simpanan ini memiliki setoran awal
Rp 50.000,- dan minimum setoran selanjutnya Rp 150.000/
bulan. Sedangkan waktu penarikan yaitu dapat diambil
setiap enam buklan sekali pada awal semster dan menjelang
wisuda.
c) Simpanan Idul Fitri (Si Fitri)
Merupakan simpanan dengan akad wadiah yang bertujuan
untuk memfasilitasi kebutuhan menyambut hari raya idul
fitri. Simpanan ini memiliki setoran awal Rp 50.000,- dan
minimum setoran selanjutnya adalah Rp 100.000/bulan.
Sedangkan jangka waktu pengambilannya yaitu setahun
sekali menjelang hari raya idul fitri
d) Simpanan Aqiqah dan Qurban (Si Aqur)
Merupakan simpanan dengan akad wadiah untuk aqiqah
dan untuk menyambut Hari Raya Idul Adha serta
pembelian hewan qurban. Karakteristik simpanan ini yaitu
dapat diambil menjelang kelahiran anak dan menjelang hari
50
raya idul adha dengan setoran awal Rp 250.000 dan
minimum setoran selanjutnya Rp 200.000/ bulan.
e) Simpanan Umroh dan Haji (Si Mabrur)
Merupakan simpanan dengan akad wadiah untuk ibadah
Umroh dan Haji dengan minimum setoran awal Rp
3.000.000,- dan minimum setoran selanjutnya Rp 500.000,-
(sesuai paket). Jangka waktu selama maksimal 4 tahun
untuk ibadah umroh dan ibadah haji link kepada bank
syariah untuk mendapat siskohat.
f) Baitul Maal Syahida
Merupakan penyimpanan dan penyaluran dana Zakat Infaq
Sedekah dan Wakaf
g) Simpanan Mudharabah Berjangka/ Deposito (Si Berkah)
Merupakan simpanan berjangka berdasarkan akad
mudharabah dan mutlaqoh dengan setoran awal Rp
1.000.000,- yang dapat di roll over atau diperpanjang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Tabel 4. 1 Jangka waktu dan Nisbah Si Berkah
Jangka Waktu Nisbah
Anggota BMT
6 Bulan 20% 80%
12 Bulan 25% 75%
24 Bulan 30% 70%
Sumber: Company Profile BMT Syahida Ikaluin, 2019
2) Produk Pembiayaan
a) Pembiayaan Murabahah
Merupakan pembiayaan kebutuhan barang modal dengan
menggunakan akad murabahah.
51
b) Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah
Dalam pembiayaan ini terdapat dua produk yaitu
pembiayaan mikro kecil dan pembiayaan proyek institusi
bisnis
c) Pembiayaan Ijarah
Merupakan pembiayaan berbasis jasa dengan menggunakan
akad ijarah.
d. Organisasi BMT
Berikut ini merupakan struktur organisasi BMT Syahida Ikaluin
1) Badan Penasehat:
a) Rektor UIN Jakarta
b) Wakil Rektor I-IV UIN Jakarta
c) Ketua Umum Ikatan Alumni UIN (IKALUIN)
2) Pengawasan Manajemen Keuangan:
a) Drs. KH. A. Mukri Aji, MA,. MH
b) H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH
3) Konsultan Management:
a) Novi Wardi, S.E., ME
b) Ir. Aries Koentjoro, MM
4) Pengurus:
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.A
Sekretaris : Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil
Bendahara : Dr. Rini, SE., M.Ak
Manajer Operasional : Ir. Boni Faisal
Supervisior : Abdul Kodir, S.Hi
Account Officer : Sulfi Afriadi, S.Hum
Administrasi dan Keuangan : Putri Oktaviani
Teller : Aulia Islamiyati
2. KSU BMT UMJ
a. Sejarah KSU BMT UMJ
Pendirian KSU BMT-UMJ diawali dengan rapat
pembentukan oleh 36 (tiga puluh enam) orang (dosen sivitas
52
akademika UMJ) sekitar awal bulan April 2008. Selanjutnya, Akta
Pendirian KSU BMT-UMJ dengan nomor 69 diterbitkan tgl. 14
April 2008 oleh Notaris yang ditunjuk Kementerian Koperasi dan
UKM, H. Rizul Sudarmadi, SH. Setelah itu, Kementerian Koperasi
dan UKM, tgl. 6 Juni 2008 mengesahkan Akta Pendirian dan
sekaligus memberikan nomor badan hukum:
770/BH/Meneg/.I/VI/2008. Dalam rangka mempersiapkan
operasionalisasi KSU BMT-UMJ, maka pada awal bulan Mei 2008
selama sebulan penuh tiga orang calon karyawan terseleksi telah
melaksanakan proses magang di BMT Mujahidin dan BMT
AlMunawarah. Kemudian, mulai awal bulan Juni 2008, semua
persiapan launching kegiatan KSU BMT-UMJ sudah dimulai.
Saat ini, KSU BMT-UMJ menempati ruangan seluas
kurang lebih 12 m2 di lantai dasar samping gedung Rektorat UMJ
dengan no. telepon (Flexi) 021-32425400. Perangkat kerja relatif
sudah cukup tersedia, mulai dari blanko/formulir untuk berbagai
jenis transaksi sesuai produk yang akan ditawarkan, sampai dengan
brandkas dan tiga buah komputer beserta dua buah printer. Sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, Modal KSU BMT-UMJ terdiri
atas Modal Sendiri dan Modal Luar. Modal Sendiri terbagi atas
Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Cadangan, Donasi, dan Hibah.
Modal Luar atau Modal Pinjaman berasal dari Anggota, Anggota
Luar Biasa, Calon Anggota, koperasi lain, lembaga keuangan
(bank dan non bank) dan sumber-sumber lain yang sah. Per tanggal
18 Juni 2008, permodalan KSU BMT-UMJ yang tersedia adalah
sebesar Rp. 117 juta. Permodalan dimaksud terdiri atas Modal
Sendiri yang berasal dari Simpanan Pokok 10 orang
anggota/pendiri sebesar Rp. 42 juta dan Modal Pinjaman dalam
bentuk Modal Penyertaan sebesar Rp. 75 juta yang berasal dari
kontribusi empat orang anggota/pendiri.
53
b. Visi, Misi dan Motto KSU BMT UMJ
1) Visi :
Membangun Koperasi Serba Usaha terkemuka, modern, dan
Islami dalam mengembangkan ekonomi rakyat.
2) Misi :
a) Meningkatkan kualitas sumber daya insani yang
bermartabat dan mandiri.
b) Memperjuangkan peningkatan harkat sosial ekonomi
anggota dan karyawan koperasi serta masyarakat.
c) Mengelola portofolio bisnis anggota dengan semangat
kekeluargaan dan berdaya saing.
d) Menjadi media efektif dalam membangun silaturrahmi
sesama anggota KSU BMT UMJ dan para pihak yang
terkait.
3) Motto : Memberi Manfaat Membawa Mashalahat
c. Produk dan Jasa Layanan Unit Simpan Pinjam & Pembiayaan
Syariah
1) Penghimpunan Dana (Funding)
a) Tabungan dan Simpanan
1. Tabungan Mekkah (Manfaat Penuh Berkah)
Bungkesmas (Tabungan Kesehatan Masyarakat)
merupakan layanan jasa tabungan plus asuransi
kesehatan dan kecelakaan yang didesain khusus untuk
meringankan kondisi keuangan anggota/ mitra pada saat
terkena musibah.
Tabel 4. 2 Manfaat Bungkesmas
Manfaat Jumlah
1. Santunan rawat inap RS,
akibat sakit maupun
kecelakaan
Rrp. 100.000 per hari
(max 90 hari per tahun)
2. Pergantian biaya
pembedahan/ operasi, akibat
Rp. 2.500.000/ tahun
54
Manfaat Jumlah
sakit maupun kecelakaan
3. Santunan meninggal dunia/
cacat tetap akibat kecelakaan
Rp. 7.500.000/ tahun
4. Santunan pendapatan keluarga
jika tertanggung meninggal
dunia
Rp. 20.000.000
5. Santunan pemakaman
meninggal dunia akibat
kecelakaan
Rp. 2.500.000
Sumber: Company Profile KSU BMT UMJ, 2019
Simapan (Simpanan Masa Depan)
Merupakan tabungan berdasarkan prinsip syariah dan
akad mudharabah muthlaqoh dengan minimum setoran
awal Rp 20.000,- dan minimum setoran selanjutnya Rp
10.000,-. Tabungan simapan dapat ditarik kapan saja
selama jam operasional kas di Kantor KSU BMT UMJ.
Tawamah (Tabungan Walimah)
Merupakan layanan jasa tabungan yang dirancang
khusus untuk perencanaan dalam mempersiapkan
pernikahan agar mempermudah prosesi wwalimah
untuk terwujudnya keluarga sakinah mawaddah wa
rahmah. Produk ini menggunakan akad mudharabah
muthlaqah dengan minimum setoran awal Rp 250.000
dan setoran selanjutnya Rp 200.000. Penarikan
tabungan ini hanya dapat dilakukan ketika akan
menikah.
Sahara (Simpanan Hari Raya)
Merupakan simpanan yang bertujuan untuk
memfasilitasi kebutuhan menyambut hari raya idul fitri.
Simpanan ini memiliki minimum setoran awal Rp
30.000 dan setoran selanjutnya Rp 20.000. Penarikan
55
tabungan ini hanya dapat dilakukan ketika menjelang
Idul Fitri.
Sapitri (Simpanan Pendidikan Putra – Putri)
Merupakan tabungan berjangka yang dirancang khusus
untuk perencanaan persiapan pendidikan putra – putri.
Tabungan ini berdasarkan prinsip syariah dan
menggunakan akad mudharabah muthlaqoh. Minimum
setoran awal Rp 50.000,- dan hanya dapat ditarik setiap
semester sekolah.
Tafaqur (Tabungan Fasilitas Qurban)
Merupakan simpanan untuk menyambut Hari Raya Idul
Adha serta pembelian hewan qurban. Tabungan ini
berlandaskan prinsip syariah dengan menggunakan
akad mudharabah muthlaqoh. Minimum setoran awal
simpanan ini yaitu Rp 100.000,- dan setoran selanjutnya
Rp 75.000,- dengan jangka waktu penarikan hanya pada
bulan Dzulhijjah.
2. Deposito Madani (Mashlahat dalam berinvestasi)
Merupakan simpanan dengan jangka waktu 6 bulan, 12
bulan, 24 bulan dan memberikan bagi hasil.
2) Pembiayaan (Lending)
Jual Beli : Murobahah
Sewa jasa : Ijaroh Multijasa
Kerjasama : Mudhorobah & Musyarokah
Pinjaman Kebajikan : Al Qardh dan Hiwalah
3) Jasa Layanan
a) Transfer antar Bank
b) Pembayaran Listrik (Prabayar&Pascabayar)
c) Pembayaran Telpon
d) Pulsa Handphone
e) TV Berlangganan
f) PDAM & Paljaya
56
g) Tiket Pesawat, Kereta Api
h) Pembayaran Kartu kredit, dll.
d. Perkembangan Penyaluran Dana (Financing)
Penyaluran dana (Financing) KSU BMT – UMJ meliputi :
1) Pembiayaan Murabahah (pengadaan barang usaha atau
konsumtif) Pembiayaan Ijarah Multijasa (kebutuhan
pendidikan, biaya rumah sakit, sewa tempat dll)
2) Pembiayaan mudharabah/musyarakah
multiusaha (kerjasama modal kerja usaha)
3) Pinjaman Al Qordh (pinjaman kebajikan)
Tabel 4. 3 Pencapaian target penyaluran dana tahun 2015 - 2017
Financing 2015 Financing 2016 Financing 2017
Rp. 2.255.198.331,- Rp. 2.268.243.337,- Rp. 2.941.461.670,
Sumber: Company Profile KSU BMT UMJ, 2019
e. Struktur Organisasi Kepengurusan Periode 2016 – 2019
Pengawas
Ketua : Dr. Ir. Edy Siregar SE., MM.
Anggota : Drs. Fakhrurazi MA
Andri Priharta SE., MM
Pengurus
Ketua : Dr. Haris Sarwoko SE., MSi.
Sekretaris : Dr. Siti Hamidah R. SE., MSi
Bendahara : Iskandar Zulkarnain, SE., MM
Dewan Pengurus Syariah
Ketua : Dr. Muchtar Lutfi, SH. MH
Anggota : Prof. Dr. Hj Masyitoh, M. Ag.
Dr. Daud Arif Khan SE. Msi
57
Hadian, MA
Struktur Organisasi Pengelola KSU BMT UMJ
Direktur Utama : Mukhtiar, SE.I., MM
Manajer Marketing : Deni Nofiyadi
Staff Marketing : Ahmad Fauji
Tulus Yulianto
Manajer Operasional : Syifa Nisfiyani, SE.Sy
Staff Operasional : Magang
Manajer Keuangan : Navthalia
Staff Keuangan : Magang
B. Pembahasan
1. Metode Kuantitatif
a. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan merupakan metode pengujian sejauh
mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a
valid measure if it susccesfully measure the phenomenon). (Siregar,
2013, p. 75)
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah sampel. Jika r hitung
lebih besar dari r tabel dan bernilai positif maka butir pertanyaan
atau indikator tersebut dinyatakan valid. (Ghozali, 2016, p. 53)
Jumlah sampel adalah 30 responden, namun dari keseluruhan
sampel ini 2 diantaranya tidak ada respon balik, sehingga hanya 28
repsonden yang bisa dijadikan sebagai sampel penelitian.
