Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan...

17
Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris di DPRD Kab. Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : ADITYA DIBYO SAPUTRO B 200 080 238 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan...

Page 1: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan

Publik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan Tentang

Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah

(Studi Empiris di DPRD Kab. Boyolali)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat – syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

ADITYA DIBYO SAPUTRO

B 200 080 238

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh
Page 3: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan

Publik Terhadap Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang

Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah

(Studi Empiris di DPRD Kab. Boyolali)

ADITYA DIBYO SAPUTRO

B 200 080 238

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Penelitian ini meneliti pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap

pengawasan keuangan daerah dengan variabel moderator partisipasi masyarakat dan transparansi

kebijakan publik. pengertian pengawasan keuangan daerah adalah tindakan yang dilakukan untuk

menjamin agar penerimaan daerah dan pengeluaran daerah tidak menyimpang dari rencana yang

telah digariskan dalam anggaran.

Sampel dalam penelitian ini adalah anggota dewan parwakilan rakyat daerah (DPRD)

Kabupaten Boyolali. Diperoleh menggunakn tehnik sampling jenuh. Jumlah responden dalam

penelitian ini adalah sebanyak 45. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner

yang dilakukan oleh anggota dewan. Pengujian hipotesis diuji dengan menggunakan multiple

regression untuk masing-masing sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, pengetahuan dewan tentang anggaran,

partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan terhadap

pengawasan keuangan daerah yang dilakukan dewan hal ini ditunjukan dengan nilai sig. masing-

masing sebesar 0,001, 0,012 dan 0,000. Kedua, pengetahuan dewan tentang anggaran dengan

partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah, hal ini

ditunjukkan dengan nilai sig. Sebesar 0,005. Ketiga pengetahuan dewan tentang anggaran dengan

transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah, hal

ini ditunjukkan dengan nilai sig. sebesar 0,008.

Kata kunci : pengetahuan dewan tentang anggaran, pengawasan keuangan daerah, partisipasi

masyarakat, transparansi kebijakan publik.

Page 4: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

A. PENDAHULUAN

Pemerintah adalah suatu organisasi yang diberi kekuasaan untuk mengatur

kepentingan Bangsa dan Negara. Lembaga pemerintah dibentuk umumnya untuk

menjalankan aktivitas layanan terhadap masyarakat luas. Dan sebagai organisasi nirlaba

mempunyai tujuan bukan mencari keuntungan semata-mata untuk menyediakan layanan

dan kemampuan meningkatkan layanan tersebut dimasa yang akan datang. Tujuan yang

ingin dicapai biasanya ditentukan dalam bentuk kualitatif, misalnya peningkatan keamanan

dan kenyamanan, mutu pendidikan, mutu kesehatan dan keimanan.

Dalam undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah

pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan

daerah yaitu pemerintah daerah dan DPRD. Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD

merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Pemerintahan

daerah dan DPRD sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk

melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing.

Salah satu fungsi dari lembaga legislatif adalah fungsi pengawasan (fungsi untuk

mengawasi kinerja eksekutif). Dalam penelitian ini fungsi dewan yang akan dibahas adalah

fungsi pengawasan anggaran. Permasalahanya adalah apakah fungsi pengawasan lebih

disebabkan pengetahauan dewan tentang anggaran ataukah lebih disebabkan karena

permasalahan lain. Disamping itu, apakah partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan

publik juga akan berpengaruh terhadap pengawasan anggaran yang dilakukan oleh dewan

(Sopanah dan Mardiasmo, 2003).

Sehubungan dengan hal itu maka peran dewan menjadi sangat meningkat dalam

mengontrol kebijakan pemerintahan. Menurut PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 132 yang menyatakan bahwa DPRD melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang APBD. Pengawasan tersebut

bukan berarti pemeriksaan, tapi lebih mengarah pada pengawasan untuk menjamin

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam APBD.

