PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE...

180
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Kota Depok) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: EUIS KURNIA NINGSIH 1113016100054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Kota Depok)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

EUIS KURNIA NINGSIH

1113016100054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

i

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

ii

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

iii

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

iv

ABSTRAK

Euis Kurnia Ningsih, NIM.1113016100054. “Pengaruh Model Pembelajaraan

Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

Siswa”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2018.

Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan model

pembelajaran kooperatif yang menciptakan lingkungan kelas yang efektif, dimana

semua siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan secara konsisten

meneriman dukungan untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan

penelitian kuasi eksperimen yang dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA SMAN 6

Depok dengan materi sistem sirkulasi manusia. Variabel hasil belajar diukur

melalui instrumen tes pilihan ganda. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai

sig. 0.002 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada

materi sistem sirkulasi manusia yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran saintifik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa

Kata Kunci: Model Pembelajaraan Kooperatif, Team Games Tournament, Hasil

Belajar Siswa, Kuasi eksperimen.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

v

ABSTRACT

Euis Kurnia Ningsih, NIM.1113016100054. “The effect of Team Games

Tournament (TGT) cooperative learning on Student Achievement”. Skripsi.

Departement of Biology Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning,

Syarif Hidayatullah University Jakarta.

Team Games Tournament (TGT) learning model is a cooperative learning that

creates an effective classroom environment, where all students are directly involved

in the learning process and consistently receive support to improve learning

outcomes. This research purposed to see the effect of cooperative learning model

of Team Games Tournament (TGT) to student achievement. This research is Quasi

experimental was conducted on the student of class XI IPA SMAN 6 Depok with the

material of human circulating system. The result of hypothesis testing with U Mann

Whitney test shows that the value of sig. 0.002 < 0.05. This shows that the average

student achievement on human circulatory system material taught by cooperative

learning model of Team Games Tournament (TGT) is higher than students taught

by scientific learning. This study concluded there is effect between cooperative

learning model of Team Games Tournament (TGT) towards student achievement.

Key words: Cooperative Learning Model, Team Games Tournament, Student

Achievement, Quasi experiment.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi

wasallam. para Anbiya, keluarga, dan sahabat-sahabatnya, serta umatnya yang tetap

istiqomah dalam menjalani sunnahnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dala memperoleh gelar

sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan biologi. Penulis

menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini

dikarenakan terdapat berbagai hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Akan

tetapi, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik berkat kekuatan do’a,

dukungan, dan keikhlasan dalam memotivasi penulis dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Ibu Novitasari

S.Pd., M.Biomed, Dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa

bimbingan skripsi. Semoga Bapak selalu dalam lindungan-Nya.

5. Ibu Yuke Mardiati, M.Sc., selaku Dosen Penasihat Akademik yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan motivasi untuk segera

menyelsaikan penulisan skripsi ini.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

vii

6. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan IPA, khususnya program studi

Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di

FITK UIN Syarif Hidayatullah.

7. Bapak Tugino S.Pd., MM., selaku Kepala SMAN 6 Depok dan jajarannya,

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk penelitian di tempat tersebut.

8. Bapak Abdul Malik M.Pd, selaku Guru Biologi SMAN 6 Depok yang

memberikan izin dan bimbinga kepada penulis selama penelitian.

9. Siswa Kelas XI IPA-2, XI IPA-5, dan XII IPA-2 yang telah membantu

terlaksananya penelitian ini, dan selalu memberikan doa semangat dan kepada

penulis.

10. Ayahanda Mukri dan Ibunda Esih, atas kasih sayangnya yang tak terbatas, doa

yang selalu dilangitkan untuk kelancaran penulis, adik tercinta Ria Ayu

Ningsih dan Rieska Ameliya yang selalu memberikan motivasi serta semangat

yang tak hentinya, semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan

perlindungan-Nya.

11. Bapak H.Eddy Suryadi dan Hj,Erna Triwiadiati, atas doa, nasihat, dukungan,

motivasi, semangat dan memberikan kesempatan menjalani pendidikan hingga

S1 dengan penuh kesabaran, dan perhatian yang luar biasa kepada penulis

sehingga penulis dapat meraih gelar sarjana pendidikan, semoga Allah

senantiasa selalu memberikan kesehatan serta perlindungan-Nya.

12. Bang Bugi, kakak Astri, bang Reza, kak Satria yang selalu memberikan

dukungan yang tulus, serta Andrea Zafira, Ardio Gibran, Padika Dama Rangkai

Bumi, dan Rumaisha Naomi Putri Dyza yang selalu menjadi obat hati bagi

penulis, semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah.

13. Semua teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2013, khususnya Amalia Ulfa,

Dian Rahmawati, Khoirotun Nihlah, Firda Madaniah yang selalu memberikan

doa, motivasi, dukungan, serta canda tawa suka duka selama menjalani

perkuliahan, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan melindungi

kalian dimanapun berada.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

viii

14. Kepada teman satu bimbingan Putri Rahayu Sekarini, dan Luthfi Adzkia yang

selalu bersama dan saling memberikan dukungan dan bantuan selama proses

pembuatan skripsi.

15. Kak Della Fauziah S.Pd, kak Latifa Nurachman S.Pd, kak Marlina S.Pd, dan

kak Eka Safitri S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan

maupun penelitian skripsi.

16. Geng cetar membahana Ajeng, Aisyah, Pipit, Nadiyah, Mega, Anis, Fairuz,

Widi, Dara, Amalia, Ratih. PG Stan Tri Pusfitasari dan Stifani Martha, sahabat

Salma Nuhasyifa, Muslim Nasyroh, Annisa Fitriani, Memi Nurhemi, Silva

Fauziah, Putri Qona’ah, dan Siti Sulastri yang selalu melangitkan doa semoga

kalian selalu dalam keadaan sehat dan selalu dalam perlindungan Allah.

17. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulisa sebutkan satu persatu,

terimakasih atas doa dan dukungannya.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermafaat bagi semua pihak,

khususnya penulis sendiri serta para pembaca sekalian.

Jakarta, Agustus 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................................ iv

ABSTRACT ....................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8

BAB II DESKRIPTIF TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN

HIPOTESIS ............................................................................................................ 9

A. Deskriptif Teoretis .................................................................................................... 9

1. Pembelajaran Kooperatif ...................................................................................... 9

2. Team Games Tournament (TGT) ....................................................................... 27

3. Hasil Belajar Siswa ............................................................................................ 31

B. Hasil Penelitian Relevan ......................................................................................... 37

C. Kerangka Berpikir ................................................................................................... 38

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 40

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................. 40

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

x

B. Metode Penelitian .................................................................................................... 40

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 41

E. Instumen Penelitian ................................................................................................ 42

F. Kalibrasi Instrumen ................................................................................................ 44

G. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 46

H. Hipotesis Statistik .................................................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 49

A. Deskripsi Data penelitian ....................................................................................... 49

1. Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................................................... 50

B. Analisis Data .......................................................................................................... 51

1. Uji Prasyarat Analisis ......................................................................................... 51

a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ........................................................................................................... 51

b. Uji Homogenitas ........................................................................................... 53

2. Uji Hipoptesis ..................................................................................................... 53

a. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................... 53

b. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 54

C. Pembahasan Hasil penelitian .................................................................................. 55

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 61

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 61

B. Saran ....................................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 62

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 65

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok

Tradisional .......................................................................................................... 21

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................................... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ................................................................ 43

Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi ................................................................................ 45

Tabel 3.4 Kriteria Taraf Kesukaran Tes ............................................................................ 45

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ...................................................................................... 46

Tabel 4.1 Data Statistik Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ............................................................................................................... 50

Tabel 4.2 Data Statistik Posttest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ............................................................................................................... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol .............................................................................................. 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol .............................................................................................. 52

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ........................................................................................... 53

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ........................................................................................... 53

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .................................................................................................. 54

Tabel 4.8 Hasil Uji U Mann Whitney Posttest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .................................................................................................. 54

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ................................................. 65

Lampiran 2 Instrumen Tes Hasil Belajar ............................................................... 67

Lampiran 3 Hasil Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes ........................................ 84

Lampiran 4 Instrumen Soal Pretest dan Posttest Hasil Belajar .............................. 86

Lampiran 5 Kunci Jawaban Intrumen Tes Hasil Belajar ........................................ 92

Lampiran 6 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kelas Kontrol ....................... 93

Lampiran 7 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .......................... 94

Lampiran 8 Daftar Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest, Hasil Uji

Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan

Kontrol .................................................................................................... 95

Lampiran 9 Tabel Skor Games dan Turnamen Kelas Eksperimen ......................... 97

Lampiran 10 RPP Kelas Eksperimen ...................................................................... 98

Lampiran 11 RPP Kelas Kontrol .......................................................................... 120

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................. 136

Lampiran 13 Lembar Observer Guru dan Siswa Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen .............................................................................. 149

Lampiran 14 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 161

Lampiran 15 Lembar Bimbingan Skripsi .............................................................. 166

Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 167

Lampiran 17 Surat Keterangan Sekolah ............................................................... 168

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

dirinya untuk memliki pengetahuan, pengendalian diri, kekuatan spiritual,

kepribadian, kemandirian, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat.1

Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu

bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat membangun sumber daya

manusia yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan

peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di

lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.2

Komisi tentang pendidikan abad ke-21 merekomendasikan empat strategi

dalam menyukseskan pendidikan: pertama, learning to learn, yaitu memuat

bagaimana peserta didik mampu menggali informasi yang ada di sekitarnya dari

ledakan infromasi itu sendiri; kedua, learning to be, yaitu peserta didik diharapkan

mampu untuk menggali potensi dirinya sendiri, serta mampu beradaptasi dengan

lingkungannya; ketiga learning to do, yaitu berupa tindakan atau aksi untuk

memunculkan ide yang berkaiatan dengan saintek; dan keempat, learning to be

together yaitu memuat bagaimana peserta didik hidup dalam bermasyarakat yang

saling bergantung satu sama lain, serta mampu bersaing secara sehat, bekerja sama,

serta mampu menghargai orang lain.3

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, 2003, h.1.

2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2009), h.4.

3 Ibid.

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

2

Terdapat lima elemen kompetensi penting sebagai outcomes yang berkaitan

hubungan pendidikan dengan dunia kerja abad ke 21 yaitu; berpikir kritis (critical

thinking), pemecahan masalah masalah (problem solving), teknologi dan

komunikasi (technology and communication), kolaborasi (collaboration), dan

keterampilan belajar mengarahkan pembelajaran secara mandiri (self directed

learning).4

Kelima elemen kompetensi abad 21 tersebut dapat diperoleh peserta didik

melalui proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi

peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses tersebut guru memberikan

ilmu pengetahuan, penguasaan konsep, keterampilan, kepercayaan diri serta

pembentukan sikap. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia

serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Dalam kurikulum 2013, ketiga

konsep pendidikan abad 21 diharapkan menghasilkan peserta didik yang tidak

hanya paham konsep materi pelajaran tetapi juga dapat menghasilkan siswa yang

produktif, inovatif, kreatif, dan afektif yang diintegrasikan dengan sikap,

keterampilan dan pengetahuan.

Proses pembelajaran harus mengacu pada standar proses yang tertuang dalam

Permendiknas No. 41 tahun 2007, meliputi perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan

proses pembelajaran. Berdasarkan permen ini, proses pembelajaran dilakukan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.5

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam merancang program

pembelajaran di sekolah belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini

ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh PISA (Program for International

4 Putu Yasa, Strategi Belajar Berbasis Pengembangan Kompetensi Generik dalam PendidikanSains, Artikel: Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III, 2013, h.92.

5 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h.3-4.

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

3

Student Assessment) tahun 2015 menyatakan bahwa Indonesia berada pada

peringkat 62 dari 70 negara pada mata pelajaran sains dengan skor rata-rata 403,

skor rata-rata tersebut berada di bawah skor rata-rata PISA yaitu 493.6 Prestasi

biologi di SMA Negeri 6 Depok belum optimal, hal ini dibuktikan dengan data rata-

rata hasil UN mata pelajaran biologi dari tahun 2015 tergolong rendah. Tahun

pelajaran 2014/2015 nilai rata-rata UN Biologi 53,22., Tahun pelajaran 2015/2016

nilai rata-rata UN Biologi 57,71., dan Tahun pelajaran 2016/2017 nilai rata-rata UN

Biologi 54,44.7

Rusman mengungkapkan bahwa rendahnya kualitas pendidikan yang

dihasilkan tidak terlepas dari berbagai faktor diantaranya adalah pengemasan

pembelajaran. Proses pembelajaran biologi masih berorientasi pada penyelesaian

masalah pada konteks materi, suasana kelas cenderung teacher centered sehingga

siswa menjadi pasif saat pembelajaran dan ketercapaian kurikulum dengan

didominasi oleh pembelajaran langsung.8

Model pembelajaran langsung lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka

akan sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan

sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. Dalam

penerapan pembelajaran langsung, guru mendemontrasikan pengetahuan atau

keterampilan yang akan dilatih kepada peserta didik. Guru lebih banyak berperan

sebagai pengendali dan aktif mentransfer pengetahuan, sehingga peserta didik

hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi peserta

didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal peserta didik.

Dalam pembelajaran langsung peran guru sangat dominan sehingga ditutut menjadi

model yang sangat menarik bagi siswa. 9 Wartawan megungkapkan bahwa

6 OECD, Programme for International Student Assesment (PISA) Result from 2015, 2016, h.4,(http://www.oecd.org.edu/pisa). [Diakses pada 24 Agustus 2018]

7 Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah, 2017,(http://puspendik.kemendikbud.go.id). [Diakses pada 24 Agustus 2018]

8 M.E Adnyana, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kecerdasan Emosional Siswa, e-Journal Program PascasarjanaUniversitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol.4, 2014, h.2

9 Ibid.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

4

pembelajaran dengan metode ceramah kurang merangsang peserta didik untuk

mencapai kemampuan berpikir peserta didik.10

Peserta didik dalam belajar biologi cenderung mengalami kesulitan dan

membosankan karena banyak istilah latin yang harus dihafal sehingga masih

banyak peserta didik yang mendapatkan hasil belajar yang rendah. Pembelajaran

biologi dengan materi yang menurut peserta didik sulit untuk dipahami, sebagian

konsep yang bersifat abstrak, banyak istilah dalam bahasa latin, serta membutuhkan

penalaran yang tinggi. Dalam prosesnya peserta didik cenderung belajar secara

individualis, memecahkan kesulitan belajar secara individu, peserta didik yang

kesulitan belajar memahami konsep akan terjebak dengan kesulitannya. Dengan

konsep biologi yang abstrak, banyak istilah bahasa latin, pembelajaran biologi

terasa membosankan karena guru tidak menyajikan pembelajaran yang menarik.

Oleh sebab itu dibutuhkan metode atau model pembelajaran yang melibatkan

interaksi antar peserta didik, agar menimbulkan motivasi, meningkatkan hasil

belajar, kemampuan komunikasi dan kerjasama pada peserta didik.

Pembelajaran yang baik adalah ketika interaksi guru dan peserta didik dapat

dioptimalkan. Artinya selama proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru

saja tetapi mengoptimalkan aktivitas siswa. Pada kurikulum 2013 yang

diintegrasikan pembelajaran abad 21, masih banyak tenaga pendidik di Indonesia

yang melakukan pembelajaran teacher centered. Dengan berlakunya kurikulum

2013 yang diintegrasikan dengan pembelajaran abad 21 para guru berinovasi dalam

melaksanakan proses pembelajaran agar tidak hanya pembelajaran yang bersifat

teacher centered tetapi menjadi pembelajaran yang bersifat student centered.

Banyak metode atau model pembelajaran yang melibatkan interaksi peserta

didik dengan guru yang dapat meningkatkan kognitif, afektif serta psikomotorik

peserta didik. Salah satunya adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Dalam

pembelajaran kooperatif peserta didik dituntut untuk belajar secara berkelompok,

memecahkan masalah bersama, saling bertukar pendapat, berpikir kritis dan kreatif,

10 Wartawan, P.G., Implementasi Strategi Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Fisikauntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa, Jurnal IKAUniversitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4(2), 2006, h.69.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

5

saling membantu satu sama lain agar setiap anggota dapat memahami materi

dengan baik. Belajar bersama dengan teman sejawat dapat menumbuhkan motivasi

belajar yang tinggi, karena dengan belajar bersama peserta didik dapat memahami

konsep-konsep yang sulit. Selama proses pembelajaran kooperatif juga dapat

membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar, karena dalam proses

pembelajarannya semua peserta didik terlibat sehingga peserta didik yang memiliki

pemahaman yang rendah dapat terbatu dengan peserta didik yang memiliki

pemahaman yang lebih unggul. Ketergantungan positif yang lebih diunggulkan

dalam pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh psikologis Levi Vgotsky,

Jean Piaget dan yang lainnya yang menyatakan bahwa siswa lebih aktif membangun

pengetahuan dalam konteks sosial. Dalam kerjasama tim penampilan individual

sangat ditekankan. Siswa tidak hanya mendapatkan informasi atau ide, peserta didik

juga membuat sesuatu yang baru dengan informasi atau ide yang didapatkan. Hal

ini merupakan proses intelektual dalam membangun pemahaman yang penting

untuk pembelajaran.11

Berbagai macam penelitian mengungkapkan dampak positif dari interaksi

pembelajaran kooperatif diantara peserta didik diantaranya banyak peserta didik

mempelajari materi pelajaran lebih banyak ketika mereka belajar bersama secara

berkelompok (kooperatif) dibandingkan mereka harus bersaing satu sama lain, dan

juga peserta didik mampu membangun sikap positif lebih banyak terhadap sains

dan ketika mereka belajar dan bekerja bersama dibandingkan ketika belajar secara

individual.12

Pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran sains akan sangat diperkuat

dengan seringnya kegiatan kelompok, karena akan menumbuhkan tanggungjawab

siswa ketika belajar bersama, mengeluarkan pendapat pada apa yang telah

ditemukan, dan meningkatkan progres dari tugasnya. Dalam hal tanggungjawab,

timbal balik dan komunikasi menjadi lebih nyata dan hal ini yang membedakan

11 Nneka Rita Norom, Effect Cooperative Learnig Instructional Strategy on Senior Secondaryschool Students Achievement in Biology in Anambra State, Nigeria, International Journal forCross-Disciplinary Subjects in Education (IJCDSE),Vol.5, 2015, p.2424.

12 Ibid.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

6

antara pembelajaran yang secara individual dibandingkan dengan yang belajar

secara kelompok.

Pembelajaran biologi yang baik merupakan pembelajaran yang melibatkan

peserta didik secara aktif dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran yang

disajikan dengan permainan dapat menumbuhkan motivasi, peningkatan hasil

belajar, kemampuan berkomunikasi dan kerjasama yang baik. Dengan adanya

permaianan antar peserta didik dalam kelompok, peserta didik dapat termotivasi

dalam belajar karena suasana belajar yang menyenangkan. Melibatkan

psikomotorik siswa, dapat menumbuhkan rasa kompetisi yang tinggi. Pembelajaran

kooperatif yang sesuai dengan permsalahan tersebut adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan interaksi antar peserta

didik secara langsung. Proses pembelajaran dirancang dalam bentuk yang

memungkinkan peserta didik untuk saling bekerja sama, berkomunikasi satu sama

lain, saling berdiskusi yang membantu siswa mengembangkan sikap ilmiahnya,

saling membantu memahami materi pelajaran dan mengerjakan LKS serta peserta

didik berkompetisi dalam turnamen dengan peserta didik yang berkemampuan

hampir sama untuk mewakili masing-masing kelompoknya. Turnamen dilakukan

melalui permainan-permainan menarik sehingga pembelajaran dapat lebih

menyenangkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik merasa lebih santai dan

tenang.

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan

kesempatan peserta didik bekerja dalam kelompok dan dapat mengungkapkan ide

dan gagasan topik yang dibahas. Penggunaan model ini diharapkan peserta didik

akan lebih aktif dalam pembelajaran, memberikan kontribusi yang penting terhadap

anggota kelompok yang lain, serta meningkatkan kepercayaan diri, mampu bekerja

dalam tim dan komunikasi diantara peserta didik, serta dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik sehingga guru lebih mudah dalam pembelajaran.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

7

Berdasakan latar belakang tersebut, maka penulis perlu mengadakan penelitian

yang berkaitan dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka

terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Metode pembelajaran yang diterapkan guru hanya terbatas pada pembelajaran

saintifik. dengan metode tanya jawab, dan diskusi.

2. Peserta didik tidak terbiasa melakukan kuis (game dan

tournament).

3. Hasil belajar biologi tergolong rendah akibat proses pembelajaran yang kurang

mendukung.

4. Banyak siswa yang masih pasif dalam proses pembelajaran, kurang interaksi

satu sama lain.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas XI MIA SMAN 6 Depok Semester

Satu Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament (TGT).

3. Konsep materi biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi

sistem sirkulasi manusia.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Bagaimana model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa?”.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil

Belajar Siswa pada konsep sistem sirkulasi manusia kelas XI MIA pada Semester

Satu Tahun Ajaran 2017/2018 SMA Negeri 6 Depok.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi siswa pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Bagi guru menambah wawasan tentang alternatif model pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan profesionalisme

guru dalam proses belajar mengajar di kelas.

3. Bagi pembaca hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan suatu kajian yang

menarik untuk diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam sehingga menghasilkan

model pembelajaran baru yang dapat menjadi solusi dari pembelajaran biologi.

4. Bagi peneliti memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai model

pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) serta memahami

bagaimana kondisi sosial yang cocok dalam sebuah aktivitas belajar.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

9

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivisme. pembelajaran

ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika siswa saling berdiskusi dengan temannya.

Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan

masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok

sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Tujuan dari

pembentukan kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada

semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan

belajar.1

Model pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) adanya peserta dalam kelompok, 2) adanya

aturan kelompok, 3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, 4) adanya

tujuan yang harus dicapai. Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. melalui tujuan yang jelas, setiap anggota

kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.2

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok

yang memiliki aturan tertentu dan memiliki prinsip dasar siswa membentuk

kelompok kecil dan saling mengajarkan satu sama lain untuk mencapai tujuan

1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2009), h.56.