Dikarenakan n (sampel) dalam penelitian ini adalah 28 maka r
tabel untuk degree freedom (df) 28 – 2 = 26 adalah 0.3739.
58
Berikut ini adalah hasil uji validitas pada masing – masing
indikator penelitian.
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah Tangga (Household
Economic Decision Making)
HED_1SB 0.784 0.3739 Valid
HED_2SB 0.810 0.3739 Valid
HED_3SB 0.785 0.3739 Valid
HED_4SB 0.756 0.3739 Valid
Pengendalian atas tabungan dan pendapatan (Control over saving
and income)
CSI_1SB 0.660 0.3739 Valid
CSI_2SB 0.573 0.3739 Valid
CSI_3SB 0.777 0.3739 Valid
CSI_4SB 0.766 0.3739 Valid
Mobilitas (Mobility)
M_1SB 0.809 0.3739 Valid
M_2SB 0.843 0.3739 Valid
M_3SB 0.852 0.3739 Valid
M_4SB 0.563 0.3739 Valid
Pembuatan Keputusan Keluarga (Family Decision Making)
FD_1SB 0.673 0.3739 Valid
FD_2SB 0.863 0.3739 Valid
FD_3SB 0.693 0.3739 Valid
FD_4SB 0.574 0.3739 Valid
Kesadaran Hukum (Legal Awareness)
LA_1SB 0.820 0.3739 Valid
LA_2SB 0.740 0.3739 Valid
LA_3SB 0.776 0.3739 Valid
LA_4SB 0.538 0.3739 Valid
59
Rasa Percaya Diri (Self Confidence)
SC_1SB 0.631 0.3739 Valid
SC_2SB 0.749 0.3739 Valid
SC_3SB 0.687 0.3739 Valid
SC_4SB 0.680 0.3739 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada semua butir
pertanyaan yang berjumlah 24 nilai r hitung lebih besar dari r tabel
0.3739. Hal tersebut berarti semua item pertanyaan dinyatakan
valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana konsistensi sebuah hasil pengukuran,
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013, p.
87).
Dalam penelitian ini menggunakan metode perhitungan Internal
Consistency Alpha Cronbach. Jika nilai Cronbach alpha > 0.60
maka kuesioner dinyatakan reliabel sedangkan jika nilai Cronbach
alpha < 0.60 maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel atau tidak
konsisten. (Sujarweni, 2014, p. 193). Berikut ini adalah hasil uji
reliabilitas terhadap indikator penelitian.
Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas
No. Indikator Cronbach
Alpha Keterangan
1. Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah Tangga 0.775 Reliabel
2. Pengendalian atas tabungan dan pendapatan 0.780 Reliabel
3. Mobilitas 0.746 Reliabel
4. Pembuatan Keputusan Keluarga 0.653 Reliabel
5. Kesadaran Hukum 0.605 Reliabel
6. Rasa Percaya Diri 0.626 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
60
Berdasarkan hasil pengujian diatas, nilai Cronbach alpha > 0.60
sehingga semua indikator dinyatakan reliabel.
c. Statistika Deskriptif
Adapun penjelasan tentang gambaran umum responden pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Karakteristik Responden Menurut Usia
Gambar 4. 1 Usia Responden
Sumber: Hasil Pengolahan peneliti menggunakan ms. Excel, 2019
Berdasarkan perhitungan dalam penelitian ini, diperoleh bahwa
4% responden dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok usia
18 – 25. Di masa ini biasanya seseorang baru menamatkan sekolah
menengah atas dan perguruan tinggi. Usia ini merupakan masa
dimana seseorang melakukan pencarian dalam pekerjaannya.
Sebanyak 14% responden termasuk dalam kelompok usia 26 –
35, 21% responden kelompok usia 46 – 55, dan yang terbesar
adalah kelompok usia 36 – 45 yaitu 57%. Hal ini mengindikasikan
adanya kebutuhan yang sudah mulai banyak sehingga memaksa
mereka untuk meningkatkan penghasilan mereka. Sedangkan
kategori usia diatas 55 yakni sebesar 4% responden menunjukkan
bahwa di usia tersebut sudah tidak banyak orang yang mengambil
pembiayaan untuk usahanya.
4%
14%
57%
21%
4% Usia Responden
18 – 25
26 – 35
36 – 45
46 – 55
>55
61
Karakteristik Responden Menurut Status
Gambar 4. 2 Status Responden
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan ms. Excel, 2019
Mahat dalam Kafle (2015) mengatakan bahwa status pernikahan
memiliki peran yang penting dalam status sosial ekonomi
perempuan. Dalam masyarakat patriarkal perempuan seringkali
dikaitkan dengan status pernikahan mereka dalam mengakses
sumber daya.
Untuk melakukan penelitian ini, penting untuk mengetahui
status pernikahan responden. Berdasarkan gambar diatas, diketahui
bahwa status pernikahan responden dalam penelitian ini yaitu 21%
lajang, 7% bercerai. Sedangkan angka terbesar 72% didominasi
oleh status menikah.
Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Gambar 4. 3 Pendidikan Terakhir Responden
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan ms. Excel, 2019
21%
72%
7%
Status Responden
Lajang
Menikah
Cerai
24%
20% 40%
12%
4% Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
DIPLOMA/SARJANA
MAGISTER
62
Dilihat dari pie chart diatas diperoleh bahwa responden dalam
penelitian ini dengan angka paling sedikit yaitu 4% adalah
berjenjang magister. Jenjang Diploma/ sarjana sebesar 12%.
Disusul dengan jenjang SMP sebesar 20%. Jenjang SMP sebesar
24% dan yang paling banyak adalah responden dengan pendidikan
SMA yaitu 40%. Mayoritas responden memiliki kesadaran
terhadap pendidikan hanya sampai jenjang SMA. Padahal, dengan
adanya pendidikan yang tinggi seseorang dapat memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas bahkan dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar untuk pembangunan,
khususnya di Indonesia (World Bank, 2011)
Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anak
Gambar 4. 4 Jumlah Anak Responden
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan ms. Excel, 2019
Mempunyai anak dapat memotivasi perempuan dalam
memperoleh micro-credit untuk meningkatkan penghasilan mereka.
Beberapa perempuan cenderung menggunakan pinjaman tersebut
untuk membantu menyelesaikan masalah keluarga. Inilah mengapa
jumlah anak merupakan salah satu hal yang penting untuk
diketahui. (Appiah, 2011)
Berikut ini merupakan gambaran karakteristik responden
menurut jumlah anak. Berdasarkan hasil perhitungan dalam
penelitian ini diperoleh responden dengan jumlah anak 1 sebesar
4%, jumlah anak > 3 sebesar 21%, jumlah anak 3 sebesar 25%.
11% 4%
39% 25%
21%
Jumlah Anak
0
1
2
3
>3
63
Responden dengan jumlah anak 0 baik dikarenakan masih lajang
atau belum memiliki keturunan sebesar 11%. Sedangkan responden
dengan jumlah anak 2 paling banyak yaitu 39%. Jadi adanya anak
dari mitra perempuan ini mendorong mereka untuk meningkatkan
penghasilan mereka dengan melakukan pembiayaan ke BMT.
Karakteristik Responden Menurut Frekuensi Pembiayaan
Gambar 4. 5 Frekuensi Pembiayaan Responden
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan ms. Excel, 2019
Dilihat dari pie chart diatas diperoleh bahwa responden yang
telah melakukan pembiayaan dengan frekuensi 1 kali sebesar 22%.
Responden dengan frekuensi 2 kali pembiayaan sebesar 25 %.
Frekuensi pembiayaan dengan jumlah 3 kali memiliki angka
terendah yaitu 14%. Sedangkan yang tertinggi yaitu responden
dengan frekuensi pembiayaan >3 kali sebesar 39%, hal ini
mengindikasikan adanya rasa percaya dari mitra perempuan kepada
pembiayaan BMT. Pembiayaan ini dirasakan dapat membantu para
mitra perempuan untuk mengembangkan usahanya.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Uji Saphiro-
Wilk. Jika sig < (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima dan
sebaliknya. Dimana H0 merupakan populasi nilai variabel
berdistribusi normal, sedangkan H1 yaitu populasi nilai variabel
tidak berdistribusi normal. (Riadi, 2016, p. 123)
22%
25%
14%
39%
Frekuensi Pembiayaan
1 Kali
2 kali
3 Kali
>3 kali
64
1) Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah Tangga (Household
Economic Decision Making)
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Indikator HED
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
HED_1SB .459 28 .000 .565 28 .000
HED_2SB .429 28 .000 .534 28 .000
HED_3SB .446 28 .000 .605 28 .000
HED_4SB .536 28 .000 .287 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan output uji normalitas dengan uji saphiro wilk
pada tabel diatas diperoleh nilai sig. masing masing butir
pertanyaan < 0.05. Hal tersebut berarti H0 ditolak. Data
Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah Tangga diatas tidak
berdistribusi normal.
2) Pengendalian atas tabungan dan pendapatan (Control over
saving and income).
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Indikator CSI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
CSI_1SB .332 28 .000 .742 28 .000
CSI_2SB .446 28 .000 .605 28 .000
CSI_3SB .374 28 .000 .688 28 .000
CSI_4SB .218 28 .002 .842 28 .001
a. Lilliefors Significance Correction
Su Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Tabel diatas menunjukkan output uji normalitas dengan uji
saphiro wilk. Pada tabel diatas diperoleh nilai sig. masing
masing butir pertanyaan < 0.05. Hal tersebut berarti H0 ditolak.
65
Data Pengendalian atas tabungan dan pendapatan diatas tidak
berdistribusi normal.
3) Mobilitas (Mobility)
Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas Indikator Mobility
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
M_1SB .480 28 .000 .535 28 .000
M_2SB .488 28 .000 .485 28 .000
M_3SB .435 28 .000 .668 28 .000
M_4SB .280 28 .000 .838 28 .001
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan output uji normalitas dengan uji saphiro wilk
diatas diperoleh nilai sig. masing - masing butir pertanyaan <
0.05. Hal tersebut berarti H0 ditolak. Data mobilitas diatas tidak
berdistribusi normal.
4) Pembuatan Keputusan Keluarga (Family Decision Making)
Tabel 4. 9 Hasil Uji Normalitas Indikator FD
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
FD_1SB .468 28 .000 .515 28 .000
FD_2SB .454 28 .000 .578 28 .000
FD_3SB .355 28 .000 .637 28 .000
FD_4SB .392 28 .000 .622 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Sum ber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan tabel diatas yang merupakan output uji
normalitas dengan uji saphiro wilk diperoleh nilai sig. masing -
masing butir pertanyaan < 0.05. Hal tersebut berarti H0 ditolak.
Data Pembuatan keputusan keluarga diatas tidak berdistribusi
normal.
66
5) Kesadaran Hukum (Legal Awareness)
Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas Indikator LA
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LA_1SB .446 28 .000 .583 28 .000
LA_2SB .444 28 .000 .619 28 .000
LA_3SB .330 28 .000 .723 28 .000
LA_4SB .539 28 .000 .188 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Tabel diatas menunjukkan output uji normalitas dengan uji
saphiro wilk. Pada tabel diatas diperoleh nilai sig. masing
masing butir pertanyaan < 0.05 yang berarti H0 ditolak. Jadi data
Kesadaran Hukum diatas tidak berdistribusi normal.
6) Rasa Percaya Diri (Self Confidence)
Tabel 4. 11 Hasil Uji Normalitas Indikator SC
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SC_1SB .404 28 .000 .619 28 .000
SC_2SB .270 28 .000 .784 28 .000
SC_3SB .342 28 .000 .789 28 .000
SC_4SB .346 28 .000 .745 28 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan tabel diatas yang merupakan output uji
normalitas dengan uji saphiro wilk diperoleh nilai sig. masing -
masing butir pertanyaan < 0.05 yang berarti H0 ditolak. Data
Rasa Percaya Diri diatas tidak berdistribusi normal.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
indikator tidak berdistribusi normal. Salah satu alasan mengapa
data tidak berdistribusi normal berdasarkan teori dari Hair et al.
(2010, p. 70) adalah ukuran sampel. Ukuran sampel memiliiki
67
efek meningkatkan kekuatan statistik dengan mengurangi
kesalahan pengambilan sampel. Ukuran sampel yang lebih besar
mengurangi efek merugikan dari ketidak normalan. Dalam
sampel kecil dari 50 pengamatan atau lebih sedikit dan terutama
jika ukuran sampel kurang dari 30, penyebaran sugnifikan
mendatang dari normalitas dapat memiliki dampak besar pada
hasil. Untuk ukuran sampel 200 atau lebih banyak efek ini dapat
diabaikan.
