PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA...

126
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA KOPERASI TERHADAP KINERJAKOPERASI PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Ilmu Ekonomi Islam Disusun oleh: MUKHAMAD KASANUDIN 072411045 FAKULTAS SYARI’AH INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA...

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA KOPERASI TERHADAP KINERJAKOPERASI

PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1

Ilmu Ekonomi Islam

Disusun oleh:

MUKHAMAD KASANUDIN 072411045

FAKULTAS SYARI’AH INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2011

ii

iii

iv

ABSTRAK

Kinerja koperasi dapat dilihat pertumbuhan omzet usaha, perkembangan anggota maupun SHU merupakan indikator berhasilnya koperasi dalam menjalankan usahanya. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan koperasi, salah satunya adalah dari faktor sumber daya manusianya. Yang menjadi permasalahannya, bagaimana tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Adakah pengaruh yang nyata terhadap kinerja koperasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi, tingkat kinerja koperasi, dan pengaruh kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.

Populasi penelitian ini sebanyak 11 kopontren. Adapun variabel yang diteliti meliputi kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi sebagai variabel bebas dan kinerja koperasi pondok pesantren sebagai variabel terikat. Data diperoleh melalui Dinas koperasi dan UMKM dan survei langsung. dokumentasi dan . Data dianalisis menggunakan regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak sudah ”sangat baik”. Dari 11 koperasi pondok pesantren yang diteliti memperoleh skor rata-rata 4,029 dalam penelitian ini di kategorikan sangat baik. sedangkan untuk kinerja koperasi pondok pesantren memperoleh nilai skor rata-rata sebesar 3,624 dalam penelitian ini dikategorikan ”baik”. . kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi berpengaruh terhadap kinerja koperasi pondok pesantren d Kabupaten Demak.

terbukti dari hasil uji T diperoleh bahwa nilai t hitung adalah 2,315, sedangkan nilai t tabel adalah 2,011 yang lebih kecil dibanding dengan t hitung. Artinya, ada pengaruh signifikan antara variabel kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi (X) terhadap variabel kinerja koperasi (Y). Sedangkan dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,100, ini artinya bahwa variasi perubahan variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas kualitas SDM (X) sebesar 10%. Sedangkan sisanya 90% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Dapat diambil simpulan bahwa kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak sudah ”sangat baik”. Kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi berpengaruh positif terhadap kinerja koperasi pondok pesantren. Dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Saran yang disampaikan adalah Bagi koperasi pondok pesantren di wilayah kabupaten Demak diharapkan lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena hal tersebut memiliki andil dalam meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren. Sedangkan bagi Dinas Koperasi dan UMKM. Untuk semua koperasi pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak. Diharapkan untuk menghidupkan/mendirikan persatuan koperasi pondok pesantren se-Kabupaten Demak.

v

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Juni 2011 Deklarator,

Mukhamad Kasanudin NIM. 072411045

vi

MOTTO

Tiada untaian kata yang sanggup terucap ketika hari yang dinantikan

tiba, hanya kata syukur yang mampu terucap setelah mimpi itu dapat terwujud.

Jika kamu dapat bermimpi, kamu pasti dapat mewujudkannya “if you can

dream it, you can do it”.

Pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga dalam hidup ini.

Berdoalah pada Allah. Karena sesungguhnya doa memberikan kekuatan

pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan

memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, baik sebagai hamba allah dan insan

akademis, karya ilmiyah yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1) Almamaterku & Pengelola Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo

2) Pembimbing Bapak Rahman El-Junusi, S.E, M.M, & Bapak Rustam Dahar

KAH, M.Ag.

3) Semua Keluarga Penulis: Bapak & Ibu Tercinta ( Sugondo & Afifah ) Adhek2

Aku Tersayang ( Fauzi & Ana ).

4) Keluarga besar Pondok Pesantren Al- Islah Mangkang Kulon wabil khusus

KH.A. Hadlor ihsan dan Bu Hj. Amin Nyai sekeluarga yang penulis tunggu

barokah dan manfaat ilmunya.

5) Ms. Casterman, ms. Sarah, Bu yuyu, bu susan, bu desi, mba’ aya, yang selalu

mendukung penulis baik dikala sasah mau pun senang.

6) Teman-teman ku IAYC, terimaksih atas dukungan yang selama ini kalian

berikan kepada ku ya.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad, Taufiq

dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul: “PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

PENGELOLA KOPERASI TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK

PESANTREN DI KABUPATEN DEMAK”. Dengan demikian tanpa banyak

menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat dan

pengikutnya.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Setrata Satu (S.1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah

IAIN Walisongo Semarang.

Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua

yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun

yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan

kepada:

1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Dr. Ali Murtandho, M.Ag, selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur

Fatoni, M.Ag, selaku Sekjur Ekonomi Islam.

4. Bapak Rahman El-Junusi, S.E, M.M, selaku Dosen Pembimbing I, serta

Bapak Rustam Dahar KAH, M.Ag, selaku Dosen pembimbing II, yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang

yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

ix

6. Seluruh Pengelola Koperasi Pondok Pesantren Kabupaten Demak yang telah

membantu memberikan fasilitas dan waktunya. Semua itu sangat berharga

bagi penulis.

7. Seluruh keluarga besar penulis, serta yang paling ku cintai Bapak dan Ibu ku

(Sugondo dan Afifah). Penulis menghaturkan banyak terimakasih atas do’a

serta arahannya, sehingga penulis selalu bisa melangkah dengan pasti.

8. Seluruh anggota YKAI (Ibu Yuyun, Ibu Desi, Ibu susan, Mbak Aya), serta

seluruh Anggota IAYC, penulis ucapkan terima kasih yang besar. Kalian

semua adalah ruh yang membangkitkan penulis untuk selalu melangkah

optimis.

9. Untuk teman-teman penulis di kelas paket EiA maupun EiB 2007, khususnya

kelas paket EiB 2007, terimakasih kawan. Kalian adalah teman-teman yang

paling baik dan jangan pernah terputus tali persahabatan kita.

10. Untuk teman-teman kos Bringin (Haqi, Fajri, Sa’ad, Alaik, Afit) kalian adalah

teman-teman yang ada dalam suka maupun duka.

Semoga kebaikan dan ketulusan mereka semua menjadi amal ibadah di

sisi Allah SWT. Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penggarapan

skripsi ini, namun semuanya tidak akan terlepas dari kekurangan. Maka dari itu,

kritik dan saran serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu, sehingga

sempurnanya penulisan skripsi ini.

Semarang, Juni 2011 Penulis

Mukhamad Kasanudin NIM. 072411045

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ iv

HALAMAN DEKLARASI ..................................................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................ viii

HALAMAN DAFTAR ISI ...................................................................... x

HALAMAN DAFTAR TABEL .............................................................. xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ......................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 12

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 13

1.5 Sistematika Penulisan .................................................... 13

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Koperasi ....................................................................... 15

2.2 Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan Dan Prinsip Koperasi... 16

2.2.1 Asas koperasi ....................................................... 16

2.2.2 Landasan koperasi................................................. 17

2.2.3 Fungsi koperasi..................................................... 18

2.2.4 Tujuan koperasi .................................................... 19

2.2.5 Prinsip koperasi .................................................... 19

2.3 Koperasi Pondok Pesantren............................................ 19

2.3.1 Kolektivitas Koperasi Pondok Pesantren ............... 19

2.3.2 Bidang usaha koperasi pondok pesantren .............. 24

xi

2.3.3 Kendala-Kendala dalam Pemberdayaan Ekonomi di

Pondok Pesantren.................................................. 25

2.4 Kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) ....................... 28

2.4.1 Pengertian Sumber Daya Manusia......................... 28

2.4.2 Pengukuran kualitas sumber daya manusia (SDM) 30

2.4.2.1 Produktivitas............................................. 30

2.4.2.2 Sikap dan perilaku .................................... 31

1) Sikap................................................... 31

2) Perilaku .............................................. 32

2.4.2.3 Komunikasi............................................... 32

2.4.2.4 Hubungan (Relationships)......................... 34

2.5 Masalah Koperasi Dan Sumber Daya Manusia Koperasi 35

2.6 Kinerja........................................................................... 36

2.6.1 Arti kinerja ........................................................... 36

2.6.2 Strategi dan program-program dalam pengembangan

usaha koperasi....................................................... 38

2.6.3 Cara mengukur kinerja.......................................... 39

2.7 Penelitian Terdahulu ...................................................... 42

2.8 Kerangka Pemikiran Teoritik ......................................... 43

2.9 Hipotesis........................................................................ 44

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data................................................... 46

3.1.1 Data Primer .......................................................... 46

3.1.2 Data Sekunder ...................................................... 46

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian...................................... 47

3.2.1 Populasi ................................................................ 47

3.2.2 Sampel.................................................................. 48

3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................ 48

3.3.1 Wawancara ........................................................... 49

3.3.2 Kuesioner (angket)................................................ 49

3.3.3 Survei ................................................................... 50

xii

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ...................................... 51

3.4.1 Variabel-Variabel Penelitian ................................. 51

3.4.2 Definisi operasional variabel................................. 51

3.5 Teknik Analisis Data...................................................... 54

3.5.1 Metode Statistik Deskriptif .................................. 54

3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................ 56

3.5.2.1 Uji Validitas.............................................. 56

3.5.2.2 Uji Reliabilitas .......................................... 56

3.5.3 Uji Normalitas ...................................................... 57

3.5.4 Analisis Regresi Sederhana................................... 57

1) Uji T .............................................................. 58

2) Koefisien Korelasi .......................................... 59

3) Koefisien Determinasi .................................... 60

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Data Penelitian dan Karakteristik Responden 61

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ..................................... 61

4.1.2 Karakteristik Responden ....................................... 62

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 70

4.2.1 Uji Validitas ......................................................... 71

4.2.2 Reliabilitas............................................................ 72

4.3 Uji Normalitas ............................................................... 73

4.4 Deskriptif Variabel Penelitian ........................................ 75

4.4.1 Variabel Kualitas SDM (X) .................................. 75

4.4.2 Variabel Kinerja Koperasi (Y) ............................. 81

4.5 Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis ............................ 85

4.5.1 Statistik Deskriptif ................................................ 85

4.5.1.1 Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya

Manusia. ................................................... 85

4.5.1.2 Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren ...... 87

4.5.2 Persamaan Regresi Sederhana ............................... 88

4.5.3 Uji Hipotesis Menggunakan Uji t atau Uji Parsial . 89

xiii

4.5.4 Koefisien Korelasi ................................................ 90

4.5.5 Koefisien Determinasi .................................... 94

4.6 Pembahasan .................................................................... 95

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.................................................................... 102

5.2 Saran-saran .................................................................... 104

5.3 Penutup.......................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

xiv

DAFTARA TABEL

Tabel 1.1 : Jumlah Koperasi Pondok Pesantren, No. Badan Hukum

Koperasi, Anggota dan Status di Kabupaten Demak ............ 6

Tabel 2.1 : Tabel Pengukuran Variabel .................................................. 45

Tabel 3.1 : Tabel Koperasi Pondok Pesantren yang aktif dan kurang aktif

di Kabupaten Demak ........................................................... 47

Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Koperasi Pondok Pesantren...................... 56

Tabel 4.1 : Tabel Populasi ..................................................................... 62

Tabel 4.2 : Jabatan/Pekerjaan Responden ............................................. 63

Tabel 4.3 : Usia Responden ................................................................... 65

Tabel 4.4 : Status Responden................................................................. 67

Tabel 4.5 : Jenis Kelamin Responden .................................................... 68

Tabel 4.6 : Tingkat Pendidikan Responden............................................ 69

Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Instrumen............................................... 71

Tabel 4.8 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ........................................... 73

Tabel 4.9 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Produktif ........... 76

Tabel 4.10 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap dan Perilaku 78

Tabel 4.11 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Komunikasi....... 79

Tabel 4.12 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hubungan.......... 81

Tabel 4.13 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pertumbuhan Omzet

Usaha................................................................................... 82

Tabel 4.14 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perkembangan

Anggota............................................................................... 83

Tabel 4.15 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perkembangan SHU 84

Tabel 4.16 : Deskriptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia ........... 85

Tabel 4.17 : Deskriptif Penilaian Kinerja Kopontren ............................... 87

Tabel 4.18 : Hasil Analisis Regresi Sederhana......................................... 88

Tabel 4.19 : Hasil Uji Hipotesis (Uji –t) ................................................. 89

Tabel 4.20 : Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas SDM Terhadap

Kinerja Koperasi Pesantren.................................................. 91

xv

Tabel 4.21 : Analisis SPSS Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas

SDM Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren ......................... 94

Tabel 4.22 : Hasil Koefisien Determinasi ................................................ 95

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Teoritik ............................................ 44

Gambar 4.1 : Jabatan/Pekerjaan Responden ........................................... 64

Gambar 4.2 : Usia Responden ................................................................ 66

Gambar 4.3 : Status Responden.............................................................. 67

Gambar 4.4 : Jenis Kelamin Responden ................................................. 68

Gambar 4.5 : Tingkat Pendidikan Responden......................................... 70

Gambar 4.6 : Normal Probability Plot .................................................... 74

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan

perekonomian. Kerja sama ini diadakan orang-orang karena adanya

kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama

mengusahakan kebutuhan sehari-sehari, yang mereka butuhkan. Untuk

mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung

terus, oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerja

sama itu.1

Bentuk kerja sama tersebut untuk mewujudkan pembangunan

Nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Pembangunan

tersebut merupakan bentuk pembangunan manusia seutuhnya yang

dilakukan bersama-sama bertujuan untuk mewujudkan Undang-Undang

Dasar 1945 (UUD 1945). Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam

rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang

punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat.

Kebijaksanaan Pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945

pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Di dalam penjelasan UUD

1945 tersebut diungkapkan bahwa bangun usaha yang sesuai adalah

1 Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 2007, h. 1.

2

koperasi.2 Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan

pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang

dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama

agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat sekitar pada umumnya.

Ninik Widiyanti berpendapat bahwa koperasi bersifat terbuka untuk

umum. Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau

agama orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang

merupakan wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah

ekonominya untuk bekerja sama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf

hidup mereka.3

Pernyataan ini sesuai dengan asas usaha koperasi pondok pesantren

yang notabennya koperasi yang berlandaskan syari’ah Islam yakni;

berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh salah

seseorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh

maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proporsional.

Hal ini sesuai dengan firman allah dalam (QS. Surat Al shaad: 24)4

2 Ibid, h. 9. 3 Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1989, h. 4. 4 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005, h.

118

3

Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. (QS. Surat Al-Shaad: 24)

Pada permulaanya kita mengenal 3 (tiga) jenis bentuk koperasi yang

didasarkan pada bidang-bidang usahanya, yaitu koperasi konsumsi, koperasi

produksi, dan koperasi kredit. Selanjutnya terjadi perkembangan usaha yang

juga memerlukan perkembangan struktur organisasi, sehingga penjenisan

koperasi seperti di atas terasa kurang tepat dan perlu dikembangkan pula.

Perkembangan usaha koperasi berlangsung serba cepat dan luas mengikuti

kemajuan ekonomi dan tingkat kepentingan/ kebutuhan para anggotanya, ini

berarti bahwa usaha-usaha dan pelayanan-pelayanannya telah meningkat,

walaupun demikian gerak organisasinya tetap bertahan dengan kuat pada

sendi-sendi yang khas, yaitu: Mengutamakan kesejahteraan para

anggotanya dengan gerakan cepat dan tepat.5

Sehubungan dengan perkembangan-perkembangan seperti diatas

maka untuk mengusahakan pengelompokan yang lebih jelas tentang fungsi-

fungsi koperasi menurut jenis dan berbagai bidang usahanya, orang-orang

banyak tertarik untuk membagi koperasi sebagai berikut:6 Pertama

berdasarkan fungsi usahanya (koperasi konsumsi, koperasi produksi,

koperasi kredit, koperasi jasa, dan lain-lain), Kedua berdasarkan kelompok

5 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005, h. 1.

6 Ibid, h. 3.

4

orang-orang yang secara homogen mempunyai kelompok yang sama

(koperasi pegawai negeri, koperasi ABRI, PEPABRI, koperasi nelayan,

koperasi petani, koperasi pelajar/ mahasiswa, koperasi pesantren, dan lain-

lain) Ketiga berdasarkan jenis barang yang diolah atau dijadikan objek

kegiatan ( koperasi kopra, koperasi batik, koperasi garam rakyat, koperasi

tembakau, koperasi perikanan/peternakan, dan lain-lain).

Selanjutnya untuk mendukung terwujudnya iklim yang

sehat(kondusif) dalam pengembangan perkoperasian, pemerintah juga telah

mengeluarkan Undang-undang No. 5 tahun 1999 tentang pelarangan

monopoli dan praktek persaingan yang tidak sehat. Disamping itu juga

didukung dengan berbagai peraturan, antara lain peraturan pemerintah No. 9

tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh

koperasi, peraturan pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang modal penyertaan

pada koperasi. Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan

koperasi dapat berkembang seperti badan usaha yang lain.7

Selain peraturan pemerintah tersebut, untuk memacu pemerataan

dan memperluas kesempatan berusaha melalui koperasi, pemerintah

mengeluarkan instruksi presiden No. 18 tahun 1998 tentang peningkatan

pembinaan dan pengembangan perkoperasian. Inti dari kebijakan tersebut

adalah masyarakat akan memiliki kemudahan dan kebebasan untuk

mendirikan dan mengembangkan koperasi sesuai dengan potensi, keinginan

dan kemampuannya dalam mengelola potensi ekonomi. Tentu saja setiap

7Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta:

Deartemen Agama RI, 2003, h. 1.

