PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ...
Transcript of PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ...
1
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PDAM TIRTA PATRIOT
KOTA BEKASI
Sri Dewi Rahayu1, Ade Imam Suhakim., SE,.MM2
Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
E-mail : [email protected]; [email protected]
ABSTRAK
Kelangsungan suatu perusahaan ditentukan oleh suatu kinerja
karyawannya. Kinerja karyawan tersebut dilihat dari hasil kinerja karyawannya
yang sudah sesuai atau tidak dengan standart kinerja yang telah ditentukan oleh
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan
disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.
Penelitian ini menggunakan sampel jenuh sehingga populasi sama dengan
sampel yaitu 49 orang karyawan tetap bagian kepegawaian PDAM Tirta Patriot
Kota Bekasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah uji validitas, uji realibilitas, uji
asumsi klasik (uji normalitas, multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas), uji
analisa regresi linier berganda (persamaan regresi linier berganda, uji F,
koefisien determinasi dan uji T). Dibantu dengan program IBM SPSS versi 22.
Data diperoleh dengan cara menyebar kuesioner.
Hasil perhitungan statistic secara parsial (Uji-t) terbukti variable
lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
dengan hasil thitung > ttabel atau 3,155 > 1,677 dengan tingkat signifikansi 0,003.
Dan untuk variabel disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan dengan hasil thitung >ttabel atau 2,021 > 1,677 dengan tingkat
signifikansi 0,049. Secara simultan lingkungan kerja dan disiplin kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan hasil
Fhitung >Ftabel atau 5,646 > 3,249 dengan tingkat signfikan 0,000. Dengan hasil
Adjusted R Square sebesar 0,507 atau 50,7%.
Lingkungan Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja, yaitu semakin
tinggi lingkungan kerja maka semakin tinggi kinerjanya dan begitupun
sebaliknya. Disiplin Kerja berepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja,
yaitu semakin tinggi disiplin semakin tinggi kinerjanya dan begitupun
sebaliknya.
Kata kunci: Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Kinerja
2
PENDAHULUAN Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber
daya manusia sangat penting dalam
kegiatan kerja terutama dalam suatu
organisasi , dengan hal tersebut
perusahaan sebagai unit organisasi
mampu mengelola dan
mengembangkan sumber daya yang
dimilikinya. Setiap perusahaan
mengharapkan sumber daya yang
mampu bekerja secara efektif dan
efisien agar tujuan yang sudah
ditetapkan akan tercapai. Dalam
menilai keberhasilan atau kegagalan
suatu perusahaan akan dilihat dari
pencapaian tujuan perushaan dan
akan ditentukan oleh sumber daya
manusia yang di miliki suatu
perusahaan tersebut.
Organisasi manapun pasti
sepakat sumber daya yang sangat
penting pastinya adalah manusia.
Tanpa adanya sumber daya manusia,
maka sumber daya yang lainnya
menjadi tidak berarti, walaupun setiap
sumber daya pasti memiliki perannya
masing – masing. Perusahaan dapat
mengetahui bagus atau tidaknya
manusia tersebut tentu bisa dilihat
dari kinerja mereka. Suatu oragnisasi dikatakan
berhasil jika secara efektif dan efisien
dapat mendayagunakan sumber daya
terutama karyawan yang ada dengan
optimal dan profesional.
Mendayagunakan sumber daya secara
optimal dan profesional artinya
menggunakan karyawan sejak
perencanaan, pelaksanaan hingga
pengawasan dan evaluasi dengan
tepat sasaran dan telah memenuhi
kaidah-kaidah yang diinginkan baik
oleh karyawan sendiri maupun oleh
organisasi tempat karyawan
bernaung. Jadi sumber daya manusia
dapat dikatakan sebagai faktor utama
atau motor penggerak dari suatu
organisasi.
Pada prosesnya prestasi
perusahaan ataupun kinerja
perusahaan mengalami pasang surut
sejalan dengan naik turunnya kinerja
pegawai perusahaan itu sendiri. Hal
ini menandakan bahwa ada hubungan
yang positif antara pegawai
perusahaan dengan perusahaan
tempat mereka bekerja.
Kelangsungan suatu
perusahaan ditentukan oleh suatu
kinerja karyawannya. Kinerja
karyawan tersebut dilihat dari hasil
kinerja karyawannya yang sudah
sesuai atau tidak dengan standart
kinerja yang telah ditentukan oleh
perusahaan. Kinerja merupakan hasil
kerja dan perilaku kerja, jika kinerja
berdasarkan hasil, maka yang dilihat
adalah jumlah kualitas maupun
kuantitas yang dihasilkan seseorang
(Kasmir, 2016, hal. 184).
