PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN...

223
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada materi Pengukuran kelas VII di SMP Negeri I Ngancar Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama : Pendidikan Fisika Oleh : DIONYSIUS S830208006 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN...

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI

DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA

(Studi kasus pada materi Pengukuran kelas VII di SMP Negeri I Ngancar

Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama : Pendidikan Fisika

Oleh :

DIONYSIUS

S830208006

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

ii

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI

DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA

(Studi kasus pada materi Pengukuran kelas VII di SMP Negeri I Ngancar Kabupaten

Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009)

Disusun Oleh :

DIONYSIUS

S830208006

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada Tanggal :

Pembimbing I

Prof. Dr. H.Widha Sunarno, M.Pd

NIP. 130 814 560

Pembimbing II

Dra. Suparmi, MA., Ph.D

NIP. 130 529 713

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. H.Widha Sunarno, M.Pd

NIP. 130 814 560

Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

iii

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI

DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA

(Studi kasus pada materi Pengukuran kelas VII di SMP Negeri I Ngancar

Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009)

TESIS

Disusun Oleh :

DIONYSIUS

NIM. S830208006

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji pada tanggal .........................................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dr. H. Ashadi …..……………

Sekretaris Dr. H. Sarwanto, M.Si ..........................

Anggota Penguji 1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd ...........................

2. Dra. Suparmi, MA., Ph.D .............................

Mengetahui,

Direktur PPs UNS

Prof. Drs. Suranto,M.Sc., Ph.DNIP 131 472 192

Ketua Program Studi Pend. Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.PdNIP 130 814 560

Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

iv

PERNYATAAN

Nama : Dionysius

NIM : S830208006

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pengaruh Pembelajaran

Berbasis Masalah Dengan Metode Demontrasi Dan Diskusi, Ditinjau Dari Konsep Diri

Siswa ( Studi kasus pada materi Pengukuran kelas VII di SMP Negeri 1 Ngancar

Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009 ) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-

hal yang bukan karya saya, dalam penulisan tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sangsi akademik pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis

tersebut.

Surakarta, 2 April 2009

Yang membuat pernyataan

Dionysius

Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

v

Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , yang karena

rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Metode Demontrasi Dan Diskusi,

Ditinjau Dari Konsep Diri Siswa “. Selesainya penulisan tesis ini tidak terlepas dari

bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan

memberikan segala fasilitas kepada penulis dalam menempuh pendidikan program

pascasarjana pendidikan sains.

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Pascasarjana Uniiversitas Sebelas Maret Surakarta, dan sebagai Pembimbing I, yang

selalu membantu penulis dengan arahan, bimbingan, pemikiran, penyusunan dan

penuntasan penulisan laporan.

3. Dra. Suparmi, MA, Ph.D, selaku Pembimbing II, yang telah memberikan bantuan

dan bimbingan dalam menyempurnakan penulisan laporan.

4. Bambang Sony E.P, S.Pd., M.Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Ngancar dan

Drs. S.Y. Setyo Utomo, selaku kepala sekolah SMP Katolik Yohanes Gabriel Pare -

Kediri yang telah memberikan ijin belajar kepada penulis, dan ijin mengadakan

penelitian.

5. Dosen-dosen pengampu mata kuliah, yang senantiasa memompakan semangat dan

memberikan keluasan berpikir.

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

vi

6. Istri tercinta (Lydia Komedien) dan anak-anak tersayang (Emily dan Easter) juga

kakak-kakak (mbak Ari, mbak Eva, mas Yus) yang terus mendorong serta

memberikan dukungan doa.

7. Rekan-rekan Pascasarjana Angkatan Pebruari 2008

8. Dan semua pihak yang tentu saja tak akan cukup untuk dituliskan semuanya.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan penyusunan tesis ini jauh

dari sempurna dikarenakan keterbatasan dan kekurangan dari penulis. Oleh karena itu

saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan. Namun demikian penulis

berharap semoga tesis ini dapat bermafaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada

umumnya.

Surakarta, 2 April 2009

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ......................................................... iii

PERNYATAAN ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

ABSTRAK ................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................... ............. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .......................................................... 7

D. Perumusan Masalah ............................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS ................................................... 10

A. Kajian Teori ......................................................................... 10

1. Tinjauan Tentang Belajar................................................. 10

2. Pembelajan Berbasis Masalah ......................................... 17

3. Metode Demontrasi .......................................................... 19

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

viii

4. Metode Diskusi ................................................................ 20

5. Konsep Diri ...................................................................... 21

6. Pembelajaran Fisika ......................................................... 27

7. Prestasi dan Evaluasi Belajar ........................................ 37

B. Penelitian Yang Relevan ...................................................... 39

C. Kerangka Berfikir ............................................................... 40

D. Hipotesis ............................................................................. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 46

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................... 46

B. Populasi dan Sampel ......................................................... 46

1. Populasi ........................................................................ 46

2. Sampel .......................................................................... 46

C. Rancangan Penelitian .......................................................... 47

D. Variabel Penelitian .............................................................. 47

1. Variabel Bebas Pertama .................................................. 47

2. Variabel Bebas Kedua .................................................... 48

3. Variabel Terikat .............................................................. 49

E. Tahapan Penelitian ............................................................. 49

1. Tahap Persiapan Pembelajaran ....................................... 49

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ................................... 50

3. Tahap Pasca Pelaksanaan Pembelajaran ......................... 50

F. Tehnik Pengumpulan data ................................................... 50

1. Instrumen Penelitian.......................................................... 50

2. Uji Coba Instumen Penelitian ........................................... 51

G. Tehnik Analisis Data .......................................................... 52

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

ix

1. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................... 52

2. Uji Hipotesis ................................................................. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................... 63

A. Deskripsi Data ................................................................... 63

1. Data Prestasi Belajar Fisika.......................................... 63

2. Data Konsep Diri ........................................................... 67

B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................. 70

1. Uji Normalitas ............................................................... 71

2. Uji Homogenitas ........................................................... 74

C. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasannya ................... 75

1. Pengujian Hipotesis Pertama ....................................... 77

2. Pengujian Hipotesis Kedua .............................................. 80

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ............................................. 81

4. Uji Lanjut Anava .............................................................. 82

D. Kelemahan Penelitian ........................................................... 84

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................ 85

A. Simpulan ............................................................................. 85

B. Implikasi ............................................................................. 86

C. Saran-Saran ......................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

x

DAFTAR TABEL

Tabel no. Halaman

1.1 Prosentase Kelulusan SMP Negeri 1 Ngancar ........................... 2

2.1 Tahapan/Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah ...................... 19

3.1 Tahapan pelaksanaan penelitian ................................................. 46

3.2 Desain faktorial .......................................................................... 47

3.3 Format Rangkuman Anava ........................................................ 62

4.1 Distribusi Frekwensi Prestasi Belajar Fisika pada kelas

Eksperimen Pertama .................................................................. 64

4.2 Distribusi Frekwensi Prestasi Belajar Fisika pada kelas

Eksperimen Kedua .................................................................. 65

4.3 Distribusi Frekwensi Konsep Diri pada kelas

Eksperimen Pertama .................................................................. 67

4.4 Distribusi Frekwensi Konsep Diri pada kelas

Eksperimen Kedua .................................................................. 68

4.5 Rangkuman Uji Normalitas....................................................... 71

4.6 Rangkuman Uji Homogenitas .................................................. 75

4.7 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel

Tak Sama ................................................................................... 76

4.8 Rangkuman Uji Lanjut Anava (Komparasi Ganda) .................. 82

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar no. Halaman

2.1 Mistar ............................................................................................ 28

2.2 Jangka sorong ................................................................................ 29

2.3 Mikrometer sekrup ......................................................................... 29

2.4 Neraca dua lengan dan neraca tiga lengan .................................... 31

2.5 Neraca kamar mandi ..................................................................... 31

2.6 Neraca elektronik .......................................................................... 32

2.7a Stopwatch digital .......................................................................... 34

2.7b Stopwatch analog ......................................................................... 34

2.8 Termometer klinis ……………………………………………… 35

2.9 Mengukur volume zat padat dengan satu gelas ukur ................... 36

4.1 Histogram Frekwensi Prestasi belajar Fisika pada Kelas

Eksperimen Pertama ..................................................................... 64

4.2 Histogram Frekwensi Prestasi belajar Fisika pada Kelas

Eksperimen Kedua ....................................................................... 65

4.3 Diagram Batang Perbandingan Rata-rata Prestasi Belajar

Fisika Kelas Eksperimen Pertama dengan Kelas Eksperimen

Kedua ............................................................................................ 66

4.4 Histogram Frekwensi Konsep Diri pada Kelas

Eksperimen Pertama ...................................................................... 68

4.5 Histogram Frekwensi Konsep diri pada Kelas

Eksperimen Kedua ....................................................................... 69

4.6 Diagram Batang Perbandingan Skor Konsep Diri Kelas

Eksperimen Pertama dengan Kelas Eksperimen Kedua ................ 70

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran no. Halaman

1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian .................................................. 90

2. Silabus Mata Pelajaran Fisika ...................................................... 91

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Demontrasi 3.1

dan format kegiatan Demontrasi ................................................. 92

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Diskusi 3.1

dan format kegiatan Diskusi......................................................... 99

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Demontrasi 3.2

dan format kegiatan Demontrasi .................................................. 107

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Dikusi 3.2

dan format kegiatan Diskusi ...................................................... 113

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Demontrasi 3.3

dan format kegiatan Demontrasi ................................................. 120

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Diskusi 3.3

dan format kegiatan Diskusi ...................................................... 126

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Demontrasi 3.4

dan format kegiatan Demontrasi ............................................... 133

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Diskusi 3.4

dan format kegiatan Diskusi ................................................... 140

11. Kisi-kisi angket konsep diri ...................................................... 147

12. Instrumen angket konsep diri .................................................... 148

13. Kisi- kisi Tes ............................................................................ 153

14. Soal tes try out .......................................................................... 158

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

xiii

15. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Konsep Diri................... 172

16. Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya

Beda Soal Tes Prestasi (Materi Pokok Pengukuran) ........ 180

17. Data Skor Nilai Prestasi Belajar dan Konsep Diri pada

Kelas Eksperimen Pertama ......................................................... 190

18. Data Skor Nilai Prestasi Belajar dan Konsep Diri pada

Kelas Eksperimen Kedua ............................................................ 192

19. Hasil Uji Normalitas Kriteria Konsep Diri Tinggi ...................... 193

20. Hasil Uji Normalitas Kriteria Konsep Diri Sedang .................... 194

21. Hasil Uji Normalitas Kriteria Konsep Diri Rendah ................... 196

22. Hasil Uji Normalitas Kelas Demontrasi ..................................... 197

23. Hasil Uji Normalitas Kelas Diskusi .......................................... 199

24. Hasil Homogenitas Kelas Demontrasi dengan Kelas Diskusi... 201

25. Hasil Homogenitas Kriteria Konsep Diri Tinggi, Sedang

Dengan Rendah .......................................................................... 203

26. Hasil Data Amatan Uji Anava Dua Jalan Sel Tak Sama ............. 205

27. Hasil Data Amatan Komparasi Ganda (Metode Scheffe’)........... 208

28. Dokumentasi Penelitian (Arsip Foto) ........................................ 210

29. Dokumentasi Penetitian (Format Kegiatan Pembelajaran) ........ 211

30. Perijinan...................................................................................... 218

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

xiv

ABSTRAK

Dionysius, S830208006, 2008. “ Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Metode Demontrasi Dan Diskusi Ditinjau Dari Konsep Diri Siswa” (Studi Kasus pada materi Pengukuran kelas VII di SMP Negeri 1 Ngancar Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009).

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui : (1). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan diskusi terhadap prestasi belajar fisika.(2). Pengaruh tingkat konsep diri siswa terhadap prestasi belajar fisika. (3). Interaksi antara metode demontrasi dan metode diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan tingkat konsep diri siswa terhadap prestasi belajar fisika.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2008 – April 2009, menggunakan metode eksperimen dengan mengambil dua kelompok secara acak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngancar Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diambil secara acak dengan melalui undian, sebagai kelas eksperimen pertama adalah kelas VII A, sedangkan untuk kelas eksperimen kedua adalah kelas VII B. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode tes dan angket. Data dianalisis dengan tehnik Anava dua jalan sel tidak sama dengan uji lanjut Anava menggunakan uji schefee’.

Hasil analisis didapatkan : (1). Terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan metode diskusi terhadap prestasi belajar fisika, sebab FA = 5,6047 lebih besar dari tabel F tabel = 3,9200. (2). Terdapat pengaruh tingkat konsep diri siswa tinggi dengan tingkat konsep diri rendah terhadap prestasi belajar fisika, sebab FB = 8,6834 lebih besar dari F tabel = 3,9200. (3). Terdapat interaksi antara metode demontrasi dan metode diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan tingkat konsep diri siswa terhadap prestasi belajar fisika, sebab FAB= 3,6842 lebih besar dari F tabel = 3,9200.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : (1). Terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. (2). Terdapat pengaruh tingkat konsep diri siswa tinggi dengan tingkat konsep diri siswa rendah terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. Siswa yang mempunyai tingkat konsep diri tinggi cenderung memperoleh prestasi belajar fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tingkat konsep dirinya rendah. (3). Terdapat interaksi antara metode demontrasi dan metode diskusi pada pembelajaraan berbasis masalah dengan tingkat konsep diri siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran.

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

xv

ABSTRACT

Dionysius, S830208006, 2008. “The Effect of Problem Based Learning Approach with Demonstration Method and Discussion method Learning Achievement Viewed from Student’s Self-concepts “ (A case Study to the Class Measurement and yunit For at Grade Seventh Student SMP Negeri 1 Ngancar, Kediri, in Year Academic of 2008/2009)

The aims of this research are to know: (1) The influence of problem-based learning approach the demonstration and of discussion. (2). The influence at student’s self-concepts to the student achievement. (3). Interaction between demonstration method and discussion of problem-based learning aprroed with student’s self-concepts students achievement.

This research has been done in July 2008 - April 2009, used the experimental method with two groups taken randomly. Population of this research is all student great seventh of SMP Negeri 1 Ngancar, Kediri in Year Academic of 2008/2009. The sample of this research is taken with randomly using lottery, as the first experiment grade is grade VII A, while the second experiment class I grade VII B. Data collection method used in this research is test and questionnaire method. Data has been analyzed with two way cell of Anova technique which is defferent filled cell feel not similar with anova continued test using schefee’ test.

From the result of analysis showned that: (1). There is a different influence using problem-based learning approach with demonstration and discussion method towards student achievement, because FA = 5,6047 is higher than Ftable = 3,900, (2). There an influence about student’s high self-concept level and the lower self-concept student towards student achievement, because FB = 8,6834 bigger than Ftable = 3,900, (3). There is an influence interaction between demonstration method and discussion in problem-based learning and student’s self-concept level towards student achievement, because FAB = 3,6842 greater than Ftable = 3,900.

Based on the dat analysis results it may be concluded that: (1). There is a defferent influence between using problem-besed learning approach and demonstration method and using problem-based learning approach with discussion method towards student achievement in measurement main subject matter. (2). There ini influence different between the high level student’s self-concept and the lower student’s seft-concept towards student achievement of meansurement main subject matter. The student with higher level self-concept often gets the student achievement compared with the lower level self-concept student. (3). There is an influence interaction between demonstration methods and discussion in problem-based learning with student’s level of self-concepts towards student achievement in the measurement main subject matter.

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan sumber

daya manusia yang berkualitas. Proporsional terbesar dalam upaya menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas diantaranya melalui pendidikan sekolah atau

formal dan pendidikan luar sekolah atau non formal. Pendidikan sekolah bernaung

dalam Pendidikan Nasional, harus semaksimal mungkin mendidik anak bangsa menjadi

tunas bangsa yang sesuai fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.(UU RI No.20, 2003. Pendidikan Nasional : 3).

Problem yang banyak muncul dalam dunia pendidikan adalah problem

bagaimana cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara

efektif dan efisien sehingga diharapkan siswa dapat menguasai konsep-konsep fisika,

bersikap ilmiah serta dapat menerapkan konsep-konsep tersebut sehingga harapannya

dapat mengatasi masalah-masalah yang ada di dalamnya.

Kenyataan saat ini masih banyak siswa yang belum dapat mencapai hasil belajar

yang diharapkan. Beberapa siswa menunjukkan nilai-nilai yang kurang meskipun telah

diberikan materi kondisi (waktu, materi) yang sama. Hal ini menurut hasil analisis

penelitian Bloom 1978 “ Setiap orang pada dasarnya dapat belajar apa saja jika

mendapat kondisi yang tepat”, akan tetapi untuk menciptakan kondisi yang tepat untuk

masing-masing siswa, bukan merupakan hal yang mudah.

1

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

2

Salah satu indikator yang dapat dijadikan alasan yang kuat pernyataan tersebut

di atas adalah pencapaian hasil Ujian Akhir Nasional di SMP Negeri 1 Ngancar

menunjukkan hasil yang masih jauh dari yang diharapkan seperti yang terangkum pada

tabel 1.1. dibawah ini:

Tabel 1.1. Prosentase Kelulusan SMP Negeri 1 Ngancar

Peserta LulusNo. Tahun

L P

Jumlah

L P

Jumlah Prosentase Nilai Rata-Rata

1 2005/2006 87 99 196 48 88 136 69 % 18,95

2 2006/2007 109 133 242 93 120 213 88 % 18,03

3 2007/2008 95 133 228 73 102 175 76 % 23,90

(Sumber : Dokumen Kurikulum SMP Negeri 1 Ngancar)

Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap seluruh keadaan

dirinya (Clara R.P, 1988 : 2). Pendapat yang lain, perasaan tentang diri disebut sebagai

kepercayaan diri atau self esteem (Amit Abraham, 2005 : 57). Di dalam konsep diri

terdapat pandangan, perasaan, pikiran, atau persepsi seseorang tentang dirinya sendiri

yang dapat bersifat psikologis, sosial, dan fisis seperti pandangan tentang fisiknya,

karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya, kegagalannya dan

lain-lain yang semuanya ini dapat mempengaruhi tingkah lakunya.

Menurut Rosenberg, 1965, seperti yang dikutip oleh Burns (1993 : 297) bahwa

konsep diri individu kelihatannya akan memainkan peranan yang cukup besar di dalam

hubungan sehari-hari, percakapan sehari-hari, sapaan dan keinginan-keinginan hati.

Ketika tahap usia anak yang terakhir pengaruh dalam pergaulan dengan kelompoknya

sangat mempengaruhi identitas dirinya. Disaat sebelum memasuki usia remaja biasanya

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

3

anak sudah merasa mampu untuk mengatasi identitas dirinya. Untuk mencapai identitas

diri, anak-anak harus mendapatkan jaminan secara batiniah bahwa mereka mampu

menjadi sosok pribadi yang mandiri dan merdeka (Hurlock, 1980 : 186). Pandangan

tentang diri atau konsep diri ini ada dua jenis yaitu konsep diri positif dan konsep diri

negatif. Dari dua jenis konsep diri ini peranan yang akan ditampilkan tentunya juga

berbeda karena konsep diri jelas-jelas menghasilkan suatu perspektif yang unik untuk

memandang hubungan seseorang dengan lingkungan sosialnya.

Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam

menerima pembelajaran antara lain faktor dari dalam diri orang tersebut dan faktor dari

luar diri orang tersebut. Faktor dari dalam diri orang tersebut ada bermacam-macam dan

salah satunya adalah konsep diri. Cara memandang diri sendiri atau konsep diri ini

tidaklah sama antara orang yang satu dengan yang lain. Pandangan yang tidak sama

inilah yang sering menyebabkan perbedaan tingkah laku dan daya serap siswa dalam

menerima pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar yang selama ini dilakukan sebagian besar guru lebih

menekankan pada pencapaian target kurikulum yang harus diselesaikan dan kurang

menekankan pemahaman konsep pembelajaran materi itu sendiri. Hal ini

mengakibatkan siswa cenderung hanya menghafalkan konsep dan belum memahami

maksud dan isi dengan jelas. Kenyataan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar

guru masih dominan, sedangkan siswa kurang terlibat aktif pada proses pembelajaran,

hal ini dapat jelas terlihat saat guru menyampaikan materi yang monoton dan belum

maksimal menggunakan pendekatan mengajar yang dapat mendorong siswa menjadi

aktif sehingga menjadikan mereka sebagai pendengar saja.

Keberhasilan pembelajaran merupakan keberhasilan siswa dalam membentuk

kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing siswa

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

4

dalam pembelajaran. Siswa yang lemah belajar akan mengalami kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran, menganalisa apa yang dipelajari, dan mengalami kesulitan

dalam memahami isi pembelajaran serta sulit membentuk kompetensi dan mencapai

tujuan pembelajarn yang diharapkan. Oleh karena itu perlu adanya metode khusus agar

siswa lebih termotivasi dalam belajarnya sehingga guru harus mampu berupaya untuk

menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera.

Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi,

maka akan semakin besar kemungkinan informasi tersebut dapat dimengerti dan

dipertahankan dalam ingatan. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik

untuk tugas seperti mengingat, mengenali dan menghubung-hubungkan fakta dan

konsep. Di lain pihak stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih baik apabila

pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-turut (sekuensial). Dengan alat bantu

mengajar maka akan dapat turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar

yang ditata dan diciptakan guru.

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah salah satu

alternatif dari sekian banyak pembelajaran inovatif yang ditawarkan dan sesuai dengan

karekteristik pembelajaran pengetahuan alam (IPA). Menurut Nurhadi (2004 : 109)

bahwa ”Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang

cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh

pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran”. Esensi Pembelajaran

Berbasis Masalah berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan

bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi

dan penyelidikan (Arends.R.I, 2008 : 41).

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

5

Metode demontrasi dan diskusi dipilih dalam penelitian ini karena sesuai tujuan dari

pembelajaran berbasis masalah untuk membantu siswa dalam meningkatkan

ketrampilan memecahkan masalah dengan dilibatkan dalam proses penyelesaian

masalah yang dialaminya. Menurut Roestiyah N.K dan Yumiati Suharto (1996 : 83)

bahwa ”Metode demontrasi adalah cara mengajar guru dapat menunjukkan,

memperlihatkan suatu proses, sehingga siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati,

mendengar, meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan guru”. Demontrasi

(Demonstration) berarti pertunjukan sebagai model pembelajaran dengan pendekatan

visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran

fisika (Paul Suparno, 2007 : 142), sehingga diharapkan dengan metode demontrasi,

proses penerimaan siswa terhadap materi yang diajarkan lebih mengena dan bermakna.

Pengertian metode diskusi menurut Syaiful dan Aswan Zain (2002 : 99) bahwa

”Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, kemudian siswa dihadapkan dengan

suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan untuk dibahas dan

dipecahkan bersama”. Harapan dengan metode ini siswa lebih berani mengeluarkan

pendapat atau ide yang akan meningkatkan kemampuan dan percaya diri siswa. Inti dari

diskusi adalah pembicaraan. Antara siswa dengan siswa mengadakan pembicaraan,

saling bertukar gagasan dan ide dengan yang lain; bahkan dapat juga saling bertukar

perasaan (Paul Suparno, 2007 : 129).

Melihat kondisi sekolah SMP Negeri 1 Ngancar Kabupaten Kediri yang berada

di wilayah yang cukup jauh dari kota dan letak secara geografis berada dekat dengan

Gunung Kelud, memaksa sebagian besar masyarakatnya banyak yang harus mencari

pekerjaan di luar daerah bahkan sampai di luar negeri dengan menjadi TKI (Tenaga

Kerja Indonesia) untuk meningkatkan ekonomi keluarganya. Hal ini menimbulkan

sebagian keluarga tersebut harus berpisah bahkan ada yang berantakan atau bercerai,

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

6

tentunya sebagian dari anak-anaknya yang masih menjadi pebelajar khususnya siswa-

siswi di SMP Negeri 1 Ngancar menjadi kurang mendapat perhatian dari kedua

orangtuanya sehingga kontrol sosialnya sangat lemah. Aktifitas belajar mereka

cenderung kurang terarah dan motivasinya menjadi rendah karena harapan untuk

melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi kurang, juga tingkat putus sekolah yang cukup

besar. Hal-hal ini menyebabkan anak harus mampu memandang dirinya agar dapat

diterima dan menyesuaikan di lingkungan sekolah yang mempengaruhi konsep dirinya

dan sekaligus prestasi belajarnya.

Dari fakta dan kondisi yang demikian mendorong peneliti untuk mengadakan

penelitian adanya pengaruh konsep diri terhadap prestasi siswa, maka salah satu untuk

membantu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan mengembangkan

suatu metode pembelajaran yang menekankan keterlibatan aktif siswa secara maksimal

dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan harapan mereka dapat menerapkan

pengetahuannya untuk memecahkan masalah, mempunyai keberanian menyampaikan

ide atau gagasan serta memiliki tanggung jawab terhadap tugasnya. Pemilihan

pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan diskusi dalam kegiatan

belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya karena kedua

model tersebut berdasarkan teori belajar kontruktivisme, dimana pengetahuan perlu di

bangun oleh siswa sehingga diperoleh pengetahuan yang bermakna.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti mencoba menerapkan

metode demontrasi dan diskusi dengan maksud agar dapat lebih baik dalam

meningkatkan prestasi belajar dan siswa belajar di sekolah akan lebih bermakna, jika

siswa mengalami sendiri di dalam belajarnya. Siswa akan menjadi lebih berhasil jika

mengingat yang dialaminya di sekolah, ketika terjun di masyarakat.

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

7

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang ,penulis dapat

mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Masih banyak guru yang melaksanakan proses pembelajan yang monoton.

2. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar fisika.

3. Masih banyak guru yang belum menggunakan metode pembelajaran yang variatif

4. Model pembelajaran yang dipakai selama ini masih cenderung kurang melibatkan

siswa secara aktif, sehingga perlu diberikan model pembelajaran yang mampu

meningkatkan rasa percaya diri siswa.

5. Rendahnya prestasi siswa dikarenakan kurang dukungan dari keluarga karena faktor

ekonomi dan lingkungannya.

6. Konsep diri siswa belum banyak mendapatkan perhatian oleh sebagian guru.

7. Kurangnya motivasi belajar siswa

8. Siswa kurang ketekunan untuk menyelesaikan soal atau masalah yang dihadapinya.

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan judul diatas dapat menimbulkan berbagai masalah dan jangkauan

penilaian yang sangat luas. Agar permasalahan dan ruang lingkup penelitian menjadi

jelas, maka penulis membatasi hal-hal sebagai berikut :

1. Subyek yang ditetili adalah siswa- siswi kelas VII pada semester ganjil tahun ajaran

2008/2009 pada SMP Negeri I Ngancar kabupaten Kediri.

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis masalah

dengan metode demontrasi dan diskusi.

3. Prestasi belajar siswa dibatasi pada hasil belajar pada pokok bahasan Pengukuran.

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

8

4. Hasil belajar yang diukur pada penelitian ini ditinjau dari kemampuan kognitif siswa

yang memiliki konsep diri tinggi, sedang dan rendah sedangkan pengukuran afektif

dan psikomotor siswa hanya sebagai lampiran untuk pertimbangan.

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi

dan diskusi terhadap prestasi belajar siswa?

2. Apakah ada pengaruh konsep diri positif (tinggi) dengan konsep diri negatif

(rendah) siswa terhadap prestasi belajar?

3. Apakah ada interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran

berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa?

E. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan masalah dan pembatasan yang telah dikemukakan,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan metode

demontrasi dan diskusi terhadap prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri positif (tinggi) dengan konsep diri negatif

(rendah) terhadap prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada

pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar fisika.

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

9

F. MANFAAT PENELITIAN

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

khususnya dalam dunia pendidikan dan umumnya untuk semua pihak yang berkaitan.

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan informasi pengaruh metode pembelajaran yang tepat dalam

pembelajaran terhadap hasil belajar.

b. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri dalam menyelesaikan tugas belajar

terhadap hasil belajar.

2. Manfaat praktis

a. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memilih metode yang tepat

dalam pembelajaran.

b. Memberikan sumbangan terhadap upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

c. Memotivasi pada pengajar untuk mengembangkan model dan metode

pembelajaran dengan menyesuaikan materi, situasi dan kondisi belajar.

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

1. Tinjauan Tentang Belajar

a. Pengertian Belajar

Arti belajar yang sesungguhnya belum diketahui orang sepenuhnya, karena

masalah belajar adalah masalahnya setiap orang, maka di lapangan terdapat bermacam-

macam cara pendekatannya. Ahli psikologi, ahli pendidikan memberikan definisi

sendiri-sendiri sebab itu dalam teori belajar banyak terdapat perbedaan-perbedaan.

Berawal dari pandangan yang menganggap siswa sebagai penerima yang pasif

dari berbagai fakta dan informasi, hingga pandangan yang menganggap bahwa siswa

adalah obyek yang aktif. Tinjauan mengenai belajar bermula dari penelitian tentang

tingkah laku manusia yang selanjutnya disebut behaviorisme hingga konstruktivisme.

Seperti seseorang yang akan bepergian maka perlu petunjuk atau peta maka teori belajar

ini merupakan uraian tentang jalan alternatif yang bisa ditempuh untuk sampai tujuan.

Teori belajar membantu guru dalam membantu siswa menemukan tujuan yang ingin

dicapai.

1). Kognitivisme

Kognitivisme didasarkan pada proses pemikiran yang terjadi dibalik tingkah

laku. Perubahan tingkah laku diamati dan digunakan sebagai indikator terhadap apa

yang terjadi di dalam pikiran. Golongan kognitivisme memandang belajar sebagai

proses yang melibatkan ”akusisi” atau ”reorganisai” struktur kognitif yang berfungsi

untuk memproses dan menyimpan informasi.

10

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

11

Dengan pengembangan psikologi developmental yang dikembangkan oleh

Ausubel. Aliran ini percaya bahwa seseorang akan memperoleh pengetahuan dengan

terus menerus memperbaiki skemata yang ada ketika informasi baru ini tidak sesuai

dengan struktur yang ada. Bila suatu infomasi dapat dipahami dengan pengetahuan yang

ada maka akan menguatkan pengetahuan yang telah ada. Dengan demikian proses

belajar tidak hanya dapat dilihat dari tampilan luar dalam bentuk unjuk kerja seeorang

tetapi dijelaskan dengan proses di dalam pikiran seseorang melalui peserta didik

menjelaskan secara lisan tentang yang dialami. Menurut paham kognitivisme peserta

didik harus aktif menerima informasi dari guru. Karena belajar terjadi akibat dari

partisipasi aktif peserta didik maka peran motivasi belajar menjadi sangat penting pada

siswa.

Menurut Winkel (1997 : 69) paham kognitivisme memandang bahwa aktivitas

kognitif dengan tujuan mengerti/memahami, harus dikembangkan menjadi kemampuan

kognitif. Untuk itu setiap peserta didik harus belajar, yaitu belajar berpikir dengan

peragaan maupun tanpa peragaan terutama dalam memecahkan masalah guna

memperoleh bekal dalam kehidupannya. Peserta didik akan lebih berhasil jika ia belajar

dengan menemukan sendiri apa yang ia pelajari, meskipun peranan guru masih tetap ada

di dalamnya, untuk itu masih dimungkinkan siswa dituntun oleh guru, misalnya

menyajikan suatu problem permasalahan dan mendampingi peserta didik untuk

menemukan pemacahannya dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terarah.

Ausubel dalam Winkel (1997 : 70) mengakui bahwa informasi disusun di dalam

struktur kognitif yang terdiri dari konsep yang spesifik maupun yang lebih umum. Bila

informasi baru datang, maka proses belajar akan terjadi dan bermakna, bila informasi

tersebut sesuai dengan struktur kognitif yang ada.

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

12

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa golongan penganut

teori-teori kognitif, mendefinisikan belajar sebagai reorganisasi perseptual atau

”cognitive fields” untuk memperoleh pemahaman dan memberikan umpan balik dari

suatu obyek.

2). Konstruktivisme

Teori belajar yang paling berpengaruh dalam pendidikan fisika yaitu teori

belajar konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar kognitif

yang dinyatakan oleh Piaget. Konstruktivisme didasarkan pada premis bahwa semua

orang mengkonstruksikan perspektifnya sendiri tentang dunia, lewat pengalaman

individual dan skema. Konstruktivisme menitikberatkan pada mempersiapkan pebelajar

untuk memecahkan masalah dalam situasi yang ambigu atau membingungkan.

Konstruktivisme percaya bahwa ”Pebelajar” mengkonstruksi kesadaran mereka

sendiri atau paling tidak menginterpretasikannya berdasarkan persepsi pengalaman

mereka sendiri, sehingga pengetahuan individual adalah sebuah fungsi dari pengalaman

awal seseorang, struktur mental, dan kepercayaan yang digunakan untuk

menginterpretasikan obyek atau kejadian. Sesuatu yang diketahui oleh seseorang

didasarkan pada persepsi pengalaman fisik atau sosial yang berkaitan dengan pikiran.

Menurut Depdiknas (2002 : 18) secara operasional teori konstruktivistik berawal

kondisi siswa dan kemampuan guru dalam memahami kondisi siswa dan lingkungan.

Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah proses yang aktif dimana siswa membangun

sendiri pengetahuannya (Paul Suparno, 2007 : 13). Disaat siswa menyusun atau

membangun sendiri pengertian dan pemahaman dari pengalaman baru yang didasarkan

pada pengetahuan dan keyakinan awal yang telah dimilikinya, guru diharapkan

memahami budaya, pengalaman hidup dan pengetahuan yang dimiliki siswanya, serta

pengalaman belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

13

pengetahuannya secara mendalam. Oleh sebab itu dituntut guru dapat mengembangkan

pemahaman konsep secara mendalam melalui pengalaman pembelajar yang autentik

dan bermakna, karena inti dari belajar adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam

belajarnya.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori konstruktivistik menekankan

pada kemampuan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman belajar

secara mendalam dan bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi suatu

perkembangan berpikir dengan membuat kerangka pengertian baru.

b. Teori – Teori Belajar

1). Teori Belajar Jerome Bruner

Inti belajar menurut Bruner ialah cara-cara orang memilih, mempertahankan,

dan mentransformasikan informasi secara aktif (Ratna Wilis Dahar, 1989 : 98). Belajar

merupakan proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di

luar (melebihi) informasi yang diberikan padanya. Teori Bruner tentang kegiatan belajar

manusia tidak terkait dengan umur tahap perkembangan. Pendekatan Bruner terhadap

belajar berdasarkan dua asumsi yaitu bahwa orang memperoleh memperoleh

pengetahuan merupakan proses interaktif dan orang mengkonstruksi pengetahuannya

dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang masuk

sebelumnya.