Dikarenakan data tidak berdistribusi normal, sehingga
untuk pengujian selanjutnya yakni uji beda dilakukan
menggunakan uji wilcoxon.
e. Uji Hipotesis dengan Uji Wilcoxon
1) Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah Tangga (Household
Economic Decision Making)
Tabel 4. 12 Hasil Uji Wilcoxon Indikator HED
Test Statisticsa
HED_1SS -
HED_1SB
HED_2SS -
HED_2SB
HED_3SS -
HED_3SB
HED_4SS -
HED_4SB
Z -3.162b -3.771
b -4.146
b -4.583
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan SPSS,
diperoleh nilai signifikansi indikator Pembuatan Keputusan
Ekonomi Rumah Tangga sebagai berikut:
a) HED_1 sebesar 0.002 < 0.05
b) HED_2 sebesar 0.000 < 0.05
c) HED_3 sebesar 0.000 < 0.05
d) HED_4 sebesar 0.000 < 0.05
Dari data diatas dapat diartikan bahwa terdapat perubahan
antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari
BMT.
68
Tabel 4. 13 Hasil Uji Wilcoxon Indikator HED (Deskriptif Statistik)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
HED_1SB 28 3.89 .416 3 5
HED_1SS 28 4.25 .645 3 5
HED_2SB 28 4.00 .385 3 5
HED_2SS 28 4.57 .573 3 5
HED_3SB 28 3.86 .448 3 5
HED_3SS 28 4.54 .693 3 5
HED_4SB 28 4.07 .262 4 5
HED_4SS 28 4.82 .390 4 5
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 23, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari pada rata –
rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan antara
sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT.
Sehingga H0 ditolak dan Ha1 diterima. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Ekonomi
Rumah tangga (Household Economic Decision Making).
2) Pengendalian atas tabungan dan pendapatan (Control over
saving and income).
Tabel 4. 14 Hasil Uji Wilcoxon Indikator CSI
Test Statisticsa
CSI_1SS -
CSI_1SB
CSI_2SS -
CSI_2SB
CSI_3SS -
CSI_3SB
CSI_4SS -
CSI_4SB
Z -3.482b -4.264
b -4.264
b -4.025
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan SPSS,
diperoleh nilai signifikansi indikator Pengendalian atas tabungan
dan pendapatan sebagai berikut:
a. CSI_1 sebesar 0.000 < 0.05
69
b. CSI _2 sebesar 0.000 < 0.05
c. CSI _3 sebesar 0.000 < 0.05
d. CSI _4 sebesar 0.000 < 0.05
Dari data diatas dapat diartikan bahwa terdapat perubahan
antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari
BMT.
Tabel 4. 15 Hasil Uji Wilcoxon Indikator CSI (Deskriptif Statistik)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
CSI_1SB 28 3.43 .690 2 4
CSI_1SS 28 4.36 1.062 2 5
CSI_2SB 28 4.14 .448 3 5
CSI_2SS 28 4.86 .356 4 5
CSI_3SB 28 3.39 .832 2 4
CSI_3SS 28 4.11 .956 2 5
CSI_4SB 28 3.07 .858 1 4
CSI_4SS 28 3.71 .810 2 5
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 23, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari pada rata –
rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan antara
sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT..
Sehingga H0 ditolak dan Ha2 diterima. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Pengendalian atas tabungan dan
pendapatan (Control over Saving and Income).
3) Mobilitas (Mobility)
Tabel 4. 16 Hasil Uji Wilcoxon Indikator Mobility
Test Statisticsa
M_1SS -
M_1SB
M_2SS -
M_2SB
M_3SS -
M_3SB
M_4SS -
M_4SB
Z -4.243b -4.300
b -4.243
b .000
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 1.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. c. The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks.
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
70
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan SPSS,
diperoleh nilai signifikansi indikator Mobilitas sebagai berikut:
a) M_1 sebesar 0.000 < 0.05
b) M _2 sebesar 0.000 < 0.05
c) M _3 sebesar 0.000 < 0.05
d) M_4 sebesar 1.000 > 0.05
Dari data M1, M2 dan M3 diatas dapat diartikan bahwa
terdapat perubahan antara sebelum dan sesudah mendapatkan
pembiayaan dari BMT. Sedangkan M4 dengan butir pertanyaan
“Saya dapat pergi tanpa perlu izin dari suami” tidak terdapat
perubahan.
Tabel 4. 17 Hasil Uji Wilcoxon Indikator Mobility (Deskriptif Statistik)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
M_1SB 28 3.79 .686 2 5
M_1SS 28 4.43 .742 3 5
M_2SB 28 3.86 .591 2 5
M_2SS 28 4.64 .678 2 5
M_3SB 28 3.54 .962 1 5
M_3SS 28 4.18 .905 2 5
M_4SB 28 2.61 .786 1 4
M_4SS 28 2.61 1.031 1 5
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 23, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Sebagian
besar memiliki nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari pada rata
– rata sesudah, sedangkan butir pertanyaan “Saya dapat pergi
tanpa perlu izin dari suami” memiliki nilai rata – rata yang
sama, yakni 2.61 sehingga H0 diterima atau tidak terdapat
kemajuan dalam mobilitas. Dikarenakan sebagian besar
memiliki peningkatan dalam nilai rata - rata maka dapat
diartikan terdapat peningkatan antara sebelum dan sesudah
mendapatkan Pembiayaan dari BMT. Sehingga H0 ditolak dan
Ha3 diterima. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi
71
dalam pembiayaan BMT dapat memberikan kemajuan dalam
Mobilitas (Mobility).
4) Pembuatan Keputusan Keluarga (Family Decision Making).
Tabel 4. 18 Hasil Uji Wilcoxon Indikator FD
Test Statisticsa
FD_1SS -
FD_1SB
FD_2SS -
FD_2SB
FD_3SS -
FD_3SB
FD_4SS -
FD_4SB
Z -4.123b -4.000
b -4.123
b -3.873
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan SPSS,
diperoleh nilai signifikansi indikator Pembuatan Keputusan
Keluarga sebagai berikut:
a) FD_1 sebesar 0.000 < 0.05
b) FD_2 sebesar 0.000 < 0.05
c) FD_3 sebesar 0.000 < 0.05
d) FD_4 sebesar 0.000 < 0.05
Dari data diatas dapat diartikan bahwa terdapat perubahan
antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari
BMT.
Tabel 4. 19 Hasil Uji Wilcoxon Indikator FD (Deskriptif Statistik)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
FD_1SB 28 3.93 .378 3 5
FD_1SS 28 4.54 .693 3 5
FD_2SB 28 3.29 .535 3 5
FD_2SS 28 3.86 .803 3 5
FD_3SB 28 3.54 .508 3 4
FD_3SS 28 4.14 .803 3 5
FD_4SB 28 4.39 .497 4 5
FD_4SS 28 4.93 .262 4 5
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 23, 2019
72
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari pada rata –
rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan antara
sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT.
Sehingga H0 ditolak dan Ha4 diterima. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Keluarga
(Family Decision Making).
5) Kesadaran Hukum (Legal Awareness)
Tabel 4. 20 Hasil Uji Wilcoxon Indikator LA
Test Statisticsa
LA_1SS -
LA_1SB
LA_2SS -
LA_2SB
LA_3SS -
LA_3SB
LA_4SS -
LA_4SB
Z -3.900b -3.755
b -4.579
b -5.196
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan SPSS,
diperoleh nilai signifikansi indikator Kesadaran Hukum sebagai
berikut:
a) LA_1 sebesar 0.000 < 0.05
b) LA_2 sebesar 0.000 < 0.05
c) LA _3 sebesar 0.000 < 0.05
d) LA_4 sebesar 0.000 < 0.05
Dari data diatas dapat diartikan bahwa terdapat perubahan
antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari
BMT.
73
Tabel 4. 21 Hasil Uji Wilcoxon Indikator LA (Deskriptif Statistik)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
LA_1SB 28 3.93 .539 2 5
LA_1SS 28 4.54 .576 3 5
LA_2SB 28 3.86 .651 2 5
LA_2SS 28 4.54 .508 4 5
LA_3SB 28 3.14 1.044 2 5
LA_3SS 28 4.96 .189 4 5
LA_4SB 28 4.04 .189 4 5
LA_4SS 28 5.00 .000 5 5
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 23, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari pada rata –
rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan antara
sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT.
Sehingga H0 ditolak dan Ha5 diterima. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Kesadaran Hukum (Legal
Awareness).
6) Rasa Percaya Diri (Self Confidence)
Tabel 4. 22 Hasil Uji Wilcoxon Indikator SC
Test Statisticsa
SC_1SS -
SC_1SB
SC_2SS -
SC_2SB
SC_3SS -
SC_3SB
SC_4SS -
SC_4SB
Z -4.379b -3.771
b -4.000
b -3.300
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 25, 2019
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan SPSS,
diperoleh nilai signifikansi indikator Rasa Percaya Diri sebagai
berikut:
a) SC_1 sebesar 0.000 < 0.05
b) SC _2 sebesar 0.000 < 0.05
74
c) SC _3 sebesar 0.000 < 0.05
d) SC _4 sebesar 0.001 < 0.05
Dari data diatas dapat diartikan bahwa terdapat perubahan
antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari
BMT.
Tabel 4. 23 Hasil Uji Wilcoxon Indikator SC (Deskriptif Statistik)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
SC_1SB 28 4.04 .576 2 5
SC_1SS 28 4.79 .499 3 5
SC_2SB 28 3.71 .713 3 5
SC_2SS 28 4.29 .854 3 5
SC_3SB 28 3.96 .693 2 5
SC_3SS 28 4.54 .744 3 5
SC_4SB 28 3.96 .576 3 5
SC_4SS 28 4.46 .693 3 5
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 23, 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari pada rata –
rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan antara
sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT.. Hal
tersebut berarti terdapat peningkatan antara sebelum dan
sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT. Sehingga H0
ditolak dan Ha6 diterima. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa
partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan
kemajuan dalam Rasa Percaya Diri (Self Confidence).
C. Interpretasi Hasil
Adapun interpretasi penelitian terhadap hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah tangga (Household
Economic Decision Making)
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat nilai signifikansi HED_1
sebesar 0.002 < 0.05, HED_2 sebesar 0.000 < 0.05, HED_3 sebesar
75
0.000 < 0.05, HED_4 sebesar 0.000 < 0.05. Berdasarkan tabel 4.13
dapat dilihat bahwa secara keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih
kecil dari pada rata – rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat
peningkatan antara sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan
dari BMT. Sehingga H0 ditolak dan Ha1 diterima atau dapat diartikan
bahwa dengan berpartisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah
tangga (Household Economic Decision Making).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Gangadhar CH & P (2015) menunjukkan bahwa faktor
pembuatan keputusan ekonomi rumah tangga setelah anggota
berpartisipasi dalam microfinance memiliki rata – rata skor lebih
tinggi dibandingkan sebelum berpartisipasi dalam microfinance.
2. Pengendalian atas tabungan dan pendapatan (Control over Saving
and Income)
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui nilai CSI_1 sebesar 0.000 < 0.05,
CSI _2 sebesar 0.000 < 0.05, CSI _3 sebesar 0.000 < 0.05, CSI _4
sebesar 0.000< 0.05. Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari pada rata – rata
sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan antara sebelum dan
sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT. Sehingga dapat diartikan
H0 ditolak dan Ha2 diterima. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa
partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan kemajuan
dalam Pengendalian atas tabungan dan pendapatan (Control over
Saving and Income).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Kato dan Kratzer (2013) yang menunjukkan bahwa setelah
berpartisipasi dalam microfinance anggota bisa mengendalikan saving
dan income dibanding yang bukan anggota microfinance.
3. Mobilitas (mobility)
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan nilai M_1 sebesar 0.000 <
0.05, M _2 sebesar 0.000 < 0.05, M _3 sebesar 0.000 < 0.05, M_4
76
sebesar 1.000 > 0.05. Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa
Sebagian besar memiliki nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari pada
rata – rata sesudah, sedangkan butir pertanyaan “Saya dapat pergi
tanpa perlu izin dari suami” memiliki nilai rata – rata yang sama, baik
sebelum maupun sesudah yakni 2.61 sehingga H0 diterima atau tidak
terdapat kemajuan dalam mobilitas.
Menurut (Gangadhar CH & P, 2015) dalam penelitiannya, butir
pertanyaan ini menjadi indikator peningkatan suatu mobilitas. Jika
nilai setelah berpartisipasi di microfinance tinggi maka mobilitas
semakin meningkat. Berbeda halnya dengan keadaan di Indonesia,
Ciputat khususnya. Banyak yang menyatakan bahwa ketika dalam
bepergian harus meminta izin dari suami. Sesuai dengan firman Allah
yang berbunyi:
جنتب ج ولبيوثكن فنوقر ٱهلي ةج ل ٱتب قم وى ل
لو ٱنوأ كو ٱوءاتيةلص ةلز
طع ٱنوأ ما ۥ ورشوللل ٱيريدإن ه سلرج ٱعنكمهبلذ لل
ٱلأ ويطهركم تي ل
٣٣اهيرتط “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang
dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah
Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (Q.s Al Ahzab: 33)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dalam Tafsir Qur’an Al Adzim
6/408 bahwa wanita tidak boleh keluar rumah kecuali ada kebutuhan.
