PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS...

55
PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II SKRIPSI SANKIKI RIHAYANTI MALAU DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA

DARAH TIKUS PUTIH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II

SKRIPSI

SANKIKI RIHAYANTI MALAU

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

i  

RINGKASAN

SANKIKI RIHAYANTI MALAU. D14080174. 2012. Pengaruh Pemberian Madu dan Kayu Manis (Cinnamomun burmanii) terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. B. N. Polii,SU. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, M.S.

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi batas normal yang diakibatkan oleh tubuh kekurangan insulin atau mengalami resistensi insulin. Penyakit ini sudah menjadi penyakit yang mendunia yang dapat menyerang semua lapisan masyarakat dan semua umur. Penyakit DM ini menjadi perhatian dunia karena prevalensinya dari tahun ke tahun semakin meningkat dan penyakit DM ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan risiko gangguan kardiovaskular yang dapat meningkatkan mortalitas di dunia saat ini, khususnya di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur pengaruh tingkat pemberian kayu manis, madu dan campuran madu dan kayu manis terhadap kadar gula darah tikus penderita DM tipe II. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Satwa Harapan Blok A, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan hewan model; Laboratorium Nutrisi Pedaging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutri dan Teknologi Pakan untuk pembuatan ransum kontrol dan uji proksimat. Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2011 hingga bulan Maret 2012. Penelitian ini menggunakan 45 ekor tikus putih galur Sprague dawley yang positif DM II dengan umur satu bulan dan bobot badan 100 g. Tikus tersebut terbagi menjadi lima kelompok perlakuan, masing-masing kelompok perlakuan terbagi menjadi tiga kali pengulangan. Grup pertama (K) yaitu grup yang diberikan ransum kontrol dan air minum, grup kedua (M) yaitu grup yang diberikan ransum kontrol dan madu 1 ml/ekor, grup ketiga (CM) yaitu grup yang diberikan ransum kontrol dan kayu manis 0,004 g/ekor, grup keempat (C1M) yaitu grup yang diberikan ransum kontrol, madu 1 ml dan kayu manis 0,004 g dan grup yang kelima (C2M) yaitu grup yang diberikan ransum kontrol, madu 1 ml dan kayu manis 0,008g dan masing-masing perlakuan terdiri dari sembilan ekor hewan model. Masa perlakuan dilakukan selama dua hari. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial intime. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah konsumsi karbohidart dan kalori yang masuk kedalam tubuh dan kadar glukosa darah. Hasil pengukuran konsumsi karbohidrat minimal 5,83 – 7,09 g dengan asupan kalori sebesar 32,16 – 38,64 kalori/ekor/hari. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada 30 menit, 60 menit, 24 jam, 26 jam setelah pemberian perlakuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SAS 9.1.3.

Hasil pengukuran kadar glukosa darah sebelum diinduksi aloksan rata-rata 92,27 ± 26,89 mg/dl, setelah diinduksi aloksan rata-rata kadar glukosa darah 398,13 ± 169,10 mg/dl dan setelah diberikan perlakuan 306,79 ± 177,13 mg/dl.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan kontrol, madu, kayu manis dan

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

ii  

campuran madu dan kayu manis memberikan pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar glukosa darah (p<0,05) tetapi waktu yang ditetapkan dalam pengambilan data tidak berpengaruh nyata (p>0,05). Pengaruh penginduksian aloksan dengan dosis 125 cc/Kg BB telah mengakibatkan kerusakan sel β pankreas. Perlakuan madu lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Pemberian kayu manis kurang efektif dalam penurunan kadar glukosa darah bila kondisi pankreas rusak total. Waktu yang ditentukan yaitu 30 menit, 60 menit, 24 jam dan 26 jam dalam pengambilan data tidak berpengaruh dalam penurunan kadar glukosa darah.

Kata-kata kunci: kadar glukosa darah, kayu manis, madu

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

iii  

ABSTRACT

Influence of Honey and Cinnamon Supplementation (Cinnamomun burmanii) Toward the Blood Sugar Level of Type 2 Diabetic White Mice

Malau, S, R.., B. N. Polii., D. A. Astuti.

Diabetes Mellitus (DM) is a disease characterized by blood glucose levels exceeding normal limits due to lack of insulin in the body. This disease has spread globally and the sufferers are from all walks of life and ages, with increasing numbers from year to year. With the new movement of back to nature, nowadays the alternative herbal medicine of diabetes which able to improve blood glucose leval is highly sought after. One alternative focused for the purpose is cinnamon with the honey addition. Cinnamon contains the chemical compounds called cinnamtannin B1 and its water extract acts directly on insulin receptors subunits by activating pi3-kinase that will stimulate the translocation of glukosa-4 (glut-4 ) carrier. Honey contains a fructose sugar which could be safely digested by diabetics without the insulin release. The aim of this research is to measure the influence of honey with a mixture of powdered cinnamon in lowering blood sugar level on mice that suffer from aloksan-induced diabetes mellitus type 2. Minimal in carbohydrate consumption measurement result 5,83 up to 7,09 with the caloric intake of 32,16 up to 38,64 calorie/tail/day. Effect of alloxan induction doses of 125 cc/Kg BB caused damage of pancreatic ß cells. Treatment of honey was more effective in decreasing of blood glucose levels when compared with other treatments. Giving cinnamon was less effective in reducing blood glucose levels when the conditions of pancreas are totally damaged . Specified time were 30 minutes, 60 minutes, 24 hours and 26 hours in the data retrieval had no effect in the reduction of blood glucose levels.

Keywords : blood sugar level, cinnamon, diabetes, honey

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

iv  

PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA

DARAH TIKUS PUTIH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II

SANKIKI RIHAYANTI MALAU D14080174

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

v  

Judul : Pengaruh Pemberian Madu dan Kayu Manis (Cinnamomun burmanii) terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Penderita Diabetes Mellitus Tipe II

Nama : Sankiki Rihayanti Malau

NIM : D14080174

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

Ir. B. N. Polii, SU. NIP. 19480402 198003 2 001

Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, M.S. NIP.19611005 1985032 2 001

Mengetahui : Ketua Departemen

Ilmu Pruduksi dan Teknologi Peternakan

(Prof Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc.) NIP. 195912121986031004

Tanggal Ujian : 14 September 2012 Tanggal Lulus :

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

vi  

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir, Sumatera Utara pada tanggal 01 Oktober

1990. Penulis dalah anak keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak

Horasman Malau dan Ibu Derita Masdi Silalahi. Penulis mengawali pendidikan di

SD Negeri 3 Pangururan tahun 1996-2002, dan melanjutkan Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 1 Pangururan dan lulus tahun 2005. Pendidikan Sekolah

Menengah Keatas diselesaikan di SMA Negeri 1 Pangururan pada tahun 2008

Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara. Penulis diterima di IPB melalui jalur

USMI pada tahun 2008 di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Fakultas Peternakan.

Penulis mengikuti kegiatan kemahasiswaan dan magang. Penulis aktif dalam

Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) sebagai pengurus di bidang kesenian periode

2010-2011, aktif dalam Persekutuan Oikumene Protestan Khatolik (POPK) Fakultas

Peternakan. Penulis sering mengikuti kepanitiaan yaitu divisi PDD (Publikasi,

Dekorasi dan Dokumentasi) pada reatret Komisi Kesenian PMK IPB 2009, divisi

PDD (Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi) pada perayaan Natal Fakultas

Peternakan 2009, Makrab IPTP IPB (2011). Penulis juga pernah mengikuti

kepanitian Festival Musik PMK IPB sebagai divisi dana usaha dan kepanitian

Komisi Pra Alumni yaitu divisi konsumsi (2012). Penulis pernah mengikuti magang

di Balai Inseminasi Buattan (BIB) Lembang tahun 2010. Penulis juga berkesempatan

menjadi penerima beasiswa POM (Perkumpulan Orangtua Mahasiswa) IPB (2008-

2009) dan bea siswa BBM (Bantuan Beasiswa Mahasiswa) IPB (2011).

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

vii  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakn kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat, kasih dan perlindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Madu dan Kayu Manis (Cinnamomun

burmanii) terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Penderita Diabetes Mellitus

Tipe II”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini

bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengobatan penyakit Diabates

mellitus tipe II.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis pada bulan

November 2011 – Maret 2012 yang bertempat di Laboratorium Lapang Genetika dan

Pemuliaan Ternak atau kandang Blok A Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogor, Bogor. Skripsi ini membahas tentang seberapa besar pengaruh dari pemberian

madu dengan bubuk kayu manis yang berpotensi dalam memperbaiki kadar glukosa

darah pada penderita DM (Diabates Mellitus) Tipe II. Kayu manis yang digunakan

mengandung atau yang lebih dikenal dengan proantosianidin jenis A. Aktivitas dari

Cinnamtannin B1 yang difokuskan dapat memperbaiki sel β pankreas yang

mengalami kerusakan akibat penginduksian aloksan.

Masyarakat membutuhkan informasi berupa obat- obat herbal yang dapat

menyembuhkan penyakit Diabetes Mellitus khususnya tipe II. Penyakit Diabetes

Mellitu Tipe II merupakan jenis penyakit yang sudah menduduki penringkat ke

empat di Indonesia dan penyakit ini dapat meyebabkan kematian. Penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga

penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi salah satu sumber ilmu

pengetahuan.

Bogor, September 2012

Penulis

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

viii  

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ..................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

Latar Belakang ........................................................................................ 1 Tujuan ..................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3

Permasalahan Diabetes Mellitus di Indonesia ........................................ 3 Madu ....................................................................................................... 3

Komposisi Madu ......................................................................... 4 Faktor-faktor Penentu Kualitas Madu ......................................... 5 Peranan Madu pada Penderita Diabetes Mellitus ........................ 6

Kayu Manis ............................................................................................. 7 Diabaetes Mellitus................................................................................... 9 Klasifikasi Diabetes Mellitus .................................................................. 10 Metabolisme Glukosa pada Kondisi Diabetes Mellitus .......................... 13 Toleransi Glukosa ................................................................................... 13 Hewan Model .......................................................................................... 14 Aloksan sebagai Bahan Induksi Diabetes Mellitus Tipe II ..................... 15

METODE ............................................................................................................ 16

Lokasi dan Waktu ................................................................................... 16 Materi ...................................................................................................... 16 Prosedur .................................................................................................. 16

Penyusunan ransum Tikus ........................................................... 16 Analisis Komposisi Nutrien Madu dan Kayu Manis ................. 18 Persiapan Hewan Model ............................................................. 18 Pemberian Pakan dan Perlakuan ................................................. 18 Penyuntikan Aloksan .................................................................. 18

Rancangan dan Analisis Data ................................................................. 19

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

ix  

Peubah yang Diamati .................................................................. 20 Pengukuran Gula Darah .............................................................. 20 Pengukuran Konsumsi BETN, Lemak, Protein, Asupan Kalori . 20

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 21

Konsumsi BETN, Lemak dan Protein..................................................... 21 Kadar Glukosa Darah .............................................................................. 22

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 31

Kesimpulan ........................................................................................... 31 Saran ..................................................................................................... 31

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 33

LAMPIRAN ........................................................................................................ 36

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

x  

DAFTAR TABEL

1. Komposisi Kandungan Madu Dalam 100 g ………………………….. 5

2. Komposisi Kandungan Kayu Manis Dalam 100 g ………………….... 9

3. Kualitas Bahan Pakan Tikus Percobaan ...…………………............... 17

4. Komposisi Ransum Tikus…………………………………………….. 17

5. Hasil Uji Proksimat Nutrien Ransum, Madu dan Kayu Manis ..……... 18

6. Konsumsi BETN, Lemak dan Protein Oleh Tikus Selama Penelitian... 21

7. Konsumsi Total Energi Asal, BETN, Lemak dan Protein..................... 21

8. Kadar Glukosa Normal Hewan Model pada Kondisi Normal dan setelah Diinduksi Aloksan.....................................................................

