PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI …digilib.unila.ac.id/55016/3/SKRIPSI...

68
PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT XXX DI LAMPUNG SELATAN (Skripsi) Oleh MAY SARI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI …digilib.unila.ac.id/55016/3/SKRIPSI...

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAPKINERJA PEGAWAI PADA PT XXX

DI LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

MAY SARI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA PT XXX DI LAMPUNG SELATAN

Oleh

May Sari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi, kedisiplinan, dan kinerja pegawai

pada PT XXX, pengaruh motivasi kerja terhadap kedisiplinan pegawai pada PT XXX,

dan motivasi terhadap kinerja pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung

melalui kedisiplinan pada PT XXX. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret

2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah

responden yang tersedia pada penelitian ini sebanyak 38 orang.Tujuan pertama dianalisis

dengan analisis deskriptif. Tujuan ke dua dan ke tiga dianalisis dengan analisis jalur.

Motivasi kerja pegawai yang ada di PT XXX termasuk dalam kategori sedang (cukup

baik).Kedisiplinan pegawai PT Siger XXX masuk kategori baik untuk setiap dimensinya

yaitu dimensi waktu kerja, cara melaksanakan pekerjaan dan dimensi ketaatan terhadap

peraturan. Kinerja pegawai yang ada di PT XXX termasuk dalam kategori cukup baik.

Pada penelitian ini motivasi tidak berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai di PT

XXX. Kedisiplinan memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja sebesar 65,9 persen,

dibandingkan motivasi sebesar 36,5 persen, nilai pengaruh tidak langsung motivasi

terhadap kinerja sebesar 11,3 persen.

Kata kunci: analisis jalur, kedisiplinan, kinerja pegawai, motivasi

ABSTRACT

THE EFFECT OF MOTIVATION AND DISCIPLINE ON THE EMPLOYEEPERFORMANCE IN PT XXX SOUTH LAMPUNG

ByMay Sari

This study aims to determine the motivation, discipline, and the employees’ performancein PT XXX,the effect of work motivation on the employees’ discipline in PT XXX, and themotivation on the employees’ performance both directly and indirectly through disciplinein PT XXX. The data collection was conducted in March 2017. The method used in thisstudy was case study. The available number of respondents in this study were 38people.The first purpose was analyzed by descriptive analysis. The second and thirdpurposes were analyzed by path analysis. The employees’ work motivation in PT XXXwas included in the medium category (good enough).The discipline of PT XXX employeeswas in the good category for each dimension, those were the dimensions of workime, howto carry out the work and the dimensions of obedience with regulations. The employees’performance in PT XXX was included in the good enoughcategory. In this studymotivation did not affect the employees’ discipline in PT XXX. Motivation had a directinfluence on employee performance not trough discipline.

Keywords : dicipline, motivation, path analysis, performance employees

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAPKINERJA PEGAWAI PADA PT XXX

DI LAMPUNG SELATAN

Oleh

MAY SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 5 Juni 1993

dari pasangan Bpk Suharto dan Ibu Mega, merupakan anak ke

dua dari dua bersaudara. Studi tingkat Sekolah Dasar

diselesaikan di SDN 02 Perumnas Way Halim (2005), tingkat

Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 21 Bandar

Lampung (2008), dan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Gajah Mada

Bandar Lampung (2011). Penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas

Pertanian, Jurusan Agribisnis pada tahun 2011. Pada Tahun 2014 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Banjar Agung, Tulang Bawang

dan Praktik Umum (PU) di Badan Penyuluhan Pertanian (BP4K) Prigsewu.

Selama kuliah, penulis juga bekerja freelance sebagai interviewer selama 1

tahun di PT Nielsen Indonesia Cabang Lampung. Selain itu, penulis juga pernah

aktif dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi

Pertanian (HIMASEPERTA UNILA).

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji hanya kepada Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan kepada umat manusia,

semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya.

Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan

Kedisiplinan terhadap Kinerja Pegawai Pada PT XXX Di Lampung

Selatan”, banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasehat,

serta saran-saran yang membangun. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan

kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga nilainya

kepada :

1. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, SP. MSi., sebagai Ketua Jurusan Agribisnis

Universitas Lampung.

3. Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S., sebagai Pembimbing Pertama yang

dengan sabar dan tulus memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan nasihat

yang telah diberikan selama proses penyelesaian skripsi.

4. Ir. Adia Nugraha, M.S, sebagai Pembimbing Ke dua yang telah memberikan

bimbingan, semangat, masukan, serta saran kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi.

5. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P ., sebagai Dosen Penguji Skripsi

yang telah memberikan masukan, arahan, dan saran untuk penyempurnaan

skripsi ini.

6. Ir. Eka Kasymir, M.S., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan, bantuan, dan saran dalam penyelesaian studi ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu yang telah

diberikan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas

Lampung.

8. Karyawan-karyawan di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Mba Ayi, Mba

Iin, Mbak Tunjung, Mas Bukhari, dan Mas Boim, atas bantuannya.

9. Teruntuk kedua orang tuaku, Suharto dan Mega., yang selalu memberikan

doa, semangat, perhatian, dan dukungan. Kakakku tersayang, Febri Prayudi

yang memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat The Cantiks, Sonya, Pumai, biksu Juliantika, Emak Ayu, Atu

Emalia, Frisca, Novita, Tante Yeni, Adek Evi, Silvia, dan Yefrika,

terimakasih atas kebersamaan dan persahabatan kita selama ini.

11. Teman-teman 2011 Rafika, Mona, Wigeta, Dian Diyong, Werdi, Lukita,

Graha, Kausar, Radot, Ade, Bram, Aan, Wiji, Ihwan, Faisal, Veni, Elisa,

Faridatu dan lainnya terimakasih atas pengalaman dan kebersamaan kita

selama ini.

12. Kanda, yunda, dan adinda 010, 012, 013, 014, 015.

13. Teman-teman kerja PT Nielsen Lampung Bang Wawang, Mbak Norida,

Mbak Septi, Tika, Bang Jo, Bang Erwin dan lainnya terimakasih atas

semangat, pengertian, dan dukungannya.

14. Almamater tercinta dan semua pihak yang telah membantu demi

terselesainya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang

telah diberikan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan. Akhir kata, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan

kepada Allah SWT penulis mohon ampun.

Bandar Lampung, 25 November 2018Penulis,

May Sari

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................... i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 7

1. Rajungan........................................................................................ 7

2. Alur Produksi Rajungan Kaleng....................................... ............ 7

3. Motivasi Kerja................................................................... ............ 9

a. Pengertian Motivasi......................................................... .......... 9

b. Teori Motivasi................................................ ........................... 11

4. Kedisiplinan........................................................ .......................... 14

a. Pengertian Kedisiplinan............................................................. 14

b. Pentingnya Kedisiplinan...................................... ..................... 14

c. Jenis-jenis disiplin................................................. .................... 15

d. Aturan Untuk Meningkatkan Disiplin................ ....................... 16

e. Pengukuran Kedisiplinan........................................................... 17

5. Kinerja Pegawai

....................................................................................................... .........

.................................... ................................................................... 18

a. Pengertian Kinerja............................. ........................................ 18

b. Manajemen Kinerja.................................. ................................. 18

c. Pengukuran Kinerja......................... .......................................... 20

6. Kaitan antara Motivasi, Kedisiplinan dan Kinerja ........................ 21

B. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 25

C. Hipotesis .............................................................................................. 27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode, Lokasi, dan Waktu Penelitian ............................................... 28

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ............................................. 28

C. Unit Analisis dan Responden .............................................................. 36

D. Jenis Metode Pengumpulan Data, Uji Validitas dan Reliabilitas ....... 36

E. Metode Analisis Data .......................................................................... 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 47

1. Sejarah dan Profil Umum Perusahaan ............................................ 47

2. Lokasi, Visi, Misi serta Tujuan Perusahaan ................................... 48

3. Struktur Organisasi ......................................................................... 49

4. Tata Tertib Karyawan PT XXX ..................................................... 52

5. Sarana dan Prasarana Perusahaan dan Fasilitas Produksi .............. 54

6. Manajemen Sumber Daya Manusia ............................................... 56

B. Karakteristik Responden ..................................................................... 68

1. Karakteristik Responden Menurut Usia ......................................... 69

2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ........................... 69

3. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan ................................ 70

4. Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Bekerja ................. 71

a. Motivasi Kerja Pegawai di PT XXX.......................................... . 72

C. Kedisiplinan dan Kinerja Pegawai PT XXX ....................................... 83

1. Kedisiplinan ................................................................................... 83

2. Kinerja Pegawai ............................................................................. 92

D. Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan terhadap

Kinerja Pegawai PT XXX .................................................................. 94

1. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 95

2. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F) ................................. 95

3. Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t) ...................................... 96

4. Perhitungan Pengaruh (Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung) 97

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 101

B. Saran .................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103

LAMPIRAN .................................................................................................... 107

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil perikanan Indonesia 2010-2015 .................................................... 1

2. Laporan produksi..... .......................................................................... ... 3

3. Rata-rata jumlah hari keterlambatan dan kehilangan jam kerja pegawai

pada PT XXX pada bulan Oktober 2016 ............................................... 5

4. Penelitian terdahulu ................................................................................ 23

5. Hasil uji validitas kedisiplinan ............................................................... 38

6. Hasil uji validitas motivasi ..................................................................... 39

7. Jumlah pegawai PT XXX....................................................................... 57

8. Sebaran responden menurut usia di PT XXX ........................................ 69

9. Komposisi pegawai berdasarkan jenis kelamin di PT XXX ................. 70

10. Sebaran responden menurut departemen dan tingkat pendidikan di

PT XXX ............................................................................................... 70

11. Sebaran responden menurut pengalaman bekerja ................................ 71

12. Distribusi jawaban responden dimensi kebutuhan fisiologis ................ 72

13. Distribusi jawaban responden dimensi kebutuhan sosial ...................... 76

14. Distribusi jawaban responden dimensi kebutuhan penghargaan diri .... 78

15. Distribusi jawaban responden dimensi kebutuhan aktualisasi diri ....... 80

16. Distribusi jawaban responden untuk variabel motivasi ........................ 82

17. Distribusi jawaban responden pada dimensi waktu kerja ..................... 84

18. Distribusi jawaban responden pada dimensi cara melaksanakan pekerjaan.. 86

vi

19. Distribusi jawaban responden pada dimensi ketaatan terhadap peraturan... 88

20. Distribusi jawaban responden untuk variabel kedisiplinan... ................ 90

21. Penilaian kinerja pegawai mengenai indikator dari aspek kecakapan

menunaikan tugas dan kecakapan umum ............................................. 93

