PENGARUH PASAL 185 K(J•Mlf»It~I-E[-'tJ·F~tHfiSh~...
Transcript of PENGARUH PASAL 185 K(J•Mlf»It~I-E[-'tJ·F~tHfiSh~...
PENGARUH PASAL 185 K(J•Mlf»It~I-E[-'tJ·F~tHfiSh~ TERHADAP HUKUM WARIS ISLAM DI
( STUDI PERBANDINGAN ANT.ARA KQMPILASI HUKUM ISI;AM DAN Ml\ZHAB EMPAT)
Laporan
Hasil Penelitian Individual
Oleh
DRS. H. MINHA:JUk FALAH NIP: 150 031.216
DOSEN FAKV:C,,TAS SYARl'AH IAIN $YARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1995
3, Bapak Kepala Pusa t Pen el i tlan dan Fengembangan Masyarakat
IAIN "Syarif Hidayatul.1ah" Jakarta, yang teJ.ah memoeri
kan pen>e tujuan terhadap j\lduJ. yang penulis ajukan, ser
ta dorongan yang demikian berharga bagi penulis sehingga
pene1 i tian terse out bisa disei esaikan pada waktu
te1ah ditentukan.
yang
4, Kepala Bagian Ferpustakaan IAIN "Syarif Hidaya tuJ.lah" Ja
karta beserta seluruh stafnya, yang telah melayani dan
memberikan bantuan kepada penulis dalam hal peminjaman -
ki tab-ki tab dan oukt~-buku yang penulis perl ukan sehubung
an dengan penelitian ini,
5. Semua pihak yang ikut serta membantu dan mendorong un -
tuk kelancaran pene1 i tian ini hingga terwujudnya hasil -
sebagaimana yang dapat disaksikan,
Maka atas segaJa bantuan dan doronr,an semua pihak pe
nu1 is mengucapkan banyak-b·anyak terima kasih, semoga A1.1ah
cl enr;an berka t dan kU)'nia-Nya membalas jasa dan j erih payah
semua pihak yang terl iba t dengan balasan berl ipa t ganda,
Dan kepada ·All ah jualah penul is mengharap semoga pe
n el i tian ini bermanfaa t bagi agarna nusa dan bangsa khusus -
nya dalam perkembangan Hukum War is di Indonesia,
Jakarta, ?Cl Oktober 1995
Penul is,
iii
DAFTAR ISI
Hal<tman ...
KATA FENGANTAR •..•••••••••••••••••. · • •. · •• • •• •• · • • • • • ii
DAFTAR !SI ..•.....•.....•..•..•••• , •.....••...•.•. • · •. iv
BAB I. PENDA.1-IUT.UAN •••••••• , •••• • • • • • • • · • • • • • • • • • ~ • • • 1
Jr:, I.a tar Belakang PeneJ.i tian • • • • • • • • • • • • • • • • • 1
--B. Rumusan Permasa1,ahan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 2
.e-; T\~juan Pene] i tian • • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 D. Ruang-lingkup Penelitian • • • • • • • • • • • • • • • • • • Lf
E. I<erangka I<onsepsional .............. · ..... · 5 ;p-; Metodologi Peneli tian .................... , • 5 G. Sis terria tika La po ran ••••.• , . . . . . • . . . . . . . • • . 6
BAB II. PENGERTIAN DAN PERSYARATAN FEWARIS PAN AHLI
WARlS ••• , .••••••• , • • • • • • • • • • • • • . . • • • • • • • • • • • • 8
A. Menurut
B. Menurut
c. Menurut
D. Menurut
E. Menurut
Kompilasi Hukum Islam . . . . . . . . ' . . . . Mazhab Hanafi • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • Mazhab MaJ.iki . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Mazhab syafi'i ..................... Mazhab Hanbali • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
8 10
16 23 33
BAB III. TINJAUAN TERHADAP KETENTUAN AHLI \VARIS • .. • • .. 43
A, Menurut Kompilasi Hukum Islam ' ............ B, Menurut Mazhab Hanafi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . c. Menurut Mazhab Maliki ............... ' ..... D. Menurut Mazhab Syafi 1 i .................... E, Menurut Mazhab Hanbali ....................
BAB IV. FENGARUH FA SAL 185 KOMFIT.ASI HUKUM ISI,l\M TER-
fl ADAP HUKUM WARIS I$T AM DI INDONESIA ......... A. SebeJ. \Jm ada Kompil asi Hukum Isl am . . . . . . . . . B. Sesurlah berJaku Kompilasi Hukum Isl am •••• ,
iv
43
46 50 54 57
63
63
69
haiaman
BAB v. FENUTUP •••••••••••••••••••• ' I ••• ,. ~ • I • ' •••• ' • 89
A, Kesimpui an • . . . . . . . . . • , • • 89
B. Saran-saran • • . . • . . . . . • . . . . . . . . . . . . . • . . . • . • . 93
DAFTAR PU ST AKA •••••••••••••• , • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 9 .5
Lampiran : Surat Kepu tusan Dekan Fakul tas Syar i 1 ah
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang
Penelitian Individual Nomor 10 Tahun J995
tertanggal 1 Juni 1995
v
98
BAB I
P E N D A H U 1 U A N
A. 1atar Belakang Penelitian.
Kompilasi Hukum Islam yang Q.iinstruk.sikan PreslO.en Pe
publik Indonesia )-:epaQ.a Menteri Agama Q.engan Nomor : I tahm
1991 tangga1 10 Juni 1991 yang bertujuan agar Kompilasi teI'
sebut disebar-luaskan, kemu.Q.ian disambut oleh Keputusan Men
teri Agama Republik Indonesia Nomor 154 tahun 1991, yang di
antara keputusannya menetapkan agar seluruh Instansi Depar -
temen Agama dan Instansi Pemerintah lainnya yang terkait a
gar menyebar-luaskan Kompilasi tersebut, dan selanjutnya da
lam menyelesai'<an masalah-masalahdi dalam bidang Hukum Per -
kawinan, Kewarisan dan Perwakafan sedapat mungkin manerap -
kan K0 mpilasi Hukum Islam tersebut Q.isamping peraturan Per -
undang-undangan lainnya.
Ummat Islam menyambut baik dengan adanya Kompilasi EU
kum Islam tersebut, kemudian dalam pelaksanaanny~ didukung
o1eh Instruksi Presiden serta K~putusan Menteri Agama, hal
ini sudang barang tentu merupakan power yang mendorong untiY
dilaksanaJ.;an dalam '<ehidupan bermasyar"lkat, terutama bagi
umma t I slam.
Kompilasi Hukum Is1am merupa":an usaha ma"<Simal da)'.'i
semua pihak yang terkait Q.alam kegiatan tersebut, merupakan
rujukan bagi para hakim di jajaran Peradilan Agama dalam me
mutuskan perkara.
Dalam bidang Kewarisan, untuk membela kepentingan cu-
1
2
cu yang terhijab oleh pamannya maka dH:embangl<an sistem wa
ris pengganti yang tertuang pada pasal 185, merupakan hasil
ijtihad para pakar Indonesia sebagaimana timbulnya wasiyat
wajibah di negeri Mesir.
Penulis menauga bahwa dengan adanya pasal 185 terse -
but bukan hanya sekedar memberi bagian kepada cucu yang ter
hijab oleh pamannya, namun juga ada pengaruh-pengaruh lain
terhadap ahli waris lainnya, yang membedakannya antara Kom
pilasi Hukum Islam di satu pihak dan Mazhab Empat di lain pi
hak,
Untuk mengungkapkan perbedaan tersebut maka penulis
mengajukan proposal penelitian dengan judul : PENGARUH PA -
SAL 185 KOMPILA$I HUKUM ISLAM TERHA])AP HUKUM WARI$ DI INDO
NESIA ( STUDY PERBANDINGAN ANTARA KOMPILASI HOKUM ISLAM DAN
MAZHAB EMPAT ) •
Alasan diperbandingkan dengan fiqh Mazhab Empat, di
karenakan sebelum adanya Kompilasi Hukum Islam, reperensi
oa:gi para Hakim Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah adalah
kitab-kitab yang berhaluan Mazhab Syafi'i, disamping itu di
anjurkan pula untuk membaca dan berpedoman kepada Al-Fiqh -
'Ala Mazahio al-Arba'ah. Hal ini bisa dilihat pada rurat
Eaaran Biro Peradilan Agama No. 8/1 /735 tanggal 18 Februari
1958.
B. Rumusan Permasalahan,
Untuk merumuakan permasalahan yang perlu dioahas ,
maka terlebih dahulu perlu diketahui bunyi pasal 185 dari
3
Kompilasi H~kurn Islam tersebut untuk selanjutnya permasalah
an apa yang perlu didalami.
Bunyi pasal tersebut adalah sebagai berikut
(1) Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada e1
pewaris rnaka kedudukannya dapat digantikan oleh anak
nya kecuali rnereka yang tersebut pada pasal 173.
( 2) Bagi an bagi ahli waris pengganti tidak boleh rnelebihj.
dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang di
ganti.
Maka dengan demikian pernbahasan terutama akan difoc~
kan terhadap ayat ( 1) Q.ari pasal 185 terse but, dan yang per
lu dibahas adalah sebagai bcrikut
1. Pengertian dan persyaratan pewaris dan ahli waris
a. Menurut Kompilasi Hukurn Islam • , b, Menurut Mazhab Hanafi
c. Menurut Mazhab Maliki • • d. Menurut Mazhab Syafi'i • • e, Menurut Mazhal;l Hanbali
2. Siapakah ahli waris itu ?
a, Menurut Kompilasi Hukurn Islam
b. Menurut Mazhab Hanafi • • C, Menurut Mazhab Maliki
d, Menurut Mazhab Syafi 'i
e. Menurut Mazhab Hanbali
3. Pengaruh pasal 1.85 Kornpilasi Hukurn I slam terhadap ke-
dudu'-<an ahli war is
c.
4
a. Ahli war is zawil-furud • ' b. Ahli waris as a bah •
' c. Ahli waris zawil-arham •
' d. Anak };iri.
Tujuan Penelitian.
1. In gin mengetahui pengaruh pasal 185 Kompilasi Hukum I$
lam terhadap kedudukan ahli-waris zawil-furud, asabcn
zawil-arham dan anal' tiri. ;
2. Sebagai bahan untuk peninjauan kembali terhadap pa$al
185 sehingga tidak merombak hukum yang pernah berlaku.
D. Ruang-lingkup Penelitian.
Penelitian terutama difocuskan kepada pengertian dan
persyaratan pewaris dan ahli waris yang terdapat pada pasal
17~ Kompilasi Hukum Islam , pasal 173 mengenai penghaleng
penghalang kearisan, karena pasal ini erat sekali hubungan
nya dengan persyaratan ahli waris untuk mendapat warisan ,
pasal 174 yang menjelaskan siapa siapa sajakah yang menjadi
ahli waris dan pasal 185 mengenai waris pengganti karena -
merekapun termasuk ahli waris yang mendapat bagian kalau ti
dak ada ahli waris langsung.
Maka dalam kitab-kitab Fiqh Mazhab Empat-pun, penulis
akan menelusuri hal-hal yang bersangkutan dengan pembahasan
di atas seperti pengertian dan persyaratan pewaris dan ahli
waris, dan untul< keperluan pembahasan ini diselusuri pula -
rukun dan syarat l<ewarisan, sebab-sebab kewarisan, pengha -
lang-penghalang kewarisan juga jumlah semua ahli .waris bagi
5
si pewaris baik kelompok laki-laki maupun perempuan,
E. Kerangka Konsepsional.
1, Hukum Kewarisan adalah hukl).m yang mengatur tentang pe
rnindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pe11a
ris, menentukan hak-hak bagi setiap ahli waris dan be
rapa bagian masing-masing,
2. Pasal 185 Kompilasi Hukuin Islam, yang dimaksud adalah
Kompilasi Hukuin Islam yang diinstruksikan Presiden Re
publik Indonesia Nomor 1 tahun 1991 kepada Menter! A
gama Republik Indonesia yang terdiri dari tiga buku ,
Buku pertama tentang Pernikahan, Buku kedua tentang -
Kewarisan, Buku ketiga tentang Perwakafan,
3, Fiqh Mazhab Empat, yaitu fiqh yang tersusun dalam ki
tab Fiqh Mazhab Empat, terdiri dari kitab Fiqh Hanafi,
Maliki, Syafi'i dan Hanbali.
F. Metodologi Penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode Library Research ,
atau Penelitian Kepustakaan. Data perimer panulis kl).mpulkan
dari kitab-kitab fiqh yang penyusunnya menisbahkan kepada
salah satu Mazhab dari Mazhab Empat, oan data-<:lAta dari fiqh
perbandingan penulis jadikan sebagai data sekunde:r:. Adapun ..;·
data mengenai Kompilasi Hukum Islam di Indonesia adalah 1,?u
ku yang disusun oleh H, Al,?durrahman SH.MH. diterbitkan oleh
Penerbit Akademika Pressindo Jakarta 1992 Edisi Pertama.
6
G. Sistematil<a Laporan.
Peni,ilisan Lapor;;in Hasil Peneli tian ini disusun de-
ngan sistematika sebagai berikut
Bab I , merupakan Pendahuluan yang berisi uraian tent"!ng
La tar belakang Pene1i tian, rumusan permasalal:an, tujuan pe
neli tian, ruang lingkup penelitian, kerangka konsepsional . , metodologi penelitian, dan sistematika laporan.
Bab II , berisi pembahasan tentang pengertian dan persya
ratan pewaris dan ahli waris menurut Kompilasi Hukum Islam ,
Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i dan Mazaab Han
bali.
Bab III, berisi tinjauan terhadap ketentuan ahli waris,
diuraikan di dalamnya eiapa-siapa sajakah yang terinasuk ah-
11 b waris juga ahli waris penggantinya menurut KoDJpilasi -
Hukum Islam dengan· memberlakukan pasal 185, dan siapa pu
la ahli~waris ahli waris tersebut menurut Mazhab Hanafi ,
Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i dan Mazhab HanbaJ.i,
]3ab IV, menguraikan pengaruh pasal 185 Kompilasi Hukum -
Islam terhadap Hukum War is Islam di Indonesia, maka diurai
kan dahul\1 ketentuan Hukum Waris Islam yang telah berlakil ,
selJel um adanya Kompilasi Hilkum Islam, teru tama uru tan perio
ritas antar ahJ.i waris Zawil-furud, asabah <:Ian zawil-arham
sampai dimasukkan harta tersebut ke BaituJ.-mal; Pemikian pu
1.a diuraikan tertib uru tan asabah, sehingga dengan demikian
bisa ditentukan haji]J mahjub.
Kemudian diuraikan perubahan-per11bahan yang terjadi
setelah memberlakukan pasa], 185 KompiJ.asi Hukum Islam, peru
7
bahan yang disebabkan akibat secara langsung dari pengaruh
pasal 185 terhadap zawil~arham, zawil-furud, asabah dan aj
nabi (orang lain ) dan juga dari akibat pengaruh tidak 1ang
sung paaa1 tersebut, yaitu pe:rubahan te:rhadap zawil-fu:rud
dan asabah disebabkan be:rubahnya ah1i waris Jain yang \iise
ba'bkan pengaruh langstmg dari pasal tersebut.
Bao V, Penutup, oerisi kesimpulan dan saran ; Pada bab
ini dis.impulkan dari hasil pembahasan bab-bab sebelumnya ,
kemudian akan dikemukakan saran-saran untuk penyempurnaan -
Kompi 1 as.i Hukum Isl am terse but.
BAB II
PENGERTIAN DAN P~RSYARATAN PEWARIS DAN AHLI WAR!$
Sebelum memasuki pembahasan lebih dalam terlebi dahu
lu harus diketahui pengertian pewaris dan ahli waris serta -
msngetahui persyaratan keduanya sehingga dengan persyaratan
~ersebut timbul 'waris mewarisi.
A. Ji!llnurut Kompilasi Hukum Islam.
1. Pengertian dan persyaratan pewaris.
Dalam Buku II Hukum Kewarisan, Bab I Ketentuan Umum ,
l"'nal J.71 uub b, menyatakan : Pewarilil adalah orang yang pa- •
da Bi<at meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berda -
sarkan Pengadilan beragama Islam, meninggnlkan ahli waris
dan harta peninggalan"
Dari pasal tersebut di atas penulis bisa mengambil -
kesimpulan bahwa yang disebut pewaris adalah orang yang me
ninggal, oaik meninggalnya itu secara hakikat atau berdasar
kan putusan· Pengadilan, dan Qisa timbul waris mewarisi dengcn
syarat si pewaris tersebut beragama Islam, meninggalkan ahli
waris dan meninggalkan harta,
J1ka persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka kewa
risan bisa tidak terjadi.
2. Pengertian dan persyaratan ahli waris.
Mengenai ahli waris, pengertian dan persyaratannya
bisa dilihat pada pasal 171 itu juga pada sub c, dinyatakan
sebagai berikut : Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal du-
8
9
nia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan
pewaris, beragama Islam dan-tidak terhalang karena hukum un
tuk menjadi -ahli waris."
Dari ketentuan tersebut oi atas bisa diambil kesim -
pulan apabila seseorang meninggal dunia dan beragama Islam ,
mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pe
wari s dan tidak pula terhalang karena hukum untuk menjadi -
ahli waris, maka orang tersebut menjadi ahli waris dari si -
pewaris, sekalipun meninggalnya ahli waris tersebut lebih da
hulu dari si pewaris. Har ini bisa dia;rtikan demikian karena
ahli waris tersebut tidak disyaratkan hidup ketika si pewaris
meninggal dunia.
Disebutkan pula dalam k~tentuan umum tersebut di atas
II . . . tidak terhalang karena hukum untul< menjadi ahli waris"
maka perlu diketahui siapa sajakah yang terhalang karena hu
kum tersebut. Maka pada pasal 173 dinyatakan sebagai beri -
kut
Seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusnya Ha'<im yang telah mempunyai ''ekuatan hukum yang tetap, dihukum karena : a, dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh a
tau menganiaya berat pada pewaris; b. dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan peng
aduan bahwa pewaris telah melakui,an suatu kejahatan yang diancam dengan huk\llllan 5 tahun penjara atau hukun an yang lebih berat.
Demikianlah pengertian dan persyaratan pewaris dan ah-.. '
li waris yang terdapat pada Kompilasi Hukum Isla'!l,
Dan dengan terpenuhinya persyaratan tersebut terjadilah wa
ris mewarisi.
B. Menurut Mazhab Hanafi. l '\. ·, \' t' ,:
Untuk menyelusl,lri pengertian pewaris dan ahli wari$
beserta persyaratan keduanya, maka harus diketahui rukun ,
syarat-syarat dan penghalang-penghalang kewarisan.
Dalam Hasyiyah Radd al-il1ukhtar disebutkan :
..:_, )' J y -, ,2., .J y ~ ._:;,.. ...J I _,. ~ .Yi; ..U (.G _, I _,
.%;:iJ J l .) ;;.D ~G.. J \ '4'; ... f ... p ... ::, .J ')-" ~ Y° : ~ ~ ~-'? ' . ~ .v> '' ~ l::f> .,,:, ,,.. .M> ,.,,;; ) \~ > Y: :t ' '{$ _;c ~ 0-(
06") . .CJ\~~- l"'"WI _,. J_J. t6
Artinya :
Rukunnya ( rukun kewarisan) ada tiga : Ahli-waris pewaris dan harta yang diwariskan;
Syarat-syaratnya ada tiga : Mautnya si pewaris, baik secara hakikat atau secara hukum seperti orang hilang ; atau secara perkiraan (taqdiran) umpamanya seperti janin (bayi dalam pe~ut ) yang padanya ada denda ; dan adanya ahli waris dari si pewaris tersebut ketika si pewaris meninggal, ahli waris tersebut dalam keadaan hidup secara hakikat ata\l secara perkiraan (taqdiran) umpamanya bay! dalam kandungan; dan mengetahui terhadap jihat kewarisannya.
Dalam kitab Al-Ahkam Al-Syar'iyah Fi Al-Ahwal Al
SyakhsyJ.yyah 'ala Mazhab Al-Imam AlA'zham Abi Hanifah Al
Nu.'man, disebutkan :
1 Ibnu 'Abidin, Efasyiyah Rada al-Mukhtar (Mesir, Syirkah Maktabah wa Matba'ah"Jqusta:fa al Bifbl--ay::rralabI wa Aul'aduh, 1977 M/1376 H.") Cet. ke '2 JJ.lid 6 h.758.{--·~-- ·
I ~ '>"' 1·· .p; ';·i'',, \ ; \ I i'. -,,__ 1 ·, '
,,
v~Yl: ..;t.J1,.1 ~J,_i,1 ..:-.J" ~ 2-J1_,.i1 ;s l::>-~ ( l:Jt:) I ~~
.J:;J.-2-1
~ ~..:f._ J.} i ~J) ~ J ..::., / ). I ~ J-} I :;~ \-FI ( Lil ~) f ._::.. ./ ,_£I_,. .:_., ../ '_,) I
Artinya : Syarat-syarat kewarisan ada tiga :
Pertama : Terbuktinya kematian si pewaris, atau dikategorikan sebagai mayit menurut tinjauan hukum; Kedua : Terbuktinya hidup si ahli waris setelah matinya si pewaris, atau dikategorikan kepada yang hidup se cara perkiraan ; Ketiga : Mengetahui hubungan kewarisan dan derajat yang terhimpun padanya ahli-waris dan pewaris.
