PENGARUH LUAS LAHAN DAN MODAL USAHATANI ...repository.uinjambi.ac.id/2235/1/ZAHRATUL...
Transcript of PENGARUH LUAS LAHAN DAN MODAL USAHATANI ...repository.uinjambi.ac.id/2235/1/ZAHRATUL...
i
PENGARUH LUAS LAHAN DAN MODAL USAHATANI TERHADAP
PENDAPATAN PETANI KARET DESA MUDUNG LAUT KECAMATAN
PELAYANGAN KOTA JAMBI
SKRIPSI
ZAHRATUL DINNI
EES 150911
PEMBIMBING :
Drs. H. FATHUDDIN ABDI, SM.,Hk., M.M
MOHAMMAD ORINALDI, S.E., M.S.Ak
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
PERNYATAAN ORISIONALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Zahratul Dinni
Nim : EES.150911
Jurusan Konsentrasi : Ekonomi Syariah
Fakultas : FEBI
Alamat : Jl. K.H. Hasan Anang RT 04 Kel. Olak Kemang Kec.
Danau Teluk Kota Jambi
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: Pengaruh Luas
Lahan Dan Modal Usahatani Terhadap Pendapatan Petani Karet Desa Mudung
Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi adalah hasil karya pribadi yang tidak
mengandung plagiarisme dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis
orang lain, kecuali yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan
yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggungjawabkan
nya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sultha Thaha Saifuddin Jambi,
termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
Jambi, Oktober 2019
Yang Menyatakan,
Zahratul Dinni
NIM EES150911
iii
Pembimbing I : Drs. H. Fathuddin Abdi, Sm.,Hk.,M.M
Pembimbing II : Mohammad Orinaldi. S.E.,M.S.Ak
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi Jl.
Arif
Rahman No.1 Telanaipura Kota Jambi 36122 Telp./fax
(0741)583183-584118
Jambi, Oktober 2019
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari
ZAHRATUL DINNI NIM EES150911 berjudul “PENGARUH LUAS
LAHAN DAN MODAL USAHATANI TERHADAP PENDAPATAN
PETANI KARET DESA MUDUNG LAUT KECAMATAN PELAYANGAN
KOTA JAMBI” telah disetujui dan dapat di ajukan untuk di munaqasahkan guna
melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam
Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Fathuddin Abdi, Sm.,Hk.,M.M Mohammad Orinaldi, S.E.,M.S.Ak
NIP. 19570415 198510 001 NIP. 19711201 200312 1002
iv
v
MOTTO
لم لمؤمنىن ٱو ۥعملكم ورسىله لل ٱفسيري عملىا ٱوقل ع ون ل وسرو
دة ٱو لغيب ٱ فينبئكم بمب كنم تعملىن لشه
Artinya : dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan. (QS. At-Taubah (9) : 105)
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah SWT atas taburan cinta dan kasih
sayAng-Nya yang telah memberikanku kekuatan, Membekaliku dengan ilmu
pengetahuan serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia Allah SWT
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan
keharibaan rasulullah SAW, Semoga kelak rasulullah SAW memberikan
syafaatnya untukku.
Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku tersayang dan tercinta ibu
(Yanti A. Syukur) dan ayah (Budy Setiawan). Sebagai tanda bakti, hormat dan
terima kasih yang tiada terhingga karena telah membesarkanku, Mendidikku,
Membimbingku, Menjagaku, Mendo’akanku dengan ketulusan hati serta memberi
motivasi dan dukungan secara moril maupun materil sehingga dapat menempuh
sekaligus menyelesaikan masa studi di UIN STS Jambi. Untuk siraman cinta kasih
dan sayang ibu dan ayah yang tiada terhingga dan tiada mungkin dapat kubalas,
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia.
Terima kasih untuk Bibi dan Pamanku (Kholidjah, S.Pd.I., Abdullah, S.Ag.,
Djumiasih , Safrizal Amin, Ahmad Khudori, Siti Emi Sulaimi,) yang telah banyak
membantu dan mendorongku untuk menyelesaikan tugas akhir skripsiku. Terima
kasih kepada Pihak (Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jambi, Baznas Provinsi
Jambi) yang telah memberikan bantuan finansial dalam beasiswa yang saya tempu
pada jenjang pendidikan perguruan tinggi. Untuk adikku tersayang (Muhammad
Iksan, Fadiyah Syafiqah, Lutfiah Zahra) yang telah memberi semangat,
pendorongku untuk menjadi lebih dewasa lagi, Pembawa keceriaan dalam
hidupku dan selalu mendo’akanku dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih untuk sahabat dekatku tersayang (Samsul Ma’arif, Gustia Purnama,
S.E , teman seperjuanganku kelas IX C, Kelompok Studi Ekonomi Islam FEBI
UIN STS Jmabi, Generasi Baru Indonesia Provinsi Jambi (GenBI Jambi), yang
selalu mendoakan, Membantu, Memotivasi dan setia menemani dalam pembuatan
skripsi ini.
vii
ABSTRAK
Zahratul Dinni; EES15091; Pengaruh Luas Lahan Dan Modal Usahatani Terhadap
Pendapatan Petani Karet Desa Mudung Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Luas Lahan Dan Modal
Usahatani Terhadap Pendapatan Petani Karet Desa Mudung Laut Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder dan primer. Data dan informasinya diperoleh secara langung dari
beberapa observasi serta wawancara langsung dengan pihak yang terkait,
terkhusus kepada petani mengenai pendapatan dan hal yang terkait dengan usia,
tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah tanggungan keluarga, lama
menjadi petani karet, luas lahan yang dimiliki, jenis pupuk, penggunaan pupuk,
perawatan herbisida, modal usahatani, hasil panen karet. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 40 desa mudung laut kecamatan pelayangan Kota
Jambi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda
menyatakan bahwa variabel luas luas dan modal usahatani berpengaruh signifikan
tehadap pendapatan petani karet dengan nilai sebesar 4,043 dan 7,588 dengan
tingkat siginifkan 0,000 dan 0,000. Artinya semakin tinggi tingkat luas lahan dan
modal usahatani maka akan semakin tinggi pula pendapatan petani karet.
Kata Kunci : Pendapatan, Luas lahan, Modal usahatani
viii
KATA PENGANTAR
الر مه الر يم م اللهبس
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat , hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Luas Lahan Dan Modal
Usahatani Terhadap Pendapatan Petani Karet Desa Mudung Laut
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Sholawat beriring salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga
dan umatnya sepanjang zaman. Amin ya rabbal ‘alamin.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapat
bantuan, dukungan dan masukkan, baik berupa ide ataupun saran dari berbagai
pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terimakasih
yang sebenar-benarnya kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian
skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof.Dr.H. Suaidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Prof.Dr. Subhan, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr. Sucipto, S. Ag., M. Ag, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E.Sy selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
5. Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.,Hk.,M.M dan Mohammad Orinaldi,
S.E.,M.S.Ak selaku pembimbing I dan Pembimbing II skripi ini.
ix
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu Karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
8. Semua Anggota Kelompok Tani Di Desa Mudung laut Kecamatan
Pelayangan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini kepada Allah SWT kita memohon
ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon kemaafannya. Semoga amal
kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Oktober 2019
Penulis
Zahratul Dinni
EES.150911
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.................................................................. iii
MOTTO............................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................. 9
C. Tujuan masalah .................................................................................. 9
D. Batasan penelitian .............................................................................. 10
E. Manfaat penelitian .............................................................................. 10
F. Kerangka teori .................................................................................... 10
G. Kerangka pikir ................................................................................... 20
H. Hipotesa ............................................................................................. 21
I. Tinjauan pustaka ................................................................................ 22
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian ........................................................................ 25
B. Jenis dan sumber data ........................................................................ 25
xi
C. Populasi dan sampel ........................................................................... 26
D. Instrumen pengumpulan data ............................................................. 27
E. Definisi operasional ........................................................................... 28
F. Teknik analisis data ............................................................................ 31
G. Sistematika penulisan ........................................................................ 34
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Kondisi Petani Karet ........................................................... 34
B. Kecamatan Pelayangan ...................................................................... 36
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil penelitian
1. Karakter responden ............................................................... 41
2. Regresi linier berganda ........................................................ 49
3. Uji asumsi klasik .................................................................. 51
4. Uji asumsi statistik ............................................................... 54
B. Pembahasan ........................................................................................ 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 60
B. Saran .................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Mata Pencaharian Masyarakat Mudung Laut .................................. 3
Tabel 1.2 Luas Lahan Yang Dimiliki Petani .................................................... 7
Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 22
Tabel 2.1 Defenisi Oprasional.......................................................................... 28
Tabel 3.1 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Mudung Laut ......................... 35
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia .................................................. 41
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir......................... 42
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan....................... 43
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ............... 44
Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ......... 44
Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Lama Menjadi Petani Karet ............. 45
Tabel 4.7 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan yang disadap .... 46
Tabel 4.8 Data Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Dimiliki .............. 46
Tabel 4.9 Data Responden Berdasarkan Hasil Rata-rata Karet ....................... 47
Tabel 4.10 Jenis Pupuk Digunakan .................................................................. 48
Tabel 4.11 Penggunaan Pupuk Yang Digunakan ............................................. 48
Tabel 4.12 Perawatan Herbisida Yang Digunakan .......................................... 49
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................. 50
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 51
Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 53
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas............................................................. 54
Tabel 4.17 Hasil Uji T ..................................................................................... 55
xiii
Tabel 4.18 Hasil Uji F ...................................................................................... 56
Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah pokok nasional adalah kemiskinan dipedesaan yang
penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial karena dapat menimbulkan
ketimpangan dalam masyarakat dan merupakan tantangan dalam mewujudkan
masyarakat yang sejahtera. Kemiskinan dapat dilihat sebagai masalah
multidimensi karena berkaitan dengan ketidak mampuan akses secara ekonomi,
sosial, budaya, politik dan partisipasi dalam masyarakat.1 Selain itu kurangnya
mekanisme yang memadai untuk akumulasi dan produksi. dengan kata lain,
kemiskinan di Indonesia disebabkan karena terbatasnya peluang atau kesempatan
yang dimiliki kelompok tersebut dalam mengakses sumber daya pembangunan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka orientasi pembangunan yang lebih
besar pada pembinaan dan pengembangan sektor agribisnis itu, terutama pada
daerah pedesaan akan dapat mempercepat proses pemulihan ekonomi dan
pengembangan perekonomian nasional. Untuk itu alokasi dana pemerintah yang
lebih besar ke arah pengembangan prasarana dan sarana penunjang sektor
agribisnis ini, khususnya di daerah pedesaan, patut mendapat perhatian yang lebih
besar di masa mendatang.
