PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi...

73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU PEKERJA DI PERUSAHAAN KASUR KAPUK X SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Diploma IV Untuk mencapai gelar Sarjana Saint Terapan Oleh: Wiwin Isma Indah NIM. R0207059 PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Transcript of PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi...

Page 1: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS

FUNGSI PARU PEKERJA DI PERUSAHAAN KASUR KAPUK X

SUKOHARJO

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Diploma IV Untuk mencapai gelar Sarjana Saint Terapan

Oleh: Wiwin Isma Indah

NIM. R0207059

PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2011

Page 2: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Page 3: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustakaan.

Surakarta, Juli 2011

Wiwin Isma Indah NIM. R0207059

iii

Page 4: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

ABSTRAK Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru

Pekerja Di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo

Wiwin Isma Indah1, Lusi Ismayenti 2, Agus Widiyatmo 3.

Tujuan : Untuk mengetahui Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo. Metode : Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling sehingga populasi yang menjadi subjek penelitian adalah berjumlah 30 orang. Pengambilan data kapasitas fungsi paru dengan menggunakan alat Spirometer jenis Autospiro AS-300 untuk mengetahui karakteristik kapasitas fungsi paru dari responden. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik chi square dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0. Hasil : Hasil analisis dengan uji chi square pada Uji Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja Di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo bahwa nilai p sebesar 0,031 atau kurang dari 0,05 (p < 0,05). Simpulan : Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa ada Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo . Kata Kunci : Debu Kapas, Kapasitas Fungsi Paru 1. Fakultas Kedokteran Progam Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. 2. Pendidikan Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret

Surakarta. 3. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro.

iv

Page 5: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ABSTRACT

Effect of Exposure to Cotton Dust Capacity Against Lung Function Workers In Caton Mattress Company X

Sukoharjo

Wiwin Isma Indah1, Lusi Ismayenti 2, Agus Widiyatmo 3. Objectives: To determine the influence of Exposure to Cotton Dust Capacity Against Workers Lung Function in Company X Sukoharjo Mattress Cotton. Methods: This study used observational analytical method with cross sectional approach. Sampling technique used was purposive sampling so that the population from which research subjects are numbered 30 people. Data retrieval capacity of lung function using a spirometer type Autospiro AS-300 to investigate the characteristics of lung function capacity of respondents. Processing techniques and data analysis performed by chi-square statistical test using the computer program SPSS version 16.0. Research : The results of the analysis with the chi square test on the Test Effects Of Exposure to Cotton Dust Capacity Workers Lung Function In Kapok Mattress Company X Sukoharjo that the p-value of 0.031 or less than 0.05 (p <0.05). Conclusion: From these results indicate that there is influence of Exposure to Cotton Dust Capacity Against Workers Lung Function in Company X Sukoharjo Mattress Cotton. Keywords: Cotton Dust, Pulmonary Function Capacity 1. Faculty of Medicine, Safety and Occupational Health Program, University of Surakarta Eleven March. 2. Family Medicine Postgraduate Education, University of Surakarta Eleven

March. 3. Faculty of Public Health, Diponegoro University.

v

Page 6: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan karunia dan nikmat-Nya yang tak terkira berupa kemudahan

kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Shalawat dan salam penulis persembahkan bagi junjungan kita Rasulullah

Muhammad SAW beserta Ahlul Bait-nya, yang telah rela mengorbankan jiwa,

raga dan seluruh hidupnya demi menegakkan dinnullah sebagai ajaran yang

merupakan penerangan bagi kehidupan manusia di seluruh alam ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas

Fungsi Paru Pekerja Di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo”. Penyusunan

skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Saint Terapan di Program Studi D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini,

dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada:

1. Bapak Prof. H. A.A. Subiyanto, dr., MS, Dr selaku Dekan Fakultas Kedoteran

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

2. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp. Ok selaku Ketua Program D.IV

Kesehatan Kerja Fakultas Kedoteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta

(periode lama).

3. Ibu Dra. Ipop Sjarifah,M.si selaku Ketua Program D.IV Kesehatan Kerja

Fakultas Kedoteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta (periode baru).

4. Ibu Lusi Ismayenti,ST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Agus Widiyatmo,SE,M.Kes selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

vi

Page 7: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7. Bapak Sumadi selaku pemilik perusahaan yang telah memberikan izin dan

semua tenaga kerja di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo yang telah

membantu dalam penelitian ini.

8. Bapak dan Ibunda tercinta yang telah berkorban begitu banyak, baik materiil

maupun spiritual. Terimakasih atas dorongan dan doa restunya, maaf bila

anakmu ini belum bisa di banggakan.

9. Adik dan kakakku Nina, mas Hendrik (terimakasih doa kalian teruslah

berusaha menjadi yang terbaik), terimakasih buat mas Anton, semangatku

untuk selalu menjadi lebih baik dan yang selalu memberikan support serta

doa, yang membuat setiap hal menjadi lebih berharga (sukses dan selalu

menjadi yang terbaik ya thayank). Dan Anakku Gita yang cantik yang selama

ini telah memberikan spirit serta semangat dalam mengerjakan penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun material, yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu sehingga terselasaikannya Skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini bisa

bermanfaat bagi civitas akademika Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menambah wawasan ilmu

di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Surakarta, Juli 2011

Wiwin Isma Indah

vii

Page 8: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

PERNYATAAN ........................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka.................................................................... 9

B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 31

C. Hipotesis ................................................................................ 32

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian....................................................................... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 33

C. Populasi ................................................................................ 33

D. Teknik Sampling .................................................................... 34

E. Sampel Penelitian ................................................................... 34

F. Identifikasi Variabel ............................................................... 35

G. Definisi Operasional Variabel ................................................ 36

H. desain Penelitian ................................................................... 38

viii

Page 9: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................ 47

B. Karakteristik Responden ....................................................... 49

C. Paparan Debu ........................................................................ 50

D. Kapasitas Fungsi Paru ............................................................ 51

E. Analisa Data Paparan Debu dan Kapasitas Fungsi Paru .......... 53

BAB V. PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat .................................................................. 55

B. Analisis Bivariat .................................................................... 58

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 61

B. Saran ...................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63

LAMPIRAN

ix

Page 10: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

DAFTAR TABEL

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Umur Responden ......................................... 49

Tabel 5 Distribusi Masa Kerja Responden ................................................ 50

Tabel 6 Data Pengukuran Kadar Debu ....................................................... 51

Tabel 7 Data Pengukuran Kapasitas Fungsi Paru ...................................... 52

x

Page 11: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 31

Gambar 2 Desain Penelitian .......................................................................... 38

Gambar 3 Spirometri dan Personal Dust Sampler .......................................... 70

xi

Page 12: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri di indonesia telah berkembang sejak tahun

1970-an. Kemajuan dan perkembangan industri tekstil telah mempunyai

dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah untuk

pemenuhan kebutuhan sandang di indonesia serta membuka lapangan

pekerjaan. Sedangkan dampak negatifnya adalah pengaruh dampak

lingkungan bagi pekerja itu sendiri ataupun penduduk disekitarnya (Windarto,

2004)

Pada era globalisasi ini, Indonesia ditantang untuk memasuki

perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor

industri akan bertambah sejalan dengan pertambahan industri. Dengan

pertambahan tersebut, maka konsekuensi permasalahan industri juga semakin

kompleks, termasuk masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pada

tiga dasawarsa yang lalu, penyakit paru masih didominasi oleh penyakit

infeksi, khususnya tuberkulosis, pneumoni, bronkiektasis, empiema, abses

paru dan lain-lain. Namun perkembangan yang sangat pesat disegala sektor

saat ini telah mengubah pola penyakit yang ada. Berbagai faktor yang

berperan terhadap pola penyakit pernafasan tersebut antara lain:

perkembangan sektor industri yang bertanggung jawab terhadap terjadi polusi

1

Page 13: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

udara, meningkatnya produksi rokok, urbanisasi, dan krisis ekonomi. Keadaan

ini menyebabkan meningkatnya frekuensi penyakit pernafasan yang tidak ada

kaitannya dengan infeksi, antara lain : asma, bronkitis kronis, penyakit akibat

pencemaran lingkungan, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker paru

dan lain-lain (Irwanashari, 2009).

Perubahan yang cepat dalam masyarakat indonesia sebagai

konsekuensi perkembangan ekonomi, menyebabkan perubahan orientasi

kesehatan dari infeksi ke golongan penyakit denegeratif. Salah satu penyakit

non-infeksi yang tergolong penyakit denegeratif yang merupakan masalah

masa kini dan diperkirakan terlebih lagi dimasa depan, adalah penyakit akibat

atau berhubungan dengan pernapasan. Penyakit paru akibat kerja adalah

semua kelainan/penyakit paru yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau

lingkungan kerja (Anies, 2005).

Penyakit paru dapat berupa peradangan, penimbunan debu,

fibrosis, tumor, dan lain sebagainya. Saluran pernapasan merupakan salah satu

bagian yang paling mudah terpapar oleh bahan-bahan yang merugikan yang

terdapat di lingkungan. Bahan-bahan tersebut salah satunya yang

menimbulkan pneumokoniosis, yaitu segolongan penyakit yang disebabkan

oleh penimbunan debu-debu dalam paru-paru. Tergantung dari jenis debu

yang ditimbun (Suma’mur, 2009).

Bila penyakit paru akibat kerja telah terjadi, umumnya tidak ada

pengobatan yang spesifik dan efektif untuk menyembuhkanya. Gejalanya

biasanya timbul apabila penyakit sudah lanjut. Pada penyakit paru akibat kerja

2

Page 14: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pada umumnya hanya bersifat simtomatis yaitu mengurangi gejala dan

keluhan penderita.

