PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR BERGERAK …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
Transcript of PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR BERGERAK …/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR BERGERAK
TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA
SISWA PUTRA KELAS VIII MTs NEGERI MANTINGAN NGAWI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
WAWAN KURNIAWAN
NIM.X4609037
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
2011
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR BERGERAK
TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA
SISWA PUTRA KELAS VIII MTs NEGERI MANTINGAN NGAWI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
WAWAN KURNIAWAN
NIM.X4609037
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Wawan Kurniawan. THE INFLUENCE OF MOVING PICTURES AS A
LEARNING RESULT OF VOLLEY BALL UNDER PASSING ON THE
VIII GRADE MALE STUDENTS OF MTS NEGERI MANTINGAN IN
THE ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher
Training and Education, March Eleven University of Surakarta, in October 2011.
Quasi-experiment research goals are: To investigate whether the use of
instructional media moving image affects learning outcomes in students passing
under bolavoli son MTs Mantingan class VIII school year 2010/2011.
To achieve the research objectives that have been established, the
research was conducted with the design of pre-test and post-test group. Subjects in
this study is the son of a class VIII student MTs Mantingan Ngawi year
2010/2011 amounted to 80 students a lesson. Observations made before the
experiment is called pre-test, and observation after the experiment that will be
considered as an effect of treatment is called post-test.
The data in this study were obtained through a single test instrument,
namely Brumbach forearms pass wall-volley test (Borrevik, 1969), which is
below the passing test performed by bouncing the ball to the wall for one minute.
Research shows that: Based on the results of initial tests and testing the
difference can be seen that the final test degrees of freedom 79 (N - 1 = 80-1) at
5% significant level, it turns the table t value of 2,000, while the value of 30.08
thitung. Thitung mean is greater than t table, the null hypothesis is rejected. Thus
the initial test and final test there are significant differences. It is known that
before were treated had an average of 14.84, with a standard deviation of 8.21
while after receiving the treatment had an average of 21.32, standard deviation is
9.32. Means that the use of instructional media moving image berpepengaruh against
learning outcomes under bolavoli students passing the class VIII's son MTs Mantingan
Ngawi Regency 2010/2011 school year and the results improved significantly, with the
percentage increase in 43.73%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
WAWAN
Wawan Kurniawan
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah
dengan agama hidup menjadi terarah.
(A.H. Mukti Ali)
Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya dan
membuat yang tak tahu arah menjadi terarah.
(Al Imam Al Mawardi)
Hidup hanya sekali, jadilah manusia yang berarti
(Wawan Kurniawan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan ku
Adik dan Kakak tersayang yang selalu mendukung ku
Teman-temanku kualifikasi angkatan 2009 JPOK FKIP UNS Surakarta yang
selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta tempat
untuk menimba ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendiikan. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan,
tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin penulisan skripsi;
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
3. Waluyo, S.Pd.,M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta;
4. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. Pembimbing I dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes
selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, semangat
dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik;
5. Drs. Sunardi, M.Kes. dan Deddy Whinata K., S.Or., M.Pd. selaku
narasumber yang telah memberikan saran, arahan, dan kritikan kepada penulis
sehingga termotivasi untuk menyusun skripsi dengan baik;
6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;
7. Rekan rekan Penjaskesrek KG 09 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa
dan dalam menyelesaikan skripsi ini;
8. Kepala MTs Negeri Mantingan Ngawi yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
9. Siswa putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan Ngawi Tahun Pelajaran
2010/2011 yang telah bersedia menjadi subyek penelitian;
10. Berbagai pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semogra skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Oktober 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................. i
PENGAJUAN ................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ............................................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
MOTTO ............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8
1 Pembelajaran...... ......................................................................... 8
a. Pengertian Pembelajaran ........................................................ 8
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran. ................................................ 11
2 Media Pembelajaran .................................................................... 13
a. Pengertian Media .................................................................. 13
b. Pengertian Media Pembelajaran............................................. 14
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran.............................. 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
d. Klasifikasi Media Pembelajaran. .......................................... 19
e. Media Pembelajaran Gambar Bergerak ................................ 20
f. Manfaat dan Kelebihan Media Pembelajaran Gambar
Bergerak ................................................................................ 21
3 Permainan Bolavoli. ..................................................................... 22
a. Sejarah Permainan Bolavoli ................................................... 22
b. Pengertian Permainan Bolavoli. ............................................ 25
c. Macam- Macam Teknik Dasar Bolavoli. ............................... 27
d. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bolavoli. .................... 29
4 Teknik Dasar Passing Bawah ...................................................... 31
a. Pengertian Passing Bawah ..................................................... 31
b. Teknik Passing Bawah ......................................................... 32
5 Pembelajaran Passing Bawah dengan Media Gambar Bergerak. 34
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah dengan Media
Gambar Bergerak.................................................................... 34
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran passing Bawah
dengan Media Gambar bergerak....................................... .... 34
B. Kerangka Berpikir................................................................................ 36
1. Manfaat Media Pembelajaran Gambar Bergerak.......................... 36
2. Kelebihan Pembelajaran Passing Bawah dengan Media Gambar
Bergerak.................................................................. .................... 38
C. Perumusan Hipotesis ......................................................................... 39
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 40
1. Tempat Penelitian ......................................................................... 40
2. Waktu Penelitian .......................................................................... 40
B. Subyek Penelitian ............................................................................... 40
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40
D. Rancangan Penelitian ......................................................................... 42
1. Variabel Penelitian ....................................................................... 42
a. Variabel Independen ............................................................... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
b. Variabel Dependen ................................................................. 42
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 43
1. Uji Normalitas................................................................................ 43
2. Uji Perbedaan................................................................................. 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 45
A. Deskripsi Data ....................................................................................... 45
B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................. 45
1. Uji Normalitas................................................................................ . 45
2. Uji Perbedaan................................................................................. . 47
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 49
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................... 49
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................... 50
A. Simpulan ............................................................................................... 50
B. Implikasi ....................................................................................... ..... 50
C. Saran ............................................................................................. ..... 51
DAFTAR PUSTAKA... .................................................................................... 52
LAMPIRAN....................................................................................................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir ......................................... 45
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ...................................................... 46
Tabel 3. Rangkuman Hasil T-Test Antara Tes awal dan Tes Akhir .............. 47
Tabel 4. Deskripsi Data Perbedaan Mean Pre-Test dan Post-Test ................ 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ................................................ 15
Gambar 2. Lapangan Bolavoli ...................................................................... 26
Gambar 3. Desain Net dan Perangkatnya ..................................................... 27
Gambar 4. Posisi Tangan dan Badan Saat Melakukan Passing Bawah ..... 32
Gambar 5. Teknik Passing Bawah ............................................................. 34
Gambar 6. Skema Langkah-Langkah Teknik Pengumpulan Data ............. 41
Gambar 7. Rancangan Penelitian Pre-Test And Post-Test Group .............. 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Bolavoli ..................... 54
Lampiran 2. Program Pembelajaran Passing Bawah dengan Menggunakan
Media Pembelajaran Gambar Bergerak .................................... 56
Lampiran 3. Rekapitulasi Data Pre-Test ....................................................... 59
Lampiran 4. Rekapitulasi Data Post-Test ..................................................... 62
Lampiran 5. Dokumentasi ............................................................................. 65
Lampiran 6. Data yang Dianalisis dengan SPSS 16 ..................................... 70
Lampiran 7. Deskripsi Data dan Uji Normalitas dengan SPSS 16................ 73
Lampiran 8. Uji Perbedaan T-Test ................................................................ 75
Lampiran 9. Biodata Subyek Penelitian ........................................................ 79
Lampiran 10. Jadwal Penelitian .................................................................... 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan menggunakan aktifitas
jasmani, permainan dan cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk
mencapai tujuan pendidikan, tujuan yang dicapai bersifat menyeluruh, mencakup
aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral. Dalam buku karangan Aip
Syarifuddin dkk. (2004: 1.16-1.17) mengemukakan pendapat menurut Nixon &
Cozen (1959) bahwa, “Pendidikan jasmani adalah phase dari proses pendidikan
keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem, otot
serta hasil belajar dari partisipasi dan aktivitas tersebut”. Volter dan Eslinger
Bucher (1964) mengemukakan: ”Pendidikan jasmani adalah phase pendidikan
melalui aktivitas fisik”. Sedangkan menurut Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 2)
menyatakan, “Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan
yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik”. Pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang
sangat penting diantaranya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga
dan kesehatan terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pemberian pengalaman
belajar yang diarahkan untuk membina fisik dan perkembangan psikis yang lebih
baik dan sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Salah
satu materi pendidikan jasmani untuk siswa SLTP yaitu permainan bola besar,
salah satunya yang diajarkan kepada siswa diantaranya permainan bolavoli.
Berdasarkan macamnya teknik dasar bolavoli dibedakan menjadi dua
yaitu, teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola dan teknik
dengan bola merupakan dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan
permainan bolavoli. Teknik dasar dengan bola meliputi: (1) passing, (2) servis,
(3) umpan, (4) smash, dan (5) bendungan (block). Teknik dasar passing
mempunyai peranan penting dalam permainan bolavoli. Berdasarkan jenisnya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
passing bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu passing bawah dan
passing atas. Pentingnya peranan passing maka harus diajarkan kepada siswa agar
siswa memahami dan menguasainya, sehingga dapat melakukan passing dengan
baik dan benar.
Langkah awal dalam pembelajaran bolavoli pada siswa yaiyu, diajarkan
macam-macam teknik dasar bolavoli. Maksud dan tujuan diajarkannya teknik-
teknik dasar bolavoli yaitu, agar siswa memahami dan menguasai teknik tersebut
sehingga siswa dapat bermain bolavoli dengan baik. Berdasarkan macamnya
teknik dasar bolavoli dibedakan menjadi dua yaitu, teknik tanpa bola dan teknik
dengan bola. Teknik tanpa bola dan teknik dengan bola merupakan dua komponen
yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan bolavoli. Teknik dasar
dengan bola meliputi: (1) passing, (2) servis, (3) umpan, (4) smash, dan (5)
bendungan (block). Teknik dasar passing mempunyai peranan penting dalam
permainan bolavoli. Berdasarkan jenisnya, passing bolavoli dibedakan menjadi
dua macam yaitu passing bawah dan passing atas. Pentingnya peranan passing
maka harus diajarkan kepada siswa agar siswa memahami dan menguasainya,
sehingga dapat melakukan passing dengan baik dan benar. Passing bawah
merupakan salah satu jenis passing bolavoli yang paling sederhana dan mudah
dilakukan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pembelajaran yang bersifat
klasikal akan menghadapi permasalahan yang heterogen sehingga tujuan
pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dari kurangnya kreativitas
guru di dalam mengemas materi pembelajaran yang terkesan monoton, hal ini
yang menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya antusias dan motivasi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan kemampuan passing bawah siswa, dibutuhkan cara
mengajar yang tepat. Seorang guru dituntut memiliki kreativitas dalam mengajar
(passing bawah bolavoli), agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan
yang diharapkan. Seorang guru harus mampu mengemas materi pembelajaran
dengan baik dan menarik sehingga siswa menjadi antusias dan termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran, yaitu dengan menerapkan media pembelajaran
yang tepat. Upaya dalam meningkatkan pembelajaran penjas telah banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dicobakan model-model pembelajaran, yang kebanyakan model pembelajaran
tersebut banyak di implementasikan di dalam pembelajaran pada umumnya.
Dengan meninjau perkembangan teknologi yang serba canggih. Sekarang hampir
disetiap sekolah mempuyai fasilitas sarana pembelajaran di dalam kelas yang
baik, ditandai dengan adanya komputer, LCD dan serta pengaksesan infomasi
dengan internet yang memadai. Dan hal ini memungkinkan bisa dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran penjas, salah satunya
media pembelajaran gambar bergerak.
Tetapi di dalam proses pembelajarannya seorang guru penjas dalam hal
ini jarang atau bahkan belum pernah mencoba memanfaatkan teknologi modern
tersebut sebagai media pembelajaran penjas, khususnya di dalam pembelajaran
permainan bolavoli. Padahal menurut para ahli menunjukan bahwa media
pembelajaran membantu memperbaiki kualitas hasil belajar siswa. Kata media
berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah berarti “tengah” perantara
atau pengantar. Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar. Sudjana & Rivai (1992) dalam bukunya Ahzar Arsyad (2011:
24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa
yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya untuk menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata dari guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada
setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian dari guru sebab tidak hanya mendegarkan, tetapi
juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan
memerankan, dan lain-lain.