Peningkatan kinerja karyawan
tidak terlepas dari kesadaran para
pegawai dalam memahami
kedisiplinan yang telah ditetapkan di
perusahaan tempat mereka bekerja.
Hilangnya disiplin akan berpengaruh
terhadap efisiensi kerja dan
efektivitas tugas pekerjaan. Dengan
adanya kedisiplinan diharapkan
pekerjaan akan dilakukan seefektif
mungkin. Penting bagi organisasi untuk
menerapkan kedisiplinan sebab
sebagian besar karyawan akan
mentaatinya dan pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan efektif. Dalam
pelaksanaan kerja pegawai, disiplin
kerja memegang peranan yang amat
penting. Hal ini sependapat dengan
Afandi (2016), jika para pegawai
mentaati segala peraturan yang ada
3
dengan tingkat kedisiplinan yang
tinggi, maka pelaksanaan pekerjaan
dapat sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Fenomena yang terjadi pada
Perusahaan Air Minum (PDAM)
Tirta Patriot Kota Bekasi berdasarkan
hasil pra riset, pada dasarnya
lingkungan kerja PDAM Tirta Patriot
Kota Bekasi masih memiliki
pembenahan, karena masih kurang
memperhatikan keadaan lingkungan
berbentuk fisik pada ruang kerja
seperti, luas ruangan yang kurang
besar sehingga menyebabkan
pergerakan yang terbatas.
Mengenai disiplin kerja pada
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi
masih ada pelanggaran yang sering
dilanggar karyawan dalam peraturan
yang sudah ditetapkan perusahaan
seperti keterlambatan masuk kerja,
karyawan juga kurang disiplin dalam
menyelesaikan pekerjaan sehingga
pekerjaan karyawan tersebut
menumpuk dan harus di selesaikan
secepat mungkin dan karyawan
kurang efektif menggunakan jam
istirahat. Efektifitas penggunaan
waktu kerja yang masih kurang
dilaksanakan oleh para pegawai,
untuk melayani administrasi
masyarakat. Dari uarain diatas maka dapat
kita lihat bahwasannya lingkungan
kerja dan disiplin kerja sangat
berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja para pegawai PDAM Tirta
Patriot Kota Bekasi maka penulis
memilih judul skripsi yaitu “Pengaruh
Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai pada
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi ”
TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja sebagai
bagian terpenting dalam suatu
organisasi memiliki pengaruh
terhadap kinerja pegawai.
Lingkungan Kerja sebagai salah satu
faktor utama yang memicu pegawai
untuk dapat bekerja secara optimal.
Dengan lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan tenang dapat
meningkatkan kinerja dalam
pencapaian tujuan organisasi. Hal ini
diungkapkan Sunyoto (2015, hal. 38),
bahwa lingkungan kerja merupakan
bagian komponen yang sangat
penting didalam karyawan melakukan
aktivitas bekerja.
Lingkungan kerja merupakan
suasana atau kondisi disekitar tempat
kerja dapat berupa ruangan, layout,
sarana dan prasarana, serta hubungan
kerja sesama rekan kerja (Kasmir,
2016 hal. 192). Lingkungan kerja
yang mendukung produktivitas kerja
akan menimbulkan kepuasan kerja
bagi pekerja dan akan berpengaruh
langsung terhadap prestasi kerja atau
kinerja karyawan dalam suatu
organisasi maupun perusahaan.
Menurut Sunyoto (2012, hal.
44), faktor-faktor yang
mempengaruhi
lingkungan kerja adalah:
1. Hubungan karyawan
Dalam hubungan karyawan ini
terdapat dua hubungan yaitu
hubungan sebagai individu dan
hubungan sebagai kelompok.
Hubungan sebagai individu yaitu
motivasi yang diperoleh seorang
karyawan datangnya dari rekan-rekan
sekerja maupun atasan. Menjadi
sebuah sebuah motivasi, jika
hubungan karyawan dengan rekan
sekerja maupun atasannya
4
berlangsung harmonis. Begitu juga
dengan sebaliknya, jika hubungan
diantara mereka tidak harmonis, maka
akan mengakibatkan kurangnya atau
tidak ada motivasi didalam bekerja.
Sedangkan hubungan sebagai
kelompok maka seseorang karywan
akan berhubungan dengan banyak
orang, baik secara individumaupun
secara kelompok.
2. Tingkat Kebisingan Lingkungan
Kerja
Lingkungan kerja yang tidak
tenang atau bising akan dapat
menimbulkan Pengaruh yang kurang
baik yaitu adanya ketidaktenangan
dalam bekerja. Bagi para karyawan
tentu saja ketenangan lingkungan
kerja sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan dan ini dapat
meningkatkan produktivitas kerja.