Adapun mengenai p~nghalang-penghalang kewarisan diee
but~an sebagai berikut
4..,..,.y i t,..) ~It 'r
\ \ J CJ:. >.c 1j Lp.; \,; ' ._;, ~--t I_, e,;;J Is' t) '6 ~ l£ i."j.) \ ( V _,. ~ \ )
,:.....; . t "I IM I-{.. t.•\' ,:., y\ ~\.~\..:.,.:;,JI..:_,~ ..J_,.ll ,:.;~ ~ '~ ....,_/, ~ '"""7 t># 'J
\.-.\,_,,,,, O.J ~I_, lu+'~.;01~ """; U...,~iJ.:J\r~\ ( JtJI)
~.Ji_, ~~1_,c.J~1~,~ ~~.,\~w1_,~y1-0, .>....o
3-J ~I ~ , \:, W 1 "':' ~ (; I~ CfO J 0 \I \.b_;. _,'I .>,_;.JI ~ ~I
t ~ p1~ ~ \.) \ 0_;.;.J.1~w1 ... ~Y.. 'ls' 01_Jy1 0j..bJ-9 ~..Jt..9 Lr vl.._rP ~ ~.us ~ _,-' 'i l_.u,. )'I L.,ol_p; ..J.) ..,_. ~ 1.:_, ,I 4 I
2A -Ah a A -S ar ah Fi Al-Ahwal Al-S al<hshi ah AHi Mazhab Al- mam Al- A zham AbI HanTiah Al-Nu'mirn, Al-Az har, Maktabah wa Matba'ah Muhammad Ali shobih wa Auladih 1965 M/ 1385 H,) t.d. h. 90. '
12
• d I ... .. ~ I\ • 'I \ I I' :. .,I\ ... I w I I • \ J I ' c ...::... ~ .)!\,.,. • •• , \..,..Q..J I,,) \.!::> ~ .,>) ' ._,..)JI p Uk' '-' r:;; ' .. r • . • . v .
~~~ ~~\_,l(J-P~\~~i'_,.,J\:,~9\ ~ µ1~3' ~~ c.,....jl$'.'.J\ J:,...t: ~ ~..J\ ".~) (...:.J~I)
J;jl.Jl-c~-t:,'9;µ1~.; .J.r.:~µ .0'_rlo~/t?.J'&o (i' 'v ~ t'_,j..,:::.>.)Jl?J 4 ! ~. 1\,.\.-o\y ....,,~11 0LP-._;..,).\. I
~ J ..':',. _,.J. 6 _v' _r-1. \ o 0J, \ l-o '-3 _/ jJ \ N _,J \ J LP- j \ ~JU. I ~. _!
~J,) JU- J :J ~ ,V....w I JU.- S A"'.; ~.{\ ~ µ1 \ _l,\_....vJ j} 1) 1_, j J J.!1 _, &ol;_,.J I~ J c.::-..JI ~~I ( t· ~ \) ':--"·~~ c::;;j '~ if.J'> ~ ~ ~' .9 0:"~'~J' j ();<.JI ..::,,!:, ; _, J\ \ y..__., j) 1_,) .> S ~ LJ I J l..o ~ X J if j.11 9
~ · W.) \_, ~ ~ \ \'._,} '"";""' _,j \~I.> Artinya :
Penghalang-peng~alang kewarisan ada empat; Pe~tama-i-Haiii\ia sahaya ·yang sempurna seperti Al-Qin ( (budak) , mukatab (hamba sahaya yang diberi wewenang un tuk memerdekakan dirinya dengan mengangsur ) , demi kian pula hamba yang kurang ( naqis)umpamanya Ummul walad , Sebab perhambaan itu meniadakan kewenangan untuk men -dapat warisan, dan juga dengan perhambaan itu meniadal<an kewenangan terhadap pemilikan. Kedua : Pembunuhan yang mengakibatkan hukum qisas atau kafarah, apakah itu pembunuhan yang sengaja yang meng akibatl<an s.eseorang berdosa, dan dijatuhi hukuman qisas, atau sibhu amdin ( serupa sengaja) yang mengakibatkan -seseorang harus bayar kafarah, menanggung dosa dan bayar diyat yang berat, tapi tak dijat11hi hukuman qisas ; Atau peml;>unuhan kesalahan wnpamanya f'jeseorang memanah buruan tetapi mengenai manusia, maka terhadapnya harus membayar kaffarah dan meml;iayat diyat, Kasus-kasus terse but di atas si pembunuh tidak mendapat warisan dari yang dibunub apabila pembun1,1han tersebut tidak dibenarkan me nurut syara. Adapaun apabila seseorang membunuh pewarisr
3 I.Ull., h. 92 •
13
nya karena melaksanakan qisas, atau melaksanakan had , atau membela diri maka tidak terlarang untuk mendapat warisan, demikian pula jika pembunuhan itu hanya merupakan sebab tidak secara langsung, atau keadaan si pem bunuh masih kecil atau gila, karena tidak mengakibat -kan hukum qisas a tau kafarah dengan kondisi seperti i t1,l. Ketiga : Per"Qe
0
daan agama ; maka dengan demikian orang kafir tidal< mewarisi orang Islam, dan orang Islam tidak menwarisi orang k<tfir, tapi "Qeroeda dengan orang murtad seoa"Q kerabatnya yang muslim mewarisinya, yakni kerabat nya yang muslim mewarisi harta yang dihasilkan orang mwtad ketika dia masih dalam keadaan Islam, adapun yang dj. hasilkan ketika dia tel ah mUrtad maka disimpim di Bai tUl Mal, C\emikian i tu jika yang murtad i tu lald-laki. Adapm oila perempuan, maka keraoatnya yang muslim mewarisi har tanya l;>aik harta ya,ng dihasilkan di waktu dia masih Islam atau harta yang dihasilkan setelah dia murtad. Keempat : Perbedaan agama pada kelompok kafir musta'man dan kafir fi:immy di negeri Islam, dan ·dua kelbmpok kafir harbi dan d.ua kelompok kafir musta'man dari dua negara yang berbeda, dan antara ka~ir harbi dan kafir zimmy ; dan ditawakufkan harta kafir musta'man yang berada di -negeri Islam untuk ahli warisnya yang berada di negeri harbi apabila negara keduanya bersatu.
Dalam Kitab Tanwirul Aosar disebutkan secara sing -
kat sebagai berikut :
Dan penghalng-penghalang kewarisan adalah : Perbudak an,·pembunuhan, berbeda agama dan berbeda negara.
Pada Taqrir Lajnat al Adli bi Majlis Al-Syuyukh dise-. butkan
~'0:~ .;_,))!\~ i'~~ ~)l_,Jli.9~1tti
.=:,J~\{f t~ N\J) ~I ~)w ~~ l.\ "~1)~ 5 • '711 )'·~ 1.( M I. I . • • I ~ ~ 11 .. · \ • '1 I• I w Ht . .I"" y ~ ~ ..y J-$-" V' IJ"..{r--;;: "':-" A.N-"'-' 4- • ., 1".J.,) ..) ~ ~
4rbnu 'Abidln, op-cit, h. 767.
5Dr, Yusuf Musa A -T r ah wa Al-Mirats Fi Al-Islam, (Al-Qahirah, Dar Al-Malrif'ah, 1967 cet. ke 2, h,181,
14
Artinya :
Sesungguhnya perbe\iaan negara bukanlah sebagai peng -halang kewarisan diantara ka\lm muslimin, dan hal ini diterima secara sepakat. Adapun non mu$lim: perbedaan ne gara tersebut secara mut,lak merupakan pengffalang ke\varia an demikian menurut Mazbao Hanafi, hal ini apabila ter -putus pertahanan negara antar keduanya, dan masing-ma -sing pihak bisa memerangi pihak lain,
Adapun sebab-sebab kewarisan diungkapkan dalam kitab
Tanwir al-Absar sebagai berikut : 6 ~ 'zt .J , z-167_; , f>-P' ../. 6 ../ Y\:; .. ~~,
Artinya : Kewarisan bisa diperoleh disebabkan karena hubungan
nasab, hubungan perkawinan dan wala'
Dr, Muhammad Yusuf Musa menulis dalam bukunya Al-Tir
kah wa al-Mirats Fi al-Islam sebagai beri\q1t
~~'"-' 4->t:!.J~ ~~~~.l)l~-~-\\j ~~,~~' iz:l/.:.JI_, ~)I: ~ _r--.l' (l., ~~ l~t.l J' ,,,'lJ ,_11 _, ;;.~_,;JI;
~ ..1->"IJJ(' '! 6'll1_,l.I ;.')(_,' ~"'¥'" ()."'3' f?"il~I_,, ~'J_,jl-'
Artinya : 7 ( ..i \.:.J>"j/I ~ tJ 1 ) I:~ ..:!,../ l-U'". 4 ,, . ,, " .
Sebab-sebab kewarisan dalam Fiqh I~lam. ada tiga dan · tidak ada yang keempatnya, yaitu : Hubungan kekerabatan hubungan pernikahan dan wala'. Adapun wala' itu ada dua' macam wala ni'mah dan wala muwalah. Dan masing-masin~ .. dari keduanya merupakan sebab kewarisan menurut kami ( yakni menurut Mazhab Hanafi )
6 - -Ibnu ' Abidin, op-cit, h. 762.
7Dr.Muhammad Yusuf Musa, on-cit, h.149
1 5
Wala' ni'mah sama dengan wala' 'ataqah yaitu kekera
batan menurut hukum yang diperoleh l<arena membebas\<an budal<,
•- wala' muwalah adalah \{ekerabatan menurut hukum yang sedang"an
diperoleh \<arena adanya perjanjian sumpah t. 8 se ia.
Dari uraian di atas maka pen~' is bisa menyimpulkan ,
1. Pengertian dan persyaratan pewaris.
Pewaris adalah orang yang pada saat meninggal, be
ik meninggal secara hakiki atau berdasarkan putusan
Pengadilan, meninggalkan ahli waris dan harta pening
gal an.
Dari pengertian tersebut dapat dil<:etahui bahwa persya
ratan pewaris sehingga bisa menimbulkan kewarisan adalah :
a. Orang tersebut telah.meninggal, baik meninggal seca
ra hakikat atau menlnggal berdasarkan putusan Pengadi.
lan.
b. Orang tersebut meninggalkan ahli-warl s
c. Orang tersebut menlnggalkan harta.
Jika tidak terpenuhi persyaratan tersebut maka tid*
akan tlmbul kewarisan,
2. Pengertian dan persyaratan ahli waris.
Ahll waris adalah orang yang ketika menlnggalnya si
pewaris dia hidup balk. h.i.dup secara hal<i'-<:i atau seca
8 Dr. Fatchurra.hxnan, Il~u Waris, (Bandung, Penenrbit
PT Al-Ma'arif, 1981 ) cet. ke 2, h. 619.
16
ra perkiraan mempunyai hubungan ke'kerabatan, perni -
kahan atau hubungan wala dengan pewaris, dan dia ti·
dak terhalang sebagai ahli waris.
Dalam pengertian tersebut bisa di1{etahui persyaratan
ahli waris yang mendapat warisan adalah sebagai berikut :
a. Ketika meninggalnya si pewaris ai ahli waris terse
but ternyata masih hidup.
b, Dia mempunyai salah satu hubungan kewarisan seperti
kekerabatan, pernikahan atau wala.
c. Dia tidak terhalang oleh salah satu dari penghalang -
penghalang kewarisan, yaitu : perbuda'kan, membunuh pe
waris, berbeda agama, dan berbeda negara bagi non mus
lim.
Demikianlah pengertian pewaris dan ahli waris beser
ta persyaratannya menurut Mazhab Hanafi,
C, Menurut Mazhab Maliki.
Sebelum mengetahui pengertian pewaris dan ahli waris
beserta persyaratannya menurut Mazhab Maliki, terlebih dahu
lu harus mengetahui, ruktl11 kewarisan, syarat kewarisan,se -
ba-sebab kewarisan dan penghalang-penghalang kewarisan.
Rul<un l<ewarisan
Meng'enai rukun kewarisan dalam ki tab Fiqh al-Mu'amo.
lat 'Ala Mazhab Al-Imam Malik, disebutkan ~ebagai berikut i-
nJ :
l!TAMA
, 7
~~I ,;;\.f;:.»\ .. ·. '1' vl..G ..)'.' ~ ~ ..:..-.;..,J 'I. '~:J ~Y \..c...~\.P' ~ r ~u·~ ~\~' '2,_,J,Y.\ - I ,
-:"~\,.r~ ..:,_,J,_\.IJ1~~,i>, <' dtJ~\ - r
. ,1-')_,Jl_,,~~1_,\~_,yl6 .±..J.Y\
9, .. ~ .. :. _ l\ . ~ ~ ,,, ~.) \ '1 A.;::::?..;-' ~) " ...,_,,,.),.,. - ., ~ '
Artinya :
Rukun kewarisan Untuk terjadinya kewarisan hendaklah terpenuhi tiga
rukun sebagai berikut : 1. Al-muwarris (pewaris) yaitu mayit tersebut, baik se
cara hakiki atau secara hukum. 2. Al-waris ( ahli waris) yaitu orang yang dihubungkan
kepada pewaris ( al-muwarris) dengan salah satu sebab dari beberapa sebab kewarisan, seperti ikatan perkawinan, hubungan nasab, dan disebabkan.wala'
3. Al-maurus (harta peninggalan) disebut juga tirkah, irs dan miras.
Syarat-syarat kewarisan;
Mengenai syarat-syarat kewarisan diuraikan sebagai
be rikut :
. ' . tf J A:; W ~u _;:JI J,, .?'~
LS,p ? \ ~ .,:, .I ,.LI _::., _,.,. : y ' I
_ 9H9san Kamil Al-Mul~awy, Fiqh Mu'amaiat 'Ala Ma?:hab Al-I~am Malik (Mesir ~1-Majlis al A'la li al-Syu'un al-Is~~m+~ah Lajnab al-Ta 1rif bi al-Islam Ma~abi' al-Ahram al-Ti J3r1yah, t.t.l t.c., h. 222,
..J~ .}.JI .:.,,11 L..'I 6~LlJy ~I ..::.,~I 0 _f; '!
• Ai y "_, ~ ! ~.;.:, I c.J '.>..)I ~\I I :.J Lt>-J ..>_,.;.a I A.I LP-
~ <> J ~ ~ c;tP \.;JI 1-(;.. 't_ J l:! 04 ~ ~ J,.-r:>..;_:. I I:, J j-<> \.G..::J. I ~I ~ lJ, '-{.~ ~I .,::.... _,A I L,, (
b _,... u-;-] ..:, _,.\.I r ti L> ~ ~ \}s- s IM ~ ~...'.1J ~
LS ,., ,.WU -:'.- • , ...r_:,_ ~ 6 k J.J-) u{ .I ~ ~ L; ·'ii 0
-/M T ..J"' ... W ~ ...., ~ ~ .,.
~ , ~ ,.:,i ~ ;J \J 1 a .i.il J ~ ~ L.. _rL. .J l?' u it u _, >-~l .r ~~\;. J..;i ;1 ~_; 0~6!.G ~ly 4__,..;JI
~J&L~~..!;,/,.;_){ ~11~ v~IJ.t ~U,I ~~ <.Ji?';:"' _,...:J I ...!,U ~ ..5 _,.......,., ..(; _,.... ~ ,(,.!:, ./ _,. ,:_,...,
' 1" 1 . ...,"ll'I• .• J\., 1,. l.':'.:11 "'"I• .../':!"' 0-- ~ v--.JV .) . ~ I.,) ~ 7 ~ (.J..>.J .>.> '
~JP..:i~ut?' ~1~\}~l.;..:f.,1 ~'<.fa~~
18
~ J x. ~ J" ..:S..r.:: l{ 4.J µ. J-" (>' ::,../) -if- LJ ~ ,. J. 4.:;-:..:. ~
..:,.,.;,ll.,:... ,_.. ~ .;.,J1_,.ll 6 ~ ~ : ~ 0 .... ,,•l\., 1 ·.•v, -'•.,.r 1 w(', -1~•~(, A.> .)'\..> _. ........... ~ (,)-"' ~ "V .,)'l..:S. \, ~ .._, \., ... ~ ' i;
~ I ..., '-' $ w
. ,.j./ Y' ~~,N> A..LJ _,)' ~./1.,.ll ~ z,\
~ v v" ,,:_., > \.,.. ~ LJ;. ..¥., &- 0...;, J ~ w ..!)J) JG ' . ~
.-J #,'':},,I._:!, i,.. J :J 1 er~~1>)..:., .J ~ 1-:-L:-..i 1 er~
G ~~ '(__,. r:-;:"". ..::, ) 1P 'If -0 \Ci -'fv ~ L4 I rP) ¥ ~\ _,.:,.~!.:,_,..~ t..w' ;~~-(»i.J ~'ti\~ j·t ...u-·~
. N 1J y ,:_:,,, , l,_.u'6 \ :_:, .J J J; ~ »' 1-' y' -:J}; ~ ,.
AJ..> :;S_;;,.,J 1 ~ .:,.,:;.fi ,.:,,l;. vtl 0~ j (..$JJI µ1 1.. i
..v~~ -:,u > _,. ~£.r.l'> ;.-, < "'J-"' ~, ra,,,, U? :;,_;_;l I 6 _,__~ t __3 ~ ,V :. ~ Y. .::_,, J ~I ::_. y .:..:r ,
19
~_µ J:._;'l!'~ ~( 'l:.JU'
()f'i..,.:. .lP?I 1.).,o / , ~:,VI ~ _; >' .;_, J '-'' ~ ~? 1 o "'jjl I • lAJL-U ~ (.f'P •
Art iny a : r·----M··-·~;-··· -···-"
l PERP L ,··\ .i Syarat-syarat kewarisan: . lfl!\' ' '
- -::'yarat-syarat kewarisan ada tiga yait -:----..... __ ,,. __ ~ .. ,,_~ l Pertama : meninggalnya si pewaris baik meninggal seca- ~--~··" ra hakiki atau secara hukum ; Keadaan meninggal secara hakiki itu adalah meninggal yang bisa dipersaksikan. Ada pun meninggal secara hulq~m, rni!!<'!lnya keaoaan orang yang hilang a tau orang yang di ta wan yang beri tanya terputus ,. Dia dianggap telah meninggal dari sejak tanggal keputus-an hakim bahwa dia dinyatakan meninggal. Adapun meninggal secara perkiraan ( taqdiry ) yaitu keadaan bayi dalam kandungan yang bentuknya telah sempurna apabila dia keluar dari ibunya disebabkan suatu tindak -pidana terhadap ibunya, sesungguhnya kematian seperti ini bukanlah kematian secara hakiki sebab kematian terse-but bukan terjadi setelah hidup, itulah kematian secara perkiraan ( taqdiri ) Dalam kasus seperti itu si pelaku tindak pidana menurut Syara diwajibl<an untuk mendapat -denda , baik oayi dalam kanaungan tersebut laki-laki aatau perempuan. Jumhur ulama termasuk Malildyah dalam kasus bayi seperti itu ahli warisnya tidak mewarisinyadari bayi tersebut ketika si bayi itu meninggal kecuali hanya berupa denda tersebut,
U1ama telah sepakat oahwa apabila bayi dalam l<:andungan tersebut keluar dari ibunya tanpa ada tindak pidana -terhad.'?p ibunya, ata\l ada tindak pidana tapi tidak mesti membayar denda umpamanya karena oentul< tubuhnya belur jelas atau belum sempurna, maka bayi tersebut tidak mewarisi aan tidak pula diwarisi.
10.tbid, h. 222 - 223.
Kedua : Terbukti hidupnya si ahli waris setelah meninggalnya si pewaris. Pemilikan berdasarkan l<ewarisan adalah pemilikan yang berdasarkan pergantian, dan dari sebahagian ketentuan -pergantian hendaklah si ahli waris tersebut hidup walau pun hanya sejenak sehingga dia bisa menggantikan pewarisnya. Dengan demikian maka tidak ada saling waris-mewarisi antra mereka yang meninggal dalam suatu. kejadian dan an tara merel<a i tu ada $al ah satu sebab dari sebabsebab kewarisan apaoila tidak dil<:etahui diantara mereka itu siapa yang meninggal lebih dahulu. Jumhur fuqoha di antaranya Malikiyah berpendapat bahwa antara rnereka itu tidak saling waris-mewarisi dan tidak ada hak bagi salah seorang dari rnereka pada tirkah yang 1ainnya disebabkan tidak terbukti adanya kehidupan slah seorang diantara mereka ketika yang lainnya meninggal. Maka · tirkah masing-masing mereka dibagikan kepada ahli waris ma sing-masing dari mereka yang masih hidup ketika masingmasing meninggal.
