PENGARUH METODE PERMAINAN BAHASA BISIK BERANTAI...
Transcript of PENGARUH METODE PERMAINAN BAHASA BISIK BERANTAI...
PENGARUH METODE PERMAINAN BAHASA
BISIK BERANTAI
TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN
(Quasi Eksperimen pada Kelas IV SDN Bekasi Jaya II)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I.)
oleh
Amalia Fauziah
NIM 1111018300003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
ABSTRAK
Amalia Fauziah (1111018300003). Pengaruh Metode Permainan
Bahasa Bisik Berantai Terhadap Keterampilan Menyimak Pantun
Siswa Kelas IV SDN Bekasi Jaya II (Quasi Eksperimen). Skripsi,
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode
permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun
siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN Bekasi
Jaya II. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen yang berjumlah 25 siswa dan kelompok kontrol
yang berjumlah 25 siswa. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode permainan
bahasa bisik berantai, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa metode permainan
bahasa bisik berantai. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes
menyimak pantun.
Berdasarkan hasil uji-t pada data posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan taraf signifikansi 0,05%, thitung (5,774) >ttabel (1,991),
dapat disimpulkan bahwa pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan
dalam keterampilan menyimak pantun antara sebelum dan sesudah
dilakukan perlakuan. Artinya, terdapat pengaruh metode permainan bahasa
bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa.
Kata Kunci: Metode permainan bahasa, bisik berantai, keterampilan
menyimak, pantun, kelas IV SDN Bekasi Jaya II.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat Iman, Islam dan Ihsan beserta limpahan hidayah dan
taufik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang telah
membimbing umatnya menuju jalan yang diridhai Allah Swt.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka
mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I.). Dalam penyusunan Skripsi
ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak akan terwujud tanpa ada bantuan
dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong, membimbing dan
memberikan motivasi. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Didi Suprijadi, M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberi bimbingan selama proses perkuliahan.
4. Dindin Ridwanudin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan,
dukungan dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
5. Dr. Fauzan, M.A., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yang telah memberi bimbingan, motivasi dan inspirasi.
6. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku sekretaris jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidayah.
7. Teristimewa dan terkasih untuk Ayahanda dan ibunda tercinta
H.M.Yusuf dan Hj. Halimah yang telah mendukung dari segi moral
dan materil, semoga Allah selalu memberikan kesehatan, keberkahan
umur, rizki yang berlimpah serta diberkahkan setiap langkahnya.
Tanpanya diri ini bukanlah apa-apa, bersama mereka diri ini menjadi
bermakna.
8. Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta, Choirul Anwar, Ali Sadikin,
Maulana Irzi, Zahrotul Hayati, Miratus Sholeha yang telah memberi
semangat, dukungan serta pembelajaran yang sangat berharga. Maaf
penulis belum bisa menjadi yang terbaik.
9. Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si., selaku Kepala Sekolah SDN Bekasi
Jaya II yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di sekolaah beliau pimpin.
10. Paikah, S.Pd., dan Asep, S.Pd., selaku guru mata Pelajaran Bahasa
Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di kelas yang beliau ajar dan saran-saran yang
membantu penulis dalam proses penelitian.
11. Seluruh Dewan Guru, staf dan siswa-siswi kelas IV A dan VI B SDN
Bekasi Jaya II, yang telah banyak membantu selama proses penelitian
berlangsung.
12. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu
menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya.
13. Teruntuk sahabat-sahabatku; Ade Suryani, Anna Pratiwi Putri, Helda
Mahdayani, Sri Yulianingsih, Ratna Syarifah Mudaim.
14. Teruntuk Kakanda Alwan Nahrowi Ridwan yang telah memberikan
dukungan, bimbingan, semangat sertadoanya dalam membantu
menyelesaikan skripsi ini. Semoga segala cita dan asa menjadi nyata.
15. Teruntuk sahabat serperjuangan dan keluarga kecilku, Ika Sutiandari,
Nur Kamaliah, Annisa Qurataayuni, Nurul Aini, Ramonda, Zaeni,
Widya Aprilia, Nabila, Harsya, Agung, Adit, Ikhwan, Nurwan, Anna,
Illham, Saefullah, Tasya, Faras, Wiqo, Akbar dll, yang telah menjadi
motivator dan inspirator.
16. Teruntuk kawan-kawan seperjuangan PGMI angkatan 2011 yang telah
berjuang bersama dan memberi dukungan sampai saat ini.
17. Kawan-kawan seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Islam
Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
18. Kawan-kawan seperjuangan di Korps HMI wati Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Ciputat
19. Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, UNJ dan UT.
Harapan dan iringan doa penulis ucapkan semoga Allah swt
meridhai dan membalas amal baik semuanya dengan berlipat kemuliaan.
Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi
ini masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Besar
harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya dan membutuhkannya.
Jakarta, 16 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTARCT ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL .................................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ........................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penulisan ........................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................. 9
A. Keterampilan Menyimak ................................................................... 9
1. Pengertian Keterampilan Menyimak ........................................... 9
2. Tahap-tahap Menyimak ............................................................... 11
3. Tujuan Menyimak ...................................................................... 12
4. Ragam Menyimak ....................................................................... 13
5. Proses Menyimak ....................................................................... 15
6. Kemampuan Menyimak Sekolah Dasar ...................................... 16
B. Pantun ................................................................................................ 18
1. Pengertian Pantun ...................................................................... 18
2. Ciri-ciri Pantun .......................................................................... 19
3. Berdasarkan Isinya ..................................................................... 19
4. Berdasarkan Bentuknya .............................................................. 21
C. Metode Permainan Bahasa ................................................................ 22
D. Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai ........................................ 27
1. Pengertian Bisik Berantai ........................................................... 27
2. Langkah-langkah Permainan Bahasa Bisik Berantai ................. 27
3. Kelebihan dan Kekurangan ........................................................ 28
E. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 29
F. Kerangka Berpikir ............................................................................. 31
G. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 33
B. Metode Penelitian .............................................................................. 33
C. Desain Penelitian ............................................................................... 34
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 36
G. Validitas ............................................................................................. 38
H. Variabel Penelitian ............................................................................ 38
I. Teknik Analisis Data ......................................................................... 39
J. Hipotesis Statistik .............................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 43
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 43
1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ......... 45
2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....... 49
3. Perbandingan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ................................................................. 53
B. Hasil Analisis ..................................................................................... 54
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................................... 54
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest ...................................... 54
b. Uji Homogenitas Pretest daan Posttest ................................ 56
2. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 57
a. Uji-t Data Pretest Keterampilan Menyimak Pantun
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .................... 57
b. Uji-t Data Posttest Keterampilan Menyimak Pantun
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .................... 57
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 59
1. Pembahasan ...................................................................... 60
a. Pertemuan Pertama Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 61
b. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol dan Eksperimen .... 62
c. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol dan Eksperimen ..... 63
d. Pertemuan Keempat Kelas Kontrol dan Eksperimen . 64
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................... 67
A. Simpulan ............................................................................. 67
B. Saran ................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 69
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Desain Penelitian .................................................................................... 34
Tabel 3.2: Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Menyimak Pantun ............................ 37
Tabel 4.1: Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menyimak Pantun
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ..................................... 43
Tabel 4.2: Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .......................... 45
Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Eksperimen ............................................................... 45
Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol ..................................................................... 47
Tabel 4.5: Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ......................... 49
Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Eksperimen ............................................................... 49
Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol ..................................................................... 51
Tabel 4.8: Perbandingan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....... 53
Tabel 4.9: Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........... 55
Tabel 4.10: Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....... 55
Tabel 4.11: Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol...... 56
Tabel 4.12: Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .... 57
Tabel 4.13: Hasil Uji-t Data Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................................................... 58
Tabel 4.14: Hasil Uji-t Data Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................................................... 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Eksperimen ........................................................... 46
Gambar 4.2: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol ................................................................. 48
Gambar 4.3: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Eksperimen ........................................................... 50
Gambar 4.4: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol .................................................................. 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan tolok ukur maju atau tidaknya suatu bangsa,
karena pendidikan sangat penting untuk kehidupan berbangsa dan menjadi
investasi penerus generasi bangsa untuk memajukan serta menyejahterakan
bangsa dan negara.
Seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pada
Pasal I, bahwa, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
menunjukkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.1
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa seseorang mempunyai hak
mendapatkan pendidikan yang layak untuk mengembangkan potensi dan
keterampilan dalam dirinya. Adapun fasilitator pendidikan salah satunya
adalah guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
dan kemajuan peserta didiknya. Guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas
keguruannya secara profesional agar pencapaian kompetensi dan kebutuhan
peserta didik bisa tercapai. Maka dari itu berhasil dan tidak berhasilnya suatu
pendidikan dalam suatu negara adalah guru.
Dalam proses belajar mengajar, siswa dan guru dituntut untuk
memiliki keterampilan. Adapun guru dituntut untuk terampil dalam segi
mengajarnya dan peserta didik dituntut dalam segi belajarnya. Tetapi di
samping itu guru dan peserta didik melakukan proses belajar mengajar pada
1 Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Pedoman
Pendirian Sekolah dari SD Sampai Universitas, (Jakarta; CV. Tamita Utama, 2004), h. 4
2
keduanya. Salah satu mata pelajaran yang menuntut keterampilan adalah
pelajaran Bahasa Indonesia. Dimana peserta didik harus menguasai empat
aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca dan keterampilan menulis, yang semuanya adalah alat
untuk berkomunikasi. Seperti yang diterangkan di bawah ini mengenai
keterampilan berbahasa:
Dawson mengatakan Keterampilan berbahasa (atau language arts,
language skilss) dalam kurikulum di sekolah biasanya ada empat segi,
yaitu : 1) keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skilss), 2)
keterampilan berbicara (speaking skills), 3) keterampilan membaca
(reading skills), dan 4) keterampilan menulis (writing skills). Setiap
keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan proses-proses berpikir
yang mendasari bahasa. Dan keempat tersebut pada dasarnya satu
kesatuan, merupakan catur tunggal. 2
Keterampilan menyimak (listening skills) adalah salah satu bagian dari
keterampilan berbahasa. Keterampilan ini sudah diajarkan pada tingkat
sekolah dasar untuk mengasah kemampuan menyimak peserta didik dalam
pembelajarannya. Khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan komunikatif berbahasa untuk
menerima informasi dari oranglain dengan pemahaman sendiri. Menyimak
sering disalahartikan dengan mendengarkan, karena mendengarkan saja tanpa
memahami itu bukan menyimak.
Menyimak merupakan kegiatan yang memerlukan konsentrasi, karena
kegiatan ini adalah kegatan reseptif. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebelum
melakukan kegiatan menulis atau berbicara. Secara tingkatan keterampilan
berbahasa, menyimak adalah tingkatan keterampilan yang cukup sulit, butuh
fokus dan ketelitian untuk mendapatkan informasi simakan yang benar dan
tepat.
2
Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1979), h.1
3
Dengan menyimak, seseorang bisa melatih konsentrasi dan hal-hal
yang bisa terkembang melalui kegiatan selanjutnya seperti membaca,
berbicara, dan menulis. Dengan langkah awal menjadi penyimak yang baik
dan memiliki keterampilan menyimak adalah suatu keberhasilan dalam
melewati masalah-masalah dalam kegiatan keterampilan berbahasa lainnya.
Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menyimak di setiap sekolah harus
lebih dioptimalkan, terlebih pada tingkat sekolah dasar yang memiliki daya
ingatan yang masih kuat. Dengan begitu, peserta didik terbiasa dengan
kegiatan menyimaknya. Namun masih ada beberapa peserta didik mengalami
kesulitan dalam proses kegiatan menyimaknya karena kurang biasa dalam
menyimak atau menerima informasi.
Dalam sebuah pembelajaran bahasa pada jenjang pendidikan dasar,
menengah, maupun tinggi diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang
tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Adakalanya
tujuan pembelajaran tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan karena
pengajar kurang pandai dalam memilih metode pembelajaran untuk anak
didiknya. Hal ini bila dibiarkan tentu akan berdampak buruk bagi peserta
didik dan bagi pembelajaran itu sendiri. Walaupun kita menyadari tidak
tercapainya tujuan belajar itu bukan satu-satunya disebabkan oleh faktor
pengajar. Karena ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia cukup luas
untuk menguasai empat keterampilan berbahasa sehingga guru terkadang
enggan menerapkan strategi, metode dan teknik pembelajaran yang menarik
dengan memilih mengajar yang praktis. Semua itu akan berpengaruh sekali
pada prestasi dan motivasi peserta didik khususnya dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Dewasa ini, keterampilan menyimak peserta didik sangat rendah
terutama saat menyimak pantun, hanya sebatas mendengar tanpa memahami
makna yang disimak. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat siswa dalam
hal menyimak. Dan juga faktor guru yang kurang menerapkan metode
4
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Khususnya pada guru
pengampu pelajaran bahasa Indonesia, peserta didik selalu disuguhkan dengan
teori-teori kebahasaan yang cenderung membosankan.
Berdasarkan hasil observasi pada kelas IV SDN Bekasi Jaya II,
menemukan beberapa masalah dalam hal menyimak, salah satunya menyimak
pantun. Peserta didik sangat rendah dalam keterampilan menyimaknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan prestasi siswa mengenai hal
keterampilan menyimak dalam materi pantun adalah faktor penggunaan
metode yang kurang tepat. Di sekolah ini guru hanya menerapkan metode
ceramah untuk menyampaikan materi yang diajarkannya, sehingga minat dan
prestasi siswa dalam keterampilan menyimak pada materi pantun tergolong
rendah dan proses pembelajarannya hanya disuguhkan teori-teori kebahasaan
tanpa adanya metode yang efektif dan menyenangkan. Dalam proses
pembelajaran, guru kurang memanfaatkan metode pembelajaran, situasi
belajar di dalam kelas yang masih monoton dan satu arah, dimana guru
berceramah dan peserta didik pasif mendengarkan informasi yang
disampaikan guru. Ini akan berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi
peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan menyimak
pantun yang kurang memuaskan, nilai pelajaran Bahasa Indonesia beberapa
siswa ada yang di bawah rata-rata yang telah ditetapkan sekolah sebesar 7,00.
Hal itu disebabkan oleh pemahaman siswa yang masih kurang terhadap materi
yang diajarkan, dan pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung hanya
mendengarkan tanpa memahami yang diberikan oleh guru sehingga siswa pun
menjadi pasif selama proses pembelajaran.3
Metode pembelajaran adalah salah satu bagian dari strategi
pembelajaran. Metode adalah prosedur atau langkah-langkah cara mencapai
suatu tujuan. Metode pembelajaran juga salah satu cara atau upaya pendidik
3 Hasil Observasi guru dan siswa SDN Bekasi Jaya II, (Jl. Kh. Masmansyur, Bekasi Timur),
Jumat 20 Februari 2015 pukul 12.30 WIB.
5
agar hasil proses pembelajarannya mencapai tujuan yang diharapkan. Salah
satu metode yang sesuai dengan keterampilan menyimak adalah
menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Agar proses
pembelajaran efektif, terutama pada pembelajaran menyimak, siswa belajar
sambil bermain dengan melatih konsentrasi dalam menyimak materi.
Permainan bahasa bisik berantai sebagai metode pembelajaran untuk
keterampilan menyimak, di mana peserta didik bermain sambil belajar dengan
membisikkan pesan kepada teman-temannya lalu teman yang terakhir
melafalkan kembali pesan yang disimaknya dengan benar dan tepat. Di
samping membangun kognitif peserta didik, juga membangun nilai afektif
peserta didik dari rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.
Menyimak pantun adalah kegiatan yang memerlukan fokus melalui
pendengaran lalu dicerna oleh otak. Maka dari itu, peserta didik perlu dilatih
terus menerus untuk mempertajam daya simaknya melalui metode permainan
bahasa bisik berantai. Metode pembelajaran ini sesuai dengan psikologi dan
perkembangan peserta didik sekolah dasar yaitu metode yang menyenangkan
dan tidak monoton atau membosankan saat proses pembelajaran berlangsung.
Atas dasar latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Permainan Bahasa Bisik
Berantai terhadap Keterampilan Menyimak Pantun Siswa Kelas IV SDN
Bekasi Jaya II”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Keterampilan menyimak pada materi pantun siswa di bawah rata-rata
standar sekolah sebesar 7,00.
2. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang efektif.
6
3. Minat siswa relatif rendah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya keterampilan menyimak pada materi pantun.
C. Pembatasan Masalah
Agar mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi ruang
lingkup permasalahan pada point ketiga yaitu “Minat siswa relatif rendah
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak
pada materi pantun.”.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
eksperimen dengan menguji cobakan metode permainan bisik berantai untuk
melihat pengaruhnya terhadap keterampilan menyimak pantun pada siswa
kelas IV SDN Bekasi Jaya II.
D. Perumusan Masalah
Sehubung latar belakang dan identifikasi masalah di atas kiranya
penulis dapat merumuskan masalah, yaitu: “Apakah terdapat pengaruh metode
permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun
siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II ?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan
metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak
pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode
permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun
siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoritis maupun praktis. Untuk lebih jelasnya mengenai kedua manfaat
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
7
a. Manfaat teoretis
Sebagai bahan referensi kemahiran menyimak pantun pihak-pihak
sekolah yang terlibat dalam proses pembelajaran.
b. Manfaat praktis
1. Bagi Siswa
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menyimak pantun pada siswa
b) Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan keaktifan,
motivasi, minat, dan partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran
2. Bagi Guru
a) mempermudah guru dalam mengoptimalkan pemahaman dan
keterampilan menyimak pantun pada siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
b) meningkatkan wawasan dalam menggunakan metode
pembelajaran seperti metode permainan bahasa bisik berantai.
c) Membantu guru untuk menentukan suatu metode yang kreatif
yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran khususnya
dalam meningkatkan keterampilan berbahasa khusunya
keterampilan menyimak siswa.
d) Hasil penelitian dapat menjadi bahan inspirasi untuk
menentukan metode lain dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar.
3. Bagi sekolah
Dapat menjaga kualitas prestasi belajar siswa dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
4. Bagi peneliti
a) Sebagai masukan untuk perbaikan pelaksanaan proses
pembelajaran, khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
8
b) Dapat memberikan semangat bagi guru-guru di sekolah SDN
Bekasi Jaya II untuk melaksanakan penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan peningkatkan prestasi dan minat belajar
siswa.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Menyimak
1. Pengertian Keterampilan Menyimak
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, keterampilan adalah cakapan dan
cekatan dalam mengerjakan sesuatu.1 Sedangkan keterampilan bahasa
adalah kecakapan seseorang untuk memakai bahasa seperrti menulis,
membaca, menyimak, atau berbicara.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan dirancang sebagai proses
komunikasi belajar untuk mengubah suatu perilaku peserta didik agar
menjadi cekat, cepat dan tepat melalui proses belajar. Keterampilan
memerlukan latihan untuk mengasah keterampilan tersebut.
Akhadiah mengatakan, kata “menyimak” dalam bahasa Indonesia
memiliki kemiripan makna dengan “mendengar” dan “mendengarkan”.
Oleh karena itu, ketiga istilah itu sering menimbulkan kekacauan
pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara
bergantian”.2
Banyak orang yang tidak bisa membedakan antara menyimak dan
mendengarkan. Bahkan menganggap menyimak dan mendengarkan adalah
kegiatan yang sama, sehingga banyak menimbulkan kesalah pahaman
mengenai makna menyimak dan mendengarkan.
Menyimak (listening) dikatakan sebagai kegiatan berbahasa reseptif
dalam suatu kegiatan bercakap-cakap (talking) dengan medium dengar
(aural) maupun medium pandang (visual). Dalam pengajaran bahasa,
terutama pengajaran bahasa lisan sering kita jumpai istilah mendengar,
1 Kamus Bahasa Indonesia, (Citra Media Press,2008), h. 417
2 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Berbahasa Indonesia, (Teori dan Aplikasi),
(Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h.8
10
mendengarkan dan menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam
makna namun berbeda dalam arti.
Djago Tarigan mengatakan, dalam kamus besar bahasa Indonesia
pengertian istilah itu dijelaskan sebagai berikut: “Mendengar
diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga.
Mendengarkan berarti mendengarkan sesuatu dengan sungguh-
sungguh.Sedang menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan)
baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.3
Djago Tarigan menyimpulkan berdasarkan uraian di atas dapatlah
disusun pengertian atau definisi menyimak sebagai berikut:
menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengar,
mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai
hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat di dalam
wahana bahasa tersebut. Dalam bahasa yang mudah lagi sederhana
menyimak berarti kemampuan memahami pesan yang disampaikan
melalui bahasa lisan.4
Russel & Rusell mengemukakan, menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan. Dengan demikian menyimak bermakna
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta
apresiasi.5
Para ahli berpendapat dari penjelasan di atas menyimak dapat
disimpulkan, sebagai suatu kegiatan mendengar dengan penuh
kesungguhan dan pemahaman dengan menangkap informasi dari si
pembicara mengenai informasi atau pesan yang telah disampaikan.