1 Nunung Nurwati, “Kemiskinan: Model Pengukuran, Permasalahan dan Alternatif
Kebijakan”. Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10 No. 1 (Januari 2008), hlm. 2
1
2
Dengan demikian, penanganan kemiskinan adalah tanggung jawab kita
semua sementara yang harus dilakukan sungguh-sungguh, berkelanjutan,
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan berdasarkan keadilan sosial yaitu
kesejahteraan. Oleh karena itu, yang menjadi sumber penting dalam memecahkan
masalah kemiskinan adalah kepedulian sesama. Sejahtera merupakan suatu
keadaan yang diinginkan oleh semua orang. Namun tidak semua orang mampu
mencapai dengan mudah karena takaran kesejahteraan itu sendiri berbeda-beda
sesuai dengan bagaimana individu itu memandang konsep kesejahteraan2
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah surat Al-Qashash ayat 77 yang
berbunyi3 :
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa manusia dimuka bumi harus
mengupayakan pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia berupa
harta benda untuk kebahagian dunia dan akhirat. Bekerja untuk mencari nafkah
2 Munawar Ismail, dkk, Sistem Ekonomi Indonesia Tafsiran Pancasila dan UUD 1945,
(Jakarta: Erlangga, 2014) , hlm. 57 3 Al-Qur’an Surah Al-Qashash ayat 77
3
adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam, Allah telah berjanji kepada
orang yang beriman dalam melakukan pekerjaan yang baik bahwa bagi mereka
ampunan Allah dan ganjaran yang besar.
Dalam Rangka Meningkatkan taraf hidup petani pemerintah membuat
sebuah program melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
Pada Tahun 2008. Program ini berupa pemberian bantuan modal usaha tani yang
akan dikelola oleh lembaga Gapoktan.4 Sektor pertanian sangat penting perananya
dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini terbukti dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian atau dari produk
nasional yang berasal dari pertanian. Mayoritas penduduk Indonesia yang
sebagian besar tinggal di daerah perdesaan hingga saat ini masih menyandarkan
mata pencahariannya pada sektor pertanian. Begitu pula dengan masyarakat yang
ada di Desa Mudung Laut yang mayoritas penduduknya merupakan petani.
Tabel 1.1
Mata Pencarian Masyarakat Desa Mudung Laut
No Jenis Komoditas Jumlah
1 Padi 18
2 Sayuran 17
3 Karet 40
4 Sawit 14
5 Peternakan 16
4 Fitri Yanuar, dkk. “Kaitan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Pegembangan Usaha
Agribinsnis (PUAP) dengan Tingkat Keberhasilan Kegiatan Usahatani Di Gapoktan Kota
Jambi”. Jurnal Ilmiah Sosio Ekonomika Bisnis Vol.20 (1) 2017, pISSN 1412-8241 eISSN 2621-
1246.
4
6 Pedagang 10
Sumber : Data Petani Desa Mudung Laut
Salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan petani adalah
pendapatan. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
masyarakat dalam jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor
produksi yang telah disumbangkan.
Berbicara tentang pendapatan, sebenarnya sangat perlu mengetahui tentang
manfaat dari pendapatan itu sendiri, meningkatnya pendapatan seseorang akan
menciptkan kemakmuran. Tujuan utama dalam melakukan perdagangan yaitu
untuk memperoleh pendapat, pendapatan yang diperoleh dari kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan ditentukan dengan cara
mengurangkan biaya tetap (biaya penyusutan membajak, biaya penyusutan
peralatan) dan biaya variable (bahan bakar minya, konsumsi, dan lain-lain) yang
dikeluarkan selama proses kerja. Total pendapatan bersih akan diketahui setelah
dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan.5
Tingkat pendapatan ditentukan oleh kemampuan factor-faktor produksi
dalam menghasilkan barang dan jasa. Jika kemampuan factor-faktor produksi
menghasilkan barang dan jasa maka semakin besar pula pendapatan yang akan
dihasilkan. Boediono mengungkapkan bahwa faktor yang memengaruhi
pendapatan antara lain;
5 Soekirno, Pengantar Teori Ekonomi Mikro Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002,), hlm. 391
5
1. Jumlah faktor produksi yang menentukan besarnya modal usaha baik modal
tetap maupun modal variabel yang bergantung pada sumber perolehan
modal baik melalui pinjaman bank, modal sendiri, atau pemberian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha tani yaitu:6
a) Petani pengelola
b) Tanah usaha tani
c) Tenaga kerja
d) Modal
e) Tingkat teknologi kemampuan petani mengalokasikan penerimaan
keluarga
f) Jumlah keluarga
2. Harga setiap unit dari output produksi yang menentukan fungsi dan
elastisitas permintaan dan penawaran konsumen atas barang atau jasa yang
diproduksi.
3. Pendapatan dari pekerjaan sampingan yang mampu menunjang usaha utama
dalam meningkatkan faktor produksi sebagai input dan mampu
memaksimalkan keuntungan sebagai output.7
Salah satu yang melekat pada masyarakat Indonesia adalah permodalan
yang sedikit. Padahal modal sangat penting dalam mendukung peningkatan
produski dan taraf hidup masyarakat. Kekurangan modal akan berpengaruh
terhadap pendapatan. Dalam usaha tani membutuhkan modal kerja dimana modal
6 Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 29 7 Boediono, Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 Ekonomi Makro. (Yogyakarta; BPFE-
Yogyakarta, 2002), hlm. 30
6
ini memiliki peranan yang sangat besar dalam pengadaan sarana produksi dan
upah tenaga kerja. Selain itu Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha
pertanian. Skala usaha juga ditentukan oleh luasnya tanah yang digarap. Proses
produksi berjalan lancar dan menguntungkan dengan dengan catatan faktor lain
dapat ditanggulangi. Kecukupan modal mempengaruhi ketepatan dalam
penggunaan masukan. Kekurangan modal menyebabkan rendahnya hasil yang
diterima.8
Soekartawi berpendapat bahwa luas lahan pertanian akan mempengaruhi
skala usaha, dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisiensi atau
tidaknya suatu usaha pertanian. Seringkali dijumpai, makin luas lahan yang
dipakai sebagai usaha pertanian akan semakin tidak efisienlah lahan tersebut. Hal
ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya
melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang, karena:
1. Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti
bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja.
2. Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar daerah itu yang pada
akhirnya akan mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut.
3. Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian dalam
skala luas tersebut.
Sebaliknya pada luas lahan yang sempit, upaya pengawasan terhadap
penggunaan faktor produksi semakin baik, penggunaan tenaga kerja tercukupi dan
tersedianya modal juga tidak terlalu besar, sehingga usaha pertanian seperti ini
8 Daniel, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta; Bumi Aksara, 2002), hlm. 46
7
sering lebih efisien. Meskipun demikian, luasan yang terlalu kecil cenderung
menghasilkan usaha yang tidak efisien pula. Dari pernyataan diatas maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya lahan yang sangat luas belum tentu
memngasilkan keuntungan yang besar pula bahkan malah sebaliknya ini
dikarenakan semakin luas lahan yang dimiliki seseorang maka semakin besar
biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi.9
Tabel 1.2
Luas lahan petani Karet Desa Mudung Laut
No Nama Luas
Lahan
(Ha)
No Nama Luas
Lahan
(Ha)
1 M. Nasir 2 21 Ari Wibowo 1
2 Makiah 2 22 Masturi 2
3 Subandi 2 23 Sutarno 1
4 Sukirman 2 24 Irawan 2
5 Sofyan M. 2 25 M. Ali 2
6 Rumaini 1 26 Kodri 2
7 Khoidi 1 27 Samini 2
8 Sean 2 28 Yusmarsih 1
9 Bakri 2 29 Nazman 2
10 Suparno 1 30 Paini 2
11 Rohim 2 31 Mizwan 1
12 Jumadi 1 32 Sarinah 2
13 Rubangi 2 33 Masnah 2
14 M. Dalung 1 34 Thalib 3
15 Saman 2 35 Rubiyan 1
16 Sudarno 2 36 Sumpono 1
17 Basri 1 37 Sudarman 1
18 Sugeng Riyadi 1 38 Sumarno 2
19 Sadeli 1 39 Sudarmono 1
20 Mega 2 40 Khoiruddin 2
9 Soekarwati, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, (Jakarta; PT Raja Grafindo, 2002), hlm. 15
8
Dari data diatas menunjukkan bahwa jumlah petani yang memiliki luas
lahan 1 Ha berjumlah enam belas orang petani, petani yang memiliki luas lahan 2
Ha berjumlah dau puluh tiga orang petani, pentani yang memiliki luas lahan 3 Ha
berjumlah satu orang.
Selanjutnya penelitian Putu Dika Arinbawa, dkk, Pengaruh Luas Lahan,
Teknologi Dan Pelatihan Terhadap Pendapatan Petani Padi Dengan Produktivitas
Sebagai Variabel Intervening Di Kecamatan Mengwi, menjelasakan bahwa
Pengaruh langsung luas lahan terhadap pendapatan Nilai standardized coefficient
beta sebesar 0,364 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0
ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian Luas Lahan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Mengwi.10
Penelitian Rusdiah Nasution, Pengaruh Modal Kerja, Luas lahan dan
Tanaga kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nanas (Studi kasus : Desa Purba
Tua Baru, Kec. Silimatuka, Kab. Simalungun) Menjelaskan bahwasanya Untuk
pengaruh secara parsial dapat dilihat dari uji-t Modal kerja (X1) diperoleh t-hitung
(4,294) lebih besar dari t-tabel (2,080) sehingga berpengaruh nyata terhadap
pendapatan. Sementara luas lahan (X2) dengan t-hitung (8,947) lebih besar dari
pada t-tabel (2,080) sehingga luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan.
10
Putu Dika Arinbawa, dkk, Pengaruh Luas Lahan, Teknologi Dan Pelatihan Terhadap
Pendapatan Petani Padi Dengan Produktivitas Sebagai Variabel Intervening Di Kecamatan
Mengwi E-Jurnal EP Unud, 6[8]: 1601-1627, ISSN 2303-0178
9
Sedangkan tenaga kerja (X3) dengan t-hitung (0,975) lebih kecil dari pada t-tabel
(2,080) sehingga tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan. 11
Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis berkeinginan melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Luas Lahan dan Modal Usaha Tani Terhadap
Pendapatan Petani Karet desa Mudung Laut Kecamatan Pelayangan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah variabel luas lahan dan modal usahatani berpengaruh secara
simultan terhadap pendapatan petani Desa Mudung Laut Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi.
2. Apakah variabel luas lahan dan modal usahatani berpengaruh secara
parsial terhadap pendapatan petani Desa Mudung Laut Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah variabel luas lahan dan modal usahatani
berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan petani Desa Mudung
Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui apakah variabel luas lahan dan modal usahatani
berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan petani Desa Mudung
Laut.
11
Rusdiah Nasution, Pengaruh Modal Kerja, Luas lahan dan Tanaga kerja Terhadap
Pendapatan Usahatani Nanas (Studi kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimatuka, Kab.
Simalungun), Jurnal Skripsi Universitas Sumatera Utara, 2009
10
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini agar tidak meluas dan menyalahi aturan karya ilmiah
sehingga tepat pada sasaran yang diharapkan, maka dalam penelitian ini hanya
membahas mengenai pengaruh luas lahan dan modal usahatani terhadap
pendapatan petani Desa Mudung Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan penulis khususnya pada pengaruh luas lahan dan modal
usahatani terhadap pendapatan petani Desa Mudung Laut Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi.
