Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkecambahan Arachis Hypogea l

download Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkecambahan Arachis Hypogea l

of 21

Transcript of Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkecambahan Arachis Hypogea l

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERKECAMBAHAN Arachis hypogea L ( Kacang Tanah )

Nama : Iko aulia P.S Kelas : XI IPA F

SMAN 78 JAKARTA 2011

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERKECAMBAHAN Arachis hypogea L ( Kacang Tanah )

A. TUJUAN1. Mengamati dan mengetahui pengaruh media tanam terhadap perkecambahan kacang

tanah ( Arachis hypogea ).2. Mengamati dan mengetahui factor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan

kacang tanah ( Arachis hypogea ). 3. Mengamati dan mengetahui tahap-tahap perkecambahan kacang tanah ( Arachis hypogea ).

B. RUMUSAN MASALAH1. Apakah media tanam mempengaruhi perkecambahan kacang tanah? 2. Apakah hubungan media tanam dengan perkecambahan kacang tanah?

C. RANCANGAN PENELITIAN 1. Alat

Poly bag 3 buah Kapas wajah secukupnya Plastik obat secukupnya Pulpen atau spidol

Kamera digital Label seecukupnya Kardus

Bahan

Kacang tanah ( Arachis hypogea ) kurang lebih 30 biji. Media tanah ( Tanah, kompos, dan sekam bakar ). Air, suhu, kelembapan, pH, nutrisi, oksigen.

2. Cara Kerja

Merendam kacang tanah secukupnya selama 2 jam. Menunggu kacang direndam, sambil menyiapkan macam-macam media tanam yang sudah dimasukan kedalam poly bag. Setelah 2 jam, kacang diangkat lalu ditiriskan.

Mulai menyebar biji kacang kepada masing-masing media ( satu media kira-kira 10 butir kacang ). Menyiram kacang pada masing-masing dengan air secukupnya ( hanya diciprat-ciprat ). Mengambil sample, meletakan di atas kapas, lalu memfoto simple

Memasukan sampel kedalam plastik obat. Meletakan ketiganya ditempat yang tidak terkena cahaya (di dalam kardus). Melakukan penyiraman dan pengambilan sample secara teratur sampai plantula tumbuh.

3. Variabel Bebas Terikat

= Media tanam ( Tanah, kompos dan sekam bakar ) = Perkecambahan kacang tanah (Arachis hypogea)

Terkontrol = Air, suhu, kelembapan, pH, nutrisi, oksigen.

4. Skema

Keterangan

A

:

B

C

A. Perkecambahan biji kacang tanah pada media tanah di tempat gelap. B. Perkecambahan biji kacang tanah pada media kompos di tempat gelap. C. Perkecambahan biji kacang tanah pada media sekam di tempat gelap.

D. Hasil Pengamatan 1. Hari ke-0

Tanah

Deskripsi : Masih berupa biji kacang. Tinggi kecambah 0 cm, panjang akar 0 cm.

Kompos

Deskripsi : Masih berupa biji kacang. Tinggi kecambah 0 cm, panjang akar 0 cm.

Sekam bakar

Deskripsi : Masih berupa biji kacang. Tinggi kecambah 0 cm, panjang akar 0 cm. 2. Hari ke-1

Tanah

Deskripsi : Masih berupa biji kacang. Tinggi kecambah 0 cm, panjang akar 0 cm.

Kompos

Deskripsi : Masih berupa biji kacang. Tinggi kecambah 0 cm, panjang akar 0 cm.

Sekam bakar

Deskripsi : Masih berupa biji kacang. Tinggi kecambah 0 cm, panjang akar 0 cm.

3. Hari ke-2

Tanah

Deskripsi : Mulai terbentuk jaringan meristem apikal. Radikula ( calon akar ) mulai muncul. Tinggi kecambah 0,7 cm, panjang akar 0 cm.

Kompos

Deskripsi : Mulai terbentuk meristem apikal. Radikula ( calon akar ) mulai muncul. Tinggi kecambah 0,3 cm, panjang akar 0 cm.

Sekam bakar

Deskripsi : Mulai terbentuk meristem apikal.. Radikula( calon akar ) mulai muncul. Tinggi kecambah 0,5 cm, panjang akar 0 cm. 4. Hari ke-3

Tanah

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula bertambah panjang. Tinggi kecambah 1,1 cm, panjang akar 0 cm.

Kompos

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula bertambah panjang. Tinggi kecambah 0,4 cm, panjang akar 0 cm.

