PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500...

99
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% HERBA KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineusBenth) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS NORMAL SKRIPSI RIZKI HIDAYANTI RAMBE 1111102000013 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JUNI 2015

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%

HERBA KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineusBenth)

TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS

NORMAL

SKRIPSI

RIZKI HIDAYANTI RAMBE

1111102000013

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%

HERBA KUMIS KUCING(Orthosiphon stamineusBenth)

TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS

NORMAL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

RIZKI HIDAYANTI RAMBE

1111102000013

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

iii

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

iv

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

v

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

vi

ABSTRAK

Nama : Rizki Hidayanti Rambe

Program Studi : Farmasi

Judul : Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 96% Herba

KumisKucing (Orthosipone stamineus Benth)

Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Normal

Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen struktural esensial

pada membran dan lapisan luar lipoprotein plasma.Kelebihan kolesterol akan

menyebabkan kolesterol bereaksi dengan zat-zat lain dalam tubuh dan akan

mengendap dalam pembuluh darah arteri. Hal yang akan terjadi selanjutnya

adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah hingga penyumbatan dan

pemblokiran aliran darah (aterosklerosis). Uji pendahuluan telah dilakukan.

Ekstrak etanol Orthosiphone stamineus Benth menunjukkan adanya kandungan

senyawa kolesterol didalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh ekstrak etanol96% Orthosiphon stamineus Benth terhadap

kadar kolesterol total tikus normal.Tikus dibagi menjadi lima kelompok yang

setiap kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Kelompok 1 diberikan NaCMC 1%

sebagai kontrol normal, kelompok 2 diberikan simvastatin 10 mg/kg sebagai

kontrol positif dan kelompok 3, 4 dan 5 diberikan ekstrak Orthosiphone

stamineusdengan dosis 250, 500 dan 1000 mg/kgBB.Setelah pemberian berulang

melalui oral selama 20 hari, hasilnya menunjukkan kadar kolesterol total menurun

22,539%; 32,476%; 50,241% pada kelompok perlakuan dan 31,485% pada

kelompok kontrol positif. Hal ini menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol

96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000

mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

(p<0,05) terhadap kontrol normal, dan masih dalam rentang kadar normal.

Kata Kunci: Antikolesterol, Kolesterol total, Orthosiphon stamineus, etanol 96%,

herba

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

vii

ABSTRACT

Name : Rizki Hidayanti Rambe

Program Study : Pharmacy

Title :Effect of 96% Ethanolic Extract of HerbOrthosiphone

stamineusBenth on Total Cholesterol Levels in Normal

Rats

Cholesterolis alipidamphipathicandanessentialstructuralcomponent

ofthemembraneandthe outer layer ofplasmalipoproteins. The excessof

cholesterolwillcausethese cholesterol reactwithother substancesin the bodyandwill

settlein thearteries. Thiscauseisnarrowingandhardening of the arteries to clogging

andblockingbloodflow(atherosclerosis). Preliminary phytochemical tests were

done. Ethanol extract of Orthosiphone stamineus Benth showed presence of

cholesterol compound. The objective of this study was to investigate the effect

of96% ethanolextract ofthe herbOrthosiphon stamineus Benthon total cholesterol

levelsin normalrats. The rats were divided into five different groups of five rats

each; group 1 received NaCMC 1% as normal control, group 2 received

simvastatin 10 mg/kg as positive control and group 3, 4 and 5 were treated with

250, 500 and 1000 mg/kg of Orthosiphone stamineus extracts, respectively. After

repeated daily oral administrations of the extract for 20 days, the result

showedtotal cholesterol levelsdecreased 22,539%; 50,241%; 32,476% in the

treatment groupand 31,485% in positive control group. It is concludedthatthe 96%

ethanolextract ofthe herbOrthosiphon stamineus Benthat doseof 250mg/kg,

500mg/kgand 1000mg/kgwas a significant mean reduction of total cholesterol

levels(p <0.05) againts normal control, and stillwithin the range ofnormaltotal

cholesterol levels.

Keywords: Anticholesterol, total cholesterol, Orthosiphon stamineus, 96%

ethanol, herb

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak pernah lelah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian serta

penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari lembah

kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 96%

Herba Kumis Kucing (Orthosipone stamineus Benth) Terhadap Kadar

Kolesterol Total TikusNormal” disusun sebagai salah satu syarat tugas akhir

untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Nurmeilis,M.Si.,Apt dan Prof.Dr.Atiek Soemiati,MS.,Apt selaku

dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan serta meluangkan

waktu, tenaga, dan juga pikiran dalam penelitian dan penyusunan skripsi

ini.

2. Ibu Dr.Azri Fitria, M.Si.,Apt dan Ibu Eka Putri,M.Si.,Apt selaku dosen

penguji yang telah banyak memberikan evaluasi dan saran dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Arief Sumantri, SKM.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs.Umar Mansur,M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi

FarmasiFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Kedua orang tua tercinta, Bapak Burhanuddin Rambe,SH.,MM dan ibu

Drs.Mahyuni Siregar, yang selalu memberikan dukungan baik moril

maupun materil, serta kasih sayang dan do’a tiada henti. Kepada ketiga

adikku tercinta, Mar’ie Muhammad Abduh Rambe, Ibrahim Soleh Rambe,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

ix

dan Ni’mah Salsabila Rambe, yang selalu menghibur dan memberikan

semangat serta do’a.

6. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

7. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis

menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Para staf karyawan dan laboran Program Studi Farmasi yang telah banyak

membantu berlangsungnya penelitian ini.

9. Sahabat-sahabatku yang 10 tahun menimba ilmu ditempat dan kota yang

sama Dede, Kak Iin, Bang Hafis, Ari, Sutan, Fahmi, Indah, Sukma,terima

kasih buat dukungan, motivasi, pengalaman dankebersamaannya.

10. Sahabat-sahabatku Intan, Bilqis, Fifi, Erlin, Nuha,Mida dan teman-teman

“House Mate” wina, nicki, ayu yang telah memberikan semangat dan

pengalaman yang indah selama kuliah.

11. Teman yang berjuang bersama dalam berlangsungnya penelitian ini,

partner “Cat Whisker” Dini Fauzana.

12. Teman-teman Farmasi angkatan 2011 yang sama-sama berjuang

menyelesaikan pendidikan ini.

13. Teman-teman Farmasi 2011 AC yang tidak membuat penulis menyesal

telah menjadi bagian dari kalian.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membalas segala kebaikan semua pihak yang

telah membantu penulis dalam penelitian ini.

Ciputat,5Juni 2015

Penulis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

x

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........ Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................. Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. Error! Bookmark

not defined.

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Hipotesis ........................................................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3

1.5Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

2.1 Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) ........................... 4

2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan ............................................................................. 4

2.1.2Nama Lain ............................................................................................... 4

2.1.3Nama Daerah ........................................................................................... 5

2.1.4Uraian Tanaman ....................................................................................... 5

2.1.5Kandungan Kimia Tumbuhan .................................................................. 5

2.1.6Kegunaan Tumbuhan ............................................................................... 6

2.2 Simplisia ........................................................................................................ 7

2.3 Esktraksi ........................................................................................................ 7

2.4 Kolesterol ...................................................................................................... 9

2.4.1 Jenis Kolesterol ..................................................................................... 11

2.4.2 Sumber Kolesterol ................................................................................ 14

2.4.3 Metabolisme Kolesterol ........................................................................ 15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

xii

2.4.4 Hiperlipidemia ...................................................................................... 16

2.4.5 Faktor Resiko Pemicu Kolesterol Tinggi ............................................. 17

2.4.6 Kolesterol dan Hubungannya Pada Beberapa Penyakit ........................ 19

2.5 Obat-Obat Penurun Kolesterol .................................................................... 20

2.6 Simvastatin .................................................................................................. 23

2.6.1 Definisi.................................................................................................. 23

2.6.2 Farmakodinamik ................................................................................... 23

2.6.3 Farmakokinetik ..................................................................................... 24

2.6.4 Efek Samping ........................................................................................ 24

2.7Cara Pengukuran Kadar Kolesterol Darah ................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 26

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 26

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 26

3.2.1 Alat........................................................................................................ 26

3.2.2 Bahan .................................................................................................... 26

3.2.2.1 Bahan Uji ....................................................................................... 26

3.2.2.2Bahan Kimia.................................................................................... 26

3.2.2.3Hewan uji ........................................................................................ 27

3.3 Prosedur Kerja ............................................................................................. 27

3.3.1 Penyiapan Simplisia .............................................................................. 27

3.3.2 Pembuatan Ekstrak Herba Kumis Kucing ............................................ 27

3.3.3 Pengujian Parameter Ekstrak ................................................................ 27

3.3.3.1 Penetapan Susut Pengeringan ........................................................ 28

3.3.3.2 Penetapan kadar abu ....................................................................... 28

3.3.3.3 Pemeriksaan Identitas Ekstrak ....................................................... 28

3.3.3.4 Pemeriksaan Organoleptis .............................................................. 28

3.3.3.5 Pengukuran Kadar Sinensetin ........................................................ 28

3.3.4Skrining Fitokimia ................................................................................. 29

3.3.5 Penyiapan Hewan Uji ........................................................................... 30

3.3.6 Rancangan Penelitian ............................................................................ 30

3.3.7 Penyiapan Bahan Uji ............................................................................ 31

3.3.7.1 Penentuan Dosis Ektrak Herba Kumis Kucing .............................. 31

3.3.7.2 Pembuatan Suspensi Na-CMC 1%................................................. 31

3.3.7.3 Pembuatan Suspensi Ekstrak Herba Kumis Kucing ...................... 31

3.3.7.4 Dosis Simvastatin Sebagai Kontrol Positif .................................... 32

3.3.8 Uji Efek Antikolesterolemia ................................................................. 32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

xiii

3.3.9 Cara Pengambilan Darah ..................................................................... 32

3.3.10 Cara Pengukuran Kadar Kolesterol .................................................... 33

3.3.11 Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Darah .................................. 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34

4.1 Determinasi herba kumis kucing (Orthosiphone stamineus Benth) ............ 34

4.2 Hasil Ekstraksi Herba Kumis Kucing ......................................................... 34

4.3 Pengujian Parameter Ekstrak ....................................................................... 35

4.4 Hasil Uji Penapisan Fitokimia ..................................................................... 37

4.5 Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol Total ............................................ 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 47

5.1Kesimpulan ................................................................................................... 47

5.2 Saran ............................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48

LAMPIRAN ......................................................................................................... 54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Klasifikasi Kolesterol Total, HDL, LDL dan Trigliserida ....................... 14

Tabel 2.Pembagian Kelompok Hewan uji Berdasarkan Perlakuan ...................... 31

Tabel 3.Hasil Pengujian Parameter Ekstrak .......................................................... 35

Tabel 4.Hasil Penapisan Fitokimia Esktrak Herba Kumis Kucing ....................... 37

Tabel 5.Kadar kolesterol total sebelum dan setelah perlakuan ............................. 42

Tabel 6.Persentase Penurunan Kadar Kolesterol Total (%) .................................. 43

Tabel 7.Conversion Animal Doses to HED on BSA .............................................. 71

Tabel 8.Hasil Absorbansi Spektrofotometer ......................................................... 73

Tabel 9.Hasil Perhitungan Kadar Kolesterol Total ............................................... 74

Tabel 10.Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 77

Tabel 11.Hasil Uji Homogenitas ........................................................................... 78

Tabel 12.Hasil Uji One-Way Anova ..................................................................... 79

Tabel 13.Hasil Uji Post Hock Data Kolesterol Total Awal .................................. 80

Tabel 14.Hasil Uji Post Hoc Data Kolesterol Total Akhir ................................... 81

Tabel 15.Hasil Uji Korelasi................................................................................... 82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tanaman kumis kucing .......................................................................... 4

Gambar 2Biosintesis Kolesterol ............................................................................ 10

Gambar 3Jalur metabolisme eksogen kolesterol ................................................... 16

Gambar 4Diagram kadar kolesterol total tikus normal sebelum dan setelah

perlakuan. .............................................................................................................. 44

Gambar 5 Botol Maserasi ..................................................................................... 57

Gambar 6 Rotary Evaporator ................................................................................ 57

Gambar 7 Timbangan Analitik ............................................................................. 57

Gambar 8 Tanur tinggi .......................................................................................... 57

Gambar 9 Desikator .............................................................................................. 57

Gambar 10Ekstrak kental ...................................................................................... 57

Gambar 11 Sentrifuge ........................................................................................... 57

Gambar 12 Tube EDTA ........................................................................................ 57

Gambar 13 Spektrofotometri UV .......................................................................... 57

Gambar 14.Simplisia ............................................................................................. 58

Gambar 15. Pelarut Etanol 96% ............................................................................ 58

Gambar 16. Plasma Darah..................................................................................... 58

Gambar 17. Reagen Kolesterol ............................................................................. 58

Gambar 18. Suspensi Bahan Uji ........................................................................... 58

Gambar 19. Reagen Penapisan Fitokimia ............................................................. 58

Gambar 20. TLC-Scanner ..................................................................................... 58

Gambar 21. Proses Maserasi ................................................................................. 59

Gambar 22. Proses Penyaringan ........................................................................... 59

Gambar 23. Proses Pengentalan Ekstrak ............................................................... 59

Gambar 24. Pengambilan darah tikus .................................................................. 59

Gambar 25.Pemberian bahan uji ........................................................................... 59

Gambar 26. Penimbangan Berat Badan Tikus ...................................................... 59

Gambar 27. Penambahan reagen ke plasma .......................................................... 59

Gambar 28. Pengukuran Absorbansi Sampel ....................................................... 59

Gambar 29. Pola Kromatografi Sinensetin ........................................................... 65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Hasil Uji Pendahuluan ...................................................................... 54

Lampiran 2.Alat dan Bahan ................................................................................. 57

Lampiran 3.Prosedur kerja ................................................................................... 59

Lampiran 4.Determinasi Herba Kumis Kucing (Orthosiphone stamineus) ......... 60

Lampiran 5.Surat Keterangan Sehat Tikus .......................................................... 61

Lampiran 6.Alur Penelitian .................................................................................. 62

Lampiran 7.Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Herba Kumis Kucing .................. 63

Lampiran 8.Hasil Penapisan Fitokimia ................................................................ 64

Lampiran 9.Hasil Pengukuran Senyawa Sinensetin............................................. 65

Lampiran 10.Pemeriksaan Parameter Ekstrak ..................................................... 67

Lampiran 11.Skema Uji Antikolesterol ............................................................... 68

Lampiran 12.Perhitungan Dosis Uji Ekstrak Herba kumis kucing ...................... 69

Lampiran 13.Perhitungan Dosis Tablet Simvastatin ............................................ 71

Lampiran 14.Hasil Spektrofotometer Plasma Uji ................................................ 73

Lampiran 15.Grafik Rata-Rata Kenaikan Berat Badan Tikus ............................. 76

Lampiran 16.Hasil Statistik Uji Antikolesterol .................................................... 77

Lampiran 17.Hasil Uji Korelasi Berat Badan dan Kadar Kolesterol Total.......... 82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

xvii

DAFTAR ISTILAH

PJK : Penyakit Jantung Koroner

EDTA : Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid

GC-MS : Gas Chromatography-Mass Spectro

cAMP : Cyclic Adenosine Monophosphate

HMG-KoA : Hidroksi Metil Glutamil-Koenzim

HDL :High Density Lipoprotein

LDL : Low Density Lipoprotein

IDL : Intermediate Density Lipoprotein

VLDL : Very Low DensityLipoprotein

NaCMC : Natrium Karboksi Metil Selulosa

g : Gram

HCl : Hidroksi Klorida

HED : Human Equivalent Dose

BMI : Body Massa Index

TD : Tekanan Darah

TLC : Thin Layer Chromatography

UV : Ultraviolet

USDA : United States Department of Agriculture

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen struktural

esensial pada membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Kolesterol terdapat

dijaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam bentuk simpanan, yang

berikatan dengan asam lemak rantai-panjang sebagai ester kolesterol. Didalam

plasma, kedua bentuk tersebut diangkut dalam lipoprotein. Senyawa ini disintesis

dibanyak jaringan dari Asetil-KoA dan merupakan prekursor semua steroid dalam

tubuh, termasuk kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan vitamin D

(Murray.,2009).

Kolesterol dalam takaran normal merupakan lemak yang berperan penting

dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah justru

berbahaya bagi tubuh. Kelebihan kolesterol akan menyebabkan kolesterol

bereaksi dengan zat-zat lain dalam tubuh dan akan mengendap dalam pembuluh

darah arteri. Hal yang akan terjadi selanjutnya adalah penyempitan dan

pengerasan pembuluh darah hingga penyumbatan dan pemblokiran aliran darah

yang lazim dikenal aterosklerosis (Srinilawati.dkk.,2008).Aterosklerosis yang

terjadi pada arteri koroner dapat menyebabkan PJK. Manifestasi klinis yang

sering timbul pada aterosklerosis adalah rasa nyeri pada dada (angina pektoris)

yang menjalar ke lengan kiri yang disertai kerusakan otot jantung (infark

miokard). Kerusakan otot jantung terjadi akibat terhentinya suplai darah ke otot

jantung akibat penyumbatan yang pada arteri koroner (Nugraha et al.,2014).

Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan tradisional yang secara

turun temurun telah digunakan sebagai ramuan obat tradisional. Pengobatan

tradisional dengan tanaman obat diharapkan dapat dimanfaatkan dalam

pembangunan kesehatan masyarakat. Kemajuan pengetahuan dan tekhnologi

modern tidak mampu menggeser peranan obat tradisional, bahkan pada saat ini

pemerintah tengah menggalakkan pengobatan kembali ke alam (back to nature)

(Wijayakusuma, 1999yang dikutip dari Krisyanella dkk.,2011). Selain murah dan

mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari tumbuhan pun memiliki efek

1

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan

kimia. Obat tradisional Indonesia masih sangat banyak yang belum diteliti,

khususnya yang sebagian besar berasal dari bahan tumbuhan (I Wayan, S.,2004).

Orthosiphone stamineusyang umumnya dikenal sebagai misaikucingdan

kumis kucing banyak tumbuhdiAsiaTenggaradannegara-negaratropis.

Dauntanaman iniumum digunakandi AsiaTenggaradanNegara-negara

Eropasebagai tehherbal, jugadikenal sebagai"Java tea" (Indubala, 2000).

Tanaman ini memilikimanfaat yang luassecara tradisionaluntuk mengobati

beberapapenyakit manusia. Studi ilmiahtelahditemukanbahwa Orthosiphone

stamineus memiliki sifat farmakologiseperti, antioksidan dan hepatoprotektif

(Yam, M.Fet al.,2007), antihipertensi (Azizan et al., 2012), penurun glukosa

darah (Sriplang et al.,2007),vasodilatasi (Abraikaet al.,2012) dan memiliki

aktivitas hipolipidemik (Umbare et al.,2009).

Sriplang et al(2007) meneliti efek dari ekstrak air Orthosiphone stamineus

dengan dosis 1,0 g/kg paling efektif menurunkan konsentrasi glukosa plasma,

profil lipid, dan trigliserida plasma pada tikus normal dan tikus diabetes yang

diinduksi streptozotocin dan juga dapat meningkatkan konsentrasi plasma HDL-

kolesterol secara signifikan. Hal ini mengemukakan bahwaOrthosiphone

stamineus efektif untuk mengurangi glukosa dan meningkatkan profil lipid pada

tikus diabetes. Temuan bahwa tanaman Orthosiphon stamineus dapat

mempengaruhi profil lipid juga diperkuat dengan adanya penelitian yang

dilakukan oleh Umbare et al (2009). Pada penelitian ini disebutkan bahwa ekstrak

hidroalkohol kulit kayu Orthosiphon stamineus memiliki aktivitas hipolipidemik

yang signifikan pada dosis 500 dan 750 mg/kg.

Orthosiphon stamineus yang kaya akan senyawa kimia aktif seperti asam

oleanolat, polifenol, flavonoid, dan terpenoid. Polifenol yang merupakan senyawa

yang paling dominan dalam daun Orthosiphon stamineus, dapat mencegah

pembentukan produk peroksidasi lipid dalam sistem biologi, dan memiliki peran

yang cukup besar dalam mengurangi stres oksidatif. Selain itu, tingginya jumlah

flavonoid seperti eupatorin, sinensetin, asam rosmarinat, dan quersetin juga

terdeteksi dalam jaringan yang berbeda dari tanaman ini (Almatar et

al.,2014).Senyawa fenolik memiliki banyak aktivitas biologis seperti

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

antikarsinogenik, antiinflamasi, dan anti-aterosklerosis (Gaoet al., 2008). Selain

uraian diatas, hal yang mendasari penelitian ini adalah bahwa pada saat dilakukan

uji pendahuluan tentang kandungan ekstrak herba kumis kucing menggunakan

kromatografi gas-spektrofotometri massa (GC-MS) ditemukan senyawa kolesterol

terkandung didalam ekstrak tersebut (Lampiran 1). Tanaman kumis kucing

memiliki senyawa marker yaitu sinensetin. Sinensetin dilaporkan dapat

meningkatkan adipogenesis dan lipolisis dengan meningkatkan jumlah cAMP

dijaringan adiposit (Kang, S.I et al.,2015). Lipolisis jaringan adiposa merupakan

proses katabolik yang berperan dalam pemecahan trigliserida yang disimpan

dalam sel lemak dan juga berperan dalam pelepasan asam lemak dan gliserol.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dilakukan penelitian untuk

mengetahui efek terhadap kadar kolesterol total tikus normal menggunakan

ekstrak etanol 96% herba kumis kucing. Karena rerata kadar sinensetin tertinggi

dalam ekstrak daun Orthosiphon stamineus Benth diperoleh dengan pelarut

pengekstraksi etanol 96%(Arifianti et al.,2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah pada penelitian ini, yaitu : Apakah pemberian ekstrak etanol 96% herba

kumis kucing (Orthosiphon stamineus) dapat mempengaruhi kadar kolesterol total

tikus normal?

1.3 Hipotesis

Pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphon

stamineus) dapat menurunkan kadar kolesterol total tikus normal.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis

kucing (Orthosiphon stamineus) terhadap penurunan kadar kolesterol total tikus

normal.

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai ekstrak

etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus) sebagai tanaman yang

berkhasiat sebagai antikolesterol dan dapat dijadikan dasar bagi penelitian

selanjutnya.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi tanaman kumis kucing menurut USDA sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Tubiflorae

Suku : Labiatae

Marga : Orthosiphon stamineus Benth.

Gambar1: Tanaman kumis kucing (sumber: USDA)

2.1.2 Nama Lain

Tanaman kumis kucing mempuyai nama botani Orthosiphon stamineus

Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

spicatus B.Bs, Orthosiphon grandiflorus Bold (Dalimartha, 2000). Kumis kucing

juga dikenal sebagai Misai Kucing atau cats whiskers (Malaysia) (Almatar et

al.,2013),Yaa Nuat Maeo, Rau Meo Cay Bac(Thailand),Moustaches de Chat

(Perancis), or Java Tea (Eropa) (Elsnoussiet al.,2011)

4

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3 Nama Daerah

Tanaman kumis kucing dapat ditemukan pada daerah yang teduh tidak

terlalu kering; 1-700m di Jawa dan pulau-pulau lain nya di nusantara, tumbuh

menjulang sepanjang anak air dan selokan, karena daunnya berkhasiat untuk

pengobatan, sering dibiarkan tumbuh di halaman (Dalimartha.,2000). Kumis

kucing yang merupakan tanaman obat yang telah banyak dikenal juga tumbuh di

negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan negara

tetangga lainnya (Almataret al.,2014). Kumis kucing juga tumbuh di Eropa yang

dikenal sebagai “Java Tea” (Elsnoussi et al.,2011)

2.1.4 Uraian Tanaman

Tanaman kumis kucing biasanya tumbuh di sepanjang anak sungai atau

selokan atau biasanya ditanam di pekarangan rumah untuk digunakan sebagai

tanaman obat keluarga, karena kumis kucing memiliki banyak khasiat dan mudah

ditanam yaitu dengan cara menebar biji atau setek batang. Tanaman ini dapat

ditemukan di dataran rendah pada ketinggian ± 700 m di atas permukaan

laut.Tanaman kumis kucing tumbuh tegak dengan tinggi antara 50-150 cm.

Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang, berambut pendek

atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur, elips atau memanjang,

berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, tipis, panjang 2-10 cm,

lebar 1-5 cm, warna hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung

percabangan, berwarna ungupucat atau putih, benang sari lebih panjang dari

tabung bunga.Buah berupa nuah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau,

setelah tua berwarna coklat.Biji kecil, masih muda berwarna hijau, setelah tua

berwarna hitam (Dalimartha,2000).

2.1.5 Kandungan Kimia Tumbuhan

Studi fitokimia dari kumis kucing yang tumbuh di Asia telah dilakukan

secara ekstensif sejak tahun 1930-an. Ratusan senyawa kimia dilaporkan dan

diklasifikasikan sebagai monoterpen, diterpenes, triterpen, saponin, flavonoid,

asam organik, dan lain-lain (Adnyana et al.,2013). Berbagai flavonoid yang

terdeteksi di berbagai jaringan seperti asam rosmarinat,quersetin, eupatorin dan

sinensetin (Gabriel et al.,2012). Senyawa fenolik memiliki banyak aktivitas

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

biologis seperti antikarsinogenik, antiinflamasi, dan anti-aterosklerosis (Gao et al.,

2008).

2.1.6 Kegunaan Tumbuhan

Studi farmakologi dari Orthosiphone stamineus yang ditentukan dari

keseluruhan ekstrak, tingtur, fraksi yang dipilih dan senyawa murni. Studi tersebut

menunjukkan aktivitas antioksidan, antitumor, diuretik, antidiabetes,

antihipertensi, antiinflamasi, antibakteri, dan aktivitas hepatoprotektif (Adnyana et

al.,2013). Selain itu, senyawa fenolik yang terkandung didalam Orthosiphone

stamineus memiliki banyak aktivitas biologis seperti antikarsinogenik,

antiinflamasi, dan anti-aterosklerosis (Gao et al.,2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Yam et al(2013) menyatakan bahwa

ekstrak metanol 50% daun kumis kucing tidak menimbulkan kematian dan tidak

memperlihatkan efek samping terhadap kondisi umum, seperti pertumbuhan, berat

badan dan berat organ, hematologi dan nilai biokimia lain pada dosis 1250, 2500

dan 5000 mg/kg pada tikus jantan dan betina galur Sprague-Dawley. Dosis oral

yang dapat menyebabkan kematian pada tikus jantan dan betina yaitu pada dosis

lebih dari 5000 mg/kg.

Committee on Herbal Medicinal Products/HMPC (2010) menyebutkan

tentang manfaat daun kumis kucing yang telah melalui uji klinik yaitu sebagai

diuretik, peningkat sekresi empedu dari hati dan pengobatan batu ginjal. Ekstrak

air daun kumis kucing yang diberikan 5x100 ml sekali sehari selama 10-15 hari,

dapat meningkatkan volume urin serta meningkatkan eliminasi urea dan klorida

pada 14 pasien dengan kondisi azotaemic ureamia. Ekstrak daun kumis kucing

juga dapat meningkatkan produksi empedu dan eliminasi asam empedu dari

kandung empedu pada sukarelawan sehat.

Kumis kucing telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional

sebagai antihipertensi, hipolipidemik, hipoglikemik rematik, antiinflamasi,

antibakteri, dan antijamur, tetapi belum ada studi farmakologi atau studi klinis

yang mendukung tentang manfaat kumis kucing tersebut (Committee on Herbal

Medicinal Products, 2010).

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai bahan baku

obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan, kecuali dinyatakan

lain,simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa

simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral. Simplisia

nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh atau bagian tanaman (DepKes,

1985).

Menurut Material Medika (MMI,1995), simplisia dapat digolongkan

dalam tiga kategori, yaitu:

1. Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan

keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari

tanamannya dan belum berupa zat kimia.

2. Simplisia hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan

zat- zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia

murni.

3. Simplisia pelikan (mineral)

Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan- bahan pelican

(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan

belum berupa zat kimia.

2.3 Esktraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Senyawa

aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam

golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Setelah diketahui

senyawa aktif yang dikandung oleh simplisia, akan mempermudah pemilihan

pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Simplisia yang lunak seperti rimpang dan

daun mudah ditembus oleh pelarut, karena itu pada proses ekstraksi tidak perlu

diserbuk sampai halus. Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu dan kulit akar

sulit untuk ditembus oleh pelarut, karena itu perlu diserbuk sampai halus (Depkes,

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2000).Dalam proses ekstraksi suatu bahan tanaman, banyak faktor yang dapat

mempengaruhi kandungan senyawa hasil ekstraksi diantaranya: jenis pelarut,

konsentrasi pelarut, metode ekstraksi dan suhu yang digunakan untuk ekstraksi

(Senja,dkk.,2014).

Metode ekstraksi menurut Depkes (2000) ada beberapa cara, yaitu:

maserasi, perkolasi, refluks, sokletasi, digesti, infundasi dan dekoktasi.

1. Maserasi

Maserasi adalah suatu cara penyarian simplisia dengan cara merendam

simplisia tersebut dalam pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur kamar, sedangkan remaserasi adalah

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat

pertama dan seterusnya . Keuntungan metode maserasi adalah prosedur

dan peralatannya sederhana (MMI III, 1979).

2. Perkolasi

Perkolasi adalah suatu cara penyarian simplisia menggunakan perkolator

dimana simplisianya terendam dalam pelarut yang selalu baru dan

umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Prosesnya terdiri dari

tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) terus-menerus sampai

diperoleh ekstrak (perkolat) (Depkes, 2000).

Keuntungan metode perkolasi adalah proses penarikan zat berkhasiat dari

tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan

waktu yang lama dan peralatan yang digunakan mahal (Agoes, 2007).

3. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya

dalam jangka waktu tertentu dimana pelarut akan terkondensasi menuju

pendingin dan kembali ke labu (Depkes, 2000).

4. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet dimana pelarut

akan terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh

membasahi sampel dan mengisi bagian tengah alat soklet. Tabung sifon

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

juga terisi dengan larutan ekstraksi dan ketika mencapai bagian atas

tabung sifon, larutan tersebut akan kembali ke dalam labu (Depkes, 2000).

5. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, umumnya dilakukan

pada suhu 40-60oC (Depkes, 2000).

6. Infus

Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90oC selama

15- 20 menit.

7. Dekoktasi

Dekoktasi adalah ekstraksi pada suhu 90oC- 98

oC menggunakan pelarut air

selama 30 menit (Agoes, 2007).

2.4 Kolesterol

Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa

dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang

sebagai ester kolesteril. Unsur ini disintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA

dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh di dalam empedu sebagai garam kolesterol

atau empedu. Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lainnya di

dalam tubuh, misal kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D

(Murray.,2003).

Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap sebagai berikut :

Tahap pembentukan mevalonat, yang merupakan senyawa enam-karbon,

disintesis dari asetil-KoA.

Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat dengan menghilangkan CO2.

Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk skualen.

Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk,

yaitu lanosterol.

Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melalui beberapa tahap lebih

lanjut,termasuk menghilangkan tiga gugus metil (Murray,2003).

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sintesis squalen

Gambar 2: Biosintesis Kolesterol (Dipiro,2002)

Kolesterol merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh.

Selain berguna untuk proses metabolisme, kolesterol berguna untuk membungkus

jaringan saraf (mielin), melapisi selaput sel, dan melarutkan vitamin. Kolesterol

pada anak- anak dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otak. Kolesterol

secara khas adalah produk metabolisme hewan, oleh karena itu terdapat pada

makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati dan otak

(Murray,2003).

Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan antara lemak jenuh

dan kolesterol dan timbulnya penyakit jantung koroner, obesitas, serta sejumlah

penyakit kanker, termasuk kanker payudara dan kanker usus besar (kolon).Untuk

itu, kita dianjurkan untuk mengurangi konsumsi zat–zat ini. Kolesterol dan lemak

Asetil KoA

HMG KoA

Geranil pirofosfat

Mevalonat

Mevalonat pirofosfat

Isopentenil pirofosfat

Fernesil pirofosfat

Ubiquinon

Kolesterol

Squalen

Dolichol

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berhubungan erat dengan timbulnya aterosklerosis, endapan lemak dan garam–

garam lain dalam dinding pembuluh darah nadi (arteri) sehingga pembuluh darah

menjadi kaku (sklerosis), yang mengakibatkan menurunnya aliran darah pada

bagian yang seharusnya mendapat suplai. Jika sklerosis menyerang arteri

koronaria yang menyalurkan darah ke dalam otot jantung maka jantung

kekurangan suplai oksigen dan terjadilah angina pektoris atau infark jantung,

yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak dapat menjalankan fungsinya dengan

benar (Uripi, 2002).

Arteriosklerosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan

dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Aterosklerosis adalah bentuk

arteriosklerosis yang paling umum ditemukan (Suyatna,1995). Aterosklerosis

disebabkan oleh penebalan zat-zat lemak di dalam dan di bawah lapisan intima

dinding pembuluh darah, yang juga terjadi pada arteri koroner. Athere (bahasa

Yunani) berarti bubur encer sedangkan skleros berarti pengerasan. Jadi,

arterosklerosis adalah penumpukan endapan jaringan lemak (atheroma) dalam

pembuluh darah. Pengendapan lemak seperti ini disebut plaque (plak), terutama

terdiri atas kolesterol dan ester kolesterol (Silalahi, 2006). Usaha untuk mencegah

dan memperbaiki aterosklerosis adalah antara lain dengan menurunkan kadar

kolesterol dalam plasma (Suyatna,1995).

2.4.1 Jenis Kolesterol

Di dalam darah ada tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserida, dan

fospolipid. Oleh karena itu sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka dibuat

bentuk yang terlarut. Zat pelarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama

apoliprotein atu apoprotein. Setiap jenis senyawa mempunyai apolipoprotein

tersendiri. Misalnya VLDL, IDL, dan LDL mengandung apoprotein B100.

Setiap liporotein akan terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserida,

fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sterik dan mempunyai inti

trigliserida dan kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit

kolesterol bebas. Setiap lipoprotein berbeda berbeda dalam ukuran, densitas,

komposisi lemak, dan komposisi apoprotein. Dengan menggunakan metode

ultrasentrifugasi dan kepadatan, pada manusia dibedakan menjadi lima bagian

yakni kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), intermediate

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

densitylipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density

lipoprotein (HDL). Dari kelimanya yang penting untuk diketahui adalah LDL dan

HDL.

1. Low density lipoprotein

LDL mengandung kolesterol dan fosfolipid yang cukup tinggi. LDL

merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar untuk

disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh darah. LDL sering

disebut kolesterol jahat karena efeknya yang arterogenik (mudah melekat

pada dinding pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan

lemak dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Kadar LDL di

dalam darah sangat tergantung dari lemak jenuh yang masuk. Semakin

banyak lemak jenuh yang masuk, semakin menumpuk pula LDL. Hal ini

disebabkan LDL merupakan lemak jenuh yang tidak mudah larut.

