PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE -...

54
i PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP DISCLOSURE (STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2012) Oleh : SARI WULAN NIM : 232009055 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE -...

Page 1: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

i

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP DISCLOSURE

(STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2012)

Oleh :

SARI WULAN

NIM : 232009055

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan
Page 3: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

ii

Page 4: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

iii

Page 5: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

iv

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the level of IFRS disclosure and voluntary

disclosure to determine the effect of corporate governance mechanisms that identified as

managerial ownership, institutional ownership, number of board meetings and the number of

audit committee meetings on the level of disclosure. This study used profitability, leverage

and size as a control variable.

This research uses a sample of bangking companies that are listed in the Indonesia

Stock Exchange from the 2009-2012 research period. The sample is chosen using a purposive

sampling method, and 106 companies are used for the sample. Data analysis with classic

assumtion and hypothesis test is used multiple regression method in SPSS 16.0 software.

The average level of IFRS disclosure is 73,65% and voluntary disclosure 68,61%,

with the test results of multiple regression showed that corporate governance mechanisms

affects the level of IFRS disclosure and voluntary disclosure. Independent variables that

affect the level of disclosure are number of audit committe meetings. Other variable namely

are managerial ownership, institutional ownership, number of board meetings, profitability,

leverage and size do not affect the level of disclosure.

Keywords: corporate governance mehanisms, IFRS disclosure, voluntary disclosure and

banking companies

Page 6: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

v

SARIPATI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengungkapan IFRS dan

pengungkapan sukarela serta mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang

diidentifikasi sebagai kepemilikan manajeman, kepemilikan institusi domestik, jumlah rapat

dewan komisaris dan jumlah rapat komite audit terhadap tingkat pengungkapan. Penelitian ini

menggunakan profitabilitas, leverage dan size sebagai variabel kontrol.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dengan periode penelitian 2009-2012. Sampel dipilih menggunakan metode

purposive sampling dan diperoleh 106 perusahaan yang menjadi sampel. Analisis data

dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis menggunakan metode regresi berganda

dengan menggunakan program SPSS 16.0.

Rata-rata tingkat pengungkapan IFRS 73,65% dan pengungkapan sukarela 68,61%,

serta hasil uji regresi berganda menunjukan bahwa mekanisme corporate governance

mempengaruhi tingkat pengungkapan IFRS dan pengungkapan sukrela. Variabel independen

yang mempengaruhi tingkat pengungkapan adalah jumlah rapat komite audit. Variabel

lainnya yaitu kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, jumlah rapat dewan

komisaris, profitabilitas, leverage dan size tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan.

Kata kunci: mekanisme corporate governance, pengungkapan IFRS, pengungkapan sukarela,

perusahaan perbankan

Page 7: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu menyertai penulis

selama proses pembuatan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

Dalam penulisan skripsi ini penulis meneliti pengaruh mekanisme corporate

governance terhadap disclosure. Corporate governance adalah seperangkat mekanisme baik

institusional maupun market based yang mendorong pengendali kepentingan perusahaan

untuk membuat keputusan yang memaksimalkan nilai perusahaan kepada pemilik (pemasok

modal). Adanya pengelolaan yang baik terhadap corporate governance yang dimiliki

perusahaan diharapkan dapat meningkatkan disclosure.

Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan

penelitian yang serupa di kemudian hari. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Salatiga, 19 Juli 2013

Penulis

Page 8: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

berkatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Disclosure (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

tahun 2009-2012)” ini.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan yang sangat

berati dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih

yang tulus kepada :

1. Allah SWT, atas segala Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

4. Ibu Maria Rio Rita, SE, M.Si selaku wali studi yang telah memberikan

pengarahan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Kristen

Satya Wacana.

5. Ibu Roos Kities Andadari, SE.,MBA.,PhD. selaku dosen pembimbing, yang

senantiasa meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing penulis selama

masa penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan

serta seluruh civitas akademika UKSW.

7. Kedua Orang tua tercinta, Ibu Sunarsih dan Bapak Djati Harmadi atas kasih

sayang, doa, bimbingan serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Kakakku tersayang, Wida Wati dan Dwi Aribowo yang telah memberikan doa dan

dukungan kepada penulis.

9. Seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan semangat, doa serta

dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan, Florentina Paula Putri Gany, SE, Diah Intan Pandini,

SE dan Wisnu Ayona Taranika Nirwana yang telah memberikan dukungan dan

menjadi patner selama masa-masa kuliah dari semester 1 hingga akhir semester.

Page 9: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

viii

11. Sahabat- sahabat saya Harmany Aji Setya, khususnya Elly Febriana yang selalu

memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

12. Teman-teman akuntansi angkatan 2009 Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana, terima kasih atas segala kebersamaan dan

pengalaman yang didapat.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Akhirnya penulis berharap dan berdoa agar skripsi ini bermanfaat bagi semuanya, dan

semoga segala budi baik, dan bantuan yang penulis terima selama menyelesaikan skripsi

mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

Salatiga, 19 Juli 2013

Penulis

Sari Wulan

Page 10: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................... iv

SARIPATI ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................. vii

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

PENDAHULUAN...................................................................................... ....... 1

TELAAH TEORI .............................................................................................. 3

Mekanisme Corporate Governance ......................................................... 3

Disclosure.................................................................................................. 4

Penelitian Terdahulu ............................................................................... 5

Kerangka Pemikiran ............................................................................... 7

Hipotesis Penelitian ................................................................................. 8

METODE PENELITIAN ................................................................................. 10

Populasi dan Sampel ............................................................................... 10

Variabel Independen ............................................................................... 10

Variabel Dependen .................................................................................. 11

Variabel Kontrol ...................................................................................... 12

Page 11: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

x

Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 13

Teknik Analisis ........................................................................................ 13

ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................................... 14

Deskriptif Data......................................................................................... 14

Pengujian Data......................................................................................... 16

Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 16

Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 17

PENUTUP .......................................................................................................... 21

Kesimpulan ............................................................................................. 21

Keterbatasan ............................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 32

LAMPIRAN....................................................................................................... 33

Page 12: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ............................................................................ 5

Tabel 3.1 Jumlah Sample Penelitian ................................................................... 34

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif IFRS Disclosure Per Tahun ................................. 34

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Voluntary Disclosure Per Tahun ......................... 34

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Independen dan Variabel Kontrol ......... 35

Tabel 4.4 Uji Normalitas IFRS Disclosure ......................................................... 35

Tabel 4.5 Uji Normalitas Voluntary Disclosure ................................................. 35

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas IFRS Disclosure ............................................... 36

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas Voluntary Disclosure ....................................... 36

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi IFRS Disclosure ...................................................... 36

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi Voluntary Disclosure .............................................. 36

Tabel 4.10 Uji Heteroskedastisitas IFRS Disclosure .......................................... 37

Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas Voluntary Disclosure .................................. 37

Tabel 4.12 Model Summary IFRSDISC ............................................................. 38

Tabel 4.13 Anova IFRSDIS ................................................................................ 38

Tabel 4.14 Model Summary VOLDISC ............................................................. 38

Tabel 4.15 Anova VOLDISC ............................................................................. 38

Tabel 4.16 Coefficients IFRSDISC .................................................................... 39

Tabel 4.17Coefficients VOLDISC...................................................................... 39

Page 13: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 PSAK Konvergen IFRS.................................................................. 40

Lampiran 2 Item Pengungkapan Sukarela ......................................................... 40

Page 14: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 7

Page 15: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

1

PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir, pengungkapan dan transparansi dalam laporan keuangan

menjadi isu penting di Indonesia. Forum for corporate governance in Indonesia (FCGI,

2006) mempublikasikan sebuah survey yang dilakukan Princewaterhouse and Coopers pada

tahun 1999 terhadap investor-investor internasional di Asia, yang menunjukkan bahwa

Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terendah dalam bidang standar pengungkapan dan

transparansi.

Pengungkapan memberikan implikasi bahwa keterbukaan merupakan basis

kepercayaan publik terhadap manajemen di dalam sistem korporasi. Dengan kata lain,

kualitas mekanisme corporate governance seharusnya dapat dilihat dari tingkat keterbukaan

atau transparansi (Lins dan Warnock, 2004). Pengungkapan adalah cara yang efektif untuk

mempublikasikan informasi terkait kondisi perusahaan kepada para stakeholder.

Mulai tahun 2008 Pemerintah Indonesia sebagai anggota The Group of Twenty (G20

Forum) telah bersepakat untuk melakukan konvergensi PSAK terhadap IFRS secara bertahap.

IFRS (International Financial Reporting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat

arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya

transparansi informasi keuangan.

Berbagai perusahaan di Indonesia yang semakin berkembang masih banyak

menghadapi masalah-masalah yang apabila diamati, penyebabnya adalah lemah dan tidak

diterapkannya corporate governance dengan baik. Tidak transparannya praktik dan

pengelolaan suatu perusahaan mengakibatkan otoritas moneter sulit mendeteksi praktik

kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dan pejabat perusahaan (Sitompul, 2006 dalam

Venny, Rudi, dan Fara, 2011).

Lins dan Warnock (2004) menyatakan bahwa terdapat dua mekanisme untuk

menyamakan perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer dalam rangka

penerapan corporate governance, yaitu mekanisme internal perusahaan dan mekanisme

eksternal. Mekanisme internal diproksikan dengan kepemilikan manajeman, jumlah rapat

dewan komisaris dan jumlah rapat komite audit, sedangkan mekanisme eksternal diproksikan

dengan kepemilikan institusional.