23

9. Kadar Glukosa Darah Hewan Model Setelah Pemberian Perlakuan………………........................................................................

28

Nomor Halaman

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

xi  

DAFTAR GAMBAR

1. Kayu Manis……………………………………………….................... 7

2. Peranan Hormon Insulin……………………………………………… 12

3. Proses Masuknya Glukosa……………………………………………. 12

4. Gambaran Kadar Glukosa Darah Pada Waktu yang Berbeda Setelah Pemberian Perlakuan...................……………………………………... 25

Nomor Halaman

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

xii  

DAFTAR LAMPIRAN

 

 

1. Hasil Uji Anova Kadar Glukosa pada Perlakuan dan Waktu yang Berbeda .................................................................................................

38

2. Uji Lanjut dengan Menggunakan Uji Duncan dengan Program SAS 9.1.3.…............................................…………………………………..

38

3. Kondisi Kandang dan Pemeliharaan Tikus ....………………………... 38

4. Proses Pengambilan Darah…………..............………………………... 39

5. Gambar Aloksan, Madu dan Kayu manis…………………………….. 39

6. Konsumsi Kalori Tikus Diabetes Mellitus Tipe II per Perlakuan ......... 40

7. Konsumsi Lemak Tikus Diabetes Mellitus Tipe II per Perlakuan........ 40

8. Konsumsi BETN Tikus Diabetes Mellitus Tipe II per Perlakuan........ 41

9. Konsumsi Protein Tikus Diabetes Mellitus Tipe II per Perlakuan ...... 41

10. Perhitungan Energi Asal BETN………….........……………………… 41

11. Perhitungan Energi Asal Lemak Kasar......…………………………… 42

12. Perhitungan Energi Asal Protein Kasar ……………………………… 43

13. Kerangka Penelitian…………………………………………………... 42

Nomor Halaman

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit gangguan metabolik

dengan karakteristik tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin dan kinerja insulin. Penderita diabetes mellitus

mengalami gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Penyakit

diabetes mellitus ini merupakan penyakit yang sudah menjadi perhatian dunia bukan

karena prevalensinya meningkat dari tahun ketahun, tetapi juga karena penyakit

diabetes mellitus umumnya berhubungan dengan risiko utama gangguan

kardiovaskular yang meningkatkan mortalitas di dunia saat ini khusunya di

Indonesia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang

penyakit diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar

21,3 juta pada tahun 2030. Peningkatan jumlah penderita penyakit diabetes mellitus

ini mengakibatkan perlunya mencari alternatife cara pencegahan dan

penyembuhannya.

Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah untuk dikonsumsi

karena mengandung bahan gizi yang sangat essensial. Madu adalah salah satu

sumber karbohidrat yang komponen utamanya adalah gula. Gula yang dikandung

oleh madu sebagian besar berbentuk monosakarida yaitu fruktosa (levulosa) dan

glukosa (dektrosa), selebihnya adalah disakarida, polisakarida dan oligosakarida.

Madu menjadi sumber karbohidrat yang istimewa bagi penderita diabetes mellitus

karena dalam transportasinya bentuk fruktosa yang masuk ke sel-sel tubuh tidak

membutuhkan insulin.

Penggunaan tanaman obat mulai mendapatkan perhatian oleh dunia

fitofarmaka. Kayu manis (Cinnamomun burmanii) merupakan tanaman obat asli dari

Indonesia yang selama ini hanya digunakan untuk bumbu masak oleh ibu rumah

tangga. Kayu manis yang memiliki zat aktif yang disebut Cinnamtannin B1 yang

dapat mengaktifkan kinerja sel β pankreas untuk memproduksi insulin.

Berdasarkan latar belakang di atas, kayu manis yang memiliki zat akti

cinnamtannin B1 dan madu yang berupa gula fruktosa mempunyai potensi untuk

dijadikan obat pada penderita diabetes mellitus. Penggunaan kombinasi kayu manis

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

2  

dan madu belum banyak dilakukan untuk memperbaiki kadar gula darah pada

penderita diabetes mellitus dengan dosis yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian tentang pengaruh penggunaan kayu manis atau madu atau kombinasinya

pada hewan model tikus yang menderita diabetes mellitus tipe II.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh tingkat pemberian kayu

manis, madu dan campuran bubuk kayu manis dan madu terhadap kadar gula darah

tikus yang menderita DM tipe II.

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

3  

TINJAUAN PUSTAKA

Permasalahan DM (Diabetes Mellitus) di Indonesia

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang

penyakit DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta

pada tahun 2030. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes

Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin dan kinerja dari insulin.

Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,

disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terurtama mata, ginjal, syaraf,

jantung dan pembuluh darah. Komplikasi hiperglikemia merupakan keadaan darurat

yang dapat terjadi pada perjalanan penyakit diabetes mellitus. Komplikasi

hiperglikemia ini sudah menjadi masalah utama yang meningkatkan angka kematian

khususnya di Indonesia (Waspadji, 2004). Semakin meningkatnya jumlah penderita

diabetes mellitus di Indonesia mendorong para peneliti atau tim medis untuk mencari

tahu obat yang dapat memperbaiki kadar glukosa darah pada penderita Diabetes

Mellitus tipe II.

Madu

Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah dengan

memanfaatkan tanaman bunga untuk dikonsumsi, karena mengandung bahan gizi

yang sangat essensial. Madu bukan hanya merupakan bahan pemanis, atau penyedap

makanan, tetapi sering juga digunakan untuk obat-obatan, yaitu sebagai penghilang

rasa lelah dan letih, untuk menghaluskan kulit, serta pertumbuhan rambut (Purbaya,

2002; Murtidjo, 1991). Madu dihasilkan oleh lebah madu dengan memanfaatkan

bunga tanaman. Madu memiliki warna, aroma dan rasa yang berbedabeda,

tergantung pada jenis tanaman yang banyak tumbuh di sekitar peternakan lebah

madu. Sebagai contoh madu mangga (rasa yang agak asam), madu bunga timun

(rasanya sangat manis), madu kapuk/randu (rasanya manis, lebih legit dan agak

gurih), madu lengkeng (rasa manis, lebih legit dan aromanya lebih tajam). Selain itu

dikenal pula madu buah rambutan, madu kaliandra dan madu karet (Sarwono, 2001;

Suranto, 2004).

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

4  

Kandungan nutrisi dalam madu terdiri dari beberapa jenis gula sederhana,

garam mineral dan bahan lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia (Sihombing,

1994). Penghasil madu adalah lebah dari bahan baku nektar, baik dari bunga maupun

bagian lain dari tumbuhan (ekstrafloral). Kadang-kadang madu juga diproduksi dari

honeydew, yaitu cairan hasil sekresi serangga yang terdapat dalam jaringan floem.

Sekresi tersebut mengandung gula sehingga menarik lebah untuk mengumpulkannya

(Gojmerac, 1983).

Madu murni menurut Farmakope Indonesia adalah madu yang diperoleh

dari sarang lebah madu Apis mellifera dan spesies lainnya yang telah dimurnikan

dengan pemanasan sampai 70°C. Setelah dingin kotoran yang mengapung disaring.

Selanjutnya, madu dapat ditambah dengan air secukupnya untuk pengenceran

sehingga bobot madu per ml memenuhi persyaratan yang telah dibakukan (Sarwono,

2001).

Komposisi Madu

Komposisi madu sangat beragam walaupun berasal dari pohon yang sama.

Hal ini karena pada hakikanya komposisi dominan yang ada pada madu seperti zat

gula, zat kimia, enzim, asam, dan vitamin berasal dari zat yang berbeda. Studi

chromatographic membuktikan kebenaran bahwa madu lebah terdiri dari berbagai zat

gula. Rasa manis yang ada pada madu mencapai 50 % rasa manis yang terdapat pada

gula. Pertambahan jumlah zat gula pada madu secara keseluruhan kadang mencapai

75 – 80 %. Jumlah zat gula inilah yang memberikan keistimewaan rasa pada madu.

Zat-zat atau senyawa yang terkandung dalam madu sangat kompleks dan kini

telah diketahui tidak kurang dari 181 macam zat atau senyawa dalam madu.

Komposisi madu ditentukan oleh dua faktor utama yakni: 1) komposisi nektar asal

madu bersangkutan dan 2) faktor-faktor eksternal tertentu. Madu mengandung enzim

seperti diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan katalase yang

mengakibatkan madu dapat dikonsumsi secara langsung oleh tubuh tanpa bantuan

hormon insulin (Sihombing, 1994).

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

5  

Tabel 1. Komposisi Kandungan Madu Dalam 100 g

Komponen Kandungan (%)

Air 17,2

Fruktosa 38,19

Glukosa 31,28

Sukrosa 1,32

Nitrogen 0,041

Mineral 0,2

Protein 0,3

Sumber : Suarez et al., (2010)

Manfaat mengkonsumsi madu sangat baik karena mengandung mineral yang

dibutuhkan oleh tubuh manusia, seperti: Cu, Ma, Si, Cl, Ca, Na, P, Mg, dan Al.

Madu juga mengandung vitamin, khususnya dari kelompok B kompleks yaitu B1,

B2, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan

serbuk sari. Madu juga mengandung gula yaitu fruktosa, glukosa dan sukrosa yang

dalam jumlah kecil dapat meningkatkan energi karena kandungan kalori yang tinggi,

sehingga menjadi obat paling efektif untuk kelelahan. Madu dapat mengembalikan

glukosa oksigen yang digantikan oleh asam laktat selama kelelahan dan juga

menghasilkan rasa hangat ( Aden, 2010).

Faktor-faktor Penentu Kualitas Madu

Glukosa

Gula utama dari nektar adalah sukrosa, selama proses gula akan dihancurkan

oleh enzim invertase. Selama proses pematangan, gula nektar akan dipecah oleh

aktifitas enzim invertase menjadi bentuk gula sederhana yaitu glukosa dan fruktosa.

Secara simultan dengan hancurnya sukrosa, gula baru terbentuk (fruktosa dan

glukosa), jenis gula ini tidak terdapat pada nektar.

Kadar Air

Banyaknya air dalam madu menentukan keawetan madu. Madu yang

mempunyai kadar air yang tinggi akan mudah berfermentasi. Fermentasi terjadi

karena jamur yang terdapat dalam madu. Jamur ini tumbuh aktif jika kadar air dalam

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

6  

madu tinggi. Kandungan air dalam madu dapat diukur dengan suatu alat yang

dinamakan hydrometer yang dilengkapi dengan termometer. Selain itu pengukuran

air juga dapat menggunakan alat yang dinamakan refractometer. Misalnya kadar air

17,4% refracto indeksnya sebesar 1,493 pada 20 ºC (Sumoprastowo dan Suprapto,

1993).