Page 5: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Pengawasan anggaran dilakukan oleh dewan dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal (Pramono, 2002 dalam Rosseptalia, 2006). Faktor internal adalah faktor yang

dimiliki oleh dewan yang berpengaruh secara langsung terhadap pengawasan yang

dilakukan oleh dewan, salah satunya adalah pengetahuan tentang anggaran. Sedangkan

faktor eksternal adalah pengaruh dari pihak luar terhadap fungsi pengawasan oleh dewan

yang berpangaruh secara tidak langsung terhadap pangawasan yang dilakukan oleh dewan,

diantaranya adalah partisipasi masyarakat dan kebijakan publik.

B. LANDASAN TEORI

Pengertian Keuangan Daerah

Menurut PP No. 58 Tahun 2005 keuangan Daerah adalah semua hak dan

Kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai

dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban daerah tersebut.

Pengelolaan keuangan daerah seringkali diartikan sebagai mobilisasi sumber

keuangan yang dimiliki oleh suatu daerah. Pandangan itu terlalu menyederhanakan dan

cenderung menghasilkan rekomendasi kebijakan yang relatif dan sepihak yang akan

merugikan masyarakat dalam konsep yang lebih luas.

Konsep Anggaran Sektor Publik

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai

selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial (Mardiasmo, 2002).

Sedangkan penganggaran atau proses penyusunan anggaran adalah proses

pengoporasionalan rencana dan bentuk pengkualifikasikan, biasanya dalam bentuk unit

moneter, untuk kurun waktu tertentu (Halim et al., 2000 dalam Rosseptalia, 2006), jadi

penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2003), proses penyusunan anggaran pada

dasarnya memiliki 4 tujuan yaitu: (1) menyelaraskan dengan rencana strategik, (2) untuk

mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa bagian dalam organisasi, (3) untuk memberikan

tanggungjawab kepada manajer atau pimpinan, guna mengotorisasi jumlah dana yang dapat

Page 6: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

digunakan, dan untuk memberitahukan hasil yang mereka capai, (4) untuk mencapai

kerjasama.

Pengawasan Keuangan Daerah

Pengawasan didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan

organisasi dan manajemen dapat tercapai. Pengawasan keuangan daerah dapat diartikan

sebagai segala bentuk tindakan untuk menjamin pengelolaan keuangan daerah berjalan

sesuai dengan tujuan, rencana, dan aturan-aturan yang telah digariskan. Pengawasan

diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah disusun dapat berjalan secara

efisien, efektif dan ekonomis (Sopanah dan Mardiasmo, 2003). pengawasan menurut

Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pasal 1 ayat (6) menyebutkan, bahwa :

“Pengawasan pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin

agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku”.

Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Anggaran

Adanya perubahan paradigma anggaran di era reformasi menuntut adanya

partisipasi masyarakat (publik) dalam keseluruhan siklus anggaran. Dalam menciptakan

akuntabilitas kepada publik diperlukan partisipasi kepala instasi dan warga masyarakat

dalam penyusunan dan pengawasan anggaran (Rubin, 1996 dalam Nasirwan, 2008).

Pengawasan yang dimaksud disini termasuk pengawasan terhadap pihak eksekutif melalui

pihak legislatif (Achmadi dkk, 2002). Pengetahuan tentang anggaran yang memperngaruhi

pengawasan yang dilakukan oleh dewan, partisipasi masyarakat diharapkan akan

meningkatkan fungsi pengawasan (Nasirwan, 2008).

Secara umum pengertian partisipasi adalah suatu tindakan dalam keterlibatan dan

berbagi pengaruh di dalam proses pengambilan keputusan (Wagner, 1994 dalam Zainuddin

dkk, 2002). Oleh karena itu, partisipasi di dalam penyusunan anggaran merupakan variabel

penting yang akan meningkatkan kualitas anggaran yang tersusun, serta dapat membantu

manajer dalam mengambil keputusan (Hopwood, 1994 dalam Zainuddin dkk, 2002).

