PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE,...
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE,...
-
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE,
CREATE, SHARE (SSCS) DENGAN METODE
HYPNOTEACHING
TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI
MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Imtiyaz Fawa’ida
NIM 11140170000015
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
-
i
ABSTRAK
Imtiyaz Fawa’ida (11140170000015). Pengaruh Model Pembelajaran Search,
Solve, Create, and Share (SSCS) dengan Metode Hypnoteaching terhadap
Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika , Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, November 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran Search, Solve,
Create, and Share (SSCS) dengan metode hypnoteaching terhadap kemampuan
penalaran analogi matematis siswa. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP
Islam di Depok tahun ajaran 2019/2020. Indikator kemampuan penalaran analogi
yang diukur dalam penelitian ini yaitu: (a) structuring, (b) mapping, (c) applying,
(d) verifying. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain
randomized control group posttest only. Pengambilan sampel menggunakan
Teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu 26 siswa
kelas eksperimen dan 26 siswa kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang diterapkan
pembelajaran dengan model SSCS dengan metode hypnoteaching lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang
diterapkan dengan pembelajaran scientific.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS)
dengan Metode Hypnoteaching, Kemampuan Penalaran analogi matematis
-
ii
ABSTRACT
Imtiyaz Fawa’ida (11140000015). The Effect of Search, Solve, Create, and
Share(SSCS) Learning Models with Hypnoteaching Method on the Student’s
Mathematial Analogy Reasoning Ability. The Thesis Departmen of Mathematics
Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, November 2019.
This aim of this research is to analyze the effect of Search, Solve, Create, and
Share (SSCS) learning models with hypnoteaching method on the student’s
analogy reasoning abilities. This research was carried out in one of the Islamic
Junior High School in Depok in the academic year 2019/2020/ Indicators of
analogy reasoning ability measured in this study are: (a) structuring, (b)
mapping, (c) applying, (d) verifying. The method used is a quasi-experimental
with a randomized posttest only control group design. This study uses cluster
random sampling technique for sampling. This sample consisted of two classes
with experiment group of 26 students and control froup of 26 students. The result
shows that the mathematical reasoning ability which werw taught by SSCS model
with hynoteaching method is higher than the mathematical reasoning ability of
students which were taught by scientific learning.
Keyword: Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Learning Models with
Hypnoteaching method, Mathematical Analogy Reasoning Ability
-
iii
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah
memberikan berbagai macam nikmat khususnya nikmat kemudahan sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabatnya, dan
kepada seluruh umat Islam.
Selama penyusunan skripsi, penulis tidak sedikit menghadapi kesulitan serta
hambatan. Namun berkat doa, kerja keras, perjuangan, motivasi serta masukan-
masukan yang positif dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Gelar Dwirahayu M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Gusni Satriawati M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan semangat selama
proses penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu berada dalam lindungan
serta kemuliaan-Nya.
5. Ramdani Miftah,M.Pd Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan semangat selama proses
penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu berada dalam lindungan serta
kemuliaan-Nya.
6. Firdausi, S.Si, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing
penulis selama penulis menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai
-
iv
ilmu pengetahuan dan bimbingan selama penulis mengikuti perkuliahan,
semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari
Allah SWT.
8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan
dalam proses administrasi.
9. Andi Suhandi, S.Pd, , Kepala SMP Al-Hasra dan Sopian Hadi, S.Pd selaku
Wakil Kepala SMP Al-Hasra yang telah menerima dan memberikan izin
untuk melakukan penelitian.
10. Nur Faridah, S.Pd, Guru pamong yang telah membantu penulis selama
penelitian berlangsung.
11. Siswa/i kelas VIII-B dan VIII-C SMP Al-Hasra, yang telah bersikap
kooperatif selama penulis melakukan penelitian.
12. Teristimewa dan terkasih untuk Ayahanda Sirril Wafa, ibunda Linitaria,
terima kasih atas doa-doa, masukan, teguran, semangat, dukungan moril dan
materil yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis. Semoga Allah
selalu memberikan kebahagiaan, kesehatan, dan berkah usia untuk Ayahanda
dan Ibunda.
13. Fauchal Davieq Aldito ponakan cici tersayang terima kasih telah memberikan
semangat setiap pulang ke rumah. Alvin Nawal Syarof, Achla Ilfana, Yody
Tistanto, adik dan kakakku yang telah memberikan semangat.
14. Sahabat-sahabat SMA Al-Hasra tercinta KPK Syifa, Intan, Zuhra, Dwi, Dewi,
Retno, Fety, Lisna yang selalu memberikan dukungan dan memberikan
motivasi kepada penulis.
15. Sahabat-sahabat Pendidikan Matematika 2014 terutama next Trip Novi,
Nurul, Diwani, Ulfah, Kuni, Mae, Fifi, Cipa tercinta yang selalu memberikan
dukungan, masukkan dan motivasi kepada penulis.
16. Sahabat-sahabat Calon Istri Pejabat Maryam Meiriza, Ghita Tamalia, dan
keluarga besar DEMA FITK 2017 terutama departemen LITBANG Dwiky,
Alfi, Eka, Habibah, Rara dan Syifa. Terima kasih sudah mewarnai kehidupan
penulis selama berproses di organisasi kampus.
-
v
17. Teman-teman HMI Komtar Gatari terutama Farah, Ainida, Aan, Gigi, Odi,
dan pejuang A-Z Adi, Ameng, Meri, Ghita, Andi, Eka, Ajeng, Ghilman, Oji,
Ilham, Nanda, Teguh, Olla, Yayu, Sholihin. Terutama Kakanda Fahmi
Maulana yang telah menemani dan memberikan motivasinya kepada penulis
selama menyelesaikan skripsi ini.
18. Teman-teman seperjuangan Cadas Fatimah, Muzaki, Riki Handa Iklima,
Ilham, Rasid, Andi, Astina, Azizah, Eka, Icha, Ikmal, Jamz, Rahma, Nachdla,
Nafa, Putri, Sayyida, Ela, dan shela. Keluarga Besar UKM Bahasa-Flat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah mewarnai masa muda di kampus
bersama-sama. Semoga kalian selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
19. Teman-teman Kahfi BBC Motivator School Angkatan 19 terutama Ka Rani,
Hilwa, Iqoh, Wanda, bila mungil, Nadia, Penyu, Awing, Amideh, duo ucok
Day dan Rahmat asisten dosen kelas 19C dan Dosen Wali kelas 19 C ka Oji
dan Ka Icha, kaka senior ka Soni, ka Fadhlur, Ka Agung, Ka Ucup yang selalu
memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.
20. Teman-teman seperjuangan PPKT Al-Fath Cirendeu Miss-miss cantik, Ms
Novi, MsDini, Ms Ike, Ms Syifa, Ms Icha, Ms Wina, Ms Ghina. Terima kasih
sudah memotivasi dan berjuang bersama saat menjalani PPKT 2018.