22. Hasil analisis pengaruh variabel motivasi dan kedisiplinan

terhadap kinerja ..................................................................................... 96

23. Hasil analisis pengaruh variabel motivasi terhadap kedisiplinan... ...... 98

24. Pengaruh langsung dan tidak langsung variabel motivasi terhadap kinerja

melalui kedisiplinan ............................................................................. 99

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rajungan ................................................................................................ 7

2 Produk Olahan Rajungan dalam Bentuk Kemasan Kaleng..................... 8

3. Alur produksi pengalengan rajungan....................................................... 8

4. Kerangka pemikiran pengaruh motivasi dan kedisiplinan terhadap kinerja

pegawai pada PT XXX .................................................................... 26

5. Garis kategorisasi variabel. .................................................................... 42

6. Diagram jalur penelitian motivasi, kedisiplinan dan kinerja pegawai

PT XXX ................................................................................................. 43

7. Struktur Organisasi PT XXX ................................................................. 51

8. Garis kategorisasi dimensi kebutuhan fisiologis .................................... 73

9. Garis kategorisasi dimensi kebutuhan rasa aman................................... 75

10. Garis kategorisasi dimensi kebutuhan sosial........................................ 77

11. Garis kategorisasi dimensi kebutuhan penghargaan diri ...................... 79

12. Garis kategorisasi dimensi kebutuhan aktualisasi diri ......................... 81

13. Garis kategorisasi dimensi variabel motivasi ....................................... 83

14. Garis kategorisasi dimensi waktu kerja................................................. 85

15. Garis kategorisasi dimensi cara melaksanakan pekerjaan .................... 87

16. Garis kategorisasi dimensi ketaatan terhadap peraturan ....................... 90

17. Garis kategorisasi variabel kedisiplinan................................................ 91

18. Garis kategorisasi aspek kecakapan menunaikan tugas dan kecakapan

umum .................................................................................................... 94

19. Pengaruh variabel motivasi dan kedisiplinan terhadap kinerja pegawai....... 98

1

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Indonesia sebagai Negara maritim memiliki potensi lestari perikanan laut

diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah

Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif). Dari potensi tersebut, sebesar 80

persen atau 5,12 juta ton per tahun merupakan jumlah tangkapan yang

diperbolehkan. Selain itu, ada juga potensi perikanan laut untuk dikembangkan,

yaitu perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta ha dengan potensi

produksi 0,9 juta ton per tahun. Rajungan termasuk dalam perikanan tangkap.

Informasi mengenai hasil perikanan Indonesia pada tahun 2010 -2015 dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil perikanan Indonesia 2010-2015

Jenis

Perikanan

2010

(juta

ton)

2011

(juta

ton)

2012

(juta

ton)

2013

(juta

ton)

2014

(juta

ton)

2015

(juta

ton)

Perikanan

Tangkap

5.108 5.384 5.714 5.829 6.115 6.200

Perikanan

Budidaya

4.709 6.278 7.929 9.676 13.301 14.521

Total 9.817 11.662 13.643 15.505 19.416 20.722

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015)

2

Berdasarkan informasi dari Tabel 1 terlihat bahwa produksi perikanan

Indonesia tahun 2015 mencapai 20.722 juta ton atau meningkat sebesar 6,72

persen dibandingkan tahun 2014, yang terdiri dari produksi perikanan tangkap

sebesar 6.200 juta ton atau meningkat sebesar 1,39 persen dibandingkan tahun

2014 dan produksi perikanan budidaya sebesar 14.521 juta ton atau meningkat

sebesar 9,17 persen dibandingkan tahun 2014 (Kementerian Kelautan dan

Perikanan, 2015).

Rajungan merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai

ekonomi tinggi. Selain untuk memenuhi keperluan gizi di dalam negeri juga

merupakan salah satu komoditas ekspor dalam bentuk rajungan beku atau

kemasan daging dalam kaleng. Informasi mengenai produksi rajungan di

Indonesia padatahun 2013 dan 2014 menunjukkan bahwa volume produksi

rajungan tahun 2014 turun 17,79 persen menjadi 28.090 ton dari tahun 2013

sebanyak 34.170 ton. Menurut Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Dirjen P2HP KKP),

menurunnya produksi rajungan berimplikasi kepada penurunan kinerja ekspornya

di periode yang sama dibandingkan dengan sebelumnya. Populasi rajungan lebih

kecil dibandingkan negara tropis yang lain.

Untuk memenuhi kebutuhan ekspor di pasar dunia termasuk Amerika, telah

banyak pabrik yang didirikan untuk menampung hasil tangkapan nelayan yang

kemudian diproses dan hasil daging rajungan dikalengkan kemudian di ekspor ke

Amerika. PT XXX adalah salah satu pabrik yang memproduksi rajungan kaleng.

Data produktivitas rajungan PT XXX dapat dilihat pada Tabel 2.

3

Tabel 2. Produktivitas daging rajungan kaleng PT XXX 2013 dan 2014

Tahun Produktivitas (ton) Target Perusahaan (ton) Capaian (%)

2013 345 432 79,8

2014 432 576 75

Sumber :Laporan produksi PT XXX (tidak dipublikasi)

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa produktivitas daging rajungan kaleng PT

XXX masih rendah dan belum mampu memenuhi target yang diberikan oleh

perusahaan. Dari hasil wawancara penulis dengan staff HRD PT XXX, beberapa

factor utama yang dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas antara lain ialah

ketersediaan bahan baku dan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.

Ketersediaan bahan baku yang sifatnya musiman mengakibatkan rendahnya

produktivitas kerja pegawai, selain itu rendahnya produktivitas kerja pegawai juga

disebabkan oleh sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan itu sendiri.

Tenaga kerja atau sumber daya manusia yang bekerja pada PTXXX cukup

banyak. Perusahaan ini memiliki beberapa divisi yang memiliki tugas masing-

masing, antara lain; finance division, HRD, area division, row material and IT

division, production, QC, dan mechanic division. Untuk meningkatkan poduksi

rajungan, langkah awal yang harus dilakukan PT XXX adalah meningkatkan

kinerja pegawai.

Pegawai merupakan asset perusahaan yang harus terus dikembangkan

kemampuannya untuk menunjang keberhasilan sebuah perusahaan. Pegawai yang

baik akan memberikan kontribusi yang tinggi bagi keberhasilan suatu perusahaan.

4

Kinerja pegawai dapat didukung dengan adanya motivasi yang diberikan

kepada pegawai. Disamping itu kinerja pegawai dalam suatu organisasi atau

perusahaan dapat dilihat juga dari disiplin kerja. Salah satu cara yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah menerapkan kedisiplinan.

Sutrisno (2012) menjelaskan disiplin adalah kondisi atau sikap hormat yang ada

pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Kedisiplinan

seorang karyawan dapat dilihat dari tiga indikator yaitu, bekerja sesuai dengan

waktu kerja, melakukan pekerjaan dengan baik, dan menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2005).

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan terhadap pegawai

di PT XXX, terkait dengan motivasi diketahui bahwa 70 persen pemimpin tidak

pernah memberikan motivasi yang dapat membuat semangat kerja pegawai lebih

tinggi. Selain itu, diketahui bahwa 90 persen dari pegawai tidak pernah

mendapatkan pujian atau reward ketika mereka bekerja dengan baik.

Terkait dengan kedisiplinan pegawai PT XXX dapat dilihat dengan salah satu

cara yaitu, melihat jam kerja pegawai. Jam kerja pegawai yang telah ditetapkan

oleh perusahaan sebanyak 48 jam kerja dalam satu minggu. Dari penelitian

pendahuluan yang telah dilakukan diperoleh bahwa pegawai PT XXX masih

melanggar peraturan tentang jam kerja, yaitu terlambat dating dan tidak

melaksanakan pekerjaan pada jam kerja. Data keterlambatan dan kehilangan jam

kerja pegawai dapat dilihat pada Tabel 3.

5

Tabel 3 Rata-rata jumlah hari keterlambatan dan kehilangan jam kerja pegawai PT

XXX pada bulan Oktober 2016

Uraian Divisi I Divisi III

Rata-rata jumlah hari

keterlambatan (hari)

3,0 2,0

Rata-rata kehilangan jam kerja

(jam)

2,5 2,6

Sumber : Penelitian Pendahuluan

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pegawai divisi I memiliki rata-rata dating

terlambat sebanyak 3 hari pada bulan Oktober 2016, sedangkan rata-rata

karyawan divisi III datang terlambat sebanyak 2 hari. Untuk kehilangan jam kerja

rata-rata karyawandivisi I kehilangan jam kerjasebanyak 2,5 jam atau 2 jam 25

menit pada bulan Oktober 2016, sedangkan pada divisi III rata-rata kehilangan

jam kerja pegawai sebanyak 2,6 jam atau 2 jam 35 menit. Dari data tersebut dapat

dilihat adanya masalah kedisiplinan pegawai. Berdasarkan peraturan PT XXX,

pegawai yang datang terlambat dan meninggalkan pekerjaan pada saat jam kerja

dapat diberikan sanksi oleh atasannya. Sanksi yang diberikan disesuaikan dengan

jenis dan sifat pelanggaran yang dilakukan.

Berdasarkan uraian latar belakang, maka kinerja perusahaan sangat menarik

untuk diteliti dengan melibatkan factor motivasi dan kedisiplinan. Oleh karena itu

kajian “Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT

XXX” perlu dilakukan.

6

B. PerumusanMasalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di latar belakang, maka

perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

(1) Bagaimana motivasi kerja, kedisiplinan, dan kinerja pegawai pada PT XXX?

(2) Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kedisiplinan pegawai pada PT

XXX ?

