PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS...

136
i PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: NELY MAKSUDAH NIM 11114193 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Transcript of PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS...

i

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTsN

SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NELY MAKSUDAH

NIM 11114193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

ii

iii

iv

v

MOTTO

“...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al Mujaadilah ayat 11)

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-

Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Pahlawanku Bapak dan Ibu tercinta yang telah merawat, menjaga dan

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggali ilmu pengetahuan

melalui tingkat pendidikan yang setinggi ini, juga atas semangat dan do’a tidak

henti sehingga penulis dapat menyelesaikaan studi ini. Semoga ilmu yang

penulis raih dapat membahagiakan orang tua, berguna bagi agama dan nusa

dan bangsa.

2. Kakakku tersayang M. Luthfi Hakim, Keluarga besarku terima kasih untuk

kasih sayang yang selalu menguatkan.

3. Adikku tercinta Erna Nur Utami yang telah banyak membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Teman dekatku Muhamad Syaifudin yang telah memberikan motivasi,

dukungan dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses

penyusunaan skripsi.

5. Sahabat-sahabatku terima kasih selalu menemani dalam suka maupun duka

mendengarkan segala keluh kesah.

6. Teman seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan Pendidika Agama

Islam.

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya kepada kami sehingga perencanaan,

pelaksanaan dan tersusunnya skripsi dapat terlaksana dengan baik. Shalawat serta

salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang

telah membimbing manusia dari zaman kegelapan ke zaman terang-benderang dan

yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis

haturkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengn judul”Pengaruh

Kondisi Sosial Ekonomi Orang tua Tehadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajarn 2017/2018”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan

Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan

skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan. Penulis

menyadari tanpa bantuan dari pihak, penulis tidak akan bisa menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu dengan selesainya skripsi ini tidak lupa

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

8. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

9. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

10. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

viii

11. Bapak Dr.Winarno, S.Si, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh

kebijaksanaan dan petunjuk-petunjuk serta dorongan-dorongan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Bapak ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Kepala MTsN Susukan beserta guru dan karyawan, yang berkenan

memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MTsN Susukan

Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan yang berlipat

dan mudah-mudahan dengan skripsi ini akan menambah semangat untuk

meneruskan langkah dalam memperjuangkan cita-cita pendidikan, terlebih

sebagai bekal bagi guru dalam proses pembelajaran. Peneliti berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca. Penulis juga

menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, peneliti berharap atas saran dan kritis yang membangun guna

perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb

Salatiga, 9 Mei 2018

Nely Maksudah

NIM.111-14-193

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................ iii

PERNYATAAN KEAASLIAN TULISAN ...................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR........................................................................................ vii

DAFTAR ISI........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii

ABSTRAK.......................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Hipotesis......................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7

F. Definisi Operasional ...................................................................... 9

G. Metode Penelitian ........................................................................... 11

H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 19

x

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

1. Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua......................... 22

2. Faktor yang Menetukan Keadaan Sosial Ekonomi Orang Tua... 24

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 35

2. Klasifikasi Hasil Belajar ............................................................. 37

3. Cara Mengukur Hasil Belajar...................................................... 40

4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar................................... 41

C. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil

Belajar Siswa ............................................................................... 49

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian MTsN Susukan

Kabupaten Semarang

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Susukan............................. 51

2. Kepala Madrasah..................................................................... 51

3. Identitas Madrasah.................................................................... 52

4. Visi, Misi dan Tujuan............................................................... 53

5. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan MtsN Susukan.............. 54

6. Struktur Organisasi................................................................... 55

7. Jumlah dan Kondisi Bangunan................................................. 58

8. Sarana dan Prasarana................................................................ 59

9. Kegiatan Ekstrakurikuler.......................................................... 61

B. Penyajian Data

1. Data Responden....................................................................... 62

2. Data Hasil Penyebaran Angket Kondisi Sosial Ekonomi

Orang Tua ............................................................................... 66

3. Data Nilai Hasil Belajar............................................................ 69

xi

BAB IV ANALISIS DATA

A. Hasil Uji Coba Instrumen .............................................................. 72

B. Analisis Deskriptif........................................................................... 75

C. Uji Hipotesis .................................................................................... 88

D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis....................................................... 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 97

