PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang...

139
PENGARUH PEMBE METABOLIK TER KRODAN, MA (Kajian R Diaju Memp UN i ERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG SIN RHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI D AGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKART Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul) SKRIPSI ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat peroleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Aloyna Repba NIM : 058114154 FAKULTAS FARMASI NIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 NDROM DUSUN TA

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG SINDROM

METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT

KRODAN, MAGUWOHARJO,

(Kajian

Rasio Lingkar Pinggang

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

i

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG SINDROM

METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI DUSUN

MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA

(Kajian Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan

Rasio Lingkar Pinggang-pinggul)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Aloyna Repba

NIM : 058114154

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG SINDROM

DI DUSUN

SLEMAN, YOGYAKARTA

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

ii

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

iii

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

I can do everything through Him I can do everything through Him I can do everything through Him I can do everything through Him

who give me strengthwho give me strengthwho give me strengthwho give me strength

----Philippians 4 : 13Philippians 4 : 13Philippians 4 : 13Philippians 4 : 13----

Kupersembahkan karya ini untuk:

Bapa di Surga, Yesus Kristus dan Roh Kudus

Bapa ras Nandeku

Dika ras Tanta

Sahabat-sahabatku

Almamaterku

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

v

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa di surga, Yesus Kristus,

dan kepada Roh Kudus atas segala bimbingan, penyertaan dan perlindungan yang

tak henti-hentinya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan,

bimbingan, dan pengarahan, serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas pengorbanannya

baik waktu, tenaga maupun pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih karunia sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, dan juga dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberi saran dan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. dr. Fenty, M.Kes, Sp.PK, selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan

saran yang berharga.

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas masukan-

masukan dan saran yang berharga.

5. dr. Rustamaji, M.Kes., yang telah banyak membantu dan membimbing

selama proses perijinan.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

vii

6. Walikota Yogyakarta c.q BAPPEDA Sleman, yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian di Sleman.

7. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian tentang sindrom metabolik.

8. Bapak Kepala Desa Maguwoharjo, Bapak Dukuh dan Bapak RW/RT yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

9. A. Tri Priantoro, selaku dosen pembimbing akademis yang selalu memberi

motivasi pada penulis.

10. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah banyak memberikan ilmunya

kepada penulis.

11. Masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta yang telah

bersedia menjadi responden dan telah meluangkan waktu untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tanpa mempertanyakan iji penelitian.

12. Bapa ras Nande, serta kedua adikku yang merupakan perpanjangan tangan

Tuhan, yang selalu berdoa dan mencurahkan kasih sayang, serta memberi

dukungan moral, spiritual, maupun materiil. Cinta dan ketulusan kalian

merupakan kekuatan bagiku.

13. Sinta, Lya, Presty, Tika, Flora, Fanny, Sarah, Baba, Suster Bernadet, Hexa,

dan K’Ita terima kasih untuk segala perhatian, dukungan dan canda tawanya.

Kalianlah yang selalu mengingatkanku untuk tetap semangat dalam

mengerjakan ini semua.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

viii

14. Mbak Ivone “Ipongisme”, Sr Amandine, dan Vika “Pikachu” teman

seperjuangan yang selalu mengingatkan, memberi semangat, motivasi, saran

dan bantuan dalam mengerjakan skripsi ini.

15. FKK angkatan 2005 khususnya kelas B yang selalu memberikan semangat

dan canda tawa.

16. Teman-teman KKN kelompok 30: Agathon, Angga, Bram, Weny, Dini, Tere,

Nancy, dan Fery yang mengajariku tentang hidup, dan persahabatan tanpa

imbalan apapun. Sesuai dengan moto KKN kelompok 30, sambil

mengacungkan jempol dan berkata “sebaiknya begitu”.

17. Paupauku yang mengajariku tentang semangat, kerja keras, loyalitas, dan

selalu menemaniku setiap saat. Finally I found you.

18. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangannya, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan

demi sempurnanya skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagipenulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, dan kiranya skripsi ini

dapatmenjadi salah satu sumbangan bagi ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Maret 2009

Penulis

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2009

Penulis,

Aloyna Repba

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

x

INTISARI

Sindrom metabolik merupakan sesuatu hal baru yang populer akhir-akhir

ini yang terjadi karena pola hidup modern yang serba cepat yang cenderung tidak

memperhatikan kesehatan. Ciri-cirinya antara lain perut membuncit, lingkar

pinggang besar, mengalami tekanan darah tinggi, terjadi peningkatan kadar

kolesterol, dan kadar gula darah yang cenderung tinggi. Pemberian edukasi

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

bahaya sindrom metabolik, sehingga dapat menekan jumlah masyarakat yang

mengalami sindrom metabolik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil responden secara

keseluruhan; mengetahui pengaruh pemberian edukasi tahap II tentang sindrom

metabolik terhadap perilaku responden; dan mengetahui profil Body Mass Index,

lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-pinggul responden pengaruh pemberian

edukasi tahap II ini. Penelitian ini menggunakan leaflet sebagai saran edukasi dan

menggunakan eksperimental semu (kuasi) dengan rancangan penelitian non-

randomized pretest-postest control group design menggunakan analisis statistik

Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 90%.

Dari hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai

signifikansi p<0,1 antar kelompok edukasi dan nonedukasi untuk kriteria Body

Mass Index, lingkar pinggang responden laki-laki dan perempuan, rasio lingkar

pinggang-lingkar pinggul responden laki-laki, dan kadar gula darah puasa. Profil

observasi III kelompok edukasi vs nonedukasi: Body Mass Index 26,7±3,5 vs

25,1±4,1 (kg/m2); LP laki-laki 93,6±7,1 vs 85,7±9,5 (cm); LP perempuan

93,5±9,3 vs 87,4±10,6 (cm); RLPP laki-laki 0,9±0,0 vs 0,9±0,1 dan RLPP

perempuan 0,9±0,1 vs 0,9±0,0.

Kata kunci: Sindrom Metabolik, edukasi, Body Mass Index, lingkar pinggang,

rasio lingkar pinggang-pinggul.

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xi

ABSTRACT

Nowadays, because of modern lifestyle which often neglects the value of

healthy life, it gives way to metabolic syndrome to happen. The characteristics of

someone in whom the syndrome occurs are swelling stomach, expanding

measurement of waist, increasing blood pressure and cholesterol as well as blood

sugar level. One way to increase the awareness of the society towards the danger

of metabolic syndrome is by giving them enough knowledge related to it. The aim

of such effort is to prevent more people from having metabolic syndrome.

The aim of this research is to figure out overall profiles of the respondents;

to know how far the deliverance of the education in step II about metabolic

syndrome influences the behaviors of the respondents; and to know the profiles of

Body Mass Index (BMI), waist circumference (LP), waist-to-hip ratio (RLPP) of

the respondents receiving the education in step II. This research used leaflets as

the media to provide the information the society need to know and semi-

experiment (quasi) with non-randomized pretest-posttest control group design

research planning using statistical analysis of Mann Whitney’s 90 % confidence

level.

The result of this research, it can be seen that there is a great diversity

between educated and uneducated groups with gained p<0,1 for the criteria of

Body Mass Index (BMI), waist circumference (LP) of both sexes, waist-to-hip

ratio (RLPP) of male respondents, and blood sugar level in the period of fasting.

The second profile observation of educated vs uneducated groups, the result for

BMI is BMI 26,7±3,5 kg/m2 vs 25,1±4,1 kg/m

2; for LP are 93,6±7,1 vs 85,7±9,5

(cm) (male) and 93,5±9,3 vs 87,4±10,6 (cm) (female); for RLPP are 0,9±0,0 vs

0,9±0,1 (male) and 0,9±0,1 vs 0,9±0,0 (female).

Keywords: metabolic syndrome, education, Body Mass Index, waist

circumference, waist-to-hip ratio

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... iv

PRAKATA .................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... viii

INTISARI ..................................................................................................... ix

ABSTRACT …………………………………………………………………. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xix

BAB I. PENGANTAR……………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………......... 1

1. Perumusan Masalah……………………………………………...... 2

2. Keaslian Penelitian……………………………………………....... 3

3. Manfaat Penelitian……………………………………………….... 3

B. Tujuan ……………………………………………………................... 4

1. Tujuan Umum…………………………………………………….. 4

2. Tujuan Khusus…………………………………………………….. 4

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xiii

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA………………….…………………… 5

A. Sindrom Metabolik…………………………………………………….. 5

1. Definisi ………………………………………………………….… 5

2. Pathogenesis ……………………………………………………… 6

3. Kriteria Diagnosis………………………………….…………….... 9

4. Penatalaksanaan Terapi………………………………………..…. 10

B. Kegemukan…………………………………………….………........... 10

1. Body Mass Index ………………………………….…………...…. 12

2. Lingkar Pinggang ………………………………………………… 13

3. Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul ………………………………… 14

C. Edukasi………………………………………………………………… 15

D. Perilaku………………………………………………………………... 15

1. Pengetahuan………………………………………………………. 16

2. Sikap……………………………………………………………… 16

3. Tindakan …………………………………………………………. 17

E. Landasan Teori……………………………………………………........ 17

F. Hipotesis……………………………………………………………….. 18

BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………… 19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………….. 19

B. Variabel Penelitian…………………………………………………….. 20

1. Variabel Bebas……………………………………………………. 20

2. Variabel Tergantung……………………………………………… 21

C. Definisi Operasional…………………………………………….......... 21

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xiv

D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian …………………………….. 22

E. Subyek Penelitian …………………………………………………….. 22

F. Ruang Lingkup ………………………………………….……………. 25

G. Teknik Sampling ……………………………………………………… 25

H. Instrumen Penelitian ………………………………………………….. 25

I. Tata Cara Penelitian……………………………………………........... 26

1. Analisis Situasi…………………………..……………………….. 26

2. Pembuatan Kuisioner……………………………..…………........ 26

a. Pembuatan Kuisioner.……………………………………….. 26

b. Uji Coba Kuisioner……………...………………………....... 28

c. Uji Validitas……………………………...………………...... 28

d. Uji Reliabilitas………………………………………………. 29

3. Pembuatan Leaflet……………………………………………...... 29

4. Penyebaran Kuisioner……………………………………………. 30

5. Pemberian Edukasi……………………………………………….. 30

6. Wawancara Terstruktur………………………………………...... 31

7. Pengukuran Parameter…………………………............................ 31

8. Pengolahan Data………………………………………………….. 32

J. Analisis Data Penelitian………………………………………............ 32

K. Kesulitan Penelitian………………………………………………...…. 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… 34

A. Profil Responden……………………………………………………... 34

B. Pengaruh Edukasi Tentang Sindrom Metabolik Terhadap Perilaku

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xv

(Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Responden……………..……….. 39

C. Profil Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar

Pinggang-Pinggul Observasi Awal, Observasi I dan Observasi III

Tentang Sindrom Metabolik ………………….……………………… 45

D. Rangkuman Pembahasan……………………………………………... 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………..…………. 56

A. Kesimpulan…………………………………………….……….... 56

B. Saran…………………………………………………...…………. 57

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 58

LAMPIRAN……………………………………………………………….. 61

BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………….. 119

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik ………………...……………… 9

Tabel II. Klasifikasi WHO Yang Diusulkan Untuk Orang Dewasa

Asia …………………………………………..….…………. 13

Tabel III. Kriteria Sindrom Metabolik Hasil Modifikasi....................... 22

Tabel IV. Distribusi pernyataan favorable dan nonfavorable yang

terdapat dalam kuesioner ...................................................... 27

Tabel V. Profil Observasi Awal dan Observasi I Responden

di Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta

Terkait Kriteria Uji................................................................ 35

Tabel VI. Profil Observasi II dan Observasi III Responden di Dusun

Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Terkait Kriteria

Uji ......................................................................................... 36

Tabel VII. Faktor Risiko Responden Observasi Awal, Observasi I

dan Observasi III Terkait Sindrom Metabolik …………….. 38

Tabel VIII. Jumlah responden dengan profil Body Mass Index ……….. 46

Tabel IX. Jumlah Responden dengan Profil Lingkar Pinggang

responden Laki-laki ………………………………………… 47

Tabel X. Jumlah Responden dengan Profil Lingkar Pinggang

responden Perempuan ………………………………………. 49

Tabel XI. Jumlah Responden dengan Profil Rasio Lingkar Pinggang-

Pinggul Responden Laki-laki ………………………………. 50

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xvii

Tabel XII. Jumlah Responden dengan Profil Rasio Lingkar Pinggang-

Pinggul responden Perempuan ……………………………… 52

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penderita Sindrom Metabolik …………………………..…… 6

Gambar 2. Mekanisme hubungan antara obesitas dan resistensi insulin… 8

Gambar 3. Seseorang yang mengalami obesitas apple shape and pear

shape …………………………………………………………. 12

Gambar 4. Pengukuran Lingkar Pinggang ………………………..……. 14

Gambar 5. Pengukuran Lingkar Pinggang-Pinggul ……………………. 15

Gambar 6. Skema Rancangan Penelitian Non-Randomized Pretest-Postest

Control Group Design (Tahap II) …………………………... 20

Gambar 7. Bagan Pembagian Subyek Penelitian ………………………. 24

Gambar 8. Nilai Rata-Rata Kuisioner Observasi Awal, Observasi I,

Observasi III Kelompok Edukasi vs Nonedukasi ………..... 40

Gambar 9. Nomor Soal Terkait Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan

Ratio Lingkar Pinggang-Pinggul vs Selisih Observasi I-Observasi

Awal ……………………………………………………….... 41

Gambar 10. Nomor Soal Terkait Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan

Ratio Lingkar Pinggang-Pinggul vs Selisih Observasi III-

Observasi Awal …………………………………………….. 42

Gambar 11. Profil rata-rata BMI responden edukasi vs nonedukasi ….… 45

Gambar 12. Profil rata-rata lingkar pinggang laki-laki responden edukasi vs

nonedukasi ………………………………………………….. 47

Gambar 13. Profil rata-rata lingkar pinggang perempuan responden edukasi

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xix

vs nonedukasi ………………………………………………. 48

Gambar 14. Profil rata-rata rasio lingkar pinggang-pinggul laki-laki

responden edukasi vs nonedukasi ………………………...… 50

Gambar 15. Profil rata-rata rasio lingkar pinggang-pinggul perempuan

responden edukasi vs nonedukasi ……………………….….. 51

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Komisi Etik Kedokteran ………..……. 62

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Bappeda Sleman ……………………... 63

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ……………………………………….. 64

Lampiran 4. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi Awal Responden

Terkait BMI ………………………………………….....…. 68

Lampiran 5. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 1 Responden

Terkait BMI ………………………………………….....….. 69

Lampiran 6. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 2 Responden

Terkait BMI ………………………………………...……… 70

Lampiran 7. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait BMI ……………………………………………...... 71

Lampiran 8. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi Awal Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Perempuan) ……………………. 72

Lampiran 9. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 1 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Perempuan) ……………..….…. 73

Lampiran 10. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 2 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Perempuan) …………………… 74

Lampiran 11. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Perempuan) ……………...……. 75

Lampiran 12. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi Awal Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Laki-laki) ……………………… 76

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xxi

Lampiran 13. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 1 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Laki-laki) …………………...…. 77

Lampiran 14. Uji Normalitas Profil Observasi 2 Responden Terkait Lingkar

Pinggang (Laki-laki) ……………………………………….. 78

Lampiran 15. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Laki-laki) ………………….…… 79

Lampiran 16. Uji Normalitas dan Hipotesis Kebermaknaan Profil Observasi

Awal Responden Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul

(Perempuan) …………………………………………….….. 80

Lampiran 17. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 1 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Perempuan) ….. 81

Lampiran 18. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 2 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Perempuan) ….. 82

Lampiran 19. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Perempuan) ..… 83

Lampiran 20. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi Awal Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Laki-laki) …….. 84

Lampiran 21. Uji Normalitas Profil Observasi 1 Responden Terkait Rasio

Lingkar Pinggang-Pinggul (Laki-laki) ……………………. 85

Lampiran 22. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 2 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Laki-laki) ….….. 86

Lampiran 23. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Laki-laki) ….….. 87

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

xxii

Lampiran 24. Hasil Wawancara Responden ………………………………. 88

Lampiran 25. Hasil skoring Kuisioner Observasi III Responden Edukasi

Non Lab ................................................................................ 108

Lampiran 26. Hasil skoring Kuisioner Observasi III Responden Non Edukasi

Laboratorium ........................................................................ 109

Lampiran 27. Hasil skoring Kuisioner Observasi III Responden Edukasi

Laboratorium ........................................................................ 110

Lampiran 28. Hasil skoring Kuisioner Observasi III Responden Non Edukasi

Non Tes Laboratorium .......................................................... 111

Lampiran 29. Informed Consent Responden Edukasi Non Laboratorium

..……………………………………………………………… 113

Lampiran 30. Informed Consent Responden Edukasi Laboratorium ........... 114

Lampiran 31. Informed Consent Responden Non Edukasi Non Laboratorium

………………………………………………………………. 115

Lampiran 32. Informed Consent Responden Non Edukasi Laboratorium .. 116

Lampiran 33. Leaflet Penelitian ……………………………………………. 117

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Organisasi Kesehatan Dunia, Program Edukasi Kolesterol Nasional

Amerika Serikat, dan Federasi Kencing Manis Internasional (IDF) telah

mendefinisikan sindrom metabolik. Seseorang dikatakan mempunyai sindrom

metabolik jika mengalami kegemukan di perut atau obesitas sentral,

meningkatnya kadar trigliserida, turunnya kadar kolesterol HDL (high density

lipoprotein), meningkatnya tekanan darah, serta meningkatnya glukosa plasma

atau telah didiagnosis terkena kencing manis tipe 2. Apabila sindrom metabolik

tidak tertangani secara signifikan, penderita dapat terserang kencing manis tipe 2

serta penyakit jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular. Studi

International Diabetes Federation menyebutkan, diperkirakan 20-25 persen dari

penduduk dewasa dunia mengalami sindrom metabolik (Arief, 2008).

Obesitas khususnya obesitas sentral menyebabkan resisten insulin yang

ditandai dengan penurunan responden jaringan terhadap hormone insulin.

Resistensi nsulin merupakan kemampuan primer dari insulin untuk menurunkan

kadar glukosa darah. Hiperinsulinemia adalah suatu keadaan dimana seseorang

dengan resistensi insulin mempunyai kadar insulin lebih banyak dari normal.

Resistensi insulin merupakan bagian umum yang penting dari sindrom metabolik

dan mungkin memiliki hubungan dengan faktor yang lainnya menjadi cluster.

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

2

Sebagai contoh, hiperinsulinemia menyebabkan peningkatan produksi trigliserida

di hati dan retensi garam di ginjal yang efeknya dapat meningkatkan sirkulasi

lemak dan tekanan darah (Alessio, 2004).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa obesitas telah

menjadi masalah epidemi dunia. Di Indonesia prevalensi obesitas pada tahun 2002

diperkirakan telah mencapai kisaran 22% - 24% atau sekitar 48-53 juta penduduk.