Sedangkan pengertian mendengarkan adalah kegiatan mendengar tanpa
ada pemahaman penuh dan apresiasi terhadap informasi yang
disampaikan.
3 Djago Tarigan, dkk., Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2003), h.2.5 4 Ibid.h.2.7
5 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung :
Penerbit Angkasa Bandung, 1986), h. 30-31
11
Maka keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan
berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam proses pembelajaran,
keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas siswa atau mahasiswa
dibanding keterampilan lainnya, termasuk keterampilan berbicara.6
2. Tahap-tahap Menyimak
Dawson mengatakan dalam pengamatan Ruth G. Strickland,
tahapan kegiatan menyimak pada siswa sekolah dasar ada sembilan
tahapan menyimak sebagai berikut:
a. Menyimak berkala, kegiatan menyimak ini terjadi pada keadaan
sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan
mengenai dirinya;
b. Menyimak dengan perhatian dangkal, pada kegiatan menyimak
tahap ini sang anak sering mendapat gangguan dari hal-hal yang
menjadi perhatian di luar pembicaraan;
c. Setengah menyimak, pada tahap ini sang anak terganggu dengan
kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta
mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak;
d. Menyimak serapan, pada tahap ini karena sang anak keasyikan
menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini
merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya;
e. Menyimak sekali-sekali, pada tahap ini sang anak menyimpan
sedikit-sedikit apa yang disimak, perhatiannya terbagi dengan yang
lain dan hanya memperhatikan kata-kata yang menarik hatinya saja
dari si pembicara;
f. Menyimak asosiatif, pada tahap ini hanya mengingat pengalaman-
pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang
6 Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung : PT Rosda Karya,
2011), cet. 3., h. 227
12
penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang
disampaikan pembicara;
g. Menyimak dengan reaksi berkala pada tahap ini sang anak
memberikan komentar ataupun mengajukan pertanyaan terhadap
pembicara;
h. Menyimak secara seksama, pada tahap ini sang anak dengan
sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara;
i. Menyimak secara aktif pada tahap ini sang anak menyimak untuk
mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang
pembicara.7
3. Tujuan Menyimak
Logan dan Shrope dalam Tarigan mengemukakan mengenai tujuan
menyimak bahwa dalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan tujuan
menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami
makna komunikasi yang akan disampaikan sang pembicara melalui ujaran.
Ini merupakan tujuan umum. Di samping tujuan umum ada tujuan khusus
yang menyebabkan adanya aneka ragam menyimak, diantaranya adalah:
a. Menyimak sebagai tujuan utama untuk belajar,
b. Menyimak sebagai hiburan dan kenikmatan untuk mendengarkan
keindahan audial,
c. Menyimak untuk penilaian dan mengevaluasi,
d. Menyimak untuk menikmati serta menghargai yang disimak,
e. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-ide dan gagasan-gagasan
untuk pembicara,
f. Menyimak untuk membedakan bunyi atau arti bagi yang belajar bahasa
asing,
g. Menyimak untuk memecahkan masalah,
7 Tarigan, op.cit., h. 31-32
13
h. Menyimak untuk mencari dan meyakinkan dirinya menjawab
permasalah yang dialami pada keraguan jawaban sebelumnya. 8
4. Ragam Menyimak
Dawson dalam Tarigan mengemukakan bahwa ragam menyimak
adalah sebagai berikut:
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah kegiatan
menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap
suatu pembicaraan, tidak perlu bimbingan langsung dari seorang guru.
Ada dua tujuan berbeda mengenai menyimak ekstensif pada umumnya,
yaitu mengingat kembali sesuatu yang telah diketahui dalam suatu
lingkungan baru dengan cara yang baru dan memberi kesempatan, juga
kebebasan untuk para siswa mendengar serta menyimak setiap butir
kosa kata dan struktur-struktur yang masih asing atau baru bagi mereka.
1) Menyimak social (social listening) atau menyimak konverasional
(conversational listening) ataupun menyimak sopan (courteous
listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi tempat sosial
tempat orang-orang mengobrol dan berkomunikasi mengenai hal-hal
yang menarik perhatian semua orang yang hadir. Sedangkan
Anderson mengatakan menyimak secara sopan dalam percakapan dan
berinteraksi sosial dan menyimak memahami si pembicara.
2) Menyimak Sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak secara kebetulan atau tidak disengaja (casual listening)
dan secara ekstensif (extensive listening).
3) Menyimak Estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut
menyimak apresiatif (appreciatinal listening) adalah kegiatan
menyimak ini termasuk kegiatan menyimak secara kebetulan dan
8Ibid., h.60-61
14
menyimak secara ekstensif, mencakup: (1) menyimak musik, puisi,
pembacaan bersama, atau drama radio, dan rekaman-rekaman, (2)
menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan lakon-
lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa, atau aktor.
4) Menyimak Pasif adalah penyerapan suatu ungkapan tanpa upaya
sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar
dengan kurang teliti dan tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih
santai, serta menguasai suatu bahasa.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kebalikannya dari menyimak
ekstensif yaitu lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih
bebas dan lebih umum serta perlu bimbingan langsung para guru,
menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan jauh lebih diawasi,
dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini haruslah diadakan
suatu pembagian penting, sebagai berikut (a) menyimak intensif
sebagai bagian dari program pengajaran bahasa, atau (b) pada
pemahaman serta pengertian secara umum. Jelas bahwa dalam butir
kedua ini makna bahasa secara umum sudah diketahui oleh para siswa.
Adapun bagian dari menyimak intensif sebagai berikut:
1) Menyimak Kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga
butir-butir yang baik dan benar dari ucapan seorang pembicara
dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat.
2) Menyimak Konsentratif (concentrative listening) Aderson dan
Dawson mengemukakan sering juga disebut a study-type listening
atau menyimak sejenis telaah. Adapun kegiatannya yaitu mengikuti
petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan, memahami
urutan ide-ide sang pembicara, mencari dan mencatat fakta-fakta
penting.
15
3) Menyimak Kreatif (creative listening) Dawson mengatakan sejenis
kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan
rekonstrusi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan,
gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau
dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya.
4) Menyimak Eksplorasif, menyimak bersifat menyelidik, atau
exploratory adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan
maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih
sempit.
5) Menyimak Interogratif (introgrative listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif yang menutut lebih banyak konsentrasi
dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari
pembicaraan sang pembicara karena penyimak akan mengajukan
banyak pertanyaan.
6) Menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif,
tetapi justru memperlengkapinya. Beberapa bahasa menutut adaptasi
atau penyesuaian tertentu terhadap urutan prosedur yang disarankan
berikut ini namun disimak secara selektif: (1) nada suara (2) bunyi-
bunyi asing (3) bunyi-bunyi yang bersamaan (4) kata-kata dan frasa-
frasa (5) bentuk-bentuk ketatabahasaan.9
5. Proses Menyimak
Dalam proses menyimak Logan dan Loban dalam Tarigan
mengatakan ada lima tahap proses dalam menyimak, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Mendengar, pada tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicaraanya. Jadi, masih berada dalam tahap
hearing atau mendengar.
9 Ibid., h.39-58
16
b. Tahap memahami, setelah mendengar maka ada keinginan untuk
mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan
oleh pembicara dengan baik. Kemudian, sampailah dalam tahap
understanding.
c. Tahap Menginterpretasi, penyimak yang baik dan teliti, tidak merasa
puas jika hanya mendengarkan dan memahami isi ujaran sang pembicara
saja, dia ingin menjelaskan atau menginterpretasikan isi, butir-butir
pendapatnya.
d. Tahap Mengevaluasi, setelah memahami dan menginterpretasikan isi
pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi
pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan.
e. Tahap Menanggapi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
menyimak. Penyimak menyambut dan menyerap serta menerima gagasan
atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya. Lalu, penyimak pun sampailah pada tahap menganggapi
(responding). 10
6. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar
Tarigan mengemukakan, “tujuan utama pengajaran bahasa ialah
agar para siswa terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak,
terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis”.
Dalam buku yang berjudul “Tulare Country Cooperative
Language Arts Guide” khususnya mengenai ketrampilan menyimak,
Anderson mengatakan sebagai berikut :
Taman Kanak-kanak (4 ⁄ - 6 tahun) :
a. Menyimak pada teman-teman yang sebaya dalam kelompok-kelompok
bermain atau kegiatan lainnya;
10
Ibid.,h. 63
17
b. Mengembangkan waktu perhatian yang sangat panjang terhadap cerita
atau dongeng;
c. Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang sederhana atau
yang mudah dipahami.
Kelas Satu (5 ⁄ - 7 Tahun):
a. Menyimak untuk menjelaskan yang ada dalam pikiran atau untuk
mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan;
b. Dapat mengulangi sesuatu yang telah di dengarnya secara tepat dan
benar;
c. Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan.
Kelas Dua (6 ⁄ - 8 tahun):
a. Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat;
b. Membuat saran-saran, pendapat, dan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan untuk memeriksa pengertiannya;
c. Sadar akan situasi atau kondisi dengan menempatkan kapan sebaiknya
menyimak, kapan pula sebaiknya tidak usah menyimak.
Kelas Tiga dan Empat ( 7 ⁄
a. Menyadari akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dan
sumber kesenangan;
b. Menyimak pada laporan orang lain dan siaran-siaran radio atau media
audio lainnya dengan maksud tertentu serta dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu;
c. Menunjukkan penguasaan kosa kata baku dengan kata-kata atau ekspresi-
ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.
Kelas Lima dan Enam ( 9 ⁄
a. Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan, kesalahan-
kesalahan, dan petunjuk-petunjuk keliru yang menurutnya kurang tepat;
18
b. Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan yang
memperoleh kesenangan pada sesuatu yang baru yang disimaknya.11
Dapat disimpulkan bahwasanya pada usia tingkat dasar, anak
memiliki tahapan keterampilan menyimak yang berbeda dalam masa
pertumbuhannya masing-masing. Ada yang cepat dan ada pula yang
lambat. Seperti yang sudah dijabarkan mengenai keterampilan menyimak
pada usia anak-anak pada umumnya, semakin sering melatih
keterampilan menyimak anak, semakin cepat dan baik perkembangan
keterampilan menyimak anak kedepannya.
B. Pantun
1. Pengertian Pantun
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama asli dari Indonesia.
Pantun bersifat anonim atau tanpa identitas. Pantun terdiri dari empat
larik yang merupakan sampiran dan isi. Dahulu pantun menggunakan
bahasa Melayu. Namun, setelah bahasa Indonesia disahkan, bahasa pantun
pun ikut berubah dan pantun pun kini mengikuti perkembangan zaman.
Tidak hanya bahasanya saja yang berubah, fungsi pantun pun mulai
berubah. Dahulu pantun hanya digunakan sebagai alat komunikasi. Dan
sekarang pantun digunakan untuk membuat syair lagu dan juga pidato.12
Nadjua A.S., mengemukakan, “pantun dari segi bahasa berarti
ibarat, seperti, umpama atau laksana. Pantun merupakan puisi lama yang
berasal dari Indonesia dan merupakan jenis puisi tertua. Pada mulanya,
pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan”.13
11
Ibid., h. 64-65 12
Bintang Angkasa Putra Raharja, Berbalas Pantun, (Jakarta: Permata Equator Media, 2008),
cet. 1, h. 1 13
Nadjua A.S, Intisari Kata Bahasa Indonesia, (Surabaya : Triana Media, tanpa tahun), h.
217
19
2. Ciri-ciri Pantun
Nadjua A.S mengemukakan, ciri-ciri pantun sebagai berikut:
a) Tiap bait terdiri atas 4 baris,
b) Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata,
c) Bersajak a-b-a-b,
d) Baris pertama dan kedua berupa sampiran, dan
e) Baris ketiga dan keempat berupa isi. 14
Jhon Gawa mengemukakan, “dalam pantun selalu ada dua
dimensi yaitu pertama yang disebut sampiran. Konvensi mengatakan
bahwa tidak ada yang sungguh-sungguh dengan sampiran.Sampiran
semata-mata diciptakan sebagai pengantar menuju isi yang sebenarnya
dalam dua larik berikutnya.”15
Sedangkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia mengenai
sampiran dikatakan sebagai berikut: “paruh pertama pada pantun, yaitu
baris kesatu dan kedua berupa kalimat-kalimat yang bisanya hanya
merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi kata
pada isi pantun (biasanya kalimat-kalimat pada sampiran tak ada
hubungan makna dengan kalimat-kalimat pada bagian isi)”16
3. Berdasarkan Isinya
Pantun berdasarkan isinya dibedakan menjadi beberapa macam,
antara lain pantun nasehat, pantun teka-teki, pantun jenaka, pantun adat,
pantun agama, pantun nasib, dan pantun perkenalan.
a. Pantun Nasehat
Contoh : Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
14
Ibid. 15
Jhon Gawa, Kebijakan dalam 1001 Pantun, (Jakarta: Penerbit buku Kompas, 2007), h. 30 16
Ibid., h.30
20
Bersenang-senang kemudian
b. Pantun Teka-teki
Contoh : Kalau puan, puan cerana
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijaksana
Binatang apa tanduk di kaki
c. Pantun Jenaka
Contoh : Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh di dekat limau tungga
Elok berbini orang sumbing
Biar marah ketawa juga
d. Pantun Adat
Contoh : Asam hadis asam gelugur
Ketiga Asam riang-riang
Menangis di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
e. Pantun Nasib
Contoh : Asam pauh dari seberang
Tubuhnya dekat tepi tebat
Badan jauh di rantau orang
Jika sakit siapa mengobat
f. Pantun perkenalan
Contoh : dari mana hendak ke mana
Dari Jepang ke Bandar Cina
Kalau kami bertanya
Bunga yang kembang siapa punya17
17
Nadjua A.S., Intisari Kata Bahasa Indonesia, (Surabaya : Triana Media, tanpa tahun),
hlm.217-218
21
4. Berdasarkan bentuknya
Pantun berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi beberapa
bagian, yaitu:
a. Pantun Karmina (pantun kilat) yaitu pantun yang dalam tiap-tiap
baitnya terdiri dari dua baris dan bersajak terus, yaitu a-a. Dalam
pantun karmina, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua
berupa isi.
Contoh :
Ada ubi ada talasnya
Ada budi ada balasnya
Sudah gerahu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan binasa
b. Pantun Empat Seuntai yaitu pantun yang tiap-tiap baitnya terdiri dari 4
baris
Contoh :
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
c. Pantun Talibun yaitu pantun yang tiap-tiap baitnya terdiri dari 6, 8, 10,
12 baris dan sajaknya bersilang, yaitu (a-b-c-a-b-c), (a-b-c-d-a-b-c-d),
(a-b-c-d-e-a-b-c-d-e) dan (a-b-c-d-f-a-b-c-d-e-f).
Contoh :
Baru diikat bunga tanjung
Dikembangkan orang atas rumpian
Digulung dengan kain sutra
22
Baru melihat adik kandung
Hilang nyawa semangat badan
Berguncang iman dalam dada
d. Pantun Rantai (pantun berkait) yaitu pantun 4 seuntai yang baris kedua
dan keempat dalam suatu bait menjadi baris pertama dan ketiga dalam
bait berikutnya, dan begitu seterusnya.
Contoh :
Tanam melati di rumah-rumah
Ubur-ubur sampiran dua
Kalau mati kita berdua
Satu kubur kita berdua
Ubur-ubur sampiran dua
Tanam melati bersusun tangkai
Satu kubur kita bersama
Kalau boleh bersusun bangkai18
C. Metode Permainan Bahasa Menyimak
Metode dalam bahasa (Yunani: methodos = jalan, cara), dalam filsafat
dan ilmu pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal
menurut rencana tertentu. Sedangkan dalam dunia pengajaran atau pendidikan,
metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang
sistematis berdasarkan approach tertentu. Jadi, metode merupakan cara
melaksanakan pekerjaan.19
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan. Metode bersifat prosedural dan sistematik karena tujuannya
18
Ibid., h. 218 19
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka
Setia, 2011), cet. III, h.20
23
untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan”.20
Sedangkan Slameto
mengemukakan bahwa “metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.21
Wina Sanjaya mengatakan, metode merupakan upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan
untuk meralisasikan startegi yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat
penting. Oleh karenanya strategi beda dengan metode. Strategi menunjuk
pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah
cara yang dapat digunakan untuk melakukan strategi. Dengan kata lain,
strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan metode
adalah a way in achieving.22
Hamruni mengatakan, “metode adalah salah satu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Dalam penentuan
metode yang telah digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat
menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang sedang berlangsung”.23
Penulis menyimpulkan bahwa metode adalah langkah-langkah cara untuk
melaksanakan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan kompetensi dasar yang
telah ditetapkan. Dengan adanya metode yang diterapkan maka tujuan akan
tercapai.
Djamarah dan Zain menerangkan kedudukan metode sangat penting.
Beberapa pendapat para ahli menyatakan, sebagai berikut: a) Sardriman.A.M
mengatakan metode sebagai alat motivasi ekstrintik, b) Roestiyah. N.K
mengatakan metode sebagai strategi pengajaran, c) Metode sebagai alat untuk
20
Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung : PT Rosda
Karya, 2011), cet. 3., h. 56 21
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010),
Ed. Rev., Cet. 5., h.82 22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :
Kencana, 2010) h. 147 23
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Depok, Sleman, Yogyakarta : Insan Madani, 2012), h.
12
24
mencapai tujuan, tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai
selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan24
Salah satu metode belajar mengajar dalam keterampilan menyimak adalah
permainan bahasa. Rachamawati dan Kurniati mengemukakan, bermain adalah
metode efektif untuk menumbuhkan dan mengembangkan kreatifvitas anak. Pada
hakikatnya bermain bagi anak adalah belajar dan bekerja, dan kreativitas lebih
banyak berkaitan dengan bermain daripada bekerja. Hal ini menjadi sangat penting
bilamana guru mau terlibat aktif dalam bentuk permainan yang dirancang untuk
mengembangkan kreativitas anak.25
Sujiono mengutip Piaget dalam Mayesty bahwa bermain adalah suatu
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan atau
kepuasan bagi diri seseorang, sedangkan Parten memandang kegiatan bermain
sebagai sarana sosialisasi di mana diharapkan melalui bermain dapat bereksplorasi,
menemukan, mengekspresikan perasaan, berekreasi, dan belajar secara
menyenangkan. Sujiono mengutip Vygotsky dalam Naughton bahwa bermain
membantu perkembangan kognitif anak secara langsung, tidak sekedar sebagai
hasil dari perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan Piaget.26
Berdasarkan penjelasan diatas yang dikemukakan para ahli mengenai
bermain, maka dapat disimpulkan bahwa : (a) bermain adalah sarana melatih
keterampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi kepribadian yang kompeten,
(b) bermain adalah pengalaman multidimensi yang melibatkan semua indra dan
menggugah kecerdasan seseorang, serta (c) bermain merupakan kendaraan untuk
belajar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). 27
24
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), hlm. 72-74 25
Yani Rachmawati, Euis Kurniati., Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia
Taman Kanak-kanak, (Jakarta : Kencana, 2010), Cet. 1, hlm.48-49 26
Yuliani Nuraiani Sujiono, Bambang Sujiono., Bermain Kreatif berbasis kecerdasan
Jamak, (Jakarta : PT Indeks, 2010), hlm. 34 27
Ibid., hlm.35
25
Sutikno mengemukakan dalam bukunya, permainan juga dimaksudkan
untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.
Adapun karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan serta serius tapi santai. Permainan digunakan untuk penciptaan
suasana belajar dari yang pasif ke aktif, dari yang kaku menjadi gerak, dan dari
jenuh menjadi semangat.28
Septia Sugiarsih mengemukakan dalam makalahnya, Permainan bahasa
merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).
Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi tidak
memperoleh keterampilan berbahasa tertentu, maka permainan tersebut
bukan permainan bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih
keterampilan bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan
disebut permainan bahasa.29
Subana dan Sunarti menjelaskan dalam bukunya “strategi belajar mengajar
Bahasa Indonesia”, beberapa penulis memperkenalkan jenis-jenis permainan,
antara lain: (1) W.R. Lee, yaitu “Language Teaching Games & Contest”, (2) R.H.
Bloomer, yaitu “Skill Games to Teach Reading”, (3) W.M. Nackey, yaitu “
Language Games”, dan (4) M.Em. Malac, C.S., yaitu “ The School Games
Book”.30
Adapun syarat keberhasilan permainan bahasa yaitu:
1. Permainan merupakan cara pendekatan untuk mencapai tujuan belajar
setiap mengajar.
2. Permainan memiliki peraturan yang jelas/tegas sehingga tidak
mempersulit peserta.