2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana Predana Media Group, 2006), h. 241.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

10

bersama. Siswa yang pasif akan menjadi aktif dalam belajar agar diterima oleh

kelompoknya.3

Pembelajaran kooperatif didasari pada asumsi bahwa sinergi yang muncul

pada melalui kerjasama akan meningkatkan motivasi dan pengaruh yang jauh

lebih besar daripada melalui lingkungan individual, berpasangan serta dapat

menghasilkan energi yang positif.4 Pada dasarnya pembelajaran kooperatif

mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam struktur

kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih

dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari tiap anggota

kelompok itu sendiri.5

Pembelajaran kooperatif disusun untuk meningkatkan partisipasi siswa,

memfasilitasi sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok,

serta memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi dan belajar

bersama dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan pembelajaran

kooperatif siswa selain untuk mencapai tujuan bersama, tetapi juga

mengembangkan keterampilan berhubunngan dengan sesama yang akan

bermanfaat bagi kehidupannya dalam bermasyarakat.6

Pembelajaran kooperatif dari pengertian di atas selain untuk mencapai tujuan

bersama ketika dalam kelompok belajar, akan tetapi pembelajaran kooperatif

didasari pada asumsi bahwa sinergi yang muncul akan meningkatkan motivasi,

merubah siswa yang pasif menjadi siswa yang aktif, menghasilkan energi yang

positif bagi setiap individunya dan berpengaruh jauh lebih besar dibandingkan

jika belajar yang dilakukan dengan cara individual atau secara berpasangan.

mengembangkan keterampilan berhubunngan dengan sesama yang akan

bermanfaat bagi kehidupannya dalam bermasyarakat.

3 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2009), h.189.

4 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Malang: Pustaka Pelajar,2013), h.111.

5 Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournaments (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada KonsepSistemPencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Exacta, Vol.2, No.1, 2009, h. 88.

6 Trianto, op.cit., h.58.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

11

Pendapat lain tentang pembelajaran kooperatif adalah merupakan strategi

belajar dimana siswa belajar dalam kelompok yang saling membantu satu sama

lain untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki

jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar

tertinggi.7 Pembelajaran kooperatif menurut dua pengertian di atas merupakan

strategi pembejaran yang baik didalam kelompok kecil dengan siswa yang

memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan ragam aktivitas

untuk meningkatkan pemahaman siswa pada sebuah subyek (mata pelajaran).

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya belajar dalam

kelompok, tetapi terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Pelaksanaan prosedur model kooperatif dengan benar akan memungkinkan

pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Artinya bahwa pembelajaran

kooperatif ini sangat memperhatikan pembagian kelompok yang adil dan merata

sesuai dengan kondisi di kelas agar pendidik mudah dalam menjalankan proses

pembelajarannya.8

Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen

tugas (cooperative task), dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative

incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan

anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, sedangkan struktur

insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu

untuk bekerja samamencapai tujuan kelompok. Struktur insentif kooperatif

dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena setiap anggota

kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain

menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.9

Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan

7 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.130.

8 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruangKelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h.29.

9 Wina Sanjaya, op.cit., h.242.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

12

keahlian berbeda, dan didalam kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan

bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik

pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Didalam kelompok tersebut

siswa dapat berdiskusi dan saling membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya

dengan tujuan mencapai prestasi belajar tinggi.

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Ide utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk

belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Slavin juga

menambahkan pembelajaran kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan

kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai

tujuan atau penguasaan materi.10

Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa

untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu team, maka dengan

sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar

belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan

proses kelompok dan pemecahan masalah.11

Struktur tujuan pembelajaran kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai

tujuan hanya jika siswa tersebut dengan siapa bekerja sama mencapai tujuan

tersebut. Tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan

penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial.12

Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan kinerja siswa dan tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu

siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan

kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang

10 Trianto, op.cit., h.57.11 Ibid.12 Trianto, op.cit., h.59.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

13

bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Dalam pembelajaran

kooperatif keterampilan sosial berkembang secara signifikan, karena dalam proses

pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar

belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-

tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar

untuk menghargai satu sama lain.13

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain,

karena pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses kerjasama dalam

kelompok. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas pembelajaran

kooperatif dan yang membedakan dengan pembelajaran lain dengan tujuan yang

ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik tetapi juga adanya unsur

kerjasama untuk penguasaan materi tersebut.14

Belajar melalui pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam berbagai

perspektif, yaitu perspektif motivasi, sosial, perkembangan kognitif, dan elaborasi

kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada

kelompok memungkinkan anggota setiap kelompok akan saling membantu.

Perspektif sosial artinya bahwa setiap siswa akan membantu dalam belajar karena

memiliki keingingan agar kelompoknya mencapai keberhasilan. Perspektif

perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antar anggota

dapat mengembangkan prestasi untuk mengolah berbagai informasi.15

Interaksi antar siswa adalah ciri utama dalam pembelajaran kooperatif, tetapi

terdapat tiga elemen dalam pembelajaran kooperatif yaitu: (1) tujuan belajar

mengarahkan pada kegiatan kelompok, (2) siswa diminta secara pribadi untuk

bertanggungjawa atas pemahaman materi, (3) siswa saling ketergantungan satu

sama lain dalam mencapai tujuan bersama.16

13 Ibid.14 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), Cet.5,

h.206.15 Wina Sanjaya, op.cit., h. 244.16 Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Indeks,

2012), Edisi 6, h.129.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

14

Secara umum karakteristik pembelajaran kooperatif terdiri dari empat

karakteristik, yaitu:17

1) Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim, tim merupakan

temapt untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus membuat setiap siswa

belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan

kelompok. Setiap kelompok bersifat heterogen, hal ini dimaksudkan agar setiap

anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan

menerima, sehingga diharapkan setiap anggota memberikan kontribusi terhadap

keberhasilan kelompok.

2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Selaras dengan fungsi manajemen pada umumnya, fungsi manajemen

kooperatif juga memiliki empat fungsi, yaitu: 1) Fungsi perencanaan,

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang

matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, 2) Fungsi pelaksanaan,

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan

termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama, 3) Fungsi

organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan

bersama dan perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok, dan

4) Fungsi kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif

perlunditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.

3) Kemauan untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses

pembelajaran kooperatif. Ssetiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas

17 Wina Sanjaya, op.cit., h.244-246.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

15

dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling

membantu.

4) Keterampilan Bekerja Sama

Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikan melalui aktivitas dan

kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian,

siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi

dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam

berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide,

mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan

kelompok.

Terdapat 11 kategori yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif pada

pembelajaran Biologi, yaitu: 1) Meningkatkan siswa dalam berpikir ilmiah, 2)

Meningkatkan siswa dalam berpikir ilmiah, 3) Meningkatkan sikap siswa, 4)

Meningkatkan pembelajaran, 5) Meningkatkan evaluasi selama pembelajaran, 6)

Meningkatkan penilaian siswa, 7) Meningkatkan pembelajaran lingkungan, 8)

Meningkatka keterampilan psikomotorik, 9) Meningkatkan keterampilan sosial

siswa, 10) Meningkatkan keterampilan membaca dan menulis (laporan ilmiah),

11) Meningkatkan kepemimpinan, kerjasama, komunkasi, pemecahan masalah

Mendukung pembelajaran antara siswa tanpa membedakan suku, agama, dan

ras.18

d. Unsur Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa unsur yang harus diterapkan

untuk mencapai hasil yang maksimal. Unsur-unsur tersebut diantaranya saling

ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi

antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.19

18 Thomas R. Lord, 101 Reason for Using Cooperative Learning in Biology Taeching,Journal The American Biology Teacher, vol.63, 2001, p.1.

19 Anita Lie, op.cit., h.31.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

16

Sedangkan Rusman menjelaskan unsur-unsur dasar dalam pembelajaran

kooperatif sebagai berikut:20

1. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup

sepenanggungan bersama.

2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.

3. Siswa harus dapat melihat bahwa semua aggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

4. Siswa dapat membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

kelompoknya.

5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang

berlaku untuk setiap anggota kelompok.

6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7. Siswa diminta mempertanggug jawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam setiap kelompok belajar.

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:21

1) Prinsip Ketergantungan Positif

Perlu disadari oleh setiap anggota kelompok bahwa keberhasilan dalam

penyelesaian tugas kelompok ditentukan oleh kinerja setiap anggota

kelompok, oleh sebab itu agar terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap

anggota kelompok perlu membagi tugas sesuai tujuan dan disesuaikan dengan

kemampuan setiap anggota kelompok.

Suasana saling ketergantungan positif tersebut dapat diciptakan melalui

berbagai strategi, yaitu:22

a) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini masing-

masing siswa merasa memerlukan temannya dalam usaha mencapai

tujuan pembelajaran.

20 Rusman, op.cit., h.208.21 Wina Sanjaya, op.cit., h.246-247.22 Made Wena, op.cit., h. 190-192.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

17

b) Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas. Siswa memerlukan

teman dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Siswa yang

kurang pandai merasa perlu bertanya pada yang lebih pandai, sebaliknya

yang lebih pandai merasa berkewajiban untuk mengajari temannya yang

kurang dalam memahami pelajaran.

c) Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar. Siswa yang tidak

memiliki sumber belajar (misalnya buku) akan berusaha meminjam pada

temannya, sedangkan yang memiliki sumber belajar merasa

berkewajiban untuk meminjamkan pada temannya.

d) Saling ketergantungan peran. Siswa yang sebelumnya sering bertanya

pada temannya, suatu saat ia akan mengajari temannya yang mengalami

masalah (berperan sebagai pengajar).

e) Saling ketergantungan hadiah. Penghargaan/hadiah diberikan kepada

kelompok, karena hasil kerja adalah hasil kerja kelompok, bukan hasil

kerja individual. Sedangkan keberhasilan kelompok dalam mencapai

tujuan pembelajaran bergantung pada keberhasilan setiap anggota

kelompok. Itulah sebabnya setiap anggota kelompok dituntut

bertanggungjawab, bekerja keras mensukseskan kelompoknya dengan

cara berpartisipasi secara aktif dan konstruktif.

2) Tanggung Jawab Perseorangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh

karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka

setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan

tugasnya, dan harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian

individu dan kelompok. Penilaian indvidu dapat berbeda, tetapi untuk

penilaian kelompok harus sama.

3) Interaksi Tatap Muka

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

18

informasi dan salingmembelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompo untuk bekerja

sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi

kekurangan masing-masing anggota kelompok. Kelompok belajar kooperatif

dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial,

dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan

menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota

kelompok.

4) Partisipasi dan komunikasi

Pembelajaran kooperatif melatih siswa agar mampu berpartisipasi aktif

dan berkomunikasi, karena kemampuan tersebut akan sangat penting bagi

siswa ketika sudah bermasyarakat kelak. Kemampuan tersebut dapat dilatih

ketika diskusi kelompok, bagaimana antar siswa saling mengeluarkan

pendapat dan ide-idenya, menanggapi dan menyatakan setuju atau

ketidaksetujuan terhadap suatu hal.

f. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Prosedur pembelajaran Kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap,

yaitu:23

1. Penjelasan Materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi

pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini

adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru

memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang

selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).

Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat, tanya

jawab, diskusi, atau demosntrasi. Di samping itu, guru juga dapat menggunakan

berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik bagi

siswa.

23 Wina Sanjaya, op.cit., h.248-249.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

19

2. Belajar dalam Kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi

pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-

masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalam pembelajaran

kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-

perbedaan setiap anggotanya. Alasan pembentukan kelompok dalam pembelajaran

kooperatif bersifat heterogen adalah pertama, kelompok heterogen memberikan

kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung; kedua,

kelompok heterogen meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, suku, agama,

etnis, dan gender; ketiga, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas

karena dengan adalanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru

mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran dalam

tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan

pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan

jawaban, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.

3. Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan tes atau

kuis baik secara individual atau kelompok. Tes individual mmebrikan informasi

kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok memberikan informasi kemampuan

setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dibagi

dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dlam kelompoknya yang

meruoakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.

4. Pengakuan Tim

Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap

paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan

penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian hadiah tersebut diharapkan

dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi

tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi tim lain.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

20

g. Keterampilan-keterampilan Pembelajaran Kooperatif

Keterampilan kooperatif yang harus dipelajari oleh siswa adalah keterampilan

interpersonal agar dapat bekerja bersama secara produktif. Keterampilan ini

dikenal sebagai keterampilan kooperatif.24 Terdapat tiga bentuk keterampilan

kooperatif, yaitu:25

1) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal

Meliputi: a) menggunakan kesepakatan; b) menghargai konstribusi; c)

mengambil giliran dan berbagi tugas; d) berada dalam kelompok; e) berada

dalam tugas; f) mendorong partisipasi; g) mengundang orang lain untuk

berbicara; h) menyelesaikan tugas pada waktunya; dan i) menghormati

perbedaan individu.

2) Keterampilan Kooperatif Tingkat Menengah

Meliputi: a) menunjukkan penghargaan dan simpati; b) mengungkapkan

ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima; c) mendengarkan dengan

aktif; d) bertanya; e) membuat ringkasan; f) menafsirkan; g) mnegatur dan

mengorganisir; h) menerima tanggung jawab; dan i) mengurangi ketegangan.

3) Keterampilan Kooperatif Tingkat Mahir

Meliputi: a) mengelaborasi; b) memeriksa dengan cermat; c) menanyakan

kebenaran; d) menetapkan tujuan; dan e) berkompromi.

h. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional

Pembelajaran kooperatif lebih unggul dibandandingkan dengan pembelajaran

secara konvensional. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut lebih aktif

serta dapat memunculkan keterampilan-keterampilan yang belum tergali dari

siswa. Berikut perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:26

24 Zulfiani, op.cit., h.133.25 Rusman, op.cit., h.210-211.26 Zulfiani, op.cit., h.135.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

21

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok

Belajar Tradisional

Kelompok belajar kooperatif Kelompok belajar tradisional

1. Kepemimpinan bersama

2. Saling ketergantungan positif

3. Kelompok heterogen

4. Mempelajari keterampilan

kooperatif

5. Sama-sama bertanggungjawab

6. Menekankan pada penyelesaian

tugas dan mempertahankan

hubungan.

7. Guru memperhatikan proses

kelompok belajar sehingga efektif

8. Satu hasil kelompok

9. Evaluasi kelompok sendiri

1. Satu pemimpin

2. Tidak saling bergantung

3. Kelompok homogen

4. Asumsi adanya keterampilan

sosial

5. Tanggungjawab hanya untuk diri

6. Hanya menekankan pada

penyelesaian tugas

7. Guru tidak memperhatikan proses

kelompok belajar

8. Beberapa hasil kelompok

9. Evaluasi individual

i. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif

Prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa

variasi model pembelajaran kooperatif. Terdapat tujuh macam model belajar

kooperatif yaitu: Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Team

Games Tournament (TGT), Team-Assisted Individualization (TAI), Numbered

Head Together (NHT), Cooperative Integrated Reading & Composition (CIRC),

Think Pair and Share (TPS), dan Group Investigation (GI). Enam diantaranya

yaitu TGT, STAD, Jigsaw, TPS, NHT, dan GI dapat diterapkan pada hampir

seluruh subyek mata pelajaran, sedangkan TAI dan CIRC digunakan pada subyek

mata pelajaran tertentu.

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan pembelajaran

dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota 4-5

orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyapaian tujuan pembelajaran,

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

22

penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Persiapan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD meliputi, perangkat

pembelajaran, membentuk kelompok kooperatif, menentukan skor awal,

menentukan temapat duduk, kerja kelompok. Langkah dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD yaitu: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,

menyajikan informasi, mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar,

membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, serta memberikan

penghargaan.27

2) Jigsaw

Dasar dari model pembelajaran Jigsaw adalah guru membagi sebuah satuan

informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru

membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat

orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan

setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.

Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal dengan kooperatif ahli, karena anggota

setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi

permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama. Terdapat tim ahli yang

bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan

tersebut dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.28

3) Teams Games Tournament (TGT)

TGT hampir sama dengan STAD, namun dalam TGT menggunakan

turnamen akademik, menggunakan kuis dan skor kemajuan individu, di mana para

siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lainyang kinerja

akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan

dengan mengkombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan turnamen

tertentu pada struktur STAD yang biasanya. Langkah pembelajaran model TGT

yaitu: 1) Presentasi di kelas (pembelajaran awal), 2) Tim (siswa belajar secara

kelompok), 3) Game (siswa melakukan permainan yang terdiri dari pertanyaan-

27 Trianto, op.cit., h.68-71.28 Rusman, op.cit, h.217.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

23

pertanyaan yang relevan dengan konten materi), 4) Turnamen (biasanya

berlangsung pada akhir pertemuan materi), dan 5) Rekognisi tim (memberikan

penghargaan pada kelompok yang unggul).29

4) Team-Assisted Individualization (TAI)

Model Team-Assisted Individualization (TAI) merupakan pembelajaran dari

sebuah program pendidikan yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan

perbedaan individual siswa secara akademik. Tujuan dari pembelajaran ini adalah

untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa. Sintak

pembelajaran TAI yaitu: 1) Tim (sama dengan TGT dan STAD), 2) Tes

penempatan (diberikan pretest dan ditempatkan pada tingkatan yanngs sesuai), 3)

Materi (mempelajari materi yang akan diajarkan, 4) Belajar kelompok (belajar

kelompok dengan satu tim), 5) Skor dan rekognisi (hasil kerja siswa di skror dan

memperoleh penghargaan), 6) Kelompok pengajaran (guru memberi pengajaran

kepada setiap kelompok tentang materi yang sudah didiskusikan), dan 7) Tes fakta

(siswa diberikan posttest untuk membuktikan kemampuannya).30

5) Numbered Head Together (NHT)

Pembelajaran yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa,

dengan tujuan melibatkan siswa secara keseluruhan dalam menelaah materi yang

tercakup dalam suatu pelajaran. Model ini cocok untuk memastikan akuntabilitas

individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT adalah untuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat. Sintak pelaksanaan NHT pada hakikatnya sama

dengan diskusi kelompok, yaitu: 1) siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, 2)

masing-masing siswa diberi nomor, 3) guru memberikan tugas pada masing-

masing kelompok, 4) setiap kelompok saling berdiskusi untuk menemukan

jawaban paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui

29 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), h.163-166.30 Miftahul Huda, Op.cit., h.200.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

24

jawaban tersebut, 5) guru memanggil salah satu nomor secara acak, dan 6) sisiwa

yang dipanggil mempersentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya.31

6) Cooperative Integrated Reading & Composition (CIRC)

Teknik ini sejenis dengan TAI, namun hanya ditekankan pada pengajaran

membaca, menulis dan tata bahasa. Aktivitas CIRC terdiri dari siswa mengikuti

urutan instruksi guru, latihan tim, asesmen awal tim dan kuis.32 Dalam

pembelajaran CIRC, setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.

Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu

konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman

belajar yang lama. Tahapan pembelajaran CIRC terdapat tiga tahapan,

diantaranya: 1) Pengenalan konsep, guru mengenalkan suatu konsep yang

mengacu pada hasil pertemuan selama eksplorasi, 2) Eksplorasi dan aplikasi,

siswa diberi peluang untuk mengungkap pengetahuan awal, mengembangkan

pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang dialami siswa dengan

bimbingan guru, 3) Publikasi, siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-

temuan serta membuktikan dan meperagakan materi yang dibahas.33

7) Thinks Pair and Share

TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau

diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan,

dan prosedur ysng digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak

waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. langkah pembelajaran TPS

yaitu: 1) Berpikir (Thinking), guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yan

dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa untuk berpikir sendiri

jawabannya; 2) Berpasangan (Pairing), guru meminta siswa untuk berpasangan

dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh; 3) Berbagi (Sahring), guru

31 Ibid., h. 203-204.32 Zulfiani, op.cit., h.138.33 Miftahul Huda, op.cit., h.221-222.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

25

meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas tentang apa

yang telah didiskusikan.34

8) Group investigation (GI)

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling

kompleks dan sulit untuk diterapkan. Berbeda dengan TGT dan Jigsaw, siswa

terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya

penyelidikan siswa tersebut. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas

yang lebih rumit daripada pendekatan yang berpusat pada guru, mengajar siswa

keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik. Langkah pembelajaran

GI meliputi enam fase, yaitu: 1) Memilih topik, pemilihan subtopik ditetapkan

oleh guru; 2) Perencanaan kooperatif , siswa dan guru merencanakan prosedur

pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengansubtopik yang telah

dipilih pada tahap pertama; 3) Implementasi, siswa menerapkan rencana yang

telah dikembangkan; 4) Analisis dan sintesis, siswa menganalisis dan menyintesis

informasi yang diperoleh; 5) Presentasi hasil final, beberapa kelompok

menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh

kelas; 6) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok

terhadap kerja keras sebagai suatu keseluruhan.35

j. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif ini tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan dan kelemahan tersebut dijelaskan sebagai berikut:36

1. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

a) Menambah kepercayaan kemampuan berpikir diri, menemukan informasi

dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b) Mengembangkan kemampuan siswa dalammenungkapkan ide atau

gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan

ide-ide orang lain.

34 Trianto, op.cit., h.81-82.35 Ibid., h.78-81.36 Wina Sanjaya, op.cit., h.249-250.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

26

c) Membantu siswa untuk peduli pada orang lain dan menyadari akan

segala keterbatasannya serta menerima perbedaan.

d) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab

dalam belajar.

e) Strategi yang cukup baik dalam meningkatkan prestasi akademik

sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,

hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan

keterampilan mengatur waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

f) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan

pemahamannya sendiri, dan menerima umpan balik. Siswa dapat

memecahkan maslaah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan

yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

g) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan

kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

h) Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat menigkatkan

motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna

untuk proses pendidikan jangka Panjang.

2. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

a) Membutuhkan waktu untuk memahami dan mengerti filosofi

pembelajaran kooperatif.

b) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling

mengajarkan. Oleh karena itu, Jika tanpa peer teaching yang efektif, apa

yang harusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

c) Guru perlu menyadari bahwa penilaian atau prestasi yang diharapkan

adalah prestasi individu siswa, walaupun didasarkan pada penilaian kerja

kelompok.

d) Keberhasilan dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok

memerlukan periode waktu yang cukup panjang.

e) Tidak mudah bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan bekerja

sama sekaligus membangun kepercayaan diri.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

27

2. Model Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu

model pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Robert E. Slavin

untuk membantu siswa dalam memahami, mereview dan penguasaan materi

pelajaran. Dalam penelitiannya, Slavin menemukan bahwa model pembelajaran

TGT berhasil meningkatkan keterampilan-keterampilan dasar, pencapaian,

interaksi positif antar siswa, penghargaan diri, dan sikap penerimaan pada siswa-

siswa lain yang berbeda.37

Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan

5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan ras yang berbeda.

Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing.

Dalam kerja kelompok guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap

kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota

kelompoknya. Apabila ada anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas

yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawabb untuk

memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan

tersebut kepada guru.38

Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran

yang mudah diterapkan karena dalam proses pembelajarannya melibatkan

aktivitas seluruh siswa tanpa memperhatikan perbedaan status, melibatkan peran

siswa sebagai tutor sebaya serta mengandung unsur permainan dan reinforcement

(penguatan). Aktivitas belajar dengan permianan yang dirancang dalam

pembelaran kooperatif model TGT yang memungkinkan siswa dapat belajar lebih

rileks, menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan

keterlibatan belajar.39

Model (TGT) dalam prosesnya siswa mempelajari materi diruang kelas.

Setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari tiga orang

37 Miftahul Huda, op.cit., h.197.38 Rusman, op.cit., h.224-225.39 Iif Khoiru Ahmad, dkk., Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: Prestassi

Pustaka, 2011), h.63.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

28

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Komposisi ini dicatat dalam tabel

khusus (tabel turnamen), yang setiap minggunya harus diubah. Dalam TGT setiap

anggota ditugaskan untuk mempelajari terlebih dahulu bersama anggota-

anggotanya, lalu diuji dengan secara individual melalui game akademik. Nilai

yang diperoleh dari game akan menentukan skor kelompok masing-masing.40

Pembelajaran TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim

lain untuk memperoleh skor bagi tim masing-masing. Permainan dapat disusun

oleh guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaiatan

dengan materi pelajaran.41

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada

kartu-kartu yang diberi angka. Setiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang

diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka

tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua sisiwa dari tingkat kemampuan

untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk siswa

berkemampuan tinggi, dan soal yang lebih mudah untuk siswa yang

berkemampuan sedang dan rendah. Hal ini dimaksudkan agar semua siswa

mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang

dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternative

atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran.42

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

TGT merupakan suatu model pembelajaran dimana para siswa belajar secara

berkelompok dengan anggota 4-6 orang yang dibentuk secara heterogen

berdasarkan tingkat kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah), jenis kelamin,

agama, etnis/suku, sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Model pembelajaran

TGT ini dapat menimbulkan suasana kelas yang menyenangkan karena ada unsur

permainan dalam proses belajarnya, hal tersebut dapat menciptakan lingkungan

kelas yang efektif, dimana semua siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran dan secara kosisten menerima dukungan untuk meningkatkan hasil

belajar.

40 Miftahul Huda, loc.cit.41 Rusman, loc.cit.42 Ibid.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

29

Terdapat lima komponen utama dalam model Teams Games Tournament

(TGT) yaitu:43

a. Pembelajaran awal (Persiapan kelas)

Awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,

biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,

diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-

benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena

akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan saat

game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (Team)

Kelompok biasanya terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya heterogen

dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi

kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya

dan lebih khusus untuk mempersiapkan angota kelompok agar bekerja

dengan baik dan optimal pada saat melakukan permainan (bermain game).

c. Permainan (Games)

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji

pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih

kartu bernomor dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor tersebut.

Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini

yang dikumpulkan untuk turnamen mingguan.

d. Turnamen (Tournament)

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah

guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar

kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja

turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga

siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

e. Penghargaan kelompok (Team Recognition)

43 Iif Khoiru Ahmad, op.cit., h.63-64.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

30

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim

akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria

yang ditentukan. Tim yang mendapat skor tertinggi mendapat julukan “Super

Team”, tim urutan kedua mendapat julukan “Great Team”, dan tim urutan

ketiga mendapat julukan “Good Team”.

Kelima komponen tersebut merupakan komponen penting dalam proses

pembelajaran TGT. Masing-masing komponen mempunyai fungsi yang berbeda

dalam proses pembelajaran. Sehingga keberhasilan pembelajaran TGT tergantung

pada kelima komponen tersebut.

Model TGT mempunyai kelebihan, diantaranya:

a. Melalui interaksi dengan anggota kelompok, semua memiliki kesempatan

untuk belajar mengemukakan pendapatnya atau memperoleh pengetahuan

dari hasil diskusi dengan anggota kelompoknya.

b. Pengelompokan siswa secara heterogen dalam hal tingkat kemampuan, jenis

kelamin, maupun ras diharapkan dapat membentuk rasa hormat dan saling

menghargai diantara siswa.

c. Dengan belajar kooperatif siswa mendapat keterampilan kooperatif yang

tidak dimiliki pada pembelajaran lain.

d. Dengan diadakannya turnamen dapat membentuk siswa mempunyai

kebiasaan bersaing sportif dan selanjutnya menumbuhkan keberanian dalam

berkompetisi, akibatnya siswa selalu dalam posisi unggul.

e. Dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat menanamkan betapa

pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar baik untuk dirinya

maupun seluruh anggota kelompok.

f. Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga dapat menumbuhkan

keaktifan siswa.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

31

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang

ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan

kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga

merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.44

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki

arti ”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memliki

pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau

ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia

untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu, sehingga dengan belajar

manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki

tentang sesuatu.45

Dalam belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang

yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang

baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang selalu terikat dalam belajar adalah

pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.46

Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang

relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif. 47

Secara sederhana, belajar didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan

antara pengetahuan yang sudah dipahami dan pengetahuan yang baru. Dari

definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan

hubungan, (2) pengetahuan yang sudah dipahami, dan (3) pengentahuan yang

44 Rusman, op.cit, h.1.45 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2010), h.13.46 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009), h.155.47 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1997), h.92.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

32

baru. Jadi, belajar merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada

dengan pengetahuan yang baru. 48

Belajar ditinjau dari teori kontsruktivisme adalah suatu proses aktif dimana

siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada

pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya. Belajar bukanlah semata-mata

menstransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada

bagaimana otak memproses dan mngintterprestasikan pengalaman yang baru

dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru. Proses

pembangunan ini dapat melalui asimilasi atau akomodasi.49

Definisi belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang

terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan

tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Bahwa antara belajar dan

perkembangan sangat erat kaitannya. Proses belajar terjadi melalui banyak cara

baik disengaja maupun yang tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu

dan menujupada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud

adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan

interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi,

belajar diartikan sebagai perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu,

dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil,

dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan

maupun individu itu sendiri.50

Berdasarkan pengertian-pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah usaha sadar seseorang yang merubah tingkah laku dan peningkatan

kualitas diri yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

48 Trianto, op.cit., h.15.49 Trianto, loc.cit., h.15-16.50 Trianto, loc.cit., h.16-17.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

33

b. Pengertian Hasil Belajar

Ilmu Psikologi menyebutkan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan.51 Hal ini berarti keseluruhan proses belajar akan

mempengaruhi hasil akhir dari sebuah pembelajaran.

Hasil belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer yaitu

penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan

melalui tes.52 Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan.53

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar

baik dengan ulangan maupun tes. Sedangkan dari sisi siwa, hasil belajar

merupakan berakhirnya pembelajaran dalam periode tertentu dan merupakan

puncak dari proses belajar.54

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses

belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik

pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih

baik dari sebelumnya.55

Proses belajar yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula.

Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan

perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan

disadari.

51 Muhibin Syah, op.cit., h.87.52 Peter Salim dan Yasni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

English, 1991), h.359.53 Agus Suprijono, cooperative learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), cet.3.,

hlm.5.54 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), h.3-

4.55 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), h.82.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

34

Merujuk pada pemikiran Gagne terdapat lima macam hasil belajar yaitu:56

1) Informasi verbal, yaitu kemampuan mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata

dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.

2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep atau

lambing yang terdiri dari kemampuan mengkatagorisasi, analisis-sintesis fakta-

konsep dan mengembangkan prinsip-prisnip keilmuan.

3) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru

dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam

memperhatikan, belajar mengingat, dan berpikir.

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melakukan dan

mengkoordinasikan serangkaian gerakan-gerakan jasmani yang berhubungan

dengan otot.

5) Sikap, yaitu kemampuan internal yang memperngaruhi tingkah laku seseorang

yang didasari oleh emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.

Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan perwujudan dari proses pembelajaran yang dapat

dilihat dari perubahan-perubahan nilai, sikap, pengalaman, dan keterampilan yang

merupakan tujuan dari proses pembelajaran.

c. Indikator dalam Hasil Belajar

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara

operasional dari kompetensi dasar dan kompetensi inti. Ada 3 aspek kompetensi

yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi

tersebut, yakni penilalian terhadap: 1) penguasaan materi akademik (kognitif), 2)

hasil belajar yang bersifat normatif (afektif), dan 3) aplikatif produktif

(psikomotor). Muara dari ketiga ranah tersebut mengarah kepada kecakapan hidup

siswa (life skill).57

56 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet.3.,h..47.

57 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UINPress, 2006), h.13.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

35

Penilaian terhadap hasil belajar kognitif bertujuan untuk mengukur

penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial

sebagai konsep dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan

tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam

bentuk hafalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak

melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif yang sudah direvisi oleh

Bloom terdapat enam jenjang proses berpikir, yakni: 1) mengingat (C1), 2)

memahami (C2), 3) mengaplikasikan (C3), 4) menganalisis (C4), 5) mengevaluasi

(C5), dan mencipta (C6).58

Penilaian terhadap hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai,

berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-

ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku,

seperti perhatian terhadpa pelajaran, motivasi belajar, dan lainnya. Ranah afektif

ini dirinci oleh Kratwohl menjadi lima jenjang, yakni: 1) perhatian/penerimaan

(receiving), 2) tanggapan/responding (responding), 3) penilaian/penghargaan

(valuing), 4) pengorganisasian (organization), dan 5) karakterisasi terhadap

sesuatu atau beberapa nilai (characterization).59

Hasil belajar psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) atau

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Simpson menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk

keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotrik

merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah

siswa menunjukkan perilaku tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada

kedua ranah tersebut dalam kehiduoan siswa sehari-hari. Trowbridge

mengklasifikasikan domain psikomotor kedalam emapt kategori, yaitu: 1)

bergerak (moving), 2) memanipulasi (manipulating), 3) berkomunikasi

(communicating), dan 4) menciptakan (creating).60

58 Ibid.h.14.59 Ibid., h.19-20.60 Ibid., h.23-24.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

36

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang memperngaruhi hasil belajar siswa adalah pribadi siswa,

guru, struktur sekolah, dan faktor-faktor situasional.61 Secara umum faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi

dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor internal

a) Faktor biologis (jasmaniah), bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Kondisi fisik mencakup kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan,

penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecapan.

b) Faktor psikologis, mencakup kndisi kesehatan psikis, kecerdasan, bakat,

dan kemauan.62

2) Faktor eksternal

a) Lingkungan keluarga, mencakup suasana lingkungan rumah yang cukup

tenang, cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan

ekonomi keluarga.

b) Lingkungan sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata

tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

c) Lingkungan masyarakat, mencakup kegiatan siswa dalam measyarakat,

media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.63

Pendapat lain menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

ada tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan

belajar.64

61 Ilyas, Peranan Motivasi Mengajar Guru dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, jurnalDinamika, Vol.II, No. 02, 2004, h.173.

62 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2004), cet.2., h.138.

63 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010), cet.5., h. 60-72.

64 Muhibin Syah, op.cit., h. 129.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

37

Faktor internal dan eksternal tidak jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya

yang sudah disebutkan di atas, yang berbeda adalah faktor pendekatan belajar.

Faktor pendekatan belajar merupakan faktor yang berasal dari bagaimana proses

pembelajaran itu berlangsung. Pendekatan yang dilakukan oleh setiap pengajar

dalam hal ini guru terhadap suatu materi pasti berbeda-beda. Penggunaan

pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai akan membentuk proses

pembelajaran yang akan lebih mudah untuk dipahami oleh siswa.

Pendapat lain lagi mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa terdapat empat faktor yaitu faktor lingkungan, faktor instrumental,

kondisi fisiologis, dan kondisi psikologis.65

Faktr lingkungan, merupakan bagian dari kehidupan siswa. Dalam

lingkungan siswa berinteraksi dalam mata rantai yang disebut ekosistem. Selama

hidup, siswa tidak dapat menghindarkan diri dari lingkungan alami dan

lingkungan sosial budaya. Kedua lingkungan ini memberikan pengaruh terhdap

belajar siswa di sekolah.

Faktor instrumental, merupakan faktor yang berasal dari sekolah, baik dari

tujuan pembelajaran maupun fasilitas yang ada di sekolah. Faktor instrumental

terdiri dari kurikulum, program pendidikan, sarana dan prasarana serta guru.

Kondisi fisiologis merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar seseorang. Akan berbeda hasil belajar yang didapatkan

seseorang yang belajar dalam keadaan segar jasmaninya dengan orang yang

belajar dalam keadaan kelelahan.

Kondisi psikologis sebagai faktor yang berasal dari dalam merupakan hal

yang utama dalam menentukan intensitas belajar seseorang. Karena pada dasarnya

proses belajar adalah faktor psikologis. Yang termasuk ke dalam faktor psikologis

adalah bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif.

65 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), h.176.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

38

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan model Team Games

Tuornament (TGT), diuraikan sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh N.D Muldayanti yang dihasilkan bahwa

model TGT lebih efektif dibandingkan dengan model STAD karena dengan model

TGT siswa cenderung lebih aktif dan terarah, siswa terdorong untuk berpikir

secara bebas dan terbuka sehingga akan memberikan kepuasan pada dirinya

sendiri.66

Penelitian tentang TGT juga dilakukan oleh Arsaythamby Veloo dan Siti

Chairhany tahun 2013 dengan hasil dari penelitiannya terdapat peningkatan

signifikan model pembelajaran TGT terhadap sikap dan prestasi siswa (hasil

belajar kognitif).67

Viha Ancillia Bintusi Sakti dan Rudiana Agustini dalam penelitiannya

menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode latihan

terstruktur berpengaruh terhadap hasil belajar (kognitif), aktivitas dan respon

siswa.68

C. Kerangka Berpikir

Biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki banyak istilah penting

dalam dalam konsep materinya. Sehingga belajar biologi bagi sebagian siswa

merupakan pembelajaran hafalan sehingga dianggap sulit untuk dipahami. Banyak

konsep biologi yang mengharuskan siswa melakukan pengamatan, misalnya pada

konsep sistem sirkulasi manusia yang akan dijadikan konsep penelitian ini.

Dengan konsep tersebut hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti memilih model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) sebagai

66 N.D Muldayanti, Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dariKeingintahuan dan Minat Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 2 (1), 2013, p.12-17.

67 Arsaythamby Veloo, Sitie Chairhany. Fostering Students attitudes and Achievment inProbability Using Team Games Tournaments (TGT), Journal Procedia: Social and BehaviorSciences 93, 2013, p.59-64.

68 Viha Ancillia Bintusi Sakti, Rudiana Agustini. Implementasi Pembelajaran Kooperatif tipeTGT dengan Metode Latihan Terstruktur terhadap Hasil Belajar, Aktivitas dan ResponSiswa.UNESA: Journal of Chemistry Education, vol.3, No.33, 2014, p.216-223.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

39

model untuk meningkatkan keterampilan generik siswa. Model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) merupakan salah satu

model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan siswa bekerja

dalam kelompok dan siswa dapat mengungkapkan ide dan gagasan topik yang

dibahas. Penggunaan model ini diharapkan siswa akan lebih aktif dalam

pembelajaran, memberikan kontribusi yang penting terhadap anggota kelompok

yang lain, serta meningkatkan kepercayaan diri, mampu bekerja dalam tim dan

komunikasi diantara siswa, sehingga guru lebih mudah dalam pembelajaran.

Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa diharapkan dapat

memahami materi dengan maksimal, dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran biologi konsep sistem sirkulasi manusia.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan hasil penelitian yang relevan, maka

hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Terdapat Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil

Belajar Siswa.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Depok yang beralamat di Jalan Limo

Raya No.30 Limo Kota Depok. Adapun waktu penelitian pada bulan November

2017 Semester Ganjil Tahun Ajaran 2017/2018.

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimen (eksperimen semu) yaitu metode penelitian yang menguji hipotesis

berhubungan sebab akibat. Desain penelitian ini pretest posttest control group

design, objek yang akan diteliti akan diberikan tes sebelum dan setelah kedua kelas

mendapatkan perlakuan. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) berupa

penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), sedangkan

pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran saintifik. Desain ini digambarkan pada tabel

3.1.

Tabel. 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Postest

Kontrol O1 X1 O2

Eksperimen O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = Pretest kelas kontrol dan eksperimen.

O2 = Postest kelas kontrol dan eksperimen.

X1 & X2 = Pemberian proses belajar mengajar pada kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran saintifik (X1) dan kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

TeamsGames Tournament (TGT) (X2).

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

41

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Kelas XI SMAN 6 Depok Semester Ganjil

Tahun Ajaran 2017/2018. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini

adalah seluruh Kelas XI IPA SMAN 6 Depok Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Teknik sampling

yang digunakan adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota populasi) untuk dipilih

menjadi anggota sampel.3 Teknik penentuan sampel menggunakan Simple random

sampling, peneliti memberi hak sama kepada setiap subjek untuk memperoleh

kesempatan dipilih menjadi sampel.4

Berdasarkan teknik penentuan sampel yang digunakan, maka peneliti

mengambil dua kelas dari lima kelas XI IPA sebagai sampel penelitian. Satu kelas

sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Penggunaan

teknik Simple Random Sampling karena kelima kelas yang ada bersifat sama, tidak

ada kelas yang memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari kelas

lainnya, seperti kelas unggulan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah berupa tes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda (tes

objektif) yang disesuaikan dengan indikator sistem sirkulasi manusia. Selama

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),

h.80. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka

Cipta, 2010), h.174. 3 Sugiyono, op.cit., h.82. 4 Suharsimi Arikunto, op.cit., h.177.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

42

penelitian tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan

setelah diberikan perlakuan (posttest).

Soal tes yang digunakan untuk pretest dan posttest adalah soal yang sama

dengan tujuan agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap

perubahan hasil belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan generik sains

(KGS) berupa tes objektif atau pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban pada aspek

kognitiif yang meliputi: Pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis

(C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini ada dua macam yaitu tes hasil belajar dan non tes berupa lembar observasi.

1. Instrumen Tes Hasil Belajar

Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang

ditujukan kepada peserta tesuntuk mendapatkan respon sesuai petunjuk dan

ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentk kuantitatif yang dibandingkan

dengan standar dan ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif.5 Tes juga dapat

diartikan juga sebagai serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6

Tes yang akan diberikan merupakan tes objektif (pilihan ganda) dengan alasan

bahwa penggunaan tes objektif dapat mencakup bahan materi secara luas,

mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan,

pengetahuan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.7

Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar yang dapat

diraih oleh siswa. Tes disusun berdasarkan indikator sistem sirkulasi manusia yang

disesuaikan dengan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013. Instrumen yang akan

diuji cobakan berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes dilakukan sebelum

5 M.Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996),

h.43-44. 6 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 193. 7 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h.138.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

43

dan setelah pembelajaran (pretest dan posttest). Sebelum digunakan, instrumen tes

diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa pada jenjang yang lebih tinggi untuk

mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

Kisi – kisi instumen tes hasil belajar siswa sistem sirkulasi manusia dapat

dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Sistem Sirkulasi

Manusia

Sub Konsep Indikator Aspek Kognitif

Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6

Komponen

sistem

peredaran

darah manusia

Memahami dan

menjelaskan hubungan

antara komponen,

struktur dan fungsi

darah, jantung dan

pembuluh darah pada

manusia

10 4,5,

11

1,

15,

16,

2,3,

6,7,

8,9,

12,

13,

17,

18,

24

23,

30 29 21

Mekanisme

sistem

peredaran

darah manusia

Meneskripsikan dan

menjelaskan

mmekanisme sistem

peredaran darah

22 26 14,

25 4

Gangguan

dalam sistem

peredaran

darah manusia

Menganalisis hubungan

antara komponen,

mekanisme dengan

gangguan sistem

peredaran darah

21 19

20,

27,

28

5

Jumlah 1 5 5 13 2 4 30

Keterangan tingkat kognitif:

C1 (Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan), C4 (Menganalisis), C5

(Mengevaluasi), C6 (Mencipta).

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes dalam penelitian ini berupa lembar kerja siswa dan lembar

observasi. Lembar kerja siswa digunakan sebagai pengukuran selama proses

pembelajaran, sedangkan lembar observasi digunakan untuk elihat konsistensi guru

terhadap RPP yang telah dibuat.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

44

F. Kalibrasi Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus ditingkatkan

kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari hasil uji coba

perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya pembeda.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan dalam peneltian.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan

daya beda. Uji tes objektif menggunakan program Anates 4.0.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan, instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi,

sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.8 Validitas yang

dilakukan merupakan validitas isi (internal) dan dilakukan untuk menetapkan butir

tes yang valid berdasarkan uji coba.