Dengan demikian seorang wanita tidak boleh keluar rumah melainkan
untuk urusan yang penting atau urusan kebutuhan rumah tangga seperti
memasak dan lain lain, selain dari hal tersebut tidak diperbolehkan
pergi tanpa izin suaminya. (Gunarsa, 2012)
Hal inilah yang menyebabkan perempuan – perempuan mitra BMT
menganggap ketika bepergian harus berdasarkan izin suami.
Dikarenakan M1, M2, M3 memiliki nilai rata – rata sesudah lebih
besar daripada sebelum, maka hal tersebut dapat diartikan terdapat
77
peningkatan antara sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan
dari BMT. Sehingga H0 ditolak dan Ha3 diterima. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Mobilitas (Mobility).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Kato dan Kratzer (2013) yang menunjukkan bahwa anggota
microfinance dapat bepergian sendiri dan dapat berpartisipasi dalam
aktivitas diluar rumah. Serta mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Kodhamarty (2016) juga menunjukkan bahwa semua anggota
memiliki kebebasan penuh dalam mobilitas.
4. Pembuatan Keputusan Rumah Tangga (Family Decision Making)
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai FD_1 sebesar
0.000 < 0.05, FD_2 sebesar 0.000 < 0.05, FD_3 sebesar 0.000 < 0.05,
FD_4 sebesar, 0.000 < 0.05. Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat
bahwa secara keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari
pada rata – rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan
antara sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT.
Sehingga dapat diartikan H0 ditolak dan Ha4 diterima. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Keluarga (Family
Decision Making)
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Gangadhar CH & P (2015) menunjukkan bahwa faktor
pembuatan keputusan rumah tangga setelah anggota berpartisipasi
dalam microfinance memiliki rata – rata skor lebih tinggi
dibandingkan sebelum berpartisipasi dalam microfinance. Serta
mendukung penelitian yang dilakukan Sarumathi dan Mohan (2011)
yang menunjukkan bahwa sebagian besar anggota setuju bahwa ia
memiliki peran utama dalam pembuatan keputusan keluarga.
5. Kesadaran hukum (Legal Awareness)
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai LA_1 sebesar
0.000 < 0.05, LA_2 sebesar 0.000 < 0.05, LA _3 sebesar 0.000 <
78
0.05, LA_4 sebesar 0.000 < 0.05. Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat
bahwa secara keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari
pada rata – rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan
antara sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT.
Sehingga dapat diartikan H0 ditolak dan Ha5 diterima. Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Kesadaran Hukum (Legal Awareness).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Gangadhar CH & P (2015) yang menunjukkan bahwa
setelah berpartisipasi di microfinance anggota memiliki kesadaran
hukum yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum berpartisipasi
di microfinance dan mendukung Penelitian yang dilakukan oleh Al
Mamun, et al. (2014) juga menunjukkan bahwa tingkat pemahaman
tentang adanya perlindungan hukum terhadap kekerasan meningkat
setelah menjadi nasabah microfinance.
6. Rasa percaya diri (Self Confidence)
Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa nilai SC_1 sebesar
0.000 < 0.05, SC _2 sebesar 0.000 < 0.05, SC _3 sebesar 0.000 < 0.05,
SC _4 sebesar 0.001 < 0.05. Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat
bahwa secara keseluruhan nilai rata – rata sebelum lebih kecil dari
pada rata – rata sesudah, hal tersebut berarti terdapat peningkatan
antara sebelum dan sesudah mendapatkan Pembiayaan dari BMT.
Sehingga dapat diartikan H0 ditolak dan Ha6 diterima. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Rasa Percaya Diri (Self Confidence).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Kodhamarty (2016) yang menunjukkan bahwa dengan
berpartisipasi di Microfinance dapat meningkatkan rasa percaya diri,
baik itu percaya diri dalam mengelola kesulitan keuangan,
berkomunikasi dalam pertemuan, serta berkomunikasi dengan orang
lain seperti orang bank. Sejalan dengan penelitian diatas, penelitian ini
juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh El Hadidi (2018)
79
menunjukkan bahwa Microfinance memiliki pengaruh terhadap
peningkatan rasa percaya diri mayoritas anggota.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan berpartisipasi dalam
pembiayaan Microfinance Syariah dalam hal ini BMT maka dapat
memberikan kemajuan dalam pembuatan keputusan ekonomi rumah
tangga, pengendalian atas tabungan dan pendapatan, mobilitas,
pembuatan keputusan keluarga, kesadaran hukum dan rasa percaya diri.
Dengan demikian semakin banyak mitra perempuan yang memperoleh
pembiayaan untuk modal usaha dari BMT maka semakin meningkat
pemberdayaan perempuan.
2. Metode Kualitatif
a. Pengumpulan Data Kualitatif (Hasil Metode Depth Interview)
Berikut ini merupakan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan
kepada responden terkait dengan pembiayaan yang diambil:
1) Bagaimana mekanisme pembayaran angsuran pembiayaannya?
2) Apakah ibu terlibat dalam setiap pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan ekonomi rumah tangga? (Pembuatan
Keputusan Ekonomi Rumah Tangga)
3) Menurut pendapat ibu, apakah terdapat perubahan secara
ekonomi setelah memperoleh pembiayaan dari BMT?
(Pengendalian atas tabungan dan pendapatan)
4) Apakah terdapat perubahan dalam mobilitas yakni dapat
bepergian seorang diri setelah berpartisipasi di BMT?
(Mobilitas)
5) Apakah ibu terlibat dalam setiap pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan keluarga? (Pembuatan Keputusan Keluarga)
6) Apakah setelah bergabung dengan BMT ibu sudah tidak
mengambil pinjaman dari rentenir? (Kesadaran Hukum)
7) Apakah ibu merasa percaya diri dalam berkomunikasi dan
mengungkapkan pendapat terhadap orang lain? (Rasa Percaya
Diri)
80
Dari wawancara dengan responden maka diperoleh hasil penelitian
sebagai berikut:
1) Mekanisme Pembayaran Angsuran Pembiayaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden,
kebanyakan menjawab dengan mengambil dari tabungan
mereka.
Ibu Suhaemi, pemilik usaha warung nasi uduk cirendeu
mengatakan bahwa biasanya Pak Tulus (Marketing BMT UMJ)
setiap hari mendatangi rumahnya untuk menawarkan apakah
akan menabung atau tidak. Untuk pembayaran cicilannya
biasanya langsung diambil dari tabungan.
Menurut Ibu Siti Faticha Pemilik usaha soto di Kantin FEB
UMJ juga mengatakan hal yang sama. Ia setiap hari baik siang
ataupun sore dikunjungi oleh Pak Deny (Marketing BMT UMJ)
untuk mengambil tabungan hariannya.
Begitupula dengan responden yang lain, hampir rata – rata
menjawab dengan hal yang sama, mereka dihimbau untuk
memiliki tabungan di BMT, kemudian penarikan dari
marketingnya adalah setiap hari, dan ketika tiba jatuh tempo
angsuran pembiayaannya tinggal dipotong dari tabungan.
BMT Syahida pun melakukan sistem yang hampir sama.
Bedanya, karena mayoritas mitra BMT adalah karyawan UIN
Jakarta maka setiap bulannya angsuran bisa dipotong dari Gaji
mereka.
Namun adapula yang tidak demikian, karena jarak tempat
tinggal mitra yang terbilang jauh dari BMT, maka biasanya
beberapa mitra hanya membayar angsuran lewat transfer.
Seperti yang dilakukan oleh Ibu Erlina dan Ibu Andi, Pemilik
usaha Baju Cicilan dan Kue Basah. Mereka menggunakan
metode transfer sebagai cara pembayaran cicilan mereka.
81
2) Keterlibatan dalam setiap pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan ekonomi rumah tangga
Ibu Chaeriyah pemilik Wr. Jajanan anak Pamulang
menyatakan bahwa sebelum berpartisipasi dengan BMT, ia
terlibat dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan
ekonomi rumah tangga dan setelah menjadi mitra BMT yang
notabene mempunyai tanggungjawab lebih untuk membayar
angsuran pembiayaan ia pasti dilibatkan dalam pembuatan
keputusan ekonomi, bahkan ia mengatakan ia sering
mengambil peran tersebut sendiri, karena memang statusnya
yang sudah bercerai dengan suaminya.
Ibu Kartini Apriani pemilik Wr. Jajan MI Cirendeu
mengatakan hal yang serupa, ia selalu dilibatkan oleh suaminya
dalam setiap pembuatan keputusan terkait dengan ekonomi
rumah tangga, apalagi setelah mengambil pembiayaan di BMT,
ia mengaku sering berdiskusi terkait dengan hal tersebut.
Ibu Tita Depa Yunita pemilik Usaha Dagang Mainan
Online dan Offline ini selalu dilibatkan dalam pembuatan
keputusan yang berkaitan dengan ekonomi rumah tangganya,
terlebih ia memiliki usaha dan pembiayaan dari BMT yang
dapat memberikan kontribusi pendapatan terhadap rumah
tangga, jadi ia sering mengambil keputusan ekonomi dengan
musyawarah bersama suami.
Ada lagi ibu supriati, pemilik usaha lauk dan soto, ia telah
menjadi mitra dari lebih dari satu BMT, ia selalu terlibat dalam
setiap pembuatan keputusan ekonomi dalam rumah tangganya
terlebih setelah memperoleh pembiayaan. Pemilik warung
Nana yang letaknya disekitar UMJ ini bahkan aktif menjadi
pengurus koperasi ibu – ibu di wilayah tersebut.
Adapun mitra yang lain, lebih dari setengahnya mengatakan
hal yang hampir sama, setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar perihal arus
82
kas dirumah tangganya, sehingga mereka selalu
bermusyawarah dalam setiap pembuatan keputusan ekonomi.
3) Perubahan ekonomi setelah memperoleh pembiayaan dari
BMT
Ada beberapa mitra BMT yang menyatakan bahwa setelah
bergabung di BMT tidak ada perbedaan dengan sebelumnya.
Seperti pendapat Ibu Mahifal, Pemilik Wr. Po Ipang, ia merasa
setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT belum ada
perubahan dalam usahanya dikarenakan pendapatan yang ia
peroleh belum mengalami peningkatan. Namun ia mengaku
terdapat perubahan dalam bentuk lain, yakni ia merasa lebih
percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Begitupula dengan Ibu Umi Kulsum, Pemilik Usaha Obat –
obatan Herbal. Ia merasa bahwa setelah mendapatkan
pembiayaan dari BMT belum ada perubahan dalam
pendapatan.
Hal yang sama dirasakan oleh Ibu Nuryani, Pemilik usaha
catering Kp. Utan, ia melihat pendapatan sebelum dan sesudah
menjadi mitra BMT masih sama.
Namun tidak sedikit pula yang memberikan jawaban yang
berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Kak Firdha Aulia,
Pemilik Usaha Hijab Fashion Jaksel. Ia yang mengambil
pembiayaan sejak duduk dibangku perkuliahan ini mengaku
bahwa setelah bergabung di BMT terdapat peningkatan
terhadap pendapannya. Project hijab fashion yang dikelola oleh
ia dan teman – temannya ini mulai berkembang. Biasanya
pendapatan dari usaha ini kisaran Rp 7.000.000, setelah
memperoleh pembiayaan dari BMT pendapatan yang diperoleh
bisa dua kali lipat dari sebelumnya.
Ibu Siti Kusbariyah, Pemilik usaha warteg Zona Gintung
juga merasakan hal yang sama. Ia merasa bahwa degan
bergabung di BMT ia memperoleh pendapatan yang
83
meningkat dari sebelumnya. Biasanya ia memperoleh
pendapatan Rp 19.200.000 perbulan, setelah mendapat
pembiayaan dari BMT ia memperoleh pendapatan sebesar Rp
24.000.000 perbulan.
Ibu Kartini Apriani, pemilik usaha warung jajan MI
Cirendeu merasa terdapat perubahan setelah mendapatkan
pembiayaan di BMT. Pendapatan yang sebelumnya ia peroleh
adalah Rp 7.000.000 perbulan namun setelah mendapat modal
dari BMT terdapat peningkatan menjadi Rp 8.000.000
perbulan. Walaupun tidak terlalu besar, menurutnya jika
ditanya perubahan sebelum dan sesudah itu ada.
Ibu Royani, Pemilik Usaha Warung Kelontong Pamulang
juga menyatakan hal yang sama. Ketika ditanya apakah
terdapat perubahan dalam ekonomi ia mengemukakan secara
pendapatan ya meningkat yang awalnya Rp 8.500.000 perbulan
menjadi Rp 11.000.000 perbulan.
Hal yang sama yang dirasakan oleh Ibu Suhaemi, Ibu
Cheriyah, Ibu Rachmayanti dan Ibu Een.
Ibu Suhaemi, Pemilik Usaha Wr. Nasi Uduk Cirendeu
mengaku terdapat peningkatan pendapatan sesudah menjadi
mitra BMT. Awalnya ia hanya memperoleh pendapatan sebesar
Rp 16.000.000 perbulan, namun setelah bergabung menjadi
mitra BMT pendapatannya meningkat menjadi Rp 20.000.000
perbulan.