Keasaman

Kandungan madu terdapat sejumlah asam organik yang memainkan peranan

penting dalam proses metabolisme tubuh. Jenis-jenis asam tersebut adalah asam

format, asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam butirat, asam oksalat, dan asam

suksinat (Al Jamili, 2004).

Warna, Aroma dan Rasa

Madu memiliki bermacam-macam warna yang dipengaruhi oleh jenis

tanaman asal dan sifat tanah, tetapi proses pemanasan juga mempengaruhi warna.

Pemanasan madu yang lama akan membuat warna madu menjadi lebih gelap. Aroma

madu berhubungan dengan warna, semakin gelap warna madu maka aromanya

makin keras atau tajam (Sumoprastowo dan Suprapto, 1993). Selain warna dan

aroma, rasa madu juga merupakan bagian yang penting dalam pemasaran madu dan

dapat rusak selama pengolahan (Sihombing, 1994).

Peranan Madu pada Penderita Diabetes Mellitus

Pengaruh fruktosa terhadap kadar glukosa darah melalui proses sintesa dan

pemecahan glikogen yang dikontrol secara kovalen komplek oleh protein

phosphorolase dan dephosporilase dengan meregulasi enzim glikogen sintetase dan

glikogen phosphorilase. Fruktosa dapat meningkatkan penyimpanan glikogen hati

(Ermawati., 2007), sehingga fruktosa lebih baik dari pada glukosa dalam

glikogenesis. Glukokinase aktif akan meningkatkan serapan glukosa, penyimpanan

glikogen dan mengurangi hyperglikemia postprandial, dan dapat bermanfaat bagi

penderita Diabetes Mellitus tipe II (Ermawati, 2007). Fruktosa sebagai sumber

karbohidrat terlarut hanya sedikit disimpan sebagai glikogen di hati, hampir semua

fruktosa akan dikonversi oleh hati menjadi produk dalam lintasan glikolitik (Linder,

1992) .

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

7  

Kayu Manis

Tanaman kayu manis (Cinnamomum burmani Bl) adalah salah satu tanaman

yang biasanya digunakan masyarakat sebagai campuran makanan dan jamu.

Tanaman kayu manis di Indonesia merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan

sudah dikenal luas oleh suku-suku bangsanya, sehingga setiap suku memiliki sebutan

khusus untuknya antara lain: Keneel (Jawa), Holim (Melayu), modang siak-siak

(Batak), Kuli manih (Minang kabau), Kiamis (Sunda), Cingar (Bali), Onte (Sasak),

Kaninggu (Sumba), Kesingar (Nusa Tenggara) (Rismunandar dan Paimin, 2001).

Gambar kayu manis dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kayu Manis

Sumber : Rismunandar dan Paimin, 2001 Menurut taksonominya, kayu manis diklasifikasikan sebagai berikut

(Rismunandar dan Paimin 2001)

Kingdom : Plantae

Divisi : Gymnospermae

Subdivisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Sub kelas : Dialypetalae

Ordo : Policarpicae

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmannii

Pengujian zat aktif sebagai antihyperglisemia yang terdapat dalam kayu

manis telah dilakukan secara invitro. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

8  

HPLC, spektroskopi ultraviolet dan inframerah. Berdasarkan hasil spektroskopi di

dapat bahan aktif yang terdapat dalam kayu manis adalah cinnamtannin B1.

cinnamtannin B1 merupakan rangkaian flavan-3-ol atau yang lebih dikenal dengan

proantosianidin jenis A. Aktivitas dari cinnamtannin B1 pada kultur sel diuji dengan

menggunakan metode reproduksi sel, diferensiasi sel, pengaturan glukosa dan

penfosforilan reseptor insulin didalam jaringan adiposit. Hasil menunjukkan bahwa

cinnamtannin B1 dapat meningkatkan reproduksi sel β pankreas sekitar dua kali lipat

setelah 48 jam percobaan yang dilakukan. Dosis cinnamtannin B1 dalam

meningkatkan reproduksi sel β pankreas adalah 100 – 150 g/ml (0,11-017 mM)

(Taher, 2005).

Pencampuran 0,11 mM cinnamtannin B1 dengan 150-200 g/ml air dapat

menginduksi konversi sel preadiposit ke jaringan adiposit, aktivitas ini mirip dengan

cara kerja dari hormon insulin. Penggunaan cinnamtannin B1 pada kultur jaringan

adiposit dapat meningkatkan penggunaan atau pengambilan glukosa sebanyak 32%.

Campuran cinnamtannin B1 sebanyak 0,1 mM dan 100mM hormon insulin dapat

merangsang penyerapan glukosa sebanyak 1,8 dan 1,7 kali lipat dari masing-masing

bahan. cinnamtannin B1 dan ekstrak air juga dapat merangsang pemfosforilan

subunit reseptor insulin. Pemfosforilan reseptor insulin tidak berlaku pada sel 3T3-

L1 preadiposit. Perangsangan penyerapan glukosa dan pemfosforilan cinnamtannin

B1 disekat oleh wortmannin dan cytochalasin B (Taher, 2005).

Kayu manis adalah tanaman herbal tua yang sudah dipilih oleh cina sekitar

4000 tahun yang lalu sebagai obat. Di negara Cina mempelajari bahwa tanaman kayu

manis mempunyai kandungan kimia yang difokuskan untuk memperbaiki kadar gula

dalam darah dan konsentrasi lemak dalam tubuh penderita penyakit diabetes mellitus

tipe 2. Hal ini diketahui dari percobaan ektrak kayu manis yang dilakukan secara in

vitro dalam meningkatkan produksi insulin. Kayu manis dapat meningkatkan

produksi insulin dalam pankreas dan dapat memperbaiki bagian organ yang rusak

bagi penderita diabetes (Shen Yan, et al, 2010).

Cinnamtannin B1 dan ekstrak air bertindak secara langsung pada subunit

reseptor insulin dengan mengaktifkan PI3-kinase yang akan merangsang translokasi

pengangkut glukosa-4 (GLUT-4). Perangsangan atau pengangkut glukosa-4

selanjutnya dapat merangsang penyerapan glukosa dan memungkinkan

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

9  

pembuangan glukosa oleh jaringan adiposit. Kajian yang telah dijalankan

menemukan bahwa cinnamtannin B1 berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan

untuk mengobati penyakit diabetes tipe 2 (Taher, 2005).

Tabel 2. Komposisi Kandungan Kayu Manis dalam 100 g

Nutrisi (100 g) Unit Jumlah

Air g 9,5

Kalori Kcal 355

Karbohidrat g 79,9

Protein g 3,9

Lemak g 3,2

Serat g 24,4

Abu g 3,6

Kalsium Mg 1228,5

Sumber : Farrel (1990)

Diabetes Melitus

Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin yang paling umum

ditemukan. Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme tubuh dalam proses

pemanfaatan karbohidrat kedalam sel yang ditandai dengan kenaikan gula darah

karena kurangnya kadar insulin maupun tidak efisiennya kerja insulin di dalam

tubuh. Penyakit ini ditandai oleh hiperglikemia dan glikosuria (Budiyanto, 2002).

Adnyana et al.,(2004) juga menambahkan bahwa Diabetes mellitus adalah suatu

penyakit hiperglikemia yang bercirikan kekurangan insulin secara mutlak atau

penurunan kepekaan sel terhadap insulin.

Jung et al., (2006) melaporkan resistensi insulin berkontribusi terhadap

peningkatan pelepasan glukosa di hati dan menurunkan pengambilan (uptake)

glukosa ke dalam sel adipose. Kondisi ini justru akan menyebabkan terjadinya

hiperglikemia dan kegagalan pembentukan glikogen. Menurut Ramesh dan

Pugalendi (2006), pada tikus diabetes terjadi penurunan kadar insulin plasma, kadar

glikogen hati dan penurunan aktivitas enzim glukokinase.

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

10  

Klasifikasi Diabetes Mellitus

a. Diabetes Mellitus Tipe I (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)

Pada tipe ini terdapat destruksi dari sel β pankreas, sehingga tidak

memproduksi insulin lagi dengan akibat sel-sel tidak bisa menyerap glukosa dari

darah (Tjay dan Rahardja, 2002). Diabetes mellitus Tipe I ini merupakan bentuk

parah yang disertai ketosis pada keadaan tidak diobati. Diabetes ini sering timbul

pada anak-anak dan remaja, tetapi kadang-kadang pada orang dewasa terutama yang

tidak kegemukan. Diabetes ini merupakan jenis diabetes mellitus yang mengalami

kelainan katabolik tanpa adanya insulin yang bersirkulasi, glukagon plasma

meningkat dan sel β pankreas gagal berespon terhadap semua ransangan

insulinogenik (Katzung, 1992).

b. Diabetes Melitus tipe II (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin)

Pada kondisi Diabetes mellitus II, insulin masih cukup untuk mencegah

terjadinya benda-benda keton sehingga jarang dijumpai ketosis. Diabetes mellitus

tipe II tersebut cenderung terjadi pada individu usia lanjut atau usia diatas 40 tahun

dan biasanya lebih banyak terjadi padda orang gemuk atau orang-orang yang

biasanya hidup makmur dan kurang gerak badan. Diabetes jenis ini tidak tergantung

dengan insulin , tidak cenderung untuk terjadi ketoasidosis dan tidak berhubungan

dengan adanya antibodi terhadap sel-sel langerhans. Diabetes mellitus Tipe II ini

lebih sering terjadi dibandingkan dengan diabetes mellitus Tipe I, perkembangannya

lebih lambat karena terjadi akibat kekurangan insulin relatif (Tjay dan Rahardja,

2002). Kasus diabetes yang paling sering dijumpai adalah diabetes mellitus tipe II,

yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan berupa resistensi insulin. Jenis

diabetes mellitus tipe II merupakan sasaran utama dalam penelitian ini.

c. Diabetes Mellitus tipe lain

Diabetes mellitus tipe lain dapat disebabkan oleh efek genetik fungsi sel beta,

defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat

atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi dan sindrom genetika lain yang berkaitan

dengan diabetes mellitus (Katzung, 1992).

d. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes mellitus gestasional yaitu diabetes yang timbul selama kehamilan,

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

11  

artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa yang didapati selama masa

kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga. Diabetes mellitus gestasional

berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal (disekitar waktu

melahirkan), dan sang ibu memiliki resiko untuk dapat menderita penyakit diabetes

mellitus yang lebih besar dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun setelah melahirkan

(Woodley dan Wheland, 1995).

Kerja Insulin

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dapat diibaratkan sebagai anak kunci

yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di

dalam sel glukosa itu dimetabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada ( DM

Tipe 1) atau bila insulin itu kerjanya tidak baik seperti dalam keadaan resistensi

insulin (DM Tipe II), maka glukosa tak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan

tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya di dalam darah

meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan jadi lemah karena tidak ada

sumber energi di dalam sel ( Suyono, 1992).

Selain pengaruh langsung hiperglikemia dalam meningkatkan ambilan

glukosa baik ke hati maupun jaringan perifer, hormon insulin juga mempunyai

peranan sentral dalam pengaturan konsentrasi glukosa darah. Hormon ini dihasilkan

oleh sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans pankreas sebagai reaksi langsung

terhadap keadaan hiperglikimia. Konsentrasi glukosa darah menentukan aliran lewat

glikolisis, siklus asam sitrat dan pembentukan ATP. Peningkatan konsentrasi ATP

akan menghambat saluran K+ yang sensitif terhadapa ATP sehingga menyebabkan

depolarisasi membran sel beta, keaaan ini akan meningkatkan aliran masuk Ca2+

lewat saluran Ca2+ terhadap voltase dan dengan demikian mestimulasi eksositosis

insulin (Linder, 1992). Secara sistematik peranan insulin seperti Gambar 2.

