PENGARUH MEDIA VISUAL BERBASIS ANDROID TERHADAP...

57
i PENGARUH MEDIA VISUAL BERBASIS ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR (Kuasi Eksperimen di Kelas X SMAN 4 Kota Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Widya Candra 1112016100042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of PENGARUH MEDIA VISUAL BERBASIS ANDROID TERHADAP...

i

PENGARUH MEDIA VISUAL BERBASIS ANDROID

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

JAMUR

(Kuasi Eksperimen di Kelas X SMAN 4 Kota Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Widya Candra

1112016100042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

ii

iii

iv

v

ABSTRAK

Widya Candra (1112016100042). Pengaruh Media Visual Berbasis Android

terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur (Kuasi Eksperimen

SMAN 4 Kota Tangerang Selatan). Skripsi. Program Studi Pendidikan

Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media visual

berbasis android untuk meningkatkan hasil belajar pada konsep jamur. Penelitian

ini dilaksanakan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian yang

digunakan adalah quasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik pemilihan acak berdasarkan saran guru Biologi X MIA untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel penelitian berjumlah 31 peserta didik

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan

instrumen tes berupa tes hasil belajar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Analisis data menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh hasil thitung

sebesar 4.41 dan ttabel sebesar 1.82. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan

bahwa thitung < ttabel (4.41 < 1.82). Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima pada

taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari penggunaan media visual berbasis android terhadap hasil belajar

biologi peserta didik pada konsep jamur.

Kata Kunci: Media Visual, Hasil Belajar Peserta Didik, Jamur.

vi

ABSTRACT

Widya Candra (1112016100042). The Effect of Visual Media Android Based on

Student Learning Outcomes on The Concept of Fungi (Quasi-Experiments

research at SMAN 4 Kota Tangerang Selatan). Undergraduate Thesis of Biology

Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty

of Tarbiya and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta.

This study aims to determine the effect of using visual media android based to

improve learning outcomes on the concept of mushrooms. This research was

conducted at SMAN 4 Kota Tangerang Selatan. The research method used quasi-

experimental. The sample was taken by using a random selection technique based

on the advice of Biology X MIA teachers for the experimental class and the control

class. The research sample consisted of 31 students for the experimental class and

the control class. Retrieval of data using test instruments in the form of test results

that have been tested for validity and reliability. Data analysis using t-test with a

significance level of 5%, obtained results of tcount of 4.41 and table of 1.82. The

test results obtained show that tcount <t table (4.41 <1.82). Thus Ho is rejected and

H1 is accepted at a significance level of 5% (α = 0.05). This result indicates that

there is a significant effect of the use of media visual media android based toward

students’ learning outcomes on the concept of Fungi.

Keywords: Visual Media, Smartphones, Students’ Learning Outcomes, Fungi.

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kenikmatan dan kekuatan jasmani maupun rohani kepada penulis,

serta dengan ridho, rahmat, dan taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul Pengaruh Media Visual Berbasis Android terhadap Hasil

Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur yang disusun sebagai salah satu

syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi.

Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW., beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini membutuhkan bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis dengan tulus

ikhlas hendak menyampaikan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Widodo dan Ibu Giyarsih (almh.) yang tak

pernah berhenti mendoakan, memberikan dukungan, dan melimpahkan kasih

sayangnya kepada penulis. Semoga senantiasa mendapat perlindungan dari

Allah SWT.

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii

5. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Eny S. Rosyidatun, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan selama masa perkuliahan.

7. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk

menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas dengan segala

kebaikan dan keberkahan. Aamiin.

8. Bapak Suhermin S.Pd., M.Si., Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Tangerang

Selatan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian di sekolah tersebut, Bapak Sukanta, S.Pd. selaku Wakasek

Kurikulum, serta Bapak Drs. Agus Purwanto selaku guru bidang studi Biologi

di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan arahan dan saran

yang bermanfaat bagi penulis.

9. Siwa siswi kelas X MIA 1 dan X MIA 2 SMAN 4 Kota Tangerang Selatan yang

telah membantu terlaksananya penelitian ini.

10. Mas Heri, yang telah memberikan semangat, perhatian, dan dukungan, serta

doa-doa terbaik kepada penulis. Semoga kebaikan kembali padamu.

11. Randhika, Farhah, Fauzyah, dan Annisa, sebagai sahabat-sahabat terbaik

selama di UIN Jakarta yang telah memberi support dan mendoakan penulis,

semoga persahabatan ini tetap abadi selamanya.

12. Endah Sari, teman seperjuangan yang telah banyak memberikan motivasi dan

semangat.

13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi 2012-AMPIBI yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan memori indah yang

terkenang.

14. Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah membagi rasa

suka cita serta berbagi pengalaman yang berharga.

ix

Penulis berterima kasih atas dukungan dan bantuan yang amat berharga,

penulis berdoa semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang berlipat ganda

sebagai amal shaleh yang mengundang keridhoan-Nya.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi khazanah dunia

pendidikan di tanah air. Wallahu’alam bish-showab.

Jakarta, 18 Februari 2019

Penulis

Widya Candra

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI …………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI …………………………………….. iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ……………………………… iv

ABSTRAK …………………………………………………………………… v

ABSTRACT …………………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………….. 5

C. Pembatasan Masalah ……………………………………………. 5

D. Rumusan Masalah ………………………………………………. 6

E. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 6

F. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis ……………………………………………….. 7

1. Media Pembelajaran ………………………………………… 7

a. Pengertian Media Pembelajaran ………………………… 7

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ………………. 8

2. Media Visual ………………………………………………… 10

a. Definisi Media Visual …………………………………... 10

xi

b. Macam-Macam Media Visual …………………………... 11

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual ……………… 12

3. Android ……………………………………………………… 13

a. Definisi Android ………………………………………… 13

4. Hasil Belajar ………………………………………………… 14

a. Definisi Belajar …………………………………………. 14

b. Definisi Hasil Belajar …………………………………… 14

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………. 15

B. Penelitian Relevan ………………………………………………. 16

C. Kerangka Berpikir ………………………………………………. 18

D. Rumusan Hipotesis …………………………………………….... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………... 21

B. Metode dan Desain Penelitian …………………………………... 21

1. Metode Penelitian …………………………………………… 21

2. Desain Penelitian ……………………………………………. 21

C. Populasi dan Sampel ……………………………………………. 22

1. Populasi ……………………………………………………... 22

2. Sampel ………………………………………………………. 23

D. Prosedur Penelitian ……………………………………………… 23

1. Tahap Pendahuluan …………………………………………. 23

2. Tahap Pelaksanaan ………………………………………….. 24

3. Tahap Akhir ………………………………………………… 25

E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………... 27

F. Teknik Analisis Data …………………………………………… 28

1. Analisis Instrumen Penelitian ………………………………. 27

a. Validitas Soal …………………………………………… 29

b. Reliabilitas ……………………………………………… 30

c. Tingkat Kesukaran ……………………………………… 31

d. Daya Beda ………………………………………………. 32

xii

2. Uji N-Gain …………………………………………………... 33

3. Uji Prasyarat Analisis Data …………………………………. 34

a. Uji Normalitas …………………………………………... 34

b. Uji Homogenitas Variens ……………………………….. 35

4. Uji Hipotesis ………………………………………………… 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………. 37

1. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …... 37

2. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ….. 38

3. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………… 39

B. Uji Prasyarat Analisis Data ……………………………………… 41

1. Uji Normalitas ………………………………………………. 42

a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ………………………………………………….. 42

b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ………………………………………………….. 43

2. Uji Homogenitas ……………………………………………. 44

a. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ………………………………………………….. 44

b. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ………………………………………………….. 45

C. Pengujian Hipotesis ……………………………………………... 45

1. Pretest ……………………………………………………….. 46

2. Posttest ………………………………………………………. 47

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 51

B. Saran-Saran ……………………………………………………… 51

xiii

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 52

LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 55

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Desain Penelitian ………………………………………………... 22