Di sisi lain pembelajaran passing bawah bolavoli merupakan
pembelajaran yang mengutamakan pada keterampilan gerak, yang hanya dapat
dilakukan secara bertahap melalui proses latihan dari serangkaian gerakan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dari suatu gerakan yang sederhana kegerakan yang lebih kompleks. Untuk itu
diperlukan contoh atau demonstrasi dalam penyampaian materi passing bawah
agar dapat dipahami siswa. Untuk itu dituntut seorang guru penjas yang mampu
menguasai berbagai teknik-teknik dasar bolavoli, sehingga pembelajaran
berlangsung dengan baik. Namun itu tidak sepenuhnya dapat dilakukan, karana
keterbatasan kemampuan guru dalam menguasai teknik-teknik dasar bolavoli,
maka diperlukan peran media pembelajaran gambar bergerak untuk menutupi
kekurangan tersebut. Oemar Hamalik (1986: 103) fungsi media pembelajaran
gambar hidup (gambar bergerak):
a) Gambar hidup adalah media yang baik guna memperlengkapi
pengalaman-pengalaman dasar bagi kelas untuk membaca, diskusi,
konstruksi dan kegiatan belajar lainnya. Gambar hidup adalah sebagai
alat pengganti, tetapi anak-anak merasa turut serta di dalamnya, karena ia
menidentifikasikan dirinya ke dalam karakter film tersebut.
b) Gambar hidup memberikan penyajian yang lebih baik tak terikat pada
abilitet intelektuil. Baik anak-anak yang bodoh maupun anak-anak yang
pandai akan merasakan manfaat dari padanya, walaupun tingkatannya
berbeda.
c) Mengandung banyak keuntungan ditinjau dari segi pendidikan, antara
lain mengikat perhatian anak-anak, dan terjadi berbagai assosiasi dalam
jiwanya.
d) Mengatasi pembatasan-pembatasan dalam jarak dan waktu. Melalui film,
hal-hal yang terlalu kecil, terlalu lambat, dapat diamati dengan
penglihatan mata.
e) Film mempertunjukkan suatu subyek dengan perbuatan. Film dapat
mendemonstrasikan berbagai hal yang tak mungkin dialami secara
langsung; misal: jatuhnya bom di Hirozima, kekejaman Nazi Jerman dan
sebagainya.
Siswa putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan Ngawi tahun pelajaran
2010/2011 adalah subyek yang digunakan dalam penelitian ini untuk
membuktikan dan menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian.
Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Negeri
Mantingan Ngawi khususnya permainan bolavoli, termasuk passing bawah telah
diajarkan. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan belum menunjukkan hasil
belajar yang optimal, sehingga kemampuan passing bawah para siswa masih
rendah dan perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan kemampuan passing bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
tersebut apakah penggunaan media pembelajaran gambar bergerak adalah solusi
yang tepat.
Berdasarkan permasalahan di atas, upaya meningkatkan kemampuan
passing bawah bolavoli, maka seorang guru harus menggunakan media
pembelajaran yang tepat, salah satunya media pembelajaran gambar bergerak.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengaruh media pembelajaran gambar
bergerak terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli, maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul, “Pengaruh Media Pembelajaran Gambar Bergerak
Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Pada Siswa Putra Kelas VIII
MTs Negeri Mantingan Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi
permasalahan, sebagai berikut:
1. Kurangnya kreatifitas guru di dalam mengemas materi pembelajaran, sehingga
terkesan monoton.
2. Kurangnya pemahaman guru tentang pemanfaatan media pembelajaran.
3. Penggunaan media pembelajaran gambar bergerak belum pernah digunakan
dalam proses pembelajaran passing bawah bolavoli.
4. Pembelajaran Passing bawah bolavoli pada siswa kelas VIII di MTs Negeri
Mantingan tahun pelajaran 2010/2011 belum menunjukan hasil belajar yang
optimal.
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari kajian yang
telah dikemukakan dalam identifikasi masalah, maka perlu adanya pembatasan
masalah, guna menghindari perluasan permasalahan. Maka permasalahan
penelitian ini dibatasi pada:
1. Pengunaan media pembelajaran gambar bergerak dalam proses pembelajaran
passing bawah bolavoli pada siswa putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan
tahun pelajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan media pembelajaran gambar bergerak berpengaruh
terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa putra kelas VIII MTs
Negeri Mantingan tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disampaikan. Maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran gambar bergerak
berpengaruh terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa putra
kelas VIII MTs Negeri Mantingan tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disampaikan. Maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Dapat diperoleh informasi pengaruh media pembelajaran gambar bergerak
terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli.
2. Dapat dijadikan masukan dan pedoman bagi guru penjaskes MTs Negeri
Mantingan untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli.
3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang penelitian untuk
dikembangkan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antara guru dan
siswa. Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar”, menurut Burton dalam
sebuah buku The Guidance of Learning Avtivities mengemukakan, ”Belajar
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka
mampu berinteraksi dengan lingkungannya”. Dalam pengertian umum dan
sederhana belajar sering sekali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh
berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Anurrahman (2011: 34)
mengemukakan, “Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan dan sikap”.
Abdillah (2002) mengemukakan: “belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
untuk memperoleh tujuan tertentu”.
Sejumlah pandangan tentang belajar Wragg (1994) menunjukkan
beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut; “(1) Belajar menunjukkan
suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. (2) Belajar
merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. (3) Hasil belajar ditandai
dengan tingkah laku”. (Anurrahman, 2011: 35-37)
Oemar Hamalik (1986: 40-41) menyatakan belajar menurut pandangan
tradisionil bahwa, “Belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan”. Sedangkan menurut pandangan modern, “Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Anurrahman (2011: 34) mengemukakan: “Instruction atau pembelajaran
sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkain peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal”. Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama
dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya terjadi interaksi guru dan
siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai tujuan yaitu terjadinya perubahan
sikap dam tingkah laku.
Corey (1986) dalam buku Syaiful Sagala (2003) dikatakan bahwa,
“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu”.
Selanjutnya Syaiful Sagala (2003) , menyatakan bahwa pembelajaran mempunyai
dua karakteristik, yaitu:
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua,
dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya
jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu
dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka
konstruksi sendiri.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/05/peningkatan-mutu-
pembelajaran-di-sekolah/)
Sedangkan pendapat tentang pengertian pembelajaran menurut M. Sobry
Sutikno (2009) menyatakan bahwa:
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar
terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran
ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih
menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan
bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengelola
pembelajaran.
(http://eprints.uns.ac.id/80/1/169692309201001201.pdf)
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa, di dalam
kegiatan pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan
berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan
mengelola pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus
memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai
macam penggunaan metode pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan
siswa untuk belajar dengan perencanaan yang matang. Dalam proses
pembelajaran, telah mengubah peran guru dan siswa. M. Sobry Sutikno (2009)
menyatakan:
1) Peran guru telah berubah dari:
a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli
materi dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator
pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar.
b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran,
menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab
kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
2) Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu:
a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam
proses pembelajaran.
b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan
dan berbagi pengetahuan.
c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi pembelajaran
berkolaboratif dengan siswa lain.
(http://eprints.uns.ac.id/80/1/169692309201001201.pdf)
Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan aktif.
Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan berbagai macam
pengetahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa lainnya. Sedangkan
guru bertindak sebagai fasilitator, motivator dan katalisator. Selain itu seorang
guru juga harus lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat prinsip-prinsip di dalamnya.
Davies (1991) berpendapat tentang prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran,
yaitu:
1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajari nya
sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknyan.
2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan) sendiri dan untuk setiap
kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkh segera
diberikan penguatan (reinforcement).
4) Penguasaaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran,
memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
5) Apabila murid diberikan tanggungjawab untuk mempelajari sendiri,
maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan
mengingat lebik baik. (Anurrahman, 2011: 113-114)
Anurrahman (2011: 137) mengemukakan beberapa prinsip dalam
pembelajaran, yaitu: “(1) prinsip perhatian dan motivasi, (2) prinsip transfer, (3)
prinsip keaktifan, (4) prinsip keterlibatan langsung, (5) prinsip pengulangan, (6)
prinsip tantangan, (7) prinsip balikan dan penguatan, (8) prinsip perbedaan
individual”.
Anurrahman (2011: 134) mengemukakan beberapa prinsip belajar dikaji
dari ranah pembelajaran, yaitu: “(1) prinsip pembelajaran kognitif, (2) prinsip
pembelajaran afektif, (3) prinsip pembelajaran psikomotorik”.
Komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran
pada dasarnya mencakup tujuh komponen utama. Ketujuh komponen dalam
kegiatan pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media dan
evaluasi. Dari ketujuh komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, jika komponen-
komponen tersebut terpenuhi dalam kegiatan pembelajaran. Aunurrahman (2011:
49-53) mengemukakan, penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri
dari tiga ranah atau kawasan, yaitu: (1) Ranah kognitif (Bloom, dkk), yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mencakup enam jenis perilaku, (2) Ranah afektif (Krathwolhl, Bloom dkk), yang
mencakup lima jenis perilaku, (3) Ranah psikomotor (Simpson):
1) Ranah Kognitif (Bloom), terdiri dari enam jenis perilaku:
a) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang
telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan
tersebut dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah,
teori, prinsip, atau metode. b) Pemahaman, mencakup, kemampuan menangkap sari dan makna
hal-hal yang dipelajari.
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah
untuk manghadapi masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini
misalnya tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip.
d) Analisi, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik.
e) Sintesis mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru,
misalnya tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program
kerja.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh
kemampuan menilai hasil karangan.
2) Ranah afektif menurut Krathwohl & Bloom, dkk, terdirir dari tujuh jenis
perilaku, yaitu:
a) Penerimaaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatikan hal tersebut.
b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan terhadap
suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.
d) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
e) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati
nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
3) Ranah psikomotor (Simpson), terdiri dari tujuh perilaku atau
kemampuan motorik, yaitu:
a) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendeskripsikan) sesuatu secara khusus dan menyadari adanya
perbedaan antara sesuatu tersebut. Sebagai contoh, pemilihan warna,
pemilihan angka (6 dan 9), pemilahan huruf (a dan d)
b) Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam
suatu keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian
gerakan, kemampuan ini mencakup aktivitas jasmani dan rohani
(mental), misalnya posisi star lomba lari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan
sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya meniru gerak tari,
membuat lingkaran di atas pola.
d) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan tanpa
contoh. Misalnya melakukan tolak peluru, lompat tinggi dan
sebagainya dengan cepat.
e) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri banyak tahap secara lancar, efisien
dan tepat. Misalnya bongkar pasang peralatan secara tepat.
f) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak dengan pesyaratan khusus
yang berlaku. Misalnya kemampuan atau keterapilan bertanding
dengan lawan tanding.
g) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-
gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan
membuat kreasi-kreasi gerakan senam sendiri, gerakan-gerakan
tarian kreasi baru”.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti,
“tengah” atau “perantara”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa, ”media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap”. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. (Azhar Arsyad, 2011: 3)
Batasan AECT (Association for Educational Communications and
Technology 1977) mengemukakan bahwa, “media adalah merupakan sebagai
segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi”. Miarso (1989)
menyatakan, “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk belajar”. Gagne (1970) menyatakan bahwa “media adalah
berbagai jenis jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sedangkan menurut Briggs (1970) bahwa, “media
adalah segala alat fisik yang dapat penyajikan peran serta merangsang siswa untik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
belajar”. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. (M.
Nursalim & Mustaji, 2010: 6).
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA)
memiliki pengertian yang berbeda yaitu, “Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya”. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun
batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. (Arief
S.Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono dan Rahardjito, 2010: 7)
b. Pengertian Media Pembelajaran
Azhar Arsyad (2011: 4) mengemukakan, “Apabila media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran”.
Kata media pendidikan atau media pembelajaran digunakan secara
bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang
dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1986: 23) bahwa, “Media komunikasi adalah
suatu media atau alat bantu yang digunakan oleh suatu organisasi guna
tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja dengan hasil yang maksimal”.
Sementara itu Gagne & Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa,”Media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
meteri pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video
camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi,
dan komputer”. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. (Azhar Arsyad, 2011: 4-5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuhan sebagai teori
penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience
(Kerucut Pengalaman Dale) sebagai berikut: (1) lambang kata, (2) lambang visual,
(3) gambar diam, rekaman radio, (4) gambaran hidup pameran, (5) televisi, (6)
karyawisata, (7) dramatisasi, (8) benda tiruan atau pengamatan, (9) pengalaman
langsung.
Lebih jelasnya lihat gambar kerucut pengalaman Edgar Dale sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale.
(Azhar Arsyad 2011: 11)
Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat paham
kepada siswa. Media disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera, semakin
banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin
banyak dan jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata
lain alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan indera sebanyak mungkin
kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi serta pemahaman siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media
dari sumber pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan perkataan lain pesan itu ialah
materi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada
siswa, materi yang kadang rumit dan susah untuk dipahami oleh siswa banyak
terjadi dalam pembelajaran sehingga informasi yang diharapkan tidak tersalur
dengan baik. Sehingga dengan adanya media pembelajaran itu mempermudah
siswa dalam menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (1986: 30) mengemukakan bahwa, “Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar dapat meningkatkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.
Azhar Arsyad (2011: 16) menyatakan, “Selain membangkitkan motivasi
dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpecaya, memudahkan
penafsiran data, dan memadatkan informasi”. Yunus (1942) dalam bukunya Attar
biyatu watta’liim mengungkapkan sebagai berikut:
Bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan
lebih dapat menjamin pemahaman ... orang yang mendengarkan saja
tidaklah sama tingkat pemahaman nya dan lamanya bertahan apa yang
dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan
mendengarnya.
Ibrahim (1964) menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran
karena, ”Media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka ... membantu
memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran”.
Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran
khususnya media visual yaitu: ”(1) fungsi atensi, (2) fungsi afektif, (c) fungsi
kognitif, dan (4) fungsi kompensatoris”.
Menurut Kemp & Dayton (1985) “Media pembelajaran dapat memenuhi
tiga fungsi utama apabila media itu digunakan perorangan, kelompok, atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) memotivasi minat atau
tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi”. Dale (1969)
mengemukakan bahwa, ”Bahan-bahan audiovisual dapat memberikan banyak
manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran”.
Azhar Arsyad (2011: 21-23) mengemukakan manfaat media
pembelajaran sebagai berikut:
1) Penyampaian belajar menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat
atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang
berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat
disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan,
dan aplikasi lebih lanjut.
2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai
penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah,
penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan
menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya
menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan
minat.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar
dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa,
umpan balik, dan penguatan.
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup
banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan
gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-
elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik,
spesifik, dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau
diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk
penggunaan secara individu.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk
penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi
bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada
aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai
konsultan atau penasihat siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. Sudjana & Rivai (1992) dalam bukunya Ahzar Arsyad (2011: 24)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya untuk menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata dari guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada
setiap jam pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian dari guru sebab tidak hanya mendegarkan, tetapi
juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan
memerankan, dan lain-lain.
Azhar Arsyad (2011: 17) secara umum media pendidikan mempunyai
keguanaan-kegunaan sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kat tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a) Objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita, gambar,
film bingkai, film, atau model.
b) Objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,
film, atau gambar.
c) Gerak yang terlalu lambat atau cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau high-sped photography.
d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lau bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara
verbal.
e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan
lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar, dan lain-lain.
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan
berguna untuk:
a) Menimbulkan kegairahan belajar.
b) Mungkin interaksi yang lebih langsung antar anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk siswa, harus di atasi sendiri.
Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa
juga berbeda. Masalah ini dapat di atasi dengan media pendidikan, yaitu
dengan kemampuannya dalam:
a) Memberikan perangsang yang sama.
b) Mempersamakan pengalaman.
c) Menimbulkan persepsi yang sama.
Ada tujuan khusus yang ada dalam pembelajaran dengan mengunakan
media pembelajaran yang pada umumnya dipahami oleh seorang guru penjas.
Pada umumnya seorang guru penjas mengunakan metode atau pengajaran yang
yang bersifat klasikal tanpa terlalu memikirkan aspek-aspek yang membuat proses
belajar mengajar menjadi pembelajaran yang PAIKEM (Pembelajaran Yang
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
d. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan
karakteristik jenis media. Adapun pendapat-pendapat yang mengklasifikasikan
media pembelajaran:
Menurut Rudi Bretz, “media diidentifikasi menjadi tiga unsur pokok,
yaitu suara, visual dan gerak”. Rudi Bretz juga membedakan antara media media
siar dan media rekam, yaitu “(1) media audio visual, (2) media audio visual diam,
(3) media audio semi-gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6)
media semi-gerak, (7) media audio dan (8) media cetak”.
Menurut Briggs menidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan
dalam proses mengajar, yaitu: “(1) objek, (2) model, (3) suara langsung, (4)
rekaman audio, (5) media cetak, (6) pembelajaran terprogram, (7) papan tulis, (8)
media transparansi, (9) film rangkai, (10) film bingkai, (11) televisi dan (12)
gambar”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Schramm, “media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan
media sederhana”. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan
daya liputan, yaitu: “(1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile;
(2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3)
media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan
komputer dan telepon”.
Menurut Gagne media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu: “(1)
benda untuk didemonstrasikan, (2) komunikasi lisan, (3) media cetak, (4) gambar
diam, (5) gambar bergerak, (6) film bersuara dan, (7) mesin belajar”. Ketujuh
kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya
memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar
stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, member kondisi
eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan
pemberi umpan balik. (Azhar Arsyad, 2011: 20-27)
Menurut Gerlach dan Ely mengemukakan, “tiga ciri-ciri medi pendidikan,
yaitu: (1) ciri fikstatif (fikstative property), (2) ciri manipulatif (manipulative
propertiy), (3) ciri distributif (distributive property)”. (Azhar Arsyad, 2011: 12-14)
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut,
akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan
media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik pembelajaran, akan sangat menunjang efisiensi dan
efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
e. Media Pembelajaran Gambar Bergerak
Oemar Hamalik (1986: 102) mengemukan gambar bergerak atau hidup
adalah, ”perkembangan dari gambar biasa. Pada sebuah film, tiap gambar disebut
suatu frame. Film diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, dan
pada layar, gambar-gambar itu juga dengan cepat bergantian dan memberikan
proses visual yang kontinu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Banyak tokoh yang mengemukakan berbagai klasifikasi tentang media
pembelajaran, karena di dalam sebuah media pembelajaran memiliki tujuan dan
kegunaan sendiri-sendiri. Menurut Gagne media diklasifikasi menjadi tujuh
kelompok, yaitu: “(1) benda untuk didemonstrasikan, (2) komunikasi lisan, (3)
media cetak, (4) gambar diam, (5) gambar bergerak, (6) film bersuara dan, (7)
mesin belajar”. Di era modern ini telah banyak media yang dapat digunakan untuk
membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, diantara
media pembelajaran tersebut.
M. Nursalim & Mustaji (2010: 19) Media gambar bergerak atau motion
pictures yaitu, “serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara
cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Dan
sering juga disebut dengan media pandang, karena seseorang dapat menghayati
media tersebut melalui penglihatannya”.
Jadi dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, media
pembelajaran gambar bergerak adalah media berupa gambar-gambar digerakkan
secara cepat sehingga menimbulkan kesan hidup (video, film atau animasi) yang
digunakan di dalam penyampaian materi pembelaran.
f. Manfaat dan Kelebihan Media Pembelajaran Gambar Bergerak
Oemar Hamalik (1986: 103) manfaat media pembelajaran gambar hidup
(gambar bergerak):
1) Gambar hidup adalah media yang baik guna memperlengkapi
pengalaman-pengalaman dasar bagi kelas untuk membaca, diskusi,
konstruksi dan kegiatan belajar lainnya. Gambar hidup adalah sebagai
alat pengganti, tetapi anak-anak merasa turut serta di dalamnya, karena ia
menidentifikasikan dirinya ke dalam karakter film tersebut.
2) Gambar hidup memberikan penyajian ysng lebih baik tak terikat pada
abilitet intelektuil. Baik anak-anak yang bodoh maupun anak-anak yang
pandai akan merasakan manfaat dari padanya, walaupun tingkatannya
berbeda.
3) Mengandung banyak keuntungan ditinjau dari segi pendidikan, antara
lain mengikat perhatian anak-anak, dan terjadi berbagai assosiasi dalam
jiwanya.
4) Mengatasi pembatasan-pembatasan dalam jarak dan waktu. Melalui film,
hal-hal yang terlalu kecil, terlalu lambat, dapat diamati dengan
penglihatan mata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5) Film mempertunjukkan suatu subyek dengan perbuatan. Film dapat
mendemonstrasikan berbagai hal yang tak mungkin dialami secara
langsung: jatuhnya bom di Hirozima, kekejaman Nazi Jerman dll.
Media gambar bergerak memiliki banyak kelebihan, seperti yang
dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1986: 103-14) kelebihan media pembelajaran
gambar hidup (gambar bergerak):
1) Melengkapi semua batas-batas waktu.
2) Mencapai kelompok.
3) Dapat diulang.
4) Dapat dibagi-bagi.
5) Lebih realistis.
6) Mendorong motivasi.
7) Melengkapi catatan terhadap peristiwa-peristiwa.
8) Memberikan prespektif.
9) Menghidupkan kegiatan-kegiatan.
10) Mempergunakan kehlian dalam menyampaikan suatu ceritera.
11) Memperjelas hal-hal yang abstrak.
12) Mengatasi rintangan-rintangan bahasa.
13) Bebas dari pembatasan penglihatan mata.
14) Mempengaruhi sikap.
15) Melengkapi pengalaman-pengalaman dasar yang umum.
16) Memperkembangkan appresiasi.
17) Menunjukkan sebab dan akibat.
18) Menunjukkan kontinuitas dalam perkembangan.
19) Melengkapi idee-idee yang keliru.
20) Melengkapi lingkungan dan alam.
21) Melengkapi universalitas dalam pengumpulan isi pelajaran.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, film atau gambar hidup
(gamabar bergerak) besar manfaatnya bagi pendidikan di sekolah. Karena itu perlu
digunakan dengan melalui prosedur kerja. Pada hakekatnya film dapat juga dibuat
oleh sekolah apabila telah mampu dan karena itu kita perlu juga mengenal
bagaimana teknik membuat media pembelajaran gambar bergerak.
3. Permainan Bolavoli
a. Sejarah Permainan Bolavoli
Suatu permainan yang mirip dengan olahraga bolavoli ini telah dikenal
sejak abad pertengahan terutama di negara-negara Romawi, kemudian dari itali
permainan ini pada tahun 1893 diperkenalkan di Jerman dengan nama Fautstball.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Pada tahun 1981 olahraga bola basket diciptakan oleh Dr. Naismith makin populer
di Amerika banyak sekali usahawan dan industriawan pada saat itu bermain bola
basket. Akan tetapi permainan bola basket terlalu banyak menguras tenaga
padahal permainan yang mereka inginkan adalah olahraga yang tidak terlalu
menguras tenaga.
Pada saat itu William G Morgan, seorang guru pendidikan jasmani pada
Young Man Christian Asssociation (YMCA) di kota Hollyoke negara bagian
Msachusset di Amerika Serikat mulai berpikir bahwa olahraga bola basket yang
dilakukan oleh para pengusaha di mana ia memberikan kursus dirasa terlalu berat
dan banyak menguras tenaga. Oleh sebab itu ia memikirkan untuk menciptakan
suatu permainan yang tidak berat, tidak terlalu menguras tenaga dan dapat
digunakan sebagai rekreasi serta dapat dimainkan di dalam ruangan/gedung yang
disebut Minonette. Dan akhirnya Dr. Alfred T. Halstead dari Springfield College
mengusulkan sebuah nama untuk permainan itu, yaitu Volleyball.
Pada bulan Juli tahun 1896 muncul tulisan pertama mengenai permainan
volleyball dalam majalah physical Training yang ditulis oleh J.Y Cameron dari
Buffalo YMCA, New York. Di dalam karangan tersebut: “Suatu pemainan baru
yang dinamakan Volleyball, ciri khas dari kombinasi permainan tenis dan
permainan di dalam ruangan tertutup dengan jumlah pemain terbatas”. Sanger
Hans (1980) dalam buku Maryanto, dkk. (1995) menyatakan bahwa:
Pada tahun 1896 untuk pertama kali disusun peraturan-peraturan permainan
bolavoli, sebagai berikut:
1) Permainan terdiri dari 9 innings.
2) Innings terdiri dari:
a) Jika pada masing-masing petak lapangan ada seorang pemain maka
masing-masing mempunyai hak satu kali servis.
b) Jika ada tiga orang pemain dalam satu regu maka masing-masing
regu mempunyai hak tiga kali servis.
Keterangan:
(1) Pindah servis terjadi apabila kesalahan dilakukan oleh pemain/
regu yang servis.
(2) Servis harus dilakukan bergiliran dalam setiap regu.
3) Lapangan permainan berukuran 8x16 m/ 25x50 kaki.
4) Jaring/ net berukuran: lebar 70 cm, panjang 8 m.
5) Tinggi net: 2016 cm atau 6 kaki 6 inci.
6) Bola:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a) Terbuat dari karet yang dilapisi dengan kulit atau kanvas.
b) Ukuran keliling bola 25-27 inci (63,5 cm s/d 68,5 cm).
c) Berat bola 1,2 ons atau 25,5 34 gr.
7) Servis:
a) Pemukul/ server harus berdiri dengan satu kaki di atas garis
belakang. Bila servis yang pertama gagal, maka diperkenankan
melakukan servis yang kedua (seperti dalam tenis). Bola servis yang
tidak melewati net akan tetapi mengenai kawan seregu kemudian
melewati net masuk ke daerah lawan adalah sah. Jika bola jatuh di
luar lapangan permainan, maka server tidak diberi kesempatan servis
kedua.
b) Servis kedua menyentuh jaring dianggap mati.
8) Memperoleh angka: servis yang sah tidak dapat dikembalikan atau bola
dalam permainan tidak dapat dikembalikan maka regu yang melakukan
servis memperoleh angka. Hanya regu yang melakukan giliran servis
memperoleh angka.
9) Bola menyentuh garis (jatuh di atas garis) dihitung sebagai bola yang
keluar.
10) Jumlah pemain dan permainan:
a) Jumlah pemain tidak dibatasi.
b) Setiap pemain boleh menyentuh bola atau memainkan bola.
c) Bola dianggapmati apabila pemain menyentuh jaring.
d) Bola yang menyentuh suatu benda di luar lapangan permainan dan
memantul kembali ke dalam lapangan permainan adalah sah.