Penelitian yang dilakukan oleh Clemente dan Lambat (2005) menyebutkan bahwa

corporate governance mempengaruhi pengungkapan. Dewan komisaris berfungsi untuk

melakukan pengawasan terhadap manajerial. Menurut Ettredge et al. (2010), dewan

Page 16: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

2

komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan kepatuhan

pengungkapan.

Komite audit merupakan bagian integral dari corporate governance yang dibebani

dengan tanggung jawab pelaporan keuangan dan efektivitas sistem pegendalian internal

(Owolabi dan Dada, 2011). Penelitian yang dilakukan Ettredge et al. (2010) menunjukan

jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan.

Salah satu mekanisme corporate governance yang merupakan perwujudan dari

prinsip transparansi adalah kepemilikan manajerial. Penelitian Nasir dan Abdullah (2004)

menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap pengungkapan.

Menurut Shleifer dan Vishny (1996), investor institusional memiliki peran penting dalam

menciptakan sistem corporate governance yang baik dalam suatu perusahaan. Penelitian

yang dilakukan Akhtaruddin et al. (2009) pada perusahaan nonfinancial di Malaysia

menunjukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela.

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata- mata

diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum dilaksanakannya

corporate governance. Usaha untuk mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan

Indonesia dilakukan melalui penataan kembali dan perbaikan struktur yang dapat mempunyai

dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lainnya, yaitu :

ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian, pelaksanaan corporate governance dan pengawasan

yang efektif dari otoritas pengawas bank (Zarkasyi, 2008).

Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012. Maraknya pembobolan pada

perusahaan perbankan akhir-akhir ini (kasus Citibank dan Bank Mega), memuat penelitian

terhadap perbankan menjadi relevan untuk dilakukan. Di era globalisasi sekarang ini, produk

dan aktivitas bank semakin kompleks mengakibatkan resiko yang dihadapi akan semakin

meningkat. Sementara itu penelitian tentang struktur corporate governance terhadap tingkat

kepatuhan pengungkapan IFRS dan pengungkapan sukarela belum banyak dilakukan di

Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa struktur corporate governance yang

terdiri dari kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, jumlah rapat dewan

komisaris dan jumlah rapat komite audit terhadap tingkat pengungkapan IFRS dan

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.

Page 17: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

3

TELAAH TEORI

Mekanisme Corporate Governance

Denis dan McConnell (2003) dalam Hapsoro (2007) mendefinisikan corporate

governance sebagai seperangkat mekanisme baik institusional maupun market based yang

mendorong pengendali kepentingan perusahaan untuk membuat keputusan yang

memaksimalkan nilai perusahaan kepada pemilik (pemasok modal). Herwidayatmo (2000)

mengatakan bahwa elemen dari corporate governance meliputi struktur dan proses yang

digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan kegiatan perusahaan ke arah

peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas.

Efektifitas corporate governance ditentukan oleh bagaimana mekanisme corporate

governance tersebut bekerja dalam perusahaan (Utami, Suhardjanto dan Hartoko, 2012).

Sebaiknya apapun suatu struktur corporate governance tetapi jika mekanisme atau prosesnya

tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan akhir melindungi kepentingan pemegang

saham dan stakeholders tidak akan pernah tercapai (Herwidayatmo, 2000). Oleh karena itu,

penelitian ini menekankan pada mekanisme corporate governance.

Beberapa study menunjukan bahwa terdapat dua potensi agency problem yang

berkaitan dengan kepemilikan. Pertama, agency problem antara manajeman dan pemegang

saham (Jensen and Meckling, 1976). Kedua, agency problem antara pemegang saham

mayoritas dan minoritas (Shleifer dan Vishny, 1996). Solusi untuk agency problem tersebut

cenderung berasal dari kategori, yaitu melalui insentif dan monitoring (Anyta, 2012). Insentif

tersebut antara lain dengan memberi kepemilikan saham kepada manajer (Jensen dan

meckling, 1976) dan adanya kepemilikan saham oleh investor institusional untuk monitoring

(Hapsoro, 2007). Mekanisme lain yang dilakukan dewan komisaris dan komite audit adalah

dengan melakukan rapat atau pertemuan tetap.

Kepemilikan manajemen adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang

secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan (Rustiarini 2011). Manajemen sebagai pihak

yang mengontrol dan menjalakan perusahaan tidak dapat dipercaya untuk bertindak sebaik

mungkin bagi kepentingan para pemegang saham yang biasa disebut dengan agency problem

(Wahyuningtyas dan Nugrahanti, 2011). Dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen

diharapkan dapat mengurangi agency problem.

Sedangkan kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pemegang

saham luar yang merupakan institusi, perusahaan, lembaga asuransi, bank, dan dana pensiun

Page 18: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

4

(Eng dan Mark, 2003). Menurut Mursalim (2007) kepemilikan institusional dapat dijadikan

upaya mengurangi masalah agensi melalui monitoring terhadap manajemen.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (2002) menyatakan bahwa dewan

komisaris merupakan inti dari corporate governance yang mengawal pelaksanaan strategis,

mengawasi manajemen, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Dalam rangka

menjalankan tugasnya, dewan komisaris mengadakan rapat-rapat rutin untuk membahas

masalah mengenai arah dan strategi perusahaan, mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang

diambil oleh dewan direksi, dan mengatasi masalah benturan kepentingan (FCGI, 2002).

Peran dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari

implementasi kebijakan direksi. Keberadaan dewan komisaris ditugaskan untuk memastikan

bahwa direktur dan manajemen perusahaan bekerja dengan baik guna kepentingan pemegang

saham (Fama, 1980 dalam Prasetyo, 2009). Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan

tugas dan tanggung jawabnya dewan komisaris dibantu oleh komite audit.

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan

tugas pengelolaan perusahaan (BAPEPAM No: kep. 29/PM/2004). Dengan dibentuknya

komite audit diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi perusahaan. Agar

tugas dan tanggungjawabnya berjalan dengan baik, komite audit harus rutin mengadakan

rapat internal.

Disclosure

Pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang

dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien (Hendikson, Breda,

(1992) dalam Widiastuti, (2002)). Laporan tahunan merupakan media bagi perusahaan untuk

menyampaikan informasi perusahaan baik yang berupa kondisi keuangan maupun informasi

lainnya kepada pemegang saham, kreditur, dan stakeholder lainnya. Menurut Suhardjanto

(2009), informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu pengungkapan wajib yang didasarkan pada ketentuan (mandatory disclosure) dan

pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary disclosure).

Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh

peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan yang digunakan adalah IFRS Presentation

and Disclosure Checklist dari Deloitte. Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan

pemerintah Indonesia sebagai anggota The Group of Twenty (G20 Forum) di Washington

DC, 15 November 2008. Tujuan dari kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan transparansi

Page 19: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

5

dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS akan

meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan.

Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan

secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku, sehingga

perusahaan bebas memilih jenis informasi yang akan diungkapkan. Menurut Hadi dan Sabeni

(2002) suatu perusahaan dalam mengambil keputusan untuk melakukan pengungkapan akan

memperhatikan manfaat dan biaya yang ditimbulkan. Bila manfaat yang akan diperoleh lebih

besar dibanding biaya yang dikeluarkan maka perusahaan dengan sukarela mengungkapkan

informasi. Dengan melakukan pengungkapan sukarela perusahaan dapat meningkatkan

kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu investor dalam memahami

strategi bisnis perusahaan (Yularto dan Chariri, 2003).

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi sebagai bahan telaah dalam penelitian

ini seperti tertuang dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1

Telaah Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1. Hossain,

2008

a. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat pengungkapan

wajib dan pengungkapan sukarela

dan menganalisis pengaruh Size,

profitabilitas, komposisi dewan

komisaris, umur perusahaan,

kompleksitas bisnis dan leverage

terhadap tingkat pengungkapan pada

perusahaan perbankan yang terdaftar

di India.

a. Size, profitabilitas dan

komposisi dewan

komisaris mempengaruhi

tingkat pengungkapan.

b. Sedangkan umur

perusahaan kompleksitas

bisnis dan leverage tidak

berpengaruh terhadap

tingkat pengungkapan.

2. Al-Mutawaa

dan

Hewaidy,

2010

a. Penelitian ini dijalankan dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat

kepatuhan pengungkapan wajib IFRS

dan menganalisis pengaruh ukuran

a. Rerata tingkat kepatuhan

pengungkapan wajib

69%.

b. Ukuran perusahaan dan

Page 20: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

6

perusahaan, profitabilitas, leverage,

likuiditas, jenis industri, jenis auditor

dan umur perusahaan terhadap

tingkat pengungkapan wajib pada 48

perusahaan non-financial di Kuwait.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi untuk studi

empiris sebelumnya dan

pengembangan praktik

pengungkapan yang lebih baik.

jenis industri

mempengaruhi tingkat

kepatuhan pengungkapan

wajib IFRS.

c. Sedangkan profitabilitas,

leverage, likuiditas, jenis

auditor dan umur

perusahaan tidak

mempengaruhi tingkat

kepatuhan pengungkapan

wajib IFRS.

