PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB...

71
PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT INSPEKTORAT DI LAMPUNG (Skripsi) Oleh Sendy Hudanisa FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DANSKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS

AUDIT APARAT INSPEKTORAT DI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Sendy Hudanisa

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

ABSTRAK

PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN SKEPTISISME

PROFESIOANAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT

INSPEKTORAT DI LAMPUNG

Oleh

SENDY HUDANISA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empirisbahwa objektivitas, integritas, kompetensi, dan skeptisisme profesional auditor terhadapkualitas audit. Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja padaInspektorat provinsi Lampung serta Inspektorat kota/kabupaten di Bandar Lampung,Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Pesarawan, Mesuji, dan WayKanan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposivesampling dan jumlah sampel sebanyak 135 responden. Metode pengambilan data primeryang digunakan adalah metode kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah teknik regresi berganda.

Hasil dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan integritas,kompetensi dan skeptisisme profesional auditor berpengaruh positif signifikan terhadapkualitas audit, sedangkan variabel objektivitas tidak memiliki pengaruh signifikanterhadap kualitas audit. Peraturan objektivitas diharapkan ditegaskan gunameningkatkan nilai objektivitas aparat inspektorat di lampung sendiri. Penelitian inimenjadi salah satu penguat adanya peraturan objektivitas di tingkat inspektoratKota/Kabupaten maupun Provinsi.

Kata kunci : Kualitas Audit, Objektivitas, Integritas, Kompetensi, Skeptisisme,Inspektorat

Page 3: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF OBJECTIVITY,INTEGRITY, COMPETENCY, AND

AUDITOR’S PROFFESIONAL SKEPTICISM OF AUDIT QUALITY

INSPECTORATE APPARATUS IN LAMPUNG

By:

SENDY HUDANISA

The objectives of this research to empirically analyze the influence ofobjectivity, integrity, competency, and auditor’s proffesional skepticism of audit quality.The population in this research are all auditor’s who worked on the Inspectorate of theprovince in Lampung and Inspectorate of the city/ county in Bandar Lampung,Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Pesawaran, Mesuji, and WayKanan. Sampling was conducted using a purposive sampling method and number ofsamples of 135 respondents. Primary data collection method used is questionnairemethod. The data analysis technique used in this research is the technique of multipleregression analysis.

The result showed that the integrity, competency, and auditor’s proffesionalskepticism impact on audit quality, while the objectivity of the variables do not have asignificant impact on audit quality. Regulation of objectivity is expected to beemphasized in order to increase the objectivity value of inspectorate apparatur inlampung. This research became one of the reinforcement of regulation of objectivity atthe level of inspectorate of city/county and provice.

Keywords : Audit Quality, Objectivity, Integrity, Competency, Skepticism, Inspectorate

Page 4: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI DANSKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

APARAT INSPEKTORAT DI LAMPUNG

Oleh

SENDY HUDANISA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk
Page 6: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk
Page 7: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk
Page 8: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosobo pada tanggal 27 Desember

1996. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari

bapak Sarjiman dan ibu Diyah Herawati. Penulis

menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK

Kartika II-27 pada tahun 2003. Pendidikan Dasar di SD

Negeri 8 Gedong Air pada tahun 2008. Sekolah Menengah

Pertama ditempuh oleh penulis di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung dan

diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung hingga tahun 2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SBMPTN. Selama menjadi

mahasiswi, penulis terdaftar sebagai anggota aktif Himakta dan KSPM UKM-F FEB

Unila. Selain itu, penulis juga menjadi pengurus UKM-F EBEC FEB Unila sebagai

Kepada Divisi PSDA periode 2015-2016 dan Kepala Bidang Pembinaan dan

Pengembangan Profesi Kewirausahaan periode 2016-2017.

Page 9: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah

diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karyaku ini untuk:

Kedua orang tuaku

Bapak Sarjiman dan Ibu Diyah Herawati

Saudaraku

M Rizky Fauzi

Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.

Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Page 10: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),

tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmu-lah

engkau berharap”

(Qs. Al-Insyirah: 6-8)

“Do your best at any moment that you have”

(Anonymous)

“Do the best and pray. God will take care of the rest”

(Anonymous)

Page 11: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Objektivitas,

Integritas, Kompetensi, dan Skeptisisme Profesional Auditor terhadap Kualitas Audit

Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat

membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Page 12: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

4. Bapak Dr. Tri Joko Prasteyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing 1

dan Bapak Basuki Wibowo, S.E., M.S.Ak., Akt., selaku Dosen Pembimbing 2

yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan semangat untuk

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji Utama

yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses

penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Chara P Tidespania Tubarad, S.E., M.ACC., AK., selaku Pembimbing Akademik

selama masa perkuliahan.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis selama

menempuh program pendidikan S1.

8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff

keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan

skripsi, terima kasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.

9. Ibuku tercinta Diyah dan ayahku Sarjiman yang selalu mendoakan dan menjadi

penyemangat serta selalu mendoakanku untuk menyelesaikan studi ini. Terima

kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku.

10. Teruntuk Ibu Diyah Herawati, S.T., M.M., terima kasih sudah menjadi

pembimbingku, mentorku, petunjukku, idolaku, pahlawanku, dan malaikan

dalam hidupku. Tetap sehat dan bahagia bu, kami anak-anakmu menyayangimu.

11. Adikku tersayang M Rizky Fauzi (Moh) yang selalu bersedia disusahkan selama

ini.

Page 13: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

12. Para pejuang ku, tim sukses ku, tim hore, dan semuanya. Katrin Dea

Situmorang, Tri Adinda Anggraini, Dinda Nila Sari, Eka Setia Ningrum, dan

Sartika Panji Wulandari yang terdebes sudah mau direpotkan, disusahkan,

disengsarakan, dan dinistakan. Terimakasih atas kesetiakawanan kita 4 tahun

ini.

13. Sahabatku si AYAM BETINA Kating, Eka, Nindul, Ndut, Adin, Tika, Umi,

Indah, Ulan, Merta, Toge, Rahel yang selalu ada setiap ku membutuhkan.

Terima kasih selalu siap di saat sulit.

14. Terima kasih teruntuk ulan yang sudah mau menampungku selama ini dan

memberi perutku jeda selama ini, teruntuk nindul yang sudah mengiklaskan

kosannya menjadi basecampku untuk hasil skripsiku.

15. Geng Kosan Ulan uhuy ulan, kating, cibi, intan yang sudah mau menampungku

disaat jam kosong, disaat jenuh. Terima kasih atas pergunjingan tak indah kita

yang tak ada manfaatnya, perjuangkan kebiasaan kita.

16. Keluarga seperjuangan tumlin, kum hadi, ndum tika, nava, surya, indah, umi,

ninda, yohana, iyan, cebong, julian, dhana, robert, tante yang selalu menghibur

dan siap membantu. Terimakasih untuk Keluarga Besar EBEC. Terima kasih

kenangan indahnya semoga selalu terjaga kebersamaan kita.

17. Teman hidup selama 40 hari yaitu katiw, emak, toto, bang darwin . Semoga

komunikasi kita tetap terjaga.

18. Sayang-sayangku Mantan Anak Abi Omi, Tije, Dian, Rahmi, Nisa. Ja, je, yan,

dis makasih ya sudah meramaikan 6 tahun ku. Perpanjang terus tim gunjing kita.

19. Sayangku eka, adin, ndut, inda yang terdebest menemani masa transisiku era

maba. Anni dan kadin terdebest merawatku selama ini.

Page 14: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

20. Tim pergunjinganku saha, winda, bila yang sudah berbagi gosip denganku,

Terimakasih sudah menghibur dan menambah dosaku.

21. Teruntuk Anggelia Permata S, terima kasih sudah menjadi teman curhatku.

Semoga kamu tak pernah bosan menjadi temanku selama 8 tahun kita selama ini.

22. Terima kasih untuk EXO yang telah mengiringi dan menemaniku menulis

skripsi ini.

23. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014 dan semua pihak yang

telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga

Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.

Bandar Lampung, 11 April 2018

Penulis,

Sendy Hudanisa

Page 15: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

I

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 9

2.1.1 Stewardship Theory ........................................................................... 9

2.1.2 Teori Atribusi .................................................................................. 10

2.1.3 Auditor Internal Sektor Publik ...................................................... 12

2.1.4 Kualitas Audit .................................................................................. 13

2.1.5 Objektivitas ...................................................................................... 15

2.1.6 Integritas .......................................................................................... 17

2.1.7 Kompetensi ....................................................................................... 17

2.1.8 Skeptisisme Profesional Auditor .................................................... 20

2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 21

2.3 Model Penelitian....................................................................................... 24

2.4 Pengembangan Hipotesis......................................................................... 24

2.4.1 Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit ......................... 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Page 16: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

II

2.4.2 Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit .............................. 25

2.4.3 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit .......................... 26

2.4.4 Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor terhadap Kualitas

Audit ................................................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 29

3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 29

3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 30

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 31

3.4.1 Variabel Kualitas Audit .................................................................. 31

3.4.2 Variabel Objektivitas ...................................................................... 32

3.4.3 Variabel Integritas .......................................................................... 33

3.4.4 Variabel Kompetensi ....................................................................... 35

3.4.5 Variabel Skeptisisme Profesional Auditor ................................... 36

3.5 Metode Analisis Data ............................................................................... 39

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................ 39

3.5.2 Uji Validitas dan Reabilitas ............................................................ 39

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 40

3.5.3.1 Uji Normalitas ....................................................................... 40

3.5.3.2 Uji Multikolinieritas .............................................................. 41

3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 41

3.5.4 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 42

3.5.4.1 Uji F ........................................................................................ 42

3.5.4.2 Uji t ......................................................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Data Penelitian ...................................................................... 44