Debu kapas yang terhirup oleh tenaga kerja dapat menimbulkan

kelainan fungsi atau kapasitas paru. Kelainan tersebut terjadi akibat rusaknya

jaringan paru-paru yang dapat berpengaruh terhadap produktifitas dan kualitas

kerja. Debu campuran mengakibatkan penyakit paru pada tenaga kerja yang

disebut dengan penyakit paru akibat kerja oleh karena disebabkan oleh

pekerjaan atau faktor lingkungan kerja. Penyakit demikian sering disebut juga

penyakit buatan manusia, oleh karena timbulnya disebabkan oleh adanya

pekerjaan (Irwanashari, 2009).

Debu yang sering terhirup oleh tenaga kerja salah satunya adalah

debu kapas. Debu kapas yang terhirup oleh tenaga kerja dapat menimbulkan

kelainan fungsi atau kapasitas paru. Kelainan tersebut terjadi akibat rusaknya

jaringan paru-paru yang dapat berpengaruh terhadap produktifitas dan kualitas

kerja. Debu campuran mengakibatkan penyakit paru pada tenaga kerja yang

disebut dengan penyakit paru akibat kerja oleh karena disebabkan oleh

pekerjaan atau faktor lingkungan kerja. Penyakit demikian sering disebut juga

penyakit buatan manusia, oleh karena timbulnya disebabkan oleh adanya

pekerjaan (Irwanashari, 2009).

Berbagai faktor berpengaruh terhadaap timbulnya penyakit atau

gangguan pada saluran pernafasan akibat debu. Faktor itu antara lain adalah

faktor debu yang meliputi ukuran partikel, bentuk, konsentrasi, daya larut dan

3

Page 15: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sifat kimiawi dan lama paparan. Faktor individual meliputi mekanisme

pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001).

Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan faktor

lingkungan kerja yang dapat ikut berperan dalam hal kesehatan kerja. Pada

pemintalan kapas, paparan debu dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat

kerja yaitu gangguan fungsi paru dan kecacatan. Hal ini sejalan dengan yang

dikemukakan oleh (Mukono, 2000) bahwa tempat penyarapan utama bagi

toksikan adalah saluran pernafasan, paru ataupun iritasi mata dimana absorbsi

toksikan di paru biasanya berupa gas dan partikel .

Faktor pencemar lain pada industri yakni debu kapas akan

mempengaruhi derajat kesehatan tenaga kerja. Pada lingkungan industri kasur

kapuk sering dijumpai penyakit byssinosis. Penyakit ini adalah penyakit yang

disebabkan oleh penimbunan kapas pada paru. Gejala klinis penyakit

byssinosis ini berbeda-beda, tergantung dari jumlah timbunan debu pada kapas,

secara teoritis jika seseorang terpapar debu kapas dalam waktu yang lama akan

terganggu kesehatanya. Salah satu parameter untuk mengetahui keadaan

kesehatan para pekerja yang berhubungan dengan proses pernapasan adalah

kapasitas paru. Dalam melakukan proses produksi, kadar debu kapas total yang

dihasilkan tidak boleh lebih dari Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu 0,2 mg/m3

serat yang respirabel menurut SNI 19-0232-2005 tentang Nilai Ambang Batas

zat kimia di udara tempat kerja ( Novan, 2009).

Berdasarkan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Sufya Akun

sari (2010) tentang Hubungan Paparan Debu Kapas Terhadap Penurunan

4

Page 16: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja di Unit Spinning PT. Dan Liris Sukoharjo.

Berdasarkan analisis data, didapatkan besarnya probabilitas sebesar 0,768

mg/m3 yang telah melebihi Nilai Ambang Batas dan didapatkan hasil p hitung

sebesar 0,009 yang artinya ada Hubungan yang cukup kuat antara variabel.

Selain penelitian tersebut ada penelitian yang lain yang dilakukan oleh peneliti

terdahulu yaitu oleh Sigit Fajar Suryanto (2009), tentang Hubungan Paparan

Debu Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja Di Perusahaan Jamu Sabdo

Palon Kecamatan Nguter Sukoharjo, didapatkan hasil p hitung sebesar 0,022

yang artinya p hitung signifikan karena <0,05, dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada Hubungan antara debu kapas terhadap kapasitas fungsi

paru. Selain itu berdasarkan penelitian dari arief susanto (1996), tentang

Hubungan Lama Terpapar Debu Padi Dengan Penurunan Fungsi Paru (Volume

Ekspirasi Paksa Dan Kapasitas Vital) Pada Pekerja Penggilingan Padi Di

Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo, berdasarkan penelitian tersebut

didapatkan hasil dari uji statistik r = -0.4180 dimana terdapat korelasi negatif

(berbanding terbalik), yang mempunyai arti semakin lama pekerja terpapar

debu padi semakin menurun fungsi parunya (% FEV-1/FVC) dengan pengaruh

yang relatif kecil.

Dari survei awal yang dilakukan peneliti terhadap tenaga kerja,

terdapat beberapa pekerja yang mengalami berat di dada pada hari-hari

tertentu misalnya hari senin atau hampir setiap hari akibat terpajan debu secara

terus menerus, Pekerja juga mengalami keluhan kaku leher dan punggung,

otot-otot kepala dan leher menjadi tegang yang menyebabkan sakit kepala,

5

Page 17: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

susah tidur, sehingga saat bekerja mengakibatkan penurunan konsentrasi,

ketidaknyamanan dalam bekerja, kesalahan saat melakukan pengisian kapuk,

pekerjaan yang berulang-ulang mengakibatkan pekerja terpajan debu kapas

setiap hari, hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan pernafasan, pekerja

juga mengalami rangsangan-rangsangan atau reaksi alergi dari pekerja terhadap

debu kapas di tempat kerja. Dilihat dari gejala yang muncul, hal tersebut

merupakan ciri-ciri dari debu kapas, yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap

gangguan paru pekerja.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan

penelitian mengenai Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas

Fungsi Paru Pekerja di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo.

B. Perumusan Masalah

Adakah Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi

Paru Pekerja di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas

Fungsi Paru Pekerja di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menilai kadar debu lingkungan unit Pengisian Kasur Kapuk

Perusahaan Kasur X Sukoharjo.

6

Page 18: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Untuk menilai keadaan fungsi paru dari tenaga kerja wanita unit

Pengisian Kasur di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian.

a. Teoritis

Diharapkan sebagai pembuktian bahwa paparan debu kapas dapat

mempengaruhi kapasitas fungsi paru pekerja di Perusahaan Kasur

Kapuk X Sukoharjo.

b. Aplikatif

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah wacana kepustakaan keilmuan tentang teori-teori

pengaruh paparan debu kapas dan gangguan fungsi paru tenaga

kerja khususnya tentang Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap

Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja di Bagian Pengisian Kasur

Kapuk X Sukoharjo.

2. Bagi Peneliti

Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang Pengaruh

Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Tenaga

Kerja di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo.

3. Bagi Program D.IV Kesehatan Kerja

Menambah referensi, data dan informasi di kepustakaan

Program D.IV Kesehatan Kerja khususnya Pengaruh Paparan

7

Page 19: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Debu kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja di Perusahaan

Kasur Kapuk X Sukoharjo.

4. Bagi Perusahaan kasur Kapuk X Sukoharjo,

a. Menambah pengetahuan dan pengertian Pengaruh Paparan

Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja di

Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan

bagi perusahaan itu sendiri untuk mengambil tindakan

pengendalian, langkah kebijakan dalam menunjang

pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dan

perusahaan dapat melakukan pencegahan untuk timbulnya

penyakit atau mengurangi perkembangan penyakit-penyakit

yang telah terjadi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi

kerja, produktifitas kerja dan derajat kesehatan tenaga kerja

secara optimal.

8

Page 20: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Debu Kapas

a. Pengertian Debu

Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut

sebagai partikel yang melayang di udara (Suspended Particulate

Matter / SPM) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron.

Dalam Kasus Pencemaran udara baik dalam maupun di ruang gedung

(Indoor and Out Door Pollution) debu sering dijadikan salah satu

indikator pencemaran yang digunakan untuk menunjukan tingkat

bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja (Pujiastuti, 2002).

b. Pengertian debu Kapas

Debu kapas termasuk debu organik yang mengandung unsur

karbon yang bersifat sebagai fibrosis pada paru, selain itu debu kapas

tergolong sebagai suspended particulate matter yaitu debu yang

berada di udara dan tidak mudah mengendap. Debu kapas yang

mengakibatkan penyakit byssinosis adalah penyakit paru akibat kerja

yang penyebabnya penghirupan debu kapas, vias, henep, atau sisal.

Melihat luas dan besar kemungkinan penghirupan aneka debu

penyebab bissinosis tersebut debu kapas terutama menempati posisi

9

Page 21: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

terpenting mengingat banyaknya pabrik yang beroperasi dengan

jumlah pekerja yang cukup banyak. Masa inkubasi rata-rata terpendek

adalah 5 tahun (Suma’mur , 2009).

Beberapa ukuran debu kapas, antara lain :

1) Ukuran 5-10 mikron : ditahan di saluran nafas bagian atas

(gangguan pharyngitis).

2) Ukuran 3-5 mikron : ditahan di saluran nafas bagian tengah (asma

bronchitis).

3) Ukuran 1-3 mikron : mengendap pada alveoli (pneumokoniosis).

4) Ukuran 0,1-1 mikron : tidak mudah mengendap, hinggap di

permukaan alveoli.

5) Ukuran <0,1 mikron : tidak hinggap di permukaan alveoli dan

selaput lender karena adanya gerak brown (dapat keluar masuk

permukaan alveoli).