(Bachtiar, dkk. 2007: 1.5-1.6)
Bachtiar dkk. (2007: 1.7) sejalan dengan berkembangnya popularitas
permainan bolavoli, berkembang pula peraturannya dari tahun ketahun, seperti
berikut:
1) Tahun 1900, sistem point mulai berlaku, yaitu 21 angka untuk satu set.
2) Tahun 1912, suatu komisi yang terdiri dari pakar pendidikan jasmani di
YMCA, ditugaskan untuk meninjau kembali peraturan permainan yang
sudah ada. Komisi ini berhasil melakukan beberapa perubahan antara
lain mulai diberlakukan sistem “rotasi” pemain
3) Tahun 1917, perubahan angka yaitu, sistem 15 angka untuk 1 (set).
4) Tahun 1918, ditetapkan peraturan mengenai jumlah pemain, yaitu
ditetapkan bahwa satu regu terdiri dari 6 (enam) orang pemain. Tinggi
net 2,40 m (8 feet).
5) Tahun 1921, mulai diberlakukan adanya garis tengah.
6) Tahun 1922, diberlakukan peraturan bahwasetiap regu diperbolehkan
memainkan bola di dalam petaknya sendiri sebanyak 3 kali.
Dan sejak itu bolavoli semakin berkembang sampai sekarang dan
tepatnya pada tanggal 18-20 April 1947 di kota Paris diadakan kongres pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
yang dihadiri 14 negara pesera, dan pada waktu itu resmilah terbentuk. Federasi
International de Volley Ball Federation (FIVB) yang beranggotakan 14 negara
dan Paul Libaud dari Perancis terpilih sebagai presiden FIVB yang pertama.
b. Pengertian Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup
banyak penggemarnya dan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang
pesat. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dan
masing-masing regu terdiri enam orang pemain. Permainan bolavoli dilakukan
dengan cara bola dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali.
Munasifah (2010: 3) menyatakan, “Bolavoli adalah permaianan yang
dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri atas enam orang”. Suharno
H.P. (1981: 1) mengemukakan, “Permainan bola volley adalah olahraga yang
dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupun pria”.
Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap regu hanya bisa
memaninkan bola tiga kali pukulan. Seperti dijelaskan dalam buku Peraturan
Permainan Bolavoli edisi (2005) bahwa, “Tujuan dari permainan bolavoli adalah
melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan
dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan
tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok)”. Sedangkan
Muhammad Muhyi Faruq (2009: 016) mengemukakan bahwa, “Permainan
bolavoli adalah permaianan yang dilakukan secara berkelompok, artinya setiap
pemain harus mampu bekerjasama dengan baik, bertanggung jawab atas posisi
yang dipercayakan dalam tim tersebut.
Permainan bolavoli harus dilakukan dengan dipantulkan. Syarat pantulan
bola harus sempurna tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Dari
masing-masing tim dapat memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan
setelah itu bola harus diseberangkan melewati net ke daerah permainan lawan.
Untuk memantulkan bola dapat menggunakan seluruh tubuh. Permainan ini
dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan
berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser (atau setter),
spiker (smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan
adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya
dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh
di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas
keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender
adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan. Permainan
voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat
mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia
perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam
sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang
pemain dan mengusahakan untuk mencapai angka 25 terlebih dahulu untuk
memenangkan suatu babak. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli)
Bentuk dan ukuran lapangan bolavoli sebagai berikut:
Gambar 2. Lapangan Bolavoli.
(Bachtiar, dkk. 2007: 2.6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Seperti dikemukakan Suharno H.P (1981: 1) prinsip teknis permainan
bolavoli, “pemain memvolley bola dengan bagian badan pinggang ke atas, hilir
mudik di udara lewat di atas net agar dapat menjatuhkan bola di dalam lapangan
lawan secepatnya untuk mencari kemenangan secara sportip”. Bentuk dan ukuran
jaring net dan perangkatnya sebagai berikut:
Gambar 3. Desain Net dan Perangkatnya.
(Bachtiar, dkk. 2007: 2.6)
c. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolavoli
Munasifah (2010: 25) mengemukakan, ”teknik adalah suatu proses
melahirkan dan pembuktian dalam praktik dengan sebaik mungkin untuk
menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli”. Bactiar, dkk
(2007: 2.9) bahwa, “Yang dimaksud dengan teknik adalah proses melahirkan
kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam bentuk gerakan untuk mencapai sesuatu
secra efisien dan efektif”.
Syarat utama agar dapat bermain bolavoli adalah menguasai teknik dasar
bermain bolavoli. Hal ini sesuai pendapat A. Sarumpaet dkk., (1992) bahwa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
“Agar permainan bolavoli berjalan atau berlangsung dengan baik, lancar dan
teratur, maka para pemain dituntut harus menguasai unsur-unsur dasar permainan,
yaitu teknik dasar bermain bolavoli”.
(http://eprints.uns.ac.id/80/1/169692309201001201.pdf)
Teknik dasar bolavoli pada dasarnya merupakan suatu upaya seorang
pemain untuk memainkan bola berdasarkan peraturan dalam permainan bolavoli.
Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli Bachtiar dkk. (2010: 2.9) bahwa, “Teknik
dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai proses kegiatan jasmani atau
cara memainkan bola yang ditampilkan dalam bentuk gerakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan serta sesuai dengan peraturan yang
berlaku”.
Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan tersebut
dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang
dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
permainan bolavoli. Teknik dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas
jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai
peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Adapun macam-macam teknik dasar bolavoli menurut Menurut
Durrrwachter (1984: 5) teknik dasar bolavoli terdiri dari: “(1) Passing atas, (2)
Service (3) Passing bawah, (4) Smash, (5) blocking”. Sedangkan teknik dasar
bermain bolavoli menurut Suharno H.P. (1991) dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Teknik tanpa bola terdiri atas:
a) Sikap siap normal.
b) Pengambilan posisi yang tepat dan benar.
c) Langkah kaki gerak ke depan, ke belakang, ke samping kiri, ke
samping kanan.
d) Langkah kaki untuk awalan smash dan block.
e) Guling ke samping, ke belakang.
f) Gerak meluncur.
g) Gerak tipuan.
2) Teknik dengan bola terdiri atas :
a) Servis untuk penyajian bola pertama.
b) Pass bawah untuk passing dan umpan bertahan.
c) Pass atas berguna untuk umpan dan passing.
d) Umpan untuk menyajikan bola ke smasher.
e) Smash untuk menyerang/mematikan lawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
f) Block, pertahanan di net.
(http://eprints.uns.ac.id/80/1/169692309201001201.pdf)
Teknik dasar bermain bolavoli pada prinsipnya terdiri dua macam yaitu,
teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola berupa gerakan-
gerakan khusus yang mendukung teknik dengan bola, sedangkan teknik dengan
bola adalah cara memainkan bola dengan anggota badan secara efektif dan efisien
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Teknik tanpa bola dan teknik dengan bola
merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam bermain bolavoli.
Keterkaitan antara teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan kebutuhan
dalam permainan.
d. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bolavoli
Hal yang mendasar dan harus dikuasai agar dapat bermain bolavoli
adalah menguasai macam-macam teknik dasar bolavoli. Tanpa menguasai teknik
dasar bolavoli tidak mungkin bermain bolavoli yang optimal. Dalam hal ini
Munasifah (2010: 13) mengemukakan, “Dalam permaianan bolavoli kita harus
menguasai 3 masalah yang sangat penting sebagai berikut: (1) teknik penguasaan
bola, (2) teknik permainan, (3) taktik permainan”.
Untuk mencapai kemenangan bermain bolavoli harus menguasai teknik
dasar bolavoli dengan baik. Munasifah (2010: 26) menyatakan bahwa,
“Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsuryang
ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan
disamping unsur-unsur kondisi fisik”.
Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan unsur yang sangat
mendasar untuk mencapai prestasi bolavoli, selain faktor fisik, taktik dan mental.
Teknik dasar bolavoli merupakan faktor utama yang harus dikembangkan melalui
latihan yang baik dan teratur. Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli M. Yunus
(1992) menyatakan, “Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai
cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan
permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Menurut Soedarwo
dkk. (2000: 68) bahwa, “Teknik dasar bolavoli adalah proses melahirkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
keaktifan jasmani dan pembuktian praktek dengan sebaik mungkin untuk
menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga permainan bolavoli”.
Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan para
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar permainan bolavoli
merupakan suatu proses gerak tubuh yang dibuktikan dengan praktek yang
dilakukan dengan sebaik mungkin dalam arti efektif dan efisien untuk
menyelesaikan tugas yang pasti guna mencapai hasil yang baik dalam permainan
bolavoli. Teknik permainan bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang
menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan
peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Penguasaan teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting
dalam usaha mencapai prestasi yang optimal. Seorang pemain yang menguasai
teknik dasar bolavoli dengan baik akan mendukung penampilannya baik secara
individu maupun secara kolektif. M. Yunus (1992) menyatakan, “Seni dalam
permainan bolavoli terlihat dari pemain yang sudah menguasai teknik tinggi
hingga menyerupai akrobatik dengan pukulan-pukulan dan tipu muslihat yang
indah serta mempesona para penonton yang menyaksikannya”. Menurut A.
Sarumpaet dkk. (1992) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan
salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam
pertandingan. Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai
terlebih dahulu, agar dapat mengembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”.
Hal senada dikemukakan Soedarwo dkk. (2000: 6) menyatakan, “Penguasaan
teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut
menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di
samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”.
Sedangkan Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan menurut
Suharno H.P. (1981: 35) mengingat hal-hal sebagai berikut:
1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan
kesalahan teknik.
2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain,
sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan,
maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-
kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta
pukulan rangkap.
4) Permainan bolavoli adalah, waktu untuk memainkan bola sangat
sempurna sehingga akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan
teknik yang lebih besar.
5) Penguasaan teknik-teknik yang tinggi hanya memungkinkan kalau
penguasaan teknik dasar, teknik tinggi dalam bolavoli ini cukup
sempurna.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telak dikemukakan para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan teknik dasar bolavoli mempunyai
peran penting baik secara individual maupun secara kolektif dalam bermain
bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental. Dengan menguasai teknik
dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang pemain lebih baik, dan
secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya sutau tim dalam
pertandingan. Dan hal-hal yang harus dipahami dan dimengerti oleh setiap pemain
bolavoli adalah peraturan dasar permainan bolavoli, sehingga akan terhindar dari
kesalahan teknik. Sehinggga tidak terjadi kesalahan teknik yang dilakukan
seorang pemain, yang akan merugikan timnya dan menguntungkan pihak lawan.
4. Teknik Dasar Passing Bawah
a. Pengertian Passing Bawah
Prinsip passing bawah bolavoli merupakan upaya seorang pemain
bolavoli untuk memainkan bola dengan tujuan diumpan kepada teman seregunya
atau dimainkan dilapangan sendiri, Berkaitan dengan passing Menurut Bachtiar
dkk. (2007: 2.18) mengemukakan: “passing bawah merupakan elemen utama
untuk mempertahankan regu”.
Durwachter (1984: 53) meyatakan, “Dilihat dari segi teknik dan taktik,
passing bawah baru ada gunanya pada permainan di lapangan dengan ukuran yang
resmi, yaitu apabila pemain harus menerima bola service yang dipukul keras dan
mendatar, atau apabila harus menangkis pukulan smash”.
Berdasarkan batasan passing yang dikemukakan tersebut dapat
dirumuskan pengertian passing bawah adalah teknik dasar memainkan bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dengan menggunakan kedua tangan, yaitu perkenaan bola pada kedua lengan
bawah yang bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk
dimainkan dilapangan sendiri atau sebagai awal untuk melakukan serangan .
Passing bawah memiliki keuntungan yang lebih baik jika dibandingkan
dengan passing atas. Hal ini dapat dilihat dalam permainan, jika menerima servis
atau smash yang keras dan tajam mau tidak mau harus dengan passing bawah,
apabila dipaksakan menggunakan passing atas dapat menimbulkan cedera pada
jari-jari tangan akibat benturan yang sangat keras dari smash lawan. Selain itu
juga passing bawah jarang terjadi pukulan ganda.
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar cara dan posisi tangan saat
melakukan gerakan passing bawah sebagai berikut:
Gambar 4. Posisi Tangan dan Badan Saat Melakukan Passing Bawah.
(Roji, 2007: 18)
b. Teknik Passing Bawah
Teknik passing bawah merupakan rangkaian yang dikombinasikan secara
baik dan harmonis agar passing bawah yang dilakukan menjadi lebih baik dan
sempurna. Bachtiar, dkk (2007: 2.18-2.21) Proses pelaksanaan passing bawah
adalah sebagai berikut:
1) Sikap permulaan:
Ambilalah sikap siap normal dalam permainan bolavoli yaitu kedua kaki
ditekuk dengan badan dicondongkannke depan sedikit, berat badan
menumpu pada telapak kaki bagian dalam depan untuk mendapatkan
suatu keseimbangan labil untuk lebih mudah bergerak dengan cepat
kesegala arah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Gerakan pelaksanaan
Tempatkan badan segera sejauh jangkauaan bola, dengan posisi
sedemikian rupa sehingga badan dalam keadaan menghadap bola.
Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak pada
persendian bahu dengan siku benar-benar lurus. Pada saat mengayun,
tangan telah berpegangan. Perkenaan bola pada bagian proksimal dari
lengan pada bidang yang dibuat selebar mungkin saat lengan
membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan badan, ayunkan lengan
diangkat sampai lurus sejajar dengan lantai.
3) Gerakan lanjutan
Setelah ayunan mengenai bola, kaki belakang dilangkahkan ke depan
untuk mengambil posisi siap memainkan bola.
Suharno H.P. (1981: 35) Gambaran umum teknik dasar passing bawah
bolavoli, yaitu: “(1) Dua tangan: (a) Sikap normal, (b) guling ke samping, (c)
terjun ke depan (diving), (d) setengah guling ke belakang, (2) satu tangan”.
Menurut Soedarwo dkk. (2000) bahwa, “Kualitas passing bawah akan lebih baik,
bila didukung teknik passing bawah yang benar. Prinsip - prinsip gerakan passing
bawah terdiri dari (1) sikap permulaan, (2) sikap perkenaan, dan (3) sikap akhir“.
Teknik pelaksanaan passing bawah di uraikan sebagai berikut:
1) Sikap permulaan:
Ambil posisi sikap siap normal pada saat tangan akan dikenakan pada
bola, segera tangan dan lengan dalam keadaan terjulur kebawah depan
lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul
yang selalu lurus keadaannya.
2) Sikap perkenaannya:
Pada saat akan mengenakan bola pada bagian sebelah atas (bagian
proximal) dari pada pergelangan tangan , ambilah terlebih dahulu posisi
yang sedemikian hingga badan menghadap bola. Begitu bola berada
pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus
dan difikir dari arah bawah keatas depan.
3) Sikap akhir:
Setelah bola berhasil di pass bawah , maka segera diikuti pengambilan
sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat
untuk menyesuaikan dengan keadaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan passing bawah sebagai
berikut:
Gambar 5. Teknik Passing Bawah.
(Bactiar, dkk. 2007: 2.20)
5. Pembelajaran Passing Bawah dengan Media Gambar Bergerak
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah dengan Media Gambar
Bergerak
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran passing bawah dengan media
gambar bergerak. Disini peran guru tidak terlalu banyak dibandingkan dengan
metode tanpa media gambar bergerak pada umumnya, karena sebagian banyak
telah terwakili dengan adanya media gambar bergerak. Tugas siswa adalah
memperhatikan gerakan-gerakan dan sedikit pengarahan dari guru yang telah
disajikan dalam media tersebut. Kemudian setelah selesai siswa kembali
memperaktikan proses pembelajaran yang telah disajikan dalam media gambar
bergerak.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Bawah dengan Media
Gambar Bergerak
Mengajar dengan media gambar bergerak merupakan bentuk
pembelajaran yang menekankan pada kemampuan pandangan peserta didik.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, mengajar passing bawah dengan
menggunakan media gambar bergerak dapat diidentifikasi kelebihan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kelemahannya. Kelebihan pembelajaran passing bawah dengan media gambar
bergerak antara lain:
1) Mempermudah bagi guru dalam penyampaian materi, karena sebagian banyak
telah terwakili dengan media gambar bergerak tersebut.
2) Guru dapat memberikan contoh gerakan passing bawah dengan benar serta
gerakannya dapat diulang-ulang dan sama persis, dengan cara memutar ulang
kembali gerakan-gerakan dalam video tersebut.
3) Siswa dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara
cepat dalam pelaksanaan passing bawah. Dengan demikian siswa lebih mudah
dalam mengamati gerakan.
4) Proses pembelajaran akan lebih rapi, karena sebelumnya siswa telah paham
apa yang harus dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, karena
siswa mengetahui secara runtut langkah-langkah pembelajaran.
5) Dapat meningkatkan motivasi intrinsik belajar siswa, dengan pembelajaran
dan video yang disajikan yang sebelumnya belum pernah digunakan dalam
proses pembelajaran.
Kelemahan pembelajaran passing bawah dengan media gambar bergerak
antara lain:
1) Dibutuhkan kemampuan guru yang memadai dalam pemahaman pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.
2) Dibutuhkan waktu ekstra dalam mempersiapakan sarana dan prasarana materi
pembelajaran.
3) Alat yang dibutuhkan lebih banyak dan mahal dibandingkan dengan
pembelajaran biasanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat diajukan pokok-pokok kerangka pemikiran sebagai
berikut:
1. Manfaat Media Pembelajaran Gambar Bergerak
Manfaat utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru. Menurut Dale dalam buku media bimbingan konseling M.
Nursalim dan Mustaji (2010:8-9) mengemukakan bahwa, “Bahan-bahan Audio-
visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam
proses pembelajaran”. Hubungan guru dan siswa tetap merupakan elemen paling
penting dalam sistem pendidikan modern atau pembelajaran dengan pemanfaatan
teknologi. Dalam pembelajaran guru harus selalu hadir dalam penyajian materi
pembelajaran.mengacu pada tujuan dari belajar itu sendiri. Seperti yang
dikemukakan Anurrahman (2011: 35-37) menunjukkan beberapa ciri umum
kegiatan belajar sebagai berikut; “(1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada
diri seseorang yang disadari atau disengaja. (2) Belajar merupakan interaksi
individu dengan lingkungannya. (3) Hasil belajar ditandai dengan tingkah laku”.
Media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. Sudjana & Rivai (1992) dalam bukunya Ahzar Arsyad (2011: 24)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar.
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya untuk menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata dari guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada
setiap jam pelajaran.
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian dari guru sebab tidak hanya mendegarkan, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan
memerankan, dan lain-lain.
Oemar Hamalik (1986: 103) manfaat media pembelajaran gambar hidup
(gambar bergerak):
a) Gambar hidup adalah media yang baik guna memperlengkapi
pengalaman-pengalaman dasar bagi kelas untuk membaca, diskusi,
konstruksi dan kegiatan belajar lainnya. Gambar hidup adalah sebagai
alat pengganti, tetapi anak-anak merasa turut serta di dalamnya, karena ia
menidentifikasikan dirinya ke dalam karakter film tersebut.
b) Gambar hidup memberikan penyajian ysng lebih baik tak terikat pada
abilitet intelektuil. Baik anak-anak yang bodoh maupun anak-anak yang
pandai akan merasakan manfaat dari padanya, walaupun tingkatannya
berbeda.
c) Mengandung banyak keuntungan ditinjau dari segi pendidikan, antara
lain mengikat perhatian anak-anak, dan terjadi berbagai assosiasi dalam
jiwanya.
d) Mengatasi pembatasan-pembatasan dalam jarak dan waktu. Melalui film,
hal-hal yang terlalu kecil, terlalu lambat, dapat diamati dengan
penglihatan mata.
e) Film mempertunjukkan suatu subyek dengan perbuatan. Film dapat
mendemonstrasikan berbagai hal yang tak mungkin dialami secara
langsung; misal: jatuhnya bom di Hirozima, kekejaman Nazi Jerman dan
sebagainya.
Oemar Hamalik (1986: 103-14) kelebihan media pembelajaran gambar
hidup (gambar bergerak):
a) Melengkapi semua batas-batas waktu.
b) Mencapai kelompok.
c) Dapat diulang.
d) Dapat dibagi-bagi.
e) Lebih realistis.
f) Mendorong motivasi.
g) Melengkapi catatan terhadap peristiwa-peristiwa.
h) Memberikan prespektif.
i) Menghidupkan kegiatan-kegiatan.
j) Mempergunakan kehlian dalam menyampaikan suatu ceritera.
k) Memperjelas hal-hal yang abstrak.
l) Mengatasi rintangan-rintangan bahasa.
m) Bebas dari pembatasan penglihatan mata.
n) Mempengaruhi sikap.
o) Melengkapi pengalaman-pengalaman dasar yang umum.
p) Memperkembangkan appresiasi.
q) Menunjukkan sebab dan akibat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
r) Menunjukkan kontinuitas dalam perkembangan.
s) Melengkapi idee-idee yang keliru.
t) Melengkapi lingkungan dan alam.
u) Melengkapi universalitas dalam pengumpulan isi pelajaran.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, film atau gambar hidup
(gambar bergerak) besar manfaatnya bagi pendidikan di sekolah. Karena itu perlu
digunakan dengan melalui prosedur kerja. Pada hakekatnya media gambar
bergerak dapat juga dibuat oleh sekolah apabila telah mampu dan karena itu kita
perlu juga mengenal bagaimana teknik membuat media pembelajaran gambar
bergerak.
2. Kelebihan Pembelajaran Passing Bawah dengan Media Gambar
Bergerak
Mengajar dengan media gambar bergerak merupakan bentuk
pembelajaran yang menekankan pada kemampuan pandangan peserta didik.
Berdasarkan hal tersebut mengajar dengan menggunakan media gambar bergerak
dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran
passing bawah dengan media gambar bergerak antara lain:
a) Mempermudah bagi guru dalam penyampaian materi.
b) Guru dapat memberikan contoh gerakan passing bawah dengan benar dan
gerakannya akan sama persis.
c) Siswa dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara
cepat dalam pelaksanaan passing bawah.
d) Proses pembelajaran akan lebih rapi.
e) Dapat meningkatkan motivasi intrinsik belajar siswa, dengan pembelajaran
dan video yang disajikan yang sebelumnya belum pernah digunakan dalam
proses pembelajaran.
Dengan manfat dan kelebihan penggunaan media gambar bergerak di
atas dapat kita simpulkan bahwa, dengan penggunaan media gambar bergerak
dapat berpengaruh positif terhadap pembelajaran passing bawah siswa tersebut,
dan hasilnya dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar passing bawah
bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran gambar bergerak
terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa putra kelas VIII MTs
Negeri Mantingan tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Mantingan Ngawi.
Alamat Jl. Raya Mantingan- Sine Km.02 dengan menggunakan prasarana ruang
multimedia dan lapangan bolavoli.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari 2011 dan selesai
penyusunan pada bulan Juni 2011. Penelitian dilaksanakan 8 kali Pertemuan
dengan dua kali pembelajaran dalam satu minggu. Alokasi waktu pembelajaran
dari bulan Mei – Juni 2011. Dan proses pembelajaran dimulai dari jam 14.00 WIB
sampai dengan jam 15.30 WIB.
B. Subyek Penelitian
Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra
kelas VIII MTs Negeri Mantingan tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 80 siswa
yang terbagi menjadi lima kelas.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui satu instrumen tes, yaitu
Brumbach forearms pass wall-volley test Borrevik (1969) dalam buku Cox H.
Ricard (1980: 101), yaitu tes passing bawah yang dilakukan dengan memantulkan
bola ke dinding selama satu menit. Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Langkah- langkah teknik pengumpulan data penelitian dapat dilihat dari
skema berikut:
Gambar 6: Skema Langkah-Langkah Teknik Pengumpulan Data.
Seluruh siswa Putra
Kelas VIII 80 siswa
Yang disediakan dari
sekolah
Pre-test
Skor Pre-test dan
post-test
Post-test
Treatment/ perlakuan
Analisis Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
D. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
experiment atau disebut juga eksperimen semu dengan menggunakan rancangan
pre-test and post-test group. Suharsimi Arikunto (2006: 85). Dari pendapat
tersebut dikatakan bahwa pre-test and post-test group adalah sebuah desain
penelitian eksperimen di mana satu kelompok tersebut dilakukan sebuah
observasi sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Tes yang dilakukan
sebelum eksperimen disebut pre-test, dan tes sesudah eksperimen yang nantinya
dianggap sebagi efek dari perlakuan disebut post-test.
Gambar 7. Rancangan Penelitian Pre-Test And Post-Test Group.
Keterangan :
O1 = Tes awal/ Pre-test kemampuan passing bawah bolavoli.
X = Treatment/ Pembelajaran menggunakan media gambar bergerak.
O2 = Tes akhir/ Post-test kemampuan passing bawah bolavoli.
1. Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, penelitian ini terdiri dua variabel.
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas:
a. Variabel Independen
Variabel perlakuan yang dimaksud adalah penggunaan media
pembelajaran gambar bergerak.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar passing
bawah.
O1 X O2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
kemampuan passing bawah yang diambil berdistribusi normal. Langkah
pengujian dengan SPSS 16 adalah: (a) Analyze→Nonparametric tests→1-Sample
KS, (b) masukkan variabel X dan Y ke Test variable list, (c) Option: pilih
Descriptives lalu Continue, (d) Test Distribution→Normality lalu OK.
Dalam penelitian ini mengunakan metode kolmogorov smirnov test
dengan menggunakan SPSS 16.
Dalam uji normalitas data penelitian ini diajukan hipotesis sebagai
berikut:
- H0 = data sampel berdistribusi normal.
- H1 = data sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria :
- Jika nilai probabilitas atau nilai sig. > α, maka H0 diterima.
- Jika nilai probabilitas atau nilai sig. < α, maka H0 ditolak
2. Uji Perbedaan
Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan
menggunakan rumus:
t =
t = Nilai t hitung
Md = Rata-rata dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test
xd = Perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N = Banyaknya subjek
df = atau db adalah N-1
Md
∑x²d N(N-1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Perhitungan persentase media pembelajaran gambar bergerak terhadap
peningkatan hasil belajar passing bawah bolavoli dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Persentase peningkatan = pretestMean
differentMeanx 100%
Mean Different = Mean Post-test – Mean Pre-test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini menyajikan data pretest dan posttest akhir kemampuan
pasing bawah bolavoli siswa putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan Kabupaten
Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011 disajikan sebagai berikut:
Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir.
