PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

28
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN Pengertian Lingkungan Perusahaan Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari factor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Faktor-faktor yang memperngaruhi lingkungan perusahaan : 1. Fisik, 2. Perkenomonian, 3. Etika Hukum, 4. Sosial, dan 5. Politik. Perusahaan dalam masyarakat yang Pluralistik Masyarakat pluralistik adalah kombinasi dari berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan. Dalam hal ini, pluralism mencerminkan usaha manusia untuk mempertemnukan kebutuhan dan kepentingan dari berbagai organisasi. Kesan negatif tentang perusahaan Dari pemberitaan pers yang dapat kita ikuti, banyak masalah yang menciptakan kesan negatif tentang perusahaan. Mengapa hal-hal seperti itu terjadi? Hal ini terjadi karena kritik terhadap perusahaan tidak hanya sebatas pada pertimbangan ekonomi, moral, etik, dan politik saja, tetapi juga menyangkut lingkungan fisik. Usaha-usaha untuk memperbaiki kesan negatif Untuk memperbaiki adanya kesan-kesan negatif dari masyarakat, perusahaan harus tidak menciptakan masalah yang negatif serta perlu melaksanakan kegiatan humas yang efektif. LINGKUNGAN FISIK, ENERGI, DAN KONSERVASI Dari masalah-masalah ekonomi dan sosial, salah satu masalah yang sulit diatasi dan memerlukan biaya besar adalah yang berkaitan dengan lingkungan fisik, energi dan konservasi. Ekologi Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Kualitas lingkungan kita sudah semakin menurun. Hal ini terutama disebabkan oleh kombinasi dari tiga faktor : 1. Semakin meningkatnya konsentrasi penduduk, 2. Perkembangan teknologi baru, dan 3. Semakin meningkatnya kemakmuran ekonomi. Macam-macam Polusi Polusi merupakan pengrusakan lingkungan alam di mana kita hidup dan bekerja. Masing-masing jenis polusi berikut ini

Transcript of PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

Page 1: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN Pengertian Lingkungan PerusahaanLingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari factor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya.Faktor-faktor yang memperngaruhi lingkungan perusahaan :1. Fisik,2. Perkenomonian,3. Etika Hukum,4. Sosial, dan5. Politik.Perusahaan dalam masyarakat yang PluralistikMasyarakat pluralistik adalah kombinasi dari berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan. Dalam hal ini, pluralism mencerminkan usaha manusia untuk mempertemnukan kebutuhan dan kepentingan dari berbagai organisasi.Kesan negatif tentang perusahaanDari pemberitaan pers yang dapat kita ikuti, banyak masalah yang menciptakan kesan negatif tentang perusahaan. Mengapa hal-hal seperti itu terjadi? Hal ini terjadi karena kritik terhadap perusahaan tidak hanya sebatas pada pertimbangan ekonomi, moral, etik, dan politik saja, tetapi juga menyangkut lingkungan fisik.Usaha-usaha untuk memperbaiki kesan negatif Untuk memperbaiki adanya kesan-kesan negatif dari masyarakat, perusahaan harus tidak menciptakan masalah yang negatif serta perlu melaksanakan kegiatan humas yang efektif.LINGKUNGAN FISIK, ENERGI, DAN KONSERVASIDari masalah-masalah ekonomi dan sosial, salah satu masalah yang sulit diatasi dan memerlukan biaya besar adalah yang berkaitan dengan lingkungan fisik, energi dan konservasi. EkologiEkologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Kualitas lingkungan kita sudah semakin menurun. Hal ini terutama disebabkan oleh kombinasi dari tiga faktor : 1. Semakin meningkatnya konsentrasi penduduk,2. Perkembangan teknologi baru, dan3. Semakin meningkatnya kemakmuran ekonomi. Macam-macam PolusiPolusi merupakan pengrusakan lingkungan alam di mana kita hidup dan bekerja. Masing-masing jenis polusi berikut ini menjadi ancaman bagi lingkungan yang sehat.Pencemaran UdaraPolusi udara ini menimbulkan dampak negatif yang biasanya dikaitkan dengan penyakit jantung dan pernapasan. Contohnya gas emisi dari kendaraan bermotorPencemaran AirCukup banyak kasus pencemaran air di Indonesia yang berasal dari berbagai macam sumber, seperti lingkungan industri, pemukiman, dan lingkungan pertanian. Contohnya pembuangan limbah-limbah rumah tangga.Pencemaran Sampah AwetSering sampah awet, seperti kaleng bekas, botol, karet, dan plastik, sulit mendapatkan pembuangan, ditanampun tidak lekas terurai dalam tanah, jika dibakar, pencemaran udara yang timbul sangat mengganggu lingkungan. Energi dan KonservasiSebagian besar penggunaan energi di dunia saat ini masih bergantung pada migas. Dan akhir-akhir ini sudah mulai dikembangkan penggunaan sumber energi matahari serta tenaga nuklir.

