Pengaruh Pemangkasan Bunga Pada Kacang Tanah

download Pengaruh Pemangkasan Bunga Pada Kacang Tanah

of 14

description

Pemangkasan bunga kacang tanah

Transcript of Pengaruh Pemangkasan Bunga Pada Kacang Tanah

PROPOSAL PRAKTIKUM

PENGARUH PEMANGKASAN BUNGA TERHADAP PRODUKSI BENIH KACANG TANAH (Arachis hypogea)

OLEH:WIDYA ERJA SYAFITRI 1310211153DESI AFRIDA PUTRI1310211070MUHAMMAD YUSUF NAWRI NASUTION1310211029

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS ANDALASPADANG2016

BAB I. PENDAHULUANA. Latar BelakangKacang tanah sejak dahulu banyak disukai oleh masyarakat karena dapat dikonsumsi dan sebagai pakan ternak. Tanaman ini biasanya ditanam di sawah atau di tegalan secara tunggal atau ganda menggunakan teknik tumpang sari. Sebagai bahan pangan, kacang banyak mengandung lemak dan protein. Di samping itu, sebelum ditemukannya pupuk buatan, banyak orang yang telah memanfaatkan bungkil dan daun kacang sebagai pupuk hijau (Tim Bina Karya Tani, 2009).Produksi nasional kacang tanah di Indonesia pada tahun 2007 adalah 789.089 ton. Pada tahun 2008 terjadi penurunan produksi menjadi 770.064 ton, lalu mengalami peningkatan hingga tahun 2010 menjadi 779.228 ton. Dari data tersebut, produksi nasional kacang tanah di Indonesia masih sangat rendah dan mengalami penurunan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukanlah impor dari luar negeri dengan nilai impor kacang tanah pada tahun 2010 sebesar 230.787 ton setara dengan 225 juta dolar. Rendahnya produksi tersebut salah satunya dikarenakan belum optimalnya sistem kultur teknis dalam budidayanya (http://tanamanpangan.deptan.go.id).Kacang tanah merupakan tanaman kelompok leguminosa (kacang-kacangan) yang memiliki keunikan pada pembentukan polongnya. Jika pada tanaman kacang-kacangan yang lain seperti buncis, kacang panjang, lamtoro dan lainnya, polong terbentuk dari bunga yang berada di bagian atas tanaman dan tumbuh serta berkembang juga berada pada bagian atas tanaman pula, tetapi pada kacang tanah meskipun bunga terbentuk pada bagian atas tanaman namun kemudian untuk tumbuh dan berkembang, bunga tadi harus berada di dalam tanah dengan cara membentuk ginofor.Dengan harus membentuk ginofor inilah maka akan banyak menimbulkan kendala bagi kacang tanah untuk memproduksi polong karena ginofor yang dihasilkan oleh sebuah bunga memiliki ukuran yang terbatas yakni 15 cm. Oleh karena itu jika ginofor terbentuk pada ketinggian lebih dari 15 cm maka akan sangat kecil peluang ginofor tersebut untuk berubah menjadi sebuah polong. Karena pertumbuhan dan perkembangan ginofor menjadi polong memerlukan kondisi kelembaban dan cahaya sebagaimana yang ada di dalam tanah.Oleh karena itu melalui upaya pemangkasan batang atau cabang tanaman maka diharapkan akan muncul cabang-cabang baru ke arah samping sehingga dapat lebih memperendah posisi atau tempat munculnya bunga (berjarak kurang dari 15 cm dari permukaan tanah). Sehingga apabila bunga tersebut tumbuh dan berkembang menjadi ginofor maka ginofor tadi akan dapat mencapai tanah dan akan dapat tumbuh serta berkembang menjadi sebuah polong. Sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap upaya pemangkasan tanaman dalam pembentukan polong.

B. TujuanMengetahui adanya pengaruh waktu pemangkasan bunga terhadap benih kacang tanah.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKAA. Kacang Tanah (Arachis hypogea)1. Klasifikasi dan MorfologiTanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L) diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun 1521-1529. Penanaman kacang tanah di Indonesia baru dimulai pada awal abad ke-18. Kacang tanah yang ditanam adalah varietas tipe menjalar (Wijaya, 2011). Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivisi : SpermatophytaSubdivisi : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeOrdo : LeguminalesFamili : PapilionaceaeGenus : ArachisSpesies : Arachis hypogaea L.Menurut Marzuki (2007), akar kacang tanah serabut dengan batang tidak berkayu dan berbulu halus. Batang kacang tanah ada yang tumbuh tegak dan menjalar. Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap. Daunnya terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Bunga keluar pada ketiak daun. Setiap bunga seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini sebenarnya bukan tangkai bunga, tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning. Bendera mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya hanya satu har, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari. Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiridan bersifat geotropis positif. Penyerbukan terjadi sebelum bunganya mekar.Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang. Inilah yang disebut ginofora yang menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula-mula ujung ginofora yang runcing mengarah keatas. Setelah tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk ke dalam tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan memanjang ginofora memanjang terhenti setelah terbentuk polong. Polong-polong kacang tanah berisi antar 1 sampai dengan 5 biji. Biji kacang tanah berkeping dua dengan kulit ari berwarna putih, merah atau ungu tergantung varitasnya. Ginofora tidak dapat membentuk polong jika tanahnya terlalu keras dan kering atau batanya terlalu tinggi (Adisarwanto, 2003).