3. Tiap regu harus seimbang dalam jumlah dan kekuatannya.
28
Sobry Sutikno, Metode & Model-model Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2014), h. 44 29
Septia Sugiarsih, “Permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
dasar”, Makalah pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010,h.
4-5, tidak dipublikasikan. 30
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka
Setia, 2011), cet. III, h.208
26
4. Pilihlah permainan yang melibatkan banyak siswa.
5. Pilihlah permainan yang sesuai dengan kemampuan berbahasa siswa.
6. Jangan melaksanakan permainan pada awal pelajaran pada saat siswa
dalam keadaan segar.
7. Guru betul-betul bertindak sebagai pengelola permainan: yaitu bersikap
riang, lincah, tegas, dan tidak memihak.31
Dalam artikel Nurhasanah yang berjudul “penggunaan metode permainan
bahasa untuk meningkatkan kemampuan bicara”, Ari Kusmiatun mengemukakan
ada beberapa permainan bahasa yang dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai
metode untuk pembelajaran bahasa, terutama pada pembelajaran keterampilan
menyimak sebagai berikut bahwa permainan bahasa menyimak, tujuan
permainan ini adalah pengembangan keterampilan menyimak anak. Beberapa
bentuknya antara lain: Dengar-Ucap; Dengar- Tiru; Dengar-Gaya; Pesan
Berantai; Dengar Cerita, dan sebagainya.32
Subana dan Sunarti menjelaskan dalam bukunya “strategi belajar mengajar
Bahasa Indonesia”, bahwasanya menjelaskan N.F. Maskey dalam language
teaching analysis mengenai language games membagi permainan bahasa dalam
empat jenis:
1. Permainan mendengarkan (listening games)
2. Permainan berbicara (speaking games)
3. Permainan membaca (reading games)
4. Permainan menulis (writing games).
Pembahasan mengenai metode permainan bahasa akan dibahas lebih
dalam lagi pada pembahasan berikutnya mengenai metode permainan bahasa
bisik berantai.
31
Ibid., h. 209 32
Nurhasanah, Penggunaan Metode Permainan Bahasa untuk meningkatkan kemampuan
bicara siswa kelas III SDN 39 Sungai Kakap, Artikel Ilmiah, 2013, h.6
27
D. Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai
1. Pengertian bisik berantai
Permainan berbisik yaitu guru membisikkan suatu pesan atau
informasi kepada siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan atau
informasi itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan
kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya secara berantai. Siswa terakhir
menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa
apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak. 33
Dalam artikel penelitian Faridah, Suprawoto menerangkan dalam
suatu permainan mendengar berantai atau berbisik berantai adalah
permainan menyampaikan informasi dengan cara berbisik dari siswa
satu kesiswa lainnya dengan cepat dan cermat. Pemain pertama
menerima informasi dari guru, kemudian menyampaikan kepada
pemain kedua, demikian juga seterusnya. Pemain terakhir kemudian
menyampaikan kepada guru kembali atau menulis informasi tersebut
dipapan tulis.34
2. Langkah- langkah permainan bahasa bisik berantai
a. Guru memberikan pengantar singkat tentang pelaksanaan langkah-
langkah berbisik berantai.
b. Siswa dalam kelompok diatur dengan berderet atau berbaris ke
samping atau ke belakang.
c. Guru memutar tape recorder tentang cerita anak atau materi lain.
d. Setiap kelompok menuliskan kembali pesan yang didengar dalam
satu paragraf atau ungkapan.
e. Setelah posisi siswa sesuai dengan yang diharapkan, guru memanggil
siswa perwakilan kelompok untuk membisikkan satu paragraf yang
telah dibuat.
33
Budinuryanta Y, Kasuriyanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa,
(Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), h. 9.29 -9.30 34
Faridah Kartono, Siti Halidjah,“Peningkatan Kemampuan Menyimak Menggunakan Teknik
Permainan Berbisik Berantai di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Sungai Pinyuh” Artikel Penelitian
pada Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak, 2013, h. 8
28
f. Siswa menerima informasi tersebut dan membisikan informasi
tersebut kepada temannya.
g. Secara berantai siswa membisikan informasi tersebut.
h. Siswa menuliskan hasil dari bisikan temannya dan seterusnya.
i. Guru dapat mengulang beberapa informasi yang berbeda kedalam
satu kelompok secara bertahap.
j. Penilaian dapat dilakukan dengan menghitung beberapa tingkat
kesalahan yang diperbuat oleh kelompok tersebut.
k. Dan lakukan hal seperti diatas pada kelompok-kelompok berikutnya.
l. Kelompok yang mendapat nilai terbaik diberikan penghargaan oleh
guru.35
Menurut pendapat lain mengenai langkah-langkah permainan bahasa
bisik berantai yaitu pendapat Subana dan Sunarti sebagai berikut:
a. Bagi kelas dalam regu-regu lalu bentuk lingkaran.
b. Bisikkan sebuah kalimat pendek kepada seseorang siswa pada tiap
regu.
c. Ia harus membisikkannya lagi kepada teman di sebelahnya.
d. Siswa terakhir harus mengatakan dengan keras kepada guru.
e. Regu yang berhasil mengucapkan kalimat yang benar ialah
pemenangnya.36
3. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan permaian berbisik berantai ialah:
a. Kelebihannya yaitu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar, melatih empat keterampilan bahasa, menarik minat
siswa dalam pembelajaran, menimbulkan rasa bahagia, tanpa beban
35
Ibid. 36
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka
Setia, 2011), cet. III, h. 209
29
dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan rasa kerja sama
antarsiswa.
b. Kekurangannya yaitu menimbulkan situasi kelas yang ramai atau
riuh, memerlukan waktu yang cukup lama, menimbulkan siswa yang
terlalu aktif, menimbulkan interaksi siswa dan guru yang kurang
kondusif .37
E. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Ani Yulianti Rahayu. 2014. Meningkatkan Kemampuan Menyimak Usia
Dini melalui Permainan Pesan Berantai pada taman kanak-kanak Aisyiah
7 Jl. Sindang Sirna no.7 Kecamatan Karang Setra Kota Bandung Tahun
Pelajaran 2014/2015. Universitas Pendidikan Indonesia. Metode
penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
berdasarkan penelitian dilakukan tiga siklus dan berdasarkan hasil
penelitiannya setelah dilakukannya metode pesan berantai yang digunakan
mengalami peningkatan yaitu persentase kemampuan menyimak kategori
belum berkembang 0%, mulai berkembang 25%, dan berkembang sangat
baik 75%. Artinya metode pesan berantai untuk meningkatkan
keterampilan menyimak berhasil.
Perbedaan penelitian Ani Yulianti Rahayu dengan skripsi ini adalah dari
segi metode penelitiannya. Ani Yulianti Rahayu menggunakan metode
PTK dalam penelitiannya, sedangkan penulis menggunakan metode
eksperimen semu (quasi eksperiment) dan penulis pun memfokuskan
materi pantun sebagai bahan mataeri yang difokuskan untuk keterampilan
menyimak siswa.
2. Royanih. 2014. Peningkatan Kemampuan Menyimak Melalui Penerapan
Metode Permainan Bisik Berantai pada Siswa Kelas III MI Ath-
37
Faridah Kartono, Siti Halidjah, op.cit., hlm. 9
30
Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Negeri Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan hasil tes siklus I siswa
mengalami peningkatan dari hasil tes prasiklus sebesar 51.96% menjadi
59.83%. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 79,58 terjadi peningkatan
sebesar 22.23% dari siklus I yaitu dari 71.79 menjadi 79.58 dengan
persentase 75.57 . Jadi, kemampuan menyimak melalui penerapan metode
permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI. Ath-Thoyyibiyyah
Kalideres meningkat sebesar 7,79.
Pada dasarnya, penelitian Royanih, penelitian sebelumnya, dan penulis
memiliki persamaan penggunaan metode, yaitu sama-sama menggunakan
metode permainan bahasa bisik berantai. Perbedaan penelitian Royanih
dengan skripsi ini adalah dari segi aspek kefokusan materi keterampilan
menyimak yang diajarkan dan pengambilan sampel dalam penelitian.
Royanih meneliti hanya keterampilan menyimak dalam melakukan
penelitian keterampilan menyimak pada kelas III di MI Ath-Thoyyibiyyah
Kalideres Jakarta Barat. Sementara penulis meneliti keterampilan
menyimak pantun pada kelas IV SDN Bekasi Jaya II.
3. Nunung Hidayah. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui
Metode Permainan Bahasa Tipe Bisik Berantai pada Siswa Kelas V MI
Al-Hidayah Pamijahan Bogor tahun ajaran 2012/2013. Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Negri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penelitian ini nunung menyimpulkan pada Siklus I dam II bahwa
metode permainan bahasa bisik berantai ini pada peningkatan menulis
puisi pada siswa sangat efektif dan mengalami peningkatan. Siswa jadi
lebih berminat dalam membuat puisi. Guru pun lebih kreatif dalam
melakukan proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan
31
prestasi belajar siswa terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) karna berhubungan dengan peningkatan pendidikan maka
digunakanlah metode penelitian tersebut.
Perbedaan penelitian Nunung Hidayah dengan skripsi ini adalah dari
pemilihan jenis keterampilan bahasanya, metode penelitian, pengambilan
sample penelitian dan jenjang pendidikan yang dipilih sebagai tempat
penelitian. Nunung Hidayah memilih keterampilan menulis puisi dalam
penelitiannya pada siswa kelas V MI Al-Hidayah Pamijahan Bogor dan
menggunakan metode penelitian PTK. Sedangkan penulis memilih
keterampilan menyimak pantun dalam melakukan penelitian pada siswa
kelas IV SDN Bekasi Jaya II dengan menggunakan metode penelitian
quasi eksperimen.
F. Kerangka Berpikir
Belajar Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.
Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan meningkatkan kemampuan
pembelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Hal ini relevan
dengan kurikulum bahasa bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke
dalam empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa memuaskan. Pembelajaran
yang biasa diterapkan selama ini menggunakan metode konvensional, di mana
pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat dalam
pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yang
berakibat kurangnya minat belajar. Minat belajar akan tumbuh dan terpelihara
apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi, baik melalui
variasi metode pembelajaran maupun media.
32
Metode permainan bahasa bisik berantai adalah salah satu metode
pengajaran menyimak dan pembelajaran kooperatif sebagai alternatif bagi
guru dalam mengajar siswa. Pada metode ini siswa dibentuk beberapa
kelompok dan berbaris untuk menyiapkan permainan bisik berantai mengenai
materi pantun.Sebelum permainan bisik berantai dimulai, guru memberikan
stimulus atau bekal materi tentang materi pantun. Guru memberikan tema
pantun pada setiap kelompok dan siswa mulai berbisik dengan menyampaikan
ke teman kelompoknya tentang teori dan isi pantun. Siswa yang tepat dan
benar melafalkan pantun dialah pemenangnya. Cara ini menjamin keterlibatan
total semua siswa dan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung
jawab individual dalam diskusi kelompok. Dengan adanya keterlibatan total
semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Siswa kelompok bawah akan dapat transfer pengetahuan dari siswa kelompok
atas yang merupakan teman sebayanya yang memiliki orientasi dan bahasa
yang sama. Sedangkan siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan
akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan
pemikiran lebih mendalam tentang materi yang dijelaskan.
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan di atas, maka
hipotesis penelitian ini adalah:
H0 : Tidak terdapat pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai
terhadap keterampilan menyimak pantun pada siswa kelas IV SDN
Bekasi Jaya II
H1 : Terdapat pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai terhadap
keterampilan menyimak pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Bekasi Jaya II, Jl. Kh. Mas
Mansyur- Bekasi Mede, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur,
Kota Bekasi, Kode Pos 17112 , pada tanggal 04 - 25 mei 2015, semester
genap tahun pelajaran 2014/2015.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment),
yaitu pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
metode permainan bahasa bisik berantai yang diterapkan pada kelompok
eksperimen kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa menggunakan metode
permainan bahasa bisik berantai.
Eksperimen yang peneliti lakukan dalam penelitian ini dapat
dikategorikan sebagai eksperimen semu (Quasi Experiment). Hal ini
dikarenakan eksperimen yang dilakukan tidak memenuhi salah satu
kriteria yang dibutuhkan oleh eksperimen sesungguhnya, yaitu
randomisasi subjek penelitian. Sebagaimana diketahui, penentuan sampel
pada penelitian eksperimen harus dipilih secara random. Hal ini tidak
mungkin dilakukan pada penelitian ini, karena subjek penelitian sudah
terbentuk dalam kelas alami, sehingga tidak mungkin melakukan
randomisasi. Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari tidak adanya
randomisasi, maka kedua sampel yang dipilih harus memiliki karakteristik
yang sama. Akan tetapi, dalam hal ini kelompok kontrol tidak berfungsi
sepenuhnya dalam mengontrol hal-hal yang mempengaruhi treatment
terhadap keterampilan menyimak.
34
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian
ini melibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum proses belajar dimulai dua
kelompok tersebut mendapatkan tes awal yang sama. Setelah itu kelompok
eksperimen mendapatkan perlakuan dengan metode permainan bahasa
bisik berantai dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi pantun,
sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode ceramah saja dalam
mata pelajaran pada Bahasa Indonesia. Setelah proses pembelajaran selesai
masing-masing kelompok mendapatkan tes akhir yang sama. Adapun
urutan desain penelitian terlihat jelas pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Nonrandomised Pretest-Posttest Control Group Design1
Kelompok TesAwal Perlakuan (x) TesAkhir
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T3 - T4
Keterangan:
T1 : Pretest kelas eksperimen
T2 : Posttest kelas eksperimen
T3 : Pretest kelas kontrol
T4 : Posttest kelas kontrol
X : Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode
permainan bahasa bisik berantai
- : Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode ceramah
1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 186.
35
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik terentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas IV SDN Bekasi Jaya
II tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 2 kelas. Kelas IV berjumlah
50 siswa/siswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.3 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
dua kelompok, yaitu:
a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode
permainan bahasa bisik berantai.
b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan
pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa menggunakan metode
permainan bahasa bisik berantai.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.4 Menurut Riduwan purposive sampling ialah teknik
sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-
pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan
sampel untuk tujuan tertentu.5 Penentuan sampel dilakukan dengan
memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek
kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009). Cet. Ke-15, h. 117. 3 Ibid.,h. 118.
4 Ibid.,h. 124.
5 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-6, h. 63.
36
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cara-cara memperoleh data yang dipergunakan untuk penelitian.
Teknik pengumpulan data ini menggunakan tes dan non tes. Tes berupa
soal essay sedangkan non tes berupa dokumentasi yaitu hasil kegiatan
pembelajaran materi pantun siswa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis:
1. Instrumen Tes
Tes adalah cara (yang dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah-perintah (yang
harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari
hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi testee.6
a. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam
bentuk essay yang diberikan kepada sampel penelitian untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode
permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak
pantun. Hasil dari tes tersebut akan dibandingkan untuk
mengetahui perbedaan nilai atau kemampuan siswa dalam
menyimak dan membuat pantun dengan menggunakan metode
permainan bahasa bisik berantai dan tidak menggunakan metode
permainan bahasa bisik berantai.
Dengan kisi-kisi tes sebagai berikut:
6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), Cet. Ke-11, h. 67.
37
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Menyimak Pantun
Kompetensi Dasar Indikator
Pencapaian
Nomor Soal Jumlah Bobot Skor
C1 C2 C3
5.2. Menirukan
pembacaan pantun
anak dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
Menulis kembali
pantun yang telah
disimak
1 1 20
Menjelaskan isi
dan nasehat
pantun yang telah
disimak
2 1 10
Menyusun baris-
baris pantun
dengan tepat dan
benar
3 1 20
Menjelaskan
tentang pantun
4,6 2 20
Membedakan
jenis-jenis pantun
5 1 30
Jumlah 100
2. Instrumen Non Tes
a. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.7 Dokumentasi merupakan cara lain
untuk memperoleh data dari responden. Pada teknik ini, peneliti
dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam- macam
sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-10, h. 329.
38
Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil
karya tulisan siswa dalam kegiatan pembelajaran menyimak
pantun.
G. Validitas
Arikunto dalam buku Riduwan mengartikan validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat
ukur. Sementara Sugiyono dalam buku yang sama mengatakan jika
instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur.8
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes menulis
karangan. Berdasarkan hal itu maka validitas yang digunakan adalah
pengujian validitas konstruksi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas
konstruksi apabila butir soal yang membangun tes tersebut mengukur
setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional
Khusus.9 Untuk menguji validitas konstruksi, digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek
yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara meminta pendapatnya
tentang instrumen yang telah disusun itu. Dalam hal ini, ahli yang dimintai
pendapatnya adalah dosen pembimbing penulisan skripsi yang telah
ditentukan dari jurusan.
H. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
8 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula
(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-6, h. 97. 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h. 67.
39
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.10
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
Variabel bebas (X): Penggunaan Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai
Variabel terikat (Y): Keterampilan Menyimak Pantun
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah untuk dibaca agar data yang terkumpul itu dapat
dianalisa kemudian diambil kesimpulan. Teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan adalah uji liliefors.
` Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
Lo : harga mutlak terbesar
F (Zi) : peluang angka baku
S (Zi) : proporsi angka baku
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus
z =
keterangan:
Xi : data
: rata-rata data tunggal
: simpangan baku
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-10, h. 61.
40
c. Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar
peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis
F(Z Zi) yang mempunyai rumus F(Zi) = 0,5 Z.
d. Hitung proporsi Z1, Z2, .... Zn yang lebih kecil atau sama dengan
Zi.
Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka:
S(Zi) =
e. Hitung selisih absolut F(Zi)-S(Zi) pada masing-masing data,
kemudian tentukan harga mutlaknya.
f. Nilai yang paling besar adalah Lhitung yang dicari
g. Lhitung tersebut dibandingkan dengan Ltabel pada tabel “nilai kitis
untuk uji liliefors”
Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara
dua keadaan atau populasi. Uji Homogenitas dilakukan dengan
melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher pada taraf
signifikansi 0,05, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Ho= varians populasi homogen
Ha= varians populasi heterogen
b) Jumlah sampel (N)
c) Derajat kebebasan
Dk pembilang= N – 1 dk penyebut = N – 1
d) Fhitung =
Dengan bvarians =
e) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikan
5%. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahu apakah
data sampel tersebut bersifat homogen atau tidak.
41
Kriteria pengujian:
1) Jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti
varians kedua populasi homogen
2) Jika Fhitung Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti
varians kedua populasi tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji pengujian hipotesis, data dianalisis menggunakan uji “t” (t-test),
dengan rumus:11
4. t =
√
dimana,
S2Total = ( )
( )
( )
Keterangan:
t : uji hipotesis
X1 : rerata kelas eksperimen
X2 : rerata kelas kontrol
S : simpangan baku
N : number of case
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : µ1 = µ2
Ha: µ1 ≠ µ2
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai
terhadap keterampilan menyimak pantunanak pada siswa kelas IV SDN
Bekasi Jaya II.
11
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.239
42
Ha: Terdapat pengaruh metode permainan bisik berantai terhadap
keterampilan menyimak pantun anak pada siswa kelas IV SDN Bekasi
Jaya II.
µ1: Rata-rata keterampilan menyimak pantun siswa dengan
menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai
µ2: Rata-rata keterampilan menyimak pantun siswa dengan
menggunakan metode ceramah
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Bekasi Jaya II. Pada kelas IV
terdiri dari dua kelas. Peneliti mengambil sampel penelitian dua kelas,
yaitu kelas IV A dan IV B, yang berjumlah 50 siswa/siswi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode permainan bahasa bisik
berantai terhadap keterampilan menyimak pantun pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Sebelum kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, peneliti
memberikan tes pretest berupa soal essay. Setiap siswa diminta untuk
menyimak soal pantun untuk dijawab, siswa hanya mengisi jawaban
setelah menyimak soal yang telah diberikan. Hasil pretest tersebut,
kemudian dihitung oleh peneliti. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
rata-rata kemampuan atau keterampilan menyimak pantun kelas IV A
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas IV B. Akan tetapi,
penyebaran data yang mendapat nilai rendah dan sedang masih seimbang,
sehingga data dari kedua kelompok dinyatakan normal dan homogen. Data
yang normal dapat dilihat dari hasil perhitungan uji normalitas pretest
dengan menggunakan Uji Liliefors. Karena data pretest dinyatakan normal
dan homogen, maka peneliti dapat menentukan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Untuk memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol,
maka peneliti menggunakan cara teknik random/acak antara kelas IV A
dan IV B. Dari hasil pengocokan peneliti mendapatkan bahwa kelas IV A
yaitu kelas eksperimen, sedangkan kelas IV B yaitu kelas kontrol.
Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia materi pantun menggunakan metode
permainan bahasa bisik berantai, sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia materi
44
pantun tanpa menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai.
Penelitian ini dilakukan empat kali pertemuan. Adapun materi yang
diberikan adalah mengenai pengertian pantun, ciri-ciri pantun, jenis-jenis
pantun, cara membuat pantun dan kegiatan intinya adalah menyimak
pantun. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan, pertemuan berikutnya
peneliti memberi soal posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Berikut daftar nilai pretest dan posttest keterampilan
menyimak pantun yang diperoleh kelompok eksperimen dan kontrol:
Tabel 4.1
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menyimak Pantun
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Nama Pretest Posttest Nama Pretest Posttest
1 A 68 80 a 46 64
2 B 86 97 b 79 81
3 C 65 85 c 65 73
4 D 70 92 d 62 75
5 E 59 87 e 45 67
6 F 60 87 f 55 82
7 G 62 80 g 65 75
8 H 65 87 h 50 65
9 I 69 75 i 54 72
10 J 65 79 j 56 75
11 K 75 85 k 40 50
12 L 62 85 l 65 79
13 M 52 74 m 62 75
14 N 50 80 n 70 82
15 O 50 70 o 75 86
16 P 78 85 p 55 77
17 Q 83 90 q 45 70
45
1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelas yang diberi pembelajaran
menyimak pantun tanpa menggunakan metode permainan bahasa bisik
berantai. Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi pembelajaran
menyimak pantun dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik
berantai. Sebelum kedua kelompok diberi pembelajaran menyimak pantun,
terlebih dahulu keduanya diberi tes awal (pretest) keterampilan menyimak
pantun. Pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen dilaksanakan pada
hari Senin, tanggal 01 Mei 2015. Subjek kedua kelompok masing-masing
berjumlah 25 siswa.
Rangkuman hasil pengolahan data pretest kedua kelompok dapat
dilihat dari tabel berikut:
18 R 63 95 r 75 82
19 S 91 95 s 59 73
20 T 75 90 t 45 65
21 U 48 80 u 70 82
22 V 77 95 v 58 57
23 W 77 95 w 60 75
24 X 52 79 x 73 87
25 Y 40 72 y 45 40
Jumlah
1642 2119 Jumlah 1474 1809
Rata-rata
65,68 84,76 Rata-
rata
58,96 72,36
46
Tabel 4.2
Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol dan Eksperimen
No Kelompok N Skor
Maksimal
Skor
Minimal
Mean Median Modus Standar
Deviasi
1 Eksperimen 25 91 40 65,68 65,00 65 12,783
2 Kontrol 25 79 40 58,96 59,00 45 11,066
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan
distribusi frekuensi perolehan nilai pretest keterampilan menyimak
pantun kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut ini adalah distribusi
frekuensi perolehan nilai pretest keterampilan menyimak pantun
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Frekuensi %
40 1 4,0
48 1 4,0
50 2 8,0
52 2 8,0
59 1 4,0
60 1 4,0
62 2 8,0
63 1 4,0
65 3 12,0
68 1 4,0
69 1 4,0
70 1 4,0
75 2 8,0
77 2 8,0
47
78 1 4,0
83 1 4,0
86 1 4,0
91 1 4,0
Total 25 100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun
Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang mendapat nilai 40, 48, 59, 60, 63, 68, 69, 70, 78, 83,
86, dan 91 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 50,
52, 62, 75, 77 masing-masing adan dua orang dan siswa yang mendapat
nilai 65 ada tiga orang.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
40 48 59 60 63 68 69 70 78 83 86 91 50 52 62 75 77 65
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Eksperimen
40 48 59 60 63 68 69 70 78
83 86 91 50 52 62 75 77 65
48
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Frekuensi
40 1 4,0
45 4 16,0
46 1 4,0
50 1 4,0
54 1 4,0
55 2 8,0
56 1 4,0
58 1 4,0
59 1 4,0
60 1 4,0
62 2 8,0
65 3 12,0
70 2 8,0
73 1 4,0
75 2 8,0
79 1 4,0
Total 25 100,0
Berdasarkan tabel dan histogram di bawah, dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapat nilai 40, 46, 50, 54, 56, 58, 59, 60, 73 dan 79
masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 55, 62, 70 dan
75 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada tiga
orang dan yang mendapat nilai 45 ada empat orang
49
Tabel di atas disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol
2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Pemberian postest keterampilan menyimak pantun pada
kelompok eksperimen dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian
pembelajaran menyimak pantun dengan menggunakan metode
permainan bisik berantai. Sedangkan posttest keterampilan menyimak
pantun pada kelompok kontrol dimaksudkan untuk melihat hasil
pencapaian pembelajaran menyimak pantun tanpa menggunakan
metode permainan bisik berantai. Subjek kedua kelompok masing-
masing berjumlah 25 siswa.
Rangkuman hasil pengolahan data postest kedua kelompok
dapat dilihat dari tabel berikut:
0
1
2
3
4
5
40 46 50 54 56 58 59 60 73 79 55 62 70 75 65 45
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kontrol
40 46 50 54 56 58 59 60 73 79 55 62 70 75 65 45
50
Tabel 4.5
Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan
distribusi frekuensi perolehan nilai posttest keterampilan menyimak
pantun kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut ini
adalah distribusi frekuensi perolehan nilai posttest keterampilan
menyimak pantun kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Keterampilan
Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Frekuensi %
70 1 4,0
72 1 4,0
74 1 4,0
75 1 4,0
79 2 8,0
80 4 16,0
85 4 16,0
87 3 12,0
90 2 8,0
92 1 4,0
95 4 16,0
97 1 4,0
Total 25 100,0
No Kelompok N Skor
maksimal
Skor
minimal
Mean Median Modus Standar
deviasi
1 Eksperimen 25 97 70 84,76 85,00 80 7,747
2 Kontrol 25 87 40 72,36 75,00 75 11,075
51
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang mendapat nilai 70, 72, 74, 75, 92 dan 97 masing-
masing ada satu orang, siswa yang mendapatkan nilai 79 dan 90
masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 87 ada tiga
orang, siswa yang mendapat nilai 80, 85, dan 95 masing-masing ada
empat orang.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Keterampilan Menyimak
Pantun Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Frekuensi%
40 1 4,0
50 2 8,0
57 1 4,0
0
1
2
3
4
5
70 72 74 75 92 97 79 90 87 80 85 95
Grafik Nilai Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen
70 72 74 75 92 97 79 90 87 80 85 95
52
64 1 4,0
65 1 4,0
67 1 4,0
70 1 4,0
72 1 4,0
73 2 8,0
75 4 16,0
77 1 4,0
79 1 4,0
80 1 4,0
81 1 4,0
82 4 16,0
86 1 4,0
87 1 4,0
Total 25 100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan
Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapat nilai 40, 57, 64, 65, 67, 70, 72, 77, 79, 80, 81,
0
1
2
3
4
5
40 57 64 65 67 70 72 77 79 80 81 86 87 50 73 75 82
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kontrol
40 57 64 65 67 70 72 77 79 80 81 86
53
86 dan 87 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai
50 dan 73 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 75
dan 82 masing-masing ada empat orang.
3. Perbandingan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol.
Pembahasan sebelumnya telah menyajikan data pretest dan
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut akan
disajikan perbandingan data prretest dan posttest menyimak pantun
antara dua kelompok tersebut.
Tabel 4.8
Perbandingan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Data
Pretest Posttest
Kelompok
eksperimen
Kelompok
kontrol
Kelompok
eksperimen
Kelompok
kontrol
N 25 25 25 25
Nilai
Tertinggi
91 79 97 87
Nilai
Terendah
40 40 70 40
Mean 65,68 58,96 84,76 72,36
Median 65,00 59,00 85,00 75,00
Modus 65 45 80 75
Standar
Deviasi
12,783 11,066 7,747 11,075
Dari tabel di atas menunjukan hasil pretest-posttest kedua
kelompok penelitian dapat perbedaaan. Pretest kelompok eksperimen
54
memperoleh nilai tertinggi 91, sedangkan pretest kelompok kontrol
memperoleh nilai tertinggi 79. Rata-rata hitung pretest kelompok
eksperimen mencapai angka sebesar 65,68, dan rata-rata hitung pretest
kelompok kontrol mencapai angka sebesar 58,96. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perolehan nilai pretest kelompok eksperimen
lebih tinggi dibandingkan perolehan nilai kelompok kontrol.
Tabel di atas pun menyajikan data posttest. Posttest kelompok
eksperimen memperoleh nilai tertinggi 97, sedangkan posttest
kelompok kontrol mendapatkan nilai tertinggi 87. Selain itu juga dapat
diketahui perbedaan rata-rata nilai postest kelompok eksperimen
mencapai angka 84,76. Sedangkan perolehan nilai rata-rata nilai
postest kelompok kontrol mencapai angka 72,36. Selisih nilai rata-
rata hitung antara kedua kelompok sebesar 12,4. Hal ini menunjukkan
bahwa perolehan nilai posttest kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada kelompok kontrol.
B. Hasil Analisis
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka data
akan diolah dengan uji hipotesis. Namun sebelumnya, terlebih dahulu
akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Setelah data nilai pretest terkumpul, maka dapat dlakukan
uji persyarat analisis data yaitu uji normalitas menggunakan uji
liliefors dan diperoleh hasil belajar sebagai berikut::
Hasil uji normalitas sebaran data pretest-posttest
keterampilan dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel
berikut:
55
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Eksperimen Kontrol
rata-rata 65,68 Rata-rata 58,96
StandarDeviasi 12,78254 Standar Deviasi 11,06601
Nilai Maksimal 91 Nilai Maksimal 79
Nilai Minimal 40 Nilai Minimal 40
A
Eksperimen
Kontrol Keterangan
0,05 Lhitung
(Lo)
Ltabel
(Lt)
Lhitung
(Lo)
Ltabel
(Lt)
Sampel
berdistribusi
normal 0,097738 0,159066 0,119231 0,159066
Berdasarkan tabel 4.9 perhitungan uji normalitas data, untuk
normalitas pretest kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung (Lo) lebih kecil
dari Ltabel (Lt) dengan n=25. Karena Lo < Lt (0.09<0.15) maka sampel pada
kelas Eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji normalitas pretest kelas
Kontrol diperoleh Lhitung (Lo) lebih kecil dari Ltabel (Lt) dengan n=25.
Dikarenakan Lo < Lt (0.11<0.15) maka sempel pada kelas Kontrol juga
berdistribusi normal. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 17.
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Eksperimen Kontrol
rata-rata 84,76 Rata-rata 72,36
Standar deviasi 7,747473 Standar deviasi 11,07505
Nilai Maksimal 97 Nilai Maksimal 87
56
Nilai Minimal 70 Nilai Minimal 40
A Ekseperimen Kontrol Keterangan
0,05 Lhitung
(Lo)
Ltabel
(Lt)
Lhitung
(Lo)
Ltabel
(Lt)
Sampel
berdistribusi
normal 0,130522 0,141873 0,127034 0,159066
Berdasarkan tabel 4.10 perhitungan uji normalitas data, untuk
normalitas posttest kelas Eksperimen diperoleh nilai Lhitung (Lo) lebih
kecil dari Ltabel (Lt) dengan n=25. Dikarenakan Lo < Lt (0.13<0.14)
maka sampel pada kelas Eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji
normalitas posttest kelas Kontrol diperoleh Lhitung (Lo) lebih kecil dari
Ltabel (Lt) dengan n=25. Karena Lo < Lt (0,12<0.15) maka sempel pada
kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih jelas, lihat pada
lampiran 18.
b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas
kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau
tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Fisher, dengan kriteria pengujian:
1. Jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen
2. Jika Fhitung Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas data pada kelas Eksperimen
dan Kontrol sebelum diberi perlakuan (pretest) dapat dilihat pada tabel
berikut:
57
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Pretest
Varians Taraf
signifikan
Fhitung Ftabel Keterangan
Eksperimen Kontrol
163.39 122.45 0.05 1.334 1.983 Data
homogen
Bedasarkan tabel 4.11, hasil perhitungan uji Homogenitas Fhitung <
Ftabel (1,334<1,983) maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada saat melakukan pretest kedua kelompok berasal dari populasi yang
homogen. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 19.
Hasil perhitungan uji homogenitas data pada kelas Eksperimen dan
kelas Kontrol setelah diberikan perlakuan (posttest) dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Posttest
Varians Taraf
signifikan
Fhitung Ftabel Keterangan
Eksperimen Kontrol
60.02 122.65 0.05 0,489 1.983 Data
homogen
Berdasarkan tabel 4.6, hasil perhitungan Fhitung < Ftabel
(0,489<1,983) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
saat dilakukan posttest kedua kelompok berasal dari populasi yang
homogen. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 20.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji-t Data Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Uji-t dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang sama
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil perhitungan uji-t
58
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji-t Pretest
thitung ttabel Kesimpulan
0,597 1,991 Tolak Hα dan
terima H0
Berdasarkan tabel 4.13, perhitungan pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol thitung < ttabel (0,597 < 1,991). Hal ini menunjukkan Ha
ditolak atau hipotesis belum teruji, artinya penggunaan metode
permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak
pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II. Untuk lebih jelas, lihat
pada lampiran 21.
b. Uji-t Data Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Selanjutnya, untuk menguji H0 yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan rata-rata keterampilan menyimak pantun dengan
menggunakan Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai dengan rata-
rata keterampilan menyimak pantun yang tidak diberi Metode
Permainan Bahasa Bisik Berantai digunakan uji-t posttest. Dengan
kriteria pengujian yaitu:
1. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Hα ditolak, sedangkan
2. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Hα diterima.
Hasil perhitungan uji-t kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji-t Posttest
thitung ttabel Kesimpulan
5,774 1,991 Tolak H0 dan terima
Hα
59
Berdasarkan tabel 4.14, hasil uji-t posttest diperoleh thitung (5,774)
>ttabel (1,991).Sehingga thitung berada didalam daerah penolakan H0 atau
dengan kata lain H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan, bahwa hasil uji-
t pada data posttest menunjukkan adanya perbedaan kemampuan
menyimak pantun. Dengan kata lain, keadaan akhir kemampuan
menyimak pantun pada kelompok eksperimen adalah berbeda. Untuk
lebih jelas, lihat pada lampiran 22.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, terlihat
bahwa perolehan nilai kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan lebih
tinggi dari perolehan nilai kelompok kontrol. Sebelum diberi perlakuan,
terlebih dahulu dilakukan pretest pada kedua kelompok tersebut. Pada
kelompok eksperimen diperoleh skor tertinggi sebesar 91, skor terendah
sebesar 40, rata-rata pretest sebesar 65,68, median sebesar 65,00, modus
sebesar 65 dan standar deviasi sebesar 12,783. Pada kelompok kontrol
diperoleh skor tertinggi sebesar 79, skor terendah sebesar 40, rata-rata
pretest sebesar 58,96, median sebesar 59,00, modus sebesar 45 dan standar
deviasi sebesar 11,066.
Setelah dilakukan pretest pada pertemuan pertama, kemudian
kedua kelompok penelitian tersebut diberi perlakuan yang berbeda selama
empat kali pertemuan. Pertemuan keempat kedua kelompok penelitian
diberi soal posttest. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kedua
kelompok penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Kelompok kontrol
memperoleh skor tertinggi sebesar 87, skor terendah sebesar 40, rata-rata
posttest sebesar 72,36, median sebesar 75,00, modus sebesar 75 dan
standar devisiasi sebesar 11,075. Kelompok eksperimen memperoleh skor
tertinggi 97, skor terendah sebesar 70, rata-rata posttest sebesar 84,76,
median sebesar 85,00, modus sebesar 80 dan standar devisiasi sebesar
60
7,747. Hasil posttest tersebut menunjukkan bahwa rata-rata posttest
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata posttest
kelompok kontrol.
Hal tersebut juga ditunjukkan oleh uji-t skor pretest-posttest
keterampilan menyimak pantun pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Pengujian uji-t skor pretest-posttest ini dilakukan untuk
mengetahui adanya pengaruh atau tidak dalam proses pembelajaran antara
sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Nilai probabilitas yang diperoleh
dari pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan taraf
signifikansi 5% yaitu sebesar thitung (0,597) < ttabel (1,991). Perhitungan uji-t
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan awal dan kemampuan
akhir siswa dalam menyimak pantun adalah sama. Sedangkan pada nilai
probabilitas yang diperoleh posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar thitung (5,774) >ttabel
(1,991). Perhitungan uji-t tersebut menunjukkan nilai probabilitas lebih
besar dari taraf signifikansi. Artinya, rata-rata kemampuan awal dan
kemampuan akhir siswa dalam menyimak pantun adalah berbeda.
Data yang telah diinterpretasikan di atas menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir pada
kelompok eksperimen dalam menyimak pantun. Sedangkan, pada
kelompok kontrol tidak ada perbedaan antara kemampuan awal dan
kemampuan akhir dalam menyimak pantun. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut. Dalam pembelajaran
menyimak pantun, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai, sementara
kelompok kontrol tidak menggunakan metode permainan bahasa bisik
berantai.
Metode permainan bisik berantai pada materi menyimak pantun
sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran keterampilan menyimak.
61
Disamping melatih otak untuk mengingat dan melatih konsentrasi siswa,
juga meningkatkan semangat siswa untuk belajar.
Pada saat pembelajaran pun metode bisik berantai bisa dilengkapi
dengan media seperti video ,tape record dan sebagainya, supaya siswa
lebih semangat mengikuti permainan tersebut pada pembelajaran
menyimak pantun. Meskipun ada saja siswa yang lambat atau lemah
konsentrasinya sehingga tertinggal dalam simakkan dan merasa terbebani
karna ditugaskan untuk mengingat dan menghafal. Namun setelah
mengikuti pembelajaran ini siswa memiliki motivasi sendiri melakukan
yang terbaik untuk diri sendiri dan juga kelompoknya karena pada metode
ini pun menjadi pelajaran untuk siswa untuk memiliki rasa tanggung
jawab.
a. Pertemuan Pertama Kelas Kontrol dan Eksperimen
Pada hari Senin, tanggal 04 Mei 2015. Untuk perlakuan
pertama kelas eksperimen, siswa diberikan perlakuan dengan memberi
pengetahuan mengenai pantun dan menjelaskan langkah-langkah
permainan bisik berantai pada pembelajaran pantun. Kemudian guru
memberikan kertas warna yang berisikan pantun. Setiap kelompok
dibagikan kertas tersebut dan kemudian masing-masing dua kelompok
maju dan memulai permainan bisik berantai dan untuk siswa yang
terakhir bertugas menyebutkan kembali pantun yang telah dibisikkan
oleh teman kelompoknya hingga seterusnya pada kelompok lain.
Untuk kelompok yang tepat dan benar menyebutkan pantun yang telah
disimaknya maka mendapatkan reward sebagi penyemangat.
Setelah siswa memahami tentang pantun dan sudah mengikuti
permainan dalam pembelajaran pantun, siswa per individu diberikan
LKS untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan juga melatih daya
ingat siswa.
62
Berbeda dengan perlakuan pertama kelompok kontrol. Peneliti
mengajar dengan menggunakan konvensional, siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang pantun dan membentuk kelompok dari
beberapa siswa. Kemudian siswa diperintahkan untuk menyimak
bacaan pantun atau soal yang diberikan oleh guru. Dan siswa kembali
melafalkan kembali pantun yang telah disimaknya. Ketika diberikan
tugas untuk menyimak pantun dengan metode konvensional tanpa
metode permainan bisik berantai, siswa membutuhkan waktu lebih
lama untuk mengingat dan menyimak secara konsentrasi pantun yang
telah dibacakan. Siswa mengalami kesulitan untuk kembali
menuliskan kembali pantun yang disimaknya, dan kurang
mempertanggungjawabkan diri sendiri untuk menyimak. Peneliti tetap
menjelaskan tentang pantun pada kelas kontrol, materi yang
disampaikannya pun tidak jauh berbeda pada kelompok eksperimen.
Selanjutnya, siswa diberi LKS yang sama dengan kelompok
eksperimen.
b. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol dan Eksperimen
Pada hari Senin, tanggal 11 Mei 2015. Untuk perlakuan kedua
kelompok eksperimen, siswa masih diberikan pengetahuan tentang
pantun. Pada metode bisik berantai pertemuan kedua, siswa dibentuk
kelompok lagi. Setiap kelompok diberikan kertas warna kosong dan
setiap kelompok membuat pantun, kemudian kertas semua kelompok
digabungkan dan dikocokkan, perwakilan kelompok maju untuk
mengambil kertas warna pantun temannya untuk dimainkan pada bisik
berantai menyimak pantun. Langkah permainan pada pembelajaran ini
sama dengan menyampaikan informasi untuk dibisikkan kepada
temannya dan kemudian menyimaknnya. Lalu siswa diperintahkan
untuk menuliskan kembali pantun tersebut. Setelah siswa telah usai
mengikuti permainan tersebut, siswa diberikan reward atau
63
penghargaan bagi kelompok yang menang dalam permainan bisik
berantai. Kemudian guru memberikan LKS pada setiap kelompok.
Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen, pada siswa
terdapat perkembangan menyimak dari pertemuan sebelumnya. Siswa
sangat antusias dan memiliki dorongan tersendiri untuk bertanggung
jawab secara individu dan juga kelompoknya.
Sedangkan perlakuan kedua pada kelompok kontrol hampir
sama dengan kelompok eksperimen saat penyampaian materi, hanya
saja kelompok kontrol tidak menggunakan metode permainan bahasa
bisik berantai. Tampak kejenuhan sikap pada para siswa pun terlihat
karna hanya diberikan atau disuguhkan metode ceramah/konvensional
saja. Guru menyebutkan pantun dengan suara nyaring dan siswa
diperintahkan guru untuk menyimak dan menyebutkan kembali pantun
tersebut dengan tepat dan benar. Kemudian guru juga memberikan
contoh cara penulisan pantun dan diperintahkan untuk membuat
pantun hasil karya sendiri. Setelah siswa diberikan materi, siswa
diberikan LKS yang sama seperti kelompok eksperimen.
c. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol dan Eksperimen
Pada hari Senin, tanggal 18 Mei 2015 untuk perlakuan
ketiga kelompok eksperimen, siswa diberi stimulus kembali mengenai
pantun untuk melatih daya ingat siswa. Pada kegiatan inti siswa
diperintahkan untuk menyusun pantun acak secara benat dan tepat,
lalu menuliskan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar
berdasarkan susunannya. Pada metode bisik berantai pertemuan ketiga
ini, menggunakan media video lagu pantun anak-anak. Setiap
kelompok diperintahkan untuk menyimak lagu pantun tersebut. Dan
kemudian ditulis kembali di kertas selembar sebagai bahan untuk
permainan bisik berantai menyimak pantun pada masing-masing
64
kelompoknya. Setelah melakukan permainan ini, siswa diberikan LKS
mengenai materi yang sudah diajarkan.
Pada pertemuan ketiga ini di kelas eksperimen, siswa
mengalami perkembangan yang baik pada proses menyimak pantun.
Setiap siswa secara tidak langsung belajar berkerja sama, bertanggung
jawab, teliti dan percaya diri.
Sedangkan pada perlakuan ketiga kelompok kontrol hampir
sama dengan kelompok eksperimen dengan memberikan stimulus
pertanyaan mengenai pantun. Dan guru menerapkan metode
konvensional. Adapun kegiatannya dibuatnya kelompok masing-
masing, kemudian memerintahkan siswa untuk menyusun pantun acak
dan menuliskan kembali pantun tersebut. Lalu guru memberikan soal
lisan dengan menyebutkan pantun anak dan memerintahkan siswa
untuk menuliskan kembali di buku tulis masing-masing. Kemudian
dibuat kelompok kemudian siswa diberikan LKS.
d. Pertemuan Keempat Kelas Kontrol dan Eksperimen
Pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2015 untuk perlakuan
keempat kelompok eksperimen, guru masih menerapkan metode bisik
berantai dalam menyimak pantun, sebagaimana langkah metode bisik
berantai sebelumnya. Hanya saja isi indikator pantun dan media saja
yang berbeda pada setiap pertemuan. Pada pertemuan ini siswa
mendengarkan guru menjelaskan nilai yang terkandung dalam pantun
dan kosakata baku atau tidak baku yang terdapat dalam pantun.
Setelah itu siswa kembali mendengarkan atau menyimak lagu pantun
anak untuk menajdi bahan permainan bahasa bisik berantai dengan
kelompoknya masing-masing. Kemudian guru memerintahkan siswa
mencari informasi mengenai nilai apa yang terkandung dalam pantun
tersebut dan kosakata baku yang digunakan pada pantun tersebut. Pada
pertemuan terakhir ini siswa sudah terlihat mengalami peningkatan
65
kemampuan menyimaknya terutama pada menyimak pantun.
Kemudian di akhir pembelajaran siswa diberikan LKS perkelompok.
Sedangkan pada perlakuan keempat kelompok kontrol,
guru masih menggunakan metode konvensional tidak menggunakan
metode bisik berantai. Siswa semakin nampak jenuh pada
pembelajaran pantun yang sangat monoton, yang hanya mendengarkan
penjelasan guru dan melakukan pembelajaran tanpa ada metode kreatif
untuk menyimak pantun. Adapun kegiatan intinya siswa kelompok
kontrol sama halnya dengan siswa kelompok eksperimen yang
diperintahkan mencari informasi mengenai nilai yang terkandung
dalam pantun dan kosakata baku pada pantun tersebut. Hanya saja
yang berbeda dari segi metode dan media. Kemudian siswa diberikan
LKS yang sama seperti kelompok eksperimen.
Dari perlakuan yang telah diberikan peneliti kepada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan
bahwa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode permainan
bahasa bisik berantai mampu membantu siswa dalam menyimak dan
melatih daya ingat siswa pada pembelajaran pantun. Selain itu, metode
permainan bahasa bisik berantai dapat merangsang otak siswa untuk
mengingat dan mengahapal karna secara tidak langsung siswa sedang
belajar menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Siswa pun menjadi
lebih fokus dan antusias saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
Berbeda dengan kelompok kontrol tanpa menggunakan
metode permainan bahasa bisik berantai. Siswa pada kelompok ini
terlihat kurang semangat dan jenuh mengikuti proses belajar mengajar.
Hal tersebut bisa dilihat dari sikapnya dan hasil pembelajaran saat di
kelas. Meskipun begitu, diantara kedua kelompok tersebut ada siswa
yang sudah bagus dalam daya ingatnya dan juga ada yang lemah dan
harus diberi motivasi lebih saat belajar.
66
Setelah mendapat perlakuan, kemudian kedua kelompok
tersebut diberikan posttest. Soal posttest yang diberikan sama dengan
pretest, yaitu tes menyimak pantun. Bentuk soal posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yaitu siswa diberikan kertas
jawaban tanpa diberikan kertas soal. Kertas soal dipegang oleh guru,
siswa hanya menyimak soal yang dibacakan oleh guru dan kemudian
menjawabnya pada kertas jawaban. Posttest diberikan dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan menyimak pantun pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan. Hasilnya
kedua kelompok mengalami peningkatan rata-rata. Namun, kelompok
eksperimen memperoleh rata-rata posttest lebih tinggi daripada rata-
rata posttest yang diperoleh kelompok kontrol.
D. Keterbatasan Penelitian
Selama penelitian berlangsung, peneliti menemukan beberapa
kendala yang cukup berarti. Kendala-kendala dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Siswa yang memiliki kognitif yang rendah merasakan beban pada
proses pembelajaran
2. Peneliti kurang mampu mengondisikan kelas saat proses belajar pantun
metode bisik berantai dilaksanakan.
3. Peneliti masih belum memahami kondisi psikologi setiap siswa.
67
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan
bahwa metode permainan bahasa bisik berantai berpengaruh terhadap
keterampilan menyimak pantun kelas IV SDN Bekasi Jaya II. Hal ini
dapat dilihat dari perbandingan rata-rata hasil pretest-posttest kelas
eskperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest yang diperoleh kelas
eksperimen yaitu 65,68. Sementara itu, rata-rata pretest yang diperoleh
kelas kontrol yaitu 58,96 sedangkan rata-rata posttest kelas eksperimen
yaitu 84,76 sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol yaitu 72,36.
Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada skor data posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan taraf signifikansi
0,05%, thitung (5,774) >ttabel (1,991). yang berarti hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran bagi:
1. Siswa, ditekankan lebih konsentrasi saat proses belajar terutama pada
pembelajaran menyimak materi pantun.
2. Guru, sebaiknya menerapkan metode pembelajaran yang
menyenangkan untuk menarik perhatian siswa, salah satunya dengan
menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menyimak pantun.
3. Sekolah, diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan metode
permainan bahasa bisik berantai pada pembelajaran Bahasa Indonesia
untuk meningkatkan keterampilan menyimak pantun siswa, khususnya
68
pada kelas IV dan juga pihak sekolah hendaknya melakukan
pengawasan dan perhatian lebih kepada siswa dan guru-guru demi
mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran.
4. Peneliti, sebagai agen ilmu pengetahuan dalam mengembangkan
kemampuan menyimak pantun siswa dengan menggunakan metode
permainan bahasa bisik berantai. Di samping itu perlu adanya
penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui pengaruh metode permainan
bahasa bisik berantai pada menyimak jenis lainnya.
69
DAFTAR PUSTAKA
A.S, Nadjua. Intisari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya : Triana Media,
tanpa tahun.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Cet. Ke-9.
Djamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Gawa, Jhon. Kebijakan dalam 1001 Pantun, Jakarta: Penerbit buku
Kompas, 2007.
Hamruni. Strategi Pembelajaran. Depok, Sleman, Yogyakarta: Insan
Madani, 2012.
Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT Rosda Karya, 2011, cet. 3.
Kamus Bahasa Indonesia. Citra Media Press, 2008.
Kartono, Faridah. Halidjah, Siti. “Peningkatan Kemampuan Menyimak
Menggunakan Teknik Permainan Berbisik Berantai di Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 19 Sungai Pinyuh” Artikel Penelitian pada
Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak, 2013.
Nurhasanah, “Penggunaan Metode Permainan Bahasa untuk
Meningkatkan Kemampuan Bicara Siswa Kelas III SDN 39 Sungai
Kakap”. Artikel Ilmiah, 2013.
Rachmawati, Yani. Kurniati, Euis. Strategi Pengembangan Kreativitas
pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta : Kencana, 2010, Cet. 1,
Raharja, Bintang Angkasa Putra. Berbalas Pantun. Jakarta: Permata
Equator Media, 2008, cet. 1.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta, 2010. Cet. Ke-6.
Saddhono, Kundharu. Slamet, St. Y. Berbahasa Indonesia, (Teori dan
Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati, 2012.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana, 2010.
70
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010, Ed. Rev., Cet. 5.,
Subana, M. Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia, 2011, cet. III.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011, Cet. Ke-11.
Sugiarsih, Septia. “Permainan Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar”, Makalah pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Cet. Ke-15.
Sujiono, Yuliani Nuraiani. Sujiono, Bambang. Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan Jamak. Jakarta : PT Indeks, 2010.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Sutikno, Sobry. Metode & Model-model Pembelajaran. Lombok:
Holistica, 2014.
Tarigan, Djago dkk., Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka, 2013.
Tarigan, Henry Guntur. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, 1979.
Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya
2000-2004, Pedoman Pendirian Sekolah dari SD Sampai Universitas.
Jakarta; CV. Tamita Utama, 2004.
Y, Budinuryanta. Kasuriyanta, Koermen, Imam. Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Jakarta : Universitas Terbuka, 2008.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen
Lampiran 2 Instrumen Penelitian Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 3 Instrumen Penelitian Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 4 Kunci Jawaban Instrumen Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol.
Lampiran 5 RPP Pertemuan Pertama Kelompok Eksperimen
Lampiran 6 RPP Pertemuan Kedua Kelompok Eksperimen
Lampiran 7 RPP Pertemuan Ketiga Kelompok Eksperimen
Lampiran 8 RPP Pertemuan Keempat Kelompok Eksperimen
Lampiran 9 RPP Pertemuan Pertama Kelompok Kontrol
Lampiran 10 RPP Pertemuan Kedua Kelompok Kontrol
Lampiran 11 RPP Pertemuan Ketiga Kelompok Kontrol
Lampiran 12 RPP Pertemuan Keempat Kelompok Kontrol
Lampiran 13 Deskripsi Statistik Pretest Kelompok Eksperimen
Lampiran 14 Deskripsi Statistik Pretest Kelompok Kontrol
Lampiran 15 Deskripsi Statistik Posttest Kelompok Eksperimen
Lampiran 16 Deskripsi Statistik Posttest Kelompok Kontrol
Lampiran 17 Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 18 Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Uji Normalitas Posttest
Kelompok Kontrol
Lampiran 19 Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 20 Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 21 Uji Hipotesis Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 22 Uji Hipotesis Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 23 Foto Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Lampiran 24 Daftar Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Lampiran 25 Hasil Tes Pretest dan Posttes Siswa Kelas IV Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi, Surat Observasi, Surat Permohonan Izin Penelitian,
Surat Balasan Sekolah.
Lampiran 27 Uji Referensi
Lampiran 28 Biodata Penulis
SOAL PRETEST KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN
I. Essay
1. Simaklah pantun berikut ini dengan baik, kemudian tuliskan kembali pantun
tersebut yang telah disimak dengan tepat dan benar!
a. Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah
b. Jika ke kota beli kain kaca
Beli pita dua seuntai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai
2. Jelaskan isi pantun dan nasehat pantun tersebut yang telah disimak!
3. Susunlah pantun berikut ini dengan tepat dan benar!
a. Pohon ceri subur tumbuhnya
Saling memberi saling menerima
Petik buahnya masukkan kantong
Saling bantu tolong menolong
b. Dari Seram ke Pulau Buru
Anak baik menghormati guru
Dalam kota beli papaya
Berbakti jua pada orangtua
4. Apa yang kamu ketahui tentang pantun?
5. Sebutkan Jenis-jenis pantun di bawah ini!
a. Kalau Menegakkan Benang Basah
Aib Malu Orang Sekampung
Kalau Menegakkan Agama yang Salah
Hidup Mengerang Mati Menanggung
b. Apalah tanda kayu Meranti
Kayunya rampak melambai angin
Apalah tanda Melayu sejati
Ilmunya banyak, belajarpun rajin
SOAL POSTEST KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN
II. Essay
6. Simaklah pantun berikut ini dengan baik, kemudian tuliskan kembali pantun
tersebut yang telah disimak dengan tepat dan benar!
c. Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah
d. Jika ke kota beli kain kaca
Beli pita dua seuntai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai
7. Jelaskan isi pantun dan nasehat pantun tersebut yang telah disimak!
8. Susunlah pantun berikut ini dengan tepat dan benar!
c. Pohon ceri subur tumbuhnya
Saling memberi saling menerima
Petik buahnya masukkan kantong
Saling bantu tolong menolong
d. Dari Seram ke Pulau Buru
Anak baik menghormati guru
Dalam kota beli papaya
Berbakti jua pada orangtua
9. Apa yang kamu ketahui tentang pantun?
10. Sebutkan Jenis-jenis pantun di bawah ini!
c. Kalau Menegakkan Benang Basah
Aib Malu Orang Sekampung
Kalau Menegakkan Agama yang Salah
Hidup Mengerang Mati Menanggung
d. Apalah tanda kayu Meranti
Kayunya rampak melambai angin
Apalah tanda Melayu sejati
KUNCI JAWABAN SOAL PRETES-POSTTEST KETERAMPILAN MENYIMAK
PANTUN
I. Jawaban Essay
1. a. Taman Padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah
b. Jika ke kota beli kain kaca
Beli pita dua seuntai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai
2. Isi pantun dan nasehat pantun
a. Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah
Nasehatnya adalah rajinlah menutut ilmu dunia dan akhirat untuk menjadi
bekal hidup dan mati.
b. Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai
Nasehatnya adalah jika rajin menulis dan membaca akan menjadi anak
yang pandai dan pintar.
3. Pantun berdasarkan susunan yang benar
a. Pohon ceri subur tumbuhnya
petik buahnya masukkan kantong
saling memberi saling menerima
saling bantu tolong menolong.
b. Dari seram ke pulau buru
Dalam kota beli pepaya
Anak baik menghormati guru
Berbakti jua pada orangtua
4. Pantun adalah karya sastra Indonesia, pantun adalah puisi lama dan pantun
bersajak a-b-a-b, baris pertama dan kedua disebut sampiran sedangkan baris
ketiga dan keempat disebut isi.
5. Jenis-jenis pantun tersebut adalah:
a. Pantun agama
b. Pantun nasehat
c. Pantun anak
6. Pantun anak, pantun nasehat, pantun agama, pantun remaja, pantun jenaka,
pantun pendidikan dll.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ II (EKSPERIMEN)
Pertemuan Ke : I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan
pantun.
I. Kompetensi Dasar :
5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II. Indicator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran :
Menjelaskan tentang Pantun
Mengulang dengan melafalkan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar.
Menjelaskan isi pantun yang telah disimak.
Mengemukakan kembali pantun dengan tepat dan benar.
III. Tujuan Pembelajaran :
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat
menjelaskan tentang pantun
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat
mengulang pelafalan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat Siswa
dapat, menjelaskan isi pantun berdasarkan jenis-jenisnya
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat
mengemukakan kembali pantun dengan tepat dan benar.
IV. Materi Pembelajaran :
A. Materi Pokok : Pantun
B. Sub Materi Pokok : Pantun Anak
C. Deskripsi Sub Materi Pokok :
(terlampir)
V. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Bisik berantai (Kerja kelompok)
Tanya jawab
Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Orientasi
Memberi salam
Berdoa bersama-
sama
Mengabsen
kehadiran
Menjawab
salam
Berdoa
bersama-sama
menyimak
Rasa hormat dan
perhatian.
Nilai Spritual
Rasa hormat dan
perhatian
Apersepsi
Memberikan
pertanyaan seputar
pelajaran yang lalu
dan materi pantun
Menjawab dan
berinteraksi
dengan guru
Tanggung jawab
dan percaya diri
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
menyimak Rasa hormat dan
perhatian
Motivasi
Memberikan
informasi karya
sastra yan dimiliki
Indonesia dengan
mempelajari puisi
lama (Pantun) dan
melestarikan karya
sastra kebudayaan
Indonesia.
Menyimak
Penghayatan dan
peduli
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Bertanya mengenai
pantun
Menjawab pertanyaan
guru
Keaktifan dan peduli
Memberikan gambaran
awal mengenai pantun
Menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penjelasan
tentang pengertian
pantun, ciri-ciri pantun
Menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
dan jenis-jenis pantun.
Guru melafalkan contoh
dalam berpantun
Siswa mengikuti
pelafalan pantun yang
dibacakan oleh guru
Perhatian dan
Bertanggung jawab
Guru Memberikan
contoh-contoh pantun
berdasarkan jenis-
jenisnya
Menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Membentuk kelompok
dari beberapa siswa
Setiap kelompok berbaris
sesuai kelompoknya
Kerjasama dan
bertanggungjawab
Guru menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran pantun
menggunakan metode
permainan bahasa bisik
berantai
Siswa menyimak
penjelasan guru
Bertanggung jawab dan
perhatian
Guru mengocok kertas
warna yang berisikan
jenis-jenis pantun
Siswa memilih salah satu
kertas warna tersebut
untuk kelompoknya
Percaya diri
Guru memperhatikan
siswa dalam berkompetisi
melalui metode
permainan bahasa bisik
berantai
ketua kelompok
membisikan jenis pantun
yang didapatnya secara
berantai kepada teman
sekelompoknya
Kerjasa sama dan
tanggungjawab
Guru memperhatikan
siswa dalam berkompetisi
melalui metode
permainan bahasa bisik
berantai
Untuk bagian teman yang
terakhir bertugas untuk
mengungkapkan kembali
isi pantun yang telah
disimak/dibisikan oleh
temannya secara benar
dan tepat.
Kerjasama dan
tanggungjawab
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
Siswa merespons Tanya
jawab guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penegasan Menyimak kesimpulan Perhatian dan kefokusan
dan penguatan terhadap
hasil diskusi siswa
yang disampaikan guru
C. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
memberi kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Siswa memberi
kesimpulan materi
pembelajaran awal
sampai akhir.
Percaya diri dan berani
Memberikan refleksi
terhadap materi yang telah
disampaikan.
Mendengarkan dan
menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan umpan balik
atau feed back terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
Melakukan feed back Tanggung jawab dan
jujur
Memberikan tugas
individu terkait materi
pantun.
Siswa mengerjakan tugas
individu terkait materi
pantun
Tanggungjawab
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
pembelajaran remedial,
program pengayaan,
layanan konseling.
Menyimak Jujur dan tanggung
jawab
VII. Alat/ Sumber Belajar :
Tulisan Macam-macam Pantun pada kertas warna.
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia.
Buku-buku lain yang relevan
Pengalaman guru dan siswa
Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian :
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Menjelaskan tentang
pantun
Tes Tulis
Esay
1. Apa Pengertian Pantun?
2. Sebutkan Jenis-jenis
Pantun!
Mengulang dengan
Melafalkan pantun
dengan intonasi yang
tepat dan benar
Tes Lisan
Tes Tulisan
Esay 1. Lafalkan pantun dengan
intonasi yang tepat dan
benar !
2. Apa Nasihat dari pantun
tersebut?