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Pilihan Ganda ………………. 28

Tabel 3. 3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen …………………….. 31

Tabel 3. 4 Interpretasi Tingkat Kesukaran …………………………………. 32

Tabel 3. 5 Interpretasi Daya Pembeda ……………………………………… 33

Tabel 4. 1 Hasil Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ……………... 38

Tabel 4. 2 Hasil Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol …………….. 39

Tabel 4. 3 Data Skor N-Gain ……………………………………………….. 40

Tabel 4. 4 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ……………… 41

Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan

Kontrol ………………………………………………………….. 42

Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan

Kontrol ………………………………………………………….. 43

Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pretest Kelas Eksperimen

dan Kontrol ……………………………………………………… 44

Tabel 4. 8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Posttest Kelas Eksperimen

dan Kontrol ……………………………………………………… 45

Tabel 4. 9 Hasil Perhitungan Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol …………………………………………………… 46

Tabel 4. 10 Hasil Perhitungan Uji-t Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol …………………………………………………… 47

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ………………………………………………. 19

Gambar 3. 1 Bagan Prosedur Penelitian ……………………………………… 26

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Peserta Didik …………… 56

Lampiran 2 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian …………………………….. 76

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dengan Software Anates ……………………. 84

Lampiran 4 Soal Pretest dan Posttest ……………………………………….... 91

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen …. 97

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol …….... 114

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) ……………………………………... 129

Lampiran 8 Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran …….. 138

Lampiran 9 Lembar Observasi Akivitas Peserta Didik ……………………… 146

Lampiran 10 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen …………………… 154

Lampiran 11 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ………………………... 155

Lampiran 12 Data Skor N-Gain ……………………………………………….. 156

Lampiran 13 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ………… 157

Lampiran 14 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ……………... 159

Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest …………………………... 161

Lampiran 16 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ………………………………. 163

Lampiran 17 Lembar Uji Referensi …………………………………………… 167

Lampiran 18 Tampilan Media Visual Berbasis Android ……………………… 172

Lampiran 19 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ………………………………. 173

Lampiran 20 Lembar Validasi Ahli Media ……………………………………. 174

Lampiran 21 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ……………… 177

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai

kebutuhan manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi hal yang penting dan

secara langsung akan berpengaruh terhadap hidup dan kehidupan umat

manusia. Manusia yang kehidupannya diiringi dengan pendidikan maka

kehidupannya akan berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Dengan

adanya perkembangan ini, maka pendidikan juga semakin lama semakin

berkembang mengikuti dinamika yang ada. Pendidikan masa kini tentunya

berbeda dengan pendidikan terdahulu. Maka dari itu, mutu pendidikan harus

terus-menerus ditingkatkan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Hal ini diperkuat dalam Pasal 5 Ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa setiap warga

negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu.1

Sistem pendidikan nasional tersebut dalam Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan

yang artinya setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan

pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi atau menyesuaikan dan efisiensi

manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan

perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga sehingga perlu

dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan. Pengertian bermutu menjadi jelas dengan PP No. 19 Tahun

2005, yaitu yang memenuhi standar yang telah ditentukan meliputi: (1) standar

isi; (2) standar proses; (3) standar lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga

1 Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, (Jakarta: Kompas, 2008), h.

59.

2

kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7)

standar pembiayaan; dan (8) standar penilaian.2

Keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan menjadi

agenda utama semua pihak-pihak, baik yang berkaitan langsung atau tidak

terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu, mutu pendidikan sangat ditentukan

oleh banyak pihak, apakah pemerintah, masyarakat, sekolah, orang tua, dan

peserta didik itu sendiri. Bila dikatakan peningkatan mutu bermula dari sekolah,

maka para guru dan sekolah sebagai faktor penentunya. Mengefektifkan dan

mengefisienkan penggunaan waktu dalam proses pembelajaran yang

menentukan keberhasilan belajar peserta didik merupakan suatu keberhasilan

seorang guru. Maka dari itu, pembelajaran yang berkualitas sangat diperlukan

guna mencapai keberhasilan belajar peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas tergantung dari motivasi pelajar dan

kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang

dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa

pada keberhasilan pencapaian target belajar. Menurut Isjoni, dalam bukunya

menyatakan bahwa bila para guru memiliki kompetensi dan kualitas dalam

pembelajaran maka peserta didik akan berhasil dalam pelajaran.3 Hal ini akan

terlihat dari setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, bila guru

berhasil menyajikan pembelajaran yang efektif dan mampu memanfaatkan

media pembelajaran dengan baik maka hasil belajar yang diperoleh peserta

didik akan bernilai baik, dari yang tadinya tidak mengerti maka akan menjadi

mengerti, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya, proses pembelajaran di dalam kelas dapat lebih menarik

dan dapat lebih mudah dipahami apabila peserta didik dapat memaksimalkan

lingkungan belajarnya termasuk dalam hal alat bantu belajar sebagai penunjang

pembelajaran. Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada

diperlukan suatu alternatif yang tepat dan menarik. Kurangnya motivasi dan

2 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

(http://riau.kemenag.go.id/file/dokumen/SNP.pdf) 3 Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2006), h. 35.

3

hasil belajar bisa ditingkatkan salah satunya dengan mengembangkan media

yang dekat dan sering digunakan peserta didik.4

Gibbons (dalam Lee) menyatakan bahwa dalam menghadapi tantangan

pada abad ke-21, pendidikan harus berubah. Produksi dan penyebaran

pengetahuan saat ini merupakan sebuah distribusi dan aktifitas interaktif yang

dimediasi oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi.5 Perkembangan teknologi

yang cukup pesat berimbas pada pola hidup manusia, salah satunya yaitu pada

perkembangan media pembelajaran. Media belajar yang dimaksud di sini

adalah berupa media visual berbasis android yang didalamnya terdapat materi

pembelajaran.

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, visual itu

berarti dapat dilihat dengan indera penglihatan.6 Jadi, media visual merupakan

jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera mata atau

penglihatan. Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan dari Arsyad yang

mengatakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara

harfiah berarti ‘tengah’,’perantara’ atau ‘pengantar’.7

Munir dalam penelitiannya menyatakan bahwa keuntungan dan manfaat

penyampaian materi dengan konsep multimedia pembelajaran adalah proses

pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat

dikurangi, kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses belajar

mengajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, serta sikap belajar

peserta didik dapat ditingkatkan.8 Dengan adanya media visual berbasis android

4 Tutut Sari Handayani dan Suharyanto, ”Pengembangan Mobile Learning Berbasis

Android sebagai Media Pembelajaran pada Materi Fluida Statis untuk Meningkatkan Minat dan

Hasil Belajar Ranah Kognitif Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Fisika, FMIPA UNY, 2016, h. 384. 5 Hyunjeong Lee, et. al. “Cooperation begins: Encouraging critical thinking skills through

cooperative reciprocity using a mobile learning game”, Journal of Computers & Education 97,

2016, h. 98 6 Konita Alya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT Indahjaya

Adipratama, 2009), h. 481. 7 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997) h. 3 8 Muhammad Munir & Korniawan Prabowo, “E-Learning Berbasis Multimedia Sebagai

Multimedia Center dengan CMS Joomla untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran bagi Siswa

Kelas X Jurusan TKJ di SMKN 1 Bantul, Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta,

2011, h. 2.