Page 2: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

Namun demikian penghematan akan berpengaruh pada kelestarian sumber-sumber yang ada.LINGKUNGAN PEREKONOMIAN DAN PERPAJAKAN Alasan-alasan bagi Meningkatnya Pengeluaran PemerintahPemerintah membiayai pengeluarannya dari hasil pemungutan pajak. Alasan pemerintah menaikkan pajak adalah untuk membiayai pengeluaran yang semakin menigkat. Semua ini dilakukan untuk meningkatkan fasilitas pelayanan kepada masyarakat. Penerimaan dan Pegeluaran PemerintahSecara keseluruhan penerimaan pemerintah dapat diperoleh dari• Penerimaan dalam negeri, meliputi : pajak langsung(PPd, PPs, Pajak Dividen), Pajak tak langsung(PPn), dll• Penerimaan pembangunan, meliputi : bantuan program dan proyek.Sedangkan pengeluaran pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam• Pengeluaran rutin, meliputi : belanja negara, pegawai, barang, dll• Pengeluaran pembangunan, meliputi : perbaikan jalan, dllLINGKUNGAN HUKUMHukum di Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam Hukum Publik : mengatur masalah dan kepentingan keamanan umum Hukum Privat : mengatur tentang kepentingan seseorang dan kelompok masyarakatLINGKUNGAN PEMERINTAH Perhatian Pemerintah terhadapa Kegiatan Usahaa) Bantuan di Bidang Transportasi : PJKA, GIA, PELNI, DAMRIb) Bantuan pada Perusahaan-perusahaan Kecil1. Bantuan finansial : berupa kredit uang2. Bantuan pemberian kontrak : berupa jasa maupun pembelian hasil produksi3. Bantuan teknik dan manajemen : meningkatkan usaha-usaha anggota koperasic) Bantuan di Bidang Komunikasi : dengan usaha pembangunan ruang angkasa, seperti penggunaan satelit komunikasiLINGKUNGAN INTERNASIONALLingkungan internasional merupakan suatu konsep keseluruhan yang luas meliputi kegiatan dan masalah perekonomian dunia. Neraca Pembayaran InternasionalNeraca pembayaran ini menggambarkan transaksi-transaksi internasional Perusahaan-perusahaan Multinasional (Multinational Corporation)Perusahaan-perusahaan multinasioanl kebanyakan berasal dari negara-negara Eropa, Amerika, dan Jepang. Pasar yang dikuasainya meliputi berbagai negara lain selain negaranya sendiri. Kegiatan-kegiatan MultinasionalPerusahaan multinasional bertujuan memasarkan barang hasil produksinya tidak hanya ke satu negara saja tetapi juga ke negara lain. Dimana perusahaan ini mendirikan perusahaan perakitan / assembling di negara kedua untuk melayani kebutuhannya di samping negara ketiga yang ada disekitarnya. Ciri-ciri Perusahaan MultinasioanlPBB dalam laporan tahunan 1973 mendefinisikan Perusahaan Mutinasional sebagai suatu perusahaan yang kegiatan pokoknya meliputi usaha pengolahan / manufaktur atau pemberian jasa dalam sedikitnya dua negara. Dengan definisi ini maka Perusahaan Multinasional merupakan sumber dari penanaman modal asing langsung dan jumlahnya merupakan ukuran kegiatan perusahaan itu. Kebaikan dan Keburukan Perusahaan Multinasionala) Kebaikan perusahaan multinasional• Menambah devisa negara melalui penanaman modal di bidang ekspor.

Page 3: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

• Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor di sektor industri.• Ikut mendukung pembangunan nasional• Menambah pendapatan negara berupa pajak-pajak dan royalti dari perusahaan tersebut.• Menambah kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru.• Meningkatkan taraf hidup karyawan dengan memberikan gaji lebih.• Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan bagi tenaga kerjanya, sebab perusahaan tersebut memiliki superioritas dalam bidang manajemen dan teknologi.• Memodernisir industri.• Menambah arus barang karena meningkatnya produksi nasional yang didukung oleh perusahaan tersebut.• Memperluas pasar faktor-faktor produksi dalam negeri, seperti: bahan baku, tenaga kerja, dsbb) Keburukan Perusahaan Multinasional• Makin banyaknya Perusahaan Multinasional yang didirikan dapat mempengaruhi kekuasaan ekonomi negara. Jika sedikit, maka arti kuantitatifnya tidak banyak.• Perusahaan-perusahaan Multinasional tersebut memperoleh hasil berupa:- Keuntungan yang akan dialihkan ke luar negeri kepada pemegang sahamnya.- Penyusutan / depresiasi, dalam praktek sering digunakan untuk menyembunyikan keuntungan-keuntungan agar tidak terkena pajak.- Kebutuhan akan bahan baku dan barang modal harus didatangkan dari luar negeri yang dalam pelaksanaannya Pemerintah harus menyediakan fasilitasnya. Lembaga yang Membantu Perdagangan InternasionalPerantara ini disebut middleman, dibedakan ke dalam empat golongan.a) Export anda Import Comission House Commision House merupakan wakil dari pembeli. Export Commision House menerima pesanan dari pembeli, sedangkan Import Commision House memberikan pesanan kepada pembeli-pembeli. Dan pembeli memberikan komisi.b) Merchant Exporters and ImportersPerantara ini memperoleh penghasilan dari hasil keuntungan dalam perdagangan, bukan komisi.c) Manufacturer’s Export AgentsExport Agents bertindak sebagai departemen / bagian ekspor dari sebuah perusahaan / produsen atau sekelompok perusahaan. Mendapatkan komisi dari kontrak.d) Export and Import BrokersPerantara ini berusaha mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama. Atas jerih payahnya mereka mendapatkan komisi dari transaksi yang terjadi. Perkembangan Impor dan Ekspor IndonesiaSetiap tahunnya sejak 1969 keadaan eskpor Indonesia mengalami perkembangan yang positif. Tetapi pada periode 1981 / 1982 keadaan ekspor ini mulai mengalami fluktuasi. Pada dasarnya barang-barang yang diekspor dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni migas dan non migas.Barang yang bukan termasuk migas dikelompokkan lagi menjadi:a) Golongan barang utama : kayu, karet, timah, CPO, kopi, tembakau, the, dan biji kelapa sawitb) Golongan barang lain : hewan beserta hasilnya, lada, kopra, bahan makanan, barang tambang, dllImpor yang dilakukan Indonesia meliputi tiga macam golongan barang, yakni :a) Barang konsumsi : beras, tepung, tekstil, dllb) Bahan baku dan penolong : cengkeh, bahan kimia, hasil dan preparat kimia, bahan cat, pupuk, kertas, benang tenun, dll

Page 4: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

c) Barang modal : mesin-mesin, generator listrik, alat telekomunikasi, dllSelain ketiga golongan barang tersebut, Indonesia juga mengimpor minyak dan gas untuk konsumsi di dalam negeri. Diposkan oleh luthfi affandi di 23:45

PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERUSAHAAN DAN LINGKUANGAN PERUSAHAAN2.1 PENGERTIANPerusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat jadi bukan untuk mencapai keuntungan maximal tapi juga mempunyai tujuan membuka kesempatan kerja, pertimbangan politik dan upaya pengabdian kepada masyarakat.Lingkungan perusahaan adalah faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat menimbulkan peluang dan ancaman bagi perusahaan.2.2 TEMPAT KEDUDUKAN2.3  TEMPAT PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DAN LEMBAGA KETERKAITAN BERBAGAI MACAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN PENGARUH TERHADAP PERUSAHAAN, PENDEKATAN ALAM PERUSAHAANLokasi Perusahaan adalah suatu tempat di mana perusahaan itu malakukan kegiatan fisik. Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang.. Faktor-Faktor Pokok Penentu Pemilihan Lokasi Industri- Letak dari sumber bahan mentah untuk produksi- Letak dari pasar konsumen- Ketersediaan tenaga kerja- Ketersediaan pengangkutan atau transportasi- Ketersediaan energy.BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN3.1 BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN SECARA HUKUMPerusahaan  PeroranganAdalah perusahaan yang dijalankan dan dimodali oleh satu orang sebagai pemilik dan penanggung jawab. Utang perusahaan berarti utang pemiliknya, dengan demikian seluruh harta pemilik jadi jeminan perusahaan. Badan usaha ini tidak perlu berbadan hukum, walaupun jika ingin boleh dilakukan.Kelebihan Perusahaan Perorangan :1.    Keuntungan menjadi milik sendiri2.    Mudah mendirikannya3.    Aktivitasnya relatif simpelKekurangan Perusahaan Perorangan :1.    Aset pribadi sulit dibedakan dengan aset perusahaan2.    Pengelolaan tergantung kemampuan si pemilik3.    Kelangsungan perusahaan kurang terjamin

FIRMA

Page 5: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

Adalah persekutuan antara dua orang atau lebih untuk melaksanakan usaha. Umumnya dibentuk oleh orang yang memiliki keahlian sama atau seprofesi dengan tanggung jawab masing – masing anggota tidak terbatas. Laba ataupun kerugian ditanggung bersama.Kelebihan  FIRMA :1.    Kemampuan manajemen lebih besar2.    Pendiriannya relatif mudah3.    Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhiKelemahan FIRMA :1.    Tanggung jawab pemilik tidak terbatas2.    Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu

Perseroan Komanditer (CV)Adalah bentuk perusahaan kedua setelah PT yang paling banyak digunakan para pelaku bisnis untuk menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia.CV juga merupakan perjanjian kerjasama dua orang atau lebih dengan okta otentik sebagai akta pendirian yang dibuat di hadapan notaris yang berwenang.Kelebihan CV :1.    Kemampuan menajemen lebih besar.2.    Proses pendiriannya relatif mudah3.    Modal yang dikumpulkan bisa lebih besarKekurangan CV :1.    Sulit menarik kembali modal2.    Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu3.    Sebagai sekutu yang menjadi persero aktif memiliiki tanggung jawab yang tidak t erbatas

Perseroan Terbatas (PT)Adalah bentuk perusahaan yang paling populer dalam bisnis dan paling banyak digunakan oleh para pelaku bisnis di Indonesia dalam menjalankan usaha di berbagai bidang. Selain landasan hukum yang jelas seperti yang diatur dalam undang – undang no. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas bentuk PT ini juga dirasakan lebih menjaga keamanan para pemegang saham atau pemilik modal dalam berusaha.Kelebihan PT :1.    Mudah mendapatkan tambahan dana2.    Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin3.    Diatur dengan jelas oleh undang – undang perseroan terbatasKekurangan PT :1.    Seluruh modal tergantung dari APBN2.    Di bawah naungan departemen dan bertanggung jawab3.    Rahasia perusahaan kurang terjamin

KoperasiAdalah badan usaha yang beranggotakan prang – orang atau badan koperasi yang berdasarkan prinsip kerja sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Page 6: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

Kelebihan koperasi :1.    Mandiri2.    Keanggotaan bersifat sukarela dan tebuka3.    DemokratisKekurangan koperasi :1.    Lemahnya daya saing2.    Keterbatasan modal

LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Universitas Gunadarma

·        Pengaruh Lingkungan Terhadap Perusahaan

Istilah tanggung jawab sosial menunjukan pertimbangan manajemen tentang pengaruh-pengaruh sosial di samping juga pengaruh ekonomi dari keputusan-keputusannya. Tanggung jawab sosial tersebut mencakup hal-hal seperti bidang kesehatan, informasi konsumen, praktek tanpa diskriminasi, dan pemeliharaan lingkungan fisik.

o       Pengertian Lingkungan Perusahaan

Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut adalah luas dan banyak ragamnya, termasuk aspek-aspek ekonomi, politik, sosial, etika-hukum, dan ekologi/fisik dan sebagainya.

Perusahaan dalam Masyarakat yang Pluralistik

            Masyarakat yang pluralistik adalah kombinasi dari berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan. Dalam masyarakat pluralistik, terdapat banyak pusat kekuasaan, masing-masing mempunyai sifat mandiri. Hubungan-hubungan yang baik dapat terjadi dengan saling memberi melalui kompromi. Dalam hal ini, pluralisme mencerminkan usaha manusia untuk mempertemukna kebutuhan dan kepentingan dari berbagai organisasi.

Kesan Negatif Mengenai Perusahaan

            Dari pemberitaan pers yang dapat kita ikuti, banyak masalah yang menciptakan kesan negatif tentang perusahaan, antara lain menyangkut penyelewengan pajak, penyelundupan barang, penyogokan kepada pejabat pemerintah, periklanan yang menipu, kebocoran pabrik yang berbahaya, pembayaran-pembayaran yang tidak ilegal, dan sebagainya.

Usaha-usaha untuk Memperbaiki Kesan Negatif

            Untuk memperbaiki kesan negatif dari masyarakat terhadap perusahaan yaitu, perusahaan harus tidak menciptakan masalah-masalah negatif serta perlu melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat (humas) yang efektif, saran dari pemerintah dan keluhan dari masyarakat harus dipertimbangkan.

·        Lingkungan Fisik, Energi dan Konservasi

Page 7: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

            Dari masalah-masalah ekonomi sosial, salah satu masalah yang sangat sulit diatasi dan memerlukan biaya besar adalah yang berkaitan dengan lingkungan fisik.

o                   Ekologi

            Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

o                   Macam-macam Polusi

            Populasi merupakan pengrusakan lingkungan alam di mana kita hidup dan bekerja. Macam-macam polusi diantaranya :

a.      Pencemaran udara

b.      Pencemaran air

c.      Pencemaran sampah awet

o                   Energi dan Konservasi

            Sumber energi matahari dapat memberikan prospek penggunaan yang baik di masa depan mengingat bahaya yang hampir tidak ada, biaya yang murah dan bebas polusi. Sebagian besar penggunaan energi di dunia ini masih bergantung pada minyak dan gas.