2. Syarat TumbuhTemperatur merupakan suatu syarat tumbuh tanaman kacang tanah. Temperatur sangat erat hubungannya dengan ketinggian, semakin tinggi suatu daerah maka suhu akan semakin turun (Suprapto, 2006). Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini tidak terlalu memilih tanah khusus. Diperlukan iklim yang lembab. Kacang tanah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh. Adanya keterbatasan cahaya matahari akibat naungan atau halangan dan atau awan lebih dari 30% akan menurunkan hasil kacang tanah karena cahaya mempengaruhi fotosintesis dan respirasi. Intensitas cahaya yang rendah pada saat pembentukan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor, sedangkan rendahnya intensitas cahaya pada masa pengisian polong akan menurunkan jumlah dan berat polong serta akan menambah jumlah polong hampa (Oentari, 2008).Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan kering (tegalan) maupun di lahan sawah setelah padi. Kacang tanah dapat ditanam pada tanah bertekstur ringan maupun agak berat, yang penting tanah tersebut dapat mengatuskan air sehingga tidak menggenang. Akan tetapi, tanah yang paling sesuai adalah tanah yang bertekstur ringan, drainase baik, remah, dan gembur. Di tanah berat (lempung), bila terlalu becek, tanaman mati atau tidak berpolong. Dalam kondisi kering, tanah lempung juga terlalu keras, sehingga ginofor (calon polong) tidak dapat masuk dalam tanah, perkembangan polong terhambat dan pada saat panen banyak polong tertinggal dalam tanah. Pada tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi (>2%) polong yang dihasilkan berwarna kehitaman sehingga menjadi kurang menarik.Kacang tanah masih dapat berproduksi dengan baik pada tanah yang berpH rendah atau tinggi. Tetapi pada pH tanah tinggi (7,58,5) kacang tanah sering mengalami klorosis, yakni daun-daun menguning. Apabila tidak diatasi, polong menjadi hitam dan hasil menurun hingga 40% (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, 2012).

B. Fruit SetFruit set diartikan sebagai pembentukan buah setelah terjadi hibridisasi. Buah kacang disebut dengan polong. Adapun proses terbentuknya polong dijelaskan sebagai berikut: setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang, dan disebut ginofora. Mula-mula ujung ginofora yang runcing ini mengarah ke atas. Tetapi setelah tumbuh memanjang, ginofora tadi mengarah ke bawah (positive geotropic) dan terus masuk ke dalam tanah. Setelah polong terbentuk, maka proses pertumbuhan ginofora yang memanjang terhenti. Ginofora dapat tumbuh memanjang dan mencapai ukuran antara 6-15 cm; terutama pada jenis tanaman kacang tanah yang tipe pertumbuhannya tegak, ginofora yang terbentuk panjang. Perlu diketahui bahwa tidak semua ginofora itu dapat masuk ke dalam tanah. Terutama pada varietas tipe tegak, ginofora yang terbentuk dari bunga terletak di bagian atas cabang, sehingga tidak mencapai 15 cm. Ginofora yang tidak dapat masuk menembus tanah, akhirnya tidak dapat membentuk polong.Pada saat berlangsungnya pembentukan polong seperti ini kelembapan dan kegemburan tanah sangat penting. Sebab banyaknya air setelah berbunga bukan saja mempermudah ginofora menembus lapisan tanah, tetapi juga mempertinggi persentase pembuahan.Adapun besar/kecilnya polong kacang tanah, sangat bervariasi. Ada polong yang berukuran 1 x 0,5 cm, ada juga polong yang dapat mencapai ukuran 6x1,5 cm. Setiap polong dapat berisi 1 sampai 5 biji. Pada varietas kacang tanah yang polongnya rata-rata berisi 2 biji, bakal buah yang tidak dibuahi sekitar 6%, abortus 9-10%.

Pada gambar ditunjukkan tahap-tahap pembentukan atau perkembangan polong kacang tanah (lihat gambar dari kiri ke kanan):1) Bakal buah pada waktu terjadi pembuahan; ginofora belum menembus tanah;2) Ginofora memanjang, dan kemudian menembus tanah;3) Ujung ginnofora mengambil posisi horizontal dan mulailah proses pembentukan polong;4) Polong membesar dalam keadaan masih muda;5) Polong tua. (Adisarwanto, 2003).