4.2 Analisis Data ............................................................................................ 45

4.2.1 Stastistik Deskriptif ......................................................................... 45

4.2.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian .............................................. 47

4.2.1.1 Demografi Responden............................................................ 45

Page 17: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

III

4.2.2 Uji Validitas dan Reabilitas ............................................................ 63

4.2.2.1 Uji Validitas ........................................................................... 63

4.2.2.2 Uji Reabilitas ......................................................................... 67

4.2.3 Asumsi Klasik .................................................................................. 68

4.2.3.1 Normalitas .............................................................................. 68

4.2.3.2 Multikolinieritas .................................................................... 69

4.2.4 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 72

4.2.4.1 Uji F ........................................................................................ 74

4.2.4.2 Uji t ......................................................................................... 75

4.3 Pembahasan Hasil Penilitian .................................................................. 77

4.3.1 Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit ......................... 77

4.3.2 Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit .............................. 79

4.3.3 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit .......................... 80

4.3.4 Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor terhadap Kualitas

Audit ................................................................................................. 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 83

5.2 Saran ........................................................................................................ 84

LAMPIRAN

4.2.3.3 Heteroskedastisitas ................................................................ 70

Page 18: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ..........................................................................................21

3.1 Variabel Kualitas Auditor ..................................................................................32

3.2 Variabel Objektivitas .........................................................................................33

3.3 Variabel Integritas ..............................................................................................35

3.4 Variabel Kompetensi ..........................................................................................36

3.5 Variabel Skeptisisme Profesional Auditor .........................................................38

4.1 Rincian Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ........................44

4.2 Responden Berdasarkan Usia .............................................................................45

4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...................................................46

4.4 Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .......................................................46

4.5 Stastistik Deskriptif Kualitas Audit ...................................................................47

4.6 Stastistik Deskriptif Objektivitas .......................................................................50

4.7 Stastistik Deskriptif Integritas ............................................................................53

4.8 Stastistik Deskriptif Kompetensi ........................................................................56

4.9 Stastistik Deskriptif Skeptisisme Profesional Auditor ........................................60

4.10 Uji Validasi Variabel Objektivitas ....................................................................63

4.11 Uji Validasi Variabel Integritas ........................................................................64

4.12 Uji Validasi Variabel Kompetensi ....................................................................65

4.13 Uji Validasi Variabel Skeptisisme Profesional Auditor ....................................66

4.14 Uji Validasi Variabel Kualitas Audit ................................................................66

4.15 Hasil Uji Reliabilitas .........................................................................................67

4.16 Hasil Perhitungan Uji Multikolinier .................................................................70

4.17 Hasil Perhitungan Analisis Linier Berganda .....................................................72

4.18 Hasil Uji Statistik F ...........................................................................................74

4.19 Hasil Perhitungan Uji t .....................................................................................75

Page 19: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

4.1 Histogram Dependent Variabel Kualitas ...........................................................68

4.2 Probability Plot Residual ....................................................................................69

4.3 Scatter Plot ........................................................................................................74

DAFTAR GAMBAR

Page 20: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

DAFTAR LAMPIRAN

KUESIONER ...........................................................................................................1

REKAPITULASI DATA PENELITIAN ..................................................................9

Uji Validitas dan Reabilitas Objektivitas .................................................................31

Uji Validitas dan Reabilitas Integritas .....................................................................34

Uji Validitas dan Reabilitas Kompetensi .................................................................37

Uji Validitas dan Reabilitas Skeptisisme Profesional Auditor ................................41

Uji Validitas dan Reabilitas Kualitas Audit .............................................................44

Uji Asumsi Klasik .....................................................................................................47

Uji F dan Uji t ...........................................................................................................52

Page 21: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya kasus suap menyuap yang ada dalam lingkup pemerintahan

terutama bagi lembaga pengawas pemerintah menyebabkan kekhawatiran

masyarakan dan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat akan kinerja

instansi pemerintahan. Adanya pengawasan yang tegas, independen dan

bertanggungjawab akan meningkatkan kepercayaan masyarakan terhadap

pemerintah yang belakangan ini mengalami penurun. Inspektorat merupakan salah

satu lembaga pengawas yang ada dalam instansi pemerintah baik kota/kabupaten

maupun provinsi.

Menurut Mardiasmo (2009), terdapat tiga aspek utama yang mendukung

terciptanya pemerintah yang baik (good governance), yaitu pengawasan,

pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh pihak diluar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintah. Pengendalian (control)

adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem

dan kebijkan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi

Page 22: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

2

dapat tercapai. Sedangkan pelaksanaan (audit) merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi

profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan

standar yang ditetapkan.

Audit internal yang dimiliki oleh intansi pemerintah kota/kabupaten dan

provinsi salah satunya adalah Inspektorat. Pengawasan internal yang dilakukan

bukan hanya tentang kinerja, proses ataupun kegiatan, namun juga keuangan suatu

instansi pemerintah yang telah dilakukan. Keuangan adalah sebuah objek yang

sangat sensitif, segala kegiatan yang berhubungan dengan keuangan akan selalu

menjadi pusat perhatian dari berbagai kalangan. Oleh karena itu, diperlukan

adanya suatu pengawasan yang cukup andal dalam pertanggungjawaban atas

penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahaan. Dengan adanya suatu

pengawasan yang cukup handal, diharapkan dapat menjamin pendistribusian dana

yang merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas dan efisiensi

penggunaan dana dapat dipertanggungjawabkan (Qeena, 2012).

Pengelolahan keuangan pemerintah yang baik, harus didukung dengan adanya

audit sektor publik yang berkualitas. Karena jika kualitas audit sektor publik

rendah, akan memberikan kelonggaran terhadap lembaga pemerintah untuk

melakukan penyimpanggan penggunaan anggaran. Selain itu juga mengakibatkan

risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap aparatur pemerintah yang

melakukannya. Auditor pemerintah terdiri dari Ispektorat Jendral Departemen,

Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkugan lembaga negara dan BUMN/BUMD.

Inspektorat Wilayah Provinsi, Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kota, Badan

Page 23: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

3

Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) yang merupakan lembaga pemerikasa Eksternal yang independen.

Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

(PP RI) No. 60 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 3, Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) terdiri dari audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan

pengawasan lainnya. Pengawasan bersifat membantu agar sasaran yang ditetapkan

organisasi dapat tercapai, dan secara dini menghindari terjadinya penyimpangan

pelaksanaan, penyalahgunaan wewenang, pemborosan dan kebocoran.

Surat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pengawas Keuangan

dan Pembangunan (BPKP) dan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk

presiden tentang penguatan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP)

terutama untuk lembaga inspektorat untuk menjadi aparat independen. Dinilai

belum optimalnya peran inspektorat menjadi perhatian, ditambah dengan

maraknya kasus suap di kalangan inspektorat menjadikan salah satu acuan kinerja

pemerintah.

Basuki dan Krisna (2006) menyatakan bahwa kualitas audit merupakan suatu

issue yang kompleks, karena begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas audit, yang tergantung dari sudut pandang masing-masing pihak. Hal

tersebut menjadikan kualitas audit sulit untuk diukur, sehingga menjadi suatu hal

yang sensitif bagi perilaku individual yang melakukan audit. Secara teroritis

kualitas pekerjaan auditor biasanya dihubungkan dengan kualifikasi keahlian,

ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang

kompeten pada biaya yang paling rendah serta sikan independensinya dengan

Page 24: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

4

klien. De angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit seagai probabilitas bahwa

auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi

klien. Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan

teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada

independensi auditor.

Standar audit sektor publik secara garis besar mengacu pada Standar

Profesional Akuntansi Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia. Standar umum

kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa “Dalam semua hal

yang berhubungan dengan perikatan, independesi dalam sikap mental harus

dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor untuk bersikap

independen karena pelaksanaan pekerjaannya unruk kepentingan umum. Dengan

demikian, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepada kepentingan siapapun,

sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimiliki oleh auditor, ia

akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk

mempertahankan kebebasan pendapatnya.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.64 Tahun 2007 dalam Pasal 4 yang

mengatur tentang peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota. Pasal

tersebut menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan

pemerintah, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota mempunyai

fungsi sebagai berikut: pertama, perencanaan program pengawasan; kedua,

perumusan kebijkan dan fasilitas pengawasan; dan yang ketiga, pemeriksaan,

pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

Penggunaan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh APIP (Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah) menginginkan adanya aparat pengawasan yang

Page 25: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

5

bersih, berwibawa, terbit, dan teratur dalam menjalankan tugas dan fungssinya

sesuai dengan ketentuan dan norma yang berlaku. Norma dan ketentuan yang

berlaku bagi auditor intern pemerintah terdiri dari Kode Etik APIP dan Standar

Audit APIP. Kode etik dimaksudkan untuk menjaga perilaku APIP dalam

melaksanakan tugasnya, sedangkan Standar Audit dimaksudkann untuk menjaga

mutu hasil audit yang dilakukan APIP.

Kode etik APIP dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara (PERMENPAN) Nomer PER/04/M.PAN/03/2008 , salah satu tujuannya

adalah mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis , agar terpenuhi prinsip-

prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksannya pengendalian audit sehingga

terwujudnya auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam

pelaksanaan audit. Di tahun 2016, Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara

mengeluarkan Peraturan MenPAN Nomer 9 Tahun 2016 tentang ‘Pencabutan

Peraturan Menteri Negara Penyalahgunaan Aparatur Negara Nomer

PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah’. Peraturan APIP yang baru digantikan dengan Standar Audit Intern

Pemerintah (SAIPI) yang di atur oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah

Indonesia (AAIPI) termasuk dengan Kode Etik APIP (Aparat Pengawasan

Internal Pemerintah). Sebagian besar inspektorat dalam merencanakan audit masih

belum yakin bahwa sumber daya fungsi audit internal sudah tepat, memadai, dan

dapat digunakan secara efektif untuk mencapai rencana yang telah disetujui

(Gamayuni, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) telah melakukan

penelitian tentang pengaruh objektivitas terhadap kualitas hasil audit di

Page 26: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

6

lingkungan pemerintah daerah dan hasilnya adalah positif. Dengan kata lain,

semakin tinggi tingkat objektivitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil

pemeriksaannya.