Menurut (Windarto, 2004) Beberapa reaksi diyakini sebagai

penyebab munculnya gejala gejala Byssinosis yang antara lain adalah

a. Efek mekanis debu kapas yang dihirup ke dalam paru paru

b. Akibat pengaruh edotoksin bakteri bakteri kepada alat pernapasan

c. Merupakan gambaran reaksi alergi dari pekerja pekerja kepada debu

kapas.

d. Akibat bekerjanya bahan bahan kimia dari debu pada paru paru

e. Reaksi psikis pada para pekerja

10

Page 22: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

c. Dampak Debu Kapas Terhadap Kesehatan

Bahan yang dapat merusak struktur anatomis dan atau

mengubah fungsi organ tubuh dapat berasal dari bahan baku, hasil

produksi, produksi sampingan atau limbah. Hal tersebut dapat

digolongkan menjadi tiga yaitu debu organik contohnya debu kapas,

debu inorganik contohnya debu di pertambangan dan di industri

logam, dan gas iritan contohnya farmasi (Soetedjo, 2008).

Salah satu penyakit khusus yang ditimbulkan akibat paparan

debu kapas dalam industri kapuk adalah Byssinosis. Byssinosis

adalah penyakit yang tergolong kepada pneumoconiosis yang

disebabkan oleh debu kapas yang biasa diderita oleh pekerja-pekerja

yang bekerja pada industri kapuk. Masuknya debu kapas dalam udara

pernapasan terutama yang berukuran kecil akan mengakibatkan alveoli

tertutupi oleh timbunan debu kapas tersebut.

Menurut berat ringanya penyakit, Byssinosis digolongkan ke

dalam beberapa kelompok yaitu :

11

Page 23: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 1. Tabel Kategori Tingkat Byssinosis

No Tingkatan Indikasi 1 Tingkat 0 Tidak ada gejala 2 Tingkat ½ Kadang-kadang berat di dada (chest

tightness) dan pendek nafas (shortness of breath) pada hari Senin atau rangsangan pada alat-alat pernafasan pada hari-hari Senin (hari pertama bekerja sesudah tidak bekerja sesudah tidak bekerja 2 hari).

3 Tingkat 1 Berat dada atau pendek nafas pada hari-hari Senin hampir pada setiap minggu.

4 Tingkat 2 Berat dada atau sesak napas pada hari-hari senin atau hari-hari lainya pada setiap minggu.

5 Tingkat 3 Byssinosis cacat paru. Sumber : Suma’mur, 2009.

Karakteristik penyakit Bissinosis adalah adanya rasa hari Senin

atau sindrom hari Senin (Monday feelings atau Monday syndrome)

pada Bissinosis tingkat dini (1/2 dan 1), yaitu keluhan berat di dada

dan pendek nafas pada hari-hari senin (hari pertama sesudah tidak

bekerja 2 hari Sabtu dan Minggu), tetapi keluhan tersebut tidak

dirasakan pada hari-hari lainnya sebagaimana telah dinyatakan,

sesungguhnya keluhan itu tidak semata-mata untuk hari Senin saja,

melainkan pada hari-hari yang pekerja baru masuk kembali sesudah

beberapa hari libur. Di negara yang liburnya jatuh pada hari Jumat, jadi

bukan hari Minggu, keluhan berat di dada dan pendek nafas demikian

dirasakan pada hari Sabtu (Suma’mur, 2009).

12

Page 24: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Saluran pernapasan

a. Anatomi saluran Pernapasan

Dengan bernapas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan

oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya.

Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di

dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-

paru bernama pernapasan luar. Organ-organ saluran pernapasan

manusia antara lain (Pearce, 2006).

1) Hidung

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum

nasalis)Rongga hidung berlapis selaput lendir, didalamnya terdapat

kalenjar minyak (kalenjar sabasea) dan kalenjar keringat (kalenjar

sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang

masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu , terdapat juga rambut

pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang

masuk bersama udara, juga terdapat konka yang mempunyai

banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang

masuk.

2) Faring

Faring adalah pipa berotot yang berjalan ke dasar

tengkorak sampai persambungan dengan oesophagus pada

ketinggian tulang rawan krikoid. Faring dibagi ke dalam tiga

13

Page 25: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

bagian, nasofaring yang terletak dibagian belakang mulut, dan

laring/faring yang terletak dibagian belakang laring.

3) Laring

Merupakan lanjutan bagian bawah orafaring dan bagian

atas trakea. Disebalah atas laring, terletak tulang hyoid dan akar

lidah. Laring dilapisi oleh jenis selaput lendir yang sama dengan

trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi

epithelium berlapis.

4) Trakea

Trakea atau batang tenggorok kira-kira 9 sentimeter

panjangnya. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas

ephitelium bersilia dan sel cangkir. Jurusan silia ini bergerak keatas

dan kearah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir

halus lainya yang turut masuk bersama dengan saluran napas dan

dapat dikeluarkan, silia berfungsi menyaring benda-benda asing

yang masuk ke saluran pernapasan.

5) Bronkus

Dua bronkus utama dimulai pada trakea yang bercabang

dua setiap cabang tersebut masuk ke dalam setiap paru. Bronkus

utama sebelah kiri lebih sempit, lebih panjang dan lebih horizontal

daripada bronkus sebelah kanan jantung terletak agak kiri dari garis

tengah, setiap bronkus dibagi kedalam cabang-cabang, satu cabang

14

Page 26: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

untuk setiap segmen bronkopulmoner dan kemudian di bagi lagi

menjadi bronkus yang lebih kecil dalam paru-paru.

6) Paru-paru

Paru-paru ada dua merupakan alat pernapasan utama.

Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri

dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah.

Besarnya dan strukur lainya yang terletak di dalam mediastinum.

b. Fisiologi saluran Pernapasan

1) Mekanisme Pernapasan

Mekanisme pernapasan di bagi menjadi dua yaitu:

a) Kerja Inspirasi

Kerja Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang

diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diafragma

meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu

vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan

oleh kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada ke

kedua sisi dan dari belakang kedepan. Paru-paru yang bersifat

elastik mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu

dan udara ditarik masuk kedalam saluran udara. Otot

Interkostal externa diberi peran sebagai otot tambahan, hanya

bila Inspirasi menjadi gerak sadar (Pearce, 2006).

15

Page 27: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b) Kerja Ekspirasi

Pada Ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot

dan karena paru-paru kempes kembali, disebabkan sifat

elastik paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.

Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot

leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke

atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa

bergerak dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat

kembang-kempis (Pearce, 2006).

2) Volume dan Kapasitas Paru

a) Volume Paru

Volume paru yang mengembang pada manusia saat bernapas

normal dibagi menjadi empat yaitu:

(1) Volume alun napas (tidal) adalah volume udara yang

diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernapas normal

besarnya kira-kira 500 milimeter pada rata-rata orang

dewasa muda.

(2) Volume cadangan inspirasi adalah volume udara yang

dapat diinspirasi setelah dan diatas volume alun napas

normal dan biasanya mencapai 3000 milimeter.

(3) Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra

yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir

16

Page 28: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

ekspirasi alun napas normal, jmlah normalnya sekitar

1100 milimeter.

(4) Volume residu adalah udara yang masih tetap berada

pada paru setelah ekspirasi paling kuat, volume ini

besarnya kira-kira 1200 milimeter.

b) Kapasitas Fungsi Paru

Kapasitas fungsi paru merupakan kombinasi atau penyatuan

dua atau lebih volume paru. Kapasitas fungsi paru dapat

diuraikan sebagai berikut :

(1) Kapasitas inspirasi sama dengan volume alur napas

ditambah volume cadangan inspirasi, ini adalah jumlah

udara kira-kira 3500 milimeter yang dapat dihirup oleh

seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan

engembangan paru sampai jumlah maksimal.

(2) Kapasitas residu fungsional sama dengan volume

cadangan ekspirasi ditambah volume residu, ini adalah

jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir

ekspirasi normal kira-kira 2300 milimeter.

(3) Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi

ditambah volume alun napas dan volume cadangan

ekspirasi, ini adalah jumlah udara maksimal yang dapat

dikeluarkan seseorang dari paru,setelah terlebih dahulu

mengisi paru secara maksimal dan kemudian

17

Page 29: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4600

milimeter.

(4) Kapasitas paru total adalah volume maksimal dimana

paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan

inspirasi paksa kira-kira 5800 milimeter jumlah ini sama

dengan kapasitas vital ditambah volume residu.

(Guyton and Hall, 2008).

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital

adalah “Compliance paru-paru” yaitu hubungan antara

perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran

(Saibullah, 2009).

Keadaan seperti tuberkolosis,emfisima, kanker,paru

semuanya dapat menurunkan complaince paru-paru dan

dengan demikian menurunkan kapasitas vital. Oleh karena itu

ukuran kapasitas vital merupakan salah satu pengukuran

terpenting dari semua pengukuran pernapasan klinis untuk

menilai kemajuan berbagai jenis penyakit. Penurunan

compliance akan mengakibatkan meningkatnya kerja napas

(Saibullah, 2009).

Uji praktis untuk mengukur paparan debu dan serat

organik seperti debu kapas, dan gangguan dini dapat dideteksi

dengan uji kapasitas ventilasi seperti kapasitas vital paru-paru

diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki,

18

Page 30: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan, 3-4 liter.

Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, pada

penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan

pada kelemahan otot pernapasan (Pearce, 2006)

1) Pengukuran Kapasitas Fungsi Paru

Tes fungsi paru telah berkembang dalam dekade

terakhir dari spirometer sederhana sampai tes fisiologi

yang canggih. Spirometer sederhana biasanya memberikan

informasi yang cukup, sejumlah spirometer komputer

mampu mengukur dengan tepat selama 1 menit.