Mengemukakan
kembali pantun dengan
tepat dan benar
Tes Lisan
Tes Tulisan
Esay 1. Kemukakan kembali
pantun tersebut dengan tepat
dan benar !
2. Tulislah kembali pantun
yang telah disimak !
Menjelaskan isi pantun
yang telah disimak.
Tes tulisan Esay 1. Sebutkan bagian dari isi
pantun tersebut !
Format Kriteria Penilaian
1. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
PANTUN
Pengertian Pantun
Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah
satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab
atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam
bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak
pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian
kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut.
Ciri - ciri pantun
Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b
Terdiri 4 baris dalam 1 bait
Baris pertama & kedua merupakan sampiran
Baris ketiga & keempat merupakan isi
Contoh pantun berima a-b-a-b
Kalau ada jarum yang patah
Jangan masukkan dalam peti
Kalau ada kata-kataku yang salah
jangan masukkan dalam hati
Contoh pantun berima a-a-b-b
Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Contoh pantun berima a-a-a-a
Kucing itu kakinya empat
Kalau tiga berarti cacat
Wahai kamu cepatlah tobat
Sebelum ajal mendekat
Jenis-jenis Pantun
Dilihat Dari Bentuknya
Pantun Biasa
Contoh :
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Bagaimana hati tidak bimbang
Kepala botak minta dikepang
Pantun Seloka (pantun berkait)
Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait
merupakan jalinan atas beberapa bait.
Ciri-ciri seloka :
1. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di
bait kedua.
2. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait
ketiga.
3. Dan seterusnya.
Contoh :
Bait I Taman melati di rumah-rumah (baris I)
Ubur-ubur sampingan dua (baris II)
Kalau mati kita bersama (baris III)
Satu kubur kita berdua (baris IV)
Bait II Ubur-ubur sampingan dua (baris I)
Taman melati bersusun tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris III)
Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)
Talibun
Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun
talibun harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Dengan catatan :
JIka satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya
ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c.
Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya
ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
Pantun Kilat (karmina)
Ciri-cirinya :
1. Setiap bait terdiri dua baris.
2. Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi.
3. Bersajak a-a.
4. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh:
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Dilihat Dari Isinya
Pantun Anak-anak
Contoh :
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Pantun Orang Muda / Remaja
Contoh:
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
Pantun Orang Tua
Contoh:
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Pantun Jenaka
Contoh:
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut dijaring
Perut sakit menahan tawa
Melihat gigi palsu loncat ke piring
Pantun Teka-teki
Contoh:
Tuan puteri belajar menari
Diajari oleh pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yang naik tapi tak bisa turun
SOAL LATIHAN
A. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Apa Pengertian Pantun?
2. Sebutkan Jenis-jenis Pantun!
3. Sebutkanlah kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar!
4. Lafalkan pantun yang telah disimak dengan intonasi yang tepat dan
benar!
5. Tulislah kembali pantun yang disimak!
6. Jelaskan isi pantun yang disimak!
7. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun yang disimak?
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ II (EKSPERIMEN)
Pertemuan Ke : II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan
pantun.
I. Kompetensi Dasar :
5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II. Indicator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran :
Melafalkan pantun anak dengan intonasi yang tepat dan benar
Mendiskusikan isi dan nasehat pantun anak yang telah dilafalkan
Membuat pantun anak dengan tepat dan benar
III. Tujuan Pembelajaran :
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat
melafalkan pantun anak dengan intonasi yang tepat dan benar.
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat
mendiskusikan mengenai pantun anak yang telah dilafalkan
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat membuat
pantun anak dengan tepat dan benar.
IV. Materi Pembelajaran :
D. Materi Pokok : Pantun
E. Sub Materi Pokok : Pantun Anak
F. Deskripsi Sub Materi Pokok :
(terlampir)
V. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Bisik berantai (Kerja kelompok)
Tanya jawab
Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
D. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Orientasi
Memberi salam
Berdoa bersama-
sama
Mengabsen
kehadiran
Menjawab
salam
Berdoa
bersama-sama
menyimak
Rasa hormat dan
perhatian.
Nilai Spritual
Rasa hormat dan
perhatian
Apersepsi
Memberikan
pertanyaan seputar
pelajaran yang lalu
dan materi pantun
Menjawab dan
berinteraksi
dengan guru
Tanggung jawab
dan percaya diri
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
menyimak Rasa hormat dan
perhatian
Motivasi
Menyanyikan
Pantun dengan lagu
Bernyanyi
bersama
Penghayatan dan
peduli
E. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Bertanya mengenai materi
pantun yang sudah
dipelajari
Menjawab pertanyaan
guru
Keaktifan dan peduli
Memberi kesempatan
untuk siswa memberi
contoh pantun anak
Memberi contoh pantun
anak
Tanggung jawab dan
percaya diri
Memerintahkan siswa
memberi contoh pelafalan
intonasi pantun yang tepat
dan benar
Siswa di depan kelas
mempraktekan pelafalan
intonasi pantun yang
tepat dan benar.
Tanggung jawab dan
percaya diri
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Membentuk kelompok
dari beberapa siswa
Setiap kelompok
bergabung sesuai
kelompoknya
Kerjasama dan
bertanggungjawab
Guru memerintahkan
perwakilan setiap
kelompok untuk membuat
pantun di kertas
Setiap kelompok
membuat pantun di
kertas
Kerjasama dan
bertanggung jawab
Guru meminta setiap
kelompok untuk
mengumpulkan kertas
yang sudah ditulis pantun
Setiap kelompok
mengumpulkan kertas
yang sudah ditulis pantun
Percaya diri dan
bertanggungjawab
Guru mengocok kertas
pantun semua kelompok
yang telah dikumpulkan
Ketua kelompok memilih
salah satu kertas yang
masih tertutup untuk
kelompoknya
Kerjasama dan percaya
diri
Guru membagi dua sesi
dalam permainan bisik
berantai pada dua
kelompok terlebih dahulu
dan selanjutnya
Setiap kelompok berbaris
sesuai kelompoknya dan
kelompok lain menyimak
Kerjasama dan tertib
Guru memberikan kertas
pantun yang sudah dipilih
pada masing-masing
kelompok
Dua kelompok
berkompetisi dengan
membisikkan pantun
yang telah dipilih secara
acak kepada teman
kelompoknya.
Kerjasama dan teliti
Guru memperhatikan
kompetisi permainan
bisik berantai pantun
setiap kelompok.
Masing-masing
kelompok membisikkan
pantun secara berantai
dengan teman
kelompoknya
Kerja sama dan teliti
Guru menyimak jawaban
hasil bisik berantai pantun
dari masing-masing
kelompok yang sudah
selesai terlebih dahulu
Siswa yang terakhir
bertugas menyampaikan
kembali pantun yang
telah dibisikan dengan
pelafalan intonasi yang
benar dan tepat
Bertanggung jawab dan
percaya diri
Guru memerintahkan
setiap individu untuk
menuliskan kembali isi
pantun
Siswa menuliskan
kembali isi pantun yang
telah disimaknya
Bertanggung jawab dan
teliti
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
Siswa merespons Tanya
jawab guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penegasan
dan penguatan terhadap
hasil diskusi siswa
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan guru
Perhatian dan kefokusan
F. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
memberi kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Siswa memberi
kesimpulan materi
pembelajaran awal
sampai akhir.
Percaya diri dan berani
Memberikan refleksi
terhadap materi yang telah
disampaikan.
Mendengarkan dan
menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan umpan balik
atau feed back terhadap
proses dan hasil
pembelajaran dan Reward
untuk kelompok yang
menang
Melakukan feed back Tanggung jawab dan
jujur
Memberikan tugas
individu terkait materi
pantun.
Siswa mengerjakan tugas
individu terkait materi
pantun
Tanggungjawab
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
pembelajaran remedial,
program pengayaan,
layanan konseling.
Menyimak Jujur dan tanggung
jawab
VII. Alat/ Sumber Belajar :
Kertas
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia
Buku-buku lain yang relevan
Pengalaman guru dan siswa
Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian :
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Melafalkan pantun anak
dengan intonasi yang
tepat dan benar
Tes Lisan Esay 3. Lafalkan pantun dengan
intonasi yang tepat dan
benar!
Mendiskusikan
mengenai isi dan
nasehat pantun anak
yang telah dilafalkan
Tes Tertulis Esay 1. Apa jenis pantun yang
kalian dapat dari teman
kelompok lain ?
2. Apa nasihat yang
terkandung dalam pantun
tersebut ?
3. Sebutkan bagian
sampiran dan isi pada
pantun tersebut ?
Menugaskan siswa
membuat pantun anak
dengan tepat dan benar
Tes tertulis Esay 1. Buatlah pantun anak
minimal 3 pantun !
Mengemukakan
kembali pantun dengan
tepat dan benar
Tes Lisan
Tes Tulisan
Esay 3. Kemukakan kembali
pantun tersebut dengan tepat
dan benar !
4. Tulislah kembali pantun
yang telah disimak !
Format Kriteria Penilaian
3. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
4. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10..
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial
Bekasi, ……2015
Mengetahui
Kepala Sekolah, Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si Dindin Ridwanuddin, M.Pd
NIP. 196503041986101001 NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A Mahasiswa Peneliti
Paikah, S.Pd Amalia Fauziah
NIM. 1111018300003
PANTUN
Pengertian Pantun
Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah
satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab
atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam
bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak
pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian
kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut.
Ciri - ciri pantun
Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b
Terdiri 4 baris dalam 1 bait
Baris pertama & kedua merupakan sampiran
Baris ketiga & keempat merupakan isi
Contoh pantun berima a-b-a-b
Kalau ada jarum yang patah
Jangan masukkan dalam peti
Kalau ada kata-kataku yang salah
jangan masukkan dalam hati
Contoh pantun berima a-a-b-b
Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Contoh pantun berima a-a-a-a
Kucing itu kakinya empat
Kalau tiga berarti cacat
Wahai kamu cepatlah tobat
Sebelum ajal mendekat
Jenis-jenis Pantun
Dilihat Dari Bentuknya
Pantun Biasa
Contoh :
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Bagaimana hati tidak bimbang
Kepala botak minta dikepang
Pantun Seloka (pantun berkait)
Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait
merupakan jalinan atas beberapa bait.
Ciri-ciri seloka :
4. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di
bait kedua.
5. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait
ketiga.
6. Dan seterusnya.
Contoh :
Bait I Taman melati di rumah-rumah (baris I)
Ubur-ubur sampingan dua (baris II)
Kalau mati kita bersama (baris III)
Satu kubur kita berdua (baris IV)
Bait II Ubur-ubur sampingan dua (baris I)
Taman melati bersusun tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris III)
Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)
Talibun
Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun
talibun harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Dengan catatan :
JIka satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya
ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c.
Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya
ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
J. Pantun Kilat (karmina)
Ciri-cirinya :
5. Setiap bait terdiri dua baris.
6. Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi.
7. Bersajak a-a.
8. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh:
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Dilihat Dari Isinya
Pantun Anak-anak
Contoh :
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Pantun Orang Muda / Remaja
Contoh:
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
Pantun Orang Tua
Contoh:
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Pantun Jenaka
Contoh:
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut dijaring
Perut sakit menahan tawa
Melihat gigi palsu loncat ke piring
Pantun Teka-teki
Contoh:
Tuan puteri belajar menari
Diajari oleh pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yang naik tapi tak bisa turun
SOAL LATIHAN
a. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Tulislah kembali pantun yang telah disimak!
2. Apa jenis pantun yang kalian dapat dari teman kelompok lain?
3. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun tersebut?
4. Jelaskan bagian sampiran dan isi pada pantun tersebut?
5. Buatlah pantun anak minimal 3 pantun!
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ II (EKSPERIMEN)
Pertemuan Ke : III
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan
pantun.
I. Kompetensi Dasar :
5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran :
Menulis pantun anak dengan tepat dan benar
Membedakan jenis-jenis pantun
Menyusun baris pantun dengan tepat dan benar
III. Tujuan Pembelajaran :
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat menulis
pantun anak dengan tepat dan benar.
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat
membedakan jenis-jenis pantun dengan tepat dan benar.
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat
menyusun baris pantun dengan tepat benar.
IV. Materi Pembelajaran :
Materi Pokok : Pantun
Sub Materi Pokok : Pantun Anak
Deskripsi Sub Materi Pokok :
(terlampir)
V. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Bisik berantai (Kerja kelompok)
Tanya jawab
Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Orientasi
Memberi salam
Berdoa bersama-
sama
Mengabsen
kehadiran
Menjawab
salam
Berdoa
bersama-sama
menyimak
Rasa hormat dan
perhatian.
Nilai Spritual
Rasa hormat dan
perhatian
Apersepsi
Memberikan
pertanyaan seputar
pelajaran yang lalu
dan materi pantun
Menjawab dan
berinteraksi
dengan guru
Tanggung jawab
dan percaya diri
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
menyimak Rasa hormat dan
perhatian
Motivasi
Ice Breaking untuk
membuat kelompok
Mengikuti
arahan guru
Penghayatan dan
peduli
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Bertanya mengenai materi
pantun yang sudah
dipelajari
Menjawab pertanyaan
guru
Keaktifan dan peduli
Memberi kesempatan
untuk siswa menyusun
baris pantun dengan tepat
dan benar
Menyusun baris pantun
dengan tepat dan benar
Tanggung jawab dan
percaya diri
Menjelaskan jenis-jenis
pantun
Siswa menyimak Tanggung jawab dan
percaya diri
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru mengarahkan siswa
bergabung dengan teman
sekelompoknya
Setiap kelompok
bergabung sesuai
kelompoknya
Kerjasama dan
bertanggungjawab
Guru memutar lagu
pantun
Menyimak Teliti dan Perhatian
Guru memerintahkan Setiap kelompok Kerjasama dan teliti
setiap kelompok
menuliskan kembali satu
pantun yang didengar
menuliskan kembali satu
pantun yang didengar
Guru memanggil siswa
perwakilan kelompok
untuk membisikkan satu
pantun yang telah dibuat
Siswa yang mendapat
tugas pertama
membisikan kepada
temannya mengenai
pantun yang telah dibuat
Kerja sama dan teliti
Guru membagi dua sesi
dalam permainan bisik
berantai pada dua
kelompok terlebih dahulu
dan selanjutnya
Setiap kelompok berbaris
sesuai kelompoknya dan
kelompok lain menyimak
Kerjasama dan tertib
Guru memberikan kertas
pantun yang sudah dipilih
pada masing-masing
kelompok
Dua kelompok
berkompetisi dengan
membisikkan pantun
yang telah dipilih secara
acak kepada teman
kelompoknya.
Kerjasama dan teliti
Guru memperhatikan
kompetisi permainan
bisik berantai pantun
setiap kelompok.
Masing-masing
kelompok membisikkan
pantun secara berantai
dengan teman
kelompoknya
Kerja sama dan teliti
Guru menyimak jawaban
hasil bisik berantai pantun
dari masing-masing
kelompok yang sudah
selesai terlebih dahulu
Siswa yang terakhir
bertugas menyampaikan
kembali pantun yang
telah dibisikan dengan
pelafalan intonasi yang
benar dan tepat
Bertanggung jawab dan
percaya diri
Guru memerintahkan
setiap individu untuk
menuliskan kembali
pantun
Siswa menuliskan
kembali isi pantun yang
telah disimaknya
Bertanggung jawab dan
teliti
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
Siswa merespons Tanya
jawab guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penegasan
dan penguatan terhadap
hasil diskusi siswa
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan guru
Perhatian dan kefokusan
C. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
memberi kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Siswa memberi
kesimpulan materi
pembelajaran awal
sampai akhir.
Percaya diri dan berani
Memberikan refleksi
terhadap materi yang telah
disampaikan.
Mendengarkan dan
menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan umpan balik
atau feed back terhadap
proses dan hasil
pembelajaran dan Reward
untuk kelompok yang
menang
Melakukan feed back Tanggung jawab dan
jujur
Memberikan tugas
individu terkait materi
pantun.
Siswa mengerjakan tugas
individu terkait materi
pantun
Tanggungjawab
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
pembelajaran remedial,
program pengayaan,
layanan konseling.
Menyimak Jujur dan tanggung
jawab
VII. Alat/ Sumber Belajar :
Kertas.
Audio Lagu Pantun
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia.
Buku-buku lain yang relevan
Pengalaman guru dan siswa
Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian :
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Menulis pantun anak
Tes Tertulis Esay 4. Tulislah pantun dengan
tepat dan benar !
5. Apa nasihat yang
terkandung dalam pantun
tersebut ?
6. Sebutkan bagian
sampiran dan isi pada
pantun tersebut ?
Membedakan jenis-
jenis pantun
Tes Tertulis Esay 4. Perhatikan jenis pantun
dibawah ini, pantun
manakah yang termasuk
jenis pantun anak !
(Terlampir)
Menyusun baris pantun
dengan tepat dan benar
Tes tertulis Esay 1. Susunlah pantun acak ini
dengan tepat dan benar !
Format Kriteria Penilaian
5. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
6. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10..
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial
Bekasi, ……2015
Mengetahui
Kepala Sekolah, Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si Dindin Ridwanuddin, M.Pd
NIP. 196503041986101001 NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A Mahasiswa Peneliti
Paikah, S.Pd Amalia Fauziah
NIM. 1111018300003
SOAL LATIHAN
1. Tulislah pantun yang telah disimak!
2. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun yang disimak?
3. Sebutkan bagian sampiran dan isi pada pantun yang disimak ?
4. Perhatikan jenis-jenis pantun di bawah ini, pantun manakah yang termasuk
jenis pantun anak?
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
5. Susunlah pantun acak ini secara benar dan tepat!
Kalau ada kata-kataku yang salah
jangan masukkan dalam hati
Kalau ada jarum yang patah
Jangan masukkan dalam peti
Kura-kura dalam perahu
Sudah gaharu cendana pula
Pura-pura tidak tahu
Sudah tahu bertanya pula
Wahai kamu cepatlah tobat
Kucing itu kakinya empat
Sebelum ajal mendekat
Kalau tiga berarti cacat
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ II (EKSPERIMEN)
Pertemuan Ke : IV
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan
pantun.
I. Kompetensi Dasar :
5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II. Indicator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran :
Mencatat kosa kata baku dalam pantun anak
Mengemukakan nilai yang terkandung dalam pantun anak
III. Tujuan Pembelajaran :
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat mencatat
kosa kata baku dalam pantun anak.
Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat
mengemukakan nilai yang terkandung dalam pantun anak
IV. Materi Pembelajaran :
Materi Pokok : Pantun
Sub Materi Pokok : Pantun Anak
Deskripsi Sub Materi Pokok :
(terlampir)
V. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Bisik berantai (Kerja kelompok)
Tanya jawab
Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Orientasi
Memberi salam
Berdoa bersama-
sama
Mengabsen
kehadiran
Menjawab
salam
Berdoa
bersama-sama
Menyimak
Rasa hormat dan
perhatian.
Nilai Spritual
Rasa hormat dan
perhatian
Apersepsi
Memberikan
pertanyaan seputar
pelajaran yang lalu
dan materi pantun
Menjawab dan
berinteraksi
dengan guru
Tanggung jawab
dan percaya diri
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
Menyimak Rasa hormat dan
perhatian
Motivasi
Ice Breaking
sebelum belajar
Mengikuti
arahan guru
Penghayatan dan
peduli
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Bertanya mengenai materi
pantun yang sudah
dipelajari
Menjawab pertanyaan
guru
Keaktifan dan peduli
Guru menjelaskan nilai-
nilai yang terkandung
dalam pantun
Siswa menyimak Tanggung jawab dan
percaya diri
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru mengarahkan siswa
bergabung dengan teman
sekelompoknya
Setiap kelompok
bergabung sesuai
kelompoknya
Kerjasama dan
bertanggungjawab
Guru memutar lagu
materi pantun
Menyimak Teliti dan Perhatian
Guru memerintahkan
setiap kelompok
Setiap kelompok
menuliskan kembali
Kerjasama dan teliti
menuliskan kembali
pantun yang didengar
pantun yang didengar
Guru memanggil siswa
perwakilan kelompok
untuk membisikkan satu
pantun yang telah dicatat
Siswa yang mendapat
tugas pertama
membisikan kepada
temannya mengenai
pantun yang telah dibuat
Kerja sama dan teliti
Guru mengawasi
kompetisi permainan
tersebut
Siswa perkelompok
menyampaikan informasi
secara berantai
Kerja sama dan teliti
Guru membagi dua sesi
dalam permainan bisik
berantai pada dua
kelompok terlebih dahulu
dan selanjutnya
Setiap kelompok berbaris
sesuai kelompoknya dan
kelompok lain menyimak
Kerjasama dan tertib
Guru memberikan kertas
pantun yang sudah dipilih
pada masing-masing
kelompok
Dua kelompok
berkompetisi dengan
membisikkan pantun
yang telah dipilih secara
acak kepada teman
kelompoknya.
