PENGARUH METODE READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN …repository.iainbengkulu.ac.id/2655/1/MASTER PINA...
Transcript of PENGARUH METODE READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN …repository.iainbengkulu.ac.id/2655/1/MASTER PINA...
PENGARUH METODE READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III DI MIN 1 MUKOMUKO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri
Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
PINA SANTIKA NIM. 1416242826
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2019
MOTTO
ا ٱلعس فإن مع ا ٱلعس مع إن ٥يس ٦يس“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S: Al-Insyirah : 5-6)
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tua ku ayahanda tercinta Baharudin dan ibunda ku Jainawati
tercinta yang tak pernah lelah membesarkanku dengan penuh kasih sayang,
serta selalu memberi dukungan, perjuangan, motivasi dan pengorbanan dalam
hidup ini. Terimakasih ayah, ibu yg selalu menasehatiku untuk menjadi lebih
baik dan selalu mendo’akanku..
Untuk kakak-kakakku (Hariyandi dan Dadang irawan) dan Adik- adikku (Defri
sanjaya, Serli septiana dan Reo sahwadi) yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan selalu mengisi hari-hariku dengan canda tawa dan kasih
sayangnya. Terima kasih buat Kakak dan Adik-adikku.
Sahabat-sahabat karibku, Wanti ziarti, Dea luvita, Peti harianti, Lia khasanah,
Renni anggraini, yeli juliafitri, fitri puspitasari, Okta pratiwi, Eka dian apriliani,
Lola jufa eka putri, Alnola dwisdara dan Erpi yuniarti.
Keluarga besarku yg selalu berdo’a untuk kesuksesanku.
Segenap dosen IAIN Bengkulu yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan
arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
ABSTRAK
Pina Santika, NIM. 1416242826, Judul Skripsi: Pengaruh Metode Reading Aloud
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
III di MIN 1 Mukomuko. Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas
Tarbiyah Dan Tadris, IAIN Bengkulu, Pembimbing 1 : Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd
Pembimbing 2 : Fatrica Syafri, M.Pd.I
Kata Kunci : Penerapan Metode Reading Aloud, Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Penelitian di latar belakangi masih rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia
Kelas III di MIN 1 Mukomuko. Rumusan masalah dalam penelitian adalah seberapa
besar pengaruh penerapan model pembelajaran reading aloud dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III MIN 1 Mukomuko. Hal ini diduga
dikarenakan guru belum banyak menggunakan metode dalam pembelajaran. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan metode pembelajaran
reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III
MIN 1 Mukomuko. Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai
hasil dari kegiatan belajar, reading aloud adalah membaca suatu teks dengan keras
ternyata dapat membantu siswa memfokuskan perhatian secara mental,
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Metode tersebut
mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang
kohesif
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
quasi eksperimen design dengan pendekatan nonequivalent group posttes only
design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Sampel penelitian adalah kelas IIIA yang berjumlah 30 siswa sebagai
kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan kelas
III B berjumlah 28 siswa untuk kelas eksperimen menggunakan metode reading
aloud.
Berdasarkan hasil uji one sampel T Test didapatkan nilai Sig. (2-tailed) =
0,00 < 0,05. Ini berarti nilai Sig. (2-tailed lebih besar dari 0,05 berarti hipotesis Ho
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian thitung > ttabel (8,141 > 2,005) yang
berarti (Ho) dalam penelitian ini ditolak dan hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian
ini diterima. Hal ini berarti terdapat peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas III di MIN 1 Mukomuko. Dengan demikian penerapan
metode reading aloud tersebut telah peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas III di MIN 1 Mukomuko
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan Judul “Pengaruh Metode Reading Aloud dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III di MIN 1
Mukomuko”. Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW. Penulis
menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari apa adanya bimbingan, motivasi, dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menghanturkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M. M.Ag., M.H, selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memfasilitasi penulis untuk menimba ilmu
selama di IAIN Bengkulu.
2. Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN
Bengkulu dan Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi dan dorongan
demi keberhasilan penulis.
3. Fatrica Syafri, M.Pd.I selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis
dan selalu memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
4. Ketua dan Seluruh staf perpustakaan IAIN Bengkulu yang telah memberikan
fasilitas dalam pembuatan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah, staff dan dewan guru MIN 1 Mukomuko yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumunya.
Bengkulu, Januari 2019
Penulis,
Pina Santika
NIM. 1416242826
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING .................................................................................. ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
MOTO ............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
SURAT PERYATAAN .................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6
D. Rumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ............................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................... 9
1. Konsep Hasil Belajar .......................................................... 9
2. Konsep Bahasa Indonesia ................................................... 17
3. Metode Pembelajaran Reading Alaoud .............................. 21
B. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................... 31
C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 36
D. Hipotesis ................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 39
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 40
D. Populasi dan Sampel ................................................................. 40
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 41
F. Uji Validitas dan Reabilitas Butir soal ..................................... 41
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian .................................................... 52
B. Penyajian Data dan Analisa Data .............................................. 55
C. Pembahasan ............................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 71
B. Saran .......................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel 2.1 Matrik Persamaan dan Perbedaan Penelitian yan relevan 36
2. Tabel 3.1 Sampel Penelitian ............................................................ 41
3. Tabel 3.2 Uji Validitas Uji Soal ...................................................... 45
4. Tabel 3.3 Koefesien Alfa ................................................................ 47
5. Tabel 3.4 Reabilitas Soal Tes Valid ................................................ 47
6. Tabel 4.1 Data Sarana Prasarana ..................................................... 54
7. Tabel 4.2 Data Guru ........................................................................ 55
8. Tabel 4.3 Data Siswa ...................................................................... 55
9. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Postest Kelas Eksperimen ................ 57
10. Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen ............................ 58
11. Tabel 4.6 Frekunesi Postes Eksperimen ......................................... 59
12. Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Postes Kelas Kontrol ........................ 60
13. Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Postest Kontrol ................................ 61
14. Tabel 4.9 Frekuensi Postest Kelas Kontrol ..................................... 62
15. Tabel 4.10 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kontrol ............ 64
16. Tabel 4.11 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontrol .......... 65
17. Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Hasil Belajar .................................. 66
18. Tabel 4.13 One Sampel T Test (Uji T) ........................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka
mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif.
Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik
dan gaya mengajar guru.1
Melvin L. Silberman mengatakan Strategi membaca dengan keras
(reading aloud) yaitu membaca suatu teks dengan keras ternyata dapat
membantu siswa memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai
efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohensif.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kualitas keterampilan
berbahasa siswa baik secara aktif (berbicara dan menulis) maupun secara
reseptif (menyimak dan membaca) sangat tergantung dengan kualitas dan
kuantitas kosa kata Bahasa Indonesia yang milikinya.2 Penguasaan kosa kata
pada usia sekolah sangatlah penting dan merupakan dasar untuk penguasaan
kosa kata pada usia selanjutnya. Penguasaan kosa kata adalah agar siswa
mampu memahami kata atau istilah dan mampu menggunakannya dalam tindak
berbahasa baik, itu menyimak, berbicara, membaca maupun menulis. Untuk
1Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. Konsep Srategi Pembelajaran. (Bandung: Refika
Aditama, 2009), h. 41. 2Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosa Kata, (Bandung: Angkasa, 2011), h.2
1
2
itulah, pengembangan kosa kata siswa perlu diperhatikan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Salah satu problematika yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia
kini adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta
didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Proses
pembelajaran di kelas kebanyakan diarahkan pada kemampuan peserta didik
untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari.
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa
yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin
ketat dengan bangsa lain didunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut
dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Pendidikan
yang bermutu akan menghasilkan output yang berkualitas begitu juga
sebaliknya. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu usaha manusia untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat dari lembaga formal dan
nonformal.3 Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya
peradaban suatu masyarakat atau bangsa, di dalamnya terjadi atau berlangsung
3 Huriah Rachman, Pengembangan Proses Pendidikan IPS (Bandung:Alfabeta, 2014), h.
55.
3
suatu proses pendidikan. Sebagaimana berdasarkan firman Allah SWT dalam
Alqur’an sebagai berikut:
ٱدع ٱلسنة ٱلموعظة و ٱلكمة إل سبيل رب ك ب ه ٱلت وجدلهم بعلم بمن ضل عن سبيله
حسن إن ربك هو أ
ۦأ علم ب
١٢٥ ٱلمهتدين وهو أ
Artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S An
Nahl: 125)4
Ayat di atas menjelaskan bahwa dalam melaksanakan suatu proses
pembelajaran harus diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran, karena
perencanaan mempunyai fungsi penting agar pembelajaran menjadi lebih
terarah. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, banyak aspek yang harus
dipertimbangkan oleh guru agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan dapat meraih tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam
proses belajar mengajar kita sebagai seorang pendidik haruslah menyampaikan
pendidikan yang baik dengan berbagai macam model dan metode pembelajaran
agar peserta didik dapat memahami pembelajaran dengan baik sesuai dengan
apa yang mereka lihat dan mereka dengarkan karena yang paling mudah dingat
oleh peserta didik adalah apa yang pernah mereka alami.
Namun kenyataannya hingga saat ini masih terdapat berbagai
kelemahan dan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesa, yang mengakibatkan hasil belajar siswapun masih kurang maksimal.
4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung: Sygma, 2009), h.267.
4
Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan masih didominasi oleh
guru sehingga membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Suasana
yang mestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah bagaimana siswa
yang belajar benar-benar berperan aktif dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran konvensional yang diterapkan cenderung menuntut siswa pada
kekuatan ingatan dan hafalan kejadian-kejadian serta nama-nama tokoh, tanpa
mengembangkan wawasan berpikir dan penyelesaian masalah yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih aktif. Sehingga membuat
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.5 Selain itu,
pembelajaran yang kurang variatif ini menyebabkan siswa menjadi kurang
tertarik untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan siswa tidak bisa
digali secara optimal.
Sangatlah penting bagi para pendidik untuk memahami karakteristik
siswa dan metodelogi pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik terutama berkaitan dengan pemilihan model-model
pembelajaran yang modern. Dengan demikian proses pembelajaran akan
variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan
dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu model
pembelajaran Reading Aloud dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar
pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.