4

ini, peserta didik akan mudah mengakses materi pembelajaran dimanapun

dengan mudah.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 4 Kota

Tangerang Selatan, guru masih terpaku pada media pembelajaran berupa buku

pegangan peserta didik dan power point. Hasil observasi juga menunjukkan

hasil belajar peserta didik yang masih di bawah 60%. Nampaknya, penggunaan

media pembelajaran yang kurang variatif dapat mempengaruhi motivasi peserta

didik sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah. Penggunaan media-

media pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat membantu guru

maupun peserta didik keluar dari faktor-faktor penghambat pembelajaran. Jika

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas dapat menerapkan pembelajaran

yang tepat serta menggunakan fasilitas belajar yang memadai maka guru

maupun peserta didik telah mampu mengatasi hambatan belajar yang ada. Maka

dari itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada diperlukan suatu alternatif

yang tepat dan menarik.

Pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Kota Tangerang

Selatan, dari hasil wawancara dengan guru biologi kelas X MIA diketahui

bahwa materi jamur merupakan materi yang cukup sulit untuk difahami oleh

peserta didik. Salah satu kesulitan yang dialami peserta didik yaitu terdapat

nama-nama latin yang harus dikuasai dalam materi jamur. Peserta didik juga

mengalami kesulitan untuk memahami siklus hidup dan membedakan macam-

macam spora yang dihasilkan oleh masing-masing filum. Dengan adanya media

visual berbasis android ini siswa dapat belajar dimanapun dan mengakses

materi Jamur dengan mudah sehingga mampu mengatasi kesulitan belajar

siswa.

Penggunaan media pembelajaran berupa sebuah ponsel atau smartphone

yang didalamnya terdapat aplikasi penunjang pembelajaran diduga dapat

mengatasi masalah belajar yang terdapat di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.

Teknologi ponsel sering digunakan oleh para peserta didik. Penggunaan

aplikasi ini, dapat menunjang kegiatan pembelajaran diantaranya yakni dapat

5

menampilkan materi yang ringkas didukung dengan gambar-gambar yang

menarik sehingga dapat menarik minat peserta didik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa perlu melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Media Pembelajaran Visual Berbasis

Android terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Peserta didik tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran.

Peserta didik hanya sebagai pendengar aktif saat guru aktif menjelaskan

konsep.

2. Penggunaan media dalam pembelajaran yang kurang maksimal.

3. Konsep-konsep biologi yang disampaikan oleh guru sering kali

membosankan peserta didik dalam proses penyampaian.

4. Hasil pencapaian belajar peserta didik yang kurang optimal.

5. Masih rendahnya kemampuan mengingat pada peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas, maka diperlukan

pembatasan masalah berdasarkan pada masalah-masalah yang telah diidentifikasi.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X MIA di SMAN 4 Kota

Tangerang Selatan karena berdasarkan hasil pengamatan di sekolah tersebut

masih ada kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran Biologi.

2. Media yang digunakan adalah media visual berbasis android karena.

3. Hasil belajar biologi peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini hanya

dibatasi pada aspek kognitif peserta didik.

4. Konsep Biologi dalam penelitian ini adalah Jamur. Dari hasil pengamatan dan

wawancara guru Biologi di sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa konsep jamur

merupakan materi yang cukup sulit untuk difahami oleh peserta didik.

6

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni apakah terdapat

pengaruh penggunaan media pembelajaran visual berbasis android terhadap

hasil belajar peserta didik pada konsep Jamur?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media visual berbasis

android terhadap hasil belajar biologi peserta didik pada konsep Jamur.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang terlibat

dalam pembelajaran biologi, khususnya peserta didik, guru, dan peneliti lain.

1. Bagi peserta didik, agar lebih bisa memanfaatkan media pembelajaran yang ada

agar lebih termotivasi untuk belajar.

2. Bagi guru, diharapkan bermanfaat dalam pengembangan penggunaan media

pembelajaran guna memperoleh hasil belajar yang optimal.

3. Bagi peneliti lain: diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai

penggunaan media pembelajaran berupa media visual berbasis android dalam

meningkatkan hasil belajar peserta didik dan dapat menerapkan dengan baik

dalam proses belajar mengajar.

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti

perantara atau pengantar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) media

berarti perantara; penghubung; yang terletak di antara dua pihak (orang,

golongan, dan sebagainya); Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau

usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau

panas dalam bidang teknik. Istilah media juga digunakan dalam bidang

pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau

media pembelajaran.1 Dalam pengertian ini media pembelajaran diartikan

sebagai perantara atau pengantar guru dalam menyampaikan materi yang

diajarkannya.

Terdapat beberapa batasan yang diberikan orang tentang media.

Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of

Education and Communication Technology/AECT) di Amerika membatasi

media sebagai segala bentuk dan saluran yan digunakan orang untuk

menyalurkan pesan atau informasi.2

Menurut Gerlach dan Ely menyatakan bahwa, media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.3 Dalam pengertian ini berarti bahwa guru, buku teks,

dan lingkungan sekolah merupakan sebuah media.

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kharisma Prenada Media, 2011), h. 163 2 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, Cet.

2 Ed. 2, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 8. 3 Wina, Op.Cit.., h. 163.

8

Berdasarkan uraian yang panjang dari beberapa ahli tentang batasan

media pembelajaran dalam pendidikan, dapat penulis simpulkan bahwa media

adalah perantara dalam proses pembelajaran, dan merupakan suatu bagian

integral dari proses pendidikan yang harus dikuasai oleh semua guru

profesional. Guru menggunakan media sebagai wadah atau perantara untuk

meyampaikan pembelajaran kepada peserta didik yang bertujuan agar proses

pembelajaran yang dilakukan dapat lebih mudah dan lebih menarik, sehingga

proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting

adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling

berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi

jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain

yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran,

jenis tugas dan respon yang diharapkan peserta didik kuasai setelah pengajaran

berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik.

Menurut Yusufhadi Miarso, hambatan-hambatan komunikasi yang

sering timbul disebabkan oleh: (1) Verbalisme ketergantungan pada

penggunaan kata-kata lisan untuk memberikan penjelasan; (2) Kekacauan

penafsiran, misalkan istilah yang sama dapat ditafsirkan berbeda; (3) Perhatian

yang bercabang, tidak dapat memusatkan perhatian; (4) Tidak ada tanggapan,

proses berfikir tidak berlangsung; (5) Kurang perhatian, dikarenakan kurangnya

variasi metode dalam prosedur pengajaran, sumber informasi tunggal yang

membosankan, kurangnya supervisi dan bimbingan karena guru sibuk dalam

prestasi, keadaan fisik lingkungan belajar yang mengganggu, karena pengaturan

tempat duduk yang kaku serta keterbatasan fisik dalam kelas.4

Guru harus memandang media pembelajaran sebagai alat bantu utama

dengan adanya hambatan tersebut guna menunjang keberhasilan mengajar dan

4 Yusufhadi Miarso, dkk., Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali,

1986), Cet. 2, h. 109-110.