Menurut Bruner, jika seseorang mempelajari sesuatu penegtahuan, pengetahuan

itu perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu, agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi

dalam pikiran orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh

jika pengetahuan yang dipelajari itu melalui tiga tahap, yaitu :

a). Tahap enaktif, yaitu suatu tahap pembelajaran pengetahuan yang dipelajari aktif,

dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata.

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

14

b) Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran pengetahuan dimana pengetahuan itu

dipresentasikan dalam bentuk bayangan visual, gambar atau diagram yang

menggambarkan kegiatan kongkret.

c). Tahap simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu

dipresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, yaitu simbol-simbol arbiter

yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang dalam bidang yang bersaangkutan,

baik simbol verbal maupun abstrak yang lain.

Teori ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena pada penelitian ini juga

menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif dalam setiap proses belajar mengajar untuk

memperoleh pengetahuan dari pengalaman-pengalaman dan eksperimen-eksperimen

yang dilakukan. Dengan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti diharapkan siswa

memperoleh informasi baru atau pengalaman yang membuat siswa menjadi lebih

tertantang untuk lebih mengembangkan diri lebih baik maupun transformasi informasi

untuk menguji relevansi dan kebenaran pengetahuan yang didapatkan sebelumnya.

2). Teori Belajar Piaget

Perspektif kognitif seperti yang dikatakan menurut Piaget bahwa pebelajar

dengan umur berapapun terlibat secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan

mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Menurut Piaget, setiap individu mengalami

tingkat-tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut :

a). Sensorik – motorik (0 – 2) tahun.

b). Pra-operasional (2 – 7) tahun.

c). Operasional konkret (7 – 11) tahun.

d). Operasional formal (11 tahun – ke atas) (Ratna Wilis Dahar, 1989 : 152)

Hal ini dapat menjelaskan bahwa daya pikir berkembang pada anak-anak yang

masih belia yang memiliki sifat ingin tahu dan terus berusaha memahami dunia di

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

15

sekitarnya. Dari keingintahuan ini, memotivasi mereka untuk mengontruksikan secara

aktif representasi-representasi dibenaknya tentang lingkungan yang mereka alami.

Ketika umur mereka semakin bertambah dan mendapatkan semakin banyak kapasitas

bahasa dan ingatan, representasi mental mereka tentang dunia menjadi lebih rumit dan

abstrak. Akan tetapi, diseluruh tahap perkembangannya, kebutuhan anak untuk

memahami lingkungannya memotivasi mereka untuk menginvestigasi dan

mengonstruksikan teori yang menjelaskannya.

Analisis perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget dapat dipergunakan

untuk menyesuaikan dengan kurikulum terhadap kemampuan siswa. Pengetahuan dari

teori Piaget juga dapat membantu guru untuk menilai tingkat perkembangan kognitif

siswa. Ditinjau dari tingkat perkembangan tersebut, siswa SMP kelas VII sudah masuk

dalam tahap perkembangan formal karena sesuai dengan ciri-cirinya yaitu pemikiran

abstrak, hipotesis, deduktif dan induktif.

Oleh karena itu materi Pengukuran yang diberikan kepada siswa kelas VII dalam

penelitian ini sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Pada tahap ini

fokusnya tidak banyak pada apa yang sedang dikerjakan siswa, tetapi pada apa yang

mereka pikirkan selama mereka mengerjakannya. Meskipun peran guru dalam

pembelajaran berbasis masalah kadang-kadang juga melibatkan mempresentasikan dan

menjelaskan berbagai hal kepada siswa, tetapi lebih sering mengfungsikan diri sebagai

pembimbing dan fasilisator sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan

menyelesaikan masalahnya sendiri serta mengambil kesimpulan dari apa yang telah

diamati saat itu.

3). Teori Belajar John Dewey

Dalam bukunya yang berjudul Democracy and Education (1916), Dewey

mendeskripsikan pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

16

masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium untuk penyelidikan

dan pengatasan-masalah kehidupan nyata. Padegogi Dewey mendorong guru untuk

melibatkan siswa di berbagai proyek berorientasi masalah dan membantu mereka

menyelidiki berbagai masalah sosial dan intelektual penting.

Pembelajaran di sekolah seharusnya purposeful atau memiliki maksud yang jelas

dan tidak abstrak sehingga pembelajaran dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya

dengan memerintahkan anak-anak dalam kelompok-kelompok kecil untuk menangani

permasalahan yang mereka minati dan pilih sendiri.

Dari uraian di atas sesuai dengan visi pembelajaran yaitu dipusatkan pada

masalah atau problem-centered sehingga sangat mendukung pada penelitian yang

dilakukan yaitu menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Dalam hal ini guru

sebagai motivator yang memunculkan masalah dan mendorong mereka untuk

menyelidiki dan mencari jawabannya sendiri untuk memecahkan masalah tersebut

sesuai dengan apa yang diminatinya.

4). Teori Belajar Lev Vygotsky

Keyakinan Vygotsky untuk perkembangan intelektual anak menekankan pada

aspek sosial belajar. Disaat interaksi sosial dengan orang lain (guru atau teman sebaya)

memacu pengonstruksian ide-ide baru dan meningkatkan perkembangan intelektual

pebelajar. Menurut Vygotsky, pebelajar memiliki dua tingkat perkembangan yang

berbeda yaitu : a). Tingkat perkembangan aktual sebagai tingkat yang menetukan fungsi

intelektual individu saat ini dan kemampuannya untuk mempelajari sendiri hal-hal

tertentu. b). Tingkat perkembangan potensial sebagai tingkat yang dapat difungsikan

atau dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain, misalnya guru, orangtua, teman

sebayanya yang lebih maju.

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

17

Dengan tantangan dan bantuan yang tepat dari guru atau teman sebayanya yang

lebih mampu, siswa dapat mencapai ke zone of proximal development (zona yang

terletak diantara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial

pebelajar) tempat pembelajaran baru terjadi.

Teori ini sesuai dengan penelitian ini yaitu menggunakan pembelajaran berbasis

masalah dengan metode demontrasi, karena siswa dituntut untuk bekerja sama dengan

kelompok (aspek sosial) sehingga diharapkan siswa dapat bekerjasama atau kooperatif

dalam pemecahan masalah dengan bantuan yang tepat dari guru atau teman-temannya

sendiri.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan

masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi

pelajaran (Nurhadi, 2004 : 109). Dasar Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan

bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi

dan penyelidikan. Dengan memecahkan masalah persoalan, siswa dilatih untuk

mengorganisasikan pengertian dan kemampuan mereka. Pembelajaran berbasis masalah

digunakan untuk merangsang ketrampilan berpikir tingkat tinggi (higher-level thinnking

skills) dalam situasi berorientasi masalah, termasuk bagaimana belajar. Di samping itu

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) berusaha membantu siswa

untuk menjadi pembelajar yang independen dan self-regulated dengan dibantu oleh

guru-guru yang senantiasa memberi semangat dan reward ketika mereka mengajukan

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

18

pertanyaan dan mencari sendiri solusi untuk berbagai masalah riil, kelak siswa belajar

untuk melaksanakan tugasnya secara mendiri.

b. Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah.

Pembelajaran berbasis masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a).

Pembelajaran berbasis masalah tidak hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip atau

ketrampilan akademik tertentu. Pembelajaran berdasarkan masalah berpusat pada

pertanyaan atau masalah yang secara pribadi bermakna untuk siswa dalam situasi

kehidupan yang nyata. b). Meskipun pembelajaran berbasis masalah berpusat pada mata

pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu-ilmu sosial), akan tetapi masalah yang akan

diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa

meninjau masalah itu dari sudut padang mata pelajaran yang lain. c). Pembelajaran

berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan otentik untuk mencari

penyelesaian nyata terhadap masalah nyata sehingga harus menganalisa dan

mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,

mengumpulkan dan menganalis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),

membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.

c. Tujuan Utama Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan

intelektual; belajar tentang berbagai peran orang dewasa dengan melibatkan diri dalam

pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.

d. Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai

dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan

penyajian dan analisis hasil kerja siswa.

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

19

Tabel 2.1 Tahapan/sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah

FASE - FASE PERILAKU GURU

Fase 1

Memberikan orientasi tentang

permasalahannya kepada siswa

Guru membahas tujuan pembelajarn,

mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik

penting, dan memotivasi siswa untuk terlibat

dalam kegiatan mengatasi masalah.

Fase 2

Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan

dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar

yang terkait dengan permasalahannya.

Fase 3

Membantu investigasi mandiri dan

kelompok

Guu mendorong siswa untuk mendapatkan

informasi yang tepat, melaksankan

eksperimen, dan mencari penjelasan dan

solusi.

Fase 4

Mengembangkan dan mempresentasikan

artefak dan evhibit

Guru membantu siswa dalam merencanakan

dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat,

seperti laporan, rekaman video, dan model-

model, dan membantu mereka untuk

menyampaikan kepada orang lain.

Fase 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses

mengatasi masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi terhadap investigasinya dan proses-

proses yang mereka gunakan.

3. Metode Demontrasi

Demontrasi berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan.

Demontrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa

dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika (Paul Suparno,

2007 : 142). Metode demontrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu

peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat

diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful Sagala,

2005 : 210). Melalui metode demontrasi siswa berkesempatan mengembangkan

kemampuan mengamati segala benda yang terlibat dalam proses serta dapat mengambil

kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan dan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

20

yang didemontrasikan dapat dilihat dengan mudah oleh siswa melalui prosedur yang

benar sehingga materi yang diajarkan dapat dimengerti.

Kebaikan-kebaikan metode demontrasi antara lain : Perhatian siswa dapat

dipusatkan pada materi yang diajarkan; dapat membimbing siswa ke arah pemikiran

yang sama, dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan jika siswa hanya

membaca atau mendengarkan karena siswa mendapatkan gambaran yang jelas dari

pengamatan; menambah aktifitas siswa dalam belajar karena siswa melakukan kegiatan

peragaan sehingga persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat

diperjelas waktu proses demontrasi. Kelemahan-kelemahan metode demontasi antara

lain : tidak semua materi pelajaran dapat didemontrasikan di dalam kelas; diperlukan

keahlian dalam mendemontrasikan alat di dalam kelas; sebagian siswa tidak

memusatkan perhatian pada hal-hal yang didemontrasikan jika sudah pernah

melihat/mengalami sebelumnya.

4. Metode Diskusi

Diskusi Kelas (classroom discussion) adalah sebuah prosedur atau strategi

mengajar yang dapat digunakan sebagai satu-satunya strategi pengajaran atau

diterapkan di sejumlah model pengajaran (Arends R, 2008 : 74). Menurut

Kindvatter,Wilen, Ishler, 1990 seperti yang dikutip oleh Paul Suparno (2007 : 129) ”

Metode diskusi adalah motode pembelajaran dengan pembicaraan kelompok yang

bersifat edukatif, reflektif, terstruktur dengan dan bersama siswa lain.”. Menurut Syaiful

Sagala (2005 : 208) ”Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan tukar

pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematik pemunculan ide-ide

dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung

dalam kelompok itu yang diarahkan untuk pemecahan masalahnya dan untuk mencari

kebenaran ”. Jadi metode diskusi melibatkan siswa aktif dalam belajar, siswa dapat

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

21

menguji tingkat kemampuan dan penguasaan materi pelajarannya masing-masing

sehingga dapat menumbuhkan serta mengembangkan cara berpikir dan bersikap ilmiah.

Diskusi digunakan oleh guru untuk mencapai tiga pokok tujuan instruksional

yaitu : a). Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan membantu mereka

mengontruksikan pemahamannya sendiri tentang isi akademik. b). Meningkatkan

keterlibatan dan engagement siswa. c). Membantu siswa mempelajari berbagai

ketrampilan komunikasi dan proses berpikir yang penting. Diskusi berbasis masalah

digunakan untuk melibatkan siswa dalam kegiatan berpikir tingkat tinggi dan dengan

demikian mendorong mereka untuk melakukan investigasi intelektual sendiri. Dalam

diskusi ini, guru membantu siswa untuk menjadi sadar akan proses penalarannya sendiri

dan mengajari mereka untuk memantau serta mengevaluasi strategi belajarnya sendiri.

Kelebihan dari metode diskusi antara lain : Metode diskusi dapat melibatkan

semua siswa secara langsung dalam belajar; setiap siswa dapat menguji tingkat

pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran masing-masing dengan mengajukan dan

mempertahankan pendapatnya. Dalam diskusi diharapkan siswa akan memperoleh

kepercayaan akan kemampuan diri sendiri, juga dapat memberikan pemahaman sikap

demokratis dan sosial.

Kelemahan metode diskusi antara lain : Hasilnya tidak dapat diramalkan, karena

tergantung pada kepemimpinan siswa sendiri dan keterlibatan partisipasi anggota

kelompoknya; banyak terjadi dalam diskusi siswa kurang berani mengemukakan

pendapatnya; pelaksanaan diskusi sering hanya dikuasai oleh siswa yang menonjol saja.

5. Konsep Diri

Identitas itu berarti pengertian mampu berfungsi sebagai sosok pribadi yang

mandiri dan terpisah (Hurlock, 1980 : 185). Menurut Markus dan Nurius, 1986 seperti

yang dikutip oleh JF. Calhoun dan JR. Acocella (1995 : 39) :

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

22

Banyak aspek yang menyangkut diri adalah sesuatu yang biasa bagi psikologi. Aspek-aspek tersebut adalah fisik diri, diri sebagai proses, diri social, konsep diri dan citra diri. Dari kelima aspek ini, titik permulaan yang sangat baik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan adalah konsep diri karena bagian diri yang ini mempengaruhi setiap aspek pengalaman, pikiran, perasaan, persepsi, dan tingkah laku.

Diri dapat didefinisikan sebagai suatu susunan konsep hipotesis yang merujuk pada

perangkat komplek dari karakteristik proses fisis, perilaku dan kejiwaan dari seseorang.

Dengan cara yang sama diri adalah sebutan yang diberikan seseorang untuk apa yang

diyakininya merupakan kesatuan dari prinsip yang mempersatukan banyak aspek

kepribadian. Berdasarkan literatur yang peneliti baca dan asumsi dari peneliti bahwa

konsep diri itu penting dalam kehidupan sehari-hari maka penelitian akan

mengetengahkan pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, komponen-komponen

dan jenis-jenis konsep diri.

a. Pengertian Konsep Diri

William D. Brooks, 1974 seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat

(1993 : 99) berpendapat bahwa " Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang

diri kita ". Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Konsep diri

ini bukan sekedar gambaran deskriptif tetapi juga penilaian seseorang tentang dirinya

meliputi apa yang ia pikirkan atau apa yang ia rasakan tentang dirinya. Menurut Clara

Pudjijogyanti (1988 : 2) " Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap

seluruh keadaan dirinya ”. Hurlock (1980 : 184) mengemukakan bahwa konsep diri

adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya yang merupakan gabungan

dari keyakinan tentang dirinya sendiri, karakter fisik, psikologis, sosial, emosional, dan

prestasi.

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri dalam

penelitian ini adalah gambaran diri siswa yang mencakup pandangan, perasaan, pikiran

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

23

atau persepsi tentang dirinya sendiri yang dapat bersifat psikologis, sosial, dan fisis

seperti pandangan tentang fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya,

kelemahannya, kepandaiannya, kegagalannya, dan prestasi yang semuanya ini dapat

mempengaruhi tingkah lakunya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri

Menurut JF. Calhoun dan JR. Acocella seperti yang dikutip oleh RS. Satmoko

(1995 : 77-78) ada tiga faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang yaitu orang

tua, kawan sebaya, dan masyarakat. Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal

yang dialami anak dan yang paling kuat. Anak selain membutuhkan cinta orang tuanya

ia juga membutuhkan penerimaan dari teman-temannya. Anak adalah makluk sosial

yang membutuhkan masyarakat sekitarnya untuk kehidupannya. Hurlock (1980 : 185)

berpendapat bahwa yang mempengaruhi konsep diri adalah harapan orang tua, sikap

terhadap anggota keluarga, keadaan fisik anak, kematangan biologis, pengaruh radio

dan televisi, kesempatan sekolah, tuntutan sekolah, agama, pendapat teman sebaya,

masalah ekonomi keluarga, masalah pribadi keluarga, dan sikap terhadap teman sebaya.

Dari pendapat - pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi konsep diri berasal dari dalam atau dari luar diri individu sendiri.

c. Jenis- jenis Konsep Diri

Konsep diri ada dua jenis yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.

1). Konsep diri positif

Konsep diri positif (tinggi) dapat disamakan dengan evaluasi diri positif,

penghargaan diri yang positif, perasaan harga diri yang positif, dan penerimaan diri

yang positif. Oleh karena itu, Burn,R.B (1979 : 72) berpendapat bahwa istilah-istilah

konsep diri, sikap-sikap diri, dan perasaan harga diri adalah sinonim. Ketiga istilah ini

merupakan keyakinan seseorang yang dievaluasikan.

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

24

Alison Clarke-Stewart (1985 : 606) berpendapat bahwa anak yang memiliki

konsep diri positif akan mengembangkan rasa percaya diri; sedikit perasaan rendah diri

dan tidak mampu untuk melihat diri sendiri secara realistis; bersifat defensif seperti

malu dan menarik diri serta memiliki harga diri yang tinggi. Menurut Wicklund dan

Frey, 1980 seperti yang dikutip oleh RS. Satmoko dikatakan ” Konsep diri positif

bersifat stabil dan bervariasi ” . Orang dengan konsep diri positif dapat memahami dan

menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya. William D.

Brooks dan Phillips Emmert, 1976 seperti yang dikutip Jalaluddin Rakhmat (1993 :

105) orang yang mempunyai konsep diri positif ditandai dengan : yakin akan

kemampuannya mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian

tanpa rasa malu; menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan;

keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat; mampu

memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang

tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Dalam komunikasi interpersonal, D.E Hamachek menyebutkan karakteristik

orang yang mempunyai konsep diri positif seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat

(1993 : 106) menyebutkan bahwa : Ia menyakini betul-betul nilai-nilai dan prinsip-

prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya walaupun menghadapi pendapat

kelompok yang kuat, tetapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah

prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan bahwa itu salah;

mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebih-

lebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya; tidak

menghabiskan waktunya yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi

besok , apa yang telah terjadi waktu yang lalu dan apa yang akan sedang terjadi waktu

sekarang; memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan bahkan

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

25

ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran; merasa sama seperti orang lain

sebagai manusia tidak tinggi atau rendah walaupun terdapat perbedaan dalam

kemampuan tertentu, latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya dan

sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain,

paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabat; dapat menerima pujian

tanpa pura-pura rendah hati dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah;

cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya; sanggup mengaku kepada

orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan dari perasaan

marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam

sampai kepuasaan yang mendalam pula; mampu menikmati dirinya secara utuh dalam

berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif,

persahabatan atau sekedar mengisi waktu; peka pada kebutuhan orang lain, pada

kebiasaan sosial yang telah diterima dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak

bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa orang yang

mempunyai konsep diri positif adalah orang yang bersikap stabil dan bervariasi yang

dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang

dirinya, yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, setara dengan orang lain,

menerima pujian tanpa rasa malu, dan mampu memperbaiki diri.

2). Konsep Diri Negatif

Konsep diri negatif (rendah) sama dengan evaluasi diri yang negatif, membenci

diri, perasaan rendah diri, tiadanya perasaan menghargai pribadi dan penerimaan diri.

Orang yang tidak menerima dirinya sendiri cenderung tidak menerima orang lain.

Menurut JF. Calhoun dan JR Acocella (1995 : 7) ada dua jenis konsep diri negatif yaitu

: pandangan seseorang tentang dirinya benar-benar tidak teratur, ia memiliki perasaan

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

26

kestabilan atau keutuhan diri, konsep diri terlalu stabil dan terlalu teratur. Pada kedua

konsep diri negatif ini infomasi baru mengenai diri hampir menjadi penyebab

kecemasan dan ancaman pada dirinya. Jadi menurut definisinya, konsep diri yang

negatif meliputi penilaian yang negatif tentang diri, apapun pribadi itu tidak cukup baik.

Alison Clarke-Stewart (1985 : 606), anak yang memiliki konsep diri negatif akan

mengembangkan penyesuaian sosial yang kurang baik, mengalami perasaan yang tidak

menentu, inferioritas, menggunakan banyak mekanisme pembelaan, dan memiliki level

harga diri yang rendah, sedangkan William D. Brooks dan Phillip Emmert, 1976 seperti

yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (1993 : 107) tanda orang yang memiliki konsep

diri negatif yaitu : peka terhadap kritik, resposif sekali terhadap pujian, sikap hiperkritis

terhadap orang lain, cenderung merasa tidak disenangi orang lain, bersikap pesimis

terhadap kompetisi.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa orang yang berkonsep diri

negatif memandang dirinya terlalu teratur atau benar-benar tidak teratur; terlalu stabil

atau tidak stabil; peka terhadap kritik; responsif pada pujian; hiperkritis pada orang

lain; cenderung merasa tidak disenangi orang lain dan pesimis terhadap kompetisi. Jadi

konsep diri adalah konsep seseorang dari siapa ia dan apa dia itu. Konsep ini merupakan

bayangan cermin yang ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan dengan

orang lain dan apa yang kiranya reaksi orang lain terhadapnya. Setiap macam konsep

diri mempunyai aspek fisik dan psikologis. Aspek fisis terdiri dari konsep yang dimiliki

individu tentang penampilannya, kesesuaiannya dengan seksnya, arti penting tubuhnya

dalam hubungan dengan perilakunya dan gengsi yang diberikan fisiknya dimata orang

lain. Aspek psikologis terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan

ketidakmampuan, harga dirinya dan hubungan dengan orang lain.

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

27

Sehubungan dengan konsep diri yang dimiliki oleh siswa yang duduk di tingkat

sekolah menengah pertama maka dapat diamati aspek fisis dan aspek psikologis yang

dimiliki siswa. Aspek fisis yang merupakan sumber konsep diri siswa antara lain bentuk

tubuh, ada cacat tubuh atau tidak, bentuk wajah, cantik atau tidak dan penampilan

lainnya. Sedangkan aspek psikologis antara lain kepribadiannya, kemampuannya, dan

lain-lain. Selanjutnya Hurlock (1993 : 238) mengemukakan bahwa :

Karena konsep diri merupakan inti pola kepribadian, konsep ini mempengaruhi bentuk berbagai sifat. Bila konsep diri positif, anak mengembangkan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realistis. Kemudian mereka dapat menilai hubungan dengan orang lain secara tepat dan ini menumbuhkan penyesuaian sosial yang baik, sebaliknya jika konsep diri negatif , anak mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Mereka merasa ragu dan kurang percaya diri. Hal ini menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk.

Konsep diri yang sedang berkembang tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman

pergaulannya di sekolah (Cohen, 1976 : 96). Dari pernyataan diatas maka dapat

diartikan bahwa konsep diri akan mempengaruhi kualitas perilaku kepribadian

seseorang sehingga dapat menghambat perkembangan potensi yang ada pada dirinya..

6. Pembelajaran Fisika

Fisika adalah kumpulan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui observasi,

pengukuran dan penyelidikan oleh sekelompok orang (ahli) dengan proses ilmiah yang

disertai sikap ilmiah oleh para ahli. Jadi dalam fisika melibatkan produk ilmiah, proses

ilmiah dan sikap ilmiah. Produk ilmiah merupakan hasil dari konsep yang telah

diselidiki atau diteliti secara ilmiah berdasarkan fakta-fakta yang ada dengan melakukan

penelitian yang dapat dibuktikan kembali. Proses ilmiah merupakan proses metode

ilmiah yang didalamnya termasuk kecakapan berpikir dan mengemukakan alasan yang

diperlukan dalam penelitian ilmiah antara lain mengamati, mengukur, membuat

kesimpulan dan mengontrol variabel. Sikap ilmiah merupakan sikap yang ditunjukkan

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

28

dengan dapat membedakan fakta (kenyataan) dan opini (pendapat), menggunakan fakta

sebagai dasar argumentasi, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan

berargumentasi, selalu melakukan evaluasi diri, selalu mengembangkan sikap

keingintahuan, peduli terhadap lingkungan alam, sosial dan budaya serta berani

mengambil keputusan yang bertanggungjawab.

Pengukuran adalah kemampuan yang sangat diperlukan dalam belajar fisika

yang merupakan salah satu materi IPA khususnya fisika yang diberikan di SMP kelas

VII pada semester pertama/gasal sebagai materi pokok, karena merupakan basic atau

dasar materi fisika selanjutnya. Kegiatan pengukuran bagi siswa bukanlah hal baru,

karena hampir dalam kehidupan sehari-hari siswa sudah menerapkan pengukuran ,

misalnya pengukuran panjang, massa, volume dan suhu. Materi pokok pengkuran yang

diajarkan di SMP meliputi :

a. Standard dan Alat Ukur Panjang

1). Mengukur panjang dengan mistar

Gambar 2.1 Mistar

Siswa sering menggunakan mistar metric yang panjangnya 30 cm. Jarak antara

dua garis tebal yang berdekatan yang diberi angka pada mistar ini sama dengan satu

centimeter. Jarak terdekat antara dua garis yang lebih tipis sama dengan satu millimeter.

Perhatikan bahwa 10 milimeter di dalam satu centimeter. Karena satu bagian skala

terkecil mistar adalah mm atau 0,1 cm maka ketelitian mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm.

Dalam menggunakan mistar, mata harus tepat tegak lurus pada tanda garis skala

yang akan dibaca. Jika posisi mata miring maka hasil bacaan tidaklah tepat.

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

29

2). Mengukur panjang dengan jangka sorong

Gambar 2.2 Jangka sorong

Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar atau dimensi

dalam suatu benda. Bagian-bagian dari jangka sorong adalah rahang tetap dan rahang

sorong dan memilki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius atau vernier. Jangka

sorong lebih teliti daripada mistar karena jangka sorong mempunyai ketelitian adalah

0,1 mm.

3). Mengukur panjang dengan mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur dimensi (diameter) luar suatu

benda yang sangat pendek atau kecil, seperti diameter kawat atau ketebalan suatu benda

yang tipis. Mikrometer sekrup ditunjukkan pada gambar. Jika selubung luar diputar

lengkap 1 kali maka rahang geser dan juga luar maju atau mundur 0,5 mm. Karenaa

selubung luar memilki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak

atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm / 50 = 0,01 mm. Bilangan 0,01 mm ini

merupakan ketelitian mikrometer sekrup.

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

30

b. Standar dan alat ukur massa

Standar satuan untuk massa adalah kilogram yang bisa disingkat dengan kg.

Standar Internasional untuk massa adalah sebuah silender platina iridium yang disebut

kilogram standar. Kilogram standar ini disimpan di lembaga Berat dan Ukuran

Internasional, Sevres, dekat Paris. Berdasarkan perjanjian internasional, kilogram

standar ini ditetapkan memiliki massa satu kilogram. Jadi, satu kilogram adalah massa

sebuah kilogram standar yang disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional.

Dengan meniru kilogram standar, dibuatllah standar sekunder. Standar sekunder ini

kemudian disebarkan ke badan- badan metrologi berbagai negara. Massa berbagai

benda lain dapat ditentukan dengan menggunakan neraca berlengan sama.

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai satuan ons, kuintal, dan ton.

Hubungan ketiga satuan ini dengan 1 kg adalah 1 ons = 0,1 kg , 1 kwintal = 100 kg,

1 ton = 1.000 kg. Satu liter air murni yang suhunya 4oC mempunyai massa 1 kilogram.

Alat untuk mengukur massa adalah neraca dan. anak timbangan. Oleh karena dua buah

benda yang massa dan tempatnya sama akan mempunyai berat yang sama, maka

mengukur massa sebuah benda dengan neraca, sama dengan menimbang berat benda

itu. Berbagai macam neraca, diantaranya yaitu neraca pasar, neraca lengan atau neraca

O’hauss, neraca kamar mandi, dan neraca elektronik.

1). Mengukur massa dengan neraca pasar

Neraca pasar biasanya digunakan untuk menimbang berbagai kebutuhan pokok

rumah tangga sehari-hari, seperti gula, beras, ikan,sayur mayur. Benda yang akan

diukur massanya diletakkan di salah satu sisi timbangan. Pada sisi timbangan lainnya

diletakkan beberapa anak timbangan sehingga terjadi keseimbangan. Apabila sudah

seimbang, maka massa benda di piringan sebelah kiri sama dengan massa anak

timbangan yang ada di piringan sebelah kanan.

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

31

2). Mengukur massa dengan neraca lengan

Gambar 2.4 Neraca dua lengan dan neraca tiga lengan

Neraca lengan ada dua macam yaitu neraca dua lengan dan neraca tiga lengan.

Cara kerja neraca dua lengan sama dengan neraca pasar. Sementara pada neraca tiga

lengan , sebelum dilakukan penimbangan, penunjuk harus diletakkan pada posisi nol

disebelah kiri. Setelah benda diletakkan maka ketiga penunjuk digerakkan sampai pada

posisi seimbang. Neraca tiga lengan mempunyai 3 lengan berskala yang terdiri atas

lengan yang setiap garis tebal yang terdekat bernilai 100 gram, lengan kedua garis tebal

yang terdekat bernilai 10 gram, sedangkan lengan ketiga setiap garis tebal yang

berdekatan bernilai 1 gram.

3). Mengukur massa dengan timbangan badan

Gambar 2.5 Neraca kamar mandi

Jika seorang bermasalah dengan berat badannya dan mengikuti progam diet,

umumnya akan memilki timbangan badan. Neraca ini diperlukan untuk memantau

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

32

terutama berat badannya setiap hari. Timbangan badan ini sering disebut neraca kamar

mandi karena umumnya neraca ini ditaruh di dekat kamar mandi.

Untuk menggunakan neraca ini, terlebih dahulu harus mengatur jarum penunjuk

tepat pada skala nol. Ini dilakukan dengan memutar-mutar suatu tombol pengatur yang

umumnya terletak di bagian depan atau bawah. Jika prosedur ini tidak dilakukan, maka

hasil bacaan akan salah. Selanjutnya orang yang akan diukur massanya akan naik ke

atas neraca dan berdiri tegak, seperti gambar.. Jarum penunjuk akan bergerak ke kanan

dan berhenti pada suatu angka. Angka inilah yang menyatakan berat orang tersebut

dalam kilogram.

4). Mengukur massa dengan neraca elektronik

Gambar 2.6 Neraca elektronik

Neraca elektronik sangat praktis digunakan karena massa benda yang diukur

secara otomatis langsung terbaca di layar. Papan timbangan berbentuk lingkaran pada

neraca elektronik dikelilingi kaca agar benda yang ingin diketahui massanya terlindung.

Massa benda dapat terukur secara akurat dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka

(digital). Di dalam pengoperasiannya, neraca ini menggunakan tenaga listrik.

c. Standar alat ukur waktu

Waktu merupakan ukuran yang dipakai untuk mengetahui kejadian yang telah

berlangsung atau berjalan. Standar untuk satuan waktu adalah sekon (s) atau detik.

Secara kasar dapat memperkirakan selang waktu 1 sekon. Satu sekon kira-kira sama

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

33

dengan selang waktu mengucapkan satu kata yang terdiri dari empat huruf, misalnya

”kaca” secara berurutan, maka ucapan kaca yang pertama menyatakan 1 sekon, ucapan

kaca yang kedua menyatakan 2 sekon , ucapan kaca yang ketiga 3 sekon dan

seterusnya.

Satuan waktu lainnya yang sering digunakan dalam sehari- hari adalah

menit, jam, dan hari. Hubungan antara menit, jam dan hari adalah 1 menit

= 60 sekon, 1 jam = 1 jam x 60 menit / jam x 60 sekon / menit =

3.600 sekon , 1 hari = 1 hari x 24 jam / hari x 60 menit / jam x 60 sekon / menit

= 86.400 sekon.

Semua kejadian yang berulang secara teratur dapat digunakan untuk mengatur

waktu. Jadi secara prinsip, pengukuran dilakukan dengan menghitung pengulangan

kejadian. Sebagai contoh, detak jantung berulang secara teratur. Karena itu secara kasar

detak jantung dapat digunakan untuk mengukur waktu. Pengulangan kejadian pada

bandul, getaran pegas juga dapat digunakan untuk mengukur waktu.

Standar waktu tergantung pada alat ukur waktu yang digunakan. Pada

awalnya sebelum ditemukan jam atau stopwatch orang menggunakan kejadian

alam yang berulang yaitu waktu putar bumi pada porosnya (rotasi bumi).

Satu kali rotasi bumi ditetapkan 1 hari. Dari standar 1 hari inilah satu sekon

didefinisikan berdasarkan hari matahari rata-rata. Satu sekon didefinisikan sebagai :

1 sekon x [ 1/60 ] menit/sekon x [ 1/60 ] jam/menit x [ 1/24 ]

hari/jam = 1 hari

86.400

Dengan ditemukannya jam atom, satu sekon didefinisikan sebagai berikut : satu

sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom Celsium 133 untuk melakukan

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

34

getaran sebanyak 9.192.631.770 kali. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur

besaran waktu antara lain sebagai berikut :

1). Mengukur waktu dengan jam matahari

Jam matahari adalah jam pertama yang diciptakan hampir 3.000 tahun yang lalu.