Berdasarkan hasil perhitungan anates pilihan ganda untuk jumlah butir soal

sebanyak 50 soal, diperoleh butir soal yang valid sebanyak 31 soal, yaitu : 1, 2, 4,

5, 8, 11, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38,

40, 43, 44, 47, 49. Dari 31 soal yang valid tersebut hanya 30 soal yang digunakan

untuk penelitian karena 30 soal sudah mewakili indikator keterampilan generik

sains yang valid.

b. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, artinya dapat

dipercaya dan dapat diandalkan.9 Berdasarkan hasil perhitungan reliabel diperoleh

untuk n = 50 dari 31 butir soal yang valid tergolong reliabilitas tinggi (0,75).

Kriteria validitas dan reliabilitas dijelaskan pada tabel 3.3 sebagai berikut:10

8 Suharsimi Arikunto, op,cit., h. 211. 9 Ibid. h.221. 10 Zainal Arifin, op.cit., h.257.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

45

Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi (rxy)

Rentang Kriteria Koefisien Korelasi

0.00 – 0.20 Sangat rendah

0.20 – 0.40 Rendah

0.40 – 0.70 Cukup

0.70 – 0.90 Tinggi

0.90 – 1.00 Sangat tinggi

c. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Pengujian tingkat kesukaran soal tes hanya dilakukan pada soal pilihan ganda.

Kriteria kesukaran diklasifikasikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut:11

Tabel 3.4 Kriteria taraf Kesukaran Tes

Rentang Kriteria

0.00 – 0.25 Sukar

0.26 – 0.75 Sedang

0.75 – 1.00 Mudah

Hasil perhitungan menggunakan program anates 4.0 tingkat kesukaran tes

pilihan ganda dari 30 soal yang valid diperoleh butir soal sedang sebanyak 27 butir

soal dan butir soal sukar sebanyak 3 butir soal.

d. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengukur kemampuan suatu butir soal dalam

membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan

kelompok siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu.12 Daya pembeda

11 Ibid. h.272. 12 Ibid, h.273.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

46

dihitung menggunakan program anates 4.0. Kriteria daya pembeda dapat dilihat

dalam Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda

Rentang Kriteria

0.00 – 0.20 Jelek

0.20 – 0.40 Cukup

0.40 – 0.70 Baik

0.70 – 1.00 Baik sekali

Hasil perhitungan uji daya pembeda dari 30 butir soal yang valid diperoleh

bahwa klasifikasi butir soal cukup sebanyak 13, butir soal baik sebanyak 16, dan

butir soal baik sekali sebanyak 1.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes berupa lembar kerja siswa dan lembar observasi. Lembar

observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui keterlaksanaan

pembelajaran sainstifik dan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) dikelas. Uji validitas untuk lembar observasi menggunakan

validitas isi (content validity) oleh praktisi pendidikan (dosen pembimbing).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah salah satu proses yang dilakukan setelah data terkumpul

dan merupakan bagian yang paling menentukan dalam suatu penelitian karena

analisis data dapat menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan dalam

beberapa tahapan, tahapan pertama melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi

normal atau tidak, data tersebut homogen atau tidak. Apabila data normal dan

homogen, maka dilanjutkan dengan uji-t untuk pengujian hipotesis. Jika salah satu

data yang diuji tidak normal atau tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji

hipotesis non parametrik.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

47

Adapun langkah-langkah dalam penggunaan teknik analisis data adalah

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan uji prasyarat tentang kelayakan data untuk

dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji

normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang teliti berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan aplikasi SPSS 22. Uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan signifikansi > 0,05 maka data

dikatakan berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa

(eksperimen dan kontrol) dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen atau

heterogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 dari

hasil analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of Error variances yaitu

signifikansi > 0,05 maka data bersifat homogen.

3. Uji Hipotesis

Sampel berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka dilakukan uji

lanjutan dengan menggunakan uji U Mann Whitney. Uji U Mann Whitney

merupakan uji non parametrik sebagai pengganti uji-t yang digunakan untuk mengji

perbedaan dua sampel bebas (independent). Asumsi normalitas dan homogenitas

dalam uji U Mann Whitney tidak diperlukan, karena level pengukurannya minimal

data ordinal dan variabel yang akan diuji merupakan variabel kontinue.13 Ketentuan

dari uji U Mann Whitney adalah Sig.< 0,05 menggunakan aplikasi SPSS 22.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah dengan Uji t,

dengan hipotesis sebagai berikut:

13 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h.489.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

48

Ho : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan :

Ho = Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

and Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa.

H1 = Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and

Tournament (TGT) terhadap hasil belajar sains siswa.

µ1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

Teams Games and Tournament (TGT) atau kelas eksperimen.

µ2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

saintifik (kelas kontrol)

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Depok. Penelitian dilakukan di kelas

XI MIA, yaitu kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen yang diberikan

perlakuan model pembelajaran kooperatif Teams Games and Tournament (TGT)

dan kelas XI MIA 5 sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran

Saintifik.

Penelitian ini menggunakan pokok bahasan sistem sirkulasi manusia

dilakukan selama 3 pertemuan dikelas termasuk kegiatan praktikum, 2 pertemuan

untuk pretest dan posttest. Selama proses pembelajaran siswa diberikan Lembar

Kegiatan Siswa (LKS). LKS berfungsi sebegai penunjang selama pembelajaran.

Pada kelas eksperimen diberikan games sebagai tahapan dari proses pembelajaran

Teams Games and Tournament (TGT) sedangkan pada kelas kontrol tidak

diberikan games.

Sebelum dilaksanakan proses penelitian kelas eksperimen dan kontrol

diberikan soal pretest terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

awal kedua kelas tersebut, kemudian data pretest tersebut diolah normalitas dan

homogenitas. Pertemuan terakhir kedua kelas diberikan posttest berupa soal yang

sama dengan soal pretest.

Instrumen tes yang diberikan kepada kedua kelas telah melalui uji kelayakan

instrumen yaitu uji validitas, reliabilitas, perhitungan tingkat kesukaran, dan daya

pembeda soal. Dengan mempertimbangkan hasil uji validitas, peneliti mengambil

30 butir soal yang akan diujikan pada kedua kelas sampel, karena terdapat dua

butir yang mewakili indikator hasil belajar yang sama.

Setelah instrumen tes hasil belajar diberikan, data hasil pretest dan posttest

selanjutnya diolah sehingga memberikan gambaran hasil belajar siswa. Berikut

disajikan data hasil instrumen tes hasil belajar siswa setelah pembelajaran

dilaksanakan di kelas eksperimen dan kontrol.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

50

1. Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data statistik hasil perhitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Statistik Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Data StatistikKelas

Eksperimen Kontrol

Skor Tertinggi 50 53

Skor Terendah 13 20

Rata-rata 33,9 33,5

Median 35,07 33,4

Modus 43 33

Varians 74 73

St. Deviasi 8,6 8,5

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat perbedaan rata-rata nilai pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol, dengan nilai 33,9 untuk kelas eksperimen dan 33,5 untuk

kelas kontrol. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman konsep materi sistem

sirkulasi manusia yang akan diajarkan.

Tabel 4.2 Data Statistik Posttest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Data StatistikKelas

Eksperimen Kontrol

Skor Tertinggi 90 87

Skor Terendah 70 60

Rata-rata 75 68

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

51

Data StatistikKelas

Eksperimen Kontrol

Median 80 77

Modus 84 80

Varians 28 56

St. Deviasi 5 8

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat perbedaan rata-rata nilai posttest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol, dengan nilai 75 untuk kelas eksprimen dan 68 untuk kelas

kontrol. Hal ini disebabkan meningkatnya pemahaman siswa mengenai konsep

materi sistem sirkulasi manusia yang sudah diajarkan.

B. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu teknik analisis yang

proses analisisnya dilakukan dengan perhitungan matematis. Hal ini dikarenakan

hasil dari penelitian ini berupa angka pada hasil tes belajar siswa. Data yang

diambil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah hasil pretest dan posttest

siswa pada pokok bahasan sistem sirkulasi manusia. Data yang telah terkumpul

diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian.

Proses pengolahan data dimulai dari uji normalitas hingga uji kesamaan dua rata-

rata kelas penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 22.

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu. Berikut adalah perhitungan dari

uji normalitas dan homogenitas.

a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov-

Smirnov yang ada pada perangkat lunak SPSS 22. Hasil perhitungan uji

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

52

normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.3

berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Eksperimen KontrolN 40 40

NormalParameeters

Mean 33,90 33,57Std. deviation 8,609 8,589

MostExtreme

Differences

Absolute 0,129 0,126Positive 0,098 0,112Negative -0,129 -0,126

Test statistic 0,129 0,126Asymp. Sig. (2-tailed) 0,090 0,111

Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data pretest hasil belajar

siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Ini terlihat dari nilai

signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,111 lebih besar dari taraf signifikansi α =

0,05, dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,090 lebih besar dari taraf

signifikansi α = 0,05.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Eksperimen KontrolN 40 40

NormalParameeters

Mean 75,48 67,72Std. deviation 8,174 11,643

MostExtreme

Differences

Absolute 0,141 0,107Positive 0,113 0,076Negative -0,141 -0,107

Test statistic 0,141 0,107Asymp. Sig. (2-tailed) 0,043 0,200

Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data skor tes hasil belajar

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

53

sains siswa kelas kontrol berdistribusi normal sedangkan data skor hasil belajar

kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. Ini terlihat dari sedangkan nilai

signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,043 lebih kecil dari taraf signifikansi α =

0,05, dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,200 lebih besar dari taraf

signifikansi α = 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas viarians data. Uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari

populasi homogen (variannya sama) atau heterogen (variansnya berbeda-beda).

Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS 22

disajikan dalam Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lavene Statistic df1 df2 Sig.

0,016 1 78 0,899

Berdasarkan Tabel 4.5, hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi α = 0,05

menunjukkan bahwa data pretest hasil belajar siswa kedua kelas adalah homogen.

Hal ini diketahui berdasarkan nilai signifikansi dari hasil pengujian homogenitas

adalah 0,899 lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05.

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lavene Statistic df1 df2 Sig.

5,161 1 78 0,026

Berdasarkan Tabel 4.6, hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi α = 0,05

menunjukkan bahwa data posttest keterampilan genetik sains siswa kedua kelas

adalah tidak homogen. Hal ini diketahui berdasarkan nilai signifikansi dari hasil

pengujian homogenitas adalah 0,026 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

54

2. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis normalitas dan homogenitas pada data

pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dihasilkan data yang berdistribusi

normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan Uji t pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari Uji t pretest pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Lavene’s Test ForEquality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Std. Error Mean0,016 0,899 -,174 78 0,863 1,923 -,334

Pengujian hipotesis pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil Uji t pretest maka Ho

diterima yang artinya tidak ada perbedaan hasil rata-rata pretest antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

b. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil uji pra syarat dan homogenitas posttest menghasilkan kesimpulan

bahwa data tidak berdistribusi normal dan memiliki varians data tidak homogen,

maka uji hipotesis akan dilakukan dengan uji non parametrik. Pengujian hipotesis

ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas

eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan dengan rata-rata hasil belajar

siswa kelas kontrol. Pengujian hipotesis ini menggunakan pada perangkat lunak

SPSS 22.

Data hasil perhitungan hipotesis Uji U Mann Whitney disajikan dalam Tabel

4.8 berikut.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

55

Tabel 4.8 Hasil Uji U Mann Whitney Hipotesis Posttest Hasil Belajar Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

PosttestMann-Whitney U 478,000

Wilxocon W 1298,000Z -3,118

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,002

Berdasarkan Tabel 4.8, terlihat bahwa hasil uji kesamaan dua rata-rata

kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002

dengan taraf signifikansi < 0,005. Hal ini menunjukkan penolakan Ho dan

penerimaan H1. H1 menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas

eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Teams Games

and Tournament (TGT) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol

yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran yang setiap

anggota kelompoknya memiliki kemampuan berbeda-beda (heterogen) serta

membantu siswa saling berinteraksi satu sama lain, suasana belajar menjadi lebih

menyenangkan dikarena terdapat tahapan games dan tournament diakhir

pembelajaran. Tahapan tersebut yang menjadikan siswa lebih semangat dalam

belajar, meningkatkan interaksi antar siswa serta memiliki daya saing yang kuat

antar kelompok karena ingi memberikan yang terbaik bagi kelompoknya.

Proses pembelajaran yang sudah dilalui siswa pada kelas eksperimen yang

diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif Teams Games and

Tournament (TGT) menunjukan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran

dikelas. Peningkatan tersebut sangat berdampak besar terhadap proses

pembelajaran, siswa lebih aktif dalam setiap pembelajaran, interaksi antar siswa

pun meningkat. Mencatat hal yang penting dan menginformasikan kepada teman

sekelompoknya, saling bekerja sama selama proses pembelajaran, saling

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

56

berdiskusi memecahkan masalah bersama-sama. Aktivitas tersebut dapat

menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran, ketika semua siswa mampu

mengatur dirinya sendiri, mampu bekerja sama dengan siswa lain, dan memiliki

sikap dan perhatian yang dibutuhkan selama proses pembelajaran dapat

membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Hal terpenting yang dapat digaris bawahi dalam penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) adalah

tanggung jawab setiap individu dan juga kelompok. Sehingga dalam diri siswa

terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan hubungan antar individu

dalam kelompok dalam berjalan dengan maksimal. Dalam hal ini setiap siswa

dalam kelompoknya menumbuhkan rasa bertanggung jawab dan bersungguh-

sungguh untuk menjadi kelompok terbaik.

Tahapan penelitian ini dilaksanakan pretest terlebih dahulu pada kedua

kelas, yaitu kelas XI MIA 2 yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas XI MIA 5

yang dijadikan kelas kontrol. Pemberian pretest pada kedua kelas dimaksudkan

untuk melihat seberapa kemampuan awal pada kedua kelas tersebut. Sebagaimana

yang sudah tertera pada hasil penelitian diatas kedua kelas dalam memiliki

kemampuan awal yang sama. Artinya kedua kelas belum pernah mendapatkan

materi sistem sirkulasi manusia yang akan dijadikan konsep dalam penelitian ini.

Kedua kelas memiliki jumlah siswa yang banyak yaitu 40 siswa masing-

masing kelas sehingga dalam pelaksanaan tahapan TGT peneliti merasa kesulitan

dengan membagi siswa kedalam tujuh kelompok. Pembelajaran biologi dalam

Kurikulum 2013 kelas XI terdapat 4 jam pertemuan dalam satu minggu, maka

peneliti menggunkan waktu penelitian sebanyak 4 pertemuan dalam dua minggu,

termasuk pertemuan eksperimen dan posttest.

Pertemuan pertama dalam kelas eksperimen membentuk kelompok-

kelompok secara acak/heterogen. Proses awal pembelajaran berlangsung lancer

karena setiap kelompok diberikan LKS tentang komponen-komponen darah,

mereka saling bekerja sama dalam menyelesaikan LKS. Lanjut pada tahapan

games, antusias siswa bertambah. Proses games pada kelas ekperimen, setiap

kelompok mengirimkan salah satu anggota kelompoknya yang akan

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

57

melaksanakan games didepan kelas bersama dengan wakil dari kelompok yang

lain. Pada setiap kartu yang dijawab oleh siswa memiliki nilai skor yang nantinya

akan menjadi poin penting bagi kelompok, semakin banyak dapat menjawab kartu

games maka skor yang dikumpulkan juga semakin banyak. Skor inilah yang

nantinya akan diakumulasi pada akhir pertemuan dengan diakannya tournament

terlebih dahulu. Dengan adanya skor tersebut, setiap perwakilan siswa saling

antusias dan semangat dalam menjawab setiap kartu games yang diberikan. Akan

tetapi tidak semua wakil kelompok dapat menjawab pertanyaan dalam kartu

games, hal ini yang menjadi pemicu semangat kelompok yang tertinggal poin

untuk ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya. Dengan 11 kartu games yang

disiapkan peneliti hanya 9 kartu games yang berhasil dijawab oleh siswa, waktu

yang butuhkan dalam tahapan games cukup banyak, sehingga peneliti

memutuskan menyudahi sampai kartu ke sembilan saja.

Berbeda dengan kelas eksperimen, pertemuan pertama kelas kontrol tidak

melakukan tahapan games, kelas kontrol hanya melakukan proses pembelajaran

sesuai dengan tahapan pembelajaran saintifik saja, tentu dengan pembelajaran

secara berkelompok seperti dengan kelas eksperimen. Proses mengungkapkan

pada kelas kontrol hanya terjadi dalam proses diskusi kelompok dan proses

menyimpulakan pembelajaran pada akhir pertemuan. Pada kelas kontrol

mengerjaka LKS yang sama dengan kelas ekperimen, hal ini dimaksudkan agar

tidak ada perbedaan dalam hal penggunaan media pembelajaran. Dalam tahapan

diskusi kelompok, interaksi antar siswa terlihat jelas dengan saling membantu

dalam menyelesaikan LKS secara bersama-sama.

Pertemuan kedua baik dikelas ekperimen dan kelas kontrol proses

pembelajaran dilaksanakan dengan metode eksperimen dan diskusi kelompok,

tentu terdapat perbedaan pada kelas eksperimen yaitu tetap diadakannya tahapan

games. Eksperimen dalam pertemuan kedua ini adalah praktikum tes golongan

darah. Kedua kelas melaksanakan praktikum dengan antusias dan banyak siswa

yang sudah mengetahui golongan darahnya masing-masing, maka proses

praktikum hanya dilakukan beberapa siswa saja yang belum mengetahui golongan

darahnya masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk mempersingkat waktu.

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

58

Walaupun yang melakukan praktikum tidak semua, tetapi semua siswa

memperhatikan bagaimana proses tes golongan darah tersebut.

Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir bagi kedua kelas dalam

mendapatan materi pembelajaran sebelum pertemuan untuk posttest. Pada

pertemuan ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi denyut nadi, serta

kelainan atau gangguan pada sistem sirkulasi manusia. Untuk melakukan

praktikum denyut nadi, pada setiap kelompok melakukan praktikum hanya pada

bebrapa anggota kelompok saja, hal ini dimaksudkan agar tidak membutuhkan

waktu yang banyak dalam mempelajari satu subkonsep materi. Pada kelas

ekperimen setelah mengerjakan LKS, diadakan tournament. Skor yang diperoleh

setiap kelompok diakumulasi pada pertemuan ini. Kelompok yang mendapatkan

skor tertinggi berhak mendapatkan hadiah, pemberian ini termasuk tahap

recognition pada tahapan pembelajaran TGT.

Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif Teams Games and Tournament (TGT) dan kelompok

siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik. Hal ini ditunjukkan dengan

hasil posttest yang diberikan pada kelas eksperimen lebih unggul d engan hasil

posttest pada kelas kontrol. Nilai lebih unggul tersebut dapat dilihat dari nilai rata-

rata siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan siswa kelas kontrol.

Ketercapaian suatu konsep, ranah pengetahuan dan jenjang kognitif

keterampilan generik sains siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dipengaruhi oleh kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model dan

pendekatan yang diterapkan selama proses pembelajaran. Kelebihan model Teams

Games and Tournament (TGT) yakni membantu siswa dalam meningkatkan

pemahaman suatu konsep dengan belajar aktif secara kelompok serta proses

belajar yang menyenangkan karena adanya permainan dalam kegiatan belajar.

Sementara itu, kekurangan dari model Teams Games and Tournament

(TGT) yakni membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat pelajaran

lebih bermakna serta terdapat kesulitan bagi siswa yang saling berinteraksi karena

kelompok bersifat heterogen. Sedangkan kelebihan pendekatan saintifik yakni

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

59

mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat

dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, serta

mengaplikasikan materi pembelajaran. Disisi lain pendekatan saintifik juga

mempunyai kekurangan yaitu membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama serta

tidak adanya permainan dalam proses pembelajaran. Kekurangan saintifik

tersebutlah yang menyebabkan nilai rata-rata kognitif kelas kontrol lebih rendah

dari kelas eksperimen.

Hasil uji normalitas posttest keterampilan generik sains siswa kelas

eksperimen tidak normal sedangkan data berdistribusi normal di kelas kontrol.

Oleh karena distribusi data yang beragam tersebut (data berdistribusi normal dan

tidak normal), maka uji statistik lanjutan sebagai uji beda adalah uji non

parametrik jenis Uji U Mann Whitney. Data uji beda berdasarkan hasil Uji U

Mann Whitney diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas Uji U Mann Whitney pada

hasil belajar yaitu penerimaan H1. H1 menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar

kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Teams

Games and Tournament (TGT) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelas

kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik.

Beberapa penelitian di bawah ini membahas mengenai penelitian tentang

model pembelajaran kooperatif Team Games and Tournament (TGT). Penelitian

mengenai model TGT dilakukan oleh Elsa Nopita Sitorus dan Edy Surya yang

menghasilkan data bahwa model pembelajaran kooperatif Teams Games and

Tournament (TGT) memberikan pengaruh sebanyak 63,71 % secara langsung

terhadap kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika.1

Penelitian lainnya tentang TGT adalah yang dilakukan oleh Abdus Salam

dkk, kesimpulan dari penelitiannya yaitu terdapat perbedaan sikap siswa yang

1 Elsa Nopita Sitorus and Edy Surya, The Influence of Teams Games TournamentCooperative Learning on Students’ Creativity Learning Mathematics, International Journal ofScineces: Basic and Applied Research (IJSBAR), 2017, vol 34, No.1, p.16-24.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

60

signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif Teams Games and Tournament (TGT) dengan kelas kontrol.2

Model pembelajaran kooperatif Teams Games and Tournament (TGT)

mendorong siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan belajar, berdiskusi dengan

setiap anggota kelompoknya membantu siswa dalam mengeluarkan kemampuan

kerjasama, saling membantu dan menghargai pendapat setiap anggota, melakukan

praktikum dengan penuh antusias, serta permainan pembelajaran yang dapat

memacu motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut yang dapat

mendorong hasil belajar siswa meningkat. Hipotesis yang sudah dibuktikan

menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif Teams Games and

Tournament (TGT) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

2 Abdus Salam, dkk, Teams Games Tournaments (TGT), Cooperative Technique forLearning Mathematics in Secondary School in Bangladesh, Journal of Research in MathematicsEducation (REDIMAT), 2015, vol 4 No.3, p.271-287.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar

dengan menggunakan model Teams Games and Tournament (TGT) dibandingkan

dengan siswa yang menggunakan model saintifik pada konsep sistem sirkulasi

manusia. Hal ini dapat dilihat dari hasil Uji U Mann Whitney pada taraf

signifikansi α = 0,05 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002 antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)

dapat diterapkan pada konsep lain dan dengan media lain.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)

dapat dijadikan alternatif model pembelajaran biologi untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

3. Perlu persiapan yang lebih baik dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) agar diperoleh hasil

yang optimal sesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Penelitian ini masih memiliki kekurangan karena dilakukan pada kelas

dengan jumlah siswa yang banyak, oleh karena itu peneliti berikutnya

disarankan untuk meneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games and Tournament (TGT) pada kelas dengan jumlah siswa yang

lebih sedikit.