Spirometer sendiri tidak mungkin membuat diagnostik

spesifik,alat ini dapat menentukan adanya gangguan

obstruktif dan restriktif dan dapat memberi perkiraan

dengan kelainan. Pada gangguan obstruktif, spirometer

memperlihatkan penurunan kecepatan aliran ekspirasi dan

kapasitas vital normal. Pada penyakit paru restiktif ,

spirometer biasanya memperlihatkan penurunan kapasitas

vital dan kecepatan aliran yang normal (Guyton dan Hall,

2008).

19

Page 31: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2) Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Fungsi Paru

a) Umur

Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya

umur. Semakin tua usia seseorang maka semakin besar

kemungkinan terjadi kapasitas fungsi paru (Suyono, 2001).

a. Masa dewasa dini : 20-40 tahun

b. Masa dewasa madya : 40-60 tahun

b) Jenis Kelamin

Jenis kelamin akan mempengaruhi kapasitas parunya,

karena secara anatomi sudah berbeda. Volume dan kapasitas

seluruh paru pada wanita kira-kira 20-50 % lebih kecil daripada

pria. Pengukuran kapasitas fungsi paru pada tenaga kerja laki-

laki dan wanita yang menunjukkan nilai FVC (Forced Volume

Capacity) rata-rata tenaga kerja laki-laki adalah 4,7 liter dan

wanita 3,5 liter.Pengukuran dengan parameter FEV1 (Forced

Expiratory Volume One) menunjukkan nilai FEV1 rata-rata

tenaga kerja laki-laki adalah 3,7 liter dan wanita 2,8 liter.

(Mustajbegovic, 2003).

c) Masa Kerja

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja (pada

suatu kantor, badan dan sebagainya), Masa kerja adalah

lamanya seorang tenaga kerja bekerja dalam (tahun) dalam satu

20

Page 32: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

lingkungan perusahaan, dihitung mulai saat bekerja sampai

penelitian berlangsung (Solech, 2001).

Gangguan kronis terjadi akibat pajanan debu ditempat kerja

yang cukup tinggi dan untuk jangka waktu yang lama yang

biasanya adalah tahunan. Tidak jarang gejala gangguan fungsi

paru nampak setelah lebih dari 10 tahun terpajan (Depkes RI,

2003).

Masa kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :

a. Masa kerja baru : ≤ 5 tahun

b. Masa kerja lama : > 5 tahun

d) Riwayat Pekerjaan

Anamnesis tentang riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan

dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan salah satu faktor

di tempat kerja, pada pekerjaan atau lingkungan kerja menjadi

penyebab penyakit paru akibat kerja. Riwayat pekerjaan harus

dinyatakan kepada penderita dengan seteliti-telitinya dari

permulaan sekali sampai dengan waktu terakhir bekerja untuk

mendapat informasi mengenai kemungkinan faktor pekerjaan

dan lingkungan kerja menjadi penyebab penyakit paru akibat

kerja. (Suma’mur, 2009).

Hubungan antara penyakit dengan pekerjaan dapat diduga

dengan adanya riwayat perbaikan keluhan pada akhir minggu

atau hari libur diikuti peningkatan keluhan untuk kembali

21

Page 33: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bekerja, setelah bekerja di tempat yang baru atau setelah

digunakan bahan baru di tempat kerja. Riwayat pekerjaan dapat

menggambarkan apakah pekerja pernah terpapar dengan

pekerjaan berdebu, hobi, pekerjaan pertama, pekerjaan pada

musim-musim tertentu dan lain-lain (Ikhsan, 2002).

e) Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok adalah kegiatan dalam menghisap

rokok lebih dari dua batang perhari, akan mempercepat

penurunan faal paru. Merokok dapat menyebabkan perubahan

struktur dan fungsi saluran pernafasan dan jaringan paru.

Pengaruh asap rokok dapat lebih besar dari pada pengaruh debu

hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok (Depkes RI,

2003).

f) Riwayat Penyakit Paru

Riwayat penyakit meliputi antara lain awal-mula timbul

gejala atau tanda sakit, gejala atau tanda sakit dini penyakit,

perkembangan penyakit, dan terutama penting hubungan antara

gejala serta tanda sakit paru dengan pekerjaan atau lingkungan

kerja (Suma’mur, 2009).

g) Status Gizi

Status gizi dapat mempengaruhi kapasitas paru, orang

kurus panjang biasanya kapasitas vital paksanya lebih besar dari

orang gemuk pendek. Salah satu akibat kekurangan zat gizi

22

Page 34: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dapat menurunkan sistem imunitas dan antibodi sehingga orang

mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, diare, dan juga

berkurangnya kemampuan tubuh untuk melakukan detoksikasi

terhadap benda asing seperti debu organik yang masuk dalam

tubuh (Almatsier, 2002). Di indonesia Indeks Masa Tubuh

(IMT) merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi

orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan

kelebihan berat badan.

Rumus IMT sebagai berikut :

IMT = BB (TB)2

Keterangan : BB = Berat Badan (Kg)

TB = Tinggi Badan (m)

Tabel 2.Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia

Kategori Keterangan IMT

Kurus Kekurangan BB tkt Berat <17,0

Kekurangan BB tkt Ringan 17,0-18,5

Normal - >18,5-25,0

Gemuk Kelebihan BB tkt Ringan >25,0-27,0

Kelebihan BB tkt Berat >27,0

Sumber : Widya Karya,2004

23

Page 35: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

h) Kebiasaan Olahraga

Kapasitas paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan

seseorang menjalankan olahraga. Berolahraga dapat

meningkatkan aliran darah melalui paru sehingga banyak

menyebabkan semua kapiler paru mendapatkan perfusi

maksimum. Hal ini menyebabkan oksigen dapat berdifusi

kedalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau

maksimum. Olahraga mempunyai sepuluh unsur pokok

kesegaran jasmani salah satu unsur tersebut adalah fungsi

pernapasan. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal tiga kali

seminggu (Guyton dan Hall, 2008).

i) Penggunaan APD (Masker)

APD adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan

oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya

dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan

kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka,

2008).

Alat pelindung pernafasan (Respiratory Protection), APD

jenis ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari resiko

paparan gas, uap, debu atau yang bersifat rangsangan, secara

umum jenis APD yang banyak digunakan di perusahaan-

perusahaan antara lain adalah masker (Tarwaka, 2008).

24

Page 36: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3) Gangguan Fungsi Paru

Adalah gangguan atau penyakit yang dialami oleh paru-

paru yang disebabkan oleh berbagai sebab misalnya virus, bakteri,

debu maupun partikel yang lainya. Penyakit pernapasan yang

diklasifikasikan karena uji spirometri ada dua macam yaitu

penyakit yang mnyebabkan gangguan ventilasi obstruktif dan

penyakit yang menyebabkan ventilasi restriktif (Guyton dan

Hall,1997) adapun gangguan fungsi paru ada tiga yaitu:

a) Penyakit paru-paru Obstruktif

Penurunan kapasitas paru yang diakibatkan oleh penimbunan

debu sehingga menyebabkan penurunan dan penyumbatan

saluran napas.

b) Penyakit pernapasan Restriktif

Penyempitan saluran paru yang diakibatkan oleh bahan yang

bersifat alergi seperti debu, spora, jamur, yang mengganggu

saluran pernapasan dan kerusakan jaringan paru-paru.

c) Penyakit Pernapasan Mixed

Kombinasi dari penyakit pernapasan obstruktif dan restriktif.

Tabel 3 : Kriteria volume paru dengan jenis kelainan :

% FEV1

R

N

70 %

M

O

80 % % FVC

(Sumber: Ikhsan, 2002)

25

Page 37: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dari hasil perhitungan % FVC dan % FEV1, maka kriteria

volume paru dengan jenis kelainan adalah sebagai berikut :

1) N : Normal, tidak ada kelainan dalam paru-paru. Jika % FVC ≥ 80

% dan % FEV1 ≥ 70 %.

2) R : Restriktif, kerusakan jaringan paru-paru misalnya : pada

penderita pneumoni, pneumokoniosis. Jika % FVC < 80 % dan %

FEV1 ≥ 70 %.

3) O : Obstruktif, penyumbatan saluran nafas misalnya : pada

penderita asma, bronchitis khronis. Jika % FVC ≥ 80 % dan %

FEV1 < 70 %.

4) M : Mixed, kombinasi dari restriktif dan obstruktif. Jika % FVC <

80 % dan %FEV1 < 70 %

c. Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru

a. Mekanisme Penimbunan Debu Dalam Paru

Debu aerosol dan gas iritan kuat menyebabkan reflek batuk

atau spasme laring (penghentian bernafas). Kalau zat-zat ini

menembus kedalam paru, dapat terjadi bronkitis toksit, edema paru

atau pneumonitis. Para pekerja menjadi toleran terhadap paparan

iritan berkadar rendah dengan meningkatkan sekresi mukus, suatu

mekanisme yang khas pada bronkitis dan juga terlibat pada

perokok tembakau (World Health Organization, 1993).

26

Page 38: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Beberapa mekanisme dapat dikemukakan sebagai sebab

hinggap dan tertimbunnya debu dalam paru. Salah satu mekanisme

itu adalah inertia atau kelembanan dari partikel-partikel debu yang

bergerak yaitu pada waktu udara membelok ketika melalui jalan

pernafasan yang tak lurus, maka partikel debu yang bermasa cukup

besar tak dapat membelok mengikuti aliran udara melainkan terus

lurus dan akhirnya menumbuk selaput lendir dan hinggap di sana

(Suma’mur, 2009).