Sekam bakar

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula bertambah panjang. Tinggi kecambah 1,5 cm, panjang akar 0 cm.

5. Hari ke-4

Tanah

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula bertambah panjang. Tinggi kecambah 1,6 cm, panjang akar 0 cm.

Kompos

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula bertambah panjang. Tinggi kecambah 0,5 cm, panjang akar 0 cm.

Sekam bakar

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula bertambah panjang. Tinggi kecambah 1,5 cm, panjang akar 0 cm. 6. Hari ke-5

Tanah

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula tambah memanjang. Tinggi kecambah 2 cm, panjang akar 0 cm.

Kompos

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula tambah memanjang, Tinggi kecambah 1,3cm, panjang akar 0 cm.

Sekam bakar

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Radikula tambah memanjang. Tinggi kecambah 2,4 cm, panjang akar 0 cm.

7. Hari ke-6

Tanah

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Biji kacang mulai merekah. Kotiledon (calon daun) sudah mulai tumbuh. Radikula tambah memanjang. Tinggi kecambah 2,2 cm, panjang akar 0 cm.

Kompos

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Biji kacang mulai merekah.

Kotiledon ( calon daun ) mulai tumbuh. Radikula tambah memanjang. Tinggi kecambah 1,7 cm, panjang akar 0 cm.

Sekam bakar

Deskripsi : Meristem apikal terus tumbuh. Kacang mulai merekah. Kotiledon ( calon daun ) mulai tumbuh. Radikula mulai berkembang membentuk akar (serabut akar). Tinggi kecambah 3,1 cm, panjang akar 0.5 cm. 8. Hari ke-7

Tanah

Deskripsi : Plantula sudah tumbuh. Radikula sudah membentuk akar, serabut akar tambah banyak.

Kalikulus terus tumbuh membentuk batang muda. Kotiledon membentuk daun muda yang tambah melebar. Tinggi kecambah 10 cm, panjang akar 3 cm.

Kompos

Deskripsi : Plantula sudah tumbuh. Radikula sudah membentuk akar, serabut akar tambah banyak. Kalikulus terus tumbuh membentuk batang muda. Kotiledon membentuk daun muda yang tambah melebar. Tinggi kecambah 6 cm, panjang akar 1,5 cm.

Sekam bakar

Deskripsi : Plantula sudah tumbuh. Radikula sudah membentuk akar, serabut akar tambah banyak.

Kalikulus terus tumbuh membentuk batang muda. Kotiledon membentuk daun muda yang tambah melebar. Tinggi kecambah 8 cm, panjang akar 4,5 cm.

E. PEMBAHASAN 1. Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanPertumbuhan adalah proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, dan jumlah) yang sifatnya irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula) dan kuantitatif ( dapat diukur ). Perkembangan merupakan proses perubahan/proses menuju kedewasaan. Dalam proses tersebut, terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel), sifatnya irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula) dan kualitatif ( tidak dpat diukur).

Perkecambahan adalah salah satu tahap yang termasuk ke dalam rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan berupa tumbuhnya embrio yang terdapat pada biji. Embrio tersebut akan tumbuh menjadi plantula (tumbuhan kecil) yang akan tumbuh semakin besar menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan suatu biji dipengaruhi oleh faktor internal (genetik dan fisiologi) dan faktor eksternal ( Kelembaban, pH, air, oksigen, suhu, cahaya dan nutrisi)

2.Jenis perkecambahan: Perkecambahan tipe epigeal Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah. Biasanya terjadi pada tanaman dikotil. Perkecambahan tipe hipogeal Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah. Biasanya terjadi pada tanaman monokotil.

3. Tahap-tahap perkecambahan Proses perkecambahan diawali dengan bakal biji yang membentuk zigot dan endosperma (cadangan makanan). Zigot akan berkembang menjadi sel basal dan sel terminal. Sel basal akan berkembang menjadi suspensor ( menyalurkan nutrisi dari endosperm ke proembrio) dan sel terminal akan berkembang menjadi proembrio. Setelah mendapatkan nutrisi yang cukup, proembrio akan berkembang menjadi embrio.