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

62

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, M.E., dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament(TGT) terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kecerdasan Emosional Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha ProgramStudi IPA.Vol.4. 2014.

Ahmad, Khoiru,Iif., dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta:Prestassi Pustaka. 2011.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta,2004.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta: Rineka Cipta. 2010.

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2009.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media. 2010.

Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2011.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.2013.

Eggen, Paul., dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT.Indeks. 2012.

Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: PustakaPelajar. 2013.

Ilyas. Peranan Motivasi Mengajar Guru dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.Jurnal Dinamika, Vol.II No. 02. 2004.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2015.

Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih. Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTipe Teams-Games-Tournaments (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil BelajarBiologi Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Exacta.Vol.2 No.1 Mei 2009.

Lie, Anita. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning diRuang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. 2005.

Lord, Thomas R. 101 Reason for Using Cooperative Learning in Biology Taeching,Journal The American Biology Teache., Vol.63. 2001

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

63

Muldayanti, N.D. Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dariKeingintahuan dan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.Vol. 2. 2013.

OECD. Programme for International Student Assesment (PISA) Result from 2015.2016. http://www.oecd.org.edu/pisa). [Diakses pada 24 Agustus 2018]

P.G., Wartawan. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah dalam PembelajaranFisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi BelajarSiswa. Jurnal IKA Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4(2). 2006.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya,2002.

Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah. 2017(http://puspendik.kemendikbud.go.id). [Diakses pada 24 Agustus 2018]

Rita Nnorom, Nneka. Effect of Cooperative Learning Intructional Strategy onSenior Secondary School Students Achievement in Biology in AnambraState, Nigeria. International Journal for Cross-Disciplinary Subjects inEducation (IJCDSE). Vol.5. Issue 1, 2015.

Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012.

Salam, Abdus, dkk, Teams Games Tournaments (TGT), Cooperative Technique forLearning Mathematics in Secondary School in Bangladesh, Journal ofResearch in Mathematics Education (REDIMAT). Vol 4. No.3. 2015.

Salim, Peter dan Yasni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:Modern English. 1991.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Predana Media Group. 2006.

Sitorus, Elsa Nopita and Edy Surya. The Influence of Teams Games TournamentCooperative Learning on Students’ Creativity Learning Mathematics.International Journal of Scineces: Basic and Applied Research (IJSBAR).2017.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. RinekaCipta. 2010.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Terj. DariTheory, Research and Practice oleh Nurulita Yusron. Jakarta: Nusa Media.2008.

Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:UIN Press. 2006.

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,2008.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

64

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. 2009.

Suprijono, Agus. cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2010.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 1997.

Thoha, M.Chabib. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. 2003.

Veloo, Arsaythamby Sitie Chairhany. Fostering Students attitudes and Achievmentin Probability Using Team Games Tournaments (TGT). Procedia: Social andBehavior Sciences 93. 2013.

Viha, Ancillia Bintusi Sakti, dan Rudiana Agustini. Implementasi PembelajaranKooperatif tipe TGT dengan Metode Latihan Terstruktur terhadap HasilBelajar, Aktivitas dan Respon Siswa. UNESA : Journal of ChemistryEducation.vol.3. 2014.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. BumiAksara. 2009.

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

65

Lampiran 1.

Kisi – kisi Instrumen Tes Hasil belajar

Jenjang Sekolah : SMAN 6 Kota Depok

Mata Pelajaran : Biologi

Kompetensi Inti : 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

Kompetensi Dasar : 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ

pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya

sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta

gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi

manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan

simulasi

Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Sistem Sirkulasi Manusia

Sub Konsep Indikator SoalAspek Kognitif Jml Jml

validC1 C2 C3 C4 C5 C6

Komponensistemperedaran darahmanusia

Menjelaskan hubunganantara komponen,struktur dan fungsidarah

-5*,20*

3

4*, 10,16,17*,18,21*,23*,46

49*9,

47*14 8

Menjelaskan ujigolongan darah

-7,

27*,34*

26*

11*,12,13*,14*,

29*,36*

35* 48 12 9

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

66

Sub Konsep Indikator SoalAspek Kognitif

Juml

ah

Jumlah

validC1 C2 C3 C4 C5 C6

Menjelaskan prosespembekuan darah

- 37* - 25* - - 2 2

Menjelaskan hubunganbagian-bagian jantungdan fungsinya

- - 40* 2* - - 2 2

Mekanismesistemperedarandarah manusia

Menjelaskan strukturdan fungsi pembuluhdarah

19*50

6,8*,33

1* 39 15 - 7 3

Menjelaskan faktor yangmempengaruhi denyutnadi

- -38*,41

- - - 2 1

Menjelaskan sistemlimfa

- 22 - - - - 1 0

Gangguandalam sistemperedarandarah manusia

Menganalisis hubunganantara komponen,mekanisme dengangangguan sistemperedaran darah

-24,32*

30* 28* -

31*,42,43*,44*,45

9 6

Jumlah 2 12 7 18 3 8 50 31

Keterangan: *Valid

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

67

Lampiran 2.

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI (Sebelas)/I

Materi : Sistem Sirkulasi

Jumlah Soal : 50

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Standar Inti : 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya

dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang

mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi

Tabel Instrumen Tes Hasil Belajar Sistem Sirkulasi

Sub Konsep Indikator Soal Tingkat

Kognitif Soal

Kunci

Jawaban

No

Soal

Komponen

sistem

peredaran

darah

manusia

Menjelaskan

hubungan antara

komponen,

struktur dan

fungsi darah

C4

Sel darah merah (eritrosit) merupakan sejenis sel yang tidak memiliki nucleus.

Sementara itu setiap sel setidaknya memiliki nukleus untuk mereplikasi dan

membentuk bangun atau struktur dari sel itu sendiri. Penjelasan paling logis dari

keunikan sel darah merah ialah….

a. sel darah merah di produksi dari sel lain kemudian mengalami diferensiasi

b. sel darah merah tidak memiliki inti untuk memudahkannya dirombak dihati

c. hemoglobin sebenarnya ialah inti sel darah merah

d. inti sel darah merah mengalami degenerasi setelah matang

e. reaksi kimia hemoglobin menghancurkan membrane inti pada sel darah

merah

B 3

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

68

C4

Secara anatomi, eritrosit memiliki bentuk bentuk yang menunjang fungsinya.

Salah satu ciri khasnya yaitu eritrosit tidak memiliki inti dan organel seperti

umumnya sel lain. Alasan eritrosit tidak memiliki nukleus dan organel adalah….

a. agar eritrosit ringan dan fleksibel sehingga mudah melewati kapiler yang

sempit

b. memudahkan eritrosit mengikat banyak oksigen

c. memudahkan transport oksigen dari eritrosit ke sel lain

d. mengurangi kesempatan untuk terkena mutasi genetik

e. mencegah konsumsi O2 oleh organel dan nucleus

B 4*

C2

Hasil pengamatan sel darah merah manusia secara mikroskopis membuktikan

bahwa sel darah merah manusia berbentuk….

a. Oval, eukarion

b. Bulat, eukarion

c. Bikonkaf, inti sel tidak jelas

d. Bulat, tidak punya inti sel

e. Bikonkaf, tidak punya inti sel

E 5*

C6

Berikut ini adalah gambar sel darah hasil pemeriksaan laboratorium seseorang:

Jumlah sel gambar 1 adalah 4.000 butir/mm3, gambar 2 adalah 12.000

butir/mm3 dan gambar 3 adalah 15.500 butir/mm3. Analisis dari laboratorium

tersebut adalah ...

a. gambar 1 dan 2 adalah sel darah merah, indikasi anemia

b. gambar 1 dan 3 adalah sel darah merah, indikasi infeksi

c. gambar 2 dan 3 adalah sel darah putih, indikasi leukemia

d. gambar 1, 2 dan 3 adalah sel darah merah, indikasi normal

e. gambar 1, 2 dan 3 sel darah putih, indikasi ada infeksi

C 9

C4

Berikut pasangan jumlah sel darah dan keping darah pada laki-laki yang benar

adalah….

Eritrosit

(juta/mm3)

Leukosit (/mm3) Trombosit

(ribu/mm3)

a. 3,1 – 5,4 3.000 – 5.000 140 – 600

b. 4,8 – 6,8 2.000 – 5.000 130 – 500

E 10

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

69

c. 3,2 – 5,7 3.000 – 8.000 120 – 700

d. 3,0 – 5,9 6.000 – 9.000 160 – 800

e. 3,8 – 4,8 5.000 – 10.000 150 - 400

C4

Jenis leukosit yang dapat membesar dan berkembang menjadi makrofag dalam

memerangi benda-benda asing yang menyerang tubuh dengan keluar dari aliran

darah dan masuk ke jaringan tubuh adalah....

a. basofil

b. limfosit

c. eosinofil

d. monosit

e. neutrofil

D 16

C4

Perhatikan bagan leukosit berikut.

Dari bagan diatas, bagian yang tepat untuk mengisi bagian A, D, E dan F diatas

adalah….

a. limfosit, monosit, limfosit T, basofil

b. monosit, eosinofil, neutrofil, limfosit

c. limfosit, limfosit T, monosit, limfosit B

d. basofil, limfosit B, limfosit T, monosit

e. neutrofil, monosit, limfosit, limfosit T

E 17*

C4 Perhatikan bagan berikut. A 18

Leukosit

Granulosit

A

B

c

Agranulosit

D E

F G

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

70

Komponen darah yang bertugas dalam menyebarkan sari-sari makanan,

membuat antibodi, dan sel darah yang mampu berubah menjadi makrofag

adalah….

a. A, J dan I

b. B, E dan K

c. D, H dan G

d. B, E dan J

e. C, J dan L

C2

Perhatikan ciri-ciri leukkosit berikut.

1) Memproduksi antibodi

2) Bergranula kecil berwarna orange kemerahan

3) Tidak bergranula dan sangat aktif

4) Bergranula besar berwarna keunguan hingga hitam

5) Menghasilkan zat antikoagulan heparin

Ciri-ciri basofil ditunjukan oleh nomor….

a. 1 dan 2 d. 3 dan 5

b. 1 dan 3 e. 4 dan 5

c. 1 dan 4

E 20*

C4

Jenis leukosit yang berperan dalam membentuk antibodi, membentuk sel T dan

sel B, menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen yang akan dilawan,

dan membunuh sel-sel yang membahayakan tubuh adalah….

a. basofil

b. limfosit

c. eosinofil

d. monosit

e. neutrofil

B 21*

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

71

C4

Seseorang yang tinggal di dataran tinggi memiliki jumlah eritrosit yang lebih

banyak dibandingkan dengan orang yang tinggal di dataran rendah karena….

a. kadar oksigen pada dataran tinggi lebih rendah dibanding dataran rendah

b. orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki aktivitas yang tinggi yang

berbanding lurus dengan aktivitasnya

c. tekanan udara di dataran tinggi lebih rendah dibanding dataran tinggi

d. merupakan adaptasi yang diturunkan kepada keturunan (faktor gen)

e. orang yang tinggal di dataran rendah mendapat asupan gizi yang baik

sehingga jumlah eritrositnya lebih banyak

C 23*

C4

Perhatikan gambar ini

Sel darah putih yang mampu bergerak amubocyt dan memakan kuman

penyakit kecuali nomer….

a. 1 d. 2

b. 3 e. 4

c. 5

A 46

C6

Perhatikan gambar ini

Gambar disamping merupakan jenis leukosit yang dapat

membesar dan berkembang menjadi makrofag dalam

memerangi benda-benda asing yang menyerang tubuh

dengan keluar dari aliran darah dan masuk ke jaringan

tubuh. Jenis leukosit yang dimaksud adalah....

a. basofil

b. limfosit

c. eosinofil

d. monosit

e. neutrofil

D 47*

C5 Perhatikan gambar ini

D 49*

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

72

Gambar disamping merupakan penyebab penyakit

yang dapat mengancam kehidupan dan sulit

disebuhkan, karena dapat menghancurkan sel yang

bertangungjawab untuk mengatur sistem kekebalan

tubuh. sel darah yang dimaksud adalah….

a. basofil

b. eosinofil

c. monosit

d. limfosit

e. neutrofil

Menjelaskan uji

golongan darah

C2

Pada sistem golongan darah A.B,O jika seseorang mempunyai golongan darah

AB berarti darahnya mengandung...

a. antibodi α dan antibodi β

b. antigen B dan aglutinin α

c. aglutinogen A dan aglutinin β

d. antigen A dan antigen B

e. aglutinogen A dan aglutinin α

D 7

C4

Transfusi daarah dengan sistem ABO dan rhesus yang paling sesuai (tidak

membahayakan resipien meskipun dilakukan berkali-kali) adalah….

Resipien Donor

a. AB+ AB+

b. AB- O-

c. A+ AB+

d. B- B+

e. O- O+

A 11*

C3

Pada transfusi darah yang menerapkan sistem ABO dan rhesus, resipien yang

bergolongan darah O- dapat ditransfusi berulang-ulang dengan aman oleh donor

bergolongan darah….

a. O-

b. O+

c. AB+

d. B-

e. A+

A 12

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

73

C4

Manakah hasil tes golongan darah sistem ABO dan rhesus yang paling benar?

(ket: (+) = menggumpal, (-) = tidak menggumpal)

Anti-

A

Anti-

B

Anti-

AB

Anti-D

(Anti-Rho)

Golongan

Darah

a. + + + + AB+

b. + - + + B+

c. - + + + A+

d. - - - - AB-

e. + - + - B-

A 13*

C4

Pak Ahmad yang bergolongan A+ menikah dengan seorang wanita

berkebangsaan Inggris. Pak Ahmad dikaruniai putri dengan golongan darah O+.

Pada kehamilan kedua, bayi yang dilahirkan bergolongan darah O+. menderita

penyakit eritroblastosis fetalis. Hal tersebut terjadi karena ibu bergolongan

darah….

a. A+

b. AB+

c. AB-

d. O+

e. O-

E 14*

C3

Perbedaan golongan darah ibu dan darah bayi yang dikandung seharusnya

menyebabkan penggumpalan pada darah dari masing masing individu ketika

berada didalam plasenta. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi. Hal ini

disebabkan karena….

a. adanya vilus korionik

b. darah yang masuk tidak membawa antigen

c. danya Alantois

d. darah yang masuk hanya membawa oksigen

e. modifikasi plasenta seperti ginjal

B 26*

C2

Jika seseorang memerlukan transfusi darah, perlu diketahui dahulu golongan

darah orang tersebut untuk menghindari adanya penggumpalan. Reaksi

penggumpalan ini disebabkan oleh….

a. masuknya sel – sel darah merah

b. masuknya hemoglobin

C 27*

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

74

c. adanya reaksi antigen antibodi

d. masuknya trombosit

e. masuknya serum darah

C4

Transfusi darah dari donor yang bergolongan darah A ke resipien yang

bergolongan darah B, menyebabkan aglutinasi karena bertemunya.…

a. aglutinogen A dengan aglutinin α

b. aglutinogen B dengan aglutinin α

c. aglutinogen B dengan aglutinin β

d. aglutinogen A dengan aglutinin β

e. aglutinogen β dengan aglutinin B

C 29*

C2

Perhatikan bagan berikut.

Bagian yang tepat untuk mengisi nomer 1, 2, 3 dan 4 adalah…

a. O, AB, B, A

b. A, B, O, AB

c. B, AB, A, O

d. A, O, B, AB

e. B, O, AB, A

D 34*

C5

Putri, Luthfi, Ghina, dan Amel melakukan percobaan golongan darah. Ketika

diuji dengan anti A darah Putri dan Amel yang menggumpal, diuji dengan anti

B darah Luthfi dan Amel yang menggumpal, tetapi darah Ghina tidak

menggumpal ketika diuji oleh anti A maupun anti B. Hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa golongan darah mereka yang tepat adalah….

Putri Luthfi Ghina Amel

a. A B AB O

b. A B O AB

c. AB A B O

d. O AB B A

e. A AB B O

B 35*

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

75

C4

Pasangan aglutinogen dengan aglutinin yang menunjukkan golongan darah O

adalah….

Aglutinogen Aglutinin

a. A α

b. A β

c. - α β

d. A dan B -

e. A dan B α β

C 36*

C6

Perhatikan gambar berikut.

Berdasarkan gambar diatas, kemungkinan yang terjadi pada janin (anak kedua)

yang dikandung ibu adalah….

a. bayi lahir dengan golongan darah yang berbeda dengan ibu

b. bayi lahir dengan selamat karena tidak terjadi hemolisis

c. bayi mengalami cacat fisik dan keterlambatan pertumbuhan

d. bayi menderita penyakit eritroblastosis fetalis atau letal karena mengalami

hemolisis

e. bayi mengalami pendarahan hebat karena terjadi hemolisis

D 48

Menjelaskan

proses

pembekuan

darah

C4

Pada saat proses pembekuan darah, jika penerima transfusi darah kekurangan

vitamin K dan senyawa kalsium, maka yang akan terganggu ialah pembentukan

....

a. protrombin ke trombin

b. fibrinogen ke trombokinase

c. fibrin ke fibrinogen

d. trombin ke prothrombin

e. trombin ke fibrinogen

A 25*

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

76

C2

Perhatikan gaban berikut.

Jawaban yang tepat untuk nomor 1,2, 3 dan 4 adalah….

a. Trombokinase, kalsium, protombin, fibrin

b. Kalsium, trombokinase, protombin, trombin

c. Protombin, trombin, fibrin, trombokinase

d. Trombokinase, fibrin, protombin, kalsium

e. Trombokinase, protombin, trombin, fibrin

D 37*

Menjelaskan

hubungan

bagian-bagian

jantung dan

fungsinya

C4

Perhatikan gambar Jantung berikut ini.

Pembuluh darah terbesar yang mengalirkan darah yang

kaya O2 dan pembuluh darah yang bertugas menerima

darah yang kaya CO2 adalah bagian jantung yang

ditunjukkan oleh nomor ….

a. 2 dan 3

b. 8 dan 9

c. 6 dan 4

d. 1 dan 10

e. 7 dan 5

E 2*

C3

Perhatikan gambar berikut.

Dari tabel berikut yang menyatakan fungsi X dan Y adalah….

Fungsi X Fungsi Y

a. menerima darah

dari seluruh tubuh

memompa darah ke

seluruh tubuh

C 40*

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

77

b. memompa darah ke

seluruh tubuh

menerima darah

dari paru-paru

c. menerima darah

dari paru-paru

memompa darah ke

seluruh tubuh

d. menerima darah

dari seluruh tubuh

memompa darah ke

paru-paru

e. menerima darah

dari paru-paru

memompa darah ke

paru-paru

Mekanisme

sistem

peredaran

darah

manusia

Menjelaskan

struktur dan

fungsi pembuluh

darah

C3

Denyut nadi dapat dirasakan pada sebagian tubuh kita, salah satunya pada

lengan, leher dan bagian tubuh tertentu lainnya. Yang menyebabkan denyut nadi

dapat dirasakan adalah….

a. gerakan jantung memompa darah ke kapiler

b. gerakan jantung memompa darah ke vena

c. gerakan jantung memompa darah ke arteri

d. gerakan jantung memompa darah ke paru-paru

e. gerakan paru-paru memompa darah ke arteri

1

C2

Dalam peredaran darah manusia, jantung adalah sebagai alat pompa darah.

Darah dari jantung beredar menuju jaringan melalui pembuluh darah….

a. arteri yang berdinding tebal, kuat, dan elastis

b. arteri yang berdinding tipis, lemah, dan tidak elastis

c. vena yang berdinding tebal, kuat, dan elastis

d. vena yang berdinding tipis, lemah, dan tidak elastis

e. arteri pulmonalis yang dilapisi endothelium dan dikelilingi otot polos

A 6

C2

Tekanan darah Pak Topan yang ditunjukkan oleh tensimeter adalah 120/90

mmHg. Angka 120 mmHg menunjukkan....

a. diastol pada saat serambi berkontrakis sehingga darah dipompa ke paru-paru

b. sistol pada saat bilik berkontraksi sehingga darah dipompa ke seluruh tubuh

c. diastol pada saat bilik mengembang sehingga darah dari serambi mengalir ke

bilik

d. sistol pada saat serambi berkontraksi sehingga darah mengalir ke bilik

e. diastol pada saat bilik berelaksasi sehingga darah mengalir ke paru-paru

B 8*

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

78

C4

Sebuah pembuluh darah terbesar dalam tubuh yang membawa darah kaya O2

keluar dari ventrikel kiri dan mengalirkan darah keseluruh tubuh. pembuluh

tersebut adalah….

a. vena

b. vena pulmonalis

c. aorta

d. arteri

e. kapiler

C 15

C1

Perhatikan ciri-ciri pembuluh berikut.