2. High density lipoprotein

HDL mengandung protein yang tinggi dan rendah kolesterol dan

fosfolipid. HDL merupakan lipoprotein yang mengandung Apo-A, yang

memiliki efek anti-aterogenik, sehingga disebut kolesterol baik. Fungsi

utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan

mengirimkannya ke pembuluh darah perifer, lalu keluar tubuh lewat

empedu. Dengan demikian penimbunan kolesterol di perifer menjadi

berkurang (Guyton.,2006).

Kolesterol tidak digunakan sebagai bahan bakar metabolik oleh sel.

Kolesterol berfungsi sebagai komponen penting bagi membran plasma. Selain itu,

beberapa jenis sel khusus menggunakan kolesterol sebagai prekursor untuk

membentuk produk-produk sekretorik, misalnya hormon steroid dan garam

empedu. Walaupun sebagian besar sel mampu mensintesis sebagian kolesterol

yang diperlukan untuk membran plasma mereka sendiri, sel-sel tersebut tidak

dapat membentuk dalam jumlah yang cukup, melalui makanan atau dari sel-sel

yang mengkhususkan diri untuk mensintesis kolesterol, terutama sel-sel hati

(Sherwood, 2003).

Sel-sel mengambil kolesterol dari darah dengan mensintesis protein

reseptor kolesterol yang mampu mengikat LDL dan menyisipkan reseptor tersebut

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

di membran plasma sel. Sewaktu suatu partikel LDL berikatan dengan salah satu

reseptor membran, sel akan memakan partikel tersebut melalui proses endositosis.

Di dalam sel, enzim-enzim lisosom akan menguraikan LDL untuk membebaskan

kolesterol sehingga dapat digunakan oleh sel untuk mensintesis membran sel baru.

Apabila terjadi penimbunan berlebihan kolesterol bebas di dalam sel, terjadi

penghentian sintesis protein reseptor LDL (sehingga penyerapan kolesterol

menurun) dan sintesis kolesterol oleh sel itu sendiri (sehingga kolesterol yang

baru juga berkurang). Di pihak lain, apabila kekurangan kolesterol, sel akan

membentuk lebih banyak reseptor LDL, sehingga sel dapat menyerap lebih

banyak kolesterol dari darah (Sherwood, 2003).

Pemeliharaan penyaluran kolesterol darah ke sel melibatkan interaksi

antara kolesterol dari makanan dan sintesis kolesterol oleh hati. Apabila jumlah

kolesterol dari makanan meningkat, sintesis kolesterol oleh hati dihentikan karena

kolesterol dalam darah secara langsung menghambat suatu enzim hati yang

penting untuk sintesis kolesterol. Dengan demikian, semakin banyak kolesterol

yang dimakan, semakin sedikit kolesterol yang dibentuk oleh hati. Sebaliknya,

apabila asupan kolesterol melalui makanan berkurang, hati mensintesis lebih

banyak kolesterol karena efek inhibisi koleterol pada enzim hati tersebut tidak ada

(Sherwood, 2003).

Kolesterol total plasma tersusun atas turunan kolesterol dari VLDL, LDL

dan HDL. Pemeriksaan kadar dari VLDL, LDL dan HDL dapat menentukan ada

atau tidaknya peningkatan kolesterol plasma. Peningkatan kadar LDL dan VLDL

serta penurunan kadar HDL merupakan indikasi terjadinya hiperkolesterolemia.

VLDL = Trigliserida/5, LDL = kolesterol total – (VLDL + HDL).

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 1.Klasifikasi Kolesterol Total, HDL, LDL dan Trigliserida

(Dipiro, 2009).

2.4.2 Sumber Kolesterol

Terdapat dua sumber kolesterol untuk tubuh:

Asupan kolesterol melalui makanan, dengan produk-produk hewani, misal

kuning telur, daging merah, dan mentega sebagai sumber utama lipid ini

(lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak nabati tidak)

(Sherwood, 2003).

Pembentukan kolesterol oleh banyak organ, terutama hati. Karena tubuh

mampu membentuk kolesterol, tidak terdapat korelasi langsung antara

kolesterol yang dimakan dengan kadar kolesterol dalam darah, walaupun

penurunan asupan lemak hewani dapat menurunkan kolesterol darah

Kolesterol Total

< 200 mg/dl

200-239 mg/dl

≥ 240 mg/dl

Diinginkan

Cukup tinggi

Tinggi

Kolesterol HDL

< 40 mg/dl

≥ 60 mg/dl

Rendah

Tinggi

Kolesterol LDL

< 100 mg/dl

100-129 mg/dl

130-159 mg/dl

160-189 mg/dl

≥ 190 mg/dl

Optimal

Jauh dan diatas optimal

Cukup tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Trigliserida

<150 mg/dl

150-199 mg/dl

200-499 mg/dl

≥ 500 mg/dl

Normal

Cukup tinggi

Tinggi

Sangat tinggi

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam tingkat sedang. Bagi sebagian orang,mungkin diperlukan obat untuk

menurunkan kadar kolesterol darah (Sherwood.,2003).

2.4.3 Metabolisme Kolesterol

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur

metabolisme eksogen, endogen dan jalur revers cholesterol transport. Kedua

jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol- LDL dan trigliserida,

sedang jalur revers cholesterol transport khusus mengenai metabolisme kolesterol

HDL (Dipiro.,2009).

a. Jalur Metabolisme Eksogen

Pada metabolisme ini, trigliserida dan kolesterol yang berasal dari

makanan berlemak masuk ke usus dan dicerna. Selain itu, dalam usus juga

terdapat kolesterol yang berasal dari hati yang disekresikan bersama dengan

empedu ke usus halus. Kedua trigliserida dan kolesterol yang berasal dari

makanan dan hati ini yang terdapat di usus halus disebut lemak

eksogen.Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam

enterosit mukosa usus halus. Trigliserida diserap dalam bentuk asam lemak bebas

sedangkan kolesterol diserap sebagai kolesterol. Setelah melewati mukosa usus

halus, asam lemak bebas akan diubah kembali menjadi trigliserida dan kolesterol

diesterifikasi menjadi kolesterol ester. Kedua jenis molekul ini bersamaan dengan

fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang disebut dengan

kilomikron.

Kilomikron ini kemudian masuk ke saluran limfa dan akhirnya menuju ke

aliran darah. Dalam aliran darah kilomikron dihidrolisis oleh enzim lipoprotein

lipase menjadi asam lemak bebas.Asam lemak bebas akan diserap oleh endotel

pembuluh darah dan dapat disimpan sebagai trigliserida kembali pada jaringan

adiposa. Namun bila terdapat dalam jumlah yang banyak, sebagian akan diambil

oleh hati untuk membentuk trigliserida hati. Kilomikron sisa yang kaya kolesterol

ester disebut kilomikron remnantdan akan dibawa ke hati (Shepherd,2001).

Skema jalur eksogen kolesterol dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 3.Jalur metabolisme eksogen kolesterol (Sheperd.,2001)

b. Jalur Endogen

Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut

secara endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan mengalami hidrolisis dalam

sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi

IDL(Intermediate Density Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati

dan mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL.LDL

akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami katabolisme.LDL ini

bertugas menghantar kolesterol kedalam tubuh. HDL berasal dari hati dan usus

sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin cholesterol

acyltransferase(LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari

HDL kepada VLDL dan IDL sehingga dengan demikian terjadi kebalikan arah

transpor kolesterol dari perifer menuju hati.Aktifitas ini mungkin berperan sebagai

sifat antiterogenik (Adam.,2009).

c. Jalur Reverse Cholesterol Transport

Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar.

HDL merupakan lipoprotein yang berperan pada jalur ini.

2.4.4 Hiperlipidemia

Hiperlipidemia merupakan kelompok penyakit yang dapat bersifat primer

atau sekunder, tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia primer berasal dari

kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan kombinasi faktor

genetik dan lingkungan. Hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit metabolik

yang lebih umum seperti diabetes melitus,asupan alkohol yang berlebihan,

hipotiroidisme, atau sirosis biliar primer.Strategi pengobatan

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hiperlipidemiasekunder akibat salah satu gangguan ini termasuk pengaturan diet

serta sejumlah obat-obat untuk penyebab utama hiperlipidemia (Mycek,

dkk.,2001).

Sebelum menentukan apakah yang terjadi adalah hiperlipidemia primer,

harus disingkirkan penyakit-penyakit yang menyebabkan hiperlipidemia sekunder

seperti diabetes, hipotiroidisme, gagal ginjal kronis atau sindrom nefrotik,

penyakit hati kronis, terutama pada alkoholik, dan obstruksi bilier kronis.

Selain hiperlipidemia primer dan sekunder, ada juga yang disebut

hiperlipidemia genetik. Defek tunggal dalam metabolisme lipid jarang

menyebabkan hiperlipidemia hebat. Namun variabilitas genetik umum atau status

heterozigot merupakan penentu kadar kolesterol yang sangat penting pada

populasi umum. Hiperkolesterol familial merupakan sekelompok gangguan gen

tunggal yang mempengaruhi reseptor LDL dan menyebabkan berkurang atau

tidak adanya ambilan pertikel LDL, sehingga terakumulasi dalam aliran darah.

Homozigot (1/1.000.000) memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi (10-25

mmol/L) dan penyakit jantung koroner pada usia remaja atau 20-an. Heterozigot

(1/500) memiliki kolesterol yang cukup tinggi (7-12 mmol/L) dan beresiko

mengidap PJK dini. Pasien bisa memiliki arkus kornea, xantelasma, dan xantorna

tendon.

Hiperkolesterolemia poligenetik dan hiperlipidemia gabungan familial

merupakan keadaan yang diturunkan (1/300-600) ditandai oleh kadar kolesterol

yang agak meningkat (7-12 mmol/L) dengan atau tanpa kadar trigliserida yang

tinggi, tidak disebabkan oleh kelainan gen tunggal, walaupun pada beberapa kasus

nampaknya diturunkan secara dominan autosomal yang merupakan penyebab

penting pada peningkatan resiko aterosklerosis dalam populasi. Kadar trigliserida

yang sangat tinggi bisa menyebabkan pankreatitis (Davey,Patrick.,2005).

2.4.5. Faktor Resiko Pemicu Kolesterol Tinggi

Setiap faktor yang meningkatkan timbulnya penyakit disebut sebagai

faktor resiko. American Heart Association membagi faktor risiko ini menjadi tiga

golongan, yaitu sebagai berikut:

Faktor risiko utama (major risk factor): Faktor risiko utama diyakini

secara langsung meningkatkan resiko timbulnya penyakit jantung koroner,

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

seperti kadar kolesterol darah abnormal, tekanan darah tinggi, dan

merokok.

Faktor risiko tidak langsung (contributing risk factor): Faktor risiko ini

dapat diasosiasikan dengan timbulnya penyakit jantung koroner.

Hubungan antara faktor tersebut dengan penyakit jantung koroner

seringkali bersifat tidak langsung. Faktor-faktor yang termasuk golongan

resiko ini adalah diabetes melitus, kegemukan, tidak aktif, dan stress.

Faktor risiko alami: Faktor risiko alami disebabkan karena keturunan, jenis

kelamin, dan usia.

Faktor risiko utama dan tidak langsung dapat diperbaiki, bahkan

dihilangkan atau diubah. Faktor risiko berkaitan satu dengan lainnya, misalnya

penyakit diabetes dengan kegemukan. Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah

adakalanya faktor risiko yang satu mendorong timbulnya faktor risiko lain, seperti

merokok dapat menyebabkan kadar kolesterol abnormal. Adapun beberapa faktor

risiko yang mempengaruhi kadar kolesterol adalah sebagai berikut:

a. Merokok

Merokok akan meningkatkan kecenderungan sel-sel darah untuk

menggumpal didalam pembuluh dan melekat pada lapisan dalam pembuluh darah.

Hal ini akan meningkatkan kecenderungan sel-sel darah untuk menggumpal

didalam pembuluh dan melekat pada lapisan dalam pembuluh darah. Hal ini

meningkatkan risiko penggumpalan darah dan biasanya terjadi di daerah-daerah

yang terpengaruh oleh adanya aterosklerosis. Kebiasaan merokok dapat

menurunkan kadar kolesterol HDL yang baik dalam aliran darah sehingga

menyebabkan darah mudah membeku. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya

penyumbatan arteri, serangan jantung, dan stroke menjadi semakin besar.

b. Kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan

Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber bahan makanan yang aman

bagi tubuh karena tidak memiliki kandungan kolesterol. Lemak yang dihasilkan

pun merupakan lemak tidak jenuh. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol dari

makanan sehari-hari dan kebiasaan kurang mengonsumsi jenis bahan makanan

yang berasal dari sayuran dan buah-buahan dapat mempengaruhi kadar kolesterol

darah.

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Konsumsi alkohol secara berlebihan

Kebiasaan minum alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol

total dan trigliserida. Alkohol juga menyebabkan jantung dan hati tidak dapat

bekerja secara optimal.

d. Obesitas dan kurang aktivitas

Obesitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya kelebihan

lemak dalam tubuh secara abnormal. Obesitas dan kurangnya aktivitas merupakan

salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner. Selain itu, obesitas juga

mendorong timbulnya faktor risiko lain, seperti diabetes dan hipertensi yang pada

taraf selanjutnya meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

e. Diabetes melitus

Diabetes melitus pada dasarnya merupakan suatu gangguan

metabolisme.Dalam kasus diabetes, produksi insulin oleh pankreas berkurang,

atau mungkin terhenti sama sekali. Oleh karena itu, kadar gula dalam darah

meningkat hingga melampaui batas sesudah makan. Selain gangguan metabolisme

gula, konversi lemak oleh tubuh juga terganggu sehingga menyebabkan kadar

lemak dalam darah meningkat (Srinilawati,dkk.,2008).

2.4.6Kolesterol dan Hubungannya Pada Beberapa Penyakit

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan kolesterol adalah sebagai

berikut:s

a. Infark jantung.Arteri koroner yang mensuplai darah ke jantung menjalar

diseluruh bagian luar otot jantung dan dapat tersumbat oleh endapan

kolesterol-kapur (aterosklerosis). Sekitar tempat penyempitan, yaitu

bagian dalam pembuluh, dapat robek yang mengakibatkan pembekuan

darah setempat. Bila suatu gumpalan darah beku (trombus) menyumbat

aliran darah jantung (trombosis koroner), maka terjadilah infark jantung.

Akibatnya bagian jantung tersebut tidak menerima lagi darah, zat-zat gizi

serta oksigen dan dalam waktu 6-12 jam berangsur-angsur mati.

Dijaringan mati terbentuk parut besar yang dapat menganggu fungsi-

pompa jantung (Tjay,TH dan Kirana.,2008).

b. Hipertensi. Hipertensi sebetulnya bukan penyakit, melainkan merupakan

salah satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung dan pembuluh,

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya CVA (cerebrovascular accident, infark atau pendarahan di

otak). Penyebabnya diketahui hanya lebih kurang 10% dari semua kasus,

antara lain akibat penyakit ginjal, juga akibat tumor di anak ginjal dengan

efek overproduksi hormon-hormon tertentu yang berkhasiat meningkatkan

TD (feochromytomaI). Dalam kebanyakan hal penyebabnya tidak

diketahui, bentuk umum yang disebut hipertensi essensial. Faktor

keturunan berperan penting pada timbulnya hipertensi ini (Tjay,TH dan

Kirana.,2008).

c. Angina pektoris. Suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara

suplai oksigen dengan kebutuhan oksigen jantung. Penyebab umumnya

ialah aterosklerosis pembuluh darah epikardial. Gangguan perfusi

miokardium pada insufisiensi koroner menimbulkan perubahan

biokimiawi, elektrofisiologi dan mekanik jantung. Gejala klasik angina

pektoris ditandai oleh adanya referred pain daerah dermatom yang

dipersarafi oleh segmen T1-T4, yaitu nyeri substernal menjalar ke lengan

kiri bagian medial. Bila iskemia berlangsung lama dan berat, maka akan

terjadi infark jantung (Suyatna.,2007).

d. Obesitas. Obesitas atau kegemukan adalah penumpukan lemak tubuh yang

berlebihan. Penumpukan lemak pada orang gemuk jelas terlihat di bagian

perut, pinggul, atau paha. Kegemukan cenderung menyebabkan kadar

kolesterol, VLDL, dan LDL tinggi.

2.5Obat-Obat Penurun Kolesterol

Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol,

kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserida. Hiperlipoproteinemia adalah

meningkatnya konsentrasi makromolekul lipoprotein yang membawa lipid dalam

plasma. Ketidaknormalan lipid plasma dapat menyebabkan pengaruh yang buruk

(prediposition) terhadap koroner , serebrovaskular, dan penyakit pembuluh darah

perifer (Sukandar,dkk., 2008).

Prinsip utama pengobatan hiperlipoproteinemia ialah mengatur diet yang

mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid plasma.

Individu dengan berat badan berlebih sebaiknya segera mulai makanan dengan

diet penurun berat badan.Pasien tanpa penyakit jantung koroner, diharuskan

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengubah gaya hidup (diet, latihan fisik, penurunan berat badan) selama 3-6

bulan sebelum mulai terapi. Sebelum pengobatan dimulai penyebab

hiperlipidemia sekunder harus diobati/disingkirkan seperti diabetes melitus,

sindrom nefrotik, penggunaan alkohol, kontrasepsi/esterogen, hipotiroidisme,

kelebihan glukokortikoid, penyakit hati obstruktif dan lain-lain (Suyatna,2007).