B. Saran ........................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua... 17

2. Tabel 3.1 Daftar Siswa ................................................................................. 52

3. Tabel 3.2 Jabatan Guru................................................................................. 54

4. Tabel 3.3 Jumlah dan Kondisi Bangunan .................................................... 56

5. Tabel 3.4 Daftar Sarana Dan Prasarana........................................................ 58

6. Tabel 3.5 Daftar Sarana Dan Prasarana Pendukung Kegiatan Lain............. 59

7. Tabel 3.6 Daftar Responden.......................................................................... 62

8. Tabel 3.7 Hasil Jawaban Angket Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ....... 65

9. Tabel 3.8 Data Nilai Hasil Belajar................................................................ 68

10. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas......................................................................... 72

11. Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas...................................................................... 74

12. Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Angket Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua.... 75

13. Tabel 4.4 Kategori Hasil Angket Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua.......... 78

14. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua............. 80

15. Tabel 4.6 Daftar Nilai Hasil Belajar.............................................................. 81

16. Tabel 4.7 Kategori Hasil Belajar.................................................................... 85

17. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar.................................................. 87

18. Tabel 4.9 Koefisien Determinasi.................................................................... 88

19. Taebl 4.10 Anova........................................................................................... 89

20. Tabel 4.11 Koefisien Regresi......................................................................... 90

21. Tabel 4.12 Korelasi........................................................................................ 92

22. Tabel 4.13 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi........................................... 93

23. Tabel 4.14 Nilai Product Moment.................................................................. 94

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Nama Responden

2. Soal Angket (Instrumen Penelitian)

3. Uji Validitas

4. Titik Presentase Distribusi F

5. Titik Presentase Distribusi t

6. Nilai-Nilai Product Moment

7. Foto

8. Surat Pembimbing Skripsi

9. Surat Izin Riset

10. Surat Bukti Penelitian

11. Lembar Konsultasi Skripsi

12. Daftar Riwayat Hidup

xiv

ABSTRAK

Maksudah, Nely. 2018. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno, S. Si, M. Pd.

Kata Kunci: Kondisi Sosial Ekonomi, Hasil Belajar.

Penelitian ini upaya untuk mengetahui apakah ada pengaruh kondisi sosial

ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Susukan

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Pertanyaan utama yang ingin

dijawab dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana kondisi sosial ekonomi orang

tua siswa kelas VIII MTsN Susukan tahun pelajaran 2017/2018? (2) bagaimana

hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Susukan tahun pelajaran 2017/2018? (3)

bagaimana pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa

kelas VIII MTsN Susukan tahun pelajaran 2017/2018?

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Susukan Kabupaten Semarang,

dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pengumpulan data

menggunakan instrumen angket tertutup untuk variabel bebas. Sedangkan variabel

terikatnya dengan nilai rata-rata ulangan akhir semester satu. Subjek penelitian

sebanyak 60 responden yang di ambil secara acak. Data penelitian yang terkumpul

selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus regresi sederhana dan

dilanjutkan dengan rumus korelasi product moment dibantu program SPSS

Version 24.00 for Windows.

Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa (1) Variabel kondisi sosial

ekonomi orang tua dari 60 responden yang berada dalam kategori baik sebanyak

26 siswa atau 43,33%, adapun dengan kategori sedang sebanyak 25 siswa atau

41,67%, dan dalam kategori rendah sebanyak 9 siswa atau 15%. (2) Variabel hasil

belajarsiswa dari 60 responden yang berada dalam kategori baik sebanyak 23

siswa atau 38,33%, adapaun dalam kategori sedang sebanyak 25 siswa atau

41,67%, dan dalam kategori rendah sebanyak 12 siswa atau 20%. Ada hubungan

yang signifikan antara pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil

belajar siswa kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2017/2018. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang

signifikan antara pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar

siswa kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2017/2018” dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan harga hitung lebih besar

dari tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu = 0,763 > = 0.254.

xv

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kemajuan suatu

bangsa yaitu untuk pembangunan sumber daya manusia. Masa depan suatu

bangsa akan ditentukan oleh proses pendidikannya, oleh karena itu sebagai

generasi penerus bangsa hendaknya mencapai pendidikan setinggi

mungkin. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan hidup yang prosesnya

berlangsung seumur hidup dan dalam pelaksanaannya dapat terwujud

melalui tiga jalur yaitu pendidikan informal, pendidikan nonformal, dan

pendidikan formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi di

dalam kehidupan keluarga dimana orang tua sangat berperan dalam

pembentukan pembentukan karakter, perkembangan emosional anak serta

kepribadian. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang terjadi di

masyarakat dan pendidikan formal adalah pendidikan yang terjadi secara

resmi pada satuan lembaga di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar

secara berjenjang dan terstruktur.