5

koperasi yang didirikan harus tetap dalam koridor yang menerapkan asas,

prinsip dan semangat yang murni dianut dan dikembangkan oleh koperasi.

Dengan kondisi ini diharapkan akan tumbuh koperasi-koperasi sejati

(genuine co-operatives) bukan koperasi yang direkayasa (pseudo

cooperatives) oleh pemerintah atau siapapun.

Seiring dengan perkembangan masyarakat dan arus globalisasi,

pondok pesantren dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan secara

perlahan tanpa menanggalkan ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan

agama. Perubahan-perubahan yang dilakukan pesantren salah satunya adalah

pesantren dikembangkan tidak hanya mengajarkan tentang agama atau kitab

kuning saja, tetapi juga pesantren dapat dikembangkan menjadi basis

ekonomi kerakyatan dan pusat perkembangan ekonomi umat di daerah-

daerah, baik dalam bentuk lembaga keuangan syari’ah atau koperasi pondok

pesantren.

Dilihat dari jumlah pondok pesantren yang ada sampai dengan akhir

bulan juni 2003 sebanyak 14.067 buah pesantren yang telah memiliki

koppontren sebanyak 1.359 dengan jumlah santri 534. 374 orang.8 Dalam

kurun waktu sampai tahun 2006 koperasi pondok pesantren mengalami

peningkatan yakni koperasi pondok pesantren yang ada di Indonesia

menurut data Proyek Peningkatan Ponpes Departemen Agama terdapat

sekitar 1.400 unit.9 Jumlah ini cukup besar, menjadikan pondok pesantren

8 Ibid, h. 7. 9 Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I, Evaluasi Program Pendidikan

dan Latihan Pada Koperasi Pondok Pesantren, 2006 h. 3.

6

memiliki posisi strategis dalam mengemban peran-peran pengembangan

pendidikan maupun masyarakat lain.

Perkembangan koperasi pondok pesantren tersebut terjadi secara

menyeluruh diseluruh negara Indonesia ini, termasuk tejadi di Kabupaten

Demak. Tercatat dalam data Dinas Koperasi dan UMKM bahwa semakin

lama perkembangan koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak

semakin meningkat. Berikut Perkembangan status koperasi pondok

pesantren Kabupaten Demak dijelaskan pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Jumlah Koperasi Pondok Pesantren, No. Badan Hukum Koperasi, Anggota

dan Status di Kabupaten Demak

No Nama Koperasi No Badan Hukum Koperasi

Jumlah Anggota Status

1 Kopontren Futuhiyyah 12422/BH/KWK.11/V/1995 - Aktif 2 Kopontren Nurul Qur’an 12521/BH/KWK.11/IX/1995 - Tidak Aktif 3 Kopontren At Taslim 12560/BH/KWK.11/XII/1995 358 Aktif 4 Kopontren Suada 12664/BH/KWK 11/III/1995 65 Aktif 5 Kopontren An Nur 12796/BH/KWK.11/VIII/1996 20 Aktif 6 Kopontren Rizquna 12797/BH/KWK.11/VIII/1996 - Aktif 7 Kopontren Mambaul

Barokah 12793/BH/KWK.11/VIII/1996 20 Tidak Aktif

8 Kopontren Komat 12794/BH/KWK.11/VIII/1996 - Tidak Aktif 9 Kopontren Futuhul Ulum 12861/BH/KWK.11/IV/1996 - Tidak Aktif 10 Kopontren BUQ 12932/BH/KWK.11/XII/1996 - Tidak Aktif 11 Kopontren Hadi Kusumo 13059/BH/KWK.11/VIII/1997 - Aktif 12 Kopontren Roudhotul

Qur’an 13102/BH/KWK11/VIII/1997 - Tidak Aktif

13 Kopontren Darul Islah 13103/BH/KWK11/VIII/1997 20 Tidak Aktif 14 Kopontren Al Hikmah 13347/BH/KWK11/VIII/1997 - Tidak Aktif 15 Kopontren Masyaadah

Kalijogo 13306/BH/KWK.11/IX/1997 - Tidak Aktif

16 Kopontren Roudhotul Tolibin

31/BH.KDK.11-03/II/1999 - Tidak Aktif

17 Kopontren Rizquna 13798/BH/KWK/.11/III/1998 - Tidak Aktif 18 Kopontren Arohmah 13819/BH/KWK/.11/III/1998 20 Tidak Aktif 19 Kopontren Subur Barokah 31/BH.KDK.11-02/II/1999 - Tidak Aktif 20 Kopontren Amanah 48/BH.KDK.11-02/II/1999 - Tidak Aktif

7

21 Kopontren Mathia’ul Anwar

96/BH.KDK.11-03/IV/1999 - Tidak Aktif

22 Kopontren Al Ihsan 421/BH.KDK.11-03/XI/2000 - Tidak Aktif 23 Kopontren Al Mahfur 137/BH.KDK.11-03/VI/1999 - Tidak Aktif 24 Kopontren Matlaul Anwar 56/BH.KDK.11-03/IV/1999 - Tidak Aktif 25 Kopontren Nurul Falah - Tidak Aktif 26 Kopontren Al Istiqomah 03/BH.11-03/XI/2001 - Tidak Aktif 27 Kopontren Al Mubarok 87/BH/XIV.8/KDK.11-

03/V/2006 - Aktif

28 Kopontren Babul Ulum 99/BH/XIV.8/KDK.11-03/VII/2006

- Aktif

29 Kopontren Estu Jaya 106/BH/XIV. 8/KDK.11-03/XI/2006

- Aktif

30 Kopontren Putra Muamalat

125/BH/XIV. 8/KDK.11-03/I/2008

- Tidak Aktif

3 1

Kopontren Darussalam 88/BH/XIV. 8/KDK.11-03/VI/2006

168 Aktif

32 Kopontren Al Falah 129/BH/XIV. 8/KDK.11-03/II/2008

- Aktif

33 Kopontren Nurul Huda 130/BH/XIV. 8/KDK.11-03/III/2008

- Aktif

34 Kopontren Zahrul Ulum 131/BH/XIV. 8/KDK.11-03/III/2008

- Aktif

35 Kopontren Al Amanah 132/BH/XIV. 8/KDK.11-03/IV/2008

- Tidak Aktif

36 Kopontren Usaha Mandiri 134/BH/XIV. 8/KDK.11-03/IV/2008

- Aktif

37 Kopontren Darul Fandilah 137/BH/XIV. 8/KDK.11-03/VII/2008

- Tidak Aktif

38 Kopontren Darusalam 142/BH/XIV. 8/KDK.11-03/VI/2008

- Tidak Aktif

39 Kopontren Al Ma’wa 147/BH/XIV. 8/KDK.11-03/VIII/2008

- Aktif

40 Kopontren Al Madina 153/BH/XIV. 8/KDK.11-03/IX/2008

36 Aktif

41 Kopontren Al Hasaniyah 179/BH/XIV.8/I/2010 - Aktif Jumlah 41 503

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak, 2011

Berdasarkan keterangan data tabel 1.1 menunjukkan bahwa

perkembangan koperasi pondok pesantren berkembang dengan pesat. Akan

tetapi perkembangannya tidak di ikuti manajemen yang baik, sehingga

tercatat bahwa status koperasi pondok pesantren sangat memprihatinkan.

Hal ini terbukti bahwa hanya 17 koperasi pondok pesantren atau 41,46%

8

berstatus aktif, sedangkan 24 koperasi pondok pesantren atau 58,53%

berstatus tidak aktif. Besarnya koperasi pondok pesantren dalam status tidak

aktif mengindikasikan rendahnya tingkat kualitas sumber daya manusia

(SDM) pengelola koperasi dan rendahnya kinerja koperasi pondok

pesantren.

Dari keterangan tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja koperasi

pondok pesantren belum optimal disebabkan antara lain: koperasi pondok

pesantren belum siap dengan permasalahan dan tantangan ekonomi secara

nasional, kemampuan manager dalam mengelola koperasi pondok pesantren

kurang profesional, masyarakat kurang adaptif terhadap tuntutan perubahan,

struktur manajemen dan permodalan terbatas, sumber daya manusia

karyawan kurang berkualitas, kurang berani mengambil resiko, tingkat rasa

tanggung jawab masih sangat rendah. Ditambah kurangnya dukungan modal

yang cukup untuk mengembangkan koperasi, akhirnya banyak koperasi

yang jalan di tempat.10 Menurut Sutaat, bahwa kegagalan pengelola koperasi

dalam menjalankan roda organisasinya disebabkan oleh kurangnya rasa

tanggung jawab untuk berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM.11

Hal ini lah yang menjadi salah satu indikator bahwa kualitas sumber daya

manusia (SDM) pengelola koperasi masih rendah. Oleh karena itu koperasi

pondok pesantren perlu memanajemen kegiatannya sehingga perlu

10 Fatimah, Wawancara Dengan Pengelola Koontren Al-Ma’wa, Kabupaten Demak,

Tanggal 31 Mei 2011 11 Sutaat, Wawancara dengan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tanggal 23 Maret

2011

9

penelitian yang berkaitan dengan variabel yang memiliki kontribusi terhadap

keberhasilan usaha koperasi, yakni dengan kualitas sumber daya manusia.

Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebenarnya adalah

kerja yang dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang

dikehendaki dari pekerjaan tersebut. Hessel Tangkilisan mengatakan

Sumber daya manusia adalah suatu cara untuk mengendalikan sumber daya

penggerak dalam suatu organisasi atau institusi secara efektif dan efisien,

dan mencakup keseluruhan aktivitas dan implementasi untuk mencapai

tujuan dan sasaran organisasi . Perlunya sumber daya manusia dikelola

dengan baik karena manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap

kegiatan organisasi.12

Suatu tujuan organisasi tersebut dapat diketahui berhasil atau tidak

dapat diketahui salah satunya melalui hasil kinerja dalam periode waktu

tertentu. Kinerja dikategorikan berhasil, apabila tujuan yang telah

ditetapkan oleh organisasi tersebut tercapai. Definisi kinerja sendiri menurut

Rivai dan Basri adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk

melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan

tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.13 Bernandin dan

Russell dalam Sulistiyani dan Rosidah (2003) juga mengemukakan kinerja

adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-

tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Sedangkan pengertian dari

12 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.pdf 13 http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-kinerja.html

10

penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas

maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.14

Jadi apabila dari realita data yang ada di Dinas Koperasi dan

UMKM Kabupaten Demak menunjukkan angka kopontren yang berstatus

aktif sangat rendah. Maka hal ini memang mengindikasikan bahwa kinerja

kopontren sangat rendah. Sebab organisasi tersebut tidak mampu untuk

memenuhi tujuan utama organisasi kopontren.

Dari rendahnya kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi

pondok pesantren tidak tertutup kemungkinan disebabkan oleh kurangnya

kesadaran orang-orang dalam paham berkoperasi. Yang dimana hal ini ber

imbas pada kinerja koperasi pondok pesantren yang kurang bagus, dan

akhirnya pun persaingan dengan koperasi lain maupun lembaga keuangan

lain menjadi tidak kompetitif dan yang semestinya kehadiran koperasi

pondok pesantren di lingkungan mereka dapat memberikan kontribusi dalam

menyejahterakan tarap hidupnya, tetapi dengan adanya kinerja koperasi

pondok pesantren tersebut kurang baik, maka perannya pun akhirnya tidak

maksimal.

Pengaruh ini sebenarnya mendorong terciptanya perubahan karena

adanya tantangan dan sekaligus peluang bagi perkembangan koperasi itu

sendiri. Namun, dapat pula menjadi ancaman akibat tingkat persaingan yang

semakin ketat. Konsekuensinya, manakala koperasi tidak memiliki

keunggulan kompetitif dan kinerja yang baik, maka perubahan hanya

14 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113811-pengertian-kinerja/

11

menjadi masalah bagi koperasi. Fakta ini menjadi pertanyaan mendasar

yaitu: 1) Apakah kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok

pesantren dapat memberikan jawaban atas kualitas kinerja koperasi. 2)

Apakah koperasi pondok pesantren yang sekarang masih berdiri ini

mempunyai keunggulan dan kinerja yang baik. 3) Jika mempunyai

keunggulan dan kinerja yang baik, sejauh manakah peran koperasi pondok

pesantren dalam menyejahterakan anggotanya dan sumbangsihnya bagi

masyarakat sekitar. 4) Apakah kondisi para santri dan masyarakat sekitar

pesantren sekarang masih kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat

melalui kelompok atau koperasi. 5) Apakah kinerja koperasi pondok

pesantren khususnya di kabupaten Demak dan pada umumnya di Indonesia

masih sejalan dengan konsep/teori ekonomi, manajemen, sosial budaya,

psikologi, serta hukum yang berlaku umum. 6) Apakah berkoperasi di

lingkungan pondok pesantren merupakan salah satu pilihan untuk

mensejahterakan para santri dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan Dari latarbelakang yang terurai di atas serta

pertimbangan-pertimbangan yang ada, maka penulis tertarik untuk

melakukan penulisan skripsi dengan judul: “PENGARUH KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA KOPERASI

TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN DI

KABUPATEN DEMAK”.

12

1.2 Rumusan Masalah

Sebagai suatu badan usaha koperasi dalam menjalankan bidang

usahanya, koperasi pondok pesantren sangat memerlukan sumber daya

manusia yang berkualitas agar kinerja koperasi pondok pesantren maksimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diajukan dalam

penelitian ini adalah : ”

1. Bagaimanakah tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi

dan kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.

2. Bagaimana pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola

koperasi mempengaruhi kinerja koperasi pondok pesantren”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah Untuk menjawab berbagai persoalan yang sedang berlangsung dalam

kehidupan gerakan koperasi pondok pesantren khususnya di kabupaten

Demak. Secara spesifik tujuan kajian ini adalah

1. Untuk mengetahui tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola

koperasi dan kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.

2. Mengetahui pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola

koperasi pondok pesantren terhadap kinerja koperasi pondok pesantren

di kabupaten Demak.

13

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagi koperasi pondok pesantren di kabupaten Demak

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai saran dan pertimbangan

bagi pengurus koperasi pondok pesantren dalam menentukan kebijakan

yang berkaitan dengan pembinaan sumber daya manusia (SDM)

pengelola koperasi untuk meningkatkan kinerja koperasi pondok

pesantren demi tercapainya tujuan koperasi yang bersangkutan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah pengetahuan atau

cakrawala berfikir dalam hal wawasan dibidang ekonomi dan

perkoperasian, khususnya koperasi pondok pesantren serta sebagai ajang

ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah

dalam praktek di lapangan.

3. Bagi pembaca dan almamater

Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi pembaca dalam rangka

pemenuhan informasi dan referensi atau bahan kajian dalam menambah

khazanah ilmu pengetahuan khususnya perkoperasian pondok pesantren.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian maka

rancangan penulisan sebagai berikut :

14

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIK

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan inti masalah

yaitu meliputi pengertian koperasi, sumber daya manusia,

kinerja koperasi pondok pesantren, kerangka pemikiran,

hipotesis dan penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, data dan sumber

data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan

metode analisis data.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian mengenai gambaran umum obyek

penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari isi pembahasan, saran-saran

dan penutup.

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Koperasi

Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : cooperation (latin), atau

cooperation, atau co-operatie (belanda), dalam bahasa Indonesia diartikan

sebagai: bekerja bersama, atau bekerja sama, atau kerjasama, merupakan

koperasi.15

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

diberikan pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.16

Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah menciptakan

kesejahteraan para anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan

barang dan jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah, menyediakan

fasilitas produksi atau menyediakan dana untuk pinjaman dengan bunga

yang sangat rendah.17 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

15 Sudarsono dan Edilius, Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Renika Cipta,

2005, h. 1. 16 G. Kartasapoetra, Op.cit, h 10 17 Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, h. 19.

16

masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang dasar 1945.

2.2. Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan Dan Prinsip Koperasi

2.2.1 Asas koperasi

Menurut pasal 5, bagian 3 UU no. 12 Tahun 1967, asas koperasi

Indonesia terdiri dari dua asas yaitu:

2.2.1.1 Asas kekeluargaan

Asas ini mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati

nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam

koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan

pengurus serta pemilikan dari para anggota atas dasar keadilan

dan kebebasan serta keberanian berkorban bagi kepentingan

bersama.

2.2.1.2 Asas kegotong-royongan

Asas kegotong-royongan berarti bahwa pada koperasi

tersebut telah terdapat keinsyafan dan kesadaran semangat

kerja sama dan tanggung jawab bersama terhadap akibat dari

karya, yang dalam hal ini bertitik berat pada kepentingan

kebahagiaan bersama, ringan sama dijinjing berat sama

dipikul, maka dengan demikian kedudukan koperasi akan kuat

dan pelaksanaan kerjanya akan lancar karena para anggotanya

17

dukung-mendukung dan dengan penuh kegairahan kerja dan

tanggung jawab berjuang mencapai tujuan koperasi.

Asas kekeluargaan dan kegotong-royongan itu merupakan faham

yang dinamis, artinya timbul dari semangat yang tinggi untuk secara

berkerja sama dan tanggung jawab bersama berjuang menyukseskan

tercapainya segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan tujuan bersama

dan berjuang secara manunggal untuk mengatasi atau menanggulangi

resiko yang diderita koperasinya sebagai akibat usahanya untuk

kepentingan bersama.

