PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL · PDF fileGrafik Tingkat Kecenderungan Data Minat...
Transcript of PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL · PDF fileGrafik Tingkat Kecenderungan Data Minat...
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUALTERHADAP MINAT KONSELING SISWA KELAS XI
SMK PGRI 2 TAMAN PEMALANGTAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
OLEH
AGUS MUKHTARNPM. 06110281
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGANTAHUN 2011
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUALTERHADAP MINAT KONSELING SISWA KELAS XI
SMK PGRI 2 TAMAN PEMALANGTAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan kepadaIKIP PGRI Semarang
untuk memenuhi salah satu syaratdalam menyelesaikan program Sarjana
Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
Agus MukhtarNPM. 06110281
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGANTAHUN 2011
i
SKRIPSI
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUALTERHADAP MINAT KONSELING SISWA KELAS XI
SMK PGRI 2 TAMAN PEMALANGTAHUN PELAJARAN 2010/2011
Dibuat dan dipersembahkan oleh:Agus Mukhtar
NPM. 06110281
Telah disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankandi hadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi pada 12 Maret 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh. M.Pd. Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd.NIP. 19430227 198103 1 001 NPP. 088201204.......
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGANTAHUN 2011
ii
SKRIPSI
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUALTERHADAP MINAT KONSELING SISWA KELAS XI
SMK PGRI 2 TAMAN PEMALANGTAHUN PELAJARAN 2010/2011
Dibuat dan dipersembahkan oleh:Agus Mukhtar
NPM. 06110281
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Sidang Penguji SkripsiPada 12 Maret 2011.
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Dewan Penguji,Ketua, Sekretaris,
Drs. Agus Suharno, M.Si. Dra. M.Th. Retnaningdyastuti, M.PdNPP 936501088 NIP 195306031981032001.......
Penguji Tanda Tangan
1. Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh. M.Pd. (..............................................)NIP. 19430227 198103 1 001
2. Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd. (..............................................)
NPP. 088201204.......
3. Desi Maulia, S.Psi. (..............................................)
NPP. 098201234
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGANTAHUN 2011
iii
SKRIPSI
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUALTERHADAP MINAT KONSELING SISWA KELAS XI
SMK PGRI 2 TAMAN PEMALANGTAHUN PELAJARAN 2010/2011
Dibuat dan dipersembahkan oleh:Agus Mukhtar
NPM. 06110281
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Sidang Penguji SkripsiPada 12 Maret 2011.
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Dewan Penguji,Ketua, Sekretaris,
Dra. M.Th. Retnaningdyastuti, M.Pd Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd.NIP 195306031981032001 NPP. 088201204.....
Penguji Tanda Tangan
1. Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh. M.Pd. (..............................................)NIP. 19430227 198103 1 001
2. Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd. (..............................................)
NPP. 088201204.......
3. Desi Maulia, S.Psi. (..............................................)
NPP. 098201234
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGANTAHUN 2011
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Ilmu tanpa agama adalah buta, dan
sebaliknya agama tanpa ilmu pengetahuan
adalah lumpuh
(Einstein)
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk :
1. Istriku tercinta yang dengan setia
mendampingi dari konsep sampai
menjadi skripsi;
2. Anak tersayang:
3. Teman-teman yang selalu
memberi motivasi.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehinggan penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Layanan Konseling Individual terhadap Minat Konseling Siswa SMK
PGRI 2 Taman”. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya, diantaranya kepada:
1. H. Muhdi, S.H., M.Hum, selaku Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di Fakultas
Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang.
2. Dra. M.Th. Retnaningdyastuti, M.Pd, Dekan FIP IKIP PGRI Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian untuk penyelesaian skripsi ini.
3. Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd, Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh. M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala SMK PGRI 2 Taman yang telah memberikan ijin dan fasilitas selama
penulis melakukan peneitian.
6. Seluruh siswa SMK PGRI 2 Taman yang telah bersedia menjadi sampel
penelitian.
7. Rekan-rekan mahasiswa IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan
bantuan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu.
Semoga amal dan kebaikan dari Bapak, Ibu, Saudara-saudara, teman-
teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu akan mendapatkan imbalan
yang lebih dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca semua.
Semarang, 22 Februari 2011
Penulis
vi
ABSTRAK
AGUS MUKHTAR. 2011. Pengaruh Layanan Konseling IndividualTerhadap Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Tahun Pelajaran2010/2011. Skripsi.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih banyak siswa yangmempunyai masalah, tetapi tidak mau melakukan konseling dengan gurubimbingan konseling. Rumusan masalah penelitian yaitu “adakah pengaruhLayanan Konseling Individual terhadap Minat Konseling siswa Kelas XI SMKPGRI 2 Taman Tahun Pelajaran 2010/2011?”. Tujuan umum dari penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh Layanan Konseling Individual terhadap MinatKonseling siswa Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Tahun Pelajaran 2010/2011.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan jumlah 200 siswa.Sampel penelitian diambil dengan pertimbangan tabel Krecjie di mana jumlahsiswa yang diambil sebagai sampel besarnya 135 siswa.
Hipotesis penelitian: “ada pengaruh Layanan Konseling Individualterhadap Minat Konseling siswa Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Tahun Pelajaran2010/2011”. Metode penelitian ini menggunakan metode komparasi denganrancangan one group pretest and posttest. Metode pengumpulan datanyamenggunakan angket minat konseling. Kemudian data yang diperoleh dianalisismenggunakan uji beda atau t-test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hitung Minat Konselingsiswa sebelum diadakan Layanan Konseling Individual sebesar 51,29. Namun,setelah diberi Layanan Konseling Individual, kemudian diberikan posttest (T2)diperoleh rata-rata hitung sebesar 52,84. Dari hasil tes awal (T1) dan tes akhir (T2)dapat dikatakan bahwa Minat Konseling siswa meningkat sebesar 1,55. Dari hasilanalisis data dengan uji-t, diperoleh thitung > ttabel yaitu: 10,367 > 1,960 untuk =5% dengan dk 135 – 1 = 134. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhLayanan Konseling Individual terhadap Minat Konseling siswa Kelas XI SMKPGRI 2 Taman Tahun Pelajaran 2009/2010”.
Saran yang dapat penulis berikan adalah guru bimbingan konseling,hendaknya meningkatkan kualitas layanan konseling individual, sehingga siswamampu meningkatkan minat konselingnya. Sekolah hendaknya mamfasilitasipelaksanaan layanan konseling individual, khususnya bagi siswa yang minatkonselingnya rendah. Bagi siswa yang minat konselingnya rendah, hendaknyamenjadikan layanan konseling individual sebagai pengalaman yang berguna untukmenempa diri dengan lebih meningkatkan belajarnya sehingga dapat memperbaikiprestasi yang telah diperoleh.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN SAMPUL …………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… ii
PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………………….. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. v
ABSTRAK………………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………… 3
C. Pembatasan Masalah……………………………………… 4
D. Perumusan Masalah ……………………………………… 5
E. Definisi Operasional……………………………………… 5
F. Tujun Penelitian ………………………………………… 6
G. Manfaat Penelitian ……………………………………… 6
H. Sistematika Skripsi……………………………………….. 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ………………………… 9
A. Minat Konseling ………………………………………… 9
B. Layanan Konseling Individual …………………………... 14
C. Kerangka Pemikiran……………….……………………… 24
D. Hipotesis ........................................................................... 25
viii
Halaman
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………. 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………....... 26
B. Populasi dan Sampel serta Sampling……………………… 26
C. Metode Penelitian …………………………………. 28
D. Instrumen Penelitian …………………………………. 29
E. Uji Instrumen ……………………………… … 30
F. Prosedur Penelitian …………………………….. …. 36
G. Rancangan Penelitian ……………………………. ….. 37
H. Teknik Analisis Data ……………………………….… 38
I. Hipotesis Statistik ……………………………. ….. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 40
A. Deskripsis Data ………………………….……………… 40
B. Hasil Analisis Data …………………………………… 52
C. Pembahasan ……………………………………………… 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……..…………………………….. 59
A. Simpulan ………………………………………………….. 59
B. Saran………………………………………………….…… 59
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 61
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 62
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar: Halaman
1. Bagan Kerangka Berpikir …………….……………………………. 25
2. Grafik Histogram Data Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI
2 Taman Sebelum Pemberian Layanan Konseling Individual……….. 45
3. Grafik Tingkat Kecenderungan Data Minat Konseling Siswa Kelas
XI SMK PGRI 2 Taman Sebelum Pemberian Layanan Konseling
Individual ……………………………..……………………………. 46
4. Grafik Histogram Data Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI
2 Taman Sesudah Pemberian Layanan Konseling Individual............... 51
5. Grafik Tingkat Kecenderungan Data Minat Konseling Siswa Kelas
XI SMK PGRI 2 Taman Sesudah Pemberian Layanan Konseling
Individual …………………………………………………………… 56
x
DAFTAR TABEL
Tabel: Halaman
1. Populasi Penelitian ………………………….…………………….. 26
2. Tabel Krecjie ………………………………………………………… 27
3. Sampel Penelitian ………..……………………………………….. 27
4. Kisi-kisi Angket Minat Konseling ………………………………….. 29
5. Skor Total dan Skor Butir Uji Coba Angket Minat Konseling ……... 29
6. Persiapan Uji Validitas Butir Angket Minat Konseling .................. 33
7. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Minat Konseling .................. 34
8. Persiapan Perhitungan Uji Reliabilitas ............................................ 35
9. Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Sebelum
Pemberian Layanan Konseling Individual .......................................... 40
10. Distribusi Frekuensi Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2
Taman Sebelum Pemberian Layanan Konseling Individual................. 44
11. Distribusi Tingkat Kecenderungan Data Minat Konseling Siswa
Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Sebelum Pemberian Layanan
Konseling Individual ......................................................................... 45
12. Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Sesudah
Pemberian Layanan Konseling Individual………….………………… 46
13. Distribusi Frekuensi Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2
Taman Sesudah Pemberian Layanan Konseling Individual.................. 50
14. Distribusi Tingkat Kecenderungan Data Minat Konseling Siswa
Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Sesudah Pemberian Layanan
Konseling Individual ......................................................................... 51
15. Persiapan Perhitungan Uji-t …………………………………….…… 53
16. Ringkasan Mean Minat Konseling untuk Uji-t...................................... 57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: Halaman
1. Angket Minat Konseling Uji Coba Instrumen ........................... 62
2. Analisis Validitas Angket Minat Konseling ............................. 66
3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Angket Minat Konseling …… 67
5. Hasil Pengisian Angket Minat Konseling Hasil Tes Awal …….. 76
6. Hasil Pengisian Angket Minat Konseling Hasil Tes Akhir............ 80
7. Nilai Product Moment.................................... ............................... 84
8. Tabel Nilai Uji-t………………………….………...............……. 85
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara
terus-menerus tanpa pernah berhenti sedetikpun. Sekolah salah satu pusat
pendidikan secara formal yang didalamnya terkandung pembinaan terhadap aspek
kepribadian siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Maju mundurnya
suatu bangsa sangat bergantung bagaimana generasi mudanya dididik. Bukan
mustahil sebuah bangsa akan hancur karena generasi mudanya tidak terididik,
tetapi bukannya mustahil pula suatu bangsa akan maju apabila generasi mudanya
terdidik dan cakap dalam berbagai hal.
Anak didik sesungguhnya merupakan potensi dasar dan vital dari generasi
muda, dengan memberikan pendidikan formal yang proporsional dan pendidikan
non formal yang berkesinambungan baik dalam sekolah maupun diluar sekolah
dapat menumbuh kembangkan suatu perilaku.
Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial dan semua yang dilakukannya
akan diarahkan untuk menentukan tempat di dalam kelompok yang penting bagi
dirinya. Keinginan untuk merasa dimiliki, untuk diterima, untuk memberikan
sumbangan, adalah motivasi dasar dari semua perilaku siswa. Sejauh mana
pendidikan mampu memberikan pengertian bagaimana kehidupan manusia dalam
berperilaku sosial. Namun bukan berarti sekolah hanya bertanggung jawab atas
pendidikan intelektual namun juga pendidikan sosialnya. Sebab setiap manusia
2
harus mampu bersosialisasi dengan baik didalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa di SMK Negeri
2 Taman mempunyai masalah baik dalam belajar maupun masalah pribadi yang
hanya dipendam sendiri. Rata-rata mereka hanya curhat dengan teman akrabnya
yang kadang tidak bisa memberikan solusi terhadap masalah yang sedang
dihadapinya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa minat siswa untuk
berkonsultasi dengan guru BK masih rendah, sehingga perlu diberikan bimbingan
agar minat siswa untuk berkonsultasi dapat ditingkatkan.
Padahal di SMK Negeri 2 Taman, sudah ada guru bimbingan dan
konseling yang bisa dijadikan tempat untuk berkonsultasi siswa yang menghadapi
masalah untuk bisa menemukan solusi yang baik. Bimbingan konseling yang
dilakukan di SMK Negeri 2 Taman dimaksudkan untuk meningkatkan potensi
yang ada pada diri siswa. Sebagai perserta didik di sekolah diharapkan mampu
menjadi dirinya sendiri, namun proses tersebut sangatlah panjang.
Menurut Prayitno (1997: 64) bimbingan konseling dapat dirinci meliputi
pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan
secara efektif. Kemantapan kemampuan menerima pendapat serta berargumentasi
secara dinamis, kreatif dan produktif. Pemantapan kemampuan bertingkah laku
dan berhubungan sosial baik dirumah, di sekolah maupun di masyarakat luas
dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun. Pemantapan hubungan yang
dinamis harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama,
di sekolah lain, diluar sekolah, maupun masyarakat pada umumnya.
3
Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya
pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab serta orientasi tentang
hidup berkeluarga.
Peran guru harus mampu memberikan bimbingan secara kontinue kepada
siswa sangat dibutuhkan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman yang terarah
yang diberikan oleh guru sebagai acuan untuk menentukan suatu keputusan
dalam pemecahan suatu masalah. Adanya bimbingan dari guru diharapkan siswa
akan mampu mandiri dalam berperilaku dan bertindak baik dengan pendidik
maupun orangtua, maka diharapkan siswa secara bartahap akan menerima
bimbingan yang diberikan.
