Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Npk

15
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SEMANGKA (Citrullus vulgaris L.) VARIETAS BAGINDA F1 DI LAHAN GAMBUT Sulaiman Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Abstrak Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2012 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang terbaik pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil semangka (Citrullus vulgaris L.) varietas baginda F1 di lahan gambut. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 taraf dosis yaitu NPK (16:16:16) 0, 30, 60, 90, 120 g/tanaman dengan 3 ulangan. Parameter penelitian meliputi panjang batang utama, jumlah daun batang utama, waktu berbunga, umur panen, , berat buah pertanaman, berat buah per bedeng dan lingkar buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK (16:16:16) secara nyata meningkatkan jumlah daun batang utama tanaman dan bobot buah per tanaman. Pemberian NPK (16:16:16) 55,93 g/tanaman merupakan dosis optimum yang menghasilkan berat buah per tanaman tertinggi. Kata Kunci: semangka, NPK (16:16:16), pertumbuhan, hasil, lahan gambut 1. Pendahuluan Semangka (Citrullus vulgaris,L.) termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) (Wihardjo, 1993). Buah semangka banyak mengandung air (93%), sementara 7% lainnya berupa vitamin, mineral dan karbohidrat dalam bentuk gula (Kalie, 1991). Usaha tani semangka memberikan keuntungan bagi petani karena umurnya pendek, hasilnya tinggi dan pemasarannya mudah. Indonesia beriklim tropis, sehingga sangat cocok untuk membudidayakan tanaman hortikultura. Selain itu juga mempunyai lahan pertanian yang sangat luas yang sangat memungkinkan untuk memproduksi hasil pertanian dalam jumlah besar. Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman unggulan yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Usaha peningkatan produksi semangka di Riau ini, dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi memanfaatkan lahan