2.2.2 Landasan Koperasi

UU No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian Bab II

Pasal 2, mengemukakan bahwa landasan ideal koperasi Indonesia

adalah Pancasila, landasan Struktural: UUD 1945 dan landasan

geraknya: Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, beserta penjelasannya,

landasan mentalnya: Setia kawan dan kesadaran berpribadi. Menurut

Panji Anaroga dan Nanik Widiyanti, landasan koperasi merupakan

suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi tumbuh dan

berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usaha untuk

mencapai tujuan dan cita-cita. Koperasi mempunyai tiga landasan

yaitu sebagai berikut:

1. Landasan idiil koperasi berupa pancasila

2. Landasan Struktural koperasi UUD 1945 dan landasan geraknya

pasal 33 ayat UUD 1945 beserta penjelasannya

18

3. Landasan mentalnya koperasi setia kawan dan kesadaran

berpribadi. Setiakawan merupakan landasan untuk bekerjasama

berdasarkan pada azaz kekeluargaan sedangkan kesadaran pribadi

mempunyai harga diri pada diri sendiri.

2.2.3 Fungsi Koperasi

Fungsi-fungsi koperasi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari

situasi dan kondisi, dari latar belakang budaya serta latar belakang

sejarah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.

1. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat

Indonesia dibidang ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan

kedudukan ekonominya serata melaksanakan pasal 33 UUD 1945

serta penjelasannya.

2. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat

Indonesia untuk mewujudkan demokrasi ekonomi nasional

Indonesia.

3. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai gerakan masyarakat

untuk mensukseskan pembangunan nasional Indonesia serta

menjamin hari esok yang sejahtera dan bahagia.

4. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai soko guru ekonomi

nasional Indonesia yang menjamin kemajuan serta kemakmuran

bersama rakyat Indonesia.

5. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat pemersatu rakyat

Indonesia yang miskin dan lemah ekonominya untuk mewujudkan

19

masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

pancasila dan UUD 1945.

2.2.4 Tujuan Koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1992 koperasi bertujuan memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan

pada pancasila dan UUD 1945.

2.2.5 Prinsip Koperasi

Menurut UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi meliputi: (1)

Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, (2) Pengelolaan dilakukan

secara demokratis, (3) Pembagian SHU dilakukan secara adil

sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, (4)

Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, (5) Kemandirian, (6)

Pendidikan koperasi, (7) Kerjasama antar koperasi.18

2.3. Koperasi Pondok Pesantren

2.3.1. Kolektivitas Koperasi Pondok Pesantren.

Tujuan koperasi pondok pesantren yang utama adalah

memenuhi kebutuhan hidup anggota-anggotanya, dengan jalan

menyelenggarakan aktivitas ekonomi secara bersama-sama.

Kolektivitas adalah kekuatan koperasi. Maju mundurnya sebuah

18 Sukanto Reksohadiprodjo, Menejemen Koperasi, Yogyakarta: BPFE, 1988, h. 2.

20

koperasi ditentukan oleh seberapa mampu oleh anggotanya

mempertahankan kolektivitasnya itu. Kolektivitas (jama’ah) adalah

anjuran syari’ah. Betapa pentingnya kolektivitas itu sehingga dalam

ibadah ritual pun seperti shalat lima waktu, umat muslim

diperintahkan untuk mengerjakannya secara bersama-sama.

Kolektivitas adalah modal sosial yang amat diperlukan untuk

mencapai kemajuan, prinsip kolektivitas dalam koperasi.

Pertama, keterbukaan, bahwa siapapun bisa menjadi anggota

koperasi tanpa memandang agama, etnis, politik dan perbedaan

lainnya. Prinsip ini adalah perwujudan dari perintah syari’ah agar

perbuatan manusia menjadi rahmat bagi seluruh alam.19 Hal ini sesuai

dengan firman Allah yang merangkap konsep keseimbangan dasar

ekonomi islam, yang tercantum dalam (Q.S. Al-Baqarah: 279).

Yang artinya ” Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya ”.

Kedua, Keadilan, bahwa distribusi manfaat ekonomi

dikalangan anggota harus sesuai dengan kekerapan si anggota dalam

menggunakan jasa koperasi, bukan berdasarkan proporsi modal

anggota dalam koperasi. Hal ini sesuai firman Allah dalam (QS al

19 Rahman el Junusi dkk, Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan

Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang, IAIN Walisongo Semarang, 2009, h. 13

21

Hujarat:13): didalamnya menerangkan tentang persaudaraan dan

keadilan sesama anggota.20

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS al Hujarat: 13)

Ketiga, penghormatan terhadap kemanusiaan. Dala syari’ah,

manusia adalah makhluk paling mulia. Karena itu, kerja sebagai

wujud kemanusiaan, harus lebih dihargai dibanding modal sebagai

wujud harta. Dalam koperasi, prinsip ini diberlakukan dengan cara

membatasi keuntungan dari saham yang ditanam anggota di koperasi.

Dengan prinsip ini, pengaruh harta dibatasi, tetapi tidak, dengan

pengaruh kerja. anggota memperoleh manfaat dari koperasi sebanding

dengan kerjanya, bukan dengan modal yang disimpan di koperasi.

firman Allah dalam (QS. Al maidah: 87): didalamnya menerangkan

tentang kesejahteraan ekonomi untuk bersama.21

20 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo: Kelompok Masmedia Buana Pustaka,

2009, h. 18. 21 Nur S. Buchori, Op.cit, h. 16.

22

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al maidah: 87)

Keempat, otonomi, yaitu anggota mengendalikan sepenuhnya

kearah mana dan bagaimana usaha koperasi diselenggarakan. Otonomi

adalah bentuk lain dari kemerdekaan atau kebebasan. Syari’ah

memandang kemerdekaan atau kebebasan sebagai bagian asasi dalam

kehidupan manusia. Ini tidak terdapat dalam perusahaan kapitalistik,

dimana pada umumnya kebebasan hanya dimiliki majikan, sementara

buruh terikat oleh berbagai peraturan yang wajib dipenuhi, yang tidak

jarang peraturan itu rendahkan derajat kemanusiaan mereka.

Kelima, kebebasan mengemukakan pendapat atau keinginan.

Dalam koperasi prinsip ini disebut satu orang satu suara. Prinsip ini

tidak berarti segala keputusan diambil dengan jalan voting. Justru

kecenderungan dalam koperasi, prinsip satu orang satu suara ini

diterapkan melalui musyawarah mufakat yang melibatkan seluruh

anggotanya. Keadaan ini hanya bisa berlaku jika ada kesetaraan.

Keenam, pendidikan anggota, yaitu pendidikan untuk

menanamkan karakter positif seperti sifat tekun, pantang menyerah,

aktif melakukan inovasi, solider terhadap sesama, serta karakter lain

yang diperlukan untuk kemajuan, sekaligus pendidikan untuk

mengasah wawasan dan keahlian anggota dalam mengelola koperasi.

Ketujuh, kerja sama aktif antar sesama koperasi. Ikhtiar untuk

mencapai perbaikan ekonomi pasti menghadapi banyak tantangan.

23

Semakin berat tantangannya akan semakin sulit dihadapi sendirian.

Karena itu satu koperasi harus merapatkan barisan dan

mengembangkan kerja sama yang solid dengan koperasi lainnya.

Merapatkan barisan, atau bersatu dengan pengorganisasian yang baik,

adalah prinsip syari’ah yang utama dalam kehidupan sosial. Syari’ah

sama sekali tidak menganjurkan prinsip yang sebaliknya, yaitu pecah-

belah, apalagi persaingan untuk saling menjatuhkan.

Komitmen islam yang demikian mendalam terhadap

persaudaraan dan keadilan menyebabkan konsep kesejahteraan (falah)

bagi semua umat manusia sebagai suatu pokok ajaran islam.

Kesejahteraan ini meliputi kepuasan fisik sebab kedamaian mental dan

kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui realisasi yang seimbang

antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas manusia.22

Tujuh prinsip koperasi tersebut nyata-nyata merupakan

perwujudan dari syari’ah islam. Undang-undang tentang koperasi No

25 tahun 1990 dibangun dari UUD 45. konstitusi tersebut memuat

akidah ketuhanan yang maha esa yang merupakan landasan dari

tauhid. Selain itu juga banyak bukti telah menunjukkan bahwa

kemanfaatan koperasi telah dirasakan masyarakat di berbagai belahan

dunia. Kolektivitas menjadi prinsip dasar yang memberi banyak

keuntungan bagi para anggota koperasi. Secara tegas, keberadaan

22 M. Umer Chapra, Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: GEMA INSANI, 2005,

h. 7.

24

prinsip tersebut membuat koperasi menjadi sama sekali berbeda dari

lembaga ekonomi berbasis kapitalis.23

2.3.2. Bidang Usaha Koperasi Pondok Pesantren

Koperasi pondok pesantren dapat melakukan kegiatan disemua

bidang usaha sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan anggotanya

untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya sesuai anggaran dasar

dan anggaran rumah tangganya. Kegiatan usaha yang dapat dikelola

oleh koperasi pondok pesantren antara lain:

1. Unit usaha warung telekomunikasi (sesuai kesepakatan bersama

antara Dirjen Pos dan telekomunikasi dengan Dirjen

Kelembagaan Agama Islam).

2. Unit usaha warung pangan dan toko pangan (sesuai kesepakatan

bersama antara Mentri Negara Urusan Pangan/Kabulog dengan

induk koperasi pondok pesantren).

3. Unit usaha agribisnis (sesuai naska kerjasama antara Induk

Koperasi Pondok Pesantren, yayasan pusat pendidikan latihan

swadaya masyarakat, dan pemerintah dalam hal ini Departemen

Pertanian, Departemen Agama, Departemen Koperasi dan PPK

dan Departemen dalam Negeri).

4. Unit usaha perbankan dengan Sistem Syariah Islam (sesuai dengan

kesepakatan bersama antara Mentri Agama, Mentri Koperasi dan

23 Rahman el Junusi dkk, Op.cit, h. 14

25

PPK, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, tentang

Pemasyarakatan Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Di lingkungan

Pondok Pesantren). Antara lain; 1) Unit usaha simpan pinjam. 2)

Unit usaha angkutan. 3) Unit usaha perbengkelan. 4) Unit usaha

percetakan. 5) Unit usaha konveksi. 6) Unit usaha lainnya.24

2.3.3. Kendala-Kendala dalam Pemberdayaan Ekonomi di Pondok

Pesantren

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut Jusuf Irianto sebagaimana dikutip oleh Rr.

Suhartini, masalah kualitas SDM sebetulnya bukan hanya

masalah Ponpes saja, tetapi dalam skala yang lebih luas, yakni

masyarakat Indonesia secara umum.25 Pada tahun 2000, jumlah

pengangguran di Indonesia mencapai angka yang sangat

mengkhawatirkan, sekitar 38,5 juta jiwa. Jumlah ini mengalami

kenaikan 1,1 juta jiwa bila dibanding tahun 1999. Salah satu

penyebab utama meningkatnya jumlah pengangguran tersebut

adalah terbatasnya kemampuan sektor riil dalam menyerap

jumlah tenaga kerja yang semakin membesar.26

Bagaimana dengan SDM Ponpes? Tanpa bermaksud

intervensi terhadap eksistensi Ponpes. Pesantren, jika

24 Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta:

Deartemen Agama RI, 2003, h. 54 25 Rr. Suhartini, “Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren”,

Dalam A. Halim et al., Manajeman Pondok Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005, h. 235.

26 Ibid, h. 235.

26

disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul

di Indonesia, merupakan sistem tertua saat ini dan

menghasilkan banyak alumni.27 Akan tetapi secara objektif

harus diakui bahwa angka 38,5 juta jiwa pengangguran

tersebut, sebagian di antaranya adalah komunitas alumni

Ponpes. Kondisi ini sudah barang tentu bukan semata

kesalahan para santri, tetapi akan lebih baik bila dilihatnya

secara komprehensif, yakni dengan melihat bagaimana SDM

pengelola lembaga-lembaga Pendidikan yang ada di Pesantren.

Menurut Toto Tasmara ada beberapa nilai yang selama

ini menjadi penghambat etos kerja bagi orang Islam, di

antaranya adalah: 1) Khurofat dan takhayul. 2) Tak akan lari

gunung dikejar, alon-alon asal kelakon. 3) Gampangan, take it

easy, bagaimana nanti sajalah. 4) Mangan ora mangan pokoke

kumpul. 5) Nrimo-fatalistis. 6) Kerja kasar itu hina. 7) Jimat

atau mascot.28

2. Kelembagaan

Secara garis besar, model kelembagaan Ponpes dapat

dikategorikan ke dalam dua kategori, sebagai berikut;29

a. Integrated Structural

27 M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Menejemen Pondok Pesantren, Jakarta,

DIVA PUSTAKA, 2003, h. 1. 28 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa,

2005, h. 125-133. 29 Rr. Suhartini, Op.cit, h. 237-240..

27

Maksudnya adalah semua unit atau bidang yang ada

dalam Ponpes merupakan bagian tak terpisahkan dengan

Ponpes. Artinya, semua unit atau bidang dengan berbagai

ragam spesifikasi, berada dalam suatu struktur organisasi.

Model seperti ini, sebenarnya tidak terlalu bermasalah

seandainya masing-masing unit atau bidang memiliki job

discription yang jelas, termasuk hak dan kewenangannya.

b. Integrated Non-Structural

Maksudnya adalah unit atau bidang usaha yang

dikembangkan Ponpes terpisah secara struktural

organisatoris. Artinya, setiap bidang usaha mempunyai

struktur tersendiri yang independen. Meski demikian,

secara emosional dan ideologis tetap menyatu dengan

Ponpes. Pemisahan lembaga ini dimaksudkan sebagai

upaya kemandirian lembaga, baik dalam pengelolaan atau

pengembangannya.

3. Terobosan/Inovasi dan Net-Working

Problem ketiga yang dirasa mendasar adalah kurangnya

keberanian Ponpes untuk melakukan terobosan keluar, atau

membuat jaringan, baik antar Ponpes maupun Ponpes dengan

institusi lain. Kurangnya keberanian ini tidak terlepas dari dua

problem yang ada, yaitu SDM dan kelembagaan, akibat lebih

28

jauh, Ponpes tidak atau kurang maksimal memfungsikan

dirinya sebagai agent of development. .30

2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM)

2.4.1. Pengertian Sumber Daya Manusia.

Pengertian sumber daya manusia dalam koperasi adalah

sumber daya atau potensi. Atau kekuatan, atau kemampuan yang ada

dalam diri manusia, yang menentukan sikap dan kualitas manusia

untuk dapat berprestasi dan menjadikan organisasinya tetap hidup dan

mampu bersaing.31

Sedangkan pengertian sumber daya manusia strategik dalam

koperasi menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian: “sumber daya manusia strategik dalam koperasi adalah

sumber daya atau potensi, atau kekuatan atau kemampuan yang ada

dalam diri manusia koperasi, yang menentukan sikap dan kualitas

manusia koperasi yang mampu berprestasi dan menjadikan koperasi

efektif dan efisiensi serta mandiri.32

Menurut Harmein Nasution, bahwa sumber daya manusia (

SDM) di dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan organisasi,

karena pada dasarnya SDM yang merancang, memasang,

mengoperasikan dan memelihara dari system integral tersebut, baik

itu input, proses, maupun output.

30 Rr. Suhartini, Op.cit, h. 240-241. 31 Tati Suhartati Joesron, Manajemen Strategik Koperasi, Yogyakara, 2005, h. 107. 32 Ibid, h. 109.

29

Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya

yang ada dalam organisasi memerlukan manusia yang baik

kualitasnya. Sumber daya manusia jika ditinjau dari segi kualitasnya

memiliki dua kemampuan, yaitu :

1) Hard Skill : Kemampuan akademik yang dimiliki seseorang.

2) Soft Skill : Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan

terutama dalam dunia kerja / organisasi.

Kedua kemampuan diatas diperlukan bagi sumber daya

manusia dalam menggerakkan dan mengembangkan organisasi. Agar

kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan memenuhi standard

maka setiap tahapan proses harus direncanakan dan dikendalikan

sesuai dengan standard dan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai

kebutuhan organisasi.33

Siapa pun yang mengelola organisasi akan mengelola berbagai

tipe sumber daya untuk meraih tujuan organisasi/perusahaan tersebut.

Para pakar manajemen mengatakan bahwa untuk dapat berkembang

dan berjaya, sebuah organisasi, baik negara maupun perusahaan, harus

memiliki power atau daya/kekuatan. Daya/kekuatan tersebut dapat

diperoleh dari beberapa sumber daya atau resources yang dapat

didayagunakan.34 Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat

33http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.p

df 34Ahmad S. Ruky, SDM Berkualitas Mengubah VISI Menjadi REALITAS, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2003, h. 8.

30

dikategorikan atas empat tipe sumber daya: finansial, fisik, manusia,

kemampuan teknologi dan sistem.35

2.4.2. Pengukuran kualitas sumber daya manusia (SDM) dapat diukur

dengan menggunakan teori sebagai berikut:

2.4.2.1 Produktivitas

Untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimum,

organisasi harus menjamin dipilihnya orang yang tepat dengan

pekerjaan yang tepat serta kondisi yang memungkinkan

mereka bekerja optimal. Produktivitas dapat diartikan sebagai

hasil pengukuran suatu kinerja dengan memperhitungkan

sumber daya yang digunakan, termasuk sumber daya

manusia.36

Produktivitas dapat diukur pada tingkat individual,

kelompok maupun organisasi. Produktivitas juga

mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai

efektifitas dan efisiensi kinerja dalam kaitannya dengan

penggunaannya sumber daya. Orang sebagai sumber daya

manusia ditempat kerja termasuk sumber daya yang sangat

penting dan perlu diperhitungkan.

Berikut ini ciri-ciri pegawai yang produktif menurut

Dale timpe (19989) adalah: 1) Cerdas dan dapat belajar

dengan relatif cepat. 2) Kompeten secara profesional. 3)

35 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: STIE YKPN, 2004, h.4. 36 John R schermenharn, Menejemen,Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003, h. 7.