Seringnya guru memberikan bimbingan, minat siswa dalam belajar juga
diharapkan tinggi. Komunikasi yang terjalin baik antara guru dan siswa, akan
memberikan dampak proses bimbingan dapat berjalan dengan baik yang pada
akhirnya minat siswa untuk berkonsultasi dengan guru juga akan tinggi.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian:
”Pengaruh layanan konseling individual terhadap minat konseling siswa kelas XI
SMK PGRI 2 Taman Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah
bahwa masih banyak siswa yang mempunyai masalah, tetapi tidak mau
melakukan konseling dengan guru bimbingan konseling. Sebagian besar siswa
yang mempunyai masalah hanya curhat dengan teman yang akrab, yang kadang
tidak bisa memberikan solusi yang baik. Beberapa guru masih kesulitan
4
menyelenggarakan layanan konseling pribadi untuk membantu siswa dalam
menyelesaikan masalah.
C. Pembatasan Masalah
Tempat penelitian ini dibatasi hanya dilakukan di SMK PGRI 2 Taman
Kabupaten Pemalang. Minat berkonsultasi dalam penelitian ini juga dibatasi
hanya pada siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 135 anak. Waktu pelaksanaan penelitian ini
dibatasi kurang lebih selama 4 bulan yaitu dari bulan Juni sampai Oktober 2010.
Rendahnya minat siswa untuk berkonsultasi salah satunya dipengaruhi
oleh faktor kurangnya pemahaman siswa terhadap pelayanan bimbingan dan
konseling. Minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu, maka dalam penelitian ini akan dibahas kecenderungan siswa
yang tertarik untuk berkonsultasi kepada guru bimbingan dan konseling.
Layanan bmbingan dan konseling sendiri terdiri dari beberapa bidang dan
layanan bimbingan. Bidang bimbingan meliputi bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Sedangkan layanan bimbingan
dan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluan,
penguasaan konten, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling
individual, mediasi, konsultasi.
Penelitian ini tidak semua permasalahan dapat peneliti lakukan penelitian
secara mendalam dan menyeluruh. Penelitian ini hanya dibatasi pada masalah
5
layanan konseling individual dan minat berkonsultasi siswa kelas XI di SMK
Negeri 2 Taman Pemalang.
D. Perumusan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan, dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu “Apakah ada pengaruh yang
signifikan layanan konseling pribadi terhadap minat berkonsultasi siswa SMK
Negeri 2 Taman Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011?”
E. Definisi Operasional
1. Minat konseling
Minat berkonsultasi merupakan kemauan atau keinginan siswa untuk
berkonsultasi kepada guru bimbingan konseling. Konsultasi ini biasanya untuk
minta masukan bagaimana memecahkan masalah yang sedang dihadapi siswa.
Pengukuran minat berkonsultasi siswa diberikan angket minat berkonsultasi yaitu
sebelum dan sesudah diberikan layanan konseling pribadi. Tiap-tiap butir angket
minat berkonsultasi mempunyai skor mulai dari 1 sampai dengan 4. Guna
mengetahui skor minat berkonsultasi siswa maka caranya yaitu dengan
mengadakan tes (penyebaran angket) kepada sampel penelitian. Berdasarkan hasil
tes tersebut, semua skor yang didapat dari tiap-tiap nomor butir dijumlahkan
sehingga diperoleh skor minat berkonsultasi siswa. Jawaban angket yang
diberikan siswa yaitu jawaban sebelum dan sesudah diberikan layanan konseling
pribadi dibandingkan dengan rumus uji-t.
6
2. Layanan konseling individual
Layanan konseling individual merupakan layanan konseling yang dilakukan oleh
guru kepada siswa secara pribadi. Konseling dilakukan di ruang bimbingan
konseling untuk membantu siswa yang menghadapi masalah dalam belajar.
Tujuan konseling pribadi ini untuk meningkatkan minat siswa berkonsultasi
dengan guru BK. Pelayanan layanan konseling pribadi dilakukan dari tanggal 14
Agustus 2010 sampai 14 Januari 2011.
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pelaksanaan layanan konseling pribadi di kelas XI SMK Negeri
2 Taman Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011, untuk mengetahui minat
berkonsultasi siswa kelas XI SMK Negeri 2 Taman Pemalang Tahun Pelajaran
2010/2011. Selain itu untuk mengetahui apakah ada pengaruh layanan konseling
pribadi terhadap minat berkonsultasi siswa kelas XI SMK Negeri 2 Taman
Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis
maupun praktis. Secara teoretis hasil dari penelitian dapat digunakan untuk
menambah khasanah pengetahuan tentang ilmu pendidikan khususnya bimbingan
dan konseling tentang kemampuan guru pembimbing dalam upaya meningkatkan
minat berkonsultasi siswa.
7
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi konselor, dapat
menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi guru bimbingan konseling di
sekolah agar dapat menjalankan konsep layanan bimbingan konseling untuk suatu
kepentingan tertentu dalam mendukung pencapaian tujuan bimbingan dan
konseling disekolah yaitu perkembangan siswa yang optimal. Bagi siswa, dapat
memberi masukan kepada siswa sehingga para siswa mengetahui tentang layanan
bimbingan dan konseling dalam usaha meningkatkan minat berkonsultasi. Bagi
orangtua, dapat memberikan masukan kepada orangtua sebagai bahan
pertimbangan dalam mengasuh dan mengarahkan putra-putrinya dalam belajar
serta untuk meningkatkan usaha kerja sama dengan sekolah khususnya dalam
layanan bimbingan dan konseling dengan guru pembimbing.
H. Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri atas bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.
Bagian awal skripsi berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi,
daftar tabel dan daftar lampiran.
Bagian isi skripsi, berisi: Bab I Pendahuluan, terdiri atas: latar belakang
masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, definisi operasional, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Kajian
Teori dan Hipotesis, terdiri atas: pengertian layanan konseling pribadi, tujuan
layanan konseling pribadi, pengertian minat, faktor-faktor yang mempengaruhi
minat, kerangka berpikir dan hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian, terdiri atas:
8
pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, serta
sampling, variabel penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian yang
mencakup uji validilitas dan reabilitas, teknik analisis data, hipotesis statistik.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri atas: gambaran umum
tentang subyek penelitian, penyajian data yang ditemukan, uji persyaratan analisis
data, pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran, terdiri atas:
simpulan, dan saran-saran yang diajukan. Selanjutnya bagian akhir skripsi, yang
berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran pendukung pelaksanaan penelitian.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Minat Konseling
1. Pengertian minat konseling
Secara umum minat adalah perhatian, kesukaan, kecenderungan hati kepada
sesuatu (Idrus, 1996: 150). Winkel (1999: 30) merumuskan minat adalah
kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang
atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat
berkonsultasi adalah kesadaran dalam diri seseorang siswa yang merasa tertarik
pada layanan konseling. Berawal dari rasa tertarik tersebut akan menjadikan
seseorang senang melakukan segala sesuatu yang menarik perhatiannya sehingga
menimbulkan minat. Bila seseorang berminat terhadap sesuatu obyek atau
aktifitas tertentu, maka dapat dikatakan bahwa ia menyadari dirinya suka terhadap
obyek atau aktifitas tersebut, sehingga dalam dirinya timbul perhatian dari senang
terhadap obyek tersebut.
Demikian juga dengan proses belajar di sekolah, agar tujuan pengajaran
dapat berhasil dengan baik, maka siswa harus suka atau tertarik terhadap mata
pelajaran tersebut. Adanya rasa suka diharapkan akan menimbulkan minat siswa
terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkan. Tanpa adanya minat dapat
menyebabkan siswa sulit mencurahkan perhatiannya untuk menekuni dan
9
10
mempelajari materi pelajaran tersebut, dan dapat menimbulkan sikap acuh tak
acuh terhadap mata pelajaran tersebut.
Minat berhubungan dengan kecenderungan individu untuk memusatkan
perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan pada suatu obyek.
Minat juga berhubungan dengan kemampuan, kebutuhan dan pengalaman
individu. Jadi minat bertujuan pada satu obyek yang banyak sangkut pautnya
dengan individu. Minat merupakan salah satu manisfestasi dari kepribadian
seseorang yang merupakan dasar dari aktivitasnya dan menjadi faktor yang
menyatukan dan mengorganisasikan kegiatan kearah suatu kegiatan yang
dianggap perlu dan bermanfaat.
Jadi minat bersikap pribadi, sehingga minat individu antara satu dengan
lainnya berbeda. Bahkan minat pada diri seseorang dapat berbeda dari waktu-
kewaktu, karena minat merupakan kesediaan jiwa yang sifatnya untuk menerima
sesuatu dari luar individu. Maka minat sekaligus kaidah pokok dalam menanggapi
sesuatu, termasuk didalamya minat siswa berkonsultasi. Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulan bahwa minat itu timbul karena adanya dorongan kebutuhan
dari dalam individu yang merasa tertarik pada suatu obyek atau kegiatan.
2. Macam-macam minat konseling
Menurut Sukardi (1996: 64) ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan
minat yaitu: minat yang diekspresikan (ekspresion interest), minat yang
diwujudkan (manifest interest), dan minat yang diinfentarisasikan (inventarired
interest). Minat yang diekspresikan (ekspresion interest), yaitu seseorang dapat
mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu, atau minat dapat
11
diekspresikan melalui pernyatan yang menunjukkan seseorang lebih menyukai
sesuatu hal dari pada yang lainnya.
Minat yang diwujudkan (manifest interest), yaitu, seseorang dapat
mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan,
perbuatan dan ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu. Minat yang
diinfentarisasikan (inventarired interest), yaitu seseorang yang dapat menilai
minatnya dengan cara diukur melalui menjawab sejumlah pertanyaan tertentu dan
urutan pilihannya untuk kelompok aktifitas tertentu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berkonsultasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berkonsultasi dibedakan menjadi dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang terdiri dari motif,
perhatian, perasaan dan prestasi, sedangkan faktor yang kedua adalah faktor
eksternal yaitu faktor lingkungan dan latar belakang keluarga.
Faktor internal yang pertama adalah motif. Manusia adalah makhluk
dinamis yang bertingkah laku aktif, selain disebabkan oleh faktor yang datang dari
dalam individu itu sendiri juga ditentukan oleh faktor yang ada diluar individu.
Dorongan yang datang dari dalam diri individu untuk berbuat dinamakan motif.
Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak
lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif-motif itu
memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku individu. (Gerungan, 1991: 140).
Motif dapat digolongkan menjadi tiga golongan: motif biogenetis, motif
sosiogenetif dan motif teogenetif. Motif biogenetis merupakan motif yang berasal
dari kebutuhan-kebutuhan organisme individu demi kelanjutan kehidupannya
12
secara biologis. Motif ini adalah asli didalam individu, dan berkembang dengan
sendirinya. Contohnya motif ini antara lain: lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan
dan istirahat, mengambil nafas, seksualitas, buang air dan sebagainya.
Motif sosiogenetis adalah motif-motif yang dipelajari individu dan berasal
dari lingkungan kebudayaan tempat individu itu berada dan berkembang,
contohnya keinginan untuk belajar sesuatu. Motif teogenetis yaitu motif-motif
manusia sebagai makhluk yang berketuhanan atau motif-motif yang berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa, motif-motif ini berasal dari interaksi antara manusia
dengan Tuhan, seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya
sehari-hari dimana ia berusaha merealisasi norma-norma agama tertentu.
(Gerungan 1991: 144).
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa motif berarti penggerak
tingkah laku manusia yang terarah pada tujuan. Orangtua dalam mendidik anak
harus berusaha untuk menggunakan potensi-potensinya secara konstruktif dan
produktif, yang termasuk diantaranya adalah merangsang minat siswa untuk
berkonsultasi.
Kedua adalah perhatian yang merupakan dasar dari minat. Perhatian
didefinisikan sebagai pemfokusan kesadaran, atau dapat juga dikatakan sebagai
“pemahaman kesadaran”. Terdapat dua jenis perhatian, yang pertama adalah
perhatian yang diarahkan dalam batin dan konsep mental, dan yang kedua
perhatian yang diarahkan kebenda-benda diluar diri. Minat siswa berkonsultasi
merupakan jenis perhatian diarahkan dan termasuk dalam golongan perhatian
13
disengaja, karena dalam permasalahan minat ini siswa berkonsultasi dengan
kemauan dan kesungguhan hati dalam pencapaian tujuannya.
Ketiga adalah perasaan yang merupakan aktifitas psikis yang di dalam
subyeknya mengahayati nilai-nilai dari suatu obyek (Winkel, 1999: 30). Berkaitan
dengan perasaan terdapat urutan dalam mencapai minat yaitu adanya perasaan
senang disertai sikap positif yang akan menimbulkan minat (Winkel, 1999: 149).
Perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat sikap positif, sebab
perasaan merupakan reaksi kejiwaan terhadap perangsang yang dialami setiap
orang yang antara individu yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Jadi
perasaan merupakan suatu keadaan jiwa sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa
yang datang dari luar serta menimbulkan reaksi pada subyek yang bersangkutan.
Keempat adalah prestasi yang merupakan bukti keberhasilan usaha yang
dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari
sesuatu (Winkel, 1999: 162). Seseorang mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh kemudian perubahan tingkah laku tersebut dapat dinyatakan dengan
simbol, maka orang tersebut telah memperoleh prestasi belajar. Jadi prestasi yang
dicapai adalah apa yang diperoleh dilakukan, diciptakan setelah melalui prestasi
belajar.