·        Lingkungan Perekonomian dan Perpajakan

o       Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah

            Penerimaan pemerintah dapat diperoleh dari :

a.      Penerimaan dalam negeri, meliputi: pajak langsung, pajak tidak langsung, penerimaan minyak dan penerimaan bukan pajak.

b.      Penerimaan pembangunan, meliputi : bantuan program dan bantuan proyek.

Sedangkan pengeluaran pemerintah dapat di golongkan ke dalam :

a.      Pengeluaran rutin, berupa : belanja pegawai, subsidi daerah, bunga dan cicilan utang, dll.

b.      Pengeluaran pembangunan, usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan nasional dilakukan dengan melaksanakan pembangunan sektoral maupun regional.

·        Lingkungan Hukum

Page 8: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

Kebiasaan-kebiasaan, tradisi, peraturan-peraturan, konstitusi dan keputusan-keputusan suatu lembaga merupakan sumber dari sistem hukum yang berlaku. Hukum yang ada di Indonesia dapat digolongkan ke dalam :

a.       Hukum Publik

Mengatur masalah-masalah yan menyakut kepentingan dan keamanam umum. Pengertian umum meliputi: seseorang, sekelompok orang, masyarkat dan negara. Aturan-aturan dalam hukum publik meliputi: hukum tata negara, hukum tata usaha dan hukum pidana.

b.      Hukum Privat

Merupakan hukum yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungna dengan kepentingan seseorang atau kelompok-kelompok dalam masyarakat. Termasuk ke dalam hukum privat adalah hukum perdata dan hukum dagang.

          

            Kedua macam hukum tersebut, tercakup dalam suatu kerangka dasr tata hukum Imdonesia, yaitu Undang-Undang Dasar 1945.

·        Lingkungan Pemerintah

Pemerintah telah banyak membantu kegiatan usaha dalam berbagai bentuk, anatara lain perlindungan terhadap kekayaan dan hak paten, serta pengadaan kontrak-kontrak. Di sini terdapat suatu dorongan yang membantu secara langsung pada masing-masing sektor dalam perekonomian.

o    Perhatian Pemerintah terhadap Kegiatan Usaha

Pemerintah juga membantu perusahaan-perusahaan kecil atau menengah karena merupakan unit usaha yang penting untuk menampung tenaga kerja dan dapat memberikan harga yang lebih rendah kepada konsumen. Bantuan semacam ini sering dinamakan subsidi.

a)      Bantuan di Bidang Transportasi

Hampir di setiap sektor pengangkutan, Pemerintah banyak memegang peranan. Pada sektor perkereta-apian misalnya, sepenuhnya dikuasai Pemerintah yang di atur oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api. Usaha-usaha Pemerintah melalui perusahaan Garuda Indonesia Airways (GIA) di sektor angkutan udara, PELNI di sektor angkutan laut dan DAMRI di sektor angkutan darat.

b)      Bantuan pada Perusahaan Kecil

            Bantuan kepada perusahaan-perusahaan kecil dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu :

§         Bantuan finansial

Page 9: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

Bantuan finansial telah banyak di beriakan kepada para pengusaha kecil, terutama pengusaha pribumi melalui lembaga-lembaga keuangan yang ada (bank).

§         Bantuan pemberian kontrak

Baik berupa jasa maupun pembelian hasil produksi, secara langsung dapat mendorong kegiatan pemasarannya.

§         Bantuan teknik dan manajemen

Umumnya diberikan kepada koperasi-koperasi dengan tujuan untuk meningkatkan usaha-usaha para anggota koperasi secara bersama-sama dan merata.

c)      Bantuan di Bidang Komunikasi

Bidang komunikasi didukung dengan usaha-usaha pengembangan ruang angkasa seperti penggunaan satelit. Usaha-usaha semacam ini sangat mendorong majunya usaha di bidang komunikasi.

Pengaruh pemerintah di bidang usaha sangat besar. Untuk melindungi kehidupan usaha itu sendiri juga untuk melindungi kehidupan perekonomian pada umumnya. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan menyangkut bidang-bidang transportasi, komunikasi, pelayanan umum (listrik, air minum dan sebagainya), energi dan sebagainya.

·        Lingkungan Internasional

Lingkungan internasional ini merupakan suatu konsep keseluruhan yang luas meliputi kegiatan dan masalah ekonomi dunia. Keadaan perekonomian nasional menjadi sangat terpengaruh dan saling tergantung pada masalah-masalah internasional.

o       Neraca Pembayaran Internasional

Keadaan perekonomian internasioanal beberapa negara ditunjukan dalam neraca pembayarannya. Neraca pembayaran ini menggambarkan transaksi-transaksi internasional, yaitu jumlah utang negara A kepada negara B dan jumlah utang dari negara B kepada negara A. Suatu konsep penting yang berhubungan dengan neraca pembayaran adalah neraca perdagangan. Jika nilai impor lebih besar dari nilai ekspor, maka keadaan neraca perdaganggan tidak menguntungkan, keadaan sebaliknya akan mengakibatkan keuntungan di neraca perdagangan.

o       Perusahaan-perusahaan Multinasional

Beberapa negara mengadakan perhimpunan negara-negara untuk bekerjasama di bidang ekonomi. Di Eropa telah terbentuk Pasaran Bersama Eropa (PBE) yang terdiri atas negara-negara Perancis, Jerman Barat, Italia, Nederland, Belgia, Luxemburg dan Inggris. Di Amerika Tengah dengan nama Centtal American Common Market, meliputi Argentina, Brazil, Chili, Columbia, Ecuador, Mexico, Paraguay, Peru dan Uruguay. Di Asia tenggara dengan nama Association of South  East Asian Nations (ASEAN).