Adapun bayi dalarn kandungan ibunya rnal<:a pembagian tirkahnya ditangguhkan sa.mpai bayi tereebut dila.hirkan dan keadaannya telah jelas, Hal tersebut disebabkan karena terbuktinya 1<:ehidupan si bay! ·~eti'·a pewarisnya meninggal dengan lahir dalam keadaan hidup pada masa yang telah dit etapkan oleh syara'. Ketiga : Mengetahui terhadap jihat kewarisan secara rinci, termasuk di dalamnya mengetahui sebab-sebab kewarisan dan derajatkekerab~tan. Adapun syarat ini adalah khu sus untuk Hakim atau Mufti.
Adapun sebab-seoab. kewarisan dalarn Mazhab Maliki ada
lah sebagai berikut :
I
t.>~'-r~,
;.'6',i1_, '::yYJI) "[\G..:JI: (}'j ~..Jl..:_,~1 ~~I
JU.\~-'
t"-:-' ~\~IL.I v~\0', ~ ~ J _,).114\ ~IJ
04l..~1 -VJ. .;.,...J ~I V: ':----' '1 Cr+ ~ ~ JU\ ~ ~ ' 11 ~ L...:..J I-' ... ~ .. .l.H • .,
11 .. Ib.J..Q., h. 224.
2]
Artinya :
Sebab-sebab kewarisan : Sebab-sebabkewarisan ada empat yaitu: Pernikahan,hu
bungan kekerabatan, wala' (kekerabatan yang disebabk~nme merdekakan hamba sahaya ) dan Baitul-mal, ·
Tiga macam yang pertama sepakat para ulama, adapun s=-bab yang keempat yai ti,i Bai t1,!l-maldianggap sebagai salm 8 atu sebab dari sebab-sebab kewarisan menuri,it dua Imam Mazhab yaitu Imam Malik aan Imam Syafi'i.
Mengenai penghalang-penghalang kewarisan dalam Mazhro
Maliki disebutkan sebagai berikut :
J-~ .-:.J1,. :;)'cl' "4~~\il~ ..::.-J'lll~\,,.., ... ~~1 of"'_,). I .:1~ <.Yi f' ~ '5 \ .>y;- _;, ,. &,;.>l I J ~ 1,
' I,. ,Y\ 'w" CJ J,JI ~ f.~ I ,, t 14.;·:- ·" ) _,.r;;' ~ ) le./ J.. f ).J- d'f'~ 1 ~0\..c?~
Artinya
• • , penghalang-penghalang kewarisan menurut Malikiyah ada tiga macam yaitu : Perbudakan, pembunuhan dan perbedaan agaroa, Maka adanya salah satu penghalang dari penghalang-penghalang yang tiga tersebut menentukan tidak adanya kewarisan sekalipun ada sebab kewarisannya , yang terhalang imtuk menaapat warisan disebut hirman.
Setelah mengetahui ri,ikun, 9yarat-syarat, sebab-sebab
dan penghalang-penghlang kewarisan maka bisa diketahui pe
ngertian dan persyaratan pewaris, pengertian aan persyarat
an ahli wari So
1. Pengertian dan perayaratan pewaria
a, Pengertian pewaris :
221 l..J2.il, h. 227.
22
Fewaris adalah orang yanr; menin;:rn··'11, baik meningga:i.
nya itu secara hakiki atau c)engan putusan Pengadil-
an.
b. Syarat-syarat pewaris,
Pewaris disyaratkan telah meninggsl, baik secara ha
kiki yaitu bisa ctipersaksikan atau dengan putusan -
Pen gad ilan.
2. Pengertian dan persyara tan ahli war .LS.
a. Fengert,ian ahli-waris :
Ahli-waris yaitu orang yang dihubungkan dengan pe
waris dengan salah satu sebab dari sebab-sebab ke-
warisan seperti perkawinan, kekerabatan dan wala'
(yakni kekeraba tan yang disebabkan memerdekakan ) •
b. Syarat-syarat ahli waris :
l) bisa dibuktikan hid'llpnya ketika si pewaris me -
ninggal.
2) Bisa diketahui bahwa ia mempunyai salah satu se
bab.dari_sel::ub-sebab hubungan kewarisan dengan -
si pewaris, umpamanya karena hubungan perkawin-
an, kekerabatan, memer4~kak~n si pewaris dari perbudakan, atau aa1tul-mal.
3) Tidak terhalang Oleh salah satu dari beberapa
pengha].ang kewarisan seperti perbudakan, membu -
nuh si pewaris, berbeda a gstlD!l. dengan pewaris ,
Jika tidak terpenuhi syarat-syarat tersebut maka -
ahli waris tidak bisa mewarisi harta si pewaris.
Artinya :
Kewarisan itu mempunyai tiga syarat, yaitu : Bukti -meninggalnya si pewaris, atau dikategorikan dengan yabg telah meninggal secara hukum, sebagaimana orang yang hi lang apabila hakim memutuskan tentang kematiannya, atau meninggal secara perkiraan sebagaimana bayi yang ada di perut ibunya kemudian keluar cl.isebabkan adanya tindak pi dana terhadap ibunya cl.an mewajibkan membayar denda terhadap pelakunya; dan·· (kedua) · bukti hidupnya si Jlhli war is· setelah men1ngga1nya·s1 pewaris, a tau dikategorikan orang yang hidup secara perkiraan sebagaimana bayiYang dilahirkan cl.alam lteaQ.aari bid up ctengan "kehidupan yang me netap · d.iseba b ltareii4 -paaa··sua tu waktti ·dra··telan aaa·.-se~: ka1 i pun berben tuk nui:ra:1r1te tiK:a-·llieniffggainya -51-pewaris; dan (yang ketiga) mengetahui- jihat(arah) ·yang· c!ik.ehenda ki untuk mendapat warisan, syarat ini khusus untuk hakim ctan yang serupa c!engannya seperti mufti.
Adapun sebab-sebah kewarisan sebagaimana dikemukakan
daJam !<:i tab -Rahbiyah :
Artinya :
~ ¢ '-"J,J' ~~-:Y\ '"":' ,.i _,. .!> y)-' 'L 6'..> ~'
Sebab-sebab kewarisan bagi manusia ada tiga, masin~masing memberi faedak kewarisan bagi yang punya sebab -tersebut ; yaitu rernikahan, waJa (memerdekakan hamba ) dan .hubungan •. nasal> ·; ?e~ela!i, .. yang. tiga i tu tidak <td<?. la-gi sebab ka'.varisan. · · · · ·
Kemudian Syeikh Sibti al Mardiny memberikan penjelasa
san sebagai barikut :
~ J.> I__, JI ~ ~ ~ ~ \ 2,.J )l 1 '-:' L:-1 ~ J_;', 1
1 \iuhammad pjn Umar A1 B A . _ $yarh Matn A1-Rahbivah ( Si - aqry 1-Syafi'i, Hasvivah Ala 1949 M/ . . .· ', ngapur, Maktab Su1aiman Mar•i
1368 H.,) cetakan pertama, h. lO. '
25
~ ~\.., ~~ ,J \ ~ ~~\ ,.JJ' ~l,o 6 \ 4..tJ ~
..:_, ~ ' f~.J I ~ _,_) ~ ~ ~ :J "(\..&...'.JI J>' rJ l.i .)11_, J ~I? f? 'i} y I :J ..::!,_, 4-J)\ _, ~ ~..)j-H _, Z, ,;JI~
I. " " \,. ~ .. - I \ .. • (' " ~ ._;.i ..!;'. ' ~ d"" ~ ~ '"l.J", ·: ••• "'-! ,...,,~ ~'
.. .. I\ " ~ " ~I \.G I .C' "" ._:_, x-"a ... ~ 1• I," .• ,.~ 4:....,o-' ' uVI :J u ..r > u .,, LI
Lr--' 0',:'i' °'-!..:., _;;:' ~ ~\~' '-;.' •. di~ ~t. \..:.b ~ .>yt\\.JJy\ ..J_;, f\7J;1~, .>~:/'-)\_, L+,J..11
~~t,,.,,, .J~, ~l~)'lj UJy'J ~~.>\JI •
. ' ... ..::..., I I - ll . . ..,,, ~
JUI..'.'..:.~ v \l \:t ~ ~ <.,9-l"= ~ ~' ~ ~ f. ~ '-:'.' .,.,) ~\.~~ ~-:4> ~ H' J ~ ~I~ ~ !J l:-l-"··· 6 ~ "\ 3
, .19 JLll~ \u;_.:..J\..V~'J" 0 ,_;,..W1
Artinya :
Aku berkata : Sebab-sebab kewarisan yang telah dise -pakati para ulama ada tiga. Masing~masing dari padanya memberi faidah.kepada rab-nya tegasnya yang empunya se~ bab tersebut, yakni ahli waris yang disipati dengannya , selagi tidak ada penghalang yang menghalanginya, Yang ti ~a itun adalah pernikahan, yaitu akad perKawinan yang sah dengannya · suami dan iateri ·atair biberapa isteri mendapa. t warisan.(Keduanya) Al-wa1a··d1nitahk!Ut.waunya ·· O<an. mad; y'l.i tu 1;1sabah yang ctisel;labkan pemberian ti! tma:t ··aar1 yang memeraekakan untuk yang dimerdekakan, dengan ·sebab itu orang yang memerdekakan mewarisinya baik laki-laki -
16Ibid, h. ll
26
maupun perempuan demikian pula asabah.dari si yang memer dekakan yang ja<l.i asabah <l.engan Cll!ra asabah binafsih ;
(Ketigariya) nasab, yaitu kekerabatan, maka <l.enganuya ke dua·orang tua dan_yang dihubungkan ke1;urunanya 9leh ke -Q.uanya·meridapat warisan, dan anak-anak dan yang dihuoung kart keturunannya ol eh mereka ( mendapa t warisan) • Dan per ka taan 11 al-wara" maka yang ·dimaksud dengannya di sini a"" dalah adamiyun (manusia). Al-wara pengertian asalnya ada lah makhluq 1 dan perka taan 11setelah yang tiga i t\l tidak ada J.agi sel;>ab kewarisan" yai tu setelah sebab-sebab yang: tiga i t\l tidak ada lagi i;;ebab yan~ keempa tnya yang disepakt. ati_!r-ra+~~~~?~--~~~a~~ .. ·~~~~~~~ a1k.~dt~ .P.~f!:.;~a.a11n men\1-ru . pen-~a~-,,--r~f<!lL., __ _e-::'.' • .~-~-_-:'\!"-': · -:ma :··. •.r-seK~.1.·.J.-p n"-nter~~ .. --pakan sebab . .Ya.u.g Jee.: emP9-'t .wenuru"t kaul yang lebih sahih. dalam asal Mazhab kanii haili'un d3.lam penerapannya Ulama -muta'akhkhirin memoeri~an persyaratarn bahwa Baitul- mal tersebut haru$ teratur • .
Dalam kitab Minhaj a1-ra110In mengenai sebab-sebab ke
warisan disebutkan
...:;.::.,._i, \ ~ 5-'i J -' f ~._j " ~ ~ ':v.; _/r ~ ./ P'--;'. ~ l ..... ~1 ;;:_("_;J1~_rri..:..; (~YI t1!_,JI_, ~ Y' ~.::..Ji
l?~ _µ;JI'-;'~~'-: ._i,J\..'~ _;)I~\ \;J\ JUI
Artinya :
Sebab-sebab kewarisan ada empat; kekerabatan, perni -kahan dan wala ( membebaskan hamoa sahaya) , maka Mu; tiq (yang memerdekakan ) mewarisi hamba yang d.imerdeka.kan- , dan tidak se bal iknya. Yang keempa t adalah Islam, maka tivkah (harta warisan) dimasukkan ke Baitu1-mal sebagai warisan apabila tidak ada ahli waris dengan sebab-se -bab yang tiga tersebut.
Dengan demikian dalam Mazha\) Syafi' i sebab-sebab da
lam kewarisan ada empat meuurut qaul yang paling sabih, yai
tu hubungan kekerabatan, hubungan perkawinan, memerdekakan
'
27
hamba sahaya dan karena Islam yaitu yang disimpan di Eaitul
mal.
Mengenai penghaJ.ang-penghalang kewarisan dala11 Ki -- . . . ·-. . ., .. .... . .. . ..
tab Kifayat al -Akhyar d!sebutkan :
Ai j, ~)I ~ _,.; ~ ~ )1 ~ : "-;' l;..--\, ~ ..:_,Jyl c) ~ I
vG:.~~'&- ~i~~ ()~..!:,,.v,_lli.:ilfJ 6.1,,J
~ ', J!;µ,J.11J\;V .J~.Y"l.lll ~.IY..~_;,~'Ot..(; 4;! '
( 1 _,, ---?{;((I_, -<_,JI 0V)~ ~ l_,....i:;. 03~ ./~ .1J ll }...-.
i.i-\J..ll~Vr'J ;J f~JI J ~ ~: itJ .! t ~)1-'-"':""_,)...J _,JI
l_L:Jl~UJU 1~""':" u ~.J .;,J _, _,1'I)!>2.i..r.. ~...:, \ ..! ~'4: ~:;,
~~ k;~ .::.,,_;;: ~:r Lr~.J_;JIJIJ_,, ~I~ ~1_,e,
~.Z.!Utrl7<1.'.1'1.!->-.1~Y, r~~~' oYfa ~ .:,..1XY'J ;_,.),
-: ~ yt ;,r,, . ~ T ,.,01_, ~' ~..:: ~ 1-, ~ w ..::,/>.! ~ '-;:-'V.--: _,'J c )i l;J. ~ ~ ~ ~ l1J I _;,, __,..; ~ µI i-,.1 .W 4..iJ U I ~ _,\ -z,J(;.(11_,, ~..J1_,1t.>tP~.:LJ~ 1;,~Jp101d 7'r (j i G &- J >.A/) • '.Y' '->I' W :J t ..,\.p' v v-;. _f :V~1 v ~..>
~ ~ 't.0 c;. J.=-GJlo t; ; 1_,...,,, , '6 I"\ 0;!1, ~J b' o_r) v--,,'i .J;J_, 2'~j\..JJJ ~I I~,.., ;,~JI~ J_; (y.}
~ 14tl~ ~ J L..:Jt '.t: ~J, ~ ~ J.Y-Ut<fi_pi.;J1 .:,....; ~ + 11. 1, ... I • \ "I ... • . I I
'-' V .> c., (.!> L..A.J -' J-°"" .J ~ J J." l..l:~ U: J ~ft _, ,, ~ ._::.~I LJ.o
28
~ _; ~~J.\ ~, ' y ~ .J Lo_, 2--; y.. 'S ' .:.., ~ 9._.;, _N ~I le L; I • •
6jo~'1".!Y.JJI ('"w' ~ .d.J.H/::! AA.}lj r-' ~: j\:P G .....IJI
y:__.,) .V y ,,\ _,V f !,) l?' ~ .J IA ~\ _, ""'~ ':-' _,J> 1.,:) _j f IJ ~ •,
(~t\·u-~~'5.Ji,,.c, ~;._;J1_,~10 ..v_:,J.1j ..;/.Y, ~> 'i_r i!/.r.,_ "6 ~h ~}li.>.'IJ\J · ~ ~ ~,ll 6 ~ G.( fa\~, .J; \...,, ,0 J \ \)~ \ )\,.,,,,i) ~.I .> ~ v \f. 6 ~I y !.- lo I)} ..J..s° ..:_,J ~
.:(l Ji ( » ~ t "-""·~ ifo, AJ w~ J ~_:... .-'/' r .r-P .J' '" ,.~ ... ~,_J>,~4.Jl.Jl~j~~ ~l£.u'I ~-'-' ~V1 o.'.u:ij
A...o .) L..,.o_.o ~vj,; 3-' .::..,\J; ~ ~.)/7 I.;) i y......i .Y. 1_, ~ ~? ~~~\ .J;;'. ~t,~11_, ~v-;Jlv-i ..J ~U.\Ui"~..:.ll
O ~IJ~.}J~,;\£J~µ1..;_._;:j}.(I\ l.e;..o:Jy.pjc
r-L~_Jl()1.)> .J/ \()1 µ1 ~Jt.l' ., ~J 0 ,...v1~ AllfJ _,..... ;Jt;
Lb~' ~., .... ;.11~ Heit 0,JI_, Z'-'Y'-' ~:: .. 1 •• PJ " ... ,:110:.; _; !J,
1M, I ~'Cf"~\ J~4.:} ~-' ._j~;Jl&-iJ>~I ~..r,:~, lP wt.) b' _,l; .::.Mi,,, l.,(>J \_,~I ,.1,_.., ~!f>' ,1 ~ j b ~ \~ !
~ . ' ~ ... .:.;:r.; y\11~ ~1~,UI_,, ~le).~~~ l:->.f> /Y'-' ~;
~)JI~-"':-'~ l;) J ( ,'-9--' Y'-' ~!)I JLP • '?, "bl_,..l. I tu,,;,;}'
0 ,;...J \? 6-" ~I y J..b w \ , . ~ '1 ...u I-' ....::.0 ~ _}t LL?~ .JI I
J-:..? ) CJ L."~.11 _, ~I y' 6 lo y,Q........ lA,..:.. ',y (~-¥'-'I fa
Artiny~ : ·Ketahuilah bahwa kewarlsan biaa terhalang oleh bebe
ra:pa .. sebab - : Dian taranya perbudakan, maka hamba sahaya tldak dapat warisan, aebab jika-mendapat warisan harta peninggalan teraebut·meiijadi mi:).ik tuannya, padahal tuannya orang J.ain dari si mayit, maka dengan aemikian ti dak mungkin memberikan warisan padanya. Sebagaimana dia tidak dapat mewarisi ·maka diapun tak dapat diwarisi, sebab dia tak punya miJ.ik, sebagaimana firman Allah :
.Y~J.-J~j) ~~ \~ ( Hamba sahaya yang dimilki yang tidak ada kekuasaan ter hadap seaua tu) . Sama saja dalam hal tersebut apakah dia mudabbar, mukat tab atau ummul walad, disebabkan adanya perbudakan. Ada pun mengenai muba 1acl terdapat perbedaan pendapat dan yang benar dan telah dinashkan oleh Imam Syafi'i dan di qot 1 ikan oleh Jumhur Ulama bahwa muba'ad tersebut tidak mendapat warisan, sei;>ab kalau mendapat warisan sei;>ahagi an hartanya ak<1.n dimiliki oleh yang memiliki sisanya padahal dia adalah orang lain dari si mayit. Berka ta Imam Al-Muzanny dan Imam Ibnu Suraij bahwa muba'ad tersebut
- mendapat warisan seauai dengan kadar kemerdekaannya ; Apakah dia diwarisi 7. Ada aua kaul, menurut kaul Azhar me mang-dia diwarisi itulah kaul jadid, sebab dia memiliki pemil ikan ·yang sempurna dengan dasar 1 tulah maka harta yang ia kumpulkan semuanya- oleh yang sebahagian merdeka dapat diwarisi, waJ.J.ahu A'lam·.···
Dan diantara sebab-aebab yang menghaJangi kewarisan adaJah pembunuhan, maka pembunuh tidak mendapat warisan baik membunuh secara J.angaung atau pakai perantara,baik baik pembunuhan yang dijamin aengan qisas, diyat atau kafarah, a tau tidak di:lamin eama sekali seperti pembu -nuhan karena melaksanaKan had atau qisas, baik muncu1 dari aeoranu mukallaf atau selainnya aeperti anak kecil da~_oraag giJa atau bukan, balk pembunuh tersebut dalam keadaan··'bebaa memilih .. atau · terpakaa, didasarkan kepada keumuman sabda Rasulullah saw :
yar,, < Juz 2,
18Ta~iyuddin Abu Bi.ikar bin Muhammad; Kifaya t al- Akh Surabaya; Al-Maktabah Al-Tsaqafiyah,--'1350 H. ) t.c. h. 18-19.
Bagi pembunuh tak mempunyai hak kewarisan,
Dan sabda Rasulullah
\; ~ i, J ~\ V°.;: GJ I._!.., J;:: ~ Pembunuh tidak mewarisi yang dibunuh walau sedikit.
Dan riwayat Imam Al-Nasai :
t.:-i. ~YI 0-" J LLlJ ~ Bagi pemb4nuh sedikitpun tak mempunyai hak kewarisan
Ibnu Abdil-bar onmsahihkan had is-had is terse but dan -beliau menambahkan nukilan keeepakatq.n terhadap hal itu.