Kelima lingkungan dan latar belakang keluarga yang mempengaruhi
perkembangan minat anak. Lingkungan keluarga adalah lingkungan dimana anak
berkumpul dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama dalam proses pendidikan, karena
keluarga bertugas untuk meletakkan dasar-dasar pertama untuk pertumbuhan,
14
perkembangan, dan pendidikan bagi anak. Melalui pendidikan di tengah keluarga,
dependensi/ketergantungan mutlak anak manusia bergeser setahap demi setahap
ke arah kebebasan kemanusiaan yang bertanggung jawab di tengah masyarakat,
dengan bertambahnya unsur kemandiriannya.
B. Layanan Konseling Individual
1. Pengertian konseling individual
Menurut Natawijaya (2007: 80) konseling adalah sebagai suatu proses hubungan
seorang dengan seorang di mana yang seorang dibantu oleh yang lain untuk
meningkatkan kemampuannya dalam mengahadapi masalah. Layanan konseling
pribadi adalah layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik (klien)
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara pribadi) dengan guru
pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan
pribadi yang dideritanya (Walgito, 2001: 15).
Berdasarkan batasan tersebut karakteristik konseling adalah berhubungan
dengan usaha untuk membantu klien yang mempunyai masalah psikologis.
Pelaksanaan terapi tersebut konselor pada prinsipnya dijalankan secara individual
yaitu antara counselor dan conselee secara face to face. Karena ada sifat-sifat khas
inilah maka konseling lebih menekankan pada upaya memperlancar perubahan
tingkah laku diselenggarakan melalui wawancara.
Perlu diusahakan agar sedapat-dapatnya siswa bersukarela datang sendiri
kepada guru pembimbing untuk mengkonsultasikan masalah-masalah yang
dihadapi. Salah satu kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah adalah semakin banyaknya siswa yang mencari dan mendatangi guru
15
pembimbing untuk meminta layanan konseling pribadi. Selain upaya di atas, guru
pembimbing dapat pula memanggil siswa untuk mengkonsultasikan masalahnya
kepada guru pembimbing. Pemanggilan ini didahului oleh analisis yang
mendalami tentang perlunya siswa yang bersangkutan dipanggil, sehingga
pemanggilan itu benar-benar beralasan dan kedatangan siswa kepada guru
pembimbing akan memberikan hasil yang cukup berarti.
Menurut Prayitno (2001: 1) konseling pribadi merupakan layanan
konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien
dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Melalui suasana tatap muka
dilaksanakan interaksi langsung antara klien dan konselor, membahas berbagai hal
tentang masalah yang dialami klien. Pembahasan tersebut bersifat mendalam
menyentuh hal–hal yang penting tentang diri kien (bahkan sangat penting yang
boleh jadi menyangkut rahasia diri pribadi klien); bersifat meluas meliputi
berbagai sisi yang menyangkut permasalahan klien; namun juga bersifat spesifik
menuju ke arah pengentasan masalah. Berkaitan dengan hal tersebut masalah klien
dicermati dan diupayakan pengentasannya sedapat-dapatnya dengan kekuatan
klien sendiri.
Selanjutnya menurut Winkel (1999: 13) mengemukakan konseling
individual adalah suatu proses bantuan yang learning-oriental atau suatu proses
yang berorientasikan belajar, yang dilaksanakan dalam situasi lingkungan sosial,
antara seorang dengan seorang. Berkaitan dengan hal tersebut seorang konselor
harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan
pengetahuan psikologis, agar supaya individu dapat mempelajari lebih baik
16
tentang dirinya sendiri untuk memperoleh tujuan-tujuan hidup yang lebih
realistis, sehingga klien dapat menjadi anggota masyarakat yang berbahagia dan
lebih produktif.
Konseling individual merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing
kepada klien secara tatap muka, antara pembimbing dan klien terjadi hibungan,
hubungan itu menyebabkan adanya hubungan psikologis, di mana pembimbing
berusaha membantu klien (yang secara relatif normal) memahami dan menrima
dirinya dan lingkungannya, sehingga dapat membuat keputusan yang bijaksana
dalam menjalanui hidupnya (Depdikbud, 1997: 42). Berdasarkan pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa konseling pribadi adalah suatu proses bantuan yang
memungkinkan siswa mendapatkan layanan lanmgsung yang diberikan
pembimbing kepada klien (siswa) secara tatap muka agar klien dapat mengatasi
masalahnya serta klien memahami dan menerima dirinya nuntuk memperoleh
tujuan-tujuan hidup yang lebih realitis dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahan.
2. Tujuan dan fungsi layanan konseling individual
Layanan konseling individual merupakan layanan yang teratur, terarah dan
terkontrol serta tidak diselenggarakan secara acak ataupun seadanya. Ketika akan
mengawali hubungan konseling, pembimbing perlu memasang niat dengan
motivasi yang kuat untuk membantu siswa. Niat itu merupakan wujud
kesenjangan yang bersifat batiniah yang kalau diikuti kesadaran yang mendalam
akan mampu memberikan arah yang tepat dalam proses konseling yang akan
dilakukan.
17
Hubungan konseling merupakan hubungan pribadi yang terbuka dan
dinamis antara siswa dengan pembimbing. Hubungan ini ditandai oleh adanya
kehangatan, kebebasan dan suasana yang memperkenankan siswa menampilkan
diri sebagaimana adanya. Apabila hati dan pikiran siswa dapat digugah, besarlah
harapan kekuatan yang ada didalam diri siswa untuk mengentaskan permasalahan
yang dialami. Tergugahnya hati dan pikiran siswa itulah yang merupakan titik
awal pengentasan masalah secara nyata.
Pada dasarnya tujuan layanan konseling individual merupakan layanan
konseling individu memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara
tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka perubahan dan pengentasan
permasalahannya sedangkan fungsi layanan konseling individual ialah fungsi
pengentasan (Depdikbud, 1997: 9). Pelayanan bimbingan dan konseling
khususnya konseling individual di jenjang sekolah lanjutan pertama di sekolah
masih dalam taraf perkembangan. Di jenjang pendidikan dasar sudah harus
dibedakan antara bidang administrasi sekolah, bidang pengajaran dan bidang
pembinaan siswa, pelayanan bimbingan merupakan sub bidang dari bidang
pembinaan siswa.
Kebutuhan anak-anak sekolah lanjutan pertama, yang terutama berkisar
pada kebutuhan mendapatkan pemecahan masalah dan perhatian. Melalui
pelaksanaan konseling pribadi di sekolah yang diberikan pembimbing kepada
siswa secara tatap muka maka diharapkan siswa dapat berhasil menghadapi tugas-
tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan tersebut, antara lain: mengatur
kegiatan-kegiatan belajarnya, dengan bersikap tanggung jawab, bertingkah laku
18
dengan cara yang dapat diterima oleh orang dewasa serta teman-teman sebayanya,
mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca menulis dan berhitung,
mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan
membentuk kata hati.
Pola dasar konseling yang dipegang adalah pola generalis, hal ini berarti
bahwa semua tenaga kependidikan yang lazimnya terdapat di jenjang pendidikan
dasar dilibatkan walaupun tersedia satu atau dua tenaga profesional di bidang
bimbingan. Pelaksanaan konseling individual diharapkan siswa dapat
memecahkan masalah yang dihadapi dan siswa dapat belajar dengan tenang tanpa
ada beban yang ada dalam pikirannya, sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan prestasi belajar yang akan mendorong tercapainya cita-cita yang
menjadi tujuan dalam hidup di kemudian hari.
Tujuan layanan konseling individual dapat dibedakan menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum tujuan layanan konseling
individual adalah terentasnya masalah yang dialami klien. Apabila masalah klien
itu dicirikan sebagai suatu yang tidak disukai adanya, suatu yang ingin
dihilangkan menimbulkan kerugian, maka upaya pengentasan klien melalui
konseling individual akan menaungi intensitas ketidaksukaan atas keberadan yang
dimaksud dan atau mengurangi hambatan intensitas hambatan dan/atau kerugian
yang ditimbulkan oleh suatu yang dimaksudkan itu. Dengan layanan konseling
individual beban klien diringankan, kemampuan klien ditingkatkan, potensi klien
dikembangkan (Prayitno (2001: 4).
19
Tujuan khusus layanan konseling pribadi dapat dirinci dan secara langsung
dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling yang menyeluruh diembannya. Pertama,
melalui layanan konseling pribadi klien memahami seluk-beluk masalah yang
dialami secara mendalam dan komprehensif, serta positif dan dinamis (fungsi
pemahaman). Kedua, pemahaman mengarah kepada dikembangkannya persepsi
dan sikap kegiatan demi terentasnya secara spesifik masalah yang dialami klien
itu (fungsi pengentasan). Ketiga, pengembangan dan pemeliharaan potensi klien
dan berbagai unsur positif yang ada pada dirinya merupakan latar belakang
pemahaman dan pengentasan masalah klien dapat dicapai (fungsi
pengembangan/pemeliharaan). Bahkan secara tidak langsung, layanan konseling
pribadi sering kali menjadikan pengembangan/pemeliharaan potensi dan unsur-
unsur positif klien sebagai fokus dan sasaran layanan.
Keempat, pengembangan/pemeliharaan potensi dan unsur-unsur yang ada
pada klien diperkuat oleh terentaskannya masalah, akan merupakan kekuatan bagi
tercegah menjalarnya masalah yang sekarang sedang dialami itu, serta diharapkan
tercegahnya pula masalah-masalah baru yang mungkin timbul (fungsi
pencegahan). Kelima masalah yang dialami klien menyangkut dilanggarnya hak-
hak klien sehingga klien teraniaya dalam kadar tertentu, layanan konseling pribadi
dapat menangani sasaran yang bersifat advokasi (fungsi advokasi). Melalui
layanan konseling individual klien memiliki kemampuan membela diri sendiri
mengahadapi keteraniayaan itu. Uraian di atas menunjukkan bahwa wujud dari
keseluruhan fungsi konseling itu, secara langsung mengarah kepada dipenuhinya
kualitas untuk kehidupan sehari-hari yang efektif (effective daily living).
20
3. Tahapan layanan konseling individual
Menurut Sudrajad (http/www.akhmadsudrajat.wordpress.com) secara umum
proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap kerja dan tahap
tindakan. Tahap awal (tahap medefinisikan masalah), tahap ini terjadi dimulai
sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien
menemukan masalah klien. Tahap awal ini beberapa hal yang perlu dilakukan,
diantaranya: membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport).
Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya
asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan; dan kegiatan; memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika
hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri,
maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien; membuat
penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir
kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu
dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif
yang sesuai bagi antisipasi masalah; menegosiasikan kontrak. Membangun
perjanjian antara konselor dengan klien, berisi: kontrak waktu, yaitu berapa lama
waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor berkeberatan, kontrak
tugas, yaitu berbagai tugas antara konselor dan klien; dan kontrak kerjasama
dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama
antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.
Tahap kerja, setelah tahap awal dilasanakan dengan baik, proses konseling
selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini terdapat
21
beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya: menjelajahi dan mengeksplorasi
masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien
mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang
dialaminya; konselor melakukan reassessment (penilaian kembali). Bersama-
sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien; menjaga agar
hubungan konseling tetap terpelihara.
Hal ini bisa terjadi jika: klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan
atau wawancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya, konselor berupaya kreatif
mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan
pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien dan proses
konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada
saat kontrak tetap di jaga baik oleh pihak konselor maupun klien.
Tahap tindakan, pada tahap akhir ini terdapat hal yang perlu dilakukan,
yaitu: konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses
konseling, meyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya,
mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera), membuat
perjanjian untuk pertemuan berikutnya. Pada tahap akhir ditandai beberapa hal,
yaitu: menurunnya kecemasan klien; perubahan perilaku klien ke arah yang lebih
positif, sehat dan dinamis; pemahaman baru dari klien tentang masalah yang
dihadapinya; dan adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program
yang jelas.
22
Menurut Walgito (2001: 152) dalam pelaksanaan konseling perorangan
perlu adanya langkah-langkah sebagai berikut: membuka wawancara (membentuk
raport); mendengarkan keluhan siswa untuk menciptakan komunikasi yang baik;
guru pembimbing membuat dugaan sementara tentang kemungkinan masalah
siswa. Selain itu membuat diagnosa atas data-data yang mendukung; meramalkan
akibat yang akan timbul; menentukan bentuk pertolongan, bertitik tolak dari
rumusan masalah; membuat rencana jalan keluar dan menentukan alternatif jalan
keluar dan membuat kesimpulan dan menutup pertemuan konseling.
Adapun berbagai penjelasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
pembukaan, diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antarpribadi yang
baik, memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara
konseling. Bilamana pembimbing dan siswa bertemu untuk pertama kali,
waktunya akan lebih lama dan isinya akan berbeda dibandingkan dengan
pembukaan saat pembimbing dan siswa bertemu kembali untuk melanjutkan
wawancara yang telah berlangsung sebelumnya.
Sikap pembimbing adalah bila bertemu dengan konseli untuk pertama kali,
menyambut kedatangan konseli dengan sikap ramah, misalnya berjabatan tangan,
mempersilahkan duduk dan menyisihkan berkas-berkas yang ada di atas meja
kerjanya. Kemudian konselor mengajak bicara basa-basi sebentar supaya konseli
dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di ruang konseling, membiasakan diri
dengan nada suara konselor, dan menenangkan diri; bahan untuk merbasa-basi
dapat diambil dari kejadian-kejadian di sekolah atau di masyarakat.
23
Setelah itu, kalau dianggap perlu, konselor menjelaskan beberapa hal yang
menyangkut wawancara konseling sebagai pertemuan profesional. Penjelasan
masalah, konseli mengemukakan hal yang ingin dibicarakan dengan konselor,
sambil mengutarakan sejumlah pikiran dan perasaan yang berkaitan dengan hal
itu. Inisiatif berada di pihak konseli dan dia bebas mengutarakan apa yang
dianggap perlu dikemukakan. Konselor menerima uraian konseli sebagaimana
adanya dan memantulkan pikiran serta perasaan yang terungkap melalui
penggunaan teknik konseling seperti refleksi dan klarifikasi.