Mekanisme lain adalah sedimentasi yang terutama besar untuk

bronchi sangat kecil dan bronchioli, sebab ditempat itu kecepatan

udara pernafasan sangat kurang kira-kira 1 cm / detik sehingga

gaya tarik bumi dapat bekerja terhadap partikel-partikel debu dan

mengendapkannya (Suma’mur, 2009).

Mekanisme yang terakhir adalah gerakan brown terutama

untuk partikel yang berukuran kurang dari 1 mikron. Partikel ini

oleh gerakan brown tadi ada kemungkinan membentur permukaan

alveoli dan tertimbun di sana (Suma’mur, 2009).

Keadaan debu dialveoli tergantung dari tempatnya berada

dalam paru dan sifat debu itu sendiri. Debu yang mengendap di

bronchi dan bronchioli akan dikembalikan ke atas dan akhirnya

keluar oleh cilia-cilia yang bergetar. Kalau ada bahan kimia

penyusun debu mudah larut dalam air maka akan larut dan

langsung masuk pembuluh darah kapiler alveoli. Bila bahan tidak

27

Page 39: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mudah larut dan berukuran kecil maka partikel akan memasuki

dinding alveoli, lalu ke saluran limfa atau masuk ruang

peribronchial. Kemungkinan lain adalah ditelan sel phagocyt yang

mungkin masuk saluran limfa dan keluar dari tempat itu ke

bronchioli oleh cilia dikeluarkan ke atas (Suma’mur, 2009).

b. Gangguan fungsi paru.

Menurut Guyton dan Hall (2008) menyatakan bahwa penyakit atau

gangguan yang dapat mempengaruhi kapasitas paru meliputi :

1) Ganggun Paru-Paru Obstruktif.

Penurunan kapasitas paru yang diakibatkan oleh penimbunan

debu sehingga menyebabakan penurunan dan penyumbatan

saluran nafas.

2) Gangguan paru Restriktif.

Penyempitan saluran paru yang diakibatkan oleh bahan yang

bersifat alergi seperti debu, spora, jamur yang mengganggu

saluran pernafasan dan kerusakan jaringan paru-paru.

3) Gangguan paru Mixed.

Kombinasi dari penyakit pernafasan obstruktif dan restriktif.

c. Penyakit Paru Akibat Kerja

Penyakit paru akibat kerja adalah penyakit kelainan paru yang

timbul sehubungan dengan pekerjaan. Terdapat berbagai macam

penyakit paru akibat kerja akibat lingkungan kerja seperti berikut

ini:

28

Page 40: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1) Emfisema paru kronik

Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi berupa infeksi

kronik, kelebihan mucus dan edema pada epitel bronchiolus

yang mengakibatkan terjadinya obstruktif dan dekstruktif paru

yang kompleks sebagai akibat mengkonsumsi rokok.

2) Pneumonia

Pneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama paru, (kedua

efek ini mengakibatkan menurunnya kapasitas paru) yaitu :

a). Penurunan luas permukaan membran napas,

b). Menurunnya rasio ventilasi perfusi.

3) Atelektasi

Atelaktasi berarti avleoli paru mengempis atau kolaps.

Akibatnya terjadi penyumbatan pada alveoli sehingga aliran

darah meningkat dan terjadi penekanan dan pelipatan pembuluh

darah sehingga volume paru berkurang.

4) Asma

Pada penderita asma akan terjadi penurunan kecepatan ekspirasi

dan volume inspirasi.

5) Tuberkulosis

Pada penderita tuberkulosis stadium lanjut banyak timbul daerah

fibrosis di seluruh paru, dan mengurangi jumlah paru fungsional

sehingga mengurangi kapasitas paru.

29

Page 41: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

6) Alvelitis yang disebabkan oleh faktor luar sebagai akibat dari

penghirupan debu organik menurut Ikhsan (2002). Beberapa

penyakit pada jalan pernapasan antara lain adalah : asma,

bronkitis akut, bronkitis kronik, karsinoma bronkogenik dan

bisinosis (Ikhsan, 2002).

30

Page 42: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

E. Kerangka Pemikiran

Paparan debu

Penurunan Kapasitas

Fungsi Paru

Debu masuk ke dalam sistem pernafasan

Partikel mengendap dengan mekanisme

sedimentasi

Partikel mengendap dengan mekanisme

inertia

Partikel mengendap dengan gerakan

Brown

Faktor internal : 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Kondisi

Kesehatan 4. Kebiasaan

Merokok 5. Riwayat Penyakit

Paru 6. Status Gizi 7. Kebiasaan

Olahraga

Faktor external : 1. Penggunaan Alat

Pelindung Diri. 2. Masa Kerja 3. Riwayat Pekerjaan

31

Page 43: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Hipotesis

Ada Pengaruh Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja

di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo.

32

Page 44: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah observasional

analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-

variabel, melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya

( Suryabrata, 1989).

Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan Cross Sectional. Karena variabel sebab dan akibat yang terjadi

pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan

dan dilakukan pada situasi yang sama.(Notoatmojo, 2005).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo,

pada bulan Januari- Juni 2011 di bagian Pengisian Kasur dan di bagian

Pengepakan Kasur.

C. Populasi

Subjek penelitian adalah tenaga kerja di Perusahaan Kasur Kapuk

X Sukoharjo, dengan klasifikasi subjek sebagai berikut:

33

Page 45: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a. Subjek Inklusi adalah alasan mengapa peneliti memilih subjek tersebut.

Subjek inklusi pada penelitian ini antara lain; semua tenaga kerja di

bagian pengisian kasur (wanita), usia 20-40 tahun, masa kerja lebih dari 5

tahun, bersedia menjadi sampel penelitian.

b. Subjek Eksklusi adalah alasan mengapa peneliti tidak memilih subjek.

Subjek eksklusi dalam penelitian ini antara lain; tenaga kerja sakit, lama

kerja lebih dari 8 jam sehari, tenaga kerja tidak bersedia menjadi subjek

penelitian.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan menggunakan purposive sampling.

Purposive sampling berarti pemilihan sekelompok subjek dengan jumlah yang

telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu

yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-

sifat populasi.( Notoatmojo, 2005).

E. Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan lengkap dari seluruh subyek, individu

atau elemen lainya yang secara implisit akan dipelajari dalam sebuah

penelitian (Murti, 2010). Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi

atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan

harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik kodrat maupun

pengkhususan (Hadi, 2004).

Berdasarkan hasil survey penelitian ini jumlah populasi

sebanyak 45 pekerja dari bagian pengisian kasur, pengepakan dan gudang.

34

Page 46: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dengan purposive sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 30 pekerja ,

yang terdiri dari 15 orang yang bekerja dengan debu yang berada diatas NAB

dan 15 pekerja dengan dibawah NAB. Karena menurut rule of thumb tiap

variabel menggunakan 15-20 orang ( Murti, 2010).

F. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

perubahan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

paparan debu kapas.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

gangguan paru.

c. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian

ini ada dua yaitu:

a) Variabel pengganggu terkendali : umur, jenis kelamin, masa kerja,

kebiasaan merokok.

b) Variabel pengganggu tidak terkendali : kondisi kesehatan, status gizi,

kebiasaan olahraga, penggunaan alat pelindung diri, riwayat

pekerjaan, riwayat penyakit paru.

35

Page 47: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk lebih memudahkan pengertian dalam penelitian, maka

penulis memberikan batasan sebagai berikut :

a. Variabel Bebas : Paparan Debu Kapas

Definisi : Konsentrasi partikel debu yang dihirup pekerja

saat bekerja di bagian pengisian kasur kapuk.

Alat Ukur : Personal Dust Sampler (PDS)

Satuan : mg/m3

Hasil : > NAB (0,2 mg/m3) tempat di Pengisian Kasur

≤ NAB (0,2 mg/m3) tempat di Pengepakan Kasur

Skala Pengukuran : Nominal

b. Variabel terikat : Kapasitas Fungsi Paru

Definisi : Kemampuan fungsi paru untuk menampung udara

pernapasan.

Alat Ukur : Spirometer jenis Autospiro AS :300

Hasil : tidak ada kelainan (Normal).

ada kelainan (Obstruktif, restriktif, mixed).

Skala Pengukuran : Nominal

c. Umur

Umur adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran, hingga

saat penelitian dilakukan, yang dihitung dalam tahun yang dapat diperoleh

dari data tenaga kerja yang bekerja pada sentral industri Pembuatan Kasur

Kapuk X Sukoharjo.

36

Page 48: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Skala pengukurannya adalah rasio.

d. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah identitas seseorang, laki–laki atau perempuan.

Pengendaliannya dengan mencari dua kelompok yang jenis kelaminnya

sama, yaitu perempuan. Skala pengukurannya adalah nominal.

e. Lama dan Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu tenaga kerja tersebut mulai bekerja pada

perusahaan itu sampai sekarang. Lama kerja adalah waktu kerja dari

tenaga kerja selama satu hari yang keduanya dapat diperoleh dari data

tenaga kerja yang bekerja pada sentral industri pembuatan kasur kapuk X

Sukoharjo.

37

Page 49: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

H. Desain Penelitian.

Keterangan:

X1 : Subyek yang parunya normal atau tidak terganggu (terpapar debu

di atas NAB).

X2 : Subyek yang tidak mengalami gangguan paru atau terganggu

(terpapar debu di atas NAB).

X3 : Subyek yang parunya normal atau tidak terganggu (terpapar debu

di bawah NAB).

X4 : Subyek yang tidak mengalami gangguan paru atau terganggu

(terpapar paru di bawah NAB).