“Hisyam Zaini dalam bukunya strategi pembelajaran aktif
menyebutkan empat puluh empat medel strategi pembelajaran aktif
5 Irwan Satria, Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, h. 109.
5
yang dapat digunakan oleh pendidik. Salah satu strategi yang
mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah
strategi reading aloud (membaca keras), dimana peserta didik terlibat
langsung secara aktif dan dapat membantu siswa dalam berkonsentrasi,
mengajukan dan menjawab pertanyaan serta menggugah diskusi.”6
Melalui model pembelajaran reading aloud ini, dapat membantu
merangsang keaktifan proses belajar mengajar dan memungkinkan siswa dapat
meraih keberhasilan dalam belajar.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, persoalan siswa
kelas III di MIN 1 Mukomuko ini masih kurangnya pemahaman siswa terhadap
kosa kata, penguasaan kosa kata yang tidak memadai, membuat situasi siswa
kurang terampil dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini di duga
berdampak terhadap hasil belajar siswa yang masih rendah, kurangnya
penerapan Bahasa Indonesia pada saat pembelajaran, sehingga mengakbiatkan
siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran dikarenakan masih
kentalnya pengaruh bahasa daerah, sehingga membuat aktivitas belajar siswa
menjadi kurang optimal. Guru sebagai pengajar dalam proses belajar dari
temuan awal peneliti di MIN 2 Mukomuko guru bahasa Indonesia masih kurang
menerapkan metode pembelajaran proses dengan menekankan hafalan konsep,
sehingga menjadikan siswa kurang respontif dan pembelajaran masih di
dominasi oleh guru saja. 7
Untuk itu, perlu dilakukan penelitian Pembelajaran Bahasa yang
memerlukan suatu metode pembelajaran yang tepat sebagai upaya kongkrit
dalam aplikasi pembelajaran di kelas.
6 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta:Bumi Aksara, 2014), h. 248. 7 Hasil observasi awal dan Wawancara dengan Guru kelas III MIN 1 Mukomuko
6
Dari uraian diatas agar hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dapat
meningkat, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan
judul “Penerapan Metode Reading Aloud Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III di MIN 1
Mukomuko”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalahnya, yaitu:
1. Siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Proses pembelajaran lebih menenkankan kepada menghafal konsep.
3. Guru masih mendominasi proses pembelajaran (teacher center learning).
4. Keriteria ketuntasan mengajar (KKM) pembelajaran Bahasa Indonesia di
MIN 1 Mukomuko 70.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dibatasi pokok
permasalahan dalam penelitian ini pada penggunaan model pembelajaran
Reading Alod dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
III MIN 1 Mukomuko.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: agaimana efektivitas penerapan model pembelajaran
7
reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
III MIN 1 Mukomuko?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan
model pembelajaran reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas III MIN 1 Mukomuko.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat teoritis
a. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan guru
dalam penerapan dan penyajian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Menambah wawasan tentang bagaimana mengaplikasikan model
pembelajaran reading alaud dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indoneisa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk menggunakan
model pembelajaran Reading Alaud dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Bagi siswa
8
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
Reading Alaud
c. Bagi Penulis
Peneliti mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Reading Alaud.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam Proposal ini antara lain :
Bab I: Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II: Landasan teori berisi tentang kajian teori terdiri dari model
pembelajaran, model pembelajaran reading alaud, hasil belajar, Bhasa
Indonesia, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
Bab III: Metodologi penelitian berisi tentang jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur
tindakan, teknik analisis data, serta indikator keberhasilan.
Bab IV: Hasil penelitian yaitu membahas tentang penerapan model
pembelajaran Reading Alaud untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III MIN 1 Mukomuko.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
BAB II
9
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konsep Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan yang dikendaki dapat diketahui melalui evaluasi.8
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa diatas bahwa hasil
belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya
pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu guru
harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat
8 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana,
2006), h. 5.
9
10
dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil
belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaan
sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang
dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar.9
Selain itu dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat
dijadikan feedbaack atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa
tidak saja diukur dari tingkat pengusaan ilmu pengetahuan, tetapi juga
sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa.10
b. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Untuk lebih
jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Aspek Kognitif
Sebagaimana diungkapkan oleh Bloom Hasil belajar kognitif
yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan ingatan, kemampuan
berpikir atau intelektual. Pada kategori ini hasil belajar ranah
9 Sri Anitah W, Dkk, Strategi Pembelajaran di SD (Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2013), h. 2.19. 10Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2013), h.15.
11
kognitif ini meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi dan kreativitas.11
a) Hasil belajar pengetahuan meliputi kemampuan berupa ingatan
terhadap sesuatu yang telah dipelajari. Sesuatu yang dapat
diingat berupa fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, toeri, prinsip
dan metode.
b) Pemahaman yaitu kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang telah dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini
adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa,
atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa
yang ia baca, yang dilihat, dialami, atau yang ia rasakan berupa
hasil penelitian atau observasi secara langsung yang ia lakukan.
c) Penerapan yaitu kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang dipelajari dalam suatu situasi tertentu baik
dalam situasi nyata maupun dalam situasi tiruan. Kemampuan
memberi contoh masuk dalam kategori hasil belajar jenis ini.
d) Hasil belajar analisis, yaitu kemampuan untuk memecah suatu
kesatuan entitas tertentu sehingga menjadi jelas unsur-unsur
pembentuk kesatuan suatu entitas.
11 Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik: Terori Praktik dan Penilaian
(Bandung: Alfabeta, 2014), h.10.
12
e) Hasil belajar jenis sintesis yaitu kemampuan untuk membuat
intisari, membentuk suatu pola tertentu berdasarkan pada
elemen-elemen yang berbeda sehingga membentuk suatu
kesatuan tertentu yang bermakna.
f) Kemampuan evaluasi yaitu kemampuan untuk memberikan
pendapat atau menentukan baik dan tidak baik sessuatu dengan
menggunakan suatu kriteria tertentu. Kemampuan evaluasi akan
terbentuk setelah kemampuan ranah kognitif yang lainnya telah
ada.
g) Kreativitas adalah kemampuan untuk mengkreasi atau mencipta
yaitu kemampuan yang dipandang paling sulit atau tinggi
dibanding kemampuan kignitif lainnya.12
2) Aspek Afektif
Hasil belajar ranah afektif yaitu merujuk pada hasil belajar
yang berupa kepekaan rasa atau emosi. Ranah afektif adalah ranah
yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.13 Tipe hasil
belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
seperti perhatiannya terhadap pelajaran disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru, dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan
12Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik: Terori Praktik dan Penilaian, h. 10. 13 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah, h. 10.
13
hubungan sosial.14 Jenis hasil belajar ranah ini terdiri dari lima jenis
tahapan, yakni meliputi:
a) Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang
dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut,
seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
Kesediaan itu dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu, seperti
memandangi gambar yang dibuat dipapan tulis atau
mendengarkan jawaban teman sekelas atau pertanyaan guru.
Namun perhatian itu masih pasif.
b) Partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan
secara aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan. Kesediaan
tersebut dinyatakan dalam memberikan suatu refleksi terhadap
rangsangan yang disajikan, seperti membacakan dengan suara
nyaring bacaan yang ditunjuk atau menunjukkan minat dengan
membawa pulang buku bacaan yang ditawarkan.
c) Penilaian dan penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan dan memebawa diri
sesuai dengan penilaian tersebut.
d) Organisasi, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara
aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 30.
14
e) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai-nilai kehidupan dan membentuknya menjadi
pola nilai kehidupan pribadi.15
3) Aspek Psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tetentu yang bersifat
manual atau motorik. Sebagaimana domain ini mempunyai
tingkatan dari urtan yang paling sederhana ke yang paling kompleks,
yaitu persepsi, kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme,
respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan organisasi.16
Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil
belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-
kecenderungan berperilaku).17
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal
maupun faktor eksternal.18
15 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h.
43-44. 16 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, h. 45. 17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 31. 18 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, h. 12.
15
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi kecakapan, minat, bakat, usaha,
motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan
siswa. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang harus
ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang dilakukannya
merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan
seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu
materi yang dipelajari siswa. Minat, motivasi dan perhatian siswa
dapat dikondisikan oleh guru. Setiap individu memiliki kecakapan
yang berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan
berdasarkan kecepatan belajar yakni sangat cepat, sedang dan
lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa
berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses
pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, atau
harus dibantu dengan alat/media.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang memengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar),
lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah,
guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman sekolah. Guru merupakan
16
faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar,
sebab guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam
profesi guru.19.
d. Batas minimal prestasi belajar
Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu
berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa
alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah
mengikuti prose belajar-mengajar. Diantara norma-norma pengukuran
tersebut ialah:
1) Norma skala angka dari 0 sampai 10.
2) Norma skala angka dari 10 sampai 100.
Angka terendah yang dinyatakan kelulusan/keberhasilan belajar
skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55
sapai 60. Alhasil pada prinsipnya jika seorang siswa dapat
menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari
setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia telah di anggap memenuhi
target minimal keberhasilan belajar. Namun demikian, kiranya perlu
dipertimbangkan oleh guru-guru sekolah penetapan yang lebih tinggi
misalnya (65 atau 70) untuk pelajaran-pelajaran inti. Pelajaran inti
meliputi bahasa dan matematika karena dua bidang studi ini kunci
penentu pengetahuan-pengetahuanlain nya. Perlu ditambahkan bahwa
19 Sri Anitah W, Dkk., Strategi Pembelajaran di SD, h. 2.7.
17
simbol nilai angka yang berskala antara 0 sampai 4 dipakai diperguruan
tinggi.20
2. Konsep Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia.
Dalam berbagai macam situasi, Bahasa dapat dimanfaatkan untuk
menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar atau penulis
kepada pembaca.21
Mayarakat tidak akan berjalan tanpa komunikasi. komunikasi dalam
hal ini dengan “mempergunakan Bahasa”, adalah alat vital bagi manusia.
Menggunakan Bahasa berarti mengirimkan lambang-lambang dari
pembicara menuju kepada pendengar. Karakteristik Bahasa dapat
dinyatakan sebagai sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh
sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat di kaidahkan.