Ibu Chaeriyah, Pemilik usaha Bakaran Sosis Pamulang
menyatakan bahwa jika berbicara mengenai perubahan itu ada
walaupun tidak langsung da;am jumlah yang besar. Ia biasanya
memperoleh pendapatan sebesar Rp 4.000.000 perbulan.
Setelah ia mengambil pembiayaan di BMT untuk modal
usahanya, ia memperoleh pendapatan sebesar Rp 4.500.000
perbulan.
84
Ibu Een, Pemilik Usaha Es Bintaro yang baru sekali
mendapatkan pembiayaan dari BMT ini mengatakan adanya
perubahan sebelum dan sesudahnya. Awalnya ia hanya
memperoleh pendapatan sebesar Rp 10.000.000 perbulan
hingga akhirnya ketika mendapatkan modal ia memperoleh
peningkatan pendapatan menjadi Rp 14.000.000 perbulan
Ibu Rachmayanti, Penjahit di Pamulang juga mengatakan
hal yang sama. Meskipun pendapatannya hanya datang ketika
ada pesanan saja, dan pendapatannya naik turun namun ia
mengaku setelah bergabung menjadi mitra BMT, ia yang
awalnya mendapatkan fee dari jasa menjahitnya sebesar Rp
1.000.000 perbulan menjadi Rp 1.500.000 perbulan.
Begitupula dengan mitra yang lain yang digambarkan
dalam grafik dibawah, mereka menyatakan bahwa terdapat
peningkatan dalam ekonomi setelah mendapatkan pembiayaan
dari BMT.
Grafik 4. 1 Pendapatan Perbulan Mitra Perempuan (dalam rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan Data menggunakan ms. Excel, 2019
Berdasarkan grafik diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas terdapat perubahan secara ekonomi pada mitra
Perempuan yang menerima pembiayaan modal kerja dari BMT,
0
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Pendapatan Mitra Perempuan BMT
Pendapatan Sebelum Pendapatan Sesudah
85
hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan mereka yang
meningkat walaupun tidak terlalu besar.
4) Perubahan dalam mobilitas yakni lebih bisa bepergian
seorang diri setelah berpartisipasi di BMT
Pada dasarnya terdapat peningkatan mobilitas bagi mitra
yang berpartisipasi dalam pembiayaan BMT. Walaupun
peningkatannya tidak terlalu tinggi, lebih dari setengah
responden merasa terdapat perubahan dalam daya geraknya.
Seperti Ibu Ade Sofiaty, karyawan Uin jakarta yang juga
memiliki usaha konveksi ini mengaku lebih fleksibel untuk
bepergian kemanapun seorang diri setelah berpartisipasi
dengan BMT. Terlebih ia merupakan salah satu mitra yang dari
awal berdirinya BMT sudah bergabung dan membantu mencari
mitra, sehingga sedikit banyak ia paham terkait pembiayaan di
BMT.
Ibu Siti Rokayah pemilik Wr. Nasi Uduk dan mie ayam
sekitar kampus UMJ juga mengatakan demikian, ia mengaku
terdapat perubahan daya geraknya, ia menjadi lebih bisa
bepergian seorang diri. Seperti dalam pembelian peralatan
rumah tangga, ia sering bepergian sendiri.
Begitupula dengan Kak Firdha Aulia, pemilik usaha hijab
fashion di Jakarta Selatan ini menjadi lebih bisa bepergian
sendiri tanpa merasa khawatir dalam pembelian perlengkapan
terkait dengan usahanya.
Ibu Nuryani pemilik Usaha Makanan dan Kue Basah juga
merasakan hal yang sama, ia menjadi lebih bisa bepergian
seorang diri setelah berpartisipasi dalam pembiayaan di BMT.
Ia dapat pergi membeli peralatan rumah tangga, melakukan
pembiayaan ke BMT seorang diri.
86
5) Keterlibatan dalam setiap pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan keluarga
Ibu Chairian pemilik usaha Wr. Kelontong di sekitar UMJ
ini sering dilibatkan dalam pembuatan keputusan keluarga.
Terkait pendidikan anak misalnya, ia selalu dilibatkan dalam
pembuatan keputusan tersebut. Ia mengaku sering berdiskusi
dengan suaminya terlebih setelah mengambil pembiayaan di
BMT. Ia memberikan kontribusi pendapatan ke rumah tangga,
sehingga setiap pembuatan keputusan selalu melibatkan
dirinya.
Ibu Royani, pemilik usaha kelontong di Pamulang juga
merasakan hal yang sama, ia yang sedari awal sudah terlibat
dalam keputusan yang berkaitan dengan keluarga seperti
pendidikan anak, setelah memperoleh pembiayaan ia menjadi
lebih berperan dalam pembuatan keputusan yang berkaitan
dengan keluarganya. Apalagi sekarang ia menjadi Single parent
bagi anaknya. Ia yang menjadi tumpuan utama anaknya dalam
menjalankan kehidupan.
Ibu Aliyah, pemilik usaha sembako di Bintaro, ia juga
mengatakan bahwa setelah berpartisipasi dalam pembiayaan
BMT ia menjadi semakin berperan dalam pembuatan
keputusan yang berkaitan dengan keluarganya, seperti dalam
pendidikan anak dan kesehatan keluarganya.
Begitupula Ibu Ani Suryaningsih, pemilik Usaha Lauk
Matang di Kampung Utan ini dilibatkan dalam pembuatan
keputusan keluarga seperti dalam pendidikan anak dan
kesehatan keluarga. Setelah berpartisipasi di BMT, ia menjadi
berperan lebih dalam pengambilan keputusan terkait
keluarganya.
Setengah lebih dari mitra BMT menyatakan bahwa setelah
berpartisipasi di BMT, mereka menjadi semakin terlibat dalam
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan keluarga. Apalagi
87
perannya menjadi seorang ibu yang salah satu tugasnya adalah
mendidik anaknya dengan baik, sehingga setiap keputusan
yang berkaitan dengan keluarga sudah sewajarnya melibatkan
seorang ibu didalamnya.
6) Masih ada atau tidaknya pinjaman ke Rentenir setelah
mengambil pembiayaan di BMT
Pada kenyataanya masih ada beberapa mitra BMT yang
masih mengambil pinjaman dari rentenir. Alasannya rata – rata
karena kebutuhan mendesak yang membutuhkan fresh money
dalam jangka waktu yang cepat.
Seperti Ibu X (tidak bisa peneliti sebutkan namanya) yang
mengambil pinjaman dari rentenir dikarenakan membutuhkan
dana dalam waktu yang cepat. Ia mengaku jika ia tidak
mengambil pinjaman dari bank keliling maka warung yang ia
kelola tidak akan bisa beroperasi pada saat itu karena stock
bahan – bahan hampir habis.
Alasan yang hampir sama dikemukakan oleh Ibu Y. Ia
mengaku mengambil pinjaman dari bank keliling karena
kebutuhan mendesak, Statusnya yang single parent
memaksanya harus bekerja keras untuk membiayai seluruh
keperluan anak – anaknya.
Ibu Z, juga masih mengambil pinjaman ke rentenir.
Disamping mengambil pembiayaan di BMT, ia juga
mengambil pinjaman ke bank keliling. Namun saat ini ia
mengaku akan segera menyelesaikan tanggungannya kepada
bank keliling tersebut. Ia sadar akan bunga yang ia keluarkan
bertambah besar setiap harinya.
Beberapa Mitra yang masih berurusan dengan rentenir ini,
lokasi rumah mereka lumayan jauh dari BMT, sehingga mereka
beralasan ketika meminjam ke BMT membutuhkan waktu
sedikit lebih lama dibandingkan dengan meminjam ke rentenir.
Padahal mereka sama – sama menyadari, bahwa hukum
88
meminjam ke rentenir itu haram, dan mereka juga sama – sama
memahami kalau meminjam uang ke rentenir akan merugikan
mereka dari sisi bunga yang terus berlipat.
Namun, setengah lebih dari mitra yang mengambil
pembiayaan di BMT mengaku tidak mengambil pinjaman dari
bank keliling, mereka mengetahui bahwa pinjaman dari
rentenir itu termasuk bunga dan dilarang oleh islam. Terlebih
setelah mengambil pembiayaan dari BMT, mereka sudah
merasakan manfaatnya sehingga sudah tidak ingin berurusan
dengan rentenir.
7) Rasa percaya diri dalam berkomunikasi dan
mengungkapkan pendapat terhadap orang lain
Ibu Supriyati Mukti pemilik usaha Waarung Bakso Pondok
Cabe Ilir merasakan adanya peningkatan dalam rasa percaya
diri dalam berkomunikasi dengan orang lain setelah
berpartisipasi dalam pembiayaan di BMT. Meskipun
peningkatannya tidak banyak, ia yang juga merupakan
karyawan UIN Jakarta ini merasakan adanya perubahan.
Ibu Ani Suryaningsih juga merasakan hal yang sama.
Pemilik Usaha Lauk Matang ini merasa ada peningkatan dalam
rasa percaya diri dalam berkomunikasi dan mengungkapkan
pendapatnya terhadap orang lain. Terlebih usahanya dengan
sistem keliling tersebut memaksanya untuk bisa menawarkan
dagangannya terhadap calon konsumennya. Sehingga
kepercayaan diri dalam hal ini merupakan hal yang penting.
Ibu Rohayati Pemilik Usaha Es disamping Masjid Fathullah
mengatakan hal serupa. Ia yang memang sedari awal sudah
sering berkomunikasi dengan orang lain menjadi semakin
percaya diri dalam berkomunikasi dan menyampaikan
pendapatnya terhadap orang lain setelah berpartisipasi dalam
BMT.
89
Begitupula dengan Ibu Een, pemilik usaha Es di Bintaro
yang baru mendapatkan pembiayaan sebanyak satu kali ini
mengaku mendapatkan perubahan dalam rasa percaya dirinya.
Meskipun tidak banyak, ia mengatakan bahwa terdapat
peningkatan rasa percaya diri dalam berkomunikasi dengan
orang lain setelah berpartisipasi dalam pembiayaan di BMT.
Terlebih sekarang sebagai penjual ia semakin sering bertemu
dengan orang lain, sehingga semakin meningkat rasa percaya
dirinya.
Lebih dari setengah mitra yang berpartisipasi dalam
pembiayaan di BMT mengaku mendapatkan perubahan dalam
rasa percaya dirinya. Hal tersebut dikarenakan mereka sering
berkomunikasi dengan petugas BMT dan konsumen dari
produk yang mereka jual. Sehingga mereka sudah mulai
terbiasa dalam berkomunikasi dengan orang lain dan
mengungkapkan pendapatnya terhadap orang lain.
3. Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian
kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama dengan hasil penelitian
kualitatif pada tahap kedua. Dari perbandingan tersebut nantinya
diperoleh informasi apakah hasil penelitian tersebut mendukung,
melengkapi, memperdalam atau bahkan bertentangan dengan hasil
penelitian pada tahap sebelumnya. Beirkut ini merupakan perbandingan
hasil metode kuantitatif dan kualitatif.
Tabel 4. 24 Analisis Data Kuantitatif dan Data Kualitatif
No. Kategori Data
Kuantitatif
Data Kualitatif Kesimpulan
1. Mekanisme
Pembayaran
Angsuran
Pembiayaan*
- Dianjurkan
untuk memiliki
tabungan di
BMT, penarikan
Melengkapi Data
Kuantitatif
90
No. Kategori Data
Kuantitatif
Data Kualitatif Kesimpulan
dari bagian
marketingnya
setiap hari, dan
ketika tiba jatuh
tempo angsuran
pembiayaannya
tinggal dipotong
dari tabungan.
2. Keterlibatan
dalam setiap
pembuatan
keputusan yang
berkaitan dengan
ekonomi rumah
tangga
Berpartisipasi
dalam
pembiayaan
BMT dapat
memberikan
kemajuan dalam
Pembuatan
Keputusan
Ekonomi Rumah
Tangga
Setelah
bergabung
dengan
pembiayaan
BMT, terlebih
dengan adanya
kontribusi
pendapatan
terhadap rumah
tangga
membuat mitra
selalu dilibatkan
dalam
pembuatan
keputusan
ekonomi rumah
tangga.
Membuktikan
dan Mendukung
Data Kuantitatif
3. Perubahan
ekonomi setelah
memperoleh
pembiayaan dari
BMT
Berpartisipasi
dalam
pembiayaan
BMT dapat
memberikan
Terdapat
perubahan
secara ekonomi
pada setengah
lebih mitra
Membuktikan
dan Mendukung
Data Kuantitatif
91
No. Kategori Data
Kuantitatif
Data Kualitatif Kesimpulan
kemajuan dalam
Pengendalian
atas Tabungan
dan Pendapatan
perempuan
yang menerima
pembiayaan
modal kerja dari
BMT, hal
tersebut dapat
dilihat dari
pendapatan
mereka yang
meningkat
walaupun tidak
terlalu tinggi.
4. Perubahan dalam
mobilitas yakni
lebih bisa
bepergian
seorang diri
setelah
berpartisipasi di
BMT
Berpartisipasi
dalam
pembiayaan
BMT dapat
memberikan
kemajuan dalam
Mobilitas
Terdapat
peningkatan
mobilitas bagi
mitra yang
berpartisipasi
dalam
pembiayaan
BMT.