(3) Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui kedisiplinan pada PT XXX?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini

sebagai berikut.

(1) Mengetahui motivasi, kedisiplinan, dan kinerja pegawai pada PT XXX

(2) Mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kedisiplinan pegawai pada PT

XXX

(3) Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai baik secara

langsung maupun tidak langsung melalui kedisiplinan pada PT XXX

7

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Rajungan

Rajungan (Portunus Pelagicus) merupakan anggota kelas Crustacea yang

menjadi salah satu komoditas ekspor penting dariIndonesia selain udang dan

kepiting. Rajungan termasuk komoditas ekspor penting karena memiliki daging

yang sangat enak dan dapat diolah menjadi berbagai macam masakan sehingga

sangat diminati oleh para pecinta seafood. Rajungan biasanya diekspor dalam

bentuk rajungan beku tanpa kepala dan kulit serta dalam bentuk olahan (kemas

dalam kaleng). Rajungan atau Portunus pelagicus merupakan hewan yang

banyak terdapat di perairan Indonesia.

Rajungan banyak diminati oleh masyarakat baik di dalam maupun di luar

negeri seperti Amerika, karena rasanya yang gurih serta kandungan protein yang

tinggi, dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rajungan

8

Gambar 2. Produk Olahan Rajungan dalam Bentuk Kemasan Kaleng

Dapat dilihat pada Gambar 2 merupakan salah satu contoh rajungan dalam

bentuk kemasan kaleng. Setiap tahun permintaan rajungan makin bertambah,

rajungan dipasarkan dalam bentuk kaleng yang sebelumnya telah mendapat

berbagai perlakuan.

2. Alur Produksi Rajungan Kaleng

PT XXX menggunakan teknologi pengolahan secara pasteurisasi, yaitu suatu

proses pengolahan yang mengoptimalkan proses termal sehingga dapat

membunuh sebagian besar mikroba yang bersifat patogen, menggunakan suhu di

atas 100 C. Alur produksi pengalengan rajungan dapat dilihat pada Gambar 3.

Penerimaan bahanbaku (receiving)

Pengisian (filling)

Pengemasan(packing)

Penyimpanan danPengangkutan

Gambar 3. Alur produksi pengalengan rajunganSumber : PT XXX (tidak dipublikasi)

9

Gambar 3 dapat dijelaskan tahapan proses pengalengan rajungan meliputi

pemeriksaan awal yaitu terdiri dari penerimaan bahan baku (receiving), dimana

daging rajungan maupun bahan material produksi akan dicek terlebih dahulu.

Bahan baku dikemas dengan menggunakan wadah toples dan plastik lalu

dimasukkan ke dalam styrofoam yang tertutup rapat dengan perekat, kemudian

diambil sampel untuk di cek kandungan bahan kimia serta kondisi bahan baku

yang diterima, setelah itu dilanjutkan dengan proses sortasi merupakan kegiatan

memisahkan sell atau sisa cangkang dan benda asing dari bahan baku, penyortiran

dilakukan berdasarkan jenis daging untuk mendapatkan hasil yang seragam, baik

dalam ukuran, jenis maupun mutunya. Pada bagian pencampuran (mixing) dan

pengisian (filling) dilakukan pencampuran rajungan dengan mencampur daging

dari satu supplier dengan daging rajungan dari supplier lain untuk mendapatkan

kulitas yang baik, kemudian dilakukan penambahan SAPP (Sodium Acid

Phyrosphospate) bahan tersebut ditambahkan untuk mempertahankan warna

daging saat berada dalam kaleng. Setelah itu dilakukan pasteurisasi yaitu proses

pemasakan daging rajungan dalam kaleng dengan suhu diatas 100 C selama 40

menit. Produk olahan jadinya adalah rajungan kaleng.

3. Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere yang

berarti “menggerakkan” (to move). Motivasi diartikan juga sebagai suatu

kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia.

Aspek penting dalam pemberian motivasi kepada bawahannya atau karyawan,

pemimpin hendaknya dapat memberikan motivasi searah atau sesuai dengan

10

karakteristik yang ada pada bawahan atau karyawan. Motif adalah suatu

dorongan atau kebutuhan dalam diri karyawan yang perlu dipenuhi agar karyawan

tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi

adalah suatu kondisi yang menggerakkan karyawan agar mampu mencapai tujuan

dari motifnya (Mangkunegara, 2005).

Supardi dan Anwar (2007) mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan

dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada diri seseorang

akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran

kepuasan.

Menurut Mathis dan Jackson (2001) motivasi merupakan hasrat di dalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Berbeda

dengan yang diungkapkan oleh Veithzal (2004) yang berpendapat bahwa motivasi

adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk

mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Motivasi adalah

kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah

individu (Robbins dan Coulter, 2010).

Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukkan minat individu

terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas atau

pekerjaan yang dilakukan (Masrukhin dan Waridin, 2004).

Hasibuan (2004) berpendapat bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan,

menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan

antusias mencapai hasil yang optimal.

11

Siagian (1997) menjelaskan bahwa terdapat dua jenis motivasi kerja yaitu

motivasi kerja positif dan negatif. Motivasi kerja positif artinya manajer

memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi

baik. Dengan memberikan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan

meningkat karena manusia pada umumnya senang menerima hal-hal yang baik.

Motivasi negatif, manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman

kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan

memberikan motivasi negatif, semangat kerja bawahan dalam jangka waktu

pendek akan meningkat, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.

b. Teori Motivasi

Terdapat beberapa teori motivasi yang terkenal diantaranya:

1) Teori Maslow

Teori motivasi yang paling terkenal dari Abraham Maslow. Hipotesisnya

mengatakan bahwa di dalam diri semua manusia bersemayam lima jenjang

kebutuhan, yaitu sebagai berikut:

(1) Kebutuhan fisiologis, adalah kebutuhan manusia yang bersifat fisik.

Seperti rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan

kebutuhan fisik lain.

(2) Kebutuhan rasa aman, merupakan kebutuhan manusia yang muncul setelah

kebutuhan fisik terpenuhi. Antara lain: keselamatan dan perlindungan

tehadap kerugian fisik dan emosional.

(3) Kebutuhan sosial, ialah kebutuhan manusia yang muncul karena adanya

interaksi sosial antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya,

12

dan antara manusia dengan kelompok. Mencakup rasa kasih sayang, rasa

memiliki, rasa menerima, dan persahabatan.

(4) Kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan manusia yang lebih bersifat

kepentingan pribadi atau ego. Mencakup faktor penghargaan internal seperti;

harga diri, otonomi, dan prestasi serta faktor penghargaan eksternal misalnya

status, pengakuan dan perhatian.

(5) Kebutuhan perwujudan atau aktualisasi diri, adalah kebutuhan seseorang

untuk menjadi manusia sesuai dengan kecakapannya, antara lain

pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.

Dari titik pandang motivasi, teori ini mengatakan bahwa ketika masing-

masing kebutuhan tersebut terpenuhi secara substansial, maka kebutuhan

berikutnya akan menjadi dominan. Jadi, apabila akan memotivasi seseorang perlu

dipahami sedang ada pada kebutuhan mana orang tersebut.

2) Teori X dan Teori Y

Teori ini dikembangkan oleh Douglas McGregor, yang dikemukakan dua

pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia. Teori X didasarkan pada

asumsi bahwa karyawan tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung

jawab, dan harus dipaksa agar berprestasi. Adapun teori Y mengasumsikan

bahwa karyawan menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab, dan dapat

menjalankan pengarahan diri. Implikasi terhadap motivasi berkaitan dengan teori

X dan teori Y lebih baik diungkapkan dalam kerangka yang disajikan oleh

Maslow.

13

3) Teori David Mc. Cllelland

David Mc. Clelland dan para pakar lain telah mengemukakan teori tiga

kebutuhan bahwa ada tiga kebutuhan yang menjadi motif utama dalam pekerjaan.

Ketiga kebutuhan itu meliputi kebutuhan akan pencapaian prestasi (need for

achivement, nAch), yakni dorongan untuk unggul, untuk berprestasi menurut

serangkaian standar, untuk berusaha keras supaya berhasil; kebutuhan akan

kekuasaan (need for power, nPow), kebutuhan untuk membuat orang lain

berperilaku dengan cara yang sebenarnya tidak akan mereka lakukan jika tidak

dipaksa; dan kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation, nAff); keinginan akan

hubungan antar pribadi yang bersahabat dan erat.

4) Teori ERG

Clayton Alderfer dari Universitas Yale berargumen bahwa ada tiga kelompok

kebutuhan inti yaitu eksistensi (existence), keterhubungan (relatedness) dan

pertumbuhan (growth) sehingga disebut teori ERG. Kelompok eksistensi

memperhatikan tentang pemberian persyaratan keberadaan materil dasar kita,

mencakup butir-butir yang ada di dalam teori Maslow yaitu kebutuhan fisiologis

dan kelompok rasa aman. Kelompok kebutuhan kedua adalah kelompok

keterhubungan, yaitu hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar

pribadi yang penting. Hasrat sosial dan status menuntut terpenuhinya interaksi

dengan orang lain. Hasrat ini sejalan dengan teori kebutuhan sosial Maslow,

kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan pertumbuhan, hasrat untuk perkembangan

pribadi, yang mencakup komponen intrinsik dari kategori penghargaan dan

aktualisasi diri pada teori kebutuhan Maslow (Robbins, 2007).

14

4. Kedisiplinan

a. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan kemauan serta kesadaran karyawan untuk menaati

semua peraturan dan norma yang berlaku (Hasibuan, 2005). Peraturan-peraturan

dan ketentuan yang dapat mengatur dan membatasi setiap kegiatan dan perilaku

manusia (karyawan) sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dimana pun

manusia berada. Diperlukan hukuman bagi yang melanggar aturan-aturan yang

berlaku agar peraturan yang ada dapat ditegakkan (Sutrisno, 2012).

b. Pentingnya Kedisiplinan

Hasibuan (2005) menjelaskan fungsi operatif ke-6 dari manajemen sumber

daya manusia adalah kedisiplinan. Fungsi operatif MSDM yang terpenting adalah

kedisiplinan karena kedisiplinan yang semakin baik dapat meningkatkan prestasi

kerja karyawan. Perusahaan sulit mencapai tujuan atau hasil yan optimal tanpa

disiplin karyawan yang baik. Seseorang memiliki disiplin yang baik apabila

mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma yang

berlaku di perusahaan dapat juga diartikan sebagai kedisiplinan.