Bahasa juga bersifat sistematis karena tersusun menurut suatu pola
tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Oleh karena itu,
lazim disebut Bahasa itu bersifat unik meskipun juga bersifat universal.
Unik artinya memiliki ciri atau sifat khas yang tidak dimiliki bahasa lain
dan universal berarti memiliki ciri yang sama yang ada pada semua
bahasa.
20Muhibbin Syah, Psikologo Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm 153 21Dewi Kusumaningsih, Dkk. Terampil Berbahasa Indonesia, h. 5
18
Sistem dalam lambang Bahasa berupa lambang-lambang dalam
bentuk bunyi. Setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang
disebut makna atau konsep. Lambang bunyi Bahasa bersifat arbriter,
artinya hubungan antara lambang dengan yang diperlambangkan tidak
bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang
tersebut mengonsepsi makna tertentu.22
Mata pelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tulisan, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa resmi dan bahasa
peraturan bangsa Indonesia.
b. Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Setiap Bahasa memiliki fungsi khusus. Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional mempunyai fungsi khusus yang sesuai dengan
kepentingan Bangsa Indonesia. Adapun fungsi dari Bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut:
1) Alat untuk menjalankan Negara. Fungsi ini terlihat surat-surat resmi,
surat keputusan, peraturan dan perundang-undangan pidato dan
pertemuan resmi.
2) Alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya
dan bahasa yang berbeda-beda.
22Dewi Kusumaningsih, Dkk. Terampil Berbahasa indonesia, h. 14
19
3) Wadah penampung kehidupan.23
Jadi menurut penulis, dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia
sangatlah penting untuk dipelajari oleh anak-anak mulai dari jenjang
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Bahasa juga merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi dalam
pembelajaran.
c. Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), standar isi
Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: ”Pembelajaran Bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap
hasil karya kesastraan manusia Indonesia.”24
Tujuan pelajaran Bahasa Indonesia di SD antara lain agar siswa
mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun tujuan
khusus pengajaran Bahasa Indonesia, antara lain:
1) Siswa memiliki kegemaran membaca.
2) Meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian.
23Santosa, Dkk, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009), h. 16. 24Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, h. 245.
20
3) Mempertajam kepekaan, perasaan, dan memperluas wawasan
kehidupannya.
4) Melatih keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menilis
yang masing-masing erat hubungannya.25
Berdasarkan uraian tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di atas,
maka dapat dipahami bahwa pembelajaran Bahasa indonesia adalah
upaya untuk memberikan kemampuan kepada siswa agar dapat
berkomunikasi dengan baik serta dapat menghargai karya sastra sebagai
khazanah budaya bangsa.
d. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:
1) Mendengarkan. Memahami wacana lisan berbentuk perintah,
penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai
peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng,
puisi, cerita, drama, pantun, dan cerita rakyat.
2) Berbicara. Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, teur sapa,
percakapan sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi,
pidato, deskripsi peristiwa dan benda disekitar, memberi petunjuk,
deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku
25Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, h. 245.
21
dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun,
drama, dan puisi.
3) Membaca. Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami
wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra
untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita dan
drama.
4) Menulis. Melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk
karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir,
teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra
untuk anak berbentuk cerita, puisi dan pantun.26
3. Model Pembelajaran Reading Aloud
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam
rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif
maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan
gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru.27
Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah
direncanakan sedemikian rupa untuk menyusun kurikulum, mengatur
materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.
26Tim Pustaka Yustisia, Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2013, h. 69. 27Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. Konsep Srategi Pembelajaran. (Bandung: Refika
Aditama, 2009), h. 41.
22
Dalam penerapannya model pembelajaran ini harus sesuai dengan
kebutuhan siswa.28
b. Model Pembelajaran Reading Alound
1) Pengertian membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi
dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol
yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2
cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang
didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat
membaca cerita fiksi atau humor.
Pengertian tentang membaca yang ada sampai dengan
sekarang sangat banyak jumlahnya diantaranya adalah sebagai
berikut:
Sedangkan menurut Klein, Dkk. Definisi membaca
mencakup:
a) Membaca merupakan suatu proses. Yang dimaksud adalah
informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca
mempunyai peranan utama dalam membentuk makna.
b) Membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan
berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks
dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.
28Isjoni. Cooperatif Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 50.
23
c) Membaca adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks
tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu
teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin
dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami
sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. 29
2) Manfaat membaca
Burn dkk, mengemukakan bahwa kemampuaan membaca
merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar.
Namun anak-anak yang melihat yang tidak memahami pentingnya
membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar merupakan
usaha yang terus menerus dan anak –anak yang melihat tingginya
nili(value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat di
bandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan
dari kegiatan membaca.30
Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat
yang semakin komplek. Setiap aspek kehidupan melibatkan
kegiatan membaca.Seperti tanda-tanda jalan mengarahkan orang
yang bepergian sampai tujuannya, menginformasikan pengemudi
mengenai bahaya dijalan mengingatkan peraturan-peraturan lalu
lintas dan sebagainya.
Di samping itu kemampuaan membaca merupakan tuntutan
29 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h.2 30 Farida Rahim, Pengajaran membaca di Sekolah Dasar.......,h. 1
24
realitas klehidupan sehari-hari manusia. Membaca tetap memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-sehari karena tidak semua
informasi bisa di dapatkan dari media televisi dan radio.
3) Pengertian Reading Aloud
Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri
maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan
pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita
sendiri.31
Strategi reading aloud ini merupakan salah satu strategi
pembelajaran aktif . Sutrisno mengelompokkan strategi ini dalam
strategi pembelajaran untuk Mengaktifkan Individu beserta
beberapa strategi pembelajaran aktif lainnya.
Melvin L. Silberman mengatakan Strategi membaca
dengan keras (reading aloud) yaitu membaca suatu teks dengan
keras ternyata dapat membantu siswa memfokuskan perhatian
secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan
merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai efek pada
memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang
kohesif.32
4) Ukuran Suara keras dalam Reading Aloud
Dalam strategi Reading aloud (membaca keras) ini ada
31 Hernowo, Quantum Reading; Cara Cepat nan bermanfaat untuk merangsang Munculnya
Potensi Membaca, (Bandung: Mizan Learning Center, 2005), h. 162 32 Melvin L. Silberman, Active Learning; 101 cara Belajar Siswa Aktif... h. 152
25
batasan-batasan suara yang dianggap keras. Karena dalam
implementasinya strategi akan berjalan efektif jika suara keras
murid proporsional artinya sesuai dengan ukuran normal yaitu
membaca dengan suara keras yang bisa di dengar oleh semua siswa
dalam satu kelas
Untuk mengukur seberapa keras suara ideal dalam reading
aloud ini kita perlu tahu ukuran frekuensi suara tersebut. Suara atau
bunyi dalam ilmu fisika di ukur dengan ukuran frekuensi hertz (Hz).
Pendengaran manusia terbatas pada selang frekuensi nada
bunyi antara 20 Hz – 20000 Hz. Diluar frekuensi ini manusia tidak
akan mampu untuk mendengarnya. Bunyi di bawah 20 Hz disebut
dengan infrasonic sedang di atas 20000 Hz disebut ultrasonic.
Sedangkan untuk ukuran suara yang bisa didengar oleh
semua siswa dalam ruangan kelas yang berjumlah 25 orang yaitu
antara frekuensi suara 800 Hz- 1000 Hz.
5) Manfaat Reading Aloud
Para pakar pendidikan menyebutkan banyak sekali manfaat
dari membaca keras, diantaranya adalah:
Menurut Ellis dan Gruber membaca dengan bersuara
mengonstribusikan seluruh perkembangan anak adalam banyak
cara diantaranya sebagai berikut:33
(1) Memberi Siswa informasi baru
33 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar…., h. 122-123
26
(2) Mmembaca keras memberikan guru suatu cara yang cepat dan
valid untuk mengevaluasi kemajuan keterampilan membaca
yang utama dan untuk menemukan kebutuhan pengajaran yang
spesifik.
(3) Membaca keras memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk
pembaca dan bagi yang mendengar untuk meningkatkan
keterampilan menyimaknya.
(4) Membaca keras menyediakan suatu media dimana guru dengan
bimbingan yang bijaksana, bisa bekerja untuk meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri , terutama lagi dengan anak yang
pemalu
(5) Membaca keras memberikan contoh kepada siswa proses
membaca secara positif.
6) Prosedur Strategi Pembelajaran Reading aloud
Prosedur dari strategi ini adalah sebagai berikut:
(1) Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca
dengan keras, misalnya tentang manasik haji. Guru hendaknya
membatasi dengan suatu pilihan teks yang kurang dari 500 kata.
(2) Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat.
Guru memperjelas poin-poin kunci atau masalah-masalah
pokok yang dapat diangkat.
(3) Guru membagi bacaan teks itu dengan alinea-alinea atau
beberapa cara lainnya.
27
(4) Guru menyuruh sukarelawan-sukarelawan untuk membaca
keras bagian-bagian yang berbeda.
(5) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di
beberapa tempat untuk menekankan poin-poin tertentu,
kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan, atau
memberikan contoh- contoh. Guru dapat membuat diskusi-
diskusi singkat jika para peserta didik menunjukkan minat
dalam bagian tertentu.
(6) Kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada
dalam teks tersebut sebagai akhir dari proses pembelajaran.
7) Hal-hal yang harus di hindari waktu membaca keras
Rothlein dan Meinbach menyebutkan beberapa hal yang pelu
dihindari ketika membaca keras yaitu:
(1) Jangan membaca teks yang kemungkinan tidak disukai (tidak
menarik)
(2) Jangan teruskan membaca teks jika ternyata teks tersebut pilihan
yang salah
(3) Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama
membaca, dan diakusikan denga siswa pendapat dan
kesimpulan mereka
(4) Ciptakan pertanyaan terbukayang mengharuskan siswa
memusatkan perhatian pada bagian tertentu dari sebuah teks.34
34 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar…., h. 128
28
8) Langkah – langkah Pembelajaran Metode Reading Aloud
Langkah-langkah atau penggunaan prosedur metode reading
aloud dikemukakan sebagai berikut:35
(1) Persiapan.