Adapun orang murtad tak mewarisi dan tidak pula diwarisi dan hartanya adaJ.ah fai, Dari Abi Hurairah RA ia ber kata :
~';; 1-r ~ ()-" r Y.""JJl ~ _, ~ ~~ &'Jr.J u:.~ .. . I J.J ._,,.....µI{ ' "'1 L, c.,....91.J ~ ':'"'_,.;,I u) j f ti
Rasulullah SAW teJ.ah mengutusku'kepada seorang lakilaki yang mengawini isteri bapa-knya, Rasulullah telah memerin tahkankU un tuk memenggaJ. kuduknya dan mernbagi lima hartanya, dan ia adalah orang mu~t~d. ·
Dia telah menganggap halal perkawinan itu. Dan tidak ada perbedaan mengenai orang murtad aqtara orang yang teran~ terangan ctan Zindik, yaitu orang yang menampakkan keindah an agama Islam dan meny11mbuny ikan kekafiran 1 demikian menurut penafairan Al-Rafi'i dalam kauus ini,
Ibnu Rif'ah berkata : Keadaannya tidak mewarisi dan -tidak diwarisi hal ini kalau dia mati dalam keadaan mur -tad·, apabila dia kembali kepada Islam kewarisannya je -Jas, dan apa yang ia ucapkan adalah J.upa. Abu Mansur telah menjeJ.askan kasus ini dan ia menceri takan telah ijma ten tang tidak .;;da kewar isannya dala hal seperti ini, <;<las annya karena ia kafir secara hakiki ketika itu, dia tidak bisa ditetapkan tentang kekqfirannya clan keialamannya ke_iadiannya setelahnya, dan memberikan hak war is pa:!anya l:ertentangan dengan nas yang menghalanginya dar kewarisan , wallahu a•1am,
Ada pun mengenai ucapak "ahlul-milla tain" mencakup bebeberapa bentuk, diantaranya orang Islam tidak mewarisi -orang· kafir demikian pUla sebaliknya disebabkan p;:rbedaan agama, Rasul ulJah tel ah oersabda :
_p~b~ ~Jl'\S' y _/w1µ12.,J.:'.'S Orang Islam. t:j.dak mewarisi orang kafir, dan orang ka
fir tidak mewar1s1 orang Islam,
3J
Dan tidak ada perbedaan antara nasab, memerdekakan dan -perkawinan, demikian pu1a tak ada ·perbedaan antara masuk Islam sebelum pembagian harta atau sesudahnya, Apakah orang Yahudi mewarisi dari orang Nasrani dan seba-1 iknya ? l)alam haJ ini terdapa t perbedaiin para IJlaroa ,yang benar adalah ya demikian ; hal. ini apaoila keduanya kafir zimmy a tau kafir hatbi, balk negerinya sama a tau berbeda, ApabiJa ·aalah·satunya·kafir zin)mi dan lainnya kafir harpi maka da1am kasus tersebut.\tlama berbeda pendapa.t pula, ma menurut Mazhab, ya.ng qot·r1 ti<lak ·adanya kewarisari· \iisebab kan terputusnya perwalian, Berkata .Imam Rafi'i dan Imam Nawawi, · 1,?a.rangka.1 i sebaiia·gian · ahl i fara' id menukil ijma -terhadap hal tersebut, wallahu a'lam.
· Mu 'a had. dan mus ta 'man· seperti · kafir zimmi menuri,1t kaul yang sahih, sebab kedua0ya terpelihara oleh perjanjian dan keamanan, namun menurut suatu kaul keduanya seperti kafir harbi, wa11ahu a'lam.
Demikianlah roengenai pengha} ang-penghalang kewaris-
an yang terdapat dalam kital:) Kifayat al-Akhyar,
Secara singkat matan Rahbiyyah mengungkapkan
Artinya :
· Seseorang terhaJ.ang dari kewarisan , disebabkan oleh sal.ah sa tu sebab yang tii:>a. Perbudakan, pembunutan dan perbedaan agama, Maka pahamilah, aebab ragu itu tidak se perti yakin,
Dari uraian di atas Oisa disimpu1kan bahwa penghalang·
penghalang kewarisan dalam Mazhab Syafi 1 1 ada tiga, yaitu :
perbudakan, membunuh pewaris dan berbeda agama,
Dan juga bisa disimpulkan mengenai pengertian pewaris
beserta persyara tanny11 dan mengenai pengertian ahJ,i waris be
serta persyara tannya sebagai berikut :
19 . Muhammad bin Umar Al-Baqry, op-cit, h.12.
l. Pengertian pewaris beserta persyaratannya
a, Penger~i.&m rewaris :
32
Pewaris adalah orang yang meninggal baik meninggal
secara hakiki, 't)erQ.asar putusan pengaQ.ilan a tau 'tier
dasar perkiraan.
't), Syarat-syarat pewaris :
Pewaris Q.isyaratkan telah meninggal baik secara ha-. -kiki, berdasar putusan pengadilan atau berdasar per
kiraan.
2. Pengertian ahli waris beserta persyaratannya.
a. Pengertian ahli waris.
Ahli waris adalah orang yang ketika meninggalnya si
pewaris dia hidup 't)aik hidup secara hakiki atau se-
cara perkiraan, ia mempunyai hubungan kekerabatan ,
hubungan pernikahan, hubungan wala atau hubungan ka
rena ls1am dengan pewaris, dan tidak terhalang seba
gai ahli waris.
b, Persyaratan ahli waris :
Ahli waris yang berhak mendapat warisan adalah yang
memenuhi persyara tan sebagai berikut :
l) Ketika meningg~lnya si pewaris ahli waris terse
but ternyata masih hidup, baik hidup secara ha -
kiki a tau se c<1.ra perkiraan.
2) Pia mempunyai salah satu hubungan kewarisan se
perti ]{elrnrabatan, pernikahan, wal.a (memerdeka
kan hamba sahaya) atau Islam,
33
i:. Dia. t~dak t~rhalang 01 eh salah sa tu dari P?ngha -
lang-penghalang kewarisan, yaitu perbudakan,mEllP
bunuh pewaris dan berbeda agama.
Demikianlah pe~gertian d~n persyaratan pewaris oan
ahli waris menurut Mazhab Sya!i 1i.
E. M.enuri1t Mazhab Hanbali.
Untuk mengetahui pengertian dan persyaratan pewaris -- . . . - .
dan.ahli waris, terlebih da.h1,11u.harus.mengetahui rukun, sya
rat, sebab-sebab dan penghalang-penghalang kewarisan.
Rukun waris sebagaimana dikemukakan dalam kitab AJ.-Ra .. - . .
'id fi 11mi al-Fara'id, adalah sebagai berikut :
£} _, ..-=._,.I)( ~u.;p. .. ,,'.~°(.J ~ ~I .r W i;.,i \Ji Aj jJ .::., ./~I .:_,~; I
>~~ "":'~\_,I _:.J.\_,Ji' ~.1_,..l.I _ r
'1\.,y-~ltiP.-P..ll\ _,I ~J,_\I ~ ~l_,.Ai :t .=_,J~\ _ 'r
<!) . ~ J' J ,_l. \ .:;..JI - !"
Artinya :
Rukun kewarisan ada tiga, apabiJ.a · salah sa tunya tidak ada maka ·kewa~isan tidak akan ada ; yaitu : J.. Pewaris, yaitu mayit tersebut atau yang digolongkan
. kepada iriayi t urllpamanya orang hilang, 2. Ahli waris yaitu orang yang hidup sepeninggal pewaris
a tau yang dikelompikkan kepada orang yang hid up. 3, Rak yang diwariskan.
Adapun syarat-syarat kewarisan adalah sebagai berikut
•
_ p'.)Muhammad_Al-'led al Kha~arawy, Al-Ra'id !i 11.mi al-" Fat.d.f!., ( Al-Madinah:Al-Munawwarah, Maktabah D&ru al-Turas, 1403.H./ 1983 M.) cet. ke 4, h, 7
34
..,.b> ' \_p L.(., \( ' 2.)¥ I fa.,~ ' w ~ y_:; ~ ./ ).1 I .,IP>~
I'..>~ .>;;._o.1,~~.::.,1_,...;-;y\~V' _,'1 ..;,/,_l\..:;:,Y' ~ • I
.:!-~ll~~\j1_,1 A:,..c-.~\.:;J1~_,. v L~)I< ls.>..o~ ~~1 4:. ~ ,..., '! ·4.~ ~i .;_,... J...¥'-~ :..: J :I)\ ~ /6 ._VJ> , ~ j.:;, J:-~'b-'~.J_u) ~\,\¥if> 6-_;j' :r' ~1~;-~ >-L \a ;,.. J' \ IJ,.cs:- ~ l>f I "J-3 ..::::..;., L~ ? I,.......,... • ~ 1 4;!; J )' La>~ l~
~ 'A.J '{:;._,,. ~ ,:·, JG! tj- ~~ ( 4,:; ·? ..:....RJ j ~ 1,_..., , . u,; i -91 .:, ~ ~ ~ ' t,e..; ...
d:j; ;1 $"' y .9'\ ~ ») ~ ~.;.W ~::..'.PJ,l ~\-~' • "' "" * I t
A.-0 ,,..,,,.S !1' ; y I J :Vy> I_, (, ,-'. 1 .9' c _r: ~ ~ '.}J I ~ ~ ,
21 ~ ..;_,,.;l_,.l\J ~lr\JJI ~y'.J~_pLll..;;.i_:S 9
Artinya
Syarat-syarat kewarisan ada· tiga, dan tidak akan sempurna kewarisan tersebut kecuali dengan sempurna persyaratannya, yaitu : l. Terbukti meninggalnya si pewaris, a tau digolongkan ke
pada orang-orang yang telah meninggal berdasarRan putusan penga<lilan sebagaimana orang yang hilang apabi-1.a telah habis masa menunggu dan Hakim telah memutuskan ·kematiannya· a tau digoJongkan kepada orang-orang -yang-t~lah meningg.!tl secara perkiraan sebagaimana janin yang keluar dari perut ibunya dalam keadaan mati disebabkan terjadi:oya tindak pidana terhadap ibunya ,
21 Ibid -,-...'
35
yang mewajibkan bayar denda, dan denda tersebut be..ru~ hamba'1aki-laki atau perempuari.yang dinilai sama dengan lima · ek<;>r unta dlambil oleh ahli war is ei janin terseb1Jt~ · 'l'indak · pidana terse but sall!a saja l$ik sengaja a tau kesalahan, 'Qaik bayi i tu· kel uar seketika · disebabli:an tindak· pidana · tersebut a tau ibunya terus: menerus kesakitan sampai keguguran, 'Qaik janin tereebut laki-laki.atau peremp1,1an.
2. Hid1,1):mya ahl* waris bisa· dibuktikan_ seteJ,ah ll!ening, -galnya si pewaris sekalipun hanya sebentar agar bayi dalam ·kandungan · bisa · termasul~ apabila dilahirkan da-1am .keadaan _hid up dengan kehidupan mustaqirrah.
3. Mengetahui · terhaQ.ap jihat yang dikehendaki untuk dapat kewarisan, apakah hubungan:perkawinan; hubungan:: wala' (memerdekakan ) atiiu hubungan nasab. Jihat kekerabatan ·bisa·ditentukan·dengan hubungan sebagai anak, ayah, ibu, saudara, paman , demikia.n pula mengetahui terhadap deraja t ahli waris yang. mengumpul kan an tara si masyi t dengan ahli war is padanya.
Rukun __ dan syarat ke~arisan ini bisa dilihat pula da -
lam ki tab Al-As' ilah wa al-Ajwibah al-Fiqhiyah al-Maqrunah. .. .. . '22 bi al-Adillan.al-Syar'iyyah.
Adapun mengenai sebab-sebab kewarisan diuraikan seba
gai berikut :
.-.Y ,_.II_,. el£:....:JI: J> ',..d~ ~ ,';. ;~.l1.:_,.))/I'-:-' ~' A.1)1,..(J,_.,,!7 :;.,j\I\,._,,; •\w.'\9-JI 1" .i >11•~ 0 •\!
\ • J -""' .:t ~ ~ ' <..-v . . ..._.,.__.,,, ""'=' ·" .. .Y
.:::,.) ~ '6 0-" .;, JI_, I.; I: ~ l:-i:---> ~ J' _;:. ~ u l,; Jlll ~ ~ J
J.: ~ ,__:_, _;.:: )) ~ J ~\., ..JJ I h" _,.dl -' ' ,0 _)_, M ~ i '\l J, ~ )111..-\ -' ' ~..; \ v I, ~ ~I GlJ .:.S .9 ' ~\....,..\J ~_.,.,a.;,
22 . . . Abdul '-Aziz Al-Muhammad Al-Saliman, Al-As'ilah wa Al
Ajwibah Al-Fiqhiyah Al-Mafrunah bi aJ-Adillah al-~ar'iYhah · WF-i4amlakah al-Arably!h a -su 'ti'.cff;fan",-!(Irasan!irn'ra t ai- uhfi s a1-fJ.miyyah wa al-Ifta wa al-Da'wah wa_a1.:.Irsyad Idarah a1-Tab i wa al-Tarjamah, 1982 M/ 1402 H,) t.c., Ju~ ·, -~ .?10 ,211.:
37
Artinya : · · Aku · ini ahli ·war rs· orang yang tak;punya ahli waris , aku.ikut bertanggung jawab terhadapnya dan aku mewarisi nya.
Dari Rasuiullah [.)AW tidak mewarisi untuk· dirinya tapi ditasarrufkan untuk·kepentin$an.kaum muslimin.
J)emikian pula pendapat golongan Syafi' iyah, apabila BaituI-mal tersebut tersuaun. Adapun golongan pengikut Hanafi dan Ranba11- mereka tidak memandang·sebagai se -bab baik Baitu1-mal itu teratur atau tidak, mereka berpendapat adanya radd dan memberikan warisan terhadap za wil-arham dengan dasar firman Allah Ta'ala :
-tJJ ( '-;' t.$.J ~-"":'! J,,' r...:.o-"':l r Lv J '))' , .,,> '\' Karib-kerabat itu··aebafiagiannya iebih utama dari aebaha gian yang·1ain Q.alam Kitiib Allah. · · ·
· N'.ikah i tu-meni.irut tirijauan bahasa adalah berkumpul ; dan menurut 1stilah· adalah· akad·pernikahan yang sahib , sekalipun belum terjadi bercampur demikian pula khul -wah , cl.engannya terjadi kewarisan bagi maaing-masing pi hak berdasar firman Allah Ta'ala :
... k~jl ~_;. L..w. r-'· p-bJ_, Bagi kalian · setengah dari harta yang ditinggalkan isteri isterimu ••. • .
2. Al-wala' (memerdekakan hamba aabaya) · Menurut.bahaaa dimutlakkan kepada arti pertolong
an, kekerabatan dan milik ; menurut istilah adalah usu bah (kekeluargaan) yang disebabkan oleh pemberian ni'mat kemerdekakan O]eh ai mi,i'tiq·(yang memerdekakan) kepadasi atiq (yang dimerdekakan), dengan memerdekakan tersebut kewarisan banya satu pihak. Yang dimerdekakan diwarisi disebabkan karena wala' tapi dia tidak mewarisi. Kewarisan disebabkan wala' ini diuraikan dalam bab wala'
3. 1fasab ; yaitu kekerabatan. Menur1,1t iatilah yaitu hubungan antara dua insan disebabkan berserikat dalam ke 1ahiran, baik hub1,1ngan itu dekat at.au jauh. Nasab tersebut dibagi tiga bagian :
a. J!,el;Uhur, :faitu bapak dan kakek dan bapak-bapak mereka .
b. Keturunan, yaitu anak dan anak-anak mereka; c. kerabat garis menyamping, mereka itu saudara -
saudara dan anak-anak mereka, paman dan anak -mereka,
Demikianlah sebab-sebab kewarisan dalam Mazhab Hanbali.
Adapun penghalang-penghalang kewarisan adalah seba -
gai berik\I t :
. 0.;' .A) I ~ ~ ly j,:::J ~ <.$_)I : °:.(, .Y6 .:_, / Y, I f !_,.a
(" _9;: ~~_,,A L;,.. _l&.c ~ ,; ~ .> ~ I _,.A ;..;,J · .:9) I _ I
~_;;e.Y_,,.1~~1~. ~)1,;.,..;;.)l;, _;,,.\11,, ·: .. ~oL....V~ y ~~I ~i_, '41) ;r"J "~~: . . Jo~ ~~J ¥'<,))! ~~~:J ,.,:_,../ X-' ...::..,.. ..;;;;' ..u \_.; '~ _,.\..,.- A_.f;l "-: JJ""' ~ (.). l)I
:;%.Y, ..:,_r.:Y; _u;rl f~,.Yl~.l.oJc ~.,J.'->" ~ L.jl->u
, ,.V rt:J I 4._; y\ ->4
" J>"L,c~1~_,\ µfo,_;:>,: ..::.JY\:._,..,tu1~1 -1
,, I (""'._.; ..J .;Jl-l\ .~~(~_J1,__.,,,.IJi<.'.J1.,~1 . J.l.i....eJ~ \,../ .)-.,JS- .,>.JI () . .J' ..:r ~ ~ • • . ..... ~·
b J_;)~<><'w.Y _, ~ '\J~ ~~,\) J 4=i...J~~ ..vu d_; 0_,b _;.) L;j '-7." J l-'' ( o _J_Y, J) l_,.Jt ~'ls': ~ )' ~ ,..IJI
!) ~ ..._:,~ ~\ 0, l..-L..,
r~~ :v ~lo i.-6 ..:r ..).P '.J ~ (A .Y '"'jJI µ1 ~ i _,
. 4_....,_._j ~ U. ~ J ;1 1......,,, .7 \ t_,,,, y._; J::..AJ l£ _!..,IJ ~ ,J ...:'..,, _; J) I~
.,___J _;;J ~!J (~j,~ &~,YI ..J_:,..11 · 6:;'.JI.; .)t;. l _ r
~ j)I y ~ 1 _,,LJ~ KJ \ .!) .J' _; lsJ l_).J I ..:., ..,r.!)) . ~) ~ ..;! !)..w
~ _, ~ ,..t! ~ ~ _;.J 4-! ~;..-Y _u>\ I l..}l.1 ~ ~ .Y _,J~
~ U>' J ..5' .J \.) ...9 c '\..'.:A 1 _,i o ~ u ~ u \ y I, J ~..:J 1__,,.LJ.1 ~ .I)
39
_)..., i 1:, L .. :.JJ j{ _, . "':' .,..LJ I &o _;. \lJ I ~ / y Zr _;:yJ I ~ v: / :J
~~(\..,,.1JIM ...;_,)/ ~U1 ~JJ-' :-6_; ~ ~ _;~1 . L.Y' · .JU -~ , ..J .~ .r
A.t...,.,) ~ '6 .JL. _,. _;.() 1 t iy" ~ 0::' ..J' ,,:, y;_c.. ~ o A ....::Al~, :_)W.J_..:0 _u>{ ~ L~_.,.0\yb (~_,. ~~_:..11_, ":;J>t}I~
~,;.)IJif).1 _, UJ w;JI_, ~ l,t?J~ !YJ \..b ,J.<Jl_, lp\%:.JI c, I,
.• 6'.>.J> 1_, AL)} I ~ ~ ••• {_,.( ~ i
J)~_;l>) jW.J_;;.f 0.!)'..r> 4.9J J.i..r1'' ~~1~ 4-» J,L._..., I ~YO"' yb lf?) t ifi _,-i \.,;.. ~.J;.:.::.i h ~ .i \ ~\Jl.i .,. -..:~~ s-J.J~,,, .::..-JxY, ~...r.:JJ _,+# 41..ii_, - . '
I \. \ " w I I .• , I . l I A~ . ~..ft l ... 4' . I ....; y ~ J.'. JP t).) j) .J J""fi .Y ,. v ')>-"""" '""',.K, c,r . - • <.r:
... . 24. ~}»_)IJJI W'~i
Artinya
Penghalang-penghalang kewarisan ada tiga perbudakan, pembunuhan dan berbeda agama,
1. Perbudakan ( al-riq ) Al-riq menurut bahasa adalah perhambaan, dan me
nurut istilali adalah kelemahan secara hukum yang melekat·· pada ~anusia disebabkan kekafiran. Maka hamba saha.ya·ctengan segala macamnya tidak bisa mewarisi, dan tidak pula bisa diwarisi, sebab hamba itu dan segala apa yang diusa hakannya adalah milik tuannya can maulanya. Adapun hamba yang muba'ad yaitu yang sebahagiannya telah merdeka dan sebahagiannya masih hamba dia itu bisa mewarisi dan bisa diwarisi dan· dia menghijab sesuai.dengan ukuran kemerdekaannya demikian menurut Imam Ahmad; padahal menurut paw. Imam yang tiga hamba tersebut tidak blsa mewarisi dan ti oak diwarisi,
Z4 Ibid, h, ' -10
2. Pembunuhan yang menghalangi kewarisan. Yaitu setiap pembunuh<;J.n yang diwajibkan untuk diqisae
seperti pembunuhan semata-mata sengaja dan ada rasa per~ musuban; dan pembunuhan yang diwajibkan membayar diyat , seperti aeorang ayah membunuh anaknya dengan aengaja dan c).engan raaa permua1,1han, maka hal ini dijamin dengan di -ya t bukan dengan · kaffarah karena pembunuhan aengaja c.ian tidak pula c).engan qiaas disebabkan sabda Rasuiullah SAW: Seo rang ayah tidak 4ib1,1nuh disebat;ikan membunu'h '-8.naknya.; A tau pembunuhan yang dikenakan ·kaffarah, seperti seseo "" rang yang memanah seorang muslim 41antara dua barisan , dia menyangka bahwa oarang teraebut orang kafir.