Page 7: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Transparansi Kebijakan Publik

Dalam kehidupan bernegara yang semakin terbuka, pemerintah selaku perumus

dan pelaksanaan kebijakan APBD berkewajiban untuk terbuka dan bertanggungjawab

terhadap seluruh hasil pelaksanaan pembangunan. Sebagai bentuk untuk menindaklanjuti

terselenggaranya proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata pemerintahan yang

baik (good governance), pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban untuk

mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk membangun

jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan

berkerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit kerja (UU No. 56 Tahun

2005 tentang system informasi keuangan daerah).

Pengetahuan Anggota Dewan Tentang Anggaran

Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan, bahwa pengetahuan pada dasarnya

merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasa, dan berpikir yang menjadi dasar

manusia dalam bersikap dan bertindak. Salim (1991) mengartikan, pengetahuan sebagai

kepandaian yaitu segala sesuatu yang diketahui, berkenan dengan sesuatu yang dipelajari.

Pengetahuan dewan tentang anggaran adalah kemampuan dewan dalam hal

menyusun anggaran (RAPBD/APBD), deteksi serta identifikasi terhadap pemborosan atau

kegagalan dan kebocoran (Werimon dkk, 2007).

Hipotesis

H1A : Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Berpengaruh Terhadap Pengawasan

Keuangan Daerah.

H1B : Partisipasi Masyarakat Berpengaruh Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah.

H1c : Transparansi Kebijakan Publik Berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah.

H2 : Partisipasi Masyarakat Mempengaruhi Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang

Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah.

H3 : Transparansi Keuangan Publik Mempengaruhi Hubungan Pengetahuan Dewan

Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah.

Page 8: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

C. METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik yang

ditetapkan untuk diteliti (Sugiono,2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

anggota DPRD Kabupaten Boyolali yang berjumlah 45 orang yang terdiri dari komisi 1,

2, 3 dan 4.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiono,2002). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Dewan

Kabupaten Boyolali dengan menggunakan rumus sampel jenuh atau total sampling

dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian (Chabib, 2004).

Sumber Data diperoleh dari Anggota Dewan Kabupaten Boyolali. Data primer

dalam penelitian ini metode survey berupa penyebaran kuesioner kepada responden.

Responden yang dimaksud adalah anggota DPRD Kabupaten Boyolali Periode 2009-

2014.

Metode Analisis Data

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert

dengan skala penilaian 1 – 5 yaitu : Sangat tidak sesuai: 1, sangat sesuai: 2, netral: 3,

sesuai: 4, sangat sesuai: 5.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keahlian

suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan, dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Validitas diatas diuji dengan menggunakan uji korelasi Product Moment yang

dilaksankan dengan bantuan program SPSS V. 11.5. Analisis faktor yang digunakan

dengan tingkat signifikasi yang digunakan adalah sebesar 5% (α = 0,05). Jika tingkat

signifikan diatas 0.05 maka instrument yang digunakan dalam masing-masing variabel

tersebut tidak valid.

Page 9: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Reliabilitas adalah istilah untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran

realitas konsisten apabila pengukura diulangi dua kali atau lebih. Jadi pengukuran

realibilitas bertujuan untuk mengetahui ketetepan instrumen atau data yang diteliti. Data

yang sudah diuji kevalidannya kemudian akan diuji dengan koefisien Cronbanch Alpha ≥

0,6 dengan bantuan komputer program SPSS V.11.5.Suatu instrument dikatakan

reabilitas jika rhitung lebih besar rtabel (ro>r1) dan nilai r positif.