Integritas auditor juga dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Integritas

merupakan komponen profesionalisme auditor. Integritas diperlukan agar auditor

dapat bertindak jujur dan tegas dalam melaksanakan audit. Dengan integritas yang

tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya (Pusdiklatwas

BPKP, 2005).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit, yaitu kompetensi

auditor. Kompetensi merupakan kompenen penting bagi seorang auditor

profesional. Auditor harus mempunyai pendidikan, pengetahuan, keahlian dan

keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain yang diperlukan untuk

melaksanakan tanggung jawabnya (AAIPI, 2014).

Selain beberapa faktor diatas, faktor skeptisisme professional auditor juga

dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin skeptis seorang auditor maka

akan semakin mengurangi tingkat kesalahan dalam melakukan audit (Hurtt et al.,

2003). Carpenter et al. (2002) menyatakan bahwa auditor yang kurang memiliki

sikap skeptisisme professional akan menyebabkan penurunan kualitas audit.

Berdasarkan uraian di atas, maka alasan pemilihan topik dalam penelitian ini

adalah karena adanya kesengajaan gap, perbedaan penelitian terdahulu, serta

banyaknya opini masyarakat tentang rendahnya kualitas audit yang dilakukan oleh

auditor pemerintah. Penelitian terdahulu banyak yang lebih menekankan kepada

pengalaman kerja, serta kompetensi auditor pada kantor akuntan publik. Selain

kedua faktor atau variabel tersebut, dalam penelitian Mabruri dan Winarna (2010)

Page 27: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

7

ditambahkan tiga variabel lain yaitu objektivitas, integritas, dan pengetahuan

auditor. Variabel kompetensi dihabuskan karena sudah terdapat variabel

pengalaman kerja seta pengetahuan auditor. Dalam penelitian ini, penulis

menambahkan satu variabel yaitu skeptisisme profesional auditor untuk dianalisa

pengetahuannya terhadap kualitas audit yang dilakukan auditor pada Kantor

Inspektorat Provinsi dan Kantor Inspektorat Kota/Kabupaten di Lampung. Oleh

karena itu penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai “PENGARUH

OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI DAN SKEPTISISME

PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT

INSPEKTORAT DI LAMPUNG”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah objektivitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

2. Apakah integritas berpengaruh positif tergadap kualitas audit?

3. Apakah kompetensi berpengaruh positif tergadap kualitas audit?

4. Apakah skeptisisme profesional auditor berpengaruh positif tergadap

kualitas audit?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris

bahwa objektivitas, integritas, kompetensi, dan skeptisisme professional auditor

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Page 28: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

8

1.4 Manfaat Penelitaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi pemegang kebijakan, dalam hal ini pemerintah daerah, hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor

yang mempengaruhi kualitas audit Inspektorat dalam pengawasan

keuangan daerah, sehingga dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan

kualitas audit Inspektorat.

b. Bagi Inspektorat, sebagai masukan dalam mendukung pelaksanaan

otonomi daerah khususnya peranan Inspektorat dalam pengawasan

keuangan daerah dan dalam rangka mewujudkan good governance.

Sehingga Inspektorat diharapkan dapat membuat program yang

berkontribusi pada peningkatan kualitas dan kapabilitasnya.

c. Bagi akademisi, memberikan kontribusi pengembangan literatur

akuntansi sektor publik di Indonesia. Selain itu penelitian ini diharapkan

dapat menambah referensi dalam mendorong dilakukannya penelitian-

penelitian akuntansi sektor publik. Hasil penelitian ini juga diharapkan

akan dapat memberikan sumbangan bagi penelitian berikutnya.

Page 29: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Stewardship Theory

Stewardship theory menyatakan bahwa para manajer tidaklah termotivasi

oleh tujuan – tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama

mereka untuk kepentingan organisasi (Donaldson,1989 dan Davis,1991). Teori ini

didasarkan kepada aspek psikologi dan sosiologi yang telah dirancang dimana

para ekskutif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai keinginan

prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan organisasi sebab

steward berusaha mencapai sasaran organisasinya.

Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofi mengenai sifat

manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu

bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan kejujuran

terhadap pihak lain. Stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak

yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik – baiknya bagi kepentingan

publik pada umumnya dan shareholder pada khususnya.

Page 30: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

10

Menurut Putro (2013) teori stewardship mengasumsikan hubungan yang

kuat antara kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik, pemerintah akan

berusaha maksimal dalam menjalankan pemerintahan untuk mencapai tujuan

pemerintah yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Putro juga menjelaskan

apabila tujuan ini mampu tercapai oleh pemerintah maka rakyat selaku pemilik

akan merasa puas dengan kinerja pemerintah.

Implementasinya pada penelitian ini yaitu Inspektorat Provinsi dan

Inspektorat Kota/Kabupaten sebagai steward (pengurus) dipandang sebagai pihak

yang dapat bertindak sebaik –baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya

stakeholder dengan melaksanakan tugas dan fungsinya dengat tepat, sehingga

good governance dapat tercapai. Selain itu teori ini dapat menjelaskan peran

auditor internal tidak hanya sekedar untuk menilai kesesuaian laporan keuangan

dengan bukti pendukung, tetapi juga sebagai pemberi saran kepada auditee (pihak

yang diaudit) sebagai shareholder. Saran inilah yang nantinya dijadikan

pertimbangan bagi manajemen dalam efektivitas pengelolaan keuangan.

2.1.2. Teori Atribusi

Menurut Heider (1958), teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan

tentang perilaku seseorang. Teori atribusi menjelaskan mengenai proses

bagaimana kita menentukan penyebab perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lalin atau diri sendiri

yang ditentukan dari internal ataupun eksternal yang akan memberi pengaruh

terhadap perilaku individu (Harini dkk., 2010). Penyebab perilaku dalam persepsi

sosial dikenal dengan dispositional atributions dan situasional attributions.

Page 31: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

11

Dispositional atttributions mengacu pada sesuatu yang ada dalam diri seseorang

dan situasional attributions mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi

perilaku.

Dalam hidupnya, setiap orang akan membentuk ide tentang orang lain dan

situasi sosial di sekitarnya melalui berbagi hal. Dalam teori atribusi

Correspondent Inference (Jones dan Davis 1965) , dijelaksan bahwa perilaku

berhubungan dengan sikap atau karakteristik personal, berarti dengan melihat

perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut

serta prediksi perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tertentu.

Kelley (1973) dalam teorinya menjelaskan tentang bagaimana orang

menarik kesimpulan tentang apa yang menjadi sebab serta dasar seseorang

melakukan suatu perbuatan. Menurut Kelley terdapat tiga faktor yang menjadi

dasar pertimbangan orang untuk menarik kesimpulan apakah suatu perbuatan atau

tindakan itu disebabkan oleh sifat dari dalam diri (disposisi) ataukah disebabkan

oleh faktor luar. Ketika faktor pertimbangan tersebut adalah:

1. Distinctiveness, konsep ini merujuk pada bagaimana seseorang

berperilaku dalam kondisi yang berbeda-beda.

2. Consistency, suatu kondisi yang menunjukan sejauh mana perilaku

seseorang konsisten dari satu situari ke situasi yang lain.

3. Consensus, situasi yang membedakan perilaku seseorang dengan

perilaku orang lain dalam menghadapi situasi yang sama.

Penelitian ini menggunakan teori atribusi karena peneliti melakukan studi

empiris untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam

menentukan kualitas audit yang dilakukannya, khususnya pada karakteristik

Page 32: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

12

personal auditor itu sendiri. Karakteristik personal seorang auditor merupakan

faktor penentu utama dalam menetukan kualitas audit, karena hal tersebut

merupakan faktor internal yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas.

2.1.3. Auditor Internal Sektor Publik

Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor swasta atau sektor

bisnis. Audit sektor publik dilakukan pada organisasi pemerintah yang bersifat

nirlaba seperti sektor pemerintah daerah (pemda), Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan instansi lain yang berkaitan

dengan pengelolaan kekayaan negara. Sedangkan untuk audit sektor swasta

dilakukan pada perusahaan-perusahaan milik swasta yang bersifat mencari laba.

Secara teknis auditor sektor publik dengan auditor sektor swasta tidak jauh

berbeda dengan audit sektor swasta. Yang membedakan hanyalah peraturan

pemerintah dan peraturan politik negara tersebut. Tuntutan dilaksanakannya audit

pada sektor publik ini, adalah dalam rangka pelayanan publik secara ekonomis,

efisien, dan efektif. Audit pemerintahan merupakan salah satu elemen penting

dalam penegakan good government. Namun demikian, prakteknya sering juga dari

yang diharapkan.

Mulyadi (2002) menyatakan bahwa auditor pemerintah/ sektor publik

adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas

pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan

oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintah atau penanggung jawab keuangan

yang ditujukan kepada pemerintah.

Page 33: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

13

Mulyadi (2002) juga menjelaaskan bahwa sama halnya dengan sektor

privat, auditor sektor publik juga dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu auditor

eksternal dan auditor internal. Auditor eksternal dalam sektor publik dipegang

oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sedangkan untuk auditor internal sektor

publik dipegang oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

dan Inspektorat.