2. Bagi akademis hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi
perpustakaan yang bisa digunakan sebagai perbandingan refesensi objek
penelitian khususnya pengaruh luas lahan dan modal usahatani terhadap
pendapatan petani Desa Mudung Laut Kecamatan Pelayangan Kota
Jambi.
F. Kerangka Teori
1. Pendapatan
Pendapatan usahatani secara economis mempunyai dua pengertian,
yaitu pendapatan kotor (gross farm income) dan pendapatan bersih (net farm
income). Pendapatan kotor usahatani baik yang dijual maupun tidak dijual.
11
Sedangkan pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan
kotor usahatani dengan total pengeluaran.12
Menurut Hadisaputra pendapatan petani dapat diperhitungkan dengan
mengurangi pendapatan kotor (penerimaan) dengan biaya alat-alat luar dan
dengan modal dari luar. Sedangkan pendapatan bersih dapat diperhitungkan
dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan. Biaya
mengusahakan adalah biaya alat-alat luar ditambah upah tenaga kerja
keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja luar.13
Pendapat lain dikemukan oleh Winardi bahwa pendapatan bersih
adalah keseluruhan hasil yang diperoleh dikurangi biaya-biaya atau benda-
benda yang dijual dari hasil penjualan akan dicapai laba kotor, dan dengan
jalan mengurangi pengeluaran untuk menghasilakan benda dari laba kotor
akan dicapai laba perusahaan, dan bila pajak pendapatan dikurangi laba
perusahaan maka akan diperoleh laba bersih atau pendapatan bersih.14
Boediono mengungkapkan bahwa faktor yang memengaruhi
pendapatan antara lain;
1. Jumlah faktor produksi yang menentukan besarnya modal usaha baik
modal tetap maupun modal variabel yang bergantung pada sumber
12 Vina Tamaya , Analisis Komparatif Pendapatan Antara Petani Kedelai Dan Petani
Padi Di Kabupaten Wajo, Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar, 2014. 13 Ibid.
14 Vina Tamaya, Analisis Komparatif Pendapatan Antara Petani Kedelai dan Petani
Padi Kabupaten Wajo, Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar, 2014
12
perolehan modal baik melalui pinjaman bank, modal sendiri, atau
pemberian.
2. Harga setiap unit dari output produksi yang menentukan fungsi dan
elastisitas permintaan dan penawaran konsumen atas barang atau jasa
yang diproduksi.
3. Pendapatan dari pekerjaan sampingan yang mampu menunjang usaha
utama dalam meningkatkan faktor produksi sebagai input dan mampu
memaksimalkan keuntungan sebagai output.15
Kemudian juga tingkat pendapatan sangat diengaruhi oleh modal
kerja, jam kerja, akses kredit, jumlah tenaga kerja, tanggungan keluarga,
jenis barang dagangan (produk) dan faktor lainya. Pada umumnya
masyarakat selalu mencari tingkat pendapatan tinggi ntuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya.16
Tingkat pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor
produksi dalam menghasilkan barang dan jasa. Jika kemampuan faktor-
faktor produksi menghasilan barang dan jasa maka semakin besar pula
pendapatan yang akan dihasilkan. Untuk menghitung pendapatan petani
dapat digunakan rumus berikut:
Pd = TR - TC
Dimana :
15 Boediono, Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 Ekonomi Makro. (Yogyakarta; BPFE-
Yogyakarta, 2002), hlm. 30 16
Nazir, “Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Aceh
Utara.” Tesis, Medan, Universitas Sumatera Utara, hlm. 28
13
Pd = Pendapatan Petani
TR = Total Pendapatan
TC = Total Biaya17
Untuk menghitung besar kecilnya pendapatan dapat dilakukan dengan
tiga pendekatan yaitu :
a. Pendapatan produksi (Production Approach), yaitu dengan menghitung
semua nilai produksi barang dan jasa akhir yang dapat dihasilkan dalam
periode tertentu.
b. Pendekatan pendapatan (Income Approach), yaitu dengan menghitung
nilai keselurahan balas jasa yang dapat diterima oleh pemilik faktor
produksi dalam satu periode tertentu.
c. Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach), yaitu pendapatan
yang diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi
masyarakat.18
Diversifikasi pendapatan petani kecil bisa dalam banyak sumber:
disektor pertanian (mengusahakan pertanian milik sendiri, menjadi
petani penggarap atau pekerja yang diupah); migrasi (dalam negeri
maupun keluar negeri, musiman, atau pun jangka panjang) dan migrasi
bola balik (remitteance); perpindahan harian ke kota terdekat,
kesempatan pekerjaan yang di upah di wilayah lokal (mungkin sektor
17
Soekartawi, Faktor Produksi Dalam Menghasilakn Barang Dan Jasa, (Jakarta, Bumi
Aksara, 2002), hlm, 40 18
Mohar Daniel, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004)hlm.73
14
bangunan, manufaktur, atau kerja publik); bekerja sendiri di sektor
perdagangan, pertanian yang telah diproses, dan jasa lainnya.19
Adapun sumber-sumber pendapatan masyarakat atau rumah tangga
yakni:20
1. Pendapatan dari upah atau gaji
Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga
kerja, besar gaji atau upah seseorang secara teoritis sangat tergantung
dari produksinya.
2. Pendapatan dari hak milik seperti modal dan tanah Merupakan
nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biayabiaya yang
dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan
tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa milik
sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.
3. Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer
payment) adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa
atas input yang diberikan.
2. Modal
Modal kerja adalah Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan modal
kerja yaitu biaya untuk sarana produksi pertanian (saprotan). Biaya produksi
adalah kompensasi yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi, atau
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani penggarap dalam proses produksi
baik secara tunai maupun tidak tunai.
19
Ahmad Erani Yustika, Pengembangan dan Krisis Memetakan Perekonmian Indonesia,
(Jakarata: PT Grasindo, 2002), hlm. 115 20
Lipsey, Pengantar Ilmu Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 30
15
a. Biaya bibit atau benih
bibit atau benih merupakan salah satu faktor produksi yang habis
dalam satu kali pakai proses produksi sehingga harus berhati-hati dalam
setiap memilih benih sehingga diperoleh benih yang baik dan bermutu yang
dapat menunjang produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bibit
yang bermutu adalah bibit yang telah dinyatakan sebagai bibit yang
berkualitas tinggi dengan jenis tanaman unggul. Bibit yang berkualitas
tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90% dengan ketentuanketentuan
sebagai berikut:
1) Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan
pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik atau sering disebut
sebagai bibit unggul .
2) Memiliki kemurnian, artinya terbebas dari kotoran bibit jenis lain,
bebas dari hama dan penyakit.21
b. Biaya Pupuk
Salah satu usaha petani penggarap untuk meningkatkan hasil
produksi pertanian adalah melalui pemupukan. Pupuk adalah zat atau
bahan makanan yang diberikan kepada tanaman dengan maksud agar zat
makan tersebut dapat diserap oleh tanaman.Pemupukan merupakan zat
yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakan untuk mengembalikan
unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari tanah.Dalam pemberian
21 Suparyono dan Setyono Agus, Padi, (Jakarta: PT. Penebar Swadaya, 1993), hlm. 20
16
pupuk harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat pula
sehingga keseimbangan hara atau zat mineral dapat dipertahankan.
c. Biaya Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh
atau mengendalikan berbagai hama. Dalam pemakaian pestisida harus
memperhatikan dosis maupun ukurannya. Karena pestisida pada
hakikatnya merupakan racun apabila pemakaiannya terlalu banyak akan
bersifat merugikan. Petani di Indonesia menggunakan pestisida untuk
membantu program intensifikasi dalam rangka mengatasi masalah hama
dan penyakit menyerang tanaman pertanian. Pestisida dapat secara cepat
menurunkan populasi hama yang menyerang tanaman sehingga
penurunan pertanian dapat dikurangi 22
d. Upah Buruh Tani
Buruh tani merupakan buruh yang dipekerjakan oleh petani
penggarap untuk mengerjakan lahan garapan dengan imbalan upah
berupa uang tunai untuk sekali pengerjaan.
e. Biaya Penyewaan Peralatan
Pertanian Peralatan pertanian adalah alat-alat yang digunakan oleh
petani penggarap untuk mengerjakan lahan garapan. Dalam mendapatkan
peralatan petani penggarap harus menyewa dengan membayar uang tunai
setelah pengerjaan selesai. Peralatan yang harus menyewa yaitu traktor
22
Ibid, hlm. 25
17
untuk membajaksawah. Menyewa dilakukan karena dinilai lebih
ekonomis dibanding apabila harus membeli sendiri.
f. Biaya Lain-Lain
Biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani
penggarap selain biaya pokok diatas. Yang termasuk biaya lain-lain
seperti misalnya biaya perbaikan irigasi, biaya untuk membeli pestisida
yang digunakan untuk mengatasi masalah hama dan penyakit yang
menyerang tanaman pertanian.23
3. Luas Lahan
Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena
tanah merupakan tempat dimana usahatani dapat dilakukan dan tempat hasil
produksi dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki
sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan
permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka.24
Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian.
Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah
pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan
usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan. Kecuali bila suatu usaha
tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi
yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi.
Karena pada luasan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung
23
Soekartawi, Analisis Usahatani, (Jakarta: UI Press, 2005), hlm. 80 24
Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: LP3S, 1989), hlm. 89
18
berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke hektar),
dan menjadikan usaha tidak efisien25
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas
pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang
digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh
lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan dengan hektare
(ha) atau are. Di pedesaan, petani masih menggunakan ukuran tradisional,
misalnya patok dan jengkal26
4. Hubungan Luas Lahan Terhadap Pendapatan
Lahan sebagai salah satu factor produksi yang merupakan pabriknya
hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap
usahatani. Besar kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi
oleh luas sempitnya lahan yang digunakan. Semakin sempit lahan usaha,
semakin tidak efisien usahatani yang dilakukan kecuali bila usahatani
dijalankan dengan tertib. Luas kepemilikan atau penguasaan berhubungan
dengan efisiensi usahatani. Penggunaan masukan akan semakin efisien bila
luas lahan yang dikuasai semakin besar.
Penggunaan luas lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan
atas: penggunaan luas lahan semusim, tahunan, dan permanen. Penggunaan
luas lahan tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang
25
Daniel Mohar,. Pengantar Ekonomi pertanian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm.
56 26
Rahim Abdul, dkk, Ekonomika Pertanian (Pengantar, teori dan kasus), (Jakarta;
Penebar Swadaya, 2007), hlm. 36
19
dalam polanya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan
setiap musim dengan periode biasanya kurang dari setahun. Penggunaan
luas lahan tanaman tahunan merupakan penggunaan tanaman jangka
panjang yang pergilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara
ekonomi tidak produktif lagi, seperti pada tanaman perkebunan.
Penggunaan luas lahan permanen diarahkan pada lahan yang tidak
diusahakan untuk pertanian, seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan,
desa dan sarananya, lapangan terbang, dan pelabuhan.27
Hubungan luas lahan dengan pendapatan bahwa semakin luas lahan
petani maka pendapatannya juga akan meningkat. Hubungan antara luas
lahan dengan pendapatan bahwa luas lahan berpengaruh positif terhadap
pendapatan/penghasilan petani. Lahan yang dikelola dengan baik tentunya
akan memberikan hasil yang baik dan menguntungkan bagi petani.