3. Utami,

Suhardjanto,

Hartoko,

2012

a. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kepatuhan

pengungkapan wajib dalam

konvergensi International Financial

Reporting Standards (IFRS)

perusahaan manufaktur yang listing

di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Untuk mengetahui pengaruh

mekanisme corporate governance

yang diproksikan oleh kepemilikan

manajerial, kepemilikan

institusional, jumlah rapat dewan

komisaris, dan proporsi komisaris

independen terhadap tingkat

kepatuhan pengungkapan wajib.

a. Kepemilikan manajerial

dan kepemilikan

institusional

mempengaruhi tingkat

kepatuhan pengungkapan

wajib IFRS.

b. Jumlah rapat dewan

komisaris dan proporsi

komisaris independen,

tidak berpengaruh

terhadap tingkat

kepatuhan pengungkapan

wajib IFRS.

Sari,

Anugerah,

Dwiningsih,

2010

a. Penelitian ini dijalankan dengan

tujuan untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh struktur

kepemilikan, kualitas audit dan

ukuran perusahaan terhadap tingkat

a. Kepemilikan

Manajemen, kepemilikan

institusional, dan

kualitas audit tidak

berpengaruh terhadap

Page 21: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

7

transparansi informasi pada

perusahaan 100 perusahaan publik

terbesar di Indonesia.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah pemahaman kita tentang

faktor-faktor yang menyebabkan

bervariasinya tingkat transparansi

informasi.

transparansi informasi.

b. Ukuran perusahaan dan

kepemilikan asing

berpengaruh terhadap

transparansi informasi.

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka peneliti mengindikasikan mekanisme corporate

governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi

domestik, jumlah rapat dewan komisaris dan jumlah rapat komite audit sebagai variabel

independen, leverage, profitabilitas dan size sebagai variabel kontrol serta pengungkapan

IFRS dan pengungkapan sukarela sebagai dependen. Adapun model kerangka pemikiran

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengungkapan Sukarela

Kepemilikan Manajeman

Kepemilikan Institusi Domestik

Jumlah Rapat Dewan Komisaris

Jumlah rapat Komite Audit

Leverage

Profitabilitas

Size

Pengungkapan IFRS

Variabel Independen

Variabel Dependen

Variabel Kontrol

Gambar 1

Page 22: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

8

Hipotesis Penelitian

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Pengungkapan

Kepemilikan oleh manajemen dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan

kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen (Jensen and Meckling, 1976).

Nasir dan Abdullah (2004) di Malaysia menemukan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan wajib IFRS. Menurut Al-Fayoumi et al.

(2010), manajer yang memiliki saham perusahaan mempunyai insentif lebih besar untuk

memaksimalkan kinerjanya, diantaranya kepatuhan terhadap pengungkapan yang

disyaratkan.

Selain itu, struktur modal dengan kepemilikan majerial tinggi akan menurunkan biaya

keagenan dan meningkatkan pengungkapan sukarela. Menurut Hongxia dan Qi (2008)

perusahaan dengan tingkat kepemilikan manajemen yang tinggi memiliki tingkat

pengungkapan sukarela yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikembangkan

hipotesis:

H1: Kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan IFRS.

H2: Kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela.

Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik Terhadap Pengungkapan

Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif para

manajer yang mementingkan diri sendiri melalui proses monitoring secara efektif sehingga

akan mempengaruhi tingkat pengungkapan Boediono (2005). Penelitian yang dilakukan

Rouf dan Al-harun (2011), menemukan pengaruh positif antara kepemilikan institusional dan

pengungkapan sukarela, sehingga diharapkan dengan adanya kepemilikan institusional yang

besar akan membuat tingkat pengungkapan semakin banyak.

Pengawasan yang tinggi dari pihak luar terhadap manajeman akan menuntut

perusahaan untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas. Prayogi (2003) dalam Rawi

(2008) menyatakan bahwa semakin besar presentase kepemilikan saham institusi maka

semakin luas perusahaan melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikembangkan hipotesis:

H3: Kepemilikan insititusi berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan IFRS.

H4: Kepemilikan insititusi berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela.

Page 23: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

9

Pengaruh Jumlah Rapat Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan

Rapat dewan komisaris merupakan media komunikasi dan koordinasi diantara

anggota-anggota dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas

manajeman. Dalam rapat akan membahas masalah mengenai arah dan strategi perusahaan,

evaluasi kebijakan yang telah diambil atau dilakukan oleh manajeman, dan mengatasi

masalah benturan kepentingan (FCGI, 2002). Semakin tingginya frekuensi rapat dewan

komisaris dalam suatu perusahaan maka perusahaan tersebut diharapkan melakukan lebih

banyak pengungkapan sukarela, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya

withholding information (penahanan informasi) oleh manajeman (Suta dan Laksito, 2012).

Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Xie et al. (2003) dalam

Ratnasari (2010) yang menemukan bahwa semakin sering dewan komisaris megadakan rapat,

maka fungsi pengawasan semakin efektif sehingga pengungkapan sukarela yang dilakukan

perusahaan akan semakin luas. Ettredge et al. (2010) juga menemukan bahwa dewan

komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan kepatuhan

pengungkapan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikembangkan hipotesis:

H5: Jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan IFRS.

H6: Jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan

sukarela.

Pengaruh Jumlah Rapat Komite Audit Terhadap Pengungkapan

Rapat komite audit merupakan koordinasi antara anggota-anggotanya agar dapat

menjalankan tugas secara efektif dalam hal pengawasan laporan keuangan, pengendalian

internal, dan pelaksanaan GCG perusahaan. Dengan semakin sering mengadakan rapat, maka

koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat melaksanakan pengawasan

terhadap manajeman dengan lebih efektif dan diharapkan dapat mendukung peningkatan

pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.

Penelitian Putri (2009) dalam Waryanto (2011) menemukan adanya hubungan antara

jumlah pertemuan komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi

laba perusahaan. Hal ini berarti, semakin sering komite audit mengadakan rapat maka

pengungkapan yang dilakukan perusahaan akan semakin transparan. Ettredge et al. (2010)

dan Allegrini dan Greco (2011) menyebutkan bahwa frekuensi rapat komite audit

berpengaruh positif terhadap pengungkapan. Semakin sering diadakan rapat komite audit

Page 24: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

10

diharapkan meningkatkan pengungkapan IFRS dan sukarela. Berdasarkan uraian di atas maka

dikembangkan hipotesis:

H7: Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan IFRS.

H8: Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sample

Populasi dan sample dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar

pada Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Jumlah populasi tahun 2009-2012 masing-

masing berjumlah 32 perusahaan. Teknik pengambilan sample dilakukan secara purposive

sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sample yang representative sesuai dengan

kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan yaitu perusahaan perbankan

tersebut terdaftar di BEI tahun 2009-2012, menerbitkan annual report tahun 2009-2012 yang

dapat memberikan informasi lengkap sesuai dengan variabel yang terdapat dalam penelitian

ini. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sample yang sesuai sebanyak 106 (empat tahun).

Insert Tabel 3.1

Variabel Independen

a. Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan persentase jumlah saham yang

dimiliki direksi dan dewan komisaris dari seluruh modal saham perusahaan yang

beredar (Rustriarini, 2010) dan (Huangfang dan Jianguo, 2007).

b. Kepemilikan Institusional Domestik

Kepemilikan institusional dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator

persentase jumlah saham yang dimiliki institusi (institusi, perusahaan, lembaga

asuransi, dana pensiun) dari seluruh modal saham yang beredar (Suhardjanto, 2012)

dan (Baroko, 2007).

c. Jumlah Rapat Dewan Komisaris

Jumlah rapat dewan komisaris independen merupakan rapat yang dilakukan suatu

perusahaan selama satu tahun (Corporate Governance Guidelines, 2007). Indikator

yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan Etteredge et al (2010) serta

Page 25: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

11

Allegrini dan Greco (2011) yaitu jumlah rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris

dalam satu tahun.

d. Jumlah Rapat Komite Audit

Indikator dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Permatasari (2010) dan

Allegrini dan Greco (2011), yaitu jumlah rapat komite audit yang dilaksanakan dalam

satu tahun.

Variabel Dependen

a. Tingkat kepatuhan pengungkapan IFRS

Variabel dependen pertama dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan

pengungkapan IFRS. Identifikasi item pengungkapan menggunakan Deloitte IFRS

Presentation and Disclosure Checklist (Al-Mutawaa dan Hewaidy, 2010). Item-item

yang dipilih dari checklist ini disesuaikan dengan PSAK yang berlaku di Indonesia,

wajib diterapkan untuk periode 2009-2012, digunakan perusahaan perbankan serta

lebih memprioritaskan pada informasi yang dibutuhkan investor. Pengungkapan IFRS

diukur dengan menggunakan teknik scoring, yakni jika item tersebut dapat diterapkan

dalam perusahaan dan diungkapkan diberi skor 1 dan jika tidak diungkapkan diberi

skor 0. Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat kepatuhan

pengungkapan IFRS ini adalah:

IFRSDISCAX = X 100%

IFRSISCAX menunjukan kor kepatuhan pengungkapan IFRS industri perbankan A

pada tahun X, mDISCAX menunjukan jumlah item yang diungkapkan industri

perbankan A pada tahun X, dan mMAXBYA menunjukan nilai maksimum yang

mungkin dicapai industri perbanka A pada tahun X.

b. Tingkat kepatuhan pengungkapan sukarela

Variabel dependen kedua dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan

pengungkapan sukarela. Identifikasi item pengungkapan sukarela yang dipilih dan

dikembangkan berdasarkan literatur Khomsiyah (2005), Lokman et al. (2009) dan

Hossain (2008). Pengungkapan sukarela diukur dengan menggunakan teknik scoring,

yakni jika item tersebut dapat diterapkan dalam perusahaan dan diungkapkan diberi

skor 1 dan jika tidak diungkapkan diberi skor 0. Skor yang diperoleh setiap

Page 26: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

12

perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total. Persamaan yang digunakan

untuk menghitung tingkat kepatuhan pengungkapan sukarela ini adalah:

VOLDISCAX = X 100%

VOLDISCAX menunjukan skor kepatuhan pengungkapan sukarela industri perbankan

A pada tahun X, vDISCAX menunjukan jumlah item yang diungkapkan industri

perbankan A pada tahun X dan vMAXBYAX menunjukan nilai maksimum yang

mungkin dicapai industri perbankan A pada tahun X.