Kerjasama dan teliti
Guru menyimak
kompetisi permainan
bisik berantai pantun
setiap kelompok.
Masing-masing
kelompok membisikkan
pantun secara berantai
dengan teman
kelompoknya
Kerja sama dan teliti
Guru menyimak jawaban
hasil bisik berantai pantun
dari masing-masing
kelompok yang sudah
selesai terlebih dahulu
Siswa yang terakhir
bertugas menyampaikan
kembali pantun yang
telah dibisikan dengan
pelafalan intonasi yang
benar dan tepat
Bertanggung jawab dan
percaya diri
Guru bertanya mengenai
nilai yang terkandung
dalam pantun yang
dibisikkan
Menjawab pertanyaan
guru
Bertanggungjawab dan
percaya diri
Guru memerintahkan
setiap kelompok untuk
mencatat kosa kata baku
dalam pantun
Setiap kelompok
mencatat kosa kata baku
dalam pantunnya.
Bertanggung jawab dan
teliti
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang
Siswa merespons Tanya
jawab guru
Perhatian dan kefokusan
belum diketahui siswa
Memberikan penegasan
dan penguatan terhadap
hasil diskusi siswa
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan guru
Perhatian dan kefokusan
C. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
memberi kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Siswa memberi
kesimpulan materi
pembelajaran awal
sampai akhir.
Percaya diri dan berani
Memberikan refleksi
terhadap materi yang telah
disampaikan.
Mendengarkan dan
menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan umpan balik
atau feed back terhadap
proses dan hasil
pembelajaran dan Reward
untuk kelompok yang
menang
Melakukan feed back Tanggung jawab dan
jujur
Memberikan tugas
individu terkait materi
pantun.
Siswa mengerjakan tugas
individu terkait materi
pantun
Tanggungjawab
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
pembelajaran remedial,
program pengayaan,
layanan konseling.
Menyimak Jujur dan tanggung
jawab
D. Alat/ Sumber Belajar :
Kertas.
Audio
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia.
Buku-buku lain yang relevan
Pengalaman guru dan siswa
Lingkungan sekitar
E. Penilaian :
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Mencatat kosa kata
baku dalam pantun
anak
Tes Tertulis Esay 7. Tulislah kosa kata baku
dalam pantun tersebut!
Mengemukakan nilai
yang terkandung dalam
pantun anak
Tes Lisan Esay 8. Tulislah pantun yang
disimak!
9. Nilai apa yang
terkandung dalam pantun
tersebut ?
Format Kriteria Penilaian
7. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
8. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5..
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial
Bekasi, ……2015
Mengetahui
Kepala Sekolah, Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si Dindin Ridwanuddin, M.Pd
NIP. 196503041986101001 NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A Mahasiswa Peneliti
Paikah, S.Pd Amalia Fauziah
NIM. 1111018300003
SOAL LATIHAN
A. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Tuliskan kembali pantun yang telah disimak!
2. Nilai apa yang terkandung dalam pantun tersebut?
3. Tulislah kosa kata baku dalam pantun tersebut!
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ II (KONTROL)
Pertemuan Ke : I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan
pantun.
I. Kompetensi Dasar :
5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran :
Menjelaskan tentang Pantun
Mengulang dengan melafalkan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar.
Menjelaskan isi pantun yang telah disimak.
Mengemukakan kembali pantun dengan tepat dan benar.
III. Tujuan Pembelajaran :
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat menjelaskan tentang pantun
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mengulang pelafalan pantun
dengan intonasi yang tepat dan benar
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat menjelaskan isi pantun
berdasarkan jenis-jenisnya
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mengemukakan kembali pantun
dengan tepat dan benar.
IV. Materi Pembelajaran :
Materi Pokok : Pantun
Sub Materi Pokok : Pantun Anak
Deskripsi Sub Materi Pokok :(terlampir)
V. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Kerja kelompok
Tanya jawab
Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Orientasi
Memberi salam
Berdoa bersama-
sama
Mengabsen
kehadiran
Menjawab
salam
Berdoa
bersama-sama
menyimak
Rasa hormat dan
perhatian.
Nilai Spritual
Rasa hormat dan
perhatian
Apersepsi
Memberikan
pertanyaan seputar
pelajaran yang lalu
dan materi pantun
Menjawab dan
berinteraksi
dengan guru
Tanggung jawab
dan percaya diri
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
menyimak Rasa hormat dan
perhatian
Motivasi
Memberikan
informasi karya
sastra yan dimiliki
Indonesia dengan
mempelajari puisi
lama (Pantun) dan
melestarikan karya
sastra kebudayaan
Indonesia.
Menyimak
Penghayatan dan
peduli
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Bertanya mengenai
pantun
Menjawab pertanyaan
guru
Keaktifan dan peduli
Memberikan gambaran
awal mengenai pantun
Menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penjelasan
tentang pengertian
pantun, ciri-ciri pantun
dan jenis-jenis pantun.
Menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Guru melafalkan contoh
dalam berpantun
Siswa mengikuti
pelafalan pantun yang
dibacakan oleh guru
Perhatian dan
Bertanggung jawab
Guru Memberikan
contoh-contoh pantun
berdasarkan jenis-
jenisnya
Menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Membentuk kelompok
dari beberapa siswa
Setiap kelompok
berkumpul.
Kerjasama dan
bertanggungjawab
Guru memberi soal
pantun pada setiap
kelompok
Setiap kelompok
berdiskusi
Bertanggung jawab dan
perhatian
Guru membacakan pantun Setiap kelompok siswa
menyimak bacaan pantun
yang dilantunkan oleh
guru
Percaya diri dan teliti
Guru menyuruh setiap
kelompok melantunkan
kembali pantun yang telah
dibacakannya
Setiap kelompok
melantunkan kembali
pantun yang telah
dibacakan oleh guru
dengan tepat dan benar
Kerjasa sama dan
tanggungjawab
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
Siswa merespons Tanya
jawab guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penegasan
dan penguatan terhadap
hasil diskusi siswa
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan guru
Perhatian dan kefokusan
C. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
memberi kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Siswa memberi
kesimpulan materi
pembelajaran awal
sampai akhir.
Percaya diri dan berani
Memberikan refleksi
terhadap materi yang telah
disampaikan.
Mendengarkan dan
menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan umpan balik
atau feed back terhadap
proses dan hasil
Melakukan feed back Tanggung jawab dan
jujur
pembelajaran
Memberikan tugas
individu terkait materi
pantun.
Siswa mengerjakan tugas
individu terkait materi
pantun
Tanggungjawab
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
pembelajaran remedial,
program pengayaan,
layanan konseling.
Menyimak Jujur dan tanggung
jawab
D. Alat/ Sumber Belajar :
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia.
Buku-buku lain yang relevan
Pengalaman guru dan siswa
Lingkungan sekitar
E. Penilaian :
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Menjelaskan tentang
pantun
Tes Tulis
Esay
3. Apa Pengertian Pantun?
4. Sebutkan Jenis-jenis
Pantun!
Mengulang dengan
Melafalkan pantun
dengan intonasi yang
tepat dan benar
Tes Lisan
Tes Tulisan
Esay 10. Lafalkan pantun dengan
intonasi yang tepat dan
benar !
11. Apa Nasihat dari pantun
tersebut?
Mengemukakan
kembali pantun dengan
tepat dan benar
Tes Lisan
Tes Tulisan
Esay 5. Kemukakan kembali
pantun tersebut dengan tepat
dan benar !
6. Tulislah kembali pantun
yang telah disimak !
Menjelaskan isi pantun
yang telah disimak.
Tes tulisan Esay 2. Sebutkan bagian dari isi
pantun tersebut !
Format Kriteria Penilaian
9. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
10. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5..
SOAL LATIHAN
a. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Apa Pengertian Pantun?
2. Sebutkan Jenis-jenis Pantun!
3. Sebutkanlah kembali pantun tersebut dengan tepat dan
benar!
4. Tulislah kembali pantun yang disimak!
5. Jelaskan isi pantun yang disimak!
6. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun yang
disimak?
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ II (KONTROL)
Pertemuan Ke : II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan
pantun.
I. Kompetensi Dasar :
5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran :
Melafalkan pantun anak dengan intonasi yang tepat dan benar
Mendiskusikan isi dan nasehat pantun anak yang telah dilafalkan
Membuat pantun anak dengan tepat dan benar
III. Tujuan Pembelajaran :
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat melafalkan pantun anak dengan
intonasi yang tepat dan benar.
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mendiskusikan mengenai pantun
anak yang telah dilafalkan
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat membuat pantun anak dengan
tepat dan benar.
IV. Materi Pembelajaran :
G. Materi Pokok : Pantun
H. Sub Materi Pokok : Pantun Anak
I. Deskripsi Sub Materi Pokok :
(terlampir)
V. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Orientasi
Memberi salam
Berdoa bersama-
sama
Mengabsen
kehadiran
Menjawab
salam
Berdoa
bersama-sama
menyimak
Rasa hormat dan
perhatian.
Nilai Spritual
Rasa hormat dan
perhatian
Apersepsi
Memberikan
pertanyaan seputar
pelajaran yang lalu
dan materi pantun
Menjawab dan
berinteraksi
dengan guru
Tanggung jawab
dan percaya diri
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
menyimak Rasa hormat dan
perhatian
Motivasi
Menyanyikan
Pantun dengan lagu
Bernyanyi
bersama
Penghayatan dan
peduli
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Bertanya mengenai materi
pantun yang sudah
dipelajari
Menjawab pertanyaan
guru
Keaktifan dan peduli
Memberi kesempatan
untuk siswa memberi
contoh pantun anak
Memberi contoh pantun
anak
Tanggung jawab dan
percaya diri
Memerintahkan siswa
memberi contoh pelafalan
intonasi pantun yang tepat
dan benar
Siswa di depan kelas
mempraktekan pelafalan
intonasi pantun yang
tepat dan benar.
Tanggung jawab dan
percaya diri
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru menyebutkan
pantun dengan suara
nyaring
Siswa menyimak guru
yang sedang
menyebutkan pantun dan
kembali menulisnya di
buku tulis.
Teliti dan
bertanggungjawab
Guru memberi contoh Siswa menyimak Teliti dan
cara penulisan pantun
yang benar
penjelasan guru bertanggungjawab
Guru meminta siswa
untuk maju kedepan kelas
untuk menulis pantun di
papan tulis
Siswa menulis contoh
pantun bebas di papan
tulis
Percaya diri dan
bertanggung jawab
Guru memerintahkan
siswa menulis pantun di
buku tulisnya masing-
masing
Siswa mengerjakan tugas
yang diperintahkan guru
untuk menulis pantun di
buku tulisnya.
Percaya diri dan
bertanggungjawab
Guru memerintahkan
siswa untuk membacakan
pantun yang telah
dibuatnya di depan kelas.
Siswa membacakan
pantun buatannya di
depan kelas.
Bertanggung jawab dan
Percaya diri
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
Siswa merespons Tanya
jawab guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penegasan
dan penguatan terhadap
hasil diskusi siswa
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan guru
Perhatian dan kefokusan
C. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
memberi kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Siswa memberi
kesimpulan materi
pembelajaran awal
sampai akhir.
Percaya diri dan berani
Memberikan refleksi
terhadap materi yang telah
disampaikan.
Mendengarkan dan
menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan umpan balik
atau feed back terhadap
proses dan hasil
pembelajaran dan Reward
untuk kelompok yang
menang
Melakukan feed back Tanggung jawab dan
jujur
Memberikan tugas
individu terkait materi
pantun.
Siswa mengerjakan tugas
individu terkait materi
pantun
Tanggungjawab
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
Menyimak Jujur dan tanggung
jawab
pembelajaran remedial,
program pengayaan,
layanan konseling.
VII. Alat/ Sumber Belajar :
Kertas
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia
Buku-buku lain yang relevan
Pengalaman guru dan siswa
Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian :
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Melafalkan pantun anak
dengan intonasi yang
tepat dan benar
Tes Lisan Esay 12. Lafalkan pantun dengan
intonasi yang tepat dan
benar!
Mendiskusikan
mengenai isi dan
nasehat pantun anak
yang telah dilafalkan
Tes Tertulis Esay 5. Apa jenis pantun tersebut
?
6. Apa nasihat yang
terkandung dalam pantun
tersebut ?
7. Sebutkan bagian
sampiran dan isi pada
pantun tersebut ?
Menugaskan siswa
membuat pantun anak
dengan tepat dan benar
Tes tertulis Esay 2. Buatlah pantun anak
minimal 3 pantun !
Mengemukakan
kembali pantun dengan
tepat dan benar
Tes Lisan
Tes Tulisan
Esay 7. Kemukakan kembali
pantun tersebut dengan tepat
dan benar !
8. Tulislah kembali pantun
yang telah disimak !
Format Kriteria Penilaian
11. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
12. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10..
CATATAN :
SOAL LATIHAN
a. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
6. Tulislah kembali pantun yang telah disimak!
7. Apa jenis pantun yang kalian dapat dari teman kelompok lain?
8. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun tersebut?
9. Jelaskan bagian sampiran dan isi pada pantun tersebut?
10. Buatlah pantun anak minimal 3 pantun!
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ II (KONTROL)
Pertemuan Ke : III
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan
pantun.
I. Kompetensi Dasar :
5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran :
Menulis pantun anak dengan tepat dan benar
Membedakan jenis-jenis pantun
Menyusun baris pantun dengan tepat dan benar
III. Tujuan Pembelajaran :
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat menulis pantun anak dengan
tepat dan benar.
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat membedakan jenis-jenis pantun
dengan tepat dan benar.
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat menyusun baris pantun dengan
tepat benar.
IV. Materi Pembelajaran :
J. Materi Pokok : Pantun
K. Sub Materi Pokok : Pantun Anak
L. Deskripsi Sub Materi Pokok :
(terlampir)
V. Metode Pembelajaran :
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Orientasi
Memberi salam
Berdoa bersama-
sama
Mengabsen
kehadiran
Menjawab
salam
Berdoa
bersama-sama
menyimak
Rasa hormat dan
perhatian.
Nilai Spritual
Rasa hormat dan
perhatian
Apersepsi
Memberikan
pertanyaan seputar
pelajaran yang lalu
dan materi pantun
Menjawab dan
berinteraksi
dengan guru
Tanggung jawab
dan percaya diri
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
menyimak Rasa hormat dan
perhatian
Motivasi
Ice Breaking
Mengikuti
arahan guru
Penghayatan dan
peduli
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Bertanya mengenai materi
pantun yang sudah
dipelajari
Menjawab pertanyaan
guru
Keaktifan dan peduli
Guru menjelaskan cara
menyusun pantun dengan
tepat dan benar
Menyimak penjelasan
guru
Tanggung jawab dan
percaya diri
Menjelaskan jenis-jenis
pantun
Siswa menyimak Tanggung jawab dan
percaya diri
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru mengarahkan siswa
bergabung dengan teman
sekelompoknya
Setiap kelompok
bergabung sesuai
kelompoknya
Kerjasama dan
bertanggungjawab
Guru memberikan soal
latihan pantun acak pada
setiap kelompok
Siswa menyusun pantun
acak dengan tepat dan
benar
Teliti dan Perhatian
Guru memerintahkan
setiap kelompok
Setiap kelompok
menyusun pantun acak
Kerjasama dan teliti
menyusun pantun acak
dan menuliskan kembali
pantun tersebut.
dan menuliskan kembali
satu pantun tersebut.
Guru menyebutkan jenis-
jenis pantun dan bertanya
mengenai jenis pantun
tersebut.
Siswa menyimak dan
menjawab pertanyaan
guru.
Kerja sama dan teliti
Guru menyebutkan
kembali pantun anak dan
memerintahkan siswa
untuk dituliskan kembali
di buku tulis masing-
masing.
Siswa menyimak pantun
anak tersebut dan
kembali menuliskan
pantun tersebut di buku
tulis.
Kerjasama dan tertib
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
Siswa merespons Tanya
jawab guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penegasan
dan penguatan terhadap
hasil diskusi siswa
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan guru
Perhatian dan kefokusan
C. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
memberi kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Siswa memberi
kesimpulan materi
pembelajaran awal
sampai akhir.
Percaya diri dan berani
Memberikan refleksi
terhadap materi yang telah
disampaikan.
Mendengarkan dan
menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan umpan balik
atau feed back terhadap
proses dan hasil
pembelajaran dan Reward
untuk kelompok yang
menang
Melakukan feed back Tanggung jawab dan
jujur
Memberikan tugas
individu terkait materi
pantun.
Siswa mengerjakan tugas
individu terkait materi
pantun
Tanggungjawab
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
pembelajaran remedial,
Menyimak Jujur dan tanggung
jawab
program pengayaan,
layanan konseling.
VII. Alat/ Sumber Belajar :
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia.
Buku-buku lain yang relevan
Pengalaman guru dan siswa
Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian :
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Menulis pantun anak
Tes Tertulis Esay 13. Tulislah pantun dengan
tepat dan benar !
14. Apa nasihat yang
terkandung dalam pantun
tersebut ?
15. Sebutkan bagian
sampiran dan isi pada
pantun tersebut ?
Membedakan jenis-
jenis pantun
Tes Tertulis Esay 8. Perhatikan jenis pantun
dibawah ini, pantun
manakah yang termasuk
jenis pantun anak !
(Terlampir)
Menyusun baris pantun
dengan tepat dan benar
Tes tertulis Esay 2. Susunlah pantun acak ini
dengan tepat dan benar !
Format Kriteria Penilaian
13. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
14. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10..
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial
Bekasi, ……2015
Mengetahui
Kepala Sekolah, Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si Dindin Ridwanuddin, M.Pd
NIP. 196503041986101001 NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A Mahasiswa Peneliti
Asep, S.Pd Amalia Fauziah
NIM. 1111018300003
SOAL LATIHAN
1. Tulislah pantun yang telah disimak!
2. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun yang disimak?
3. Sebutkan bagian sampiran dan isi pada pantun yang disimak ?
4. Perhatikan jenis-jenis pantun di bawah ini, pantun manakah yang termasuk
jenis pantun anak?
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
5. Susunlah pantun acak ini secara benar dan tepat!
Kalau ada kata-kataku yang salah
jangan masukkan dalam hati
Kalau ada jarum yang patah
Jangan masukkan dalam peti
Kura-kura dalam perahu
Sudah gaharu cendana pula
Pura-pura tidak tahu
Sudah tahu bertanya pula
Wahai kamu cepatlah tobat
Kucing itu kakinya empat
Sebelum ajal mendekat
Kalau tiga berarti cacat
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ II (KONTROL)
Pertemuan Ke : IV
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan
pantun.
I. Kompetensi Dasar :
5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II. Indicator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran :
Mencatat kosa kata baku dalam pantun anak
Mengemukakan nilai yang terkandung dalam pantun anak
III. Tujuan Pembelajaran :
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mencatat kosa kata baku dalam
pantun anak.
Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mengemukakan nilai yang
terkandung dalam pantun anak
IV. Materi Pembelajaran :
M. Materi Pokok : Pantun
N. Sub Materi Pokok : Pantun Anak
O. Deskripsi Sub Materi Pokok :
(terlampir)
V. Metode Pembelajaran :
Ceramah
(Kerja kelompok)
Tanya jawab
Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Orientasi
Memberi salam
Berdoa bersama-
sama
Mengabsen
kehadiran
Menjawab
salam
Berdoa
bersama-sama
Menyimak
Rasa hormat dan
perhatian.
Nilai Spritual
Rasa hormat dan
perhatian
Apersepsi
Memberikan
pertanyaan seputar
pelajaran yang lalu
dan materi pantun
Menjawab dan
berinteraksi
dengan guru
Tanggung jawab
dan percaya diri
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
Menyimak Rasa hormat dan
perhatian
Motivasi
Ice Breaking
sebelum belajar
Mengikuti
arahan guru
Penghayatan dan
peduli
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Bertanya mengenai materi
pantun yang sudah
dipelajari
Menjawab pertanyaan
guru
Keaktifan dan peduli
Guru menjelaskan nilai-
nilai yang terkandung
dalam pantun
Siswa menyimak Tanggung jawab dan
percaya diri
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru mengarahkan siswa
bergabung dengan teman
sekelompoknya
Setiap kelompok
bergabung sesuai
kelompoknya
Kerjasama dan
bertanggungjawab
Guru memberikan contoh
nilai yang terkandung
dalam pantun yang
dibacakannya.
Siswa menyimak Teliti dan Perhatian
Guru membacakan pantun
dengan suara nyaring dan
guru memerintahkan
siswa menuliskan kembali
pantun yang telah
disimaknya.
Siswa menyimak dan
menuliskan kembali
pantun tersebut dengan
tepat dan benar.
Tanggungjawab dan teliti
Guru bertanya mengenai
nilai apa yang terkandung
pada pantun yang telah
dibacakannya.
