PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF...

180
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI BUNYI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: ASMAWATI R. 106016300640 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA

PADA MATERI BUNYI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

ASMAWATI R.

106016300640

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

ABSTRAK

Asmawati R., “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi”. Skripsi Program

Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendididkan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan konsep siswa pada

materi bunyi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Kota Tangerang

Selatan pada bulan April sampai dengan Mei tahun 2011. Metode penelitian yang

digunakan adalah kuasi eksperimen dan teknik pengambilan sampel menggunakan

Cluster Sampling. Sampel dalam penelitian ini, siswa kelas VIII-4 sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIII-9 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa masing-

masing 36 siswa. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas kontrol diberi perlakuan

pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes

pilihan ganda sebanyak 18 soal dengan empat alternatif pilihan jawaban.

Berdasarkan uji statistik dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh

thitung = 8,55 > ttabel = 1,99, dengan thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,

sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan konsep siswa pada

materi bunyi.

Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, Konsep bunyi,

Penguasaan konsep siswa

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

ABSTRACT

Asmawati R., “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi”. Skripsi Program

Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendididkan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

The aim of this research to knowing influence cooperative learning STAD type to

mastery in concept of the student in the physics at sound concept. This research

was conducted of SMP Negeri 13 Tangerang Selatan at April until May in

academic year 2010/2011. The research method is used quasi experiment and

technics sampling is used cluster sampling. Sample of this research are VIII-4

class as experiment group and VIII-9 class as control group and taken severally

36 students. The experiment group was given cooperative learning STAD type

and control group was given conventional learning. Instrument were used in these

research is test instrument used 18 test multiple choise. Data was got from test test

instrument was analyzed by analysis t-test. Based on result of statistical analysis

t-test at the level of significant (α = 0,05), it is shown that tvalues greater than ttabel

8,55 > 1,99, with the result that zero hypotesis (Ha) was refused and alternative

hypotesis (Ha) was accepted, that can be concluded, cooperative learning STAD

type can influence students concept mastery of the physics study in sound

concept.

Key Words: Cooperative learning model of STAD type, Concept of sound,

Mastery in concept of student

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum. Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW, yang telah menghubungkan kejalan yang benar dan memimpin kepada

agama yang lurus, semoga rahmat dan kesejahteraan senantiasa terlimpahkan

kepada Beliau dan kepada Nabi-nabi lain serta keluarga dan orang-orang yang

saleh.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap

Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang

tanpa lelah memberikan dorongan dan masukan moril maupun materil kepada

penulis, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen

pembimbing I yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

5. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang selalu

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dan pengarahan dalam

penulisan skripsi ini.

6. Ibu Erina Hertanti, M.Si., selaku dosen penasehat akademik yang selalu

memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis selama proses

perkuliahan.

7. Bapak Rohman, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan

yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung.

8. Ibu Silvani Damanik, S.Pd, selaku guru bidang studi fisika kelas VIII di SMP

Negeri 13 Kota Tangerang Selatan yang telah member dukungan moril kepada

penulis selama proses penelitian.

9. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Pada akhirnya, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan

keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis dengan terbuka

menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita

semua khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi, amin.

Wassalaamu’alaikum. Wr.Wb.

Jakarta, Juni 2011

Penulis

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK . ................................................................................................. i

ABSTRACT ................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5

D. Perumusan Masalah ................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 7

A. Kajian Teori ............................................................................ 7

1. Pembelajaran Kooperatif ................................................... 7

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................... 15

3. Konsep dan Penguasaan Konsep ....................................... 19

4. Konsep Bunyi .................................................................... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 29

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 32

D. Pengajuan Hipotesis ................................................................ 36

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 37

A. Metode Penelitian .................................................................... 37

B. Desain Penelitian ..................................................................... 37

C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 37

D. Prosedur Penelitian .................................................................. 38

E. Variabel Penelitian .................................................................. 39

F. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 39

G. Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 39

H. Teknik Pengambilan Data ....................................................... 40

I. Instrumen Penelitian ................................................................ 42

J. Teknik Analisis Data ............................................................... 45

K. Hipotesis Statistik ................................................................... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 50

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 50

B. Analisis Data Angket .............................................................. 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 60

BAB V PENUTUP .................................................................................... 63

A. Kesimpulan ............................................................................. 63

B. Saran ........................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 65

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Konsep Bunyi .................................................................. 23

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................ 33

Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . 48

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok

Belajar Tradisional ...................................................................... 11

Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan Individu .......................... 18

Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Kelompok ................................................. 18

Tabel 3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes ................................................................ 38

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas ..................................................................... 41

Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ........................................................................................ 48

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................... 49

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................... 50

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Menggunakan Uji-t Pretest

dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..... 51

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Indikator Metode Pembelajaran yang

Digunakan Guru .......................................................................... 52

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Indikator Aktivitas Siswa .............................. 53

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Indikator Kemampuan Kognitif Siswa .......... 54

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Indikator Kemampuan Afektif Siswa ............ 55

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Indikator Kemampuan Psikomotor Siswa ..... 56

Tabel 4.10Hasil Perhitungan Indikator Peranan Guru dalam Proses

Pembelajaran ............................................................................... 57

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Uji Validitas ............................................................................. 68

Lampiran 2 Instrumen Penelitian ................................................................ 71

Lampiran 3 Perangkat Pembelajaran .......................................................... 93

Lampiran 4 Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol .................................................................. 115

Lampiran 5 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen .............................. 116

Lampiran 6 Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas

Data Pretest Kelompok Eksperimen ....................................... 119

Lampiran 7 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen .............. 120

Lampiran 8 Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ........................... 121

Lampiran 9 Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas

Data Posttest Kelompok Eksperimen ...................................... 124

Lampiran 10 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ............ 125

Lampiran 11 Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol ................................... 126

Lampiran 12 Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas

Data Pretest Kelompok Kontrol ............................................. 129

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol .................... 130

Lampiran 14 Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol .................................. 131

Lampiran 15 Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas

Data Posttest Kelompok Kontrol ........................................... 134

Lampiran 16 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol ................... 135

Lampiran 17 Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol …………………………………………… 136

Lampiran 18 Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ……………………………………………. 138

Lampiran 19 Perhitungan Uji-t Hipotesis Hasil Pretest Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................................... 140

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 20 Perhitungan Uji-t Hipotesis Hasil Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol …………………………. 142

Lampiran 21 Lembar Pembagian Kelompok STAD .................................... 144

Lampiran 22 Lembar Rekapitulasi Kelompok STAD ……………………… 145

Lampiran 23 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD oleh Guru Pamong (Pertemuan I) ..... 148

Lampiran 24 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD oleh Guru Pamong (Pertemuan II) .... 150

Lampiran 25 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD oleh Guru Pamong (Pertemuan III) ... 152

Lampiran 26 Lembar Uji Referensi ............................................................. 157

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada

dasarnya bertujuan mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap

gejala atau proses alam dan sifat serta penerapannya, demikian menurut

Wosparkik.1 Fisika sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan bagian dari sains

yang bertujuan untuk mempelajari fenomena-fenomena yang berhubungan dengan

materi. Oleh karena itu, hakikat fisika sama dengan hakikat sains yakni terdiri dari

produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Pendidikan fisika diharapkan

mampu memberikan pengalaman secara langsung. Pendidikan fisika juga harus

mampu mengembangkan daya nalar dalam pemecahan masalah di kehidupan

sehari-hari, karena siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah

keterampilan proses agar mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara utuh.

Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran

yang berdiri sendiri untuk mencapai fungsi dan tujuannya. Adapun fungsi dan

tujuan mata pelajaran fisika di SMA adalah sebagai sarana untuk:

1. Menyadari keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2. Memupuk sikap ilmiah;

3. Memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melaui

percobaan: merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,

mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan, serta

mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;

1 Widodo Budhi, Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Model STAD Mata Kuliah

Fisika Matematika Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika JPMIPA FKIP Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Tahun Akademik 2004/2005 dalam Jurnal Varidika, Vol.

17, No. 2, Desember 2005, h. 106

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

4. Mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dengan

menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa

alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Pada kelas I perangkat matematika yang mendukung fisika adalah aljabar.

Pada kelas II selain aljabar penggunaan kalkulus juga diperkenalkan di

beberapa bagian. Di Kelas III penggunaan kalkulus diferensial dan integral

dilakukan dengan porsi yang lebih banyak lagi;

5. Menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika serta mempunyai

keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya

diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal

untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi;

6. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menikmati dan menyadari

keindahan keteraturan perilaku alam serta dapat menjelaskan berbagai

peristiwa alam dan keluasan penerapan fisika dalam teknologi.2

Oleh karena itu, maka penguasaan terhadap ilmu fisika hendaklah terus

ditingkatkan.

Pada kenyataannya, tingkat penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran

fisika masih rendah. Rendahnya penguasaan konsep siswa diduga ada kaitannya

dengan proses pembelajaran fisika yang masih berpusat pada guru (teacher

centered) dan siswa hanya mendapatkan konsep-konsep yang bersifat informasi

yang disampaikan guru di kelas. Konsep-konsep tersebut seharusnya dikuasai oleh

siswa agar mereka dapat memecahkan masalah fisika yang kelak akan mereka

hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Konsep tersebut seharusnya diperoleh siswa

melalui pemberian pengalaman oleh guru untuk dapat merumuskan masalah,

mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, mengumpulkan, dan

menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan

tertulis, tidak banyak dialami oleh siswa sehingga siswa sulit memahami konsep-

konsep fisika dan cepat melupakannya. Selain itu, faktor terpenting yang

2 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Fisika

SMA, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003), h. 7

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

mempengaruhi rendahnya penguasaan konsep siswa yaitu keaktifan, interaksi dan

kemampuan kerjasama siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang masih lemah.

Salah satu tindakan pembelajaran yang perlu dilakukan guru adalah

pengembangan model pembelajaran berdasarkan teori belajar kognitif. Termasuk

teori belajar kognitif adalah teori belajar konstruktivis. Pendekatan konstruktivis

dalam pembelajaran, salah satunya pembelajaran kooperatif. Pembelajaran

kooperatif adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu

satu sama lainnya sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran

kooperatif berarti juga belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan

yang lain dalam belajar dan memastikan setiap orang dalam kelompok mencapai

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, demikian menurut Johnson.3

Salah satu tipe dalam model pembelajaran kooperatif adalah Student

Teams Achievment Divisions (STAD). Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

ini, pengajar terlebih dahulu menyajikan materi, membentuk kelompok secara

heterogen. Selanjutnya pengajar memberi tugas kepada kelompok untuk

dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Setelah itu, pengajar memberi

kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa (pada saat menjawab kuis, siswa tidak boleh

saling membantu). Kemudian pengajar memberi evalusi, lalu bersama-sama

dengan siswa membuat kesimpulan.

Pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD didasarkan pada prinsip

bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab

terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri. Siswa

ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat sampai lima orang yang

merupakan campuran menurut prestasi akademik dan jenis kelamin. Dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD materi dirancang untuk pembelajaran

kelompok. Siswa secara kooperatif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

dalam bentuk LKS. Dalam model pembelajaran ini siswa lebih bebas bertanya

kepada teman satu timnya, sebab biasanya siswa tidak mau bertanya kepada guru

apabila menemukan permasalahan.

3 Isjoni. Pembelajaran Kooperatif. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Cet. ke-1, h.63

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Pembelajaran dengan menggunakan metode STAD diharapkan dapat

membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif, menarik dan menyenangkan

sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran fisika

khususnya pada pokok bahasan suhu dan kalor. Pembelajaran fisika yang efektif

adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar

dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai

yang diharapkan.

Adapun dipilihnya topik bunyi sebagai materi pembelajaran dalam model

ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, materi bunyi menuntut

berpikir kompleks, sehingga diperlukan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam

merancang dan melakukan percobaan sehingga dapat meningkatkan pemahaman

dan penguasaan konsep siswa. Kedua, materi bunyi tergolong sulit sehingga

membutuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap

sosial siswa. Dalam pembelajaran materi bunyi hendaknya siswa berperan aktif

dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa dapat memahami serta dapat

meningkatkan penguasaan konsep, hal ini dapat dicapai salah satunya melalui

pembelajaran kooperatif.

Dewimarhelly dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Redoks Terintegrasi Nilai”. Dalam

hasil penelitiannya, Dewimarhelly melaporkan adanya peningkatan hasil belajar

yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).4 Annisa Firdhausi

melakukan penelitian tindakan kelas mengenai ”Upaya Meningkatkan Aktifitas

dan Prestasi Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatid Tipe STAD dengan

Menggunakan Media Alternatif. Hasilnya, secara keseluruhan aktivitas siswa di

setiap siklusnya terjadi peningkatan yang sangat baik. Sehingga dapat dikatakan

bahwa media dan model pembelajaran yang telah diterapkan mampu

meningkatkan aktivitas siswa. Begitupun, secara keseluruhan prestasi belajar

4 Dewimarhelly, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Redoks Terintegrasi Nilai”

dalam Skripsi Program Studi Pendidkan Kimia UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009, h. 64

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

meningkat cukup baik di setiap siklusnya hingga mencapai indikator keberhasilan

yang ditetapkan pada penelitian ini.5

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul ”Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Penguasaan Konsep Siswa

pada Materi Bunyi”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Terdapat kesenjangan hasil belajar antara siswa kelompok atas dan siswa

kelompok bawah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya penguasaan konsep

siswa kelompok bawah.

2. Siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran dan lemahnya kemampuan

kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini diadakan pembatasan masalah pada penguasaan konsep.

Dimana penguasaan konsep siswa yang diteliti, dibatasi hanya pada aspek

meningat (C2) pada ranah kognitif dari taksonomi Bloom.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di

atas, maka perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan konsep siswa pada

materi bunyi?”.

5 Annisa Firdhausi, ”Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media Alternatif” dalam Skripsi

FPMIPA Jurusan Pendidikan Fisika UPI, Bandung, 2010, h. 92

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap penguasaan konsep siswa antara sebelum dan sesudah proses

pembelajaran.

2. Mengetahui respon siswa terhadap KBM dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitan ini, yaitu:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat menumbuhkan kerjasama pada kegiatan

kelompok dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran fisika, khususnya

penguasaan konsep siswa pada materi bunyi.

2. Bagi guru fisika, diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif guru untuk

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Divisions) untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa.

Dimana, model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model

pembelajaran yang menarik sehingga siswa berpartisipasi dalam

pembelajaran.

3. Bagi peneliti, dapat menjadi pengalaman langsung dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses pembelajaran.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.6 Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana

para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu

sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.7

Eggen mendefinisikan bahwa belajar kooperatif adalah sebagai kumpulan

strategi mengajar yang digunakan siswa untuk membantu satu dengan yang lain

dalam suatu kelompok untuk mempelajari sesuatu.8 Sedangkan Slavin

menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif secara ekstenfsif, atas dasar teori

bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang

sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan

temannya.9

Menurut Muslimin dkk., pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antarsiswa dalam kelompok

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu menurut Wina, model

pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh

siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

6 Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2007),

cet. ke-3 h. 15 7 Robert E. Slavin, Cooperative Learning-Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005),

h. 4 8 Henny Ekana Chrisnawati, Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Student Teams Achievement Divisions )Terhadap Kemampuan Problem Solving Siswa SMK

(Teknik) Swasta di Surakarta Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa dalam Jurnal MIPA, Vol. 17,

No. 1, Januari 2007, h. 67 9 Ibid, h. 67

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

dirumuskan. Sementara menurut Anita dalam Cooperative Learning, model

pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan

kerjasama.10

Pembelajaran kooperatif ini bukan saja sekedar melibatkan dan

menempatkan siswa secara bersama dalam suatu kelompok kecil dan memberikan

kepada mereka tugas, akan tetapi juga di dalamnya melibatkan pemikiran dan

perhatian penuh pada berbagai macam aspek dari proses kelompok. Dalam

pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk saling bekerja sama dan membantu

antara satu dengan yang lainnya dalam menyelesaikan atau mempelajari suatu

pokok bahasan.

Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai lingkungan belajar dimana

siswa bekerjasama dalam suatu kelompok kecil yang kemampuannya berbeda-

beda untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Pengorganisasian pembelajaran

kooperatif dicirikan oleh “struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif”.

Berdasarkan kutipan tersebut diatas, yang dimaksud struktur tugas kooperatif

adalah siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif harus

bekerjasama pada suatu tugasnya. Struktur tujuan kooperatif adalah seorang siswa

dalam suatu kelompok dikatakan dapat mencapai tujuan jika siswa lain dalam

kelompok tersebut juga dapat mencapai tujuan. Terdapat tiga macam struktur

tujuan sebagai berikut dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Tujuan individualistik, jika tujuan yang ingin dicapai siswa secara individual

tidak memiliki konsekuensi terhadap pencapaian tujuan siswa lainnya.

2) Tujuan kompetitif, jika seorang siswa dapat mencapai tujuan sedangkan siswa

lain tidak mencapai tujuan tersebut.

3) Tujuan kooperatif, jika siswa bersama-sama mencapai tujuan tersebut.

Tiap-tiap individu ikut andil menyumbang pencapaian tujuan. Tujuan kelompok

akan tercapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan secara kolektif.11

10

Widyantini. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP.

(Yogyakarta: DEPDIKNAS, 2008), h. 4 11

Wahyu Sulistyorini, Pembelajaran Kooperatif Model STAD dan Jigsaw dalam Pembelajaran

Biologi di SMA dalam Jurnal Biomatik, h. 43

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Model pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu cara

penyampaian pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centred learning).

Student centred learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

siswa dalam proses pembelajaran, metode belajar ini berfokus pada kebutuhan

siswa, kemampuan, minat, dan cara mengajar guru sebagai fasilitator dalam

pemebelajaran. Siswa yang aktif adalah siswa yang dapat mengkonstruk dan

membangun sendiri pemahamannya lewat indera sensoriknya sendiri seperti

penglihatan, suara, penciuman dan sebagainya. Asumsi tersebut berkembang

berdasarkan alasan bahwa siswa bukan merupakan pembelajar pasif, tetapi

mereka merupakan seorang pencipta di lingkungannya.

Dari berbagai penjelasan mengenai pembelajaran kooperatif di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran kelompok untuk setiap kelompok mempunyai anggota yang

heterogen. Pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu model yang setiap

anggota kelompok telah mencapai tujuan individu apabila kelompoknya telah

berhasil. Untuk mencapai tujuan individu dalam kelompok, sangat dipengaruhi

oleh keaktifan anggota kelompok tersebut dalam melakukan apa saja untuk

keberhasilan kelompoknya. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tiga tujuan

pembelajaran yaitu: prestasi akademik, penerimaan pendapat yang beraneka

ragam dan pengembangan keterampilan sosial.

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tidak identik dengan pembelajaran

kelompok. Dalam pembelajaran kelompok guru dapat mengoptimalkan siswa

bekerja bersama dengan siswa lainnya. Pembelajaran kelompok berbeda dengan

pembelajaran kooperatif, karena ciri-ciri pembelajaran kooperatif seperti

dikemukakan oleh Slavin tidak tersirat secara sistematis. Oleh karena itu guru

dapat mengoptimalkan kinerja yang telah dilaksanakannya dengan memilih satu

metode yang dikemukakan Slavin, antara lain Student Teams Achievement

Divisions (STAD), Teams Games Tournaments (TGT), Teams Assisted

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Individualization (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan Jigsaw.12

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Belajar secara kooperatif dalam kelompok kecil membantu siswa dan

anggota dalam tim untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Secara

umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yaitu:13

1) Siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk

menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran.

2) Siswa saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur sehingga siswa

membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang

paling baik ditangani jika melalui kerja kelompok.

3) Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5

siswa.

4) Siswa menggunakan perilaku kooperatif.

5) Setiap siswa secara mandiri bertanggungjawab untuk pekerjaan pembelajaran

mereka.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:14

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,

rendah.

3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin yang berbeda-beda.

4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

12

Suprayekti, “Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif”, dalam Jurnal Pendidikan

Penabur, No.07/Th.V/Desember 2006, h. 90 13

Zulfiani, dkk.., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009)

cet. ke-1 h. 131 14

Wahyu Sulistyorini, Op. Cit., h. 44

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Carin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif ditandai oleh ciri-

ciri sebagai berikut:15

1) Setiap anggota mempunyai peran

2) Terjadi interaksi langsung diantara siswa

3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-

teman sekelompoknya

4) Peran guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan interpersonal kelompok

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan

Bannet menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan

pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:16

1) Positive interdependence

2) Interaction face to face

3) Adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok

4) Membutuhkan keluwesan

5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok)

Pada pembelajaran kooperatif siswa dikondisikan untuk bekerja dan

belajar dalam kelompok. Aktivitas kerja dan belajar dalam kelompok belajar

kooperatif berbeda dengan kelompok belajar tradisional. Kelompok tradisional

adalah kelompok belajar yang sering diterapkan di sekolah, seperti kelompok

diskusi, kelompok tugas dan kelompok belajar lainnya. Perbedaan tersebut dapat

dilihat pada tabel 2.1 berikut.17

15 Zulfiani, dkk.., Op. Cit., h. 132 16

Isjoni, Op. Cit.,, h. 60 17 Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 135

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan

Kelompok Belajar Tradisional

No. Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kepemimpinan bersama

Saling ketergantungan positif

Kelompok heterogen

Mempelajari ketarampilan kooperatif

Sama-sama bertanggungjawab

Menekankan pada penyelesaian tugas

dan mempertahankan hubungan

Guru memperhatikan proses

kelompok belajar sehingga efektif

Satu hasil kelompok

Evaluasi kelompok

Satu pemimpin

Tidak saling bergantung

Kelompok homogen

Asumsi adanya keterampilan sosial

Tanggungjawabnya hanya untuk diri

sendiri

Hanya menekankan pada

penyelesaian tugas

Guru tidak memperhatian proses

kelompok belajar

Beberapa hasil kelompok

Evaluasi individual

c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa keunggulan, antara lain

sebagai berikut:

1) Semua anggota kelompok wajib mendapat tugas

2) Ada interaksi langsung antar siswa dengan siswa dan siswa dengan guru

3) Siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial

4) Mendorong siswa untuk menghargai pendapat orang lain

5) Dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa

6) Melatih siswa untuk berani berbicara di depan kelas18

Selain memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga mempunyai

kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut:

1) Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan

mengatur dan mengankat tempat duduk.

