PENGARUH MODEL SNOWBALL THROWING DALAM … · Nama : Nurazizah NIM : 10543 005214 Jurusan :...

125
PENGARUH MODEL SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BONTOALA SKRIPSI Oleh Nur Azizah NIM. 10543005214 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENGARUH MODEL SNOWBALL THROWING DALAM … · Nama : Nurazizah NIM : 10543 005214 Jurusan :...

  • PENGARUH MODEL SNOWBALL THROWING DALAM

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

    PELAJARAN PPKN DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BONTOALA

    SKRIPSI

    Oleh

    Nur Azizah

    NIM. 10543005214

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2020

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN AlamatKantor :Jl.SultanAlauddin No.529 Tlpn.(0411) 860 837 Fax.(0411) 860 132 Makassar 90221/ http://www.fkip-unismuh.info

    SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Nur Azizah

    NIM : 10543005214

    Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

    Judul Skripsi : Pengaruh Model Snowball Throwing dalam Meningkatkan

    Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn

    di Smk Muhammadiyah 2 Bontoala

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji

    adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh

    siapapun.

    Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila

    pernyataan ini tidak benar.

    Makassar, September 2020

    Yang Membuat Pernyataan

    Nurazizah

    http://www.fkip-unismuh.info/

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN AlamatKantor :Jl.SultanAlauddin No.529 Tlpn.(0411) 860 837 Fax.(0411) 860 132 Makassar 90221/ http://www.fkip-unismuh.info

    SURAT PERJANJIAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : Nurazizah

    NIM : 10543 005214

    Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

    Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

    1. Mulai dari penyusunan skripsi sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan

    menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

    2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing

    yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

    3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

    4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3, saya akan bersedia

    menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

    Makassar, September 2020

    Yang Membuat Perjanjian

    NurAzizah

    http://www.fkip-unismuh.info/

  • MOTO DAN PERSEMBAHAN

    “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-

    orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.

    Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”

    (Al-Mujadilah: 11)

    “Man Jadda Wa Jadda

    Jika setitik cahaya harapan sudah kembali setelah sebelumnya pernah redup,

    ada 2 pilihan: kau bangun untuk menggapainya atau tetap tidur

    membiarkannya benar-benar tak benderang lagi.

  • PERSEMBAHAN

    Bismillaahirraahmaanirrahiim

    Bersama keridhaanMu ya Allah, kupersembahkan karya

    sederhana ini kepada orang-orang yang menyayangi insan

    sepertiku. Kepada Ayah kandungku Zulkifli beserta Ibu kandungku

    Siti Rukmanah yang tercinta. Terimakasih atas segalanya, atas

    segala yang telah dilakukan demi anakmu. Terimakasih atas semua

    pengorbanan, cinta, yang terpancar dalam setiap doa dan restumu

    yang selalu mengiringi langkah anakmu dan untuk setiap

    dukungan, serta lantunan doa yang selalu diutarakan untuk

    anakmu.

    Terimakasih Saudaraku, sahabat serta seluruh keluarga tersayang,

    untuk semua dukungan dan kasih sayang kalian yang membuat

    peneliti tetap semangat dan optimis menyelesaikan karya ini.

    Semoga semua usaha ini mampu menjadi kebahagiaan dan

    kebanggan untuk kalian.

    Almamaterku Tercinta Universitas Muhammadiyah Makassar

  • ABSTRAK

    Nur Azizah. 2020, Pengaruh Model Snowball Throwing dalam

    Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

    PPKn di Smk Muhammadiyah 2 Bontoala. Skripsi. Jurusan Pendidikan

    Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Drs. Nasrun Hasan,

    M.Pd dan pembimbing II Dr. Andi Sugiati, M.Pd

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Snowball

    Throwing dalam Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

    Pelajaran PPKn di Smk Muhammadiyah 2 Bontoala tahun ajaran 2019/2020.

    Peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi experimental

    design). Quasi experimental design terdiri dari dua bentuk yaitu time series

    design dan one group pre test and post test design. penelitian ini dapat

    dikategorikan sebagai pre eksperimental, desain penelitian jenis one group pretest

    and posttest design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya

    melibatkan satu kelompok sebagai kelas eksperimen. Satuan eksperimen dalam

    penelitian ini adalah siswa kelas VII TKR sebanyak 26 orang.

    Hasil analisis uji t diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah

    4.320 dengan frekuensi d.b = (N-1 ) = 22 - 1 = 21. Pada taraf signifikan 0,05 (5%)

    diperoleh nilai t Tabel = 1.720. Jadi, t Hitung > t Tabel atau Hipotesis nol (H0)

    ditolak dan Hipotesis alternative (H1) diterima. Hal ini membuktikan bahwa

    penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing berpengaruh signifikan

    terhadap hasil belajar siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran

    Snowball Throwing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

    Kata Kunci: Hasil belajar, Snowball Throwing, PPKn.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah swt yang senantiasa memberikan nikmat dan

    rahmat kepada kita semua, selalu memberikan petunjuk kepada orang yang

    bersungguh-sungguh dan memberikan jalan keluar terhadap segala kesulitan.

    Karena Allah lah Maha kuasa atas segala sesuatu. Shalawat serta salam selalu

    tercurah kepada panutan umat Islam yaitu Nabi Muhammad saw yang

    memberikan tauladan bagi umatnya sehingga selamat di dunia dan akhirat.

    Setiap manusia harus yakin akan kekuatan Allah dan janji Allah. Begitu

    juga penulis yang meyakini terhadap kekuatan Maha Pengasih dan Penyayang-

    Nya. Seperti janji Allah dalam Al-Qur’an ”Intansurullaha yansurkum wa yusabbit

    aqdaamakum” artinya siapa saja yang menolong agama Allah maka Allah akan

    menolongmu dan meneguhkan pendirianmu. Ayat itulah yang menjadi motivasi

    penulis selama ini sehingga dengan ridha-Nya dan dukungan serta bantuan dari

    berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan.

    Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa

    kepada kedua orang tua Zulkifli dan Siti Rukmanah yang telah merawat,

    membesarkan, mendidik dengan penuh kesabaran, senantiasa mencurahkan kasih

    sayang, memberikan motivasi, dan memanjatkan doa yang selalu mengalir dalam

    setiap desah nafasnya. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak:

    1. Drs. H. Nasrun Hasan, M.Pd. Pembimbing I.

    2. Dr. H. Andi Sugiati , M.Pd. selaku Dosen pembimbing II

  • 3. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    4. Erwin Akib M.Pd.,Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

    5. Dr. Muhajir M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila

    dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidian

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    6. Dr. Munirah, M.Pd Selaku Penasehat Akademik Pendidikan Pancasila

    dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada Kepala Sekolah, guru, staf SMK Muhammadiyah 2 Bontoala dan teruntuk

    sahabat-sahabatku tercinta, yang telah bersedia mendoakan, menjadi penyemangat

    penulis, menjadi bahu sandaran ketika penulis terbentur batu sandungan dan tidak

    menemukan titik terang dan do’a yang senantiasa dipanjatkan peneliti.

    Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik

    secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan

    do’a dalam proses penulisan laporan ini. Adapun tujuan yang peneliti lakukan

    ialah untuk melatih dan memantapkan kemampuan serta kompetensi- kompetensi

    penulis secara nyata dalam mengaplikasikan teori dan ilmu yang peneliti peroleh

    selama menempuh proses pendidikan. Untuk itu, semoga penelitian ini bisa

    dipergunakan sebagaimana mestinya dan bisa bermanfaat bagi peneliti khususnya

    dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan umumnya. Peneliti menyadari, bahwa

  • tak ada gading yang tak retak, dimana tidak ada pekerjaan yang sempurna. Karena

    kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu, dengan segala

    kerendahan hati, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam

    laporan ini, dan guna memperbaiki kesalahan tersebut, peneliti menerima saran

    dan kritik yang positif dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih baik dan dapat

    bermanfaat di masa yang akan datang.

    Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

    Makassar, Agustus 2020

    Nur Azizah

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii

    SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv

    SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v

    MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

    ABSTRAK ..................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8

    A. Kajian Teori .......................................................................................... 8

    1. Pembelajaran .................................................................................... 8

  • 2. Model Pembelajaran ....................................................................... 10

    3. Model Pembelajaran Snowball Throwing ........................................ 15

    4. Kelebihan Dan Kekurangan ............................................................ 23

    5. Partisipasi Siswa ............................................................................ 27

    6. Hasil Belajar .................................................................................. 29

    7. Metode Mengajar ............................................................................ 32

    8. Mata pelajaran PPKn di SMK ......................................................... 32

    B. Kerangka Pikir .................................................................................... 37

    C. Definisi Operasional Variabel……….……………………………….38

    D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 38

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39

    A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 39

    1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 39

    2. Jenis Penelitian ................................................................................. 39

    3. Desain Penelitian .............................................................................. 41

    B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 43

    1. Populasi ............................................................................................ 43

    2. Sampel .............................................................................................. 44

    C. Instrumen Penelitian ............................................................................. 45

    D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 46

    E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 47

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 51

  • A. Deskripsi SMK Muhammadiyah Bontoala .......................................... 51

    B. Hasil Penelitian ................................................................................... 52

    C. Pembahasan .......................................................................................... 65

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 69

    A. Simpulan ............................................................................................... 69

    B. Saran ...................................................................................................... 69

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    3.1. Desain Penelitian .................................................................................... 42

    3.2. Populasi siswa kelas VII SMK Muhammadiyah 2 Bontoala ................. 43

    3.3. Kategori Standar Ketuntasan Hasl Belajar Pendidikan Pancasila

    dan Kewarganegaraan kelas VII SMK Muhammadiyah 2 Bontoala .... 44

    4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin……….....52

    4.2. Kategorisasi Standar Hasil Belajar Yang Ditetapkan Oleh

    Departemen Pendidikan Nasional……………………………….…54

    4.3 Kategori Standar Ketuntasan Hasil Belajar PPKn kelas VII

    SMK Muhammadiyah 2 Bontoala…………………………………. 55

    4.4 Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest dan Posttest

    Hasil Belajar Siswa ................................................................................ 56

    4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pretest-Posttest ………. 57

    4.6. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest-Posttest

    Siswa Kelas VIIa SMP Negeri 3 Sungguminasa .................................. 58

    4.7. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa ... 60

    4.8. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa ......... 62

    4.9. Hasil Uji t Data Posttest Hasil Belajar Siswa ........................................ 63

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1. Pola Kerangka Pikir ............................................................................... 37

    4.1. Diagram Hasil Belajar Pree Test………………………………………...……59

    4.2. Diagram Hasil Belajar Post Test……………...………………………………59

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Instrument Penelitian

    Lampiran 2 : Lembar Observasi

    Lampiran 3 : RPP Pertemuan Pertama sampai pertemu ke-empat

    Lampiran 4 : Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa

    Lampiran 5 : Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa

    Lampiran 6 : Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

    Lampiran 7 : Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

    Lampiran 8 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa

    Lampiran 9 : Contoh Hasil Belajar Siswa

    Lampiran 10 : Surat Izin penelitian

    Lampiran 11 : Surat Keterangan Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah

    Bontoala

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia.Pendidikan

    memiliki efek langsung yaitu mendapatkan pengetahuan. Menurut kamus

    Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata

    laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

    melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

    Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 9 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

    sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

    dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

    diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

    diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

    Berdasarkan pernyataan tersebut, diharapkan sistem pendidikan dapat

    mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas baik secara ilmu

    pengetahuan, budi pekerti, keterampilan, dan berakhlak mulia serta

    bertanggungjawab dalam upaya pencapaian kesejahteraan diri yang

    berdampak pada kemakmuran keluarga, masyarakat, bahkan Negara.

    Wina Sanjaya, 2009:2. Indonesia menempatkan pendidikan kejuruan

    sebagai bagian dari system pendidikan Nasional yang berkarakter

    untuk menyiapkan lulusan bekerja, melanjutkan kejenjang lebih

    tinggi atau bekerja mandiri berwirausaha.

    1

  • 2

    .Dalam rangka mendukung perkembangan SDM, pemerintah pusat

    dan daerah telah melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan mutu

    pendidikan di SMK. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di

    Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan Indonesia. Banyak fakor yang

    dapat menyebabkan hal tersebut, salah satunya disebabkan karena proses

    pembelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala cenderung rendah. Di

    Indonesia, modul pembelajarannya masih di dominasi oleh model pengajaran

    yang verbalistik (ceramah) dan proses pembelajaran masih terpusat pada

    pengajaran atau teacher centered (jamil, 2013:286). Mengakibatkan, siswa

    kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses

    pembelajaran didalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan siswa untuk

    menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi tersebut

    dengan kaitannya pada kegiatan sehari-hari.

    Siswa akan kesulitan apabila mendapatkan soal-soal yang

    membutuhkan penalaran.Keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran

    merupakan tugas dari sesorang pendidik atau guru, sebab guru merupakan

    perancang strategi pembelajaran di dalam kelas agar tujuan pembelajaran

    dapat tercapai.Salah satu peran guru adalah sebagai demonstrator yakni guru

    harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa

    lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Belajar pada hakikatnya adalah

    proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar

  • 3

    dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses

    berbuat melalui berbagai pengalaman.

    Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai

    komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Pendidikan yang

    demokratis dan inofatif harus mampu menciptakan interaksi antara guru dan

    siswa dalam proses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk menggali

    kemampuan siswa agar berperan secara aktif, disiplin, dan kerja keras dalam

    meningkatkan kemampuan intelektual, sikap dan minatnya. Strategi

    pembelajaran yang efektif tergantung pada guru menggunakan model

    pembelajaran, karena suatu strategi pemebelajaran hanya mungkin dapat

    diimplementasikan melalui penggunaan model pembelajaran. Penggunaan

    model pembelajaran yang variatifpun dapat dilakukan didalam kelas, sebagai

    maksud untuk menjembatani kebutuhan siswa dan menghindari terjadinya

    kejenuhan yang dialami siswa. Model pembelajaran yang melibatkan siswa

    seperti siswa akan menggali sendiri informasi, memecahkan masalah-masalah

    dari suatu konsep yang dipelajari (Student Centered). Hal ini tentu akan

    membangkitkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

    Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di SMK Muhammadiyah

    2 Bontoala serta melakukan observasi pada mata pelajaran PPKn, penulis

    melihat rendahnya aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik. Peserta

    didik hanya duduk dan mendengarkan penjelasan pendidik serta kurang

    merespon materi yang disampaikan pendidik.Keberanian peserta didik untuk

  • 4

    bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari pendidik juga masih kurang.

    Penggunaan model pembelajaran yang konfensional ini menyebabkan siswa

    kurang antusias terhadap pelajaran yang disampaikan dan sering berbicara

    dengan teman sebangku, bermain handphone sampai mengerjakan PR mata

    pelajaran lain karena merasa bosan.

    Hasil dari Tes pra tindakan pada mata pelajaran PPKn kelas VII dari

    jumlah siswa sebanyak 26 siswa, hanya 8 siswa Yang aktif bertanya dan

    menjawab pertanyaan dari guru dalam kegiatan pembelajaran. Siswa bersikap

    diam saat diberi kesempatan bertanya atau menjawab pertanyaan.dan dari

    jumlah 26 siswa, 18 Siswa nilainya kurang dari KKM 65.

    Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi

    permasalahan-permasalahan tersebut adalah dengan pemilihan model belajar

    yang tepat dan membuat siswa aktif serta menyenangkan. Dalam proses

    pembelajaran, ada dua unsur yang terpenting yaitu metode dan media

    pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaiatan, pemilihan salah satu model

    mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai,

    meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam

    memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, lingkungan, fasilitas

    pendukung, respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran

    berlangsung dan karakteristik siswa, (Arsyad, 2009:15).

    Maka dari itu perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang

    menyenangkan, efektif dan efesien serta membuat peserta didik aktif. Salah

  • 5

    satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model snowball

    throwing. Snowball Throwing adalah salah satu tipe model pembelajaran

    kooperatif. Pemilihan model pembelajaran Snowball Throwing dianggap

    tepat, dikarenakan model pembelajaran ini mampu melibatkan keaktifan

    siswa melalui permainan menggulung dan melemparkan “Bola Salju” atau

    kertas. Selain itu model pembelajaran ini juga akan menggali kreativitas siswa

    untuk menuliskan pertanyaan dan menjawab pertanyaan sekaligus. Dalam

    artian model pembelajaran Snowball Throwing mendorong siswa untuk

    berpikir dan bergerak aktif selama proses pembelajaran.

    Dengan dasar latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

    dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Snowball Throwing

    dalam Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

    Pelajaran PPKn di Smk Muhammadiyah 2 Bontoala”.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat

    meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran

    PPKn di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala?

    2. Apakah penerapan model pembelajaran snowball throwing dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran PPKn

    di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala?

  • 6

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk menegatahui apakah penerapan model pembelajaran Snowball

    Throwing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VII pada

    mata pelajaran PPKn di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala.

    2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran snowball

    throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata

    pelajaran PPKn di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

    1. Bagi sekolah

    Penelitian ini dapat berguna sebagai bentuk sumbangan pemikiran

    agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK

    Muahmmadiyah 2 Bontoala untuk kelas VII.