5. Hubungan Modal Terhadap Pendapatan
Modal menjadi salah satu factor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pendapatan petani, nilai asset yang bergerak dalam satu kali panen desebut
juga sebagai modal. Pada umumnya, untuk satu jenis unit penangkap modal
yaitu terdiri dari: perlengkapan mengelolah tanah (traktor, cangkul, tali,
tembilang dan lain-lain), bahan bakar, alat-alat untuk membasmi hama
(semprot mesin dan pestisida).
Modal memiliki banyak arti tergantung dari penggunaanya. Arti
sederhananya, modal sama artinya dengan harta kekayaan yang dimiliki
27
Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: LP3S, 2001), hlm. 66
20
oleh seseorang yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, mobil, dan
lain sebagainya disebut sebagai modal.28
Modal merupakan faktor yang paling penting dan sangat menentukan
untuk dapat memulai dan mengembangkan suatu usaha. Modal dalam suatu
usaha adalah seperti bahan bakar atau energy penggerak awal sebuah motor.
Misalnya makin besar motor yang digerakkan maka makin banyak energy
yang digunakannya dan akan semakin besar juga modal yang akan
digunakan dalam usaha itu. Modal merupakan factor penentu dalam
kegiatan produksi, besar kecilnya modal berpengaruh terhadap jumlah
output yang dihasilkan. Jadi, apabila modal yang digunakan besar maka
pendapatan yang diterima oleh petani karet akan meningkat.
G. Kerangka Berpikir
Pendapatan petani merupakan ukuran penting penghasilan yang diterima oleh
usaha taninya. Pendapatan petani digunakan sebagai indikator penting karena
merupakan sumber utama dalam mengcukupi kebutuhan sehari-sehari. Sehingga
adanya pengaruh luas lahan dan modal usah tani dalam meningkatkan pendapatan
usaha tani itu sendiri.
28
Daniel, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 47
21
Gambar 1.1
H. Hipotesa
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka hipotesa yang
diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Ha: Diduga terdapat pengaruh luas lahan dan modal usahatani secara
simultan terhadap pendapatan petani karet Desa Mudung Laut Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi
Ho: Diduga tidak terdapat pengaruh luas lahan dan modal usahatani secara
simultan terhadap pendapatan petani karet Desa Mudung Laut Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi
2. Ha: Diduga terdapat pengaruh luas lahan dan modal usahatani secara parsial
terhadap pendapatan petani karet Desa Mudung Laut Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi
Ho: Diduga tidak terdapat pengaruh luas lahan dan modal usahatani secara
parsial terhadap pendapatan petani karet Desa Mudung Laut Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi.
Luas Lahan
(X1)
Modal Usaha Tani
(X2)
Pendapatan Petani
(Y)
22
I. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.3
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil
1 Rusdiah
Nasution
Pengaruh Modal
Kerja, Luas lahan dan
Tanaga kerja
Terhadap Pendapatan
Usahatani Nanas
(Studi kasus : Desa
Purba Tua Baru, Kec.
Silimatuka, Kab.
Simalungun)29
Kuantitatif Untuk pengaruh secara parsial
dapat dilihat dari uji-t Modal
kerja (X1) diperoleh t-hitung
(4,294) lebih besar dari t-tabel
(2,080) sehingga berpengaruh
nyata terhadap pendapatan.
Sementara luas lahan (X2)
dengan t-hitung (8,947) lebih
besar dari pada t-tabel (2,080)
sehingga luas lahan berpengaruh
nyata terhadap pendapatan.
Sedangkan tenaga kerja (X3)
dengan t-hitung (0,975) lebih
kecil dari pada t-tabel (2,080)
sehingga tenaga kerja tidak
berpengaruh nyata terhadap
pendapatan.
2 Dianita
Maria Roos
Pandanwangi
Pengaruh Luas Lahan
Pertanian Terhadap
Tingkat Pendapatan
Petani Pada Desa
Kebonagung
Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun30
Kuantitatif Dalam uji korelasi diperoleh
nilai r hitung ≥ r tabel ( 0,936
≥ 0,220 ) atau Sighit ≤ Sigprob
(0,000 ≤ 0,05). Selain itu
diketahui pula nilai R2 sebesar
87,60%, dari sini dapat
dikatakan bahwa sebesar
87,60% variabel terikat (Y)
dalam penelitian ini pendapatan
petani dipengaruhi oleh luas
lahan sebagai variabel bebas (X)
dan sedangkan sisanya 12,40%
dipengaruhi oleh faktor lain.
29
Rusdiah Nasution, Pengaruh Modal Kerja, Luas lahan dan Tanaga kerja Terhadap
Pendapatan Usahatani Nanas (Studi kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimatuka, Kab.
Simalungun), Jurnal Skripsi Universitas Sumatera Utara, 2009 30 Dianita Maria Roos Pandanwangi, Pengaruh Luas Lahan Pertanian Terhadap Tingkat
Pendapatan Petani Pada Desa Kebonagung Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jurnal
Ekonomi Sosial 2014
23
Dalam hal ini H0 ditolak dan
H1 diterima, artinya ada
hubungan antara luas lahan
terhadap pendapatan petani di
Desa Kebonagung Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun.
3 Putu Dika
Arinbawa
A. A. Bagus
Putu
Windata
Pengaruh Luas
Lahan, Teknologi
Dan Pelatihan
Terhadap Pendapatan
Petani Padi Dengan
Produktivitas Sebagai
Variabel Intervening
Di Kecamatan
Mengwi31
Kuantitatif Pengaruh langsung luas lahan
terhadap pendapatan Nilai
standardized coefficient beta
sebesar 0,364 dan nilai
probabilitas sebesar 0,000 <
0,05. Hal ini berarti H0 ditolak
dan H1 diterima.
Dengan demikian Luas Lahan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Pendapatan Petani Padi di
Kecamatan Mengwi.
4 Ara Anggar
Andrias,
Yus
Darusman,
Mochamad
Ramdan
Pengaruh Luas Lahan
Terhadap Produksi
Dan Pendapatan
Usahatani Padi Sawah
(Suatu Kasus Di Desa
Jelat Kecamatan
Baregbeg Kabupaten
Ciamis)32
Kuantitatif Luas lahan (X1), berpengaruh
positif terhadap produksi (Y).
Besarnya pengaruh variabel
tersebut ditunjukkan dengan R2
(R square) = 0,999. Hal ini
berarti bahwa pengaruh variabel
luas lahan (X1), terhadap
produksi (Y1) dan pendapatan
(Y2) usaha tani padi adalah
sebesar 99%. Sedangkan
sisanya sebesar 0,1%
dipengaruhi oleh faktorfaktor
lain yang tidak diteliti.
5 Suryati Pengaruh Modal
Kerja, Luas Lahan,
Dan Tenaga Kerja
Terhadap Pendapatan
Petani Bawang Merah
Di Desa Sakuru
Kuantitatif pengaruh variable modal
kerja (X1), luas lahan (X2) dan
tenaga kerja (X3) terhadap
pendapatan petani bawang
merah (Y), maka diperoleh nilai
Fhitung sebesar 27.820 dengan
tingkat signifikan
0.000 < 0.05. Hal ini
31
Putu Dika Arinbawa, dkk, Pengaruh Luas Lahan, Teknologi Dan Pelatihan Terhadap
Pendapatan Petani Padi Dengan Produktivitas Sebagai Variabel Intervening Di Kecamatan
Mengwi E-Jurnal EP Unud, 6[8]: 1601-1627, ISSN 2303-0178
32 Ara Anggar Andrias, dkk, Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Dan Pendapatan
Usahatani Padi Sawah (Suatu Kasus Di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 1, September 2017
24
Kecamatan Monta
Kabupaten Bima33
menunjukkan bahwa ketiga
variable bebas secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
variable terikat.
Perbedaan pada penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan
yaitu variabel luas lahan dan modal. Objek penelitian yang berebda dimana pada
penelitian ini menggunakan variabel berganda dan objek penelitiannya adalah
petani karet Desa Mudung Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi dan yang
menjadi perbedaan berikutnya pada periode penelitian.
33
Suryati, Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap
Pendapatan Petani Bawang Merah Di Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima, Jurnal
Skripsi Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar, 2017
25
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengkaji pengaruh luas lahan dan modal usahatani terhadap
pendapatan petani karet diDesa Mudung Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
Penelitian ini merupakan peneitian lapangan yang data-datanya merupakan data
kuesioner yang dapat dihitung untuk menghasilakan penaksiran kuantitatif. Sesuai
dengan kajian iniyang pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif.34
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif.
Penelitian ini merupakan peneitian lapangan yang data-datanya merupakan
data kuesioner yang dapat dihitung untuk menghasilakan penaksiran
kuantitatif.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder dan
data primer.
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang
diteliti, pengumpulan data primer dilakukan dengan cara, angket atau
34
Husein Umar, Metode Peneitian Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007) hlm. 38
26
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari arsip atau data yang
behubungan dengan penelitian, dan data ini penulis peroleh dari
komunitas terkait. Penelitian kepustakaan dari buku, artikel, karya ilmiah
maupun dari internet yang berkaitan dengan meteri skripsi ini.35
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik menjadi populasi bukan hanya
orang tetapi juga benda yang lain.36
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh petani karet desa Mudung Laut Kematan Pelayangan Kota Jambi
sebanyak 40 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.37
Kemudian
untuk menetapkan sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan
Penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel
total (total sampling) atau sensus. Penggunaan metode ini berlaku jika
35
Ibid, hl. 41 36
W. gulo, metodologi Penelitian, (Jakarta; Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia,
2002), hlm. 76 37
Husein Umar, Metode Peneitian Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007) hlm. 53
27
anggota populasi relatif kecil (mudah dijangkau). Dalam penelitian ini, karena
jumlah populasi relatif kecil dan relatif mudah dijangkau yaitu 40 orang
petani karet Desa Mudung Laut, peneliti menggunakan metode total
sampling. Dengan metode penentuan sampel ini, diharapkan hasilnya dapat
cenderung lebih mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat
memperkecil pula terjadinya kesalahan/penyimpangan terhadap nilai
populasi38
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan suatu yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari perbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.39
2. Metode angket (Questionary)
Metode angket ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada responden dengan mengedarkan formulir pertanyaan untuk
mendapatkan jawaban yang mendukung pertanyaan kuesioner yang
disebarkan dimaksud hanya untuk mendapatkan informasi dari responden40
Metode kuantitatif dilakukan dengan menyusun dan menghitung
jawaban pada tabel frekuensi didtribusi untuk mengetahui apakah tingkat
perolehan nilai (skor) variabel penelitian.
38
Usman, Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2008) hlm 40 39
Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.