18 Ruhadi. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe “STAD” Salah Satu Alternatif dalam

Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Jurnal

Pendidikan Serambi Ilmu, Sept 2008, Volume 6 Nomor I, h. 49

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

2) Karena rata-rata jumlah siswa di dalam kelas adalah 40 orang, maka guru

kurang maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian.

3) Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan

dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan

siswa, menentukan perubahan kelompok belajar.

4) Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan

kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut.19

d. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Terdapat lima macam metode belajar kooperatif yang berhasil

dikembangkan para peneliti pendidikan di John Hopkins University yaitu: STAD

(Student Teams Achievement Division), TGT (Teams Games Tournament), TAI

(Teams Accelerated Instruction), CIRC (Cooperative Integrated Reading &

Composition), dan Jigsaw.

1) STAD (Student Teams Achievement Division)

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan pendekatan

kooperatif yang paling sederhana. Dalam metode ini, siswa dibagi dalam

bentuk kelompok beranggotakan 4 – 5 orang yang berbeda jenis kelamin, etnis

dan kemampuan. Guru menyajikan informasi akademik baru kepada siswa

setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Secara individual

setiap 2 minggu siswa diberi kuis. Kuis itu di skor perkembangan.

2) Jigsaw

Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap

anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu yang diberikan.

Jigsaw terdiri dari lima langkah, yaitu mahasiswa membaca dan mengkaji

bahan ajar, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok mahasiswa (homogen),

tes/kuis, dan penguatan dari guru.

19

Ibid, h. 49

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3) TGT (Team Games Tournament)

TGT hampir sama dengan STAD, namun dalam TGT tidak menggunakan kuis

atau saling tanya melainkan menggunakan turnamen atau lomba mingguan.

Dalam lomba itu siswa berkompetisi dengan anggota tim lain agar dapat

menyumbangkan poin pada skor mereka. TGT terdiri dari empat langkah,

yaitu identifikasi masalah, pembahasan masalah dalam kelompok, presentasi

hasil bahasan kelompok (turnamen), dan penguatan dari guru.

4) TAI (Team Accelerated Instruction)

Teknik ini menggabungkan metode belajar kelompok dengan belajar secara

individu. Tiap anggota kelompok akan diberi soal-soal bertahap yang harus

mereka kerjakan sendiri-sendiri dalam kelompoknya. Setelah itu, hasil

pekerjaan mereka diperiksa oleh anggota tim yang lain. Jika seorang siswa

telah mampu mengerjakan soal dalam satu tahap, maka ia diperbolehkan untuk

mengerjakan soal selanjutnya dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Namun jika ia belum mampu menjawab suatu soal, maka ia harus

mengerjakan kembali soal yang tingkat kesulitannya sama sebelum ia

melanjutkan ke soal yang lebih sulit.

5) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

Teknik ini sejenis dengan TAI, namun hanya ditekankan pada pengajaran

membaca, menulis dan tata bahasa. Aktivitas CIRC terdiri dari siswa

mengikuti urutan instruksi guru, latihan tim, asesmen awal tim dan kuis.20

Pada penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Alasan dipilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena

model pembelajaran ini merupakan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep

materi yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh

guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain.

20

Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 137

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

STAD yang dikemukakan oleh Slavin adalah sebuah metode

pembelajaran yang terdiri dari 4 atau 5 orang yang heterogen dari segi tingkat

kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang budaya.21

Pada STAD dinyatakan

Slavin bahwa “Most often, the study involves students discussing problems

together, comparing answers, and correcting any misconceptions if teammates

make mistakes”, artinya siswa mendiskusikan masalah bersama, membandingkan

jawaban dan memeriksa miskonsepsi jika tim membuat kesalahan. Penekanan

diletakkan pada anggota tim melakukan yang terbaik untuk kelompoknya.22

STAD merupakan salah satu metode pendekatan dalam pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana dan merupakan sebuah model pendekatan yang cocok

untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif. Selain itu,

STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif

(Slavin).23

Menurut Davidson & Worshman (dalam Supraptama), “Cooperative

learning adalah model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan

siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif yang

mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis”. Senada dengan

pendapat tersebut, Johnson menyatakan bahwa dalam cooperative learning

“Students discuss the material with each other, help one another understand it,

and encourage each other to work hard”. Pada cooperative learning para siswa

mendiskusikan bahan antara siswa yang satu dengan lainnya, saling membantu

memahami siswa yang satu dengan yang lain dan masing-masing memberi

semangat untuk bekerja keras antara siswa yang satu dengan yang lain.24

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe

STAD merupakan salah satu model pembelajaran secara berkelompok (anggota

21

Suprayekti. Op. Cit., h. 90 22

Marjoko. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Cooperative Learning Teknik

Student Teams Achievement Division (STAD) di SMP Negeri 3 Cilacap dalam Jurnal Widyatama,

Vol. 5 No.1, Maret 2008, h. 64 23

Ruhadi, Op. Cit., h. 48 24

Marjoko, Op. Cit., h. 64

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang yang heterogen) dengan mengintegrasikan

keterampilan sosial yang bermuatan akademis untuk sampai kepada pengalaman

belajar baik individu maupun kelompok. Bentuk partisipasi siswa yang

diharapkan dapat berupa keterlibatan mereka dalam suatu kelompok diskusi. Pada

aktivitas ini terjadi proses belajar mengajar antar siswa, berupa saling bertanya,

saling menjelaskan, dan mempraktikkan kemampuan-kemampuan lain dalam

wadah kelompok diskusi. Dalam proses pembelajaran ini dapat diharapakan

mampu meransang siswa untuk berpikir kritis, inovatif, aktif dan kreatif serta

mampu mencapai standar kompetensi yang diharapkan.

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dicirikan oleh struktur tugas,

tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi tipe STAD

didorong dan atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama, dan

mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Dalam penerapan tipe STAD, dua atau lebih individu saling bergantung satu sama

lain untuk mencapai satu penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil

sebagai kelompok.25

Unsur-unsur dasar tipe STAD sebagai berikut: siswa dalam kelompoknya

haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama; siswa

bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik

mereka sendiri; siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam

kelomponya memiliki tujuan yang sama; siswa haruslah membagi tugas dan

bertanggung jawab yang sama diantara kelompoknya; siswa akan dikenakan

evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk

semua anggota keompok; siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.26

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki ciri-ciri berikut:

(a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

25 Rusmansyah. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD dalam Jurnal Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1, April 2006, h. 90 26

Ibid, h. 90

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

belajarnya; (b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah; (c) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda; dan (d) Penghargaan lebih berorientasi

kelompok ketimbang individu.27

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu: penyajian kelas, kegiatan

kelompok, tes, peningkatan individu dan pengakuan kelompok. Lima komponen

utama dalam pembelajaran kooperatif akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Penyajian kelas

Penyajian kelas adalah tahap dimana siswa memulai pembelajaran dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.

Tahapan ini diikuti dengan penyajian informasi sebagaimana biasanya, dengan

menggunakan berbagai metode atau pendekatan yang sesuai misalnya

ceramah, tanya jawab, peragaan, dan demonstrasi.

Penyajian kelas dapat meliputi presentasi audio-visual atau kegiatan

penelusuran kelompok. Pada kegiatan ini siswa bekerja lebih dulu untuk

menemukan informasi atau konsep-konsep atas upaya mereka sendiri sebelum

pembelajaran.

2) Kegiatan kelompok

Siswa bekerja dan belajar bersama didalam kelompok. Waktu yang digunakan

1 – 2 jam pelajaran. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan

jumlah anggota 4 – 5 orang yang beragam, baik itu kemampuan akademik,

jenis kelamin, ras ataupun etnik dalam satu kelompok. Kerja tim merupakan

ciri terpenting STAD. Pada setiap saat, penekanan diberikan kepada anggota

tim agar melakukan yang terbaik untuk timya. Sesama anggota tim

memberikan dukungan kepada temannya untuk kinerja akademik dan

menunjukkan saling peduli.

27

Ibid, h. 90

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3) Tes individual

Setelah siswa berlatih dalam kelompok, siswa diberi tes individu. Pada tahap

ini siswa tidak diperkenankan untuk saling memberitahu atau bekerja sama

dengan yang lain. Setiap siswa diharapkan berusaha untuk bertanggungjawab

secara individual untuk menjawab soal tes dan memberikan hasil yang terbaik

sebagai konstribusinya kepada kelompok.

4) Memberikan skor peningkatan individual

Pemberian skor peningkatan individual bertujuan untuk memberikan

kesempatan bagi setia siswa agar dapat menunjukkan gambaran kinerja

pencapaian tujuan dari hasil kerja maksimal setiap individu yang

disumbangkan untuk kelompokknya.

Pengelolaan hasil kerja kelompok adalah skor awal, skor tes, skor peningkatan

individu dan skor kelompok. Skor peningkatan didapat dari kaitan skor awal

dan skor tes. Jika ada peningkatan atau penurunan maka akan diberi poin

tersendiri, dan skor untuk kelompok dikumpulkan dari peningkatan seluruh

anggota kelompok, dicatat dan dijumlahkan maka itu akan menjadi skor

kelompok. Contoh pemberian skor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan Individu

Skor Tes Skor Peningkatan

a. Lebih dari 10 poin di bawah nilai awal

b. Antara 10 sampai 1 di bawah nilai awal

c. Antara 0 sampai 10 di atas nilai awal

d. Lebih dari 10 poin di atas nilai awal

e. Nilai terbaik (tidak berdasarkan nilai awal)

5

10

20

30

40

5) Pengakuan kelompok

Pengakuan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing

kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok

yang diperoleh dengan mengumpulkan kemajuan masing-masing anggota

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

kelompok. Berdasarkan skor kemajuan kelompok tersebut, guru memberikan

hadiah (award) berupa predikat kepada kelompok yang memenuhi kriteria

tertentu. Untuk menentukan tingkat penghargaan yang diberikan untuk

prestasi kelompok, dapat dilihat pada tabel berikut ini.28

Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata Kelompok Penghargaan

15

20

25

Good Team (tim yang bagus)

Great Team (tim yang hebat)

Super Team (tim yang super)

3. Konsep dan Penguasaan Konsep

a. Konsep

Konsep adalah hasil berfikir abstrak manusia yang merangkum banyak

pengalaman sehingga konsep merupakan buah pikiran yang dimiliki seseorang.

Konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek-obyek,

kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut

yang sama (Rosser dalam Dahar). Sedangkan Herron (dalam Liliasari)

menyatakan bahwa konsep sama dengan ide, ide sebagai contoh dari konsep.29

Menurut Dahar, konsep merupakan kategori-kategori yang kita berikan

pada stimulus-stimulus yang ada dilingkungan kita. Konsep-konsep menyediakan

skema-skema terorganisasi untuk menentukan hubungan di dalam dan di antara

kategori-kategori. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental

yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-

28 Zulfiani dkk., Op. Cit., h. 140 29

Akhmad Akhyani. Model Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Berbasis Inkuiri Laboratorium

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA dalam

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, Vol. II, No. 1, Maret 2008, h. 102

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

generalisasi.30

Sedangkan Oemar Hamalik menyatakan bahwa “konsep adalah

suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut-atribut) umum”. 31

Berdasarkan berbagai definisi mengenai konsep dapat disimpulkan bahwa

konsep merupakan suatu idea tau gagasan yang menerangkan suatu objek

berdasarkan pengamatan terhadap fakta-fakta.

Adapun ciri-ciri konsep yaitu:32

1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu

dengan konsep lainnya.

2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada suatu atribut.

3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep

lainnya.

4) Kedominanan atribut, menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa atribut lebih

dominan (obvious) daripada yang lainnya.

Jenis-jenis konsep adalah sebagai berikut:33

1) Konsep konjungtif, nilai-nilai tertentu (yang penting) dari berbagai atribut

disajikan bersama-sama. Nilai-nilai dan atribut ditambahkan bersama untuk

menghasilkan suatu konsep konjungtif.

Contoh:

Atribut Nilai Konsep

- Nomor

- Warna

- Bentuk

Tiga

Hitam kekuning-kuningan

Bulat/bundar

Tiga bulatan yang hitam

kekuning-kuningan

2) Konsep konjungtif sangat mudah dipelajari dan diajarkan, sebab hanya

menambah (kualitas adaptif) antara atribut dan nilai-nilai. Dengan cara itu,

kita dengan mudah membedakan antara anjing, kucing, dan kuda.

30

Armiza. Model Siklus Belajar Abduktif Empiris untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP pada Materi Pemantulan Cahaya dalam Jurnal

Penelitian Pendidikan IPA, Vol. I, No, 1, Maret 2007, h. 79 31 Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi

Aksara: 2005), cet. ke-4, h. 161 32 Ibid, h. 162 33 Ibid, h. 163

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3) Konsep disjungtif, sesuatu yang dapat dirumuskan dalam sejumlah cara yang

berbeda-beda. Antara atribut-atribut dan nilai-nilai dapat didistribusikan antara

yang satu dengan yang lainnya.

4) Konsep hubungan, yakni suatu konsep yang mempunyai hubungan-hubungan

khusus antaratribut. Misalnya konsep jarak dan konsep arah. Jarak menunjuk

pada hubungan antara dua titik, yakni terdapat dua titik yang terpisah arah,

juga menunjukkan hubungan antara dua titik gerakan dari satu titik ke titik

lainnya.

b. Penguasaan Konsep

Dari proses pembelajaran yang berlangsung, diharapkan siswa dapat

menguasai konsep-konsep dari materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Dalam

hal ini penguasaan konsep sangat penting dimiliki siswa yang telah mengalami

pembelajaran. Penguasaan konsep yang dimaksud di sini tidak terbatas hanya

mengenal konsep itu, tetapi siswa harus dapat menghubungkan antara konsep

yang satu dengan konsep yang lain yang masih ada kaitannya. Berkaitan hal ini

Novak dan Gowin (dalam Baihaqi), menyatakan bahwa penguasaan konsep tidak

didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengetahui seluruh konsep yang

diajarkan saja, tetapi lebih merupakan perkembangan hubungan proporsional

antara konsep yang menjadi pusat perhatian dan konsep lain yang dihubungkan.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penguasaan konsep identik dengan

pemahaman konsep, yaitu sekelompok perubahan tingkah laku (kemampuan)

siswa yang dipengaruhi oleh kemampuan berpikir dengan jenjang: ingatan (C1),

pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisa (C4), evaluasi (C5), dan kreatif (C6)

(Bloom dalam Anderson dan Krathwohl).34

Adapun penguasaan konsep fisika dimaksudkan sebagai tingkatan dimana

seorang siswa tidak sekedar mengetahui konsep-konsep fisika, melainkan benar-

benar memahaminya dengan baik, yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam

menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri

34 Akhmad Akhyani, Op. Cit., h. 102

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

maupun penerapannya dalam situasi baru. Berdasarkan taksonomi Bloom,

penguasaan konsep dalam penelitian ini hanya pada ranah kognitif C2.

Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelompok berkompetisi dengan

kelompok-kelompok lain, siswa dalam satu kelompok bekerja sama untuk

menyelesaikan tugas yang telah disiapkan oleh guru, hasil kerja dan penghargaan

adalah untuk kelompok bukan untuk perorangan, siswa merasa keberhasilan

mereka bergantung pada perilaku dan kinerja siswa lainnya dalam kelompok,

efektif dalam mengurangi dominansi siswa yang pintar dalam belajar kelompok,

dan guru memberi umpan balik untuk kelompok. Dengan demikian, interaksi

dalam kelompok dan antar kelompok lebih efektif dan efisien karena adanya

bahan diskusi yang telah dirancang sedemikian rupa oleh guru dan adanya

bimbingan dan arahan guru secara intensif.

Tipe STAD lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan

dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif. Peningkatan

belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran, atau aktivitas

belajar. Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir

kritis, dan pembelajaran konseptual meningkatkan secara nyata pada saat

digunakan strategi-strategi kooperatif, siswa lebih memiliki kemungkinan

menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam

kelompok kooperatif daripada mereka bekerja secara individual atau kompetitif.

Jadi materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih

lama.35

Hal yang demikian diharapkan dapat lebih meningkatkan penguasaan

konsep fisika siswa khususnya pada materi bunyi.

35

Rusmansyah. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD dalam Jurnal Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1, April 2006, h. 90

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

4. Konsep Bunyi

a. Peta Konsep

Gambar 2.1 Peta Konsep Bunyi

Gelombang mekanik

(perambatannya melalui medium)

Getaran

Bunyi

Karakteristik

bunyi

Daerah frekuensi

Pemantulan Resonansi

Warna bunyi Kuat bunyi Tinggi bunyi

Infrasonik

(f < 20 Hz)

Audiosonik

(20 Hz s/d 20 kHz)

Ultrasonik

(f > 20 kHz)

Gelombang

longitudinal

terdiri atas terdiri atas

memiliki memiliki mengalami

dihasilkan oleh

dirambatkan oleh

berupa

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

b. Bunyi

Benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Benda tersebut dapat kita sebut

sebagai sumber bunyi.36

Bunyi merupakan salah satu bentuk gelombang

longitudinal. Bunyi merambat dalam bentuk rapatan dan renggangan yang silih

berganti.

Kita telah membahas bahwa bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar,

yaitu sumber bunyi. Dengan demikian, syarat terjadi dan terdengarnya bunyi

adalah:

1) Ada benda yang bergetar (sumber bunyi),

2) Ada medium yang merambatkan bunyi, dan

3) Ada penerima yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi.37

c. Kelajuan Rambat Bunyi

Kelajuan rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satu

satuan waktu. Satuan kelajuan rambat bunyi dalam SI adalah m/s. karena itu dapat

dinyatakan: Cepat rambat bunyi adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh bunyi

tiap sekon.

𝑣 =𝑠

𝑡 …………………………….. (2.1)

dengan: v = kelajuan rambat bunyi (m/s)

s = jarak yang ditempuh (m)

t = waktu tempuh (s)38

Oleh karena bunyi merupakan suatu bentuk gelombang, dapat dituliskan:

𝑣 =𝜆

𝑇= 𝑓. 𝜆 ………………………. (2.2)

dengan: T = periode bunyi (s)

λ = panjang gelombang bunyi (m)39

f = frekuensi bunyi

36 Mikrajuddin Abdullah. IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 untuk Kelas VIII. (Jakarta: PT. Gelora

Aksara Pratama, 2006), h. 110 37 Ibid, h. 111 38 Tim Abdi Guru. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII. (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 152 39

Saeful Karim dkk.Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. (Jakarta: CV. Pustaka Indah, 2008), h. 257

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

d. Batas Pendengaran Manusia

Kemampuan telinga manusia untuk mendengar bunyi sangat terbatas.

Telinga manusia normal umumnya hanya dapat mendengar bunyi dengan

frekuensi antara 20 – 20.000 Hz. Bunyi yang berada dalam daerah jangkauan

tersebut disebut audiosonik. Gendang telinga manusia hanya dapat menghasilkan

gelombang listrik syaraf yang dapat diterjemahkan otak jika bergetar dengan

frekuensi dalam jangkauan audiosonik.40

Bunyi dengan frekuensi di bawah 20 Hz disebut infrasonik (infra artinya

lebih rendah). Bunyi dengan frekuensi di atas 20.0000 Hz disebut ultrasonik (ultra

artinya lebih tinggi).

Manusia tidak mampu mendengar bunyi infrasonik maupun ultrasonik.

Beberapa hewan memiliki pendengaran yang sangat peka sehingga dapat

mendengar bunyi infrasonik maupun bunyi ultrasonik. Kemampuan ini

merupakan kemampuan alamiah hewan tersebut. Hewan yang dapat mendengar

bunyi infrasonik, misalnya jangkrik, anjing, dan kelelawar.

Selain dapat mendengar bunyi infrasonik, kelelawar juga dapat menghasilkan

dan mendengar bunyi ultrasonik. Dengan memancarkan bunyi ultrasonik dan

menangkap kembali pantulannya, kelelawar dapat mengetahui jarak benda yang

ada di depannya.

e. Resonansi

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran

benda lain. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi yang sama dengan

sumber getarnya.41

Resonansi pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya pada kolom udara dapat

terjadi dengan syarat sebagai berikut.

1) Syarat agar terjadi resonansi I (R1): panjang kolom udara = ¼ λ

2) Syarat agar terjadi resonansi II (R2): panjang kolom udara = ¾ λ

40

Mikrajuddin Abdullah, Op. Cit., h. 114 41 Saeful Karim dkk., Op. Cit., h. 265

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3) Syarat agar terjadi resonansi III (R3): panjang kolom udara = 5/4 λ, dan

seterusnya.

Jadi, agar terjadi resonansi ke-n, panjang kolom udara (λ) pada tabung adalah:

ℎ =1

4𝜆 2𝑛 − 1 ……………………… (2.3)

dengan n = 1, 2, 3, 4, ….

Banyak sekali alat musik yang memanfaatkan peristiwa resonansi.

Kegunaan sifat resonansi di antaranya adalah hanya dengan getaran yang kecil

akan diperoleh getaran yang besar. Resonansi terjadi pada alat musik senar, alat

musik tiup, gamelan, dan alat musik selaput tipis.