Menurut Hasbullah (2013:37), “pendidikan melibatkan keluarga,

masyarakat, dan sekolah. Ketiganya tidak dapat dipisahkan dalam

mengawal proses pendidikan.” Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah

terdapat proses belajar mengajar yang akan menghasilkan perubahan

dalam individu. Perubahan-perubahan itu berwujud pengetahuan atau

pengalaman baru yang diperoleh individu dari usaha dalam belajar.

2

Menurut Djamarah (2003:44), ”belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.” Untuk

mengetahui seberapa jauh perubahan yang terjadi pada seorang siswa yang

mengikuti suatu pendidikan, selalu diadakan penilaian dari hasil

belajarnya.

Keberhasilan proses belajar seseorang tidak mutlak bergantung di

sekolah. Keluarga sebagai salah satu pusat pendidikan juga ikut

memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan belajar.

Menurut Slameto (1995:54), ada dua faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern terdiri dari :

faktor jasmaniah, psikologi, dan kelelahan misalnya kesehatan, kondisi

tubuh, IQ, motivasi, perhatian, bakat, dan kematangan. Sedangkan faktor

ekstern terdiri dari faktor keluarga dan sekolah. Misalnya faktor orang tua

mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, model mengajar, sarana prasarana, dan lain-lain.

Kondisi sosial ekonomi seseorang tentu mempunyai peranan

terhadap perkembangan anak-anaknya. Keluarga yang mempunyai kondisi

sosial ekonomi yang baik, tentu akan memberikan perhatian yang baik

pula pada pemenuhann kebutuhan sehari-hari dan akan memikirkan masa

depan anak-anaknya. Keluarga (orang tua) yang memiliki kondisi sosial

ekonomi rendah, akan cenderung memikirkan bagaimana pemenuhan

3

kebutuhan pokok, sehingga perhatian untuk meningkatkan pendidikan

anak juga kurang.

Kondisi sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor

eksternal yang mempengaruhi belajar. Cara orang tua mendidik anaknya

besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Menurut Abu Ahmadi (1991:87)

“keluarga adalah lingkungan sosial yang pertama dikenalkan kepada anak,

atau dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial

yang pertama di dalam lingkungan keluarga.” Dalam lingkungan keluarga,

anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan serta belajar

tentang semua hal, baik pengetahuan, percakapan, dan sebagainya. Tugas

keluarga adalah meletakkan dasar bagi perkembangan anak berikutnya

sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, orang tua

harus mampu mengarahkan, membantu, mengembangkan minat dan bakat

yang dimiliki anak sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif

terhadap peningkatan hasil belajar.

Selain bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya, orang tua

juga memiliki tanggung jawab menyelamatkan keluarganya di dunia dan

di akhirat. sesuai yang tercantum dalam firman Allah QS. At-Tahrim ayat

6 :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka...” (Q.S At-Tahrim 66:6) (Departemen Agama RI 2009:560).

4

Sesuai dengan potongan ayat di atas, dapat digaris bawahi bahwa

kita harus menjaga diri dan keluarga kita agar jauh dari api neraka. Maka

orang tua wajib mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya, yaitu

dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencari ilmu

pengetahuan. Dalam surat At-Tahrim ayat 6 Allah Swt menegaskan

kepada orang tua bahwa pendidikan keluarga harus dan merupakan

kewajiban kodrati untuk memperhatikan anak-anaknya serta mendidiknya

sejak dini, bahkan sejak didalam kandungan.

Hasil belajar siswa di sekolah mempunyai korelasi yang tinggi

dengan kondisi sosial ekonomi orang tua, karena segala kebutuhan anak

yang berkenaaan dengan pendidikan selalu membutuhkan sosial ekonomi

keluarga, dengan artian secara umum bahwa sekolah membutuhkan uang

untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, membutuhkan sarana dan

prasarana tergantung pada jumlah uang yang ada. Proses belajar tidak

lepas dari kebutuhan sarana dan prasarana atau peralatan dan perlengkapan

belajar. Kebutuhan peralatan dan perlengkapan belajar anak dapat

terpenuhi dengan baik apabila keadaan ekonomi orang tua juga baik.

