PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN...

100
PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AGROFARM NUSA RAYA PONOROGO SKRIPSI Oleh: AGUSTINA LAILATUL MUFIDAH NIM. 210716138 Pembimbing: MAULIDA NURHIDAYATI, M.Si NIP.198910222018012001 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO 2020

Transcript of PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN...

Page 1: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PT. AGROFARM NUSA RAYA PONOROGO

SKRIPSI

Oleh:

AGUSTINA LAILATUL MUFIDAH

NIM. 210716138

Pembimbing:

MAULIDA NURHIDAYATI, M.Si

NIP.198910222018012001

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

2020

Page 2: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

viii

ABSTRAK

Mufidah, Agustina Lailatul. 2020. Pengaruh Pelatihan, Kepuasan Kerja Dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo. Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah (ES) Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing Maulida

Nurhidayati, M.Si.

Kata Kunci : Sumber Daya Manusia, Hasil Kerja, Kemampuan

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pengelolaan

kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Kinerja karyawan adalah segala sesuatu

yang dihasilkan oleh karyawan itu sendiri dan dapat dinilai berdasarkan kuantitas,

kualitas, ketepatan waktu, kreativitas dan kerjasama. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan menunjukkan bahwa pihak perusahaan sudah memberikan bentuk

pelatihan yang sesuai untuk karyawan, memberikan balas jasa atas prestasi kerja

yang dihasilkan sehingga karyawan merasa puas serta lingkungan kerja yang

nyaman yang seharusnya membuat kinerja karyawan menjadi optimal. Akan tetapi

pada kenyataannya kinerja karyawan di PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo pada

bulan Juli sampai Desember 2019 mengalami ketidakstabilan dalam memproduksi

pupuk. Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Apakah

pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, 2) Apakah kepuasan kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan, 3) Apakah lingkungan kerja berpengaruh

terhadap kinerja karyawan, 4) Apakah pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan

kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Agrofarm Nusa

Raya Ponorogo.

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kuantitatif. Metode

pengumpulan data melalui kuesioner dengan jumlah sampel dari populasi sebanyak

60 responden karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo dengan menggunakan

teknik simple random sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linier

sederhana dan uji regresi linier berganda, uji hipotesis, serta uji koefisien

determinasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) pelatihan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 4.682 >

2,00247. 2) kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

dengan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 5,151 > 2,00247. 3) lingkungan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 5,994 >

2,00247. Berdasarkan uji F pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan nilai signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Dan berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) pelatihan,

kepuasan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan memiliki pengaruh

sebesar 46% sedangkan 54% diterangkan oleh variabel lain.

Page 3: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

iv

Page 4: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

v

Page 5: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,
Page 6: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,
Page 7: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era kompetisi sekarang ini, setiap perusahaan atau organisasi

harus mampu meningkatkan dan mengembangkan perusahaan dengan

menciptakan berbagai cara yang telah disusun dalam suatu progam guna

meningkatkan kinerja para karyawan. Banyak faktor yang terkait dalam

perbaikan kinerja suatu perusahaan. Salah satu faktor penting yang harus

diperhatikan oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah faktor Sumber

Daya Manusia (SDM).1 Sumber daya manusia merupakan aset atau harta yang

paling berharga dan penting dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan,

karena keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh

unsur manusia. Dimana manusia berperan sebagai perencana dan pelaksana,

sekaligus sebagai pengendali dalam terwujudnya tujuan organisasi atau

perusahaan.2

Karyawan adalah kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa

adanya keikutsertaan mereka, aktivitas dalam suatu perusahaan tidak akan

terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan

1 Ria Prasetya Safitri, “Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Motivasi Kerja Dan

Dampaknya Pada Kinerja Karyawan,” Journal Of Managementriview, ISSN-P: 25840-4138ISSN-

E2579-812X, Vol. 2, No. 2 (2018),, 198. 2 I Komang Ardana, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),

4.

Page 8: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

2

tujuan yang ingin dicapai.3 Pengelolaan sumber daya manusia bertujuan untuk

meningkatkan efektifitas sumber daya manusia dalam organisasi, sehingga

membentuk satuan kerja yang efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan

tersebut, perusahaan perlu mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang dapat memberikan motivasi, gairah dan keinginan

bekerja lebih baik, yang pada akhirnya memberi kontribusi positif pada

perusahaan.4

Semua organisasi memiliki strategi-strategi khusus untuk mencapai

tujuannya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan keahlian dan kerjasama

antar individu, dibutuhkan adanya peningkatan kerja dan mampu

mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh para

karyawan yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini

diperlukan peran organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan dan juga

dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif guna mendorong

terciptanya sikap dan tindakan yang profesional dalam menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing.

Dalam perkembangan suatu perusahaan tidak terlepas dari adanya

kinerja karyawan. Kinerja suatu organisasi atau perusahaan sangat dipengaruhi

oleh kinerja karyawannya, oleh karena itu apabila kinerja suatu organisasi atau

perusahaan ingin diperbaiki tentunya kinerja karyawan perlu diperhatikan.

Kinerja karyawan adalah masalah yang sentral dalam kehidupan sebuah

3 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Dasar Dan Kunci

Keberhasilan (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1990), 13. 4 Ria Prasetya Safitri, “Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Motivasi Kerja Dan

Dampaknya Pada Kinerja Karyawan, 198.

Page 9: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

3

organisasi atau perusahaan. Dapat tercapai atau tidaknya tujuan suatu organisasi

atau perusahaan sangat dipengaruhi oleh sebaik apa kinerja yang ditunjukkan

oleh para karyawannya. Karena karyawanlah yang dapat menentukan apakah

sumber daya organisasi yang lain, seperti peralatan kerja, mesin, gedung-

gedung, bahan baku, uang, dan lain-lain dapat memberikan kontribusi yang

optimal atau tidak terhadap upaya dalam pencapaian tujuan suatu organisasi

atau perusahaan. Bahkan karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan pun

dapat berada pada posisi penurunan kontribusinya kepada perusahaan.5

PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo adalah perusahaan yang bergerak

dalam bidang produksi pupuk yang memproduksi pupuk kelapa sawit, pupuk

hayati dan mycogrow. PT. Agrofarm Nusa Raya juga merupakan perusahaan

pupuk hayati yang fokus memproduksi dan meneliti mikroorganisme tanah

yakni Mikoriza atau cendawan akar sejak tahun 2011. Perusahaan ini bergerak

di bidang industri pupuk (Agroindustri) dan bahan baku dengan Akte Pendirian

Nomor 11 pada tanggal 26 Januari 2005 dari notaris Hartatik Hadiwijaya S.H.

notaris di Ponorogo.

PT. Agrofarm Nusa Raya berlokasi di Jalan Raya Ponorogo-Madiun

KM. 4, Jl. Industri, Kec. Babadan, Kab. Ponorogo. PT Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo memiliki waktu kerja 5 hari untuk bagian office dan 6 hari untuk

bagian produksi. Untuk hari senin sampai dengan hari jumat di mulai pukul 7:30

WIB sampai dengan pukul 16:30 WIB dengan waktu istirahat satu jam yaitu

5 Suparyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2015),

209–300.

Page 10: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

4

mulai pukul 12:00 WIB sampai pukul 13:00 WIB sedangkan untuk hari sabtu

mulai pukul 7.30 WIB sampai pukul 11.30 WIB.

Kinerja karyawan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh karyawan

itu sendiri dan dapat dinilai berdasarkan kuantitas, kualitas, ketepatan waktu,

kreativitas dan kerjasama. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti, penilaian kinerja yang dilakukan di PT. Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo diukur dari kemampuan, pengetahuan, sikap kerja, hasil produksi,

absensi kerja, dan absensi kegiatan (kajian mingguan dan inspirasi pagi yang

dilakukan satu minggu sekali).6 Dengan diadakannya penilaian kinerja tersebut

diharapkan para karyawan memiliki komitmen yang baik terhadap perusahaan

dan berusaha bekerja keras untuk memenuhi target yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Di PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo, setiap karyawan di bagi

menjadi beberapa kelompok regu dimana per kelompok berisi 5 sampai 6

karyawan, dan dalam waktu 1 minggu setiap kelompok ditarget untuk

memproduksi pupuk sebanyak 5 ton. Namun tidak semua kelompok mampu

memenuhi target yang telah ditetapkan, terkadang ada beberapa kelompok yang

hasil produksi pupuknya kurang dari 5 ton, namun ada juga kelompok yang

mampu memproduksi pupuk lebih dari 5 ton. Hasil produksi karyawan yang

tidak stabil dalam suatu perusahaan jika terus menerus terjadi maka dapat

berdampak kurang baik bagi perkembangan suatu organisasi.

6 Rohmadi dan Yudi, Wawancara, 10 Januari 2020.

Page 11: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

5

Dapat dikatakan baik atau tidaknya suatu kinerja karyawan PT.

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo dapat dilihat berdasarkan hasil produksi selama

6 bulan terakhir yaitu sebagai berikut:

Sumber: PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo (2019).

Gambar 1.1 Laporan Produktivitas Karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo Bulan Juli-Desember 2019.

Berdasarkan Gambar 1.1 diketahui bahwa adanya ketidakstabilan hasil

produksi pupuk selama 6 bulan terakhir yaitu dari bulan Juli sampai Desember

2019. Hasil dari evaluasi dapat dilihat bahwa produksi pupuk granul < 5 ton/SJ

pada bulan September dan Oktober mengalami penurunan dari bulan

sebelumnya. Pada bulan Agustus 2019 PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

mampu memproduksi pupuk sebanyak 364.320,83 ton, sedangkan pada bulan

September hanya memproduksi pupuk sebanyak 285.720,00 ton dan bulan

Oktober sebanyak 202.150,00 ton. Kemudian pada bulan November mengalami

peningkatan sebesar 100.816,19 ton dari bulan sebelumnya, namun pada bulan

Desember mengalami penurunan kembali sebesar 105.871,19 ton. Sehingga

0.00

50,000.00

100,000.00

150,000.00

200,000.00

250,000.00

300,000.00

350,000.00

400,000.00

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

223,042.50

364,320.83

285,720.00

202,150.00

302,966.19

197,095.00180,125.00 182,850.00 196,025.00

88,875.00

357,330.99

50,125.00

Granul < 5 ton/SJ Granul > 5 ton/SJ

Page 12: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

6

dalam hal ini bisa dikatakan bahwa kinerja karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo mengalami ketidakstabilan dalam memproduksi pupuk.

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya.7 Menurut Simanjuntak kinerja

karyawan dipengaruhi oleh kualitas dan kemampuan pegawai yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap

mental, dan kondisi fisik pegawai, sarana pendukung yaitu hal yang

berhubungan dengan lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja,

sarana produksi, teknologi) dan hal-hal yang berhubungan dengan

kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, keamanan kerja) dan supra

sarana yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah dan

hubungan industri manajemen.8

Sedangkan menurut Kasmir, ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu kemampuan dan keahlian yang dimiliki

seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, pengetahuan seorang karyawan

tentang pekerjaannya, rancangan kerja, kepribadian yang dimiliki, motivasi atau

dorongan bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan, gaya atau sikap seorang

pemimpin dalam menghadapi atau memerintahkan bawahannya, budaya

organisasi atau kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh perusahaan, kepuasan

karyawan terhadap pekerjaannya, lingkungan atau suasana disekitar lokasi

7 Mahmudi, Manajemen Sektor Publik (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), 20. 8 Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2015), 133.

Page 13: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

7

tempat kerja, loyalitas dan komitmen karyawan serta disiplin kerja karyawan

dalam menjalankan aktivitas kerjanya.9

Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah menentukan

bentuk pendidikan atau pelatihan serta pengembangan yang sesuai untuk

karyawan dan menempatkannya dalam lingkungan kerja yang produktif dan

memberikan balas jasa atas prestasi kerjanya. Pelatihan merupakan suatu proses

yang meliputi serangkaian upaya yang dilaksanakan dengan sengaja oleh tenaga

profesional kepelatihan dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja

yang dilakukan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan kerja karyawan dalam bidang pekerjaan yang sesuai guna

meningkatkan produktivitas dan efektivitas dalam suatu organisasi.10

Pelatihan memegang peranan penting dalam memajukan suatu

perusahaan, bahwa investasi dalam pelatihan tidak kalah penting dengan

investasi peralatan dan juga modal. Pelatihan merupakan komponen yang

sangat penting dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Ada lima tolak ukur

yang dijadikan dimensi untuk mengukur pelatihan kerja yaitu: isi pelatihan,

metode pelatihan, sikap dan keterampilan instruktur, lama waktu pelatihan dan

fasilitas pelatihan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, setiap karyawan baru PT.