Metode Analisis

Setelah data dikumpulkan dan diuji validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya

dilakukan pengujian yang berhubungan dengan model statistik yang akan digunakan

dalam pengujian hipotesis. Alat analisis untuk menguji hipotesis-hipotesis tersebut

digunakan adalah analisis berganda (multiple regression). Pengujian hipotesis dilakukan

setelah model regresi berganda yang digunakan bebas dari pelarangan asumsi klasik, agar

hasil pengujian dapat diinterpretasikan dengan tepat. Persamaan regresi untuk menguji

hipotesis adalah sebagai berikut :

PKD = + 1PDTA + 2PM + 3TKP + 4PDTA_PM + 5PDTA_TKP + e

Dimana PKD = pengawasan keuangan daerah (APBD)

= konstanta

PDTA = pengetahuan dewan tentang anggaran

PM = partisipasi masyarakat

TKP = transparansi kebijakan public

PDTA_PM = interaksi antara PDTA dan PM

PDTA_TKP= interaksi antara PDTA dan TKP

12345 = koefisien regresi

e = eror

Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan multiple

regression untuk masing-masing sampel.Serta melihat nilai p value, Uji F, koefisien

determinasi (R2), dan Uji-t.

Page 10: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak

berpengaruh terhadap variabel dependen (Gozhali, 2005). Untuk mempermudah

analisa bisa langsung dari koefisien signifikan atau probabilitas yang ada. Dalam

analisa ini digunakan α =5% artinya kemungkinan kesalahan hanya boleh jika p< 5 %,

jika p> 5 % model dianggap tidak signifikan . Nilai-p (peluang) untuk statistik

ujinya < a (taraf nyata) yang telah ditetapkan biasanya pada taraf a = 5%. Adapun

kriteria yang digunkan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel, maka secara serentak variabel independen berpengaruh secara

nyata terhadap variabel dependen.

Jika Fhitung < Ftabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

secara nyata terhadap variabel dependen.

Koefesien Determinasi ( R2)

Koefisien ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variasi Xn

terhadap variable Y, dan juga untuk mengetahui ketepatan pendekatan atas alat analisi

(Gujarati, 1999). Koefisien determinasi (R2) ini untuk menguji seberapa besar R-

square menunjukan signifikansi hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen (Ghozali, 2009). Nilai R-square berkisar antara 0 < R2 <1 dan kecocokan

model dikatakan baik jika nilai R2 mendekati 1. Jika R

2 = 1, berarti prosentase

sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen adalah 100%. Tetapi jika

R2 = 0, berarti variabel tidak dapat digunakan untuk membuat ramalan

(Gujarati,2001).

Dengan demikian tingkat ketepatan regresi ditunjukan oleh R2 yang besarnya

berkisar antara 0 ≤ R2 ≤ 1, maka semakin besar nilai R

2 berarti makin tepat suatu garis

regresi linier yang digunakan sebagai pendekatan. Apabila nilai R2 sama dengan 1

maka pendekatan itu benar-benar sempurna.

Page 11: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji t

Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah variable penjelas (independent) berpengaruh

secara signifikan terhadap variable dependen (Ghozali, 2005). Dalam analisa ini digunakan α =

5% artinya kemungkinan kesalahan hanya boleh jika p< 5 %, jika p> 5 % model dianggap tidak

signifikan sehingga Ho ditolak. Analisis Uji t (t test) ini digunakan untuk mengetahui

signifikasi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara parsial.

Pengujian Asumsi Klasik

1. Pengujian Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi antara

variabel independen dan dependen keduanya terdistribusi secara normal atau tidak. Model

yang variabel residualnya tidak berdistribusi normal tidak dapat dilakukan uji statistik

terhadapnya karena hasil pengujian tersebut menjadi tidak valid.

Pengujian ini dilakukan dengan uji kolmogrov smirnov Z. Hasil pengujian ini

akan dibandingkan dengan nilai signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% atau

0,05. Maka jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih dari 0,05 maka data tersebut

terdistribusikan normal (Ghozali, 2006).