C. Seed SetBunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah tanaman yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur sekitar 80 hari setalah tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran kecil dan terdiri atas lima daun tajuk. Dua diantar daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu. Di sebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan bendera (vexillum), sementara di kanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang disebut sayap (ala). Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga sebenarnya adalah tangkai kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning atau kuning kemerah-merahan. Bendera dari mahkota bunga bergaris-garis merah pada pangkalnya (Pitojo 2005). Dapat di ketahui bahwa perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil terletak pada berkas pembuluh, berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat lebih teratur, sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh yang tidak teratur. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut sari makanan dan unsur hara dari tanah keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (Aryuliana 2004).Ketersediaan air di lingkungan sekitar benih merupakan faktor penting. Kurang tersedianya air pada lingkungan benih akan menyebabkan jumlah air yang diambil untuk berkecambah menjadi semakin rendah atau tidak terpenuhi. Hal ini dapat berpengaruh besar pada proses perkecambahan. Jika jumlah air yang diserap tidak mencapai kebutuhan minimum maka proses perkecambahan tidak akan pernah terjadi. Ada batas minimum serapan air yang harus dilampaui agar perkecambahan dapat berlangsung (Bewley 1982).Fase vegetatif pada tanaman kacang tanah dimulai sejak perkecambahan hingga awal pembungaan yang berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanam dan selebihnya adalah fase reproduktif. Fase vegetatif tersebut dibagi menjadi 3 stadia yaitu perkecambahan, pembukaan kotiledon dan perkembangan daun bertangkai empat (tetrafoliate). Proses perkecambahan hingga munculnya kotiledon ke permukaan tanah berlangsung selama 4-6 hari. Keesokan harinya kotiledon tersebut terbuka (Trustinah 1992). Setelah pemunculan dan terbukanya kotiledon, batang akan memanjang dan tunas pucuk akan berkembang diikuti oleh perkembangan dua tunas (lateral). Daun kacang tanah muncul dari buku pada batang utama atau cabang. Penandaan fase reproduktif didasarkan atas adanya bunga, buah dan biji. Trustinah (1986) membagi fase reproduktif kacang tanah menjadi 9 stadia yaitu: mulai berbunga (R1), pembentukan ginofor (R2), pembentukan polong (R3), polong penuh/maksimal (R4), pembentukan biji (R5), biji penuh (R6), biji mulai masak (R7), masak panen (R8) dan polong lewat masak (R9) (Kasno et al. 2001)Buah kacang tanah disebut polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah yang disebut ginofora yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula ujung ginofora yang runcing mengarah ke bawah dan selanjutnya masuk kedalam tanah. Pada waktu ginofora menembus tanah, peranan hujan sangat membantu. Setelah terbentuk polong, pertumbuhan memanjang ginofora akan terhenti. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm. ginofora yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk kedalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong (Suprapto 2004).Imbibisi pada benih yang dilakukan secara tiba-tiba apalagi terhadap benih dengan kadar air sangat rendah dan benih yang mengalami penyimpanan yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada struktur membran sehingga perlu suatu kondisi dimana imbibisi dilaksanakan secara terkontrol. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan invigorasi benih yaitu dengan cara mengkondisikan benih sedemikian rupa sehingga karakter fisiologi dan biokimiawi yang terdapat di dalam benih dapat dimanfaatkan secara optimal (Khan 1992).

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUMA. Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2016 sampai bulan April 2016. Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Basah Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.

B. Bahan dan AlatBahan-bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini antara lain benih kacang tanah, air, pupuk kandang, pupuk N, P, dan K. Adapun peralatan yang dipergunakan antara lain cangkul, gembor, timbangan analitik, karung, dan meteran.

C. RancanganPraktikum ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 2 ulangan. Perlakuannya adalah waktu pemangkasan, perlakuan tersebut diantaranya adalah:1. Tanpa Pemangkasan2. Pemangkasan 1 Minggu Setelah Berbunga (MSB)3. Pemangkasan 2 Minggu Setelah Berbunga (MSB)4. Pemangkasan 3 Minggu Setelah Berbunga (MSB)5. Pemangkasan 4 Minggu Setelah Berbunga (MSB)Tiap perlakuan diulang 2 kali sehingga terdapat 10 unit percobaan. Data dianalisis secara sidik ragam, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan Duncans New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.

