PENGARUH METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP...
Transcript of PENGARUH METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP...
PENGARUH METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP
KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI TEKS BACAAN PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V
SDI AL IHSAN JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh
NURUL AINI
1111018300022
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN
MEMAHAMI ISI TEKS BACAAN PADA TvihTI PELAJARAN BAHASA
INDONESIA SISWA KELAS V SDI AL IHSAN JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh
Nurul Aini
NrM 1111018300022
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
tlNafia Wafiqni, M.Pd
NIP 1981 1003 20091 2 2 004
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Metode Membaca Cepat terhadap Kemampuan
Memahami Isi Teks Bacaan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V
SDI Al Ihsan Jakarta Barat. Disusun oleh Nurul Aini NIM 1111018300022, Jurusan
Pendidikan Guru MI/SD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan fakultas.
J akarta, 28 Septemb er 201 5
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd
NIP 1981 1003 200912 2 004
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Metode Membaca cepat Terhadap KemampuanMemahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelasV SDI AL Ihsan Jakarta Barat. Di susun oleh Nurul Aini NIM ll1l0l830OO22,Jurusan Pendidikan Guru MI/SD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla dan telah dinyatakan lulus dalarn ujianmunaqosah pada tanggal l6 Oktober 2015 di hadapan dewan penguji. Oleh karenaitu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalarn pendidikan GuruMVSD (PGMr).
Jakarta, 22 Oktober 2015
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Kerua Jurusan)
Dr. Khalimi. M.AeNIP. 19650s15 199403 I 006
S ekretaris (Sekretaris Jurusan)
Asep Ediana Latip, M.PdNrP. 198t0623 2A09D I 003
Penguji I
Dindin Ridwanuddin. M.PdNrP. 1977112t201101 1 001
Penguji IIMahmudah Fitrivah. M.PdNIP. 19701215 200912 2 001
Tanggal Tanda Tangan
411>rr
LL'to- (,tr
23-10 - 2.D/t
engetahui,
Dekan Fakultas
f. Dr. AhmaNIP. 195504
Yang berlanda tangan d
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
i bawah ini:
Nurul Aini
1 1 I 1018300022
Pendidikan Guru MI/SD
Pengaruh Metode Membaca Cepat terhadap Kemampuan
Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakafia Barat
Nafia Wafiqni, M.PdDosen Pembimbing
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya berlanggung jawab secara akademik atas apa yang saya tulis .
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqosah.
Jakafta, 15 September 2075
Nurul Aini
NIM 1111018300022
i
ABSTRAK
Nurul Aini (1111018300022). Pengaruh Metode Membaca Cepat Terhadap
Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Guru MI/SD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode membaca
cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas V SDI Al Ihsan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest Posttest Control
Group Design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 14 siswa kelas eksperimen
dan 15 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes uraian yang berjumlah
10 soal. Validitas tes dihitung dengan validitas konstruks (construct validity). Untuk
mengukur validitas konstruks dapat menggunakan pendapat dari ahli (Expert
Judgement). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya ialah dosen pembimbing.
Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis
independent samples T-Test diperoleh thitung sebesar 0,021 pada taraf signifikansi ρ <
0,05. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,021 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode membaca cepat
terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan.
Kata Kunci : Membaca Cepat, Memahami Isi Teks bacaan
ii
ABSTRACT
Nurul Aini (1111018300022). Effect of Speed Reading Methods On the Ability
to Understand the Contents of the Reading Text On the Subjects of Indonesian
Students In the Fifth Grade of SDI Al Ihsan West Jakarta. Thesis. Elementary
School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015.
This study aims to determine the effect of applying the method of speed reading on
the ability to understand the content of the reading text on the subjects of indonesian
students in the fifth grade of SDI Al Ihsan West Jakarta. The method used in this
study was a quasi-experimental research design with Pretest Posttest Control Group
Design. This study took a sample of 14 students in experiments class and 15 students
in the control class. This research instrument in the form of description test which
amounts to 10 questions. The validity of the test is calculated by construct validity.
To measure the construct validity may use the opinion of expert (expert judgement).
In this case the polled expert is the thesis advisor lecturer. After testing the hypothesis
by using technique of independent samples T-Test obtained t of 0,021 at a
significance level of ρ < 0,05. Thus, H1 is accepted and H0 is rejected because 0,021
< 0,05, so it can be concluded that there are significant implementation of speed
reading methods to the ability to understand the content of the reading text.
Keyword : Speed Reading, Understand the Content of the Reading Text
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan kekuatan kepada penulis serta karena dengan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode
Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat”. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada manusia panutan alam, penutup para anbiya,
yakni Nabi Muhammad Saw, serta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang
senantiasa mengikuti ajaran serta tauladannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana
pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Guru MI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Karya ilmiah ini merupakan hasil usaha yang tidak lepas dari berbagai
hambatan, ujian serta kesulitan. Namun dengan kesabaran, kesungguhan serta
kegigihan, akhirnya penulis mampu menyelesaikannya dengan baik. Skripsi ini
belum tentu selesai tanpa dukungan serta bantuan orang-orang sekitar. Maka dari itu,
tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung serta membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moral maupun
material. Adapun ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dra. Nur Lena Rifa’i, MA, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Khalimi, M.Ag. Selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru MI/SD Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Nafia Wafiqni, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan penuh
pengertian dalam membantu, membimbing, mengarahkan, serta memberikan
pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan skripsi ini.
iv
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru MI/SD Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah banyak membantu dan menyumbangkan ilmunya serta memberikan
dukungan positif selama penulis mengikuti proses perkuliahan
5. Para staf perpustakaan, baik perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
membantu penulis dalam mencari referensi untuk menyelesaikan skripsi ini
6. Kepala Sekolah SDI Al Ihsan, guru kelas V, siswa-siswi kelas V, dan staf sekolah
yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini
7. Orang tua tersayang, Ibu Hj. Masenah dan Bapak H. Asmin (Alm) yang selalu
menjadi penyemangat penulis serta Ibu yang selalu mendoakan dan mendukung
penuh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
8. Suami tercinta, Rahmat Al Farisyi yang juga tidak kalah hebatnya dalam
memberikan dukungan, doa dan semangat serta bantuan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini
9. Para guru-guru penulis yang selalu mendoakan dan juga memberikan semangat
serta dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
10. Keluarga yang juga selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
11. Sahabat-sahabat terbaik, Halimah, Sisi, Ibad, Ratna, Mega, Icha, Yuli, Femi, dan
semua kawan-kawan seperjuangan yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada
penulis selama proses penulisan skripsi. Dan seluruh rekan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Guru MI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2011.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga
bantuan, dukungan, semangat, bimbingan serta doa yang diberikan untuk penulis
dibalas oleh Allah SWT.
v
Kemudian, penulis pun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Jakarta, 28 September 2015
Nurul Aini
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................................................. 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN
YANG RELEVAN, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................................... 6
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 6
1. Hakikat Membaca Cepat .................................................................................. 6
2. Hakikat Memahami Isi Teks Bacaan ............................................................. 26
3. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD ....................................... 30
B. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 35
C. Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 36
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 38
vii
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 38
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................................. 38
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 39
D. Variabel Penelitian ............................................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 40
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 40
G. Uji Validitas ......................................................................................................... 42
H. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 42
BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 46
A. Profil Sekolah ....................................................................................................... 46
B. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................................... 47
C. Hasil Penelitian .................................................................................................... 49
D. Deskripsi Data ...................................................................................................... 52
E. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................................. 61
F. Pengujian Hipotesis ............................................................................................... 64
G. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 65
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 70
A. Simpulan .............................................................................................................. 70
B. Saran ..................................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 74
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tingkat Kecepatan Membaca .......................................................... 27
Tabel 2 : Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
Indikator dan KKM bahasa Indonesia ............................................. 35
Tabel 3 : Pretest Posttest Control Group Design .......................................... 41
Tabel 4 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan ................. 43
Tabel 5 : Tingkat Kecepatan Membaca .......................................................... 45
Tabel 6 : Tabel kategori pemahaman isi bacaan ............................................ 46
Tabel 7 : Jumlah peserta didik SDI Al Ihsan ................................................. 48
Tabel 8 : Daftar Nama Tenaga Pengajar SDI Al Ihsan .................................. 49
Tabel 9 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ....................... 51
Tabel 10 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .............................. 53
Tabel 11 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen ............................... 54
Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest
Kelompok Eksperimen .................................................................. 55
Tabel 13 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ...................................... 56
Tabel 14 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol ... 57
Tabel 15 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen ............................. 59
Tabel 16 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest
Kelompok Eksperimen .................................................................. 60
Tabel 17 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol .................................... 61
ix
Tabel 18 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest
Kelompok Kontrol .......................................................................... 62
Tabel 19 : Hasil Uji Normalitas Pretest ........................................................... 64
Tabel 20 : Hasil Uji Normalitas Posttest .......................................................... 65
Tabel 21 : Hasil Uji Homogenitas Pretest ........................................................ 65
Tabel 22 : Hasil Uji Homogenitas Posttest ...................................................... 66
Tabel 23 : Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ...................................................... 67
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ............................. 56
Grafik 2 : Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol .................................... 58
Grafik 3 : Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ........................... 60
Grafik 4 : Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol .................................. 63
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 2 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
Lampiran 3 : Teks Bacaan “Monyet Jadi Raja”
Lampiran 4 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 5 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
Lampiran 6 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 7 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
Lampiran 8 : Teks Bacaan “Permainan Anak-anak Zaman Dahulu”
Lampiran 9 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 10 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
Lampiran 11 : Kisi-kisi Soal Pretest Instrumen Penelitian
Lampiran 12 : Kisi-kisi soal Posttest Instrumen Penelitian
Lampiran 13 : Teks Bacaan “Calon Presiden”
Lampiran 14 : Soal Instrumen Penelitian Pretest
Lampiran 15 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian Pretest
Lampiran 16 : Soal Instrumen Penelitian Posttest
Lampiran 17 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian Posttest
Lampiran 18 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
xii
Lampiran 19 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 20 : Daftar Nilai Tes Kemampuan Kecepatan Membaca
Lampiran 21 : Hasil SPSS Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 22 : Hasil SPSS Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 23 : Hasil SPSS Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 24 : Hasil SPSS Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 25 : Hasil SPSS Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Lampiran 26 : Hasil SPSS Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Lampiran 27 : Hasil SPSS Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Lampiran 28 : Hasil SPSS Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Lampiran 29 : Hasil SPSS Uji Hipotesis Data Pretest
Lampiran 30 : Hasil SPSS Uji Hipotesis Data Posttest
Lampiran 31 : Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kontrol
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Bacalah!”. Perintah tersebut Allah SWT. berikan kepada Nabi
Muhammad Saw. sebagai pelajaran. Firman tersebut bukan hanya ditujukan
kepada Nabi Saw tetapi juga kepada seluruh umat manusia di dunia. Membaca
menjadi perihal yang amat penting untuk dilakukan bukan sekedar untuk
belajar tetapi juga kebutuhan manusia agar menjadi insan yang lebih baik dan
lebih banyak mengetahui hal-hal lain di luar dirinya. Membaca sangat
fungsional dalam hidup dan kehidupan manusia. Membaca adalah kunci ke
arah gudang ilmu.
Saat ini teknologi pun semakin canggih dan mendukung untuk
berkembangnya manusia. Begitu pula dalam bidang percetakan, sekarang ini
semakin banyak teknologi percetakan yang menghasilkan banyak buku
sehingga semakin banyak pula informasi yang disediakan, hal tersebut
semakin memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi lebih banyak.
Aktifitas membaca memberikan banyak sekali manfaat. Oleh sebab itu
membaca menjadi aspek penting bagi manusia khususnya dalam dunia
pendidikan. Dalam dunia pendidikan, aktivitas dan tugas membaca merupakan
suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Sebagian pemerolehan ilmu
dilakukan peserta didik melalui aktivitas membaca. Pada semua jenjang
pendidikan, membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa
terutama pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Bahkan sekarang ini sudah hampir
seluruh SD menjadikan kemampuan membaca sebagai prasyarat seorang
siswa untuk dapat diterima di sekolah, karena memang aspek membaca ini
sangat penting dan akan sangat mempengaruhi aspek belajar lainnya.
Pentingnya penekanan pembelajaran membaca sampai-sampai dalam
SNP (Standar Nasional Pendidikan), pasal 6 dikemukakan pentingnya
penekanan kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis pada sekolah
2
dasar.1 Isi pasal tersebut ialah “kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A,
atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan
kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan
berkomunikasi”.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat keterampilan
berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan menulis dan berbicara disebut dengan keterampilan produktif.
Dengan menulis dan berbicara seseorang akan dapat menghasilkan informasi
yang dapat diberikan kepada orang lain. Sedangkan keterampilan menyimak
dan membaca disebut dengan keterampilan reseptif. Dengan menyimak dan
membaca seseorang dapat menerima berbagai informasi yang ia butuhkan.
Keterampilan membaca ini sangat dibutuhkan karena dengan membaca
seseorang akan menyerap banyak pengetahuan dan memahami hal-hal yang
sebelumnya tidak ia ketahui. Membaca bukan hanya sekedar melihat lambang-
lambang yang tertulis di buku semata, tetapi juga berupaya untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan atau juga memahami suatu bacaan
tersebut.
Kegiatan membaca harus dibiasakan sejak dini, yakni dari siswa pertama
mengenal huruf. Kegiatan membaca harus menjadi suatu kebutuhan dan
menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Ada banyak jenis keterampilan
membaca yang dapat dilakukan seseorang sesuai dengan kebutuhannya, di
antaranya ialah:2 1) Keterampilan membaca berita secara kritis, 2)
Keterampilan membaca petunjuk secara kritis, 3) Keterampilan membaca
iklan secara kritis, 4) Keterampilan membaca dialog secara kritis, dan 5)
Keterampilan membaca pidato secara kritis.
Keterampilan membaca dibedakan menjadi beberapa klasifikasi: 1)
membaca pemahaman; 2) membaca ekstensif; 3) membaca cepat. Secara
1 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE,2010) hlm. 369 2 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa. (Jakarta: Universitas Terbuka,
2005) hlm. 4.1
3
praktis membaca juga dibedakan menjadi: 1) membaca lisan; dan 2) membaca
dalam hati.3
Di zaman yang serba cepat saat ini menjadikan setiap orang dituntut
untuk menghasilkan sesuatu yang banyak dalam waktu yang relatif singkat,
begitu pula dalam mendapatkan informasi. Seseorang membutuhkan metode
khusus dalam membaca guna mendapatkan informasi yang lebih banyak
dalam waktunya yang sudah semakin sempit untuk membaca. Metode
membaca yang cocok dalam keadaan tersebut ialah metode membaca cepat.
Kesalahan yang banyak terjadi pada siswa ketika membaca ialah mereka
hanya membaca sekadar melihat simbol-simbol ataupun deretan kata yang ada
dalam bacaan tanpa melibatkan proses berpikir, sehingga sangat sedikit
pemahaman serta informasi ataupun pengetahuan yang didapatnya. Seperti
halnya di sekolah tempat penulis melakukan observasi, penulis mendapatkan
masih banyaknya siswa yang membaca dengan suara yang keras, membaca
dengan ditunjuk, masih banyak yang merasa sulit mengerjakan soal sesuai
teks yang sudah dibacanya.
Selain itu, pengajaran guru yang monoton yakni hanya dengan metode
ceramah membuat kebanyakan siswa merasa bosan dan jenuh serta tidak
termotivasi dalam belajar khususnya dalam pembelajaran membaca. Banyak
siswa yang mengobrol saat guru memerintahkan siswa untuk membaca, hal ini
disebabkan karena siswa kurang tertarik dengan aktivitas membaca tersebut.
Sebelum memulai aktivitas membaca, guru perlu menumbuhkan minat
serta motivasi siswa untuk membaca dan setelah itu fokuskan siswa untuk
membaca. Untuk menarik minat serta motivasi siswa agar semangat membaca
yang disertai dengan pemahaman terhadap teks bacaannya, maka diperlukan
suatu metode yang berbeda agar pembelajaran membaca lebih menarik,
terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan yakni pemahaman
terhadap teks yang dibacanya. Kefokusan serta konsentrasi siswa dalam
belajar yang mudah hilang juga perlu menjadi pertimbangan untuk memilih
3 Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010). hlm. 77
4
metode yang tepat serta kesediaan waktu yang terbatas juga perlu
dipertimbangkan dalam memilih metode yang sesuai. Oleh sebab hal-hal
tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh
metode membaca cepat terhadap pemahaman isi teks bacaan. Penulis akan
menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul “Pengaruh Metode Membaca
Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik dalam membaca yang dilakukan
siswa sehingga menghambatnya dalam membaca cepat
2. Kemampuan memahami isi teks bacaan siswa yang masih kurang dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Konsentrasi serta semangat belajar siswa yang mudah cepat hilang
4. Cara guru mengajar yang masih monoton dan kurang efektif dalam
pembelajaran membaca
5. Ketersediaan waktu yang terbatas untuk membaca di sekolah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Metode membaca cepat yang dimaksud dalam penelitian ini yakni metode
membaca yang mengutamakan kecepatan namun tidak meninggalkan
pemahaman terhadap aspek bacaannya
2. Kemampuan memahami isi teks bacaan yang dimaksud dalam penelitian
ini ialah siswa mampu mengetahui maksud dari isi bacaan baik yang
tersurat maupun tersirat
D. Perumusan Masalah
Setelah dilakukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini masalah
dirumuskan menjadi: Seberapa signifikan pengaruh penerapan metode
5
membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat?
E. Tujuan Penelitian
Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin
penulis peroleh dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh penerapan metode membaca cepat terhadap kemampuan
memahami isi teks bacaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas
V SDI Al Ihsan Jakarta Barat.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pengembangan bidang pengajaran bahasa indonesia di Sekolah Dasar yang
akan menjadi tempat penelitian, yakni dalam upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
2. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini dapat
memberikan kontribusi positif bagi guru, yang nantinya dapat dijadikan
pedoman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Penulis, dapat menerapkan ilmu-ilmu baru yang diperoleh dari penelitian
ini guna mengembangkan diri untuk menjadi pendidik yang lebih baik
lagi.
4. Mahasiswa dan peneliti lain, sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan
bahan tambahan informasi tentang metode membaca cepat dan juga
kemampuan memahami isi teks bacaan.
5. Menjadi bahan masukan bagi para pengambil kebijakan untuk merevisi
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG
RELEVAN, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Membaca Cepat
a. Pengertian Membaca
Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa.
Pembagian membaca berdasarkan tingkatan dapat dibedakan menjadi
dua yaitu membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca
adalah suatu proses berpikir, menilai, memutuskan, mengimajinasikan,
memberi alasan, dan memecahkan masalah. Membaca juga merupakan
proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan
dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh
tentang bacaan itu, penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan
dampak bacaan itu. Namun, tidak sedikit siswa yang hanya membaca
tanpa melibatkan proses berpikir. Proses membaca dipandang sebagai
usaha menyerap informasi dari bacaan ke dalam ingatan. Seseorang
dikatakan membaca ketika ia tahu maksud dari bacaan yang ia baca
dan juga mengetahui pesan yang disampaikan bacaan tersebut.