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan
siswa untuk menerima pelajaran. Langkah persiapan
merupakan langkah penting. Keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran tergantung pada langkah persiapan. Beberapa
hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan diantaranya:
(a) Sesuaikan bacaan (dalam penelitian membaca teks kalimat
cerita pendek) dengan usia dan rentang perhatian anak.
Dapat dimulai dengan bacaan yang pendek, secara
bertahap ke yang lebih panjang.
(b) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang
negatif.
(c) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
(2) Penyajian (Presentation
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian
materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah
dilakukan. Adapun yang harus dipikirkan guru dalam
penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat
35 Desiptiani. Penerapan Model Reading Aloud Terhadap Materi Membaca Kelas 2 SDN
11 Kabupaten Kubu Raya. (Jurnal PGSD, Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 2010), h. 5
29
dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
langkah ini, diantaranya :
(a) Penggunaan bahasa,
(b) Intonasi suara,
(c) Menjaga kontak mata dengan siswa.
(3) Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan
materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-
hal yang lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap
keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang
dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan
makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk
memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya
maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan
berpikir dan kemampuan motorik siswa.
(4) Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan
siswa. Langkah ini merupakan langkah yang sangat
penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab
melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan
informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi
pelajaran oleh siswa.
30
Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini
diantaranya: dengan membuat tugas yang relevan dengan
materi yang telah disajikan, dengan memberikan tes yang
sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
Adapun prosedur penerapan model Reading Aloud
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:36
(a) Guru memilih materi teks bacaan sesuai dengan tema yang
akan diajarkan
(b) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi
yang akan diajarkan.
(c) Guru menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai di dalam pertemuan ini.
(d) Guru menampilkan gambar dan tulisan di papan tulis
yang menarik sesuai dengan tema pembelajaran.
(e) Guru meminta siswa mengikuti bacaan guru sesuai irama dan
intonasi kalimat yang dicontohkan guru.
(f) Guru membacakan kalimat dari teks yang tertulis di papan
tulis sesuai dengan irama dan intonasi kalimat, kemudian
siswa mengikuti bacaan guru dan menirukan intonasi guru.
(g) Siswa mengikuti bacaan guru, mulai secara klasikal
kemudian perkelompok.
36 Desiptiani. Penerapan Model Reading Aloud Terhadap Materi Membaca Kelas 2 SDN
11 Kabupaten Kubu Raya. h. 6
31
(h) Setelah semua siswa membacakan kalimat di dalam teks
dengan lancar dan intonasi yang benar baru guru
menghentikan latihannya.
(i) Guru menjelaskan isi teks bacaan sambil bertanya jawab
dengan siswa
Belajar bahasa secara tegas juga di sampaikan dalam Al-Qur’an Az
Zukhruf : 3 yang berbunyi sebagai berikut:
٣إنا جعلنه قرءنا عربي ا لعلكم تعقلون Artinya :
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya).
Mempelajari bahasa sangatlah penting Pada zaman rasullulah banyak
sahabat yang mempelajari bahasa asing. Abazhah menceritakan salah seorang
sahabat nabi Zaid Ibn Tsabit yang diketahui cerdas,tajam akal, peka dan kuat
daya hafal. Ketika itu banyak surat yang datang kepada Rasullulah akan tetapi
beliau tidak ingin semua orang dapat membaca surat yang berbahasa Ibrani
tersebut.37
37 Nizar Abazhah. Ketika Nabi di Kota. (Jakarta: Penerbit Zaman, 2009) dalam
https://www.kompasiana.com/luthfyfds/576e04be559773a8045600a4/keutamaan-mempelajari-
bahasa-asing-bagi-seorang-muslim
32
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitan terhadap topik ini sudah dilakukan oleh beberapa peneliti,
antara lain:
1. Rian Arif Hernawan, (Skripsi; 2012) Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penerapan Model Reading Aloud Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pada Siswa Kelas V SDN Cakraningratan No. 32 Kecamatan
Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Cakraningratan
No. 32 Kecamatan Laweyan Surakarta.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus. Dari
hasil tindakan siklus I sampai siklus II terjadi peningkatan kemampuan
membaca pada diri siswa. Metode pengumpulan data digunakan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis data interaktif.
Berdasarkan penerapan model reading aloud dapat disimpulkan
kemampuan membaca siswa meningkat. Hal ini terlihat dari hasil
evaluasi yang digunakan peneliti untuk meningkatkan kemampuan
membaca siswa.
Pada siklus I dari 30 siswa yang hadir terdapat 66,67 % atau 20
siswa yang mendapat nilai ≥ 62, sebagai KKM. Pada siklus II dari 31
siswa yang hadir terdapat 87,10 % atau 27 siswa yang mendapat nilai ≥
33
70, sebagai KKM, hal ini menyatakan ada peningkatan sebanyak 20, 43 %
dari siklus I. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan
model reading aloud dapat meningkatkan kemampuan membaca pada
siswa kelas V SD Negeri Cakraningratan No. 32 Kecamatan
Laweyan Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Zumrotul Fatmah, (Skripsi ; 2013/2014) Implementasi Strategi Reading
Aloud terhadap hasil membaca santri kelas I’dady di Pondok Pesantren Al-
Luqmaniyyah Umbulharjo Yogyakarta Tahun Ajaran. Skripsi. Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis
diskriptif kualitatif yaitu suatu metode untuk menggambarkan data yang
telah terkumpul secara jelas dan terperinci sebagaimana adanya serta
metode analisis kuantitatif untuk menganalisa hasil tes santri dalam
membaca teks Arab. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan
Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan sumber datanya para santri dan
guru kelas I’dady.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Proses pembelajaran Al-
Mabadi’u Al-Fiqhiyyah di kelas I’dady Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah
berjalan cukup baik dengan metode yang bervariatif seperti metode
bandongan, ceramah, sorogan santri berperan aktif dalam pembelajaran
selain itu terbukti dengan menggunakan strategi Reading Aloud pada
kemampuan membaca teks bahasa Arab dapat membantu peserta didik
34
memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan, dan merangasang diskusi. (2) Kendala yang dihadapi santri
dalam membaca teks bahasa Arab (a) belum terbiasanya santri dalam
membaca kitab kosongan/tanpa harokat (b) bervariasinya latar belakang
santri dan kemampuan santri (c) Keterbatasan ruang dan waktu.
3. Umi Hanik, (Skripsi ; 2014) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, IAIN
Walisongo Semarang, 2014. Efektifitas Penerapan Metode Reading Aloud
dan Metode Flash Card terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Materi Pokok Menghafal Arti Surah
An-Nasr dan Al-Kaustar Kelas IV MI SilahulUlumTrangkil Pati Tahun
Ajaran 2013/2014.
Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan penelitian eksperimen.
Subyek penelitian ada 60 peserta didik, yang terbagi menjadi dua
kelompok.Kelompok pertama (eksperimen) peserta didik yang
pembelajarannya menggunakan metode reading aloud dan flash card
sedangkan kelompok kedua (kontrol) menggunakan pembelajaran
konvensional. Pengumpulan data menggunakan data tes untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode reading aloud dan
flash card, sedangkan data observasi dan data dokumentasi untuk
pengumpulan data pendukung lainnya. Pengujian hipotesis penelitian ini
menggunakan uji t, yang dilakukan untuk membandingkan hasil pre-test dan
post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
35
Sedangkan hasil t-test, dihasilkan bahwa thitung=5,42
Sedangkan ttabel = 1,67 dengan taraf nyata 5% karena thitung< ttabelmaka
data tersebut dinyatakan signifikan. Sedangkan hasil perhitungan analisis
keefektifan menunjukkan bahwa metode reading aloud dan flash card lebih
efektif daripada metode konvensional. Rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen 79,86 yang mempunyai kriteria efektif dibandingkan kelas
kontrol yang menggunakan metode konvensional 67,93 yang mempunyai
kriteria cukup efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran dengan penerapan metode reading aloud dan flash card
berpengaruh terhadap efektifitas hasil belajar peserta didik.
Matrik
Perasamaan dan Perbedaan Penelitan yang Relavan
No Nama Judul Persamaan Perbedaan
1 Rian Arif
Hermawan
Penerapan Model
Reading Aloud
Untuk Meningkatkan
Kemampuan
Membaca Pada
Siswa Kelas V SDN
Cakraningratan No.