3. Penerangan
Dalam hal peneranga di sini
bukanlah terbatas pada penerangan
listrik, tetapi termasuk juga disini
penerangan matahari. Dalam
melaksanakan tugas seringkali
karyawan membutuhkan penerangan
yang cukup,apalagi jika pekerjaan
yang dilakukan tersebut menuntut
ketelitian.sehingga penerangan yang
pas sangatlah dibutuhkan.
4. Peraturan kerja
Peraturan kerja yang baik dan
jelas dapat memberikan pengaruh
yang baik terhadap kepuasan dan
kinerja para karyawan untuk
mengembangkan karier diperusahaan
tersebut. Dengan perangkat peraturan
tersebut karyawan akan dituntut
menjalankan aktivitasnya guna
mencapai tujuan perusahaan maupun
tujuan individu dengan pasti.
Disamping itu karyawan akan lebih
termotivasi untuk bekerja lebih baik
lagi.
5. Sirkulasi Udara
Sirkulasi atau pertukaran udara
yang cukup maka pertama yang harus
dilakukan pengadaan ventilasi.
Ventilasi harus cukup lebar terutama
pada ruangan-ruangan yang dianggap
terlalu panas. Bagi perusahaan yang
merasa pertukaran udaranya kurang
atau kepengapan, masih dirasakan,
dapat mengusahakan.
6. Keamanan
Lingkungan kerja dengan rasa
aman akan menimbulkan ketenanan
dan kenyamanan, di mana hal ini akan
sangat memberikan dorongan
semangat untuk bekerja. Keamanan
yang dimasukkan kedalam
lingkungan kerja adalah keamanan
terhadap milik pribadi karyawan.
Pada dasarnya banyak indikator
yang digunakan untuk
mengaturbagaimana lingkungan kerja
fisik yang baik. Menurut Sunyoto
(2015, hal. 39-42), indikator
lingkungan kerja yaitu:
1) Hubungan kerja
2) Tingkat kebisingan lingkungan
kerja
3) Peraturan kerja
4) Penerangan
5) Sirkulasi udara
6) Keamanan
Penjelasan dari indikator-
indikator lingkungan kerja menurut
Sunyoto
(2015, hal. 39-42), adalah sebagai
berikut:
1) Hubungan karyawan
Dalam hubungan karyawan ini
terdapat dua hubungan, yaitu
hubungan sebagai individu dan
hubungan sebagai kelompok.
Hubungan sebagai individu yang
diperoleh seorang karyawan
datangnya dari rekan-rekan sekerja
maupun atasan. Sedangkan untuk
5
hubungan sebagai kelompok, maka
seorang karyawan akan berhubungan
dengan banyak orang, baik secara
individu maupun kelompok.
2) Tingkat kebisingan lingkungan
kerja
Lingkungan kerja yang tidak
tenang atau bising akan dapat
menimbulakan pengaruh yang kurang
baik, yaitu adanya ketidak tenangan
dalam bekerja. Bagi para karyawan
tentu saja ketenangan lingkungan
kerja sangat membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan dan ini
dapat meningkatkan kinerja.
3) Peraturan kerja
Peraturan kerja yang baik dan
jelas dapat memberikan pengaruh
yang baik terhadap kepuasan dan
kinerja para karyawan untuk
pengembangan karier di perusahaan
tersebut. Dengan perangkat peraturan
tersebut karyawan akan dituntut
untuk menjalankan aktivitas guna
mencapai tujuan perusahaan maupun
tujuan individu dengan pasti.
Disamping itu karyawan akan lebih
termotivasi untuk bekerja lebih baik
lagi.
4) Penerangan
Dalam hal ini, penerangan
bukanlah terbatas pada penerangan
listrik, tetapi termasuk juga
penerangan matahari. Karyawan
memerlukan penerangan yang cukup,
apalagi jika pekerjaan yang dialkukan
menuntut ketelitian.
5) Sirkulasi udara
Untuk sirkulasi atau pertukaran
udara yang cukup, maka pertama
yang harus dilakukan yakni keadaan
ventilasi harus cukup lebar terutama
pada ruanganruangan yang dianggap
terlalu panas. Bagi perusahaan yang
merasa pertukaran udaranya kurang
atau kepengapan masih dirasakan,
dapat menggunakan pengaturan suhu
udara.
6) Keamanan
Lingkungan kerja dengan rasa
aman akan menimbulkan ketenangan
dan kenyamanan, dimana hal ini akan
dapat memberikan dorongan
semangat untuk bekerja. Keamanan
yang dimaksudkan kedalam
lingkungan kerja adalah keaman
terhadap keamanan terhadap milik
pribadi karyawan.
