Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata...

38
A. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ONE TO ONE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 12 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2014/2015. B. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Di Indonesia, pelajaran Ilmu Pengetauan Sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Banyak siswa menganggap bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang tidak terlalu penting, karena pelajaran 1

Transcript of Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata...

Page 1: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

A. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ONE TO

ONE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 12 BANDA ACEH TAHUN

AJARAN 2014/2015.

B. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan

pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan 

masyarakat. Di Indonesia, pelajaran Ilmu Pengetauan Sosial

disesuaikan dengan berbagai prespektif  sosial yang berkembang di

masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan

dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah

atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara

lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.

Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati

masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau

umat manusia.

Banyak siswa menganggap bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang tidak

terlalu penting, karena pelajaran hafalan dan tidak terlalu menarik, membosankan hingga

tidak menantang untuk berfikir hingga adanya kecenderungan bahwa apa yang

ditampilkan pada peserta didik hanyalah sederetan konsep-konsep abstrak dan

membosankan. Sama halnya yang terjadi di SMP Negeri 12 Banda Aceh dimana

pembelajaran IPS masih dilakukan dengan metode ceramah, sehingga membuat siswa

1

Page 2: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

kurang bersemangat, kurang aktif bahkan acuh tak acuh dalam belajar, sehingga hasil

belajar mereka jauh dari apa yang diharapkan dan tidak mencapai target ketuntasan

belajar siswa sebagaimana yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak

terlepas dari peran dan tanggung jawab guru dalam menerapkan model yang sesuai

dengan cara penyampaian materi yang tepat.

Terkait dengan kondisi tersebut banyak ahli di bidang pendidikan berpendapat

bahwa seseorang akan lebih memahami sesuatu apabila proses belajarnya dalam

suasana belajar yang nyaman, menyenangkan, aktif, kreatif, dan tidak membosankan.

Secara historis berbagai upaya dan inovasi telah dilakukan di indonesia, baik oleh

pemerintah, kalangan pendidik dan akademisi, maupun masyarakat luas dalam

memperbaharui metode pembelajaran yang menyenangkan guna menjadikan IPS

sebagai suatu pelajaran yang lebih mudah dimengerti,tidak membosankan dan menarik

untuk dipelajari.

Dalam proses belajar mengajar guru IPS hendaknya meyakinkan siswa bahwa IPS

bukanlah sesuatu yang harus di abaikan, akan tetapi merupakan sesuatu yang

menyenangkan dan menarik untuk dipelajari. Guru dalam mengajar harus menggunakan

metode dan penyampaian yang tepat, sehingga dapat mengubah sikap siswa yang

sebelumnya menganggap IPS itu bosan menjadi lebih menyenangkan. Selanjutnya

keberhasilan siswa di dalam belajar IPS sangat tergantung dari model atau cara guru

mengajar. Namun kunci keberhasilan tidak terlepas dari bagaimana cara guru

melaksanakan model pembelajarannya, cara guru menciptakan suasana di kelas juga

2

Page 3: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

sangat berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dan juga pemilihan strategi yang tepat akan mempermudah proses terbentuknya

pengetahuan pada siswa, terutama pada bahan kajian yang dianggap sulit dipelajari

siswa.

Apabila guru berhasil menciptakan suasana yang membuat siswa termotivasi dan

aktif dalam belajar, kemungkinan meningkatnya hasil belajar siswa sesuai dengan yang

diharapkan, seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2004:4) “Bahwa yang penting

dalam interaksi belajar mengajar adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi

kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang aman dan tertib serta memberikan

motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya,

melalui kegiatan belajar”.

Untuk mencapai tujuan belajar, perlu dilibatkan beberapa komponen, diantaranya

guru, siswa, materi pengajaran, dan evaluasi belajar mengajar. Faktor yang penting

dalam hal ini adalah guru dan materi pelajaran yang akan diajarkan. Hal ini sesuai

dengan apa yang dikemukakan oleh Hamalik (1993:3), “Pemilihan dan penggunaaan

metode ditentukan oleh tujuan pelajaran yang hendak dicapai dan materi yang hendak

diajarkan”.