145 40
Husein Umar, Metode Peneitian Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007) hlm. 53
28
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi non
manusia, sumber informasi (data) non mahasiswa ini berupa catatan-catatan,
pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan, keputusan atau surat-surat
lainnya, arsip-arsip yang ada kaitannya dengan fokus penelitian.41
E. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memudahkan dalam pemahaman terhadap istilah dari variabel yang
digunakan pada penelitian ini,maka dapat dijelaskan defenisi operasional untuk
tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel
No Nama Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala
1 Pendapatan
(Y)
pendapatan kotor
(penerimaan) dengan
biaya alat-alat luar
dan dengan modal
dari luar. Sedangkan
pendapatan bersih
dapat diperhitungkan
dengan mengurangi
pendapatan kotor
dengan biaya
mengusahakan.
Biaya mengusahakan
adalah biaya alat-alat
luar ditambah upah
tenaga kerja keluarga
sendiri yang
diperhitungkan
berdasarkan upah
yang dibayarkan
Sumber pendapatan
- Pendapatan dari
usahatani
- Sumber pendapatan
dari sektor luar
pertanian: buruh
angkut, pabrik, dll.
- Jumlah produksi43
Rasio
41
Ibid., hlm. 52.
29
kepada tenaga kerja
luar.42
2 Luas Lahan
(X1)
Keseluruhan lahan
yang menghasilkan
produksi pertanian
karet. Tanah
merupakan faktor
produksi terpenting
dalam pertanian
karena tanah
merupakan tempat
dimana usahatani
dapat dilakukan dan
tempat hasil
produksi
dikeluarkan karena
tanah tempat
tumbuh tanaman.44
1. Luas lahan yang
dimiliki
2. Status kepemilikan
lahan
3. Rata-rata hasil karet45
Rasio
3 Modal
Usahatani
(X2)
biaya untuk sarana
produksi pertanian
(saprotan). Biaya
produksi adalah
kompensasi yang
diterima oleh pemilik
faktor-faktor
produksi, atau biaya-
biaya yang
dikeluarkan oleh
petani penggarap
dalam proses
produksi baik secara
tunai maupun tidak
tunai. 46
Biaya produksi
- Biaya pembelian
pupuk
- Biaya obat hama dan
perawatan
- Biaya peralatan
panen karet47
-
Rasio
43
Suryati, Pengaruh Modal Kerja, Luas lahan, dan Tenaga kerja Terhadap Pendapatan
Petani Bawang Merahdi Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima, Skripsi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makasar, 2017
42 Ibid.
44 Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: LP3S, 1989), hlm. 89
45 Reza Ar Ridho, Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok, Masihul Kabupaten Serdang Bedagai,
Skripsi Universitas Sumatera Utara Medan, 2016 46
Soekartawi, Analisis Usahatani, (Jakarta: UI Press, 2005), hlm. 80
30
F. Teknis Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan adalah anlisa data deskriptif yaitu suatu
metode yang berfungsi untuk membuat gambaran secara sistematis dan faktual
mengenai fakta-fakta yang ada dilapangan berdasarkan teori-teori yang ada dalam
literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
1. Regresi Linear Berganda
Secara umum data hasil pengamatan Y dipengaruhi oleh variabel-
variabel bebas X1, X2, X3, X4…Xn, sehingga rumus umum dari regresi linier
berganda ini adalah:
Y = a + b X2 + c X2 + …+ k Xk
Keterangan:
Y = Varibel Terikat (Pendapatan)
= koefisien konstan
X1 = koofisien regresi (variabel luas lahan)
X2 = koofisien regresi (variabel modal usahatani)
K = kesalahan penggunaan.48
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen,
independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau
tidak.Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau
mendekati normal.Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak
47
Tri Yuliati Ningsih, Pengaruh Modal dan Luas Lahan Terhadap Petani Penggarap
(Studi Kasus Praktek Maro Pada Masyarakat Desa Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten
Kendal), Skripsi Universitas Wali Songo Semarang, 2016 48
Ibid., hlm. 126.
31
dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah
grafik.Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan -mengikuti arah
garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas.49
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
kepengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, disebut homokedastisitas, sementara itu untuk
varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.50
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Jika terjadi
korelasi, maka terdapat masalah yang harus diatasi.51
3. Uji Statistik
a. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas decara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Penggunaan tingkat
49
Ibid., hlm. 181. 50
Ibid., hlm. 179. 51
Ibid., hlm. 177.
32
signifikansinya beragam, tergantung keinginan peneliti yaitu 0,01 (1%) ;
0,05 (5%) dan 0,10 (10%).
Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig, sebagai
contoh kita menggunakan taraf signifikan 5% (0,05), jika nilai
probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama sama antara variabel bebas terhadap variabel
terikat. Namun jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.52
b. Uji T
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficient pada kolom sig (significance),
jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Namun jika probabilitas nilat atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing
variabel terhadap dan variabel terikat.53
a. Koefisien Determinasi
Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total
variasi dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Apabila
analisis yang digunakan adalah regresi sederhana, maka yang digunakan
52
Sayuti Una (edit), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Fakultas Syariah
IAIN STS Jambi dan Syariah Press, 2014), hlm. 266. 53
Ibid., hlm. 267.
33
adalah nilai R Square. Namun apabila yang digunakan adalah analisis
berganda, maka yang digunakan adalah adjusted R Square .
Hasil perhitungan adjusted R2
dapat dilihat pada output Model
Summary. Pada kolom adjusted R2
dapat diketahui berapa persentase yang
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sedangkan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian.Koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur apakah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen.R2
bernilai antar nol sampai dengan satu 0 < R2 <1.
54
G. Sistematika penulisan
Untuk memudah pembaca dalam memahami materi yang disajiikan, maka
penulis memaparkan garis beasar point-point dalam tiap-tiap bab skripsi
terbagi lima bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini yang pertama dibahas yaitu pendahuluan, latar
belakang yang menjadi alasan mengangkat judul skripsi, rumusan
masalah tujuan dan kegunaan penelitian, batasan masalah, kerangka
teori, dan tinjauan pustaka, kerangka berpikir, hipotesa.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis memaparkan mengenai metode penelitian
yang mencakup defenisi operasional, tempat dan waktu penelitian,
54
Ibid.
34
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen
pengumpulan data, teknis analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang gambaran umum
lokasi penelitian,selain itu juga digambarkan mengenai situasi dan
kondisi daerah penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis memaparkan hasil dari angket yang telah
dibagikan kepada responden.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis memaparkan kesimpulan dan saran yang
dilengkapi dengan daftar pustaka.
35
BAB III
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
A. Kondisis Petani Karet
Sebagian besar masyarakat Desa Mudung laut mata pencahariannya terletak pada
sektor pertanian. Komoditas karet merupakan salah satu komoditas yang paling
banyak berpengaruh pada pencaharian masyarakat Desa Mudung laut, hal ini
ditunjukkan pada jumlah petani karet yang lebih besar dari jenis komoditas
pertanian lainnya.
Tabel. 3.1
Mata Pencaharian Masyarakat Di Desa Mudung Laut
No Jenis Komoditas Jumlah
1 Padi 18
2 Sayuran 17
3 Karet 40
4 Sawit 14
5 Peternakan 16
6 Pedagang 10
Salah satu petani mengatakan bahwa banyak dari petani yang sudah lama bekerja
kurang lebih 7 tahun sebagai petani karet. Saat ini petani karet di Desa Mudung
Laut Kecamatan Pelayangan Mengeluh. Sejak beberapa bulan terakhir, harga
36
karet tak stabil membuat mereka lebih giat untuk melakukan penyadapan setiap
harinya demi memenuhi kebutahan sehari-hari.
Bahkan diantaranya melakukan aktifitas sebagai buruh bangun, pabrik.
Meski harga perkilo mencapai Rp 7.000, namun petani di sana mengaku besaran
itu terbilang masih belum stabil jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Musim hujan juga menjadi kendala, sebab kuantitas panen berkurang dari cuaca
normal. 55
B. Kecamatan Pelayangan
1. Letak Geografis
Kecamatan Pelayangan merupakan salah satu kecamatan di Kota Jambi
yang keadaan geografisnya terletak pada ketinggian 12 m dari permukaan air
laut. Batas-batas Kecamatan Pelayangan adalah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Batanghari
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
4) Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Danau Teluk
Kecamatah Pelayangan dengan luas 15,29 Km2 dan terdiri dari 6 Kelurahan:
1) Kelurahan Tengah dengan luas 2,31 Km2 atau 15,11% dari luas
kecamatan.
2) Kelurahan Jelmu dengan luas 2,30 Km2 atau 15,04% dari luas
kecamatan.
55
Wawancara Dengan Abrianto, Ketua Kelompok Tani Desa Mudung Laut Kec.
Pelayangan Kota Jambi, 03 Maret 2019.
37
3) Kelurahan Mudung Laut dengan luas 2,23 Km2 atau 14,59% dari luas
kecamatan.
4) Kelurahan Arab Melayu dengan luas 1,15 Km2 atau 7,52% dari luas
kecamatan.
5) Kelurahan Tahtul Yaman dengan luas 2,71 Km2 atau 17,72% dari luas
kecamatan.
6) Kelurahan Tanjung Johor dengan luas 4,59 Km2 atau 30,02% dari luas
kecamatan.56
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya Kecamatan Pelayangan sebagai kecamatan terdepan dalam
pengembangan pendidikan dan budaya yang bernuasa islami, sentra
kerajinan khas Daerah Jambi yang berdaya saing tinggi serta Kawasan
Pengembangan Sektor Agrobisnis Unggulan Kota Jambi.
b. Misi
1. Mendorong pertumbuhan pengembangan pendidikan, kegiatan serta
budaya yang bernafaskan islami sebagai karakteristik masyarakat
Kecamatan Pelayangan.
2. Mewujudkan Kecamtan Pelayangan sebagai pusat pengembangan
berbagai usaha kerajinan khas Daerah Jambi berbasis pada
penguatan ekonomi kerakyatan, usaha kecil dan menengah.
56
BPS Kota Jambi, Kecamatan Pelayangan Dalam Angka 2018, hal.3
38
3. Menjadikan salah satu kawasan utama pengembangan sektor
Agribisnis unggulan, ruang terbuka hijau serta pengelolaan daerah
aliran (DAS) Sungai Batanghari.
4. Mewujudkan aparatur yang profesional, berdedikasi, tanggap dan
prima dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3. Demografi
Jumlah penduduk di Kecamatan Pelayangan Tahun 2017 berjumlah 13.369
jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 7.053 jiwa dan perempuan sebanyak
6.532 jiwa yang tersebar di enam kelurahan. Jumlah penduduk tertinggi berada
di Kelurahan Tahtul Yaman yakni 4.520 jiwa dan jumlah penduduk terendah
berada di Kelurahan Jelmu yakni 600 jiwa. Dengan total rumah tangga 2.589
dan kepadatan sebesar 6.551 jiwa/km2.
Jumlah penduduk yang besar tidak hanya menjadi modal pembangunan,
akan tetapi dapat juga menjadi beban, bahkan dapat menimbulkan berbagai
permasalahan seperti kebutuhan akan lapangan kerja, kebutuhan perumahan,
pendidikan, dan sebagainya. Selain itu komposisi penduduk yang tidak
seimbang antara jumlah penduduk muda dengan usia produktif dapat
menyebabkan rendahnya produktifitas. Begitu pula dengan persebaran
penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai permasalahan.57
57
Ibid, hal. 23
39
4. Ekonomi
Berdasarkan data Potensi Daerah dari Badan Pusat Statistik Kota Jambi,
jenis perusahaan industri yang terdapat di kecamatan Pelayangan adalah
sebagai berikut:
1) Industri besar/sedang sebanyak 3 industri
2) Industri rumah tangga sebanyak 211 industri.