32 Kecamatan
Laweyan Surakarta
Tahun Pelajaran
2011/2012
- Model
Reading
Aloud
- Materi
Bahasa
Indonesia
- Meningkan
kemampuan
membaca
- Metode
Penelitan
- Objek dan
Lokasi
Penelitan
2 Zumrotul
Fatimah
Implementasi
Strategi Reading
Aloud terhadap hasil
- Model
Reading
Aloud
- Meningkan
kemampuan
membaca
36
membaca santri kelas
I’dady di Pondok
Pesantren Al-
Luqmaniyyah
Umbulharjo
Yogyakarta Tahun
Ajaran 2013/2014
- Metode
Penelitan
- Objek dan
Lokasi
Penelitan
3 Umi Hanik Efektifitas Penerapan
Metode Reading
Aloud dan Metode
Flash Card terhadap
Peningkatan Hasil
Belajar Peserta Didik
pada Mata Pelajaran
Al-Qur’an Hadis
Materi Pokok
Menghafal Arti
Surah An-Nasr dan
Al-Kaustar Kelas IV
MI
SilahulUlumTrangkil
Pati Tahun Ajaran
2013/2014
- Model
Reading
Aloud
- Meningkatkan
hasil Belajar
- Metode
Flas Card
- Materi Ajar
- Metode
Penelitan
- Objek dan
Lokasi
Penelitan
C. Kerangka Berpikir
Penelitiann ini dilakukan untuk mengidentifikasi keterkaitan antara
penerapan metode reading aloud dalam meningkatkan hasil belaar. Secara
ringkas, konsep teori sebagaimana telah dijlaskan sebelumnya dapat
digambarkan pada skema di bawah ini:
37
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas dapat diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan
sementara mengenai suatu hal atau permasalahan yang harus dibuktikan
kebenarannya dengan menggunakan fakta, data atau informasi yang diperoleh
dari hasil penelitian yang valid dan reliabil dengan menggunakan cara yang
sudah ditentukan.38 Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha
: Terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan Metode
Rading Aloud dalam meningkatkan hasil belajar pada mata Bahasa
Indonesia Kelas III MIN 1 Mukomuko
Ho : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan
Metode Rading Aloud dalam meningkatkan hasil belajar pada mata
Bahasa Indonesia Kelas III MIN 1 Mukomuko
38 Saedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju,
2011), h. 108
Reading
Aloud
(X)
Hasil Belajar
(Y)
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Penelitian kuantittatif
merupakan penelitian yang bekerja dengan data dan angka mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan hasil
akhir berupa angka.39 Dengan pendekatan Quasi Eksperimental
Design.Wiersma mendefenisikan eksperimen sebagai suatu penelitian yang
sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel
experimental, sengaja dimanipulasi peneliti.40
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian yang
digunakan adalah nonequivalent group posttest only Design.41 nonequivalent
group posttest only Design ini hampir sama dengan two graoup posttest only
desain, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control
tidak dipilih secara random.42
Gambar 3.1
Nonequivalent Group Posttest Only Design
39 Suharsimi Arikunto, Presedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik (jakarta : Rineka
Cipta, 2010),h. 175 40 Emzir. Metodilogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakararta:
Rajagrafindo, 2015), h. 63 41 Jakni. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 74 42 Jakni. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan, h. 73
38
Nr1 X O1
NR2 O2
39
NR1 = Kelompok eksperimen tidak dipilih secara random/acak
NR2 = Kelompok control tidak dipilih secara random/ acak
X = Perlakuan / dengan metode rading aloud
O1 & O2 = posttest (kelompok eksperimen dan control setelah perlakuan).
Desain penelitian yang digunakan dengan melakukan postest kepada
siswa keas control sebagai nilai ukur, kemudian melakukan posttest untuk
mengetahui perubahan tingkat pemahaman siswa di kelas eksperiumen dengan
menggunakan media metode reading aloud dalam meningkatn hasil belajar.
Kemudian membandingkan hasil dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen, untuk membandingkan ada tidaknya perbedaan sebagai akibat dari
adanya perlakuan, yaitu penggunaan metode reading aloud terhadap hasil
belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesa kelas III di MIN 1 Mukomuko.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIN 1 Mukomuko, penulis memilih
penelitian ini karena penulis ingin mengetahui hasil belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia di kelas III di MIN 1 Mukomuko setelah dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode reading aloud.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MIN 1 Mukomuko Tahun
ajaran 2017/2018.
40
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.43
Menurut Jakni populasi adalah sekelompok manusia, binatang,
benda atau keadaan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai
subjek penelitan dan sumber daya yang diperlukan untuk memberikan suatu
jawaban dan disimpulkan akhir suatu penelitian.44
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa yang ada
di kelas III di MIN 1 Mukomuko yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah
58 orang.
2. Sampel
Sampel disebut juga dengan wakil atau bagian dari populasi. Sampel
adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi
sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki sampel.45 Sampel
merupakan jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
43 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 61 44 Jakni. Metodolologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. (Bangdung: Alfabeta,
2016), h. 76 45 Saedarmayanti dan Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung : Mandar Maju, 2011), h.
124
41
Teknik penentuan sampel ini dengan menggunakan purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti
apabila peneliti memiliki pertimbangan tertentu. Pemilihan kelas kelas IIIA
dan IIIB sebagai sampel penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa
kelas yang digunakan sebagai kelas sampel I memiliki kemampuan yang
hampir sama dengan kelas sampel II
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Keterangan
1 IIIA 30 Kelas Kontrol
2 IIIB 28 Kelas Eksperimen
Jumlah 58
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, meliputi:
1. Observasi (Terstruktur)
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan di mana tempatnya.46
Adapun yang diobservasi terstruktur yang akan peneliti laksanakan meliputi
peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui
penerapan metode reading aloud kelas III di MIN 1 Mukomuko.
Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk melihat langsung
fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan dan ikut serta dilapangan,
sehingga dapat menyaksikan hal-hal yang terjadi berkaitan dengan
46 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung:Alfabeta, 2015), h. 205
42
penelitian ini. Perencanaan obsevasi dilakukan secara terprogram yaitu
judul pelaksanaan telah ditentukan.47
2. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.48 Pengumpulan
data dengan dokumentasi bertujuan untuk kelengkapan data sehingga
menjadi data penunjang dalam penelitian.
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang diambil dari penelitian
digunakan untuk mengarsip data sebagai bukti penelitian tentang bentuk
penggunaan metode reading aloud di kelas III di MIN 1 Mukomuko.
3. Tes
Secara teoritis, test merupakan suatu alat atau prosedur yang dipakai
dalam rangka kegiatan pengukuran dan penilaian. Tes merupakan bagian
tersempit dari penilaian. Tes juga dapat diartikan sebagai jumlah pertanyaan
yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat
kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang
dikenai tes. Tester merupakan orang yang melakukan tes, pembuat tes atau
eksperimentor merupakan orang yang melakukan percobaan dengan
47 Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Rineka Cipta, 2003) h.175 48 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006). h.158
43
menggunakan tes, sedangkan testee merupakan orang yang dikenai tes atau
yang sedang dikenai percobaan.49
Dalam tes pilian ganda yang berjumlah 25 soal diuji validitas soal
yang layak digunakan untuk penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data
tentang peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia
melalui penerapan metode reading aloud kelas III MIN 1 Mukomuko.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu soal-soal tes berupa pertanyaan tentang materi pelajaran Bahasa
Indonesia. Tes diberikan berupa soal post test kepada kelas sampel I dan
kelas sampel II.
a. Skala tes. Terdiri dari 20 soal pilihan ganda.
b. Skor tes, tiap tes mempunyai skor 1 poin untuk jawaban benar dan skor
0 poin untuk jawaban salah.
c. Bentuk tes yaitu objektif dengan memakai penilaian skala rasio.
d. Kisi-kisi tes,
F. Uji Validitas dan Reliabilitas butir soal
1. Uji Validitas
Validitas adalah menerangkan sejauh mana suatu alat ukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat digunakan dengan tepat mengukur apa yang
49 Dimyati dan Mudjiono. 1999.Belajar Dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
h. 209
44
hendak diukur.50 Pengukuran validitas angket dilakukan dengan
mengkorelasikan skor item masing-masing nomor dengan total skor item,
dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment.51
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√{𝑁 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2}{𝑁 ∑ 𝑦2 − (∑ 𝑦)2}
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
𝑁 = jumlah responden
∑ 𝑥𝑦 = jumlah perkalian x dan y
(∑ 𝑥)2 = kuadrat dari jumlah x
(∑ 𝑦)2 = kuadrat dari jumlah y
Dalam rangka untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu soal
perlu adanya uji coba (try out) suatu soal validitas suatu item. Untuk itu
soal terlebih dahulu diuji cobakan kepada 20 orang siswa di luar sampel
yakni diujikan di kelas IIIC MIN 1 Mukomuko. Pelaksanaan uji
validitas soal dilakukan kepada 30 siswa sebagai responden yang terdiri
dari 20 item soal tentang penerapan metode reading aloud dalam
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas
III di MIN 1 Mukomuko. Dengan bantuan program SPSS Versi 32 dan
hasil skor soal dapat diperhitungkan seperti tabel berikut ini:
50 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik
dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 128 51 Eko Putro Widoyoko , Evaluasi Program Pembelajaran, h. 137
45
Tabel 3.2
Uji Validitas Uji Soal Tes Bahasa Indonesa
Kelas IIIC MIN 1 Mukomuko
No Item rhitung rtabel Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Soal_1
Soal _2
Soal _3
Soal _4
Soal _5
Soal _6
Soal _7
Soal _8
Soal _9
Soal _10
Soal _11
Soal _12
Soal _13
Soal _14
Soal _15
Soal _16
Soal _17
Soal _18
Soal _19
Soal _20
0,522
0,419
0,045
0,117
0,461
0,207
0,624
0,413
0,343
0,546
0,292
0,540
0,471
0,467
0,556
0,169
0,464
0,376
0,181
0,619
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Perhitungan validitas item soal dilakukan dengan penafsiran
koefisien korelasi, yakni 𝑟𝑥𝑦 hitung dibandingkan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 taraf
signifikan 5%. Adapun nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 taraf signifikan 5% untuk validitas
item soal adalah 0,361. Artinya, apabila 𝑟𝑥𝑦 hitung lebih besar atau sama
dengan (𝑟𝑥𝑦 ≥ 0,361), maka item soal tersebut dapat dikatakan valid.
Berdasarkan hasil hitung, dapatkan dari hasil 20 saol dan sample 30, ada
13 soal yang valid dan 7 soal yang tidak valid.
Untuk mempermudah pengskoran dalam penelitian maka soal
yang dipilih adalah sebanyak 10 soal. Hal ini denan tujuan agar peneliti
dapat mentranfer data jawaban benar dengan skor 10 dan jawaban salah
46
dengan skor 0, jadi untuk siswa yang mampu menjawab keseluruhan tes
didapatkan nilai 100 dan siswa yang tidak mampu menjawab kesluruhan
soal mendapat nilai 0.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabil jika memberikan hasil yang tetap atau
ajek (konsisten) apabila diteskan berkali-kali.52 Untuk mengetahui
reliabilitas angket, peneliti menggunakan teknik Alfa Cronbach. Proses
penghitungannya dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach.53
𝑟𝑖 =𝑘
(𝑘 − 1) {1 −
∑ σb2
𝜎𝑡2
}
Keterangan
𝑟𝑖 = reliabilitas instrumen
𝑘 = banyak butir pertanyaan
∑ σb2 = jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = varians total
Rumus mencari varians total :
𝜎2 =Σ𝑋2 −
(Σ𝑋)2
𝑁𝑁
Dalam pengelolaan data selanjutnya akan digunakan alat bantu
program SPSS IBM Versi 22.