Walaupun
peningkatannya
tidak terlalu
tinggi. Lebih
dari setengah
responden
merasa terdapat
perubahan
dalam daya
geraknya
Membuktikan
dan Mendukung
Data Kuantitatif
92
No. Kategori Data
Kuantitatif
Data Kualitatif Kesimpulan
5. Keterlibatan
dalam setiap
pembuatan
keputusan yang
berkaitan dengan
keluarga
Berpartisipasi
dalam
pembiayaan
BMT dapat
memberikan
kemajuan dalam
Pembuatan
Keputusan
Keluarga
Setengah lebih
dari mitra BMT
menyatakan
bahwa setelah
mengambil
pembiayaan di
BMT, mereka
menjadi
semakin terlibat
dalam
pembuatan
keputusan yang
berkaitan
dengan keluarga
Membuktikan
dan Mendukung
Data Kuantitatif
6. Masih ada atau
tidaknya
pinjaman ke
Rentenir setelah
mengambil
pembiayaan di
BMT
Berpartisipasi
dalam
pembiayaan
BMT dapat
memberikan
kemajuan dalam
Kesadaran
Hukum
Setengah lebih
dari mitra yang
mengambil
pembiayaan di
BMT mengaku
tidak
mengambil
pinjaman dari
bank keliling,
mereka
mengetahui
bahwa pinjaman
dari rentenir itu
termasuk bunga
dan dilarang
oleh islam.
Membuktikan,
Mendukung dan
Melengkapi
Data Kuantitatif
93
No. Kategori Data
Kuantitatif
Data Kualitatif Kesimpulan
Terlebih setelah
mengambil
pembiayaan
dari BMT,
mereka sudah
merasakan
manfaatnya.
7. Rasa percaya diri
dalam
berkomunikasi
dan
mengungkapkan
pendapat
terhadap orang
lain
Berpartisipasi
dalam
pembiayaan
BMT dapat
memberikan
kemajuan dalam
Rasa Percaya
Diri
Mayoritas mitra
yang
berpartisipasi
dalam
pembiayaan di
BMT mengaku
mendapatkan
perubahan
dalam rasa
percaya dirinya.
Hal tersebut
dikarenakan
mereka sering
berkomunikasi
dengan petugas
BMT dan
konsumen dari
produk yang
mereka jual.
Sehingga
mereka sudah
mulai terbiasa
dalam
Membuktikan
dan Mendukung
Data Kuantitatif
94
No. Kategori Data
Kuantitatif
Data Kualitatif Kesimpulan
berkomunikasi
dengan orang
lain dan
mengungkapkan
pendapatnya
terhadap orang
lain
* Tambahan Data diluar pertanyaan khusus
95
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang pengaruh
pembiayaan Microfinance Syariah terhadap pemberdayaan mitra
perempuan BMT CIPUTAT dan CIPUTAT TIMUR dengan menggunakan
Uji Beda Wilcoxon dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Indikator Pembuatan
Keputusan Ekonomi Rumah tangga mengalami perubahan, hal
tersebut dilihat dari nilai signifikansi HED_1 sebesar 0.002 < 0.05,
HED_2 sebesar 0.000 < 0.05, HED_3 sebesar 0.000 < 0.05,
HED_4 sebesar 0.000 < 0.05. Serta mengalami peningkatan dilihat
dari tabel desktiptif statistik, yakni secara keseluruhan nilai mean
sesudah lebih besar dibandingkan nilai mean sebelum, sehingga
dapat disimpulkan partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Pembuatan Keputusan Ekonomi
Rumah tangga (Household Economic Decision Making).
2. Sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Indikator
Pengendalian atas Tabungan dan Pendapatan mengalami
perubahan, hal tersebut dilihat dari nilai signifikansi CSI_1 sebesar
0.000 < 0.05, CSI _2 sebesar 0.000 < 0.05, CSI _3 sebesar 0.000 <
0.05, CSI _4 sebesar 0.000< 0.05. Serta mengalami peningkatan
dilihat dari tabel desktiptif statistik, yakni secara keseluruhan nilai
mean sesudah lebih besar dibandingkan nilai mean sebelum,
sehingga dapat disimpulkan partisipasi dalam pembiayaan BMT
dapat memberikan kemajuan dalam Pengendalian atas Tabungan
dan Pendapatan (Control over Saving and Income).
3. Sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Indikator Mobilitas
mengalami perubahan, hal tersebut dilihat dari nilai signifikansi
M_1 sebesar 0.000 < 0.05, M _2 sebesar 0.000 < 0.05, M _3
sebesar 0.000 < 0.05. Serta mengalami peningkatan dilihat dari
96
tabel deskriptif statistik, dapat dilihat dari Sebagian besar nilai
mean sesudah lebih besar daripada sebelum. Sedangkan butir
pertanyaan M_4 sebesar 1.000 > 0.05. “Saya dapat pergi tanpa
perlu izin dari suami” memiliki nilai mean yang sama besar
sebelum dan sesudah yakni sebesar 2.61. Sehingga dapat
disimpulkan partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat
memberikan kemajuan dalam Mobilitas (Mobility).
4. Sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Indikator Pembuatan
Keputusan Keluarga mengalami perubahan, hal tersebut dilihat dari
nilai signifikansi FD_1 sebesar 0.000 < 0.05, FD_2 sebesar 0.000 <
0.05, FD_3 sebesar 0.000 < 0.05, FD_4 sebesar, 0.000 < 0.05.
Serta mengalami peningkatan dilihat dari tabel desktiptif statistik,
yakni secara keseluruhan nilai mean sesudah lebih besar
dibandingkan nilai mean sebelum, sehingga dapat disimpulkan
partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan kemajuan
dalam Pembuatan Keputusan Keluarga (Family Decision Making).
5. Sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Indikator Kesadaran
Hukum mengalami perubahan, hal tersebut dilihat dari nilai
signifikansi LA_1 sebesar 0.000 < 0.05, LA_2 sebesar 0.000 <
0.05, LA _3 sebesar 0.000 < 0.05, LA_4 sebesar 0.000 < 0.05.
Serta mengalami peningkatan dilihat dari tabel desktiptif statistik,
yakni secara keseluruhan nilai mean sesudah lebih besar
dibandingkan nilai mean sebelum, sehingga dapat disimpulkan
partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan kemajuan
dalam Kesadaran Hukum (Legal Awareness)
6. Sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Indikator Rasa
Percaya Diri mengalami perubahan, hal tersebut dilihat dari nilai
signifikansi SC_1 sebesar 0.000 < 0.05, SC _2 sebesar 0.000 <
0.05, SC _3 sebesar 0.000 < 0.05, SC _4 sebesar 0.001 < 0.05.
Serta mengalami peningkatan dilihat dari tabel desktiptif statistik,
yakni secara keseluruhan nilai mean sesudah lebih besar
dibandingkan nilai mean sebelum, sehingga dapat disimpulkan
97
partisipasi dalam pembiayaan BMT dapat memberikan kemajuan
dalam Rasa Percaya Diri (Self Confidence).
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan diatas penelti dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru bagi
kepustakaan di bidang Perbankan Syariah dan dapat dijadikan sebagai
bahan bacaan untuk menambah wawasan tentang Microfinance
Syariah dan Pemberdayaan Perempuan. Untuk peneliti selanjutnya
khususnya, bisa melanjutkan penelitian dengan menambah aspek
selain Ekonomi, Sosial, Psikologis dan menggunakan metode yang lain
untuk mengukur pemberdayaan perempuan seperti Women
Empowerment Index, Propensity Score Matching serta menambahkan
objek penelitian yang lebih banyak.
2. Bagi Microfinance Syariah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif
pembiayaan microfinance syariah terhadap pemberdayaan mitra
perempuan yang mencakup kemajuan dalam Pembuatan Keputusan
Ekonomi Rumah Tangga, Pengendalian atas Tabungan dan
Pendapatan, Mobilitas, Pembuatan Keputusan Keluarga, Kesadaran
Hukum dan Rasa Percaya Diri.
Hal tersebut berarti mitra merasakan adanya manfaat dari
Microfinance tersebut. Oleh karenanya diharapkan bagi Microfinance
Syariah terus meningkatkan pelayanannya, mengadakan program
pelatihan, memperluas cakupan mitranya sebagai salah satu langkah
ekspansif bagi Microfinance tersebut seperti melakukan Pelatihan
manajemen dan akuntansi bagi wirausaha pemula, pendampingan
bisnis dari awal berdiri hingga sudah bisa bertahan, serta penyuluhan
terkait pembentukan karakter pengusaha mandiri khususnya
perempuan. Sehingga banyak mitra perempuan diluar sana yang dapat
menjadikan potensi dirinya menjadi lebih berkembang.
98
3. Bagi Otoritas Jasa Keuangan, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Otoritas Jasa Keuangan dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah merupakan dua lembaga yang menjadi naungan BMT
dalam beroperasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh positif pembiayaan microfinance syariah terhadap
pemberdayaan mitra perempuan. Oleh karenya diharapkan kepada
kedua lembaga ini secara sinergis memberdayakaan dan
mengembangkan BMT ke arah yang lebih baik lagi.
Sedangkan untuk Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak diharapkan agar senantiasa menjalankan program –
program pemberdayaan perempuan seperti pelatihan tenaga kerja,
pelatihan program industri rumahan secara berkelanjutan dan
menyeluruh tanpa pandang bulu di semua daerah di Indonesia.
99
DAFTAR PUSTAKA
Appiah, R., 2011. The Impact of Microfinance on the Empowerment of Rural
Women A Case Study of Asuogyaman District in the Eastern Region.
Institut of Distance Learning Kwame Nkrumah University of Science and
Technology.
Aruna, M. & Jyothirmayi, R., 2011. The Role of Microfinance in Women
Empowerment: A Study on the SHG Bank Linkage Program in Hydera
Abad (Andra Pradesh). Indian Journal of Commerce and Management
Studies, II, pp.77-95.
Asmorowati, S., 2007. Dampak Pemberian Kredit Mikro untuk Perempuan:
Analisis Pengadopsian Model Grameen Bank di Indonesia, 20, pp.175-90.
Asra, A., Irawan, P.B. & Purwoto, A., 2015. Metode Penelitian Survei. Bogor: In
Media.
Bariadi, L., Zen, M. & Hudri, M., 2005. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED.
Bungin, M.B., 2009. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. 1st ed. Jakarta: Kencana.
________, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan
Kebijakan Publik serta Ilmu - Ilmu Sosial Lainnya. 2nd ed. Jakarta:
Kencana.
Deniansyah, R., 2019. Tangerangnews.com. [Online] Available at:
http://tangerangnews.com/tangsel/read/27108/Safari-Ramadan-di-
Jelupang-Airin-Beberkan-Prestasi-Kota-Tangsel [Accessed 13 Juny 2019].
Effendi, J., Baga, L.M., Beik, I.S. & Nursyamsiyah, T., 2017. Aplikasi Model
Bisnis Microfinance Syariah Terhadap Sektor UMKM Di Indonesia.
Iqtishadia, 10, pp.120 - 152.
100
Findi, M.A. & Ajjahdah, S.A.S., 2012. Pengaruh Penyaluran Dana BMT
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Bogor (Periode Tahun 2008 - 2011).
Ad Deenar Jurnal, pp.103-20.
Gangadhar CH, S. & P, M., 2015. Impact of Microfinance on Women
Empowerment: An Empirical Evidence from Andhra Pradesh. Journal of
Entrepreneurship & Organization Management, 4, pp.1-8.
Ghozali, I., 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.
8th ed. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunarsa, A.K.R., 2012. muslim.or.id. [Online] Available at:
https://muslim.or.id/9109-taati-suamimu-surga-bagimu.html [Accessed 5
July 2019].
Gunawan, I., 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hair, J.F., Anderson, R.E., Babin, B.J. & Black, W.C., 2010. Multivariate Data
Analysis. 7th ed. New York: Pearson.
Hashemi, S.M., Schuler, S.R. & Riley, A.P., 1996. Rural Credit Programs and
Women’s Empowerment in Bangladesh. World Development, 24, pp.635-
53.
Huda, N. & Heykal, M., 2015. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis. 1st ed. Jakarta: Prenada Media Group.
Idrus, M., 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. 2nd ed. Jakarta: Erlangga.
Irwanuddin, 2017. Peranan BMT dalam Pemberdayaan Ekonomi bagi Perempuan
(Studi Kasus BMT Kelompok Usaha Bersama Sejahtera 036 Makassar).
Laa Maisyir, 5, pp.57-80.
101
Josephat, P.K., Fulment, A.K. & Matunga, B., 2017. Women's Empowerment and
Microfinance: Evidence from Kondoa District. Journal of Business
Administration and Education, 9, pp.1-22.
Kabeer, N., 2005. Gender equality and women's empowerment: a critical analysis
of the third Millennium Development Goal. Gender and Development , 13,
pp.13-24.
Kato, M. & Kratzer, J., 2013. Empowering Women through Microfinance:
Evidence from Tanzania. ACRN Journal of Entrepreneurship
Perspectives, 2(1), pp.31-59.
Khan, R.E.A. & Noreen, S., 2012. Microfinance and women empowerment: A
case study of District Bahawalpur (Pakistan). African Journal of Business
Management, VI, pp.4514-21.
