PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM MENU MAKAN SIANG TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACCIDATAMA KEMIRI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan WINDHI ASTUTI R.0208054 PROGRAM DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM

MENU MAKAN SIANG TERHADAP PRODUKTIVITAS

KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO

ACCIDATAMA KEMIRI KEBAKKRAMAT

KARANGANYAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

WINDHI ASTUTI

R.0208054

PROGRAM DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Juni 2012

Windhi Astuti

R. 0208054

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Windhi Astuti. R0208054, 2012. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan

dalam Menu Makan Siang terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Unit Filling

PT. Indo Accidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.Skripsi. Program

Studi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang : Partisipasi tenaga kerja dalam kegiatan ekonomi adalah hal

yang tidak bisa dipungkiri. Jumlah tenaga kerja semakin tahun semakin

meningkat. Namun, status kesehatan maupun gizi seperti halnya penyelenggaraan

kantin yang tercantum pada Permenakertrans No. Per-03/MEN/1982 tentang

Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja belum mendapat perhatian yang baik. Hal iini

dapat mengakibatkan produktivitas tenaga kerja kurang maksimal.

Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan dalam menu

makan siang terhadap produktivitas kerja karyawan unit Filling PT. Indo

Accidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.

Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan

metode explanatory research dengan pendekatan one group pretest and posttest

design. Sampel penelitian adalah 19 di Unit Filling dengan menggunakan teknik

Total Sampling. Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall

2 x 24 jam, pengukuran langsung dengan timbangan makanan. Indeks Massa

Tubuh (IMT) diukur dengan metode antropometri dan wawancara. Data

produktivitas diperoleh melalui perbandingan total jerigen yang mampu diisi

karyawan selama 6 jam/hari dan total konsumsi setelah pemberian makanan

tambahan. Analisis data dengan Shapiro wilk, Uji Non parametrik Wilcoxon,

Rank Spearman dan Regresi Linier.

Hasil : Subjek yang mengalami peningkatan produktivitas kerja yaitu 18 subjek

(94,74%) dengan kategori produktivitas meningkat dan 1 subjek (5,26%) dengan

produktivitas yang tetap. Hasil uji statistik Nonparametrik Wilcoxon menunjukkan

nilai p-value yaitu 0,000 yang berarti signifikan.

Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian makanan tambahan dalam menu makan

siang terhadap produktifitas kerja karyawan unit Filling PT. Indo Accidatama

Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar dengan hasil p < 0,05.

Kata Kunci : Gizi Kerja, Pemberian Makanan Tambahan, Produktivitas Kerja

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Windhi Astuti. R0208054, 2012. Effect of Giving Extra Fooding in the Lunch

Menu on Work Productivity the Filling Unit Employees PT. Indo Accidatama Tbk

Kemiri Kebakkramat Karanganyar. Skripsi. Occupational Health and Safety

Study Program, Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.

Background : Participation of employees in economy activities is something

can‘t neglectful. Every years total of workers increase. However, health or

nutrition status with implementation canteen like on Permenakertrans No. Per-

03/MEN/1982 about Medical Service workers haven’t gotten a good attention.

This is can effect on work productivity of workers is not maksimum.

Objective : To know effect of Giving Extra Fooding in the Lunch Menu on Work

Productivity the Filling Unit Employees PT. Indo Accidatama Tbk Kemiri

Kebakkramat Karanganyar

Method : This study was an experimental use explanatory research methode with

one group pretest and posttest design.. The selection of 19 subject in Filling Unit

was performed by total sampling technique. Data energy was obtained from 2 x

24 hours food recall form, direct measured with weight of food. Body Mass Index

(BMI) was measured with antropometric methode and interview. Productivity

data was obtained by the comparison of Can/Jeriken that filled succesfully by

workers during 6 hours/day with total consumed after given the extra fooding.

The data analyzed Shapiro wilk, Non parametrik Wilcoxon test, Rank Spearman

dan Regression Linier.

Result : The studi showed 18 subjects (94,74%) were has increase work

productivity and 1 subject (5,26%) was stabil. Result of Nonparametrik Wilcoxon

statistic test showed p-value= 0,000 thats means significant.

Conclusion : There was effect of Giving Extra Fooding in the Lunch Menu on

Work Productivity the Filling Unit Employees PT. Indo Accidatama Tbk Kemiri

Kebakkramat Karanganyar.

Key Word : Work Nutrition, Extra Feeding, Work Productivity

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji dan syukur keharidat Allah SWT atas segala berkat dan kemurahan-

Nya memberikan kesehatan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam

Menu Makan Siang terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Unit Filling PT. Indo

Accidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar” sebagai salah satu syarat

untuk mendapat gelar Sarjana Science Terapan pada Program Diploma IV

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari budi baik dan

bimbingan berbaagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra., M.Si selaku ketua Program Diploma IV Keselamatan

dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret,

Surakarta

3. Putu Suriyasa., dr., MS., Sp. Ok selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini

4. Bapak Tarwaka, PGDipl., SC., M., Erg selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan masukan dan pemikiran dengan penuh kesabaran

5. Dr. Diffah Hanim., M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan dan saran untuk penyempurnaan penulisan Skripsi ini

6. Bapak Setyo Budi selaku Pembimbing Perusahaan PT. Indo Accidatama atas

bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini

7. Bapak Murthi selaku Kepala Bagian Unit Filling PT. Indo Accidatama Tbk

yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di unit tersebut

8. Seluruh tenaga kerja Unit Filling PT. Indo Accidatama Tbk atas kesediaanya

sebagai subjek dalam membantu penyelesaian skripsi ini

9. Ayah dan Ibu serta adikku yang telah memberikan dukungan setiap saat baik

secara moril dan materil serta kasih sayang yang tulus kepada penulis

10. Teman-teman seperjuanganku Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Angkatan 2008 (Kesjapan) yang telah banyak memberikan motivasi dan

bantuan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

11. Semua pihak yang membantu penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari

sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat

dijadikan masukan.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,

khususnya Program D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk menambah

pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja terutama tentang gizi.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Windhi Astuti

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

PRAKATA ........................................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan ............................................................................................ 5

1. Tujuan Umum ......................................................................... 5

2. Tujuan Khusus ........................................................................ 5

D. Manfaat .......................................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 8

1. Energi dalam Gizi Kerja ........................................................ 8

2. Produktivitas Kerja ................................................................ 34

3. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan dalam Menu

Makan Siang dengan Produktivitas Kerja ............................. 44

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 46

C. Hipotesis ....................................................................................... 46

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 47

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 47

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 47

C. Populasi Penelitian ...................................................................... 47

D. Teknik Sampling .......................................................................... 48

E. Sampel Penelitian ......................................................................... 48

F. Desain Penelitian .......................................................................... 48

G. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 49

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 49

I. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 50

J. Cara Kerja Penelitian .................................................................... 51

K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN ......................................................................... 56

A. Gambaran Umum Perusahaan ...................................................... 56

B. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................... 56

C. Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja ........................................... 60

D. Variabel Penelitian ....................................................................... 62

E. Uji Statistik ................................................................................... 64

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................. 66

A. Karakteristik Subjek .................................................................... 66

B. Variabel Penelitian ...................................................................... 70

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 73

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 74

A. Simpulan ....................................................................................... 74

B. Saran ............................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

LAMPIRAN

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rumus untuk Menaksir Nilsi AMB dari Berat Badan ...................... 14

Tabel 2. Angka Kecukupan Energi untuk Tiga Tingkat Aktivitas .................. 14

Tabel 3. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi ........................... 20

Tabel 4. Kebutuhan Energi Per Jam yang Dianjurkan Menurut Jenis Kegiatan 21

Tabel 5. Pemakaian energi Per Jam pada Tenaga Kerja Laki dan Perempuan 22

Tabel 6. Penyesuaian Kebutuhan Energi Menurut Usia Pekerja ..................... 23

Tabel 7. Kegiatan Standar Manusia ................................................................ 23

Tabel 8. Penyesuaian Kebutuhan Energi ......................................................... 24

Tabel 9. Kebutuhan Energi Tenaga Kerja yang Dianjurkan ........................... 24

Tabel 10. Status Gizi Berdasarkan IMT ............................................................ 28

Tabel 11. Karakteristik Subjek Penelitian ......................................................... 57

Tabel 12. Distribusi Subjek Menurut Umur ...................................................... 57

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Status Gizi Subjek ........................................... 58

Tabel 14. Distribusi Subjek Menurut Masa Kerja ............................................. 58

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Subjek ............................... 59

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Subjek ................................. 59

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tingkat Penghasilan Subjek ............................ 60

Tabel 18. Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah PMT ......................................... 60

Tabel 19. Distribusi Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan .......................... 61

Tabel 20. Distribusi Hasil Pengukuran Iklim Kerja .......................................... 61

Tabel 21. Distribusi Produktivitas Kerja Sebelum PMT ................................... 62

Tabel 22. Distribusi Produktivitas Kerja Sesudah PMT ................................... 63

Tabel 23. Distribusi Tingkat Produktivitas Kerja Subjek ................................. 64

Tabel 24. Deskripsi Statistik Produktivitas Kerja Sebelum dan Sesudah PMT 65

Tabel 25. Uji Wilcoxon ..................................................................................... 65

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 47

Gambar 2. Desain Penelitian ............................................................................... 48

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rumus Menghitung Kebutuhan Energi Pekerja dan Tabel BJDD

Lampiran 2. Angka Kecukupan Energi (AKG)

Lampiran 3. Menu Makan Siang PT. Indo Accidatama Tbk

Lampiran 4. Surat Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian

Lampiran 5. Form Identitas Diri Sampel Penelitian

Lampiran 6. Form Survei Asupan Makanan

Lampiran 7. Form Food Recall 2 x 24

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian

Lampiran 9. Hasil Uji SPSS 16.0

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting

sebagai pelaku dalam tujuan pembangunan, dimana seiring dengan

meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan adanya sumber

daya manusia yang berkualitas dan memiliki produktivitas yang tinggi

sehingga mampu bersaing di era globalisasi (Herlinawati, 2008).

Banyak faktor yang menentukan produktivitas kerja. Produktivitas

yang tinggi dapat dicapai apabila terdapat keseimbangan antara beban kerja,

kapasitas tenaga dan lingkungan kerja. Kapasitas kerja sangat tergantung

pada usia, ketrampilan, keserasian dan status gizi (Suma’mur, 2009).

Status gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

produktivitas kerja. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan

pekerjaan dengan produktivitas yang memadai akan lebih dimiliki oleh

individu dengan status gizi baik (Widiastuti, 2011).

Tubuh manusia memerlukan sejumlah pangan dan gizi secara tetap,

sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu

dapat terpenuhi. Daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup

tinggi. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda satu sama lainnya dan tergantung

dari berbagai faktor termasuk kegiatan/aktivitas pekerjaan yang dilakukan

(Tarwaka dkk, 2004).

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatannya yang optimal untuk

menjalankan aktifitasnya, maka dari itu agar status kesehatan pekerja tetap

baik, perlu penyesuaian antara beban kerja dengan kemampuan fisik maupun

asupan gizinya. Asupan gizi sangat penting terutama pada pekerja berat yang

merupakan salah satu faktor penentu tingkat produktifitas kerjanya. Akibat

beban kerja yang berat sering menimbulkan penurunan berat badan jika tidak

seimbang dengan asupan gizinya (Santoso, 2004).

Dalam hubungan pekerjaan, tenaga kerja membutuhkan zat gizi untuk

memenuhi kebutuhan energi untuk melaksanakan pekerjaan. Zat gizi adalah

zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai

nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan

makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik

sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses tubuh

dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak

dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan

cairan tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang

terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki

seseorang. Seseorang yang sehat tentu memilikinya (Ari Agung, 2002).

Menurut Sudiarti (2010), kekurangan nilai gizi pada makanan yang

dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap

tubuh, seperti kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi

kurus, muka pucat, kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban

dan apatis, karena itu perlu mendapatkan asupan gizi cukup yang sesuai

dengan jenis dan beban pekerjaan yang dilakukannya.

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk melindungi tenaga kerja seperti

pengaturan jam kerja dan pemberian makanan tambahan. Pemberian

tambahan dimaksudkan agar tetap bisa mempertahankan kondisi tubuh agar

tidak menurun dimana tubuh tidak lagi kekurangan energi dalam beraktivitas.

Asupan energi bagi tenaga kerja ditujukan untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan serta mengupayakan daya kerja yang

optimal, untuk itu kebutuhan harus sesuai dengan beban kerjanya. Kesehatan

dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi pekerja. Namun

gizi pekerja sering tidak diperhatikan, baik oleh pengusaha maupun pekerja

itu sendiri, mungkin karena belum mengetahui hubungan gizi dengan

pekerjaan dan faktor lain mungkin karena kemiskinan, ketidakmampuan

untuk memenuhi kebutuhan gizi yang cukup untuk bekerja, bisa juga

diakibatkan oleh sistem penggajian yang belum memadai untuk membeli

bahan makanan yang cukup dan bergizi, sedangkan pekerja selain memenuhi

kebutuhan gizinya sendiri juga akan memenuhi kebutuhan hidup keluarga

pekerja tersebut.