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

12  

Gambar 2. Peranan Hormon Insulin Sumber Linder, 1992

Gambar 2. Menunjukkan peranan insulin dalam menurunkan kadar glukosa

darah. Dalam kondisi normal ketika glukosa atau karbohidrat masuk kedalam tubuh

maka glukosa dalam darah meningkat. Peningkatan glukosa akan ditangkap oleh

sinyal dari sel β pankreas sehingga memproduksi insulin. Insulin akan

menghantarkan glukosa untuk masuk ke dalam sel hati, sel otot dan jaringan adiposa.

Glukosa yang berada dalam sel akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen oleh

hormon insulin baik di sel hati, sel otot dan jaringan adiposa. Masuknya glukosa

dalam sel selain dipengaruhi oleh hormon insulin terdapat juga peran glukosa

transporter dalam memasukkan glukosa ke dalam sel. Mekanisme masuknya glukosa

ke dalam sel dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses Masuknya Glukosa Sumber : Linder, 1992

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

13  

Gambar 3 menunjukkan bahwa masuknya glukosa ke dalam sel otot rangka

dan ke jaringan adiposa hanya melalui pembawa di membran plasma yang dikenal

sebagai glukosa transporter. Glukosa transporter ini adalah glukosa transporter 4 atau

yang lebih dikenal dengan istilah GLUT 4. GLUT 4 ini ditemukan pada jaringan

adiposa dan otot serang lintang (otot rangka dan jantung). Glukosa akan masuk ke

dalam sel akibat proses kerjasama dari hormon insulin dengan GLUT 4. GLUT 4

menjadi pintu pembuka jalannya glukosa untuk masuk ke dalam sel akibat

perantaraan hormon insulin. Pengangkut-pengangkut tersebut diinsersikan ke dalam

membran plasma sebagai respon terhadap peningkatan sekresi insulin, sehingga

terjadi peningkatan pengangkutan glukosa ke dalam sel. Apabila sekresi insulin

berkurang, GLUT4 tersebut sebagian ditarik dari membran sel dan dikembalikan ke

simpanan intrasel.

Metabolisme Glukosa pada Kondisi DM

Masuknya glukosa ke dalam darah, meningkatkan kadar glukosa darah, yang

menyebabkan tersekresinya insulin dari pankreas dan menurunkan sekresi glukagon.

Kondisi ini menyebabkan peningkatan pengambilan glukosa oleh hati, urat-urat

daging dan jaringan lemak, juga merangsang sintesis glikogen dalam hati dan urat

daging dengan jalan mengurangi cyclic Adenin Monofosfat (cAMP) dan proses

fosforilasi atau sintesis glukogen yang aktif. Sintesis dan penyimpanan glikogen

terbatas secara fisik, oleh karena sifat molekul glikogen yang sangat voluminous

(terhidrasi) dan diperkirakan bahwa tidak lebih dari 10-15 jam setara energi glukosa

dapat disimpan dalam hati (sekitar 100 g). Dalam kondisi pengambilan/konsumsi

glukosa maksimal ada kemungkinan lebih banyak lagi glikogen (sekitar 0,5 g) yang

diencerkan dalam massa jaringan yang lebih besar, disimpan dalam urat daging

(Linder, 1992).

Toleransi Glukosa

Respon tubuh terhadap influks glukosa diet dimonitor untuk menentukan

toleransi glukosa. Toleran atau tidak, ditentukan oleh tingkat kesanggupan

mekanisme untuk menghilangkan kelebihan glukosa dalam darah. Toleransi glukosa

biasanya diukur dengan mengikuti konsentrasi glukosa darah selama 15 menit

sampai 2 atau 3 jam setelah pemberian glukosa peroral sebanyak 50-100 g setelah

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

14  

dipuasakan semalam. Bentuk kurva yang dihasilkan ditentukan oleh (1) kapasitas

tubuh mengekpresikan insulin yang cukup; (2) ketersediaan faktor-faktor lain yang

dibutuhkan untuk peningkatan insulin dan kerjanya; (3) tingkat katabolisme insulin;

(4) ada atau tidaknya antagonis insulin; (5) adanya/terbebasnya faktor-faktor

penghambat regulasi (counterregulator) seperti glukagon, yang akan menghambat

penurunan glukosa darah kalau kerja insulin selesai (Linder, 1992).

Tingkat pembebasan insulin dan efeltivitasnya menentukan kecepatan

glukosa darah mencapai puncaknya dapat dicapai dengan 160 mg/dl setelah 30-60

menit. Beberapa mekanisme yang sama menentukan waktu yang dibutuhkan untuk

menormalkan kembali kadar glukosa darah 70-105 mg/dl selama 1,5-2 jam. Kalau

kadar glukosa darah melebihi 180 mg/dl, maka ada glukosa yang akan keluar melalui

urin karena tubuli ginjal tidak dapat lagi menyerap kembali glukosa tersebut secara

cepat (Linder, 1992).

Hewan Model

Hewan model mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam mempelajari

penyakit yang akan diaplikasikan pada manusia. Percobaan mengenai diabetes

mellitus dengan menggunakan hewan model didasarkan pada patogenesis penyakit

tersebut pada manusia (Nugroho, 2006). Terdapat lima macam jenis tikus putih

(Albino normal rat, Rattus norvegicus) yang biasa digunakan dalam penelitian yaitu

Long Evans, Osborne Mendel, Sherman, Sprague Dawley, dan Wistar. Tikus

Sprague Dawley betina jarang sekali digunakan sebagai hewan percobaan karena

kondisi hormonal yang berfluktuasi pada waktu beranjak dewasa, sehingga

dikhawatirkan akan memberi respon yang berbeda dan dapat mempengaruhi hasil

penelitian. Tikus Sprague Dawley memiliki ciri-ciri berwarna albino putih, berkepala

kecil, dan ekornya lebih panjang daripada badannya dan pertumbuhan dari tikus

Sprague Dawley akan menurun setelah 100 hari.

Keuntungan menggunakan hewan model tikus Sprague Dawley adalah yang

mempunyai anatomi yang hampir sama dengan manusia, dapat bertahan hidup

dengan baik dalam kondisi laboratorium, memiliki karakteristik imunologis yang

mirip dengan manusia, secara ekonomi mudah didapatkan, memiliki ukuran yang

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

15  

lebih besar dari tikus mencit dan wistar sehingga mudah untuk digunakan sebagai

penelitian (Haris, 2009).

Aloksan Sebagai Bahan Induksi Diabetes Mellitus Tipe II

Aloksan adalah substrat yang secara struktural adalah derivat pirimidin

sederhana. Aloksan diperkenalkan sebagai hidrasi aloksan pada larutan encer.

Aloksan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada

binatang percobaan. Pemberian aloksan adalah cara yang cepat untuk menghasilkan

kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemik) pada binatang percobaan. Aloksan

juga bahan yang mudah didapatkan dan harganya yang ekonomis. Aloksan bersifat

toksik selektif terhadap sel beta pankreas yang memproduksi insulin karena

terakumulasinya aloksan secara khusus melalui transporter glukosa. Aloksan yang

dapat diberikan secara intervena, intraperitioneal, atau subkutan. Dosis pemberian

aloksan adalah 125 mg/kgBB. Kondisi hewan model sebelum melakukan

penyuntikan ini harus dalam keadaan puasa. Hewan model sebelum diinsuksi aloksan

harus terlebih dahulu dipuasakan selam 16 jam. Waktu pengukuran kadar glukosa

darah dilakukan tiga hari setelah penyuntikan. Pengukuran kadar glukosa darah harus

dalam keadaan puasa selama 16 jam sebelum pengukuran kadar glukosa darah

(Yuriska, 2012).

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

16  

MATERI DAN METODE

Lokasi dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada bulan November 2011-

Maret 2012. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Satwa Harapan Blok C

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Materi

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum kontrol, madu, kayu

manis dan 45 ekor tikus putih galur Sprague dawley yang positif DM II dengan umur

satu bulan dan bobot badan 100 g. Tikus model yang digunakan mengalami DM tipe

II akibat peyuntikan aloksan. Bahan lain yang digunakan adalah NaCl, aloksan,

alkohol 70 %. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang tikus,

tempat pakan dan air minum, alat digital pengukur gula darah (Blood glucose Test

Mater GlucoDrTM), penyaring kayu manis, blender natioanal, kapas, masker, spoit 1

ml, sarung tangan, alat tulis, kamera, komputer dan prog SAS.

Prosedur

Penyusunan Ransum Tikus

Penyusunan ransum dilakukan di laboratorim Nutrisi Pedaging Departemen

INTP, Fakultas Peternakan dan pembuatan pellet pakan dilakukan di industri pakan

indofeed, Bogor. Penyusunan pakan ini dilakukan dengan terlebih dahulu

menyiapkan segala bahan pakan yang dibutuhkan. Bahan atau formulasi pakan yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

17  

Tabel 3. Kualitas Bahan Pakan Tikus Percobaan

Bahan BK PK LK SK Ca P EM

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (Kkal/g)

Jagung 89,74 8,51 3,59 2,5 0,01 0,28 3,620

Dedak padi 87,7 13 8,64 13,9 0.08 1,39 1,900

Bungkil Kedelai 88,10 46,90 2,66 5,90 0.37 0,71 2,550

Tepung Ikan 91,90 55 7,52 0,7 7,19 2.88 2,750

DCP 90 0 0 0 16 21 0

NaCl 90 0 0 0 0.3 0 0

CaCO3 90 0 0 0 38 0 0 Sumber : Hartadi et al.(1990)

Tabel 4. Komposisi Ransum Tikus

Bahan Jumlah PK LK SK Ca P BETN EM

BK (%) (%) (%) (%) (%) (%) (Kkal/kg)

Jagung 45 3,83 1,71 1,13 0 0,13 33,39 1,485

Dedak padi 33 4,29 1,65 3,96 0,02 0,07 20,13 6,27

Bungkil kedelai

12 5,40 0,06 0,36 0,02 0,04 4,86 3,06

Tepung ikan 6 1,80 0,12 0,06 0,39 0,17 3,54 165

DCP 1 0 0 0 0,22 0 0,90 0

Garam 2 0 0 0 0,01 0 1,80 0

CaCO3 1 0 0 0 0,38 0 0,90 0

Total 15,32 3,54 5,51 1,04 0,41 65,52 2,583

Keterangan : BK: Bahan Kering; PK : Protein Kasar; LK: Lemak Kasar SK: Serat Kasar; BETN: Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; EM: Energi Metabolis.

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

18  

Analisis Komposisi Nutrien Madu dan Kayu Manis

Madu yang dicampur dengan bubuk kayu manis terlebih dahulu dilakukan

penggilingan kayu manis dengan menggunakan mesin penggiling. Masing-masing

bahan seperti bubuk kayu manis dan madu kemudian dianalisis jumlah kalorinya

dengan Bom Kalorimeter di Laboratorium Industri Pakan Institut Pertanian Bogor.