Page 10: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

o       Kegiatan-kegiatan Multinational

            Perusahaan-perusahaan multinasional bertujuan memasarkan barang hasil produksinya tidak hanya ke satu negara saja, tetapi juga ke negara-negara lain. Perusahaan multinasional mengadakan perjanjian lisensi atau kontrak-kontrak khusus yang ditandatangani bersama dengan pemerintah. Adanya perusahaan multinasional dapat membantu memperbaiki kondisi perekonomian dari suatu negara terhadap negara lain.

o       Ciri-ciri Perusahaan Multinasional

            Sebagian dari penanaman modal asing di negara-negara sedang berkembang diusahakan di bidang sumberdaya alam, sisanya di bidang pengolahan, perdagangan, prasarana, transport, perbankan, turisme dan jasa-jasa lainnya.

o       Kebaikan dan Keburukan Perusahaan Multinasional

a.      Kebaikan Perusahaan Multinasional :

§         Menambah devisa negara melalui penanaman modal di bidang ekspor;

§         Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor di sektor industri;

§         Membuka lapangan kerja baru;

§         Memoderinisir industri;

§         Dll.

b.      Keburukan Perusahaan Multinasional :

§         Dapat merusak  kehidupan politik dan ekonomi negara;

§         Semakin banyak perusahaan multinasional yang didirikan dapat mempengaruhi kekuasaan ekonomi negara. Tetapi jika jumlahnya sedikit, maka kuantitatifnya tidak banyak;

§         Penyusutan/depresiasi, dalam prakteknya sering digunakan untuk menyembuntikan keuntungan agar tidak terkena pajak;

§         Dll.

o       Lembaga-lembaga yang Membantu Perdagangan Internasional

            Untuk menjual barang ke luar negeri atau mengimpor barang dari luar negeri, sering diperlukan adanya lembaga-lembaga perantara yang disebut middlemen, dibedakan ke dalam empat golongan, yaitu :

a.       Export and import commission house

Merupakan waki-wakil dari pembeli. Export and import commission house menerima komisi

Page 11: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

atas dasar nilai barang yang diekspor.

b.      Merchant exporters and importers

Memperoleh penghasilan dari hasil keuntungan dalam perdagangan. Mereka membeli barangbarang dalam negeri dan menjualnya kembali ke luar negeri, atau sebaliknya.

c.       Manufacturer’s export agents

Export agents bertindak sebagai departemen/bagian eksport dari sebuah perusahaan/produsen atau sekelompok perusahaan.

d.      Export and import brokers

Makelar (brokers) dalam kegiatan eksport-import berusaha mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama.

o                   Perkembangan Eksport dan Import Indonesia

            Impor yang dilakukan oleh Indonesia selama ini meliputi tiga macam golongan barang, yakni :

1.      Barang konsumsi, terdiri atas : beras, tepung terigu, tekstil, dll.

2.      Bahan baku dan penolong, terdiri atas : cengkeh, bahan kimia, bahan cat, pupuk, kertas, benang tenun, dll.

3.      Barang modal, terdiri atas : mesin, generator listrik, alat telekomunikasi, dll.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate social Responsibility) dan Iklim Penanaman Modal

Ditulis oleh Dr. Sukarmi, S.H.,M.H. Senin, 04 Januari 2010 08:07

AbstrakCSR harus dimaknai bukan lagi hanya sekedar responsibility karena bersifat voluntary, tetapi harus dilakukan sebagai mandatory dalam makna liability karena disertai dengan sanksi. Penanam modal baik dalam maupun asing tidak dibenarkan hanya mencapai keuntungan

Page 12: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

dengan mengorbankan kepentingan-kepentngan pihak lain yang terkai dan harus      tunduk dan mentaati  ketentuan CSR sebagai kewajiban hukum jika ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Komitmen bersama untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan iklim investasi bagi penanam modal untuk mewujudkan  kesejahteraan masyarakat dapat tercapai melalui  pelaksanaan CSR. CSR dalam konteks penanaman modal harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi praktek bisnis yang tidak etis.  

A. Latar Belakang Masalah

Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social  responsibility (untuk selanjutnya disebut CSR) mungkin masih kurang popular dikalangan pelaku usaha nasional. Namun, tidak berlaku bagi pelaku usaha asing. Kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan secara sukarela itu, sudah biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional ratusan tahun lalu.

Berbeda dengan  kondisi Indonesia, di sini kegiatan CSR baru dimulai beberapa tahun  belakangan. Tuntutan masyarakat dan perkembangan demokrasi serta derasnya arus globalisasi dan pasar bebas, sehingga memunculkan kesadaran dari dunia industri tentang pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).  Walaupun sudah lama prinsip-prinsip CSR diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam lingkup hukum perusahaan. Namun amat disesalkan dari hasil survey yang dilakukan oleh Suprapto pada tahun 2005 terhadap 375 perusahaan di Jakarta menunjukkan bahwa 166 atau 44,27 % perusahaan menyatakan tidak melakukan kegiatan CSR dan 209 atau 55,75 % perusahaan melakukan kegiatan CSR. Sedangkan bentuk CSR yang dijalankan meliputi; pertama, kegiatan kekeluargaan (116 perusahaan), kedua, sumbangan pada lembaga agama (50 perusahaan), ketiga, sumbangan pada yayasan social (39) perusahaan) keempat, pengembangan komunitas (4 perusahaan). [1] Survei  ini juga mengemukakan bahwa CSR yang dilakukan oleh perusahaan amat tergantung pada keinginan dari pihak manajemen perusahaan sendiri.

Hasil Program Penilaian Peringkat Perusahaan (PROPER) 2004-2005 Kementerian Negara Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa dari 466 perusahaan dipantau ada 72 perusahaan mendapat rapor hitam, 150 merah, 221 biru, 23 hijau, dan tidak ada yang berperingkat emas. Dengan begitu banyaknya perusahaan yang mendapat rapor hitam dan merah, menunjukkan bahwa mereka tidak menerapkan tanggung jawab lingkungan. Disamping itu dalam prakteknya tidak semua perusahaan menerapkan CSR. Bagi kebanyakan perusahaan, CSR dianggap sebagai parasit yang dapat membebani biaya “capital maintenance”. Kalaupun ada yang melakukan CSR, itupun dilakukan untuk adu gengsi. Jarang ada CSR yang memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat. 

Kondisi tersebut makin populer tatkala DPR mengetuk palu tanda disetujuinya klausul CSR masuk ke dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM).  Pasal 74 UU PT yang menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut bakal dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Page 13: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

Aturan lebih tegas sebenarnya juga sudah ada di UU PM Dalam pasal 15 huruf b disebutkan, setiap penanam modal berkewajiban melaksankan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika tidak, maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha dan/atau  fasilitas penanaman modal  (pasal 34 ayat (1) UU PM).  