Perhitungan realibilitas soal dilakukan dengan cara
mengkonsultasikan koefisien realibilitas hitung dengan nilai keriktik
atau standar reliabilitas.
52 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, h. 144 53 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, h. 152
47
Tabel 3.3
Koefesien Alfa
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas
> 0,90 Very Highly Reliable
0.80 – 0,90 Highly Reliable
0,70 – 0,80 Reliable
0,60 – 0,70 Marginally/Minimally Reliable
< 0,60 Unacceptably Low Reliability
Berdasarkan menggunkan uji program SPSS Versi 22
didapatkan hasil tes sebagai berikut
Tabel 3.4
Realibilitas Soal Tes Valid
Cronbach's Alpha N of Items
0.765 13
Berdasarkan analisis menggunakan rumus Alpha Cronbach
dengan bantuan SPSS versi 22 for Windows, diperoleh hasil untuk
reliabilitas hasil tes soal valid dengan koefisien sebesar 0,765.
Berdasarkan asumsi dasar suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabilitas dinyatakan reabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpa = 0,765 > 0,60.54 Skala tersebut dinyatakan reliabel dalam kategori
sangat tinggi interpretasi reliabilitas.
G. TeknikAnalisa Data
1. Uji Prasyarat
Sebelum melakukan analisis data dengan kuantitatif korelasi
menggunakan teknik analisis uji regresi sederhana, maka harus dilakukan
54 Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. (Jakarta: Prenamedia Group, 2013), h. 57
48
beberapa uji prasyarat yakni uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
linieritas.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui data tiap
variabel yang diperoleh tersebut berdistribusi normal atau tidak. Teknik
yang digunakan untuk pengujian normalitas data tiap variabel dalam
penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnov dengan rumus:55
|a1| = P – a2
Keterangan:
|a1| = harga mutlak (a1 max = D hitung)
P = nilai proposi (Pi = 𝑓𝑖
𝑛)
a2 = harga mutlak (𝐾𝑝 − 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙)
Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan cara
membandingkan nilai amax dengan harga Dtabel pada taraf signifikansi 𝛼
= 0,05 dan dk = n. Apabila amax ≤ Dtabel maka data tersebut dapat
dikatakan berdistribusi normal.
Dalam pengelolaan data selanjutnya akan digunakan alat bantu
program SPSS IBM Versi 21.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk melihat apakah
sama atau tidak kedua variansi tersebut. Untuk mengetahui apakah
55Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian: Konsep Statistika yang Lebih
Komprehensif, (Jakarta: Change Publication, 2014), h. 134
49
kedua variansi tersebut homogen, maka dilakukan uji F (Fisher)
dengan rumus:56
Fhitung = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan cara
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi 𝛼 =
0,05 dan dkpembilang = na – 1 dan dkpenyebut = nb – 1. Apabila Fhitung ≤
Ftabel, maka kedua kelompok data tersebut memiliki varian yang sama
atau homogen.
Dalam pengelolaan data selanjutnya akan digunakan alat bantu
program SPSS IBM Versi 21.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan statistik uji F
dengan rumus:57
𝐹 =𝑠𝑇𝐶
2
𝑠𝐺2
Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan cara membandingkan nilai
Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 dan dkpembilang
= k – 2 dan dkpenyebut = n – k. Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat
disimpulkan model regresi berpola linier.
56 Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, h. 142 57 Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, h. 153
50
Dalam pengelolaan data selanjutnya akan digunakan alat bantu
program SPSS IBM Versi 21.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini dianalisis dengan kuantitatif untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa
Indonesia melalui penerapan metode reading aloud di kelas II MIN 1
Mukomuko.
Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas, maka selanjutnya adalah uji hipotesis penelitian untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran
Bahasa Indonesia melalui penerapan metode reading aloud di kelas II MIN
1 Mukomuko, diguanakan rumus t-tes parametris namun terlebih dahulu
mengelompokkan dan di mentabulasikan sesuai dengan variabel masing-
masing yaitu :
Variabel X (variabel bebas), yaitu metode reading aloud
Variabel Y (variabel terikat ), yaitu hasil belajar.
Adapun teknik analisa yang digunakan adalah analisis sebagai
berikut. Untuk menguji komprasi dan rasio atau interval, dari hasil tes yang
sudah dilakukan peneliti dikelas eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan rumus:
Rumus t-test parametris varians :
51
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑥1 − 𝑥2
√𝑠1
2
𝑛1+
𝑠22
𝑛1
Keterangan :
𝑛1 dan 𝑛2 : Jumlah Sampel
𝑥1 : Rata-Rata Sampel Ke-1
𝑥2 : Rata-Rata Sampel Ke-2
𝑠12 : Varian Sampel Ke-1
𝑠22 : Varian Sampel Ke-2
Dalam pengelolaan data selanjutnya akan digunakan alat bantu
program SPSS IBM Versi 21.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Sejarah dan Profil Berdirinya MIN 1 Mukomuko
a. Sejarah
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN 1 Mukomuko) adalah sebuah
Sekolah Dasar (SD) bercirikan Islam yang berada dibawah naungan
Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko Kantor Wilayah Provinsi
Bengkulu. Madrasah Ibtidaiyah Negeri ini bertempat di Jalan
Pendidikan no. 01 Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko
Provinsi Bengkulu, pada koordinat Lintang -2.994805 dan garis bujur
101.501472
Madrasah ini telah berdiri sebelum tahun 1961, yang diprakarsai
oleh seorang tokoh terdidik pada waktu itu bernama Muhammadin (alm)
yang mendapat sambutan dan dukungan dari seluruh masyarakat desa
sibak pada waktu itu. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sibak berubah
status dari MIS menjadi MIN pada tahun 1991. Pada perkembangan
sejanjutnya pada tahun 2011 MIN 1 Mukomukotelah menyandang status
Akreditasi A.
Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sibak ini telah mengalami
perpindahan dari tempat semula dikarenakan banjir bandang yang
menimpa wilayah desa sibak pada tahun 1986. pada saat ini MIN 1
52
53
Mukomukoberdiri di atas lahan seluas lebih kurang 8,121.27 m² yang
pada awalnya merupakan tanah hibah dari masyarakat, namun pada saat
ini status lokasi tersebut telah menjadi milik sendiri.58
Setelah melewati perjalanan yang panjang, sehingga pada saat
ini MIN 1 Mukomuko sudah hampir mencapai kesempurnaan. dimana
saat ini di bawah kepemimpinan seorang Kepala Madrasah yang
bernama Jasman, S.Pd MIN 1 Mukomukosudah memiliki 13 Ruang
Belajar, 1 Gedung Kantor Guru, TU dan Ruang Kepala, 1 Gedung
Perpustakaan dan Ruang UKS, 1 Gedung Mushalla yang digunakan
sebagai sarana praktek ibadah.
b. Profil
1) Nama Sekolah : MIN 1 Mukomuko
2) NSS : 111117060001
3) NPSN : 60705290
4) Alamat Sekolah : Jln. Pendidikan No. 01 Desa Sibak Kec. Ipuh
Kecematan Mukomuko
5) Status Sekolah : Negeri
6) SK Pendirian : 137 Tahun 1991
7) Kepala Sekolah : Jasman, S.Pd
58 Hasil Wawancara dengan Jasman, tanggal 1 September 2018
54
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya siswa siswi MIN Sibak Kabupaten Mukomuko
Yang Islami, Berakhlak mulia, Cerdas dan Kompetitif.
b. Misi
1) Terwujudnya pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Mewujudkan siswa madrasah yang berakhlak mulia.
3) Meningkatkan mutu dan daya saing siswa madrasah
4) Mewujudkan yang menjadi pilihan masyarakat.
5) Mewujudkan manajemen yang baik.
c. Fasilitas atau Sarana Prasarana
Untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar di MIN 1
Mukomuko, disekolah ini memiliki sarana dan prasarana yang meliputi
ruang kepala sekolah, ruang staf tata usaha, ruang guru, ruang kelas, UKS,
perpustakaan, lapangan, kantin, mushola, wc guru, wc siswa. Semua sarana
prasarana tersebut dalam kondisi baik.
Tabel 4.1
Data Sarana prasarana
NO Uraian Jumlah Ket
1 Ruang Kelas 13 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Tata Usaha 1 Baik
4 Ruang guru 1 Baik
5 Perpustakaan 1 Baik
6 Tempat Ibadah 2 Baik
7 Toilet 8 Baik
55
8 Air Bersih 2 Baik
9 Lapangan Olahraga 1 Baik
10 Listrik 1 Baik
11 Kursi Siswa 338 Baik
12 Meja Siswa 300 Baik
13 Kursi Guru dan TU 27 Baik
14 Meja Guru dan TU 27 Baik
d. Keadaan Guru dan Staf Pengajar
Jumlah guru dan staf MIN 1 Mukomuko pada tahun 2018 berjumlah
22 orang. Dengan jumlah pegawai negeri (PNS) 12 orang, guru tidak tetap
(CPNS) 2, honorer 8 orang, TU 2 orang. Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Guru
NO Jumlah Guru / Staf Jumlah Ket
1 Guru Tetap ( PNS ) 12 -
2 Guru Tidak Tetap (CPNS) 2 -
3 Guru Kontrak (Honorer) 8 -
4 Staf Tata Usaha PNS 2 -
Jumlah 22
e. Keadaan Siswa
Jumlah siswa di MIN 1 Mukomuko pada tahun 2018 berjumlah 351
siswa. Dengan jumlah siswa laki 187 orang dan siswi perempuan 164 orang.
Dengan rincian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Data Siswa
No Kelas Jumlah Siswa Ket
1 I 63 3 Kelas
2 II 63 2 Kelas
3 III 82 3 Kelas
4 IV 57 2 Kelas
5 V 61 2 Kelas
6 VI 39 2 Kelas
Jumlah Total 365 Orang -
56
B. Penyajian data dan Analisa Data
Penelitian ini adalah penerapan metode reading aloud dalam
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III di
MIN 1 Mukomuko. Dengan sampel kelas IIIA sebagai kelas eksperimen, kelas
IIIB sebagai kelas kontrol, dan kelas IIIC sebagai kelas uji coba. Penelitian ini
dilakukan selama 1 bulan. Sebelum melakukan penelitian di sekolah, peneliti
terlebih dahulu melakukan observasi awal di MIN 1 Mukomuko secara tidak
langsung guna mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran yang
berlangsung. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengamatan pada di
sekolah untuk memastikan adanya fasilitas yang mendukung untuk proses
penelitian.