Secara prinsip jam matahari mengukur dengan menggunakan gerakan bayangan dari

benda diam, bentuk oleh sinar matahari

2). Mengukur waktu dengan jam pasir

Jika matahari tidak bersinar maka jam matahari tidak dapat digunakan. Karena

itu orang jaman dahulu menggunakan jam pasir. Selang waktu pasir pada bagian atas

gelas yang jatuh seluruhnya ke bagian bawah selalu tetap. Karena itu jam pasir ini pun

dapat digunakan untuk mengukur waktu. Misalnya, diperlukan setengah jam oleh

seluruh pasir pada bagian atas untuk jatuh ke bagian bawah , maka setiap setengah jam,

jam pasir harus dibalik.

3). Mengukur waktu dengan arloji atau stopwatch

Gambar 2.7 a Stopwatch digital 2.7 b. Stopwatch analog

Alat ukur waktu yang umumnya digunakan orang dalam sehari-hari adalah

arloji. Arloji analog umumnya memiliki tiga jarum, yaitu jarum jam, jarum menit, dan

jarum sekon. Jarum jam bergerak satu skala tiap satu jam, jarum menit bergerak satu

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

35

skala tiap menit, sedangkan jarum sekon bergerak satu skala tiap sekon. Satu jam sama

dengan 60 menit dan 1 menit sama dengan 60 sekon.

Pada arloji digital modern, yang mengukur waktu berdasarkan banyaknya

getaran yang dilakukan oleh sebuah kristal kuarsa yang sangat kecil. Cara membaca

pada arloji digital lebih mudah bandingkan dengan arloji analog yaitu tinggal membaca

angka yang ditunjukkan pada arloji digital. Sepasang angka paling depan menunjukkan

jam, sepasang angka berikutnya menunjukkan jumlah menit, dan sepasang angka

terakhir menunjukkan jumlah detik.

Untuk mengukur selang waktu yang lebih singkat, misalnya selang waktu dari

perlombaan lari 100 m, lebih tepat jika menggunakan sebuah stop watch. Ada dua jenis

stop watch yaitu stop watch analog dan stopwatch digital. Ditunjukkan dengan gambar

2.6 b. stopwatch analog dijalankan dan dihentikan dengan menekan tombol yang sama.

Ketika pelari mulai berlari dari garis start, pada saat itulah ditekan sebuah tombol, dan

saat pelari tiba di garis finish, maka ditekan tombol itu lagi. Setelah membaca hasil

catatan selang waktu lari maka harus menekan tombol yang lain lagi untuk

mengembalikan jarum penunjuk ke skala nol. Stopwatch digital (ditunjukkan dalam

gambar 2.6 a) lebih teliti daripada stop watch analog. Stopwatch digital dapat mengukur

waktu teliti sampai 0,001 sekon sedangkan stopwatch analog hanya teliti sampai 0,1

sekon.

d. Alat ukur suhu

Gambar 2.8. Termometer klinis

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

36

Alat ukur suhu adalah termometer. Ada berbagai macam termometer. Salah

satunya adalah termometer klinis. Bagian-bagian dari termometer klinis adalah tabung,

bagian menyempit dan pipa kapiler. Cairan yang digunakan adalah raksa. Skala

termometer diperpanjang beberapa derajat pada ke dua sisi dari suhu badan normal,

37 0 C, seperti ditunjukkan pada gambar 2.8.

e. Alat ukur volume

Minyak tanah 1 liter, darah 100 cc. Satuan –satuan volume ini sering dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari. Volume 1 liter (1 L) sama dengan 1 dm3, volume 1 cc

sama dengan 1 milimeter (1 mL) atau 1 cm3

1 L = 1 dm3 = 1/1000 m3

1 cc = 1 mL = 1 cm3 = 1 / 1000.000 m3 = 0,000001 m3

Volume zat cair sering diukur dalam liter atau mililiter (mL). Misalnya air

minum yang dijual di pasaran ada yang dikemas dalam botol plastik yang volumenya

satu liter. Volum sampai dengan satu liter dapat di ukur dengan menggunakan gelas

ukur. Volume zat padat yang bentuknya tidak teratur, seperti batu, bolpoin, sendok tidak

dapat dihitung dengan cara pengukuran tidak langsung.

Gambar 2.7 Mengukur volume zat padat dengan satu gelas ukur

50

40

30

20

10

50

40

30

20

10

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

37

Volume zat padat yang bentuknya tidak teratur dan berukuran tidak terlalu besar

dapat diukur secara langsung dengan mengunakan gelas ukur. Adapun langkah-langkah

menentukan volume zat padat dengan gelas ukur adalah : Isi gelas ukur kosong dengan

air kira-kira setengahnya, kemudian baca volumenya (V1 mL), lalu masukkan zat padat

(misalnya batu) ke dalam gelas ukur sehingga permukaan air akan naik kemudian

bacalah volumenya (misalnya V2 mL) maka volum zat padat sama dengan selisih hasil

kedua bacaan yaitu : Volum zat padat = (V1–V2)mL.

7. Prestasi dan Evaluasi Belajar

a. Pengertian Prestasi dan Evaluasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal penting dalam proses balajar mengajar, karena

dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam

kegiatan belajar yang telah dilaksanakan sepanjang rentang kehidupan manusia.

Manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Berikut ini pendapat para ahli dalam mendefinisikan pengertian prestasi belajar.

Menurut Nurhadi, prestasi belajar adalah “ Kemampuan siswa secara

independent menggunakan pengetahuannya untuk mengusahakan masalah-masalah baru

dan belum pernah dihadapi sarta memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajar

seiring dengan peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka “. (Nurhadi , 2004 :

49). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1997 : 700) bahwa ” Prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru ”. Jadi dengan adanya

nilai yang diberikan oleh guru akan dapat ditentukan apakah prestasi belajar siswa baik

atau masih kurang.

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

38

Dari pendapat diatas dapat diambil suatu pengertian bahawa prestasi belajar

adalah hasil maksimum atau kemampuan nyata yang dicapai oleh seseorang melalui

proses belajar dalam waktu tertentu. Prestasi yang diperoleh satu siswa tidak akan sama

dengan siswa yang lainnya. Untuk menentukan prestasi siswa dalam suatu pelajaran

perlu adanya evaluasi. Menurut Nurhadi evaluasi adalah “ Penilaian yang dilakukan

untuk memperoleh informasi tentang kemajuan dan hasil belajar dalam ketuntasan

penguasaan kompetensi Penilaian di sekolah dan madrasah (internal) dilakukan dalam

bentuk ulangan harian dan penguasaan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar di

kelas“ (Nurhadi, 2004 : 30). Jadi evaluasi hasil belajar merupakan suatu usaha yang

bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana siswa telah memiliki pengalaman-

pengalaman belajar yang berhubungan dengan pelajaran yang telah dipelajarinya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang diperoleh tiap-tiap orang tidak akan selalu sama. Hal ini

bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1). Faktor internal

Faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam individu

yang belajar. Yaitu faktor yang terdiri dari faktor fisik atau jasmani dan faktor mental

psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan badan lelah, sedangkan faktor mental

psikologis terdiri dari faktor kecerdasan atau intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan,

dorongan ingin tahu dan konsep dirinya.

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

39

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari luar individu

yang belajar, yaitu faktor-faktor dalam fisik lingkungan, sarana fisik dan non fisik yang

menunjang proses belajar mengajar. Kondisi eksternal yaitu mengenai hal dalam situasi

belajar yang dapat dikontrol oleh pengajar, sehingga kondisi belajar yang eksternal

dapat diatur atau dikontrol dan hanya merupakan suatu bagian dari proses belajar, ini

merupakan tugas guru yang utama dalam mengajar.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Sebagai bahan perbandingan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian terdahulu

yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan, agar dapat memberikan

gambaran yang jelas.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Sulistyorini (1999) dengan judul ”Pengaruh

Konsep Diri Terhadap Penyesuaian Diri Siswa di Sekolah, Kelas II SMUK Petra IV

Surabaya”, dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konsep diri

siswa di sekolah dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penyesuaian siswa

di sekolah antara siswa yang berkonsep diri positif dengan siswa yang berkonsp diri

negatif. Jadi, dalam penelitian Dian Sulistyorini yang menjadikan peneliti ambil

sebagai hasil penelitian yang relevan adalah sama-sama menggunakan konsep diri

siswa untuk melihat pengaruhnya terhadap siswa, sedangkan perbedaannya adalah

dalam penelitian Dian Sulistyorini tidak memperhatikan hasil perbedaan prestasi

belajar siswa yang dicapai, sedangkan disini Peneliti menggunakan metode

pembelajaran untuk mengetahui perbedaan hasil prestasi belajar siswa yang

dipengaruhi oleh konsep dirinya.

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

40

2. Sudaryono (2007) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran

Berbasis Masalah dengan metode Demontrasi dan Diskusi, dengan kemampuan

awal siswa terhadap prestasi belajar siswa”, dengan tujuan 1). Untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran fisika berbasis masalah dengan metode demontrasi dan

diskusi terhadap prestasi belajar siswa. 2) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan

awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar siswa. 3) Untuk

mengetahui interaksi antara kemampuan awal dengan metode demontrasi dan

diskusi pada pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar siswa. Jadi

dalam penelitian Sudaryono sama-sama menggunakan metode pembelajaran

berbasis masalah dengan metode demontrasi dan diskusi, sedangkan perbedaanya

pada penelitian Sudaryono menggunakan kemampuan awal siswa tetapi disini

Peneliti menggunakan konsep diri siswa.

C. KERANGKA BERPIKIR

Dari kajian teori di atas dapatlah disusun kerangka pemikiran guna memperoleh

jawaban sementara atas permasalahan yang timbul. Mengajar bukanlah pekerjaaan yang

ringan karena saat ini guru dituntut untuk dapat memberikan materi yang akan diajarkan

dapat diterima oleh peserta didik dengan baik dan menyenangkan sesuai dengan

perkembangan kemajuan tehnologi sekarang. Dalam waktu yang sama tidak semua

siswa dapat menguasai dan memahami bahan pelajaran yang diajarkan. Jadi, ada siswa

yang langsung dapat memahami dan ada yang lambat memahami, dalam hal ini konsep

diri yang dimiliki siswa berbeda-beda.

Untuk mendorong minat dan perhatian siswa dalam mempelajari pelajaran yang belum

dimengerti atau keinginan memperdalam dan memperluas materi yang diberikan perlu

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

41

ada variasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mengalami secara

langsung yang dipelajari dan dapat menerapkan di dalam kehidupan nyata sehari-hari.

1. Pengaruh model pembelajan berbasis masalah (PBL) terhadap prestasi belajar

Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan diharapkan siswa dapat

mengalami secara langsung dan nyata untuk menjawab masalah yang dihadapinya

dalam pembelajaran, maka digunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan

metode demontrasi dan diskusi yang bertujuan agar ada peningkatan prestasi belajar

siswa. Peserta didik akan lebih berhasil jika mereka belajar dengan menemukan sendiri

apa yang dipelajarinya, meskipun peranan guru masih tetap ada di dalamnya, misalnya

menyajikan problem permasalahan dan guru mendampingi untuk memecahkannya

dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terarah. Menurut Ausubel proses belajar

akan terjadi dan bermakna bila informasi sesuai dengan struktur kognitif yang ada dan

belajar juga merupakan proses yang aktif siswa membangun sendiri pengetahuannya

(Paul Suparno, 2007 : 3). Dalam demontrasi siswa dibimbing ke arah pemikiran yang

sama sehingga mengurangi kesalahan-kesalahan dibandingkan kalau mendengar atau

membaca sendiri karena mendapat gambaran yang jelas dari pengamatan secara nyata

atau tiruannya. Dari dasar diatas pembelajaran berbasis masalah dengan metode

demontrasi akan diduga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang lebih tinggi

dibandingkan dengan menggunakan metode diskusi.

2. Pengaruh konsep diri siswa terhadap prestasi belajar

Peranan konsep diri terhadap prestasi belajar sangat besar, hal ini disebabkan

karena dalam proses belajar mengajar siswa perlu memiliki rasa percaya diri akan

kemampuan dan dapat memahami serta menerima fakta-fakta yang ada pada dirinya.

Konsep diri siswa terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif (tinggi) dan konsep diri

rendah (negatif). Siswa yang memiliki konsep diri positif akan memiliki keyakinan pada

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

42

kemampuannya untuk mengatasi persoalan dan sanggup mempertahankan prinsip atau

nilai-nilai tertentu walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat dibandingkan

dengan siswa yang memiliki konsep diri negatif yang biasanya bersikap pesimis

terhadap kompetisi, maka dari dasar tersebut diduga siswa yang memiliki konsep diri

positif (tinggi) akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang memiliki konsep diri negatif (rendah).

3. Interaksi pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi

belajar

Dalam proses pembelajaran guru mencoba bermacam-macam cara penyajian

materi pelajaran yang akan dilaksanakan. Semua mempunyai tujuan agar proses belajar

dapat berlangsung dengan baik dan berhasil prestasi belajarnya. Oleh sebab itu yang

perlu diperhatikan oleh guru dalam menyampaikan informasi pelajaran agar materi

terserap dan lebih mudah diterima serta dipahami siswa adalah menggunakan media

sebagai alat bantu, ini harus dapat menimbulkan keaktifan belajar siswa, sehingga siswa

cepat memahami serta menguasai materi yang akan disampaikan.

Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak terpisahkan satu dengan

yang lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan sebagai subyek yang

menerima pelajaran dan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru

sebagai pengajar. Dua konsep pembelajaran menjadi terpadu dalam kegiatan belajar

mengajar. Apabila terjadi interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, pada saat

pembelajaran berlangsung interaksi guru dengan siswa, siswa dan siswa, saat

pembelajaran berlangsung interaksi tersebut memegang peranan yang penting untuk

mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Sampai saat ini pendidikan kita mesih

didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang

harus dihafalkan. Di dalam kelas masih ada sebagian guru mengganggap sebagai

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

43

sumber utama pengetahuan, sehingga ceramah dianggap sangat cocok untuk dipakai

sebagai strategi belajar. Oleh karena itu diperlukan strategi baru yang memungkinkan

siswa dilibatkan lebih banyak dalam belajar mengajar dan tidak hanya diminta

menghafalkan saja sehingga mendorong siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan

dibenaknya sendiri. Dari landasan konstruktivisme, pembelajaran berbasis masalah

dapat dijadikan alternatif strategi belajar yang baru. Melalui pembelajaran berbasis

masalah, siswa diharapkan lebih banyak mengalami sendiri proses belajarnya dan bukan

menghafal saja.

Terjadinya perubahan karena proses pembelajaran tergantung pada dua faktor

utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari

dalam diri siswa misalnya konsep dirinya. Faktor konsep diri siswa sangat besar

mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai. Sebagai contoh konsep diri antara siswa

yang satu dengan yang lainya berbeda-beda. Dewasa ini ada kecenderungan untuk

kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar dengan baik jika lingkungan

diciptakan secara alamiah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan konsep belajar

yang membantu guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapanya dalam kehidupan yang nyata sebagai anggota keluarga atau

masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam

bentuk kegiatan, siswa bekerja dan mengalami, bukan tranfer pengetahuan guru ke

siswa. Pada kenyataannya konsep untuk belajar siswa dengan pembelajaran berbasis

masalah berbeda-beda. Jadi, dapat diduga belajar secara langsung sangat dipengaruhi

oleh konsep diri siswa yang menentukan baik dan kurangnya prestasi belajarnya.

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

44

Agar mempermudah kerangka berpikir tersebut, maka digambarkan paradigma

penelitian, lihat gambar 2.1

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis

masalah dengan metode demontrasi dan diskusi terhadap prestasi belajar fisika;

mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang berkonsep diri positif dengan negatif;

mengetahui interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis

masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan faktorial 2 x 2 dengan

tehnik analisis varian (ANAVA) dua jalan sel tak sama. Populasi penelitian adalah

semua siswa kelas VII pada SMP Negeri 1 Ngancar Kabupaten Kediri. Tehnk sampling

yang digunakan adalah klaster random sampling dengan 43 siswa untuk eksperimen

Pengamatan awal Masalah

Masalah

Penelitian

Data pengukuran

Analisa (anava dua jalan)

Menguji hipotesis

Data Pengamatan

Statistik

Terbukti

Teori belajar

Hipotesis

Tidak terbukti

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

45

pertama dan 46 siswa untuk eksperimen kedua. Teknik pengumpulan data adalah tehnik

tes untuk memperoleh data prestasi siswa. Teknik analasis data menggunakan anava dua

jalan. Berdasakan hasil diperoleh Fa = 5,6047; Fb = 3,8634; Fab = 5,6842, sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara metode demontrasi dan diskusi terhadap

prestasi belajar siswa; ada pengaruh antara konsep diri siswa terhadap prestasi belajar

siswa; ada interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis

masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa.

Siswa yang berkonsep diri positif akan memperoleh prestasi belajar yang lebih

baik daripada siswa yang berkonsep diri negatif, hal ini dikarenakan konsep diri pada

siswa sangat mempengaruhi minat, rasa ingin tahu dan ketrampilan memecahkan

masalah yang dihadapi serta keberanian mengungkapkan pendapat sehingga prestasi

belajarnya menjadi lebih tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi terbuktinya hipotesis.

Kemungkinan ada beberapa siswa yang tidak sungguh-sungguh mengerjakan tes dengan

baik karena tidak konsentrasi atau ada gangguan dari teman-teman yang lainnya

sehingga mempengaruhi tidak terbuktinya hipotesis.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori serta kerangka berpikir pada penelitian ini, maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan

diskusi terhadap prestasi belajar siswa.

2. Terdapat pengaruh konsep diri positif (tinggi) siswa dengan konsep diri negatif

(rendah) siswa terhadap prestasi belajar siswa.

3. Terdapat interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis

masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa.

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli 2008 sampai April 2009 bertempat di

SMP Negeri 1 Ngancar, Jl. Manggis – Ngancar Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Tabel 3.1 Tahapan pelaksanaan penelitian

Tahun 2008 - 2009Tahap

Jul Ag Sep Ok Np De Jan Feb Mr Apr

Usulan judul dan penyusunan

proposal

Perijinan penelitian

Penyususan instrumen

Uji coba instrumen

Pelaksanaan penelitian

Pengolahan data

Penyusunan laporan

B. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII (tujuh) SMP Negeri 1 Ngancar

Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009 sejumlah 276 siswa terbagi dalam 6

kelas.46

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

47

2. Penarikan sampel

Dalam penelitian ini sebagai sampel diambil 3 kelas yang digunakan sebagai

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

klaster random sampling.

C. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini dengan rancangan faktorial dua jalur 2 x 2, sebab banyak variabel

bebas ada dua, setiap variabel bebas terdiri dari dua level.

Jika disajikan secara visual sebagai berikut :

Tabel 3.2 Desain faktorial

Metode Pembelajaran

Demontrasi (B1) Diskusi (B2)

Tinggi (A1) AB 11 AB 12

Sedang (A2) AB 21 AB 22

Kon

sep

Dir

i

Rendah (A3) AB 31 AB 32

D. VARIABEL PENELITIAN

Variabel pada penelitian ini melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel

terikat sebagai berikut :

1. Variabel Bebas Pertama

Metode pembelajaran berbasis masalah berperan sebagai variabel bebas pertama yang

terdiri dari dua macam yaitu demontrasi dan diskusi

a. Metode pembelajaran dengan demontrasi

Peranan : Variabel aktif

Simbol : B 1

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

48

Definisi operasional :

Metode pembelajaran berbasis masalah dengan demontrasi adalah cara

penyajian pelajaran dimana siswa akan menjadi tertarik mempelajari suatu materi

pelajaran dengan cara didemontrasikan beberapa alat-alat pendukung materi tersebut.

Agar siswa lebih konsentrasi dalam menangkap konsep yang ingin dicapai maka setelah

didemontrasikan, diberikan pertanyaan yang harus dijawab siswa, sehingga siswa

bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran tersebut.

b. Metode pembelajaran melalui demontrasi

Peranan : Variabel Aktif

Simbol : B 2

Definisi Operasional :

Metode pembelajaran berbasis masalah dengan diskusi adalah cara penyajian

pelajaran dengan harapan siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk berani

menyampaikan pendapat dan saling bekerja sama serta aktif dalam mempersiapkan

materi yang akan didiskusikan.

2. Variabel bebas kedua

Variabel konsep diri siswa berperan sebagai variabel bebas kedua. Variabel ini

dimasukkan dalam rancangan penelitian untuk dijadikan variabel moderator atau atribut

sehingga dapat dilihat interaksinya dengan variabel yang lain dalam mempengaruhi

variabel terikat. Variabel ini telah terukur melalui angket sebelum pelaksanaan

penelitian untuk mengetahui siswa yang mempunyai konsep diri tinggi, sedang dan

rendah.

Skala pengukuran : ordinal, yang terdiri dari tinggi, sedang dan

rendah

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

49

Simbol : A 1 untuk siswa yang mempunyai konsep diri

tinggi, A 2 untuk siswa yang mempunyai konsep

diri sedang dan A 3 untuk siswa yang

mempunyai konsep diri rendah.

Definisi operasional :

Konsep diri siswa didefinisikan sebagai cara pandang atau persepsi seseorang

tentang dirinya sendiri yang dapat bersifat psikologis seperti karakteristik pribadinya

yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya.

3. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar fisika. Prestasi

belajar fisika yang dimaksud adalah tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran

fisika pada materi pokok pengukuran berdasarkan hasil belajar yang dicapainya.

Indikatornya adalah nilai tes yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran.

E. TAHAPAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang meliputi :

1. Tahap Persiapan pembelajaran

Dalam menjaga kualitas pelaksanaan eksperimen dalam penelitian, peneliti

sebelumnya mempersiapkan komponen-komponen yang akan digunakan dalam

penelitian sesuai dengan metode yang akan digunakan. Adapun persiapan yang

dipersiapkan peneliti meliputi : a. Perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar

serta indikator yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. b. Penyusunan desain

pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah atau sintaks pembelajaran

menggunakan pendekatan berbasis masalah dengan metode demontrasi dan metode

diskusi. c. Menyusun format kegiatan penelitian. d. Menyiapkan alat dan bahan untuk

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

50

pelaksanaan eksperimen siswa. e. Menyiapkan format penilaian. f. Penyusunan soal tes

untuk mengukur prestasi belajar fisika.

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran berlangsung pada tahap ini. Agar

kegiatan pebelajaran dapat berlangsung dengan baik maka peneliti harus melaksanakan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap ini peneliti menilai kegiatan siswa dan mengevaluasi proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

F. TEHNIK PENGUMPULAN DATA

1. Instrumen Penelitian

a. Tes Prestasi Belajar Fisika

Metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data tentang prestasi belajar

fisika adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data dan

mengukur aspek kognitif penguasaan materi pembelajaran fisika yang disusun

berdasarkan kurikulum 2004. Tes ini berbentuk pilihan ganda sejumlah 50 soal dengan

pemberian skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah.

b. Angket Konsep Diri

Data hasil konsep diri siswa dengan mempergunakan angket yang dibuat

Peneliti, dengan menguji cobakan terlebih dahulu. Angket konsep diri siswa terdiri dari

40 soal dengan bentuk pilihan.

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

51

c. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran

tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar. Pada penelitian ini dibuat silabus dengan materi

Pokok Bahasan Pengukuran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar

yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana

pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau

beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Pada penelitian ini RPP yang

disusun untuk menunjang pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah pada

materi Pengukuran tingkat SMP.

e. Format Kegiatan

Format kegiatan siswa digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, berisi

petunjuk-petunjuk dan pertanyaan untuk dijawab. Dalam kegiatan belajar mengajar

dapat dilakukan di dalam laboratorium atau di kelas yang dikerjakan oleh siswa sendiri,

sedangkan guru bertindak sebagai mativator dan pembimbing siswa yang mengalami

kesulitan sehingga siswa dapat lebih aktif, kreatif dan mandiri

2. Uji Coba Instrumen Penelitian

Setelah instrumen disusun selanjutnya dilakukan uji coba (try out). Hal ini

dilakukan agar dapat diketahui instrumen/alat ukur yang akan dipergunakan dalam

penelitian merupakan instrumen yang baik, karena baik tidaknya intrumen akan

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

52

berpengaruhi terhadap data yang akan diperoleh sehingga sangat menentukan kualitas

data yang dihasilkan.

Uji coba dilaksanakan pada kelas VII pada sekolah SMP Katolik Yohanes

Gabriel, dengan pertimbangan Peneliti juga mengajar pada sekolah tersebut serta ada

kesetaraan tingkat kemampuan yang sama dengan kelas eksperimen. Data yang

diperoleh dari hasil uji coba intrumen tersebut selanjutnya dianalisis untuk mengetahui

taraf kesukaran, daya pembeda, tingkat validitas, dan reliabilitas intrumen yang telah

disusun.

a. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran suatu soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran. Indeks

kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Taraf

kesukaran dalam penelitian ini digunakan untuk menguji soal dari tes prestasi belajar

fisika sehingga soal-soal tersebut secara umum bisa digolongkan apakah soal tersebut

termasuk sukar, sedang, atau mudah sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi. Rumus

yang digunakan dalam menghitung taraf kesukaran adalah sebagai berikut:

N

BTK

Keterangan :

TK = taraf kesukaran masing-masing item soal.

B = jumlah responden yang menjawab benar

N = jumlah total responden

(Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Pada penelitian ini penggolongan taraf kesukaran suatu soal tes adalah sebagai

berikut :

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

53

1). Jika taraf kesukaran soal menunjukkan harga kurang atau sama dengan 0,30 maka

soal tersebut dikategorikan sukar.

2). Bila taraf kesukaran soal menunjukkan harga antara 0,31 sampai dengan 0,70 maka

soal tersebut dikatagorikan sedang.

3). Apabila taraf kesukaran soala menunjukkan harga setara 0,71 sampai dengan 1,00

maka soal tersebut dikatagorikan mudah.

Data hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar dihitung taraf kesukarannya dengan

bantuan program Microsoft Excel. Dari hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes

prestasi belajar siswa menunjukkan : soal mudah sebanyak 2 soal, yaitu nomor 38 dan

44; soal sedang sebanyak 46 soal, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40,

41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49, 50 sedangkan soal sukar sebanyak 2 soal, yaitu nomor 27

dan 28. Perhitungan secara rinci di lampiran 15 (lanjutan).

b. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah). Pada penelitian ini uji daya beda digunakan untuk menguji

instrumen penelitian yang berupa tes prestasi belajar fisika agar bisa membedakan

kreteria dari masing-masing soal. Angka yang menunjukkan daya beda disebut indeks

diskriminasi. Rumus untuk menunjukkan indeks diskriminasi adalah :

D = BA - B B

JA JB

Dimana D menunjukkan indeks diskriminasi, BA menyatakan jumlah peserta

kelompok atas yang menjawab benar sedangkan BB adalah peserta kelompok bawah

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

54

yang menjawab benar. JA dan JB masing-masing menyatakan jumlah peserta tes

kelompok atas dan jumlah peserta tes kelompok bawah.

Sedangkan untuk klasifikasi indeks pembeda soal adalah sebagai berikut : Jika

dalam perhitungan indeks diskriminasi menunjukkan nilai dibawah angka 0,20 maka

termasuk katagori daya beda soal adalah jelek (poor), dan untuk indeks diskiminasi

antara 0,20 sampai dengan 0,39 dikatagorikan daya beda soal adalah sedang

(satisfactory). Untuk indeks diskriminasi menunjukkan angka 0,40 sampai 0,69 maka

daya beda soal termasuk baik (good), dan jika dalam perhitungan indeks diskriminasi

menunjukkan angka antara 0,70 sampai dengan 1,00 dikatagorikan soal tersebut daya

bedanya baik sekali (excellent).

Data hasil uji coba tes prestasi belajar dianalisis daya pembedanya dengan

bantuan program Miceosoft Excel. Diketahui bahwa sebanyak 50 butir soal yang diuji

cobakan diketahui sebanyak 40 item soal mempunyai daya beda dengan katogori cukup,

baik, dan sangat baik. Sedangkan sebanyak 10 butir soal yaitu item soal nomor 4, 5, 19,

23, 25, 26, 38, 43, 45 dan 49 termasuk daya bedanya jelek, karena hampir semua siswa

dapat menjawab dengan benar, sehingga sulit untuk dibedakan antara siswa yang

termasuk pandai dan siswa yang termasuk kurang pandai.. Perhitungan lebih rinci dapat

dilihat pada lampiran 15 (lanjutan).

c. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau

instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat

tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai

dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak

relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan tes memiliki validitas rendah.

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

55

Pemberian skor pada butir-butir tes dilakukan dalam bentuk skala interval dan

untuk periksaan validitas pada setiap soal digunakan rumus korelasi product moment

yang dinyatakan dari Pearson yaitu :

r xy = n∑ XY - ( ∑X ) (∑Y )

√ { (n ∑ X2 ] – (∑X )2 ]] [ n ∑ Y 2 – (∑ Y )2

Dimana r xy merupakan koefisien korelasi skor item dengan skor total,

sedangkan n adalah jumlah subyek yang diukur, dan X merupakan skor yang diperoleh,

serta skor totalnya adalah Y. Harga koefisien korelasi skor item dengan skor total

kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan kriteria apabila r xy > r tabel maka

item tersebut adalah termasuk valid dan r xy < r tabel maka item ini dikatakan tidak valid

(invalid).

Berdasarkan dari hasil uji coba yang dianalisis dengan bantuan program

Microsoft Excel. dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 (α = 0,05), didapatkan

hasil dari 40 soal angket konsep diri, ada 10 soal yang tidak valid yaitu nomor 3, 8, 9,

18, 21, 25, 27, 29, 32, dan 34 sehingga dapat diputuskan bahwa ke-30 item soal yang

lain dapat dipakai dalam penelitian (hasil selengkapnya di lampiran 15), sedangkan tes

prestasi dari 50 butir soal ada 10 soal yang tidak valid yaitu nomor 4, 5, 14, 25, 33, 37,

39, 42, 44, dan 49 sehingga dapat diputuskan bahwa ke-40 butir soal yang lain dapat

dipakai dalam penelitian (hasil selengkapnya di lampiran 16)

d. Reliabilitas Instrumen

Instrumen penelitian yang berupa tes dinyatakan reliabel atau ajeg jika tes

tersebut diuji cobakan berulang-ulang diperoleh hasil yang relatif sama. Pada penelitian

ini untuk menguji reliabilitas tes uraian menggunakan persamaan sebagai berikut :

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

56

r 11 = k 1 - ∑ ðb2

k-1 ð12

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau soal

∑ ðb : jumlah varians butir soal

ð1 : varians total

Harga r 11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga product momen dengan

ketentuan apabila r11 > r tabel, maka soal dikatakan reliabel, dengan α = 0,05

(Suharsimi Arikunto, 1997 : 171).

Data hasil perhitungan dianalisis dengan menggunakan bantuan program

Microsoft Excel dengan keputusan uji reliabilitas mengikuti pembagian kategori sebagai

berikut : nilai diatas 0,91 (sangat tinggi); nilai antara 0,71 s.d 0,90 (tinggi); nilai antara

0,41 s.d 0,70 (cukup); nilai antara 0,21 s.d 0,40 (rendah); nilai di bawah 0,20 (sangat

rendah). Hasil analisis yang diperoleh adalah angket konsep diri siswa menunjukkan

koefisien reliabilitas sebesar 0,78, sehingga tergolong sebagai instrumen dengan

reliabilitas tinggi (hasil rincian di lampiran 15 lanjutan) sedangkan untuk uji tes prestasi

menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,887, sehingga tergolong sebagai instrumen

yang reliabilitasnya tinggi (hasil rincian di lampiran 16 lanjutan).

G. TEKNIS ANALISIS DATA

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians

dua jalan dengan sel tak sama. Sebelum melakukan terlebih dahulu akan dilakukan uji

prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

57

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari

populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan kepada 5 kelompok, yaitu :

1) kelas model demontrasi (B1), 2) kelas model diskusi (B2), 3) konsep diri rendah (A1),

4) kelas konsep diri sedang (A2), 5) kelas konsep diri tinggi (A3)

Metode yang dipakai adalah metode Liliefors, yaitu sebagai berikut :

1) Menentukkan hipotesis uji normalisasi

Ho = sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal

2) Menentukan taraf signifikansi

Taraf signifikasi yang dipakai adalah α = 0,05

3) Menentukan statistik uji

Untuk pengujian hipotesis normalitas digunakan rumus :

ii ZSZFL max

Keterangan :

SD

XXZ i

dan ii ZZPZ

4) Menentukan daerah kritik (DK)

DK = {L/L>Lα,n}, α adalah taraf signifikansi, dan n adalah jumlah sampel yang

dinormalisasi.

5) Keputusan uji

Lobs < DK maka Lobs DK, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak

Lobs > DK maka Lobs DK, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

58

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel-sampel dalam

penelitian memiliki varians yang homogen. Penulis telah melakukan uji homogenitas

sebanyak dua kali, yaitu homogenitas antara; 1) Kelompok metode (B1 Vs B2); 2)

Kelompok konsep diri (A1 Vs A2 Vs A3). Metode yang penulis gunakan adalah uji

Bartlett dengan prosedur sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis uji homogenitas

Ho = sampel tidak memiliki varians yang homogen

H1 = sampel memiliki varians yang homogen

2) Menentukan taraf signifikansi

Taraf signifikasi yang dipakai adalah α = 0,01

3) Menentukan statistik uji

Untuk pengujian hipotesis homogenitas digunakan rumus :

22 loglog203,2

jj sfRKGfc

Keterangan :

122 k

f = N – k (N = jumlah total nilai, k = banyaknya sampel)

= derajat kebebasan untuk RKG

fj = derajat kebebasan untuk sj2, j = 1, 2, 3.....