Penerapan model pembelajaran aktif diharapkan dapat menciptakan suasana

belajar yang lebih nyaman, menyenangkan, dapat membangkitkan minat, motivasi dan

hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran

merupakan suatu prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar yang di dalamnya harus disertai dengan strategi

3

Page 4: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

yang mengarah kepada keberhasilan penerapan model tersebut dan untuk mencapai

tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Penentuan model yang akan

diterapkan, guru harus memilih model yang dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif dan

inovatif. Salah satu model pembelajaran aktif yang berkembang saat ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe One to One.

Model pembelajaran kooperatif tipe One to One merupakan pembelajaran yang

lebih menekankan pada kegiatan individu, yang dapat meningkatkan kreatifitas, motivasi

dan kemampuan. Dimana siswa bertanggung jawab secara individu demi mendapatkan

nilai yang memuaskan. Dalam pembelajaran tipe ini siswa dapat aktif dengan

pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan bertanggung jawab atas pembelajarannya.

Melalui pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab

atas pembelajarannya. Tujuan inilah yang menjadi suatu ciri model Tipe One to One

yang akan diterapkan pada pengajaran IPS, perencanaan kegiatan belajar, evaluasinya

sampai kepada usaha memperbaikinya, itulah kegiatan pendidikan yang diterapkan pada

dunia pendidikan dewasa ini.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mencapai keberhasilan siswa terutama dalam

mata pelajaran IPS sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan. Untuk

menjawab pertanyaan tersebut penulis ingin melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP Negeri 12 Banda Aceh

Tahun Ajaran 2014/2015.”

4

Page 5: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif Tipe One to One dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS kelas VIII di SMP Negeri 12 Banda Aceh

tahun ajaran 2014-2015?

2. Apa Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif Tipe One to One pada pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 12

Banda Aceh?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe One to One dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII di

SMP Negeri 12 Banda Aceh tahun ajaran 2014-2015.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe One to One dalam mata pelajaran IPS di SMP

kelas VIII Negeri 12 Banda Aceh.

5

Page 6: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi Siswa, meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, berani bertanya,

mampu menerapkan prinsip kerjasama dalam kelompok, dapat menjawab dan

menyampaikan pendapat serta dapat menyenangi teman-teman kelasnya karena

lebih saling mengenal dalam pembelajaran ini serta meningkatnya kemampuan

belajar siswa.

2) Bagi Guru, sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan yang bervariasi

yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran .

3) Bagi Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe One to One dalam

proses belajar mengajar serta mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam

melakukan penelitian ini.

F. Anggapan Dasar

6

Page 7: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

Anggapan dasar atau postulat merupakan rumusan dasar teoritis yang dijadikan

landasan bagi suatu penelitian ilmiah. Menurut winarno dalam arikunto ( 2003:58 ) “

anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh

penyidik”. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka yang menjadi anggapan dasar dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif Tipe One to One dapat diterapkan

pada mata pelajaran IPS .

G. Hipotesis

Berdasarkan anggapan dasar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan suatu hipotesis. Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap

penelitian yang sedang diteliti kebenarannya yang membutuhkan penyelidikan dan

penelitian (Arikunto:65). Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis

penelitian ini adalah :

1) Penerapan model pebelajaran kooperatif tipe One to One berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 12

Banda Aceh karena model pembelajaran kooperatif tipe One to One ini

merupakan salah satu model pembelajaran yang membuat siswa mandiri dan

bertanggung jawab atas nilainya sendiri.

2) Kendala yang dihadapi ketika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

One to One ini adalah siswa kurang bisa dan tidak serius dalam menyiapkan

7

Page 8: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

alat bantu belajar yang berfungsi untuk membantu siswa tersebut menjelaskan

materi yang telah ia kuasai kepada pasangan kelompoknya.

H. Ruang Lingkup Penelitian dan Definisi Istilah

a. Ruang Lingkup

Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu dibuat ruang lingkup penelitian.