21. Bapak Ahmad Dimyati M.Pd selaku mentor penulis dalam belajar
hypnoteaching. Terima kasih atas ilmu dan motivasi yang diberikan guna
menyelesaikan skripsi ini.
22. Adik-adik Pendidikan Matematika 2015 terutama Atun, Diana, Muti, 2016,
dan 2017 yang telah memberikan motivasi kepada penulis setiap ke kampus
ditanya kapan sidang. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.
23. Kakak-kakak tersayang Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013
khususnya Kak Lia, Ka Rizvi, Ka Yesi, Kak Fadil, Kak Ismi, Ka Ida, Ka Rini
yang sudah banyak memberi dukungan dan motivasi kepada penulis.
24. Keluarga besar Speak Project Ka Sandika, Zul, Kakak mentor Ka Nabila, Ka
Sammy, Ka Mohwid, Kak Irma, terima kasih banyak atas semangat dan
motivasinya yang diberikan kepada penulis.
-
vi
25. Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak disebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan,
masukan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai
amalan kebaikan yang menjadi pintu pembuka bagi keridhoan Allah SWT.
Aamiin yaa robbal’alamin.
26. Penulis menyadari bahwa meskipun telah berusaha untuk memberikan yang
terbaik, namun skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
perbaikan penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, November 2019
Penulis
-
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ---------------------------------------------------------------------------------- i
ABSTRACT --------------------------------------------------------------------------------- ii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------ iii
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ vi
DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------------- viii
DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------------- x
DAFTAR LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------- xi
BAB I PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang Masalah ---------------------------------------------------------- 1
B. Identifikasi Masalah --------------------------------------------------------------- 6
C. Pembatasan Masalah -------------------------------------------------------------- 7
D. Rumusan Masalah ----------------------------------------------------------------- 7
E. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------------ 8
F. Manfaat Penelitian ----------------------------------------------------------------- 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA -------------------------------------------------------- 9
A. Kajian Teori ------------------------------------------------------------------------ 9
1. Kemampuan Penalaran Matematis ------------------------------------------ 9
2. Kemampuan Penalaran Analogi Matematis ------------------------------ 10
3. Model Search, Solve, Create, Share --------------------------------------- 14
4. Metode Hypnoteaching ------------------------------------------------------- 18
5. Pembelajaran Scientific ------------------------------------------------------ 22
6. Sikap Siswa -------------------------------------------------------------------- 24
B. Kerangka Berpikir ---------------------------------------------------------------- 25
C. Penelitian Yang Relevan -------------------------------------------------------- 28
D. Hipotesis Penelitian -------------------------------------------------------------- 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ------------------------------------------- 29
A. Waktu dan Tempat Penelitian --------------------------------------------------- 29
B. Metode dan Desain Penelitian -------------------------------------------------- 29
C. Populasi dan Sampel ------------------------------------------------------------- 30
D. Variabel Penelitian --------------------------------------------------------------- 30
-
viii
E. Instrumen Penelitian ------------------------------------------------------------- 31
F. Angket Skala Sikap Siswa ------------------------------------------------------ 37
G. Lembar Observasi ---------------------------------------------------------------- 38
H. Teknik Analisis Data ------------------------------------------------------------- 39
BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN --------------------------------- 44
A. Hasil Penelitian -------------------------------------------------------------------- 44
B. Pembahasan Hasil Penelitian --------------------------------------------------- 70
C. Keterbatasan Penelitian ---------------------------------------------------------- 74
D. Skala Sikap Siswa ---------------------------------------------------------------- 74
E. Data Hasil Observasi ------------------------------------------------------------- 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ---------------------------------------------- 82
A. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------- 82
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------- 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Penalaran Analogi ............................................................................................ 15
Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................................................. 30
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran Analaogi Matematis Siswa ........................ 31
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa ........................ 32
Tabel 3.4 Rekspitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas .................................................................. 34
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas .................................................................................... 34
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Rekiabilitas ............................................................. 34
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................................................... 35
Tabel 3.8 Rekapitrulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ....................................................... 35
Tabel 3.9 Klasifikasi Taraf Kesukaran ............................................................................................ 36
Tabel 3.10 Rekapitrulasi Hasil Perhitungan Taraf Kesukara ........................................................... 36
Tabel 3.11 Skor Skala Sikap ............................................................................................................ 37
Tabel 3.12 Klasifikasi Data Skala Sikao Siswa ............................................................................... 35
Tabel 3.13 Klasifikasi Aktivitas Siswa dan Guru ............................................................................ 39
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa ........................... 45
file:///C:/Users/USER/Downloads/PUJI%20ARISMA-dikonversi.docx%23_TOC_250004
-
x
Tabel 4.2 Perbandingan Rata-rata Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa ................... 46
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Penalaran Analogi Matematika
Kelas SSCS-hypnoteaching dan Kelas scientific ............................................................................. 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Penalaran Analogi Matematika
Kelas SSCS-hypnoteaching dan Kelas scientific ............................................................................. 69
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Skor Kemamapuan Penalaran Analogi
Matematika ...................................................................................................................................... 70
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................................... 28
Gambar 4.1 Diagram Batang Skor Kemampuan Penalaran Analogi ............................................... 47
Gambar 4.2 Soal nomor 1 posttest Kemampuan Penalaran Analogi Matematis
Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ..................................................................... 48
Gambar 4.3 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 1 (a) SSCS-hypnoteaching
(b) Kelas Scientific ........................................................................................................................... 49
Gambar 4.4 Soal nomor 2 posttest Kemampuan Penalaran Analogi Matematis
Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ..................................................................... 50
Gambar 4.5 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 2 (a) Kelas SSCS-
hypnoteaching (b) Kelas Scientific .................................................................................................. 51
Gambar 4.6 Soal nomor 3 posttest Kemampuan Penalaran Analogi Matematis
Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ..................................................................... 53
Gambar 4.7 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 3 (a) Kelas SSCS-
hypnoteaching (b) Kelas Scientific .................................................................................................. 54
Gambar 4.8 Soal soal nomor 4 posttest Kemampuan Penalaran Analogi Matematis
Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ..................................................................... 55
Gambar 4.9 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 4 (a) Kelas SSCS-
hypnoteaching (b) Kelas Scientific .................................................................................................. 56
Gambar 4.10 Soal soal nomor 5 posttest Kemampuan Penalaran Analogi