Menurut Anderson dalam Alek A dan H Achmad H.P, membaca
ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dan yang tersurat,
melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.1
Adapun menurut Tarigan dalam Kundharu S dan St. Y. Slamet,
membaca ialah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.2 Sementara itu,
Finochiaro dan Bunomo dalam Alek A dan H. Achmad H.P
mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau
1 Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 74 2 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan Aplikas), (Bandung : KPD, 2012), hlm. 64
7
makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain
dikemukakan oleh Lado, membaca adalah memahami pola-pola bahasa
dari gambaran tertulis.3
Selain itu, Klein, dkk yang dikutip Rahim dalam Novi Resmini
mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca
merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3)
membaca merupakan kegiatan interaktif.4 Membaca merupakan suatu
proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki
oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk
makna. Membaca merupakan strategis maksudnya bahwa dalam
kegiatan membaca, seorang pembaca efektif menggunakan strategi
membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka
mengkontruksi makna ketika membaca. Dan yang terakhir yakni
membaca merupakan kegiatan interaktif maksudnya ialah bahwa
keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteksnya.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh
para ahli bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah suatu
proses dan kegiatan interaktif yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan pesan atau informasi yang dibutuhkan yang terkandung
dalam bahan tertulis dengan melibatkan proses berpikir.
b. Tujuan Membaca
Setiap orang pasti memiliki tujuan dan maksud tertentu dalam
setiap melakukan aktivitas atau kegiatan. Begitu juga dengan
membaca. Ada banyak tujuan orang membaca, misalnya karena ingin
memperoleh dan menanggapi informasi, memperluas pengetahuan,
memperoleh hiburan, menyenangkan hati, dan lain-lain.
3 Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010). hlm. 75 4 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hlm. 75
8
Tujuan membaca memang sangat beragam, bergantung pada
situasi dan berbagai kondisi pembaca. Secara umum menurut
Akhadiah tujuan membaca dapat dibedakan sebagai berikut:5
1) Mendapatkan informasi, yakni mencakup informasi tentang fakta
dan kejadian sehari-hari sampai informasi tentang teori serta
pengetahuan ilmiah yang canggih
2) Meningkatkan citra diri, yakni hanya sekedar meningkatkan
gengsi. Membaca semacam ini biasanya bukan merupakan
kebiasaan melainkan hanya sesekali saja
3) Melepaskan diri dari kenyataan, yakni ketika seseorang sedang
merasa jenuh, sedih atau putus atas, mereka berusaha untuk
mencari hiburan
4) Membaca untuk tujuan rekreatif, yakni untuk tujuan kesenangan
dan hiburan
5) Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis.
Setiap orang memiliki tujuan tertentu ketika ia melakukan
kegiatan membaca. Berikut ini beberapa tujuan membaca yang
dikemukakan oleh Anderson, antara lain:6
1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-
penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh. Membaca seperti
ini disebut membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts).
2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik
yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-
apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan
merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk
mencapai tujuannya (reading for main ideas).
3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi
pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula - mula pertama,
5 Ibid, hlm. 76
6Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010). hlm. 75-76
9
kedua, dan ketiga untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi
cerita (reading for sequence or organization).
4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas
para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut
membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference).
5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam
cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut
membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify).
6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau
hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat
seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara
sang tokoh bekerja dalam cerita itu. ini disebut membaca menilai,
membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh
berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang ia
kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan
bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca
untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast).
Tujuan membaca setiap individu ditentukan oleh pengalaman,
kecerdasan, pengetahuan bahasa, minat, serta kebutuhan siswa. Di
samping itu, tujuan tersebut juga dipengaruhi oleh guru dan materi
bacaan serta penyajiannya (topik, gambar, permasalahan, aspek
kebahasaan).
10
Tujuan pembelajaran membaca di sekolah juga bermacam-
macam yang secara ringkas dapat dikatakan sejalan dengan jenis
membaca yang dibelajarkan. Namun, tanpa bermaksud meremehkan
pentingnya berbagai tujuan membaca di atas, membaca pemahaman
tampaknya yang paling penting dan karenanya harus mendapat
perhatian khusus. Kompetensi pemahaman terhadap berbagai ragam
teks yang dibaca tidak akan diperoleh secara cuma-cuma tanpa ada
usaha untuk meraihnya.
Dengan berbagai macam tujuan membaca yang ada, membaca
pemahaman menjadi ujung pangkal dari semua tujuan membaca
tersebut. Karena seseorang membaca pada hakikatnya untuk
mendapatkan informasi atau pemahaman mengenai sesuatu hal atau
makna.
c. Aspek-aspek Kemampuan Membaca
Kemampuan dalam membaca terdiri dari sejumlah aspek
kemampuan. Anderson dalam Sujanto, dkk mengadakan pembagian
atas tujuh aspek kemampuan, yaitu: pengetahuan tentang makna,
pengetahuan tentang fakta, kemampuan mengidentifikasi tema inti,
kemampuan mengikuti tataan bacaan atau bagian bacaan, kemampuan
menangkap hubungan kausal, kemampuan menarik kesimpulan, dan
kemampuan menemukan maksud penulis.7
Berbeda dengan klasifikasi Anderson seperti tersebut di atas,
Barret dalam Sujanto, dkk mengembangkan klasifikasi kemampuan
pemahaman itu menjadi dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek
afektif. Dari dua aspek tersebut diturunkan menjadi lima aspek
kemampuan, yaitu kemampuan memahami literal, kemampuan
7 Sujanto,Dkk., Kemampuan Berbahasa Indonesia (Membaca) Murid Kelas III Sekolah
Menengah Atas (SMA) Jawa Timur, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1986)
hlm.10
11
mereorganisasi, kemampuan menyimpulkan, kemampuan
mengevaluasi, dan kemampuan mengapresiasi.8
Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam
membaca, yaitu:
1) Keterampilan yang bersifat mekanis yang dianggap berada pada
urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup: pengenalan bentuk
huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata,
frase, pola klause, kalimat, dll.), Pengenalan
hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi, dan Kecepatan
membaca bertaraf lambat.
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap
berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:
memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal),
memahami signifikansi atau makna, evaluasi dan penilaian, dan
kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan
dengan keadaan.9
Dari penjelasan beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa aspek penting dalam membaca diantaranya
yakni aspek yang bersifat pemahaman. Dari aspek pemahaman ini,
seseorang dapat mengetahui maksud bacaan serta mampu
menyimpulkan isi bacaan yang ia baca serta mampu memahami makna
kata yang terdapat dalam bacaan.
d. Strategi Membaca
1) Strategi Pemahaman Bacaan
Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca.
Pada dasarnya, strategi membaca menggambarkan bagaimana
8 Ibid. hlm. 10
9 H.G. Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
1987). hlm. 11-12
12
pembaca memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman
terhadap bacaan tersebut.10
Strategi atau model membaca sangat berkaitan dengan proses
membaca. Para ahli membaca mencari penjelasan yang lebih
terinci mengenai proses membaca dan penjelasan teoritisnya
mengenai hal tersebut. Model-model proses membaca tersebut
menurut Harjasujana dalam Novi R dapat dikelompokkan ke dalam
tiga klasifikasi model, yakni:11
a) Model Membaca Bawah Atas (MMBA)
Pada MMBA struktur-struktur yang ada dalam teks itu
dianggap sebagai unsur yang mencerminkan peran utama.
Struktur-struktur yang ada dalam pengetahuan sebelumnya
merupakan hal sekunder. Pembaca model ini mulai dari
mengidentifikasi huruf-huruf, kata frasa, kalimat dan terus
bergerak ketataran yang lebih tinggi, sampai akhirnya dia
memahami isi teks. Pemahaman ini berdasarkan data visual
yang berasal dari teks melalui tahapan yang lebih rendah ke
tahapan yang ebih tinggi.
Model membaca bawah atas ini umumnya digunakan
dalam pembelajaran membaca awal. Model ini juga digunakan
pembaca apabila teks yang dihadapi agak sulit. Kesulitan yang
ditemui bisa menyangkut masalah bahasa, bisa pula isi teks.
b) Model Membaca Atas Bawah (MMAB)
Dalam MMAB kompetensi kognitif dan kompetensi
bahasa mempunyai peran pertama dan utama dalam menyusun
makna dari materi cetak. Makna atau pemahaman diperoleh
dengan menggunakan informasi yang perlu saja dari system
isyarat semantik, sintaksis dan grafik. Isyarat grafik diturunkan
dari materi cetak. Isyarat-isyarat lainnya berasal dari
10
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hlm. 90 11
Ibid, hlm. 90
13
kompetensi kebahasaan pembaca yang sudah tersedia di dalam
benaknya. Peranan latar belakang pengetahuan menjadi suatu
variabel yang penting,. Oleh karena itu, hendaknya pilihan teks
bacaan disesuaikan dengan latar belakang tempat mereka
tinggal.
c) Model Membaca Timbal Balik (MMTB) atau Interactive
Model membaca timbal balik mereaksi dua model
membaca sebelumnya. Menurut model ini, proses membaca
tidak menunjukkan suatu proses yang linear, tidak
menunjukkan kegiatan yang berurut berlanjut, melainkan
proses timbal balik secara simultan. Para penganut MMTB
percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi
grafis atau visual dan informasi nonvisual atau informasi yang
sudah tersedia dalam pikiran pembaca. Oleh karena itu,
pemahaman bisa terganggu jika ada pengetahuan yang
diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya itu tidak
bisa digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi
tersebut atau mungkin karena skemanya terganggu.
Pemahaman yang efisien mempersyaratkan kemampuan
pembaca menghubungkan materi teks dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya.
2) Strategi KWL (Know – Want to know – Learned)12
Strategi KWL merupakan strategi yang berbasis keaktifan
siswa. Melalui KWL siswa terus diarahkan untuk aktif secara
mental pada sebelum membaca, saat membaca, dan sesudah
membaca. Strategi ini membantu siswa memikirkan informasi baru
yang diterimanya, tetapi juga mengeksplorasi apa yang telah
diketahuinya. Bahkan strategi ini juga dapat memperkuat
kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai
topik serta bisa menilai hasil belajar mereka sendiri. Strategi KWL
12
Ibid, hlm. 92
14
melibatkan tiga langkah dasar, yaitu tentang apa yang mereka
ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan
mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.
3) Strategi DRA (Directed Reading Activity)13
Strategi ini didefinisikan sebagai kerangka berpikir untuk
merencanakan pembelajaran membaca suatu mata pelajaran yang
menekankan membaca sebagai media pengajaran dan sebagai alat
belajar. Pada dasarnya langkah-langkahnya mengikuti petunjuk
mempersiapkan siswa sebelumnya, saat membaca dalam hati, dan
dilanjutkan kegiatan membaca dengan pengecekan pemahaman
dan keterampilan memahami pelajaran.
Strategi ini memiliki asumsi utama yaitu pemahaman bisa
ditingkatkan dengan membangun latar belakang pengetahuan,
menyusun tujuan khusus membaca, mendiskusikan dan
mengembangkan pemahaman sesudah membaca.
Komponen kegiatan membaca dengan DRA terdiri dari prabaca,
saat membaca, dan pasca membaca. Sebelum membaca, ditentukan
terlebih dahulu tujuan membaca, membangun latar belakang
pengetahuan dan memotivasi siswa. Pada kegiatan saat membaca,
guru mendorong keaktifan siswa menanggapi isi materi bacaan.
Sedangkan pada kegiatan pasca membaca, guru memberikan
penguasaan terhadap tanggapan siswa dan memperluas gagasan-
gagasan.
4) Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)14
Strategi ini merupakan satu kritikan terhadap penggunaan
DRA. Strategi DRA jarang memperhatikan keterlibatan siswa
berpikir tentang bacaan. Sedangkan strategi DRTA memfokuskan
keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan
membuktikannya ketika mereka membaca. Stauffer menjelaskan
13
Ibid, hlm. 93 14
Ibid, hlm. 94
15
bahwa guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan
melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka
merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan
mengevaluasi solusi sementara.
e. Teknik Pengajaran Membaca
Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan ada baiknya kita
menggunakan teknik-teknik tertentu sehingga apa yang kita inginkan
dapat selesai lebih cepat dan lebih baik. begitu juga dengan membaca.
Ada teknik-teknik tertentu dalam membaca maupun dalam
mengajarkan aktivitas membaca tersebut. Di sekolah-sekolah,
pengajaran keterampilan pemahaman bacaan kurang mendapat
perhatian yang layak. Dalam hal ini, para guru sebaiknya mengetahui
dan mencamkan bahwa membaca itu tidaklah terjadi secara otomatis.
Pertanyaan yang disusun sebaik-baiknya akan menimbulkan sikap
penasaran dan ingin meneliti. Dengan pertanyaan itu, murid haruslah
tumbuh kemampuannya untuk mengklasifikasikan informasi/kejadian,
mengambil pesan yang terdapat dalam bacaan serta menyimpulkan isi
bacaan yang ia baca.
Dalam meningkatkan keterampilan membaca para pelajar maka
sang guru mempunyai tanggung jawab berat, paling sedikit meliputi
enam hal utama yaitu:15
1) Memperluas pengalaman para pelajar sehingga mereka akan
memahami keadaan dan seluk-beluk kebudayaan
2) Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan makna-makna kata-kata
baru
3) Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau simbol
4) Membantu para pelajar memahami struktur-struktur (termasuk
struktur kalimat)
15
H.G. Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
1987), hlm. 15-16
16
5) Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman kepada para
pelajar
6) Membantu para pelajar untuk meningkatkan kecepatan dalam
membaca.
Usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga agar motivasi atau
dorongan membaca selalu besar, maka pengajaran yang dilakukan oleh
sang guru hendaknya berjalan dalam dua arus yang sejajar; Pertama,
guru membantu para pelajar membaca bahan-bahan yang menarik serta
bermanfaat secepat mungkin. Kedua, guru secara sistematis
mengajarkan korespondensi atau hubungan-hubungan bunyi dan
lambang yang diperlukan oleh para pelajar untuk memahami serta
mendorong mereka membaca sendiri.16
Jadi dalam hal ini, peran guru
sangat besar serta dibutuhkan kreativitas serta inovasi dalam setiap
pembelajaran agar pembelajaran membaca menjadi menarik dan dapat
diikuti oleh siswa dengan baik.
f. Mengembangkan Keterampilan Membaca
Mengingat keterampilan membaca ini sangat penting dalam
keterampilan berbahasa, maka dalam aktivitasnya diperlukan
pengembangan-pengembangan untuk meningkatkannya. Dalam
mengembangkan keterampilan, tugas guru ialah membimbing dan
membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa.
Dalam hal ini adalah keterampilan membaca.
Menurut Q Fathan A, Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar
siswa memiliki keterampilan membaca ialah :17
1) Membantu siswa untuk memperkaya kosakata dengan cara:
a) Memperkenalkan sinonim, antonim, parafrase, kata-kata dasar
yang mendasar sama
16
Ibid. hlm. 16 17
Q Fathan Alfatih, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Kemampuan
Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insane Kamil Bogor, (Jakarta: UIN, 2014) hlm. 28
17
b) Memperkenalkan imbuhan (awalan, sisipan dan akhiran)
c) Mengira-ngira makna kata-kata dari konteks atau hubungan
kalimat
d) Menjelaskan arti suatu kata abstrak.
2) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata,
kalimat dan sebagainya.
3) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran,
ungkapan, pepatah dan pribahasa.
4) Guru mengajukan pertanyaan menanyakan ide pokok suatu
paragraf, menunjukkan kalimat yang kurang baik, menyuruh
membuat rangkuman.
5) Guru menyuruh membaca dalam arti dengan waktu yang terbatas,
bibir tidak boleh digerak-gerakkan. Agar hal ini dapat berhasil
dengan baik diinformasikan kepada siswa tentang tujuan membaca
itu, misalnya: dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pikiran
pokok dan sebagainya.
Apabila langkah-langkah itu telah dilakukan oleh guru, besar
kemungkinan keterampilan siswa dalam membaca akan meningkat.
Maka perlu sekali calon guru memahami langkah-langkah seperti yang
disebutkan di atas.
Untuk meraih kompetensi membaca yang baik, kemampuan dan
kemauan membaca mesti baik pula. Hal itu mesti dipersyarati oleh
kemauan membaca berbagai bacaan. Intinya, peserta didik juga guru
dan dosen, harus rajin membaca. Hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh
unsur sikap atau ranah afektif. Maka, selain guru membelajarkan dan
kemudian mengukur kompetensi membaca peserta didik, aspek sikap
haruslah pula tidak dilupakan.18
Kegiatan membaca dapat dikatakan berhasil jika melibatkan dan
memanfaatkan sejumlah kemampuan. Menurut Nunan, membaca yang
18
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
(Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 370
18
berhasil tentu melibatkan kegiatan yang (1) memanfaatkan
keterampilan untuk mengidentifikasi bunyi dan simbol-simbol yang
saling berkaitan; (2) memanfaatkan pengetahuan gramatikal untuk
mengungkapkan makna, sebagai contohnya untuk menafsirkan klausa
non finite; (3) memanfaatkan teknik-teknik yang berbeda untuk
kepentingan yang juga berbeda, sebagai contohnya penggunaan teknik
skimming atau scanning untuk menemukan kata-kata atau informasi
kunci; (4) mengaitkan isi teks dengan pengetahuan yang dimiliki
seseorang; (5) mengidentifikasi elemen retorika atau fungsi pada
masing-masing kalimat atau segmen tertentu sebuah teks, contohnya
kemampuan mengenali definisi atau rangkuman yang ditawarkan oleh
penulis meski tawaran ini tidak secara eksplisit ditunjukkan oleh frase,
seperti misalnya „X‟ dapat didefinisikan sebagai „Y‟.19
g. Pengertian Membaca Cepat
Pentingnya mengetahui dan menerapkan strategi membaca
dengan baik akan membuat kita semakin cepat membaca dan mengerti
apa yang dibaca. Sesungguhnya, tidak setiap kata yang tercetak dalam
buku itu harus dibaca, dan tidak semua detail buku harus dipelajari.
Sumber bacaan yang dipilih dan strategi membaca yang digunakan
akan menentukan sejauh mana kita bisa dengan cepat memahami
bacaan tersebut.
Membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan
mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang
dalam membaca.20
Kemampuan membaca cepat merupakan
keterampilan memilih isi bacaan yang harus dibaca sesuai dengan
tujuan yang ada relevansinya dengan pembaca, tanpa membuang-
buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak
diperlukan.
