PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADAR ...
Transcript of PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADAR ...
PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus)
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Program Studi Biologi
Disusun oleh:
ERLIANAWATI
A420 100 105
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH SURAKARTA
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SI]RAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJl. A. Yani Tromol Pos I - Pabelan, Kartasuta Telp . <0271) 717 417, Fax : 71 5 1448 Surakata 5710!
Surat Persetuiuan Artikel Publikasi llmiah
Yarg bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama : Dra. t{ariyatmi, M.Si
NIPNIK : 196212161988032001
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmialq yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Erlianawati
NIM : ,4'420 100 105
Program Studi : Pendidikan Biologi
Judul Skripsi : PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TER-HADAP
KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 5 Mei 2014
Pembimbing
12161988032001
I]MVERSITAS MIIHAMMADIYAH STIRAKARTA
TAKULTAS KEGI]RUAN DAN ILMU PENDIDIKANJl. A. Yani ?rcrnol Pos I - Pabelan, Kctasura Telp. 10271)717417,Fax :7151,148 Stuskarta 57102
SURAT PER}TYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
B i sni I I ah i r r a hman ir r o him
Yang bertandatangan dibawah ini, saya:
Nama :ERLIANAWATI
MM : A420 100 105
Fakultas/ Prodi : FKIP / BIOLOGI
Jenis
Judul
: Skripsi
: ..PENGARIJH MII\ruMAN BERKARBONASITEREADAP KADAR GLUKOSA DARAE MENC T(Mus mwculus)"
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak beba.s royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpary mengalih mediafuirt/mengalih formatka4mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta
menampilkantrya dalam bentuk softcopy rmtuk kepenlingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan rmma saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjarnin untuk menanggrmg secara pribadi tanpa melibatkon
pihak Perpustakaan (JI,IE, dari semrn bentuk tuntulan hukum yang timbul atas
pelanggoran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 5 Mei 20
Yang menyatakan
MErlianawati
t4
1
PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADAR
GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus)
Erlianawati (*), Hariyatmi (**) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
ABSTRAK
Kebiasaan masyarakat yang hidup di kota dan di desa menyukai hal yang berbau instan,
termasuk dalam memilih minuman berkarbonasi, salah satunya adalah minuman berkarbonasi
merk Big Cola Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minuman berkarbonasi
terhadap kadar glukosa darah mencit. Penelitian Eksperimen ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap yang menggunakan sampel 20 ekor mencit jantan umur 3-4 bulan, BB rata-rata 29 g
yang terbagi kedalam 4 kelompok yaitu kelompok Placebo merupakan kelompok kontrol dengan
pemberian air sumur 0,6 ml/29 g BB satu kali dalam satu hari selama 14 hari, P1 merupakan
kelompok dengan pemberian minuman berkarbonasi merk Big Cola rasa stroberi dengan dosis 0,6
ml/29 g BB satu kali dalam sehari selama 14 hari, P2 merupakan kelompok dengan pemberian
minuman berkarbonasi merk Big Cola rasa stroberi dengan dosis 0,6 ml/29 g BB dua kali sehari
selama 14 hari, P3 merupakan kelompok perlakuan dengan pemberian minuman berkarbonasi
merk Big Cola rasa stroberi dengan dosis 0,6 ml/29 g BB tiga kali sehari selama 14 hari. Hasil
analisis one way anova (p<0,05) menunjukkan bahwa selisih rata-rata kadar glukosa darah
mencit tertinggi setelah 14 hari perlakuan adalah kelompok P3 (29,28 mg/dl), sedangkan selisih
rata-rata yang terendah ada pada kelompok P1 (14,46 mg/dl), dengan demikian pemberian
minuman berkarbonasi Big Cola dengan dosis 0,6 ml/29 g BB selama 14 hari tidak berpengaruh
terhadap kadar glukosa darah mencit (Mus musculus) galur swiss webster.
kata kunci: glukosa, minuman berkarbonasi big cola rasa stroberi.