description

data1

Transcript of Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Npk

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SEMANGKA (Citrullus vulgaris L.) VARIETAS BAGINDA F1 DI LAHAN GAMBUT SulaimanMahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim RiauAbstrakPenelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2012 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang terbaik pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil semangka (Citrullus vulgaris L.) varietas baginda F1 di lahan gambut. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 taraf dosis yaitu NPK (16:16:16) 0, 30, 60, 90, 120 g/tanaman dengan 3 ulangan. Parameter penelitian meliputi panjang batang utama, jumlah daun batang utama, waktu berbunga, umur panen, , berat buah pertanaman, berat buah per bedeng dan lingkar buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK (16:16:16) secara nyata meningkatkan jumlah daun batang utama tanaman dan bobot buah per tanaman. Pemberian NPK (16:16:16) 55,93 g/tanaman merupakan dosis optimum yang menghasilkan berat buah per tanaman tertinggi.Kata Kunci: semangka, NPK (16:16:16), pertumbuhan, hasil, lahan gambut1. PendahuluanSemangka (Citrullus vulgaris,L.) termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) (Wihardjo, 1993). Buah semangka banyak mengandung air (93%), sementara 7% lainnya berupa vitamin, mineral dan karbohidrat dalam bentuk gula (Kalie, 1991). Usaha tani semangka memberikan keuntungan bagi petani karena umurnya pendek, hasilnya tinggi dan pemasarannya mudah.Indonesia beriklim tropis, sehingga sangat cocok untuk membudidayakan tanaman hortikultura. Selain itu juga mempunyai lahan pertanian yang sangat luas yang sangat memungkinkan untuk memproduksi hasil pertanian dalam jumlah besar. Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman unggulan yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Usaha peningkatan produksi semangka di Riau ini, dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi memanfaatkan lahan gambut. Menurut Badan Pusat Statistik Riau (2012), luas lahan tanah gambut di Propinsi Riau pada tahun 2012 mencapai 4 juta hektar, dan 1,7 hektar yang dilindungi, dan sisanya itu yang bisa diolah.Lingga & Marsono (2007) menyatakan, salah satu usaha agar tanaman dapat tumbuh baik pada tanah gambut adalah dengan pemberian kapur yang berguna untuk menetralkan pH tanah tersebut. Lahan gambut merupakan lahan yang memiliki tingkat kemasaman yang tinggi, maka petani selalu menambahkan abu hasil pembakaran dari sisa tanaman, rumput-rumputan dan serasah gambut. Selain pengapuran, pemupukan juga sangat diperlukan untuk peningkatan hasil tanaman, karena pada masa pertumbuhan, tanaman memerlukan unsur hara nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Unsur NPK ini sangat diperlukan bagi tanaman semangka baik untuk mendukung pertumbuhan maupun hasil tanaman. Untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman dilakukan penambahan pupuk organik dan anorganik baik berupa pupuk tunggal maupun pupuk majemuk, salah satu jenis pupuk majemuk adalah NPK Mutiara (16:16:16).Penelitian Sudjianto & Krestiani (2009), perlakuan pemupukan NPK pada dosis 80 g/tanaman, memberikan hasil terbaik pada tanaman melon terlihat dari berat buah per tanaman, per petak dan kadar gula tertinggi. Hasil penelitian Ariani (2009), tentang uji NPK (16:16:16) dan berbagai mulsa pada tanaman cabai menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis pupuk NPK yang diberikan pada berbagai jenis mulsa.Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang terbaik pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil semangka (Citrullus vulgaris L.) varietas baginda F1 di lahan gambut. Hipotesis penelitian adalah bahwa Pemberian beberapa dosis pupuk NPK (16:16:16) memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil semangka (Citrullus vulgaris L.) varietas baginda F1 di lahan gambut.2. Tinjauan PustakaSemangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat. Semangka berasal dari daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang pesat ke berbagai negara-negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang dan Indonesia (Damayanti, 2009). Menurut Prajnanta (2003), klasifikasi tanaman semangka sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta, Sub-divisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Sub-kelas: Sympetalae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae, Genus: Citrullus, Spesies: Citrullus vulgaris L.Duljapar & Setyowati (2000) menjelaskan bahwa secara umum semangka butuh tanah yang gembur sedikit berpasir dan cukup tinggi mengandung bahan organik. Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air. Kemasaman (pH) tanah optimal bagi semangka agar dapat tumbuh baik berkisar 6,5-7,2. Agar diperoleh kondisi pH optimal tersebut, tanah yang bersifat masam (pH kurang dari 6) perlu diberi kapur.Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan semangka adalah curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Tanaman semangka dapat tumbuh dan berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu kurang lebih 25 C pada siang hari. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman. Kondisi demikian cocok untuk penanaman semangka. Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 100-300 m dpl, namun dapat juga ditanam pada ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas 300 m dpl (Duljapar & Setyowati, 2000).NPK Mutiara (16:16:16) adalah pupuk dengan komposisi unsur hara yang seimbang dan dapat larut secara perlahan-lahan sampai akhir pertumbuhan. Jumlah kebutuhan pupuk untuk setiap daerah tidaklah sama tergantung pada varietas tanaman, tipe lahan, agroklimat, dan teknologi usahataninya. Oleh karena itu, harus benar-benar memperhatikan anjuran pemupukan agar jaminan peningkatan produksi per hektar dapat tercapai (Rukmi, 2010).Darmawi, (1999) cit. Fauzi, (2010) menjelaskan tanah gambut merupakan akumulasi sisa-sisa tanaman yang mengalami humifikasi lebih besar dari mineralisasi pada kadar air yang berlebihan dan membentuk endapan-endapan yang mengandung bahan organik dalam persentase yang sangat tinggi. Lahan gambut mempunyai kandungan bahan organik lebih besar dari 20% atau mempunyai ketebalan bahan organik lebih besar dari 50 cm.Lahan gambut yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan disarankan pada gambut dangkal (< 100 cm). Dasar pertimbangannya adalah gambut dangkal memiliki tingkat kesuburan relatif lebih tinggi dan memiliki resiko lingkungan lebih rendah dibandingkan gambut dalam. Secara umum sifat kimia tanah gambut didominasi oleh asam-asam organik yang merupakan suatu hasil akumulasi sisa-sisa tanaman yang bersifat racun bagi tanaman, sehingga mengganggu proses metabolisme tanaman yang akan berakibat langsung terhadap produktivitasnya. Sementara itu, secara fisik tanah gambut bersifat lebih berpori dibandingkan tanah mineral. Hal ini akan mengakibatkan cepatnya pergerakan air pada gambut yang belum terdekomposisi dengan sempurna, sehingga jumlah air bagi tanaman sangat terbatas (Agus & Subiksa, 2008).3. Bahan dan MetodeBahan yang digunakan adalah benih semangka varietas baginda F1, mulsa plastik hitam perak, pupuk kandang ayam, polybag dan pupuk NPK (16:16:16). Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, meteran, parang, gembor, kamera digital dan alat tulis.Metode penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu pemberian pupuk NPK yang terdiri dari 5 taraf dengan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah perbedaan NPK 16 : 16 : 16 dengan dosis M0= 0 g/tanaman; M1= 30 g/tanaman; M2 = 60 g/tanaman; M3 = 90 g/tanaman; M4 = 120 g/tanaman.Pengamatan dilakukan terhadap setiap unit percobaan dengan sampel berjumlah sebanyak 3 tanaman. Parameter yang diamati adalah (1) panjang batang utama (cm); (2) jumlah daun batang utama (helai); (3) umur berbunga (hari); (4) umur panen (hari); (5) bobot buah (kg); dan (6) lingkar buah (cm).Hasil pengamatan tiap perlakuan diolah secara statistik dengan menggunakan Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebagaimana tabel berikut.Tabel 1. Sidik Ragam SumberKeragaman (SK)DerajatBebas(DB)JumlahKuadrat(JK)KuadratTengah(KT)F HitungF Hitung