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo diwajibkan untuk mengikuti pelatihan.

Pelatihan di PT. Agrofarm Nusa raya Ponorogo dibagi menjadi dua tahap yaitu

9 Kasmir, Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori Dan Praktik) (Jakarta: PT.

Rajagrafindo, 2016), 189–93. 10 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 10.

Page 14: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

8

pelatihan dengan pemberian materi kemudian dilanjutkan dengan pelatihan

dilapangan. Pemberian materi untuk bagian office dilakukan selama satu

minggu dan pemberian materi untuk bagian produksi dilakukan dalam waktu

dua hari, kemudian keduanya akan di training atau magang selama tiga bulan.11

Pada saat proses produksi ada beberapa dari karyawan yang kurang

memahami materi yang telah diberikan pada saat pelatihan, sehingga ketika

melakukan proses produksi, produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena ketika

proses rekruitmen latar belakang pendidikan yang di miliki tidak sesuai dengan

posisi yang dibutuhkan, sehingga menyebabkan tingkat kemampuan karyawan

yang berbeda-beda. Oleh karena itu ketika karyawan diberi materi dan pelatihan

ada karyawan yang cepat tanggap dan ada karyawan yang kurang tanggap

sehingga dapat mempengaruhi hasil produksinya.12

Kemudian faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan

adalah kepuasan kerja karyawannya. Menurut Robbins, kepuasan kerja adalah

sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan adanya

perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang

mereka yakini seharusnya mereka terima.13 Pada dasarnya kepuasan kerja

bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat kepuasan yang

berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya. Sehingga semakin

banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu setiap

11 Yudi, Wawancara, 13 Januari 2020. 12 Rohmadi, Wawancara, 10 Januari 2020. 13 Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 413.

Page 15: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

9

karyawan, maka semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakannya dan demikian

pula sebaliknya.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan

segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya. Bagian personalia atau

manajemen harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal ini

mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja,

keluhan-keluhan dan masalah vital lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa setiap

karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo akan diberikan kompensasi

sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja karyawan. Kompensasi yang

diberikan perusahaan kepada karyawan berupa bonus yang mana bonus tersebut

diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan dan jumlah produksi yang

dihasilkan oleh masing-masing karyawan, hal ini mengakibatkan karyawan

merasa puas terhadap kompensasi yang diberikan sehingga menunjukkan

bahwa kepuasan karyawan telah terpenuhi. Akan tetapi, meskipun kepuasan

kerja terhadap kompensasi tinggi namun kinerja yang dihasilkan masih

kurang.14

Selain kepuasan kerja, lingkungan juga dapat mempengaruhi kinerja

karyawan. Lingkungan kerja adalah suasana dimana karyawan melakukan

aktivitas setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan rasa

aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Jika

14 Yudi, Wawancara, 13 Januari 2020.

Page 16: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

10

karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan

tersebut akan betah ditempat kerjanya, melakukan efektivitasya sehingga waktu

kerja yang dipergunakan secara efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak

memadai akan dapat menurunkan kinerja karyawan.15

Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi lingkungan kerja di PT.

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo dirasa kurang nyaman bagi karyawan, karena

suhu yang dirasakan terlalu panas, dan berdebu.16 Akan tetapi perusahaan

berusaha untuk meminimalisir kondisi yang ada dengan memberikan masker

kepada setiap karyawan, selain itu karyawan juga diberikan fasilitas wifi agar

mereka merasa lebih nyaman sehingga kinerja karyawan akan meningkat.17

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai kinerja karyawan di PT Agrofarm Nusa

Raya Ponorogo. Hal ini dikarenakan para karyawan dituntut untuk memenuhi

target produksi setiap bulannya. Dilihat dari pelatihan yang diberikan kepada

karyawan, kepuasan kerja karyawan, dan lingkungan kerja karyawan yang

mendukung atau tidak sehingga akan mempengaruhi kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul

“Pengaruh Pelatihan, Kepuasan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo”.

15 Pandi Afandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori, Konsep Dan Indikator

(Yogyakarta: Zafana Publishing, 2018), 65. 16 Agustina Lailatul Mufidah, Observasi, 13 Januari 2020. 17 Yudi, Wawancara, 13 Januari 2020.

Page 17: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan

PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo?

2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo?

3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo?

4. Apakah pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan PT.

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

2. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan

PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

3. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kierja karyawan

PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

Page 18: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

12

4. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja

secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan Ilmu Ekonomi

Syariah dan dapat memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan teori

yang digunakan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

Dimana dalam penelitian ini menggunakan teori dari Kasmir dan

Simanjuntak untuk menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja karyawan.

2. Praktis

a. Bagi Karyawan PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat sebagai masukan bagi karyawan agar dapat meningkatkan

kinerjanya sehingga mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

Page 19: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

13

b. Bagi Pemimpin PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

pemimpin PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo sebagai bahan evaluasi

terhadap pengelolaan sumber daya manusia dan dapat mengetahui arti

pentingnya pelatihan, kepuasan kerja, lingkungan kerja sehingga dapat

mendorong kinerja karyawan.

E. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pemahaman serta pembahasan, penelitian

ini disajikan secara sistematis. Penelitian ini akan disajikan menjadi tiga bagian

utama yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Pembahasan dalam

penelitian ini terdiri dari lima bab yang akan berkelanjutan dan berhubungan

antara satu dengan lainnya. Adapun sistematika pembahasan pada penelitian

kuantitatif ini yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

pembahasan. Bab ini digunakan untuk mempermudah

peneliti dalam pemaparan data.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini terdiri dari deskripsi teori, kajian pustaka, kerangka

berfikir, dan hipotesis. Pada pembahasan deskripsi teori

terdiri dari pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi,

Page 20: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

14

penilaian kinerja, manfaat dan indikator-indikator yang

digunakan untuk mengukur kinerja karyawan. Pembahasan

mengenai pelatihan terdiri dari pengertian, tujuan, proses

pelatihan dan indikator pelatihan. Pembahasan tentang

kepuasan kerja terdiri dari pengertian, faktor-faktor yang

mempengaruhi, dampak kepuasan dan ketidakpuasan kerja

serta indikator kepuasan kerja. Pembahasan lingkungan

kerja terdiri dari pengertian, faktor-faktor yang

mempengaruhi, manfaat dan indikator lingkungan kerja.

Kemudian membandingkan hasil penelitian dengan

penelitian terdahulu, membuat kerangka berfikir antara

variabel bebas dan variabel terikat, serta hipotesis penelitian

yang digunakan yaitu Ha dan Ho antara variabel X1, X3, dan

X3 terhadap variabel Y.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian

kuantitatif, lokasi dan periode penelitian, rancangan

penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional yang

terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, populasi,

sampel dan teknik sampling menggunakan simple random

sampling, metode pengumpulan data melalui kuesioner,

instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen,

teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini

Page 21: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

15

terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

autokorelasi, uji multikolinieritas, analisis regresi linier

sederhana, analisis regresi linier berganda, uji t, uji F dan uji

koefisien determinasi.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini terdiri dari gambaran umum PT. Agrofram

Nusa Raya Ponorogo mengenai sejarah, visi misi, nilai dan

budaya serta kebijakan mutu. Hasil pengujian instrumen

yaitu hasil uji validitas dan reliabilitas. Analisis deskriptif

responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan

terakhir. Hasil pengujian hipotesis meliputi uji asumsi

klasik, uji regresi linier sederhana, dan uji regresi linier

berganda. Serta pembahasan pengaruh variabel X1, X2, dan

X3 terhadap Y melalui pengolahan data menggunakan

aplikasi SPSS.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Dalam bab ini

dimaksudkan agar pembaca dan penulis mudah dalam

melihat inti dari hasil penelitian.

Page 22: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik

organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang

dihasilkan selama satu periode waktu.1 Arti kinerja sebenarnya berasal

dari kata-kata job performance dan disebut juga actual performance

atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh

seorang karyawan. Menurut Oxford Dictionary, kinerja (perfomance)

merupakan suatu tindakan proses atau cara bertindak atau melakukan

fungsi organisasi.2 Sedangkan Indra Bastian menyatakan bahwa kinerja

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

visi dan misi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis

suatu organisasi.3

Berdasarkan berbagai pendapat tentang kinerja, maka dapat

disimpulan bahwa kinerja atau performance adalah hasil kerja yang

1 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep Dan Kinerja

(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016), 137. 2 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada, 2012), 95. 3 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep Dan Kinerja, 137.

Page 23: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

17

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan

kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

b. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan organisasi untuk

mengevaluasi atau menilai keberhasilan karyawan dalam melaksanakan

tugasnya. Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan hasil kerja

yang dicapai karyawan dengan standar pekerjaan. Bila hasil kerja yang

diperoleh sampai atau melebihi standar pekerjaan dapat dikatakan

kinerja seorang karyawan termasuk pada kategori baik. Demikian

sebaliknya, seorang karyawan yang hasil pekerjaannya tidak mencapai

standar pekerjaan termasuk pada kinerja yang tidak baik atau berkinerja

rendah.4

Nilai penting dari penilaian kinerja adalah menyangkut

penentuan tingkat kontribusi individu atau kinerja yang diekspresikan

dalam penyelesaian tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Pada

intinya penilaian kinerja adalah untuk mengetahui seberapa produktif

seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif

4 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia (Penerbit Erlangga, 2012), 231.

Page 24: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

18

pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi dan

masyarakat memperoleh manfaat.5

c. Manfaat Penilaian Kinerja

Bagi pihak manajemen perusahaan ada banyak manfaat dengan

dilakukannya penilaian kinerja. Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh

manajemen untuk:6

1) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

permotivasian karyawan secara maksimum.

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.

3) Mengidentifikasian kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi

program pelatihan karyawan.

4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan mereka menilai kinerja mereka.

5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

d. Indikator Kinerja

Menurut Suparyadi, ukuran indikator kinerja dapat

dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu sebagai berikut:7

5 Pandi Afandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori, Konsep Dan Indikator

(Yogyakarta: Zafana Publishing, 2018), 87. 6 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep Dan Kinerja, 152. 7 Suparyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2015),

313.

Page 25: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

19

1) Kuantitas

Kuantitas adalah sejumlah keluaran (output) yang dihasilkan oleh

karyawan dalam membuat barang untuk dikonsumsi atau

dipergunakan oleh pelanggan.

2) Kualitas

Kualitas adalah spesifikasi dari barang, seperti bahan baku, desain,

keandalan, dan manfaat dari barang yang dihasilkan oleh karyawan

dibandingkan dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh

organisasi atau perusahaan.

3) Ketepatan waktu

Ketepatan waktu adalah sejauh mana karyawan dalam

melaksanakan pekerjaanya dapat memenuhi tenggang waktu yang

telah ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.

4) Kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan karyawan untuk

mengembangkan gagasan atau daya cipta guna mempercepat atau

memperlancar pelaksanaan pekerjaannya, dan mengatasi hambatan

atau masalah yang timbul.

5) Kerja sama

Kerja sama merupakan perilaku karyawan dalam berhubungan

dengan orang lain (atasan, rekan kerja, bawahan, pihak eksternal)

dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Page 26: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

20

2. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan Kerja

Pelatihan merupakan tanggung jawab manajer untuk

mengembangkan karyawan dalam sebuah perusahaan.8 Menurut Rivai

dan Simamora, pelatihan merupakan proses sistematis pengubahan

tingkah laku para karyawan dalam suatu arah untuk meningkatkan

upaya pencapaian tujuan-tujuan organisasi.9 Caple menyatakan bahwa

pelatihan merupakan upaya yang sistematis dan terencana untuk

mengubah atau mengembangkan pengetahuan/keterampilan/sikap

melalui pengalaman belajar dalam rangka meningkatkan efektivitas

kinerja kegiatan atau berbagai kegiatan.10 Sedangkan menurut Rae,

pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif

dan efisien.11

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

pelatihan adalah sebuah upaya yang sistematis dan terencana untuk

mengubah atau mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap baru

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pada awalnya pelatihan

8 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, 201. 9 Meldona, Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integratif (Malang: UIN-Malang

Press, 2009), 232. 10 Donni Juni Priansa, Perencaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung:

Alfabeta, 2016), 175. 11 Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),

113.