1) Dinding tipis

2) Berdinding tebal

3) Kaku

4) Elastis

5) Membawa darah yang kaya akan CO2

6) Membawa darah kaya akan O2

7) Dipengaruhi oleh denyut jantung

8) Tidak dipengaruhi denyut jantung

Ciri-ciri pembuluh arteri adalah….

a. 1,3,5,8 d. 2,4,6,8

b. 2,4,6,7 e. 1,4,6,7

c. 1,3,5, 7

B 19*

C2

Pada sistem sirkulasi manusia dikenal istilah sistol dan diastol. Kondisi yang

menyebabkan kondisi diastol adalah….

a. serambi mengembang dan bilik menuncup, darah mengalir dari serambi ke

bilik

b. serambi menguncup dan bilik mengembang, darah mengalir dari serambi ke

bilik

c. bilik menguncup dan serambi mengembang, darah mengalir dari jantung ke

seluruh tubuh

d. bilik menguncup dan serambi mengembang, darah mengalir dari luar tubuh

menuju jantung

e. serambi menguncup dan bilik mengembang, darah mengalir dari jantung ke

seluruh tubuh

B 33

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

79

C4

Perhatikan tabel berikut ini!

Ciri A B

Letak dinding Agak kedalam

tebal, kuat, elastis

Dekat permukaan

tipis, tidak elastis

Arah aliran

darah

Meninggalkan

jantung

Menuju jantung

Bila terjadi

luka

Darah memancar Darah menetes

Katup Satu di dekat

jantung

Di sepanjang

pembuluh darah

Dari tabel diatas, pernyatan yang benar adalah….

a. bagian A merupakan ciri pembuluh vena, dan bagian B adalah ciri pembuluh

arteri

b. bagian A merupakan ciri pembuluh arteri, dan bagian B adalah ciri pembuluh

vena

c. bagian A merupakan ciri pembuluh vena, dan bagian B adalah ciri pembuluh

kapiler

d. bagian A merupakan ciri pembuluh arteri, dan bagian B adalah ciri pembuluh

kapiler

e. bagian A merupakan ciri pembuluh kapiler, dan bagian B adalah ciri

pembuluh vena

B 39

C1

Perhatikan gambar berikut.

Urutan peredaran darah yang dibawa oleh pembuluh

vena cava superior adalah….

a. 6-3-11-13-12-5-4

b. 3-6-11-13-12-5-4

c. 5-4-7-2-8-6-3-9-1

d. 5-4-7-2-8-9-1-10

e. 6-3-9-1-10-5-4

E 50

Menjelaskan

faktor yang C3

Kelas XI IPA 4 melakukan praktikum menghitung frekuensi denyut nadi.

Hasilnya disajikan dalam grafik berikut. D 38*

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

80

mempengaruhi

denyut nadi

Berdasarkan grafik tersebut, manakah pernyataan yang paling tepat adalah….

a. seseorang yang tidak melakukan aktivitas, mempunyai rata-rata denyut nadi

lebih banyak

b. seseorang yang melakukan aktivitas berat, mempunyai rata-rata denyut nadi

lebih sedikit

c. seseoarng yang melakukan aktivitas ringan, rata-rata mempunyai denyut

nadi lebih banyak

d. seseorang yang melakukan aktivitas berat, rata-rata mempunyai denyut nadi

lebih banyak

e. seseorang yang memiliki aktivitas ringan maupun berat rata-rata memliki

denyut nadi yang banyak

C3

Ani, Ina, Andi dan Dino melakukan praktikum menghitug frekuensi denyut nadi.

Hasil praktikum dicantumkan dalam tabel berikut.

Nama Suhu

tubuh (oC)

Berat badan

(Kg)

Rata-rata

frekuensi denyut

nadi

Ani 36 50 85

Ina 40 63 134

Andi 36 53 89

Dino 42 60 140

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa....

a. suhu tidak mempengaruhi frekuensi denyut nadi

b. berat badan mempengaruhi frekuensi denyut nadi

c. suhu dan berat badan mempengaruhi frekuensi denyut nadi

C 41

0

50

100

150

Tidur Duduk Berjalan Larilambat

Lari cepat

Jum

lah

de

nyu

t n

adi p

er

men

it

Akttivitas

Grafik Jumlah Denyut Nadi per Menit

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

81

d. tidak ada hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut nadi

e. suhu dan berat badan tidak mempengaruhi frekuensi denyut nadi

Menjelaskan

macam-macam

batang saluran

limfa

C2

Cairan limfa yang berasal dari kepala bagian kanan, leher kanan, dada kanan,

dan lengan kanan akan dikumpulkan dibatang saluran limfa utama yang

disebut….

a. duktus limfatikus sinistra

b. duktus limfatikus dekstra

c. trunkus bronkomediastinal

d. nodus limfa

e. duktus torasikus

B 22

Gangguan

dalam sistem

peredaran

darah

manusia

Menganalisis

hubungan antara

komponen,

mekanisme

dengan

gangguan sistem

peredaran darah

C2

Akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti seorang anak terinfeksi virus dengue

sehingga menderita penyakit demam berdarah. Virus dengue menyerang sistem

peredaran darah dan akan mengakibatkan….

a. kadar zat besi pada hemoglobin berkurag

b. produksi eritrosit meningkat

c. elastisitas arteri meningkat

d. jumlah leukosit meningkat

e. jumlah trombosit berkurang

E 24

C4

Ibu Jasmine baru saja melahirkan anak kedua, tetapi bayi tersebut setelah

menjalani pemeriksaan bayi mengalami pembekakan hati dan limfa, anemia,

penyakit kuning serta gagal jantung. Dokter mendiagnosa bayi tersebut

menderita eritroblastosis fetalis. Hal ini disebabkan oleh….

a. antigen anak masuk ke dalam darah ibu

b. induksi mikroorganisme dalam kandungan

c. aglutinin ibu masuk ke dalam darah bayi

d. rusaknya aglutinin bayi

e. masuknya antigen ibu ke dalam darah bayi

E 28*

C3

Proses kerja tubuh yang terganggu karena adanya penyempitan pada pembuluh

arteri coronaria adalah….

a. berkurangnya aliran darah yang mengandung O2

b. menurunnya proses pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru

c. meningkatnya CO2 dalam tubuh karena aliran darah ke paru-paru tergangggu

d. meningkatnya aliran darah ke seluruh tubuh sehingga dapat menimbulkan

pecahnya pembuluh darah jantung

A 30*

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

82

e. organ hati membengkak sehingga proses penghancuran sel-sel darah merah

terganggu

C6

Salah satu sel yang berperan dalam proses hemostasis (keseimbangan darah)

adalah trombosit yang berperan dalam menyembuhkan luka dan mencegah atau

menghentikan perdarahan dengan cara membentuk gumpalan darah. Keadaan

dimana jumlah sel tersebut dalam darah normal tetapi tidak dapat berfungsi

dengan baik akibat kelainan genetik menyebabkan penyakit….

a. thrombopati

b. anemia haemolitik

c. thalasemia

d. leukemia

e. hemofilia

E 31*

C2

Pak Yono yang sudah berumur, saat bermain tenis tiba-tiba sesak dan tidak

sadarkan diri. Temannya langsung membawa kerumah sakit dan dokter

menemukan telah terjadi penyempitan pada pembuluh arteri coronaria. Proses

yang terganggu pada tubuh pak Yono adalah....

a. paru-paru tidak dapat menyuplai darah ke jantung

b. ginjal tidak dapat melakukn proses filtrasi darah

c. hati mengeras karena tidak mendapatkan suplai darah dari jantung

d. jantung membesar karena banyak mengandung karbondioksida

e. suplai O2 dan nutrisi yang terlarut dalam darah ke seluruh tubuh berkurang

E 32*

C6

Seorang anak sering merasakan pusing, mimisan, kelelahan, bagian tubuh lebam

dan bitnik-bintik merah, serta memiliki jumlah leukosit mencapai 21.500

sel/mm3. Dapat dipastikan anak tersebut menderita….

a. anemia

b. leukemia

c. demam berdarah

d. tipus

e. AIDS

B 42

C6

Hasil laboratorium Tuan Soni menunjukkan eritrosit berjumlah 5,1 juta/mm3,

leukosit 6,8 ribu/ mm3, trombosit 70 ribu. Dari hasil laboratorium, Tuan Soni

diduga menderita penyakit ….

a. AIDS

b. leukimia

C 43*

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

83

c. demam berdarah

d. hepatitis

e. flu burung

C6

Bu Lela sering merasa cepat Lelah, tangan dan kaki terasa dingin, dan mudah

pusih ketika tidur. Ketika di cek oleh dokter, tekanan sistol dan diastole bu Lela

dibawah ukuran normal yaitu 90mmHg/60mmHg. Dapat dipastikan bu Lela

menderita sakit….

a. hipertensi

b. hipotensi

c. hipertrofi

d. hemofilia

e. anemia

B 44*

C6

Uji laoratorium terhadap sampel darah seorang ibu menunjukan kadar LDL

melebihi normal dan kadar HDL kurang dari normal. Ibu tersebut disarankan

untuk memperbaiki pola makan agar terhindar dari penyakit pengerasan

pembuluh nadi yang disebut penyakit….

a. sklerosis

b. trombosis

c. hipertensi

d. arteriosklerosis

e. aterosklerosis

D 45

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

84

Lampiran 3.

Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes Keterampilan Generik Sains

Rata – rata : 25,04

Simpangan Baku : 6,31

Korelasi XY : 0,60

Reliabilitas : 0,75

Butir Soal : 50

Jumlah Subyek : 45

ButirAsli

DayaPembeda (%) T.Kesukaran Korelasi Sign.Korelasi

1 50,00 Sedang 0,349 Signifikan2 41,67 Sedang 0,337 Signifikan3 8,33 Sedang 0,121 -4 58,33 Sedang 0,443 Sangat Signifikan5 50,00 Sedang 0,287 Signifikan6 16,67 Sedang 0,074 -7 -8,33 Sedang 0,128 -8 50,00 Sedang 0,328 Signifikan9 8,33 Sedang 0,057 -10 0,00 Sedang 0,057 -11 41,67 Sedang 0,307 Signifikan12 16,67 Sedang 0,128 -13 33,33 Sedang 0,311 Signifikan14 50,00 Sedang 0,453 Sangat Signifikan15 16,67 Sedang 0,207 -16 16,67 Sedang 0,138 -17 25,00 Sedang 0,292 Signifikan18 8,33 Sedang 0,100 -19 58,33 Sedang 0,377 Sangat Signifikan20 50,00 Sedang 0,349 Signifikan21 33,33 Sedang 0,343 Signifikan22 8,33 Sedang 0,043 -23 33,33 Sedang 0,357 Sangat Signifikan24 -8,33 Sedang 0,121 -25 50,00 Sukar 0,412 Sangat Signifikan26 25,00 Sedang 0,326 Signifikan27 75,00 Sedang 0,484 Sangat Signifikan28 50,00 Sukar 0,390 Sangat Signifikan29 41,67 Sedang 0,363 Sangat Signifikan30 41,67 Sedang 0,452 Sangat Signifikan31 33,33 Sedang 0,321 Signifikan

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

85

32 25,00 Sukar 0,302 Signifikan33 8,33 Sedang 0,005 -34 33,33 Sedang 0,321 Signifikan35 33,33 Sedang 0,545 Sangat Signifikan36 58,33 Sedang 0,493 Sangat Signifikan37 33,33 Sedang 0,282 Signifikan38 25,00 Sedang 0,307 Signifikan39 16,67 Sedang 0,128 -40 58,33 Sedang 0,393 Sangat Signifikan41 0,00 Sedang -0,008 -42 25,00 Sedang 0,171 -43 50,00 Sedang 0,343 Signifikan44 33,33 Sedang 0,288 Signifikan45 0,00 Sedang -0,040 -46 0,00 Sedang -0,008 -47 41,67 Sedang 0,396 Sangat Signifikan48 8,33 Mudah 0,069 -49 25,00 Sedang 0,307 Signifikan50 -8,33 Sangat Sukar -0,002 -

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

86

Lampiran 4.

Soal Pretest dan Postest Sistem Peredaran Darah Manusia

Nama :

Kelas :

Materi : Sistem Peredaran Darah Manusia

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Denyut jantung dapat dirasakan pada sebagian

tubuh kita, salah satunya pada lengan, leher

dan bagian tubuh tertentu lainnya. Yang

menyebabkan denyut nadi dapat dirasakan

adalah….

a. gerakan jantung memompa darah ke

kapiler

b. gerakan jantung memompa darah ke vena

c. gerakan jantung memompa darah ke arteri

d. gerakan jantung memompa darah ke paru-

paru

e. gerakan paru-paru memompa darah ke

arteri

2. Perhatikan gambar Jantung berikut ini!

Pembuluh darah terbesar yang mengalirkan

darah yang kaya O2 dan pembuluh darah yang

bertugas menerima darah yang kaya CO2

adalah bagian jantung yang ditunjukkan oleh

nomor ….

a. 2 dan 3

b. 8 dan 9

c. 6 dan 4

d. 1 dan 10

e. 7 dan 5

3. Secara anatomi, eritrosit memiliki bentuk

bentuk yang menunjang fungsinya. Salah satu

ciri khasnya yaitu eritrosit tidak memiliki inti

dan organel seperti umumnya sel lain. Alasan

eritrosit tidak memiliki nukleus dan organel

adalah….

a. agar eritrosit ringan dan fleksibel sehingga

mudah melewati kapiler yang sempit

b. memudahkan eritrosit mengikat banyak

oksigen

c. memudahkan transport oksigen dari

eritrosit ke sel lain

d. mengurangi kesempatan untuk terkena

mutasi genetik

e. mencegah konsumsi O2 oleh organel dan

nucleus

4. Hasil pengamatan sel darah merah manusia

secara mikroskopis membuktikan bahwa sel

darah merah manusia berbentuk….

a. Oval, eukarion

b. Bulat, eukarion

c. Bikonkaf, inti sel tidak jelas

d. Bulat, tidak punya inti sel

e. Bikonkaf, tidak punya inti sel

5. Tekanan darah Pak Topan yang ditunjukkan

oleh tensimeter adalah 120/90 mmHg. Angka

120 mmHg menunjukkan....

a. diastol pada saat serambi berkontrakis

sehingga darah dipompa ke paru-paru

b. sistol pada saat bilik berkontraksi sehingga

darah dipompa ke seluruh tubuh

c. diastol pada saat bilik mengembang

sehingga darah dari serambi mengalir ke

bilik

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

87

d. sistol pada saat serambi berkontraksi

sehingga darah mengalir ke bilik

e. diastol pada saat bilik berelaksasi sehingga

darah mengalir ke paru-paru

6. Transfusi daarah dengan sistem ABO dan

rhesus yang paling sesuai (tidak

membahayakan resipien meskipun dilakukan

berkali-kali) adalah….

Resipien Donor

a. AB+ AB+

b. AB- O-

c. A+ AB+

d. B- B+

e. O- O+

7. Manakah hasil tes golongan darah sistem

ABO dan rhesus yang paling benar? (ket: (+)

= menggumpal, (-) = tidak menggumpal)

Anti-

A

Anti-

B

Anti-

AB

Anti-D

(Anti-Rho)

Gol.

Darah

a. + + + + AB+

b. + - + + B+

c. - + + + A+

d. - - - - AB-

e. + - + - B-

8. Pak Ahmad yang bergolongan A+ menikah

dengan seorang wanita berkebangsaan

Inggris. Pak Ahmad dikaruniai putri dengan

golongan darah O+. Pada kehamilan kedua,

bayi yang dilahirkan bergolongan darah O+.

menderita penyakit eritroblastosis fetalis. Hal

tersebut terjadi karena ibu bergolongan

darah….

a. A+

b. AB-

c. O-

d. AB+

e. O+

9. Perhatikan bagan leukosit berikut.

Dari bagan diatas, terdapat jenis leukosit yang

berukuran paling besar berfungsi mencerna

sel-sel yang mati atau rusak dan memberikan

perlawanan imunologis atau kekebalan serta

jenis leukosit yang memiliki dua jenis yaitu sel

T dan sel B. Pasangan huruf dan jenis leukosit

yang tepat adalah….

a. A (limfosit), E (monosit)

b. D (monosit), B (eosinofil)

c. C (basofil), D (monosit)

d. D (monosit), E (limfosit)

e. B (neutrofil), A (monosit)

10. Perhatikan ciri-ciri pembuluh berikut.

1) Dinding tipis

2) Berdinding tebal

3) Kaku

4) Elastis

5) Membawa darah yang kaya akan CO2

6) Membawa darah kaya akan O2

7) Dipengaruhi oleh denyut jantung

8) Tidak dipengaruhi denyut jantung

Ciri-ciri pembuluh arteri adalah….

a. 1,3,5,8 d. 2,4,6,8

b. 2,4,6,7 e. 1,4,6,7

c. 1,3,5, 7

11. Perhatikan ciri-ciri leukkosit berikut.

1) Memproduksi antibodi

2) Bergranula kecil berwarna orange

kemerahan

3) Tidak bergranula dan sangat aktif

4) Bergranula besar berwarna keunguan

hingga hitam

5) Menghasilkan zat antikoagulan heparin

Leukosit

Granulosit

A

B

c

Agranulosit

D E

F G

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

88

Ciri-ciri basofil ditunjukan oleh nomor….

a. 1 dan 2 d. 3 dan 5

b. 1 dan 3 e. 4 dan 5

c. 1 dan 4

12. Jenis leukosit yang berperan dalam

membentuk antibodi, membentuk sel T dan sel

B, menghasilkan antibodi yang sesuai dengan

antigen yang akan dilawan, dan membunuh

sel-sel yang membahayakan tubuh adalah….

a. basofil

b. limfosit

c. eosinofil

d. monosit

e. neutrofil

13. Seseorang yang tinggal di dataran tinggi

memiliki jumlah eritrosit yang lebih banyak

dibandingkan dengan orang yang tinggal di

dataran rendah karena….

a. konsentrasi oksigen pada dataran tinggi

lebih rendah dibanding dataran rendah

b. orang yang tinggal di dataran tinggi

memiliki aktivitas yang tinggi yang

berbanding lurus dengan aktivitasnya

c. tekanan udara di dataran tinggi lebih besar

dibanding dataran rendah

d. merupakan adaptasi yang diturunkan

kepada keturunan (faktor gen)

e. orang yang tinggal di dataran rendah

mendapat asupan gizi yang baik sehingga

jumlah eritrositnya lebih banyak

14. Pada saat proses pembekuan darah, jika

penerima transfusi darah kekurangan vitamin

K dan senyawa kalsium, maka yang akan

terganggu ialah pembentukan ....

a. protrombin ke trombin

b. fibrinogen ke trombokinase

c. fibrin ke fibrinogen

d. trombin ke prothrombin

e. trombin ke fibrinogen

15. Perbedaan golongan darah ibu dan darah bayi

yang dikandung seharusnya menyebabkan

penggumpalan pada darah dari masing masing

individu ketika berada didalam plasenta. Akan

tetapi hal tersebut tidak terjadi. Hal ini

disebabkan karena….

a. adanya vilus korionik

b. darah yang masuk tidak membawa antigen

c. danya Alantois

d. darah yang masuk hanya membawa

oksigen

e. modifikasi plasenta seperti ginjal

16. Jika seseorang memerlukan transfusi darah,

perlu diketahui dahulu golongan darah orang

tersebut untuk menghindari adanya

penggumpalan. Reaksi penggumpalan ini

disebabkan oleh….

a. masuknya sel – sel darah merah

b. masuknya hemoglobin

c. adanya reaksi antigen antibodi

d. masuknya trombosit

e. masuknya serum darah

17. Ibu Jasmine baru saja melahirkan anak kedua,

tetapi bayi tersebut setelah menjalani

pemeriksaan bayi mengalami pembekakan

hati dan limfa, anemia, penyakit kuning serta

gagal jantung. Dokter mendiagnosa bayi

tersebut menderita eritroblastosis fetalis. Hal

ini disebabkan oleh….

a. antigen anak masuk ke dalam darah ibu

b. induksi mikroorganisme dalam kandungan

c. aglutinin ibu masuk ke dalam darah bayi

d. rusaknya aglutinin bayi

e. masuknya antigen ibu ke dalam darah bayi

18. Transfusi darah dari donor yang bergolongan

darah A ke resipien yang bergolongan darah

B, menyebabkan aglutinasi karena

bertemunya.…

a. aglutinogen A dengan aglutinin α

b. aglutinogen B dengan aglutinin α

c. aglutinogen B dengan aglutinin β

d. aglutinogen A dengan aglutinin β

e. aglutinogen β dengan aglutinin B

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

89

19. Proses kerja tubuh yang terganggu karena

adanya penyempitan pada pembuluh arteri

coronaria adalah….

a. berkurangnya aliran darah yang

mengandung O2

b. menurunnya proses pertukaran O2 dan CO2

di paru-paru

c. meningkatnya CO2 dalam tubuh karena

aliran darah ke paru-paru tergangggu

d. meningkatnya aliran darah ke seluruh

tubuh sehingga dapat menimbulkan

pecahnya pembuluh darah jantung

e. organ hati membengkak sehingga proses

penghancuran sel-sel darah merah

terganggu

20. Salah satu sel yang berperan dalam proses

hemostasis (keseimbangan darah) adalah

trombosit yang berperan dalam

menyembuhkan luka dan mencegah atau

menghentikan perdarahan dengan cara

membentuk gumpalan darah. Keadaan

dimana jumlah sel tersebut dalam darah

normal tetapi tidak dapat berfungsi dengan

baik akibat kelainan genetik menyebabkan

penyakit….

a. thrombopati

b. anemia haemolitik

c. thalasemia

d. leukemia

e. hemofilia

21. Pak Yono yang sudah berumur, saat bermain

tenis tiba-tiba sesak dan tidak sadarkan diri.

Temannya langsung membawa kerumah

sakit dan dokter menemukan telah terjadi

penyempitan pada pembuluh arteri

coronaria. Proses yang terganggu pada

tubuh pak Yono adalah....

a. paru-paru tidak dapat menyuplai darah ke

jantung

b. ginjal tidak dapat melakukn proses filtrasi

darah

c. hati mengeras karena tidak mendapatkan

suplai darah dari jantung

d. jantung membesar karena banyak

mengandung karbondioksida

e. suplai O2 dan nutrisi yang terlarut dalam

darah ke seluruh tubuh berkurang

22. Perhatikan bagan berikut.

Bagian yang tepat untuk mengisi nomer 1,

2, 3 dan 4 adalah…

a. O, AB, B, A

b. A, B, O, AB

c. B, AB, A, O

d. A, O, B, AB

e. B, O, AB, A

23. Putri, Luthfi, Ghina, dan Amel melakukan

percobaan golongan darah. Ketika diuji

dengan anti A darah Putri dan Amel yang

menggumpal, diuji dengan anti B darah

Luthfi dan Amel yang menggumpal, tetapi

darah Ghina tidak menggumpal ketika diuji

oleh anti A maupun anti B. Hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa golongan darah

mereka yang tepat adalah….

