PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB...

58
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, MINERAL ORGANIK DAN ASAM AMINO PEMBATAS TERHADAP BOBOT TUBUH DAN BODY CONDITION SCORE (BCS) PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE BETINA ( Skripsi) Oleh ABDUL AZIZ jjjjKULTAS PERTA NIANUNIVERSITAS L FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, MINERAL

ORGANIK DAN ASAM AMINO PEMBATAS TERHADAP BOBOT

TUBUH DAN BODY CONDITION SCORE (BCS) PADA

SAPI PERANAKAN ONGOLE BETINA

( Skripsi)

Oleh

ABDUL AZIZ

jjjjKULTAS PERTA NIANUNIVERSITAS L

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, MINERAL

ORGANIK DAN ASAM AMINO PEMBATAS TERHADAP BOBOT

TUBUH DAN BODY CONDITION SCORE PADA SAPI

PERANAKAN ONGOLE BETINA

Oleh

Abdul Aziz

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian pakan limbah kelapa

sawit, mineral organik dan asam amino pembatas terhadap peningkatan bobot, body

condition score (BCS) dan konsumsi ransum pada sapi Peranakan Ongole Betina.

Penelitian ini dilaksanakan pada Februari – April 2018, bertempat di kandang

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Percobaan in vivo

dilakukan pada 9 ekor sapi Peranakan Ongole Betina, dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam

penelitian ini yaitu R0: ransum limbah kelapa sawit (fermentasi pelepah dan daun

sawit serta bungkil sawit dengan EM4), R1: ransum limbah kelapa sawit + mineral

organik (Zn 40 ppm, Cu 10 ppm, Se 0,10 ppm, Cr 0,30 ppm), R2: ransum limbah

kelapa sawit + mineral organik + daun singkong (sumber asam amino bercabang /

brand chain fatty acids ). Data yang diperoleh dianalisis dengan menghitung rataan

tiap perlakuan untuk menentukan pengaruh jenis ransum yang terbaik terhadap

masing—masing parameter. Hasil penelitian ini menunjukan pemberian ransum R2

memiliki hasil tertinggi dengan meningkatkan bobot tubuh sebesar 0,65 kg/ekor/hari

dan BCS sebesar 1,6 serta konsumsi ransum dalam BKsebesar 7,53 kg/hari.

Pemberian ransum R0 memiliki hasil terendah dengan hanya meningkatkan bobot

tubuh sebesar 0,39 kg/ekor/hari dan BCS sebesar 0,6 serta konsumsi ransum dalam

BK sebesar 6,82 kg/hari.

Kata kunci: limbah kelapa sawit, mineral organik, asam amino, BCS.

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FEEDING WASTE PALM OIL, ORGANIC

MINERAL AND STRICK AMINO ACID ON BODY WEIGHT AND BODY

CONDITION SCORE ON THE ONGOLE CROSSBRED COW

By

Abdul Aziz

The objectives of this research were to determine the influence of feeding waste

palm oil, organic mineral and strick amino acid on body weight and body condition

score on the ongole crossbred cow. The research was conducted in February—April

2018, in the cage of Animal Husbandry Department, Agriculture Faculty, University

of Lampung. In vivo experiments were performed on 9 ongole crossbred cow, with

Randomized Block Design (RBD) consisting of 3 treatments and 3 replications. The

treatment in this research is R0: feed of palm oil waste (fermentation of palm and

midrib and palm cake with EM4), R1: feed of palm oil waste + organic mineral (Zn

40 ppm, Cu 10 ppm, Se 0.10 ppm, Cr 0.30 ppm), R2: feed of palm oil waste +

organic mineral + cassava leaves (source of branched amino acid / brand chain fatty

acids). The data obtained were analyzed by calculating the average of each treatment

to determine the effect of the best type of feed on each parameter. The results of this

study indicate feed of R2 has the highest yield by increasing body weight by 0.65

kg/unit/day and BCS by 1.6 also feed consumption in dry matter by 7.53 kg/day.

The provision feed of R0 had the lowest results by only increasing body weight by

0.39 kg/unit/day and BCS by 0.6 also feed consumption in dry matter by 6.82

kg/day.

Keywords: palm oil waste, organic mineral, amino acid, BCS.

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, MINERAL

ORGANIK DAN ASAM AMINO PEMBATAS TERHADAP BOBOT

TUBUH DAN BODY CONDITION SCORE (BCS) PADA

SAPI PERANAKAN ONGOLE BETINA

Oleh

ABDUL AZIZ

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PETERNAKAN

Pada

Jurusan Peternakan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan
Page 6: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan
Page 7: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandarlampung pada tanggal 31 Desember

1995, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Yahya dan Ibu

Suryati. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Tunas Harapan

Bandarlampung pada tahun 2008. Menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 10

Bandarlampung pada tahun 2011 serta menamatkan pendidikan di SMK 2 Mei

Bandarlampung jurusan Teknik Komputer dan Jaringan pada tahun 2014.

Tahun 2014, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S1 ke

Perguruan Tinggi Universitas Lampung di Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan

melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama

menjadi mahasiswa penulis ikut organisasi di Himpunan Mahasiswa Peternakan

(HIMAPET) sebagai anggota bidang Pengabdian Masyarakat pada tahun 2015-2016

dan sebagai ketua bidang Pengabdian Masyarakat pada tahun 2016-2017. Penulis

juga pernah mengikuti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung

sebagai anggota Komisi Aksi dan Propaganda 2015-2016.

Alhamdulillah selama perkuliahan dari semester 1 s/d 8, penulis mendapatkan

bantuan dana untuk bisa terus melanjutkan kuliah melalui program beasiswa Bidik

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

Misi. Sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi, penulis mempunyai banyak

pengalaman tambahan berupa sering diadakan Diklat untuk mahasiswa Bidik Misi.

Selama menikmati masa perkuliahan juga mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Tiyuh Mercubuana, Tulang Bawang Barat selama 40 hari di awal tahun 2018. Dan

pada bulan Juli 2017 selama 30 hari penulis mengikuti Praktik Umum (PU) di PT.

Elders Indonesia, Lampung Tengah dengan judul ―Tata Laksana Pemotongan Sapi Di

PT. Elders Indonesia, Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah.‖. Dan yang

terakhir penulis melakukan penelitian yang berjudul ―Pengaruh Pemberian Pakan

Limbah Kelapa Sawit, Mineral Organik Dan Asam Amino Pembatas Terhadap Bobot

Tubuh Dan Body Condition Score Pada Sapi Peranakan Ongole Betina‖ di Jurusan

Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Februari s/d April 2018.

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahakan sebagai tanda baktiku

kepada kedua orang tua,

Ayah dan Ummi yang selalu

mendo’akan dan menyemangatiku

serta selalu yakin padaku

bahwa aku bisa melewati ini semua.

Untuk kakakku

yang selalu menjadi tempat berbagi suka duka

dan menjadikan diriku kuat.

serta menjadi inspirasi terbesarku

dalam menyelesaikan studi ini.

Untuk bibi, paman dan seluruh keluarga besar.

serta semua pihak yang ikut membantu

menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

SANWACANA

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahamat

dan dan karunia – Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Peternakan (S.Pt) pada program studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas

Lampung dengan judul ―Pengaruh Pemberian Pakan Limbah Kelapa Sawit, Mineral

Organik dan Asam Amino Pembatas Terhadap Bobot Tubuh dan Body Condition

Score pada Sapi Peranakan Ongole Betina’’.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Sri Suharyati, S. Pt., M.P., selaku ketua jurusan Peternakan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Ir. Rr Riyanti, M.P., selaku dosen pembimbing akademik yang dengan

sabar memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

4. Bapak Dr. Kusuma Adhianto,S.Pt., M.P., selaku dosen pembimbing I yang

dengan sabar memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi

ini.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S., selaku dosen pembimbing II atas

bimbingan, kritik dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Ir. Ali Husni, M.P., selaku dosen pembahas atas segala kritik, saran

dan bimbingan yang diberikan kepada penulis.

7. Ibunda dan ayahanda atas cinta dan kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan

dukungan serta do’a yang selalu dipanjatkan demi kelancaran, keselamatan

dan kesuksesan hingga penulis bisa sampai pada tahap ini.

8. Kakakku (Ahmad Fauzy) yang telah menjadi sosok inspirasi bagi penulis dan

senantiasa membuat penulis kuat dalam menyelesaikan studi ini.

9. Teman-teman satu tim penelitian (Uda Azis, Melly, Anjar, Erika, Nanda, dan

Ulya) yang selalu solid dan kompak sampai akhir penelitian.

10. Teman–teman seperjuangan angkatan 2014, terimakasih atas kekompakan

kebersamaan, dan kekeluargaan kita selama ini sehingga kita semua mampu

menghadapi berbagai masalah .

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Hanya dengan Do’a yang dapat penulis berikan untuk membalas budi semuanya.

Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita semua, dan dengan segala

kerendahan hati semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua,

aamiin.