Tabel 5. Hasil Uji Proksimat Komposisi Nutrien dari, Madu dan KayuManis.

Bahan Bahan Kering (%)

Protein Kasar (%)

Lemak Kasar (%)

Serat Kasar (%)

Kayu Manis*

Madu**

94,17

63,73

7,66

1,16

6,07

0,87

25,53

-

Keterangan : *) Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

**) Laboratorium Nutrisi dan Biologi Radiasi , PAU, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Persiapan Hewan Model

Tikus sebanyak 45 ekor dipelihara dalam kandang dan terlebih dahulu

ditimbang bobot badannya ± 98,6 - 100 g/ekor kemudian diberi pakan sejumlah 10

g/ekor/hari dan memberikan air minum ad libitum. Adaptasi terhadap pakan dan

lingkungan atau kandang yang baru dilakukan selama ± 14 hari

Penyuntikan Aloksan

Hewan model sebanyak 45 ekor yang sudah beradaptasi dengan lingkungan

baru dipuasakan selama 16 jam sebelum dilakukan penyuntikan aloksan dengan

dosis 125 cc/Kg BB (Yuriska, 2012). Penyuntikan aloksan pada tikus tepatnya di

bagian subkutan. Cara penyuntikan subkutan adalah menentukan lokasi penyuntikan

yaitu 1/3 atas lengan atas atau 1/3 atas paha atas sekitar pusat atau 1/3 bagian dorsal.

Kulit diangkat sedikit dengan cubitan ringan oleh tangan kiri kemudian jarum

ditusukkan mengarah ke atas kira-kira sudut suntikan 45o. Setelah penyuntikan

aloksan tikus dipuasakan lagi selama satu jam kemudian baru diberikan pakan dan

minuman selama lima hari. Pemberian pakan dilakukan satu kali dalam sehari yaitu

pada pukul 07.00 WIB dengan jumlah pakan yang diberikan 10 g/ ekor. Pemberian

perlakuan yaitu madu dengan tambahan kayu manis sesuai dengan dosis yang sudah

ditentukan diberikan selama dua hari setelah tikus percobaan mengalami Diabetes

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

19  

mellitus tipe II pada pukul 08.00 WIB. Hari kelima hewan model dipuasakan selama

16 jam lagi dan kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah tikus.

Rancangan dan Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL fac torial intime dalam

waktu yang sama dengan dua faktor. Faktor pertama terdiri dari lima jenis perlakuan

yaitu:

K = Kelompok kontrol yang diberi ransum kontrol dan air minum biasa.

M = Kelompok yang diberi ransum kontrol + madu sebanyak 1 ml/ ekor

CM = Kelompok yang diberi ransum kontrol + kayu manis sebanyak 0,004 g/ekor

C1M = Kelompok yang diberi ransum kontrol + madu 1 ml/ekor + kayu manis 0,004 g/ekor

C2M = Kelompok yang diberi ransum kontrol + madu 1 ml/ekor + kayu manis 0,008 g/ekor

Faktor kedua adalah waktu pengambilan data (empat titik) yaitu 30 menit, 60 menit,

24 jam, dan 26 jam setelah pemberian perlakuan. Menurut Mattjik dan Sumertajaya

(2006) model matematika yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Yijk = µ + αi + γij + ωk + γjk + αωik +€ijk

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan untuk perlakuan pemberian madu yang dicampur dengan bubuk kayu manis terhadap tikus yang mengalami kadar gula darah tinggi

µ = Rataan kadar gula darah

αi = Pengaruh faktor perlakuan (kontrol, kayu manis 0,004 g, madu 1 ml, kayu manis 0,004 g + 1 ml madu dan kayu manis 0,008 g + 1 ml madu)

γij = Komponen acak perlakuan

ωk = Pengaruh waktu Pengamatan

γjk = Komponen acak waktu pengamatan

αωik = Pengaruh interaksi antara perlakuan dengan waktu

€ijk = Komponen acak dari interaksi antara perlakuan dengan waktu

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

20  

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati yaitu kadar glukosa darah tikus dalam keadaan normal,

setelah diinduksi aloksan dan setelah pemberian perlakuan. Sebelumnya dilakukan

pengukuran konsumsi karbohidrat, protein dan lemak dan asupan kalori.

Gula Darah

Pengukuran gula darah dilakukan pada keadaan tikus sehat, setelah diinduksi

aloksan dan setelah pemberian perlakuan. Pengamatan dilakukan pada menit ke 30,

60, 24 jam dan 26 jam stelah dicekok dengan perlakuan (Adnyana et al. 2004).

Pengukuran glukosa darah dilakukan dengan menggunakan alat Blood glucose Test

Mater GlucoDrTM. Darah diambil dari bagian arteri caudalis yang sebelumnya telah

dibersihkan dengan alkohol 70%. Darah yang sudah diambil disentuhkan ke alat

glukometer. Kadar glukosa akan terbaca dilayar GlucoDrTM setelah 11 detik

pengamatan dalam satuan mg/dl.

Konsumsi Karbohidrat, Lemak, Protein dan Asupan Kalori

  Pengukuran konsumsi karbohidrat, lemak kasar dan protein kasar dilakukan

dengan cara perkalian konsumsi bahan kering dan bahan perlakuan dengan jumlah

kandungan karbohidrat dari pakan untuk karbohidrat. Begitu juga dengan

perhitungan lemak dan protein. Hasil konsumsi bahan kering dan bahan perlakuan

dikalikan dengan kandungn protein kasar untuk konsumsi protein. Konsumsi lemak

juga dihitung dengan cara perkalian bahan kering pakan dan bahan perlakuan dengan

jumah protein kasar. Asupan kalori dihitung dengan cara karbohidrat dikalikan

dengan 4,1 satuan kalori/g, untuk lemak dikalikan 9,1 satuan kalori/g, dan protein

dikalikan 4 satuan kalori/g.

   

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

21  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

Hasil perhitungan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan sumbangan

kalori dari karbohidrat, protein dan lemak dari ransum, madu, kayu manis dan

campuran antara madu dan kayu manis yang diberikan pada hewan model selama

satu bulan penelitian, seperti tertera pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Konsumsi BETN, Lemak, dan Protein Tikus Selama Penelitian

Perlakuan Bahan Kering (g) BETN (g) Lemak (g) Protein (g)

K

M

CM

C1M

C2M

8,90

9,88

8,90

9,88

9,89

5,83

7,09

5,83

7,04

7,09

0,31

0,45

0,44

0,45

0,45

1,36

1,37

1,36

1,37

1,37

Keterangan : K = ransum kontrol + air biasa; M = ransum kontrol + madu; CM = ransum kontrol + kayu manis 0,004 g; C1M = ransum kontrol + kayu manis 0,004 g + madu 1 ml; C2M = ransum kontrol + kayu manis 0,008 g + madu 1ml; (Hasil perhitungan, 2012).

Tabel 7. Konsumsi Total Energi asal BETN, Lemak Kasar, dan Protein Kasar

Perlakuan Energi Asal BETN

(kal)

Energi Asal

LK (kal)

Energi Asal

PK (kal)

Total Energi

(kal/ekor/hari)

K

M

CM

C1M

C2M

23,90

29,07

23,90

28,86

29,07

2,82

4,09

4,00

4,09

4,09

5,44

5,48

5,44

5,48

5,48

32,16

38,64

33,34

38,43

38,64 Keterangan : K = ransum kontrol + air biasa; M = ransum kontrol + madu; CM = ransum kontrol +

kayu manis 0,004 g; C1M = ransum kontrol + kayu manis 0,004 g + madu 1 ml; C2M = ransum kontrol + kayu manis 0,008 g + madu 1ml; (Hasil perhitungan, 2012).

Hasil pada Tabel 6 dan Tabel 7 menunjukkan jumlah karbohidrat atau total

asupan kalori dari karbohidrat, protein dan lemak yang masuk ke dalam tubuh tikus.

Pemberian pakan dilakukan setiap harinya dalam waktu kurang lebih satu bulan dan

pemberian perlakuan dilakukan selama dua hari pengamatan. Bagi penderita

penyakit diabetes mellitus tipe II jumlah asupan makanan sangatlah berpengaruh

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

22  

terhadap status kalori yang ada di dalam tubuh. Jumlah kalori asal karbohidrat yang

dikonsumsi akan sangat berpengaruh terhadap kadar glukosa darah, karena pada

penderita diabtes mellitus tipe II mengalami resistensi insulin, sehingga apabila

jumlah glukosa banyak masuk kedalam tubuh akan mengakibatkan penumpukan

glukosa darah pada darah.

Pembuatan hewan model diabetes tipe II ini dengan cara penyuntikan aloksan

dengan dosis 125 mg/ kg BB. Penyuntikan aloksan mengakibatkan kerusakan sel β

pankreas. Kerusakan sel β pankreas ini mengakibatkan hormon insulin tidak

diproduksi dengan baik. Resistensi insulin mengakibatkan asupan karbohidrat dan

kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa diantarkan ke sel, sehingga glukosa

menumpuk di darah. Akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat seperti yang

terjadi pada penderita diabetes mellitus tipe II. Hal ini lah yang mengakibatkan

konsumsi karbohidrat yang diberikan tidak dapat di metabolisme di dalam tubuh

tikus untuk menjadi ATP, sehingga glukosa yang berasal dari pakan menumpuk di

dalam darah.

Kebutuhan karbohidrat dari pakan bagi seekor tikus dengan berat 98,6 g –

100 g adalah 3,6 – 4,5 g (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Jumlah karbohidrat

minimal yang dikonsumsi oleh masing-masing tikus selama penelitian sebesar 5,83 –

7,09 g. Jumlah karbohidrat yang masuk kedalam tubuh tikus melebihi dari batas

normal yaitu 3,6 – 4,5 g. Bila dibanding dengan yang disarankan Smith dan

Mangkoewidjojo (1988) jumlah karbohidrat yang masuk kedalam tubuh hewan

model sudah diatas batasan normal tetapi bukanlah menjadi salah satu penyebab

kadar glukosa darah meningkat.

Total asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh tikus berkisar antara 32,16 –

38,64 kalori/ekor/hari yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Jumlah

kalori ini belum melebihi batas normal kalori yang dibutuhkan tikus untuk

pertumbuhan. Jumlah kalori yang dibutuhkan tikus untuk pertumbuhan adalah 60

kalori (NRC, 1995). Hal ini menunjukkan jumlah asupan kalori asal karbohidrat,

lemak dan protein belum menjadi penyebab penyakit diabetes mellitus.

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

23  

Kadar Glukosa Darah

Hasil pengukuran kadar glukosa darah tikus model pada saat keadaan normal

dan setelah diinduksi aloksan dengan dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam,

tertera pada Tabel 8.

Tabel 8. Kadar Gukosa Darah Hewan Model pada Kondisi Normal dan setelah Diinduksi Aloksan

Kelompok hewan

model

Kadar glukosa darah normal

(mg/dl)

Kadar glukosa darah

diinduksi aloksan (mg/dl)

K 72,00 ± 1,00 360,67 ± 220,30

M 102,00 ± 44,03 479,33 ± 209,00

CM 103,67 ± 15,31 520,30 ± 106,02

C1M 108,33 ± 53,26 265,33 ± 12,86

C2M 99,33 ± 30,46 365,00 ± 184,58

Rata-rata 92,27 ± 26,89 398,13 ± 169,10

Keterangan : K = ransum kontrol + air biasa; M = ransum kontrol + madu; CM = ransum kontrol + kayu manis 0,004 g; C1M = ransum kontrol + kayu manis 0,004 g + madu 1 ml; C2M = ransum kontrol + kayu manis 0,008 g + madu 1ml; (Hasil perhitungan, 2012).