    2. Bagi guru

    Penelitian ini agar guru dapat memberikan model pembelajaran yang

    bervariasi agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta keaktifan

    dalam kegiatan pembelajaran

    3. Bagi siswa

    Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menumbuhkan daya

    tarik siswa untuk lebih mendalami materi pembelajaran yang

    disampaikan.

  • 7

    4. Bagi peneliti

    Penelitian ini merupakan sumber belajar bagi peneliti untuk

    mengetahui bagaimana seharusnya proses pembelajaran itu dilakukan.

    Agar peneliti dapat mengaplikasikan apa yang telah didapat melalui

    penelitian ini.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Pembelajaran

    Pembelajaran secara harfiah berarti proses belajar. Pembelajaran dapat

    dimaknai sebagai proses penambahan pengetahuan dan wawasan melalui

    rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan

    mengakibatkan perubahan dalam dirinya, sehingga terjadi perubahan yang

    sifatnya positif, dan pada tahap akhi rakan didapatkan keterampilan,

    kecakapan dan pengetahuan baru. (Saefuddin, 2014:8).

    Menurut (winkel, 1991) pembelajaran adalah seperangkat tindakan

    yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran siswa, dengan

    memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap

    rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung yang dialami

    siswa.

    Sedangkan menurut Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan

    pengertian pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

    sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih

    baik”. Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan sebgai berikut:

    Teori behavioristic, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru

    membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan

    (stimulus).Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang

    8

  • 9

    diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi

    hadiah dan atau renforcement (penguatan).

    Teori kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal

    dan memahami apa yang sedang dipelajari.

    Teori gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru

    untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa

    lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola

    bermakna).

    Teori humanistic, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah

    memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan

    cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

    Sedangkan menurut undang-undang system pendidikan nasional

    nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “ pembelajaran adalah proses

    interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

    lingkungan belajar”

    Dari uraian dan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran adalah proses penyampaian materi ajar dan pendidikan (guru)

    kepada peserta didik. Oleh karena itu seorang guru wajib menguasai materi

    pelajaran, menyediakan sumber belajar, merancang kegiatan belajar,

    mengukur pengalokasian waktu dan mengatur pengelolaan kelas.

  • 10

    2. Model Pembelajaran

    a. Pengertian Model Pembelajaran

    Istilah model pembelajaran sama dengan pendekatan pembelajaran,

    model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan

    sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Model

    pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

    suatu penyelenggaraan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir

    (Endang, 2011).

    Metode pembelajaran sebuah kerangka konseptual yang isinya

    sistematis dengan tujuan agar dapat menggambarkan proedur dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa dalam mencapai

    tujuan dari proses belajar menurut Toeti Soekamto Dan Winataputra (1995:

    78)

    Model pembelajaran sebagai sebuah metode, cara atau strategi dalam

    kegiatan belajardan mengajar yang harus memiliki empat unsur yaitu:

    sintak, sistem social, prinsip reaksi, dan sistem pendukung menurut joyce

    dan weil (1986 : 14-15)

    Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

    pengerrtian model pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran dengan

    menggunakan pendekatan tertentu berdasarkan kemampuan siswa, dan

    karakteristik mata pelajarannya agar penyerapan informasi oleh siswa dapat

    berjalan dengan optimal.

  • 11

    b. Macam-Macam Model Pembelajaran

    Model pembelajaran yang berpusat pada siswa dikenal sebagai model

    pembelajaran yang demokratis atau sering disebut dengan model

    pembelajaran student centered. Guru didepan kelas berperan sebagai penyedia

    layanan dan memfasilitasi siswa untuk belajar. Siswa yang harus aktif

    mencari dan menemukan pengetahuan mereka sendiri.Oleh karena itu guru

    harus merancang pola pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran yang

    diinginkan tercapai melalui model-model pembelajaran.

    Joyce & Weil yang dikutip oleh Jamil (2013: 186) membagi model-

    model mengajar menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

    1) Information processing model (model pemprosesan informasi) model

    menekankan pada pengolahan informasi dalam otak sebagai aktivitas mental

    siswa. Model ini akan mengoptimalkan daya nalar pikir siswa melalui

    pemberian masalah yang disajikan oleh guru. Tugas siswa adalah

    memecahkan masalah-masalah tersebut. Dalam model ini akan merangkai

    kegiatan-kegiatan siswa mulai dari siswa menanggapi rangsangan dari

    lingkungan, mengolah data, mendeteksi masalah, menyusun konsep,

    memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol baik verbal dan

    nonverbal. Model ini menerapkan teori belajar behavioristic dan kognitivistik.

    Ada tujuh model yang termasuk rumpun ini, yakni:

    a) Inductive thinking model (hilda taba)

    b) Inquiry training model (Richard suchman)

  • 12

    c) Scientific inquiry (joseph J. schwab)

    d) Concept attainment (jerome bruner)

    e) Cognitive growth (jean piaget, irving sigel, Edmund Sullivan,

    Lawrence Kohlberg)

    f) Advance organizer model (david ausubel)

    g) Memory (harry lorayne, jerry lucas)

    2) Personal Model (Model Pribadi)

    Model mengajar dalam kategori ini berorientasi kepada perkembangan

    diri individu.Setiap siswa adalah individu unik yang berinteraksi dengan

    lingkungannya.Oleh karena itu model mengajar ini memfokuskan pada uasaha

    guru untuk menolong siswa dalam mengembangkan bubungan yang produktif

    dengan lingkungannya.Dengan model ini, siswa diharapkan dapat melihat

    potensi diri dan mengembangkannya dalam bentuk kecakapan sebagai bagian

    dari suatu kelompok.

    Terdapat lima model yang termasuk rumpun ini yaitu:

    a) Nondirective teaching (carl rogers)

    b) Awareness training (William achutz)

    c) Synectics (William Gordon)

    d) Conceptual systems (david hunt)

    e) Classroom meeting (William glasser)

  • 13

    3) Social Interaction Model (Model Interaksi Social)

    Model interaksi social adalah model mengajar yang menitik beratkan

    pada proses interaksi antara individu yang terjadi dalam kelompok. Model-

    model mengajar digunakan dalam pembelajaran kelompok. Model ini

    mengutamakan pengembangan kecakapan individu dalam berhubungan

    dengan orang lain. Siswa dihadapkan pada situasi yang demokratis dan

    didorong utnuk berperilaku produktif dalam masyarakat. Melalui model ini

    guru menciptakan timbulnya dialog antar siswa dan siswa belajar dari dialog

    yang dilakukannya. Isi pelajaran difokuskan pada masalah-masalah yang

    berkenaan dengan sosio kultural.Salah satu contoh model yang sering

    diterapkan oleh guru adalah bermain peran (Role Playing).

    Selain role playing model pembelajaran yang termasuk dalam kategori

    ini adalah:

    a) Grub investigation (Herbert thelen, john dewey)

    b) Social inquiry (Byron masalas, Benjamin cox)

    c) Laboratory method (national training laboratory bethel, maine)

    d) Jurisprudential (Donald oliver, james P. shaver)

    e) Role playing (fannie shaftel, George shaftel)

    f) Social simulation (serene boocock, Harold guetzkow)

    4) Behavioral Model (Model Peralaku)

    Pembelajaran harus memberikan perubahan pada perilaku si

    pembelajar ke arah yang sejalan dengan tujuan pembelajaran perubahan

  • 14

    tersebut harus dapat diamati.Terdapat 7 model pembelajaran yang termasuk

    dalam kategori ini.

    a) Contingency management (B.F.Skinner)

    b) Self-Contol (B.F Skinner)

    c) Relaxtation (Rimm and Masters,Wolpe)

    d) Stress Reduction ( Rimm and Masters, Wolpe)

    e) Assertive training (Wolpe,Lazarus,Salter)

    f) Desentization (Wolpe)

    g) Direct Training (Gagne,Smith and Smith)

    Sedangkan menurut Suprijono (2009: 45), model pembelajaran ada 3 jenis,

    yaitu:

    1) Model pembelajaran langsung merupakan pembelajaran dimana guru

    terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada siswa dan

    mengajarkannya secara langsung.

    2) Model pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas

    meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih

    dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

    3) Model pembelajaran kontekstual, merupakan konsep yang membantu

    guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

    nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

  • 15

    dimilikinya denganpenerapannya dalam kehidupan sebagai anggota

    keluarga dan masyarakat.

    Menurut mulyasa (2003), menyatakan bahwa kualitas pembelajaran

    dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran

    dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

    sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun

    social dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar

    yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.

    Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

    terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya

    atau setidak-tidaknya sebagian besar.