9

mengembangkan metode-metode yang dipakainya dengan memanfaatkan daya

guna media pembelajaran. Di tangan gurulah alat-alat itu (benda atau alam)

menjadi bermakna bagi pertumbuhan pengetahuan ketrampilan dan

pembentukan sikap keagamaan peserta didik. Oleh sebab itu, media

pembelajaran dalam pendidikan mempunyai fungsi yang cukup berarti di dalam

proses belajar mengajar, seperti yang diungkapkan oleh beberapa ahli berikut:

Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran

didalam proses belajar mengajar diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Media

pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (2) Media

pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga

dapat menimbulkan motivasi belajar; (3) Media pembelajaran dapat mengatasi

keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (4) Media pembelajaran dapat

memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-

peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi

langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.5

Pendapat lainnya menyimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki

beberapa manfaat. Manfaat tersebut antara lain: (1) Mengkonkretkan konsep-

konsep yang bersifat abstrak; (2) Membangkitkan motivasi; (3) Memfungsikan

seluruh indera peserta didik; (4) Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita

yang sukar diperoleh dengan cara-cara lain selain menggunakan media

pembelajaran; (5) Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung

antar peserta didik dengan lingkungannya; (6) Memberikan uniformitas atau

keseragaman dalam pengamatan, sebab daya tangkap setiap siswa akan

berbeda-beda tergantung dari pengalaman serta intelegensi masing-masing

peserta didik; (7) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat

diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.6

5 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Op. Cit., h. 23. 6 Ali Muhson, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi”,

Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, Vol. 8, No. 2, (2010), h. 4-5.

10

Pernyataan yang tidak jauh berbeda tentang manfaat media

pembelajaran adalah: (1) Menyamakan Persepsi Peserta Didik; (2)

Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak; (3) Menghadirkan objek-objek

yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar; (4)

Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil; (5) Memperlihatkan gerakan

yang terlalu cepat atau lambat.7

Berdasarkan para pendapat ahli di atas, maka sangat jelas bahwa

manfaat media pembelajaran sangat besar terhadap pendidikan para peserta

didik. Karena media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam

menerima pesan dan informasi dari guru sehingga memaksimalkan proses

pembelajaran.

2. Media Visual

a. Definisi Media Visual

Media visual merupakan media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diamseperti film

strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan

cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang

bergerak seperti film bisu dan film kartun.8

Media Visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua

jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan

verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan

nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-

visual. Posisi simbol-simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal,

maka media bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian

menjadi software-nya media visual.9

7 Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal Ekonomi dan

Pendidikan, Vol. 8, No. 1, (2011), h. 22. 8 Syaiful dan Aswan, Strategi Belajar Mengajar (edisi revisi), (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2006 9 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 81

11

Dengan demikian, media visual merupakan media yang hanya melibatkan

indra pengelihatan karena dalam media tersebut hanya terdapat isi yang berupa gambar

yang dapat dilihat dengan mata, tidak memiliki suara.

b. Macam-Macam Media Visual

1) Media yang tidak diproyeksikan

a) Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan

ruang kelas, tetapi peserta didik dapat melihat langsung ke objek. Kelebihan

dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada peserta

didik. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi

makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.

b) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan

representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan

model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal

untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah,

system ekskresi, dan syaraf pada hewan.

c) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui

simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian,

memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep

yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.

Jenis-jenis media grafis berupa gambar atau foto (paling umum digunakan),

sketsa, diagram atau skema, bagan atau chart, dan grafik.10

2) Media proyeksi

a) Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata

letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan peserta

didik (tanpa harus membelakangi peserta didik). Perangkat media transparansi

meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy/OHT) dan perangkat keras

(Overhead projector/OHP).

10 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia Di Sekolah, (Jakarta: PT.

Prestasi Pustakaraya, 2010) h. 91

12

b) Film bingkai atau slide adalah film transparan yang umumnya berukuran

35 mm dan diberi bingkai 2x2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa

film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir

sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan

lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan

lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor

slide.11

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual

Seperti kita ketahui, media merupakan alat yang menghubungkan kita

dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan mengalami kesulitan untuk

mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia. Namun

setiap media tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satunya yaitu

media visual.

1) Kelebihan media visual

Kelebihan dari media visual ini peserta didik dapat memahami gagasan

yang rumit karena dalam media visual menyediakan dukungan visual yang baik

sekali untuk mempelajari gagasan abstrak gambar-gambar yang berhubungan

dengan materi pelajaran. Dengan visual, peserta didik bisa ikut terlibat dalam

pencarian bahan pengetahuan. Selain itu, banyak media non-terproyeksi yang

tidak membutuhkan aliran listrik sehingga memudahkan peserta didik

mempelajarinya dimanapun dan kapanpun. 12

11 Ibid., h. 92 12 Sharon E. Smaldino, et. al., Instructional Technology & Media For Learning, (Jakarta:

Kencana, 2012) h. 324

13

2) Kekurangan media visual

Disamping kelebihan, media visual juga memiliki kekurangan. Salah

satunya yakni tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan atau

gambar tentu tidak dapat didengar sehingga kurang mendetail materi yang

disampaikan. Selain itu, media visual ini hanya dapat memberikan visual berupa

gambar yang mewakili isi berita.13

3. Android

a. Definisi Android

Android merupakan suatu sistem operasi (Operating System/OS)

berbasis Linux yang dimodifikasi untuk perangkat bergerak (mobile device)

yang terdiri dari sistem operasi, middleware, dan aplikasi-aplikasi utama.14

Android ini dirancang untuk mobile device seperti telepon pintar (smartphone)

dan komputer tablet.

Pada awalnya Android dikembangkan oleh Android Inc. Perusahaan

tersebut merupakan pendatang baru berfokus untuk pengembangan sistem

operasi tertanam dan software untuk perangkat bergerak. Kemudian perusahaan

ini menjadi grup Google.15 Pada saat itu, OS Android ini belum berlisensi open

source, namun kemudian Google membentuk Open Handset Alliance (OHA)

yang kini beranggotakan lebih dari 34 perusahaan diantaranya yakni Motorola,

Samsung, LG, Sony Erricson, Xiaomi, Oppo, Vivo, Toshiba, Asus, dan

sebagainya. Bersama OHA itulah Google merilis Android secara open source

untuk penetrasi pasar produk berbasis Android dan juga mempermudah

pengguna dalam mengakses layanan Google.

Android telah mengalami sejumlah pembaruan sejak pertama kali

dirilis. Rata-rata versi terbaru Android dirilis setiap 6 bulan diantaranya yakni

Android 1.5 (Cupcake), Android 1.6 (Donut), Android 2.1 (Eclair), Android 2.2

13 Ibid. 14 Zamrony P. Juhara, Panduan Lengkap Pemrograman Android, (Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2016) h. 1 15 Jazi Eko Istiyanto, Pemrograman Smart Phone Meggunakan SDK Android dan

Hacking Android, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) h. 4

14

(Froyo), Android 2.3 (Gingerbread), Android 3.0 (Honeycomb), Android 4.0

(Ice Cream Sandwich), Android 4.1 (Jellybean), Android 4.4 (KitKat), Android

5.0 (Lollipop), Android 6.0 (Marshmallow), Android 7.0 (Nougat), Android 8.0

(Oreo), dan Android 9.0 (Pie).16 Setiap dirilisnya versi terbaru maka perangkat

akan memiliki performa yang lebih baik dan adanya perubahan spesifikasi

perangkat keras seperti prosesor, chip sensor, dan LCD layar sentuh.