Sedangkan data kenaikan obesitas di Amerika Serikat mencapai jumlah 31% pada

tahun 2000, dari jumlah 15% dua dekade sebelumnya (Arief, 2007).

Penelitian ini dilakukan di dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman

Yogyakarta berdasarkan data puskesmas pada periode Juli-Desember 2007

menunjukkan bahwa dari 63 orang yang berobat, terdapat 12 orang yang

menderita penyakit generatif. Pemberian edukasi pada penelitian ini dengan

perpanjangan masa waktu edukasi (±6 bulan) diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang sindrom metabolik dengan harapan masyarakat

dapat lebih memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan untuk menghindari

faktor risiko dari sindrom metabolik dengan cara melakukan pola hidup yang

sehat.

1. Perumusan masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Seperti apakah profil responden yang meliputi Body Mass Index, lingkar

pinggang, rasio lingkar pinggang-pinggul, tekanan darah, kadar gula darah

puasa, dan kadar kolesterol total?

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

3

b. Apakah ada pengaruh dari pemberian edukasi tahap II tentang sindrom

metabolik terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) responden

berdasarkan kuesioner?

c. Seperti apakah profil Body Mass Index, lingkar pinggang, rasio lingkar

pinggang-pinggul responden pengaruh pemberian edukasi tahap II?

2. Keaslian penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu “Pengaruh Pemberian

Edukasi Tentang Sindrom Metabolik Terhadap Perilaku Masyarakat Dusun

Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta (Kajian Body Mass Index, Lingkar

Pinggang, Dan Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul)” dengan lama masa penelitian

3 bulan (Hutami, 2008).

Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian sebelumnya dengan

menggunakan metode kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah pemberian

edukasi (informasi) tentang Sindrom Metabolik berupa leaflet, selain itu

dilakukan juga wawancara terstruktur dengan masyarakat. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada lama masa penelitian yang lebih

panjang (6 bulan) dibanding kelompok sebelumnya.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pengetahuan

tentang sindrom metabolik khususnya terkait Body Mass Index, lingkar pinggang,

dan rasio lingkar pinggang-pinggul pada responden.

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

4

b. Manfaat praktis

Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pihak-

pihak terkait dalam memberikan informasi tentang sindrom metabolik terkait

Body Mass Index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul sehingga

dapat mencegah dan menekan jumlah penderita sindrom metabolik.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi

tahap II tentang sindrom metabolik terhadap perilaku responden terkait Body

Mass Index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui profil responden yang meliputi Body Mass Index, lingkar

pinggang, rasio lingkar pinggang-pinggul, tekanan darah, kadar gula darah

puasa, dan kadar kolesterol total.

b. Mengetahui pengaruh dari pemberian edukasi tahap II tentang sindrom

metabolik terhadap perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) responden

berdasarkan kuesioner.

c. Mengetahui profil Body Mass Index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar

pinggang-pinggul responden dengan pengaruh pemberian edukasi tahap II.

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Sindrom Metabolik

1. Definisi

Sindrom metabolik merupakan suatu kumpulan penyakit subklinik dan

klinik akibat pola hidup yang tidak sehat. Pola hidup dalam hal ini terdiri dari pola

makan dan pola aktivitas. "Pola hidup Barat" atau Westernized seperti gemar

mengonsumsi junk food, makanan berlemak dan makanan yang manis-manis.

Dalam waktu agak lama, bila kebiasaan buruk ini berlanjut akan mengakibatkan

obesitas, terutama yang berbahaya adalah jenis obesitas abdominal. Obesitas jenis

ini banyak terjadi pada orang Indonesia. Lemak cenderung lebih mudah ditimbun

di daerah perut (peritonium) namun lebih mudah pula untuk mengalami lipolisis

sehingga akan terdapat dalam jumlah besar di peredaran darah. Komposisi lemak

yang tinggi dalam darah (dislipidemia atherogenik) memicu timbulnya

atherosklerosis, kecenderungan trombosis dan kelainan kardiovaskuler lain.

Gangguan yang terdapat dalam sindrom metabolik ini ada 10 macam, di antaranya

obesitas abdominal, prediabetes-diabetes, dislipidemia aterogenik, penyakit

jantung koroner, hipertensi, kecenderungan trombosis, kelainan fungsi fibrinolisis,

gangguan fungsi endotel, kenaikan kadar kortisol dan perlemakan hati

(Tjokroprawiro, 2006).

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

6

Gambar 1. Penderita Sindrom Metabolik (Daniel, 2006)

2. Patogenesis

Obesitas biasanya merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik dengan

gaya hidup tidak sehat dengan karakteristik kurangnya nutrisi dan sedikitnya

aktifitas. Hal ini dekat hubungannya dengan terjadinya diabetes tipe 2, hipertensi,

dislipidemia, dan penyakit kardiovaskulardan mekanisme yang paling penting

adalah resistensi insulin. Metabolik abnormal yang sering terjadi dengan ciri-ciri

menurunnya kerja insulin di jaringan otot, jaringan adipose dan hati (Caballero,

2003).

Asam lemak bebas atau Free Fatty Acids (FFAs) disimpan sebagai

trigliserida di adiposa dan merupakan sumber energi terpenting selama kondisi

puasa. Insulin merupakan penghambat lipolisis yang kuat dan menahan pelepasan

free fatty acids (FFAs) dari jaringan adipose dengan menghambat hormone-

sensitive lipase enzyme. Asam lemak memblok oksidasi glukosa dan transport

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

7

glukosa, dan juga menyebabkan dislipidemia aterogenik dengan menginduksi

produksi very low-density lipoprotein (VLDL) yang kemudian menaikkan

trigliserida dan apolipoprotein B (ApoB) yang disertai turunnya high density

lipoprotein cholesterol (HDL-c) (Anonim, 2005c). Asam lemak yang tersirkulasi

sampai ke hati dapat menurunkan sensitifitas insulin di jaringan (Triplitt,

Reasner, and Isley, 2005).

Tumor Necrosis Factor α (TNF-α) memegang peranan pusat pada respon

inflamasi dengan menaikkan molekul adhesi di jaringan dan menstimulasi

produksi sitokin proinflamasi, prostaglandin dan nitrat oksida (Triplitt, Reasner,

and Isley, 2005). Jaringan adipose yang berlebih (khususnya pada jaringan lemak

di abdomen) dengan mengeluarkan sitokin inflamasi dapat meningkatkan

resistensi insulin pada otot skeletal (Anonim, 2005c).

Leptin merupakan hormon yang diproduksi jaringan lemak tubuh

(adiposit). Leptin mengatur pemasukan makanan dan mengontrol distribusi lemak

dan penyimpanannya di dalam tubuh. Pada saat kadar lemak dalam tubuh

seseorang turun berarti produksi leptin berkurang, maka hipotalamus mendeteksi

hal tersebut sebagai sinyal yang menstimulasi keinginan seseorang untuk makan.

Demikian juga ketika kadar lemak dalam tubuh seseorang melebihi pada kadar

biasanya berarti kadar leptin naik dan hal ini dianggap sebagai sinyal ini bahwa

seseorang menurunkan keinginannya untuk makan (Anonim, 2006).

Seseorang yang mengalami obesitas terjadi mutasi gen pada produksi

leptin, umumnya terjadi pada pengkodean untuk reseptor leptin. Contohnya

seseorang mengalami mutasi gen akan tetap merasa lapar meskipun sudah makan

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

8

banyak dan hal ini membuat seseorang tersebut untuk makan terus (Anonim,

2006).

Adiponektin merupakan hormon yang dikeluarkan oleh jaringan adiposa

yang dapat meningkatkan sensitifitas insulin dengan meningkatkan sinyal secara

intraselular (Caballero, 2003), sehingga obesitas sentral berhubungan langsung

dengan penurunan produksi adiponektin, yang merupakan adiposa spesifik yang

bersifat antidiabetik, antiarteriosklerotik dan antiinflamasi (Anonim, 2005c).

Gambar 2. Mekanisme hubungan antara obesitas dan resistensi insulin

(Cabellero, 2003)

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

9

3. Kriteria diagnosis

Seseorang dengan intoleransi glukosa atau diabetes tipe 2 mempunyai

risiko terjadinya sindrom metabolik (Anonim, 2005c). Kriteria diagnosis

sangatlah penting untuk menentukan seseorang mengalami sindrom metabolik

atau tidak, untuk itulah saat ini ada berbagai kriteria diagnosis sindrom metabolik

yang digunakan, diantaranya yaitu kriteria NCEP ATP III (The National

Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel) tahun 2001, WHO

(World Health Organization) tahun 1998 dan IDF (International Diabetes

Federation) tahun 2005.

Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik

Faktor Risiko

NCEP ATP III

Tahun 2001

WHO

Tahun 1998

IDF

Tahun 2005

Batasan Batasan Batasan

Obesitas sentral (RLPP)

Perempuan

Laki-laki

Body Mass Index

-

>0,90

>0,85

=23 kg/m2 *

-

Obesitas abdominal (LP)

Perempuan

Laki-laki

≥ 80 cm *

≥ 90 cm *

-

> 80 cm *

> 90 cm *

Tekanan darah ≥130/80mmHg >140/90 mmHg >130/>85mmHg

Glukosa puasa > 110 mg/dL - > 100 mg/dl

Trigliserida ≥150 mg/dL > 150 mg/dL > 150 mg/dl

Kolesterol high-density

lipoprotein

Perempuan

Laki-laki

< 50 mg/dL

< 40 mg/dL

< 39 mg/dL

< 35 mg/dL

< 50 mg/dl

< 40 mg/dl

Mikroalbuminuria

Rerata ekskresi albumin urin

Rasio albumin : kreatinin

-

>20 mg/menit

=30 mg/gram

-

*Disesuaikan dengan kriteria orang Asia dewasa

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

10

4. Penatalaksanaan Terapi

Menurut rekomendasi International Diabetes Federation, setelah

diagnosis sindrom metabolik ditegakkan harus dilakukan manajemen kondisi yang

agresif dan tidak kenal kompromi dengan tujuan menurunkan risiko penyakit

kardiovaskular dan diabetes tipe 2, dengan melakukan:

a. Intervensi primer

Badan International Diabetes Federation merekomendasikan pola hidup

sehat sebagai manajemen terapi primer untuk sindrom metabolik, diantaranya

pembatasan jumlah kalori (untuk mencapai penurunan berat badan 5-10% di

tahun pertama), meningkatkan aktifitas fisik dan perubahan komposisi diet.

b. Intervensi sekunder

Terapi obat dapat dilakukan untuk mengobati sindrom metabolik jika

perubahan pola hidup tidak cukup dengan pertimbangan terjadi peningkatan risiko

penyakit kardiovaskular. Diperlukan terapi yang tepat yang dapat mengatur

mekanisme dari sindrom metabolik secara keseluruhan, dan demikian terjadi

penurunan dampak dari semua faktor risiko dan metabolik jangka panjang dan

konsekuensi kardiovaskular. Mekanisme ini tidak diketahui dan tidak tersedianya

agen farmakologik yang spesifik (Anonim, 2005a).

B. Kegemukan

Kegemukan didefinisikan sebagai terdapatnya lemak tubuh dalam jumlah

abnormal, yang mengakibatkan overweight dan obesitas pada keadaan tinggi

badan, dan jumlah otot tertentu (Tjay dan Raharja, 2002). Overweight memiliki

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

11

kelebihan berat badan dari otot, tulang, lemak, dan atau air. Sedangkan obesitas

memiliki jumlah ekstra lemak tubuh yang tinggi. Pengukuran overweight dan

obesitas yang paling mudah adalah menggunakan Body Mass Index (Anonim,

2008c).

Overweight atau obesitas dapat menyebabkan risiko berbagai macam

penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes tipe 2, bermasalah dengan

pernafasan dan kanker (Anonim, 2008c).

Penyebab dasar terjadi overweight dan obesitas adalah

ketidakseimbangan energi antara kalori yang masuk dengan kalori yang keluar.

Overweight dan obesitas meningkat di dunia sebagai akibat dari :

a. Perubahan pola diet tentang peningkatan pemasukan energi dari makanan

dengan tinggi lemak dan gula tapi rendah vitamin, mineral dan mikronutrien

lainnya.

b. Tren tentang penurunan aktivitas fisik dengan meningkatnya tabiat duduk

diam pada berbagai kegiatan, perubahan model transportasi dan peningkatan

urbanisasi. (Anonim, 2008a).

Distribusi lemak dalam tubuh memegang peranan penting pada kondisi

obesitas dengan penyakit jantung, stroke dan arthritis. Lemak di abdominal

merupakan faktor risiko paling tinggi terjadinya penyakit daripada penyimpanan

di pantat, pinggul, dan paha. Estrogen merupakan salah satu hormon yang dimiliki

wanita dan dapat membantu distribusi lemak dalam tubuh. Wanita pada kondisi

usia anak-anak dapat terjadi penumpukan lemak di bagian tubuh terbawah (pear

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

12

shape), sedangkan penyimpanan lemak terjadi di sekitar perut (apple shape)

terjadi pada wanita dengan kondisi usia postmenopose (Anonim, 2009b).

Gambar 3. Seseorang yang mengalami obesitas apple shape and pear shape

(Simon, 2007)

1. Body Mass Index

Pengukuran obesitas yang paling luas digunakan adalah Indeks Massa

Tubuh/ Body Mass Index. Pengukuran ini dihitung dengan cara berat badan dalam

kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter persegi (kg/m2). Nilai ini tidak

terikat oleh usia atau jenis kelamin. Dengan menggunakan pengukuran Body Mass

Index, otoritas kesehatan nasional dan internasional menentukan poin cut-off

untuk mengklasifikasikan individu dengan berat badan normal, berlebih

(overweight), dan obese. Terdapat beberapa keterbatasan tertentu untuk

menggunakan Body Mass Index, diantaranya anak-anak (yang masih dalam

pertumbuhan), wanita hamil dan orang yang sangat berotot seperti atlit (Anonim,

2008b).

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

13

Body Mass Index merupakan salah satu metode yang dapat menilai

seseorang mengalami overweight dan obesitas karena penghitungannya hanya

menghendaki tinggi badan dan berat badan. Para klinisi dan masyarakat umum

dapat menggunakan cara ini karena murah dan mudah (Anonim, 2009a).

Banyaknya perbedaan nilai kategori yang ditetapkan untuk Body Mass

Index, maka WHO melalui International Association for the Study of Obesity

untuk kawasan Pasifik Barat mengajukan klasifikasi berat badan dengan

menggunakan Body Mass Index pada orang Asia.

Tabel II. Klasifikasi WHO Yang Diusulkan Untuk Orang Dewasa Asia

BMI (kg/m2) Klasifikasi Risiko penyakit penyerta

< 18,5 Rendah (tetapi risiko-

risiko masalah klinis

meningkat)

18,5 – 22,9 Underweight

(kekurangan berat badan)

Rata-rata

= 23 Normal

23 – 24,9 Overweight (kelebihan

berat badan)

Meningkat

25 – 29,9 Obesitas I Sedang

= 30 Obesitas II Berbahaya

2. Lingkar pinggang

Lingkar pinggang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

jumlah lemak total dalam tubuh, dan lemak di rongga perut. Semakin besar

lingkar pinggang, semakin besar pula risiko akan terkena penyakit diabetes,

kolesterol, hipertensi, dan sesak nafas. Lingkar pinggang adalah indikator untuk

menentukan obesitas abdominal, berkolerasi dengan Body Mass Index dan rasio

lingkar pinggang-pinggul (Anonim, 2005b).

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

14

Pengukuran lingkar pinggang di puncak Krista iliaka. Pita pengukur

diletakkan secara horisontal pada bidang datar sekeliling perut pada puncak iliac.

Pembacaan pita pengukur rapat tetapi tidak menekan kulit dan sejajar dengan

lantai. Pengukuran dilakukan pada pengeluaran nafas yang terakhir (Grundy et al,

2005).

Gambar 4. Pengukuran Lingkar Pinggang (Gesensway, 2008)

3. Lingkar Pinggang-Pinggul

Rasio lingkar pinggang-pinggul diperoleh dengan cara menghitung

perbandingan antara lingkar pinggang (cm) dan lingkar pinggul (cm). Pengukuran

lingkar pinggul pada diameter yang terbesar dari bokong, dengan menggunakan

meteran yang biasa digunakan oleh penjahit (Anonim, 2003). Kelemahan

pengukuran menggunakan rasio lingkar pinggang-pinggul sebagai indikator

obesitas diantaranya rasio lingkar pinggang-pinggul kurang valid untuk

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

15

perempuan, kurang valid pada kelompok etnis tertentu, dan kurang valid pada

perempuan dengan pinggul kecil. Oleh karena itu, untuk penentuan obesitas

abdominal, pengukuran lingkar pinggang lebih dianjurkan (Egger dan Swinburn,

1996).

Gambar 5. Pengukuran Lingkar Pinggang-Pinggul

(Scott, 2008)

C. Edukasi

Pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan

yang dilakukan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi

informasi, memberi kesadaran sebagai upaya agar masyarakat dapat berperilaku

sehat. Pendidik kesehatan adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang

berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan

kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2003).

D. Perilaku

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

The linked image cannot be display ed. The file may hav e been mov ed, renamed, or deleted. V erify that the link points to the correct file and location.

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

16

kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok,

yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik

bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan

yang nyata atau practice); sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari

4 unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dan

lingkungan (Notoatmodjo, 2002).

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2002).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang dicakup

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni (a) Tahu (know); (b)

Memahami (comprehension); (c) Aplikasi (application); (d) Analisis (Analysis);

(e) Evaluasi (Evaluation) (Notoatmodjo, 2002).

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu

masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

17

laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Azwar, 1995).

3. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan factor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas,

selain itu diperlukan juga faktor dukungan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2002).

E. Landasan teori

Perilaku merupakan hasil interaksi antara pengetahuan, sikap dan

tindakan. Pengetahuan didapat dari penginderaan seseorang terhadap lingkungan

sekitar lalu disikapi dengan memberikan penilaian apakah pengetahuan tersebut

memberikan manfaat bagi dirinya dan kemudian dipraktekkan dalam tindakan.

Pemberian edukasi tentang sindrom metabolik kepada responden

merupakan bentuk informasi yang diberikan dengan leaflet. Informasi yang

diberikan meliputi pengaturan pola makan, rutin berolahraga dan cek kesehatan

rutin. Dari pemberian informasi ini diharapkan terjadi perubahan perilaku

responden kearah yang lebih baik. Perubahan perilaku yang dimaksud di sini

adalah perubahan dari tingkat pengetahuan responden tentang faktor risiko

terjadinya sindrom metabolik yang kemudian disikapi baik oleh responden dan

responden mempraktekkannya dalam tindakan. Perubahan perilaku yang

diharapkan pada nilai kuesioner dan parameter Body Mass Index, lingkar

pinggang dan rasio lingkar pinggang pinggul.