Selain bermanfaat, resonansi dapat juga menimbulkan masalah. Saat

terjadi resonansi, amplitudo getaran benda seringkali jauh lebih besar daripada

amplitudo penyebab benda tersebut bergetar. Resonansi harus diperhitungkan saat

membuat bangunan. Bangunan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada

faktor lingkungan di sekitarnya, seperti getaran angin atau gempa bumi, yang

memiliki frekuensi sama dengan frekuensi alamiah bangunan tersebut. Jika hal ini

diabaikan dapat menyebabkan bangunan runtuh.42

f. Pemantulan Bunyi

Pemantulan gelombang bunyi memenuhi Hukum Pemantulan yang

menyatakan sebagai berikut.

1) Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang datar.

2) Sudut bunyi datang sama dengan sudut bunyi pantul.43

Berdasarkan hukum pemantulan bunyi, jika bunyi yang datang berimpit

dengan garis normal (sudut datang = 0o), bunyi pantulnya juga berimpit dengan

garis normal (sudut pantul = 0o). Dengan kata lain, bunyi pantulnya akan berbalik

ke arah datangnya bunyi. Jika sudut datangnya lebih dari 0o, bunyi pantulnya tidak

akan kembali ke arah datangnya bunyi.44

42

Mikrajuddin Abdullah, Op. Cit., h. 121 43

Saeful Karim dkk., Op. Cit., h. 267 44

Mikrajuddin Abdullah, Op. Cit., h. 123

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Macam-macam bunyi pantul:

1) Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli

Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli jika jarak antara sumber bunyi dan

bidang pemantul sangat dekat. Dengan demikian, selang waktu yang

diperlukan oleh bunyi pantul untuk kembali berlangsung singkat. Dapat

dianggap bunyi pantul bersamaan waktunya dengan bunyi asli, sehingga bunyi

pantul memperkuat bunyi asli.

2) Gaung atau kerdam

Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian bersamaan dengan

bunyi aslinya, sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas. Perhatikan contoh

berikut ini.

Bunyi asli : mer – de – ka

Bunyi pantul : mer – de – ka

Terdengar : mer – …. – …. – ka

Untuk menghindari terjadinya gaung, dinding-dinding dalam bioskop, studio

radio atau televisi, studio rekaman, dan gedung pertunjukan dilapisi oleh zat

kedap (peredam) suara.

3) Gema

Jika jarak antara sumber bunyi dengan bidang pemantul sangat jauh

(misalnya: kamu berada jauh di depan lereng gunung kemudian berteriak), ada

kemungkinan bunyi pantul kembali setelah bunyi asli selesai diucapkan.

Bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai diucapkan dinamakan

gema.45

Adapun pemanfaatan pemantulan bunyi yaitu:

1) Menentukan cepat rambat bunyi di udara

Pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan untuk menentukan cepat rambat bunyi

di udara, atau jika cepat rambat bunyi di udara diketahui, kita dapat

menentukan jarak antara dua tempat.

45 Marthen Kanginan. IPA Fisika 2 untuk SMP kelas VIII. (Jakarta: Erlangga, 2006),

h. 180-182

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

2) Survei geofisika

Suatu gemap bumi atau ledakan dahsyat membangkitkan gelombang-

gelombang bunyi yang dapat menempuh perjalanan yang sangat jauh melalui

Bumi. Jika getaran-getaran ini dicatat oleh seismograf di berbagai tempat di

permukaan Bumi, catatan-catatan ini dapat digunakan untuk mendeteksi,

menentukan lokasi, dan mengklasifikasikan gangguan-gangguan atau untuk

memberikan informasi tentang struktur Bumi.

3) Kacamata tunanetra

Prinsip pengiriman dan penerimaan pulsa ultrasonik pada kelelawar

dimanfaatkan pada kacamata tunanetra. Kacamata ini dilengkapi dengan

pengirim dan penerima pulsa. Penerima akan menghasilkan suatu bunyi tinggi

atau rendah, bergantung pada apakah benda yang memantulkan pulsa berada

dekat atau jauh dari si tunanetra.

4) Mengukur kedalaman laut

Kedalaman laut, bahkan lokasi kawanan ikan di bawah kapal, dapat ditentukan

dengan teknik pantulan pulsa ultrasonik. Pulsa ultrasonik dipancarkan oleh

instrumen yang dinamakan fathometer.

5) Penggunaan dalam bidang kedokteran

Pemeriksaan untuk melihat bagian dalam tubuh manusia dengan

menggunakan pulsa-pulsa ultrasonik dinamakan pemeriksaan USG

(ultrasonografi). Pemeriksaan dan pengobatan penyakit batu ginjal

menggunakan teknik ultrasonografi. Pulsa-pulsa ultrasonografi juga digunakan

oleh dokter gigi. Getaran-getaran ultrasonik dapat mengguncang kotoran dan

plak (karang) gigi sehingga terlepas dari gigi.

6) Mendeteksi cacat dan retah pada logam

Cacat dan retak pada logam dapat dideteksi dengan teknik pantulan ultrasonik.

Ketika pulsa ultrasonik mengenai retak pada logam yang tidak dapat dilihat,

pulsa ultrasonik dipantulkan kembali ke detektor. Berdasarkan pantulan inilah

kita dapat mendeteksi adanya retak pada logam di temapt tertentu.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

7) Mengukur ketebalan pelat

Teknik pantulan ultrasonik dapat kita gunakan untuk mengukur ketebalan

sebuah pelat logam walaupun kita hanya diizinkan mengukurnya dari satu sisi

pelat logam.46

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran kooperatif

tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Dewimarhelly

Dewimarhelly dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Redoks Terintegrasi Nilai”. Adapun

masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Proses pembelajaran yang masih monoton,

(2) Belum adanya pembelajaran kimia yang terintegrasi dengan nilai,

(3) Kurangnya penggunaan model, metode, dan pendekatan dalam pembelajaran

kimia, dan (4) Hasil belajar kimia yang masih rendah. Adapun upaya yang

dilakukan untuk memecahkan masalah yang muncul, yaitu dengan cara

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang bertujuan

meningkatkan kemampuan dan aktivitas siswa dalam belajar secara kelompok.47

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang diterapkan di

kelas eksperimen dapat memberikan hasil lebih baik. Hal ini, terbukti pada tes

awal rata-rata hasil tes siswa hanya sebesar 44,9 sedangkan setelah dilaksanakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD tampak terdapat peningkatan hasil tes

sehingga mencapai rata-rata sebesar 73,56. Sedangkan pada kelas kontrol, rata-

rata hasil tes awal siswa sebesar 38,93, sedangkan rata-rata hasil tes akhir siswa

sebesar 65,05. Dengan demikian, proses pembelajaran dengan menggunakan

STAD mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

46 Ibid, h. 177-180 47 Dewimarhelly, Op. Cit., h. 3

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis

yang telah dilakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel

(2,9 > 2,000), yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif model pembelajaran

kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada konsep redoks terintegrasi

nilai.48

2. Fitriani

Fitriani dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”. Berdasarkan latar belakang penelitian,

maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Pembelajaran masih

didominasi oleh guru, (2) Guru masih banyak menerapkan pembelajaran secara

konvensional sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan,dan (3) Pembelajaran

berlangsung dalam situasi yang kurang kondusif bagi pengembangan skill setiap

siswa. Permasalahan yang muncul dapat diatasi dengan merancang sistem

pembelajaran sedemikian rupa melalui peralihan pendekatan dan metode yang

tepat. Salah satu upaya yang relevan dengan hal tersebut adalah melalui

pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstrutivistik yaitu

pembelajaran kooperatif. Adapun dalam penelitian ini, menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe STAD.49

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis

yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada siswa

yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, hal ini dapat

dilihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen 77,68 dan kelas kontrol 61,66. Dari

hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t didapatkan thitung 6,13

dengan ttabel 2,00, maka thitung > ttabel yang berarti bahwa Ho ditolak dan

menerima Ha, maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan

48

Ibid, h. 64 49 Fitriani, “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar

Siswa pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dalam Skripsi Program Studi Pendidikan

Kimia UIN Syarif Hidayatullah”, Jakarta, 2008, h. 4

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

dari pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada konsep

larutan elektrolit dan nonelektrolit.50

3. Annisa Firdhausi

Annisa Firdhausi melakukan penelitian tindakan kelas mengenai ”Upaya

Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media Alternatif ”. Permasalahan

dalam penelitian ini yaitu rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran fisika di kelas X di salah satu SMA swasta kabupaten Bandung.

Adapun cara pemecahan masalah mengenai rendahnya aktivitas dan prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran fisika akan dipecahkan dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.51

Hasil penelitiannya, secara keseluruhan aktivitas siswa di setiap siklusnya

terjadi peningkatan yang sangat baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa media dan

model pembelajaran yang telah diterapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa.

Begitupun, secara keseluruhan prestasi belajar meningkat cukup baik di setiap

siklusnya hingga mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan pada

penelitian ini.52

4. Jumrah

Jumrah dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Ketuntasan

Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui Pendekatan Keterampilan Proses

Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Asam-basa”. Permasalahan

dalam penelitian ini yaitu: (1) Masih banyak siswa SMA Negeri 5 Palu

mengalami kesulitan dalam mempelajari pengetahuan kimia, baik menyangkut

proses maupun produk.; (2) Siswa dalam pembelajaran kimia memperlihatkan

kekurang mampuan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan perhitungan

kimia. Adapun upaya pencapaian keberhasilan pembelajaran kimia secara kasikal

yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pilihan

50

Ibid, h. 58 51 Annisa Firdhausi, Op. Cit., h. 5 52

Ibid, h. 92

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

yang baik, mengingat kecenderungan interaksi siswa dalam proses belajarnya.

Siswa yang hasil belajarnya rendah termotivasi untuk meningkatkan hasil

belajarnya sejajar dengan temannya yang hasil belajarnya tinggi.53

Hasil belajar siswa baik secara individu, kelompok maupun klasikal

di setiap siklusnya pada mata pelajaran kimia dengan Pokok Bahasan Asam dan

Basa dengan menggunakan keterampilan kooperatif tipe STAD sangat baik.

Terdapat pengaruh positif yang signifikan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan proses belajar siswa

yang berdampak pada peningkatan ketuntasan hasil belajar.54

C. Kerangka Berpikir

Materi fisika tentang bunyi dirasakan sangat akrab dengan kehidupan

sehari-hari. Dengan demikian, penting untuk dapat memahami dan menyadari

kegunaannya. Namun pada kenyataannya siswa masih kesulitan dalam memahami

konsep bunyi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sehubungan dengan itu, maka perlu untuk menerapkan suatu model

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan terlibat

langsung dalam proses pembelajaran siswa diharapkan mampu meningkatkan

pemahaman dan penguasaan konsep siswa. Salah satu model pembelajaran yang

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yaitu model pembelajaran

kooperatif.

Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif, siswa dikelompokkan

ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 siswa. Bersama dengan

kelompoknya, siswa melakukan serangkaian kegiatan yang dapat membantu siswa

untuk memahami materi pelajaran. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif

memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Interaksi dan komunikasi yang terjadi diantara siswa dapat

memotivasi belajar siswa.

53

Jumrah, “Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui Pendekatan

Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Asam-basa” dalam Jurnal

Media Eksakta 2 (2): 111-115, Juli 2006, h. 112 54

Ibid, h. 114

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Pembelajaran

kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat

membantu guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapinya. Model

ini dikembangkan setidak-tidaknya untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang

penting, yaitu hasil belajar akademik siswa yang meningkat, penerimaan terhadap

keragaman (di mana siswa akan saling menghormati akan kelebihan dan

kekurangan diantara mereka dan melakukan hubungan yang sinergis serta saling

menguntungkan), dan pengembangan keterampilan sosial (Arends, 1997).55

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD didasarkan pada prinsip

bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab

terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri. Siswa

ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat sampai lima orang yang

merupakan campuran menurut prestasi akademik dan jenis kelamin. Dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi dirancang untuk pembelajaran

kelompok. Siswa secara kooperatif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan bahwa dalam

setiap proses pembelajaran siswa aktif dalam membangun pengetahuannya

sendiri, dalam hal ini pembelajaran tidak dimaksudkan untuk mengumpulkan

pengetahuan sebanyak mungkin tetapi lebih pada bagaimana proses mendapatkan

pengetahuan tersebut. Selain itu, dalam model pembelajaran ini dimungkinkan

siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga memberikan dampak

positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi diantara siswa. Interaksi dan

komunikasi yang berkualitas ini dapat memotivasi belajar siswa

Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 tahapan,

yaitu presentasi kelas, belajar tim, kuis, skor kemajuan individual, dan

penghargaan tim. Adanya tahapan belajar tim dalam pembelajaran kooperatif tipe

STAD memungkinkan siswa untuk lebih banyak melakukan aktivitas saat

kegiatan belajar mengajar. Kemudian tahapan skor kemajuan individual dan

55

Rusmansyah. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD dalam Jurnal Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1, April 2006, h. 89

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

penghargaan tim dapat memotivasi siswa untuk meraih skor yang lebih tinggi.

Akibatnya yaitu penguasaan konsep siswa meningkat. Meningkatnya penguasaan

konsep siswa juga dikarenakan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, setiap

kelompok dituntut untuk bertanggung jawab atas keberhasilan belajarnya baik

secara individu maupun kelompok.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir

Perlu adanya pemilihan KBM yang dapat

meningkatkan kemampuan kerjasama dan

aktivitas siswa, sehingga tidak terjadi

kesenjangan penguasaan konsep

Pembelajaran Kooperatif

Model STAD

Siswa aktif dalam

proses pembelajaran

Pembelajaran berpusat

pada siswa

Penguasaan Konsep

Siswa Meningkat

Konsep Bunyi

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

D. Hipotesis Penelitian

Dalam sebuah penelitian perlu adanya hioptesis, karena hipotesis sebagai

indikasi untuk mengarahkan jalannya penelitian. Hipotesis ini berupa indikasi

yang berbentuk generalisasi yang akan dibuktikan dan akan diteliti serta diuji

kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Divisions) terhadap penguasaan konsep

siswa pada materi bunyi.

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievement Divisions) terhadap penguasaan konsep siswa pada

materi bunyi.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan

yang berlokasi di Jl. Beruang II Peladen Pd. Ranji, Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2010/2011, yaitu pada tanggal 11 April sampai 10 Mei 2011 .

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.56

Pelaksanaannya melibatkan dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) dan kelompok

kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group

Design. Desain ini digambarkan sebagai berikut.57

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan (X) Posttest

Eksperimen O1 XE O2

Kontrol O1 XK O2

56

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2008),

Cet. ke-5, h. 77 57

Ibid, h. 79

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Keterangan:

O1 = Pretest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

O2 = Posttest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

X1 = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

X2 = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen menggunakan model

pembelajaran konvensional

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi literatur tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Mengurus Surat Ijin Penelitian.

c. Melakukan observasi lapangan sebelum penelitian dilakukan. Hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran awal yang berkenaan dengan

subyek penelitian.

d. Menentukan kelas yang dijadikan sampel penelitian dan materi fisika yang

akan diajarkan pada saat penelitian.

e. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

pempelajaran. Selanjutnya memberikan penjelasan tentang model

pembelajaran kooperatif tipa STAD dan mengelompokkan siswa pada kelas

eksperimen.

b. Melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen.

Sedangkan pada kelas kontrol,

c. Memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3. Tahap Pengolahan Data

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.

b. Melakukan uji hipotesis.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan

penelitian atau sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang akan diteliti. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu pembelajaran

yang menggunakan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment

Division) sebagai variabel bebas (variabel X) dan variabel terikatnya adalah

penguasaan konsep siswa (variabel Y).

F. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.58

Populasi target dalam

penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan tahun

pelajaran 2010/2011. Sedangkan populasi terjangkau yaitu siswa kelas VIII SMP

Negeri 13 Kota Tangerang Selatan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.59

Dari seluruh

kelas VIII di SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan diambil dua kelas untuk

dijadikan sampel penelitian. Satu kelas untuk dijadikan kelas eksperimen dan satu

kelas lagi untuk dijadikan kelas kontrol.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

teknik cluster sampling, yaitu teknik sampling daerah digunakan untuk

menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.60

Setelah melakukan teknik pengambilan sampel, maka yang menjadi sampel dalam

58

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), Cet. ke-13, h. 130 59

Ibid, h. 131 60 Sugiyono, Op. Cit., h. 83

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-9

sebagai kelas kontrol yang berjumlah masing-masing 36 siswa.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan tes dan nontes. Tes yang diberikan untuk mengukur

penguasaan konsep siswa sebelum (pretest) dan sesudah dilakukan pembelajaran

(posttest) pada materi bunyi dengan menggunakan tes objektif. Sedangkan nontes

yang digunakan berupa angket yang berfungsi untuk mengukur respon siswa

terhadap metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.61

Selain itu, tes diartikan

sebagai alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

sesuatu dalam suasana, denan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.62

Tes

dalam penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda sebanyak 18 soal. Kisi-kisi

instrumen tes dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes

No Indikator Jenjang Kognitif

C2 Jumlah Persentase

1. Memaparkan

karakteristik gelombang

bunyi

1*, 2*, 3, 4*, 5, 6* 6 20%

2. Membuktikan terjadinya

gelombang bunyi

7*, 8, 9, 10, 11*,

12*

6 20%

61 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), Cet. ke-13, h. 150 62

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. ke-

5, h. 53

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3. Membedakan bunyi

infrasonik, ultrasonik,

dan audiosonik

13, 14*, 15, 16,

17*, 18*

6 20%

4. Menunjukkan gejala

resonansi dalam

kehidupan sehari-hari

19*, 20*, 21*, 22*,

23*, 24

6 20%

5. Memberikan contoh

pemanfaatan dan

dampak pemantulan

bunyi dalam kehidupan

sehari-hari

25*, 26*, 27*,

28,29,30

6 20%

Jumlah soal 6 30 100%

Keterangan: *Nomor soal yang digunakan

2. Nontes

Nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket

termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatatkan data atau informasi, sikap,

dan paham dalam hubungan kausal.63

Bentuk angket yang digunakan adalah

angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan kemungkinan jawaban.

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen tes

No Indikator Butir

1 Metode pembelajaran yang digunakan guru 1

2 Aktivitas siswa 2,3

3 Kemampuan kognitif siswa 4,5

4 Kemampuan afektif siswa 6,7

5 Kemampuan psikomotor siswa 8

6 Peranan guru dalam proses pembelajaran 9,10

63

Zainal Arifin. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1991), h. 62

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada

penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes dan nontes. Tes dalam

penelitian ini dengan menggunakan tes objektif dan nontes berupa angket.

Tes digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa

sebelum (pretest) dan sesudah dilakukan pembelajaran (posttest). Tes yang

disusun berupa tes tertulis yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal

dengan 4 alternatif pilihan jawaban.

Sebelum soal tes objektif digunakan untuk mengambil data, soal tes diuji

cobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar sampel. Setelah itu, dilakukan uji

validitas, uji reabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan soal yang layak untuk dijadikan instrumen

penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk tes uji coba instrumen

yaitu:

1. Uji Validitas

Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi

point biserial sebagai berikut:64

𝛾𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑝−𝑀𝑡

𝑆𝑡 𝑝

𝑞 ………………………. (3.1)

Keterangan:

𝛾𝑝𝑏𝑖 = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah

64 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 79

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan Anates diperoleh soal

yang valid sebanyak 18 soal. Nomor soalnya yaitu 1, 2, 4, 6, 7, 11, 12, 14, 17, 18,

19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, dan 27.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan

menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:65

r11 = n

n−1

S2−Σpq

S2 ……….................. (3.2)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

Tabel 3.4 kriteria Reliabilitas

Koefisien r Klasifikasi

0,90 < r ≤ 1,00

0,70 < r ≤ 0,90

0,40 < r ≤ 0,70

0,20 < r ≤ 0,40

0,00 < r ≤ 0,20

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Berdasarkan pengujian reabilitas instrumen tes melalui perhitungan Anates

diperoleh reabilitas tes 0,69 (reabilitas cukup).

65

Ibid, h. 101

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3. Uji Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk mempertinggi usaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat mencoba lagi karena di luar

jangkauannya. Pengujian taraf kesukaran dapat menggunakan rumus sebagai

berikut:66

P =B

JS …………………………….. (3.3)

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang mejawab soal dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran:

IK = 0,00 : soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 : soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 : soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 : soal mudah

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah). Adapun cara perhitungan daya pembeda adalah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:67

D =BA

JA−

BB

JB …………………………. (3.4)

Keterangan:

J = jumlah siswa

JA = banyaknya peserta kelompok atas

66

Ibid, h. 208 67

Ibid, h. 211

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Klasifikasi daya pembeda:

D ≤ 0,00 : sangat jelek

0,00 < D ≤ 0,20 : jelek

0,20 < D ≤ 0,40 : cukup

0,40 < D ≤ 0,70 : baik

0,70 < D ≤ 1,00 : baik sekali

J. Teknik Analisis Data

Pengolahan data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena

dengan melakukan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna

yang berguna dalam pemecahan masalah dalam penelitian. Adapun langkah-

langkah yang ditempuh dalam mengolah data adalah sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji

Liliefors tunggal. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melakukan

uji normalitas data dengan uji Liliefors tunggal yaitu:

1) Hitung rata-rata nilai skor sampel.

2) Hitung standar deviasi nilai skor sampel.

3) Urutkan data sampel dari terkecil ke terbesar (X1, X2, …, Xn). Nilai Zi

dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …., Zn. Dimana nilai baku Zi ditentukan

dengan rumus:

Zi =X i−X

S ………………………....... (3.5)

4) Tentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel Z (luas

lengkungan di bawah kurva normal standar dari 0 ke z, dan disebut dengan

F(zi)).

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

5) Hitung frekuensi kumulatif atas dari masing-masing nilai z, dan disebut

dengan S(zi) kemudian dibagi dengan jumlah number of cases (N) sampel.