Adapun pembunuhan yan~·tidak dikenakan salah satu dari tiga keten tuan tersel,mt maka tidak terhalang. un tuk mendapat warisan, hal tersebut seperti membunuh karena -qisas, had atau membela c).iri.
3. Berbeda agama, Yang dimaksud adalah berbeda antara Islam dan kufur ,
dasarnya sabda Rasulullah SAW : . ~ l .ll..) l(JI Y J _) t(J1_,,\ ,.ti.:.,_;;:;' y .
( Orang muslim tidak mewariai orang kafir, dan orang ka_ fir tidak mearisi orang Islam) kecua] i kewarisan berdasarkan wala 1 , menurut Imam Ahmad tidak menghalanginya sekalipun berbeda agama, didasarkan kepada sabda Raaulullah SAW :
-v.a.t _, 1 q~ ~-*¢\ )l~_)~..,A,JIJ l ,llJ:,.J',;' lJ ( Orang Muslim tidak mewarisi orang Nasrani kecuali pewaris tersebut hambanya atau amatnya ) Juga berdasarkan riwayat dari Ali dan Umar bin Abdul Aziz yang memberikan kewarisan terhadap orang kafir dari orang Islam disebabkan wala', Demikian pula apabila seorang kafir masuk Islam sebelum tirkah dibagikan pewarisnya orang Islam; ia mendapat warisan untuk mendorong baginya masuk Islam, demikian menurut- Imam Ahmad,
Demikian pula pertedaan agama t;ierlaku diantara bermacam-macam kekufuran c).an bermacam-macam agama seperti Yahudi, Nasrani Oa.n Majusi itulah yang benar menurut Imam Ahmad berdasarkan firman Allah :
~(«.:JI t tr'_,! 1..t V'.JL.,.?.;JI .t ~ W)I _, 1_,; llJ .:c'.iJI _, 1_,;... l ..J::j,\1.:, 1,
( Sesun~ituhnya orang~orang yan~ beriman, orang-orang Yahu di, Sobi'i~, Naarani, MaJuai ctan orang-orang muayrik ••••
Al)ah meny.e'but mereka be'Qerapa agama bukan agama yang sa ~. .
Hukum orang murtad, Murtad menurut bahasa adalah orang yang kembali seba
gaimana firman :n J.ah Ta' aJ a
41
. 0: .;-"" \.;,., 1.Y;l;.:...:;:.; p J ~ > '\_}~ I_,;:;_; JJ'
( Janganlah kalian kembali ke belakang maka kalian akan kembali dalam keadaan merugi ) Menuru t Syara' - inurta<:l" i tu ·adalah orang kafir setelahd ia Islam. :Ada pun hukumnya dia - tidak m ewar is i dan tidak pula diwarisi; hartanya" menjadi harta -tai' dimasukkan ke Bai tul-mal kaum Muslim in. Sebab orang murtaQ. i tu bukan orang .Islam sehliigga -·hartaliya diwarisi oleh orang Islam, dan tidak ·pu1a-·diak11-i dalam kemurtadannya sehingg;;i. harta nya diwarisi oleh pemeluk agama yang terhadap agaml;l i tll dia kembali.
Demikianli;ih peng talang-penghalang kewarisan menurut -
Mazhab Hanbari.
SeteJah mengetahui rukun-rukun, syarat-syarat, sebab
sebab dan penghalang-penghalang kewarisan, maka diketahui pu
la pengertian dan persyaratan pewaris dan ahli waris menurut
Mazhab Hanbali,
1. P7ngertian dan persyaratan pewaris.
a, Pengertian _pewaris :
Pewaris adalah orang yang meninggal, atau dikelom
pokkan orang yang telah meninggal seperti orang hi
lang.
b. Persyara tan pewaris.
Pewaris disyaratkan telah meningga1 baik mening -
galnya i tu secara hakiki, . dengan pu tusan pengadil
an atau secara perkiraan.
2. Pengertian dan persyaratan ahli-waris.
a, Pengertian ahli-waris :
Ahli waris adalah orang yang hidup sepeniiiggal si
pewaris a tau orang yang dikatagorikan hidup pu nya
hubungan dengan si pewaris dengan sa1ah satu sebab
dari sebab-seJ:lab kewarisan, yaitu nasab, perkawin
an dan wi:ila '.. , dan tidak terhalans oleh salah sa
tu dari .penghalang:-penghalang kewarisan yai tu per
budakan, membunu~ pewari~ dan berbeda agama,
'b. §~ar11.t-syara~ ah),i wi:iris.
l. Ketika .. meninggalnya si pewaris ahii war is ter
sebu t terbukti masih hidup, baik hidup secara
hakiki ataupun secara perkiraan.
2, Dia mempunyai salah satu hubungan kewarisan de-.. ngan pewaris, umpamanya hubungan pernikahan, wa
la' (~emerdekakan hamba sahaya) atau hubungan -.
na.sab.
3. Dia tidak ter~al~ng oleh salah-satu dari\ peng-
halang-penghalang kewarisan yaitu perbudakan ,
membunuh pewaris, dan berbeda agama,
Demikianlah pengertian dan pers~ata tan pewaris dan li!h
Ji waris menurut Kompilasi Hukum Islam, Mazhab Hanafi, Maz -
hab Maliki, Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali.
T:INJ AUAN TERHADAP K:&TENTUAN AHLI WARIS
Pada Bab j.ni akan dibahas mengenai ketentuan ahli wa
ris ,_siapa~a~ ".l~reka yang.me~ja~~-a~~i w~l_'is terseo1.1t, baik
menuru t Kompilasi Hukum Isl all), -menurut .. Mazhab .. Hanafi, Maz -
hab Maliki , Mazhal;> Syafi'i dan Mazhal:> Hanbali.
A, Menurut Kompi1asi Hukum Islam
Manurut Kompilasi Hukum Islam di Indonesia ketentuan
siapa siapa sajakah ahli waris itu, bisa diketahui pada pas
sal 174 yang berbunyi sebagai berikut :
(1) Kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari : a, Menurut hubungan darah
- golongan laki-laki terdiri dari : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman dan kakek;
- golongan perempuan terdiri dari : Ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan nenek.
b, Menurut hubungan perkawinan terdiri dari : duda atau janda,
(2) Apabil'a semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya : anak, ayah,ibu, janda atau duda,
Sedangkan ketentuan ahli waris pengganti terdapat pa-
da pasal 185 yang berbunyi sebagai \:;>erikut :
(1) Ahli waris yang me~ingga1 lebih dahu1u dari pada si
pewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh anak
nya kecuali mereka yang tersebut pacla pasal 173.
(2) Ragian bagi ahli waris :ren~~anti tictak bci1 eh melebi-
hi dari ba~~ian ahli waris yang s~derG.jat densan yang
r1i ·:an ti.
43
" 2) anak perempuan dari sauoara laki-laki sebapak
h. Fengg!'!nti $atidara perempuan sebapak.
l) anak J.aki-J.aki dari sauctara perempuan sel?apak
2) anak perempuan dari sau\iara perempuan sebapak
i, Fengganti dari saudara laki-laki seibu.
l) anak laki-laki Q.ari saudara laki-laki seibu *
2) anak perempuan dari saudara laki-laki seibu.
j. Pengganti dari saudara perempuan seibu.
l) anak laki-laki dari saudara perempuan seibu*
2) anak perempuan dari saudara perempuan seibu,
k. Pengganti dari paman sekandung,
J) anak laki-laki dari paman sekandung
2) anak perempuan dari paman sekandung,*
1. Fengganti dari paman $ebapak
1) anak la~i-laki dari paman sebapak,
2) anak perempuan dari paman sebapak,*
m. Penggan ti dari n paman seibtl ..
1) anak laki-J.aki dari paman seibu,*
2) anak perempuan dari paman seibu,*
n. Fengp;an ti dari kakek jal ur bapak :
*
*
1) anak laki-J aki dari kakek jalur bapak ( paman)
..
..
2) anak perempuan dari l~akek jalur bapak ( bibi) *.
o, Fengr,anti dari nenek jalur bapak :
J) i'\nak 1 ak.l-laki dari nenek jal ur bapak.
45
p.
q.
r.
* 2) anak perempuan dari nenek jal tir bapak . Fenggan ti dar.i kakek * jalur ibu.
* l) anak laki-Jaki dar.i kakek jal l)r i(l\l
2) anak peremp\lan <)ari kakek jal \lr ibu*
* Pengganti dari nenek jalur ibu.
* 1) anak laki-laki dari nenek jalur ibu.
2) anak perempuan dari * nenek ja11ir ibu. •
Pengganti dari suami.
1.) anak-anak suami yang juga anak pewaris,
2) anak-anak suami dengan orang Jain@
s. Pengganti ister i,
J) anak-anak isteri yang juga anak pewaris,
2) anak-anak isteri dengan orang lain@
46
DemikianJ.ah rincian ahli waris dan ahli waris peng -
ganti menurut sistem Kompilasi Hukum Is1.am.
Maka dengan demi!dan mencakup ah.li waris asabah dan zawil
furud, ( tanpa ada tanda sesuat\lp\ln ) , juga banyak zawil-
arham ( dengan tanda * ) dan ada juga yang sama sekali
orang lain ( yang pakai tanda @ ) , Mereka i tu baik a$a
bah maupun zawil furud bisa sama-sama dengan zawil arham ,
a tau den g:in yang sama sekal i orang lain •
B, Menurut Mazhab Hanafi,
Ibn1i Abidin salah seora qs dari penr;ikut mazhab Ha
naf i daJam ki tabnya Hasy iyah Radd al-Mukhtar, menguraikan
nya dengan mengurutkan terlebih dahulu yang mendapa t bagi
an tertent\l (zawi1-fvrud ) , kemudian yang mendapatkan si-
47
sa yai tu asabah, dengan mend<;th\llUkan asaba h nasat)iyah, asa
bah sababiyah ( mu'tiq atau mu'tiqah) yakni yang memerde
kakan si pewaris, kemudian asabah dari yang memerdekakan
si pewaris, kalau b semua asabah tidak ada hari;a tersebut -
atau sisanya diraddkan kepada z,awil-furud, kemudian baru
d iberikan ]{epada zawil-'arham, setelah i tu baru diberikan -
kepada saudara yang disebabkan lrnrena sumpah se tLa, kemu -
dian kepada mereka yang hubungan nasabnya dengan pewaris -
dapat pengakuan atau ditetapkan, Kalau mereka semua tidak
ada baru harta tersebut diberikan kepada orang atau badan
yang mendapai; wasiyat lebih aari sepertiga harta, dipenuhi
sesuai dengan besarnya wasiyat. Dan terakhir diberikan ke
pada Bai tul Mal se bagai fai' .1
Setelah memperhatikan uraian Ibnu 'Abidin mengenai
kelompok=kelompok zawil-furuc;I berdasarkan sistima tis fard
nya sesuai dengan fard yang terdapat pada Al-Qur•an yaitu
6 fard : 1/2, 1/4, 1/8, 2/3. 1/3, 1/6, kemudian juga sete
lah memperha tikan uraian-uraian mengenai asabah, maka ahJ.i
waris bisa dikelOmf'Okkan sebagai berikut
l. Ahli waris dari golongan laki-J.aki
a. anak laki-laki
b. cu cu laki-J aki melal ui ja]. ur anak J.aki-J.akai dan te-
rus ke bawah.
1 Ibnu 'Abidln, Hasyiyah Radd al-Mukhtar, (Mesir,Syirkah Maktabah wa Marba'ah Mustafa al-Babi al-Halabl wa Auladih, 1977/1376 H) Cet. ke 2°Jilid 6, h. 754.
c. Bapak,
ct. Kakek, yakni baraknya bapak dan terus ke atas.
e. Saudara laki-laki yang sekandung.
f, Saudara J.aki-Jaki yang sebap!ik
g. Saudara J.al-.i-, aki yang s eibu.
48
h. Anak J.aki-J aki dari saudara 1aki-J.aki yang sekandung
terus ke bawah asal melal ui jal ur 1aki-laki.
j_, Anak laki-laki dari i;i;tudara laki-laki yang sebapak,
terus ke \lawah a sal me1al ui jal ur 1aki-laki.
j, Saudara 1aki-J.akj_ dari bapak yang sekandung dengan ha
pak ( 1 am l i abawain )
k. Saudara 1aki-J.aki dari bapak yang sebapak dengan ba
p<?.k ( •am li ab )
1. anak laki-laki dari j dan terus ke bawah mela1ui ja
J.ur laki-laki.
m. Anak ].aki-laki dari k, dan terus ke bawah meJ.aJ.ui ja
J.ur Jaki-laki,
n. suami.
o. Laki-laki yang memerdekakan pewaris. 2
2. Ahli waris golongan perempuan :
a. Anak perempuan
775.
b, Cucu perempuan melalui jalur anak laki-Jaki, sekali
pun terus ke bawah,
2Ibid, lih t b · . a agian asabah dan zawil furud, h. 7/D-
. 49
c. Il;>u
d. Nenek sejati ( jadc;lah sahihah )
e. Saudara perempuan sekanQ.ung.
f. saudara perempuan sebapak.
g, Saudara perempuan eei\:>\1.
i. Isteri.
j. Perempuan yang memerdekakan ,3
Perl u dij elaskan bahwa yang dimaksud jaddah sahihah
a tau nenek seja ti adalah nenek yang hubungannya dengan si
may it tidak melal ui kakek yang tidak seja ti ( Jad fas id )
dan nenek tersebut ada tiga macam :
J.) Yang dihubungkan sema ta-ma ta melal ui jal ur rerempuan
seperti ibu ctari ibunya ibu, atau ibu dari ibu,
2) Yang dihubungkan semata-mata melalui jalur laki-laki
seperti ibu Q.ari bapaknya bapak, ibu dari bapak, atau
ibu dari bapaknya bapak dari bapak.
3) Yang dihubun~kan melalui perempuan kemudian melaJ.ai -
J.aki-lak.i, seperti ibu dari ibunya bapak.
Adapun contohnya nenek tidak sejati ( jaddah fasidal'i'
adalah ibu ctari bapaknya ibu. 4
Menurut Mazhab Hanaf i, disamping ahli waris ~er.sebut
termasuk juga ahJ.i waris yaitu zawiJ.-arham, kekeratiatan yang
4.ll?.J4., h. 772. ', '.,
f'<
disebabkan sumpah setia, ctan seorang yang hubungan nasab -
nya melalui penetapan. Namlfn mereka itu baru dapat warii;;an
kalatl ternyata zawi1-furt~9. ;;Ian asabah sama sekali ticjak <;i.
da,5
Unt:pk mendapatkan warisan ahl:L waris yang telah di
tentukan di atas clitetapkan menurut urutan asabah. Jik<;i. di
1ihat 'dari tingkat asabah sama ditentukan oleh kuat hubung
an \{ekeraba tan. $eorang ct1cu bi.sa mendapa t warif:;an jika ee=
mua anak laki-laki tidak ada, cuc1.1 tersebut tidak mengover
e.1.ih hak bapak ataµ ibtmya, tapi .tlV·sebagai ahli waris dan
dapat bagian menurut ketentuan baginya, Kakek baru dapat ba
gian kalau tidak ada bapak, J;lagiannya seperti ketentuan ba
gian untuk bapak kecuali da].am. beberapa ha1.6· Nehek menda _
pat bagian kalalf tidak ada_ibu; tidak ada nenek yang lebih
dekat kepada pewar,is, dan ... jika nel).ek itu dari pihak bapak
disyaratkan mesti tidak ada bapak, Adapun bapaknya bapak ha
nya menghijab ibunya dan terus ke atas, 7
Ah] i warie. penp.;ganti sebagaimana diistilahkan .oleh
ilmu hukum dari J;larat tidak terdapat dalam Mazhab Hanafi,
C, Menurut Mazhab Maliki.
Al U., ~az Hasan Kamil Al-Mul tawy dalam ki tabnya "ilqh
5 l.!:?.11, h • 7. 64 7 .!E.!s!, h. 772 dan 782
6 Ibid, h, 775
51
Mu'amalat 'Ala Maz:hab Al-Imam Malik" menguraikan ahli wa
ris sebagai berikut :
1. AhJ.i war is goJongan 1 a!-<:i-11'.ki terdiri
a. Anak laki-laki.
b. Cu cu laki-J.1;1ki melal ui jal ur anak laki-l<J.ki seka
lipun terus ke bawah,
c. Bapak.
d. Kakek sejati ( al-jad al-sahih ) , yakni kakek da-
ri jalur bapak sekalipun terus ke atas.
e. Saudara laki-laki sekandung.
f, Saudara laki-laki sebapak.
g, saudara laki-laki seiou.
h, Anak laki-laki dari e, sekalipun terus ke bawah ,
asal melalui jalur laki-laki,
i, Anak laki-laki dari f, sekaJ.ipun terus ke bawah
asal melal ui jal ur laki-laki,
j. Saudara laki-laki dari bapak yang sekandung dengan
bapak,
k. saudara laki-laki dari bapak yang sebapak dengan
bapak.
1. Anak laki-laki dari j., sekalipun terus ke bawah
asal melalui jalur laki-laki,
m. Anak laki-laki dari k., sekalioun terus ke bawah
a s;tl melal ui jal ur laki-laki
n. Suami. I
l
53
Ibu menghijab se1ur\lh nenek, baik dari pihak ibu
maupun dari pihak bapak, Bapak dan kakek menghijab selu- ·
ruh nenek dari pihak bapak. Nenek yang dekat dari pihal~
ibu menghijab seluruh nenek yang jauh baik dari pihak ibu
mat1pun dari pihak ayah. Nenek yang Q.eka t dari pihak ba]'.l<'k
hanya menghijab nenek yang jauh dari pihak bapak saja.10
Kemungkinan nenek yang l;>isa \:>erkumpul menurut Mazhab Ma
liki hanya dua orang saja yang dapat warisan.
Demikian ahli waris menurut Mazhab Maliki, yang ter
nyata hanya mencakup zawi1-furud dan asabah, tidak menca -
kup zawil-arham sebag~imana pendapat dalam Mazhab Hanafi.
Apabila ahli waris tersebut sama sekali tidak ada, maka
harta dimasukkan ke Bai tul-Ma1 baik tera tur maupun tidak.
Mereka menerima rad setelah .::f\O tahun dari Hijrah Rasul.
Sekalipun ahli waris itu semuanya berh.1k untuk men
dapat warisan, tapi penentuan untuk mendapatkan warisan da
Jam sesuatu kasus kewarisan ditentukan menurut urutan asa-
bah. Jika tingkat asabah sama maka ditentukan oleh kuat hu
bungan kekerabatan, Seorang cucu melalui jalur anak laki -
baru dapat warisan kalau anak 1aki-laki tidak ada. Kakek -
bahagiannya sama seperti bapak ka1au bapak tidak ada, ke -
cuali dalam masalah garawain dan berkumpul dengan saudara
J(I J.Q.M!., h. 257-258
54
yang sekandung dan sebapak, maka kakek berbeda dengan bap<'k.
Ketentuan kakek pada umumnya sama dengan ketentuan bapak ,
jika bapak tidak ada, Ketentuan cucu sama dengan ketentuan
anak jika anak tidak ada,11
Dalam Mazhab Maliki, kakek mendapat warisan bukan -
berkedud ukan menggantikan bapak, demikian pula cucu bukan
menggantikan kedudukan orang-tuanya, tetapi mereka menda -
pat warisan karena mereka sebagai ahli waris, yang bahagi=
annya belum tentu sama dengan yang digantikan, sebagaimana
kedudukan ahli waris pengganti,
D. Menurut Mazhab Syafi'i,
Al-MahallY pensyarah kitab Minhaj al-~alibin yang di
susun oleh Al-Nawawi, merinci ahli waris sebagai berikut ::
l. Ahli war is dar.i, golongan laki-laki.
a. Anak laki-laki
b, Cucu laki-laki ( anak laki-laki dari anak laki-la
ki ) dan terus ke bawah melalui jalur laki-laki.
c. Bapak,
d. Kakek ( bapak dari bapak ) sekalipun terus ke atas.
e, Saudara J aki-laki yang sekandung,
f, Saudara laki-laki yang sebapak,
g. Saudara J.aki-laki yang seibu,
11Ibid h 5 66 ~-· • 2 4-255, 2 •
56
terus ke bawah
c. IbU
d. Nenek ciari jal 1.)r bapak.
e • Nenek dari jal ur ibu
f. Saudara perempuah sekandung.
g. Saudara perempuan sebapak.
h. Saudara perempuan sei\)u.
i. Isteri.
j. P erempuan yang memerdekakan,14
Demikian kelompol{ c;i.hli waris baik laki-laki maupun
perempuan menurut Mazhab syafi'i.