Sambil mendengarkan, konselor berusaha menentukan jenis masalah yang
disodorkan kepadanya, karena hal ini berkaitan dengan pendekatan konseling
yang akan diambilnya dalam kedua fase berikutnya. Penggalian masalah, oleh
karena konseli pada fase, belum menyajikan gambaran lengkap mengenai
kedudukan masalah, diperlukan penjelasan lebih mendetail dan mendalam.
Dalam hal ini inisiatif agar bergeser ke pihak konselor memperoleh gambaran
yang bulat. Fase ini juga dapat disebut analisis kasus, yang dilakukan menurut
sistematika tertentu sesuai dengan pendekatan konseling yang telah diambil.
Penyelesaian masalah, berdasarkan apa yang telah digali dalam fase
analisis kasus, konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan dapat diatasi.
Meskipun konseli selama fase ini harus ikut berpikir, memandang dan
mempertimbangkan, peranan konselor di intitusi pendidikan dalam mencari
permasalahan pada umumnya lebih besar. Konselor menerapkan sistematika suatu
penyelesaian yang khas bagi masing-masing pendekatan yang disebut dalam fase
selanjutnya; penutup, bilamana konseli telah merasa mantap tentang penyelesaian
24
masalah yang dikemukakan bersama dengan konselor, proses konseling dapat
diakhiri. Penutup ini sebaiknya mengambil bentuk yang agak formal sehingga
konseli dan konselor menyadari bahwa hubungan antar pribadi, sebagaimana
berlangsung selama wawancara atau wawancara-wawancara konseling, telah
selesai. Oleh karena itu, konselor biasanya mengambil inisiatif dalam melalui fase
penutup.
C. Kerangka Pemikiran
Layanan konseling individual adalah bantuan kepada siswa secara individu
untuk memecahkan masalah-masalah pribadi. Siswa yang memperoleh layanan
konseling pribadi akan memperoleh berbagai bahan informasi tentang beberapa
nilai-nilai sosial seperti nilai baik buruk, nilai kesopanan serta nilai-nilai lain yang
ada di dalam kehidupan sosial agar dapat menyesuaikan diri dengan baik di
masyarakat. Layanan konseling individual memberi beberapa konsep nilai sosial
seperti minat konseling dalam belajar agar dapat menyesuaikan diri dengan baik
dalam kegiatan belajar mengajar.
Bila minat konseling tersebut dapat ditimbulkan dari luar, dalam hal ini
dari guru, maka bimbingan dan konseling dapat membantu meningkatkan minat
berkonsultasi yang diperlukan dalam belajarnya. Berdasarkan uraian di atas
layanan konseling individual diduga dapat meningkatkan minat konseling. Bila
kerangka berpikir ini digambarkan dalam bentuk paradigma adalah sebagai
berikut:
25
Gambar: 1 Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoretis di atas, hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini ada dua yaitu hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nihil (H0). Hipotesis
kerja (Ha) adalah ”Ada pengaruh yang signifikan layanan konseling individual
terhadap minat konseling siswa kelas XI SMK Negeri 2 Taman Pemalang Tahun
Pelajaran 2010/2011”. Selanjutnya hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini adalah
adalah ”Tidal ada pengaruh yang signifikan layanan konseling individual terhadap
minat minat konseling siswa kelas XI SMK Negeri 2 Taman Pemalang Tahun
Pelajaran 2010/2011”.
Layanan konseling individual Minat konseling
1. Mendefinisikan masalah
2. Tahap kerja
3. Memberikan tindakan
1. Motivasi2. Perhatian3. Perasaan4. Prestasi5. Faktor lingkungan6. Latar belakang keluarga
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Taman Pemalang. Penelitian
dilaksanakan pada 14 Agustus 2010 sampai 14 Januari 2011. Pemilihan SMK
Negeri 2 Taman Pemalang sebagai lokasi penelitian, kebetulan peneliti pernah
mengadakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut.
B. Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi yang digunakan adalah semua siswa kelas XI SMK Negeri 2
Taman Pemalang yang berjumlah 200 siswa, yang terbagi dalam lima kelas.
Berikut adalah table populasi penelitian.
Tabel 1Populasi Penelitian
No. Kelas Putra Putri Jumlah
12345
Kelas XI AK1Kelas XI AK2Kelas XI AK3Kelas XI AP1Kelas XI AP2
13151245
2725283635
4040404040
Jumlah 49 151 200
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili). Berdasarkan tabel Krecjie ukuran sampel didasarkan atas
kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95%
terhadap populasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
26
27
N S N S N S10 10 220 140 1,200 29115 14 230 144 1,300 29720 19 240 148 1,400 30225 24 250 152 1,500 30630 28 260 155 1,600 31035 32 270 159 1,700 31440 36 280 162 1,800 31745 40 290 165 1,900 32050 44 300 169 2,000 32255 48 320 175 2,200 32760 52 340 181 2,400 33165 56 360 186 2,600 33570 59 380 191 2,800 33875 63 400 196 3,000 34180 66 420 201 3,500 34685 70 440 205 4,000 35190 73 460 210 4,500 35495 76 480 214 5,000 357100 80 500 217 6,000 361110 86 550 226 7,000 364120 92 600 234 8,000 367130 97 650 242 9,000 36140 103 700 248 10,000 370150 108 750 254 15,000 375160 113 800 260 20,000 377170 118 850 265 30,000 379180 123 900 269 40,000 380190 127 950 274 50,000 381200 132 1,000 278 75,000 382210 136 1,100 285 100,000 384
Tabel 2Panduan Pengambilan Sampel Berdasarkan Tabel Krecjie
Dalam penelitian ini, untuk populasi 200 mengacu pada tabel Krecjie
diketemukan jumlah sampel dengan tingkat kepercayaan 95% diketemukan 132.
Adapun perhitungaannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3Sampel Penelitian
No. Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel Pembulatan1.
2.
3.
4.
5.
Kelas XI AK1
Kelas XI AK2
Kelas XI AK3
Kelas XI AP1
Kelas XI AP2
40
40
40
40
40
20040
X 132 = 26,40
20040
X 132 = 26,40
20040
X 132 = 26,40
20040
X 132 = 26,40
20040
X 132 = 26,40
27
27
27
27
27
Jumlah 200 Jumlah Sampel 135
28
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random
sampling. Proportional karena terlebih peneliti menentukan jumlah siswa yang
akan diteliti dari tiap kelas diambil dengan jumlah sebanding/sama, yaitu siswa
yang menunjukkan minat konseling rendah. Random adalah acak, di mana sampel
yang diambil ditentukan secara acak. Sampel yang diambil sejumlah 135 siswa
atau 67,50% dari populasi yang berjumlah 200 siswa.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode komparasi yakni untuk mengetahui
pengaruh layanan konseling individual terhadap minat berkonsultasi siswa. Untuk
mengetahui minat berkonsultasi siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan
konseling individual digunakan alat ukur angket. Dari alat ukur tersebut akan
diperoleh skor dan nilai. Kemudian nilai yang diperoleh dari kedua angket minat
berkonsultasi tersebut selanjutnya dikomparasikan menggunakan rumus t-test.
Berdasarkan analisis data minat berkonsultasi siswa sebelum dan sesudah
diberikan layanan konseling individual akan diperoleh thitung. Dalam penelitian ini
dinyatakan ada pengaruh jika thitung lebih besar atau sama dengan harga ttabel.
Alasan menggunakan t-test adalah teknik ini sebagai uji hipotesis tentang
pengaruh dari variabel terhadap variabel yang lain, yaitu pengaruh layanan
konseling individual terhadap minat konseling siswa. Selanjutnya dengan t-test
ini dapat diketahui pengaruh yang signifikan layanan konseling individual
terhadap minat konseling siswa, sehingga pengolahan data ini lebih tepat
menggunakan t-test.
29
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
adalah angket minat konseling yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan terdiri dari
sifat pertanyaan positif dan sifat pertanyaan negatif dengan empat pilihan jawaban
yaitu: ”selalu”, ”sering”, ”kadang-kadang”, dan ”tidak pernah”. Untuk pertanyaan
positif, skor untuk tiap jawaban ”selalu” = 4, ”sering” = 3, ”kadang-kadang” = 2,
dan ”tidak pernah” = 1. Untuk pertanyaan negatif, skor untuk tiap jawaban
”selalu” = 1, ”sering” = 2, ”kadang-kadang” = 3, dan ”tidak pernah” = 4. Kisi-kisi
angket minat konseling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4Kisi-kisi Angket Minat Konseling
Variabel Indikator DeskriptorButir
PositifButir
NegatifMinatKonseling
Motivasi
Perhatian
Memiliki motivasi untuk berkonsultasiMemiliki motivasi karena mengetahuitujuan konsultasi
Adanya perhatian dan dorongan untukberkonsultasi
1,12, 19
4,
1, 612, 19
4, 5
Perasaan
Prestasi Belajar
FaktorLingkungan
Latar BelakangKeluarga
Sikap dan dan tingkah laku di sekolahPerasaan ingin berkonsultasi
Kemauan dan usaha untuk memperolehprestasiCita-cita berkat adanya perolehanprestasiRangsangan untuk dapat berpestasi
Pengaruh lingkungan masyarakattentang pentingnya belajar
Kemampuan orangtua untukmembiayai sekolahTidak adanya dukungan orangtuauntuk menunjang prestasi belajar
10, 913, 14
11,
16,
2, 3
17, 18
15
20
10, 913, 14
11, 7
8
30
E. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji validitas
a. Data uji validitas
Untuk menguji validitas angket minat konseling digunakan rumus korelasi
product moment. Perhitungan dilakukan dengan mengkorelasikan angka-angka
antara skor tiap butir angket dengan skor total angket. Angket penelitian terdiri
dari 20 butir yang diberikan kepada 20 siswa diluar sampel penelitian.
Perhitungan uji validitas dikorelasikan angka-angka yang didapat dari 20 butir
angket dengan skor total angket. Tabulasi data uji validitas yang memaparkan
skor butir (X) dan skor total (Y) terdapat pada Lampiran 2 halaman 64. Berikut ini
adalah skor butir dan skor total yang diperoleh dari 20 responden.
Tabel 5
Skor Total dan Skor Butir Uji Coba Angket Minat Konseling
Resp.Skor Butir (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4
2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4
3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4
4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4
5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
6 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4
7 3 4 2 3 4 4 4 4 2 4
8 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4
9 3 4 1 3 4 4 4 4 3 4
10 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4
11 4 2 2 4 3 4 3 2 3 3
12 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3
13 2 2 4 2 4 4 2 4 4 3
31
14 1 3 2 2 4 2 2 3 1 4
15 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
16 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3
17 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
18 1 3 4 3 3 2 2 4 1 4
19 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2
20 2 2 2 4 4 2 4 4 2 3
X 63 65 56 69 78 71 68 69 59 73
Resp.Skor Butir (X)
Y11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 69
2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 73
3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 71
4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 70
5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 76
6 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 72
7 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 73
8 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 71
9 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 73
10 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 74
11 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 57
12 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 71
13 3 2 1 3 2 2 2 4 3 2 55
14 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 53
15 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 76
16 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 68
17 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 75
18 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 61
19 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 68
20 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 63
X 71 72 57 72 71 73 66 74 68 74 1369
32
Pengujian validitas ini dilakukan pada 20 butir angket, dari pengujian pada
butir angket nomor 1 sampai dengan 20. Untuk responden 1 sampai 20, skor butir
1 sampai 20 dijumlahkan sehingga diperoleh skor total (Y).
b. Analisis data uji validitas
Untuk menguji validitas angket tersebut digunakan rumus korelasi product
moment sebagai berikut:
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
(Arikunto, 2006: 245).
Keterangan:N : Jumlah subjekX : Jumlah skor butirY : Jumlah skor totalXY : Jumlah perkalian antara skor butir dengan skor total.X2 : Jumlah skor butir kuadratY2 : Jumlah skor total kuadratrxy : Koefisien korelasi antara X dengan Y”.X : Skor tiap butirY : Skor total
Selanjutnya untuk mengetahui valid tidaknya suatu butir angket, dengan
cara hasil koefisien korelasi tiap butir dikonsultasikan dengan tabel harga rtabel
product moment dengan jumlah subyek (N). Apabila rhitung > rtabel maka butir
angket dikategorikan valid, sedangkan apabila rhitung < rtabel maka butir angket
dikategorikan tidak valid. Penelitian ini ditetapkan pada taraf signifikan 5%. Uji
validitas angket minat berkonsultasi digunakan rumus korelasi product moment.
Untuk menghitung validitas butir 1 sampai 20 perlu dicari X2, X2, Y2, Y2, XY,
XY. Berikut ini merupakan tabel persiapan uji validitas untuk butir 1 sampai
butir 20.
33
Tabel 6Persiapan Uji Validitas Butir Angket Minat Konseling
Butir X X² Y Y² XY
1 63 217 1369 94629 4391
2 65 225 1369 94629 4507
3 56 174 1369 94629 3850
4 69 249 1369 94629 4772
5 78 306 1369 94629 5358
6 71 263 1369 94629 4912
7 68 244 1369 94629 4726
8 69 249 1369 94629 4744
9 59 193 1369 94629 4100
10 73 273 1369 94629 5026
11 71 259 1369 94629 4901
12 72 258 1369 94629 4996
13 57 185 1369 94629 3972
14 72 272 1369 94629 4955
15 71 259 1369 94629 4901
16 73 275 1369 94629 5055
17 66 228 1369 94629 4574
18 74 280 1369 94629 5085
19 68 236 1369 94629 4692
20 74 280 1369 94629 5112
c. Hasil analisis data
Pada subjek atau N=20, taraf signifikan 5% diperoleh angka rtabel = 0,444.
Untuk mengetahui valid dan tidaknya tiap butir angket angka rhitung yang diperoleh
tiap-tiap butir angket dikonsultasikan dengan rtabel taraf signifikan 5%.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 67 sampai
dengan 73. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh masing-masing
validitas angket sebagai berikut:
34
Tabel 7Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Minat Konseling
No.Angket rhitung rtabel Keterangan1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.