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

Bandar Lampung, 23 September 2018

Penulis

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

C. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 4

D. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 4

E. Hipotesis ................................................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sapi Peranakan Ongole .......................................................................... 7

B. Limbah Kelapa Sawit……………………………….. ............................ 8

C. Mineral Organik ...................................................................................... 13

D. Asam Amino Pembatas ........................................................................... 17

E. Konsumsi Ransum ................................................................................... 19

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

xiii

F. Bobot Tubuh ............................................................................................ 19

G. Body Condition Score ............................................................................. 21

III. METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 24

B. Bahan Penelitian ...................................................................................... 24

C. Alat Penelitian ......................................................................................... 24

D. Metode Penelitian ................................................................................... 24

E. Peubah yang Diamati

1. Pertambahan bobot tubuh ................................................................ 26

2. Body condition score ........................................................................ 26

3. Konsumsi ransum ............................................................................. 27

F. Tahap Penelitian

1. Persiapan penelitian .......................................................................... 27

2. Pembuatan silase limbah sawit ......................................................... 28

3. Persiapan mineral Zn, Cu, Se dan Cr ................................................ 28

4. Penimbangan bobot tubuh dan pengukuran BCS awal ..................... 30

5. Prosedur Pemeliharaan ..................................................................... 30

6. Prosedur pengambilan data ............................................................... 31

G. Analisis Data ........................................................................................... 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pertambahan Bobot Tubuh ................................................................. .. 33

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

xiv

B. Body Condition Score (BCS) ............................................................... .. 37

C. Konsumsi Ransum ............................................................................... .. 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... .. 44

B. Saran ..................................................................................................... .. 44

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ . 45

LAMPIRAN ....................................................................................................... . 52

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik rataan pertambahan bobot tubuh.......................................................... 34

2. Grafik rataan peningkatan body condition score ............................................ 38

3. Grafik rataan konsumsi ransum ...................................................................... 41

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan nutrien daun dan pelepah kelapa sawit ........................................ 12

2. Kategori skor body condition score pada sapi menggunakan skala 1-9 menurut

Herd dan Sprott (1986) dalam Anisa et al., (2017) ........................................ 22

3. Imbangan ransum yang digunakan (R0, R1, R2). ........................................... 25

4. Kandungan nutrisi ransum penelitian ............................................................. 26

5. Hasil penimbangan bobot tubuh dan pengukuran BCS awal .......................... 30

6. Pertambahan bobot tubuh sapi Peranakan Ongole betina .............................. 33

7. Peningkatan body condition score sapi Peranakan Ongole betina ................. 37

8. Konsumsi ransum sapi Peranakan Ongole betina ........................................... 40

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Foto BCS Awal Pemeliharaan ........................................................................... 53

2. Foto BCS Akhir Pemeliharaan ........................................................................... 55

3. Foto Pengukuran BCS ....................................................................................... 57

4. Foto Pembuatan Mineral ................................................................................... 58

5. Foto Fermentasi Limbah sawit ........................................................................... 59

6. Data Hasil Penelitian ...................................................................................... 60

7. Data Analisis Proksimat Ransum ................................................................... 62

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi masyarakat terhadap bahan makanan asal hewani saat ini masih belum

tercukupi, dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 262 juta jiwa yang terus

mengalami peningkatan jumlah penduduk mencapai 1,38% pertahunnya (Badan

Pusat Statistik, 2017). Sedangkan laju peningkatan populasi sapi potong hanya

sebesar 2.017 ribu ekor/tahun atau sekitar 16% dari total populasi sebanyak 12,76 juta

ekor (Badan Pusat Statistik, 2016). Sehingga kebutuhan daging sapi tidak seimbang

dengan populasi ternak sapi sebagai penghasil jenis daging merah. Hal ini berdampak

pada perkembangan peternak sapi Peranakan Ongole yang dituntut terus

meningkatkan produktivitas ternak dalam negeri.

Permasalahan yang terjadi dalam upaya meningkatkan produktifitas sapi Peranakan

Ongole dalam negeri salah satunya adalah sapi bakalan yang mengalami body

condition score dibawah standar karena kurangnya asupan nutrisi. Asupan nutrisi

yang baik bagi ternak berasal dari campuran bahan pakan yang mengandung protein,

karbohidrat, mineral, dan vitamin yang seimbang. Pada usaha peternakan, pakan

merupakan faktor yang paling penting karena pakan sebagai penyumbang biaya

terbesar dalam proses produksi yaitu sebesar 60,78%

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

2

(Ningsih, 2010). Dengan demikian dibutuhkannya alternatif upaya untuk memenuhi

kebutuhan pakan yang bernutrisi dan relatif murah.

Pakan sapi Peranakan Ongole pada usaha peternakan rakyat umumnya berasal dari

limbah agroindustri seperti jerami jagung, jerami padi, kulit kopi, atau pucuk tebu

yang memiliki kandungan nutrisi dan kecernaan yang rendah. Pemanfaatan limbah

agroindustri kelapa sawit merupakan salah satu alternatif yang perlu dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan pakan ternak, mengingat produksi perkebunan kelapa sawit

pada tahun 2015 mencapai 471.832 ton untuk wilayah provinsi Lampung (Direktorat

Jendral Perkebunan, 2015) yang limbahnya belum dimanfaatkan secara maksimal.

Dalam industri pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah yang sangat banyak,

diketahui untuk 1 ton kelapa sawit akan mampu menghasilkan limbah berupa

tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang

(Shell) sebanyak 6,5% atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4 % atau 40

kg, serabut (Fiber) 13% atau 130 kg serta limbah cair sebanyak 50% (Mandiri,

2012 dalam Nugroho, 2017). Selain itu terdapat limbah pelepah sawit dengan

kandungan serat kasar 31,09% yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan

sapi (Imsya, 2007).

Pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pakan sapi dapat dipadukan dengan

penerapan teknologi pengolahan pakan yaitu fermentasi. Teknologi fermentasi ini

dapat meningkatkan kecernaan struktural karbohidrat dan meningkatkan jumlah

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

3

protein dengan perlakuan kimiawi, fisik dan biologis. Optimalisasi penerapan

teknologi fermentasi limbah kelapa sawit dapat tercapai dengan cara

mengoptimalkan kondisi dalam rumen dan pascarumen.

Optimalisasi kondisi di dalam rumen dan pasca rumen dapat tercapai dengan suplai

asam amino pembatas yang berasal dari protein daun singkong dan mineral organik

(Zn, Cu, Cr, dan Se) untuk meningkatkan penyerapan mineral, bioproses dalam

rumen dan pasca rumen, meningkatkan metabolisme zat-zat makanan serta memacu

pertumbuhan mikroba rumen (Muhtarudin et al., 2003)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui

pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan asam amino

pembatas terhadap pertambahan bobot tubuh, body condition score, dan konsumsi

ransum pada sapi Peranakan Ongole betina.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan limbah

kelapa sawit, mineral organik dan asam amino pembatas terhadap pertambahan bobot

tubuh, body condition score (BCS), dan konsumsi ransum pada sapi Peranakan

Ongole betina.

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

4

C. Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi peternak sapi dalam

penggunaan limbah kelapa sawit, pakan sumber asam amino pembatas dan

mineral organik sebagai pakan ternak.

2. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi para peneliti dan kalangan

akademis atau instansi yang berkaitan dengan limbah kelapa sawit, pakan sumber

asam amino pembatas dan mineral organik sebagai pakan sapi Peranakan Ongole

betina.

D. Kerangka Pemikiran

Kesadaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi, khususnya kebutuhan

protein hewani semakin meningkat. Protein hewani diperoleh dari bahan-bahan

makanan hasil usaha peternakan seperti daging, susu dan telur. Daging merupakan

salah satu bahan pangan sumber protein hewani dengan kandungan asam-asam amino

esensial yang lengkap. Ternak sapi merupakan salah satu komoditas peternakan yang

dapat menghasilkan daging yang memiliki kualitas dan kuantitas baik.

Produktivitas ternak sangat bergantung pada asupan nutrisi. Banyaknya nutrisi

yang terserap oleh sistem pencernaan ternak menjadi modal dasar pertumbuh

kembang ternak tersebut. Tingkat kecernaan pada ternak ruminansia bergantung

pada ketersediaan bahan kering dan tingkat aktivitas mikroorganisme dalam rumen.

Peran mikroorganisme dalam sistem kecernaan ternak sangat esensial.

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

5

Limbah industri pengolahan sawit yang terdiri dari serat perasan buah, tandan

kosong, lumpur sawit dan bungkil inti sawit. Merupakan limbah yang dapat

dimaanfaatkan sebagai sumber pakan ternak. Pemanfaatan limbah kelapa sawit

sebagai pakan sapi dapat dipadukan dengan penerapan teknologi pengolahan

pakan yaitu fermentasi. Teknologi fermentasi ini dapat meningkatkan

kecernaan struktural karbohidrat dan meningkatkan jumlah protein dengan

perlakuan kimiawi, fisik dan biologis. Optimalisasi Penerapan teknologi

fermentasi limbah kelapa sawit dapat tercapai dengan cara mengoptimalkan

kondisi dalam rumen dan pascarumen.

Optimalisasi kondisi di dalam rumen dan pasca rumen dapat tercapai dengan suplai

asam amino pembatas dan mineral organik (Zn, Cu, Cr, dan Se) untuk meningkatkan

penyerapan mineral, bioproses dalam rumen dan pasca rumen, meningkatkan

metabolisme zat-zat makanan serta memacu pertumbuhan mikroba rumen.

Pasokan asam amino pada ternak ruminansia yang berproduksi tinggi tidak cukup

berasal dari protein mikroba rumen saja. Namun diperlukan juga pasokan protein

yang berkualitas tinggi dan tahan degradasi di rumen. Hal ini berarti pada ternak

ruminansia yang berproduksi tinggi komposisi protein menjadi penting. Pasokan

asam amino pembatas yang dilindungi dari degradasi dalam rumen perlu dilakukan

agar pemanfaatan pakan serta bioproses pasca rumen tersebut optimal.