Kadar glukosa darah hewan model dalam keadaan normal setelah dipuasakan

selama 16 jam menunjukkan kadar glukosa yang normal yaitu dengan rata-rata 92,27

± 26,89 mg/dl. Hasil yang didapatkan sesuai dengan penelitian sebelumnya (Taguchi,

1985) yang mengatakan bahwa kadar glukosa normal pada tikus jantan dengan galur

Spraque dawley 105,20 ± 14,2 mg/dl. Hewan yang masih dalam keadaan sehat atau

normal ini diberikan ransum standar sebanyak 10 g/ekor/hari. Kadar glukosa yang

normal ini terjadi karena proses metabolisme glukosa dalam tubuh berlangsung

dengan baik. Hewan model dalam keadaan normal atau belum mengalami

kerusakaan sel β pankreas yang memiliki hormon insulin sehingga masih dapat

berperan aktif dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dalam

tubuh. Metabolisme karbohidrat dalam tubuh tidak terlepas dari peranan hormon

insulin. Masuknya glukosa ke dalam darah pada hewan normal akan mengakibatkan

kadar glukosa darah meningkat dan menyebabkan tersekresinya hormon insulin dari

sel β pankreas. Hormon insulin akan bekerja mengantarkan glukosa yang masuk ke

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

24  

semua sel yang membutuhkan, sehingga keadaan glukosa dalam darah tetap normal

dan mengakibatkan hewan model tetap dalam keadaan sehat.

Metabolisme hewan model akan berubah ketika mengalami gangguan pada

sel β pankreas. Kadar glukosa darah akan meningkat jika tidak ada hormon insulin

yang disekresikan oleh sel β pankreas. Sel β pankreas yang mengalami kerusakan

akibat penyuntikan aloksan akan dapat disembuhkan kembali, namun ada yang

mengalami kerusakan total sehingga pankreas tidak dapat menghasilkan hormon

insulin. Hal ini disebabkan oleh cara dan dosis penyuntikan aloksan yang kurang

tepat. Kadar glukosa darah hewan model ini mengalami peningkatan setelah

dilakukan penyuntikan dengan aloksan. Kadar glukosa darah dari semua perlakuan

meningkat menjadi lebih dari 105 mg/dl dalam keadaan puasa.

Kadar glukosa darah pada hewan model setelah diinduksi aloksan mengalami

peningkatan yang sangat tinggi yaitu rata-rata 398,13 mg/dl atau aloksan dapat

meningkatkan kadar glukosa darah hewan model sekitar 432,60 % dibandingkan

dengan kadar glukosa darah tikus pada keadaan normal sebelum diinduksi aloksan.

Hal ini menunjukkan bahwa efek penginduksian aloksan dengan dosis 125 mg/kgBB

berhasil mengakibatkan hewan model menderita diabetes mellitus. Penelitian

sebelumnya yang menggunakan hewan model juga mengalami peningkatan kadar

glukosa darah pada tikus dengan cara penginduksian aloksan melalui subkutan

(Studiawan dan Santoso, 2010).

Penyuntikan aloksan mengakibatkan kerusakan sel β pankreas secara total

sehingga produksi insulin semakin sedikit, dan berakibat pada peningkatan kadar

glukosa darah yang permanen. Yuriska (2012), mengatakan aloksan juga berpotensi

merusak substansi esensial di dalam sel β pankreas sehingga menyebabkan

berkurangnya granula-granula reseptor insulin. Kerusakan sel β pankreas setelah

diinduksi oleh aloksan sama kondisinya dengan penderita diabetes mellitus tipe II.

Pemilihan penggunaan aloksan dalam membuat hewan model diabetes

mellitus tipe II dilatar belakangi oleh aloksan yang mudah didapatkan, harganya

murah dan cepat mengakibatkan resistensi insulin. Selain aloksan terdapat juga

senyawa aktif yang dapat menyebabkan diabetes mellitus yaitu streptozotosin.

Streptozotosin dapat digunakan untuk menghasilkan hewan model mengidap diabetes

mellitus tipe I dan diabetes mellitus tipe II, tetapi penggunaan streptozotosin ini lebih

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

 

su

al

w

he

sa

da

pe

de

w

G

Ke

da

0,

(A

K

pe

se

ulit didapatk

loksan. Perb

waktu yang

ewan mode

ampai sepul

an sensitivit

Hasil

emberian p

engan tujua

waktu pengam

Gambar 4. G Pe

eterangan : K kayran

Berda

ata tidak ber

,05). Penga

Adnyana et

Kadar gluko

erlakuan tid

el β pankrea

0

100

200

300

400

500

30 

Kadar glumg/dl

kan, hargan

bedaan pen

relatif lebih

el atau tikus

luh minggu

tas sel β terh

pengukuran

erlakuan ya

an ingin m

mbilan data

Gambaran Kaemberian Pe= ransum konyu manis 0,00nsum kontrol +

asarkan has

rpengaruh t

ambilan wak

t al.,2004)

osa darah m

dak menunju

as oleh pemb

menit 60 m

Waktu pe

ukosa

nya yang l

nggunaan a

h lama. Pe

s berumur 2

tikus terseb

hadap gluko

n kadar glu

aitu pada m

melihat kine

a dengan pem

adar Glukoerlakuan ntrol + air bias04 g; C1M = r+ kayu manis

sil uji statis

terhadap pen

ktu yang s

yang meng

mulai dari

ukkan adany

berian alok

menit 24 j

engambilan d

lebih mahal

loksan den

nggunaan s

2 hari setel

but mengala

osa (Nugroh

ukosa darah

menit ke 3

etika gluko

mberian per

sa Darah Pa

sa; M = ransuransum kontro0,008 g + ma

stik, waktu

nurunan ka

ingkat ini s

ggunakan b

menit ke 3

ya penuruna

san menunj

jam 26 j

ata

l, dan peng

ngan strepto

streptozotos

lah kelahira

ami ganggu

ho, 2006).

dilakukan s

0, menit ke

sa terhadap

rlakuan terl

ada Waktu y

m kontrol + mol + kayu man

adu 1ml; (Hasi

u yang ditet

dar glukosa

sejalan den

buah meng

30 sampai

an pada sem

ukkan keru

am

ggunaanya

ozotosin leb

sin ini dilak

an, dan pad

uan respon t

sebanyak em

e 60, 24 ja

p waktu. G

lihat seperti

yang Berbe

madu; CM = ranis 0,004 g + il perhitungan

tapkan dala

a darah tikus

ngan penelit

gkudu sebag

26 jam se

mua perlaku

usakan perm

berbeda de

bih terlihat

kukan pada

da umur de

terhadap glu

mpat kali se

am dan 26

Gambaran a

Gambar 4.

da Setelah

ansum kontromadu 1 ml; C

n, 2012).

am pengam

s percobaan

tian sebelum

gai antidiab

telah pemb

uan. Pengrus

manen.

K

M

CM

C1M

C2M

25

engan

pada

a saat

elapan

ukosa

etelah

jam,

antara

l + C2M =

mbilan

n (P >

mnya

betes.

berian

sakan

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

26  

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini diduga bahwa pemberian kayu

manis 0,004 g dan madu 1 ml dengan waktu yang singkat yaitu 30 menit, 60 menit,

24 jam dan 26 jam tidak memberikan pengaruh yang signifikan dalam penurunan

kadar glukosa darah pada tikus penderita diabetes mellitus tipe II. Obat herbal adalah

jenis obat yang tidak dapat dilihat khasiat atau hasilnya dalam waktu yang singkat.

Penelitian sebelumnya dengan menggunakan bahan herbal lainnya dalam

menurunkan kadar gula darah dilakukan selama 3 bulan dengan alasan karena respon

obat herbal tidak sama dengan respon dari obat kimia yang dapat dilihat hasilnya

secara singkat (Gunawan, 2011).

Pengaruh pemberian perlakuan yaitu madu, kayu manis dan interaksi antara

kayu manis dengan madu pada tikus yang mengalami diabetes mellitus tipe II. Kadar

glukosa darah setelah pemberian perlakuan terlihat pada Tabel 10.

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

27  

Tabel 9. Kadar Glukosa Darah Hewan Model Setelah Pemberian Perlakuan

Jenis

perlakuan

Kadar gula darah tikus putih (mg/dl)

Kadar glukosa

diinduksi aloksan

30 menit 60 menit 24 jam 26 jam Rata-rata

K 360,67 ± 220,30 360,67 ± 220,30

360,67 ± 220,30

360,67 ± 220,30

360,67 ± 220,30

360,67 ± 220,30d

M 479,33 ± 209,00 264,33 ± 188,88 252,66 ± 180,28

289,33 ± 242,46 251,00 ± 171,03

264,33 ± 169,29c

CM 520,30 ± 106,02 314,00 ± 170,27

421,00 ± 60,83

311,83 ± 157,03 399,67 ± 250,36

353,67±160,82b

C1M 265,33 ± 12,86 433,50 ± 27,57

331,00 ± 204,27

297,00 ± 158,37 409,00 ± 268,23

361,64 ± 176,26b

C2M 365,00 ± 184,58 476,67 ± 58,59

460,67 ± 73,92 492 ± 53,84 485,33 ± 44,64

458,92 ± 57,96a

Rata-rata 398,13 ± 169,10 309,43 ± 173,09 313,87 ± 172,78 275,07 ± 163,45 329,00 ± 209,58 306,79 ± 177,13

Keterangan : K = ransum kontrol + air biasa; M = ransum kontrol + madu; CM = ransum kontrol + kayu manis 0,004 g; C1M = ransum kontrol + kayu manis 0,004 g + madu 1 ml; C2M = ransum kontrol + kayu manis 0,008 g + madu 1ml; (Hasil perhitungan, 2012).

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

28  

Hasil pengamatan dari 30 menit sampai dengan 26 jam setelah pemberian

perlakuan terlihat perbedaan kadar glukosa darah bila dibandingkan dengan kadar

glukosa darah setelah diinduksi aloksan yaitu menunjukkan adanya penurunan kadar

glukosa darah bila dibandingkan dengan kadar glukosa darah setelah diinduksi

aloksan. Secara statistik perlakuan yang diberikan berpengaruh menurunkan kadar

glukosa darah (P < 0,05).

Kadar glukosa darah pada perlakuan kontrol dengan konsumsi BETN

sebanyak 5,83 g setelah diinduksi aloksan yaitu 360,67 ± 220,30 mg/dl. Pada

perlakuan kontrol hewan model hanya diberikan air minum saja sebanyak 1 ml dan

pengukuran kadar glukosa darah hanya dilakukan pada 30 menit pertama.

Pengukuran kadar glukosa darah pada hewan kontrol dilakukan satu kali karena

asumsi datanya sama.