Mardiasmo (2000) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelemahan

dalam audit pemerintah di Indonesia, diantaranya tidak tersedianya indikator

kinerja yang memadai sebagai dasar pengukuran kinerja pemerintahan, baik

pemerintahan pusat maupun daerah dan hal tersebut pada umumnya dialami oleh

organisasi publik karena output yang dihasilkan berupa pelayanan publik yang

tidak mudah diukur. Dengan kata lain, ukuran kualitas audit masih menjadi

perdebatan.

2.1.4. Kualitas Audit

Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai apa dan

bagaimana kualitas audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan dan

mengukur kualitas audit secara objektif dengan beberapa indikator. Hal ini

dikarenakan kualitaas audit merupakan sebuah konsep yang kompleks dan sulit

dipahami, sehingga sering kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat dan

kualitasnya. Hali ini terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan

dimensi kualitas audit yang berbeda-beda.

De Anggelo (1981) mendefinisikan audit quality (kualitas audit) sebagai

probabilitas dimana seseorang auditor menemukan dan melaporkan tentang

Page 34: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

14

adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas

penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan

independensi auditor tersebut. Beberapa penelitian seperti De Anggelo (1981);

Goldman & Barlev (1974) umumnya mengasumsikan bahwa auditor dengan

kemampuannya akan dapat menemukan suatu pelanggaran dan kuncinya adalah

auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa informasi tentang kemampuan

teknik (seperti pengalaman audit, pendidikan, profesionalisme, dan struktur audit

perusahaan), kapabilitas dan independensi akan sulit dipisahkan.

Menurut Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI) auditor harus

memiliki pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan, pengalaman, serta

kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan, pengalaman serta

kompetensi lain adalah bersifat kolektifyang mengacu pada kemampuan

profesional yang diperlakukan auditor untuk secara efektif melaksanakan

tanggung jawab profesinya (SAIPI, 2013 hal 14).

Dalam sektor publik, Government Accountability Office (GAO)

mendefinisikan kualitas audit sebagai ketaatan terhadap standar profesi . dan

ikatan kontrak selama melaksanakan audit (Lowenshon et al., 2005). Standar

audit menjadi pertimbangan dan tolak ukur kinerja auditor (Messier et al., 2005).

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomer

PER/05/M.PAN/03/2008, pengukuran kualitas audit atas laporan keuangan,

khususnya yang dilakukan oleh APIP, wajib menggunakan Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN).

Page 35: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

15

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) bahwa pelaksanaan

pemeriksaan yang didasarkan pada standar pemeriksaan yang didasarkan pada

standar pemeriksaan akan menigkatkan kredibilitas informasi yang dilaporkan

(diperoleh) dari entitas yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti

secara objektif. Unsur – unsur kualitas laporan hasip pemeriksaan yaitu harus

tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, menyakinkan, serta jelas dan seringkas

mungkin. Oleh karena itu, kualitas hasip pemeriksaan adalah kualitas kerja auditor

yang ditunjukan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan

berdasarkan standar yang telah di tetapkan.

2.1.5. Objektivitas

Objektivitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi

jasa atau pelayanan auditor. Objektivitas merupakan salah satu ciri yang

membedakan profesi akutan dengan profesi yang lain. Prinsip objekatifitas

menetapkan suatu kewajiban bagi auditor (Akuntan Publik) untuk tidak memihak,

jujur secara interlektual, dan bebas dari konflik kepentingan (Wayan, 2005).

Pusdiklatwas BPKP (2005), menyarakan objektivitas sebagai bebasnya seseorang

dari pengaruh pandangan subjektif pihak-pihak lain yang berkepentingan,

sehingga dapat mengemukakan pendapat apa adanya.

Objektivitas merupakan kebebasan sikap mental yang harus dipertahankan

oleh auditor dalam melakukan audit, dan auditor tidak boleh membiarkan

pertimbangan auditnya dipengaruhi oleh orang lain (Kusumah, 2008). Setiap

auditor harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam

pemenuh kewajibannya (Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia, 1998).

Page 36: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

16

Dalam prinsip tersebut dinyatakan bahwa objektivitas adalah sutau kualitas yang

memberikan nilai atas jasa yang diberikan. Prinsip objektivitas mengharuskan

anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka,

serta bebas dari benturan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain.

Lebih lanjut Mulyadi (2002) menjelaskan, dalam menghadapi situasi dan

praktik yang secara spesifik berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan

objektivitas, yang harus cukup dipertimbangkan adalah sebagai berikut :

a. Adakalanya auditor dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan

mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya.

Tekanan ini dapat mengganggu objektivitasnya.

b. Adakalanya tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan

semua situasi dimana tekanan-tekanan mungkin terjadi. Ukuran

kewajaran harus digunakan dalam menentukan standar untuk

mengidentifikasi hubungan yang mungkin atau kelihatan dapat

merusak objektivitas.

c. Hubungan – hubungan yang mungkin prasangka, bias atau pengaruh

lainnya untuk melanggar objektivitas harus dihindari.

d. Memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang

terlibat dalam pemberian jasa professional mematuhi prinsip

objektivitas.

e. Tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau entertainment

yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak pantas

terhadap pertimbangan professional mereka atau terhadap orang –

Page 37: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

17

orang yang berhubungan dengan mereka, dan harus menghindari

situasi – situasi yang dapat membuat professional mereka ternoda.

2.1.6. Integritas

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan

merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas

mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani,

bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu

diperlukan untuk membagun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambil

keputusan yang andal (Sukriah, 2009).

Menurut Anitaria (2011), integritas merupakan suatu elemen karakter yang

mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang

mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam

menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang

anggota untuk, antara lain; bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus

mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak

boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Kemudian sunarto (2003) dalam

Sukriah (2009) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang

tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima

kecurangan prinsip.

2.1.7. Kompetensi

Menurut Alim,dkk (2007) kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek

pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja

Page 38: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

18

superior. Aspek – aspek pribadi ini meliputi sikap, motif – motif, sistem niali,

sikap, pengetahuan dan pengalaman akan mempengaruhi tingkah laku sendagkan

tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Sikap kompetensi diperlukan agar

auditor dapat mendeteksi dengan cepat dan tepa ada atau tidaknya kecurangan

serta trik-trik rekayasa yang dilakukan untuk melakukan kecurangan tersebut.

Keahlian yang dimiliki auditor dapat menjadikannya lebih sensitive (peka)

terhadap suatu tindakan kecurangan (Lastanti, 2005).

Trotter (1986) mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah

orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaa dengan mudah, cepat,

intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Pendapat dari

Dreyfus (1986) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian seorang yang

berperan secara berkelanjutan yang mana pergerakannya melalui proses

pembelajaran, dari “oengetahuan sesuatu” ke “mengetahui bagaimana”, seperti

misalnya : dari sekedar pengetahuan yang tergantung pada aturan tertentu kepada

suatu pernyataan yang bersifat intuitif. Lebih spesifik lagi Dreyfus membedakan

proses perolehan keahlian terjadi 5 tahap, yaitu :

1. Tahap Novice, yaitu tahapan pengenalan terhadap kenyataan dan

membuat pendapat hanya berdasarkan aturan-aturan yang terjadi.

Keahlian pada tahap pertama ini biasanya dimiliki oleh staf audit

pemula yang baru lulus dari perguruan tinggi.

2. Tahap Advanced Beginner, yaitu tahap dimana auditor bergantung

pada aturan dan tidak mempunyai cukup kemampuan untuk

merasionalkan segala tindakan audit, namun demikian auditor pada

Page 39: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

19

tahap ini mulai dapat membedakan aturan sesuai dengan aturan yang

sesuai denga suatu tindakan.

3. Tahap Competence, yaitu tahap dimana auditor harus mempunyai

cukup pengalaman untuk mengahadapi situasi yang kompleks.

Tindakan yang diambil disesuaikan dengan tujuan yang ada dalam

pikirannnya dan kurang sadar terhadap pemilihan, penerapan, dan

prosedur aturan audit.

4. Tahap Profiency, yaitu tahap dimana segala sesuatu menjadi rutin,

sehingga dalam bekerja auditor cendurung tergantung pada

pengalaman yang lalu. Disini intuisi mulai digunaka dan pada

akhirnya pemikiran audit akan terus berjalan sehingga diperoleh

analisis yang substansial.

5. Tahap Expertise, yaitu tahap dimana auditor mengetahu segala sesuatu

karena kematangannya dan pemahamannya terhadap praktek yang

ada. Auditor sudah dapat membuat keputusan atau menyelesaikan

suatu permasalahan. Dengan demikian segala tindakan auditor pada

tahap ini sangat rasional dan mereka bergantung pada intuisinya

bukan pada peraturan yang ada.

Menurut Bedard (1986) mengartikan keahlian atau kompetensi sebagi

seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas

yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Berdasarkan uraian diatas ,

kompetensi mempunyai dua faktor penting, yaitu pengetahuan dan pengalaman.

Dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang tinggi akan menghasilkan

audit yang berkualitas tinggi.

Page 40: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

20

2.1.8. Skeptisisme Profesional Auditor

Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP, 2001) menyatakan skeptisisme

profesional auditor sebagi suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Shaub

& Lawrence (1996) memberikan definisi tentang skeptisisme profesional auditor

sebagai berikut “Profesional skepticism is a choice to fulfil the profesional

auditor’s duty to prevent or reduce the harmful consequences of another person’s

behavior”

Menurut Kee dan Knox’s (1970), dalam model “Professional Scepticism

Auditor” menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh

beberapa faktor:

1. Faktor –faktor kecondongan etika

Faktor –faktor kecondongan etika memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap skeptisisme profesional auditor. The American Heritage

Directory menyatakan etika sebagai suatu aturan atau standar yang

menentukan tingkah laku para anggota dari suatu profesi.