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

18

F. Hipotesis

Pemberian edukasi (informasi) mengenai sindrom metabolik

mempengaruhi perilaku responden dengan meningkatkan nilai kuesioner dan

kualitas hidup untuk mencegah terjadinya sindrom metabolik khususnya untuk

parameter Body Mass Index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul

pada responden.

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (kuasi).

Penelitian eksperimental adalah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap

efek dan manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (variable) subyek

penelitian. Manipulasi adalah setiap tindakan terhadap subyek penelitian, yang

dengan tindakan tersebut menimbulkan efek yang kemudian efek tersebut

dipelajari. Penelitian eksperimental kuasi adalah penelitian yang bila peneliti tidak

mungkin mengontrol semua variable luar, sehingga perubahan yang terjadi pada

efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan (Pratiknya, 2001).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah non-randomized pretest-

postest control group design untuk melihat pengaruh edukasi tentang sindrom

metabolik terhadap perilaku yang menggambarkan parameter Body Mass Index,

lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul di dusun Krodan,

Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Menurut rancangan ini pembagian subyek

dalam kelompok tidak dilakukan secara random, sehingga pengendalian terhadap

variabel luar dan sumber-sumber invaliditas tidak begitu kuat (Pratiknya, 2001).

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan sampling kuota.

Purposive sampling digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-

pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampel atau penentuan sampel untuk

tujuan tertentu. Pertimbangan lain adalah masalah lokasi atau tempat responden

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

20

yang akan diteliti lebih mudah dikunjungi dan efisiensi waktu penelitian.

Sedangkan sampling kuota digunakan untuk penentuan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki. Caranya

menetapkan dasar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah

(jatah yang diinginkan), maka jatah tersebut dijadikan dasar untuk mengambil unit

sampel yang diperlukan (Riduwan, 2008). Pretest-postest control group design

merupakan rancangan yang melakukan pengukuran sebelum dan sesudah

pemberian perlakuan pada subyek. Perbedaan kedua hasil pengukuran tersebut

dianggap sebagai efek perlakuan (Pratiknya, 2001).

0>............(X1).............01>————— (X2)—————02

0>............( - )..............01>————— ( - )—————02

Gambar 6. Skema Rancangan Penelitian Non-Randomized

Pretest-Postest Control Group Design (Tahap II)

Keterangan:

0 = Observasi awal; (X1&2) = Perlakuan/edukasi; 01 = Observasi I

.... = Garis kegiatan kelompok sebelumnya; ( - ) = non edukasi; 02 = Observasi III

B. Variabel

1. Variabel bebas

a. Pemberian edukasi (informasi) tentang sindrom metabolik kepada

responden terkait Body Mass Index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar

pinggang-pinggul.

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

21

2. Variabel tergantung

a. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) responden tentang sindrom

metabolik terkait Body Mass Index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar

pinggang-pinggul.

C. Definisi Operasional

1. Responden adalah masyarakat yang tinggal dan atau bekerja di dusun Krodan,

Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta baik laki-laki maupun perempuan yang

memiliki kriteria inklusi sesuai dengan penelitian ini.

2. Edukasi adalah pemberian informasi tertulis dan atau lisan tentang sindrom

metabolik dengan media berupa leaflet.

3. Perilaku adalah semua aktivitas dari masyarakat yang merupakan respon

adanya stimulus dari luar yang akan berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap,

dan tindakan dari setiap orang.

4. Profil subyek pada penelitian ini meliputi Body Mass Index, lingkar pinggang,

rasio lingkar pinggang-pinggul, tekanan darah, kadar gula darah puasa, dan

kadar kolesterol total.

5. Parameter sindrom metabolik yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah

BMI, lingkar pinggang dan rasio llingkar pinggang pinggul.

6. Kriteria sindrom metabolik dalam penelitian ini merupakan kriteria modifikasi

dari kriteria WHO tahun 1998 dengan kriteria NCEP ATP III tahun 2001.

Sindrom metabolik dapat ditegakkan bila didapatkan ≥3 faktor risiko berikut:

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

22

Tabel III. Kriteria Sindrom Metabolik Hasil Modifikasi

Kriteria Batasan

Body Mass Index ≥23kg/m2

Lingkar pinggang

Pria

wanita

≥90 cm

≥80 cm

Rasio lingkar pinggang-pinggul

Pria

Wanita

>0,90

>0,85

Tekanan darah ≥130/90mmHg

Kadar gula darah puasa >100mg/dL

Kadar kolesterol total >200mg/dL

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman,

Yogyakarta. Dusun Krodan terdiri dari 5 wilayah, yaitu Krodan RW 03 yang

terdiri dari RT 01 dan RT 02, Timbulrejo RW 04 yang terdiri dari RT 03 dan RT

04, Paingan RW 05 yang terdiri dari RT 05, RT 06, dan RT 07. Pomahan RW 06

yang terdiri dari RT 08, dan RT 09, dan Taman Cemara yang terdiri dari RT 10,

RT 11, RT 12, RT 13, dan RT 14. Penelitian ini dimulai pada awal Mei 2008 dan

selesai awal Oktober 2008.

E. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini memiliki kriteria inklusi sebagai masyarakat di

dusun Krodan, Sleman, Yogyakarta baik laki-laki maupun perempuan yang

tinggal dan atau bekerja, berusia 40 ± 5 tahun, memiliki Body Mass Index ≥ 23,

dan belum pernah menjalani terapi penyakit terkait Sindrom Metabolik. Kriteria

eksklusi meliputi responden hamil di tengah penelitian, menggunakan obat-obat

terkait sindrom metabolik, tidak bersedia mengikuti penelitian sampai selesai.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

23

Responden penelitian pada tahap Observasi awal terdiri dari 80 orang (41

responden kelompok edukasi dan 39 responden kelompok nonedukasi), saat

penelitian tahap Observasi III ini berlangsung jumlah responden yang berhasil

mengikuti penelitian hingga akhir adalah 66 orang (36 responden kelompok

edukasi dan 30 responden kelompok nonedukasi). Pada metode penelitian

deskriptif korelasional, jumlah minimum sampel yang digunakan adalah 30 orang

(Sevilla, Ochave, Punsalan, Regala, dan Uriarte, 1993). Kemudian kedua

kelompok ini (edukasi dan nonedukasi) masing-masing dibagi lagi menjadi 2

kelompok, yaitu kelompok yang dilakukan uji tes laboratorium (pengukuran gula

darah puasa dan kolesterol total oleh laboratorium Prodia®

) dan yang tidak.

Kelompok responden edukasi dengan tes laboratorium dan tanpa tes

laboratorium yang tersisa sebanyak 18 responden, sedangkan kelompok responden

nonedukasi mengalami pengurangan jumlah responden yang signifikan yaitu

sebanyak 14 responden kelompok tes laboratorium dan 16 responden tanpa tes

laboratorium. Responden tidak dapat melanjutkan penelitian karena beberapa hal

antara lain: responden sudah tidak tinggal di daerah Dusun Krodan, ada responden

yang masuk dalam kriteria eksklusi karena mendapat terapi farmakologi terkait

sindrom metabolik dan ada juga responden yang sudah tidak bersedia lagi menjadi

responden penelitian. Bagan selengkapnya dapat dilihat pada gambar 5.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

24

Gambar 7. Bagan Pembagian Subyek Penelitian

80 Responden

21 Responden

uji lab

20 Responden

uji non-lab

19 Responden

uji lab

20 Responden

uji non-lab

20 Responden

Uji lab

20 Responden

uji non-lab

18 Responden

uji lab

20 Responden

uji non-lab

18 Responden

uji lab

18 Responden

uji non-lab

14 Responden

uji lab

16 Responden

uji non-lab

1 Responden 1 Responden

4 Responden 8 Responden

40 Responden

edukasi

38 Responden

nonedukasi

41 Responden

edukasi

39 Responden

nonedukasi

36 Responden

edukasi

30 Responden

nonedukasi

Observasi

Awal

Observasi

I

Observasi

III

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

25

F. Ruang Lingkup

Penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pemberian Edukasi Tahap II

Tentang Sindrom Metabolik Terhadap Perilaku Masyarakat di Dusun Krodan,

Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta” merupakan penelitian yang dilakukan secara

berkelompok yang beranggotakan 4 orang, dimana setiap peneliti mempunyai

kajian yang berbeda-beda untuk diteliti. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini

meliputi: BMI, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul, tekanan

darah, kadar gula darah puasa, dan kadar kolesterol total. Peneliti pada penelitian

ini lebih berfokus pada BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-lingkar

pinggul.

G. Teknik Sampling

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan non-randomized

sampling (pengambilan sampel secara non-acak), karena subyek yang akan diteliti

tidak mendapat kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan

sampel dan dengan menetapkan terlebih dahulu jumlah sampel secara quotum atau

jatah yang diperlukan (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini dilaksanakan di dusun

Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta dan dipilih masyarakat yang bekerja

di dalam dan luar ruangan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah timbangan berat badan

Camry®

, pengukur tinggi badan, meteran, tensimeter Nova®

, alat ukur gula darah

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

26

dan kadar kolesterol Hitachi 902 dari laboratorium, lembar kuesioner, leaflet

mengenai Sindrom Metabolik, tape recorder dan panduan wawancara terstruktur.

Leaflet digunakan sebagai media edukasi tentang sindrom metabolik dibuat

dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh responden.

I. Tata Cara Penelitian

1. Analisis Situasi

Tahap Observasi III ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi

mengenai kemungkinan bisa tidaknya diadakan penelitian dan juga dilakukan

persiapan penelitian dengan permohonan izin pada Komisi Etik Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan

BAPPEDA Sleman Yogyakarta. Proses perijinan mulai dilakukan pada awal

hingga akhir bulan Mei 2008, tetapi proses pencarian responden tidak lagi

dilakukan dalam penelitian ini karena telah dilakukan oleh kelompok peneliti

sebelumnya (tahap I), yang peneliti lakukan hanyalah pendekatan kembali kepada

responden untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

2. Pembuatan Kuesioner

a. Pembuatan Kuesioner

Pembuatan kuisioner sesuai dengan tujuan penelitian, perumusan

masalah, dan definisi operasional yang dalam pembuatannya ada beberapa item

yang disusun berkelompok terkait dengan variabel penelitian yang ingin

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

27

diketahui meliputi pengetahuan, sikap, tindakan. Pembuatan kuesioner sudah

dilakukan oleh kelompok peneliti sebelumnya.

Jumlah pernyataan yang terdapat didalam kuesioner sebanyak 38 nomor,

sebanyak 27 item termasuk jenis favourable dan 11 item termasuk jenis non

favourable, isi pernyataan mencakup perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan)

responden terkait sindrom metabolik. Menurut Azwar (1995), suatu pernyataan

sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai obyek sikap yang berisi pernyataan

yang mendukung atau memihak pada obyek sikap (favorable), dan pernyataan

sikap dapat berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang berisi pernyataan

yang tidak mendukung atau tidak memihak terhadap obyek sikap (nonfavorable).

Tabel IV merupakan distribusi variabel pengetahuan,sikap dan tindakan.

Tabel IV. Distribusi pernyataan favorable dan nonfavorable yang

terdapat dalam kuesioner

Cakupan Sikap pernyataan Nomor soal

Pengetahuan Favorable 3, 4, 7, 11, 12, 15, 21, 24, 25, 6, 30, 37

Nonfavorable 20, 30

Sikap Favorable 1, 2, 6, 8, 13, 32, 28

Nonfavorable 5, 10, 16, 19, 27, 38

Tindakan Favorable 9, 14, 17, 18, 22, 33, 34, 36

Nonfavorable 23, 29, 31

Respon responden kami nilai dari jawaban pernyataan yang dibagi

menjadi 4 kategori yang bersifat obyektif antara lain: sangat setuju (SS), setuju

(S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor untuk setiap

jawaban pernyataan untuk jenis item yang favorable dimulai dari skor 4 (untuk

jawaban SS), skor 3 (untuk jawaban S), skor 2 (untuk jawaban TS) dan skor

19untuk jawaban STS). Sedangkan untuk jenis item nonfavorable berlaku hal

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

28

yang sebaliknya yaitu skor 4 (untuk jawaban STS), skor 3 (untuk jawaban TS),

skor 2 (untuk jawaban S), dan skor 1(untuk jawaban SS).

b. Uji coba kuesioner

Responden untuk uji coba adalah yang memiliki karakteristik hampir

sama dengan responden untuk penelitian (Notoatmodjo, 2002), dengan jumlah

responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang agar diperoleh nilai distribusi

hasil pengukuran mendekati normal. Uji coba kuesioner sudah dilakukan oleh

kelompok sebelumnya pada masyarakat yang tinggal dan atau menetap di dusun

Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

c. Uji validitas

Uji validitas dilakukan setelah kuesioner dibuat. Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid

(Sugiyono, 2006). Valid berarti instrument tersebut digunakan untuk mengukur

apa yang hendak diukur. Uji validitas sudah dilakukan oleh kelompok penelitian

sebelumnya dan uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi atau content.

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes

dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 1999). Pada

penelitian ini, dosen pembimbing dianggap sebagai professional judgement. Hasil

dari uji validitas isi yang dilakukan menyatakan seluruh butir pernyataan dalam

kuesioner adalah valid.

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

29

d. Uji realibilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dapat dipercaya, yaitu sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali

terhadap responden yang sama (Azwar, 2000). Uji reliabilitas dalam penelitian ini

dilihat dari pemahaman bahasa yang digunakan dalam kuesioner apakah mudah

dimengerti oleh responden atau tidak. Hal ini dilakukan agar pernyataan yang

diajukan nantinya benar-benar dipahami oleh responden sehingga responden dapat

memberikan jawaban yang sesuai dengan informasi yang diinginkan. Agar

diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka jumlah

responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang. Responden untuk uji coba

adalah yang memiliki karakteristik hampir sama dengan responden untuk

penelitian (Notoatmodjo, 2002). Namun responden uji yang digunakan dalam uji

reliabilitas ini tidak digunakan lagi sebagai responden penelitian. Uji reliabilitas

dalam penelitian ini sudah dilakukan oleh kelompok peneliti sebelumnya.

3. Pembuatan Leaflet (Informasi Tertulis)

Leaflet berfungsi sebagai media pemberian edukasi dan berisi hal-hal

terkait sindrom metabolik mulai dari ciri, risiko dan dampak dari sindrom

metabolik serta cara mencegah keparahan sindrom metabolik. Leaflet dibuat

singkat, jelas dan lengkap dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan

menarik agar mudah dipahami oleh responden.

Leaflet pada penelitian ini dibuat dengan 4 seri edukasi dengan urutan

edukasi sebagai berikut: pola makan, olahraga, cek kesehatan rutin (general

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

30

medical check up), dan review dari seluruh edukasi yang telah dilakukan

sebelumnya.

4. Penyebaran Kuesioner

Kuesioner diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi dan

ditujukan kepada responden dengan melakukan pendekatan-pendekatan terlebih

dahulu. Setiap responden memperoleh kuesioner dan diberikan sebanyak 3 kali,

yaitu pada observasi awal, observasi I dan observasi III dengan kuesioner yang

sama. Pemberian kuesioner pada observasi awal (Januari 2008) dan observasi I

(April 2008) dilakukan oleh kelompok peneliti sebelumnya. Pemberian kuesioner

pada observasi III (Oktober 2008) dilakukan bersamaan dengan saat pengambilan

sampel darah dan pemeriksaan fisik terakhir dilakukan kepada 66 responden

sesudah pemberian edukasi (tahap 2) oleh peneliti.

5. Pemberian Edukasi/Informasi

Leaflet atau informasi tertulis dilakukan untuk memberikan pengetahuan

tentang Sindrom Metabolik. Pemberian edukasi dilakukan selama kurang lebih 6

bulan (rentang waktu dilaksanakan observasi I dengan observasi III) dengan

rincian kegiatan 2 bulan tanpa pemberian edukasi dan 4 bulan dilakukan edukasi

sebanyak sebulan sekali. Materi edukasi yang diberikan berbeda-beda tiap

pertemuan, dilakukan dengan cara door to door, dan dengan 4 seri materi edukasi

yaitu bulan pertama tentang pola makan, bulan kedua tentang olahraga, bulan

ketiga tentang cek kesehatan rutin (general medical check up), dan bulan keempat

review dari kesuluruhan materi.

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

31

6. Wawancara Terstruktur

Wawancara dilakukan dengan pembicaraan informal dan pembicaraan

yang dikaitkan dengan permasalahan dengan bantuan kerangka atau garis-garis

besar yang dibutuhkan dan berkaitan dengan permasalahan. Wawancara dalam

penelitian ini berfungsi untuk mempertegas dari jawaban kuesioner yang telah

diisi responden pada waktu pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel darah.

Wawancara dilakukan bersamaan dengan pembagian hasil pengukuran kadar gula

darah dan kadar kolesterol total kepada 10 responden yang termasuk dalam

kelompok perlakuan dengan jumlah 20 pertanyaan, dilakukan dalam bahasa yang

sederhana dan mudah dipahami responden. Peneliti menggunakan tape recorder

sama dengan kelompok peneliti sebelumnya agar memudahkan peneliti untuk

mendengarkan kembali hasil wawancara dengan responden.

7. Pengukuran parameter

a. Berat badan dan tinggi badan

Pengukuran berat badan dilakukan dengan cara responden berdiri tegak

diatas timbangan tanpa menggunakan alas kaki dan tidak menyentuh benda yang

berada disekitarnya, timbangan yang digunakan menggunakan timbangan injak

merk Camry®

. Alat pengukur tinggi badan dipasang pada tembok yang rata,

responden berdiri tegak di bawah alat pengukur tinggi badan membelakangi

tembok tanpa mengenakan alas kaki dan atau penutup kepala yang dapat

mempengaruhi pengukuran.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

32

b. Lingkar pinggang dan lingkar pinggul

Pengukuran lingkar pinggang menggunakan meteran merk Butterfly®

dilakukan dengan mengukur keliling perut melalui pertengahan krista iliaka

dengan tulang iga terbawah (Gotera, Aryana, Suastika, Santoso, dan

Kuswardhani, 2006). Responden dianjurkan untuk menarik nafas seperti biasa,

tidak diperbolehkan menahan nafas atau menarik otot perut pada saat pengukuran

dan meteran tidak perlu ditarik kuat-kuat atau jangan menekan jaringan lunak

(Ridjab, Ridwan, Judio, dan Hermansjah, 2006). Lingkar pinggul diukur pada

diameter terbesar dari bokong (Anonim, 2003). Pada saat pengukuran, responden

tetap mengenakan pakaian (kaos/hem, celana panjang kain/jeans/rok, ikat

pinggang) sesuai dengan pakaian yang dikenakan responden, namun diusahakan

untuk meminimalkan pengaruh pakaian terhadap pengukuran.