Bakal biji juga akan berkembang menjadi biji yang di dalamnya terdapat embrio, kotiledon (keping biji), hormon dan enzim pertumbuhan. Jika biji ditanam dalam suatu media (misalnya tanah) dan diberi air, akan terjadi proses imbibisi (masuknya molekul molekul air ke dalam biji melalui testa/kulit biji). Proses imbibisi akan mengubah kondisi di dalam sel dan mengaktifkan enzim enzim pertumbuhan. Enzim enzim tersebut akan mengatalisis reaksi biokimiawi. Proses imbibisi juga mengaktifkan hormon giberelin yang mensekresikan hormon alfa amilase ( memecah enzim amilase menjadi glucosa ) dan protease ( memecah protein menjadi asam-asam amino ) disebut proses metabolisme yang akan menghasilkan ATP. ATP yang dihasilkan digunakan untuk proses diferensiasi sel, organogenesis, dan plantula (tumbuhan kecil yang tumbuh dari biji). Plantula akan mengalami diferensiasi menjadi radikula (calon akar), kotiledon (calon daun), dan kalikulus (calon batang). Plantula akan berkecambah berkembang menjadi individu baru berupa tumbuhan muda. Mulai membentuk organ-organ ( penyempurnaan organ ). Seiring dengan berjalannya waktu, terjadilah pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder dan tumbuhan akan semakin tumbuh dan berkembang agar menjadi tumbuhan lengkap.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan:1. Faktor dalam (internal) : Hormon tumbuhan : Hormon auksin bekerja merangsang pembelahan dan pemanjangan sel sel, meningkatkan perkembangan bunga dan buah dan merangsang terjadinya fototropisme. Hormon giberilin bekerja merangsang pertumbuhan batang dan daun dan berperan penting dalam proses perkecambahan (merangsang embrio, membentuk suspensor). Hormon sitokinin bekerja mengatur pembentukan bunga dan buah, merangsang pertumbuhan jaringan meristem lateral dan mematahkan dormasi biji untuk perkembangan embrio.

Asam absisat bekerja berlawanan dengan hormon auksin, giberilin, dan sitokinin. Asam absisat mendorong dormasi biji agar tidak berkecambah dan menghambat pembelahan dan perkembangan sel di titik tumbuh. Gas etilen berbentuk gas, bekerja membentuk batang menjadi kokoh dan tebal, mempercepat pematangan buah, dan merangsang penuaan daun dan pembusukan buah. Asam traumalin bekerja merangsang pembelahan sel di daerah yang luka agar sel sel di bagian luka membelah dan luka cepat tertutup. Hormon kalin bekerja merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ tumbuhan. Terdapat empat jenis hormon kalin, yaitu kaukalin (pertumbuhan batang), alokalin (pertumbuhan daun), rhizokalin (pertumbuhan akar), dan artokalin (pertumbuhan bunga).

Kematangan embrio : Embrio harus mengalami pematangan oleh hormon hormon agar mengalami proses diferensiasi sel, histogenesis, dan organogenesis sehingga terbentuk kecambah dan berkembang menjadi individu baru.

Faktor genetis : Gen yang diturunkan dari tanaman induk ke embrio bisasaja gen dominan, sehingga tumbuhan dapat bersaing mendapatkan nutrisi dengan tumbuhan lain. Atau gen resesif yang tumbuh tidak optimal dan tidak mampu bersaing dengan tumbuhan lain.

2. Faktor luar (eksternal) :

Kelembaban udara : Jika kelembaban udara rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat zat mineral juga meningkat. Hal ini akan membuat pertumbuhan tanaman meningkat. Begitu juga sebaliknya. Intensitas cahaya : Fotosintesis hanya bisa terjadi jika ada cahaya. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap kerja hormon auksin. Suhu : Hormon hanya dapat bekerja optimal jika suhu lingkungan juga optimal. Jika suhu melebihi optimal, aktivitas hormon akan berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel akan terganggu sehingga pertumbuhan juga terganggu. Nutrisi : Nutrisi diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun komponen komponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Jika tumbuhan kekurangan nutrisi, akan mengalami defisiensi.

Kadar oksigen (areasi) : Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel sel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Kadar air : Air yang cukup diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dari dalam tanah. Air juga berperan dalam peristiwa imbibisi yang menyebabkan perubahan kondisi di dalam sel sehingga hormon hormon pertumbuhan diaktifkan.

2. Pembahasan Penelitian Perkecambahan Kacang Tanah1) Membahas hasil penelitian dari hari ke 0 hingga hari ke 1 Tanah :

Kecambah kacang tanah di media tanah yang mengandung nutrisi/zat2 dengan kelembaban dan suhu yang sesuai untuk proses perkecambahan biji. Suhu yang sesuai untuk proses perkecambahan adalah sekitar 5C - 35C. Jika suhu dan kelembaban tidak sesuai, maka kecambah tidak akan tumbuh dan berkembang.