6) Tentukan nilai Lo(hitung) = F zi − S zi dan bandingkan dengan nilai Ltabel

(tabel nilai kritis untuk uji Liliefors).

7) Apabila Lo(hitung) < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.68

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal

dari populasi yang variansnya sama. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji

Fisher dengan rumus:69

F =S1

2

S22 ……………………………… (3.6)

dengan,

S2 =nΣfi xi

2− Σfi xi 2

n n−2 ………………….. (3.7)

Keterangan:

F = nilai uji F

S12 = varians terbesar

S22 = varians terkecil

Adapun kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:

Jika Fh < Ft, dimana data memiliki varian yang homogen, maka Ho diterima dan

jika Fh > Ft, dimana data memiliki varian yang tidak homogen, maka Ho ditolak.

68

Darwyan Syah dkk., Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 67 69

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), h. 249

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan

keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan oleh peneliti

sebelumnya.70

Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan uji

hipotesis sebagai berikut:

a. Data berdistribusi normal dan kedua varians homogen

Rumus yang digunakan, jika data berdistribusi normal dan kedua varians

homogen yaitu:71

thit =X E−X K

s 1

n E+

2

n K

……………………… (3.8)

dengan,

s2 = n1−1 S1

2+ n2−1 S22

n1+ n2− 2 …………………. (3.9)

Keterangan :

XE = nilai rata-rata hasil tes kelompok eksperimen

XK = nilai rata-rata hasil tes kelompok kontrol

nE = jumlah sampel kelompok eksperimen

nK = jumlah sampel kelompok kontrol

SE2 = varians kelompok eksperimen

SK2 = varians kelompok kontrol

t = hasil hitung distribusi t

S = nilai standar deviasi gabungan

Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

- Terima Ho, jika thitung < ttabel

- Tolak Ho, jika thitung > ttabel

70

Darwyan Syah, dkk., Op. Cit., h. 63 71 Sudjana, Op. Cit., h. 239

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

b. Data berdistribusi normal dan kedua varians tidak homogen

Jika kedua simpangan baku tidak sama tetapi kedua populasi berdistribusi

normal, hingga sekarang belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan.

Pendekatan yang cukup memuaskan adalah dengan menggunakan statistik uii-t’

sebagai berikut:72

t′ =X E−X K

sE

2

n E +

sK2

n K

…………………… (3.10)

Keterangan:

t’ = rata-rata yang dicari

XE = rata-rata hasil tes kelompok eksperimen

XK = rata-rata hasil tes kelompok kontrol

nE = jumlah sampel kelompok eksperimen

nK = jumlah sampel kelompok kontrol

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis Ho jika

−w1t1+w2t2

w1+w2< t′ <

w1t1+w2t2

w1+w2 …………… (3.11)

dengan: w1 = s12/n1

w2 = s22/n2

t1 = t(1 – 1/2α), (n1 – 1)

t2 = t(1 – 1/2α), (n2 – 1)

Keterangan:

t’ = hasil perhitungan dengan rumus t

w1 = varians kelompok 1 dibagi sampel kelompok satu

w2 = varians kelompok 2 dibagi sampel kelompok dua

t1 = tabel distribusi t (0,95), (n1 – 1)

t2 = tabel distribusi t (0,95), (n2 – 2)

72

Ibid, h. 240

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

K. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah:

Untuk uji-t

Ho : μE = μK

Ha : μE > μK

Keterangan:

μE = rata-rata siswa kelompok eksperimen

μK = rata-rata siswa kelompok kontrol

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest

Ringkasan hasil pretest dan posttest penguasaan konsep pokok bahasan

bunyi yang dicapai siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelas

Pretest Posttest

Nilai

Maks

Nilai

Min

Rata-

rata SD

Nilai

Maks

Nilai

Min

Rata-

rata SD

Eksperimen 66,67 22,22 41,97 9,92 100 61,11 81,17 9,73

Kontrol 66,67 16,67 40,43 12,6 88,89 50,00 68,68 9,84

Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Eksperimen Kontrol

Nil

ai ra

ta-r

ata

Pretest

Posttest

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Berdasarkan data pada tabel 4.1 untuk kelas eksperimen diperoleh nilai

rata-rata pretest siswa adalah 41,97 dan nilai rata-rata posttest siswa adalah 81,17

dengan standar deviasi masing-masing 9, 92 dan 9,73. Sedangkan untuk kelas

kontrol diperoleh nilai rata-rata pretest adalah 40,43 dan nilai rata-rata posttest

siswa adalah 68,68 dengan standar deviasi masing-masing 12,6 dan 9,84. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas kontrol.

2. Deskripsi Data Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh dari hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan

untuk memudahkan perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari lapangan.

Adapun hasil uji normalitas data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Variabel Jumlah

Sampel Lhitung Ltabel Keterangan

Hasil Pretest

Kelas Eksperimen 36 0,1411 0,1480 Normal

Hasil Posttest

Kelas Eksperimen 36 0,1463 0,1480 Normal

Hasil Pretest Kelas

Kontrol 36 0,1189 0,1480 Normal

Hasil Posttest

Kelas Kontrol 36 0,1128 0,1480 Normal

Dari hasil perhitungan uji normalitas hasil pretest kelas eksperimen

diperoleh Lhitung = 0,1411 sedangkan Ltabel untuk taraf signifikansi 0,05 dengan

jumlah sampel 36 adalah 0,1480. Sehingga Lhitung < Ltabel (0,1411 < 0,1480), maka

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

dapat disimpulkan Ho diterima. Selanjutnya, dari hasil perhitungan uji normalitas

hasil posttest kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0,1463 sedangkan Ltabel untuk

taraf signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel 36 adalah 0,1480. Sehingga Lhitung

< Ltabel (0,1463 < 0,1480), maka dapat disimpulkan Ho diterima. Dengan

demikian data pada kelas eksperimen berdistribusi normal.

Dari hasil perhitungan uji normalitas hasil pretest kelas kontrol diperoleh

Lhitung = 0,1189 sedangkan Ltabel untuk signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel 36

adalah 0,1480. Sehingga Lhitung < Ltabel (0,1189 < 0,1480), maka dapat

disimpulkan Ho diterima. Selanjutnya, dari hasil perhitungan uji normalitas hasil

posttest kelas kontrol diperoleh Lhitung = 0,1128 sedangkan Ltabel untuk taraf

signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel 36 adalah 0,1480. Sehingga Lhitung < Ltabel

(0,128 < 0,1480), maka dapat disimpulkan Ho diterima. Dengan demikian data

pada kelas kontrol berdistribusi normal.

3. Deskripsi Data Hasil Uji Homogenitas

Untuk menentukan apakah data sampel berasal dari populasi yang

variansnya sama, maka data hasil tes pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol diuji dengan menggunakan uji Fisher. Adapun hasil perhitungan uji

homogenitas data pretest dan posttest pada kedua kelas sampel dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Varians

Pretest Posttest

S12 (eksperimen) 54,48 S12 (eksperimen) 37,12

S12 (kontrol) 73,19 S12 (kontrol) 37,17

Fhitung 1,34 Fhitung 1

Ftabel 1,2 Ftabel 1,2

F hitung > Ftabel, maka data kedua

kelompok tidak homogen

Fhitung < Ftabel, maka data kedua

kelompok homogen

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas hasil pretest kelas eksperimen

(lampiran ) didapat Fhitung = 1,34 dan Ftabel = 1,2 sehingga Fhitung > Ftabel

(1,34 > 1,2), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan data hasil

pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat tidak homogen. Selanjutnya

dari hasil perhitungan uji homogenitas hasil posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol didapat Fhitung = 1 dan Ftabel = 1,2 sehingga Fhitung < Ftabel (1 < 1,2), maka

Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan data hasil posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen.

4. Deskripsi Data Hasil Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa data hasil pretest dan

posttest kedua kelas sampel berdistribusi normal dan varians data hasil pretest dan

posttest kedua kelas sampel tidak homogen, maka pengujian selanjutnya yaitu

pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan uji-t dengan hasil sebagai

berikut.

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Menggunakan Uji-t

Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Variabel Jumlah Sampel thitung ttabel Kesimpulan

Penguasaan

konsep

siswa

Pretest NE dan NK = 36 0,82 1,7 Ha ditolak

Posttest NE dan NK = 36 8,55 1,99 Ha diterima

Berdasarkan data tabel 4.4, diperoleh hasil uji-t data pretest kedua kelas

sampel, diperoleh thitung sebesar 0,82 dan ttabel sebesar 1,7 (0,82 < 1,7), maka

Ho diterima dan Ha ditolak. Dan hasil uji-t data posttest kedua kelas sampel

diperoleh, thitung sebesar 8,55 dan ttabel sebesar 1,99 (8,55 > 1,99), maka Ho ditolak

dan Ha diterima Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep bunyi memberikan peningkatan

penguasaan konsep siswa.

B. Analisis Data Angket

1. Deskripsi Data Angket

Setelah data angket terkumpul, maka dilakukan perhitungan data angket.

Adapun hasil perhitungan data angket sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Data Angket

No Indikator SS S R TS STS Persentase

SS

Persentase

S

1 Metode pembelajaran

yang digunakan guru 8 15 10 3 - 22,22 % 41,67%

2 Aktivitas siswa 15 14 6 - - 41,67% 40,28

3 Kemampuan kognitif

siswa 14 14 8 - - 38,89% 38,89%

4 Kemampuan afektif

siswa 12 13 8 2 - 33,33% 36,11%

5 Kemampuan

psikomotor siswa 10 14 12 - - 27,78% 38,89%

6 Kemampuan

psikomotor siswa 20 32 20 - - 27,78% 44,45%

2. Pembahasan Hasil Angket

a. Indikator Metode Pembelajaran yang Digunakan Guru

Metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru atau

instruktur ketika menyampaikan bahan ajar/materi pelajaran.73

Penilaian pada

indikator metode pembelajaran yang digunakan guru bertujuan untuk menekankan

pentingnya guru menyesuaikan metode yang akan digunakan untuk materi

tertentu, supaya pembelajaran yang dilaksanakan mendapatkan hasil yang

73

Zulfiani dkk., Op. Cit., h. 96

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

maksimal. Adapun data angket yang diperoleh dari indikator metode

pembelajaran yang digunakan guru adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Indikator Metode Pembelajaran

yang Digunakan Guru

No Pernyataan Butir 1

Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 8 22,22%

2 Setuju 15 41,67%

3 Ragu-ragu 10 27,78%

4 Tidak Setuju 3 8,33%

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 36 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.5 terlihat bahwa siswa yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 8 siswa (22,22%), setuju sebanyak 15 siswa (41,67%),

ragu-ragu sebanyak 10 siswa (27,78%), dan tidak setuju sebanyak 3 siswa

(8,33%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

menyukai metode pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Indikator Aktivitas Siswa

Penilaian pada indikator aktivitas siswa, bertujuan untuk mengetahui

aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun data angket yang diperoleh dari

indikator aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Indikator Aktivitas Siswa

No Pernyataan

Butir 2 Butir 3

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%)

1 Sangat Setuju 12 33,33 18 50

2 Setuju 17 47,22 12 33,33

3 Ragu-ragu 7 19,44 6 16,67

4 Tidak Setuju - - - -

5 Sangat Tidak Setuju - - - -

Jumlah 36 100% 36 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.6, angket butir 2 terlihat bahwa siswa yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 12 siswa (33,33%), setuju sebanyak 17 siswa

(47,22%), dan ragu-ragu sebanyak 7 siswa (19,44%). Selanjutnya, untuk angket

butir 3 terlihat terlihat bahwa siswa yang menyatakan sangat setuju sebanyak 18

siswa (50%), setuju sebanyak 12 siswa (33,33%), dan ragu-ragu sebanyak 6 siswa

(16,67%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pada kegiatan dikusi siswa

menyetujui adanya sikap saling menghargai pendapat masing-masing kelompok.

c. Indikator Kemampuan Kognitif Siswa

Penilaian pada indikator kemampuan kognitif siswa, bertujuan untuk

melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada peningkatan

penguasaan konsep siswa terhadap aspek kognitif siswa. Adapun data angket yang

diperoleh dari indikator kemampuan kognitif siswa adalah sebagai berikut.

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Indikator Kemampuan Kognitif Siswa

No Pernyataan

Butir 4 Butir 5

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%)

1 Sangat Setuju 15 41,67 13 36,11

2 Setuju 10 27,78 18 50

3 Ragu-ragu 11 30,56 5 13,89

4 Tidak Setuju - - - -

5 Sangat Tidak Setuju - - - -

Jumlah 36 100% 36 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.7, angket butir 4 terlihat bahwa siswa yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 15 siswa (41,67%), setuju sebanyak 10 siswa

(27,78%), dan ragu-ragu sebanyak 11 siswa (30,56%). Selanjutnya, untuk angket

butir 3 terlihat terlihat bahwa siswa yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13

siswa (36,11%), setuju sebanyak 18 siswa (50%), dan ragu-ragu sebanyak 5 siswa

(13,89%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

menyetujui bahwa pemecahkan masalah melalui diskusi kelompok dan kegiatan

demonstrasi dan percobaan sangat membantu siswa dalam menguasai konsep

fisika, khususnya konsep pada pokok bahasan bunyi.

d. Indikator Kemampuan Afektif Siswa

Tujuan penilaian kemampuan afektif siswa dalam proses pembelajaran

kooperatif tipe STAD adalah:

1) Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai

yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku anak

didik, pemberian laporan kepada orang tua, dll.

2) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat,

sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak

didik.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

3) Untuk mengetahui latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku

anak didik. (Depdikbud)74

Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran

penilaian kemampuan afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya.

Adapun data angket yang diperoleh dari indikator kemampuan afektif siswa

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Indikator Kemampuan Afektif Siswa

No Pernyataan

Butir 6 Butir 7

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%)

1 Sangat Setuju 8 22,22 16 44,44

2 Setuju 14 38,89 12 33,33

3 Ragu-ragu 9 25 8 22,22

4 Tidak Setuju 5 13,89 - -

5 Sangat Tidak Setuju - - - -

Jumlah 36 100% 36 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.8, angket butir 6 terlihat bahwa siswa yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 8 siswa (22,22%), setuju sebanyak 14 siswa

(38,89%), ragu-ragu sebanyak 9 siswa (25%), dan tidak setuju sebanyak 5 siswa

(13,89%). Selanjutnya, untuk angket butir 7 terlihat terlihat bahwa siswa yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 16 siswa (44,44%), setuju sebanyak 12 siswa

(33,33%), dan ragu-ragu sebanyak 8 siswa (22,22%). Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar siswa merasa senang dengan cara belajar

dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena dapat menambah

percaya diri siswa dan siswa semakin senang dan bersemangat untuk belajar

bersama teman-temannya.

74

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

h. 178

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

e. Indikator Kemampuan Psikomotor Siswa

Pengukuran kemampuan psikomotor siswa dilakukan terhadap hasil-hasil

belajar yang berupa penampilan. Dalam hal ini, kemampuan siswa dalam

memahami petunjuk percobaan pada LKS, tugas-tugas dan soal-soal yang

diberikan. Adapun data angket yang diperoleh dari indikator kemampuan

psikomotor siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Indikator Kemampuan Psikomotor Siswa

No Pernyataan Butir 8

Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 10 27,78

2 Setuju 14 38,89

3 Ragu-ragu 12 33,33

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 36 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.9 terlihat bahwa siswa yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 10 siswa (27,78%), setuju sebanyak 14 siswa (38,89%),

dan ragu-ragu sebanyak 12 siswa (33,33%). Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar siswa mampu memahami petunjuk percobaan pada LKS,

tugas-tugas dan soal-soal yang diberikan.

f. Indikator Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran

Data mengenai indikator peranan guru dalam proses pembelajaran

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan guru dalam proses pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Adapun data angket yang diperoleh dari indikator peranan

guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Indikator Peranan Guru

dalam Proses Pembelajaran

No Pernyataan

Butir 9 Butir 10

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%)

1 Sangat Setuju 8 22,22 12 33,33

2 Setuju 15 41,67 17 47,22

3 Ragu-ragu 13 36,11 7 19,44

4 Tidak Setuju - - - -

5 Sangat Tidak Setuju - - - -

Jumlah 36 100% 36 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.10, angket butir 9 terlihat bahwa siswa

yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 siswa (22,22%), setuju sebanyak 15

siswa (41,67%), dan ragu-ragu sebanyak 13 siswa (36,11%). Selanjutnya, untuk

angket butir 7 terlihat terlihat bahwa siswa yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 12 siswa (33,33%), setuju sebanyak 17 siswa (47,22%), dan ragu-ragu

sebanyak 7 siswa (9,44%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa menyetujui guru memiliki peranan positif dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini, guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

dan mengemukakan pendapat dan guru selalu memberikan tanggapan yang

meyenangkan terhadap pertanyaan dan jawaban yang diberikan siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran kooperatif tipe STAD, merupakan salah satu metode

pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, STAD mampu

meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, siswa

juga lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari, siswa lebih

antusias dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Dengan

STAD siswa lebih mudah memahami materi konsep bunyi. Hal ini disebabkan

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

materi yang disampaikan kepada siswa bukan hanya sekedar konsep yang harus

dihafal siswa, tetapi siswa dapat menyaksikan atau mengenal langsung materi

yang disajikan melalui masalah yang ada dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Siswa lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat dibandingkan kalau mereka

harus menghafal. Dengan demikian STAD mampu memberikan pengaruh positif

terhadap penguasaan konsep siswa.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rata-rata pretest kelas eksperimen

sebesar 41,97 dan posttest sebesar 81,48. Sedangkan rata-rata pretest kelas kontrol

sebesar 40,43 dan rata-rata posttest sebesar 68,68. Dari hasil tersebut diketahui

bahwa siswa setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD memiliki tingkat penguasaan konsep lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran

konvensional.

Dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar 8,55 dan ttabel sebesar 1,99.

Karena thitung > ttabel (8,55 > 1,99), maka Ha diterima. Dengan ditolaknya hipotesis

nol (Ho) dari hasil pengujian hipotesis uji-t pada taraf signifikansi 0,05 dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

proses pembelajaran mempunyai pengaruh positif terhadap penguasaan konsep

siswa pada pokok bahasan bunyi.

Adanya pengaruh positif terhadap penguasaan konsep siswa

membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk

kelas eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan

kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membuat siswa aktif bekerjasama dan

saling membantu jika ada satu teman kelompoknya mengalami kesulitan dalam

memahami materi. Selain itu, aktifitas siswa dalam belajar kelompok yang

diterapkan oleh guru lebih menekankan sikap kepemimpinan dan tanggung jawab

siswa, baik secara pribadi maupun sebagai ketua/anggota kelompok, karena

kemajuan kelompok menjadi tanggung jawab semua anggota dan nilai yang

diperoleh kelompok adalah nilai dari masing-masing anggota. Dengan demikian

semua anggota kelompok memiliki hak dan tanggung jawab yang sama.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Terdapatnya pengaruh positif terhadap tingkat penguasaan konsep siswa

juga ditunjang dengan hasil angket yang diberikan kepada siswa untuk

mengetahui respon siswa terhadap KBM dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada indikator metode pembelajaran yang

digunakan guru dalam KBM, 63,89% siswa menyatakan setuju. Indikator yang

mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, 81,95% siswa menyatakan setuju.

Indikator yang mengukur kemampuan kognitif siswa dalam proses pembelajaran

kooperatif tipe STAD, 77,78% siswa menyatakan setuju. Indikator yang

mengukur kemampuan afektif siswa dalam proses pembelajaran kooperatif tipe

STAD, 69,44% siswa menyatakan setuju. Indikator yang mengukur kemampuan

psikomotor siswa dalam proses pembelajaran kooperatif tipe STAD, 66,67%

menyatakan setuju. Dan pada indikator yang mengukur peranan guru dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, 72,23% siswa menyatakan setuju. Pada masing-masing indikator yang

dinilai, rata-rata respon siswa positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

respon siswa terhadap KBM dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD adalah positif.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran konsep bunyi dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa

dibandingkan dengan dengan penggunaan pembelajaran konvensional. Hal ini,

ditunjukkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD memiliki rata-rata posttest lebih besar dibandingkan dengan

rata-rata posttest siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Dengan demikian, tingkat penguasaan konsep siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan uji-t pada hasil posttest

siswa diperoleh thitung lebih besar daripada ttabel. Karena thitung > ttabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

positif pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

penguasaan konsep siswa pada materi bunyi.

Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa senang belajar dan termotivasi

untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep fisika, baik secara

individu maupun berkelompok. Memiliki rasa kebersamaan dan tanggung jawab

untuk membantu teman mereka yang masih belum memahami konsep dengan

memberikan bimbingan tutor sebaya dalam diskusi kelompok sehingga teman

yang belum paham mau bertanya dengan aktif untuk dapat mempelajari konsep

fisika dengan baik.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

B. Saran

Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Guru dapat menjadikan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement division) sebagai alternatif penggunaan metode dalam proses

pembelajaran di kelas. Penerapan model pembelajaran ini harus disesuaikan

dengan konsep fisika yang cocok dalam penggunaan model pembelajaran

tersebut.

2. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan penguasaan konsep

siswa dengan pokok bahasan yang lain.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Akhyani, Model Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Berbasis Inkuiri

Laboratorium untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, Vol.