    Pembelajaran yang berkualitas adalah terlibatnya peserta didik secara

    aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud adalah: aktivitas

    mendengarkan, komitmen terhadap tugas, mendorong berpartisipasi,

    menghargai kontribusi/pendapat, menerima tanggung jawab, bertanya kepada

    pengajar atau teman dan merespon pertanyaan.

    Berdasarkan pendapat para ahli diatas, terdapat begitu banyak model-

    model pembelajaran.Salah satunya adalah model pembelajaran

    kooperatif.Pembelajaran kooperatif merupakan bagian dari pembelajaran

    konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran yang

  • 16

    menekankan adanya kerja sama, yaitu kerja sama antar kelompoknya untuk

    mencapai tujuan belajar (Johnson & Johnson, 1987). Model pembelajaran ini

    bermanfaat untuk melatih kerjasama, berani mengemukakan pendapat, dan

    berani bermusyawarah mufakat untuk menentukan pendapat yang tepat sesuai

    dengan topic permasalahan yang diberikan.Model pembelajaran kooperatif

    sangat berbeda dengan pengajaran langsung.Disamping model pembelajaran

    kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model

    pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan

    social siswa.

    Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat

    mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan

    kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai social

    bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik

    mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk

    keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk

    menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya.

    c. Pemilihan Model Pembelajaran

    Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

    digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau

    pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

    pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum,

  • 17

    dan lain-lain (Joyce Dalam Trianto, 2011:5) model pembelajaran yang tepat

    sangat berpengaruh dengan hasil atau output dari siswa. Model pembelajaran

    yang digunakan dapat disesuaikan dengan karakteristik materi yang

    diajarkan.Setiap mata pelajaran memiliki sifat maupun atau ciri khusus yang

    berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya, sehingga perlu pemikiran yang

    matang untuk menerapkan model yang tepat untuk suatu kompetensi yang

    diajarkan.

    Arends dan pakar-pakar pembelajaran yang lain berpendapat bahwa

    tidak ada satu pun model mengajar yang lebih unggul dari pada model

    pembelajaran yang lainnya. Semua mode mengajar adalah baik, tergantung

    pada implementasinya dikelas sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.

    Oleh karena itu, guru perlu memili pertimbangan yang matang dalam

    memilih model mengajar sesuai dengan relevansi dan tujuan yang akan

    dicapai melalui pembelajaran.

    Pertimbangan dimaksud misalnya terhadap materi pelajaran, tingkat

    perkembangan kognitif siswa dan sarana atau fasilitas yang tersedia sehingga

    tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan dapat tercapai. Untuk

    mencapai tujuan pembelajaran, guru dapat memodifikasi model mengajar atau

    menciptakan model mengajar sendiri. Yang terpenting adalah guru dapat

    menciptakan ruang bagi siswanya untuk berkembang, produktif, aktif dan

    kreatif sesuai bakat dan minatnya. Oleh karena itu, model mengajar juga harus

    adaptif terhadap kebutuhan siswa. (jamil, 2013:186).

  • 18

    Pendapat diatas semakin diperkuat oleh pendapat M Atui (2014:119)

    bahwa setiap model memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu system

    intruksional yang efektif dan efesien dalam memfasilitasi pencapaian tujuan

    intruksional. Sedangkan menurut Syaodih (2012:104), pemilihan pendekatan

    model, metode mengajar atau pembelajaran hendaknya didasarkan atas

    beberapa pertimbangan:

    1. Tujuan Pembelajaran

    Tujuan memberikan arahan terhadap semua kegiatan dan bahan yang

    akan disajikan. Setiap bahan dan pendekatan mengajar dirancang dan

    dilaksanakan dengan maksud pencapaian tujuan secara maksimal. Tujuan

    pembelajaran tersebut berkenaan dengan ranah kognitif, afektiif, ataupun

    psikomotor.

    2. Karakteristik Mata Pelajaran

    Mata pelajaran yang akan diberikan termasuk atau bagian dari bidang

    ilmu atau bidang profesi tertentu. Tiap bidang ilmu dan profesi memiliki

    karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya. Guru perlu meyesuaikan

    model pembelajarannya sesuai dengan karakteristik masing-masing bidang

    ilmu atau profesi.

    3. Kemampuan Siswa

    Siswa adalah subjek dan pelaku dari kegiatan pembelajaran. Melalui

    kegiatan belajar ini potensi-potensi, kecakapan dan karaktristik siswa di

    kembangkan. Kemampuan siswa merupakan hal yang kompleks, selain

  • 19

    terkait dengan jenis variasi tingakat kemampuan yang dimiliki para siswa,

    tetapi juga dengan tahap perkembangan, status, pengalaman belajar serta

    berbagai factor yang melatarbelakanginya. Agar para siswa dapat

    mengembangkan semua potensi, kecakapan dan karakteristikya secara

    optimal, dibutuhkan pendekatan, model dan metode pembelajaran, yang

    sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan siswa tersebut.

    4. Kemampuan Guru

    Guru seharusnya berkualitas sebagai pendidik professional. Kenyataan

    kemampuan profesionalnya masih terbatas. Terbatas karena latar belakang

    pendidikan, pengalaman, pembinaan yang belum intensif, atau karena hal-hal

    yang bersifat internal, pemiliha pendekatan, model dan metode mengajar juga

    harus disesuaikan dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada guru atau

    dosen tersebut.

    3. Model Pembelajaran Snowball Throwing

    a. Pengertian Snowball Throwing

    Model pembelajaran snowball throwing ini termasuk dalam kategori

    model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dimaksudkan dalam

    hal ini adalah yang disusun memalalui kelompok kecil siswa yang saling

    bekerja sama dengan memaksimalkan kodisi belajar untuk mencapai tujuan

    belajar. Konsep belajar berkelompok, tingkat keberhasilannya tergantung pada

    kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun

    secara kelompok.

  • 20

    Model snowball throwing adalah cara belajar dengan melemparkan

    kertas yang berisi pertanyaan yang digulung bulat seperti bola ke siswa yang

    lain. Snowball throwing terdiri dua kata yaitu snowball dan throwing.

    Snowball berarti gumpalan salju atau bola salju, sedangkan throwing berasal

    dari kata throw yang berarti lemparan atau melemparkan. Jadi, snowball

    throwing adalah melemparkan bola salju.

    Strategi pembelajaran snowball throwing (ST) atau juga sering dikenal

    dengan snowball figh merupakan pembelajaran yang diadopsi pertama kali

    dari game fisika dimana segumpalan salju dengan maksud memukul orang

    lain. Dalam konteks pembelajaran, snowball throwing diterapkan dengan

    melemparkan segumpalan kertas untuk menunjukkan sisswa yang diharuskan

    menjawab soal dari guru

    Metode pembelajaran ini, digunakan untuk memberikan konsep

    pemahaman materi yang sulit kepada peserta didik serta dapat juga digunakan

    untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemapuan peserta didik

    dalam materi tersebut. Pada model ini, kegiatan belajar diatur sedemikian rupa

    sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih dengan

    menyenangkan. Dengan penerapan metode ini, diskusi kelompok dan

    interaksi antara peserta didik dari kelompok yang berbeda memungkinkan

    terjadinya sharing pengetahuan dalam pengalaman dalam upaya

    menyelasaikan permasalahan yang memungkinkan timbul dalam diskusi yang

    berlangsung secara interaktif dan menyenangkan.

  • 21

    Salah satu permasalahan serius yang terjadi dalam proses belajar yaitu

    adanya perasaan ragu pada diri siswa untuk menyampaikan permasalahan

    yang dialaminya dalam memahami materi pelajaran sehingga siswa kurang

    memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Tetapi, melalui penerapan

    model pembelajaran snowball throwing, peserta didik dapat menyampaikan

    pertanyaan atau permasalahannya dalam bentuk tertulis yang nantinya akan

    didiskusikan bersama dan akan menjadi mudah dipahami peserta didik.

    Dengan demikian, peserta didik dapat menyampaikan kesulitan yang

    dialaminya dalam memahami materi pelajaran. Manfaat lain yang dapat

    diperoleh dalam pembelajaran snowball throwing guru dapat melatih kesiapan

    peserta didik dalam menanggapi dan menyelasaikan masalah.

    Menurut komalasari (20133:67) dalam bukunya pembelajaran

    kontekstual konsep dan aplikasi, model pembelajaran snowball throwing

    adalah model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa

    dalam kelompok dan keterampilan membuat, menjawab pertanyaan yang

    dipadukan memalui suatu permaianan imajinatif membentuk dan melempar

    bola salju.

    Sedangkan uno (2011:102) mengatakan bahwa model pembelajaran

    snowball throwing adalah model kegiatan pembelajaran yang memberikan

    kesempatan individu untuk berpendapat, kemudian dipadukan secaa

    berpasangan, berkelompok, dan yang terakhir secara klasikal utnuk

    mendapatkan pandangan dari seluruh siswa atau siswa di kelas.