RKG = rataan kuadrat galat =

j

j

f

SS

2

2

2 1 jjj

jjj sn

n

XXSS

ffk

cj

11

13

11

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

59

4) Menentukan daerah kritik (DK)

DK = { χ2/ χ2> χ2α,v}, α adalah taraf signifikansi, dan v = k – 1

5) Keputusan uji

χ2 < DK maka Lobs DK, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak

χ2 > DK maka Lobs DK, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima

2. Uji Hipotesis

Sesudah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya

dilakukan analisis dengan menggunakan analisis vasiansi dua jalan. Analisis variansi

dua jalan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian akan

diterima atau tidak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik anava

pada taraf signivikasi α = 0,05. Setelah memenuhi syarat, maka data yang didapat diolah

dengan uji statistik anava untuk mengetahui apakah populasi mempunyai rataan yang

sama. Analisis menggunakan uji ANAVA dua jalan (2x2) dengan jumlah sel tak sama,

dengan metode sebagai berikut :

a. Menentukan model data

Model untuk data populasi pada ANAVA dua jalan dengan sel tak sama adalah :

ijkijjiijkX

Keterangan :

Xijk : data ke k pada kelompok konsep diri kategori i, kelompok metode

kategori j.

: rerata total keseluruhan data

αi : efek konsep diri kategori i terhadap prestasi belajar siswa.

βj : efek faktor metode kategori j terhadap prestasi belajar siswa

(αβ)ij : kombinasi efek faktor konsep diri dan metode

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

60

εijk : deviasi data Xijk terhadap rataan populasinya ( ).

p : banyaknya kategori konsep diri = i1 : tinggi; i2 : sedang; i3 : rendah

q : banyaknya kategori metode = j1 : demontrasi; j2 : diskusi

k : banyaknya data amatan tiap sel.

b. Menentukan notasi dan tata letak

Notasi dan tata letak seperti desain faktorial pada tabel 3.2. Nama dan skor siswa

pengisi sel pada desain faktorial dapat dilihat pada lampiran 17.

c. Menentukan notasi jumlah A, B, dan AB, pada tabel jumlah AB.. Lebih rinci dapat

dilihat pada lampiran 18.

d. Menentukan hipotesis statistik.

Terdapat 3 pasang hipotesis (Ho dan H1) yang diujikan, yaitu :

1) H0A : αi = 0 untuk setiap i

Tidak terdapat pengaruh antara konsep diri siswa dengan prestasi

belajar

H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol

Terdapat pengaruh antara konsep diri siswa dengan prestasi belajar

siswa.

2) H0B : βj= 0 untuk setiap i

Tidak terdapat pengaruh antara metode pembelajaran dengan prestasi

belajar

H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol

Terdapat pengaruh antara metode pembelajaran dengan prestasi

belajar

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

61

3) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i dan j

Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajan dan konsep diri

siswa dengan prestasi belajar.

H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol

Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan konsep diri siswa

dengan prestasi belajar.

Anava hanya mampu mendeteksi keberadaan pengaruh perlakuan atau blok,

sedangkan faktor perlakuan atau blok mana yang paling berpengaruh dapat

dilakukan dengan analisis mean. Jadi tujuan dari analisis mean merupakan

kelanjutan dari analisis variansi, bila terdapat minimal satu Ho ditolak.

e. Melakukan komputasi dengan mencari 5 besaran, yaitu sebagai berikut

pq

G1

...2 1211 SSSSSSIJ q

Ai2

3

pr

Bi2

4 p

ABij2

5

1) Menentukkan Jumlah Kuadrat (Sum Square)

JKA = (10){(3) – (1)} JKB = (10){(4) – (1)}

JKAB = (10){(1) + (5) – (3) – (4)} JKG = (2)

JKT = JKA + JKB +JKAB + JKG

2) Menentukan Derajat Kebebasan (Degree of Freedom)

dkA = (p - 1)

dkB = (q - 1)

dkAB = (p – 1)(q – 1)

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

62

dkG = pq(n - 1) = N – pq

dkT = N – 1

3) Menentukkan Rerata Kuadrat (Mean Square)

RKA = JKA/dkA RKAB = JKAB/dkAB

RKB = JKB/dkB RKG = JKG/dkG

4) Menentukkan Statistik Uji

Fa = RKA/RKG

Fb = RKB/RKG

Fab = RKAB/RKG

5) Menentukkan Daerah Kritik

DKA = Fa F;p-1;N-pq

DKB = Fb F;q-1;N-pq

DKAB = Fab F;(p-1)(q-1);N-pq

6) Menentukkan Keputusan Uji

H0A ditolak jika Fa F;p-1;N-pqr

H0B ditolak jika Fb F;q-1;N-pqr

H0AB ditolak jika Fab F;(p-1)(q-1);N-pqr

7) Mengisi Rangkuman Analisis

Tabel 3.3. Format Rangkuman Anava

Sumber JK dk RK Fobs p

A JKA p – 1 JKA/dkA Fa < atau >

B JKB q – 1 JKB/dkB Fb < atau >

AB JKAB (p – 1)(q - 1) JKAB/dkAB Fab < atau >

Galat JKG N – pq JKG/dkG

Total JKT N - 1

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

63

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI DATA

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari : (1) Data prestasi atau hasil

belajar fisika pada materi pokok pengukuran . (2). Data skor angket konsep diri siswa.

Data tersebut dari kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu kelas VII A dan VII B. Dimana

sebagai kelas ekperimen pertama adalah kelas VII A dengan jumlah 43 siswa dan

sebagai ekperimen kedua adalah kelas VII B dengan jumlah 46 siswa. Secara rinci data

tersebut dapat diskripsikan sebagai berikut :

1. Data Prestasi Belajar Fisika

Data prestasi belajar didapatkan setelah siswa menerima pembelajaran berbasis

masalah dengan materi pokok pengukuran dasar. Jumlah soal yang diberikan sebanyak

40 item, dengan sistem penilaiannya menggunakan sistem penskoran, dengan rentang

skor 1 – 40.

Hasil prestasi belajar yang diperoleh dari kelas eksperimen pertama adalah

sebagai berikut : nilai tertinggi = 31; nilai terendah = 14; rata-rata nilai = 21,093;

standart deviasi = 3,927. Untuk pencapaian hasil belajar fisika untuk kelas eksperiman

kedua adalah sebagai berikut : nilai tertinggi = 28; nilai terendah = 10; rata-rata nilai =

18,696; standart deviasi = 4,168. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 dan

18.

Sebaran frekwensi dari data prestasi belajar fisika pada materi pokok

pengukuran dasar kelas eksperimen pertama dapat dilihat pada tabel 4.1, sedangkan

distribusi frekwensi prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran dasar untuk

63

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

64

kelas eksperimen kedua dapat dilihat pada tabel 4..2. Untuk lebih memperjelas maka

dibuatlah diagram balok atau histogram yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi Prestasi Belajar Fisika Pada Kelas Eksperimen Pertama

Interval Frekwensi Mutlak Frekwensi Relatif (%)

14 - 17 9 20,9

18 - 21 12 27,9

22 - 25 17 39,5

26 - 29 4 9,3

30 - 33 1 2,3

Jumlah 43 100,0

Gambar 4.1 Histogram Frekwensi Prestasi Belajar Fisika Pada Kelas Eksperiman Pertama

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

14-17

9

12

17

4

1

22-2518-21 26-29 30-33

Fre

kw

ens

i

Skor Nilai

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

65

Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi Prestasi Belajar Fisika Pada Kelas Eksperimen Kedua

Interval Frekwensi Mutlak Frekwensi Relatif (%)

10 - 13 5 10,9

14 - 17 15 32,6

18 - 21 16 34,8

22 - 25 6 13,0

26 - 29 4 8,7

Jumlah 46 100,0

Gambar 4.2 Histogram Frekwensi Prestasi Belajar Fisika Pada Kelas Eksperiman Kedua

Untuk lebih mudah membandingkan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen

pertama dengan kelas ekperimen kedua dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

18-2110-13

5

15

16

6

4

14-17 22-25 26-29

Skor Nilai

Fre

kw

ens

i

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

66

eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua. Nilai rata-rata untuk kelas eksperimen

pertama adalah 21,09, sedangkan untuk kelas eksperimen kedua adalah 18,69. Untuk

lebih jelas perbandingan reta-ratanya dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Diagram Batang perbandingan Rata-rata Prestasi Belajar Fisika Kelas Eksperimen Pertama dan Kelas Eksperimen Kedua

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar fisika untuk

eksperimen pertama lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen kedua. Prestasi

belajar fisika kelas eksperimen pertama yang lebih tinggi karena kemampuan berfikir,

menyelesaikan masalah dan ketrampilan inteletual siswa lebih baik. Pembelajaran

berbasis masalah dengan metode demontrasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan

jalan menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses dengan prosedur yang benar

dengan disertai keterangan-keterangan, sehingga dapat membantu untuk membuktikan

atau memecahkan permasalahan untuk memperoleh pengetahuan dari suatu materi

pelajaran. Dengan metode demontrasi untuk mendukung pembelajaran berbasis masalah

maka pembelajaran menjadi lebih efektif, karena siswa memperoleh kesempatan

berpikir, bertukar pikiran maupun mencoba secara bebas serta dapat menumbuhkan

0

4

8

12

18

22

Eks . Pertama Eks. Kedua

N

ilai

21,09 18,69

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

67

partisipasi aktif dikalangan peserta didik untuk memecahkan masalah yang dihadapi

atau yang dimunculkan guru sehingga tujuan dari pembelajaran bisa dicapai.

2. Data Konsep Diri

Data konsep diri siswa diperoleh setelah dilakukan pemberian angket konsep diri.

Data tentang konsep diri siswa dikelompokkan dalam tiga katogori berdasarkan

meannya. Katagori konsep diri siswa tinggi jika jumlah skor yang diperoleh lebih dari

rata-rata skor angket konsep diri siswa, katagori konsep diri siswa sedang jika jumlah

skor yang diperoleh diantara dari rata-rata skor angket konsep diri siswa dan katagori

rendah jika skor yang diperoleh kurang dari rata-rata skor angket konsep diri siswa. Dari

hasil perhitungan, rata-rata skor angket diri siswa gabungan kedua kelas eksperimen

adalah 130,7676. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17

Sebaran frekwensi dari data skor angket konsep diri siswa untuk eksperimen

pertama dapat dilihat pada tabel 4.3 . Sedangkan distribusi dari data skor angket konsep

diri untuk kelas eksperimen kedua dapat dilihat pada tabel 4.4. Untuk lebih memperjelas

maka dibuatlah diagram balok atau histogram yang ditunjukkan pada gambar 4.4 dan

4.5

Tabel 4.3 Distribusi Frekwensi Skor Angket Konsep Diri Siswa Pada Kelas Eksperimen Pertama

Interval Frekwensi Mutlak Frekwensi Relatif (%)

74 - 78 3 6,98

79 - 83 11 25,58

84 - 88 16 37,21

89 - 93 10 23,26

94 - 97 2 4,65

98 - 102 1 2,33

Jumlah 43 100

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

68

Gambar 4.4 Histogram Frekwensi Skor Angket Konsep Diri Siswa Pada KelasEksperimen Pertama

Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi Skor Angket Konsep Diri Siswa Pada Kelas Eksperimen Kedua

Interval Frekwensi Mutlak Frekwensi Relatif (%)

75 – 80 7 15,22

81 - 86 12 26,09

87 - 92 9 19,57

93 - 98 13 28,26

99 - 104 3 6,52

105 - 110 2 4,35

Jumlah 46 100

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Skor Nilai

79-8374-78 84-88 94-9789-93 99-102

3

11

16

10

2

1

Fre

kwen

si

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

69

Gambar 4.5 Histogram Frekwensi Skor Angket Konsep Diri Siswa Pada Kelas Eksperimen kedua

Untuk lebih mudah membandingkan hasil skor angket konsep diri siswa antara

kelas eksperimen pertama dengan kelas ekspeimen kedua dapat dilihat dari skor rata-

rata pada kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua. Skor angket konsep

diri siswa untuk kelas eksperimen pertama adalah 85,91 sedangkan untuk kelas

eksperimen kedua adalah 89,39. Untuk lebih mudah melihat perbandingan rata-ratanya

dapat dilihat pada gambar 4.6.

0

2

4

6

8

10

12

14

75-80 87-92

Skor Nilai

81-86

7

12

9

13

3

2

93-98 99-104 105-110

Fre

kwen

si

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

70

Gambar 4.6 Diagram batang Perbandingan Skor Konsep Diri Siswa Kelas Eksperiman Pertama dan Kelas Eksperimen Kedua

Konsep diri dalam penelitian ini adalah gambaran diri siswa yang mencakup

pandangan, perasaan, pikiran atau persepsi tentang dirinya sendiri yang dapat bersifat

psikologis, sosial, dan fisis seperti pandangan tentang fisiknya, karakteristik pribadinya,

motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya, kegagalannya, dan prestasi yang semuanya

ini dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Pembelajaran berbasis masalah merupakan

suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan dan keluasan berpikir

kepada siswa untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan cara pandang dan

ketrampilan berpikir dalam rangka memperoleh pemahaman ilmu dengan melakukan

penyelidikan dan mencari pemecahan dari permasalahan yang dialaminya.

B. PENGUJIAN PRASYARAT ANALISIS

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

yaitu apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan

variansnya homogen. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

85,9189,39

0

20

40

60

80

100

120

Eks. Kedua

Nil

ai

Eks. Pertama

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

71

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang penulis lakukan meliputi : 1). Normalitas kelas metode

demontrasi. 2). Normalitas kelas metode diskusi. 3). Normalitas konsep diri tinggi. 4).

Normalitas konsep diri sedang. 5). Normalitas konsep diri rendah. Perhitungan uji

normalitas menggunakan cara manual dengan bantuan program Microsoft Excel, hasil

yang didapat tampak pada tabel 4.5 dan hasil selengkapnya pada lampiran 18

Tabel 4.5. Rangkuman Uji Normalitas

No. Sumber L maks L tabel Keputusan

1. Kelas Demontrasi 0.109 0.135 Normal

2. Kelas Diskusi 0.0497 0.1306 Normal

3 Konsep Diri Tinggi 0.163 0.229 Normal

4. Konsep Diri Sedang 0.081 0.110 Normal

5. Konsep Diri Rendah 0.235 0.256 Normal

Dari program software minitab seri 15 juga dapat diperlihatkan kurva normal

dari data prestasi belajar kelas demontrasi dan kelas diskusi, sebagai berikut :

353025201510

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Demontrasi

Pe

rce

nt

Mean 23.65StDev 5.023N 43RJ 0.988P-Value >0.100

Probability Plot of DemontrasiNormal

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

72

403530252015105

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Diskusi

Pe

rce

nt

Mean 20.43StDev 6.692N 46RJ 0.982P-Value >0.100

Probability Plot of DiskusiNormal

Uji Normalitas data tersebut peneliti juga menggunakan uji F dengan bantuan

software minitab seri 15 memakai metode probability plot dari Ryan-Joiner (RJ). Jika

uji normalitas terpenuhi, maka analisis selanjutnya dapat dilanjutkan.

Untuk uji normalitas prestasi belajar fisika pada kelas eksperiman pertama dan

kelas eksperimen kedua masing-masing diperoleh harga RJ = 0.988 P value > 0,100

dengan standart deviasi 5,023 dan RJ = 0,982, P value > 0,100 dengan standar deviasi

sebesar 6,692. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa semua harga p value > α

= 0,05, sehingga data prestasi belajar fisika pada kelas eksperimen pertama maupun

pada kelas eksperiman kedua berasal dari populasi normal.

Hasil uji normalitas data skor angket konsep diri siswa menggunakan harga

statistik dengan taraf signifikasi α = 0,05, pada kelas eksperimen pertama dan kelas

eksperimen kedua, diperoleh harga statistik RJ = 0,990; p value > 0,100 dengan standar

deviasi 4,814, RJ = 0,988 ; p value > 0,100 dengan standar deviasi 6,430; dan RJ = 0,943;

p value > 0,100 dengan standar deviasi 6,230, sehingga masing-masing H0 tidak ditolak,

karena semua harga p value > α = 0,05. Hal ini berarti data skor angket konsep diri siswa

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

73

pada kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua berasal dari populasi

normal. Hasil uji selengkapnya disajikan sebagai berikut :

353025201510

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Konsep Diri Tinggi

Pe

rce

nt

Mean 21.42StDev 4.814N 12RJ 0.990P-Value >0.100

Probability Plot of Konsep Diri TinggiNormal

403020100

99.9

99

95

90

80706050403020

10

5

1

0.1

Konsep Diri Sedang

Pe

rce

nt

Mean 20.51StDev 6.430N 65RJ 0.988P-Value >0.100

Probability Plot of Konsep Diri SedangNormal

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

74

35302520151050

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Konsep Diri Rendah

Pe

rce

nt

Mean 17.42StDev 6.230N 12RJ 0.943P-Value >0.100

Probability Plot of Konsep Diri RendahNormal

Hasil uji normalitas data baik prestasi belajar fisika siswa maupun konsep diri

siswa pada kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua ternyata kesemuanya

memenuhi kreteria kenormalan dengan probabilitas lebih besar dari 0,05, sehingga uji

selanjutnya dapat dilakukan.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok setara

sebelum dilakukan perlakuan yang berbeda, sehingga kesimpulan yang didapat tidak

dipengaruhi oleh kondisi awal siswa yang tidak diperhitungkan. Uji homogenitas yang

dilakukan penulis meliputi uji homogenitas antara : 1). Kelas demontrasi Vs kelas

diskusi. 2). Konsep diri tinggi Vs konsep diri sedang Vs konsep diri rendah .

Taraf signifikansi yang penulis pakai adalah 0,01, sehingga hasil yang

didapatkan dalam pengujian dapat dilihat pada rangkuman hasil uji homogenitas

disajikan dalam tabel 4.6

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

75

Tabel 4.6 Rangkuman Uji Homogenitas

No. Sumber χ2 hit χ2 tabel Keputusan

1. Kelas Demontrasi Vs Kelas Diskusi 0.957747 3.841 Homogen

Konsep diri tinggi Vs Konsep Diri SedangVs2.

Konsep Diri Rendah

9.463432 12.838 Homogen

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa homogenitas pada kelas eksperimen

pertama dan kelas ekperimen kedua baik pada nilai fisika maupun dari skor angket

konsep diri siswa terpenuhi dan hasil analisis selangkapnya disajikan pada lampiran 23.

Dengan hasil yang demikian, maka dapat dilanjutkan dengan uji ANAVA.

C. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASANNYA

Setelah pengujian prasyarat terpenuhi, maka pengujian selanjutnya adalah

pengujian hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian yang peneliti cantumkan dalam bab

III, akan diuji dengan menggunakan uji ANAVA dua jalan dengan sel tak sama.

Pengujian dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pembelajaran berbasis masalah dengan

metode demontrasi dan metode diskusi. Variabel moderatornya adalah konsep diri

sedangkan terikatnya adalah prestasi belajar.

Taraf signifikansi yang penulis pakai adalah 0,05 dan keputusan diambil dengan

membanding Fhit dan Ftab (Daerah Kritik). Jika Fhit < Ftab maka Ho diterima, artinya

tidak terdapat pengaruh variabel bebas dan variabel moderator terhadap variabel terikat,

atau tidak ada interaksi antara pengaruh variabel bebas dan variabel moderator terhadap

variabel terikat. Jika terjadi sebaliknya maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh variabel

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

76

bebas dan variabel moderator terhadap variabel terikat, atau ada interaksi antara

pengaruh variabel bebas dan variabel moderator terhadap variabel terikat.

Hasil uji ANAVA yang didapatkan oleh peneliti dapat dilihat dalam tabel 4.7 di

bawah ini :

Tabel 4.7. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama

Sumber JK dK RK Fobs Fα p Keputusan uji

Efek Utama

A 186,0504 1 186,0504 5,6047 3,9200 < 0,05 ditolak

B 576,4961 2 288,2480 8,6834 3,9200 < 0,05 ditolak

Efek Interaksi

AB 377,3751 2 188,6876 5,6842 3,9200 < 0,05 ditolak

Galat 2755,1961 83 33,1951

Total 3895,1177 88

Dari tabel 4.7 tampak bahwa terdapat perbedaan efek yang signifikan antara

pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar fisika, ada pengaruh

prestasi belajar fisika antara siswa yang memiliki konsep diri positif dengan siswa yang

memiliki konsep diri negatif, ada interaksi antara pembelajaran berbasis masalah

dengan konsep diri siswa terhadap prestasi belajar fisika.

Hal ini ditunjukkan oleh FA = 5,6047; p< 0,05, FB = 8,6834; p< 0,05, FAB =

5,6842; p< 0,05. Nilai tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel F untuk taraf

signifikasi 5 %, dimana untuk dk1 = 1 dan dk2 = 83, nilai F = 3,9200

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

77

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan metode demontrasi dan metode diskusi

terhadap prestasi belajar siswa.

H1 : Ada pengaruh penggunaan metode demontrasi dan metode diskusi terhadap

prestasi belajar siswa.

Dari tabel 4.7, baris 1 (efek utama A/Metode), dapat dilihat bahwa Fobs = 5,6047

> Ftabel = 3,92, sehingga Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan pada

penggunaan penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode pembelajaran

terhadap prestasi belajar fisika siswa.

Berdasarkan data hasil jumlah rataan AB pada lampiran 26 diperoleh gambaran

bahwa pada penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi

tanpa memperhatikan tingkat konsep diri siswa diperoleh skor rerata 71,2417 lebih

tinggi dari pada penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi

yang skor reratanya 59,5260. Dari data ini dapat diketahui bahwa kedua mean berbeda

11,7057 angka. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa ada pengaruh penggunaan

pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan metode diskusi terhadap

prestasi belajar fisika siswa.

Siswa yang belajar melalui pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan

metode demontrasi memperoleh prestasi belajar fisika yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran berbasis masalah dengan metode

diskusi. Hal ini dikarenakan melalui pembelajaran berbasis masalah dengan metode

demontrasi siswa lebih mudah memahami konsep ilmu dan ketrampilan berpikir tingkat

tinggi lebih berkembang.

Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran, dimana bahan pelajaran

disajikan dengan jalan ditunjukkan atau memperlihatkan suatu proses dengan prosedur

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

78

yang benar, sehingga dapat membantu peserta didik untuk membuktikan atau

memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Di dalam demontrasi ini proses belajar

mengajar terjadi, interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling membantu

dan bertukar informasi dalam memecahkan suatu masalah.

Pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi adalah strategi

pembelajaraan yang memberikan kebebasan dan keluasaan kepada siswa untuk bertukar

pikiran atau pendapat secara bebas dan menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan

peserta didik untuk meningkatkan rasa percaya dirinya, keberanian, dan ketrampilan

berpikir dalam rangka memperoleh pemahaman ilmu dalam melakukan penyelidikan

dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

Dalam memperoleh pemahaman terhadap ilmu, siswa melakukan berbagai cara

untuk memperoleh jawaban dari berbagai permasalahan yang ada, baik melalui

observasi, eksperimen, dan mencari informasi dari berbagai sumber yang ada sehingga

siswa lebih aktif dan guru bukanlah satu-satunya sebagai sumber informasi.

Menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi, maka konsep

diri siswa lebih jauh berkembang atau meningkat, sehingga prestasi belajar siswa lebih

tinggi.

Pernyataan di atas juga di dukung oleh data yang diperlihatkan dalam dokumentasi

pada lampiran 28, berupa foto-foto pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Foto

1 dan 2 menunjukkan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan

pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi, sedangkan foto 3 dan 4

memperlihatkan pelaksaaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran

berbasis masalah dengan metode diskusi.

Tampak foto 1 dua orang siswa yang mewakili salah satu kelompok, sedang

mendemontrasikan cara mengukur massa sebuah benda dengan alat ukur neraca lengan..

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

79

Dari foto 1, tampak juga dua orang siswa yang duduk di depan sedang mengamati

demontrasi siswa. Dari lima orang siswa yang mendemontrasikan tampak seorang

siswa yang kurang perhatian, ini menunjukkan salah satu kelemahan metode demontrasi

yaitu perlunya pemusatan perhatian siswa, padahal tidak sedikit siswa yang

mengabaikan hal ini. Tampak pada foto 2, siswa mencoba untuk mengulang lagi apa

yang telah didemontrasikan oleh guru sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam

mengikuti pelajaran dan terlihat siswa tersebut berusaha memberikan pemahaman

kepada teman-temannya sehingga hal ini meningkatkan percaya dirinya.

Suasana diskusi seperti dalam foto 3 ini memungkinkan siswa untuk saling

mengemukakan pendapatnya masing-masing, akan tetapi siswa kurang diajak terlibat

dalam mengalami secara langsung tentang peristiwa permasalahan yang dialaminya.

Dalam metode diskusi seperti foto 4 , tampak siswa sangat bersemangat untuk saling

bertukar pendapat dalam menggali informasi untuk memecahkan masalah, tetapi juga

terlihat salah seorang siswa yang justru berdiri sendirian memisahkan dari

kelompoknya, ini membuktikan bahwa dalam metode diskusi perlunya perhatian dan

keterlibatan dari semua siswa

Dari dokumentasi foto-foto yang ditampilkan pada lampiran 28 dapat

menggambarkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan metode

demontrasi lebih efektif dibandingkan pembelajaran berbasis masalah dengan

menggunakan metode diskusi. Hal ini dikarenakan melalui pembelajaran berbasis

masalah dengan metode demontrasi pada proses pembelajarannya setelah diberi atau

ditunjukkan cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan dunia nyata siswa

memperoleh kesempatan mencoba, saling membantu bertukar pendapat secara bebas

dan dapat menumbuhkan partisipasi aktif serta perasaan yakin pada kemampuannya

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

80

untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga prestasi yang dihasilkan menjadi

lebih baik.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Ho : tidak ada pengaruh tingkat konsep diri positif (tinggi) dengan konsep diri

negatif (rendah) terhadap prestasi belajar siswa.

H1 : ada pengaruh tingkat konsep diri positif (tinggi) dengan konsep diri negatif

(rendah) terhadap prestasi belajar siswa.

Dari tabel 4.7, baris 2 (efek utama B/Konsep diri), dapat dilihat bahwa Fobs =

8,6834 > Ftabel = 3,92, sehingga Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh konsep diri

terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa tingkat konsep diri yang dimiliki

siswa akan mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajarnya.

Untuk mengetahui tingkat konsep diri yang dapat mempengaruhi siswa untuk

berprestasi lebih baik, dapat dilihat hasil komparasi ganda antar baris pada tabel 4.7.

Hasil yang diperlihatkan adalah Fobs = 12,7171 > DK = 3,92, sehingga Ho ditolak,

artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang konsep dirinya tinggi dan

siswa yang konsep dirinya rendah.

Dengan melihat data jumlah rataan AB pada lampiran 26 tampak bahwa siswa

yang mempunyai tingkat konsep diri tinggi mempunyai rerata pretasi balajar fisika

sebesar 53,0000 lebih tinggi dari pada rerata prestasi belajar fisika pada siswa dengan

tingkat kosep diri rendah yaitu 36,7714. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat konsep

diri siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar fisika.

Siswa yang tingkat konsep dirinya tinggi cenderung memperoleh hasil prestasi

belajar fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat

konsep dirinya rendah. Hal ini dimungkinkan siswa yang memiliki tingkat konsep diri

tinggi dapat menciptakan gagasan baru dari angan-angan, ingatan, keterangan dan

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

81

konsep dengan memodifikasikan dalam menghubungkan antara satu dengan yang lain

daripada siswa yang tingkat konsep dirinya rendah. Di samping itu siswa yang tingkat

konsep dirinya tinggi mampu melihat suatu permasalahan dari berbagai segi atau sudut

pandang dan mencari solusi dari ide dan gagasan daripada siswa yang tingkat konsep

dirinya rendah.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Ho : tidak ada interaksi antara penggunaan metode demontrasi dan diskusi pada

pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi

belajar siswa.

H1 : ada interaksi antara penggunaan metode demontrasi dan diskusi pada

pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi

belajar siswa.

Dari tabel 4.7 baris 3 (efek interaksi AB) dapat dilihat bahwa Fobs = 5,6842 >

Ftabel = 3,92, sehingga Ho ditolak, artinya terdapat interaksi antara pengaruh metode

dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa metode dan

konsep diri yang sesuai, mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

Pada hipotesis ketiga ini interaksi metode demontrasi pada pembelajaran

berbasis masalah dengan konsep diri tinggi, siswa memperoleh prestasi belajar fisika

yang lebih tinggi daripada interaksi demontrasi pada pembelajaran berbasis masalah

dengan konsep diri rendah. Interaksi metode demontrasi pada pembelajaran berbasis

masalah dengan konsep diri tinggi, siswa memperoleh prestasi belajar fisika yang lebih

baik daripada interaksi metode diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan

konsep diri tinggi. Kesimpulan lain bahwa interaksi metode demontrasi pada

pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri rendah, siswa memperoleh prestasi

belajar fisika yang lebih tinggi daripada interaksi metode diskusi pada pembelajaran

berbasis masalah dengan konsep diri rendah.

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

82

Konsep diri dapat dikembangkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik mengembangkan konsep dirinya. Guru dapat

mengembangkan konsep diri siswa dengan menciptakan kondisi belajar yang baik

antara lain dengan tehnik belajar kelompok, penugasan, observasi, dan eksperimen

sehingga siswa semakin berkembang, tumbuh keyakinan dan percaya dirinya.

Menggunakan pembelajaran dengan metode yang tepat dapat memotivasi dan

mengembangkan konsep diri siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Uji Lanjut Anava

Karena seluruh uji hipotesis ditolak yang berarti terdapat pengaruh dan interaksi,

maka uji hipotesis dilanjutkan dengan uji lanjut anava, dengan menggunakan uji

Schefee’. Uji lanjut ANAVA bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata masing-

masing pasangan sel dalam satu baris, perbedaan rerata pasangan sel dalam satu kolom,

perbedaan rerata antar baris, dan perbedaan rerata antar kolom. Hasil yang didapatkan

oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Rangkuman uji lanjut ANAVA (Komparasi Ganda)

No Sumber F uji DK Hasil Keputusan Uji1 F11-21 0.1607 11.45 F uji < DK diterima2 F12-22 0.7601 11.45 F uji < DK diterima3 F13-23 11.8813 11.45 F uji > DK ditolak4 F11-12 8.0928 11.45 F uji < DK diterima5 F11-13 0.7231 11.45 F uji < DK diterima6 F12-13 2.4368 11.45 F uji < DK diterima7 F21-22 3.3959 11.45 F uji < DK diterima8 F21-23 17.1176 11.45 F uji > DK ditolak9 F22-23 12.7171 11.45 F uji > DK ditolak10 F1-2 (baris) 3.3959 6.14 F uji < DK diterima11 F1-3 (baris) 17.1176 6.14 F uji > DK ditolak12 F2-3 (baris) 12.7171 6.14 F uji > DK ditolak13 F1-2 (kolom) 91.8963 3.92 F uji > DK ditolak

Dari tabel 4.8 di atas, dapat disimpulkan bahwa :

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

83

1. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya tinggi diberi metode demontrasi ataupun

metode diskusi tidak ada perbedaan yang signifikan (berprestasi sama baiknya).

2. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya sedang diberi metode demontrasi

ataupun metode diskusi tidak ada perbedaan yang signifikan (berprestasi sama

baiknya).

3. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya rendah terdapat perbedaan prestasi, siswa

yang konsep dirinya lemah diberi metode demontrasi prestasinya lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang konsep dirinya lemah diberi metode diskusi

4. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya tinggi dan sedang tidak ada perbedaan

yang signifikan apabila diberi metode demontrasi (berprestasi sama baiknya).

5. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya tinggi dan rendah tidak ada perbedaan

yang signifikan apabila diberi metode demontrasi (berprestasi sama baiknya).

6. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya sedang dan rendah tidak ada perbedaan

yang signifikan apabila diberi metode demontrasi (berprestasi sama baiknya).

7. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya tinggi dan sedang tidak ada perbedaan

yang signifikan apabila diberi metode diskusi (berprestasi sama baiknya).

8. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya tinggi dan rendah terdapat perbedaan,

siswa yang konsep dirinya tinggi prestasinya lebih baik dibandingkan siswa yang

konsep dirinya rendah apabila diberi metode diskusi.

9. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya sedang dan rendah terdapat perbedaan,

siswa yang konsep dirinya sedang prestasinya lebih baik dibandingkan siswa yang

konsep dirinya rendah apabila diberi metode diskusi.

10. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya tinggi dan konsep dirinya sedang, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan (berprestasi sama baiknya).

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

84

11. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya tinggi dan konsep dirinya rendah terdapat

perbedaan prestasi, siswa yang konsep dirinya tinggi lebih baik prestasinya

dibandingkan siswa yang konsep dirinya rendah

12. Pada kelompok siswa yang konsep dirinya sedang dan konsep dirinya renda terdapat

perbedaan prestasi, siswa yang konsep dirinya sedang lebih baik prestasinya

dibandingkan siswa yang konsep dirinya rendah.

13. Pada kelompok siswa yang diberi metode demontrasi dan metode diskusi terdapat

perbedaan prestasinya, siswa yang diberi metode demontrasi prestasinya lebih baik

dibandingkan siswa yang diberi metode diskusi.

Perhitungan yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 26.

E. KELEMAHAN PENELITIAN

Penulis telah berusaha maksimal mungkin untuk mendapatkan hasil penelitian

yang optimal, namun demikian penulis menyadari masih banyak kelemahan dan

keterbatasan. Penelitian yang telah dilakukan penulis terdapat kelemahan dan

keterbatasan dalam hal :

1. Instrumen penelitian yang berupa butir soal prestasi belajar fisika dan angket

konsep diri siswa merupakan instrumen yang baru diuji cobakan dua kali,

sehingga perlu diuji cobakan sekali lagi sebagai penentu sehingga dapat

menjadikan instrumen yang baku.

2. Metode pembelajaran ini baru diujicobakan pada satu SMP sebagai sampel, jika

eksperimen dilakukan kepada subyek lain mungkin hasilnya akan berbeda, hal ini

disebabkan oleh perbedaan karakteristik yang dimiliki sampel masing-masing.

Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini belum dapat digeneralisasikan

secara umum.

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang disajikan pada bab IV, dapat diambil

simpulan, bahwa :

1. Terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode

demontrasi dan penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode

diskusi terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran.

Penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi lebih

efektif daripada penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode

diskusi. Hal ini dimungkinkan melalui pembelajaran berbasis masalah dengan

metode demontrasi pada proses pembelajarannya setelah disajikan dengan jalan

menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses dengan prosedur yang benar

dengan disertai penjelasan maka dapat membantu untuk membuktikan atau

memecahkan suatu permasalahan dunia nyata, siswa memperoleh kesempatan

mencoba sendiri, bertukar pikiran maupun berpendapat secara bebas sarta dapat

menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik untuk memecahkan

masalah yang dihadapi.

2. Terdapat pengaruh tingkat konsep diri siswa tinggi dengan tingkat konsep diri

rendah terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. Siswa yang

mempunyai tingkat konsep diri tinggi, cenderung memperoleh prestasi belajar

fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tingkat konsep dirinya

rendah. Siswa yang konsep diriya tinggi mempunyai minat, rasa ingin tahu, daya

imajinasi yang tinggi dan ketrampilan dalam memecahkan masalah yang muncul.

85

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

86

3. Terdapat interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran

berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar fisika pada materi

pokok pengukuran. Secara khusus ternyata siswa yang mempunyai konsep diri

tinggi pada proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran berbasis masalah

dengan metode demontrasi mempunyai prestasi belajar fisika paling baik, dan

siswa yang mempunyai konsep diri rendah pada proses pembelajarannya

menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi mempunyai

prestasi belajar fisika yang paling kurang.

B. IMPLIKASI

1. Dengan terbuktinya bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh konsep diri

siswa, khususnya fisika, maka dalam proses belajar mengajar di sekolah

hendaknya guru lebih memberikan kesempatan yang banyak kepada siswa untuk

terlibat secara aktif, kreatif serta menumbuhkan perasaan senang mengikuti

pelajaran sehingga berdampak dengan meningkatnya adanya kemauan,

kepercayaan diri dan timbulnya kesadaran untuk belajar pada diri siswa untuk

mengembangkan kemampuan intelektual dan ketrampilan dalam memecahkan

masalah, yang dapat menumbuhkan perkembangan konsep diri siswa.

2. Adanya pengaruh metode pada pembelajaran hendaknya menjadikan

pertimbangan bagi guru untuk memilih metode yang sesuai bagi siswa sehingga

siswa menjadi tertarik untuk belajar dan mendapatkan pengalaman baru dari apa

yang dipelajari yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-

hari.

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

87

C. SARAN-SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian ini dalam usaha

mengembangkan dan memajukan proses belajar mengajar di sekolah, maka penelitian

ini mengajukan beberapa saran :

1. Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru memperhatikan konsep diri siswa

dengan memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk berlatih

bicara atau berpendapat maupun bertanya di depan teman-temannya sehingga rasa

percaya diri akan kemampuannya menjadi lebih meningkat.

2. Guru diharapkan dapat memilih metode mengajar yang tepat dan menarik sehingga

siswa merasa mendapatkan pengalaman baru ketika belajar di kelas.

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

88

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khalim, Hari Subagya, Agus Taranggono. 2004. Sains Fisika. Jakarta : Bumi Aksara.

Amit Abraham. 2005. Mengupas Kepribadian Anda. (Edisi terjemahan oleh Anindito Aditomo). Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Arends, R.I. 2008. Learning To Teach. Belajar untuk Mengajar . (Edisi terjemahan oleh Helly Prajitno Soetjipto, Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bertens, K. 2003. Sejarah Filsafat Yunani. Yogjakarta : Kanisius

Burn, R. 1979. The Self Consept: Theory, Measurement, and Behaviour. London: Longman.

Calhoun, J dan Acocella, J. 1995. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. (Edisi terjemahan oleh Satmoko, R.S). Semarang : IKIP Semarang Press.

Clarke, A, Friedman, S, Koch, J. 1985. Child Development. Canada : John Wiley & Sons. Inc.

Cohen, L. 1976. Educational Research in Classrooms and Schools: A Manual of Materials and Methods. London: Harper & Row Ltd.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

__________________________. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP Mata Pelajaran Pengetahuan Alam. Jakarta : Depdiknas.

_______ ___________________. 2007. Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP. Jakarta : Depdiknas.

Hurlock, E. 1980. Developmetal Psychology. New York : McGraw-Hill, Inc.

________. 1992. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Grafindo.

Page 105: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

89

Pudjijogyanti, Clara, R. 1988. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan.

Paul Suparno. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Ratna Willis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Rakhmat Jalaluddin. 1993. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Roestiyah, N.K. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto. 2006.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

Sri Esti Wuryani Djiwandono. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Grasindo

Suryana, D. 2002. Petunjuk Guru belajar Aktif Fisika. Jakarta : CV.Tanjung Putri.

Sudjiman, Panuti. 1989. Sosiologi Pendidikan Perspektif Pendahuluan yang analitis. Jakarta : Bhrataro.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Syaiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Winkel,W.S. 1997. Psikologi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Grasindo.

Page 106: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

90

Lampiran 1Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahun 2008 - 2009Tahap

Jul Ag Sep Ok Np De Jan Feb Mr Apr

Usulan judul dan penyusunan

proposal

Perijinan penelitian

Penyususan Instrumen

Uji coba instrumen

Pelaksanaan penelitian

Pengolahan data

Penyusunan laporan

Page 107: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

91

Lampiran 2Silabus

Sekolah : SMP Negeri 1 NgancarKelas : VII (Tujuh)Semester : 1 (Satu)Mata Pelajaran : IPA Fisika

Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

PenilaianKompetensi Dasar

MateriPokok/Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran IndikatorJenis Tagihan

Teknik BentukInstrumen

Soal

Alokasi Waktu Sumber

Belajar

1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

Pengukuran Mengukur panjang tongkat,buku dengan mistar,jangka sorong, mikrometer sekrup

Mengukur massa balok kayu,besi dengan neraca

Mengukur waktu dan suhu dengan stopwacth dan termometer

Mengukur volume benda dengan gelas ukur

- Melakukan pengukuran massa,panjang,waktu,suhu dan volume dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.

- Memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja dalam pengukuran

- non tes

- tes

- Diskusi

- Demontrasi

- Laporan hasil

kegiatan - Soal tes

( terlampir ) 8 x 40 Buku IPA Fisika MarthenKanginanKelas VII

Page 108: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

97

FORMAT KEGIATAN DEMONTRASI3.1

Menggunakan Alat Ukur ( mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup).

Tujuan : Siswa dapat

1. menggunakan alat ukur mistar secara tepat

2. menggunakan alat ukur jangka sorong secara tepat.

3. menggunakan alat ukur mikrometer sekrup secara tepat.

Jenis Tagihan : Tugas kelompok (Demontrasi)

Cara Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut : mistar, jangka sorong, mikrometer

sekrup, tongkat dari bambu, potongan pipa pralon, botol minuman, kertas

HVS,uang logam, keping CD, buku, pensil

2. Siapkan/ bagilah kelompokmu untuk :

a. mendemontrasikan cara penggunaan alat ukur mistar.

b. mendemontrasikan cara penggunaan alat ukur jangka sorong.

c. mendemontrasikan cara penggunaan alat ukur mikrometer sekrup.

3. Siapkan mistar, ambil beberapa bahan yang tersedia yang dapat kamu ukur

dengan mistar, kemudian masukkan ke dalam tabel 1.

Tabel 1.

Pengukuran Satuan Penggunaan KeteranganNo Alat ukur

panjang Obyek Nilai/hasil

Kertas HVS

Tongkat

Pipa1 Mistar

botol

Page 109: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

98

Uang logam

Keping CD

Pensil

Buku

4. Siapkan jangka sorong, ambil beberapa bahan yang tersedia yang dapat kamu

ukur dengan jangka sorong, kemudian masukkan ke dalam tabel 2.

Tabel 2.

Pengukuran Satuan Penggunaan KeteranganNo Alat ukur

panjang Obyek Nilai/hasil

Kertas HVS

Tongkat

Pipa

botol

Uang logam

Keping CD

Pensil

2 Jangka

Sorong

Buku

5. Siapkan mikrometer sekrup, ambil beberapa bahan yang tersedia yang dapat

kamu ukur dengan mikrometer sekrup, kemudian masukkan ke dalam tabel 3

Tabel 3. Pengukuran Satuan Penggunaan KeteranganNo Alat ukur

panjang Obyek Nilai/hasilKertas HVS

TongkatPipaBotol

Uang logamKeping CD

Pensil

3 Mikrometer Sekrup

Buku

6. Bandingkan tabel kerja kelompok anda dengan kelompok lain.

Page 110: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

92

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3.1

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 1. Pengukuran

Submateri pokok : 3.1 Standar dan alat ukur panjang

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang

sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

1. Menggunakan mistar secara tepat

2. Menggunakan jangka sorong secara tepat.

3. Menggunakan mikrometer sekrup secara tepat

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran berbasis masalah.

Penekanan Permasalahan :

1. Bagaimana cara menggunakan mistar secara tepat ?

2. Bagaimana cara menggunakan jangka sorong secara tepat ?

3. Bagaimana cara menggunakan mikrometer sekrup secara tepat ?

E. METODE PEMBELAJARAN

Demontrasi (format Kegiatan Terlampir).

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

Siswa dapat :

Metode Demontrasi

Page 111: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

93

a. Menjelaskan cara mengukur panjang, diameter dan ketebalan suatu

benda

b. Membaca skala pada pengukuran benda menggunakan mistar,

mikrometer sekrup dan jangka sorong

2. Afektif

Siswa dapat :

a. Bekerja sama

b. Jujur dalam mengemukakan hasil percobaan

c. Menghagai pendapat teman

3. Psikomotor

Siswa dapat :

Siswa dapat :

a. menggunakan alat ukur panjang, untuk mengukur panjang, diameter, dan

ketebalan suatu benda secara tepat

b. Membaca skala pada alat ukur dengan benar pada alat ukur panjang

seperti mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

G. ALAT DAN BAHAN

1. Mistar

2. Jangka sorong

3. Mikrometer sekrup

4. Pensil

5. Buku

6. Kertas HVS

7. Potongan pipa pralon

8. Tongkat dari bambu

9. Botol minuman

10. Uang logam

11. Keping CD

H. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (awal)

a. Untuk menarik perhatian siswa guru memperlihatkan : tongkat,

potongan pipa ,botol minuman, buku, kertas HVS, pensil, keping CD,

uang logam.

Page 112: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

94

b. Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengukur panjang kertas?

(Siswa menjawa penggaris atau alat ukur panjang lainnya)

2). Bagaimana cara mengukur panjang benda-benda ini?

(Siswa menyebutkan alat ukur panjang)

3). Bagaimana cara mengukur kedalaman dari botol minuman?

(Siswa menjawab dengan memberikan argumentasi yang mengarah

kepada cara pengukuran kedalaman botol minuman)

4) Bagaimana cara mengukur ketebalan atau diameter luar dari benda-

benda ini?

(Siswa menjawab dengan menyebutkan alat ukur panjang misalnya

penggaris dan jangka sorong serta memberikan argumen cara

menggunakannya)

5) Bagaimana cara mengukur diameter bagian dalam tongkat bambu

ini?

(Harapan guru, siswa menjawab jangka sorong dan menjelaskan

cara menggunakannya)

6). Bagaimana cara mengukur ketebalan buku? Dapatkah penggaris

digunakan untuk mengukur ketebalannya?

(Harapan guru, siswa dapat menjawab mikrometer sekrup dan

menjelaskan cara menggunakannya)

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengarahkan dan membagi siswa menjadi 8 kelompok.

b. Untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan awal guru memperhatikan

berbagai alat ukur panjang

c. Guru mendemontrasikan:

1). Penggunaan alat ukur panjang yang berupa mistar untuk

mengukur panjang dari tongkat dengan tepat

2). Penggunaan alat ukur panjang yang berupa jangka sorong untuk

mengukur kedalaman botol minuman dengan tepat.

Page 113: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

95

3) Penggunaan alat ukur panjang yang berupa jangka sorong untuk

mengukur ketebalan atau diameter bagian luar dari tongkat

dengan tepat.

4). Penggunaan alat ukur panjang yang berupa jangka sorong untuk

mengukur ketebalan daun dengan tepat.

5). Penggunaan alat ukur panjang yang berupa mikrometer sekrup

untuk mengukur ketebalan daun secara tepat.

d. Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

menggunakan alat-alat yang didemontrasikan guru secara bergiliran.

e. Meminta tiap-tiap kelompok secara berurutan untuk

mendemontrasikan tentang cara penggunaan alat-alat ukur panjang di

depan kelas, dan memasukkan hasil pengukuran ke dalam tabel yang

telah disediakan.

f. Memberikan tanggapan dari kegiatan demontrasi yang telah

dilakukan oleh masing-masing kelompok.

g. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang demontrasinya

bagus.

3. Penutup

Melalui demontrasi di depan kelas guru menyimpulkan:

a. Cara menggunakan mistar secara tepat.

b. Cara menggunakan jangka sorong secara tepat

c. Cara menggunakan mikrometer sekrup secara tepat

I. PENILAIAN

1. Kognitif.

Siswa diminta menjawab pertanyaan nomor 1 dan 2 halaman 24 buku IPA

Fisika SMP kelas VII karangan Marthen Kanginan Penerbit Erlangga.

2. Afektif dan psikomotor (performance)

Guru menilai selama jalannya kegiatan baik sikap maupun ketrampilan yang

dimiliki siswa ketika mengukur panjang benda dengan beberapa alat ukur

misalnya mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup.

Page 114: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

96

Page 115: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

99

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3.1

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 1 Pengukuran

Submateri pokok : 3.1 Standar dan alat ukur panjang

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang

sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

1. Menggunakan mistar secara tepat

2. Menggunakan jangka sorong secara tepat.

3. Menggunakan mikrometer sekrup secara tepat

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran berbasis masalah.

Penekanan Permasalahan :

1. Bagaimana cara menggunakan mistar secara tepat ?

2. Bagaimana cara menggunakan jangka sorong secara tepat ?

3. Bagaimana cara menggunakan mikrometer sekrup secara tepat ?

E. METODE PEMBELAJARAN

Diskusi (format Kegiatan Terlampir).

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

Metode Diskusi

Page 116: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

100

Siswa dapat :

a. Menjelaskan cara mengukur panjang, diameter dan ketebalan suatu

benda

b. Membaca skala pada pengukuran benda menggunakan mistar,

mikrometer sekrup dan jangka sorong

2. Afektif

Siswa dapat :

a. Bekerja sama

b. Jujur dalam mengemukakan hasil percobaan

c. Menghagai pendapat teman

3. Psikomotor

Siswa dapat :

a. menggunakan alat ukur panjang, untuk mengukur panjang, diameter, dan

ketebalan suatu benda secara tepat

b. Membaca skala pada alat ukur dengan benar pada alat ukur panjang

seperti mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

G. ALAT DAN BAHAN

1. Mistar

2. Jangka sorong

3. Mikrometer sekrup

4. Pensil

5. Buku

6. Kertas HVS

7. Potongan pipa pralon

8. Tongkat dari bambu

9. Botol minuman

10. Uang logam

11. Keping CD

H. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (awal)

Page 117: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

101

a. Untuk menarik perhatian siswa guru memperlihatkan : tongkat,

potongan pipa ,botol minuman, buku, kertas HVS, pensil, keping CD,

uang logam.

b. Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengukur panjang kertas?

(Siswa menjawa penggaris atau alat ukur panjang lainnya)

2). Bagaimana cara mengukur panjang benda-benda ini?

(Siswa menyebutkan alat ukur panjang)

3). Bagaimana cara mengukur kedalaman dari botol minuman?

(Siswa menjawab dengan memberikan argumentasi yang mengarah

kepada cara pengukuran kedalaman botol minuman)

4) Bagaimana cara mengukur ketebalan atau diameter luar dari benda-

benda ini?

(Siswa menjawab dengan menyebutkan alat ukur panjang misalnya

penggaris dan jangka sorong serta memberikan argumen cara

menggunakannya)

5) Bagaimana cara mengukur diameter bagian dalam tongkat bambu

ini?

(Harapan guru, siswa menjawab jangka sorong dan menjelaskan

cara menggunakannya)

6). Bagaimana cara mengukur ketebalan buku? Dapatkah penggaris

digunakan untuk mengukur ketebalannya?

(Harapan guru, siswa dapat menjawab mikrometer sekrup dan

menjelaskan cara menggunakannya)

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas.

2. Kegiatan Inti

a. Untuk menjawab permasalahan tersebut, guru mengarahkan agar siswa

mendiskusikan dalam kelompok.

b. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan di bentuk masing-

masing ketua kelompok sebagai pemimpin diskusi dan notulen sebagai

pencatat hasil kegiatan diskusi sekaligus pelopor apabila kegiatan diskusi

kelompoknya tidak jalan.

Page 118: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

102

c. Guru membagikan kepada tiap kelompok alat ukur panjang yang berupa

penggaris , jangka sorong dan mikrometer sekrup, dan bahan-bahan yang

akan diukur serta format diskusi.

d. Dengan dipandu oleh ketua kelompok, tiap kelompok mendidskusikan

untuk mempraktekkan:

1). Penggunaan alat ukur panjang yang berupa mistar.

2). Penggunaan alat ukur panjang yang berupa jangka sorong.

3). Penggunaan alat ukur panjang yang berupa mikrometer sekrup.

e. Setiap kelompok diminta mendiskusikan dan menuliskan hasil kegiatan

pengukuran pada format kegiatan diskusi, sehingga dapat menjawab

semua permasalahan yang dimunculkan guru seperti format kegiatan

diskusi untuk dipresentasikan secara pleno.

f. Guru melakukan pengamatan dan pembimbingan jika ada kelompok

yang kesulitan atau kegiatan diskusinya tidak jalan sehingga masalah

yang dihadapi tiap kelompok tersebut dapat dipecahkan.

g. Secara pleno setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan yang

dilakukan oleh kelompoknya masing-masing.

h. Setelah kegiatan presentasi dari masing-masing kelompok, dengan

diskusi kelas guru mempraktekkan secara tepat penggunaan alat ukur

panjang berupa mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.

i. Dengan diskusi kelas guru memastikan bahwa semua kelompok telah

mengetahui jawaban dengan benar.

j. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya bagus.

3. Penutup

Melalui diskusi kelas, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan :

a. Cara menggunakan mistar secara tepat.

b. Cara menggunakan jangka sorong secara tepat

c. Cara menggunakan mikrometer sekrup secara tepat

I. PENILAIAN

1. Kognitif.

Siswa diminta menjawab pertanyaan nomor 1 dan 2 halaman 24 buku IPA

Fisika SMP kelas VII karangan Marthen Kanginan Penerbit Erlangga.

Page 119: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

103

2. Afektif dan psikomotor (performance)

Guru menilai selama jalannya kegiatan baik sikap maupun ketrampilan yang

dimiliki siswa ketika mengukur panjang benda dengan beberapa alat ukur

misalnya mistar, jangka sorong, mikrometer skrup.

Page 120: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

104

FORMAT KEGIATAN DISKUSI3.1

Menggunakan Alat Ukur (Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer Sekrup).

Tujuan : 1. Anda mampu menggunakan alat ukur mistar secara tepat .

2. Anda mampu menggunakan alat jangka sorong secara tepat .

3. Anda mampu menggunakan alat mikrometer sekrup secara tepat

Jenis Tagihan : Tugas kelompok (Diskusi).

Cara Kerja :

1. Siapkan alat ukur panjang (mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup) untuk mengukur tongkat dari bambu, potongan pipa

pralon, botol minuman, kertas HVS, buku, pensil, uang logam, keping CD.

2. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel berikut, dan diskusikan pertanyaan-pertanyaannya :

Page 121: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

105

PengukuranNilai / Hasil

No Alat Ukur Objek Panjang Diameter luar (ketebalan)

Diameter dalam (jika punya)

Kedalaman (jika punya)

Satuan Penggunaan

Kertas HVSTongkatPensilUang logamBukuKeping CD

1. Mistar

BotolKertas HVSTongkatPensilUang logamBukuKeping CD

2. Jangka sorong

BotolKertas HVSTongkatPensilUang logamBukuKeping CD

3. Mikrometer sekrup

Botol

3. Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel maka apa yang dapat ditarik kesimpulan penggunaan dari:

a. Mistar

Page 122: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

106

b. Jangka sorong

c. Mikrometer sekrup

Jawab : ................................................................................................................................................................................................

4. Dengan menggunakan konsep pengukuran, dskusikan jawaban dari pertanyaan berikut ini :

a. Bagaimana cara mengukur panjang benda dengan menggunakan mistar secara tepat ?

b. Apa nama alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kedalaman dari botol minuman agar dapat dihasilkan pengukuran

yang akurat ? bagaimana cara menggunakannya secara tepat ?

c. Apa nama alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur ketebalan atau diameter luar suatu benda, misalnya ketebalan pipa

atau keping CD agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat ? Bagaiman cara mengunakannya secara tepat ?

d. Alat apakah yang dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam dari tongkat bambu dan keping CD agar dapat

diperoleh hasil pengukuran yang akurat ?

e. Bagaimana cara mengukur ketebalan benda-benda yang sangat tipis secara tepat, misalnya kertas ?

Jawab : .............................................................................................................................................................................

5. Presentasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok anda di depan kelas.

Page 123: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

107

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3.2

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 1. Pengukuran

Submateri pokok : 3.2 Standar dan alat ukur massa

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang

sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

1. Menggunakan neraca pegas secara tepat

2. Menggunakan neraca empat lengan secara tepat.

3. Menggunakan timbangan badan (neraca kamar mandi) secara tepat

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran berbasis masalah.

Penekanan Permasalahan :

1. Bagaimana cara menggunakan neraca pegas secara tepat ?

2. Bagaimana cara menggunakan neraca empat lengan secara tepat ?

3. Bagaimana cara menggunakan timbangan badan (neraca kamar mandi) secara

tepat

E. METODE PEMBELAJARAN

Demontrasi (format Kegiatan Terlampir).

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

Metode Demontrasi

Page 124: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

108

1. Kognitif

Siswa dapat :

a. Menjelaskan cara mengukur massa suatu benda.

b. Membaca skala pada pengukuran benda menggunakan neraca.

2. Afektif

Siswa dapat :

a. Bekerja sama

b. Jujur dalam mengemukakan hasil percobaan

c. Menghagai pendapat teman dalam diskusi

3. Psikomotor

Siswa dapat :

a. menggunakan berbagai alat ukur massa suatu benda secara tepat

b. Membaca skala pada berbagai alat ukur massa suatu benda dengan tepat.

G. ALAT DAN BAHAN

1. Neraca pegas

2. Neraca empat lengan

3. Timbangan badan (neraca kamar mandi)

4. Batu

5. Besi pemberat

6. Kubus yang terbuat dari kayu

7. Kubus yang terbuat dari besi

8. Kubus yang terbuat dari tembaga

H. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (awal)

a. Untuk menarik perhatian siswa guru memperlihatkan : berbagai jenis

kubus dengan bahan penyusun yang berbeda, batu dan besi pemberat.

b. Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengukur massa dari benda-

benda ini?

(Siswa menjawab dan menyebutkan alat ukur massa)

2). Bagaimana cara mengukur massa dari benda-benda ini secara tepat?

(Siswa memberikan argumen cara menggunakan alat ukur massa)

Page 125: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

109

3). Apakah nama alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa

seseorang?

(Siswa menjawab timbangan badan atau neraca kamar mandi)

4) Bagaimana cara mengukur massa seseorang secara tepat ?

(Siswa memberikan argumen cara menimbang massa benda

dengan tepat)

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengarahkan dan membagi siswa menjadi 8 kelompok.

b. Untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan awal guru memperhatikan

berbagai alat ukur massa.

c. Guru mendemontrasikan penggunaan alat ukur massa yaitu neraca pegas,

neraca empat lengan, neraca kamar mandi (timbangan badan) secara

tepat.

d. Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

menggunakan alat-alat yang didemontrasikan guru secara bergiliran.

e. Meminta tiap-tiap kelompok secara berurutan untuk mendemontrasikan

tentang cara penggunaan alat-alat ukur panjang di depan kelas, dan

memasukkan hasil pengukuran ke dalam tabel yang telah disediakan.

f. Memberikan tanggapan dari kegiatan demontrasi yang telah dilakukan

oleh masing-masing kelompok.

g. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang demontrasinya bagus.

3. Penutup

Melalui demontrasi di depan kelas guru menyimpulkan:

a. Cara menggunakan neraca pegas secara tepat.

b. Cara menggunakan neraca empat lengan secara tepat

c. Cara menggunakan neraca kamar mandi (timbangan badan) secara tepat

I. PENILAIAN

1. Kognitif.

Page 126: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

110

Siswa diminta menjawab pertanyaan nomor 5 dan 6 halaman 27 buku IPA

Fisika SMP kelas VII karangan Marthen Kanginan Penerbit Erlangga.

2. Afektif dan psikomotor (performance)

Guru menilai selama jalannya kegiatan baik sikap maupun ketrampilan yang

dimiliki siswa ketika mengukur massa benda dengan beberapa alat ukur

misalnya neraca pegas, neraca empat lengan, neraca kamar mandi

(timbangan badan), maupun cara membaca skala pada beberapa neraca

tersebut.

Page 127: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

111

FORMAT KEGIATAN DEMONTRASI

3.2

Menggunakan Alat Ukur ( neraca pegas, neraca empat lengan, timbangan badan).

Tujuan : Siswa dapat

1. menggunakan alat ukur neraca pegas secara tepat

2. menggunakan alat ukur neraca empat lengan secara tepat.

3. menggunakan alat ukur timbangan badan secara tepat.

Jenis Tagihan : Tugas kelompok (Demontrasi)

Cara Kerja :

1. Siapkan alat ukur massa (neraca pegas, neraca empat lengan, timbangan badan)

untuk mengukur berbagai jenis kubus, batu, besi pemberat dan benda-benda lain

disekitarmu yang dapat diukur dengan neraca tersebut

2. Siapkan/ bagilah kelompokmu untuk :

a. mendemontrasikan cara penggunaan alat ukur neraca pegas secara tepat.

b. mendemontrasikan cara penggunaan alat ukur neraca empat lengan secara tepat.

c. mendemontrasikan cara penggunaan alat ukur timbangan badan secara tepat.

3. Menuliskan hasil pengukuran dari kegiatan demontrasi ke dalam tabel berikut :

Tabel 1.

Benda yang diukur massanyaNo. Nama Alat

Ukur Massa Kubus

kayu

Kubus

tembaga

Kubus

Besi

Batu Besi

pemberat

...

1 Neraca pegas

2 Neraca empat

lengan

3 Timbangan

badan

4. Bandingkan tabel kerja kelompok anda dengan kelompok lain!.

Page 128: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

112

Page 129: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

113

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3.2

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 1. Pengukuran

Submateri pokok : 3.2 Standar dan alat ukur massa

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang

sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

1. Menggunakan neraca pegas secara tepat

2. Menggunakan neraca empat lengan secara tepat.

3. Menggunakan timbangan badan (neraca kamar mandi) secara tepat.

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran berbasis masalah.

Penekanan Permasalahan :

1. Bagaimana cara menggunakan neraca pegas secara tepat ?

2. Bagaimana cara menggunakan neraca empat lengan secara tepat ?

3. Bagaimana cara menggunakan timbangan badan (neraca kamar mandi) secara

tepat

E. METODE PEMBELAJARAN

Diskusi (Format Kegiatan Terlampir).

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

Metode Diskusi

Page 130: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

114

1. Kognitif

Siswa dapat :

a. Menjelaskan cara mengukur massa suatu benda.

b. Membaca skala pada pengukuran benda menggunakan neraca pegas,

neraca empat lengan, timbangan badan (neraca kamar mandi).

2. Afektif

Siswa dapat :

a. Bekerja sama

b. Jujur dalam mengemukakan hasil percobaan

c. Menghagai pendapat teman dalam diskusi

3. Psikomotor

Siswa dapat menggunakan alat ukur neraca pegas, neraca empat lengan,

timbangan badan untuk mengukur massa suatu benda secara tepat dan cara

membaca skala dengan benar.

G. ALAT DAN BAHAN

1. Neraca pegas

2. Neraca empat lengan

3. Timbangan badan (neraca kamar mandi)

4. Batu

5. Besi pemberat

6. Kubus yang terbuat dari besi

7. Kubus yang terbuat dari tembaga

8. Kubus yang terbuat dari kayu

H. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (awal)

a. Untuk menarik perhatian siswa guru memperlihatkan : berbagai jenis

kubus dengan bahan penyusun yang berbeda, batu dan besi pemberat.

b. Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengukur massa dari benda-

benda ini?

(Siswa menjawab dan menyebutkan alat ukur massa)

2). Bagaimana cara mengukur massa dari benda-benda ini secara tepat?

(Siswa memberikan argumen cara menggunakan alat ukur massa)

Page 131: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

115

3). Apakah nama alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa

seseorang?

(Siswa menjawab timbangan badan atau neraca kamar mandi)

4) Bagaimana cara mengukur massa seseorang secara tepat ?

(Siswa memberikan argumen cara menimbang massa benda

dengan tepat)

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas.

2. Kegiatan Inti

a. Untuk menjawab permasalahan tersebut, guru mengarahkan agar siswa

mendiskusikan dalam kelompok.

b. Guru membagi siswa menjadi 8 kelpmpok dengan di bentuk masing-

masing ketua kelompok sebagai pemimpin diskusi dan notulen sebagai

pencatat hasil kegiatan diskusi sekaligus pelopor apabila kegiatan diskusi

kelompoknya tidak jalan.

c. Guru membagikan kepada tiap kelompok alat ukur massa yang berupa

neraca pegas, neraca emapat lengan, timbangan badan dan bahan-bahan

yang akan diukur serta format diskusi.

d. Dengan dipandu oleh ketua kelompok, tiap kelompok mendidiskusikan

untuk mempraktekkan:

1). Penggunaan alat ukur massa yang berupa neraca pegas.

2). Penggunaan alat ukur massa yang berupa neraca emapat lengan.

3). Penggunaan alat ukur massa yang berupa timbangan badan.

e. Setiap kelompok diminta mendiskusikan dan menuliskan hasil kegiatan

pengukuran pada format kegiatan diskusi, sehingga dapat menjawab

semua permasalahan yang dimunculkan guru seperti format kegiatan

diskusi untuk dipresentasikan secara pleno.

f. Guru melakukan pengamatan dan pembimbingan jika ada kelompok

yang kesulitan atau kegiatan diskusinya tidak jalan sehingga masalah

yang dihadapi tiap kelompok tersebut dapat dipecahkan.

g. Secara pleno setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan yang

dilakukan oleh kelompoknya masing-masing.

Page 132: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

116

h. Setelah kegiatan presentasi dari masing-masing kelompok, dengan

diskusi kelas guru mempraktekkan secara tepat penggunaan alat ukur

panjang berupa mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.

i. Dengan diskusi kelas guru memastikan bahwa semua kelompok telah

mengetahui jawaban dengan benar.

j. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya bagus.

3. Penutup

Melalui diskusi kelas, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan :

a. Cara menggunakan neraca pegas secara tepat.

b. Cara menggunakan neraca emapat lengan secara tepat

c. Cara menggunakan timbangan badan secara tepat

I. PENILAIAN

1. Kognitif.

Siswa diminta menjawab pertanyaan nomor 5 dan 6 halaman 27 buku IPA

Fisika SMP kelas VII karangan Marthen Kanginan Penerbit Erlangga.

2. Afektif dan psikomotor (performance)

Guru menilai selama jalannya kegiatan baik sikap maupun ketrampilan yang

dimiliki siswa ketika mengukur massa benda dengan beberapa alat ukur

misalnya neraca pegas, neraca empat lengan, timbangan badan.

Page 133: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

118

FORMAT KEGIATAN DISKUSI3.2

Menggunakan Alat Ukur ( neraca pegas, neraca empat lengan, timbangan badan).

Tujuan : Siswa dapat

1. menggunakan alat ukur neraca pegas secara tepat

2. menggunakan alat ukur neraca empat lengan secara tepat.

3. menggunakan alat ukur timbangan badan secara tepat.

Jenis Tagihan : Tugas kelompok (Diskusi)

Cara Kerja :

1. Siapkan alat ukur massa (neraca pegas, neraca empat lengan, timbangan badan)

untuk mengukur berbagai jenis kubus, batu, besi pemberat dan benda-benda lain

disekitarmu yang dapat diukur dengan neraca tersebut

2. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel di bawah ini, dan diskusikan

pertanyaan-pertanyaan berikut :

No. Nama Alat Ukur Massa

Benda yang diukur massanya

Kubus dari kayu

Kubus dari tembaga

Kubus dari Besi

Batu Besi pemberat

..........

1 Neraca pegas

2 Neraca empat lengan

3 Timbangan badan

Page 134: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

119

3. Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan

tentang efektifitas dari penggunaan :

a. Neraca pegas

b. Neraca empat lengan

c. Timbangan badan (neraca kamar mandi)

4. Dengan menggunakan konsep pengukuran massa benda, diskusikan jawaban dari

pertanyaan berikut ini :

a. Bagaimanakah cara menggunakan neraca pegas secara tepat ?

b. Bagaimanakah cara menggunakan neraca empat lengan secara tepat ?

c. Bagaimanakah cara menggunakan neraca kamar mandisecara tepat ?

5. Presentasikan hasil kegiatan diskusi yang telah dilakukan kelompok anda di depan

kelas.

Page 135: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

120

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3.3

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 1. Pengukuran

Submateri pokok : 3.3 Standar dan alat ukur waktu dan suhu

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang

sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

1. Menggunakan arloji analog (jarum) secara tepat

2. Menggunakan arloji digital secara tepat.

3. Menggunakan stopwatch secara tepat.

4. Menggunakan termometer secara tepat.

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran berbasis masalah.

Penekanan Permasalahan :

1. Bagaimana cara menggunakan arloji analog (jarum) secara tepat ?

2. Bagaimana cara menggunakan arloji digital secara tepat ?

3. Bagaimana cara menggunakan stopwatch secara tepat ?

4. Bagaimana cara menggunakan termometer secara tepat ?

E. METODE PEMBELAJARAN

Demontrasi (format Kegiatan Terlampir).

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

Metode Demontrasi

Page 136: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

121

Siswa dapat :

a. Menjelaskan cara mengukur waktu dan suhu suatu benda.

b. Membaca skala pada pengukuran waktu dan suhu benda dengan

menggunakan arloji analog (jarum), arloji digital, stopwatch,

termometer.