Di Kecamatan Pelayangan hanya terdapat 1 buah pasar yaitu di kelurahan
Arab Melayu.58
5. Pemerintahan
Kecamatan Pelayangan dipimpin oleh seorang camat dan di bantu oleh 6
orang lurah terdiri dari:
1) Lurah Tengah
2) Lurah Jelmu
3) Lurah Mudung Laut
4) Lurah Arab Melayu
5) Lurah Tahtul Yaman
6) Lurah Tanjung Johor
Kecamatan Pelayangan terdiri dari enam desa/kelurahan, 46 RT. Pusat
pemerintahan Kecamatan Pelayangan terletak di Kelurahan Mudung laut. Jarak
Antara Kelurahan di Kecamatan Pelayangan dengan Ibukota Kecamatan,
58
Ibid, hal. 93
40
kurang lebih 25 Km. Lurah yang ada di Kecamatan Pelayangan sebesar
83,33% pendidikan terakhirnya S1.59
59
Ibid, hal. 15
41
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakter Responden
Pada pembahasan berikut disajikan deskripsi data yang telah diperoleh
dalam penelitian. Data hasil penelitian diperoleh secara langsung dari
responden. Yaitu dengan kuesioner penelitian mengajukan pernyataan yang
telah disiapkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini berjumlah 40 responden.
Pada penelitian ini menyajikan informasi mengenai keadaan umum
responden berdasarkan Usia, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan Sampingan,
jumlah anggota keluarga, jumlah tanggungan, lama bekerja sebagai petani
karet, luas lahan karet, hasil karet rata-rata yang dihasilkan perhari. . Secara
lebih jelas disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini :
a. Deskripsi Usia Responden
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia dibedakan
menjadi 4 bagian, yaitu 18-30 Tahun, 31-40 Tahun, 41-50 Tahun, >50 Tahun.
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persen %
18-30 Tahun 2 5,0
31-40 Tahun 7 17,5
41-50 Tahun 14 35,0
>50 Tahun 17 42,5
Total 40 100
41
42
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai petani
karet, kelompok usia kelompok usia 18-30 Tahun terdapat 2 orang atau 5,0%
, kelompok usia 31-40 Tahun terdapat 7 orang atau 17,5% , kelompok usia
41-50 Tahun terdapat 14 orang atau 35,0% , kelompok usia >50 Tahun
terdapat 17 orang atau 42,5 %.
b. Deskripsi Pendidikan terakhir
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori pendidikan dibedakan
menjadi bagian 3 bagian, yaitu SD, SMP, dan SMA.
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persent %
SD/MI 16 40,0
SMP/MTS 13 32,5
SMA/MA/SMK 11 27,5
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai
petani karet, kelompok pendidikan terakhir SD terdapat 16 orang atau 40,0% ,
kelompok pendidikan terakhir SMP terdapat 13 orang atau 32,5% , kelompok
pendidikan terakhir SMA terdapat 11 orang atau 27,5%.
c. Deskripsi Pekerjaan Sampingan
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori pekerjaan sampingan
dibedakan menjadi 6 bagian, yaitu pedagang, karyawan, buruh, petani sayur,
satpam, dan tidak ada.
43
Tabel 4.3
Data Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan Sampingan Frekuensi Persent %
Pedagang 3 7,5
Karyawan 2 5,0
Buruh 10 25,0
Petani Sayur 6 15,0
Satpam 1 2,5
Tidak Ada 18 45,0
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai petani
karet, kelompok pekerjaan sampingan pedagang terdapat 3 orang atau 7,5% ,
kelompok pekerjaan sampingan karyawan terdapat 2 orang atau 5,0% ,
kelompok pekerjaan sampingan buruh terdapat 10 orang atau 25,0%,
kelompok pekerjaan sampingan petani sayur terdapat 6 orang atau 15,0%,
kelompok pekerjaan sampingan satpam terdapat 1 orang atau 2,5% ,
kelompok pekerjaan sampingan tidak ada terdapat 18 orang atau 45,0%.
d. Deskripsi Jumlah Anggota Keluarga
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori jumlah anggota keluarga dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu 1-3
Orang, 4-5 Orang, >6 Orang.
44
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi Persen %
1-3 Orang 22 55,0
4-5 Orang 16 40,0
>6 Orang 2 5,0
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai petani
karet, kelompok jumlah anggota keluarga 1-3 terdapat 22 orang atau 55,0% ,
kelompok jumlah anggota keluarga 4-5 terdapat 16 orang atau 4,0% ,
kelompok jumlah anggota keluarga >6 terdapat 2 orang atau 5,0%.
e. Deskripsi Jumlah Tanggungan
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori jumlah tanggungan keluarga dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu
Tidak Ada, 1-3 Orang, 3-5 Orang.
Tabel 4.5
Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Jumlah Tanggungan Frekuensi Persen %
Tidak Ada 8 20,0
1-3 Orang 31 77,5
3-5 Orang 1 2,5
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai
petani karet, kelompok jumlah tanggungan keluarga tidak ada terdapat 8
orang atau 20,5% , kelompok jumlah tanggungan keluarga 1-3 terdapat 31
45
orang atau 77,5% , kelompok jumlah tanggungan keluarga 3-5 terdapat 1
orang atau 2,5%
f. Deskrispi Lama Bekerja Sebagai Petani Karet
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori lama bekerja sebagai petani karet dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu
1-5 Tahun, 6-10 Tahun, 11-15 Tahun, dan >16 Tahun.
Tabel 4.6
Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sebagai Petani
Karet
Lama Bekerja Frekuensi Persen %
1-5 Tahun 15 37,5
6-10 Tahun 13 32,5
11-15 Tahun 4 10,0
>16 Tahun 8 20,0
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai petani
karet, lama bekerja sebagai petani karet 1-5 terdapat 15 orang atau 37,5% ,
lama bekerja sebagai petani karet 6-10 terdapat 13 orang atau 32,5% , lama
bekerja sebagai petani karet 11-15 terdapat 4 orang atau 10,0% , lama bekerja
sebagai petani karet >16 terdapat 8 orang atau 20,0% .
g. Deskripsi Lahan Yang di Sadap
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori lahan yang di sadap dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu punya sendiri
dan punya orang tua.
46
Tabel 4.7
Deskripsi Responden Berdasarkan Lahan Yang di Sadap
Lahan di sadap Frekuensi Persen %
Punya Sendiri 39 97,5
Punya Orang Tua 1 2,5
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai petani
karet, lahan yang di sadap punya sendiri terdapat 39 orang atau 97,5% , lahan
yang di sadap punya orang tua terdapat 1 orang atau 2,5% .
h. Deskripsi Luas Lahan Karet
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori luas lahan karet dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu 1 Hektar, 2
Hektar dan 3 Hektar .
Tabel 4.8
Deskripsi Responden Berdasarkan Luas Lahan Karet
Luas Lahan Frekuensi Persen %
1 Hektar 16 40,0
2 Hektar 23 57,5
3 Hektar 1 2,5
Total 40 100,0
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai petani
karet, luas lahan karet 1 hektar terdapat 16 orang atau 40,0% , luas lahan
karet setengah hektar 2 hektar terdapat 23 orang atau 57,5% , luas lahan karet
3 Hektar terdapat 1 orang atau 2,5%.
47
i. Deskripsi Hasil Karet Rata-rata Perhari
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori hasil karet rata-rata perhari dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu 1-10
Kg, 11-20 Kg dan 21-30 Kg.
Tabel 4.9
Deskripsi Responden Berdasarkan Hasil Karet Rata-rata Perhari
Hasil Karet
Perhari
Frekuensi Persen %
1-10 Kg 28 70,0
11-20 Kg 9 22,5
21-30 Kg 3 7,5
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berkerja sebagai petani
karet, hasil karet rata-rata perhari 1-10 Kg terdapat 28 orang atau 70,0% ,
hasil karet rata-rata perhari 11-20 Kg terdapat 9 orang atau 22,5% , hasil karet
rata-rata perhari 21-30 Kg terdapat 3 orang atau 7,5% .
j. Deskripsi Jenis Pupuk
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori hasil karet rata-rata perhari dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu Kcl,
Kcl dan Urea, Kcl dan Sp36, Urea, Urea dan Sp36.
48
Tabel 4.10
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pupuk
Jenis Pupuk Frekuensi Persen %
Kcl 14 35
Kcl dan Urea 5 12,5
Kcl dan Sp36 1 2,5
Urea 18 45
Urea dan Sp36 2 5
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang menggunakan pupuk Kcl
terdapat 14 orang atau 30% , pupuk Kcl dan Urea terdapat 5 orang atau
12,5% , pupuk Kcl dan Sp36 terdapat 1 orang atau 7,5% , pupuk Urea
terdapat 18 orang atau 45% , pupukUrea dan Sp36 terdapat 2 orang atau 5%.
k. Deskripsi Penggunaan Pupuk
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori penggunaan pupuk dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu 1-5 sak, 6-10
sak, 11-15 sak pupuk yang digunakan.
Tabel 4.11
Deskripsi Responden Berdasarkan Penggunaan Pupuk
Penggunaan pupuk
(Sak)
Frekuensi Persen %
1 – 5 12 30
6 – 10 26 65
11 – 15 2 5
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
49
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang menggunakan pupuk 1-5 sak
terdapat 12 orang atau 30% , pupuk 6-10 sak terdapat 26 orang atau 65% ,
pupuk 11- 15 terdapat 2 orang atau 5%.
l. Deskripsi Perawatan dengan Herbisida
Pengelompokkan daftar jawaban pertanyaan responden berdasarkan
kategori penggunaan herbisida dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu 6-10 liter,
11-15 liter, 15-20 liter, >21 liter.
Tabel 4.12
Deskripsi Responden Perawatan dengan Herbisida
Penggunaan
Herbisida (liter)
Frekuensi Persen %
6-10 24 60
11-15 8 20
16-20 7 17,5
>21 1 2,5
Total 40 100
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang menggunakan herbisida 6-10
liter terdapat 24 orang atau 60% , herbisida 11-15 liter terdapat 8 orang atau
20% , herbisida 15-20 liter terdapat 7 orang atau 17,5% , herbisida >21 liter
terdapat 1 orang atau 2,5%.
