Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap

download Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap

of 93

Transcript of Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap

PENGARUH LATIHAN AWALAN 9 DAN 11 LANGKAH TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRI SD NEGERI BANJAREJO KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSIDiajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Nama NIM Jurusan Fakultas : AKATINAH : 6301903026 : PKLO / S-1 : ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2005

SARI Akatinah, 2005. Pengaruh Latihan Awalan 9 dan 11 Langkah terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putri Kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi. UNNES. Permasalahan penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan awalan 9 langkah dan awalan 11 langkah terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005 ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan awalan 9 langkah dan latihan awalan 11 langkah terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri Kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005, dan bila ditemukan ada perbedaan antara kedua metode tersebut akan diuji lanjut untuk mengetahui metode mana yang lebih baik Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005 sejumlah 40 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling. Sampel dalam penelitian adalah 40 siswa. Sampel dibagi menjadi dua kelompok menggunakan pola matching by subject (M S) A-B-B-A yaitu Kelompok Eksperimen I dengan latihan awalan 9 langkah dan Kelompok Eksperimen II dengan latihan awalan 11 langkah. Analisis data dengan menggunakan t-test rumus pendek. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menganalisis data post test diperoleh perhitungan dengan nilai t hitung 6,994 lebih besar dari nilai t tabel pada N = 19 dan taraf signifikansi 5% yaitu 2,093. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan awalan 9 langkah dan 11 langkah terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok, sehingga hipotesis penelitian diterima. Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang membandingkan mean kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh M.Xe2 = 285,0 > M.Xe1 = 248,3, berarti latihan awalan 11 langkah lebih baik dibandingkan awalan 9 langkah. Memperhatikan hasil penelitian, peneliti memberi saran agar dalam melakukan pelatihan lompat jauh gaya jongkok menggunakan latihan awalan 11 langkah karena ketepatan dan kecepatannya lebih baik dibandingkan awalan 9 langkah dan mempengaruhi hasil lompat jauh gaya jongkok putri.

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II dan siap diajukan dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Semarang,

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Khomsin, M.Pd NIP. 130469639

Drs. M. Nasution, M.Kes NIP. 131876219

Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Drs. Wahadi, M.Pd NIP. 131571551

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pada hari Tanggal : Senin : 11 Juli 2005

Panitia Ujian Ketua Panitia Sekretaris

Drs. Sutardji, MS NIP. 130525506

Drs. Wahadi, M.Pd NIP. 131571551

Dewan Penguji,

1. Sri Haryono, S.Pd, M. Or (Ketua) NIP. 132205930

2. Dr. Khomsin, M.Pd NIP. 130469639

(Anggota)

3. Drs. M. Nasution, M.Kes (Anggota) NIP. 131876216

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Bulatkan niat, lakukan usaha, siapkan hati menerima yang terbaik menurut Allah SWT

PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Kedua orangtuaku 2. Suami dan Anak-anakku tersayang 3. Rekan-rekan dan almamaterku FIK yang tercinta. 4. Teman, sahabat dan sejawat yang telah memberikan dorongan. 5. Semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi dalam rangka menyelesaikan studi S1 untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, pengarahan dan kerjasama dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dukungan selama penyelesaian studi penulis. 3. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memotivasi penulis selama melaksanakan kegiatan belajar di Jurusan PKLO. 4. Bapak Dr. Khomsin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. M. Nasution, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang banyak memberi bimbingan dan pengarahan pada peneliti dalam menyusun skripsi hingga selesai. 5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga UNNES yang telah mencurahkan seluruh ilmu dan pengetahuan kepada penulis. 6. Bapak Kepala Sekolah Dasar Negeri Banjarejo Boja yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk kegiatan penelitian guna penyelesaian tugas skripsi. 7. Para Rekan pendidik di SD Negeri Banjarejo Boja dan rekan mahasiswa yang telah meluangkan waktunya untuk membantu peneliti pengambilan data skripsi. vi

8. Teman-teman senasib seperjuangan di PKLO 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah Subhanahu Wataalla memberikan pahala dan ridho atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap agar dengan penyusunan skripsi ini akan dapat memberikan manfaat dan barokah bagi kita semua Penulis

vii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... HALAMAN SARI....................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................ DAFTAR TABEL........................................................................................ DAFTAR GAMBAR................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... A. Alasan Pemilihan Judul............................................................ B. Permasalahan............................................................................ C. Tujuan Penelitian ..................................................................... D. Penegasan Istilah...................................................................... E. Manfaat Penelitian................................................................... BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................... A. Landasan Teori......................................................................... 1. Pengertian Atletik ............................................................... 2. Pengajaran Atletik di Sekolah Dasar .................................. 3. Lompat Jauh ....................................................................... 4. Latihan ................................................................................ 5. Metode Latihan Awalan Lompat Jauh................................ B. Hipotesis................................................................................... BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... A. Populasi................................................................................... B. Sampel..................................................................................... C. Variabel Penelitian .................................................................. viii i ii iii iv v vi viii x xi xii 1 1 5 5 6 9 10 10 10 10 11 20 23 26 28 28 29 30

D. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. E. Instrumen Penelitian................................................................ F. Metode Pengumpulan Data ..................................................... G. Langkah-langkah Penelitian.................................................... H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian ....................... I. Analisa Data ............................................................................. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. A. Hasil Penelitian ....................................................................... B. Pembahasan ............................................................................ BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................... A. Simpulan ................................................................................. B. Saran-saran..............................................................................

30 31 32 32 35 38 40 40 41 45 45 45

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................

46 48

ix

DAFTAR TABEL

Tabel : 4.1 Rangkuman Perhitungan Statistik Hasil Post Test Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II......................

Halaman

41

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman 14 15 17 19 24 25 26

1. Menentukan Langkah Awalan ............................................................. 2. Sikap dan Gerakan dalam Melakukan Tolakan ................................... 3. Gerakan dalam Lompat Jauh Gaya Jongkok ....................................... 4. Sikap Tubuh pada saat Pendaratan ...................................................... 5. Latihan Awalan Lompat Jauh ............................................................. 6. Mengukur Run Up Awalan 9 Langkah ................................................ 7. Mengukur Run Up Awalan 11 Langkah .............................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SK Pembimbing....................................................................................

Halaman 48 49 50 51 52 53 55 57 58 59 63

2. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas.......................................................... 3. Surat Ijin dari SD ................................................................................... 4. Tabel Daftar Populasi ............................................................................ 5. Tabel Daftar Sampel .............................................................................. 6. Data Nama dan Hasil Tes Awal Lompat Jauh....................................... 7. Tabel Data Hasil Tes Awal.................................................................... 8. Tabel Daftar Nama Subyek Anggota Kelompok ................................... 9. Kalender Penelitian................................................................................ 10. Tabel Program Latihan dan Tes Lompat Jauh ....................................... 11. Daftar Petugas Pelaksanaan Penelitian .................................................. 12. Tabel Perhitungan Statistik pada Tes Awal Kelompok Eksperimen I dan II.............................................................. 13. Tabel Hasil Post Tes Lompat Jauh ........................................................ 14. Tabel Perhitungan t-test Hasil Lompat Jauh Kelompok Eksperimen I ....................................................................... 15. Tabel Perhitungan t-test Hasil Lompat Jauh Kelompok Eksperimen II ...................................................................... 16. Tabel Perhitungan Data Statistik Hasil Post Test .................................. 17. Tabel Nilai-nilai t...................................................................................

64 65

66

67 68 69

xii

BAB I PENDAHULUAN

Alasan Pemilihan JudulPembangunan pendidikan merupakan bagian yang integral dari pembangunan nasional yang diarahkan menuju ke peningkatan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Sebagai bagian dari Pendidikan Nasional, upaya pendidikan jasmani perlu dilaksanakan dengan terencana, teratur dan berkesinambungan. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olah raga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai setelah masa yang cukup lama. Karena itu, upaya pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan metode dan kurikulum sebagai

infrastrukturnya, sarana dan prasarana sebagai pendukungnya serta kesadaran dan kesabaran dari komponen pendidikan dalam pelaksanaannya. Pendidikan jasmani dan olahraga di lembaga pendidikan formal atau sekolah sebagai salah satu bagian kurikulum pendidikan pelaksanaannya secara intrakurikuler (pada jam sekolah) dan ekstrakurikuler (di luar jam sekolah). Dengan pelaksanaan pendidikan jasmani, peserta didik dibekali dan dididik secara psikhis (mental dan motivasi), dan dididik secara fisik jasmani (physical exercise). Latihan secara fisik akan memberikan bekal kemampuan dan keterampilan dalam gerak dasar yang dapat dipergunakan dalam masa perkembangan selanjutnya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam 1 perkembangannya untuk mencapai prestasi di bidang olahraga. xiii

Kesadaran dan minat masyarakat terhadap olahraga semakin besar. Olahraga di masyarakat telah tumbuh dan berkembang dalam berbagai bentuk

pelaksanaannya, pengorganisasiannya dan tujuan yang hendak dicapai yang berbeda pula sesuai dengan lingkup masyarakat yang melaksanakannya. Dalam kaitannya dengan pendidikan, olahraga sebagai salah satu media pendidikan yang sifatnya sangat positif karena dapat membangkitkan sikap dan perilaku yang positif di masyarakat. Olahraga sebagai media pendidikan memberikan arahan yang positif bagi perkembangan dan pertumbuhan jasmani, mental, sosial dan emosional secara serasi selaras dan seimbang bagi penggunanya jasmani dan rohani. Dalam lembaga pendidikan formal, pendidikan jasmani yang diberikan salah satunya adalah pendidikan gerak dan olahraga yang termuat dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Selain mengajarkan gerak dasar dan pembentukan kemampuan dan keterampilan gerak bagi peserta didik, pendidikan jasmani dan kesehatan juga memberikan bekal pengetahuan secara teoritis mengenai peningkatan kualitas kesehatan kehidupan peserta didik. Salah satu bagian dari pendidikan jasmani di lembaga formal adalah pendidikan gerak dan olah jasmani yang secara khusus merupakan pendekatan ke salah satu cabang olahraga tertentu berdasarkan kurikulum yang berlaku. Diantaranya adalah pembelajaran mengenai cabang olahraga atletik. Atletik merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan atletik sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani, seperti lari lompat, berjalan dan melempar. Di

xiv

samping itu atletik juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan teknik cabang olahraga. Mengingat bahwa olahraga atletik merupakan salah satu dasar pembinaan olahraga dan gerak jasmani, maka sangat penting peranan pembelajaran atletik pada peserta didik khususnya di sekolah dasar dengan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Pembelajaran atletik di sekolah dasar merupakan upaya peletakan dasar kemampuan olah tubuh dan olah gerak sehingga dalam proses pembelajarannya menekankan pada faktor kegembiraan pada anak dari permainan gerak dan kegiatan olahraga atletik. Unsur-unsur dalam pembelajaran atletik meliputi nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Lompat jauh merupakan salah satu bagian dalam pengajaran atletik di sekolah dasar sesuai dengan muatan materi Kurikulum dan suplemennya berdasar sistem semester SD / MI tahun 2000. Pembelajaran lompat jauh di sekolah dasar dilaksanakan dengan melihat pada keberadaan sarana dan prasarana sekolah yang bersangkutan, kemampuan siswa dan arah pengembangan selanjutnya. Lompat jauh yang diajarkan di sekolah dasar merupakan latihan bagi siswa untuk melakukan gerakan melompat dan mencapai jarak lompatan sejauh-jauhnya yang dimulai dengan gerakan lari sebagai awalan dalam melompat kemudian menolak pada papan tumpuan / tolakan kemudian gerakan melayang di udara dan akhirnya mendarat pada titik terjauh ke dalam bak pasir sebagai media pendaratannya. Dalam upaya pencapaian jarak lompatan sejauh-jauhnya tersebut seorang siswa harus memiliki beberapa persyaratan tertentu seperti misalnya kondisi fisik dan penguasaan teknik dalam lompat jauh yang baik.