D. PelaksanaanTanah diolah menggunakan cangkul hingga diperoleh kondisi tanah yang bersih dan tidak terlalu padat. Kemudian dibentuk bedengan dengan ukuran 200 cm x 100 cm. Bedengan dibuat sebanyak 11 bedengan, 10 bedengan untuk perlakuan dan 1 bedengan sebagai sisipan. Seminggu setelah dibentuk bedengan, diberi pupuk kandang dan digemburkan bedengan namun tidak merusak bentuk bedengan. Seminggu setelah diberi pupuk kandang, kemudian diberi pupuk N, P, K sesuai dengan takaran pupuk masing-masingnya N sebanyak 150 kg/ha, P sebanyak 100 kg/ha dan K sebanyak 100 kg/ha diiringi dengan penanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara dimasukkan ke dalam lubang pada jarak 10 cm di samping lubang tanam. Penanaman benih kacang tanah dilakukan menggunakan tugal dengan kedalaman tanam kira-kira tiga centimeter. Penanaman benih kacang tanah dilakukan seminggu setelah diberi pupuk. Jarak tanam kacang tanah yaitu 20 cm x 20 cm. Setiap lubang tanam diisi dengan dua benih kacang tanah dan setelah tumbuh disisakan satu tanaman yang paling sehat. Selanjutnya bagian atas ditutup dengan tanah tipis dan setelah itu tanah disiram dengan air menggunakan gembor sampai tanah menjadi lembab. Penyiraman dilakukan setiap hari pada sore hari terutama jika tidak turun hujan, kecuali menjelang akhir pertumbuhan penyiraman dilakukan dua sampai tiga hari sekali. Penyiangan dilaksanakan manakala terdapat gulma, sedangkan pengendalian terhadap gulma yang ada di sekitar bedengan lebih dimaksudkan untuk mencegah bersarangnya hama di sekitar tanaman kacang tanah.Pemangkasan dilakukan sesuai dengan perlakuan praktikum dengan cara memotong batang utama hingga batas dua ruas dari pangkal batang dengan menggunakan gunting tanaman. Pemanenan kacang tanah dilakukan setelah tanaman berumur 90 hari dengan kriteria daun sudah banyak yang menguning dan polong cukup keras dengan garis-garis yang jelas. Pemanenan dilakukan dengan cara pencabutan seluruh bagian tanaman dari dalam tanah.

E. PengamatanVariabel yang diamati dalam penelitian ini antara lain : a. Jumlah biji dalam polong, dihitung jumlah biji yang terbentuk dalam polong dengan berbagai perlakuan pemangkasan dan dihitung pada saat panen .b. Bobot polong (g), ditimbang berat polong pada akhir masa tanam. c. Bobot biji (g), ditimbang berat biji pada akhir masa tanam.d. Uji viabilitas, pengujian viabilitas benih melalui pendekatan fisiologis dilakukan dengan mengamati gejala pertumbuhan benih tersebut jika ditanam dalam keadaan optimal. Tolok ukur yang digunakan untuk pengujian tersebut misalnya daya berkecambah benih yaitu penentuan persentase kecambah normal dari benih yang diuji. e. Uji vigor, melalui pendekatan fisiologis dilakukan dengan mengamati gejala pertumbuhan benih tersebut ditanam di lapangan (bedengan).

BAB IV. ANALISA STATISTIKTabel Analisis Ragam

DAFTAR PUSTAKAhttp://tanamanpangan.deptan.go.id. Diakses pada 16 Februari 2016 Pukul 16.00 WIB

Adisarwanto, T., 2003. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering. Penebar Swadaya, Jakarta

Aryulina, Diah.dkk.2004. Biologi SMA Untuk kelas X. Erlangga: Jakarta

Balitkabi, 2012. Kacang Hijau. Laporan Tahun 2012 Penelitian Aneka Kacang dan Umbi. http://balitkabi.litbang.deptan.go.id

Bewley, J. D. and M. Black. 1982. Physiology and Biochemistry of Seeds in Relation to Germination. Springer-Verlag.New York.

Kasno. 2001. Pengendalian gulma secara biologis. J Tropical Weeds 1(1): 13-17.

Khan, A. A. 1992. Preplant Phyisiological Seed Conditioning.P : 131 - 181. In J. Janick ed. Hort. Rev. Wiley and Sons, inc., New York

Marzuki, H.A.R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya. 43 hal.

Oentari, A. P. 2008.Pengaruh Pupuk Kalium Terhadap Kapasitas Source Sink Pada Enam Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi.Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Pitojo S, 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius, Jakarta.

Suprapto. 2004. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta

Suprapto, 2006. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, 2005. Hal 5

Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Kacang Tanah. Yrama Widya. Cetakan 1.

Trustinah. 1992. Biologi Kacang Tanah. Monograf Balittan malang No.12. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Malang. Hal. 9-23.

Widjaja Adhi, I P.G, K. Nugroho, D.A. Suriadikarta, dan A.S. Karama. 2011. Sumber Daya Lahan Rawa:potensi,keterbatasan dan pemanfaatannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Hal. 19-38.