Tes N Mean SD
Awal 80 14,84 8,21
Akhir 80 21,33 9,32
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan atau
pre-test memiliki rata-rata 14,84 dengan standar deviasi 8,21 sedangkan setelah
mendapat perlakuan atau post-test memiliki rata-rata 21,33, standar deviasi yaitu
9,32.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan uji terhadap distribusi
data untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Uji normalitas
data dalam penelitian ini menggunakan metode kolmogorov smirnov test dengan
menggunakan SPSS 16.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Adapun hasil t-test untuk mengetahui peningkatannya disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Normalitas.
Dalam uji normalitas data penelitian ini diajukan hipotesis sebagai
berikut:
- H0 = data sampel berdistribusi normal.
- H1 = data sampel tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujian:
- Jika nilai probabilitas atau nilai sig. > α, maka H0 diterima.
- Jika nilai probabilitas atau nilai sig. < α, maka H0 ditolak.
Interpretasi:
Hasil pengujian normalitas data pada kelompok eksperimen pada hasil
pretes sebesar 0,835 dengan signifikansi sebesar 0,488 dan hasil posttest sebesar
0,743 dengan signifikansi sebesar 0,640. Nilai probabilitas atau asymp sig. (2-
tailed) untuk kedua tes tersebut > ½ α (0,025) karena itu H0 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen berdistribusi
normal. Jadi, syarat normalitas data eksperimen dapat terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Uji Perbedaan
Untuk membuktikan apakah perlakuan yang diberikan berpengaruh maka
dihitung perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan. Perbedaan tersebut
dihitung dengan t-test. Setelah dilakukan pengolahan data Adapun hasil t-test
untuk mengetahui peningkatannya disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.Rangkuman Hasil T-Test Antara Tes Awal dan Tes akhir.
Tes N Thitung t t5%
Awal
80 30,08 2,000
Akhir
Dalam uji perbedaan data penelitian ini diajukan hipotesis sebagai
berikut:
- Ho = Tidak ada pengaruh penggunaan media pembelajaran gambar
bergerak berpengaruh terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada
siswa putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan tahun pelajaran
2010/2011.
- H0 = Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran gambar bergerak
berpengaruh terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa
putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan tahun pelajaran 2010/2011.
- H1 = Tidak pengaruh penggunaan media pembelajaran gambar bergerak
berpengaruh terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa
putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan tahun pelajaran 2010/2011.
Kriteria pengujian:
- Jika nilai thitung > t tabel , maka H0 diterima.
- Jika nilai thitung < t tabel , maka H0 ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir dapat
diketahui bahwa derajat kebebasan 79 (N – 1 = 80 - 1) pada taraf signifikan
5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.000, sedangkan nilai thitung sebesar 30,08.
Berarti thitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian
antara tes awal dan tes akhir terdapat perbedaan yang signifikan.
Tabel 4. Deskripsi Data Perbedaan Mean Pre-Test dan Post-Test.
Tes N Mean Md
Awal 80 14,84
6,49
Akhir 80 21,33
Berdasarkan deskripsi data di atas, Berarti bahwa setelah mendapat
perlakuan kemampuan passing bawah bolavoli siswa putra kelas VIII MTs Negeri
Mantingan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011 meningkat secara
signifikan. Dengan nilai Md 6,49 dan Mean pre-test 14,84 jadi prosentase
peningkatan 43,73%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan
interpretasinya. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode t-
test.
Hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut: “Media
pembelajaran gambar bergerak berpengaruh terhadap hasil belajar passing bawah
bolavoli pada siswa putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan tahun pelajaran
2010/2011”.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t tabel sebesar
2.000, sedangkan nilai thitung sebesar 30,08. Berarti thitung lebih besar dari t tabel
maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara tes awal dan tes akhir
terdapat perbedaan yang signifikan. Berarti bahwa setelah mendapat perlakuan,
kemampuan passing bawah bolavoli siswa putra kelas VIII MTs Negeri
Mantingan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011 meningkat secara
signifikan.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan interpretasi lebih lanjut,
terutama mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.
Pembahasannya sebatas dalam pengertian evaluasi dan belum ke arah verifikasi
suatu teori, karena itu pembahasannya lebih cenderung kedeskripsi empiris.
Pengunaan media pembelajaran gambar bergerak berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar kemampuan passing bawah bolavoli pada siswa putra
kelas VIII MTs Negeri Mantingan tahun pelajaran 2010/2011.
Media Pembelajaran gambar bergerak merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
Pengunaan media pembelajaran gambar bergerak berpengaruh terhadap
hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa putra kelas VIII MTs Negeri
Mantingan tahun pelajaran 2010/201, dengan nilai perhitungan thitung sebesar
30,08 dan ttabel sebesar 2,000 pada taraf signifikasi 5%,. Berarti thitung lebih besar
dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara tes awal dan tes
akhir terdapat perbedaan yang signifikan, yaitu dengan prosentase peningkatan
sebesar 43,73%.
B. Implikasi
Dari kesimpulan di atas dapat diimplikasikan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan passing bawah pada siswa putra kelas VIII MTs Negeri Mantingan
tahun pelajaran 2010/2011 dapat menggunakan media pembelajaran gambar
bergerak dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran gambar
bergerak memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk meningkatkan
kemampuan passing bawah bolavoli. Dan penggunaan media pembelajaran
gambar bergerak tidak hanya dapat diterapkan atau digunakan pada mata
pelajaran penjas, tetapi dapat juga diterapkan pada mata pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam meningkatkan pembelajaran passing bawah bolavoli, hendaknya guru
dapat menerapkan penggunaan media-media pembelajaran yang baik dan
menarik dalam proses pembelajaran, salah satunya yaitu media pembelajaran
gambar bergerak yang telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan passing
bawah bolavoli siswa.
2. Media pembelajaran gambar bergerak diharapkan bisa diterapkan pada mata
pelajaran yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin, dkk. 2004. Azas dan Falsafah Penjaskes. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Arief S.Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono dan Rahardjito. 2010. Media
Pendidikan.Jakarta: Rajawali Pers.
Andi Suhendro. 2007. Dasar- Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bachtiar, dkk. 2007. Permainan Bola Besar II Bolavoli dan Bola Tangan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Cox H. Richard. 1980. Teaching Volleyball. United States of America: Burgess
Publishing Company.
Durrwachter. 1984. Bolavoli Belajar dan Berlatih Sambil Bermain. Jakarta: PT.
Gramedia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli diakses 25 November 2011
http://eprints.uny.ac.id/473/1/studi_tentang_perbandingan_jasmani.pdf/diakses 24 November 2011
Jonathan Sarwono. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13
Yogyakarta: C.V Andi Ofset.
M. Nursalim, Mustaji. 2010. Media Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unessa
University Press.
Muhammad Muhyi Faruq 2009. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui
Permainan dan Olahraga Bolavoli. Surabaya: Grasindo.
Munasifah. 2010. Bermain Bolavoli. Semarang: Aneka Ilmu.
Mustakim. 2008. Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/05/peningkatan-mutu
pembelajaran-di-sekolah/di akses 25 November2011
Nurhasan. 2007. Penilaian Pembelajaran Penjas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Oemar Oemar Hamalik. 1986. Media Pendidik. Bandung: Alumni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
PBVSI. 2005. Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta: Pengurus Pusat PBVSI.
Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia.
Sejathi. 2011. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108420-manfaat-penggunaan-media-pembelajaran/diakses 24 September 2011
Soedarwo, Soeyati, Sunardi. 2000. Teknik dan Praktek Bolavoli II. Surakarta :
UNS Press.
Suharno H.P. (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Toho Cholik M. dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV.
Maulana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Lampiran 1: Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Bolavoli
Brumbach forearms pass wall-volley test dari Borrevik (1969), yaitu tes
bola passing bawah yang dilakukan dengan memantulkan bola ke dinding selama
satu menit.
b. Tujuan :
Untuk mengukur kemampuan dan ketepatan melakukan pass bawah
dengan memvoli ke dinding.
c. Alat yang digunakan :
Dinding yang rata.
Garis sasaran selebar 1,52 m.
Tinggi 2,44 m.
Jarak dinding dengan peserta 1 m.
stop watch
bolavoli
blangko penilaian dan alat-alat tulis
d. Petunjuk pelaksanaan :
Peserta dengan bolavoli di tangan siap menghadap ke dinding sasaran
Setelah ada aba-aba “ya” dari petugas bola dilambungkan ke dinding
sasaran
Bola dipantul- pantulkan dengan menggunakan passing bawah
sebanyak- banyaknya dalam waktu satu menit.
e. Cara menskor (menghitung) :
Peserta melakukan tiga kali percobaan
nilai setiap percobaan adalah jumlah passing yang syah sesuai dengan
peraturan dan masuk ke daerah sasaran
Jika bola mengenai garis dianggap masuk (sah).
skor akhir adalah rata-rata dari dua kali percobaan yang terbaik.
f. Tidak diberi angka (nilai) :
1. Bola ditangkap atau tidak dikuasai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2. Bola menyentuh lantai
3. Lemparan-lemparan tidak dihitung
4. Lapangan
Lapangan Brumbach forearms pass wall-volley test
(Borrevik, 1969)
1 m
2,44 m 1,52 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
Lampiran 2 : Program Pembelajaran Passing Bawah dengan Menggunakan Media Pembelajaran Gambar Bergerak
Pertemuan Materi Tujuan Pembelajaran Sarana & Prasaran Waktu
Pree test/ Tes awal Mengetahui kemampuan awal passing bawah
bolavoli
Bolavoli
Dinding
Lakban
Blangko penilaian
Alat tulis
Stop watch
Hand Tally
Counter
I
II
Materi di ruangan,
penjelasan passing
bawah bolavoli dan
Penjelasan teknik
passing bawah
bolavoli
Lempar tangkap bola
dengan posisi- posisi
passing bawah.
Siswa mengetahui yang dimaksud dengan
passing bawah, Siswa memahami teknik passing
bawah bolavoli
Siswa mampu melakukan lempar tangkap bola
dengan posisi- posisi passing bawah
LCD
Laptop
Speaker
Ruangan
Lapangan
Bolavoli
Peluit
Materi ruangan 15’
Pemanasan 10’
Inti 50’
Penenangan 5’
III Materi di ruangan
Lempar passing
bawah berpasangan
Siswa mengetahui yang dimaksud dengan
passing bawah.
LCD
Laptop
Speaker
Materi ruangan 15’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
IV secara bergantian.
Passing bawah
berpasangan.
Siswa mampu lempar passing secara bergantian
Siswa mampu passing bawah berpasangan
Ruangan
Lapangan
Bolavoli
Peluit
Pemanasan 10’
Inti 50’
Penenangan 5’
V
VI
Materi di ruangan
Latihan kombinasi
passing bawah
berkelompok
Siswa mengetahui yang dimaksud dengan
latihan kombinasi passing bawah berkelompok.
Siswa mampu melakukan kombinasi passing
bawah berkelompok.
LCD
Laptop
Speaker
Ruangan
Lapangan
Bolavoli
Peluit
Materi ruangan 15’
Pemanasan 10’
Inti 50’
Penenangan 5’
VII
VIII
Materi di ruangan
Passing bawah
vertikal keatas
Passing bawah
dengan memantulkan
bola bebas ke
dinding
Siswa mengetahui yang dimaksud dengan
passing bawah, vertikal ke atas dan passing
bawah, dengan memantulkan bola bebas ke
dinding.
Siswa mampu melakukan passing bawah
vertikal ke atas.