0,050,01

Perlakuanr -1JKKKTPKTK/KTG--

Kelompokt -1JKPKTKKTP/KTG--

Galat(r-1) (t-1)JKGKTG

Totaltr-1JKT

Uji yang digunakan uji Jarak Duncan (UJD). Model matematis yang digunakan menurut Mattjik & Sumertajaya (2006) sebagai berikut:

Yij= + +i+j+ ij

Keterangan:

Yij: Hasil pengamatan pada perlakuan taraf kei dan ulangan ke j : Nilai tengahi: Pengaruh perlakuan ke ij: Pengaruh ulangan ke jij : Pengaruh galat perlakuan kei dan ulangan kej

4. Hasil dan Pembahasan4.1 Panjang Batang UtamaHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap panjang batang utama pada pengamatan minggu ke-6. Rerata pemberian NPK terhadap panjang batang utama dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Panjang batang utama semangka pada pemberian NPK.NPK (16:16:16)(g/tanaman)Panjang batang utama (cm)

6 MST

0268,89

30286,22

60313,89

90316,00

120281,67

Tabel2. menunjukkan bahwapemberian pupukNPKtidak memberikan pengaruh yang nyataterhadap panjang batang utama semangka.Hal ini didugalahan yang digunakan selama penelitian sudah pernah diolah, yaitu dengan melakukan pengapuran dan pemberian abu janjang kelapa sawit.4.2 Jumlah Daun Batang UtamaHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian NPK sangat berpengaruh nyata terhadap jumlah daun batang utama semangka pada pengamatan minggu ke-6. Rerata pemberian NPK terhadap jumlah daun batang utama tanaman semangka dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3. Jumlah daun batang utama pada pemberian NPK

NPK (16:16:16)(g/tanaman)Jumlah daun batang utama (helai)

6 MST

051,89 b

3050,56 b

6073,67 a

9075,33 a

12069,00 a

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut UJDTabel 3. menunjukkan bahwa pada umur 6 minggu setelah tanam pemberian NPK dengan dosis 60 g/tanaman secara nyata mempunyai jumlah daun batang utama yang lebih banyak dibandingkan tanpa NPK dan 30 g/tanaman. Pemberian NPK dengan dosis 60, 90 dan 120 g/tanaman menghasilkan jumlah daun batang utama yang tidak berbeda nyata. Pada dosis NPK 60, 90 g/tanaman jumlah daun yang dihasilkan meningkat seiring penambahan dosis NPK. Akan tetapi ketika dosis pupuk NPK ditingkatkan menjadi 120 g/tanaman pertumbuhan rerata jumlah daun mengalami penurunan yaitu: 69,00 helai.4.3 Umur BerbungaHasil pengamatan umur mulai berbunga pada tanaman semangka tidak terdapat perbedaan dari beberapa dosis pupuk NPK yang dicobakan. Berdasarkan pengamatan di lapangan umur berbunga semangka relatif sama yaitu 19 22 hari setelah tanam. Semakin besar dosis NPK yang diberikan semakin cepat tanaman mengalami pembungaan. Hal ini memperlihatkan bahwa pupuk NPK (16:16:16) dapat mempercepat proses pembungaan tanaman semangka.4.4 Umur PanenHasil pengamatan umur panen tanaman semangka tidak terdapat perbedaan dari beberapa dosis pupuk NPK yang dicobakan. Umur panen pada beberapa dosis pupuk NPK yaitu 51 hari setelah bibit dipindahkan ke lahan. Pemanenan mulai dilakukan pada saat semangka telah memenuhi kriteria panen yaitu saat buah dipukul dengan tangan berbunyi lenting dan berat, tangkai buah berubah warna menjadi coklat, kulit buah di bawah putih berubah jadi kuning dan sulur yang berada pada ketiak daun pada tangkai buah sudah mengering. Panen yang terlalu awal akan menghasilkan semangka berkualitas rendah, seperti buahnya berwarna pucat. Sebaliknya, menunda pemanenan akan menyebabkan buah busuk. Apabila dibandingkan dengan deskripsinya, umur panen semangka varietas Baginda F1 adalah 55 60 hari, sedangkan berdasarkan hasil pengamatan adalah 51 hari artinya umur panen lebih cepat dibandingkan deskripsinya. Perbedaan umur panen diduga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti suhu dan kondisi tanah. Berdasarkan hasil pantauan BMKG Pekanbaru pada bulan Juni Agustus 2012 suhu untuk wilayah Pekanbaru berkisar 27,2 0C 28,1 0C.4.5 Bobot BuahHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman. Rerata bobot buah per tanaman beberapa dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 1 dan bobot buah per bedeng ditunjukkan pada Tabel 4.