Kodamarty, M., 2016. Microfinance and Women Empowerment Perception of
Beneficiaries - A Study with Reference to Gandhinagar District of Gujarat.
International Journal of Scientific Research, 5, pp.449-51.
Leder, S., 2016. Linking Women’s Empowerment and their Resilience. Patan,
Nepal: International water Management Institute.
Mardani, 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta:
Kencana.
Medel-Anonuevo, et al., 1995. Women, Education and Empowerment: Pathways
towards Autonomy. Hamburg, Germany: UNESCO Institute for Education.
Mulyana, D., 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu sosial Lainya. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Nurhasanah, S., 2016. Praktikum Statistika 2 untuk Ekonomi dan Bisnis Aplikasi
dengan Ms Excel dan SPSS. Jakarta: Salemba Empat.
Pillai, N.T. & Nadarajan, S., 2011. Impact of Microfinance An Empirical Study
on the attitude of SHG Leaders in Kanyakumari District Tamilnadu.
102
International Journal of Enterprise and Innovation Management Studies
(IJEIMS), I, pp.89-95.
Prastowo, A., 2016. Memahami Metode - Metode Penelitian: Suatu Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Ar Ruz Media.
Purbaningrum, L. & Orbaniyah, S., 2012. Pengaruh Kapsul Pleuratus Ostreatus
terhadap Kadar Kolesterol pada Lanjut Usia Hiperkolesterolemia. Mutiara
Medika, 12, pp.109-15.
Putri, N.D.A., Salim, A. & Sunardi, 2017. The Effectiveness of the Use of Course
Review Horay (CRH) Methods to Improve Numeracy Division Skill of
Children with Mild Mental Retardation in SLB Negeri Surakarta Indonesia
year 2016 - 2017. European Journal of Special Education Research, 2,
pp.32-42.
Rahman, M., Khanam, R. & Nghiem, S., 2017. The effects of microfinance on
women’s empowerment: new evidence from Bangladesh. International
Journal of Social Economics, pp.1-26.
Rahmawati, Y., 2013. Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Banten: UIN Jakarta
Press.
Razali, N.M. & Wah, Y.B., 2011. Power Comparisons of Saphiro Wilk,
Kolmogorov Smirnov, Liliefors and Anderson Darling tests. Journal of
Statistical Modeling and Analitycs, 2, pp.21-33.
Riadi, E., 2016. Statistika Penelitian Analisis Manual dan IBM SPSS. Yogyakarta:
CV Andi Offset.
Rowlands, , 1997. Questioning Empowerment (Working with Women in
Honduras). UK and Ireland: Oxfam.
Sakai, M., 2018. Muslimah, Kewirausahaan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Jakarta: Dompet Dhuafa.
Sakti, A., 2013. Pemetaan Kondisi dan Potensi BMT. Al Muzaraah, 1.
103
Sardjana, 2005. Statistik Multivariat. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Sarosa, S., 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Indeks.
Sarumathi, S. & Mohan, K., 2011. Role of Microfinance in Women's
Empowerment (An Empirical Study in Pondicherry Region Rural SHG's.
Journal of Management and Science, 1, pp.1-8.
Sarwono, J., 2013. Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi. 1st ed.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Setiawan, Z.A., 2018. Wartakotalive.com. [Online] Available at:
www.google.com/amp/s/wartakota.tribunnews.com/amp/2018/09/05/60-
persen-produk-usaha-kecil-menengah-di-tangerang-selatan-didomisili-
kuliner [Accessed 20 July 2019].
Setiawan, Z.A., 2018. Wartakotalive.com. [Online] Available at:
https://www.google.com/amp/wartakota.tribunnews.com/amp/2018/07/18/
pemerintah-tangsel-catat-43123-orang-berstatus-pengangguran [Accessed
13 Juny 2019].
Sharma, P.R., 2007. Microfinance and Women Empowerment. The Journal of
Nepalese Business Studies, IV, pp.16-27.
Siregar, S., 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
________, 2015. Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. 1st ed. Jakarta:
Kencana.
Soemitra, A., 2017. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. 2nd ed. Jakarta:
Kencana.
Sriyana, J. & Raya, F., 2013. Peran Bmt dalam Mengatasi Kemiskinan. Inferensi ,
7.
104
Strauss, A. & Corbin, J., 2015. Dasar - dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sudarsono, H., 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan
Ilustrasi. 4th ed. Yogyakarta: Ekonisia.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
________, 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, W., 2014. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Supranto, J., 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Supriyadi, E., 2014. SPSS + AMOS Statistical Data Analysis: Perangkat Lunak
Statistik. Bogor: In Media.
Surbakti, & Devasahayam, T., 2015. Women and Girls in Indonesia: Progress
and Challenges. Jakarta: UNFPA Indonesia The United Nations
Population Fund Indonesia.
Suzuki, Y., Barai, M.K., Adhikary, B. & Wanniarachchige, M.K., 2011. The
Grameen Bank “Empowering the Poor” Model of Microcredit: An
Institutional Comparison with the Traditional Mode of the Japanese
Banking System. The Journal of Comparative Asian Developmen, 10,
pp.129-56.
Tentama, F. & Pranungsari, D., 2014. Effectiveness of Motivation Training for
Increasing Students Motivation. Journal of Educational, Health, and
Community Psychology, 3, pp.116-25.
Woetzel, J. et al., 2018. The Power of Parity: Advancing Womens Equality in
Asia Pacific Focus Indonesia. Mei.
105
World Bank, 2011. World Bank. [Online] Available at:
https://www.worldbank.org/in/news/press-release/2011/10/13/higher-
educatin-contribute-even-more-indonesia-development [Accessed 8 July
2019].
106
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Daftar Lampiran:
1. Lembar Kuesioner
2. Data Responden
3. Data Kuesioner
4. Hasil Pengujian Validitas
5. Hasil Pengujian Reliabilitas
6. Dokumentasi
107
Lampiran 1: Lembar Kuesioner
1. PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda (X) pada alternatif jawaban yang menurut Ibu/Saudari paling
sesuai
Apakah anda merupakan Mitra BMT………….?
Ya Tidak
Tanggal Pengisian : ……………………………
A. Profil Responden
1. Nama : ………………………………….
2. Usia :
a. 18 – 25
b. 26 – 35
c. 36 – 45
d. 46 – 55
e. >55
3. Status :
a. Lajang
b. Menikah
c. Cerai
4. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Diploma/Sarjana
5. Jumlah anak
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. >3
6. Frekuensi Mendapatkan Pembiayaan
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. >3 kali
108
B. KUESIONER
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat dengan
memberi tanda (X) pada alternatif jawaban yang telah disediakan.
No Pernyataan
Pertimbangan Sebelum
mendapatkan
pembiayaan dari BMT
Pertimbangan Sesudah
mendapatkan
pembiayaan dari BMT
STS TS N S SS STS TS N S SS
Pembuatan Keputusan Ekonomi Rumah Tangga
1.
Saya terlibat dalam
pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan perbaikan di
rumah
2. Saya terlibat dalam
pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan pengeluaran
rumah tangga
3. Saya terlibat dalam
pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan pembelian
dalam jumlah besar
4. Saya terlibat dalam
pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan pembiayaan
Pengendalian atas Tabungan dan Pendapatan
5. Saya berinisiatif sendiri untuk
memiliki tabungan
6. Saya berkontribusi dalam
memberikan pendapatan
bulanan rumah tangga
7. Saya membuat keputusan
sendiri bagaimana
109
No Pernyataan
Pertimbangan Sebelum
mendapatkan
pembiayaan dari BMT
Pertimbangan Sesudah
mendapatkan
pembiayaan dari BMT
STS TS N S SS STS TS N S SS
menggunakan pendapatan
atau keuntungan
8. Ketika mendapatkan
pendapatan saya simpan
sendiri dan dibelanjakan
sesuai dengan kehendak
sendiri
Mobilitas
9. Saya dapat bepergian keluar
rumah seorang diri
10. Saya dapat pergi ke pasar
untuk membeli peralatan
rumah tangga seorang diri
11. Saya dapat bepergian seorang
diri keluar dari desa tempat
tinggal
12. Saya dapat pergi tanpa perlu
meminta izin dari suami
Pembuatan Keputusan Keluarga
13. Saya terlibat dalam
pembuatan keputusan tentang
pendidikan anak
14. Saya terlibat dalam
pembuatan keputusan tentang
pernikahan anak
15. Saya terlibat dalam
pembuatan keputusan tentang
karir anak
110
No Pernyataan
Pertimbangan Sebelum
mendapatkan
pembiayaan dari BMT
Pertimbangan Sesudah
mendapatkan
pembiayaan dari BMT
STS TS N S SS STS TS N S SS
16. Saya terlibat dalam
pembuatan keputusan tentang
biaya kesehatan keluarga
Kesadaran Hukum
17. Saya mengetahui bahwa
dalam kasus kekerasan saya
dapat mencari perlindungan
hukum
18. Saya mengetahui akad dalam
pembiayaan
19. Saya mengetahui dalam
hukum islam tidak
diperbolehkan meminjam
uang ke rentenir
20. Saya mengetahui dalam
hukum islam jika membayar
hutang dengan bunga
termasuk dalam riba
Rasa Percaya Diri
21. Saya merasa percaya diri
untuk berkomunikasi dengan
orang lain
22. Saya merasa percaya diri
untuk berkomunikasi dalam
pertemuan/ rapat organisasi
23. Saya merasa percaya diri
dalam mengungkapkan
kepentingan pribadi saya
111
No Pernyataan
Pertimbangan Sebelum
mendapatkan
pembiayaan dari BMT
Pertimbangan Sesudah
mendapatkan
pembiayaan dari BMT
STS TS N S SS STS TS N S SS
dalam keluarga
24. Saya merasa percaya diri
dalam mengungkapkan
pendapat ketika diskusi
keluarga
112
Lampiran 2 : Data Responden
No Nama Usia Status Pend Anak Frek
1. Ibu Marifal (Wr. Po Ipang,
Belakang YMJ)
36 – 45 Cerai SMA 2 2
2. Ibu Iis (Wr. Seblak) 36 – 45 Menikah SD 3 >3
3. Ibu Chairian (Wr. Kelontong) 36 – 45 Menikah SMA 1 2
4. Ibu Ina (Wr. Jajan UMJ) 46 – 55 Menikah SD >3 3
5. Ibu Siti Rokayah (Wr. Nasi
Uduk dan Mie Ayam)
36 – 45 Menikah SMP >3 3
6. Siti Faticha (Wr. Soto) 36 – 45 Menikah SMA 3 2
7. Ibu Rahmayanti (Usaha Jahit) 26 – 35 Menikah SMA 2 >3
8. Ibu Chaeriyah ( Wr. Jajanan
anak Pamulang)
36 – 45 Cerai D1 3 >3
9. Ibu Royani (Wr Kelontong
Pamulang)
36 – 45 Cerai SMA 2 >3
10. Ibu Suhaemi (Wr. Nasi Uduk
Cirendeu)
>55 Menikah SD >3 3
11. Ibu Kartini Apriani (Wr.
Jajan MI Cirendeu)