Pengembangan kesadaran etis/ moral memainkan peranan kunci

dalam semua area profesi akuntan (Louwers, 1997), termasuk dalam

melatih sikap skeptisisme profesional akuntansi.

2. Faktor – fakor situasi

Faktor –faktor situasi berpengaruh secara positif terhadap skeptisisme

profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit yang memiliki

risiko tinggi (situasi irregularities) mempengaruhi auditor untuk

meningkatkan sikap skeptisisme profesionalnya.

Page 41: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

21

3. Pengalaman

Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor

dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi

lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan yang pernah

dilakukan. Butt (1988) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa

auditor yang berpengalaman akan membuat hudgement yang relatif

lebih baik dalam tugas – tugas profesionalnya, daripada auditor yang

kurang berpengalaman. Jadi seorang auditor yang lebih berpengalam

akan lebih tinggi tingkat skeptisisme profesionalnya dibandingkan

dengan auditor yang kurang berpengalaman.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang melibatkan variabel – variabel yang serupa

dengan yanng diuji oleh penulisan dalam penelitian ini. Diantaranya adalah

penelitian yang instrumennya direplikasi untuk mengukur variabel yang diuji.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian

(Tahun)

Judul Hasil

1 Sugiarmini dan

datrini (2017)

Pengaruh Skeptisme

Profesional,

Independensi,

Kompetensi, Etika, dan

Role Stress Auditor

terhadap Kualitas Audit

Penelitian ini membuktikan

bahwa skeptisme

profesional auditor,

independensi auditor,

kompetensi auditor, etika

auditor berpengaruh positif

Page 42: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

22

Pada Kantor BPK RI

Perwaklilan Provinsi

Bali

signifikan terhadap kualitas

audit. Namun untuk role

stress berpengaruh negatif

terhadap kualitas audit

kantor BPK RI perwakilan

provinsi bali.

2 Febriyanti

(2014)

Pengaruh Independensi,

Due Professional Care

dan Akuntabilitas

Terhadap Kualitas

Audit

Penelitian ini bahwa

independensi dan

akuntabilitas berpengaruh

positif tidak signifikan

sedangkan untuk due

professional care

berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas

audit.

3 Ardiansyah

(2014)

Analisis Hubungan

Antara Keahlian,

Independensi, dan Etika

dengan Kualitas Audit

Pada Perwakilan BPKP

Provinsi Maluku

Penelitian ini membuktikan

bahwa keahlian,

independensi, dan etika

memiliki hubungan yang

positif terhadap kualitas

audit.

4 Widiyastuti dan Pengaruh Konpetensi, Penelitian ini menunjukan

Page 43: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

23

Pamudji (2009) Independensi, dan

Profesionalisme

Terhadap Kemampuan

Auditor dalam

Mendeteksi

Kecurangan (Fraud)

bahwa kompetensi,

independensi, dan

profesionalisme

berpengaruh positif terhadap

kemampuan auditor dalam

mendeteksi kecurangan

(froud).

5 Affandi (2013) Pengaruh Kompetensi,

Independensi,

Akuntabilitas, dan Etika

Profesi Auditor

terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukan

bahwa secara simultan,

kompetensi, independensi,

akuntabilitas, dan etika

profesi auditor berpengaruh

signifikan terhadap kualitas

audit dan hasil secara parsial

menunjukan bahwa variabel

independensi dan

akuntabilias berpengaruh

signifikan terhadap kualitas

audit. Sedangkan untuk

kompetensi dan etika

profesi tidak berpengaruh

terhadap signifikan terhadap

kualitas audit.

Page 44: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

24

H4 (+)

H3 (+)

H2 (+)

H1(+)

Integritas

Model penelitian dirancang untuk dapat lebih memahami konsep penelitian

dan arah dari hubungan kualitas dari variabel independen dan dependen.

Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh indepenensi, objektivitas,

pengetahuan, pengalaman kerja, integritas, etika, kompleksitas, serta skeptisisme

professional auditor terhadap kualiats audit.

Dari uraian di atas maka model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut

Kerangka Pemikiran Teoritis

2.4 Pengembangan Hipotesis

Dibagian ini dijelaskan berbagai rumusan hipotesis dengan agrumentasinya.

Masing-masing diuraikan sebagai berikut.

2.4.1 Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit

Dalam Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI) menjelaskan

bahwa auditor harus objektiv dalam melaksanakan audit intern. Prinsip

objektivitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan penugasan dengan jujur dan

tidak mengompromikan kualitas (AAIPI,2013). Penelitian yang dilakukan

kompetensi

KualitasAudit

Objektivitas

Skeptisismeprofesional

2.3 Model Penelitian

Page 45: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

25

Wibowo (2006) menyebutkan auditor yang memiliki objektivitas yaitu auditor

yang dapat melakukan penilaian yang seimbang atas semua kondisi yang relevan

dan tidak terpengaruh oleh kepentingannya sendiri atau kepentingan orang lain

dalam membuat keputusan. Mabruri dan Winarna (2010) menyatakan semakin

tinggi objektivitas auditor, maka semakin baik kualitas auditornya.

Hubungan keuangan dengan klien dapat dipengaruhi oleh objektivitas dan

dapat mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak

dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas

berkepentingan dalam laporan hasil pemerikaan yang diterbitkan (Sukriah

dkk.2009). Konflik kepentingan dapat membuat ketidakpantasan muncul yang

dapat merusak kepercayaan audit, aktivitas audit intern, dan profesi. Konflik

kepentingan dapat mengganggu kemampuan auditor untuk melakukan tugasnya

dan tanggung jawabnya secara objektif. Standar umum dalam standar audit APIP

menyatakan bahwa dengan prinsip objektivitas mensyaratkan agar auditor

melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Dengan

kata lain, semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas

hasil pemeriksaannya. Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis sebagai

berikut :

: Objektivitas Auditor Berpengaruh Positif terhadap Kualitas

Audit.

2.4.2 Pengaruh Intergritas terhadap Kualitas Audit

Integritas merupak kualitas yang menjadi timbulnya kepercayaan

masyarakat dann tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua

keputusannya. Integritas mengharuskan auditor dalam segala hal, jujur dan terus

Page 46: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

26

terang dalam batasan objek pemeriksaan. Pelayanan kepada masyarakat dan

kepercayaan dari masyarakat tidak dapat dikalahkan demi kepentingan dan

keuntungan pribadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) menyatakan

bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki integritas yang biak.

Sukria,dkk (2009) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang

tidak disengaja dan perbedaan pendapat jujur, tetapi tidak dapat menerima

kecurangan prisnsip. Wibowo (2006) mengemukakan integritas auditor

menguatkan kepercayaan dan karenannya menjadi dasar bagi pengandalan atas

keputusan mereka. Integritas auditor intern pemerintah membangung kepercayaan

dan dengan demikian memberikan dasar untuk kepercayaan dalam

pertimbangannya (AAIPI, 2014). Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis

sebagai berikut :

: Integritas Auditor Berpengaruh Positif terhadap Kualitas Audit.

2.4.3 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit

SPAP 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan

audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup (IAI,

2001). Auditor harus memiliki pendidikan, pengetahuan, keahlian dan

keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain yang dibutuhkan untuk

melakukan tanggung jawabnya. Pendidikan, pengetahuan, keahlian dan

keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain adalah bersifat kolektif yang

mengacu pada kemampuan profesional yang diperlukan auditor untuk secara

efektif melaksanakan tanggung jawab profesional. Pengetahuan diukur dari

seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan

Page 47: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

27

mempunnyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang

digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagi masalah secara lebih mendalam,

selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin

kompleks. Analisis audit kompleks membutuhkan spektrum yang luas mengenai

keahlian, pengetahuan dan pengalaman (Meinhard et al., 1987).

Menurut Tubbs (1992) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan

dalam hal : (1) Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami kesalahan secara akurat, (3)

Mencari penyebab kesalahan. Hasilnya menunjukan bahwa semakin

berpengalaman auditor, mereka semakin peka dengan kesalahan. Semakin peka

dengan kesalahan yang tidak biasa dan semakin memahami hal yang terkait

dengan kesalahan yang ditemukan.

Adapun secara umum ada 5 pengetahun yang harus dimiliki oleh seoranga

auditor, yaitu : (1) pengetahuan pengauditan umum, (2) pengetahuan area

fungsional, (3) pengetahuan mengenai isu – isu akuntansi yang paling baru, (4)

pengetahuan mengenai industri khusus, (5) pengetahuan mengenai bisnis umum

serta penyelesaian masalah. Menurut Broen dan Stanner (1983) perbedaan

pengetahuan dan pengalaman diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara

auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dengan demikian, dapat dikemukakan

hipotesis sebagai berikut:

: Kompetensi Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas

Audit.

Page 48: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

28

2.4.4 Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor terhadap Kualitas Audit

Skeptisisme profesional auditor adalah suatu sikap yang mencakup pikiran

yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti

audit. Skeptisisme profesional auditor tersirat didalam literatur dengan adanya

keharusan auditor untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya kecurangan atau

penyalahgunaab wewenang yang material yang terjadi didalam perusahaan klien

(Loebbeckte et al., 1989).