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

6

Bioproses dalam rumen dan pascarumen harus didukung kecukupan mineral

organik. Mineral-mineral ini berperan dalam optimalisasi bioproses dalam

rumen dan metabolisme zat-zat makanan. Mineral organik di dalam alat

pencernaan ternak dapat saling berinteraksi positif atau negatif dan faktor

lainnya seperti asam fitat, serat kasar, dan zat-zat lainnya dapat menurunkan

ketersediaan mineral. Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat

meningkatkan ketersediaan sehingga dapat lebih tinggi diserap dalam tubuh

ternak (Muhtarudin et al., 2003).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purba (2017) menunjukan hasil

penambahan silase daun singkong 10% dalam ransum berbasis limbah kelapa

sawit memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kecernaan protein

namun tidak berpengaruh terhadap kecernaan serat kasar. Penambahan silase

daun singkong 10% dan mineral mikro organik dalam ransum berbasis limbah

kelapa sawit memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kecernaan

protein dan kecernaan serat kasar.

E. Hipotesis

Pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan asam amino pembatas

dapat meningkatkan bobot tubuh, body condition score, dan konsumsi ransum pada

sapi Peranakan Ongole betina.

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sapi Peranakan Ongole

Sapi Peranakan Ongole (PO) di pasaran juga sering disebut sebagai sapi lokal atau

sapi Jawa atau sapi Putih. Sapi PO ini hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba

Ongole (SO) dengan sapi betina Jawa yang berwarna putih. Sapi Ongole (Bos

Indicus) sebenarnya berasal dari India, termasuk tipe sapi pekerja dan pedaging yang

disebarkan di Indonesia sebagai sapi Sumba Ongole (SO). Sapi Ongole (Bos indicus)

memerankan peran yang penting dalam sejarah sapi di Indonesia. Sapi jantan Ongole

dibawa dari daerah Madras, India ke pulau Jawa, Madura dan Sumba. Daerah

Sumba dikenal dengan sapi Sumba Ongole. Sapi Sumba Ongole (SO) dibawa ke

Jawa dan dikawinkan dengan sapi asal Jawa dan kemudian dikenal dengan sapi

Peranakan Ongole (PO). Sapi Ongole dan PO baik untuk mengolah lahan karena

badan besar, kuat, jinak dan bertemperamen tenang, tahan terhadap panas, dan

mampu beradaptasi dengan kondisi yang minim (Siregar, 2008).

Sapi PO lebih toleran pada lingkungan tropis dengan temperatur yang panas dan

kelembaban yang tinggi serta pakan yang terbatas, sebaliknya kondisi ini tidak

mendukung keberhasilan perkawinan sapi persilangan Simmental. Kandungan darah

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

8

Simmental (Bos taurus) yang semakin tinggi akan mengakibatkan jumlah

perkawinan sampai terjadi kebuntingan akan semakin lama (Yanhendri, 2007).

Menurut Sarwono dan Arianto (2002), ciri-ciri sapi PO adalah berbadan besar,

berpunuk besar, bergelambir longgar, berleher pendek, dengan kepala, leher,

gelambir dan lutut berwarn hitam, dijelaskan lebih lanjut bahwa sapi ini memiliki

persentase karkas 45-58%.

B. Limbah Kelapa Sawit

Menurut Sastrosayono (2003) dalam Depari (2015), asal tanaman kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jack) secara pasti belum bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat

tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika (Guenia).

Spesies Elaesis melanococca atau Elaesis oleivera diduga berasal dari

AmerikaSelatan dan spesies Elaesis guineensis berasal dari Afrika. Menurut Fauzi et

al. (2008) kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848

yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Budidaya perkebunan kelapa sawit di

Indonesia dilakukan oleh Adrien Hallet yang kemudian diikuti oleh K. Schadt yang

menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh dengan

baik terutama di daerah-daerah dengan ketinggian kurang dari500 meter (Batubara,

2002). Iklim yang cocok untuk tanaman kelapa sawit adalah yang memiliki curah

hujan lebih dari 1.500 mm/tahun dan yang optimum adalah 2.000 mm/tahun serta

tersebar merata sepanjang tahun. Kelapa sawit mulai berproduksi pada umur 3,5-4

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

9

tahun dengan produksi pertama adalah 10-15 ton tandan/Ha/tahun. Jumlah produksi

ini terus bertambah dengan bertambahnya umur dan puncak produksi dicapai pada

umur8-9 tahun yaitu 20-30 ton tandan/Ha/tahun (Widyastuti, 2006 dalam Miswandi,

2009).

Limbah perkebunan kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu

limbah lapangan dan limbah pengolahan. Limbah lapangan merupakan sisa tanaman

yang ditinggalkan pada waktu panen, peremajaan atau pembukaan area perkebunan

baru, contohnya pelepah daun kelapa sawit, sedangkan limbah pengolahan

merupakan hasil ikutan yang terbawa pada waktu panen hasil utama kemudian

dipisahkan dari produk utama. Limbah pengolahan terdiri dari tiga kategori : (1)

limbah yang diolah menjadi produk lain karena memiliki arti ekonomis yang besar

seperti inti sawit, (2) limbah yang didaur ulang untuk menghasilkan energi dalam

pengolahan dan pupuk, misalnya tandan kosong, cangkang, dan serat (serabut) buah

sawit, dan (3) limbah yang dibuang sebagai sampah pengolahan, contoh limbah jenis

ini menurut wujudnya adalah sebagai berikut : bahan padat yaitu lumpur dari

dekanter pada pengolahan buah sawit, bahan cair yaitu limbah cair pabrik kelapa

sawit dan bahan gas yaitu gas cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa sawit

(Syamsu, 2003).

Menurut Mansyur (1980) dalam Junaidi (2010) pelepah kelapa sawit merupakan

salah satu produk yang melimpah saat pemangkasan buah. Pemangkasan dilakukan

pada pelepah-pelepah yang tua di dasar tandan buah untuk mengurangi naungan,

memudahkan terjadinya penyerbukan, menjaga kebersihan, memperbesar buah dan

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

10

mengurangi penguapan yang berlebihan dari daun. Jumlah pelepah kelapa sawit

yang dipanen tiap pemangkasan 1-3 pelepah perpohon,merupakan potensi yang

cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai pakan. Satu hektar lahan terdapat 148

pohon dan diperkirakan dapat menghasilkan 3.500-10.600 pelepah pertahun,

produksi pelepah sawit mencapai 40-50 pelepah/pohon/tahun (Hassan dan Ishida,

1990 dalam Efryantoni, 2009).

Menurut Nurhidayah (2005) dalam Efryantoni (2009), daun kelapa sawit sangat

potensial sebagai bahan pakan ternak ruminansia, dimana satu pelepah daun

kelapa sawit dapat menghasilkan 3,33 kg daun kelapa sawit segar dan kandungan

bahan keringnya mencapai 35%. Potensi ketersediaan daun kelapa sawit sebagai

pakan sekitar 34,50 kg bahan kering per hektar per hari. Berdasarkan hasil

penelitian Saripudin (2008) diketahui rata-rata berat pelepah kelapa sawit adalah

18 kg, pemotongan dilakukan setiap 15 hari, jumlah pelepah yang dipotong setiap

pemangkasan adalah 1 – 2 pelepah, dengan demikian areal seluas 1 Ha yang di

tanam dengan 140 pohon kelapa sawit dapat menampung 3,11 satuan ternak (ST).

Abu Hassan dan Ishida (1992) dalam Efryantoni (2009), melaporkan bahwa pelepah

kelapa sawit dapat dipergunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia, sebagai

sumber pengganti hijauan atau dapat dalam bentuk silase yang dikombinasikan

dengan bahan lain atau konsentrat sebagai bahan campuran. Studi awal yang

dilakukan Abbu Hassan dan Ishida (1992) dalam Efryantoni (2009)

menunjukkan bahwa tingkat kecernaan bahan kering pelepah dapat mencapai

45%.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

11

Hal yang sama berlaku untuk daun kelapa sawit yang secara teknis dapat

dipergunakan sebagai sumber atau pengganti pakan hijauan tetapi harus diberi

perlakuan terlebih dahulu.

Penampilan sapi yang diberi pelepah segar, diamoniasi atau silase dalam bentuk

kubus (1--2 cm3) cukup menjanjikan. Namun, disarankan untuk tidak mengolah

lepah daun kelapa sawit sebagai pakan dalam bentuk pelet karena ukurannya yang

terlalu kecil sehingga mempersingkat waktu tinggal partikel tersebut dalam saluran

pencernaan. Pemberian pelepah daun kelapa sawit sebagai bahan ransum dalam

jangka waktu panjang menghasilkan karkas berkualitas baik (Balai Penelitian

Ternak, 2003).

Hasil penelitian Elisabeth dan Ginting (2003) menunjukkan bahwa pakan dengan

komposisi pelepah sawit 60%, lumpur dan bungkil sawit masing-masing sebesar

18% merupakan jenis pakan yang cukup baik untuk sapi potong. Ini

mengindikasikan bahwa limbah perkebunan sawit dapat menjadi sumber bahan pakan

khususnya bagi ternak ruminansia.