Dalam proses pengambilan data, teknik yang pertama kali digunakan
adalah pengujian Test. Test tersebut terdiri posttest yang didalamnya
terkandung materi pembelajaran yang akan di ujikan untuk menunjukan hasil
belajar baik dari kelas kontrol maupun eksperimen. Setela itu data diedit dan
ditabulasikan untuk selanjutnya dihitung. Langkah selanjutnya adalah
melakukan observasi di kelas dengan menerapkan langkah-langkah metode
reading aloud dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa
Indonesa kelas III di MIN 1 Mukomuko terhadap siswa kelas eksperiman dan
menggunakan model pembelajaran konvensional terhadap siswa kelas kontrol.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis dan menginterpretasikan data yang
diperoleh. Data dari hasil penelitian yang di analisis adalah skor hasil belajar
posttest dari kelompok kontrol dan eksperimen. Data hasil belajar tersebut
57
diperoleh dari 58 siswa, yaitu 30 siswa kelas kontrol dan 28 kelas eksperimen.
Skor hasil belajar ditentukan berdasarkan jumlah jawaban benar dari 10 soal tes
berupa pilihan ganda dengan 4 (empat) alternatif jawaban dengan skor
maksimal 100 dan skor minimal 0, masing – masing soal memiliki skor 1 poin
untuk jawaban benar dan 0 poin untuk jawaban salah dalam tes uji coba sampel
tes, kemudian hasil tes di transformasi dari hasil tes siswa skor 10 poin atas
jawaban yang benar dan skor 0 poin atas jawaban yang salah. Berikut disajikan
data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen yang di ambil dari hasil posttest
1. Deskripsi Data
a) Data hasil hasil belajar kelas Eksperimen
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Postest Kelas Eksperimen
No Nilai
Nama Siswa Posttest
1. Ahmad Misel 80
2. Amirah Oktaria 80
3. Astia Cantika 90
4. Barack Obama 70
5. Chiva Tiara Sella 100
6. Dennis Marco Sebastian Saputra 70
7. Difta Novalen Zakya 100
8. Erlangga Rianto Putra 80
9. Flora Andiva 80
10. Giska 70
11. Habibbah Dinul Qoyyimah 90
12. Hafiz Irsam Dwi Saputra 80
13. Iqbal Putra Pratama 80
14. Kezia Amelia Putri 90
15. Konita Dwi Putri 90
16. Lichy Rosselia Sirosta 100
17. Lifia Angraini 90
18. M. Dwi Alvino 80
58
19. Maya Esdianti 90
20. Meutya 100
21. Muamar Khadavi 90
22. Muhammad Ichsan 100
23. Pegi Gustian 70
24. Raka Pramansyah 80
25. Ristiya Savira 70
26. Shelpa Marcelina 90
27. Syamsudin 90
28. Volta Rafles Arya Dinata 60
1) Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Kelas
Eksperimen
a. Statistik Deskriptif
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Postes Eksperimen
Postes Eksperimen
N Valid 28
Missing 2
Mean 84.29
Std. Error of Mean 2.085
Median 85.00
Mode 90
Std. Deviation 11.031
Variance 121.693
Range 40
Minimum 60
Maximum 100
Sum 2360
Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa perolehan
nilai postes kelas eksperimen dari sampel 28 siswa didapatkan
nilai mean (nilai rata-rata) sebesar 84,29, Median (Nilai
Tengah) sebesar 85, Mode (Modus/Nilai yang sering muncul)
adalah nilai 90, Standar Deviasi sebesar 11,03, variance sebesar
59
121,7, range bernilai 40, nilai terendah 60, nilai tertinggi 100
dan jumlah dari nilai postes kelas eksperimen sebesar 2360.
b. Tabel Frekunsi
Tabel 4.6
Frekuensi Postes Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Valid 60 1 3.3 3.6
70 5 16.7 17.9
80 8 26.7 28.6
90 9 30.0 32.1
100 5 16.7 17.9
Total 28 93.3 100.0
Missing System 2 6.7
Total 30 100.0
Dari tabel 4 . 6 di atas dapat diketahui bahwa tabel
frekuensi post test pada kelas eksperimen menggunkan data
tunggal yang didapat 5 pariasi nilai siswa dengan sampel 28
siswa, didapatkan nilai siswa sebagai berikut, siswa yang
mendapat nilai 60 sebanyak 1 orang dengan percentase sebesar
3,6%, siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 5 orang dengan
persentase sebesar 17,9%, siswa yang mendapat nilai 80
sebanyak 8 orang dengan persentase 28,6%, siswa yang
mendapat nilai 90 sebanyak 9 orang dengan persentase 32,1%,
dan siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 5 orang dengan
persentase 17,9%.
60
c. Histrogram
Dari histogram di atas memperlihatkan bahwa nilai
tertinggi dan terendah yang berhasil dicapai peserta didik pada
postes kelas eksperimen, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai
terendah adalah 60, dengan nilai mean 84,29, standar deviasi
11,03 dengan N (sampel) 28 orang siswa.
b) Data Hasil pretest dan posttes Kelas Kontrol
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Posttest Kelas Kontrol
No Nilai
Nama Siswa Postest
1 Ahmad Robi 80 2 Chasilda Syaakirah 70
3 Davfi Dianra 60
4 Dimaz Arya 50
5 Erlangga Aditya Saputra 50 6 Firli Akbar Pratama 50
61
7 Gipalda Saputra 40
8 Hanifah Kanza 50 9 Harli Juanda Saputra 50
10 Hendra Satria 40 11 Keilla Luthfia 40
12 Keza Azuro 50
13 Kezia Oktama 50
14 Lail Fatihah Ilham 60
15 Laura Andesta 40
16 Meiza Andrea Putri 70
17 Muhammad Rafli 70
18 Nur Sandi Lesmana 80
19 Putri Amelia Hafiza 70
20 Raditya Pratama 60
21 Rahmatu Auliya Gustine 60
22 Raka Tri Ramadhan 50
23 Rusidah Sahara 70
24 Saskia Nabila Putri 80
25 Sintia Lestari 70
26 Wahyu Tri Yogi 70
27 Willy Adlian Saputra 70
28 Yozan Sena Saputra 40
29 Zaki Akmal Lutfi 60
30 Zakia Wilza Melia 60
1) Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Kelas
pretes Kontrol
a. Tabel Statistik Deskriptif
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Postes Kontrol
Postes Kontrol
N Valid 30
Missing 0
Mean 58.67
Std. Error of Mean 2.336
Median 60.00
Mode 50a
Std. Deviation 12.794
Variance 163.678
Range 40
Minimum 40
62
Maximum 80
Sum 1760
Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa
perolehan nilai postes kelas kontrol dari sampel 30 siswa
didapatkan nilai mean (nilai rata-rata) sebesar 58,67, Median
(Nilai Tengah) sebesar 60, Mode (Modus/Nilai yang sering
muncul) adalah nilai 50, Standar Deviasi sebesar 12,79, variance
sebesar 163,7, range bernilai 40, nilai terendah 40, nilai tertinggi
80 dan jumlah dari nilai postes kelas kontrol sebesar 1760.
b. Tabel Frekunsi
Tabel 4.9
Frekuensi Postes Kontrol
Frequency Percent Valid
Percent
Valid 40 5 16.7 16.7
50 8 26.7 26.7
60 6 20.0 20.0
70 8 26.7 26.7
80 3 10.0 10.0
Total 30 100.0 100.0
Dari tabel 4 . 9 di atas dapat diketahui bahwa tabel
frekuensi post test pada kelas kontrol menggunkan data
tunggal yang didapat 5 pariasi nilai siswa dengan sampel 30
siswa, didapatkan nilai siswa sebagai berikut, siswa yang
mendapat nilai 40 sebanyak 5 orang dengan percentase sebesar
16,7%, siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 8 orang dengan
persentase sebesar 26,7%, siswa yang mendapat nilai 60
sebanyak 6 orang dengan persentase 20%, siswa yang mendapat
63
nilai 70 sebanyak 8 orang dengan persentase 26,7%, dan siswa
yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 orang dengan persentase
10%.
c. Histrogram
Dari histogram di atas memperlihatkan bahwa nilai
tertinggi dan terendah yang berhasil dicapai peserta didik pada
postes kelas kontrol, nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah
adalah 40, dengan nilai mean 56,67, standar deviasi 12,79
dengan N (sampel) 30 orang siswa.
64
2. Uji Asumsi / Pra Syarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dilakukan
dengan menggunakan uji Shaviro Wilk (dengan taraf signifikansi α =
0.05). Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi
normal atau tidak adalah dengan rumus sebagai berikut:
Jika nilai Sig > 0,5, maka data berdistribusi normal
Jika nilai Sig < 0,5, maka data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.10
Uji Normalitas Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Belajar
Eksperimen .198 28 .007 .912 28 .022
Kontrol .184 30 .011 .907 30 .013
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 4.10 out put test of normality diperoleh nilai
signifikansi (sig) hasil belajar kelas eksperimen dan hasil belajar kelas
kontrol dengan Shapiro wild dengan nilai, kelas ekperimen sebesar 0,22
dan kelas kontrol sebesar 0,13. Yang mana nilai 0,22 dan 0,13 > 0,05.
Yang artinya nilai signifikansi hitung lebih besar dari 0,05 maka sampel
diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal.
65
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah data hasil yang diperoleh
berdistribusi normal. Uji homogenitas yang dilakukan yakni
menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Adapun kriteria uji
homogenitasnya adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi (sig) Based On Mean > 0,05 maka data
bersifat homogen.
Jika nilai signifikansi (sig) Based On Mean < 0,05 maka data
tidak bersifat homogen.