31

Kreatif dan inovatif. 4) Memahami pekerjaan. 5) Belajar

dengan cerdik menggunakan logika, efisien, tidak mudah

macet dalam bekerja. 6) Selalu mencari perbaikan-perbaikan,

tetapi tahu kapan harus terhenti. 7) Dianggap bernilai oleh

atasannya. 8) Memiliki catatan prestasi yang baik. 9) Selalu

meningkatkan diri.37

2.4.2.2 Sikap dan perilaku

1) Sikap

Sikap yang perlu dipupuk dan dikembangkan

dalam merencanakan masa depan yang diinginkan itu ialah

sikap yang antisipatif dan proaktif. Sikap demikian berarti

banyak hal, antara lain:

a) Mengenali berbagai hal yang berpengaruh terhadap

organisasi yang sekarang dominan dampaknya

terhadap organisasi dan memperhitungkan sifat

dampak tersebut dimasa depan.

b) Mampu mengidentifikasi perkembangan-

perkembangan yang sedang terjadi dan menganalisis

apakah perkembangan itu bersifat sementara atau

langgeng.

c) Mampu melihat kecenderungan-kecenderungan yang

timbul dan mengkaitkan kecenderungan-

37 Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia , Jakarta: PT Gramedia 2004, h. 11

32

kecenderungan itu dengan sasaran-sasaran yang

diinginkan.

d) Tidak sekedar memberikan reaksi terhadap situasi

problematik yang timbul, akan tetapi mampu

memperhitungkan sebelumnya.

e) Mampu berpikir dan bertindak proaktif.38

2) Perilaku

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan

(goal-oriented) dengan kata lain, perilaku kita pada

umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai

tujuan tertentu.39 Melalui tindakan dan belajar, seseorang

akan mendapatkan kepercayaan dan sikap terhadap sesuatu

yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya.40

2.4.2.3 Komunikasi.

Menurut Kenneth dan Gary (1992), komunikasi dapat

didefinisikan sebagai penyampaian informasi antara dua orang

atau lebih yang juga meliputi pertukaran informasi antara

manusia dan mesin. Komunikasi dalam organisasi dapat di

lihat dari sisi komunikasi antar pribadi dan komunikasi

organisasi. Komunikasi dapat terjadi karena adanya

komponen-komponen, yaitu komunikator yang mengirimkan

38 Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktik Kepemimpinan, Jakarta, RINEKA CIPTA,

1991, h. 115 39 J. Winardi, Motivasi Dan Pemotivasian, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h. 32 40 Husein Umar, Opcit, h. 25.

33

pesan yang diekspresikan (encoded) melalui berbagai

lambang dalam bentuk bahasa. Selanjutnya pesan disampaikan

melalui perantara yaitu media komunikasi. Pesan diterima oleh

penerima (recipients) yang selanjutnya pesan tersebut

ditafsirkan (decoded).41

Teknik berkomunikasi secara efektif, antara lain

adalah:

1) Setiap orang dalam organisasi harus mengetahui semua

saluran komunikasi yang terdapat dalam organisasi.

2) Mengetahui saluran komunikasi yang terbuka baginya dan

bagaimana tata cara penggunaannya.

3) Garis komunikasi seyogyanya langsung dan sesingkat

mungkin guna menghindari distorsi dalam proses

komunikasi.

4) Harus terdapat kemungkinan untuk menggunakan semua

jalur formal dengan mengindahkan hirarki organisasi yang

berlaku.

5) Garis komunikasi hendaknya diusahakan agar tidak

terganggu meskipun berbagai kegiatan berlangsung dalam

organisasi yang bersangkutan.

6) Otentisitas komunikasi hendaknya terjamin.

41 Husein Umar, Opcit, h. 26.

34

7) Orang yang bertindak sebagai pusat komunikasi

hendaknya terdiri dari orang yang terampil.42

2.4.2.4 Hubungan (Relationships).

Berhubungan (Bersilahturrahmi), berarti membuka

peluang dan sekaligus mengikat simpul-simpul informasi dan

menggerakkan kehidupan. Manusia yang tidak atau enggan

bersilahturrahmi untuk membuka cakrawala pergaulan

sosialnya atau menutup diri dan asyik dengan dirinya sendiri,

pada dasarnya ia sedang mengubur masa depannya.43

Hal tersebut sama juga dalam suatu organisasi, bahwa

hubungan dalam organisasi banyak terkait dengan rentang kendali

(span of control) yang diperlukan organisasi karena keterbatasan-

keterbatasan yang dimiliki manusia yang dalam hal ini adalah atasan.

Rentang kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat

dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh atasan. Rentang kendali

seseorang pemimpin jumlahnya relatif, akan tetapi beberapa buku

menyatakan bahwa tidak lebih dari 10 orang, tergantung pada faktor-

faktor:44 1) Sifat dan rincinya rencana-rencana kerja. 2) Latihan-

latihan dalam perusahaan. 3) Posisi pemimpin dalam struktur

organisasi. 4) Dinamis atau statisnya organisasi. 5) Kemampuan dan

handalnya alat komunikasi. 6) Tipe pekerjaan yang dilakukan. 7)

42 S.P. Siagian, Teknik Menumbuhkan Dan Memelihara Perilaku Organisasional,

Jakarta,CV Haji Masagung, 1987, h. 50 43 K.H. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, GEMA INSANI, 2002,

h. 131 44 Husein Umar, Opcit, h. 32.

35

Kecakapan dan pengalaman manajer. 8) Tingkat kewibawaan dan

energi manajer dan. 9) Dedikasi dan partisipasi bawahan.

2.5. Masalah Koperasi Dan Sumber Daya Manusia Koperasi

Koperasi berkiprah dan bersaing dipasar bebas (free market). Akses

yang terbuka adalah suatu kunci yang diperlukan agar bisa berkiprah secara

optimal dipasar. Koperasi adalah salah satu mekanisme penting untuk

memasuki pasar. Menurut Peter Devis (1999), dalam bukunya “managing

the cooperative difference” dalam banyak hal ini koperasi banyak berjuang

untuk bersaing dengan satu lebih alasan sebagai berikut.

1) Terdapat tumpang tindih pelayanan dan fungsi didalam gerakan

koperasi, karena koperasi tidak melakukan merger dan konsolidasi yang

cukup cepat untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang

kompetitif.

2) Koperasi berkembang secara lambat di dalam sektor bisnis dan

informasi yang secara teknologi berkembang secara cepat.

3) Hanya sedikit koperasi primer yang beroperasi secara nasional atau

bahkan masuk ke dalam perdagangan internasional.

4) Kebanyakan koperasi beroperasi dengan” value added” yang rendah

ketika terkait dalam rantai jaringan bisnis atau industri.

5) Koperasi dicirikan oleh sangat rendahnya semangat kewirausahaan atau

budaya, sehingga menyebabkan hilangnya peluang dan rendahnya

inovasi.

36

6) Koperasi kekurangan komitmen atau keadaan terhadap kebutuhan untuk

mengembangkan manajemen eksekutif dan pada umumnya tidak

menyadari peran krusial kepemimpinan di dalam memperjuangkan dan

mempertahankan tujuan dan nilai-nilai koperasi.45

Masalah utama sumber daya manusia koperasi terletak bukan pada

kantitas tetapi pada kualitas. Masalah kualitas pada dasarnya adalah akibat

dari masih lemahnya menejemen porsonalia di koperasi.

2.6. Kinerja

2.6.1 Arti kinerja

Menurut media massa Indonesia bahwa istilah kinerja ini

diberi padanan kata dalam bahasa Inggris yakni ”performance”.46

Apakah arti peformance tersebut? Menurut the Scribner-Bantam

English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada tahun 1979,

arti kata performance merupakan kata benda (noun) dimana salah satu

”entry”-nya adalah ”thing done” (suatu hasil yang telah dikerjakan”.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka arti performance atau

kinerja adalah sebagai berikut: ”performance adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi,

sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

45 Husein Umar, Opcit, h. 110. 46 Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta, 1999, h. 1.

37

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.47

Dalam hal ini koperasi yang notabennya merupakan badan

usaha yang berorietasi pada kesejahteraan anggotanya, maka harus

bisa memaksimalkan laba sebagai SHU di akhir tahun. Maka untuk

memaksimalkan laba dan memantau perkembangan koperasi,

pengelola harus mengadakan evaluasi dan membenahi permasalahan-

permasalahan yang ada. Salah satu ujung tombak pemaksimalan laba

adalah kinerja pemasaran (penjualan).

Menurut Menon, Bharadwaj, dan Howell, kinerja pemasaran

(Marketing performance), dapat didefinisikan sebagai usaha

pengukuran tingkat kinerja terhadap kinerja strategi yang dihasilkan

dengan keseluruhan kinerja yang diharapkan, penjualan dan

keuntungan. Dalam pengertian yang lain Augusty menyatakan bahwa

kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi

pemasaran suatu produk sebagai hasil dari sebuah strategi perusahaan.

Selanjutnya Voss dan Voss, mendefinisikannya sebagai usaha

pengukuran tingkat kinerja meliputi omzet penjualan, jumlah

pelanggan, keuntungan dan pertumbuhan penjualan.

Dengan demikian, kinerja pemasaran merupakan konsep yang

penting untuk mengetahui prestasi pasar suatu produk. Setiap

perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasi pasar dari

47 Ibid, h. 2.

38

produk-produknya, sebagai cermin dari keberhasilan usahanya di

dunia persaingan bisnis. Oleh karena itulah strategi perusahaan akan

selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran, seperti:

volume penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan, dan juga

kinerja keuangan yang baik.48

2.6.2 Strategi dan program-program dalam pengembangan usaha koperasi

antara lain :

1) Pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi para pengurus,

manajer, karyawan, anggota badan pemeriksa, kader koperasi dan

Petugas Konsultasi Koperasi Lapangan (PKKL).

2) Bimbingan dan konsultasi untuk meningkatkan tertib organisasi

terutama dalam penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

3) Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen koperasi.

4) Meningkatkan kemampuan penerapan sistem akuntansi koperasi.

5) Meningkatkan kemampuan pengawasan internal koperasi primer.

6) Meningkatkan partisipasi aktif anggota.

7) Penyediaan informasi anggota

8) Pelaksanaan kegiatan praktik kerja atau magang bagi para

pengelola usaha koperasi

9) Pelaksanaan kegiatan studi banding bagi para manajer koperasi

untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.

48 Rahman el Junusi dkk Op.cit,, h. 22

39

10) Penyuluhan untuk meningkatkan produktivitas usaha anggota

melalui pendekatan kelompok

11) Penyediaan sarana usaha koperasi dalam rangka meningkatkan

jangkauan dan kualitas pelayanan koperasi kepada anggota dan

masyarakat sekitarnya di daerah tertinggal, transmigrasi,

perbatasan dan terisolasi.49

Dalam penelitiannya Atozisochi daeli dkk, mengemukakan

bahwa, faktor lainnya yang dierkirakan turut menentukan keberhasilan

dalam mengelola koperasi adalah pendidikan formal, mengingat dalam

praktek pengelolaan koperasi, ternyata banyak peluang-peluang

terutama yang berasal dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang

memerlukan persyaratan teknis yang agak rumit untuk

mendapatkannya. Sehingga mau tidak mau, para pengurus seyogyanya

harus memiliki basis pendidikan formal yang memadai, paling tidak

mereka pernah menduduki pendidikan lanjutan atas.50

2.6.3 Cara mengukur kinerja

Thor mengemukakan adanya tiga dasar pengembangan ukuran

kinerja sebagai alat untuk meningkatkan efektifitas organisasi, yaitu

sebagai berikut:

1) Apa yang diukur semata-mata ditentukan oleh apa yang

dipertimbangkan penting oleh pelanggan.

49 Rakhmawati Patriatiningrum, Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di Kabupaten Kendal Tahun 2004 -2005, UNNES, 2007, h.36

50 Atozisochi, dkk, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias, h. 6

40

2) Kebutuhan pelanggan diterjemahkan menjadi prioritas strategis dan

rencana strategis mengindikasikan apa yang harus diukur.

3) Memberikan perbaikan kepada tim dengan mengukur hasil dari

prioritas strategis, memberi kontribusi untuk perbaikan lebih lanjut

dengan menguasakan motivasi tim, dan informasi tentang apa

yang berjalan dan tidak berjalan.51

Akhir tujuan Kinerja adalah keberhasilan usaha, oleh sebab itu

perkembangan usaha perlu di ketahui. Untuk mengukur kinerja usaha

dalam penelitiannya Rakhmawati Patriatiningrum (2007) adalah

sebagai berikut:

1) Pertumbuhan omzet usaha

Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi

harus mampu memberikan pelayanan yang baik khususnya dalam

bidang penjualan karena akan dapat menarik minat pelanggan

untuk membeli di koperasi. Untuk itu koperasi diharapkan lebih

mengembangkan usahanya yang tidak hanya bergerak dalam satu

bidang usaha saja dan seharusnya mampu di berbagai bidang

usaha, sehingga masyarakat akan lebih tertarik kepada koperasi

dibandingkan dengan usaha disekitar koperasi. Oleh sebab itu

koperasi harus meningkatkan sinergi antar koperasi, sebagaimana

yang telah diurai dalam prinsip koperasi, koperasi perlu

51 Wibowo, Menejemen Kinerja, Jakarta, PT.Raja Grafindo, 2009, h. 346

41

melakukan kerjasama antar koperasi untuk mengembangkan

jaringan usaha.52

2) Perkembangan anggota

Keanggotaan koperasi adalah suka rela dan terbuka

sifatnya. Dengan demikian setiap orang yang dapat memenuhi

syarat keanggotaan koperasi pada dasarnya dapat diterima menjadi

anggota.53 Jika seorang hendak memasuki suatu koperasi maka

yang terpenting ialah koperasi itu dapat memperbaiki

kehidupannya, dan bukan supaya uangnya yang berlebihan dapat

ditanam di dalam koperasi sehingga memberikan buah

simpanannya itu.54 Oleh sebab itu, dengan adanya komitmen

semacam itu, maka yang diharapkan para anggota akan selalu setia

pada koperasi yang bersangkutan.

3) Perkembangan Sisa Hasil Usaha

Sisa hasil usaha adalah pendapatan yang diperoleh dalam

satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan biaya dari tahun

buku yang bersangkutan. Pada hakekatnya sisa hasil usaha

koperasi ini sama dengan laba bersih untuk perusahaan yang lain.

Sisa hasil usaha harus dipisahkan antara sisa hasil usaha yang

diperoleh dari transaksinya dengan para anggota dan sisa hasil

usaha yang diperoleh dari pihak bukan anggota. Sebagian dari sisa

52 Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta:

Deartemen Agama RI, 2003, h. 51 53 PN BALAI PUSTAKA, Pengetahuan Perkoperasian: Jakarta, 1981, h. 126 54 Ibid, h. 127

42

hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat dikembalikan

kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang

diberikannya. Sisa hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak

boleh dibagikan kepada anggota. Sisa hasil usaha setelah

dikurangi dengan bagian yang dikembalikan kepada anggota

dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana

pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi dana sosial, dan

dana pembangunan daerah kerja. Penggunaan sisa hasil usaha dan

besarnya masing-masing penggunaan ditetapkan dalam anggaran

dasar koperasi. Bagian sisa hasil usaha yang dikembalikan kepada

anggota dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak. Pada

waktu koperasi dibubarkan sisa cadangan setelah dipergunakan

untuk menutup kerugian yang diderita dan biaya penyelesaian

tidak boleh dibagikan kepada anggota, tetapi harus dibagikan

kepada perkumpulan koperasi atau kepada badan lain yang asa

tujuannya sesuai dengan koperasi.55

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian Rahman el Junusi dkk dalam penelitian yang berjudul

”Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta

Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota

Semarang” menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-

55 Rakhmawati Patriatiningrum, Op.cit, h. 37

43

variabel yang diteliti, dengan menggunakan alat analisa model SEM

(Structural Equation Modeling), yangdioperasikan melalui program AMOS

(Analysis Of Moment Structure). Evaluasi kriteria goodness of fit nya harus

(Significaned Prob 05,0 , RMSEA 08,0 , GFI 90,0 , AGFI 90,0 ,

CMIN/DF 00,2 , TLI 95,0 , CFI 94,0 .

Penelitian Rakhmawati Patriatiningrum, dalam penelitian skripsinya

yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi

Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di

Kabupaten Kendal”. Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara

variabel-variabel yang diteliti. Pengujian dengan menggunakan analisis

ratio, analisis regresi sederhana dengan uji koefisien korelasi dan uji

koefisien determinasi.

Penelitian Atozisochi, dkk, dalam penelitian yang berjudul

”Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap

Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias”. Juga

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabelyang

diteliti.

2.8. Kerangka Pemikiran Teoritik

Dari penelitian-penelitian diatas maka pengertian kinerja (Out

Came) adalah suatu hasil kerja dari kegiatan yang telah dilakukan dengan

tercapainya pertumbuhan penjualan, kemampulabaan/profitability dan

jumlah aktiva. Sehingga kerangka pemikiran teoritis dibangun dari tinjauan

44

pustaka dan hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka model konseptual

kerangka pemikiran teoritis disajikan dalam gambar.1 dibawah ini:

Gambar. 1

Kerangka Pemikiran Teoritik

Gambar 2.8. Kerangka pikir pengaruh kualitas sumber daya manusia

(SDM) pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren.

2.9. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empiris.56

56 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta,

2008, h.64

Kualitas SDM

Kinerja

Hubungan

Produktivitas

Sikap dan Perilaku

Komunikasi

Pertumbuhan Usaha

Pertumbuhan Anggota

Pertumbuhan SHU

45

Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:

“Ada pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola Koperasi

terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak”.