II, No. 1, Maret 2008

Annisa Firdhausi, Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media

Alternatif dalam Skripsi FPMIPA Jurusan Pendidikan Fisika UPI,

Bandung, 2010

Armiza, Model Siklus Belajar Abduktif Empiris untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP pada Materi

Pemantulan Cahaya dalam Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, Vol. I, No,

1, Maret 2007

Darwyan Syah dkk., Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2006)

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kurikulum 2004 Mata

Pelajaran Fisika SMA, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas,

2003)

Dewimarhelly, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Redoks Terintegrasi Nilai dalam Skripsi Program Studi Pendidkan Kimia

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009

Fitriani, Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

dalam Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta, 2008

Henny Ekana Chrisnawati, Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Divisions )Terhadap

Kemampuan Problem Solving Siswa SMK (Teknik) Swasta di Surakarta

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa dalam Jurnal MIPA, Vol. 17, No. 1,

Januari 2007

Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)

Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:

Alfabeta, 2007)

Jumrah, Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui

Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD pada

Pembelajaran Asam-basa dalam Jurnal Media Eksakta 2 (2): 111-115,

Juli 2006

Marjoko, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Cooperative

Learning Teknik Student Teams Achievement Division (STAD) di SMP

Negeri 3 Cilacap dalam Jurnal Widyatama, Vol. 5 No.1, Maret 2008

Marthen Kanginan, IPA Fisika 2 untuk SMP kelas VIII. (Jakarta: Erlangga, 2006)

Mikrajuddin Abdullah, IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 untuk Kelas VIII.

(Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2006)

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,

(Jakarta: Bumi Aksara: 2005), cet. ke-4

Robert E. Slavin, Cooperative Learning-Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung:

Nusa Media, 2005)

Ruhadi, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe “STAD” Salah Satu Alternatif

dalam Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis

Kompetensi dalam Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Sept 2008, Volume 6

Nomor I

Rusmansyah, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD dalam Jurnal Vidya Karya, Tahun XXIV, No. 1,

April 2006

Saeful Karim dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas

VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: CV.

Pustaka Indah, 2008)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2008), Cet. Ke-5

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2005)

Suprayekti, “Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif”, dalam Jurnal

Pendidikan Penabur, No.07/Th.V/Desember 2006

Tim Abdi Guru. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII. (Jakarta: Erlangga, 2006)

Wahyu Sulistyorini, Pembelajaran Kooperatif Model STAD dan Jigsaw dalam

Pembelajaran Biologi di SMA dalam Jurnal Biomatik

Widodo Budhi. Pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD

Mata Kuliah Fisika Matematika Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Fisika JPMIPA FKIP Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa

Yogyakarta Tahun Akedemik 2004/2005 dalam Jurnal Varidika, Vol. 12

No. 2, Desember 2005

Widyantini, Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran

Matematika SMP, (Yogyakarta: DEPDIKNAS, 2008)

Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1991)

Zulfiani dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009)

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

LAMPIRAN 1

UJI VALIDITAS

Lampiran 1.1 Rekap Analisis Butir

Lampiran 1.2 Daya Pembeda

Lampiran 1.3 Tingkat Kesukaran

Lampiran 1.4 Reliabilitas Tes

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 1.1

Rekap Analisis Butir

Rata-rata= 17.75

Simpangan Baku= 4.22

Korelasi= 0.53

Reliabilitas Tes= 0.69

Butir Soal= 30

Jml Subyek= 36

Btr Baru Btr Asli D. Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 60.00 Sedang 0.439 Signifikan

2 2 80.00 Sedang 0.560 Sangat Signifikan

3 3 -10.00 Sedang -0.067 -

4 4 40.00 Sedang 0.441 Signifikan

5 5 -10.00 Mudah -0.048 -

6 6 40.00 Sedang 0.538 Sangat Signifikan

7 7 50.00 Sedang 0.365 Signifikan

8 8 10.00 Sedang 0.004 -

9 9 20.00 Sedang 0.227 -

10 10 -40.00 Sedang -0.205 -

11 11 40.00 Sedang 0.453 Sangat Signifikan

12 12 90.00 Sedang 0.678 Sangat Signifikan

13 13 40.00 Mudah 0.276 -

14 14 60.00 Sedang 0.390 Signifikan

15 15 10.00 Mudah 0.139 -

16 16 0.00 Sedang -0.047 -

17 17 50.00 Sedang 0.383 Signifikan

18 18 70.00 Sedang 0.565 Sangat Signifikan

19 19 50.00 Sedang 0.511 Sangat Signifikan

20 20 30.00 Sangat Mudah 0.404 Signifikan

21 21 60.00 Sukar 0.528 Sangat Signifikan

22 22 50.00 Sangat Mudah 0.594 Sangat Signifikan

23 23 50.00 Sangat Mudah 0.555 Sangat Signifikan

24 24 20.00 Sedang 0.202 -

25 25 40.00 Sangat Mudah 0.595 Sangat Signifikan

26 26 50.00 Sedang 0.349 Signifikan

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

27 27 40.00 Mudah 0.366 Signifikan

28 28 30.00 Sangat Mudah 0.199 -

29 29 0.00 Sedang 0.052 -

30 30 0.00 Sangat Sukar -0.006 -

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 1.2

Daya Pembeda

Jml Subyek= 36

Klp atas/bawah (n)= 10

Butir Soal= 30

No Butir

Baru

No Butir

Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)

1 1 9 3 6 60.00

2 2 8 0 8 80.00

3 3 3 4 -1 -10.00

4 4 8 4 4 40.00

5 5 8 9 -1 -10.00

6 6 9 5 4 40.00

7 7 7 2 5 50.00

8 8 10 9 1 10.00

9 9 6 4 2 20.0

10 10 1 5 -4 -40.00

11 11 8 4 4 40.00

12 12 10 1 9 90.00

13 13 9 5 4 40.00

14 14 9 3 6 60.00

15 15 9 8 1 10.00

16 16 5 5 0 0.00

17 17 9 4 5 50.00

18 18 8 1 7 70.00

19 19 10 5 5 50.00

20 20 10 7 3 30.00

21 21 7 1 6 60.00

22 22 10 5 5 50.00

23 23 10 5 5 50.00

24 24 4 2 2 20.00

25 25 10 6 4 40.00

26 26 10 5 5 50.00

27 27 9 5 4 40.00

28 28 6 3 3 30.00

29 29 5 5 0 0.00

30 30 1 1 0 0.00

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 1.3

Tingkat Kesukaran

Jml Subyek = 36

Butir Soal = 30

No Butir Baru No Butir Asli Jumlah Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 24 66.67 Sedang

2 2 13 36.11 Sedang

3 3 16 44.44 Sedang

4 4 23 63.89 Sedang

5 5 28 77.78 Mudah

6 6 24 66.67 Sedang

7 7 17 47.22 Sedang

8 8 25 69.44 Sedang

9 9 15 41.67 Sedang

10 10 13 36.11 Sedang

11 11 24 66.67 Sedang

12 12 23 63.89 Sedang

13 13 26 72.22 Mudah

14 14 20 55.56 Sedang

15 15 29 80.56 Mudah

16 16 18 50.00 Sedang

17 17 24 66.67 Sedang

18 18 17 47.22 Sedang

19 19 25 69.44 Sedang

20 20 32 88.89 Sangat Mudah

21 21 9 25.00 Sukar

22 22 31 86.11 Sangat Mudah

23 23 31 86.11 Sangat Mudah

24 24 16 44.44 Sedang

25 25 32 88.89 Sangat Mudah

26 26 20 55.56 Sedang

27 27 27 75.00 Mudah

28 28 11 30.56 Sangat Mudah

29 29 23 63.89 Sedang

30 30 3 8.33 Sangat Sukar

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 1.4

Reliabilitas Tes

Rata2= 17.75

Simpang Baku= 4.22

Korelasi XY= 0.53 Reliabilitas Tes = 0.69

No. Urut No. Subyek Kode/Nama

Subyek

Skor

Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 A 11 9 20

2 2 B 9 7 16

3 3 C 10 5 15

4 4 D 11 10 21

5 5 E 10 11 21

6 6 F 10 6 16

7 7 G 10 10 20

8 8 H 12 11 23

9 9 I 12 10 22

10 10 J 7 7 14

11 11 K 9 7 16

12 12 L 9 4 13

13 13 M 12 7 19

14 14 N 7 10 17

15 15 O 8 9 17

16 16 P 6 8 14

17 17 Q 13 10 23

18 18 R 12 8 20

19 19 S 12 8 20

20 20 T 9 5 14

21 21 U 11 8 19

22 22 V 12 10 22

23 23 W 9 4 13

24 24 X 10 7 17

25 25 Y 9 6 15

26 26 Z 12 13 25

27 27 AA 10 8 18

28 28 AB 9 6 15

29 29 AC 13 11 24

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

30 30 AD 7 3 10

31 31 AE 11 9 20

32 32 AF 11 11 22

33 33 AG 4 6 10

34 34 AH 4 8 12

35 35 AI 6 5 11

36 35 AJ 13 12 25

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

LAMPIRAN 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran 2.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Lampiran 2.2 Instrumen Uji Coba

Lampiran 2.3 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba

Lampiran 2.4 Kisi-kisi Soal Tes

Lampiran 2.5 Kisi-kisi Angket

Lampiran 2.6 Lembar Kuisioner

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 2.1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : VIII/Genap

Jumlah Soal : 30 Soal

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang,

dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan

sehari-hari.

No Indikator Jenjang Kognitif

C2 Jumlah Persentase

1. Memaparkan

karakteristik gelombang

bunyi

1*, 2*, 3, 4*, 5, 6* 6 20%

2. Membuktikan terjadinya

gelombang bunyi

7*, 8, 9, 10, 11*,

12*

6 20%

3. Membedakan bunyi

infrasonik, ultrasonik,

dan audiosonik

13, 14*, 15, 16, 17*,

18*

6 20%

4. Menunjukkan gejala

resonansi dalam

kehidupan sehari-hari

19*, 20*, 21*, 22*,

23*, 24

6 20%

5. Memberikan contoh

pemanfaatan dan

dampak pemantulan

bunyi dalam kehidupan

sehari-hari

25*, 26*, 27*,

28,29,30

6 20%

Jumlah soal 6 30 100%

Keterangan: *Nomor soal yang digunakan

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 2.2

1. Pernyataan di bawah ini menyatakan bahwa bunyi dapat terdengar oleh

manusia, kecuali….

a. frekuensinya 20 – 20.000 Hz

b. ada medium perantara

c. diterima oleh telinga normal dan pendengaran dalam keadaan sadar

d. tidak ada medium

2. Berikut ini ciri-ciri bunyi, kecuali ….

a. dihasilkan oleh benda yang bergetar

b. merupakan gelombang longitudinal

c. arah gelombang bunyi searah dengan arah rambatnya

d. merupakan gelombang transversal

3. Pernyataan berikut tentang cepat rambat bunyi yang benar adalah ….

a. bergantung pada ketinggian tempat

b. makin tinggi suhu udara kecepatannya makin bertambah

c. makin tinggi suhu udara kecepatannya makin berkurang

d. semakin renggang letak partikel-partikel zat, bunyi semakin cepat

merambat

4. Perhatikan tabel di bawah ini!

Suhu (oC) 0 15 25

Cepat rambat

bunyi (m/s)

332 340 347

Dari data di atas membuktikan bahwa sifat bunyi dipengaruhi oleh ….

a. keadaan

b. derajat Celcius

c. lamanya merambat

d. suhu

INSTRUMEN UJI COBA

POKOK BAHASAN BUNYI

Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang (X) pada huruf a, b, c,

atau d!

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

5. Sebuah pemancar radio memiliki frekuensi 1,2 MHz. Frekuensi pemancar

radio tersebut sebanding dengan ….

a. 1,2 x 10-6

Hz

b. 1,2 x 10-3

Hz

c. 1,2 x 103 Hz

d. 1,2 x 106 Hz

6. Kasus-kasus berikut ini yang tidak memperbolehkan gelombang-gelombang

bunyi untuk disalurkan adalah ….

a. dari sebuah kapal ke kapal selam

b. dari satu pesawat antariksa ke pesawat antariksa lainnya

c. dari satu sisi rel kereta ke sisi rel lainnya

d. dari satu ujung balon yang diisi helium ke ujung lainnya

7. Jika kita menyetel lagu pada MP3, telinga kita akan menangkap gelombang

bunyi. Pernyataan-pernyataan berikut ini tentang gelombang bunyi yang tidak

tepat adalah ….

a. gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal

b. gelombang bunyi tidak dapat melalui ruang vakum

c. gelombang bunyi merambat lebih pelan dalam air daripada di udara

d. panjang gelombang bunyi berkurang ketika frekuensinya bertambah

8. Pernyataan berikut ini yang tidak menghasilkan gelombang bunyi tetapi dapat

terdengar oleh manusia adalah ….

a. sebuah bel yang berbunyi di dalam air

b. sebuah senjata yang meletus dalam ruangan tanpa gema

c. sebuah palu yang menghantam sebatang logam

d. suatu ledakan dalam ruang hampa

9. Suatu percobaan umum dengan gelombang bunyi adalah menempatkan

sebuah bel yang sedang berbunyi dalam sebuah kotak bel dan mengeluarkan

seluruh udaranya. Begitu udara telah seluruhnya dipompa keluar, bunyi bel

tidak terdengar lagi. Alasan yang tepat untuk peristiwa ini adalah ….

a. pemukul bel tidak dapat bergerak dalam vakum

b. gelombang bunyi tidak dapat merambat melalui vakum

c. gelombang bunyi merambat jauh lebih cepat melalui vakum dan karena

itu tidak dapat didengar

d. frekuensi gelombang bunyi meningkat di atas tingkat yang dapat

didengarkan

10. Ketika kamu memegang tenggorokan pada saat berbicara, kamu merasakan

adanya getaran. Hal ini membuktikan bahwa ….

a. otot tenggorokan selalu bergetar

b. sumber bunyi adalah tenggorokan

c. berbicara memerlukan energi

d. sumber bunyi adalah getaran

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

11. Perhatikan gambar berikut.

Suara anak tersebut lebih jelas jika di antara kaleng diberi kawat atau benang.

Hal ini membuktikan bahwa ….

a. bunyi merambat memerlukan zat antara

b. bunyi merambat lebih baik dalam zat padat daripada dalam gas

c. bunyi merambat lebih baik dalam gas daripada dalam zat padat

d. suara anak tersebut terpusat dalam kaleng

12. Seorang peneliti melakukan sebuah percobaan dengan memetik dua utas

senar yang diletakkan di atas sonometer (lihat gambar).

Senar A dan B memiliki luas penampang yang sama. Setelah kedua senar

tersebut dipetik, frekuensi yang tercatat pada sonometer sama yaitu 300 Hz.

Jika peneliti tersebut mengganti senar B dengan senar yang memiliki luas

penampang lebih kecil dari senar sebelumnya agar menghasilkan kuat bunyi

yang berbeda, maka frekuensi yang dihasilkan senar B adalah ….

a. < 300 Hz

b. 300 Hz

c. > 300 Hz

d. tidak menghasilkan frekuensi

13. Frekuensi bunyi berikut yang dapat dideteksi oleh telinga manusia adalah ….

a. 10 Hz

b. 1000 Hz

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

c. 100000 Hz

d. 1000000 Hz

14. Seekor serangga mampu mendengar suara mangsanya pada kisaran frekuensi

17 Hz. Bunyi pada kisaran tersebut termasuk ….

a. infrasonik

b. ultrasonik

c. audiosonik

d. supersonik

15. Dua syarat agar bunyi dapat terdengar manusia adalah ….

a. ada zat antara dan frekuensi bunyi 20 Hz – 20 kHz

b. ada zat antara dan frekuensi bunyi lebih dari 20 kHz

c. ada sumber bunyi dan frekuensi bunyi lebih dari 20 kHz

d. ada sumber bunyi dan frekuensi bunyi kurang dari 20 kHz

16. Kelelawar bisa terbang pada malam hari dan tidak menabrak, padahal

kelelawar tidak dapat melihat. Hal ini, karena kelelawar dapat ….

a. mendengar dan menimbulkan infrasonik

b. mendengar dan menimbulkan ultrasonik

c. mendengar dan menimbulkan audiosonik

d. mendengar dan menimbulkan supersonik

17. Hewan yang mempunyai kemampuan menangkap gelombang infrasonik

adalah ….

a. jangkrik dan lumba-lumba

b. kelelawar dan lumba-lumba

c. lumba-lumba dan anjing

d. kelelawar dan jangkrik

18. Penggunaan ultrasonik di bidang kedokteran antara lain untuk …

a. USG dan kacamata tunanetra

b. menggoncang kotoran pada gigi

c. mengetahui cacat retak pada gigi

d. memonitor detak jantung pasien

19. Perhatikan pernyataan berikut.

(1) benda mempunyai selaput tipis

(2) frekuensi benda sama dengan frekuensi sumber bunyi

(3) panjang gelombang sama dengan panjang gelombang sumber bunyi

(4) panjang kedua ayunan sama

Syarat terjadinya resonansi ditunjukkan oleh pernyataan nomor ….

a. (1), (2), dan (3)

b. (1), (2), dan (4)

c. (1), (3), dan (4)

d. (2), (3), dan (4)

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

20. Kaca jendelamu kadang bergetar ketika ada pesawat terbang melintas.

Peristiwa ini disebabkan ….

a. kaca jendela beresonansi dengan getaran udara yang diakibatkan oleh

pesawat terbang

b. getaran yang ditimbulkan pesawat tersebut sangat besar sehingga mampu

menggetarkan kaca jendela yang letaknya jauh

c. pesawat tersebut pasti terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi

d. pesawat terbang tersebut mengeluarkan gelombang ultrasonik yang

frekuensi getarannya di atas 20.000 Hz

21. Perhatikan gambar keempat garpu tala berikut ini.

f = 300 Hz f = 325 Hz f = 300 Hz f = 325 Hz

Apabila garpu tala A digetarkan, maka garpu tala yang ikut bergetar adalah

….

a. B

b. C

c. B dan C

d. B dan D

22. Perhatikan gambar berikut.

Jika bandul B diayun, maka bandul yang turut berayun adalah ….

a. A

b. C

c. D

d. E

A B C D

C

B

A E

D

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

23. Resonansi udara kedua akan terjadi jika panjang kolom udara ….

a. ¾ kali panjang gelombang sumber getar

b. ½ kali panjang gelombang sumber getar

c. 2 kali panjang gelombang sumber getar

d. sama dengan panjang gelombang sumber getar

24. Berikut ini adalah masalah-masalah yang ditimbulkan oleh resonansi, kecuali

….

a. pemasangan shock beker pada mobil

b. pecahnya gelas karena suara dari seorang penyanyi

c. resonansi udara dalam kotak gitar

d. ayunan besar dari jembatan gantung karena hentakan-hentakan kaki yang

seirama

25. Berikut ini merupakan bahan peredam bunyi yang ditimbulkan gaung adalah

….

a. karpet

b. aluminium

c. busa

d. wol

e. plastik

a. (1), (2), dan (3)

b. (1), (3), dan (4)

c. (3) dan (5)

d. semuanya benar

26. Suara gurumu lebih jelas didengar dalam ruangan kelas daripada di luar

kelas, karena ….

a. jarak dinding pemantul dengan sumber bunyi lebih dekat

b. adanya dinding pemantul sedangkan di lapangan tidak ada

c. jarak dinding pemantul dengan sumber bunyi sangat mempengaruhi

amplitudo bunyi

d. jarak dinding pemantul sangat mempengaruhi frekuensi bunyi

27. Pada gedung-gedung pertunjukan misalnya gedung bioskop dan gedung

teater, dilengkapi peredam bunyi. Hal ini bertujuan untuk ….

a. mendekatkan jarak dinding pemantul dengan sumber bunyi

b. membantu fungsi dinding pemantul, sehingga suara terdengar lebih keras

c. membantu fungsi dinding pemantul, sehingga frekuensi yang dihasilkan

bunyi menjadi lebih banyak

d. menghilangkan gaung maupun gema

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

28. Perhatikan gambar berikut.

s1 P s2

A s B

Amir berteriak di antara dua batu. Apabila bunyi pantul pertama terdengar

setelah x sekon dan cepat rambat bunyi di udara y, maka persamaan rumus

untuk menentukan jarak antara Amir dengan batu A adalah …. (B)

a. s = v . t

b. 2s = v . t

c. s = 2(v . t)

d. 2∆s = v . t

29. Berikut ini adalah manfaat pemantulan bunyi, kecuali ….

a. pemeriksaan janin dengan USG

b. mengukur cepat rambat bunyi di udara

c. mendeteksi retak pada logam

d. menentukan jarak pesawat dari radar

30. Perhatikan gambar berikut ini!

Berdasarkan gambar di atas, langkah penelitian yang tepat untuk

membuktikan pemantulan bunyi adalah ….

a. dengarkan bunyi detakan jarum jam dengan menggunakan tabung dari

karton

b. aturlah kedudukan kedua tabung karton, dengarkan bunyi detakan jarum

jam

c. tariklah garis tegak lurus dinding sebagai garis normal, atur kedudukan

tabung karton sehingga membentuk sudut, dengarkan bunyi detakan

jarum jam

d. tariklah garis tegak lurus dinding, aturlah kedudukan tabung karton,

biarkan bunyi merambat dalam tabung karton

08:40

dinding

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 2.3

Kunci Jawaban

Instrumen Uji Coba

1. A

2. B

3. B

4. D

5. B

6. A

7. B

8. C

9. B

10. D

11. B

12. D

13. B

14. A

15. A

16. A

17. D

18. B

19. A

20. A

21. C

22. B

23. B

24. B

25. A

26. B

27. D

28. C

29. B

30. A

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 2.5

KISI-KISI ANGKET

No Indikator Butir

1 Metode pembelajaran yang digunakan guru 1

2 Aktivitas siswa 2,3

3 Kemampuan kognitif siswa 4,5

4 Kemampuan afektif siswa 6,7

5 Kemampuan psikomotor siswa 8

6 Peranan guru dalam proses pembelajaran 9,10

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 2.6

No Pernyataan SS S R TS STS

1 Pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat

menarik dan meyenangkan, sehingga membuat

saya senang belajar fisika daripada

sebelumnya

2 Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD,

siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran

3 Pada kegiatan dikusi, siswa saling menghargai

pendapat masing-masing kelompok

4 Memecahkan masalah melalui diskusi

kelompok membantu saya lebih menguasai

konsep fisika

5 Kegiatan demonstrasi dan percobaan sangat

membantu saya dalam menguasai pelajaran

6 Cara belajar yang telah dilakukan membuat

saya akrab dengan guru, sehingga saya berani

bertanya, berpendapat, menjawab pertanyaan,

dan tampil di depan kelas ketika presentasi

LEMBAR KUISIONER

Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Berilah tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang anda anggap benar sesuai dengan

pilihan anda.