Tentu saja kedua ketentuan undang-undang tersebut membuat fobia sejumlah kalangan terutama pelaku usaha lokal. Apalagi munculnya Pasal 74 UU PT yang terdiri dari 4 ayat itu sempat mengundnag polemik. Pro dan  kontra terhadap ketentuan tersebut masih tetap berlanjut sampai sekarang. Kalangan pelaku bisnis yang tergabung dalam  Kadin  dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang sangat keras menentang kehadiran dari pasal tersebut. Pertanyaan yang selalu muncul adalah kenapa CSR harus diatur dan menjadi sebuah kewajiban ?  Alasan mereka adalah CSR kegiatan di luar kewajiban perusahaan yang umum dan sudah ditetapkan dalam perundang-undangan formal, seperti : ketertiban usaha, pajak atas keuntungan dan standar lingkungan hidup. Jika diatur sambungnya selain bertentangan dengan prinsip kerelaan, CSR juga akan memberi beban baru kepada dunia usaha. Apalagi kalau bukan menggerus keuangan suatu perusahaan.

Pikiran-pikiran yang menyatakan kontra terhadap pengaturan CSR menjadi sebuah kewajiban, disinyalir dapat menghambat iklim investasi baik bagi perseroan yang sudah ada maupun yang akan masuk ke Indonesia. Atas dasar berbagai pro dan kontra itulah tulisan ini diangkat untuk memberikan urun rembug terhadap pemahaman CSR dalam perspektif kewajiban hukum.

B. Rumusan Masalah

            Dari latar belakang dan problematika yang muncul tersebut di atas maka permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah bagaimanakah esensi pengaturan hukum CSR dan implikasinya dalam meningkatkan iklim investasi di Indonesia ?

C. Pembahasan

1. Esensi Pengaturan CSR sebagai Kewajiban Hukum      

 Sebelum membahas  lebih jauh mengenai hubungan antara CSR dan implikasinya terhadap iklim penanaman modal  perlu kiranya mengetahui apa yang dimaksud dengan CSR. Sampai saat ini belum ada kesamaan pandang mengenai konsep dan penerapan CSR, meskipun kalangan dunia usaha menyadari bahwa  CSR ini amat penting bagi keberlanjutan usaha suatu perusahaan. Gurvy Kavei mengatakan, bahwa praktek CSR dipercaya menjadi landasan fundamental bagi pembangunan berkelanjutan (sustainability development), bukan hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi stakeholders dalam arti keseluruhan. [2]   Hal tersebut terlihat dari berbagai rumusan CSR yaitu sebagai berikut :

1. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) menyebutkan CSR sebagai “continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as wol as of the local community and society at large”.

1. John Elkingston’s menegaskan “Corporate Social Responsibility is a concept that organisation especially (but not only) corporations, have an obligation to consider the interestts of costomers, employees, shareholders, communities,

Page 14: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

and ecological considerations in all aspectr of theiroperations. This obligation is been to extend beyond their statutory obligation to comply with legislation”.[3]    

 

1. Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat “. [4]

2. Pasal 1 angka 3 UUPT , tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.

Dari pengertian-pengertian  CSR tampak belum adanya keseragaman ataupun persamaan persepsi dan pandangan mengenai CSR. Terlihat dari ketentuan dalam UUPM dan UUPT, melihat tanggung jawab sosial pada titik pandang yang berbeda. UUPM lebih menekankan CSR sebagai upaya perusahaan untuk menciptakan harmonisasi dengan lingkungan di mana ia beroperasi. Sedangkan UUPT justru mencoba memisahkan antara tanggung jawab sosial dengan tanggung jawab lingkungan. UUPM bertolak dari konsep tanggung jawab perusahaan pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom line). Namun demikian keduanya mempunyai tujuan yang sama mengarah pada CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan.

Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen perusahaan terhadap kepentingan pada stakeholders dalam arti luas dari sekedar kepentingan perusahaan belaka. Dengan kata lain, meskipun secara moral adalah baik bahwa perusahaan maupun penanam modal  mengejar keuntungan, bukan berarti perusahaan ataupun penanam modal   dibenarkan mencapai keuntungan dengan mengorbankan kepentingan-kepentngan pihak lain yang terkait.         

Dengan adanya ketentuan CSR sebagai sebuah kewajiban dapat merubah pandangan maupun perilaku dari pelaku usaha, sehingga CSR tidak lagi dimaknai sekedar tuntutan moral an-sich, tetapi diyakinkan sebagai kewajiban perusahaan yang harus dilaksanakan.

Kesadaran ini memberikan makna bahwa perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang mementingkan diri sendiri, alienasi dan atau eksklusifitas dari lingkungan masyarakat, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosial. Sehingga tidak berkelebihan jika ke depan CSR harus dimaknai bukan lagi hanya sekedar responsibility karena bersifat voluntary, tetapi harus dilakukan sebagai mandatory dalam makna liability karena disertai dengan sanksi.[5]      

Menyikapi kondisi yang ada tersebut, bahwa hukum sebagai produk kebijakan politik tidak selamanya merupakan conditio sine qua non  bagi tujuan yang hendak dicapai. Hal ini menunjukkan hukum mempunyai batas-batas kemampuan tertentu untuk mengakomodasi nilai-nilai yang tumbuh dan hidup dalam komunitas masyarakat, oleh karena itu Roscoe Pound menyatakan bahwa tugas hukum yang utama dalah ”social engineering”. Dalam

Page 15: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

doktrin ini dikatakan bahwa hukum harus dikembangkan sesuai dengan perubahan-perubahan nilai sosial. Untuk itu sebaiknya diadakan rumusan-rumusan kepentingan yang ada dalam masyarakat yaitu kepentingan pribadi, masyarakat dan umum. [6]

Dengan demikian hukum bagi Roscoe Pound merupakan alat untuk membangun masyarakat (law is a tool of social engineering). Sehingga hokum bukan saja berdasarkan pada akal, tetapi juga pengalaman. Akal diuji oleh pengalaman dan pengalaman yang dikembangkan oleh akal.   