Kee dan Knox’s (1970), dalam model “Professional Scepticism Auditor”

menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu : faktor – faktor kecondongan etika, faktor – faktor situasi dan

pengalaman. Semakin skeptis seseorang maka semakin mengurangi tingkah

kesalahan dalam melakukan audit (Bell et al., 2005). Auditor yang kurang

memiliki sikap skeptisisme profesional akan menyebabkan penurunan kualitas

audit. Marghfirah dan Syahril (2008) menguji hubungan skeptisisme profesional

auditor dengan ketepatan pemberi opini auditor oleh akuntan publik dan apakah

ada hubungan situasi audit, etika, pengalaman, dan keahlian audit degan ketepatan

pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Hasil penelitian sebelumnya

menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara skeptisisme profesional

auditor dan ketepatan pemberi opini auditor oleh akuntan publik. Dengan

demikin, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

: Skeptisisme Profesional Auditor Berpengaruh Positif terhadap

Kualitas Audit.

Page 49: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu. Populasi ini dipilih secara random acak.

Populasi yang terpilih dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja

pada Dinas Inspektorat provinsi Lampung, Inspektorat Kota/Kabupaten Bandar

Lampung, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Mesuji, Pesawaran, Lampung

Timur, dan Way Kanan.

Sampel menurut (Indriantoro dan Supomo, 1999) adalah sebagian anggota

dari populasi yang dipilih menggunakan proses tertentu sehingga dapat mewakili

populasi. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan pendekatan

purposive sampling untuk mentukan sampel dari populasi yang memenuhi kriteria

tertentu sesuai yang penulis kehendaki, yaitu yang sudah pernah mengikuti

pelatihan (diklat) sebagai auditor. Hal ini dilakukan agar jawaban dari setiap

pertanyaan pada kuesioner dapat terjawab dengan baik pada subjek yang tepat dan

berkompeten dibidangnya.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer merupaka sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

Page 50: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

30

sumber asli, tidak melalui perantara. Data primer dalam penelitian ini berupa nilai

atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-

pertayaan yang ada dalam kuesioner.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan

(kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor dan yang berkerja

pada Dinas Inspektorat provinsi Lampung dan Inspektorat Kota/Kabupaten

Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Mesuji, Pesawaran,

Lampung Timur, dan Way Kanan.

Metode ini menggunakan penyebaran kuesioner yang telah disusun secara

tersturktur, dimana sejumlah pertanyaan tertulis disampaikan pada responden

untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang dialami oleh responden yang

bersangkutan. Pertanyaan berkaitan dengan data demografi responden yang

bersangkutan. Pertanyaan berkaitan dengan data demografi respoden serta opini

atau tanggapan terhadap independensi, objektivitas, pengetahuan, pengalaman

kerja, integritas , etika, kompleksitas audit, skeptisisme profesional auditor, serta

kualitas audit dari audiitor yang bekerja pada Dinas Inspektorat provinsi Lampung

dan Inspektorat Kota/Kabupaten Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung

Selatan, Mesuji, Pesawaran, Lampung Timur, dan Way Kanan.

Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan secara langsung oleh

peneliti dengan cara mengantar kuesioner langsung ke kantor Dinas Inspektorat

provinsi Lampung dan Inspektorat Kota/Kabupaten Bandar Lampung, Lampung

Page 51: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

31

Tengah, Lampung Selatan, Mesuji, Pesawaran, Lampung Timur, dan Way Kanan

yang menjadi objek penelitian ini. Dalam kuesioner ini nantinya akan digunakan

model pertanyaan tertutup, yakni bentuk pertanyaan yang sudah disertai alternatif

jawaban sebelumnya. Masing – masing kuesioner disertai dengan surat

permohonan untuk mengisi kuesioner yang ditunjukan pada responden.

Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai

suatu pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dnegan 5. Tanggapan

positif (maksimal) diberi nilai paling besar (5) dan tanggapan negatif (minimal)

diberi nilai paling kecil (1).

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel dependen (Y) yang digunakan adalah kualitas

audit sedangkan variabel independennya terdiri dari objektivitas (X1), integritas

(X2), kompetensi (X3), dan skeptisisme profesional auditor (X4). Difinisi

opersional dan pengukuran untuk variabel – variabel tersebut adalah:

3.4.1 Variabel Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan

dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi pemerintah dengan

berpedoman pada standar akuntansi dan standar audit yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penelitan terdahulu yang pernah dilakukan oleh sukriah, akram dan

Inapty (2009), kualitas audit ini ditunjukan dengan indikator yaitu:

1. Kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit.

2. Kualitas laporan hasil pemeriksaan.

Page 52: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

32

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala

likert, 1) sangat tidak setuju, 2) tidak setuju, 3) netral 4) setuju, 5) sangat setuju.

Tabel 3.1 Variabel Kualitas Auditor

No Variabel Dimensi Indikator Skala

1 Kualitas

Audit

(Dependen)

Pengendalian intern dan

kepatuhan terhadap

ketentuan dalam proses

audit.

Diadopsi dari Sukriah

(2009)

Kesesuaian

pemeriksaan

dengan standar

audit (1-5).

Kualitas laporan

hasil pemeriksaan

(6-10).

Likert

3.4.2 Variabel Objektivitas

Objektivitas merupakan sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan

pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan.

Auditor harus dapat mengungkapkan kondisi sesuai dengan fakta yaitu dengan

mengemukakan pendapata apa adanya, tidak mencari – cari kesalahan,

mempertahankan kriteria dan menggunakan pikiran yang logis. Prinsip

objektivitas menentukan kewajian bagi auditor intern pemerintah untuk berterus

terang, jujur secara intelektual dan bebas dari konflik kepentingan (AAIPI,2014).

Page 53: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

33

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty

(2009), indikator yang digunakan untuk mengukur objektivitas yaiu:

1. Bebas dari benturan kepentingan.

2. Pengungkapan kondisi sesuai dengan fakta.

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala

likert, 1) sangat tidak setuju, 2) tidak setuju, 3) netral 4) setuju, 5) sangat setuju.

Tabel 3.2 Variabel Objektivitas

No Variabel Dimensi Indikator Skala

2 Objektivitas

(Independen)

Bebas dari pengaruh

pandangan subyektif pihak-

pihak lain yang

berkepentingan, sehingga

dapat mengemukakan

pendapat menurut apa

adanya.

Diadopsi dari Sukriah (2009),

Hartan dan Waluyo (2016)

Bebas dari

benturan

kepentingan (1-6).

Pengungkapan

kondisi sesuai

dengan fakta (7-

13).

Likert

3.4.3 Variabel Integritas

Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan

yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan

Page 54: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

34

kewibawaan dan kujujuran. Integritas merupakan sikap jujur, berani, bijaksana

dan tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit. Auditor dituntut untuk

jujur dengan taat pada peraturan, tidak menambah atau mengurangi fakta dan

tidak menerima segala sesuatu dalam bentuk apapun. Auditor juga harus memiliki

sikap berani dan bijaksana dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.

Integritas juga merupakan tanggung jawab auditor untuk tidak merugikan orang

lain, memperbaiki hasil kerjanya, kosisten terhadap pekerjaan serta bersikap

sesuai norma dan berpegang teguh pada peraturan yang berlaku. Integritas tidak

hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan wajar dan keadaan yang

sebenarnya (AAIPI,2014). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

Sukriah, Akram dan Inapty (2009) Indikator yang digunakan untuk mengukur

integritas adalah:

1. Kejujuran auditor.

2. Keberanian auditor.

3. Sikap bijaksana auditor.

4. Tanggung jawab auditor.

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur engan 5 point

sekala likert, 1) sangat tidak setuju, 2) tidak setuju, 3) netral 4) setuju, 5)

sangat setuju.

Page 55: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

35

Tabel 3.3 Variabel Integritas

No Variabel Dimensi Indikator Skala

3 Integritas

(Independen)

Sikap jujur dan

transparan, berani,

bijaksana dan

bertanggung jawab

dalam melaksanakan

audit.

Diadopsi dari Sukriah

(2009)

Kejujuran auditor

(1-3).

Keberanian auditor

(4-6).

Sikap bijaksana

auditor (7-9).

Tanggung jawab

auditor (10-14).

Likert

3.4.4 Variabel Kompetensi

Auditor harus mempunyai pendidikan, pengetahuan, keahlian dan

keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain yang diperlukan untuk

melaksanakan tanggung jawabnya (AAIPI,2014). Kompetensi dalam pengauditan

merupakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan auditor untuk

dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama dengan menggunakan

dua dimensi yaitu pengetahuan dan pengalaman (Mayangsari 2003). Indikatior

yang digunakan antara lain :

1. Mutu Personal.

2. Pengetahuan Umum

3. Keahlian khusus

Page 56: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

36

4. Sikap perilaku

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur engan 5 point sekala

likert, 1) sangat tidak setuju, 2) tidak setuju, 3) netral 4) setuju, 5) sangat setuju.

Tabel 3.4 Variabel Kompetensi

No Variabel Dimensi Indikator Sekala

4 Kompetensi

(Independen)

Kemampuan dan

karakteristik seseorang

berupa pengetahuan,

keterampilan dan sikap

perilaku dalam

pelaksanaan tugas

jabatannya.

Diadopsi dari Sukriah

(2009), Hartan dan

Waluyo (2016)

Mutu personal (1-3).

Pengetahuan umum

(4-7).

Keahlian khusus (8-

10).

Sikap perilaku (11-

19).

Likert

3.4.5 Variabel Skeptisisme Profesional Auditor

Skeptisisme profesional auditor merupaka suatu sikap yang mencakup

pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis

terhadap bukti audit. Variabel skeptisisme profesional auditor diukur dengan

Page 57: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

37

menggunakan instrumen The Hurtt Professional Skepticism Scale (2003) yang

dimofikasi untuk lingkungan audit pemerintah. Indikator yang digunakan adalah:

1. Search for knowledge (mencari pengetahuan), menunjukan bahwa

orang yang skeptis memiliki sikap keingintahuan akan suatu hal

(Hurtt, 2003).