Dalam memenuhi kebutuhan gizi pekerja Suma’mur (2009)

berpendapat bahwa kondisi gizi kurang diakibatkan oleh kemampuan

ekonomi seperti kemiskinan dan tingkat pengupahan yang rendah atau tidak

cukupnya pengetahuan tentang masalah gizi yang sangat berkaitan dengan

beban pekerjaan yang dilakukannya, ditambah lagi bagi kondisi lingkungan

kerja yang buruk.

Penyelenggaraan gizi kerja di perusahaan harus memenuhi gizi

seimbang seperti yang disebutkan secara eksplisit di dalam Program

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Perbaikan Gizi Nasional Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. Pedoman gizi Seimbang sangat penting artinya di dalam

menyiapkan pola hidup sehat termasuk didalamnya bagaimana menghadapi

beban ganda masalah gizi yaitu kekurangan dan kelebihan gizi yang terjadi

secara bersamaan dan mampu mempengaruhi produktivitas (Depnakertrans,

2002).

Perseroan Terbatas INDO ACCIDATAMA Terbuka yang disingkat

PT. INDO ACCIDATAMA, Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi

bahan kimia yaitu Ethanol 96,5%, Acetid Acid 99,8% dan Ethyl Acetate

99,9%. Dalam kegiatan produksinya PT. INDO ACCIDATAMA, Tbk

membagi tenaga kerja dalam beberapa unit pekerjaan dengan tugas, risiko dan

beban kerja yang berbeda. Dalam penyelenggaraan program kesehatan kerja,

PT. INDO ACCIDATAMA Tbk memiliki beberapa fasilitas kesehatan

dengan adanya Poliklinik termasuk didalamnya program pengadaan kantin

sebagai sarana pemenuhan gizi kerja dengan harapan mencapai produktivitas

kerja yang tinggi. Tenaga kerja memperoleh energi dari asupan makan siang

yang disediakan dari kantin. Menu makanan disajikan berbeda dari hari ke

hari.

Berdasarkan observasi, jumlah energi dalam menu tersebut masih

kurang dari jumlah kebutuhan energi seharusnya berdasarkan beban kerjanya.

Di dapat hasil pengukuran tenaga kerja memiliki beban kerja sedang untuk

unit Filling dengan kebutuhan > 200 – 350 kilo kalori/jam sedangkan

konsumsi tenaga kerjanya baru sekitar 1100 kilo kalori dalam 6 jam kerja

sehingga masih memerlukan makanan tambahan.

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Berdasarkan hal tersebut, maka pengaruh pemberian makanan

tambahan dalam menu makan siang terhadap produktifitas kerja karyawan

perlu diteliti.

B. Rumusan Masalah

Adakah “Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam

Menu Makan Siang terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Unit Filling PT.

INDO ACCIDATAMA, Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar ”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan dalam menu

makan siang terhadap produktivitas kerja karyawan unit Filling PT.

INDO ACCIDATAMA, Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui beban kerja karyawan unit Filling PT. INDO

ACCIDATAMA, Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.

b) Mengetahui susunan menu makan siang di PT. INDO

ACCIDATAMA, Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.

c) Mengetahui jumlah energi yang ada pada menu makan siang di PT.

INDO ACCIDATAMA, Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.

d) Mengetahui kesesuaian penyediaan menu makan siang dengan beban

kerja yang dialami karyawan di PT. INDO ACCIDATAMA, Tbk

Kemiri Kebakkramat Karanganyar.

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

e) Mengetahui produktivitas kerja tenaga kerja PT. INDO

ACCIDATAMA, Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang

pengaruh pemberian makanan tambahan dalam menu makan siang

terhadap produktivitas kerja.

2. Aplikatif

a. Bagi Tenaga Kerja PT. INDO ACCIDATAMA, Tbk

Diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan motivasi untuk

memperhatikan makanan yang mereka konsumsi setiap hari agar

terpelihara status kesehatan dan status gizi sehingga produktivitas

kerjanya meningkat.

b. Bagi PT. INDO ACCIDATAMA, Tbk

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

penyusunan menu makanan setiap hari agar sesuai dengan kebutuhan

masing-masing tenaga kerja.

c. Bagi Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Diharapkan dapat menambah referensi di Perpustakaan

mengenai pengaruh pemberian makanan tambahan dalam menu

makan siang terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. INDO

ACCIDATAMA, Tbk.

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

d. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka

penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama masa

perkuliahan terutama dalam bidang gizi.

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Energi dalam Gizi Kerja

a. Gizi Kerja

WHO (1999) menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari

kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan, sejak janin

dalam kandungan sampai usia lanjut. Makanan yang memenuhi

syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan hidup,

pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan

dan kesejahteraan (Soekirman, 2003).

Istilah gizi kerja berarti gizi yang diperlukan oleh tenaga

kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan,

ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

serta diharapkan dapat memelihara kemampuan bekerja dan

produktivitas kerjanya pada tingkat yang optimal bahkan bila

mungkin lebih ditingkatkan (Suma’mur, 2009).

Menurut Tarwaka dkk (2004), gizi kerja adalah pemberian

gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan

meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktifitas kerja

setinggi-tingginya. Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi

kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan energi terhadap

tuntutan tugas pekerja.

b. Zat Gizi dalam Menu Makanan

Manusia memerlukan zat gizi yang bersumber dari makanan.

Bahan makanan yang diperlukan tubuh mengandung unsur utama

seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Fungsi dari

zat-zat gizi tersebut adalah sebagai sumber tenaga atau energi

(Karbohidrat, lemak, dan protein), membangun dan memelihara

jaringan tubuh (protein, air, dan mineral) dan mengatur proses tubuh

(vitamin dan mineral) (Herlinawati, 2008).

Menurut Almatsier (2009), dalam menyusun menu makanan

perlu diingat dan diperhatikan masalah menu berimbang/adekuat

untuk perorangan atau kelompok sehingga komposisi :

1) Lemak : 20% dari total energi

2) Protein : 10 - 15 % dari total energi

3) Karbohidrat: 65 - 70% dari total energi

Dalam pemberian makan untuk tenaga kerja di tempat kerja

perlu dipikirkan besarnya energi makanan di tempat kerja yang

dianjurkan adalah 0,4 dari kebutuhan energi perhari yang diperlukan

oleh tenaga kerja. Waktu pemberian makanan ditempat kerja

diberikan dua kali yaitu pemberian makanan selingan dan makan di

tempat kerja dengan perbandingan 1 : 4. Makanan yang diberikan

kepada tenaga kerja harus bersifat ringan mengandung energi yang

diperlukan (Suma’mur, 2009).

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pengaturan makanan pokok dan selingan seharinya adalah

sarapan pagi sekitar jam 7 dengan kandungan 25% kebutuhan energi

per hari, makan siang jam 12.00 – 13.00 siang dengan kandungan

energi 30% kebutuhan energi per hari, makanan selingan pada jam

16.00 sore dengan kandungan energi 10% kebutuhan energi per hari

dan makan malam jam 19.00 dengan kandungan energi 25% dari

kebutuhan kalori per hari. Kebanyakan makan siang dapat

membebani alat pencernaan sehingga merupakan hambatan untuk

dapat segera pulih kembali (Almatsier, 2009).

Masalah lain yang juga perlu diperhatikan dalam penyusunan

menu bagi tenaga kerja adalah antara lain pola makan, kepercayaan

atau agama, keuangan, daya cerna, mudah dibuat, dan volume yang

seimbang.

Pedoman untuk menyusun menu berimbang adalah Empat

Sehat Lima Sempurna. Pekerjaan sangat memerlukan tenaga atau

energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas/tugasnya, dalam

hali ini tergantung dari umur, jenis kelamin, keadaan khusus,

metabolisme, jenis pekerjaan serta keadaan lingkungan (Suma’mur,

2009).

Untuk mempertahankan hidup dan dapat melakukan

pekerjaan setiap orang membutuhkan tenaga. Tenaga tersebut

diperoleh dari pembakaran zat makanan yang dikonsumsi dengan

oksigen. Bila banyaknya makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak

seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mengalami gangguan kesehatan. Masalah yang timbul akibat ketidak

seimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan tenaga yang

dikeluarkan sangat beragam. Jika makanan yang dimakan berlebih

dibanding tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan menjadi

gemuk. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi

tubuh dan merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis seperti

Diabetes Millitus, Hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit

kanker dan dapat memperpendek harapan hidup. Tubuh akan kurus

jika makanan yang dimakan kurang. Kedua masalah ini akan

mempengaruhi derajat kesehatan seseorang dan akhirnya akan

berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas kerja.

Oleh karena itu sedapat mungkin diusahakan agar jumlah

makanan yang dikonsumsi baik dalam kualitas dan kuantitas sesuai

dengan kebutuhan khususnya terhadap tenaga kerja yang dikeluarkan

(Tarwaka dkk, 2004).

c. Kecukupan Energi

Energi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan,

dilepaskan dalam tubuh pada proses pembakaran zat-zat makanan.

Hasil pembakaran zat-zat makanan disebut Kebutuhan Energi dalam

satuan Kalori (Suma’mur, 2009).

Besar energi yang dibutuhkan untuk masing-masing

pekerjaan tidak sama. Semakin berat suatu pekerjaan, maka semakin

besar energi yag dibutuhkan oleh tenaga kerja (Alimah, 2008).

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Kriteria berat-ringannya suatu pekerjaan akan menjadi salah

satu faktor koreksi dalam penentuan besarnya energi yang

dibutuhkan. Di dalam tubuh selalu ada kegiatan sel yang disebut

metabolisme. Semakin meningkat kegiatan tubuh, semakin

meningkat pula metabolisme yang terjadi.

Menurut Almatsier (2009), jika energi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan pekerjaan (output) tidak tercukupi dari bahan

makanan yang masuk, maka kebutuhan energi akan dipenuhi dengan

mengambil zat-zat makanan yang ada di dalam tubuh. Hal tersebut

akan mengakibatkan penurunan berat badan. Sebaliknya apabila

terjadi kenaikan berat badan akan menunjukkan kelebihan zat

makanan terutama zat makanan yang dapat memberikan energi

sehingga kelebihan tersebut terpaksa disimpan dalam lemak

cadangan yang mengakibatkan naiknya berat badan. Energi intake

yang didapat dari makanan berimbang seperti karbohidrat, protein

dan lemak digunakan oleh tubuh dalam bentuk :

1) Metabolisme basal yaitu sejumlah tenaga yang diperlukan oleh

tubuh dalam keadaan istirahat.

Angka Metabolisme Basal (AMB) dapat diukur dengan

kalorimetri langsung dan kalorimetri tidak langsung. Kalorimetri

langsung dilakukan dalam ruangan pernafasan, dengan

mengukur sejumlah air yang diketahui volumenya dan dialirkan

melalui pipa pada bagian atas dinding-dinding ruangan, dapat

diukur jumlah panas yang dikeluarkan seseorang. Dalam praktek

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pembuatan dan penggunaan ruangan ini adalah sukar dan hanya

dapat digunakan untuk keperluan eksperimen ketelitian.

Kalorimetri tidak langsung lebih sederhana dan murah.

Teori digunakan bawa bila makanan dioksidasi dan

menghasilkan panas di dalam tubuh, proporsi jumlah oksigen

yang digunakan dan karbondioksida yang dihasilkan sebanding

dengan jumlah panas yang dikeluarkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan alat pernafasan telah dikembangkan cara

menaksir Angka Metabolisme Basal (AMB) dengan

perhitungan. Dengan memperhitungkan berat badan, tinggi

badan dan umur, Harris dan Benedict pada tahun 1990

menentukan rumus untuk menghitung kebutuhan energi basal

sebagai berikut :

AMB Laki-laki : 66,5 + 13,7 BB+ 5,0 TB- 6,8 U

AMB Perempuan : 65,5 + 9,6 BB+1,8 TB – 4,7 U

(BB : Berat Badan, TB : Tinggi Badan, U : Umur)

Dalam penelitian yang dilakukan ternyata indeks paling

berpengaruh terhadap AMB adalah berat badan menurut umur.

Dengan menggunakan rumus regresi linier,

FAO/WHO/UNU/1985 telah mengeluarkan rumus untuk

menaksir nilai AMB dari berat badan seperti pada Tabel 1.

