PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE...
Transcript of PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE...
i
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE
GOVERNANCE, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME
AKUNTANSI
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
COVER DALAM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
DAVID ROHADI
1113082000026
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
ii
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE,
PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (STUDI PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2014-2016)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Oleh:
DAVID ROHADI
NIM. 1113082000026
Di Bawah Bimbingan:
Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak
NIP. 19800416 200901 2 006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Selasa, 12 September 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : David Rohadi
2. NIM : 1113082000026
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Februari 2018
1. Reskino, SE.,Ak.,M.Si.,CA
NIP.19740928 200801 2 004
( ____________________ )
Penguji I
2. Husnul Khotimah. SE.,MS.,AK
( ____________________ )
Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Jumat, 16 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : David Rohadi
2. NIM : 1113082000026
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Maret 2018
1. Hepi Prayudiawan, S.E., MM., Ak., CA ( )
NIP. 19720516 200901 1 006 Ketua
2. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak. ( )
NIP. 19800416 200901 2 006 Pembimbing
3. Yusro Rahma, SE., M. Si. ( )
NIP. 19800506 200801 2 016 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : David Rohadi
Nomor Induk Mahasiswa : 1113082000026
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi/Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 22 Februari 2018
Yang menyatakan,
(David Rohadi)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : David Rohadi
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang Selatan, 9 Desember 1995
3. Alamat : Pamulang Indah MA, Jalan Kanna, Blok D1
No.23. Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
15417
4. Telepon : 089653983770
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK AL-GHIFARI Tahun 2000-2001
2. SDN PAMULANG INDAH Tahun 2001-2007
3. SMPN 2 KOTA TANGERANG SELATAN Tahun 2007-2010
4. SMAN 8 KOTA TANGERANG SELATAN Tahun 2010-2013
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Tahun 2012-Sekarang : Anggota Komunitas Indonesian Card Artist
2. Tahun 2014-2016 : Ketua Komunitas Japan Freak UIN
3. Tahun 2018-2020 : Divisi Hubungan Masyarakat Forum
Lingkar Pena Cabang Ciputat.
vi
THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM,
PROFITABILITY, LEVERAGE, AND FIRM SIZE TO ACCOUNTING
CONSERVATISM
ABSTRACT
The purpose of this research is to find the influence of board size, proportion
of independen directors, audit committee, profitability, leverage, and firm size to
accounting conservatism. This research was using samples as many as 37 annual
financial reports of manufacturing companies during the period 2014-2016. The
method of determining the sample used in this study was purposive sampling. The
hypothesis in this research was tested using multiple regression analysis. The
results of this research indicate that board size and profitability has a significant
effect on accounting conservatism. While proportion of independen directors, audit
committee, leverage, and firm size has no significant effect on financial
performance.
Keywords : Accounting conservatism, good corporate governance, board size,
proportion of independen directors, audit committee, profitabilty,
leverage, firm size
vii
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE,
PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan direksi,
proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit, profitablitas, leverage
dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 37 laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur selama periode 2014-2016. Metode penentuan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ukuran dewan direksi dan profitablitias berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Sedangkan proporsi dewan komisaris independen, ukuran
komite audit, leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.
Kata kunci : Konservatisme akuntansi, good corporate governance, ukuran dewan
direksi, proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit,
profitablitas, leverage, ukuran perusahaan
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Profitablitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi.” Shalawat serta salam senantiasa penulis hanturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman
kegelapan menju zaman yang terang benderang.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Panulis menyadari sepenuhnya bahwa terdapat banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
hanturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua tercinta, yang telah membesarkan dengan penuh kasih dan nilai-
nilai kebaikan. Terima kasih atas segala doa yang terus mengiringi saya dalam
setiap perjuangan, termasuk perjuangan menyelesaikan studi. Terima kasih
juga kepada keluarga besar yang selalu memberikan dukungan.
2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan, saran, serta nasihat kepada saya. Lebih dari
itu, terima kasih juga karena sudah menjadi dosen yang sangat baik untuk
saya.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
motivasi selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Sahabat-sahabat selama kuliah, Andre, Dimas, Dina, Iskandar, Neza, Wasim,
terima kasih sudah menemani saya dan menjadi sahabat yang sangat baik.
Saya bisa berada di titik ini, setelah melalui perjuangan selama kuliah, adalah
berkat keberadaan kalian.
10. Sahabat-sahabat sejak SMA, Aldi, Anton, Bondan, Fakhry, Idlaal, Ihya,
Indra, Jordan, Marsel, Rafi, Vallen, Yana, terima kasih atas segala waktunya,
mulai dari yang dihabiskan untuk berbagi tawa, sampai berbagi mimpi.
Bersyukur masih bisa sering meluangkan waktu bersama sampai saat ini.
11. Teman-teman yang telah berjuang bersama selama proses menuju akhir masa
perkuliahan, Rahman, Ihsan, Harun, Hani, Heafsy, Dhea, Dinda, terima kasih
atas segala bimbingan dan masukkannya untuk penyelesaian skripsi ini.
12. Keluarga besar Akuntansi 2013, khususnya kawan-kawan Akuntansi A,
terima kasih untuk waktunya selama kuliah. Kenangan bersama kalian akan
jadi salah satu yang paling berharga selama hidup saya.
13. Teman-teman Komuitas Japan Freak UIN (JFUIN), Aini, Kak Ai, Atu, Bang
Dhanu, Dodi, Elsa, Bang Farid, Garda, Bang Garie, Ilham, Intan, Bang Raul,
Rijka, Kak Rika, Kak Riju, Salman, Salwa, Seno, Kak Siska, Bang Syam,
Bang Yadi, Yayu, dan teman-teman JFUIN yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih telah menjadi tempat berlabuhnya setengah raga dan hati
x
saya selama kuliah. Semoga suatu saat, ketika saya kembali ke UIN,
komunitas ini masih terus ada.
14. Teman-teman Komunitas UIN48, Bang Andrie, Bang Erick, Bang Ibni, Bang
Irman, Bang Irsyad, Bang Reza, Bang Syarif, terima kasih karena telah
mengajarkan bahwa usaha keras itu tak akan mengkhianati.
15. Teman-teman Forum Lingkar Pena Cabang Ciputat, terima kasih telah
memelihara minat dan semangat saya dalam menekuni bidang literasi.
16. Bapak Dr.H. Muhammad Farkhan, M.Pd dan teman-teman KKN TULIP,
Dea, Faiz, Habib, Hakim, Ila, Laela, Liana, Nanik, Rizqo, Syafa, terima kasih
untuk pengalaman dan pelaaran hidup singkat yang terasa begitu berharga.
17. Biro Keuangan, khususnya Bagian Akuntansi Pelaporan Keuangan
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, terima kasih atas segala
pengalaman dan pelajaran yang sangat berguna dalam memperkenalkan dunia
kerja yang sesungguhnya.
18. Fotokopi Zikra yang telah membantu sebagian besar tugas selama kuliah,
mulai dari semester awal hingga pengerjaan skripsi.
19. Semua pihak yang telah membantu saya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas kebaikan kalian semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekuarangan yang disebabkan oleh masih terbatasnya pengetahuan serta
pengalama yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penuis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar
harapan penulis bahwa dengan adanya skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi pihak
lain pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 22 Februari 2018
(David Rohadi)
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM ................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................................ 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 14
A. Landasan Teori ...................................................................................................... 14
1. Teori Akuntansi Positif ..................................................................................... 14
2. Teori Keagenan ................................................................................................. 16
3. Konservatisme Akuntansi ................................................................................. 17
4. Good Corporate Governance ............................................................................ 22
5. Dewan Direksi .................................................................................................. 26
6. Dewan Komisaris Independen .......................................................................... 27
7. Komite Audit .................................................................................................... 28
8. Profitabilitas ...................................................................................................... 29
9. Leverage ............................................................................................................ 30
10. Ukuran Perusahaan ....................................................................................... 31
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 32
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 37
xii
D. Perumusan Hipotesis ............................................................................................. 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 47
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 48
D. Metode Analisi Data ............................................................................................. 49
1. Statistik Deskriptif ............................................................................................ 49
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 50
3. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 53
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 57
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................... 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................................... 62
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ........................................................................ 63
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................. 63
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 66
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................ 73
C. Pembahasan ........................................................................................................... 76
BAB V. PENUTUP .......................................................................................................... 83
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 83
B. Saran ..................................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 86
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 89
xiii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu................................................... 32
3. 1 Definisi Operasional Variabel............................................... 60
4. 1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria................................ 62
4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif.................................................. 63
4. 3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov........................... 69
4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas.................................................... 70
4. 5 Hasil Uji Runs Test................................................................ 71
4. 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi R Square............................ 73
4. 7 Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F).. 74
4. 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t).. 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal
2. 1 Struktur Two-board System.................................................... 26
2. 1 Kerangka Pemikiran............................................................... 37
4. 1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram................................. 67
4. 2 Hasil Uji Normalitas Garfik P-Plot....................................... 68
4. 3 Hasil Uji Heteroskedastistas Grafik Scatterplot.................. 72
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Hal
1. Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ................... 90
2. Lampiran 2 : Data Variabel Dependen .......................................... 91
3. Lampiran 3 : Data Variabel Independen ....................................... 96
4. Lampiran 4 : Hasil Output SPSS ................................................... 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perubahan teknologi, globalisasi, dan perkembangan transaksi bisnis
menyebabkan tingginya tantangan yang dihadapi, sehingga semakin tinggi
ketidak pastian yang harus dihadapi oleh perusahaan. Sebagai pihak eksternal
perusahaan, kreditor dan investor membutuhkan informasi-informasi yang
berhubungan dengan perusahaan, khususnya informasi laba laporan
keuangan, yang mana digunakan oleh pihak-pihak tersebut dalam mengambil
keputusan terhadap financial perusahaan (Choiriyah dan Almilia, 2016).
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan
kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi
yang disampaikan melalui laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan,
aturan serta prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang
berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya (Alhayati,
2013).
Tujuan dari penyajian laporan keuangan yang dinyatakan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Tentang Penyajian
Laporan Keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
2
kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi, aset, ekuitas, liabilitas,
pendapatan dan beban, juga keuntungan dan kerugian.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) telah mengatur bagaimana laporan keuangan
seharusnya dibuat. SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam
menentukan metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan, selama hal itu tidak menlanggar aturan yang
telah ditetapkan.
Untuk mengantisipasi segala ketidak pastian yang selalu melekat pada
perusahaan, maka perusahaan diperbolehkan untuk memilih metode
akuntansi yang ada. Dalam hal ini, konservatisme akuntansi merupakan salah
satu metode pengakuan akuntansi yang diyakini mampu mengantisipasi
ketidak pastian tersebut. Konservatisme akuntansi sendiri mengharuskan
untuk mengakui kerugian dan biaya dengan segera meskipun belum terjadi,
namun tidak mengakui laba dengan segera meskipun kemungkinan terjadinya
sangat besar (Fitriani, 2014).
Prinsip konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian terhadap suatu
keadaan yang tidak pasti untuk menghindari optimisme berlebihan dari
manajemen dan pemilik perusahaan. Konservatisme memiliki kaidah pokok,
yaitu: (1) tidak boleh mengantisipasi laba sebelum terjadi, tetapi harus
mengakui kerugian yang sangat mungkin terjadi. (2) apabila dihadapkan pada
3
dua atau lebih pilihan metode akuntansi, maka akuntan harus memilih metode
yang paling tidak menguntungkan bagi perusahaan (Limantauw, 2012).
Terdapat pro dan kontra dalam penerapan konservatisme akuntansi.
Pihak yang menentang prinsip konservtisme berpendapat bahwa dengan
diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan maka akan dapat manghasilkan laporan keuangan yang cenderung
bias karena tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang
sesungguhnya (Noviantari dan Ratnadi, 2015). Namun di sisi lain pihak yang
mendukung prinsip konservatisme berpendapat bahwa dengan diterapkannya
prinsip konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan keuangan maka
akan dapat bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer yang
hendak memanipulasi laba (Fala, 2007).
Terlepas dari segala pro dan kontra yang melingkupinya, prinsip
akuntansi konservatif masih terus digunakan. Adapun alasan prinsip ini masih
dipergunakan adalah karena kecenderungan untuk melebih-lebihkan laba
dalam pelaporan keuangan dapat dikurangi dengan menerapkan sikap
pesimisme untuk mengimbangi optimisme yang berlebih dari manajer. Selain
itu laba yang disajikan terlalu tinggi (overstatement) lebih berbahaya daripada
penyajian laba yang rendah (understatement) karena risiko tuntutan hukum
yang didapat akan lebih besar bila menyajikan laporan keuangan yang jauh
lebih tinggi dari sesungguhnya (Noviantari dan Ratnadi, 2015).
Terdapat beberapa kasus atau skandal keuangan terkait dengan
penerapan konservatisme akuntansi, di antaranya terjadi pada perusahaan
4
raksasa asal Jepang, Toshiba. Sebanyak 21 kasus pembukuan per 31 Maret
2014 terutama terkait pekerjaan konstruksi. Perhitungan dan pembukuan
Toshiba telah dipalsukan sehingga pendapatan perusahaan seolah meningkat.
Secara resmi Toshiba telah mengumumkan kesalahan perhitungan sebesar
54,8 miliar yen. Namun dari banyak pengamat ahli memperkirakan
pemalusan pembukuan itu diperkirakan mencapai 150 miliar yen
(tribunnews.com, 2015). Pembukuan inkonsisten terbongkar dan
dipertanyakan banyak pihak saat ini terkait proyek infrastruktur dan lainnya.
Bahkan kini terungkap pula akuntansi mencurigakan di bagian televisi,
semikonduktor, dan bisnis komputer Toshiba (tribunnews.com, 2015).
Di Indonesia sendiri, PT Kimia Farma tercatat pernah melakukan
rekayasa laporan keuangan. Kasus PT Kimia Farma merupakan salah satu
bentuk manipulasi dengan penyajian laporan keuangan yang overstated yang
terjadi di Indonesia. Kasus mark-up laporan keuangan PT Kimia Farma yang
melebih sajikan laba bersih yang seharusnya Rp99.594 miliar dicatat senilai
Rp132 miliar (Reskino dan Vemiliyarni, 2014). Kesalahan itu timbul pada
unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar
Rp2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang
sebesar Rp23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated
persediaan sebesar Rp8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp10,7
miliar (BAPEPAM, 2002).
Kasus yang terjadi pada Toshiba dan PT Kimia Farma menunjukkan
adanya kegagalan dalam peneapan konservatisme akuntansi pada beberapa
5
perusahaan manufaktur. Pihak manajemen kurang berhati-hati dalam
penyajian laporan keuangan sehingga mengakibatkan overstated pada laba.
Dalam hal ini manajemen dinilai memiliki optimisme berlebihan dalam
mengakui laba, sehingga menyebabkan nilai laba menjadi lebih besar dari
yang seharusnya. Kasus yang telah terjadi mendukung pemikiran-pemikiran
yang memandang perlunya penerapan konservatisme akuntansi. Dengan
diterapkannya konservatisme akuntansi, sikap optimisme manjemen yang
berlebihan dapat dinetralisasi, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang
lebih pesimis atau konservatif.
Konservatisme akuntansi dalam perusahaan diterapkan dalam tingkatan
yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat
konservatisme dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan adalah komitmen
manajemen dan pihak internal perusahaan dalam memberikan informasi yang
transparan, akurat, dan tidak menyesatkan bagi investornya. Hal tersebut
merupakan sautu bagian dari implementasi good corporate governance
(Limantauw, 2012).