xv

Dalam kaitannya dengan penguasaan teknik lompat jauh dalam pembelajaran di sekolah dasar, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan di antaranya : 1) Awalan yang baik dan tepat, 2) Macam gaya atau sikap tubuh pada saat melayang di udara yang telah umum digunakan oleh atlet profesional dalam lompat jauh untuk dapat mencapai jarak pendaratan yang optimal. Ketiga teknik atau gaya tersebut adalah Gaya Jongkok, Gaya Lenting dan Gaya Jalan di Udara, 3) Sikap pendaratan yang baik (Soegito dkk, 1992 : 143). Awalan dalam teknik lompat jauh umumnya diberikan dalam pembelajaran lompat jauh di sekolah dasar dengan berdasarkan kemampuan fisik siswa atau kondisi lapangan atau prasarana yang dimiliki oleh sekolah, misalnya halaman sekolah yang sempit tetapi digunakan sebagai lokasi pelaksanaan lompat jauh. Keterbatasan prasarana dalam proses pembelajarannya lompat jauh ini harus digabungkan dengan teknik pemilihan awalan yang tepat agar dapat memberikan hasil lompatan yang maksimal. Selain itu dalam pelaksanaan belajar mengajar pada siswa sekolah dasar, jarak awalan dalam lompat jauh hendaknya disesuaikan dengan kemampuan fisiknya, misalnya antara 15 sampai 20 meter atau 15 sampai 25 meter (Aip Syarifuddin, 1992 : 91). Bertolak dari latar belakang tersebut maka penulis terdorong untuk meneliti Pengaruh Latihan Awalan 9 dan 11 Langkah terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putri Kelas V - VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004/2005. Adapun alasan lain yang melatarbelakangi secara rinci adalah sebagai berikut :

xvi

1. Lompat jauh gaya Jongkok termasuk salah satu nomor atletik yang menjadi materi wajib dalam Kegiatan Belajar Mengajar sekolah dasar. 2. Untuk mengatasi keterbatasan prasarana dan kemampuan fisik siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dalam melakukan pembelajaran lompat jauh. 3. Untuk lebih mengenalkan awalan 9 langkah dan 11 langkah sebagai salah satu metode pelatihan lompat jauh gaya jongkok di sekolah dasar.

PermasalahanPermasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan awalan 9 langkah dan awalan 11 langkah terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005 ?

Tujuan PenelitianTujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan awalan 9 langkah dan awalan 11 langkah terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005. Bilamana diketemukan adanya perbedaan antara kedua bentuk latihan tersebut, maka selanjutnya diuji untuk mengetahui metode latihan mana yang lebih baik.

Penegasan IstilahUntuk menghindari kesalahan penafsiran dalam memahami judul penelitian ini maka akan dijelaskan istilah-istilah yang digunakan yaitu : Pengaruh xvii

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 664), pengaruh diartikan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu yaitu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian adalah suatu daya yang ada atau diperoleh dari latihan awalan lompat jauh yaitu 9 langkah dan 11 langkah. Latihan Latihan berasal dari kata Latih yang berarti : belajar membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu, sedangkan latihan berarti hasil dari latih (Depdikbud, 1995 : 569). Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang secara kontinyu dengan meningkat jumlah beban, untuk tercapainya tujuan latihan (Hadimsyah Noor, 1995 : 10). Latihan adalah proses sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan menambah jumlah beban dari setiap tahap latihan atau pekerjaannya (Harsono, 1988 : 101). Latihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses yang sistematik dalam membiasakan diri melakukan awalan lompat jauh dengan 9 langkah atau 11 langkah yang dilakukan berulang-ulang secara kontinyu untuk membiasakan diri dalam memperoleh kecakapan atau hasil lompat jauh gaya jongkok. Awalan Awalan adalah permulaan dalam mengawali suatu lompat jauh yang dilakukan sebelum menolak di balok tumpuan dengan posisi awal atau start berdiri dengan percepatan dan frekuensi lari serta langkah yang tetap (Gunther Bernard, 1993 : 13). Berdasarkan pengertian tersebut bahwa yang

xviii

dimaksud awalan dalam penelitian ini adalah gerakan lari sebagai permulaan dalam mengawali suatu lompat jauh dengan menggunakan 9 langkah dan 15 langkah yang dihitung dengan cara menghitung mundur dari balok tumpuan sampai dengan start berdiri. Lompat Jauh Lompat jauh adalah gerakan melompat ke depan dengan bertolak pada satu kaki untuk mencapai suatu kejauhan yang dapat dijangkau (Depdikbud, 1995 : 600). Menurut Aip Syarifudin (1992 : 531) yang dimaksud dengan lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan mungkin dengan cara melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lompat jauh adalah melompat ke depan dengan bertolak pada satu kaki melalui pemindahan titik berat badan untuk mencapai suatu jarak lompatan yang sejauh mungkin dapat dilakukan. Gaya Jongkok Gaya jongkok merupakan salah satu teknik gaya melompat yang biasa digunakan dalam olahraga lompat jauh. Gerakan yang mudah dikenali dari gaya lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan pada saat melayang di udara, badan dibulatkan dan kaki ditekuk sehingga posisi badan seolah-olah dalam keadaan jongkok. Menurut Soegito, dkk (1994 : 62) yang dimaksud gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh di mana setelah kaki menolakkan tubuh dari balok tumpu, kaki diayunkan ke depan atas untuk membantu

xix

mengangkat titik berat tubuh ke atas. Kemudian diikuti kaki tolak menyusul kaki ayun dan pada saat melayang kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok. Kemudian pada saat akan mendarat kedua kaki dan kedua tangan diluruskan ke depan bersamaan. Dengan demikian yang dimaksud dengan Pengaruh Latihan Awalan 9 dan 11 Langkah terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putri Kelas V - VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004/2005 dalam penelitian ini adalah proses suatu latihan dan perbedaan yang dilakukan berulang-ulang secara kontinyu dengan membiasakan diri dalam berlatih untuk memperoleh sesuatu kecakapan melalui latihan permulaan dalam mengawali suatu lompat jauh menggunakan 9 dan 11 langkah untuk mencapai suatu jarak lompatan yang sejauh mungkin dapat dilakukan pada olahraga lompat jauh siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun pelajaran 2004/2005.

E. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui pengaruh latihan awalan 9 dan 11 langkah dalam pembelajaran lompat jauh pada siswa putri Kelas V - VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi pelatih dan Guru Olahraga Sekolah Dasar Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi dan bahan pertimbangan berkaitan dengan pencapaian hasil dalam pelatihan atau pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan penggunaan metode latihan awalan 9 langkah dan 11 langkah yang dilakukan. 2. Bagi Siswa Sekolah Dasar xx

Penelitian ini akan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik bagi siswa selama pelatihan atau pembelajaran lompat jauh khususnya dalam pelatihan lompat jauh gaya jongkok.

xxi

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Pengertian Atletik Menurut pendapat dari Aip Syarifuddin (1992 : 2), atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan dan meliputi nomor-nomor jalan, lari, lempar, lompat dan loncat. Gerakan-gerakan yang dilakukan dan terdapat pada semua cabang olahraga, pada intinya merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan pada olahraga atletik. Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa atletik merupakan ibu dari semua cabang olahraga (Aip Syarifuddin, 1992 : 1). Atletik merupakan rangkaian aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan individu. Atletik juga merupakan sarana bagi pendidikan jasmani bagi peserta didik dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan lain sebagainya. 2. Pengajaran Atletik di Sekolah Dasar Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam atletik, sesuai dengan muatan kurikulum pendidikan merupakan salah satu materi untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti jalan, lari, loncat, lompat, dan melempar (Depdikbud, 1995 : 593). Cabang olahraga atletik juga berpotensi untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan teknik cabang olahraga. 10 xxii

Dalam kaitannya dengan penggunaan materi atletik dalam kurikulum pendidikan, pembelajaran pendidikan jasmani khususnya di tingkat sekolah dasar menggunakan materi atletik sebagai salah satu bahan pengajaran. Di antaranya adalah pengajaran lompat jauh. Selama ini pengajaran lompat jauh yang dilaksanakan hanyalah sekedar untuk memenuhi muatan materi dalam Proses belajar mengajar dan masih belum dilakukan untuk pencapaian sebuah prestasi dalam skala yang lebih luas. 3. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu cabang dalam olahraga atletik. Sebagai cabang dari olahraga atletik, gerakan-gerakan yang dilakukan dalam lompat jauh merupakan gabungan dan pengembangan dari gerakan-gerakan dasar atletik yaitu gerakan lari dalam menempuh awalan untuk memberikan daya tolakan yang maksimal dan gerakan melompat sebagai kelanjutannya untuk mencapai jarak lompatan sejauh-jauhnya. Berdasarkan pengertian dari Aip Syarifuddin (1999 : 60) lompat jauh didefinisikan sebagai suatu bentuk gerakan melompat dengan mengangkat kedua kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Menurut pengertian dari Depdikbud (1995 : 600), lompat jauh adalah gerakan meloncat ke depan dengan bertolak pada satu kaki untuk mencapai suatu kejauhan yang dapat dijangkau. Gerakan lompat jauh