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tabel 1. Rumus untuk Menaksir Nilai AMB dari Berat Badan

Kelompok Umur

(Tahun)

AMB (Kkal/hari)

Laki-laki Perempuan

0 – 3

3 – 10

10 – 15

18 – 30

30 – 60

> 60

60,9 B – 54

22,7 B + 495

17,5 B + 651

15,3 B + 679

11,6 B + 879

13,5 B + 487

61,0 B + 51

22,5 B + 499

12,2 B + 746

14, 7 B + 496

8, 7 B + 829

10,5 B + 596

(Sumber : Almatsier, 2009)

Guna menaksir kebutuhan suatu energi penduduk,

aktivitas fisik dikelompokkan menurut berat ringannya aktivitas

yaitu ringan, sedang dan berat yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Angka Kecukupan Energi untuk Tiga Tingkat Aktivitas

Kelompok Aktivitas

(x AMB)

Faktor

Aktivitas Jenis Kegiatan

1. Ringan

a. Laki-laki

b. Perempuan

2. Sedang

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Berat

a. Laki-laki

b. Perempuan

1,56

1,55

1,76

1,70

2,10

2,00

75 % waktu digunakan untuk

duduk atau berdiri, 25% untuk

berdiri atau bergerak.

25% waktu untuk duduk atau

berdiri, 75% untuk aktivitas

pekerjaan tertentu.

40% waktu untuk duduk atau

berdiri, 60% waktu untuk

aktivitas pekerjaan tertentu.

(Sumber : Almatsier, 2009)

2) Pengaruh makanan atas kegiatan tubuh, kira-kira 10% dari

metabolisme basal.

3) Aktivitas otot

Aktivitas otot memiliki peranan penting dalam menentukan

kebutuhan energi diatas kebutuhan metabolisme basal.

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada

berbagai faktor seperti umur, gender, berat badan, iklim, dan

aktivitas fisik.

Melalui berbagai macam penelitian dan perhitungan maka

dapat ditentukan kecukupan gizi tenaga kerja berdasarkan data yang

mutakhir menurut Soekirman (2003) antara lain adalah :

1) Energi

Energi dihasilkan oleh tiga (3) sumber energi utama

yaitu, karbohidrat, lemak dan protein. Untuk menentukan

kecukupan energi tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 6 (enam).

Untuk jam kerja di perusahaan, perlu disediakan makan dan

minum paling sedikit 2/5 (40 %) dari kecukupan energi selama

24 jam atau (30% makan lengkap + 10 % makan selingan)

tergantung kemampuan dan kesepakatan perusahaan.

Berdasarkan Kepmenaker No. 608/Men/1989 untuk

perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerjanya sembilan jam

kerja per hari, perusahaan wajib menyediakan makan dan

minum 1400 kalori.

2) Hidrat Arang (Karbohidrat)

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi

manusia. Kira-kira 80% dari energi yang didapat oleh tubuh

manusia berasal dari karbohidrat. Jumlah karbohidrat yang

dibutuhkan manusia untuk berbagai usia dan pekerjaan tidaklah

sama. Untuk orang dewasa yang bekerja tidak terlalu berat,

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kebutuhan rata-rata akan karbohidrat ialah antara 8 sampai

dengan 10 gram untuk tiap kilogram berat badannya setiap hari.

Dalam tubuh manusia, karbohidrat digunakan untuk

mendapatkan energi, membuat cadangan tenaga dalam badan,

memberikan rasa kenyang. Karbohidrat terutama terdapat dalam

tumbuh-tumbuhan seperti beras, gandum, dan umbi-umbian.

3) Protein

Protein merupakan suatu zat yang dalam susunan

kimianya mengandung unsur-unsur O2, CO, H2N, N2 dan

kadang-kadang mengandung pada unsur-unsur lain seperti

Sulfur dan Fosfor. Protein merupakan unsur yang terpenting

yang terdapat dalam semua sel makhluk yang hidup. Tanpa

adanya protein tidaklah dapat dibentuk sel. Fungsi protein bagi

tubuh manusia adalah membangun sel-sel jaringan tubuh

manusia, mengganti sel-sel tubuh yang rusak, membuat air susu,

enzim-enzim dan hormon-hormon, membuat protein darah,

menjaga keseimbangan asam basa dari cairan tubuh, sebagai

pemberi energi.

Bahan makanan sumber protein dapat digolongkan

kedalam dua golongan yaitu bahan makanan sumber protein

hewan dan bahan makanan sumber protein tumbuh-tumbuhan.

Nilai protein yang berasal dari hewan jauh lebih tinggi daripada

nilai protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Kebutuhan protein sangat tergantung kepada berat badan

tenaga kerja dan nilai biologi dari protein yang dimakan. Rata-

rata diperlukan 1 gram tiap kg berat badan untuk protein yang

berasal dari hewan dan 1,2 gam tiap kg berat badan yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk makanan campuran.

Kebutuhan energi yang berasal dari protein kurang lebih 10% -

15% dari total energi perhari.

4) Lemak

Lemak adalah bahan-bahan mengandung asam lemak,

baik dalam bentuk cair maupun padat, hampir setiap bahan

mengandung lemak, contoh lemak yaitu minyak kelapa,

mentega dan bahan lainnya. Lemak yang berasal dari bahan

makanan digunakan tubuh untuk hal-hal :

a) Pemberi energi.

b) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding

usus.

c) Memberikan asam-asam lemak esensial.

Kebutuhan lemak sangat tergantung dari kebutuhan

energi, kurang lebih 20% - 25% dari total energi per hari atau

minimal 15% dan maksimal 30%.

5) Vitamin dan Mineral

Vitamin adalah zat gizi yang berfungsi mengatur dan

melindungi proses dalam tubuh, pembentukan enzim dan

hormon, tulang dan jaringan tubuh, mengatir dan mewujudkan

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

fungsi otot serta syaraf yang normal dan mencapai vitalitas

jaringan yang prima. Vitamin dan mineral diperlukan cukup,

penggunaan bahan makanan yang tinggi Vit. B1, zat besi dan

asam folat perlu diperhatikan. Zat-zat ini diperlukan untuk kerja

otot dan penting untuk mempertahankan produktivitas kerja

yang optimal. Garam-garam Natrium, Kalium perlu

diperhitungkan dalam mencapai keseimbangan cairan tubuh.

6) Air

Air berfungsi sebagai pelarut mengatur sistem

keseimbangan dalam proses tubuh manusia dan merupakan

salah satu unsur yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam

jaringan besar, kurang lebih 60% berat badan manusia adalah

air.

Tubuh manusia lebih tahan kekurangan makanan

daripada kekurangan air. Oleh karena itu penyediaan air minum

penting pula diperhatikan disamping makanan, terutama tenaga

kerja yang bekerja di lingkungan kerja yang panas dan tenaga

kerja bekerja berat perlu disediakan minimal 2,8 liter dan

bekerja ringan 1,9 liter air mineral.

Besarnya jumlah kebutuhan energi dapat digunakan sebagai

petunjuk untuk menentukan berat ringannya beban kerja. Berkaitan

hal tersebut, Menteri Tenaga Kerja melalui Keputusan Nomor 51

(1999) menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan energi

sebagai berikut :

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Beban kerja ringan : 100 – 200 Kilokalori/jam

2) Beban kerja sedang : > 200 – 350 Kilokalori/jam

3) Beban kerja berat : > 350 – 500 Kilokalori/jam

Menurut Almatsier (2009), berkaitan dengan kebutuhan

energi selama 8 jam yang dibutuhkan pekerja sesuai dengan kategori

beban kerja adalah sebagai berikut :

1) Beban Kerja Ringan : 2600 kilokalori

2) Beban Kerja Sedang : 2800 kilokalori

3) Beban Kerja Berat : 3000 kilokalori

Menurut Tarwaka (2010), menjelaskan bahwa penilaian

beban kerja kerja dapat dilakukan dengan pengukuran denyut nadi.

Pengukuran denyut nadi dilakukan selama kerja merupakan suatu

metode untuk menilai cardiovasculer strain. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan menghitung secara manual memakai stopwatch

dengan metode 10 denyut. Dengan metode tersebut dapat dihitung

denyut nadi kerja sebagai berikut :

Menurut Tarwaka (2010), menjelaskan bahwa kategori

beban kerja berat, sedang maupun ringan berdasarkan denyut nadi

adalah sebagai berikut :

Denyut Nadi (Denyut/menit) = 10 denyut x 60

Waktu Perhitungan

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tabel 3. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi

Kategori Beban Kerja Denyut Nadi (Denyut/menit)

Ringan 75 – 100

Sedang 100 – 125

Berat 125 – 150

Sangat Berat 150 – 175

Sangat Berat Sekali > 175

(Sumber : Tarwaka, 2010)

Jumlah energi yang diperlukan, jadi yang harus digunakan

dalam tubuh, menurut kegiatan dapat ditentukan secara tidak

langsung dengan mengukur pemakaian O2 oleh tubuh untuk

melaksanakan aktivitas tersebut. Dari penelitian ditemukan, bahwa

pemakaian 1 (satu) liter O2 menghasilkan rata-rata 4,825 Kilokalori

untuk konsumsi makanan berimbang. Adapun penentuan jumlah

energi yang diperlukan untuk menjalankan suatu aktivitas dengan

cara kalorimetri langsung dapat dilaksanakan pada laboratorium

yang peralatannya lengkap. Energi yang dibutuhkan untuk

melakukan suatu kegiatan tidak lain daripada banyaknya energi yang

harus dikerahkan oleh tubuh per satuan waktu untuk menjamin

berlangsungnya kegiatan yang dimaksud (Suma’mur, 2009).

Pengerahan energi per jam per orang standar dengan berat

badan 70 kg dan per kg berat badan pada berbagai jenis kegiatan

(Tabel 4) disajikan menurut hasil penelitian luar negeri yang kiranya

mungkin masih perlu koreksi sesuai dengan adanya berbagai faktor

perbedaan latar belakang kondisi tenaga kerja pada suatu negara.

Namun begitu, data tersebut selama ini berlaku tanpa adanya koreksi

atas dasar variabilitas sosio-demografis. (Suma’mur, 2009)

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tabel 4. Kebutuhan Energi Per Jam yang Dianjurkan Menurut Jenis

Kegiatan

Jenis Kegiatan Kilokalori Per Jam

BB 70 kg Per Kg BB

Tidur

Bangun sambil tiduran tenang

Duduk Istirahat

Membaca keras

Berdiri dalam keadaan tenang

Menjahit dengan tangan

Berdiri dengan suatu perhatian

Menyulam (kecepatan 23 sulaman/menit

Memakai dan membuka pakaian

Menyanyi

Menjahit dengan mesin

Mengetik cepat

Menyetrika (berat setrika 2,5 kg)

Cuci piring (piring, cangkir dan lainnya)

Menyapu lantai terbuka (38 x per menit)

Menjilid buku

Latihan enteng

Membuat sepatu

Jalan perlahan (3,9 km per jam)

Pekerjaan kayu,logam dan pengecatan industri

Latihan aktif

Jalanan agak cepat (5,6 km per jam)

Jalan turun tangga

Pekerjaan tukang batu

Latihan berat

Menggergaji kayu

Berenang

Lari (8 km per jam)

Latihan sangat berat

65

77

100

105

105

111

115

116

118

122

135

140

144

144

169

170

170

180

200

240

290

300

364

400

450

480

500

570

600

0,95

1,10

1,43

1,50

1,50

1,59

1,63

1,66

1,69

1,74

1,93

2,00

2,06

2,06

2,41

2,43

2,43

2,57

2,86

3,43

4,14

4,28

5,20

5,71

6,43

6,86

7,14

8,14

8,57

Bersambung

Sambungan

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berjalan sangat cepat (8 km per jam)

Jalan naik tangga

650

1100

9,28

15,80

(Sumber : Suma’mur, 2009)

Tabel 5. Pemakaian Energi Per Jam pada Tenaga Kerja Laki-laki dan

Perempuan

Jenis Kelamin Berat Badan (Kg) Energi (Kkal)

Laki-laki

Perempuan

65 (ideal)

60

55

55 (ideal)

50

45

3000

2780

2540

2600

2360

2130

(Sumber : Suma’mur, 2009)

Tabel tersebut dikoreksikan dengan postur rerata (laki-laki

165 cm dan perempuan 155 cm) menurut berat badan sama dengan

atau kurang dari berat badan ideal

Menurut Suma’mur, 2009, standar kebutuhan energi untuk

tenaga kerja perorangan masih perlu dikoreksi dengan faktor sebagai

berikut :

1) Faktor usia menurut persentasi dinyatakan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Penyesuaian Kebutuhan Energi Menurut Usia Pekerja

Usia (Tahun) Persentasi (%)

20 – 30

30 – 40

40 – 50

50 – 60

60 – 70

>70

100,0

97,0

94,0

86,5

79,0

69,0

(Sumber : Almatsier, 2009)

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Tingkat aktivitas (termasuk pekerjaan) yang untuk orang standar

rinciannya meliputi :

Tabel 7. Kegiatan Standar Manusia

Kegiatan Laki-laki Wanita

Istirahat di tempat tidur

Bekerja (aktivitas ringan)

Berjalan

Aktivitas ringan pribadi

Duduk

Rekreasi

8 jam

8 jam

1,5 jam

4 jam

1,5 jam

1 jam

8 jam

8 jam

1 jam

5 jam

1 jam

1 jam

(Sumber : Suma’mur, 2009)

Tabel 8. Penyesuaian Kebutuhan energi

Berat

Badan

(kg)

Tingkat 0

(dikurangi)

Tingkat I

(Orang

Standar)

Tingkat II Tingkat III

41 – 50

51 – 60

60 - 70

71 –

8

0

Aktivitas

- 530

- 610

- 690

- 760

Hanya

pemeliharaan

tubuh

(istirahat

basal)

0

0

0

0

administrasi

rumah,

mengemudi,

mengetik

+ 360

+ 390

+ 400

+ 410

Tukang,

petani

berkeahlian

+ 810

+ 870

+ 900

+ 930

Pekerja

buruh kasar

(Sumber : Suma’mur, 2009)

3) Keadaan hamil dan menyusui bagi wanita, kebutuhan energi

ditambah 10 %.