Matematis Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ................................................... 57
Gambar 4.11 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 5 (a) KelasScientific (b)
Kelas SSCS-hypnoteaching \ ........................................................................................................... 58
-
xii
Gambar 4.12 Soal soal nomor 6 posttest Kemampuan Penalaran Analogi
Matematis Indikator Structuring, Mapping, Applying, Verifying ................................................... 59
Gambar 4.13 Jawaban Siswa pada Indikator Soal nomor 6 (a) Kelas SSCS-
hypnoteaching (b) Kelas Scientific .................................................................................................. 60
Gambar 4.14 Contoh Masalah pada LKS 1 ..................................................................................... 63
Gambar 4.15 Contoh Hasil Pengerjaan LKS pada Tahap Search .................................................. 63
Gambar 4.16 Contoh Hasil Pengerjaan LKS pada Tahap Solve ...................................................... 65
Gambar 4.17Contoh LKS pada Tahap Share .................................................................................. 67
Gambar 4.18 Persentase Skala Sikap Siswa ................................................................................... 75
Gambar 4.19 Persentase Hasil Observasi Aktivas Guru .................................................................. 78
Gambar 4.20 Persentase Hasil Observasi Aktivitas Suwa ............................................................... 80
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksana Pembelajaran Kelas Eksperimen ................................................. 19
Lampiran 2 Rencana Pelaksana Pembelajaran Kelas Kontrol ......................................................... 47
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ..................................................................................................... 48
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran Analogi ................................................... 49
Lampiran 5 Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi ........................................................... 50
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi ................................. 54
Lampiran 7 Pendoman Penskoran Kemampuan Penalaran Analogi ............................................... 54
Lampiran 8 Hasil Uji Coba Validasi Intrumen Tes Kemampuan Penalaran Analogi
Matematis ....................................................................................................................................... 170
Lampiran 9 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Tes Kemampuan
Penalaran Analogi Matematis ...................................................................................................... 179
Lampiran 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Penalaran
Analogi Matematis ......................................................................................................................... 180
Lampiran 11 Hasil Rekapitulasi Ujji Validitas, Daya Pembeda, dan Taraf
Kesukaran ...................................................................................................................................... 181
Lampiran 12 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Kemampuan Penalaran
Analogi Matematis ......................................................................................................................... 182
Lampiran 13 Data Hasil Posttest KelasScientific ......................................................................... 183
-
xiv
Lampiran 14 Data Hasil Posttest Kelas SSCS-hypnoteaching ...................................................... 184
Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Kelas SSCS-hypnoteaching dan Kelas Scientific ................... 185
Lampiran 15 Hasil Uji Homogenitas Kelas SSCS-hypnoteaching dan Kelas
Scientific ......................................................................................................................................... 185
Lampiran 16 Hasil Uji HIpotesis dengan Analisis Sample T Test Independent Pada
Aplikasi SPSS 2.4 .......................................................................................................................... 186
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat telah menyentuh
hampir sebagian besar aspek kehidupan. Terutama saat ini dunia sedang berada
pada era revolusi industri ke empat (industri 4.0), artinya kita dapat dengan mudah
memperoleh segala informasi dengan teknologi yang semakin canggih.
Persaingan tenaga kerja yang semakin ketat, menuntut kita untuk melakukan
peningkatan standar kompetensi di bidang pendidikan. Upaya tersebut dapat
dilakukan dengan meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Salah satu alat untuk
mengembangkan cara berpikir siswa, baik kemampuan berpikir nalar, logis,
sistematis, kritis, dan kreatif adalah matematika.
Salah satu organisasi yang peduli dengan Pendidikan matematika terbesar di
dunia NCTM (National Council of Teacher of Mathematics) menyatakan bahwa
pembelajaran matematika pada kurikulum pendidikan seharusnya mengacu pada 5
standar proses, yaitu kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian,
komunikasi, koneksi dan representasi.1 Jadi kemampuan penalaran matematis
perlu dihadirkan pada siswa, agar siswa terlatih dalam mengembangkan
penalarannya. Karena dengan kemampuan penalaran yang baik, siswa akan
mampu mengambil keputusan yang bijak dalam menghadapi permasalahan sehari-
hari.
Pentingnya penalaran dalam matematika dapat dilihat dari salah satu
kompetensi inti pada kurikulum 2013, yakni pada kompetensi inti 4 untuk
keterampilan. Pada KI-4 ini siswa diharapkan mampu mengolah, menalar dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.2 Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
1NCTM, Executive Summary: Principles and Standards for School Mathematics,
(https://www.nctm.org), 2016, p. 4. Diakses tanggal 4 november 2018 jam 09.23 2Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, 2013, h. 8.
https://www.nctm.org/
-
2
penalaran merupakan salah satu poin yang perlu diperhatikan dalam dunia
pendidikan. Dengan demikian, upaya pendidikan yang diberikan di sekolah
haruslah mampu mengoptimalkan kemampuan tersebut.
Pada kemampuan penalaran matematik digolongkan menjadi dua jenis yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif.3 Pada penalaran induktif terdapat
kemampuan penalaran analogi. Menurut Shadiq, analogi adalah suatu proses
penalaran yang bertolak dari dua atau lebih peristiwa khusus yang memiliki
kemiripan satu dengan yang lainnya.4 Sejalan dengan itu, menurut Sumarmo
mendefinisikan analogi sebagai penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan
data atau proses.5 Menurut Mofidi dalam Ningrum dan Rosyidi, salah satu metode
efektif yang dapat digunakan oleh para guru untuk mengajarkan konsep
matematika adalah dengan menggunakan permasalahan-permasalahan yang
melibatkan penalaran analogi.6 Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya penalaran
analogi dihadirkan dalam pembelajaran di sekolah.
Fakta di lapangan menunjukkan rendahnya kemampuan penalaran analogi
matematis siswa misalnya pada laporan TIMSS tahun 2015. Pada soal penalaran
analogi siswa Indonesia hanya memberikan 17% poin yang sedangkan Singapura
sebesar 75%.7 Hasil penelitian Priatna dalam Harry menemukan bahwa kualitas
kemampuan penalaran analogi siswa rendah, karena skor yang diperoleh hanya
49% dari skor ideal.8 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Khairunnisa menunjukkan bahwa kemampuan penalaran analogi siswa yang
mendapat nilai diatas rata-rata kelas sebanyak 11 orang dengan prosentase
3 Utari Sumarmo, Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order Mathematical
Thinking dan Affective Behavior, Handout disajikan pada Workshop Pendidikan Matematika UIN
Jakarta, 22 Oktober 2014, h. 12. 4 Fadjar Shadiq, Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa Penting?, 2013,
h.2, (http:// p4tkmatematika.org). Diakses pada tanggal 13 November 2018 pukul 07:38 5 Utari Sumarmo, op.cit
6Retno Kusuma Ningrum, dan Abdul Haris Rosyidi, Profil Penalaran Permasalahan Analogi
Siswa Sekolah Menengah Pertama Ditinjau dari Perbedaan Gender, Jurnal Mathedunesa. Vol 2,
No 3, 2013, h. 1, (http://ejournal.unesa.ac.id). Diakses pada tanggal 13 Juni 2019 pukul 11.00 7 Mulyatini Rahim, Peningkatan dan Karakteristik Kesalahan dalam Kemampuan Analogi
dan Generalisasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Model Eliciting Activities, Tesis pada
Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2015, h.2. 8Harry Dwi Putra, Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI Berbantuan Wingeom
untuk Meningkatkan Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMP, Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol.1, h. 417.
http://ejournal.unesa.ac.id/
-
3
45,83% dan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata kelas sebanyak 13 orang
dengan prosentase 54,17%.9 Pada kelompok eksperimen siswa yang memperoleh
nilai dibawah rata-rata kelas kebanyakan dikarenakan kurang ketelitian dalam
berhitung dan memberikan alasan yang tidak tepat atau kurang lengkap.10
Berdasarkan pemaparan-pemaparan tersebut, maka perlu adanya perhatian khusus
terhadap kemampuan penalaran analogi matematik, karena kemampuan tersebut
cenderung tergolong rendah dan sebagian siswa pun kesulitan dalam menghadapi
persoalan yang berkaitan dengan penalaran analogi.