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

7 Diskusi dan kegiatan berkelompok membuat

saya semakin akrab dengan teman-teman,

sehingga saya semakin senang dan

bersemangat untuk belajar bersama teman-

teman

8 Petunjuk percobaan, tugas-tugas, dan soal-soal

mudah dimengerti, sehingga dapat saya

kerjakan dengan baik

9 Guru selalu memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya dan mengemukakan

pendapat

10 Guru selalu memberikan tanggapan yang

meyenangkan terhadap pertanyaan dan

jawaban yang diberikan siswa

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

LAMPIRAN 3

PERANGKAT PEMBELAJARAN

Lampiran 3.1 Perangkat Pembelajaran I

3.1.a RPP Pertemuan Pertama

3.1.b LKS I

Lampiran 3.2 Perangkat Pembelajaran II

3.2.a RPP Pertemuan Kedua

3.2.b LKS I

3.2.c Kuis I

Lampiran 3.3 Perangkat Pembelajaran III

3.3.a RPP Pertemuan Ketiga

3.3.b LKS II

3.3.c Kuis II

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 3.1.a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : VIII/Genap

Pertemuan : Pertama

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,

gelombang, dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan

sehari-hari.

Indikator

1. Menjelaskan proses terjadinya bunyi

2. Mendeskripsikan karakteristik gelombang bunyi

3. Membuktikan terjadinya gelombang bunyi

4. Menjelaskan perambatan bunyi dalam medium

5. Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian bunyi.

2. Menyelidiki penyebab timbulnya bunyi.

3. Menjelaskan syarat terjadi dan terdengarnya bunyi.

4. Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi.

5. Mengukur cepat rambat bunyi.

6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi.

7. Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium.

8. Membedakan pengertian infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

9. Menyebutkan contoh infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

10. Menyebutkan pemanfaatan bunyi ultrasonik dalam kehidupan sehari-hari.

11. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi, kuat

lemahnya bunyi, dan kualitas bunyi.

Materi Pembelajaran

Bunyi

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Strategi Pembelajaran

1. Model pembelajaran: Koopertif tipe STAD

2. Metode belajar: Demonstrasi, praktikum, diskusi, tanya jawab, dan informasi

Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan Guru Siswa

Pendahuluan

(10 menit)

- Guru membuka pelajaran dan

mengucapkan salam,

memeriksa kehadiran siswa

dan memfokuskan perhatian

siswa dengan mengajak berdoa

dan memberi motivasi untuk

belajar.

- Apersepsi dilakukan oleh guru

dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan seputar

materi sebelumnya yaitu

getaran dan gelombang.

Pertanyaannya sebagai berikut:

Coba kalian ingat kembali

materi getaran dan

gelombang! Apa itu getaran?

Apa juga yang dinamakan

gelombang?

- Guru menggali konsep awal

siswa dengan demonstrasi

berikut:

Guru meminta salah seorang

siswa untuk menarik sehelai

karet yang telah direntangkan

lalu kemudian guru bertanya:

Apakah kalian mendengar

karet gelang tersebut

berbunyi? Apa yang

menyebabkan karet tersebut

berbunyi?

- Siswa menjawab salam

dan selanjutnya berdoa

sebelum belajar.

- Siswa menjawab

pertanyaan dari guru.

- Siswa memperhatikan

demonstrasi dan

menjawab pertanyaan

dari guru.

Tahap 1

Penyajian Materi

- Guru menjelaskan konsep-

konsep penting tentang

karakteristik gelombang bunyi,

cepat rambat bunyi, dan

macam-macam bunyi

berdasarkan frekuensinya.

- Guru menulis persamaan

rumus yang ada kaitannya

dengan materi di papan tulis.

- Siswa menyimak

penjelasan dari guru.

- Siswa mencatat

persamaan rumus yang

ditulis oleh guru.

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Inti

(65 menit)

Tahap 2

Kegiatan Kelompok

- Guru membagi siswa ke dalam

kelompok-kelompok kecil

(masing-masing kelompok

terdiri dari 4 orang).

- Guru membagikan LKS yang

akan menjadi panduan siswa

dalam melakukan percobaan

- Guru menunjuk salah satu

perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya (kelompok yang

belum tampil pada pertemuan

sebelumnya). Kelompok yang

lain diberi kesempatan untuk

bertanya (guru memberi

penguatan dan mengarahkan

siswa pada konsep yang

benar).

- Guru membimbing siswa

menyimpulkan hasil

percobaan.

- Siswa melakukan

percobaan sesuai LKS

II secara berkelompok

- Siswa mendiskusikan

hasil percobaan dan

mengerjakan tugas

bersama teman

sekelompoknya

- Salah satu kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi kelompknya.

- Siswa menyimpulkan

hasil percobaan.

Tahap 3

Kuis

- Guru membagikan soal kuis I

kepada masing-masing siswa.

- Siswa mengerjakan soal

kuis secara mandiri di

bawah pengawasan

guru.

Tahap 4

Perhitungan Skor

Perkembangan

Individu

- Guru menginformasikan bahwa

perhitung nilai kuis akan

dilakukan pada pertemuan

berikutnya.

- Siswa memperhatikan

informasi dari guru.

Tahap 5

Penghargaan

Kelompok

- Guru menginformasikan bahwa

perolehan skor kelompok dan

pemberian penghargaan kepada

kelompok yang memenuhi

kriteria good team, great team,

dan super team akan

diumumkan pada pertemuan

berikutnya.

- Siswa memperhatikan

informasi dari guru.

Penutup

(5 menit)

- Guru menginformasikan bahwa

materi yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya

adalah tentang pemantulan

- Siswa mendengarkan

informasi dari guru.

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

bunyi.

- Guru menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam.

- Siswa menjawab salam.

Sumber Belajar

a. Buku Fisika SMP Kelas VIII

b. Lembar Kerja Siswa

Penilaian Hasil Belajar:

a. Teknik Penilaian:

- Tugas (LKS)

- Tes Tertulis

b. Bentuk Instrumen:

- Tes Pilihan Ganda

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan

Rohman, S.Pd

Ciputat, April 2011

Guru Mata Pelajaran

Asmawati R.

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 3.1.b

LEMBAR KERJA SISWA I

Nama kelompok :

Nama Siswa : 1. ………………………………

2. ………………………………

3. ………………………………

4. ………………………………

5. ………………………………

A. Penyebab timbulnya bunyi

1. Tujuan: Mengetahui penyebab timbulnya bunyi

2. Alat dan bahan:

1) Balon

2) Gunting

3. Langkah percobaan:

1) Guntinglah balon 1 cm dari mulut balon

2) Tempelkan mulut balon tersebut pada bibirmu

3) Tiuplah keras-keras seolah-olah kamu sedang mengisi udara kedalam balonmu

4) Kemudian persempit mulut balon dengan menjepit balon tersebut lebih keras,

tetapi usahakan udara masih bisa keluar, lalu tiup kembali balon tersebut dengan

keras

4. Diskusikan bersama teman sekelompok anda!

1) Pada saat kamu meniup mulut balon tersebut, apa yang terjadi?

……………………………………………………………………………………...

2) Ketika mulut balon dipersempit, bagaimana bunyi yang dihasilkan bila

dibandingkan sebelumnya?

……………………………………………………………………………………...

…………….………………………………………………………………………..

3) Mengapa mulut balon itu dapat menghasilkan bunyi?

…………………………………………………………………………………...…

……………………………………………………………………………………...

4) Tahukah kalian, peluit yang suka digunakan para tukang parkir atau wasit sepak

bola? …………………………. Mengapa peluit itu dapat mengeluarkan bunyi

ketika ditiup? ………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………...

5) Berbicaralah dengan temanmu, kemudian rabalah tenggorokanmu, apa yang

kamu rasakan? ……………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………...…

……………………………………………………………………………………...

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

5. Kesimpulan apa yang anda peroleh dari kegiatan di atas?

………………………………………………………………………………………….

.…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

B. Bunyi merambat melalui medium

1. Tujuan: Mengetahui bunyi merambat melalui medium

2. Alat dan bahan:

1) gelas plastik (2 buah)

2) benang (2 meter)

3) penjepit kertas (2 buah)

4) paku kecil

3. Langkah percobaan:

1) Lubangi gelas plastik dengan menggunakan paku kecil.

2) Masukkan benang kedalam lubang pada gelas plastik tersebut, lalu ikatkan pada

penjepit kertas.

3) Lakukan langkah 1 dan 2 pada gelas kedua sehingga kedua gelas tersambung

dengan benang.

4) Pegang salah satu gelas oleh temanmu, lalu tariklah sampai meregang sehingga

tali kelihatan lurus.

5) Cobalah kamu berbisik ke dalam tabung. Apakah temanmu dapat mendengar

suaramu? …………………………………………………………………………..

4. Diskusikanlah bersama teman sekelompok anda!

Menurut anda, bagaimana bunyi itu bisa sampai di telinga teman anda? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………….

.…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

.…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

C. Cepat rambat bunyi dalam berbagai zat

Di bawah ini disajikan tabel data cepat rambat bunyi dalam berbagai medium pada

suhu 15°C. Bacalah dengan teliti, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

Medium Cepat rambat bunyi (m/s)

Udara

Helium

Air

Marmer

Kayu

Aluminium

Besi

340

977

1500

3810

3850

5000

5120

1) Pada medium apakah bunyi paling cepat merambat? ……………………………..

2) Medium apakah yang paling buruk digunakan untuk merambatkan bunyi?

………………………………. Mengapa demikian? ……………………………...

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

3) Kesimpulan apa yang anda peroleh dari kegiatan yang telah kalian lakukan?

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

D. Daerah frekuensi bunyi

1. Tujuan: Mengetahui daerah frekuensi bunyi

2. Alat dan bahan:

Penggaris plastik

3. Langkah percobaan:

1) Peganglah penggaris tersebut diujung meja tulismu.

2) Tekanlah penggaris tersebut dengan jarimu, kemudian lepaskan.

4. Diskusikan bersama teman sekelompok anda!

1) Apakah yang kamu lihat ? …..……………………………………………………..

……………………………………………………………………………………...

2) Apakah kamu mendengar sesuatu? ………………………………………………..

5. Kesimpulan apa yang anda peroleh?

………………………………………………………………………………………….

..………………………………………………………………………………………...

………………………………………………………………………………………….

..………………………………………………………………………………………...

………………………………………………………………………………………….

..………………………………………………………………………………………...

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

6. Bacalah naskah berikut ini!

Pada percobaan yang telah kalian lakukan sebelumnya, kalian dapat

mengetahui bagaimana bunyi dapat terdengar. Pada contoh percobaan dengan

penggaris logam, kamu dapat mendengar bunyi jika getaran yang dihasilkan

penggaris tersebut banyak. Jika getaran itu dalam satu detiknya tidak banyak, kamu

tidak akan mendengar bunyi penggaris karena telinga kamu mempunyai batas

mendengar dengan banyak getaran tertentu. Akan tetapi, bukan berarti getaran itu

tidak menghasilkan bunyi, tetapi telingamulah yang mempunyai keterbatasan untuk

dapat mendengar. Telingamu akan mendengar bunyi getaran jika tiap detiknya benda

itu bergetar 20 kali sampai 20.000 kali (20 Hz – 20.000 Hz) atau yang disebut sebagai

bunyi audiosonik. Jika kurang dari 20 Hz (yang disebut bunyi infrasonik) atau lebih

dari 20.000 Hz (yang disebut bunyi ultrasonik), kamu tidak dapat mendengarnya.

Akan tetapi, hewan tertentu dapat mendengarnya, seperti jangkrik, kelelawar dan

anjing yang mampu mendengar bunyi infrasonik, sedangkan bunyi ultrasonik dapat

didengar oleh ikan paus, lumba-lumba, kelelawar, dan anjing. Kelelawar selain bisa

mendengar bunyi infrasonik juga dapat memancarkan gelombang ultrasonik.

Pancaran gelombang ultrasonik tersebut memungkinkan kelelawar tidak pernah

mengalami tabrakan walaupun kelelawar tidak dapat melihat di malam yang gelap.

Sedangkan anjing, selain dapat mendengar bunyi infrasonik juga dapat mendengar

bunyi ultrasonik, sehingga anjing disebut hewan yang pendengarannya sangat tajam

dan digunakan digunakan oleh manusia sebagai penjaga rumah.

Berdasarkan naskah di atas, tulislah data yang anda peroleh pada tabel beriku!

No. Pembeda Audiosonik Infrasonik Ultrasonik

1. Batas frekuensi

2. Pendengar bunyi

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 3.2.a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : VIII/Genap

Pertemuan : Kedua

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,

gelombang, dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan

sehari-hari.

Indikator

1. Menjelaskan pengertian resonansi

2. Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari

3. Membedakan nada, desah, dan dentum

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian resonansi.

2. Mengamati terjadinya resonansi pada garpu tala.

3. Mengamati terjadinya resonansi pada bandul sederhana.

4. Menjelaskan aplikasi konsep resonansi pada alat musik.

5. Menjelaskan masalah yang ditimbulkan resonansi.

Materi Pembelajaran

Bunyi

Strategi Pembelajaran

1. Model pembelajaran: Koopertif tipe STAD

2. Metode belajar: - Demonstrasi

- Praktikum

- Diskusi

- Tanya jawab

- Informasi

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan Guru Siswa

Pendahuluan

(10 menit)

- Guru membuka pelajaran

dan mengucapkan salam,

memeriksa kehadiran siswa

dan memfokuskan perhatian

siswa dengan mengajak

berdoa dan memberi

motivasi untuk belajar.

- Apersepsi dilakukan oleh

guru dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

berikut ini:

Masih ingat materi pada

pertemuan sebelumnya

tentang bunyi? Apa yang

menyebabkan timbulnya

bunyi?Apa saja yang

menjadi karakteristik

gelombang bunyi?

- Guru menggali konsep awal

siswa dengan demonstrasi

yang dilakukan oleh siswa.

Guru menyuruh seorang

siswa memainkan alat musik

yang dia bisa. Kemudian

guru bertanya:

Apa kalian suka memainkan

alat musik? Alat musik apa

yang kalian bias mainkan?

Kalian pernah mendengar

istilah nada? Kira-kira apa

itu nada?

- Siswa menjawab salam

dan selanjutnya berdoa

sebelum belajar.

- Siswa menjawab

pertanyaan dari guru.

- Siswa memperhatikan

demonstrasi dan

menjawab pertanyaan dari

guru.

Tahap 1

Penyajian Materi

- Guru menjelaskan konsep-

konsep penting tentang

resonansi dan nada.

- Guru menulis persamaan

rumus yang ada kaitannya

dengan materi di papan

tulis.

- Siswa menyimak

penjelasan guru.

- Siswa mencatat persamaan

rumus yang ditulis oleh

guru.

Tahap 2

Kegiatan Kelompok

- Guru membagi siswa ke

dalam kelompok-kelompok

kecil (masing-masing

kelompok terdiri dari 4

orang).

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Inti

(65 menit)

- Guru membagikan LKS

yang akan menjadi panduan

siswa dalam melakukan

percobaan

- Guru menunjuk salah satu

perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

(kelompok yang belum

tampil pada pertemuan

sebelumnya). Kelompok

yang lain diberi kesempatan

untuk bertanya (guru

memberi penguatan dan

mengarahkan siswa pada

konsep yang benar).

- Guru membimbing siswa

menyimpulkan hasil

percobaan.

- Siswa melakukan

percobaan sesuai LKS II

secara berkelompok

- Siswa mendiskusikan hasil

percobaan dan

mengerjakan tugas

bersama teman

sekelompoknya

- Salah satu kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi kelompknya.

- Siswa menyimpulkan hasil

percobaan.

Tahap 3

Kuis

- Guru menginformasikan

bahwa materi pertemuan

kedua akan dijadikan bahan

soal kuis pada pertemuan

ketiga.

- Siswa memperhatikan

informasi dari guru.

Tahap 4

Perhitungan Skor

Perkembangan

Individu

- Guru mengarahkan siswa

menghitung hasil kuis

(pertemuan sebelumnya).

Langkah-langkahnya

sebagai berikut.

Setiap kelompok menukar

lembar jawabannya

dengan kelompok lain

untuk memeriksa hasil

kuis.

Seluruh siswa memeriksa

hasil kuis dengan

mencocokkan jawaban

yang ditulis guru di papan

tulis.

Seluruh siswa menghitung

skor perkembangan

- Siswa mengikuti arahan

guru.

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

individu temannya pada

tabel yang tersedia pada

lembar jawaban.

Tahap 5

Penghargaan

Kelompok

- Guru mengumumkankan

perolehan skor kelompok

(pertemuan sebelumnya)

dan memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang memenuhi

kriteria good team, great

team, dan super team.

- Siswa memperhatikan

pengumuman dari guru.

Penutup

(5 menit)

- Guru menginformasikan

bahwa materi yang akan

dipelajari pada pertemuan

berikutnya adalah tentang

pemantulan bunyi.

- Guru menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam.

- Siswa memperhatikan

informasi dari guru.

- Siswa menjawab salam.

Sumber Belajar

a. Buku Fisika SMP Kelas VIII

b. Lembar Kerja Siswa

Penilaian Hasil Belajar:

a. Teknik Penilaian:

- Tugas (LKS)

- Tes Tertulis

b. Bentuk Instrumen:

- Tes Pilihan Ganda

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan

Rohman, S.Pd

Ciputat, Mei 2011

Guru Mata Pelajaran

Asmawati R.

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 3.2.b

LEMBAR KERJA SISWA II

Nama kelompok :

Nama Siswa : 1. ………………………………

2. ………………………………

3. ………………………………

4. ………………………………

5. ………………………………

A. Definisi dan penyebab resonansi

Diskusikanlah!

1) Apa yang kalian ketahui tentang resonansi?

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

2) Apa yang menyebabkan benda beresonansi?

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

B. Manfaat dan dampak resonansi

Lakukanlah percobaan berikut ini!

1. Resonansi pada alat musik tiup

Alat dan bahan:

1) Sedotan

2) Gunting

Langkah percobaan:

1) Runcingkan ujung sedotan dengan menggunakan gunting. Ukur panjang sedotan

dengan menggunakan mistar, lalu catatlah hasilnya kedalam tabel dibawah ini.

2) Tiuplah dengan kuat sedotan tersebut. Apakah menghasilkan bunyi? ……………

……………………………………………………………………………………...

3) Potonglah sedotan tersebut sepanjang 1 cm, kemudian tiuplah kembali sedotan

tersebut. Bagaimana bunyinya bila dibandingkan dengan bunyi yang pertama?

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

4) Ulangi langkah ketiga tersebut sampai tiga kali, lalu catatlah hasilnya kedalam

tabel.

Panjang sedotan (cm) Bunyi yang dihasilkan

(lemah, sedang, atau kuat)

Diskusikanlah!

1) Apakah kamu mendengar bunyi?

……………………………………………………………………………………...

2) Dari manakah bunyi tersebut berasal?

……………………………………………………………………………………...

3) Apakah panjang-pendek sedotan mempengaruhi bunyi yang dihasilkan?

……………………………………………………………………………………...

4) Apakah bunyi yang dihasilkannya membentuk nada?

……………………………………………………………………………………...

5) Apa yang terjadi dengan frekuensi (tinggi) nadanya ketika sedotan diperpendek?

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

2. Resonansi pada alat musik selaput tipis

Alat dan bahan:

1) Potongan balon

2) 2 buah karet

3) Gelas aqua bekas

4) Gunting

5) Sumpit atau pensil

Langkah percobaan:

1) Lubangi bagian bawah gelas aqua bekas

2) Gunakan potongan balon untuk menutup bagian atas gelas aqua bekas

3) Ikatkan karet gelang agar lebih kencang dan kuat

4) Buatlah pemukul drum dengan menggunakan sumpit atau pensil yang diikatkan

karet diujungnya

5) Pukullah drum dengan pemukul drum

Diskusikanlah!

1) Apakah kamu mendengar bunyi?

……………………………………………………………………………………...

2) Darimanakah bunyi tersebut berasal?

……………………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………...

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 3.2.c

1. Zat perantara di bawah ini, yang dapat merambatkan bunyi paling cepat

adalah ….

a. helium

b. kayu

c. aluminium

d. besi

2. Jika kita memukul gong, maka terjadilah perapatan dan peregangan udara di

sekelilingnya. Akhirnya, bunyi sampai ke telinga kita. Gelombang yang

terjadi di atas dinamakan ….

a. transversal

b. longitudinal

c. elektromagnetik

d. radiasi

3. Ketika kita melihat orang yang sedang menebang kayu dengan jarak yang

jauh, bunyi beradunya kapak terdengar beberapa saat setelah kapak mengenai

pohon. Hal ini terjadi karena ….

a. perambatan bunyi memerlukan waktu

b. kecepatan bunyi lebih kecil dari kecepatan cahaya

c. perambatan bunyi memerlukan waktu, sedangkan perambatan cahaya

tidak

d. pengaruh gema yang terjadi

4. Sebuah gelombang bunyi merambat di udara dengan kecepatan 360 m/s. Jika

panjang gelombang bunyi 25 cm, maka frekuensinya adalah ….

a. 14,4 Hz

b. 90 Hz

c. 1440 Hz

d. 9000 Hz

5. Periode suatu bunyi 0,025 sekon, maka frekuensi bunyi tersebut termasuk ….

a. audiosonik

b. ultrasonik

c. infrasonik

d. supersonik

KUIS I

POKOK BAHASAN BUNYI

Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang (X) pada huruf a, b, c,

atau d!