Terdapat rumus tertentu dalam menentukan besarnya

kebutuhan energi pekerja dengan berdasarkan koreksi pada tabel

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

yang telah tersebut diatas. Penggunaan rumus-rumus tersebut dapat

dilihat pada lampiran 1.

Secara garis besar, kita dapat melihat kebutuhan energi yang

dianjurkan untuk tenaga kerja yang diambil dari sumber Widya

Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1983 seperti pada tabel berikut :

Tabel 9. Kebutuhan Energi Tenaga Kerja yang Dianjurkan

Jenis Kegiatan Laki-laki Wanita

Ringan

Sedang

Berat

2380

2650

3400

1800

2150

2600

Menurut Grandjean dalam Tarwaka (2010), bahwa kebutuhan

energi seorang pekerja selama 24 jam sehari ditentukan oleh tiga (3)

hal :

1) Kebutuhan energi untuk metabolisme basal. Dimana seorang

laki-laki dewasa memerlukan energi untuk metabolisme 100

Kilo Joule (23,87 Kilo Kalori) per 24 jam per kg-BB.

Sedangkan wanita dewasa memerlukan energi untuk

metabolisme basal 98 Kilo Joule (23,39 Kilo Kalori) per 24 jam

per kg-BB. Sebagai contoh, seorang laki-laki dewasa dengan

berat badan 60 kg akan memerlukan energi untuk metabolisme

basal sebesar 6000 Kilo Joule (1432 Kilokalori) per 24 jam.

2) Kebutuhan energi untuk aktivitas atau kerja. Kebutuhan energi

kerja sangat ditentukan dengan jenis aktivitas kerja yang

dilakukan atau berat ringannya pekerjaan.

(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1983)

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3) Kebutuhan energi untuk pencernaan dan aktivitas-aktivitas lain

diluar jam kerja. Rerata kebutuhan energi untuk pencernaan dan

aktivitas diluar jam kerja adalah 2400 Kilo Joule (573

Kilokalori) untuk laki-laki dewasa dan sebesar 2000 – 2400 Kilo

Joule (477 – 525 KiloKalori) per hari untuk wanita dewasa.

d. Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Untuk menilai tingkat konsumsi makanan diperlukan suatu

standar kecukupan yang dianjurkan seperti Angka kecukupan gizi

(AKG). Angka kecukupan gizi (AKG) adalah banyaknya masing-

masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan

mancakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defisiensi zat

gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat badan dan

tinggi badan. Angka kecukupan gizi (energi dan protein) rata-rata

yang dianjurkan dapat dilihat pada Lampiran 2 (Almatsier, 2009).

e. Status Gizi

Menurut Supariasa (2002), status gizi adalah suatu keadaan

seseorang sebagai akibat dari keseimbangan antara zat-zat gizi yang

masuk ke dalam tubuh dan penggunaan zat-zat tersebut oleh tubuh

untuk pertambahan produksi energi dan proses tubuh. Status gizi

optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal

maupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat

menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi. Bila

kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan gangguan

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

yang sifatnya lebih ringan atau menurunkan kemampuan fungsional,

misalnya kekurang vitamin B1 dapat menyebabkan badan cepat

merasa lelah. Kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja

dan prestasi belajar, selain turunnya daya tahan tubuh terhadap

penyakit infeksi. Karena itu untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan

dari makanan dalam jumlah sesuai dengan yang dianjurkan setiap

hari. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi, diperlukan

konsumsi makanan yang seimbang baik jumlah maupun kualitasnya.

Faktor gaya hidup dan pola makan yang terlanjur salah merupakan

penyebab defisiensi unsur gizi tertentu yang sering terjadi. Selain itu,

polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit dan

minuman keras adalah faktor lain yang memepengaruhi penyerapan

zat gizi dalam tubuh (Almatsier, 2009).

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi merupakan masalah

penting karena selain mempunyai risiko terjadinya penyakit tertentu,

juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu,

pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara

berkesinambungan. Salah satu caranya adalah dengan

memperhatikan berat badan yang ideal atau normal. Laporan

FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat

badan normal dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index

(BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi

Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan cara sederhana untuk

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan

dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, sehingga

mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang

dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang (Supariasa, 2002).

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

IMT = Berat Badan (Kg)__________

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Tabel 10. Status Gizi Berdasarkan Kategori Indeks Massa Tubuh

(IMT)

Kategori IMT Keterangan

Kurus < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat berat

17,0 – 18,4 Kekurangan berat badan tingkat ringan

Normal 18,5 – 25

Gemuk > 25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat ringan

> 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat

(Sumber : Almatsier, 2009)

f. Faktor yang Menentukan Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja

Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Balitbang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Pusat

Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes (2002), beberapa

faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang adalah sebagai

berikut :

1) Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan)

Makin besar ukuran tubuh seseorang, makin besar pula

kebutuhan energi dan zat gizi lainnya, walaupun jenis kelamin

maupun kegiatan yang dilakukan serta usianya sama. Sebaliknya

makin kecil ukuran tubuhnya makin rendah pula kebutuhan

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

energinya. Kebutuhan energi yang ditentukan oleh ukuran tubuh

ini disebut kebutuhan dasar.

2) Usia

Makin tua usia seseorang, makin berkurang kebutuhan

energi dan zat-zat gizi lainnya, mencapai puncak dalam usia

pertengahan 20 tahun dan kemudian menurun dengan

bertambahnya usia berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun.

Sebaliknya anak-anak memerlukan energi dan zat gizi lainnya

relatif lebih besar daripada orang dewasa karena selain untuk

memberikan tenaga juga untuk pertumbuhan.

3) Jenis kelamin

Laki-laki lebih banyak membutuhkan energi dan zat gizi

lainnya daripada perempuan. Hal ini karena laki-laki lebih

banyak mempunyai otot-otot dan lebih aktif.

4) Kegiatan sehari-hari

Orang yang bekerja berat lebih banyak membutuhkan

energi dan protein daripada yang bekerja sedang atau ringan.

Besarnya penggunaan energi ini tergantung kepada banyaknya

otot yang dipergunakan untuk bekerja dan lamanya penggunaan

otot-otot tersebut.

5) Kondisi tubuh tertentu

Pada waktu hamil dan menyusui memerlukan energi dan

zat gizi lebih tinggi daripada keadaan biasa. Tambahan zat gizi

itu diperlukan untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI.

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Demikian pula pada orang yang baru sembuh dari sakit

memerlukan energi dan zat-zat gizi lebih tinggi daripada

sebelum sakit. Pertambahan itu diperlukan untuk rehabilitasi

kembali sel-sel tubuh yang rusak selama sakit.

6) Kondisi lingkungan kerja

Pada lingkungan kerja yang tidak nyaman, tenaga kerja

memerlukan zat gizi yang lebih daripada lingkungan kerja yang

nyaman.

g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keadaan Gizi Tenaga Kerja

Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Balitbang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Pusat

Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes (2002), Keadaan

gizi tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu :

1) Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang berarti suatu beban

kerja.

2) Faktor tenaga kerja yang meliputi ketidak tahuan, jenis kelamin,

usia, hamil dan menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik,

tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi

oleh bakteri paada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa

perhatian gizi, disiplin, motivasi serta dedikasi.

3) Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan (kimia, fisika,

biologi, fisiologi/ergonomi dan psikologi)

Menurut Soekirman (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi gizi tenaga kerja adalah :

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

1) Faktor ekonomi

Tidak dapat disangka bahwa penghasilan keluarga akan

turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga

sehari-hari sehingga mempengaruhi gizi bagi anggota

keluarganya yang menjadi sumber daya manusia di perusahaan.

Makanan enak dan mahal tidak selalu menjadikan tubuh lebih

sehat dan produktif, bahkan sebaliknya dapat menimbulkan

penyakit. Sebaliknya makanan sederhana dan murah tidak

berarti tidak bermutu. Banyak yang makannya sederhana dan

murah tapi menyehatkan.

2) Faktor pengetahuan tentang gizi

Pengertian tentang kadar gizi dalam berbagai bahan

makanan dapat membantu tenaga kerja maupun pihak

perusahaan dalam memilih makanan yang bergizi, murah dan

memenuhi selera.

Kemajuan ilmu dan teknologi pangan berperan penting

dalam mendorong perubahan proses pengolahan makanan,

selera, harga dan pola makan tenaga kerja.

3) Faktor bahan makanan tertentu

Adanya orang yang berfikiran salah dengan

menganggap bila makan sayuran yang banyak mengandung

vitamin dan mineral akan menurunkan harkat seseorang, bahkan

ada pula orang yang tidak mau makan jenis makanan tertentu

hanya karena kepercayaan yang menjurus takhayul.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4) Faktor fadisme

Faktor fadisme yaitu kesukaan yang berlebihan

terhadap jenis makanan tertentu. Hal ini akan mengakibatkan

kurang bervariasinya makanan dan tubuh akhirnya tidak

memperoleh semua gizi yang diperlukan.

5) Faktor lingkungan kerja

a) Tekanan panas

b) Pengaruh kronis bahan kimia

c) Parasit dan mikroorganisme

d) Faktor psikologis

e) Kesejahteraan

h. Penerapan Gizi Kerja di Perusahaan

Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan masih terdapat

beberapa pengusaha beranggapan bahwa pemberian makan atau

makanan tambahan berupa snack dan istirahat pendek akan

meningkatkan pengeluaran biaya dan merugikan perusahaan.

Namun, jika dikaji lebih jauh, sebenarnya banyak keuntungan yang

diperoleh dengan pemberian makanan di perusahaan. Menurut

Suma’mur (2009), beberapa saran untuk perusahaan yaitu dalam hal

penerapan gizi tenaga kerja, perusahaan sebaiknya :

1) Menyediakan kantin perusahaaan, dengan tujuan meningkatkan

dan memperbaiki gizi tenaga kerja dan tanpa disadari telah

memberikan pengetahuan tentang gizi terhadap karyawan.

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2) Pemberian makanan/snack secara cuma-cuma pada jam-jam

tertentu, dimana hal ini akan memperlambat munculnya

kelelahan, meningkatkan kecepatan dan ketelitian kerja dan

menghindari waktu istirahat curian.

3) Pemberian makanan tambahan dan adanya kantin perusahaan

dapat mencegah terjadinya penyakit, sehingga kehilangan waktu

kerja karena absensi sakit dapat ditekan.

4) Mengadakan penyuluhan tentang gizi secara teratur, sehingga

kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya dapat dicapai

dan dipertahankan.

5) Menerapkan hasil penelitian tentang gizi tenaga kerja dalam

upaya meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja yang

setinggi-tingginya.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja

yang setinggi-tingginya, pengetahuan dan penerapan gizi seimbang

bagi tenaga kerja merupakan aspek yang mutlak harus dilakukan.

Dengan gizi seimbang, maka kesehatan tenaga kerja dapat

dipertahankan dan tenaga kerja akan dapat bekerja dengan baik,

tidaklah mudah lelah/capek dan mengurangi terjadinya tingkat

kesalahan. Hal ini berarti dapat mengurangi pemborosan terhadap

bahan dari perusahaan dan akhirnya akan menambah keuntungan

yang tinggi bagi perusahaan (Tarwaka dkk, 2004).

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

i. Pemberian makanan tambahan

Pemberian makanan tambahan bagi pekerja maka tubuh

pekerja tidak akan kekurangan energi. Kondisi badan pekerja akan

tetap segar, aktif dan tidak lemah. Beberapa studi menunjukkan

bahwa produktivitas kerja menunjukkan hasil yang positif dengan

pemberian makanan tambahan (Agustin, 2001).

Pemenuhan makanan, terutama energi bukan hanya dalam

jumlah tetapi penyediaan makanan perlu diatur agar pemenuhannya

terbagi sesuai dengan waktu kebutuhan kerja dan kemampuan tubuh

dalam metabolismenya. Maka dirancang formula makanan tambahan

sesuai dengan pekerja, selain memenuhi kebutuhan energi juga

mudah dimakan, tidak mengganggu waktu bekerja dan pelaksanaan

pemberiannya sesuai pada saat yang tepat dalam meningkatkan

produktivitas kerja (Herlinawati, 2008).