Tabel: 2.1

Tabel Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Dimensi Skala

1 Kualitas

Sumber Daya

Manusia

(SDM)

Pengelola

Kopontren

Sumber daya atau potensi,

atau kekuatan atau

kemampuan yang ada

dalam diri manusia

koperasi, yang

menentukan sikap dan

kualitas manusia koperasi

yang mampu berprestasi

dan menjadikan koperasi

efektif dan efisiensi serta

mandiri

1. Produktivitas

2. Sikap Dan

Perilaku

3. Komunikasi

4. Hubungan

Skala likert

2 Kinerja

Kopontren

Hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang

dalam organisasi, sesuai

wewenang dan tanggung

jawab masing-masing,

dalam rangka mencapai

tujuan organisasi

1. Pertumbuhan

Omzet

Penjualan.

2. Pertumbuhan

Anggota

3. Pertumbuhan

SHU

Skala likert

46

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

3.1.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber

pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara

atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.57

Dalam penelitian ini, Jenis data yang digunakan peneliti, adalah data

primer, karena yang diteliti adalah kualitas sumber daya manusia

(SDM), serta pengaruhnya terhadap kinerja koperasi pondok

pesantren, maka data utama yang diperlukan untuk menjawab

hipotesis penelitian adalah data primer. Sumber data primer pada

penelitian ini di peroleh langsung dari para responden, melalui

pengisian kuesioner dan wawancara terhadap para pengelola koperasi

pondok pesantren di Kabupaten Demak.

3.1.2 Data Skunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah

lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer oleh

pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.58

Untuk melakukan penelitian ini tentang pengaruh kualitas sumber

daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi

57 Husein Umar, Op.cit, h. 99 58 Ibid, h. 100

47

pondok pesantren diperlukan data primer dan data sekunder. Adapun

cara memperoleh data sekunder dapat melalui proses pengumpulan

data sebagai berikut: Sumber informasi yang telah dipublikasikan baik

jurnal ilmiah penelitian terdahulu, majalah dan literature yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi penelitian adalah serumpun atau sekelompok objek

yang menjadi sasaran penelitan.59. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah seluruh koperasi pondok pesantren yang terdapat di

kabupaten Demak yang telah berbadan hukum dan terdaftar di

Departemen Koperasi.

Adapun daftar populasi koperasi pondok pesantren yang aktif

di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut:

Table: 3.1

Table Koperasi Pondok Pesantren Yang Aktif Dan Kurang Aktif

di Kabupaten Demak.

No NAMA KOPONTREN Status

1 Kopontren Futuhiyyah Aktif

2 Kopontren At Taslim Aktif

3 Kopontren Suada Aktif

4 Kopontren An Nur Kurang Aktif

59 M. Burhan bungin, Metodoogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media Groub,

2005 h. 99.

48

5 Kopontren Rizquna Aktif

6 Kopontren Hadi Kusumo Aktif

7 Kopontren Al Mubarok Aktif

8 Kopontren Babul Ulum Kurang Aktif

9 Kopontren Estu Jaya Aktif

10 Kopontren Darussalam Kurang Aktif

11 Kopontren Al Falah Aktif

12 Kopontren Nurul Huda Kurang Aktif

13 Kopontren Zahrul Ulum Kurang Aktif

14 Kopontren Usaha Mandiri Kurang Aktif

15 Kopontren Al Ma’wa Aktif

16 Kopontren Al Madina Aktif

17 Kopontren Al Hasaniyah Aktif

Sumber : Data primer, penelitian kopontren , 2011

3.2.2 Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari wakil populasi yang

diteliti.60 Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak dipergunakan

karena jumlah koperasi pondok pesantren terbatas, sehingga yang

dianalisis adalah populasi dari penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data dalam

penelitian ini terdiri atas metode angket atau kuesioner dan metode

wawancara untuk melengkapi data yang diperoleh melalui angket. Angket

yang akan dipakai dengan menggunakan skala ordinal yaitu memberikan

60 Ibid, h. 101.

49

informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh

obyek atau individu tertentu.61 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode diantaranya sebagai berikut:

3.3.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya lebih sedikit/kecil.62

3.3.2 Kuesioner (angket)

Kuesioner adalah sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan

oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendasar dari

laporan tentang diri sendiri (self report) atau pada pengetahuan atau

keyakinan pribadi subyek atau informasi yang diteliti. Kuesioner in

dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna menguji

hipotesis dan model kajian untuk memperoleh data tersebut digunakan

kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat

sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberikan

jawaban kepada beberapa alternatif saja atau pada satu jawaban saja.

Sedangkan penyusunan skala pengukuran digunakan metode

Likert Summated Ratings (LSR). Dengan alternatif pilihan 1 sampai

dengan 5 jawaban pertanyaan dengan ketentuan sabagai berikut:

61 Ibid. h. 94 62 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, h.

137

50

Nilai 5 : untuk jawaban sangat tinggi

Nilai 4 : untuk jawaban tinggi

Nilai 3 : untuk jawaban cukup

Nilai 2 : untuk jawaban rendah

Nilai 1 : untuk jawaban sangat rendah

Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner

kepada para pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten

Demak kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup

atau terbuka, dapat diberikan pada responden secara langsung atau

dikirim melalui pos, atau internet.

3.3.3 Survei

Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada

tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada, sehingga tidak

perlu menghitungkan hubungan antara variabel-variabel karena hanya

menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah dari pada

menguji hipotesis. Survei dapat memberikan manfaat untuk tujuan-

tujuan deskriptif, membantu untuk membandingkan kondisi-kondisi

yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan.63

Dalam penelitian, internet juga telah menjadi sarana untuk

mendapatkan informasi atau data yang tersimpan di server-server yang

tersebar di seluruh dunia yang dapat diakses dan dibaca secara cepat,

mudah dan cuma-cuma oleh para pengunjung internet (netter).

63 Husein Umar, Op.cit, h. 82

51

Dengan kata lain internet merupakan tempat yang penting bagi para

peneliti untuk mendapatkan data sekunder sebanyak-banyaknya.64

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel-variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah fenomena yang bervariasi dalam

bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar, dan sebagainya.65 Variabel

yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Variabel

yang mempengaruhi variabel terikat yaitu kualitas sumber daya

manusia (SDM) pengelola koperasi.

2) Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja

koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah

dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan

pengukurannya. Operasional variabel bermanfaat untuk: 1)

mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang

didefinisikan, 2) Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek

64 Jonathan Sarwono, Op.cit, h. 175 65 Ibid, h. 59.

52

mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional. 3)

mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi

dimana definisi tersebut harus digunakan.66

Yang dimaksud definisi operasional ialah suatu definisi yang

didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang

sedang didefinisikan atau mengubah konsep yang berupa konstruksi

dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang

dapat diamati yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh

orang lain.67

Definisi operasional berisikan indikator dari suatu variabel yang

memungkinkan peneliti mengumpulkan data secara relevan sehingga

dari masing-masing variabel tersebut lebih terarah dan sesuai dengan

metode pengukuran yang telah direncanakan.

Operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi, diukur

dengan kuesioner yang menentukan fakta sebagai berikut:

a. Produktivitas

Produktivitas diartikan sebagai hasil pengukuran

suatu kinerja dengan memperhitungkan sumber daya yang

digunakan, termasuk sumber daya manusia.68 Produktivitas

dapat diukur pada tingkat individual, kelompok maupun

organisasi. Produktivitas juga mencerminkan keberhasilan atau

66 Ibid, h. 67 67 Ibid, h. 62 68 John R Schermenharn, Op.cit, h. 7.

53

kegagalan dalam mencapai efektifitas dan efisiensi kinerja

dalam kaitannya dengan penggunaannya sumber daya. Orang

sebagai sumber daya manusia ditempat kerja termasuk sumber

daya yang sangat penting dan perlu diperhitungkan.

b. Sikap

Rencana masa depan yang dilakukan untuk mencapai

harapan yang diinginkan.

c. Perilaku

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan

(goal-oriented) dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya

dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.69

d. Komunikasi

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai

penyampaian informasi antara dua orang atau lebih yang juga

meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin.

e. Hubungan

Hubungan berarti membuka peluang dan sekaligus

mengikat simpul-simpul informasi dan menggerakkan

kehidupan.

2) Kinerja koperasi pondok pesantren, diukur dengan kuesioner yang

menentukan fakta sebagai berikut:

69 J. Winardi, Op.cit, h. 32

54

a) Pertumbuhan omzet usaha. (koperasi harus mampu

memberikan pelayanan yang baik khususnya dalam bidang

penjualan karena akan dapat menarik minat pelanggan untuk

membeli di koperasi).

b) Perkembangan anggota (Tulang punggung hidupnya koperasi

terutama tergantung pada kesetiaan anggota-aggotanya).

c) Perkembangan Sisa Hasil Usaha. (Sisa hasil usaha adalah

pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi

dengan penyusutan dan biaya dari tahun buku yang

bersangkutan. Pada hakikatnya sisa hasil usaha koperasi ini

sama dengan laba bersih untuk perusahaan yang lain).

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan

menggunakan rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan

penelitian. Analisis data ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji

hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan. Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini, meliputi :70

3.5.1 Metode Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah

kedalam suatu bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah

memahami dan menafsirkan maksud dari data atau angka yang

70 Rakhmawati Patriatiningrum,, op.cit, h. 51

55

ditampilkan. Kegunaan utama statistik deskriptif ialah untuk

menggambarkan jawaban-jawaban penelitian. Yang termasuk

didalamnya salah satunya adalah rata-rata.71 Untuk mengetahui data

responden, terlebih dahulu peneliti mencari data tersebut dengan

metode survei.

Dalam penelitian kali ini, Metode deskriptif kuantitatif

digunakan untuk mengkaji dan mengukur nilai atau rata-rata dari hasil

uji pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi

terhadap koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Untuk

mengukur pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola

koperasi terhadap koperasi pondok pesantren dilakukan dengan cara

menyebar angket serta memberi skor jawaban angket yang diisi oleh

pengelola koperasi dengan ketentuan jawaban “1 untuk skor sangat

tidak setuju, 2 untuk skor tidak setuju, 3 untuk skor netral, 4 untuk

skor setuju, dan 5 untuk skor sangat setuju”.

Untuk mengetahui secara tepat tingkat rata-rata dapat

menjumlahkan semua nilai kemudian dibagi dengan banyaknya

individu. Adapun rumusnya sebagai berikut:72

NX

M

Keterangan :

Dimana M= Mean, X= Jumlah nilai dan N= Jumlah individu.

71 Jonathan Sarwono, Op.cit, h 138 72 Ibid, h 140

56

Tabel 3.2

Kriteria penilaian koperasi pondok pesantren.

No Skor Nilai Kriteria

1 4 - 5 A Sangat Baik

2 3 – 4 B Baik

3 2 – 3 C Cukup Baik

4 1 – 2 D Tidak Baik

3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.2.1 Uji Validitas

Uji ini dilakukan mengetahui validitas butir-butir

pertanyaan. Uji ini pada SPSS 1.6 dapat dilihat dalam kolom

corrected item-total correlation yang merupakan nilai r hitung

untuk masing-masing pertanyaan. Apabila r hitung berada

dibawah 0,05 berarti valid.73

3.5.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi

hasil pengukuran variabel. Suatu instrument dikatakan reliable

apabila memilki nilai cronbach alpa lebih dari 0,60.74

73 Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam Spss: Semarang,

badan penerbit Undip, 2002,h.132 74 Ibid, h. 129

57

3.5.3 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data

dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data

yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian

tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal.75 Uji

normalitas data adalah pengujian untuk mengetahui apakah data atau

variabel yang dipakai terdistribusi secara normal. Apabila variabel

yang dipakai terdistribusi secara normal, penelitian dapat

dilanjutkan. Dengan nilai hasil test normalitas lebih dari 0,05

(p>0,05) bisa dikatakan normal.

3.5.4 Analisis Regresi Sederhana

Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini

digunakan analisis regresi, untuk mengetahui adakah pengaruh yang

signifikan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola

koperasi terhadap perkembangan Usaha koperasi pondok pesantren.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persamaan garis

regresi yaitu :76

Y = a + bX

Keterangan :

X : variabel bebas

Y : variabel terikat

75http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov-

smirnov-one-sample- kolmogorov-smirnov-test/, before uji asumsi klasik (classic assumption test) September 12, 2008.

76 J. Supranto, Statistik, Jakarta: Erlangga, 1998, h. 218.

58

a, b : koefisien korelasi

a = 22

2

)(())(())((

xxnxyxxy

b adalah koefisien arah regresi linier yang digunakan untuk

menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan

variabel X sebesar satu unit. Jika b positif maka terjadi pertambahan

dan jika b negatif maka terjadi penurunan atau pengurangan.77

1) Uji T

Menunjukkan nilai signifikan dari tiap-tiap koefisien

regresi terhadap kenyataan yang ada, langkah-langkah:

a) Menentukan hipotesis nihil dan alternatif

021:0 (tidak ada pengaruh yang signifikan

antara kualitas sumber daya manusia pengelola terhadap

kinerja kopontren).

021:1 (ada pengaruh yang signifikan antara

kualitas sumber daya manusia pengelola terhadap kinerja

kopontren).

b) Menentukan of significant 05,0

c) Kriteria pengujian

0 diterima apabila t-tabel t-hitung t-tabel

0 ditolak bila t-hitung > t-tabel atau t-hitung < - t-tabel.

77 Sudjana.. Metoda Statistika: Bandung, Ttp 1992, h. 314

59

d) Perhitungan nilai t

Dimana:

B = Koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikan

Sb1 = standar error koefisien regresi

e) Kesimpulan

Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dapat

diketahui pengaruh antara kualitas sumber daya manusia

pengelola terhadap kinerja kopontren.

2) Koefisien Korelasi

Menurut Sudjana untuk mencari derajat hubungan

antara variabel X dan Variabel Y digunakan rumus :78

2222

yynxxn

yxxynrxy

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

Harga koefisien korelasi bergerak antara -1 dan +1

dengan tanda negatif menyatakan adanya korelasi tak langsung

atau korelasi negatif dan tanda positif menyatakan korelasi

langsung atau korelasi positif. Jika r = 0 maka dikatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang linier antara X dan variabel Y.

78 Ibid, h. 369

60

3) Koefisien Determinasi

Koefiensi determinasi 2R pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisiensi determinasi ini adalah

antara nol dan satu.79 Koefisien determinasi ini menentukan

besar hubungan variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh

variabel bebas dengan adanya regresi linier Y atas X. Menurut

Sudjana besarnya koefisien determinasi dicari dengan rumus :80

yynyxxynb

r 2

Dari koefisien determinasi dapat diketahui berapa besar

kontribusi variabel X terhadap variabel Y.

Dalam analisis ini digunakan analisis regresi. Analisis

regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

atau tidak antara kualitas sumber daya manusia (SDM)

pengelola koperasi dengan perkembangan usaha koperasi

pondok pesantren.

Pengujian data dengan tes regresi sederhana akan

dianalisis dengan menggunakan bantuan paket program SPSS.

79 Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta: BPFE UGM, 2000, h. 45 80 Ibid, h. 370

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.7 Deskriptif Data Penelitian dan Karakteristik Responden

4.1.3 Deskripsi Data Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dimana peneliti

secara langsung observasi dalam memperoleh data-data dan informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Perolehan data-data dan informasi

dilakukan dengan wawancara dan penyebaran angket kepada responden

secara langsung. Namun demikian, sebelum peneliti menyebarkan

angket secara langsung kepada responden, terlebih dahulu melakukan

pra-riset kepada lembaga yang terkait guna memperoleh informasi yang

berkaitan dengan penelitian ini dan untuk mendapatkan ijin dari

lembaga yang peneliti teliti.

Pra-riset dilakukan di Dinas kesbangpol linmas dan selanjutnya

memberi surat tembusan ke BAPEDA Kabupaten Demak, lalu mendapat

rekomendasi untuk mengurus ijin riset di Dinas Koperasi dan UMKM

Kabupaten Demak pada hari Senin tanggal 21 maret 2011, dalam pra-

riset disini peneliti memperoleh data Koperasi Pondok Pesantren yang

terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak yang

berjumlah 11 dalam kategori aktif, 6 dalam kategori kurang aktif, dan 24

dalam kategori tidak aktif, serta mendapatkan surat izin dari Dinas

tersebut untuk melaksanakan penelitian di Koperasi Pondok Pesantren di

62

wilayah kabupaten Demak.

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah seluruh

kopontren yang aktif Pengumpulan data dilakukan secara langsung

dengan menggunakan metode survei dengan cara menemui responden.

Ini bertujuan agar lebih efektif untuk meningkatkan respon rate

responden dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan selama 3

bulan ini, peneliti berhasil mengumpulkan respon responden sebanyak

50 responden. Untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Populasi

No Nama Kopontren Poroporsi Kuesioner

1 Kopontren Futuhiyyah 4

2 Kopontren At Taslim 8

3 Kopontren Suada 9

4 Kopontren Rizquna 3

5 Kopontren Hadi Kusumo 4

6 Kopontren Al Mubarok 4

7 Kopontren Al Ma’wa 4

8 Kopontren Al Madina 4

9 Kopontren Al Hasaniyah 4

10 Kopontren Zahrul Ulum 3

11 Kopontren Al Falah 3

Jumlah 50

Sumber : Data primer, penelitian kopontren , 2011

4.1.4 Karakteristik Responden

Untuk menjelaskan dan menyajikan kondisi responden yang dapat

memberikan tambahan informasi-informasi tambahan dalam kaitannya

63

untuk mendukung kelengkapan penelitian ini diperlukan karakteristik

responden. Karakteristik responden ini bertujuan agar dapat dilihat

profil dari data penelitian tersebut dan hubungan antar variabel yang

digunakan dalam penelitian.

Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

4.1.4.1 Jabatan

Karakteristik responden dalam jenis jabatan digunakan

karena jabatan sedikit banyak akan mempengaruhi perilaku

seseorang, misalnya seorang karyawan akan memiliki perilaku

yang berbeda dengan seorang pimpinan. Pimpinan dalam hal

membentuk karakteristik pribadinya akan membentuk pola dan

berkeputusan berbeda tentunya.

Data tentang deskripsi responden dalam klasifikasi

jabatan, peneliti membaginya dalam 5 kategori, yaitu ketua,

sekretaris, bendahara, administrasi, dan karyawan. Adapun data

mengenai jabatan responden yang diambil sebagai responden

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jabatan/Pekerjaan Responden

Job Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ketua 10 20.0 20.0 20.0 Sekretaris 9 18.0 18.0 38.0 Bendahara

9 18.0 18.0 56.0

Admin 10 20.0 20.0 76.0

Valid

Karyawan 12 24.0 24.0 100.0

64

Job Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ketua 10 20.0 20.0 20.0 Sekretaris 9 18.0 18.0 38.0 Bendahara

9 18.0 18.0 56.0

Admin 10 20.0 20.0 76.0 Karyawan 12 24.0 24.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Sebagaimana telah ditunjukkan dalam tabel 4.2 diatas,

terlihat bahwa jabatan responden didominasi oleh jabatan

karyawan. Setidaknya sebanyak 12 orang atau 24 % responden

adalah menempati posisi karyawan, 10 orang atau 20 % sebagai

ketua, 10 orang atau 20 % lagi sebagai Administrasi, dan 9

orang atau 18 % sisanya adalah sekretaris dan bendahara.81

Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.1 sebagai berikut:

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

81 Data Pengolahan SPSS 1.6, 2011

17.00%

17.50%

18.00%

18.50%

19.00%

19.50%

20.00%

Ketua Sekretaris bendahara administrasi

Gambar 4.1 karakteristik responden berdasarkan Jabatan/Pekerjaan

Responden

65

4.1.4.2 Usia Responden

Secara psikologis, usia seseorang dapat mempengaruhi

dalam membuat keputusan dan polapikirnya, untuk itu deskripsi

responden kategori usia juga dimasukkan dalam penelitian ini.

Deskripsi responden dalam klasifikasi usia, peneliti membaginya

dalam empat jenis, diantaranya adalah responden dengan usia

dibawah 30 tahun, 30 tahun s/d 40 tahun, 41 tahun s/d 50 tahun,

dan responden yang berusia lebih dari 50 tahun. Adapun

deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel

4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Usia Responden Age

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent < 30 th 29 58.0 58.0 58.0 30 s/d 40 th 15 30.0 30.0 88.0 41 s/d 50 th 5 10.0 10.0 98.0 > 50 th 1 2.0 2.0 100.0

Valid

Total 50 100.0 100.0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa usia dari responden

koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak yang dijadikan

sampel, yang usianya kurang dari 30 tahun ada 29 orang yakni

sebesar 58 %. Yang usianya diantara 30 s/d 40 tahun ada 15

orang yakni sebesar 30 %. Yang usianya diantara 41 s/d 50

tahun ada 5 orang yakni ada 10 %. Dan yang usianya diatas 50

tahun ada 1 orang yakni 2 %. Hal ini menunjukkan bahwa

66

sebagian besar pengelola koperasi pondok pesantren di

Kabupaten Demak usianya adalah dibawah 30 tahun.82 Sehingga

dapat ditampilkan dengan gambar 4.2 sebagai berikut:

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

< 30 th 30 s/d 40 th 41 s/d 50 >50

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

4.1.4.3 Status Responden

Seperti halnya usia responden, status responden juga

penting untuk disajikan dalam penelitian ini, sebab orang yang

sudah menikah dengan orang yang sebelum menikah

mempunyai pola pikir yang berbeda, dan tentunya juga berbeda

ketika dalam membuat keputusan.

Peneliti membagi karakteristik status responden dalam

tiga kriteria, yaitu: responden yang berstatus belum kawin, sudah

kawin, dan janda/duda.

82 Data pengolahan SPSS 1.6, 2011

67

Tabel 4.4 Status Responden

Status

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kawin 21 42.0 42.0 42.0 Belum Kawin

29 58.0 58.0 100.0 Valid

Total 50 100.0 100.0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan keterangan pada table 4.4 diatas dapat

diketahui status responden pengelola koperasi pondok pesantren

di Kabupaten Demak yang diambil sebagai sampel, yang

menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah belum kawin

yakni sebanyak 29 orang atau 58 %. Yang sudah kawin ada 21

orang atau 42 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

pengelola koperasi pondok pesantren adalah belum kawin.83

Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.3 sebagai berikut:

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Kawin belum kawin

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Responden

Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011

83 Data pengolahan SPSS 1.6, 2011

68

4.1.4.4 Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasar jenis kelamin dapat

diketahui sebagaimana dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden

Sex

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Laki-laki 32 64.0 64.0 64.0 Perempuan 18 36.0 36.0 100.0

Valid

Total 50 100.0 100.0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa mayoritas

responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki.

Sejumlah 32 responden atau 64% dari total responden adalah

berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebanyak 18 responden

atau 36% adalah berjenis kelamin perempuan. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar pengelola koperasi pondok

pesantren di Kabupaten Demak adalah laki-laki.84 Sehingga

dapat ditampilkan dengan gambar 4.4 sebagai berikut:

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Laki-laki Perempuan

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

84 Data pengolahan SPSS 1.6, 2011

69

4.1.4.5 Tingkat Pendidikan

Data tentang karakteristik responden dalam klasifikasi

tingkat pendidikan, peneliti membaginya dalam empat kategori,

yaitu SMP, SMA, S1 dan S2/S3. Adapun data mengenai tingkat

pendidikan responden yang diambil sebagai responden adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Tingkat Pendidikan Responden

Grad

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent SMP 7 14.0 14.0 14.0 SMA 24 48.0 48.0 62.0 S1 19 38.0 38.0 100.0

Valid

Total 50 100.0 100.0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

pengelola koperasi sangat bervariasi. Pengelola koperasi yang

lulusan SMP ada 7 orang atau 14 %. Pengelola koperasi yang

lulusan SMA ada 24 orang atau 48 %. Pengelola koperasi yang

lulusan S.1 ada 7 orang atau 38 %. Pengelola koperasi yang

lulusan S.2/S3 tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak

adalah lulusan SMA.85 Sehingga dapat ditampilkan dengan

gambar 4.5 sebagai berikut:

85 Data pengolahan SPSS 1.6, 2011

70

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

SMP SMA S.1 S2/ S.3

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Salah satu kunci utama yang harus dipenuhi dari penelitian kuantitatif

adalah terletak pada kuesioner yang disebarkan. Kuesioner harus baik dan

dapat diterima kuesioner yang baik dan yang dapat diterima yang selanjutnya

dapat diolah dalam statistik adalah harus valid dan reliable. Sugiyono

menyatakan bahwa:86 “Instrumen yang dinyatakan valid dan reliable adalah:

Instrumen yang valid, berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang

reliabel berarti bila digunakan untuk mengukur berkali-kali akan

menghasilkan data yang sama”.

86 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008,

71

4.2.1 Uji Validitas

Menurut Imam Ghozali, Uji ini dilakukan untuk mengetahui

validitas butir-butir pertanyaan. Uji ini pada SPSS 18.0 dapat dilihat

dalam kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai r

hitung untuk masing-masing pertanyaan. Jika r hitung lebih besar

dibandingkan dengan r tabel maka butir pertanyaan tersebut dapat

diterima atau valid. Sebelum mencari nilai r tabel dalam tabel statistik r,

peneliti terlebih dahulu harus menentukan berapa derajat kebebasannya.

Adapun rumus derajat kebebasan (degree of freedom) adalah df = n – k

– 1. Dalam penelitian ini, diketahui jumlah n adalah 50 sampel dan k

adalah 1 (marketing mix) sehingga besarnya df adalah 50 – 1 – 1 = 48

dengan alpha 0.05 (α=5%), didapat r tabel 0,279.

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, yang dilihat pada

kolom Corrected Item–Total Correlation dari variabel kualitas SDM

terhadap variabel kinerja koperasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item

Corrected item total

Correlation ( )

Keterangan

q1 0,441 0,279 Valid q2 0,491 0,279 Valid q3 0,608 0,279 Valid q4 0,516 0,279 Valid q5 0,341 0,279 Valid q6 0,327 0,279 Valid q7 0,441 0,279 Valid

Sumber Daya Manusia

(X)

q8 0,502 0,279 Valid

72

q9 0,479 0,279 Valid q10 0,665 0,279 Valid q11 0,494 0,279 Valid q12 0,499 0,279 Valid q13 0,285 0,279 Valid q14 0,522 0,279 Valid q15 0,536 0,279 Valid q16 0,618 0,279 Valid q17 0,573 0,279 Valid q18 0,476 0,279 Valid q19 0,513 0,279 Valid q20 0,482 0,279 Valid q21 0,706 0,279 Valid q22 0,722 0,279 Valid q23 0,528 0,279 Valid q24 0,629 0,279 Valid q25 0,717 0,279 Valid q26 0,659 0,279 Valid q27 0,744 0,279 Valid q28 0,588 0,279 Valid q29 0,666 0,279 Valid

Kinerja (Y)

q30 0,733 0,279 Valid Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dari table 4.7 diatas terlihat bahwa nilai pada kolom

corrected item-total correlation untuk masing-masing item memiliki r

hitung lebih besar dan positif dibanding r tabel untuk (df) = 50 -1 - 1 =

48 dan alpha 0,05 dengan uji dua sisi didapat r tabel sebesar 0,279

artinya masing-masing item pertanyaan dalam dua variable X dan Y

adalah valid.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan internal consistency

atau derajat ketepatan jawaban.87 Untuk pengujian ini digunakan

87 Jonathan Sarwono, Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakata:

Graha Ilmu, 2006, h. 100

73

Statistical Packaged for Social Sciences (SPSS) sebagai alternatif

pengujian reliabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah

jawaban tentang tanggapan responden. Untuk melakukan pengujian

reliabilitas penulis menggunakan program SPSS versi 18.0 dimana

dalam mengukur reliabilitas disini menggunakan uji statistik Cronbach

Alpha (α), yang mana suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki

Cronbach Alpha lebih dari 0,60 ( > 0,60).

Hasil pengujian uji reliabilitas instrument menggunakan alat

bantu olah statistik SPSS versi 18.0 for windows dapat diketahui

sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Reliability Coefficients Alpha Keterangan

X Y

20 item 10 item

0,826 0,861

Reliabel Reliabel

Sumber Data: output SPSS, 2011

Dari table 4.8 diatas dapat diketahui bahwa masing-masing

variabel memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), yang

artinya bahwa semua variabel X dan Y adalah reliabel. Dengan demikian

pengolahan data dapat dilanjutkan kejenjang selanjutnya.

4.9 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam

suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan

74

layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang

memiliki distribusi normal.

Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 4.6 sebagai

berikut:

Gambar 4.6

Normal Probability Plot

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan Gambar 4.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang

digunakan menunjukkan indikasi normal. Analisis dari grafik diatas terlihat

titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti

arah garis diagonal. Santoso (2001) menyatakan “Jika data menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya apabila data menyebar jauh dari

garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi-asumsi normalitas”. Maka model regresi layak

75

dipakai untuk memprediksi variabel dependen kinerja koperasi (Y)

berdasarkan masukan variabel independen kualitas SDM (X) .

4.10 Deskriptif Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Kualitas SDM (X)

Definisi kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi secara

operasional adalah Sumber daya atau potensi, atau kekuatan atau

kemampuan yang ada dalam diri manusia koperasi, yang menentukan

sikap dan kualitas manusia koperasi yang mampu berprestasi dan

menjadikan koperasi efektif dan efesiensi serta mandiri. Dalam variabel

kualitas sumber daya manusia disini terdiri atas empat indikator yaitu

Produktif, Sikap dan Perilaku, Komunikasi, serta Hubungan.

1) Indikator Produktif

Definisi operasional dari indikator produktif adalah hasil

pengukuran suatu kinerja dengan memperhitungkan sumber daya

yang digunakan. Dalam indikator produk disini diwakili oleh 9 item

pertanyaan.

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator produktif dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

76

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Produktif

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

1 9 18 31 62 8 16 1 2 1 2 50 100 2 13 26 31 62 6 12 0 0 0 0 50 100 3 13 26 31 62 6 12 0 0 0 0 50 100 4 7 14 35 70 8 16 0 0 0 0 50 100 5 16 32 28 56 5 10 1 2 0 0 50 100 6 6 12 35 70 5 10 3 6 1 2 50 100 7 14 28 30 60 6 12 0 0 0 0 50 100 8 13 26 21 42 13 26 3 6 0 0 50 100 9 17 34 31 62 2 4 0 0 0 0 50 100

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.9 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator produktif tergolong baik. Mayoritas

responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya dengan baik.

Sebanyak 18 % item pertanyaan pertama dijawab oleh

responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju,

16% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju dan

sangat tidak setuju. Sedangkan pada item pertanyaan kedua dijawab

oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 26% menjawab

setuju, 62% dan sisanya 12% menjawab netral. Selanjutnya

Sebanyak 26 % item pertanyaan ketiga dijawab oleh responden

dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju, dan sisanya

12% menjawab netral. Sebanyak 14 % item pertanyaan ke empat

dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 70%

menjawab setuju, dan sisanya 16% menjawab netral. Sebanyak 32 %

77

item pertanyaan ke lima dijawab oleh responden dengan jawaban

sangat setuju, 56% menjawab setuju, 10% menjawab netral dan

sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 12 % item pertanyaan

ke enam dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 70%

menjawab setuju, 10% menjawab netral dan sisanya 8% menjawab

tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sebanyak 28 % item pertanyaan

ke tujuh dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60%

menjawab setuju, 12% menjawab netral. Sebanyak 26 % item

pertanyaan ke delapan dijawab oleh responden dengan jawaban

sangat setuju, 42% menjawab setuju, 26% menjawab netral dan

sisanya 6% menjawab tidak setuju. Sebanyak 34 % item pertanyaan

ke sembilan dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju,

62% menjawab setuju, dan sisanya 4% menjawab netral.

2) Indikator Sikap dan Perilaku

Definisi operasional dari indikator sikap adalah Rencana

masa depan yang dilakukan untuk mencapai harapan yang

diinginkan. Sedangkan perilaku adalah orientasi untuk mencapai

suatu tujuan yang diinginkan. Dalam indikator sikap dan perilaku

disini diwakili oleh 6 item pertanyaan.

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator sikap dan perilaku dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai

berikut:

78

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap dan Perilaku

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 10 7 1

4 35 70 7 14 1 2 0 0 50 100

11 8 1

6 32 64 10 20 0 0 0 0 50 100

12 10 2

0 29 58 10 20 1 2 0 0 50 100

13 25 5

0 20 40 4 8 1 2 0 0 50 100

14 8 1

6 20 40 17 34 4 8 1 2 50 100

10 7 1

4 35 70 7 14 1 2 0 0 50 100

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.10 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sikap dan perilaku tergolong baik.

Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju

bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya dengan

sikap dan perilaku yang baik.

Sebanyak 14 % item pertanyaan ke sepuluh dijawab oleh

responden dengan jawaban sangat setuju, 70% menjawab setuju,

14% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju.

Sebanyak 16% item pertanyaan ke sebelas dijawab oleh responden

dengan jawaban sangat setuju, 64% menjawab setuju, 20%

menjawab netral. Selanjutnya Sebanyak 20 % item pertanyaan ke

dua belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju,

58% menjawab setuju, 20% menjawab netral, dan sisanya 2%

menjawab tidak setuju. Sebanyak 50 % item pertanyaan ke tiga

79

belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 40%

menjawab setuju, 8% menjawab netral, dan sisanya 2% menjawab

tidak setuju. Sebanyak 16 % item pertanyaan ke empat belas

dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 40%

menjawab setuju, 34% menjawab netral, 8% menjawab tidak setuju

dan sisanya 2% menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 42 % item

pertanyaan ke lima belas dijawab oleh responden dengan jawaban

sangat setuju, 54% menjawab setuju, dan sisanya 4% menjawab

netral.

3) Indikator Komunikasi

Definisi operasional dari indikator komunikasi adalah

penyampaian informasi antara dua orang atau lebih yang juga

meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin. Dalam

indikator komunikasi disini diwakili oleh 3 item pertanyaan.

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator komunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Komunikasi

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

16 13 26 26 52 10 20 1 2 0 0 50 100

17 16 32 24 48 8 16 1 2 1 2 50 100

18 8 16 25 50 13 26 3 6 1 2 50 100

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

80

Dari tabel 4.11 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator komunikasi tergolong baik. Mayoritas

responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu

mengadakan komunikasi yang baik.

Sebanyak 26 % item pertanyaan ke enam belas dijawab oleh

responden dengan jawaban sangat setuju, 52% menjawab setuju,

20% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju.

Sebanyak 32% item pertanyaan ke tujuh belas dijawab oleh

responden dengan jawaban sangat setuju, 48% menjawab setuju,

16% menjawab netral, dan sisanya 4% menjawab tidak setuju dan

sangat tidak setuju. Selanjutnya Sebanyak 16 % item pertanyaan ke

dua belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju,

50% menjawab setuju, 26% menjawab netral, dan 6% menjawab

tidak setuju dan sisanya 2% menjawab sangat tidak setuju.