2. Afektif

Siswa dapat :

a. Bekerja sama

b. Jujur dalam mengemukakan hasil percobaan

c. Menghagai pendapat orang lain.

3. Psikomotor

Siswa dapat :

a. menggunakan berbagai alat ukur waktu dan suhu suatu benda secara

tepat

b. Membaca skala pada berbagai alat ukur waktu dan suhu suatu benda

dengan tepat.

G. ALAT DAN BAHAN

1. Arloji analog (jarum)

2. Arloji digital

3. Stopwatch

4. Termometer

5. Ayunan bandul

6. Air es

7. Air panas

8. Air kran

H. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (awal)

a. Untuk menarik perhatian siswa guru memperlihatkan tiga buah tempat

yang masing-masing berisi air kran, air panas, dan air es.

Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengetahui manakah yang

berisi air panas, air dingin, air kran ?

(Siswa menjawab dengan tangan atau indera peraba)

Page 137: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

122

2). Bagaimana cara mengukur suhu air ini secara tepat?

(Siswa memberikan jawaban termometer)

b. Guru juga memperlihatkan ayunan bandul dan mengayunkannya.

Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apakah nama alat yang digunakan untuk mengetahui waktu

mengayunnya bandul sampai berhenti?

(Harapan guru siswa menjawab jam atau stopwatch)

2). Bagaimana cara mengukur waktu mengayunnya bandul sampai

ayunan yang ke 20 ?

(Siswa memberikan argumennya masing-masing)

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengarahkan dan membagi siswa menjadi 8 kelompok.

b. Untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan awal guru memperhatikan

cara untuk mengetahui tempat manakah yang berisi air dingin, air panas,

air biasa.

c. Guru mendemontrasikan penggunaan alat ukur termometer secara tepat

untuk mengetahui suhu air pada masing-masing tempat.

d. Untuk mengetahui ayunan bandul sampai berhenti guru memperlihatkan

jam dan stopwatch dan mendemontrasikan cara menggunakannya dengan

tepat.

e. Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

menggunakan alat-alat yang didemontrasikan guru secara bergiliran.

f. Meminta tiap-tiap kelompok secara berurutan untuk mendemontrasikan

tentang cara penggunaan alat-alat ukur waktu dan suhu di depan kelas,

dan memasukkan hasil pengukuran ke dalam tabel yang telah disediakan.

g. Memberikan tanggapan dari kegiatan demontrasi yang telah dilakukan

oleh masing-masing kelompok.

h. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang demontrasinya bagus.

3. Penutup

Melalui demontrasi di depan kelas guru membimbing siswa menyimpulkan:

a. Cara menggunakan arloji analog (jarum) secara tepat.

Page 138: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

123

b. Cara menggunakan arloji digital secara tepat

c. Cara menggunakan stopwatch secara tepat

I. PENILAIAN

1. Kognitif.

Siswa diminta menjawab pertanyaan no. 22, 23,halaman 48 buku IPA Fisika

SMP kelas VII karangan Marthen Kanginan Penerbit Erlangga.

2. Afektif dan psikomotor (performance)

Guru menilai selama jalannya kegiatan baik sikap maupun ketrampilan yang

dimiliki siswa ketika mengukur waktu dan suhu benda dengan beberapa alat

ukur misalnya arloji analog (jarum), arloji digital, stopwatch dan termometer

maupun cara membaca skala pada beberapa alat ukur waktu dan suhu

tersebut.

Page 139: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

124

FORMAT KEGIATAN DEMONTRASI

3.3

Menggunakan Alat Ukur (arloji analog (jarum), arloji digital, Stopwatch, termometer).

Tujuan : Siswa dapat

1. menggunakan alat ukur arloji analog (jarum) secara tepat

2. menggunakan alat ukur arloji digital secara tepat.

3. menggunakan alat ukur stopwatch secara tepat.

4. menggunakan alat ukur termometer secara tepat.

Jenis Tagihan : Tugas kelompok (Demontrasi)

Cara Kerja :

1. Siapkan alat ukur waktu dan suhu (arloji analog (jarum), arloji digital,

stopwatch,termometer) untuk mengukur mengetahui suhu air pada masing-masing

tempat yang sudah disiapkan dan mengetahui waktu ayunan bandul.

2. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel

Tabel

PengukuranNo Besaran Alat ukur

Obyek/kegiatan Nilai/Hasil

Satuan

Air dalam wadah A

Air dalam wadah B

Air dalam wadah C

Suhu badan siswa 1

1 Suhu Termometer

Suhu badan siswa 2

2 Waktu Stopwatch Ayunan bandul sebanyak 10 kaliAyunan bandul sebanyak 20 kaliAyunan bandul sebanyak 30 kali

Page 140: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

125

Denyut nadi sebanyak 40 kaliDenyut nadi sebanyak 40 kali

4. Apakah kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini ?

Page 141: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

126

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3.3

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 1. Pengukuran

Submateri pokok : 3.3 Standar dan alat ukur waktu dan suhu

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang

sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

1. Menggunakan arloji analog (jarum) secara tepat

2. Menggunakan arloji digital secara tepat.

3. Menggunakan stopwatch secara tepat.

4. Menggunakan termometer secara tepat.

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran berbasis masalah.

Penekanan Permasalahan :

1. Bagaimana cara menggunakan arloji analog (jarum) secara tepat ?

2. Bagaimana cara menggunakan arloji digital secara tepat ?

3. Bagaimana cara menggunakan stopwatch secara tepat ?

4. Bagaimana cara menggunakan termometer secara tepat ?

E. METODE PEMBELAJARAN

Diskusi (format Kegiatan Terlampir).

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

Metode Diskusi

Page 142: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

127

Siswa dapat :

a. Menjelaskan cara mengukur waktu dan suhu suatu benda.

b. Membaca skala pada pengukuran waktu dan suhu benda dengan

menggunakan arloji analog (jarum), arloji digital, stopwatch,

termometer.

2. Afektif

Siswa dapat :

a. Bekerja sama

b. Jujur dalam mengemukakan hasil percobaan

c. Menghagai pendapat teman dalam diskusi.

3. Psikomotor

Siswa dapat :

a. menggunakan berbagai alat ukur waktu dan suhu suatu benda secara

tepat

b. Membaca skala pada berbagai alat ukur waktu dan suhu suatu benda

dengan tepat.

G. ALAT DAN BAHAN

1. Arloji analog (jarum)

2. Arloji digital

3. Stopwatch

4. Termometer

5. Ayunan bandul

6. Air es

7. Air panas

8. Air kran

H. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (awal)

a. Untuk menarik perhatian siswa guru memperlihatkan tiga buah tempat

yang masing-masing berisi air kran, air panas, dan air es.

Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengetahui manakah yang

berisi air panas, air dingin, air kran ?

(Siswa menjawab dengan tangan atau indera peraba)

Page 143: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

128

2). Bagaimana cara mengukur suhu air ini secara tepat?

(Siswa memberikan jawaban termometer)

b. Guru juga memperlihatkan ayunan bandul dan mengayunkannya.

Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apakah nama alat yang digunakan untuk mengetahui waktu

mengayunnya bandul sampai berhenti?

(Harapan guru siswa menjawab jam atau stopwatch)

2). Bagaimana cara mengukur waktu mengayunnya bandul sampai

ayunan yang ke 20 ?

(Siswa memberikan argumennya masing-masing)

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas.

2. Kegiatan Inti

a. Untuk menjawab permasalahan tersebut, guru mengarahkan agar siswa

mendiskusikan dalam kelompok.

b. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan di bentuk masing-

masing ketua kelompok sebagai pemimpin diskusi dan notulen sebagai

pencatat hasil kegiatan diskusi sekaligus pelopor apabila kegiatan diskusi

kelompoknya tidak jalan.

c. Guru membagikan kepada tiap kelompok alat ukur waktu dan suhu yang

berupa arloji analog (jarum), arloji digital, stopwatch, termometer dan

format kegiatan untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok.

d. Dengan dipandu oleh ketua kelompok, tiap kelompok mendidiskusikan

untuk mempraktekkan:

1). Penggunaan alat ukur waktu yang berupa arloji analog (jarum).

2). Penggunaan alat ukur waktu yang berupa arloji digital.

3). Penggunaan alat ukur waktu yang berupa stopwatch

4). Penggunaan alat ukur suhu yang berupa termometer.

e. Setiap kelompok diminta mendiskusikan dan menuliskan hasil kegiatan

pengukuran pada format kegiatan diskusi, sehingga dapat menjawab

semua permasalahan yang dimunculkan guru seperti format kegiatan

diskusi untuk dipresentasikan secara pleno.

Page 144: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

129

f. Guru melakukan pengamatan dan pembimbingan jika ada kelompok

yang kesulitan atau kegiatan diskusinya tidak jalan sehingga masalah

yang dihadapi tiap kelompok tersebut dapat dipecahkan.

g. Secara pleno setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan yang

dilakukan oleh kelompoknya masing-masing.

h. Setelah kegiatan presentasi dari masing-masing kelompok, dengan

diskusi kelas guru mempraktekkan secara tepat penggunaan alat ukur

waktu dan suhu berupa arloji analog (jarum), arloji digital, stopwatch,

termometer.

i. Dengan diskusi kelas guru memastikan bahwa semua kelompok telah

mengetahui jawaban dengan benar.

j. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya bagus.

3. Penutup

Melalui diskusi kelas, guru membimbing siswa menyimpulkan:

a. Cara menggunakan arloji analog (jarum) secara tepat.

b. Cara menggunakan arloji digital secara tepat

c. Cara menggunakan stopwatch secara tepat

d. Cara menggunakan termometer secara tepat

I. PENILAIAN

1. Kognitif.

Siswa diminta menjawab pertanyaan no. 22, 23 halaman 48 buku IPA Fisika

SMP kelas VII karangan Marthen Kanginan Penerbit Erlangga.

2. Afektif dan psikomotor (performance)

Guru menilai selama jalannya kegiatan baik sikap maupun ketrampilan yang

dimiliki siswa ketika mengukur waktu dan suhu benda dengan beberapa alat

ukur misalnya arloji analog (jarum), arloji digital, stopwatch dan termometer

maupun cara membaca skala pada beberapa alat ukur waktu dan suhu

tersebut.

Page 145: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

130

Page 146: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

131

FORMAT KEGIATAN DISKUSI

3.3

Menggunakan Alat Ukur (arloji analog , arloji digital, stopwatch, termometer)

Tujuan : Siswa dapat

1. menggunakan alat ukur arloji analog (jarum) secara tepat

2. menggunakan alat ukur arloji digital secara tepat.

3. menggunakan alat ukur stopwatch secara tepat.

4. menggunakan alat ukur termometer secara tepat.

Jenis Tagihan : Tugas kelompok (Diskusi)

Cara Kerja :

1. Siapkan alat ukur waktu dan suhu (arloji analog (jarum), arloji digital,

stopwatch,termometer) untuk mengukur mengetahui suhu air pada masing-masing

tempat yang sudah disiapkan dan mengetahui waktu ayunan bandul.

2. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan

berikut :

Tabel

PengukuranNo Besaran Alat ukur

Obyek/kegiatan Nilai/Hasil

Satuan

Air dalam wadah A

Air dalam wadah B

Air dalam wadah C

Suhu badan siswa 1

1 Suhu Termometer

Suhu badan siswa 2

2 Waktu Stopwatch Ayunan bandul sebanyak 10 kaliAyunan bandul

Page 147: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

132

sebanyak 20 kaliAyunan bandul sebanyak 30 kaliDenyut nadi sebanyak 40 kaliDenyut nadi sebanyak 40 kali

4. Diskusikan dengan kelompokmu kesimpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan

tersebut ?

5. Presentasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan kelopokmu di depan kelas.

Page 148: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

133

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3.4

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 1. Pengukuran

Submateri pokok : 3.4 Menggunakan Satuan Internasional Dalam

Pengukuran

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang

sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

Menggunakan alat ukur volume benda cair, benda padat yang bentuknya teratur

dan tidak teratur (menggunakan mistar dan gelas ukur) dengan tepat.

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran berbasis masalah.

Penekanan Permasalahan :

1. Bagaimana cara mengukur volume batu kerikil secara tepat ?

2. Bagaimana cara kita supaya dapat mengukur benda padat yang bentuknya

tidak teratur secara tepat ?

3. Bagaimana cara mengukur volume kubus dari kayu dan besi secara langsung

dan tidak langsung secara tepat ?.

E. METODE PEMBELAJARAN

Demontrasi (format Kegiatan Terlampir).

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

Metode Demontrasi

Page 149: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

134

Siswa dapat :

a. Menjelaskan cara mengukur volume benda padat baik yang teratur

bentuknya maupun yang tidak teratur bentuknya.

b Menjelaskan cara mengukur benda padat yang bentuknya teratur secara

langsung dan tidak langsung.

c. Menjelaskan cara mengukur volume zat cair

d. membaca skala pada pengukuran volume dengan gelas ukur

2. Afektif

Siswa dapat :

a. Bekerja sama

b. Jujur dalam mengemukakan hasil percobaan

c. Menghargai pendapat orang lain.

3. Psikomotor

Siswa dapat :

a. menggunakan berbagai alat ukur untuk mengukur volume benda-benda

padat baik yang teratur maupun tidak teratur bentuknya secara tepat.

b. Menggunakan berbagai alat ukur untuk mengukur volume zat cair

dengan tepat.

G. ALAT DAN BAHAN

1. Gelas ukur

2. Mistar

3. Batu kerikil

4. Benang

5. Air

6. Balok kayu

7. Balok besi

8. Bolpoin

H. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (awal)

Page 150: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

135

a. Untuk menarik perhatian siswa guru memperlihatkan batu kerikil,

bolpoint yang bentuknya tidak beraturan, dan beberapa balok dengan

bahan penyusunnya yang berbeda-beda.

b. Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengukur volume dari batu

kerikil ?

(Siswa menjawab dengan alat ukur volume)

2). Bagaimana cara mengukur benda padat yang tidak teratur dengan

tepat?

(Harapannya siswa akan menjawab dengan gelas ukur)

3). Bagaimana cara kita mengukur volume kubus dari kayu dan besi

secara langsung dan tidak langsung secara tepat ?

(Harapannya siswa akan menjawab untuk mengukur kubus secara

langsung menggunakan gelas ukur dan jika tidak langsung

menggunakan penggaris)

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengarahkan dan membagi siswa menjadi 8 kelompok.

b. Untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan awal, guru memperlihatkan

berbagai jenis alat ukur volume.

c. Guru mendemontrasikan :

1). Penggunaan alat ukur volume yang berupa mistar untuk mengukur

volume berbagai jenis kubus dan benda yang bentuknya teratur dengan

tepat.

2). Penggunaan alat ukur volume berupa gelas ukur untuk mengukur

volume dari benda cair, misalnya volume air secara tepat.

3). Penggunaan alat ukur volume secara langsung yang berupa gelas

ukur untuk mengukur volume benda-benda yang teratur misalnya balok

dan benda-benda yang tidak teratur misalnya batu kerikil.

d. Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

menggunakan alat-alat yang didemontrasikan guru secara bergiliran.

Page 151: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

136

e. Meminta tiap-tiap kelompok secara berurutan untuk mendemontrasikan

tentang cara penggunaan alat-alat ukur waktu dan suhu di depan kelas,

dan memasukkan hasil pengukuran ke dalam tabel yang telah disediakan.

f. Memberikan tanggapan dari kegiatan demontrasi yang telah dilakukan

oleh masing-masing kelompok.

g. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang demontrasinya bagus.

3. Penutup

Melalui demontrasi di depan kelas guru menyimpulkan:

a. Pengukuran volume benda secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

menggunakan alat misalnya mistar untuk menghitung volume benda

yang bentuknya teratur, kemudian dihitung sesuai dengan rumus bentuk

benda.

b. Pengukuran volume secara langsung dilakukan dengan menggunakan

alat ukur volume, misalnya mengukur zat cair menggunakan gelas ukur,

dapat dilihat langsung skala gelas ukur. Gelas ukur dapat digunakan

untuk mengukur volume benda yang bentuknya teratur ataupun tidak

teratur.

I. PENILAIAN

1. Kognitif.

Siswa diminta menjawab pertanyaan uji pemahaman no. 8 dan 9 halaman 40

buku IPA Fisika SMP kelas VII karangan Marthen Kanginan Penerbit

Erlangga.

2. Afektif dan psikomotor (performance)

Guru menilai selama jalannya kegiatan baik sikap maupun ketrampilan yang

dimiliki siswa ketika mengukur luas benda baik langsung maupun tidak

langsung, mengukur volume zat cair, volume benda padat baik yang teratur

bentuknya maupun benda padat yang tidak teratur bentuknya dengan

berbagai alat ukur antara lain : mistar dan gelas ukur.

Page 152: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

137

Page 153: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

138

FORMAT KEGIATAN DEMONTRASI

3.4

Menggunakan Satuan Internasional dalam Pengukuran

Tujuan : Siswa dapat menggunakan alat ukur volume benda cair, benda padat

yang bentuknya teratur maupun tidak teratur (menggunakan mistar dan gelas ukur)

dengan tepat.

Jenis Tagihan : Tugas kelompok (Demontrasi)

Cara Kerja :

1. Siapkan alat ukur volume yaitu mistar dan gelas ukur, serta bahan-bahan yang bisa

diukur volumenya sebagai obyek pengukuran misalnya balok kayu, bolpoint,air ,

batu kerikil dan yang bisa kamu temukan disekitarmu baik yang teratur atau tidak

teratur bentuknya.

2. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel

a. Mengukur volume benda secara tidak langsung

No Alat ukurBenda/obyek yang

diukur volumenya

Hasil pengukuran

dengan satuannya

1 Balok kayu

2 Balok besi

3 Buku tulis

4 Kotak pensil

5

Mistar

....................

Page 154: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

139

b. Mengukur volume benda secara langsung

No Alat ukurBenda/obyek yang

diukur volumenya

Hasil pengukuran

dengan satuannya

1 Balok kayu

2 Bolpoint

3 Batu kerikil

4 Kunci

5

Gelas ukur

....................

4. Bandingkan tabel pengamatan kelompokmu dengan kelompok lain

Page 155: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

140

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3.4

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : 1. Pengukuran

Submateri pokok : 3.4 Menggunakan Satuan Internasional Dalam

Pengukuran

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan.

B. KOMPETENSI DASAR

Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang

sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

Menggunakan alat ukur volume benda cair, benda padat yang bentuknya teratur

dan tidak teratur (menggunakan mistar dan gelas ukur) dengan tepat.

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran berbasis masalah.

Penekanan Permasalahan :

1. Bagaimana cara mengukur volume batu kerikil secara tepat ?

2. Bagaimana cara kita supaya dapat mengukur benda padat yang bentuknya

tidak teratur secara tepat ?

3. Bagaimana cara mengukur volume kubus dari kayu dan besi secara

langsung dan tidak langsung secara tepat ?

E. METODE PEMBELAJARAN

Diskusi (format Kegiatan Terlampir).

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Kognitif

Metode Diskusi

Page 156: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

141

Siswa dapat :

a. Menjelaskan cara mengukur volume benda padat baik yang teratur

bentuknya maupun yang tidak teratur bentuknya.

b. Menjelaskan cara mengukur benda padat yang bentuknya teratur secara

langsung dan tidak langsung.

c. Menjelaskan cara mengukur volume zat cair

d. membaca skala pada pengukuran volume dengan gelas ukur

2. Afektif

Siswa dapat :

a. Bekerja sama

b. Jujur dalam mengemukakan hasil percobaan

c. Menghargai pendapat teman dalam diskusi.

3. Psikomotor

Siswa dapat :

a. menggunakan berbagai alat ukur untuk mengukur volume benda-benda

padat baik yang teratur maupun tidak teratur bentuknya secara tepat.

b. Menggunakan berbagai alat ukur untuk mengukur volume zat cair

dengan tepat.

G. ALAT DAN BAHAN

1. Gelas ukur

2. Mistar

3. Batu kerikil

4. Benang

5. Air

6. Balok kayu

7. Balok besi

8. Bolpoin

H. LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (awal)

Page 157: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

142

a. Untuk menarik perhatian siswa guru memperlihatkan batu kerikil,

bolpoint yang bentuknya tidak beraturan, dan beberapa balok dengan

bahan penyusunnya yang berbeda-beda.

b. Untuk memotivasi siswa guru mengajukan pertanyaan :

1). Apa yang dapat kamu gunakan untuk mengukur volume dari batu

kerikil ?

(Siswa menjawab dengan alat ukur volume)

2). Bagaimana cara mengukur benda padat yang tidak teratur dengan

tepat?

(Harapannya siswa akan menjawab dengan gelas ukur)

3). Bagaimana cara kita mengukur volume kubus dari kayu dan besi

secara langsung dan tidak langsung secara tepat ?

(Harapannya siswa akan menjawab untuk mengukur kubus secara

langsung menggunakan gelas ukur dan jika tidak langsung

menggunakan penggaris)

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas.

2. Kegiatan Inti

a. Untuk menjawab permasalahn tersebut, guru mengarahkan agar siswa

mendiskusikan dalam kelompok..

b. Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok dengan di bentuk masing-

masing ketua kelompok sebagai pemimpin diskusi dan notulen sebagai

pencatat hasil kegiatan diskusi sekaligus pelopor apabila kegiatan diskusi

kelompoknya macet.

c. Guru membagikan kepada tiap kelompok gelas ukur dan mistar beserta

bahan baik yang bentuknya teratur maupun tidak teratur untuk diukur

volumenya dan memperbolehkan siswa untuk menambahkan bahan lain

yang ada disekitarnya yang bisa diukur volumenya dan dimasukkan ke

dalam format kegiatan untuk didiskusikan oleh masing-masing

kelompok.

d. Dengan dipandu oleh ketua kelompok, tiap kelompok mendidiskusikan

untuk mempraktekkan:

Page 158: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

143

1). Penggunaan mistar untuk mengukur volume benda yang bentuknya

teratur.

2). Penggunaan gelas ukur untuk mengukur volume secara langsung

volume benda yang teratur maupun tidak teratur

e. Setiap kelompok diminta mendiskusikan dan menuliskan hasil kegiatan

pengukuran pada format kegiatan diskusi, sehingga dapat menjawab

semua permasalahan yang dimunculkan guru seperti format kegiatan

diskusi untuk dipresentasikan secara pleno.

f. Guru melakukan pengamatan dan pembimbingan jika ada kelompok

yang kesulitan atau kegiatan diskusinya tidak jalan sehingga masalah

yang dihadapi tiap kelompok tersebut dapat dipecahkan.

g. Secara pleno setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan yang

dilakukan oleh kelompoknya masing-masing.

h. Setelah kegiatan presentasi dari masing-masing kelompok, dengan

diskusi kelas guru mempraktekkan secara tepat penggunaan alat ukur

volume yaitu mistar dan gelas ukur secara tepat.

i. Dengan diskusi kelas guru memastikan bahwa semua kelompok telah

mengetahui jawaban dengan benar.

j. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya bagus.

3. Penutup

Melalui diskusi kelas , guru membimbing siswa untuk menyimpulkan:

a. Pengukuran volume benda secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

menggunakan alat misalnya mistar untuk menghitung volume benda

yang bentuknya teratur, kemudian dihitung sesuai dengan rumus bentuk

benda.

b. Pengukuran volume secara langsung dilakukan dengan menggunakan

alat ukur volume, misalnya mengukur zat cair menggunakan gelas ukur,

dapat dilihat langsung skala gelas ukur. Gelas ukur dapat digunakan

untuk mengukur volume benda yang bentuknya teratur ataupun tidak

teratur.

I. PENILAIAN

Page 159: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

144

1. Kognitif.

Siswa diminta menjawab pertanyaan uji pemahaman no. 8 dan 9 halaman 40

buku IPA Fisika SMP kelas VII karangan Marthen Kanginan Penerbit

Erlangga.

2. Afektif dan psikomotor (performance)

Guru menilai selama jalannya kegiatan baik sikap maupun ketrampilan yang

dimiliki siswa ketika mengukur luas benda baik langsung maupun tidak

langsung, mengukur volume zat cair, volume benda padat baik yang teratur

bentuknya maupun benda padat yang tidak teratur bentuknya dengan

berbagai alat ukur antara lain : mistar dan gelas ukur.

Page 160: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

145

FORMAT KEGIATAN DISKUSI

3. 4

Menggunakan Satuan Internasional dalam Pengukuran

Tujuan : Siswa dapat menggunakan alat ukur volume benda cair, benda padat

yang bentuknya teratur maupun tidak teratur (menggunakan mistar dan

gelas ukur) dengan tepat.

Jenis Tagihan : Tugas kelompok (Diskusi)

Cara Kerja :

1. Siapkan alat ukur volume yaitu mistar dan gelas ukur, serta bahan-bahan yang bisa

diukur volumenya sebagai obyek pengukuran misalnya balok kayu, bolpoint,air ,

batu kerikil dan yang bisa kamu temukan disekitarmu baik yang teratur atau tidak

teratur bentuknya.

2. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel

a. Mengukur volume benda secara tidak langsung

No Alat ukurBenda/obyek yang diukur

volumenya

Hasil pengukuran

dengan satuannya

1 Balok kayu

2 Balok besi

3 Buku tulis

4 Kotak pensil

5

Mistar

....................

Page 161: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

146

b. Mengukur volume benda secara langsung

No Alat ukurBenda/obyek yang diukur

volumenya

Hasil pengukuran

dengan satuannya

1 Balok kayu

2 Bolpoint

3 Batu kerikil

4 Kunci

5

Gelas ukur

....................

4. Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel di atas maka apa yang dapat ditarik

kesimpulan cara mengukur volume benda

a. Benda yang tidak teratur bentuknya

Jawab .......................................................................................................

b. Benda yang teratur bentuknya

Jawab .......................................................................................................

c. Sacara tidak langsung

Jawab .......................................................................................................

d. Secara langsung

Jawab ........................................................................................................

4. Dengan mengunakan konsep pengukuran, diskusikan jawaban dari pertanyaan

berikut ini :

a. Bagaimanakah cara mengukur volume balok secara tidak langsung ?

b. Bagaimanakah mengukur volume bolpoint secara tepat ?

c. Bagaimanakah cara kita supaya dapat mengukur volume benda padat yang

bentuknya teratur dan tidak teratur, misalnya batu kerikil ?

d. Bagaimana cara kita agar dapat mengukur volume balok dari bahan yang

berbeda-beda dengan hasil yang tepat dengan pengukuran secara

langsung?

5. Presentasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok anda di depan

kelas.

Page 162: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

147

Lampiran 11

KISI-KISI ANGKET KONSEP DIRI

Komponen Aspek Dasar Indikator Soal ( + ) Soal ( - )

Merasa setara dengan orang lain

29, 26 14, 37

Mudah menerima

Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang bernilai bagi orang lain

11, 21 23, 39

Merasa yakin akan kemampuan

25, 38 4, 15

Optimis terhadap kompetisi

7, 12 20, 13

Ciri khas pribadi

Selalu optimis

Merasa mampu menerima tantangan

16, 31 2, 30

Peka akan kebutuhan orang lain

17, 18 3, 28

Penuh perhatian Peka pada kritik 1, 10 8, 40

Responsif sekali terhadap pujian

19, 24 9, 27

Merasa disenangi orang lain

32, 36 33, 34

Interaksi pribadi dengan orang

lain

Keinginan diperhatikan

Menerima pujian tanpa rasa malu

5, 6 22, 35

Keterangan :

+ : Ciri-ciri berkonsep diri positif

- : Ciri-ciri berkonsep diri negatif

Page 163: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

148

Lampiran 12

INSTRUMEN ANGKET KONSEP DIRI

(Waktu 45 menit)

Petunjuk Pengisian Angket

1. Sebelum mengerjakan, isilah identitas anda pada lembar jawab yang tersedia.

2. Bacalah baik-baik setiap butir pernyataan dan seluruh alternative jawabannya.

3. Pilihlah salah satu dari alternative jawaban yang tersedia dengan memberi

tanda centang (√ ) pada kolom yang tersedia tersedia.

4. Apabila ada alternative jawaban yang anda anggap tidak sesuai dan anda ingin

memperbaiki, coretlah dengan dua garis mendatar ( = ) pada alternative

jawaban yang anda anggap tidak sesuai kemudian berilah tanda centang (√ )

kembali pada kolom jawaban yang telah tersedia

5. Jawablah semua butir pernyataan dengan sejujurnya sesuai dengan kondisi

anda, jangan sampai ada yang dikosongi.

6. Angket yang anda kerjakan ini tidak akan mempengaruhi nilai raport anda dan

akan dijamin kerahasiaan jawaban anda.

Daftar Pertanyaan

Pilihan jawaban No Pertanyaan

Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

pernah

1 Saya menyambut baik kritik

yang membangun dari orang

lain.

2 Saya sering ragu akan apa yang

harus diambil dalam membuat

keputusan.

Page 164: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

149

3 Membuat alasan yang mengada-

ada adalah seni yang tidak semua

orang biasa menguasai.

4 Dalam pertandingan-

pertandingan dan kegiatan

olahraga saya sering menjadi

penonton daripada ikut bermain

5 Saya berharap bahwa saya lebih

baik daripada teman-teman.

6. Hampir semua usaha yang telah

saya lakukan pantas dihargai

secara positif.

7. Di dalam pertandingan-

pertandingan dan kegiatan-

kegiatan olahraga saya senang

menjadi penonton daripada ikut

bermain

8. Saya selalu ingin agar segala

sesuatunya dikerjakan dengan

cara saya.

9. Tak banyak hal baik yang dapat

saya katakan tentang diri saya

sendiri.

10. Saya merasa nyaman dengan

baju seragam yang saya pakai

sehari-hari di sekolah.

11. Saya suka mengunjungi teman

yang sedang sakit.

12. Saya menjadi cemas ketika saya

menjalani ulangan semester di

Page 165: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

150

sekolah.

13. Saya optimis dapat mengerjakan

soal-soal ulangan sehingga pasti

mendapat nilai yang baik

14. Saya merasa tidak ada prestasi di

sekolah yang pantas untuk

dibanggakan.

15. Waktu ditunjuk menjadi panitia

kegiatan sekolah , saya tidak

yakin akan kemampuan saya.

16. Saya mempercayai keputusan

yang saya ambil.

17. Saya selalu peduli terhadap

kejadian-kejadian di sekitar saya.

18. Saya seringkali sakit karena

badan saya lemah.

19. Saya menilai tinggi dari diri saya

sendiri.

20. Saya berharap bahwa saya lebih

cantik atau tampan daripada

teman saya.

21. Saya dengan sabar

mendengarkan bila teman saya

bicara.

22. Saya mengeluh ketika segala

sesuatunya dikerjakan tidak

sesuai dengan keinginan saya.

23. Saya dapat mencapai apa yang

saya impikan

24. Saya berterus terang dan jujur

Page 166: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

151

saat ditanyai oleh orang lain.

25. Di saat mengikuti kegiatan

pelajaran olahraga, badan saya

merasa sehat

26. Saya selalu berpikir dua kali

sebelum saya bertindak

27. Hampir semua persoalan saya

tampaknya tidak ada jalan

pemecahannya.

28. Bila diajak teman ikut kegiatan

sosial, saya memilih

mengerjakan tugas sendiri

29. Ada teman-teman yang jauh

lebih baik daripada saya.

30. Saya tidak suka untuk memikul

tanggungjawab tambahan jika

ditunjuk menjadi pengurus kelas.

31. Saya suka menerima tantangan

baru saat terpilih menjadi

pengurus kelas.

32. Pikiran saya bebas dari pikiran

yang merusak.

33. Saya dikenal sering melontarkan

lelucon yang mengorbankan

perasaan orang lain.

34. Pikiran saya tunduk dengan

perasaan saya.

35. Hampir semua teman-teman

saya, lebih baik daripada saya.

36. Saya selalu berbicara secara

Page 167: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

152

positif tentang diri saya sendiri.

37. Saya selalu berbicara positif

tentang orang-orang lain.

38. Setiap ada tugas pekerjaan yang

diberikan oleh guru, saya yakin

dapat menyelesaikannya

39. Saya selalu benar dalam

perbuatan dan perkataan saya.

40. Penampilan saya di saat

memakai baju seragam membuat

saya terganggu.

Page 168: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

153

Lampiran 13

SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES ( KISI-KISI TES )

Materi Pokok : Pengukuran

Pada Aspek : Kognitif

Jenis PenilaianNo Kompetensi Dasar

Aspek yang diungkap

( C1) ( C2) ( C3 )

Jml soal

Disajikan gambar, siswa

dapat menentukan hasil

pengukuran volume

benda tak beraturan.

18,42 2

Disediakan pernyataan,

sehingga siswa dapat

menyebutkan kelompok

besaran pokok.

8 1

Disajikan tabel besaran

pokok beserta satuannya,

siswa dapat menentukan

besaran pokok beserta

satuan SI dengan benar

10, 38 2

Disediakan pernyataan,

sehingga siswa dapat

menyebutkan satuan

besaran pokok.

37 1

Disajikan pernyataan

siswa dapat menentukan

pasangan besaran, satuan

dan alat ukur yang benar.

11,45 46,47,50

5

1.3 Melakukan

pengukuran

dasar secara

teliti dengan

menggunakan

alat ukur yang

sesuai dan

sering

digunakan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Disajikan hasil

pengukuran dengan alat

6, 15 2

Page 169: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

154

ukur panjang yaitu

penggaris, siswa dapat

membaca hasil

pengukuran dengan

benar

Disajikan gambar/

pernyataan, siswa dapat

menghitung massa jenis

benda.

12,13 2

Menjelaskan kegiatan

dalam pengukuran yang

benar

20 43 2

Menyebutkan pengertian

pengukuran.

1, 4 2

Menyebutkan contoh

satuan baku.

5 21 2

membaca pengukuran

panjang sebuah benda

dengan menggunakan

jangka sorong.

19,24 2

Melakukan pengukuran

panjang tempat dengan

menggunakan satuan

yang tidak baku

berdasarkan hasil

pengukuran.

23 1

Mengingat tingkat

ketelitian dari alat ukur

22 44 2

Page 170: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

155

panjang.