Gambar 1. Kurva regresi bobot buah per tanaman

Gambar 1. memperlihatkan hasil regresi kuadratik penambahan pupuk NPK terhadap bobot buah per tanaman dengan persamaan Y = a + b1X + b2X2 dengan X maksimal 55,93. Hal ini menunjukkan bahwa bobot buah per tanaman menghasilkan bobot buah tertinggi atau maksimum pada pemberian pupuk NPK 55,93 g/tanaman. Pemberian pupuk NPK dengan dosis lebih dari 55,93 justru akan menurunkan bobot buah per tanaman.Tabel 4. Bobot buah per bedeng pada pemberian pupuk NPK.

NPK (16:16:16)(g/tanaman)Bobot buah per bedeng (kg)

016,41

3019,33

6023,19

9023,06

12015,46

Bobot buah per bedeng menunjukkan hasil berbanding lurus dengan bobot buah per tanaman. Pemberian pupuk 60 g/tanaman menghasilkan bobot buah per bedeng lebih tinggi dibandingkan dengan dosis yang lain akan tetapi tidak berbeda nyata.

4.6 Lingkar BuahHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan dosis pupuk NPK tidak memberikan pengaruh nyata terhadap lingkar buah. Rerata lingkar buah semangka pada beberapa dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 5.Tabel 5. Lingkar buah tanaman semangka pada pemberian pupuk NPK.

NPK (16:16:16)(g/tanaman)Lingkar buah (cm)

041,28

3045,79

6043,05

9040,96

12031,08

Tabel 5. menunjukkan bahwa pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap lingkar buah. Hal ini diduga karena faktor genetik dan lingkungan. Salah satunya yaitu curah hujan. Pupuk NPK yang telah diberikan diduga tercuci oleh air hujan sehingga tidak mampu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Hal ini didukung oleh Loveless (1988), menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman akan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik akan lebih dominan apabila faktor-faktor lingkungan masih dikendalikan oleh genetik tanaman, demikian juga sebaliknya faktor genetik akan dipengaruhi oleh lingkungan apabila kondisi lingkungan tersebut lebih kuat dominasinya.

5. Kesimpulan dan Saran5.1 KesimpulanPemberian NPK dengan dosis 55,93 g/tanaman merupakan dosis optimum untuk meningkatkan berat buah per tanaman semangka.Pemberian berbagai dosis NPK (16: 16: 16) pada dosis di atas 60 g/tanaman meningkatkan jumlah daun batang utama.5.2 SaranBerdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan semangka dapat ditanam di lahan gambut menggunakan pupuk NPK (16: 16: 16) dengan dosis 55,93 g/tanaman.Ucapan Terima KasihUcapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Indah Permanasari, S.P., M.P. dan Aulia Rani Annisava, S.P., M.Sc. yang selama ini telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.Daftar PustakaAgus, F. Dan I.G.M. Subiksa. 2008. Lahan Gambut : Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforesty Centre (ICRAF). Bogor. 36 hal.Ariani, E. 2009. Uji Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dan Berbagi Jenis Mulsa Terhadap Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L). Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. SAGU. 8(1) : 5-9.Badan Pusat Statistik Riau. 2012. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Riau. Riau dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Pekanbaru. 518 hal.Damayanti, M.N. 2009. Kajian keberhasilan pelaksanaan kemitraan dalam meningkatkan pendapatan antara petani semangka di kabupaten kebumen Jawa Tengah dengan CV Bimandiri. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 125 hal.Duljapar, K. dan R.N. Setyowati. 2000. Petunjuk Bertanam Semangka Sistem Turus. Penebar Swadaya. Jakarta. 79 hal.Fauzi. 2010. Uji Beberapa Jenis Mikroorganisme Selulolitik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.) di Lahan Gambut. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Pekanbaru. 35 Hal.Kalie, M.B. 1991. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta.77 hal.Lingga, P dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hal.Loveless, R.A. 1988. Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. PT. Gramedia. Jakarta. 86 hal.Prajnanta, F. 2003. Agribisnis Semangka Non-Biji. Penebar Swadaya. Jakarta. 192 hal.Rukmi. 2010. Pengaruh Pemupukan Kalium dan Fosfat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muria, Kudus. Sudjianto, U dan V. Krestiani. 2009. Studi pemulsaan dan dosis NPK pada hasil buah melon (Cucumis melo L). Jurnal Sains dan Teknologi. 2 (2) : 7-18 .