Kedisiplinan seorang karyawan dapat dilihat apabila karyawan tersebut selalu

datang dan pulang tepat waktu, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, dan

semua peraturan dan norma yang berlaku dipatuhi. Perusahaan dapat memberikan

hukuman kepada karyawan yang tidak mematuhi peraturan perusahaan dengan

tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan tersebut. Kedisiplinan harus

ditegakkan karena kedisiplinan memiliki peranan penting bagi perusahaan dalam

15

mencapai tujuannya dan menjadi kunci keberhasilan suatu perusahaan (Hasibuan,

2005).

Sutrisno (2012) mengatakan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada

diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan dapat ditunjukkan

dengan disiplin. Karyawan seharusnya mengerti dampak positif dari disiplin kerja

yang dapat memberikan keuntungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan

ataupun karyawan. Dengan demikian peraturan-peraturan perusahaan yang

berlaku dapat dipatuhi.

c. Jenis-Jenis Disiplin

Suatu bentuk pelatihan yang berusaha membentuk dan memperbaiki sikap,

perilaku dan kemampuan karyawan sehingga secara sukarela karyawan mau

bekerja secara kooperatif dengan karyawan lain serta mningkatkan prestasi

kerjanya disebut dengan pendisiplinan pegawai. Disiplin suatu organisasi dapat

dibagi menjadi dua jenis yaitu disiplin yang bersifat preventif dan korektif

(Siagian, 2008).

(1) Pendisiplinan preventif

Pendisiplinan preventif merupakan suatu tindakan yang mendorong karyawan

agar memenuhi aturan dan standar yang telah ditetapkan suatu organisasi.

Organisasi harus mendorong karyawannyaagar mempunyai rasa memiliki

organisasi dan perlu adanya penjelasan mengenai aturan dan standar yang

harus ditaati.

16

(2) Pendisiplinan korektif

Pendisiplinan korektif menjelaskan tentang pemberian sanksi kepada

karyawan yang melanggar ketetapan-ketetapan yang berlaku dan tidak mampu

mencapai standar yang telah ditetapkan (Siagian, 2008).

d. Aturan untuk Meningkatkan Disiplin

Menurut Ivencevich (2010) terdapat konsekuensi yang harus diterima

karyawan apabila melanggar pelanggaran.

(1) Sistem peringatan

Sebelum perilaku yang tidak diinginkan terjadi, manajer yang baik sudah

memberikan informasi mengenai konsekuensi tindakan tersebut.

(2) Sanksi langsung

Apabila disiplin diperlukan, maka setelah terjadi tindakan yang tidak

diinginkan maka sanksi harus segera diberikan. Karyawan harus melihat

hubungan antara tindakan dengan disiplin.

(3) Konsistensi

Aturan ini diberikan untuk semua orang yang melanggar. Setiap karyawan

yang akan melanggar akan menerima sanksi, tidak ada yang membedakan.

(4) Tidak menunjuk pada seseorang

Tindakan disiplin tidak hanya ditunjukkan kepada seseorang saja, dengan

tujuan karyawan dapat menghilangkan tindakan yang melanggar atau yang

tidak diinginkan oleh perusahaan.

17

e. Pengukuran Kedisiplinan

Seorang karyawan dapat dikatakan disiplin apabila karyawan tersebut selalu

datang dan pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik,

dan mematuhi semua peraturan-peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku

(Hasibuan, 2005). Menurut penelitian Nanda (2014) kedisiplinan diukur

berdasarkan dimensi sikap dan tanggung jawab karyawan. Dimensi sikap dilihat

berdasarkan indikator kehadiran dan ketaatan karyawan. Dimensi tanggung jawab

berdasarkan indikator loyalitas dan semangat kerja.

Zulhafni (2011) berpendapat bahwa pengukuran kedisiplinan meliputi

dimensi sikap karyawan. Dimensi sikap karyawan dapat diukur berdasarkan

indikator tepat waktu, efektivitas kerja, disiplin yang telah ditetapkan, serta aturan

yang harus ditaati. Ike (2010) melakukan pengukuran kedisiplinan menggunakan

dimensi sikap, norma dan tanggung jawab. Dimensi sikap dilihat berdasarkan

indikator menaati perintah atasan dan dan bersikap baik kepada rekan kerja.

Dimensi norma diukur berdasarkan indikator cara kerja sesuai dengan prosedur

dan takut melakukan pelanggaran. Dimensi tanggung jawab diukur berdasarkan

dua indikator yaitu menyelesaikan pekerjan tepat waktu dan bertanggung jawab

atas pekerjaan.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

pengukuran kedisiplinan dapat diukur berdasarkan dimensi waktu kerja, dimensi

melaksanakan pekerjaan dengan baik (tanggung jawab), dan dimensi norma atau

peraturan. Pada penelitian ini pengukuran kedisiplinan menggunakan ketiga

dimensi tersebut karena dimensi-dimensi tersebut mampu mewakili secara

keseluruhan mengenai kedisiplinan pegawai.

18

5. Kinerja Pegawai

a. Pengertian Kinerja

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

Mangkunegara (2005) mengatakan bahwa istilah kinerja berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi yang

sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut Mangkunegara

(2005) menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu

kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja

karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang

telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja

individu dengan kinerja kelompok.

Menurut Wibowo (2008) kinerja merupakan suatu implementasi dari rencana

yang telah dibuat dan disusun sebelumnya. Kinerja yang dijalankan oleh

karyawan perusahaan akan dipengaruhi oleh perusahaan tersebut dalam

menghargai dan memperlakukan karyawannya. Kinerja perusahaan dapat

ditunjukkan dengan adanya proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai

tujuan.

b. Manajemen Kinerja

Wibowo (2008) menjelaskan bahwa manajemen kinerja merupakan suatu

manajemen yang menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang

efektif. Segala sesuatu yang diperlukan organisasi, manajer dan pekerja untuk

berhasil menjadi fokus dalam manajemen kinerja. Kinerja tidak hanya

19

menunjukkan hasil kerja, tetapi termasuk juga proses pekerjaan itu berlangsung.

Proses manajemen kinerjaadalah sebagai berikut:

(1) Perencanaan Kinerja

Wibowo (2008) menjelaskan bahwa titik awal dari siklus manajemen kinerja

disebut dengan perencanaan kinerja. Perencanaan strategis organisasi yang

menetapkan tujuan utama suatu organisasi menjadi dasar untuk melakukan

perencanaan kinerja.

(2) Pelaksanaan Kinerja

Setelah perencanaan kinerja dibuat dan disepakati oleh manajer dan pekerja,

maka langkah selanjutnya adalah implementasi kinerja. Pelaksanaan kinerja

dapat berlangsung dalam suatu lingkungan internal dan eksternal.

Keberhasilan maupun kegagalan kinerja akan dipengaruhi oleh lingkungan

internal dan eksternal tersebut. Tidak hanya MSDM yang dapat

mempengaruhi kinerja suatu organisasi, melainkan terdapat sumber daya

lainnya (Wibowo, 2008).

(3) Pengukuran Kinerja

Wibowo (2008) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja yang dilakukan

hanya untuk mengukur apa yang relevan dan penting. Menurut Hasibuan

(2005) pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menilai hasil kerja nyata

dengan standar kualitas dan kuantitas yang dihasilkan serta menilai perilaku

karyawan. Pengukuran kinerja secara rinci diuraikan pada subbab (c)

(4) Evaluasi Kinerja

Wibowo (2008) menyatakan bahwa hasil kinerja atau prestasi kerja dapat

diketahui apabila proses kinerja telah dilaksanakan. Evaluasi kinerja dapat

20

dilakukan terhadap proses penilaian, peninjauan dan pengukuran kinerja.

c. Pengukuran Kinerja

Penilaian perilaku karyawan terdiri dari penilaian kejujuran, kerja sama,

loyalitas, kepemimpinan, kesetiaan, partisipasi dan dedikasi karyawan. Penilaian

perilaku relatif lebih sulit dibandingkan dengan penilaian hasil kerja. Penilaian

perilaku tidak memiliki standar fisiknya, sedangkan penilaian hasil kerja memiliki

standar fisik yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur penilaian (Wirawan, 2009).

Nanda (2014) mengukur kinerja karyawan menggunakan dimensi kulitas dan

kuntitas. Pengukuran dimensi kualitas menggunakan indikator pelaksanaan

pekerjaan dengan cepat dan tepat serta dapat meminimumkan tingkat kesalahan

pada saat bekerja. Dimensi kuantitas dapat diukur berdasarkan indikator target

kerja dan volume pekerjaan. Rahmawati (2009) melakukan pengukuran kinerja

menggunakan dimensi kuantitas, dimensi kualitas, dan dimensi ketepatan waktu.

Dimensi kuantitas menggunakan indikator jumlah output yang dihasilkan dan

target perusahaan. Dimensi kualitas dapat dapat dilihat menggunakan indikator

kualitas produk dan kesalahan. Dimensi ketepatan waktu dapat dilihat

menggunakan indikator efisiensi waktu dan ketepatan waktu kerja.

Yuwalliatin (2006) mengatakan bahwa kinerja diukur dengan instrumen yang

dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum

kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi:

(1) kuantitas kerja

(2) kualitas kerja

(3) pengetahuan tentang pekerjaan

(4) pendapat atau pernyataan yang disampaikan; dan

21

(5) perencanaan kegiatan

Pada penelitian ini kinerja pegawai akan dinilai dengan 2 aspek yaitu aspek

kecakapan menunaikan tugas dengan indikatornya yaitu pengetahuan tentang

pekerjaan, produktivitas kerja, dan mutu pekerjaan dan aspek kecakapan umum

dengan indikator nya yaitu inisiatif dan kreatifitas, kerja sama, komunikasi,

adaptasi, dan penguasaan peralatan kerja.