Daun kelapa sawit menghasilkan hijauan segar yang dapat diberikan langsung ke

ternak baik dalam bentuk segar maupun yang telah diawetkan yaitu melalui proses

silase maupun amoniasi. Menurut Imsya (2007) kandungan nutrisi daun dan pelepah

sawit dijelaskan pada Tabel 1.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

12

Tabel 1. Kandungan nutrien daun dan pelepah kelapa sawit

No Jenis Analisa Jumlah Kandungan (%)

1 Bahan kering 48,78

2 Protein kasar 5,3

3 Hemiselulosa 21,1

4 Selulosa 27,9

5 Serat kasar 31,09

6 Abu 4,48

7 BETN 51,87

8 Lignin 16,9

9 Silika 0,6

Bungkil inti sawit (BIS) merupakan hasil samping industri minyak kelapa sawit,

ketersediaannya semakin meningkat sejalan dengan perkembangan perkebunan

kelapa sawit. Bungkil inti sawit adalah bungkil dari pembuatan minyak inti atau

daging buah kelapa sawit, oleh karena itu sering disebut bungkil inti sawit. Bungkil

inti sawit banyak digunakan sebagai pakan sapi. Kandungan nutrisi BIS bedasarkan

bahan kering adalah BK 91,83%, PK 16,30%, SK 36,68%, LK 6,49%, BETN

28,19%, abu 4,14%, kalsium 0,56%, fosfor 0,84%, energi kasar

5178kal/g (Elisabeth dan Ginting, 2003).

Kandungan SK BIS cukup tinggi, sehingga nilai kecernaanya lebih rendah dari pada

bungkil kelapa. BIS mempunyai kandungan protein tinggi dan memiliki laju

degradasi protein dalam rumen 1,90 % per jam, sehingga degradasi protein

diminimalisir agar protein lolos dari fermentasi di dalam rumen (Purwati, 2010).

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

13

C. Mineral Organik

Unsur-unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

makhluk hidup selain karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Pada tubuh hewan

terdapat unsur-unsur mineral lebih kurang 3 – 5 % dari tubuhnya dan hewan tidak

dapat membuat mineral sendiri, sehingga harus disediakan dalam ransum (Arifin,

2008). Semua makhluk hidup memiliki unsur mineral, tetapi tidak semua mineral

terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial. Mineral esensial

yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk

membantu kerja enzim atau pembentukkan organ. Kekurangan mineral esensial yang

disebut penyakit defisiensi mineral dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis.

Mineral-mineral ini berperan dalam optimalisasi bioproses dalam rumen dan

metabolisme zat-zat makanan. Mineral mikro dan makro di dalam alat pencernaan

ternak dapat saling berinteraksi positif atau negatif dan faktor lainnya seperti asam

fitat, serat kasar, dan zat-zat lainnya dapat menurunkan ketersediaan mineral.

Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat meningkatkan ketersediaan sehingga

dapat lebih tinggi diserap dalam tubuh ternak. Secara teoritis, mineral organik

meningkatkan penyerapan mineral. Pembuatan mineral organik dapat dilakukan

dengan berbagai cara misalnya cara biologis (proteinat) dan cara kimiawi.

Pembuatan mineral organik masih telah dipelajari sebelumnya (Muhtarudin, 2001;

Muhtarudin, 2003; Muhtarudin, 2004).

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

14

Mineral sangat penting bagi proses fisiologis hewan maupun manusia, terutama

mineral esensial makro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K),

fosfor (P), dan beberapa mineral lain untuk menyusun struktur tubuh seperti tulang

dan gigi. Unsur mikro seperti Fe, Cu, Zn, mangan (Mn), dan iodium (I) berfungsi

dalam aktivitas sistem enzim dan hormon dalam tubuh. Mineral makro seperti Ca,

Mg, dan P sangat diperlukan untuk mem- bangun tubuh dan pertumbuhan ternak.

Mineral mikro esensial seperti Fe, Cu, I, dan Zn sangat berguna dalam pemben-

tukan darah dan sistem hormon serta proses pertumbuhan ternak. Namun, perlu

diperhatikan bahwa mineral dapat bersifat toksik bila dikonsumsi berlebihan

(Darmono, 2011).

Mineral Zn ditemukan hampir dalam seluruh jaringan hewan. Seng lebih banyak

terakumulasi dalam tulang dibandingkan dalam hati yang merupakan organ utama

penyimpan mineral mikro. Jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan epidermal (kulit,

rambut, dan bulu), dan sedikit dalam tulang, otot, darah, dan enzim (Brown et al., 2004).

Seng merupakan komponen penting dalam enzim, seperti karbonik-anhidrase dalam

sel darah merah serta karboksi peptidase dan dehidrogenase dalam hati. Sebagai

kofaktor, seng dapat meningkat- kan aktivitas enzim. Seng dalam protein nabati

kurang tersedia dan lebih sulit digunakan tubuh daripada seng dalam protein

hewani. Hal tersebut mungkin disebabkan adanya asam fitrat yang mampu

mengikat ion-ion logam (Sharma et al., 2003).

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

15

Seng merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi membran sel, sebagai

antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan lipid peroksidase. Seng

berperan dalam sintesis dan transkripsi protein, yaitu dalam regulasi gen. Pada suhu

tinggi, hewan banyak mengeluarkan keringat dan seng dapat hilang bersama keringat

sehingga perlu penambahan (Ahmed et al., 2002).

Mineral esensial lain seperti Zn berperan dalam sistem enzim sebagai metaloenzim.

Lebih dari 100 jenis metaloenzim mengikat Zn, termasuk enzim nicotinamide adenine

dinucleotide dehydrogenase (NADH), RNA dan DNA polymerase, begitu pula

enzim alkalin fosfatase, super- oksida dismutase, dan karbon anhidrase (Hougland et

al., 2005).

Mineral Tembaga (Cu) adalah logam transisi (golongan I B) yang berwarna

kemerahan, mudah regang dan mudah ditempa. Tembaga bersifat racun bagi

makhluk hidup. Isoterm adsorpsi merupakan suatu keadaan kesetimbangan yaitu

tidak ada lagi perubahan konsentrasi adsorbat baik di fase terserap maupun pada

fase gas atau cair. Isoterm adsorpsi biasanya digambarkan dalam bentuk kurva

berupa plot distribusi kesetimbangan adsorbat antara fase padat dengan fase gas

atau cair pada suhu konstan. Isoterm adsorpsi merupakan hal yang mendasar dalam

penentuan kapasitas dan afinitas adsorpsi suatu adsorbat pada permukaan adsorben

(Kundari et al., 2008).

Cu berperan sangat penting dalam proses metabolisme energi dalam sel serta sistem

transmisi impuls saraf, sistem kardiovaskuler, dan sistem kekebalan.

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

16

Cu juga berperan dalam proses metabolisme estrogen, kesuburan ternak betina, dan

kehamilan (Darmono, 2011).

Kromium (Cr) untuk pertama kali diketahui sebagai unsur yang esensial pada

tahun 1959. Lebih banyak dibicarakan dalam hubungannya dengan Glucose

Tolerance Factor (GTF). Cr berperan sebagai Glucose Tolerance Factor (GTF)

dan tikus kekurangan Cr tidak dapat menggunakan glukosa yang diinjeksikan

dalam dosis tinggi dibandingkan tikus yang diberi suplemen Cr dalam ransum.

Logam berbahaya seperti kromium (Cr) dapat mencemari bahan pangan asal ternak.

Cr yang tinggi dalam bahan pangan dapat menghambat sistem kekebalan pada

konsumen (Darmono, 2007). Bahan pangan yang berasal dari krupuk kulit

mengandung Pb dan Cr cukup tinggi, melebihi batas maksimum yang

direkomendasikan, yaitu 2 mg Pb/kg dan 4 mg Cr/kg bahan (Darmono et al., 2008).

Salah satu mineral mikro yang juga sangat dibutuhkan ternak ruminansia adalah

selenium (Se). Kadarnya dalam pakan banyak yang belum diketahui, sedangkan

dalam pakan yang telah diketahui kadar ketersediaan biologisnya sangat beragam.

Defisiensi Se terkait erat dengan difisiensi vitamin E, antara lain menyebabkan

diatesis eksudatif pada unggas dan penyakit daging putih (white muscle disease) pada

domba dan kemandulan pada sapi-sapi perah betina (Arthur, 1997 dalam Silaban,

2012).

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

17

Hewan mengeluarkan senyawa Se melalui urine dan pernafasan. Ion trimetil

selenonium adalah satu-satunya metabolit urin yang telah diidentifikasi, sedangkan

dimetil selenida bersifat volatile (terbang) dan ditemukan dalam nafas bila

konsumsi Se sangat tinggi. Hewan dapat mengatur kandungan Se-nya melalui

proses eksresi (Olson et al., 1988 dalam Silaban, 2012). Selenium dalam kadar

normal dalam makanan akan menstimulir sintesis protein mikroba. Akan tetapi bila

kelebihan, mikroba membentuk selenocysteine dan selenometionin yang secara

abnormal digabungkan ke dalam protein mikroba dan bersifat menghambat

terhadap sintesis protein (Arora, 1995 dalam Silaban, 2012).

D. Asam Amino Pembatas

Tercatat ada 6 asam amino sebagai faktor pembatas bagi ruminansia. Defisiensi asam

amino metionin, leusin, isoleusin, dan valin dapat menghambat pertumbuhan bakteri

rumen dan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara suplementasi asam

amino tersebut ke dalam ransum. Asam amino lisin merupakan faktor pembatas bagi

produktivitas ternak. Namun defisiensi asam amino lisin dan treonin tidak dapat

diatasi dengan cara seperti itu. Asam amino lisin mengalami perombakan total di

dalam rumen dan treonin tidak ditemukan dalam rumen maupun sampel digesta

duodenum (Sutardi, 1997 dalam Puastuti, 2009). Selanjutnya untuk meningkatkan

asupan asam amino tersebut dapat dilakukan proteksi agar tidak didegradasi di dalam

rumen (Trinacty et al., 2009).