xxiii

dapat dibagi menjadi awalan, tumpuan, atau tolakan, lompatan serta mendarat di bak pasir dengan kaki bersama-sama. Sasaran dan tujuan dari lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin di sebuah tempat pendaratan atau bak lompatan. Jarak lompatan ditunjukkan dengan ukuran panjang dari tepi papan lompatan yang paling dekat dengan bak lompatan sampai pada titik pendaratan paling dekat dengan papan tolakan yang ditandai dengan bekas sentuhan bak lompatan dengan tubuh atlet. Berdasarkan teknik dalam olahraga lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang biasanya digunakan, terutama oleh atlet profesional. Gaya yang digunakan tersebut merupakan gaya yang telah terbukti dapat memberikan hasil lompatan yang maksimal sesuai dengan kondisi fisik dan kemampuan atletnya. Beberapa macam gaya yang digunakan tersebut antara lain adalah 1) Gaya Jongkok, 2) Gaya Lenting dan 3) Gaya Berjalan di udara. Perbedaan dari ketiga gaya lompat jauh tersebut adalah pada posisi tubuh pada saat melayang di udara (Aip Syarifuddin, 1999 : 60). b. Tahapan dalam Lompat Jauh 1) Awalan Awalan dalam lompat tinggi merupakan gerakan lari yang dimulai dari keadaan start berdiri dan kemudian berlari dengan kecepatan yang semakin meningkat dari titik awal berdiri sampai dengan batas tolakan untuk memberikan daya dan dorongan semaksimal mungkin sebelum mengalihkan

xxiv

kecepatan horisontal menjadi kecepatan vertikal melalui tolakan pada papan tumpuan di depan bak lompatan. Sebagai pedoman atlet lompat jauh dalam mencari titik awalan harus dengan mengikuti beberapa dasar antara lain letak kaki tumpu harus selalu bertumpu pada keajegan dalam berlari artinya, setiap langkah lari harus selalu sama jaraknya. Kecepatan juga selalu dipertahankan untuk mencapai ketetapan saat berlari, kemudian ketepatan saat bertumpu pada balok tumpuan harus selalu tepat tanpa mengurangi kecepatan dan ketepatan saat bertumpu. Dari uraian tersebut yang dimaksud dengan awalan lompat jauh adalah rangkaian gerakan lari untuk mencapai kecepatan horisontal dan berakhir pada saat melompat ke depan dengan bertolak pada satu kaki untuk mencapai suatu hasil lompatan. Hasil yang optimal untuk dicapai dapat diperoleh dengan selalu memperhatikan teknik yang tepat, sehingga akan menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Beberapa syarat untuk melakukan awalan yang baik menurut Yusuf Adisasmita (1992 : 67) adalah : 1) Jarak lari yang disesuaikan dengan kemampuan pelompat, 2) Jarak awalan relatif cukup jauh (untuk anak sekolah dasar antara 15 20 meter), 3) Kecepatan lari dan irama langkah harus ajeg (rata), 4) Langkah-langkah terakhir diperkecil untuk menolak dengan lebih sempurna, 5) sikap lari seperti lari jarak pendek. Menurut Gunther Bernard (1993 : 68), untuk menentukan jarak awalan yang baik dapat dilakukan dengan perencanaan jumlah langkah awalan yang tepat dan selanjutnya dengan menggunakan tanda-tanda untuk mengatur ketepatan

xxv

langkah. Dalam menentukan langkah-langkah tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut :

Gambar 1 Menentukan Langkah Awalan (Bernhard, Gunter, 1993 : 68)

2) Tumpuan atau Tolakan Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerak horisontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat sebagai lanjutan dari gerakan lari pada awalan untuk sampai pada gerakan melayang. Gerakan melayang yang dilakukan dalam lompat jauh agar dapat dilakukan lebih lama tergantung pada kecepatan lari pada awalan dan ditambah dengan daya tolakan dari kaki tumpu pada saat tolakan atau tumpuan. Kecepatan maju pada saat melayang dapat dilakukan dengan maksimal oleh pelompat jauh dengan gerakan menolak ke atas pada sudut terbaik yaitu 45o yang telah dipersiapkan pada jarak tiga langkah terakhir pada lari awalan (Sudarminto, 1998 : 241). Cara bertumpu pada balok tumpuan harus dengan kuat. Tumit bertumpu terlebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki. Pandangan mata tetap lurus ke depan agak ke atas, pelompat jauh yang baik harus mempunyai xxvi

kepercayaan pada diri sendiri bahwa pada saat bertumpu sudah tepat pada balok penumpu hal ini harus ditunjang dengan keajegan dan ketepatan setiap langkah yang dilakukan oleh seorang atlet lompat jauh (Sudarminto, 1998 : 239). Gerakan menolak dimulai dengan meluruskan lutut dan kaki tumpu, kemudian kaki ayun diangkat dengan tinggi setara dengan paha kaki ayun dan bagian tungkai bawah bergantung lurus ke bawah. Pada saat menolak, titik berat badan tidak tepat di atas kaki tumpu tetapi lebih sedikit ke depan seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2 Sikap dan Gerakan dalam Melakukan Tolakan (Aip Syarifuddin, 1992 : 92) Menurut Gunther Bernard (1993 : 23) untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam melompat maka harus memiliki daya tumpu yang kuat. Oleh karena itu harus memiliki otot kaki yang kuat agar dapat menghasilkan daya ledak yang kuat. Bentuk latihan yang mengarah pada daya ledak antara lain : lompat-lompat di tempat dengan satu kaki bergantian, loncat di tempat dengan dua kaki, squat jump, dan lari sambil melompat gawang. xxvii

Setelah pelaksanaan gerakan menumpu pada papan tolakan maka gerakan selanjutnya yang dilakukan adalah gerakan melompat ke atas. Gerakan lompatan ini dilakukan dengan mengayunkan kaki setinggi mungkin dengan bantuan ayunan kedua tangan ke atas, agar seluruh badan terangkat ke atas, sudut lompatan yang baik adalah 20-35o. 3) Melayang Setelah melompat ke atas maka atlet akan berada dalam keadaan melayang di udara. Sikap saat melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan sudah terangkat tinggi ke atas. Pada saat itu keseimbangan harus dijaga jangan sampai terjatuh, bahkan kalau mungkin harus diusahakan membuat sikap atau gerakan untuk menambah jarak jangkauan lompatan. Usaha untuk menambah jarak jangkauan ini disebut dengan gaya. Gaya di saat atlet berada dalam posisi melayang di udara setelah melakukan tolakan dapat dibedakan menjadi tiga gaya yaitu gaya jongkok, berjalan di udara, bergantung dan gaya Schnapper. Lompat jauh gaya Jongkok merupakan salah satu gaya yang paling sering digunakan oleh atlet profesional ataupun atlet pemula karena beberapa pertimbangan yang mendasari penggunaannya antara lain mudah dipelajari, mudah untuk dilaksanakan dan juga dapat memberikan hasil lompatan yang optimal. Menurut Soegito, dkk (1994 : 62) yang dimaksud gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh di mana setelah kaki menolakkan tubuh dari balok tumpu, kaki diayunkan ke depan atas untuk membantu mengangkat titik berat tubuh ke atas. Kemudian diikuti kaki tolak menyusul kaki ayun dan xxviii

pada saat melayang kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok. Kemudian pada saat akan mendarat kedua kaki dan kedua tangan diluruskan ke depan bersamaan. Bentuk gerakan dalam lompat jauh gaya jongkok ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4 Gerakan dalam Lompat jauh Gaya Jongkok (Sunaryo Basuki, 1979 : 101) Hal yang terpenting dalam gerakan lompat jauh gaya jongkok ini adalah tetap terpeliharanya keseimbangan badan dan mengusahakan untuk melayang selama mungkin di udara serta menyiapkan posisi kaki dalam keadaan jongkok dan kemudian meluruskannya setelah mencapai tahap akan melakukan pendaratan. 4) Pendaratan Pada saat melayang dan kemudian mendarat diperlukan tinggi lompatan konsentrasi pada gaya lompatan dan dilakukan dengan pendaratan yang mulus artinya posisi saat mendarat tidak terjadi kesalahan mendarat dan tangan tidak menyentuh tanah atau pasir di belakang kaki mendarat. xxix

Pada waktu akan mendarat di bak lompatan, diperlukan gerakan pendaratan yang dimulai dengan meluruskan kaki ke depan dan merapatkan kedua kaki, kemudian membungkukkan badan ke depan dan mengayunkan kedua tangan di depan sehingga berat badan dapat dibawa ke depan. Selama pelaksanaan gerakan ini harus diusahakan untuk jatuh atau menyentuh bak lompatan pada kedua ujung kaki yang dirapatkan kemudian sesegera mungkin melipatkan kedua lutut di bawah dagu merapat ke dada sambil mengayunkan kedua tangan ke bawah arah belakang untuk segera mungkin dibawa ke depan badan. Menurut Gunther (1993 : 42) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pendaratan, di antaranya adalah : 1) Posisi pendaratan. Pendaratan terbaik adalah sebagai gerakan lanjutan dari pola melayang pusat gaya berat; 2) Posisi tubuh bagian atas Posisi setegak mungkin dengan tungkai yang terjulur lurus ke depan; 3) Posisi tangan. Posisi tangan yang sebelumnya terletak di belakang tubuh, sesaat sebelum pendaratan tangan harus segera dilempar ke muka juga saat kaki menyentuh pasir, tangan segera membantu untuk memberikan tumpuan badan di samping kaki; 4) Efisiensi posisi landing. Efisiensinya tergantung pada teknik yang digunakan pada saat melayang yaitu untuk mengurangi atau memperlambat rotasi sewaktu mulai melayang / setelah kaki tumpu melakukan tolakan. Gerakan yang dilakukan seefisien mungkin tetapi memberikan dorongan secara optimal maka hasil yang dicapai melalui lompatan gaya jongkok akan maksimal. Untuk lebih jelas posisi-posisi badan yang benar dalam melakukan pendaratan lompat jauh gaya jongkok dapat dilihat pada gambar berikut : xxx