Kesulitan dalam menghadapi persoalan penalaran analogi matematik pada
siswa, perlu diterapkannya model pembelajaran yang tepat. Proses pemilihan dan
penerapan model pembelajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian,
komunikasi, koneksi dan representasi.11
Hal ini menyebabkan masih rendahnya
kemampuan penalaran, khususnya penalaran analogi siswa. Dengan demikian,
berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan serta faktor yang
menjadi pemicunya, maka kemampuan penalaran analogi matematis siswa perlu
dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Untuk
mendukung hal tersebut, dalam merencanakan pembelajaran matematika,
sebaiknya guru menggunakan strategi atau model pembelajaran yang mampu
mengembangkan kemampuan penalaran analogi matematis siswa.
Untuk mengembangkan kemampuan penalaran analogi matematis pada siswa
diperlukan pembelajaran yang berfokus pada aktivitas berpikir siswa. Agar siswa
dapat mengembangkan ide-ide baru yang kreatif. Guru harus memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang menantang kepada siswanya. Oleh karena itu,
aktivitas berpikir siswa dapat diperoleh dengan adanya pertanyaan-pertanyaan
yang menantang. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
mengungkapkan ide-ide dan penarikan kesimpulan yang merupakan proses
9Rimanita Khairunnisa, “Pengaruh Pendekatan Metaphorical Thinking terhadap
Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa”, (Jakarta: Skripsi, Pendidikan Matematika,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN, 2016), h. 48 10
Ibid, 69 11
NCTM, op.cit, p. 4.
-
4
penalaran adalah pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Pendekatan
pemecahan masalah (problem solving) dalam pembelajaran matematika
merupakan kegiatan dimana guru memberikan suatu permasalahan kepada siswa
untuk diselesaikan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga
sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator.
Berkenaan dengan pendekatan Problem Solving tersebut, Pizzini
mengenalkan model pembelajaraan yang berbasis problem solving yaitu SSCS
(Search, Solve, Create and Share) yang membuat siswa lebih aktif terlibat dalam
penalaran, penggunaan konsep dan terbiasa melakukan berpikir tingkat tinggi.
Model yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1987 ini, meliputi empat fase,
yaitu pertama fase search yang bertujuan untuk identifikasi masalah, kedua fase
solve yang bertujuan untuk merencanakan penyelesaian masalah, ketiga fase
create yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan keempat adalah fase
share yang bertujuan untuk mensosialisasikan penyelesaian masalah yang siswa
telah lakukan.12
Pada model pembelajaran ini, siswa berpikir secara aktif untuk
menyelesaikan masalah matematika yang diberikan. Siswa juga dituntut
menemukan penyelesaian permasalahan tersebut dengan bekerja sama. Setelah itu
siswa menyimpulkan hasil atau solusi yang didapat dari masalah tersebut,
sehingga diharapkan dengan model SSCS dapat meningkatkan kemampuan
penalaran siswa.
Pembelajaran matematika dengan model SSCS menuntut banyak aktivitas
mental dan psikologi siswa. Hal itu dikarenakan di awal pembelajaran siswa
diberikan permasalahan. Sehingga siswa diharuskan untuk memiliki minat,
motivasi, ketertarikan, konsentrasi, semangat, percaya diri, dan mau berusaha
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Terlebih siswa juga dituntut untuk
selalu memfokuskan perhatiannya terhadap mata pelajaran yang sedang dipelajari
dengan baik. Akan tetapi belum semua siswa mampu untuk memusatkan
perhatiannya terhadap situasi belajar. Karena setiap siswa tentu memiliki rentang
konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi siswa rentan sekali mengalami
12
Edward Pizzini, Rethinking Thinking in the Science Classroom , 1988, h.23.
-
5
penurunan. Menurut Djono dalam penelitian Cahyani perhatian siswa akan
meningkat pada 15-20 menit pertama dan kemudian akan menurun pada 15-20
menit kedua.13
Dengan demikian, penting adanya metode pembelajaran yang
mengutamakan konsentrasi dan fokus siswa pada satu hal.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bidang studi
matematika SMP Al-Hasra diketahui masih kurangnya ketertarikan dan
konsentrasi siswa. Masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar di bawah
KKM yang ditetapkan sekolah. Selain itu, menurut guru tersebut, siswa cenderung
bercanda dan sibuk dengan kegiatannya sendiri. Terutama pada saat siang hari,
siswa cenderung mengantuk dan tidak bersemangat saat jam pelajaran
berlangsung. Guru memberikan soal dengan hafalan rumus yang nantinya
digunakan dalam penyelesaian soal dengan rumus secara tepat. Hal ini
menyebabkan siswa kurang berpikir sehingga kemampuan penalaran analogi
matematiknya diduga kurang berkembang. Dengan demikian konsentrasi menjadi
suatu hal yang sangat diperlukan dalam mencapai hasil belajar yang baik, maka
diperlukan suatu kondisi nyaman dan rileks, menyenangkan, tidak kaku dan
membosankan sehingga siswa fokus dan lebih mudah memahami pelajaran. Salah
satu caranya adalah dengan memberikan pembelajaran yang membuat siswa
nyaman dan relaks melalui pembelajaran dengan metode Hypnoteaching.
Pada dasarnya manusia memiliki dua macam pikiran, yaitu pikiran sadar dan
pikiran bawah sadar. Peran dan pengaruh pikiran sadar terhadap diri kita adalah
sebesar 12%, sedangkan pikiran bawah sadar mencapai 88%. Pikiran sadar dan
bawah sadar sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dengan kecepatan
yang sangat tinggi.14
Menurut Almatin pikiran bawah sadar berisikan database
yang mencerminkan diri kita, dimana database ini merupakan akumulasi dari
berbagai pemahaman, penalaran, dan pengalaman.15
Hypnoteaching merupakan
13
Yurin Rachmatika Cahyani, Pengaruh Aktivitas Olahraga dalam Pendidikan Jasmani
Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar dan Prestasi Akademik di SMA Negeri 3 Bandung,
Bandung , Tesis Sekolah Pascasarjana UPI Bandung,2016, h. 1. 14
Adi W. Gunawan, Hypnotherapy The Art of Subconscious Restructuring, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 17. 15
MD. Isma almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning,(Yogyakarta: Pustaka Widyatama,
2010), h.102.