Perlakuan madu (1ml/ ekor) dengan konsumsi BETN sebanyak 7,09 g

memberikan respon yang lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah bila

dibandingkan dengan perlakuan kayu manis dengan dosis bertingkat. Pemberian

madu memberikan penurunan kadar glukosa darah sampai 264,33 ± 169,29 mg/dl

atau sekitar 33,61 % dibandingkan sesaat setelah diinduksi aloksan, namun masih

tinggi bila dibandingkan kadar glukosa normal. Madu yang diberikan dengan tujuan

sebagai sumber karbohidrat yaitu dari kandungan fruktosanya dengan mudah dapat

diserap sel tubuh tikus yang menderita Diabetes mellitus tipe II, terlihat pada hasil

perlakuan yang hanya diberikan madu mengalami penurunan kadar glukosa darah

walaupun tidak mencapai normal. Pengamatan pemberian madu yang dijadikan

sebagai sumber karbohidrat yaitu dari kandungan fruktosanya bagi hewan model

terlihat sedikit lebih segar walaupun dalam keadaan diabetes dibandingkan dengan

yang lain dan pada hewan jenis perlakuan ini yang lebih lama bertahan hidup.

Hewan model pada jenis perlakuan madu ini masih memiliki glikogen yang

disimpan didalam sel hati yang bisa digunakan apabila tidak tersedia lagi glukosa

yang dihantarkan oleh hormon insulin ke sel dan ke jaringan adiposa. Perbedaan

pengaruh yang diberikan oleh perlakuan madu ini juga dapat disebabkan karena

pemberian fruktosa dapat meningkatkan C-peptida yang dapat mempengaruhi

resistensi insulin. Mekanisme pemberian fruktosa menyebabkan keseimbangan

energi positif yang dapat berdampak pada peningkatan berat badan. Penimbunan

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

29  

dalam adiposit mengakibatkan konsentrasi asam lemak non-esterified meningkat dan

akibatnya dapat menurunkan sensifitas insulin melalui peningkatan kandungan lipida

intramyocelluler dalam sel otot tempat reseptor insulin berada (Ermawati, 2007).

Pada perlakuan kayu manis (CM) dengan konsusmi BETN sebanyak 5,83 g

menunjukkan kadar glukosa darah yang mengalami penurunan sekitar 11,17 % bila

dibandingkan kadar glukosa darah setelah diinduksi aloksan. Senyawa aktif di kayu

manis berupa cinnamtannin B1 dengan dosis 0,004 g/ekor masih belum mampu

menurunkan kadar glukosa darah. Disamping itu tingkat kerusakan sel β pankreas

yang lanjut mengakibatkan insulin tidak dapat diproduksi. Kayu manis mengandung

zat aktif yang disebut cinnamtannin B1 bertindak secara langsung pada reseptor

insulin subunit dengan mengaktifkan PI3-kinase yang akan merangsang translokasi

pengangkut glukosa 4 (Taher,2005).

Tikus yang diberi perlakuan kayu manis 0,004 g/ekor dan madu 1 ml/ekor

(C1M) dengan konsumsi BETN sebanyak 7,04 g mengalami penurunan kadar

glukosa darah sekitar 9,16 % dibandingkan dengan kadar glukosa darah sesaat

setelah diinduksi aloksan. Perlakuan kayu manis 0,008 g/ekor dan madu 1 ml/ekor

(C2M) dengan konsumsi BETN sebanyak 9,89 memberikan respon yang berbeda

yaitu menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah sekitar 13,24 % dibandingkan

dengan kadar glukosa darah setelah diinduksi aloksan. Perlakuan kayu manis (CM)

dengan dosis 0,004 g/ekor dan kayu manis 0,004 g/ekor dan madu 1 ml/ekor (C1M)

lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah bila dibandingkan dengan

perlakuan kayu manis 0,008 g/ekor dan madu 1 ml/ekor (C2M). Konsumsi BETN

yang sebanyak 9,89 g mengandung banyak glukosa sehingga mengakibatkan kadar

glukosa semakin meningkat di dalam darah, sehingga dengan dosis kayu manis 0,008

g tidak dapat lagi di metabolismekan di dalam tubuh tikus yang sudah mengalami

kerusakan sel β pankreas, sehingga kadar glukosa darah meningkat bila dibangkan

dengan kadar glukosa setelah diinduksi aloksan. Dosis kayu manis yang diberikan

sebanyak 0,004 g dengan bobot badan 100 g mengacu dari penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Azima et al. (2004). Hasil yang didapatkan sangatlah berbeda

dengan penelitian sebelumnya (Azima et al.,2004) terlihat jelas pada hasil glukosa

darah hewan model setelah diberikan perlakuan tidak memberikan penurunan kadar

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

30  

glukosa darah sampai pada batas normal yaitu dibawah 105,20 ± 14,2 mg/dl

(Taguchi, 1985).

Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi pada perlakuan kayu manis 0,004

g/ekor (CM) dan kayu manis 0,004 g/ekor dan madu 1 ml/ekor (C1M) tidak

bermakna secara statisktik karena hasil kadar glukosa darah yang didapatkan

memiliki standar deviasi yang tinggi. Standar deviasi yang tinggi ini antara lain

diakibatkan respon yang diberikan dari setiap hewan model yang bervariasi terhadap

kadar glukosa darah. Kadar glukosa yang berbeda-beda ini juga disebabkan karena

penyamarataan waktu pada ke 45 ekor tikus selama percobaan. Seharusnya waktu

harus diatur supaya setiap hewan bisa mendapatkan waktu yang sama selama

pengamatan. Terjadinya penurunan kadar glukosa darah pada perlakuan kayu manis

0,004 g/ekor (CM) dan kayu manis 0,004 g/ekor dan madu 1 ml/ekor (C1M) dalam

jumlah yang sedikit dan peningkatan kadar glukosa darah pada perlakuan kayu manis

0,008 g/ekor dan madu 1ml/ekor (C2M) ini diduga akibat cinnamtannin B1 yang

terdapat dalam kayu manis sebenarnya mempunyai dosis optimal dalam menggertak

kerja hormon insulin. Dugaan lain yaitu adanya pengaruh dari penyuntikan aloksan

yang mengakibatkan kerusakan permanen pada sel β pankreas. Kerusakan yang

permanen ini mengakibatkan zat aktif yang terdapat dalam kayu manis yaitu

cinnamtannin B1 tidak mampu untuk memperbaiki kerusakan sel β pankreas.

Selain pengaruh dari penyuntikan aloksan, kenaikan kadar glukosa darah dari

hewan model ini juga dapat diakibatkan karena faktor stress. Hewan model

mengalami stress ketika dilakukan pengambilan darah pada bagian ekor secara

berulang kali. Kondisi stres ini dapat menyebabkan hiperglikemia sesaat. Dilaporkan

juga bahwa obat-obatan yang bersifat sitotoksik terhadap sel β pankreas dan penyakit

pada pankreas dapat memicu terjadinya diabetes melltius atau kadar glukosa darah

meningkat (Handayani, 2005).

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

31  

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pengaruh penginduksian aloksan dengan dosis 125 cc/Kg BB telah

mengakibatkan kerusakan sel β pankreas. Perlakuan madu lebih efektif dalam

menurunkan kadar glukosa darah bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

Pemberian kayu manis kurang efektif dalam penurunan kadar glukosa darah bila

kondisi pankreas rusak total. Waktu yang ditentukan yaitu 30 menit, 60 menit, 24

jam dan 26 jam dalam pengambilan data tidak berpengaruh dalam penurunan kadar

glukosa darah.

Saran

Metode penyuntikan dan dosis aloksan perlu diperbaiki. Kerusakan sel β

pankreas oleh aloksan dengan dosis yang kurang tepat dapat mengakibatkan sel tidak

dapat mengalami regenerasi sehingga insulin sama sekali tidak dapat di produksi.

Ransum yang diberikan seharusnya semipurified diet supaya jumlah glukosa dapat

ditekan dengan menanambahkan kandungan fruktosa.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

32  

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat-

Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada Ir. B. N. Polii, SU sebagai dosen pembimbing skripsi yang

utama. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr.Ir. Dewi Apri Astuti, MS.

Sebagai dosen pembimbing skripsi kedua dan kepada Ir. Andi Murfi, Msi. sebagai

dosen pembimbing akademik. Terima kasih kepada Dr.Ir. Salundik, Msi dan Prof.

Dr.Ir.I. Komang G. Wiryawan sebagai dosen penguji.

Penulis mengucapakan terima kasih kepada kedua orang tua, Ayah Horasman

Malau dan Ibu Derita Masdi Silalahi yang telah memberikan doa, dukungan moral

maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan kewajiban

belajar selama ini. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk saudara terkasih

Ladistar, Eni, Masrina, Torkis, Duon dan Merrys terima kasih untuk doa dan

dukungan dan motivasinya selama menjalankan perkuliahan dan selama pengerjaan

tugas akhir berlangsung. Terima kasih juga kepada rekan sepenelitian saya Gigih Y.

Perwira, terim kasih untuk dukungan, bantuan dan semangatnya selama penelitian

dan pengerjaan tugas akhir ini.

Terima kasih penulis sampaikan untuk Astra, Ayu Lestari, Paingat, Amudi,

Erti, Ester, Regina, Atik, Nanda, Innesya, IPTP 45 yang telah memberikan bantuan

dan dukungan selama penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk

sahabat Ruth, Handrio dan Immanuel yang telah memberikan dukungan dan motivasi

kepada penulis selama perkuliahan dan pelaksanaan tugas akhir ini. Kepada teman-

teman Gunawan, Tiur, Ria, Chastro, Fitrina, Hisar, Riko, Cheant, Debora, Eksas,

Christine, Verawati, Christini, Puyun, Leo, Liber, Gio, Kopral 45, Felichazqizorhe,

teman-teman Pondok Putri YN Weny, Dora, Posma, Viva, Lidia, Dita, Heny, Putri,

Melly, Mellysa, Rizky, Wirda, Rara, Ester, Septi, Dian, Satriani, Evi, Febi, Nella,

Christina, Gusti, Nikita teman- teman Persekutuan Oikumene Protestan Katolik

Fapet dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini. Terimakasih sudah menjadi sahabat yang selalu memberikan dukungan,

kerjasama, semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan tugas

akhir ini dengan baik. Terima kasih kepada semua dosen dan staf yang ada di

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

33  

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis, masyarakat dan seluruh pembaca.

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

34  

DAFTAR PUSTAKA

Aden, R. 2010. Manfaat dan Khasiat Madu. Hanggar Kreator, Yogyakarta.

Adnyana, K. I., E. Yulinah, Andreanus, E. Soemardji, M. I. Komolosasi, J. I. Iwo, Sigit & Suwendar. 2004. Uji aktivitas antidiabetes ekstrak etanol mengkudu (Morinda citrifolia L.). J. Farma dan Toksik. 29 (2) :2004 -2043.

Al Jamili, S. 2004. Khasiat madu dalam Al-qur’an & Sunnah. Jakarta: Cendikia Sentra Muslim.

American Diabetes Mellitus Association. 2004. Clinical Practice Recomendation. USA : Johnson and Johnson Company.

Azima, F., D. Muchtadi, F. R. Zakaria, & B. P. Priosoeryanto. 2004. Potensi anti hiperkolesterol ekstrak cassia vera (Cinnamomun burmanii Nees ex Blume). J. Teknologi dan Industri Pangan. 15 (2) : 0216-2318.

Budiyanto, M. A. K. 2002. Efek hipolipidemik dan hipoglikemik. Nata de coco sglu pada tikus wistar. Disertasi. Universitas Airlangga, Surabaya.