Bila individu dengan hiperproteinemia dipacu oleh beberapa penyakit lain

seperti diabetes melitus, pecandu alkohol atau hipotiroidisme maka penyakit

tersebut perlu diobati. Individu tersebut dianjurkan menghindari faktor-faktor

yang dapat meningkatkan pembentukan aterosklerosis, yaitu menghentikan rokok,

mengobati hipertensi, olah-raga yang cukup dan pengawasan kadar gula darah

pada pasien diabetes (Suyatna,2007).

Bila pengobatan secara non farmakologi tidak memberikan pengaruh maka

diperlukan pengobatan dengan obat–obatan. Pemakaian obat–obatan harus diingat

pula tidak terlepas dari efek samping. Obat sesungguhnya adalah ”benda asing”

yang dimasukkan ke dalam tubuh semacam ”racun” yang diharapkan memberikan

efek baik, tetapi sekaligus mencemaskan karena memendam pula efek yang tidak

mengenakkan. Itulah sebabnya indikasi pemakaian obatpun hendaklah setepat

mungkin, seakan tidak ada pilihan lain lagi kecuali terpaksa menelannya. Banyak

obat antikolesterol yang kini beredar di pasaran. Obat–obat ini hanya boleh

dipakai, apabila dengan diet yang ketat, latihan yang teratur dan pengendalian

faktor–faktor resiko lainnya tidak lagi bisa menekan kadar kolesterol dalam darah

(Baaras, 1993).

Adapun obat-obat penurun kolesterol adalah:

1. Inhibitor HMG-KoA reduktase (statin) adalah obat penurun lipid yang

paling baru. Obat ini sangat efektif dalam menurunkan angka kejadian

penyakit koroner dan mortalitas total. Statin mempunyai sedikit efek

samping dan saat ini biasanya merupakan obat pilihan pertama. Inhibitor

HMG-KoA reduktase memblok sintesis kolesterol dalam hati (yang

mengambil sebagian besar obat). Hal ini menstimulasi ekspresi lebih

banyak enzim, cenderung untuk mengembalikan sintesis kolesterol

menjadi normal bahkan pada saat terdapat obat. Akan tetapi, efek

kompensasi ini tidak lengkap dan pengurangan kolesterol dalam hepatosit

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor LDL, yang meningkatkan

bersihan kolesterol dari plasma. Bukti kuat bahwa statin menurunkan

kolesterol plasma, terutama dengan meningkatkan jumlah reseptor LDL,

adalah kegagalan obat untuk bekerja pada pasien dengan

hiperkolesterolemia familial homozigot (yang tidak mempunyai reseptor

LDL). Efek samping jarang terjadi, salah satu yang utama adalah miopati.

Insidensi miopati meningkat pada pasien yang menerima terapi kombinasi

dengan asam nikotinat atau fibrat. Statin tidak boleh diberikan selama

kehamilan karena kolesterol penting untuk perkembangan normal fetus.

2. Resin pertukaran anion. Kolestiramin dan kolestipol adalah bubuk yang

digunakan dengan cairan . Kedua obat ini meningkatkan ekskresi asam

empedu, menyebabkan lebih banyak kolesterol yang diubah menjadi asam

empedu. Penurunan konsentrasi kolesterol hepatosit menyebabkan

kompensasi peningkatan aktivitas HMG-KoA reduktase dan jumlah

reseptor LDL. Tampaknya peningkatan ekspresi reseptor LDL hati

merupakan mekanisme utama resin menurunkan kolesterol plasma, karena

resin tidak bekerja pada pasien dengan hiperkolestrolemia familial

homozigot. Efek samping terbatas pada usus, karena resin tidak diabsorpsi,

dan mencakup rasa penuh, rasa tidak nyaman pada perut, diare, dan

konstipasi.

3. Asam Nikotinat mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian menurunkan

trigliserida plasma (sekitar 30-50%). Asam nikotinat juga menurunkan

kolesterol sebanyak (10-20%) dan meningkatkan HDL. Asam nikotinat

merupakan obat penurun lipid pertama untuk mengurangi mortalitas

keseluruhan pada pasien dengan penyakit arteri koroner, namun

penggunaannya dibatasi oleh efek yang tidak diharapkan yang meliputi

kemerahan yang diperantarai prostaglandin, pusing, dan palpitasi. Saat ini

asam nikotinat hampir tidak pernah digunakan.

4. Fibrat (misalnya gemfibrozil, bezafibrat) menghasilkan penurunan ringan

pada LDL (sekitar 10%) dan peningkatam HDL (sekitar 10%). Sebaliknya,

fibrat menyebabkan penurunan yang bermakna pada trigliserida plasma

(sekitar 30%). Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor transkripsi

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi proliferator (PPAR- ,

peroxisom proliferator-activated receptor alpha), dan menstimulasi

aktivitas lipoprotein lipase. Fibrat merupakan obat lini pertama pada

pasien dengan kadar trigliserida plasma yang sangat tinggi yang berisiko

mengalami pankreatitis. Semua fibrat dapat menyebabkan sindrom seperti

miositis. Insidensi miositis meningkat dengan penggunaan bersama

inhibitor HMG-KoA dan kombinasi tersebut sebaiknya dihindari.

5. Inhibitor pada absorbsi kolesterol usus. Ezetimibe menurunkan

penyerapan kolesterol (dan fitosterol) dan menurunkan kolesterol LDL

sekitar 18%) dengan sedikit perubahan pada kolesterol HDL. Hal ini

mungkin sinergis dengan statin sehingga menjadi terapi kombinasi yang

baik (Neal,M.J.,2006).

2.6 Simvastatin

2.6.1 Definisi

Simvastatin adalah obat golongan statin, digunakan untuk menurunkan

kolesterol (agen hipolipidemik) pada keadaan hiperkolesterolemi dan juga dapat

mencegah penyakit kardiovaskular. Statin saat ini merupakan hipolipidemik yang

paling efektif dan aman (Suyatna, 2007).

2.6.2 Farmakodinamik

Statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati,

dengan menghambat enzim HMG-KoA reduktase (Suyatna, 2007). HMG-KoA

reduktase memperantarai langkah pertama biosintesis sterol (Katzung, 1997).

Akibat penurunan sintesis kolesterol ini maka SREBP (sterol regulatory

elementbinding protein) yang terdapat pada membran dipecah oleh protease, lalu

diangkut ke nukleus. Faktor-faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan

gen reseptor LDL, sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL.

Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan

kadar kolesterol darah lebih besar lagi. Selain LDL, VLDL dan IDL juga

menurun, sedangkan HDL meningkat (Suyatna, 2007). Karena obat ini diekstraksi

paling banyak di dalam hati, efek utama obat ini pada hati. Aktivitas pada hati

beberapa turunan tampaknya dapat disebabkan perbedaan spesifisitas jaringan

untuk ambilan obat. Selama pengobatan dapat terjadi penurunan sedang

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

trigliserida plasma dan peningkatan ringan kadar HDL kolesterol (Katzung,

1997).

Statin menurunkan kejadian penyakit jantung koroner fatal dan nonfatal,

stroke, dan angka mortalitas totalnya (Suyatna, 2007).

2.6.3 Farmakokinetik

Semua statin, kecuali lovastatin dan simvastatin berada dalam bentuk asam

β-hidroksi. Kedua statin yang disebut di atas merupakan prodrug dalam bentuk

lakton dan harus dihidrolisis lebih dahulu menjadi bentuk aktif asam β-hidroksi.

Statin diabsorpsi sekitar 40-75%, kecuali fluvastatin yang diabsorpsi hampir

sempurna. Semua obat mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Obat-obat

ini sebagian besar terikat protein plasma. Sebagian besar produk degradasi

dieksresi melalui feses dan kurang dari 10% dalam urin. Kadar puncak lovastatin

dalam plasma terlihat 2-4 jam sesudah pemberian oral tunggal. Sesudah 3 hari

dengan pemberian 1x sehari, mantap akan tercapai dan kadar plasma 1½x kadar

puncak pada pemberian tunggal. Kadar tetinggi bisa didapat bila lovastatin

diberikan bersama makanan. Lovastatin agaknya tidak menginduksi sitokrom

P450 (Suyatna, 2007).

2.6.4 Efek Samping

Efek samping statin yang potensial berbahaya adalah miopati dan

rabdomiolisis. Efek samping lain yang dapat terjadi adalah gangguan saluran

cerna, sakit kepala, rash, neuropati perifer dan sindroma lupus (Suyatna, 2007).

2.7 Cara Pengukuran Kadar Kolesterol Darah

Spektrofotometri adalah suatu metode pengukuran serapan radiasi

elektromegnetik pada panjang gelombang tertentu, spektrofotometer terdiri dari

spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dan spektrum

dengan panjang gelombang tertentu dan fotometri adalah alat pengukur intensitas

cahaya yangdapat diabsorbsi (Ganiet al.,2010).

Pelarut yang banyak digunakan untuk spektroskopi UV adalah etanol 95%

karena kebanyakan golongan senyawa larut dalam pelarut tersebut. Pelarut lain

yang sering digunakan ialah air, metanol, heksana, eter minyak bumi, dan eter.

Senyawa tanpa warna diukur pada jangka 200-400 nanometer (nm), senyawa

berwarna pada jangka 200-700 nm. Panjang gelombang serapan maksimum dan

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

minimum pada spektrum serapan yang diperoleh direkam dalam nm, demikian

juga kekuatan absorbansi pada maksima dan minima yang khas (Harborne,1987).

Pengukuran kadar kolesterol menggunakan metode enzimatik dengan

reagen spesifik untuk kolesterol total. Dimana adsorpsi diukur menggunakan

spektrofotometer UV pada panjang gelombang 500 nm (Dachriyanus et al.,2007).

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah eksperimental meliputi penyediaan simplisia,

pembuatan ekstrak, pengujian farmakologi, dan uji statistik terhadap data hasil

percobaan.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta. Proses

pembuatan ekstrak dan penapisan fitokimia dilakukan dilaboratorium penelitian I,

uji penurunan kolesterol terhadap hewan uji dilakukan di laboratorium Animal

house. Penelitian berlangsung mulai dari bulan februari 2015 sampai mei 2015.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: timbangan

analitik, erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, spatula, corong, batang pengaduk,

hot plate,tabung reaksi, kaca arloji, kertas saring, alumanium foil, pipet tetes,

termometer, cawan penguap, botol timbang, rotary evaporator, oven, tanur tinggi,

vortex, mikropipet, timbangan hewan, sentrifugasi, kandang tikus, kapas, sonde,

tabung Effendrof, spuit,TLC scanner dan spektrofotometer UV.

3.2.2 Bahan

3.2.2.1 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah bagian herba dari tanaman kumis kucing

yang diperoleh dari PT.Karya Sari Jl. Klamono A5 No. 4 Jatiwaringin Asri,

Pondokgede 17411, Bekasi, Indonesia sebanyak 1,5 kg.

3.2.2.2 Bahan Kimia

Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest,

etanol 96%, Natrium Karboksi Metil Selulosa (Na-CMC), simvastatin dari Kimia

Farma, dan larutan pereaksi kolesterol ELITech yang mengandung:

Pepes buffer pH 6,750 mmol/L

Fenol 24 mmol/L

Sodium kolat 5 mmol/L

26

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4-aminoantipirin 0, 5 mmol/L

Kolesterol esterase 180 U/L

Kolesteril oksidase 200 U/L

Peroksidase 1000 U/L

3.2.2.3 Hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan

galur Sparague-Dawley dengan berat badan 150-250 gram dan berumur 3-4 bulan

yang diperoleh dari Institus Pertanian Bogor. Tikus yang digunakan berjumlah 30

ekor.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Penyiapan Simplisia

Sebanyak 1,5 kg simplisia kering yang diperoleh dari PT Karya

Saridihaluskan dengan cara digrinder yang dilakukan di Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia Universitas Indonesia .

3.3.2 Pembuatan Ekstrak Herba Kumis Kucing

Simplisia herba kumis kucing (Orthosiphone stamineus Benth) yang telah

dihaluskan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%.

Serbuk yang diperoleh setelah dihaluskan ditimbang sebanyak 1,5 kg dan

ditambahkan pelarut etanol 96% kedalam bejana tersebut kurang lebih hingga 2

cm diatas permukaan serbuk.Pelarut diganti setiap 3 hari sekali dan pengadukan

dilakukan setiap harinya 2-3 kali sehari. Hasil maserat yang didapatkan kemudian

disaring dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak kental yang

diperoleh dikeringkan menggunakan oven vakum yang dilakukan di laboratorium

fitokimia Universitas Indonesia selama 5 hari hingga didapatkan ekstrak

kering.Perhitungan randemen dihitung dari ekstrak kental yang diperoleh

sebelumnya.

%Randemen=

3.3.3 PengujianParameter Ekstrak

Pengujian parameter ekstrak yang dilakukan adalah parameter non spesifik

meliputi susut pengeringan dan kadar abu, dan parameter spesifik yaitu identitas

ekstrak, organoleptis, dan pengukuran kadar senyawa marker sinensetin.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.3.1 Penetapan Susut Pengeringan

Ekstrak ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam botol timbang

dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 1050C selama 30

menit dan telah ditara.Ekstrak yang ditimbang diratakan dalam botol timbang

kemudian dimasukkan kedalam oven, sebelumnya tutup botol timbang dibuka dan

dikeringkan pada suhu 1050C hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan,

botol dibiarkan dalam keadaan tertutup mendingin dalam eksikator hingga suhu

kamar (Depkes RI,2000).

3.3.3.2 Penetapan kadar abu

1 gram ekstrak yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan kedalam

krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, kemudian diratakan. Pijarkan

perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan, timbang (Depkes, 2000).Hitung

kadar abu dengan rumus sebagai berikut:

% Kadar abu=

Keterangan :

A : Berat cawan kosong

B : Berat cawan kosong + berat ekstrak sebelum dipanaskan

C : Berat cawan kosong + berat ekstrak setelah dikeringkan

3.3.3.3 Pemeriksaan Identitas Ekstrak

Diidentifikasi dengan tata nama yang meliputi nama ekstrak, nama latin

tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan,nama Indonesia tumbuhan, serta

senyawa marker tumbuhan (Depkes, 2000).

3.3.3.4 Pemeriksaan Organoleptis

Diidentifikasi menggunakan panca indera untuk mengetahui bentuk,

warna, bau, dan rasa (Depkes, 2000).

3.3.3.5 Pengukuran Kadar Sinensetin

Pengukuran kadar sinenstin dilakukan dengan metode kromatografi lapis

tipis densitometri. Larutan uji dibuat dengan melarutkan 0,2 gram ekstrak herba

kumis kucing dengan 10 ml etanol 96%. Larutan standar dibuat dengan

melarutkan 1 mg sinensetin didalam metanol dan diencerkan dengan 20 ml

metanol. Plat yang digunakan adalah plat silika gel dengan ukuran 10 x 7 cm.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fase gerak yang digunakan adalah metanol, etil asetat, dan toluen dengan

perbandingan 5:40:55 Masing-masing larutan standar ditotolkan sebanyak 10 l,

30 l,50 l, dan 70 l, sedangkan untuk larutan uji digunakan 20 l. Setelah

dieluasi dan dikeringkan diudara, plat dideteksi dengan menggunakan UV 365 nm

(European Pharmacopoeia Comission,2005). Untuk pengukuran kadar sinensetin

dilakukan dengan menggunakan alat TLC-Scanner 3 yang dilengkapiprogram

winCATS (Camag).

3.3.4 Skrining Fitokimia

1. Identifikasi golongan alkaloid

Sebanyak 0,5 gram esktrak dilarutkan dalam larutan HCl encer kemudian

disaring. Kedalam filtrat ditambahkan 2 ml larutan ammonia. Kemudian

ditambahkan kloroform 5ml dan dikocok perlahan-lahan untuk

mengekstraksi basa alkaloid. Lapisan kloroform diambil lalu diekstraksi

dengan 10 ml asam asetat, kemudian dibagi menjadi 2 bagian. Pada

pembagian pertama ditambahkan reagen Mayer dan bagian kedua

ditambahkan reagen Dragendorff. Terbentuknya warna krem dengan

reagen meyer dan endapan coklat kemerahan dengan reagen Dragendorff

menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid (Ayoolaet al.,2008).

2. Identifikasi golongan flavonoid

0,5 gram ekstrak ditambah 50 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan

disaring, filtrat yang digunakan sebagai larutan percobaan. 5 ml larutan

percobaan ditambahkan sedikit serbuk magnesium, 1 ml asam klorida

pekat dan 2 ml amilalkohol, dikocok dengan kuat dan dibiarkan memisah,

terbentuknya warna orange, merah, kuning pada lapisan amilalkohol

menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Wijono,2003).

3. Identifikasi golongan saponin

0,5 gram ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi dimasukkan ke

dalam tabung reaksi dan ditambahkan aquadest, larutan dikocok secara

vertikal selama 3-5 menit. Terbentuknya busa yang stabil selama 30 menit

menunjukkan adanya senyawa golongan saponin (Farnsworth,1966).

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Identifikasi golongan tannin

0,5 gram ekstrak dididihkan dalam 10 ml aquadest dalam tabung reaksi,

lalu disaring. Kemudian ke dalam filtrat ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3.

Terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman menunjukkan

adanya tannin (Ayoolaet al.,2008).

5. Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid

0,5 gram ekstrak ditambahkan 2 ml kloroform, kemudian 2 tetes asam

asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat (pereaksi Libermann-

Burchard). Jika terbentuk warna hijau kehitaman menunjukkan golongan

steroid dan jika terbentuk warna merah yang cepat hilang menunjukkan

adanya senyawa golongan triterpenoid (Ayoolaet al.,2008).