(*) :Mahasiswa
(**) :Dosen Pembimbing
A. PENDAHULUAN
Di zaman modern sekarang ini dengan perkembangan industri
makanan dan minuman telah terjadi peningkatan produksi minuman bersoda
yang beredar di masyarakat. Kebiasaaan masyarakat Indonesia yang hidup
dikota maupun didesa lebih suka sesuatu yang berbau instan, contohnya
dalam memilih minuman. Menurut masyarakat minuman bersoda rasanya
enak, murah dan bisa membangkitkan stamina.
Minuman berkarbonasi merupakan minuman yang memasukkan
gas-gas CO2 (karbondioksida) ke dalam minuman sehingga memiliki
2
penampakan bergelembung-gelembung yang memberi kesan segar (Rara,
2008). Karbondioksida yang dilarutkan ke dalam air, menyebabkan air
menjadi berbusa. Air berkarbonasi yang juga dikenal sebagai air soda,
merupakan komponen utama dalam pembuatan minuman ringan. Proses
melarutkan gas CO2 disebut karbonasi, yang dapat membentuk asam karbonat
(memiliki rumus kimia (H2CO3) (Zentimer, 2007).
Kadar glukosa darah adalah kosentrasi gula darah, atau tingkat
glukosa serum, diatur dengan ketat didalam tubuh. Umumnya tingkat gula
darah bertahan pada batas-batas tertentu sepanjang hari (70-150 mg/dl).
Tingkat gula darah dapat meningkat setelah makan dan akan menurun ketika
berpuasa. Saat kadar glukosa dalam darah rendah (hipoglikemia) maka dapat
dicegah dengan pelepasan glukosa dari simpanan glikogen dalam hati yang
besar (glikogenolisis) melalui sintesis glukosa dari laktat, gliserol dan asam
amino dalam hati, sedangkan apabila keadaan kadar glukosa darah tinggi
(hiperglikemia) dicegah oleh perubahan glukosa menjadi triasilgliserol
(Marks, 2003).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan
penelitian dengan minuman berkarbonasi dengan merk Big Cola rasa stroberi
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh minuman berkarbonasi terhadap
kadar glukosa darah mencit (Mus musculus). Pada penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi tentang kadar glukosa darah mencit setelah
pemberian minuman berkarbonasi.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium 3 Biologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta untuk pemeliharaan hewan uji dan pemberian
perlakuan. Untuk pengujian kadar glukosa darah mencit dilaksanakan di
Laboratorium Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Waktu penelitian
ini akan dilakukan yaitu pada bulan Oktober 2013-April 2014. Penelitian
yang akan dilakukan merupakan studi eksperimen dengan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola satu faktor yaitu minuman
3
berkarbonasi. Penelitihan ini dibagi dalam empat taraf perlakuan dan akan
dilakukan lima kali ulangan.
Tabel 2. Rancangan Penelitian
No Perlakuan Ulangan Ke-
1 2 3 4 5
1 P0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5
2 P1 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5
3 P2 P2.1 T2.2 P2.3 P2.4 P2.5
4 P3 P3.1 T3.2 P3.3 P3.4 P3.5
Keterangan:
P0 : Kelompok placebo dengan pemberian air sumur 0,6 ml/ 29 g BB satu kali pada pagi hari
pukul 07.00-08.00 selama 14 hari.
P1 : Kelompok yang diberi minuman berkarbonasi merk Big cola rasa stroberi dengan dosis
0,6 ml/ 29 g BB satu kali dalam sehari pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB selama 14
hari.
P2 : Kelompok yang diberi minuman berkarbonasi merk Big cola rasa stroberi dengan dosis
0,6 ml/ 29 g BB dua kali dalam sehari pada pagi hari pukul 07.00-08.00 dan siang pukul
12.00-13.00 WIB selama 14 hari.
P3 : Kelompok perlakuan yang diberi minuman berkarbonasi merk Big cola rasa stroberi
dengan dosis 0,6 ml/ 29 g BB tiga kali dalam sehari pada pagi pukul 07.00- 08.00, siang
pukul 12.00-13.00 dan sore pukul 17.00- 18.00 WIB selama 14 hari.