Variabel Kontrol

Tujuan penggunaan variabel kontrol ini untuk mengendalikan pengaruh faktor-faktor

yang mungkin dapat mengacaukan analisis.

a. Leverage

Leverage menunjukan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan

jaminan terhadap hutang. Hutang di sini meliputi hutang lancar dan hutang jangka

panjang. Penggunaan hutang yang berhasil akan meningkatkan pendapatan

perusahaan atau meningkatkan ekuitas perusahaan (Munawir, 2001). Semakin besar

leverage menunjukkan besarnya risiko dalam pembayaran hutang perusahaan,

sehingga akan semakin sempit dalam pengungkapan laporan keuangan. Sebaliknya,

semakin kecil leverage menunjukkan rendahnya tingkat hutang perusahaan, maka

akan semakin luas dalam pengungkapan laporan keuangan. Indikator yang digunakan

dalam penelitian ini sesuai dengan Suhardjanto dan Miranti (2009), Enache dan

Parbonetti (2011) yaitu menggunakan rasio hutang terhadap modal sendiri.

b. Profitabilitas

Tingkat profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Untuk mengukur

profitabilitas perusahaan, penelitian saat ini menggunakan Return on Asset. Rasio ini

menggambarkan bahwa laba bersih yang dapat dicapai setiap total asset perusahaan

(Munawir, 2001). Semakin besar profitabilitas maka akan semakin luas dalam

pengungkapan laporan keuangan. Sebaliknya, semakin kecil profitabilitas maka akan

semakin sempit dalam pengungkapan laporan keuangan. Indikator yang digunakan

dalam penelitian ini sesuai dengan Primastuti dan Achmad (2012), Enache dan

Page 27: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

13

Parbonetti (2011) yang dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan total

aset.

c. Size

Perusahaan besar berkemungkinan memperoleh keuntungan-keuntungan dengan

mengungkapkan informasi yang memadai dalam laporan tahunan, misalnya

kemudahan untuk memasarkan saham dan kemudahan memperoleh dana dari pasar

modal. Sedangkan perusahaan kecil umumnya sulit untuk mendapatkan dana dari

pasar modal, mengingat pembatasan ukurn aset bila terjun ke bursa, sehingga

perusahaan kecil tidak dapat menukmati keuntungan dari pengungkapan informsi

yang memadai. Indikator yang digunakan dalam penelitia ini sesuai dengan Utama

(2012), Enache dan Parbonetti (2011) yaitu log natural total aktiva perusahaan.

Variabel leverage, profitabilitas dan size merupakan variabel yang paling sering

digunakan untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan dalam laporan tahunan. Hal

ini dapat dilihat dari berbagai penelitian empiris yang telah dilakukan menunjukan

bahwa pengaruh total aktiva sebagai cermin atas ukuran perusahaan hampir selalu konsisten

dan secara statistik signifikan. Sedangkan profitabilitas dapat dilihat dari semakin tinggi

tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasinya. Variabel

leverage menunjukkan bahwa semakin rendah rasio leverage yang dimiliki perusahaan

semakin baik kondisinya. Hal-hal yang disebutkan di atas merupakan alasan yang

melatarbelakangi penggunaan ketiganya sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini.

Jenis dan Sumber Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang

diambil dari laporan tahunan perusahaan perbankan yang listing di BEI pada tahun 2009-

2012 yang diperoleh situs www.idx.co.id.

Teknik Analisis

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif, uji

asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Persamaan regresi berganda untuk pengujian hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

Page 28: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

14

a. IFRSDISC = β0 + β1 KEPMAN + β2 KEPINS + β3 RPTDWN + β4 RPTAUD +

β5 LEV + β6 PROF + β7 SIZE + e

b. VOLDISC = β0 + β1 KEPMAN + β2 KEPINS + β3 RPTDWN + β4 RPTAUD +

β5 LEV + β6 PROF + β7 SIZE + e

Dimana:

IFRSDISC : IFRS Disclosure

VOLDISC : Voluntary Disclosure

KEPMAN : Kepemilikan Manajemen

KEPINS : Kepemilikan Institusional Domestik

RPTDWN : Jumlah Rapat Dewan Komisaris

RPTAUD : Jumlah Rapat Komite Audit

LEV : Leverage

PROF : Profitabilitas

SIZE : Ukuran Perusahaan

β0 : Konstan

β1, β2, β3, β4 : Koefisien regresi

e : error

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Deskriptif Data

Tabel menggambarkan hasil perhitungan statistik deskriptif variabel dependen tingkat

kepatuhan IFRS disclosure

Insert Tabel 4.1

Hasil statistik deskriptif menunjukan bahwa rerata kepatuhan pengungkapan sebelum

full IFRS sebesar 72,468%, sedangkan setelah full IFRS sebesar 77,225%. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan rerata pengungkapan, akan tetapi tingkat

pengungkapan wajib pada perusahaan perbankan di Indonesia belum sesuai dengan yang

disyaratkan, mengingat perusahaan wajib mengungkapkan 100,00%.

Page 29: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

15

Penelitian tingkat pengungkapan di negara maju telah dilakukan oleh Muller et al.

(2008) di Eropa dan menghasilkan rerata tingkat kepatuhan sebesar 79,40%. Penelitian juga

dilakukan pada beberapa negara berkembang, antarai lain Mesir dengan rerata sebesar

55,000% (Dahawy, 2009), Ghana 60,98% (Mensah, 2011), Kuwait 72,00% (Alanezi dan

Albuloushi, 2011), Kuwait 69,00% (Al-Mutawaa danHewaidy, 2010). Rerata pengungkapan

IFRS di Indonesia sudah lebih tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya.

Tingkat pengungkapan paling rendah dilakukan oleh Bank Capital Indonesia, Tbk

dengan tingkat pengungkapan sebesar 33,33 % pada tahun 2010, karena banyak tidak

mengungkapkan item yang disyaratkan.

Tabel menggambarkan hasil perhitungan statistik deskriptif variabel dependen tingkat

kepatuhan voluntary disclosure

Insert Tabel 4.2

Hasil statistik deskriptif menunjukan bahwa rerata kepatuhan pengungkapan sukarel a

sebesar 68,617%. Utama (2012) menemukan bahwa tingkat pengungkapan sukarela di

Indonesia 56,10%. Penelitian tingkat pengungkapan sukarela di negara lain telah dilakukan

oleh Al-Shammri dan Al-Sultan (2010) di Kuwait dan menghasilkan rerata tingkat kepatuhan

sebesar 19,00%, Malaysia dengan rerata sebesar 31,00% (Ghazali dan Weetman, 2006),

Saudi Arabian 56,00% (Robertson et al, 2012), Zimbabwe 39,10% (Mangena dan

Tauringana, 2007), India 25,84% (Hossain, 2008). Rerata pengungkapan wajib di Indonesia

sudah mengalami peningkatan dan lebih tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya.

Tingkat pengungkapan paling rendah dilakukan oleh Bank Tabungan negara

(Persero), Tbk dengan tingkat pengungkapan sebesar 26,09 % pada tahun 2011 dan Bank

Nusantara Parahyangan, Tbk dengan pengungkapan sebesar 36,96%. Perusahaan tersebut

memiliki tingkat pengungkapan terendah karena banyak tidak mengungkapkan item yang

disyaratkan.

Tabel menunjukan statistik deskriptif variabel independen dan variabel kontrol.

Insert Tabel 4.3

Statistik deskriptif variabel independen menghasilkan rerata kepemilikan manajerial

sebesar 3,28%; rerata kepemilikan institusional 41,36%; rerata jumlah rapat dewan

Page 30: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

16

komisaris sebanyak 12 kali; rerata jumlah rapat komite audit sebanyak 10 kali ; rerata rasio

laverage sebesar 8,82; rerata profitabilitas sebesar 1,73; dan rerata size sebesar 8,71.

Pengujian Data

Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Insert Tabel 4.4 dan Tabel 4.5

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi, data yang

diperoleh berdistribusi normal. Dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-

sminov, data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki sig > 5% (Ghozali, 2005).

Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukan tingkat sig diatas 5% yaitu 27,90%

untuk uji normalitas satu, dan 93,40% untuk uji normalitas dua. Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Insert Tabel 4.6 dan Tabel 4.7

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya

multikolinearitas dalam penelitian ini dilihat dari nilai tolerance value > 0,10 dan

variance inflation factor (VIF) < 10 (Ghozali, 2005). Berdasarkan uji

multikolinearitas dengan menggunakan SPSS 1.6 menunjukan bahwa semua nilai

tolerance dari masing-masing variabel > 0,10 yaitu berkisar antara 0,633 – 0,920 dan

nilai VIF < 10 yaitu 1,086 – 1,581 untuk uji multikolinearitas satu dan dua. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data terbebas dari multikolinearitas.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Insert Tabel 4.8 dan Tabel 4.9

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dalam penelitian ini menggunakan uji

Run Test untuk melakukan uji autokorelasi, data dikatakan tidak ada autokorelasi jika

Page 31: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

17

nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 5% (Ghozali, 2005). Berdasarkan hasil uji autokorelasi

menunjukan bahwa tingkat Asymp.Sig (2-tailde) diatas 5% yaitu 24,2% untuk uji

autokorelasi satu dan 43,5% untuk uji autokorelasi dua. Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa data terdapat autokorelasi.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Insert Tabel 4.10 dan Tabel 4.11

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. J ika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas. Untuk mengetahui hal tersebut, dalam penelitian ini menggunakan

uji glejser. Jika nilai sig > 5% maka disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas.

Hasil dari uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa tingkat signifikan dari masing-

masing variabel di atas 5% yaitu antara 0,108 - 0,908 untuk uji heteroskedastisitas

satu dan 0,062 – 0,694 untuk uji heteroskedastisitas dua. Dapat disimpulkan model

regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

Hasil Uji Hipotesis

Bersadarkan pada tabel 4.12 pengelolaan hasil output SPSS 1.6 menunjukan bahwa

nilai R Square (R2) sebesar 0,143 dan Adjusted R Square (Adjusted R

2) sebesar 0,082.

Berdasarkan nilai Adjusted (R2) tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 8,2% variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dan variabel kontrol, sedangkan sisanya

91,8% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Pada tabel 4.13 dari uji ANOVA nilai F sebesar 2,335 dengan probabilitas 0,030 (p-

value<0,050). Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,050, maka model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi kepatuhan pengungkapan wajib atau dapat dikatakan bahwa

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah rapat dewan komisaris, jumlah

rapat komite audit, leverage, profitabilitas dan size secara bersama-sama berpengaruh

terhadap kepatuhan pengungkapn wajib.

Page 32: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

18

Bersadarkan pada tabel 4.14 pengelolaan hasil output SPSS 1.6 menunjukan bahwa

nilai R Square (R2) sebesar 0,223 dan Adjusted R Square (Adjuste R

2) sebesar 0,168.

Berdasarkan nilai Adjusted (R2) tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 16,8% variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dan variabel kontrol, sedangkan sisanya

83,2% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Pada tabel 4.15 dari uji ANOVA nilai F sebesar 4,028 dengan probabilitas 0,001 (p-

value<0,050). Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,050, maka model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi kepatuhan pengungkapan sukarela atau dapat dikatakan bahwa

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah rapat dewan komisaris, jumlah

rapat komite audit, leverage, profitabilitas dan size secara bersama-sama berpengaruh

terhadap kepatuhan pengungkapn sukarela.

Insert Tabel 4.16 & Insert Tabel 4.17

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan, hasilnya menunjukan bahwa jumlah

rapat komite audit berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan IFRS dan pengungkapan

sukarela, sedangkan kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, jumlah rapat dewan

komisaris, leverage, profitabilitas dan size tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan

pengungkapan IFRS dan pengungkapan sukarela.

Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan

Kepemilikan manajeman (KEPMAN) terhadap IFRS disclosure (IFRSDISC)

memiliki p-value sebesar 0,252, lebih besar dari 0,050. Sedangkan hasil Kepemilikan

manajeman (KEPMAN) terhadap voluntary disclosure (VOLDISC) memiliki p-value sebesar

0,863, lebih besar dari 0,050. Hasil tersebut menunjukan bahwa kepemilikan manajemen

tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan IFRS dan pengungkapan sukarela.

Pemegang saham pengendali tidak terlalu tertarik dengan pengungkapan pada

pelaporan keuangan karena mereka dapat mengakses informasi yang diperlukan secara

langsung ke perusahaan tanpa melalui laporan keuangan dan laporan tahunan, hal ini juga

sebagai strategi dalam persaingan, beberapa informasi penting sengaja ditahan oleh

manajeman dan atau pemegang saham mayoritas untuk menghindari dimanfaatkannya

informasi oleh para pesaing perusahaan (Nuryaman, 2009). Selain itu manajemen juga

selektif dalam melakukan pengungkapan informasi karena pengungkapan informasi

Page 33: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

19

mengandung biaya. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang sahamnya juga dimiliki oleh

pihak manajerial cenderung tidak transparan dalam mengungkapkan informasi (Huafang dan

Jianguo, 2007).

Pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan

Kepemilikan institusional (KEPINS) terhadap IFRS disclosure (IFRSDISC) memiliki

(p-value 0,421 > 0,050). Sedangkan hasil Kepemilikan institusional (KEPINS) terhadap

voluntary disclosure (VOLDISC) memiliki p-value (0,406 > 0,050). Nilai ini menunjukan

bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan

IFRS dan pengungkapan sukarela. Hal ini bertentangan dengan hipotesis ketiga dan keempat

sehingga hipotesis tersebut ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Matoussi

dan Chakroun (2008) yang menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara kepemilikan

saham institusional dengan luas pengungkapan sukarela, karena dengan kepemilikan yang

tinggi, yang ditunjukkan maka institusi dapat memperoleh informasi tentang perusahaan

secara langsung dari manajemen karena kepemilikan mayoritasnya dalam perusahaan.

Hal itu dapat membuat manajemen kurang termotivasi untuk mengungkapkan informasi

dalam laporan tahunan perusahaan. Sehingga, semakin sedikitnya informasi perusahaan

yang diungkapkan oleh pihak manajemen perusahaan.

Selain itu semakin banyak saham perusahaan yang dimiliki pihak institusi, maka

institusi mempunyai kemampuan untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan

dan mengatur proses penyusunan laporan keuangan. Akibanya manajer terpaksa melakukan

tindakan tertentu untuk memenuhi keinginan pihak-pihak tertentu, diantaranya pemilik

(Buediono, 2005).

Pengaruh jumlah rapat dewan komisaris terhadap pengungkapan

Jumlah rapat dewan komisaris (RPTDWN) terhadap IFRS disclosure (IFRSDISC)

memiliki p-value sebesar 0,749. Sedangkan hasil Jumlah rapat dewan komisaris (RPTDWN)

terhadap voluntary disclosure (VOLDISC) memiliki p-value sebesar 0,599, dua-duanya

memiliki p-value lebih besar dari 0,050. Artinya hipotesis kelima dan keenam ditolak.

Berapapun frekuensi rapat dewan komisaris, tidak akan mempengaruhi luas pengungkapan

yang disajikan dalam laporan tahunan. Hasil penelitian ini konsisten dengan Mizrawati

(2009) yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara frekuensi pertemuan dewan

Page 34: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

20

komisaris dengan tingkat pengungkapan sukarela. Hal ini terjadi mungkin karena rapat-rapat

yang dilakukan dewan komisaris kurang efektif dan adanya dominasi suara dari dewan

komisaris yang mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya sehingga

mengesampingkan kepentingan perusahaan (Muntoro, 2006).

Semakin banyak rapat dewan komisaris justru akan kurang efektif bagi perusahaan,

dikarenakan dewan komisaris akan semakin sulit mendapatkan kesepakatan dalam penentuan

pengawasan. Persetujuan semua anggota dewan komisaris yang lebih banyak akan semakin

sulit terlaksana karena adanya keanekaragaman pendapat sehingga dewan komisaris justru

kurang mampu menekan kebijakan direksi untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas.

Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap pengungkapan

Jumlah rapat komite audit (RPTAUD) terhadap IFRS disclosure (IFRSDISC)

memiliki p-value sebesar 0,008 pada tingkat signifikansi 0,050 dan memiliki koefisien positif

0,380. Sedangkan hasil jumlah rapat komite audit (RPTAUD) terhadap voluntary disclosure

(VOLDISC) memiliki p-value 0,003 < 0,050 dan memiliki koefisien positif 0,527. Hal ini

menunjukan hipotesis ketujuh dan kedelapan diterima. Semakin sering komite audit

mengadakan rapat, maka koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat

melaksanakan pengawasan terhadap manajeman dengan lebih efektif dan diharapkan dapat

mendukung peningkatan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Ettredge et al. 2010

dalam penelitiannya menyebutkan bahwa frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif

terhadap pengungkapan. Semakin sering diadakan rapat komite audit akan meningkatkan

pengungkapan wajib IFRS dan sukarela.

Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan

Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA). Profitabilitas (PROF)

terhadap IFRS disclosure (IFRSDISC) memiliki p-value 0,573 0 > ,050. Sedangkan hasil

jumlah rapat komite audit (RPTAUD) terhadap voluntary disclosure (VOLDISC) memiliki p-

value 0,058 > 0,050. Hal ini berarti profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat

kepatuhan pengungkapan IFRS dan pengungkapan sukarela. Hasil penelitian mempunyai

hasil yang sama dengan penelitian Al-Mutawa dan Hewaidy (2010), Glaum dan Street

(2003), Ali et al. (2004). Karena adanya budaya yang berkembang di Indonesia, yang

menganggap bahwa praktik corporate governance adalah suatu bentuk kepatuhan terhadap

peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia (Mintara, 2008). Menurut perusahaan

Page 35: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

21

yang berusaha menerapkan corporate governance dengan baik akan tetap mengungkapkan

informasi yang memadai, tidak peduli apakah profitabilitasnya tinggi atau rendah untuk

memenuhi prinsip-prinsip corporate governance, salah satunya adalah pengungkapan dan

transparansi.