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

18

Asam amino metionin, lisin, phenilalanin, dan treonin merupakan asam amino yang

dibutuhkan bagi ruminansia, selain itu masih ada asam amino lain yang sangat

dibutuhkan hewan ruminansia yaitu valin, isoleusin, dan leusin (Scholljegerdes et al.,

2005).

Ternak ruminansia juga membutuhkan asam amino aromatik seperti fenilalanin dan

triptofan. Melalui manipulasi proses nutrisi maka dapat dilakukan suplementasi

asam amino tersebut atau melalui pemberian prekursornya. Sebagai contoh Analog

Hydroxy Methionine (AHM) atau amonium sulfat, asam amino bercabang (valin,

leusin dan isoleusin), asam lemak volatil bercabang (isobutirat, isovalerat dan 2

metil-butirat) dan lisin maupun treonin berkapsul (Sutardi, 1997 dalam Puastuti,

2009).

Asam amino bercabang (Branched Chain Amino Acid = BCAA) seperti valin, leusin

dan isoleusin mengalami dekarboksilasi dan deaminasi menghasilkan asam lemak

berantai cabang (Branched Chain Fatty Acid = BCFA). Asam amino bercabang

hanya dihasilkan dari protein pakan. Proses deaminasi dan dekarboksilasi BCAA

menjadi BCFA dapat digambarkan sebagai berikut (Andries et al.,1987 dalam

Puastuti, 2009).

Asam amino bercabang merupakan sumber karbon untuk sintesis protein mikroba

selulolitik (Baldwin dan Allison, 1983 dalam Zain et al., 2000). Penambahan asam

amino bercabang dalam ransum mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri

selulolitik yang tercermin dari peningkatan kecernaan bahan kering dan fraksi serat

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

19

ADF (acid detergent fibers) berupa selulosa ransum (Zain et al., 2000).

Daun ubi kayu dengan kandungan asam amino bercabang yang cukup tingggi,

potensial untuk didayagunakan dalam meningkatkan kecernaan pakan berserat.

Dalam penelitian ini manfaat serat sawit ditingkatkan dengan teknik amoniasi

menggunakan urea dan suplementasi daun ubi kayu untuk peningkatan kecernaan

dan fermentabilitas ransum berpakan serat sawit (Zain et al., 2000).

E. Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum merupakan salah satu ukuran untuk menentukan efisiensi teknis

usaha peternakan pada umumnya. Fadillah (2004) mendefinisikan konsumsi ransum

adalah jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan jumlah ransum yang tersisa

pada pemberian pakan saat itu. Menurut Kartasudjana (2002) dalam Dawahir (2008)

bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi ransum yaitu bentuk

fisik ransum. Ditambahkan Sarwono dan Arianto (2002) kemampuan sapi

mengkonsumsi ransum sangat terbatas. Keterbatasan itu dipengaruhi oleh faktor

ternak, keadaan pakan, dan faktor luar, seperti suhu dan kelembapan udara.

Menurut Parulian (2009), konsumsi ransum sapi potong yang diberikan perlakuan

ransum berbasis limbah kelapa sawit dapat mencapai 3,69%.

F. Pertambahan Bobot Tubuh

Pertambahan bobot tubuh adalah proses yang sangat kompleks, meliputi

pertambahan bobot badan, dan pembentukan semua bagian tubuh secara merata

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

20

(Irwandi, 1996 dalam Dawahir, 2008). Kemudian dijelaskan kembali oleh

Kartasudjana (2002) dalam Dawahir (2008) mendefinisikan pertumbuhan adalah

manifestasi ukuran dari sel itu sendiri. Irwandi (1996) dalam Dawahir (2008)

menjelaskan bahwa agar diperoleh pertumbuhan yang baik maka harus diperhatikan

beberapa faktor penting, yaitu: bibit yang baik, temperatur lingkungan, penyusunan

ransum, dan kandang yang memadai.

Menurut Setiadi (2001) bobot badan sapi PO jantan dapat mencapai 600 kg,

sedangkan yang betina 400 kg. Menurut Nurschati yang disitasi oleh Pramono et al.

(2004) pertambahan bobot badan harian sapi PO dapat mencapai 0,70-0,77

kg/ekor/hari dengan pemberian pakan berupa konsentrat yang tersusun dari

singkong, konsentrat pabrik dan dedak padi. Hasil penelitian Pramono et al. (2004)

menunjukkan bahwa dengan pakan berupa rumput lapangan dan konsentrat sebesar

1,5% dari bobot badan, pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi PO dapat

mencapai 0,69 kg.

Pertambahan bobot badan hampir bersamaan dengan perubahan bentuk tubuh,

sehingga ukuran-ukuran tubuh dapat digunakan sebagai penduga bobot badan.

Pengukuran parameter tubuh sering digunakan untuk estimasi produksi, misalnya

untuk pendugaan bobot badan (Solikhah, 2003).

Menurut Damayanti (2003) bobot tubuh umumnya mempunyai hubungan positif

dengan semua ukuran linier tubuh. Soeros (2004) menyatakan lingkar dada selalu

menjadi parameter penentu bobot badan pada tiap persamaan pendugaan bobot

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

21

badan, bahkan menjadi parameter utama. Jimmy et al. (2010) menyimpulkan dari

penelitiannya bahwa lingkar dada dan tinggi pundak dapat memprediksi bobot

badan di semua jenis sapi.

G. Body Condition Score

Body condition score adalah metode untuk memberi nilai kondisi tubuh ternak baik

secara visual maupun dengan perabaan pada timbunan lemak tubuh dibawah kulit

sekitar pangkal ekor, tulang punggung dan pinggul. BCS digunakan untuk

mengevaluasi manajemen pemberian pakan, menilai status kesehatan individu ternak

dan membangun kondisi ternak pada waktu manajemen ternak yang rutin. BCS telah

terbukti menjadi alat praktis yang penting dalam menilai kondisi tubuh ternak karena

BCS adalah indikator sederhana terbaik dari cadangan lemak yang tersedia yang

dapat digunakan oleh ternak dalam periode apapun (Susilorini et al.,2007).

Skor kondisi tubuh atau body condition score (BCS) induk erat hubungannya dengan

status cadangan energi tubuh ternak, sedangkan cadangan energi tersebut erat

hubungannya dengan gizi yang dikonsumsi (Winugroho, 2002). Body condition score

(BCS) atau skor kondisi tubuh sapi sangat mempengaruhi keberhasilan usaha

penggemukan. Menurut OFAC (2010), sapi bakalan yang baik untuk digemukkan

adalah sapi dengan nilai BCS 2,5 (kurus) – 3 (sedang).

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

22

Tabel 2. Kategori skor body condition score pada sapi menggunakan skala 1-9

menurut Herd dan Sprott (1986) dalam Anisa et al. (2017).

Skor BCS Kategori Gambar

1 Lemak tidak terdeteksi, tampak

tonjolan tulang belakang, tulang

rusuk sangat menonjol, tulang

pinggul, dan tulang pangkal ekor

terlihat sangat jelas.

2 Sedikit kurus, tailhead dan tulang

rusuk kurang menonjol, process

spinosus masih terasa tajam jika di

sentuh.

3 Rusuk termasuk foreribs mudah

diidentifikasi tetapi tidak cukup

tajam jika disentuh. Lemak dapat

dirasakan sepanjang tulang

belakang dan tailhead. Beberapa

jaringan penutup timbul diatas

rusuk ke arah atas belakang.

4 Rusuk individu mungkin tidak

secara visual jelas. Process

spinosus dapat dirasakan ketika

diraba tetapi terasa bulat tidak

terlalu tajam. Beberapa penutup

lemak mulai terasa diatas tulang

rusuk dan process transversus

5 Penampilan keseluruhan

umumnya baik. Penutup lemak

lebih terlihat pada rusuk.

Penutup lemak teraba hadir di

kedua sisi tailhead.

6 Terdapat lemak yang teraba dari

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

23

tulang rusuk dan sekitar tailhead.

Tekanan kuat diperlukan untuk

merasakan process spinosus.

Ribs tidak terlihat oleh mata.

Muscling di bagian belakang

gemuk dan penuh.

7 Penutup lemak mulai terlihat

dengan tampilan keseluruhan

berdaging. Penutup lemak di atas

tulang rusuk dan sekitar tailhead

sangat tampak. Process spinosus

hanya dapat dirasakan dengan

tekanan kuat.

8&9 Penutup lemak mulai menyebar,

struktur tulang sulit untuk

diidentifikasi, lemak penutup

berlimpah. Kerangka tubuh dan

struktur pertulangan sudah tidak

terlihat dan tidak teraba. Tulang

pangkal ekor sudah tertutup oleh

perlemakan dan bentuk persegi

panjang pada tubuh belakang

sudah membentuk lengkungan

pada bagian kedua ujungnya.

Mobilitas ternak lemah yang

diakibatkan oleh lemak yang

dibawanya.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Februari – April 2018, bertempat di kandang Jurusan

Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa 9 ekor sapi Peranakan Ongole

betina, setiap 3 sapi mendapat perlakuan ransum yang berbeda. Hijauan dan ransum

perlakuan (R0, R1, R2) dengan penggunaan ransum limbah kelapa sawit (pelepah,

daun dan bungkil kelapa sawit), mineral organik dan daun singkong.

C. Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan adalah kandang berkapasitas 9 ekor sapi, timbangan digital,

timbangan gantung, timbangan duduk, tali, kandang jepit, sekop, ember, terpal,

cangkul, chopper dan plastik.

D. Metode Penelitian

Percobaan in vivo dilakukan pada 9 ekor sapi Peranakan Ongole betina, dengan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan.

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

25

1. Perlakuan

a. Perlakuan pertama (R0) : Ransum limbah kelapa sawit (fermentasi pelepah

dan daun sawit serta bungkil sawit dengan EM4)

b. Perlakuan kedua (R1) : Ransum limbah kelapa sawit + mineral organik

(Zn 40 ppm, Cu 10 ppm, Se 0,10 ppm, Cr 0,30 ppm)

c. Perlakuan ketiga (R2) : Ransum limbah kelapa sawit + mineral organik +

daun singkong (sumber asam amino bercabang /

brand chain fatty acids )

Tabel 3. Imbangan ransum yang digunakan (R0, R1, R2)

Pakan Perlakuan Bahan pakan Imbangan (%)

Bungkil Sawit Fermentasi 35%55

5%%

%%%

Onggok 30

Pelepah Sawit Fermentasi 15

R0 Tebon Jagung 15

Molases 2

Urea 2

Premix 1

Bungkil Sawit Fermentasi 35

Onggok 30

Pelepah Sawit Fermentasi 15

R1 Tebon Jagung 15

Molases 2

Urea 2

Premix

Mineral

1

Mineral

Bungkil Sawit Fermentasi 35

Onggok 30

Pelepah Sawit Fermentasi 15

R2 Daun singkong 15

Molases 3

Urea 1

Premix

Mineral

1

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

26

Tabel 4. Kandungan nutrisi ransum penelitian

Kandungan Nutrisi

(%)

Perlakuan

R0 R1 R2

---( dalam 100 % Bahan Kering)---

Protein 9,90 9,90 10,34

Serat Kasar 20,30 20,30 20,34

Lemak 7,55 7,55 8,89

Abu 10,17 10,17 9,41

BETN 52,08 52,08 51,02

Sumber : Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak (2018)

E. Peubah yang Diamati

1. Pertambahan bobot tubuh (Amin, 2012)

Peningkatan atau penurunan bobot tubuh ternak dihitung dengan rumus :

Bobot ternak = (bobot akhir penimbangan – bobot awal penimbangan)/ lama hari

Pemeliharaan.

2. Body condition score

Menurut Samsudewa (2017) pengukuran body condition score pada sapi dapat

dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut.

1. Mengamati wilayah anus dan tail head (pangkal ekor), adakah perlemakan yang

terbentuk.

2. Melakukan palpasi bagian rump (Pelvis), adakah perlemakan yang terbentuk.

3. Melakukan Palpasi bagian hip bone (tulang panggul) dan pin bone (tulang

duduk), adakah batasan yang jelas antara keduanya.

4. Mengamati dan melakukan palpasi pada bagian back bone (tulang belakang),

adakah perlemakan yang jelas terlihat.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

27

5. Melakukan palpasi pada bagian withers (Batas tulang punggung dan leher),

adakah perlemakan yang terbentuk sehingga tulang tidak menonjol.

6. Mengamati dan melakukan palpasi pada bagian ribs (tulang iga), adakah

perlemakan yang terbentuk sehingga tulang rusuk tidak terihat jelas.

3. Konsumsi ransum

Konsumsi ransum diperoleh dengan cara menghitung jumlah pakan yang diberikan

dikurangi dengan pakan sisa setiap hari, cara menghitung konsumsi bahan kering

(KBK) yaitu dengan rumus:

Konsumsi Ransum = ∑ (BK) ransum pemberian (Kg/hari) - ∑ (BK) Ransum sisa

(Kg/hari) (Parakkasi,1999 dalam Hidayat, 2016).

F. Tahap Penelitian

1. Persiapan penelitian

Pada tahap persiapan penelitian ini diawali dengan membersihkan kandang,

peralatan, dan lingkungan sekitar kandang. Kemudian melakukan penimbangan sapi

dan memasukan ke dalam kandang sesuai dengan rancangan percobaan dan tata letak

yang telah ditentukan. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap

pertama penimbangan bobot awal ternak dan pengukuran BCS awal.

Tahap kedua yaitu masa pemberian ransum perlakuan selama 83 hari, serta

menghitung konsumsi ransum/hari. Selanjutnya tahap ketiga yaitu penimbangan

bobot tubuh akhir dan pengukuran BCS.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

28

2. Pembuatan silase limbah kelapa sawit

Menyiapkan limbah sawit yang terdiri dari pelepah daun sawit. Terlebih dahulu daun

dan pelepah sawit dikeringkan untuk mengurangi kadar air hingga 30%. Setelah itu

pelepah daun sawit dicacah dengan mesin choper sampai teksturnya berupa serat-

serat pelepah sawit. Setelah itu pelepah sawit disemprot/dicampur EM4 dengan

perbandingan 1: 100. 1 liter EM4 memiliki komposisi berupa molases 50 ml, air

sampai dengan 1 liter, Lactobacillus casei 1,5 x 1 juta cfu/ml, Saccharomyces

cerevisiae 1,5 x 1 juta cfu/ml, Rhosopseudomonas palustris 1,0 x 1 juta cfu/ml.

Setelah dicampur dengan EM4, kemudian disimpan secara anaerob yaitu dengan

dipadatkan dan ditutup rapat-rapat di dalam plastik khusus/silo agar tidak ada udara

yang masuk dan didapatkan hasil fermentasi yang maksimal. Proses fermentasi

berlangsung sampai 20 hari, setelah itu dapat digunakan sebagai pakan.

Fermentasi bungkil kelapa sawit dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan

apa yang dilakukan dalam pembuatan pelepah dan daun kelapa sawit fermentasi,

yaitu dengan mencampur bungkil sawit dengan cairan Em4 dan menyimpan dalam

kondisi anaerob selama 14 hari sebelum digunakan.

3. Persiapan mineral organik Zn, Cu, Se dan Cr

Persiapan pembuatan mineral organik sebagai suplemen tambahan pada pakan ternak

diawali dengan mempersiapkan bahan-bahan yaitu Lysinat hidroclorida (Lys(HCl)2),

Zinc sulfat ( ZnSO4), Cuprum sulfat (CuSO4.5H2O), Sodium selenite

(Na2SeO3.5H2O), dan Kromium klorida (CrCl3.6H2O).

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

29

a. Zn-lysinat

2 Lys(HCL)2 + ZnSO4 Zn(Lys(HCL)2) + SO42-

Siapkan 43,823 gr lysine HCL kemudian dilarutkan dalam 100 ml air + 16,139 gr

ZnSO4 yang dilarutkan dalam 100 ml air.

b. Cu-lysinat

2 Lys(HCl)2 + CuSO4 Cu(Lys(HCl)2) + SO42-

Siapkan 43,823 gr lysine HCl kemudian dilarutkan dalam 100 ml air + 15,995 gr

CuSO4.5H2O yang dilarutkan dalam 100 ml air.

c. Se-lysinat

2 Lys(HCl)2+ Na2SeO3 LysSeO3 + 2 NaCl

Siapkan 0,8712 gr lysine (HCl)2 kemudian dilarutkan dalam 100 ml air +

0,627 gr NaSeO3.5H2O yang dilarutkan dalam 100 ml air.

d. Cr-lysinat

3 Lys(HCl)2 + CrCl3 LysCr + 3Cl-

Siapkan 11,2 gr lysine (HCL)2 kemudian dilarutkan dalam 100 ml air + 0,5 gr

CrCl3.6H2O yang dilarutkan dalam 100 ml air.

Penggunaan mineral organik dalam 100 kg ransum setelah diubah menjadi lysinat

adalah sebagai berikut Zn-lysinat 122 ml, Cu-lysinat 31,4 ml, Se-lysinat 10,53 ml,

dan Cr-lysinat 12 ml. Proses pencampuran mineral organik kedalam ransum diawali

dengan menyiapkan carier yaitu bahan pakan sebagai media pencampur yang

memiliki tekstur yang halus, kemudian mineral organik di semprotkan dikit demi

sedikit dan diaduk sampai homogen pada masing-masing bahan pakan. Kemudian ke-

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

30

4 bahan pakan yang telah di campur dengan mineral yang berbeda disatukan kembali

sampai homogen menjadi satu. Kemudian bahan pakan yang telah dicampur mineral,

dicampur kembali dengan ransum sampai menjadi homogen dan siap digunakan.

4. Penimbangan bobot tubuh dan pengukuran BCS awal

Penimbangan bobot tubuh dan pengukuran BCS awal dilaksanakan pada 2 Februari

2018 di kandang jurusan Peternakan Fakultas Pertania Universitas Lampung dengan

hasil sebagai berikut.

Tabel 5. Hasil penimbangan bobot tubuh dan pengukuran BCS awal

5. Prosedur Pemeliharaan

Prosedur pemeliharaan ternak selama 83 hari atau kurang lebih 3 bulan ini terdiri dari

manajemen pemberian pakan, pemberian air minum, kebersihan kandang (sanitasi

kandang) dan kesehatan ternak. Pemberian pakan dilakukan pada 3 waktu yang

berbeda, pukul 8.00 WIB yaitu pemberian 35% pakan konsentrat dan 7,5%

fermentasi limbah pelepah dan daun sawit, pukul 12.00 WIB yaitu pemberian 15%

pakan hijauan, pukul 16.00 WIB yaitu pemberian 35% pakan konsentrat dan 7,5%

fermentasi limbah pelepah dan daun sawit.