Ermawati, D. 2007. Pengaruh suplementasi fruktosa terhadap profil glukosa darahdan profil

lipida darah pasien diabetes mellitus tipe II. Skripsi. Fakultas Kedokteran Unibraw, Malang.

Farrel, K.T. 1990. Spice, Condiments and Seasoning. 2nd edition. New York: Nostrand Reinhold.

Gojmerac,W. L. 1983. Bees, Beekeeping, Honey, and Pollination. The AVI Publishing Co. Inc. Westport. USA.

Gunawan, E.S. 2011. Pengaruh pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomun burmanii) terhadap gambaran mikroskopis hepar, kadar SGOT dan SGPT darah mencit BALB/C yang diinduksi paracetamol. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.

Haris, R. A. 2009. Efektivitas penggunaan iodin 10%, iodin 70% dan iodin 80% dan NaCL

dalam percepatan penyembuhan luka pada punggung tikus jantan Sprague Dawley. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiah Surakarta, Surakarta.

Hartadi, H., S. Reksokadiprodjo & A. D. Tillman. 1990. Tabel komposisi pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada. Universitas Press Yogyakarta.

Jung U. J., M. K. Lee, Y. B. Park, S. M. Jeon, & M. S. Choi. 2006. Antihyperglycemic and antioxidant properties of caffeic acid in db/ db mice. J. Pharmacol and Experiment Therapeutics 318:476-483.

Katzung, B. G. 1992. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Linder, M. C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Karbohidrat. Dalam : Maria C. Linder, editor. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Universitas Indonesia-Press: 27-58.

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

35  

Mattjik, A. A., & I. M. Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid 1. Edisi ke-2. Institut Pertanian Bogor (IPB) Press, Bogor.

Murtidjo, B. A. 1991. Memelihara Lebah Madu. Kanisius, Yogyakarta.

National Research Council. 1995. Nutrient Requirement of Laboratory Animals, Fourt Revised Edition. National Academy Press, Washington D.C.

Nugroho, A. E. 2006. Hewan percobaan diabetes melitus: Patologi dan mekanisme aksi diabetogenik. J. Biodiversitas. 4:378-382.

Purbaya, J. R. 2002. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Madu Alami. Pionir Jaya, Bandung.

Ramesh, B. & K.V.Pugalendi. 2006. Antihyperglycemic effect of umbelliferone in streptozotocin-diabetic rats. J. Med Food 9 (4) : 562–566.

Rismunadar, F & B. Paimin. 2001. Kayu Manis Budi daya & Pengolahan. Jakarta: Penebar swadaya, Jakarta.

Sarwono, B. 2001. Kiat mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.

Shen Yan., M. Fukushima, Y. Ito, E. Muraki, T. Hosono, T. Seiki & T. Ariga. 2010. Verification of the antidiabetic effects of cinnamon (Cinnamomun zeylanicum) using insulin uncotrolled type 1 diabetic rats and cultured adipocytes. J. Biosel 14 (12): 2418-2445.

Sihombing, D.T. H. 1994. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Smith, J.B. & M. Soesanto. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta. Universitas Indonesia Salemba 4 : 37-48.

Studiawan, H. & M. H. Santoso. 2005. Uji aktivitas penurunan kadar glukosa darah ekstrak daun Eugenia polyantha pada mencit yang diinduksi aloksan. Skripsi. Fakultas Farmasi. Unuversitas Airlangga. Surabaya.

Suarez, A., S. Tulipani, S. Romandani, E. Bertoli, & M. Battino. 2010. Contribution of honey in nutrition and human health. J. Nutr Metab 3: 15-23.

Suarsana, I. N., B. P. Priosoeryanto, T. Wrediyanti, & M. Bintang. 2010. Sintesis glikogen hati dan otot pada tikus diabetes yang diberi ekstrak tempe. J. Veteriner ISSN : 1411-8327.

Suranto, A. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Agromedia Pustaka, Tangerang.

Suyono, S. 1992. Upaya pencegahan primer diabetes dan sekunder dalam mengantisipasi ledakan penderita diabetes menjelang abad ke 21. Pidato Pengukuhan guru besar FKUI Ed., Mosby, London :523-539.

Sumoprastowo, R. M & R. A. Suprapto. 1993. Beternak Lebah Madu Moderm. Jakarta : Bhratara.

Taguchi, Y. 1985. Experimental Animals. Tokyo: Clea Japan, Inc.

Taher, M. 2005. Isolation and invitro antidiabetic properties of a poanthocyanidin from Cinnamomun zeylanicum. Tesis. Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

36  

Tjay, T. H & K. Raharja. 2002. Obat- obatan Penting, Khasiat, Penggunan dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Kelima. PT Elax Media Komputindo, Jakarta.

Yuriska, A. F. 2012. Efek aloksan terhadap kadar glukosa darah tikus wistar. Skripsi. Fakultas Kedoteran. Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.

Waspadji, S. 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Woodley, M. & A. Whelan. 1995. Pedoman Pengobatan. Edisi 1. Yayasan Essentia Medica. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.

LAMPIRAN

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

37  

Lampiran 1. Hasil Uji Anova Kadar Glukosa pada Perlakuan dan Waktu yang Berbeda

Pengamatan DF Type I SS Rata-rata F Value Pr > F

Perlakuan 4 882996,93 220749,23 21,43 <,0001

r(perlakuan) 10 553497,63 55349,76 5,37 0,0004

Jam 3 24762,18 8254,05 0,80 0,5053

r(jam) 6 58079,41 9679,90 0,94 0,4852

perlk*jam 12 68999,47 5749,96 0,56 0,8533

Lampiran 2. Uji Lanjut dengan Menggunakan Uji Duncan dengan Program SAS 9.1.3.

Perlakuan Rata-rata pengulangan Grup duncan

M 458,92 12 A

Kontro 367,63 12 B

CM 353,67 12 B

C1M 264,33 12 C

C2M 100 12 D

Lampiran 3. Kondisi Kandang dan Pemeliharaan Tikus (a) Posisi Punyusunan Kandang, (b) Kandang Perlakuan, (c) Pencampuran Bahan Ransum Kontrol, (d) Proses Pelleting

(a) (b)

Posisi Penyusunan Kandang Kandang Perlakuan

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

38  

(c) (d)

Pencampuran Bahan Ransum Kontrol Proses Pelleting

Lampiran 4. Proses Pengambilan Darah (a) Pengambilan Darah, (b) Pengukuran Glukosa Darah,

(a) (b)

Pengambilan Darah Pengukuran Glukosa Darah

Lampiran 5. Aloksan, Madu dan Kayu Manis (a) Bahan Aloksan, (b) Bahan Madu, (c) Kayu Manis

(a) (b)

Bahan Aloksan Bahan Madu

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

39  

(c)

Bahan Kayu Manis

Lampiran 6. Konsumsi Kalori Tikus Diabetes Mellitus Tipe II per Perlakuan

Perlakuan Kalori (Kkal)

Kontrol

M

CM

C1M

C2M

8,9g x 2,58 Kkal/g = 22,96

(1,54g x 3,29 Kkal/g) + 22,96 = 28,02

(0,004g x 4,14 Kkal/g) + 22,96 = 22,97

(0,004g x 4,14 Kkal/g) + (1,54g x 3,29 Kkal/g) + 22,96 = 28,03

(0,008g x 4,14 Kkal/g) + (1,54g x 3,29 Kkal/g) + 22,96 = 28,05

Lampiran 7. Konsumsi Lemak Tikus Diabetes Mellitus Tipe II per Perlakuan

Perlakuan Konsumsi Lemak (g/ekor/hari)

Kontrol

M

CM

C1M

C2M

8,9g x 3,54% = 0,31

(1,54g x 0,87%) + 0,31 = 0,45

(0,004g x 6,07%) + 0,31 = 0,44

(0,004g x 6,07%) + (1,54g + 0,87%) + 0,31g = 0,45

(0,008g x 6,07%) + (1,54g + 0,87%) + 0,31g = 0,45

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

40  

Lampiran 8. Konsumsi BETN Tikus Diabetes Mellitus Tipe II per Perlakuan

Bahan BETN (g)

Kontrol

M

CM

C1M

C2M

8,9g x 65,52% = 5,83

(1,54g x 82,4%) + 5,83 = 7,09

(0,004g x 79,8%) + 5,83 = 5,83

(0,004g x 79,8%) + (1,54g x 82,4%) + 5,83 = 7,04

(0,008g x 79,8%) + (1,54g x 82,4%) + 5,83 = 7,09

Lampiran 9. Konsumsi Protein Tikus Diabetes Mellitus Tipe II per Perlakuan

Bahan Protein Kasar (g)

Kontrol

M

CM

C1M

C2M

8,9g x 15,32% = 1,36

(1,54g x 1,16%) + 1,36 = 1,37

(0,004g x 7,66%) + 1,36 = 1,36

(0,004g x 7,66%) + (1,54g x 1,16%) + 1,36 = 1,37

(0,008g x 7,66%) + (1,54g x 1,16%) + 1,36 = 1,37

Lampiran 10. Perhitungan Energi Asal BETN

Bahan Energi Asal BETN (kal)

Kontrol

M

CM

C1M

C2M

5,83g x 4,1 kal = 23,90

7,09g x 4,1 kal = 29,07

5,83g x 4,1 kal = 23,90

7,04g x 4,1 kal = 28,86

7,09g x 4,1 kal = 29,07

Lampiran 11. Perhitungan Energi Asal Lemak Kasar

Bahan Energi Asal LK (kal)

Kontrol

M

CM

C1M

C2M

0,31g x 9,1 kal = 2,82

0,45g x 9,1 kal = 4,09

0,44g x 9,1 kal = 4,00

0,45g x 9,1 kal = 4,09

0,45g x 9,1 kal = 4,09

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

41  

Lampiran 13. Perhitungan Energi Asal Protein Kasar

Bahan Energi Asal PK (kal)

Kontrol

M

CM

C1M

C2M

1,36g x 4 kal = 5,44

1,37g x 4 kal = 5,48

1,36g x 4 kal = 5,44

1,37g x 4 kal = 5,48

1,37g x 4 kal = 5,48

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS ...repository.ipb.ac.id/.../123456789/61494/1/D12srm.pdfPENGARUH PEMBERIAN MADU DAN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) TERHADAP KADAR GULA DARAH

42  

Lampiran 14. Kerangka Penelitian

45 ek ekor tikus Dikandangkan dengan 15 kelompok kadang, dengan masing masing kandang 3 ekor dan diberikan ransum standart sebanyak 10 g/ekor dan adabtasi selama 2 minggu

Dipuaskan selama 16 jam

Glukosa darah 45 ekor tikus diukur untuk indikator glukosa darah

Diberikan pakan 10 g/ekor dan minum

Dipuasakan kembali selama 16 jam

Penyuntikan aloksan melalui subkutan

Dipuasakan selama 1 jam dan diberikan makan kembali 10g/ekor

Tetap dipelihara selam 5 hari dengan pemberian pakan standart sebanyak 10g/ekor

Pada hari kelima dipuaskan kembali selama 16 jam

Pengukuran kadar glukosa darah sebanyak 15 ekor tikus perwakilan

Pemberian perlakuan pada hari pertama

Pengukuran glukosa darah setelah 30 dan 60 menit pemberian perlakuan

Pemberian perlakuan dan pengukuran glukosa darah pada jam ke 24 dan 26 setelah pemberian perlakuan