Ketentuan untuk mendapat warisan dari si pewaris
tergantung ja\lh dekatnya hub\lngan kekerabatan dengan si pe
waris, l-a]. ini ditentukan dengan urutan asabah dan kekuatan
hubungan kekerabatan.
Kakek bisa berkedudukan seperti bapak jika bapak ti
dak ada, hanya daJ.am beberapa hal berbeda, yakni dalam ka
sus garawain dan berkumpulnya dengan saudara kandung dan
saudara sebapak, maka dalam masaJ.ah ini kakek tidak sama de
ngan bapak,15
Cucu laki-laki dari jalur anak laki-laki berkedudUk
an seperti anak laki-laki jil{a c;i.nak laki-laki tidak ada, de
mikian pula cucu perempuan seperti anak perempuan.
lltibid, h, 21
15Al-Mu-i;I•I, AJ.-Majmu' Syarh al- Muhazzab, (Mesir, Mat ba'ah Al-Imam, t.t.) t.c. Juz ke 15 h. c.o§, 211.
57
Adapun nenek, baru dapat bagian jika tidak ada ibu
dan tidak ada nenek yang l!;ebih dekat dari jalur ibu, dan
nenek dari jalur bapak ditambah dengan tidak ada bapak dan
nenek yang lebih dekat dari jal1Jr bapak. Nenek bisa menda
pat warisan baik menyendiri maupun berkumpul beberapa o
rang nenek, tapi bagiannya hanya seperenam,J.6
Demikian ahli waris yang berhak mendapat bagian me
nurut Mazhab Syafi'i.
E. Menurut Mazhab Hanbali,
Mansur bin Yun us bin Idris Al-Bahuty daJ.am ki tabnya
"Kasysyaful Qina 'An Matnil Iqna' merinci ahli waris seba
gai berikut
1. Ahli waris dari golongan laki-laki ada sepuluh
a, Anak laki-laki.
b. Cucu J.aki-laki ( anak laki-laki dari anak laki-la
ki) sekalipun terus ke bawah asal melal ui jal ur
laki-laki.
c. Barak.
d, Kakek ( bapak dari bapak) sekalipun terus ke atas
e. Saudara laki-laki dari tiap-tiap jurusan (saudara
1aki-laki sekandung, sebapak dan seibu ) •
f. Anak laki=laki dari saudara J.aki-laki kecuali da
ri yang seibu,
16 -Al-Syansyuri, op-ci.L h, 98-101.
58
g. Saudara Jaki-laki dari bapak kecuali dari bapak -
yang seibu.
h. Anak laki-laki dari saudara bapak yang lald-laki
kecuali dari bapak yang seibu.
i. suami.
J. Laki-laki yang memerdekakan si pewaris.17
Uraian di atas sama dengan apa yang dikemukakan o
leh AJ-Ied Al-Khatarawy dalam kitabnya "Al-Ra'id fi I1mi -
aJ-Faraid 11 yang dalam muqaddimahnya dise butkan berdasarkan
Mazhab Al-Imam Ahmad. Di sini diuraikan bahwa kalau diurai
kan sec ala global ( ijmaJ.) menjadi sepul uh kelompok ( seper
ti di atas) , tapi kaJ.au diuraikan secara rinci akan menca
pai 15 kelornpok. Secara rinci diuraikan sebagaimana terse-
but di bawah ini
Ahli war is golongan laki-laki
a. Anak laki-laki,
b. Cucu laki-J aki (anak laki-laki dari anak laki-J.a;.,·
kD sekalipun terus ke bawah.
c. Bapak.
d, Kakek ( bapaknya bapak) sekalipun terus keatas,
asal melalui jalur laki-laki.
e. saudara Jai i-laki yang sekandung.
f. Saudara laki-laki yang sebapak.
17 Al -Bahu ty, Kasys:{af al-Gina 1 1 an Ma tn al- Iona 1 ,
( Beirut, Libanon, Dar al-Fikri, 1402 H./1982 M.), t.c., jl,IZ ke 4, h, 1,05,
59
h. Anak laki-laki dari sausara laki-laki yang sekan-
dung.
i. Anak l.aki-1 aki d<lri saudara laki-laki yang seba -
pak.
j. Saudara 1aki-laki dari bapak yang sekandung de-
ngan bapak.
k. saudara 1aki-laki dari bapak yang sebapak dengan
bapiak,
1, Anal~ laki-J.aki saudara laki-laki dari bapak yang
sekandung dengan bapak,
m. Anak laki-laki saudara laki-Jaki dari bapak yang
sebapak dengan bapak,
n, Suami atau duda.
o. Laki-laki yang memerdekakan.18
Dari uraian tersebut di atas ternyata tidak ada per
bedaan sama sekali daJ.am menentukan ahli waris golongan la
ki-1 aki.
2~ Ahli waris dari golongan perempuan
a, Anak perempuan,
b. Cucu perempuan ( Anak perempuan dari anak laki-la
ki ) sekal ipun terus ke bawah asal [1elal ui jal ur
lald-laki.
c. Ibu.
~11.,, 1 Ierl J'\1-Yh2~ara1.,.y, .\1-11a'ict fi I"ni. ai_-Fara'id, ( Al-Madinah al-Munawwarah, Mak ta bah Daru al-Turas, 140 3 H ./ 1983 M, ) , cet, ke I; h. 10.
61
i, Saudara perempuan seibu.
j, Isteri.
k. Perempuan yang memerdekakan si pewaris.C:O
Selanjutnya Al-'Ied Al-Kha~arawy menjelaskan menge
nai nenek dalam kewarisan menurut Mazhab Hanbali terbatas
hanya tiga nenek saja, yaitu :
1) Ibunya ibu, dan ibunya sekalipun terus ke
atas asal melalui jalur perempuan.
2) Ibunya bapak dan terus ke atas,
3) Ibu dari bapaknya bapak ( ibu dari kakek )se
kal ipun terus ke a tas asal me:Lal ui jal ur pe
rempuan. 21
Nenek tersebut mendapa t bagian jika ticlak a d3. ibu ,
dan tidak ada nenek yang lebih dekat keracta pewaris baik
dari jaJ ur ibu maupun d:tri jalur barak, dan bapak tidak -
menghijab ibunya,
Kakek bisa menggantikan bapak kaiau tidak ada bapa.k
daJam ketentuan bagiannya kecuali dalam masalah garawain ,
dan berkumpulnya dengan saudara maka kakek tidak seperti
bapak. 22
Cucu J.aki-laki bagiannya seperti anak laki-laki ka
lau anak 1aki-Jaki tidak ada. Anak laki-laki dari ahli wa-
ris 1 aki-laki bagiannya seperti bapaknya jika bajoaknya ctan
ahl i waris yang sederajat dengan bapaknya tel ah meninggal.
;:0Al- 1 Ied Al-Kha~arawy, Qr=_cit, h. 11
22 -AJ-Eahuty, Q.J?-Cit, h. 408
62
~engan memperhatikan derajat
yang deka t 1 ebih didahul ukan
jauh dekatnya dengan pewaris,
dari
hubungannya_ didahu1ukan Q.ari yang
yang jauh,
lemah. 23
dan yang kuat
Zawil-arham menctap<lit warisan jika tidak ada Zawil -
fur\1d kecuali ctuda atau janda, O.an tidak ada asabah. Jika
beserta zawil-arham ada duda atau janda maka didahulukan -
]ah _ bahagian duda a tau jan~a terse tut, dan sisanya dibe -
rJ.kan kepada zawil..,arham dengan penyelesaian menurut Maz
hab Ahlut-tanzi1.24
DemDd.anlah ke ten tuan ah1.L war is menuru t Mazhab Han
bal.L. Dengan demikian selesai pulalah pembahasan ketentu
an ahli waris menurut Kompilasi Hukum Islam, menurut Maz -
hab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i ctan Mazhab Han-
bal.i.
24A1-'Ied Al-Kha~arawy, op-cit, h.90.1(12.
BAB IV
PENGARUH PASAL 185 KOMPil,AsI HUKUM IST,AM
TERHADAP HUKUM WARis ISLAM PI INDONESIA
A, Sebelum. ada Kompilasi Hukwn Islam ~· .
Sebe].um a'danya Kompilasi Hukum Islam, kitab-kitab ru
jukan bag i Pengadi1an Agama pada dasarnya ada1 ah sanga t ber
ragam, akan tatapi pada tahun 1958 telah dikeluarkan Surat
Eriaran Biro Peradilan Biro Peradilan Agama No. B/1/735 tang
gal 18 Februari 1958 yang merupakan tindak lanjut dari Per-
aturan Pemerintah No. 45 tahun 1957 tentang pembentukan Pe
ngadiJ.an Agama / Mahkamah Syar 1 iyyah di l uar Jawa dan Madu-
ra • Dalam huruf B- Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa -
untuk mendapatkan kestuan hukum bagi yang memeriksa dan me-
mutus perkara maka para Hakim Pengadilan Agama/ Mahkamah -
Syar'iyyah dianjurkan a gar mempergunakan sebagai pedoman -
kitao-kitab di bam.h ini.
(1) Al-Bajuri ;
( 2) Fa thul-Mu 'in dengan Syahnya
( 3) Syarqawy ala Al-Tahrir
( 4) Qalyuby I MahallY
( 5) Fa thul- Wahhab dengan ,Syarahnya
( 6) Tuhfah ;
( 7) Targib al Musytaq ;
lllN !\'
( 8) Qawanun al.i.aJ-Ayar' iyyah li al-sayyid Usman bin Yah-
ya ;
63
64
(9) Qawanin Al-Syar' iyyah J,i Al-Sayyid Shodaqoh Dakhlan; "
(10) Syansyury l i al-Fara' idh
(11) Bughyah a1-Must~r<iyidin ;
(12) Al-Fiqh ala a1-Mazahib Al-Arba'ah ;
(13) Mughni Al-Muhtaj ;
Itulah kitab-kitab rujukan Pengadilan Agmma dalam
memutuskan perkara termasuk di dalamnya masalah~masalah yang
berhubungan dengan hukum waris,
Kitab-kitab tersebut semuanya memuat hukum-hukum fiqh
yang bermazhab Syafi'i, kecuali no 12 yaitu kitab Al-Fiqh -"
'ala Mazahib al-Arba 'ah merupakan lei tab fiqh perbandingan ,
yang mengandung pula faham-faham fiqh Mazhab lain, namun da
lam kitab tersebut belum termuat hukum fiqh dalam kewarisan,
OJ.eh karena itu rujukan daJ.am fiqh mawaris atau hu -
kum kewarisan terbatas dalam fiqh Mazhab Syafi'i tidak ter -
dapat hukum kewarisan dari Mazhab lainnya, dengan demikian -
tidak seharusnya pu tusan-pu tusan di Pengadilan-Pengadilan A
gama berbeda dalam suatu kaaua kewarisan yang sama, Apalagi
setelah di teli ti bahwa dalam fiqh Mazhab Empa t mengenai ah-
1 i war is dan bahagiannya ternya ta tidak ada perbedaan, Mas
alah Rad dan Zawil-Arham dalam kitab-kitab Ulama muta 1akh-
khirin semuanya sepakat menerimanya termasuk Mazhab Syafi'i
dan Mazhab Maliki ketika Baitul-Mal sudah tak berfungsi kem
bali,
1 H.Abdurahman, SH.MH., Kompilasi Hukum Islam di In -donesia, ( Jakarta, Penerbit Akademika Pressindo, 1992) Cet: ke 1 , h. 22.
65
Perbedaan yang nampak dalam Mazhab Empat mengenai ah
li waris dan bahagiannya hanya pada ketentuan kakek apabila
bersama saudara sekandung a tal.! sebapak, menuru t Mazhab Han.a-
f j. kakek menghijab saudara, menurut Mazhab Jainnya kakek dan
saudara masing-masing mendapa t bahagian. Kemudian masalah ne
nek yang menjadi ahl.i waris, Mazhab Empat" berbecia pendapat -
dalam menentukan banyaknya •. :
Dalam mengurutkan perioritas mereka pada prinsifnya
hampir sama; terlebih dahulu mendahulukan zawil-forud yang
telah ditentukan besarnya oleh Al-Qur•an ataupun Al=Hadis ,
kemudian asabah nasabiyah dengan memperhatikan derajat ahli
waris tersebut dengan si pewaris dengan memperhatikan pula
kekua tan kekeraba tan, yang sekau-un 5 1 ebih Kua t dari yang- ha
nya seba pak • se celah ti~ak ada asabah nasa biyah baru d,ib_s,J;'i
kan kepada asabah aababiyah , yaitu orang yang memerdekakan
ai mayit baik laki-laki maupun perempuan, kemudian asabah da
ri yang memerdekakan, sete1ah itu kalau tidak ada asabah ma
ka sisa harta diradkan kepada zawil-furud, kaJau tidak ada ai.
wiJ furud, a tau hanya ada suami a tau isteri maka harta dibe -
kan kepada zawi].-arham aetelah diberikan hak iateri atau sua
mi. Sete1ah itu kalau tidak ada zawil arham baru harta terse
but masuk ke Ba tu1-ma1. Demikian pendapa t para fuqoha golong
an mu ta 'akhkhirin.
Menurut Mazhab Hanafi sebelum diserahkan ke Baitul-mcll.
mendahulukan kekerabatan yang disebabkan sumpah setia, kemudi
an kera bat yang disebabkan pen gakuan, selanju tnya un tuk me
reka yang mendapat waaiyat seluruh harta sedang ia tak mem _
66
punyai ahJi waris sama sekali, atau hanya suani atau isteri ,
maka diberikan kepadanya seteJ.;ih hak iateri atau auami dibe
rikan, SeteJah itu baru dimaaukkan ke Batul-mal,
Da1am mengurutkan ai;;abah nasabiyah secara tertib seba
gai berikut
1, Anak ]aki-laki
2. Anak laki-laki dari an;;.k laki-laki terus ke bawah,
3, Bapak
4. Kakek sejati yaitu bapaknya bapak sekalipun terus ke -
a tas, bersama . . 5. Saudara J aki-laki yang sekandung
6. atau saudara Jaki-1aki yang sebapak
Tapi mendahu1ukan yang sekandung dari yang sebapak,
? • Anak laki-Iaki dari saudara laki-laki yang sekandung,
sekalipun terus ke bawah,
8. Anak 1 aki-laki dari saudara J.aki-1 aki yang sebapak ,
sekalipun teris ke bawah.
9. Saudara bapak yang J.aki-laki yang aekandung dengan ba
pak.
10. Saudara bapak yang J aki-J.aki yang sebapak dengan ba -
pak.
11. Anak-Jaki-laki dari saudara bapak yang Jaki-laki yang
sekandung dengan bapak ( anak laki-laki dari no, 9)
12. Anak Jaki-laki dari saudara bapak yang laki-,aki yang
sebapak dengan bapak ( anak laki-laki dari no, J.0 )
13. Sa1idara laki-laki dari kakek rneJ.alui jalur bapak, yang
sekandung dengan kakek,
14. Saudara J.aki-1 aki kakek rnelalui jalur bapak yang seba
pak dengan kakek.
(15) Anak laki-laki dari no. 13
(J.6) Anak laki-laki dari no. lLf,
67
( 1 7) Yang memerdekakan si mayi t, baik 1 aki-1 aki maupun pe-
rempuan,
(18) Asabah dari yang memerdekakan.
Masing-masing mereka menghijab asabah
masJ.ng-masing mereka dihijab oleh asabah di
ltuJ.ah asabah binafaih,
Adapun aeabah bil-ghair ada 4 :
di bawahnya, 2
atasnya.
dan
(1) seorang anak perempuan atau beberapa orang beserta -
saudaranya yang laki-laki balk seorang a tau lebih,
(2) seorang atau lebih dari anak perempuan dari anak 1a
ki-1.aki apal;>i1a beserta saudaranya yang laki-laki ,
a tau bes er ta anak laki-laki dari pamannya, demikian
pula beserta anak J.aki-laki dari anak laki-Jaki yang
derajatnya 1ebih renda~ dari padanya, apabila baginya
tidak dapat bagian dari dua pertiganya,
(3) saudara perempuan yang sekandung seorang atau Jebih
apabila beserta eaudaranya yang 1aki-laki, a tau be -
serta kakek seja ti dan saudara J.aki-1aki beberapa o
rang.
(4) Saudara perempuan. yang sebapak seorang a tau lebih a
pabila beserta saudaranya yang J.aki-laki yang seba -
pak pula, atau beserta kakek yang sejati dan bebera-
2 Ahmad Kamil Al-Khudl ori, A] -Mawarls a) Isl amiyah (
(Mesir, Al-MajJ is Al-A'la 11 Al-syu •ii'n al-IsU<miyah, 19~6 ) t,c,, h. J),
3 pa orang saudara laki-1.aki yang sebapak.
68
Kedudukan mereka ctalam asabah urutannya sama dengan
saudaranya, dihijab oleh asabah di atasnya clan menghijab asa
bah yang ada di bawahnya, Adapun asabah ma'al-ghair adalah sebagai berikut :
(1) saudara perempuan yang sekandung apabila berkumpul be
serta anak perempuan , atau anak perempuan dari anak
lak.i-laki.
(2) saudara perempuan yang sebapak apabila berkumpul de
ngan anak perempuan.atau anak perempuan dari anak la
ki-laki,4
Urutan mereka dalam asabah sama dengan saudarauya yang
laki-laki, Dengan demikian saudara perempuan yang sekandung ,
apabila berkumpul dengan anak perempuan a tau anak perempuan
dari anak laki-1aki bisa menghijab saudara J.aki-laki
sebapak terus ke bawah.
yang
Demikian pu1a saudara'perempuan yang sebapak apabila
menjadi asabah ma'al-ghair kedudukannya sama dengan saudara
Jaki-Jaki yang sebapak, bisa menghijab asabah-asabah yang ada
di bawahnya.
Demikianlah kewarisan asabah menurut Mazhab Empa t dan
inil ah yang ber1aku sebelum adanya Kompi1asi Hukum Islam.
Perubahan dari sistem kewarisan tersebut di atas bi-
sa terjadi dengan adanya pasal 185 dari Kompi1asi Hukum Is-
1 am i tu
3Ibid,
4 l!U!l. h, 31
lJIN !<A PL\ 1-----·'"""'----~==:·:::::::::::·.
69
·B. Sesudah berlaku Kompila$i Hukum Islam.
Sesudah berlakunya Kompilasi Hukum Islam dengan mem
berJ akukan pasaJ 185 mengenai war is penggan ti, maka banyak
perubahan dari hukum waris sebelumnya yang perlu diketahui.
Perubahan-perubahan tersebut sebagai pengaruh Jangsung da
ri pasal 185 terse but a tau akiba t secara tidak langsung di
sebabkan per.uoahan status zawil-al'ham menjadi zawil-furud
a tau asabah merubah ahli war is lain.
1. Perubahan akibat pengaruh langsung dari pasal 185.
Pengaruh secara langsung dari pasal 185 merubah za
wil-arham menjadi zawil-furud atau merubah zawil-arham men
jadi asabah, zawil-furud jadi asabah, dan yang Jain jadi za
di zawil-furud.
a. Zawil-arham berubah menjadi zawi~-furud.
(J)
( 2)
( 3)
( 4)
Anak
anak
Anak
dung
anak
dung
' laki-laki
perempuan
l aki-1 aki
perempuan
dari anak perempuan '
dari anak perempuan;
dari saudara perempuan sekan-
dari saudara perempuan sekan-
( 5) anak laki-1 aki v dari saudara perernpuan se _
bapak.
(6) Anak perempuan dari saudara perempuan sebapak ;
( 7) Anak 1 aki-laki dari saudara perernpuan seibu;
(8) Anak perempuan dari saudara perempuan seibu;
(9) Anak Iaki-1aki dari saudara laki-laki seibu ;
(10) Anak perempuan dari saudara Jaki-laki seibu;
(11) Suadara=saudara perempuan dari bapak ;
(12) Saudara laki-1aki dari ibu ;
(13) Saudara perempuan dari ibu ;
b. Zawil-arham berubah menjadi asabah,
(1)
( 2)
( 3)
Anak
dung
Anak
Anak
perempuan
perempuan
perempuan
dari saudara laki-laki
dari sauctara laki-laki
ctari saudara laki-laki
sekan -
sebapak;
bapak
baik sekanctung a tau sebapak dengan bapak;
( 11) suadara-saudara perempuan bapak baik sekancturg
a tau sebapak dengan bapak
(5) Saudara perempuan dari kakek jakur bapak baik
sekandung atau sebapak dengan kakek ;
c, Zawil-furuct berubah menjadi asabah
(J) Anak perempuan ctari anak Jaki-laki
( 2) Anak perempuan dari anak laki-laki ctari anak
Jaki-Jaki dan terus ke bawah asal me1alu1 ja
lur anak laki-laki;
(3) sauctara perempuan sekandung ( ahli waris peng
gan ti ba pak )
( 4) Saudara perempuan sebapak ( ahl i war is penggan
ti bapak )
d. Ajnabi (orang lain) berubah menjadi zawil-furud.