3.3.5Penyiapan Hewan Uji

Sebelum digunakan untuk penelitian, hewan diaklimatisasi selama 2

minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selama

diaklimatisasi, tikus diberikan minum dan makanan standar serta mengontrol

kesehatan dan berat badan tikus.

3.3.6 Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan hewan uji tikus putih jantan dipilih secara

acak sebanyak 30 ekor untuk dibagi menjadi 5 kelompok, dihitung berdasarkan

rumus federer:

(n-1)(t-1) 15

Dimana: n = jumlah ulangan minimal dari tiap perlakuan

t = jumlah perlakuan

Jumlah hewan uji yang digunakan adalah : (n-1) (t-1) ) 15

(n-1) (5-1) ) 15

(n-1) (4) ) 15

(5n-4) 15

5n 19

n 3,8 = 4 ekor

Dalam jumlah perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa pada 5 kelompok

percobaan terdapat minimal 4 ekor tikus pada masing-masing kelompok, dalam

penelitian ini tikus yang digunakan berjumlah 5 ekor pada masing-masing

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kelompok, hal ini karena untuk uji antihiperlipidemia digunakan minimal 5 ekor

tikus pada masing-masing kelompok (Depkes RI,1993).

Tabel 2.Pembagian Kelompok Hewan uji Berdasarkan Perlakuan

Kelompok Jumlah Perlakuan

1 5 Sebagai kontrol normal diberikan suspensi Na-

CMC 1%

2 5 Sebagai kontrol positif diberikan suspensi

simvastatin

3 5 Dosis 1, pemberian ekstrak herba kumis kucing

dosis rendah 250 mg/kgBB

4 5 Dosis 2, pemberian ekstrak herba kumis kucing

dosis sedang 500 mg/kgBB

5 5 Dosis 3, pemberian ekstrak herba kumis kucing

dosis tinggi1000 mg/kgBB

3.3.7 Penyiapan Bahan Uji

Penyiapan bahan-bahan meliputi suspensi Na-CMC (kontrol), bahan uji

(ekstrak herba kumis kucing), dan dosis simvastatin (pembanding).

3.3.7.1 Penentuan Dosis Ektrak Herba Kumis Kucing

Dosis ekstrak etanol 96% herba kumis kucing yang digunakan yaitu

250mg/kg BB, 500 mg/kg BB, dan 1000 mg/kg BB. Pemilihan dosis berdasarkan

dosis yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Sriplang et al.,2007). Volume larutan uji yang diberikan dibuat 2 ml yang

disesuaikan dengan berat badan tikus.

3.3.7.2 Pembuatan Suspensi Na-CMC 1%

Sebanyak 1 gram NaCMC, didispersikan dalam 20 ml aquadest hangat

hingga homogen didalam lumpang, lalu digerus dan ditambahkan sedikit demi

sedikit aquadeshingga 100 ml.

3.3.7.3 Pembuatan Suspensi Ekstrak Herba Kumis Kucing

Karena dosis yang dipakai pada ekstrak herba kumis kucing terdiri dari

tiga variasi dosis yaitu dosis 250 mg/kg BB, 500 mg/kg BB, dan 1000 mg/kg BB,

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

maka cara pembuatan suspensi ekstrak : Ekstrak etanol herba kumis kucing

ditimbang masing-masing sebanyak 0,5g, 1g, dan 3g, dimasukkan ke dalam

lumpang yang berisi sedikit suspensi Na-CMC 1%digerus homogen lalu

dicukupkan dengan suspensi Na-CMC hingga 20 ml.

3.3.7.4 Dosis Simvastatin Sebagai Kontrol Positif

Dosis simvastatin yang digunakan untuk manusia adalah 5-10 mg/hari.

Dosis yang digunakan untuk penelitian yaitu 10 mg/hari. Konversi dosis ke tikus

berdasarkan rumus HED adalah 1,03 mg/kgBB. Pemberian simvastatin melalui

oral dalam bentuk suspensi dengan menambahkan NaCMC.

3.3.8 Uji Efek Antikolesterolemia

a. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus

putih jantan galur Sparague-Dawley. Kelompok tersebut terdiri dari

kelompok kontrol normal, kontrol positif, uji dosis 250 mg/kg BB, 500

mg/kg BB, dan 1000 mg/kg BB.

b. Setiap hari semua tikus diberi pakan standar 120 gram/6 ekor tikus dan

aquadest.

c. Sebelum diberikan perlakuan, masing-masing tikus diukur kadar kolesterol

total.

d. Pada kelompok 1 diberikan suspensi NaCMC 1%, kelompok 2 diberikan

suspensi simvastatin, kelompok 3 diberikan suspensi ekstrak herba kumis

kucing dosis 250 mg/kgBB, kelompok 4 dengan dosis 500 mg/kgBB, dan

kelompok 5 diberikan dosis 1000 mg/kgBB.

e. Masing-masing kelompok uji diberikan perlakuan selama 20 hari..

f. Pada hari ke 21 setelah pemberian ekstrak herba kumis kucing dilakukan

pengambilan darah tikus pada semua kelompok melalui vena mata,

kemudian dilakukan pengukuran kadar kolesterol total pada darah tikus.

Sebelumnya tikus dipuasakan selama 12 jam.

3.3.9 Cara Pengambilan Darah

Tikus dipuasakan 12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah.

Pengambilan darah dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum perlakuan dan

setelah perlakuan. Pengambilan darah dilakukan dengan cara tikus dianestesi

terlebih dahulu menggunakan eter lalu dipegang dan dijepit bagian tengkuk

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan jari tangan. Tikus dikondisikan senyaman mungkin, kemudian pipa

kapiler digoreskan pada retro-orbital pleksus.Pipa kapiler diputar sampai melukai

pleksus, lalu darah ditampung pada tube EDTA untuk tujuan pengambilan

plasma darah . Darah yang diambil dari setiap mata tikus berkisar antara 1-1,5ml.

Darah didiamkan selama 15 menit dan disentrifus selama 15 menit dengan

kecepatan 3000 rpm.Plasma darah yang diperoleh dipipet menggunakan pipet

mikro dan dimasukkan ke dalam tabung Effendorf lalu disimpan pada suhu -200C.

3.3.10 Cara Pengukuran Kadar Kolesterol

Pengukuran kadar kolesterol total tikus dilakukan dengan metode

enzimatis dengan larutan pereaksi kolesterol ELITech yang mengandung pepes

buffer, fenol, sodium kolat, 4-aminoantipirin, kolesterol esterase, kolesterol

oksidase dan peroksidase. Plasma darah dipipet menggunakan mikropipet

sebanyak 0,01 l dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan

larutan pereaksi kolesterol ELITech sebanyak 1 ml dan dibiarkan selama 20

menit pada suhu kamar. Sebagai blanko digunakan pereaksi kolesterol ELITech

sebanyak 1 ml dan aquadest 0,01 ml, dan sebagai standar digunakan 0,01ml

standar kolesterol dan 1 ml reagen kolesterol ELITech. Kemudian diukur

absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-visibel pada panjang

gelombang 500 nm (Dachriyanus et al.,2007). Untuk mengetahui kadar kolesterol

total dihitung menggunakan rumus:

(200 mg/dl)

3.3.11 Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Darah

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, uji statistik homogenitas

menggunakan Lavene dan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov

test.Apabila hasil sebaran data normal, maka untuk perbedaan kadar dari masing-

masing kelompok perlakuan dianalisis dengan uji statistik One Way ANOVA,

kemudian dilanjutkan dengan uji LSD. Apabila sebaran data tidak normal,

dilanjutkan dengan uji statistik Kruskal Wallis (Santoso,2009).

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi herba kumis kucing (Orthosiphone stamineus Benth)

Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan di Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor menunjukkan bahwa jenis simplisia yang

digunakan pada penelitian ini adalah kumis kucing (Orthosiphone stamineus

Benth) dengan suku Lamiaceae (Lampiran 3). Determinasi dilakukan dengan

tujuan untuk mengidentifikasi jenis simplisia yang digunakan.

4.2 Hasil Ekstraksi Herba Kumis Kucing

Dari 1500 g serbuk herba kumis kucing yang diekstraksi diperoleh ekstrak

kental sebanyak 133 g sehingga randemen yang diperoleh yaitu 8,87 % (lampiran

10). Randemen merupakan perbandingan ekstrak yang diperoleh dengan simplisia

awal.Menurut Farmakope herbal randemen ekstrak dari daun kumis kucing tidak

kurang dari 8,7%, dan hasil randemen yang diperoleh pada penelitian ini adalah

8,87%. Metode maserasi yang digunakan dalam proses ektraksi ini dipilih karena

maserasi merupakan metode sederhana dan baik untuk senyawa-senyawa yang

tidak tahan terhadap pemanasan. Pemilihan pelarut etanol 96% sebagai pelarut

yang digunakan dalam proses ekstraksi ialah karena senyawa sinensetin dari

golongan flavonoid yang berperan dalam memberikan aktivitas farmakologi larut

dengan baik dalam pelarut ini. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Arifiantiet al pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa rerata

kadar sinensetin tertinggi dalam ekstrak daun Orthosiphon stamineus Benth

diperoleh pada kelompok ekstrak dengan pelarut pengekstraksi etanol 96%. Selain

itu, pelarut ideal yang sering digunakan adalah alkohol atau campurannya dengan

air yang merupakan pelarut pengekstraksi yang mempunyai extractive power yang

terbaik untuk hampir semua senyawa yang mempunyai berat molekul rendah

seperti alkohol, saponin dan flavonoid.

34

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3 Pengujian Parameter Ekstrak

Tabel 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak

Parameter

Standarisasi

Jenis Hasil

Spesifik Identitas Ekstrak Nama Ekstrak: Kumis kucing

Nama Latin : Orthosiphon stamineus Benth

Bagian tanaman yang digunakan : Herba

Senyawa Identitas : Sinensetin

Organoleptis Bentuk : kental

Warna : coklat kehitaman

Rasa : Pahit

Bau : Khas

Pengukuran

Senyawa sinensetin

0,075%

Nonspesifik Susut pengeringan 0,948%

Kadar abu 12,587%

Pengujian parameter ekstrak meliputi parameter spesifik dan non-spesifik.

Parameter spesifik merupakan suatu aspek yang berfokus pada senyawa atau

golongan senyawa yang berperan dan bertanggung jawab terhadap aktivitas

farmakologis.Pengujian parameter spesifik yang dilakukan ialah pemeriksaan

identitas, organoleptis dan pengukuran senyawa marker sinensetin. Penentuan

identitas ekstrak perlu dilakukan untuk memberikan identitas obyektif dari nama

dan senyawa identitas. Identitas ekstrak yang digunakan memiliki nama daerah

kumis kucing dengan nama latin tumbuhanOrthosiphone stamineus Benth. Untuk

bagian tanaman yang digunakan ialah bagian herba meliputi batang, daun, dan

bunga. Senyawa marker dari tanaman ini ialah senyawa sinensetin. Pada

pemeriksaan organoleptis yang bertujuan untuk melakukan pengenalan awal yang

sederhana dan seobyektif mungkin didapatkan bahwa ekstrak herba kumis kucing

memiliki bentuk kental, warna coklat kehitaman, rasa pahit dan memiliki bau

yang khas.

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada pengukuran senyawa sinensetin yang merupakan senyawa marker

dari ekstrak etanol 96% herba Orthosiphon stamineusdilakukan dengan

menggunakan kromatografi lapis tipis-densitometri. Dari pengujian ini didapatkan

kadar senyawa sinensetin yang terkandung dalam ekstrak sebanyak 0,075%.

Kromatografi lapis tipis-densitometer (TLC scanner) merupakaninstrumen

pengukur densitasbercak hasil pemisahan kromatografilapis tipis. Instrumen

dilengkapidengan suatu perangkat optik, sumbercahaya dan detektor seperti

halnyaspektrofotometer (Touchstone dan Dobbins,1983; Poole dan Khatib,1987;

yang dikutip dariHayun, dkk.,2007).

Pada pengujian ini, digunakan empat standar larutan sinensetin dengan

konsentrasi yang sama, namun jumlah penotolannya berbeda yaitu 10 l, 30 l,

50 l, dan 70 l. Untuk larutan uji digunakan larutan dengan konsentrasi 2%

dengan jumlah penotolan sebanyak 20 l. Untuk fase diam digunakan plat Silika

Gel F254 dan fase gerak metanol, etil asetat, dan toluen dengan perbandingan

5:40:55. Hal ini sesuai dengan European Pharmacopoeia. Pada pengukuran

menggunakan kromatogrfi lapis tipis-densitometri pada panjang gelombang 341

nmdiperoleh nilai Rf sebesar 0,53 dengan persamaan y=18777,150x + 11323,215

sehingga diperoleh persentase kadar sinensetin sebesar0,075%.Menurut

farmakope herbal kadar sinensetin dalam ekstrak kental daun kumis kucing

mengandung sinensetin tidak kurang dari 1,10%. Hasil yang diperoleh

menunjukkan jumlah yang jauh lebih kecil dari standar yang ada. Hal ini dapat

terjadi karena beberapa faktor sepertibagian tanaman yang digunakan ialah bagian

herba meliputi batang, daun,dan bunga dari kumis kucing, Sinensetin diketahui

banyak terkandung di bagian daun kumis kucing. Menurut Dalimartha setiawan

(2008) kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat dalam

daun tua yang berbunga ungu (0,365%), sedangkan yang terkecil berasal dari

daun muda yang berbunga putih (0,095%). Faktor lain yang dapat mempengaruhi

ialah tempat penanaman, waktu panen, teknik pengumpulan, dan penanganan

setelah panen meliputi sortasi basah, pencucian, pengeringan, sortasi kering dan

penyimpanan.

Parameter non-spesifik merupakan suatu aspek yang berfokus pada aspek

kimia, mikrobiologi dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

stabilitas. Standarisasi parameter non-spesifik yang dilakukan ialah kadar susut

pengeringan dan kadar abu. Parameter susut pengeringan bertujuan untuk

memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang

pada proses pengeringan. Parameter kadar abu bertujuan memberikan gambaran

kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai

terbentuknya ekstrak.

Pada pengujian parameter ekstrak tersebut diperoleh hasil susut

pengeringan sebesar 0,948% dan kadar abu 12,587%. Perhitungan uji parameter

esktrakdapat dilihat pada lampiran 10. Menurut farmakope herbal kadar susut

pengeringan dari daun Orthosiphone stamineus tidak lebih dari 12% dan hasil

yang diperoleh sebesar 0,948%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya senyawa

yang hilang pada proses pengeringan sangat kecil. Dan untuk kadar abu total dari

ekstrak kental daunOrthosiphone stamineus tidak kurang dari 9%, namun hasil

yang didapatkan adalah 12,587%.Seperti yang diketahui kumis kucing

mengandung senyawa mineral yang sebagian besarnya adalah mineral kalium

(Awaleet al.,2001yang dikutip dari Arifiantiet al.,2014). Kandungan mineral

kalium dalam daun segar kumis kucing yaitu sekitar 600-700 mg/100gdaun segar

(Anon,2001 yang dikutip dari Almataret al.,2013).

4.4 Hasil Uji Penapisan Fitokimia

Tabel 4.Hasil Penapisan Fitokimia Esktrak Herba Kumis Kucing

Golongan Senyawa Hasil

Alkaloid -

Saponin +

Flavonoid +

Steroid +

Tanin +

Penapisan fitokimia adalah pemeriksaan kandungan kimia secara kualitatif

untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam suatu tumbuhan.

Pemeriksaan dilakukan pada senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat

bagi kesehatan seperti alkaloid, glikosida, flavonoid, terpenoid, tanin, dan saponin

(Harborne,1987). Adapun tujuan dilakukan penapisan fitokimia adalah untuk

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam bahan alam yang

memberikan gambaran kemungkinan aktivitas biologisnya. Penapisan fitokimia

yang dilakukan pada ekstrak kental herba kumis kucing adalah golongan saponin,

flavonoid, steroid, tanin dan alkaloid. Dari ke lima golongan yang dilakukan

penapisan fitokimia, ekstrak herba kumis kucing positif mengandung flavonoid,

saponin, steroid, dan tanin dan negatif untuk uji senyawa alkaloid.

Orthosiphon stamineus yang tumbuh di Asia yang telah diketahui sejak

tahun 1930 dilaporkan lebih dari 100 senyawa kimia yang terkandung dalam

tanaman tersebut yang diklasifikasikan sebagai monoterpen, diterpen, triterpen,

saponin, flavonoid, asam organik dan lain sebagainya. Adapun senyawa yang

diduga memiliki potensi manurunkan kadar kolesterol adalah antara lain

flavonoid. Flavonoid yang bersifat antioksidan memiliki aktivitas sebagai

antiaterosklerosis dan memiliki pengaruh besar pada sistem vaskular (Nijveldt et

al.,2001). Flavonoid mampu memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah, dapat

mengurangi kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas dan dapat bersifat

hipolipidemik, antiinflammasi serta sebagai antioksidan (I Wayan.S., dan I Made

J.,2012).Asam rosmarinat yang merupakan senyawa polifenol yang terkandung

didalam Orthosiphone stamineus juga dapat mencegah oksidasi LDL. Quersetin

juga dapat menurunkan konsentrasi plasma aterogenik LDL teroksidasi pada

manusia (Almatar et al.,2013).Sinensetin yang merupakan senyawa marker dari

tanaman ini diduga memiliki pengaruh besar dalam memberikan aktivitas

farmakologi. Sinensetin dilaporkan dapat meningkatkan adipogenesis dan lipolisis

dengan meningkatkan jumlah cAMP dijaringan adiposit (Kang, S.I et al.,2015).