  • 22

    Berdasarkan pendapat para ahli diatas mengenai pengertian model

    pembelajaran snowball throwing dapat diambil kesimpulan bahwa model

    snowball throwing memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    1. Berkelompok

    2. Membuat sebuah pertanyaan atau sebuah kertas yang kemudian

    digulung menyerupai bola.

    3. Throwing artinya melempar. Kertas yang telah digulung menyerupai

    bola yang kemudian kertas berbentuk bola tersebut dilemparkan

    kepada siswa lain.

    4. Menjawab pertanyaaan sesuai dengan yang tertulis pada kertas

    tersebut.

    b. Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Model Snowball Throwing

    Langkah-langkah pembelajaran snowball throwing menurut Huda

    (2017:227) sebagai berikut:

    1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

    2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memaggil masing-

    masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang

    materi

    3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian

    menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman

    sekelompoknya.

  • 23

    4. Masing-masing siswa diberi satu lembar kertas kerja, untuk

    menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang

    sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

    5. Kemuadian kertas yang berisi pertanyaan tersebt dibuat seperti bola

    dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama 15 menit

    6. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan

    kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

    dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian

    7. Guru mengevaluasi dan menutup pembelajaran.

    Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah-

    langkah untuk melakukan model pembelajaran snowball throwing adalah guru

    membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok

    menentuka anggota kelompoknya. Guru memanggil ketua kelompok untuk

    menjelaskan materi, yang kemudian materi tersebut akan dijelaskan oleh

    ketua kelompok kepada anggota kelompoknya masing-masing.

    Setelah selesai tiap anggota kelompok akan menuliskan pertanyaan

    kedalam seelembar kertas, yang kemudian kertas digulung menyerupai sebuah

    bola dan dilemparkan kepada anggota kelompok lain. Kertas yang berisi

    pertanyaan yang didapatkann oleh anggota kelompok lain akan dijawab

    pertanyaannya oleh siswa yang menerima kertas itu. Siswa maju satu persatu

    utnuk menjelaskan jawabannya sambil dievaluasi oleh guru.

  • 24

    4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Snowball Throwing

    a. Kelebihan:

    1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti

    bermain dengan melempar bola kertas kepada orang lain.

    2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

    karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa

    lain.

    3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak

    tahu dengan berbagai soal yang dibuat temannya seperti apa.

    4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

    5) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung

    dalam peraktik.

    6) Pembelajaran menjadi lebih efektif.

    7) Ketiga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.

    b. Kekurangan

    1) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi

    sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari

    soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah

    dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.

    2) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baiktentu

    menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga

  • 25

    diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi

    pelajaran.

    3) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan untuk kelompok sehingga

    siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerjasama. Akan

    tetapi, tidak menutup kemungkinan bagi guru utnuk menambahkan

    pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok.

    4) Memerlukan waktu yang sangat panjang.

    5) Siswa yang nakal cenderung berbuat onar.

    6) Kelas sering kali gaduh karena kelompok yang dibuat siswa.

    Jadi, dari pengertian diatas peniliti dapat menyimpulkan bahwa model

    pembelajaran snowball throwing adalah model pembelajaran yang membagi

    peserta didik menjadi bebrapa kelompok kemudian didalam masing-masing

    kelompok terdapat ketua kelompok utnuk mendapat tugas dari guru.

    Kemudian masing-masing peserta didik bekerjasama dengan anggota

    kelompoknya membuat pertanyaan di selembar kertas yang kemudian diremas

    dan dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar kepeserta

    didik yang lain. Kemudian peserta didik yang terkena lemparan kertas harus

    menjawab pertanyaan dalam kertas yang diperoleh. Kemudian dalam proses

    pembelajaran ini guru tetap berperan sebagai pembimbing dan mengarahkan

    peserta didik dalam menyelasaikan tugas yang diberikan. Dengan indicator

    berupa membuat soal, menjawab soal dan bermain sambil belajar.

  • 26

    5. Partisipasi Siswa

    a. Pengertian partisipasi siswa

    Partisipasi berasal dari bahasa inggris “participation” yang berarti

    pengambilan bagian atau pengikut sertaan. Menurut kamus besar bahasa

    Indonesia partisipasi diartikan sebagai “ hal turut berperan serta dalam suatu

    kegiatan, keikutsertaan, peran serta” . (tim penyusun kamus, 1996).

    Partisipasi siswa berarti keikutsertaan siswa dalam suatu kegiatan yang

    ditunjukkan dengan perilaku fisik dan psikisnya. Belajar yang optimal akan

    terjadi bila siswa berpartisipasi secara tanggung jawab dalam proses belajar.

    Keaktifan siswa ditunjukkan dengan partisipasinya. Keaktifan itu dapat

    terlihat dari beberapa perilaku misalnya mendengarkan, mendiskusikan,

    membuat sesuatu , menulis laporan, dan sebagainya. Partisipasi siswa

    dibutuhkan dalam menetapkan tujuan dan dalam kegiatan belajar dan

    mengajar (Hasbuan & moedjiono, (2006 : 7). Partisipasi diperlukan dalam

    proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk

    mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan maksudnya siswa harus aktif

    dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak ada belajar kalau tidak ada

    aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat

    penting dalam proses pembelajaran.

    Menurut pendapat Tjokrowinoto dalam Suryobroto (1997 : 278)

    partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang didalam situasi

    kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya piker dan

  • 27

    perasaan mereka bagi terciptanya tujuan-tujuan bersama tangguang jawab

    terhadap tujuan tersebut.

    Jerrold dalam Yeni Herawati (2008) berpendapat bahwa partisipasi

    tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai hal, diantaranya:

    a) Keaktifan siswa didalam kelas

    Misalnya aktif mengikuti pelajaran, memahami penjelasan guru,

    bertanya kepada guru, mampu menjawab pertanyaan dari guru dan

    sebagainya.

    b) Kepatuhan terhadap norma belajar

    Misalnya mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru, datang tepat

    waktu, memakai pakaian sesuai dengan ketentuan, dan sebagainya.

    Dari uraian yang disampaikan oleh Jerrold, partisipasi tersebut dapat

    dikembangkan lagi menjadi beberapa jenjang, yaitu:

    a) Menerima, yaitu siswa mau memperhatikan suatu kejadian atau

    kegiatan, contohnya siswa mau mendengarkan apa yang di sampaikan

    oleh guru dan mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

    b) Menanggapi, yaitu siswa mau terhadap suatu kejadian dengan berperan

    serta, contohnya: menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti

    perintah, menyukai dan sebagainya.

    c) Menilai, yaitu siswa mau menerima atau menolak suatu kejadian

    melalui pernyataan sikap positif atau negative, contohnya: menerima,

    mendukung, ikut serta, meneruskan, mengabdikan diri, dan sebagainya.

  • 28

    d) Menyusun, yaitu apabila siswa berhadapan dengan situasi yang

    menyangkut lebih dari satu nilai, dengan senang hati menyusun nilai

    tersebut, menentukan hubungan antara berbagai nilai dan menerima

    bahwa ada nilai yang lebih tinggi daripada yang lain, contohnya:

    menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan, mengenali,

    membuat rencana dan sebagainya.

    e) Mengenali ciri karena kompleks nilai, yaitu siswa secara konsisten

    bertindak mengikuti nilai yang berlaku dan menganggap tingkah laku

    ini sebagai bagian dari kepribadiannya, contohnya: percaya,

    memparktekkan, melakukan dan mengerjakan.

    Didalam proses pembelajaran guru dapat meningkatkan partisipasi

    siswa dengan menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, kegiatan yang

    dapat dilakukan oleh guru (Yeni Herawati, 2008) diantaranya:

    a) Menggunakan multimetode dan multimedia.

    b) Memberikan tugas secara individu maupun kelompok.

    c) Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen

    dalam kelompok kecil.

    d) Memberikan tugas untuk membaca bahan ajar, mencatat hal-hal

    yang kurang jelas, serta mengadakan Tanya jawab dan diskusi.

    Secara garis besar partisipasi merupakan keikutsertaan siswa dalam

    proses pembelajaran yang meliputi menerima respon dari luar, menanggapi

  • 29

    suatu permasalahan, dan menjawab dari suatu permasalah yang sedang

    dibahas. Partisipasi siswa didalam kelas akan mempengaruhi proses

    pembelajaran itu sendiri, dimana dengan partisipasi yang tinggi akan tercipta

    suasana pembelajaran yang efektif.

    Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik

    yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang

    membedakannya kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada

    keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Menurut mulyasa

    (2011: 105) dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi

    dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seuruhnya atau setidak-tidaknya

    sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental,

    maupun social dalam proses pembelajaran.

    Disini perlu kreativitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi

    dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan

    menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar

    yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa

    dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih

    terbuka dan sensitive dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mampu

    mneciptakan suasana kelas yang hidup, yaitu ada interaksi antar guru dengan

    siswa maupun siswa dengan siswa.

  • 30

    6. Hasil Belajar

    a. Pengertian hasil belajar

    Setiap melaksanakan kegiatan tertentu akan diperoleh suatu hasil,

    begitu pula dengan hasil belajar, hasil kegiatan belajar biasa dikenal sebagai

    hasil belajar. Hasil belajar mempunyai ukuran keberhasilan peserta didik

    melaksanakan belajar. Hasil belajar ini diperoleh melalui seperangkat tes dan

    hasil-hasil tesnya akan memberikan informasi apa yang telah dikuasai peserta

    didik. Hasil belajar ( achievement) diartikan sebagai tingkat keberhasilan

    dengan mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk

    skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu

    (Suharsimi Arikunto, 1997: 30).

    Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui perubahan

    perilaku yang terjadi pada diri siswa dengan kaitannya dengan tujuan

    instruksional yang telah ditetapkan. Proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh

    dua kelompok factor yaitu factor yang bersal dari diri individu yang sedang

    belajar dan factor yang bersal dari luar individu. Menurut Baharuddin dan Esa

    (2007: 19) factor yang terdapat didalam diri individu dikelompokkan menjadi

    dua factor yaitu factor psikis dan factor fisik. Yang termasuk factor psikis

    antara lain ialah: kognitif, afektif, psikomotor, campuran, kepribadian.

    Sedangkan yang termasuk factor fisik ialah kodisi: indera, anggota badan,

    tubuh, kelenjar, syaraf, dan organ-organ dalam tubuh.

    b. Factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

  • 31

    Untuk meraih hasil belajar yang baik banyak sekali factor-faktor yang

    perlu diperhatikan menurut Rusyan dkk (1994 : 81) yang tergolong factor

    internal adalah

    1) Factor jasmaniah, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

    2) Factor psikologi, terdiri atas:

    a) Factor intelektif yang meliputi factor( potensial kecerdasan dan

    bakat, factor kecakapan nyata)prestasi yang dimiliki.

    3) Factor kematangan fisik maupun sikis yang tergolong factor eksternal

    adalah

    a) Factor social

    b) Factor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,teknologi

    dan kesenian

    c) Factor lingkungan spiritual dan keagamaan

    Sedangkan menurut syah (2007 : 144) mengemukakan secara global,

    factor-factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat digolongkan

    menjadi dua yaitu: factor intern dan ekstern.

    c. Evaluasi hasil belajar

    Hasil belajar dapat diketahui, dinilai dan diukur dengan menggunakan

    evaluasi.Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan

    dan efisiensi system pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan,

    materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun system penilaian

  • 32

    itu sendiri.Sedangkan tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan

    dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perecanaan

    dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi-

    ekonomis, dan evaluasi program komprehensif. (Arifin, 2012: 22)

    Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai tes. Daryanto

    (2008: 12-14) membagi tes menjadi empat macam yaitu: tes penempatan, tes

    formatif, tes diagnosis, tes sumatif.

    7. Metode Mengajar

    Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi

    tersebut kepada siswa. Menurut Hasbuan dan moedjiono, (2004 : 3) mengajar

    adalah penciptaan system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses

    belajar. Metode mengajar yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk

    menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.

    Hasbuan dan moedjiono (2004 : 3) mengatakan bahwa metode mengajar

    adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam

    pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Sedangkan factor yang paling

    penting adalah factor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas,

    memiliki disiplin yang tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi

    senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi,

    paling tidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.

  • 33

    8. Mata pelajaran PPKn di SMK

    Pendidika pancasila dan kewarganegaraan ataau yang biasa disingkat

    PPkn merupakan mata pelajaran yang diamattkan langsung pasal 2, pasal 3,

    dan pasal 37 UU nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.

    Mata pelajaran ppkn ini juga diharapkan mampu mengembangkan pserta didik

    menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang

    dijiwai oleh nilai-nilai pancasila, UUD Negara republic Indonesia tahu 1945,

    semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara kesatuan republic

    Indonesia. (lampiran III permendikbud nomor 60 tahun 2014).

    Sebagai mata pelajaran yang multidimensional, secara umum tujuan

    mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah

    mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh dimensi

    kewarganegaraan, yakni:

    1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung

    jawab kewarganegaraan.

    2) pengetahuan kewarganegaraan.

    3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi

    kewarganegaraan. (lampiran III permendikbud nomor 60 tahun 2014).

    Dalam pelaksanaannya disekolah, mata pelajaran PPKn selalu

    dihadapkan dengan berbagai kendala dan keterbatasan. Sunarso, dkk (2008: 2)

    menjelaskan beberapa kendala dan keterbatasan yang dihadapi mata pelajaran

    ppkn diantaranya yakni:

  • 34

    1) masukan instrumenal terutama yang berkaitan dengan kualitas guru serta

    keterbatasan fasilitas dan sumber belajar

    2) masukan lingkungan terutama yang berkaitan dengan kondisi dan situasi

    kehidupan politik negara yang kurang demokratis. Sehingga implementasi

    PPKn tidak sesuai dengan misi sebagai mana mestinya.

    Ketidak sesuaian tersebut dapat ditunjukkan dengan beberapa indikasi

    empiric, yang salah satunya ada pada proses pembelajaran PPKn dikelas yang

    mencakup penilaian yang dilakukan oleh guru. Proses pembelajaran yang

    lebih banyak menekankan pada satu aspek akan berpengaruh juga terhadap

    penilaian yang dilakukan guru dikelas.

    Indikasi-indikasi diatas menunjukkan bahwa begitu banyak kendala

    bagi ppkn untuk mencapai hasil belajar secara utuh mencakup aspek kognitif,

    efektif dan psikomotoric.Apabila hasil belajar belum bisa mencapai ketahap

    dimana semua dimensi kewarganegaraan dalam mata pelajaran ppkn dapat

    tercapai maka dapat diartikan pula tujuan dari PPKn sendiri belum

    sepenuhnya dapat dicapai.

    Menyadari akan hal itu tentunya pemerintah juga terus berupaya

    memperbaiki system yang ada dalam pendidikan. Salah satuhnya perubahan

    kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dimulai pada tahun

    2013 lalu pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru ytakni kurikulum

  • 35

    2013 untuk menggantikan kurikulum yang sebelumnya yakni kurikulum

    2006.

    Salah satu aspek yang dijadikan perubahan dan penataan didalam

    implementasi kurikulum 2013 adalah pada penataan standar

    penilaian.Meskipun telah ada kurikulum 2013 tidak berarti semua sekolah

    serempak untuk menerapkannya, hanya beberapa sekolah yang dipilih sebagai

    sekolah pencontohan untuk implementasi kurikulum 2013.berbagai factor

    menjadi alasan untuk tidak diberlakukannya kurikulum 2013 disemua

    sekolah.

    Kurikulum 2013 memilki karakteristik sebagai kurikulum yang

    mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan

    social, rasa ingin tahu,kreatifitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual

    dan psikomotorik.

    Melihat karakteristik kurikulum 2013 yang demikian sangat sesuai

    dengan tujuan umum dari mata pelajaran PPKn yang harus dicapai dalam

    kegiatan pembelajaran dikelas, apabila dalam hal ini guru mampu

    melaksanakan kurikulum 2013 disekolah dengan baik, pada dasarnaya inti

    dari implementasi kurikulum itu sendiri adalah pembelajaran dimana salah

    satunya mencakup penilaian. Penilaian merupakan aspek penting dalam

    pembelajaran dan tidak dapat terlepas dari pembelajaran.Pada intinya

  • 36

    kesuksesan pendidikan bukan terletak pada kurikulum melainkan dari

    gurunya sendiri seperti yang disampaikan oleh menteri pendidikan dan

    kebudayaan Anis baswedan menyatakan kunci kesuksesan pendidikan bukan

    terletak pada kurikulum melainkan pada gurunya.(Yohannie Linggasari,

    CNN Indonesia kamis, 18/12/2014 15:35 WIB).

    Penilaian dalam mata pelajaran PPKn mencakup tiga aspek sekaligus.

    Pertama, kompetensi sikap yang dalam kurikulum 2013 dibagi menjadi dua,

    yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang

    beriman dan bertakwa,dan sikap social yang terkait dengan pembentukan

    peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung

    jawab.

    Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui obserasi,

    penilaian diri, penilaian “teman sejawat” oleh peserta didik dan

    jurnal..instrumen yang digunakan untuk observasi, penialain diri, dan

    penialain antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian yang

    disertai rubric, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Kedua,

    kompetensi pengetahuan merupakan kompetensi ranah kognitf dalam

    taksonomi pendidikan.Radasi pecapaian kompetensi pengetahuan ppkn pada

    jenjang SMA/MA/SMK/MAK adalah memahami, menganalisiss, dan

    mengevaluasi.

  • 37

    Tahapan ini perlu diapahami guru dalam menyusun indicator

    pencapaian kompetensi dalam menyusun kisi-kisi penilaian.Pendidik menilai

    kompetensi pengetahuan melalui teknik tes tulis, tes lisan, dan

    penugasan.Ketiga, kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu

    penialain yang menuntut peserta didik mendemonstrasikann suatu

    kompetensi tertentu.

    Gradasi pencapaian kompetensi keterampilan mata pelajaran ppkn

    pada jenjang SMA/MA/SMK/MAK adalah mencoba dan menyajikan.

    Tahapan ini perlu dipahami oleh guru untuk menyusun indicator pencapaian

    kompetensi dalam kisi-kisi penialaian.Teknik peniaalain kompetnsi

    keterampilan menggunakan tes praktik, projeck dan penilaian

    portofolio.Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau skala penialian

    yang dilengkapi rubric (Lampiran III Permenikbud Nomor 60 Tahun 2014).

  • 38

    B. Kerangka Pikir

    2.1 Pola Kerangka Pikir

    C. Definisi Operasional Variabel

    Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel

    bebas (X) dan variabel terikat (Y).

    ASPEK SISWA

    1. Siswa cenderung duduk, diam dalam proses pembelajaran dikelas

    2. Siswa kurang berpartisipasi selama proses pembelajaran berlangsung.

    ASPEK GURU

    1. Guru masih monoton dalam memberikan nmetode dalam pembelajaran

    2. Guru kurang fokus terhadap partisipasi siswa

    3. Guru kurang berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

    Pembelajaran Snowball Trowing

    Partisipasi belajar siswa

    Hasil Belajar Siswa

    SMK MUHAMMADIYAH

    2 BONTOALA

  • 39

    1. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

    2. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar.

    D. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis Penelitian Ini adalah ada Pengaruh Model Snowball

    Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

    Ppkn Di Smk Muhammadiyah 2 Bontoala.

  • 40

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Tempat penelitian dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala.Jl.

    Andalas no. 126H/7C, Bontoala, kec. Makassar, kota Makassar, Sulawesi

    selatan. Penelitian ini dimulai pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

    Alasan pemilihan lokasi tersebut karena berdasarkan pengamatan

    peneliti di sekolah tersebut masih ada kendala yang dihadapi oleh guru dalam

    pembelajaran PPKn, dan bagi siswanya masih banyak yang kurang aktif

    dalam mengikuti proses pembelajaran PPKn.

    2. Jenis Penelitian

    Peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi

    experimental design). Quasi experimental design terdiri dari dua bentuk yaitu

    time series design dan one group pre test and post test design. Quasi

    experimental design terdiri dari dua bentuk yaitu time series design dan

    nonequivalent control group design (Sugiyono, 2016: 108). Adapun jenis

    design yang dipilih dalam penelitian ini yaitu nonequivalent control group.

    Desain bentuk ini digunakan karena terdapat dua kelompok yang tidak

    39

  • 41

    dipilih secara acak, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

    Sebelum kelompok eksperimen diberikan perlakuan (treatment), kedua

    kelompok tersebut diberikan pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan

    awal antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang

    baik adalah jika nilai kedua kelompok hampir sama atau tidak berbeda secara

    signifikan.

    Berdasarkan uraian di atas, secara sederhana peneliti menyimpulkan

    untuk mencari hasil dari suatu perlakuan maka perlu mencari selisih,

    sedangkan untuk kelas kontrol tanpa perlakuan, hasil diperoleh dari selisih.

    Langkah selanjutnya setelah memperhitungkan selisih, yaitu melihat akibat

    perlakuan dengan melihat perbedaan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

    pelaksanaan rancangan ini sebagai berikut : Memilih dua kelompok

    subjek yang tidak equivalent. Kelompok eksperimen yang mendapat

    perlakuan penerapan model

    1. Model pembelajaran Snowball Throwing dan kelompok kontrol tanpa

    perlakuan.

    2. Melaksanakan pretest pada kedua kelompok itu.

    3. Mengadakan perlakuan pada kelompok eksperimen, dengan menerapkan

    model pembelajaran Snowball Throwing.

    4. Setelah selesai langkah ketiga, kemudian memberikan posttest pada kedua

    kelompok.

  • 42

    5. Setelah dilaksanakan posttest, kemudian mencari beda mean antara

    posttest dan pretest pada kedua kelompok tersebut.

    6. Menggunakan statistik untuk mencari perbedaan hasil langkah kelima,

    sehingga dapat diketahui pengaruh penggunaan model pembelajaran

    Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa

    7. pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan kelompok kontrol

    tanpa perlakuan.

    8. Melaksanakan pretest pada kedua kelompok itu.

    9. Mengadakan perlakuan pada kelompok eksperimen, dengan menerapkan

    model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

    10. Setelah selesai langkah ketiga, kemudian memberikan posttest pada kedua

    kelompok.

    11. Setelah dilaksanakan posttest, kemudian mencari beda mean antara

    posttest dan pretest pada kedua kelompok tersebut.

    12. Menggunakan statistik untuk mencari perbedaan hasil langkah kelima,

    sehingga dapat diketahui pengaruh penggunaan model

    13. pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap hasil belajar

    siswa.

    3. Desain Penelitian

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one

    group pre test and post test design. Desain penelitian ini hanya dilaksanakan

  • 43

    satu kelompok saja yang tidak dipilih secara random dan tidak dilakukan test

    kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan(

    Sugiyono, 2016:109). Pada rancangan penelitian ini kelompok eksperimen

    hanya menggunakan satu kelas saja. Langkah pertama dalam pengambilan

    data adalah melakukan test awal (pretest). Tes ini dilakukan untuk mengetahui

    skor siswa sebelum diberi perlakuan (treatment). Setelah dilakukan tes awal,

    langkah selanjutnya yaitu memberikan perlakuan, dalam hal ini bentuk

    perlakuannya adalah pembelajaran dengan menggunakan metode model

    pembelajaran Snowball Throwing sesuai dengan rencana pelaksanaan

    pembelajaran. Setelah perlakuan selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan tes

    akhir (posttest) kemudian menganalisis dengan uji-t dan mendeskripsikan

    pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing pada mata pelajaran PPKn

    kelas VII TKR SMK Muhammadiyah 2 Bontoala. Adapun urutan desain

    penelitian terlihat jelas pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.1

    One Group Pretest Posttest Design

    Pretest Treatment Posttest

    T1 X T2

    Keterangan:

    T1 : Tes awal (Pretest) sebelum perlakuan diberikan

    T2 : Posttest setelah perlakuan diberikan

  • 44

    X : Perlakuan (Treatment) Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan

    dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing

    T2 : Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan dengan metode ceramah.

    B. Populasi dan Sampel

    A. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono 2016 :

    117). Selain itu populasi merupakan suatu kelompok atau kumpuln objek yang

    akan digeneralisasikan dari hasil penelitian (Widyanto, 2010:5).

    Tabel 3.2

    Populasi siswa kelas VII SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

    No

    Kelas

    Jenis Kelamin

    Jumlah

    LK PR

    1. TKJ 44 4 88

    2. ADM Perkantoran 34 15 49

    3. Tekhnik Otomotif 70 0 70

    4. Tehnik Otomotif Kendaraan Ringan 26 0 26

    5. Tehnik Otomotif Sepeda Motor 65 0 65

    6. Tekhnik Elektronika Audio-Vidio 35 6 41

  • 45

    7. AK 54 3 57

    Jumlah 435

    Sumber: SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

    B. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi tersebut. Tekhnik pengambilan sampel yang diambil dalam

    penelitian ini adalah sampel jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel

    bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jenis sampel yang

    diambil dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Sugiyono (2016: 124)

    menjelaskan bahwa sampel jenuh ialah teknik penentuan sampel bila semua

    anggota populasi digunakan sebagai sampel. Peneliti memilih sampel kelas

    TKR berjumlah 26 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas

    kontrol.