2. Regregi Linier Berganda
Secara umum data hasil pengamatan Y dipengaruhi oleh variabel-
variabel bebas X1, X2, X3, X4…Xn, sehingga rumus umum dari regresi linier
berganda ini adalah: Y = a + b X2 + c X2 + …+ k Xk
50
Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -732739,341 2897033,404 -,253 ,802
Luas Lahan -11588078,048 2865893,350 -,701 -4,043 ,000
Modal Usahatani 14,239 1,877 1,316 7,588 ,000
a. Dependent Variable: Pendapatan Petani
Y= + 1X1 + 2X2 +e
Y= 9,341 + 8,048 (X1) + 4,239 (X2)
Persamaan regresi linier tersebut dapat di interpresikan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta () sebesar 9,341 menunjukkan bahwa jika variabel
luas lahan dan modal usahatani dan pendapatan petani dianggap
konstan atau sama dengan nol (0) adalah sebesar 9,341.
b. Koefisien regresi luas lahan (X1) sebesar 8,048 menyatakan bahwa
variabel luas lahan terdapat hubungan positif dengan pendapatan
petani. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan pendapatan sebesar
satu satuan akan menyebabkan kenaikan nilai pendapatan petani karet
sebesar 8,048.
c. Koefisien regresi gaya hidup (X2) sebesar 4,239 menyatakan bahwa
variabel modal usahatani terdapat hubungan positif dengan pendapatan
petani. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan gaya hidup sebesar
51
satu satuan akan menyebabkan kenaikan nilai pendapatan petani karet
sebesar 4,239.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Uji
normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah memiliki distribusi
normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan uji statistik non-parametrik
Komolgorov-smirnov (K-S) dengan ketentuan jika nilai signifikan (Sig)
> 0,05 maka data berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas.
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 5104641,89432
568
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,062
Negative -,079
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
52
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan nilai Kolmogorov-
Smirnov Z sebesar 0,079 dan signifikan pada 0,200. Karena nilai
signifikan > 0,05 yaitu 0,200 maka data terdistribusi normal dan asumsi
normalitas terpenuhi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual
suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Dan adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Cara memprediksi ada tidaknya Heteroskedastisitas pada suatu
model dapat dilihat dengan pola gambar Scatterplot, regresi yang tidak
terjadi Heteroskedastisitas jika :
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau sekitar angka 0.
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
Penyebaran titik-titik data tidak berpola. Hasil Uji
Heteroskedastisitas dapat di lihat sebagai berikut :
53
Tabel 4.15
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dari gambar grafik Scatterplot diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, yang
artinya tidak terjadi Heteroskedastisitas atau disebut juga
Homokedastisitas karena variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap.
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Jika terjadi
korelasi, maka terdapat masalah yang harus diatasi.60
60
Ibid., hlm. 177.
54
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Luas Lahan ,294 3,402
Modal Usahatani ,294 3,402
a. Dependent Variable: Pendapatan Petani
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dari hasil penelitian pada tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance
dan VIF menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 dan tidak ada satu nilai tolerance
variabel independen yang memenuhi nilai tolerance yaitu kurang dari 0,1
yang berati tidak terjadi Multikolinieritas.
4. Uji Statistik
Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan program
statistical product and service solution (SPSS) versi 21. Pengujian hipotesis
pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengujian secara parsial
(uji T) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
a. Uji Parsial (T)
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
bebas ( Luas lahan dan Modal usahatani ) secara parsial atau individual
menerangkan variabel terikat (Pendapatan Petani karet) berdasarkan tabel,
maka hasil analisis uji t adalah sebagai berikut :
55
Tabel 4.17
Hasil Uji Parsial (T-Test)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -732739,341 2897033,404 -,253 ,802
Luas Lahan -11588078,048 2865893,350 -,701 -4,043 ,000
Modal Usahatani 14,239 1,877 1,316 7,588 ,000
a. Dependent Variable: Pendapatan Petani
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Dengan nilai t
tabel α = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 40-
2-1 = 37 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen).
Maka ttabel (α = 0,05; df =37) diperoleh sebesar ttabel
sebesar 1,687. Untuk
mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (luas
lahan dan modal usahatani) terhadap variabel dependen (pendapatan petani
karet) dapat dilihat dari nilai signifikan setiap variabel
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen (luas lahan dan modal usahatani) terhadap variabel dependen
(pendapatan petani) dapat dilihat dari nilai signifikan setiap variabel.
a). Dari hasil perhitungan tabel di atas luas lahan berpengaruh
tehadap pendapatan petani karena nilai thitung
> ttabel
atau 4,043 > 1,687
dan nilai signifikan yang dihasilkan 0,000 < 0,05. Maka hal ini berarti
bahwa variabel luas lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
petani.
56
b). Dari hasil perhitungan tabel di atas modal usahatani berpengaruh
tehadap pendapatan petani karena nilai thitung
> ttabel
atau 7,588 > 1,687
dan nilai signifikan yang dihasilkan 0,000 < 0,05. Maka hal ini berarti
bahwa variabel modal usahatani berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan petani karet.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas decara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Penggunaan tingkat
signifikansinya beragam, tergantung keinginan peneliti yaitu 0,01 (1%) ;
0,05 (5%) dan 0,10 (10%).
Tabel 4.18
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 112,000 2
1044701287048556,
000 38,036 ,000
b
Residual 888,000 37
27465875294672,66
0
Total 000,000 39
a. Dependent Variable: Pendapatan Petani
b. Predictors: (Constant), Modal Usahatani, Luas Lahan
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil perhitungan dengan membandingkan fhitung
dengan ftabel
, dengan
taraf signifikan α = 0,05 (5%). Dapat diketahui bahwa fhitung
sebesar 38,036
dengan membandingkan ftabel
α = 0,05 dengan derajat bebas pembilang 2,
didapat ftabel
sebesar 1,24. Dari hasil pengolahan data pada tabel di atas,
57
diketahui bahwa luas lahan dan modal usahatani secara bersama
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karena fhitung
> ftabel
atau 38,036 > 1,24 nilai signifikan yang dihasilkan 0,000 lebih kecil dari
level of signifikan 0,05. Karena fhitung
> ftabel
maka hal ini berarti bahwa
luas lahan dan modal usahatani secara bersama berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan petani.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Berikut hasil uji determinasi ialah menggunakan Software Statistik
yang disajikan dalam Tabel berikut:
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,820a ,673 ,655 5240789,568
a. Predictors: (Constant), Modal Usahatani, Luas Lahan
b. Dependent Variable: Pendapatan Petani
Sumber : Hasil Olahan Data 2019
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa besar nilai R Square adalah
0,673 atau 67,3%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Luas lahan dan
Modal Usahatani secara besama-sama memberikan kontribusi atau
pengaruh sebesar 67,3 % dan sisanya sebesar 32,7 % dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini.
58
B. Pembahasan
1. Pengaruh Luas lahan Terhadap Pendapatan Petani Karet
Hasil penelitian mendukung hipotesis pertama bahwa variabel luas lahan
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karet Di Desa Mudung
Laut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.17 yang menunjukkan bahwa nilai
signifikan variabel luas lahan berpengaruh tehadap pendapatan petani karena
nilai thitung
> ttabel
atau 4,043 > 1,687 dan nilai signifikan yang dihasilkan 0,000
< 0,05. Maka hal ini berarti bahwa variabel luas lahan berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan petani, sehingga mengindikasikan bahwa luas lahan
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karet Di Desa Mudung
Laut.
Dari hasil diatas tampak jelas bahwa luas lahan berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap pendapatan petani karet Di Desa Mudung
Laut. Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas
pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang
digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan
tersebut. Pengaruh luas lahan tidak hanya pada tingkat efisiensi usaha tani
saja, tetapi juga mempunyai dampak pada upaya transfer dan penerapan
teknologi dalam pembangunan pertanian. Bila pemilikan lahan lebih banyak
secara kotak-kotak dengan luas penguasaan yang sempit, upaya pembangunan
pertanian akan sulit dilakukan. Petani biasanya lebih menguasai lahannya
daripada bekerja menurut kemauan bersama. Artinya, kurangnya motivasi
untuk bekerja sama dan menantang resiko menyebabkan petani bertindak
59
sendiri-sendiri. Tetapi bila penguasaan lahan cukup luas, maka jumlah
produksi akan meningkat yang akhirnya berpengaruh terhadap pendapatan.
2. Pengaruh Modal Usahatani terhadap Pendapatan Petani Karet
Hasil uji hipotesis variabel atas modal usahatani berpengaruh tehadap
pendapatan petani karena nilai thitung
> ttabel
atau 7,588 > 1,687 dan nilai
signifikan yang dihasilkan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa modal
usahatani berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karet.
Berdasarkan hasil penelitian ini, modal usahatani memiliki pengaruh
yang positif terhadap pendapatan petani karet. Modal adalah faktor
terpenting dalam pertanian khususnya terkait bahan produksi dan biaya
perawatan, penggunaan pupuk. Dengan kata lain, keberadaan modal sangat
menentukan tingkat biaya produksi sehingga berpengaruh terhadap
pendapatan yang diterima petani. Kekurangan modal menyebabkan
kurangnya pemasukan yang diberikan sehingga menimbulkan resiko
kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima. Dalam arti semakin besar
modal yang dikeluarkan petani maka jumlah pendapatan yang diterima petani
akan semakin menurun.
60
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan pada pengujian pengaruh luas lahan dan modal usahatani secara
parsial maupun silmutan terhadap pendapatan petani karet, dan variabel yag
paling dominan mempengaruhi pola perilaku konsumsi sebagai berikut:
1. Secara parsial, luas luas dan modal usahatani berpengaruh signifikan
tehadap pendapatan petani karet dengan nilai sebesar 4,043 dan 7,588
dengan tingkat siginifkan 0,000 dan 0,000. Artinya semakin tinggi tingkat
luas lahan dan modal usahatani maka akan semakin tinggi pula pendapatan
petani karet.
2. Secara simultan, luas lahan dan modal usahatani secara bersama
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani karena fhitung
> ftabel
atau 38,036 > 1,24 nilai signifikan yang dihasilkan 0,000 lebih kecil dari
level of signifikan 0,05. Karena fhitung
> ftabel
maka hal ini berarti bahwa
luas lahan dan modal usahatani secara bersama berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan petani.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan
maka selanjutnya dapat di usulkan saran yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pendapatan. Peneliti
menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat memberikan manfaat
60
61
kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran-
saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Praktisi: diharapkan dapat digunakan oleh pihak terkait supaya dapat
meningkatkan dan mempertahankan Berdasarkan penelitian bahwa luas
lahan dan modal terhadap pendapatan petani dalam kategori sedang.
Dengan adanya hal tersebut maka sebaiknya pihak kesatuan pertanian dari
pemerintah dan kelompok pertanian pelatihan keterampilan yang dapat
dijadikan sebagai pekerjaan tambahan dalam rangka meningkatkan
perekonomian keluarga.
2. Bagi Akademik: diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
dokumentasi bagi pihak kampus sebagai bahan acuan penelitian
selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh
luas lahan dan modal usahatani terhadap pendapatan petani karet desa
mudung laut kecamatan pelayangan meskipun penelitian ini jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan. Peneliti dalam melakukan
penelitiannya mengalami berbagai kendala dalam pencarian informasi
karena menyangkut kerahasiaan data.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya: diharapkan bisa menemukan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi luas lahan dan modal usahatani terhadap
pendapatan petani karet desa mudung laut kecamatan pelayangan.
62
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV. Karya Insan Indonesia (Karindo),
2003.
Ahmad Erani Yustika. 2002. Pengembangan dan Krisis Memetakan Perekonmian
Indonesia. Jakarata: PT Grasindo.