Subjek

Purposive Sampling

Terpapar debu kapas melebihi NAB

Terpapar debu kapas di bawah NAB

Paru normal (X1)

Mengalami gangguan paru

(X2)

Mengalami gangguan paru

(X4)

Paru normal (X3)

Chi Square

Populasi

38

Page 50: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

I. Tahap Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data penelitian meliputi tahap-tahap :

1. Tahap Persiapan

a. Observasi atau survei awal lapangan untuk melihat kondisi lingkungan

kerja, proses produksi,dan pekerja secara langsung.

b. Mempersiapkan data responden.

c. Mempersiapkan peralatan

d. Melakukan pengukuran kadar debu organikdi lingkungan tempat kerja

dengan menggunakan Personal Dust Sampler (PDS) dan lamanya

pengukuran adalah 1 jam.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memeriksa sampel penelitian dengan wawancara langsung dipandu

dengan data responden meliputi : nama, umur, jenis kelamin, masa

kerja, lama kerja perhari, riwayat pekerjaan dan kesehatan, keluhan

yang berhubungan dengan sistem pernapasan, dan pola hidup.

b. Melakukan pengukuran kapasitas paru pekerja dengan Spirometer jenis

Autospiro AS-300.

3. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian data meliputi pengolahan data dengan menganalisa

hasil dan menyusun laporan penelitian.

39

Page 51: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

J. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan

data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang

digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

a. Personal Dust Sampler (PDS)

Personal Dust Sampler adalah alat untuk mengukur banyaknya

partikel debu secara personal yang berada di tempat kerja.

Merk : Sibata Constan Flow Mini Pump MP-2CFN Code 8086-20.

Filter : PVC dengan pori filter 0,8 µm.

b. Spirometer,

Yaitu alat untuk mengukur kapasitas fungsi paru.

c. Timbangan Analitik

Timabangan analitik adalah alat yang digunakan untuk menimbang

filter kosong dan filter terisi yang akan dan telah dipasang di HVS.

d. Exicator

Exicator adalah alat yang digunakan untuk menyimpan filter kosong

selama 24 jam sebelum digunakan dalam pengukuran kadar debu

dengan menggunakan HVS agar filter benar-benar kering.

e. Timbangan Injak

Digunakan untuk mengukur berat badan pekerja.

f. Microtoise

Digunakan untuk mengukur tinggi badan pekerja.

g. Data Responden

40

Page 52: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berisi daftar pertanyaan tentang karakteristik sampel yang akan

diambil.

K. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran Kadar Debu Personal

a. Alat : Personal Dust Sampler (PDS).

b. Bahan : Kertas vilter, pinset,exicator timbangan analitik

c. Cara Kerja PDS :

1) Pasang filter pada PDS, alat di ”ON” kan, dan atur flow meter

2) Pasang holder pada krah baju, tunggu 30-60 menit

3) Filter diambil, kemudian ditimbang (berat filter terisi)

4) Jika sudah selesai matikan alat dengan menekan OFF.

d. Cara kerja timbangan analitik

1) Sambungkan pada alat dengan arus listrik.

2) Tekan ON/OFF, kemudian muncul angka 8888, tunggu sampai

berubah 0.

3) Pasang kertas filter ke timbangan.

4) Catat berat filter dalam gram.

5) Filter diambil, matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF.

e. Cara kerja exicator

1) Bagian bawah di beri silika gel agar menyerap kandungan air

dalam filter.

2) Bibir exicator diberi vaselin agar rapat.

41

Page 53: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3) Exicator dibuka, tempatkan filter pada posisinya, simpan selama 24

jam.

4) Filter diambil kemudian ditimbang dengan timbangan analitik

sebagai filter kosong.

5) Masukkan filter pada holder.

2. Pengukuran Kapasitas Fungsi Paru

Sebelum pengukuran, responden terlebih dahulu diberi pengarahan

maksud dan tujuan pengukuran dengan jelas, responden mencoba bernapas

dan menghembuskan udara ke dalam spirometer.

a. Alat : Spirometer jenis Autospiro AS-300

b. Bahan : Mouthpiece

c. Cara Kerja :

1) Sampel dalam posisi berdiri dan pengukuran longgar.

2) Tahap persiapan,

(a) Menghidupkan alat dan biarkan alat beradaptasi ± 10 menit.

(b) Menekan tombol ID

(c) Memasukkan data responden: ID, umur, tinggi badan, jenis

kelamin.

3) Pengukuran VC

(a) Pasang mothpiece kemulut dengan posisi bibir rapat pada

mouthpiece.

(b) Melakukan pernapasan melalui alat (pernapasan melalui

mulut).

42

Page 54: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(c) Tekan tombol VC, tekan strat.

(d) Responden mengambil napas sedalam-dalamnya dan kemudian

membuang napas sampai habis secara perlahan, kemudian

bernapas biasa kembali.

(e) Tekan tombol stop untuk mengakhiri pemeriksaan.

(f) Tekan tombol display dan catat data EVC, VC, %VC.

4) Pengukuran FVC

(a) Pasang mothpiece kemulut dengan posisi bibir rapat dengan

mouthpiece.

(b) Melakukan pernapasan melalui alat (pernapasan melalui

mulut).

(c) Tekan tombol FVC, tekan start.

(d) Responden mengambil napas sedalam-dalamnya dan kemudian

membuang napas sampai habis secara cepat dan dihentakkan,

kemudian bernapas biasa kembali.

(e) Tekan tombol stop untuk mengakhiri pemeriksaan.

(f) Tekan tombol display dan catat FVC, FEV1, %FVC.

43

Page 55: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3. Pengukuran Status Gizi

Pengukuran gizi terhadap pekerja industri melalui IMT, yang dilihat dari

berat badan dan tinggi badan.

a. Pengukuran berat badan dengan timbangan injak dalam satuan kg dan

ketelitian penimbangan 0,01 kg. Responden berdiri tegak, tenang,

tidak bergerak-gerak, barang bawaan disimpan sementara dan tidak

boleh memakai alas kaki.

b. Pengukuran tinggi badan dengan mikrotoa atau microtoise dalam

satuan centimeter dengan ketelitian 0,1 cm.

4. Wawancara dengan menggunakan data responden

Pengisian data responden dilaksanakan dengan metode wawancara secara

langsung oleh peneliti kepada responden, lembaran data responden diisi

oleh peneliti.

L. Teknik Pengolahan dan Analisa Data.

Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka

analisis merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah

terkumpul tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis

data. Yang dimaksud metode analisis data adalah cara mengolah data yang

telah terkumpul untuk dapat disimpulkan. Setelah semua data terkumpul

kemudian dilakukan pengolahan data.

Pengolahan data dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

44

Page 56: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

a. Editing

Dilakukan setelah mendapatkan data yang dikumpulkan dengan tujuan

untuk mengoreksi data bila terjadi kesalahan atau kekurangan data dapat

diteliti.

b. Koding

Pemberian kode pada data sehingga memudahkan pengelompokan.

c. Entry

Memasukkan data yang telah dilakukan koding kedalam program SPSS

versi 16.0.

d. Tabulasi

Mengelompokkan data sesuai dengan variabel. Data diolah dan dianalisis

dengan teknik analisis kuantitatif. Untuk pengolahan data kuantitatif dapat

dilakukan dengan manual atau melalui proses komputerisasi.

Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tenik

sebagai berikut :

1. Uji Univariat

Dilakukan pada masing-masing variabel yaitu mendiskripsikan tentang

hasil pengukuran tekanan panas dan kelelahan kerja yang disajikan dalam

bentuk data. Analisis yang digunakan meliputi analisis prosentase.

2. Uji Bivariat

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat dapat dilakukan dengan Teknik pengolahan dan analisis

data dilakukan dengan uji statistik Chi Square dengan menggunakan

45

Page 57: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

program komputer SPSS versi 16.0. dalam penelitian ini ditetapkan tingkat

signifikan 95% yaitu :

a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

b. Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan

(Riwidikdo, 2008).

Teknik pengolahan data untuk mengetahui pengaruh Paparan Debu Kapas

Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja Di Perusahaan Kasur Kapuk X

Sukoharjo menggunakan uji statistik Chi Square dengan menggunakan

program komputer SPSS versi 16.0. dalam penelitian ini ditetapkan tingkat

signifikan 95% yaitu :

a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

b. Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan

(Riwidikdo, 2008).

46

Page 58: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo adalah salah satu

Perusahaan Kasur Kapuk yang terbesar di wilayah Sukoharjo yang

mempunyai andil yang besar dalam menyerap tenaga kerja baik wanita

maupun laki-laki di wilayah Sukoharjo. Di Perusahaan Kasur Kapuk X

Sukoharjo terdapat banyak tenaga kerja wanita maupun laki-laki umumnya

wanita bekerja pada bagian pengisian atau bagian penjahitan kasur kapuk,

tenaga kerja laki-laki umumnya bekerja pada bagian pembuatan kapuk atau

bagian mesin. Perusahaan kasur kapuk X memproduksi kasur kapuk dalam

bentuk kasur lipatan atau sering disebut di mayarakat dengan sebutan kasur

palembangan, tetapi di perusahaan kasur kapuk X tidak hanya memproduksi

kasur jenis lipatan saja (kasur palembangan) tetapi perusahaan ini juga

memproduksi bantal, guling dan jenis kasur lainya yang terbuat dari kapas

atau kapuk.