Konteks tanggung jawab social (CSR) dalam hal ini ada kewajiban bertanggung jawab atas perintah undang-undang, dan memperbaiki atau sebaliknya memberi ganti rugi atas kerusakan apa pun yang telah ditimbulkan.  Tanggung jawab social berada pada ranah moral, sehingga posisinya tidak sama dengan hokum. Moral dalam tanggung ajwab social lebih mengarah pada tindakan lahiriah yang didasarkan sepenuhnya dari sikap batiniha, sikap inilah yang dikenal dengan “moralitas” yaitu sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Sedangkan tanggung jawab hokum lebih menekankan pada ksesuaian sikap lahiriah dengan aturan, meskipun tindakan tersbeut secara obyektif tidak salah, barangkali baik dan sesuai dengan pandanan moral, hokum, dan nilai-nilai budaya masyarakat. Namun demikian kesesuaian saja tidak dapat dijadikan dasar untuk menarik suatu kesimpulan karena tidak tahu motivasi atau maksud yang mendasarinya.

Bila dikaitkan dengan teori tanggung jawab sosial dengan aktivitas perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa tanggung jawab sosial lebih menekankan pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan stakeholders dalam arti luas dari pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan perusahaan belaka. [7]    Dengan demikian konsep tanggung jawab sosial lebih menekankan pada tanggung jawab perusahaan atas tindakan dan kegiatan usahanya yang berdampak pada orang-orang tertentu, masyarakat dan lingkungan di mana perusahaan- perusahaan melakukan aktivitas usahanya sedemikian rupa, sehingga tidak berdampak negatif pada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat. Sedangkan secara positif hal ini mengandung makna bahwa perusahaan harus menjalankan kegiatannya sedemikian rupa, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.    

Kondisi Indonesia masih menghendaki adanya CSR sebagai suatu kewajiban hukum. Kesadarna akan adanya CSR masih rendah, kondisinya yang terjadi adalah belum adanya kesadaran moral yang cukup dan bahkan seringkali terjadi  suatu yang diatur saja masih ditabrak, apalagi kalau tidak diatur. Karena ketaatan orang terhadap hukum masih sangat rendah.  CSR lahir dari desakan masyarakat atas perilaku perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial, seperti : perusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam, “ngemplang” pajak, dan menindas buruh. Lalu, kebanyakan perusahaan juga cenderung membuat jarak dengan masyarakat sekitar.

Jika situasi dan kondisi yang terjadi masih seperti tersebut di atas, maka hukum harus berperan. Tanggung jawab perusahaan yang semula adalah tanggung jawab non hukum (responsibility) akan berubah menjadi tanggung jawab hukum (liability). Otomatis perusahaan yang tidak memenuhi perundang-undangan dapat diberi sanksi. 

2. CSR dan Implikasinya pada Iklim Penanaman Modal di Indonesia

Selanjutnya akan dibahas mengenai bagaimana CSR dan implikasinya terhadap iklim penanaman modal di Indonesia. Penanaman modal dalam  UUPM No. 25 Tahun 2007, Pasal 

Page 16: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

1 angka 1 dinyatakan bahwa ”Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia”.

Kehadiran UUPM NO. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal diharapkan, mampu memberikan angin segar kepada investor dan memberikan iklim investasi yang menggairahkan. Kenyamanan dan ketertarikan investor asing terutama apabila terciptanya sebuah kepastian hukum dan jaminan adanya keselamatan dan kenyamanan terhadap modal yang ditanamkan.       Secara garis besar tujuan dari dikeluarkannya UU PM  tentunya disamping memberikan kepastian hukum juga adanya transparansi dan tidak membeda-bedakan serta memberikan perlakuan yang sama kepada investor dalam dan luar negeri.

Dengan adanya kepastian hukum dan jaminan kenyamanan serta keamanan terhadap investor, tentunya akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global yang merosot sejak terjadinya krisis moneter. Berkaitan dengan hal tersebut, penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk menigkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing.

Tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim investasi dapat diatasi, antara lain melalui perbaikan koordinasi antarinstansi Pemerintah Pusat dan Daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan faktor tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara signifikan.

Suasana kebatinan yang diharapkan oleh pembentuk UU PM, didasarkan pada semangat ingin menciptakan iklim penanaman modal yang kondusif yang salah satu aturannya mengatur tentang kewajiban untuk menjalankan CSR. Bagi pelaku usaha (pemodal baik dalam maupun asing) memiliki    kewajiban untuk menyelenggarakan CSR baik dalam aspek lingkungan, sosial maupun budaya.

 Penerapan kewajiban CSR sebabagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal , Pasal 15 huruf b menyebutkan ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Jika tidak dilakukan maka dapat diberikan sanksi administrasi berupa peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan, hingga pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal (Pasal 34 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2007). Sedangkan yang dimaksud “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. [8]

Ilustrasi yang menggambarkan keinginan dari berbagai anggota dewan pada waktu itu adalah kewajiban CSR terpaksa dilakukan lantaran banyak perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia, lepas dari tanggung jawabnya dalam mengelola lingkungan. ”Pengalaman menunjukkan, bahwa banyak sekali perusahaan yang hanya melakukan kegiatan operasional tetapi kurang sekali memberikan perhatian terhadap kepentingan sosial”. Beberapa contoh kasus , seperti : lumpur Lapindo di Porong, lalu konflik masyarakat Papua

Page 17: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

dengan PT. Freeport Indonesia, konflik masyarakat Aceh dengan Exxon Mobile yang mengelola gas bumi di Arun, pencemaran oleh Newmont di Teluk Buyat dan sebagainya.

Alasan lainnya adalah kewajiban CSR juga sudah diterapkan pada perusahaan BUMN. Perusahaan-perusahaan pelat merah telah lama menerapkan CSR dengan cara memberikan bantuan kepada pihak ketiga dalam bentuk pembangunan fisik. Kewajiban itu diatur dalam Keputusan Menteri BUMN maupun Menteri Keuangan sejak tahun 1997. ”oleh karena itu, perusahaan yang ada di Indonesia sudah waktunya turut serta memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan dimana perusahaan itu berada”. [9]

Tren globalisasi menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sudah menjadi hal yang mendesak bagi kepentingan umat manusia secara keseluruhan. Lingkungan hidup yang sehat merupakan bagian dari hak azasi manusia. Di Inggris dan Belanda misalnya, CSR menjadi sebuah penilaian hukum oleh otoritas pasar modal, disamping penilaian dari publik sendiri. ”Kalau perusahaan itu tidak pernah melakukan CSR justru kinerja saham di bursa saham kurang bagus”.