4. Hasil Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku yang terjadi melalui

proses latihan dan pengalaman.17 Dalam konteks menjadi tahu atau proses

memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvesional, kontak

manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman, dan dari pengalaman

inilah akan muncul sebuah pengetahuan.

Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri

seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.18 Antara proses belajar dengan perubahan

adalah dua gejala yang saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan

sebagai bukti dari hasil yang diproses.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses munculnya perilaku baru atau perubahan pada tingkah laku pada

individu menjadi lebih baik yang bersifat relatif konstan dan tetap sebagai hasil dari

adanya respon dari pengalaman yang diperoleh dan juga interaksi dengan lingkungan

sekitar, baik terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja.

b. Definisi Hasil Belajar

Menurut Gagne hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan

yang diperoleh dari proses belajar yang dapat dikategorikan dalam lima macam

yaitu: informasi verbal (verbal information) yaitu kemampuan seseorang untuk

16 Zamrony P. Juhara, Op. Cit., h. 2-3. 17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya CV, 1985), h. 81 18 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 68.

15

menuangkan pikirannya dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis,

keterampilan intelektual (intellectual skills) yaitu kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, dan

menghubungkan konsep, strategi kognitif (cognitive strategies) yaitu

kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas mentalnya

sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya, sikap (attitude) adalah

kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan dengan menerima

dan menolak suatu objek berdasarkan penilaian atas objek itu, keterampilan

motorik (motor skills) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

serangkaian gerakan jasmani dari anggota badan secara terpadu dan

terkoordinasi.19

Menurut Sudjana, hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki

peserta didik setelah mereka memiliki pengalaman belajar.20 Sedangkat

menurut Jamil berpendapat bahwa hasil belajarcsangat erat kaitannya dengan

belajar atau proses belajar.21 Dari sisi guru, proses evaluasi hasil belajar

merupakan tindakan yang dilakukan di akhir pembelajaran. Hasil belajar ini

bisa dievaluasi dari berbagai aspek.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik di akhir kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar ini dapat diperoleh dari kegiatan penilaian oleh guru yang

dilakukan kepada peserta didik dan merupakan tujuan yang dicapai oleh peserta

didik melalui proses pembelajaran yang nantinya diharapkan adanya

peningkatan akan pemahaman peserta didik.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan

pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

19 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2016), h. 37. 20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 3 21 Jamil Suprihatiningrum, Op.Cit., h. 37.

16

belajar itu sendiri. Ngalim Purwanto menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: (1) Faktor internal adalah faktor

yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi

faktor jasmaniah dan faktor psikologis; (2) Faktor eksternal adalah faktor yang

ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah,

dan faktor masyarakat.22

B. Penelitian Relevan

Penelitian ini dilaksanakan dengan merujuk beberapa hasil penelitian,

diantaranya yaitu dalam penelitian yang dilakukan oleh Rusdiah dan Sainab

dengan judul “Pengaruh Media Visual terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi

Peserta Didik Kelas XI SMK Islam DDI Poniang Majene” menunjukkan bahwa

peserta didik dengan yang menggunakan media visual skor rata-rata hasil

belajar biologi peserta didik setelah diajar dengan menggunakan media visual

(Posttest) yaitu 17,5 yang setara dengan nilai 58,33 sehingga berada pada

rentang nilai 41-60 yang termasuki kategori sedang. Pada pengujian hipotesis

diperoleh thitung > ttabel (7.32 > 1.73) sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi peserta

didik sebelum dan setelah diajar dengan menggunakan media visual sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yaitu media visual berpengaruh

terhadap hasil belajar kognitif biologi peserta didik kelas XI SMK Islam DDI

Poniang Majene.23

Dalam sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh Lasia Agustina.

dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Visual dan Minat Belajar Siswa

terhadap Hasil Belajar Matematika” menyatakan bahwa Siswa yang diajar

dengan menggunakan media visual memiliki hasil belajar yang lebih tinggi

dari pada siswa yang diajar tanpa menggunakan media visual. Perbedaan hasil

belajar di antara kedua kelompok ini adalah perbedaan yang signifikan. Dengan

22 Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 107 23 Rusdiah dan Sainab, “Pengaruh Media Visual terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi

Peserta Didik Kelas XI SMK Islam DDI Poniang Majene”, (Majene: Skripsi Universitas Sulawesi

Barat, 2016).

17

nilai sign 0,049 < 0,05. Berdasarkan hasil analisis ini, maka H1 yang

menyatakan bahwa rerata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan media visual lebih dari rerata skor hasil siswa yang diajar tanpa

menggunakan media visual diterima, sehingga terdapat pengaruh media visual

terhadap hasil belajar hasil belajar matematika.24

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Widia Nengsih dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Media Visual terhadap Hasil Belajar Matematika

Peserta Didik”. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar

matematika yang menggunakan media visual dengan yang tidak menggunakan

media visual. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media

visual terhadap hasil belajar matematika peserta didik.25

Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Tjahyo dengan judul “Pengaruh

Media Visual di Ruang Kelas terhadap Minat dan Hasil Belajar Kimia Sswa”,

Pembelajaran dengan media visual di ruang kelas berpengaruh terhadap minat

dan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok larutan elektrolit an konsep

redoks. Persentase minat belajar kimia kelompok eksperimen (70,54%) lebih

tinggi dari kelompok kontrol (59,70%). Di mana besarnya pengaruh media

visual di ruang kelas terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi pokok

larutan elektrolit dan konsep redoks adalah 74,5184%. Media visual di ruang

kelas dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar kimia siswa kelompok

eksperimen sebesar 3,20 dengan kisaran nilai 0-10. Dimana besarnya pengaruh

media visual di ruang kelas terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok

larutan elektrolit dan konsep redoks adalah 57,2964%. 26

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Huriasil dengan judul

“Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar SIswa pada

Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kelas X SMA Negeri 1 Kampar” menyatakan

bahwa penggunaan media visual berbasis komputer pada pokok bahasan Ikatan

24 Lasia Agustina, “Pengaruh Penggunaan Media Visual dan Minat Belajar Siswa terhadap

Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Formatif 1(3), 2010, h. 236-246. 25 Widia Nengsih, Pengaruh Penggunaan Media Visual terhadap Hasil Belajar

Matematika Peserta Didik, (Bandar Lampung: Skripsi Universitas Lampung, 2018). 26 Tjahyo Soebroto, dkk., “Pengaruh Media Visual di Ruang Kelas terhadap Minat dan

Hasil Belajar Kimia Sswa”, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2015).

18

Kimia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Besarnya peningkatan hasil

belajar dengan penggunaan media visual berbasis komputer pada pokok

bahasan Ikatan Kimia telah menunjukkan hasil yang baik. Ketuntasan hasil rata-

rata siswa sebelum tindakan adalah sebesar 59,66, siklus I menunjukkan 69,89,

sedangkan pada siklus ke II sebesar 70,45. Dari hasil rata-rata yang diperoleh

dapat diketahui kenaikan hasil rata-rata siswa sebelum tindakan ke siklus I

sebanyak 10,23, kemudian kenaikan hasil rata-rata siswa dari siklus I ke siklus

II sebanyak 15,23.27

C. Kerangka Berfikir

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,

minat orang untuk belajar dipengaruhi oleh sumber atau media pembelajaran

yang menarik, canggih, interaktif, praktis, mudah diakses, dapat dipelajari

secara mandiri, serta dapat digunakan dimanapun dan kapanpun.