Gambar 3 Sikap Tubuh pada saat Pendaratan (Bernhard, Gunther, 1993 : 42) Dengan melihat mekanika gerak suatu pendaratan maka dapat dilihat bahwa kedua kaki akan menyentuh landasan / tempat mendarat pada kedua tumit dan posisi kaki yang lurus ke depan dengan diikuti ayunan kedua tangan ke depan. Gerakan ini dimaksudkan sebagai suatu perpindahan posisi proyeksi titik berat badan yang sebelumnya berada di belakang kedua kaki dipindahkan ke depan sehingga moment reaksi kerjanya sesuai dengan arah lompatan. Dengan moment yang mengarah ke depan maka tubuh akan terdorong ke depan sehingga akan membantu dalam pencapaian jarak lompatan yang optimal dan menghindarkan terjadinya pendaratan dengan posisi terduduk yang mengakibatkan sentuhan bagian tubuh atlet pada bak lompatan di belakang tubuh pelompat jauh dan akan sangat merugikan bagi pelompat dengan berkurangnya jarak lompatan. 4. Latihan

xxxi

a. Pengertian Latihan Latihan berasal dari kata Latih yang berarti : belajar membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu, sedangkan latihan berarti hasil dari latih (Depdikbud, 1995 : 569). Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang secara kontinyu dengan meningkat jumlah beban, untuk tercapainya tujuan latihan (Hadimsyah Noor, 1995 : 10). Latihan adalah pelajaran membiasakan atau memperoleh sesuatu kecakapan (Poerwodarminto, 1995 : 571). Latihan memiliki tujuan untuk melatih kekuatan, otot-otot, kecepatan, daya tahan, kelincahan, ketangkasan, dan keterampilan (Soegito, 1993 : 154). Menurut Wijanarko (1993 : 154) bahwa latihan dilaksanakan oleh atlet bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, ketepatan, membentuk daya tahan, dan menambah kelincahan serta keterampilan. Kemampuan manusia dalam melakukan suatu kegiatan olahraga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kondisi fisik, usia, jenis kelamin, bakat, kesiapan dan kemauan. Untuk dapat meningkatkan kemampuan baik secara fisik maupun secara teknik dilakukan suatu latihan yang didasarkan pada beberapa prinsip latihan. b. Prinsip Prinsip Latihan Seorang pelatih maupun atlet di dalam mengerjakan latihan dilaksanakan oleh atlet dengan tujuan harus menganut prinsip-prinsip tertentu baik secara umum, maupun spesialisasi suatu cabang olah raga. Prinsip-prinsip xxxii

latihan menurut Sajoto (1996 : 45) adalah : prinsip kontinyu, beban bertambah, individual, interval, penekanan, kekhususan dan gizi. Lebih terperinci prinsip latihan dalam bidang olahraga adalah sebagai berikut : 1) Latihan dilakukan secara berulang-ulang; 2) Pengulangan dari gerakan yang diinginkan selama latihan secara terus menerus akan menjadi suatu gerakan yang otomatis dilakukan oleh atlet. Dengan otomatisasi gerakan tersebut maka akan dapat tercapai suatu tingkat kecepatan yang optimal dan penggunaan tenaga yang se-efisien mungkin; 3) Latihan yang diberikan harus cukup berat. Pemberian dengan tingkat yang relatif cukup berat akan dapat memberikan rangsangan bagi tubuh untuk lebih mudah beradaptasi pada lingkungan yang dikehendaki. Pemberian beban tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada Prinsip Beban Lebih (Overload Principle) di mana melalui pemberian rangsangan secara optimal tersebut dengan latihan yang dilakukan tiap hari dengan beban yang kian bertambah akan mengakibatkan perubahanperubahan yang diinginkan dalam tubuh atlet; 4) Latihan harus cukup meningkat. Pelaksanaan latihan secara berulang-ulang, bertahap dengan peningkatan beban akan memberikan efektivitas kemampuan fisik atlet. Peningkatan dalam hal pemberian beban harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet dan dilakukan bertahap. Jika tidak disesuaikan dengan kemampuan atlet maka akan memberikan akibat yang negatif dan menimbulkan kelainan dalam tubuh atlet. Hal tersebut lazim disebut sebagai gejala overtrained yang terutama disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut : 1) Latihan yang diberikan terlampau berat; 2) xxxiii

Kesalahan metodis latihan; 3) Sebab-sebab kejiwaan yang tidak dapat dijelaskan; 4) Latihan dilakukan secara teratur (Hadimsyah Noor, 1995 : 92). Pelaksanaan latihan secara kontinyu dan sesuai prinsip latihan akan memberikan akibat positif bagi kondisi fisik atlet dan memudahkan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan latihan. Berlatih dalam jangka waktu 90 menit perhari, dapat dikatakan telah dapat mencukupi kebutuhan apabila latihan tersebut dilakukan dengan teratur dan bersungguh-sungguh (Hadimsyah Noor, 1995 : 92); c. Kemampuan Berprestasi Prestasi yang dapat dicapai oleh seorang atlet dibatasi oleh kemampuan atlet dan batas tersebut dapat dikatakan relatif karena masih tergantung oleh berbagai hal lainnya. Faktor psikologis seperti tingkat kejenuhan dan rasa putus asa akan dapat dikurangi dengan pemberian motivasi, selingan dan variasi latihan sehingga akan memunculkan partisipasi aktif dan kesungguhan pada atlet dalam menghadapi beban latihan secara periodik. 5. Metode Latihan Awalan Lompat Jauh Awalan adalah permulaan dalam mengawali suatu lompat jauh yang dilakukan sebelum menolak di balok tumpuan dengan posisi awal atau start berdiri dengan percepatan dan frekuensi lari serta langkah yang tetap (Gunther Bernard, 1993 : 13). Kecepatan dan ketepatan dalam melakukan lari awalan sangat mempengaruhi hasil lompatan dalam lompat jauh, pelompat yang tidak mempunyai kecepatan dalam melakukan lari awalan dikatakan sebagai tidak mempunyai xxxiv

harapan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya (Yusuf Adisasmita, 1992 : 67). Jarak awalan dapat dikatakan relatif, tergantung pada atlet yang berlatih. Latihan awalan dan gerakannya seperti tersebut di atas dapat dilihat pada gambar berikut :

xxxv

Gambar 5 Latihan Awalan Lompat jauh (Bernhard, Gunther, 1993 : 67) a. Latihan Awalan 9 Langkah Awalan yang dimaksud dengan menggunakan 9 langkah yaitu awalan yang dilakukan dengan lari 9 langkah, tumpuan dihitung mundur dengan awalan start berdiri di balok tumpuan berlari ke arah awalan dihitung dari kaki tumpu depan dan berakhir dengan kaki tumpu yang sama sampai mencapai jumlah langkah sebanyak 9 langkah. Teknik awalan 9 langkah dalam lompat jauh gaya jongkok dilakukan dengan mengukur run up. Urutan untuk mengukur run up bagi pemula menurut Carr (2000 : 144) adalah sebagai berikut : 1) Pelompat berdiri dengan posisi melangkah, menghadap run up dengan kaki tidak melompat diletakkan di belakang pinggir papan tolakan. 2) Pelompat berlari sebanyak 9 langkah sepanjang run up dengan langkah pertama menggunakan kaki yang melompat. 3) Menghitung setiap langkah dengan kaki yang melompat dalam urutan 1, 3, 5, 7 dan 9. xxxvi

4) Menandai langkah yang ke-9 sebagai titik awal run up. Dan kemudian atlet meletakkan kaki yang tidak melompat pada tanda tersebut dan mengambil satu langkah ke arah bak pasir dengan kaki yang melompat. Jumlah langkah yang ganjil dalam run up akan mendapatkan kaki yang melompat pada papan tolakan. Untuk lebih jelas, langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 6 Mengukur Run Up Awalan 9 langkah (Carr, Gerry A, 2000 : 145) b. Latihan Awalan 11 Langkah Latihan Awalan 11 Langkah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahwa awalan yang dilakukan dengan lari 11 langkah, tumpuan dihitung mundur dengan awalan start berdiri di balok tumpuan berlari ke arah awalan dihitung dari kaki tumpu depan dan berakhir dengan kaki tumpu yang sama sampai mencapai jumlah langkah 11. Untuk menghitung awalan 11 langkah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan awalan 9 langkah, hanya dengan melakukan penambahan langkah

xxxvii

sebanyak 2 langkah. Untuk lebih jelasnya pengukuran run up pada awalan 11 langkah dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 7 Pengukuran Run Up Awalan 11 langkah (Carr, Gerry A, 2000 : 147)

B. Hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya ( Sudjana, 1996 : 135). Kecepatan dan ketepatan dalam melakukan lari awalan sangat

mempengaruhi hasil lompatan dalam lompat jauh. Pemberian latihan awalan 9 langkah jika dibandingkan dengan latihan awalan 11 langkah mempunyai

beberapa perbedaan yaitu 1) jarak yang terpaut dua langkah, 2) kecepatan yang dihasilkan pada saat tumpuan, 3) ketepatan meletakkan kaki pada saat melakukan tumpuan. Berdasarkan logika sederhana maka dapat disimpulkan bahwa latihan awalan 11 langkah mempunyai beberapa kelebihan yaitu kecepatan yang

xxxviii

dihasilkan lebih besar dan ketepatan peletakan kaki pada papan tumpuan lebih akurat. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut : Ada perbedaan pengaruh antara latihan awalan 9 langkah dengan latihan awalan 11 langkah terhadap kemampuan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas V-VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004/2005.

xxxix

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Populasi Pengertian dari populasi adalah sebagai seluruh objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1996:115). Populasi diartikan sebagai keseluruhan obyek penelitian. Sutrisno Hadi (2000:479) mendefinisikan populasi sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi diartikan sebagai keseluruhan atau sebagian obyek penelitian yang dipilih dengan pertimbanganpertimbangan tertentu. Berdasarkan pengertian populasi di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu atau obyek penelitian yang diduga mempunyai ciri atau sifat yang sama untuk diambil kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Jumlah dari populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 siswa putri. Alasan yang mendasari pengambilan populasi tersebut sebagai subyek penelitian adalah 1) mempunyai jenis kelamin yang sama, 2) keseluruhannya adalah siswa SD Negeri Banjarejo dan mendapatkan materi pembelajaran yang sama dalam olahraga yaitu lompat jauh gaya jongkok, 3) kesamaan usia yaitu antara 10 12 tahun. Baerdasarkan pada aspek homogenitas, populasi dapat dianggap cukup homogen dan dapat dijadikan sebagai subyek penelitian mengingat pertimbangan tersebut di atas. Selain hal tersebut, dengan melihat pada segi jumlah, populasi dapat 28 dianggap cukup mewakili untuk dipilih sebagai sampel penelitian. xl

B. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian, dan mampu memberikan gambaran dari populasi. Pengambilan jumlah sampel didasarkan pada pertimbangan menurut pendapat Suharsimi Arikunto (1998 : 120), apabila subyek yang diteliti jumlahnya kurang dari 100, maka akan lebih baik diambil semua sebagai sampel sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100, jumlah sampel yang dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, dengan tergantung setidaktidaknya dari : kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dan dari setiap besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mengingat jumlah populasi yang sebanyak 40 orang atau kurang dari 100 orang, dan sesuai dengan pendapat Suharsimi bahwa populasi yang kurang dari 100 orang maka sampel yang diambil adalah keseluruhan dari jumlah populasi atau disebut juga dengan total sampling. Disebut demikian karena jumlah sampel yang digunakan merupakan keseluruhan (total) dari populasi (Winarno Surakhmad, 1980 : 100). Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 100% karena untuk mempermudah dalam perhitungan dan untuk mengantisipasi bila ada yang gagal dalam penelitian.