6. Kaitan antara Motivasi, Kedisiplinan dan Kinerja

Menurut Schermrhorm (2005) dan Greenberg (2005) seseorang dimotivasi

pada derajat yang dia percaya bahwa:

(a) usaha akan menghasilkan kinerja yang dapat diterima

(b) kinerja akan dihargai, dan

(c) nilai penghargaan adalah sangat positif

Kombinasi interaktif dari ketiganya mempengaruhi motivasi.

Hubungan antara motivasi dengan kinerja juga ditunjukkan oleh Lussier

(2008) yang menyatakan bahwa tingkat kinerja yang dicapai ditentukan oleh tiga

faktor yang saling terkait yaitu kemampuan (ability), motivasi (motivation), dan

sumber daya (resources). Hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai formula

kinerja. Kemampuan dan motivasi adalah kekuatan pendorong perilaku untuk

menciptakan suatu tingkat kinerja.

Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang

diarahkan sehingga tercipta kegairahan kerja agar dapat bekerja sama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya pada tujuan mencapai

sasaran kepuasan (Hasibuan, 2000). Selain motivasi kerja, kedisiplinan

merupakan suatu faktor yang penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena

22

disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk organisasi dalam menciptakan

efektifitas terhadap pekerjaan. Melalui disiplin akan menciptakan kekuatan dan

keberhasilan dalam pekerjaannya (Rivai, 2005).

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, keterkaitan antara

motivasi, kedisiplinan dan kinerja bahwa kinerja seseorang dapat meraih

kesuksesan dapat dilihat dari kedisiplinan waktu bekerja dan motivasi yang

memacu dirinya untuk memberikan performa yang terbaik dalam pekerjaannya.

23

Tabel 4. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Judul Metode analisis Hasil

1. Jauhary 2008 Pengaruh Disiplin KerjaTerhadap ProduktivitasKaryawan di PT BehaestexGresik

Analisis regresilinear berganda

Secara simultan variabel-variabel pada penelitianmempunyai pengaruh yang signifikan terhadapproduktivitas kerja. Secara parsial variabelmenaati waktu kerja, melaksanakan pekerjaandengan baik, dan menaati peraturan dan normamemiliki pengaruh signifikan terhadapproduktivitas kerja karyawan.

2. Ike 2010 Pengaruh Disiplin KerjaTerhadap ProduktivitasKerja Karyawan di PTGalatta Lestarindo

Analisis deskriptifdan analisis regresilinier sederhana

Variabel disiplin kerja berpengaruh signifikanterhadap produktivitas kerja karyawan.

3. Baihaqi 2010 Pengaruh GayaKepemimpinan TerhadapKepuasan Kerja dan KinerjaKaryawan di PT YudhistiraGhalia Indonesia AreaYogyakarta

Analisis deskriptifdan rankspearman

Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikanterhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan diPT Yudhistira Ghalia Indonesia Area Yogyakarta.

4. Brahmasari danSuprayetno

2008 Pengaruh Motivasi Kerja,Kepemimpinan dan BudayaOrganisasi terhadapKepuasan Kerja Karyawanserta Dampaknya padaKinerja Perusahaan (StudiKasus pada PT Pei HaiInternasonal Wiratama)

Analisis deskriptifdan rank spearman

Motivasi berhubungan dengan kinerja. Namunpada penelitian tersebut pengaruh motivasiterhadap kinerja bukan pengaruh langsungmelainkan dengan variabel intervening kepuasankerja.

24

Tabel 4. Lanjutan

No Peneliti Tahun Judul Metode analisis Hasil

5. Cahyono, Budi danSuhaarto

2005 Pengaruh BudayaOrganisasi, Kepemimpinandan Motivasi Kerja terhadapKinerja Pegawai SekretariatDPRD Propinsi JawaTengah

Analisis deskriptifdan rank spearman

Budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasikerja berpengaruh positif dan signifikanterhadap kinerja Pegawai Sekretariat DPRDPropinsi Jawa Tengah.

6. Setiawan 2014 Pengaruh Kepemimpinandan Motivasi Kerja terhadapKinerja Karyawan di PTNasmoco PemudaSemarang

Analisis rankspearman.dananalisis regresilinier berganda

Hasil penelitian menyatakan bahwa adapengaruh yang positif dan signifikan antarakepemimpinan dan motivasi kerja terhadapkinerja karyawan di PT Nasmoco PemudaSemarang

7.. Reza 2010 Pengaruh GayaKepemimpinan, MotivasiKerja dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Karyawandi PT Sinar Santosa PerkasaBanjar Negara

Analisis rankspearman dananalisis regresilinier berganda

Gaya kepemimpinan, motivasi kerja, disiplinkerja berpengaruh positif pada kinerja karyawandi PT Sinar Santosa Perkasa Banjar Negara

8. Agung Setiawan 2013 Pengaruh Disiplin Kerja danMotivasi Terhadap KinerjaKaryawan pada RumahSakit Umum DaerahKanjuruhan Malang

Analisis regresilinier berganda danpendekatan kausal(hubungan sebabakibat)

Disiplin kerja tidak berpengaruh terhadapkinerja, hal ini dikarenakan kinerja sendiri untukbidang pelayanan kesehatan lebih difokuskanpada layanan jasa terhadap pasien olehkarenanya disiplin kerja hanya sebagaipenunjang. Sedangkan untuk variabel motivasimemiliki pengaruh positif.

25

B. Kerangka Pemikiran

PT XXX merupakan suatu perusahaan yang bersifat padat karya dimana

faktor tenaga kerja sangat menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan

ini memiliki beberapa divisi yang memiliki tugas masing-masing diantaranya:

divisi keuangan, HRD, row material dan IT, area, quality control, mechanic dan

produksi.

Pada penelitian ini variabel motivasi kerja pegawai akan diukur dengan teori

Maslow yang memiliki 5 dimensi kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, rasa

aman, sosial, penghargaan diri dan aktualisasi diri. Variabel kedisiplinan akan

dilihat dari 3 dimensi menurut Hasibuan (2005) yaitu waktu kerja, cara

melaksanakan pekerjaan, dan ketaatan terhadap peraturan. Kinerja pegawai akan

dinilai dengan 2 aspek yaitu kecakapan menunaikan tugas dengan indikatornya

yaitu pengetahuan tentang pekerjaan, produktivitas kerja, dan mutu pekerjaan dan

aspek kecakapan umum dengan indikatornya yaitu : inisiatif dan kreatifitas, kerja

sama, komunikasi, adaptasi, dan penguasaan peralatan kerja.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaannya terletak

pada metode analisis data yang digunakan. Metode analisis data yang digunakan

pada penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis).

Secara sederhana gambaran kerangka pemikiran yang mempengaruhi kinerja

pegawai di PT XXX dapat dilihat pada Gambar 4.

26

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan terhadapKinerja Pegawai Pada PT XXX

PT. XXX

Visi dan Misi Perusahaan

Sumber Daya Manusia Pegawai PTXXX

Motivasi Kerja (X1)1. Kebutuhan fisiologis2. Kebutuhan rasa

aman3. Kebutuhan sosial4. Kebutuhan

penghargaan diri5. Kebutuhan

aktualisasi diri(Maslow, 2002)

Kedisiplinan (X2)1. Waktu Kerja2. Cara melaksanakan

pekerjaan3. Ketaatan terhadap

peraturan(Hasibuan, 2005)

Kinerja Pegawai (Y)1. Aspek kecakapan

menunaikan tugas2. Aspek kecakapan

umum

27

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka penulis

merumuskan hipotesis sebagai berikut.

(1) Diduga motivasi kerja berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pada PT

XXX

(2) Diduga motivasi kerja berpengaruh secara langsung terhadap kedisiplinan

pegawai pada PT XXX

III. METODE PENELITIAN

A. Metode, Lokasi dan Waktu Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan

melibatkan 38 orang pegawai tetap yang bekerja. Lokasi penelitian ini adalah di

PT XXX. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa PT XXX termasuk perusahaan agrioindustri yang cukup

besar dalam memproduksi rajungan kaleng. Pengumpulan data dilakukan pada

bulan Maret 2017.

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan batasan (definisi) operasional mencakup pengertian yang

diungkapkan secara jelas dari masing-masing variabel dalam penelitian dan

dijabarkan ke dalam indikator-indikator tertentu yang dapat diukur. Definisi

operasional dalam penelitian ini mencakup:

(1) Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah sebuah dorongan yang diberikan pimpinan kepada

pegawai untuk meningkatkan kinerjanya. Variabel motivasi kerja pada

penelitian ini dinilai menggunakan teori Maslow dengan 5 dimensinya yaitu,

kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.

a. Kebutuhan fisiologis, yaitu pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk

makan minum, pakaian, transportasi dan perlindungan (perumahan).