0,6020,5130,1330,4870,4640,5180,6580,2090,4650,375
0,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,444
ValidValid
Tidak ValidValidValidValidValid
Tidak ValidValid
Tidak Valid11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.
0,5130,7510,4880,2450,5130,6550,5810,2610,5630,618
0,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,444
ValidValidValid
Tidak ValidValidValidValid
Tidak ValidValidValid
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 15 angket dinyatakan valid,
sedangkan 5 angket lainnya tidak valid. Butir angket yang valid sebanyak 15 butir
angket antara lain nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20,
sedangkan 5 butir angket yang tidak valid adalah nomor 3, 8, 10, 14 dan 18.
Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 3 halaman 40 sampai dengan 46.
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan rumus Alpha untuk mendapatkan harga secara penuh
(r11) yaitu:
t
b
K
Kr
2
2
11 11
Di mana:
35
NN
xx
ab
)( 22
2
NN
yy
at
)( 22
2
Keterangan:r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir angket yang valid
2ab = jumlah varians butir2at = varians total
(Arikunto, 1996: 19)
Langkah pertama adalah dengan membuat tabel persiapan reliabilitas.
Tabel persiapan reliabilitas angket minat berkonsultasi seperti dibawah ini.
Tabel 8Persiapan Perhitungan Uji Reliabilitas
No. Angket X X2 (X)2 (X)2/N X2 - (X)2/N 2b
1 63 217 3969 198.450 18.550 0.928
2 65 225 4225 211.250 13.750 0.688
4 69 249 4761 238.050 10.950 0.547
5 78 306 6084 304.200 1.800 0.090
6 71 263 5041 252.050 10.950 0.547
7 68 244 4624 231.200 12.800 0.640
9 59 193 3481 174.050 18.950 0.947
11 71 259 5041 252.050 6.950 0.347
12 72 268 5184 259.200 8.800 0.440
13 57 185 3249 162.450 22.550 1.128
15 71 259 5041 252.050 6.950 0.347
16 73 275 5329 266.450 8.550 0.428
17 66 228 4356 217.800 10.200 0.510
19 68 236 4624 231.200 4.800 0.240
20 74 280 5476 273.800 6.200 0.310
1025 3687 70485 3524.250 162.750 8.138
Langkah berikutnya adalah mengkonsultasikan hasil perhitungan atau
rhitung dengan rtabel. Apabila diketahui rhitung ≥ rtabel maka instrumen dinyatakan
reliabel, sebaliknya apabila diketahui rhitung < rtabel maka instrumen dinyatakan
36
tidak reliabel. Hasil rhitung kemudian dikonsultasikan dengan rtabel. Pada jumlah
subjek N = 20 diketahui rtabel = 0,444. Hasil perhitungan terhadap uji coba
isntrumen minat konseling kepada 20 anak diketahui koefisien reliabilitas 0,882.
Karena rhitung > rtabel yaitu: 0,882 > 0,444 maka isntrumen dinyatakan reliabel.
Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 3 halaman 73 sampai dengan 75.
Berdasarkan data butir angket yang valid dan reliabel, dari 20 angket
hanya 15 angket yang digunakan sebagai alat penelitian yaitu angket nomor 1, 2,
4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19 dan 20. Angket sebanyak 15 butir tersebut
sudah memenuhi indikator-indikator dari variabel minat konseling.
F. Prosedur Penelitian
Guna memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian, maka penulis
menempuh prosedur sebagai berikut: persiapan penelitian, mengadakan
pendekatan dan konsultasi kepada kepala SMK Negeri 2 Taman Pemalang tentang
rencana melakukan penelitian di sekolahnya. Mempersiapkan surat ijin penelitian
dari Faklutas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang perihal ijin penelitian dan
diserahkan kepada kepala SMK Negeri 2 Taman Pemalang, membuat jadwal
penelitian yang meliputi pembuatan instrumen, analisa hasil angket, penyebaran
angket untuk dijawab responden, serta melakukan analisa uji instrumen sebagai
alat ukur variabel, mempersiapkan instrumen alat pengumpulan data termasuk
membuat kisi-kisi angket beserta analisa instrumen yang sesuai dengan aspek
yang akan diselidiki, menyusun dan menggandakan instrumen untuk selanjutnya
disampaikan pada responden.
37
Mengumpulkan data dengan melihat buku induk, daftar kelas, daftar nilai
dan buku rapor. Buku induk merupakan dokumen sekolah yang penting memuat
data-data siswa sejak diterima menjadi siswa sekolah sampai dengan lulusan
kehadiran siswa, data-data orangtua, prestasi dan catatan kejadian penting.
Pelaksanaan penelitian, mengadakan try out terhadap 20 siswa di SMK Negeri 2
Taman Pemalang, mengadakan analisa uji coba instrumen penelitian hasil try out
atau mengetahui validitas butir dan uji coba atau try out diketahui semua butir
dikatakan valid (lihat lampiran).
Mempersiapkan instrumen guna mengadakan penelitian, alat pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah angket, menentukan responden sebagai subyek
penelitian ini adalah angket, menentukan responden sebagai subyek penelitian
sebanyak 20 siswa dan dimasukkan dalam ruang kelas untuk menjawab instrumen
yang telah disediakan, peneliti memasuki ruangan yang telah disediakan dan
selanjutnya memberi pengarahan cara pengisian angket, selanjutnya membagi
lembar angket beserta lembar jawaban uji coba instrumen penelitian berupa
kuesioner, diujicobakan terhadap siswa di luar sampel penelitian sejumlah 20
siswa. Tujuan ujicoba ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
kuesioner, dan menyusun laporan penelitian.
G. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan. Rancangan penelitian ini
menggunakan metode one group pretest and posttest design. Untuk lebih jelasnya
dapat digambarkan sebagai berikut:
38
Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
T1 X T2
Keterangan:
T1 = Kelompok anak didik diberi tes awal
X = Kelompok anak didik diberi layanan konseling individual
T2 = Kelompok anak didik diberi tes akhir
Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut: kelompok siswa diberi
T1 yaitu angket untuk mengukur mean minat berkonsultasi siswa sebelum diberi
perlakuan layanan konseling individual. Kelompok siswa diberi perlakuan (X)
layanan konseling individual. Kelompok siswa diberi T2 yaitu tes untuk mengukur
mean minat berkonsultasi siswa setelah diberi perlakuan. Peneliti membandingkan
hasil T1 dan T2 untuk menentukan perbedaan yang timbul akibat perlakuan.
Dalam penelitian ini ada dua variabel pokok yaitu variabel layanan
konseling pribadi dan variabel minat berkonsultasi. Variabel layanan konseling
pribadi sebagai variabel bebas (X) dan minat berkonsultasi sebagai variabel terikat
(Y). Variabel bebas atau independent disebut juga variabel penyebab, sedangkan
variabel terikat atau dependent disebut juga variabel tergantung atau variabel
dipengaruhi.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis statistik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji perbedaan mean (uji-t) dengan rumus:
)1(
2
21
NN
d
MMt
39
Keterangan:
M1 = Mean sebelum ada perlakuan
M2 = Mean setelah ada perlakuan
d = Deviasi mean data
N = Jumlah subyek
Selanjutnya interpretasi harga t-test dalam kaitannya dengan pengujian
hipotesis, harga thitung dikonsultasikan dengan ttabel. Apabila thitung lebih besar atau
sama dengan harga ttabel, maka ada pengaruh pemberian perlakuan terhadap minat
siswa untuk konseling.
I. Hipotesis Statistik
Apabila hasil thitung ≥ ttabel maka koefisien t-test adalah signifikan dan
hipotesis nihil (H0) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh layanan konseling
individual terhadap minat konseling siswa kelas XI SMK Negeri 2 Taman
Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011” ditolak. Selanjutnya hipotesis kerja (Ha)
yang berbunyi: ”Ada pengaruh layanan konseling individual terhadap minat
konseling siswa kelas XI SMK Negeri 2 Taman Pemalang Tahun Pelajaran
2010/2011” diterima. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan taraf
signifikansi 5%.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi minat konseling
siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum dan sesudah pelayanan konseling
individual. Berikut adalah deskripsi nilai tes awal dan tes akhir minat konseling.
1. Minat konseling sebelum pelayanan konseling individual
Minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian layanan
konseling individual dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Sebelum Pemberian
Layanan Konseling Individual
No. Responden Nilai Minat Konseling1 572 523 504 525 516 437 558 539 4310 4711 4312 4013 4714 4915 5016 4517 5618 5319 57
40
41
20 5521 5722 4823 5524 4825 5226 5127 4728 4529 5830 4831 4132 5533 4534 4835 4136 4637 5638 5239 5740 5641 4342 5443 5844 5645 5546 5447 5848 5849 5550 5751 5452 4153 5654 5455 5756 5757 5558 5659 5160 5761 5662 5563 55
42
64 5765 5366 5367 5368 5369 4770 5171 5472 4973 4974 4675 5676 5377 5378 5079 4880 5681 5182 5583 4984 5985 5386 5387 5388 5189 4890 5191 5592 4993 5094 4695 5396 5097 5498 5299 48
100 56101 53102 57103 57104 50105 53106 41107 44
43
108 49109 43110 43111 53112 53113 46114 51115 52116 57117 53118 57119 47120 57121 53122 54123 47124 52125 59126 52127 42128 40129 54130 47131 53132 40133 45134 51135 46
Jumlah 6924Rata-rata 51,29
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai minat konseling siswa kelas
XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian layanan konseling individual dengan
nilai tertinggi sebesar 59, nilai terendah 40 serta mean sebesar 51,29. Mean minat
konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian layanan
konseling individual sebesar 51,29 berada dalam interval antara 51–60 yang
berarti termasuk kategori sangat tinggi. Kemudian untuk menentukan sebaran
nilai dalam interval digunakan rumus:
44
Banyak kelas interval = 1 + (3,3) log.n = 1 + (3,3) log.135 = 7
Rentangan = 59 – 40 = 19
Panjang kelas interval (P) = 7,27
19 dibulatkan 3
Selanjutnya dapat dibuat distribusi frekuensi nilai minat konseling siswa
kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian layanan konseling individual
seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2 TamanSebelum Pemberian Layanan Konseling Individual
Interval Frekuensi Persentase
40 – 42 8 5,9343 – 45 11 8,1546 – 48 19 14,0749 – 51 21 15,5652 – 54 35 25,9355 – 57 25 18,5258 – 60 16 11,85Jumlah 135 100
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat diketahui bahwa skor minat
konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian layanan
konseling individual yang memperoleh nilai 40-42 sebanyak 8 siswa atau 5,93%;
nilai 43-45 sebanyak 11 siswa atau 8,15%; nilai 46-48 sebanyak 19 siswa atau
14,07%; nilai 49-51 sebanyak 21 siswa atau 15,56%; nilai 52-54 sebanyak 35
siswa atau 25,93%; nilai 55-57 sebanyak 25 siswa atau 18,52%; dan nilai 58-60
sebanyak 16 siswa atau 11,85%. Selanjutnya dapat disajikan grafik histogram
minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian layanan
konseling individual sebagai berikut.
45
Gambar 2. Grafik Histogram Data Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI2 Taman Sebelum Pemberian Layanan Konseling Individual
Adapun distribusi tingkat kecenderungan data untuk masing-masing
kategori minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian
layanan konseling individual dapat dibuat dalam tabel distribusi sebagai berikut.
Tabel 11Distribusi Tingkat Kecenderungan Data Minat Konseling Siswa
Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Sebelum PemberianLayanan Konseling Individual
Interval Kategori Frekuensi Persentase
51 – 60
42 – 50
33 – 41
24 – 32
15 – 23
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
85
43
7
-
-
62,96
31,85
1,41
-
-
Jumlah 135 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecenderungan
data minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian
layanan konseling individual dengan kategori sangat tinggi 85 siswa atau 62,95%,
0
5
10
15
20
25
30
35
40
40 – 42 43 – 45 46 – 48 49 – 51 52 – 54 55 – 57 58 – 60
Frekuensi
Persentase
46
kategori tinggi 43 siswa atau 31,85%; kategori sedang sebanyak 7 siswa atau
5,19%; kategori rendah dan sangat rendah tidak ada. Berdasarkan tabel tersebut
maka dapat dibuat grafik tingkat kecenderungan data minat konseling siswa kelas
XI SMK PGRI 2 Taman sebelum pemberian layanan konseling individual sebagai
berikut.