Lipolisis jaringan adiposa merupakan proses katabolik yang berperan dalam

pemecahan trigliserida yang disimpan dalam sel lemak dan juga berperan dalam

pelepasan asam lemak dan gliserol. Selain flavonoid, saponin juga menunjukkan

kemampuan menurunkan kadar kolesterol darah. Penelitian tentang efek saponin

menunjukkan bahwa saponin yang tidak terhidrolisis dapat menurunkan

penyerapan kolesterol, sedangkan saponin yang terhidrolisis asam dapat

meningkatkan kemampuannya untuk menurunkan penyerapan kolesterol

(Malinowet al.,1977). Efek penurunan kolesterol oleh saponin tersebut

berhubungan dengan kemampuan saponin untuk membentuk insoluble

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

complexes(micelles) dengan sterol.Cara saponin menurunkan kolesterol darah

adalah secara langsung maupun tidak langsung yakni dengan menghambat

absorpsi kolesterol dari usus halus dan menghambat reabsorpsi asam empedu

(Oakenfull dan Sidhu, 1990yang dikutip dari Priyo,dkk.,2015). Saponin juga

dapatberinteraksi dengan asam empedu yang dapat meningkatkan metabolisme

kolesterol dalam hati yang pada akhirnya menurunkan tingkat kolesterol dalam

serum (Desai et al.,2009 yang dikutip dari Priyo,dkk.,2015). Selain itu, tanin yang

tergolong senyawa polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan juga mempunyai

efek yang menguntungkan pada fungsi endotel yaitu dapat menurunkan oksidasi

LDL dan meningkatkan produksi nitrit oksida. Nitrit oksida adalah vasodilator

endogenous yang mempunyai antiaterosklerosis (Umaruddin et al.,2012). Dalam

literatur lain tanin mampu menurunkan kolesterol total,low density

lipoprotein(LDL), dan dapat mencegah LDL. Efek hipokolesterolemik dari tanin

disebabkan aksi antioksidan, yang menghambat inisiasi dan propagasi radikal

bebas yang menyebabkan teroksidasinya kolesterol LDL (Auger et al, 2002yang

dikutip dari Felipedan Maria.,2007). Efek lain dari tanin terhadap kolesterol juga

terkait dengan penghambatan 3-hidroksi-3-metilglutaril KoA reduktase yang

merupakan enzim yang diperlukan untuk biosintesis kolesterol (Chang, 2001yang

dikutip dari Felipedan Maria.,2007). Dalam penapisan fitokimia yang dilakukan,

Orthosiphone stamineus juga mengandung steroid. Steroid merupakan senyawa

organik yang larut dalam lemak yang ditemukan secara alami dalam organisme

hidup.Potensi penurun kolesterol dari makanan yang mengandung sterol telah

dikenal selama lebih dari 50 tahun. Kesamaan struktur antara sterol, stanol dengan

kolesterol memungkinkan mereka untuk bersaing dengan kolesterol ketika masuk

ke dalam misel, partikel yang mengangkut lipid dan kolesterol ke dalam mukosa

usus. Kompetisi ini mengurangi penyerapan kolesterol makanan dan empedu di

saluran pencernaan. Ketika penyerapan kolesterol menurun maka regulator

konsentrasi reseptor LDL juga menurun sehingga kadar serum LDL juga

berkurang. Steroid dapat menurunkan kadar LDL dan kolesterol total tanpa

berefek pada kadar HDL dan trigliserida (Phuruengrat, A. and Phaisansuthichol,

S.,2006).

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5 Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol Total

Pada penelitian ini menggunakan tikus putih sebagai subjek penelitian.

Tikus yang digunakan adalah tikus jantan galur Sparague-Dawley yang berusia 3-

4 bulan dengan berat badan sekitar 150-250 g. Tikus putih banyak digunakan pada

penelitian-penelitian toksikologi, metabolisme lemak, obat-obatan maupun

mekanisme penyakit infeksius. Tikus putih baik digunakan dalam penelitian

karena mudah dipelihara, mudah berkembang biak sehingga cepat mendapatkan

hewan coba yang seragam dan mudah dikelola dilaboratorium (Berata et

al.,2010). Selain itu tikus putih pada umumnya tenang,mudah ditangani, tidak

bersifat fotofobik, dan aktivitasnya tidak demikian terganggu dengan adanya

manusia disekitarnya. Sebelum digunakan untuk penelitian,tikus diaklimatisasi

selama dua minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selama

proses aklimatisasi, tikus diamati aktivitasnya maupun kondisi fisiknyasetiap hari,

yaitu dengan cara menimbang berat badan tikus dan melihat apakah ada luka atau

tidak pada hewan. Selama proses aklimatisasi hingga akhir penelitian berat badan

tikus menunjukkan kenaikan setiap harinya, kecuali pada akhir penelitian dimana

berat badan tikus kontrol positif mengalami penurunan. Grafik kenaikan berat

badan tikus dapat dilihat pada lampiran 15.Setelah diaklimatisasi, tikus

dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol normal, positif, dosis

rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi yang mana masing-masing kelompok terdiri

dari 5 ekor tikus.

Pada penelitian ini digunakan dua kontrol yaitu kontrol normal dan positif.

Kontrol normal diperlukan untuk mengetahui kadar kolesterol total darah tikus

selama uji. Sedangkan kontrol positif menggunakan simvastatin diperlukan untuk

melihat pengaruh obat antikolesterol yang telah terbukti khasiatnya menurunkan

kadar kolesterol. Karena simvastatin tidak larut dalam air, maka disuspensikan

dengan Na CMC 1%.

Sebelum pemberian perlakuan pada tikus, dilakukan pengukuran kadar

kolesterol darah awal sebelum perlakuan . Hal ini dilakukan untuk memperoleh

data kolesterol yang akan digunakan sebagai pembanding pada saat tikus telah

diberikan perlakuan. Dari data yang diperoleh, kadar kolesterol total masing-

masing tikus sebelum perlakuan menunjukkan normal. Adapun kadar kolesterol

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

total normal tikus adalah 40-130 mg/dl (Malole dan Sri.,1989).Pada hari ke 15

diberikan perlakuan dengan pemberian bahan uji dan pembanding pada masing-

masing tikus normal. Ekstrak herba kumis kucing yang telah disuspensikan

terlebih dahulu dengan NaCMC 1% diberikan dalam 3 variasi dosis yaitu dosis

250 mg/kg berat badan, 500 mg/kg berat badan dan 1000 mg/kg berat badan.

Dosis ini dipilih berdasarkan dosis yang digunakan pada penelitian efek ekstrak

air Orthosiphon stamineus Benth terhadap kadar glukosa dan profil lipid pada

tikus normal dan tikus yang diinduksi streptozotocin. Untuk kelompok normal

diberikan suspensi NaCMC 1% dan untuk kelompok kontrol positif diberikan

simvastatin dengan dosis 10 mg/kg berat badan.Dosis ini diambil berdasarkan

dosis lazim yang sering digunakan pada manusia sebagai obat antikolesterol yang

kemudian dikonversikan ke dalam dosis tikus dengan rumus HED. Dosis

simvastatin yang digunakan pada tikus ialah 1,03 kg/BB. Bahan uji diberikan

secara oral mengunakan sonde lambung yang diberikan pada interval satu hari

sekali di pagi hari. Perlakuan diberikan selama 20 hari.

Pengukuran kadar kolesterol total darah tikus dilakukan dengan metode

enzimatis dengan larutan pereaksi kolesterol ELITech menggunakan alat

spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm. Plasma yang digunakan

ditambahkan dengan larutan pereaksi kolesterol. Pada penambahan ini akan

terjadi reaksi dimana enzim kolesterol esterase akan menghidrolisis kolesterol

ester menjadi kolesterol bebas dan asam lemak. Enzim kolesterol oksidase akan

mengoksidasi kolesterol bebas menjadi koles-4-en-3-one dan hidrogen

peroksida.Selanjutnya hidrogen peroksida akan bereaksi dengan 4-

aminoantipirin dan fenol membentuk komplek quinoneimine yang berwarna

merah (Anonim.,2014). Warna yang terbentuk diukur serapannya dengan

spektrofotometer UV-visibel pada panjanggelombang 500 nm (Dachriyanus dkk.,

2007).Kadar kolesterol total darah tikus normal dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.Kadar kolesterol total sebelum dan setelah perlakuan

Keterangan:

SD: Standar Deviasi

Berdasarkan uji normalitas (One Sample Kolmogrov-Smirnov Test) yang

bertujuan untuk melihat data kadar kolesterol total darah tikus terdistribusi normal

atau tidak menunjukkan bahwa kadar kolesterol total darah terdistribusi dengan

normal (p 0,05). Pada uji homogenitas yang betujuan untuk melihat data kadar

kolesterol darah tikus homogen atau tidak menunjukkan bahwa data kadar

kolesterol total darah bervariasi homogen, maka dari itu dapat dilanjutkan dengan

uji One-Way Anova.Uji One-Way ANOVA bertujuan untuk melihat apakah data

kadar kolesterol darah tikus antar kelompok terdapat perbedaan secara bermakna

atau tidak, dan hasil yang diperoleh data kolesterol akhir menunjukkan ada

perbedaan yang bermakna (signifikan) pada semua kelompok uji (p 0,05).Hal ini

menunjukkan bahwa esktrak etanol 96% dari herba kumis kucing (Orthosiphone

stamineus Benth) dapat mempengaruhi kadar kolesterol total secara bermakna.

Hasil yang tertera pada Tabel 5dapat dilihat bahwa rata-rata kadar

kolesterol total plasma darah tikus setelah diberi perlakuan menunjukkan kadar

yang lebih rendah dari pada sebelum diberi perlakuan kecuali pada kontrol

normal, namun masih dalam rentang kadar normal (40-130 mg/dl). Untuk

mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan yang signifikan maka

dilakukan analisa Post Hock. Dari analisa tersebut diperoleh bahwa kadar

kolesterol total tikus normal dari kelompok kontrol positif, uji dosis 250, 500, dan

1000 mg/kgBB memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol normal.

Kelompok Kelompok Perlakuan Rata-rata Kadar Kolesterol Total (mg/dl)

SD

Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

1 Normal 78,42 20,72 96,94 19,77

2 Positif 98,32 14,79 67,37 15,17

3 Dosis 250 mg/kgBB 91,81 21,71 71,12 22,59

4 Dosis 500 mg/kgBB 100,58 15,35 67,92 14,27

5 Dosis 1000 mg/kgBB 105,85 15,35 52,67 9,64

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Namun dari ketiga variasi dosis ekstrak etanol 96% herba kumis kucing yang

diberikan tidak memiliki perbedaan yang bermakna dalam penurunan kolesterol

total tikus normal. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan dosis tidak

memberikan aktivitas yang berbeda.

Berdasarkan data persentase penurunan kadar kolesterol total tikus (Tabel

6) diketahui bahwa semua kelompok uji dosis ekstrak herba kumis kucing (250

mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 1000 mg/kgBB) menunjukkan penurunan kadar

kolesterol total yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol normal. Namun

jika dibandingkan dengan kontrol positif, kelompok uji dosis 500 mg/kgBB

memiliki persentase penurunan kolesterol total yang hampir sama, maka dari itu

dapat disimpulkan pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis dosis 500 mg/kgBB

memiliki efek yang sama dengan simvastatin pada tikus normal.

Tabel 6.Persentase Penurunan Kadar Kolesterol Total (%)

Pada uji aktivitas antikolesterol ekstrak etanol 96% herba kumis kucing

dengan 3 variasi dosis, ekstrak yang diberikan dengan dosis 1000 mg/kgBB

selama 20 hari menunjukkan aktivitas antikolesterol tertinggi yang mampu

menurunkan kadar kolesterol total tikus normal hingga 50,24%. Jika diberikan

lebih lama, kemungkinan untuk terjadinya hipokolesterol semakin tinggi.

Kemudian dilanjutkan dengan dosis 500 mg/kgBB yang mampu menurunkan

kadar kolesterol total tikus normal hingga 32,47%. Persentase penurunan

kolesterol total dari ekstrak etanol 96% herba kumis kucing dengan dosis 500

mg/kgBB memiliki persentase penurunan kolesterol yang hampir sama dengan

kelompok kontrol positif yang diberikan suspensi simvastatin. Simvastatin telah

banyak digunakan sebagai obat penurun kolesterol. Efek simvastatin sebagai

Kelompok Persentase Penurunan Kadar Kolesterol Total Tikus

Setelah Perlakuan(%)

Normal -23,614

Positif 31,485

Dosis 250 mg/kgBB 22,539

Dosis 500 mg/kgBB 32,476

Dosis 1000 mg/kgBB 50,241

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

penurun kolesterol sudah terlihat dalam waktu dua minggu dan maksimal setelah

penggunaan satu bulan (Rahardja.,2002). Pada uji dosis 250 mg/kgBB dapat

menurunkan kadar kolesterol total tikus normal sebanyak 22,53%. Berikut

diagram penurunan kadar kolesterol total sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Gambar 4. Diagram kadar kolesterol total tikus normal sebelum dan setelah

perlakuan.

Berdasarkan tabel 5 dan Gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa pemberian

suspensi simvastatin dan ekstrak herba kumis kucing selama 20 hari memberikan

efek penurunan kadar kolesterol total, namun masih dalam rentang kadar normal.

Semakin tinggi dosis ekstrak herba kumis kucing yang diberikan akan

menghasilkan persentase penurunan kadar kolesterol total yang semakin besar.

Namun berdasarkan uji statistik, perbedaan persentase penurunan tersebut tidak

berbeda secara bermakna. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Umbare et al(2007) tentang efek ekstrak etanol 95% dari kulit

batang Orthosiphone stamineus Benth dengan dosis 500 dan 750 mg/kgBB

mampu menurunkan kadar kolesterol total masing-masing 20,32% dan 28,84%.

Untuk kadar trigliserida ekstrak kulit batang dari kumis kucing mampu

menurunkan 26,6% dan 28,09%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak herba kumis

kucing memiliki aktivitas yang lebih besar dalam menurunkan kadar kolesterol

totaltikus dibandingkan dengan ekstrak kulit batang. Penelitian lain dari tanaman

obat yang telah banyak dikenal seperti temulawak terhadap kolesterol telah diteliti

oleh Silvia dan Arifah (2012). Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak etanol 50%

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Normal Positif Dosis

250 mg

Dosis

500 mg

Dosis

1000 mg

Kadar Kolesterol Awal

Kadar Kolesterol Akhir

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

rimpang temulawak dengan dosis 100 dan 400 mg/kgBB selama 14 hari dengan

metode induksi pakan hiperkolesterol. Dari hasil yang diperoleh ekstrak rimpang

temulawak dengan dosis 100 mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol total

sebanyak 24,78% dan untuk dosis 400 mg/kgBB menurunkan hingga 58,3%.

Tanaman obat lainnya yang telah banyak dikenal ialah biji jinten hitam. Penelitian

yang dilakukan oleh Daniek et al (2013) tentang efek suspensi sediaan jinten

hitam dengan dosis 378 mg/kgBB, 756 mg/kgBB, dan 1,134 g/kgBB dengan

metode induksi pakan tinggi kolesterol selama 14 hari. Hasil yang diperoleh

adalah masing-masing dosis dari sediaan suspensi jinten hitam mampu

menurunkan kadar kolesterol total tikus normal sebanyak 35,89%, 43,16%,

47,13%. Hal ini menyimpulkan bahwa ekstrak herba kumis kucing tidak kalah

manfaatnya dengan rimpang temulawak dan jinten hitam dalam menurunkan

kadar kolesterol total. Perbedaan persentase penurunan dapat disebabkan karena

adanya perbedaan metode uji yang digunakan, perbedaan kandungan senyawa,

perbedaan dosis yang diberikan serta lama pemberian.

Senyawa kolesterol ditemukan didalam tanaman kumis kucing tersebut.

Kolesterol adalah sterol yang ditemukan dalam sel manusia, sedangkan fitosterol

diproduksi oleh tanaman.Sterol merupakan konstituen penting dari membran sel

pada hewan dan tumbuhan. Meskipun keduanya memiliki susunan kimiawi yang

mirip dengan kolesterol, fitosterol mengandung gugus metil atau etil dalam rantai

samping yang menyebabkan mereka sulit diserap oleh usus. Sterol secara alami

ditemukan dalam jumlah kecil dalam buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan,

biji-bijian, sereal, kacang-kacangan dan minyak sayur. Stanol ditemukan dalam

makanan yang sama tetapi dalam jumlah yang jauh lebih kecil. Lebih dari 40

sterol telah diidentifikasi, dan yang paling banyak ditemukan ialah ß-sitosterol,

stigmasterol dan campesterol. Menurut beberapa penelitian, fitosterol dapat

membantu menurunkan kadar kolesterol LDL sebanyak 15% dengan cara

bersaing dengan kolesterol untuk masuk ke dalam saluran pencernaan dan

menghalangi penyerapan, sehingga hanya sedikit kolesterol yang diserap oleh

tubuh dan disalurkan ke hati (Fitzgerald.,2009). Senyawa lainyang terkandung

dalam tanaman ini yang juga mampu menurunkan kadar kolesterolseperti

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

flavonoid, saponin, tanin, dan senyawa marker sinensetin diduga berperan penting

dalam memberikan aktivitas antikolesterol dari ekstrak herba kumis kucing.