Implementasi dari corporate governance dilakukan oleh semua pihak
dalam perusahaan, dengan adanya dewan yang mengelola dan mengawasi
kinerja perusahaan. Dalam mengelola dan mengawasi kinerja perusahaan,
dewan direksi sebagai pengelola perusahaan berwenang untuk
memenetapkan kebijakan perusahaan dan mengimplementasikan kebijakan
tersebut, sedangkan dewan komisaris bertugas untuk mengawasi kinerja
direksi dan manajer dalam hal kesesuaian tugas yang dilakukan manajemen
6
perusahaan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan dan
memastikan bahwa direksi dan manajer telah benar-benar bekerja demi
kepentingan perusahaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan. Sari et
al. (2016) menyatakan bahwa dewan direksi dalam suatu perusahaan akan
menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara
jangka pendek maupun panjang. Salah satu dari kebijakan ini terkait dengan
prinsip konservatisme yang digunakan oleh perusahaan dalam melaporkan
kondisi keuangannya. Oleh karena itu, keberadaan dan ukuran dewan direksi
serta dewan komisaris perusahaan akan mempengaruhi tingkatan
konservatisme yang akan digunakan perusahaannya dalam menyusun laporan
keuangannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016)
menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi tidak berpengaruh pada
konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Yunos et al. (2014)
juga menunjukkan bahwa board size (ukuran dewan direksi) tidak memiliki
pengaruh terhadap konservaisme akuntansi, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Hani (2012) menunjukkan bahwa ukran dewan direksi
berpengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Karakteristik dewan komisaris terkait dengan proporsi komisaris
independen juga perlu diperhatikan agar terdapat independensi dalam proses
pengawasan yang dilakukan terhadap kinerja perusahaan. Limantauw (2012)
menyatakan bahwa dengan adanya komisaris yang independen, pengawasan
yang dilakukan oleh dewan komisaris akan lebih ketat sehingga cenderung
mensyaratkan akuntansi yang konservatif untuk mencegah sikap oportunistik
7
manajer. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016)
menyimpulkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, penelitian yang dilalakukan oleh Yunos et al.
(2014) menunjukkan bahwa independent directors (komisaris independen)
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, penelititan yang
dilakukan oleh Fitriani (2014) menunjukkan bahwa komisaris independen
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi,
penelitian yang dilakukan oleh Limantuw (2012) menunjukkan bahwa
proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh Wulandini dan
Zulaikha (2012) menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen
tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Faktor lain dalam mekanisme corpotare governance yang juga
mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah ukuran komite audit. Komite
audit bertugas untuk membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan
dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal dilaksanakan sesuai
dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut hasil audit dilaksanakan
oleh manajemen (Sari et al., 2016). Komite audit ini akan meningkatkan
kualitas keseluruhan dari proses pelaporan keuangan perusahaan dengan
penggunaan prinsip konservatisme (Sari et al., 2016). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sari et al. (2016) menyatakan bahwa komite audit tidak
8
memiliki pengaruh terhadap konsevatisme akuntansi dan penelitian yang
dilakukan oleh Fitriani (2014) menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Faktor lain yang juga mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah
profitabilitas. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi akan
cenderung untuk memilih akuntansi yang konservatif untuk mengatur laba
agar terlihat rata dan tidak mengalami fluktuasi (Choiriyah dan Almilia,
2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Choiriyah dan Almilia (2016)
menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap konservatisme akuntansi dan penelitian yang dilakukan oleh Jayanti
dan Sapari (2016) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi.
Faktor lain yang juga mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah
leverage. Leverage (tingkat hutang) merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar hutang atau modal membiayai aktiva perusahaan (Noviantari
dan Ratnadi, 2015). Menurut Risdiyani (2015) adanya tingkat leverage yang
tinggi akan membuat perusahaan akan meningkatkan penerapan
konservatisme dengan cara mengakui biaya lebih dini, untuk mengurangi
biaya yang lebih besar yang mungkin muncul dan dapat memperbanyak
hutang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015)
menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap konsevatisme
akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Vemiliyarni (2014)
menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap
9
konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Alhayati (2013)
menyatakan bahwa tingkat hutang (leverage) berpengaruh positif signifikan
terhadap konsevatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012)
menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh Moeinaddin et
al. (2012) juga menyimpulkan bahwa debt contract (leverage) berpengaruh
negatif siginfikan terhadap konservatisme akuntansi.
Faktor lain yang juga mempengaruhi konservatisme akuntansi adalah
ukuran perusahaan. Berdasarkan ukurannya, perusahaan dibagi menjadi
perusahaan kecil dan perusahaan besar. Semakin besar ukuran suatu
perusahaan, maka standar kinerja dan profitabilitas perusahaan tersebut akan
semakin tinggi. Maka dari itu, semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka
manajer perusahaan akan cenderung untuk menggunakan prosedur akuntansi
yang menangguhkan laba dari periode sekarang ke periode yang akan datang
(Belkaoui dan Karpik, 1989, dalam Sumiari dan Wirama, 2014). Noviantari
dan Ratnadi (2015) juga menyatakan bahawa perusahaan dengan size besar
cenderung akan menerapkan prinsip konservatisme akuntansi agar laba yang
dihasilkan tidak terlalu tinggi guna menghindari beban pajak (biaya politis)
yang tinggi akibat laba yang tinggi. Hasil penelitian Noviantari dan Ratnadi
(2015) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi, penelitian Sumiari dan Wirama (2014)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012)
10
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Wulandini dan
Zulaikha (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Moeinaddin et al. (2012) menunjukkan bahwa firm size
(ukuran perusahaan) berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian terkait konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan,
namun hasilnya masih belum konsisten. Dari uraian latar belakang yang telah
disebutkan dan adanya penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka
peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai konservatisme
akuntansi dengan judul “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2014-2016).”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
2. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI?
11
3. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
4. Apakah profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROE (Return on
Equity) berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
5. Apakah leverage perusahaan yang diukur dengan DER (Debt to Equity
Ratio) berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI?
6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai :
a. Pengaruh ukuran dewan direksi terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
b. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
c. Pengaruh ukuran komite audit terhadap konservatisme akuntansi
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
12
d. Pengaruh profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROE
(Return on Equity) terhadap konservatisme akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
e. Pengaruh leverage perusahaan yang diukur dengan DER (Debt to
Equity Ratio) terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
f. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat akadimis
maupun praktis, yaitu:
a. Bagi penulis, sebagai bentuk aplikasi pengetahuan yang selama
ini diperoleh di perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan
mengenai konservatisme akuntansi.
b. Bagi akademisi, sebagai bentuk kontribusi pada perkembangan
ilmu di bidang akuntansi dan sebagai referensi bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan konservatisme akuntansi.
c. Bagi perusahaan, untuk membantu manajemen dalam memahami
mengapa konservatisme akuntansi penting untuk diterapkan
perusahaan dalam rangka menghasilkan laporan keuangan yang
lebih berkualitas.
d. Bagi investor dan calon investor, sebagai pertimbangan terhadap
keputusan investasi yang akan diambil nanti.
13
e. Bagi masyarakat, untuk menambah pengetahuan serta menambah
referensi tentang akuntansi, terutama mengenai prinsip
konservatisme akuntansi.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif menjelaskan dan meramalkan pilihan
standar manajemen melaui analisis atas biaya dan manfaat dari
pengungkapan kuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai
individu dan pengalokasian sumber daya ekonomi. Keuntungan
Possitive Accounting Theory adalah regulator bisa meramlakan
konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktik akuntansi.
Pendekatan positif berkaitan dengan usaha menguji atau
menghubungkan kembali hipotesis atau teori dengan pengalaman atau
fakta-fakta dunia nyata (Belkaoui, Ahmed Riahi 2007 dalam Choiriyah
dan Almilia, 2016). Penelitian akuntansi positif difokuskan pada
pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi yang dibuat oleh teoritisi
akuntansi normatif (Choiriyah dan Almilia, 2016).
Teori akuntansi positif memilik ciri pemecahan masalah (problem
solving) yang disesuaikan dengan realitas praktik akuntansi.
Pendekatan yang digunakan dalam teori akunatansi positif adalah
pendekatan ekonomi dan perilaku. Tujuan dari pendekatan teori
akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik
akuntansi (Hery, 2009:129).
15
Berdasarkan sebuah penelirian yang dilakukan oleh Watts dan
Zimmerman (1978) menunjukkan bahwa pelaporan keuangan
berhubugan langsung dengan manajemen. Menurutnya, hal-hal yang
berhubungan dengan manajemen adalah hal-hal yang berkaitan dengan
peraturan-peraturan maupun dengan publikasi resmi oleh badan-badan
akuntansi, seperti standar akuntansi maupun interpretasi atas standar
tersebut. Hal-hal yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman ini
juga sama dengan apa yang diungkapkan oleh Fields (2001).
Menurutnya pemilihan metode akuntansi merupakan keputusan pihak
terkait untuk mempengaruhi hasil sistem akuntansi. Salah satu hasil
sistem akuntansi ini adalah laporan keuangan yang disusun sesuai
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dengan melihat pada
pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pelaporan
keuangan, pemilihan metode, dan standar akuntansi yang digunakan
sebagai basis pelaporan keuangan sangatlah dipengaruhi oleh
kepentingan manajemen. Dengan teori akuntansi positif, pembuat
kebijakan bisa meprediksi konsekuensi ekonomis dari berbagai
kebijakan dan praktik akuntansi. (Hery, 2009 : 130).
Teori akuntansi positif memprediksi bahwa manajer mempunyai
kecenderungan menaikkan laba untuk menyembunyikan kinerja buruk.
Kencenderungan manajer untuk menaikkan laba dapat didorong oleh
adanya empat masalah pengontrakan yaitu informasi asimetrik, masa
kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas manajer, dan asimetri
16
pembayaran (asymmetric pay off). Pemegang saham dan krediur
berusaha menghindari kelebihan pembayaran kepada manajer dengan
meminta penyelenggaraan akuntansi yang konservatif (Watts, 2003).
2. Teori Keagenan
Teori keagenan menyangkut hubungan kontraktual antara
anggota-anggota di perusahaan. Hubungan kontraktual tersebut terjadi
ketika satu orang atau lebih pemegang saham atau investor (principal)
mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan
kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan.
Hubungan tersebut menyebabkan pemisahan fungsi antara kepemilikan
di investor dan pengendalian di pihak manajemen (Jensen dan
Meckling, 1976 dalam Fitriani, 2014).
Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan
operasi perusahaan, sedangkan agen sebagai pengelola berkewajiban
untuk mengelola perusahaan sebagaimana dipecayakan oleh pemegang
saham (principal), untuk mengkatkan nilai perusaan. Pada praktiknya
di perusaan ternyata agen dalam aktifitasnya kadang kala tidak sesuai
dengan kontrak kerja yang disepakati dari awal untuk meningkatkan
kemakmuran pemegang saham, melainkan cenderung untuk
kepentingan sendiri.
Perbedaan tujuan dan preferensi informasi antara agen dan
prinsipal akan timbul manakala principal tidak dapat dengan mudah
memantau tindakan agen. Karena prinsipal tidak memiliki informasi
17
yang mencukupi mengenai kinerja agen, principal tidak pernah dapat
merasa pasti bagaimana usaha agen memberikan pada hasil aktual
perusahaan. Situasi yang demikian disebut asimetri informasi
(Rahmawati, 2010).
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Rahmawati (2010),
agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancar, pemilik
akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada agen dan
hubungan ini juga perlu diatur dalam suatu kontrak yang biasanya
menggunakan angka-angka akuntansi yang dinyatakan dalam laporan
keuangan sebagai dasarnya. Pendesainan kontrak yang tepat untuk
menyelaraskan kepentingan agen dan pemilik dalam hal terjadinya
konflik kepentingan inilah yang merupakan inti dari teori keagenan.
3. Konservatisme Akuntansi
Definisi konservatisme akuntansi terdapat dalam Glosarium
pernyataam konsep No. 2 FASB dalam Choiriyah dan Almilia (2016):
“Konservatisme adalah reaksi hati-hati (prudent reaction) dalam
menghadapi ketidakpastian dan risiko yang intern dalam lingkungan
bisnis sudah cukup dipertimbangkan.”
Menurut Limantauw (2012) konservatisme merupakan prinsip
kehati-hatian terhadap suatu keadaan yang tidak pasti untuk
menghindari optimisme berlebihan dari manajemen dan pemilik
perusahaan. Konservatisme memiliki kaidah pokok, yaitu: (1) tidak
boleh mengantisipasi laba sebelum terjadi, tetapi harus mengakui
kerugian yang sangat mungkin terjadi. (2) apabila dihadapkan pada dua
18
hal atau lebih pilihan metode akuntansi, maka akuntan harus memilih
metode yang paling tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Watts (2003) dalam Noviantari dan Ratnadi (2015)
mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai tindakan manajemen
dengan lebih lambat mengakui laba atau pendapatan. Bila prinsip ini
diterapkan maka akan menyebabkan angka laba dan pendapatan
ccenderung lebih rendah sedangkan angka biaya cenderung tinggi.
Watts (2003) dalam Alhayati et al. (2013) menyatakan terdapat
tiga ukran konservatisme, yaitu:
a. Earnings / stock return relation measures
Stock market price berusaha untuk merefleksikan
perubahan nilai asset pada saat terjadinya perubahan baik
perubahan atas rugi ataupun laba dalam nilai asset –stock return
tetap berusaha melaporkannya sesuai dengan waktunya. Basu
(1997) menyatakan bahwa konservatisme menyebabkan
kejadian-kejadian yang merupakan kabar buruk atau baik
terefleksi dalam laba yang tidak sama (asimetri waktu
pengakuan). Hal ini disebabkan karena salah satu definisi
konservatisme menyebutkan bahwa kejadian yang diperkirakan
akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan harus segera
diakui sehingga mengakibatkan kabar buruk lebih cepat terefleksi
dalam laba dibanding kabar baik. Basu (1997) memprediksikan
bahwa pengembalian saham dan earnings cenderung
19
merefleksikan kerugian dalam periode yang sama, tapi
pengembalian saham merefleksikan keuntungan lebih cepat
daripada earnings.
b. Earnings / accrual measures
Ukuran konservatisme yang kedua ini menggunakan akual,
yaitu selisih antara net income dan cash flow. Neti income yang
digunakan adalah net income sebelum depresiasi dan amortisasi,
sedangkan cash flow yang digunakan adalah cash flow
operasional. Givoly dan Hayn (2002) melihat kecenderungan dari
akrual selama beberapa tahun. Apabila terjadi akrual negatif (net
income lebih kecil daripada cash flow operasional) yang
konsisten selama beebrapa tahun, maka meruapakan indikasi
diterapkannya konservatisme akuntansi. Selain itu, Givoly dan
Hayn (2002) juga membagi akrual menjadi dua, yaitu operating
accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul dalam
laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional
perusahaan dan non operating accrual yang merupakan jumlah
akrual yang muncul di luar hasil kegiatan operasional.
1) Operating Accrual
Berdasarkan literatur Criterion Research Group,
dinyatakan bahwa operating accrual menangkap
perubahan dalam asset lancar, kas bersih dan investasi
jangka pendek, dikurangi dengan perubahan dalam asset
20
lancar dan hutang jangka pendek bersih. Operating accrual
yang utama meliputi piutang dagang dan persediaan dan
kewajiban. Akun ini merupakan akun klasik yang
digunakan untuk memanipulasi earnings untuk menacapi
tujuan pelaporan.
2) Non Operating Accrual
Berdasarkan literatur Criterion Research Group,
dinyatakan bahwa non current (operating) accrual
menangkap perbedaan dalam non-current asset, investasi
non ekuitas jangka panjang bersih, dikurangi perubahan
dalam non-current liabilities, hutang jangka panjang bersih.
Komponen non operating accrual (pada sisi aset) yang
utama adalah aktiva tetap dan aktiva tak berwujud.