2. Produktivitas Kerja

Menurut ILO (2002), ukuran produktivitas adalah perbandingan

elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan (Lientje Setyawati,

2011).

Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari esok yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hai esok lebih baik dari

hari ini (Depnakertrans, 2002).

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara

jumlah yang dihasilkan dari setiap jumlah sumber daya yang

dipergunakan selama proses berlangsung (Budiono, 2003).

Pengertian lain produktivitas adalah suatu konsep universal yang

menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kebutuhan manusia,

dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas (Tarwaka dkk,

2004).

Konsep umum dari produktivitas adalah suatu perbandingan

antara keluaran (output) dan masukan (input) per satuan waktu.

Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila :

a) Jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah

masukan/sumber daya yang sama.

b) Jumlah produksi/keluaran sama atau meningkat dengan jumlah

masukan /sumber daya lebih kecil.

c) Produksi keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber

daya yang relatif kecil (Tarwaka dkk, 2004).

Konsep umum produktivitas tersebut tentunya dapat dipakai

didalam menghitung produktivitas di semua sektor kegiatan. Menurut

Manuaba (1992) dalam Tarwaka dkk (2004), peningkatan produktivitas

dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya

termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the thing right)

dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right).

Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari

tingkat efisiensi dan efektifitas kerja secara total.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Menurut Juli S (2004), produktivitas kerja seringkali dikaitkan

dengan keefektivan dan efisiensi dari kerja atau dikaitkan dengan

masalah rasio hasil kerja (keluaran) dan berbagai sumber yang

diperlukan untuk tercapainya hasil kerja tersebut (masukan). Rasio

keluaran dan masukan ini dapat juga dipakai untuk mengetahui usaha

yang dilakukan manusia. Produktivitas secara umum dapat

diformulasikan sebagai berikut:

Produktivitas = uinputxwakt

output

Suma’mur (2009) mengatakan bahwa kemampuan kerja tenaga

kerja dari satu dengan yang lain bergantung pada keterampilan,

keserasian, status gizi, jenis kelamin, umur, ukuran-ukuran tubuh. Jenis

kelamin akan mempengaruhi kemampuan kerja seseorang tenaga kerja

dari satu kepada yang lain. Perbedaan kemampuan kerja antara tenaga

kerja pria dan wanita disebabkan oleh karena tenaga kerja wanita

mempunyai beberapa kendala dan fungsi reproduksi yang akan

berpengaruh terhadap produktivitas antara lain haid, kehamilan, masa

nifas dan menopause.

Menurut Soekirman (2003), ukuran dan daya tubuh wanita

berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup menyelesaikan pekerjaan berat

yang biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan wanita, kegiatan wanita

pada umumnya lebih banyak membutuhkan keterampilan tangan dan

kurang memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukkan bahwa tenaga

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

kerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang memerlukan

ketrampilan dan ketelitian tenaga kerja pria.

Menurut Budiono (2003), banyak faktor yang mempengaruhi

tinggi rendahnya produktivitas kerja, secara umum yaitu :

a) Usia

Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam usia

pertengahan 20 tahun dan kemudian menurun dengan bertambahnya

usia berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun.

b) Status Kesehatan

Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan

produktivitasnya secara nyata, bahkan tingkat produktivitasnya

menjadi nihil sekali. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab

rendahnya produktivitas untuk relatif waktu yang panjang. Keadaan

diantara sehat dan sakit juga menjadi sebab turunnya produktivitas

yang dapat dilihat secara nyata bahkan besar.

c) Gangguan biologis tenaga kerja wanita.

Tenaga kerja wanita mempunyai gangguan yang

berhubungan dengan fungsi biologisnya yang akan berpengaruh

terhadap produktivitas kerjaannya, antara lain siklus haid yang tidak

teratur, masa nifas, menopause.

d) Masa kerja

Masa kerja adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja

bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik

positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif pada

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

kinerja bila dengan semakin lamanya personel maka semakin

berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.

e) Pendidikan

Pendidikan dan pelatihan dapat membentuk dan menambah

pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja untuk melakukan

pekerjaan dengan aman, selamat dalam waktu yang cepat.

Pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir dan

bertindak dalam menghadapi pekerjaan.

f) Gangguan lingkungan kerja

Gangguan lingkungan juga dapat mempengaruhi para pekerja

yaitu, gangguan fisik yang meliputi suhu, radiasi, sinar, getaran.

Gangguan kimia yang meliputi logam, debu, aerosol, gas, uap dan

kabut. Gangguan bilogis yang meliputi bakteri, virus, parasit.

Menurut Tarwaka dkk (2004), beberapa faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja adalah sebagai

berikut :

a) Faktor Eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh meliputi :

1) Task (Tugas-tugas) yang dilakukan baik yang bersifat fisik

seperti stasiun kerja, tata ruang, alat, medan kerja, sikap kerja,

alur kerja dan lainnya. Sedangkan yang bersifat mental seperti

kompleksitas pekerjaan atau tingkat kesulitan pekerjaan yang

mempengaruhi tingkat emosi pekerja, tanggung jawab pada

pekerjaan, dan lain sebagainya.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat,

kerja bergilir, sistem pengupahan, model struktur organisasi, dan

lainnya

3) Lingkungan kerja ada lingkungan kerja fisik, kimia, biologis dan

psikologis

b) Faktor Internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri

meliputi jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status kesehatan, status

gizi, motivasi, kedisiplinan, etos kerja, ketrampilan, pendidikan.

Produktivitas dihitung dari hasil kegiatan setiap satuan waktu.

Pengukuran produktivitas dilakukan secara individu atas dasar isi, cara

kerja dan waktu yang dihasilkan per unit barang. Produktivitas tenaga

kerja dapat diukur dengan menggunakan rumus :

Rpo = K / M

Keterangan :

Rpo = Indeks Produktivitas

K = Kuantitas (Output) barang atau jasa yang diproduksi

M = Jumlah jam kerja per orang (Alimah, 2008).

Tenaga kerja dikatakan produktif jika mampu menghasilkan

produk yang lebih besar atau banyak dari tenaga kerja lain untuk satuan

waktu yang sama. Produktivitas kerja diartikan sesuatu untuk melihat

hasil, sedangkan produktivitas tenaga kerja yaitu peranan manusia dalam

tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja. Untuk mengetahui tinggi

rendahnya produktivitas kerja dapat ditentukan dengan dua cara :

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a) Produktivitas dengan Parameter Hasil

Rumus produktivitas memang berbeda namun yang penting

dari konsep produktivitas adalah mengadakan pengukuran dengan

metode pengukuran yang konsisten untuk melihat perbandingan

sebelum dan setelah diadakan interval perbaikan kerja. Dalam hal ini

pengukuran akan mudah dilakukan apabila barang-barang yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan dapat dihitung secara kuantitatif

(konkret). Secara teknis produktivitas ada 2 (dua) macam yaitu :

1) Produktivitas total merupakan perbandingan antara jumlah

yang dihasilkan dengan jumlah maasukan yang dipakai.

Produktivitas total adalah perbandingan antara total keluaran

(output) dengan total masukan (input) per satuan waktu. Dalam

perhitungan produktivitas total, semua faktor masukan (tenaga

kerja, kapital, bahan, energi) terhadap total keluaran harus

diperhitungkan.

2) Produktivitas parsial merupakan perbandingan antara jumlah

yang dihasilkan per satuan waktu tertentu. Produktivitas parsial

adalah perbandingan dari keluaran dengan satu jenis masukan

atau input per satuan waktu, seperti upah tenaga kerja, kapital,

bahan, energi, beban kerja. Sinungan (2008) menyatakan bahwa

produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Produktivitas Parsial = Hasil dalam jam-jam yang standar

Masukan dalam jam-jam waktu

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Menurut Sinungan (2008) secara umum pengukuran

produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam 3

(tiga) jenis, yaitu :

1) Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan

secara historis yang tidak menunjukkan kepuasan.

2) Perbandingan pelaksanaan antar satu unit (perorangan, tugas,

seksi, proses).

3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan

inilah yang terbaik sebab memusatkan perhatian pada sasaran

atau tujuan.

Kategori pengukuran produktivitas ada 2 (dua), yaitu :

1) Pekerjaan produksi, meliputi :

a) Kuantitas hasil/keluaran, yaitu jumlah unit yang dihasilkan

dalam satuan waktu tertentu.

b) Kualitas keluaran yang diukur dengan standart pengawasan

(inspeksi) jumlah kecacatan unit yang dihasilkan.

c) Kecelakaan, yaitu catatan kesalahan yang pernah dilakukan

pekerja.

d) Gaji/upah, yaitu riwayat penghasilan tenaga kerja.

e) Absensi, yaitu jumlah hari-hari yang hilang selama bekerja.

f) Tingkat kemajuan, yaitu catatan tentang promosi.

2) Pekerjaan non produksi, meliputi:

a) Penilaian oleh penyelia (supervisor), yaitu penilaian tentang

tingkat kecakapan/keahlian.

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b) Penilaian oleh teman sejawat, yaitu penilaian yang

dilakukan oleh teman sekerja tentang tingkat

produktivitasnya.

c) Penilaian diri, yaitu penilaian tentang tingkat penampilan

yang dilakukan sendiri oleh pekerja yang bersangkutan.

Pekerjaan non produksi memerlukan penilaian yang

lebih bersifat Judge Meta (pertimbangan) dan kualitatif

(Sinungan, 2008).

b) Produktivitas dengan Parameter Waktu Baku

Waktu kerja bagi sesorang menentukan efisiensi dan

produktifitasnya. Lamanya bekerja sesorang secara baik pada

umumnya 6 – 8 jam/hari atau 40 jam/seminggu, sisa waktunya

digunakan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan akan

mengakibatkan efisiensi dan produktifitasnya mengalami penurunan.

Pengukuran produktivitas kerja dilakukan dengan

menggunakan stopwatch dengan skala rasional. Pengukuran tersebut

meliputi awal sampai akhir sebuah pekerjaan diselesaikan. Setelah

selesai pengukuran maka akan didapat waktu siklus, kemudian

mengolah data tersebut untuk mendapatkan waktu baku. Cara

mendapatkan waktu baku :

1) Waktu siklus rata-rata (Ws)

Rumus : Ws = Ʃxi / N

Ket : N = Jumlah pengamatan yang dilakukan

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Xi = Waktu penyelesaian yang diamati

2) Waktu normal (Wn)

(a) Rumus : Wn = Ws x P

(b) Ket : P = Penyesuaian

(c) Faktor penyesuaian merupakan faktor untuk mengurangi

apabila suatu proses terlalu cepat dan tidak untuk

menambah apabila prosesnya terlalu lambat, untuk

mendapatkan kewajaran dalam bekerja.

(d) Jika tenaga kerja bekerja secara wajar : P = 1

(e) Jika tenaga kerja bekerja secara cepat : P > 1

(f) Jika tenaga kerja bekerja secara lambat : P < 1

3) Waktu baku (Wb)

(a) Rumus : Wb = Wn + L

(b) Ket : L = Kelonggaran

(c) Kelonggaran dinyatakan dalam % waktu normal,

kelonggaran diakibatkan lingkungan kerja yang kurang

baik.

4) Kelonggaran (L)

Rumus : L =

x Wn

3. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan dalam Menu Makan

Siang dengan Produktivitas Kerja

Pekerja-pekerja yang mendapatkan cukup energi serta protein

dalam makanan akan meningkatkan kemampuan kerja, meningkatkan

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

aktivitas fisik, bukan hanya di tempat kerja tapi juga aktivitas setelah jam

kerja (Viteri, 1982, Jacobs, 1978 dalam Husaini, 2002).

Orang-orang yang kurang mengkonsumsi makanan tidak cukup

energi untuk bekerja berakibat produktivitas kerja rendah. Begitu pula

dengan orang yang kelebihan energi yaitu obesitas menyebabkan

produktivitas kerja rendah (Jacobs, 1978 dalam Husaini, 2002).

Menurut Salim (2002), gizi kerja adalah gizi yang diterapkan

pada karyawan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan

tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan

produktivitas yang setinggi-tingginya.

Sedangkan menurut Suma’mur (2009), gizi kerja berarti nutrisi

yang diperlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai

dengan kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh yang berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin,

mineral dan air, keenam komponen tersebut dapat diubah menjadi energi.

Energi diperlukan manusia untuk mempertahankan proses kerja

tubuhnya dan menjalankan kegiatan-kegiatan fisik (Budiyanto, 2001).

Menurut penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara energi

yang dihasilkan dengan total energi yang dikonsumsi. Seseorang tidak

dapat menghasilkan energi atau panas dengan energi melebihi yang

diperoleh dari makanan kecuali diperoleh dengan memecahkan cadangan

energi dalam tubuh, namun kebiasaan memecahkan energi ini akan

menyebabkan kurang gizi dan daya tubuh menurun. Dengan gizi

seimbang maka kesehatan tenaga kerja dapat dipertahankan dan tenaga

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kerja akan dapat bekerja dengan baik, tidak mudah lelah dan mengurangi

terjadinya tingkat kesalahan.