Penelitian ini dilakukan dilakukan di SMP Negeri 12 Banda Aceh.

b. Definisi Istilah

a) Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas.

b) Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai

atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran. Memahami

pengertian prestasi belajarsecara garis besar harus bertitik tolak kepada

pengertian belajar itu sendiri, untuk itu para ahli mengemukakan

pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka

anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan. Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajran

dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

8

Page 9: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

kolaboratif dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen (Slavin

dalam Solihatin dan Muhibbinsyah, 2010:11).

c) One to One adalah suatu model pembelajaran yang sangat menekankan

sisi membaca dan menulis untuk aspek yang ingin dicapai dalam setiap

Kompetensi Dasar. One to One juga merupakan model pembelajaran

yang melatih siswa untuk berpikir, mandiri, saling kerja sama,

pengucapan/artikulasi yang jelas, melatih pula kecerdasan emosional dan

menyenangkan. (Paul Ginnis :2008) 

I. Kajian Pustaka

1. Belajar

Belajar adalah nafas bagi kehidupan para pelajar atau mahasiswa.

(Djamarah,2002:5) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku

atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebaginya. Oleh karena itu, belajar merupakan hal yang

wajib dilakukan oleh para peserta didik.

Ada beberapa teori yang menyatakan bahwa proses belajar pada prinsipnya

bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip,

sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi peserta didik. Teori

semacam ini boleh jadi diterima, dengan suatu alasan bahwa dari struktur kognitif itu

dapat mempengaruhi perkembangan afeksi atau penampilan seseorang.

9

Page 10: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai suatu bukti keberhasilan yang dicapai

oleh siswa dalam memperoleh perubahan, cara bersikap, bertingkah laku yang baru,

bertindak cepat dan tepat secara optimal setela proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa pada dasarnya berbeda-beda antara satu dengan lain, ada

yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai prestasi belajar yang optimal

dan ada pula yang memerlukan waktu yang singkat. Oleh karena itu, prestasi belajar

siswa selalu berubah-ubah tergantuyng kematangan pribadi siswa, baik menyangkut

psikomotorik, mental intelektual maupun emosional dan sosialnya.

2. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah satu

pembelajaran kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam

pembelajaran kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi

dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan

peserta didik,dan peserta didik dengan guru.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran

yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto 2008: 35).

Sedangkan menurut Slavin (1997) pembelajaran kooperatif, merupakan metode

pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan

heterogen. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode

10

Page 11: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam

belajar.

Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling

tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan

berbagi penghargaan tersebut bila mereka berhasil sebagai kelompok kecil.

Menurut Linda L dalam Tim Urge (1997 : 1):

“Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka, “tenggelam atau

berenang bersama”.

2) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam

kelompoknya. Disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam

mempelajari materi yang dihadapi.

3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang

sama.

4) Para siswa harus membagi tugas dan membagi tanggung jawab sama

besar diantara para anggota kelompok.

5) Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan

ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

11

Page 12: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

7) Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu

materi yang ditanggani dalam kelompok kooperatif”.

Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tentu memiliki ciri-ciri

tersendiri yang menyebabkan berbeda dengan model-model pembelajaran lainnya.

Menurut Ibrahim, dkk (2000 : 6), “Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model

kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah.

3) Bilaman mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda-beda.

4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbangan individu”.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada

unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok

yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran

kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.

Dalam proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada peserta didik. Peserta

didik dapat saling membelajarkan sesama peserta didik lainnya. Pembelajaran oleh rekan

sebaya lebih efektif dari pada pembelajaran oleh guru.

12

Page 13: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

Maesuri (2002:1) mengemukakan bahwa “pada dasarnya pembelajaran kooperatif

adalah suatu proses pembelajaran sederhana tetapi berbeda dengan pembelajaran

tradisional dan operasi kelasa tradisional”. Dalam suatu kelas kooperatif, guru

mengorganisasikan kurikulum sekitar tugas atau proyek siswa dalam kelompok kecil,

peserta didik dalam satu kelas merupakan bagian dari suatu kelompok besar, prestasi

yang diharapkan dari belajar kelompok terfokus pada tujuan yang dilaksankan oleh

peserta didik.

Pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran

telah ditetapkan.

Didalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen yang berkaitan.

Menurut  Lie ( 2004 ):

1. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut

dengan saling ketergantungan positif yang dapat dicapai melalui : saling

ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan

tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan

peran, saling ketergantungan hadiah.

2. Interaksi tatap muka

Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka

sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan

13

Page 14: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

guru tetapi dengan teman sebaya juga karena biasanya siswa akan lebih

luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.

3. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian ini selanjutnya

disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua kelompok

mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang

dapat memberikan bantuan,maksudnya yang dapat mengajarkan kepada

temannya. Nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena

itu anggota kelompok harus memberikan kontribusi untuk kelompnya.

Intinya yang dimaksud dengan akuntabilitas individual adalah penilaian

kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua anggota

secara individual.

4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus

diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan

memperoleh teguran dari guru juga siswa lainnya.

Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu:

14

Page 15: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

1. Meningkatkan hasil belajar akademik, meskipun pembelajaran kooperatif

meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga bertujuan untuk

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli

berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit.

2. Penerimaan terhadap keragaman. Pembelajaran kooperatif memberi peluang

kepada siswa yang berbada latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling

bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama.

3. Pengembangan ketrampilan sosial. Mengajarkan kepada siswa keterampilan

kerjasama dan kolaborasi untuk saling berinteraksi dengan teman yang lain.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 :

11 ) dan Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau

kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.

Dari peberapa pengertian diatas prestasi dapat diartiakan sebagi hasil

yang diperoleh berupa penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan oleh

seorang siswa yang dikembangkanmelaui tes yang diberikan oleh guru.

15

Page 16: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Menurut

Muhibbinsyah (2003:145) secara global faktor-faktor yang mepengaruhi belajar

siswa dapat dibedakanmenjadi tiga macam yaitu:

1) faktor internal/faktor fisiologis

kondisi jasmani dan tomus(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran

organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Yang termasuk dalam faktor ini

adalah: tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, bakat siswa, minat siswa, sikap

siswa dan motivasi siswa.

2) Faktor eksternal

faktor eksternal tidak dapat dikuasai atau sulit dikendalikan karena variabel-

variabelnya berada diluar sianak, atau ditentukan oleh variabel lainnya,

anmun sangat mepengaruhi terhadap keberhasilan seorang individu, yaitu

faktor sosial yang berdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat.

3) Faktor pendekatan belajar

Menurut Muhibbinsyah (2003:50) menyatakan bahwa “ faktor-faktor

pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa

yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan

pembelajaran mata pelajaran”, pendekatan belajar dapat dipahami sebagai

16

Page 17: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

segala cara dan strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan

dan efesiensi proses pembelajran materi tertentu.

5. Pembelajaran kooperatif Tipe One to One

Pembelajaran kooperatif tipe One to One yang dikembangkan oleh Paul Ginnis

(2008) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan

pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai

menggunakan pembelajaran kooperatif.

One to One adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

Siswa ditempatkan dalam dua kelompok belajar, dan diberi materi belajar yang sama

akan tetapi dengan subtopik yang berbeda. Siswa diberi deadline untuk menguasai

materi dan mampu menghasilkan alat bantu belajar baik berupa kumpulan kata kunci

ataupun berupa gambar yang berhubungan dengan materi yang sedang di pelajari, alat

bantu tersebut berfungsi untuk memudahkan mereka dalam menjelaskan kembali materi

yang telah mereka pelajari. Siswa yang mampu menguasai materi dan menghasilkan alat

bantu lebih cepat dari deadline yang telah ditentukan akan diberi nilai tambahan oleh

guru. Kemudian siswa dari kedua kelompok dipasangkan membentuk sebuah pasangan

belajar, dan saling menjelaskan materi yang telah mereka kuasai baik menggunakan alat

bantu yang telah mereka persiapkan ataupun tidak. Guru memantau siswa-siswa yang

sedang menjelaskan materi kepada pasangan kelompoknya, memberi nilai tambahan

kepada siswa yang menjelaskan materi dengan lancar dan akurat dan membantu siswa

17

Page 18: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

yang kurang lancar dan kurang akurat dalam menjelaskan materi kepada pasangan

kelompoknya.

Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh Rukiah “penerapan

model pembelajaran koopertatif tipe Make a Macth dalam

pembelajaran IPS siswa kelas VII-B di SMP Negeri 2 Bandar Dua

kabupaten pidie jaya” menunjukan bahwa peningkatan prestasi

belajar siswa sebanyak 86,36 % menggunakan model pembelajaran

kooperatif tersebut, senada dengan Rukiah, penelitian tentang

“Pengaruh Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam

pembelajaran IPS siswa klas VIII-1 di SMP Negeri 1 Bandar Dua

kabupaten Pidie Jaya”, juga pernah dlakukan oleh Suryati dengan

angka peningkatan prestasi belajar siswa sebanyak 83,12 %.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa

pembelajaran kooperatif sangat berpengaruh.

J. Metode Penelitian

1) Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini hendak menguji pengaruh penggunaan model kooperatif Tipe One

to One terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri 12 Banda Aceh. Dalam hal ini penulis

menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

eksperimen.

18

Page 19: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific

inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang

beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum

dan prediksi (Watson, dalam Danim 2002:56). Fokus penelitian kuantitatif

diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas dan

memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur dan dinyatakan dalam

angka-angka. Selain pendekatan penelitian kuantitatif yang digunakan untuk menguji

pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe One to One, peneliti juga

menggunakan metode eksperimen.

Menurut Arikunto (2006:3), Metode penelitian eksperimen ditandai dengan

adanya perlakuan yang disengaja diadakan dan dirancang untuk mengubah kondisi atau

untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek yang

diteliti. Caranya adalah membandingkan satu atau lebih kelompok pembanding yang

menerima perlakuan. Kelompok satu diberi perlakuan dengan menerapkan model One to

One dan kelompok dua tanpa perlakuan dengan tidak menerapkan model One to One.

Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelas eksperimen dan kelompok tanpa

perlakuan disebut kelas kontrol.

2) Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:61). Populasi dalam

19

Page 20: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Banda Aceh yang

berjumlah 3 kelas dengan jumlah siswa 53 orang.

Menurut sugiyono (2007:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Saifudin Azwar (1997:79) sampel adalah sebagian dari

populasi, sedangkan menurut Sukardi (2008:54) Sampel adalah sebagian dari jumlah

populasi yang dipilih untuk sumber data. Berdasarkan kedua pendapat dapat

disimpulkan bahwa pengertian sampel adalah sebagian anggota populasi yang akan

diteliti dalam penelitian.

Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII2 yang

berjumlah 18 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII3 yang

berjumlah 16 orang siswa sebagai kelas kontrol.

3) Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa instrumen. Instrumen penelitian

adalah alat ukur untuk mengumpulkan data yang kemudian diolah dan dianalisis untuk

disimpulkan. Berkaitan dengan cara-cara yang ditempuh dalam rangka mendapatkan

data dan infomasi yang diperlukan, maka peneliti mengunakan beberapa metode

pengumpulan data:

a.Tes

Tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu

atau kelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu

dengan yang lain. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui kemampuan

20

Page 21: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

siswa dalam menguasai pelajaran yang telah dipelajari sebelum dan sesudah

diberlakukan perlakuan (treatment), yaitu dalam bentuk post-test.

b. Dokumen

Dokumentasi yaitu alat pengumpul data yang digunakan untukmencari data

mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku dan sebagainya, serta

keterangan jumlah siswa dala kelas eksperimen tersebut. Terdapat beberapa

alasanmengapa digunakan sumber ini, Pertama, rekamandan dokumen merupakan

sumber informasi yang stabil, baikkeakuratannya dalam merefleksikan situasi yang

terjadi dimasa lampaumaupun sekarang dan dapat dianalisis kembali tanpa

mengalamiperubahan. kedua, rekaman dan dokumen merupakan sumberinformasi yang

kaya, secara kontekstual relevan dan mendasar dalamkonteksnya. Ketiga, sumber ini

sering merupakan pernyataan yang legal yang dapat memenuhi akuntabilitas.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai obyek penelitian

yang meliputi Pengaruh Model Pembelajaran Tipe One to One dalam Mata Pelajaran

IPS Kelas VIII SMP Negeri 12 Banda Aceh.

c. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mengungkapkan dan mengumpulkan

informasi tambahan sehubungan dengan model pembelajaran sejarah pada umumnya,

kesulitan apa saja yang ditemui dalam proses pembelajaran dan upaya yang dilakukan

21

Page 22: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar. Penulis akan melakukan wawancara

kepada guru dan siswa.

4) Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam suatu penelitian eksperimen merupakan tahap penting

di mana data yang dikumpulkan diolah dan disajikan sedemikian rupa untuk membantu

peneliti untuk menjawab permasalahan yang ditelitinya (Sukamto, 1995: 67). Teknik

analisis data dimaksudkan untuk mencari jawaban atas pertanyaan peneliti tentang

permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisis data merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistimatis data yang diperoleh dari hasi angket, unjuk

kerja, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari hasil tes

dan observasi. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan yaitu mengetahui ada

atau tidaknya peningkatan hasil belajar dengan diterapkannya model pembelajaran

kooperatif tipe One to One menurut Arikunto (2006:275) dapat menggunakan rumus

korelasi Produk Moment sebagai berikut:

r=N ∑ XY −(∑ X ) (∑Y )

√ {N ∑ X2−(∑ X ¿ ² }{N ∑Y

2−(∑Y ¿ ² } ¿

Keterangan:

r xy : angka indek skor korelasi “r” produk moment

N : banyaknya pasangan X dan Y (banyaknya subjek)

22

Page 23: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

∑ XY : penjumlahan hasil perkalian skor X dan skor Y

∑ X : jumlah seluruh skor X

∑Y : jumlah seluruh skor Y

Setelah harga koefisien di peroleh, untuk menguji apakah koefisien korelasi

signifikan atau tidak yaitu dengan menggunakan uji-t pada drajat signifikan 5% (α : 0,05

), dengan rumus yang di temukan oleh Sudjana (2005:380), yaitu:

t = r√n−2

√1−r2

dimana:

r : koefesien regresi

n : jumlah responden

t : uji hipotesis

Adapun langkah-langkah untuk menghitung hipotesis diterima atau ditolak maka

harga t hitung dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan α=0,05 (5 % ) ,

derajat kebebasan dk = (n-2), dengan kriteria sebagai berikut :

- Terima H a , jika t h itung>ttabel

- Terima H 0 tolak H a, jika t h itung<ttabel

23

Page 24: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka cipta.

Djamarah, S, B. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Rieneka Cipta.

Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Ibrahim, Muslim dkk.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Lie. A. 2002. Cooperatif Learning: Mempraktikkan Cooperatif learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Sarana Indonesia.

Maesuri, S. 2002. Pembelajaran dan Pencapaian Belajar Siswa. Bandung: Pustaka Ilmu.

24

Page 25: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe One to One Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii Di Smp Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2014

Oemar, Hamalik. 1993. Mengajar, Azas, Metode dan Tekhnik. Bandung:IKIP

Rukiah.2013.Penerapan model pembelajaran koopertatif tipe make a macth dalam pembelajaran IPS siswa kelas VII-B SMP N 2 Bandar Dua kab pidie jaya . Banda Aceh. Unsyiah (skripsi)

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas Pendekatan Kuantitatif, Kulitatif, dan R&D.Bandung : Alfabeta.

Sukardi.2004.Metodologi Penelitian: Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung. PT. Tarsito.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryati . 2013. Pengaruh Model Pembeljaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dalam pembelajaran IPS siswa kelas VIII-1 SMP N 1 Bandar Dua kabupaten Pidie Jaya. Banda Aceh. Unsyiah (skripsi)

Tim Urge.1997.Petunjuk Palaksaan Pembelajaran Kooperatif. Program Pasca Sarjana: IKIP Surabaya

25