C. Variabel Penelitian xli

Variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek dalam suatu penelitian (Suharsimi, 1993 : 89). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1994 : 224) yang dimaksud dengan variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan adanya variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Variabel bebas, yang terdiri dari : a. Latihan awalan 9 langkah b. Latihan awalan 11 langkah 2. Variabel terikat yaitu hasil lompat jauh gaya jongkok.

D. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini penelitian eksperimen, sesuai dengan pendapat dari Suharsimi Arikunto (1993 : 3), penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Pelaksanaan penelitian eksperimen ini meliputi tes awal (Pre Test), pelatihan awalan 9 dan 11 langkah, dan tes akhir (Post Test) yaitu untuk menguji hasil pelaksanaan latihan dan kemudian membandingkan hasil dari tes akhir dengan hasil tes awal sebelum pelaksanaan latihan. Eksperimen yang dilakukan adalah untuk melihat akibat dari perlakuan yang diberikan, dalam hal ini adalah pemberian latihan awalan 9 dan 11 langkah dalam lompat jauh gaya jongkok. Pola yang dipergunakan adalah pola M-S atau Matching by Subject. Menurut Sutrisno Hadi (2000 : 484), metode Matching by Subject adalah sekaligus group matching karena pada hakekatnya metode ini

xlii

merupakan pemisahan dari pasangan-pasangan subyek penelitian atau pair of subject. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan ordinal pairing yang diperoleh melalui tes awal (pre test) lompat jauh gaya jongkok. Hasil tes kemudian dipasangkan atau diseimbangkan dengan pola A-B - B-A dan tiap pasangan dipisahkan menjadi dua kelompok sehingga dapat diperoleh pasanganpasangan yang seimbang dan bertolak pada titik tolak yang sama yaitu hasil pre test. Selama penelitian ini subyek penelitian yang berjumlah 40 orang dipisahkan menjadi pasangan yang masing-masing berjumlah 20 pasangan subyek. Masingmasing kelompok pasangan subyek diberi nama Kelompok Eksperimen I yang diberikan perlakuan latihan awalan 9 langkah dan Kelompok Eksperimen II yang diberikan perlakuan latihan awalan 11 langkah.

E. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut (Suharsimi Arikunto, 1993 : 188). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) program latihan awalan lompat jauh 9 langkah; 2) program latihan awalan lompat jauh 11 langkah; 3) Tes lompat jauh gaya jongkok sesuai dengan Pedoman yang ditetapkan oleh PASI.

F. Metode Pengumpulan Data Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data. Metode pengumpulan data adalah merupakan langkah penting dalam suatu penelitian

xliii

karena akan berhubungan langsung dengan data yang diperoleh selama penelitian.

G. Langkah-langkah Penelitian Untuk memperlancar pelaksanan penelitian dan mencapai tujuan yang diharapkan, dalam pelaksanaan penelitian perlu dipersiapkan langkah-langkah agar penelitian menjadi terencana, terarah dan sistematis. Adapun langkahlangkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan penelitian, terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan mengingat tahap persiapan merupakan landasan bagi

pelaksanaan penelitian. Diantaranya hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah tempat pelaksanaan pre test, tempat latihan awalan, perlengkapan latihan dan tes, dan tenaga pelaksana penelitian. 2. Tempat Latihan Tempat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai tempat pelaksanaan tes awal, pelaksnaan latihan dan pelaksanaan tes akhir adalah lapangan olahraga / halaman sekolah SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Penggunaan tempat tersebut atas seijin dari Kepala SD Negeri Banjarejo. 3. Alat dan Perlengkapan Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari : 1) Bak lompat jauh, 2) Roll meter, 3) Bendera kecil, 4) cangkul / perata

xliv

pasir, 5) alat tulis / pencatat hasil penelitian, 6) Data / absen nama subjek penelitian. 5. Tenaga Pelaksana Penelitian Supaya lebih mempermudah dan memperlancar pelaksanaan penelitian ini peneliti dibantu oleh beberapa petugas pembantu yang terdiri dari guru dan rekan mahasiswa dalam mempersiapkan peralatan dan pencatatan

pelaksanaan tes. 6. Pelaksanaan Penelitian Secara keseluruhan pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan subyek sebanyak 18 kali pertemuan yang terbagi menjadi 3 kali pertemuan setiap minggu dan berlangsung selama 6 minggu. Di dalamnya termasuk pre test dan post test dan dilakukan sejak tanggal 11 Februari 2005 sampai dengan tanggal 23 Maret 2005 yang terbagi dalam tiga jenis kegiatan yaitu : 1) Tes awal, 2) Pelaksanaan latihan dan 3) Tes akhir. a. Tes awal (Pre Test) Tes awal dilaksanakan di lapangan / halaman SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja. Sesuai dengan pelaksanaannya, dalam tes awal ini didasarkan pada Buku Peraturan Perlombaan Atletik dari PASI. Sebelum pelaksanaan tes lompat jauh gaya jongkok, subyek diberikan pengarahan dan penjelasan mengenai peraturan dan tata cara pelaksanaan tes, kemudian baru dilaksanakan tes dan hasilnya dicatat ke dalam draft pencatatan hasil yang telah disiapkan sebelumnya. Tes awal dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Februari 2005 mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai. b. Pelaksanaan Latihan

xlv

Dalam pelaksanaan latihan dilakukan dengan mengatur jumlah waktu dalam setiap pertemuan sebanyak 90 menit dengan pembagian 10 menit untuk pemanasan, 70 menit latihan inti dan 10 menit untuk penenangan. Latihan dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat mulai pukul 15.0016.30 WIB. Untuk materi latihan pada kelompok eksperimen 1 adalah latihan awalan 9 langkah dan untuk kelompok eksperimen II adalah latihan awalan 11 langkah. Untuk penyajian materi disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia, alokasi materi dan waktu terbagi menjadi : 1) Pemanasan Pemanasan diberikan kepada subyek sebagai persiapan fisik sebelum melakukan latihan inti. Pemanasan ini sangat penting untuk menaikkan suhu tubuh dan menghindari resiko terjadinya cidera akibat berubahnya letak sendi atau otot selama latihan inti. Pelaksanaan pemanasan dilakukan dengan lari keliling lapangan, senam kelentukan ringan dan senam khusus yang bertujuan untuk menyiapkan subyek agar beradaptasi sesuai dengan materi yang akan diberikan dalam latihan inti. 2) Latihan Inti Latihan inti dilakukan sesuai dengan materi yang akan diteliti yaitu melatih awalan dalam lompat jauh 9 langkah dan 11 langkah pada kelompok yang berbeda. Setelah masing-masing kelompok melakukan latihan awalan lompat jauh kemudian dilatih materi lompat jauh gaya jongkok secara bersama-sama. 3) Penenangan

xlvi

Penenangan dilakukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan yaitu selama 10 menit yang bertujuan untuk memulihkan kembali kondisi fisik ke dalam keadaan normal. Adapun gerakan yang diberikan dalam penenangan ini adalah gerakan stretching dan kemudian diberikan koreksi atas jalannya latihan. c. Tes Akhir (Post Test) Setelah program latihan dilaksanakan selama 18 kali pertemuan, kemudian pada tanggal 23 Maret 2005 dilaksanakan tes akhir yang dilakukan untuk memperoleh hasil lompat jauh gaya jongkok baik dari kelompok eksperimen I maupun kelompok eksperimen II setelah mengikuti program latihan.

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian Setiap pelaksanaan penelitian ilmiah akan mempunyai banyak faktor yang memberikan pengaruh, baik secara positif maupun secara negatif. Dalam upaya mencapai tujuan penelitian secara optimal, seorang peneliti harus mempersiapkan beberapa alternatif untuk mencegah dan mengatasi faktor yang mempengaruhi secara negatif. Dalam penelitian ini diidentifikasi terdapat beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap upaya pencapaian hasil penelitian secara optimal, di antaranya adalah : 1. Faktor Minat dan Kesungguhan Subyek Penelitian Selama melakukan latihan, minat dan kesungguhan subyek penelitian untuk mengikuti latihan dan mencapai tujuan penelitian sangat memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian. Oleh karena itu penulis diharapkan dapat memahami dan memberikan motivasi dan pendekatan yang baik kepada

xlvii

subyek agar tetap mempunyai minat dan kesungguhan terhadap pelaksanaan penelitian. 2. Faktor Kemampuan Subyek Setiap individu / subyek dalam penelitian mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda. Baik dalam hal pemahaman penjelasan, kemampuan melakukan bentuk gerakan materi yang benar maupun dari kemampuan fisik untuk melakukan lompatan dengan maksimal. Kemungkinan melakukan kesalahan dalam pelaksanan latihan dan tes sangat mungkin terjadi, untuk itu peneliti selalu berusaha untuk melakukan koreksi atas kesalahan yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok dalam tiap pertemuan latihan. 3. Faktor Materi Latihan Selama pemberian materi latihan awalan lompat jauh, faktor kejelasan dan kecermatan dalam mengamati pelaksanaan latihan sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah kesalahan yang dapat dilakukan oleh subyek penelitian. Pemberian materi yang mudah dipahami sangat diperlukan mengingat subyek penelitian adalah para siswi sekolah dasar. Penjelasan disertai dengan contoh gerakan yang dapat segera ditirukan oleh subyek penelitian akan membantu dalam pemahaman materi latihan. 4. Faktor Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian diupayakan selengkap mungkin dan dipersiapkan jauh sebelum pelaksanaan latihan untuk membantu tercapainya kelancaran dalam pelaksanaan penelitian. Peralatan yang paling penting untuk disiapkan dalam hal ini adalah lapangan dan bak pasir, roll

xlviii

meter untuk pengukuran, bendera kecil, cangkul atau perata pasir, peluit, peralatan tulis, daftar hadir dan draft pencatatan hasil lompatan. 5. Faktor Kebosanan Berdasarkan pengamatan pada materi latihan, pada setiap pertemuan dan jumlah pertemuan sebanyak 18 kali, selalu dilakukan pengulangan materi yang sama, maka kemungkinan subyek penelitian akan merasakan kebosanan yang dapat menurunkan minat dan motivasi dalam berlatih. Hal tersebut jika tidak segera diatasi akan dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan penelitian. Oleh karena itu dalam pelaksanaan latihan dapat diselingi dengan kegiatan permainan dan kegiatan olahraga lainnya sehingga dapat mengurangi rasa bosan atau jenuh pada subyek penelitian. 6. Faktor Kegiatan Subyek di Luar Kegiatan Penelitian Siswa sekolah dasar yang selain mempunyai kewajiban

melaksanakan kegiatan belajar di sekolah, juga mempunyai kewajiban untuk mengikuti kegiatan belajar di luar jam sekolah. Akan tetapi dalam hal ini peneliti telah memberikan rambu atau memberikan tekanan agar subyek penelitian tidak melakukan kegiatan latihan yang sama dengan yang diteliti untuk menghindari terjadinya porsi latihan yang menyimpang dari program latihan yang telah ditentukan dalam pelaksanaan penelitian. 7. Faktor Cuaca Karena pelaksanaan kegiatan dilakukan di luar ruangan sedangkan pada waktu penelitian bertepatan dengan musim hujan, maka gangguan terhadap pelaksanaan latihan oleh cuaca sering terjadi. Untuk menghindari gangguan

xlix

terhadap kelancaran program, jika pada saat jadwal latihan tidak dapat dilakukan karena hujan maka dapat diganti hari berikutnya.