Page 27: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

21

karyawan hanya diperuntukkan kepada tenaga-tenaga operasional agar

memiliki keterampilan secara teknik, tetapi kini pelatihan diberikan

kepada setiap karyawan dalam perusahaan termasuk karyawan

administrasi maupun karyawan manajerial. Karena tanpa adanya

pelatihan, sulit bagi seorang karyawan dapat mengenal dengan baik

pada pekerjaan barunya. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa

pelatihan akan menguntungkan pada pihak karyawan dan perusahaan.12

b. Tujuan Pelatihan

Program pelatihan yang dilaksanakan oleh organisasi memiliki

beberapa tujuan. Tujuan pelatihan yang dikemukakan oleh Beach, yaitu

sebagai berikut:13

1) Reduce learning time to teach acceptable performance

Dengan adanya pelatihan maka jangka waktu yang digunakan

karyawan untuk memperoleh keterampilan akan lebih cepat.

Karyawan akan lebih cepat pula menyesuaikan diri dengan

pekerjaan yang dihadapinya.

2) Improve performance on present job

Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan

dalam menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sedang dihadapi.

12 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, 202. 13 Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, 114-115.

Page 28: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

22

3) Attitude formantion

Pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah laku para

karyawan dalam melakukan pekerjannya. Dititikberatkan pada

peningkatan partisipasi dari para karyawan, kerjasama antar

karyawan dan loyalitas terhadap perusahaan.

4) Aid in solving operation problem

Pelatihan membantu memecahkan masalah-masalah operasional

perusahaan sehari-hari seperti mengurangi kecelakaan kerja,

mengurangi absen, mengurangi labor turnover, dan lain-lain.

5) Fill manpower needs

Pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga

jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan memperoleh

keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan perusahaan.

6) Benefits to employee themselves

Dengan pelatihan diharapkan para karyawan akan mempunyai

kemampuan dan pengetahuan yang tinggi sehingga karyawan

tersebut akan semakin berharga bagi perusahaan.

c. Proses Pelatihan

Penerapaan pelatihan yang efektif dapat dilakukan melalui proses

pelatihan secara sistematis. Pelaksanaan proses pelatihan akan

mengurangi ketidakpastian, tetapi lebih mengarah pada pencapaian

Page 29: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

23

tujuan yang lebih pasti. Ada empat langkah dalam proses pelatihan,

yaitu:14

1) Kebutuhan pelatihan

Dalam analisis kebutuhan pelatihan, ada tiga sumber yang menjadi

pertimbangan yang penting untuk diperhatikan yaitu analisis

organisasional, analisis pekerjaan dan analisis individual.

2) Perancangan pelatihan

Dalam proses perancangan pelatihan terdapat tiga faktor penting

yang perlu diperhatikan, yaitu kesiapan peserta pelatihan,

kemampuan pelatih, dan materi pelatihan.

3) Pelaksanaan pelatihan

Dalam pelaksanaan pelatihan, ada berbagai factor yang perlu

diperhatikan agar hasil pelatihan efektif, yaitu sifat pelatihan,

identifikasi perserta latihan, kemampuan pelatih, lokasi geografis,

biaya, waktu,, dan lamanya pelatihan. Variabel-variabel tersebut

sangat besar poengaruhnya atas keberhasilan kegiatan pelatihan.

4) Penilaian pelatihan

Penilaian pelatihan dilakukan untuk melihat hasil yang dicapai

dengan membandingkan setelah dilakukan pelatihan dengan tujuan-

tujuan yang diharapkan manajer.

14 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, 203–8.

Page 30: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

24

d. Indikator Pelatihan

Dimensi program pelatihan yang efektif yang diberikan

perusahaan kepada karyawannya menurut Rae dapat diukur melalui:15

1) Isi pelatihan

Yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan

kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan tersebut up to date.

2) Metode pelatihan

Yaitu apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai untuk subjek

itu dan apakah metode pelatihan tersebut sesuai dengan gaya belajar

peserta pelatihan.

3) Sikap dan keterampilan instruktur

Yaitu apaka instruktur mempunyai sikap dan keterampilan

penyampaian yang mendorong orang untuk belajar.

4) Lama waktu pelatihan

Yaitu berapa lama waktu pemberian materi pokok yang harus

dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut.

5) Fasilitas pelatihan

Yaitu apakah tempat penyelenggaraan pelatihan dapat dikendalikan

oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis pelatihan, dan apakah

maknanya memuaskan.

15 Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, 119–20.

Page 31: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

25

3. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Robbins, kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap

pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah

penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini

seharusnya mereka terima.16 Kepuasan kerja merupakan salah satu

faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.

Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja, ia akan berupaya

semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya

untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sehingga produktivitas dan

hasil kerjanya akan meningkat secara optimal.17

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional

yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para

karyawan memandang pekerjaan mereka.18 Karyawan yang tidak

memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kepuasan

psikologis dan akhirnya akan timbul sikap atau tingkah laku negatif dan

pada gilirannya akan dapat menimbulkan frustasi, sebaliknya karyawan

yang terpuaskan akan dapat bekerja dengan baik, penuh semangat, aktif,

dan dapat berprestasi dengan lebih baik dari karyawan yang tidak

memperoleh kepuasan kerja. Pendapat tersebut didukung oleh Strauss

16 Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 413. 17 Mila Badriyah, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: CV. Pustaka Setia,

2015), 227. 18 T Hani Handoko, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta, 2001), 193.

Page 32: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

26

dan Sayles, kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri.

Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah

mencapai kemampuan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi

frustasi.19

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Banyak faktor yang memengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan

kepada karyawan bergantung pada pribadi masing-masing karyawan.

Faktor-faktor yang memberikan kepuasan menurut Blum yaitu:20

1) Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.

2) Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan pekerja,

kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.

3) Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan,

ketentraman kerja, kondisi kerja dan kesempatan untuk maju.

Menurut Kreitner dan kinicki, ada lima faktor yang dapat

memengaruhi kepuasan kerja, yaitu:21

1) Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)

Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan

memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi

kebutuhannya.

2) Perbedaan (Discrepancies)

19 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana, 2009), 75. 20 Ibid, 77. 21 Suparno Eko Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 175–76.

Page 33: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

27

3) Kepuasan merupakan suatu hasil memnuhi harapan

Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang

diharapakan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya.

4) Pencapaian nilai (Value attainment)

Kepuasan merupkan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan

pemenuhan nilai kerja individual yang penting.

5) Keadilan (Equity)

Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu

diperlakukan ditempat kerja.

6) Komponen genetik (Genetic components)

Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik.

Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti

penting untuk menjelaskan kepuasan kerja di samping karakteristik

lingkungan pekerjaan.

c. Dampak Kepuasan Dan Ketidakpuasan Kerja

1) Produktivitas atau Kinerja (Unjuk Kerja)

Lawler dan Porter Asad menyebutkan bahwa produktivitas yang

tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja jika tenaga

kerja memersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran

ektrinsik yang diterimanya dianggap adil, wajar dan diasosiasikan

dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak

memersepsikan ganjaran instrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi

Page 34: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

28

dengan unjuk kerja, kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan

berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja.

2) Ketidakhadiran dan Turn Over

Menurut Robins, ketidakpuasan kerja dapat diungkapkan dalam

berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan,

karyawan mengeluh, membangkang, mencuri barang milik

perusahaan, dan menghindari sebagian tanggungjawab pekerjaan.

3) Kesehatan

Kepuasan kerja diduga dapat menunjang tingkat dari fungsi fisik

mental dan kepuasan merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat

kepuasan kerja dan kesehatan saling mengukuhkan sehingga

peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang lain dan

sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat yang negatif.22

d. Cara Menghindari Ketidakpuasan Kerja

Untuk menghindari konsekuensi perilaku negatif dari

ketidakpuasan karyawan, ada beberapa cara untuk menghindari

ketidakpuasan kerja, yaitu sebagai berikut:23

1) Membuat Pekerjaan Menjadi Menyenangkan

Karyawan akan merasa puas apabila ia menikmati pekerjaannya.

Walaupun beberapa pekerjaan membosankan, ia mampu membuat

suatu pekerjaan menjadi menyenangkan.

22 Badriyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, 240–41. 23 Ibid, 241–42.

Page 35: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

29

2) Pemberian Gaji Yang Adil

Karyawan akan merasa tidak puas jika sistem penggajian dianggap

tidak adil. Jika karyawan merasa sistem penggajian di perusahaan

adil, mereka akan puas.

3) Right Person In The Pight Place

Seorang karyawan ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan dan personalitinya. Hal ini menimbulkan kepuasan

kerja bagi karyawan tersebut karena dapat mengembangkan dan

menggunakan kemampuan yang sesuai dengan personalitas dan

pekerjaannya.

4) Menghindari Kebiasan Dalam Pengulangan Pekerjaan

Banyak karyawan yang ingin menemukan sedikit kepuasan dalam

melaksanakan pekerjaan yang berulang-ulang dan membosankan.

Dalam two-factor theory, karyawan akan merasa lebih puas apabila

diperbolehkan melakukan tugasnya dengan caranya sendiri.

e. Indikator Kepuasan Kerja

Adapun indikator-indikator kepuasan kerja meliputi:24

1) Pekerjaan

Yaitu isi pekerjaan yang dilakukan apakah memiliki elemen yang

memuaskan.

24 Pandi Afandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori, Konsep Dan Indikator, 82.

Page 36: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

30

2) Upah

Yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari

pelaksaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan

adil.

3) Promosi

Yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan

jabatan.

4) Pengawas

Yaitu seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk

dalam pelaksanaan kerja.

5) Rekan kerja

Yaitu seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat

menyenangkan atau tidak meyenangkan.

4. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti adalah keseluruhan

alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana

seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik

sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.25

25 Yosef Ferry Pratama Dan Dian Wismar’ein, “Pengaruh Pelatihan Dan Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan” Dalam Jurnal Business Management Analysis Journal (BMAJ), Vol.

1, No. 1, Oktober 2018, 28.

Page 37: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

31

Lingkungan kerja adalah suasana dimana karyawan melakukan

aktivitas setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan

rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal.

Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka

karyawan tersebut akan betah ditempat kerjanya, melakukan

efektivitasya sehingga waktu kerja yang dipergunakan secara efektif.

Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat

menurunkan kinerja karyawan.26

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar

para pekerja/karyawan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan dalam melaksankan pekerjaanya sehingga akan diperoleh

hasil kerja yang maksimal, dimana didalam lingkungan kerja tersebut

terdapat fasilitas kerja yang mendukung karyawan dalam penyelesaian

tugas yang dibebankan kepada karyawan guna meningkatkan kerja

karyawan dalam suatu perusahaan.27

b. Manfaat Lingkungan Kerja

Manfaat lingkungan kerja adalah untuk menciptakan gairah

kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat

yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi

adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan

diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang telah

26 Pandi Afandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori, Konsep Dan Indikator, 65. 27 Ibid, 66.

Page 38: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

32

ditentukan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan

dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan serta semangat

juangnya akan tinggi.28

c. Indikator Lingkungan Kerja

Menurut Marianti Rahman, indikator dari lingkungan kerja

yaitu sebagai berikut:29

1) Suasana kerja

Suasana kerja yaitu kondisi yang ada di sekitar karyawan yang

sedang melakukan pekerjaan, dimana pekerjaan tersebut dapat

mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

2) Hubungan dengan rekan kerja

Hubungan dengan rekan kerja merupakan hubungan dengan rekan

kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik diantara sesama rekan

sekerja.

3) Hubungan antara bawahan dengan pimpinan

Hubungan antara karyawan dengan pemimpin yaitu hubungan

dengan karyawan yang baik dan harmonis dengan pimpinan tempat

kerja.

4) Tersedianya fasilitas kerja

Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk

mendukung kelancaran kerja lengkap. Tersedianya fasilitas kerja

28 Ibid, 71. 29 Marianti Rahman, Ilmu Administrasi (Makasar: CV. Sah Media, 2017), 48.

Page 39: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

33

yang lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang

proses dalam bekerja.

B. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dapat dijadikan

sebagai acuan dalam melakukan sebuah penelitian. Penelitian terdahulu yang

dilakukan berasal dari jurnal atau skripsi dengan melihat hasil penelitian dan

akan dibandingkan dengan penelitian selanjutnya. Penelitian yang pernah

dilakukan yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti antara lain:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Hasil

penelitian Persamaan Perbedaan

Habibi

(2018)

Pengaruh

Pelatihan,

Motivasi Dan

Lingkungan

Kerja Terhadap

Kinerja

Karyawan Di

PT. Kereta Api

Indonesia

(Persero) Divisi

Regional III

Palembang

Hasil penelitian

ini

menunjukkan

bahwa variabel

pelatihan,

motivasi dan

lingkungan

kerja secara

keseluruhan

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

kinerja

karyawan dan

secara parsial

motivasi tidak

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

kinerja

karyawan di

PT. Kereta Api

Menggunakan

variabel

independen

pelatihan dan

lingkungan

kerja serta

variabel

dependen

kinerja

karyawan.

Menggunakan

variabel

independen

kepuasan kerja.

Menggunakan

teori dari

Bintoro dan

Daryanto tahun

2015 untuk

mengukur

kinerja

karyawan.

Page 40: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

34

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Hasil

penelitian Persamaan Perbedaan

Indonesia

(persero) Divisi

Regional III

Palembang. 30

Markus

Johan Widi

Laksana

(2018)

Pengaruh Gaya

Kepemimpinan,

Lingkungan

Kerja Dan

Kepuasan Kerja

Terhadap

Kinerja

Karyawan

(Studi Kasus

Pada Singgah

Coffee & Book)

Gaya

kepemimpinan,

lingkungan

kerja, dan

kepuasan kerja

secara

bersama-sama

berpengaruh

terhadap

kinerja

karyawan

sedangkan

lingkungan

kerja dan dan

kepuasan kerja

secara parsial

berpengaruh

terhadap

kinerja

karyawan, akan

tetapi gaya

kepemimpinan

secara parsial

tidak

berpengaruh

terhadap

kinerja

karyawan. 31

Menggunkan

variabel

independen

lingkungan

kerja dan

kepuasan

kerja serta

variabel

dependen

kinerja

karyawan

Menggunakan

varia

bel independen

pelatihan.

Menggunakan

teori dari

Kurniawan

tahun 2016

untuk

mengukur

kinerja

karyawan

Riski

Damayanti,

dkk.

(2018)

Pengaruh

Kepuasan Kerja

Terhadap

Kinerja

Karyawan

(Studi Kasus

Hasil penelitian

ini

menunjukkan

bahwa ada

pengaruh yang

kuat dan

Menggunkan

variabel

independen

kepuasan

kerja dan

variabel

Menggunakan

variabel

independen

pelatihan dan

lingkungan

kerja.

30 Habibi, “Pengaruh Pelatihan, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Palembang,” Skripsi

(Palembang: UIN Raden Fatah, 2018). 31 Markus Johan Widi Laksana, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Singgah Coffee & Book),” Skripsi

(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2018).

Page 41: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

35

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Hasil

penelitian Persamaan Perbedaan

Karyawan Non

Medis RS Islam

Siti Khadijah

Palembang)

signifikan

antara

kepuasan kerja

terhadap

kinerja

karyawan

Rumah Sakit

Islam Siti

Khadijah

Palembang,

Sumatera

selatan. 32

dependen

kinerja

karyawan

Menggunakan

teori dari

Mathis dan

Jackson tahun

2006 untuk

mengukur

kinerja

karyawan

Rina Rezki

Siregar

(2018)

Analisis Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Kinerja Pegawai

Perum

Perumnas

Regional 1

Medan.

Hasil penelitian

ini

menunjukkan

bahwa analisis

kompensasi,

lingkungan

kerja, dan

pelatihan dapat

mempengaruhi

kinerja

pegawai. hal ini

terbukti dengan

diperoleh nilai

KMO sebesar

0,600 dan nilai

signifikansi

Bartlett's Test

of

Sphericitynya

adalah 0,000

sehingga dapat

disimpulkan

bahwa analisis

kompensasi,

lingkungan

kerja, pelatihan

dapat

mempengaruhi

Menggunakan

variabel

independen

lingkungan

kerja dan

pelatihan serta

variabel

dependen

kinerja.

Menggunakan

variabel

independen

kepuasan kerja.

Menggunakan

teori dari

Mangkunegara

untuk

mengukur

kinerja

karyawan.

32 Riski Damayanti, Dkk, “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi

Kasus Karyawan Non Medis RS Islam Siti Khadijah Palembang),” Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis

Dan Terapan Tahun XV, No. 2, Oktober 2018.

Page 42: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

36

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Hasil

penelitian Persamaan Perbedaan

kinerja

pegawai. 33

Pidha Tri

Rahayu

(2019)

Pengaruh

Lingkungan

Kerja Dan

Motivasi Kerja

Terhadap

Kinerja

Karyawan

(Studi Pada

Karyawan

Wisata Alam

Kalibiru)

Hasil penelitian

ini

menunjukkan

bahwa

Lingkungan

kerja

berpengaruh

positif terhadap

kinerja

karyawan,

Motivasi kerja

berpengaruh

positif terhadap

kinerja

karyawan

Wisata Alam

Kalibiru serta

Lingkungan

kerja dan

motivasi kerja

berpengaruh

positif terhadap

kinerja

karyawan

Wisata Alam

Kalibiru.34

Menggunakan

variabel

independen

lingkungan

kerja dan

variabel

dependen

kinerja

karyawan.

Menggunakan

variabel

independen

pelatihan dan

kepuasan kerja.

Menggunakan

teori dari

Christi, dkk

tahun 2010

untuk

mengukur

kinerja

karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh Habibi, dalam skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pelatihan, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III

33 Rina Rezki Siregar, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Perum Perumnas Regional 1 Medan,” Skripsi (Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,

2018). 34 Pidha Tri Rahayu, " Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Pada Karyawan Wisata Alam Kalibiru)," Skripsi (Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta,2019).

Page 43: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

37

Palembang,” UIN Raden Fatah Palembang tahun 2018, dengan menggunakan

teknik pengambilan sampel jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel pelatihan, motivasi dan lingkungan kerja secara keseluruhan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan secara parsial

motivasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di

PT. Kereta Api Indonesia (persero) Divisi Regional III Palembang.35

Penelitian yang dilakukan oleh Markus Johan Widi Laksana tahun 2018

dalam skripsi “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Singgah Coffee

& Book)” Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja

secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan sedangkan

lingkungan kerja dan dan kepuasan kerja secara parsial berpengaruh terhadap

kinerja karyawan, akan tetapi gaya kepemimpinan secara parsial tidak

berpengaruh terhadap kinerja karyawan Singgah Coffee & Book.36

Penelitian yang dilakukan oleh Riski Damayanti, dkk dalam jurnal

Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan Tahun XV No 2, Oktober 2018 dengan

judul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus

Karyawan Non Medis Rs Islam Siti Khadijah Palembang).” Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang kuat dan signifikan antara kepuasan

35 Habibi, “Pengaruh Pelatihan, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Palembang”. 36 Markus Johan Widi Laksana, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Singgah Coffee & Book)”.

Page 44: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

38

kerja terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang,

Sumatera selatan.37

Penelitian Rina Rezki Siregar tahun 2018, dalam skripsi “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Perum Perumnas

Regional 1 Medan” Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Hasil

penelitian ini hasil uji statistik untuk faktor kompensasi, lingkungan kerja,

pelatihan dapat mempengaruhi kinerja pegawai, hal ini terbukti dengan

diperoleh nilai KMO sebesar 0,600 dan nilai signifikansi Bartlett's Test of

Sphericitynya adalah 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis

kompensasi, lingkungan kerja, pelatihan dapat mempengaruhi kinerja pegawai.

Dimana untuk jumlah faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai yang diukur

dengan menggunakan faktor kompensasi, lingkungan kerja, pelatihan besar

yaitu 74%.38

Penelitian yang dilakukan oleh Pidha Tri Rahayu dalam skripsi

“Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

(Studi Pada Karyawan Wisata Alam Kalibiru) Universitas Negeri Yogyakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Lingkungan kerja berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan Wisata Alam Kalibiru, Motivasi kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan Wisata Alam Kalibiru serta Lingkungan

37 Riski Damayanti, Dkk, “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi

Kasus Karyawan Non Medis RS Islam Siti Khadijah Palembang). 38 Rina Rezki Siregar, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Perum Perumnas Regional 1 Medan“.

Page 45: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

39

kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Wisata

Alam Kalibiru.39

Pada penelitian terdahulu tidak ada variabel pelatihan, kepuasan kerja

dan lingkungan kerja yang berpengaruh secara simultan terhadap kinerja

karyawan. Dan teori yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan

berbeda, dimana dalam penelitian ini menggunakan teori dari Kasmir dan

Simanjuntak. Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan variabel yang

sama dengan penelitian terdahulu karena variabel pelatihan, kepuasan kerja dan

lingkungan kerja mengalami masalah pada PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

sehingga peneliti memilih variabel pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan

kerja untuk menguji teori tentang kinerja karyawan.

C. Kerangka Berfikir

Uma sekaran dalam bukunya business research mengemukakan bahwa,

kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berkaitan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis

pertautan antara variabel dependen dan variabel independen.40 Berdasarkan

tujuan penelitian, teori tentang pelatihan, kepuasan kerja, lingkungan kerja dan

kinerja karyawan serta penelitian terdahulu, maka kerangka berfikir dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

39 Pidha Tri Rahayu, " Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Pada Karyawan Wisata Alam Kalibiru). 40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D)

(Bandung: CV. Alfabeta, 2015), 91.

Page 46: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

40

Gambar 1.1

Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian

yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat.41 Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.42 Berdasarkan kerangka berfikir pada Gambar 2.1, hipotesis

penelitian yang digunakan sebagai berikut:

1. Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan.

Ha1 : pelatihan karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

Ho1 : pelatihan karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

41 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi (Yogyakarta: PT

Pustaka Baru, 2015), 68. 42 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D), 96.

Pelatihan (X1)

Kinerja Karyawan

(Y)

Kepuasan Kerja

(X2)

Lingkungan

Kerja (X3) : Secara parsial

: Secara simultan

Page 47: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

41

2. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan

Ha2 : Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

Ho2 : Kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

3. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

Ha3 : Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai PT

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

Ho3 : Lingkungan Kerja tidak berpengaruh signifikan tehadap kinerja

karyawan PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

4. Pengaruh pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan.

Ha4 : Pelatihan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan PT Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo

Ho4 : Pelatihan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan PT Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo.

Page 48: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data

penelitian berupa angka-angka dan analisis data menggunakan statistik.

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunkan prosedur-

prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).1 Penelitian

kuantitatif bertujuan untuk menguji teori yang telah berlaku selama ini apakah

benar atau salah.2 Dalam proses penelitian kuantitatif dimulai dari teori,

hipotesis, desain penelitian, memilih subjek, mengumpulkan data, memproses

data, menganalisa data, dan menuliskan kesimpulan.3

Adapun penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei, dimana

penelitian yang dilakukan digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau

perilaku individu. Penggalian data dapat melalui kuesioner dan wawancara.4

1 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi (Yogyakarta: PT Pustaka

Baru, 2015), 39. 2 Sarmanu, Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Statistika (Surabaya:

Airlangga University Press, 2017), 2. 3 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 39. 4 Ibid, 47.

Page 49: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

43

B. Lokasi dan Periode Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

yang bertempat di Jl. Raya Ponorogo-Madiun KM 4/ JL. Industri, Babadan,

Ponorogo. Penentuan dan pemilihan lokasi tersebut dilatarbelakangi dengan

pertimbangan atas dasar kesesuaian dan keunikan dengan topik yang ada dalam

penelitian yaitu pengaruh pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo. Kemudian

penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Januari 2020 sampai 17 Maret 2020.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan strategi untuk mengatur latar belakang

agar peneliti dapat memperoleh data yang valid dan sesuai dengan karakteristik

variabel dan tujuan penelitian. Rancangan penelitian dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan aplikasi SPSS.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel

independen.5

Dalam penelitian menggunakan jenis penelitian survei, maka peneliti

dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan, kepuasan kerja dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo.