-
6
sebuah pembelajaran yang dirancang dengan menciptakan situasi yang nyaman
dan menyenangkan dalam lingkungan yang terkendali, untuk dapat masuk ke
lingkungan bawah sadar.16
Menurut Navis dalam penelitian Aminah dkk,
Hypnoteaching merupakan perpaduan pembelajaran yang melibatkan pikiran
sadar dan bawah sadar.17
Dengan demikian metode Hypnoteaching merupakan
pembelajaran yang membuat siswa menjadi nyaman dan rileks karena melibatkan
pikiran bawah sadar siswa.
Dari penjelasan di atas penulis berkeyakinan bahwa penggabungan model
SSCS dengan metode Hypnoteaching merupakan solusi alternatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran analogi matematis, karena
pada proses penyelesaian masalah yang diberikan dibutuhkan kepekaan siswa
terhadap masalah yang dihadapinya. Kepekaan tersebut dapat muncul saat siswa
berada dalam kondisi nyaman, rileks, dan menyenangkan. Dengan kondisi seperti
ini dapat dibangun melalui metode Hypnoteaching.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, Share (SSCS)
dengan Metode Hypnoteaching terhadap Kemampuan Penalaran Analogi
Matematis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan penalaran analogi siswa dalam pembelajaran
matematika.
2. Model pembelajaran yang kurang tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
3. Konsentrasi dan minat siswa yang mudah mengalami penurunan.
C. Pembatasan Masalah
16
Almatin, op.cit., h.83 17
Siti Aminah, Ita Chairun Nissa, Eliska Juliangkary, Pengaruh Penggunaan Hypnoteaching
pada Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Media Pendidikan Matematika,Vol
5, No.1, 2017, h. 92.
-
7
Agar penelitian ini terarah, maka penulis memberikan batasan terhadap
masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan penalaran analogi pada penelitian ini dibatasi pada empat
indikator, yaitu structuring, mapping, applying, verifying.
2. Penggunaan model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create and Share)
dengan metode hypnoteaching meliputi fase Search (mengidentifikasi
masalah), Solve (merencanakan penyelesaian maslah), Create (menyelesaikan
masalah), dan Share (mendiskusikan penyelesaian masalah). Dimana dalam
pembelajaran ini siswa diupayakan untuk focus (focusing) dengan
pembelajaran melalui video inspiratif, games, yelling, relaksasi dan sugesti
positif yang diberikan guru.
3. Sekolah yang digunakan untuk tempat penelitian adalah SMP Al-Hasra
Depok.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model SSCS dengan metode Hypnoteaching?
2. Bagaimana kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran scientific?
3. Apakah kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model SSCS dengan metode Hynoteaching lebih tinggi
daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran scientific?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi kemampuan penalaran analogi matematis siswa
setelah memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran SSCS dengan
metode hypnoteaching.
2. Untuk mengidentifikasi kemampuan penalaran analogi matematis siswa
setelah memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran scientific.
-
8
3. Untuk menganalisis perbedaan kemampuan penalaran analogi matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran model pembelajaran SSCS dengan
metode hypnoteaching dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
scientific.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan penalaran analogi matematis siswa dalam
pembelajaran matematika menggunakan model SSCS dengan metode
hypnoteaching.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran analogi
pada materi lain dalam menerapkan pembelajaran model SSCS dengan
metode hypnoteaching
3. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa di sekolah khususnya
pelajaran matematika
4. Bagi Peneliti
Memberikan informasi mengenai Gambaran kemampuan penalaran analogi
siswa yang diajar dengan model SSCS dengan metode hypnoteaching.
-
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bertempat di SMP Al-Hasra Depok yang
beralamat di KM 24 Bojongsari Depok. Pada Kelas VIII semester ganjil tahun
ajaran 2019/2020. Penilitian ini dilaksanakan selama 3 minggu yaitu dari minggu
ke-4 bulan September sampai minggu ke 2 bulan oktober.
B. Metode Dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen metode
yang tidak memungkinkan peneliti melakukan kontrol secara penuh terhadap
sampel penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah
kelompok yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan model SSCS dengan
metode Hypnoteaching sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan
pembelajaran scientific.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomized
Posttest Only Control Group Design dimana pengontrolan secara acak hanya
pada tes akhir (post-test) saja karena peneliti hanya ingin menganalisis
kemampuan penalaran analogi matematis siswa setelah diberi perlakuan sehingga
tidak diberikan pre – test. Desain penelitiannya adalah sebagai berikut pada Table
3.11.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
E X O
K - O
1Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, A2017),
Cet. Ke-25, h. 75
-
30
Keterangan :
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol
X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eskperimen yaitu dengan
menggunakan model SSCS dengan metode Hypnoteaching
C. Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi target dan populasi terjangkau.
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Al-Hasra di
Depok dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII pada semester
I tahun ajaran 2019/2020.
Sampel dari penelitian ini diambil dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas
yang dipilih yaitu kelas VIII.B dan kelas VIII.C dengan teknik Cluster Random
Sampling. Masing-masing dipilih secara acak untuk menjadi kelas eksperimen
dan kelas kontrol sehingga terpilih kelas VIII.B sebagai kelas kontrol dan kelas
VIII.C sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan
perlakuan dengan model SSCS dengan metode Hypnoteaching sedangkan kelas
kontrol menggunakan pembelajaran scientific.
D. Variabel Penelitian
Data penelitian diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada kedua
kelompok sampel diakhir materi pembelajaran. Dalam melakukan pengumpulan
data melalui observasi, peneliti memperhatikan dua variabel dalam penelitian,
yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Dalam penelitian ini, kemampuan
penalaran analogi matematis siswa merupakan varibel terikat dan model
pembelajaran SSCS dengan metode Hypnoteaching merupakan variabel bebas.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian.
-
31
E. Instrumen Penelitian
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal essay. Soal
essay terdiri dari 6 butir soal. Soal pilihan ganda diberikan dalam bentuk posttest
yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pokok bahasan
sistem persamaan linear dua variabel, dimana soal yang diberikan kepada kedua
kelas tersebut adalah sama.