Siswa menyimak dan
menjawab pertanyaan
guru.
Kerjasama dan teliti
Guru menjelaskan kosa
kata baku dan tidak baku
dalam bahasa Indonesia
pada materi pantun.
Siswa menyimak
penjelasan guru.
Perhatian dan teliti
Guru memberikan soal
pantun dengan mencari
kosa kata baku dan nilai
yang terkandung dalam
pantun tersebut.
Siswa perkelompok
mengerjakan soal yang
telah diberikan oleh guru.
Kerja sama dan teliti
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa
Siswa merespons Tanya
jawab guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan penegasan
dan penguatan terhadap
hasil diskusi siswa
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan guru
Perhatian dan kefokusan
C. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
memberi kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Siswa memberi
kesimpulan materi
pembelajaran awal
sampai akhir.
Percaya diri dan berani
Memberikan refleksi
terhadap materi yang telah
disampaikan.
Mendengarkan dan
menyimak penjelasan
guru
Perhatian dan kefokusan
Memberikan umpan balik
atau feed back terhadap
proses dan hasil
pembelajaran dan Reward
untuk kelompok yang
menang
Melakukan feed back Tanggung jawab dan
jujur
Memberikan tugas
individu terkait materi
pantun.
Siswa mengerjakan tugas
individu terkait materi
pantun
Tanggungjawab
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam
pembelajaran remedial,
program pengayaan,
layanan konseling.
Menyimak Jujur dan tanggung
jawab
VII. Alat/ Sumber Belajar :
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia.
Buku-buku lain yang relevan
Pengalaman guru dan siswa
Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian :
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Mencatat kosa kata
baku dalam pantun
anak
Tes Tertulis Esay 16. Tulislah kosa kata baku
dalam pantun tersebut!
Mengemukakan nilai
yang terkandung dalam
pantun anak
Tes Lisan Esay 17. Tulislah pantun yang
disimak!
18. Nilai apa yang
terkandung dalam pantun
tersebut ?
Format Kriteria Penilaian
15. PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
16. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5..
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial
Bekasi, ……2015
Mengetahui
Kepala Sekolah, Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si Dindin Ridwanuddin, M.Pd
NIP. 196503041986101001 NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A Mahasiswa Peneliti
Asep, S.Pd Amalia Fauziah
NIM. 1111018300003
SOAL LATIHAN
B. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Tuliskan kembali pantun yang telah disimak!
2. Nilai apa yang terkandung dalam pantun tersebut?
3. Tulislah kosa kata baku dalam pantun tersebut!
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 13
DESKRIPSI STATISTIK PRETEST KELOMPOK EKSPRIMEN
Statistics
EKSPERIMEN
N Valid 25
Missing 25
Mean 65,68
Median 65,00
Mode 65
Std. Deviation 12,783
Variance 163,393
Range 51
Minimum 40
Maximum 91
Sum 1642
PRETEST EKSPERIMEN
EKSPERIMEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 1 2,0 4,0 4,0
48 1 2,0 4,0 8,0
50 2 4,0 8,0 16,0
52 2 4,0 8,0 24,0
59 1 2,0 4,0 28,0
60 1 2,0 4,0 32,0
62 2 4,0 8,0 40,0
63 1 2,0 4,0 44,0
65 3 6,0 12,0 56,0
68 1 2,0 4,0 60,0
69 1 2,0 4,0 64,0
70 1 2,0 4,0 68,0
75 2 4,0 8,0 76,0
77 2 4,0 8,0 84,0
78 1 2,0 4,0 88,0
83 1 2,0 4,0 92,0
86 1 2,0 4,0 96,0
91 1 2,0 4,0 100,0
Total 25 50,0 100,0
Missing System 25 50,0
Total 50 100,0
Lampiran 14
DESKRIPSI STATISTIK PRETEST KELOMPOK KONTROL
Statistics
KONTROL
N Valid 25
Missing 25
Mean 58,96
Median 59,00
Mode 45
Std. Deviation 11,066
Variance 122,457
Range 39
Minimum 40
Maximum 79
Sum 1474
PRETEST KONTROL
KONTROL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 1 2,0 4,0 4,0
45 4 8,0 16,0 20,0
46 1 2,0 4,0 24,0
50 1 2,0 4,0 28,0
54 1 2,0 4,0 32,0
55 2 4,0 8,0 40,0
56 1 2,0 4,0 44,0
58 1 2,0 4,0 48,0
59 1 2,0 4,0 52,0
60 1 2,0 4,0 56,0
62 2 4,0 8,0 64,0
65 3 6,0 12,0 76,0
70 2 4,0 8,0 84,0
73 1 2,0 4,0 88,0
75 2 4,0 8,0 96,0
79 1 2,0 4,0 100,0
Total 25 50,0 100,0
Missing System 25 50,0
Total 50 100,0
Lampiran 15
DESKRIPSI STATISTIK POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Statistics
EKSPERIMEN
N Valid 25
Missing 25
Mean 84,76
Std. Error of Mean 1,549
Median 85,00
Mode 80a
Std. Deviation 7,747
Variance 60,023
Range 27
Minimum 70
Maximum 97
Sum 2119
a. Multiple modes exist. The smallest value is
shown
POSTTEST EKSPERIMEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 70 1 2,0 4,0 4,0
72 1 2,0 4,0 8,0
74 1 2,0 4,0 12,0
75 1 2,0 4,0 16,0
79 2 4,0 8,0 24,0
80 4 8,0 16,0 40,0
85 4 8,0 16,0 56,0
87 3 6,0 12,0 68,0
90 2 4,0 8,0 76,0
92 1 2,0 4,0 80,0
95 4 8,0 16,0 96,0
97 1 2,0 4,0 100,0
Total 25 50,0 100,0
Missing System 25 50,0
Total 50 100,0
Lampiran 16
DESKRIPSI STATISTIK POSTTEST KELOMPOK KONTROL
Statistics
KONTROL
N Valid 25
Missing 25
Mean 72,36
Std. Error of Mean 2,215
Median 75,00
Mode 75
Std. Deviation 11,075
Variance 122,657
Range 47
Minimum 40
Maximum 87
Sum 1809
a. Multiple modes exist. The smallest value is
shown
POSTTEST KONTROL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 1 2,0 4,0 4,0
50 1 2,0 4,0 8,0
57 1 2,0 4,0 12,0
64 1 2,0 4,0 16,0
65 2 4,0 8,0 24,0
67 1 2,0 4,0 28,0
70 1 2,0 4,0 32,0
72 1 2,0 4,0 36,0
73 2 4,0 8,0 44,0
75 5 10,0 20,0 64,0
77 1 2,0 4,0 68,0
79 1 2,0 4,0 72,0
81 1 2,0 4,0 76,0
82 4 8,0 16,0 92,0
86 1 2,0 4,0 96,0
87 1 2,0 4,0 100,0
Total 25 50,0 100,0
Missing System 25 50,0
Total 50 100,0
Lampiran 17
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN
DAFTAR NILAI Pretest Eksperimen
SDN Bekasi Jaya II
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 y 40 -2,00899 0,022269 0,04 0,017731
2 u 48 -1,38314 0,083311 0,08 0,003311
3 n 50 -1,22667 0,109973 0,16 0,050027
4 o 50 -1,22667 0,109973 0,16 0,050027
5 m 52 -1,07021 0,142262 0,24 0,097738
6 x 52 -1,07021 0,142262 0,24 0,097738
7 e 59 -0,52259 0,300631 0,28 0,020631
8 f 60 -0,44436 0,328393 0,32 0,008393
9 g 62 -0,28789 0,386714 0,4 0,013286
10 l 62 -0,28789 0,386714 0,4 0,013286 L hitung 0,097738
11 r 63 -0,20966 0,416966 0,44 0,023034 L tabel 0,159066
12 c 65 -0,0532 0,478787 0,56 0,081213
13 h 65 -0,0532 0,478787 0,56 0,081213
14 j 65 -0,0532 0,478787 0,56 0,081213
15 a 68 0,181498 0,572011 0,6 0,027989
16 i 69 0,259729 0,602464 0,64 0,037536
17 d 70 0,337961 0,632304 0,68 0,047696
18 k 75 0,72912 0,767036 0,76 0,007036
19 t 75 0,72912 0,767036 0,76 0,007036
20 v 77 0,885583 0,812079 0,84 0,027921
21 w 77 0,885583 0,812079 0,84 0,027921
22 p 78 0,963815 0,832431 0,88 0,047569
23 q 83 1,354973 0,912287 0,92 0,007713
24 b 86 1,589668 0,944045 0,96 0,015955
25 s 91 1,980827 0,976195 1 0,023805
rata-rata 65,68
stdv 12,78254
MAX 91
MIN 40
Lampiran 18
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL
DAFTAR NILAI Pretest Kontrol
SDN Bekasi Jaya II
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 k 40 -1,71335 0,043324 0,04 0,003324
2 e 45 -1,26152 0,103561 0,2 0,096439
3 q 45 -1,26152 0,103561 0,2 0,096439
4 t 45 -1,26152 0,103561 0,2 0,096439
5 y 45 -1,26152 0,103561 0,2 0,096439
6 a 46 -1,17115 0,120769 0,24 0,119231
7 h 50 -0,80969 0,20906 0,28 0,07094
8 i 54 -0,44822 0,326998 0,32 0,006998
9 f 55 -0,35785 0,360227 0,4 0,039773
10 p 55 -0,35785 0,360227 0,4 0,039773 L hitung 0,119231
11 j 56 -0,26749 0,394548 0,44 0,045452 L tabel 0,159066
12 v 58 -0,08675 0,465434 0,48 0,014566
13 s 59 0,003615 0,501442 0,52 0,018558
14 w 60 0,093981 0,537438 0,56 0,022562
15 d 62 0,274715 0,608232 0,64 0,031768
16 m 62 0,274715 0,608232 0,64 0,031768
17 c 65 0,545815 0,707404 0,76 0,052596
18 g 65 0,545815 0,707404 0,76 0,052596
19 l 65 0,545815 0,707404 0,76 0,052596
20 n 70 0,997649 0,840775 0,84 0,000775
21 u 70 0,997649 0,840775 0,84 0,000775
22 x 73 1,26875 0,897735 0,88 0,017735
23 o 75 1,449483 0,926399 0,96 0,033601
24 r 75 1,449483 0,926399 0,96 0,033601
25 b 79 1,81095 0,964926 1 0,035074
rata-rata 58,96
stdv 11,06601
MAX 79
MIN 40
Lampiran 19
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL
DAFTAR NILAI Postest Kontrol
SDN Bekasi Jaya II
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 Y 40 -2,92188 0,00174 0,04 0,03826
2 k 50 -2,01895 0,021746 0,08 0,058254
3 v 57 -1,3869 0,082736 0,12 0,037264
4 a 64 -0,75485 0,225169 0,16 0,065169
5 h 65 -0,66456 0,253167 0,24 0,013167
6 t 65 -0,66456 0,253167 0,24 0,013167
7 e 67 -0,48397 0,314203 0,28 0,034203
8 q 70 -0,21309 0,415628 0,32 0,095628
9 i 72 -0,03251 0,487034 0,36 0,127034
10 c 73 0,057788 0,523041 0,44 0,083041 L hitung 0,127034
11 s 73 0,057788 0,523041 0,44 0,083041 L tabel 0,159066
12 d 75 0,238374 0,594204 0,64 0,045796
13 g 75 0,238374 0,594204 0,64 0,045796
14 j 75 0,238374 0,594204 0,64 0,045796
15 m 75 0,238374 0,594204 0,64 0,045796
16 w 75 0,238374 0,594204 0,64 0,045796
17 p 77 0,41896 0,662377 0,68 0,017623
18 l 79 0,599546 0,725596 0,72 0,005596
19 b 81 0,780132 0,782343 0,76 0,022343
20 f 82 0,870425 0,807966 0,88 0,072034
21 n 82 0,870425 0,807966 0,88 0,072034
22 r 82 0,870425 0,807966 0,88 0,072034
23 u 82 0,870425 0,807966 0,88 0,072034
24 o 86 1,231597 0,89095 0,96 0,06905
25 x 87 1,321891 0,906898 1 0,093102
rata-rata 72,36
stdv 11,07505
MAX 87
MIN 40
Lampiran 20
UJI NORMALITAS POSSTEST EKSPERIMEN
DAFTAR NILAI POSTEST EKSPERIMEN
NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 o 70 -1,90514 0,028381 0,04 0,011619
2 y 72 -1,64699 0,04978 0,058824 0,009043
3 m 74 -1,38884 0,082441 0,12 0,037559
4 i 75 -1,25977 0,103877 0,16 0,056123
5 j 79 -0,74347 0,228599 0,24 0,011401
6 x 79 -0,74347 0,228599 0,24 0,011401
7 a 80 -0,61439 0,269478 0,4 0,130522
8 g 80 -0,61439 0,269478 0,4 0,130522 L hitung 0,130522
9 n 80 -0,61439 0,269478 0,4 0,130522 L tabel 0,141873
10 u 80 -0,61439 0,269478 0,4 0,130522
11 c 85 0,030978 0,512356 0,56 0,047644
12 k 85 0,030978 0,512356 0,56 0,047644
13 l 85 0,030978 0,512356 0,56 0,047644
14 p 85 0,030978 0,512356 0,56 0,047644
15 e 87 0,289127 0,613758 0,68 0,066242
16 f 87 0,289127 0,613758 0,68 0,066242
17 h 87 0,289127 0,613758 0,68 0,066242
18 q 90 0,67635 0,750591 0,76 0,009409
19 t 90 0,67635 0,750591 0,76 0,009409
20 d 92 0,934498 0,824977 0,8 0,024977
21 r 95 1,321721 0,90687 0,96 0,05313
22 s 95 1,321721 0,90687 0,96 0,05313
23 v 95 1,321721 0,90687 0,96 0,05313
24 w 95 1,321721 0,90687 0,96 0,05313
25 b 97 1,57987 0,942932 1 0,057068
rata-rata 84,76
stdv 7,747473
MAX 97
MIN 70
Lampiran 21
UJI HOMOGENITAS PRETEST KELOMPOK KONTROL DAN
EKSPERIMEN
UJI HOMOGENITAS PRETEST
EKSPERIMEN kontrol 40 40
UJI HOMOGENITAS
48 45
MEAN EKSPERIMEN 65,68
50 45
MEAN KONTROL 58,96
50 45
BEDA 2 MEAN -6,72
52 45
52 46
VARIAN KELOMPOK EKSPERIMEN 163,3933333
59 50
VARIAN KELOMPOK KONTROL 122,4566667
60 54
62 55
62 55
63 56
65 58
65 59
65 60
68 62
69 62
70 65
75 65
75 65
77 70
Fhit 1,334295125
77 70
F tab= (0.05, (24,24)
78 73
F hit< F tab, 1,983759568
83 75
86 75
91 79
Lampiran 22
UJI HOMOGENITAS POSTTEST KELOMPOK KONTROL DAN
EKSPERIMEN
UJI HOMOGENITAS POSTTEST
EKSPERIMEN kontrol 70 40
UJI HOMOGENITAS
72 50
MEAN EKSPERIMEN 84,76
74 57
MEAN KONTROL 72,36
75 64
BEDA 2 MEAN -12,4
79 65
79 65
VARIAN KELOMPOK EKSPERIMEN 60,02333
80 67
VARIAN KELOMPOK KONTROL 122,6567
80 70
80 72
80 73
85 73
85 75
85 75
85 75
87 75
87 75
87 77
90 79
90 81
92 82
Fhit 0,489361
95 82
F tab= (0.05, (24,24)
95 82
F hit< F tab, 1,98376
95 82
95 86
97 87
Lampiran 23
UJI HIPOTESIS PRETEST KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK
EKSPERIMEN
uji t
y1 y2 y1 2 y2 2
40 40 1600,00 1600,00 n1 25
48 45 2304,00 2025,00 n2 25
50 45 2500,00 2025,00 jml y1 1642
50 45 2500,00 2025,00 jml y2 1474
52 45 2704,00 2025,00 jml y1 2 181047
52 46 2704,00 2116,00 jml y2 2 133843
59 50 3481,00 2500,00 y1 rata2 65,680
60 54 3600,00 2916,00 y2 rata2 58,960
62 55 3844,00 3025,00 6,720
62 55 3844,00 3025,00 y1 2 73200,440
63 56 3969,00 3136,00 y2 2 46935,96
65 58 4225,00 3364,00 db 48
65 59 4225,00 3481,00 S gab 2502,8417
65 60 4225,00 3600,00 51,1
68 62 4624,00 3844,00 t hit 0,5977584
69 62 4761,00 3844,00
70 65 4900,00 4225,00 t tab 1,9912544
75 65 5625,00 4225,00
75 65 5625,00 4225,00
77 70 5929,00 4900,00
77 70 5929,00 4900,00
78 73 6084,00 5329,00
83 75 6889,00 5625,00
86 75 7396,00 5625,00
91 79 8281,00 6241,00
JML 1642 1474 111768 89846
Lampiran 24
UJI HIPOTESIS POSTTEST KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK
EKSPERIMEN
uji t
y1 y2 y1 2 y2 2
80 40 6400,00 1600,00 n1 25
97 50 9409,00 2500,00 n2 25
85 57 7225,00 3249,00 jml y1 2119
92 64 8464,00 4096,00 jml y2 1809
87 65 7569,00 4225,00 jml y1 2 181047
87 65 7569,00 4225,00 jml y2 2 133843
80 67 6400,00 4489,00 y1 rata2 84,760
87 70 7569,00 4900,00 y2 rata2 72,360
75 72 5625,00 5184,00 12,400
79 73 6241,00 5329,00 y1 2 1440,560
85 73 7225,00 5329,00 y2 2 2943,76
85 75 7225,00 5625,00 db 48
74 75 5476,00 5625,00 S gab 91,34
80 75 6400,00 5625,00 9,76
70 75 4900,00 5625,00 t hit 5,774963
85 75 7225,00 5625,00
90 77 8100,00 5929,00 t tab 1,991254
95 79 9025,00 6241,00
95 81 9025,00 6561,00
90 82 8100,00 6724,00
80 82 6400,00 6724,00
95 82 9025,00 6724,00
95 82 9025,00 6724,00
79 86 6241,00 7396,00
72 87 5184,00 7569,00
JML 2119 1809 181047 133843
Lampiran 25
Foto Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Lampiran 26
Kelas Eksperimen
No Nama Pretest Posttest
1 A 68 80
2 B 86 97
3 C 65 85
4 D 70 92
5 E 59 87
6 F 60 87
7 G 62 80
8 H 65 87
9 I 69 75
10 J 65 79
11 K 75 85
12 L 62 85
13 M 52 74
14 N 50 80
15 O 50 70
16 P 78 85
17 Q 83 90
18 R 63 95
19 S 91 95
20 T 75 90
21 U 48 80
22 V 77 95
23 W 77 95
24 X 52 79
25 Y 40 72
Jumlah 1642 2119
Rata-rata 65,68 84,76
Lampiran 27
Kelas Kontrol
No Nama Pretest Posttest
1 a 46 64
2 b 79 81
3 c 65 73
4 d 62 75
5 e 45 67
6 f 55 82
7 g 65 75
8 h 50 65
9 i 54 72
10 j 56 75
11 k 40 50
12 l 65 79
13 m 62 75
14 n 70 82
15 o 75 86
16 p 55 77
17 q 45 70
18 r 75 82
19 s 59 73
20 t 45 65
21 u 70 82
22 v 58 57
23 w 60 75
24 x 73 87
25 y 45 40
Jumlah 1474 2119
Rata-rata 58,96 84,76
Amalia Fauziah, Penulis lahir di Bekasi,
pada tanggal 06 Juni 1993. Penulis adalah
anak keempat dari pasangan H.M. Yusuf dan
Hj. Halimah. Penulis mengenyam
pendidikan TK Nurul Huda pada tahun
1997-1998, lalu melanjutkan Sekolah Dasar
pada tahun 1999-2005, selanjutnya
melanjutkan sekolah MTS di Annida Al-
Islamy Bekasi pada tahun 2005-2008, lalu
meneruskan kembali di MA Annida Al-
Islamy Bekasipada tahun 2008-2011. Pada
tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan
S1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dunia pendidikan adalah impian penulis dari sejak kecil untuk terlibat dalam mencerdaskan
anak bangsa. Dengan berkembangnya dan bertambahnya usia, penulis mendapatkan
pengalaman dan wawasan di setiap pengalaman yang telah dilewatinya. Karena menurut
penulis ilmu tidak hanya didapat dibangku sekolah melainkan di organisasi dan pengalaman
lainnya. Penulis pun aktif pada Organisasi intra kampus maupun ektra kampus. Penulis kini
sedang menjalani ibadahnya sesuai dengan bidang diembannya yaitu menjadi guru di MI
Nurul Islam Rempoa, dan mengabdi di sebuah Organisasi yang telah dilahirkanya.