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 3.3.a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : VIII/Genap

Pertemuan : Ketiga

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,

gelombang, dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan

sehari-hari.

Indikator

1. Menjelaskan hukum pemantulan bunyi

2. Menjelaskan perbedaan gaung dan gema

3. Memberikan contoh pemanfaatan pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-

hari dan teknologi

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

2. Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan bunyi.

3. Menemukan hukum pemantulan bunyi.

4. Menyebutkan jenis-jenis bunyi pantul.

5. Membedakan antara gaung, gema dan bunyi pantul yang memperkuat bunyi

asli.

6. Menjelaskan manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Pembelajaran

Bunyi

Strategi Pembelajaran

1. Model pembelajaran: Koopertif tipe STAD

2. Metode belajar: - Demonstrasi

- Praktikum

- Diskusi

- Tanya jawab

- Informasi

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan Guru Siswa

Pendahuluan

(10 menit)

- Guru membuka pelajaran

dan mengucapkan salam,

memeriksa kehadiran siswa

dan memfokuskan perhatian

siswa dengan mengajak

berdoa dan memberi

motivasi untuk belajar.

- Apersepsi dilakukan oleh

guru dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

berikut ini:

Masih ingat materi pada

pertemuan sebelumnya?

Apa itu resonansi? Apa

yang menyebabkan suatu

benda beresonansi?

- Guru menggali konsep awal

siswa dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

berikut ini:

Pernahkah kalian

mengalami ketika sedang

berteriak terdengar kembali

teriakan kalian setelahnya?

Pernahkan juga kalian

mendengarkan suara dari

pengeras suara terdengar

tidak jelas seakan-akan ada

yang mengikuti? Suara

apakah itu? Apa yang

menyebabkannya?

- Siswa menjawab salam

dan selanjutnya berdoa

sebelum belajar.

- Siswa menjawab

pertanyaan dari guru.

- Siswa menjawab

pertanyaan dari guru.

Tahap 1

Penyajian Materi

- Guru menjelaskan konsep-

konsep penting tentang

pemantulan bunyi.

- Guru menulis persamaan

rumus yang ada kaitannya

dengan materi di papan

tulis.

- Siswa menyimak

penjelasan guru.

- Siswa mencatat persamaan

rumus yang ditulis oleh

guru.

Tahap 2

Kegiatan Kelompok

- Guru membagi siswa ke

dalam kelompok-kelompok

kecil (masing-masing

kelompok terdiri dari 4

orang).

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Inti

(65 menit)

- Guru membagikan LKS

yang akan menjadi panduan

siswa dalam melakukan

percobaan

- Guru menunjuk salah satu

perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

(kelompok yang belum

tampil pada pertemuan

sebelumnya). Kelompok

yang lain diberi kesempatan

untuk bertanya (guru

memberi penguatan dan

mengarahkan siswa pada

konsep yang benar).

- Guru membimbing siswa

menyimpulkan hasil

percobaan.

- Siswa melakukan

percobaan sesuai LKS II

secara berkelompok

- Siswa mendiskusikan hasil

percobaan dan

mengerjakan tugas

bersama teman

sekelompoknya

- Salah satu kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi kelompknya.

- Siswa menyimpulkan hasil

percobaan.

Tahap 3

Kuis

- Guru membagikan soal

kuis II kepada masing-

masing siswa

- Siswa mengerjakan soal

kuis secara mandiri di

bawah pengawasan guru.

Tahap 4

Perhitungan Skor

Perkembangan

Individu

- Guru mengarahkan siswa

menghitung hasil kuis.

Langkah-langkahnya

sebagai berikut.

Setiap kelompok menukar

lembar jawabannya

dengan kelompok lain

untuk memeriksa hasil

kuis.

Seluruh siswa memeriksa

hasil kuis dengan

mencocokkan jawaban

yang ditulis guru di papan

tulis.

Seluruh siswa menghitung

skor perkembangan

individu temannya pada

tabel yang tersedia pada

lembar jawaban.

- Siswa mengikuti arahan

guru.

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Tahap 5

Penghargaan

Kelompok

- Guru mengumumkankan

perolehan skor kelompok

dan memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang memenuhi

kriteria good team, great

team, dan super team.

- Siswa memperhatikan

pengumuman dari guru.

Penutup

(5 menit)

- Guru menginformasikan

bahwa materi yang akan

dipelajari pada pertemuan

berikutnya adalah tentang

pemantulan bunyi.

- Guru menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam.

- Siswa mendengarkan

informasi yang diberikan

guru.

- Siswa menjawab salam.

Sumber Belajar

a. Buku Fisika SMP Kelas VIII

b. Lembar Kerja Siswa

Penilaian Hasil Belajar:

a. Teknik Penilaian:

- Tugas (LKS)

- Tes Tertulis

b. Bentuk Instrumen:

- Tes Pilihan Ganda

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan

Rohman, S.Pd

Ciputat, Mei 2011

Guru Mata Pelajaran

Asmawati R.

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 3.3.b

LEMBAR KERJA SISWA III

Nama kelompok :

Nama Siswa : 1. ………………………………

2. ………………………………

3. ………………………………

4. ………………………………

5. ………………………………

A. Hukum pemantulan bunyi

Salah satu sifat bunyi adalah dapat dipantulkan. Permukaan yang keras seperti

dinding kelas, dinding sumur atau dinding lereng gunung akan memantulkan

gelombang-gelombang bunyi. Pemantulan bunyi telah banyak dimanfaatkan baik

dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam teknologi, diantaranya:

a. Menentukan cepat rambat bunyi di udara

b. Melakukan survei geofisika

c. Mendeteksi cacat dan retak pada logam

d. Mengukur ketebalan pelat logam

Adapun hukum pemantulan bunyi dinyatakan sebagai berikut.

(1) Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang

(2) Sudut pantul sama dengan sudut datang

Tugas kalian adalah:

Rancanglah sebuah percobaan untuk menemukan hukum pemantulan bunyi! (alat dan

bahan serta langkah kerja) dan gambarlah percobaan tersebut!

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 3.3.c

1. Perhatikan pernyataan berikut.

1) Benda mempunyai selaput tipis.

2) Frekuensi benda sama dengan frekuensi sumber bunyi.

3) Panjang gelombang sama dengan panjang gelombang sumber bunyi.

4) Panjang kedua ayunan sama.

Syarat terjadinya resonansi ditunjukkan oleh pernyataan nomor ….

a. 1, 2, dan 3

b. 1, 2, dan 4

c. 1, 3, dan 4

d. 2, 3, dan 4

e.

2. Pada percobaan tabung resonansi, tinggi kolom udara dalam tabung pada saat

sumber bunyi beresonansi pertama yaitu 0,19 m. Panjang gelombang sumber

bunyi adalah ….

a. 0,19 m

b. 0,39 m

c. 0,57 m

d. 0,96 m

3. Berikut ini adalah pemanfaatan bunyi pantul, kecuali ….

a. mengukur kedalaman laut

b. menyelidiki keadaan janin dalam rahim

c. mendeteksi cacat bagian dalam logam

d. mengukur resonansi kolom udara

4. Suatu pulsa bunyi dari sebuah kapal pengirim bunyi gema merambat ke

bawah melalui air laut pada kelajuan 1500 m/s. Dasar laut di bawal adalah

padatan dan kedalaman laut yaitu 600 m. waktu yang diperlukan pulsa untuk

kembali ke kapal adalah ….

a. 0,4 s

b. 0,6 s

c. 1,2 s

d. 2,4 s

KUIS II

POKOK BAHASAN BUNYI

Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang (X) pada huruf a, b, c,

atau d!

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

5. Seorang anak berada di antara dua bukit yang saling berhadapan. Anak itu

berjarak 70 m dari bukuit pertama dan 30 m dari bukit lainnya. Ia kemudian

membunyikan pistol dan mengamati bahwa beda waktu bunyi pantul pertama

dan kedua yang didengar olehnya adalah 0,25 s. Cepat rambat bunyi di udara

pada saat anak itu melakukan percobaan adalah ….

a. 320 m/s

b. 330m/s

c. 340 m/s

d. 350 m/s

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 4

Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Siswa Kelompok Eksperimen

Siswa Kelompok Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

1 44,44 88,89 1 38,89 66,67

2 33,33 77,78 2 66,67 88,89

3 50,00 88,89 3 38,89 72,22

4 44,44 83,33 4 38,89 66,67

5 33,33 72,22 5 55,56 83,33

6 55,56 94,44 6 16,67 55,56

7 50,00 88,89 7 27,78 61,11

8 33,33 72,22 8 38,89 72,22

9 38,89 77,78 9 27,78 61,11

10 50,00 88,89 10 22,22 55,56

11 33,33 77,78 11 44,44 72,22

12 44,44 83,33 12 38,89 66,67

13 27,78 66,67 13 50,00 77,78

14 38,89 83,33 14 38,89 66,67

15 22,22 61,11 15 55,56 77,78

16 27,78 66,67 16 55,56 83,33

17 44,44 88,89 17 44,44 72,22

18 50,00 88,89 18 38,89 66,67

19 44,44 88,89 19 27,78 61,11

20 33,33 72,22 20 44,44 72,22

21 50,00 88,89 21 61,11 83,33

22 33,33 72,22 22 44,44 72,22

23 61,11 100 23 22,22 55,56

24 55,56 94,44 24 16,67 50,00

25 38,89 77,78 25 44,44 72,22

26 66,67 94,44 26 55,56 77,78

27 55,56 88,89 27 44,44 72,22

28 44,44 88,89 28 38,89 66,67

29 44,44 83,33 29 22,22 50,00

30 27,78 61,11 30 50,00 72,22

31 44,44 83,33 31 27,78 55,56

32 38,89 77,78 32 33,33 61,11

33 33,33 72,22 33 61,11 83,33

34 33,33 66,67 34 33,33 61,11

35 38,89 77,78 35 50,00 77,78

36 44,44 83,33 36 38,89 61,11

Σ 1511,07 2922,21 Σ 1455,56 2472,23

X 41,97 81,17 X 40,43 68,68

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 5

Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

a. Banyak data (n) = 36

b. Data nilai pretest =

22,22 27,78 27,78 27,78 33,33 33,33 33,33 33,33

33,33 33,33 33,33 33,33 38,89 38,89 38,89 38,89

38,89 44,44 44,44 44,44 44,44 44,44 44,44 44,44

44,44 44,44 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 55,56

55,56 55,56 61,11 66,67

c. Jangkauan data (R) = nilai maksimum – nilai minimum

= 66,67 – 22,22

= 44,45

d. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36

= 6,14

= 7

e. Panjang kelas interval (i) = R/K

= 44,45 / 6

= 7,4

= 7

Tabel. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

Interval xi Batas

Nyata fi xi

2 fixi fixi

2

Frekuensi

relatif (%)

22 – 28 25 21,5 – 28,5 4 625 100 2500 11,11

29 – 35 32 28,5 – 35,5 8 1024 256 8192 22,22

36 – 42 39 35,5 – 42,5 5 1521 195 7605 13,89

43 – 49 46 42,5 – 49,5 9 2116 414 19044 25

50 – 56 53 49,5 – 56,5 8 2809 424 22472 22,22

57 – 63 60 56,5 – 63,5 1 3600 60 3600 2,78

64 – 70 67 63,5 – 70 5 1 4489 67 4489 2,78

Jumlah 36 1516 67902 100%

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

f. Perhitungan Mean

X = Σfx

Σf

Keterangan:

X = nilai mean

Σfx = jumlah hasil belajar data distribusi frekuensi

Σf = jumlah siswa

Maka,

X = Σfx

Σf

X = 1511,07

36

X = 41,97

g. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p

12 n− F

f

Keterangan:

Me = median

b = batas bawah kelas median

n = jumlah siswa dalam kelompok

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

p = panjang kelas interval

Maka,

Me = 42,5 + 7

12 . 36 − 17

9

Me = 42,5 + 7 18 − 17

9

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Me = 42,5 +7

9

Me = 43,28

h. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + p b1

b1 + b2

Keterangan:

Mo = modus

b = batas bawah kelas modus

b1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sebelumnya

b2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sesudahnya

p = panjang kelas interval

Maka,

Mo = b + p b1

b1 + b2

Mo = 42,5 + 7 4

4 + 1

Mo = 42,5 +28

5

Mo = 48,1

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 6

Tabel. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas

Data Pretest Kelompok Eksperimen

X Fi FiX Xi Xi2 FiXi

2

22,22 1 22,22 -19,75 390,0625 390,0625

27,78 3 83,34 -14,19 201,3561 604,0683

33,33 8 266,64 -8,64 74,6496 597,1968

38,89 5 194,45 -3,08 9,4864 47,432

44,44 9 399,96 2,47 6,1009 54, 9081

50,00 5 250 8,03 64,4809 322,4045

55,56 3 166,68 13,59 184,6881 554,0643

61,11 1 61,11 19,14 366,3396 366,3396

66,67 1 66,67 24,69 609,5961 609,5961

Σ 36 1511,07 1906,7602 3546,0722

𝐗 41,97

SD 9,92

S2 =Σ Xi − X 2

n− 1

S2 =1906,7602

35

S2 = 54,48

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 7

Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen

X Zi Zt F(Z) S(Z) F(Z) – S(Z)

22,22 -1,99 0,4767 0,0233 0,0278 0,0045

27,78 -1,43 0,4236 0,0764 0,0556 0,0208

27,78 -1,43 0,4236 0,0764 0,0833 0,0069

27,78 -1,43 0,4236 0,0764 0,1111 0,0347

33,33 -0,87 0,3078 0,1922 0,1389 0,0533

33,33 -0,87 0,3078 0,1922 0,1667 0,0255

33,33 -0,87 0,3078 0,1922 0,1944 0,0022

33,33 -0,87 0,3078 0,1922 0,2222 0,0300

33,33 -0,87 0,3078 0,1922 0,2500 0,0578

33,33 -0,87 0,3078 0,1922 0,2778 0,0856

33,33 -0,87 0,3078 0,1922 0,3056 0,1134

33,33 -0,87 0,3078 0,1922 0,3333 0,1411

38,89 -0,31 0,1217 0,3783 0,3611 0,0172

38,89 -0,31 0,1217 0,3783 0,3889 0,1060

38,89 -0,31 0,1217 0,3783 0,4167 0,0384

38,89 -0,31 0,1217 0,3783 0,4444 0,0661

38,89 -0,31 0,1217 0,3783 0,4722 0,0939

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,5000 0,1141

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,5278 0,0863

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,5556 0,0585

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,5833 0,0308

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,6111 0,0030

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,6389 0,0248

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,6667 0,0526

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,6944 0,0803

44,44 0,29 0,1141 0,6141 0,7222 0,1081

50,00 0,81 0,2910 0,7910 0,7500 0,0410

50,00 0,81 0,2910 0,7910 0,7778 0,0132

50,00 0,81 0,2910 0,7910 0,8056 0,0146

50,00 0,81 0,2910 0,7910 0,8333 0,0423

50,00 0,81 0,2910 0,7910 0,8611 0,0701

55,56 1,37 0,4147 0,9417 0,8889 0,0258

55,56 1,37 0,4147 0,9417 0,9167 0,0020

55,56 1,37 0,4147 0,9417 0,9444 0,0297

61,11 1,93 0,4732 0,9732 0,9722 0,0010

66,67 2,49 0,4936 0,9936 1,0000 0,0064

Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1411

Karena Lhitung < Ltabel (0,1411 < 0,148), maka sampel berdistribusi normal

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 8

Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen

a. Banyak data (n) = 36

b. Data nilai posttest =

61,11 61,11 66,67 66,67 66,67 72,22 72,22 72,22

72,22 72,22 77,78 77,78 77,78 77,78 77,78 77,78

83,33 83,33 83,33 83,33 83,33 88,89 88,89 88,89

88,89 88,89 88,89 88,89 88,89 88,89 88,89 94,44

94,44 94,44 94,44 100

c. Jangkauan data (R) = nilai maksimum – nilai minimum

= 100 – 61,11

= 38,89

d. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36

= 6,14

= 7

e. Panjang kelas interval (i) = R/K

= 38,89 / 6

= 6,48

= 6

Tabel. Data Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Interval xi Batas

Nyata fi xi

2 fixi fixi

2

Frekuensi

relatif

(%)

59 – 64 61,5 58,5 – 64,5 2 3782,25 123 7564,5 5,56

65 – 70 67,5 64,5 – 70,5 3 4556,25 202,5 13668,75 8,33

71 – 76 73,5 70,5 – 76,5 5 5402,25 367,5 27011,25 13,89

77 – 82 79,5 76,5 – 82,5 6 6320,25 477 37921,5 16,67

83 – 88 85,5 82,5 – 88,5 6 7310,25 427,5 36551,25 13,89

89 – 94 91,5 88,5 – 94,5 13 8372,25 1281 117211,5 38,89

95 – 100 97,5 94,5 – 100 1 9506,25 97,5 9506,25 2,78

Jumlah 36 100%

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

f. Perhitungan Mean

X = Σfx

Σf

Keterangan:

X = nilai mean

Σfx = jumlah hasil belajar data distribusi frekuensi

Σf = jumlah siswa

Maka,

X = Σfx

Σf

X = 2922,21

36

X = 81,17

g. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p

12 n− F

f

Keterangan:

Me = median

b = batas bawah kelas median

n = jumlah siswa dalam kelompok

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

p = panjang kelas interval

Maka,

Me = 88,5 + 6

12 . 36 − 22

13

Me = 88,5 + 6 4

13

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Me = 88,5 +24

13

Me = 90,35

h. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + p b1

b1 + b2

Keterangan:

Mo = modus

b = batas bawah kelas modus

b1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sebelumnya

b2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sesudahnya

p = panjang kelas interval

Maka,

Mo = b + p b1

b1 + b2

Mo = 88,5 + 7 7

7 + 12

Mo = 88,5 +49

19

Mo = 91,08

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 9

Tabel. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas

Data Posttest Kelompok Eksperimen

X Fi FiX Xi Xi2 FiXi

2

61,11 2 122,22 -20,06 402,4036 804,8072

66,67 3 200,01 -14,5 210,2500 630,7500

72,22 5 361,1 -8,95 80,1025 400,5125

77,78 6 466,68 -3,39 11,4921 68,9526

83,33 6 499,98 2,16 4,6656 27,9936

88,89 10 888,9 7,72 59,5984 595,9840

94,44 3 283,32 13,27 176,0929 528,2787

100 1 100 18,83 354,5689 354,5689

Σ 36 2922,21 1299,174 3411,8475

𝐗 81,17

SD 9,73

S2 =Σ Xi − X 2

n− 1

S2 =1299,174

35

S2 = 37,12

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 10

Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen

X Zi Zt F(Z) S(Z) F(Z) – S(Z)

61,11 -2,06 0,4803 0,0197 0,0278 0,0081

61,11 -2,06 0,4803 0,0197 0,0556 0,0359

66,67 -1,49 0,4319 0,0681 0,0833 0,0152

66,67 -1,49 0,4319 0,0681 0,1111 0,0430

66,67 -1,49 0,4319 0,0681 0,1389 0,0708

72,22 -0,92 0,3212 0,1788 0,1667 0,0121

72,22 -0,92 0,3212 0,1788 0,1944 0,0156

72,22 -0,92 0,3212 0,1788 0,2222 0,0434

72,22 -0,92 0,3212 0,1788 0,2500 0,0712

72,22 -0,92 0,3212 0,1788 0,2778 0,0990

77,78 -0,35 0,1368 0,3632 0,3056 0,0576

77,78 -0,35 0,1368 0,3632 0,3333 0,0299

77,78 -0,35 0,1368 0,3632 0,3611 0,0021

77,78 -0,35 0,1368 0,3632 0,3889 0,0257

77,78 -0,35 0,1368 0,3632 0,4167 0,0535

77,78 -0,35 0,1368 0,3632 0,4444 0,0812

83,33 0,22 0,0871 0,5871 0,4722 0,1149

83,33 0,22 0,0871 0,5871 0,5000 0,0871

83,33 0,22 0,0871 0,5871 0,5278 0,0593

83,33 0,22 0,0871 0,5871 0,5556 0,0315

83,33 0,22 0,0871 0,5871 0,5833 0,0038

83,33 0,22 0,0871 0,5871 0,6711 0,0240

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,6389 0,1463

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,6667 0,1185

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,6944 0,0908

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,7222 0,0630

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,7500 0,0352

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,7778 0,0074

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,8056 0,0203

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,8333 0,0481

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,8611 0,0759

88,89 0,79 0,2852 0,7852 0,8889 0,1037

94,44 1,36 0,4131 0,9131 0,9167 0,0036

94,44 1,36 0,4131 0,9131 0,9444 0,0313

94,44 1,36 0,4131 0,9131 0,9722 0,0591

100 1,94 0,4738 0,9738 1,0000 0,0262

Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1463

Karena Lhitung < Ltabel (0,1463 < 0,148), maka sampel berdistribusi normal

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 11

Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol

a. Banyak data (n) = 36

b. Data nilai pretest =

16,67 16,67 22,22 22,22 22,22 27,78 27,78 27,78

27,78 33,33 33,33 38,89 38,89 38,89 38,89 38,89

38,89 38,89 38,89 38,89 44,44 44,44 44,44 44,44

44,44 44,44 50,00 50,00 50,00 55,56 55,56 55,56

55,56 61,11 61,11 66,67

c. Jangkauan data (R) = nilai maksimum – nilai minimum

= 66,67 – 16,67

= 50

d. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36

= 6,14

= 7

e. Panjang kelas interval (i) = R/K

= 50 / 6

= 8,33

= 8

Tabel. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

Interval X Batas

Nyata F x

2 fx fx

2

Frekuensi

relatif

(%)