Terdapat subjektivitas yang cukup terlibat di awal
keputusan di mana biaya dikapitalisasi baik untuk aktiva
tetap dan aktiva tidak berwujud dibangun sendiri yang
dapat diakui (seperti biaya pembangunan software yang
dikaputalisasi) dan keputusan kemudian terkait dengan
alokasi dari biaya yang dapat didepresiasi sepenjang masa
manfaat aset dapat ditentukan. Non current assets ini
tergantung pada write down ketika aktiva tersebut
diputuskan telah diturunkan nilainya (impaired), dan
penentuan dari beberapa permanent impaeirement yang
21
banyak melibatkan abnormal manajerial. Pada sisi
kewajiban terdapat sebuah varietas dari akun-akun seperti
utang jangka panjang, penangguhan pajak dan
postretirement benefits yang juga merupakan manifestasi
atas estimasi dan asumisi subjektif (seperti estimasi
akuntansi pensiun, pengembalian yang diharapkan atas
aset, pertumbuhan yang diharapkan atas pertumbuhan upah
pegawai, dan lain-lain).
c. Net assets measures
Ukuran ketiga yang digunakan untuk mengetahui tingkat
konservatisme dalam laporan keuangan adalah nilai aktiva yang
understatement dan kewajiban yang overstatement. Salah satu
model pengukurannya adalah proksi pengukuran yang digunakan
oleh Beaver dan Ryan (2000) yaitu dengan mengguanakan
market to book ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif
terhadap nilai buku perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1,
mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena
persusahaan mencatat nilai pasar lebih tinggi dari nilai
perusahaanya. Sebaliknya dengan proksi pengukuran yang
digunakan oleh Reskino dan Vemiliyarni (2014) yaitu dengan
menggunakan book to market ratio yang mencerminakan nilai
buku perusahaan relatif terhadap nilai pasar. Rasio yang bernilai
kurang dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang
22
konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaannya
lebih rendah dari nilai pasarnya. Fala (2007) menyatakan bahwa
nilai buku dapat diketahui dengan menghitung nilai ekuitas
perusahaan pada tanggal neraca akhir periode dan nilai pasar
diukur dari harga penutupan saham saat tanggal pengumuman
untuk mencerminkan respon pasar terhadap laporan keuangan.
4. Good Corporate Governance
Definisi corporate governance sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri BUMN No Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002
tentang penerapan praktik GCG pada BUMN adalah:
“Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan
guna menwujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.”
Definisi ini menekankan pada keberhasilan usaha dalam suatu
entitas dengan mengedepankan akuntabilitas yang terefleksi dari
kepatuhan terhadap perundangan dan nilai-nilai etika, dengan tujuan
untuk mewujudkan nilai pemegang saham tanpa mengesampingkan
kepentingan stakeholder lainnya.
Wardhani (2008) menyatakan bahwa corporate governance dapat
diartikan sebagai suatu susunan aturan yang menentukan hubungan
antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah karyawan dan
stakeholder internal maupun eksternal yang lain sesuai dengan hak dan
tanggungjawabnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahawa corporate governance atau tata kelola perusahaan
23
merupakan aturan yang mengatur pihak-pihak dalam perusahaan sesuai
dengan hak dan tanggungjawabnya dalam mengelola perusahaan dan
menyajikan laporan keuangan perusahaan yang transparan, akurat dan
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan sesuai dengan
kebutuhannya.
Corporate governance ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil
ekonomi guna mengoptimalkan kesejahteraan pemegang saham,
sehingga manajer sebagai pihak yang menjalankan perusahaan harus
mengelola perusahaan dan membuat laporan keuangan dengan prinsip-
prinsip yang dapat mencerminkan tata kelola perusahaan yang baik.
Pada tahun 2006, Indonesia melalui Komite Nasional Kebijakan
Corporate Governance (KNKCG) mengeluarkan Pedoman Umum
Good Corporate Governance yang menetapkan 5 prinsip, yaitu:
a. Transparansi (Transparancy)
Perusahaan harus menyediakan informasi yang material
dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
pemangku kepentingan agar objektivitas dalam menjalankan
bisnis dapat terjaga. Selain itu, perusahaan yang disyaratkan oleh
peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur
dan pemangku kepentingan lainnya.
24
b. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang berkesinambungan. Perusahaan harus bisa
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar. Untuk dapat mencapai hal tersebut, perusahaan harus
dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan
perusahaan dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya.
c. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi semua peraturan yang berlaku
dan melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat
lingkungan agar kesinambungan usaha dapat terpelihara dalam
jangka panjang.
d. Independensi (Independency)
Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
masing-masing organ di perusahaan tidak saling mendominasi
dan tidak diintervensi oleh pihak lain. Hal ini dapat melancarkan
pelaksanaan asas GCG.
e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan.
25
Konsep corporate governance digunakan agar dapat tercapai
hubungan dan kerjasama yang kondusif antara pihak-pihak dalam
perusahaan seperti dewan direksi, dewan komisaris, komite audit dan
pemgang saham, dengan begitu pengelolaan perusahaan dapat
dilkansanakan dengan prinsip keterbukaan, akuntabilitas,
pertangungjawaban, kemandirian, dan kewajaran. Implementasi
corporate governance dihrapkan dapat bermanfaat bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan. Monitoring corporate governance yang
dilakukan oleh dewan komisaris dengan bantuan komite audit dapat
meminimalisasi terjadinya kecurangan yang mungkin terjadi sehingga
pelaporan keuangan dapat dilaksanakan dengan lebih transparan.
Menurut FCGI (2002) dalam Risdiyani (2015) perusahaan-
perusahaan di Indonesia menerapkan two-board system atau two-tier
board system seperti kebanyakan perusahaan di Eropa. Dalam model
two-board system, RUPS merupakan merupakan struktur tertinggi yang
mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris yang mewakili
pemegang saham untuk melakukan fungsi kontrol atas manajemen.
Dalam model ini hanya ada perbedaan dalam kedudukan dewan
komisaris yang tidak langsung membawahi dewan direksi.
26
Gambar 2.1
Struktur Two-board System
Adanya monitoring dari dewan komisaris diharapkan dapat
membentuk good corporate governance yang akan mempengaruhi
tingginya tingkat transparansi laporan keuangan, rendahnya manipulasi
akuntansi dan adanya batasan terhadap kemampuan manajer dalam
menyembunyikan bad news dalam waktu yang lama (Risdiyani, 2015).
5. Dewan Direksi
Dewan direksi / dewan direktur merupakan seseorang yang
ditunjuk untuk memimpin Perseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari
seseorang yang memiliki perusahaan tersebut ataupun orang
professional yang ditunjuk oleh pemilk usaha. Dewan direksi bertindak
sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu perusahaan, memiliki
peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil keputusan
(Raharjo, 2016).
Dewan direksi memiliki peran yang sangat vital dalam suatu
perusahaan. Dengan adanya pemisahan peran dengan dewan komisaris,
27
dewan direksi memiliki kuasa yang besar dalam mengelola segala
sumber daya yang ada dalam perusahaan. Dewan direksi memilik tugas
untuk menentukan arah kebijakan dan strategi sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang (Bukhori dan Raharja, 2012).
Menurut UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
dewan direksi adalah organ perusahaan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas perusahaan perseroan untuk kepentingan
perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada
fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang
mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan
bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan
(Raharjo, 2016).
6. Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam
perusahaan, terutama dalam pelaksanaan good corporate governance.
Menurut UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan
komisaris adalah organ perorangan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khlausus sesuai dengan anggaran
dasar serta memberikan nasihat kepada dewan direksi. Menurut Egon
Zehnder, dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance
28
yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,
mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta
mewajibkan terlaksanannya akuntabilitas. Berdasarkan penjelasan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris merupakan suatu
mekanisme yang memiliki peran untuk mengawasi serta memberikan
petunjuk maupun arahan dalam pengelolaan perusahaan.
Dewan komisaris independen merupakan anggota dewan
komisaris yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali,
anggota direksi, dewan komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik
dalam bentuk hubungan bisnis maupun kekeluargaan. Dalam hal ini
dewan komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas
manajemen dan tidak boleh mewakili perusahaan dalam transaksi-
transaksi dengan pihak ketiga. Salah satu fungsi dari komisaris
independen adalah untuk menjalankan fungsi pengawasan yang bersifat
independen terhadap kinerja manajemen perusahaan. Keberadaan
komisaris dapat menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen
(terutama CEO) dalam pengelolaan perusahaan melalui fungsi
pengawasannya (Limantauw, 2012).
7. Komite Audit
Nasution dan Setiawan (2007) dalam Pramana (2010) menyatkan
bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan.
29
Selain itu komite audit juga dianggap sebagai penghunbung antara
pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam
menangani masalah pengendalian. Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE-
008/BEJ/12-2001, keangotaan komite audit terdiri dari sekurang-
kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini
yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite
yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komsaris independen
perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain
yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak
eksternal yang independen.
Menurut Wardhani (2008), komite audit bertugas untuk
membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan
dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal dilaksanakan
sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil
audit dilaksanakan oleh manajemen.
8. Profitabilitas
Menurut Choiriyah dan Almilia (2016) profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat
penjualan, aset, dan modal saham.
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian
kondisi suatu perusahaan terutama untuk menganalisis kinerja
30
manajemen. Dalam profitabilitas ada hubungannya dengan teori sinyal
yaitu bahwa laba memberikan sinyal yang positif mengenai prospek
perusahaan di masa depan tentang keinerja perusahaan. Dengan adanya
pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan
memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan
(Choiriyah dan Almilia, 2016).
9. Leverage
Dalam menjalakan kegiatan usahanya, suatu perusahaan dapat
menggunakan sumber dana dari dalam perusahaan (modal sendiri)
maupun dari luar perusahaan (hutang). Tingkat hutang (leverage)
adalah penggunaan aset dan sumber daya (sources of funds) oleh
perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud menungkatkan
keuntungan potensial pemegang saham (Alhayati, 2013).
Rasio solvabilitas (leverage) yang lain adalah dalam bentuk Debt
to Equity Ratio (DER), yaitu suatu perbandingan antara nilai seluruh
hutang (total debt) dengan nillai seluruh ekuitas (total equity). Rasio ini
menunjukan presentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman (Alhayati, 2013).
Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang
perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat
seberapa jauh perusahaan dibiyayai oleh hutang atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang daigambarkan oleh modal (Harahap.
1999 dalam Alhayati, 2013).
31
10. Ukuran Perusahaan
Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan
kecil dan besar, di mana perusahaan yang besar memiliki sistem
manajemen yang lebih kompleks dan memiliki laba yang lebih tinggi
pula. Oleh karena itu, perusahaan yang besar memiliki masalah dan
risiko yang lebih kompleks daripada perusahaan-perusahaan kecil.
Perusahaan yang berukuran besar akan dikenai biaya politis yang
tinggi. Jika perusahaan berukuran besar mempunyai laba tinggi secara
relatif permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk menaikkan
pajak dan meminta layanan publik yang lebih tinggi kepada perusahaan
(Wulandini dan Zulaikha, 2010).
Besar kecilnya perusahaan dapat dinilai dari total aset, penjualan
bersih, dan kapitalisasi pasar perusahaan (Diantimala, 2008).
Penggunaan nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai
kapitalisasi pasar ataupun penjualan dalam mengukur ukuran
perusahaan. Pengukuran variabel ukuran perusahaan diukur dengan
logaritma natural dari total aset perusahaan. Log normal aset digunakan
dengan pertimbangan untuk memudahkan perhitungan, karena jika
tanpa menggunakan logaritma normal maka jumlah total aset yang
digunakan akan terlalu besar (Wulandini dan Zulaikha, 2012).
32
B. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu konservatisme akuntansi
dapat dilihat di Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1 Choiriyah dan
Almilia (2016)
Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, dan Tingkat
Kesulitan Keuangan
Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi.
Variabel profitabilitas,
konservatisme akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Variabel likuiditas dan
tingkat kesulitan keuangan.
Sampel penelitian di
perusahaan manufaktur
BEI tahun 2012-2014.
Secara individu variabel
profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, secara individu variabel
likuiditas tidak berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, dan secara individu
variabel tingkat kesulitan keuangan
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.
2 Sari et al.
(2016)
Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance
terhadap Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan
Manufaktur di BEI.
Variabel komisaris
independen, ukuran dewan
direksi, dan komite audit
dalam mekanisme good
corporate governance, dan
Variabel kepemilikan
manajerial dalam
mekanisme good
corporate governance.
Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, komisaris
independen tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi,
Bersambung ke halaman berikutnya
33
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
variabel konservatisme
akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Sampel penelitian
perusahaan manufaktur di
BEI tahun 2012-2014.
ukuran dewan direksi tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, dan
komite audit tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
3 Jayanti dan
Sapari
(2016)
Pengaruh Positve
Accounting Theory,
Profitabilitas, dan
Operating Cash Flow
terhadap Penerapan
Konservatisme
Variabel profitabilitas dan
variabel konservatisme
akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Variabel positive theory
accounting dan operating
cash flow. Sampel
penelitian perusahaan
manufaktur di BEI tahun
2010-2014.
Debt convenant dan political cost
tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, bonus
plan dan profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap konservatisme
akuntansi, sedangkan operating
cash flow berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi.
4 Noviantari dan
Ratnadi
(2015)
Pengaruh Financial
Distress, Ukuran
Perusahaan, dan Leverage
pada Konservatisme
Akuntansi.
Variabel ukuran
perusahaan, leverage, dan
konservatisme akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Variabel financial distress.
Sampel penelitian
perusahaan manufaktur di
BEI tahun 2010-2013.
Financial distress berpengaruh
negatif pada konservatisme
akuntansi, ukuran perusahaan
berpengaruh postitif pada
konservatisme akuntansi, dan
leverage berpengaruh negatif pada
konservatisme akuntansi.
5
Fitriani (2014) Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance
terhadap Konservatisme
Akuntansi.
Variabel ukuran komite
audit, komisaris
independen, dan
konservatisme akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Variabel kepemilikan
saham institusional.
Sampel penelitian
perusahaan manufaktur di
BEI tahun 2009-2012.
Komisaris independen berpengarh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, kepemilikan saham
institusional berpengarh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi,
dan komite audit berpengarh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
6
Sumiari dan
Wirama
(2014)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi
Variabel ukuran
perusahaan dan
konservatisme akuntansi.
Leverage sebagai variabel
pemoderasi.
Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi,
Bersambung ke halaman berikutnya
34
Bersambung ke halaman berikutnya
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
dengan Leverage sebagai
Variabel Pemoderasi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Sampel penelitian
perusahaan di BEI tahun
2009-2013.
sedangkan leverage merupakan
variabel yang dapat memperlemah
pengaruh antara ukuran perusahaan
dengan konservatisme akuntansi.
7 Reskino dan
Vemiliyarni
(2014)
Pengaruh Konvergensi
IFRS, Bonus Plan, Debt
Convenant, dan Political
Cost terhadap
Konservatisme Akuntansi.
Variabel konservatisme
akuntansi. Alat uji statistik
analisis regresi berganda.
Variabel konvergensi
IFRS, bonus plan, debt
convenant, dan political
cost. Sampel penelitian
perusahaan di BEI tahun
2012.
Konfergensi IFRS dan biaya politik
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap konservatisme akuntansi,
sedangkan rencana bonus dan
perjanjian utang tidak berpengaruh
signifikan pada konservatisme
akuntansi.
8
Yunos et al.
(2014)
The Influence of Internal
Governance Mechanism on
Accounting Conservatism.
Variabel independent
directors, board size dalam
corporate governance dan
konservatisme akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Variabel financial
expertise, CEO duality,
dan Audit committee
meeting dalam corporate
governance. Sampel
penelitian perusahaan di
Malaysia tahun 2001-
2007.
Independent directors dan financial
expertise berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi,
Audit committee meeting dapat
mengarah pada konservatisme
akuntansi pada ukuran empat
pertemuan ke atas, sedangkan
board size dan CEO duality tidak
berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
9
Alhayati
(2013)
Pengaruh Tingkat Hutang
(Leverage) dan Tingkat
Kesultan Keuangan
Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi.
Variabel tingat hutang
(leverage) dan
konservatisme akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Variabel tingkat kesulitan
keuangan perusahaan.
Sampel penelitian
perusahaan di BEI tahun
2008-2010.