(l) anak-anak suami laki-laki maupun perempuan.
71
( 2) anak-anak isteri baik J.aki-laki maupun per em -
puan.
Mereka itu adalah anak-anak tiri dari pe·.rnris.
2. Ferubahan akibat pengaruh tidak langsung dari pasal -
] 85.
Dengan berubahnya zawil-arham menjadi zawil-furud a
tau asabah, zawil-fqrud menjadi asabah dan ajnabi menjadi
zawil-furud sudah barang tentu akan.mengakibatkan perubahan
terhadap ahli-waris yang lainnya.
a.· Zawil arham menghijab nuqsan ibu, suami dan iste
ri.
1) lbu terhijab nuqsan dari mendapa t 1/.3 menjadi lAJ
oJ.eh :
a) anak perempuan dari anak perempuan.
b) berkumpulnya dua orang atau lebih dari anak-
anak perempuan saudara laki-laki sekandung , ;. '., _•,
a tau sebapak, a tau berkumpulnya dua orang a-
tau lebih dari anak-anak saudara seibu baik
1aki-1aki maupun perempuan ;
2) Suarni terhijab nuqsan dari rnendapa t J /2 menjadi
1/4 01 eh anak pere11puan dari ~nak i·erempuan ;
3! Isteri terhijab nuqsan dari mendapat 1/4 menja
di 1/8 oleh anak perempuan dari anak perempuan,
72
b, Zawil-arham menghijab hirman asabah.
1) Anak perempuan dari saudara 1.aki-laki sekandung
menghijab saudara laki-laki sebapak, paman dan
anak lald.-1 aki dari paman;
2) Anak rerempuan cjari sauQ.ar?, 1.aki-laki $ebapak -
menghijab paman dan anak laki-1aki dari paman;
3) Anak perempuan .dl?.ri paman yang sekandung dengan
bapak menghijab paman yang sebapak ;
4) anak perempuan dari paman yang sebapak dengan ba
pak menghijab saudara kakek yang Jaki-Jaki dari
jal ur bapak ;
c. Zaw1l-ftirud menghijab hirman asa bah,
1) anak perempuan dar:i. anak laki-laki menghijab $e
luruh asabah kecuali anak 1aki-laki, bapak atau
kakek berubah menjadi zawil-furud mendapat 1/6
2) Saudara perempuan i;ekandung a tau sebapak ( ahli -
wari$ pengganti bapak ) menghijab kakek, paman,
dan anak laki-laki dari paman,
Dan saudara perempuan t'lekanctung m enghija b pula
anak laki-1,;i.ki _l'laudara sebapak,
Demikianlah perubahan hukum waris di Indonesia se
tel ah adanya Kompilasi Hukum 1s1am yang diakiba tkan pasal -
185, balk perubahan tersebut dari pengaruh J.angsung pasal
terse but, a tau pen gan1h tidak langsung diseba bkan berubahnya
status ah1 i war is
73
C, Beberapa contoh perubahan dalam perhitungan.
1. Contoh perubahan disE)bab\rnn perbedaan sistem pert\"ar.ti-
an,
Sebelum adanya Kompi1.asi Hukum Islam sistem pergan -
tian berdasarkan sistem hijab mahjub daJ am Fiqh Mazhab Empa t
sedangkan si:;; tern pr;irgan tian dal.am Kompi1asi Hukum Islam ada
J.ah menggantikan ahli waris yang lebih dahulu meninggal.
Ferbedaan kedua sistem tersebut akan tampak jelas da
Jam pelaksanaan penye1esaian suatu kewarisan. Cobalah perha
tikan con toh kewarisan 'berikut ini, bagaimana penyel esaian
nya menurut Kompilasi dan bagaimana pula menurut Mazhab
Em pat :
P. p - ' Pewaris
A = Anak laki-laki yang teJ.ah A meninggal lebih dahulu ., B = s d9.
\ c = sda
0 0 bob D = anak perempuan yang telah
F G H I J K meninggal lebih dahulu.
F :i anak laki-laki dari A
G, H = anat laki-laki dari B.
I = anak laki-laki dari C
J = anak perempuan dari c K = anak Jai-1.aki dari D
£:2.!!!ecahan_!!l.fillurut Kompil~Hukum 1§1.am
F = ahli waris pengganti c:lar A mendapat 2/7 bagian
G clan H = ahli. waris pengganti dari l3 masing-masing men-
dapat 2/14. = 1/7 bagian
I = ahli war is rengganti dari c 2/3 X 2/7 bagian =
4/21 bagian
J = ahli war is peng~anti dari c 1/3 X 2/7 = 2/21 ba
gian,
K = Ahli war is pengganti dari D mendapat 1/7
Femecahan menurut Mazhab Empat.
F, G, H,dan I, adalah cucu laki-laki melalui jalur anak
la ki-laki, mendapa t dua 1 ipa t cu cu perempuan me
lalui jalur anak 1aki-laki, maka masing-masing me
reka mendapat 2/9 bagian,
J = mendapa t 1/9, karen e cu cu perempuan.
K = cucu perempuan melalui jalur anak perempuan, tidak
mendapat bagian, karena dia zawil a~ham.
Setelah kita melihat hasil pemecahan kedua sistem
tersebut, maka kita bisa melihat bahwa menurut Kompilasi-·
Hukum Islam bagian an tara cu cu laki-J.aki tidak sama, ha]. j,.
ini disebabkan karena mereka i tu menggantikan orang tua me
reka,
Disamping itu kita melihat juga perbedaan lain an
tara Kompilasi Hukum Islam dan Mazhab Em pat yakni dengan
member.i.kan bagian kepada zawil arham.
Demikian perubahan pe~hitungan disebabkan perbedaan
sistem pergantian,
75
2. Conteh zawil-arham yang berubah menjadi zawil-furud ,
dan mewar.is beserta zawil-furtid dan asabah.
Mazhab Empat sepakat bahwa zawil arham tidak menda
pat warisan selagi masih ada asabah dan zawil-furud, kecua
Ji suami atau isteri, Dengan mereka berdua maka untuk is-
teri atau suami diberikan lebih dahulu, dan sisanya untuk
zawil-arham,
Ulama-ulama Mazhal;J Mal iki dan Syafi 'i memberikan -
bagian kepada zawil arham seteJ.ah ternyata Baitul Mal ti
dak berfungsi sebagaimana mestinya,
Tetapi pada Kompi1a$i Hukuro Islam bisa memberikan
bagian kepada zawil-arham sekalipun asabah dan zawil-furud
masih ada, Hal ini bisa dibwttikan pada kasus kewarisan se
perti berikut ini,
A B Keterangan :
C) + /::,. A = Bapak pewaris
l B = Ibu pewaris p p = Pewaris
l c = Anak perempuan yang ] ebih dahu-c
l 1u mati dari pewaris.
D D = anak perempuan dari anak per em-
puan.
~ecahann;ya menufu t KOIJ!.l2i,J.as:LJ:!ukum Islam.
A = 1/6 = 1 = 1/5
B = 1/6 = l = 1/5
D = war is penE;ganti dari c = 1/2 = 3 = 3/5
Masalah di atas adalah masalah rad, 5
Femecahannya menyD!1 Mazhab Empat :
B = ibu = mendapat 1/3 karena tidak ada anak
A = bapak ; sisanya = mendapat 2/3 •
D = tidak mendpat bagian ; karena zawil-arham.
76
Dari contoh di atas jelaslah bahwa zawil arham ( D ) ya
anak perempuan dari anak perempuan mendapat bagian malah
an lebih besar, padahal zawil furud yaitu ibu, dan asabah
yaitu bapak masih ada, demikian menurut Kompilasi. Padahal
menurut Mazhab Empat selagi ada asabah dan zawil-furud ba
gi zawil arham tidak bisa mendapat bagian,
Demikian dian tara perbedc;an an tara Kompilasi Hukum -
Islam dengan Mazhab Empat,
Demikian salah satu contoh zawil-arham yang berubah
menjadi zawil-furud, dari sebanyak 13 kasus keawrisan yang
menyangkut perubahan zawil-arham menjadi zawil-furud,
semuanya blsa d1bu!{t1J{an derigan coifton-coritoh yang· Je-
las, namun untuk menghemat halaman dicukupkan hanya satu
contoh saja.
77
3. Con toh z,awi1 -arham yang berubah menjadi asab<1h.
Tidak ku!'.ang dari lima zawil-arham yang bisa beru -
bah menjadi asabah , sebagaimana dalam uraian yang lalu,
maka untuk membuktikannya cukup dengan satu contoh kasuE; ke
w<J.risan yang terdiri dari ;).ateri, eaudara laki-laki i>eibu,
0.an anak perempuan dari sauc!ara 1.aki-1aki yang bapotknya le
bih dahul u meninggal dari pewar is.
Gambar : Keterangan :
A B
D
G
P = Pewaris
A
B
c
D
E
:r G
= Bapotk, telah meninggal
= Ibu, tel ah rneningga1
= Ibu tiri telah mening-
gal;
= Isteri pewaris
= saudara 1aki-1aki sekan
dung, tel.ah meninggal ;
= saudara laki-laki seibu
= anak perempuan dari sau
dara laki-1aki;
Penyel esa ian per hi tungan menuru t Kompilasi Hukum Islam :
D = mendapott 1/4 bagian , karena pewaris tak punya anak;
F = saudara laki-laki seibu mendapott 1/6 bagian
G = mendapat sisa ; karena menggantikan bapotknya yang telah
meninggii]. (Eo: saudara laki-l<tki yang sekandung) = 7/12
bagian;
De~ikian penye1esaian menurut Kompi1asi Hukum Islam;
?8
Penyelesaian perhitungan menurut Mazhab Empat :
D = isteri , mendapa t 1/1+ bagian karena pewaris tak punya -
anak,
F = saudara la!-;i-laki seibu mendapat 1/6 bagian
G = anak perempuan dari saudara laki-laki (zawil-arham ) ,
tidak mendapat bagian;
Sisa di tambahlrnn kepada F ( saudara laki-J aki seibu) , karena
isteri tak termasuk zawil-furud yang berhak mendapat rad,
Hasi1 akhir : Untuk isteri 1/4 bagian dan saudara laki-laki
seibu mendapat 3/1+ bagian.
Demikian satu contoh bahwa zawil-arham yang bisa ja
di asabah,
4. Conteh zawil-furud yang berubah menjadi asabah,
Pada uraian yang lalu ada empat zawil-furud yang beru
bah men jadi asabah, dian taranya anak perempuan dari anak la-
ki-laki ( 0:~ 1~ ) , Cobalah perha tikan kasus kewarisan di
bawah ini, yang ah]i warisnya terdiri dari anak perempuan da
ri anak 1aki-laki beserta ibu,
A ~ + ·/..::....B
p
c
D
Keterangan gambar _;_
P " Pewaris
A = Bapak, teJah mening;,o;al
B = Ibu, masih hidup
C = anak laki-laki telah meninggal
D = anak perempuan dari anak Jaki
J aki yang te1ah meninggal.
80
bagian kalau pewaris tidak meninn;g.0111~an &.nak, dan mendapat
1 /8 bap;ian kalau_pewaris menin101:alkan <;;.nak. Umoamanya dalam
kasus kewarisan berikut ini Ahli waris terdiri dari ibu,
dan anak 1.aki-laki dari siiami dari isteri yang kedua, sua
minya le bih dahul u meninggal •
Garn bar Keterangan gambar
p = Pewaris A
t A = Ibu,
B c B Suami yang lebih dahulu me = p ..,.. • -r Al. v ninggal I
.
b '
(.; = isteri suami kedua, tel ah
meninggal; D D anak laki-laki dari suami =
dan isteri kedua.
r,,·.yelesaian per hi tungan menurut Mazhab Em pat :
Har ta semuanya ja tub pada A ( ibu ) yang sepertiga merupa
kan bahagiannya dan sisanya adalah rad, karena tidak ada ah
li waris 1<?.in maka eisa tereebut diberikan pula pada eua
mi. Adapun D anak laki-laki dari suami dan isteri yang ke
dua bukanlah ah1i waris si mayit tersebut, dia adalah ajna
bi (orang Jain) yang tak punya hak sama sekali dari harta
pusaka si mayit. Dia tidak mempunyai salah satu sebab dari
sebab-sebab mendapatkan warisan.
Penye1esaian perhitungan menurut Kompilasi Hukum Islam.
A = Ibu, mendapat 1/3 bagian
D = ahli waris pengganti dari B, yait~,sua~i pewaris yang m&
ninggal lebih dahulu dari pewaris, mendapat bagian 1/2
81
bagi.an karena pewaris tak mempunyai. anak, masa1ah i.ni terma
suk masalah rad, Hasi.1 akhir adalah
A = Ibu, mendapat 2/5 bagian ;
D = anak tiri pewaris mendapa t 3/5 bagian.
Demiki.anlah pembaharuan dalam Kompilasi Hukum Is1am -
memberi.kan hak terhadap anak tiri sebagai zawil-furud, seba
gai ahli waris pengganti dari bapaknya atau ibunya, yang me
rupakan suami atau isteri dari pewaris yang meninggal lebih
dahulu dari pewaris,
SekaJ.'ipun tel ah berselang pul uhan tahun an tara suami
isteri tersebut baru menyusul yang lainnya, maka anak-anak
tiri tersebut tidak kehilangan haknya dengan persyaratan di
waktu meninggalnya dalam perkawinan yang sah, Ketentuan i
ni berdasar kepada ketentuan umum mengenai ahli waris seba -
gaimana tel ah dikemukakan, yai tu : AhJ i war is adalah orang
yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau
hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama IsJam dan tidak
terhaJang karena hukum untuk menjadi ahli waris.
6, Contoh zawil.-arham menghijab nuqsan ibu, suami dan is
teri,
a. Zawil-arham menghijab nuqsan ibu,
Ahli war is terdiri dari anak perempuan a tau anak J.a
ki-1 aki dari anak perempuan, dan ibu.
l\nak dari anak rerempuan mendapa t 1./2 bagian, karena menja
di ahli waris pengganti dari ibunya yang meninggal 1ebih dahu
iu dari pewaris.
,l
f
82
Ibu mendapa t 1/6 bagian lrnrena ada anak perempuan yang kedu
dukannya digantikan oleh anaknya,
Masai.ah ini termasuk masalah rad, yang basil akhirnya rnenja
di seperti berikut :
Anak dari anak perempuan mendapat 3/4 bagian
!bu mendapat 1/4 bagian.
Demikian penyel esaian hi tungan menuru t Kompilasi Hu -
kum Islam.
Padahal kasus kewarisan tersebut kalau diselesaikan
menurut Mazhab Empat adalah sebagai berikut :
Anak dari anak perempuan (zawil-arham) tidak mendapat bagian
selagi zawiJ.-furud a tau asabah masih ada.
Ibu mendapat 1/3 harta karena tidak ada anak yang menjadi -
ahl.i waris. Sisanya 2/3 bagian, diradkan lagi kepada ibu, ka
rena hanya sendiri maka harta semuanya menjadi bagian ibu,
b, Zawil-arham menghijab nuqsan suami dan isteri.
Anak dari anak perempuan laki-laki maupun perempu
an bisa menghijab nuqsan suami dari mendapa t 1/2 menjadi 1/4 ·
dan menghijab nuqsan isteri dari 1/4 menjadi 1/8,
CobaJ.ah perhatikan kasus kewarisan berikut ini :
F A Keterangan : t.llilllll + 0
p = Pe war is
B A = suami
B = anak perempuan yang lebih dahu A c Ju meninggal dari pewaris
c = anak perempuan darl anak per em
puan.
83
E2.!!!~£el!e.n~m~nurut Kon.i.J11,.la~L!illli.1!!!!_ts1am :
A :: suami mendapat 1/Lf karena acla ahli waris p'Onge;anti -
,iar i anak ( 3)
c = mendapat 1/2 · karena masih ada sisa maka diradkan. '
kepada suami dan anak perempuan dari anak perempuan,
Setelah diradkan maka bagi A (suami) mendapat 1/3 bagian
dan C ( anak perempuan dari anak perempuan ) mendapat 2/3
bagian.
J ika daJam gambar di a tas A menjadi isteri, maka
pemecahannya sebagai berikut:
A = isteri; mendapat 1/8 karena ada a ll.i waris pengganti
dar 1 a nak ( B) •
C = mendarat setengan; karena dia meng~antikan anak perem
puan ( B)
Karena masih ada sisa maka diradkan kepada isteri
dan kepada anak perempuan dari anak perempuan, Dan setelah
diradkan maka bagi A mendapat 1/5 dan bagi C mendapat 4/5.
Isteri dan suami mendapat rad sebagaimana zawil furud lain
nya, ·aemikian dalam Kompilasi Hukum Islam.
ffil!t!i.£.~DXiLmenurut Ma zhab Empa t,
A = suami ; mendapat 1/2 ; karena pewaris tak meninggalkan
anak atau tidak meninggalkan keturunan dari jalur laki
laki;
C = anak perempuan dari anak perempuan dia adalah zawil ar
ham, daJam kasus kewarisan seperti ini ia mendapat ba-
gian karena bersam zawi1-furud yang tidak menerima -
84
rad yaitu suami; maka baginya mendapat 1/2 bagian (da
lam hal ini ;ida kesepakatan antara Mazhab Ahlul Rahmi,
Ah1 ut-Tanzil dan Ahlul Qarabah. ) •
Hal ini ter jadi karena hanya ada sa tusa tunya zawil-ar
ham yang menjad1 ahli waris•
Dan jika s1 A dalam gam bar di a tas se bagai isteri si pewa
ris, maka pemecahannya sebagai berikut
A = isteri ; bagiannya mendapat 1/4 ka rena tidak ada
anak dan juga tidak ada cucu dari jal ur anak laki-la
ki.
t = anak perempuan dari anak perempuan ; dia actalah zawi'l.
a.rham dan d3.pat ba gl.an, karena bersama zawil-furud -
yang tidak menerima rad yaitu isteri.
Pe.giannya mene;r:antilrnn bagian an::tk rerempuan yaJtu -
··endapat , /? ili tam bah sisa sebarai rad, hasiJ akhir
ad£{],ah 314 bagian, ( Hasil tersebut disepakati oleh
Mazhab Ahl ut-Tanzil, Mazhab Ahl ul Qarabah dan juga Ah
lur-Rahmi )
Demikian pemecahannya menurut sistem Mazhab Empat,
Maka setel.ah memperhatikan kedua sistem tersebut yang mem -
b edakan an tara Kompilasi HUkum Islam dan Mazhab Elnpa t bisa
dibuktikan' bahwa zawil arham menurut Kompilasi Hukum Islam
bisa menghijab nuqsan ibu, suami dan isteri.
85
7. Contoh Zawil-arham yang bisa menghijab hirman asabah,
Sa1ah sa tu con toh bahwa zawil-arham berdasarkan pasal
185 Kompilasi Hukum J:slam bisa menghijab hirman asabah ada -
lah dalam kasus kewarisan yang terdiri dari anak perempuan -
( ~ ~ ".11 ' .)I I .:_.:., ) dari saudara laki-laki sekandung ~ ( , beserta
paman. Perhatikanlah gambar berikut ini.
Keterangan gambar
P = Pewaris,
A = Kakek, teJah meninggal
B = Nenek, telah meninggal
C = Ibu, tel ah meninggal
D = Bapak telah meninggal
E = Paman, masih hidup
F = Saudara laki-laki sekandung
telah meninggal :
G = Anak perempuan dari saudara
kandung di a tas,
Penyel esaian menuru t Kompilasi Hukum J:slam ;
E * Paman, terhijab hirman oleh saudara -laki sekandung
yang kedudukannya digantikan o1eh anak perempuan sauda
ra tersebut
G = Anak perempuan dari saudara laki-laki sebagai ahli wa
ris pengganti dari saudara tersebu t r.1enrl.apa t semua har
tct.
Demikianlah menurut Kompilasi Hukum Islam.
86
Sedangkan menurut Mazhab Empat , harta peninggalan
itu diwarisi o1eh E ( paman pewaris) karena dia sebagai
asabah yang ada, Seda·ngkan G ( anak perempuan dari saudara
sekandung ) ada1ah termasuk zawil-arham, yang tidak
mendapat bagian se1.agi ada asabah atau zawil-furud.
akan
8. Conteh Zawi1-furud yang menghijab hirman asabah bi
nafsih clan asabah ma'al-ghair.
Tel ah di terangkan di bahagian yang laJ. u bahwa anak
perempuan dari ai:lak laki-J.aki j ika anak. laki-laki terse but
telah meninggal maka kedudukannya digantikan oleh anak pe
rempuan tersebut, maka dengan demikian akan menghijab selu-
ruh asabah, kecuali anak Jaki-laki,' dan bapak beruhah menja
di zawi1-furud mendapat seperenam bagian.