19
Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif, (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 2008), hlm. 343 20
Irwan Widiatmoko, Super Speed Reading, (Jakarta: PT Gramedia, 2011), hlm. 19
19
Menurut Ibrahim, untuk membaca suatu bahan bacaan, ada
beberapa cara berdasarkan tujuan-tujuannya, yaitu: (1) membaca teknis
yang tujuan agar si pembaca memiliki kemampuan membaca yang
diucapkan dan dilagukan secara tepat sesuai dengan isi dan makna
bacaan; (2) membaca tanpa suara yang tujuannya agar si pembaca
mampu memahami isi bacaan; (3) membaca indah tujuannya agar si
pembaca mampu membaca yang menggambarkan pengahayatan
keindahan bacaan; (4) membaca bahasa bertujuan agar si pembaca
dapat meningkatkan kemampuannya di bidang berbahasa; (5)
pemahaman bacaan tujuannya agar si pembaca mampu memahami isi
bacaan yang sedang dibaca sehingga akhirnya menjadi tambahan
pengetahuan bagi dirinya.21
Keterampilan membaca dibedakan menjadi beberapa klasifikasi:
(1) membaca pemahaman; (2) membaca ekstensif; (3) membaca cepat.
Secara praktis membaca juga dibedakan menjadi: (1) membaca lisan;
dan (2) membaca dalam hati.22
Menurut Emy Purwanitaningrum, dkk, membaca cepat artinya
membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan
pemahamannya.23
Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan
membaca itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang
dihadapinya. Namun, pembaca cepat tahu kapan maju dengan
kecepatan tinggi, kapan mengerem, kapan harus berhenti sejenak,
kapan kemudian melaju lagi, dan seterusnya.
Nurhadi dalam Rahmat, mengungkapkan membaca cepat dan
efektif yaitu jenis membaca yang mengutamakan kecepatan, dengan
21
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 91 22
Ibid. hlm. 77 23
Emy Purwanitaningrum, dkk. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
(Semarang: UNNES, 2014). hlm. 2
20
tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya.24
Hal ini
berarti dalam membaca tidak hanya kecepatannya yang menjadi
patokan, namun juga disertai pemahaman bacaan. Membaca cepat
merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan
tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila seseorang
dapat membaca dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang
tinggi maka seseorang tersebut dapat dikatakan pembaca cepat.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, membaca cepat dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang untuk membaca
dengan waktu yang relatif cepat dengan menitikberatkan pada proses
berpikir dan mengingat apa yang dibacanya.
h. Langkah-Langkah Membaca Cepat
Membaca cepat tidak hanya terkait dengan teknik mengenali
kumpulan kata ataupun menghilangkan kebiasaan buruk yang
menghambat. Salah satu aspek yang sering dilupakan adalah langkah-
langkah serta sikap yang baik ketika membaca. Berikut ini langkah-
langkah membaca cepat menurut Irwan Widiatmoko, yaitu:25
1. Rileks
Tubuh yang rileks membantu penyerapan informasi yang lebih
baik. posisi yang rileks sekaligus meningkatkan konsentrasi dan
kecepatan.
2. Jarak antara mata dan tulisan
Membaca akan menjadi lambat ketika mata sudah mulai lelah. Jika
itu terjadi, cobalah keluar ruangan sebentar dan pandanglah daun
pohon-pohon yang hijau, langit, gunung, bangunan, atau benda apa
pun yang terjauh yang dapat Anda lihat. Tutup mata Anda, tarik
nafas dalam-dalam, dan keluarkan sambil merasakan kehangatan
dan kenyamanan yang menjalari tubuh. Jaga jarak antara mata dan
24
Rahmat Hidayat, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi
Dengan Media Teks Bergerak Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Pleret. (Yogya: UNY, 2012),
hlm. 7 25
Irwan Widiatmoko, Super Speed Reading, (Jakarta: PT Gramedia, 2011), hlm. 54-56
21
tulisan. Jarak yang terlalu dekat akan mengurangi bidang pandang
dan membuat mata bekerja lebih keras. Sedangkan, jarak yang
terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan terlihat kabur.
3. Hindari gerakan tubuh yang tidak perlu
Ketika membaca, terkadang seseorang melakukan hal-hal yang
tidak bermanfaat seperti menggerak-gerakkan pulpen, dsb. Hal-hal
tersebut merupakan respons alami tubuh ketika sedang berpikir,
menganalisis, gelisah, atau tidak yakin aka sesuatu. Di sisi lain,
gerakan tersebut juga mengambil energy yang sebenarnya bisa
difokuskan untuk kegiatan membaca itu sendiri.
4. Kerjasama dua tangan
Ketika kecepatan membaca mulai meningkat, kecepatan dan
kerjasama kedua tangan dalam memegang buku, mengarahkan
mata untuk membaca tulisan, dan membolak-balik halaman
menjadi penting. Dengan kerjasama dua tangan yang baik, akan
menjadikan seseorang membaca dengan lebih cepat dan efektif.
Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu paham beberapa
langkah membaca cepat, yaitu:
1. Langkah pertama adalah persiapan
Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul
ini kita coba menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi
serta pengalaman yang telah kita alami. Kita bisa menafsirkan isi
bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan pengalaman/wawasan
yang kita miliki sengan judul bahan bacaan yang akan dibaca.
Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi
yang akan dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku
mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena itu symbol visual ini
dapat membantu kita memahami isi bacaan. Selanjutnya kita perlu
memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang dicetak
berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan.
Langkah selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir.
22
Alinea awal mengantarkan pembaca pada isi bacaan, sedangkan
aliena akhir biasanya berupa pokok pikiran dari isi bacaan. Melalui
aliena awal dan akhir ini dapat membantu kita menafsirkan
keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca juga rangkuman
bacaan.
2. Langkah kedua adalah pelaksanaan
Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita
sudah bisa membayangkan gambaran umum isi bacaan dalam buku
yang akan kita baca. Selanjutnya kita dapat memulai membaca
cepat dengan menggunakan dua teknik tadi yaitu scaning dan
skimming. Di sini kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada dalam
kalimat, selanjutnya dihubungkan melalui asosiasi dan imajinasi
kita sehingga bisa dengan cepat mengambil intisari isi bacaan tanpa
harus membaca seluruh isi buku.
i. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat
Membaca cepat sangat bergantung pada sikap, tingkat
keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih membaca cepat. Berikut ini
berbagai kegunaan yang terkandung dari kemampuan membaca cepat
ialah mengehemat waktu, membuahkan efisiensi dan efektivitas,
memperluas cakrawala mental, membantu berbicara secara efektif,
membantu menghadapi ujian/tes, menjamin selalu mutakhir, dan
memiliki nilai yang menyenangkan dan berguna.26
Muhammad Noer dalam Yusandi menyebutkan ada tiga manfaat
membaca cepat yaitu (1) Memilah Informasi Penting dan Tidak, (2)
Menguasai Informasi dengan Cepat, (3) Meningkatkan pemahaman.27
Selain itu, Irwan Widiatmoko juga menjelaskan beberapa makna
yang bisa diperoleh dari membaca cepat, yakni: 1) Mengenali topik
bacaan, 2) Mengetahui pendapat orang lain (opini), 3) mendapatkan
bagian penting yang dapat diperlukan, 4) Mengetahui organisasi
26
Kisyani Laksono, dkk. Membaca 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 3.5-3.7 27
Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. (Pontianak: Universitas Tanjung Pura, 2014)
23
penulisan, 5) Melakukan penyegaran atas apa yang pernah dibaca, 6)
Mencari informasi, 7) Menelusuri bahan halaman buku atau bacaan
dalam waktu singkat, dan 8) Tidak banyak waktu yang terbuang.28
Selanjutnya Irwan juga menambahkan beberapa manfaat dari
membaca cepat, yaitu:
1. Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tuisan
singkat
2. Menemukan hal tertentu dari suatu bacaan
3. Mencari informasi yang diperlukan dari suatu bacaan
4. Menelusuri bahan halaman buku atau bacaan dalam waktu singkat
5. Tidak membuang-buang waktu
6. Membaca cepat menciptakan efisien
7. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melakukan hal-hal
rutin, semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengerjakan hal
penting lainnya
8. Membaca cepat memiliki nilai yang menyenangkan/menghibur
9. Membaca cepat memperluas cakrawala mental
10. Membaca cepat membantu berbicara secara efektif
11. Membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian
12. Membaca cepat meningkatkan pemahaman
13. Membaca cepat menjamin kita untuk selalu meng-update
informasi.29
j. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Cepat
Ada tiga faktor yang menentukan kecepatan baca seseorang
menurut Wiryodiyono dalam Rahmat, yaitu gerak mata, kosa kata, dan
konsentrasi.30
Untuk meningkatkan kecepatan baca, ketiganya perlu
dilatih.
28
Irwan Widiatmoko, Super Speed Reading, (Jakarta: PT Gramedia, 2011), hlm. 20-21 29
Ibid, hlm. 27 30
Rahmat Hidayat, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi
Dengan Media Teks Bergerak Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Pleret. (Yogya: UNY, 2012),
hlm. 10
24
1. Gerak Mata
Waktu membaca mata bergerak mengikuti tulisan, dari kiri ke
kanan (untuk tulisan latin). Mata melihat tulisan guna mengenali
kata demi kata untuk diketahui artinya, selanjutnya isi seluruh
kalimat. Gerakan mata ini tidak sama antara pembaca yang satu
dengan yang lain, ada yang cepat dan ada yang lambat. Pembaca
yang terlatih dan terbiasa membaca gerak matanya lebih cepat dan
sebaliknya.
2. Kosakata
Hubungan kosakata dengan kecepatan membaca tentu mudah
dimengerti. Apabila pembaca menghadapi bahan bacaan yang
semua kata-katanya telah diketahui tentu dia dapat membaca
dengan kecepatan yang maksimal tanpa terganggu pemahamannya.
3. Konsentrasi
Agar dapat membaca dengan efektif pembaca harus memusatkan
pikiran kepada apa yang dibaca. Membaca efektif harus dilakukan
dengan kesungguhan. Perbuatan semacam ini mempergunakan
ketrampilan membaca secara lengkap. Orang yang sedang
membaca sebenarnya tidak senang diganggu perhatiannya.
Buktinya kalau sedang membaca orang biasanya mencari tempat
yang tidak terlalu sering terganggu.
k. Kebiasaan-Kebiasaan Yang Kurang Baik Dalam Membaca Cepat
Menurut Irwan W, ada beberapa kesalahan atau kebiasaan-
kebiasaan buruk yang umumnya dilakukan orang ketika membaca
cepat, antara lain:31
1. Vokalisasi
Vokalisasi berarti melafalkan apa yang dibaca. Tingkat vokalisasi
ini berbeda-beda pada tiap orang termasuk tinggi rendahnya bunyi
31
Irwan Widiatmoko, Super Speed Reading, (Jakarta: PT Gramedia, 2011), hlm.40-43
25
yang dilafalkan. Vokalisasi akan menyebabkan kecepatan baca
turun drastic menjadi setara kecepatan berbicara.
2. Gerakan bibir
Gerakan bibir sangat mirip dengan vokalisasi.bedanya adalah
jika vokalisasi mengeluarkan suara, maka pada gerakan bibir hanya
ada gerakan saja tanpa disertai suara. Karena alat berbicara yang
digunakan pada dasarnya sama yakni menggunakan bibir dan lidah,
dapat dipastikan kecepatan membaca dengan cara ini juga setara
dengan kecepatan berbicara.
3. Gerakan kepala
Kebiasaan ini relatif lebih ringan dari kedua kebiasaan yang telah
dijelaskan sebelumnya. Menggerakkan kepala dari arah kiri secara
teratur perlahan-lahan bergerak ke kanan mengikuti alur bahan
bacaan akan mengurangi kecepatan baca karena gerakan kepala
tersebut membutuhkan waktu tertentu untuk melakukannya.
Dengan menghilangkan kebiasaan ini, biasanya sekaligus akan
menghilangkan kebiasaan membaca kata per kata dan mulai
berusaha menangkap beberapa kata sekaligus.
4. Regresi
Regresi adalah sebuah kebiasaan membaca bahan bacaan kemudian
mengulangnya kembali karena khawatir apa yang yang baru saja
dibaca tidak terpahami.
5. Sub Vokalisasi
Sub vokalisasi ialah membaca dalam hati yang akan menganggu
kecepatan membaca jika seseorang membacanya dengan terlalu
menghayati kata per kata.
l. Mengukur Kecepatan Membaca
Menurut Soedarso dalam Yusandi, Korelasi Kemampuan
Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di Sekolah Dasar, rumus untuk menghitung kecepatan
membaca menggunakan rumus dasar yaitu :
26
x 60 = jumlah kpm (kata per menit).
32
Berikut ini disajikan tabel untuk mengetahui kategori kecepatan
membaca seseorang, yaitu:
Tabel 2.1
Tingkat Kecepatan Membaca33
No. KECEPATAN MEMBACA
Kata Per Menit (KPM) KATEGORI
1. 201 - …. Baik Sekali
2. 151 – 200 Baik
3. 101 – 150 Cukup Baik
4. 50 – 100 Kurang
2. Hakikat Memahami Isi Teks Bacaan
a. Pengertian Memahami Isi Teks Bacaan
Pemahaman bacaan ialah kegiatan dari proses komunikasi
berpikir dalam memindahkan pemikiran penulis ke dalam pemikiran
pembaca. Menurut Smith dalam Paradigma Bahasa, pemahaman
merupakan proses perpaduan antara informasi lama dan informasi
baru.34
Informasi lama terdiri dari pengetahuan pemakai bahasa
tentang dunia dan pengetahuan ini terinternalisasi dan menyatu dengan
sistem struktur kognitif. Informasi baru terdiri dari informasi auditif
yang ditangkap alat pendengar, atau informasi visual yang ditangkap
alat indra mata. Pemahaman bacaan bertujuan untuk memberikan
penilaian terhadap karya tulis dengan jalan melibatkan diri dengan
sebaik-baiknya pada bacaan dan membuat analisis yang dapat
dihandalkan. Dalam memahami bacaan, pada dasarnya terdiri atas
beberapa kemampuan, yaitu: kemampuan untuk memahami arti kata-
32
Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. (Pontianak: Universitas Tanjung Pura, 2014) 33
Vidya kamalasari, Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Cepat Dan Pemahaman Bacaan. (Medan: Unimed, 2012), hlm. 4 34
Tagor Pangaribuan, Paradigma Bahasa, (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 83
27
kata sesuai penggunaannya dalam wacana, mengenali susunan
organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya, mengenali
pokok-pokok pikiran yang terungkapkan, mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat di
wacana, mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya
terdapat dalam wacana meskipun diungkapkan dengan kata-kata yang
berbeda, mampu menarik inferensi tentang isi wacana, mampu
mengenali dan memahami kata-kata dan ungkapan-ungkapan untuk
memahami nuansa sastra, mampu mengenali dan memahami maksud
dan pesan penulis sebagai bagian dari pemahaman tentang penulis.35
Selain itu, pembaca harus memiliki empat persyaratan pokok
untuk pemahaman bacaan. Hardjasujana mengungkapkan bahwa
persyaratan pokok itu antara lain: pengetahuan tentang bidang ilmu
yang disajikan dalam bahan yang sedang dibaca, sikap bertanya dan
menilai yang tidak tergesa-gesa, penerapan berbagai metode analisis
yang logis atau penelitian ilmiah, dan tindakan yang diambil
berdasarkan analisis.36
Kemudian Siahaan mendefinisikan pemahaman bacaan secara
lebih luas ialah proses mengolah bacaan secara kritis dan kreatif yang
dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat
menyeluruh tentang bacaan itu, penilaian terhadap keadaan, dan
dampak bacaan itu.37
Selanjutnya, Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan
ialah membaca dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama,
membaca ekstensif, yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan yang
tingkat pemahamannya bertaraf relatif rendah. Kedua, membaca
intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan terperinci
35
M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa, (Jakarta:
Indeks, 2008), hlm. 116 36
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.80 37
Ibid. hlm. 79
28
yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira
dua hingga empat halaman.38
Achadiah juga mengemukakan beberapa ciri pemahaman bacaan,
yaitu: (1) pemahaman bacaan merupakan membaca pada tingkat bebas,
artinya kegiatan berpikir yang terlihat bersifat individual dan personal,
(2) berpusat pada masalah, (3) bersifat analitis, (4) didasarkan atas
usaha yang terus menerus untuk menemukan kebenaran, (5) bersifat
kreatif dan imajinatif, (6) terbuka terhadap gagasan terbaik, (7)
beberapa pengalaman yang melibatkan diri pembaca, (8) peka terhadap
kata dan memiliki perbendaharaan kata yang luas, dan (9) membaca
untuk mengingat bukan untuk melupakan.39
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pemahaman bacaan dapat
diartikan sebagai proses membaca yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman mengenai hal-hal yang dibaca. Seseorang dapat dikatakan
memahami isi bacaan ketika ia dapat menjawab pertanyaan seputar isi
bacaan, dapat menjelaskan isi bacaan dengan bahasanya sendiri, dan
dapat mengetahui maksud penulis dalam menulis bacaan tersebut.
b. Pengukuran Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan
Kemampuan membaca diartikan sebagai kemampuan untuk
memahami informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana
tulisan. Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur
kompetensi peserta didik memahami isi informasi yang terdapat dalam
bacaan. Oleh sebab itu, teks bacaan yang diujikan hendaklah yang
mengandung informasi yang menuntut untuk dipahami.40
Berpikir jenjang pemahaman antara lain dimaksudkan untuk
mengukur pemahaman peserta didik tentang adanya hubungan yang
38
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 89 39
Ibid. hlm. 81 40
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm.371
29
sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.41
Soal berpikir jenjang ini
setingkat lebih tinggi dari soal jenjang hafalan. Secara teoritis
diakatakan bahwa kemampuan berpikir jenjang hafalan dikatakan
sebagai prasyarat untuk berpikir jenjang pemahaman. Butir-butir soal
jenjang ini banyak dipakai untuk mengukur kemampuan pemahaman
berbagai wacana dalam ujian menyimak dan membaca. Bahkan, secara
umum dapat dikatakan tujuan untuk pembelajaran kemampuan
berbahasa aktif reseptif adalah untuk menerima informasi yang
disampaikan lewat lisan dan tulisan. Untuk dapat menerima informasi
yang terkandung dalam suatu wacana dengan baik tentu diprasyarati
oleh kemampuan untuk memahaminya yang dalam banyak hal, ia amat
ditentukan oleh penguasaan terhadap bahasa yang dipergunakan.
Ada banyak teknik mengukur kemampuan pemahaman terhadap
suatu wacana, misalnya dengan menanyakan ide pokok, gagasan, tema,
makna istilah yang dipergunakan, dll.42
Pemahaman wacana di sini
juga mencakup makna tersurat dan tersirat sekaligus.43
Tes
kemampuan pemahaman wacana dapat juga berupa kemampuan
membedakan informasi dalam wacana yang berupa fakta dan pendapat,
atau membedakan apakah informasi itu berupa laporan, penyimpulan,
atau penilaian.44
Untuk mengetahui seberapa paham peserta didik terhadap teks
bacaan yang ia baca, maka perlu dilakukan sebuah pengukuran. Jika
sebuah tes sekadar menuntut peserta didik mengidentifikasi, memilih,
atau merespon jawaban yang telah disediakan , misalnya bentuk soal
objektif seperti pilihan ganda, tes itu merupakan tes tradisional.