Pemberian tambahan energi bagi tenaga kerja dalam bentuk

makanan tambahan akan membantu pekerja dalam mempertahankan

stamina dan kemampuan kerja yang optimal, karena pekerja tidak akan

kekurangan energi. Dengan mempertahankan kadar glukosa dalam darah

maka kondisi tubuh tidak menurun (Agustina, 2001).

Hubungannya dengan produktivitas kerja, seorang tenaga kerja

dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan

ketahanan tubuh yang lebih baik sehingga terciptanya produktivitas kerja

yang maksimal (Budiono, 2003).

B. Kerangka Pemikiran

Gizi Kerja

Status Gizi

- Ukuran Tubuh

- Jenis Kelamin

- Usia

- Kegiatan sehari-hari

- Masa Kerja

- Pendidikan&ketrampilan

- Faktor psikologi

- Disiplin

- Motivasi

Beban Kerja (Ringan,

Sedang, Berat)

- Task (Sikap kerja,

stasiun kerja, tata

ruang, alat, medan

kerja, alur kerja,

kompleksitas pekerjaan

atau tingkat kesulitan

pekerjaan,tingkat

emosi,tanggung jawab

pada pekerjaan,

- Organisasi Kerja (lama

kerja, waktu istirahat)

- Lingkungan Kerja

Produktivitas

Kecukupan Energi

- Faktor ekonomi

- Pengetahuan

tentang gizi

- Faktor Fadisme

Status Kesehatan

Pemberian Makanan

Tambahan

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Ha : Ada pengaruh pemberian makanan tambahan dalam menu makan siang

terhadap produktivitas kerja karyawan Unit Filling PT. INDO

ACCIDATAMA, Tbk.

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian makanan tambahan dalam menu

makanan terhadap produktivitas kerja karyawan Unit Filling PT. INDO

ACCIDATAMA, Tbk.

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu dengan cara explanatory

research (survei analitik). Survey analitik dilakukan dengan pendekatan one

group pretest and posttest design yaitu rancangan penelitian yang hanya

menggunakan satu kelompok subjek serta melakukan pengukuran sebelum

dan sesudah pemberian perlakuan pada subjek (Sugiyono, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian yaitu PT. INDO ACCIDATAMA, Tbk yang

beralamatkan di Jl. Solo-Sragen Desa Kemiri Kecamatan Kebakkramat

Kabupaten Karanganyar 57762.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu, pengukuran sebelum

pemberian makanan tambahan selama 4 hari (seminggu) dan 4 hari

(seminggu) setelah pemberian makanan tambahan.

C. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek yang diteliti. Dalam hal ini

populasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu populasi sasaran dan populasi sumber

(Murthi, 2010).

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Populasi sasaran merupakan kumpulan dari keseluruhan subjek yang

secara eksplisit akan ditarik kesimpulannya oleh peneliti yaitu Unit Filling di

PT. INDO ACCIDATAMA sejumlah 19 orang. Populasi sumber merupakan

himpunan subjek dari populasi sasaran yang digunakan sebagai sumber

pencuplikan subjek penelitian yaitu seluruh tenaga kerja PT. INDO

ACCIDATAMA, Tbk sejumlah 374 orang.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling menggunakan Total Sampling yang menggunakan

semua anggota populasi menjadi sampel (Sugiyono, 2010).

E. Sampel Penelitian

Seluruh tenaga kerja yang bekerja di Unit Filling sejumlah 19 orang.

F. Desain Penelitian

Populasi Umum

(Seluruh Tenaga Kerja PT. Indo Accidatama)

Subjek/Sampel (n = 19)

Kebutuhan Energi Karyawan

Tingkat Produktivitas Sebelum PMT

Populasi Target (Unit Filling)

Tingkat Produktivitas Sesudah PMT

Status Gizi

Total Sampling Status Gizi

Pemberian Makanan Tambahan dalam Menu

Makan Siang

Uji Paired t Test

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan

Tidak diteliti :

Diteliti :

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya

atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah Pemberian Makanan Tambahan dalam Menu Makan Siang.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Produktivitas Kerja Karyawan.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

a. Variabel pengganggu terkendali : usia, jenis kelamin, beban kerja,

status gizi, masa kerja, organisasi (lama kerja dan waktu istirahat),

lingkungan kerja, pengetahuan tentang gizi, status kesehatan.

b. Variabel pengganggu tak terkendali : keadaan psikologis, faktor

fadisme (suka yang berlebihan), Task (sikap dan stasiun kerja,

ketrampilan).

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Pemberian Makanan Tambahan dalam Menu Makan Siang`

Makanan Tambahan adalah makanan selain makanan dalam menu

utama yang diberikan kepada tenaga kerja.

Satuan : Kalori

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Skala : Rasio

2. Produktivitas Kerja

Dalam hal ini produktivitas kerja diukur secara parsial yaitu

membandingkan keluaran yaitu jumlah can/jerigen yang dihasilkan

tenaga kerja dalam jam kerja dengan satu jenis masukan yaitu energi

dengan satuan kalori. Dihitung dengan rumus :

Keterangan :

Output : Jumlah can yang dihasilkan per hari

Input : Jumlah energi per hari

Waktu : 1 hari kerja (6 jam)

Satuan : Meningkat, tetap, menurun

Skala : Ordinal (Dahlan, 2011).

I. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Pribadi Sampel

2. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan adalah :

a. Kuesioner Recall (untuk mengetahui tingkat konsumsi tenaga kerja

dalam 2 x 24 jam)

b. Kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan tenaga kerja

tentang gizi

3. Timbangan berat badan jenis bathroom scale dengan ketelitian 0,1 gram

4. Timbangan bahan makanan

Produktivitas = Output

Input x Waktu

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

5. Alat pengukur tinggi badan (Mikrotoice) dengan ketelitian 0,1 cm

6. Timer (stopwatch)

J. Cara Kerja Penelitian

1. Melakukan survey awal lokasi perusahaan yang akan dijadikan tempat

penelitian.

2. Pengajuan Masalah.

3. Identifikasi, merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah,

kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan

untuk menghimpun informasi dan teori sebagai dasar penyusun kerangka

konsep penelitian.

4. Merumuskan hipotesis penelitian.

5. Menentukan populasi dan sampel.

6. Pengumpulan data.

a. Data Pre-test (Primer)

1) Perhitungan tingkat konsumsi makanan (makanan utama).

2) Pengukuran denyut nadi

3) Pengukuran Tinggi badan dan berat badan (IMT)

4) Pengukuran produktivitas

5) Pengukuran Lingkungan Kerja (Iklim Kerja dan Kebisingan)

6) Data Sekunder yaitu gambaran umum unit filling

b. Data Post-test

1) Pengukuran konsumsi makanan (makanan utama dan makanan

tambahan)

2) Pengukuran denyut nadi

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

4) Pengukuran Produktivitas

7. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Untuk memperoleh data konsumsi makanan pada sampel diperoleh

dengan menimbang makanan utama dan tambahan. Selain itu

melalui wawancara dengan metode recall 2 x 24 jam. Kemudian

dihitung dan dibandingkan dengan nilai kalori yang tercantum dalam

Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

b. Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan menghitung nadi istirahat

dan nadi kerja dengan metode 10 denyutan. Kemudian dihitung dan

dibandingkan dengan tabel kriteria beban kerja. Dalam hal ini untuk

menentukan berapa kebutuhuan tenaga kerja yang dikoreksikan

dengan beban kerjanya.

c. Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan dengan alat

timbang. Tinggi badan dan berat badan digunakan untuk menghitung

status gizi dengan rumus berat badan dibagi kuadrat tinggi badan.

d. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan pengamatan hasil

pengisian jerigen sehari (6 jam) kerja sebelum dan sesudah

pemberian makanan tambahan.

e. Data Sekunder diperoleh dari pembimbing lapangan.

8. Diperoleh data yang kemudian diolah dengan uji Paired Samples t Test.

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini menurut

Sumardiyono (2010), adalah :

a. Editing

Editing adalah kegiatan untuk mengoreksi data, yang

meliputi kelengkapan pengisian jawaban, relevan jawaban dengan

pertanyaan, dan konsistensi atas jawaban.

b. Coding

Coding adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf

menjadi bentuk angka bilangan/ pemberian kode data untuk

mempermudah dalam proses analisis, pengelompokan dan entry

data.

c. Pencatatan hasil penelitian

d. Entry data

Entry data adalah memasukkan data yang telah diperoleh ke

dalam computer. Salah satu paket program yang digunakan adalah

SPSS 16.0 for window.

e. Tabulating

Kegiatan mentabulasikan data ke bentuk tabel dan dilakukan

penghitungan.

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

f. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak seperti mengetahui missing,

mengetahui variasi data, dan konsistensi data.

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut :

a. Analisis Univariat, untuk melihat gambaran dan karakteristik setiap

variabel bebas serta variabel terikat.

b. Analisis Bivariat

Digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas dan

variabel terikat dengan uji statistik yang disesuaikan skala data yang

ada. Dengan bantuan program SPSS 16,0 uji statistik yang digunakan

adalah Uji Paired Samples t Test.

Namun sebelum itu, terlebih dahulu harus dilakukan tahapan

sebagai berikut :

1) Uji Normalitas Sampel

Dalam uji statistik Paired Sample T-Test sebaran data

harus normal. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui

sebaran data normal atau tidak normal. Pada test normalitas

untuk sampel yang kecil < 50 dianjurkan untuk memakai hasil

uji Shapiro Wilk. Bila hasil nilai kemaknaan adalah lebih dari

0,05 (p > 0,05) berarti data berdistribusi normal (Dahlan, 2011).

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2) Uji Statistik Paired Sample T-Test

Bila data berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji

statistik parametrik yaitu Paired Sample T-Test. Bila data tidak

berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik non parametrik

yaitu uji Wilcoxon.

Interpretasi hasil uji statistik Paired Sample T-Test dengan

menggunakan program komputer SPSS versi 16,0 adalah sebagai

berikut :

1) Jika p-value < 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

2) Jika p-value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan

signifikan.

3) Jika p-value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan

(Hastono, 2001).

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Perseroan Terbatas Indo Accidatama Terbuka (PT. Indo Accidatama

Tbk) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi bahan kimia

Ethanol (Alkohol), Acetic Acid (Asam Cuka) dan Ethyl Acetate. Proses

produksi berawal dari pemilihan bahan baku, pengolahan sampai pengisian ke

dalam jerigen/can.

Unit Filling merupakan salah satu unit di PT. Indo Accidatama yang

membidangi proses pengisian/filling ke dalam jerigen dengan kapasitas 30 kg.

Karyawan di Unit Filling sejumlah 19 orang laki-laki dengan sistem kerja day

shift mulai dari jam 08.00 – 16.00, akan tetapi pekerjaan dimulai dari jam

08.30 – 16.00. Waktu istirahat yang diberikan adalah 1 jam dan libur pada

hari Sabtu dan Minggu.

Proses kerja dalam pengisian produk Ethanol (Alkohol), Acetic Acid

(Asam Cuka) dan Ethyl Acetate, dilakukan dengan tahapan pengambilan

jerigen dari gudang, penataan di tempat pengisian, menyiapkan tutup jerigen,

menempel stiker Material Safety Data Sheet (MSDS), pengisian dan penataan

serta pengangkutan ke armada.

B. Karakteristik Subjek Penelitian

Adapun karakteristik dari subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel

11 di bawah ini :

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 11. Karakteristik Subjek Penelitian

Variabel N Min Maks Rerata

Umur (tahun) 19 16 53 34,58

Masa Kerja (tahun) 19 1 24 6,11

Tingkat Penghasilan (rupiah) 19 < 1 juta >1 juta -

Tingkat Pendidikan 19 SD SMA/SMK -

Status Gizi 19 17,15 36,11 23,40

Pengetahuan Gizi 19 48 59 53,63

(Sumber : Data Primer, April 2012)

1. Umur

Umur subjek berkisar antara 16 – 53 tahun dengan frekuensi

terbesar yaitu umur 16 - 28 tahun sebanyak 8 orang (42,10%). Distribusi

frekuensi menurut umur dapat dilihat pada Tabel 12 :

Tabel 12. Distribusi Subjek Menurut Umur

Kategori Umur

(tahun)

Frekuensi %

16 – 28 8 42,10

29 – 41 4 21,05

42 – 53 7 36,85

Total 19 100

(Sumber : Data Primer, April 2012)

2. Status Gizi

Status Gizi dapat dilihat dari hasil pengukuran Indeks Masa

Tubuh (IMT) berdasarkan berat badan dan tinggi badan menunjukkan

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

52,64% subjek adalah berstatus gizi normal. Distribusi subjek menurut

kategori IMT dapat dilihat pada Tabel 13 :

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Status Gizi Subjek

Kategori Status Gizi Frekuensi %

Kurus Tingkat berat 1 5,26

Kurus Tingkat Ringan 2 10,52

Normal 10 52,64

Gemuk Tingkat Ringan 5 26,32

Gemuk Tingkat Berat 1 5,26

Total 19 100

(Sumber : Data Primer, April 2012)

3. Masa Kerja

Sebesar 73,68 % subjek telah bekerja selama 1 – 8 tahun. Hal

tersebut menunjukkan bahwa subjek sudah cukup lama bekerja di unit

tersebut. Distribusi subjek menurut masa kerja adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Distribusi Subjek Menurut Masa Kerja

Kategori Masa Kerja

(Tahun)

Frekuensi %

1 – 8 14 73,68

9 – 12 2 10,52

13 – 24 3 15,80

Total 19 100

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

4. Tingkat Pendidikan

Sebagian besar subjek telah menyelesaikan pendidikannya pada

tingkat SMA yang ditunjukkan dengan hasil sebesar 63,16 %. Distribusi

subjek berdasarkan tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Subjek

Kategori Pendidikan Frekuensi %

SD 1 5,26

SMP 6 31,58

SMA 12 63,16

Total 19 100

(Sumber : Data Primer, April 2012)

5. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan Gizi Subjek diketahui dari penilaian kuesioner.