Tabel 4.11
Uji Homogenitas Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil
Belajar
Based on Mean .943 1 56 .336
Based on Median .681 1 56 .413
Based on Median and
with adjusted df .681 1 54.150 .413
Based on trimmed
mean .971 1 56 .329
Hasil penelitian uji data kelas eksperimen dan kelas kontrol
didapat Signifkansi (sig) Based On Mean sebesar 0,366. Hal ini
menunjukan bahwa pada taraf signifikan α = 0.05 (5%). Sig Based On
Mean > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi homogen (sama). Sebagai
66
Konsekuensinya maka untuk hasil t-tes for equalitiy of mean yang
digunakan yaitu pada baris equal variances assumed.59
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, langkah pertama yang
dilakukan adalah membut Hipotesis dalam penelitian. Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
Ha
: Terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan Metode
Rading Aloud dalam meningkatkan hasil belajar pada mata Bahasa
Indonesia Kelas III MIN 1 Mukomuko
Ho : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan
Metode Rading Aloud dalam meningkatkan hasil belajar pada mata
Bahasa Indonesia Kelas III MIN 1 Mukomuko
Anliasa yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan teknik t-test atau yang disebut dengan uji-
t. Setelah data dinyatakan normal dan homogen maka langkah selanjutnya
dengan menerapkan analisis uji-t dengan bantuan program SPSS versi 22.
Tabel 4.12
Statistik Deskriptif Hasil Belajar
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Hasil Belajar Eksperimen 28 84.29 11.031 2.085
Kontrol 30 58.67 12.794 2.336
59 Agus Suyatna. Uji Statistik Berbantuan SPSS untuk Penelitian Pendidikan. (Yogyakarta:
Media Akademi, 2017), h. 28
67
Hasil analisis data pada tabel 4.12 didapatkan hasil belajar kelas
eksperimen dengan N (sampel) 28 siswa rata – rata hasil belajar sebesar
84,29 dan standar deviasi sebesar 11,03. Sedangkan hasil belajar kelas
kontrol dengan N (sampel) 30 siswa rata – rata hasil belajar sebesar 58,67
dan standar deviasi sebesar 12,79. Dengan demikian rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen dengan metode reading aloud 84,29 > dibandingkan
dengan metode konvensional sebear 58,67. Untuk menjawab apakah nilai
84,29 > 58,67 signifikan dalam meningkatkan hasil belajar bahasa
Indonesia pada kelas III di MIN 1 Mukomuko maka dilanjutkan dengan
analisa one sampel t test.
Tabel 4.13
One Sampel T Test (Uji T)
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Belajar
Equal
variances
assumed
.943 .336 8.141 56 .000 25.619 19.315 31.923
Equal
variances
not
assumed
8.183 55.665 .000 25.619 19.346 31.892
Pada tabel 4.13 Berdasarkan test egual variances assumed (data
homogen dalam uji prasarat) menunjukkan ada perbedaan rata-rata hasil
belajar metode reading aloud dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata
68
pelajaran bahasa Indonesia kelas III di MIN 1 Mukomuko yaitu sebesar
25,619 (84,29-58,67). Perbedaan ini ada dalam interal taraf kepercayaan
95% yaitu terendah 19,315 dan tertinggi 31,923. Hasil analisis one-sampel
T Test dat hasil belajar dengan metode reading aloud menunjukkan nilai Sig.
(2-tailed) = 0,00 < 0,05. Sesuai dengan kriteria uji jika Sig. (2-tailed) lebih
kecil dari 0,05 ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa
penerapan metode reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III di MIN Mukomuko.
Selain dengan membandingkan nilai signifikansi dapat juga kita uji
dengan nilai t pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai thitung dalam
penelitian adalah sebesar 8,141 dengan n = 56, sedangkan ttabel untuk n=56
adalah sebesar 2,005. Dengan demikian nilai thitung = 8,141 > ttabel = 2,005
berdasarkan data diatas maka disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak.
C. Pembahasan
Penelitian ini diadakan untuk mengetahui penerapan metode reading
aloud dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas III di MIN 1 Mukomuko. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Juli
2018 7 September 2018 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar serta
materi yang sama. Dalam pelaksanaannya dilakukan penerapan metode
reading aloud pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada le;as
kontrol. Pada akhir penelitian atau setelah materi diajarkan diadakan posttest
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, setelah
69
penelitian dilaksanakan. Diperoleh data peningkatan hasil belajar yang
kemudian dianalisis dengan uji-t (t-test) dimana 0,00 > 0,05 yang artinya
terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar kelas eksperimen dan kelas
kontrol, sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t-
test dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dan hal terebut dikuatkan
dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel yang mana didapatkan
hasil thitung = 8,141 > ttabel = 2,005.
Untuk mengetahui besarnya perbedaan rata-rata hasil belajar metode
reading aloud dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas III di MIN 1 Mukomuko diketahui sebesar 25,619 (84,29-
58,67). Perbedaan ini ada dalam interal taraf kepercayaan 95% yaitu terendah
19,315 dan tertinggi 31,923.
Perbedaan daya serap anak memerlukan strategi pengajaran yang tepat.
Metodelah salah satu jawabannya. Karena dalam kegiatan belajar mengajar, Dra
Roestiyah, N.K, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar
secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode
mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.60
60 Miftara Ainul Mufid. Penerapan Metode Reading Aloud dalam Upaya Meningkatkan
kemampuan memanbaca Al-Qur’an Pada pelajaran BTQ Kelas X di SMA Ma’arif NU Pandan.
(Jurnal: Mafhum, Volume 1 Nomor 2, November 2006), h. 203
70
Melvin L. Silberman mengatakan strategi membaca dengan keras
(reading aloud) yaitu membaca suatu teks dengan keras ternyata dapat
membantu siswa memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan
pernyataan-pernyataan, dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai
efek pada pemusatan perhatian dan membuat kelompok yang kohensif.61
Berdasarkan data yang diperoleh pada kelas kontrol merupakan
pembelajaran yang biasa dilakukan guru dengan metode konvensional. Hasil tes
pada siswa kelas kontrol menunjukkan bahwa siswa kurang antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran dan berdasarkan hasil tes siswa lebih rendah
dibandingkan kelas eksperimen. Guru memang lebih mudah dalam
mengkondisikan siswa untuk memperhatikan materi yang dibawakan, namun
perhatian siswa terhadap materi hanya terjadi pada menit-menit awal pada
proses pembelajaran. Selanjutnya perhatian siswa terhadap pembelajaran
berkurang. Sedangkan Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan
metode reading aloud. Metode reading aloud dalam pelaksanaanya dilakukan
dengan membaca keras sehingga perhatian siswa kea rah siswa yang membaca.
Metode ini menarik bagi siswa karena proses pembelajaran dapat membuat
siswa semangat.
61 Melvin L. Silberman. Actie Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif… h. 152
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model reading aloud dalam
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar diperoleh bahwa rata-rata posttest nilai kelas
eksperimen 88,29 lebih tinggi dari rata- rata nilai kelas kontrol yaitu 58,67. Jadi
dapat disimpulkan berdasarkan nilai rata-rata kelas eksperimen > nilai kelas
kontrol bila diliahat melihat mean defference ada sebesar 25,619.
Selanjutnya berdasarkan analisis uji sampel one-sampel T Tes
diperoleh data hasil belajar dengan metode reading aloud menunjukkan nilai sig
(2-tailed) = 0,05 < 0,05, yang berarti jika nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari
0,05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa penerapan metode
reading aloud dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas III di MIN 1 Mukomuko. Pengujian juga dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai thitung sebesar 8,141 pada taraf signifikansi 5%
dengant t tabel 2,005. Hal ini berarti thitung > ttabel, sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak, yang artinya bahwa penerapan metode reading aloud dapat
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III di
MIN 1 Mukomuko.
71
72
B. Saran
Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini terdapat beberapa saran,
diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, agar ditambahkan
sumber-sumber belajar untuk para siswa agar proses pembelajaran dapat
berlangsung menyenangkan dan efisien.
2. Guru yang ingin menggunakan pendekatan pembelajaran dengan
menerapkan metode reading aloud sebaiknya mempersiapkan terlebih
dahulu secara matang sumber yang akan dipergunakan dan dicari oleh
siswa. Karena berdasarkan penelitian yang sudah dijalani sumber yang
digunakan masih terbatas dan belum maksimal dalam memanfaatkannya.
3. Para siswa sebaiknya terus mengembangkan cara untuk mencari informasi
yang tersedia di sekitarnya yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber
belajar.
52
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suyatna. Uji Statistik Berbantuan SPSS untuk Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Media Akademi, 2017
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo,
2013
Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik: Terori Praktik dan Penilaian
Bandung: Alfabeta, 2014
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Sygma, 2009
Desiptiani. Penerapan Model Reading Aloud Terhadap Materi Membaca Kelas 2
SDN 11 Kabupaten Kubu Raya. Jurnal PGSD, Universitas Tanjung Pura,
Pontianak, 2010
Dimyati dan Mudjiono. 1999.Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,
1999
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Emzir. Metodilogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakararta:
Rajagrafindo, 2015
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,
2008
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosa Kata, Bandung: Angkasa, 2011
Hernowo, Quantum Reading; Cara Cepat nan bermanfaat untuk merangsang
Munculnya Potensi Membaca, Bandung: Mizan Learning Center, 2005
Isjoni. Cooperatif Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta, 2009
Jakni. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016
53
Miftara Ainul Mufid. Penerapan Metode Reading Aloud dalam Upaya
Meningkatkan kemampuan memanbaca Al-Qur’an Pada pelajaran BTQ
Kelas X di SMA Ma’arif NU Pandan. Jurnal: Mafhum, Volume 1 Nomor 2,
November 2006
Muhibbin Syah, Psikologo Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2008
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. Konsep Srategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama, 2009.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. Konsep Srategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama, 2009
Nazir, Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Saedarmayanti dan Hidayat, Metodologi Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 2011
Saedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar
Maju, 2011
Santosa, Dkk, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009
Sri Anitah W, Dkk, Strategi Pembelajaran di SD. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2013
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung:Alfabeta, 2015
Suharsimi Arikunto, Presedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. jakarta :
Rineka Cipta, 2010
Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian: Konsep Statistika yang Lebih
Komprehensif, Jakarta: Change Publication, 2014
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Prenamedia Group, 2013