Sebaliknya, jika tes pemahaman pesan tertulis itu sekaligus menuntut
siswa untuk mengkonstruksi jawaban sendiri, baik secara lisan,
41
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 62 42
Ibid, hlm.63 43
Ibid, hlm. 64 44
Ibid, hlm. 381
30
tertulis, ataupun keduanya, tes itu menjadi tes otentik. Mengkonstruksi
jawaban sendiri artinya peserta didik membuat jawaban sesuai dengan
pemahamannya terhadap pesan dan kemampuannya membahasakan
kembali baik secara lisan maupun tertulis.
Pengukuran kemampuan pemahaman wacana (bacaan) dapat juga
berupa membedakan informasi dalam wacana yang berupa fakta dan
pendapat, atau membedakan apakah informasi itu berupa laporan,
penyimpulan, atau penilaian.45
3. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD
a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan kognisi,
sosial-emosional, dan bahasa anak. Ketika seorang anak memiliki
kemampuan bahasa yang baik maka hal tersebut dapat menjadi
penunjang keberhasilan dalam bidang studi lainnya. Karena dengan
kemampuan bahasa yang ia miliki, anak akan mudah dalam
mengartikan sebuah kata, mudah berkomunikasi, dan memahami
materi-materi pelajaran.
Pembelajaran diartikan sebagai upaya membelajarkan siswa.
Upaya inilah yang akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu hal
dengan efektif dan efisien. Upaya –upaya yang dilakukan dapat berupa
analisis tujuan dan karakteristik siswa, analisis sumber belajar, dll.
Pembelajaran bahasa dipandang sebagai proses pemilikan
pengetahuan secara sadar dan berasal dari proses belajar-mengajar
secara formal.46
Pada hakikatnya belajar bahasa Indonesia ialah belajar
berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi. Jadi pembelajaran bahasa Indonesia di MI/SD dapat
diartikan sebagai proses belajar-mengajar serta upaya membelajarkan
45
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010),. hlm. 381 46
Dindin Ridwanudin, BAHASA INDONESIA, (Ciputat: UIN Press, 2015),, hlm. 2
31
siswa guna meningkatkan pengetahuan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar yang dilakukan secara sadar dan formal di MI/SD.
Pembelajaran bahasa Indonesia ini diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun
tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.47
Pembelajaran bahasa Indonesia ini memiliki beberapa tujuan
yakni agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)
Berkomunikas secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2) Menghargai dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara; 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) Menggunakan bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial; 5) Menikmati dan memanfaatkan
karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan 6)
Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.48
b. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia MI/SD
Salah satu aspek penting dalam perkembangan kognitif anak
adalah perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa dianggap penting
karena bahasa memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan
kognitif anak. Perkembangan bahasa siswa-siswi MI/SD dapat dilacak
dari kemampuan berbahasa yang terlihat sejak anak berusia 3 hari.49
Perkembangan bahasa tersebut akan terus meningkat hingga pada
perkembangan selanjutnya anak sudah mulai menghasilkan kalimat
yang berkembang ke kalimat-kalimat orang dewasa.
47
Dindin Ridwanudin, BAHASA INDONESIA, (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 123-124 48
Ibid, hlm. 124 49
Ibid, hlm. 17
32
Pada usia sekolah dasar, kemampuan berbahasa anak
berkembang lebih kompleks. Indikasi perkembangan tersebut terlihat
pada kompleksitas kalimat dalam karangan siswa-siswi MI/SD serta
implikatur percakapan yang dihasilkan oleh siswa-siswi MI/SD.
Selama masa akhir anak-anak, perkembangan bahasa terus
berlanjut. Dari berbagai pelajaran yang diberikan di sekolah, bacaan,
pembicaraan dengan anak-anak lain, serta melalui radio dan televisi,
anak-anak menambah perbendaharaan kosakata yang ia pergunakan
dalam percakapan dan tulisan. Ketika anak masuk kelas satu sekolah
dasar, perbendaharaan kosakatanya sekitar 20.000 hingga 24.000 kata.
Pada saat anak duduk di kelas enam, perbendaharaan kosakatanya
meningkat menjadi 50.000 kata.50
Di samping peningkatan dalam
jumlah perbendaharaan kosakata, perkembangan bahasa anak usia
sekolah juga terlihat dalam cara anak berpikir tentang kata-kata.
Temuan Mujiyono yang dikutip oleh Dindin Ridwanudin dalam
bukunya Bahasa Indonesia, tentang implikatur percakapan anak usia
SD menemukan bahwa (i) bentuk lingual implikatur percakapan anak
usia SD sudah bervariasi dan kompleks; (ii) implikatur percakapan
anak usia SD mencakup dua belas macam mulai menginformasikan
fakta sampai meyakinkan; (iii) implikasi pragmatis iplikatur
percakapan anak usia sekolah dasar mencakup enam macam; (iv)
dalam penguasaan implikatur percakapan anak memakai empat
strategi: pelesapan, pengembangan ilokusi, pembiasaan, dan
penalaran.51
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia
sekolah dasar memiliki potensi berbahasa. Potensi tersebut dapat
dilacak sejak anak dapat menghasilkan bunyi-bunyi yang merupakan
cikal bakal bunyi-bunyi bahasa. Selanjutnya peran pembelajaran di
50
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana L, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA
MI/SD Teori dan Grand Design Pendidikan Berbasis Perkembangan (Education Based Child’s
Development), (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 200 51
Dindin Ridwanudin, BAHASA INDONESIA, (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 18
33
sekolah adalah mengoptimalkan berkembangnya potensi berbahasa
yang dimiliki anak sehingga mereka mampu berbahasa secara kreatif-
komunikatif.
c. Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di MI/SD
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa dan sastra Indonesia.52
Standar kompetensi ini
merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon
situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Menurut standar proses pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007, indikator pencapaian
kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran.53
Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria tertentu dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).54
Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk
melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu
52
Ibid, hlm. 123 53
Akhmad Sudrajat, Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran,
wordpress.com, Selasa 8 September 2015, jam. 09.28 54
Akhmad Sudrajat, Pengertian, Fungsi, dan Mekanisme Penetapan KKM,
wordpress.com, Selasa 8 September 2015, jam. 09.26
34
memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau
layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui KKM.
Berikut ini ialah tabel Standar Kompetensi (SK), Kompetensi
Dasar (KD), Indikator dan KKM bahasa Indonesia dalam penelitian
yang dilakukan penulis.
Tabel 2.2
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan
KKM bahasa Indonesia
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator KKM
Memahami teks
dengan
membaca teks
percakapan,
membaca cepat
75 kata/menit,
dan membaca
puisi
Menemukan
gagasan utama
suatu teks yang
dibaca dengan
kecepatan 75
kata per menit
1.1 Mengetahui
gagasan utama
suatu bacaan
70
1.2 Mengetahui
tema suatu bacaan
1.3 Mengetahui
makna suatu kata
yang terdapat dalam
teks bacaan
1.4 Mengetahui
kalimat yang berupa
fakta dan pendapat
1.5 Mengetahui
amanat yang secara
langsung terdapat
dalam teks
(tersurat)
1.6 Mengetahui
amanat yang secara
tidak langsung
35
terdapat dalam teks
(tersirat)
B. Kerangka Berpikir
Membaca merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi setiap
manusia. Karena untuk mendapatkan pengetahuan baru, seseorang harus
beusaha mencarinya yakni dengan membaca. Membaca merupakan proses
yang dilakukan untuk mendapatkan informasi, pesan, makna, ataupun
pengetahuan melalui bahan tertulis. Membaca bukan hanya sekedar
menggerakkan kedua mata, ataupun melihat bacaan belaka, melainkan
membaca juga memerlukan proses berpikir.
Di zaman yang serba cepat dan waktu yang semakin terbatas, manusia
dituntut untuk bergerak lebih cepat. Begitu juga dengan hal membaca, akan
sangat baik jika seseorang dapat memanfaatkan waktunya yang sempit untuk
membaca, maka dari itu diperlukan kecepatan membaca yang memadai.
Dengan membaca cepat, seseorang dapat menjadi semakin mudah dan cepat
untuk mendapatkan informasi.
Dalam proses pembelajaran, siswa sangat diharapkan dapat memahami
isi teks bacaan yang ia baca, oleh karena itu keterampilan membaca siswa
perlu dilatih dengan menggunakan teknik maupun metode yang dapat
mendukung dan meningkatkan keterampilan membaca siswa. Selain itu tidak
jarang siswa yang merasa malas, bosan dan kurang semangat dalam membaca,
maka dari itu perlu dilakukan suatu hal yang baru dalam pembelajaran
membaca.
Membaca cepat menitikberatkan pada pemahaman, karena membaca
cepat tidak hanya sekedar melihat bacaan melainkan memahami suatu bacaan
itu sendiri. Membaca cepat juga dapat menyelesaikan masalah-masalah siswa
dalam membaca dan dapat membantu siswa untuk lebih baik memahami isi
teks bacaan. Oleh sebab itu, metode membaca cepat diharapkan dapat
36
meningkatkan kemampuan memahami isi teks bacaan pada siswa kelas V SD
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yang pertama dilakukan
oleh Hilma Silmy pada tahun 2014 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Teknik Membaca Cepat Terhadap Penemuan kalimat Utama Pada
Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan”.55
Dari hasil
penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil tes keterampilan
membaca terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf siswa
kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa kelompok
kontrol. Secara umum adanya perbedaan keterampilan membaca terhadap
penemuan kalimat utama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dikarenakan pada kelompok eksperimen diterapkan teknik membaca cepat
terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf.
Perbedaan penelitian yang dilakukan Hilma Silmy dengan penelitian
yang dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan penulis bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode membaca cepat terhadap
kemampuan memahami isi teks bacaan siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, sedangkan penelitian yang dilakukan Hilma Silmy bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan
kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang
Selatan.
Selanjutnya, penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Yusandi pada
tahun 2014 yang berjudul korelasi kemampuan membaca cepat dengan hasil
belajar siswa pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.56
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan
55
Hilma Silmy, Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat Terhadap Penemuan
kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan, (Jakarta:
UIN, 2014) 56
Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. (Pontianak: Universitas Tanjung Pura, 2014)
37
membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa
Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya.
Perbedaan penelitian yang dilakukan Yusandi dengan penelitian yang
dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh metode membaca cepat terhadap
kemampuan memahami isi teks bacaan siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, sedangkan penelitian yang dilakukan Yusandi bertujuan untuk
mengetahui korelasi kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa
pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
D. Pengajuan Hipotesis
1. Hipotesis verbal
Hipotesis verbal dalam penelitian ini adalah
H0 = Tidak ada pengaruh metode membaca cepat terhadap
kemampuan memahami isi teks bacaan pada siswa kelas V SD dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia
H1 = Terdapat pengaruh metode membaca cepat terhadap kemampuan
memahami isi teks bacaan pada siswa kelas V SD dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia
2. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
1 = Rata-rata hasil kemampuan memahami isi teks bacaan siswa
dengan menggunakan metode membaca cepat
2 = Rata-rata hasil kemampuan memahami isi teks bacaan siswa
dengan tidak menggunakan metode membaca cepat
H0 = 1 = 2
H1 = 1 ≠ 2
Keterangan :
H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y
H1 = Ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDI Al Ihsan yang berlokasi di Jl. Masjid
Al Ihsan, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Penulis melakukan
penelitian secara langsung ke sekolah tersebut, khususnya pada siswa kelas V
tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan waktu penelitian, pengumpulan data
dilakukan pada satu waktu yakni pada Maret 2015 – Agustus 2015.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang
pernah ditempuh dan dilakukan dalam mencari kebenaran. Cara mencari
kebenaran itu ditempuh melalui metode ilmiah. Tujuannya adalah untuk
meramalkan, mengontrol, dan menjelaskan gejala-gejala yang teramati
guna mendapatkan kebenaran yang kita inginkan.1
Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuasi eksperimen, yaitu penelitian yang tidak dapat
memberikan kontrol penuh2. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan
membandingkan antara kelas eksperimen yaitu yang menerapkan metode
membaca cepat dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode
konvensional. Penggunaan metode kuasi eksperimen dalam penelitian ini
dievaluasi untuk melihat peningkatan pemahaman siswa terhadap teks
bacaan setelah diterapkan metode membaca cepat dengan yang belum
menerapkan metode tersebut.
2. Desain penelitian
Dalam eksperimen ini, desain penelitian yang digunakan yaitu
Pretest Posttest Control Group Design, dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk
1M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
hlm. 10 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm 77
39
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Pretest Posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 E T2
Kontrol T1 - T2
Keterangan :
T1 : Tes awal yang sama pada kedua kelompok
E : Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen dengan metode
membaca cepat
T2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDI Al Ihsan semester ganjil Tahun
Pelajaran 2015/2016. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili)4
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 117 4 Ibid. hlm. 118
40
Dalam penelitian ini sampel yang diambil menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa
melakukan sampel random sampling.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan
penelitian. Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini ialah metode membaca cepat dan metode membaca
konvensional.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kemampuan memahami isi teks bacaan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa kelas V SD. Hasil pemahaman isi teks bacaan siswa
ini dinyatakan dengan skor hasil tes.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes tertulis untuk
mengetahui kemampuan memahami isi teks bacaan siswa. Tes ini dilakukan
setelah selesai mengikuti program pembelajaran membaca teks di kedua kelas
(eksperimen dan kontrol). Dari tes tersebut dapat diketahui tingkat
kemampuan siswa memahami isi teks bacaan, baik yang di kelas eksperimen
maupun di kelas kontrol.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
41
non objektif (uraian) untuk mengetahui kemampuan memahami isi teks
bacaan pada siswa kelas V SD. Dengan kisi-kisi tes sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan5
Kemampuan Rincian Kemampuan Jumlah
Butir soal
Nomor
Soal
Mengukur
tingkat
kemampuan
memahami
bacaan
1. Mampu menjawab
pertanyaan tentang gagasan
utama suatu bacaan
1 1
2. Mampu menentukan tema
suatu teks bacaan 1 2
3. Mampu menjawab
pertanyaan tentang makna
kata sesuai dengan
penggunaannya dalam teks
bacaan
3 3, 4, 5
4. Mampu membedakan
kalimat yang merupakan
pendapat dan kalimat yang
merupakan fakta
3 6, 7, 8
5. Mampu menjawab
pertanyaan tentang hal-hal
yang tersurat dalam teks
bacaan
1 9
6. Mampu menjawab
pertanyaan tentang hal-hal
yang tersirat dalam teks
bacaan
1 10
5 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm.63-64
42
G. Uji Validitas
Validitas adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
kevalidan suatu instrument yang akan digunakan dalam penelitian. Valid
berarti instrument dalam penelitiannya dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Menurut Sugiono, validitas internal instrument yang
berupas test harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan
content validity (vaiditas isi).6 Oleh sebab itu, instrument dalam penelitian ini
menggunakan validitas konstruksi dan validitas isi. Untuk mengukur validitas
konstruksi, dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgment experts). Dalam
hal ini, para ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing.
Selanjutnya untuk validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
H. Teknik Analisis Data
Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berpikir.
Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk
menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan
keseluruhan.7 Teknik analisis data juga merupakan cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data
tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja,
melainkan juga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
1. Pemberian Skor
Peneliti memberikan skor terhadap jawaban siswa atas pertanyaan
yang ada dalam tes. Tes sesuai dengan kisi-kisi yang ada. Soal tes
pemahaman bacaan berjumlah 10 Soal. Masing-masing soal diberikan nilai
10.
2. Analisis Univariat
6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 176 7 Ibid, hlm. 335
43
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap sebuah
variabel. Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing-masing
variabel.
a. Kecepatan Membaca
Tabel 3.3
Tingkat Kecepatan Membaca8
No. KECEPATAN MEMBACA (KPM) KATEGORI
1. 201 - …. Baik Sekali
2. 151 – 200 Baik
3. 101 – 150 Cukup Baik
4. 50 – 100 Kurang
Adapun rumus yang dipergunakan dalam menghitung kecepatan
membaca tersebut adalah:
x 60 = Jumlah Kata Per Menit (KPM)
b. Memahami Isi Teks Bacaan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami
bacaan, maka diberikan lembar tes uraian dengan kisi-kisi seperti yang
ada pada tabel 3.2.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung hasil tes siswa
adalah sebagai berikut:
S =
x 100%
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan
R = Jumlah skor dari soal yang dijawab benar
N = skor maksimal dari tes tersebut
8 Vidya kamalasari, Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Cepat Dan Pemahaman Bacaan, (Medan: Unimed, 2012), hlm. 4
44
Tabel 3.4
Tabel kategori pemahaman isi bacaan9
Persensate jawaban
benar/tingkat penguasaan
kategori
91%-100% Baik Sekali
81%-90% Baik
71%-80% Sedang
61%-70% Kurang
…-60% Kurang Sekali
3. Uji Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif statistic digunakan untuk mendeskripsikan data
yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua kelompok, yaitu mean,
median, modus, range, dan standard deviation. Dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan SPSS 22 for Windows.
4. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dianalisis lebih lanjut, semua data yang telah dikumpulkan
akan dilakukan uji persyaratan analisis data. Oleh karena itu sebelum
pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
normalitas data dan uji linear.10
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS
22 for Windows dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk. Syarat
suatu data dapat dikatakan normal adalah jika signifikansinya atau nilai
probabilitasnya > 0,05.
9 Vidya kamalasari, Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Cepat Dan Pemahaman Bacaan. (Medan: Unimed, 2012), hlm. 4 10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 172
45
2) Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
tersebut memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Jika hasil
uji homogenitas menunjukkan tingkat signifikansi atau probabilitas >
0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-
sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel
tersebut homogen.
3) Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan
normalitas dan homogenitas, dan data populasi sudah diketahui
berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji
hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
metode membaca cepat dengan kemampuan memahami isi teks bacaan
dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS
22 for Windows yaitu dengan teknik analisis independent samples T-
Test dengan taraf signifikannya adalah 0,05.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Lokasi Sekolah
SDI Al Ihsan beralamat di Jl. Masjid Al-Ihsan Kav. DKI Blok.BZ,
Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Kab/Kota Jakarta
Barat.
2. Visi dan Misi
Visi SDI Al Ihsan ialah : “Mewujudkan peserta didik Al Ihsan
School yang cerdas, jujur, dan berakhlak mulia”
Misi SDI Al Ihsan ialah :
a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas di
bidang akademik dan non akademik
b. Mewujudkan peserta didik yang memiliki kepribadian jujur dan
berakhlak mulia
c. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
d. Mewujudkan peserta didik yang mampu berkompetisi di tingkat
wilayah kota, provinsi, dan nasional
e. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pembelajaran yang modern
f. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan.