Proses produksi di perusahaan ini menggunakan dua cara yaitu

pembuatan kasur kapuk menggunakan bantuan mesin, dan pembuatan kasur

kapuk secara manual tanpa bantuan mesin. Jumlah tenaga kerja di

perusahaan ini adalah 45 orang, yang terdiri dari 30 wanita yang bekerja di

bagian pengisian, di bagian mesin 12 laki-laki , di bagian administrasi

47

Page 59: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

terdapat 1 laki-laki dan 2 wanita, dan yang lain adalah pegawai tidak tetap

yang berjumlah 2 orang. Yang bekerja selama 6 hari yaitu senin sampai sabtu.

Dengan lama bekerja dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00, tetapi

ada juga kerja lembur sampai pukul 21.00, umumnya yang dapat waktu kerja

lembur adalah tenaga kerja yang bekerja di bagian mesin dengan waktu

istirahat setengah jam bagi yang tidak lembur dan 1 jam bagi yang lembur.

Waktu kerja di perusahaan kasur kapuk Dian Sri yaitu dari pukul 08.00 pagi

sampai pukul 16.00 sore tetapi ada juga yang lembur, lembur biasa dilakukan

apabila ada pesanan kasur kapuk yang banyak. Waktu kerja tergantung

pemesanan kasur kapuk dari pemesan. Pekerja tersebut bertugas melakukan

pengisian kasur kapuk dengan menggunakan peralatan yang sudah disediakan

oleh perusahaan sesuai dengan target yang sudah ditentukan, yaitu minimal 5

kasur per hari yang harus dihasilkan oleh setiap tenaga kerja. Jadi perhari di

bagian pengisian memproduksi sekitar 90 kasur kapuk atau sesuai dengan

pemesanan. Debu kapas disini berasal dari proses pengisian kasur menjadi

kasur yang siap jual.

Proses pertama kali dilakukan dengan cara memilih kapuk yang akan

diisikan kemudian dari hasil pemilihan tersebut bahan kapu yang sudah layak

akan dimasukkan ke kain kasur yang sudah dissiapkan sehingga pada waktu

proses pengisian tersebut tenaga kerja yang bekerja di unit ini terpapar akan

debu. Dari paparan debu yang berlangsung cukup lama akan berakibat

masuknya debu dalam pernafasan pekerja sehingga hal tersebut dapat

mengakibatkan adanya penurunan kapasitas fungsi paru pekerja.

48

Page 60: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

B. Karakteristik Responden.

1. Umur

Distribusi responden berdasarkan umur pada perusahaan Kasur

Kapuk X Sukoharjo tahun 2011 dapat digambarkan pada tabel berikut.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Umur Responden Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%)

23-25 5 16,6

26-30 1 3,3

31-35 4 13,3

36-40

41-55

6

14

20

46,6

Total 30 100.00

Data primer(hasil pengukuran 12-14 April 2011)

Umur responden yang terendah adalah 23 tahun dan yang tertinggi

adalah 54 tahun.

2. Jenis Kelamin

Distribusi jenis kelamin responden pada perusahaan Kasur Kapuk

X Sukoharjo yaitu berjenis kelamin seluruhnya wanita.

49

Page 61: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Masa kerja

Distribusi masa kerja responden pada perusahaan Kasur Kapuk X

Sukoharjo, dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5. Distribusi Masa Kerja Kriteria Frekuensi Prosentase %

Masa kerja baru (1-5 tahun) 10 33,3

Masa kerja lama (5-7

tahun)

20 66,6

Total 30 100

Berdasarkan tabel 5 diperoleh masa kerja baru sebanyak 33,3 %

dan masa kerja lama sebanyak 66,6 %.

4. Kebiasaan merokok

Distribusi kebiasaan merokok responden pada perusahaanKasur

Kapuk X Sukoharjo tahun 2011 adalah semua pekerja tidak merokok.

C. Paparan Debu

Pengukuran kadar debu pada responden menggunakan Personal Dust

Sampler (PDS) dimulai pukul 07.30 – 11.30 WIB, pada tanggal 12 - 14 April

2011. Untuk hasil pengukuran dibedakan menjadi kadar debu diatas NAB dan

di bawah NAB sedang hasil pengukuran kadar debu dapat dilihat dalam tabel

6 berikut ini.

50

Page 62: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 6. Hasil pengukuran kadar debu ≤ NAB dan >NAB No. Kadar Debu Kapas (mg/m3) > NAB ≤NAB

1. 3,7 0,1 2. 3,7 0,14 3. 3,3 0,13 4. 4,3 0,12 5. 3,3 0,1 6. 3,5 0,1 7. 4,2 0,12 8. 3,2 0,1 9. 5,2 0,1 10. 5,0 0,13 11. 5,3 0,12 12. 3,8 0,1 13. 4,7 0,1 14. 15.

4,5 3,7

0,12 0,1

RATA-RATA 4,09 0,105 Data primer(hasil pengukuran 12-14 April 2011).

Berdasarkan tabel 6 dapat diperoleh bahwa 15 responden terpapar

debu di atas NAB dan 15 responden terpapar debu dibawah NAB dengan

kadar debu tertinggi yaitu 5,3 mg/m3, debu terendah adalah 3,3 mg/m3

dengan rata-rata 4,09 mg/m3 (diatas NAB). Dan untuk yang di bawah NAB

dengan kadar debu tertinggi yaitu 0,14 mg/m3, debu terendah adalah 0,1

mg/m3 dengan rata-rata 0,105 mg/m3.

D. Kapasitas Fungsi Paru

Pengukuran kapasitas fungsi paru pada responden menggunakan

Spirometer berdasarkan % FVC dan % FEV1. Hasil pengukuran kapasitas

fungsi paru adalah normal dan tidak normal, dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini.

51

Page 63: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 7. Hasil pengukuran kapasitas fungsi paru No kode Kapasitas Fungsi Paru

≤NAB >NAB Hasil pengukuran Keterangan Hasil pengukuran keterang

an %FVC %FEV1 %FVC %FEV1 1. A 38,3 99,3 Tidak Normal

(R) 56,3 100,0 Tidak

normal (R)

2. B 30,0 100,0 Tidak normal (R)

52,2 100,0 Tidak normal (R)

3. C 84,8 97,1 Normal 30,6 100,0 Tidak normal (R)

4. D 83,0 100,0 Normal 53,7 100,0 Tidak normal (R)

5. E 42,9 100,0 Tidak normal (R)

57,9 100,0 Tidak normal (R)

6. F 14,3 100,0 Tidak normal (R)

85,95 86,7 Normal

7. G 14,3 100,0 Tidak normal (R)

22,7 100,0 Tidak normal (R)

8. H 91,55 75,6 Normal 28,2 100,0 Tidak normal

9. I 86,05 91,45 Normal 34,9 100 Tidak normal (R)

10 J 83,0 100,0 Normal 55,7 100,0 Tidak normal (R)

11 K 59,1 94,7 Tidak normal (R)

50,8 100,0 Tidak normal (R)

12 L 42,8 98,3 Tidak normal (R)

50,2 100,0 Tidak normal (R)

13 M 88,1 65,7 Tidak normal (O)

45,3 100,0 Tidak normal (R)

14 N 41,3 97,8 Tidak normal (R)

50,2 100,0 Tidak normal (R)

15 O 82,9 89,85 Normal 40,1 100,0 Tidak normal (R)

Keterangan N: Normal, O: Obstruktif, R: Restriktif, M: mixed

52

Page 64: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dari data diatas diketahui bahwa pada pengukuran responden

dibawah NAB yang mengalami fungsi paru normal sebanyak 6 pekerja

(20%), yang mengalami penurunan fungsi paru sebanyak 9 pekerja (30%).

Pada pengukuran responden diatas NAB diperoleh sebanyak 1 pekerja

(3,3%) mengalami fungsi paru normal sedangkan 14 pekerja (46,7%)

mengalami penurunan fungsi paru.

E. Analisa Data Paparan Debu dan Kapasitas Fungsi Paru

Analisa data paparan debu dan kapasitas fungsi paru dapat dilihat

dalam hasil crosstab uji chi square yang menunjukkan hasil yang signifikan

yaitu p= 0,031 (p >0,01 tetapi ≤ 0,05). Maka uji dinyatakan ada pengaruh

yang signifikan berarti hipotesis yang diajukan (Ha) diterima. Hal ini dapat

terlihat dari uji statistik chi square dibawah ini :

Tabel 8. Hasil Tabulasi Antara Paparan Debu Terhadap Kapasitas Fungsi Paru

No Kadar

debu

Kapasitas Fungsi Paru

Normal

Frekuensi

(%)

Tidak normal

Frekuensi

(%)

1. ≤ NAB 6 20 9 30

2. >NAB 1 3,3 14 46,7

53

Page 65: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Dari hasil pengolahan data dengan SPSS versi 16.0 dengan

menggunakan uji Chi Square, dengan kategori nominal untuk debu dan

nominal untuk kapasitas fungsi paru maka didapatkan nilai p value = 0,031

yang berarti p > 0,01 tetapi ≤ 0,05 sehingga hasil uji menunjukkan nilai yang

signifikan menurut Iqbal Hasan, (2004). Berarti terdapat pengaruh yang

diakibatkan oleh paparan debu terhadap kapasitas fungsi paru di perusahaan

Kasur Kapuk X Sukoharjo.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by

Nominal

Contingency Coefficient .367 .031

N of Valid Cases 30

54

Page 66: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan sebaran dan

hasil penelitian yang diperoleh secara kuantitatif dengan menggunakan daftar

distribusi.

1. Umur

Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa usia produktif adalah

antara 15 – 55 tahun. Dalam penelitian ini umur yang diambil adalah umur

antara 23-53 tahun, sehingga usia tersebut masih termasuk usia kerja yang

produktif.

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa umur responden di Perusahaan

Kasur Kapuk X Sukoharjo paling banyak adalah umur 41-55 tahun

dengan jumlah 14 orang (46,6%). Menurut Suyono (2001), usia

berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin

tua seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi kapasitas fungsi

paru.