Tingkat hutang (leverage)
berpengaruh positif signifikan
terhadap tingkat konservatisme
akuntansi, sedangkan tingkat
kesulitan keuangan tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
10 Limantauw
(2012)
Pengaruh Karakteristik
Dewan Komisaris Sebagai
Mekanisme Good Corporate
Variabel proporsi
komisaris independen
dalam mekanisme good
Variabel kepemilikan
saham oleh komisaris
terafiliasi dalam
Proporsi komisaris independen
tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat konservatisme
35
Bersambung ke halaman berikutnya
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
Govenance terhadap Tingkat
Konservatisme Akuntansi
pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar
di BEI.
corporate governance dan
konservatisme akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
mekanisme good
corporate governance.
Sampel penelitian
perusahaan di BEI tahun
2008-2010.
akuntansi, dan kepemilikan saham
oleh komisaris yang terafiliasi
berpengaruh negatif signifikan
terhadap tingkat konservatisme
akuntansi.
11
Hani
(2012)
Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Corporate
Governance terhadap
Pemilihan Akuntansi
Konservatif.
Variabel ukuran
perusahaan, leverage,
ukuran dewan direksi, dan
konservatisme akuntansi.
Variabel pertumbuhan
penjualan dan ukuran
dewan komisaris. Sampel
penelitian perusahaan
manufaktur di BEI tahun
2006-2010.
Karakteristik perusahaan yakni
ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, leverage
berpengaruh negatif signifikan
terhadap konservatisme akuntansi,
pertumbuhan penjualan
berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, ukuran dewan direksi
berpengaruh negatif signifikan
terhadap konservatisme akuntansi,
dan ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
13 Wulandini dan
Zulaikha
(2012)
Pengaruh Karakteristik
Dewan Komisaris dan
Komite Audit terhadap
Tingkat Konservatisme
Akuntansi.
Variabel proporsi dewan
komisaris independen,
ukuran perusahaan dan
konservatisme akuntansi.
Alat uji statistik analisis
regresi berganda.
Variabel ukuran dewan
komisaris, kompetensi
komite audit, dan frekuensi
pertemuan komite audit.
Sampel penelitian
perusahaan manufaktur di
BEI tahun 2008-2010.
Variabel proporsi dewan komisaris
independen, ukuran dewan
komisaris dan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.
Sedangkan kompetensi komite
audit dan frekuensi pertemuan
komite audit berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
36
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
13 Moeinaddin et
al.
(2012)
The Relationship between
Firm Size, Debt Contracts
and the Nature of the
Operations with the
Accounting Conservatism.
Variabel firm size (ukuran
perusahaan), debt contract
(leverage) dan
konservatisme akuntansi.
Variabel nature of the
firm’s operations (sifat
operasi perusahaan).
Sampel penelitian
perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Tehran
tahun 2005-2010.
Variabel firm size (ukuran
perusahaan) berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi,
debt contract (leverage)
berpengaruh negatif terhadap
konservatisme akuntansi, dan
nature of the firm’s operations
(sifat operasi perusahaan)
berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
37
Bersambung ke halaman berikutnya
C. Kerangka Pemikiran
Dalam Penelitian ini peneliti berusaha menganalisis hubungan antara
mekanisme corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan direksi,
proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran komute audit,
profitabilitas yang diukur dengan rasio return on equit, leverage yang diukur
dengan debt to equity ratio, dan ukuran perusahaan yang diukur denagn
logaritma natural total assets, terhadap konservatisme akuntansi yang diukur
dengan book to market ratio. Maka dari itu berikut kerangka pemikiran yang
menggambarkan mode penelitian dan hubungan antar variabel-variabel
tersebut.
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
38
Gambar 2.2 (Lanjutan)
39
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Konservatisme
Akuntansi
Dewan direksi dalam sauatu perusahaan akan menentukan
kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan secara jangka
pendek maupun jangka panjang. Ukuran dewan direksi berhubungan
positif dengan perputaran aset dan berhubungan negatif dengan beban
operasi. Artinya, semakin besar ukuran dewan direksi maka semakin
tinggi perputaran aktiva dan semakin kecil beban operasi, berarti pula
terjadi efisiensi (Sari et al., 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016) menunjukkan
bahwa ukuran dewan direksi tidak berpengaruh pada konservatisme
akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Yunos et al. (2014) juga
menunjukkan bahwa board size (ukuran dewan direksi) tidak memiliki
pengaruh terhadap konservaisme akuntansi, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Hani (2012) menunjukkan bahwa ukran dewan direksi
berpengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
40
2. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap
Konservatisme Akuntansi
Keberadaan Komisaris inependen dalam suatu perusahaan
sangatlah penting. Menurut Wardhani (2008) dalam Limantauw (2012)
keberadaan komisaris independen dapat menyeimbangkan kekuatan
pihak manajemen (terutama CEO) dalam pengelolaan perusahaan
melalui fungsi pengawasannya. Menurut Limantauw (2012) apabila
proporsi komisaris independen lebih sedikit maka pengawasan yang
dilakukan akan lemah sehingga manajer perusahaan memiliki
kesempatan untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih agresif
dan kurang konservatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016) menyimpulkan
bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, penelitian yang dilalakukan oleh Yunos et al.
(2014) menunjukkan bahwa independent directors berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi, penelititan yang dilakukan oleh
Fitriani (2014) menunjukkan bahwa komisaris independen memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi, penelitian
yang dilakukan oleh Limantuw (2012) menunjukkan bahwa proporsi
komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh
Wulandini dan Zulaikha (2012) menunjukkan bahwa proporsi dewan
komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
41
konservatisme akuntansi. Berdasarkan pemaparan tersebut maka dalam
penelitian ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
3. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Konservatisme
Akuntansi
Keberadaan komite audit akan mendorong penggunaan prinsip
konservatisme yang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan
perusahaan (Sari et al., 2016). Dengan adanya komite audit dalam suatu
perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan
termonitor dengan baik. Komite audit ini akan memastikan bahwa
perusahaan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan
menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan berkualitas. Oleh
karena itu keberadaan komite audit ini akan mendorong penggunaan
prinsip konservatisme yang lebih tinggi dalam proses pelaporan
keuangan. Komite audit ini akan meningkatkan kualitas keseluruhan
dari proses pelaporan keuangan perusahaan dengan penggunaan prinsip
konservatisme (Wardhani, 2008 dalam Pramana, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016) menyatakan
bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap konsevatisme
akuntansi dan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2014)
menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap
42
konservatisme akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Ukuran komite audit berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Konservatisme Akuntansi
Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan, maka akan
cenderung memilih akuntansi yang konservatif. Hal ini karena
konservatisme digunakan oleh manajer untuk mengatur laba agar
terlihat rata dan tidak terlalu memiliki fluktuasi (Choiriyah dan Almilia,
2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Choiriyah dan Almilia (2016)
menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap konservatisme akuntansi dan penelitian yang dilakukan oleh
Jayanti dan Sapari (2016) menunjukan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi
cenderung menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Berdasarkan
uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
5. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi
Alhayati (2013) menjelaskan bahwa rasio leverage
menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal
maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai
43
oleh hitang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh modal.
Pada perusahaan yang mempunyai utang relatif tinggi, kreditur
mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi
penyelenggaraan operasi dan akuntansi perusahaan. Hak lebih besar
yang dimiliki kreditur akan mengurangi asimetri informasi antara
kreditur dengan manajer perusahaan. Manajer mengalami kesulitan
untuk menyembunyikan infirmasi dari kreditur. Kreditur
berkepentingan terhadap distribusi aktiva bersih dan laba yang lebih
rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga kreditur
cenderung meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi
konservatif (Alhayati, 2013).
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung
menggunakan akuntansi yang konservatif. Hal ini karena semakin
tinggi leverage, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya
konflik kepentingan antara kreditur dengan manajemen yang pada
akhirnya mendorong permintaan diterapkannya akuntansi yang
konservatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015)
menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap
konsevatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan
Vemiliyarni (2014) menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan
44
oleh Alhayati (2013) menyatakan bahwa tingkat hutang (leverage)
berpengaruh positif signifikan terhadap konsevatisme akuntansi,
penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012) menyimpulkan bahwa
leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme
akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh Moeinaddin et al. (2012)
juga menyimpulkan bahwa debt contract (leverage) berpengaruh
negatif siginfikan terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan
beberapa hasil penelitian sebelumnya maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H5 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatsime
Akuntansi
Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator untuk
mengamati besar biaya politis yang harus ditanggung. Watss dan
Zimmerman (1990) dalam Alfian dan Sabeni (2013) berpendapat
bahwa political cost hypothesis dapa memprediksikan bahwa
perusahaan besar lebih sensitif terkait dengan biaya politis. Menurut
Alfian dan Sabeni (2013) hal ini terkait dorongan pemerintah yang
menjadi pembuat kebijakan di negara yang bersangkutan untuk
pembayaran biaya politis. Maka untuk mengurangi pembayaran biaya
politis tersebut perusahaan melakukan pelaporan keuangan secara
konservatif. Pelaporan secara konservatif pada laporan keuangan
dilakukan karena pemerintah menggunakan informasi akuntansi dalam
45
kekayaan perusahaan. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Sumiari
dan Wirama (2014) juga mengatakan bahwa ukuran perusahaan
digunakan sebagai proksi biaya politis berdasarkan asumsi bahwa
perusahaan besar lebih sensitif secara politis dan beban politisnya akan
lebih besar daripada perusahaan kecil. Biaya politis salah satunya
adalah pajak yang menjadi kewajiban suatu perusahaan. Perusahaan
besar cenderung mempunyai laba yang besar, sehingga kewajiban
perpajakannya akan semakin besar pula. Oleh karena itu, untuk
mengurangi kewajiban perpajakannya, perusahaan akan berusaha untuk
mengangguhkan laba periode sekarang ke periode mendatang.
Sehingga semakin bsesar suatu perusahaan, maka penerapan
konservatismenya akan bertambah.
Hasil penelitian Noviantari dan Ratnadi (2015) menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi, penelitian Sumiari dan Wirama (2014) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012) menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh Wulandini dan Zulaikha
(2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Moeinaddin et al. (2012) menunjukkan bahwa firm
size (ukuran perusahaan) berpengaruh positif terhadap konservatisme
46
akuntansi. Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh dua variabel atau lebih.
Penelitian ini bertujua untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu
ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran
komite audit dalam mekanisme good corporate governace, profitabilitas,
leverage dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yang dalam
penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2014-2016. Alasan dipilihnya perusahaan pada sektor manufaktur
sebagai populasi penelitian adalah karena terdapatnya kasus terkait
konservatisme akuntansi pada perusahaan sektor manufaktur, juga karena
sektor ini mendominasi pasar modal di Indonesia, sehingga hasilnya dapat
digeneralisasikan terhadap semua perusahaan di Indonseia.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitia ini adalah metode non
probability sampling, artinya setiap elemen populasi tidak memiliki
48
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemelihan
sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriteria pemilihan
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2014-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan
tajunan dan laporan tahunan secara konsisten dan lengkap sesuai
kebutuhan penelitian.
3. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama
periode periode 2014-2016.
4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode
yang berakhir 31 Desember dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah.
5. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ekuitas positif.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari sumbernya,
melainkan diperoleh melalui media perantara. Data sekunder biasanya berupa
buku, catatan, bukti, ataupun laporan yang telah tersusun dalam arsip, baik
yan dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan secara umum.
49
Data sekunder yang digunakan dalam penlitian ini adalah laporan
keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
menngumpulkan data sekunder dari internet dengan cara mengunduh laporan
keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur dari situs
Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id. Selain itu, peneliti juga
memperoleh data pendukung yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
melalui berbagai sumber, di antaranya buku, jurnal, karya ilmiah, artikel dan
perangkat lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.
D. Metode Analisi Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
perhitungan statistic, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product and
Services Solution) for windows 22. Setelah data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari
metode analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2013:17). Dalam penelitian ini,
50
statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai
ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris independen, dan
ukuran komite audit dalam mekanisme good corporate governance,
profitabilitas, leverage ukuran perusahaan, dan konservatisme
akuntansi.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastistas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik mejadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu denagn
analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160).
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara dua observasi dengan distribusi yang medenekati distribusi
normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini
51
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya (Ghozali, 2013:161).
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau
tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara
statistik sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji
grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2013:163).
Dalam penelitian ini, uji statistik yang digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah uji statistik non-prametrik
Kolmogorov Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov Smirnov
memiliki tingkat signifikan di atas a > 0,05 berarti regresi
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
52
Variabel ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,
2013:105).
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian
sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen
(terkait) dan diregres terhadap variabel independen lainnya
(Ghozali, 2013:105). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menujukan adanya multikolinearitasadalah nilai Tolerance ≤ 0,10
atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013:106). Apabila
nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apalah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi
53
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,
2013:110). Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji Runs test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari
signifikansi 0,05.
d. Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastistas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastistas dan jika berbeda disebut heteroskedastistas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastistas atau tidak
terjadi Heteroskedastistas (Ghozali, 2013:139).
Deteksi ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan
dengan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y dalah
Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi
– Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali,
2013:139). Pada penelitian ini, asumsi heteroskedastistas akan
diuji dengan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
terkait, yaitu SRESID degan residualnya ZPRED.
3. Uji Hipotesis
Penelitian ini akan menggunakan Software SPSS untuk memprediksi
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
54
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
model regresi linier berganda. Regresi linier berganda digunakan
untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel
independen terhadap satu variabel dependen. Adapun variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari ukuran dewan direksi,
proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit,
profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan. Sedangkan
variabel dependennya adalah konservatisme akuntansi. Untuk
menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka rumus
persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e
Keterangan :
Y= Konservatisme Akuntansi (BTMR)
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Ukuran Dewan Direksi
X2 = Proporsi Dewan Komisaris Indepeden
X3 = Ukuran Komite Audit
X4 = Profitabilitas
X5 = Leverage
X6 = Ukuran Perusahaan
55
e = Standar Error
b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberi hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum
koefisien deterinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah
karena adanya variasi yang besar antar masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)
biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi
(Ghozali, 2013:97).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana
model regresi terbaik. Tidak sepeti R2, nilai Adjusted R2 dapat
56
naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke
dalam model (Ghozali, 2013:97).
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen / bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen / terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui
pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam
model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen
yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2013:98).
1) Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan
(Sig ≤ 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti
bahwa secara simultan variabel independen mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen; dan
2) Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan
(Sig ≥ 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti
bahwa secara simultan variabel independen tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka
57
kriteria pengujian atau dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2013):
1) Apabila nilai signifikansi t < 0.05, berarti variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2) Apabila nilai signifikansi t > 0.05, berarti variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan difinisi dari setiap vatiabel yang
digunakan beserta operasional dan pengukurannya. Adapun operasionalisasi
variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
a. Konservatisme Akuntansi (Y)
Konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian terhadap
suatu keadaan yang tidak pasti untuk menghindari optimisme
berlebihan dari manajemen dan pemilik perusahaan (Limantauw,
2012). Berdasarkan pengukuran yang digunakan Beaver dan
Ryan (2000) dalam Reskino dan Vemiliyarni (2014) dalam
penelitian ini konservatisme akuntansi diukur dengan
menggunakan pengukuran book to market ratio (BTMR) dari
58
hasil bagi jumlah ekuitas dengan harga jumlah saham beredar.
Skala data variabel ini adalah:
BTMR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑥 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
2. Variabel Independen
a. Ukuran Dewan Direksi (X1)
Ukuran dewan direksi merupakan jumlah anggota dewan
direksi dalam perusahaan. Sari et al. (2016) merumuskan
pengukuran ukuran dewan direksi sebagai berikut:
Ukuran Dewan Direksi = ∑ Anggota Dewan Direksi
b. Proporsi Dewan Komisaris Independen (X3)
Menurut Limantauw (2012) komisaris independen
merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi
dengan pemegang saham pengndali, anggota direksi, dewan
komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk
hubungan bisnis maupun kekeluargaan. Berdasarkan penelitian
Limantauw (2012) proporsi dewan komisaris independen dalam
suatu perusahaan dapat dihitung dari jumlah komisaris
independen dibagi dengan total komisaris secara keseluruhan.