Sapi Perlakuan Bobot Tubuh (kg) BCS

R0U1 163,0 3

R0U2 169,5 3

R0U3 184,5 3

R1U1 165,0 3

R1U2 176,5 3

R1U3 189,5 4

R2U1

R2U2

R2U3

165,0

174,0

179,0

3

3

3

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

31

Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum dan tempat air minum dibersihkan

setiap pagi dan sore hari. Kebersihan kandang selalu dijaga dengan cara membuang

feses pada pagi dan sore hari, kemudian menjaga kebersihan area sekitar kandang

seperti memotong rumput liar, membuang atau membakar sampah yang ada di sekitar

kandang, kemudian menjaga saluran drainase agar selalu bersih. Ternak yang

mengalami gangguan kesehatan diobati dengan pengobatan yang sesuai, lebih baik

lagi jika ada dokter hewan yang mendampingi.

6. Prosedur pengambilan data

Data yang digunakan adalah bobot ternak, body condition score dan konsumsi

ransum sapi Peranakan Ongole. Sampel bobot ternak diambil dengan cara

menimbang ternak menggunakan timbangan digital agar mendapatkan nilai yang

akurat ketika sebelum masa perlakuan dan setelah masa perlakuan. Selanjutnya

diperoleh selisih dari hasil perhitungan penimbangan bobot tersebut.

Sampel body condition score diambil dengan cara melakukan pengukuran dan

mengamati perlemakan yang terdapat pada beberapa bagian tubuh ternak ketika

sebelum masa perlakuan dan setelah masa perlakuan. Selanjutnya dapat

diperhitungkan pertambahan BCS.

Data konsumsi ransum diambil dengan cara menimbang ransum pemberian pada

setiap kali pemberian (kg/hari), kemudian sisa ransum ditimbang pada pagi hari

sebelum pemberian (kg/hari). Dari hasil penimbangan tersebut dapat diperoleh data

konsumsi ransum menggunakan rumus.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

32

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menghitung rataan tiap perlakuan dan nilai

standar deviasi-nya untuk menentukan pengaruh jenis ransum yang terbaik terhadap

masing—masing parameter.

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan seperti dibawah ini.

1. Hasil terbaik dalam penelitian ini yaitu penggunaan ransum R2 dengan

meningkatkan bobot tubuh sebesar 0,65 kg/ekor/hari dan BCS sebesar 1,6 serta

konsumsi ransum dalam BK sebesar 7,53 kg/hari.

2. Hasil terendah dalam penelitian ini yaitu penggunaan ransum R0 dengan hanya

meningkatkan bobot tubuh sebesar 0,39 kg/ekor/hari dan BCS sebesar 0,6 serta

konsumsi ransum dalam BK sebesar 6,82 kg/hari.

B. Saran

Penggunaan ternak sebagai bahan penelitian harus dalam kondisi sehat dan tidak stres,

kemudian masa prelium perlu ditambah karena adaptasi ternak untuk mengkonsumsi

silase pelepah sawit cukup lama, selain itu perlu ditingkatkan dalam penggunaan

mineral organik dan daun singkong sebagai sumber asam amino pembatas.

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, M.M.M., I.M.T. Fadlalla, and M.E.S. Barri. 2002. Tropical animal.

J. Health and Prod. 34: 75 80.

Amin, I. 2012. Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan Sapi

Limousin Cross dengan Pakan Tambahan Probiotik. Skripsi. Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Anisa, E., Y. S. Ondho, dan D. Samsudewa. 2017. Pengaruh body condition score

(BCS) berbeda terhadap intensitas birahi sapi induk Simmental Peranakan

Ongole (SIMPO). J. Sain Pet Indo. 12 :135.

Arifin, Z. 2008. Beberap a unsur mineral esensial mikro dalam sistem biologi

dan metode analisisnya. Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor. J. Litbang

Pertanian. 27: 3

Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Penduduk Menurut Provonsi dan Kabupaten

Daerah, 1971-2015. Sumber Direktorat Jendral Kependudukan. Jakarta

_________________. 2016. Produksi Daging Ternak Menurut Provinsi dan Jenis

Ternak (Ton), 2009-2016. Sumber Direktorat Jendral Peternakan. Jakarta.

Balai Penelitian Ternak. 2003. Teknologi Tepat Guna: Budi Daya Peternakan

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Ciawi. Bogor.

Batubara, L. P. 2002. Potensi Biologis Daun Kelapa Sawit sebagai Pakan Basal

dalam Ransum Sapi Potong. Prosiding Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Jakarta.

Brown, J.X., P.D. Buckett, and M. Wessling-Resnick. 2004. Identification of

small molecule inhibitors that distinguish between non transferrin bound

iron uptake and transferrin mediated iron transport. J. Chem. Biol.11: 407-

416.

Damayanti, D. 2003. Kualitas Karkas serta Sifat Fisik dan Sensori Daging

Domba Lokal pada Kecepatan Pertumbuhan yang Berbeda. Skripsi. Fakultas

Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

46

Darmono. 2007. Farmakologi dan Toksikologi Sistem Kekebalan: Pengaruh,

Penyebab dan Akibatnya terhadap Kesehatan Tubuh. UI Press. Jakarta. 182

hlm.

Darmono, R., Mariam, dan Darminto. 2008. Residu beberapa jenis logam berat

dalam bahan pangan asal kulit hewan. Scientific Conference of Indo- nesian

Veterinary Medical Association. J. National Vet. 10 : 357-359.

Darmono. 2011. Suplementasi logam dan mineral untuk kesehatan ternak

dalam mendukung program swasembada daging. Balai Besar

Penelitian Veteriner. J. Pengembangan Inovasi Pertanian. 4: 205-217.

Dawahir. 2008. Performans Sapi Simental yang Diberi Ampas Tahu Kering

Sebagai Pakan Tambahan. Skripsi. Fapertapet UIN Suska Riau. Pekanbaru.

Depari, C. N., Irsal., J. Ginting. 2015. Pengaruh curah hujan dan hari hujan

terhadap produksi kelapa sawit berumur 12,15,18 tahun di PTPN II unit sawit

Seberang – Babalan Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat. Medan.

J. Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597.

3: 299 – 309.

Departemen Pertanian. 2002. Teknologi Tepat Guna: Budi Daya Peternakan.

Jakarta Press. Jakarta.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia. Sumber

http://ditjenbun.pertanian.go.id. Diakses pada 23 Juli 2018

Efryantoni. 2009. Pola Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi

sebagai Penjamin Ketersediaan Pakan. Skripsi. Fakultas Pertanian.

Universitas Bengkulu.

Elisabeth, J., dan S. P. Ginting. 2003. Pemanfaatan Hasil Samping Industri Kelapa

Sawit Sebagai Bahan Pakan Ternak Sapi Potong. Lokakarya Sistem Integrasi

Kelapa Sawit-Sapi. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sumatera Utara.

Fadillah, R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Sapi Pedaging Komersial.

Agromedia Pustaka. Jakarta.

Fauzi, Y. Y. E., I. Widyastuti., R . Sayawibawa. Hartono. 2008. Kelapa

Sawit (Budi Daya Pemanfaatan Hasil & Limbah Analisis Usaha &

Pemasaran). Edisi Revisi. Cetakan XXIII Hlm32 -38. Penebar Swadaya.

Bogor.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

47

Geneva, O. N., U.A. Aduni, N.N. Nelson, A. N. Festus, N. D. Beatrice,

E. N. J. Louis, and K.B. Conrad. 2014. Sweet potatoes in cameroon :

nutritional profile of leaves and their potential new use in local food. African

Journal of Agricultural Research. 9: 1371-1377.

Gunawan, I. W., N. K. Suwiti, dan P.Sampurna. 2016. Pengaruh Pemberian

Mineral terhadap Lingkar Dada, Panjang dan Tinggi Tubuh Sapi Bali

Jantan. Buletin Veteriner Udayana. 8 : 128-134.

Hidayat, I. 2016. Pengaruh Pemberian Ransum Berbasis Limbah Kelapa Sawit

terhadap Pertambahan Bobot Tubuh Sapi Potong. Skripsi. Fakultas Pertanian

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hougland, J.L., A.V. Kravchuk, D. Hers- chlag, and J.A. Piccirilli. 2005.

Functional identification of catalytic metal ion binding sites within RNA.

PLoS Biol. 3: 277.

Imsya, A. 2007. Konsentrasi N-Amonia, Kecernaan Bahan Kering dan

Kecernaan Bahan Organik Pelepah Sawit Hasil Amoniasi Secara In-vitro.

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor.

Jimmy, S., M. David, K. R. Donald and M. Dennis. 2010. Variability in body

morphometric measurements and their application in predicting live body

weight of mubende and small east african goat breeds in Uganda. Middle-

East J. of Sci Research. 5 : 98-105.

Junaidi, A. 2010. Analisis Kandungan Gizi Ransum Komplit dari Limbah

Perkebunan Kelapa Sawit yang Difermentasi dengan Feses Sapi. Skripsi.

Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

Kundari. 2008. Tinjauan Kesetimbangan Absorpsi Tembaga dalam Limbah

Pencuci PCB dengan Zeolit. Prosiding Seminar Nasional IV SDM Teknologi

Nuklir Yogyakarta. ISSN 1978-0176.