29

Kategori yang digunakan untuk mengukur indikator ini adalah 1=

kebutuhan makan dan minum sangat tidak terpenuhi, 2= kebutuhan makan

dan minum tidak terpenuhi, 3 = kebutuhan makan, minum, pakaian cukup

terpenuhi, 4= kebutuhan makan, minum, pakaian, dan transportasi

terpenuhi, 5= kebutuhan makan, minum, pakaian, transportasi dan

perlindungan (perumahan) sangat terpenuhi.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu pemenuhan kebutuhan tenaga kerja akan

keselamatan dan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan

kerugian fisik, seperti : jaminan kesehatan dan kemanan saat bekerja di

lingkungan perusahaan. Untuk mengukur indikator ini digunakan 5

kategori, yaitu 1= kebutuhan jaminan kesehatan dan kemanan saat bekerja

sangat tidak terpenuhi, 2= kebutuhan jaminan kesehatan dan kemanan saat

bekerja tidak terpenuhi, 3= kebutuhan jaminan kesehatan dan keamanan

saat bekerja cukup terpenuhi 4= kebutuhan jaminan kesehatan dan

keamanan terpenuhi, 5= kebutuhan jaminan kesehatan dan keamanan saat

bekerja sangat terpenuhi.

c. Kebutuhan sosial, yaitu pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk diterima

oleh kelompok, berinteraksi dengan teman kerja, ikut serta dalam

kegiatan-kegiatan perusahaan, dan kebutuhan untuk mencintai serta

dicintai oleh teman kerja. Kategori yang digunakan untuk mengukur

indikator ini adalah 1= kebutuhan untuk diterima oleh kelompok sangat

tidak terpenuhi, 2= kebutuhan untuk diterima oleh kelompok tidak

terpenuhi, 3= kebutuhan untuk diterima oleh kelompok dan berinteraksi

dengan teman kerja cukup terpenuhi, 4= kebutuhan untuk diterima oleh

30

kelompok, berinteraksi dengan teman kerja, dan ikut serta dalam kegiatan-

kegiatan perusahaan terpenuhi, 5= kebutuhan untuk diterima oleh

kelompok, berinteraksi dengan teman kerja, ikut serta dalam kegiatan-

kegiatan perusahaan dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai oleh

teman kerja sangat terpenuhi.

d. Kebutuhan akan penghargaan diri, yaitu pemenuhan kebutuhan tenaga

kerja untuk dihormati oleh teman kerja, mendapatkan penghargaan jika

berprestasi, kenaikan golongan kerja dan kenaikan jabatan. Kategori yang

digunakan untuk mengukur indikator ini adalah 1= kebutuhan dihormati

oleh teman kerja sangat tidak terpenuhi, 2= kebutuhan dihormati oleh

teman kerja tidak terpenuhi, 3= kebutuhan dihormati oleh teman kerja dan

mendapat penghargaan jika berprestasi cukup terpenuhi, 4= kebutuhan

dihormati oleh teman kerja, mendapat penghargaan jika berprestasi, dan

kenaikan golongan kerja terpenuhi, dan 5= kebutuhan dihormati oleh

teman kerja, mendapat penghargaan jika berprestasi, kenaikan golongan

kerja dan kenaikan jabatan sangat terpenuhi.

e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri, yaitu pemenuhan kebutuhan tenaga kerja

untuk menggunakan kemampuan (skill), ambisi dan potensi optimal,

seperti mendapat prestasi kerja yang sangat memuaskan menggunakan

seluruh kemampuan dalam bekerja, dapat menyelesaikan masalah dengan

baik, dan mendapatkan jenjang karir puncak. Untuk mengukur indikator

ini digunakan 5 kategori, yaitu 1= kebutuhan mendapat prestasi kerja yang

sangat memuaskan sangat tidak terpenuhi, 2= kebutuhan mendapat

prestasi kerja yang sangat memuaskan tidak terpenuhi, 3= kebutuhan

31

mendapat prestasi kerja yang sangat memuaskan dan menggunakan

seluruh kemampuan dalam bekerja cukup terpenuhi, 4= kebutuhan

mendapat prestasi kerja yang sangat memuaskan, menggunakan seluruh

kemampuan dalam bekerja dan dapat menyelesaikan masalah dengan baik

terpenuhi, dan 5= kebutuhan mendapat prestasi kerja yang sangat

memuaskan, menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja, dapat

menyelesaikan masalah dengan baik, dan mendapatkan jenjang karir

puncak sangat terpenuhi.

(2) Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan kemauan dan kesadaran dari seseorang intuk

mematuhi aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku. Variabel kedisiplinan

dalam penelitian ini dapat diukur berdasarkan dimensi waktu kerja, dimensi cara

melaksanakan pekerjaan, dan dimensi ketaatan terhadap peraturan.

a. Waktu kerja

Waktu kerja merupakan jumlah waktu yang harus dipenuhi dan diikuti oleh

karyawan pada saat bekerja.Indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur dimensi waktu kerja karyawan sebagai berikut.

1) Ketepatan kedatangan di tempat kerja

Ketepatan kedatangan menjelaskan waktu kedatangan karyawan ke

kantor. Indikator ketepatan kedatangan di tempat kerja diukur

berdasarkan waktu. Pada penelitian ini kategori yang digunakan untuk

mengukur indicator ketepatan waktu adalah 1= sangat tidak tepat waktu

(terlambat>15menit), 2= tidak tepat waktu (terlambat 11-15menit), 3=

cukup tepat waktu, 4= tepat waktu (terlambat 5-10menit), 4= tepat

32

waktu (terlambat<5menit), 5= sangat tepat waktu (datang tepat waktu

atau sebelum pukul 08.00 WIB).

2) Kehilangan jam kerja

Kehilangan jam kerja merupakan jumlah jam dimana karyawan tidak

melaksanakan pekerjaan pada jam kerja selama satu bulan. Pada

penelitian ini kehilangan jam kerja diukur berdasarkan 5 kategori yaitu

1= kehilangan jam kerja>3jam, 2= kehilangan jam kerja 2-3jam, 3=

kehilangan jam kerja 1-1,59 jam, 4= kehilangan jam kerja<1 jam, 5=

tidak kehilangan jam kerja.

3) Tidak masuk kerja dengan keterangan

Tidak masuk kerja dengan keterangan menjelaskan mengenai jumlah

hari karyawan izin tidak bekerja dalam periode Januari-Juni 2015. Pada

penelitian ini tidak masuk kerja diukur berdasarkan 5 kategori yaitu, 1=

izin tidak bekerja> 9 hari , 2= izin tidak bekerja 7-8 hari, 3= izin tidak

kerja 4-6 hari, 4= izin tidak kerja 1-3 hari, 5= tidak pernah izin.

b. Cara melaksanakan pekerjaan

Cara melaksanakan pekerjaan merupakan cara yang digunakan karyawan

dalam menyelesaikan pekerjaan yang mengikuti prosedur yang ditetapkan

oleh perusahaan. Untuk mengukur kesuaian dengan prosedur dapat

menggunakan 5 kategori yaitu, 1= sangat tidak sesuai dengan prosedur, 2=

tidak sesuai dengan prosedur, 3= cukup sesuai dengan prosedur, 4 = sesuai

dengan prosedur, 5= sangat sesuai dengan prosedur.

33

1) Kesesuaian dengan petunjuk atasan

Kesesuaian dengan petunjuk atasan merupakan cara yang digunakan

karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan mengikuti arahan dan

petunjuk dari atasannya. Untuk mengukur indikator ini digunakan 5

kategori yaitu, 1 = sangat tidak sesuai dengan petunjuk atasan, 2= tidak

sesuai dengan petunjuk atasan, 3= cukupsesuai dengan petunjuk atasan,

4= sesuai dengan petunjuk atasan, 5= sangat sesuai dengan petunjuk

atasan, 4 = sesuai dengan petunjuk atasan.

2) Kesesuaian penyelesaian pekerjaan dengan tugas yang diberikan

Kesesuaian penyelesaian pekerjaan dengan tugas yang diberikan

menjelaskan karyawan yang mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tugas

yang diberikan oleh atasannya. Kategori yang dapat digunakan untuk

menilai indikator ini adalah 1= sangat tidak sesuai, 2= tidak sesuai, 3=

cukup sesuai, 4= sesuai, 5= sangat sesuai.

3) Tanggung jawab terhadap pekerjaan

Tanggung jawab terhadap pekerjaan menggambarkan tanggung jawab

dari karyawan atas pekerjaan yang telah dia lakukan. Kategori yang

digunakan untuk mengukur mengukur indicator ini adalah 1= sangat

tidak tanggung jawab, 2= tidak tanggung jawab, 3= kadang-kadang, 4=

tanggung jawab, 5= sangat tanggung jawab.

4) Jumlah kesalahan yang dilakukan dalam satu bulan

Jumlah kesalahan menunjukkan banyaknya pelanggaran yang dilakukan

oleh karyawan. Indikator ini diukur dengan menggunakan 5 kategori,

34

yaitu 1= sangat banyak (>5 kali), 2= banyak (4-5 kali), 3= cukup

banyak (2-3 kali), 4= sedikit (1 kali), 5= tidak melakukan kesalahan.

c. Ketaatan terhadap peraturan

Ketaatan terhadap peraturan adalah sikap dari karyawan yang harus

mengikuti dan menaati aturan-aturan yang berlaku di perusahaan.Dimensi ini

dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut.

1) Ketaatan memakai seragam

Ketaatan memakai seragam adalah perilaku karyawan yang mengikuti

aturan perusahaan untuk memakai seragam kerja pada saat bekerja.

Kategori yang dapat digunakan untuk mengukur indikator ini adalah 1=

sangat tidak taat, 2= tidak taat, 3= kadang-kadang, 4= taat, 5= sangat taat.

2) Ketaatan berperilaku sopan

Berperilaku sopan merupakan etika yang ditunjukkan dari karyawan

ketika bekerja di lingkungan perusahaan.Kategori untuk penilaian

indikator ini adalah 1= sangat tidak sopan, 2= tidak sopan, 3= kadang-

kadang, 4= sopan, 5= sangat sopan.

3) Ketaatan untuk berkata jujur

Berkata jujur adalah sikap karyawan yang selalu berbicara sesuai dengan

apa yang terjadi tanpa ada yang di tutupi (tidak berbohong). Kategori

untuk penilaian indikator ini adalah 1= sangat tidak jujur, 2= tidak jujur,

3= kadang-kadang, 4= jujur, 5= sangat jujur.

4) Ketaatan dalam menjaga dan memelihara barang-barang perusahaan

Ketaatan dalam menjaga dan memelihara barang-barang perusahaan

adalah sikap karyawan yang mematuhi peraturan perusahaan intuk tidak

35

merusak barang-barang milik perusahaan. Penilaian indikator ini

menggunakan 5 kategori 1= sangat tidak taat, 2= tidak taat, 3= kadang-

kadang, 4= taat, 5= sangat taat.

5) Jumlah sanksi yang diperoleh dalam satu tahun

Jumlah sanksi yang diperoleh dalam satu tahun menjelaskan banyaknya

sanksi yang diterima karyawan akibat kesalahan yang dilakukan dalam

satu tahun. Kategori yang digunakan untuk menilai indikator ini yaitu, 1=

sangat banyak (6 kali atau lebih), 2= banyak (5 kali), 3= cukup banyak(4

kali), 4= sedikit (1-3 kali), 5= tidak pernah menerima sanksi.