Disiplin Kerja
Disiplin yang baik
menceritakan besarnya tanggung
jawab seseorang terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Hal ini
mendorong gairah kerja, semangat
kerja, dan terwujudnya tujuan
perusahaan. Sutrisno (2009, hal. 86)
mengatakan disiplin adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang
untuk mematuhi dan menaati norma-
norma peraturan yang berlaku
disekitarnya. Disiplin karyawan yang
baik akan mempercepat tujuan
perusahaan. Sedangkan, disiplin yang
rendah akan menjadi penghalang atau
memperlambat tujuan perusahaan.
Menurut Keith Davis dalam
Mangkunegara (2009, hal. 129)
mengemukakan bahwa disiplin kerja
dapat diartikan sebagai pelaksanaan
manajemen untuk memperteguh
pedoman-pedoman organisasi.
Menurut Siagian (2009, hal. 305)
menyatakan bahwa disiplin adalah
suatu bentuk pelatihan yang berusaha
memperbaiki dan membentuk
pengetahuan, sikap dan perilaku
pegawai sehingga para pegawai
tersebut secara sukarela berusaha
bekerja secara kooperatif dengan para
pegawai lain serta meningkatkan
prestasi kerjanya.
6
Menurut Hasibuan (2009, hal. 194),
kedisiplinan seseorang karyawan
dalam suatu perusahaan diantaranya
adalah:
1) Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut
mempengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan. Tujuan yang dicapai harus,
dan ditetapkan secara ideal serta
cukup menantang bagi kemampuan
karyawan. Hal ini berarti bahwa
pekerjaan dibebankan kepada
seseorang karyawan harus sesuai
dengan kemampuan karyawan yang
bersangkutan, agar ia bekerja
sungguh-sungguh dan berdisiplin
baik untuk mengerjakannya.
2) Teladan pimpinan
Pimpinan sangat berperan
dalam menentukan kedisiplinan
karyawan, karena pimpinan dijadikan
teladan dan panutan bagi bawahan.
Pimpinan harus memberikan contoh
yang baik, jujur, adil, serta sesuai kata
dengan perbuatan. Dengan teladan
pimpinan yang baik, maka
kedisiplinan bawahanpun akan ikut
baik.
3) Balas jasa
Balas jasa (gaji dan
kesejahtraan) ikut mempengaruhi
kedisiplinan karyawan, karena balas
jasa akan memberikan kepuasan dan
kecintaan karyawan terhadap
perusahaan atau pekerjaannya. Jika
kecintan semakin baik terhadap
pekerjaan maka kedisiplinan mereka
akan semakin baik pula.
4) Keadilan
Keadilan ikut mendorong
terwujudnya kedisiplinan karyawan,
karena ego dan sifat manusia yang
selalu merasa dirinya penting dan
minta diperlakukan sama dengan
manusia lainnya. Manajer yang cakap
dalam kepemimpinannya selalu
berusaha bersikap adil terhadap
semua bawahannya, karena dia
menyadari bahwa dengan keadilan
yang baik akan menciptakan
kedisiplinan yang baik pula.
5) Pengawasan melekat
Pengawasan melekat adalah
tindakan nyata dan paling efektif
dalam mewujudkan kedisiplinan
karyawan perusahaan, karena dengan
wasiat ini berarti atasan harus aktif
dan langsung pengawasi perilaku,
moral dan gairah kerja dan kinerja
bawahan. Hal ini berarti atasan harus
selalu ada/hadir ditempat
pekerjaannya. Supaya dia dapat
mengawasi dan memberikan
petunjuk, jika ada bawahannya yang
mengalami kesulitan dalam
melakukan pekerjaannya.
6) Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan
penting dalam memelihara
kedisiplinan karyawan. Karena
dengan sanksi hukuman yang
semakin berat karyawan akan
semakin takut untuk melanggar
peraturan-peraturan perusahaan,
sikap dan perilaku yang indisipliner
akan berkurang.
7) Ketegasan
Pimpinan harus tegas dalam
bertindak untuk menghukum setiap
karyawan yang indisipliner sesuai
dengan sanksi hukuman yang telah
ditetapkan. Pimpinan yang berani
bertindak tegas menerapkan hukuman
bagi karyawan yang indisipliner akan
disegani dan diakui
kepemimpinannya oleh bawahannya.
Tetapi bila seorang pimpinan kurang
tegas atau tidak menghukum
karyawan yang indisipliner, maka
sulit bagi dia untuk memelihara
bawahannya bahkan setiap
indisipliner bawahannya bahkan
7
setiap indisipliner karyawan yang
semakin banyak.
8) Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang
harmonis diantara sesama karyawan
ikut menciptakan kedisiplinan yang
baik pada suatu perusahaan.
Menurut Fauzia Agustini
(2011, hal. 37) menyatakan bahwa
ada beberapa indikator disiplin kerja
adalah sebagai berikut:
1) Kehadiran
Kehadiran ditempat kerja
merupakan hal yang paling penting
dalam penilaian disiplin atau tidaknya
seseorang. Orang yang berdisiplin
tinggi biasanya mampu menghargai
waktu sebaik mungkin sehingga tidak
menyia-nyiakan waktu yang ada.
2) Tata cara kerja
Bagaimana seseorang pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaan juga
dapat dinilai sebagai salah satu
indikator disiplin. Artinya apakah
pegawai itu dalam menyelesaikan
pekerjannya sudah sesuai dengan tata
cara yang diajarkan.
3) Ketatan pada atasan
Ketatan pada atasan yaitu patuh
atau mengikuti apa yang telah
ditetapkan dalam perusahaan guna
mengerjakan pekerjaan dengan baik.
Kepatuhan pada atasan atas pekerjaan
yang telat diberikan juga merupakan
salah satu indikator disiplin.
4) Kesadaran kerja
Kesadaran akan pekerjaan
tanpa ada yang melihat merupakan
salah satu komponen dari sikap
disiplin yang tinggi. Hal ini biasa
didasari atas kesadaran meskipun
tanpa ada yang mengawasi.
5) Tanggung jawab
Tangung jawab merupakan hal
yang tidak bisa dipisahkan dari
disiplin. Karena setiap pekerjaan
menuntut tanggung jawab dari setiap
pelakunya.
Kinerja
Kinerja Sumber Daya Manusia
(SDM) adalah prestasi kerja atau hasil
kerja (output) baik kualitas maupun
kuantitas yang dicapai SDM
persatuan periode waktu dalam
melaksanakan tugas kerjanya sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Mangkunegara,
2012 hal.67). Menurut Hasibuan
(2012 hal.80) mendefinisikan Kinerja
atau prestasi kerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan.
Dari penjelasan diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa
kinerja merupakan suatu gambaran
mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas dalam suatu
organisasi, dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi, dan visi
organisasi tersebut.
Suprihatiningrum (2012)
menyebutkan bahwa terdapat banyak
faktor yang dapat memengaruhi
kinerja antara lain:
1) Motivasi
Karami et al (2013)
mengatakan bahwa motivasi berasal
dari bahasa Latin move yang berarti
pergerakan atau menggerakkan.
Menurut Cong dan Van (2013)
motivasi pada dasarnya adalah apa
yang mendorong seseorang untuk
bekerja dengan cara tertentu dan
dengan sejumlah usaha yang
diberikan. Motivasi dapat berupa
motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi yang bersifat intrinsik
adalah ketika sifat pekerjaan itu
sendiri yang membuat seseorang
termotivasi, bukan karena adanya
8
rangsangan lain seperti status ataupun
uang, dapat juga dikatakan seorang
yang sedang melakukan hobinya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
ketika faktor-faktor diluar pekerjaan
tersebut menjadi faktor utama yang
membuat seorang termotivasi.
2) Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah suatu
perasaan positif tentang pekerjaan
seseorang yang merupakan hasil dari
evaluasi karateristiknya. Kepuasan
kerja yang tinggi akan membuat
karyawan semakin meningkatkan
komitmen dan rasa tenang dalam
bekerja sehingga akan meningkatkan
kinerjanya.
3) Tingkat stres
Stres merupakan suatu kondisi
internal yang terjadi dengan ditandai
gangguan fisik, lingkungan, dan
situasi sosial yang berpotensi pada
kondisi yang tidak baik.
4) Kondisi fisik pekerjaan
Suatu perusahaan perlu
memikirkan bagaimana menciptakan
lingkungan kerja yang baik dan
menyenangkan bagi karyawannya
karena lingkungan kerja diduga
memiliki pengaruh yang kuat dengan
kinerja karyawan. Lingkungan kerja
yang baik tidak hanya dapat
memuaskan karyawan dalam
melaksanakan tugasnya tetapi juga
berpengaruh dalam meningkatkan
kinerja karyawan, dan sebaliknya jika
kondisi dilingkungan kerja tidak
nyaman otomatis kinerja para
karyawan akan menurun.
5) Desain pekerjaan
Desain pekerjaan merupakan
proses penentuan tugas yang akan
dilaksanakan, metode yang
digunakan untuk melaksanakan tugas,
dan bagaimana pekerjaan
berhubungan dengan pekerjaan
lainnya di dalam organisasi
(Simamora 2006).