Gambar 3. Grafik Tingkat Kecenderungan Data Minat Konseling Siswa KelasXI SMK PGRI 2 Taman Sebelum Pemberian Layanan KonselingIndividual
2. Minat konseling siswa sesudah pelayanan konseling individual
Minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sesudah pemberian layanan
konseling individual dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 12Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Sesudah Pemberian
Layanan Konseling Individual
No. Responden Nilai Minat konseling1 602 523 544 555 516 46
Frekuensi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
47
7 568 559 45
10 4711 4612 4513 4814 5015 5016 4617 5718 5419 5920 5521 5822 4823 5524 5425 5626 5427 4728 4529 5830 4631 4532 5633 4734 4735 4536 4637 5838 5039 5640 5641 4642 5643 5844 5845 5546 5447 6048 6049 5550 57
48
51 5552 4553 5654 5555 5856 5657 5558 5659 5360 5861 5662 5563 5664 5765 5466 5567 5368 5369 4570 5371 5572 4973 5274 4675 5876 5377 5678 5279 4880 5681 5282 5583 5284 5985 5686 5687 5688 5289 5290 5291 5592 4993 5294 47
49
95 5496 5097 5698 5299 53
100 57101 55102 57103 57104 52105 54106 47107 46108 52109 48110 46111 56112 56113 48114 55115 55116 57117 57118 59119 52120 57121 56122 54123 52124 53125 60126 54127 45128 45129 56130 53131 56132 45133 46134 53135 46
Jumlah 7133Rata-rata 52,84
50
Data minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sesudah
pemberian layanan konseling individual dengan nilai tertinggi adalah sebesar 60,
nilai terendah 45 dan mean sebesar 52,84. Mean minat konseling siswa kelas XI
SMK PGRI 2 Taman sesudah pemberian layanan konseling individual sebesar
53,84 berada dalam interval antara 51–60 yang berarti termasuk kategori sangat
tinggi. Kemudian untuk menentukan sebaran nilai dalam interval digunakan
rumus:
Banyak kelas interval = 1 + (3,3) log.n = 1 + (3,3) log.135 =7
Rentangan = 60 – 45 = 15
Panjang kelas interval (P) = 1,27
15 dibulatkan 2
Selanjutnya dapat dibuat distribusi frekuensi nilai minat konseling siswa
kelas XI SMK PGRI 2 Taman sesudah pemberian layanan konseling individual
seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI 2 TamanSesudah Pemberian Layanan Konseling Individual
Interval Frekuensi Persentase
45 – 46 21 15,5647- 48 11 8,1549 – 50 6 4,4451 – 52 15 11,1153 – 54 19 14,0755 – 56 39 28,8957 – 58 17 12,5959 – 60 7 5,19Jumlah 135 100
51
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat diketahui bahwa siswa kelas XI
SMK PGRI 2 Taman yang memperoleh nilai 45-46 sebanyak 21 siswa atau
15,56%; nilai 47-48 sebanyak 11 siswa atau 8,15%; nilai 49-50 sebanyak 6 siswa
atau 4,44%; nilai 51-52 sebanyak 15 siswa atau 11,11%; nilai 53-54 sebanyak 19
siswa atau 14,07%; nilai 55-56 sebanyak 39 siswa atau 28,89% dan nilai 57-58
sebanyak 17 siswa atau 12,59% dan nilai 59-60 sebanyak 7 siswa atau 5,19%.
Selanjutnya dapat disajikan grafik histogram minat konseling siswa kelas XI SMK
PGRI 2 Taman sesudah pemberian layanan konseling individual sebagai berikut.
Gambar 4. Grafik Histogram Data Minat Konseling Siswa Kelas XI SMK PGRI2 Taman Sesudah Pemberian Layanan Konseling Individual
Adapun distribusi tingkat kecenderungan data untuk masing-masing
kategori minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sesudah pemberian
layanan konseling individual dapat dibuat dalam tabel distribusi sebagai berikut.
Tabel 14Distribusi Tingkat Kecenderungan Data Minat Konseling Siswa
Kelas XI SMK PGRI 2 Taman Sesudah Pelayanan Konseling Individual
Interval Kategori Frekuensi Persentase
51 – 60
42 – 50
Sangat Tinggi
Tinggi
97
38
71,85
28,15
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
45 - 46 47- 48 49 - 50 51 - 52 53 - 54 55 - 56 57 - 58 59 - 60
Frekuensi
Persentase
52
33 – 41
24 – 32
15 – 23
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
-
-
-
-
-
-
Jumlah 135 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecenderungan
data minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sesudah pemberian
layanan konseling individual dengan kategori sangat tinggi sebanyak 97 siswa
atau 71,85%, kategori tinggi sebanyak 38 siswa atau 28,15%, sedangkan kategori
sedang, kategori rendah dan sangat rendah tidak ada. Selanjutnya dapat dibuat
grafik tingkat kecenderungan data minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2
Taman sesudah pemberian layanan konseling individual sebagai berikut.
Gambar 5. Grafik Tingkat Kecenderungan Data Minat Konseling Siswa KelasXI SMK PGRI 2 Taman Sesudah Pelayanan Konseling Individual
B. Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan analisis pendahuluan, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji hipotesis untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah “Ada pengaruh yang signifikan
Frekuensi
Sangat Tinggi
Tinggi
53
layanan konseling individual terhadap minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI
2 Taman Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Untuk mengetahui perbedaan minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI
2 Taman antara sebelum dan sesudah pemberian layanan konseling individual
ditempuh dengan analisis data. Adapun analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan rumus uji-t sebagai berikut.
Tabel 15Persiapan Perhitungan Uji-t
No. Tes Awal Tes Akhir B d d2
1 57 60 3 1,45 2,112 52 52 0 -1,55 2,403 50 54 4 2,45 6,014 52 55 3 1,45 2,115 51 51 0 -1,55 2,406 43 46 3 1,45 2,117 55 56 1 -0,55 0,308 53 55 2 0,45 0,209 43 45 2 0,45 0,20
10 47 47 0 -1,55 2,4011 43 46 3 1,45 2,1112 40 45 5 3,45 11,9213 47 48 1 -0,55 0,3014 49 50 1 -0,55 0,3015 50 50 0 -1,55 2,4016 45 46 1 -0,55 0,3017 56 57 1 -0,55 0,3018 53 54 1 -0,55 0,3019 57 59 2 0,45 0,2020 55 55 0 -1,55 2,4021 57 58 1 -0,55 0,3022 48 48 0 -1,55 2,4023 55 55 0 -1,55 2,4024 48 54 6 4,45 19,8225 52 56 4 2,45 6,0126 51 54 3 1,45 2,1127 47 47 0 -1,55 2,4028 45 45 0 -1,55 2,40
54
29 58 58 0 -1,55 2,4030 48 46 -2 -3,55 12,5931 41 45 4 2,45 6,0132 55 56 1 -0,55 0,3033 45 47 2 0,45 0,2034 48 47 -1 -2,55 6,4935 41 45 4 2,45 6,0136 46 46 0 -1,55 2,4037 56 58 2 0,45 0,2038 52 50 -2 -3,55 12,5939 57 56 -1 -2,55 6,4940 56 56 0 -1,55 2,4041 43 46 3 1,45 2,1142 54 56 2 0,45 0,2043 58 58 0 -1,55 2,4044 56 58 2 0,45 0,2045 55 55 0 -1,55 2,4046 54 54 0 -1,55 2,4047 58 60 2 0,45 0,2048 58 60 2 0,45 0,2049 55 55 0 -1,55 2,4050 57 57 0 -1,55 2,4051 54 55 1 -0,55 0,3052 41 45 4 2,45 6,0153 56 56 0 -1,55 2,4054 54 55 1 -0,55 0,3055 57 58 1 -0,55 0,3056 57 56 -1 -2,55 6,4957 55 55 0 -1,55 2,4058 56 56 0 -1,55 2,4059 51 53 2 0,45 0,2060 57 58 1 -0,55 0,3061 56 56 0 -1,55 2,4062 55 55 0 -1,55 2,4063 55 56 1 -0,55 0,3064 57 57 0 -1,55 2,4065 53 54 1 -0,55 0,3066 53 55 2 0,45 0,2067 53 53 0 -1,55 2,4068 53 53 0 -1,55 2,4069 47 45 -2 -3,55 12,5970 51 53 2 0,45 0,2071 54 55 1 -0,55 0,3072 49 49 0 -1,55 2,40
55
73 49 52 3 1,45 2,1174 46 46 0 -1,55 2,4075 56 58 2 0,45 0,2076 53 53 0 -1,55 2,4077 53 56 3 1,45 2,1178 50 52 2 0,45 0,2079 48 48 0 -1,55 2,4080 56 56 0 -1,55 2,4081 51 52 1 -0,55 0,3082 55 55 0 -1,55 2,4083 49 52 3 1,45 2,1184 59 59 0 -1,55 2,4085 53 56 3 1,45 2,1186 53 56 3 1,45 2,1187 53 56 3 1,45 2,1188 51 52 1 -0,55 0,3089 48 52 4 2,45 6,0190 51 52 1 -0,55 0,3091 55 55 0 -1,55 2,4092 49 49 0 -1,55 2,4093 50 52 2 0,45 0,2094 46 47 1 -0,55 0,3095 53 54 1 -0,55 0,3096 50 50 0 -1,55 2,4097 54 56 2 0,45 0,2098 52 52 0 -1,55 2,4099 48 53 5 3,45 11,92
100 56 57 1 -0,55 0,30101 53 55 2 0,45 0,20102 57 57 0 -1,55 2,40103 57 57 0 -1,55 2,40104 50 52 2 0,45 0,20105 53 54 1 -0,55 0,30106 41 47 6 4,45 19,82107 44 46 2 0,45 0,20108 49 52 3 1,45 2,11109 43 48 5 3,45 11,92110 43 46 3 1,45 2,11111 53 56 3 1,45 2,11112 53 56 3 1,45 2,11113 46 48 2 0,45 0,20114 51 55 4 2,45 6,01115 52 55 3 1,45 2,11116 57 57 0 -1,55 2,40
56
117 53 57 4 2,45 6,01118 57 59 2 0,45 0,20119 47 52 5 3,45 11,92120 57 57 0 -1,55 2,40121 53 56 3 1,45 2,11122 54 54 0 -1,55 2,40123 47 52 5 3,45 11,92124 52 53 1 -0,55 0,30125 59 60 1 -0,55 0,30126 52 54 2 0,45 0,20127 42 45 3 1,45 2,11128 40 45 5 3,45 11,92129 54 56 2 0,45 0,20130 47 53 6 4,45 19,82131 53 56 3 1,45 2,11132 40 45 5 3,45 11,92133 45 46 1 -0,55 0,30134 51 53 2 0,45 0,20135 46 46 0 -1,55 2,40∑ 6924 7133 209 0 403,44
X 51,29 52,84 1,55
Berdasarkan tabel persiapan untuk menghitung pengaruh layanan
konseling individual terhadap minat konseling di atas, maka dapat diperoleh data
sebagai berikut: M1 = 52,84; M2 = 51,29; d2 = 403,44. Hasil tersebut dimasukkan
dalam rumus korelasi sebagai berikut:
)1(
2
21
NN
d
MMt
=
)1135(135
44,403
29,5184,52
=
18090
403,44
55,1
57
=0,022302
55,1
=0,149337
55,1
= 10,367
Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel untuk dk (135
– 1) = 134 taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel sebesar 1,960. Hasilnya thitung >
ttabel yaitu: 10,367 lebih besar dari 1,960. Rata-rata minat konseling sebesar 51,29
naik menjadi 52,84. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan minat konseling
sebesar 1,55.
Tabel 16Ringkasan Nilai Rata-rata Minat Konseling
Hasil N Mean thitung ttabel 5% Keterangan
Tes Awal 135 51,2910,367 1,960 Signifikan
Tes Akhir 135 52,84
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan
diperoleh harga thitung = 10,367. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan
nilai ttabel untuk dk (135 – 1) = 141 taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel sebesar
1,960. Hasilnya thitung > ttabel yaitu: 10,367 lebih besar dari 1,960. Hasil
perbandingan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan
adalah sangat signifikan atau diterima. Atau “Ada pengaruh yang signifikan
layanan konseling individual terhadap minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI
2 Taman Tahun Pelajaran 2010/2011”.
58
C. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap minat konseling siswa kelas
XI SMK PGRI 2 Taman Tahun Pelajaran 2010/2011 sebelum dan sesudah
pemberian layanan konseling individual, diperoleh hasil perhitungan uji-t didapat
thitung sebesar 10,367 sedangkan harga ttabel untuk dk (135 – 1) = 134 taraf
signifikansi 5% diperoleh ttabel sebesar 1,960. Hasilnya t hitung > t tabel yaitu:
10,367 lebih besar dari 1,960. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan
diterima atau terbukti yaitu “ Ada pengaruh yang signifikan layanan konseling
individual terhadap minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman tahun
pelajaran 2009/2010”, atau dengan kata lain bahwa pemberian layanan konseling
individual efektif dalam meningkatkan minat konseling siswa kelas XI SMK
PGRI 2 Taman.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui
bahwa rata-rata minat konseling sebelum pemberian layanan konseling individual
sebesar 51,29; sedangkan rata-rata minat konseling sesudah pemberian layanan
konseling individual sebesar 52,84. Kenyataan ini juga ditunjukkan dari minat
konseling sebelum pemberian layanan konseling individual skor tertingginya 59
dan skor terendahnya 40, sedangkan sesudah pemberian layanan konseling
individual skor tertingginya 60 dan skor terendahnya 45.
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut. Minat konseling siswa kelas XI SMK PGRI 2 Taman sebelum
pemberian layanan konseling individual (tes awal) dengan skor rata-rata 51,29
termasuk dalam kategori sangat tinggi. Minat konseling siswa kelas XI SMK
PGRI 2 Taman sesudah pemberian layanan konseling individual (tes awal) dengan
nilai rata-rata 52,84 termasuk dalam kategori sangat tinggi. Minat konseling
otivaasi belajar siswa sesudah pemberian layanan konseling individual lebih
tinggi dibanding dengan minat konseling sebelum pemberian layanan konseling
individual. Minat konseling sebelumnya pada siswa kelas XI SMK PGRI 2
Taman, yaitu dari rata-rata sebesar 51,29 naik menjadi 52,84 yang berarti ada
kenaikan minat konseling sebesar 1,55.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian, saran yang perlu dikemukakan
adalah sebagai berikut. Guru bimbingan dan konseling, hendaknya meningkatkan
kualitas layanan konseling individual, sehingga siswa mampu meningkatkan
minat konselingnya. Sekolah hendaknya mamfasilitasi pelaksanaan layanan
konseling individual, khususnya bagi siswa yang minat konselingnya rendah. Bagi
siswa yang minat konselingnya rendah, hendaknya menjadikan layanan konseling
59
60
individual sebagai pengalaman yang berguna untuk menempa diri dengan lebih
meningkatkan belajarnya sehingga dapat memperbaiki prestasi yang telah
diperoleh.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Depdikbud, 1997. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Depdikbud.
Gerungan, W.A. 1991. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco.
Idrus, H.A. 1996. Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia. Surabaya: BintangUsaha Jaya.
Natawidjaja, Rachman. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Prayitno. 2001. Bimbingan dan Konseling di SMP. Padang: Penebar Aksara.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Manejemen Kinerja Guru. akhmadsudrajat's blog
Sukardi, Dewa Ketut. 1996. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah.Surabaya: Usaha Nasional.