16 – 23 19,5 15,5 – 23,5 5 380,25 97,5 1901,25 13,89

24 – 31 27,5 23,5 – 31,5 4 756,25 110 3025 11,11

32 – 39 35,5 31,5 – 39,5 11 1260,25 390,5 13862,75 30,56

40 – 47 43,5 39,5 – 47,5 6 1892,25 261 11353,5 16,67

48 – 55 51,5 47,5 – 55,5 7 2652,25 360,5 18565,75 19,44

56 – 63 59,5 55,5 – 63,5 2 3540,25 119 7080,5 5,56

64 – 71 67,5 63,5 – 71,5 1 4556,25 67,5 4556,25 2,78

Jumlah 36 100%

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

f. Perhitungan Mean

X = Σfx

Σf

Keterangan:

X = nilai mean

Σfx = jumlah hasil belajar data distribusi frekuensi

Σf = jumlah siswa

Maka,

X = Σfx

Σf

X = 1455,56

36

X = 40,43

g. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p

12 n− F

f

Keterangan:

Me = median

b = batas bawah kelas median

n = jumlah siswa dalam kelompok

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

p = panjang kelas interval

Maka,

Me = 31,5 + 8

12 . 36 − 9

11

Me = 31,5 + 8 18 − 9

11

Me = 38,05

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

h. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + p b1

b1 + b2

Keterangan:

Mo = modus

b = batas bawah kelas modus

b1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sebelumnya

b2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sesudahnya

p = panjang kelas interval

Maka,

Mo = 31,5 + 8 7

7 + 5

Mo = 31,5 + 8 7

12

Mo = 31,5 +56

12

Mo = 36,17

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 12

Tabel. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas

Data Pretest Kelompok Kontrol

X Fi FiX Xi Xi2 FiXi

2

16,67 2 33,34 -23,76 564,5376 1129,0752

22,22 3 66,66 -18,21 331,6041 994,8123

27,78 4 111,12 -12,65 160,0225 640,0900

33,33 2 66,66 -7,1 50,4100 100,8200

38,89 9 350,01 -1,54 2,3716 21,3444

44,44 6 266,64 4,01 16,0801 96,4806

50,00 3 150 9,57 91,5849 274,7547

55,56 4 222,24 15,13 228,9169 915,6676

61,11 2 122,22 20,68 427,6624 855,3248

66,67 1 66,67 26,24 688,5376 688,5376

Σ 36 1455,56 2561,7277 5716,9072

𝐗 40,43

SD 12,6

S2 =Σ Xi − X 2

n− 1

S2 =2561,7277

35

S2 = 73,19

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 13

Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol

X Zi Zt F(Z) S(Z) F(Z) – S(Z)

16,67 -1,89 0,4706 0,0294 0,0278 0,0016

16,67 -1,89 0,4706 0,0294 0,0556 0,0262

22,22 -1,45 0,4265 0,0735 0,0833 0,0098

22,22 -1,45 0,4265 0,0735 0,1111 0,0376

22,22 -1,45 0,4265 0,0735 0,1389 0,0654

27,78 -1,00 0,3413 0,1587 0,1667 0,0080

27,78 -1,00 0,3413 0,1587 0,1944 0,0357

27,78 -1,00 0,3413 0,1587 0,2222 0,0635

27,78 -1,00 0,3413 0,1587 0,2500 0,0913

33,33 -0,56 0,2123 0,2877 0,2778 0,0099

33,33 -0,56 0,2123 0,2877 0,3056 0,0179

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,3333 0,1189

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,3611 0,0911

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,3889 0,0633

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,4167 0,0355

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,4444 0,0078

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,4722 0,0200

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,5000 0,0478

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,5278 0,0756

38,89 -0,12 0,0478 0,4522 0,5556 0,1034

44,44 0,32 0,1255 0,6255 0,5833 0,0422

44,44 0,32 0,1255 0,6255 0,6111 0,0144

44,44 0,32 0,1255 0,6255 0,6389 0,0134

44,44 0,32 0,1255 0,6255 0,6667 0,0412

44,44 0,32 0,1255 0,6255 0,6944 0,0689

44,44 0,32 0,1255 0,6255 0,7222 0,0967

50,00 0,76 0,2764 0,7764 0,7500 0,0264

50,00 0,76 0,2764 0,7764 0,7778 0,0014

50,00 0,76 0,2764 0,7764 0,8056 0,0291

55,56 1,20 0,3849 0,8849 0,8333 0,0516

55,56 1,20 0,3849 0,8849 0,8611 0,0238

55,56 1,20 0,3849 0,8849 0,8889 0,0040

55,56 1,20 0,3849 0,8849 0,9167 0,0318

61,11 1,64 0,4495 0,9495 0,9444 0,0051

61,11 1,64 0,4495 0,9495 0,9722 0,0227

66,67 2,08 0,4812 0,9812 1,0000 0,0188

Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1189

Karena Lhitung < Ltabel (0,1189 < 0,148), maka sampel berdistribusi normal

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 14

Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol

a. Banyak data (n) = 36

b. Data nilai posttest =

50,00 50,00 55,56 55,56 55,56 55,56 61,11 61,11

61,11 61,11 61,11 61,11 66,67 66,67 66,67 66,67

66,67 66,67 72,22 72,22 72,22 72,22 72,22 72,22

72,22 72,22 72,22 77,78 77,78 77,78 77,78 83,33

83,33 83,33 83,33 88,89

c. Jangkauan data (R) = nilai maksimum – nilai minimum

= 88,89 – 50

= 38,89

d. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36

= 6,14

= 7

e. Panjang kelas interval (i) = R/K

= 38,89 / 6

= 6,48

= 6

Tabel. Data Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Interval X Batas

Nyata F x

2 fx fx

2

Frekuensi

relatif

(%)

50 – 55 52,5 49,5 – 55,5 2 2756,25 315 16537,5 16,67

56 – 61 58,5 55,5 – 61,5 10 3422,25 351 20533,5 16,67

62 – 67 64,5 61,5 – 67,5 6 4160,25 387 24961,5 16,67

68 – 73 70,5 67,5 – 73,5 9 4970,25 634,5 44732,25 25

74 – 79 76,5 73,5 – 79,5 4 5852,25 306 23409 11,11

80 – 85 82,5 79,5 – 85,5 4 6806,25 330 27225 11,11

86 – 91 88,5 85,5 – 91,5 1 7832,25 88,5 7832,25 2,78

Jumlah 36 100%

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

f. Perhitungan Mean

X = Σfx

Σf

Keterangan:

X = nilai mean

Σfx = jumlah hasil belajar data distribusi frekuensi

Σf = jumlah siswa

Maka,

X = Σfx

Σf

X = 2472,23

36

X = 68,68

g. Perhitungan Median (Me)

Me = b + p

12 n− F

f

Keterangan:

Me = median

b = batas bawah kelas median

n = jumlah siswa dalam kelompok

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

p = panjang kelas interval

Maka,

Me = 55,5 + 6

12 . 36 − 2

10

Me = 55,5 + 6 18 − 2

10

Me = 65,1

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

h. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = b + p b1

b1 + b2

Keterangan:

Mo = modus

b = batas bawah kelas modus

b1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sebelumnya

b2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas

sesudahnya

p = panjang kelas interval

Maka,

Mo = b + p b1

b1 + b2

Mo = 55,5 + 6 8

8 + 4

Mo = 55,5 +48

12

Mo = 59,5

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 15

Tabel. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas

Data Pretest Kelompok Kontrol

X Fi FiX Xi Xi2 FiXi

2

50,00 2 100 -18,68 348,9425 697,8848

55,56 4 222,24 -13,12 172,1344 708,5376

61,11 6 366,66 -7,57 57,3049 343,8294

66,67 6 400,02 -2,01 4,0401 24,2406

72,22 9 649,98 3,54 12,5316 112,7844

77,78 4 311,12 9,1 82,81 331,24

83,33 4 333,32 14,65 214,6225 858,49

88,89 1 88,89 20,21 408,4411 408,4411

Σ 36 2472,23 1300,8271 3485,4479

𝐗 68,68

SD 9,84

S2 =Σ Xi − X 2

n− 1

S2 =1300,8271

35

S2 = 37,17

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 16

Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol

X Zi Zt F(Z) S(Z) F(Z) – S(Z)

50,00 -1,89 0,4706 0,0294 0,0278 0,0016

50,00 -1,89 0,4706 0,0294 0,0556 0,0262

55,56 -1,33 0,4082 0,0918 0,0833 0,0085

55,56 -1,33 0,4082 0,0918 0,1111 0,0193

55,56 -1,33 0,4082 0,0918 0,1389 0,0471

55,56 -1,33 0,4082 0,0918 0,1667 0,0749

61,11 -0,77 0,2794 0,2206 0,1944 0,0262

61,11 -0,77 0,2794 0,2206 0,2222 0,0016

61,11 -0,77 0,2794 0,2206 0,2500 0,0294

61,11 -0,77 0,2794 0,2206 0,2778 0,0572

61,11 -0,77 0,2794 0,2206 0,3056 0,0850

61,11 -0,77 0,2794 0,2206 0,3333 0,1127

66,67 -0,20 0,0793 0,4207 0,3611 0,0596

66,67 -0,20 0,0793 0,4207 0,3889 0,0318

66,67 -0,20 0,0793 0,4207 0,4167 0,0040

66,67 -0,20 0,0793 0,4207 0,4444 0,0237

66,67 -0,20 0,0793 0,4207 0,4722 0,0515

66,67 -0,20 0,0793 0,4207 0,5000 0,0793

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,5278 0,1128

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,5556 0,0850

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,5833 0,0573

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,6111 0,0295

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,6389 0,0017

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,6667 0,0261

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,6944 0,0538

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,7222 0,0816

72,22 0,36 0,1406 0,6406 0,7500 0,1094

77,78 0,92 0,3212 0,8212 0,7778 0,0434

77,78 0,92 0,3212 0,8212 0,8056 0,0156

77,78 0,92 0,3212 0,8212 0,8333 0,0121

77,78 0,92 0,3212 0,8212 0,8611 0,0399

83,33 1,49 0,4319 0,9319 0,8889 0,0430

83,33 1,49 0,4319 0,9319 0,9167 0,0152

83,33 1,49 0,4319 0,9319 0,9444 0,0125

83,33 1,49 0,4319 0,9319 0,9722 0,0403

88,89 2,05 0,4798 0,9798 1,0000 0,0202

Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1128

Karena Lhitung < Ltabel (0,1128 < 0,148), maka sampel berdistribusi normal

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 17

Uji Homogenitas Pretest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Ho : sampel homogen

Ha : sampel tidak homogen

Kriteria: Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima

Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak

Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas

1) Menentukan nilai rata-rata

2) Menentukan selisih X1 − X , X2 − X ,…… , Xn − X

3) Menentukan kuadrat selisih, yakni X1 − X 2, X2 − X 2,…… , Xn − X 2

4) Menentukan jumlah kuadrat selisih, yakni Σ X1 − X 2

5) Kemudian jumlah kuadrat selisih dibagi (n – 1)

S2 =Σ Xi − X 2

n− 1

a. Varians

SE2 =

Σ Xi − X 2

n− 1

SE2 =

Σ Xi − X 2

n− 1

SE2 =

1906,7602

35

SE2 = 54,48

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

SK2 =

Σ Xi − X 2

n− 1

SK2 =

2561,7277

35

SK2 = 73,19

b. Uji hipotesis

Fhitung =Varians terbesar

Varians terkecil

Fhitung =73,19

54,48

Fhitung = 1,34

c. Perhitungan Ftabel

Df pembilang = 36 – 1 = 35

Df penyebut = 36 – 1 = 35

Ftabel = F (α) (df pembilang, df penyebut)

= F (0,05) (35, 35)

= 1,2

d. Interpretasi data

Karena Fhitung > Ftabel (1,34 > 1,2), maka kedua kelompok tidak homogen

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 18

Uji Homogenitas Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

a. Varians

SE2 =

Σ Xi − X 2

n− 1

SE2 =

1302,9932

35

SE2 = 37,23

SK2 =

Σ Xi − X 2

n− 1

SK2 =

1299,174

35

SK2 = 37,12

b. Uji hipotesis

Fhitung =Varians terbesar

Varians terkecil

Fhitung =37,23

37,12

Fhitung = 1

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

c. Perhitungan Ftabel

Df pembilang = 36 – 1 = 35

Df penyebut = 36 – 1 = 35

Ftabel = F (α) (df pembilang, df penyebut)

= F (0,05) (35, 35)

= 1,2

d. Interpretasi data

Karena Fhitung < Ftabel (1 > 1,2), maka kedua kelompok homogen

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 19

Perhitungan Uji-t Hipotesis

Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kriteria pengujian:

Jika − w1t2+w2t2

w1+w2< t′ <

w1t2+w2t2

w1+w2, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Karena data pretest berdistribusi normal dan varians kedua kelompok tidak

homogen maka uji-t yang digunakan yaitu:

t′ =x E − x K

SE

2

nE+

SK2

nK

t′ =41,97 − 40,43

54,4836 +

73,1936

t′ =41,97− 40,43

127,6736

t′ =1,54

3,55

t′ = 0,82

Kemudian menghitung:

−w1t1 + w2t2

w1 + w2< t′ <

w1t1 + w2t2

w1 + w2

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Diketahui:

t’ = 0,82

w1 = 54,48/36 = 1,51

w2 = 73,19/36 = 2,03

t1 = t2 = t (0,95) 35 = 1,7

−w1t1 + w2t2

w1 + w2< t′ <

w1t1 + w2t2

w1 + w2

−1,51 x 1,7 + 2,03 x 1,7

1,51 + 2,03< 0,82 <

1,51 x 1,7 + 2,03 x 1,7

1,51 + 2,03

−2,567 + 3,451

3,54< 0,82 <

2,567 + 3,451

3,54

−1,7 < 0,82 < 1,7

Karena − w1t2+w2t2

w1+w2< t′ <

w1t2+w2t2

w1+w2 (–1,7 < 0,82 < 1,7), maka Ho diterima

dan Ha ditolak

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 20

Perhitungan Uji-t Hipotesis

Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kriteria pengujian: Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima

thitung > ttabel, maka Ho ditolak

Karena data posttest berdistribusi normal dan varians kedua kelompok homogen

maka uji-t yang digunakan yaitu:

thitung =x E − x K

Sg 1

nE+

1nK

, dimana Sg = n− 1 SE

2 + n− 1 SK2

nE + nK − 2

Sg = nE − 1 SE

2 + nK − 1 SK2

nE + nK − 2

Sg = (35 x 37,12) + (35 x 37,17)

36 + 36 − 2

Sg = 1299,2 + 1300,95

70

Sg = 37,145

Sg = 6,09

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Sehingga,

thi tung =x E − x K

Sg 1

nE+

1nK

thitung =81,17− 68,68

6,09 1

36 +1

36

thitung =12,49

6,09 x 0,24

thitung =12,49

1,46

thitung = 8,55

Ttabel = 1,999 dengan α = 0,05 dan dk = (n1 + n2) – 2

Karena thitung > ttabel (8,55 > 1,999), maka Ho ditolak dan Ha diterima

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 21

Lembar Pembagian Kelompok STAD

No Nama Siswa Ranking Kelompok Kemampuan

1 Silvia 1 1

Tinggi

2 Bongo 2 2

3 Septi 3 3

4 Fissilmy 4 4

5 Iis 5 5

6 Bondan 6 6

7 Aldi 7 7

8 Rico 8 8

9 Riana 9 9

10 Eko 10 1

Sedang

11 Shela 11 2

12 Syifa 12 3

13 Nurdin 13 4

14 Kelvin 14 9

15 Dyah 15 8

16 Devani 16 7

17 Syahrul 17 6

18 Nabela 18 5

19 Nabila 19 1

20 Amelia 20 2

21 Selvi 21 3

22 Herdiani 22 4

23 Ihya 23 9

24 Yunita 24 8

25 Dhede 25 7

26 Widya 26 6

27 Nita 27 5

28 Dody 28 1

Rendah

29 Razi 29 2

30 Agam 30 3

31 Sintia 31 4

32 Rofiq 32 5

33 Linda 33 6

34 Maulana 34 7

35 Zaeni 35 8

36 Lia 36 9

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 22

Lembar Rekapitulasi Kelompok STAD

Kelompok I

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Silvia 80 100 90 30

21,25

(Great Team)

2. Eko 80 80 80 20

3. Nabila 60 40 50 5

4. Dody 60 80 70 30

Total 85

Rata-rata 21,25

Kelompok II

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Bongo 100 100 100 20

25

(Super Team)

2. Shela 80 100 70 30

3. Amelia 60 80 70 30

4. Razi 60 60 60 20

Total 100

Rata-rata 25

Kelompok III

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Septi 80 80 80 20

12,5

(Good Team)

2. Syifa 80 60 70 5

3. Selvi 60 60 60 20

4. Agam 80 60 70 5

Total 50

Rata-rata 12,5

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Kelompok IV

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Fissilmy 100 100 100 20

12,5

(Good Team)

2. Nurdin 80 60 70 5

3. Herdiani 60 60 60 20

4. Sintia 80 40 60 5

Total 50

Rata-rata 12,5

Kelompok V

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Iis 80 80 80 20

16,25

(Good Team)

2. Nabela 80 80 80 20

3. Nita 60 40 50 5

4. Rofiq 60 60 60 20

Total 65

Rata-rata 16,25

Kelompok VI

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Bondan 100 80 90 5

18,75

(Good Team)

2. Syahrul 80 80 80 20

3. Widya 60 80 70 30

4. Linda 60 60 60 20

Total 75

Rata-rata 18,75

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Kelompok VII

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Aldi 80 80 80 20

18,75

(Good Team)

2. Devani 80 80 80 20

3. Dhede 80 60 70 5

4. Maulana 60 80 70 30

Total 75

Rata-rata 18,75

Kelompok VIII

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Rico 60 80 70 30

21,25

(Great Team)

2. Dyah 80 100 90 30

3. Yunita 80 60 70 5

4. Zaeni 60 60 60 20

Total 85

Rata-rata 21,25

Kelompok IX

No. Nama

Nilai Kuis Rata-

rata

Nilai

Peningkatan

Nilai

Penghargaan

Kelompok I II

1. Riana 80 80 80 20

12,5

(Good Team)

2. Kelvin 80 80 80 20

3. Ihya 60 40 50 5

4. Lia 80 60 70 5

Total 50

Rata-rata 12,5

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 23

Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD oleh Guru Pamong (Pertemuan Pertama)

Tahap dalam

Pembelajaran

STAD

Indikator

Terlaksana

Ket.

Ya Tidak

Tahap 1

Penyajian Materi

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran √

- Meyampaikan materi sesuai dengan

apa yang akan dipelajari siswa √

Tahap 2

Kegiatan

Kelompok

- Membimbing siswa dalam

mengerjakan LKS √

Tahap 3

Kuis

- Membagikan soal-soal kuis √

- Memantau siswa selama

mengerjakan kuis √

Tahap 4

Perhitungan Skor

Perkembangan

Individu

- Membimbing siswa untuk saling

menukar lembar jawaban kuis dan

memeriksa jawaban kuis

- Membimbing siswa untuk

menghitung skor individu √

Tahap 5

Penghargaan

Kelompok

- Memberikan penghargaan pada

kelompok terbaik √

Keterangan:

1 cheklist Ya berniali 1

1 ckeklist Tidak bernilai 0

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pertemuan pertama, diperoleh persentase sebagai

berikut:

Persentase keterlaksanaan pembelajaran =5

8 X 100% = 62,5%

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 24

Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD oleh Guru Pamong (Pertemuan Kedua)

Tahap dalam

Pembelajaran

STAD

Indikator

Terlaksana

Ket.

Ya Tidak

Tahap 1

Penyajian Materi

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran √

- Meyampaikan materi sesuai dengan

apa yang akan dipelajari siswa √

Tahap 2

Kegiatan

Kelompok

- Membimbing siswa dalam

mengerjakan LKS √

Tahap 3

Kuis

- Membagikan soal-soal kuis √

- Memantau siswa selama

mengerjakan kuis √

Tahap 4

Perhitungan Skor

Perkembangan

Individu

- Membimbing siswa untuk saling

menukar lembar jawaban kuis dan

memeriksa jawaban kuis

- Membimbing siswa untuk

menghitung skor individu √

Tahap 5

Penghargaan

Kelompok

- Memberikan penghargaan pada

kelompok terbaik √

Keterangan:

1 cheklist Ya berniali 1

1 ckeklist Tidak bernilai 0

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pertemuan pertama, diperoleh persentase sebagai

berikut:

Persentase keterlaksanaan pembelajaran =8

8 X 100% = 100%

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Lampiran 25

Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD oleh Guru Pamong (Pertemuan Ketiga)

Tahap dalam

Pembelajaran

STAD

Indikator

Terlaksana

Ket.

Ya Tidak

Tahap 1

Penyajian Materi

- Menyampaikan tujuan

pembelajaran √

- Meyampaikan materi sesuai dengan

apa yang akan dipelajari siswa √

Tahap 2

Kegiatan

Kelompok

- Membimbing siswa dalam

mengerjakan LKS √

Tahap 3

Kuis

- Membagikan soal-soal kuis √

- Memantau siswa selama

mengerjakan kuis √

Tahap 4

Perhitungan Skor

Perkembangan

Individu

- Membimbing siswa untuk saling

menukar lembar jawaban kuis dan

memeriksa jawaban kuis

- Membimbing siswa untuk

menghitung skor individu √

Tahap 5

Penghargaan

Kelompok

- Memberikan penghargaan pada

kelompok terbaik √

Keterangan:

1 cheklist Ya berniali 1

1 ckeklist Tidak bernilai 0

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan

Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pertemuan pertama, diperoleh persentase sebagai

berikut:

Persentase keterlaksanaan pembelajaran =8

8x100% = 100%

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan
Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1541/1/101348... · ... Jurusan Pendididkan IPA, ... teknik pengambilan sampel menggunakan