Adapun kisi-kisi yang diukur melalui tes essay akan dijelaskan sebagaimana
terdapat pada Tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa
Kompetensi
Dasar
Indikator
Penalaran
Analogi
Deskripsi Indikator No Butir
Soal
Mengembangkan
kemampuan
penalaran
analogi yang
terkait dengan
sistem
persamaan linear
dua variabel
Structuring Mengidentifikasi unsur pada
masalah sumber dan masalah
target yang berkaitan dengan
SPLDV
1,2,3,4,5,6 Mapping Mencari hubungan antara
masalah sumber dan masalah
target untuk dipetakan ke
masalah target SPLDV
Applying Menyelesaikan masalah target
dengan penyelesaian /konsep
yang sama dengan masalah
sumber SPLDV
Verifying Memeriksa kembali kebenaran
terhadap penyelesaian masalah
target SPLDV
Untuk memperoleh data kemampuan penalaran analogi matematis siswa,
diperlukan penilaian terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Kriteria
penilaian dan indikator kemampuan penalaran analogi matematik yang digunakan,
-
32
diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Samsul Ma’arif
seperti pada Tabel berikut ini:2
Tabel 3.3
Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa
Skor Kriteria
4 Dapat menunjukkan empat aspek penalaran analogi dengan
benar dan lengkap
3 Dapat menunjukkan tiga aspek penalaran analogi dengan benar
2 Dapat menunjukkan dua aspek penalaran analogi dengan benar
1 Menjawab hanya satu aspek penalaran analogi dengan benar
0 Tidak ada jawaban atau menarik kesimpulan yang salah
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian
yang dibuat untuk mengukur kemampuan penalaran analogi siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dua kelompok tersebut diberikan instrumen
yang sama. Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, dilakukan pengujian
terlebih dahulu berupa uji validitas, reliabilitas, serta uji untuk mengetahui daya
beda dan tingkat kesukaran soal.
1. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan agar dapat diketahui apakah instrumen ini
mampu mengukur kemampuan penalaran analogi. Uji validitas menggunakan
rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai
berikut.3
𝑟𝑥𝑦 =𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√(𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2) − (𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2)
Keterangan :
2 Risqi Rahman dan Samsul Maarif, “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhadap
Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa
Barat”, Infinity, Vol. 3, No.1, Februari 2014, h. 45. 3 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h.221.
-
33
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑ 𝑋 : Skor butir soal
∑ 𝑌 : Skor total
N : Banyaknya peserta tes
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka soal dikatakan valid, sebaliknya jika 𝑟𝑥𝑦 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka soal dikatakan
tidak valid. Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Hasil rekapitulasi uji validitas
instrumen tes kemampuan penalaran analogi matematis ditulis pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas
Nomor Soal Validitas Kriteria
𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
1 0,831
0,361
Valid
2 0,814 Valid
3 0,794 Valid
4 0,892 Valid
5 0,537 Valid
6 0,496 Valid
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berarti menguji sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat
dipercaya. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi jika diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama dalam beberapa kali
pengukuran pada kelompok yang sama.4 Untuk mengetahui reliabilitas tes maka
digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.5
4Ibid., h.230.
5Ibid., h.233.
-
34
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) (1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 )
Dengan Varians :
𝜎𝑡2 =
∑ 𝑋2 −(∑ 𝑋)2
𝑁𝑁
Keterangan :
𝑟11 : Nilai reliabilitas
∑ 𝜎𝑏2
: Jumlah varians butir
𝜎𝑡2 : Varians total
K : Banyaknya item pertanyaan
X : Skor tiap soal
N : Banyaknya siswa
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien korelasi Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ 𝑟11 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat baik
0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ 𝑟11 < 0,70 Sedang Cukup
0,20 ≤ 𝑟11 < 0,40 Rendah Buruk
𝑟11 < 0,20 Sangat rendah Sangat buruk
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.820 6
-
35
3. Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan sebuah soal untuk mengetahui
tingkatan kemampuan siswa.6 Rumus untuk mencari perhitungan daya pembeda
adalahsebagai berikut.7
𝐷𝑝 =𝐵𝐴𝐽𝐴
−𝐵𝐵𝐽𝐵
Keterangan:
𝐵𝐴 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
𝐵𝐵 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
𝐽𝐴 = Banyaknya siswa kelas atas
𝐽𝐵 = Banyaknya siswa kelas bawah
Tabel berikut untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes.8
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
0,70 < 𝐷𝑝 ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < 𝐷𝑝 ≤ 0,70 Baik
0,20 < 𝐷𝑝 ≤ 0,40 Cukup
0,00 < 𝐷𝑝 ≤ 0,20 Buruk
𝐷𝑝 ≤ 0,00 Sangat buruk
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda
No Soal Hasil Daya Beda Keterangan
1 0,375 Cukup
2 0,438 Baik
3 0,375 Cukup
4 0,531 Baik
5 0,281 ukup
6 0,281 cukup
6Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006)
Ed Revisi, Cet. 6, h. 226. 7Ibid, h. 228
8 Ibid, h. 232
-
36
4. Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan tingkat
kesulitan tiap butir soal apakah sulit, sedang atau mudah. Taraf kesukaran soal
dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut.
Berikut rumus menghitung taraf kesukaran.9
𝑃 =𝐵
𝐽𝑠
Keterangan :
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa
Tabel 3.9
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Nilai P Interpretasi
𝑃 = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < 𝑃 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝑃 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝑃 < 1,00 Mudah
𝑃 = 1,00 Terlalu mudah
Tabel 3.10
Klasifikasi Uji taraf Kesukaran
Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,742 Mudah
2 0,483 Sedang
3 0,733 Mudah
4 0,392 Sedang
5 0,250 Susah
6 0,650 Sedang
9 Ali Hamzah, op. cit., h.245.
-
37
D. Angket Skala Sikap Siswa
Angket merupakan suatu rangkaian pertanyaan-pertanyaan yang harus
dilengkapi (diisi) oleh responden. Angket skala sikap dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pelajaran matematika,
pembelajaran model SSCS dengan metode Hypnoteaching, dan soal-soal
penalaran analogi. Instrumen skala sikap diberikan hanya kepada kelompok
eksperimen setelah semua kegiatan pembelajaran berakhir, yaitu sebelum posttest.
Penyusunan angket skala sikap diawali dengan membuat kisi-kisi terlebih
dahulu. Selanjutnya, pernyataan atau pertanyaan dalam angket tersebut diuji
validitas isi butirnya dengan meminta pertimbangan dan saran serta arahan dari
dosen pembimbing.
Dalam penelitian ini, model skala sikap yang digunakan adalah skala Likert.
Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan tersebut terbagi ke dalam 5 kategori,
yaitu: sangat setuju (ST), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS). Hasil skala sikap yang diperoleh kemudian ditransfer ke dalam skala
kuantitatif. Dalam skala Likert, siswa harus membaca dan memahami secara
seksama setiap pernyataan yang disajikan kemudian menilai pernyataan tersebut.