Sedangkan faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja karyawan
menurut Sutrisno (2010) antar lain
yaitu:
1) Efektivitas dan Efisiensi
Dalam hubungannya dengan
kinerja organisasi, maka ukuran
baikburuknya kinerja diukur oleh
efektivitas dan efisiensi. Masalahnya
adalah bagaimana proses terjadinya
efisiensi dan efektivitas organisasi.
Dikatakan efektif bila mencapai
tujuan, dikatakan efisien bila hal itu
memuaskan sebagai pendorong
mencapai tujuan.
2) Otoritas dan Tanggung jawab
Dalam organisasi yang baik,
wewenang dan tanggung jawab telah
didelegasikan dengan baik, tanpa
adanya tumpang tindih tugas.
Masing-masing karyawan yang ada
dalam organisasi mengetahui apa
yang menjadi haknya dan tanggung
jawabnya dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Kejelasan
wewenang dan tanggung jawab setiap
orang dalam suatu organisasi akan
mendukung kinerja karyawan
tersebut.
3) Disiplin
Secara umum, disiplin
menunjukkan suatu kondisi atau sikap
hormat yang ada pada diri karyawan
terhadap peraturan dan ketetapan
perusahaan. Masalah disiplin
karyawan yang ada di dalam
organisasi baik atasan maupun
bawahan akan memberikan corak
terhadap kinerja organisasi. Kinerja
organisasi akan tercapai apabila
kinerja individu maupun kelompok
ditingkatkan.
4) Inisiatif
9
Inisiatif seseorang berkaitan
dengan daya pikir, kreativitas dalam
bentuk ide untuk merencanakan
sesuatu yang berkaitan dengan tujuan
organisasi. Dengan perkataan lain,
inisiatif karyawan yang ada di dalam
organisasi merupakan daya dorong
kemajuan yang akhirnya akan
memengaruhi kinerja.
Menurut Mankunegara (2012
hal. 69) yang menyatakan bahwa
indikator kinerja sebagai berikut :
1) Kualitas Kerja
Menunjukan kerapihan,
ketelitian, keterkaitan hasil kerja
dengan tidak mengabaikan volume
pekerjaan. Adanya kualitas kerja yang
baik dapat menghindari tingkat
kesalahan dalam penyelesaian suatu
pekerjaan.
2) Kuantitas Kerja
Menunjukan banyaknya jumlah
jenis pekerjaan yang dilakukan dalam
satu waktu sehingga efisiensi dan
efektivitas dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan perusahaan.
3) Tanggung Jawab
Menunjukkan seberapa besar
karyawan menerima dan
melaksanakan pekerjaannya,
mempertanggung jawabkan hasil
kerja serta sarana dan prasarana yang
digunakan dan perilaku kerjanya
setiap hari.bertanggung jawab atas
segala hal yang dikerjakannya.
4) Kerja Sama
Kesediaan karyawan untuk
berpartisipasi dengan karyawan yang
lain secara vertikal dan horizontal
baik didalam maupun diluar
pekerjaan sehingga hasil pekerjaan
akan semakin baik.
5) Inisiatif
Adanya inisiatif dari dalam diri
anggota organisasi untuk melakukan
pekerjaan serta mengatasi masalah
dalam pekerjaan tanpa menunggu
perintah dari atasan atau menunjukan
tanggung jawab dalam pekerjaan
yang sudah kewajiban seorang
karyawan.
Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan
fenomena yang sudah dijelaskan, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
H1: Diduga lingkungan kerja
berpengaruh terhadap kinerja
pegawai PDAM Tirta Patriot
Kota Bekasi
H2: Diduga disiplin kerja
berpengaruh terhadap kinerja
pegawai PDAM Tirta Patriot
Kota Bekasi
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penyusunan skripsi ini adalah
penelitian kuantitatif, metode yang
menekankan aspek pengukuran
secara obyektif terhadap fenomena
sosial (Sugiyono, 2014). Hal tersebut
berdasarkan judul yang diteliti yaitu:
”Pengaruh Lingkungan kerja dan
Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Pegawai PDAM Tirta Patriot Kota
Lingkungan
Kerja
Disiplin
Kerja
Kinerja
10
Bekasi”. Penulis ingin mengetahui
apakah ada pengaruh lingkungan
kerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja.
Populasi
Sugiyono (2017, hal. 80)
mengatakan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek /
subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditentukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan tetap pada PDAM
Tirta Patriot Kota Bekasi yang
berjumlah 49 orang.