Proporsi Dewan Komisaris Independen = Jumlah Komisaris Independen
Jumlah Keseluruhan Dewan Komisaris
59
c. Ukuran Komite Audit
Jumlah anggota dari komite audit yang bertugas melakukan
pengawasan perusahaan dapat mempengaruhi kualitas
keseluruhan dari proses pelaporan keuangan perusahaan dengan
penggunaan prinsip konservatisme. Berdasarkan penelitian
Fitriani (2014) ukuran komite audit diukur dengan jumlah
anggota komite audit.
Ukuran Komite Audit = ∑ Anggota Komite Audit
d. Profitabilitas (X4)
Menurut Choiriyah dan Almilia (2016) profitablitas adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada
tingkat penjualan, aset, dan nodal saham. Penelitian ini
menggunakan profitabilitas yang diukur dengan rasio Return on
Equity (ROE). ROE merupakan gambaran tentang kemapuan
perusahaan dalam memberikan kempensasi keuangan terhadap
pendanaan internal. Berdasarkan penelitian Choiriyah dan
Almilia (2016) ROE dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut:
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak
Jumlah Ekuitas
e. Leverage (X5)
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh
perusahaan yang memiliki beban tetap. Berdasarkan penelitian
60
yang dilakukan oleh Alhayati (2013), dalam penelitian ini
leverage dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dari
hasil bagi jumlah hutang dengan jumlah ekuitas.
DER = Jumlah Hutang
Jumlah Ekuitas
f. Ukuran Perusahaan (X6)
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala di mana
diklasifikasikannya perusahaan berdasarkan besar kecilnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sumiari dan Wirama
(2014) dalam penelitian ini ukuran perusahaan (SIZE) diukur
dengan hasil logaritma natural (Ln) dari jumlah aset.
Ukuran Perusahaan = LN (Total Aset)
Definisi operasional variabel di atas dapat diringkas dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Variabel Pengukuran Skala
Dependen (Y)
Konservatisme
Akuntansi
Reskino dan
Vemiliyarni
(2014)
BTMR = Jumlah Ekuitas
Harga Penutupan Saham x Saham Beredar
Rasio
Independen (X1)
Ukuran Dewan
Direksi
Sari et al.
(2016)
DIR = ∑ Anggota Dewan Direksi Nominal
Independen (X2)
Rasio
Bersambung ke halaman berikutnya
61
Variabel Pengukuran Skala
Proporsi Dewan
Komisaris
Independen
Sari et al. (2016)
KOM. IND =Jumlah Komisaris Independen
Jumlah Keseluruhan Dewan Komisaris
Independen (X3)
Ukuran Komite Audit
Fitriani
(2014)
KOM. AUD = ∑ Anggota Komite Audit
Nominal
Independen (X4)
Profitabilitas
Choiriyah dan
Almilia (2016)
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak
Jumlah Ekuitas
Rasio
Independen (X5)
Leverage
Alhayati
(2013) / Ikhasan
(2015)
DER = Jumlah Hutang
Jumlah Ekuitas
Rasio
Independen (X6)
Ukuran Perusahaan
Sumiari dan Wirama
(2014)
SIZE = LN (Total Aset)
Nominal
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
62
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 sampai 2016.
Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari
2014 dan selama periode penelitian tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia
atau mengalami delisting..
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling, di mana penelitian ini mengindikasikan bahwa
sampel yang digunakan merupakan representasi dari populasi yang ada, serta
sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan kriteria sampel, dapat diketahui
bahwa jumlah perusahaan di Indonesia pada tahun 2014 sampai 2016 yang
dapat dijadikan sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria
Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016 148
Perusahaan yang tidak mempublikasikan Laporan Keuangan dan Laporan
Tahunan secara lengkap
(36)
Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode 2014-2016 (44)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode
yang berakhir 31 Desember dan tidak dinyatakan dalam mata uang rupiah
(10)
Perusahaan yang memiliki nilai ekuitas negatif (1)
Perusahaan yang tidak menyediakan data sesuai kebutuhan penelitian (4)
Outlier (16)
Jumlah perusahaan yang digunakan untuk penelitian 37
Total keselutuhan sampel selama 3 tahun (2014-2016) 111
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
63
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi dari variabel-variabel penelitian. Pengukuran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, nulai
maksimum dan nilai minumium. Mean digunakan untuk mengetahui
nilai rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-
rata. Nilai maksimum digunakan untuk mengtahui nilai terbesar dari
data yang bersangkutan. Nilai minimum digunakan untuk mengtahui
nilai terkecil dari data yang bersangkutan. Tabel berikut menunjukkan
statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian:
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 111 sampel yang berasal dari
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014-2016.
64
Variabel dependen pada penelitian ini adalah konservatisme
akuntansi (BTMR). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai rata-
rata BTMR sebesar 0,7547, standar deviasi 0,60943, nilai minimum
sebesar 0,08 dan nilai maksimum sebesar 2,15. Nilai BTMR minimum
sebesar 0,08 yang berarti tingkat konservatisme perusahaan paling
besar, diperoleh dari perusahaan Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
pada tahun 2016. Nilai BTMR maksimum sebesar 2,15 yang berarti
tingkat konservatisme perusahaan paling kecil, diperoleh oleh
perusahaan KMI Wire and Cable Tbk pada tahun 2015.
Variabel independen yang pertama pada penelitian ini adalah
ukuran dewan direksi (DIR). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh
nilai rata-rata DIR sebesar 5,6396 standar deviasi 2,38096, nilai
minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 12. Nilai DIR
minimum sebesar 2 diperoleh dari perusahaan Star Petrcohem Tbk pada
tahun 2014 sampai 2016. Nilai BTMR maksimum sebesar 12 diperoleh
oleh perusahaan Astra International Tbk pada tahun 2015 dan
perusahaan Tempo Scan Pacific Tbk pada tahun 2014.
Variabel independen yang kedua pada penelitian ini adalah
proporsi dewan komisaris independen (KOM_IND). Dari hasil statistik
deskriptif diperoleh nilai rata-rata KOM_IND sebesar 0,3902 standar
deviasi 0,07307, nilai minimum sebesar 0,30 dan nilai maksimum
sebesar 0,60. Nilai KOM_IND minimum sebesar 0,30 diperoleh dari
perusahaan Astra Otoparts Tbk pada tahun 2014. Nilai KOM_IND
65
maksimum sebesar 0,60 diperoleh oleh perusahaan PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk pada tahun 2014 dan 2016 dan perusahaan Tempo Scan
Pacific Tbk pada tahun 2014.
Variabel independen yang ketiga pada penelitian ini adalah
ukuran komite audit (KOM_AUD). Dari hasil statistik deskriptif
diperoleh nilai rata-rata KOM_AUD sebesar 3,0721 standar deviasi
0,25978, nilai minimum sebesar 3 dan nilai maksimum sebesar 4. Nilai
KOM_AUD minimum sebesar 3 diperoleh dari hampir semua
perusahaan yang dijadikan sampel. Nilai KOM_AUD maksimum
sebesar 4 diperoleh oleh perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk pada
tahun 2014 sampai 2015, perusahaan Astra International Tbk pada
tahun 2014 sampai 2016, perusahaan Darya-Varia Laboratoria Tbk
pada tahun 2014 dan perusahaan Pyridam Farma Tbk pada tahun 2015.
Variabel independen yang keempat pada penelitian ini adalah
profitabilitas (ROE). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai rata-
rata ROE sebesar 0,1473, standar deviasi 0,09696, nilai minimum
sebesar 0,00063 dan nilai maksimum sebesar 0,47. Nilai ROE
minimum sebesar 0,00063 diperoleh dari perusahaan Star Petrcohem
Tbk pada tahun 2015. Nilai ROE maksimum sebesar 0,47 diperoleh
oleh perusahaan Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk pada tahun
2016.
Variabel independen yang kelima pada penelitian ini adalah
leverage (DER). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata
66
DER sebesar 0,6540, standar deviasi 0,42795, nilai minimum sebesar
0,09 dan nilai maksimum sebesar 2,04. Nilai DER minimum sebesar
0,09 diperoleh dari perusahaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk pada
tahun 2014. Nilai DER maksimum sebesar 2,04 diperoleh oleh
perusahaan JAPFA Comfeed Indonesia Tbk pada tahun 2014.
Variabel independen yang keenam pada penelitian ini adalah
ukuran perusahaan (SIZE). Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai
rata-rata SIZE sebesar 28,1346, standar deviasi 1,82874, nilai minimum
sebesar 23,94 dan nilai maksimum sebesar 33,20. Nilai SIZE minimum
sebesar 23,94 diperoleh dari perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk pada tahun 2014. Nilai SIZE maksimum sebesar 33,20 diperoleh
oleh perusahaan Astra International Tbk pada tahun 2016.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi, sebelumnya terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan
baha hasil tersebut dapat digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinieritas,
autokorelasi dan heteroskedastistas.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas
67
dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, grafik normal
probability plot (p-plot), dan uji Kolmogorov Simrnov (K-S).
Uji grafik histogram dilakukan dengan melihat penyebaran
data, Bentuk histogram seperti bentuk lonceng (bell shaped
curve) mengindikasikan bahwa data terdistribusi normal. Uji
normalitas dengan menggunakan grafik histogram dapat dilihat
pada gambar berikut :
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan grafik histogram pada Gambar 4.1 terlihat
bahwa data terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris
tidak melenceng (skewness) ke kanan atau ke kiri, maka dapat
dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sedangkan uji normalitas dengan grafik normal p-plot dilihat
dari penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal. Apabila titik-
titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arag garis
68
diagonal mengindikasikan bahwa data terdistribusi normal, dan
sebaliknya. Hasil uji normalitas dengan grafik normal p-plot
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan grafik normal P-Plot pada Gambar 4.2 terlihat
titik - titik menyebar di sekitar garis diagonal hal ini menunjukkan
pola distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Untuk lebih meningkatkan hasil uji normalitas data, maka
peneliti menggunakan uji Kolmogorov Simrnov (K-S). Apabila
hasil uji Kolmogorov Simrnov (K-S) menunjukkan asyump. Sig >
0,05, maka data tersebut terdistribusi normal dan sebaliknya,
apabila nilai asyump. Sig < 0,05, maka data tersebut terdistribusi
69
tidak normal. Hasil dari uji Kolmogorov Simrnov (K-S) dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Simrnov (K-S)
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov pada
Tabel 4.4 besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,47
dengan probabilitas signifikansi 0,200 yang berada di atas 0,05,
hasil tersebut menunjukkan bahwa data residual terdistribusi
secara normal. Hal ini konsisten dengan hasil uji grafik histogram
dan grafik normal P-Plot.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat
dilihat dari perhitungan nilai tolerace serta Variance Inflation
Factor (VIF). Suatu model regresi disimpulkan tidak ada masalah
70
multikolinieritas apabila memiliki tolerance lebih besar dari 0,10
dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10
(Ghozali, 2013:106). Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada Tabel 4.5
kolom Tolerance menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki
nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi
antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95%.
Hasil perhitungan Variance Inflation Factor juga menunjukkan
hal yang sama yakni tidak ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen
dalam model regresi pada penelitian ini.
71
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena
residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti
menggunakan uji Run test dengan ketentuan probabilitas lebih
besar dari signifikansi 0,05. Hasil dari Run test dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi : Run Test
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji Runs Test pada Tabel 4.6 diketahui
bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,152 lebih besar dari
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
atau masalah autokorelasi pada penelitian ini.
72
d. Hasil Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastistas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Cara
untuk mengetahui terjadi heteroskedastistas atau tidak yaitu
dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak
terjadi heteroskedastistas yaitu apabila tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 oada
sumbu Y (Ghozali, 2013). Hasil uji heteroskedastistas grafik
scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastistas Grafik Scatterplot
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3 di atas terlihat bahwa tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik tersebut menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal inin menunjukkan bahwa data
dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
73
3. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui gambaran dari
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
koefisien determinasi (uji statistik R2), uji signifikansi parameter
individual (uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (uji statistik F).
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengtahui
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Pada penelitian ini adjusted R2 digunakan
untuk menggambarkan kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen dan tidak terpaku pada R2
karena R2 memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan pada model. Hasil dari uji
koefisien determinasi disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Data sekunder yang diolah
74
Berdasarkan hasil uji R2 pada tabel 4.7 besarnya adjusted R
square adalah 0,515 hal ini berarti sebesar 51,5% variasi variabel
dependen BTMR dapat dijelaskan oleh variasi dari ke enam
variabel independen ukuran dewan direksi, proporsi dewan
komisaris independen, ukuran komite audit, profitabilitas,
leverage dan ukuran perusahaan sedangkan sisanya (100% -
51,5% = 48,5%) dijelaskan oleh sebab – sebab lain di luar model,
seperti financial distress (Noviantari dan Ratnadi, 2015),
kepemilikan saham institusional (Fitriani, 2014), dan biaya
politik (Reskino dan Vemiliyarni, 2014).
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi parameter simultan (uji statistik F)
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen yang terdapat pada model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hasil dari uji signifikansi parameter simultan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Sumber: Data sekunder yang diolah
75
Pada Tabel 4.9 uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar
20,506 dengan Sig. 0,000. Karena Sig. < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan direksi, proporsi
dewan komisaris independen, ukuran komite audit, profitabilitas,
leverage dan ukuran perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi yang diukur
dengan BTMR.
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara pasrsial, yaitu ukuran dewan direksi, proporsi
dewan komisaris indpenden, ukuran komite audit, profitabilitas,
leverage, dan ukuran perusahaan dalam menjelaskan variabel
dependen yaitu konservatisme akuntansi. Hasil dari uji
signifikansi parameter individual dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Sumber: Data sekunder yang diolah
76
Berdasarkan hasil uji statistik t pada Tabel 4.8 dari ke enam
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi,
empat variabel yaitu proporsi dewan komisaris Independen,
ukuran komite audit, leverage dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi yang diukur
dengan BTMR, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk
KOM_IND sebesar 0,480, KOM_AUD 0,663, DER sebesar
0,091 dan SIZE sebesar 0,059 yang nilai signifikansinya melebihi
0,05. Sedangkan variabel ukuran dewan direksi dan profitablitas
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi karena memiliki
nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 yaitu DIR sebesar
0,001 dan ROE sebesar 0,000. Jadi dari ke enam variabel model
regresi pada penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu
DIR dan ROE yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu BTMR.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Konservatisme Akuntansi
Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Ukuran
Dewan Direksi berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
analisis regresi menunjukkan variabel DIR memiliki koefisien regresi
sebesar -0,246 dengan tingkat signifikansi yang lebih rendah dari 0,05
77
yaitu sebesar 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ukuran Dewan
Direksi mempengaruhi Konservatisme Akuntansi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indeonesia (H1 diterima).
Hasil peneitian ini tidak konsisten dengan penelitian Sari et al.
(2016) dan Yunos et al. (2014). Namun, hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012). Ukuran
dewan direksi berhubungan positif dengan perputaran aset dan
berhubungan negatif dengan beban operasi. Artinya, semakin besar
ukuran dewan direksi maka semakin tinggi perputaran aktiva dan
semakin kecil beban operasi, berarti pula terjadi efisiensi. Dewan
direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan
diambil atau strategi perusahaan secara jangka pendek maupun panjang.
Salah satu dari kebijakan ini terkait dengan prinsip konservatisme yang
digunakan oleh perusahaan dalam melaporkan kondisi keuangannya.
2. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap
Konservatisme Akuntansi
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Proporsi
Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Konservatisme
Akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil analiris regresi menunjukkan variabel KOM_IND
memiliki koefisien regresi sebesar -0,049 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,480. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Proporsi Dewan
Komisaris Independen tidak mempengaruhi Konservatisme Akuntansi
78
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indeonesia
(H2 ditolak).
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yunos et al. (2014) dan Fitriani (2014). Namun, hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari et al. (2016). Sari et al.
(2016) menyebutkan bahwa hal ini disebabkan karena pengawasan dari
dewan komisaris independen yang kurang optimal sebagai alat
pengawas manajemen, selain itu keberadaan komisaris independen
hanya untuk memenuhi ketentuan formal atau regulasi saja tetapi tidak
untuk menegakkan good corporate governance.
3. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi
Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa Ukuran
Komite Audit berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
analiris regresi menunjukkan variabel KOM_AUD memiliki koefisien
regresi sebesar 0,031 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,663. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa Ukuran Komite Audit tidak
mempengaruhi Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indeonesia (H3 ditolak).
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian
konsisten dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2014). Namun, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sari et al. (2016). Dari hasil penelitian Sari et al.
79
(2016) dapat dijelaskan bahwa adanya komite audit tidak dapat
mempengaruhi konservatisme akuntansi yang disebabkan karena
kurangnya pengawasan yang dilakukan komite audit untuk melakukan
pemeriksaan dalam pegelolaan persahaan. Dan jumlah dari anggota
komite tidak bisa bekerja dengan baik dalam membantu dewan
komisaris untuk memastikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umtum, maka proses pelaporan keuangan
perusahaan tersebut tidak termonitor dengan baik. Sehingga
pengawasan terhadap akuntansi perusahaan kurang baik dan laporan
kuangan yang dihasilkan cenderung tidak konservatif.
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Konservatisme Akuntansi
Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa
Profitabilitas berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
analiris regresi menunjukkan variabel ROE memiliki koefisien regresi
sebesar -0,664 dengan tingkat signifikansi yang lebih rendah dari 0,05
yaitu sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Profitablitas
mempengaruhi Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (H4 diterima).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Choiriyah dan
Almilia (2016) dan Jayanti dan Sapari (2016). Choiriyah dan Almilia
(2016) menyebutkan bawah perusahaan dengan tingkat profitablitas
yang tinggi mengindikasikan bahwa kompensasi keuangan yang
80
diberikan oleh perusahaan pada pemegang saham tinggi dan hal ini
membawa kecenderungan yang lebih tinggi bagi perusahaan untuk
menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Berdasarkan teori sinyal
ada hubungannya dengan profitablitas bahwa laba memberikan sinyal
yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang
kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus
meningkat dari tahun ke tahun, akan memberika sinyal yang positif
mengenai kinerja perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitablitas suatu
perusahaan, maka akan cenderung memilih akuntansi yang konservatif,
karena konservatisme digunakan oleh manajer untuk mengatur laba
agar terlihat rata dan tidak terlalu memiliki fluktuasi.
5. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi
Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa Leverage
berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil analiris
regresi menunjukkan variabel DER memiliki koefisien regresi sebesar
-0,118 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,091. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa Leverage tidak mempengaruhi Konservatisme
Akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indeonesia (H5 ditolak).
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015), Alhayati (2013), Hani
(2012) dan Moeinaddin et al. (2012). Namun, hasil penelitian ini sejalan
81
dengan penelitian Reskino dan Vemiliyarni (2014). Reskino dan
Vemiliyarni (2014) menyatakan bahwa kemungkinan tidak
berpengaruhnya leverage ini disebabkan karena prinsip konservatisme
yang merupakan sikap kehati-hatian dalam menghadapi lingkungan
yang tidak pasti, maka perusahaan akan selalu menerapkan prinsip ini
tidak peduli apakah hutangnya tinggi atau rendah.
6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi
Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
analiris regresi menunjukkan variabel SIZE memiliki koefisien regresi
sebesar -0,142 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,059. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan tidak mempengaruhi
Konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (H6 ditolak).
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015) dan Moeinaddin et al.
(2012). Namun, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sumiari dan Wirama (2014). Sumiari dan Wirama
(2014) menyimpulkan bahwa terdapat kemungkinan peraturan-
peraturan yang dikeluarkan pemerintah sudah sesuai dengan apa yang
diinginkan perusahaan, sehingga peraturan pemerintah bukan
82
merupakan alasan perusahaan untuk menerapkan konservatsime
aktnatansi
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, makan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hani (2012), namun hasil peneitian ini tidak konsisten
dengan penelitian Sari et al. (2016) dan Yunos et al. (2014).
2. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016),
Limantauw (2012) dan Wulandini dan Zulaikha (2012), namun hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yunos et al. (2014) dan Fitriani (2014).
3. Ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2016), namun, hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fitriani (2014).
84
4. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Choiriyah dan Almilia (2016), dan Jayanti dan Sapari
(2016).
5. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Reskino dan Vemiliyarni (2014), namun hasil penelitian
ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Noviantari dan Ratnadi (2015), Alhayati (2013), Hani (2012) dan
Moeinaddin et al. (2012).
6. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sumiari dan Wirama (2014), namun
hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015) dan Moeinaddin et al.
(2012).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi,
khususnya mengenai konservatisme akuntansi. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor
85
apa saja yang dapat mempengaruhi konservatisme akuntansi pada
perusahaan.
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajika hasil
penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya masukan berkaitan dengan
beberapa hal berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah periode mau pun
sampel penelitian agar rentang waktu penelitian lebih panjang, serta
objek penelitian yang diteliti menjadi lebih luas.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah atau mengganti variabel lain
yang belum dimasukkan dalam penelitian ini yang memiliki pegaruh
terhadap konservatisme akuntansi, seperti financial distress (Noviantari
dan Ratnadi, 2015), likuiditas perusahaan (Choiriyah, 2016), bonus
plan (Reskino dan Vemiliyarni, 2014), mau pun karekteristik
perusahaan (Hani, 2012).
86
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Angga dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh
terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi”. Journal of Accounting Vol.
2 No. 3, Diponegoro. 2013.
Alhayati, Fajri. “Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat Kesultan
Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi”. Artikrl Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang. 2013.
Badan Pengawas Pasar Modal. Siaran Pers. Jakarta. 2002.
Bukhori, Iqbal dan Raharja. “Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan”. Diponegoro Journal of
Accounting. 2012.
Choiriyah, Nila dan Luciana Spica Almilia. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
dan Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi”. Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. 2016.
Dhamayanti, Maulia. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Rating dan Yield
Sukuk Korporasi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Diantimala, Yossi. “Pengaruh Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan, dan
Default Risk terhadap Koefisien Respon Laba”. Jurnal Telaan dan Riset
Akuntansi Vol. 1, No.1: 102-122. 2008.
Fala, Dwi Yana Amalia. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Penilaian
Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance”.
Simposium Nasional Akuntansi X. 2007.
Fitriani, Sonia. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap
Konservatisme Akuntansi”. Artikel Ilmiah Universitas Dian Nuswantoro.
2014.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program”. Edisi Ketujuh.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2013.
Hani, Syafrida. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance
terhadap Pemilihan Akuntansi Konservatif”. Jurnal Riset Akuntansi dan
Bisnis. 2012.
87
Hery. “Teori Akuntansi”. Prenada Media Group. Jakarta. 2009.
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Pedoman Corporate
Governance tahun 2006.
Jayanti, Anna dan Sapari. “Pengaruh Positve Accounting Theory, Profitabilitas,
dan Operating Cash Flow terhadap Penerapan Konservatisme”. Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomoe 10. 2016.
Limantauw, Shirly. “Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Sebagai
Mekanisme Good Corporate Govenance terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol.1 No.1. 2012.
Moeinaddin, Mahmood, Hassan Dehghan Dehnavi, dan Hosein Zareian Baghdad
Abadi. “The Relationship between Firm Size, Debt Contracts and the Nature
of the Operations with the Accounting Conservatism”. Interdisciplinary
Journal of Contemporary Reserch in Business Vol.4, No.6. 2012.
Noviantari, Ni Wayan dan Ni Made Dwi Ratnadi. “Pengaruh Financial Distrees,
Ukuran Perusahaan, dan Leverage pada Konservatisme Akuntansi”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.11, No.3. 2015.
Pramana, Arif Duta. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Profitabilitas,
dan Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia”. Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010.
Raharjo, Fauzi Dwi. “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report”. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2016.
Rahmawati, Fitri. “Pengaruh Karakteristik Dewan Salah Satu Mekanisme
Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia”.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2010.
Reskino dan Ressy Vemiliyarni. “Pengaruh Konvergensi IFRS, Bonus Plan, Debd
Convenant, dan Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi”.
Akuntabilitas Vol.VII No.3. 2014.
Risdiyani, Fani. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Leverage,
Pertumbuhan Perusahaan dan Financial Distress terhadap Konservatisme
Akuntansi”. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 2015.
88
Sari, Novika, Resti Yulistia Muslim dan Herawati. “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi pada perusahaan
manufaktur di BEI”. E-Journal Universitas Bung Hatta. Vol 9, No 1. 2016.
Susilo, Richard. “Tersandung Skandal Akuntansi, Wakil Komisaris Utama Toshiba
Mengundurkan Diri”, artikel diakses tanggal 30 Oktober 2017, dari
http://www.tribunnews.com/internasional/2015/07/09/tersandung-skandal-
akuntansi-wakil-komisaris-utama-toshiba-mengundurkan-diri. 2015.
Susilo, Richard. “Skandal Akunting Toshiba Jepang Capai 150 Miliar Yen”, artikel
diakses tanggal 30 Oktober 2017, dari
http://www.tribunnews.com/internasional/2015/07/04/skandal-akunting-
toshiba-jepang- capai-150-miliar-yen. 2015.
Sumiari, Kadek Nita dan Dewa Gede Wirama. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Konservatisme Akuntansi dengan Leverage sebagai Variabel
Pemoderasi”. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.3
No.10. 2014
Wardhani, Ratna. “Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan
Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu Mekanisme
Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Pontianak.
2008.
Wulandari, Indah, Andreas dan Elfi Ilham. “Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Debt Convenant dan Growth Opportunity terhadap
Konservatisme Akuntasi”. JOM FEEKON, Vol. 1 No. 2, Pekanbaru. 2014.
Wulandini, Dwinita dan Zulaikha. “Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan
Komite Audit terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi”. Diponegoro
Journal of Accounting Vol.1, No.2. 2012.
Yunos, Rahimah Mohamed, Syahrul Ahmar Ahmad dan Normala Sulaiman. “The
Influence of Internal Governance Mechanism on Accounting Conservatism”.
Procedia – Social and Behavioral Sciences 164. 2014.
89
LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
90
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2014-2016
No Nama Perusahaan Kode
1 Akasha Wira International Tbk Tbk ADES
2 Argha Karya Prima Ind. Tbk AKPI
3 Alkindo Naratama Tbk ALDO
4 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
5 Astra International Tbk ASII
6 Astra Otoparts Tbk AUTO
7 Sepatu Bata Tbk BATA
8 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
9 Delta Djakarta Tbk DLTA
10 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
12 Gudang Garam Tbk GGRM
13 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
14 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
15 PT Impack Pratama Industri Tbk IMPC
16 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