Pemberian nilainya dibedakan antara pernyataan yang bersifat positif dengan
pernyataan yang bersifat negatif. Pemberian nilai skala sikap dapat dilihat pada
Tabel berikut:10
Tabel 3.11
Skor Skala Sikap Siswa
Pernyataan SS S N TS STS
Positif atau menyenangkan
Negatif atau tidak menyenangkan
Untuk mengetahui apakah sikap siswa terhadap pelajaran matematika,
pembelajaran model SSCS dengan metode Hypnoteaching, dan soal-soal
penalaran analogi yang telah dilaksanakan positif atau negatif, dilakukan dengan
10
Ali Hamzah, op. cit., h.322
-
38
cara menghitung persentase (P) kemudian mengklasifikasikannya sebagai
berikut11
:
Tabel 3.12
Klasifikasi Data Skala Sikap Siswa
Persentase Jawaban Interpretasi
𝑃 = 100% Seluruhnya bersikap positif
75% ≤ 𝑃
-
39
Peniliti bertindak sebagai pelaksana langsung pada pembelajaran model
SSCS dengan metode Hypnoteaching pada kelas eksperimen dan pembelajran
konvensional pada kelas control. Observer yang mengamati seluruh proses
pembelajaran SSCS dengan metode Hypnoteaching adalah guru matematika di
sekolah bersangkutan. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dalam beberapa kali pertemuan dan hasilnya dicatat dalam lembar
observasi yang telah disediakan.
Pedoman observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran model
SSCS dengan metode Hypnoteaching berupa daftar cek dengan lima pilihan : (1)
sangat kurang, (2) kurang, (3) cukup, (4) baik, dan (5) sangat baik. Hasil observasi
dianalisis berdasarkan persentase jawaban (P) tiap aspek aktivitas dengan kriteria
seperti pada Tabel12
:
Tabel 3.13
Klasifikasi Aktivitas Siswa dan Guru
Persentase Jawaban (P) Interpretasi
80% < P ≤ 100% Sangat baik
60% < P ≤ 80% Baik
40% < P ≤ 60% Cukup
20% < P ≤ 40% Kurang
0% < P ≤ 20% Sangat kurang
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu posttest kemampuan penalaran
analogi matematis, angket skala sikap siswa, dan pedoman observasi. Selanjutnya
data tersebut dikelompokkan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Data
yang akan dianalisis adalah data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan penalaran
analogi, dan data kualitatif berupa hasil angket skala sikap siswa dan lembar
12
Ibid, h.63
-
40
observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data
dikelompokkan menjadi dua, yatu analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif dianalisis menggunakan uji statistik yang hasilnya nanti
diinterpretasikan berdasarkan rumusan masalah. Sementara itu, data kualitatif
dianalisis dengan cara mengGambarkan temuan di lapangan denga tujuan
mendukung atau membantah temuah yang diinterpretasikan melalui analisis data
kuantitatif.
1. Analisis Data Kuantitatif
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan keterangan-
keterangan mengenai suatu data. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk
melakukan generalisasi terhadap populasi dari sampel yang diambil yaitu untuk
menunjukan apakah rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa
kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan uji-T. Sebelum melakukan
pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas data.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Perumusan hipotesis untuk uji
normalitas adalah sebagai berikut.
𝐻0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
𝐻1: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Pada perhitungan uji normalitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS
pada taraf signifikansi 5%, untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, dilihat
dari nilai signifikansi yang dihasilkan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah
sebagai berikut:13
13
Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan SPSS/Lisrel dalam
Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h.157.
-
41
1) Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima maka sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak maka sampel berasal dari populasi
berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal
dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Perumusan hipotesis untuk uji
homogenitas adalah sebagai berikut.
𝐻0: 𝜎12 = 𝜎2
2 (varians kedua kelompok sama atau homogen)
𝐻1: 𝜎12 ≠ 𝜎2
2(varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen)
Pada perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan perangkat lunak
SPSS pada taraf signifikansi 5%, untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih,
dilihat dari nilai signifikansi yang dihasilkan. Kriteria pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut:14
1) Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima maka varians kedua kelompok sama
atau homogen.
2) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak maka varians kedua kelompok berbeda
atau tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Setalah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas,
barulah dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji-T. Perumusan hipotesis untuk uji hipotesis adalah sebagai
berikut.
𝐻0: rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa pada kelompok
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan penalaran analogi
matematis siswa pada kelompok kontrol.
14
Ibid, h.170.
-
42
𝐻1: rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa pada kelompok
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis
siswa pada kelompok kontrol.
Pada perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS
Independent Sampels T Test untuk uji-T pada taraf signifikansi 5%, untuk
memutuskan hipotesis mana yang dipilih, dilihat dari nilai signifikansi yang
dihasilkan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima maka varians kedua kelompok
sama atau homogen.
2) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak maka varians kedua kelompok
berbeda atau tidak homogen.
d. Hipotesis Statistika
Hipotesis statistika yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
𝐻0: 𝜇1 ≤ 𝜇2
𝐻1: 𝜇1 > 𝜇2
Keterangan:
𝜇1:rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa kelas eksperimen
𝜇2: rata-rata kemampuan penalaran analogi matematis siswa kelas kontrol.
2. Analisis Data Kualitatif
Dalam penelitian ini, data kualitatif yang diperoleh, yaitu data angket skala
sikap dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran
berlangsung. Data angket skala sikap siswa dianalisis untuk mengetahui sikap
siswa terhadap pelajaran matematika, pembelajaran model SSCS dengan metode
Hypnoteaching, dan soal-soal penalaran analogi. Data angket yang diperoleh
kemudian dipresentasikan dengan menggunakan rumus skala Likert, yaitu:
𝑝 =𝑓
𝑛𝑥100%
Keterangan :
p : persentase jawaban
-
43
f : frekuensi jawaban
n : banyak siswa
Selanjutnya, dilakukan interpretasi data dengan menggunakan kategori
persentase sebagai berikut :
Tabel 3.13
Klasifikasi Data Skala Sikap Siswa
Persentase Jawaban Interpretasi
𝑃 = 100% Seluruhnya
75% ≤ 𝑃
-
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh model
SSCS dengan metode hypnoteaching terhadap kemampuan penalaran analogi
matematis siswa di SMA Al-Hasra, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penggunaan model SSCS dengan metode hypnoteaching pada materi sistem
persamaan linear dua variabel mampu mengembangkan kemampuan
penalaran analogi matematis siswa..
2. Pembelajaran dengan pendekatan scientific pada materi sistem persamaan
linear dua variabel belum cukup baik untuk meningkatkan kemampuan
penalaran analogi matematis siswa dibandingkan dengan penggunaan model
SSCS dengan metode hypnoteaching
3. Kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang menggunakan model
SSCS dengan metode hypnoteaching lebih tinggi dibandingkan dengan
kemampuan penalaran analogi matematis siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran scientific.