Pengaruh leverage terhadap pengungkapan

Variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage. Laverage

memiliki p-value 0,891 terhadap IFRS disclosure dan p-value 0,647 terhadap voluntary

disclosure, sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan IFRS dan pengungkapan sukarela. Perusahaan dengan tingkat leverage tinggi

akan mengurangi pengungkapan sukarela untuk menghindari sorotan dari debtholder (

Suhardjanto dan Wardhani, 2010). Tingkat leverage yang rendah juga tidak mendorong

pengungkapan wajib yang lebih tinggi. Hal ini karena kreditor (institusi keuangan) tidak

mengandalkan laporan keuangan, tetapi lebih sering mengakses informasi secara langsung

(Al-Mutawa dan Hewaidy, 2010)

Pengaruh size terhadap pengungkapan

Size sebagai variabel kontrol terakhir memiliki p-value 0,334 terhadap IFRS disclosure dan

p-value 0,694. Keduanya menunjukkan angka > dari 0,05, artinya size tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan IFRS dan pengungkapan sukarela. Perusahaan yang besar belum

tentu melakukan pengungkapan yang luas dalam laporan tahunan, karena pertimbangan biaya

dalam pengungkapan informasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

Akirson dan Ulfani (2009) dalam Utami (2012) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan

tidak mempunyai pengaruh yang signifukan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

tahunan perusahaan.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengungkapan IFRS sebesar 73,65%. Sedangkan

pengungkapan sukarela sebesar 68,61%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat

kepatuhan pengungkapan wajib di Indonesia masih kurang, mengingat perusahaan

harus mengungkapkan 100% untuk pengungkapan IFRS.

Page 36: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

22

2. Hasil pengujian hipotesis menunjukan mekanisme corporate governance

mempengaruhi tingkat kepatuhan pengungkapan IFRS dan sukarela. Variabel

independen yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pengungkapan wajib dan sukarela

yaitu jumlah rapat komite audit. Variabel independen dan variabel kontrol lainnya tidak

berpengaruh.

Keterbatasan

1. Dasar pengidentifikasian item pengungkapan wajib IFRS dan pengungkapan sukarela

hanya berfokus pada perusahaan perbankan dan informasi yang dibutuhkan oleh para

pemegang saham, tidak mencangkup pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela

secara keseluruhan.

2. Hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasi untuk jenis perusahaan lain karena tiap

perusahaan belum tentu mengungkapkan item yang sama.

Page 37: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

23

DAFTAR PUSTAKA

____, Bapepam- LK Nomor: Kep-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan

Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik.

____, Bapepam-LK Nomor Kep-29/PM/2004 nomor IX.1.5 tentang pembentukan dan

Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. 2004. Jakarta.

____, Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum.

____, 2010. Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan Nomor Kep-554/BL/2010 tentang Perubahan Keputusan Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-06/PM/2000 tentang Perubahan Peraturan

Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

http://bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/peraturan_pm/index.htm. 13

September 2011.

Akhtaruddin, M., M.A.A. Hossain, M. Hossain and L. Yao. 2009. “Corporate Governance

and Voluntary Disclosure in Corporate Annual Reports of Malaysian Listed

Firms”. Journal of Applied Management Accounting Research, 7 (1): 1-20.

Alanezi, F.S. and S.S. Albuloushi. 2011. “Does the Existence of Voluntary Audit Committees

Really Affect IFRS-Required Disclosure? Kuwaiti Evidance”. International Journal

of Disclosure and Governance, 8 (2):148-173.

Al-Fayoumi, N., B. Abuzayed, and D. Alexander. 2010. “Ownership Structure and Earnings

Management in Emerging Markets: The Case of Jordan”. International Research

Journal of Finance and Economics, (38): 28-47.

Ali, M., K. Ahmed, and D. Henry. 2004. “Disclosure compliance with national accounting

standards by listed companies in South Asia”. Accounting and Business Research, 34

(3): PP. 183-199.

Page 38: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

24

Allegrini, M. and G. Greco. 2011. “Corporate Boards, Audit Committees and

Voluntary Disclosure: Evidence From Italian Listed Companies”. Journal

Management Government, 26: 208-229.

Al-Mutawaa, A. and A.M. Hewaidy. 2010. “Disclosure Level and Compliance with IFRSs:

An Empirical Investigation of Kuwaiti Companies”. The International Business

and Economics Research Journal, 9 (5): 33.

Al-Shammari, B. and W. Al-Sultan. 2010. “Corporate Governance and Voluntary Disclosure

in Kuwait”. International Journal of Disclosure and Governance, 7 (3):262-280.

Anyta, dan M. Siti. 2012. “Voluntary Corporate Governance Disclosure (VCGR) Versi

Investor dan Determinan VCGR di Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan,

2 (2): 301-312.

Arshad, R., Nor, Md, R., and N.A.A. Noruddin,. 2011. “Ownership Structure and Interaction

Effects of Firm Perfomance on Management Comentary Disclosure”. Journal of

Global management, 2 (2):124-145.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.2006. Keputusan Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-134/BL/2006tentang

Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik.

http://bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/peraturan_pm/index.htm.5 Juni

2011.

Barako, D.G. 2007. “Determinants of Voluntary Disclosures in Kenyan Companies Annual

Reports”. African Journal of Business Management, 1(5): 113-128.

Boediono, G.S.B. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposium

Nasional Akuntansi VIII Solo.

Page 39: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

25

Clemente, A.G. dan B.N. Labat. 2005.“Corporate Governance Mechanisms and Voluntary

Disclosure: The Role of Independent Directors in The Boards of Listed Spanish

Firms”. http://www.ucm.es/centros/cont/descargas/documento16048.pdf. 9 Mei 2011.

Corporate Governance Guidelines. 2007. http://www.ecgi.org/codes/documents/cg_guidelines

en.pdf. 15 September 2011.

Dahawy, K. 2009. “Company Characteristics and Disclosure Level: The Case of

Egypt”. International Research Journal of Finance and Economics, (34): 194-208.

Deloitte Touche Tohmatsu. 2009. “International Financial Reporting Standards. Presentation

and Disclosure Checklist 2009”. http://www.iasplus. com/fs/2009ifrschecklist.pdf. 15

April 2011.

Dibiyantoro., 2011. “Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan terhadap

Mandatory Disclosure Financial Statement pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, 1 (2): 174-199.

Enache, L. and A. Parbonetti. 2012. “Corporate Governance and Product Related Voluntary

Disclosure. An Analysis of Biotech Firms”. University of Padova, Italy.

Eng, L.L. dan Y.T. Mak. 2003. “Corporate Governance and Voluntary Disclosure”. Journal

of Accounting and Public Policy, 22: 325–345.

Ettredge, M., K. Johnstone, M. Stone and Q. Wang. 2010. “The Effects of Company Size,

Corporate Governance Quality, and Bad News on Disclosure Compliance”. Review of

Accounting Studies, Forthcoming: 1-34.

Fama, E. F., and M. Jensen. 1983. “Separation of ownership and control”. Journal of

Lawand Economics, 26: 301–325.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2002. “Peran Dewan Komisaris dan

Komite Audit dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan (corporate governance)”.

Jakarta.

Page 40: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

26

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2006. How is the Indonesian

Corporate Governance Condition in Reality?. http://www.fcgi.or.id/corporate-

governance/articles.html. Diakses 10 Mei 2011.

Ghazali, N. and P. Weetman. 2006. “Perpetuating traditional influences: Voluntary disclosure

in Malaysia”. Journal of International Accounting Auditing and Taxation 15(2): 226 –

248.

Ghozali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi

2005”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Glaum, M. and D. L. Street. 2003. “Compliance with the disclosure requirements of

Germany's New Market: IAS versus US GAAP”. Journal of Intemational Financial

Management and Accounting, 14 (I): PP. 64-\00.

Hadi, Nor dan A. Sabeni. 2002. “Analisa Faktor-Faktor yang mempengaruhi Luas

Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan perusahaan Go Publik di Bursa

Efek Jakarta”.Jurnal Maksi, 1(8).

Hapsari, I. 2009.“Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Transparansi dengan

Kinerja Perusahaan”. Tidak Dipublikasikan.

Hapsoro, Dody., 2007.“Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Transparansi : Studi

Empiris Di Pasar Modal”. Jurnal akuntansi dan Manajemen, 18 (2): 65-85.

Herwidayatmo. 2000. “Implementasi GCG untuk Perusahaan Publik di Indonesia”.

Majalah Usahawan Th XXIX, (10): 25-32.

HongxiaLi and Ainian Qi. 2008. “Impact of Corporate Governance on Voluntary Disclosure

in Chinese Listed Companies”. Corporate Ownership and Control, 5(2): 360-366.

Hossain, Mohammed. 2008. “The Extent of Disclosure in Annual Report of Banking

Companies: The Case of India”. European Journal of Scientific Research, 23(4): 659-

680.