G. Analisa Data Setelah pelaksanaan penelitian maka diperoleh data yang diperoleh dari pengukuran hasil lompatan dapat diolah untuk mengetahui hasil penelitian. Analisis yang dilakukan terhadap penelitian ini adalah dengan metode perbandingan yang menggunakan rumus t test rumus pendek / short method sesuai pada taraf signifikansi 5%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2000 : 490), bahwa rumus pendek adalah cara yang efisien untuk mengetahui suatu perbedaan antara dua keadaan akibat perlakuan yang berbeda. Pengujian hipotesis memberikan kemungkinan hasil yaitu : Apabila nilai t statistik hasil perhitungan menunjukkan yang lebih kecil dari nilai t tabel taraf signifikan 5% maka Hipotesis kerja (Ha) ditolak. Apabila nilai statistik hasil perhitungan menunjukkan hasil lebih besar atau sama dari nilai t tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka hipotesis kerja (Ha), diterima.

l

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan t-test rumus pendek diperoleh nilai hitung dari : 1. Perhitungan t-test dari Tes Awal (Kelompok Eksperimen I dan II) Melihat pada hasil perhitungan t-test Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II pada hasil tes awal (sebelum diberikan perlakuan / latihan) diperoleh nilai t hitung sebesar 1,869 yang jika dibandingkan dengan nilai t tabel dengan db = 20-1 taraf signifikansi 5% sebesar 2,093 maka nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel. Dengan demikian maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil lompat jauh gaya jongkok Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II sebelum perlakuan (latihan). Selain untuk mengetahui keadaan testee sebelum pemberian latihan tersebut di atas, hasil tes awal dipergunakan dalam menentukan urutan testee untuk dimatchingkan sebagai cara untuk membagi kelompok. 2. Perhitungan t-test dari hasil pelaksanaan Tes Akhir Kelompok Eksperimen I dan II. Berdasarkan hasil perhitungan untuk mengetahui nilai koefisien uji t dari perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Rangkuman Perhitungan Statistik Hasil Post Test 40 Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Kelompok Eksperimen I Eksperimen II Rata-rata Hasil Lompatan 248,30 6,994 285,00 2,093 Signifikan T hitung T tabel Keterangan

Berdasarkan tabel rangkuman hasil uji t pada kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II diketahui bahwa nilai uji t yang diperoleh adalah sebesar 6,994 dan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan db = 20 -1 taraf signifikansi 5% sebesar 2,093, maka nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh li

secara signifikan antara Kelompok Eksperimen I dengan Kelompok Eksperimen II. Dengan demikian maka hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh antara latihan awalan 9 langkah dengan latihan 11 langkah terhadap hasil lompatan dalam lompat jauh gaya jongkok siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005 diterima.

B.

Pembahasan

Melihat pada hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian pada Kelompok Eksperimen I yang diberikan perlakuan (latihan) awalan lompat jauh 9 langkah dan Kelompok Eksperimen II yang diberikan perlakuan (latihan) awalan lompat jauh 11 langkah diperoleh nilai t hitung yang lebih besar jika dibandingkan dengan nilai t tabel, yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan uji t antara hasil tes akhir Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II yang menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat dikatakan pula bahwa kelompok eksperimen II yang diberikan latihan awalan 11 langkah memperoleh pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok eksperimen I yang diberikan latihan awalan 9 langkah. Melihat pada hasil perhitungan statistik dan angka-angka hasil perhitungan dengan rumus yang digunakan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh dari pemberian latihan awalan dengan 9 langkah dan 11 langkah terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putri SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005, jika dibandingkan dengan hasil tes awal sebelum diberikan latihan menunjukkan bahwa pemberian latihan awalan 9 dan 11 langkah memberikan peningkatan pada hasil lompat jauh gaya jongkok. Hal tersebut didasarkan pada teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini telah disebutkan bahwa awalan yang tepat akan dapat mempengaruhi hasil lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan oleh siswa usia sekolah dasar. Penggunaan awalan 9 langkah dan 11 langkah dirasa sudah tepat untuk digunakan oleh atlet pemula, hal tersebut juga mengingat pada kemampuan fisik dan kondisi prasarana yang terbatas sehingga awalan 9 dan 11 langkah merupakan pilihan yang terbaik. Sedangkan untuk pemilihan awalan yang paling tepat antara awalan 9 dan 11 langkah dalam pelaksanaan lompat jauh untuk siswa putri kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005 dengan didasarkan pada hasil rata-rata lompat jauh kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II dapat terlihat bahwa kelompok eksperimen II yang dilatih dengan awalan lompat jauh 11 langkah mempunyai hasil rata-rata lompat

lii

jauh yang lebih tinggi dari pada hasil rata-rata lompat jauh dari kelompok eksperimen I. Pelatihan awalan lompat jauh 11 langkah memberikan hasil yang lebih baik pada hasil rata-rata lompat jauh siswa putri Kelas V dan VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004 / 2005. Berdasarkan teori yang ada, awalan lompat jauh 11 langkah dapat memberikan peningkatan dalam ketepatan dalam melakukan tumpuan. Peralihan kecepatan horisontal ke vertikal tidak menjadi gangguan atau hambatan dan bahkan dapat menambah dorongan dalam menambah jumlah waktu melayang (lamanya waktu melayang) setelah melakukan tolakan sehingga menghasilkan jarak lompatan yang optimal (Sudarminto, 1998 : 241). Sebaliknya pada awalan lompatan 9 langkah jarak yang ditempuh terlalu dekat sehingga sebelum kecepatan lari maksimal dicapai subyek harus segera melakukan tolakan dan hal tersebut menimbulkan gangguan penempatan tumpuan yang kurang tepat, sehingga tolakan menjadi kurang maksimal dan mengurangi waktu melayang di udara. Akibatnya jarak lompatan yang dicapai menjadi tidak maksimal. Menurut Hukum Newton II disebutkan bahwa percepatan suatu benda merupakan perbandingan yang sebanding dengan kekuatan yang menyebabkan dan terjadi searah dengan arah bergeraknya kekuatan itu (Anonim, 1993 : 34). Penerapan hukum Newton II ini dapat dilihat pada rangkaian gerakan seorang atlet lompat jauh yang dimulai dari titik diam (sebelum awalan) dan kemudian melakukan awalan, maka percepatannya semakin bertambah sampai kemudian atlet tersebut melakukan tolakan pada bidang tumpuan dan melakukan gerakan melompat ke bak pasir. Semakin besar percepatan yang diperoleh akan menghasilkan jarak lompatan yang lebih baik. Percepatan yang lebih besar dalam penelitian ini diperlihatkan oleh awalan 11 langkah dibandingkan dengan awalan 9 langkah, hal tersebut disebabkan jarak awalan 11 langkah lebih baik dibandingkan dengan 9 langkah baik dalam jarak maupun ketepatan pada waktu melakukan tumpuan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian telah diterima dan menjawab permasalahan serta mencapai tujuan dari penelitian ini. Penentuan populasi, sampel, variabel dan pelaksanaan kegiatan penelitian seperti tes awal, pelaksanaan latihan dan tes akhir kesemuanya didasarkan pada teori dan aturan yang ada sehingga memberikan dasar yang baik pada penelitian ini. Penentuan metode, instrumen dan langkah penelitian serta pelaksanan analisis dan pemilihan alat analisis sudah terbukti dan benar dan memberikan hasil yaitu tercapainya tujuan penelitian ini.

liii

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pembahasan maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pemberian latihan awalan 9 dan awalan 11 langkah terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas V-VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja. 2. Pemberian latihan awalan 11 langkah memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan pemberian latihan awalan 9 terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas V-VI SD Negeri Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2004/2005.

B.

Saran

Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian tersebut adalah sebaiknya pelatih ataupun guru pendidikan jasmani dalam melakukan pelatihan lompat jauh untuk mencapai jarak lompatan yang optimal disarankan untuk menggunakan latihan awalan 11 langkah karena terbukti latihan awalan 11 langkah dapat memberikan hasil lompatan yang lebih baik dibandingkan dengan latihan awalan 9 langkah.

liv

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifudin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud Anonim, 1993. Pengenalan Kepada Teori Pelatihan. Jakarta : PASI Bambang Widjanarko dan Ismaryati. 1994. Pendidikan Atletik. Jakarta : Depdikbud Bernhard, Gunther. 1993. Atletik. Semarang : Dahara Prize Carr, Gerry. 2000. Atletik untuk Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo Persada Depdikbud.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Engkos Kosasih. 1985. Olahraga, Teknik dan Program Latihan. Jakarta : Depdikbud. Hadimsyah Noor. 1995. Kepelatihan Dasar. Jakarta : Depdikbud Harsono. 1988. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : Tambak Kusuma. Johnson, Barry, L. 1979. Practical Measurements For Evaluation In Physical Education. New York : Macimillan Publishing Company. M Sajoto. 1995. Peningkatan Dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Nana Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Soegito, dkk. 1994. Materi Pokok Pendidikan Atletik. Jakarta : Depdikbud Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. -------------------------. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. 1996. Metodologi Reseach I, II, dan IV. Yogyakarta : Andi Offset. ----------------. 1994. Metodologi Reseach I, II, dan IV. Yogyakarta : Andi Offset. ------------------. 2000. Statistik 1. Yogyakarta : Andi Offset Winarno Surahmad. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.

lv

WJS Poerwadarminta. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : P.N Balai Pustaka. Yusuf Adisasmita. 1992. Olahraga Pilihan. Atletik. Jakarta : Depdikbud

lvi

Lampiran 1 DATA NAMA DAN HASIL TEST AWAL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRI KELAS V DAN VI SD NEGERI

BANJAREJO KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2004 / 2005

Nama Siswa Urut Test1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 MUAWANAH SITI MUNTAMAH RIWAYATI MIR LUT ROMADHONAH VITA LINDA MEGA DWI F FITRI PIPIT GEMI FIKI VIA SUJI TATIK RETNO TIKA

Hasil (dalam cm)