Dikatakan memiliki pengetahuan baik apabila memiliki nilai > 45,

pengetahuan sedang apabila mendapat nilai antara 24 – 45, dan buruk

dengan nilai < 24. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kategori

tingkat pengetahuan gizi subjek 100% baik. Berikut adalah distribusi

frekuensi menurut tingkat pengetahuan gizi subjek pada Tabel 16.

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Subjek

Kategori Nilai Frekuensi %

Baik 19 100

Sedang 0 0

Kurang 0 0

Total 19 100

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

6. Tingkat Penghasilan

Dari hasil wawancara diketahui bahwa 11 subjek memiliki tingkat

penghasilan yang lebih dari 1 juta rupiah sebesar 57,89 %. Distribusi

frekuensi tingkat penghasilan subjek dapat dilihat pada tabel 17 berikut :

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tingkat Penghasilan Subjek

Kategori Penghasilan

(Rupiah)

Frekuensi %

< 1 juta 8 42,11

>1 juta 11 57,89

Total 19 100

(Sumber : Data Primer, April 2012)

7. Beban Kerja

Tenaga kerja dilakukan pengukuran denyut nadi untuk

mengetahui beban kerja. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah

pemberian makanan tambahan dengan cara menghitung 10 denyutan per

menit pada nadi subjek. Distribusi hasil pengukuran denyut nadi subjek

adalah sebagai berikut :

Tabel 18. Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Pemberian Makanan

Tambahan (PMT)

Variabel N Min Maks Rata-rata S.D Signf.

Denyut Nadi Sebelum PMT 19 93,64 123,78 104,27 7,99 0,120

Denyut Nadi Sesudah PMT 19 88,86 117,70 101,23

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

C. Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja

a. Kebisingan

Intensitas Kebisingan rata-rata tempat kerja subjek sebesar 83,72

dBA untuk 8 jam kerja yang berarti tidak melebihi Nilai Ambang Batas

(NAB). Distribusi hasil pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

(unit Filling) adalah sebagai berikut :

Tabel 19. Distribusi Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan

No. Hasil Pengukuran (dBA) NAB

(dBA)

Keterangan

1. 84,2 85 < NAB

2. 82,5 85 < NAB

3. 84,3 85 < NAB

4. 83,9 85 < NAB

5. 87,7 85 > NAB

6. 91,7 85 > NAB

7. 80,3 85 < NAB

8. 77,6 85 < NAB

9. 81,6 85 < NAB

10. 83,4 85 < NAB

Mean (Rata-rata) 83,72

Standar Deviasi 3,87

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b. Iklim Kerja

Selain kebisingan, peneliti juga mengukur paparan panas yang

diterima selama 8 jam kerja di tempat kerja (Unit Filling). Rata-rata

WBGT In (ISBB) sebesar 26,64 0C untuk beban kerja sedang bagi

subjek. Distribusi hasil pengukuran iklim kerja dapat dilihat pada Tabel

20 berikut :

Tabel 20. Distribusi Hasil Pengukuran Iklim Kerja (WBGT IN)

Pengukuran

Ke

WBGT In

(0C)

Dry Bulb

(0C)

Wet Bulb

(0C)

Globe

(0C)

I 26,7 31,9 23,8 33,5

II 25,9 31,2 23,3 32,9

III 25,7 31,0 23,3 31,4

IV 28,1 33,5 24,9 35,6

V 26,8 32,8 25,8 34,0

Rata-rata 26,64 32,08 24,22 33,48

SD 0,95 1,06 1,09 1,55

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pemberian makanan tambahan

(variabel bebas) dan produktivitas kerja (variabel terikat). Pemberian

makanan tambahan berarti jumlah kalori yang dikonsumsi subjek, sedangkan

produktivitas didapat dari perhitungan hasil produksi (Output) dibagi total

konsumsi (Input) dikalikan 6 jam kerja. Distribusinya adalah sebagai berikut :

1. Produktivitas Kerja Sebelum Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Rumus produktivitas yaitu Output (O) /Input (I) x waktu. Output

dalam hal ini adalah jumlah jerigen yang mampu dihasilkan subjek dalam

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

6 jam sedangkan input nya berupa rata-rata konsumsi subjek sebelum

PMT. Distribusinya adalah sebagai berikut :

Tabel 21. Distribusi Produktivitas Kerja Sebelum Pemberian Makanan

Tambahan

No. Nama Konsumsi Rata-

rata Sebelum

PMT (kkal)

Jumlah Jerigen

yang dihasilkan

dalam 6 jam

(buah)

Produktivitas

1 Syt 1105,00 55,39 0,30

2 Hsn 1128,50 55,39 0,29

3 Chy 1126,25 55,39 0,30

4 Ddi 1069,75 55,39 0,31

5 Smd 1148,00 55,39 0,29

6 Srd 1095,75 55,39 0,30

7 Mrd 1064,50 55,39 0,31

8 Stn 1143,25 55,39 0,29

9 Srt 1097,25 55,39 0,30

10 Stm 1130,25 55,39 0,29

11 Why 1119,00 55,39 0,30

12 Ngt 1168,25 55,39 0,28

13 Mly 1129,00 55,39 0,29

14 Ujg 1149,25 55,39 0,29

15 Hru 1146,25 55,39 0,29

16 Snr 1116,75 55,39 0,30

17 Ags 1110,25 55,39 0,30

18 Bmb 1130,75 55,39 0,29

19 Spt 1143,75 55,39 0,29

Rata-rata 1122,20 55,39 0,30

(Sumber : Data Primer, April 2012)

2. Produktivitas Kerja Sesudah Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Rumus produktivitas yaitu Output (O) /Input (I) x waktu. Output

dalam hal ini adalah jumlah jerigen yang mampu dihasilkan subjek dalam

Bersambung

Sambungan

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

6 jam sedangkan inputnya berupa rata-rata konsumsi subjek sesudah

PMT. Distribusinya adalah sebagai berikut :

Tabel 22. Distribusi Produktivitas Kerja Sesudah Pemberian Makanan

Tambahan

No. Nama Konsumsi Rata-

rata Sesudah

PMT (kkal)

Jumlah Jerigen

yang dihasilkan

dalam 6 jam

(buah)

Produktivitas

1 Syt 1334,71 67,11 0,30

2 Hsn 1349,21 67,11 0,30

3 Chy 1298,96 67,11 0,31

4 Ddi 1246,96 67,11 0,32

5 Smd 1340,21 67,11 0,30

6 Srd 1270,71 67,11 0,32

7 Mrd 1247,21 67,11 0,32

8 Stn 1303,96 67,11 0,31

9 Srt 1306,21 67,11 0,31

10 Stm 1321,71 67,11 0,30

11 Why 1296,46 67,11 0,31

12 Ngt 1317,71 67,11 0,31

13 Mly 1295,71 67,11 0,31

14 Ujg 1254,71 67,11 0,32

15 Hru 1287,21 67,11 0,31

16 Snr 1281,71 67,11 0,31

17 Ags 1317,21 67,11 0,31

18 Bmb 1276,21 67,11 0,32

19 Spt 1326,96 67,11 0,30

Rata-rata 1334,71 67,11 0,31

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Dari perhitungan pada Tabel 21 dan 22, dapat diperoleh distribusi

frekuensi tingkat produktivitas kerja subjek seperti yang tercantum pada

Tabel 23 dibawah ini :

Bersambung

Sambungan

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 23. Distribusi Tingkat Produktivitas Kerja Subjek

Kategori N %

Tetap 1 5,26

Meningkat 18 94,74

Total 19 100

(Sumber : Data Primer, April 2012)

E. Uji Statistik

Setelah melakukan uji normalitas data, hasil yang diperoleh adalah

bahwa data berdistribusi tidak normal sehingga dilakukannya transformasi

data yang masih tidak normal. Berdasarkan hal tersebut maka uji yang

digunakan adalah Uji Nonparametrik Wilcoxon. Hasil dapat dilihat pada

Tabel 24 di bawah ini :

Tabel 24. Deskripsi Statistik Produktivitas Kerja Sebelum dan Sesudah PMT

Variabel Rank N Mean

Rank

Sum of

Rank

Produktivitas Kerja Sesudah

PMT - Produktivitas Kerja

Sebelum PMT

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 18b 9.50 171.00

Ties 1c

Total 19

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Keterangan :

a. Tidak ada subjek yang memiliki produktivitas kerja sesudah PMT <

produktivitas kerja sebelum PMT

b. Produktivitas kerja sesudah PMT > produktivitas kerja sebelum PMT

sebanyak 18 subjek

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

c. Produktivitas kerja sesudah PMT = produktivitas kerja sebelum PMT

sebanyak 1 subjek

Tabel 25. Uji Wilcoxon

N Rata-

rata

Std.

Deviasi

Min Maks Sig.

(2-tailed)

Produktivitas Sebelum PMT 19 .2953 .00772 .28 .31

0,000 Produktivitas Sesudah PMT 19 .3100 .00745 .30 .32

(Sumber : Data Primer, April 2012)

Dari hasil tes statistik menunjukkan uji Nonparametrik Wilcoxon,

perbedaan produktivitas kerja diperoleh nilai signifikan (p= 0,000).

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek

Karakteristik subjek dalam penelitian ini meliputi umur, status gizi,

masa kerja, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi dan tingkat penghasilan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umur subjek berkisar 16 – 53

tahun dengan frekuensi terbesar adalah 16 – 28 tahun sebanyak 8 subjek

(42,10%). Hal tersebut berarti rata-rata subjek masih dalam usia produktif.

Menurut Budiono (2003), kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam

usia pertengahan 20 tahun dan kemudian menurun dengan bertambahnya

usia berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun. Dengan demikian maka

subjek penelitian dapat dikatakan memiliki kapasitas kerja fisik yang

maksimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa antara umur dengan

produktivitas kerja sebelum dan sesudah PMT terdapat korelasi negatif

artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna (r = -,304; p=0,205 untuk

sebelum PMT dan r = -0,153; p=0,533 sesudah PMT) sehingga pengaruh

umur terhadap efek perlakuan terkontrol.

Produktivitas kerja juga erat kaitannya dengan status gizi. Sebanyak

10 subjek (52,63%) berstatus gizi normal. Namun terdapat subjek yang

mengalami status gizi kurus tingkat berat yaitu sebanyak 1 subjek (5,26%), 2

subjek (10,52%) berstatus gizi kurus tingkat berat, 5 subjek (26,32%) gemuk

tingkat ringan serta 1 subjek (5,26%) yang berstatus gizi gemuk tingkat berat.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan penelitian, terdapat subjek yang mengalami defisiensi asupan

energi seperti protein dengan kategori berstatus gizi normal. Asupan yang

defisit disebabkan oleh perilaku makan subjek yaitu pemilihan makanan yang

kurang beragam, salah satunya beberapa subjek mengkonsumsi nasi dengan

porsi yang besar. Subjek beranggapan lebih kenyang dengan mengkonsumsi

nasi yang banyak, daripada lauk dan sayur yang banyak. Selain itu, terdapat

subjek dengan IMT berlebih, hal ini disebabkan karena adanya

ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan rendahnya aktivitas

fisik. Subjek dengan kategori status gizi dibawah normal meskipun

jumlahnya sedikit juga perlu mendapat perhatian. Hal ini karena konsumsi

energi yang kurang memadai akan menyebabkan kebutuhan energi untuk

bekerja akan diambil dari energi yang terdapat dalam sel. Apabila hal tersebut

terjadi maka dapat mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak

dapat melakukan pekerjaan secara baik dan produktivitas kerjanya menurun

bahkan dapat mencapai target rendah. Tenaga kerja dengan status gizi lebih

atau obesitas maka orang tersebut kurang gesit dan lamban dalam bekerja.