BMI yang tinggi berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol total,

kolesterol LDL dan trigliserida dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Hal tersebut

berhubungan dengan faktor risiko terjadinya CHD dan stroke, dan dapat

meningkatkan berat badan dan obesitas. Meta analisis yang dilakukan oleh Datillo

dan Krish-Etherton dari 70 studi dan review lainnya menyimpulkan bahwa setiap

kehilangan 1 kg berat badan ada hubungannya dengan penurunan 1% kadar total

kolesterol dan LDL, peningkatan 1% HDL serta penurunan sebanyak 3% dari

kadar trigliserida (Roland.,1997). Pada penelitian ini juga dilihat korelasi antara

berat badan dan kadar kolesterol total tikus. Berdasarkan uji korelasi statistik,data

berat badan tikus dan kolesterol total tikus memiliki nilai korelasi 0,104. Hal ini

menyimpulkan bahwa antara berat badan dan kadar kolesterol memiliki kadar

korelasi yang sangat lemah.

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian uji pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba

kumis kucing (Orthosiphone stamineus Benth) pada tikus normal selama 20 hari,

diperoleh kesimpulan bahwa pemberian ekstrak dengan dosis 250 mg/kgBB, 500

mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol total tikus

normal secara signifikan (p<0,05) terhadap kontrol normal, dan masih dalam

rentang kadar normal.

5.2 Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efek penurunan kadar kolesterol

total darah tikus dari ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphone

parameter uji lainnya yang berkaitan dengan kolesterol seperti LDL,HDL, dan

trigliserida dengan lama pemberian ekstrak yang berbeda.

47

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Abraika,O.S.S., Item, J.A, Amirin, S., Mohd Z.Asmawi, Alssanousi, A.H. (2012).

In Vitro Activity –Guided Vasodilatory Effect of Orthosiphone stamineus

Leaves. Journal of Experimental and Integrative Medicine, 2(3), 255-261.

Adam, J.M.(2009).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

Adnyana,I.K., Finna, S., Muhamad,I. (2013). From Ethnopharmacology To

Clinical Study Of Orthosiphon Stamineus Benth.Journal of Pharmacy

and Pharmaceutical Sciences,5 (3).

AgroMedia.(2008). 273 Ramuan Tradisional Untuk mengatasi Aneka Penyakit.

Jakarta: Agromedia Pustaka. Hal.1-13.

Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam Bandung: ITB. Hal.8; 38-39.

Almatar,M.,Zaidah, R.,Faezah, M.S. (2013). Preliminary morphological and

anatomical study of Orthosiphon stamineus. IndianJ.Pharm.Biol.Res,

1(4), 1-6.

Almatar, M.,Harith, E., Zaidah, R. (2014). A Glance on Medical Applications of

Orthosiphon stamineus and Some of its Oxidative Compounds.Int. J.

Pharm. Sci. Rev.Res, 24(2),83-88.

Anon. (2001).Orthosiphon Medicinal and Poisonous Plants. Leidin: Buckhuys

Publication. 368-371.

Anonim.(2014). Cholesterol SL.Brosure. Ellitech Clinical System.

Arifianti, L., Rice, D.S., Idha, K. (2014).Pengaruh Jenis Pelarut Pengektraksi

Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus

Benth. Journal Planta Husada, 2 (1).

Awale S, Tesuka Y, Banskota A.H, Kouda K, Tun KM, Kadota S. (2001). Five

Novel Highly Oxigenated Diterpenes of Orthosiphon stamineus from

Myanmar. Journal of Natural Product, 64(5), 592-596.

Ayoola,GA.,HAB,Coker.,Adesegun, SA., Adepoju,A.A., Obaweya,K., Ezennia,

Atangbayila, TO.(2008). Phytochemical Screening and Antioxidant

Activities of Some Selected Medicinal Plants Used For Malaria Therapy

In Southwestern Nigeria. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 7

(3), 1019-1024.

48

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Azizan, N.A., Rashidi, A, Khaleed, M., Mohd Zikri, A.,dan Zaini, A. (2012). The

In Vivo Antihypertensive Effects Of Standardized Methanol Extracts of

Orthosiphon stamineus on Spontaneous Hypertensive Rats: A preliminary

study.Journal of Pharmacy and Pharmacology, 6 (6),376-379.

Baaras,F.(1993).Mencegah Serangan Jantung Dengan Menekan Kolesterol.

Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Berata, I.K.,Anak, A.G.A.,I Wayan,S.,I Made, M., I Ketut, B., Ida, B.M.O.(2010).

Studi Patologi Kejadian Cysticercosis pada Tikus Putih.Jurnal Veteriner, 11

(4), 232-237.

Dachriyanus,Delpa,O.K.,Rika, O.,Olivia, E., Suhatri, dan Mukhtar, M.H.(2007).

Uji Efek A-Mangostin Terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida,

Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah Mencit Putih Jantan serta

Penentuan Lethal Dosis 50 (Ld50).J.Sains Tek.Far, 12(2).

Dalimartha, S. (2000).Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor: Trobus

Agriwidya.

Dalimartha, S.(2008).Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta:Niaga

Swadaya.

Daniek, V., Sapto,Y., Akrom.(2013). Pengaruh Pemberian Suspensi Sediaan

Jinten Hitam (Nigella sativa,L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus

Jantan Wistar yang Diberi Diet Lemak Tinggi. Farma Sains, 2(1), 44-49.

Davey,Patrick. (2005). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.

Depkes RI.(1979). Materia Medika Indonesia. Jilid III. Jakarta:Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan. Hal.159, 167-171.

Depkes RI.(1985).Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen kesehatan RI.

Depkes RI. (1993). Metode Penapisan Farmakologi, Pengujian Klinik,

Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam: Jakarta: Yayasan

Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica.

Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan.

Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI. Hal 1, 10-11.

Depkes RI. (2008). Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Desai,S.D.,Desai,D.G. and H, Kaur. (2009). Saponins and their biological

activities: Article Pharma Times, 41(3),13-16.

Dipiro, J.T., Barbara G., Gary C., Gary R., Robert L., and Michael P. (2005).

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 6th

edition.The McGraw-

Hill Companies, Inc.

Dipiro, J.T., Barbara G., Cecily V., and Terry L.S. (2009). Pharmacotherapy

Handbook 7th

edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.

Elsnoussi, A.H.M.,Ali, J.M., Mohd,Zaini, Amirin, S., Omar,A.,and Mun, F.Y.

(2011). Antihyperglycemic Effect of Orthosiphon Stamineus Benth Leaves

Extract and Its Bioassay -Guided Fractions.Molecules, 16, 3787-3801.

European Pharmacopoeia Comission. (2005).European Pharmacopoeia Volume

5th Edition.Strasbourg, France: CouncilEuropean Departement Quality

Medicines.

Farnsworth, N.R. (1996). Biological and Phytochemical Screening of Plant.

Journal of Pharmaceutical Science, 55 (3), 225-276.

Felipe,S.A dan Maria,R.B. (2007).Body Lipid Deposition In Nile Tilapia Fed On

Rations Containing Tannin.Pesq. agropec. Bras:42 (1), 51-56.

Fitzgerald, C. (2009). The Skinny on Food and Cholesterol. Food Product Design,

18 (8), 1-4.

Gabriel, A.A, Zhari,I., Maraiam, A. (2012). HPLC-TOF/MS profile and nitric

oxide scavenging activity of Orthosiphon stamineus leaf extracts.Asian

Pacific Journal of Tropical Biomedicine, S1436-S1439.

Gani,R.L., Esti,M., Sudjaswadi.(2010). Uji Efek Antioksidan dan Antiinflamasi

dari Ekstrak Tumbuhan Kayu Angin (Usnea flexuosa,Tayl)

Terstandarisasi. Penelitian Universitas Pancasila.

Gao,DF., Zhang,YJ., Yang,CR., Chen, KK., Jiang, HJ. (2008). Phenolic

Antioxidants From Green Tea Produced From Camellia taliensis.

Journal of Agricultural and Food Chemistry, 56,7517-7521.

Guyton,A.C., Hall, J.E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11.

Penerjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.

Hayun, N.D.L dan Camelia, D.P.M.(2007). Penetapan Kadar Triprolidina

Hidroklorida dan Pseudoefedrina Hidroklorida dalam Sediaan Sirup Obat

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Influenza Secara Kromatografi Lapis Tipis Densitometri.Majalah Ilmu

Kefarmasian, 49 (2), 59-72.

Indubala,J.Ng.LT. (2000). The green pharmacy of Malaysia. Vinpress Sdn Bhd:

Kuala Lumpur, Malaysia: 76-77.

I Wayan,S. (2004). Pemanfaatan obat penurun panas oleh masyarakat Angkah,

Tabanan Bali. Dalam Prosiding Seminar Nasional XXV Tumbuhan

Obat Indonesia. Tawangmangu: Pokjanas.

I Wayan, S dan I Made, J. (2012). Ekstrak Air Daun Ubi jalar Ungu Memperbaiki

Profil Lipid dan Meningkatkan Kadar SOD Darah Tikus yang di Beri

Makanan Tinggi Kolesterol. Artikel Asli, 43 (2).

Kang, S.I., Shin, H.S.,and Kim,S.J.(2015). Sinensetin Enhances Adipogenesis

and Lipolysis by Increasing Cyclic Adenosine Monophosphate Levels in

3T3-L1 Adipocytes.Biol. PharmBull, 38, 552–558

Katzung, B.1997. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Krisyanella, Dachriyanus,Marlina. (2011). Karakterisasi Simplisia Dan Ekstrak

Serta Isolasi Senyawa Aktif Antibakteri Dari Daun Karamunting

(Rhodomyrtus tomentosa ( W.Ait ) Hassk ). Artikel.Pasca Sarjana Prodi

Farmasi Universitas Andalas.

Malinow, M.R., Phyllis, Mc.L., Lynne, P., Carolyn,S., George,O.K.,Livingstone,

A.L and Peter, R.C. (1977). Effect of Alfaalfa Saponins on Intestinal

Cholesterol Absorbtion in Rats.The American Journal of Clinical

Nutrition, 30, 2061-2067.

Malole dan Sri Utami,P. (1989). Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di

Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut

Pertanian Bogor.

Murray, R.K.,Daryl, K.G, Victor, W.R. (2003). Biokimia Harper Edisi 25.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nijveldt, R.J., Elsvan,N., Danny, E.C.H., Petra,G.B., Klaske,N., and Paul,A.M.L.

(2001). Flavonoid: A review of Probable Mechanism of Action and

Potential Applications.American Journal of Clinical Nutrition, 74 (4),

418-425.

Neal, M.J. (2006). At a Glance Farmakologi Medis Edisi lima. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nugraha, M.A.,Agustin, W.S.D., I Dewa, A.S. (2014). Kadar LDL dan HDL

Dalam Darah Model Tikus Periodontitis. e-Jurnal Pustaka Kesehatan,

2(1).

Oakenfull, D.G. and G.S. Sidhu. (1990). Saponins a Useful Treatment For

Hypercholesterolaemia. European J. Clin. Nutrit, 44, 79-88.

Phuruengrat, A., and Phaisansuthichol, S. (2006). Preliminary study of steroids in

Sericocalyx schomburgkii (Craib) Bremek by GC-MS. Songklanakarin J.

Sci. Technol, 28 (1),39-44.

Priyo, S., Angelina, N.T., dan Sientje, D.R. (2015). Efek Antikolesterol Fraksi n-

Heksana Rumput Kebar Pada Hewan Model Hiperlipidemia.Jurnal

Kedokteran Hewan, 9 (1).

Rahardja, K. (2002). Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek

Sampingnya. Cetakan Kelima: Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo.

Roland,T.J. (1996). Obesity as a Disease. British Medical Buletin,53 (2), 307-321.

Santoso,S. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17.

Jakarta: PT Gramedia.

Senja, R.Y., Elisa, I.N., Akhmad, K.N., dan Erna, P.S. (2014). Perbandingan

Metode Ekstraksi Dan Variasi Pelarut Terhadap Rendemen Dan Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Kubis Ungu (Brassica oleracea L.var.Capitata

f.rubra).Traditional Medicine Journal, 19 (1), 43-48.

Sherwood, L. (2003). Human Physiology:From Cells to Systems.5th Edition.USA:

Brooks/Cole.

Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional.Yogyakara: Penerbit Kanisius. Hal

85-89.

Silvia, A dan Arifah,S.W. (2012). Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada

Tikus Putih Hiperlipidemia. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Srinilawati, Diah,K., Mahendra,B., Djing,O.G.(2008).Care Your Self Kolesterol.

Jakarta: Penebar Plus.

Sriplang,K., Adisakwattana,S., Rungsipipat, A., Yibchok-anun,S. (2007). Effects

of Orthosiphon stamineusAqueous Extract On Plasma Glucose

Concentration And Lipid Profile In Normal And Streptozotocin-Induced

Diabetic Rats. J Ethnopharmacol, 109 (3),510-14.

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sukandar, E.Y., Retnosari, A., Joseph, I.S., Adnyana, I.K., Adji,P.S., Kusnandar.

(2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.

Suyatna, F., dan Tony,H. (1995). Farmakologi Dan Terapi. Editor. Sulistia G.G.

Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Bagian Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 365, 374-375.

Suyatna, F.D. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi.Editor. Sulistia G.G. Edisi

5. Jakarta: Penerbit Bagian Farmakologi Universitas Indonesia.

Tjay,T.H., dan Kirana,R. (2008). Obat-Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo. Hal 589,591.

Umarudin, R.,Susanti dan Ari,Y. (2012). Efektivitas Ekstrak Tanin Seledri

Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperkolestrolemi.Unnes J Life Sci,

1(2).

Umbare, R.P., Patil, S.M.,Mate, G.S., Dongare, S.S. (2009). Hypolipidemic

Activity of Orthosiphone stamineus Benth Bark Extract.Journal of

Pharmacy Research, 2 (11),1735-1738.

Uripi,V. (2002) . Menghidangkan Makanan Rendah kolesterol. Jakarta: Penerbit

Puspa Swara.

USDA.2015. Natural Resources Conservation Service. Available at:

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=ORTHO7. Diakses pada

tanggal 4 februari 2015.

Wijono, S., Sri Harsodjo.(2003). Isolasi dan Identifikasi Flavonoid Pada Daun

Katu (Sauropus androgynus (L) Merr.).Makara Sains, 7(2).

Yam, F.M., Rusliza, B., Mohd, Z.A., Zhari.I. (2007). Antioxidant and

Hepatoprotective Effects of Orthosiphon stamineus Benth.Standardized

Extract. International Journal of Comparative Medicine East and West,

35 (1).

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Lampiran 1.Hasil Uji Pendahuluan

54

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil Fragmentasi GC-MS

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Korelasi Data Pada Library Search

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2.Alat dan Bahan

Gambar 6 Rotary

Evaporator Gambar 5 Botol

Maserasi

Gambar 7

Timbangan Analitik

Gambar 8 Tanur

tinggi Gambar 9 Desikator

Gambar 11 Sentrifuge Gambar 12 Tube

EDTA

Gambar 13

Spektrofotometri UV

Gambar 10 Ekstrak

kental

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 14. Simplisia Gambar 15. Pelarut

Etanol 96%

Gambar 16. Plasma

Darah

Gambar 17. Reagen

Kolesterol Gambar 18.

Suspensi Bahan Uji

Gambar 19. Reagen

Penapisan Fitokimia

Gambar 20. TLC-Scanner

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3.Prosedur kerja

Gambar 27. Penambahan

reagen ke plasma

Gambar 21. Proses

Maserasi

Gambar 22. Proses

Penyaringan

Gambar 23. Proses

Pengentalan Ekstrak

Gambar 24. Pengambilan

darah tikus

Gambar 25.Pemberian

bahan uji

Gambar 26. Penimbangan

Berat Badan Tikus

Gambar 28. Pengukuran

Absorbansi Sampel

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4.Determinasi Herba Kumis Kucing (Orthosiphone stamineus)

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5.Surat Keterangan Sehat Tikus

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6.Alur Penelitian

Simplisia kering Herba

Kumis Kucing

Simplisia dihaluskan

Determinasi

Serbuk simplisia herba

kumis kucing dimaserasi

menggunakan etanol 96%

Ekstrak cair

Disuspensikan

dengan NaCMC 1%

Tikus di aklimatisasi

selama 14 hari

Analisi data hasil dengan

menggunakan statistik

Dikentalkan dengan

rotary evaporator

evaporator

Ekstrak kental

Pemeriksaan kadar kolesterol

darah tikus sebelum perlakuan

Tikus Uji

Pemeriksaan kadar kolesterol

darah tikus setelah perlakuan

Pembagian Kelompok

Selama 20 hari

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7.Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Herba Kumis Kucing

Maserasi dengan etanol 96%

Dikentalkan menggunakan Rotary evaporator

Simplisia kering Herba

Kumis Kucing

Simplisia dihaluskan

Serbuk halus herba

kumis kucing

Ekstrak cair

Ekstrak kental

Pembuatan

Dosis Ekstrak

Uji efek

hipolipidemik

Penapisan Fitokimia

1. Flavonoid

2. Saponin

3. Tanin

4. Steroid dan triterpenoid

Standarisasi ekstrak

1. Kadar abu

2. Susut pengeringan

3. Pengukuran kadar

sinensetin

4.