Selain itu perkembangan teknologi telepon seluler sedemikian cepat dan

dapat dirasakan di seluruh dunia. Pengguna smartphone tidak memandang usia,

dari kalangan anak-anak sekitar umur 10 tahun hingga lansia sudah

memilikinya.

Pembelajaran biologi juga seharusnya sejalan dengan perkembangan

teknologi. Penggunaan smartphone di kalangan peserta didik dapat

dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran. Salah satunya adalah

pembelajaran dengan media visual berbasis android. Media ini merupakan

media pembelajaran berbasis android yang didalamnya terdapat berbagai materi

pembelajaran. Manfaat media visual berbasis android lainnya adalah

pembelajaran akan lebih menarik bagi peserta didik, lebih praktis karena mudah

diperoleh, mudah diakses dan dapat dipelajari mandiri oleh peserta didik itu

sendiri serta dapat digunakan kapan saja. Oleh karena itu media visual berbasis

27 Huriasil Husna, “Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar SIswa

pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kelas X SMA Negeri 1 Kampar”, (Pekanbaru: Skripsi UIN

Riau, 2011).

19

android merupakan salah satu alternatif alat bantu pembelajaran yang cukup

baik dan efektif, serta mudah untuk dibawa kemanapun.

Penggunaan media visual berbasis android merupakan salah satu wujud

pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Biologi. Dengan menggunakan

media ini merupakan strategi yang digunakan untuk membantu peserta didik

mecari informasi mengenai materi yang sedang dipelajari. Dengan

menggunakan media visual berbasis android ini diharapkan hasil belajar peserta

didik dalam pembelajaran Biologi meningkat sehingga dapat mengatasi

kesulitan proses belajar mengajar.

Media Visual berbasis android

Penggunaan media visual berbasis

android sebagai media pembelajaran

Berpengaruh Positif

Media Visual Berbasis

Android Meningkatkan

Hasil Belajar Peserta Didik

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Mendukung

Pembelajaran

mandiri siswa

Memudahkan

siswa untuk

belajar di

manapun tanpa

terbatas oleh

tempat

Mampu

menjangkau

siswa yang

kekurangan

fasilitas karena

harganya yang

murah

Media visual

berbasis android

untuk

menumbuhkan

motivasi peserta

didik untuk

belajar

20

D. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut. Media pembelajaran visual berbasis

android berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi Peserta Didik di kelas X

MIA di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017,

pada bulan Januari - Februari 2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi

experiment), yaitu suatu desain eksperimen yang memungkinkan peneliti

mengendalikan variabel sebanyak mungkin dari situasi yang ada karena tidak

memungkinkan mengontrol variabel dengan penuh.1

Peneliti akan membagi kelas yang akan diteliti menjadi dua kelas, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dengan menggunakan bantuan

media visual berbasis android dalam pembelajaran sedangkan kelas kontrol tidak.

Sehingga dapat diketahui hasil perbandingannya.

2. Desain Penelitian

Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelas dilakukan pretest untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan dasar peserta didik pada konsep

keanekaragaman hayati. Kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda,

setelah itu pada kedua kelas dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan peserta didik terhadap konsep keanekaragaan hayati. Desain

1 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 222.

22

penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Bentuk

desain penelitian tersebut adalah:2

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

Eksperimen : Kelas eksperimen dengan menggunakan media visual berbasis android

Kontrol : Kelas kontrol tanpa menggunakan media visual berbasis android

X1 : Perlakuan dengan menggunakan media visual berbasis android

X2 : Perlakuan tanpa menggunakan media visual berbasis android

O1 : Pemberian pretest

O2 : Pemberian posttest

Dalam penelitian ini, dikatakan berpengaruh positif jika kelas eksperimen

atau yang menggunakan media visual berbasis android nilai posttest nya lebih baik

daripada kelas kontrol atau kelas yang menggunakan media power point.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi terbagi menjadi

dua, yakni populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam

penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SMA Negeri 4 Kota Tangerang

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Badung: Alfabeta, 2011, h. 114. 3 Sugiyono, Op.Cit., h. 119.

23

Selatan. Sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh peserta didik di kelas X

MIA SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.4 Dalam pengambilan sampel ini bisa dilakukan berdasarkan

pertimbangan guru mata pelajaran biologi berdasarkan kesamaan jumlah peserta

didik dan nilai rata-rata peserta didik. Bisa juga melalui soal pretest yang diberikan

kepada peserta didik. Sampel kelas eksperimen dipilih berdasarkan hasil survei

kepemilikan smartphone android, adapun sampel kelas kontrol dipilih secara acak.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu:

1. Tahap Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan, langkah pertama yaitu mengidentifikasi masalah

yang bertujuan untuk membuat latar belakang permasalahan penelitian. Identifikasi

masalah dilakukan melalui studi pendahuluan berupa survei ke tempat penelitian

dan menelaah berbagai literatur. Selama proses studi pendahuluan, peneliti

melakukan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Biologi terkait

permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Hasil observasi dan wawancara

kemudian digunakan untuk mendukung penggunaan literatur dan memperjelas

permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Pada tahap persiapan ini dilakukan

pembuatan proposal penelitian, survei tempat uji coba instrumen dan penelitian,

penyusunan instrumen, uji coba instrumen, dan penyusunan perangkat

pembelajaran.

4 Sugiyono, Op.Cit., h. 120.

24

Langkah kedua dalam tahap pendahuluan yakni penyusunan instrumen

penelitian dan perangkat pembelajaran. Penyusunan instrumen penelitian berupa

tes berbentuk esai dan non tes berupa lembar observasi, sedangkan penyusunan

perangkat pembelajaran berupa pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen soal pilihan ganda yang telah

dibuat kemudian divalidasi oleh ahli (dalam hal ini dosen pembimbing) untuk

melihat kesesuaian konten dengan indikator. Soal yang telah divalidasi kemudian

diujicobakan kepada peserta didik yang telah mempelajari konsep materi yang

digunakan dalam penelitian yang telah diujicobakan kemudian diukur validitasnya

untuk melihat soal yang layak digunakan dalam penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai dengan melakukan pengukuran awal yaitu

dengan memberikan pretest berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari yakni materi Jamur.

Selanjutnya, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media visual

berbasis android sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menerapkan

pembelajaran dengan media power point.

Peserta didik di kelas eksperimen dan kontrol dibagi menjadi 10 kelompok.

Setiap kelompok mendapatkan LKS yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Pada

pertemuan pertama dan kedua, indikator dan materi yang disampaikan untuk kelas

kontrol dan eksperimen sama. Indikator pada pertemuan yang pertama yakni

mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur, menjelaskan cara hidup dan

habitat jamur, mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya, dan menjelaskan

reproduksi dan daur hidup jamur. Sedangkan indikator pada pertemuan kedua yakni

menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain dan menjelaskan peranan

jamur bagi kehidupan sehari hari. Perbedaan untuk kelas kontrol dan eksperimen

terletak pada media pembelajaran yang digunakan. Untuk kelas eksperimen,

peserta didik bisa mengakses informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

25

dengan mengakses media visual berbasis android yang sudah dipegang oleh

masing-masing peserta didik. Sedangkan untuk kelas kontrol, peserta didik terlebih

dahulu diberikan sedikit penjelasan dari materi yang dipelajari dengan media power

point. Setelah selesai menjawab pertanyaan yang ada di LKS, peserta didik diminta

untuk menyampaikan hasil diskusi, baik untuk kelas kontrol maupun eksperimen.