8. Pengolahan data

Dilakukan dengan cara dikategorisasi variabel yang meliputi

pengetahuan, sikap dan tindakan dari setiap item pada kuesioner dan dijumlahkan.

Setelah itu dilakukan interpretasi.

J. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan membandingkan

hasil data yang diperoleh pada pemberian perlakuan tahap 2 (observasi III) dengan

data kelompok peneliti sebelumnya yaitu sebelum pemberian perlakukan

(observasi awal) dan data sesudah pemberian perlakuan (observasi I). Analisis

data menggunakan uji Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 90%.

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

33

Uji analisis statistik dilakukan setelah uji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov. Dikatakan data terdistribusi sebaran normal jika Asymp,

Sig. (2-tailed) >0,1, dengan demikian dapat diketahui uji statistik yang sesuai. Uji

statistik dengan sebaran tidak normal menggunakan Mann-Whitney sedangkan

jika sebaran normal menggunakan Independent-Sampels T Test. Pada Observasi

III ini terdapat sebaran tidak normal (Body Mass Index, dan lingkar pinggang-

pinggul perempuan) dan sebaran normal (lingkar pinggang perempuan, lingkar

pinggang laki-laki, dan lingkar pinggang-pinggul laki-laki), namun uji statitik

yang digunakan tetap menggunakan Mann-Whitney.

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan pada penelitian ini adalah adanya beberapa responden yang

terlihat malas jika diedukasi, kesibukan responden membuat responden sulit

ditemui, dan bulan penelitian yang bersamaan dengan bulan puasa (bulan

September tahun 2008) menyulitkan peneliti untuk melakukan pengukuran fisik.

Pada saat pengukuran tinggi badan, beberapa responden menolak diukur tinggi

badannya dengan alasan bahwa tinggi badannya tidak akan naik apalagi turun.

Peneliti sudah memberikan pengertian bahwa pengukuran tinggi badan harus

dilakukan tetapi karena responden menolak dengan tegas sehingga peneliti tidak

melakukan pengukuran tinggi badan saat penelitian dimulai. Pada penelitian ini

peneliti harus kehilangan beberapa responden untuk uji laboratorium karena

masuk dalam kriteria eksklusi.

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Responden

Penelitian ini menggunakan 4 kajian terkait sindrom metabolik sesuai

dengan kriteria sindrom metabolik hasil kombinasi antara kriteria WHO (World

Health Organization) tahun 1998 dan kriteria NCEP ATP III (The National

Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel ) tahun 2001, yaitu kajian

pertama meliputi Body Mass Index, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang

pinggul; kajian kedua meliputi tekanan darah; kajian ketiga meliputi kadar gula

darah puasa; dan kajian keempat meliputi kadar kolesterol total. Dari keempat

kajian tersebut dapat untuk mengetahui faktor risiko responden terkait sindrom

metabolik dari masing-masing perlakuan. Responden dalam penelitian ini dapat

dikatakan mengalami sindrom metabolik bila memiliki ≥3 faktor risiko.

Tabel V dan VI merupakan profil responden secara keseluruhan terkait

sindrom metabolik . Bagian dalam tabel yang berwarna ungu merupakan fokus

permasalahan penelitian ini. Data dari setiap kriteriayang dimiliki responden

dengan uji statistik dalam penelitian ini menggunakan nilai signifikansi (p) untuk

menunjukkan apakah ada berbeda bermakna dari profil responden antara

responden edukasi dengan nonedukasi. Jika nilai signifikansi (p) > 0,1 berarti

tidak berbeda bermakna antar kedua kelompok perlakuan, sedangkan bila nilai

signifikansi (p) < 0,1 berarti berbeda bermakna antar kedua kelompok perlakuan.

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

32

Tabel V. Profil Observasi Awal dan Observasi I Responden di Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Terkait

Kriteria Uji

Kriteria

Observasi awal Observasi I

Edukasi Nonedukasi p Edukasi Nonedukasi p

n x±SD n x±SD n x±SD n x±SD

BMI 66 27±3,4 66 26,03±3,8 0,107 66 27,2±3,6 66 26,06±4,2 0,065

Lingkar pinggang

Perempuan

Laki-laki

31 96,3±7,3 31 88,5±10,8 0,104 31 92,2±6,9 31 89,8±9,9 0,237

35 95,9±7,2 35 88,9±5,9 0,001 35 94,9±7,2 35 88,2±7,7 0,007

Rasio lingkar pinggang-

pinggul

Perempuan

Laki-laki

31 0,9±0,06 31 0,8±0,1 0,645 31 0,9±0,2 31 0,9±0,1 0,459

35 0,9±0,03 35 0,9±0,0 0,065 35 0,9±0,0 35 0,9±0,1 0,062

Tekanan darah

Sistolik

Diastolik

36

30

36

30

117,5±11,4 116,4±15,6 0,417 114,2±12,4 119,8±20,2 0,230

80,8±12,0 81,7±11,8 0,634 79,8±9,0 80,0±12,2 0,946

Kadar gula darah puasa 18 100,3±26,7 14 91,0±10,8 0,458 18 95,3±26,7 14 85,7±5,9 0,553

Kadar kolesterol total 18 205,0±34,4 14 196,8±23,4 0,392 18 198,8±33,1 14 205,3±27,2 0,398

Keterangan :

n = Jumlah Responden

SD = Standar Deviasi

x = Nilai rata-rata

p = Nilai Signifikansi

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

33

Tabel VI. Profil Observasi II dan Observasi III Responden di Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Terkait

Kriteria Uji

Kriteria

Observasi II Observasi III

Edukasi Nonedukasi p Edukasi Nonedukasi p

n x±SD n x±SD n x±SD n x±SD

BMI 66 27,2±3,9 66 25,7±3,9 0,029 66 26,7±3,5 66 25,1±4,1 0,017

Lingkar pinggang

Perempuan

Laki-laki

31 94,2±8,0 31 91,7±12,0 0,104 31 93,5±9,3 31 87,4±10,6 0,017

35 97,6±7,3 35 87,4±10,7 0,002 35 93,6±7,1 35 85,7±9,5 0,005

Rasio lingkar pinggang-

pinggul

Perempuan

Laki-laki

31 0,8±0,2 31 0,9±0,1 0,984 31 0,9±0,1 31 0,9±0,0 0,128

35 0,9±0,1 35 0,9±0,1 0,092 35 0,9±0,0 35 0,9±0,1 0,002

Tekanan darah

Sistolik

Diastolik

36

30

36

30

73,6±8,7 71,6±10,0 0,256 122,6±15,4 120,5±18,5 0,406

114,4±10,7 114,06±14,1 0,762 80,4±10,1 79,3±9,0 0,602

Kadar gula darah puasa - - - - - 18 108,3±54,1 14 78,6±6,6 0,001

Kadar kolesterol total - - - - - 18 203,7±36,9 14 199,7±32,8 0,879

Keterangan :

n = Jumlah Responden

SD = Standar Deviasi

x = Nilai rata-rata

p = Nilai Signifikansi

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

37

Tabel V merupakan profil responden pada observasi awal dan I,

sedangkan tabel VI merupakan profil responden pada observasi II dan III. Kedua

tabel tersebut digunakan sebagai perbandingan antar responden edukasi dan

nonedukasi sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Pada tabel V menunjukkan

adanya perbedaan nilai signifikansi (p) profil responden observasi awal dan

observasi I. Pada observasi awal terdapat berbeda bermakna pada kriteria lingkar

pinggang responden laki-laki dan rasio lingkar pingang-pinggul responden laki-

laki. Selain itu, perbedaan nilai rata-rata terdapat pada kelompok edukasi yang

lebih tinggi daripada responden nonedukasi untuk kriteria Body Mass Index,

lingkar pinggang responden perempuan dan laki-laki; dan rasio lingkar pinggang-

pinggul responden perempuan. Menurut perbedaan tersebut menunjukkan bahwa

pada kondisi awal sudah ada perbedaan untuk kedua responden. Sedangkan pada

observasi I berbeda bermakna antar responden edukasi dan nonedukasi terlihat

pada kriteria Body Mass Index, lingkar pinggang responden laki-laki dan rasio

lingkar pingang-pinggul responden laki-laki; dan tidak berbeda bermakna terdapat

pada kriteria lingkar pinggang responden perempuan dan rasio lingkar pinggang-

pinggul responden perempuan; tekanan darah; kadar kolesterol total dan kadar

gula puasa.

Tabel VI merupakan profil responden (observasi II dan observasi III)

yang diperoleh peneliti pada penelitian ini. Dari hasil penelitian pada observasi II

terdapat berbeda bermakna antara responden edukasi dan nonedukasi untuk

kriteria Body Mass Index, lingkar pinggang responden laki-laki dan rasio lingkar

pinggang pinggul responden laki-laki, sedangkan untuk kriteria lainnya tidak

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

38

berbeda bermakna antar kedua kelompok (pada observasi II tidak dilakukan

pemeriksaan kadar gula puasa dan kadar kolesterol total). Pada observasi ini

responden tidak dikunjungi peneliti dalam waktu 2 bulan (Mei-Juni) sehingga

tidak ada pengamatan pada responden. Untuk profil responden observasi III

terdapat berbeda bermakna pada kriteria Body Mass Index, lingkar pinggang

responden perempuan, lingkar pinggang responden laki-laki, rasio lingkar

pinggang pinggul responden laki-laki, dan kadar gula darah puasa. Sedangkan

untuk kriteria lainnya tidak berbeda bermakna.

Tabel VII. Faktor Risiko Responden Observasi Awal, Observasi I dan

observasi III Terkait Sindrom Metabolik

Faktor

Risiko

Observasi Awal Observasi I Observasi III

Edu Nonedu Edu Nonedu Edu Nonedu

Lab Non

lab

Lab Non

lab

Lab Non

lab

Lab Non

lab

Lab Non

lab

Lab Non

lab

0 - - - - - - - 1 - - 1 1

1 - 1 2 6 1 2 2 5 - 2 1 6

2 3 1 3 3 3 1 4 2 1 6 3 5

3 8 10 6 5 4 14 2 4 8 7 7 2

4 2 6 3 2 8 1 3 4 6 3 1 2

5 4 - - - 1 - 2 - 2 - 1 -

6 1 - - - 1 - 1 - 1 - - -

Keterangan:

Edu = responden edukasi

Nonedu = responden nonedukasi

Lab = responden yang mengikuti uji laboratorium

Nonlab = responden yang tidak mengikuti uji laboratorium

Seseorang dapat dikatakan mengalami sindrom metabolik jika memiliki

faktor risiko ≥3. Jika memiliki faktor risiko <3 belum dapat dikatakan mengalami

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

39

sindrom metabolik. Berdasarkan tabel faktor risiko diatas, terdapat 47 responden

(86,36%) yang mengalami sindrom metabolik dan 19 responden (13,64%) yang

tidak mengalami sindrom metabolik pada observasi awal. Namun pada observasi

I dan III terdapat penurunan jumlah responden yang mengalami sindrom

metabolik, yaitu menjadi 45 responden (68,18%) yang mengalami sindrom

metabolik dan 21 responden (31,82%) yang tidak mengalami sindrom metabolik

pada Observasi I, dan 40 responden (60,61%) yang mengalami sindrom

metabolik dan 26 responden (39,39%) yang tidak mengalami sindrom metabolik

pada Observasi III. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi memberikan

pengaruh positif pada responden.

B. Pengaruh Edukasi Tentang Sindrom Metabolik Terhadap Perilaku

(Pengetahuan, Sikap dan Tindakan) Responden

Nilai kuesioner merupakan alat ukur yang digunakan pada penelitian ini

untuk mengetahui perubahan perilaku pada responden. Kuesioner dinilai

berdasarkan nilai per item kemudian dijumlah dan dicari rata-ratanya. Hasil rata-

rata kuesioner tersebut dibandingkan antara nilai observasi awal, observasi I dan

observasi III pada kelompok edukasi dan nonedukasi. Hasil perbandingannya

terlihat pada gambar berikut.

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

40

Gambar 8. Nilai Rata-Rata Kuisioner Observasi Awal, Observasi I,

Observasi III Kelompok Edukasi vs Nonedukasi

Pada gambar 3 terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata kuesioner pada

responden edukasi antara observasi awal, observasi I dan observasi III meskipun

perubahannya tidak signifikan. Tetapi dari data tersebut juga dapat dikatakan

bahwa terjadi sedikit perubahan perilaku responden terkait adanya edukasi tentang

sindrom metabolik.

Setelah didapatkan nilai rata-rata kuesioner kemudian dicari selisih nilai

rata-rata antara observasi III – observasi awal, dan observasi III – observasi I.

Selisih nilai tersebut diuji statistik dengan uji statistik Mann Whitney taraf

kepercayaan 90% didapatkan nilai signifikansi (p) > 0,1 untuk kedua selisih nilai

kuesioner baik observasi III - observasi awal maupun observasi III - observasi I.

Hal berarti tidak berbeda bermakna antar kedua kelompok perlakuan terhadap

perubahan perilaku responden pada pemberian edukasi tahap II ini. Tetapi jika

untuk mengetahui adanya kebermaknaan perubahan perilaku antara responden

116.8

120.7 121119.8

135.8

114

100

105

110

115

120

125

130

135

140

Observasi Awal Observasi I Observasi III

Ra

ta-R

ata

Nila

i K

uis

ion

er

Kelompok Perlakuan

Nilai Rata-Rata Kuesioner Kelompok Edukasi vs Nonedukasi

Edukasi

Non Edukasi

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

41

yang mendapat edukasi dan nonedukasi nilai kuesioner terkait Body Mass Index,

lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul diperoleh nilai p<0,1, yang

berarti terdapat perbedaan perilaku yang bermakna antara responden edukasi dan

nonedukasi terkait Body Mass Index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar

pinggang-pinggul setelah pemberian edukasi.

Pada penelitian ini peneliti juga membandingkan selisih nilai pernyataan

kuesioner yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan terkait Body

Mass Index, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-pinggul antara observasi

I – observasi awal, dan observasi III – observasi awal pada responden edukasi dan

nonedukasi. Pernyataan-pernyataan tersebut terdapat dalam kuesioner nomor 11,

12, 14, 20, 23 dan 27 yang digolongkan berdasarkan cakupannya, yaitu nomor

11, 12, 20 merupakan cakupan pengetahuan; nomor 27 merupakan cakupan sikap;

dan nomor 14, 23 merupakan cakupan tindakan. Hasilnya dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 9. Nomor Soal Terkait Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan

Ratio Lingkar Pinggang-Pinggul vs Selisih Observasi I-Observasi Awal

-12

10

-6

0

5 5

-17

-4

3

-5

5

-4

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

Sel

isih

Nil

ai K

ues

ioner

11 12 14 20 23 27

Nomor Soal

Nomor Soal Terkait Body Mass Index, Lingkar

Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul

vs Selisih Observasi I -Observasi Awal

Edukasi

Non Edukasi

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

Gambar 10. Nomor Soal Terkait

Ratio Lingkar Pinggang

Gambar 4 dan 5 merupakan

menurut nilai kuesioner terkait

lingkar pinggang-pinggu

observasi awal pada responden

dibandingkan antara observas

awal pada responden edukasi

responden yang diberi edukasi jika dibandingkan dengan

dapat dilihat dari pernyataan nomor

perilaku yang negatif terlihat pada

edukasi dengan waktu yang lebih lama

perubahan perilaku responden

. Nomor Soal Terkait Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan

Pinggang-Pinggul vs Selisih Observasi III-Observasi Awal

Gambar 4 dan 5 merupakan gambaran perubahan perilaku responden

menurut nilai kuesioner terkait Body Mass Index, lingkar pinggang dan rasio

pinggul antara observasi I - observasi awal dan observasi III

responden edukasi dan nonedukasi. Dari gambar

dibandingkan antara observasi I-observasi awal dengan observasi III

awal pada responden edukasi terdapat perubahan perilaku yang positif pada

responden yang diberi edukasi jika dibandingkan dengan responden nonedukasi

dilihat dari pernyataan nomor 11, 14, 20 dan 27. Sedangkan perubahan

perilaku yang negatif terlihat pada pernyataan nomor 12 dan 23. Hal ini berarti

edukasi dengan waktu yang lebih lama memberikan efek positif terhadap

responden yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan

42

kar Pinggang, dan

Observasi Awal

gambaran perubahan perilaku responden

, lingkar pinggang dan rasio

observasi awal dan observasi III -

dan nonedukasi. Dari gambar bila

observasi awal dengan observasi III-observasi

terdapat perubahan perilaku yang positif pada

nonedukasi

Sedangkan perubahan

Hal ini berarti

positif terhadap

pengetahuan, sikap dan tindakan.

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

43

Responden edukasi sudah memahami dengan baik jika seseorang yang

sangat gemuk (obesitas) akan cenderung lebih mudah terserang penyakit jantung,

kolesterol, diabetes. Hal ini terlihat dari peningkatan selisih nilai yang terdapat

pada soal nomor 11. Tapi peningkatan itu juga terjadi pada responden nonedukasi,

yang berarti ternyata kedua kelompok perlakuan memahami hal tersebut.

Peningkatan selisih nilai pada kedua kelompok perlakuan juga terdapat pada soal

nomor 20 yang berbunyi ” Orang yang relatif tidak gemuk kadar kolesterolnya

pasti rendah”. Responden kedua kelompok perlakuan sudah memahami jika orang

yang tidak gemuk pun dapat memiliki kadar kolesterol yang tinggi, sehingga

pengaturan makanan perlu dilakukan oleh orang yang gemuk maupun yang tidak

gemuk. Dilihat dari cakupan pengetahuan, kedua kelompok perlakuan memiliki

peningkatan tingkat pengetahuan yang sama.

Nomor soal 27 yang berbunyi “Lingkar pinggang yang besar dapat

mempengaruhi kesehatan, tetapi menurut saya tidak masalah” menunjukkan

perubahan sikap yang positif pada kedua kelompok perlakuan yang ditunjukkan

dengan peningkatan selisih nilai pada kuesioner. Dari peningkatan ini, berarti

responden sudah terpacu untuk menurunkan lingkar pinggang dengan mengatur

pola makan serta rutin berolahraga. Hal ini terlihat pada hasil wawancara bahwa

responden sudah mengerti tentang pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan

yang berserat seperti sayur dan buah-buahan, responden juga sudah melakukan

kegiatan olah raga minimal seminggu sekali.