    Tabel 3.3 Deskripsi Keadaan Sampel

    No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

    LK PR -

    1 TKR 26 - 26

    Sumber: SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

  • 46

    C. Instrument Penelitian

    Sugiyono (2014, hlm. 92) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah

    suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam

    maupun sosial yang diamati”. Dengan demikian, penggunaan instrumen

    penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah,

    fenomena alam maupun sosial. Adapun intrumen yang dipakai dalam penelitian

    ini adalah:

    1. Observasi

    Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan terhadap sebuah objek

    secara langsung dan mendetail guna untuk menemukan informasi

    mengenai objek tertentu.

    2. Dokumentasi

    Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang

    digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,

    arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta

    keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi

    digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.

    3. Tes

    Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

    digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,

    kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”

  • 47

    (Arikunto, 2013, hlm. 193). Teknik tes yang digunakan menggunakan

    bentuk tes objektif.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Tehnik pengumpulan data yang di gunakan oleh peneliti dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Observasi

    Observasi adalah alat yang dipakai untuk menggali data mengenai,

    data siswa, aktivitas siswa, proses mengajar guru.

    2. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah alat yang dipakai untuk menggali data

    mengenai proses belajar mengajar di SMK Muhammadiyah 2

    Bontoala, berupa nilai yang diperoleh siswa sebelum

    mengguanakan postes dan setelah melakukan pretes, kemuadian

    melihat kategori ketuntasa standar hasil belajar siswa, berupa

    gambar yang diambil selama proses pembelajaran selama proses

    belajar mengajar.

    3. Tes

    Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan

    siswa selama proses pembelajaran dikelas

    .

  • 48

    1. Test awal (pretest).

    Test awal di lakukan sebelum treatment,pretest di lakukan untuk

    mengetahui kemampuan PPKn yang di miliki oleh siswa sebelum

    diterapkannya model pembelajaran snowball throwing.

    2. Test akhir (posttest).

    Setelah treatment,tindakan tindakan selanjutnya adalah posttest

    untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran snowball

    throwing.

    E. Teknik Analisis Data

    Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian

    diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan

    menguji hipotesis. Teknik analisis data yang ditetapkan dalam penelitian ini

    adalah analisis uji-t yang dibantu dengan program SPSS. Penggunaan

    teknik analisis dengan menggunakan uji-t dimaksudkan untuk mengetahui

    perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang

    menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dengan kelas

    control yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

    snowball Throwing.

  • 49

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

    normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas

    dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov Test yang

    dilakukan dengan kaidah Asymp Sig atau nilai p.

    Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan

    posttest, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Proses

    perhitungan normalitas ini menggunakan bantuan komputer program SPSS.

    Interpretasi hasil uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai sig. (2-tailed).

    Adapun interpretasi dari uji normalitasnya sebagai berikut :

    a. Jika nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig.(2-tailed) >

    0,050), dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang sebarannya

    berdistribusi normal.

    b. Jika nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) <

    0,050), dapat disimpulkan bahwa data tersebut menyimpang atau

    berdistribusi tidak normal.

    2. Uji Homogenitas

    Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal,

    langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas

    dimaksudkan untuk menguji terhadap kesamaan (homoginitas) beberapa

  • 50

    bagian sampel, yakni seragam tidaknya varian sampel yang diambil dari

    populasi yang sama. Untuk menguji homogenitas varian tersebut perlu

    dilakukan uji statistik (test of homogeneity of variances) pada distribusi skor

    kelompok-kelompok yang bersangkutan.

    Uji homogenitas dilakukan pada skor hasil pretest dan posttest dengan

    ketentuan jika nilai signifikansi hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05

    (5%) maka skor hasil tes tersebut tidak memiliki perbedaan varian atau

    homogen. Perhitungan homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

    komputer program SPSS.

    3. Uji Hipotesis

    Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah

    melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji-t ini digunakan untuk

    menguji nilai rata-rata dari kelompok tersebut memiliki perbedaan atau tidak.

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS untuk

    menghitung uji-t. .Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

    a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, artinya rata-rata pretest dan

    posttest hasil belajar siswa adalah sama.

    b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, artinya rata-rata pretest dan

    posttest hasil belajar siswa adalah berbeda.

    Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  • 51

    H0 : μ1 = μ2 H1 : μ1 ≠ μ2

    Keterangan:

    H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing

    terhadap hasil belajar siswa di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala.

    H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap

    hasil belajar siswa di SMK Muhammadiyah 2 Bontoala.

    μ1 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

    μ2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model

    pembelajaran metode ceramah.

  • 52

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi SMK Muhammadiyah 2 Bontoala

    Berdasarkan tingginya animo masyarakat Bontoala pada khususnya dan

    masyarakat luas pada umumnya untuk menyekolahkan putra putrinya disekolah

    yang bernuansa Islami.Untuk merespon kehendak masyarakat tersebut maka, tokoh-

    tokoh Muhammadiyah Cabang Bontoala seperti: Drs. H. M. Saleh Muthalib, Drs.

    H. M. Arafah Pataoe, Abd. Rahim dan lain–lain.Maka mereka bersepakat untuk

    mendirikan sekolah yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Sebagai wujud nyata

    dari hal tersebut Maka tepat pada tanggal 1 Januari 1994 didirikanlah Mualimin

    Muhammadiyah 6 tahun. Dan pada tahun itu pulalah dimulai penerimaan siswa

    baru. Seiring dengan perkembangan zaman, sekolah ini kian tahun kian diminati

    oleh siswa maka pada tahun 2004 nama Mualimin diubah namanya menjadi

    Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 2 Bontoala. Itulah yang kita kenal

    sampai sekarang.

    Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 2 Bontoala dalam kiprahnya

    didunia pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa, telah banyak

    menelorkan alumni yang sudah mengabdi diberbagai instansi pemerintah dan

    swasta diseluruh pelosok tanah air.

    Selanjutnya sejak berdirinya sekolah tersebut, telah terjadi 6 kali pergantian

    Kepala Sekolah, Sebagai berikut :

    1. Drs. Muh. Rusli (1994 s.d 1998)

    51

  • 53

    2. Drs. H. Muh. Saleh Muthalib (1998 s.d 2004)

    3. Drs. Mastura (2004 s.d 2009)

    4. H. M. Arifin BA (2009 s.d 2012)

    5. Hj. Nadirah S.Pd.I (2012 s.d 2017)

    6. Firdaus Yusuf (2017 sampai sekarang)

    Dan sekarang dengan adanya Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah

    2 Bontoala sangat membantu masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anak-anak

    masyarakat setempat untuk mewujudkan dan pendidikan yang berkualitas dan

    mampu melahirkan insan yang cerdas, kompetitif, beriman dan bertaqwa serta

    mempunyai jiwa Nasionalisme yang tinggi.

    B. Hasil Penelitian

    1. Data Observasi Dan Dokumentasi

    Tabel 4.1

    a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin .

    No

    Responden

    Jenis

    Kelamin

    Umur Ket

    1. Abdul Muslim L 18 Tahun

    2. Achmad Fiqri Arasyid L 18 Tahun

    3. Aditya Pratama L 18 Tahun

    4. Rakhmad Ramadhan L 18 Tahun

    5. Ricky Abdi Prayoga L 18 Tahun

    6. Rivaldi Aji Ramadhan L 18 Tahun

    7. Yuri Ilham Fahri L 17 Tahun

  • 54

    8. Agus Supriyanto L 18 Tahun

    9. Bagus Zakaria Adytama L 17 Tahun

    10. Yudystira L 17 Tahun

    11. Ilham Rizal Pradana L 17 Tahun

    12. M. Arif Al Amin L 18 Tahun

    13. Muhammad Naufal Nafis L 17 Tahun

    14. Sajid Abdullah L 18 Tahun

    15. Taufiq Rahman L 18 Tahun

    16. Ahmad Mirza L 18 Tahun

    17. Ahmad Nanda Falahuddin L 17 Tahun

    18. Bagas Arsy Ardana L 18 Tahun

    19. Dava Alif Kurniawan L 18 Tahun

    20. Muhammad Faisal L 18 Tahun

    21. Muhammad Anshori L 18 Tahun

    22. Aryadika L 18 Tahun

    23. Diaz Aditya L 17 Tahun

    24. Muhammad Tawaqal. P L 17 Tahun

    25. Rafie Iqbal Pratama L 18 Tahun

    26. Reza Ramadhan L 17 Tahun

    Total Responden 26

  • 55

    Tabel 4.2

    b. Kategorisasi Standar Hasil Belajar Yang Ditetapkan Oleh

    Departemen Pendidikan Nasional

    No. Nilai Kategori

    1. 2 3

    2. 90 < × ≤ 100 Sangat Tinggi

    3. 80 < × ≤ 100 Tinggi

    4. 65 < × ≤ 79 Sedang

    5. 55 < × ≤ 64 Rendah

    6 0 < × ≤ 54 Sangat Rendah

    Hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar

    secara individual. Kriteria seorang murid dika