Page 41: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

27

Huafang, X. dan Y. Jianguo. 2007. “Ownership Structure, Board Composition and Corporate

Voluntary Disclosure: Evidence From Listed Companies in China”. Managerial

Auditing Journal, 22 (6): 604-619.

Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency

Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, (3): 305-360.

Kartika, Adi., 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan

Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”. Kajian Akuntansi, 1 (1):29-47.

Khomsiyah. 2005. “Analisis Hubungan Indeks dan Struktur Corporate Governance Dengan

Kualitas Pengungkapan”. Disertasi Doktor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Lins, K.V. dan F.E. Warnock. 2004. “Corporate Governance and the Shareholder Base”.

International Finance Discussion Papers, (816).

Lokman, N., J. Cotter and J. Mula. 2009. “Corporate Governance Quality, Incentive Factor

and Voluntary Corporate Governance Disclosure in Annual Reports of Malaysian

Publicly Listed Companies”. University of Southern Queensland Toowoomba,

Australia.

Mangena, M. and V. Tauringana. 2007. “Disclosure, Corporate Governance and Foreign

Share Ownership on the Zimbabwe Stock Exchange” . Journal of International

Financial Managemant and Accounting, 18:2.

Marwata. 2001.”Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela

Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia”. Makalah, SNA IV

Bandung.

Matoussi, H. and Chakroun, Rida. 2008. “Board Composition, Ownership Structure And

Voluntary Disclosure In Annual Reports Evidence From Tunisia”. Laboratoire

Interdisciplinaire De Gestion Universite-Entreprise(LIGUE).

Page 42: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

28

Mensah, B.K.A. 2011. “The Impact Of Adopting International Accounting Standards 1

(IAS1) in Ghana: The Extent Of Disclosures, and Their Relationship to

Corporate Characteristics”. Swiss Management Center University Working Paper.

Mizrawati, Alfathira. 2009. “Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Transparansi Perusahaan

(Tinjauan dari Agency Theory dan Stewardship Theory)”. Skripsi Program S1,

Universitas Diponegoro, Semarang.

Muller, K.A.III, E.J. Riedl dan T. Sellhorn. 2008. “Consequences of Voluntary and

Mandatory Fair Value Accounting: Evidence Surrounding IFRS Adoption in the EU

Real Estate Industry”. Harvard Business School Working Paper, 09-033.

Muntoro, R.K. 2006. “Membangun Dewan Komisaris yang Efektif”. Makalah, Universitas

Indonesia, Jakarta.

Mursalin. 2007. “Simultanitas Aktivisme Institusional, Struktur Kepemilikan, Kebijakan

Deviden dan Utang dalam Mengurangi Konflik Keagenan”. Sinopsium Nasional

Akuntansi 10, Makasar.

Nasir, N.M. dan S.N. Abdullah. 2004. “Voluntary Disclosure and Corporate Governance

among Financially Distressed Firms in Malaysia”.Curtin Business School, 3 (1): 1-39.

Natalia, T.W., 2012.”Standarisasi, Harmonisasi, dan konvergensi IFRS (International

Financial Reporting Standart and Practices)”.

Nurkhin, A., 2010. “Corporate Governance dan Profitabilitas, Pengaruhnya Terhadap

Pengungkapan CSR Sosial Perusahaan”. Jurnal Dinamika Akuntansi, 2 (1): 46-55.

Nuryaman., 2009. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme

Corporate Governance terhadap Pengungkapan Sukarela”, Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia, 6 (2): 89-116.

Page 43: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

29

Owolabi, S. A. dan S.O. Dada. 2011. “Audit Committee: An Instrument of Effective

Corporate Governance”. European Journal of Economics, Finance and

Administrative Sciences, 35: 173-183.

Permatasari, N.I., 2010. “Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan

Perusahaan Terhadap Reaksi Investor”. Rangkuman Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Perbanas, Surabaya.

Pramunia, Agy., 2010. “Pengaruh Corporate Governance dan Financial Distressed Terhadap

Luas prngungkapan”. Skripsi Program S1, Universitas Diponegoro, Semarang.

Primastuti, S. dan Achmad, T., 2012. “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik

Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Informasi Strategis”. Diponegoro Journal

Of Accounting 1 (2).

Ratnasari, Y. 2011.”Pengaruh Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan

Tanggung Jawab Social Perusahaan di dalam Sustainability Report”. Skripsi Program

S1, Universitas Diponegoro, Semarang.

Rawi,. 2008. “Pengaruh Kepemilikan Manajeman, Institusi, dan leverage Terhadap Corporate

Social Responsibility pada Perusahaan manufaktur yang Listing di Bursa Efek

Indonesia”. Tesis Universitas Diponegoro Semarang.

Robertson, J.C., H.A. Al-Angari and S.A. Al-Alsheikh. 2012. “The Impact of Voluntary

Disclosure on the Mandatory Disclosure of Financial Information: A Study of

Companies on the Saudi Arabian Stock Exchange”. International Journal of

Management, 29(1).

Rouf, A. dan A. Al-Harun. 2011, “Ownership Structure and Voluntary Disclosure in Annual

Reports of Bangladesh”. Pakistan Journal of Commerce and Social Science, 5 (1),

129-139.

Page 44: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

30

Rustiarini, Niwayan. 2010. “Pengaruh Corporate Governance pada Hubungn Corporate

Social Responsibility dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XII.

Purwokerto.

Sari, R.N., R. Anugerah dan R. Dwiningsih. 2010. “Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Kualitas Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Transparansi Informasi”. Pekbis

Jurnal, 2 (3): 326-335.

Sejjaaka, S. 2003. “Corporate Mandatory Disclosure by Financial Institutions in Uganda”.

Journal of African Business, 6 (1-2): 1-34.

Shleifer, A. dan R. Vishny. 1996. “A Survey of Corporate Governance”. National

Bureau of Economic Research Working Paper 5554.

Suhardjanto, D. dan L. Miranti. 2009. “Praktik Penerapan Indonesian Environmental

Reporting Index dan Kaitannya dengan Karakteristik Perusahaan”. Jurnal Akuntansi

dan Auditing Indonesia, 13 (1): 63-77.

Suhardjanto, D. dan M. Wardhani. 2010. “Praktik Intellectual Capital Disclosure

Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Auditing

Indonesia 14 (1): 71–85.

Suta, A.Y dan Laksito, H. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan

manufakturing yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010”.

Diponegoro Journal of Accounting, 1 (1):1-15.

Utama, C.A. 2012. “Company Disclosure In Indonesia: Corporate Governance Pratice,

Ownership Structure, Competition and Total Assets”. Asian Journal of Business and

Acounting, 5(1): 75-108.

Page 45: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

31

Utami, D.W., D. Suhardjanto dan S. Hartoko. 2012. “Investigasi dalam Konversi IFRS di

Indonesia : Tingkat Kepatuhan Pengungkapan Wajib dan Kaitannya dengan

Mekanisme Corporate Governance”. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Venny, F., Z. Rudi dan F. Fara. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Risk

Management Disclosure : Studi Survei Industry Perbankan yang Listing di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2008-2010”. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Wahyuningtyas, W dan Y.W. Nugrahanti. 2011. “Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility”. Universitas

Kristen Satya Wacana.

Waryanto. 2010. “Pengaruh Katakteristik Good Governance (GCG) Terhadap Luas

Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility di Indonesia”. Skripsi Program S1,

Universitas Diponegoro, Semarang.

www.idx.co.id

Yolanda, A. dan H. Laksito. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan Informasi Sukarela laporan Tahunan : Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010”. Diponegoro

Journal Of Accounting 1 (1).

Yularto, A. dan A. Chariri. 2003. “ Analisis Perbandingan Luas Pengungkapan Sukarela

dalam Laporan Tahunan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Sebelum

Krisis dan Pada Periode Krisis”. Jurnal Maksi 2(1): 35-51.

Zarkasyi, Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance. Bandung : Alfabeta.

Page 46: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

32

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sari Wulan

Tempat, Tanggal Lahir : Kab.Semarang, 18 Februari 1992

Alamat : Ujung-ujung Rt 01/02 Kab.Semarang

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2009-2013 Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen

Satya Wacana (UKSW), Salatiga.

2006-2009 SMA N 2, Salatiga

2003-2006 SMP N 9, Salatiga

1997-2003 SD N 01, Ujung-ujung Kab.Semarang

Riwayat Kepanitiaan

Panitia SATGAS Kegiatan “One For All”, 2012

Panitia PESAKOM “Pesta Rakyat Ekonomi”, 2013

Riwayat Seminar

Seminar “Enterpreneurship”, FEB UKSW, 2009.

Seminar Nasional Akuntansi “Peran Akuntansi Dalam Pemberantasan Korupsi”, Kelompok

Studi Akuntansi FEB UKSW, 2010.

Seminar “Prospek Perdagangan Berjangka Komoditi Sebagai Alternatif Investasi”, Kelompok

Studi Ilmu Pembangunan FEB UKSW, 2011.

Seminar Nasional Kewirausahaan “Inspire, Instruct, Improved : Other Side Of Business”,

Kelompok Studi Manajeman FEB UKSW, 2012.

Seminar “Peran Perbankan dan Sektor Bisnis Dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”, FEB

UKSW, 2013.

Seminar “Kontrak Derivatif Komoditi dan Peluang Bisnis Perdagangan Berjangka”, FEB

UKSW, 2013.