Cakupan tindakan untuk nomor soal 14 yang berbunyi “Saya selalu

mengontrol berat badan, karena orang yang gemuk umumnya tidak sehat

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

44

(memiliki banyak penyakit)” menunjukkan perubahan yang positif pada

responden edukasi sedangkan responden nonedukasi mengalami perubahan

negatif. Tetapi terdapat penurunan nilai pada kedua kelompok perlakuan untuk

nomor soal 23 yang pernyataannya berbunyi ” Saya tidak memantau berat badan

saya karena tidak mempengaruhi kesehatan saya” yang sebenarnya kedua

pernyataan tersebut memiliki interpretasi yang mirip, namun hasil yang diperoleh

justru berkebalikan. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa hampir seluruh

responden sudah melakukan sedikitnya sebulan sekali atau jika sudah melihat

timbangan berat badan, responden akan menimbang berat badannya. Sebenarnya

responden sudah memiliki keinginan untuk mengecek kesehatan rutin terutama

berat badan, tapi mungkin karena responden melakukan hal tersebut jika ada

waktu dan alatnya ada, tanpa ada keinginan untuk memantau perkembangan berat

badannya.

Perubahan negatif pada kedua kelompok perlakuan terjadi pada soal

nomor 12 yang pernyataannya berbunyi “Pada usia 40 tahunan kecenderungan

perut membesar (gemuk sentral) lebih meningkat”. Berdasarkan hasil wawancara,

8 responden mengalami kegemukan karena faktor usia dengan 5 responden

mengalami kegemukan sentral. Dan 10 responden yang diwawancara juga

mengetahui bahwa gemuk sentral lebih berbahaya dibanding gemuk yang tidak

sentral, namun dari selisih nilai kuesioner terjadi penurunan tingkat pengetahuan.

Hal ini mungkin karena responden masih kurang yakin dengan pernyataan yang

ada pada kuesioner tersebut.

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

45

C. Profil Body Mass Index, Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-

Pinggul Observasi Awal, Observasi I, Observasi II dan Observasi III

Tentang Sindrom Metabolik

Body Mass Index, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-pinggul

merupakan kriteria untuk sindrom metabolik yang pada penelitian ini diharapkan

responden untuk memperhatikan kriteria tersebut dengan cara memantau berat

badan agar tidak kegemukan (Body Mass Index < 23); memiliki lingkar pinggang

< 80cm untuk perempuan dan < 90cm untuk laki-laki; dan rasio lingkar

pinggang-pinggul <0,85 untuk perempuan dan <0,90 untuk laki-laki. Peneliti

menggunakan rata-rata pengukuran tiap kriteria dan membandingkannya. Gambar

selengkapnya ada pada gambar berikut.

Gambar 11. Profil rata-rata BMI responden edukasi vs nonedukasi

Kriteria Body Mass Index yang digunakan berdasarkan klasifikasi WHO

untuk penduduk Asia dewasa. Dari observasi yang dilakukan untuk responden

edukasi terjadi penurunan rata-rata Body Mass Index pada observasi III dibanding

24

24.5

25

25.5

26

26.5

27

27.5

observasi awalObservasi I Observasi II Observasi III

Rata-rata Body Mass Index

(kg/m²)

edukasi

nonedukasi

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

46

observasi sebelumnya. Sedangkan pada responden nonedukasi terjadi penurunan

rata-rata Body Mass Index di setiap observasi. Penurunan pada responden edukasi

diharapkan karena pengaruh dari perpanjangan edukasi ini sehingga responden

termotivasi untuk menurunkan berat badannya.

Tabel VIII. Jumlah responden dengan profil Body Mass Index

Kriteria

BMI

Perlakuan Observasi

awal

Observasi

I

Observasi

II

Observasi

III

18,5-22,9 Edukasi - - 3 1

Nonedukasi - 4 3 6

23,0-24,9 Edukasi 9 9 4 11

Nonedukasi 14 8 11 13

25,0-29,9 Edukasi 18 18 20 18

Nonedukasi 12 13 13 8

≥30,0 Edukasi 9 9 9 6

Nonedukasi 4 5 3 3

Dilihat dari kriteria Body Mass Index 18,5-22,9 terjadi peningkatan

jumlah responden pada observasi III dibanding pada observasi I, tetapi terjadi

penurunan jika dibanding observasi II. Penurunan jumlah responden dari 3

responden pada observasi II menjadi 1 responden pada observasi III mungkin

disebabkan karena penelitian ini bersamaan waktunya dengan puasa dan hari raya

Lebaran sehingga responden tidak mengatur jumlah makanan yang dimakan dan

terjadi peningkatan berat badan. Tapi juga perlu diperhatikan bahwa edukasi ini

memberikan hasil yang baik, karena terdapat beberapa responden yang dapat

menurunkan berat badannya, terbukti dengan penurunan jumlah responden pada

kriteria 25,0-29,9 (obesitas I) dan ≥30 (obesitas II).

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

47

Gambar 12. Profil rata-rata lingkar pinggang laki-laki responden edukasi vs

nonedukasi

Rata-rata lingkar pinggang untuk responden laki-laki terjadi penurunan di

kedua kelompok perlakuan pada observasi III. Rata-rata lingkar pinggang untuk

responden laki-laki kelompok nonedukasi < 90 cm, sedangkan responden

kelompok edukasi masih ≥ 90 cm. Hasil yang diperoleh malah kebalikan dari

tujuan peneliti, diharapkan penurunan rata-rata lingkar pinggang untuk kelompok

edukasi karena pengaruh dari edukasi yang diberikan.

Tabel IX. Jumlah Responden dengan Profil Lingkar Pinggang responden

Laki-laki

Kriteria

LP

Perlakuan Observasi

awal

Observasi

I

Observasi

II

Observasi

III

< 90 cm Edukasi 3 5 3 6

Nonedukasi 10 10 10 13

≥ 90 cm Edukasi 15 13 15 12

Nonedukasi 7 7 7 4

75

80

85

90

95

100

observasi

awal

Observasi I Observasi II Observasi III

Rata-rata Lingkar Pinggang Laki-

laki (cm)

edukasi

nonedukasi

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

48

Dilihat dari hasil wawancara, responden memahami bahwa obesitas

sentral lebih berbahaya dibanding obesitas yang merata. Dan juga responden

sudah melakukan kegiatan olah raga minimal seminggu sekali, mengkonsumsi

makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan. Pemahaman ini terbukti dengan

peningkatan jumlah responden dengan lingkar pinggang < 90cm pada observasi

III dibanding observasi lainnya. Pemberian edukasi dengan waktu lebih lama

memberikan hasil yang baik pada responden laki-laki khususnya lingkar

pinggang, karena dapat memberikan motivasi kepada responden untuk

menurunkan lingkar pinggang.

Gambar 13. Profil rata-rata lingkar pinggang perempuan responden edukasi

vs nonedukasi

Gambar diatas menunjukkan terjadi kenaikan rata-rata lingkar pinggang

responden edukasi pada observasi III dibanding observasi I, tetapi terjadi

penurunan bila dibandingkan observasi II. Hal ini semakin terlihat jelas jika

dillihat jumlah responden yang mempunyai kriteria < 80cm.

82

84

86

88

90

92

94

96

98

observasi

awal

Observasi I Observasi II Observasi III

Rata-rata Lingkar Pinggang

Perempuan (cm)

edukasi

nonedukasi

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

49

Tabel X. Jumlah Responden dengan Profil Lingkar Pinggang responden

Perempuan

Kriteria

LP

Perlakuan Observasi

awal

Observasi

I

Observasi

II

Observasi

III

< 80 cm Edukasi 1 - - -

Nonedukasi 2 1 - 2

≥ 80 cm Edukasi 17 18 18 18

Nonedukasi 11 12 13 11

Pada observasi III, tidak ada responden edukasi yang memenuhi kriteria

lingkar pinggang < 80cm, semua responden memiliki lingkar pinggang ≥ 80cm.

Terlihat bahwa tidak adanya perbedaan sebelum diberi edukasi dengan setelah

edukasi diberikan, yang terjadi justru pada observasi awal terdapat 1 responden

edukasi yang memiliki kriteria < 80 cm, setelah pemberian edukasi tidak ada satu

pun responden yang memiliki kriteria < 80 cm. Hal ini dapat disebabkan karena

waktu pemberian edukasi yang bersamaan dengan puasa dan hari raya Lebaran

sehingga responden tidak dapat mengatur jumlah makanan yang dimakan dan

tidak diimbangi dengan olah raga yang teratur, tetapi bisa juga karena responden

sudah jenuh dengan pemberian edukasi yang terlalu lama.

Pengukuran lingkar pinggang untuk responden laki-laki menunjukkan

penambahan jumlah responden yang memiliki kriteria lingkar pinggang < 90cm

dibanding responden perempuan yang mengalami penurunan jumlah responden

atau bisa dikatakan tidak ada responden perempuan yang memiliki kriteria lingkar

pinggang < 80cm. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian besar responden

laki-laki bekerja yang berarti aktifitasnya lebih banyak dibanding dengan

responden perempuan yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga.

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

50

Gambar 14. Profil rata-rata rasio lingkar pinggang-pinggul laki-laki

responden edukasi vs nonedukasi

Rasio lingkar pinggang-pinggul responden laki-laki dilihat dari uji

statistik pada observasi III diperoleh p<0,1 berarti berbeda bermakna pada

responden edukasi vs nonedukasi namun pada gambar 13 tidak menunjukkan

perubahan yang berarti yang ditunjukkan dengan grafik berupa garis lurus.

Responden laki-laki dapat mempertahankan ukuran rasio lingkar pinggang-

pinggul saat sebelum edukasi dilakukan sampai pada edukasi diberikan hingga

tahap II, berarti edukasi juga memberikan manfaat pada perilaku responden

sehingga responden terpacu untuk tetap mempertahankan ukuran rasio lingkar

pinggang-pinggul.

Tabel XI. Jumlah Responden dengan Profil Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul

Responden Laki-laki

Kriteria

RLPP

Perlakuan Observasi

awal

Observasi

I

Observasi

II

Observasi

III

≤ 0,9 Edukasi 15 15 12 14

Nonedukasi 15 13 13 16

> 0,9 Edukasi 3 3 6 4

Nonedukasi 2 4 4 1

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

observasi awalObservasi I Observasi II Observasi III

Rata-rata Rasio Lingkar

Pinggang-pinggul Laki-laki

edukasi

nonedukasi

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

51

Dilihat dari jumlah responden laki-laki yang memiliki kriteria < 0,9

terdapat penurunan jumlah responden pada observasi III dan II dibanding

observasi I, dan tidak ada perubahan jika dibandingkan dengan observasi awal.

Penurunan jumlah responden observasi II dibanding observasi sebelumnya

mungkin karena responden pada observasi II tidak diamati oleh peneliti, sehingga

responden merasa tidak perlu memperhatikan ukuran rasio lingkar pinggang-

pinggul terlihat pada pengukuran lingkar pinggang responden laki-laki terjadi

penurunan jumlah responden. Pada edukasi tahap II ini, responden yang memiliki

kriteria < 0,9 juga mengalami penurunan pada responden edukasi, namun jika

dilihat pada pengukuran lingkar pinggang, terjadi peningkatan jumlah responden

laki-laki yang memiliki lingkar pinggang < 90cm. Hal ini mungkin dapat

disebabkan oleh pengukuran lingkar pinggul yang tidak tepat pada bokong tengah

sehingga terjadi pergeseran pengukuran rasio lingkar pinggang-pinggul.

Gambar 15. Profil rata-rata rasio lingkar pinggang-pinggul perempuan

responden edukasi vs nonedukasi

0.74

0.76

0.78

0.8

0.82

0.84

0.86

0.88

0.9

0.92

observasi

awal

Observasi I Observasi II Observasi III

Rata-rata Rasio Lingkar

Pinggang-pinggul Perempuan

edukasi

nonedukasi

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

52

Responden perempuan tidak menunjukkan perubahan perilaku terkait

rasio lingkar pinggang-pinggul pada observasi III, hal ini ditunjukkan pada nilai

signifikansi p>0,1 yang berarti tidak adanya perbedaan bermakna rasio lingkar

pinggang-pinggul responden kelompok edukasi dengan nonedukasi. Hal ini

mungkin karena pengukuran lingkar pinggul pada saat pengukuran tidak tepat

pada bokong tengah, sehingga terjadi pergeseran pengukuran rasio lingkar

pinggang-pinggul.

Tabel XII. Jumlah Responden dengan Profil Rasio Lingkar Pinggang-

Pinggul responden Perempuan

Kriteria

RLPP

Perlakuan Observasi

awal

Observasi

I

Observasi

II

Observasi

III

≤ 0,85 Edukasi 7 5 5 3

Nonedukasi 6 2 5 5

> 0,85 Edukasi 11 13 13 15

Nonedukasi 7 11 8 8

Dilihat dari jumlah responden perempuan yang memiliki kriteria ≤0,85,

terjadi penurunan jumlah responden edukasi pada observasi III dibanding

observasi sebelumnya. Hal ini sesuai dengan gambar 14 yang memperlihatkan

peningkatan jumlah rata-rata responden edukasi. Dan juga pada pengukuran

lingkar pinggang, tidak satu pun responden edukasi perempuan yang memiliki

lingkar pinggang < 80 cm.

D. Rangkuman Pembahasan

Hasil yang diperoleh pada observasi III jika diuji statistik diperoleh

berbeda bermakna pada responden edukasi dan nonedukasi kriteria Body Mass

Index, lingkar pinggang responden laki- laki, lingkar pinggang responden

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

53

perempuan , rasio lingkar pinggang-pinggul responden laki-laki, dan gula darah

puasa, sedangkan untuk kriteria rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul responden

perempuan, pengukuran tekanan darah dan kadar kolesterol total menunjukkan

tidak berbeda bermakna pada responden edukasi dan nonedukasi.

Perubahan perilaku responden berdasarkan kuesioner terkait Body Mass

Index, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-pinggul diperoleh p<0,1

berarti berbeda bermakna antara responden edukasi dan nonedukasi setelah diberi

edukasi tentang sindrom metabolik.

Hasil yang didapat pada penelitian diperoleh: terdapat 0 responden (0%)

yang memiliki kiteria Body Mass Index <23 kg/m2 dan 66 responden (100%)

dengan kriteria BMI ≥23 kg/m2 pada observasi awal; terdapat 4 responden

(6,06%) yang memiliki kiteria Body Mass Index <23 kg/m2 dan 62 responden

(93,94%) dengan kriteria Body Mass Index ≥23 kg/m2 pada observasi I; terdapat 6

responden (9,09%) yang memiliki kiteria Body Mass Index <23 kg/m2 dan 60

responden (90,91%) dengan kriteria Body Mass Index ≥23 kg/m2 pada observasi

II; dan terdapat 7 responden (10,61%) yang memiliki kiteria Body Mass IndexI

<23 kg/m2 dan 59 responden (89,39%) dengan kriteria Body Mass Index ≥23

kg/m2 pada observasi III.

Pada kriteria lingkar pinggang responden laki-laki: terdapat 13 responden

(37,14%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang <90 cm dan 22 responden

(62,86%) dengan kriteria lingkar pinggang ≥90 cm pada observasi awal; terdapat

15 responden (42,86%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang <90 cm dan 20

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

54

responden (57,14%) dengan kriteria lingkar pinggang ≥90 cm pada observasi I;

terdapat 13 responden (37,14%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang <90 cm

dan 22 responden (62,86%) dengan kriteria lingkar pinggang ≥90 cm pada

observasi II; dan terdapat 19 responden (54,29%) yang memiliki kriteria lingkar

pinggang <90 cm dan 16 responden (45,71%) dengan kriteria lingkar pinggang

≥90 cm pada observasi III.

Pada kriteria lingkar pinggang responden perempuan: terdapat 3

responden (9,68%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang <80 cm dan 28

responden (90,32%) dengan kriteria lingkar pinggang ≥80 cm pada observasi

awal; terdapat 1 responden (3,23%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang <80

cm dan 30 responden (96,77%) dengan kriteria lingkar pinggang ≥80 cm pada

observasi I; terdapat 0 responden (0%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang

<80 cm dan 31 responden (100%) dengan kriteria lingkar pinggang ≥80 cm pada

observasi II; terdapat 2 responden (6,45%) yang memiliki kriteria lingkar

pinggang <80 cm dan 29 responden (93,55%) dengan kriteria lingkar pinggang

≥80 cm pada observasi III.

Pada kriteria lingkar pinggang-pinggul laki-laki: terdapat 30 responden

(85,71%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang-pinggul ≤0,9 dan 5 responden

(14,29%) dengan kriteria lingkar pinggang-pinggul >0,9 pada observasi awal;

terdapat 28 responden (80%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang-pinggul

≤0,9 dan 7 responden (20%) dengan kriteria lingkar pinggang-pinggul >0,9 pada

observasi I; terdapat 25 responden (71,43%) yang memiliki kriteria lingkar

pinggang-pinggul ≤0,9 dan 10 responden (28,57%) dengan kriteria lingkar

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

55

pinggang-pinggul >0,9 pada observasi II; terdapat 30 responden (85,71%) yang

memiliki kriteria lingkar pinggang-pinggul ≤0,9 dan 5 responden (14,29%)

dengan kriteria lingkar pinggang-pinggul >0,9 pada observasi III.

Pada kriteria lingkar pinggang-pinggul responden perempuan: terdapat

13 responden (41,94%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang-pinggul < 0,85

dan 18 responden (58,06%) dengan kriteria lingkar pinggang-pinggul ≥ 0,85 pada

observasi awal; terdapat 7 responden (22,58%) yang memiliki kriteria lingkar

pinggang-pinggul < 0,85 dan 24 responden (77,42%) dengan kriteria lingkar

pinggang-pinggul ≥ 0,85 pada observasi I; terdapat 10 responden (32,26%) yang

memiliki kriteria lingkar pinggang-pinggul < 0,85 dan 21 responden (67,74%)

dengan kriteria lingkar pinggang-pinggul ≥ 0,85 pada observasi II; terdapat 8

responden (25,81%) yang memiliki kriteria lingkar pinggang-pinggul < 0,85 dan

23 responden (74,19%) dengan kriteria lingkar pinggang-pinggul ≥ 0,85 pada

observasi III.