Wihardjo, F.A.S. 1993. Bertanam Semangka. Kanisius. Yogyakarta. 107 hal.Diposkan oleh Miswadi Muhammad Hasyim di 02.02 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookLabel: jurnal Tidak ada komentar:Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) PengikutMengenai Saya

Miswadi Muhammad Hasyim Bengkalis, Riau, IndonesiaAktif mendampingi nelayan dan masyarakat pesisir dalam pengelolaan hutan mangrove, pengelolaan sumberdaya laut dan pengelolaan koperasi di Pulau Bengkalis. Bidang kerja dan aktivitas yang digeluti saat ini meliputi: Pengembangan Koperasi (managerial bina usaha dan mitra); Pengelolaan Mangrove Berbasis Masyarakat (community development and empowering); Pengelolaan Sumberdaya Laut Berbasis Masyarakat (community development and empowering); Perkuatan Permodalan Usaha Bagi Koperasi dan UMKM (Bussiness Development Services);Lihat profil lengkapku Popular Posts KONFLIK-KONFLIK MASYARAKAT PESISIRdisusun oleh: Miswadi, Gendraya Rohaini, Gusnan Suryadi, dan Diyah Endah Astuti Nasution Environmental Science Riau University, Pekanba... PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SEMANGKA (Citrullus vulgaris L.) VARIETAS BAGINDA F1 DI LAHAN GAMBUTSulaiman Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Abst... PENGELOLAAN KEUANGAN KOPERASI PERIKANAN PANTAI MADANIPOLA AKUNTANSI KOPERASI oleh Miswadi (Mangrove Research Institute/Konsultan Pendamping Koperasi) Proses akuntansi koperasi Proses akunt... LAPORAN PESERTABIMBINGAN DAN KONSULTASI PENINGKATAN STANDAR KOMPETENSI KONSULTAN PENDAMPING LPB/BDS-P kerjasama KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUB... MAKALAH MAHASISWAPERPADUAN TUJUAN KONSERVASI DAN EKONOMI DALAM UPAYA PELESTARIAN HUTAN MANGROVE disusun oleh: MISWADI; Editor: Prof. Dr. Adnan ... KULIAH PERDANA PPs UNIVERSITAS RIAU TAHUN 2011Pekanbaru/1 Oktober 2011 Program Pascasarjana (PPs) Universitas Riau menyelenggarakan Kuliah Perdana bagi mahasiswa baru program magister d... POLA KEMITRAAN USAHA KOPERASI PERIKANAN PANTAI MADANIKondisi perkembangan usaha koperasi yang selama ini semakin menurun, serta usaha-usaha yang selama ini dijalankan semakin melemah kondisinya... MAHASISWA PSIL UR 2011 PRAKTIKUM DI DAS SAIL PEKANBARU, RIAUMISWADI Environmental Science of Riau University, Pekanbaru Praktikum Tanggal 8 dan 14 Januari 2012 PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA TAHUNANRAPAT ANGGOTA merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi. Setidaknya Rapat Anggota diselenggarakan untuk: (1) membahas dan menge... KOPERASI PERIKANAN PANTAI MADANIKoperasi Perikanan Pantai Madani disingkat KPPM atau disebut juga dengan Kopkan Pantai Madani merupakan koperasi yang bergerak untuk s...Blog Archive 2013 (12) September (1) Juni (1) PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NPK (16:16... Mei (1) April (7) Maret (2) 2012 (6) 2011 (16) Blogger templatesBlogger newsBlogrollLabels bds-p (2) biodata (1) biogas (4) Ekonomi (1) jurnal (2) koperasi perikanan pantai madani (13) mangrove (2) Pascasarjana (5) Pesisir (3) RTRW (1)