5 Sumarni dan Wahyuni, Metode Penelitian Bisnis (Yogyakarta: Andi Offset, 2006), 53.

Page 50: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

44

D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugoyono variabel penelitian merupakan sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik

kesimpulannya.6 Variabel penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Variabel bebas (Independen)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pelatihan (X1),

kepuasan kerja (X2), dan lingkungan kerja (X3).

b. Variabel terikat (Dependen)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah kinerja karyawan (Y).

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah variabel penelitian yang dimaksudkan

untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis,

instrumen, serta sumber pengukuran berasal dari mana. 7 Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

6 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 75. 7 Ibid, 77.

Page 51: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

45

Tabel 3.1

Definisi Operasional8

Nama

Variabel Definisi Variabel Indikator Sumber

Pelatihan

(X1)

Pelatihan merupakan

suatu usaha yang

dilakukan untuk

meningkatkan

kemampuan dan

pengetahuan karyawan

dalam melaksanakan

pekerjaannya agar

lebih efektif dan

efisien.

a. Isi pelatihan

b. Metode

pelatihan

c. Sikap dan

keterampilan

instruktur

d. Lama waktu

pelatihan

e. Fasilitas

pelatihan

Herman

Sofyandi,

Manajemen

Sumber Daya

Manusia,

(Yogyakarta:

Graha Ilmu,

2013).

Kepuasan

kerja (X2)

Kepuasan kerja adalah

sikap umum terhadap

pekerjaan seseorang

yang menunjukkan

perbedaan antara

jumlah penghargaan

yang diterima pekerja

dan jumlah yang

mereka yakini

seharusnya mereka

terima.

a. Pekerjaan

b. Upah

c. Promosi

d. Pengawas

e. Rekan Kerja

Pandi Afandi,

Manajemen

Sumber Daya

Manusia,

Teori,

Konsep Dan

Indikator,

(Yogyakarta:

Zafana

Publishing,

2018).

Lingkungan

kerja (X3)

Lingkungan kerja

adalah suasana dimana

karyawan melakukan

aktivitas setiap

harinya.

a. Suasana

kerja

b. Hubungan

dengan rekan

kerja

c. Hubungan

antara

bawahan

dengan

pimpinan

d. Tersedianya

fasilitas kerja

Mariati

Rahman,

Ilmu

Administrasi

(Makasar:

CV Sah

Media,

2017).

Kinerja

karyawan

(Y)

Kinerja adalah hasil

kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi

a. Kuantitas

b. Kualitas

c. Ketepatan

waktu

d. Kreativitas

Suparyadi,

Manajemen

Sumber Daya

Manusia,

(Yogyakarta:

8 Ibid., 78.

Page 52: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

46

Nama

Variabel Definisi Variabel Indikator Sumber

baik secara kuantitatif

Maupun kualitatif,

sesuai dengan

kewenangan dan tugas

tanggung jawab

masing-masing.

e. Kerjasama Cv. Andi

Offset,

2015).

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.9 Dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah karyawan yang bekerja di PT Agrofarm Nusa

Raya Ponorogo yang berjumlah 146 orang yang terdiri dari laki-laki dan

perempuan.

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian.10 Sedangkan teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yaitu

pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dalam penelitian ini

besarnya sampel dapat diperoleh menggunakan rumus solvin, yaitu:11

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

9 Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Puspitaningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif

(Yogyakarta: Pandawa Buku, 2016), 66. 10 Ibid, 67. 11 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 82.

Page 53: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

47

Keterangan:

𝑛 = jumlah sampel

𝑁 = jumlah populasi

𝑒 = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

dapat ditolerir sebesar 10%.

Dari rumus solvin diperoleh hasil berikut:

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

𝑛 =146

1 + 146(0,1)2

𝑛 =146

2,46= 59,3 = 60

Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel penelitian untuk populasi

146 karyawan dan tingkat kelonggaran 10% adalah 60 karyawan yang bekerja

di PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan

penting dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapi tujuan penelitian.12 Metode

pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan kuesioner (angket).

12 Agung Widhi Kurniawan, Metode Penelitian Kuantitatif, 80.

Page 54: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

48

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti.13

Secara umum angket atau kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia

ketahui.14 Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data

secara tidak langsung. Kuesioner atau angket berisi daftar pertanyaan yang telah

disusun secara sistematis yang harus dijawab atau direspon oleh responden

sesuai dengan persepsinya.15 Kuesioner ini akan diberikan kepada responden

yang terdiri 60 karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo. Semua item

pertanyaan yang ada dikuesioner pada penelitian ini bersifat tertutup yaitu

responden menjawab semua pertanyaan yang ada dengan alternatif pilihan

jawaban yang telah disediakan.

Sedangkan variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

Skala Likert yang merupakan pertanyaan untuk menunjukkan tingkat

kesetujuan atau ketidaksetujuan responden.16 Alternatif/ketentuan yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Pernyataan Kuesioner

Positif Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

13 Winarno, Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani (Malang: UM Press, 2013),

99. 14 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2013), 194. 15 Agung Widhi Kurniawan, Metode Penelitian Kuantitatif, 82. 16 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 99.

Page 55: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

49

Positif Skor

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

G. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.17 Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam

penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapi tujuan penelitian.18

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Nomor Butir

Pertanyaan Jumlah

Pelatihan

Isi pelatihan 1-2 2

Metode pelatihan 3-4 2

Sikap dan keterampilan instruktur 5-6 2

Lama waktu pelatihan 7-8 2

Fasilitas pelatihan 9-10 2

Kepuasan

Kerja

Pekerjaan 1-2 2

Upah 3-4 2

Promosi 5-6 2

Pengawas 7-8 2

17 Ibid, 97. 18 Agung Widhi Kurniawan, Metode Penelitian Kuantitatif, 80.

Page 56: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

50

Variabel Indikator Nomor Butir

Pertanyaan Jumlah

Rekan Kerja 9-10 2

Lingkungan

Kerja

Suasana kerja 1-2 2

Hubungan dengan rekan kerja 3-4 2

Hubungan antara bawahan

dengan pimpinan 5-6 2

Tersedianya fasilitas kerja 7-8 2

Kinerja

Karyawan

Kuantitas 1-2 2

Kualitas 3-4 2

Ketepatan waktu 5-6 2

Kreativitas 7-8 2

Kerjasama 9-10 2

Jumlah 38

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang

sahih atau valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap

data variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji validitas instrumen

menggunakan metode korelasi product moment, rumus yang dikemukakan

oleh Pearson yaitu sebagaiberikut:19

rxy = 𝑁Ʃ𝑋𝑌−(Ʃ𝑋)(Ʃ𝑌)

√{𝑁Ʃ𝑋2−(Ʃ𝑋2)} {𝑁Ʃ𝑌2−(Ʃ𝑌2)}

19 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 211–213.

Page 57: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

51

Dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah sampel

X = Nilai variabel X

Y = Nilai variabel Y

Dengan ketentuan:

a. Jika nilai rhitung > r tabel berarti item dinyatakan valid.

b. Jika nilai rhitung < r tabel berarti item dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak bersifat

tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban

tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat

dipercaya, jadi dapat diandalkan.20 Uji reliabilitas dapat dilakukan secara

bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai α > 0,60 maka

reliabel.

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dengan

rumus cronbach alpha sebagai berikut:21

20 Ibid, 221. 21 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 110.

Page 58: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

52

r = {𝑘

𝑘−1} {1 −

Ʃ𝜎𝑏2

𝜎𝑡2 }

Keterangan:

r = Koefisien reliability instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan

Ʃ𝜎𝑏2 = Total varians butir

𝜎𝑡2 = Total varians

I. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah

jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis

yang telah dirumuskan.22 Berikut teknik dan analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui data yang akan

digunakan dalam penelitian. Hal itu dilakukan agar dapat memperoleh

model analisis yang tepat. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah melakukan perbandingan antara data yang

kita miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan

standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas bertujuan

22 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D)

(Bandung: CV. Alfabeta, 2015), 333.

Page 59: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

53

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel

bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji

normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov satu arah.

Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data

mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan nilai

signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal

dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi

normal.23

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan

kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Salah

satu cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas adalah dengan

metode yang dikembangkan oleh Spearman.24 Uji heteroskedastisitas

dilakukan untuk merespon variabel independen terhadap variabel

dependen. Hipotesis yang digunakan:

H0: varian residual homogen (tidak terjadi kasus heteroskedastisitas)

H1: varian residual tidak homogen (terjadi kasus heteroskedastisitas)

Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam

hasil regresi dengan menggunakan korelasi spearman yaitu jika nilai

signifikan (r > 0,05) berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan

23 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 225. 24 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews

(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017), 119.

Page 60: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

54

sebaliknya apabila level dibawah signifikan (r < 0,05) berarti terjadi

heteroskedastisitas.25

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu

(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamankan terdapat

permasalahan autokorelasi.26 Salah satu cara yang digunakan untuk

mendeteksi adanya autokorelasi dalam regresi linier berganda adalah

dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan kriteria sebagai berikut:27

Tabel 3.4

Deteksi Adanya Autokorelasi Dengan Kriteria Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < Dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dL ≤ d ≤ Du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dL < d < 4

Tidak ada korelasi negative No decision 4 – dU < d < 4 – dL

Tidak ada autokorelasi positif

atau negative

Terima dU < d < 4 - dU

25 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 226. 26 Dyah Nirmala Arum Jane, Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan SPSS

(Semarang: Semarang University Press, 2012), 30. 27 Widarjono, Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews, 80.

Page 61: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

55

d. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna

antar variabel independen. 28 Hipotesis yang digunakan:

H0 : tidak terdapat korelasi antar variabel independen (tidak terjadi

kasus multikolinieritas)

H1 : terdapat korelasi antar variabel independen (terjadi kasus

multikolinieritas)

Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat

dari Tolerance Value atau Variance Inflantion Factor (VIF). Batas dari

tolerance value > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi

multikolinearitas.29

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana merupakan uji yang digunakan

untuk mencari bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel dependen.30

Rumus yang digunakan untuk analisis regresi linier sederhana yaitu sebagai

berikut:

Y = a + bX + e

Keterangan:

Y = Variabel dependen

X = Variabel independen

28 Jane, Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan SPSS, 30. 29 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 227. 30 Widarjono, Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews, 15.

Page 62: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

56

a dan b = Konstanta

e = Error

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk melihat pengaruh

antara variabel independen dan variabel dependen dengan skala pengukuran

atau rasio dalam suatu persamaan linier. Dalam penelitian ini digunakan

analisis regresi berganda yang diolah dengan seperangkat lunak SPSS.

Analisis regresi linier berganda dapat dikatakan linier jika dapat

dinyatakkan dalam:31

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y = Kinerja karyawan

X1 = Pelatihan

X2 = Kepuasan konsumen

X3 = Lingkungan kerja

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

e = Error

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan suatu prosedur yang dilakukan

dalam penelitian dengan tujuan untuk dapat mengambil keputusan

menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Uji hipotesis dilakukan

31 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 227.

Page 63: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

57

dengan menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel melalui uji

statistik inferensial, yaitu untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara

statistik dan menarik kesimpulan menerima atau menolak pernyataan

tersebut.32

a. Uji F (Uji Simultan)

Uji F merupakan uji yang dilakukan untuk menguji sesuai

tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk melihat apakah variabel

independen secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Signifikasi model regresi secara simultan diuji

dengan melihat nilai siginifikansi (sig), dimana jika nilai sig dibawah

0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen. Uji F-statistik digunakan untuk membuktikan ada pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen secara

simultan.33 Dengan hipotesis:

H0: model regresi yang diperoleh tidak sesuai/ tidak signifikan

H1: model regresi yang diperoleh sesuai/ signifikan

Dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

b) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

32 Agung Widhi Kurniawan, Metode Penelitian Kuantitatif, 103. 33 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 228.

Page 64: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

58

b. Uji t

Uji t digunakan untuk membandingkan rata-rata dua populasi

dengan data berskala interval.34 Uji statistik t menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel independen atau variabel penjelas secara

individual dalam menerangkan variabel dependen.35 Dengan hipotesis

sebagai berikut:

H0: X tidak berpengaruh signifikan terhadap Y

H1: X berpengaruh signifikan terhadap Y

Untuk menguji apakah dari masing-masing variabel independen

berpengaruh secara signifikasn terhadap variabel dependen, maka

digunakan ketentuan α = 5% dan untuk mengetahui apakah hipotesis

diterima atau ditolak maka dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika t hitung > t tabel atau sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b) Jika t hitung < t tabel atau sig > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2 merupakan

suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi (R2)

mencerminkan kemampuan variabel dependen. Tujuan analisis ini yaitu

untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.36 Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 – 1.