4) Indikator Hubungan

Definisi operasional dari indikator hubungan adalah Jalan

untuk membuka peluang dan sekaligus mengikat simpul-simpul

informasi dan menggerakkan kehidupan. Dalam indikator hubungan

disini diwakili oleh 2 item pertanyaan.

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator komunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut:

81

Tabel 4.12

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hubungan

SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

19 13 26 31 62 5 10 1 2 0 0 50 100 20 12 24 22 44 14 28 2 4 0 0 50 100

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.12 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator hubungan tergolong baik. Mayoritas

responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu menjalin

hubungan dengan baik.

Sebanyak 26 % item pertanyaan ke sembilan belas dijawab

oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab

setuju, 10% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju.

Sebanyak 24% item pertanyaan ke dua puluh dijawab oleh

responden dengan jawaban sangat setuju, 44% menjawab setuju,

28% menjawab netral, dan sisanya 4% menjawab tidak setuju.

4.4.2 Variabel Kinerja Koperasi (Y)

Definisi kinerja koperasi secara operasional adalah Hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing,

dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam variabel kinerja

koperasi disini terdiri atas tiga indikator yaitu pertumbuhan omzet

usaha, perkembangan anggota , perkembangan SHU.

82

1) Indikator Pertumbuhan Omzet usaha

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator Pertumbuhan Omzet usaha dapat dilihat pada Tabel 4.13

sebagai berikut:

Tabel 4.13

Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Pertumbuhan Omzet Usaha

SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

21 4 8 31 62 9 18 6 12 0 0 50 100 22 4 8 30 60 10 20 6 12 0 0 50 100

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.13 di atas dapat dideskripsikan bahwa

tanggapan responden untuk indikator pertumbuhan omzet usaha

tergolong baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju,

bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu

memberikan kontribusi dalam meningkatkan omzet usaha.

Sebanyak 8 % item pertanyaan ke dua puluh satu dijawab

oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab

setuju, 18% menjawab netral dan sisanya 12% menjawab tidak

setuju. Sebanyak 8% item pertanyaan ke dua puluh dua dijawab

oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab

setuju, 20% menjawab netral, dan sisanya 12% menjawab tidak

setuju.

83

2) Indikator Perkembangan Anggota

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator Perkembangan anggota dapat dilihat pada Tabel 4.14

sebagai berikut:

Tabel 4.14

Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Perkembangan Anggota

SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

23 3 6 30 60 16 32 1 2 0 0 50 100 24 4 8 30 60 15 30 1 2 0 0 50 100

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011.

Dari tabel 4.14 di atas dapat dideskripsikan bahwa

tanggapan responden untuk indikator perkembangan anggota

tergolong baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju,

bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu

memberikan kesejahteraan anggota dengan maksimal, maka

akhirnya anggota koperasi pun berkembang.

Sebanyak 6 % item pertanyaan ke dua puluh tiga dijawab

oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab

setuju, 32% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak

setuju. Sebanyak 8% item pertanyaan ke dua puluh empat dijawab

oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab

setuju, 30% menjawab netral, dan sisanya 2% menjawab tidak

setuju.

84

3) Indikator Perkembangan SHU

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai

indikator Perkembangan SHU dapat dilihat pada Tabel 4.15

sebagai berikut:

Tabel 4.15

Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Perkembangan SHU SS S N TS STS Total Q

Frk % Fr

k % Frk % Fr

k % Frk % Frk %

25 2 4 28 56 20 40 0 0 0 0 50 100 26 1 2 21 42 28 56 0 0 0 0 50 100 27 3 6 30 60 16 32 1 2 0 0 50 100 28 3 6 26 52 21 42 0 0 0 0 50 100 29 2 4 19 38 29 58 0 0 0 0 50 100 30 5 10 20 40 25 50 0 0 0 0 50 100

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.15 di atas dapat dideskripsikan bahwa

tanggapan responden untuk indikator perkembangan SHU

tergolong cukup baik. Mayoritas responden memberi jawaban

setuju, bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan

pekerjaannya selalu memberikan kontribusi untuk meningkatkan

SHU.

Sebanyak 4 % item pertanyaan ke dua puluh lima dijawab

oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 56% menjawab

setuju, 40% menjawab netral. Sebanyak 2% item pertanyaan ke

dua puluh enam dijawab oleh responden dengan jawaban sangat

setuju, 42% menjawab setuju, 56% menjawab netral. Sebanyak 6

% item pertanyaan ke dua puluh tujuh dijawab oleh responden

85

dengan jawaban sangat setujuh, 60% menjawab setuju, 32%

menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju .

Sebanyak 6% item pertanyaan ke dua puluh delapan dijawab oleh

responden dengan jawaban sangat setuju, 52% menjawab setuju,

42% menjawab netral. Sebanyak 4 % item pertanyaan ke dua

puluh sembilan dijawab oleh responden dengan jawaban sangat

setujuh, 38% menjawab setuju, 58% menjawab netral . Sebanyak

10% item pertanyaan ke tiga puluh dijawab oleh responden

dengan jawaban sangat setuju, 40% menjawab setuju, 50%

menjawab netral.

4.11 Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis

4.5.1 Statistik deskriptif

4.5.1.1 Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia

Tabel 4.16

Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia

No Sumber Daya Manusia Rata-rata Nilai Kriteria

1 Kecepatan dalam mengambil keputusan

3,92 B Baik

2 Profesional 4,14 A Sangat Baik 3 Kretif 4,14 A Sangat Baik 4 Inovatif 3,98 B Baik 5 Memahami

pekerjaannya 4,18 A Sangat Baik

6 Pemecahan masalah dengan logika

3,84 B Baik

7 Penggunaan waktu, biaya secara efisien

4,16 A Sangat Baik

8 Penuh ide gagasan 3,88 B Baik

86

9 Mengembangkan kemampuan diri

4,3 A Sangat Baik

10 Berpikir secara mengidentifikasi

3,96 B Baik

11 Berpikir analisis 3,96 B Baik 12 Proaktif 3,96 B Baik 13 Jujur 4,38 A Sangat Baik 14 Pelaporan hasil RAT

ke Dinas 3,6 B Baik

15 Pelayanan kepada pelanggan

4,38 A Sangat Baik

16 Penyebaran informasi kepada setiap lini organisasi

4,02 A Sangat Baik

17 Pempublikasian hasil RAT kepada anggota

4,06 A Sangat Baik

18 Komunikasi ke Dinas 3,72 B Baik 19 Kerjasama 4,12 A Sangat Baik 20 Pendidikan

peningkatan SDM 3,88 B Baik

Indek Komulatif 4,029 A Sangat Baik Sumber : Data primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.16 di atas dapat dideskripsikan bahwa

tanggapan responden untuk kriteria penilaian kualitas sumber

daya manusia adalah sangat baik. Hal ini diketahui dari penilaian

setiap skor yang dihasilkan dari study empirik, yang

menunjukkan rata-rata sangat baik, dengan rician penilaian

variabel kualitas sumber daya manusia sebagai berikut: 11 item

pertanyaan memperoleh nilai A dengan nilai tertinggi adalah

4,38 dan 9 item pertanyaan memperoleh nilai B dengan nilai

terendah adalah 3,6, dengan rata-rata nilai komulatif

memperoleh skor 4,029 / A atau dalam kriteria “sangat baik”.

87

4.5.1.2 Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren.

Tabel 4.17

Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren

No Kinerja Kopontren Rata-rata Nilai Kriteria

21 Volume penjualan 3,66 B Baik/sesuai harapan

22 Pertumbuahan penjualan 3,64 B Baik/sesuai harapan

23 Jumlah SHU selama 3 tahun

3,7 B Baik/sesuai harapan

24 Rata-rata (%) pertumbuhan SHU selama 3 tahun

3,74 B Baik/sesuai harapan

25 Jumlah anggota selama 3 tahun

3,64 B Baik/sesuai harapan

26 Pertumbuhan anggota selama 3 tahun

3,46 B Baik/sesuai harapan

27 Jumlah anggota yang aktif 3,7 B Baik/sesuai harapan

28 Pertumbuhan anggota yang aktif

3,64 B Baik/sesuai harapan

29 Rata-rata (%) jumlah anggota yang th 2010 dibanding 2009

3,46 B Baik/sesuai harapan

30 Rata-rata (%) jumlah anggota yang aktif th 2010 dibanding 2009

3,6 B Baik/sesuai harapan

Indek Komulatif 3,624 B Baik/sesuai harapan

Sumber : Data primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.17 di atas dapat dideskripsikan bahwa

tanggapan responden untuk kriteria penilaian kinerja kopontren

adalah baik. Hal ini diketahui dari penilaian setiap skor yang

dihasilkan dari study empirik, yang menunjukkan rata-rata baik,

dengan rincian penilaian variabel kinerja kopontren sebagai

berikut: 10 item pertanyaan memperoleh nilai B, nilai tertinggi

88

adalah 3,74, sedangkan yang terendah adalah 3,46 dengan rata-

rata nilai komulatif memperoleh skor 3,624 / B atau dalam

kriteria “baik”.

4.5.2 Persamaan Regresi Sederhana

Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini digunakan

analisis regresi, untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan

pada kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap

perkembangan Usaha koperasi pondok pesantren. Adapun rumus yang

digunakan untuk menghitung persamaan garis regresi yaitu :

Y = a + bX

Hasil analisis data dengan menggunakan komputer program SPSS

for windows versi 18.0 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Sederhana

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model

B Std. Error Beta (Constant) 20.310 6.905 1 Kualitas SDM (X) .198 .085

.317

a. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.18 di atas

diperoleh koefisien untuk variabel bebas X = 0,198 dan konstanta

sebesar 20,310 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh

adalah:

89

Y = 20,310 + 0,198 X

Dimana :

Y = variabel kinerja koperasi

X = variabel kualitas SDM

1) Nilai konstan ( Y ) sebesar 20,310; artinya jika variabel kualitas

SDM (X) nilainya adalah 0 (nol), maka variabel kinerja koperasi (Y)

akan berada pada angka 20,310.

2) Koefisien regresi kualitas SDM (X) dari perhitungan linier

sederhana didapat nilai coefficients (b) = 0,198. Hal ini berarti setiap

ada peningkatan kualitas SDM (X) maka kinerja koperasi (Y) juga

akan meningkat dengan anggapan konstan sebesar 20,310.

4.5.3 Uji Hipotesis Menggunakan Uji t atau Uji Parsial

Untuk menguji pengaruh kualitas sumber daya manusia

pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren

digunakan uji Statistik t (uji t). Apabila nilai t hitung > nilai t tabel,

maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya apabila nilai t hitung <

nilai t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil pengujian hipotesis

secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut ini:

Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis (Uji –t)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model

B Std. Error Beta T Sig. (Constant) 20.310 6.905 2.941 .005 1 Kualitas SDM (X) .198 .085 .317 2.315 .025

a. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

90

Diketahui bahwa t tabel dalam penelitian ini untuk derajat

kebebasan df = 50 – 1 – 1 dengan signifikasi 5% adalah 2,011.

Sedangkan penghitungan sebagaimana terlihat dalam tabel 4.19

diatas, diketahui bahwa nilai adalah 2,315 sedangkan nilai

adalah 2,011 yang lebih kecil dibandingkan dengan . Artinya,

terdapat pengaruh signifikan antara variabel kualitas SDM (X) terhadap

variabel kinerja koperasi (Y). Atau dengan kata lain Ha yang berbunyi

“Ada pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola

Koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten

Demak” tidak dapat ditolak.

4.5.4 Koefisien Korelasi Analisis ini dimaksudkan untuk memasukkan data yaitu data

yang telah masuk dan terkumpul dari nilai-nilai variabel kualitas SDM

terhadap kinerja koperasi pesantren se-Kabupaten Demak yang masuk

dan kemudian diolah dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan rumus statistik sebagai berikut :

N ∑XY – (∑X) (∑Y) r xy =

N∑X2 – (∑X)2 N∑Y2 – (∑Y)2

Untuk mengoperasikan rumus tersebut, maka harus ditempuh

dengan membuat korelasi product moment dalam tabel berikut :

91

Tabel 4.20

Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas SDM

Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren

Id X Y x2 y2 Xy

1 80 39 6400 1521 3120 2 100 43 10000 1849 4300 3 87 36 7569 1296 3132 4 85 32 7225 1024 2720 5 83 32 6889 1024 2656 6 81 42 6561 1764 3402 7 81 40 6561 1600 3240 8 81 40 6561 1600 3240 9 81 40 6561 1600 3240

10 86 39 7396 1521 3354 11 85 34 7225 1156 2890 12 84 28 7056 784 2352 13 84 32 7056 1024 2688 14 76 30 5776 900 2280 15 76 35 5776 1225 2660 16 80 30 6400 900 2400 17 80 46 6400 2116 3680 18 72 29 5184 841 2088 19 88 32 7744 1024 2816 20 79 37 6241 1369 2923 21 76 34 5776 1156 2584 22 93 42 8649 1764 3906 23 79 46 6241 2116 3634 24 93 42 8649 1764 3906 25 82 40 6724 1600 3280 26 76 30 5776 900 2280 27 75 34 5625 1156 2550 28 75 34 5625 1156 2550 29 93 36 8649 1296 3348 30 73 40 5329 1600 2920 31 87 43 7569 1849 3741 32 84 38 7056 1444 3192 33 76 34 5776 1156 2584

92

34 83 38 6889 1444 3154 35 83 34 6889 1156 2822 36 76 40 5776 1600 3040 37 83 35 6889 1225 2905 38 79 37 6241 1369 2923 39 74 35 5476 1225 2590 40 74 34 5476 1156 2516 41 79 34 6241 1156 2686 42 77 35 5929 1225 2695 43 81 32 6561 1024 2592 44 83 33 6889 1089 2739 45 76 34 5776 1156 2584 46 70 33 4900 1089 2310 47 84 38 7056 1444 3192 48 80 37 6400 1369 2960 49 55 34 3025 1156 1870 50 81 40 6561 1600 3240

Jumlah 4029 1812 326999 66578 146474 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dengan melihat tabel kerja tersebut di atas, maka dapat

diketahui:

∑N = 50 ∑X2 = 326999

∑X = 4029 ∑Y2 = 66578

∑Y = 1812 ∑XY = 146474

Adapun langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil dari tabel

kerja yang ada di atas ke dalam rumus korelasi product moment

sebagaimana berikut :

93

22

2222

(1812) - 66578 X 50(4029) - 326999 x 50(1812) (4029) - 146474 x 50

)()())((

YYNXXNYXXYNrxy

}32833443328900{}1623284116349950{73005487323700

)45556()117109(23152

533501760423152

7304123152

= 0,317

Jadi nilai koefisien korelasi XY adalah 0, 317.

Dari hasil korelasi tersebut kemudian dikonsultasikan dengan

nilai koefisien korelasi product moment pada tabel dengan nilai :

df = N – nr

= 50 – 2

= 48

Dalam pengujian signifikansi 5 %, yang akan dibahas dalam

analisis lanjut menunjukkan nilai r tabel adalah sebesar 0,279 yang

mana angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai r hitung

sebesar 0,317. Artinya, korelasi pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja

koperasi pesantren se-Kabupaten Demak pada taraf signifikansi 5 %

dengan df = 48 adalah signifikan. Dengan demikian rhitung (observasi)

lebih besar daripada rtabel (r dalam tabel), ini berarti hasilnya adalah

94

signifikan dan terdapat korelasi (ada hubungan yang positif) antara

kedua variabel tersebut.

Demikian juga dengan hasil output SPSS for Windows versi 18.0

dengan menggunakan correlate bivariate product moment diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 21 Analisis SPSS Koefisien Korelasi Antara

Pengaruh Kualitas SDM Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren

Correlations

X Y Pearson Correlation

1 .317*

Sig. (2-tailed) .025

Kualitas SDM (X)

N 50 50 Pearson Correlation

.317* 1

Sig. (2-tailed) .025

Kinerja Koperasi (Y)

N 50 50 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011.

Dari tabel diatas jelas, nilai Pearson correlation, atau nilai

koefisien korelasi r= 0,317 dan sig. pada angka 0,025 yang berada

dibawah 0,05 yang artinya bahwa hubungan antara variabel kualitas

sumber daya manusia dengan kinerja koperasi adalah positif dan

signifikan.

4.5.5 Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar nilai prosentase kontribusi variabel bebas terhadap

95

variabel terikat. Dari hasil perhitungan melalui alat ukur statistik SPSS

18.0 for Windows didapatkan nilai koefisien determinasi sebagai

berikut:

Tabel 4.22 Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .317a .100 .082 4.132

a. Predictors: (Constant), Kualitas SDM (X

b. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)

Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.22 diatas diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi adalah sebesar 0,100, ini artinya bahwa variasi perubahan

variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas

kualitas SDM (X) sebesar 10%. Jadi besarnya pengaruh kualitas SDM

terhadap kinerja koperasi adalah sebesar 10%, sedangkan sisanya

sebesar 90% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

4.6 Pembahasan

Dalam point pembahasan disini menguraikan fakta-fakta lapangan

yang sudah diuraian diatas kaitannya dengan menjawab rumusan masalah

pertama bagaimanakah tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola

koperasi serta kinerja koperasi pondok pesantren, serta “Bagaimana pengaruh

kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi mempengaruhi

kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak”.