3. Siswa dan Guru
Tabel 4.1
Jumlah peserta didik SDI Al Ihsan
Kelas I II III IV V VI Jumlah
Jumlah
Siswa 64 54 52 42 29 40 281
47
Tabel 4.2
Daftar Nama Tenaga Pengajar SDI Al Ihsan
No. Nama Guru
1 Iin Suparti, S.Pd.SD
2 Ai Nurwedia, S.Pd.I
3 Ayanih, S.Pd
4 Rohyanah, S.Pd
5 Neneng Khoirunisa
6 Avipah Maisaroh, S.Pd
7 Dwi Hilwani, S.Pd
8 Anny Herawati, S.Pd.PAUD
9 Maimunah, S.Pd.I
10 Yulianah, S.Pd
11 Mutmainah, S.Pd.SD
12 Yelisna, S.Pd.SD
13 M. Soleh, S.Ag
14 Drs. M. Legiso
15 Achmad Yani
16 Rizky Nur Akbar
17 Wahyu Pramudyah Wardani
18 Robiatul Adawiyah
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada saat pengajuan proposal dimulai yakni
pada bulan februari dengan langkah awal yaitu melakukan observasi lapangan.
48
Kemudian pengambilan data lebih lanjut dilakukan pada bulan Maret tahun
2015 di SDI Al Ihsan, Jakarta Barat yang memiliki jumlah siswa kelas V
semester genap sebanyak 42 siswa yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu 21
siswa di kelas VA dan 21 siswa di kelas VB. Namun penelitian sesungguhnya
baru dilaksanakan pada bulan Agustus, yakni siswa sudah memasuki semester
ganjil dengan kata lain siswa sudah naik kelas satu level lebih tinggi. Oleh
sebab itu, peneliti mengadakan observasi ulang di kelas V SDI Al Ihsan yang
siswanya sudah berbeda agar peneliti dapat mengetahui kondisi nyata dari
objek yang akan menjadi sasaran penelitian, dan dapat dipastikan
kesesuaiannya. Siswa kelas V SDI Al Ihsan pada semester ganjil ini memiliki
jumlah siswa sebanyak 29 siswa yang dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas
VA sebanyak 14 siswa dan kelas VB sebanyak 15 siswa. Kelas VA dijadikan
sebagai kelas eksperimen dan kelas VB dijadikan kelas kontrol. Sebelum
melakukan pembelajaran, peneliti memberikan pretest kepada kedua kelas ini
untuk diuji kesamaan varian dan keduanya menunjukkan bahwa data yang
diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menunjukkan jika
sebelum diberi perlakuan kedua kelas ini memiliki kemampuan awal yang
sama, terbukti dari varian yang tidak jauh berbeda diantara kedua kelas
tersebut.
Kemudian pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, guru
memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas dengan
menggunakan metode membaca cepat. Guru menjelaskan materi tentang
pengertian gagasan utama, tema dan makna kata dalam sebuah teks bacaan.
Kemudia guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk
mengerjakan tugas berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disediakan.
Di dalam LKS tersebut setiap kelompok dituntut untuk saling bekerja sama
dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalamnya. Kemudian diakhir
pembelajaran guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai evaluasi guna
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari
pada pertemuan hari itu.
49
Selanjutnya pada pertemuan kedua, guru memberikan penjelasan tentang
pengertian kalimat fakta dan pendapat serta menjelaskan tentang amanat yang
tersurat dan tersirat dalam sebuah teks bacaan. Kemudian dilanjutkan dengan
menjelaskan beberapa hal mengenai membaca cepat, seperti pengertian
membaca cepat, hal-hal yang harus dihindari ketika membaca cepat, dan
langkah-langkah dalam membaca cepat.
Kemudian guru memanggil 3 siswa secara bergantian maju ke depan
untuk membaca secara bersamaan dengan metode membaca cepat. Guru
menyiapkan pengukur waktu untuk mengetahui kecepatan membaca pada tiap
siswanya. Setelah itu, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada masing-
masing siswa mengenai gagasan utama, tema, dan juga amanat yang terdapat
pada teks bacaan yang sudah dibaca siswa dengan metode membaca cepat
tersebut. Di akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi terhadap
pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada pertemuan itu.
Setelah proses pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan,
baik di kelas VA sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan metode
membaca cepat dan di kelas VB sebagai kelas kontrol dengan metode
konvensional, kemudian dilanjutkan dengan tahap akhir yaitu pemberian
posttest kepada kedua kelompok tersebut untuk mengetahui perbandingan
yang terdapat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Hasil Penelitian
Tabel 4.3
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Pretest Posttest Kecepatan Membaca
1 ADM 20 60 132 Kpm
2 ABR 40 60 96 Kpm
3 AR 70 80 119 Kpm
4 DNP 50 90 191 Kpm
50
5 IL 60 90 118 Kpm
6 JAT 60 80 140 Kpm
7 KDF 60 80 236 Kpm
8 KP 60 80 110 Kpm
9 MAA 40 60 111 Kpm
10 MSL 50 70 136 Kpm
11 NZR 60 70 73 Kpm
12 NY 80 90 102 Kpm
13 SDL 70 100 196 Kpm
14 ZAA 60 70 168 Kpm
Jumlah 780 1080 1928 Kpm
Rata-rata 55.7142857 77.1428571 137.714286
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan
posttest pada kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah diberi
perlakuan melalui metode membaca cepat dalam menentukan gagasan utama,
tema, makna kata, fakta, pendapat dan amanat. Nilai terendah pada pretest
yaitu siswa yang memiliki nilai 20, nilai sedang yang diperoleh siswa yaitu 50,
nilai tertinggi yaitu 80. Setelah siswa diberi perlakuan (posttest) maka siswa
memperoleh peningkatan dengan nilai terendah yaitu 60, nilai sedang yaitu 80
dan nilai tertinggi yaitu 100. Pada kelompok eksperimen ini diberi perlakuan
dengan metode membaca cepat, adapun kecepatan membaca siswa yang
diperoleh yaitu siswa yang memperoleh kecepatan 50-100 Kpm (kurang)
terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh kecepatan 101-150 Kpm (cukup
baik) terdapat 8 orang, siswa yang memperoleh kecepatan 151 – 200 Kpm
(baik) terdapat 3 orang, dan siswa yang memperoleh kecepatan di atas 200
Kpm (sangat baik) terdapat 1 orang.
51
Tabel 4.4
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Pretest Posttest
1 AAP 30 40
2 DMD 40 40
3 DRS 20 50
4 DNF 60 80
5 ENH 80 100
6 MPN 40 50
7 MRA 40 70
8 MDA 20 50
9 MDHA 40 50
10 QAP 70 80
11 RMA 40 60
12 RAS 30 50
13 RLA 50 70
14 RIF 60 90
15 TAP 50 60
Jumlah 670 940
Rata-rata 44.6666667 62.6666667
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan
posttest pada kelas kontrol mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan
melalui metode konvensional dalam menentukan gagasan utama, tema, makna
kata, fakta, pendapat dan amanat. Nilai terendah pada pretest yaitu siswa yang
memiliki nilai 20, nilai sedang yang diperoleh siswa yaitu 50, nilai tertinggi
52
yaitu 80. Setelah siswa diberi perlakuan (posttest) maka siswa memperoleh
peningkatan dengan nilai terendah yaitu 40, nilai sedang yaitu 70 dan nilai
tertinggi yaitu 100.
D. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Kelompok eksperimen adalah kelas yang dalam pembelajarannya
menggunakan teknik membaca cepat, sedangkan kelompok kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional. Pemberian pretest
dilakukan sebelum masing-masing kelompok diberi perlakuan yang
berbeda. Hasil analisis deskripsi data pretest kelompok eksperimen dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen
N Valid 14
Missing 0
Mean 55.71
Median 60.00
Mode 60
Std. Deviation 15.046
Variance 226.374
Range 60
Minimum 20
Maximum 80
Sum 780
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest
kelompok eksperimen , diperoleh banyak data 14 dengan jumlah data 780.
Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 55.71 dengan varian
226.374 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 15.046. nilai
maksimum adalah 80 dan nilai minimum adalah 20, maka rentang nilai
pada data pretest kelompok eksperimen adalah 60. Median pada data
53
pretest kelompok eksperimen adalah 60 dan modus pada data pretest
kelompok eksperimen adalah 60. Untuk lebih jelasnya data pretest
kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai
berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Persen
(%)
Valid 20 1 7.1
40 2 14.3
50 2 14.3
60 6 42.9
70 2 14.3
80 1 7.1
Total 14 100.0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi
perolehan nilai pretest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah
yang diperoleh siswa yaitu 20 dengan frekuensi 1 orang, dan nilai tertinggi
yang diperoleh siswa yaitu 80 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk
tabel data pretest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam
bentuk grafik histogram sebagai berikut :
54
Grafik 4.1
Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 20 dan 60, masing-masing
hanya 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 40, 50, 70, dan 80 adalah
masing-masing 2 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 60 adalah 6
orang.
Selanjutnya hasil analisis deskripsi data pretest kelompok kontrol
dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol
N Valid 15
Missing 0
Mean 44.67
Median 40.00
Mode 40
Std. Deviation 17.265
55
Variance 298.095
Range 60
Minimum 20
Maximum 80
Sum 670
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest
kelompok kontrol, diperoleh banyak data 15 dengan jumlah data 670. Nilai
rata-rata pretest kelompok kontrol adalah 44.67 dengan varian 298.095 dan
standar deviasi/simpangan baku sebesar 17.265 nilai maksimum adalah 80
dan nilai minimum adalah 20, maka rentang nilai pada data pretest
kelompok kontrol adalah 60. Median pada data pretest kelompok kontrol
adalah 40 dan modus pada data pretest kelompok kontrol adalah 40. Untuk
lebih jelasnya data pretest kelompok kontrol disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi
perolehan nilai pretest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang
Nilai Frekuensi Persen
(%)
Valid 20 2 13.3
30 2 13.3
40 5 33.3
50 2 13.3
60 2 13.3
70 1 6.7
80 1 6.7
Total 15 100.0
56
diperoleh siswa yaitu 20 dengan frekuensi 2 orang, dan nilai tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 80 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel
data pretest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik
histogram sebagai berikut :
Grafik 4.2
Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 70 dan 80, masing-masing
hanya 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 20, 30, 50, dan 60 adalah
masing-masing 2 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 40 adalah 5
orang.
2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Setelah dilaksanakan pretest dan dilajutkan dengan beberapa kali
pertemuan, maka pada tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pemberian posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok eksperimen dapat
dilihat dari tabel berikut ini :
57
Tabel 4.9
Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen
N Valid 14
Missing 0
Mean 77.14
Median 80.00
Mode 80
Std. Deviation 12.666
Variance 160.440
Range 40
Minimum 60
Maximum 100
Sum 1080
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest
kelompok eksperimen, diperoleh banyak data 14 dengan jumlah data 1080.
Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 77.14 dengan varian
160.440 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 12.666. nilai
maksimum adalah 100 dan nilai minimum adalah 60, maka rentang nilai
pada data posttest kelompok eksperimen adalah 40. Median pada data
posttest kelompok eksperimen adalah 80 dan modus pada data posttest
kelompok eksperimen adalah 80. Untuk lebih jelasnya data posttest
kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai
berikut :
58
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Persen
(%)
Valid 60 3 21.4
70 3 21.4
80 4 28.6
90 3 21.4
100 1 7.1
Total 14 100.0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi
perolehan nilai posttest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah
yang diperoleh siswa yaitu 60 dengan frekuensi 3 orang, dan nilai tertinggi
yang diperoleh siswa yaitu 100 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk
tabel data posttest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam
bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Grafik 4.3
Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
59
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 100 hanya terdapat 1 orang,
siswa yang memperoleh nilai 60, 70, dan 90 adalah masing-masing 3
orang, dan siswa yang memperoleh nilai 80 adalah 4 orang.
Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok kontrol dapat dilihat
dari tabel berikut ini :
Tabel 4.11
Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol
N Valid 15
Missing 0
Mean 62.67
Median 60.00
Mode 50
Std. Deviation 18.310
Variance 335.238
Range 60
Minimum 40
Maximum 100
Sum 940
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest
kelompok kontrol, diperoleh banyak data 15 dengan jumlah data 940. Nilai
rata-rata posttest kelompok kontrol adalah 62.67 dengan varian 335.238
dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 18.310. Nilai maksimum
adalah 100 dan nilai minimum adalah 40, maka rentang nilai pada data
posttest kelompok kontrol adalah 60. Median pada data posttest kelompok
kontrol adalah 60 dan modus pada data posttest kelompok kontrol adalah
50. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok kontrol disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut :
60
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Persen
(%)
Valid 40 2 13.3
50 5 33.3
60 2 13.3
70 2 13.3
80 2 13.3
90 1 6.7
100 1 6.7
Total 15 100.0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi
perolehan nilai posttest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang
diperoleh siswa yaitu 40 dengan frekuensi 2 orang, dan nilai tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 100 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel
data posttest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik
histogram sebagai berikut :
61
Grafik 4.4
Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 90 dan 100 masing-masing
hanya terdapat 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 40, 60, 70, dan 80
adalah masing-masing 2 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 50
adalah 5 orang.
E. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas dilakukan apakah data hasil pretest kelompok
eksperimen dan control berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan bantuan spss 22 for windows dalam
menghitung uji normalitas hasil pretest yang berfungsi untuk
mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas data menggunakan metode Shapiro-Wilk. Syarat suatu data
berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.
Hasil uji normalitas data pretest dari kedua sampel penelitian
dapat disajikan dalam tabel berikut:
62
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelompok Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Pretest Eksperimen .914 14 .182
Kontrol .945 15 .443
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa hasil
pretest kelompok eksperimen signifikannya 0,182. Hal itu
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikannya
0,182 > 0,05. Begitupun dengan hasil pretest kelompok kontrol
signifikannya 0,443. Hal itu juga menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal karena signifikannya 0,443 > 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil pretest baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Posttest
Uji normalitas data posttest juga dilakukan untuk mengetahui
apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.pada penelitia ini,
peneliti menggunakan bantuan SPSS 22 for windows dalam
menghitung uji normalitas hasil posttest yang berfungsi untuk
mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas data menggunakan metode Shapiro-Wilk . syarat suatu data
dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.
Hasil uji normalitas data posttest dari kedua sampel penelitian
dapat disajikan dalam tabel berikut:
63
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Posttest
Kelompok Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Posttest Eksperimen .924 14 .253
Kontrol .913 15 .150
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa hasil
posttest kelompok eksperimen signifikannya 0,253. Hal itu
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikannya
0,253 > 0,05. Begitupun dengan hasil posttest kelompok kontrol
signifikannya 0,150. Hal itu juga menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal karena signifikannya 0,150 > 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil posttest baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil
kedua kelompok memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak.
Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria pengambilan
keputusan adalah jika signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini
menggunakan program SPSS 22 for windows yaitu One Way Anova.
Tabel 4.15
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.428 1 27 .519
64
Berdasarkan hasil uji homogenitas data pretest di atas,
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,519. Maka
dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian
yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh
berbeda dan cukup homogen karena 0,519 > 0,05.
b. Uji Homogenitas Posttest
Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data
hasil posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan yaitu
metode membaca cepat untuk kelompok eksperimen dan metode
konvensional untuk kelompok kontrol. Kriteria pengambilan
keputusan adalah signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini
menggunakan program SPSS 22 for windows yaitu One Way Anova.
Tabel 4.16
Hasil Uji Homogenitas Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.499 1 27 .126
Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas,
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,126. Maka
dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian
yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh
berbeda dan cukup homogen karena 0,126 > 0,05.
F. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh metode membaca cepat terhadap
kemampuan memahami isi teks bacaan. Analisis data dengan uji t
menggunakan program SPSS 22 for Windows yaitu Independent Samples T-
65
Test. Kriteria pengujian hipotesis ialah jika signifikansi uji t > 0,05 maka H0
diterima dan jika signifikansi uji t < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima.
Selain melihat dari hasil signifikansinya, uji t juga dilihat dari hasil
perhitungan t hitung dan t tabel. Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka
maka H0 ditolak atau H1 diterima dan jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka
H0 diterima dan H1 ditolak.
Tabel di bawah ini merupakan hasil dari pengujian hipotesis penelitian
pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.17
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 14 15 14 15
Mean 55,7 44,6 77,1 62,6
df 27 27
Thitung 1,831 2,458
Ttabel 2,06 2,06
Sig (2-tailed) 0,078 0,021
Kesimpulan H0 diterima H0 ditolak
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada taraf signifikan 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima
atau H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh. Sedangkan nilai posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf signifikan 0,05
menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, artinya ada pengaruh yang
signifikan antara metode membaca cepat dengan kemampuan memahami isi
teks bacaan.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis nilai tes keterampilan membaca untuk
memahami isi teks bacaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas
V semester ganjil SDI Al Ihsan tahun ajaran 2015/2016 yang telah dibagi ke
66
dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa kedua kelas
tersebut adalah homogen. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal dan
memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Sehingga menunjukkan
bahwa kondisi awal siswa sebelum diberi perlakuan masih dalam kondisi
sama. Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan dengan
menggunakan metode membaca cepat dan kelas kontrol adalah kelas yang
menggunakan metode konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kleompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan tes keterampilan membaca untuk
memahami isi teks bacaan. Pembelajaran ini dilakukan dalam empat kali
pertemuan yaitu dua kali pertemuan untuk melakukan pembelajaran dengan
menggunakan metode membaca cepat untuk memahami isi teks bacaan dan
dua kali pertemuan untuk melakukan pretest dan posttest.
Dalam penggunaan metode membaca cepat pada kelas eksperimen ini,
siswa menjadi lebih termotivasi dan tertarik dalam hal membaca. Selain itu,
mereka juga dapat melakukan kegiatan membaca dengan sebenar-benarnya
membaca, yakni bukan hanya sekedar melihat kata demi kata melainkan
memahami dan memperoleh pemahaman dari teks yang mereka baca, hal
tersebut ditunjukkan dengan perolehan hasil tes yang lebih baik dibandingkan
dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode membaca cepat
melainkan menggunakan metode konvensional.
Pada kelas eksperimen, siswa diberikan banyak teks bacaan yang harus
dibaca dengan menggunakan metode membaca cepat, setelah itu siswa
diberikan beberapa soal yang dimuat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) guna
mengetahui tingkat pencapaian pemahaman siswa terhadap teks yang sudah
dibacanya dengan menggunakan metode membaca cepat. Tes yang diberikan
kepada siswa memuat soal-soal tentang gagasan utama, tema teks bacaan,
makna kata yang terdapat dalam teks, kalimat fakta dan pendapat, dan juga
amanat tersurat dan tersirat.
Dalam penerapan metode membaca cepat ini, siswa dilatih untuk tidak
membaca kata demi kata, kemudian dilatih untuk membaca dalam hati,
membaca dengan waktu yang lebih cepat, membaca dengan melihat kata-kata
67
kunci dalam teks, serta diberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus
dihindari dalam membaca cepat. Siswa terlihat bersemangat dan tertarik dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode membaca cepat ini.
Namun dalam pelaksanaannya, peneliti juga menemukan beberapa
kendala seperti masih ada sedikit siswa yang malas untuk membaca dan
merasa kesulitan dalam melakukan metode membaca cepat ini sehingga
menyulitkan ia dalam memahami teks bacaannya. Hal tersebut masih terbilang
wajar, karena memang sangat jarang sekali guru yang membiasakan kegiatan
membaca cepat ini di sekolah sehingga siswa-siswa belum terbiasa untuk
melakukannya, oleh sebab itu perlu adanya pembiasaan sehingga pemahaman
siswa terhadap teks-teks yang dibacanya pun dapat lebih meningkat.
Sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode konvensional. Dalam metode ini, pera guru lebih
banyak dibandingkan dengan peran siswa. Siswa lebih terlihat pasif dalam
pembelajaran. Hampir seluruh kegiatan dipegang oleh guru. Dalam
pembelajaran ini, guru lebih banyak memberikan penjelasan, dan
menyampaikan banyak materi. Sedangkan siswa lebih banyak diam, duduk
manis sambil mendengarkan penjelasan-penjelasan guru. Pembelajaran ini
terkesan monoton dan membosankan karena hanya guru yang terlibat aktif
sedangkan siswa tidak terlibat di dalamnya sehingga siswa tidak mendapatkan
pengalaman langsung dalam belajar.
Pembelajaran konvensional ini juga lebih mudah menimbulkan
kebisingan dan keadaan kelas yang tidak kondsusif karena banyak siswa yang
lebih memilih mengobrol dengan teman sebangkunya daripada mendengarkan
penjelasan guru di depan kelas. Hal tersebut sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa di kelas.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil tes
membaca cepat dalam memahami isi teks bacaan pada kelompok eksperimen
lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Hal tersebut dikarenakan pada
kelompok eksperimen diterapkan metode membaca cepat sedangkan di
kelompok kontrol hanya menggunakan metode konvensional.
68
Hasil pengolahan data pada nilai posttest kelompok eksperimen dan
kontrol yang sudah dianalisis menunjukkan hasil yang signifikan dengan
probabilitas dibawah 0,05 yaitu 0,021, yang berarti bahwa perlakuan yang
diberikan pada kelompok eksperimen yaitu penerapan metode membaca cepat
berpengaruh terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan. Hal ini juga
ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata pretest kelas eksperimen adalah sebesar
55,7 setelah diberi perlakuan dengan metode membaca cepat nilai posttest
kelas eksperimen mengalami peningkatan menjadi 77,1. Hasil nilai rata-rata
pretest kelas kontrol adalah sebesar 44,6 setelah diberi perlakuan dengan
metode konvensional nilai posttest kelas kontrol mengalami peningkatan
menjadi 62,6. Dari perhitungan nilai rata-rata tersebut, hasil tes kelompok
eksperimen mengalami peningkatan sebasar 21,4%, sedangkan hasil tes
kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 18%.
Dengan demikian, penerapan metode membaca cepat berpengaruh
terhadap siswa dalam memahami isi teks bacaan. Hal ini terbukti dengan hasil
penelitian dimana uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil posttest kelompok
eksperimen menunjukkan T hitung lebih besar dari T tabel.
Hal tersebut selaras dengan teori yang dinyatakan oleh Muhammad Noer
dalam Yusandi yakni ada tiga manfaat membaca cepat yaitu:
1. Memilah Informasi Penting dan Tidak, hal ini dapat terlihat pada jawaban
siswa mengenai soal tes membedakan kalimat yang merupakan pendapat
dan kalimat yang merupakan fakta. Pada soal tes bagian tersebut yang
berjumlah tiga soal, sembilan siswa dari empat belas siswa menjawab
benar semua pada tiga soal tes tersebut. Hal itu menandakan bahwa hampir
semua siswa yang menggunakan metode membaca cepat dapat memilah
informasi penting dan tidak penting.
2. Menguasai Informasi dengan Cepat, hal ini dapat terlihat pada saat siswa
mengerjakan soal posttest yang diberikan. Waktu yang digunakan siswa
cukup cepat dalam mengerjakan soal-soal tersebut dibandingkan saat
mengerjakan soal pretest yang belum menggunakan metode membaca
cepat.
69
3. Meningkatkan pemahaman, hal ini sangat terlihat pada nilai posttest siswa
yang telah dikerjakan. Kenaikan nilai rata-rata dari soal pretest ke soal
posttest menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap teks bacaan yang
diberikan relatif meningkat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil penelitian mengenai
metode membaca cepat terhadap pemahaman isi teks bacaan sesuai dengan
teori-teori yang ada mengenai metode membaca cepat.
70
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada penerapan metode membaca cepat
terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan siswa kelas V SD dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dilihat dari perbandingan nilai rata-
rata hasil pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest
yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 55,7. Sementara itu rata-rata pretest
yang diperoleh kelas kontrol yaitu 44,6.
Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen
dengan menggunakan metode membaca cepat dan kelas kontrol dengan
menggunaka metode konvensional, diperoleh nilai rata-rata posttest pada kelas
eksperimen yaitu 77,1. Sementara nilai rata-rata posttest yang diperoleh kelas
kontrol yaitu 62,6.
Demikian juga berdasarkan perhitungan hasil uji-t atau uji hipotesis yang
dilakukan pada nilai posttest kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol
dengan menggunakan bantuan SPSS 22 for Windows yang menghasilkan nilai
probabilitas pada signifikan (2-tailed) adalah 0,021. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Karena H1 dapat diterima jika
ρ < 0,05, dan dari data menunjukkan bahwa 0,021 < 0,05.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus
bahan uraian penutup skripsi ini ialah :
1. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDI Al Ihsan Jakarta Barat
sebaiknya menggunakan metode membaca cepat sebagai inovasi baru
dalam pembelajaran membaca serta cara untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap bahan bacaan.
71
2. Lembaga yang berkaitan dengan pembuatan kurikulum dapat menjadikan
hasil penelitian ini sebagai pertimbangan untuk menentukan standar
kompetensi siswa.
3. Peneliti lain diharapkan dapat menemukan strategi pembelajaran membaca
cepat yang lebih efektif, sehingga setiap siswa mampu mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan.
72
DAFTAR PUSTAKA
A, Alek dan Achmad, H. H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010
Efendi, Anwar. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara
Wacana, 2008
Fathan, Q Alfatih. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Kemampuan
Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insane Kamil Bogor. Jakarta:
UIN, 2014
G, H. Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 1987
Hidayat, Rahmat. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi
Dengan Media Teks Bergerak Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Pleret.
Yogya: UNY, 2012
Kamalasari,Vidya. Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Cepat Dan Pemahaman Bacaan. Medan: Unimed,
2012
Laksono, Kisyani, dkk. Membaca 2. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE,2010
Pangaribuan,Tagor. Paradigma Bahasa. Jogjakarta: Graha Ilmu, 2008
Purwanitaningrum, Emy, dkk. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Semarang: UNNES, 2014
Resmini, Novi dan Juanda, Dadan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi. Bandung: UPI PRESS, 2007
Ridwanudin, Dindin. BAHASA INDONESIA. Ciputat: UIN Press, 2015
Saddhono, Kundharu dan Y. Slamet, St. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan Aplikas). Bandung : KPD, 2012
Silmy, Hilma Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat Terhadap Penemuan
kalimatUtama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang
Selatan. Jakarta: UIN, 2014
73
Soenardi, M. Djiwandono. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta:
Indeks, 2008
Subana, M. dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia,
2009
Sudrajat, Akhmad. Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran,
wordpress.com. Selasa 8 September 2015, jam. 09.28
Sudrajat, Akhmad. Pengertian, Fungsi, dan Mekanisme Penetapan KKM,
wordpress.com. Selasa 8 September 2015, jam. 09.26
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2013
Sujanto, Dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia (Membaca) Murid Kelas III Sekolah
Menengah Atas (SMA) Jawa Timur. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 1986
Tarigan, Djago. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka,
2005
Wafiqni, Nafia dan Ediana, Asep L. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA
MI/SD Teori dan Grand Design Pendidikan Berbasis Perkembangan
(Education Based Child’s Development). Ciputat: UIN Press, 2015
Widiatmoko, Irwan. Super Speed Reading. Jakarta: PT. Gramedia, 2011
Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Pontianak: Universitas
Tanjung Pura, 2014
Nama
Nim
Jurusan
Judul
Pembimbing
DAFTAR REFERENSI
Nurul Aini
111I018300022
Pendidikan Guru MI/SD
Pengaruh Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan
Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SDI AI Ihsan Jakarta Barat
Nafia Wafiqni, M.Pd
No ReferensiParaf
Pembimbing
1
Alek A, dan H. Achmad, H.P. Bahasa Indonesia (Jntuk
Perguruan Tinggi. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010)
2
Yusandi, Korelasi Kemampttan Membaca Cepat Dengan
Hasil Belajar siswa Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
S e ko I ah D as ar. (Pontianak: Universitas Tanjung Ptr a, 20 I 4) +aJ
Anwar Efendi. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai
Perspektif. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008) +4
Q Fathan Alfatih. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca
Dengan KemamptLan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI
SMA Insane Kamil Bogor. (Jakarta: UIN, 2014) +
5Irwan Widiatmoko. Super Speed Reading. (Jakar-ta: PT.
Gramedia,20ll) .t6
Rahmat Hidayat. Peningkatan Keterampilan Membaca
Cepat Wacana Deskripsi Dengan MediaTeks Bergerak
Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Pleret. (Yogya: LINY,
2012)+
7
Vidya Kamalasari. Latihctn Membaca Cepat Sebagai Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membacct Cepat Dan
P emahaman B acaan.(Medan: Unim ed, 20 12) +8
Kisyani Laksono, dl*.. Membaca 2. (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008) +9
Burhan Nurgiyantoro. Penilctian Pembelajaran Bahasa
Berbasis Kompetensi. (Yogyakarla: BPFE,2010) 410
Tagor Pangaribuan. Paradigma Bahasa. (Jogjakarla: Graha
Ilmu,2008) +l1
Emy Purwanitaningrum, dkk. Jttrnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. (Semarang: LNNES, 2014) +12
Novi Resmini dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. (Bandung: UPI PRESS,
2007) +t3
Dindin Ridwanudin. BAHASA II{DONESIA. (Ciputat: UiN
Press,2015)
*
14
Kundharu Saddhono dan Slarnet Y St. Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikas).
(Bandung: KPD,2012) +
I5
Hilma Silmy. Penganth Penerapan Teknik Membaca Cepat
Terhadap Penemuan kalimatUtama Pada Siswa Kelas IV
SDN Cempaka Putih I Kota Tangerang Selatan. (Jakarla:
uIN,2014) +16
M Soenardi Djiwandono. Tes Bahasa Pegangan Bagi
Pengajar Bahasa.(Jakarta: Indeks, 2008) +17
M Subana dan Sudrajat. Dasctr-dasar Penelitian llmiah.
(Bandung: Pustaka Setia, 2009) +l98
Akhmad Sudrajat. Indikator Pencapaian Kompetensi dan
Ttjuan Pembelajaran,wordpress.com. Selasa 8 September
2015, jam. 09.28
t9
Akhmad Sudrajat. Pengertian, Fungsi, dan Mekanisme
Penetapan KKM, wordpress.com. Selasa 8 September
2015, jam.09.26 +20
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif,
KtLalitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2013) +21
Sujanto, Dk<k. Kemampuan Berbahasa Indonesia (Membaca)
Murid Kelas III Sekolah Menengah Atas (SMA) Jawa
Timur. (Jakarla: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa,1986)+
22
Djago Tarigan. Pendidikan Keterampilan Berbahasa.
(Jakarla: Universitas Terbuka, 2005) +23
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana L. PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN ANAK USIA MI/SD Teori dan Grand
Design Pendidikan Berbasis Perkembangan (Education
Based Child's Developmenl). (Ciputat: UN Press, 2015)
H.G. Tarigan. Membaca Sebagui Suaht Keterampilan24
B erbahasa. (Bandung: Angkasa, 1 987)
Jakarla, I Oktober2015
Pembimbing,
lY-**:Nafia Wafiqni,"M.Pd
NIP 1981 1003 200912 2 004
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / 1
Pertemuan Ke- : 1 (Pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan
membaca puisi
B. KOMPETENSI DASAR
Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Mengetahui gagasan utama suatu bacaan
2. Mengetahui tema suatu bacaan
3. Mengetahui makna suatu kata yang terdapat dalam teks bacaan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penyampaian materi dan metode membaca cepat, siswa dapat mengetahui
gagasan utama suatu bacaan
2. Melalui metode membaca cepat siswa dapat mengetahui tema suatu bacaan
3. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui makna suatu kata yang
terdapat dalam teks
E. MATERI AJAR
Materi Pokok
Gagasan Utama pada Suatu Teks Bacaan
Materi Ajar
1. Pengertian gagasan utama
2. Pengertian tema pada suatu bacaan
3. Makna kata pada suatu teks bacaan
F. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah
Membaca Cepat
Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN:
1. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Mengucap salam
- Berdo’a
- Mengabsen
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Melakukan apersepsi
dengan melakukan
tanya jawab seputar
materi yang akan
disampaikan
- Menjawab salam
- Berdo’a
- Menjawab absen
- Mendengarkan tujuan
pembelajaran
- Melakukan apersepsi
dengan menjawab
pertayaan-pertanyaan
yang diajukan oleh
guru seputar materi
yang akan disampaikan
Religius, disiplin, rasa
ingin tahu
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Menjelaskan materi
tentang pengertian serta
contoh menemukan
gagasan utama, tema
suatu bacaan, makna
kata pada suatu teks
- Memperhatikan
penjelasan guru
mengenai gagasan
utama, tema, makna
kata.
- Melakukan persiapan
Disiplin, tanggungjawab,
komunikatif, kerjasama
antar anggota kelompok,
menghargai pendapat
orang lain
bacaan
- Mengajak siswa untuk
melakukan persiapan
dalam metode
membaca cepat, seperti
membaca judul bacaan
serta melihat huruf-
huruf yang bercetak
miring atau tebal, dan
kemudian membaca
alinea awal dan akhir
pada bacaan
- Mengarahkan siswa
untuk melakukan
metode membaca cepat
dengan teknik scanning
dan skimming dengan
mencari kata-kata kunci
yang ada dalam teks
- Bersama-sama dengan
siswa
menemukan/mengambil
intisari isi bacaan
- Membagi siswa ke
dalam 3 kelompok
- Menugaskan kepada
masing-masing
kelompok untuk
membaca teks yang
sudah dibagikan.
- Memberikan tugas
berupa LKS kepada
masing-masing
dalam metode membaca
cepat
- Melakukan metode
membaca cepat dengan
teknik scanning dan
skimming dengan
mencari kata-kata kunci
yang ada dalam teks
- Menemukan/mengambil
intisari isi bacaan
- Membentuk kelompok
- Membaca teks yang
sudah dibagikan
- mengerjakan LKS yang
sudah dibagikan guru
kelompok
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Meminta setiap
kelompok untuk
menyampaikan hasil
kerja kelompoknya di
depan kelas secara
bergatian
- Menyampaikan hasil
kerja kelompok di
depan kelas
Berani, percaya diri,
tanggungjawab,
menghargai pendapat
orang lain
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan tanggapan
serta masukan terhadap
hasil setiap kelompok
- Memberikan feedback
berupa pertanyaan-
pertanyaan mengenai
materi yang telah
diajarkan
- Memperhatikan
tanggapan dan masukan
yang diberikan guru
- Menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Disiplin, percaya diri,
berani
3. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan
kesimpulan mengenai
materi yang telah
dipelajari pada
pertemuan ini
- Menutup pembelajaran
- Memperhatikan
kesimpulan yang
diberikan guru serta
ikut memberikan
kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
Disiplin, berani, percaya
diri, religius
dengan berdo’a
bersama
- Berdo’a bersama
H. SUMBER BELAJAR:
Buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
I. PENILAIAN
Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1. Mengetahui gagasan
utama suatu bacaan
2. Mengetahui tema suatu
bacaan
3. Mengetahui makna
suatu kata yang
terdapat dalam teks
bacaan
Tes Tulisan
Jakarta, 28 Juli 2015
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Ayanih, S.Pd Nurul Aini
NIPY.111.414.159 NIM :1111018300022
Mengetahui,
Kepala SDI Al Ihsan
Hj. Enung Robiah, S.Pd
NIPY: 111.414.014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
KELAS KONTROL
Sekolah : SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / 1
Pertemuan Ke- : 1 (Pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan
membaca puisi
B. KOMPETENSI DASAR
Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Mengetahui gagasan utama suatu bacaan
2. Mengetahui tema suatu bacaan
3. Mengetahui makna suatu kata yang terdapat dalam teks bacaan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengetahui gagasan utama suatu bacaan
2. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui tema suatu bacaan
3. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui makna suatu kata yang
terdapat dalam teks
E. MATERI AJAR
Materi Pokok
Gagasan Utama pada Suatu Teks Bacaan
Materi Ajar
1. Pengertian gagasan utama
2. Pengertian tema pada suatu bacaan
3. Makna kata pada suatu teks bacaan
F. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah
Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN:
1. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Mengucap salam
- Berdo’a
- Mengabsen
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Melakukan apersepsi
dengan melakukan
tanya jawab seputar
materi yang akan
disampaikan
- Menjawab salam
- Berdo’a
- Menjawab absen
- Mendengarkan tujuan
pembelajaran
- Melakukan apersepsi
dengan menjawab
pertayaan-pertanyaan
yang diajukan oleh
guru seputar materi
yang akan disampaikan
Religius, disiplin, rasa
ingin tahu
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Menjelaskan materi
tentang pengertian dan
- Mendengarkan serta
memperhatikan
Disiplin, tanggungjawab,
komunikatif, kerjasama
cara menemukan
gagasan utama, tema
suatu bacaan, makna
kata pada suatu teks
bacaan
- Menjelaskan pengertian
membaca cepat serta
hal-hal yang berkaitan
dengan membaca cepat
- Membagi siswa ke
dalam 3 kelompok
- Menugaskan kepada
masing-masing
kelompok untuk
membaca teks yang
sudah dibagikan.
- Memberikan tugas
berupa LKS kepada
masing-masing
kelompok
penjelasan guru
mengenai gagasan
utama, tema suatu
bacaan, makna kata
pada suatu teks bacaan
- Memperhatikan
penjelasan guru tentang
membaca cepat
- Membentuk kelompok
- Membaca teks yang
sudah dibagikan guru
- Mengerjakan LKS yang
sudah diberikan di
dalam kelompok
antar anggota kelompok,
menghargai pendapat
orang lain
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Meminta setiap
kelompok untuk
menyampaikan hasil
kerja kelompoknya di
depan kelas secara
bergantian
- Menyampaikan hasil
kerja kelompok di
depan kelas
Berani, percaya diri,
tanggungjawab,
menghargai pendapat
orang lain
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan tanggapan
serta masukan terhadap
hasil setiap kelompok
- Memberikan feedback
berupa pertanyaan-
pertanyaan mengenai
materi yang telah
diajarkan
- Memperhatikan
tanggapan dan masukan
yang diberikan guru
- Menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Disiplin, percaya diri,
berani
3. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan
kesimpulan mengenai
materi yang telah
dipelajari pada
pertemuan ini
- Menutup pembelajaran
dengan berdo’a
bersama
- Memperhatikan
kesimpulan yang
diberikan guru serta
ikut memberikan
kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
- Berdo’a bersama
Disiplin, berani, percaya
diri, religius
H. SUMBER BELAJAR:
Buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
I. PENILAIAN
Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1. Mengetahui gagasan
utama suatu bacaan Tes Tulisan
2. Mengetahui tema suatu
bacaan
3. Mengetahui makna
suatu kata yang
terdapat dalam teks
bacaan
Jakarta, 28 Juli 2015
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Ayanih, S.Pd Nurul Aini
NIPY.111.414.159 NIM :1111018300022
Mengetahui,
Kepala SDI Al Ihsan
Hj. Enung Robiah, S.Pd
NIPY: 111.414.014
Monyet Jadi Raja
Hiduplah kawanan monyet dan kawanan kancil di dalam suatu daerah.