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8.Hasil Penapisan Fitokimia

Saponin (+)

Terbentuknya busa yang

stabil selama 30 menit

setelah pengocokan

Flavonoid (+)

Terbentuknya warna

dalam larutan amilalkohol

(lapisan bagian atas)

Alkaloid ()

Tidak terbentuk warna

krem dengan reagen

Meyer

Steroid (+)

Terbentuknya warna

hijau setelah ditetesi

pereaksi Libermann-

buchard

Tanin atau Polifenol (+)

Terbentuknya warna hijau

kehitaman atau biru tua

setelah ditambahkan FeCl3

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9.Hasil Pengukuran Senyawa Sinensetin

Metanol: Etil Asetat: Toluen

5 : 40 : 55

Gambar 29. Pola Kromatografi SinensetinPada Sinar UV 365 nm

Keterangan:

1 : Standar sinensetin 10

2 : Standar sinensetin 30

3 : Standar sinensetin 50

4 : Satndar sinensetin 70

5 :Sampel Esktrak herba kumis kucing

1 2 3 4 5

Rf: 0, 53

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kurva Standar Sinensetin

Persamaan regresi yang diperoleh adalah:

y= 18777,150x + 11323,215

Maka kadar sinensetin:

17004,5= 18777,150x + 11323,215

17004,5-11323,215= 18777,150x

x= 0,303 g

Maka persentase kadar sinensetin:

x 100= 0,075%

Keterangan: Larutan ekstrak yang digunakan adalah sebanyak 2% dan volume

larutan ekstrak yang ditotolkan sebanyak 20 L.

y = 18,777.150x + 11,323.215 R² = 0.999

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

0 0.2 0.4 0.6 0.8

Series1

Linear (Series1)

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Pemeriksaan Parameter Ekstrak

1. Perhitungan Randemen

% Randemen=

100%

% Randemen=

100%

% Randemen= 8,87 %

2. Pemeriksaan Susut Pengeringan

Berat botol kosong = 23,641 g

Berat Ekstrak = 2,002 g

Berat botol kosong + ekstrak sebelum dipanaskan (W0)= 25,649 g

Berat botol kosong + ekstrak setelah dikeringkan (W1) = 25,400 g

% Susut pengeringan =

100%

% Susut pengeringan =

100%

% Susut pengeringan = 0,948 %

3. Pemeriksaan Kadar abu

Berat cawan kosong (A)= 59,139 g

Berat ekstrak= 2,002 g

Berat cawan kosong + berat ekstrak sebelum dipanaskan (B)= 61,141 g

Berat cawan kosong + berat ekstrak setelah dikeringkan (C)= 59,391 g

% Kadar abu=

100%

% Kadar abu= –

100%

% Kadar abu= 12,587%

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Skema Uji Antikolesterol

________________________________________________________________________

________________________________________________________________________

________________________________________________________________________

Tikus Diaklimatisasi

Kelompok

Normal

Kontrol Positif Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Pengukuran kadar kolesterol awal sebelum perlakuan

Pemberian

Suspensi

ekstrak dosis 3

Pemberian

Suspensi

ekstrak dosis 2

Pemberian

Suspensi

ekstrak dosis 1

Pemberian

Suspensi

Simvastatin

Pemberian

Suspensi

NaCMC 1%

Pengukuran kadar kolesterol setelah 20 hari perlakuan

Analisis Data

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Perhitungan Dosis Uji Ekstrak Herba kumis kucing

Untuk perhitungan dosis uji ekstrak herba kumis kucing digunakan rumus sebagai

berikut:

VAO =

a. Perhitungan jumlah ekstrak dengan dosis 250 mg/kgBB

VAO =

2 ml=

=

Konsentrasi mg/ml = 25 mg/ml

Pembuatan ekstrak dilakukan tiap 3 hari sekali,dan perhitungan dilakukan untuk 6

ekor tikus, maka perhitungan jumlah ekstrak yang dibutuhkan ialah:

VAO total = VAO x Jumlah tikus x waktu perlakuan

= 2 ml x 6 (ekor tikus) x3 (hari)

=36 ml

Karena VAO yang diberikan disesuaikan dengan berat badan tikus, maka suspensi

ekstrak dibuat dalam 50 ml.

Jumlah ekstrak herba kumis kucing = VAO total x konsentrasi

= 50 ml x 25 mg/ml

= 1250 mg= 1,25g

b. Perhitungan jumlah ekstrak dengan dosis 500 mg/kgBB

VAO =

2 ml=

Konsentrasi mg/ml =

Konsentrasi mg/ml = 50 mg/ml

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Karena pembuatan ekstrak dilakukan tiap 3 hari sekali,dan perhitungan dilakukan

untuk 6 ekor, maka perhitungan jumlah ekstrak yang dibutuhkan ialah:

VAO total = VAO x Jumlah tikus x waktu perlakuan

= 2 ml x 6 (ekor tikus) x 3 (hari)

= 36 ml

Karena VAO yang diberikan disesuaikan dengan berat badan tikus, maka suspensi

ekstrak dibuat dalam 50 ml.

Jumlah ekstrak herba kumis kucing = VAO total x konsentrasi

= 50 ml x 50 mg/ml

= 2500 mg= 2,5g

c. Perhitungan jumlah ekstrak dengan dosis 1000 mg/kgBB

VAO =

2 ml=

=

Konsentrasi mg/ml = 100 mg/ml

Karena pembuatan ekstrak dilakukan tiap 3 hari sekali,dan perhitungan dilakukan

untuk 6 ekor tikus, maka perhitungan jumlah ekstrak yang dibutuhkan ialah:

VAO total = VAO x Jumlah tikus x waktu perlakuan

= 2 ml x 10 (ekor tikus) x 3 (hari)

= 36 ml

Karena VAO yang diberikan disesuaikan dengan berat badan tikus, maka suspensi

ekstrak dibuat dalam 50 ml

Jumlah ekstrak herba kumis kucing = VAO total x konsentrasi

= 50 ml x 100 mg/ml

= 5000 mg= 5 g

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Perhitungan Dosis Tablet Simvastatin

Perhitungan Dosis Simvastatin berdasarkan rumus HED untuk

menkonversikan dosis dari manusia ke tikus (Shaw et al,2007):

HED (mg/kg) = Animal dose (mg/kg) x

Tabel 7.Conversion Animal Doses to HED on BSA

Spesies Berat Badan (kg) Luas Permukaan Tubuh Faktor Km

Manusia

Dewasa

Anak

60

20

1,6

0,8

37

25

Baboon 12 0,6 20

Anjing 10 0,5 20

Monyet 3 0,24 12

Kelinci 1,8 0,15 12

Babi 0,4 0,05 8

Tikus 0,15 0,025 6

Hamster 0,08 0,02 5

Mencit 0,02 0,007 3

HED (mg/kg) = Dosis hewan x

10 mg/60 kg = Dosis hewan x

0,167 mg/kg = Dosis hewan x

Dosis hewan = 1,03 mg/kg

Berat badan tikus: 200-250 g

VAO =

2 ml =

Konsentrasi simvastatin dalam larutan = 0,116 mg/ml

VAO total = VAO x jumlah tikus x waktu perlakuan

= 2 ml x 6 (ekor tikus) x 20 hari

= 240 ml

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jumlah simvastatin = VAO total x konsentrasi

= 240 ml x 0,116 mg/ml

= 27,84 mg

Dengan pertimbangan bahwa 10 mg simvastatin terdistribusi merata didalam

tablet dengan berat total 100 mg, maka pembuatan dosis simvastatin dilakukan

sebagai berikut:

Tablet simvastatin 100 mg mengandung 10 mg simvastatin, berarti 3 tablet

300 mg mengandung 30 mg simvastatin.

3 tablet simvastatin digerus dalam lumpang hingga menjadi serbuk.

Ditimbang 278,4 mg serbuk, mengandung simvastatin 27,84 mg.

Hasil timbangan disuspensikan dalam NaCMC 1%.

Suspensi simvastatin diberikan 2 ml/200gramBB tikus setiap hari selama

20 hari.

Page 90: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Hasil Spektrofotometer Plasma Uji Tabel 8.Hasil Absorbansi Spektrofotometer

Kelompok No Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

Standar Absorbansi Standar Absorbansi

Kontrol

normal

1 0,210 0,0675 0,395 0,1850

2 0,655 0,1640 0,369 0,1180

3 0,318 0,1350 0,275 0,1420

4 0,318 0,1520 0,275 0,1510

5 0,318 0,1560 0,275 0,256

Kontrol

Positif

1 0,210 0,0935 0,369 0,0845

2 0,380 0,1650 0,369 0,1145

3 0,210 0,1165 0,369 0,1485

4 0,210 0,1235 0,369 0,1535

5 0,210 0.0915 0,369 0,1205

Uji Dosis

250

mg/kgBB

1 0,395 0,1190 0,395 0,0900

2 0,210 0,1150 0,369 0,1925

3 0,210 0,1055 0,369 0,1470

4 0,210 0,0820 0,369 0,1280

5 0,210 0,1155 0,369 0,1045

Uji Dosis

500

mg/kgBB

1 0,210 0,1015 0,369 0,1605

2 0,210 0,0930 0,369 0,1105

3 0,210 0,1330 0,369 0,1435

4 0,210 0,1085 0,369 0,1170

5 0,210 0,1155 0,369 0,0950

Uji Dosis

1000

mg/kgBB

1 0,395 0,2420 0,395 0,1290

2 0,105 0,0490 0,628 0,1480

3 0,210 0,0995 0,395 0,0950

4 0,215 0,1020 0,395 0,0840

5 0,215 0,1320 0,395 0,1190

Page 91: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil absorbansi dari spekrofotometer kemudian dimasukkan kedalam rumus:

C =

x C st

Keterangan: C = Kadar kolesterol (mg/dl)

A = Serapan

Cst = Kadar kolesterol standar (200 mg/dl)

Tabel 9.Hasil Perhitungan Kadar Kolesterol Total

Kelompok No Kadar Kolesterol (mg/dl)

Sebelum perlakuan Setelah perlakuan

Kontrol normal 1 64,30 93,67

2 50,08 65,74

3 84,00 102,00

4 95,59 109,82

5 98,11 113,46

Kontrol Positif 1 89,05 45,78

2 86,84 62,05

3 110,95 80,49

4 117,62 83,19

5 87,14 65,31

Uji Dosis 250

mg/kgBB

1 60,25 45,57

2 109,52 104,34

3 100,48 79,68

4 78,81 69,38

5 110,00 56,64

Uji Dosis 500

mg/kgBB

1 96,67 86,99

2 88,57 59,89

3 126,70 77,78

4 103,33 63,42

5 87,62 51,49

Page 92: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji Dosis 1000

mg/kgBB

1 122,53 65,32

2 94,23 47,14

3 94,80 48,10

4 94,88 42,53

5 122,79 60,25

Page 93: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Grafik Rata-Rata Kenaikan Berat Badan Tikus

0

50

100

150

200

250

3003

1-M

ar

03

-Ap

r

06

-Ap

r

09

-Ap

r

12

-Ap

r

14

-Ap

r

17

-Ap

r

20

-Ap

r

23

-Ap

r

26

-Ap

r

29

-Ap

r

02

-Me

i

Aklimitasi Perlakuan

Normal

Positif

Uji Dosis 250 mg/kgBB

Uji Dosis 500 mg/kgBB

Uji Dosis 1000 mg/kgBB

Page 94: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Hasil Statistik Uji Antikolesterol 1. Uji Normalitas One Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Tujuan: Untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis:

Ho: Data kadar Kolesterol total darah tikus terdistribusi normal

Ha: Data Kadar kolesterol total darah tikus tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak

Tabel 10.Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DataKolesterolAwal DataKolesterolAkhir

N 25 25

Normal Parametersa Mean 94.9929 71.1300

Std. Deviation 18.99620 21.19198

Most Extreme Differences Absolute .134 .168

Positive .075 .168

Negative -.134 -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .669 .840

Asymp. Sig. (2-tailed) .761 .480

a. Test distribution is Normal.

Page 95: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Uji Homogenitas (Lavene) Terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelompok

Hewan Uji

Tujuan: Untuk melihat data kadar kolesterol total tikus homogen atau tidak.

Hipotesis:

Ho: Data kadar kolesterol total darah tikus bervariasi homogen

Ha: Data kadar kolesterol total darah tikus tidak bervariasi homogen

Pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak

Tabel 11.Hasil Uji Homogenitas

Keputusan: Data kadar kolesterol total tikus bervariasi homogen.

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Data Kolesterol Awal .738 4 20 .577

Data Kolesterol Akhir .637 4 20 .642

Page 96: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Uji One-Way ANOVA

Tujuan: Untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus antar kelompok terdapat

perbedaan secara bermakna atau tidak.

Hipotesis:

Ho: Data kadar kolesterol total darah tikus tidak terdapat perbedaan secara

bermakna.

Ha: Data kadar kolesterol total darah tikus terdapat perbedaan secara bermakna.

Pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak

Tabel 12.Hasil Uji One-Way Anova

Keputusan: Data kadar kolesterol total tikus terdapat perbedaan secara bermakna.

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

DataKolesterol

Awal

Between Groups 2224.719 4 556.180 1.728 .183

Within Groups 6435.813 20 321.791

Total 8660.533 24

DataKolesterol

Akhir

Between Groups 5065.292 4 1266.323 4.433 .010

Within Groups 5713.109 20 285.655

Total 10778.401 24

Page 97: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Uji Post-Hock

Post Hock Tests digunakan untuk mengetahui variabel mana yang

memiliki perbedaan yang signifikan. Cara menganalisanya adalah dengan melihat

ada tidaknya tanda * pada kolom Mean Difference.

Tabel 13.Hasil Uji PostHock Data Kolesterol Total awal

DataKolesterol Total Awal

LSD

Kelompok Kelompok

Mean

Difference Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Normal Positif -19.90540 11.34532 .095 -43.5713 3.7605

Dosis 250 -13.39740 11.34532 .252 -37.0633 10.2685

Dosis 500 -22.15740 11.34532 .065 -45.8233 1.5085

Dosis 1000 -27.43140* 11.34532 .025 -51.0973 -3.7655

Postif Normal 19.90540 11.34532 .095 -3.7605 43.5713

Dosis 250 6.50800 11.34532 .573 -17.1579 30.1739

Dosis 500 -2.25200 11.34532 .845 -25.9179 21.4139

Dosis 1000 -7.52600 11.34532 .515 -31.1919 16.1399

Dosis 250 Normal 13.39740 11.34532 .252 -10.2685 37.0633

Positif -6.50800 11.34532 .573 -30.1739 17.1579

Dosis 500 -8.76000 11.34532 .449 -32.4259 14.9059

Dosis 1000 -14.03400 11.34532 .230 -37.6999 9.6319

Dosis 500 Normal 22.15740 11.34532 .065 -1.5085 45.8233

Positif 2.25200 11.34532 .845 -21.4139 25.9179

Dosis 250 8.76000 11.34532 .449 -14.9059 32.4259

Dosis 1000 -5.27400 11.34532 .647 -28.9399 18.3919

Dosis 1000 Normal 27.43140* 11.34532 .025 3.7655 51.0973

Positif 7.52600 11.34532 .515 -16.1399 31.1919

Dosis 250 14.03400 11.34532 .230 -9.6319 37.6999

Dosis 500 5.27400 11.34532 .647 -18.3919 28.9399

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 98: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 14.Hasil Uji Post Hoc Data Kolesterol Total Akhir

Data Kolesterol Total Akhir

LSD

Kelompok Kelompok

Mean

Difference Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Normal Positif 29.21400* 10.68935 .013 6.9164 51.5116

Dosis 250 25.45800* 10.68935 .027 3.1604 47.7556

Dosis 500 28.66600* 10.68935 .014 6.3684 50.9636

Dosis 1000 43.91200* 10.68935 .001 21.6144 66.2096

Positif Normal -29.21400* 10.68935 .013 -51.5116 -6.9164

Dosis 250 -3.75600 10.68935 .729 -26.0536 18.5416

Dosis 500 -.54800 10.68935 .960 -22.8456 21.7496

Dosis 1000 14.69800 10.68935 .184 -7.5996 36.9956

Dosis 250 Normal -25.45800* 10.68935 .027 -47.7556 -3.1604

Positif 3.75600 10.68935 .729 -18.5416 26.0536

Dosis 500 3.20800 10.68935 .767 -19.0896 25.5056

Dosis 1000 18.45400 10.68935 .100 -3.8436 40.7516

Dosis 500 Normal -28.66600* 10.68935 .014 -50.9636 -6.3684

Positif .54800 10.68935 .960 -21.7496 22.8456

Dosis 250 -3.20800 10.68935 .767 -25.5056 19.0896

Dosis 1000 15.24600 10.68935 .169 -7.0516 37.5436

Dosis 1000 Normal -43.91200* 10.68935 .001 -66.2096 -21.6144

Positif -14.69800 10.68935 .184 -36.9956 7.5996

Dosis 250 -18.45400 10.68935 .100 -40.7516 3.8436

Dosis 500 -15.24600 10.68935 .169 -37.5436 7.0516

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 99: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% ......96% herba kumis kucing dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBBmampu menurunkan rata-rata kadar kolesterol total secara signifikan

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Hasil Uji Korelasi Berat Badan dan Kadar Kolesterol Total

Tabel 15. Hasil Uji Korelasi

Berat_badan Kadar_kolesterol_total

Beratbadan Pearson Correlation 1 .104

Sig. (2-tailed)

.622

N 25 25

Kadarkolesteroltotal Pearson Correlation .104 1

Sig. (2-tailed) .622

N 25 25

Keterangan:

0,00-0,20: korelasi sangat lemah

0,21-0,40: korelasi lemah

0,41-0,70: korelasi kuat

0,71-0,90: korelasi sangat kuat

0,91-1,00: korelasi sempurna

Nilai korelasi yang diperoleh antara berat badan dan kadar kolesterol total tikus

adalah 0,104 yang menunjukkan korelasi antara kedua variabel ini sangat lemah.