Menurut Pridayanti (2013), pemberian minuman ringan kemasan
gelas (Ale-ale) selama 14 hari untuk menaikkan kadar glukosa darah mencit.
Berdasarkan penelitihan tersebut maka pemberian minuman berkarbonasi Big
Cola pada mencit akan dilakukan selama 14 hari. Penentuan dosis
berdasarkan dosis manusia dengan berat badan 70 kg dikonverasikan kepada
mencit berat badan 29 g menggunakan tabel konversi Laurence-Bacarch
(1964) dengan faktor konversi 0,0026 (Ngatidjan, 1991 dalam Ginanjar
2012). Dosis minuman berkarbonasi dalam satu botol 535 ml yang
dikonsumsi manusia maka konversi dosis minuman Big Cola yang diberikan
kepada mencit setiap perlakuan adalah rata-rata berat badan mencit dibagi
dosis berat badan manusia dikali faktor konversi, kemudian hasilnya
dikalikan dengan dosis minuman Big Cola yaitu 29 g/ 70 kg x 0,0026 x 535
ml/hari = 0,6 ml/hari. Menurut Ngatijan (1991) volume cairan yang dapat
diberikan per oral mencit adalah 1 ml/20 g BB dan takaran pemberian pada
mencit tidak lebih dari setengah dari volume maksimal. Manusia
4
mengkonsumsi minuman berkarbonasi merek Big Cola dalam 1 botol 535 ml,
maka dosis tersebut jika dikonversikan pada mencit sama dengan 0,6 ml/20 g
BB. Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit jantan galur swiss webster
umur 3-4 bulan. Penentuan besar sampel berdasarkan rumus (WHO, 1993
dalam Risca, 2010) yaitu jumlah sampel minimal lima ekor tiap kelompok
yang diambil secara acak. Hewan uji terbagi ke dalam empat kelompok dan
masing-masing terdiri dari lima ekor mencit. Mencit diaklimasi dengan
lingkungan kurang lebih selama 1 minggu (Anindita, 2012) di Laboratorium
Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mencit (Mus musculus)
diberi pakan dan minum secara ad libitum.
Data yang diperoleh dianalis secara statistik menggunakan program
Statistical Products and Service Solutions (SPSS) for Windows Release 22.0
dengan menggunakan uji One Way Anova pada tingkat kepercayaan 95 %
dengan taraf α = 0,05.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, rata-rata kadar glukosa
darah mencit dengan pemberian minuman berkarbonasi ( Big Cola) rasa
stroberi dengan dosis 0,6 ml/ 29 g BB mencit selama 14 hari tersaji pada
Tabel 3.
Tabel 3. Rata- rata Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus) dengan Pemberian
Minuman Berkarbonasi ( Big Cola) Rasa Sroberi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB
Selama 14 hari.
Kelompok Rata- rata Kadar Glukosa
Darah (mg/dl)
Selisih (mg/dl) %
Awal Akhir
Placebo (P0) 70,38 ±
14,75
86,06 ± 12,47 15,68 22,09
0,6 ml/29 g BB 1
kali/hari (P1)
62,94 ±
17,01
77,40 ± 12,81 14,46 21,45
0,6 ml/29 g BB 2
kali/ hari (P2)
64,86 ±
20,01
85,20 ± 15,49 20,34 24,92
0,6 ml/29 g BB 3
kali/ hari (P3)
65,32 ±
15,63
94,60 ± 15,90 29,28 31,70
Keterangan: Tiap nilai menunjukkan rata-rata ± SD dari 5 hewan uji
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa selisih rata-rata kadar glukosa
darah mencit tertinggi setelah 14 hari perlakuan adalah kelompok P3 (29,28
5
mg/dl), sedangkan selisih rata-rata yang terendah ada pada kelompok P1 (14,46
mg/dl). Untuk analisis statistik, selisih hasil pengukuran kadar glukosa darah pada
masing-masing kelompok perlakuan ditransformasikan ke arc sin . Tujuan
transformasi adalah untuk mengubah skala pengukuran data asli menjadi bentuk
lain sehingga data dapat memenuhi asumsi-asumsi yang mendasari analisis ragam.