2. Pengujian Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan korelasi antara variabel independent

yang satu dengan variabel independen yang lainya. Multokolinearitas berkenaan dengan

terdapatnya lebih dari satu hubungan linear pasti. Multikolinearitas menyebabkan regresi

tidak efisien atau penyimpangannya besar.

Penelitian ini menguji multikolinearitas berdasrkan tolerance value dan dari

variance inflation factor (VIF). Model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu Apabila

nilai VIF <10 dan nilai tolerance value >0,1 (Ghozali, 2006).

3. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji asumsi regresi heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke

Page 12: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

pengamatan lain. Jika varian residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika variannya berbeda, disebut

heteroskedastisitas. Model yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pada penelitian ini untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas adalah

menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara mengabsolutkan nilai

residual, kemudian hasil absolut residual diregresikan dengan variabel independen,

apabila nilai signifikan yang diperoleh lebih dari 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

D. HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN

Pengujian Hipotesis

Dari hasil analisis uji t dapat diketahui bahwa pengetahuan dewan tentang

anggaran secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan

keuangan daerah, yang ditunjukkan dengan t hitung 3,536, lebih besar dari t tabel

1,960, jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Partisipasi masyarakat secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap

pengawasan keuangan daerah, yang ditunjukkan dengan t hitung 2,668, lebih besar

dari t tabel 1,960, jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima

Transparansi kebijakan publik secara statistik berpengaruh secara signifikan

terhadap pengawasan keuangan daerah, yang ditunjukkan dengan t hitung 4,007, lebih

besar dari t tabel 1,960, jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Pengetahuan dewan tentang anggaran dan partisipasi masyarakat secara

statistik berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah, yang

ditunjukkan dengan t hitung 3,011 lebih besar dari t tabel 1,960, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Pengetahuan dewan tentang anggaran dan Partisipasi masyarakat

memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Pengawasan keuangan daerah, jadi

dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Pengetahuan dewan tentang anggaran dan Transparansi kebijakan publik

secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah,

yang ditunjukkan dengan t hitung 2,817 lebih besar dari t tabel 1,960.

Page 13: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Pembahasan Hipotesis

Hasil pengujian tingkat signifikan uji t terhadap hipotesis 1a, dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan anggota dewan tentang anggaran memiliki pengaruh

yang bersifat positif dan signifikansi terhadap pengawasan keuangan daerah yang

dilakukannya. Artinya Semakin tinggi tingkat kemampuan anggota terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan anggaran, maka pengawasan terhadap keuangan daerah yang

dilakukan akan semakin baik.

Hasil pengujian tingkat signifikan uji t terhadap hipotesis 1b menunjukan

bahwa Partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan dan positif terhadap

pengawasan keuangan daerah (APBD). Partisipasi masyarakat sebagai salah satu

indikator tercapainya good governance memiliki peran penting dalam pengawasan

keuangan daerah. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan keuangan daerah dapat

terwujud dalam beberapa cara, diantaranya memberikan masukan berupa aspirasi dan

direalisasikan dengan adanya forum komunikasi antar dewan dan masyarakat yang

diselenggarakan.

Hasil pengujian tingkat signifikan uji t terhadap hipotesis 1c menunjukkan

bahwa bahwa Transparansi kebijakan publik memiliki pengaruh signifikan dan positif

terhadap Pengawasan keuangan daerah (APBD). kemajuan pesat teknologi informasi

serta potensi pemanfaatannya secara luas dijadikan sarana pendukung transparansi

kebijakan publik, hal tersebut membuka peluang bagi berbagai pihak untuk

mengakses, mengelola dan mendayagunakan informasi secara cepat dan akurat untuk

lebih mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, dan serta

mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.