Walgito, Bimo. 2001. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta:Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Identifikasi Kesulitan Belajar. Semarang: FIP-IIP.
Winkel, WS. 1999. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:Gramedia.
61
62
Lampiran 1
ANGKET
MINAT KONSELING SISWA
I. PETUNJUK1. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan hati nurani Anda.2. Berilah tanda (x) pada jawaban yang Anda pilih.3. Kerahasiaan jawaban Anda dijamin, tidak akan berpengaruh dengan nilai
prestasi anda.
II. BUTIR PERTANYAAN / PERNYATAAN !
1. Apakah kamu menggunakan kartu pribadi untuk membantu proses
bimbingan dengan guru pembimbing?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
2. Pada waktu konsultasi dengan guru pembimbing apakah kamu mengisi
kartu pribadi?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
3. Apakah kamu mempunyai data pribadi yang bersifat rahasia pada guru
pembimbing!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
4. Apakah kamu mengisi data siswa dengan jujur!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
5. Karena image kantor bimbingan dan konseling sebagai tempat menerima
sanksi atau hukuman bagi siswanya, apakah kamu merasa takut masuk ke
ruang bimbingan dan konseling!
a. tidak pernah c. sering
b. kadang-kadang d. selalu
63
6. Apakah kamu takut masuk ke ruangan bimbingan dan konseling karena
akan dicap sebagai siswa tercela!
a. tidak pernah c. sering
b. kadang-kadang d. selalu
7. Apakah kamu merasa siswa yang masuk ke ruang bimbingan dan
konseling adalah siswa yang bermasalah!
a. tidak pernah c. sering
b. kadang-kadang d. selalu
8. Apakah kamu malu mengungkapkan masalahnya karena takut rahasianya
menyebar!
a. tidak pernah c. sering
b. kadang-kadang d. selalu
9. Apakah kamu lebih terbuka jika masalah itu diungkapkan ke orang lain
dari pada ke guru pembimbing!
a. tidak pernah c. sering
b. kadang-kadang d. selalu
10. Apakah kamu kurang terbuka dengan guru pembimbing karena takut
rahasianya menyebar!
a. tidak pernah c. sering
b. kadang-kadang d. selalu
11. Apakah guru pembimbing mampu menuntaskan setiap masalah yang
dihadapi siswa!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
12. Apakah jumlah guru pembimbing yang kurang seimbang dengan jumlah
siswa akan mempengaruhi pelayanan bagi siswanya!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
64
13. Apakah guru pembimbing memiliki wawasan yang luas dan mampu
menjalankan tugasnya dengan baik!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
14. Apakah dalam bimbingan dan konseling guru BK mengadakan kerja sama
dengan pihak lain!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
15. Selama ini apakah wali kelas dan guru pembimbing bekerjasama dengan
baik!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
16. apakah selama ini tugas wali kelas membantu guru pembimbing dalam
penyelenggaraan bimbingan kelompok dan bimbingan perorangan!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
17. Apakah selama ini wali kelas ikut membantu mengawasi dan
mengobservasi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
18. Sebelum mengadakan layanan bimbingan, apakah guru BK sudah
mempunyai program!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
19. Apakah pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan guru BK
berjalan sesuai dengan rencana?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
65
20. Apakah di dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guru pembimbing
dapat menyampaikan materi secara menyeluruh!
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
La
mp
iran
212
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
0
14
43
44
42
42
43
41
44
34
43
46
94
76
1
23
44
44
44
24
43
34
43
44
44
37
35
32
9
33
23
44
43
33
44
42
44
44
44
47
15
04
1
44
43
44
33
32
44
41
44
44
43
47
04
90
0
54
34
44
43
44
44
43
44
43
44
47
65
77
6
64
42
44
34
43
43
43
43
44
34
47
25
18
4
73
42
34
44
42
44
44
44
43
44
47
35
32
9
84
33
44
44
24
43
43
43
43
43
47
15
04
1
93
41
34
44
43
44
44
44
34
44
47
35
32
9
10
32
43
44
44
44
44
44
44
34
34
74
54
76
11
42
24
34
32
33
23
23
34
22
33
57
32
49
12
44
23
44
44
43
43
34
34
34
43
71
50
41
13
22
42
44
24
43
32
13
22
24
32
55
30
25
14
13
22
42
23
14
32
33
32
34
33
53
28
09
15
44
34
44
44
44
44
42
44
43
44
76
57
76
16
33
22
44
43
33
34
44
34
44
34
68
46
24
17
34
44
44
44
34
44
34
44
34
34
75
56
25
18
13
43
32
24
14
44
24
44
23
34
61
37
21
19
44
24
43
43
32
44
41
44
43
34
68
46
24
20
22
24
42
44
23
43
24
43
34
34
63
39
69
SX
63
65
56
69
78
71
68
69
59
73
71
72
57
72
71
73
66
74
68
74
13
69
94
62
9
SX
Y4
39
14
50
73
85
04
77
25
35
84
91
24
72
64
74
44
10
05
02
64
90
14
99
63
97
24
95
54
90
15
05
54
57
45
08
54
69
25
11
2
SX
X2
17
22
51
74
24
93
06
26
32
44
24
91
93
27
32
59
26
81
85
27
22
59
27
52
28
28
02
36
28
0
RX
Y0
,60
20
,51
30
,13
30
,48
70
,46
40
,51
80
,65
80
,20
90
,46
50
,37
50
,51
30
,75
10
,48
80
,24
50
,51
30
,65
50
,58
10
,26
10
,56
30
,61
8
KE
TV
VT
VV
VV
TV
TV
VV
TV
VV
TV
V
KE
TE
RA
NG
AN
:
T:T
ida
kV
alid
V:
Va
lid
AN
AL
ISIS
VA
LID
ITA
SA
NG
KE
TT
ING
KA
TM
INA
TK
ON
SE
LIN
GS
ISW
A
NO
MO
RA
NG
KE
TY
Y2
No
.
67
Lampiran 3
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET
MINAT BERKONSULTASI SISWA
1. Uji Validitas Angket
Untuk menguji Validitas Angket digunakan rumus product moment
dengan angka kasar. Rumus itu adalah sebagai berikut :
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Berdasarkan Tabel distribusi jawaban angket (terlampir) dapat dihitung
validitas untuk masing-masing pertanyaan angket. Berikut ini akan diberikan
contoh perhitungan untuk item angket No. 1
X = 63 X2 = 217 XY = 4391
Y = 1369 Y2 = 94629 N = 20
Kemudian masukkan ke dalam rumus :
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
= 0,602
Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 20. Hasilnya ternyata 0,444
sehingga rhitung = 0,602 > rtabel = 0,444. Dengan demikian, untuk pertanyaan
angket nomor 1 adalah valid.
Angket nomor 2.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
68
rXY = 0,513
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena r
hitung (0,513) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 2 tesebut valid.
Angket nomor 3.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,133
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,133) < r tabel (0,444) maka butir angket nomor 3 tesebut tidak valid.
Angket nomor 4.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,487
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,487) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 4 tesebut valid.
Angket nomor 5.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,464
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,464) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 5 tesebut valid.
Angket nomor 6.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
69
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,518
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,518) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 6 tesebut valid.
Angket nomor 7.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,658
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,658) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 7 tesebut valid.
Angket nomor 8.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,209
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,209) < r tabel (0,444) maka butir angket nomor 8 tesebut tidak valid.
Angket nomor 9.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,465
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,465) < r tabel (0,444) maka butir angket nomor 9 tesebut tidak valid.
70
Angket nomor 10.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,375
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,375) < r tabel (0,444) maka butir angket nomor 10 tesebut tidak valid.
Angket nomor 11.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,513
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,513) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 11 tesebut valid.
Angket nomor 12.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,751
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,751) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 12 tesebut valid.
Angket nomor 13.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,488
71
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,488) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 13 tesebut valid.
Angket nomor 14.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,245
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,245) < r tabel (0,444) maka butir angket nomor 14 tesebut tidak valid.
Angket nomor 15.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,513
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,513) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 15 tesebut valid.
Angket nomor 16.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,655
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,655) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 16 tesebut valid.
Angket nomor 17.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
72
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,581
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,581) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 17 tesebut valid.
Angket nomor 18.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,261
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,261) < r tabel (0,444) maka butir angket nomor 18 tesebut tidak valid.
Angket nomor 19.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,563
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena
rhitung (0,563) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 19 tesebut valid.
Angket nomor 20.
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
))1369()94629(20)63()217(20
)1369)(63()4391(2022
rXY = 0,618
Pada N = 20 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444.
Karena rhitung (0,618) > r tabel (0,444) maka butir angket nomor 20 tesebut
73
valid. Berdasarkan hasil perhitungan seperti di atas maka diperoleh masing-
masing Validitas angket sebagai berikut :
HASIL PERHITUNGAN UJI VALIDITAS ANGKET
No.Angket
IndekValiditas
KeteranganNo.
AngketIndek
VaiditasKeterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
0,602
0,513
0,133
0,487
0,464
0,518
0,658
0,209
0,465
0,375
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
0,513
0,751
0,488
0,245
0,513
0,655
0,581
0,261
0,563
0,618
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk instrumen pengumpul data yang
tidak valid ada 5 angket. Dengan demikian hanya 15 angket yang layak untuk
dijadikan sebagai alat penelitian.
2. Uji Reliabelitas Angket
Untuk menghitung Uji Reliabilitas ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Membuat Tabel Persiapan Reliabilitas :
TABEL PERSIAPAN RELIABILITAS
No. Angket X X2 (X)2 (X)2/N X2 - (X)2/N 2b
1 63 217 3969 198.450 18.550 0.928
2 65 225 4225 211.250 13.750 0.688
4 69 249 4761 238.050 10.950 0.547
5 78 306 6084 304.200 1.800 0.090
6 71 263 5041 252.050 10.950 0.547
7 68 244 4624 231.200 12.800 0.640
9 59 193 3481 174.050 18.950 0.947
11 71 259 5041 252.050 6.950 0.347
74
12 72 268 5184 259.200 8.800 0.440
13 57 185 3249 162.450 22.550 1.128
15 71 259 5041 252.050 6.950 0.347
16 73 275 5329 266.450 8.550 0.428
17 66 228 4356 217.800 10.200 0.510
19 68 236 4624 231.200 4.800 0.240
20 74 280 5476 273.800 6.200 0.310
1025 3687 70485 3524.250 162.750 8.138
b. Mencari Varians Butir Soal dengan menggunakan rumus :
NN
XX
22
2
)(
Berikut akan diberikan contoh perhitungan butir soal nomor 1.
X2 : 217 (X)2 = (63)2 = 3969 N = 20
2b1 =20
20
)63(217
2
=
20
198,45-217
=20
18.55= 0,928
Dengan cara seperti tersebut di atas, maka akan ditemukan 2b = 8,138
NN
YY
t
22
2
)(
Y2 : 94629 (Y)2 = (1369)2 = 1874161
2t =20
20
187416194629
=20
93708.05-94629
=20
920.95= 46,0475
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus :
t
b
K
Kr
2
2
11 11
75
r11 =
46,0475
8,1381
115
15= 0.17673111.071429
= )0.823269)(1.071429( = 0,882074
= 0,882
Hasil perhitungan reliabelitas didapatkan 0,882, pada N = 20 dengan taraf
signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,444. Karena r11 (0,857) > r tabel (0,444) maka
angket tersebut dapat dikategorikan reliabel.
La
mp
iran
4
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
K1
44
34
44
43
44
44
44
35
72
K2
44
44
44
44
33
43
22
35
23
K3
42
24
33
34
34
34
34
45
04
K4
43
44
43
43
43
44
22
45
25
K5
44
42
23
34
24
44
44
35
16
K6
33
22
34
43
34
22
32
34
37
K7
44
44
44
43
34
43
42
45
58
K8
44
44
44
44
22
24
43
45
39
K9
44
32
23
24
34
33
22
24
31
0K
10
43
22
33
43
43
44
22
44
71
1K
11
22
44
34
24
32
24
22
34
31
2K
12
33
22
32
33
34
22
32
34
01
3K
13
22
34
43
34
22
44
34
34
71
4K
14
33
44
44
23
34
22
44
34
91
5K
15
23
43
44
44
34
42
24
35
01
6K
16
33
34
33
44
32
23
22
44
51
7K
17
34
44
33
44
44
44
43
45
61
8K
18
44
33
44
33
44
34
42
45
31
9K
19
44
34
44
44
44
34
43
45
72
0K
20
44
42
44
43
44
44
42
45
52
1K
21
44
34
44
43
44
44
44
35
72
2K
22
34
44
44
44
33
22
22
34
82
3K
23
43
44
43
44
34
34
43
45
52
4K
24
33
44
22
34
43
24
42
44
82
5K
25
44
33
43
44
34
34
33
35
22
6K
26
34
34
43
34
34
32
43
45
12
7K
27
43
32
42
34
43
24
43
24
72
8K
28
42
24
33
32
34
32
34
34
52
9K
29
44
34
44
43
44
44
44
45
83
0K
30
34
34
32
34
33
44
33
24
83
1K
31
22
32
33
23
42
34
24
24
13
2K
32
44
33
44
44
44
34
34
35
53
3K
33
42
24
33
32
34
32
34
34
53
4K
34
23
44
33
44
22
42
34
44
8
DIS
TR
IBU
SI
PE
NG
ISIA
NA
NG
KE
TM
INA
TB
ER
KO
NS
UL
TA
SI
HA
SIL
PR
ET
ES
T
JM
LN
o.