Monyet terkenal jago memanjat. Kancil tenar karena kecerdikannya. Monyet bisa
mencari makanan di bawah maupun di atas pohon. Kancil hanya bisa di bawah.
Kedua kawanan itu belum mempunyai raja. Diadakanlah suatu perlombaan
untuk pemilihan raja. Yang dapat mencari makanan paling banyak dan tercepat
akan menjadi raja.
Mulailah monyet-monyet dan kancil-kancil mencari makan. Seekor monyet
dapat mengumpulkan makanan terbanyak dan tercepat. Diangkatlah monyet itu
menjadi raja. Kedua kawanan itupun berpesta atas pengangkatan raja baru
mereka. makanan hasil perlombaan mereka nikmati bersama.
Pesta pengangkatan raja sudah selesai. Kini monyet pemenang perlombaan
telah menjadi raja. Namun setelah menjadi raja, monyet itu tidak mau bekerja
lagi. “apa gunanya aku menjadi raja jika masih harus bekerja keras? Raja cukup
hanya memberi perintah saja! Ha…ha…!” seru monyet itu.
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :
Monyet Jadi Raja
Hiduplah kawanan monyet dan kawanan kancil di dalam suatu daerah. Monyet terkenal
jago memanjat. Kancil tenar karena kecerdikannya. Monyet bisa mencari makanan di bawah
maupun di atas pohon. Kancil hanya bisa di bawah.
Kedua kawanan itu belum mempunyai raja. Diadakanlah suatu perlombaan untuk
pemilihan raja. Yang dapat mencari makanan paling banyak dan tercepat akan menjadi raja.
Mulailah monyet-monyet dan kancil-kancil mencari makan. Seekor monyet dapat
mengumpulkan makanan terbanyak dan tercepat. Diangkatlah monyet itu menjadi raja.
Kedua kawanan itupun berpesta atas pengangkatan raja baru mereka. makanan hasil
perlombaan mereka nikmati bersama.
Pesta pengangkatan raja sudah selesai. Kini monyet pemenang perlombaan telah menjadi
raja. Namun setelah menjadi raja, monyet itu tidak mau bekerja lagi. “apa gunanya aku
menjadi raja jika masih harus bekerja keras? Raja cukup hanya memberi perintah saja!
Ha…ha…!” seru monyet itu.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat sesuai teks di atas!
1. Apa gagasan utama teks bacaan di atas?
2. Apa tema yang tepat pada teks di atas?
3. Perhatikan paragraf pertama pada teks di atas, kata “jago” memiliki arti sebagai ….
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / 1
Pertemuan Ke- : 2 (Kedua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan
membaca puisi
B. KOMPETENSI DASAR
Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Menemukan gagasan utama pada suatu teks bacaan
2. Mengetahui kalimat yang berupa fakta dan pendapat
3. Mengetahui amanat yang secara langsung terdapat dalam teks (tersurat)
4. Mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks (tersirat)
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penugasan dan metode membaca cepat, siswa dapat menentukan gagasan
utama suatu bacaan
2. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui kalimat yang berupa fakta dan
pendapat
3. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui amanat yang secara langsung
terdapat dalam teks
4. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui amanat yang secara tidak
langsung terdapat dalam teks
E. MATERI AJAR
Materi Pokok
Gagasan Utama pada Suatu Teks Bacaan
Materi Ajar
1. Pengertian gagasan utama
2. Kalimat fakta dan pendapat
3. Amanat tersirat dan tersurat
F. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah
Membaca Cepat
Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN:
1. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Mengucap salam
- Berdo’a
- Mengabsen
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Melakukan apersepsi
dengan melakukan
tanya jawab seputar
materi yang akan
disampaikan
- Menjawab salam
- Berdo’a
- Menjawab absen
- Mendengarkan tujuan
pembelajaran
- Melakukan apersepsi
dengan menjawab
pertayaan-pertanyaan
yang diajukan oleh
guru seputar materi
yang akan disampaikan
Religius, disiplin, rasa
ingin tahu
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Menjelaskan materi
tentang cara
menentukan gagasan
utama, menjelaskan
- Mendengarkan serta
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai gagasan
Disiplin, tanggungjawab,
komunikatif, kerjasama
antar anggota kelompok,
menghargai pendapat
kalimat berupa fakta
dan pendapat, dan
menjelaskan tentang
amanat yang tersirat
dan tersurat
- Mengajak siswa untuk
melakukan persiapan
dalam metode
membaca cepat, seperti
membaca judul bacaan
serta melihat huruf-
huruf yang bercetak
miring atau tebal, dan
kemudian membaca
alinea awal dan akhir
pada bacaan
- Mengarahkan dan
membimbing siswa
untuk melakukan
metode membaca cepat
dengan teknik scanning
dan skimming dengan
mencari kata-kata kunci
yang ada dalam teks
- Bersama-sama dengan
siswa
menemukan/mengambil
intisari isi bacaan
- Membagi siswa ke
dalam 5 kelompok
- Memanggil tiap-tiap
kelompok untuk
membaca teks yang
utama, kalimat berupa
fakta dan pendapat, dan
amanat yang tersirat dan
tersurat
- Melakukan persiapan
membaca cepat
- Melakukan metode
membaca cepat dengan
teknik scanning dan
skimming dengan
mencari kata-kata kunci
yang ada dalam teks
- Menemukan/mengambil
intisari isi bacaan
- Membentuk kelompok
- Membaca teks yang
sudah dibagikan guru
dengan metode
orang lain
sudah dibagikan.
- Guru menanyakan
beberapa pertanyaan
secara lisan
- Memberikan tugas
berupa LKS kepada
masing-masing
kelompok
membaca cepat
- Menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang
diberikan guru
- Mengerjakan LKS yang
sudah diberikan di
dalam kelompok
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Meminta setiap
kelompok untuk
menyampaikan hasil
kerja kelompoknya di
depan kelas secara
bergatian
- Menyampaikan hasil
kerja kelompok di
depan kelas
Berani, percaya diri,
tanggungjawab,
menghargai pendapat
orang lain
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan tanggapan
serta masukan terhadap
hasil setiap kelompok
- Memberikan feedback
berupa pertanyaan-
pertanyaan mengenai
materi yang telah
diajarkan
- Memperhatikan
tanggapan dan masukan
yang diberikan guru
- Menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Disiplin, percaya diri,
berani
3. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan - Memperhatikan Disiplin, berani, percaya
kesimpulan mengenai
materi yang telah
dipelajari pada
pertemuan ini
- Menutup pembelajaran
dengan berdo’a
bersama
kesimpulan yang
diberikan guru serta
ikut memberikan
kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
- Berdo’a bersama
diri, religius
H. SUMBER BELAJAR:
Buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
I. PENILAIAN
Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1. Menentukan gagasan utama
pada suatu teks bacaan
2. Mengetahui kalimat yang
berupa fakta dan pendapat
3. Mengetahui amanat yang
secara langsung terdapat
dalam teks (tersurat)
4. Mengetahui amanat yang
secara tidak langsung
terdapat dalam teks (tersirat)
Tes dan Non Tes Tulisan dan Lisan
Jakarta, 28 Juli 2015
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Ayanih, S.Pd Nurul Aini
NIPY.111.414.159 NIM :1111018300022
Mengetahui,
Kepala SDI Al Ihsan
Hj. Enung Robiah, S.Pd
NIPY: 111.414.014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
KELAS KONTROL
Sekolah : SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / 1
Pertemuan Ke- : 2 (Kedua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan
membaca puisi
B. KOMPETENSI DASAR
Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Menemukan gagasan utama pada suatu teks bacaan
2. Mengetahui kalimat yang berupa fakta dan pendapat
3. Mengetahui amanat yang secara langsung terdapat dalam teks (tersurat)
4. Mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks (tersirat)
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penugasan, siswa dapat menentukan gagasan utama suatu bacaan
2. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui kalimat yang berupa fakta
dan pendapat
3. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui amanat yang secara
langsung terdapat dalam teks
4. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui amanat yang secara tidak
langsung terdapat dalam teks
E. MATERI AJAR
Materi Pokok
Gagasan Utama pada Suatu Teks Bacaan
Materi Ajar
1. Pengertian gagasan utama
2. Kalimat fakta dan pendapat
3. Amanat tersirat dan tersurat
F. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah
Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN:
1. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Mengucap salam
- Berdo’a
- Mengabsen
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Melakukan apersepsi
dengan melakukan
tanya jawab seputar
materi yang akan
disampaikan
- Menjawab salam
- Berdo’a
- Menjawab absen
- Mendengarkan tujuan
pembelajaran
- Melakukan apersepsi
dengan menjawab
pertayaan-pertanyaan
yang diajukan oleh
guru seputar materi
yang akan disampaikan
Religius, disiplin, rasa
ingin tahu
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Menjelaskan materi
tentang cara
menentukan gagasan
utama, menjelaskan
kalimat berupa fakta
dan pendapat, dan
menjelaskan tentang
amanat yang tersirat
dan tersurat
- Membagi siswa ke
dalam 3 kelompok
- Menugaskan kepada
masing-masing
kelompok untuk
membaca teks yang
sudah dibagikan.
- Memberikan tugas
berupa LKS kepada
masing-masing
kelompok
- Mendengarkan serta
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai gagasan
utama, kalimat berupa
fakta dan pendapat, dan
amanat yang tersirat
dan tersurat
- Membentuk kelompok
- Membaca teks yang
sudah dibagikan guru
- Mengerjakan LKS yang
sudah diberikan di
dalam kelompok
Disiplin, tanggungjawab,
komunikatif, kerjasama
antar anggota kelompok,
menghargai pendapat
orang lain
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Meminta setiap
kelompok untuk
menyampaikan hasil
kerja kelompoknya di
depan kelas secara
bergatian
- Menyampaikan hasil
kerja kelompok di
depan kelas
Berani, percaya diri,
tanggungjawab,
menghargai pendapat
orang lain
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan tanggapan
serta masukan terhadap
hasil setiap kelompok
- Memberikan feedback
berupa pertanyaan-
pertanyaan mengenai
materi yang telah
diajarkan
- Memperhatikan
tanggapan dan masukan
yang diberikan guru
- Menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Disiplin, percaya diri,
berani
3. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Memberikan
kesimpulan mengenai
materi yang telah
dipelajari pada
pertemuan ini
- Menutup pembelajaran
dengan berdo’a
bersama
- Memperhatikan
kesimpulan yang
diberikan guru serta
ikut memberikan
kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
- Berdo’a bersama
Disiplin, berani, percaya
diri, religius
H. SUMBER BELAJAR:
Buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
I. PENILAIAN
Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1. Menentukan gagasan utama
pada suatu teks bacaan Tes Tulisan
2. Mengetahui kalimat yang
berupa fakta dan pendapat
3. Mengetahui amanat yang
secara langsung terdapat
dalam teks (tersurat)
4. Mengetahui amanat yang
secara tidak langsung
terdapat dalam teks (tersirat)
Jakarta, 28 Juli 2015
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Ayanih, S.Pd Nurul Aini
NIPY.111.414.159 NIM :1111018300022
Mengetahui,
Kepala SDI Al Ihsan
Hj. Enung Robiah, S.Pd
NIPY: 111.414.014
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :
Permainan Anak-anak Zaman Dahulu
Anak-anak aman dahulu sering bermain di halaman rumah. Pada waktu itu hampir semua
rumah memiliki halaman yang luas. Biasanya halaman itu ditumbuhi dengan aneka pohon
buah –buahan, seperti pohon mangga, pohon jambu biji, dan jambu air.
Pada waktu itu tidak ada pula anak-anak yang bermain play station atau permainan
elektronik lainnya. Ketika itu teknologi belum secanggih seperti sekarang. Mainannya pun
masih sangat sederhana, tidak ada mobil-mobilan yang memakai baterai. Yang ada Cuma
mobil-mobilan yang dibuat dari kulit buah jeruk bali. Tidak ada pula boneka Barbie. Yang
ada cuma boneka-boneka yang dibuat sendiri dari kain perca. Anak-anak perempuan
biasanya bermain rumah-rumahan yang dibuat dari bekas kaleng biskuit, dengan mebelnya
yang dibuat dari bekas bungkus korek api.
Coba Tanya ayah atau ibumu. Apakah mereka masih ingat permainan pada saat mereka
kecil. Permainan anak zaman dahulu itu kini disebut dengan permainan anak-anak pedesaan.
Padahal, sebenarnya zaman dahulu permainan seperti itu tidak hanya dilakukan oleh anak-
anak desa. Anak-anak yang tinggal di kota juga melakukan permainan seperti itu.
Nah, permainan anak-anak zaman dahulu itulah yang dimainkan di pusat perbelanjaan
atau mal megah di kota Bandung. Kegiatan itu berjalan sangat meriah. Ratusan anak dari
berbagai pelosok jawa barat mengikutinya. Kegiatan itu diselenggarakan di Mall Bandung
Trade Centre (BTC), di jalan Dr. Djunjunan Bandung, pada hari minggu, tanggal 26 Juni
2006. Penyelenggaranya adalah Yayasan Surya Ceria.
Dalam kegiatan itu, mereka menyanyikan rangkaian lagu anak-anak dari jawa barat. Alat
pengiringnya juga bersifat tradisional, seperti angklung dan calung. Keduanya merupakan
alat musik tradisional sunda yang terbuat dari bambu.
Setelah itu, mereka memeragakan berbagai jenis busana daerah jawa barat. Ada yang
memakai baju kebaya bagi anak wanita. Anak laki-lakinya memakai baju berwarna hitam
dengan tutup kepala.
Gelak tawa dan canda ria para peserta menjadikan kegiatan itu lebih meriah. Kegiatan
yang dilakukan di lantai dasar Mall BTC juga menarik perhatian para pengunjung. Sambil
berbelanja, mereka menyempatkan diri untuk menyaksikanya.
Salah seorang pengunjung bernama Dika. Ia murid SD Padasuka Cimahi. Dika mengaku
sangat tertarik menyaksikan permainan itu. dirinya selama ini tidak mengenal permainan
tersebut. “Aku heran ada permainan tradisional di mal. Tapi asyik juga yaa….,” kata Dika. Ia
terus menyaksikan kegiatan tersebut.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat sesuai teks di atas!
1. Apa gagasan utama teks bacaan di atas?
2. Kalimat manakah yang merupakan kalimat fakta?
3. Apa amanat yang tersirat dalam teks bacaan tersebut?
Permainan Anak-anak Zaman Dahulu
Anak-anak aman dahulu sering bermain di halaman rumah. Pada waktu itu
hampir semua rumah memiliki halaman yang luas. Biasanya halaman itu
ditumbuhi dengan aneka pohon buah –buahan, seperti pohon mangga, pohon
jambu biji, dan jambu air.
Pada waktu itu tidak ada pula anak-anak yang bermain play station atau
permainan elektronik lainnya. Ketika itu teknologi belum secanggih seperti
sekarang. Mainannya pun masih sangat sederhana, tidak ada mobil-mobilan yang
memakai baterai. Yang ada Cuma mobil-mobilan yang dibuat dari kulit buah
jeruk bali. Tidak ada pula boneka Barbie. Yang ada cuma boneka-boneka yang
dibuat sendiri dari kain perca. Anak-anak perempuan biasanya bermain rumah-
rumahan yang dibuat dari bekas kaleng biskuit, dengan mebelnya yang dibuat dari
bekas bungkus korek api.
Coba Tanya ayah atau ibumu. Apakah mereka masih ingat permainan pada
saat mereka kecil. Permainan anak zaman dahulu itu kini disebut dengan
permainan anak-anak pedesaan. Padahal, sebenarnya zaman dahulu permainan
seperti itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak desa. Anak-anak yang tinggal di
kota juga melakukan permainan seperti itu.
Nah, permainan anak-anak zaman dahulu itulah yang dimainkan di pusat
perbelanjaan atau mal megah di kota Bandung. Kegiatan itu berjalan sangat
meriah. Ratusan anak dari berbagai pelosok jawa barat mengikutinya. Kegiatan
itu diselenggarakan di Mall Bandung Trade Centre (BTC), di jalan Dr. Djunjunan
Bandung, pada hari minggu, tanggal 26 Juni 2006. Penyelenggaranya adalah
Yayasan Surya Ceria.
Dalam kegiatan itu, mereka menyanyikan rangkaian lagu anak-anak dari jawa
barat. Alat pengiringnya juga bersifat tradisional, seperti angklung dan calung.
Keduanya merupakan alat musik tradisional sunda yang terbuat dari bambu.
Setelah itu, mereka memeragakan berbagai jenis busana daerah jawa barat.
Ada yang memakai baju kebaya bagi anak wanita. Anak laki-lakinya memakai
baju berwarna hitam dengan tutup kepala.
Gelak tawa dan canda ria para peserta menjadikan kegiatan itu lebih meriah.
Kegiatan yang dilakukan di lantai dasar Mall BTC juga menarik perhatian para
pengunjung. Sambil berbelanja, mereka menyempatkan diri untuk
menyaksikanya.
Salah seorang pengunjung bernama Dika. Ia murid SD Padasuka Cimahi.
Dika mengaku sangat tertarik menyaksikan permainan itu. dirinya selama ini
tidak mengenal permainan tersebut. “Aku heran ada permainan tradisional di mal.
Tapi asyik juga yaa….,” kata Dika. Ia terus menyaksikan kegiatan tersebut.
KISI-KISI SOAL PRETEST INSTRUMEN PENELITIAN
Sekolah : SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/Satu (1)
Alokasi Waktu : 70 Menit
Jumlah Soal : 10 Soal
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
Memahami
teks dengan
membaca teks
percakapan,
membaca
cepat 75
kata/menit,
dan membaca
puisi
Menemukan gagasan
utama suatu teks
yang dibaca dengan
kecepatan 75 kata
per menit
3.1 Mengetahui
gagasan utama
suatu bacaan
1 1
3.2 Mengetahui
tema suatu
bacaan
2
1
3.3 Mengetahui
makna suatu
kata yang
terdapat dalam
teks bacaan
3, 4, 5
3
3.4 Mengetahui
kalimat yang
berupa fakta
dan pendapat
6, 7, 8 3
3.5 Mengetahui
amanat yang 9 1
secara langsung
terdapat dalam
teks (tersurat)
3.6 Mengetahui
amanat yang
secara tidak
langsung
terdapat dalam
teks (tersirat)
10 1
KISI-KISI SOAL POSTTEST INSTRUMEN PENELITIAN
Sekolah : SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/Satu (1)
Alokasi Waktu : 70 Menit
Jumlah Soal : 10 Soal
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
Memahami
teks dengan
membaca teks
percakapan,
membaca
cepat 75
kata/menit,
dan membaca
puisi
Menemukan gagasan
utama suatu teks
yang dibaca dengan
kecepatan 75 kata
per menit
3.1 Mengetahui
gagasan utama
suatu bacaan
1 1
3.2 Mengetahui
tema suatu
bacaan
2
1
3.3 Mengetahui
makna suatu
kata yang
terdapat dalam
teks bacaan
3, 4, 5
3
3.4 Mengetahui
kalimat yang
berupa fakta
dan pendapat
6, 7, 8 3
3.5 Mengetahui
amanat yang 9 1
secara langsung
terdapat dalam
teks (tersurat)
3.6 Mengetahui
amanat yang
secara tidak
langsung
terdapat dalam
teks (tersirat)
10 1
CALON PRESIDEN
Terdengar suara wajan beradu dengan sendok dari dapur. Berarti Mama
sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka sekeluarga. Tetapi Agung tetap
berbaring di tempat tidur nya. Dia malas sekali untuk bangun.