Penelitian ini melihat pada kemampuan awal peserta didik yang sama,

namun perlakuan dalam proses pembelajarannya berbeda, sehingga dapat

memberikan hasil yang sesuai harapan. Setelah proses pembelajaran selesai, maka

proses selanjutnya yakni memberikan kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan

mengenai materi yang dipelajari. Untuk kelas kontrol, kuis tercantum pada Power

Point dan langsung diberikan kepada peserta didik. Sedangkan pada kelas

eksperimen, kuis sudah terdapat pada media visual yang sudah dipegang masing-

masing peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaksesnya secara langsung.

3. Tahap akhir

Pada tahap akhir, peneliti mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan

posttest. Pengolahan data dalam bentuk nilai atau angka dengan menggunakan

uji statistik yang disesuaikan dengan jenis penelitian dan karakteristik sampel,

membahas hasil penelitian, dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.

Tahapan prosedur penelitian dirangkum dalam alur penelitian pada bagan berikut.

26

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

27

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data ini yang dilakukan dalam penelitian ini

yaitu dengan metode tes. Tes yaitu suatu instrumen yang berisi pertanyaan-

pertanyaan dan atau persoalan yang harus dijawab dan dipecahkan oleh individu

yang dites (testee). Bila isi pertanyaan-pertanyaan atau persoalan-persoalan

tersebut merupakan sesuatu hal yang telah dipelajari peserta didik (testee), maka

disebut tes hasil belajar (achievement test).5 Tes objektif yang digunakan dalam

penelitian ini berupa tes pilihan ganda. Dalam hal ini tes objektif yang digunakan

pada pretest dan posttest keduanya dibuat sama untuk kedua kelompok.

Tes objektif pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

ranah kognitif C1 sampai C5 berdasarkan taksonomi Bloom revisi. Jumlah soal

pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 soal. Masing-

masing soal pilihan ganda tersebut terdiri atas lima alternatif jawaban, yaitu:

a, b, c, d, dan e. Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen

yang akan digunakan diuji pada kelompok peserta didik yang dianggap sudah

mengikuti materi yang akan disampaikan. Setelah itu instrument diukur tingkat

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sehingga dapat

dipertimbangkan apakah instrument tersebut dapat dipakai atau tidak. Berikut

disajikan kisi-kisi instrumen penelitian tes objektif yang digunakan dalam

penelitian ini:

5 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 28.

28

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Pilihan Ganda

Indikator Aspek Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4 C5

Mengidentifikasi

ciri umum dan

struktur tubuh

jamur

3, 4, 5* 1, 2, 6* 6

Menjelaskan cara

hidup dan habitat

jamur

7*, 8, 9,

10

12* 11* 6

Mengklasifikasikan

jamur berdasarkan

divisinya

26 13*, 15,

17, 19,

20*, 25

18, 22,

23*, 24

14 21 13

Menjelaskan

reproduksi dan daur

hidup jamur

30*,

16*

27*, 28,

29

5

Menjelaskan

simbiosis jamur

dengan organisme

lain

32 33* 31 3

Menyebutkan

peranan jamur bagi

kehidupan sehari-

hari

34, 39,

40

35, 36,

38*

37 7

Total 13 14 9 3 1 40

Ket:

*) Soal yang tidak valid

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen tersebut harus

memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal.

29

Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soal yang akan

diujikan, meliputi:

a. Validitas Soal

Salah satu ciri tes itu baik adalah tes itu dapat tepat mengukur apa yang

hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih.6 Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrument. Instrument yang

valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid akan

memiliki validitas yang rendah, untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini

menggunakan rumus kolerasi point biseral.7 Rumus yang digunakan adalah:

𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠(𝑖) = 𝑋�̅� − �̅�𝑡

𝑆𝑡√

𝑝𝑖

𝑞𝑖

Keterangan:

rpbis (i) : koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan skor total

Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i

Xt : rata-rata skor total semua responden

St : standar deviasi skor total seua responden

pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i

qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

Perhitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan program Anates.

Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan Anates, dari 40 soal

yang diberikan terdapat 27 soal yang valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 14, 15,

17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40. Sedangkan soal

6 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 245 7 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kopetensi, (Jakarta: UIN Press,

2006), hlm. 109-110.

30

yang tidak valid sebanyak 13 soal. Dari jumlah butir soal yang valid yaitu 27 butir

soal, peneliti hanya menggunakan soal sebanyak 25 butir soal.

b. Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah dengan

melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan alat

tersebut dalam nilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal objektif

dilakukan dengan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20,

yaitu:8

𝑟11 = [𝑛

𝑛 − 1] [

𝑆2 − ∑ 𝑝𝑞

𝑆2] , dengan𝑆2 =

∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋

𝑛 )2

𝑛

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah(q=1-p)

∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyak item

S2 : standar deviasi dari tes

8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: BumiAksara, 2015),

h. 115

31

Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0.81 - 1.00 Sangat tinggi

0.61 - 0.80 Tinggi

0.41 - 0.60 Cukup

0.21 - 0.40 Rendah

0.00 - 0.20 Sangat

Hasil analisis seperti yang terdapat pada lampiran menunjukkan bahwa nilai

yang diperoleh sebesar 0.79. Dapat disimpulkan bahwa reliabiliras butir-butir soal

termasuk dalam kriteria tinggi.9

c. Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus:10

𝑃 =𝐵

𝑁

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar

N : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

9 Lampiran 3 10 Ahmad Sofyan, dkk., Op.Cit., hlm. 103-104.

32

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran, digunakan ketentuan:

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi Kesukaran Nomor Soal11

0.00-0.25 Soal sukar 3, 4, 11, 12, 13, 27, 30,

33, 35, 39

0.26-0.75 Soal sedang 5, 6, 8, 9, 10, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 25,

24, 25

0.76-1.00 Soal mudah 1, 2, 7, 26

d. Daya Beda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Untuk

menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut:12

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵

Keterangan:

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya jumlah peserta kelompok atas

JB : Banyaknya jumlah peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar

11 Lampiran 3 12 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 228

33

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Nomor Soal13

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek ( very poor) 6, 7, 27

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek (poor) 13, 16, 20, 23, 33, 38

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup (satisfactory) 1, 3, 5, 9, 11, 17, 19, 30,

31, 34, 35, 39

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (good) 2, 4, 10, 12, 14, 15, 18,

21, 25, 26, 28, 36, 37

0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali (excellent) 8

2. Uji N-Gain

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk menghitung

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep peserta didik setelah

pembelajaran berlangsung digunakan rumus Normalized Gain oleh Meltzer,

sebagai berikut:14

N-Gain =(𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)

(𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)

Menurut Hake, Gain skor ternormalisasi menunjukkan tingkat efektivitas

perlakuan dari pada perolehan skor atau posttest. Terdapat tiga kategorisasi

perolehan skor gain ternormalisasi:

13 Ibid. 14 David E. Meltzer, “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual

Learning Gains in Physic a Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score”. Journal, Department

of Physic and Astronomy, Iowa State University, 2002, h. 1260. (http://www.physicseducation.net/docs/

Addendum_on_normalized_gain.pdf).