Menyebutkan pengetian

panjang suatu benda.

Menyebutkan alat ukur

panjang yang benar

2,25 41 3

Menyebutkan alat ukur

untuk massa benda .

28 30 2

Disajikan gambar balok

dengan ukurannya, dan

siswa dapat menghitung

massa jenisnya

9 1

Mengenal dan memakai

alat ukur massa untuk

mengukur massa suatu

benda.

49 3,31 3

Mengkonversi satuan

massa

29 1

Menentukan besarnya

waktu dalam SI

7 1

Menyebutkan pengertian

dari massa benda .

27 1

Disajikan hasil

pengukuran dengan alat

ukur panjang yaitu

penggaris, siswa dapat

16 1

Page 171: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

156

membaca hasil

pengukuran dengan

benar

Menghitung luas suatu

benda dari hasil

pengukuran panjang.

48 26 2

Menentukan cara

mengukur volume suatu

benda yang bentuknya

teratur.

17,39 2

Menyebutkan alat ukur

waktu yang benar

32 1

Mengkonversikan satuan

waktu

34 33,36 3

Disajikan pernyataan

benda yang beraturan

dan tidak beraturan ,

siswa dapat menentukan

alat mengukurnya.

14 35 2

Mengkonversikan satuan

volume dalam SI

40 1

Jumlah Soal 11 17 22 50

Keterangan :

C1 : Pengetahuan/Ingatan

C2 : Pemahaman

C3 : Aplikasi

Page 172: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

158

Lampiran 14

SOAL UJI COBA PRESTASI BELAJAR

Mata Pelajaran : Sains Fisika

Materi Pokok : Pengukuran

Kelas/semester : VII / Gasal

Waktu : 90 menit

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat pada lembar jawaban yang telah disediakan.1. Mengukur dalam fisika berarti ....

a. menimbang dengan neraca

b. membandingkan satu satuan dengan satuan yang lain

c. membandingkan satu besaran dengan besaran yang lain

d. membandingkan satu besaran dengan satu satuan

2. Alat ukur panjang yang memiliki nilai pengukuran paling tinggi adalah ....

a. mistar

b. jangka sorong

c. mikrometer sekrup

d. meter kelos

3. Massa benda hasil pengukuran dengan menggunakan neraca lengan tiga seperti

yang ditunjukkan pada gambar adalah ....

a. 132 Kg

b. 13,2 Kg

c. 1,32 Kg

d. 0,132 Kg

4. Manakah pernyataan berikut ini yang benar mengenai pengukuran ?

a. Sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai, dan satuan.

Page 173: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

159

b. Sesuatu yangmemiliki nilai, besaran, dan satuan.

c. Membandingkan suatu besaran dengan satuan

d. Membandingkan nilai suatu besaran dengan nilai satuan.

5. Meter, gram, dan liter termasuk satuan ....

a. pokok

b. turunan

c. baku

d. tak baku

6. Perhatikan gambar berikut ! Hasil pengukuran dengan menggunakan penggaris

tersebut adalah ….

a. 0,035 m

b. 0,036 m

c. 0,037 m

d. 0,038 m

7. Waktu yang dibutuhkan siswa dari sekolah ke rumah adalah 15 menit 8 sekon.

Waktu tersebut setara dengan ....

a. 800 sekon

b. 890 sekon

c. 908 sekon

d. 950 sekon

8. Diantara besaran – besaran berikut :

1. Panjang 3. suhu 5. luas 7. volum

2. kecepatan 4. berat 6. kuat arus 8. massa

Yang termasuk besaran pokok dalam fisika adalah :

a. 1,3,4 dan 5

b. 1,2,6 dan 7

c. 1,3,6 dan 8

d. 2,4,7 dan 8

9. Perhatikan gambar berikut ini !

Page 174: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

160

Jika massa pada gambar diatas 800 gr maka masa jenis benda tersebut bila

dinyatakan dalam SI adalah ….

a. 4 kg/m

b. 40 kg/m

c. 400 kg/m

d. 4000 kg/m

10. Perhatikan tabel di bawah ini

No Besaran Satuan Alat Ukur

1

2

3

4

Massa

Panjang

Waktu

Suhu

Kilogram

Cm

Jam

Derajat celcius

Neraca

Mistar

Stop wacth

termometer

Pasangan yang benar antara Besaran, satuan dan alat ukurnya adalah ….

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

11. Apabila X adalah satuan panjang, Y satuan massa, dan Z satuan waktu, maka

XYZ berturut-turut adalah ....

a. kilogram, meter, dan sekon

b. meter, kilogram, dan sekon

c. sekon, kilogram, dan meter

d. sentimeter, gram, dan sekon

12. Perhatikan gambar !

5cm

4cm10cm

Page 175: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

161

Massa jenis dari balok adalah ....

a. 0,4 Kg/m3

b. 2,5 Kg/m3

c. 400 Kg/m3

d. 2500 Kg/m3

13. Sebuah neraca dalam keadaan setimbang. Anak timbangan yang digunakan

terdiri atas 100 gram, 50 gram, 10 gram (2 buah), dan 5 gram. Massa benda yang

ditimbang adalah ....

a. 0,175 kg

b. 1,75 kg

c. 17, 5 kg

d. 175 kg

14. X adalah sepotong batu berbentuk tidak beraturan, dan Y adalah kubus besi

berbentuk beraturan. Volume kedua benda itu dapat diukur dengan ....

a. X dengan gelas ukur dan Y dengan mistar

b. X dengan mistar dan Y dengan gelas ukur

c. X danY diukur dengan mistar

d. X dan Y diukur dengan neraca

15. Perhatikan gambar dibawah ini !

Panjang kertas dalam satuan S1 adalah …

a. 0,087 m

b. 0,088 m

c. 0,089 m

d. 0,090 m

16. Hasil ukuran yang ditunjkkan oleh mikrometer sekrup di bawah ini adalah ….

Page 176: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

162

Skala utama

a. 2,20 mm

b. 2,65 mm

c. 2,70 mm

d. 2,75 mm

17. Volume batu yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini adalah ....

a. 20 mL

b. 40 mL

c. 50 mL

d. 60 mL

18. Berapakah bacaan yang ditunjukkan oleh jangka sorong di bawah ini ?

a. 0,20 cm

60

50

40

30

20

10

60

50

40

30

20

10

0 1 2 cm

5 Nonius

Skala utama

0 1 2 mm 25

20

15

Page 177: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

163

b. 0,22 cm

c. 0,24 cm

d. 0,25 cm

19. Dalam menggunakan mistar, posisi mata sebaiknya harus tepat ....

a. sejajar dengan tanda garis skala yang akan dibaca

b. tegak lurus pada tanda garis sakla yang akan dibaca

c. miring ke arah kanan terhadap garis skala yang akan dibaca

d. miring ke arah kiri terhadap garis skala yang akan dibaca

20. Data satuan :

1. depa 2. kg 3. meter

4. gantang 5. sekon

Yang termasuk satuan baku adalah ....

a. 1,2,dan 4

b. 1,3 dan 4

c. 2,3, dan 4

d. 2,3, dan 5

21. Alat ukur panjang yang mempunyai tingkat ketelitian sebasar 1 mm atau 0,1 cm

adalah ....

a. mistar

b. Mikrometer sekrup

c. jangka sorong

d. Meteran kelos

22 Sebuah tongkat yang panjangnya 2 m dipakai untuk mengukur jarak dua titik P

dan Q yang ada di atas tanah. Jika P dan Q sama dengan 40 kali panjang tongkat

tersebut, jarak PQ adalah ....

a. 40 m

b. 42 m

c. 80 m

d. 1.600 m

23. Perhatikan gambar !

Page 178: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

164

Panjang benda hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong adalah

a. 19,4 m

b. 1,94 m

c. 0,194 m

d. 0,0194 m

24. Untuk mengukur garis tengah bagian dalam sebuah pipa digunakan....

a. jangka sorong

b. Mistar

c. mikrometer sekrup

d. Stik meter

25. Alat ukur panjang yang paling teliti di bawah ini adalah ....

a. mikrometer sekrup

b. Jangka sorong

c. mistar

d. stik meter

26. Lantai ruang belajar sekolah berukuran panjang 8 m dan lebar 7 m. Lantai ini

dipasang keramik yang sisinya berukuran 20 cm. Banyak keramik yang

diperlukan adalah ….

a. 140

b. 280

c. 18

d. 14

27. Banyaknya materi (zat) yang terkandung dalam suatu benda disebut ….

a. berat benda

b. massa benda

c. berat jenis benda

d. Massa jenis benda

28. Alat untuk mengukur besaran massa adalah ....

a. neraca pegas

b. neraca atau timbangan

c. jangka sorong

d. gelas ukur

29. 400 g sama dengan ....

Page 179: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

165

a. 4.000 mg

b. 400.000 mg

c. 0,4 kg

d. 4 kg

30. Perhatikan nama alat-alat di bawah ini !

1. neraca pasar 2. jangka sorong 3. stopwatch

4. neraca ohaus 5. mikrometer sekrup 6. gelas ukur

Di antara alat ukur di atas yang merupakan alat ukur massa adalah ....

a. 1 dan 2

b. 2 dan 5

c. 1 dan 4

d. 3 dan 6

31. Seorang pedagang menimbang 2 kg gula pasir dengan timbangan dacin. Yang

dilakukan pedagang adalah ....

a. mengukur berat benda

b. mengukur massa jenis

c. mengukur gaya tarik bumi terhadap gula

d. membandingkan massa gula dengan massa kilogram standar

32. Dari alat-alat pengukur waktu di bawah yang paling teliti adalah ....

a. stopwatch

b. jam pasir

c. jam dinding

d. jam tangan

33. Nyatakan 2 hari ke dalam satuan jam ....

a. 84 jam

b. 48 jam

c. 32 jam

d. 24 jam

34. Nyatakan 600 sekon dalam satuan jam ....

a. 1/3 jam

b. ¼ jam

c. 1/6 jam

d. 1/8 jam

Page 180: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

166

35. Sebuah gelas ukur diisi air sampai 30 ml. Benda dengan massa 20 gram

dicelupkan ke dalam gelas tersebut hingga seluruhnya tercelup. Air dalam gelar

ukur naik sampai 38 ml. Dari percobaan itu dapat disimpulkan bahwa :

(1). Volume benda sama dengan 8 cm3

(2). Massa benda 0,02 kg

(3). Massa benda 20 kg

Jika diketahui 1 ml, sama dengan 1 cm3, maka pernyataan yang benar adalah ....

a. (1) dan (2)

b. (2) dan (3)

c. (1) dan (3)

d. (1), (2), dan (3)

36. Perhatikan pernyataan di bawah ini !

(1). 90 km/jam = 25 m/s

(2). 1 km 2 = 10 6 m2

(3). 1 kg = 10 3 gram

(4). 1 jam = 3.600 sekon

Pernyataan di atas yang benar adalah ....

a. (1) dan (2)

b. (3) dan (4)

c. (1), (2), dan (4)

d. (1), (2), (3), dan (4)

37. Satuan-satuan berikut termasuk satuan SI dari besaran pokok, kecuali ....

a. meter

b. joule

c. kelvin

d. Ampere

38. Perhatikan tabel di bawah ini

No Besaran Satuan Alat Ukur

1 Panjang Cm Mistar

2 Massa Kilogram Neraca

3 Waktu Jam Stopwatch

4 suhu kelvin termometer

Besaran pokok dan satuan menurut SI dengan alat ukur yang benar adalah ....

Page 181: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

167

a. 1 dan 2

b. 2 dan 4

c. 1 dan 3

d. 3 dan 4

39. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur volume batu adalah ....

a. jangka sorong

b. neraca

c. gelas ukur

d. Mistar ukur

40. Volume benda 2.500 cm3 dalam satuan Sistem Internasional dapat ditulis ....

a. 2.400 m3

b. 0,250 m3

c. 0,025 m3

d. 0,0025 m3

41. Untuk mengukur panjang diameter sebuah kelereng sebaiknya digunakan alat

ukur ....

a. mistar

b. mikrometer sekrup

c. jangka sorong

d. gelas ukur

42. Perhatikan gambar berikut !

gelas ukur berisi air (gb.1).

kemudian dimasukkan batu,

sehingga permukaan air naik seperti

gb.2. apabila massa batu 45 gr,

maka massa jenis batu tersebut

adalah …

a. 0,642 gr/cm3

b. 1,125 gr/cm3

c. 1,5 gr/cm3

d. 4,5 gr/cm3

43. Alat yang digunakan untuk mengukur tebal kertas adalah ....

a. mistar

Page 182: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

168

b. rol meter

c. jangka sorong

d. mikrometer sekrup

44. Jangka sorong memiliki batas ketelitian ....

a. 0,001 mm

c. 0,1 mm

b. 0,01 mm

d. 1,0 mm

45. Budi bermain dengan teman-teman selama 30 menit, Besaran yang terukur

adalah ....

a. jam

b. 30

c. waktu

d. menit

46. Seorang pasien di sebuah rumah sakit diukur suhu badannya oleh suster, ternyata

pada termometer menunjukkkan angka 39 o C. Besaran yang terukur adalah ....

a. suhu

b. pasien

c. termometer

d. 39 oC

47. Seorang pengendara sepeda motor dengan kecepatan 36 km/jam. Dalam satuan

SI, kecepatan sepeda motor tersebut menjadi ....

a. 1.000 m/s

b. 100 m/s

c. 10 m/s

d. 0,1 m/s

48. Dalam pengukuran panjang meja diperoleh hasil 1 meter lebih 50 cm dan 20

mm. Hasil pengukuran tersebut dapat ditulis ....

a. 0,125 m

b. 1,052 m

c. 1,52 m

d. 1,7 m

49. Untuk mengukur massa suatu benda padat, kamu seharusnya menggunakan ....

Page 183: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

169

a. meter stik

b. gelas ukur

c. neraca tiga lengan

d. neraca kamar mandi

50. Seorang siswa diminta menghitung volum seutas kawat, yang panjangnya sekitar

80 cm dan diameternya 0,2 cm. Alat ukur manakah yang sebaiknya digunakan

siswa itu ?

Panjang Diameter

a Stik meter mikrometer

b Stik meter Jangka sorong

c mikrometer Jangka sorong

d Jangka sorong mikrometer

Page 184: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

142

KUNCI JAWABANSOAL UJI COBA PRESTASI

BELAJARMATERI POKOK PENGUKURAN

1 D

2 C

3 D

4 A

5 C

6 D

7 C

8 C

9 D

10 A

11 B

12 C

13 A

14 A

15 C

16 C

17 A

18 C

19 B

20 B

21 D

22 C

23 C

24 C

25 A

26 C

27 A

28 B

29 C

30 C

31 D

32 A

33 B

34 C

35 A

36 D

37 B

38 B

39 C

40 D

41 B

42 C

43 C

44 A

45 C

46 A

47 C

48 C

49 C

50 A

Page 185: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

172

Lampiran 15

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Angket Konsep Diri

NO ITEM

noNAMA

1 2 3 4 5 6 7 81 Alvarado Putra 1 3 4 2 4 4 4 22 Andrew Desauza 3 4 4 4 4 4 4 13 Angelina Hartono 4 3 4 4 4 4 4 44 Anna Ekaristining 4 3 4 3 3 4 4 45 Bellamina Cindy P 4 3 4 4 4 4 4 46 Benediktus Priyatmaka 3 2 3 4 4 4 2 47 Christian Omanuel 4 1 4 4 2 4 4 48 Cyntia Anggraini 3 3 4 4 3 4 3 49 Daniel yanuar C 2 3 3 4 4 4 3 310 Della Vanda S 2 3 4 3 3 4 1 311 Deta ayu P 2 3 3 4 4 4 4 312 Donny Eka A 4 1 4 2 2 4 4 413 Elisabeth Bety F 4 3 2 4 4 4 4 414 Elzha Santia C 2 3 2 3 3 4 3 415 Enggi Pratiwi 2 4 3 4 4 4 2 416 Fany Putri A 2 4 3 3 3 4 4 417 Febriana Luluk W 2 4 2 3 3 4 2 418 Felisia Andrey P 2 4 2 2 3 3 3 119 Frafastaka dema H 4 2 1 4 3 4 1 420 Fransiska febriani S 4 4 3 1 3 4 4 321 Iqnasia Nunki 2 4 2 3 3 4 2 422 Karunia Doni 4 2 2 3 3 3 3 423 Leny Hardiyanti 2 3 2 1 3 4 4 424 Lisnayanti A 3 4 4 3 3 4 3 125 M.L Mega Prasida 2 2 3 3 3 3 3 226 Megawati Oktaviani 2 3 4 2 2 4 4 427 Meilina Florencia 2 2 4 2 4 4 2 428 Monika Sri Agustining Tyas 4 4 4 3 4 3 3 429 Parkis Utama 2 2 4 3 3 3 2 330 Paulina Dessy P 2 4 4 3 3 4 2 431 Prabu Vidi 2 4 3 3 3 3 2 332 Rosaline Erna Y 2 3 4 2 4 4 3 433 Satria Budi Utama 2 2 2 4 3 3 3 334 Sebastianus Joko P 3 1 2 4 2 4 4 335 Sisilia Leny W 4 4 4 4 4 4 4 436 Stefanie Ester C 4 4 4 4 4 4 4 437 Sunariati 4 4 2 4 4 4 4 238 Thomas Gloria Wahyu 4 4 2 4 4 4 4 439 Thomas Rici Febrian 4 4 4 4 4 4 4 440 Titus Prakoso 4 4 4 4 4 4 4 341 Valentina Nunung D 4 2 4 4 4 4 4 442 Vengki Kurniawan P S 1 2 2 3 4 4 4 443 Willy Dwi Kurniawan 4 4 4 4 4 4 4 444 Yefta Purenmi 1 1 4 1 4 4 4 1

Page 186: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

173

45 Yogi Andreanus 2 4 4 4 4 4 4 446 Yohanes Aji Palmoko 4 4 4 4 4 4 4 447 Yohanes Ega Satriyo 1 4 4 4 4 4 4 448 Yonathan Deloya D.S 4 4 1 4 4 4 4 449 Yuanda Nova Surya 4 4 1 4 4 4 4 450 Yudith Andika D 4 4 1 4 4 4 4 1

ΣX 145 157 156 165 174 193 168 170ΣX2 477 541 540 585 626 751 604 626rxy 0.513 0.347 0.273 0.567 0.589 0.432 0.514 0.267

t 3.938 2.232 1.669 4.727 5.102 3.004 3.952 1.626

t tabel 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697Validitas Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Invalidσi2 1.153 0.98 1.087 0.827 0.418 0.123 0.807 0.98Σσi2 13.62σt2 56.82Reliabilitas 0.78

Lanjutan

NO ITEM

Page 187: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

174

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 44 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 12 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 42 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 42 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 43 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 44 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 44 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 43 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 34 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 3 2 3 3 3 4 4 4 4 2 4 42 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 42 3 2 4 3 3 4 4 3 4 2 4 43 2 2 3 3 3 4 4 3 4 2 4 43 3 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 42 3 2 3 4 3 3 4 3 4 2 4 42 3 3 4 4 3 4 3 3 1 3 3 11 3 3 4 4 3 4 4 1 4 3 4 43 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 32 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 4 42 3 2 3 4 3 4 4 3 4 2 4 42 4 1 3 3 3 3 3 3 4 1 4 44 2 2 3 3 3 3 4 3 1 2 4 13 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 24 2 1 3 3 2 4 4 3 4 1 4 44 3 1 4 4 3 4 2 1 4 1 4 44 3 2 4 4 2 2 3 3 4 2 4 44 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 34 2 2 3 3 2 4 4 2 4 2 4 43 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 34 3 1 3 4 3 3 2 2 4 1 4 42 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 2 3 3 3 3 4 1 3 2 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1

Page 188: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

175

149 166 142 180 182 172 187 183 162 162 142 192 158501 576 454 660 674 610 711 685 562 584 454 744 566

0.229 0.688 0.733 0.659 0.601 0.726 0.527 0.525 0.648 0.07 0.733 0.465 -0.05

1.367 7.39 8.961 6.59 5.322 8.684 4.127 4.1 6.319 0.398 8.961 3.356 -0.28

1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Invalid1.163 0.508 1.035 0.245 0.235 0.374 0.237 0.311 0.758 1.207 1.035 0.137 1.362

Lanjutan NO ITEM

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 334 4 4 4 4 1 4 1 4 4 1 44 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 44 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 44 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 44 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Page 189: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

176

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 44 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 44 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 44 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 44 4 4 2 4 1 4 3 4 4 4 44 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4

4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 44 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 44 4 4 1 4 1 4 4 4 4 1 34 4 4 1 4 4 4 2 4 4 1 44 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 44 4 3 1 4 1 4 4 4 4 1 4

192 188 191 157 192 154 191 171 192 192 163 192744 722 737 561 744 548 737 625 744 744 587 744

0.465 0.304 0.439 -0.35 0.465 -0.06 0.425 -0.09 0.465 0.29 -0.18 0.34

3.356 1.895 3.076 -2.23 3.356 -0.36 2.934 -0.51 3.356 1.791 -1.06 2.1751.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697Valid Valid Valid Invalid Valid Invalid Valid Invalid Valid Valid Invalid Valid0.137 0.309 0.151 1.388 0.137 1.504 0.151 0.82 0.137 0.137 1.135 0.137

Page 190: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

177

Lanjutan

NO ITEM

34 35 36 37 38 39 40 ΣY ΣY2

1 4 4 4 4 3 4 67 44891 4 4 4 4 4 2 71 50411 4 4 4 4 4 4 75 56254 4 4 4 4 4 1 70 49004 3 4 4 4 4 4 71 50414 4 4 4 4 4 4 67 44892 3 4 4 4 2 4 70 49004 3 4 4 4 1 4 70 49003 3 3 3 3 3 4 66 43564 4 4 4 4 4 4 67 44893 3 3 3 3 1 3 63 39694 3 4 4 4 4 3 65 42254 2 4 4 4 1 3 67 44894 3 4 4 4 4 3 62 3844

Page 191: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

178

4 2 4 4 4 1 4 64 40964 3 4 1 4 1 4 65 42254 3 4 1 4 2 3 61 37213 3 3 1 3 1 3 56 31364 3 4 1 4 2 3 61 37213 3 3 1 3 2 4 59 34814 3 4 4 4 1 1 60 36004 3 4 4 4 2 4 62 38444 4 4 4 4 2 4 57 32494 2 4 2 4 1 4 59 34814 2 4 2 4 2 4 56 31364 2 4 2 4 1 4 60 36004 3 4 2 4 2 2 59 34814 3 4 4 4 1 4 66 43563 3 3 4 3 1 1 57 32494 2 4 4 4 2 3 62 38443 3 3 4 4 1 1 57 32494 3 4 4 4 2 3 60 36003 2 3 2 3 1 3 56 31363 3 3 1 3 3 2 55 30254 4 4 4 4 4 4 80 64004 4 4 4 4 4 4 80 64004 4 4 4 4 4 4 74 54763 4 4 4 4 4 4 76 57763 4 4 4 4 4 4 80 64003 4 4 4 4 2 4 78 60843 4 4 4 4 2 4 78 60843 4 4 4 4 4 4 70 49001 4 4 4 4 4 4 80 64001 4 4 4 4 1 3 65 42251 4 4 4 4 3 4 76 57763 4 4 1 4 4 1 77 59292 4 4 4 4 4 4 74 54761 4 4 4 4 4 4 74 54761 4 4 4 4 4 4 74 54764 4 4 4 4 4 2 68 4624

158 166 192 167 193 130 166 3347 226889558 576 744 621 751 418 600

-0.37 0.688 0.465 0.453 0.418 0.628 0.341

-2.43 7.39 3.356 3.224 2.865 5.866 2.183

1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697 1.697Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid1.198 0.508 0.137 1.29 0.123 1.633 0.998

Page 192: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

180

Lampiran 16

Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf kesukaran, dan Daya Pembeda Soal Tes Prestasi

NO ITEMNo.Urut NAMA

1 2 3 4 5 6 7 81 Alvarado Putra 1 1 0 0 0 1 1 12 Andrew Desauza 1 1 1 0 1 1 0 13 Angelina Hartono 1 1 1 1 1 1 0 04 Anna Ekaristining 1 1 1 1 1 1 0 15 Bellamina Cindy P 1 1 0 0 0 0 1 06 Benediktus Priyatmaka 1 1 1 1 1 1 0 07 Christian Omanuel 1 1 1 1 1 1 0 18 Cyntia Anggraini 0 1 1 1 1 0 1 19 Daniel yanuar C 1 1 1 1 1 1 1 110 Della Vanda S 1 1 1 0 1 0 1 111 Deta ayu P 1 0 0 1 0 0 1 112 Donny Eka A 1 0 1 0 1 1 1 013 Elisabeth Bety F 1 1 1 0 1 0 0 114 Elzha Santia C 1 1 1 1 1 1 1 015 Enggi Pratiwi 1 0 1 1 1 1 1 016 Fany Putri A 1 0 0 0 0 0 1 117 Febriana Luluk W 0 0 1 1 1 0 1 018 Felisia Andrey P 1 0 0 1 0 1 1 119 Frafastaka dema H 0 1 0 1 0 1 1 020 Fransiska febriani S 0 0 1 0 1 1 1 021 Iqnasia Nunki 0 0 0 1 0 0 0 122 Karunia Doni 1 0 1 1 1 1 0 023 Leny Hardiyanti 0 0 0 1 1 0 1 124 Lisnayanti A 1 1 1 1 1 0 0 025 M.L Mega Prasida 0 1 0 1 0 0 0 026 Megawati Oktaviani 0 1 0 1 0 0 0 027 Meilina Florencia 1 1 1 1 1 1 1 028 Monika Sri Agustining Tyas 1 1 1 1 1 1 1 029 Parkis Utama 1 1 1 1 1 0 1 030 Paulina Dessy P 1 1 1 1 1 0 1 031 Prabu Vidi 1 1 0 0 1 0 1 032 Rosaline Erna Y 1 1 0 1 1 1 0 033 Satria Budi Utama 1 0 0 1 1 1 0 034 Sebastianus Joko P 0 0 0 1 0 0 1 035 Sisilia Leny W 1 0 0 1 1 1 1 036 Stefanie Ester C 0 1 0 0 1 0 1 037 Sunariati 0 0 0 1 1 0 1 038 Thomas Gloria Wahyu 0 0 1 1 1 1 1 039 Thomas Rici Febrian 1 0 1 1 0 0 0 040 Titus Prakoso 0 0 1 1 1 1 0 041 Valentina Nunung D 1 0 1 1 1 1 0 042 Vengki Kurniawan P S 1 0 0 0 1 0 0 043 Willy Dwi Kurniawan 0 0 0 0 1 0 0 044 Yefta Purenmi 0 0 0 0 1 0 0 045 Yogi Andreanus 0 0 0 1 0 0 0 046 Yohanes Aji Palmoko 0 0 0 1 0 0 0 0

Page 193: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

181

47 Yohanes Ega Satriyo 0 0 1 1 0 0 0 048 Yonathan Deloya D.S 1 0 1 1 1 1 0 049 Yuanda Nova Surya 0 0 0 1 1 0 0 050 Yudith Andika D 1 1 0 1 1 0 0 0

ΣX 31 24 26 37 36 23 25 13ΣX2 31 24 26 37 36 23 25 13p 0.62 0.48 0.52 0.74 0.72 0.46 0.5 0.26q 0.38 0.52 0.48 0.26 0.28 0.54 0.5 0.74p.q 0.236 0.25 0.25 0.192 0.202 0.248 0.25 0.192rxy 0.283 0.339 0.148 -0.03 0 0.081 0.06 0.895tobs 1.669 2.038 0.847 -0.17 0 0.46 0.33 11.35ttabel 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.28 0.279Validitas Valid Valid Valid Invalid Invalid Valid Valid ValidReliabilitas 0.887Np 31 24 26 37 36 23 25 13N 50 50 50 50 50 50 50 50P 0.62 0.48 0.52 0.74 0.72 0.46 0.5 0.26Interprestasi soal C C C C C C C CPa 0.72 0.6 0.64 0.68 0.68 0.56 0.6 0.52Pb 0.52 0.36 0.4 0.8 0.76 0.36 0.4 0D 0.2 0.24 0.24 -0.12 -0.08 0.2 0.2 0.52Klasifikasi BS SD SD J J BS BS B

Page 194: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

182

Lanjutan

NO ITEM

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 01 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 01 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 00 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 01 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 01 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 00 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 01 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 01 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 10 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 00 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 01 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 01 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 00 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 00 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 00 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 00 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 00 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 00 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 00 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 00 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 00 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 01 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 01 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 00 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 00 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 00 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 00 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 00 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 00 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 00 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 00 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 01 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 01 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

Page 195: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

183

1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

18 17 27 21 32 26 12 11 27 26 29 1318 17 27 21 32 26 12 11 27 26 29 13

0.36 0.34 0.54 0.42 0.64 0.52 0.24 0.22 0.54 0.52 0.58 0.260.64 0.66 0.46 0.58 0.36 0.48 0.76 0.78 0.46 0.48 0.42 0.740.23 0.224 0.248 0.244 0.23 0.25 0.182 0.172 0.248 0.25 0.244 0.192

0.676 0.689 0.125 0.558 0.207 -0.05 0.896 0.7 0.332 0.548 0.068 0.8615.189 5.378 0.713 3.804 1.197 -0.28 11.41 5.545 1.991 3.706 0.386 9.5760.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

18 17 27 21 32 26 12 11 27 26 29 1350 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

0.36 0.34 0.54 0.42 0.64 0.52 0.24 0.22 0.54 0.52 0.58 0.26C C C C C C TS TS C C C C

0.52 0.52 0.68 0.52 0.76 0.48 0.48 0.4 0.64 0.68 0.68 0.480.2 0.16 0.4 0.32 0.52 0.56 0 0.04 0.44 0.36 0.48 0.040.32 0.36 0.28 0.2 0.24 -0.08 0.48 0.36 0.2 0.32 0.2 0.44SD SD SD BS SD J B SD BS SD BS B

Page 196: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

184

Lanjutan

NO. ITEM

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 321 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 00 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 01 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 01 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 00 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 01 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 01 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 00 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 00 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 00 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 01 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 01 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 00 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 00 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 00 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 00 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 10 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 01 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 01 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 01 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 01 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 01 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 197: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

185

1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1

28 33 17 28 39 20 17 20 21 23 19 2128 33 17 28 39 20 17 20 21 23 19 21

0.56 0.66 0.34 0.56 0.78 0.4 0.34 0.4 0.42 0.46 0.38 0.420.44 0.34 0.66 0.44 0.22 0.6 0.66 0.6 0.58 0.54 0.62 0.58

0.246 0.224 0.22 0.246 0.172 0.24 0.224 0.24 0.244 0.248 0.236 0.2440.54 0.199 0.83 0.54 0.011 0.85 0.799 0.85 0.83 0.226 0.837 0.83

3.629 1.149 8.42 3.629 0.0622 9.128 7.516 9.13 8.4179 1.312 8.653 8.4180.279 0.279 0.28 0.279 0.279 0.279 0.279 0.28 0.279 0.279 0.279 0.279Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

28 33 17 28 39 20 17 20 21 23 19 2150 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

0.56 0.66 0.34 0.56 0.78 0.4 0.34 0.4 0.42 0.46 0.38 0.42C C C C TM C C C C C C C

0.72 0.76 0.56 0.72 0.8 0.64 0.52 0.64 0.68 0.56 0.6 0.680.4 0.56 0.12 0.4 0.76 0.16 0.16 0.16 0.16 0.36 0.16 0.160.32 0.2 0.44 0.32 0.04 0.48 0.36 0.48 0.52 0.2 0.44 0.52SD BS B SD J B SD B B BS B B

Page 198: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

186

Lanjutan

NO. ITEM

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 00 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 00 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 11 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 11 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 01 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 00 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 00 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 11 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 01 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 00 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 01 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 10 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 01 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 01 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 11 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 11 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 11 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 11 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 11 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 11 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 11 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 11 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 10 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 10 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 10 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 11 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 11 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 11 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 11 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 10 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 11 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1

Page 199: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

187

28 14 36 23 31 21 26 23 23 33 35 3928 14 36 23 31 21 26 23 23 33 35 39

0.56 0.28 0.72 0.46 0.62 0.42 0.52 0.46 0.46 0.66 0.7 0.780.44 0.72 0.28 0.54 0.38 0.58 0.48 0.54 0.54 0.34 0.3 0.220.246 0.202 0.202 0.248 0.236 0.244 0.25 0.248 0.248 0.224 0.21 0.172-0.096 0.472 0.395 0.782 -0.021 0.812 -0.01 0.226 0.778 -0.024 0.366 -0.321-0.546 3.029 2.432 7.097 -0.119 7.87 -0.08 1.312 7.005 -0.136 2.225 -1.9170.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279

Invalid Valid Valid Valid Invalid Valid Invalid Valid Valid Invalid Valid Invalid

28 14 36 23 31 21 26 23 23 33 35 3950 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

0.56 0.28 0.72 0.46 0.62 0.42 0.52 0.46 0.46 0.66 0.7 0.78C C C C C C C C C C C TM

0.4 0.52 0.84 0.68 0.6 0.64 0.44 0.56 0.68 0.68 0.8 0.560.72 0.04 0.6 0.24 0.64 0.2 0.6 0.36 0.24 0.64 0.6 1-0.32 0.48 0.24 0.44 -0.04 0.44 -0.16 0.2 0.44 0.04 0.2 -0.44