Transformasi arc sin digunakan apabila data dinyatakan dalam bentuk persentase
atau proporsi. Syarat penggunaan transformasi arc sin yaitu apabila data asli
menunjukkan sebaran nilai antara 0%-30% dan 70%-100% (Hidayat, 2014).
Untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman berkarbonasi Big Cola
rasa stroberi, maka dilakukan uji one way anova. Syarat analisis one way anova
adalah melakukan uji normalitas dengan taraf signifikasi 5 %. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui apakah sebaran data kadar glukosa darah mencit berdistribusi
normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas dilakukan sebagai prasyarat dalam
menentukan analisis yang digunakan yaitu menggunakan analisis parametrik atau
non-parametrik. Uji normalitas data kadar glukosa darah mencit disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Mencit dengan Pemberian Minuman
Berkarbonasi ( Big Cola) Rasa Sroberi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB
Selama 14 hari.
Perlakuan
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Selisih
Kadar
P0 .222 5 .200(*) .970 5 .875
P1 .324 5 .094 .842 5 .171
P2 .292 5 .190 .874 5 .285
P3 .237 5 .200(*) .916 5 .506
Taraf signifikasi pada p ≥ 0,05
Berdasarkan Tabel 4 ditunjukkan bahwa semua data selisih rata-rata kadar
glukosa darah sebelum dan sesudah perlakuan menunjukkan nilai signifikasi lebih
dari 5 % (p>0,05), maka data kadar glukosa darah mencit berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui sebaran data secara
homogen atau tidak (Tabel 5).
Tabel 5. Uji Homogenitas Kadar Glukosa Darah dengan Pemberian Minuman
Berkarbonasi ( Big Cola) Rasa Sroberi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB
Selama 14 hari.
6
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Selisih Kadar Based on Mean 1.233 3 16 .330
Based on Median .459 3 16 .715
Based on Median and with
adjusted df .459 3 10.287 .717
Based on trimmed mean 1.176 3 16 .350
Taraf signifikasi pada p ≥ 0,05
Berdasarkan Tabel 5 ditunjukkan bahwa selisih rata-rata kadar glukosa
darah mencit sebelum dan sesudah perlakuan mempunyai nilai signifikasi 0,330
(p>0,05), maka data berdistribusi normal dan homogen. Setelah sebaran data
glukosa darah mencit berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan
uji hipotesis dengan menggunakan one way anova untuk mengetahui pengaruh
pemberian minuman berkarbonasi Big Cola rasa stroberi terhadap kadar glukosa
darah mencit (Tabel 6).
Tabel 6. Analisis One Way Anova Kadar Glukosa Darah Mencit dengan Pemberian
Minuman Berkarbonasi ( Big Cola) Rasa Sroberi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB
Selama 14 hari.
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Selisih
Kadar
Between Groups 565.754 3 188.585 .968 .432
Within Groups 3117.916 16 194.870
Total 3683.670 19
Taraf signifikasi pada p ≤ 0,05
Dari hasil analisis data dengan menggunakan one way anova, nilai Fhit
(0,05)= 0,968 sedangkan nilai Ftab(0,05)= 3,24. Hal ini menunjukkan bahwa Fhit (0,05) <
Ftab(0,05) (0,968 < 3,24) dengan p>0,05, artinya pemberian minuman berkarbonasi
Big Cola rasa stroberi dengan interval yang sama tidak ada pengaruh yang
bermakna terhadap kadar glukosa darah mencit. Posisi nilai Fhit dengan Ftab
dipaparkan dalam Gambar 3.