Putri Luthfi Ghina Amel

a. A B AB O

b. A B O AB

c. AB A B O

d. O AB B A

e. A AB B O

24. Pasangan aglutinogen dengan aglutinin yang

menunjukkan golongan darah O adalah….

Aglutinogen Aglutinin

a. A α

b. A β

c. - α β

d. A dan B -

e. A dan B α β

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

90

25. Perhatikan gaban berikut.

Jawaban yang tepat untuk nomor 1,2, 3 dan 4

adalah….

a. Trombokinase, kalsium, protombin, fibrin

b. Kalsium, trombokinase, protombin,

trombin

c. Protombin, trombin, fibrin, trombokinase

d. Trombokinase, fibrin, protombin, kalsium

e. Trombokinase, protombin, trombin, fibrin

26. Kelas XI IPA 4 melakukan praktikum

menghitung frekuensi denyut nadi. Hasilnya

disajikan dalam grafik berikut.

Berdasarkan grafik tersebut, manakah

pernyataan yang paling tepat adalah….

a. seseorang yang tidak melakukan aktivitas,

mempunyai rata-rata denyut nadi lebih

banyak

b. seseorang yang melakukan aktivitas berat,

mempunyai rata-rata denyut nadi lebih

sedikit

c. seseoarng yang melakukan aktivitas

ringan, rata-rata mempunyai denyut nadi

lebih banyak

d. seseorang yang melakukan aktivitas berat,

rata-rat mempunyai denyut nadi lebih

banyak

e. seseorang yang memiliki aktivitas ringan

maupun berat rata-rata memliki denyut

nadi yang banyak

27. Perhatikan gambar berikut.

Dari tabel berikut yang menyatakan fungsi X

dan Y adalah….

Fungsi X Fungsi Y

a. menerima darah

dari seluruh tubuh

memompa darah ke

seluruh tubuh

b. memompa darah ke

seluruh tubuh

menerima darah

dari paru-paru

c. menerima darah

dari paru-paru

memompa darah ke

seluruh tubuh

d. menerima darah

dari seluruh tubuh

memompa darah ke

paru-paru

e. menerima darah

dari paru-paru

memompa darah ke

paru-paru

28. Bu Lela sering merasa cepat Lelah, tangan

dan kaki terasa dingin, dan mudah pusih

ketika tidur. Ketika di cek oleh dokter,

tekanan sistol dan diastole bu Lela dibawah

ukuran normal yaitu 90mmHg/60mmHg.

Dapat dipastikan bu Lela menderita sakit….

a. hipertensi

b. hipertrofi

c. anemia

d. hipotensi

e. hemophilia

29. Perhatikan gambar ini

0100200

Jum

lah

de

nyu

t n

adi p

er

men

it

Akttivitas

Grafik Jumlah Denyut Nadi per Menit

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

91

Gambar disamping merupakan jenis leukosit

yang dapat membesar dan berkembang

menjadi makrofag dalam memerangi benda-

benda asing yang menyerang tubuh dengan

keluar dari aliran darah dan masuk ke jaringan

tubuh. Jenis leukosit yang dimaksud adalah....

a. basofil

b. limfosit

c. eosinofil

d. monosit

e. neutrofil

30. Perhatikan gambar ini

Gambar diatas merupakan penyebab penyakit

yang dapat mengancam kehidupan dan sulit

disebuhkan, karena dapat menghancurkan sel

yang bertangung jawab untuk mengatur

sistem kekebalan tubuh. sel darah yang

dimaksud adalah….

a. basofil

b. eosinofil

c. monosit

d. limfosit

e. neutrofil

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

92

Lampiran 5.

KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTEST

1. C2. E3. B4. E5. B6. A7. A8. E9. E10. B

11. E12. B13. C14. A15. B16. C17. E18. C19. A20. E

21. E22. D23. C24. C25. D26. D27. C28. B29. D30. D

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

93

Lampiran 6.

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Siswa Pretest Posttest

1 20 732 47 773 30 804 53 705 47 846 43 637 33 878 27 709 33 6310 33 7711 40 6712 33 8413 33 8714 40 6015 23 8016 37 6717 40 7718 30 8019 23 8420 43 7321 20 6722 23 7023 43 8024 23 7725 27 8426 37 6027 27 7328 40 8729 30 8030 47 7731 27 7332 40 8033 27 7734 23 7035 33 8036 20 8737 40 7038 33 7339 40 7340 50 70

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

94

Lampiran 7.

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Siswa Pretest Posttest

1 37 702 43 803 27 734 37 805 23 736 43 877 30 908 20 879 43 8410 27 8011 43 8712 40 7713 43 8414 37 8015 33 8416 20 7717 13 7318 40 8419 37 7720 43 8021 30 7022 50 8423 47 7724 30 9025 27 8026 33 7727 27 8728 33 7329 23 8430 40 7731 33 8032 40 7733 20 9034 40 7735 30 8036 37 8437 37 8038 27 8439 43 7740 27 84

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

95

Lampiran 8.

Distribusi Frekuensi Pretest Hasil Belajar Kelas Kelas Eksperimen

IntervalFrekuensi

fi Fi (%) fk

11-20 4 10 221-30 12 30 1631-40 15 37,5 3141-50 9 22,5 40

∑ 40 100

Distribusi Frekuensi Pretest Hasil Belajar Kelas Kelas Kontrol

IntervalFrekuensi

fi Fi (%) fk

20-29 13 32,5 230-39 12 30 2540-49 13 32,5 3850-59 2 5 40

∑ 40 100

Distribusi Frekuensi Posttest Hasil Belajar Kelas Kelas Eksperimen

IntervalFrekuensi

fi Fi (%) fk

51-57 2 5 258-64 2 5 465-71 7 17,5 1172-78 12 30 2379-85 15 37,5 3886-92 2 5 40

∑ 40 100

Distribusi Frekuensi Posttest Hasil Belajar Kelas Kontrol

IntervalFrekuensi

fi Fi (%) fk

36-44 2 5 245-53 2 5 454-62 8 20 1263-71 13 32,5 2572-80 10 25 3581-90 5 12,5 40

∑ 40 100

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

96

Hasil Uji Prasyarat dan Hipotesis dengan SPSS

Uji Normalitas

8.1 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

8.2 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Homogenitas8.7 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

8.8 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Hipotesis8.9 Uji t Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

8.12 Uji U Mann Whitney Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

97

Lampiran 9.

Tabel Skor Games dan Turnamen Kelas Eksperimen

Team Pertemuan 1 Pertemuan 2 Turnamen Total SkorA 20 40 40 100B 10 50 50 110C 20 60 50 130D 40 50 60 150E 20 30 40 90F 20 20 30 70G 0 30 50 80

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

98

Lampiran 10.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok

Kelas/Semester : XI IPA/1

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)

Pertemuan : 1 (pertama)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar :

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

99

mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,

pengamatan, percobaan, dan simulasi

C. Indikator :

1. Memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh

darah pada manusia

2. Menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta

pembuluh darah pada manusia melalui gambar

2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah melalui skema

3. Siswa dapat membedakan pembuluh vena dan pembuluh arteri

4. Siswa dapat membuat tabel perbedaan pembuluh darah vena dan pembuluh

darah arteri.

E. Materi Pembelajaran :

• Peta konsep peredaran darah

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

100

• Komponen-komponen darah

• Pembekuan darah

• Organ peredaran darah

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

101

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : PPT, LKS, Kartu Games

2. Alat/Bahan : Alat tulis, Proyektor, Papan tulis, Papan Skor.

3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI

Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.

Jakarta: Erlangga.2017.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal (5 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Pendahuluan

• Mempersiapkan belajar

siswa dengan salam,

berdoa dan mengabsen

siswa.

• Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

• Menjawab salam guru,

berdoa, dan merespon

kehadiran.

• Siswa menyimak

penjelasan guru.

2 menit

Apersepsi

dan

motivasi

• Memberikan apersepsi

bahwa dalam tubuh kita

ada ada sebuah sistem

trasnportasi yang

mengatur jalannya lalu

lintas lengkap dengan

polisinya yang

mengatur keamanan.

Sistem tersebut adalah

sistem peredaran darah.

• Menyampaikan

manfaat mempelajari

materi ini dan

memotivasi

pembelajaran.

• Siswa menanggapi

pernyataan guru.

• Siswa termotivasi

3 menit

Kegiatan Inti (83 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Persiapan

kelas

Menjelaskan komponen-

komponen darah, proses

pembekuan darah, dan

organ peredaran darah,

Siswa menyimak

penjelasan guru

5 menit

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

102

Pembentukan

tim

• Membentuk kelompok

dan membagikan LKS

kepada tiap-tiap

kelompok.

• Meminta siswa

berdiskusi dengan

kelompoknya masing-

masing

• Mengawasi jalannya

diskusi.

• Meminta siswa

mempersiapkan diri

untuk bermain games.

• Siswa berkumpul

dengan

kelompoknya

masing-masing

• Siswa beserta

kelompoknya

masing-masing

saling berdiskusi dan

mempersiapkan diri

untuk bermain

games.

• Siswa mengerjakan

LKS

37

menit

Permainan

(games)

• Meminta setiap

perwakilan kelompok

maju ke depan kelas

untuk bermain games.

• Memberikan nomor kartu

soal yang akan dijawab

oleh masing-masing

kelompok.

• Mengecek setiap

jawaban dari setiap

kelompok, apabila

jawaban benar

mendapatkan skor 20,

jawaban salah nol.

• Memberikan kartu soal

bonus, bagi kelompok

yang bisa menjawab

mendapatkan skor.

• Setiap perwakilan

kelompok maju ke

depan kelas dan

bermain games.

• Perwakilan siswa

menjawab pertayaan

sesuai dengan nomor

kartu soal. Apabila

siswa tidak dapat

menjawab soal, soal

tersebut dilempar

pada kelompok lain.

• Perwakilan salah

satu siswa menulis

hasil skor sementara

yang diperoleh

setiap kelompok.

40

menit

Kegiatan Penutup (3 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Penutup

• Permaian selesai, guru

meminta siswa kembali

ke kelompoknya

masing-masing dan

meminta salah satu

siswa menyimpulkan

• Setiap perwakilan

siswa kembali ke

kelompoknya masing-

masing.

• Salah satu siswa

memberikan

3 menit

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

103

pembelajaran hari ini.

• Menginformasikan

pembelajaran untuk

pertemuan selanjunya.

• Menutup pembelajaran

dengan membaca doa

dan menutup pertemuan

dengan mengucapkan

salam.

kesimpulan tentang

materi yang didapatkan

hari ini.

• Siswa mendengarkan

menyimak apa yang

guru sampaikan.

• Siswa membaca doa

dan menjawab salam.

I. Penilaian

Penilaian kognitif : Skor games dan LKS

Depok, November 2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih

NIM.1113016100054

Kartu Games Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen

Kartu soal Jawaban

Sebutkan fungsi darah!

1. Mengangkut sari makanan dan O2 keseluruh tubuh dan

CO2 ke luar tubuh.

2. Mempertahankan tubuh dari infeksi

3. Menjaga stabilitas suhu

4. Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke organ

tertentu

Sebutkan ciri dan fungsi

eritrosit!

Eritrosit, dengan ciri-ciri bentuk bikonkaf tidak berinti,

mengandung Hemoglobin yang berfungsi untuk membawa

O2.

Mengapa eritrosit tidak

mengandung nucleus?

Karena, nukleus yang sudah terbentuk akan hilang

digantikan ruangan yang lebih besar untuk hemoglobin

agar dapat mengikat O2 lebih banyak.

Sebutkan ciri dan fungsi

trombosit!

Trombosit, memiliki ciri berukuran paling kecil, bentuk

tidak beraturan dan tidak berinti, mudah hancur.

Sebutkan fungsi limfosit! Dapat membentuk antibodi dan berperan dalam sistem

kekebalan tubuh.

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

104

Kartu soal Jawaban

Sebutkan

leukosit yang termasuk ke

dalam granulosit dan

fungsinya!

1. Limfosit, berfungsi membentuk antibodi.

2. Monosit, disebut makrofag, berperan dalam pertahanan

terhadap infeksi yang bersifat kronik, seperti TBC dan

tifus.

Jelaskan proses

pembekuan

darah?

Trombosit pecah, mengaktifkan trombokinase, dengan

bantuan trombokinase dan kalsium maka merubah

protombin menjadi trombin kemudian trombin dengan

bantuan vit. K merubah fibrinogen menjadi benang-benang

fibrin sehingga dapat menghambat pengeluaran darah

dengan mengikat eritrosit dan keping darah.

Sebutkan fungsi limfosit! Dapat membentuk antibodi dan berperan dalam sistem

kekebalan tubuh.

Sebutkan bagian-bagian

jantung manusia beserta

fungsinya!

1. Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen,

darah dari seluruh tubuh

2. Ventrikel kanan berfungsi memompa darah yang dari

atrium kanan ke paru-paru

3. Atrium kiri berfungsi menerima darah dari

paru-paru (kaya akan oksigen)

4. Ventrikel kiri berfungsi mengedarkan darah

ke seluruh tubuh yang berasal dari atrium

Jelaskan struktur dan

fungsi pembuluh arteri!

Arteri (pembuluh nadi), memiliki struktur kecil, kuat,

elastis, struktur terdiri dari endotelium, otot polos,

jarningan elastis, dan jaringan ikat. Berfungsi membawa

darah dari jantung yang kaya O2 untuk dibawa ke seluruh

tubuh.

Jelaskan struktur dan

fungsi pembuluh vena!

Vena (pembuluh balik), bersifat, besar, tidak beraturan,

struktur terdiri dari endotelium, otot polos, jaringan ikat,

dan memiliki sekat diantara pembuluhnya. Berfungsi

membawa siswa pembakaran dan CO2 dari jaringan tubuh

menuju jantung.

Jelaskan struktur dan

fungsi pembuluh kapiler!

Pembuluh kapiler, merupakan pembuluh halus yang

dindingnya terdiri dari selapis sel, berfungsi sebagai

penghubung antara arteri dan vena, menyerap zat makanan

dari usus, menyaring darah yang terdpat pada ginjal,

mengambil zat-zat dari kelenjar, dan tempat pertukaran

antara darah dengan cairan jaringan

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok

Kelas/Semester : XI IPA/1

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)

Pertemuan : 2 (kedua)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar :

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

106

mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,

pengamatan, percobaan, dan simulasi

C. Indikator :

1. Menjelaskan golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus

2. Menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah

3. Menjelaskan trasnfusi darah manusia

4. Menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menentukan golongan darah golongan darah sistem ABO dan

sistem rhesus melalui percobaan

2. Siswa dapat menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah

3. Siswa dapat menjelaskan trasnfusi darah manusia

4. Siswa dapat menghubungkan golongan darah dan rhesus dengan transfusi

darah melalui tabel

5. Siswa dapat menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi

E. Materi Pembelajaran :

• Golongan darah manusia

Terdapat 4 jenis Golongan Darah yang berdasarkan ada atau tidak

adanya 2 antigen yaitu antigen A dan antigen B pada permukaan membran Sel

Darah Merah. Keempat jenis Golongan Darah tersebut adalah :

Golongan Darah Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)

A Anti-A β

B Anti-B α

AB Anti-AB -

O - α β

Setiap Golongan Darah tersebut kemudian dikelompokkan lagi

berdasarkan Faktor Rhesus (Rh) yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus

Negatif (Rh-) sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya golongan

darah sebenarnya terdiri dari 8 jenis yakni A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+ dan

O-.

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

107

• Skema transfusi darah

Yang dimaksud dengan Transfusi darah adalah proses penyaluran darah

atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang

lainnya. Dalam Tranfusi darah, seseorang yang menerima darah harus

disesuaikan dengan golongan darah yang didonorkan untuknya. Transfusi

darah yang tidak sesuai akan mengakibatkan reaksi transfusi imunologis

seperti anemia hemolisis, gagal ginjal bahkan kematian.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : PPT, LKS, Kartu Games

2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat

perlengkapan uji golongan darah (Reagen serum anti-

A, anti-B, anti-AB, Anti-D, kertas golongan darah,

Blood lancet).

3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI

Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.

Jakarta: Erlangga.2017.

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

108

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal (7 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Pendahuluan

• Mempersiapkan belajar

siswa dengan salam,

berdoa dan mengabsen

siswa.

• Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

• Menjawab salam guru,

berdoa, dan merespon

kehadiran.

• Menyimak penjelasan

guru.

2 menit

Apersepsi

dan

motivasi

• Memberikan apersepsi

berupa pertanyaan

“Pentingkah kita

mengetahui golongan

darah masing-masing?

mengapa”

• Menyampaikan manfaat

donor darah dan

memotivasi

pembelajaran.

• Menanggapi pertanyaan

guru.

• Siswa termotivasi

5 menit

Kegiatan Inti (78 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Persiapan

kelas

Menjelaskan golongan

darah manusia, kandungan

dalam golongan darah,

sistem rhesus, proses

aglutinasi dan transfusi

darah

Menyimak penjelasan

guru

10

menit

Team

• Membagikan LKS

golongan darah kepada

tiap-tiap kelompok.

• Menyiapkan praktikum

golongan darah

• Meminta siswa untuk

melakukan langkah-

langkah yang tercantum

dalam LKS, serta

berdiskusi dan

• Siswa berkumpul

dengan kelompoknya

masing-masing

• Siswa melakukan

langkah-langkah dalam

LKS

• Siswa saling berdiskusi

dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan

di LKS.

35

menit

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

109

menjawab pertanyaan-

pertanyaan dalam LKS.

• Mendampingi jalannya

percobaan dan

mengawasi jalannya

diskusi

• Meminta salah satu

kelompok untuk

mempersentasikan hasil

percobaan dan diskusi

kelompok.

• Meminta siswa

mempersiapkan diri

untuk bermain games.

• Siswa mempersiapkan

diri untuk bermain

games

Permainan

(games)

• Meminta setiap

perwakilan kelompok

maju ke depan kelas

untuk bermain games.

• Memberikan nomor

kartu soal yang akan

dijawab oleh masing-

masing kelompok.

• Mengecek setiap

jawaban dari setiap

kelompok, apabila

jawaban benar

mendapatkan skor 20,

jawaban salah nol.

• Memberikan kartu soal

bonus, bagi kelompok

yang bisa menjawab

mendapatkan skor.

• Setiap perwakilan

kelompok maju ke

depan kelas dan

bermain games.

• Perwakilan siswa

menjawab pertayaan

sesuai dengan nomor

kartu soal. Apabila

siswa tidak dapat

menjawab soal, soal

tersebut dilempar pada

kelompok lain.

• Perwakilan salah satu

siswa menulis hasil skor

sementara yang

diperoleh setiap

kelompok.

33

menit

Kegiatan Penutup (5 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Penutup

• Permaian selesai, guru

meminta siswa kembali

ke kelompoknya

masing-masing dan

meminta salah satu

• Setiap perwakilan siswa

kembali ke kelompoknya

masing-masing.

• Salah satu siswa

memberikan kesimpulan

5 menit

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

110

siswa menyimpulkan

pembelajaran hari ini.

• Menginformasikan

pembelajaran untuk

pertemuan selanjunya.

• Menutup pembelajaran

dengan membaca doa

dan menutup pertemuan

dengan mengucapkan

salam.

tentang materi yang

didapatkan hari ini.

• Siswa mendengarkan

menyimak apa yang guru

sampaikan.

• Siswa membaca doa dan

menjawab salam.

I. Penilaian

Penilaian kognitif : Skor games dan LKS

Depok, November 2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan

Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih

NIM.1113016100054

Kartu Games

Kartu soal Jawaban

Sebutkan faktor yang menentukan

golongan darah!

Aglutinogen (antigen) dan Aglutinin

(antibodi)

Apa yang dimaksud dengan

aglutinasi?

Proses penggumpalan darah oleh

aglutinogen

Siapa yang bersifat menggumpalkan

dan di gumpalkan?

Aglutinogen menggumpalkan, dan

agglutinin yang digumpalkan.

Mengapa golongan darah O disebut

donor universal?

Karena, Golongan darah O memiliki

aglutinin α dan β, sehingga tidak

menyebabkan aglutinasi pada orang yang

didonorkan.

Mengapa golongan darah AB bersifat

resipien universal?

Karena, Golongan darah AB hanya

memiliki aglutinogen A dan B, sehingga

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

111

golongan darah AB dapat menerima donor

darah dari golongan darah manapun.

Jelaskan peristiwa peristiwa

eritroblastosis fetalis pada janin!

Anti Rh-D yang ada pada tubuh ibu (Rh-)

masuk kedalam pembuluh darah janin

(Rh+), sehingga menyebabkan sel darah

merah janin hemolisis dan menyebabkan

kematian janin.

Sebutkan kandungan golongan darah

AB!

Aglutinogen A dan B, dan tidak

mempunyai aglutinin

Mengapa transfusi darah dari donor

bergolongan darah A ke resipien

bergolongan darah B menyebabkan

aglutinasi?

Karena, bertemunya aglutinogen b

bertemu dengan aglutinin β

Apakah wanita yang memiliki Rh-

selalu membahayakan janin?

Tidak, berbahaya jika wanita Rh-

menikah dengan laki-laki bergolongan

darah Rh+.

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

112

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok

Kelas/Semester : XI IPA/1

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)

Pertemuan : 3 (ketiga)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar :

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

113

mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,

pengamatan, percobaan, dan simulasi

C. Indikator :

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi

2. Menjelaskan mekanisme peredaran darah manusia serta tekanan darah arteri

(sistole dan diastole)

3. Menjelaskan sistem limfa

4. Menganalisis gangguan sistem peredaran darah manusia

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah pulmonalis

dengan sistem peredaran darah sistemik

2. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut

nadi melalui percobaan

3. Siswa dapat menjelaskan pengukuran tekanan darah arteri (sistole dan diastole)

4. Siswa dapat menjelaskan sistem limfa

5. Siswa dapat menganalisis gangguan dan teknologi sistem peredaran darah

manusia

E. Materi Pembelajaran :

Mekanisme peredaran darah manusiaPeredaran pulmonik (ventrikel kanan-arteri pulmonalis-paru-alveolus-kapiler-vena pulmonalis-atrium kiri).