34

g-tinggi : nilai (<g>)>0,7

g-sedang : nilai 0,7 e(<g>)e0,3

g-rendah : nilai (<g>)<0,315

3. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji prasyarat analisis digunakan untuk mengetahui apakah pengujian

hipotesis dengan menggunakan uji parametrik dapat dilanjutkan atau tidak. Uji

nonparametrik digunakan apabila asumsi-asumsi pada uji parametrik tidak

terpenuhi. Teknik analisis yang digunakan yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji

Liliefors.16

Lo = F (Zi) – S (Zi)

Keterangan:

Lo/Lobservasi : peluang mutlak tersebar

F (Zi) : peluang angka baku

S (Zi) : proporsi angka baku

Kriteria pengujian:

Lhitung< Ltabel data berdistribusi normal

Lhitung> Ltabel data tidak berdistribusi normal

15 Richard R. Hake, “Analyzing Change/Gain Scores”, American Educational Research

Association’s Division, Measurement and Research Methodology, 1999, h. 1. 16 Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya, (Jakarta: Kencana,

2010), h. 272-275.

35

b. Uji homogenitas variens

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua

keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. 17

F = 𝑆1

2

𝑆22=

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙, dimana 𝑆2=

𝑛 ∑ 𝑋2

−(∑ 𝑋)2

𝑛 (𝑁−1)

Keterangan:

F : Homogenitas

𝑆12 : Varians besar

𝑆12 : Varians kecil

Kriteria pengujian:

Terima Ho jika harga Fhitung< Ftabel

Tolak Hojika harga Fhitung> Ftabel = 0,05 dan derajat kebebasan

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk

mengetahui adanya pengaruh penggunaan media visual berbasis android terhadap

hasil belajar biologi peserta didik. Rumus Uji t:18

a) Menentukan hipotesis

Ho= 𝜇1 = 𝜇2

Ha = 𝜇1 ≠ 𝜇2

b) Menentukan 𝛼

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.

17 Ibid., h. 275-276. 18Ibid., h. 103.

36

c) Menentukan kriteria penerimaan hipotesis

Kriterianya: Ho diterima, jika thitung< ttabel

Ha diterima, jika thitung> ttabel

d) Menentukan thitung

Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua kelompok

mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan

rumus:

thitung = �̅�1− �̅�2

√1

𝑛1

𝑆+

1

𝑛2

dengan S = √(𝑛1− 1)𝑆1

2+(𝑛2−1)𝑆22

𝑛1+𝑛2−2

Keterangan:

𝑋1̅̅ ̅ : rata-rata posttest kelas eksperimen

𝑋2̅̅ ̅ : rata-rata posttest kelas kontrol

S12 : variansi kelas eksperimen

S22 : variansi kelas kontrol

n1 : jumlah peserta didik kelas eksperimen

n2 : jumlah peserta didik kelas kontrol

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang antara pembelajaran

dengan media visual berbasis android terhadap hasil belajar biologi peserta

didik pada konsep fungi (jamur). Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t yaitu

thitung > ttabel (4.41 > 1.82) dengan taraf signifikansi 5% (α = 0.05).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.

1. Pemanfaatan media visual berbasis android dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik, sehingga guru disarankan untuk menggunakan

media ini dalam proses pembelajaran.

2. Penelitian yang telah dilakukan didapati kekurangan yaitu peserta didik

yang tidak memiliki smartphone dengan kapasitas RAM yang cukup.

Untuk itu bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis

disarankan terlebih dahulu memastikan bahwa seluruh peserta

didikyang ingin diteliti memiliki smartphone yang berfungsi dengan

baik atau menyediakan alternatif lain agar peserta didik dapat

mengakses media pembelajaran.

3. Pada penelitian ini, media visual berbasis android yang digunakan hanya

berisi teks dan gambar sehingga dapat dikatakan masih belum sempurna

mengacu pada prinsip multimedia yang menggabungkan gambar,

animasi, audio, dan video ke dalam suatu media. Maka dari itu, bagi

peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis untuk lebih

menyempurnakan lagi media yang akan digunakan.

52

52

Daftar Pustaka

Agustina, Lasia. Pengaruh Penggunaan Media Visual dan Minat Belajar Siswa

terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Formatif 1(3), 2010.

Alya, Konita. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT.

Indahjaya Adipratama, 2009.

Ariani, Niken dan Haryanto, Dany. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah. Jakarta:

PT. Prestasi Pustakaraya, 2010.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi

Aksara. 2015.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.

Asnawir dan Usman, M. Basyiruddin. Media Pembelajaran. Cet. 2. Jakarta:

Ciputat Press, 2002.

David, Meltzer E., “The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physic a Possible Hidden Variable in

Diagnostic Pretest Score”, (http://www.physicseducation.net/docs/

Addendum_on_ normalized_gain.pdf)

Djaafar, Tengku Zahara. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil

Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001.

Hake, Richard R., “Analyzing Change/Gain Scores”, American Educational

Research Association’s Division, Measurement and Research Methodology,

1999.

Husna, Huriasil. Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar

SIswa pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kelas X SMA Negeri 1

Kampar”=. Pekanbaru: Skripsi UIN Riau, 2011.

Irianto, Agus. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta:

Kencana, 2010.

Isjoni. Pendidikan Sebagai investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2006.

53

Istiyanto, Jazi Eko. Pemrograman Smart Phone Meggunakan SDK Android dan

Hacking Android. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013).

Juhara, Zamrony P. Panduan Lengkap Pemrograman Android. (Yogyakarta: CV

Andi Offset, 2016).

Junaedi, Edi. Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi. Bandung: Skripsi UPI, 2013.

Kasiram, Mohammad. Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008

Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. Media Pembelajaran; Manual dan

Digital, Cet. 2 Ed. 2. Bogor: Ghalia Indonesia, 2016.

Lee, Hyunjeong., et. al. “Cooperation begins: Encouraging critical thinking skills

through cooperative reciprocity using a mobile learning game, Computers

& Education 97”. 2016.

M, Munir. dan K, Prabowo. “Pengembangan E-learning Berbasis Multimedia

Sebagai Multimedia Center untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

TKJ di SMK”. Jurnal. Yogyakarta: FT UNY, 2011.

Miarso, Yusufhadi, dkk. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Cet. 2. Jakarta: CV.

Rajawali. 1986.

Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Muhson, Ali. “Pengembangan Media PembelajaranBerbasis Teknologi Informasi”.

Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. Vol. 8, No. 2, 2010

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.

Nengsih, Widia. Pengaruh Penggunaan Media Visual terhadap Hasil Belajar

Matematika Peserta Didik. (Bandar Lampung: Skripsi Universitas

Lampung, 2018).

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,

(http://riau.kemenag.go.id/file/dokumen/SNP.pdf).

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya CV, 1985.

Rusdiah dan Sainab. Pengaruh Media Visual terhadap Hasil Belajar Kognitif

Biologi Peserta Didik Kelas XI SMK Islam DDI Poniang Majene. Majene:

Skripsi Universitas Sulawesi Barat, 2016.

54

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kharisma Prenada Media. 2011.

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

Ghalia Indonesia, 2010.

Soebroto, Tjahyo, dkk. Pengaruh Media Visual di Ruang Kelas terhadap Minat dan

Hasil Belajar Kimia Siswa. (Semarang: Universitas Negeri Semarang,

2015).

Soedijarto. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: Kompas. 2008.

Sofyan, Ahmad. dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kopetensi. Jakarta:

UIN Press, 2006.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Badung: Alfabeta. 2007.

Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2016.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.