7
Ho diterima Ho ditolak
Fhit= 0,968 Ftab= 3,24
Gambar 3. Kurva Analisis Nilai Sebaran antara F hit dan F tab
Untuk menjawab hipotesis yang akan diterima atau ditolak, maka perlu
melihat kurva sigmoid dari analisa nilai kritik sebaran F antara Fhit dengan Ftab
(Gambar 3). Hasil analisa kurva nilai kritik sebaran F menunjukkan bahwa Fhit
terletak pada sisi kurva bagian kiri dimana daerah tersebut merupakan daerah “H0
diterima”. Jadi, hipotesis yang diterima adalah tidak ada pengaruh pemberian
minuman berkarbonasi Big Cola rasa stroberi dengan interval yang sama terhadap
kadar glukosa darah mencit.
Glukosa merupakan sumber energi karbohidrat yang dicerna dalam semua
sel sebagai bahan bakar glikolisis dan disimpan dalam hati serta otot. (Ngili,
2012). Manusia memiliki kadar glukosa darah normal antara 80-160 mg/dL
(Muchtadi, 2011), sedangkan pada mencit kadar glukosa darah normal yaitu 62,8-
176 mg/dl (Nomura, 1975 dalam Fitrianingsih dan Leni, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian, meskipun kadar gula darah mencit
mengalami kenaikan setelah pemberian minuman berkarbonasi Big Cola, namun
setelah dilakukan uji statistik ternyata pemberian minuman berkarbonasi Big Cola
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar glukosa dalam darah dan rata-rata kadar
glukosa masih dalam batas normal. Hal ini disebabkan karena minuman
berkarbonasi Big Cola memiliki kandungan yang dapat menaikkan kadar glukosa
darah yaitu gula dan juga dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu asam
sitrat.
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi.
Gula digunakan untuk mengubah rasa manjadi manis pada makanan dan
minuman. Rumus bangun dari sukrosa terdiri satu molekul glukosa (C6H1206)
yang berikatan dengan molekul fruktosa (C6H12O6), batas konsumsi aman gula
untuk manusia, menurut rekomendasi dari WHO, anak usia 1-3 tahun tidak
8
disarankan mengkonsumsi lebih dari 25 g gula tambahan setiap hari. Sementara
anak usia 4-6 tahun tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 38 g gula tambahan per
hari. Perkiraan aman menunjukkan bahwa manusia dapat mengkonsumsi 70 g
gula (pria) dan 50 g gula (wanita) (Putri, 2012).
Pada umumnya minuman berkarbonasi mengandung gula 40-50 g. (Malik,
2006), tetapi kenyataannya pada minuman Big Cola rasa stroberi tidak disebutkan
berapa kadar gula yang digunakan dalam produk tersebut. Didalam kemasan botol
Big Cola rasa stroberi juga tidak dicantumkan pemanis buatan lainnya selain gula.
Mengkonsumsi gula dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan
penyerapan beberapa zat gizi terhambat, sistem kekebalan tubuh tertekan, dan
terjadinya intoleransi glukosa yang menunjukkan adanya masalah tubuh dalam
mengatur kadar gula darah (Febri & Marendra, 2008). Keseimbangan kadar
glukosa darah yaitu pada konsentrasi yang dekat dengan titik pasang, yaitu sekitar
90-100 mg/dL pada manusia. Ketika glukosa darah melebihi kadar tersebut,
insulin dilepaskan dan bekerja menurunkan konsentrasi glukosa. Ketika kadar
glukosa darah turun dibawah titik pasang, glukagon meningkatkan konsentrasi
glukosa (Campbell, 2008). Pada orang dewasa normal, setiap hari insulin
dikeluarkan oleh sel β pankreas sebanyak 20-60 unit. Bila kebutuhan insulin
dalam satu hari melebihi 60 unit, maka kemungkinan terjadi kekurangan insulin.
Apabila tubuh kekurangan insulin atau terjadi penurunan efektivitas insulin, maka
sebagian glukosa darah tidak dapat masuk kedalam jaringan tubuh akibatnya
glukosa darah meningkat. (Dalimarta, 2007).