17 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
18 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA
19 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
20 KMI Wire and Cable Tbk KBLI
21 Kabelindo Murni Tbk KBLM
22 Kalbe Farma Tbk KLBF
23 Lion Metal Works Tbk LION
24 Lionmesh Prima Tbk LMSH
25 Merck Tbk MERK
26 Mayora Indah Tbk MYOR
27 Pyridam Farma Tbk PYFA
28 Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
28 Sekar Bumi Tbk SKBM
30 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR
31 Selamat Sempurna Tbk SMSM
32 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB
33 Indo Acidatama Tbk SRSN
34 Star Petrcohem Tbk STAR
35 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
36 Ultra Jaya Milk Industry Tbk ULTJ
37 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM
91
Bersambung ke halaman berikutnya
Lampiran 2
Data Variabel Dependen
Variabel Dependen - Konservatisme Akuntansi (BTMR)
Tahun No Kode
Perusahaan Total Ekuitas
Harga
Penutupan
Saham
Saham
Beredar BTMR
2014
1 ADES 292.145.000.000
1.375
589.896.800 0,36018
2 AKPI 1.031.605.289.000
830
680.000.000 1,82779
3 ALDO 148.803.798.920
735
550.000.000 0,36810
4 AMFG 3.101.440.000.000
8.050
434.000.000 0,88772
5 ASII 120.187.000.000.000
7.425
40.483.553.140 0,39984
6 AUTO 10.142.706.000.000
4.200
4.819.733.000 0,50105
7 BATA 425.597.596.000
1.105
1.300.000.000 0,29627
8 CEKA 537.551.172.122
1.500
297.500.000 1,20460
9 DLTA 760.396.104.000
390.000
16.013.181 0,12176
10 DPNS 236.041.363.276
353
331.129.952 2,01937
11 DVLA 947.454.725.000
1.690
1.120.000.000 0,50056
12 GGRM 33.134.403.000.000
60.700
1.924.088.000 0,28370
13 ICBP 14.584.301.000.000
13.100
5.830.954.000 0,19093
14 IGAR 257.674.022.610
315
972.204.500 0,84140
15 IMPC 973.338.497.711
5.100
483.350.000 0,39485
16 INDF 40.274.198.000.000
6.750
8.780.426.500 0,67953
17 INTP 24.557.013.000.000
25.000
3.681.231.699 0,26683
18 JPFA 5.179.545.000.000
950
10.640.198.170 0,51241
19 KAEF 1.721.078.859.509
1.465
5.554.000.000 0,21152
92
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Total Ekuitas
Harga
Penutupan
Saham
Saham
Beredar BTMR
20 KBLI 926.637.603.251
139
4.007.235.107 1,66361
21 KBLM 290.287.873.143
155
1.120.000.000 1,67217
22 KLBF 9.764.101.018.423
1.835
46.875.122.110 0,11352
23 LION 425.933.669.395
9.300
52.016.000 0,88049
24 LMSH 112.593.050.691
6.450
9.600.000 1,81836
25 MERK 544.244.319.000
160.000
22.400.000 0,15185
26 MYOR 4.077.036.284.827
20.900
894.347.989 0,21812
27 PYFA 94.112.175.387
135
535.080.000 1,30285
28 ROTI 953.583.079.507
1.385
5.061.800.000 0,13602
29 SKBM 307.615.062.279
970
936.530.894 0,33862
30 SMBR 2.683.091.817.000
381
9.837.678.500 0,71584
31 SMSM 1.122.120.000.000
4.750
1.439.668.860 0,16409
32 SQBB 368.878.943.000
315.000
10.240.000 0,11436
33 SRSN 324.030.213.000
50
6.020.000.000 1,07651
34 STAR 488.916.261.367
50
4.800.000.602 2,03715
35 TSPC 4.082.127.697.809
2.440
4.500.000.000 0,37178
36 ULTJ 2.273.306.156.418
3.720
2.888.382.000 0,21157
37 WIIM 846.390.403.028
625
2.099.873.760 0,64491
2015
1 ADES 328.369.000.000
1.015
589.896.800 0,54843
2 AKPI 1.107.565.893.000
875
680.000.000 1,86146
3 ALDO 170.929.026.813
735
550.000.000 0,42283
4 AMFG 3.390.223.000.000
6.550
434.000.000 1,19261
5 ASII 126.533.000.000.000
6.000
40.483.553.140 0,52092
6
AUTO 10.143.426.000.000
1.600
4.819.733.000 1,31535
93
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Total Ekuitas
Harga
Penutupan
Saham
Saham
Beredar BTMR
7 BATA 547.187.208.000
900
1.300.000.000 0,46768
8 CEKA 639.893.514.352
675
595.000.000 1,59326
9 DLTA 849.621.481.000
5.200
800.659.050 0,20407
10 DPNS 241.296.079.044
387
331.129.952 1,88296
11 DVLA 973.517.334.000
1.300
1.120.000.000 0,66862
12 GGRM 38.007.909.000.000
55.000
1.924.088.000 0,35916
13 ICBP 16.386.911.000.000
13.475
5.830.954.000 0,20856
14 IGAR 310.464.258.463
224
972.204.500 1,42563
15 IMPC 1.096.879.954.951
9.250
483.350.000 0,24533
16 INDF 43.121.593.000.000
5.175
8.780.426.500 0,94901
17 INTP 23.865.950.000.000
22.325
3.681.231.699 0,29040
18 JPFA 6.109.692.000.000
635
10.640.198.170 0,90427
19 KAEF 2.056.559.640.523
870
5.554.000.000 0,42561
20 KBLI 1.027.361.931.042
119
4.007.235.107 2,15443
21 KBLM 296.475.380.006
132
1.120.000.000 2,00538
22 KLBF 10.938.285.985.269
1.320
46.875.122.110 0,17678
23 LION 454.599.496.171
1.050
520.160.000 0,83234
24 LMSH 112.441.377.144
575
96.000.000 2,03698
25 MERK 473.543.282.000
6.775
448.000.000 0,15602
26 MYOR 5.194.459.927.187
30.500
894.347.989 0,19043
27 PYFA 101.222.059.197
112
535.080.000 1,68903
28 ROTI 1.188.534.951.872
1.265
5.061.800.000 0,18562
29 SKBM 344.087.439.659
945
936.530.894 0,38879
30
SMBR 2.949.352.584.000
291
9.837.678.500 1,03025
94
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Total Ekuitas
Harga
Penutupan
Saham
Saham
Beredar BTMR
31 SMSM 1.440.248.000.000
4.760
1.439.668.860 0,21017
32 SQBB 354.053.487.000
338.000
10.240.000 0,10229
33 SRSN 340.079.837.000
50
6.020.000.000 1,12983
34 STAR 489.676.008.886
50
4.800.000.602 2,04032
35 TSPC 4.337.140.975.120
1.750
4.500.000.000 0,55075
36 ULTJ 2.797.505.693.922
3.945
2.888.382.000 0,24551
37 WIIM 943.708.980.906
430
2.099.873.760 1,04514
2016
1 ADES 384.388.000.000
1.000
589.896.800 0,65162
2 AKPI 1.107.565.893.000
900
680.000.000 1,80975
3 ALDO 200.887.900.422
600
550.000.000 0,60875
4 AMFG 3.599.264.000.000
6.700
434.000.000 1,23780
5 ASII 139.906.000.000.000
8.275
40.483.553.140 0,41763
6 AUTO 10.536.558.000.000
2.050
4.819.733.000 1,06640
7 BATA 557.155.279.000
790
1.300.000.000 0,54251
8 CEKA 887.920.113.728
1.350
595.000.000 1,10541
9 DLTA 1.012.374.008.000
5.000
800.659.050 0,25289
10 DPNS 263.264.403.585
400
331.129.952 1,98762
11 DVLA 1.079.579.612.000
1.755
1.120.000.000 0,54924
12 GGRM 39.564.228.000.000
63.900
1.924.088.000 0,32179
13 ICBP 18.500.823.000.000
8.575
11.661.908.000 0,18501
14 IGAR 373.749.035.530
520
972.204.500 0,73930
15 IMPC 1.225.645.183.071
1.025
4.833.500.000 0,24739
16 INDF 43.941.423.000.000
7.925
8.780.426.500 0,63148
17
INTP 26.138.703.000.000
15.400
3.681.231.699 0,46107
95
Tahun No Kode
Perusahaan Total Ekuitas
Harga
Penutupan
Saham
Saham
Beredar BTMR
18 JPFA 9.372.964.000.000
1.455
11.390.198.170 0,56557
19 KAEF 2.271.407.409.194
2.750
5.554.000.000 0,14872
20 KBLI 1.321.345.840.449
276
4.007.235.107 1,19471
21 KBLM 320.655.277.264
240
1.120.000.000 1,19291
22 KLBF 12.463.847.141.085
1.515
46.875.122.110 0,17551
23 LION 470.603.093.171
1.050
520.160.000 0,86165
24 LMSH 117.316.469.122
590
96.000.000 2,07127
25 MERK 582.672.469.000
9.200
448.000.000 0,14137
26 MYOR 6.265.255.987.065
1.645
22.358.699.725 0,17034
27 PYFA 105.508.790.427
200
535.080.000 0,98592
28 ROTI 1.442.751.772.026
1.600
5.061.800.000 0,17814
29 SKBM 368.389.286.646
640
936.530.894 0,61462
30 SMBR 3.120.757.702.000
2.790
9.837.678.500 0,11370
31 SMSM 1.580.055.000.000
980
5.758.675.440 0,27998
32 SQBB 354.829.699.000
413.500
10.240.000 0,08380
33 SRSN 402.053.633.000
50
6.020.000.000 1,33573
34 STAR 490.025.951.324
56
4.800.000.602 1,82301
35 TSPC 4.635.273.142.692
1.970
4.500.000.000 0,52287
36 ULTJ 3.489.233.494.783
4.570
2.888.382.000 0,26434
37 WIIM 991.093.391.804
440
2.099.873.760 1,07268
96
Bersambung ke halaman berikutnya
Lampiran 3
Data Variabel Independen
Variabel Independen – Mekanisme Good Corporate Governance
Tahun No Kode Perusahaan DIR KOM_IND KOM_AUD
2014
1 ADES 4 0,33333 3
2 AKPI 5 0,33333 3
3 ALDO 3 0,33333 3
4 AMFG 6 0,33333 4
5 ASII 9 0,36364 4
6 AUTO 9 0,3 3
7 BATA 6 0,4 3
8 CEKA 4 0,5 3
9 DLTA 5 0,4 3
10 DPNS 4 0,33333 3
11 DVLA 7 0,42857 4
12 GGRM 7 0,5 3
13 ICBP 9 0,42857 3
14 IGAR 3 0,33333 3
15 IMPC 6 0,5 3
16 INDF 10 0,37500 3
17 INTP 9 0,42857 3
18 JPFA 5 0,33333 3
19 KAEF 5 0,4 3
20 KBLI 6 0,4 3
21 KBLM 3 0,33333 3
22 KLBF 6 0,33333 3
23 LION 4 0,33333 3
24 LMSH 3 0,33333 3
25 MERK 5 0,33333 3
26 MYOR 5 0,4 3
27 PYFA 3 0,3333333 3
28 ROTI 6 0,33333 3
29 SKBM 6 0,33333 3
97
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode Perusahaan DIR KOM_IND KOM_AUD
30 SMBR 5 0,6 3
31 SMSM 5 0,33333 3
32 SQBB 4 0,33333 3
33 SRSN 6 0,375 3
34 STAR 2 0,5 3
35 TSPC 12 0,6 3
36 ULTJ 3 0,33333 3
37 WIIM 6 0,33333 3
2015
1 ADES 4 0,33333 3
2 AKPI 5 0,33333 3
3 ALDO 3 0,33333 3
4 AMFG 11 0,33333 4
5 ASII 12 0,36364 4
6 AUTO 8 0,33333 3
7 BATA 4 0,4 3
8 CEKA 4 0,5 3
9 DLTA 5 0,4 3
10 DPNS 4 0,33333 3
11 DVLA 7 0,33333 3
12 GGRM 7 0,5 3
13 ICBP 9 0,5 3
14 IGAR 3 0,5 3
15 IMPC 6 0,5 3
16 INDF 10 0,37500 3
17 INTP 9 0,42857 3
18 JPFA 5 0,5 3
19 KAEF 5 0,3333333 3
20 KBLI 6 0,4 3
21 KBLM 3 0,33333 3
22 KLBF 6 0,42857 3
23 LION 4 0,33333 3
24 LMSH 3 0,33333 3
25 MERK 5 0,33333 3
26 MYOR 5 0,4 3
27 PYFA 3 0,5 4
28 ROTI 6 0,33333 3
98
Bersambung ke halaman berikutnya
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode Perusahaan DIR KOM_IND KOM_AUD
29 SKBM 6 0,33333 3
30 SMBR 5 0,5 3
31 SMSM 5 0,33333 3
32 SQBB 4 0,33333 3
33 SRSN 6 0,375 3
34 STAR 2 0,5 3
35 TSPC 11 0,5 3
36 ULTJ 3 0,33333 3
37 WIIM 6 0,33333 3
2016
1 ADES 3 0,33333 3
2 AKPI 5 0,33333 3
3 ALDO 3 0,33333 3
4 AMFG 11 0,33333 3
5 ASII 11 0,33333 4
6 AUTO 8 0,37500 3
7 BATA 5 0,5 3
8 CEKA 4 0,5 3
9 DLTA 5 0,4 3
10 DPNS 4 0,33333 3
11 DVLA 8 0,42857 3
12 GGRM 7 0,5 3
13 ICBP 9 0,5 3
14 IGAR 5 0,3333333 3
15 IMPC 6 0,3333333 3
16 INDF 10 0,37500 3
17 INTP 10 0,42857 3
18 JPFA 5 0,4 3
19 KAEF 5 0,4 4
20 KBLI 3 0,4 3
21 KBLM 4 0,33333 3
22 KLBF 5 0,42857 3
23 LION 4 0,33333 3
24 LMSH 3 0,33333 3
25 MERK 5 0,33333 3
26 MYOR 5 0,4 3
27 PYFA 3 0,5 3
99
Tahun No Kode Perusahaan DIR KOM_IND KOM_AUD
28 ROTI 5 0,33333 3
29 SKBM 8 0,33333 3
30 SMBR 5 0,6 3
31 SMSM 5 0,33333 3
32 SQBB 4 0,33333 3
33 SRSN 6 0,375 3
34 STAR 2 0,5 3
35 TSPC 10 0,5 3
36 ULTJ 3 0,33333 3
37 WIIM 6 0,33333 3
100
Bersambung ke halaman berikutnya
Variabel Independen – Profitablilitas (ROE)
Tahun No Kode
Perusahaan
Laba Bersih
Setelah Pajak Jumlah Ekuitas ROE
2014
1 ADES
31.072.000.000
292.145.000.000 0,10636
2 AKPI
34.659.623.000
1.031.605.289.000 0,03360
3 ALDO
21.070.935.796
148.803.798.920 0,14160
4 AMFG
464.152.000.000
3.101.440.000.000 0,14966
5 ASII
22.131.000.000.000
120.187.000.000.000 0,18414
6 AUTO
954.086.000.000
10.142.706.000.000 0,09407
7 BATA
71.246.429.000
425.597.596.000 0,16740
8 CEKA
41.001.414.954
537.551.172.122 0,07627
9 DLTA
288.499.375.000
760.396.104.000 0,37941
10 DPNS
14.528.830.097
236.041.363.276 0,06155
11 DVLA
81.597.761.000
947.454.725.000 0,08612
12 GGRM
5.432.667.000.000
33.134.403.000.000 0,16396
13 ICBP
2.574.172.000.000
14.584.301.000.000 0,17650
14 IGAR
55.155.278.768
257.674.022.610 0,21405
15 IMPC
290.018.483.352
973.338.497.711 0,29796
16 INDF
5.229.489.000.000
40.274.198.000.000 0,12985
17 INTP
5.293.416.000.000
24.557.013.000.000 0,21556
18 JPFA
391.866.000.000
5.179.545.000.000 0,07566
19 KAEF
257.836.015.297
1.721.078.859.509 0,14981
20 KBLI
72.026.856.790
926.637.603.251 0,07773
21 KBLM
20.498.841.379
290.287.873.143 0,07062
22 KLBF
2.122.677.647.816
9.764.101.018.423 0,21740
23 LION
48.712.977.670
425.933.669.395 0,11437
101
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan
Laba Bersih
Setelah Pajak Jumlah Ekuitas ROE
24 LMSH
7.605.091.176
112.593.050.691 0,06754
25 MERK
182.147.224.000
544.244.319.000 0,33468
26 MYOR
409.618.689.484
4.077.036.284.827 0,10047
27 PYFA
2.661.022.001
94.112.175.387 0,02828
28 ROTI
188.648.345.876
953.583.079.507 0,19783
29 SKBM
90.094.363.594
307.615.062.279 0,29288
30 SMBR
335.954.862.000
2.683.091.817.000 0,12521
31 SMSM
421.095.000.000
1.122.120.000.000 0,37527
32 SQBB
164.808.009.000
368.878.943.000 0,44678
33 SRSN
14.600.316.000
324.030.213.000 0,04506
34 STAR
481.696.033
488.916.261.367 0,00099
35 TSPC
585.790.816.012
4.082.127.697.809 0,14350
36 ULTJ
283.061.430.451
2.273.306.156.418 0,12452
37 WIIM
112.673.763.260
846.390.403.028 0,13312
2015
1 ADES
32.839.000.000
328.369.000.000 0,10001
2 AKPI
27.644.714.000
1.107.565.893.000 0,02496
3 ALDO
21.070.935.796
148.803.798.920 0,14087
4 AMFG
464.152.000.000
3.101.440.000.000 0,10069
5 ASII
15.613.000.000.000
126.533.000.000.000 0,12339
6 AUTO
322.701.000.000
10.143.426.000.000 0,03181
7 BATA
129.519.446.000
547.187.208.000 0,23670
8 CEKA
106.549.446.980
639.893.514.352 0,16651
9 DLTA
192.045.199.000
849.621.481.000 0,22604
10 DPNS
9.859.176.172
241.296.079.044 0,04086
11 DVLA
107.894.430.000
973.517.334.000 0,11083
102
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan
Laba Bersih
Setelah Pajak Jumlah Ekuitas ROE
12 GGRM
6.452.834.000.000
38.007.909.000.000 0,16978
13 ICBP
2.923.148.000.000
16.386.911.000.000 0,17838
14 IGAR
51.416.184.307
310.464.258.463 0,16561
15 IMPC
129.759.075.975
1.096.879.954.951 0,11830
16 INDF
3.709.501.000.000
43.121.593.000.000 0,08602
17 INTP
4.356.661.000.000
23.865.950.000.000 0,18255
18 JPFA
524.484.000.000
6.109.692.000.000 0,08584
19 KAEF
265.549.762.082
2.056.559.640.523 0,12912
20 KBLI
115.371.098.970
1.027.361.931.042 0,11230
21 KBLM
12.760.365.612
296.475.380.006 0,04304
22 KLBF
2.057.694.281.873
10.938.285.985.269 0,18812
23 LION
46.018.637.487
454.599.496.171 0,10123
24 LMSH
1.944.443.395
112.441.377.144 0,01729
25 MERK
142.545.462.000
473.543.282.000 0,30102
26 MYOR
1.250.233.128.560