“Agung. Bangun, Nak. Nanti kamu terlambat ke sekolah,” panggila Mama
dengan suara lmebut.
Sekolah, keluh Agung dalam hati. Hari sebelumnya bila Mama menyebut kata
sekolah, maka dia akan bangun dengan bersemangat. Maklumlah, cita-citanya
kalau sudah besar nanti mau jadi presiden. Kata Mama kalau mau jadi presiden,
dia harus pintar, rajin, adil, dan bisa melindungi orang yang lemah.
Itulah yang selalu dilakukannya setiap hari. Berangkat ke sekolah pagi-pagi
sekali. Membantu teman yang kebagian tugas piket menyapu kelas. Kalau ada
temannya yang belum mengerti dalam pelajaran matematika, dia dengan senang
hati akan membantu temannya itu. tetapi pagi ini dia malas pergi ke sekolah.
Semua itu gara-gara kehadiran Kohar di kelasnya.
“Mulai hari ini kamu harus duduk di dekatku,” kata Kohar kemarin sambil
menaruh tasnya di sebelah bangku Agung. “kamu harus memberikan contekan
kepadaku kalau ada ulangan. Kamu harus mengerjakan PR-ku.”
“kalau ketahuan Pak Guru bagaimana?” Tanya Agung.
“Pak Guru tidak tahu kalau tidak ada yang memberi tahu. Awas kalau ada
yang memberi tahu!” kata Kohar kepada anak yang lain. Anak-anak dikelas itu
diam menutup mulut. Sudah tentu mereka tidak berani mengadu. Sebab mereka
takut babak belur dihajar Kohar yang sok jagoan itu.
Agung menggigil ketakutan. Ia tahu betul siapa Kohar. Anak itu bodoh dan
pemalas, tapi sok nya minta ampun. Tetapi kalau dia menuruti perintah Kohar, itu
berarti telah membantu Kohar menipu Pak Guru. Seorang presiden tidak boleh
menipu orang lain. Akh, menghadapi satu orang seperti Kohar saja dia sudah
ketakutan setengah mati. Dia memang tidak bisa menjadi presiden.
“Aku enggak sekolah Ma” kata Agung dengan suara sedih.
“Apa kau sakit? Tanya Mama cemas, sambil meraba kening Agung.
Agung menggeleng. “Aku tidak apa-apa Ma. Cuma malas saja” katanya.
Dahi Mama berkerut. “pasti ada alasannya sampai kamu tiba-tiba malas ke
sekolah. Coba ceritakan pada Mama. Siapa tahu Mama bisa membantu.” Bujuk
Mama. Agung pun menceritakan masalah berat yang sedang dihadapinya.
“Oo, jadi itu masalahnya,” kata Mama setelah Agung selesai bercerita. “kalau
itu sih gampang mengatasinya”.
“Bagaimana Ma?” Tanya Agung sambil menegakan tubuhnya.
“kamu harus berani mengatakan “tidak” kepada Kohar. Ajak teman sekelasmu
untuk bersatu melawannya. Sehebat apapun dia, kalau melawan teman sekelas,
pasti nyalinya ciut juga. Nah, bangunlah dan pergi mandi. Seorang presiden harus
sanggup mengatasi masalah dengan baik!” kata Mama.
“siap Bos!” sahut Agung. Dia segera bangun dan berlari ke kamar mandi.
Langkahnya tegap sekali ketika berjalan menuju ke sekolah. Tetapi begitu
mendekati kelasnya, jantungnya berdebar kencang.
Dilihatnya Kohar sudah duduk di dekat bangku yang biasa dia duduki. Dia
ragu sesaat. Kemudian Agung duduk di samping Edi. Bangku itu memang
kosong, karena Tiur sedang sakit, dan dia tidak masuk sekolah.
“Hei, mengapa kamu duduk di sana? Tempatmu di sini!” tegur Kohar seraya
menepuk bangku kosong di sebelahnya.
Jantung Agung berdegup semakin keras. Dia takut Kohar meninju mukanya.
Tetapi tiba-tiba kata-kata ibunya terngiang. Agung lalu menguatkan hatinya.
Aku duduk di mana saja aku mau. Kamu tidak bisa memaksaku,” katanya
dengan suara tegas. Anak-anak yang lain kelihatan terkejut dengan jawaban
Agung. Apalagi Kohar. Tangannya mengepal siap untuk meninju. Tetapi tatapan
mata Agung yang tajam itu membuat hatinya ragu untuk bertindak.
“kamu juga tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap anak-anak yang
ada di kelas ini. Kami tidak mau menerima orang yang sok jagoan!”
Sesaat ruang kelas itu sunyi. Tiba-tiba ada yang nyeletuk dari pojok. “Ya,
benar! Kami tidak suka ada orang yang sok jago di sini!”
Lalu disambung dengan celetukan anak-anak lain. Suasana di kelas itu
menjadi riuh dengan suara amarah yang membuat nyali Kohar menjadi ciut.
Akhirnya dia melepaskan kepalan tangannya. Dia duduk di tempatnya tanpa
berkata apa-apa lagi. Agungpun bisa bernapas dengan lega. Akhirnya dia bisa
mengatasi masalahnya. Cita-citanya menjadi presiden tidak akan dilepaskannya.
Semoga dia bisa mencapainya.
SOAL INSTRUMEN PENELITIAN PRETEST
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/ Ganjil
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat sesuai teks di
atas!
1. Apa gagasan utama teks bacaan “Calon Presiden”?
2. Apa tema yang tepat pada teks di atas?
3. “kamu juga tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap anak-anak yang
ada di kelas ini.”
Apa arti kata yang bergaris bawah ada kalimat di atas?
4. Apa makna kata riuh pada kalimat “suasana di kelas itu menjadi riuh dengan
suara amarah …..” ?
5. “Sebab mereka takut babak belur dihajar Kohar ….”. kata babak belur pada
kalimat tersebut memiliki makna, yaitu ….
6. Sebutkan satu kalimat fakta yang terdapat pada teks di atas!
7. Sebutkan satu kalimat pendapat yang terdapat pada teks di atas!
8. “Jantung Agung berdegup semakin keras.” Kalimat tersebut termasuk fakta
atau pendapat?
9. Apa amanat yang secara langsung terdapat pada teks di atas?
10. Apa amanat yang secara tidak langsung terdapat pada teks di atas?
KUNCI JAWABAN
1. Gagasan utama pada teks “Calon Presiden” ialah
cita-cita menjadi seorang presiden jangan dilepas dan harus bisa dicapai
2. Tema yang tepat pada teks “Calon Presiden” ialah
Mencapai cita-cita menjadi seorang presiden
3. Makna kata “sewenang-wenang” adalah
seenaknya, semaunya, bertindak sesukanya
4. Makna kata “riuh” adalah
ramai, berisik
5. Makna kata “babak belur” adalah
lebab, terluka, biru-biru
6. Kalimat fakta yang terdapat pada teks :
terdengar suara wajan beradu dengan sendok dari dapur, Agung tetap berbaring di
tempat tidur, suasana di kelas itu menjadi riuh dengan suara amarah, jantung
Agung berdegup semakin keras, Kohar adalah anak yang sok jagoan, dll
7. Kalimat pendapat yang terdapat pada teks :
kata mama kalau mau jadi presiden harus pintar, rajin, adil, dan bisa melindungi
orang yang lemah, semoga dia bisa mencapai cita-citanya, dll
8. Kalimat “jantung Agung berdegup semakin keras” mengandung kalimat
fakta atau pendapat :
Kalimat Fakta
9. Amanat yang tersurat pada teks adalah
tidak boleh sewenang-wenang
10. Amanat yang tersirat pada teks adalah
jangan menjadi sok jagoan, capailah cita-cita dengan sungguh-sungguh, harus
berani membela kebenaran, dll
SOAL INSTRUMEN PENELITIAN POSTTEST
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/ Ganjil
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat sesuai teks di
atas!
1. Apa gagasan utama teks bacaan “Calon Presiden”?
2. Apa tema yang tepat pada teks di atas?
3. “kamu juga tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap anak-anak yang
ada di kelas ini.”
Apa arti kata yang bergaris bawah ada kalimat di atas?
4. Apa makna kata riuh pada kalimat “suasana di kelas itu menjadi riuh dengan
suara amarah …..” ?
5. “Sebab mereka takut babak belur dihajar Kohar ….”. kata babak belur pada
kalimat tersebut memiliki makna, yaitu ….
6. Sebutkan satu kalimat fakta yang terdapat pada teks di atas!
7. Sebutkan satu kalimat pendapat yang terdapat pada teks di atas!
8. “Jantung Agung berdegup semakin keras.” Kalimat tersebut termasuk fakta
atau pendapat?
9. Apa amanat yang secara langsung terdapat pada teks di atas?
10. Apa amanat yang secara tidak langsung terdapat pada teks di atas?
KUNCI JAWABAN
1. Gagasan utama pada teks “Calon Presiden” ialah
cita-cita menjadi seorang presiden jangan dilepas dan harus bisa dicapai
2. Tema yang tepat pada teks “Calon Presiden” ialah
Mencapai cita-cita menjadi seorang presiden
3. Makna kata “sewenang-wenang” adalah
seenaknya, semaunya, bertindak sesukanya
4. Makna kata “riuh” adalah
ramai, berisik
5. Makna kata “babak belur” adalah
lebab, terluka, biru-biru
6. Kalimat fakta yang terdapat pada teks :
terdengar suara wajan beradu dengan sendok dari dapur, Agung tetap berbaring di
tempat tidur, suasana di kelas itu menjadi riuh dengan suara amarah, jantung
Agung berdegup semakin keras, Kohar adalah anak yang sok jagoan, dll
7. Kalimat pendapat yang terdapat pada teks :
kata mama kalau mau jadi presiden harus pintar, rajin, adil, dan bisa melindungi
orang yang lemah, semoga dia bisa mencapai cita-citanya, dll
8. Kalimat “jantung Agung berdegup semakin keras” mengandung kalimat
fakta atau pendapat :
Kalimat Fakta
9. Amanat yang tersurat pada teks adalah
tidak boleh sewenang-wenang
10. Amanat yang tersirat pada teks adalah
jangan menjadi sok jagoan, capailah cita-cita dengan sungguh-sungguh, harus
berani membela kebenaran, dll
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Eksperimen
Kelas V SDI Al Ihsan
Jakarta Barat
No. Nama Siswa Pretest Posttest
1 Adam Dafa Masyik 20 60
2 Ade Bayu Rosyana 40 60
3 Andini Rizkiyani 70 80
4 Davina Nayla Pelmi 50 90
5 Ilhamatussa'diah 60 90
6 Jihan Amira Tarigan 60 80
7 Keisya Dita Fadilla 60 80
8 Krisdian Pitaloka 60 80
9 Malik Aditya Ali 40 60
10
Muhammad Syafiq
Luthfasyah 50 70
11
Nadhira Zahwa
Rosikha 60 70
12 Nurfarani Yutqina 80 90
13 Shultan Dafa Lilwalid 70 100
14 Zahra Annisa Afandi 60 70
Jumlah 780 1080
Rata-rata 55.7142857 77.1428571
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kontrol
Kelas V SDI Al Ihsan
Jakarta Barat
No. Nama Siswa Pretest Posttest
1 Alif Argha Putra 30 40
2 Damar Muraajil Dainuri 40 40
3 Dwi Ramadhani Sujarwadi 20 50
4 Dzaky Naufal Firdaus 60 80
5 Esty Noor hasyati 80 100
6 Mahardika Putra Nazza 40 50
7 Mohammad Ridho Audiansyah 40 70
8 Muhammad Davva Abdilla 20 50
9 Muhammad Dhahyal Afkar 40 50
10 Qintana Alehandra P 70 80
11 Rafi Mahesa Adyaksa 40 60
12 Randy Arya Satya 30 50
13 Revania Laila Anggraeni 50 70
14 Richelle Ilona Fabiany 60 90
15 Traya Andaru Padmatama 50 60
Jumlah 670 940
Rata-rata 44.6666667 62.6666667
Daftar Nilai
Tes Kemampuan Kecepatan Membaca
No. Nama Siswa Kecepatan Membaca
1 Adam Dafa Masyik 132 Kpm
2 Ade Bayu Rosyana 96 Kpm
3 Andini Rizkiyani 119 Kpm
4 Davina Nayla Pelmi 191 Kpm
5 Ilhamatussa'diah 118 Kpm
6 Jihan Amira Tarigan 140 Kpm
7 Keisya Dita Fadilla 236 Kpm
8 Krisdian Pitaloka 110 Kpm
9 Malik Aditya Ali 111 Kpm
10
Muhammad Syafiq
Luthfasyah 136 Kpm
11
Nadhira Zahwa
Rosikha 73 Kpm
12 Nurfarani Yutqina 102 Kpm
13 Shultan Dafa Lilwalid 196 Kpm
14 Zahra Annisa Afandi 168 Kpm
Jumlah 1928 Kpm
Rata-rata 137.714286
Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen
N Valid 14
Missing 0
Mean 55.71
Median 60.00
Mode 60
Std. Deviation 15.046
Variance 226.374
Range 60
Minimum 20
Maximum 80
Sum 780
Nilai Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 1 7.1 7.1 7.1
40 2 14.3 14.3 21.4
50 2 14.3 14.3 35.7
60 6 42.9 42.9 78.6
70 2 14.3 14.3 92.9
80 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol
N Valid 15
Missing 0
Mean 44.67
Median 40.00
Mode 40
Std. Deviation 17.265
Variance 298.095
Range 60
Minimum 20
Maximum 80
Sum 670
Nilai Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 2 13.3 13.3 13.3
30 2 13.3 13.3 26.7
40 5 33.3 33.3 60.0
50 2 13.3 13.3 73.3
60 2 13.3 13.3 86.7
70 1 6.7 6.7 93.3
80 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen
N Valid 14
Missing 0
Mean 77.14
Median 80.00
Mode 80
Std. Deviation 12.666
Variance 160.440
Range 40
Minimum 60
Maximum 100
Sum 1080
Nilai Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 3 21.4 21.4 21.4
70 3 21.4 21.4 42.9
80 4 28.6 28.6 71.4
90 3 21.4 21.4 92.9
100 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol
N Valid 15
Missing 0
Mean 62.67
Median 60.00
Mode 50
Std. Deviation 18.310
Variance 335.238
Range 60
Minimum 40
Maximum 100
Sum 940
Nilai Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 2 13.3 13.3 13.3
50 5 33.3 33.3 46.7
60 2 13.3 13.3 60.0
70 2 13.3 13.3 73.3
80 2 13.3 13.3 86.7
90 1 6.7 6.7 93.3
100 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tests of Normality
faktor
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai eksperimen .255 14 .014 .914 14 .182
kontrol .207 15 .085 .945 15 .443
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tests of Normality
faktor
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai eksperimen .161 14 .200* .924 14 .253
kontrol .222 15 .045 .913 15 .150
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.428 1 27 .519
ANOVA
nilai
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 883.810 1 883.810 3.353 .078
Within Groups 7116.190 27 263.563
Total 8000.000 28
Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.499 1 27 .126
ANOVA
nilai
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1517.504 1 1517.504 6.044 .021
Within Groups 6779.048 27 251.076
Total 8296.552 28
Uji Hipotesis Data Pretest
Uji Hipotesis Data Posttest
Gambar Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Eksperimen
SDI Al Ihsan Jakarta Barat
Proses pembelajaran
Kegiatan Tes Kemampuan Membaca
YAYASAN PERGURUAN AL . IHSAN MERUYAAKTA NOTARIS NOMOR : 5, TGL. 19 FEBRUART 2010
Jl. Raya Masjid JamiAl-lhsan Kav. DKt Blok Bz RT 002/010 Meruya utaraKec. Kembangan - Jakarta Barat 1162A
Telp. : (021) 70602210, 5857083, 70618805, 70618806, 70618885
STIRAT KETERANGAN
Nomor : I 7/Y-AU-SDYVIry20 I 5
Yang bertanda tangan di bawah ini kepala SDI Al Ihsan Menrya Utara Kecamatan
Kernbangaa Jakarta Barat Proviusi DKI Jakarta dengan ini menerangkanbahwa:
Narna
NIPY
Jabatan
Pangkal/6oIorga&
Urdt Kerja
Menerangkan bahwa
Nama
Na\{
Jenis Kelamin
Penelitian
Jenjang Pendidikan
Mahasiswa
Hj. Enung Robiah, S.Pd
r I r.414.014
Ke,palaSekolartr SDI Al Ihsan
SDI Al Ihsao Mwrya Utara Kecamatan Kembangaa
Kota Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarte
Nurul Aini
1 I I 1018300022
Perempuaa
Kelas V
51/PGMI
UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatutlah Jakarta
Dengan lni nama di atas telah melakukan pnelitian skripsi deirgan judul : Peaganrh
Metods Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacam pada
Sisrra Kelas Y SD dalq$ Pembelqjararr Bah.asa Indqnesia
Demikiaa snrat ketenngan ioi kami buat agar dapet dipergunekan sebagaimana
mestinya.
Jal€rta 26 Agustus 2015
JAr\/\ri l,
,ill,NIPY. rrmt?r..014
BIODATA PENULIS
Nurul Aini, NIM 1111018300022, Jurusan Pendidikan Guru
MI/SD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penulis lahir di Tangerang, 03 September 1993. Bertempat
tinggal di jalan Kartika, Rt 003 Rw 04 No. 8, Meruya Utara,
Kec. Kembangan, Jakarta Barat. Penulis merupakan anak ke
empat dari empat bersaudara. Orang tua penulis yaitu Bapak H. Asmin (Alm) dan Ibu Masenah.
Kini penulis sudah menikah dan tinggal bersama suami.
Riwayat pendidikan penulis, diawali dari SDN Karang Mulya 01 tamat tahun 2005, SMPI Al
Ihsan tamat tahun 2008, SMAN 101 Jakarta Barat tamat tahun 2011, Perguruan Tinggi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2015. Pengalaman organisasi: Rohis, Osis, HMI cabang
Ciputat, dan HMJ PGMI.
Motto : Hidup Mulia, Mati Masuk Syurga.
Bismillah, skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua ku serta suami ku.