Hasil analisis regresi terhadap hipotesis ke dua dapat dilihat interaksi antara

pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh

signifikan dan positif terhadap pengawasan APBD Dari hasil pengujian tingkat

signifikan uji t terhadap hipotesis 2, dapat disimpulkan Pengetahuan dewan tentang

anggaran dan Partisipasi masyarakat berpengaruh positif signifikan terhadap

Pengawasan keuangan Daerah (APBD). Artinya semakin tinggi interaksi pengetahuan

anggaran dengan partisipasi masyarakat maka pengawasan yang dilakukan akan

Page 14: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

semakin meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mendukung bahwa

jika masyarakat dilibatkan dalam proses penganggaran maka pengawasan yang

dilakukan oleh dewan akan semakin meningkat.

Hasil analisis regresi terhadap hipotesis ke tiga dapat dilihat interaksi antara

pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik

berpengaruh signifikan dan positif terhadap pengawasan APBD. Kemajuan pesat

teknologi informasi serta potensi pemanfaatannya secara luas dijadikan sarana

pendukung transparansi kebijakan publik, hal tersebut membuka peluang bagi

berbagai pihak untuk mengakses, mengelola dan mendayagunakan informasi secara

cepat dan akurat untuk lebih mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih,

transparan, dan serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.

E. PENUTUP

Kesimpulan

1. Pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan

publik berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah. Hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran memiliki pengaruh

yang bersifat positif dan signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah yang

dilakukannya. Semakin tinggi tingkat kemampuan anggota terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan anggaran, maka pengawasan terhadap keuangan daerah yang

dilakukan akan semakin baik.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua dapat dilihat bahwa Interaksi antara

pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh

positif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah diterima. Sehingga Dapat

diinterpretasikan, bahwa Transparansi kebijakan publik semakin baik maka pengaruh

Pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap Pengawasan keuangan daerah akan

semakin kuat.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga dapat dilihat bahwa interaksi antara

pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik

berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah. Hal dapat

diinterpretasikan Transparansi kebijakan publik memiliki pengaruh yang positif dan

Page 15: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

signifikan pada pengaruh Pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap Pengawasan

keuangan daerah. Hal ini dapat diinterpretasikan, jika Transparansi kebijakan publik

semakin baik maka pengaruh Pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap

Pengawasan keuangan daerah akan semakin kuat; atau sebaliknya, jika Transparansi

kebijakan publik semakin rendah atau kurang baik maka pengaruh Pengetahuan

dewan tentang anggaran terhadap Pengawasan keuangan daerah akan semakin lemah.

Saran

1. Bagi para peneliti berikutnya dapat memperluas penelitian menjadi beberapa

daerah/kota, atau bahkan Provinsi sehingga diperoleh sampel atau responden lebih

banyak, dan sedemikian rupa generalisasi hasil penelitian akan lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya dengan menambah variabel-variabel penelitian yang lain,

misalnya akuntabilitas, komitmen organisasi dan lain-lain.

3. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan responden dari wilayah DPRD lain

sebagai objek penelitian atau dengan sampel penelitian yang lebih besar, agar hasil

penelitian lebih kuat untuk membuktikan hubungan variabel-variabel di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2007. Seri Bunga Rampai: Akuntansi dan Pengelolaan Keuangan Daerah,

Yogyakarta, UPP STIM YKPN.

Coryanata, Isma, 2007, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan

Publik Sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran dan

Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Universitas Bengkulu, SNA X.

Development Core Team, R Datasets, PPt modul, 2008.

Djadiyono, M, 2003, Amanat Reformasi dalam GBHN 1998, Jakarta, CSIS.

Efriandra, ardy, 2011, Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran terhadap

Pengawasan Keuangan Daerah dengan Variabel Moderator Studi Empiris pada DPRD

Provinsi Jogjakarta), Universitas Muhammadyah Surakarta, Skripsi.

Erlangga, Putra, 2007, Sasaran Perwujudan Pemerintahan yang Baik (Good Governance) ,

Yogyakarta, Modul.

Page 16: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Ghozali, Imam,.2005, Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Semarang, Badan

Penerbit-UNDIP.