Mathius, I.W., D. Sitompul, B.P. Manurung dan Azmi. 2003. Produk Samping

Tanaman dan Pengolahan Buah Kelapa Sawit sebagai Bahan Dasar Pakan

Komplit Untuk Sapi. Lokakarya Nasional Sistem Integrasi Kelapa Sawit-

Sapi. Bengkulu. Pp:120-128.

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

48

Miswandi. 2009. Analisis Komponen Serat Daun Kelapa Sawit yang

Difermentasi dengan Feses Ayam. Skripsi Fakultas Pertanian dan Peternakan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau.

Muhtarudin. 2001. Penggunaan pakan hiajauan teramoniasi, tepung bulu

ayam, daun singkong dan campuran lisin-Zn-PUFA dalam ransum ternak

ruminansia. J. Peng. Pengb. Will. Lahan Kering. Lembaga Penelitian

Universitas Lampung. 23: 118-122.

Muhtarudin, Liman, dan Y. Widodo. 2003. Penggunaan Seng Organik dan

Polyunsaturated Fatty Acid dalam Upaya Meningkatkan Ketersediaan Seng,

Pertumbuhan, serta Kualitas Daging Kambing. Laporan Penelitian Hibah

Bersaing Perguruan Tinggi. Universitas Lampung.

Muhtarudin. 2004. Pengaruh tingkat penggunaan campuran Lisin-Zn-PUFA

dalam ransum terhadap parameter rumen dan kecernaan zat-zat makanan pada

kambing. Jurnal Ilmiah Ilmu Peternakan. Univ Jambi. 7: 2.

Ningsih, U.W. 2010. Rentabilitas usaha ternak sapi potong di desa Wono Rejo

Kecamatan Poncokusumo Kab. Malang. J. Ternak Tropika. 11: 48-53.

Nugroho, G. E. 2017. Karakteristik Komposit Berpenguat Serat Tandan Kosong

Kelapa Sawit Menggunakan NaOH dengan Fraksi Volume 4%, 6%, dan

8%. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta.

Nurhaita, R. Wismalinda, dan Robiyanto. 2013. Pemanfaatan pelepah sawit

Sebagai sumber hijauan dalam ransum sapi potong. Jurnal Ilmu Peternakan.

4: 38-41.

Ontario Farm Animal Council (OFAC). 2010. Body conditioning score of beef cattle.

Available at http://www.ofac.org/pdf/body%20condition

%20score.pdf. Diakses pada 23 Juli 2018.

Parulian. T.S. 2009. Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit dan Limbah Industrinya

Sebagai Pakan terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole pada Fase

Pertumbuhan. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Sumatra Utara.

Medan.

Puastuti, W. 2009. Manipulasi Bioproses Dalam Rumen Untuk Meningkatkan

Penggunaan Pakan Berserat. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Wartazoa

19 : 4

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

49

Purba, E.P. 2016. Pengaruh Penambahan Silase Daun Singkong dan Mineral

Mikro Organik dalam Ransum Berbasis Limbah Kelapa Sawit terhadap

Kecernaan Serat Kasar dan Protein Kasar Pada Sapi. Skripsi. Fakultas

Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Purwati, C. S. 2010. Pengaruh Penggunaan Minyak Ikan Lemuru, Minyak

Kelapa Sawit, dan Bungkil Sawit Terproteksi terhadap Kecernaan Bahan

Kering, Bahan Organik, Protein, Ph dan NH3 Cairan Rumen Sapi PO

Berfistula. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Pramono, D., Subiharta dan Mudjiono. 2004. Respon pertumbuhan sapi

Peranakan Onggole dan Peranakan Simental terhadap pemberian pakan

konsentrat. J. Pengembangan Peternakan Tropis. 1: 4.

Samsudewa, D., E. Anisa, dan Y.S. Ondho. 2017. Pengaruh body condition score

berbeda terhadap intensitas birahi sapi induk Simental Peranakan ongole

(SIMPO). J. Sain Pet Indo. 12 : 2.

Saripudin, J. 2008. Potensi Pelepah Kelapa Sawit sebagai Pakan Ruminansia di

Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir. Skripsi. Fakultas

Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Pekanbaru

Sarwono, B dan H.B. Arianto. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Scholljegerdes, E. J., B. W. Hess, S. L. Lake, T. R. Weston, V. Nayigihugu,

J. D. C. Molle, and G. E. Moss. 2005. Nutritional controls of beef cow

reproduction. Department of Animal Science, University of Wyoming,

Laramie. J. Anim. Sci. 2005. 83(E. Suppl.):E90–E106.

Senthilkumar, S., T. Suganya, K. Deepa, J. Muralidharan, and K. Sasikala.

2016. Supplementation of molasses in livestock feed. International J of Sci,

Environ and Tech. 5 : 1243 – 1250.

Setiadi, B. 2001. Beternak Sapi Daging dan Masalahnya. CV. Aneka Ilmu,

Semarang.

Sharma, M.C., S. Raju, C. Joshi, H. Kaur, and V.P. Varshney. 2003. Studies

on serum micro- mineral, hormone and vitamin profile and its effect on

production and therapeutic management of buffaloes in Haryana State of

India. Asian Aust. J. Anim. Sci. 16:519 -528.

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

50

Sijabat, N.W.N. 2007. Pengaruh Suplementasi Mineral (Na, Ca, P, dan Cl)

dalam Ransum terhadap Sapi Peranakan Ongole (PO). Skripsi. Fakultas

Pertanian. USU. Medan.

Silaban, J. 2012. Penentuan Tingkat Penggunaan Mineral Mikro Organik

terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan Organik pada Sapi

Pedaging. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Siregar, S. B. 2008. Penggemukan Sapi. Edisi VII. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soeroso, 2004. Performans Sapi Jawa Berdasarkan Sifat Kuantitatif dan

Kualitatif.Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro, Semarang.

Solikhah, T. R. B. 2003. Studi Bobot Badan dan Ukuran-Ukuran Tubuh Sapi

Pesisir di Kabupaten Pesisir Selatan dan Padang Pariaman Sumatera

Barat. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suarni dan S. widowati. 2007. Struktur, Komposisi, dan Nutrisi Jagung. Bagian

Buku Jagung. Puslitbang tanaman pakan. P. 401-426.

Sukandar, A., B. P. Purwanto, dan A. Anggraeni. 2008. Keragaan Body

Condition Score dan Produksi Susu Sapi Perah Friesian-Holstein di

Peternakan Rakyat KPSBU Lembang, Bandung. Prosiding Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor.

Supriadi. E., Winarti, dan A. Sancaya. 2017. Pengaruh pemberian ransum

berbagai kualitas pada produksi air susu peranakan sapi perah FH di

Kabupaten Sleman Yogyakarta. J. pengkajian dan pengembangan teknologi

pertanian. 2 :47-58.

Susanti, A.E., dan A. Prabowo. 2013. Identifikasi Masalah Sapi Potong di

Wilayah Pendampingan PSDSK Provinsi Sumatera Selatan. Prosiding

Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner.Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Sumsel. Palembang

Susilorini, T. E., M. E. Sawitri dan Muharlien. 2007. Budidaya 22 Ternak

Potensial. Penebar Swadaya: Jakarta.

Syamsu, J.A., L.A.Sofyan, K. Mudikdjo dan E.G.Said. 2003. Daya

Dukung Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak Ruminansia di

Indonesia. Wartazoa, 13:30-37.

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN PAKAN LIMBAH KELAPA SAWIT, …digilib.unila.ac.id/47253/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh pemberian pakan limbah kelapa sawit, mineral organik dan

51

Syuhada, T. R., E. Rianto, E. Purbowati, A. Purnomoadi, Soeparno. 2009.

Produktivitas Sapi Peranakan Ongole Jantan pada Berbagai Tingkatan Bobot

Badan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fakultas

Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang

Trinacty, J., L. Krizova, M. Richter, V. Carry And J. Riha. 2009. Effect of

rumen protected methionine, lysine or both on milk production and plasma

amino acid of high-yielding dairy cows. Czech. J. Anim. Sci. 54: 239 – 248.

Valli,V., C. A.M. Gomez, M. DiNunzio, F. Danesi, M. F.Caboni, and

A. Bordoni. 2012. Sugar cane and sugar beet molasses, antioxidant-rich

alternatives to refined sugar. J. Agric. Food Chem. 60: 12508-12515.

Winugroho, M. 2002. Strategi pemberian pakan tambahan untuk memperbaiki

efisiensi reproduksi induk sapi. Balai Penelitian Ternak. J. litbang pertanian

21 : 19-23.

Yanhendri. 2007. Penampilan Reproduksi Sapi Persilangan F1 dan F2 Simental

serta Hubungannya dengan Kadar Hormon Estrogen dan Progesteron pada

Dataran Tinggi Sumatera Barat. Tesis. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Yati, S. 2017. Pengaruh Pemberian Pakan dengan Kandungan L-Lysin dan

DL-Methionin Berbeda pada Itik Betina terhadap Jumlah Leukosit dan

Diferensial Leukosit. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Bandar Lampung.

Zain, M., T. Sutardi, D. Sastradipradja, M.A. Nur, Suryahadi, dan N. Ramli.

2000. Efek supplementasi asam amino bercabang terhadap fermentabilitas dan kecernaan in vitro ransum berpakan serat sabut sawit. Med. J. Pet. 23: 32 – 61.