Siswa mampu melakukan passing bawah
derngan memantulkan bola bebas ke dinding
LCD
Laptop
Speaker
Ruangan
Lapangan
Bolavoli
Peluit
Materi ruangan 15’
Pemanasan 10’
Inti 50’
Penenangan 5’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Posttes/ Tes akhir Mengetahui kemampuan passing bawah bolavoli
setelah dilakukan treatment
Bolavoli
Dinding
Lakban
Blangko penilaian
Alat tulis
Stop watch
Hand Tally
Counter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Lampiran 3: Rekapitulasi Data Pre-Test
REKAPITULASI PENILAIAN PRE-TEST
BRUMBACH FOREAMS PASS WALLL-VOLLEY TEST
NO NAMA TES NILAI I II III
1 AHMAD HADI THORIQ M 16 17 15 17
2 ANANG SETYO NUGROHO 22 29 31 30
3 FAJRIN ALI MUBAROK 14 15 13 15
4 FARIED EFFENDI SURONO 37 38 34 38
5 IKHSAN NUR HAFIZH 22 23 21 23
6 IRVAN FAUZI 17 14 21 19
7 M. BARRU ROUFURROHIM 14 12 14 14
8 MUHAMMAD SAIFUDIN 20 16 18 19
9 MUKTI ARI WIBOWO 15 14 13 15
10 NANANG MUZZAMMIL HASAN 14 16 20 18
11 RIZKY AGUNG PUTRO LAKSONO 11 11 13 12
12 WASINGUL MAULA 9 8 12 11
13 ALI IMRON IRSADI 8 7 8 8
14 ARIF WICAKSONO 7 9 9 9
15 AGUNG TRI WIBOWO 8 10 8 9
16 DEDI ASWORO 5 5 7 6
17 EVENDI PURNOMO 21 18 19 20
18 HARI CAHYONO 15 15 15 15
19 MOHAMMAD NAFIS 9 8 12 11
20 MUHAMMAD TAUFIK 12 12 14 13
21 NUGROHO PUTRO MARDIYANTO 26 28 28 28
22 NUR ROHMAN 25 23 25 25
23 RACHMAD NUR SHOLIKHIN 19 19 18 19
24 RIZAL DANU AGUSTA 12 10 9 11
25 RUSWANTO 3 3 5 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
26 SOLIKH AJI MUKTI 18 22 15 20
27 TRISUSILO WIDODO 6 6 5 6
28 WADI TRIANTO 17 20 20 20
29 WAHYU TRI SUTRISNO 18 20 22 21
30 AAN SIROTJUL ABAS 10 10 7 10
31 AHMAD RIZAL 3 4 4 4
32 ANDRI SISWANTO 32 30 33 33
33 BILLY SANJAYA 17 17 16 17
34 EKA YOGI SAPUTRA 3 4 4 4
35 FAJAR KURNIAWAN 6 6 5 6
36 ILYAS IBNU PRAMUJA 3 5 5 5
37 KHOLIS WIDODO 23 21 20 22
38 MADYA BUDI KUSUMA 6 5 4 6
39 MUHAMMAD KHOLIL 114 13 14 14
40 MUHAMMAD SAMSUL MA'ARIF 18 19 19 19
41 NUR ARIF FUDIN 31 30 31 31
42 PURWANTO 23 20 22 23
43 ROHMAD MUSNINDAR 24 24 22 24
44 ROHMAD ZAINUDIN 14 14 17 16
45 SYAHRIL SANJAYA 18 16 16 17
46 AAN BAHTIAR 5 7 4 6
47 ANGGIT SUMARIANTO 8 10 10 10
48 ARIF WIBOWO 18 19 18 19
49 BAGAS SARIFQI 7 7 7 7
50 DODIK 17 19 17 18
51 DONI FLAS GORDON 26 25 31 29
52 ILHAM BUDIMAN 11 11 10 11
53 ILHAM MAULANA 4 6 4 5
54 KHOIRIL BASHORI 14 12 12 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
55 MA'RUFAN HAQIQI 14 19 14 17
56 MUHAMAD YUSUF 4 4 3 4
57 MURIN HIDAYAT 3 5 5 5
58 NUR KHOLIS 13 11 12 13
59 SONI IHWANTO 16 19 18 19
60 TRI SISWANTO 18 21 18 20
61 VIKRI AZIZ NOUR IRFAN 11 11 9 11
62 AKROM AKHSANI 4 6 4 5
63 M. NURUL ANWAR 5 5 5 5
64 AGUNG PRASETYO 7 7 6 7
65 AGUS SUPRIYANTO 15 17 20 19
66 AHMAD WALID EKO ISWANTO 3 4 4 4
67 EKO BUDI PURNOMO 4 6 8 7
68 FATCHU FATONI 17 19 23 21
69 KHOIRIN MUSTOFA 18 14 20 19
70 KRISNANTORO 13 16 17 17
71 MIFTAKHUL HUDA 8 12 10 11
72 MUHAMMAD FUAD KHALWANI 9 13 12 13
73 MULYADI 4 5 5 5
74 NURDIANTO 20 29 29 29
75 NUROCHIM 12 12 14 13
76 SAHRUL FITRIYANTO 3 4 6 5
77 SLAMET ISKANDAR APRIANTO 17 17 19 18
78 WARSITO 35 36 35 36
79 MAHFUD 10 12 14 13
80 SUGIATNO
3 6 6 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Lampiran 4: Rekapitulasi Data Post-Test
REKAPITULASI PENILAIAN POS-TEST
BRUMBACH FOREAMS PASS WALLL-VOLLEY TEST
NO NAMA TES
NILAI I II III
1 AHMAD HADI THORIQ M 19 15 26 23
2 ANANG SETYO NUGROHO 36 32 38 37
3 FAJRIN ALI MUBAROK 19 16 23 21
4 FARIED EFFENDI SURONO 40 43 45 44
5 IKHSAN NUR HAFIZH 31 33 35 34
6 IRVAN FAUZI 22 22 26 24
7 M. BARRU ROUFURROHIM 17 18 22 20
8 MUHAMMAD SAIFUDIN 23 25 27 26
9 MUKTI ARI WIBOWO 22 21 20 22
10 NANANG MUZZAMMIL HASAN 21 24 23 24
11 RIZKY AGUNG PUTRO LAKSONO 15 17 19 18
12 WASINGUL MAULA 13 14 17 16
13 ALI IMRON IRSADI 15 15 14 15
14 ARIF WICAKSONO 12 13 11 13
15 AGUNG TRI WIBOWO 12 10 18 15
16 DEDI ASWORO 12 11 12 12
17 EVENDI PURNOMO 25 20 26 26
18 HARI CAHYONO 18 20 24 22
19 MOHAMMAD NAFIS 15 16 18 17
20 MUHAMMAD TAUFIK 9 12 14 19
21 NUGROHO PUTRO MARDIYANTO 30 36 34 35
22 NUR ROHMAN 32 31 37 35
23 RACHMAD NUR SHOLIKHIN 23 25 27 26
24 RIZAL DANU AGUSTA 15 17 17 17
25 RUSWANTO 4 6 8 7
26 SOLIKH AJI MUKTI 21 27 27 27
27 TRISUSILO WIDODO 13 11 13 13
28 WADI TRIANTO 24 26 27 27
29 WAHYU TRI SUTRISNO 29 32 34 33
30 AAN SIROTJUL ABAS 10 12 18 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
31 AHMAD RIZAL 7 6 6 7
32 ANDRI SISWANTO 37 33 42 40
33 BILLY SANJAYA 17 20 25 23
34 EKA YOGI SAPUTRA 8 6 7 8
35 FAJAR KURNIAWAN 7 10 15 13
36 ILYAS IBNU PRAMUJA 5 6 12 9
37 KHOLIS WIDODO 31 33 35 34
38 MADYA BUDI KUSUMA 8 9 7 9
39 MUHAMMAD KHOLIL 15 18 23 21
40 MUHAMMAD SAMSUL MA'ARIF 21 20 27 24
41 NUR ARIF FUDIN 35 37 39 38
42 PURWANTO 32 33 34 34
43 ROHMAD MUSNINDAR 29 31 37 34
44 ROHMAD ZAINUDIN 22 23 23 23
45 SYAHRIL SANJAYA 18 21 25 23
46 AAN BAHTIAR 16 11 12 14
47 ANGGIT SUMARIANTO 10 12 18 15
48 ARIF WIBOWO 23 27 25 26
49 BAGAS SARIFQI 11 11 17 14
50 DODIK 23 26 22 24
51 DONI FLAS GORDON 26 25 31 36
52 ILHAM BUDIMAN 15 19 16 18
53 ILHAM MAULANA 5 8 11 9
54 KHOIRIL BASHORI 17 19 19 19
55 MA'RUFAN HAQIQI 20 22 24 23
56 MUHAMAD YUSUF 3 5 7 6
57 MURIN HIDAYAT 6 8 12 10
58 NUR KHOLIS 15 14 23 19
59 SONI IHWANTO 18 19 18 25
60 TRI SISWANTO 16 21 18 28
61 VIKRI AZIZ NOUR IRFAN 11 11 10 18
62 AKROM AKHSANI 6 8 12 10
63 M. NURUL ANWAR 9 13 8 11
64 AGUNG PRASETYO 14 14 13 14
65 AGUS SUPRIYANTO 20 21 28 25
66 AHMAD WALID EKO ISWANTO 5 5 6 6
67 EKO BUDI PURNOMO 11 12 16 14
68 FATCHU FATONI 27 30 36 33
69 KHOIRIN MUSTOFA 23 22 29 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
70 KRISNANTORO 18 16 27 23
71 MIFTAKHUL HUDA 17 17 19 18
72 MUHAMMAD FUAD KHALWANI 17 18 22 20
73 MULYADI 9 11 11 11
74 NURDIANTO 33 34 39 37
75 NUROCHIM 17 14 23 20
76 SAHRUL FITRIYANTO 9 10 13 12
77 SLAMET ISKANDAR APRIANTO 13 17 19 24
78 WARSITO 35 39 47 43
79 MAHFUD 18 22 15 20
80 SUGIATNO 9 10 14 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Lampiran 5: Dokumentasi
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Pre-test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Kegiatan materi ruangan
Ruang penyampaian materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Kegiatan lempar tangkap bola posisi kaki passing bawah
Kegiatan lempar tangkap dan passing bawah berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kegiatan lempar tangkat dipantulkan ke dinding
Kegiatan passing dipantulkan ke dinding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Kegiatan pos-test
Madrasah dan Tim penguji
pre-test, post-test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Lampiran 6: Data yang Dianalisis dengan SPSS 16
NO NAMA PRE-TEST POS-TEST
1 AHMAD HADI THORIQ M 17 23
2 ANANG SETYO NUGROHO 30 37
3 FAJRIN ALI MUBAROK 15 21
4 FARIED EFFENDI SURONO 38 44
5 IKHSAN NUR HAFIZH 23 34
6 IRVAN FAUZI 19 24
7 M. BARRU ROUFURROHIM 14 20
8 MUHAMMAD SAIFUDIN 19 26
9 MUKTI ARI WIBOWO 15 22
10 NANANG MUZZAMMIL HASAN 18 24
11 RIZKY AGUNG PUTRO LAKSONO 12 18
12 WASINGUL MAULA 11 16
13 ALI IMRON IRSADI 8 15
14 ARIF WICAKSONO 9 13
15 AGUNG TRI WIBOWO 9 15
16 DEDI ASWORO 6 12
17 EVENDI PURNOMO 20 26
18 HARI CAHYONO 15 22
19 MOHAMMAD NAFIS 11 17
20 MUHAMMAD TAUFIK 13 19
21 NUGROHO PUTRO MARDIYANTO 28 35
22 NUR ROHMAN 25 35
23 RACHMAD NUR SHOLIKHIN 19 26
24 RIZAL DANU AGUSTA 11 17
25 RUSWANTO 4 7
26 SOLIKH AJI MUKTI 20 27
27 TRISUSILO WIDODO 6 13
28 WADI TRIANTO 20 27
29 WAHYU TRI SUTRISNO 21 33
30 AAN SIROTJUL ABAS 10 15
31 AHMAD RIZAL 4 7
32 ANDRI SISWANTO 33 40
33 BILLY SANJAYA 17 23
34 EKA YOGI SAPUTRA 4 8
35 FAJAR KURNIAWAN 6 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
36 ILYAS IBNU PRAMUJA 5 9
37 KHOLIS WIDODO 22 34
38 MADYA BUDI KUSUMA 6 9
39 MUHAMMAD KHOLIL 14 21
40 MUHAMMAD SAMSUL MA'ARIF 19 24
41 NUR ARIF FUDIN 31 38
42 PURWANTO 23 34
43 ROHMAD MUSNINDAR 24 34
44 ROHMAD ZAINUDIN 16 23
45 SYAHRIL SANJAYA 17 23
46 AAN BAHTIAR 6 14
47 ANGGIT SUMARIANTO 10 15
48 ARIF WIBOWO 19 26
49 BAGAS SARIFQI 7 14
50 DODIK 18 24
51 DONI FLAS GORDON 29 36
52 ILHAM BUDIMAN 11 18
53 ILHAM MAULANA 5 9
54 KHOIRIL BASHORI 13 19
55 MA'RUFAN HAQIQI 17 23
56 MUHAMAD YUSUF 4 6
57 MURIN HIDAYAT 5 10
58 NUR KHOLIS 13 19
59 SONI IHWANTO 19 25
60 TRI SISWANTO 20 28
61 VIKRI AZIZ NOUR IRFAN 11 18
62 AKROM AKHSANI 5 10
63 M. NURUL ANWAR 5 11
64 AGUNG PRASETYO 7 14
65 AGUS SUPRIYANTO 19 25
66 AHMAD WALID EKO ISWANTO 4 6
67 EKO BUDI PURNOMO 7 14
68 FATCHU FATONI 21 33
69 KHOIRIN MUSTOFA 19 26
70 KRISNANTORO 17 23
71 MIFTAKHUL HUDA 11 18
72 MUHAMMAD FUAD KHALWANI 13 20
73 MULYADI 5 11
74 NURDIANTO 29 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
75 NUROCHIM 13 20
76 SAHRUL FITRIYANTO 5 12
77 SLAMET ISKANDAR APRIANTO 18 24
78 WARSITO 36 43
79 MAHFUD 13 20
80 SUGIATNO 6 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Lampiran 7: Deskripsi Data dan Uji Normalitas dengan SPSS 16
Ket: Pada tabel One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, baris pertama, N
merupakan jumlah sampling data. Baris kedua dan ketiga adalah nilai rata-rata
dan simpang baku. Baris keempat, kelima, dan keenam merupakan nilai
perbedaan paling ekstrem berdasarkan titik positif dan negatif terbesar perbedaan
fungsi distribusi komulatif secara empiris dan teoretis. Untuk keperluan uji
normalitas data sampel, maka hipotesis nol dan hipotesis alternatif/tandingannya
perlu dirumuskan, seperti berikut:
Rumusan Hipotesis:
o H0 : Data sampel berdistribusi normal
o H1 : Data sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria Pengujian Hipotesis pada SPSS-16:
o Jika nilai probabilitas atau nilai sig. > α, maka H0 diterima.
o Jika nilai probabilitas atau nilai sig. < α, maka H0 ditolak.