Page 47: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

33

LAMPIRAN

Page 48: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

34

Tabel 3.1

Jumlah Sample Penelitian

Keterangan Jumlah

Perusahaan

Perusahaan Perbankan yang terdaftar 132

di BEI tahun 2009-

2012

Perusahaan yang tidak mempublikasikan (26)

laporan keuangan dan laporan tahunan

2009-2012 dengan lengkap

Jumlah sample yang dipakai dalam 106

Penelitian

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif IFRS Disclosure Per Tahun

Tahun Minimum Maximum Mean Std.Deviation

2009 41,67 91,67 68,9391 13,40813

2010 33,33 91,67 70,6903 15,04384

2011 60,24 93,98 77,7767 7,21677

2012 67,54 85,09 77,2254 4,74900

Total 33,33 93,98 73,6579 10,10444

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Voluntary Disclosure Per Tahun

Tahun Minimum Maximum Meann Std.Deviation

2009 39,13 76,09 61,2650 11,05872

2010 36,96 89,13 67,3917 13,10770

2011 26,09 97,83 69,8063 17,44658

2012 50,00 95,65 76,0086 12,5855

Total 26,09 97,83 68,6179 13,549625

Page 49: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

35

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Variabel Independen dan Variabel Kontrol

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

KEPMAN 106 0,00 79,26 3,2819 10,85433

KEPINS 106 0,00 99,99 41,3637 33,67226

RPTDWN 106 0,00 57,00 12,8208 13,52021

RPTAUD 106 0,00 46,00 10,7075 9,28590

ROA 106 -12,00 5,15 1,7352 2,14603

LEV 106 -31,53 50,09 8,8216 6,23747

SIZE 106 5,45 13,28 8,7106 1,77719

Valid N

(listwise) 106

Tabel 4.4

Uji Normalitas IFRS Disclosure

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandar

dized

Residual

N 106

Normal

Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation 10.54796

812

Most Extreme

Differences

Absolute .096

Positive .049

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .991

Asymp. Sig. (2-tailed) .279

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.5

Uji Normalitas Voluntary Disclosure

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandar

dized

Residual

N 106

Normal

Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation 12.85787

066

Most Extreme

Differences

Absolute .052

Positive .052

Negative -.040

Kolmogorov-Smirnov Z .538

Asymp. Sig. (2-tailed) .934

a. Test distribution is Normal.

Page 50: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

36

Tabel 4.6

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 KEPMAN .727 1.376

KEPINS .864 1.158

RPTDWN .633 1.581

RPTAUD .659 1.518

PROF .811 1.234

LEVERAGE .750 1.333

SIZE .920 1.086

a. Dependent Variable: IFRSDISC

Tabel 4.7

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 KEPMAN .727 1.376

KEPINS .864 1.158

RPTDWN .633 1.581

RPTAUD .659 1.518

PROF .811 1.234

LEVERAGE .750 1.333

SIZE .920 1.086

a. Dependent Variable: VOLDISC

Tabel 4.8

Uji Autokorelasi

IFRS Disclosure

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .99543

Cases < Test Value 53

Cases >= Test Value 53

Total Cases 106

Number of Runs 48

Z -1.171

Asymp. Sig. (2-tailed) .242

a. Median

Tabel 4.9

Uji Autokorelasi

Voluntary Disclosure

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .00386

Cases < Test Value 53

Cases >= Test Value 53

Total Cases 106

Number of Runs 50

Z -.781

Asymp. Sig. (2-tailed) .435

a. Median

Page 51: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

36

Tabel 4.10

Uji Heteroskedastisitas IFRS Disclosure

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.354 3.858 2.424 .017

KEPMAN .056 .075 .085 .745 .458

KEPINS -.023 .022 -.107 -1.025 .308

RPTDWN -.008 .064 -.015 -.124 .901

RPTAUD -.149 .092 -.194 -1.623 .108

PROF -.067 .358 -.020 -.187 .852

LEVERAGE -.015 .128 -.013 -.115 .908

SIZE .125 .406 .031 .308 .759

a. Dependent Variable: AbsUnst

Tabel 4.11

Uji Heteroskedastisitas Voluntary Disclosure

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 14.874 4.400 3.380 .001

KEPMAN -.046 .085 -.061 -.534 .594

KEPINS -.033 .025 -.137 -1.303 .196

RPTDWN .117 .073 .195 1.595 .114

RPTAUD -.198 .105 -.227 -1.890 .062

PROF .554 .409 .147 1.356 .178

LEVERAGE -.058 .146 -.044 -.394 .694

SIZE -.375 .463 -.082 -.810 .420

a. Dependent Variable: AbsUnsta

Page 52: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

37

Tabel 4.12

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .378a .143 .082 10.91818

a. Predictors: (Constant), SIZE, KEPINS, RPTAUD, LEVERAGE, PROF, KEPMAN, RPTDWN

b. Dependent Variable: IFRSDISC

Tabel 4.13

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1948.412 7 278.345 2.335 .030a

Residual 11682.261 98 119.207

Total 13630.673 105

a. Predictors: (Constant), SIZE, KEPINS, RPTAUD, LEVERAGE, PROF, KEPMAN, RPTDWN

b. Dependent Variable: IFRSDISC

Tabel 4.14

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .473a .223 .168 13.30916

a. Predictors: (Constant), SIZE, KEPINS, RPTAUD, LEVERAGE, PROF, KEPMAN, RPTDWN

b. Dependent Variable: VOLDISC

Tabel 4.15

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4994.623 7 713.518 4.028 .001a

Residual 17359.108 98 177.134

Total 22353.731 105

a. Predictors: (Constant), SIZE, KEPINS, RPTAUD, LEVERAGE, PROF, KEPMAN, RPTDWN

b. Dependent Variable: VOLDISC

Page 53: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

38

Tabel 4.16

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 65.370 5.936 11.012 .000

KEPMAN -.133 .115 -.126 -1.152 .252

KEPINS -.028 .034 -.081 -.808 .421

RPTDWN .032 .099 .038 .321 .749

RPTAUD .380 .141 .309 2.686 .008

PROF .312 .551 .059 .565 .573

LEVERAGE -.027 .197 -.015 -.138 .891

SIZE .607 .625 .095 .972 .334

a. Dependent Variable: IFRSDISC

Tabel 4.17

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 63.465 7.236 8.771 .000

KEPMAN -.024 .140 -.018 -.174 .863

KEPINS -.035 .042 -.080 -.835 .406

RPTDWN .064 .121 .059 .528 .599

RPTAUD .527 .172 .335 3.058 .003

PROF 1.291 .672 .190 1.920 .058

LEVERAGE .111 .240 .047 .460 .647

SIZE -.300 .762 -.037 -.394 .694

a. Dependent Variable: VOLDISC

Page 54: PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3710/2/T1_232009055_Full... · komisaris yang lebih sering mengadakan pertemuan akan meningkatkan

39

Lampiran 1

Jumlah PSAK Konvergen IFRS

No PSAK Ref Issued Effective

Date Checklist Jumlah

2 PSAK 16 Aset Tetap IAS 16 2007 01-Jan-08 2009 9

3 PSAK 30 Sewa IAS 17 2007 01-Jan-08 2009 1

5 PSAK 26 Biaya Pinjaman IAS 23 2008 01-Jan-10 2009 2

8 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan IAS 1 2009 01-Jan-11 2011 38

9 PSAK 2 Laporan Arus Kas IAS 7 2009 01-Jan-11 2011 4

11 PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasi IAS 27 2009 01-Jan-11 2011 1

dan Laporan Keuangan Tersendiri

12 PSAK 5 Segmen Operasi IFRS 8 2009 01-Jan-11 2011 3

13 PSAK 7 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi IAS 24 2010 01-Jan-11 2011 5

14 PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan IAS 10 2010 01-Jan-11 2011 3

17 PSAK 19 Aset Takberwujud IAS 38 2010 01-Jan-11 2011 3

19 PSAK 23 Pendapatan IAS 18 2010 01-Jan-11 2011 2

20 PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan IAS 8 2009 01-Jan-11 2011 4

Estimasi Akuntansi dan Kesalahan

21 PSAK 48 Penurunan Nilai Aset IAS 36 2009 01-Jan-11 2011 2

22 PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontijensi dan IAS 37 2009 01-Jan-11 2011 5

Aset Kontijensi

23 PSAK 58 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki

untuk IFRS 5 2009 01-Jan-11 2011 1

Dijual dan Operasi yang Dihentikan

24 PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta

Asing IAS 21 2009 01-Jan-12 2012 2

25 PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program IAS 26 2010 01-Jan-12 2012 2

Manfaat Purnakarya

26 PSAK 24 Imbalan Kerja IAS 19 2010 01-Jan-12 2012 8

32 PSAK 46 Pajak Penghasilan IAS 12 2010 01-Jan-12 2012 8

33 PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham IFRS 2 2010 01-Jan-12 2012 3

34 PSAK 56 Laba Per Saham IAS 33 2010 01-Jan-12 2012 4

35 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan IFRS 7 01-Jan-12 2012 3

Lampiran 2

Jumlah Pengungkapan Sukarela No Kategori Jumlah

1 Profil Perusahaan 8

2 Analisa dan pembahasan

manajemen 12

3 Ikhtisar keuangan 5

4 Ikhtisar saham dan obligasi 3

5 Informasi sumber daya manusia 3

6 Good corporate governance 11

7 Tanggung jawab sosial perusahaan 4