Variabel-variabel independen terbatas dapat dijelaskan oleh nilai R2

34 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2006), 154. 35 Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 229. 36 Ibid, 228.

Page 65: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

59

yang kecil. Jika nilai R2 mendekati 1 berarti variabel-variabel

independen mampu memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan guna memprediksi variasi variabel dependen.37

37 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 21

(Semarang: Badan Universitas Diponegoro, 2006), 95.

Page 66: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

60

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambara Umum PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

1. Sejarah PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo adalah perusahaan yang

bergerak dalam bidang produksi pupuk yang memproduksi pupuk kelapa

sawit, pupuk hayati dan mycogrow. PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

juga merupakan perusahaan pupuk hayati yang fokus memproduksi dan

meneliti mikroorganisme tanah yakni Mikoriza atau cendawan akar sejak

tahun 2011. Didukung oleh fasilitas Laboratorium dan SDM yang

mumpuni, Agrofarm Nusa Raya terus melakukan riset dan pengembangan

agar menjadi yang terdepan dalam pengembangan pupuk hayati.

PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo bergerak di bidang industri

pupuk (Agroindustri) dan bahan baku dengan Akte Pendirian Nomor 11

pada tanggal 26 Januari 2005 dari notaris Hartatik Hadiwijaya S.H. notaris

di Ponorogo. PT. Agrofarm Nusa Raya berlokasi di Jalan Raya Ponorogo-

Madiun KM. 4, Jl. Industri, Kec. Babadan, Kab. Ponorogo.

Disamping itu, perusahaan PT Agrofarm Nusa Raya merupakan

perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi pupuk

organik. Secara kronologis, perusahaan ini berdiri secara legal pada tahun

2005. Namun, dimulainya merintis atau menjalankan pekerjaan secara

efektif pada tahun 2011. Dalam rangka untuk menjalin mitra kerja, pada

Page 67: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

61

tahun 2012, PT Agrofarm Nusa Raya bekerjasama dengan perusahaan besar

seperti Gudang Garam. Pada tahun 2016, PT Agrofarm Nusa Raya mulai

menjalankan perusahaan secara mandiri, termasuk mendirikan merk dan

legalitas perusahaan, dengan dua holding, yaitu distributor dan supplier.

Sampai saat ini kantor marketing PT Agrofarm Nusa Raya berada di Bogor

dan Jakarta, karena pada saat itu produk yang dibuat pertama kali adalah

berupa pupuk sawit sehingga sasaran pasar berada di luar Ponorogo yaitu

Sumatra, Kalimantan hingga ke Malaysia.

2. Visi, Misi, Nilai dan Budaya

a. Visi : Menjadi pemimpin industri pupuk premiun.

b. Misi : Membangun industri pangan untuk masyarakat dunia.

c. Nilai : HEBAT (Hemat, Efektif, Benar, Amanah, Tulus)

d. Budaya : BAIK (Belajar, Akurat, Inovatif, Kekeluargaan)

3. Kebijakan Mutu

Perusahaan bertekad menjadi produsen pupuk pertanian yang

terpercaya dengan mengutamakan mutu untuk kepuasan pelanggan serta

secara terus menerus melakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan

efektifitas dan efisien.

B. Hasil Pengujian Instrumen (Validitas Dan Reliabilitas)

1. Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk

Page 68: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

62

mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar item pernyataan dalam

mendefinisikan suatu variabel. Pengujian ini dilakukan pada data awal yang

diberikan ke 30 responden.

Kriteria yang digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

butir pertanyaan yaitu dengan membandingkan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan

tingkat signifikan 5%. Dalam penelitian ini 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang digunakan adalah

0,361 terdapat dalam (Nilai R Product Moment). Suatu kuesioner dikatakan

valid apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Hasil pengujian validitas instrument dapat

dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan

No. Item Signifikan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan

1. P1 0,000 0,788 0,361 Valid

2. P2 0,000 0,846 0,361 Valid

3. P3 0,000 0,906 0,361 Valid

4. P4 0,000 0,784 0,361 Valid

5. P5 0,000 0,871 0,361 Valid

6. P6 0,000 0,766 0,361 Valid

7. P7 0,000 0,793 0,361 Valid

8. P8 0,000 0,710 0,361 Valid

9. P9 0,000 0,737 0,361 Valid

10. P10 0,000 0,665 0,361 Valid

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa pada kuesioner

variabel pelatihan untuk semua item pernyataan dinyatakan valid, karena

tingkat signifikan untuk semua item pernyataan kurang dari 0,05 dan semua

item pernyataan memiliki nilai koefisien korelasi (𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) yang lebih besar

Page 69: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

63

dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,361). Sehingga dalam penelitian ini untuk item

pernyataan pada kuesioner pelatihan tidak ada yang diubah atau

dihilangkan.

Tabel 4.2

Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja

No. Item Signifikan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan

1. K1 0,000 0,643 0,361 Valid

2. K2 0,001 0,585 0,361 Valid

3. K3 0,001 0,560 0,361 Valid

4. K4 0,001 0,576 0,361 Valid

5. K5 0,000 0,782 0,361 Valid

6. K6 0,002 0,535 0,361 Valid

7. K7 0,000 0,688 0,361 Valid

8. K8 0,000 0,820 0,361 Valid

9. K9 0,000 0,673 0,361 Valid

10. K10 0,022 0,416 0,361 Valid

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa pada kuesioner

variabel kepuasan kerja untuk semua item pernyataan dinyatakan valid,

karena tingkat signifikan untuk semua item pernyataan kurang dari 0,05 dan

semua item pernyataan memiliki nilai koefisien korelasi (𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) yang lebih

besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,361). Sehingga dalam penelitian ini untuk item

pernyataan pada kuesioner kepuasan kerja tidak ada yang diubah atau

dihilangkan.

Tabel 4.3

Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja

No. Item Signifikan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan

1. LK1 0,000 0,754 0,361 Valid

Page 70: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

64

No. Item Signifikan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan

2. LK2 0,000 0,726 0,361 Valid

3. LK3 0,000 0,697 0,361 Valid

4. LK4 0,000 0,729 0,361 Valid

5. LK5 0,000 0,763 0,361 Valid

6. LK6 0,001 0,573 0,361 Valid

7. LK7 0,000 0,910 0,361 Valid

8. LK8 0,000 0,842 0,361 Valid

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa pada kuesioner

variabel lingkungan kerja untuk semua item pernyataan dinyatakan valid,

karena tingkat signifikan untuk semua item pernyataan kurang dari 0,05 dan

semua item pernyataan memiliki nilai koefisien korelasi (𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) yang lebih

besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,361). Sehingga dalam penelitian ini untuk item

pernyataan pada kuesioner lingkungan kerja tidak ada yang diubah atau

dihilangkan.

Tabel 4.4

Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan

No. Item Signifikan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan

1. KK1 0,001 0,576 0,361 Valid

2. KK2 0,000 0,818 0,361 Valid

3. KK3 0,000 0,648 0,361 Valid

4. KK4 0,000 0,626 0,361 Valid

5. KK5 0,000 0,600 0,361 Valid

6. KK6 0,000 0,664 0,361 Valid

7. KK7 0,000 0,818 0,361 Valid

8. KK8 0,000 0,763 0,361 Valid

9. KK9 0,000 0,668 0,361 Valid

10. K10 0,000 0,693 0,361 Valid

Sumber: Data diolah, 2020.

Page 71: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

65

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa pada kuesioner

variabel kinerja karyawan untuk semua item pernyataan dinyatakan valid,

karena tingkat signifikan untuk semua item pernyataan kurang dari 0,05 dan

semua item pernyataan memiliki nilai koefisien korelasi (𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) yang lebih

besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,361). Sehingga dalam penelitian ini untuk item

pernyataan pada kuesioner kinerja karyawan tidak ada yang diubah atau

dihilangkan.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan-

pertanyaan suatu variabel yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha > 0,60. Hasil dari

penelitian pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Standar Kesimpulan

Pelatihan (X1) 0,930 0,60 Reliabel

Kepuasan Kerja (X2) 0,831 0,60 Reliabel

Lingkungan Kerja (X3) 0,885 0,60 Reliabel

Kinerja Karyawan (Y) 0,877 0,60 Reliabel

Sumber: Data diolah, 2020.

Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil pengujian reliabilitas untuk

variabel X1, X2, X3 dan Y dinyatakan reliabel atau konsisten karena masing-

masing variabel memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Page 72: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

66

C. Analisis Deskriptif

Deskripsi responden dalam penelitian ini merupakan karyawan di PT.

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo. Deskripsi dari responden dalam penelitian ini

akan disajikan dalam bentuk tabel dari jenis kelamin, usia, dan pendidikan

terakhir serta akan diuraikan secara deskriptif. Uraian data responden pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-laki 51 85%

2. Perempuan 9 15%

Total 60 100%

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 60 responden,

jumlah responden laki-laki lebih besar yaitu sebanyak 51 responden (85%)

sedangkan responden perempuan hanya berjumlah 9 responden (15%).

2. Distribusi responden berdasarkan usia

Berdasarkan usia, responden dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 73: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

67

Tabel 4.7

Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Presentase

1. >40 tahun 5 8%

2. 25-40 tahun 34 57%

3. <25 tahun 21 35%

Total 60 100%

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui usia responden pada

penelitian ini sebagian besar berusia 25 tahun sampai 40 tahun yaitu

sebanyak 34 responden (57%), sedangkan responden yang berusia kurang

dari 25 tahun sebanyak 21 responden (35%), dan sebagian kecil 5 responden

(8%) berusia lebih dari 40 tahun.

3. Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Berdasarkan pendidikan terakhir, responden dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase

1. S1 10 17%

2. D3 3 5%

3. SMA/Sederajat 33 55%

4. SMP 11 18%

5. SD 3 5%

Total 60 100%

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui pendidikan terakhir responden

sebagian besar adalah tingkat SMA/Sederajat yaitu sebanyak 33 responden

Page 74: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

68

(55%). Sebagian kecil yaitu SD dan D3 sebanyak 3 responden (5%).

Sedangkan S1 sebanyak 10 responden (17%) dan SMP sebanyak 11

responden (18%).

D. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dapat dikatakan normal atau

tidak adalah dengan melihat nilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05

maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05

maka variabel tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas

ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.15277444

Most Extreme

Differences

Absolute .105

Positive .053

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z .812

Page 75: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

69

Asymp. Sig. (2-tailed) .525

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikan uji

Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 yaitu 0,525. Maka dapat

disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan dimana varians

dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas.

Salah satu cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas adalah

dengan metode yang dikembangkan oleh Spearman. Untuk menguji ada

tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam hasil regresi dengan

menggunakan korelasi spearman yaitu jika nilai signifikan (r > 0,05)

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya apabila level

dibawah signifikan (r < 0,05) berarti terjadi heteroskedastisitas.

Hasil dari penelitian pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat

pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Analisis Heteroskedastisitas

Variabel Sig Α Keterangan

Pelatihan 0,767 0,05 Tidak ada pengaruh

Kepuasan kerja 0,125 0,05 Tidak ada pengaruh

Lingkungan kerja 0,989 0,05 Tidak ada pengaruh

Sumber: Data diolah, 2020.

Page 76: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

70

Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa, nilai signifikansi untuk

semua variabel independen memiliki nilai lebih dari 0,05. Artinya

bahwa tidak ada pengaruh variabel dependen (kinerja karyawan)

terhadap X1 (pelatihan), X2 (kepuasan kerja) dan X3 (lingkungan kerja).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu

(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamankan terdapat

permasalahan autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi

dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian menggunakan

uji Durbin Watson (uji DW).