36 – 45 Menikah Diploma/
Sarjana
>3 3
12. Ibu Umi Kulsum (Wr.
Herbal)
36 – 45 Menikah Diploma/
Sarjana
2 2
13. Ibu Lala Nurlaila (nwf
Laundry)
26 – 35 Menikah SMA 3 2
14. Ibu Een (Wr Es) 36 – 45 Menikah SMP > 3 1
15. Ibu Aliyah (Wr Sembako
BIntaro)
46 – 55 Menikah SD 3 2
16. Ibu Ani Suryaningsih (Usaha
Lauk Mateng)
36 – 45 Menikah SMP 2 > 3
17. Ibu Nuryani (Usaha Makanan
dan Kue Basah)
36 – 45 Menikah SMA 2 > 3
18. Ibu Siti Kusbariyah (Warteg
Belakang FKIK)
46 – 55 Cerai SD >3 > 3
19. IbuTita Depa Yunita (Usaha
Dagang Mainan)
26 – 35 Menikah SD 2 1
20. Ibu Nisrina 26 – 35 Menikah Magister 0 > 3
21. Ibu Rohayati (Usaha Es
Fathullah)
36 – 45 Menikah SMP 3 > 3
22. Ibu Ade Sofiaty (Usaha
Pengadaan Barang dan
Konveksi)
36 – 45 Lajang Sarjana 0 > 3
23. Ibu Supriyati Mukti (Wr
Bakso Pd Cabe Ilir)
36 – 45 Menikah SMA 2 > 3
24. Ibu Keukeu Wardatulaila
(Usaha Warung Kopi dan
Gorengan)
36 – 45 Cerai SMP 2 1
25. Kak Firdha Aulia (Usaha 18 – 25 Lajang Sarjana 0 1
113
Hijab)
26. Ibu Erlina Indrawaty (Jualan
Baju Sistem Mencicil)
46 – 55 Menikah SMA 2 1
27. Ibu Andi Norma Zulfa (Kue
Risol)
46 – 55 Cerai Diploma/S
arjana
2 1
28. Ibu Supriati (Aneka Lauk) 46 – 55 Menikah SMA 3 2
114
Lampiran 3: Data Kuesioner
Sebelum Memperoleh
Pembiayaan
Setelah Memperoleh
Pembiayaan
HED
_1SB
HED
_2SB
HED
_3SB
HED
_4SB
HED
_1SS
HED
_2SS
HED
_3SS
HED
_4SS
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 5 4 5 5
4 4 4 4 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 5 5
4 5 4 5 4 5 4 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 3 4 3 5 3 5
4 4 4 4 5 4 5 5
4 3 3 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 4 5
4 4 4 4 5 4 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 4 5 4 5 4
4 4 3 4 4 5 4 5
4 4 4 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 3 4 4 4 3 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 3 4 4 5 3 4
3 3 4 4 3 3 4 5
4 4 4 4 5 5 5 5
3 4 4 4 3 5 4 5
4 4 4 4 5 5 5 5
Sebelum Memperoleh
Pembiayaan
Setelah Memperoleh
Pembiayaan
CSI_
1SB
CSI_
2SB
CSI_
3SB
CSI_
4SB
CSI_
1SS
CSI_
2SS
CSI_
3SS
CSI_
4SS
4 5 4 4 4 5 5 5
3 3 2 2 2 5 2 3
3 4 4 3 3 4 5 4
4 4 3 2 3 5 3 3
3 4 2 3 5 5 2 4
3 4 4 2 3 4 5 3
115
Sebelum Memperoleh
Pembiayaan
Setelah Memperoleh
Pembiayaan
CSI_
1SB
CSI_
2SB
CSI_
3SB
CSI_
4SB
CSI_
1SS
CSI_
2SS
CSI_
3SS
CSI_
4SS
3 4 4 4 2 5 5 5
4 5 4 3 5 5 5 3
4 4 4 3 5 5 5 4
3 4 3 2 4 5 4 3
3 4 3 3 2 5 4 4
3 4 2 1 4 4 3 3
4 5 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 5 5 5 5
2 4 2 3 5 5 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 4 4
3 4 3 3 5 5 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4
4 5 4 3 5 5 5 3
4 4 4 3 5 5 4 3
2 4 2 2 5 5 3 3
4 4 4 4 5 5 5 4
2 5 2 2 5 5 3 2
4 4 4 3 5 5 5 3
4 4 4 4 5 5 4 5
3 4 3 3 5 5 3 3
Sebelum Memperoleh
Pembiayaan
Setelah Memperoleh
Pembiayaan
M_1
SB
M_2
SB
M_3
SB
M_4
SB
M_1
SS
M_2
SS
M_3
SS
M_4
SS
4 4 4 3 5 5 5 3
4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 2 2 5 5 3 1
3 4 4 2 3 5 5 2
4 4 4 2 5 5 4 1
4 4 2 3 5 5 3 3
4 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 3 5 5 5 3
4 4 4 3 4 5 4 3
4 4 4 2 4 5 5 2
2 2 2 2 3 4 3 2
2 2 1 1 3 2 2 1
4 4 4 2 5 5 4 2
4 4 4 2 4 5 4 2
116
Sebelum Memperoleh
Pembiayaan
Setelah Memperoleh
Pembiayaan
M_1
SB
M_2
SB
M_3
SB
M_4
SB
M_1
SS
M_2
SS
M_3
SS
M_4
SS
2 4 2 4 3 4 3 4
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 2 2 4 5 3 2
4 4 4 3 5 5 4 3
4 3 4 2 5 5 5 2
5 5 5 2 5 5 5 2
4 4 4 2 5 4 5 2
4 4 4 3 5 5 4 3
4 4 4 2 4 5 4 2
4 4 4 3 4 5 5 3
4 4 4 3 5 4 5 3
4 4 4 3 5 4 5 3
4 4 4 3 4 4 5 3
4 4 3 2 5 4 3 2
Sebelum Memperoleh
Pembiayaan
Setelah Memperoleh
Pembiayaan
FD_1
SB
FD_2
SB
FD_3
SB
FD_4
SB
FD_1
SS
FD_2
SS
FD_3
SS
FD_4
SS
4 3 3 5 4 4 4 5
4 3 4 4 5 3 5 5
4 4 4 5 5 5 5 5
4 4 4 5 4 5 5 5
5 5 4 5 5 5 4 5
4 4 4 5 5 5 5 5
4 3 3 4 5 3 3 5
4 3 3 4 5 4 3 5
4 3 3 4 5 3 3 4
4 4 4 4 4 5 4 5
4 3 3 5 5 3 3 5
4 3 3 5 4 4 3 5
4 3 3 4 4 4 4 5
4 3 4 4 5 3 4 5
4 4 4 5 5 5 4 5
4 3 4 4 5 4 5 5
4 3 3 4 5 3 4 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 3 3 4 4 3 4 5
3 3 3 5 3 4 4 5
4 3 4 4 5 3 5 4
3 3 3 4 3 4 4 5
117
4 3 4 4 5 3 5 5
4 3 3 5 5 4 3 5
3 3 3 4 3 3 3 5
4 3 4 4 5 4 5 5
4 3 4 5 5 3 5 5
4 3 4 4 5 4 5 5
Sebelum Memperoleh
Pembiayaan
Setelah Memperoleh
Pembiayaan
LA_1
SB
LA_2
SB
LA_3
SB
LA_4
SB
LA_1
SS
LA_2
SS
LA_3
SS
LA_4
SS
4 4 2 4 5 4 5 5
4 4 2 4 5 4 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 2 4 4 5 5 5
4 4 4 4 5 5 4 5
3 3 2 4 3 4 5 5
4 4 2 4 5 4 5 5
2 2 2 4 4 4 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 2 4 4 4 5 5
4 4 2 4 4 4 5 5
5 5 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 2 4 5 4 5 5
4 4 2 4 5 4 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 4 2 4 5 4 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 2 4 5 4 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 3 4 5 4 5 5
3 3 4 4 4 5 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
4 2 4 4 5 4 5 5
4 4 4 4 4 5 5 5
118
Sebelum Memperoleh
Pembiayaan
Setelah Memperoleh
Pembiayaan
SC_1
SB
SC_2
SB
SC_3
SB
SC_4
SB
SC_1
SS
SC_2
SS
SC_3
SS
SC_4
SS
4 5 4 5 5 5 5 5
4 3 4 4 5 3 5 5
4 3 4 3 5 3 4 4
4 3 3 4 5 5 4 5
5 4 5 4 5 5 5 5
4 3 4 4 5 3 5 5
4 3 4 4 5 3 5 5
4 3 4 3 4 4 5 3
4 3 4 4 4 3 5 4
4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 5 4
5 4 5 4 5 4 5 5
3 4 4 4 5 5 5 4
4 4 5 4 5 5 5 4
4 4 4 3 5 4 5 5
4 3 4 4 5 3 4 5
4 4 3 3 5 5 3 3
4 3 4 4 4 4 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5
2 3 4 4 3 4 5 4
5 4 4 5 5 5 4 4
4 3 4 4 5 3 5 5
4 4 3 3 5 5 3 3
4 5 4 5 5 5 5 5
4 4 2 4 5 5 3 5
4 3 3 4 5 4 3 4
4 4 4 4 5 5 4 5
119
Lampiran 3: Hasil Uji Validitas
Correlations
HED_1SB HED_2SB HED_3SB HED_4SB HED
HED_1SB Pearson Correlation 1 .462* .510
** .412
* .784
**
Sig. (2-tailed) .013 .006 .029 .000
N 28 28 28 28 28
HED_2SB Pearson Correlation .462* 1 .429
* .734
** .810
**
Sig. (2-tailed) .013 .023 .000 .000
N 28 28 28 28 28
HED_3SB Pearson Correlation .510** .429
* 1 .405
* .785
**
Sig. (2-tailed) .006 .023 .033 .000
N 28 28 28 28 28
HED_4SB Pearson Correlation .412* .734
** .405
* 1 .756
**
Sig. (2-tailed) .029 .000 .033 .000
N 28 28 28 28 28
HED Pearson Correlation .784** .810
** .785
** .756
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 28 28 28 28 28
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
CSI_1SB CSI_2SB CSI_3SB CSI_4SB CSI
CSI_1SB Pearson Correlation 1 .154 .793** .572
** .660
**
Sig. (2-tailed) .434 .000 .001 .000
N 28 28 28 28 28
CSI_2SB Pearson Correlation .154 1 .241 .165 .573**
Sig. (2-tailed) .434 .216 .401 .001
N 28 28 28 28 28
CSI_3SB Pearson Correlation .793** .241 1 .686
** .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .216 .000 .000
N 28 28 28 28 28
CSI_4SB Pearson Correlation .572** .165 .686
** 1 .766
**
Sig. (2-tailed) .001 .401 .000 .000
N 28 28 28 28 28
CSI Pearson Correlation .660** .573
** .777
** .766
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000
N 28 28 28 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
120
Correlations
M_1SB M_2SB M_3SB M_4SB
MOBILIT
Y
M_1SB Pearson Correlation 1 .744** .686
** .113 .809
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .568 .000
N 28 28 28 28 28
M_2SB Pearson Correlation .744** 1 .596
** .353 .843
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .065 .000
N 28 28 28 28 28
M_3SB Pearson Correlation .686** .596
** 1 .240 .852
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .219 .000
N 28 28 28 28 28
M_4SB Pearson Correlation .113 .353 .240 1 .563**
Sig. (2-tailed) .568 .065 .219 .002
N 28 28 28 28 28
MOBILITY Pearson Correlation .809** .843
** .852
** .563
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002
N 28 28 28 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
FD_1SB FD_2SB FD_3SB FD_4SB FD
FD_1SB Pearson Correlation 1 .471* .400
* .155 .673
**
Sig. (2-tailed) .011 .035 .432 .000
N 28 28 28 28 28
FD_2SB Pearson Correlation .471* 1 .507
** .398
* .863
**
Sig. (2-tailed) .011 .006 .036 .000
N 28 28 28 28 28
FD_3SB Pearson Correlation .400* .507
** 1 .016 .693
**
Sig. (2-tailed) .035 .006 .937 .000
N 28 28 28 28 28
FD_4SB Pearson Correlation .155 .398* .016 1 .574
**
Sig. (2-tailed) .432 .036 .937 .001
N 28 28 28 28 28
FD Pearson Correlation .673** .863
** .693
** .574
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001
N 28 28 28 28 28
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
121
Correlations
LA_1SB LA_2SB LA_3SB LA_4SB LA
LA_1SB Pearson Correlation 1 .814** .348 .389
* .820
**
Sig. (2-tailed) .000 .070 .041 .000
N 28 28 28 28 28
LA_2SB Pearson Correlation .814** 1 .195 .344 .740
**
Sig. (2-tailed) .000 .321 .073 .000
N 28 28 28 28 28
LA_3SB Pearson Correlation .348 .195 1 .349 .776**
Sig. (2-tailed) .070 .321 .069 .000
N 28 28 28 28 28
LA_4SB Pearson Correlation .389* .344 .349 1 .538
**
Sig. (2-tailed) .041 .073 .069 .003
N 28 28 28 28 28
LA Pearson Correlation .820** .740
** .776
** .538
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003
N 28 28 28 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
SC_1SB SC_2SB SC_3SB SC_4SB SC
SC_1SB Pearson Correlation 1 .296 .282 .227 .631**
Sig. (2-tailed) .126 .147 .245 .000
N 28 28 28 28 28
SC_2SB Pearson Correlation .296 1 .279 .425* .749
**
Sig. (2-tailed) .126 .151 .024 .000
N 28 28 28 28 28
SC_3SB Pearson Correlation .282 .279 1 .275 .687**
Sig. (2-tailed) .147 .151 .157 .000
N 28 28 28 28 28
SC_4SB Pearson Correlation .227 .425* .275 1 .680
**
Sig. (2-tailed) .245 .024 .157 .000
N 28 28 28 28 28
SC Pearson Correlation .631** .749
** .687
** .680
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 28 28 28 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
122
Lampiran 4: Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.775 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
HED_1SB 11.93 .810 .572 .725
HED_2SB 11.82 .819 .638 .688
HED_3SB 11.96 .776 .549 .746
HED_4SB 11.75 1.009 .633 .723
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.780 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
CSI_1SB 10.61 2.914 .714 .662
CSI_2SB 9.89 4.470 .212 .861
CSI_3SB 10.64 2.312 .818 .584
CSI_4SB 10.96 2.554 .650 .696
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.746 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
M_1SB 10.00 3.259 .658 .629
M_2SB 9.93 3.402 .738 .612
M_3SB 10.25 2.491 .641 .634
M_4SB 11.18 3.930 .261 .834
123
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.653 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
FD_1SB 11.21 1.286 .469 .577
FD_2SB 11.86 .868 .680 .380
FD_3SB 11.61 1.136 .403 .608
FD_4SB 10.75 1.306 .244 .711
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.605 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
LA_1SB 11.04 2.036 .677 .359
LA_2SB 11.11 2.025 .497 .451
LA_3SB 11.82 1.485 .312 .743
LA_4SB 10.93 3.032 .458 .607
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.626 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
SC_1SB 11.64 2.164 .365 .585
SC_2SB 11.96 1.739 .462 .513
SC_3SB 11.71 1.915 .375 .582
SC_4SB 11.71 2.063 .435 .540
124
Lampiran : Dokumentasi