96

Melihat pada penilaian deskriptif kuantitatif kualitas sumber daya

manusia pengelola koperasi pondok pesantren pada tabel 4.14, dengan

penilaian menggunakan metode statistik deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan teknik rumus rata-rata, dengan penilaian angka 1-5. nilai 4-5

diberi nilai A dengan kriteria sangat baik, 3-4 diberi nilai B dengan kriteria

baik, 2-3 diberi nilai C dengan kriteria cukup baik, dan 1-2 diberi nilai D

dengan kriteria tidak baik. Dari hasil penilaian data lapangan, maka akhirnya

dapat diperoleh nilai total rata-rata 4,029. Dengan demikian maka terlihat nilai

kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren

memperoleh nilai A dengan bobot nilai rata-rata 4,029. Hal demikian

menunjukkan bahwa sebenarnya kualitas sumber daya manusia pengelola

koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak adalah ”sangat baik”.

Selanjutnya pada penilaian deskriptif kuatitatif kinerja koperasi

pondok pesantren pada tabel 4.15, dengan metode penilaian sama dengan

yang digunakan untuk menilai kualitas sumber daya manusia. Maka dapat

dilihat bahwa penilaian kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten

Demak memperoleh nilai total rata-rata sebesar 3,624. Dengan demikian maka

terlihat nilai kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak

mendapat nilai A dengan bobot nilai rata-rata 3,624. Hal demikian

menunjukkan bahwa sebenarnya kinerja koperasi pondok pesantren di

Kabupaten Demak adalah ”baik”.

Selanjutnya Merujuk pada nilai koefisien regresi yang telah diuraikan

sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi j untuk variabel

97

bebas kualitas SDM dengan variabel terikatnya kinerja koperasi adalah 0,198

dengan konstanta sebesar 40,579. Persamaan regresi yang diperoleh dari

penelitian ini adalah Y = 20,310 + 0,198 X. Dari persamaan regresi tersebut

diketahui bahwa parameter koefisien regresi untuk variabel kualitas SDM

adalah positif terhadap kinerja koperasi di pesantren se-Kabupaten Demak,

artinya setiap terjadi peningkatan variabel kualitas SDM di koperasi terkait,

maka kinerjanya pun juga akan mengalami kenaikan.

Dalam upaya mengidentifikasi seberapa jauh pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependennya, perlu melihat nilai dari koefisien

determinasi. Sebagaimana sudah diuraikan diatas, bahwa nilai koefisien

determinasi yang dinotasikan dalam angka (R square) adalah sebesar

0,100, yang artinya besar pengaruh variabel independen (kualitas sumber daya

manusia) terhadap variabel independen (kinerja koperasi) adalah 0,100 ini

menunjukkan bahwa kontribusi variabel kualitas SDM (X) dalam upaya

menjelaskan variabel kinerja koperasi (Y) adalah sebesar 10% sedangkan

sisanya sebesar 90% dipengarui faktor lain yang tidak diteliti.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan tidaknya hasil penelitian ini,

perlu menunjukkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, diketahui dari

item uji hipotesis parsial diatas menunjukkan bahwa angka t hitung adalah

sebesar 2,315 sedangkan t tabel adalah 2,011 (t hitung > t tabel) artinya bahwa

variabel kualitas SDM berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja

koperasi.

98

Dengan dukungan kualitas sumber daya manusia yang baik, maka

akan mempengaruhi kinerja organisasi dan manajemennya . Sumber daya

manusia pengelola koperasi adalah Sumber daya atau potensi, atau kekuatan

atau kemampuan yang ada dalam diri manusia koperasi, yang menentukan

sikap dan kualitas manusia koperasi yang mampu berprestasi dan menjadikan

koperasi efektif dan efisiensi serta mandiri. Dalam hal ini sumber daya

manusia berperan dalam meningkatkan kinerja koperasi, dimana kinerja

tersebut dapat berfungsi sebagai pengukur sejauh manakah tujuan organisasi

yang telah ditetapkan oleh manajemen organisasi tersebut tercapai.

Manajemen yang baik akan selalu berusaha meningkatkan usahanya, yang

akhirnya bermuara pada perkembangan usaha yang semakin meningkat.

Melihat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara

variabel kualitas SDM terhadap variabel kinerja koperasi, maka seyogyanya

pihak pengelola koperasi diseluruh pesantren di Demak perlu adanya suatu

perhatian tersendiri terhadap kualitas sumber daya manusia yang bertanggung

jawab sebagai pengelola koperasi di pesantren, karena meskipun tidak begitu

besar pengaruhnya, variabel ini akan menentukan kinerja koperasi di

lingkungan pesantren itu sendiri.

Hal ini karena kualitas sumber daya manusia merupakan kunci pokok

dari terwujudnya suatu tujuan. Tanpa di sediakannya sumber daya manusia

yang handal, maka suatu tujuan organisasi itu, dipastikan tidak akan tercapai.

Sebab tercapainya sesuatu itu tergantung pada siapa yang menjalankan. Kalau

saja yang menjalankannya itu tidak handal, maka dipastikan suatu tujuan itu

99

akan tidak terealisasikan. Dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa sebenarnya

kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren sangat

baik. Dapat dibuktikan dari penelitian persepsi yang diobyekan kepada

pengelola koperasi pondok pesantren, menunjukkan nilai yang sangat baik,

dengan nilai sebesar 4,029 atau dalam penelitian ini dikategorikan ”sangat

baik”. Tetapi pengaruhnya terhadap kinerja koperasi cuma 10% saja.

Hal seperti ini lah yang menjadi perhatian serius. Sebenarnya apa saja

yang menjadi penentu meningkatnya koperasi pondok pesantren itu. Ternyata

di lapangan peneliti dapat menemukan permasalahan serius, yaitu: Pertama,

bahwa ternyata di kalangan koperasi-koperasi pondok pesantren yang ada di

Kabupaten Demak, tidak ada suatu wadah persatuan koperasi seluruh koperasi

pondok pesantren se-Kabupaten Demak. Hal inilah yang menjadi salah satu

pemicu utama tidak majunya kebanyakan koperasi.

Padahal seandainya didirikannya persatuan koperasi pondok

pesantren, akan sangat mungkin terjalinnya suatu kerja sama antar koperasi.

Perserikatan seperti ini sesuai dengan firman allah dalam Q.S. Surat Al shaad:

24.

Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud

100

mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. (QS. Surat Al-Shaad: 24)

Dari ayat di atas diterangkan, bahwa kalau kita mengadakan

perserikatan kita harus dilandasi dengan penuh hati yang iman. Karena

keimanan seseorang juga akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.

Peneliti rasa, kebanyakan semua pengelola koperasi pondok pesantren

menunjukkan kualitas yang sangat baik, sebab mereka semua telah

mempunyai rasa keimanan yang baik.

Kedua. Ternyata kinerja koperasi pondok pesantren, tidak terlalu

pesat, dikarenakan mereka para pengelola kurang mendapatkan pendidikan

tentang koperasi. Oleh sebab itu, seandainya saja semua koperasi pondok

pesantren di Kabupaten Demak mengadakan suatu wadah perserikatan antar

koperasi, maka dimungkinkan, hal-hal seperti ini pasti akan terpecahkan

masalahnya. Dan akhirnya semua koperasi akan maju bersama-sama.

Ketiga. Masalah permodalan, hal inilah yang menjadi masalah klasik

bagi seluruh koperasi pondok pesantren yang ada. Banyak koperasi pondok

pesantren yang tutup, karena disebabkan tidak adanya modal yang mumpuni.

Dari masalah-masalah yang ada, maka seharusnya perserikatan antar

koperasi pondok pesantren harus segera didirikan. Sebab melalui wadah

seperti itu, diharapkan semua kebutuhan koperasi pondok pesantren yang ada

di Kabupaten Demak ini akan terpenuhi. Tidak hanya itu, mereka selalu bisa

mengadakan komunikasi dan kerja sama untuk memajukan koperasi mereka

101

masing-masing. Dan tidak ketinggalan juga Dinas Koperasi dan UMKM pun

akan lebih mudah untuk memantaunya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yakni

Rahman el Junusi dkk dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Komitmen,

Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada

Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang” menunjukkan

adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti, dengan

menggunakan alat analisa model SEM (Structural Equation Modeling), yang

dioperasikan melalui program AMOS ( Analysis Of Moment Structure ).

Evaluasi kriteria goodness of fit nya harus (Significaned Prob 05,0 ,

RMSEA 08,0 , GFI 90,0 , AGFI 90,0 , CMIN/DF 00,2 , TLI 95,0 ,

CFI 94,0 .

Penelitian Rakhmawati Patriatiningrum, dalam penelitian skripsinya

yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi

Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di Kabupaten

Kendal”. Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-

variabel yang diteliti. Pengujian dengan menggunakan analisis ratio, analisis

regresi sederhana dengan uji koefisien korelasi dan uji koefisien determinasi.

Penelitian Atozisochi, dkk, dalam penelitian yang berjudul

”Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap

Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias”. Juga

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel

yang diteliti.

102

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

beberapa hal sesuai dengan hipotesis sebagai berikut:

5.1.1. Dari kualitas sumber daya pengelola koperasi yang peneliti nilai.

menunjukkan, bahwa kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi

menunjukkan kategori ”sangat baik”. Hal ini ditunjukkan dari penilaian

yang peneliti lakukan. bahwa nilai total rata-rata kualitas sumber daya

manusia adalah 4,029. Nilai tersebut diperoleh dari nilai rata-rata

pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pengelola koperasi.

5.1.2. Sedangkan dari kinerja koperasi yang peneliti nilai. menunjukkan,

bahwa kinerja koperasi pondok pesantren menunjukkan kategori ”baik”.

Hal ini ditunjukkan dari penilaian yang peneliti lakukan. Bahwa nilai

total rata-rata kinerja koperasi adalah 3,624. Nilai tersebut diperoleh dari

nilai rata-rata pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pengelola

koperasi.

5.1.3. Hasil uji pengolahan data dengan menggunakan SPSS

a. Dari hipotesis yang di uji, bahwa hasil analisis peningkatan kualitas

sumber daya manusia pengelola koperasi menunjukkan adanya

pengaruh signifikan terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di

wilayah Kabupaten Demak. Terbukti dari uji parsial variabel

103

independen terhadap variabel dependen menggunakan uji T,

sebagaimana terlihat dalam tabel 4.16 diatas, diketahui bahwa nilai

adalah 2,315 sedangkan nilai adalah 2,011 yang lebih

kecil dibandingkan dengan . Artinya, terdapat pengaruh

signifikan antara variabel kualitas SDM (X) terhadap variabel

kinerja koperasi (Y). Atau dengan kata lain Ha yang berbunyi “Ada

pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola Koperasi

terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak”

tidak dapat ditolak.

b. Dari hasil analisis data pada tabel 4.17 terlihat bahwa nilai koefisien

determinasi adalah sebesar 0,100, ini artinya bahwa variasi

perubahan variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan

variabel bebas kualitas SDM (X) sebesar 10%. Jadi besarnya

pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja koperasi adalah sebesar

10%, sedangkan sisanya sebesar 90% dipengaruhi oleh faktor lain

diluar penelitian ini.

c. Kemudian pada tabel 4.14 persamaan regresinya diperoleh koefisien

untuk variabel bebas X = 0,198 dan konstanta sebesar 20,310

sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah:

Y = 20,310 + 0,198 X

Itu artinya besaran pengaruh kualitas sumber daya manusia

pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren

sebesar 19,8%. Atau setiap kualitas sumber daya manusia pengelola

104

koperasi mengalami kenaikan sebesar 0,198 maka kinerja koperasi

pondok pesantrennya mengalami 1 kenaikan.

Hasil uji ini adalah 11 koperasi pondok pesantren yang aktif di

wilayah Kabupaten Demak. Sedangkan jumlah responden yang

diteliti peroleh sebesar 50 responden.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas,

penulis memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan

koperasi pondok pesantren di wilayah Kabupaten Demak, sebagai berikut:

1) Bagi koperasi pondok pesantren di wilayah kabupaten Demak diharapkan

lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena hal tersebut

memiliki andil dalam meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren.

2) Dari keterangan data lapangan bahwa koordinasi / komunikasi antara

Dinas koperasi dan UMKM Kabupaten Demak dengan koperasi pondok

pesantren di wilayah Kabupaten Demak kurang terjalin dengan baik.

Padahal dari hasil penelitian ini komunikasi memiliki andil dalam

meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren. Dengan adanya hal

tersebut, maka diharapkan Dinas yang bersangkutan bisa memberikan

jembatan dalam pelayanan terhadap koperasi pondok pesantren yang

membutuhkan bimbingan.

3) Bagi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak untuk mendata ulang

kembali, semua koperasi pondok pesantren yang ada di wilayah

105

Kabupaten Demak lengkap dengan alamat serta jumlah pengurus dan

anggotanya , supaya mempermudah pemantauan perkembangan koperasi

pondok pesantren di wilayah Kabupaten Demak. Hal ini juga akan

mempermudah dalam penelitian berikutnya.

4) Untuk semua koperasi pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak.

Diharapkan untuk menghidupkan/mendirikan persatuan koperasi pondok

pesantren se-Kabupaten Demak. Hal ini sangat penting karena dapat

menjadi wahana komunikasi dan kerja sama antar koperasi pondok

pesantren khususnya di Kabupaten Demak.

5) Untuk peneliti berikutnya, supaya bisa menambah variabel yang lainnya.

Sebab variabel kualitas sumber daya manusia yang peneliti gunakan

sebagai variabel bebas hanya memiliki kontribusi 10 % mempengaruhi

variabel kinerja. Dan 90% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

5.3 Penutup

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: ” PENGARUH

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA

KOPERASI TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN

DI KABUPATEN DEMAK”. Shalawat serta salam semoga tatap tercurah

kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya

kelak di hari kiamat.

106

Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah berusaha

semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan

dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan

kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan

datang untuk mencapai kesempurnaan.

Semoga skripsi ini dapat diterima untuk memperoleh, dan melengkapi

syarat-syarat memperoleh gelar strata 1 (satu). Akhirnya penulis hanya

berharap semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat

bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin.

107

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad S. Ruky, SDM Berkualitas Mengubah VISI Menjadi REALITAS, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003

Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta: BPFE UGM, 2000.

Atozisochi, dkk, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias.

Basu Swastha, pengantar bisnis modern, Yogyakarta, Liberty, 2002

G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta, PT RINEKA CIPTA, 2005

Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, STIE YKPN, 2004

Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia , Jakarta, PT Gramedia 2004

Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam Spss: Semarang, badan penerbit Undip, 2002.

Jonathan Sarwono, Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, Yogyakata: Graha Ilmu, 2006

John R schermenharn, Menejemen,Yogyakarta: penerbit andi, 2003,

J. Supranto, Statistik, Jakarta, Erlangga, 1998

J. Winardi, Motivasi Dan Pemotivasian, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007

M. Burhan bungin, Metodoogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, Prenada Media Groub, 2005

M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Menejemen Pondok Pesantren, Jakarta, DIVA PUSTAKA, 2003

M. Umer Chapra, Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: GEMA INSANI, 2005

Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo, Masmedia Pustaka, 2007

Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta, PT RINEKA CIPTA, 2007

108

Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I, Evaluasi Program Pendidikan dan Latihan Pada Koperasi Pondok Pesantren, 2006

Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Deartemen Agama RI, Jakarta, 2003

PN BALAI PUSTAKA, Pengetahuan Perkoperasian: Jakarta, 1981

Rakhmawati Patriatiningrum, Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD Di Kabupaten Kendal Tahun 2004 -2005, UNNES, 2007.

Rr. Suhartini, “Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren”, dalam A. Halim et al., Manajeman Pondok Pesantren ,Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005

Rahman el Junusi dkk, Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang, IAIN Walisongo Semarang, 2009.

Sudarsono, Edilius, koperasi dalam teori dan praktek, Jakarta, PT. Renika Cipta, 2005

Sukanto Reksohadiprodjo, Menejemen Koperasi, Yogyakarta, BPFE, 1988

Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 1999.

S.P. Siagian, Teknik Menumbuhkan Dan Memelihara Perilaku Organisasional, Jakarta,CV Haji Masagung, 1987

Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktik Kepemimpinan, Jakarta, RINEKA CIPTA, 1991, h. 115

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008

Sudjana.. Metoda Statistika: Bandung, 1992

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008

Tati Suhartati Joesron, Manajemen Strategik Koperasi, Yogyakara, 2005

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2005)

109

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, GEMA INSANI, 2002

Wibowo, Menejemen Kinerja, Jakarta, PT.Raja Grafindo

http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov-smirnov-one-sample- kolmogorov-smirnov-test/, before uji asumsi klasik (classic assumption test) September 12, 2008

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.pdf

http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-kinerja.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113811-pengertian-kinerja/

110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang membuat daftar riwayat hidup ini :

1. Nama Lengkap : MUKHAMAD KASANNUDIN

2. NIM : 072411045

3. Tempat / Tanggal Lahir : Kendal, 11 Juli 1988

4. Nama Orang Tua : Sugondo

5. Alamat Asal : Ds Tanjungmojo, Kec. Kangkung, Kab. Kendal

6. Alamat Sekarang : Ds Tanjungmojo, Kec. Kangkung, Kab. Kendal

7. Riwayat pendidikan :

A. SDN 02 Tanjungmojo lulus tahun 2001

B. MTs NU Nurul Huda lulus tahun 2004

C. MA NU Nurul Huda lulus tahun 2007

D. IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah Semarang lulus tahun 2011

8. Pengalaman Organisasi :

A. Pengurus IPNU Komisariat MA NU Nurul Huda Kota Semarang

2004-2005. (Wakil Sekretaris)

B. Pengurus IPNU PAC TUGU Kota Semarang 2008-2009 (Departeman

Kewirausahaan).

C. Pengurus KNPI TUGU Kota Semarang 2008-2013.

D. Ikatan anak asuh YKAI – COLRUYT ( IAYC ) 2009-2010. ( Ketua).

Semarang,

Penulis

Mukhamad Kasannudin NIM. 072411045