Hasil dU dan dL diperoleh dengan melihat Tabel Durbin

Watson. Dengan tingkat kesalahan α = 0,05 diperoleh nilai dL = 1,4797

dan dU= 1,6889. Hasil perhitungan Durbin Watson ditunjukann pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.11

Hasil Pengujian Autokorelasi

Nilai durbin-watson Tabel durbin watson Keterangan

dU 4-dU

2,020 1,6889 2,3111 Tidak ada autokorelasi

Sumber: data diolah dari spss, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan nilai Durbin Watson yang

diperoleh dari hasil regresi adalah sebesar 2,020 terletak diantara nilai

Page 77: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

71

dU (1,6889) dan nilai 4-dU (2,3111) maka H0 diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi dan

asumsi non autokorelasi telah terpenuhi.

d. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat dari

Tolerance Value atau Variance Inflantion Factor (VIF). Batas dari

Tolerance Value > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka H0 terima yang artinya

persamaan regresi linier berganda tidak terjadi kasus multikolinieritas.

Hasil Pengujian multikolinieritas ditunjukkan pada Tabel 4.12 sebagai

berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Bebas Tolerance VIF Keterangan

X1 0,580 1,725 Tidak terjadi multikolinieritas

X2 0,610 1,640 Tidak terjadi multikolinieritas

X3 0,552 1,812 Tidak terjadi multikolinieritas

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai tolerance

pada ketiga variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF pada ketiga

variabel independen kurang dari 10, sehingga H0 diterima. Artinya

model regresi berganda bebas dari multikolinieritas, dengan demikian

asumsi non multikolinieritas telah terpenuhi.

Page 78: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

72

2. Uji Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana merupakan uji yang digunakan

untuk mencari bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel dependen.

Hasil dari analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini adalah:

a. Pengaruh Pelatihan (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

1) Model Regresi

Tabel 4.13

Hasil Uji Pengaruh X1 Terhadap Y

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t ttabel Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.471 4.883 3.987 .000

Pelatihan .543 .116 .524 4.682 2,00247 .000

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diperoleh persamaan model

regresi sebagai berikut:

Y = 19,471 + 0,543X1 + error

a) Konstanta (b0)

Nilai konstanta (b0) positif sebesar 19,471 menunjukkan

bahwa variabel independen pelatihan (X1) jika dianggap konstan

atau tetap (0), maka tingkat kinerja karyawan sebesar 19,471.

b) Konstanta (b1) untuk variabel Pelatihan (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,543. Nilai

(b1) yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah

antara variabel pelatihan (X1) dengan kinerja karyawan (Y). jika

Page 79: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

73

pelatihan yang diberikan tepat dan sesuai dengan kebutuhan

karyawan maka kinerja karyawan akan meningkat. Nilai

koefisien regresi (b1) sebesar 0,543 artinya jika pelatihan

dinaikkan sebesar 1 satuan atau dinaikkan satu tingkat, maka

kinerja karyawan sebesar 0,543 satuan dengan asumsi variabel

independen yang lain tetap.

2) Uji t

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dalam

pengujian X1 terhadap Y menghasilkan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,00247,

maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 4.682 > 2,00247. Selain itu nilai

signifikansi Uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%), maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh X1 (pelatihan) terhadap Y

(kinerja karyawan) secara signifikan.

3) Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besar pengaruh X1 terhadap Y dapat

diketahui dengan menghitung R square (koefisien determinasi)

sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Analisis Koefisien Determinasi X1 Terhadap Y

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .524a .274 .262 2.51665

Sumber: Data diolah, 2020.

Page 80: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

74

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.14 dapat

diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,524

menunjukkan bahwa ada hubungan antara X1 (pelatihan) terhadap Y

(kinerja karyawan). Nilai R Square yang diperoleh sebesar 0,274

menunjukkan pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0,274 = 27,4%

dan sisanya 72,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

b. Pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

1) Model Regresi

Tabel 4.15

Hasil Uji Pengaruh X2 Terhadap Y

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diperoleh persamaan model

regresi sebagai berikut:

Y = 16,357 + 0,632X2 + error

a) Konstanta (b0)

Nilai konstanta (b0) positif sebesar 16,357 menunjukkan

bahwa variabel independen kepuasan kerja (X2) jika dianggap

konstan atau tetap (0), maka tingkat kinerja karyawan sebesar

16,357.

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t ttabel Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 16.357 5.044 3.243 .002

Kepuasan Kerja .632 .123 .560 5.151 2,00247 .000

Sumber: Data diolah, 2020.

Page 81: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

75

b) Konstanta (b1) untuk variabel Kepuasan Kerja (X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,632. Nilai

(b1) yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah

antara variabel kepuasan kerja (X2) dengan kinerja karyawan

(Y). jika kepuasan kerja meningkat maka kinerja karyawan akan

meningkat. Nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,632 artinya jika

kepuasan kerja dinaikkan sebesar 1 satuan atau dinaikkan satu

tingkat, maka kinerja karyawan sebesar 0,632 satuan dengan

asumsi variabel independen yang lain tetap.

2) Uji t

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dalam

pengujian X2 terhadap Y menghasilkan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,00247,

maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 5,151 > 2,00247. Selain itu nilai

signifikansi Uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%), maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh X2 (kepuasan kerja)

terhadap Y (kinerja karyawan) secara signifikan.

3) Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besar pengaruh X2 terhadap Y dapat

diketahui dengan menghitung R square (koefisien determinasi)

sebagai berikut:

Page 82: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

76

Tabel 4.16

Hasil Analisis Koefisien Determinasi X2 Terhadap Y

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .560a .314 .302 2.44708

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.16 dapat

diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,560

menunjukkan bahwa ada hubungan antara X2 (kepuasan kerja)

terhadap Y (kinerja karyawan). Nilai R Square yang diperoleh

sebesar 0,314 menunjukkan pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar

0,314 = 31,4% dan sisanya 68,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

c. Pengaruh Lingkungan Kerja (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

1) Model Regresi

Tabel 4.17

Hasil Uji Pengaruh X3 Terhadap Y

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t ttabel Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 16.691 4.280 3.900 .000

Lingkungan Kerja .770 .129 .618 5.994 2,00247 .000

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diperoleh persamaan model

regresi sebagai berikut:

Y = 16,691 + 0,770X3 + error

Page 83: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

77

a) Konstanta (b0)

Nilai konstanta (b0) positif sebesar 16,691 menunjukkan

bahwa variabel independen lingkungan kerja (X3) jika dianggap

konstan atau tetap (0), maka tingkat kinerja karyawan sebesar

16,691.

b) Konstanta (b1) untuk variabel Lingkungan Kerja (X3)

Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,770. Nilai

(b1) yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah

antara variabel lingkungan kerja (X3) dengan kinerja karyawan

(Y). jika lingkungan kerja meningkat maka kinerja karyawan

akan meningkat. Nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,770

artinya jika lingkungan kerja dinaikkan sebesar 1 satuan atau

dinaikkan satu tingkat, maka kinerja karyawan sebesar 0,770

satuan dengan asumsi variabel independen yang lain tetap.

2) Uji t

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa dalam

pengujian X3 terhadap Y menghasilkan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,00247,

maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 5,994 > 2,00247. Selain itu nilai

signifikansi Uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%), maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh X3 (lingkungan kerja)

terhadap Y (kinerja karyawan) secara signifikan.

Page 84: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

78

3) Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besar pengaruh X3 terhadap Y dapat

diketahui dengan menghitung R square (koefisien determinasi)

sebagai berikut:

Tabel 4.18

Hasil Analisis Koefisien Determinasi X3 Terhadap Y

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .618a .383 .372 2.32138

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.18 dapat

diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,618

menunjukkan bahwa ada hubungan antara X3 (lingkungan kerja)

terhadap Y (kinerja karyawan). Nilai R Square yang diperoleh

sebesar 0,383 menunjukkan pengaruh X3 terhadap Y adalah sebesar

0,383 = 38,3% dan sisanya 61,7% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk melihat pengaruh

antara variabel independen dan variabel dependen dengan skala pengukuran

atau rasio dalam suatu persamaan linier. Hasil uji koefisien regresi linier

berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 85: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

79

a. Model Regresi

Tabel 4.19

Hasil Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 7.895 5.129 1.539 .129

Pelatihan .163 .134 .157 1.218 .228

Kepuasan Kerja .293 .142 .260 2.068 .043

Lingkungan Kerja .467 .165 .375 2.836 .006

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diperoleh model persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = 7,895 + 0,163X1 + 0,293X2 + 0,467X3 + error

1) Konstanta (a)

Nilai konstanta (a) sebesar 7,895 menunjukkan bahwa tanpa

dipengaruhi oleh variabel X1 (pelatihan), variabel X2 (kepuasan

kerja) dan variabel X3 (lingkungan kerja) maka nilai kinerja

karyawan adalah 7,895 satuan.

2) Konstanta (b1) untuk variabel X1 (Pelatihan)

Nilai koefisien regresi b1 sebesar 0,163. Nilai b1 yang positif

menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel

pelatihan (X1) dengan variabel kinerja karyawan (Y). jika pelatihan

tepat dan sesuai dengan kebutuhan karyawan maka kinerja

karyawan menjadi meningkat. Nilai koefisien regresi b1 sebesar

0,163 artinya jika pelatihan dinaikkan sebesar 1 satuan atau

Page 86: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

80

dinaikkan satu tingkat, maka kinerja karyawan naik sebesar 0,163

satuan dengan asumsi variabel independen yang lain (kepuasan kerja

dan lingkungan kerja) tetap.

3) Konstanta (b2) untuk variabel X2 (Kepuasan Kerja)

Nilai koefisien regresi b2 sebesar 0,293. Nilai b2 yang positif

menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel

kepuasan kerja (X2) dengan variabel kinerja karyawan (Y). jika

kepuasan kerja secara individu ditingkatkan maka kinerja karyawan

menjadi meningkat. Nilai koefisien regresi b2 sebesar 0,293 artinya

jika kepuasan kerja dinaikkan sebesar 1 satuan atau dinaikkan satu

tingkat, maka kinerja karyawan naik sebesar 0,293 satuan dengan

asumsi variabel independen yang lain (pelatihan dan ingkungan

kerja) tetap.

4) Konstanta (b3) untuk variabel X3 (Lingkungan Kerja)

Nilai koefisien regresi b3 sebesar 0,467. Nilai b3 yang positif

menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel

lingkungan kerja (X3) dengan variabel kinerja karyawan (Y). jika

lingkungan kerja secara individu ditingkatkan maka kinerja

karyawan menjadi meningkat. Nilai koefisien regresi b3 sebesar

0,467 artinya jika lingkungan kerja dinaikkan sebesar 1 satuan atau

dinaikkan satu tingkat, maka kinerja karyawan naik sebesar 0,467

satuan dengan asumsi variabel independen yang lain (pelatihan dan

kepuasan kerja) tetap.

Page 87: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

81

b. Uji F

Uji F digunakan untuk membuktikan adakah pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

Kriteria yang digunakan yaitu jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 𝑠𝑖𝑔 < 𝛼 maka

Ho ditolak sehinggaa model regresi yang diperoleh layak atau signifikan.

Hasil pengujian uji F ditunjukkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.20

Hasil Analisis Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 232.752 3 77.584 15.889 .000b

Residual 273.432 56 4.883

Total 506.183 59

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

sebesar 0,000. Sedangkan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dalam tabel di atas sebesar 15,889.

Sementara nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,77 diperoleh dari 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = F(0,05), (3), (56).

Karena nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 15,889 > 2,77 atau 𝑠𝑖𝑔 = 0,000 < 0,05

maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X1, X2 dan

X3 berpengaruh secara simultan terhadap variabel Y.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh pada tiap-tiap variabel

independen secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependennya.

Untuk menguji apakah masing-masing variabel independen

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen secara parsial

Page 88: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

82

yaitu jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai 𝑠𝑖𝑔 < 𝛼 maka H0 ditolak yang

artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen. Hasil pengujian parsial atau biasa dikenal dengan Uji

t dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut:

Tabel 4.21

Hasil Analisis Uji t

Variabel

Independen

Unstandardized

Coefficients T 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Sig

B Std. Error

X1 0,163 0,134 1,218 2,00247 0,228

X2 0,293 .0,142 2,068 2,00247 0,043

X3 0,467 0,165 2,836 2,00247 0,006

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa:

1) Pengaruh X1 (Pelatihan) terhadap Y (Kinerja Karyawan)

Dalam pengujian X1 terhadap Y diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar

2,00247, namun nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil daripada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yakni 1,218

dan nilai signifikansi Uji t sebesar 0,228 lebih besar dari 0,05 (α =

5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh X1

(pelatihan) terhadap Y (kinerja karyawan).