B. Saran
Terdapat beberapa saran yang peneliti temukan selama proses penelitian
berlangsung, diantaranya:
1. Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya melihat pegaruh penerapan model
SSCS dengan metode hypnoteaching terhadap kemampuan penalaran analogi
matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Oleh sebab
itu dalam melakukan penelitian diharapkan peneliti juga melakukan pada
pokok bahasan dan kemampuan penalaran matematik yang lain. Peneliti juga
disarankan untuk melakukan manajemen waktu yang baik agar seluruh
-
83
pembelajaran dapat berjalan sesuai yang direncanakan dengan waktu yang
tepat.
2. Bagi siswa, sebaiknya dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan lebih
percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya serta dalam mencari berbagai
sumber atau informasi dalam memahami suatu materi pembelajaran sehingga
kemampuan siswa dapat berkembang lebih optimal lagi.
3. Bagi guru, pembelajaran dengan menggunakan model SSCS dengan metode
hypnoteaching membutuhkan waktu yang relatif lebih lama oleh sebab itu,
dalam menerapkan model SSCS dengan metode hypnoteaching sebaiknya
pembelajaran ini di desain dengan baik dalam mempertimbangkan alokasi
waktu yang diperlukan sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
4. Bagi sekolah, berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata
kemampuasn penalaran analogi matematis siswa kelas SSCS-hypnoteaching
lebih tinggi dari pada nilai rata-rata siswa kelas scientific sehingga
pembelajaran model SSCS dengan metode hypnoteaching dapat menjadi
salah satu alternatif yang disarankan dalam pembelajaran matematika untuk
dapat diterapkan kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan penalaran
analogi matematis siswa.
-
84
DAFTAR PUSTAKA
Almatin, Isma. Dahsyatnya Hypnosis Learning. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2010.
Aminah, Siti dkk. Pengaruh Penggunaan Hypnoteaching pada Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar. JMPM Volume 5 No, 2017
Anwar, Muhammad. Menciptakan Pembelajaran Efektif Melalui
Hypnoteaching,. Gowa: Institut Parahikmah Indonesia, 2017.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006.
Cahyani, Yurin Rachmatika, Pengaruh Aktivitas Olahraga dalam Pendidikan
Jasmani Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar dan Prestasi Akademik di
SMA Negeri 3 Bandung, Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung :2016.
Dimyati, Ahmad. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi
Matematis SIswa MTs melalui Model Search, Solve, Create, and Share
Dengan Metode Hypnoteaching. Tesis pada Sekolah Pascasarjan
universitas Pendidikan Indonesia. Bandung . 2015. Tidak dipublikasikan.
Drewa, Doreen and alice Hansen. Using Resources to Support Mathematical
Thinking Southernhay East: Learning Matters, 2007.
Gunawan, Andri. Menguak Dahsyatnya Rahasia Hipnosis. Yogyakarta. Tiara
Pustaka. 2010.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali Pers. 2014.
Dwi Haryanto, Penerapan Model SSCS dengan Pendekatan Problem Posing
untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan komunikasi Matematis
-
85
Siswa SMP. Bandung, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, 2013.
Irwan. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create, and
Share (SSCS)dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Penalaran
Matematis Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.
12, no 1.
Kadir. Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan SPSS/Lisrel
dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2015.
Kristayulita, dkk. Penalaran Analogi Siswa Berdasarkan Tahapan Clement.
Makalah disampaikan pada Seminar nasional matematika dan pendidikan
matematika. Yogyakarta: UNY. 2015..
Majid, Indra. Pemahaman Dasar Hipnosis. E-Book Psikologi Sejarah
Hipnosis.pdf, 2016. 18 Agustus 2018.
Musfiqon dan Nurdyansyah. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia Learning Enter. 2015.
Muslim, Audra Pramitha, Peningkatan Kemampuan Representasi dan Disposisi
Matematis Siswa SMP Melalui Penerapan Thnking Aloud Pair Problem
Solving disertai Hypnoteaching. Bandung: Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.
NCTM. Executive Summary: Principles and Standards for School Mathematics.
https://www.nctm.org, 2016, 4 november 2018.
Ningrum, Retno Kusuma, dan Abdul Haris Rosyidi. Profil Penalaran
Permasalahan Analogi Siswa Sekolah Menengah Pertama Ditinjau dari
Perbedaan Gender, Jurnal Mathedunesa. Vol 2, No 3.
http://ejournal.unesa.ac.id, 2013, 13 Juni 2019.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. 2013.
https://www.nctm.org/http://ejournal.unesa.ac.id/
-
86
Pizzini, Edward. Rethinking Thinking in the Science Classroom . 1988.
Purwanti, Rahayu, dkk. Kemampuan Penalaran Analogi Matematis Siswa SMP
dalam Materi Bangun Ruang. Pontianak: Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP Untan.
Putra, Harry Dwi. Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI Berbantuan
Wingeom untuk Meningkatkan Kemampuan Analogi Matematis Siswa
SMP. Bandung: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
STKIP Siliwangi, Vol.1.
Rahman , Risqi dan Samsul Maarif. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery
terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan
Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Infinity, Vol. 3, No, 2014.
Rahmatudin. Penerapan Model SSCS untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalaran Matematis dan Self Concept Siswa SMPN 1 Kedawung.
Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan,2013.
Rahim, Mulyanti . Peningkatan dan Karakteristik Kesalahan dalam Kemampuan
Analogi dan Generalisasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Model
Eliciting Activities. UPI. 2015.
Rupert , Markus. Ways of Analogical Reasoning-Thought Processes in A
Example Based Learning Environment. Eight Congress of Europian
Research in Mathematics Education. 2013.
Setiawan, Dika. Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik untuk
Meningkatkan Mutu
Shadiq, Fajar. Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi. Yogyakarta:
Depdiknas, 2004.
-
87
Shadiq, Fadjar . Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa
Penting?\ http:// p4tkmatematika.org/ file/ ARTIKEL/ Artikel
Matematika Penalaran dengan Analogi fadjar shadiq.pdf/. 2014.
Solihudin, Ichsan. Hypnosis for Student. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2010.
Sumarmo, Utari. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. dalam Makalah
Matematika FMIPA UPI. 2010.
Sumarmo, Utari. Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur High Order
Mathematical Thinking dan Affective Behavior”. UIN Jakarta. 2014
Surajiyo, dkk. Dasar-dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara Cet ke III, 2008.
Sternberg, Component Processes in Analogical Reasoning. Psychological Review,
1977.
Tim Penyusun. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 200.
Wardhani , Dyah Ayu Pramoda. Penalaran Analogi Siswa Dalam Pemecahan
Masalah Matematika. Seminar nasional pendidikan matematika
UNISSULA. 2016.
Wong, Willy, dan Andri Hakim. Dahsyatnya Hipnosis. Jakarta: Transmedia
Pustaka, 2010.
Yuliani, Anik. Meningkatkan Kemampuan Analogi dan Generalisasi Matematis
Siswa SMP dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Tesis pada
Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2011.
Walgito, Bimo. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Press. 2002.