Sekam :

Kecambah kacang hijau ditanam di media tanah yang mengandung nutrisi/zat2 dengan kelembaban dan suhu yang sesuai untuk proses perkecambahan biji. Suhu yang sesuai untuk proses perkecambahan adalah sekitar 5C - 35C. Jika suhu dan kelembaban tidak sesuai, maka kecambah tidak akan tumbuh dan berkembang.

Kompos :

Kecambah kacang hijau ditanam di media tanah yang mengandung nutrisi/zat2 dengan kelembaban dan suhu yang sesuai untuk proses perkecambahan biji. Suhu yang sesuai untuk proses perkecambahan adalah sekitar 5C - 35C. Jika suhu dan kelembaban tidak sesuai, maka kecambah tidak akan tumbuh dan berkembang.

Hari ke - 1 Tanah :

Kondisi biji yang ditanam di media tanah pada tempat gelap sama seperti yang terjadi pada tempat terang. Beberapa biji sudah menghasilkan

kalikulus dan radikula dari hasil diferensiasi sel dan organogenesis. Hal ini sangat berbeda dengan biji yang ditanam di media sekam dan kompos. Pada kedua media tersebut, biji belum menghasilkan kecambah.

Hal ini bisa saja terjadi karena faktor faktor berikut :

-

Gen yang terdapat pada biji di media tanah adalah gen yang baik/unggul. Gen tersebut membuat biji mempercepat reaksi kimia oleh enzim dan hormon sehingga proses diferensiasi sel dan organogenesis terjadi lebih cepat.

-

Pada tempat gelap, tanaman tumbuh lebih cepat karena peristiwa etiolasi. Peristiwa etiolasi menyebabkan kerja hormon auksin menjadi meningkat sehingga pertumbuhan dan perkembangan kecambah juga meningkat.

-

Tanah dapat menjaga kadar pH, kelembaban, dan suhu agar tetap stabil. Kadar pH, kelembaban, dan suhu yang stabil diperlukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan kecambah sehingga kecambah dapat tumbuh dan berkembang.

Sekam :

Kondisi biji yang ditanam di media sekam pada tempat gelap sama seperti yang terjadi pada tempat terang. Belum terlihat adanya perubahan/gejala gejala perkecambahan pada kacang hijau. Keadaan biji masih sama seperti hari sebelumnya. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan biji di media tanah yang sudah tumbuh kecambah.

Hal ini bisa saja terjadi karena faktor faktor berikut :

-

Ada beberapa biji yang terkontaminasi mikroorganisme bakteri/jamur. Mikroorganisme tersebut akan mengeluarkan senyawa kimia yang menghambat proses reaksi kimia dalam biji dan merusak embrio biji.

-

Karena proses imbibisi yang berlangsung lama, maka kerja hormon giberelin juga menjadi lama dan mengakibatkan proses diferensiasi sel dan organogenesis juga berlangsung lebih lama.

-

Biji kacang hijau yang ditanam adalah biji yang berkualitas buruk. Jika kita menginginkan biji yang ditanam agar cepat tumbuh, kita harus memilih biji yang berkualitas baik. Biji yang berkualitas buruk membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh.

Kompos :

Kondisi biji yang ditanam di media kompos pada tempat gelap sama seperti yang terjadi pada tempat terang. Belum terlihat adanya perubahan/gejala gejala perkecambahan pada kacang hijau. Keadaan biji masih sama seperti hari sebelumnya. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan biji di media tanah yang sudah tumbuh kecambah.

Hal ini bisa saja terjadi karena faktor faktor berikut :

Karena proses imbibisi yang berlangsung lama, maka kerja hormon giberelin juga menjadi lama dan mengakibatkan proses diferensiasi sel dan organogenesis juga berlangsung lebih lama.-

Adanya kontaminasi mikroorganisme yang berasal dari kompos itu sendiri. Kompos adalah media yang tepat untuk perkembangbiakan mikroorganisme, dan bisa saja mikroorganisme tersebut menginfeksi biji sehingga biji tidak tumbuh.-

Embrio pada biji belum dimatangkan karena aktivitas enzim pertumbuhan terhambat. Jika aktivitas enzim yang berperan mematangkan embrio terhambat, maka proses pematangan embrio juga akan terhambat.-