Interpretasi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Keseluruhan nilai probabilitas atau nilai asymp. sig. (2-tailed) > ½ α (0.025),
maka H0 diterima. Jadi data pre-test dan pos-test adalah berdistribusi normal.
Dengan demikian syarat normalitas data terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Lampiran 8: Uji Perbedaan T-Test
No
Pre-Test Post-Test D d d2
(X1) (X2) X₁ - X2 (D - Md) (D -
Md)2
1 17 23 -6 0,60 0,36
2 30 37 -7 -0,40 0,16
3 15 21 -6 0,60 0,36
4 38 44 -6 0,60 0,36
5 23 34 -11 -4,40 19,36
6 19 24 -5 1,60 2,56
7 14 20 -6 0,60 0,36
8 19 26 -7 -0,40 0,16
9 15 22 -7 -0,40 0,16
10 18 24 -6 0,60 0,36
11 12 18 -6 0,60 0,36
12 11 16 -5 1,60 2,56
13 8 15 -7 -0,40 0,16
14 9 13 -4 2,60 6,76
15 9 15 -6 0,60 0,36
16 6 12 -6 0,60 0,36
17 20 26 -6 0,60 0,36
18 15 22 -7 -0,40 0,16
19 11 17 -6 0,60 0,36
20 13 19 -6 0,60 0,36
21 28 35 -7 -0,40 0,16
22 25 35 -10 -3,40 11,56
23 19 26 -7 -0,40 0,16
24 11 17 -6 0,60 0,36
25 4 7 -3 3,60 12,96
26 20 27 -7 -0,40 0,16
27 6 13 -7 -0,40 0,16
28 20 27 -7 -0,40 0,16
29 21 33 -12 -5,40 29,16
30 10 15 -5 1,60 2,56
31 4 7 -3 3,60 12,96
32 33 40 -7 -0,40 0,16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
33 17 23 -6 0,60 0,36
34 4 8 -4 2,60 6,76
35 6 13 -7 -0,40 0,16
36 5 9 -4 2,60 6,76
37 22 34 -12 -5,40 29,16
38 6 9 -3 3,60 12,96
39 14 21 -7 -0,40 0,16
40 19 24 -5 1,60 2,56
41 31 38 -7 -0,40 0,16
42 23 34 -11 -4,40 19,36
43 24 34 -10 -3,40 11,56
44 16 23 -7 -0,40 0,16
45 17 23 -6 0,60 0,36
46 6 14 -8 -1,40 1,96
47 10 15 -5 1,60 2,56
48 19 26 -7 -0,40 0,16
49 7 14 -7 -0,40 0,16
50 18 24 -6 0,60 0,36
51 29 36 -7 -0,40 0,16
52 11 18 -7 -0,40 0,16
53 5 9 -4 2,60 6,76
54 13 19 -6 0,60 0,36
55 17 23 -6 0,60 0,36
56 4 6 -2 4,60 21,16
57 5 10 -5 1,60 2,56
58 13 19 -6 0,60 0,36
59 19 25 -6 0,60 0,36
60 20 28 -8 -1,40 1,96
61 11 18 -7 -0,40 0,16
62 5 10 -5 1,60 2,56
63 5 11 -6 0,60 0,36
64 7 14 -7 -0,40 0,16
65 19 25 -6 0,60 0,36
66 4 6 -2 4,60 21,16
67 7 14 -7 -0,40 0,16
68 21 33 -12 -5,40 29,16
69 19 26 -7 -0,40 0,16
70 17 23 -6 0,60 0,36
71 11 18 -7 -0,40 0,16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
72 13 20 -7 -0,40 0,16
73 5 11 -6 0,60 0,36
74 29 37 -8 -1,40 1,96
75 13 20 -7 -0,40 0,16
76 5 12 -7 -0,40 0,16
77 18 24 -6 0,60 0,36
78 36 43 -7 -0,40 0,16
79 13 20 -7 -0,40 0,16
80 6 12 -6 0,60 0,36
Jumlah 1187 1706 -519,00 9,00 295
Mean 14,84 21,33 -6,49
SD 8,21 9,32
1) - (N N
d
M t
2
d
t =
t =
30,080
2,000
Df = 80-1 = 79
Berarti to lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian
antara tes awal dan tes akhir terdapat perbedaan yang signifikan. Berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Hipotesis:
Ho : tidak ada pengaruh penggunaan media pembelajaran gambar bergerak
terhadap hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa putra kelas VIII MTs
Negeri Mantingan Tahun Pelajaran 2010/2011
H1 : ada pengaruh penggunaan media pembelajaran gambar bergerak terhadap
hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa putra kelas VIII MTs Negeri
Mantingan Tahun Pelajaran 2010/2011.
Interpretasi:
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir dapat
diketahui bahwa derajat kebebasan 79 (N – 1 = 80 - 1) pada taraf signifikan
5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.000, sedangkan nilai to sebesar 30,08. Berarti
to lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara tes
awal dan tes akhir terdapat perbedaan yang signifikan. Berarti bahwa setelah
mendapat perlakuan kemampuan passing bawah bolavoli siswa putra kelas VIII
MTs Negeri Mantingan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011 meningkat
secara signifikan. Dengan prosentase peningkatan 43,73%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Lampiaran 9: Biodata Subyek Penelitian
BIODATA SUBYEK PENELITIAN
NO NAMA KLS TEMPAT TGL LAHIR
1 AHMAD HADI THORIQ M 8A Ngawi 14 Nopember 1996
2 ANANG SETYO NUGROHO 8A Ngawi 9 Juli 1997
3 FAJRIN ALI MUBAROK 8A Ngawi 28 Agustus 1997
4 FARIED EFFENDI SURONO 8A Ngawi 6 Januari 1997
5 IHSAN NUR HAFIZH 8A Ngawi 17 Januari 1997
6 IRVAN FAUZI 8A Ngawi 24 Maret 1997
7 M. BARRU ROUFURROHIM 8A Ngawi 29 Mei 1997
8 MUHAMMAD SAIFUDIN 8A Ngawi 03 Desember 1996
9 MUKTI ARI WIBOWO 8A Ngawi 22 Maret 1997
10 NANANG MUZZAMMIL H. 8A Ngawi 26 Agustus 1997
11 RIZKY AGUNG PUTRO L. 8A Ngawi 28 Pebruari 1997
12 WASINGUL MAULA 8A Ngawi 17 Mei 1997
13 ALI IMRON IRSADI 8B Ngawi 25 Juli 1997
14 ARIF WICAKSONO 8B Ngawi 30 Desember 1996
15 AGUNG TRI WIBOWO 8B Ngawi 19 Juni 1997
16 DEDI ASWORO 8B Ngawi 16 Nopember 1996
17 EVENDI PURNOMO 8B Sragen 08 Mei 1996
18 HARI CAHYONO 8B Ngawi 18 Oktober 1997
19 MOHAMMAD NAFIS 8B Demak 08 Januari 1997
20 MUHAMMAD TAUFIK 8B Sragen 15 Juli 1997
21 NUGROHO PUTRO M. 8B Takalar 20 September 1997
22 NUR ROHMAN 8B Sragen 15 Maret 1996
23 RACHMAD NUR SHOLIKHIN 8B Ngawi 29 Mei 1996
24 RIZAL DANU AGUSTA 8B Ngawi 08 Januari 1997
25 RUSWANTO 8B Sragen 09 Juli 1997
26 SOLIKH AJI MUKTI 8B Ngawi 2 Nopember 1996
27 TRISUSILO WIDODO 8B Ngawi 25 April 1997
28 WADI TRIANTO 8B Ngawi 20 Oktober 1996
29 WAHYU TRI SUTRISNO 8B Ngawi 6 Maret 1997
30 AAN SIROTJUL ABAS 8C Ngawi 13 Maret 1997
31 AHMAD RIZAL 8C Demak 17 Januari 1997
32 ANDRI SISWANTO 8C Ngawi 1 Agustus 1995
33 BILLY SANJAYA 8C Ngawi 15 Pebruari
34 EKA YOGI SAPUTRA 8C Ngawi 24 Oktober 1996
35 FAJAR KURNIAWAN 8C Ngawi 28 Pebruari 1997
36 ILYAS IBNU PRAMUJA 8C Ngawi 12 Nopember 1997
37 KHOLIS WIDODO 8C Ngawi 13 Juni 1997
38 MADYA BUDI KUSUMA 8C Ngawi 28 Juni 1997
39 MUHAMMAD KHOLIL 8C Jakarta 6 Juni 1996
40 MUHAMMAD SAMSUL M. 8C Sragen 17 Juli 1997
41 NUR ARIF FUDIN 8C Ngawi 21 Maret 1996
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
42 PURWANTO 8C Ngawi 20 April 1997
43 ROHMAD MUSNINDAR 8C Ngawi 19 April 1997
44 ROHMAD ZAINUDIN 8C Ngawi 03 Oktober 1997
45 SYAHRIL SANJAYA 8C Sragen 02 Agustus 1996
46 AAN BAHTIAR 8D Bekasi 13 Juni 1997
47 ANGGIT SUMARIANTO 8D Ngawi 16 Juni 1997
48 ARIF WIBOWO 8D Ngawi 17 Oktober 1995
49 BAGAS SARIFQI 8D Ngawi 14 Agustus 1998
50 DODIK 8D Sragen 05 Juni 1997
51 DONI FLAS GORDON 8D Ngawi 25 September 1997
52 ILHAM BUDIMAN 8D Ngawi 02 Juli 1998
53 ILHAM MAULANA 8D Sragen 26 Nopember 1996
54 KHOIRIL BASHORI 8D Ngawi 25 Januari 1997
55 MA'RUFAN HAQIQI 8D Ngawi 23 September 1996
56 MUHAMAD YUSUF 8D Sragen 1 Juni 1997
57 MURIN HIDAYAT 8D Ngawi 14 Nopember 1996
58 NUR KHOLIS 8D Ngawi 03 Juli 1997
59 SONI IHWANTO 8D Ngawi 18 Juli 1997
60 TRI SISWANTO 8D Ngawi 13 Januari 1997
61 VIKRI AZIZ NOUR IRFAN 8D Magelang 27 Juni 1996
62 AKROM AKHSANI 8D Magelang 09 September 1997
63 M. NURUL ANWAR 8D Ngawi 19 September 1997
64 AGUNG PRASETYO 8E Ngawi 14 Nopember 1997
65 AGUS SUPRIYANTO 8E Ngawi 03 Nopember 1996
66 AHMAD WALID EKO I. 8E Ngawi 22 Nopember 1997
67 EKO BUDI PURNOMO 8E Ngawi 07 April 1997
68 FATCHU FATONI 8E Sragen 06 Januari 1997
69 KHOIRIN MUSTOFA 8E Ngawi 8 Nopember 1996
70 KRISNANTORO 8E Ngawi 5 Januari 1997
71 MAHFUD ANDIKA ARI W. 8E Ngawi 27 Nopember 1997
72 MIFTAKHUL HUDA 8E Ngawi 22 Februari 1997
73 MUHAMMAD FUAD K. 8E Ngawi 23 September 1996
74 MULYADI 8E Ngawi 29 Juni 1996
75 NURDIANTO 8E Ngawi 29 Agustus 1997
76 NUROCHIM 8E Ngawi 06 Mei 1996
77 SAHRUL FITRIYANTO 8E Ngawi 12 Pebruari 1997
78 SLAMET ISKANDAR A. 8E Sragen 15 April 1996
79 SUGIATNO 8E Ngawi 04 Mei 1996
80 WARSITO 8E Ngawi 10 Agustus 1996
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Lampiran 10: Jadwal Penelitian
JADWAL PENELITIAN PASSING BAWAH BOLAVOLI
SISWA PUTRA KELAS VIII MTs NEGERI MANTINGAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
NO HARI/TGL MATERI WAKTU
1 SABTU, 14 MEI 2011 PRE-TEST 14.00 - 15.30 WIB
2 RABU, 18 MEI 2011 I 14.00 - 15.30 WIB
3 SABTU, 21 MEI 2011 II 14.00 - 15.30 WIB
4 RABU, 25 MEI 2011 III 14.00 - 15.30 WIB
5 JUM'AT, 27 MEI 2011 IV 14.00 - 15.30 WIB
6 RABU, 1 MEI 2011 V 14.00 - 15.30 WIB
7 JUM'AT, 3 JUNI 2011 VI 14.00 - 15.30 WIB
8 SABTU, 11 JUNI 2011 VII 14.00 - 15.30 WIB
9 RABU, 15 JUNI 2011 VIII 14.00 - 15.30 WIB
10 KAMIS, 16 JUNI 2011 POST-TEST 08.00 - 09.00 WIB