J B SD B J B J BS B J BS J

Page 200: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

188

Lanjutan

NO. ITEM

45 46 47 48 49 50 ΣY ΣY2

1 1 1 1 0 1 31 9611 1 1 0 1 1 42 17640 1 1 0 0 1 23 5291 1 1 1 1 0 40 16000 0 0 0 0 0 9 810 1 1 0 1 1 24 5761 1 1 0 1 0 38 14441 0 0 0 0 1 35 12251 1 1 0 0 1 41 16811 1 1 1 1 1 41 16811 1 1 1 0 1 39 15210 0 0 0 1 1 17 2891 1 1 0 1 1 42 17640 0 0 0 1 0 25 6250 0 1 1 1 1 24 5761 0 1 1 0 1 38 14440 1 0 1 0 1 18 3241 1 1 1 0 0 37 13690 0 0 1 1 1 21 4410 0 0 1 1 0 19 3611 1 1 1 0 1 37 13690 1 0 1 0 0 27 7291 1 1 1 1 0 41 16810 1 0 1 1 1 31 9610 1 0 1 1 1 29 8410 0 0 1 1 0 28 7840 0 0 1 1 0 25 6250 0 0 1 1 0 23 5290 1 0 0 1 1 22 4840 0 0 0 1 1 23 5290 1 0 0 1 0 18 3240 0 0 0 1 0 32 10240 0 0 0 1 1 17 2890 0 0 0 1 0 16 2560 0 0 0 1 0 21 4410 0 0 0 1 1 16 2560 1 0 0 1 1 18 3240 0 0 0 1 0 16 2560 1 0 0 1 0 18 3240 1 0 0 1 0 25 6250 0 0 0 1 1 13 1690 0 0 0 1 0 13 1690 0 0 0 1 1 14 1960 0 0 0 1 1 13 1690 1 0 0 1 0 10 1000 1 0 0 1 0 10 1000 0 1 0 1 1 15 2250 0 0 0 1 0 17 289

Page 201: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

189

0 0 1 0 0 0 12 1440 0 0 0 0 1 24 576

13 24 17 18 37 27 797 2662113 24 17 18 37 27 σ2 87.6

0.26 0.48 0.34 0.36 0.74 0.540.74 0.52 0.66 0.64 0.26 0.460.192 0.25 0.224 0.23 0.192 0.248 Σp.q 11.390.895 0.473 0.671 0.408 -0.245 0.1711.35 3.037 5.119 2.528 -1.43 0.9760.279 0.279 0.279 0.279 0.279 0.279Valid Valid Valid Valid Invalid Valid

13 24 17 18 37 2750 50 50 50 50 50

0.26 0.48 0.34 0.36 0.74 0.54C C C C C C

0.52 0.68 0.6 0.6 0.56 0.680 0.28 0.08 0.12 0.92 0.4

0.52 0.4 0.52 0.48 -0.36 0.28B SD B B J SD

Page 202: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

190

Lampiran 17

Data Skor Nilai Konsep Diri dan Prestasi Belajar Pada Kelas Eksperimen Pertama

NO NAMA SKOR KD KRITERIA SKOR PRESTASI1 Kiki Nurcahyati 100 KUAT 292 Erik Fransisko 97 KUAT 173 Edi Santoso 94 KUAT 144 Sri endah Lukitasari 93 KUAT 245 Nurul Laili 92 KUAT 266 Rita Rahayu 92 KUAT 197 Gilang Bima N 91 SEDANG 208 Ferdi Bagus Kurniawan 90 SEDANG 299 Oki Prasetiyo 90 SEDANG 22

10 Nurpitasari 90 SEDANG 1911 Dyah Ayu Puspa W 90 SEDANG 1612 Kurniawan Eka P 89 SEDANG 2313 Puji Santoso 89 SEDANG 2314 Mentari Setyowati 88 SEDANG 2215 Diah Ratna Sari 88 SEDANG 2016 Rita Natalia 88 SEDANG 1717 Khurotul Aini 87 SEDANG 1618 Indah Reni Zulita Sari 86 SEDANG 2419 Imam Endra Prasetyo 86 SEDANG 2320 Ririn wahyuana 86 SEDANG 2221 Roni Kurniawan 86 SEDANG 1622 Bayu Indrayana 85 SEDANG 3123 Hari Cahyo R 85 SEDANG 2424 Miati Mei Meti 85 SEDANG 2125 Sartika Candra 85 SEDANG 1826 Sutantra Setiawan 85 SEDANG 1827 Djoko Rahwono 84 SEDANG 2628 Sri Utami 84 SEDANG 2329 Nofi Melawati 84 SEDANG 1730 Purwati 83 SEDANG 2331 Dwi Ramada 83 SEDANG 2232 Nindia Puspa Sari 83 SEDANG 1933 Tyas Puji Astuti 83 SEDANG 1934 Samsul Fauzi 83 SEDANG 1735 Danu Wijaya 82 SEDANG 2436 Doni Saputa 82 SEDANG 2437 Dedi Sunaryo 82 SEDANG 1438 Denik Ratna sari 81 SEDANG 2039 Nur Intan 79 LEMAH 2440 Nanang Kriswinanto 79 LEMAH 2341 Ahmad Sugianto 76 LEMAH 18

Page 203: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

191

42 Yesi Ariningsih 75 LEMAH 2243 Fajar Teguh Wicaksono 74 LEMAH 19

TOTAL 3694 907

STANDAR DEVIASI 5.388762352 3.926794121

RATA-RATA 85.90697674 21.09302326

Page 204: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

192

Lampiran 18Data Skor Nilai Konsep Diri dan Prestasi Belajar pada Kelas Eksperimen Kedua

NO NAMA SKOR KD KRITERIA SKOR PRESTASI

1 Lois Dwi Kusworo 110 KUAT 19

2 Bambang Gatot W 105 KUAT 24

3 Bima Irawan 103 KUAT 20

4 Intan Maroa Ulfa 103 KUAT 23

5 Kiki Aprilia Puspita S 101 KUAT 15

6 Lisi Wahyu Tri L 98 KUAT 27

7 Yana Maga Artika 97 SEDANG 17

8 Hema Ayu Rahmawati 96 SEDANG 16

9 Selvi Anjarsari 96 SEDANG 21

10 Suhandri 96 SEDANG 18

11 Sukariyanto 96 SEDANG 19

12 Yeni Trisusanti 96 SEDANG 16

13 Aris Kurniawan 95 SEDANG 21

14 Wahyu Arista Devi 95 SEDANG 19

15 Diana 94 SEDANG 27

16 Reni Kartika Sari 94 SEDANG 22

17 Tri Utami 94 SEDANG 15

18 Yurike Sindy R 94 SEDANG 13

19 Desi Ria Anita 90 SEDANG 17

20 Moh. Hamim T 90 SEDANG 23

21 Eka Novita Sari 89 SEDANG 19

22 Moh. Aris Setiawan 89 SEDANG 18

23 Nilla Mymawati 89 SEDANG 17

24 Uyun Niljanah 89 SEDANG 13

25 Yuli Agustina 89 SEDANG 19

26 Dedi dermawan 88 SEDANG 21

27 Devit Fidian 87 SEDANG 21

28 Ernawati 86 SEDANG 17

29 Rida Septi M 86 SEDANG 28

30 Joko Yahya P 84 SEDANG 19

31 Riko Fran Aprilianto 84 SEDANG 17

32 Titin Nurqoliyah 84 SEDANG 25

33 Andika Tri nanda 83 SEDANG 18

34 Mujianto 83 SEDANG 10

35 Rohmad Sugianto 83 SEDANG 16

36 Sulis Setiawan 83 SEDANG 19

37 Yunus Cahyono 83 SEDANG 15

38 Deri Prananda Putri 82 SEDANG 14

39 Rino Noris 82 SEDANG 15

40 Dimas abastya 80 LEMAH 21

41 Syafikah Kumala Sari 79 LEMAH 23

42 Tutut Puspita Sari 79 LEMAH 15

43 Moh. Ghozali 78 LEMAH 16

44 Siti Choiriyah 78 LEMAH 26

45 Dedi prayitno 76 LEMAH 13

46 Moh. Nanang K 76 LEMAH 13

TOTAL 4112 860

STANDAR DEVIASI 8.201566953 4.16797081

RATA-RATA 89.39130435 18.69565217

Page 205: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

200

Lampiran 19

HASIL UJI NORMALITAS KRITERIA KONSEP DIRI TINGGI

No. X X² Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) Tabel1 14 196 -0.7537 0.2296 0.07 0.163 0.27042 15 225 -0.6521 0.2578 0.13 0.124 0.24223 17 289 -0.4488 0.3265 0.20 0.127 0.17354 19 361 -0.2456 0.4013 0.33 0.068 0.09875 19 361 -0.2456 0.4013 0.33 0.068 0.09876 20 400 -0.1440 0.4443 0.47 0.022 0.05577 23 529 0.1609 0.4364 0.47 0.030 0.06368 24 576 0.2625 0.6026 0.53 0.069 0.10269 24 576 0.2625 0.6026 0.60 0.003 0.102610 26 676 0.4658 0.6772 0.67 0.011 0.177211 27 729 0.5674 0.7157 0.73 0.018 0.215712 29 841 0.7706 0.7794 0.80 0.021 0.2794

Total 257 5,759.00(∑X)² 66,049

Rata-rata 21.417s 9.840635

Ltabel 0.229Lmaks 0.163

Keputusan Normal

Page 206: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

201

Lampiran 20

HASIL UJI NORMALITAS KRITERIA KONSEP DIRI SEDANG

No. X X² Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) Tabel1 9 81 -1.7896 0.0367 0.02 0.021 0.46332 10 100 -1.6341 0.0516 0.05 0.005 0.44843 10 100 -1.6341 0.0516 0.05 0.005 0.44844 11 121 -1.4786 0.0694 0.09 0.023 0.43065 11 121 -1.4786 0.0694 0.09 0.023 0.43066 11 121 -1.4786 0.0694 0.09 0.023 0.43067 12 144 -1.3231 0.0934 0.14 0.045 0.40668 12 144 -1.3231 0.0934 0.14 0.045 0.40669 12 144 -1.3231 0.0934 0.14 0.045 0.406610 13 169 -1.1676 0.1210 0.17 0.048 0.37911 13 169 -1.1676 0.1210 0.17 0.048 0.37912 14 196 -1.0120 0.1562 0.22 0.059 0.343813 14 196 -1.0120 0.1562 0.22 0.059 0.343814 14 196 -1.0120 0.1562 0.22 0.059 0.343815 15 225 -0.8565 0.1949 0.26 0.067 0.305116 15 225 -0.8565 0.1949 0.17 0.026 0.305117 15 225 -0.8565 0.1949 0.17 0.026 0.305118 16 256 -0.7010 0.2420 0.32 0.081 0.25819 16 256 -0.7010 0.2420 0.32 0.081 0.25820 16 256 -0.7010 0.2420 0.32 0.081 0.25821 16 256 -0.7010 0.2420 0.32 0.081 0.25822 17 289 -0.5455 0.2912 0.37 0.078 0.208823 17 289 -0.5455 0.2912 0.37 0.078 0.208824 17 289 -0.5455 0.2912 0.37 0.078 0.208825 18 324 -0.3900 0.3483 0.40 0.052 0.151726 18 324 -0.3900 0.3483 0.40 0.052 0.151727 19 361 -0.2345 0.4052 0.48 0.072 0.094828 19 361 -0.2345 0.4052 0.48 0.072 0.094829 19 361 -0.2345 0.4052 0.48 0.072 0.094830 19 361 -0.2345 0.4052 0.48 0.072 0.094831 19 361 -0.2345 0.4052 0.48 0.072 0.094832 20 400 -0.0790 0.4681 0.51 0.040 0.031933 20 400 -0.0790 0.4681 0.51 0.040 0.031934 21 441 0.0766 0.5319 0.54 0.007 0.031935 21 441 0.0766 0.5319 0.54 0.007 0.031936 22 484 0.2321 0.5910 0.58 0.006 0.09137 22 484 0.2321 0.5910 0.58 0.006 0.09138 22 484 0.2321 0.5910 0.58 0.006 0.09139 23 529 0.3876 0.6517 0.63 0.021 0.151740 23 529 0.3876 0.6517 0.63 0.021 0.151741 23 529 0.3876 0.6517 0.63 0.021 0.151742 24 576 0.5431 0.7054 0.69 0.013 0.205443 24 576 0.5431 0.7054 0.69 0.013 0.205444 24 576 0.5431 0.7054 0.69 0.013 0.205445 24 576 0.5431 0.7054 0.69 0.013 0.205446 25 625 0.6986 0.7580 0.72 0.035 0.258

Page 207: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

202

47 25 625 0.6986 0.7580 0.72 0.035 0.25848 26 676 0.8541 0.8023 0.77 0.033 0.302349 26 676 0.8541 0.8023 0.77 0.033 0.302350 26 676 0.8541 0.8023 0.77 0.033 0.302351 27 729 1.0097 0.8438 0.83 0.013 0.343852 27 729 1.0097 0.8438 0.83 0.013 0.343853 27 729 1.0097 0.8438 0.83 0.013 0.343854 27 729 1.0097 0.8438 0.83 0.013 0.343855 28 784 1.1652 0.8790 0.86 0.017 0.37956 28 784 1.1652 0.8790 0.86 0.017 0.37957 29 841 1.3207 0.9066 0.92 0.016 0.406658 29 841 1.3207 0.9066 0.92 0.016 0.406659 29 841 1.3207 0.9066 0.92 0.016 0.406660 29 841 1.3207 0.9066 0.92 0.016 0.406661 30 900 1.4762 0.9306 0.95 0.023 0.430662 30 900 1.4762 0.9306 0.95 0.023 0.430663 31 961 1.6317 0.9484 0.98 0.036 0.448464 31 961 1.6317 0.9484 0.98 0.036 0.448465 33 1089 1.9428 0.9738 1.00 0.026 0.4738

Total 1,333 29,983.00(∑X)² 1,776,889

Rata-rata 20.508s 6.430209651

Ltabel 0.110Lmaks 0.081

Keputusan Normal

Page 208: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

203

Lampiran 21

HASIL UJI NORMALITAS KRITERIA KONSEP DIRI RENDAH

No. X X² Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) Tabel1 10 100 -1.1905 0.1170 0.08 0.034 0.38302 11 121 -1.0300 0.1515 0.17 0.015 0.34853 12 144 -0.8695 0.1922 0.25 0.058 0.30784 13 169 -0.7090 0.2389 0.42 0.178 0.26115 13 169 -0.7090 0.2389 0.42 0.178 0.26116 14 196 -0.5484 0.2962 0.50 0.204 0.20387 15 225 -0.3879 0.3483 0.58 0.235 0.15178 22 484 0.7357 0.7704 0.67 0.104 0.27049 23 529 0.8962 0.8159 0.75 0.066 0.315910 24 576 1.0567 0.8438 0.83 0.010 0.343811 25 625 1.2173 0.8888 0.92 0.028 0.388812 27 729 1.5383 0.9382 1.00 0.062 0.4382

Total 209 4067(∑X)² 43,681

Rata-rata 17.417

s 6.2298159

Ltabel 0.256Lmaks 0.235

Keputusan Normal

Page 209: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

204

Lampiran 22

HASIL UJI NORMALITAS KELAS DEMONTRASI

No. Nama X X² Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) Tabel1 Dedi Sunaryo 14 196 -1.5427 0.0618 0.05 0.015 0.4382

2 Edi Santoso 14 196 -1.5427 0.0618 0.05 0.015 0.43823 Dyah Ayu Puspa 15 225 -1.3829 0.0838 0.09 0.009 0.41624 Khurotul Aini 15 225 -1.3829 0.0838 0.09 0.009 0.41625 Roni Kurniawan 16 256 -1.2230 0.1112 0.14 0.028 0.38886 Erik Fransisko 16 256 -1.2230 0.1112 0.14 0.028 0.38887 Nofi Melawati 17 289 -1.0632 0.1446 0.16 0.018 0.3554

8 Rita Natalia 18 324 -0.9033 0.1841 0.19 0.002 0.31599 Samsul Fauzi 19 361 -0.7435 0.2296 0.23 0.003 0.270410 Ahmad Sugianto 19 361 -0.7435 0.2296 0.23 0.003 0.270411 Sartika Candra 20 400 -0.5836 0.2810 0.26 0.025 0.219012 Sutantra S 21 441 -0.4238 0.3372 0.28 0.058 0.162813 Fajar Teguh W 22 484 -0.2639 0.3974 0.33 0.072 0.102614 Nindia Puspa S 22 484 -0.2639 0.3974 0.33 0.072 0.102615 Nurpitasari 23 529 -0.1041 0.4602 0.42 0.042 0.039816 Rita Rahayu 23 529 -0.1041 0.4602 0.42 0.042 0.039817 Tyas Puji Astuti 23 529 -0.1041 0.4602 0.42 0.042 0.039818 Denik Ratna sari 23 529 -0.1041 0.4602 0.42 0.042 0.039819 Diah Ratna Sari 24 576 0.0558 0.5239 0.51 0.012 0.023920 Gilang Bima N 24 576 0.0558 0.5239 0.51 0.012 0.023921 Miati Mei Meti 24 576 0.0558 0.5239 0.51 0.012 0.023922 Dwi Ramada 24 576 0.0558 0.5239 0.51 0.012 0.023923 Mentari S 25 625 0.2156 0.5871 0.60 0.018 0.087124 Oki Prasetiyo 25 625 0.2156 0.5871 0.60 0.018 0.087125 Ririn wahyuana 25 625 0.2156 0.5871 0.60 0.018 0.087126 Yesi Ariningsih 25 625 0.2156 0.5871 0.60 0.018 0.087127 Imam Endra P 26 676 0.3755 0.6480 0.70 0.050 0.148028 Kurniawan Eka 26 676 0.3755 0.6480 0.70 0.050 0.148029 Nanang K 26 676 0.3755 0.6480 0.70 0.050 0.148030 Puji Santoso 26 676 0.3755 0.6480 0.70 0.050 0.148031 Purwati 27 729 0.5353 0.7054 0.81 0.109 0.205432 Sri Utami 27 729 0.5353 0.7054 0.81 0.109 0.205433 Danu Wijaya 27 729 0.5353 0.7054 0.81 0.109 0.205434 Doni Saputa 27 729 0.5353 0.7054 0.81 0.109 0.205435 Hari Cahyo R 27 729 0.5353 0.7054 0.81 0.109 0.205436 Indah Reni Z 28 784 0.6951 0.7580 0.84 0.079 0.258037 Nur Intan 29 841 0.8550 0.8051 0.91 0.102 0.305138 Sri Endah L 29 841 0.8550 0.8051 0.91 0.102 0.305139 Djoko Rahwono 29 841 0.8550 0.8051 0.91 0.102 0.3051

40 Nurul Laili 30 900 1.0148 0.8461 0.93 0.084 0.346141 Ferdi Bagus K 31 961 1.1747 0.9162 0.95 0.037 0.416242 Kiki Nurcahyati 33 1089 1.4944 0.9319 1.00 0.068 0.4319

Page 210: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

205

43 Bayu Indrayana 33 1089 1.4944 0.9319 1.00 0.068 0.4319

Total 1,017 25,113

(∑X)² 1,034,289Rata-rata 23.65116s = 6.256Ltabel = 0.135Lmaks = 0.109

Keputusan Normal

Page 211: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

206

Lampiran 23

HASIL UJI NORMALITAS KELAS MODEL DISKUSI

No. Nama X X² Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) Tabel1 Mujianto 10 100 -1.3316 0.0918 0.04 0.0483 0.40822 Dedi prayitno 10 100 -1.3316 0.0918 0.04 0.0483 0.40823 Moh. Nanang K 11 121 -1.1972 0.1314 0.09 0.0405 0.36864 Uyun Niljanah 11 121 -1.1972 0.1314 0.09 0.0405 0.36865 Yurike Sindy R 12 144 -1.0628 0.1446 0.15 0.0076 0.35546 Deri Prananda Putri 12 144 -1.0628 0.1446 0.15 0.0076 0.35547 Kiki Aprilia Puspita S 12 144 -1.0628 0.1446 0.15 0.0076 0.35548 Rino Noris 13 169 -0.9285 0.1762 0.22 0.0412 0.32389 Tri Utami 13 169 -0.9285 0.1762 0.22 0.0412 0.3238

10 Tutut Puspita Sari 13 169 -0.9285 0.1762 0.22 0.0412 0.323811 Yunus Cahyono 14 196 -0.7941 0.2148 0.26 0.0461 0.285212 Hema Ayu Rahmawati 14 196 -0.7941 0.2148 0.26 0.0461 0.285213 Moh. Ghozali 15 225 -0.6597 0.2546 0.30 0.0497 0.245414 Rohmad Sugianto 15 225 -0.6597 0.2546 0.30 0.0497 0.245415 Yeni Trisusanti 16 256 -0.5253 0.2981 0.35 0.0497 0.201916 Desi Ria Anita 16 256 -0.5253 0.2981 0.35 0.0497 0.201917 Ernawati 17 289 -0.3909 0.3483 0.39 0.0430 0.151718 Nilla Mymawati 17 289 -0.3909 0.3483 0.39 0.0430 0.151719 Riko Fran Aprilianto 18 324 -0.2565 0.3974 0.43 0.0344 0.102620 Yana Maga Artika 19 361 -0.1222 0.4522 0.48 0.0261 0.047821 Andika Tri nanda 19 361 -0.1222 0.4522 0.48 0.0261 0.047822 Moh. Aris Setiawan 19 361 -0.1222 0.4522 0.48 0.0261 0.047823 Suhandri 20 400 0.0122 0.5040 0.50 0.0040 0.004024 Eka Novita Sari 21 441 0.1466 0.5596 0.52 0.0379 0.059625 Joko Yahya P 22 484 0.2810 0.6103 0.59 0.0233 0.110326 Lusi Wahyu Tri L 22 484 0.2810 0.6103 0.59 0.0233 0.110327 Sukariyanto 22 484 0.2810 0.6103 0.59 0.0233 0.110328 Sulis Setiawan 23 529 0.4154 0.6628 0.63 0.0324 0.162829 Wahyu Arista Devi 23 529 0.4154 0.6628 0.63 0.0324 0.162830 Yuli Agustina 24 576 0.5497 0.7038 0.67 0.0299 0.203831 Bima Irawan 24 576 0.5497 0.7038 0.67 0.0299 0.203832 Aris Kurniawan 25 625 0.6841 0.7517 0.72 0.0343 0.251733 Dedi dermawan 25 625 0.6841 0.7517 0.72 0.0343 0.251734 Devit Fidian 26 676 0.8185 0.7939 0.76 0.0330 0.293935 Dimas abastya 26 676 0.8185 0.7939 0.76 0.0330 0.293936 Selvi Anjarsari 27 729 0.9529 0.8289 0.80 0.0246 0.328937 Reni Kartika Sari 27 729 0.9529 0.8289 0.80 0.0246 0.328938 Intan Maroa Ulfa 28 784 1.0873 0.8621 0.85 0.0143 0.362139 Moh. Hamim T 28 784 1.0873 0.8621 0.85 0.0143 0.362140 Syafikah Kumala Sari 29 841 1.2217 0.8888 0.91 0.0242 0.388841 Bambang Gatot W 29 841 1.2217 0.8888 0.91 0.0242 0.388842 Titin Nurqoliyah 29 841 1.2217 0.8888 0.91 0.0242 0.388843 Siti Choiriyah 30 900 1.3560 0.9131 0.96 0.0434 0.413144 Diana 30 900 1.3560 0.9131 0.96 0.0434 0.413145 Lois Dwi Kusworo 31 961 1.4904 0.9808 0.98 0.0025 0.4808

Page 212: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

207

46 Rida Septi M 33 1089 1.7592 0.9808 1.00 0.0192 0.4808Total 876 19,174(∑X)² 767,376

Rata-rata 19.909

s 7.4414948

Ltabel 0.1306Lmaks 0.0497

Keputusan Normal

Page 213: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

208

Lampiran 24

HASIL HOMOGENITAS KELAS DEMONTRASI DENGAN KELAS DISKUSI

X1 X1² X2 X2²14 196 10 10014 196 10 10015 225 11 12115 225 11 12116 256 12 14416 256 12 14417 289 12 14418 324 13 16919 361 13 16919 361 13 16920 400 14 19621 441 14 19622 484 15 22522 484 15 22523 529 16 25623 529 16 25623 529 17 28923 529 17 28924 576 18 32424 576 19 36124 576 19 36124 576 19 36125 625 20 40025 625 21 44125 625 22 48425 625 22 48426 676 22 48426 676 23 52926 676 23 52926 676 24 57627 729 24 57627 729 25 62527 729 25 62527 729 26 67627 729 26 67628 784 27 72929 841 27 72929 841 28 78429 841 28 78430 900 29 84131 961 29 84133 1089 29 84133 1089 30 900

30 90031 96133 1089

Page 214: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

209

Total 1017 25113 940 21224(∑X)² 1034289 883600 Jumlah

N 43 46 89fj 42 45 87

SSj 1,606.43 1,588.44 3194.876263Sj² 36.5098 36.1010101 72.61082415

LogSj² 1.5624 1.557519354 3.119928975fj x logSj² 65.6212 70.08837091 135.709575

RKG 36.7227log RKG 1.5649

∑fj x log RKG 136.1493c 1.0115

X² hit 0.957747X² tabel 3.841

Keputusan Homogen

Page 215: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

210

Lampiran 25

HASIL HOMOGENITAS KRITERIA KONSEP DIRI TINGGI, SEDANG DAN RENDAH

No.Urut X1 X1² X2 X2² X3 X3²

1 22 484 9 81 10 100

2 23 529 10 100 11 121

3 24 576 10 100 12 1444 25 625 11 121 13 169

5 25 625 11 121 13 169

6 26 676 11 121 14 196

7 26 676 12 144 15 2258 27 729 12 144 22 484

9 28 784 12 144 23 529

10 29 841 13 169 24 576

11 30 900 13 169 25 62512 33 1089 14 196 27 729

13 14 196

14 14 196

15 15 22516 15 225

17 15 225

18 16 256

19 16 256

20 16 256

21 16 25622 17 289

23 17 289

24 17 289

25 18 32426 18 324

27 19 361

28 19 361

29 19 36130 19 361

31 19 361

32 20 400

33 20 40034 21 441

35 21 441

36 22 484

37 22 48438 22 484

39 23 529

40 23 529

41 23 52942 24 576

43 24 576

44 24 57645 24 576

46 25 625

Page 216: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

211

47 25 625

48 26 67649 26 676

50 26 676

51 27 729

52 27 72953 27 729

54 27 729

55 28 784

56 28 78457 29 841

58 29 841

59 29 841

60 29 84161 30 900

62 30 900

63 31 961

64 31 961

65 33 1089

Total 318 8534 1333 29983 209 4067 Total (∑)(∑X)² 101124 1776889 43681

N 12 65 12

fj 11 64 11 86.00SSj 107.00 2,646.25 426.92 3,180.16Sj² 8.9167 40.7115 35.5764 85.20

LogSj² 0.9502 1.6097169 1.5511619 4.11fj x logSj² 10.4522 103.0219 17.0628 130.54

RKG 36.9786

log RKG 1.5680

∑fj x log RKG 134.8438

c 1.0026

X² hit 9.463432

X² tabel 12.838

Keputusan Homogen

Page 217: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

212

Lampiran 26

HASIL DATA AMATAN UJI ANAVA DUA JALAN SEL TAK SAMA

SKOR MODEL PEMBELAJARANKONSEP DIRI

DEMONSTRASI DISKUSI

23 22

25 24

26 2527 26

29 28

33 30

KUAT

9 10

10 11

11 1211 12

12 13

13 14

14 1514 16

15 16

15 17

16 17

16 18

17 19

18 19

19 1919 20

20 21

21 22

22 2223 23

24 23

24 24

24 25

25 26

26 27

26 27

27 2827 29

28 29

29 29

30 30

31 31

SEDANG

33

Page 218: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

213

22 10

23 11

24 12

25 13

27 13

14

LEMAH

15

Lanjutan

MODEL PEMBELAJARANKONSEP DIRI DEMONSTRASI

(B1) DISKUSI (B2)

n 6 6

1/n 0.1667 0.1667

∑X 163 155

KUAT ∑X² 4489 4045(A1) (∑X)² 26569 24025

rata-rata 27.1667 25.8333

c 4428.166667 4004.1667

SS 60.83333333 40.8333

n 32 33

1/n 0.0313 0.0303∑X 636 697

SEDANG ∑X² 13,928 16,055

(A2) (∑X)² 404,496 485,809

rata-rata 19.8750 21.1212c 12640.5000 14721.4848

SS 1287.5000 1333.5152

n 5 7

1/n 0.2000 0.1429

∑X 121 88LEMAH ∑X² 2943 1124

(A3) rata-rata 24.2000 12.5714

(∑X)² 14641 7744

c 2928.2000 1106.2857

SS 14.8000 17.7143

Page 219: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

214

Lanjutan

JUMLAH RATAAN AB

MODEL PEMBELAJARANKONSEP DIRI

DEMONSTRASI DISKUSITotal

KUAT rata-rata 27.1667 25.8333 53.0000

SEDANG rata-rata 19.8750 21.1212 40.9962

LEMAH rata-rata 24.2000 12.5714 36.7714

Total 71.2417 59.5260 130.7676

(1) G²/pq 2850.0293 p 2

(2) ∑SSij 2755.1961 q 3

(3) ∑A²/q 2872.9056 N 89

(4) ∑B²/p 2920.9137

(5) ∑AB² 2990.1909

nh pq/∑1/n 8.1329

JKA nh{(3) - (1)} 186.0504

JKB nh{(4) - (1)} 576.4961

JKAB nh{(1) + (5) - (3) - (4)} 377.3751JKG (2) 2755.1961

JKTJKA + JKB + JKAB + JKG 3895.1177

dkA p - 1 3 - 1 1

dkB q - 1 2 - 1 2

dkAB (p - 1)(q - 1) 2

dkG N - pq 83

dkT N - 1 88

RKA JKA/dkA 186.0504

RKB JKB/dkB 288.2480

RKAB JKAB/dkAB 188.6876

RKG JKG/dkG 33.1951

Fa RKA/RKG 5.6047

Fb RKB/RKG 8.6834

Fab RKAB/RKG 5.6842

Page 220: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

215

Lanjutan

RANGKUMAN ANALISIS VARIANSI DUA JALAN

Sumber JK dk RK Fobs Fα p Keputusan

A 186.0504 1 186.0504 5.6047 3.9200 < 0.05 ditolak

B 576.4961 2 288.2480 8.6834 3.9200 < 0.05 ditolak

AB 377.3751 2 188.6876 5.6842 3.9200 < 0.05 ditolak

Galat 2755.1961 83 33.1951

Total 3895.1177 88

Page 221: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

215

Lampiran 27

HASIL DATA AMATAN KOMPARASI GANDA (METODE SCHEFFE')

MODEL PEMBELAJARANKONSEP DIRI

DEMONSTRASI DISKUSITotal

KUAT n 6.0000 6 121/n 0.1667 0.1667 0.0833∑X 163.0000 155 318x rata-rata 27.1667 25.8333 53.0000

SEDANG n 32.0000 33 651/n 0.0313 0.0303 0.0154∑X 636.0000 697.0000 1333.0000x rata-rata 19.8750 21.1212 40.9962

LEMAH n 5.0000 7 121/n 0.2000 0.1429 0.0833∑X 121.0000 88 209x rata-rata 24.2000 12.5714 36.7714

Total 71.2417 59.5260n 43.0000 46

1/n 0.0233 0.0217

Komparasi Sel Baris Pertama (A1)

F11-21 0.1607

Komparasi Sel Baris Kedua (A2)

F12-22 0.7601

Komparasi Sel Baris Ketiga (A3)

F13-23 11.8813

Komparasi Sel Kolom Pertama (B1)

F11-12 8.0928

F11-13 0.7231

F12-13 2.4368

Komparasi Sel Kolom Kedua (B2)

F21-22 3.3959

F21-23 17.1176

F22-23 12.7171

Page 222: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

216

Lanjutan Komparasi Antar Baris (A1 Vs A2)

F1-2 43.9710

F1-3 47.6033F2-3 5.4468

Komparasi Antar Kolom (B1 Vs B2)

F1-2 91.8963

1. DAERAH KRITIKa. Daerah kritik untuk uji Scheffe komparasi antar sel pada kolom yang sama :

DK = { F|F > (pq - 1) F 0.05;pq-1;N-pq }

DK = { F|F > (5) F0.05;5;83} = { F| F > 11.45 }

b. Daerah kritik untuk uji Scheffe komparasi antar sel pada baris yang sama :

DK = { F|F > (pq - 1) F 0.05;pq-1;N-pq }

DK = { F|F > (5) F0.05;5,83 } = { F| F > 11.45 }

c. Daerah kritik untuk uji Scheffe komparasi antar baris:

DK = { F|F > (p-1) F 0.05;p-1;N-pq }

DK = { F|F > (2) F0.05;2;83 } = { F| F > 6.14}

d. Daerah kritik untuk uji Scheffe komparasi antar kolom:

DK = { F|F > (q-1) F 0.05;q-1;N-pq }

DK = { F|F > (1) F0.05;1;83} = { F| F > 3.92}

2. KEPUTUSAN UJI

No Sumber F uji DK Keputusan1 F11-21 0.1607 11.45 diterima

2 F12-22 0.7601 11.45 diterima

3 F13-23 11.8813 11.45 ditolak

4 F11-12 8.0928 11.45 diterima

5 F11-13 0.7231 11.45 diterima

6 F12-13 2.4368 11.45 diterima

7 F21-22 3.3959 11.45 diterima

8 F21-23 17.1176 11.45 ditolak

9 F22-23 12.7171 11.45 ditolak

10 F1-2(baris) 3.3959 6.14 diterima

11 F1-3(baris) 17.1176 6.14 ditolak

12 F2-3(baris) 12.7171 6.14 ditolak

13 F1-2(kolom) 91.8963 3.92 ditolak

Page 223: PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN … · PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA (Studi kasus pada

217

Lampiran 28

FOTO-FOTO KEGIATAN

Foto 1. Kegiatan Demontrasi Foto 2. Kegiatan Demontrasi

Siswa mempresentasikan kembali Siswa mendemontrasikan kepada kelompok lain, sehingga kembali apa yang telahmemperkuat rasa percaya dirinya. diterimanya kepada teman

kelompoknya.

Foto 3. Kegiatan Diskusi Foto 4. Kegiatan Diskusi

Siswa memungkinkan saling ber Terlihat siswa bersemangat tukar pendapat untuk mendapat untuk menggali informasi Informasi tetapi mereka tidak dari teman kelompoknya, temengalami langsung apa yang tapi terlihat seorang siswamereka ingin ketahui. yang kurang memperhatikan

dengan kelompoknya