Berdasarkan faktor risiko yang dimiliki responden secara keseluruhan,

terdapat 47 responden (86,36%) yang mengalami sindrom metabolik dan 19

responden (13,64%) yang tidak mengalami sindrom metabolik pada observasi

awal. Namun pada observasi I dan III terdapat penurunan jumlah responden yang

mengalami sindrom metabolik, yaitu menjadi 45 responden (68,18%) yang

mengalami sindrom metabolik dan 21 responden (31,82%) yang tidak mengalami

sindrom metabolik pada Observasi I, dan 40 responden (60,61%) yang

mengalami sindrom metabolik dan 26 responden (39,39%) yang tidak mengalami

sindrom metabolik pada Observasi III.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Profil responden observasi III (akhir) pada responden edukasi vs nonedukasi

pada kriteria Body Mass Index 26,7±3,5 vs 25,1±4,1 (kg/m2); lingkar

pinggang responden laki-laki 93,6±7,1 vs 85,7±9,5 (cm); lingkar pinggang

responden perempuan 93,5±9,3 vs 87,4±10,6 (cm); rasio lingkar pinggang-

pinggul responden laki-laki 0,9±0,0 vs 0,9±0,1; dan kadar gula darah puasa

108,3±54,1 vs 78,6±6,6 menunjukkan berbeda bermakna dengan nilai

signifikansi p<0,1; sedangkan untuk profil responden kriteria rasio lingkar

pinggang-pinggul responden perempuan 0,9±0,1 vs 0,9±0,0; tekanan darah,

sistolik 122,6±15,4 vs 120,5±18,5 (mmHg); tekanan darah diastolik

80,4±10,1 vs 79,3±9,0 (mmHg); dan kadar kolesterol total 203,7±36,9 vs

199,7±32,8 (mg/dL) menunjukkan berbeda tidak bermakna dengan nilai

signifikansi p>0,1.

2. Perubahan perilaku responden berdasarkan nilai kuesioner dengan nomor soal

terkait Body Mass Index, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-

pinggul antara responden edukasi vs nonedukasi didapatkan nilai signifikansi

p=0,004 atau berbeda bermakna dan memberikan pengaruh yang positif

terhadap responden edukasi.

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

57

3. Profil responden edukasi vs nonedukasi pada observasi III pada kriteria Body

Mass Index 26,7±3,5 vs 25,1±4,1 (kg/m2); lingkar pinggang laki-laki

93,6±7,1 vs 85,7±9,5 (cm); lingkar pinggang perempuan 93,5±9,3 vs

87,4±10,6 (cm); dan rasio lingkar pinggang-pinggul laki-laki 0,9±0,0 vs

0,9±0,1 menunjukkan berbeda bermakna dengan nilai signifikansi p<0,1;

sedangkan pada kriteria rasio lingkar pinggang-pinggul perempuan 0,9±0,1 vs

0,9±0,0 menunjukkan berbeda tidak bermakna dengan nilai signifikansi

p>0,1.

B. Saran

1. Pemberian edukasi berikutnya dilakukan secara berkelompok atau group.

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

58

DAFTAR PUSTAKA

Alessio, D.DÂ, 2004, Metabolic Syndrome http://www.netwellness.org/ healthtopics/obesity/metabolicsyndrome.cfm, diakses 16 Februari 2009

Anonim, 2003, Fitness Testing, http://www.topendsports.com/testing/ tests/girthhips.htm, diakses tanggal 28 Maret 2008

Anonim, 2005a, The IDF Consensus Worldwide Definition of The Metabolic

Syndrome, www.idf.org/webdata/docs/Metabolic_syndrome_ definition .pdf, diakses tanggal 16 Februari 2009

Anonim, 2005b, Waist Circumference Risk Indicator-Adults, http://www.meteor.

aihw.gov.au/content/item.phtml/itemld=273915&hodeld=file41fd73Obe2037&fn=waist%20circumference%20risk%20indicator,diakses pada tanggal 18 Maret 2008

Anonim, 2005c, Metabolic syndrome – driving the CVD epidemic,

http://www.idf.org/webdata/docs/Diabetes_meta_syndrome.pdf, diakses tanggal 2 April 2009

Anonim, 2006, Obesity, http://www.pbs.org/wgbh/nova/teachers/activities/pdf/

3313_03_nsn.pdf, diakses tanggal 2 April 2009 Anonim, 2008a, Obesity and overweight, www.who.int/entity/nutrition/

publications/ bmi_asia_strategies.pdf, diakses tanggal 15 november 2008

Anonim, 2008b, Weight Management, http://www.roche.co.id/bahasa/disease/ disease_obesitas_id.htm, diakses tanggal 12 november 2008

Anonim, 2008c, What Are Overweight and obesity?, http://www.nhlbi.nih.gov/ health/dci/Diseases/obe/obe_whatare.html, diakses tanggal 7 November 2008

Anonim, 2009a, Healthy Weight - it's not a diet, it's a lifestyle!, http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/adult_bmi/index.html, diakses tanggal 21 Februari 2009

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

59

Anonim, 2009b, Obesity and Hormones, http://www.betterhealth.vic.gov.au/ hcv2/bhcpdf.nsf/ByPDF/Obesity_and_hormones/$File/Obesity_and_hormones.pdf, diakses tanggal 2 April 2009

Arief,I., 2008, Sindrom Metabolik Waspadai Kegemukan, http://www.pjnhk.go.id/ content/view/1596/31/, diakses tanggal 10 November 2008

Arief, I., 2007, Management of Obesity in Cardiovascular Medicine,

http://www.pjnhk.go.id/content/view/248/31/, diakses tanggal 25 Februari 2008

Azwar, S., 1995, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Azwar, S., 1999, Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Azwar, S., 2000, Validitas dan Reliabilitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Caballero, A.E, 2003, Obesity Research, http://www.hsc.wvu.edu/

CHARLESTON/internalmed/ResourcesForResident/pdf_August07/EndothlObesity&DM2review.pdf, diakses tanggal 2 April 2009

Daniel, 2006, Surabaya Metabolic Syndrome Update 2006:

Pola Hidup Masa Kini Yang Berujung Pada Penyakit,

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=129, diakses tanggal 7 November 2008

Egger, G., and Swinburn, B., 1996, The Fat Loss Handbook: A Guide for

Professionals, Allen & Unwin, Sydney

Gesensway, D, 2008, http://www.acpinternist.org/archives/2008/01/measuring. htm, diakses tanggal 25 Februari 2009

Gotera, W., Aryana, S., Suastika, K., Santoso, A., dan Kuswardhani, T., 2006, Hubungan antara Obesitas Sentral dengan Adiponektin Pada Pasien

Geriatri dengan Penyakit Jantung Koroner, Jurnal Penyakit Dalam, Volume 7, No 2, 103; 105; 106

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

60

Grundy et al, 2005, Diagnosis and Management of the Metabolic Syndrome, http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/112/17/2735, diakses tanggal 15 Maret 2009

Hutami, 2005, Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Sindrom Metabolik

Terhadap Perilaku Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman,

Yogyakarta (Kajian Body Mass Index, Lingkar Pinggang, Dan Rasio

Lingkar Pinggang-Pinggul), Yogyakarta

Notoatmodjo, S., 2002, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 133-145, PT Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, 13, 114-117,121, 130, PT Rhineka Cipta, Jakarta

Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, 120-135, Ed.1, Cet. 4, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Riduwan, 2008, Dasar-dasar Statistika, 20-21, Penerbit Alfabeta, Bandung

Roxas, G., 2007, Beyond Speculation, http://www.medobserver.com/sep2006/ ifbeyondspec.html, diakses tanggal 25 Februari 2009

Scott, J.R. , 2008, Waist-to-hip Ratio, http://weightloss.about.com/od/glossary/g/ whr.htm, diakses tanggal 25 Februari 2009

Simon, H. MD, 2007, Weight Control and Diet, http://www.lifespan.org/ adam/indepthreports/10/000053.html, diakses tanggal 25 Februari 2009

Triplitt, Reasner, and Isley, 2005, Pharmacotherapy: Pathophysiologic Approach,

Sixth Edition, 1340, 1540, , McGraw-Hill, New York Tjokroprawiro, A, 2006, http://www.majalahfarmacia.com/rubrik/one_news.asp?

IDNews=129, diakses tanggal 7 november 2008

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

56

LAMPIRAN

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

57

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Komisi Etik Kedokteran

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

58

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Bappeda Sleman

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

59

Lampiran 3. Kuisioner Penelitian

Lembar kuesioner yang diisi oleh subjek dan kategori jawaban

Identitas responden

Nama :

Jenis kelamin : laki-laki / perempuan*

Umur : …….tahun

Pendidikan :

Jenis pekerjaan :

Merokok : ya/ tidak*

Riwayat penyakit keluarga :

Riwayat penyakit :

* coret yang tidak perlu

Lembar kuesioner ini terdiri dari 50 butir pertanyaan. Baca dan pahami setiap

pernyataan dengan baik kemudian berilah tanda silang (X) pada kolom yang telah

tersedia. Pilihan jawaban atas pernyataan-pernyataan tersebut adalah sebagai

berikut :

STS : jika pilihan SANGAT TIDAK SETUJU

TS : jika pilihan TIDAK SETUJU

S : jika pilihan SETUJU

SS : jika pilihan SANGAT SETUJU

Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan jujur. Jawaban yang Anda

berikan tidak ada yang benar ataupun salah

Contoh :

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa olahraga bukan suatu keharusan X

Atas partisipasi dan kerja sama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih

No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya sadar stress dalam pekerjaan dapat

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

60

mempengaruhi kesehatan

2 Meskipun saya tidak memiliki riwayat

penyakit keluarga (kolesterol,

hipertensi, diabetes), saya tetap harus

mengatur pola makan

3 Saat mengalami stress, orang akan lebih

mudah terserang penyakit

4 Pemeriksaan kesehatan (kolesterol,gula

darah, tekanan darah) sebaiknya

dilakukan sedini mungkin

5 Meskipun alkohol tidak baik untuk

kesehatan, saya akan tetap

meminumnya karena dapat membuat

saya merasa santai (rilex

6 Menurut saya pemantauan kolesterol,

gula darah dan tekanan darah perlu

dilakukan sejak dini

7 Salah satu cara untuk menghindari

penyakit kolesterol dan diabetes yaitu

dengan menjaga pola makan yang sehat

setiap hari

8 Menurut saya orang yang merokok

lebih mudah terserang penyakit

9 Saya akan mulai memeriksakan kadar

gula darah, kolesterol, dan tekanan

darah secara rutin

10 Makanan yang berserat baik

dikonsumsi setiap hari, tetapi saya tidak

terlalu mempedulikannya

11 Orang yang sangat gemuk (obesitas)

akan cenderung lebih mudah terserang

penyakit jantung, kolesterol, diabetes

12 Pada usia 40 tahunan kecenderungan

perut membesar (gemuk sentral) lebih

meningkat

13 Menurut saya mengatur pola makan

penting walaupun dalam keadaan sehat

14 Saya selalu mengontrol berat badan,

karena orang yang gemuk umumnya

tidak sehat (memiliki banyak penyakit)

15 Makanan cepat saji (fast food)

merupakan penyebab utama timbulnya

penyakit hipertensi, diabetes

16 Meskipun merokok berbahaya bagi

kesehatan, hal itu tidak bermasalah bagi

saya (saya tetap merokok)

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

61

17 Saya akan mengatur pola makan 4 sehat

5 sempurna dengan susu yang

kandungan lemaknya rendah

18 Saya mulai mengurangi makan

makanan yang banyak mengandung

garam dan lemak

19 Saya merasa tidak perlu memeriksa

tekanan darah karena saya tidak

hipertensi

20 Orang yang relatif tidak gemuk kadar

kolesterolnya pasti rendah

21 Semakin tua umur, kesehatan akan

semakin menurun, sehingga semakin

berisiko terserang penyakit hipertensi,

kolesterol, dan diabetes

22 Saya tidak merokok karena tahu bahaya

rokok bagi kesehatan

23 Saya tidak memantau berat badan saya

karena tidak mempengaruhi kesehatan

saya

24 Orang yang mengalami stess mudah

terserang penyakit hipertensi

25 Mengkonsumsi alkohol dapat

memperparah penyakit jantung

26 Kebiasaan merokok dapat memicu

timbulnya penyakit jantung

27 Lingkar pinggang yang besar dapat

mempengaruhi kesehatan, tetapi

menurut saya tidak masalah

28 Saya merasa olah raga penting untuk

menjaga kesehatan

29 Saya jarang berolahraga karena

olahraga tidak mempengaruhi kesehatan

saya

30 Kebiasaan berolahraga yang dilakukan

secara rutin dapat membuat tubuh lebih

sehat.

31 Saya tidak pernah mengatur pola makan

karena saya merasa sehat

32 Saya merasa olahraga yang baik tidak

selalu olahraga berat (bulutangkis,

volley, sepakbola)

33 Semakin tua umur seseorang akan lebih

mudah terserang penyakit hipertensi,

saya mulai mengurangi makanan yang

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

62

bayak mengandung garam

34 Saya berolahraga setiap hari untuk

menjaga kesehatan

35 Makanan cepat saji (fast food) adalah

makanan yang bergizi dan baik untuk

kesehatan

36 Saya mengatur pola makan dan rajin

berolahraga, meskipun saya tidak

memiliki riwayat keluarga yang

menderita penyakit degeneratif

(hipertensi, kolesterol, diabetes)

37 Olahraga setiap hari lebih menyehatkan,

meskipun hanya olahraga ringan (jalan

kaki, lari pagi)

38 Pengaturan porsi makan perlu

dilakukan setiap hari namun bagi saya

hal itu tidak penting

Page 90: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

63

Lampiran 4. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi Awal Responden

Terkait BMI

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

observasi awal

N 66

Normal Parametersa Mean 26.561

Std. Deviation 3.5954

Most Extreme Differences Absolute .183

Positive .183

Negative -.161

Kolmogorov-Smirnov Z 1.487

Asymp. Sig. (2-tailed) .024

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .015c

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .040

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 66 sampled tables with starting seed 926214481.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

observasi awal edukasi 36 36.94 1330.00

nonedukasi 30 29.37 881.00

Total 66

Test Statistics

b

observasi awal

Mann-Whitney U 416.000

Wilcoxon W 881.000

Z -1.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .107

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .091a

90% Confidence Interval Lower Bound .033

Upper Bound .149

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .065

Sig. .030a

a. Based on 66 sampled tables with starting seed 299883525.

b. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 91: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

64

Lampiran 5. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 1 Responden

Terkait BMI

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

observasi 1

N 66

Normal Parametersa Mean 26.667

Std. Deviation 3.8723

Most Extreme Differences Absolute .174

Positive .174

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z 1.417

Asymp. Sig. (2-tailed) .036

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .015c

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .040

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 66 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

observasi 1 edukasi 36 37.46 1348.50

nonedukasi 30 28.75 862.50

Total 66

Test Statistics

b

observasi 1

Mann-Whitney U 397.500

Wilcoxon W 862.500

Z -1.848

Asymp. Sig. (2-tailed) .065

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .061a

90% Confidence Interval Lower Bound .012

Upper Bound .109

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .003

Upper Bound .088

Sig. .045a

a. Based on 66 sampled tables with starting seed 2000000.

b. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 92: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

65

Lampiran 6. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 2 Responden

Terkait BMI

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

observasi 2

N 66

Normal Parametersa Mean 26.500

Std. Deviation 4.0240

Most Extreme Differences Absolute .201

Positive .201

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.633

Asymp. Sig. (2-tailed) .010

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000c

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .034

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 66 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

observasi 2 edukasi 36 38.18 1374.50

nonedukasi 30 27.88 836.50

Total 66

Test Statistics

b

observasi 2

Mann-Whitney U 371.500

Wilcoxon W 836.500

Z -2.185

Asymp. Sig. (2-tailed) .029

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .015a

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .040

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .034

Sig. .000a

a. Based on 66 sampled tables with starting seed 2000000.

b. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 93: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

66

Lampiran 7. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait BMI

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

observasi 3

N 66

Normal Parametersa Mean 26.015

Std. Deviation 3.8450

Most Extreme Differences Absolute .195

Positive .195

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z 1.584

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000c

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .034

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 66 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

observasi 3 edukasi 36 38.60 1389.50

nonedukasi 30 27.38 821.50

Total 66

Test Statistics

b

observasi 3

Mann-Whitney U 356.500

Wilcoxon W 821.500

Z -2.389

Asymp. Sig. (2-tailed) .017

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .061a

90% Confidence Interval Lower Bound .012

Upper Bound .109

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .040

Sig. .015a

a. Based on 66 sampled tables with starting seed 2000000.

b. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 94: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

67

Lampiran 8. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi Awal Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Perempuan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LP-perempuan observasi awal

N 31

Normal Parametersa Mean 89.226

Std. Deviation 8.8269

Most Extreme Differences Absolute .175

Positive .175

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .973

Asymp. Sig. (2-tailed) .300

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .323c

90% Confidence Interval Lower Bound .184

Upper Bound .461

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 31 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

LP-perempuan observasi awal

edukasi 18 18.03 324.50

nonedukasi 13 13.19 171.50

Total 31

Test Statisticsc

LP-perempuan observasi awal

Mann-Whitney U 80.500

Wilcoxon W 171.500

Z -1.468

Asymp. Sig. (2-tailed) .142

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .146a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .161b

90% Confidence Interval Lower Bound .053

Upper Bound .270

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .009

Upper Bound .184

Sig. .097b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 31 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 95: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

68

Lampiran 9. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 1 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Perempuan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LP-perempuan observasi 1

N 31

Normal Parametersa Mean 91.194

Std. Deviation 8.2155

Most Extreme Differences Absolute .106

Positive .106

Negative -.075

Kolmogorov-Smirnov Z .591

Asymp. Sig. (2-tailed) .876

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .774c

90% Confidence Interval Lower Bound .651

Upper Bound .898

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 31 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

LP-perempuan observasi 1

edukasi 18 17.64 317.50

nonedukasi 13 13.73 178.50

Total 31

Test Statistics

c

LP-perempuan observasi 1

Mann-Whitney U 87.500

Wilcoxon W 178.500

Z -1.183

Asymp. Sig. (2-tailed) .237

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .242a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .323b

90% Confidence Interval Lower Bound .184

Upper Bound .461

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .102

Upper Bound .349

Sig. .226b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 31 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 96: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

69

Lampiran 10. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 2 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Perempuan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LP-perempuan observasi 2

N 31

Normal Parametersa Mean 92.935

Std. Deviation 9.6331

Most Extreme Differences Absolute .168

Positive .168

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .936

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .355c

90% Confidence Interval Lower Bound .213

Upper Bound .496

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 31 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

LP-perempuan observasi 2

edukasi 18 18.25 328.50

nonedukasi 13 12.88 167.50

Total 31

Test Statisticsc

LP-perempuan observasi 2

Mann-Whitney U 76.500

Wilcoxon W 167.500

Z -1.626

Asymp. Sig. (2-tailed) .104

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .106a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .032b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .084

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .072

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 31 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 97: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

70

Lampiran 11. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Perempuan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LP-perempuan observasi 3

N 31

Normal Parametersa Mean 90.774

Std. Deviation 10.0985

Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .130

Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .721

Asymp. Sig. (2-tailed) .675

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .613c

90% Confidence Interval Lower Bound .469

Upper Bound .757

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 31 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