Prestasi Tertinggi

Urutan

I314 314 313 275 280 280 230 270 255 210 250 220 200 200 285 210 216 205

II270 314 299 269 190 198 264 209 203 234 180 225 190 274 207 193 220

III314 315 301 294 229 188 221 252 254 243 183 247 195 194 249 233 179 314 315 313 275 294 280 230 270 264 209 254 250 220 247 225 194 285 233 216 220 2 1 3 10 4 8 24 11 13 33 14 15 36 18 27 35 6 23 32 30

21 22 23 24

21 22 23 24

RENI PURWANING WULAN RINI

230 189 280 281

180 223 257 250

222 215 249 264

230 223 280 281

25 29 9 7

lvii

25 26 27 28 29 30

25 26 27 28 29 30

KURNIA RINA EVA LUSI YULI IKA

225 266 185 162 249

235 206 180 225 220

188 213 217 186 237 190

225 266 217 186 237 249

28 12 31 39 22 16

Nama Siswa Urut Test31 32 33 34 35 36 37 33 39 40 31 32 33 34 35 36 37 33 39 40 SINTA CIKA RIKA SUCI MEGA AZIZAH ELI FUADAH YUNI ANNA TRIYA

Hasil Lompatan

Prestasi Tertinggi

Urutan

I171

II196 153 215 194 219 204 180 200 236

III175 196 289 183 238 226 248 238 180 200 247 38 5 40 21 26 17 19 34 37 20

289 174209 227 225 180 179 247

249 183238 226 248 238 203 240

lviii

Lampiran 2 DATA TEST AWAL DIMATCHINGKAN UNTUK PEMBAGIAN KELOMPOKNo Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Test 02 01 03 05 32 17 24 06 23 04 08 26 09 11 12 30 36 14 40 34 37 29 18 07 21 35 15 25 22 20 Hasil (Cm) 315 314 313 294 289 285 281 280 280 275 270 266 264 254 250 249 248 247 247 238 238 237 233 230 230 226 225 225 223 220 Matching Pasangan 02 01 Hasil Matching 315 314

Nama Siswa SITI MUAWANAH MUNTAMAH MIR CIKA SUJI RINI LUT WULAN RIWAYATI VITA RINA LINDA DWI F FITRI IKA AZIZAH GEMI TRIYA SUCI ELI FUADAH YULI TATIK ROMANDHONAH RENI MEGA FIKI ELIS PURWANING TIKA

Rumus A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A B

05 03

294 313

32 17

289 285

06 24

280 281

23 04

280 275

26 08

266 270

09 11

264 254

30 12

249 250

36 14

248 247

34 40

238 247

37 29

238 237

07 18

230 233

21 35

230 226

25 15

225 225

22 20

223 220

lix

No Urut 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Test 27 19 10 38 13 16 39 31 28 33

Nama Siswa EVA RETNO MEGA YUNI PIPIT VIA ANNA SINTA LUSI RIKA

Hasil (Cm) 217 216 209 203 200 200 200 196 186 183

Rumus B A A B B A A B B A

Match 19 - 27

Pasangan 216 217

10 38

209 203

16 13

200 200

39 31

200 196

33 28

183 186

lx

Lampiran 3 DAFTAR NAMA SUBYEK ANGGOTA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II HASIL MATCHING TES AWAL Kelompok Eksperimen I No. No Tes1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

NamaSITIMIR CIKA LUT WULAN RINA LINDA IKA RESA SUCI ELI FUADAH ROMANDHONAH RENI ELIS PURWANING

Hasil315294 289 280 280 266 264 249 248 238 238 230 230 225 225

Kelompok Eksperimen II No. No Tes Nama Hasil1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

02 05 32 06 23 26 09 30 36 34 37 07 21 25 22 19 10 16 39 33N=

01 03 17 24 04 08 11 12 14 40 29 18 35 15 20 27 38 13 31 28

MUAWANAH MUNTAMAH SUJI RINI RIWAYATI VITA DWI F DFITRI GEMI TRIYA YULI TATIK MEGA W FIKI TIKA

314 313 285 281 275 270 254 250 247 247 237 233 226 225 220 217

RETNO MEGA H VIA ANNA RIKA20

216 204 200 200 1834874

EVA SISKA PIPIT SINTA LUSI

203 200 196 1864879

N = 20

Mean =

243.70

Mean =

243.95

lxi

Lampiran 4 PERHITUNGAN t Test HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA TEST AWAL ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN IINoUrut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml Mean No Test 01- 02 05 - 03 32 - 17 06 - 24 23 - 04 26 - 08 09 - 11 30 - 12 36 - 14 34 - 40 37 - 29 07 - 18 21 - 35 25 - 15 22 - 20 19 - 27 10 - 38 16 - 13 39 - 31 33 - 28 Eksp. I 315 294 289 280 280 266 264 249 248 238 238 230 230 225 225 216 204 200 200 183 4874 243.70 -0.25 679.75 20 (20 - 1) Hasil Eksp. II 314 313 285 281 275 270 254 250 247 247 237 233 226 225 220 217 203 200 196 186 4879 243.95 D Xe1 - Xe 2 1 -19 4 -1 5 -4 10 -1 1 -9 1 -3 4 0 5 -1 1 0 4 -3 -5 -0.25 -0.25 1.7888 d (D - Md) 1.25 -18.75 4.25 -0.75 5.25 -3.75 10.25 -0.75 1.25 -8.75 1.25 -2.75 4.25 0.25 5.25 -0.75 1.25 0.25 4.25 -2.75 13.25 d2 2

(D - Md) 1.563

351.563 18.063 0.563 27.563 14.063 105.063 0.563 1.563 76.563 1.563 7.563 18.063 0.063 27.563 0.563 1.563 0.063 18.063 7.563 679.75

T hitung =

=

=

-0.1869

Dengan db = N (20 1) dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakan nol dalam Tabel t adalah 2,086. Nilai t Hitung yang diperoleh adalah - 0,1869, sehingga t hitung nilainya lebih kecil dari nilai t tabel.

lxii

Dengan demikian maka hipotesis nol diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal pada kelompok Eksperimen I dan kelompok Eksperimen II

lxiii

Lampiran 5 TABEL PERHITUNGAN t Test HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRI KELAS V DAN VI SD BANJAREJO KELOMPOK EKSPERIMEN I (AWALAN 9 LANGKAH)NoUrut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml Mean No. Test 02 05 32 06 23 26 09 30 36 34 37 07 21 25 22 19 10 16 39 33 Post test 316299 292 285 284 270 266 251 249 240 241 237 233 229 231

NEGERI

Hasil Pre test 315294 289 280 280 266 264 249 248 238 238 230 230 225 225

D Xe1 - Xe 2 1 5 3 5 4 4 2 2 1 2 3 7 3 4 6 3 2 4 15 16 92 4.60 4.60 0.8179

d (D - Md) -3.60 0.40 -1.60 0.40 -0.60 -0.60 -2.60 -2.60 -3.60 -2.60 -1.60 2.40 -1.60 -0.60 1.40 -1.60 -2.60 -0.60 10.40 11.40 4.80

d

2 2

(D - Md) 12.960 0.160 2.560 0.160 0.360 0.360 6.760 6.760 12.960 6.760 2.560 5.760 2.560 0.360 1.960 2.560 6.760 0.360

219 206 204 215 199 4966 248.30 4.60 310.80 20 (20 - 1)

216 204 200 200 183 4874 243.70

108.160 129.960 310.8

T hitung =

=

=

5.0864

Kesimpulan :

lxiv

Dengan db = N (20 1) dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakan nol dalam Tabel t adalah 2,086. T hitung yang diperoleh adalah 5,0864, sehingga t hitung nilainya lebih besar dari angka t tabel. Dengan demikian maka hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok Eksperimen I Lampiran 6 TABEL PERHITUNGAN t Test HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRI KELAS V DAN VI SD NEGERI BANJAREJO KELOMPOK EKSPERIMEN II (AWALAN 11 LANGKAH)

lxv

NoUrut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml Mean No Test 01 03 17 24 04 08 11 12 14 40 29 18 35 15 20 27 38 13 31 28 332 314 300 294 302 305 302 307 337 311 278 285 281 276 268 247 287 221 229 224 5700 285.00

Hasil Post Test Pre Test 314 313 285 281 281 270 265 250 247 247 237 233 232 225 230 217 203 200 199 186 4915 245.75

D Xe1 - Xe 2 18 1 15 13 21 35 37 57 90 64 41 52 49 51 38 30 84 21 30 38 785 39.25 39.25 26.2099

d (D - Md) -21.25 -38.25 -24.25 -26.25 -18.25 -4.25 -2.25 17.75 50.75 24.75 1.75 12.75 9.75 11.75 -1.25 -9.25 44.75 -18.25 -9.25 -1.25 83.75

d

2 2

(D - Md)

451.563 1463.063 588.063 689.063 333.063 18.063 5.063 315.063 2575.563 612.563 3.063 162.563 95.063 138.063 1.563 85.563 2002.563 333.063 85.563 1.563 9959.75

T hitung =

39.25 9959.75 20 (20 - 1)

=

=

7.6667

Dengan db = N (20 1) dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakan nol dalam Tabel t adalah 2,086. T hitung yang diperoleh adalah 7,6667, sehingga t hitung nilainya lebih besar dari angka t tabel. Dengan demikian maka hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok Eksperimen II

lxvi

Lampiran 4 TABEL DAFTAR POPULASI No1

Nama Siswa2

Kelas3

Keterangan4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

MUAWANAH SITI AMIROH MUNTAMAH RIWAYATI MIR SAFIAH LUTFIANA KHIKMAH ROMADHONAH MARIA VITA ANDRIAN S LINDA YULI WAHYUNINGSIH MEGA AYU HAPSARI DWI FITRIANINGSIH FITRI APRILIA PIPIT NOVITASARI GEMI FEDRERIKA FIKI AMALIAH VIA ISMIYATI SUJIATUN SITI SUHARTATIK RETNO SETYAWATI AGUSTIKA MAULIDA PUTRI

21 22 23 24 25 26 27 28 29 3031 32 33 34 35 36 37

RENITA KHUSNUL FADHILAH PURWANING UTAMI FITRIA WULANDARI RINI SULISTYANI KURNIA AYU SETYAWATI RINA INDRA ISWARI EVA RUSIYATI LUSIA SETYAWATI YULI PITASANTI IKA YULI WARDANISITI MARFUAH CIKA ADNA FIRDAUSSY RICCA PURNAMA SARI DIAN SUCI RAHMAWATI DIAH MEGA WATI TUFATUL AZIZAH ELI FUADAH

VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI V V V V V V V V V V V V V V V V V

lxvii

33 39 40

YUNI APRIYANI ANNA SRI WULAN TRIYA RAHMA WATI

V V V

Lampiran 5 TABEL DAFTAR SAMPEL No1

Nama Responden2

Kelas3

Keterangan4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

MUAWANAH SITI AMIROH MUNTAMAH RIWAYATI MIR SAFIAH LUTFIANA KHIKMAH ROMADHONAH MARIA VITA ANDRIAN S LINDA YULI WAHYUNINGSIH MEGA AYU HAPSARI DWI FITRIANINGSIH FITRI APRILIA PIPIT NOVITASARI GEMI FEDRERIKA FIKI AMALIAH VIA ISMIYATI SUJIATUN SITI SUHARTATIK RETNO SETYAWATI AGUSTIKA MAULIDA PUTRI

21 22 23 24 25 26 27 28 29 3031 32 33 34

RENITA KHUSNUL FADHILAH PURWANING UTAMI FITRIA WULANDARI RINI SULISTYANI KURNIA AYU SETYAWATI RINA INDRA ISWARI EVA RUSIYATI LUSIA SETYAWATI YULI PITASANTI IKA YULI WARDANISITI MARFUAH CIKA ADNA FIRDAUSSY RICCA PURNAMA SARI DIAN SUCI RAHMAWATI

VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI V V V V V V V V V V V V V V

lxviii

35 36 37 33 39 40

DIAH MEGA WATI TUFATUL AZIZAH ELI FUADAH YUNI APRIYANI ANNA SRI WULAN TRIYA RAHMA WATI

V V V V V V

Lampiran 6 TABEL DATA NAMA DAN HASIL TES AWAL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRI KELAS V DAN VI SD NEGERI BANJAREJO KECAMATAN BOJA

KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2004 / 2005

Nama Siswa Urut Test1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 MUAWANAH SITI AMIROH MUNTAMAH RIWAYATI MIR SAFIAH LUTFIANA KHIKMAH ROMADHONAH MARIA VITA ANDRIAN S LINDA YULI WAHYUNINGSIH MEGA AYU HAPSARI DWI FITRIANINGSIH FITRI APRILIA PIPIT NOVITASARI GEMI FEDRERIKA FIKI AMALIAH VIA ISMIYATI SUJIATUN SITI SUHARTATIK

Hasil (dalam cm)

Prestasi Tertinggi

Urutan

I314 314 313 275 280 280 230 270 255 210 250 220 200 200 285 210

II270 314 299 269 190 198 264 209 203 234 180 225 190 274 207

III314 315 301 294 229 188 221 252 254 243 183 247 195 194 249 233 314 315 313 275 294 280 230 270 264 209 254 250 220 247 225 194 285 233 2 1 3 10 4 8 24 11 13 33 14 15 36 18 27 35 6 23

lxix

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029

RETNO SETYAWATI AGUSTIKA MAULIDA PUTRI

216 205

193 220

179 -

216 220

32 30

RENITA KHUSNUL FADHILAH PURWANING UTAMI FITRIA WULANDARI RINI SULISTYANI KURNIA AYU SETYAWATI RINA INDRA ISWARI EVA RUSIYATI LUSIA SETYAWATI YULI PITASANTI

230 189 280 281 225 266 185 162 -

180 223 257 250 235 206 180 225

222 215 249 264 188 213 217 186 237

230 223 280 281 225 266 217 186 237

25 29 9 7 28 12 31 39 22

Nama Siswa Urut Test 3031 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Hasil Lompatan

Prestasi Tertinggi

Urutan

IIKA YULI WARDANISITI MARFUAH CIKA ADNA FIRDAUSSY RICCA PURNAMA SARI DIAN SUCI RAHMAWATI DIAH MEGA WATI TUFATUL AZIZAH ELI FUADAH YUNI APRIYANI ANNA SRI WULAN TRIYA RAHMA WATI

II 220196 153 215 194 219 204 180 200 236

III 190175

3031 32 33 34 35 36 37 38 39 40

249171

249196 289 183 238 226 248 238 180 200 247

1638 5 40 21 26 17 19 34 37 20

289 174209 227 225 180 179 247

249 183238 226 248 238 203 240

lxx

Lampiran 7 TABEL DATA HASIL TES AWAL DIMATCHINGKAN UNTUK PEMBAGIAN KELOMPOKNo Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Test 02 01 03 05 32 17 24 06 23 04 08 26 09 11 12 30 36 14 40 34 37 29 18 07 21 35 15 Hasil (Cm) 315 314 313 294ADNA

Nama SiswaSITI AMIROH

Rumus A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A B B

Matching Pasangan 02 01

Hasil Matching 315 314

MUAWANAH MUNTAMAHMIR SAFIAH CIKA FIRDAUSSY SUJIATUN

05 03

294 313

289 285 281 280 280 275

32 17

289 285

RINI SULISTYANILUTFIANA KHIKMAH

06 24

280 281

FITRIA WULANDARI RIWAYATIMARIA ANDRIAN S VITA

23 04

280 275

270 266 264 254 250

26 08

266 270

RINA ISWARI

INDRA

LINDA YULI WAHYUNINGSIH DWI FITRIANINGSIH FITRI APRILIA

09 11

264 254

30 12

249 250

IKA WARDANI

YULI

249 248 247 247 238 238 237 233 230 230 226 225

TUFATUL AZIZAH GEMI FEDRERIKA TRIYA RAHMA WATI DIAN RAHMAWATI SUCI

36 14

248 247

34 40

238 247

ELI FUADAH YULI PITASANTISITI SUHARTATIK

37 29

238 237

07 18

230 233

ROMANDHONAH RENITA KHUSNUL FADHILAHDIAH MEGA WATI FIKI AMALIAH

21 35

230 226

25 15

225 225

lxxi

28 29 30

25 22 20

KURNIA AYU SETYAWATI PURWANING UTAMIAGUSTIKA MAULIDA PUTRI

225 223 220

A A B 22 20 223 220

lxxii

No Urut 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Test 27 19 10 38 13 16 39 31 28 33

Nama Siswa EVA RUSIYATIRETNO SETYAWATI MEGA AYU HAPSARI YUNI APRIYANI PIPIT NOVITASARI VIA ISMIYATI ANNA WULAN SRI

Hasil (Cm) 217 216 209 203 200 200 200 196 186 183

Rumus B A A B B A A B B A

Matching Pasangan 19 - 27

Hasil Matching 216 217

10 38

209 203

16 13

200 200

39 31

200 196

SITI MARFUAH

LUSIA SETYAWATIRICCA PURNAMA SARI

33 28

183 186

lxxiii

Lampiran 8 TABEL DAFTAR NAMA SUBYEK ANGGOTA

KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II HASIL MATCHING TES AWAL Kelompok Eksperimen I No. No Tes1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nama

Hasil315294 289 280 280 266 264 249 248 238 238 230 230 225 225

Kelompok Eksperimen II No. No Tes Nama Hasil1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

02 SITI AMIROH 05 MIR SAFIAH 32 CIKA ADNA FIRDAUSSY 06 LUTFIANA KHIKMAH 23 FITRIA WULANDARI 26 RINA INDRA ISWARI 09 LINDA YULI WAHYUNINGSIH 30 IKA YULI WARDANI 36 TUFATUL AZIZAH 34 DIAN SUCI RAHMAWATI 37 ELI FUADAH 07 ROMADHONAH 21 RENITA KHUSNUL F 25 KURNIA AYU SETYAWATI 22 PURWANING UTAMI 19 RETNO SETYAWATI 10 MEGA AYU HAPSARI 16 VIA ISMIYATI 39 ANNA SRI WULAN 33 RICCA PURNAMA SARIN = 20

01 MUAWANAH 03 MUNTAMAH 17 SUJIATUN 24 RINI SULISTYANI 04 RIWAYATI 08 MARIA VITA ANDRIAN S 11 DWI FITRIANINGSIH 12 FITRI APRILIA 14 GEMI FEDRERIKA 40 TRIYA RAHMA WATI 29 YULI PITASANTI 18 SITI SUHARTATIKTATIK 35 DIAH MEGA WATI 15 FIKI AMALIAH 20 AGUSTIKA MAULIDA P 27 EVA RUSIYATI 38 YUNI APRIYANI 13 PIPIT NOVITASARI 31 SITI MARFUAH 28 LUSIA SETYAWATIN = 20

314 313 285 281 275 270 254 250 247 247 237 233 226 225 220 217

216 204 200 200 1834874

203 200 196 1864879

Mean =

243.70

Mean =

243.95

lxxiv

Lampiran 9 KALENDER PENELITIAN Bulan Februari 2005 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Bulan Maret 2005 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Keterangan : = Test Awal (Pre Test) = Treatment (latihan) = Test Akhir (Post Test) Hari latihan Jam : Senin, Rabu, Jumat : 15.00 16.30 WIB

lxxv

Tempat

: Halaman SD Negeri Banjarejo

lxxvi

Lampiran 10 TABEL PROGRAM LATIHAN DAN TES LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Siswa Putri Kelas V dan VI SD Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal 1. Kelompok Eksperimen 1 2. Kelompok Eksperimen 2 3. Frekuensi Latihan 4. Waktu 5. Jumlah Pertemuan 6. Petunjuk Pelaksanaan a. Pelaksanaan pre test dan post test - Diawali dengan pemanasan. - Secara bergantian siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan awalan 15 sampai dengan 20 m. - Hasil lompatan diukur dengan roll meter. - Setelah selesai melakukan test ditutup dengan penenangan dan evaluasi. b. Pelaksanaan latihan Didahului dengan pemanasan. Subyek penelitian dibagi menjadi dua yaitu kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2. Kelompok Eksperimen 1 melakukan latihan awalan 9 langkah. Kelompok Eksperimen 2 melakukan latihan awalan 11 langkah. Kemudian secara urut absensi melakukan lompat jauh gaya jongkok. : : : : : Latihan awalan 9 langkah Latihan awalan 11 langkah 3 x seminggu 90 menit 6 minggu

c. Waktu pelaksanaan Hari dan tanggal sesuai dengan program latihan yang tersusun. Waktu : Pre test pukul 08.00-09.30 WIB Latihan pukul 15.00-16.30 WIB Post tes pukul 08.00-09.30 WIB lxxvii

-

Tempat

:

SD Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

lxxviii

No

Hari

Kegiatan Eksperimen 1 Pemanasan Joging mengelilingi lapangan 1x Peregangan dinamis Eksperimen 2 Pemanasan - Joging keliling lapangan 1x - Peregangan dinamis Tes awal (pre test) Lompat jauh gaya jongkok Penenangan

PertemuanI

Tanggal Jumat 11-02-05

Waktu 10

1

Tes awal (pre test) Lompat jauh gaya jongkok Penenangan Peregangan statis

70

10 10

2

II III IV

Senin 14-02-05 Rabu 16-02-05 Jumat 18-02-05

Pemanasan