Pemberian minuman berkarbonasi dengan dosis 0,6 ml/29 g BB selama 14
hari menyebabkan penurunan berat badan mencit. Penurunan berat badan mencit
setelah pemberian minuman berkarbonasi Big Cola rasa stroberi dengan dosis 0,6
ml/29 g BB sebanyak 1 kali, 2 kali, 3 kali per hari berturut-turut sebesar 1,74 g,
2,65 g, 5,6 g. Hal tersebut disebabkan karena kandungan gula yang terdapat dalam
minuman berkarbonasi Big cola rasa stroberi. Minuman berkarbonasi yang
terkandung gula didalamnya berupa cairan (air) dan apabila dikonsumsi secara
terus-menerus akan memberikan efek sebanding terhadap rasa kenyang seperti
9
asupan makanan ad libitum (Gibney, 2008). Volume yang cair dapat
meningkatkan distensi lambung dan kenyang dibandingkan dengan tidak minum.
Rasa kenyang tersebut mengurangi asupan energi pada makanan ( Pan, et al,
2013).
Selain gula, nilai gizi yang terdapat pada kemasan minuman berkarbonasi
rasa stroberi adalah asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik yang
digunakan oleh industri makanan sebagai bahan tambahan (aditif) karena
memiliki rasa yang menarik, digunakan sebagai pengawet, pencegah rusaknya
rasa, sebagai antioksidan, pengatur pH dan aman dikonsumsi (Cate dan Dunn,
1959 dalam Manfaati, 2011). Asam sitrat merupakan pengganti vitamin C dalam
minuman kemasan rasa buah (Murniramli, 2008). Asam sitrat dalam minuman
berkarbonasi digunakan sebagai antioksidan dan dapat menurunkan kadar glukosa
dalam darah dengan meningkatkan aktivitas kerja enzim. Selain itu diduga
antioksidan yang ada juga dapat memperbaiki kerusakan yang terdapat pada sel
beta pankreas sehingga dapat memproduksi kembali insulin yang diperlukan
tubuh ( Peng dan Kuo, 2003 dalam Setyoadi, 2014). Mekanismenya yaitu saat
kadar glukosa darah meningkat sekresi insulin oleh pankreas juga akan
meningkat. Peningkatan kadar insulin akan mempercepat masuknya glukosa dari
dalam darah ke dalam hati, otot dan sel lain, dimana glukosa tersebut sebagian
besar akan diubah menjadi glikogen sehingga kadar glukosa darah dalam tubuh
kembali ke nilai normal (Guyton, 2007 dalam Lestari, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian, pemberian minuman berkarbonasi Big Cola
rasa stroberi selama 14 hari dengan dosis tunggal 0,6 ml/ 29 g BB sampai tiga kali
sehari tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa darah mencit (Mus musculus)
galur Swiss Webster dan rata-rata kadar glukosa darah pada tiap kelompok
perlakuan masih dalam batas normal, tetapi dapat menurunkan berat badan
mencit. Jadi, minuman berkarbonasi merk Big Cola rasa stroberi masih aman
dikonsumsi.
10
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
pemberian minuman berkarbonasi merk Big Cola rasa stroberi dengan dosis 0,6
ml/29 BB mencit selama 14 hari tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa darah
mencit (Mus musculus).
Saran
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dalam pemberian dosis minuman
lebih bervariasi dan menggunakan sampel minuman selain merk Big Cola. Waktu
yang digunakan harus lebih lama agar pengaruh minuman ringan berkarbonasi
tersebut dapat diketahui.
11
Daftar Pustaka
Anindita, Reza, Tri Retnaningsih, Soeprobowati, Nanik Heru Suprapti. 2012.
Potensi Teh Hijau (Camelia sinensi L.) Dalam Perbaikan Fungsi Hepar
pada Mencit yang Diinduksi Monosodium Glutamat (MSG). Buletin
Anatomi dan Fisiologi, Vol. 20. No. 2.
Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi 1 Edisi Kedelapan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Dalimartha, Setiawan. 2007. Tanaman Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes
Mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya.
Febri, K. D Ayu Bulan & Zulfito Marendra. 2009. Menu Sehat & Permainan
Kreatif untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Gagas Media.
Fitrianingsih, Sri Peni dan Leni Purwanti. 2012. Uji Efek Hipoglikemik Air Kulit
Buah Pisang Ambon Putih (Musa (AAA Group) ) Terhadap mencit Model
Hiperglikemik Galur Swiss Webster. Prosiding SnaPP2012: Sains,
Teknologi, dan Kesehatan.
Gibney, Michael J, Barrie M.M, John M.K & Lenore Arab. 2008. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. 2014. Transformasi Data. Tersedia: http://statistikian.blogspot.com/2
013/01/transformasi-data.html. Diakses 25 April 2014. Pukul 11.30 WIB.
Lestari, Dita D, Diana, Purwanto & Stefana H. M. Kaligis. 2013. Gambaran
Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas
Kedokteran Universitas Samratulangi dengan Indeks Masa Tubuh 18,5-
22,9 kg/m2
. Jurnal e-Biomedik (eBM). Vol 1,No 2.
Manfaati, Rintis. 2011. Pengaruh Komposisi Media Fermentasi Terhadap
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger. Jurnal Fluida. Vol. VII, No.
1. 23-27.
Malik S Vasanti, Matthias B Schulze, & Frank B Hu. 2006. Intake of Sugar-
Sweetened Beverages and Weigh Gain: A Systematic Review. The
American Journal of Clinical Nutrition. Vol. 84 No. 2 274-288.
Marks, Dawn B. 2003. Biokimia Kedokteran Dasar. Penerjemah: Brahm U.
Jakarta: EGC.
Muchtadi, Deddy. 2011. Karbohidrat Pangan dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
12
Murniramli. 2008. Praktikum Sederhana tentang Apel. http://murniramli.wordpre
ss.com/2008/12/14/praktikum-sederhana-tentang-apel/. Diakses pada 4
Mei 2014. Pukul 18.50 WIB.
Ngatidjan. 1991. Petunjuk Laboratorium: Metode Laboratorium Dalam Toksilogi.
Yogya: PAU Bioteknologi UGM.
PanA, VS Malik, T Hao, WC Willett, D Mozaffarian, & FB Hu. 2013. Changes in
Water and Beverage Intake and Long-term Weight Changes: Result from
Three Prospective Cohort Studies. International Journal of Obesity 37:
1378-1385.
Putri, Gustia Martha. 2012. Porsi Garam dan Gula Yang Harus dikonsumsi Tiap
Hari. Tersedia: http://health.okezone.com/read/2012/07/06/486/659966/po
rsi-garam-gula-yang-harus-dikonsumsi-tiap-hari. Diakses 16 Maret 2013.
Pridayanti, Yunita. 2013. Pengaruh Minuman Ringan Kemasan Gelas Terhadap
Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus). Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rara. 2008. Minuman Ringan: Kenikmatan Membawa Sengsara.
www.depkes.go.id. Diakses 24 Desember 2012. Pukul 21.00 WIB.
Rischa, Jean. 2010. Pengaruh Pemberian Teh Hitam (Camelia sinensis) terhadap
Gambaran Histopatologi Ginjal Mencit. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Setyoadi, Yulian Wiji U, Leli Yuliatun, & Lowita F S. 2014. Jus Brokoli
Menurunkan Kadar Low Density Lipoprotein Darah pada Tikus Model
Diabetes Melitus. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. 28, No 1: 26.
Wismaji, Ginanjar. 2012. Pengaruh Jus Daun Binahong
(Andredera cardifolia (Ten) Steenis) terhadap Kadar Kreatinin Darah
Mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Skipsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Zentimer, Suyetmi. 2007. Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat dan Lama
Penyimpanan terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Anona
muricata L) Berkarbonasi. Skripsi. Surakarta: Universitas Sumatra Utara.