Nilai variabel kedisiplinan didapatkan dengan cara menjumlahkan seluruh

skor dari semua dimensi (seluruh indikator) yang berhubungan dengan

kedisiplinan.

(3) Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah penilaian kepada pegawai dalam melakukan

pekerjaannya. Pada penelitian ini data kinerja pegawai merupakan data sekunder

yaitu data perusahaan mengenai kinerja pegawai. Indikator penilaian kinerja

pegawai pada PT XXX yaitu aspek yang dinilai antara lain :

a. Kecakapan menunaikan tugas, yaitu : pengetahuan tentang pekerjaan,

produktivitas kerja, dan mutu pekerjaan. Kategori yang digunakan untuk

menilai indikator ini yaitu, skor 1 atau 2= , kurang sekali, 3 atau 4= kurang, 5

atau 6= cukup, 7 atau 8= baik, 9 atau 10= baik sekali.

b. Kecakapan umum, yaitu : inisiatif dan kreatifitas, kerja sama, komunikasi,

adaptasi, dan penguasaan peralatan kerja. Kategori yang digunakan untuk

36

menilai indikator ini yaitu, skor 1 atau 2= , kurang sekali, 3 atau 4= kurang, 5

atau 6= cukup, 7 atau 8= baik, 9 atau 10= baik sekali.

C. Unit Analisis dan Responden

Unit analisis pada penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap yang bekerja

pada PT XXX. Jumlah responden yang tersedia pada penelitian ini sebanyak 38

orang. Wirartha (2006) menyatakan banyak peneliti beranggapan bahwa jumlah

sampel yang kurang dari 100 sebaiknya digunakan seluruhnya untuk mengecilkan

kemungkinan salah dalam menarik kesimpulan. Dengan begitu penelitian ini

melibatkan seluruh anggota populasi karena jumlah populasi kurang dari 100.

D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data, Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari responden, yaitu pegawai pada PT XXX,

melalui teknik wawancara dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan)

yang telah dipersiapkan. Data primer pada penelitian ini adalah hasil pengamatan

penulis pada perusahaan. Data sekunder diperoleh dari lembaga-lembaga/instansi

terkait, melalui studi literatur dan laporan publikasi yang sesuai dengan penelitian.

Salah satu data sekunder pada penelitian ini adalah laporan produksi perusahaan

dan data penilaian kinerja pegawai.

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

wawancara. Menurut Wirartha (2006), wawancara merupakan pembicaraan yang

dilakukan oleh pewawancara untuk mendapatkan informasi dari orang yang

37

diwawancarai. Pada penelitian ini wawancara dilakukan oleh peneliti dengan

pegawai PT XXX dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui

tingkat kevalidan dari kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data,

dengan cara mengkorelasikan setiap skor variabel jawaban responden dengan total

skor masing-masing variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai

kritis pada taraf siginifikan 0,05 dan 0,01. Uji reliabilitas adalah ukuran

konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama pada kesempatan yang

berbeda, yang ide pokoknya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya (Azwar, 2001).

Uji validitas dilakukan guna mengetahui apakah pernyataan yang diajukan

pada kuesioner sah atau tidak. Dengan kata lain, uji validitas dilakukan terkait

keakuratan instrumen penelitian. Pengujian dilakukan melalui pengukuran

korelasi antara item pernyataan dengan skor total variabel. Untuk menghitung

validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu :r hitung = (∑ ) (∑ ) (∑ ){ .∑ (∑ ) } { .∑ (∑ ) }…………………. (6)

Keterangan:

r hitung : Koefisien korelasi∑ : Jumlah skor item∑ : Jumlah skor itemn : Jumlah respondenthitung = √√ ………………………………………….. (7)

38

Keterangan:

t : Nilai thitung

r : Koefisien korelasi hasil rhitung

n : Jumlah responden

Untuk mengukur valid tidaknya alat ukur maka dibandingkan rhitung dengan

thitung dan kaidah keputusan adalah:

a. Jika thitung> ttabelmakainstrument penelitian valid

b. Jika thitung< ttabelmakainstrument penelitian tidak valid

Mencari nilai validitas dapat dilakukan menggunakan program komputer.

Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS. Nilai

validitas dapat dikatakan baik apabila nilai corrected item total correlation atau

nilai korelasi butir dengan total butir lebih dari 0,2. Apabila nilai korelasi butir

dengan total butir sudah lebih dari 0,2 maka butir-butir tersebut dikatakan valid

(Sufren dan Natanael, 2013). Hasil uji validitas pada penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil uji validitas kedisiplinan

PertanyaanNilai Korelasi Butirdengan Total Butir

Syarat MinimalNilai Korelasi Butirdengan Total Butir

Keterangan

Butir 1 0,368 0,200 ValidButir 2 0,614 0,200 ValidButir 3 0,631 0,200 ValidButir 4 0,582 0,200 ValidButir 5 0,515 0,200 ValidButir 6 0,451 0,200 ValidButir 7 0,462 0,200 ValidButir 8 0,594 0,200 ValidButir 9 0,513 0,200 ValidButir 10 0,401 0,200 ValidButir 11 -0,045 0,200 Tidak ValidButir 12 0,438 0,200 ValidButir 13 0,094 0,200 Tidak Valid

39

Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa pertanyaan

butir 11 dan 13 tidak valid karena nilai korelasi butir lebih kecil dari syarat

minimal nilai korelasi total butir yaitu < 0,200.

Tabel 6. Hasil uji validitas motivasi

PertanyaanNilai Korelasi Butirdengan Total Butir

Syarat MinimalNilai Korelasi Butirdengan Total Butir

Keterangan

Butir 1 0,107 0,200 Tidak ValidButir 2 0,248 0200 ValidButir 3 -0,061 0,200 Tidak ValidButir 4 0,066 0,200 Tidak ValidButir 5 -0,164 0,200 Tidak ValidButir 6 0,045 0,200 Tidak ValidButir 7 -0,319 0,200 Tidak ValidButir 8 0,132 0,200 Tidak ValidButir 9 -0,009 0,200 Tidak ValidButir 10 0,118 0,200 Tidak ValidButir 11 0,407 0,200 ValidButir 12 0,191 0,200 Tidak ValidButir 13Butir 14Butir 15

0,068-0,0590,243

0,2000,2000,200

Tidal ValidTidak Valid

Valid

Berdasarkan hasil uji validitas motivasi pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa

beberapa butir pertanyaan tidak valid dilihat dari nilai korelasi butir lebih kecil

dari syarat minimal nilai korelasi total butir yaitu < 0,200.

Uji reliabilitas merupakan pengujian alat pengumpul data yang bertujuan

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya. Rumus yang digunakan untuk menguji

reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa, yaitu (Azwar,

2001) :

= 1 − ∑ ……………………………………… (8)

40

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrument atau koefisien alfak : Banyaknya bulir soal∑ : Jumlah varians bulir

: Varians total: Jumlah responden

Untuk mengukur reliabel tidaknya alat ukur maka dibandingkan antara

koefisien alfa (r11) dengan rtabel, dan kaidah keputusan adalah:

1. Jika r11> rtabel, maka instrument penelitian reliabel.

2. Jika r11< rtabel, maka instrument penelitian tidak reliabel.

Uji reliabilitas dapat juga dilihat dari nilai alpha. Jika nilai alpha > 0,7 maka

reliabilitas mencukupi (sufficient reliability), jika alpha >0,80 maka seluruh item

reliabel atau terpercaya (Sugiyono, 2004).

Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS. Nilai reliabilitas dapat dikatakan baik apabila nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,6-0,8 (Sufren dan Natanael, 2013). Untuk variabel kedisiplinan dan

kinerja hasil uji reliabilitas di dapat sebesar 0,792. Hal ini menunjukkan bahwa

kuesioner penelitian sudah reliabel atau terpercaya. Tetapi pada variabel motivasi

diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,525. Hal ini menunjukkan bahwa

kuisioner untuk variabel motivasi tingkat reliabilitasnya rendah.

E. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif

dan analisis verifikatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui

motivasi, disiplin, dan kinerja pada PT XXX. Analisis verifikatif dengan analisis

jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kedisiplinan terhadap

kinerja pegawai pada PT XXX.

41

(1) Analisis Deskriptif Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2008) analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis

data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul untuk membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum ataupun khusus. Metode kuantitatif

digunakan untuk data penelitian berupa angka dan dianalisis menggunakan

statistik.

Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan

pertama yaitu untuk mengetahui motivasi, disipin, dan kinerja pegawai pada PT

XXX. Menurut Wirartha (2006) analisis deskriptif merupakan analisis yang

menggunakan pemikiran logis, analisis dengan logika, induksi, deduksi, analogi,

komparasi dan sejenisnya. Analisis deskriptif dapat menjelaskan,

mendeskripsikan dan menggambarkan data yang telah ada.

Pada penelitian ini analisis deskriptif dilakukan dengan membuat kategorisasi

(lima kategori) untuk mengetahui tingkat motivasi dan kedisiplinan pegawai.

Kelas kategori dapat dibuat menggunakan rumus sebagai berikut.

RSK =(JR×JB×ST)- (JR×JB×SR)

JK

Keterangan :

RSK : Rentang skor kategori

JR : Jumlah responden

JB : Jumlah butir pertanyaan

ST : Skor tertinggi

SR : Skor terendah

JK : Jumlah kategori.

42

Setelah rentang skor kategori diketahui, maka garis kategorisasi dapat

digambarkan sebagai mana dapat dilihat pada Gambar 2.

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Gambar 5. Garis kategorisasi variabel

Berdasarkan Gambar 5 dapat dijelaskan mengenai kategori dari variabel

kedisiplinan kerja. Kategori kedisiplinan dibagi menjadi 5 kelas yaitu sangat

rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi (Sugiyono, 2010 dalam Sayekti

dkk, 2011). Untuk mengetahui tingkat kinerja pegawai PT XXX dapat dilihat

berdasarkan kelas interval yang sudah ditetapkan perusahaan.