Sampel
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dengan teknik
pengambilan sampel (teknik
sampling) nonprobability sampling
dengan sampling jenuh. Dimana
semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel, yaitu 49 orang
karyawan. Menurut Ajuar Zuliandi,
(2015:51) sampel adalah jumlah dan
bagian dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Simultan F (Uji-F)
Pengujian ini untuk mengatahui
pengaruh Lingkungan Kerja (X1) dan
Disiplin kerja (X2), secara parsial
berpengaruh terhadap variable kinerja
karyawan (Y).
Hasil Pengujian Hipotesis Dengan
Uji F (Simultan)
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa nilai Fhitung sebesar
25,646 lebih besar dari nilai signfikan
0,000. Karena nilai signifikan 0,000
jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan secara bersama-sama
variabel Lingkungan kerja (X1) dan
Disiplin kerja (X2) berpengaruh
positif dan signifikansi terhadap
kinerja karyawan.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
(R2)
Hasil perhitngan diatas dapat
diketahui bahwa koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh
sebesar 0,726. Hal ini berati 72,6%
lingkungan kerja dan disiplin kerja
berpengaruh terhadap kinerja
pegawai , sedangkan 27,4% kinerja
karyawan dipengaruhi oleh variabel-
variabel lainnya yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
11
Hasil pengujian hipotesis dengan
Uji-t (parsial)
Variabel Thitung Sign ttabel
X1 3,155 0,003 1,677
X2 2,021
0,049 1,677
Berdasarkan output SPSS uji
Parsial untuk nilai thitung variabel
lingkungan kerja (X1) lebih besar dari
nilai ttabel (3,155 > 1,677) dengan
tingkat signifikansi dibawah 0,05
yaitu 0,003 maka H1 diterima dan
nilai thitung variabel Disiplin Kerja
(X2) lebih besar daripada nilai ttabel
(2,021 > 1,677) dengan tingkat
signifikansi dibawah 0,05 yaitu 0,049
maka H2 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa secara parsial
H1 dan H2 menyatakan bahwa ada
pengaruh lingkungan kerja dan
disiplin kerja terhadap kinerja.
PEMBAHASAN
1.Lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja pegawai
Pengujian hipotesis (H1)
menunjukan bahwa hipotesis dapat
diterima, hal ini dapat dilihat
terdapatnya pengaruh antara
lingkungan kerja terhadap kinerja.
Serta berdasarkan uji statistik
mengenai lingkungan kerja
menunjukan nilai thitung sebesar 3,155
dengan signifikansi 0,003 yang berati
bahwa variabel pelatihan memiliki
pengaruh yang positif terhadap
kinerja. Karena thitung >ttabel atau 3,155
> 1,677. Hal ini menunjukan bahwa
lingkungan kerja dapat
mempengaruhi kinerja pegawai
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.
2. Disiplin Kerja berpengaruh
terhadap Kinerja
Pengujian hipotesis (H2)
menunjukan bahwa hipotesis dapat
diterima, hal ini dapat dilihat
terdapatnya pengaruh antara
lingkungan kerja terhadap kinerja.
Serta berdasarkan uji statistik
mengenai disiplin kerja menunjukan
nilai thitung sebesar 2,021 dengan
signifikansi 0,049 yang berati bahwa
variabel pelatihan memiliki pengaruh
yang positif terhadap kinerja. Karena
thitung >ttabel atau 2,021 > 1,677. Hal ini
menunjukan bahwa disiplin kerja
dapat mempengaruhi kinerja pegawai
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.
3. Lingkungan Kerja dan Disiplin
Kerja secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja
Pengujian hipotesis (H3)
menunjukan bahwa hipotesis dapat
diterima, hal ini dapat dilihat
terdapatnya pengaruh secara simultan
antara lingkungan kerja dan disiplin
kerja terhadap kinerja, secara
bersama-sama memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja. Serta
berdasarkan uji statistik mengenai
pengaruh lingkungan kerja dan
disiplin kerja terhadap kinerja
menunjukan nilai F sebesar 25,646
dengan signifikansi 0,000 yang berati
bahwa variabel lingkungan kerja dan
disiplin kerja memiliki pengaruh yang
positif terhadap kinerja. Karena Fhitung
>Ftabel atau 25,646 > 3,20. Artinya
apabila lingkungan kerja dan disiplin
kerja secara bersama-sama berjalan
dengan baik, maka hal tersebut dapat
meningkatkan kinerja pegawai
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.
12
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh lingkungan
kerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai PDAM Tirta Patriot
Kota Bekasi. Berdasarkan analisis
data dan pembahasan yang telah
dialkukan, sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan statistik secara
parsial (uji-t) terbukti variabel dimana
lingkungan kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja.