Ghozali, Imam,.2009, Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Semarang, Badan

Penerbit-UNDIP.

Junaedi, 2008, Ekonometrika, Universitas Jambi, Modul

Kartiwa, H.A, 2009, Implementasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Mewujudkan Good

Governance, Pascasarjana UNPAD, Modul.

Kurniyawan, Deny, 2008, Linier Regrssion (Regresi Linier), Forum Statistika

Speaks With Data. http://ineddeni.wordpress.com

Liona, Marwah, 2003, Agenda Reformasi dimata Publik, UI, Modul.

Madiasmo, 2001, Pelaksanaan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah

dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Penerbit Andy. Yogyakarta.

Madiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andy .Yogyakarta.

Mulyanto, 2008, Tinjauan Penyusunan KUA, PPAS dan RKA-SKPD: Beberapa Pokok

Pemikiran Awal, Service Provider, LGSP.

Musthofa, Chabib, 2004, Metode Penelitian Kuantitatif, _ , Modul.

Nordiawan, Deddi.2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta, Salemba Empat.

Paulus, Pratiwa, 2006, Transparansi Untuk Siapa?, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Purwoko, Bambang, 2004, Paradigma Good Governace, Modul.

Puspita, Rani 2008, Analisa Regresi - Tugas Regresi Berganda.doc. [email protected]

Roseptalia, Rima, 2006. Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap

Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Moderator Partisipasi Masyarakat

Dan Transparansi Kebijakan Publik. UII, Skripsi.

Sanjoyo, 2002, Basic Econometric, http://sanjoyo-eco.wordpress.com

Sopanah, 2009. Studi Fenomenologis: Menguak Partisipasi Masyarakat dalam Proses

Penyusunan APBD, Universitas Widyagama Malang, SNA XII.

Sopanah dan Whayudi, Isa, 2008, Pengaruh Akuntabilitas Publik,Partisipasi Masyarakat dan

Transparansi Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Anggaran

dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD), Malang Corruption Watch (MCW),

SNA XIII.

Page 17: Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan ...eprints.ums.ac.id/23881/9/2.JURNAL_PUBLIKASI_+_COVER.pdf · tabel, maka secara serentak variabel independen tidak berpengaruh

Tatag, S, 2005, Reformasi Keuangan Pemerintahan Daerah, Pasca sarjana Universiatas

Brawijaya Malang, 2009.

United Nations Development Program (UNDP), 2007. Local Governance Support Program

(LGSP) For Good Governance, Jakarta, Dokumen bahan ajar.

USAID (United States Agency for International Development), 2007, Local Governance

Support Program (LGSP) USAID, Jakarta, Bahan ajar.

Werimon, Ghozali dan Nazir , 2007, Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi

Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran

dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) (Study Empiris Di Provinsi Papua),

SNA X.

Winarna, Jaka dan Murni, Sri, 2007, Pengaruh Personal Background, Political Background

dan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD dalam Pengawasan

Keuangan Daerah (Studi Kasus Di Karesidenan Surakarta Dan Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun 2006). Universitas Sebelas Maret, SNA X.

Zainuddin dkk., Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah di Indonesia. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2002.

, Pemetaan Penerapan Good Governance, Pelayanaan Publik dan

Penanggulangan Tahun 2005. 2005. http://www.wordpress.com

, Surat Keputusan DPRD Kab. Karanganyar No. 188.4/16 tahun 2009, DPRD

Kabupaten Karaganyar, Jawa Tengah, 2009.

, Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia Amandemen IV, 2004.

, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Daerah, Departemen Keuangan Ripublik Indonesia, Jakarta, 2003.

, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara, Departemen Keuangan Ripublik Indonesia, Jakarta, 2004.

, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Departemen Dalam Negeri, Jakarta, 2009.

, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, Departemen

Komunikasi dan Informatika, Jakarta, 2005.