(2) Method of Succesive Interval (MSI)

Data yang diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner

merupakan data ordinal, sedangkan data yang dapat dianalisis setidaknya adalah

data interval. Dengan demikian pada penelitian ini data ordinal perlu dirubah

menjadi data interval. Untuk mengubah data ordinal menjadi data interval

digunakan Method of Succesive Interval (MSI) (Muhidin, 2011). Pada penelitian

ini mengubah data ordinal menjadi data interval dilakukan secara komputerisasi

dengan pertimbangan proses pengubahan data akan lebih praktis dan waktu yang

dibutuhkan lebih singkat.

(3) Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur atau path analysis digunakan untuk menjawab tujuan kedua dan

ketiga. Pada penelitian ini analisis jalur menggunakan program SPSS. Tahapan

dalam analisis jalur adalah sebagai berikut (Sarwono, 2007).

43

a. Menentukan model dan persamaan

Pada penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

bebas pada penelitian ini yaitu motivasi (X) dan kedisiplinan (Z), sedangkan

variabel terikatnya adalah kinerja karyawan (Y). Persamaan pada penelitian ini

sebagai berikut:

Y = b1. X + b2.Z ...

Keterangan :

X : Motivasi

Z : Kedisiplinan

Y : Kinerja pegawai (variabel terikat)

b1, b2 : Koefisien regresi

b. Membuat diagram jalurnya

Diagram jalur pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Diagram jalur penelitian motivasi, kedisiplinan dan kinerja pegawaipada PT XXX

c. Membuat desain variabel, memasukkan data dan menganalisisnya

Pada penelitian ini proses membuat desain variabel, memasukkan data serta

menganalisisnya dilakukan menggunakan program SPSS.

Kedisiplinan

Motivasi Kinerja

44

d. Penafsiran hasil perhitungan SPSS

Setelah hasil output SPSS didapatkan, hasil tersebut harus diinterpretasikan

agar dapat dimengerti. Penafsiran ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel-variabel yang ada di dalam penelitian.

Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

penelitian baik secara simultan maupun secara parsial.

(1) Uji F (Pengujian secara Keseluruhan/Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat secara simultan. Pengujian dapat dilakukan dengan

membandingkan besarnya angka taraf signifikansi α penelitian dengan taraf

signifikansi 0,1 dengan kriteria sebagai berikut.

Apabila α < 0,1, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh

antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan.

Apabila α > 0,1, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada

pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat secara

simultan.

(2) Uji t (Pengujian secara Tunggal/Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial. Untuk melihat masing-masing pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat taraf sig penelitian dan

dibandingkan dengan taraf α 0,1 dengan kriteria sebagai berikut.

Apabila α < 0,1, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat.

45

Apabila α > 0,1, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel bebas

tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

(3) Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dapat diketahui

dengan menggunakan analisis jalur. Kelebihan dari analisis jalur antara lain

dapat mengetahui pengaruh secara tidak langsung variabel bebas terhadap

variabel terikat melalui variabel antara. Untuk mengetahui pengaruh tidak

langsung dari variabel motivasi terhadap kinerja melalui kedisiplinan dapat

dicari dengan cara mengalikan nilai Koefisien Beta (pengaruh variabel

motivasi terhadap kedisiplinan) dengan nilai Koefisien Beta dari pengaruh

kedisiplinan terhadap kinerja. Pengaruh langsung dan pengaruh tidak

langsung dapat dilihat sebagai berikut:

a. Pengaruh Langsung

Hasil dari X terhadap Y, Z dan hasil Y terhadap Z atau lebih sederhana

dapat dilihat:

X1 X2 = Y PYX1 PYX2

Y = Z = PZY1. PZY2

Z = ∑1

b. Pengaruh Tidak Langsung

Hasil tidak langsung adalah dari X terhadap Y melalui Z, atau lebih

sederhana dapat dilihat:

X Z Y (PZX) . (PYZ)

Penjelasan rumus diatas memperlihatkan bahwa hasil langsung diperoleh

dari hasil analisis jalur nilai beta, sedangkan hasil tidak langsung

46

diperoleh dengan mengalikan koefisien nilai beta yang melewati variabel

antara (penghubung) dengan variabel langsungnya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat

diambil adalah sebagai berikut.

1. Motivasi kerja pegawai pada PT XXX termasuk dalam kategori sedang

(cukup baik). Kedisiplinan pegawai masuk kategori baik untuk setiap

dimensinya sedangkan kinerja pegawai yang ada di PT XXX termasuk dalam

kategori cukup baik.

2. Motivasi tidak memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan.

3. Motivasi memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja pegawai tidak

melalui kedisiplinan.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini sebagai berikut:

1. Disarankan kepada pihak perusahaan untuk lebih memperhatikan pegawai

dalam hal kebutuhan rasa aman yaitu indikator perlindungan dan keselamatan

kerja.

2. Sebaiknya pegawai yang datang terlambat diberikan teguran selain itu

perusahaan dapat menerapkan inovasi dengan memberikan alat untuk mengisi

kehadiran (finger print) untuk pegawai.

102

3. Sebaiknya perusahaan meningkatkan pengawasan dan menindak tegas

kepada pegawai yang melakukan kesalahan dan kerusakan barang

perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Setiawan. 2013. Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Terhadap KinerjaKaryawan Pada Rumah Sakit UmumDaerah Kanjuruhan Malang.JurnalIlmu Manajemen Vol. 1 Nomor 4.http://www.ejounal.com/2016/03/pengaruh-disiplin-kerja-dan-motivasi.html?m=1

Azwar, S. 2001. Reliabilitas dan Validitas SPSS. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Brahmasari, LA, dan A. Suprayetno. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja,Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawanserta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Pei HaiInternasonal Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan KewirausahaanVol. 10 Nomor 2. Halaman 124-135.http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/17039

Cahyono, B. dan Suharto. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan danMotivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat DPRD Propinsi JawaTengah. Jurnal JRBIVol 1, Yogyakarta. http:www.google.co.id/search?ei=RsyGWJeHE4X0vASsyKn4Aw&q=Pengaruh+Budaya+Organisasi%2C+Kepemimpinan%2C+dan+motivasi+kerja+terhadap+kinerja+pegawai+sekretariat+DPRD+Propinsi+Jawa+Tengah&oq

Departemen Kelautan dan Perikanan.2005. Modul Sosialisasi dan OrientasiPenataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat TataRuang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta

Harlie, M. 2012. “Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karierterhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalongdi Tanjung Kalimantan Selatan”. Jurnal Aplikasi Manajemen, 10 (4) : 860-867. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=254174&val=6848& title=Pengaruh%20Disiplin%20Kerja,%20Motivasi%20dan%20 Pengembangan%20Karier%20terhadap%20Kinerja%20Pegawai%20Negeri%20Sipil%20pada%20Pemerintah%20Kabupaten%20Tabalong%20di%20Tanjung%

20Kalimantan%20Selatan

Hasibuan, M. S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.Jakarta

Hasibuan, M. S.P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.Jakarta

Hasibuan, M. S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.Jakarta

Ike, R. E. 2010. “Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawanpada PT Galatta Lestarindo di Desa Pertampilan Kecamatan Pancur Batu”.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan

Ivancevich, J. M. 2010. Human Resource Management.McGraw-Hill Education.Singapura

Jauhary, M. F. 2008. “Analisis Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan terhadapProduktivitas Karyawan (Studi PT Behaestex, Gresik)”.Skripsi.InstitutPertanian Bogor. Bogor

Kaswan.2012. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan BersaingOrganisasi. Graha Ilmu. Yogyakarta

Kementerian Kelautan dan Perikanan.2015. Analisa Data Hasil Perikanan 2010-2015. http:statistik.kkp.go.id-analisisdatakkp2015

Lussier, R.N. 2008.Human Relation in Organization Applications and SkillBuilding. New York: McGraw-Hill

Mangkunegara, A. P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. RemajaRosdakarya. Bandung

Mangkunegara, A. P. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung

Masrukhin dan Waridin. 2004. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai DPRDPropinsi Jawa Tengah. JRBI.Vol 1. No 1. Hal: 13-30

Matthis, R. L. dan J. H. Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid1.Salemba Empat. Jakarta

Nanda, E. F. 2014. “Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi dengan Disiplin KerjaPerawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Batang”.Tesis.UniversitasIndonesia. Jakarta

Reza, R.A. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan DisiplinKerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT Sinar Santosa Perkasa BanjarNegara.Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarng

Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi 10.PT Macana Jaya Cemerlang.Jakarta

Robbins, S. P dan M. Coulter. 2010. Manajemen, Edisi 10. Erlangga. Jakarta

Sarwono, J. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS.Andi.Yogyakarta

Sayekti, W.D.E.T. Sule, M. Kusman, dan Hilmiana. 2011. Kompetensi, KepuasanKerja, Komitmen Organisasional, Motivasi dan Kinerja. Unpad Press.Bandung

Schmerhom, H. Osborn. 2005. Organizational Behavior 9th Edition. New Jersey:John Willey & Sons

Setiawan, K. 2008. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap KinerjaKaryawan di PT Nasmoco Pemuda Semarang.Skripsi.Universitas KatolikSoegijapranata. Semarang

Siagian, S. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta

Siagian, S. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta

Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III. STIE YKPN.Jakarta

Singarimbun, M dan S. Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. LP3S. Jakarta

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.CV Alfabeta. Bandung

Supardi dan Anwar. 2007. Dasar-Dasar Perilaku Organisasi. UII Press.Yogyakarta

Sutrisno, E. 2012.Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenada MediaGroup. Jakarta

Umy Yoesana.2013. Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Disiplin KerjaPegawai di Kantor Kecamatan Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara.Journal Pemerintahan Integratif. Hal 13-27

Veithzal, R. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. PTRaja Frafindo Persada. Jakarta

Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Wirartha, I. M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Eonomi.Andi. Yogyakarta

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Salemba Empat.Jakarta

Yuwalliatin, S. 2006. “Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi dan KomitmenterhadapKinerja serta Pengaruhnya terhadap Keunggulan KompetitifDosen UNISULA Semarang”. EKOBIS.VOL 7. No 2. Hal:241-256

Zulhafni, R. S. 2011. “Pengaruh Disiplin Kerja dan Penilaian Kinerja terhadapEfektivitas Kerja Karyawan pada PT Meganusa Semesta Medan”.SkripsiUniversitas Sumatera Utara. Medan