5.194.459.927.187 0,24069
27 PYFA
3.087.104.465
101.222.059.197 0,03050
28 ROTI
270.538.700.440
1.188.534.951.872 0,22762
29 SKBM
40.150.568.620
344.087.439.659 0,11669
30 SMBR
354.180.062.000
2.949.352.584.000 0,12009
31 SMSM
461.307.000.000
1.440.248.000.000 0,32030
32 SQBB
150.207.262.000
354.053.487.000 0,42425
33 SRSN
15.504.788.000
340.079.837.000 0,04559
34 STAR
306.885.570
489.676.008.886 0,00063
35 TSPC
529.218.651.807
4.337.140.975.120 0,12202
36
ULTJ
523.100.215.029
2.797.505.693.922 0,18699
103
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan
Laba Bersih
Setelah Pajak Jumlah Ekuitas ROE
37 WIIM
131.081.111.587
943.708.980.906 0,13890
2016
1 ADES
55.951.000.000
384.388.000.000 0,14556
2 AKPI
52.393.857.000
1.107.565.893.000 0,04731
ALDO
25.229.505.223
200.887.900.422 0,12559
4 AMFG
260.444.000.000
3.599.264.000.000 0,07236
5 ASII
18.302.000.000.000
139.906.000.000.000 0,13082
6 AUTO
483.421.000.000
10.536.558.000.000 0,04588
7 BATA
42.231.663.000
557.155.279.000 0,07580
8 CEKA
249.697.013.626
887.920.113.728 0,28122
9 DLTA
254.509.268.000
1.012.374.008.000 0,25140
10 DPNS
10.009.391.103
263.264.403.585 0,03802
11 DVLA
152.083.400.000
1.079.579.612.000 0,14087
12 GGRM
6.672.682.000.000
39.564.228.000.000 0,16865
13 ICBP
3.631.301.000.000
18.500.823.000.000 0,19628
14 IGAR
69.305.629.795
373.749.035.530 0,18543
15 IMPC
125.823.130.775
1.225.645.183.071 0,10266
16 INDF
5.266.906.000.000
43.941.423.000.000 0,11986
17 INTP
3.870.319.000.000
26.138.703.000.000 0,14807
18 JPFA
2.171.608.000.000
9.372.964.000.000 0,23169
19 KAEF
271.597.947.663
2.271.407.409.194 0,11957
20 KBLI
334.338.838.592
1.321.345.840.449 0,25303
21 KBLM
21.245.022.916
320.655.277.264 0,06626
22 KLBF
2.350.884.933.551
12.463.847.141.085 0,18862
23 LION
42.345.417.055
470.603.093.171 0,08998
24 LMSH
6.252.814.811
117.316.469.122 0,05330
104
Tahun No Kode
Perusahaan
Laba Bersih
Setelah Pajak Jumlah Ekuitas ROE
25 MERK
153.842.847.000
582.672.469.000 0,26403
26 MYOR
1.388.676.127.665
6.265.255.987.065 0,22165
27 PYFA
5.146.317.041
105.508.790.427 0,04878
28 ROTI
279.777.368.831
1.442.751.772.026 0,19392
29 SKBM
22.545.456.050
368.389.286.646 0,06120
30 SMBR
259.090.525.000
3.120.757.702.000 0,08302
31 SMSM
502.192.000.000
1.580.055.000.000 0,31783
32 SQBB
165.195.371.000
354.829.699.000 0,46556
33 SRSN
11.056.051.000
402.053.633.000 0,02750
34 STAR
462.555.306
490.025.951.324 0,00094
35 TSPC
545.493.536.262
4.635.273.142.692 0,11768
36 ULTJ
709.825.635.742
3.489.233.494.783 0,20343
37 WIIM
106.290.306.868
991.093.391.804 0,10725
105
Bersambung ke halaman berikutnya
Variabel Independen – Leverage (DER)
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
2014
1 ADES
210.845.000.000
292.145.000.000 0,72171
2 AKPI
1.195.437.301.000
1.031.605.289.000 1,15881
3 ALDO
197.870.888.906
148.803.798.920 1,32974
4 AMFG
844.685.000.000
3.101.440.000.000 0,27235
5 ASII
115.840.000.000.000
120.187.000.000.000 0,96383
6 AUTO
4.244.862.000.000
10.142.706.000.000 0,41851
7 BATA
349.293.491.000
425.597.596.000 0,82071
8 CEKA
746.598.865.219
537.551.172.122 1,38889
9 DLTA
237.047.063.000
760.396.104.000 0,31174
10 DPNS
32.849.679.334
236.041.363.276 0,13917
11 DVLA
293.785.055.000
947.454.725.000 0,31008
12 GGRM
25.099.875.000.000
33.134.403.000.000 0,75752
13 ICBP
10.445.187.000.000
14.584.301.000.000 0,71619
14 IGAR
92.945.504.329
257.674.022.610 0,36071
15 IMPC
767.100.771.488
973.338.497.711 0,78811
16 INDF
45.803.053.000.000
40.274.198.000.000 1,13728
17 INTP
4.307.622.000.000
24.557.013.000.000 0,17541
18 JPFA
10.579.414.000.000
5.179.545.000.000 2,04254
19 KAEF
1.291.699.778.059
1.721.078.859.509 0,75052
20 KBLI
414.243.649.312
926.637.603.251 0,44704
21 KBLM
356.961.782.297
290.287.873.143 1,22968
22 KLBF
2.675.166.377.592
9.764.101.018.423 0,27398
23
LION
179.232.241.844
425.933.669.395 0,42080
106
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
24 LMSH
28.441.933.937
112.593.050.691 0,25261
25 MERK
166.811.511.000
544.244.319.000 0,30650
26 MYOR
6.220.960.735.713
4.077.036.284.827 1,52585
27 PYFA
80.936.445.295
94.112.175.387 0,86000
28 ROTI
1.189.311.196.709
953.583.079.507 1,24720
29 SKBM
345.361.448.340
307.615.062.279 1,12271
30 SMBR
245.388.549.000
2.683.091.817.000 0,09146
31 SMSM
635.514.000.000
1.122.120.000.000 0,56635
32 SQBB
90.473.777.000
368.878.943.000 0,24527
33 SRSN
140.918.993.000
324.030.213.000 0,43489
34 STAR
287.001.566.564
488.916.261.367 0,58702
35 TSPC
1.527.428.955.386
4.082.127.697.809 0,37417
36 ULTJ
644.827.122.017
2.273.306.156.418 0,28365
37 WIIM
488.154.387.359
846.390.403.028 0,57675
2015
1 ADES
324.855.000.000
328.369.000.000 0,98930
2 AKPI
1.775.577.239.000
1.107.565.893.000 1,60313
3 ALDO
195.081.792.385
148.803.798.920 1,14130
4 AMFG
880.052.000.000
3.101.440.000.000 0,25959
5 ASII
118.902.000.000.000
126.533.000.000.000 0,93969
6 AUTO
4.195.684.000.000
10.143.426.000.000 0,41364
7 BATA
248.070.766.000
547.187.208.000 0,45336
8 CEKA
845.932.695.663
639.893.514.352 1,32199
9 DLTA
188.700.435.000
849.621.481.000 0,22210
10 DPNS
33.187.031.327
241.296.079.044 0,13754
11
DVLA
402.760.903.000
973.517.334.000 0,41372
107
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
12 GGRM
25.497.504.000.000
38.007.909.000.000 0,67085
13 ICBP
10.173.713.000.000
16.386.911.000.000 0,62084
14 IGAR
73.471.782.127
310.464.258.463 0,23665
15 IMPC
578.352.730.206
1.096.879.954.951 0,52727
16 INDF
48.709.933.000.000
43.121.593.000.000 1,12959
17 INTP
3.772.410.000.000
23.865.950.000.000 0,15807
18 JPFA
11.049.774.000.000
6.109.692.000.000 1,80856
19 KAEF
1.378.319.672.511
2.056.559.640.523 0,67021
20 KBLI
524.437.909.934
1.027.361.931.042 0,51047
21 KBLM
357.910.337.055
296.475.380.006 1,20722
22 KLBF
2.758.131.396.170
10.938.285.985.269 0,25215
23 LION
184.730.654.202
454.599.496.171 0,40636
24 LMSH
21.341.373.897
112.441.377.144 0,18980
25 MERK
168.103.536.000
473.543.282.000 0,35499
26 MYOR
6.148.255.759.034
5.194.459.927.187 1,18362
27 PYFA
58.729.478.032
101.222.059.197 0,58020
28 ROTI
1.517.788.685.162
1.188.534.951.872 1,27702
29 SKBM
420.396.809.051
344.087.439.659 1,22177
30 SMBR
319.315.349.000
2.949.352.584.000 0,10827
31 SMSM
779.860.000.000
1.440.248.000.000 0,54148
32 SQBB
109.974.035.000
354.053.487.000 0,31061
33 SRSN
233.993.478.000
340.079.837.000 0,68805
34 STAR
239.344.544.398
489.676.008.886 0,48878
35 TSPC
1.947.588.124.083
4.337.140.975.120 0,44905
36
ULTJ
742.490.216.326
2.797.505.693.922 0,26541
108
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
37 WIIM
398.991.064.485
943.708.980.906 0,42279
2016
1 ADES
383.091.000.000
384.388.000.000 0,99663
2 AKPI
1.775.577.239.000
1.107.565.893.000 1,60313
3 ALDO
209.442.676.180
200.887.900.422 1,04258
4 AMFG
1.905.626.000.000
3.599.264.000.000 0,52945
5 ASII
121.949.000.000.000
139.906.000.000.000 0,87165
6 AUTO
4.075.716.000.000
10.536.558.000.000 0,38682
7 BATA
247.587.638.000
557.155.279.000 0,44438
8 CEKA
538.044.038.690
887.920.113.728 0,60596
9 DLTA
185.422.642.000
1.012.374.008.000 0,18316
10 DPNS
32.865.162.199
263.264.403.585 0,12484
11 DVLA
451.785.946.000
1.079.579.612.000 0,41848
12 GGRM
23.387.406.000.000
39.564.228.000.000 0,59113
13 ICBP
10.401.125.000.000
18.500.823.000.000 0,56220
14 IGAR
65.716.637.766
373.749.035.530 0,17583
15 IMPC
1.050.386.739.011
1.225.645.183.071 0,85701
16 INDF
38.233.092.000.000
43.941.423.000.000 0,87009
17 INTP
4.011.877.000.000
26.138.703.000.000 0,15348
18 JPFA
9.878.062.000.000
9.372.964.000.000 1,05389
19 KAEF
2.341.155.131.870
2.271.407.409.194 1,03071
20 KBLI
550.076.575.595
1.321.345.840.449 0,41630
21 KBLM
318.436.089.653
320.655.277.264 0,99308
22 KLBF
2.762.162.069.572
12.463.847.141.085 0,22161
23 LION
215.209.902.816
470.603.093.171 0,45731
24 LMSH
45.511.700.128
117.316.469.122 0,38794
109
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas DER
25 MERK
161.262.425.000
582.672.469.000 0,27676
26 MYOR
6.657.165.872.077
6.265.255.987.065 1,06255
27 PYFA
61.554.005.181
105.508.790.427 0,58340
28 ROTI
1.476.889.086.692
1.442.751.772.026 1,02366
29 SKBM
633.267.725.358
368.389.286.646 1,71902
30 SMBR
1.248.119.294.000
3.120.757.702.000 0,39994
31 SMSM
674.685.000.000
1.580.055.000.000 0,42700
32 SQBB
124.404.091.000
354.829.699.000 0,35060
33 SRSN
315.096.071.000
402.053.633.000 0,78372
34 STAR
200.161.402.637
490.025.951.324 0,40847
35 TSPC
1.950.534.206.746
4.635.273.142.692 0,42080
36 ULTJ
749.966.146.582
3.489.233.494.783 0,21494
37 WIIM
362.540.740.471
991.093.391.804 0,36580
110
Bersambung ke halaman berikutnya
Variabel Independen – Ukuran Perusahaan (SIZE)
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Aset SIZE
2014
1 ADES
502.990.000.000 26,94384
2 AKPI
2.227.042.590.000 28,43170
3 ALDO
346.674.687.826 26,57165
4 AMFG
3.946.125.000.000 29,00376
5 ASII
236.027.000.000.000 33,09497
6 AUTO
14.387.568.000.000 30,29739
7 BATA
774.891.087.000 27,37599
8 CEKA
1.284.150.037.341 27,88112
9 DLTA
997.443.167.000 27,62846
10 DPNS
268.891.042.610 26,31757
11 DVLA
1.241.239.780.000 27,84713
12 GGRM
58.234.278.000.000 31,69550
13 ICBP
25.029.488.000 23,94332
14 IGAR
350.619.526.939 26,58297
15 IMPC
1.740.439.269.199 28,18516
16
86.077.251.000 25,17851
111
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Aset SIZE
17 INTP
28.884.635.000.000 30,99433
18 JPFA
15.758.959.000.000 30,38843
19 KAEF
3.012.778.637.568 28,73388
20 KBLI
1.340.881.252.563 27,92435
21 KBLM
647.249.655.440 27,19600
22 KLBF
12.439.267.396.015 30,15188
23 LION
605.165.911.239 27,12877
24 LMSH
141.034.984.628 25,67227
25 MERK
711.055.830.000 27,29002
26 MYOR
10.297.997.020.540 29,96297
27 PYFA
172.557.400.461 25,87400
28 ROTI
2.142.894.276.216 28,39318
29 SKBM
652.976.510.619 27,20481
30 SMBR
2.928.480.366.000 28,70550
31 SMSM
1.757.634.000.000 28,19499
32 SQBB
459.352.720.000 26,85308
33 SRSN
464.949.206.000 26,86519
34 STAR
775.917.827.931 27,37731
35 TSPC
5.609.556.653.195 29,35549
36 ULTJ
2.918.133.278.435 28,70197
37 WIIM
1.334.544.790.387 27,91961
2015
1 ADES
653.224.000.000 27,20519
2 AKPI
2.883.143.132.000 28,68990
3 ALDO
366.010.819.198 26,62593
4 AMFG
4.270.275.000.000 29,08270
112
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Aset SIZE
5 ASII
245.435.000.000.000 33,13405
6 AUTO
14.339.110.000.000 30,29401
7 BATA
795.257.974.000 27,40193
8 CEKA
1.485.826.210.015 28,02699
9 DLTA
1.038.321.916.000 27,66863
10 DPNS
274.483.110.371 26,33816
11 DVLA
1.376.278.237.000 27,95040
12 GGRM
63.505.413.000.000 31,78215
13 ICBP
26.560.624.000 24,00270
14 IGAR
383.936.040.590 26,67374
15 IMPC
1.675.232.685.157 28,14697
16 INDF
91.831.526.000 25,24322
17 INTP
27.638.360.000.000 30,95023
18 JPFA
17.159.466.000.000 30,47357
19 KAEF
3.434.879.313.034 28,86500
20 KBLI
1.551.799.840.976 28,07044
21 KBLM
654.385.717.061 27,20696
22 KLBF
13.696.417.381.439 30,24816
23 LION
639.330.150.373 27,18369
24 LMSH
133.782.751.041 25,61948
25 MERK
641.646.818.000 27,18730
26 MYOR
11.342.715.686.221 30,05960
27 PYFA
159.951.537.229 25,79814
28 ROTI
2.706.323.637.034 28,62661
29
SKBM
764.484.248.710 27,36247
113
Bersambung ke halaman berikutnya
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Aset SIZE
30 SMBR 27.638.360.000.000 28,81540
31 SMSM
2.220.108.000.000 28,42858
32 SQBB
464.027.522.000 26,86321
33 SRSN
574.073.315.000 27,07602
34 STAR
729.020.553.284 27,31497
35 TSPC
6.284.729.099.203 29,46914
36 ULTJ
3.539.995.910.248 28,89515
37 WIIM
1.342.700.045.391 27,92570
2016
1 ADES
767.479.000.000 27,36638
2 AKPI
2.615.909.190.000 28,59263
3 ALDO
410.330.576.602 26,74023
4 AMFG
5.504.890.000.000 29,33666
5 ASII
261.855.000.000.000 33,19881
6 AUTO
14.612.274.000.000 30,31288
7 BATA
804.742.917.000 27,41379
8 CEKA
1.425.964.152.418 27,98587
9 DLTA
1.197.796.650.000 27,81150
10 DPNS
296.129.565.784 26,41406
11 DVLA
1.531.365.558.000 28,05718
12 GGRM
62.951.634.000.000 31,77339
13 ICBP
28.901.948.000 24,08717
14 IGAR
439.465.673.296 26,80883
15 IMPC
2.276.031.922.082 28,45345
16 INDF
82.174.515.000 25,13211
17 INTP
30.150.580.000.000 31,03723
114
Tahun No Kode
Perusahaan Jumlah Aset SIZE
18 JPFA
19.251.026.000.000 30,58859
19 KAEF
4.612.562.541.064 29,15980
20 KBLI
1.871.422.416.044 28,25772
21 KBLM
639.091.366.917 27,18331
22 KLBF
15.226.009.210.657 30,35403
23 LION
685.812.995.987 27,25387
24 LMSH
162.828.169.250 25,81596
25 MERK
743.934.894.000 27,33522
26 MYOR
12.922.421.859.142 30,18999
27 PYFA
167.062.795.608 25,84164
28 ROTI
2.919.640.858.718 28,70248
29 SKBM
1.001.657.012.004 27,63268
30 SMBR
30.150.580.000.000 29,10553
31 SMSM
2.254.740.000.000 28,44406
32 SQBB
479.233.790.000 26,89545
33 SRSN
717.149.704.000 27,29855
34 STAR
690.187.353.961 27,26023
35 TSPC
6.585.807.349.438 29,51594
36 ULTJ
4.239.199.641.365 29,07540
37 WIIM
1.353.634.132.275 27,93381
115
Lampiran 4
Hasil Output SPSS
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
116
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Hasil Uji Normalitas Statisik Kolmogorov-Smirnov
117
Hasil Uji Multikolonieritas
Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan Runs-Test
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
118
Hasil Uji Koefisien Adjusted R Square
Hasil Uji Simultan F
Hasil Uji Statistik t
119