Dengan hasil thitung > ttabel atau 3,155 >
1,677 dengan tingkat signifikansi 0,003
maka HO ditolak artinya lingkungan kerja
secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja. Nilai t hitung positif artinya
berpengaruh positif artinya semakin
meningkat lingkungan kerja maka
semakin meningkat pula kinerja pegawai.
Untuk variabel disiplin kerja
berpengaruh terhadap kinerja dengan
hasil nilai thitung > ttabel atau2,021 > 1,677
dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05
yaitu 0,049. Secara simultan lingkungan
kerja dan disiplin kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
dengan hasil Fhitung >Ftabel atau 25,646 >
3,20 dengan nilai signfikan 0,000,
dengan hasil R square sebesar 0,726
atau 72,6%.
2. Lingkungan Kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja, yaitu
semakin tinggi lingkungan kerja
maka semakin tinggi kinerjanya dan
begitupun sebaliknya.
3. Disiplin Kerja berepengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja, yaitu
semakin tinggi disiplin semakin
tinggi kinerjanya dan begitupun
sebaliknya.
4. Lingkungan Kerja dan Disiplin
Kerja secara simultan berpengaruh
terhadap kinerja. Hal ini mendukung
hipotesis 3 dalam penelitian ini yang
berarti hipotesis 3 diterima.
Saran 1. Bagi perusahaan
Lingkungan kerja memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi
kerja,dimana ada banyak hal
yang menciptakan lingkungan
kerja yang memilikisituasi
kerja didalam ruangan
maupun diluar ruangan. Di
dalam hasilpenelitian ini
didapat perlunya karyawan
untuk bisa menjaga
kondisilingkungan kerja
seperti situasi kerja karyawan
yang baik agar prestasi
kerjadari karyawan bisa
mencapai potensi penuh.
Perusahaan perlu secara aktif
melakukan pengawasan
terhadap kinerja karyawan
agar tingkat disiplin karyawan
semakin baik. Terutama
dalam hal kehadiran yang
masih sangat butuh
pengawasan dari pihak
perusahaan.
Peneliti lain yang ingin
meneliti permasalahan kinerja
pegawai dapat menambah
atau merubah variabel-
variabel yang diasumsikan
berpengaruh terhadap kinerja
pegawai, sehingga ditemukan
variabel-variabel yang
berpengaruh terbesar terhadap
kinerja pegawai dapat
diketahui
DAFTAR PUSTAKA
A.A Anwar Mangkunegara. (2012).
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bandung: PT.Remaja
Kosda Karya.
Afandi, P. (2016). Concept &
Indicator Human Resource
13
Management For Management
Research. Yogyakarta:
Deepublish
Agustini, Fauziah (2011).
Manajemen Sumber Daya
Manusia Lanjutan. Medan
Bintarti, Surya. 2015. Metodelogi
Peneltian Ekonomi Manajemen.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Cong, N. N., & Van, D. N. (2013).
Effects of Motivation and Job
satisfaction on Employees'
Performance at Petrovietnam
Nghe An Construction Joints
Stock Corporation (PVNC).
International Journal of Business
and Social Science,4(6).
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan
Program IBM SPSS 19. Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hasibuan, Melayu S.P. (2012).
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Juliandi, Azuar dan Irfan (2015).
Metodologi Penelitian Bisnis.
Cetakan ke – 2.Medan : Umsu
press
Kasmir (2016). Manajemen Sumber
Daya Manusia ( Teori Dan
Praktek) ,Cetakan Ke-1 Penerbit
Rajagrafindo persada.
Karami, A., Dolatabadi, H. R., &
Rajaeepour, S. (2013).
Analyzing the effectiveness of
reward management system on
employee performance through
the mediating role of employee
motivation case study: Isfahan
73
Madenatera Hasibuan, Malayu S.P
(2009). Manajemen Sumber
Daya Manusia, (edisi revisi).
Jakarta: Bumi Aksara
Regional Electric Company.
International Journal of
Academic Research in Business
and Social Sciences, 3 (9), 327.
Sugiyono (2017). Metode Penelitian
( Kuantitatif , Kualitatif, dan
R&D), Edisi 2017, Penerbit
Alfabeta.
Sedarmayanti, “Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas
kerja”, mandar maju Bandung,
2009
Sunyoto. (2012). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta :
CAPS
Suwuh, M. (2015). The Influence of
Leadership Style, Motivation,
and Work Discipline on
Employee Performance at Bank
SULUT KCP LIKUPANG.
Jurnal EMBA. 3(4): 611-619
Sunyoto, Danang, “ Sumber Daya
Manusia (Praktek Penelitian”,
Yogyakarta, center for
Academic, publishing service),
2012
Veithzal, Rivai (2009). Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan (dari teori
praktek). Edisi ke 1. Jakarta:
Rajawali Pers