Conteh berikut ini menjelaskan anak perempuan dari -
anak Jaki-1aki yang menghijab hirroan asabah binafsih yaitu
saudara laki-laki sekandung dan asabah ma'al-ghair yaitu sau
dara perempuan sekandung :
D. F
A = Ba1ak telah meninggal
B = Ibu te1 ah meninggal
C = SStudara laki-laki pe'l.'aris
P = Fewaris
D ;;
= saudara perempuan pewaris
E = anak laki-laki yang 1 ebih
da ml u ·meninggal dari pe-
war is.
F = anak rerempuan dari ~
87
.C.ar:aJ:ll.mecahanri~enurut Komfil1asi Hukum Is1am
A dsn B tidak dibicarakan dalam kasus kewarisan ini kare -
na sud ah menin e;gal. N9.mun mungkin pu1a akan timbul per ta -
nyaan apakah mereka tidak punya a'lil.i waris pengganti ? Se-
bab setiap ah1i wavis yang telah tercantum CS.lam Kompilasi
Hukum Is1am kalau meningga1 Jebih dahuJu dari pewaris mes
ti ada ah1i waris penggantinya, yaitu anak-anak mereka.
TinggaJ.kanJah sementara pembicaraannya karena da1am penje
lasan Kompi1asi Hukum Islam tersebut tidak ada penjelasan.
Dalam k:;sus kewarisan seperti itu maka untuk F
( anak perempuan dari anak laki-laki ) mendapat seluruh
harta karena dia sebagai ahli waris pengganti dari anak
laki-laki ( E ) yang telah meninggal lebih dahulu dari pE?"
waris. Maka dengan demikian baik C ( saudara laki-laki, )
menyendiri sebagai asabah binafsih rnaupun bersama-sama de
ngan D ( saudara perempuan) sebagai asabah bil-ghair,atau
hanya D saja menyendiri tanpa acJP. saudaranya yang laki-la
ki, dalam seluruh situasi tetap saja mereka tidak akan da
pa t mewarisi dari Fewaris yang menjadi saudara mereka ka
rena te :thijab oleh F ( anak perempuan dsri anak J aki-laki)
ka.rena dia sebagai ahli waris pengganti dari anak laki-la
ki, Demikian1ah pemecahannya menurut Kompilasi Hukum Is -
lam.
Car~emecahannya menurut sistem Mazhab Empat.
Dalam kasus kewarisan seperti tersebut di atas ma -
ka penyelesaiannya menurut Mazhab Em pat se l:B.p;ai berikut :
88
F = anak perempuan dari anak J.aki-J aki, mendapa t 1/ 2 ba-
g ian.
Sisanya untuk C ( saudara laki-laki) bersama D (saudara pe
rempuan ) ll!ltuk C dua lipat ]), maka C 2/3 X sisa = 1/3
· dan untuk D = 1/3 X sisa = 1/6
J ika h3.nya C sendiri maka sisanya hanya un tuknya · sebagai
a sabah binafsih ., maka dia dapa t 1/ 2 bagian.
Dan jika hanya ada D sendiri maka sisanya pun sel uruhnya un
tuknya, karena dia sebagai asabah ma' al gair dengan adanya
anak perempuan dari anak laki-1.aki, maka diapun mend&pa t -
1/2nya juga, DemikianJah pemecahan menurut Mazhab Empat.
Se te1 ah m emperha tikan pen j elasan di a tas maka terbuktilah
bahwa menurut Kompil.asi Hukum 'Islam dengan member1 akukan
ahl i waris pengganti pada pasaJ. 185, bahwa zawil-furud bi-
sa menghijab hirman asabah, baik asabah binafsih, bil-gair
dan ma'al-gair.
Maka dengan contoh-contoh di atas bisa membuktikan be
tapa banyak perubahan terhadap hukum waris yang terdapat da
lam kitab-kitab Fiqh Mazhab Empat yang diakibatkan oJeh a
danya pasa] J 85 yang terdapat pada Kompil asi Hukum Is1am,
balk lamgsung maupun tidak Jang.sung, merubah zawi1-arham i- ...
menjadi zawi1-furud atau asabah, dan merubah zawil-furud
menjadi asabah, dan merubah aaabah menjadi zawil-furud.
BAB V
PENUTUP
A, Kesimru1an.
1. Pewaris adalah orang yang meninggal, baik seca -
ra hakiki ataupun berdasarkan putusan Fengadi1an, rne
ninggc:ilkan ahli waris dan harta peningg:nan.
Kompi1 asi Hukum Islam menambahkan persyara tan harus -
beragama Isl am, 8edangkan Mazhab Empa t ticlak '.nensyara t
~': ::tnnya.
2. Ahli war is menurut Kompilasi Hukum Islam, adalah orang
yang pad a saa t meninggal dunia mempunyai hubungan da
rah a tau hubungan perkawinarr dengan pewaris, beraga-
ma Islam d3n tidak terha1ang karena hukum untuk menja
di ahli-waris;
Sedangkan menurut Mazhab Empat, ahli waris adalah O
rang ketika meninggaJ.nya si pewaris dia hidup, punya
hubungan dengan pewaris yang menyebabkan dia mendapat
warisan, dan tidak terhalang al.eh penghalang-pengha
J.ang kewarisan.
3, Persyaratan yang harus dipenuhi OJ.eh ahli waris supa
ya mendapat warisan dari pewaris adalah
Menurut Kompilasi Hukum Islam hendaklah ahli waris ter
sebut beragama Islam, mempunyai hubungan darah a tau hu
bungan perkawinan dengan pewaris, dan tidak terha1ang ,.. .... - .
oleh salah satu dari penghalang-pengha]ang kewarisan ,
yaitu membunuh pewaris, atau mencoba membunuh, atau
90
menganiaya berat pada pewaris atau dipersaJahkan seca
ra memfitnah te1ah mengajukan pengaduan bahwa pewaris
te1ah me1akukan suatµ kejahatan yang diancam dengan hu
kuman 5 tahun penjara atau hukuman yang Jebih berat.
Menurut Mazhab Empat , hendaklah ahli waris tersebut -
hidup ketika si pewaris meninggal, ia memp11nyai salah
satu dari sebab-sebab untuk mendapat warisan,yaitu bu-
bungan nasab, hubungan pernikahan, dan memerdekakan si
peawris, Hanafiyah menambah dengan keraba t yang dise -
babkan sumpah setia, Malikiyah dan Syafi'iyah menambah
persyara tan Islam un tuk memil iki bersama harta terse -
but di Bai tul-mal, Disamping i tu disyara tkan tidak ter-
halang oleh salah satu dari penghalang-penghalang un -
tuk mendapatkan wari9an, 9eperti membunuh pewar·is, men
jadi hamba sahaya, dan berbeda agama dengan pewaris.
Hanafiyah menambahkan dengan berbeda negara bagi non
mu slim, Mereka berbeda pendapa t da1 am men en tukan pem
bum1han yang mengh«langi warisan. Imam Syafi 'i berpen
dapa t pembunuhan secara mutlak, Imam Abu Hanifah seti
ap pembunuhan yang mengakibatkan qisas, diyat a tau ki
farah, Imam Malik setiap pembunuhan yang tidak dibenar
kan oJ eh syara, pembunuhan kesalahan tidaklah mengha -
1angi kewarisan, Dan Imam Ahmad berpendapat setiap pem
bunuhan yang menl?akiba tkan hukuman bagi si pelaku.
Menurut Kompilasi Hukum Isl am persyara tan-persyara tan
tersebut harus dimiliki ahl i waris ketika ahJ i war is
91
meninggaJ., sedang menuru t Mazhab Em pat dimil iki ahl i
waris ketika si pewaris meninggal,
4. Yang termasuk ahli war is menurut Kompilasi Hukum Is -
lam adalah ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki,pa
man, kakek dan duda dari golongan 1.aki-1.aki, dan ibu
anak perempuan, saudara perernpuan, nenek dan isteri ,
clari golongan perempuan. Dan apabila mereka meninggal
le bih dahul u dar i pewar is digan tikan 01 eh anak- anak
mereka, dengan demikian banyak memasukkan zawil-arham,
Sedangkan menurut Mazhab Empat, ahli waris clari golong
an laki-laki adalah : anak J.aki-laki, anak Jaki-laki -
dari anak J.aki-J.aki clan terus ke bawah asal melalui ja
lur laki-laki, bapak, kakek dan terus ke atas asal me
lalui jaJ.ur Iaki-laki, saudara laki-J.aki yang sekan -
dung, sa udara laki-laki yang sebapak, saudara Jaki-la
ki yang seibu, analt laki-laki dari saudara J.aki-laki
yang sekandung, anak laki-laki dari saudara laki-laki
yang sebapak, saudara J.aki-laki dari bapak yang sekan
dung, saudara laki-laki dari bapak yang sebapak, anak
laki-laki dari saudar<1 laki-laki bapak yang sekandung
anak Jaki-Jaki dari saudara laki-laki bapak yang se
bapak, suami, clan 1 aki-1.aki yang memerdekakan pewaris,
Ada pun dari go1 ongan perempuan adaJ ah : anak perem
ruan, anak perempuan dari anak laki-Jaki, terus ke ba
wah asal me1 al ui jal ur laki-laki, ibu, nenek dari ja
lur bapak, nenek dari jalur ibu, saudara perempuan se
93
a. Perubahan akiba t pengaruh 1angsung dari pasal 185.
1) 13 zawil-arham yang berubah menjadi zawil-furud
2) 5 zawi].-arham yang berubah menjadi asabah.
3) 4 zawil-furud yang berubah menjadi asabah.
4) 2 ajnabi (orang Jain) yaitu anak tiri berubah
menjadi zawil-furud.
b, Perubahan akibat pengaruh tidak langsung dari pa
sal 185 ;
1) Ibu terhijab nuqsan oleh zawil arham yang beru
bah menjadi zawil-furud,
2) suami terhijab nuqsan oJeh zawil-arham yang be~
ubah menjadi zawiJ-furud,
3) isteri terhijab nuqsan oleh zawiJ -arham yang ber
ubah menjadi zawil-furud.
4) 4 zawil-arham yang berubah menjadi asabah kemu
dian menghijab asabah lainnya
5) 2 zawil-furud yang berubah menjadi asabah kemu
dian menghijab hirman asabah Jainnya,
H, Saran-saran :
l. ~epada para U1ama dan para cerdik cendekiawan muslim
agar mengkaji ulang Kompilasi Hukum Islam terutama di
bidang Hukum Waris
2. Perlu segera penyempurnaan Kompilasi Hukum Islam ter
u tama di bidang Hukum Waris sehingga bisa dijadikan
pedoman dalam menetapkan pembagian harta.
91+
3, Dalam Hukum Waris M"azhab Empat yang merupakan Mazhab
Ahlus-Sunnah tidak banyak perbedaan, maka patut untuk
dijadikan sumber rujukan Kompilasi Hukum Islam,
4, Pasal 185 merupakan sumber dari segala perubahan Hu -
kum waris yang telah berlaku di Indonesia, maka perlu
disesuaikan atau dicabut,
5. Pengertian ahJi-waris dalam Kompi1asi Hukum Islam per
lu ditinjau kembali, sebab persyaratan yang harus di -
mil.iki ahl i waris harus ada ketika pewaris meninggal
dunia, bukan ketika ahli waris meningga1 dunia,
DAFTAR PUSTAKA •
Al-0,ur' an
Abdurrahman, H, SH, MH., Komiilasi Hukum Isl am di Indonesia, Jakarta, Fenerbit Akadem ka' Fressindo, 1992, cet. ke 1
Abu Zahrah, Muhammad, Ahkamu al.-Tirkah wa al-Mawaris, Mesir, Daru aJ-Fikri a1- 1 Aral?i, 1963
'AsqalanJ:, Ahmad bin Al_i bin Muhamm<7d bin Haiar. a1, Fat_h-. a] Bari, Beirut, Dar al-Fikr, jilid 12, 1959
Baqri, Muhammad bin Umar al-Syafi'i, al, Syarh Matn a1-Rahbiyah,Singapura, Sulaiman Mar'i, cet. ke 1, 1949.
Bukhari Abu Abdillah Muhammad bin Isma 111 bin Ibrahim bin a1-Mugirah, a1-, Sahih al-BukharI, Dar al-Ma!abi' al Syi 1 b!, juz 8. ·
Bahuti, Mansur bin Yunus bin·Idris, a1-, Kasysyaf al-Oina an Matn al Iqna', Beirut, Dar al Fikr, juz 4, 1982
Fatchur Rahman, Dr., Dmu Waris, PT Al-Ma'arif, Bandung,cet ke 2, 1981
Hassan, A., Al-Fara 1 id, Pustaka Progressif, Surabaya, cet. . ke 10, 1981.
Hazairin, Prof, Dr, SH, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut -. Our'an dan Hadis, Jakarta, Tintamas,.cet.ke 6, 1982.
Ibnu 1Abidln, Ifa:syiyah Radd Al-Mukhtar, Mesir, Syirkah Mak. tabah wa Matba'ah Mu11~afa al-Mb± al HaJabi wa AuJadih,
cet. ke 2, lil id 6, 1977 M/ 1376 H.
Ibnu Rusyd, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al-Qtr tu bi, Bidayah aJ.-Mu tahid wa Niha ah al -Mu tasid, Mesir, Syirkah Maktaba wa Mat a 'a Musj;afa aJ-Bab aJ-HalabI -wa AuUi.dih, cet, ke 3, juz 2, 19tD M/ 1379 H.
Kna tib, Hasan Ahmad, al - , A};-Figh a1 -Mu gar in, Kairo, Ma tba-ba 'ah Dar al-Ta 'lif, 19 7 '
Kha!arawi, Muhammad Al-'Ied, al-, Dr., Al-Ra 1 id fi 'Ilmi al Fara'id, AJ-MadTnah.al-Munawwarah, Maktabah mir al-Tu -ras, cet. ke Lf, 1983 M/1403 H.,
Khu<;iari, Ahmad Kamil, aJ.-, Al-Mawaris al-Islamiyah, Kairo, Lajnah_a1-Ta 1 r1.f bi aJ-Isll:l:m Majlis al A'lii 11 Syu•un -al Isl amiyah, 1966.
96
~'ugniyah :"uhammad Jawad, Ai -Ahwal al-3;utj;:.hsiyM__'Jt2.?_J'1aza _ _::. hih ~1-T<h:-imsah (A1-Ja'fari, Al-Hanafi, Al-Mal.iki, Al-Sya 11' i, A:1-Hanbi1i ). Beirut, Dar al-Ilmi li al-Mulayain cet, ke 1, 1964.
Muhammad Makhluf, Hasanain, Al-Mawaris fi al-Syar1 1ah al-Islamihah, Mesir, Al-Majlis al-A'l~li a1-Syu 1 Un.al Isla -miya , Lajnah al-Ta'r-lf bi al-Islam, 1976 •.
-· Mutl'i, Muhammad Najib, al-, AJ.-Majmu' Syarh al-Muhaz~ah,Me-. sir, Ma~ba'ah AJ.-Imam, juz 15, t,t,
Mu1tawi, Hasan KB.mil, al-, Figh Mu'amaiat 'Ala Mazhab Al-I -'m<1m Malik, Mesir, Al-Majlis a1-A 11a: li.al-Syu•un al-Is -
.. famlyah Lajnah al-Ta'rif bi al-Islam, t.t.
MajJ.is Dmiyah Islamiyah, Perdebatan dalam Seminar Hukum Nasional Tentang Fara'id,Jakarta, Tintamas, 1964.
Saliman, Abdul Aziz al-Muhammad, al-, Al-As'ilah wa aJ-Ajwiwibah al-Fig hiyhah al-Magrunah bi a] -AdiJ lah al-Shar 1 i.yyah, Al-Mamlaka AJ.-Arabiyah AJ.-Su 'udiyah, Ri 1asa Ida -rat a1-Buhiis aJ-Ilmiyah wa aJ-IfW..wa al-Da 11'/ah wa Al-Ir syad Idarah al-~ab'i wa aJ-Tarjamah, juz 7, J982 Mfl402H
. ..
Sayid Sabiq, al-, Fioh aJ-Sunnah,Beirut, Dar al-Kitab al-'Arabi, cet, ke 1, 1971 M/ 1391 H.
.. San•ani, Muhammad bin Isma'il, al-, Subul al-Salam,. Mesir , · .Syirkah Maktabah wa Mafba'ah·Mus~afa al-BabI al- !falab1.
wa Auiadih, cet, ke 2, juz _), 1958 M/ 1378 H.
Shiddieqy, T.M. Hasbi,AshY, Prof ,,Fighul Mawaris, Jakarta , Bulan Bintang, cet, ke l, 1973 •
. SyansyuriT Muhammad bin Abdullah bin Ali Al-'AjamI,a1-, AlFawa 1 id Al-Syansyuriyah Hil:misy Al-Tuhfah Al-Khairiyah li aJ = ~ajqrJ_, Mesir, Matba'ah Mustafa Al-Bab! Al-Halabi wa Auladih .t.c., t.t. "" ··
Syaukani, Muhammad-bin Ali, al-, Nail aJ,-Autar, Beirut, Dar al-Jail, juz 6, 1973. '
Suyii ti, Jal al udctin Abdurahman bin Abi Bakar, al-, Al -Jami• ci! ~r, Dar a1-Katib al- 'Arabi, 1967.
Taqiudctin Abi Bakar,bin Muha~mad, Kifayah a).-Ahyar, Surabaya Al-Maktabah al.-Saqafiyah, juz 2, 1350 H.
Yusuf Musa, Muhammad, Dr,, Al-Tirkah wa Al-Mlra.S fi AJ-Islam, Kairo, Dar-a1- Ma'rifah, cet. ke 2, 1978.
97
Tanpa-Pengarang, _Al-Ahkam AJ-S.yar'iyyah Fi AJ-Ahwal aJ-SyaW1 slfzyah 'Ala Mazhiib Al-Imam Al-A'zham Abi Hanl.fah Al-Nu.i. m n,, Mesir, M;;iktabah wa Mai;ba •ah Muhammaci Ali \)<ablh wa AU'fadih, t. c., 1965 M/ 1385.
-~~-----!\.
li>"f .. \ .-\!\i:\ i i l'."''; "A\: s /;,,, \
, ... ~--·"=-~,..,,.~--...)
SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS SYARI'AH IAIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nomor : 10 Tahun 1995
TENTANG PENELITIAN INDIVIDUAL FAKULTAS SYARI'AH IAIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
!/
DEKAN FAKULTAS SYARI'AH IAIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
.mbang
ring at
1etapkan
·ta1na
ua
iga
npat
: a. bahwa dalam rangka memperoleh data dalam usaha menumbuh kembangkan keilmuan di Fakultas Syari'ah, perlu diadakan penelitian individual Fakultas Syari 'ah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. bahwa untuk menjamin terlaksananya penelitian tersebut perlu ditetapkan 5 orang peneliti yang dipandang mampu dan memenuhi syarat untuk diangkat sebagai pelaksana penelitian dimaksud.
1. Undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian.
2. undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional.
sis tern
3. Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1990 tentang Pendidikan dhd Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 1991 tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1985 tentang Pokok-pckok Organisasi IAIN dan Keputusan Presiden nomor 10 tahun 1991 tentang Pencabutan Keputusan Presiden tentang susunan Or~ ganisasi Universitas dan Institut Negeri.
4. Keputusan Menteri Agama R. I nornor 15 tahun tentang susunan Organisasi dan tata kerja Syarif Hidayatullah Jakarta.
1988 IAIN
S. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 19/MENPAN/1989 tentang angka kredit bagi jabatan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi dalam lingkungan Departemen Agama.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN DEKAN TANG PENELITIAN JAKARTA
FAKULTAS SYARI'AH IAIN JAKARTA TENINDIVIDUAL FAKULTAS SYARI'AH IAIN
Mengangkat Saudara-saudara sebagaimana terdapat dalam kolom 2 dan kolom 3 masing-masing sebagai peneli ti dan konsultan dengan judul-judul penelitian sebagaimana kolom. 4, dalam lampiran SK ini.
~ugas peneliti sebagaimana dimaksud diktum pertama adalah melaksanakan penelitian individual mulai ditetapkan Surat Keputusan ini dan selambat-lambatnya akhir Agustus 1995 sudah menyampaikan hasilnya kepada Dekan, setelah itu tugas tersebut dianggap telah selesai.
Tugas Konsultan sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama mernberi bimbingan dan arahan terhadap terlaksananya penelitian individual tersebut.
Segala biaya yang dilaksanakan sebagai akibat pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada DURK IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1995/1996.
- 2 -
elirna Keputusan ini mulai berlaku sejak Tanggal di tetapkan dengan ketentuan jika ternyata terdapat kekeliruan akan dibetulkan kembali sebagaimana mestinya.
'EMBUSAN :
Rektor IAIN Jakarta. Kepala Pusat P2M IAIN Jakarta. Kepala Biro AUAK IAIN Jakarta. Yang bersangkutan.
DITETAPKAN DI PADA TANGGAL
DEKAN,
JAKARTA l JUNI 1995
S.H.A.CHAIRUDDIN SH 't /
,IP. 150 033 298
'"'·