Peredaran sistemik (ventrikel kiri-aorta-arteri-seluruh jaringan tubub-kapiler-vena-vena cava superior/inferior-atrium kanan).

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

114

Sistole dan Diastole JantungSistol merupakan tekanan darah pada saat bilik jantung berkontraksi

(ruang bilik menguncup). Pada saat otot bilik berkontraksi, darah dari bilik kiri

yang kaya O2 dipompakan ke luar menuju aorta. Darah dari bilik kanan yang

kaya CO2 dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Adapun diastol

merupakan tekanan darah pada saat serambi jantung menguncup dan bilik

jantung mengembang (relaksasi). Pada saat bilik jantung relaksasi, darah dari

vena cava superior dan vena cava inferior yang kaya CO2 masuk ke serambi

kanan, dan darah dari vena pulmonalis yang kaya O2 masuk ke serambi kiri

Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi

Secara umum faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung:

Jenis kelamin. Usia. Berat badan. Keadaan emosi atau psikis. Kebiasaan aktifitas sehari-hari. Sikap tubuh saat di ukur denyut nadi nya. Suhu/ temperatur udara di seklilingnya. Konsumsi obat saat di ukur.

Sistem limfa

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi

mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa)

berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam

jaringan sekitarnya.

Gangguan dan teknologi sistem peredaran darah manusia

Anemia

Leukimia

Talasemia

Hemofilia

Hipertensi

Hipotensi

Aterosklerosis

Ateriosklerosis

Jantung koroner

Varises

Teknologi sistem peredaran darah manusia

Operasi bypass

Ekokardiograf

Angioplasti

Transplantasi jantung

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

115

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : LKS, Kartu Turnamen

2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat

perlengkapan uji golongan darah (Reagen serum

anti-A, anti-B, anti-AB, Anti-D, kertas golongan

darah, Blood lancet).

3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI

Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.

Jakarta: Erlangga.2017.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal (7 menit)

Tahapanpembelajaran

Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Pendahuluan Mempersiapkan belajar

siswa dengan salam,berdoa dan mengabsensiswa.

Menyampaikan tujuanpembelajaran.

Menjawab salam guru,berdoa, dan meresponkehadiran.

Menyimak penjelasanguru.

2 menit

Apersepsidanmotivasi

Memberikan apersepsiberupa pertanyaan“apakah denyut nadiorang yang sedangistirahat dan olahragasama? mengapa?”

Menyampaikan manfaatdonor darah danmemotivasipembelajaran.

Menanggapi pertanyaanguru.

Siswa termotivasi

5 menit

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

116

Kegiatan Inti (73 menit)

Tahapanpembelajaran

Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Persiapankelas

Menjelaskan mekanismeperedaran darah manusia,sistem limfa, gangguan danteknologi sistem peredarandarah manusia secarasingkat

Menyimak penjelasanguru

5 menit

Team Membagikan LKS

kepada tiap-tiapkelompok.

Meminta siswa untukmengerjakan apa yangtercantum dalam LKS(praktikum menghitungfrekuensi denyut nadi),serta berdiskusi danmenjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.

Mendampingi jalannyapercobaan danmengawasi jalannyadiskusi

Meminta siswamempersiapkan diriuntuk melaksanakanturnamen

Siswa berkumpuldengan kelompoknyamasing-masing

Siswa mengerjakansemua yang tercantumdalam LKS.

Siswa saling berdiskusidalam menjawabpertanyaan-pertanyaandi LKS.

Siswa mempersiapkandiri untuk bermaingames

25menit

Turnamen(tournament)

Meminta setiapperwakilan kelompokmaju ke depan kelasuntuk melaksanakanturnamen.

Memberikan kartu soalturnamen pada setiapkelompok. Setiap kartusoal memiliki poin yangberbeda.

Setiap perwakilankelompok maju kedepan kelas danmelaksanakanturnamen.

Setiap kelompokmenjalani turnamendengan antusias.

Perwakilan salah satusiswa menulis hasil skoryang diperoleh setiapkelompok.

43menit

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

117

Penghargaankelompok(Recognisiteam)

Menghitung skor akhirturnamen.

Memberikan hadiahkepada kelompok yangmendapatkan skorterbanyak.

Menyimak hasilpenskoran oleh guru.

Bagi kelompok yangmenjadi juara maju kedepan kelas untukmendapatkan hadiah.

5 menit

Kegiatan Penutup (5 menit)

Tahapanpembelajaran

Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Penutup Pemberian penghargaan

selesai, gurumenyimpulkanpembelajaran hari ini.

Menginformasikanpertemuan selanjutnyauntuk posttest.

Menutup pembelajarandengan membaca doadan menutup pertemuandengan mengucapkansalam.

Siswa mendengarkanmenyimak apa yang gurusampaikan.

Siswa membaca doa danmenjawab salam.

5 menit

I. PenilaianPenilaian kognitif : Skor turnamen dan LKS

Depok, November 2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan

Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia NingsihNIM.1113016100054

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

118

Kartu Turnamen

Soal Turnamen Jawaban

Sebutkan perbedaan Aterosklerosis danAteriosklerosis!

Aterosklerosis adalah proses pengerasanpembuluh darah yang ditandai denganpenimbunan plak ateroma pada dindingbagian dalam pembuluh darah sedangkanAteriosklerosis adalah penurunanelastisitas pembuluh darah atau kekakuanpembuluh darah yang disebabkan olehhilangnya elastisitas otot-otot arteri.

Jelaskan penyakit Talasemia!

Talasemia merupakan penyakit keturunanberupa sel darah merah berbentuk tidaknormal, cepat rusak, kekurangan O2,berumur pendek.

Jelaskan proses sistol dan diastole jantung!

Sistol adalah fase dalam siklus jantungketika kontraksi ventrikel untukmemompa darah ke dalam arteri. Diastoladalah fase rileks dari siklus jantungketika seluruh jantung santai dan darahmengalir ke bilik atas jantung.

Sebutkan minimal 3 teknologi dalam sistemperedaran darah manusia!

Angiplasti, Operasi bypass, Terapi gen,Ekokardiograf, Pacemaker, Transplantasijantung.

Jelaskan proses peredaran darah pulmonalis(peredaran darah kecil)!

Ventrikel dekster –> Arteri Pulmonaris –> Kapiler Alveolus –> Vena Pulmonaris–> Atrium sinister.

Seorang dokter mengalami pengaduan daripasiennya bahwa mereka sering merasa

pusing, dan setelah menjalani pemeriksaanpasien tersebut memiliki jumlah eritrosit 3,2

juta/mm3. Apa penyakit pasien tersebut?

Anemia

Siapa yang bertugas membawa darah kaya O2

ke jantung?Vena pulmonalis

Perbedaan golongan darah ibu dan darah bayiyang dikandung seharusnya menyebabkan

penggumpalan pada darah dari masing masingindividu ketika berada didalam plasenta. Akan

tetapi hal tersebut tidak terjadi.

Karena darah yang masuk (darah bayi)tidak membawa antigen

Sebutkan kondisi jantung jika terjadi prosesdiastol!

serambi menguncup dan bilikmengembang, darah mengalir dari serambike bilik

Sebutkan jenis leukosit yang diserang olehvirus HIV!

Limfosit

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

119

Seseorang yang tinggal di dataran tinggimemiliki jumlah eritrosit yang lebih banyakdibandingkan dengan orang yang tinggal di

dataran rendah. Mengapa? Jelaskan!

Karena di daratan tinggimengandung kadar udara O2 lebihrendah daripada di daerah dataran rendah.sehingga eritrosit menjadi lebih meningkatproduksinya sehingga jumlah eritrositmenjadi lebih banyak.

Teknik apa yang digunakan untuk membukasumbatan timbunan lemak dalam pembuluhdarah menggunakan kateter yang dilengkapi

dengan balon?

Teknik Angioplasti

Mengapa ibu yang memiliki Rh- lebihberesiko mempunyai anak kedua jika dia

menikah dengan dengan suami yang memilikiRh+?

Karena pada kehamilan kedua, antibodiRh-D ibu meningkat, akibatnya janin yangdikandungnya akan mengalamieritroblastosis fetalis.

Jelaskan gangguan sistem peredaran darahhemofilia!

Hemofilia adalah jenis penyakit keturunanyang mengakibatkan trombosit darahsukar membeku akibat kelainan genetik.

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

120

Lampiran 11.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok

Kelas/Semester : XI IPA/1

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)

Pertemuan : 1 (pertama)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar :

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi

dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme

peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi

manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

121

C. Indikator :

1. Memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh darah pada

manusia

2. Menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh

darah pada manusia melalui gambar

2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah melalui skema

3. Siswa dapat membedakan pembuluh vena dan pembuluh arteri

4. Siswa dapat membuat tabel perbedaan pembuluh darah vena dan pembuluh darah

arteri.

E. Materi Pembelajaran :

• Peta konsep peredaran darah

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

122

• Komponen-komponen darah

• Pembekuan darah

• Organ peredaran darah

F. Model dan Metode Pembelajaran

a. Metode Pembelajaran : Saintifik dan diskusi kelompok.

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

123

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Power Point, LKS.

2. Alat/Bahan : Alat tulis, Proyektor, Papan tulis, Papan Skor.

3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.2017.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Pendahuluan

• Mempersiapkan belajar siswa

dengan salam, berdoa dan

mengabsen siswa.

• Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

• Menjawab salam

guru, berdoa, dan

merespon kehadiran.

• Siswa menyimak

penjelasan guru.

5 menit

Apersepsi

dan

motivasi

• Memberikan apersepsi bahwa

dalam tubuh kita ada ada sebuah

sistem trasnportasi yang

mengatur jalannya lalu lintas

lengkap dengan polisinya yang

mengatur keamanan. Sistem

tersebut adalah sistem peredaran

darah.

• Guru menyampaikan manfaat

mempelajari materi ini dan

memotivasi pembelajaran.

• Siswa menanggapi

pernyataan guru.

• Siswa termotivasi

5 menit

Kegiatan Inti (70 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Mengamati

Guru meminta siswa secara

berkelompok mengamati

gambar komponen-komponen

darah yang terdapat pada LKS

Siswa mengamati

gambar komponen-

komponen darah yang

terdapat pada LKS

10 menit

Menanya

Guru menanya pada siswa

apakah setiap komponen darah

memiliki ciri dan fungsi yang

sama?

Siswa menanggapi

pertanyaan guru dengan

memperhatikan LKS

yang sedang dikerjakan

10 menit

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

124

Mengumpulkan data

Guru meminta siswa agar

melengkapi LKS dengan

seksama bersama

kelompoknya masing-masing

Siswa secara

berkelompok saling

berdiskusi dan

melengkapi LKS

masing-masing

20 menit

Mengasosiasi

Guru meminta setiap

kelompok untuk memeriksa

LKS yang sudah mereka isi

dengan teori yang ada dibuku

paket atau internet

Siswa memeriksa LKS

yang sudah dikerjakan

dan

mengasosiasikannya

dengan sumber yang

ada.

20 menit

Mengkomunikasikan

Guru meminta salah satu

perwakilan siswa untuk maju

kedepan menjelaskan apa yang

sudah mereka dapatkan dari

pembelajaran hari ini.

Salah satu siswa maju

kdepan menjelaskan

apa yang sudah mereka

catat dan pelajari hari

ini.

10 menit

Kegiatan Penutup (10 menit)

Tahapan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Penutup

• Menginformasikan pembelajaran

untuk pertemuan selanjunya.

• Menutup pembelajaran dengan

membaca doa dan menutup

pertemuan dengan mengucapkan

salam.

• Siswa

mendengarkan

menyimak apa yang

guru sampaikan.

• Siswa membaca

doa dan menjawab

salam.

10 menit

I. Penilaian

Penilaian kognitif : LKS

Depok, November 2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih

NIM.1113016100054

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

125

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok

Kelas/Semester : XI IPA/1

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)

Pertemuan : 2 (kedua)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar :

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi

dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme

peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi

manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

126

C. Indikator :

1. Menjelaskan golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus

2. Menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah

3. Menjelaskan trasnfusi darah manusia

4. Menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menentukan golongan darah golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus

melalui percobaan

2. Siswa dapat menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah

3. Siswa dapat menjelaskan trasnfusi darah manusia

4. Siswa dapat menghubungkan golongan darah dan rhesus dengan transfusi darah melalui

tabel

5. Siswa dapat menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi

E. Materi Pembelajaran :

Golongan darah manusia

Terdapat 4 jenis Golongan Darah yang berdasarkan ada atau tidak adanya 2

antigen yaitu antigen A dan antigen B pada permukaan membran Sel Darah Merah.

Keempat jenis Golongan Darah tersebut adalah :

Golongan Darah Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)

A Anti-A β

B Anti-B α

AB Anti-AB -

O - α β

Setiap Golongan Darah tersebut kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan

Faktor Rhesus (Rh) yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-) sehingga

dapat dikatakan bahwa pada dasarnya golongan darah sebenarnya terdiri dari 8 jenis

yakni A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+ dan O-.

Skema transfusi darah

Yang dimaksud dengan Transfusi darah adalah proses penyaluran darah atau

produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang lainnya. Dalam

Tranfusi darah, seseorang yang menerima darah harus disesuaikan dengan golongan

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

127

darah yang didonorkan untuknya. Transfusi darah yang tidak sesuai akan

mengakibatkan reaksi transfusi imunologis seperti anemia hemolisis, gagal ginjal

bahkan kematian.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran : Saintifik dan diskusi kelompok.

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : LKS

2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat perlengkapan

uji golongan darah (Reagen serum anti-A, anti-B, anti-AB,

Anti-D, kertas golongan darah, Blood lancet).

3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta:

Erlangga.2017.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapanpembelajaran

Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Pendahuluan Mempersiapkan belajar

siswa dengan salam,berdoa dan mengabsensiswa.

Menyampaikan tujuanpembelajaran.

Menjawab salam guru,berdoa, dan meresponkehadiran.

Menyimak penjelasanguru.

5 menit

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

128

Apersepsidanmotivasi

Memberikan apersepsiberupa pertanyaan“mengapa transfusidarah diperlukan?”

Menyampaikan manfaatdonor darah danmemotivasipembelajaran.

Menanggapi pertanyaanguru.

Siswa termotivasi

5 menit

Kegiatan Inti (70 menit)Tahapan

pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi

waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

MengamatiGuru meminta mengamaticontoh tabel hasil uji golongandarah pada powerpoint

Siswa mengamatisecara seksama 5 menit

Menanya

Guru menanya pada siswaapakah setiap orang memilikigolongan darah yang sama?

Siswa menanggapipertanyaan gurudengan jawaban yangbervariasi

5 menit

Mengumpulkan data

Guru meminta perwakilankelompok melakukanpercobaan uji golongan darah

Perwakilan kelompoksecara bergantianmelakukan percobaanuji golongan darah

25 menit

Mengasosiasi

Guru meminta setiapkelompok untuk melengkapiLKS yang sudah disediakandengan teori yang ada dibukupaket atau internet

Siswa melengkapiLKS danmengasosiasikan isiLKS dengan teoriyang ada dibukupaket atau internet

25 menit

Mengkomunikasikan

Guru meminta salah satuperwakilan siswa untuk majukedepan menjelaskan apa yangsudah mereka dapatkan daripembelajaran hari ini.

Salah satu siswa majukdepan menjelaskanapa yang sudahmereka catat danpelajari hari ini.

5 menit

Kegiatan Penutup (10 menit)Tahapan

pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi

waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Penutup Menginformasikan

pembelajaran untukpertemuan selanjunya.

Setiap perwakilan siswakembali ke kelompoknyamasing-masing.

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

129

Menutup pembelajarandengan membaca doadan menutup pertemuandengan mengucapkansalam.

Salah satu siswamemberikan kesimpulantentang materi yangdidapatkan hari ini.

Siswa mendengarkanmenyimak apa yang gurusampaikan.

Siswa membaca doa danmenjawab salam.

10menit

I. PenilaianPenilaian kognitif : LKS Golongan darah

Depok, November 2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan

Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia NingsihNIM.1113016100054

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

130

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok

Kelas/Semester : XI IPA/1

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)

Pertemuan : 3 (ketiga)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar :

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi

dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme

peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi

manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

131

C. Indikator :

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi

2. Menjelaskan mekanisme peredaran darah manusia serta tekanan darah arteri (sistole

dan diastole)

3. Menjelaskan sistem limfa

4. Menganalisis gangguan sistem peredaran darah manusia

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah pulmonalis dengan sistem

peredaran darah sistemik

2. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi

melalui percobaan

3. Siswa dapat menjelaskan pengukuran tekanan darah arteri (sistole dan diastole)

4. Siswa dapat menjelaskan sistem limfa

5. Siswa dapat menganalisis gangguan dan teknologi sistem peredaran darah manusia

E. Materi Pembelajaran :

Mekanisme peredaran darah manusia

Peredaran pulmonik (ventrikel kanan-arteri pulmonalis-paru-alveolus-kapiler-vena

pulmonalis-atrium kiri).

Peredaran sistemik (ventrikel kiri-aorta-arteri-seluruh jaringan tubub-kapiler-vena-

vena cava superior/inferior-atrium kanan).

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

132

Sistole dan Diastole JantungSistol merupakan tekanan darah pada saat bilik jantung berkontraksi (ruang

bilik menguncup). Pada saat otot bilik berkontraksi, darah dari bilik kiri yang kaya O2

dipompakan ke luar menuju aorta. Darah dari bilik kanan yang kaya CO2 dipompakan

ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Adapun diastol merupakan tekanan darah pada

saat serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang (relaksasi). Pada saat

bilik jantung relaksasi, darah dari vena cava superior dan vena cava inferior yang kaya

CO2 masuk ke serambi kanan, dan darah dari vena pulmonalis yang kaya O2 masuk ke

serambi kiri

Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi

Secara umum faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung:

Jenis kelamin.

Usia.

Berat badan.

Keadaan emosi atau psikis.

Kebiasaan aktifitas sehari-hari.

Sikap tubuh saat di ukur denyut nadi nya.

Suhu/ temperatur udara di seklilingnya.

Konsumsi obat saat di ukur.

Sistem limfa

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan

limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah

yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.

Gangguan dan teknologi sistem peredaran darah manusia

Anemia

Leukimia

Talasemia

Hemofilia

Hipertensi

Hipotensi

Aterosklerosis

Ateriosklerosis

Jantung koroner

Varises

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

133

Teknologi sistem peredaran darah manusia

Operasi bypass

Ekokardiograf

Angioplasti

Transplantasi jantung

F. Model dan Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran : Saintifik dan diskusi kelompok.

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : LKS

2. Alat/Bahan : Alat tulis

3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA

Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu

Alam. Jakarta: Erlangga.2017.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapanpembelajaran

Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Pendahuluan Mempersiapkan belajar

siswa dengan salam,berdoa dan mengabsensiswa.

Menyampaikan tujuanpembelajaran.

Menjawab salam guru,berdoa, dan meresponkehadiran.

Menyimak penjelasanguru.

5 menit

Apersepsidanmotivasi

Memberikan apersepsiberupa pertanyaan“apakah berbeda denyutnadi orang yang sedangistirahat dan olahraga?mengapa?”

Memotivasipembelajaran.

Menanggapi pertanyaanguru.

Siswa termotivasi

5 menit

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

134

Kegiatan Inti (70 menit)Tahapan

pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi

waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Mengamati

Guru meminta siswasecara berkelompokmelakukan percobaanmenghitung denyut nadi

Siswa melakukanpraktikum denganseksama

5 menit

Menanya

Guru menanya padasiswa apakah setiaporang denyut nadinyasama dalam setiapaktivitas?

Siswa menanggapipertanyaan gurudengan denganberbagai pendapat

10 menit

Mengumpulkan data

Guru meminta siswaagar melengkapi LKSdengan seksamabersama kelompoknyamasing-masing

Siswa secaraberkelompok salingberdiskusi danmelengkapi LKSmasing-masing

25 menit

Mengasosiasi

Guru meminta setiapkelompok untukmemeriksa LKS yangsudah mereka isi denganteori yang ada dibukupaket atau internet

Siswa memeriksaLKS yang sudahdikerjakan danmengasosiasikannyadengan sumber yangada.

20 menit

Mengkomunikasikan

Guru meminta salah satuperwakilan siswa untukmaju kedepanmenjelaskan apa yangsudah mereka dapatkandari pembelajaran hariini.

Salah satu siswamaju kdepanmenjelaskan apayang sudah merekacatat dan pelajarihari ini.

10 menit

Kegiatan Penutup (10 menit)Tahapan

pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi

waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa

Penutup Menginformasikan

pertemuan selanjutnyauntuk posttest.

Menutup pembelajarandengan membaca doa dansalam.

Siswa mendengarkanmenyimak apa yang gurusampaikan.

Siswa membaca doa danmenjawab salam.

10menit

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

135

I. PenilaianPenilaian kognitif : LKS

Depok, November 2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan

Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia NingsihNIM.1113016100054

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

136

Lanpiran 12.Lembar Kerja Siswa

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

137

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

138

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

139

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

140

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

141

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

142

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

143

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

144

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

145

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

146

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

147

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

148

Lampiran 13.

Lembar Observasi Guru dan Siswa kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

149

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

150

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

151

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

152

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

153

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

154

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

155

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

156

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

157

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

158

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

159

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

161

Lampiran 14.

Lampiran Uji Referensi

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

162

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

163

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

164

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

165

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

166

Lampiran 15.

Lembar Bimbingan Skripsi

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

167

Lampiran 16.

Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41964/1/Euis... · Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

168

Lampiran 17.

Surat Keterangan Sekolah