2) Pengaruh X2 (Kepuasan Kerja) terhadap Y (Kinerja Karyawan)

Dalam pengujian X2 terhadap Y diketahui bahwa nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

sebesar 2,00247, maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 2,068 > 2,00247.

Selain itu nilai signifikansi Uji t sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05

Page 89: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

83

(α = 5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh X2

(kepuasan kerja) terhadap Y (kinerja karyawan) secara signifikan.

3) Pengaruh X3 (Lingkungan Kerja) terhadap Y (Kinerja Karyawan)

Dalam pengujian X3 terhadap Y diketahui bahwa nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

sebesar 2,00247, maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 2,836 > 2,00247.

Selain itu nilai signifikansi Uji t sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05

(α = 5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh X3

(lingkungan kerja) terhadap Y (kinerja karyawan) secara signifikan.

d. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui besar pengaruh dari X1, X2 dan X3 terhadap

Y (pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan) dapat diketahui dengan menghitung nilai R square (koefisien

determinasi). Nilai R square dapat dilihat pada Tabel 4.22 sebagai

berikut:

Tabel 4.22

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .678a .460 .431 2.20969

Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.22 dapat

diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,678 hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel kinerja karyawan

dengan pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja. Nilai R

Page 90: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

84

Square yang diperoleh sebesar 0,460 menunjukkan bahwa pengaruh

X1, X2, dan X3 terhadap Y adalah sebesar 0,460 = 46% dan sisanya

54% dipengaruhi oleh faktor lain selain pelatihan, kepuasan kerja

dan lingkungan kerja yang tidak masuk dalam model.

E. Pembahasan

Setelah dilakukan analisis data yang telah dipaparkan di atas, maka

berikut adalah pembahasan atau interprestasi atas data yang telah dianalisis

tersebut:

1. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan

Untuk mengetahui bahwa pelatihan berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo dapat dilihat

berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan, pada variabel X1 (pelatihan)

terhadap Y (kinerja karyawan) diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,00247, maka nilai

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 4.682 > 2,00247 dan nilai signifikansi Uji t sebesar

0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%), maka Ho ditolak. Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh X1 (pelatihan) terhadap Y (kinerja

karyawan) secara signifikan.

Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan

besarnya nilai koefisien regresi variabel pelatihan sebesar 0,543 yang

bertanda positif, artinya menunjukkan adanya hubungan yang searah antara

variabel pelatihan (X1) dengan kinerja karyawan (Y). dengan kata lain jika

Page 91: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

85

pelatihan yang diberikan tepat dan sesuai dengan kebutuhan karyawan maka

kinerja karyawan akan meningkat.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Habibi tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh Pelatihan,

Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Palembang yang menjelaskan

bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Untuk mengetahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja karyawan PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

dapat dilihat berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan, pada variabel

kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) menghasilkan nilai

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,00247, maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 5,151 > 2,00247.

Selain itu nilai signifikansi Uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%),

maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh X2 (kepuasan

kerja) terhadap Y (kinerja karyawan) secara signifikan.

Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan

besarnya nilai koefisien regresi variabel kepuasan kerja sebesar 0,632 yang

bertanda positif, artinya menunjukkan adanya hubungan yang searah antara

variabel kepuasan kerja (X2) dengan kinerja karyawan (Y). dengan kata lain

jika kepuasan kerja meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Markus Johan Widi Laksana tahun 2018 dengan judul

Page 92: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

86

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Kepuasan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Singgah Coffee & Book)”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara parsial

berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

3. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Untuk mengetahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja karyawan PT Agrofarm Nusa Raya Ponorogo

dapat dilihat berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan, pada variabel

lingkungan kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y) menghasilkan nilai

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,00247, maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 5,994 > 2,00247.

Selain itu nilai signifikansi Uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%),

maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh X3 (lingkungan kerja)

terhadap Y (kinerja karyawan) secara signifikan.

Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan

besarnya nilai koefisien regresi variabel lingkungan kerja sebesar 0,770

yang bertanda positif, artinya menunjukkan adanya hubungan yang searah

antara variabel lingkungan kerja (X3) dengan kinerja karyawan (Y). dengan

kata lain jika lingkungan kerja meningkat maka kinerja karyawan akan

meningkat.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pidha Tri Rahayu dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Wisata Alam

Kalibiru) Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan

Page 93: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

87

bahwa Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

Wisata Alam Kalibiru.

4. Pengaruh Pelatihan, Kepuasan Kerja Dan Lingkungan Kerja terhadap

Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan (Uji F) yang telah

dilakukan diperoleh nilai signifikansi uji F sebesar 0,000 lebih kecil dari

0,05 (α = 5%) dan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 15,889 > 2,77, maka Ho ditolak

sehingga model regresi yang dihasilkan sesuai. Jadi dapat disimpulkan

bahwa uji F diterima yang berarti bahwa pelatihan, kepuasan kerja dan

lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan

PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo. Selain itu diperoleh nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,460 atau 46% yang artinya variabel pelatihan,

kepuasan kerja dan lingkungan kerja mampu menjelaskan variabel kinerja

karyawan sebesar 46% sedangkan 54% diterangkan oleh variabel lain.

Meskipun diketahui bahwa variabel pelatihan, kepuasan kerja dan

lingkungan kerja secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap

kinerja karyawan akan tetapi variabel pelatihan (X1) justru menunjukkan

tidak ada pengaruh ketika bersama-sama digunakan untuk mengukur kinerja

karyawan. Dan variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap kinerja

karyawan ditunjukkan oleh variabel lingkungan kerja dibandingkan dengan

variabel yang lain.

Page 94: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dipaparkan di atas, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Agrofarm

Nusa Raya Ponorogo. Hal ini dibuktikan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar

2,00247, maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 4.682 > 2,00247. Selain itu nilai

signifikansi Uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%), maka H0

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan kata lain jika pelatihan yang

diberikan tepat dan sesuai dengan kebutuhan karyawan maka kinerja

karyawan akan meningkat. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Habibi tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh

Pelatihan, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Palembang.

2. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo. Hal ini dibuktikan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

sebesar 2,00247, maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 5,151 > 2,00247. Selain

itu nilai signifikansi Uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%), maka

H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan kata lain jika

Page 95: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

89

kepuasan kerja meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat. Hasil

penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Markus Johan Widi Laksana tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Kasus Pada Singgah Coffee & Book)”.

3. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.

Agrofarm Nusa Raya Ponorogo. Hal ini dibuktikan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

sebesar 2,00247, maka nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 5,994 > 2,00247. Selain

itu nilai signifikansi Uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%), maka

H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan kata lain jika

lingkungan kerja meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat. Hasil

penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pidha Tri

Rahayu dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Wisata Alam Kalibiru)

Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Terdapat pengaruh antara pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja

secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya

Ponorogo. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0,000

lebih kecil dari 0,05 (α = 5%) dan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 15,889 > 2,77.

Besarnya pengaruh variabel independen (pelatihan, kepuasan kerja dan

lingkungan kerja) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan)

dibuktikan dengan nilai R Square yang diperoleh sebesar 0,460 = 46% dan

Page 96: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

90

sisanya 54% dipengaruhi oleh faktor lain selain pelatihan, kepuasan kerja

dan lingkungan kerja yang tidak masuk dalam model. Akan tetapi variabel

pelatihan justru tidak ada pengaruh ketika bersama-sama digunakan untuk

mengukur kinerja karyawan. Dan variabel yang lebih dominan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan ditunjukkan oleh variabel lingkungan kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan kesimpulan yang

telah diuraikan di atas. Ada beberapa saran yang diberikan peneliti kepada

berbagai pihak yang terlibat dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Diharapkan agar perusahaan melakukan peningkatan kompetensi kerja

karyawan melalui pelatihan atau training yang berguna untuk meningkatkan

kemampuan kerja karyawan dalam melakukan job desk yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

2. Diharapkan agar perusahaan melakukan peningkatan kepuasan kerja

karyawan dengan meningkatkan kompensasi seperti promosi jabatan atas

prestasi yang telah dilakukan oleh karyawan, dan juga memberikan

penghargaan berupa materiil maupun non materiil sehingga karyawan akan

merasa senang dan puas serta hal-hal lain yang sekiranya dapat

meningkatkan kenyamanan dan kepuasan karyawan saat bekerja.

3. Sebaiknya pihak perusahaan selalu memperhatikan lingkungan kerja,

dimana dengan demikian bertujuan untuk dapat membuat nyaman para

karyawan sehingga kinerja karyawan dapat meningkat.

Page 97: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

91

4. Diharapkan hendaknya pihak perusahaan untuk melihat faktor lain yang

sekiranya berhubungan dengan kinerja karyawan karena peneliti hanya

berfokus pada pengaruh pelatihan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan PT. Agrofarm Nusa Raya Ponorogo. Agar pihak

perusahaan dapat mengetahui kemungkinan ada variabel lain yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan sehingga dapat mengetahui lebih lanjut

apa saja yang dapat meningkatkan kinerja karyawan PT. Agrofarm Nusa

Raya Ponorogo sehingga mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

Page 98: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Afandi, Pandi. Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori, Konsep Dan Indikator.

Yogyakarta: Zafana Publishing, 2018.

Ardana, I Komang. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2012.

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2013.

Badriyah, Mila. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia,

2015.

Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Erlangga, 2012.

Fahmi, Irham. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep Dan Kinerja.

Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Badan Universitas Diponegoro, 2006.

Hamalik, Oemar. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.

Handoko, T Hani. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001.

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia Dasar Dan Kunci

Keberhasilan. Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1990.

Jane, Dyah Nirmala Arum. Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda Dengan

SPSS. Semarang: Semarang University Press, 2012.

Kasmir. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori Dan Praktik). Jakarta: PT.

Rajagrafindo, 2016.

Page 99: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

Kurniawan, Agung Widhi dan Zarah Puspitaningtyas. Metode Penelitian

Kuantitatif. Yogyakarta: Pandawa Buku, 2016.

Mahmudi. Manajemen Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013.

Meldona. Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integratif. Malang: UIN-

Malang Press, 2009.

Moeheriono. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada, 2012.

Priansa, Donni Juni. Perencaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bandung: Alfabeta, 2016.

Rahman, Marianti. Ilmu Administrasi. Makasar: CV. Sah Media, 2017.

Sarmanu. Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Statistika.

Surabaya: Airlangga University Press, 2017.

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006.

Sofyandi, Herman. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D). Bandung: CV. Alfabeta, 2015.

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: PT

Pustaka Baru, 2015.

Sumarni, dan Wahyuni. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset, 2006.

Suparyadi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV. Andi Offset,

2015.

Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana, 2009.

Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya Disertai Panduan

Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2017.

Page 100: PENGARUH PELATIHAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN …etheses.iainponorogo.ac.id/10162/1/SKRIPSI AGUSTINA L.M.pdf · 2020. 6. 9. · pengaruh pelatihan,

Widodo, Suparno Eko. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Winarno. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang: UM Press,

2013.

Jurnal

Damayanti, Riski. dkk. “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

(Studi Kasus Karyawan Non Medis RS Islam Siti Khadijah Palembang).”

Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan Tahun XV. No. 2. Oktober

2018.

Pratama, Yosef Ferry Dan Dian Wismar’ein, “Pengaruh Pelatihan Dan Lingkungan

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan” Dalam Jurnal Business Management

Analysis Journal (BMAJ), Vol. 1, No. 1, Oktober 2018, 28.

Safitri, Ria Prasetya. “Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Motivasi Kerja Dan

Dampaknya Pada Kinerja Karyawan.” Journal Of Managementriview.

ISSN-P: 25840-4138ISSN-E2579-812X, Vol. 2, No. 2 (2018), 198.

Skripsi

Habibi, “Pengaruh Pelatihan, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III

Palembang,” Skripsi (Palembang: UIN Raden Fatah, 2018).

Laksana, Markus Johan Widi. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja

Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada

Singgah Coffee & Book).” Skripsi (Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma. 2018).

Rahayu, Pidha Tri " Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Wisata Alam Kalibiru)." Skripsi

(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2019).

Siregar, Rina Rezki. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Perum Perumnas Regional 1 Medan.” Skripsi (Medan: Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara. 2018).