LP-perempuan observasi 3

edukasi 18 19.31 347.50

nonedukasi 13 11.42 148.50

Total 31

Test Statisticsc

LP-perempuan observasi 3

Mann-Whitney U 57.500

Wilcoxon W 148.500

Z -2.386

Asymp. Sig. (2-tailed) .017

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .072

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .072

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 31 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 98: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

71

Lampiran 12. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi Awal

Responden Terkait Lingkar Pinggang (Laki-laki)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LP-laki2 observasi awal

N 35

Normal Parametersa Mean 92.343

Std. Deviation 7.5535

Most Extreme Differences Absolute .171

Positive .171

Negative -.078

Kolmogorov-Smirnov Z 1.009

Asymp. Sig. (2-tailed) .260

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .143c

90% Confidence Interval Lower Bound .046

Upper Bound .240

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 35 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

LP-laki2 observasi awal

edukasi 18 23.44 422.00

nonedukasi 17 12.24 208.00

Total 35

Test Statistics

c

LP-laki2 observasi awal

Mann-Whitney U 55.000

Wilcoxon W 208.000

Z -3.244

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 35 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 99: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

72

Lampiran 13. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 1 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Laki-laki)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LP-laki2 observasi 1

N 35

Normal Parametersa Mean 91.629

Std. Deviation 8.1099

Most Extreme Differences Absolute .099

Positive .099

Negative -.048

Kolmogorov-Smirnov Z .587

Asymp. Sig. (2-tailed) .881

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .857c

90% Confidence Interval Lower Bound .760

Upper Bound .954

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 35 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

LP-laki2 observasi 1

edukasi 18 22.53 405.50

nonedukasi 17 13.21 224.50

Total 35

Test Statisticsc

LP-laki2 observasi 1

Mann-Whitney U 71.500

Wilcoxon W 224.500

Z -2.696

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .006a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 35 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 100: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

73

Lampiran 14. Uji Normalitas Profil Observasi 2 Responden Terkait Lingkar

Pinggang (Laki-laki)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LP-laki2 observasi 2

N 35

Normal Parametersa Mean 92.629

Std. Deviation 10.2069

Most Extreme Differences Absolute .075

Positive .075

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .444

Asymp. Sig. (2-tailed) .989

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. 1.000c

90% Confidence Interval Lower Bound .936

Upper Bound 1.000

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 35 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

LP-laki2 observasi 2

edukasi 18 23.33 420.00

nonedukasi 17 12.35 210.00

Total 35

Test Statisticsc

LP-laki2 observasi 2

Mann-Whitney U 57.000

Wilcoxon W 210.000

Z -3.172

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 35 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 101: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

74

Lampiran 15. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait Lingkar Pinggang (Laki-laki) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LP-laki2 observasi 3

N 35

Normal Parametersa Mean 89.714

Std. Deviation 9.0540

Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .101

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .599

Asymp. Sig. (2-tailed) .866

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .771c

90% Confidence Interval Lower Bound .655

Upper Bound .888

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 35 sampled tables with starting seed 1314643744.

Mann-Whitney Test

Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

LP-laki2 observasi 3

edukasi 18 22.67 408.00

nonedukasi 17 13.06 222.00

Total 35

Test Statistics

c

LP-laki2 observasi 3

Mann-Whitney U 69.000

Wilcoxon W 222.000

Z -2.777

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .005a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 35 sampled tables with starting seed 926214481.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 102: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

75

Lampiran 16. Uji Normalitas dan Hipotesis Kebermaknaan Profil Observasi

Awal Responden Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Perempuan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RLPP-perempuan

observasi awal

N 31

Normal Parametersa Mean .862

Std. Deviation .0608

Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .096

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .536

Asymp. Sig. (2-tailed) .936

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .839c

90% Confidence Interval Lower Bound .730

Upper Bound .947

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 31 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

RLPP-perempuan observasi awal

edukasi 18 16.64 299.50

nonedukasi 13 15.12 196.50

Total 31

Test Statisticsc

RLPP-perempuan

observasi awal

Mann-Whitney U 105.500

Wilcoxon W 196.500

Z -.460

Asymp. Sig. (2-tailed) .645

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .650a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .774b

90% Confidence Interval Lower Bound .651

Upper Bound .898

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .243

Upper Bound .531

Sig. .387b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 31 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 103: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

76

Lampiran 17. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 1 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Perempuan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RLPP-perempuan observasi 1

N 31

Normal Parametersa Mean .908

Std. Deviation .1663

Most Extreme Differences Absolute .339

Positive .339

Negative -.221

Kolmogorov-Smirnov Z 1.887

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000c

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .072

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 31 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

RLPP-perempuan observasi 1

edukasi 18 14.97 269.50

nonedukasi 13 17.42 226.50

Total 31

Test Statisticsc

RLPP-perempuan observasi 1

Mann-Whitney U 98.500

Wilcoxon W 269.500

Z -.741

Asymp. Sig. (2-tailed) .459

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .465a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .613b

90% Confidence Interval Lower Bound .469

Upper Bound .757

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .213

Upper Bound .496

Sig. .355b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 31 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 104: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

77

Lampiran 18. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 2 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Perempuan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RLPP-perempuan observasi 2

N 31

Normal Parametersa Mean .861

Std. Deviation .1678

Most Extreme Differences Absolute .342

Positive .204

Negative -.342

Kolmogorov-Smirnov Z 1.905

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000c

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .072

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 31 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

RLPP-perempuan observasi 2

edukasi 18 16.03 288.50

nonedukasi 13 15.96 207.50

Total 31

Test Statisticsc

RLPP-perempuan observasi 2

Mann-Whitney U 116.500

Wilcoxon W 207.500

Z -.020

Asymp. Sig. (2-tailed) .984

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .984a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. 1.000b

90% Confidence Interval Lower Bound .928

Upper Bound 1.000

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .305

Upper Bound .599

Sig. .452b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 31 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 105: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

78

Lampiran 19. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Perempuan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RLPP-perempuan observasi 3

N 31

Normal Parametersa Mean .891

Std. Deviation .0610

Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .131

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .731

Asymp. Sig. (2-tailed) .659

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .581c

90% Confidence Interval Lower Bound .435

Upper Bound .726

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 31 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

RLPP-perempuan observasi 3

edukasi 18 18.11 326.00

nonedukasi 13 13.08 170.00

Total 31

Test Statisticsc

RLPP-perempuan observasi 3

Mann-Whitney U 79.000

Wilcoxon W 170.000

Z -1.521

Asymp. Sig. (2-tailed) .128

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .135a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .129b

90% Confidence Interval Lower Bound .030

Upper Bound .228

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .084

Sig. .032b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 31 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 106: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

79

Lampiran 20. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi Awal

Responden Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Laki-laki)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RLPP-laki2 observasi awal

N 35

Normal Parametersa Mean .916

Std. Deviation .0378

Most Extreme Differences Absolute .142

Positive .142

Negative -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .841

Asymp. Sig. (2-tailed) .479

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .286c

90% Confidence Interval Lower Bound .160

Upper Bound .411

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 35 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

RLPP-laki2 observasi awal

edukasi 18 21.11 380.00

nonedukasi 17 14.71 250.00

Total 35

Test Statisticsc

RLPP-laki2 observasi awal

Mann-Whitney U 97.000

Wilcoxon W 250.000

Z -1.849

Asymp. Sig. (2-tailed) .065

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .067a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .057b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .122

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 35 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 107: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

80

Lampiran 21. Uji Normalitas Profil Observasi 1 Responden Terkait Rasio

Lingkar Pinggang-Pinggul (Laki-laki)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RLPP-laki2 observasi 1

N 35

Normal Parametersa Mean .910

Std. Deviation .0473

Most Extreme Differences Absolute .108

Positive .075

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .641

Asymp. Sig. (2-tailed) .806

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .800c

90% Confidence Interval Lower Bound .689

Upper Bound .911

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 35 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

RLPP-laki2 observasi 1

edukasi 18 21.14 380.50

nonedukasi 17 14.68 249.50

Total 35

Test Statisticsc

RLPP-laki2 observasi 1

Mann-Whitney U 96.500

Wilcoxon W 249.500

Z -1.865

Asymp. Sig. (2-tailed) .062

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .062a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .029b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .075

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 35 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 108: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

81

Lampiran 22. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 2 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Laki-laki)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RLPP-laki2 observasi 2

N 35

Normal Parametersa Mean .933

Std. Deviation .0963

Most Extreme Differences Absolute .175

Positive .175

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z 1.035

Asymp. Sig. (2-tailed) .234

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .114c

90% Confidence Interval Lower Bound .026

Upper Bound .203

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 35 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

RLPP-laki2 observasi 2

edukasi 18 20.83 375.00

nonedukasi 17 15.00 255.00

Total 35

Test Statisticsc

RLPP-laki2 observasi 2

Mann-Whitney U 102.000

Wilcoxon W 255.000

Z -1.683

Asymp. Sig. (2-tailed) .092

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .096a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .114b

90% Confidence Interval Lower Bound .026

Upper Bound .203

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .008

Upper Bound .164

Sig. .086b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 35 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 109: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

82

Lampiran 23. Uji Normalitas dan Hipotesis Profil Observasi 3 Responden

Terkait Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (Laki-laki)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RLPP-laki2 observasi 3

N 35

Normal Parametersa Mean .895

Std. Deviation .0488

Most Extreme Differences Absolute .139

Positive .073

Negative -.139

Kolmogorov-Smirnov Z .824

Asymp. Sig. (2-tailed) .506

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .286c

90% Confidence Interval Lower Bound .160

Upper Bound .411

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 35 sampled tables with starting seed 299883525.

Mann-Whitney Test Ranks

edukasi-nonedukasi N Mean Rank Sum of Ranks

RLPP-laki2 observasi 3

edukasi 18 23.22 418.00

nonedukasi 17 12.47 212.00

Total 35

Test Statisticsc

RLPP-laki2 observasi 3

Mann-Whitney U 59.000

Wilcoxon W 212.000

Z -3.102

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .000b

90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Monte Carlo Sig. (1-tailed) 90% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .064

Sig. .000b

a. Not corrected for ties.

b. Based on 35 sampled tables with starting seed 2000000.

c. Grouping Variable: edukasi-nonedukasi

Page 110: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

83

Lampiran 24.

HASIL WAWANCARA RESPONDEN

Responden 1 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : 37 tahun

Pendidikan : SMA

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Pola hidup yang sehat itu, mengatur pola makan, olahraga yang teratur

dan sering cek kesehatan

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Kadang-kadang lari pagi, jalan-jalan pagi tapi Cuma seminggu sekali,

soalnya saya sibuk, pola makan juga saya atur

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : Yang rutin itu jalan kaki, yang disekitar rumah 1 kali sehari, kalau yang

rada jauh 1 kali 1 minggu, soalnya kesibukan itu lho mbak

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda

lakukan (nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Ya…pola makan yang seimbang itu, konsumsi sayur,lauk, telur, tapi kalu

minum susu jarang, konsumsi buah setiap hari

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Ya misalnya seperti sayur sawi, dan buah-buahan. Ya kayaknya ya iya

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : Kalau saya ke apotik, sekali seminggu saat beli obat ini beli obat itu dan

saya juga tensi mbak

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : Berdasarkan faktor umur, karena dulunya Saya kecil, Ibu saya dan Bapak

Saya juga kecil, atau mungkin juga karena KB suntik itu. Ada

peningkatan itu saat umur 25 tahun, dulunya saya 40an Kg dan sekarang

sekitar 62 Kg

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : Kok saya kayaknya gemuk di bagian perut ya... Yang bahaya yang di

bagian perut

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan?Misalnya apa?

Page 111: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

84

Y : Ada. Olahraga, porsi makan mulai saya kurangi, dulu waktu ada raket

saya main badminton

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika

Responden bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Tidak

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Penting. Yang saya lakukan itu cek tekanan darah, saya kan hipertensi

mbak, habis konsumsi kaptopril saya langsung ukur tensi

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Gak menemui

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Ya.. kesadaran diri sendiri dan dari orang lain juga,saya itu jarang sakit

ya..hanya tensi tinggi itu

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Ya..kalau ada keluhan saja, kalau kita sehat kan kita gak tahu, jadi gak

rutin

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : Ada ya..jelas ada karena itu keinginan saya. Mengusahakan untuk makan

makan yang tidak mengandung gula, soalnya saya juga tidak suka yang

manis-manis mungkin karena faktor lain

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y :Menahan keinginan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak mendukung

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki

menjadi normal)?

Y : Ya.. ada takutnya tapi sekaligus termotivasi untuk menjadi lebih baik

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Sindrom metabolik itu karena kegemukan itu, lingkar pinggang dan berat

badan, dan pola makan yang tidak teratur, dan kegemukan yang hanya

dibagian perut saja, olahraga yang tidak teratur

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Ya.. itu tadi penyakit Jantung, stroke

Page 112: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

85

Responden 2 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : 37 tahun

Pendidikan : S1

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Pola makannya teratur, banyak makan sayuran berserat, ya olahraga

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Sejauh ini belum ada, ya menurutku masih seperti dulu

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : Tidak pernah

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda

lakukan (nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Menghindari goreng-gorengan, mengurangi yang berlemak-lemak, makan

sayur dan buah-buahan

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Ya..sayuran misalnya sawi, kangkung, buah-buahan misalnya papaya.

Menurut saya ada yang mengandung serat

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : Kadang setiap hari, kadang tiga hari sekali, pokoknya kalu saya mau

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : Berdasarkan faktor umur, terjadi peningkatan pada umur 31 tahun

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : kegemukan di perut saja. Yang berbahaya itu kegemukan di perut

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan?Misalnya apa?

Y : Mengurangi makanan, 2 kali sehari, dari segi olahraga belum

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Tidak

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Penting..belum pernah selain penelitian ini, tapi menimbang berat badan

rutin

Page 113: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

86

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Ya..malas itu tadi

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Dari kesadaran diri sendiri

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Tidak. Pada waktu ada keluhan saja

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : Keinginan untuk berusaha itu ada

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : Malas itu tadi

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki

menjadi normal)?

Y : Makin termotivasi untuk normal

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Ya.. itu kalau berat badannya besar, rasio lingkar pinggang-pinggul besar,

pola makan yang tidak teratur

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Diabetes

Responden 3 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : 43 tahun

Pendidikan : S1

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Yang benar itu makan teratur, olahraga, minum air putih yang banyak

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Ya kalu saya sendiri jalan pagi dan terkadang lari pagi sekitar 20 menit dan

sebelumnya saya minum air putih sekuatnya

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Page 114: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

87

Y : Kalau selama ini setiap pagi selama 20-30 menit

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda lakukan

(nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Gizi seimbang, meskipun lauknya seadanya tapi lengkap dengan sayur

dan buah

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Menurut saya makanan berserat itu makanan yang mudah dicerna. Saya

rasa sudah mengkonsumsi makanan yang berserat

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : Ya..tidak tentu, kalau ada timbangan ya nimbang

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : Kalau menurut saya faktor umur, peningkatan terjadi saat saya melahirkan

pertama, sekitar umur 26 tahun

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : Ya menurut saya kegemukan saya merata. Menurut saya kegemukan

diperut yang berbahaya

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan? Misalnya apa?

Y : Ya olahraga itu…, mengurangi porsi makan

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Saya merokok saat saya mengandung anak ketiga, itu karena mengidam

tapi setelah itu sudah gak doyan lagi

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Penting untuk antisipasi. Saat dengan mbak-mbak farmasi itu dan kalau ke

puskesmas tapi gak tentu

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Gak menemui

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Dari dokter, dari pengalaman-pengalaman, dari TV dan radio

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Menurut saya tidak. Kalau ada keluhan saja

Page 115: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

88

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : Ya jelas ada, karena aku punya rasa takut kalau ada kelebihan gula darah

dan kolesterol

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : Gak menemui

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki

menjadi normal)?

Y : Ya.. termotivasi untuk memperbaiki

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Ya.. lupa eh mbak

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : tidak tahu

Responden 4 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : 44 tahun

Pendidikan :

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Ya..apa ya..makan empat sehat lima sempurna

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Memperbaiki pola makan dengan olahraga

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : Kalau aku setiap hari itu jalan-jalan…setiap pagi muter-muter kampung

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda lakukan

(nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Mungkin ya makan teratur, Cuma sedikit tapi teratur, porsinya dikurangi

tapi tetap tiga kali

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Seperti itu lho..buah-buahan dan sayur-sayuran. Kelihatannya sudah

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Page 116: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

89

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : Aku itu gak mesti…kadang sebulan sekali ya kadang 2 bulan sekali

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : Kelihatannya faktor umur, kalau keturunan gak ada eh..pada umur 40

tahun naik drastis

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : Kelihatannya merata. Lebih berbahaya yang diperut

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan? Misalnya apa?

Y : Yang saya alami, puasa senin dan kamis, porsi dikurangi

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Tidak

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Penting. Satu bulan sekali ya.. cek up kesehatan badan, tensi dan tes kadar

kolesterol

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Gak menemui

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Ya dari mbak-mbaknya ini, ya dari dokter dan perawat juga tapi lebih

sering dari mahasiswa

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Ya termasuk rutin. Ya saat masih sehat tapi kadang udah sakit dulu baru

periksa

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : Kalau aku ada usaha. Sebelum aku di cek itu aku mengusahakan

mengkonsumsi bawang putih dan porsi makan saya kurangi

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : Makan tidak terkontrol, suka ngemil

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki

menjadi normal)?

Y : Ya terdorong untuk menormalkan berat badan, untuk memperbaikinya

Page 117: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

90

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Ya itu perut besar itu, penyumbatan pembuluh darah..ya berbahayalah

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Sakit gula, stroke

Responden 5 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : 38 tahun

Pendidikan : SMA

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Mengatur pola makan sehari-hari dan diimbangi dengan berolahraga

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Ya olahraga itu tadi, jalan kaki kalau minggu pagi

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : Kalau minggu itu jalan pagi, kalau sore itu main volley, badminton

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda lakukan

(nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Banyak makan sayur-sayuran

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Seperti buah-buahan, jeruk, semangka dan sayur-sayuran. Saya rasa sudah

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : Setiap bulan karena setiap bulan ada posyandu anak balita

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : Mungkin karena suntik KB, karena dulu saya itu kecil. Peningkatan

terjadi saat saya berusia 28 tahun

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : Kegemukan yang merata. Yang berbahaya yang kegemukannya di perut

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan? Misalnya apa?

Y : Mengurangi makanan berlemak dan olahraga

Page 118: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

91

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Tidak

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Penting. 3 X selama penelitian ini dan 1 kali pernah periksa kolesterol

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Gak menemui

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Informasi dari mahasiswa farmasi sadhar dan saat ikut papsmear

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Belum rutin karena saya juga gak pernag sakit. Aku gak pernah periksa

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : Ada

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : Tidak ada. kalau ada kelebihan berusaha saja menguranginya

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki

menjadi normal)?