Berdasarkan referensi tersebut dapat diketahui bahwa umur subjek

penelitian masih dalam keadaan normal untuk peningkatan dan penurunan

kapasitas fungsi paru.

55

Page 67: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2. Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini semua tenaga kerja yang menjadi subyek

penelitian adalah wanita. Terdapat perbedaan kecil dalam kapasitas fungsi

parunya antara laki-laki dan perempuan, perbedaan ini terletak di antara

FVC dan FEV1nya, umumnya laki-laki mempunyai nilai FVC dan

FEV1nya lebih besar dibandingkan dengan wanita. Menurut

Mustajbegovic (2003) Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita

kira-kira 20-50 % lebih kecil daripada pria. Pengukuran kapasitas fungsi

paru pada tenaga kerja laki-laki dan wanita yang menunjukkan nilai FVC

(Forced Volume Capacity) rata-rata tenaga kerja laki-laki adalah 4,7 liter

dan wanita 3,5 liter. Pengukuran dengan parameter FEV1 (Forced

Expiratory Volume One) menunjukkan nilai FEV1 rata-rata tenaga kerja

laki-laki adalah 3,7 liter dan wanita 2,8 liter.

Berdasarkan teori tersebut semua responden berjenis kelamin

wanita untuk homogenisasi sampel penelitian.

3. Masa Kerja

Dalam penelitian ini masa kerja responden berkisar antara 5 – 7

tahun. Masa kerja dapat mempengaruhi tubuh dalam menerima paparan

debu karena semakin lama tenaga kerja terpapar debu kapas di lingkungan

tempat kerja maka kapasitas fungsi parunya akan mengalami gangguan.

Masa kerja juga dapat mempengaruhi gangguan kronis akibat pajanan

debu yang berada dilingkungan kerja karena semakin lama masa kerja,

tenaga kerja semakin mengalami gangguan yang diakibatkan oleh pajanan

56

Page 68: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

debu ditempat kerja. Tidak jarang gejala gangguan fungsi paru nampak

setelah bekerja lebih dari 5 tahun terpajan (Depkes RI, 2003).

Berdasarkan referensi tersebut dapat diketahui bahwa masa kerja

subjek penelitian tidak mempengaruhi secara langsung terhadap kapasitas

fungsi paru pekerja karena tenaga kerja sudah beradaptasi terhadap debu

(aklimatisasi).

4. Paparan Debu

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Perusahaan Kasur Kapuk

X Sukoharjo maka diperoleh hasil berupa dari 15 reponden yang terpapar

debu diatas NAB dan 15 responden yang terpapar debu dibawah NAB

dengan kadar debu tertinggi yaitu 5,3 mg/m3 , debu terendah adalah 3,3

mg/m3 dengan rata-rata 4,09 mg/m3 (diatas NAB), dan untuk yang dibawah

NAB diperoleh kadar debu tertinggi yaitu 0,14 mg/m3, debu terendah

adalah 0,1 mg/m3 dengan rata-rata 0,105 mg/m3. Menurut Suma’mur

(2009) ukuran debu <0,1 mikron maka debu tersebut tidak hinggap di

permukaan alveoli dan selaput lender karena adanya gerak brown (dapat

keluar masuk alveoli), sedangkan yang ukuran 5-10 mikron ditahan

disaluran nafas bagian atas dan dapat menimbulkan gangguan pharyngitis.

Berdasarkan teori tersebut, maka kadar debu yang diatas NAB

dapat mengakibatkan gangguan fungsi paru sedangkan yang dibawah

NAB debu tersebut tidak hinggap di permukaan alveoli dan selaput lendir

karena adanya gerak brown.

57

Page 69: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

5. Kapasitas Fungsi Paru

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden

didapatkan hasil dari 15 responden terdapat 1 pekerja yang mengalami

fungsi paru normal dan 14 pekerja yang mengalami penurunan fungsi paru

yang terdiri dari restriktif semua (>NAB), sedangkan untuk yang dibawah

NAB (≤NAB), dari 15 responden didapatkan 6 pekerja yang mengalami

fungsi paru normal dan 9 pekerja mengalami penurunan fungsi paru yang

terdiri dari restriktif dan obstruktif.

Menurut Guyton dan Hall (2008) pada gangguan Obstruktif,

spirometer memperlihatkan penurunan kecepatan aliran ekspirasi dan

kapasitas vital normal, pada penyakit paru restriktif spirometer biasanya

menunjukkan penurunan kapasitas vital dan kecepatan aliran yang normal.

Berdasarkan teori diatas dapat diperoleh bahwa paparan debu

yang diatas NAB dapat menimbulkan gangguan fungsi paru pekerja,

sedangkan untuk paparan debu dibawah NAB kemungkinan juga dapat

mengalami gangguan fungsi paru, karena kemungkinan adanya kesalahan

dalam menggunakan alat atau pemakaian alat.

B. Analisis Bivariat

Pengukuran kadar debu terhadap fungsi paru pekerja di perusahaan

kasur kapuk X sukoharjo dilakukan dengan uji statistik chi square. Hasil

pengolahan data dengan SPSS versi 16.0 dengan menggunakan uji Chi

Square, dengan kategori nominal untuk debu dan nominal untuk kapasitas

fungsi paru maka didapatkan nilai p value = 0,031 yang berarti p > 0,01 tetapi

58

Page 70: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

≤ 0,05 sehingga hasil uji menunjukkan nilai yang signifikan menurut Iqbal

Hasan, (2004). Berarti terdapat pengaruh yang diakibatkan oleh paparan debu

terhadap kapasitas fungsi paru di perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo.

Kadar debu yang tinggi mengakibatkan adanya pengaruh terhadap

kapasitas fungsi paru, Keadaan debu dialveoli tergantung dari tempatnya

berada dalam paru dan sifat debu itu sendiri. Debu yang mengendap di

bronchi dan bronchioli akan dikembalikan ke atas dan akhirnya keluar oleh

cilia-cilia yang bergetar. Kalau ada bahan kimia penyusun debu mudah larut

dalam air maka akan larut dan langsung masuk pembuluh darah kapiler

alveoli. Bila bahan tidak mudah larut dan berukuran kecil maka partikel akan

memasuki dinding alveoli, lalu ke saluran limfa atau masuk ruang

peribronchial. Kemungkinan lain adalah ditelan sel phagocyt yang mungkin

masuk saluran limfa dan keluar dari tempat itu ke bronchioli oleh cilia

dikeluarkan ke atas (Suma’mur, 2009).

Berdasarkan uji statistik, menunjukkan bahwa ada Pengaruh

Paparan Debu Kapas Terhadap Kapasitas Fungsi Paru Pekerja di Perusahaan

Kasur Kapuk X Sukoharjo yang disebabkan karena Paparan Debu Di

Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo melebihi NAB.

Hasil yang signifikan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian-

penelitian sebelumnya seperti :

1. Sufya Akunsari (2010) mengatakan bahwa ada Hubungan Antara Paparan

Debu Kapas Terhadap Penurunan Paru Tenaga Kerja di Unit Spinning PT.

Dan Liris Sukoharjo, metode yang digunakan yaitu dengan uji chi square.

59

Page 71: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2. Sigit Fajar Suryanto (2009) mengatakan bahwa paparan debu yang tinggi

(bagian produksi) terjadi gangguan fungsi paru, metode yang digunakan

adalah chi square.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Pada penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan

cross sectional dimana data yang diambil pada waktu yang sesaat dan

bersamaan sehingga hanya menggambarkan keadaan waktu

dilaksanakannya penelitian.

2. Penelitian ini perlu penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh dari

faktor-faktor selain pengaruh paparan debu dikarenakan keterbatasan

waktu.

60

Page 72: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengukuran kadar debu pada 30 responden :terdapat pekerja

yang terpapar debu diatas NAB (>0,2mg/m3), dan pekerja yang terpapar

debu di bawah NAB (<0,2mg/m3).

2. Dari hasil pengukuran kapasitas fungsi paru dari 30 responden : terdapat 7

(23,3%) responden yang kapasitas fungsi parunya normal dan 23 (76,7 %)

responden yang kapasitas fungsi parunya tidak normal , terdiri dari :

responden restriktif, dan responden obstruktif .

3. Dari hasil uji statistik dengan uji Chi Square didapat nilai p value 0,031,

maka p value < 0,05 (0,031 < 0,05). Sehingga Ha diterima artinya

signifikan, yaitu ada pengaruh paparan debu dengan kapasitas fungsi paru

pekerja Perusahaan Kasur Kapuk X Sukoharjo.

B. Saran

1. Peningkatan kesadaran pekerja dengan pemakaian alat pelindung diri

berupa masker, karena pentingnya masker dalam melakukan pekerjaan

dapat memberi pengertian akan bahaya paparan debu terhadap kesehatan.

61

Page 73: PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS … · pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran pernafasan (Wardhana, 2001). Kondisi kualitas udara lingkungan kerja itu merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Hal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan dalam

bekerja.

2. Perbaikan ventilasi umum, yaitu dengan mengalirkan udara ke ruang kerja

agar kadar debu yang ada dalam ruang kerja menjadi lebih rendah dari

kadar NAB.

3. Pemasangan ventilasi keluar setempat (local exhauster) yang diletakkan

dibawah yaitu sedekat mungkin dengan sumber emisi yang bertujuan

menghisap udara berdebu disuatu tempat kerja agar bahan-bahan yang

membahayakan dapat dialirkan keluar tempat kerja.

4. Memakai metode basah yaitu lantai disiram air supaya debu tidak

berterbangan di udara.

62