BPS Kota Jambi. 2018. Kecamatan Pelayangan Dalam Angka.
Boediono. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Ekonomi Makro. Yogyakarta; BPFE-
Yogyakarta.
Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta; Bumi Aksara.
Husein Umar. 2007. Metode Peneitian Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Lipsey. 1999. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Munawar Ismail, dkk, 2014. Sistem Ekonomi Indonesia Tafsiran Pancasila dan
UUD 1945. Jakarta: Erlangga.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3S.
Mohar Daniel. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sugiyono. 2016. Metode Peneltian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suparyono dan Setyono Agus. 1993. Padi. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.
Sayuti Una (edit). 2014. Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi). Jambi:
Fakultas Syariah IAIN STS Jambi dan Syariah Press.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekarwati. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta; PT Raja Grafindo.
63
Soekartawi. 2002. Faktor Produksi Dalam Menghasilakn Barang Dan Jasa.
Jakarta, Bumi Aksara.
Soekartawi. 2005. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.
Soekirno. 2002. Pengantar Teori Ekonomi Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Usman, Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta, PT. Bumi Aksara.
W. gulo. 2002. metodologi Penelitian. Jakarta; Penerbit Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Jurnal
Ara Anggar Andrias, dkk, Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Dan
Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Suatu Kasus Di Desa Jelat
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis) Jurnal Ilmiah Mahasiswa
AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 1, September 2017
Dianita Maria Roos Pandanwangi, Pengaruh Luas Lahan Pertanian Terhadap
Tingkat Pendapatan Petani Pada Desa Kebonagung Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jurnal Ekonomi Sosial 2014.
Fitri Yanuar, dkk. “Kaitan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Pegembangan
Usaha Agribinsnis (PUAP) dengan Tingkat Keberhasilan Kegiatan
Usahatani Di Gapoktan Kota Jambi”. Jurnal Ilmiah Sosio Ekonomika
Bisnis Vol.20 (1) 2017, pISSN 1412-8241 eISSN 2621-1246.
Nazir, “Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten
Aceh Utara.” Tesis, Medan, Universitas Sumatera Utara.
64
Nunung Nurwati, “Kemiskinan: Model Pengukuran, Permasalahan dan Alternatif
Kebijakan”. Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10 No. 1 (Januari
2008).
Putu Dika Arinbawa, dkk, Pengaruh Luas Lahan, Teknologi Dan Pelatihan
Terhadap Pendapatan Petani Padi Dengan Produktivitas Sebagai
Variabel Intervening Di Kecamatan Mengwi E-Jurnal EP Unud, 6[8]:
1601-1627, ISSN 2303-0178
Reza Ar Ridho, Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok, Masihul
Kabupaten Serdang Bedagai, Skripsi Universitas Sumatera Utara Medan,
2016
Rusdiah Nasution, Pengaruh Modal Kerja, Luas lahan dan Tanaga kerja
Terhadap Pendapatan Usahatani Nanas (Studi kasus : Desa Purba Tua
Baru, Kec. Silimatuka, Kab. Simalungun), Jurnal Skripsi Universitas
Sumatera Utara, 2009.
Suryati, Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap
Pendapatan Petani Bawang Merah Di Desa Sakuru Kecamatan Monta
Kabupaten Bima, Jurnal Skripsi Universitas Islam Negeri Alaudin
Makassar, 2017
Tri Yuliati Ningsih, Pengaruh Modal dan Luas Lahan Terhadap Petani
Penggarap (Studi Kasus Praktek Maro Pada Masyarakat Desa Kaligading
Kecamatan Boja Kabupaten Kendal), Skripsi Universitas Wali Songo
Semarang, 2016
65
Vina Tamaya , Analisis Komparatif Pendapatan Antara Petani Kedelai Dan
Petani Padi Di Kabupaten Wajo, Skripsi Universitas Hasanuddin
Makassar, 2014.
66
LAMPIRAN
67
Lampiran 1 : Kuesioner
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Pengaruh Luas Lahan dan Modal Usahatani Terhadap Pendapatan Petani Karet
Desa Mudung Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi
A. Identitas Penelitian
Judul : Pengaruh Luas Lahan dan Modal Usahatani
Terhadap Pendapatan Petani Karet Desa Mudung
Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi
Lokasi Penelitian : Desa Mudung Laut, Kec. Pelayangan, Kota Jambi
Nama Peneliti : Zahratul Dinni
Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Fathuddin Abdi, SM., Hk., M.M
2. Mohammad Orinaldi, S.E., M.S.Ak
B. Identitas Narasumber
Nama Responden : . . . . . . . . . . . .
Jenis Kelamin : . . . . . . . . . . . .
Umur : . . . . . . . . . . . .
Tingkat Pendidikan : . . . . . . . . . . . .
C. Petunjuk Pengisian
Silahkan jawab pertanyaan sesuai dengan pengalaman Anda sebagai petani
karet dengan memberi tanda silang (√) pada penilaian Anda.
1. Modal Kerja : Kurang dari Rp 1.000.000,-
Rp 5.000.000,- - Rp 10.000.000,-
Lebih dari Rp 10.000.000,-
68
Lainya .............
2. Luas Lahan : Kurang dari 1 Ha
1 Ha – 5 Ha
5 Ha – 10 Ha
3. Jumlah Panen karet : Kurang dari 1 kg
2 kg – 5 kg
5 kg – 10 kg
Lebih dari 10 kg ........
4. Pendapatan rata-rata dalam satu kali panen : Rp. ...............
5. Tingkat Pendidikan Terakhir : ........................
6. Lama Bekerja Sebagai Petani : ........................
7. Pekerjaan Sampingan : ........................
69
Lampiran 2 : Uji Liner Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -732739,341 2897033,404 -,253 ,802
Luas Lahan -11588078,048 2865893,350 -,701 -4,043 ,000
Modal Usahatani 14,239 1,877 1,316 7,588 ,000
a. Dependent Variable: Pendapatan Petani
Lampiran 3 : Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 5104641,89432
568
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,062
Negative -,079
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
70
Uji Heteroskedastisitas
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Luas Lahan ,294 3,402
Modal Usahatani ,294 3,402
a. Dependent Variable: Pendapatan Petani
Lampiran 4 : Uji Statistik
Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -732739,341 2897033,404 -,253 ,802
Luas Lahan -11588078,048 2865893,350 -,701 -4,043 ,000
Modal Usahatani 14,239 1,877 1,316 7,588 ,000
a. Dependent Variable: Pendapatan Petani
71
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 112,000 2
1044701287048556,
000 38,036 ,000
b
Residual 888,000 37
27465875294672,66
0
Total 000,000 39
a. Dependent Variable: Pendapatan Petani
b. Predictors: (Constant), Modal Usahatani, Luas Lahan
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,820a ,673 ,655 5240789,568
a. Predictors: (Constant), Modal Usahatani, Luas Lahan
b. Dependent Variable: Pendapatan Petani
72
Lampiran 5 : Dokumentasi
73
74
75
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Pengaruh Luas Lahan dan Modal Usahatani Terhadap Pendapatan Petani Desa
Mudung Laut, Kecamatan Pelayangan Kota Jambi
A. Identitas Penelitian
Judul : Pengaruh Luas Lahan dan Modal Usahatani
Terhadap Pendapatan Petani Karet Desa Mudung
Laut Kecamatan Pelayangan Kota Jambi
Lokasi Penelitian : Desa Mudung Laut, Kec. Pelayangan, Kota Jambi
Nama Peneliti : Zahratul Dinni
Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Fathuddin Abdi, SM., Hk., M.M
2. Mohammad Orinaldi, S.E., M.S.Ak
B. Identitas Responden
Nama Resaponden = ..................................
Jenis Kelamin = ..................................
Umur Responden = ..................................
Jumlah Anggota Keluarga = ..................................
Jumlah Tanggungan Keluarga= ..................................
Lama Menjadi Petani Karet = ..................................
Pendidikan Terakhir = ..................................
76
C. Petunjuk Pengisian
Silahkan jawab pertanyaan sesuai dengan pengalaman Anda sebagai petani karet
dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang disediakan sesuai dengan
penilaian Anda.
Variabel Pendapatan
1. Saya mempunyai pekerjaan sampingan diluar sektor pertanian ....
a. Pedagang
b. Buruh Pabrik
c. Buruh Bangunan
d. Buruh angkut
e. PNS
Keterangan lain .............
2. Hasil panen rata-rata perhari yang saya peroleh dari sektor pertanian ...
a. 1 kg per hari
b. 2 kg per hari
c. 3 kg per hari
d. 4 kg per hari
e. > 5 kg per hari
Keterangan lainnya .....
3. Pendapatan Usahatani yang saya peroleh dalam satu tahun ....
a. < dari Rp 10.000.000,-
b. Rp 10.000.000,- sampai Rp 20.000.000,-
c. Rp 21.000.000,- sampai Rp 30.000.000,-
d. Rp 31.000.000,- sampai Rp 40.000.000,-
e. > dari 40.000.000,-
Keterangan lainnya .....
Variabel Luas Lahan
1. Status kepemilikan lahan yang saya gunakan miliki ....
a. Milik pribadi
b. Milik orang tua
c. Milik orang lain
Keterangan lainya .....
2. Luas lahan yang saya miliki .....
a. 1 Ha
b. 2 Ha
c. 3 Ha
77
d. > besar dari 4 Ha
Keterangan lainnya .....
3. Luas lahan yang dimilik menggunakan pupuk .....
a. Urea
b. Kcl
c. Sp36
d. Campuran
Keterangan lainnya ....
Variabel Modal Usahatani
1. Modal usahatani yang digunakan ....
a. < dari Rp 1.000.000,-
b. Rp 1.000.000,- sampai Rp 5.000.000,-
c. Rp 6.000.000,- sampai Rp 10.000.000,-
d. > dari Rp 10.000.000,-
Keterangan lainnya ....
2. Jumlah penggunaan pupuk yang digunakan ....
a. < dari 5 sak
b. 5 sampai 10 sak
c. 10 sampai 15 sak
d. > dari 15 sak
Keterangan lainnya ....
3. Luas lahan yang dimiliki menggunakan perawatan herbisida.....
a. < dari 5 liter
b. 5 – 10 liter
c. 11- 15 liter
d. > dari 16 liter
Keterangan lainnya ....
78
79
Curriculum Vitae
Curriculum Vitae – Zahratul Dinni
Olak Kemang, Kec. Danau Teluk, Kota Jambi, Indonesia.
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 18 April 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Indeks Prestasi Komulatif : 3,63
Nomor Telepon : 0822-1119-9033
Latar Belakang Pendidikan
Sekolah Tanggal Penyelesaian
1. Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Jambi 15 Mei 2015
2. SMP N 3 Kota Jambi 2 Juni 2012
3. SD Islam As’ad Kota Jambi 22 Juni 2009
Relevant Experience
Keterlibatan Komunitas
GenBI Jambi 2018, “Komunitas Penerima Beasiswa Bank
Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi”
Anggota dan Penggurus Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI Al-Fath) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jambi 2016 – 2017 /
2017-2018
Study Excursion
Delegasi Olimpiade ekonomi Islam Forum Studi Ekonomi Islam SumBagteng ”Universitas Negeri Padang, 2016”