Sedangkan orang yang mempunyai berat badan normal akan lebih lincah

dalam bekerja. Seseorang yang kurus dengan kekurangan berat badan tingkat

berat maupun ringan, maka orang tersebut akan kurang mampu bekerja keras.

Menurut Widiastuti (2011), seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang

baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata dari status gizi subjek

adalah normal. Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan dan korelasi negatif antara status gizi dengan

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

produktivitas kerja(r=-0,471;p=0,042 sebelum PMT dan r=-0,742; p= 0,000

sesudah PMT).

Masa kerja merupakan salah satu indikator yang secara tidak

langsung mendukung keberhasilan dalam bekerja. Masa kerja dapat

mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif, akan memberikan

pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya personel maka

semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa masa kerja pada 14 subjek (73,68%) pada 1 – 8 tahun, 2

subjek (10,52%) antara 9 – 12 tahun dan 3 subjek (15,80%) antara 13 – 24

tahun. Hal ini berarti rata-rata subjek sudah sama-sama berpengalaman dalam

melaksanakan tugasnya sehingga masa kerja dapat dikendalikan.

Sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat pendidikan yang

baik karena telah memenuhi wajib belajar 9 tahun yaitu sebanyak 12 subjek

(63,10%) berpendidikan SMA/SMK, 6 subjek berpendidikan SMP, meskipun

terdapat 1 subjek berpendidikan SD. Menurut Budiono (2003), pendidikan

dapat membentuk dan menambah pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja

dalam menyelesaikan tugasnya. Pendidikan juga akan mempengaruhi

seseorang dalam cara berfikir dan bertindak dalam menghadapi pekerjaan.

Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa antara pendidikan

subjek dengan produktivitas kerja terdapat korelasi negatif artinya tidak

terdapat hubungan yang bermakna (r = -239;p=0,324 sebelum PMT dan r = -

0,195; p= 0,423). Hal tersebut diduga subjek dengan pendidikan yang baik

belum tentu menerjemahkan informasinya dalam bentuk perilaku bekerja

sehari-hari dengan baik pula.

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dilihat dari tingkat pengetahuan gizi subjek menunjukkan 100%

dalam kategori baik. Hasil analisis bivariat antara pengetahuan gizi dengan

produktivitas kerja menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan (r=-0,067; p

=0,785) dan hasil analisis bivariat antara pengetahuan tentang gizi terhadap

tingkat konsumsi makanan juga menunjukkan adanya korelasi yang lemah

(r=-0,151). Hal tersebut diduga bahwa subjek dengan pengetahuan gizi yang

baik belum tentu dapat menerjemahkan informasi yang diperoleh dalam

bentuk perilaku makan sehari-hari. Pengetahuan gizi yang diperoleh subjek

dalam kurun waktu tertentu akan berpengaruh terhadap persepsi subjek

tentang gizi.

Diketahui juga bahwa sebagian subjek (57,89%) mempunyai

penghasilan > 1 juta rupiah dan < 1 juta rupiah sebanyak 8 subjek (42,11%).

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas makanan yang dikonsumsi subjek. Hasil analisis bivariat antara

tingkat penghasilan dengan konsumsi makanan menunjukkan bahwa terdapat

korelasi (r = 0,039; p = 0,874).

Sebelum pemberian makanan tambahan terlebih dahulu dilakukan

pengukuran denyut nadi subjek untuk mengetahui beban kerja yang diterima

subjek. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya kebutuhan energi

subjek. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran

sebelum pemberian makanan tambahan denyut nadi rata-rata sebesar 104,27

denyut per menit dan sebesar 101,23 denyut per menit setelah pemberian

makanan tambahan. Menurut Tarwaka (2010), kategori beban kerja

berdasarkan denyut nadi sebesar 104,27 adalah termasuk dalam kategori

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

sedang (sebelum PMT) dan sebesar 101,23 denyut per menit yang masih

dalam kategori beban kerja sedang setelah PMT dan terdapat beda + 3,04

sehingga jumlah kalori yang harus dipenuhi adalah sekitar +1200– 2100 kkal.

Hal lain yang dapat mempengaruhi produktivitas adalah lingkungan

kerja. Salah satu gangguan fisik lingkungan kerja adalah kebisingan dan

penerangan. Berdasarkan hasil pengukuran intensitas kebisingan yang

dilakukan pada 10 titik memiliki rata-rata sebesar 83,72 dB yang berarti tidak

melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) untuk kerja selama 8 jam (Permenaker

No. Per-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisika dan Kimia). Sedangkan

hasil untuk pengukuran iklim kerja rata-rata yaitu 26,64 0C. Berdasarkan

Permenaker No. Per-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisika dan Kimia

terutama Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang diperkenankan untuk

beban kerja sedang pada pengaturan waktu kerja setiap jam 75% - 100%

adalah sebesar 28 0C, sehingga dalam hal ini lingkungan kerja dapat

dipastikan masih dalam batas kenyamanan subjjek dalam menyelesaikan

pekerjaannya tanpa mengganggu produktivitas kerja.

B. Variabel Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Pemberian Makanan Tambahan

Kategori beban kerja sedang yang dialami oleh subjek

memerlukan pemenuhan energi sebanyak > 200 – 350 kkal menurut

Kepmenaker No. Kep 51/ MEN/ 1999. Berdasarkan penelitian

konsumsi rata-rata makanan utama (siang) yaitu 1122,20 kkal, untuk

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

bekerja selama kurang lebih 6 jam maka subjek masih memerlukan

tambahan dalam menu makan siang tersebut.

Berdasarkan perhitungan, yang masih kurang dipenuhi adalah

protein daripada karbohidrat dan lemak sehingga pemberian

makanan tambahan yang diberikan adalah tambahan makan siang

berupa sayur dan buah. pemberian makanan diberikan selama 1

minggu pada saat subjek makan siang. Rata-rata jumlah energi pada

pemberian makanan tambahan sekitar + 200 kkal.

b. Produktivitas

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 19 subjek diperoleh

18 subjek (94,74%) dengan kategori produktivitas meningkat dan 1

subjek (5,26%) dengan produktivitas yang tetap. Berdasarkan hal

tersebut berarti sebagian besar subjek termasuk dalam kategori

produktivitas meningkat. Perbandingan produktivitas sebelum dan

sesudah pemberian makanan tambahan dapat dilihat pada Tabel 21

dan Tabel 22.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan dalam menu makan

siang terhadap produktivitas kerja karyawan unit Filling PT. Indo

Accidatama Tbk, Kemiri, Karanganyar.

Hasil penelitian menunjukkan subjek yang mengalami

peningkatan produktivitas kerja yaitu 18 subjek (94,74%) dengan

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kategori produktivitas meningkat dan 1 subjek (5,26%) dengan

produktivitas yang tetap.

Dari hasil uji statistik Nonparametrik Wilcoxon diperoleh nilai

significancy 0,000 (p < 0,05), dengan demikian Ho ditolak dan Ha

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian

makanan tambahan dalam menu makan siang terhadap produktifitas kerja

karyawan unit Filling PT. Indo Accidatama Tbk Kemiri Kebakkramat

Karanganyar. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan Husaini

(2002) bahwa pekerja-pekerja yang mendapatkan cukup energi serta

protein dalam makanan akan meningkatkan kemampuan kerja,

meningkatkan aktivitas fisik, bukan hanya di tempat kerja tapi juga

aktivitas setelah jam kerja. Dengan pemberian makanan tambahan kalori

bagi tenaga kerja akan membantu pekerja dalam mempertahankan

stamina dan kemampuan kerja yang optimal, karena pekerja tidak akan

kekurangan energi. Dengan mempertahankan kadar glukosa dalam darah

maka kondisi tubuh tidak menurun sehingga produktivitas dapat

dipertahankan bahkan meningkat.

Pemberian makanan tambahan akan memberikan pertahanan

stamina dan kesehatan kerja karyawan yang akan berdampak pada

peningkatan produktivitas kerjanya. Hal ini didukung oleh penelitian

sejenis yang pernah dilakukan oleh Riris Oppusunggu (2009), dalam

penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pemberian Tablet Tambahan

Darah (Fe) terhadap Produktivitas Kerja di PT. X. Masalah kecukupan

energi dan anemia yang dialami subjek berperan terhadap tinggi

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

rendahnya produktivitas kerja. Sejalan dengan itu perlu perhatian

terhadap masalah yang berhubungan dengan keadaan gizi pekerja

tersebut. Setelah diuji dengan uji t dependent menunjukkan hasil p < 0,05

dan nilai r = 0,635 yang berarti mempunyai hubungan yang erat antara

pemberian makanan tambahan berupa tablet tambah darah untuk

meningkatkan hemoglobin dan produktivitas kerja.

C. Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini

antara lain yaitu pada saat pengukuran energi pada menu makanan yang

disediakan oleh perusahaan. Menu disajikan oleh perusahaan dalam porsi

yang sama akan tetapi terkadang untuk sayur dan nasi dibiarkan untuk

mengambil sendiri sehingga pengukuran dilakukan dengan proses wawancara

dalam jumlah ukuran rumah tangganya (URT). Subjek terkadang merasa

malu dan enggan menjawab. Selain itu, subjek yang digunakan relatif kecil.

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat beberapa hal

yang dapat disimpulkan antara lain :

1. Sebanyak 42,10 % subjek berumur 16 – 28 tahun, sebanyak 52,63%

subjek berstatus gizi normal. Dilihat dari masa kerjanya 73,68% telah

bekerja selama 1 – 8 tahun, 63,10% subjek sudah berpendidikan SMA

dan 100% subjek memiliki tingkat pengetahuan tentang gizi yang baik.

Begitu pula dengan tingkat pendapatannya sebesar 57,89% subjek

mempunyai penghasilan lebih dari 1 juta.

2. Berdasarkan hasil analisis bivariat status gizi dengan produktivitas kerja

menunjukkan hasil yang signifikan meskipun korelasi yang ada adalah

korelasi negatif (r=-0,471;p=0,042). Sedangkan Usia menunjukkan hasil

p=0,533 (≠ signifikan)dan r = -0,153 (sangat rendah); Masa Kerja p=0,694 (≠ signifikan

dan r=-0,97 (sangat rendah); Tingkat Pendidikan p =0,423 (≠ signifikan) dan r=-0,195

(sangat rendah); Tingkat Pengetahuan Gizi p= 0,785 (≠ signifikan)dan r= 0,067 (sangat

rendah); Tingkat Penghasilan p=0,548 (≠ signifikan) dan r= -0,147 (sangat rendah).

3. Lingkungan kerja (iklim kerja 26,60C < NAB 28

0C dan kebisingan 83,72 dBA < NAB

85 dBA) masih dalam batas kenyamanan subjek dalam menjalankan tugasnya.

4. Hasil perhitungan denyut nadi sebesar 104,27 denyut per menit yang

berarti menunjukkan beban kerja pada kategori sedang. Dan setelah

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pemberian makanan tambahan berkurang menjadoi 101,23 deyutan per

menit.

5. Dari hasil pengukuran jumlah energi berdasarkan rumus menunjukkan

bahwa jumlah energi dengan total rata-rata 1122,20 kkal dinilai kurang

karena untuk beban kerja sedang memerlukan energi > dari 1200 – 2100

dalam 6 jam kerja bagi karyawan unit Filling.

6. Pemberian makanan tambahan rata-rata sebesar 200 kkal dalam menu

makan siang dapat meningkatkan energi dan menambah protein

karyawan unit Filling.

7. Subjek mengalami peningkatan hasil produksi dalam pengisian

jerigen/can per 6 jam dalam sehari dari 54 jerigen dan meningkat menjadi

rata-rata sekitar 67 jerigen setelah PMT.

8. Berdasarkan hasil uji statistik Nonparametrik Wilcoxon menunjukkan

nilai p-value yaitu 0,000 yang berarti signifikan terdapat pengaruh

pemberian makanan tambahan dalam menu makan siang terhadap

produktifitas kerja karyawan unit Filling .

B. SARAN

Beberapa saran agar penyelenggaraan gizi kerja di perusahaan lebih

baik yaitu :

1. Dalam penyelenggaraan gizi di perusahaan, menu makan siang yang

telah disediakan perusahaan haruslah diperhitungkan keseimbangan zat-

zat gizi yang terkandung di dalamnya seperti karbohidrat, protein, lemak,

mineral, vitamin dan air.

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM …/Pengaruh... · Data konsumsi makanan diperoleh melelui kuesioner food recall ... 24 hours food recall form, direct measured with weight

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Menyesuaikan jumlah energi dalam menu makanan dengan kebutuhan

karyawan berdasarkan beban kerja sedang yang dialami karyawan yaitu

sebesar > 1200 – 2100 kalori.

3. Penyesuaian energi yang dibutuhkan karyawan dapat dilakukan dengan

pemberian makanan tambahan.

4. Bagi peneliti lain yang akan melanjutkan penelitian ini, pemberian

makanan tambahan bisa dilakukan dengan cara lain seperti pemberian

makanan tambahan berupa makanan ringan pada waktu-waktu tertentu

dalam waktu kerja.