2. Suspension of judgment (penundaan pengambilan keputusan),

mencerminkan sikap yang tidak tergesa-gesa dalam melakukan suatu

hal. Orang yang skeptisisme tetap akan mengambil suatu keputusan,

namun tidak segara, karena mereka membutuhkan informasi-

informasi pendukung lainnya untuk mengambil keputusan tersebut

(Hurtt, 2003).

3. Self-determining (determinasi diri), diperlukan oleh auditor untuk

mendukung pengambilan keputusan, yakni menentukan tingkat

kecukupan bukti-bukti audit yang sudah diperolehnya (Hurtt, 2003).

4. Interpersonal understanding ( pemahaman interpersonal),

memberikan pemahaman bahwa orang yang skeptis akan mempelajari

dan memahami individu lain yang memiliki pandangan dan persepsi

yang berbeda mengenai suatu hal. Dengan memahami persepsi orang

lain, orang yang skeptis akan mengambil kesimpulan dan

beragrumentasi untuk mengoreksi pendapat orang lain (Hurtt, 2003).

5. Self-confidence (percaya diri), diperlukan oleh auditor untuk dapat

menilai bukti-bukti, selain itu percaya diri diperlukan oleh auditor

untuk dapat berhadapan dan berinteraksi dengan orang lain atau klien,

termasuk juga beradu agrumentasi dan mengambil tindakan audit yang

Page 58: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

38

diperlukan berdasarkan keraguan atau pertanyaan yang timbul dalam

dirinya (Hurtt, 2003).

6. Questioning mind (pola pikir yang selalu bertanya-tanya),

mencerminkan sikap keragu-raguan seperti yang terdapat dalam

definisi skeptisisme profesional secara umum maupun khusus dalam

auditing (Hurtt, 2003).

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur engan 5 point sekala

likert, 1) sangat tidak setuju, 2) tidak setuju, 3) netral 4) setuju, 5) sangat setuju.

Tabel 3.5 Variabel Skeptisisme Profesional Auditor

No Variabel Dimensi Indikator Sekala

5 Skeptisisme

profesional

auditor

(Independen)

Sikap auditor dalam

melakukan penugasan

audit dimana sikap ini

mencakup pemikiran

yang selalu

mempertanyakan dan

melakukan evaluasi

secara krisis terhadap

bukti audit.

Diadopsi dari

Novitanti (2008)

Search for knowledge

(1-2).

Suspension of

judgment (3-5).

Self-determinging (6-

7).

Interpersonal

understanding (8-9).

Self-confidence (10)

Questioning mind (11-

12).

Likert

Page 59: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

39

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode

kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat

tentang respon yang diberikan responden, sehingga data yang berbentuk angka

tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberi gambaran umum

mengenai demografi responden dalam penelitin dan deskripsi mengenari variabel

–variabel penelitian (objektivitas, integritas, kompetensi, skeptisisme profesional

auditor, serta kualitas audit).

3.5.2 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis butir. Korelasi yang

digunakan adalah person product moment. Jika koerisien korelasi (r) bernilai

positif dan lebih besar dari r tabel, maka dinyatakana bahwa butir pernyataan

tersebut valid atau sah. Jika sebaliknya, bernilai negatif, atau positif namun lebih

kecil dari r tabeli, maka butiran pernyataan dinyatakan invalid dan harus dihapus.

Uji reabilitas dilakukan setelah uji validitas dan hanya dilakukan untuk

pertanyaan – pertanyaan yang telah dianggap valid. Uji reabilitas adalah alat

Page 60: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

40

untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk, kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur

apabila dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari jawaban atau

pertanyaan jika pengamatan dilakukan secara berulang.

Kuesioner dikatakan handal (reliable) jika jawaban seorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji

coba terhadap butir pertanyaan tersebut dengan SPSS. Cara yang digunakan untuk

menguji reabilitas kuesioner adalah dengan menggunakan rumus koefisien.

Cronbach Alpha.

Kriteria pengujian uji reabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006):

Alpha > 0,60 konstruk (variable) memiliki reabilitas.

Alpha < 0,60 konstruk (variabel) tidak memiliki reabilitas.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunaka regresi

berganda terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari : Uji

Normalitas, Uji Multikolinieritas, dan Uji Heterokedastisitas.

3.5.3.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2006), uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variable bebas dan variabel terikat keduanya

memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini

dilakukan memalui model grafik.

Page 61: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

41

Model grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melihat normal probability plot. Normal probability plot adalah membandingkan

distribusi komulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006). Dasar pengambilan

keputusan melalui analisis ini, jika data menyebar disekitar garis diagonal sebagai

representasi pola distribusi normal, berartu model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3.5.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam

model regresi ditentukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Uji multokolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF

(Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance

<0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2006).

3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan

melihat grafik scatter plot antara lain prediksi variable terikat (ZPREID) dengan

residualnya (SRESID). Jiks ada titik pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar

Page 62: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

42

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2006).

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisi regresi

berganda bertujuan untuk memprediksi beberapa besar kekuatan pengaruh

variabel independen (objektivitas, integritas, kompetensi, dan skeptisisme

profesional auditor) terhadap variabel dependen (kualitas audit). Persamaan

regresinya adalah

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ε

Dimana: Y : Kualitas Audit

a : Konstanta

b : Koefisien arah regresi

X1 : Objektivitas

X2 : Integritas

X3 : Kompetensi

X4 : Skeptisisme Profesional Auditor

ε : error

3.5.4.1 Uji F

Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama – sama

(simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui

pengujian terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen, untuk itu perlu

Page 63: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

43

dilakukan uji F. Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan tingkat

signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability value dari hasil

penelitian. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value (p

value) < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha ditolak.

Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai f hitung dan F

tabel. Jika F hitung > F tabel (n-k-1), maka Ha diterima. Artinya, secara statistik

data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen(X1, X2, X3,

X4) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika F hitung < F tabel (n-k-1),

maka Ha ditolak. Artinya secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa

semua variabel independen (X1, X2, X3, X4) tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen (Y).

3.5.4.2 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan

adalah jika p value < 0,05, maka Ha diterima jika p value > 0,05 , maka Ha

ditolak.

Page 64: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta

tujuan dari penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Objektivitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kualitas

audit, tinggi atau rendahnya objektivitas auditor, tidak akan

mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Hal ini didasari

keterbatasan pertanggungjawaban aparat inspektorat atas laporannya,

dimana pertanggungjawabannya berdasarkan kepada kepala daerah

yang berwenang.

2. Integritas berpengaruh positif terhadap kualitas audit, semakin tinggi

integritas seorang audit, semakin baik kualitas audit yang dihasilkan.

3. Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, semakin tinggi

kompetensi yang dimiliki seorang auditor, semakin baik juga kualitas

audit yang dihasilkan.

Page 65: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

84

4. Skeptisisme profesional auditor berpengaruh positif terhadap kualitas

audit, semakin tingginya skeptisisme profesional yang dimiliki auditor,

semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan.

5.2 Saran

1. Bagi Pemerintah :

Penelitian ini membuktikan bahwa integritas, kompetensi dan

Skeptisime Profesional Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan kepada

pemerintah daerah meningkatkan integritas, kompetensi dan Skeptisisme

Profesional seorang auditor guna meningkatkan kualitas audit yang

dihasilkan. Serta mempertegas peraturan tentang objektivitas seorang

aparat inspektorat, diharapkan agar meningkatkan nilai objektivitas auditor

aparat inspektorat.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya :

a. Mencantumkan informasi mengenai latar belakang pendidikan

auditor di dalam kuesioner penelitian. Memperhatikan apakah

auditor memiliki latar belakang akuntansi.

b. Memperluas objek penelitian terutama daerah-daerah hasil

pemecahan.

c. Diharapkan lebih mengekspolasi variasi variabel lain yang

mempengaruhi kualitas audit terutama audit sektor publik.

Page 66: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

DAFTAR PUSTAKA

.

Affandi. 2013. Pengaruh Kompentensi, Independensi, Akuntabilitas, danEtika Profesi Auditor terhadap Kualitas Auditi. Malang: FakultasEkonomi Negeri Malang.

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntanoleh Akuntan Publik). Edisi 4. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Alim dkk. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi TerhadapKualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderaso.SNA X. Makasar.

Anitaria, Mikha. 2011. Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik AkuntanIndonesia dalam Meningkatkan Independensi, Integritas danObjektivitas Akuntan Publik. Majalah Ilmiah INFORMATIKA. Vol 3.Hal 1-34

Arens, Alvin, Randal J. Elder M.S. Beasley. 2008. Auditing dan JasaAssurance. Edisi Kedua belas. Jilid 1. Alih Bahasa Herman Wibowo.Jakarta: Erlangga.

Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia.2013. Standar Audit InternPemerintah.

_______. 2014. Kode Etik Auditor Intern Pemerintah.

_______. 2014. Pedoman Telaah Sejawat.

Ayuningtyas, Harvita Yulian dan Sugeng Pamudji.2012. PengaruhPengalaman Kerj,a Independensi, Objektivitas, Integritas danKompetensi terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal ofAccounting. Vol 1. Hal 1-10

Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

_______. 2014. Audit Sektor Publik. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

Basuki, Krisna, dan Yunita Mahardani. 2006. Pengaruh Tekanan AnggaranWaktu Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Auditpada Kantor Akuntan Publik Surabaya. Jurnal MAKSI. Vol 6, No. 2,Hal.203-223. Agustus.