 CSR dalam konteks penanaman modal harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi praktek bisnis yang tidak etis. Oleh karena itu harus dibantah pendapat yang menyatakan CSR identik dengan kegiatan sukarela, dan menghambat iklim investasi. CSR merupakan sarana untuk meminimalisir dampak negatif dari proses produksi bisnis terhadap publik, khususnya dengan para stakeholdernya. Maka dari itu, sangat tepat apabila CSR diberlakukan sebagai kewajiban yang sifatnya mandatory dan harus dijalankan oleh pihak perseroan selama masih beroperasi. Demikian pula pemerintah sebagai agen yang mewakili kepentingan publik. Sudah sepatutnya mereka (pemerintah) memiliki otoritas untuk melakukan penataan atau meregulasi CSR.

Dengan demikian, keberadaan perusahaan akan menjadi sangat bermanfaat, sehingga dapat menjalankan misinya untuk meraih optimalisasi profit, sekaligus dapat menjalankan misi sosialnya untuk kepentingan masyarakat. Pengaturan mengenai tanggung jawab penanam modal diperlukan untuk mendorong iklim persaingan usaha yang sehat, memperbesar tanggung jawab lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban  serta upaya mendorong ketaatan penanam modal terhadap peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan CSR secara konsisten oleh perusahaan akan mampu menciptakan iklim investasi (penanaman modal). Anggapan yang mengatakan bahwa CSR akan menghambat iklim investasi patut ditolak. Ada kewajiban bagi setiap penanam modal yang datang ke Indonesia wajib mentaati aturan atau hukum yang berlaku di Indonesia, apapun bentuknya. Indonesia masih menjanjikan bagi investor dalam maupun asing. Sumber daya alam masih merupakan daya tarik tersendiri dibandingkan negara-negara sesama ASEAN dalam posisi  Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Kondisi tersebut dapat terwujud apabila diimbangi dengan  manfaat dari kesiapan peningkatan mutu infrastrukturt, manusia, pengetahuan dan fisik.

UU PM memberikan jaminan kepada seluruh investor, baik asing maupun lokal, berdasarkan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. [10]

Page 18: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

            CSR dalam UUPM dapat terlaksana jika dibarengi dengan lembaga yang kuat dalam menegakkan aturan dan proses yang benar. Sebagaimana dikatakan oleh Mochtar Kusumaatmadja, pengertian hukum yang memadai harus tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu perangkat kaidah dan azas-azas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi harus pula mencakup lembaga (institutions) dan proses (processes) yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan. [11]

D. Penutup  

1. Kesimpulan

            Berdasarkan latar belakang dan pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat diambil dalam tulisan ini adalah sebagai berikut : pelaksanaan CSR yang baik dan benar sesuai dengan aturan hukum yang berlaku akan berimplikasi pada iklim penanaman modal yang kondusif. Untuk bisa mewujudkan CSR setiap pelaku usaha (investor) baik dalam maupun asing  yang melakukan kegiatan di wilayah RI wajib melaksanakan aturan dan tunduk kepada hukum yang berlaku di Indonesia, sebaliknya pemerintah sebagai regulator wajib dan secara konsisten menerapkan aturan dan sanksi apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak melaksanakan CSR sesuai dengan ketentuan undang-undang  yang berlaku.

2. Saran-saran

a. Pemerintah perlu terus melakukan sosialisasi kepada para pelaku usaha untuk menyamakan persepsi mengenai pentingnya CSR dalam mewujudkan iklim penanaman modal di Indonesia.

b. Dibutuhkan konsistensi dan komitmen baik dari pemerintah maupun pelaku usaha (investor) dalam melakssanakan CSR sebagai suatu kewajiban hukum. 

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku - buku :

Dirjosisworo Soejono, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal, di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 1999. 

John Elkington, Cannibals with Forks,The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business, dikutip dari Teguh Sri Pembudi, CSR, Sebuah Keharusan dalam Investasi Sosial, Pusat Penyuluhan Sosial (PUSENSOS) Departemen Sosial RI, Jakarta, La Tofi Enterprise, 2005.

Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, Binacipta, Bandung 

Roscoe Pound dalam Mas Soebagio dan Slamet Supriatna, Dasar-Dasar Filsafat, Suatu Pengantar ke Filsafat Hukum, Akademika Presindo, Jakarta, 1992 

Sonny A . Keraf, Etika BIsnis : Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta, Kanisius, 1998,  

B. Jurnal, Tulisan Ilmiah dan Makalah

Page 19: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

Gurvy Kavei dalam Teguh , Tanggung Jawab Sosial Harus Dilakukan, Makalah pada seminar “Corporate Social Responsibility”: Integrating Social Acpect into The Business, Yogyajarta, 2006.   

Suprapto, Siti Adipringadi Adiwoso, 2006, Pola Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Lokal di Jakarta, Galang vol. 1 No. 2, Januari 2006.

C. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

 

* Penulis adalah dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang dan sekarang sebagai Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

[1] Suprapto, Siti Adipringadi Adiwoso, 2006, Pola Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Lokal di Jakarta, Galang vol. 1 No. 2, Januari 2006.

[2] Gurvy Kavei dalam Teguh, Tanggung Jawab Sosial Harus Dilakukan, makalah pada seminar “Corporate Social Responsibility”: Integrating Social Acpect iinto The Business, Yogyajarta, 2006.  

[3] John Elkington, Cannibals with Forks,The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business, dikutip dari Teguh Sri Pembudi, CSR, Sebuah Keharusan dalam Investasi Sosial, Pusat Penyuluhan Sosial (PUSENSOS) Departemen Sosial RI, Jakarta, La Tofi Enterprise, 2005, h. 19.

[4] Penjelasan Pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal.

[5] Pascal 74 ayat (3) UUPT yang menyatakan “perseroan yang tidak melaknakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

[6] Roscoe Pound dalam Mas Soebagio dan Slamet Supriatna, Dasar-Dasar Filsafat, Suatu Pengantar ke Filsafat Hukum, Akademika Presindo, Jakarta, 1992, h. 68.

[7] Sonny A . Keraf, Etika BIsnis : Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta, Kanisius, 1998, h. 122-127.

[8] Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

[9] Pernyataan Ketua Panitia Khusus UU PT Akil Mochtar .

[10] Pasal 3 UU NO. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Page 20: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN.docx

[11] Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, Binacipta, Bandung, h. 14.

.