Ko
de
Sis
wa
NO
MO
RA
NG
KE
T
35
K3
52
33
22
33
42
42
24
23
41
36
K3
62
23
23
34
34
33
44
42
46
37
K3
74
44
24
44
34
44
44
34
56
38
K3
84
34
44
34
43
43
33
33
52
39
K3
94
43
44
44
44
43
44
34
57
40
K4
04
33
44
43
44
44
44
34
56
41
K4
12
23
23
32
34
23
42
44
43
42
K4
24
44
42
43
44
42
43
44
54
43
K4
34
44
44
34
44
44
44
34
58
44
K4
44
44
34
33
44
44
43
44
56
45
K4
54
44
44
23
44
44
33
44
55
46
K4
64
34
43
44
44
44
23
34
54
47
K4
74
44
44
44
43
44
44
43
58
48
K4
84
44
44
43
44
44
43
44
58
49
K4
94
44
24
44
33
44
44
34
55
50
K5
04
44
34
43
44
44
34
44
57
51
K5
14
44
33
43
44
34
34
34
54
52
K5
24
32
32
33
22
32
23
34
41
53
K5
33
34
44
44
43
34
44
44
56
54
K5
44
44
44
34
44
34
44
22
54
55
K5
54
43
44
44
43
44
43
44
57
56
K5
64
44
34
43
44
44
44
34
57
57
K5
74
34
44
44
43
34
42
44
55
58
K5
82
44
43
44
44
34
44
44
56
59
K5
93
34
34
33
44
34
44
23
51
60
K6
02
44
44
34
44
44
44
44
57
61
K6
13
44
34
44
44
44
34
43
56
62
K6
22
44
34
44
44
44
34
43
55
63
K6
33
44
42
44
43
44
44
43
55
64
K6
43
44
34
44
43
44
44
44
57
65
K6
54
44
44
44
44
33
43
22
53
66
K6
64
43
44
43
44
34
33
33
53
67
K6
74
43
44
22
34
43
44
44
53
68
K6
84
44
33
43
44
34
34
33
53
69
K6
93
34
34
43
34
34
32
13
47
70
K7
04
43
32
42
34
43
44
43
51
71
K7
13
44
34
44
43
34
44
42
54
72
K7
24
42
33
24
33
34
44
33
49
73
K7
33
34
34
32
34
33
44
33
49
74
K7
44
22
32
33
43
43
34
24
46
75
K7
54
44
42
44
43
44
44
43
56
76
K7
64
44
33
44
44
44
34
31
53
77
K7
73
43
44
34
44
44
42
33
53
78
K7
82
44
42
23
34
24
44
44
50
79
K7
94
22
32
33
43
43
34
44
48
80
K8
04
44
42
44
43
44
44
43
56
81
K8
12
43
44
43
44
34
33
33
51
82
K8
22
44
34
44
44
44
34
43
55
83
K8
32
43
32
42
34
43
44
43
49
84
K8
44
44
44
44
43
44
44
44
59
85
K8
54
44
44
44
44
33
43
22
53
86
K8
64
43
44
43
44
34
33
33
53
87
K8
74
43
44
22
34
43
44
44
53
88
K8
82
44
33
43
44
34
34
33
51
89
K8
94
34
34
43
34
34
32
13
48
90
K9
04
43
32
42
34
43
44
43
51
91
K9
14
44
34
44
43
34
44
42
55
92
K9
24
42
33
24
33
34
44
33
49
93
K9
34
34
34
32
34
33
44
33
50
94
K9
44
22
32
33
43
43
34
24
46
95
K9
54
44
33
44
44
44
34
31
53
96
K9
64
42
24
33
34
34
34
34
50
97
K9
74
43
44
34
44
44
42
33
54
98
K9
84
44
42
23
34
24
44
44
52
99
K9
94
22
32
33
43
43
34
44
48
10
0K
10
04
44
42
44
43
44
44
43
56
10
1K
10
14
43
44
43
44
34
33
33
53
10
2K
10
24
44
34
44
43
44
43
44
57
10
3K
10
34
44
34
44
44
44
34
43
57
10
4K
10
43
43
32
42
34
43
44
43
50
10
5K
10
54
33
22
34
44
44
44
44
53
10
6K
10
63
32
22
44
33
22
32
24
41
10
7K
10
74
43
41
22
23
24
24
34
44
10
8K
10
83
43
43
23
43
34
32
44
49
10
9K
10
93
23
22
33
33
33
33
34
43
11
0K
11
02
23
22
23
33
32
44
44
43
11
1K
11
14
23
32
44
44
44
43
44
53
11
2K
11
24
43
44
34
43
43
43
33
53
11
3K
11
34
43
43
42
23
33
32
24
46
11
4K
11
44
23
23
43
44
34
44
43
51
11
5K
11
54
44
34
44
43
42
33
24
52
11
6K
11
64
44
43
34
44
43
44
44
57
11
7K
11
74
23
32
44
44
44
43
44
53
11
8K
11
84
43
44
44
44
43
34
44
57
11
9K
11
93
34
22
24
43
34
44
23
47
12
0K
12
04
43
44
34
44
43
44
44
57
12
1K
12
14
44
34
34
42
43
34
34
53
12
2K
12
24
34
43
44
44
44
33
24
54
12
3K
12
34
44
23
33
42
24
22
44
47
12
4K
12
44
44
34
44
33
34
33
24
52
12
5K
12
54
44
44
44
44
44
34
44
59
12
6K
12
64
34
44
34
43
43
23
34
52
12
7K
12
74
34
42
23
22
32
23
24
42
12
8K
12
82
23
32
23
33
22
33
34
40
12
9K
12
94
43
44
43
44
33
34
34
54
13
0K
13
04
44
23
33
42
24
22
44
47
13
1K
13
14
43
34
44
44
43
22
44
53
13
2K
13
23
34
44
22
22
32
22
23
40
13
3K
13
33
42
32
32
34
34
34
32
45
13
4K
13
43
44
42
32
44
34
34
34
51
13
5K
13
54
34
43
22
22
33
24
44
46
31
53
16
30
42
93
28
13
00
29
43
18
30
73
01
31
32
99
30
82
90
30
36
92
4J
um
lah
Lam
piran
5
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
5
1K
14
44
44
44
44
44
44
44
60
2K
24
44
43
44
43
44
32
32
52
3K
33
44
44
32
43
44
34
44
54
4K
44
44
43
34
44
34
34
43
55
5K
52
43
43
43
43
34
33
43
51
6K
63
34
23
32
43
33
44
23
46
7K
74
24
44
34
44
43
44
44
56
8K
83
44
44
34
44
33
34
44
55
9K
93
24
34
42
23
22
34
34
45
10
K1
04
24
23
23
43
44
34
23
47
11
K1
14
43
42
32
32
34
33
42
46
12
K1
23
24
34
42
23
22
34
34
45
13
K1
32
34
43
43
42
23
34
43
48
14
K1
44
44
23
32
44
44
44
23
50
15
K1
52
43
43
43
43
34
33
43
50
16
K1
63
33
34
22
24
43
33
34
46
17
K1
74
43
44
44
34
44
44
44
57
18
K1
84
24
44
34
44
43
42
44
54
19
K1
93
44
44
44
44
44
44
44
59
20
K2
03
44
44
34
44
33
34
44
55
21
K2
12
44
44
44
44
44
44
44
58
22
K2
24
44
34
43
22
22
34
34
48
23
K2
34
24
43
44
34
44
44
43
55
24
K2
44
44
44
34
34
42
44
44
54
25
K2
53
24
44
44
34
44
44
44
56
26
K2
62
34
34
43
44
44
44
34
54
27
K2
74
43
34
44
22
22
33
34
47
28
K2
82
23
42
42
43
42
43
42
45
29
K2
94
44
43
44
44
34
44
43
58
30
K3
03
34
34
42
23
22
34
34
46
31
K3
14
42
33
32
23
33
22
23
45
32
K3
23
34
43
44
43
44
34
43
56
DIS
TR
IBU
SI
PE
NG
ISIA
NA
NG
KE
TM
INA
TB
ER
KO
NS
UL
TA
SI
HA
SIL
PO
ST
TE
ST
JM
LN
o.
Ko
de
Sis
wa
NO
MO
RA
NG
KE
T
33
K3
32
24
44
23
33
42
24
44
47
34
K3
43
32
23
34
44
44
22
43
47
35
K3
54
43
34
44
22
22
33
32
45
36
K3
64
43
42
32
32
34
33
42
46
37
K3
74
43
44
44
34
44
44
44
58
38
K3
84
44
34
43
22
24
34
34
50
39
K3
94
43
44
44
43
43
43
44
56
40
K4
04
34
44
24
44
34
44
44
56
41
K4
13
43
34
44
22
33
33
32
46
42
K4
23
34
34
44
44
44
44
34
56
43
K4
34
43
44
44
43
44
44
44
58
44
K4
44
44
43
44
44
44
34
44
58
45
K4
54
34
34
44
34
43
44
34
55
46
K4
63
24
44
44
34
44
43
34
54
47
K4
74
44
44
44
44
44
44
44
60
48
K4
84
44
44
44
44
44
44
44
60
49
K4
94
44
43
34
34
43
44
43
55
50
K5
04
43
44
44
34
43
43
44
57
51
K5
14
44
43
44
44
33
44
33
55
52
K5
22
34
42
33
22
43
32
24
45
53
K5
34
44
34
44
34
43
44
34
56
54
K5
44
44
34
42
33
44
34
34
55
55
K5
54
44
43
44
44
43
44
44
58
56
K5
64
44
43
44
44
43
43
43
56
57
K5
74
44
33
44
44
44
34
33
55
58
K5
84
44
34
33
44
44
44
34
56
59
K5
94
44
44
23
44
24
43
43
53
60
K6
04
44
44
44
34
44
44
34
58
61
K6
14
43
34
44
44
43
44
34
56
62
K6
24
44
44
44
42
43
44
33
55
63
K6
34
34
43
44
44
44
44
43
56
64
K6
44
34
44
34
34
34
44
44
57
65
K6
54
44
43
44
43
44
32
32
54
66
K6
64
34
44
44
34
43
33
23
55
67
K6
74
43
44
34
44
33
44
34
53
68
K6
83
34
42
24
33
43
43
43
53
69
K6
94
44
34
43
42
23
21
23
45
70
K7
03
43
43
34
43
44
44
33
53
71
K7
13
34
44
32
43
44
44
42
55
72
K7
23
33
44
34
34
42
23
33
49
73
K7
34
44
44
34
42
24
43
33
52
74
K7
43
33
44
33
22
43
42
24
46
75
K7
54
44
44
34
44
43
44
44
58
76
K7
64
44
34
44
33
33
43
34
53
77
K7
74
43
44
34
43
44
23
33
56
78
K7
83
33
44
44
34
42
33
44
52
79
K7
93
32
43
44
22
43
42
24
48
80
K8
04
43
44
44
34
44
44
43
56
81
K8
14
44
43
44
44
33
33
23
52
82
K8
24
43
44
43
44
43
44
33
55
83
K8
34
24
44
44
43
44
44
33
52
84
K8
44
44
44
34
44
44
44
44
59
85
K8
54
44
44
33
44
44
34
34
56
86
K8
64
43
44
44
43
43
33
23
56
87
K8
73
34
44
44
34
44
44
34
56
88
K8
83
44
44
43
44
43
43
43
52
89
K8
94
43
23
34
34
33
23
23
52
90
K9
04
44
44
44
43
34
44
33
52
91
K9
14
34
44
34
43
44
44
42
55
92
K9
24
43
34
34
43
44
43
33
49
93
K9
34
43
44
44
33
44
43
33
52
94
K9
43
34
24
43
32
23
42
44
47
95
K9
53
44
44
33
33
43
43
21
54
96
K9
64
34
42
23
44
33
43
34
50
97
K9
74
44
34
44
43
44
23
33
56
98
K9
84
42
44
43
34
44
44
44
52
99
K9
94
34
44
44
34
33
44
44
53
10
0K
10
04
34
44
43
44
44
44
43
57
10
1K
10
14
43
44
34
44
43
33
23
55
10
2K
10
24
44
34
44
43
44
34
44
57
10
3K
10
34
43
44
34
43
44
44
44
57
10
4K
10
43
34
43
44
33
43
44
33
52
10
5K
10
54
43
44
33
44
43
43
34
54
10
6K
10
63
33
44
22
44
42
33
24
47
10
7K
10
73
34
24
44
32
24
44
24
46
10
8K
10
83
44
44
44
33
44
42
32
52
10
9K
10
93
33
34
44
22
44
34
32
48
11
0K
11
04
44
34
34
42
44
43
44
46
11
1K
11
14
44
44
34
44
44
24
34
56
11
2K
11
24
44
34
33
44
44
44
34
56
11
3K
11
34
44
44
23
44
44
42
43
48
11
4K
11
44
33
44
44
34
44
44
33
55
11
5K
11
54
43
34
44
44
43
44
33
55
11
6K
11
64
44
44
44
42
43
44
44
57
11
7K
11
74
34
43
44
44
44
44
43
57
11
8K
11
84
44
44
44
44
34
44
44
59
11
9K
11
93
34
43
42
23
44
32
32
52
12
0K
12
04
34
44
44
34
43
44
43
57
12
1K
12
14
43
44
34
44
44
44
34
56
12
2K
12
23
44
44
44
33
43
43
43
54
12
3K
12
34
44
34
43
44
23
24
43
52
12
4K
12
43
43
43
34
43
44
44
33
53
12
5K
12
54
44
44
44
44
44
44
44
60
12
6K
12
64
43
44
34
34
44
43
33
54
12
7K
12
74
43
32
32
32
34
33
42
45
12
8K
12
84
44
34
43
42
23
21
23
45
12
9K
12
94
34
44
34
34
34
44
44
56
13
0K
13
04
44
34
44
33
33
43
34
53
13
1K
13
14
43
44
44
43
44
43
34
56
13
2K
13
24
43
32
32
32
34
33
42
45
13
3K
13
34
43
42
32
32
34
33
42
46
13
4K
13
44
44
34
44
33
33
43
34
53
13
5K
13
54
44
43
44
44
33
33
23
46
29
32
86
28
12
89
29
12
73
28
32
76
26
02
82
27
52
81
26
22
51
25
67
13
3J
um
lah