Page 67: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

Bedard J. 1986. Expertise in Auditing: Myth or Realy. AccountingOrganization and Society, Vol 14. Hal 113-131

Brown and Stanner. 1983. The Assessment and Modification of ConceptInterrelationships. Journal of Experimental Education. Vol 52. Hal11-21

Butt, J.L. 1988. Frequency Judgment in an Auditing Related Task. Journalof Accounting Research, Vol 26(Autumn). Hal 315-330.

Carpenter, Tina., Durtschi Cindy and Lisa Milici Gaynor. 2002. The Role ofExperience in Professional Skepticism, knowledge Acquisition, andFraud Detection. Vol. Oktober 2002. Hal 20

De Anggelo. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and DisclosureRegulation. Journal of Accounting and Economics 3. Vol 3 August.Hal 113-127

Deis, Jr, and Giroux. 1992. Determinant of Audit Quality in The PublicSektor. The Accounting Review. Vol. 67, No.32, Hal. 462-479. Juli.

Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Ikatan Akuntan Indonesia.2001. Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001.Jakarta: Salemba Empat.

Donalson, L., & Davis, J.H. 1989. CEO Governance and ShareholderReturns: Agency Theory or Stewardship Theory. Australian Journalof Management. Vol 16. Hal 49-65.

Dreyfus, H.L & S.E Dreyfus. 1986. Mind Over Machine: The Power ofHuman Intuition and Expertise in the Era The Computer. (The FreePress)

Febriyanti, Reni. Pengaruh Independsi, Due Professiopnal Care danAkuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol 2. Hal 1-25.

Gamayuni, Rindu Rika. 2016. Pengaruh Kompetensi dan ObjektivitasAuditor Internal terhadap Efektivitas Fungsi Audit Internal. JurnalAkuntansi dan Keuangan. Vol 21 No 2. Hal 171-194.

______. 2018. The Effect of Internal Audit Function Effectiveness andImplementation of Accrual Based Government Accounting Standarton Financial Reporting Quality. Review of Integrative Bussiness &Economica. Vol 7. Hal 46 - 58.

Goldman and Barlev. 1974. The Auditor Firm Conflict of Interest : itsImplication for Independence. The Accounting Review. Oktober: 707-718.

Page 68: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

Halim, Abdul dan M. Syam Kusuf. 2013. Akuntansi Sektor Publik:Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Harini, Dwi, Wahyudin A, Anisyakurillah I. 2010. analisis PenerimaanAuditor Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior: SebuahPendekatan Karakteristik Personal Auditor. SNA XIII. Purwokerto.

Haynes, C.M., J.G. Jenkins and S.R. Nutt, 1998. The Relationship betweenClient Advocacy and Audit Experience: An Exploratory Analysis.Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol 17, Hal. 88-140.

Heider, Fritz. 1958. The Psychology of Interpersonal Relations. New York:Wiley.

Hurtt, R. K, Eining, M., Plumlee, R.D. 20030 professional Scepticism: AModel with Implication for Research, Practice, and Education.Working Paper.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 1998. Prinsip Etika Profesi Ikatan AkuntansiIndonesia.

_______. 2001. Standar Profesional Akuntansi Publik. Jakarta:SalembaEmpat.

Indira, Junarti dan Faisal. 2010. Pengaruh Moral Reasoning dan SkeptismeProfesional Auditor Pemerintah terxihadap Kualitas Audit LaporanKeuangan Pemerintah Daerah. SNA XIII. Purwokerto

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnisuntuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Jones, Edward E, and Keith Davis. 1965. From Acts to Depositions : TheAttribution process in Person Perception. Advances in ExperimentalSocial Psychology. Vol 2. Hal 1-62. academic Press. New York.

Kee, H.W, and R.E Knox. 1970. Conceptual and MethodologicalConsiderations In the Study of Trust and Suspicion. Journal ofConflict Resolution. Vol.14, p 357-366.

Kelley, Harold H. 1973. The Process of Causal Atribution. AmericanPsychologist. Vol.28, No.2 Hal.107-128.

Kurniawan, Ardeno. 2015. Audit Internal: Nilai Tambah bagi Organisasi.Edisi Kedua. Yogyakarta: BPEE.

Kusuma, I. 2008. Pengaruh Peranan Independensi dan Objektivitasterhadap Evaluasi Kegiatan Organisasi.

Page 69: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

Lehman, C.M dan C.S. Norman. 2006. The Effects of Experiences onComplex Problem Representation and Judgment in Auditing: AnExperimental Inverstigation. Behavioral Research in Accounting.Vol.18, Hal.65-83.

Loebbecke, J.K, Eining, M.M and Willingham. 1989. Auditors’ Experiencewith Material Irregularities: Fraquency, Nature, and Detectability.Auditing: a Journal of Practice & Theory. Vol 9. Hal 1-28.

Louwers. 1997. Examining Accountants’ Etihcal Behavior: A review andImplication for Future Research. Behavioral Accounting Research:Foundation and Froniters. Vol 6. Hal 188-221. American AccountingAssociation.

Lowenshon, S., et.al. 2005. Auditor Specialization and Perceived AuditQuality, Auditee Satisfaction, and Audit fees in the Local GovernmentAudit Market. Vol 26. Hal 705-732.

Mabruri dan Winarna. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiKualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. SNA XIIIPurwokerto.

Madiasmo. 2000. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:Andi.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Pernerbit Andi.

Materneh, Al. 2011. The Commitment of Jordanian Auditors to AssessAudit Risks. International Journal of Business and Management. Vol6. Hal 267-274

Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan IndependensiTerhadap Pendapat Audit: Sebuah Kiasieksperimen. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia. Vol.6, No.1, Hal. 1-22.

Mayangsari, Vena. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit,serta Mekanisme Corporate Governance terhadap IntegritasLaporan Keuangan. SNA VI. Oktober.

Meinhard, et al. 1987. Governmental Audits: An Action Plan ForExcellence. Journal of Accountancy. (july) 86-91.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi keenam. Cetakan pertama. Jakarta: SalembaEmpat.

Mulyadi. 2013. Auditing. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Noviyanti, Suzy. 2008. Skeptisme Profesional Auditor dalam MendeteksiKecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol.5, No.1,102-125

Page 70: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007. Pedoman TeknisOrganisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan Menteri Negara Pendaayagunaan Aparatur Negara NomorPER/05/M.PAN/03/2008. Standar Audit Aparat Pengawasan InternPemerintah.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara(PERMENPAN) Nomer PER/04/M.PAN/03/2008. Standar AuditAparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara(PERMENPAN) Nomer 9 Tahun 2016. Pencabutan PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 4 Tahun 2008Tentang Kode Etik Aparat Pengawas Intern Instansi Pemerintah.

Pusdiklatwas BPKP. 2005. Kode Etik dan Standar Audit. Edisi keempat.

Putro, Prima Utama Wardoyo. 2013. Pengaruh PDRB dan UkuranTerhadap Pengendalian Intern Pemerintah Daerah dengan PADSebagai Variabel Intervening. Universitas Negeri Semarang.

Queena, Precilla Prima dan Abdul Rohman. 2012. Analisis Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat InspektoratKota/Kabupaten di Jawa Tengan. Diponegoro Journal Of Accounting.Vol 1. Hal 1-12

Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati, 2010. Auditing: Konsep dasar danpedoman pemeriksaan akuntan pub; lik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shaub, K. Michael dan Jenice E. Lawrence. 1996. Ethics Experience andProfesional Scepticism: A Situational Analysis. Behavioral Researchin Accounting. Vol 8. Hal 124-157.

Simamora, Henry. 2002. Auditing. Jilid II. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.

Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi danIndependensi Akuntan Publik: Refleksi atas Skandal Keuangan. MediaRiset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Vol.5 No.1 April 2005. Hal.85-97.

Sugiarmini, Ni Luh Arlia dan Luh Kade Datrini. 2017. Pengaruh SkeptismeProfesional, Independensi, Kompetensi, Etika, dan Role StressAuditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor BPK RI PerwakilanProvinsi Bali. Jurnal Krisna: Kumpulan Riset Akuntansi. Vol 9. Hal1-14.

Sukriah, Ika, dkk. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,Objektivitas, Integritas, dan Kompetensi terhadap Kualitas HasilPemeriksaan. SNA XII. Palembang.

Page 71: PENGARUH OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, …digilib.unila.ac.id/31179/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparat Inspektorat Di Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk

Sunarto. 2003. Auditing. Panduan. Yogyakarta.

Syahrir. 2002. Analisis Hubungan antara Profesional Akuntan Publikdengan Kinerja, Kepuasan Kerja, Komitmen dan Kegiatan Berpindah.Tesis. Yogyakarta: FEB UGM.

Trotter, R.J. 1986. The Mystery of Mastery. Psychology today (juli) Hal. 32-38.

Tubbs, R. M. 1992. The Effect of Experience on the Auditor’s Organizationand Amount of Knowledge. The Accounting Review. 67,4. 783-801.

Wibowo, Setyo. 2006. Prinsip-Prinsip Dasar Kode Etik Auditor Internal.

Widiyastuti dan Pamudji. 2009. Pengaruh Kompetensi, Independensi, danProfesionalisme terhadap Kemampuan Auditor dalam MendeteksiKecurangan (Fraud). Jurnal Value Addes. Vol 5 No. 2. Hal 52-73.

Sumber Internet:

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/21/064586925/temuan-BPK-Ahok-Ingin-Inspektorat-Dicopot di unduh pada tanggal 28 Mei 2017

http://nasional.kompas.com/read/2017/09/02/13521861/banyak-kepala-daerah-korupsi-mendagri-bakal-perkuat-inspektorat di unduh padatanggal 5 September 2017

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/08/03/mendagri-kok-inspektorat-ikut-terlibat-suap-apa-kerjanya di unduh pada tanggal 5 September2017