Y : Ya merasa senang saja, kalau ada kelebihan saya berusaha lagi untuk

menormalkan

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Aduh aku lupa mbak…pokoknya aku menyediakan makanan bergizi

untuk keluarga

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Hipertensi, Stroke, penyakit gula

Page 119: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

92

Responden 6 X: Peneliti

Y : Responden

Usia : 42 tahun

Pendidikan : SD

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Ya menjaga kesehatan, olahraga rutin, mengatur pola makan

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Jalan kaki setiap hari

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : Minimal 3X…ya Cuma jalan kaki itu

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda lakukan

(nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Mengatur pola makan yang gak berlemak dan makan buah-buahan

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Makan nasi, ketela, kentang. Menurut saya udah lumayan

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : sebulan sekali

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : Menurut saya faktor umur. Mulai saya umur 30an ada peningkatan

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : Kegemukan perut, dan yang berbahaya setahuku yang perut

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan? Misalnya apa?

Y : Menurut saya olahraga, dan mengatur pola makan itu

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Tidak

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Penting. Satu kali satu bulan, seperti tensi itu

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Gak menemui

Page 120: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

93

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Saat pertemuan PKK, dari puskesmas

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Menurut saya iya, kalau ada keluhan sedikit saja aku langsung ke dokter

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : ada

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : gak ada

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki

menjadi normal)?

Y : termotivasi untuk lebih baik

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : aku lupa eh mbak

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Penyakit jantung, penyakit gula darah

Responden 7 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : 37 tahun

Pendidikan : S1

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Menurut saya yang penting teratur. Makan tiga kali sehari dan tidak

lompat-lompat. Dan yang penting seimbang dan banyak makan sayuran

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Kalau olahraga secara khusus belum mungkin karena sibuk, tapi aku

melakukan pekerjaan harian rumah dan kuusahakan sampai berkeringat

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : belum

Page 121: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

94

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda lakukan

(nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Mengurangi makan-makanan yang pedas, berlemak tinggi, dan bersantan

kentaldan aku juga mengurangi yang dibakar

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Buah-buahan dan sayur-sayuran. Ya udah

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : Paling tidak sebulan sekali

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y :Faktor umur. Mulai usia 30 tahun

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : Kalau saya merasa gemuk merata. Kalau menurut saya berbahaya yang

gemuk diperut karena gak seimbang

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan? Misalnya apa?

Y : Ada,misalnya tidak terlalu banyak ngemil, makan malam 3 jam sebelum

tidur

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Saya tidak merokok

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Menurut saya penting untuk mengantisipasi penyakit. Kalau saya 4 kali, 3

kali dengan mbak-mbak ini dan 1 kali periksa sendiri, kolesterol dan gula

darah

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Kendalanya tempatnya jauh

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Saya kiranya semuanya itu ada, baik pandangan dari dokter lewat televise

dan radio

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Saya kira belum rutin. Kalau sekedar tensi kalau ada keluhan

Page 122: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

95

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : Kalau tensi saya tinggi, saya minta obat

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : Saya kira gak ada

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki menjadi

normal)?

Y : Saya kira makin termotivasi kalau normal distabilkan dan kalau tinggi

dinormalkan

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Penyakit karena kelebihan-kelebihan zat-zat seperti kolesterol, asam urat

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Yang saya ketahui yang paling fatal itu kematian dan juga stroke, dan

penyakit gula

Responden 8 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : 42 tahun

Pendidikan : S1

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Pola hidup yang sehat itu, teratur seimbang olahraga teratur, menghindari

makan-makanan berlemak, banyak konsumsi buah-buahan, istirahat yang

cukup

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Olahraga itu baru kemarin, saya senang setrika, jalan kaki

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : Belum ada olahraga khusus yang saya lakukan

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda lakukan

(nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Mengurangi porsi makan, dan mengurangi konsumsi garam

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Page 123: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

96

Y : Makanan berserat itu ya sayur-sayuran dan buah-buahan. Saya rasa saya

kurang mengkonsumsi makanan berserat

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : Seminggu dua kali

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : Orangtua saya dan saudara-saudara saya semua gemuk. Berarti lebih

besar faktor keturunan

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : menurut saya, saya agak merata. Yang paling berbahaya kegemukan di

perut

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan? Misalnya apa?

Y : Mengurangi gorengan dan cemilan

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Dulu setahun yang lalu. Sekarang gak lagi

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Penting. Saat bersama mbak-mbaknya ini tapi dulu aku pernah sekali

periksa kolesterol

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Malas dan rasa takut

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Informasi dari internet

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Ya..kalau tensi saya rutin. Ya kalau ada keluhan

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : Ya mengurangi konsumsi daging-dagingan

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : tidak ada

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki menjadi

normal)?

Page 124: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

97

Y : Sebelum mengetahuinya ada ketakutan, tapi kalau jelek diperbaiki kalau

normal dipertahankan

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Tensi tinggi, kadar gulanya tingggi

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Dampak biasanya stroke

Responden 9 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : tahun

Pendidikan : SMA

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Pola hidup yang sehat itu, makan harus teratur, paling tidak olahraga,

makan-makanan yang bergizi dan menghindari yang berkolesterol

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Kalau olahraga itu ya jelas tapi bukan lari pagi tapi senam, saya penganut

silat

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : Saya latihan silat itu seminggu tiga kali

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda lakukan

(nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Sebenarnya penting juga sih, tapi untuk menstandarkan arti sehat untuk

masing-masing individu kan berbeda-beda

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Makanan berserat itu, seperti papaya, jambu, mangga, ketela atau buah-

buahan. Saya kira sudah karena setiap minggu saya udah mengkonsumsi

ketela dan jagung

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : Rutin sih gak, tapi kalau ketemu timbangan saya mesti nimbang

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : faktor perilaku hidup, pada usia 23 tahun saya mengalami kegemukan

perut karena waktu mau tidur saya minum sprite dicampur telur

Page 125: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

98

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : Kegemukan di bagian perut. Menurut saya yang berbahaya itu kegemukan

di perut

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan? Misalnya apa?

Y : Ada. Sepak bola untuk memperkecil perut

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Ya..saya masih merokok, saya mulai merokok sejak keluar dari SMA

sampai sekarang

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

Y : faktor kebiasaan

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Bisa penting bisa gak. Aku periksa kesehatan sudah ada 10X ke atas, cek

darah, ukur tekanan darah

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Kendalanya pekerjaan

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Saya suka membaca

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : Saya kira tidak. Kalau diambil perbandingan kalau saat sehat

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : Pertama saya harus happy dulu…usaha yang pertama dilakukan itu gerak

dulu untuk mengatur peredaran darah

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : Gak ada

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki

menjadi normal)?

Y : Biasa aja, gak terdorong juga

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Sindrom itu kesannya menakutkan, menurut saya sindrom metabolik itu

sekian banyak penyakit terkumpul jadi satu

Page 126: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

99

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Dari yang saya baca kesannya bahaya, kayaknya biasanya kanker,

termasuk penyakit gula juga

Responden 10 X : Peneliti

Y : Responden

Usia : 41 tahun

Pendidikan :

1. X : Menurut Anda pola hidup sehat yang benar itu seperti apa?

Y : Mengurangi kebiasaan buruk misalnya merokok, mengkonsumsi makanan

bergizi, menghindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi

2. X : Usaha apa yang telah Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda

(misalnya;olahraga)?

Y : Terkadang olahraga lari sekali seminggu

3. X : Seberapa rutin Anda berolahraga setiap minggu? Olahraga seperti apa

yang Anda lakukan?

Y : Seminggu sekali bermain tennis

4. X : Menurut Anda pengaturan pola makan penting dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Pengaturan pola makan yang seperti apa yang telah Anda lakukan

(nasi, sayur, lauk, buah, dan susu)?

Y : Makan nasi sekali sehari…padahal itu tidak teratur ya

5. X : Makanan berserat baik untuk kesehatan, menurut Anda makanan berserat

itu seperti apa? Apakah makanan yang setiap hari Anda konsumsi

mengandung serat?

Y : Makanan seperti buah-buahan. Tidak terlalu saya perhatikan

6. X : Karena pengaturan pola makan terkait dengan berat badan, seberapa rutin

Anda menimbang berat badan Anda?

Y : tidak rutin

7. X : Kondisi berat badan Anda sekarang ini dipengaruhi oleh faktor keturunan

atau umur? Jika karena faktor umur, pada umur berapa terjadi?

Y : Aku rasa faktor umur karena waktu muda aku kurus. Terjadi peningkatan

pada usia 32 tahun

8. X : Apakah Anda tahu kegemukan yang anda alami termasuk gemuk perut

atau merata? Menurut Anda lebih berbahaya yang mana?

Y : Aku rasa kegemukan di bagian perut. Yang berbahaya itu kegemukan di

bagian perut

9. X : Apakah ada usaha yang telah Anda lakukan, untuk menurunkan berat

badan? Misalnya apa?

Y : Ada..ya olahraga tadi seperti lari

Page 127: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

100

10. X : Rokok dapat mengganggu kesehatan, apakah Anda merokok, jika ya,

sejak kapan dan apakah sampai sekarang masih merokok?(jika Responden

bukan perokok, lanjutkan ke pertanyaan no.12)

Y : Semoga udah gak lagi. Dalam 2 minggu kemarin udah gak

11. X : Apa yang membuat Anda tidak dapat berhenti merokok, walaupun Anda

sudah tahu bahaya merokok?

12. X : Menurut Anda pemeriksaan kesehatan penting tidak untuk dilakukan?

Selama ini Anda sudah pernah melakukan berapa kali dan apa saja?

Y: Penting sekali. Periksa itu kalau ada yang gak enak di tubuh baru periksa

13. X : Selama ini apakah Anda menemui kendala untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin?

Y : Menemui yaitu waktu dan pekerjaan

14. X : Anda mendapat informasi darimana kalau pemeriksaan kesehatan itu

penting? (dokter, perawat, apoteker, atau kesadaran diri sendiri)

Y : Kesadaran diri. Informasi dari mahsiswa

15. X : Menurut Anda, Anda termasuk orang yang rutin memeriksakan kesehatan

atau tidak? Biasanya Anda memeriksa kesehatan Anda pada saat kondisi

sehat atau waktu ada keluhan?

Y : tidak rutin

16. X : Ketika Anda mengetahui hasil pemeriksaan dan hasilnya tidak sesuai

yang diharapkan (misal kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah

meningkat) adakah usaha Anda untuk menurunkan atau mengontrolnya

menjadi normal?

Y : ya ada

17. X : Kendala apa saja yang Anda temui selama berusaha mengontrol?

Y : masalah waktu

18. X : Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui hasil laboratorium tersebut?

(menjadi beban/ketakutan atau menjadi motivasi untuk memperbaiki

menjadi normal)?

Y : : Saya termotivasi untuk memperbaiki

19. X : Sebutkan hal apa saja yang Anda ketahui tentang sindrom metabolik,

yang telah kita pelajari bersama selama ini?

Y : Sindrom metabolik itu seperti adanya kegemukan, tekanan darah tinggi,

lingkar pinggang besar

20. X : Menurut Anda apakah dampak dari sindrom metabolik yang Anda

ketahui?

Y : Dampaknya itu penyakit jantung, stroke

Page 128: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

101

Lampiran 25. Hasil skoring Kuisioner Observasi III Responden Edukasi Non Lab res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

s1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4

s2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4

s3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3

s4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3

s5 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 1 3 4 4 3 4 3

s6 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3

s7 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4

s8 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3

s9 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4

s10 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 2 2 2

s11 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3

s12 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2

s13 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4

s14 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3

s15 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 1 3 3

s16 3 4 3 4 3 4 4 3 1 4 3 4 4 2 4 3 3 3

s17 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4

s18 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4

s19 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3

s20 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2

s21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3

s22 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4

s23 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3

s24 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3

s25 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4

s26 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4

s27 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2

s28 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4

s29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3

s30 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3

s31 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3

s32 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3

s33 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3

s34 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 2 3

s35 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 2 4 3

s36 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4

s37 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4

s38 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3

Page 129: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

102

116 123 117 130 115 125 132 118 123 132 114 131 127 117 147 107 129 123

Lampiran 26. Hasil skoring Kuisioner Observasi III Responden Non Edukasi Laboratorium

Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

s1 3 4 1 3 3 3 3 1 1 4 4 4 3 3

s2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3

s3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3

s4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

s5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3

s6 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

s7 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3

s8 3 3 4 2 3 3 3 1 4 3 3 3 2 3

s9 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3

s10 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3

s11 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

s12 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2

s13 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3

s14 2 3 2 3 3 3 3 1 4 3 3 3 2 2

s15 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3

s16 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3

s17 3 3 1 3 3 3 3 1 4 4 3 3 3 3

s18 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3

s19 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3

s20 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3

s21 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3

s22 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3

s23 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

s24 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

s25 3 3 2 3 4 3 3 1 4 3 2 3 3 3

s26 3 3 2 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3

s27 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3

s28 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3

s29 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

s30 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3

s31 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

s32 4 4 1 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3

s33 2 3 1 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3

Page 130: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

103

s34 3 3 1 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3

s35 3 4 2 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3

s36 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3

s37 3 4 1 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3

s38 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3

116 126 96 107 119 114 117 105 121 125 117 113 109 112

Lampiran 27. Hasil skoring Kuisioner Observasi III Responden Edukasi Laboratorium

Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

s1 3 4 3 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

s2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3

s3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3

s4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4

s5 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3

s6 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4

s7 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

s8 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3

s9 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

s10 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 2

s11 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

s12 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

s13 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3

s14 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

s15 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4

s16 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3

s17 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

s18 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3

s19 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3

s20 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

s21 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

s22 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3

s23 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3

s24 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3

s25 4 1 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3

s26 4 1 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3

Page 131: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

104

s27 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3

s28 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

s29 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

s30 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 1

s31 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3

s32 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3

s33 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3

s34 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3

s35 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1

s36 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3

s37 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

s38 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3

149 119 110 110 107 124 117 114 126 113 117 114 99 136 116 125 115 112

Lampiran 28 . Hasil skoring Kuisioner Observasi III Responden Non Edukasi Non Tes Laboratorium

Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

s1 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3

s2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4

s3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3

s4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

s5 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4

s6 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

s7 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3

s8 3 3 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2

s9 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2

s10 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 4

s11 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3

s12 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2

s13 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3

s14 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2

s15 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2

s16 4 1 3 3 3 3 1 1 3 3 4 3 2 1 4 2

s17 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3

s18 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 4 3 3 2 3 2

s19 3 2 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4

Page 132: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

105

s20 3 2 3 3 2 2 1 4 2 3 2 3 3 3 3 4

s21 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 1 3 4

s22 4 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 1 3 2

s23 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3

s24 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3

s25 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4

s26 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2

s27 2 2 2 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 1 2 2

s28 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4

s29 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4

s30 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4

s31 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3

s32 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3

s33 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 2

s34 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3

s35 3 3 4 3 3 4 2 1 3 2 4 3 3 4 3 3

s36 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3

s37 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4

s38 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3

111 111 121 117 113 115 120 131 112 106 122 114 103 101 117 114

Page 133: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

106

Lampiran 29. Informed Consent Responden Edukasi Non Laboratorium

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul ”

Pengaruh Pemberian Edukasi Tahap II Tentang Sindrom Metabolik ” yang akan

dilaksanakan selama ± 6 bulan di daerah Dusun Krodan, Sleman, Yogyakarta. Dalam

penelitian ini saya selaku responden bersedia diberikan edukasi setiap bulan,

dilakukan pengukuran lingkar pinggang, berat badan, dan tekanan darah.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam

penelitian ini.

Yogyakarta,

Mengetahui

Peneliti Responden

( ) ( )

Page 134: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

107

Lampiran 30. Informed Consent Responden Edukasi Laboratorium

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul ”

Pengaruh Pemberian Edukasi Tahap II Tentang Sindrom Metabolik ” yang akan

dilaksanakan selama ± 6 bulan di daerah Dusun Krodan, Sleman, Yogyakarta. Dalam

penelitian ini saya selaku responden bersedia diberikan edukasi setiap bulan,

dilakukan pengukuran lingkar pinggang, berat badan, tekanan darah dan bersedia

diambil sampel darah untuk pengukuran kadar gula darah dan kolesterol selama

waktu penelitian, yang dibutuhkan sebagai data penelitian. Dalam hal ini pengukuran

kadar gula darah dan kolesterol akan dilakukan oleh petugas laboratorium klinik.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam

penelitian ini.

Yogyakarta,

Mengetahui

Peneliti Responden

( ) ( )

Page 135: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

108

Lampiran 31. Informed Consent Responden Non Edukasi Non Laboratorium

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul ”

Pengaruh Pemberian Edukasi Tahap II Tentang Sindrom Metabolik ” yang akan

dilaksanakan selama ± 6 bulan di daerah Dusun Krodan, Sleman, Yogyakarta. Dalam

penelitian ini saya selaku responden bersedia dilakukan pengukuran lingkar

pinggang, berat badan, dan tekanan darah.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam

penelitian ini.

Yogyakarta,

Mengetahui

Peneliti Responden

( ) ( )

Page 136: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

109

Lampiran 32. Informed Consent Responden Non Edukasi Laboratorium

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul ”

Pengaruh Pemberian Edukasi Tahap II Tentang Sindrom Metabolik ” yang akan

dilaksanakan selama ± 6 bulan di daerah Dusun Krodan, Sleman, Yogyakarta. Dalam

penelitian ini saya selaku responden bersedia diberikan edukasi setiap bulan,

dilakukan pengukuran lingkar pinggang, berat badan, dan tekanan darah.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam

penelitian ini.

Yogyakarta,

Mengetahui

Peneliti Responden

( ) ( )

Page 137: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

110

Lampiran 33. Leaflet Penelitian

Tampak Depan

Page 138: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

111

Tampak Belakang

Page 139: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TAHAP II TENTANG … filepengaruh pemberian edukasi tahap ii tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat krodan, maguwoharjo, (kajian rasio lingkar

154

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi bernama lengkap Aloyna Repba.

Penulis lahir di Jakarta, tanggal 23 September 1987,

dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara

pasangan Rusdin Sembiring dan Rentha Ginting.

Pendidikan awal penulis dimulai di TK (1991-1993),

SD Mlati I (1993-1997) yang kemudian dilanjutkan ke

SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta (1997-1999). Lalu

ke jenjang SLTP Negeri 6 Yogyakarta (1999-2002), kemudian melanjutkan

pendidikan di SMU Negeri 9 Yogyakarta (2002-2005). Selanjutnya pada tahun

2005 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh kuliah,

penulis juga aktif sebagai anggota Jalinan Mahasiswa Kesehatan Indonesia

2005/2006, sie dana dan usaha ”TITRASI” 2006/2007, sie humas ”Pharmacy

Event Cup” 2006/2007.