Dengan peralatan dan perlengkapan belajar yang lengkap dan modern,

maka diharapkan proses belajar siswa atau anak dapat berjalan dengan

baik, sehingga berdampak langsung pada hasil belajarnya.

Pendidikan yang baik dapat dinikmati oleh anak apabila orang tua

peduli pada masa depan anaknya. Menurt Slameto (1995:61) orang tua

yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya

5

mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan

sama sekali akan kepentingan-kepentingan anaknya dalam belajar, tidak

mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat

belajarnya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain,

dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak

sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur,

akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga menngalami

ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar. Hasil yang

didapatkan, nilai atau hasil belajarnya tidak memuaskann bahkan mungkin

gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang

kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurusi pekerjaan mereka.

Berdasarkan observasi awal di MTsN Susukan merupakan

madrasah atau sekolah seperti pada umunya dengan kondisi sosial

ekonomi orang tua yang beragam. Kondisi sosial ekonomi orang tua

tersebut berpengaruh pada kemampuan untuk membiayai pendidikan

anak-anaknya dan melengkapi kebutuhan belajarnya. Sehingga keadaan

tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu faktor pengaruh kondisi sosial

ekonomi terhadap hasil belajar, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik

untuk meneliti dan mengangkat judul “PENGARUH KONDISI SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2017/2018.”

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

beberapa permasalah yang diajukan dalam penelitian ini, adalah:

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII MTsN

Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

3. Bagaimana pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil

belajar siswa kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan

serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal-hal

yang perlu diketahui dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai

adalah:

1. Mengetahui kondisi sosial ekonomi orang tua siswa kelas VIII MTsN

Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

2. Mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

7

3. Mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap hasil

belajar siswa kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo

berarti kurang dari, sedang tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalaah

suatu kesimpulan yang sifatnya sementara (Margono, 2010:80). Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di

mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevaan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Arikunto, 2016:45).

Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah : “Ada pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial

ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa pada kelas VIII MTsN

Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Dengan kata

lain semakin tinggi kondisi sosial ekonomi orang tua maka kemungkinan

meningkat pula hasil belajarnya.”

E. Manfaat Penelitian

8

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan suatu informasi

untuk meningkatkan mutu pendidikan, dalam hal ini adalah hasil belajar

siswa.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

positif terhadap pengembangan ilmu sosial, khususnya tentang

pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa.

Serta dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian

selanjutnya yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai informasi bagi sekolah mengenai pentingnya

kerjasama yang baik antara guru dan orang tua dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam membantu

penyusunan strategi belajar mengajar.

c. Bagi Orang Tua

9

Orang tua diharapkan senantiasa dapat memberikan

bimbingan dan perhatian yang positif, serta mendorong orang tua

untuk memenuhi kebutuhan anak dalam upaya meningkatkan hasil

belajar anak.

d. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui bahwa kondisi ekonomi orang tua

berperan besar dalam menghantarkan mereka ke arah yang lebih

baik didalam dunia pendidikan.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan persoalan yang

terkandung di dalam judul penelitian, maka dalam definisi istilah akan

dibahas tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik

perhatian peneliti. Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah yang

fokus perhatian peneliti dalam judul penelitian. Hal ini dimaksudkan agar

tidak terjadi kerancuan maupun kesalah pahaman dalam memahami makna

istilah yang ada.

Adapun definisi tentang judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi

Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Kelas VIII MTsN Susukan

10

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” maka penulis

menegaskan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Sosial adalah berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau

yang berkaitan dengan proses sosial. Sedangkan ekonomi adalah setiap

sistem hubungan-hubungan yang menentukan alokasi sumber-sumber

daya yang terbatas atau yang langka (Soekanto, 1993:464).

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam

kehidupan keluarga.

Adapun yang dimaksud kondisi sosial ekonomi orang tua

adalah posisi orang tua dalam suatu kelompok sosial dalam rangka

untuk memenuhi kebutuhannya dan mencapai kemakmuran, dalam

kondisi sosial ekonomi orang tua di sini peniliti mengklasifikasikan

menjadi 4 strata ekonomi yaitu ekonomi atas, ekonomi menengah dan

ekonomi rendah. Peneliti juga membatasi tentang kondisi sosial

ekonomi orang tua dilihat dari segi pendidikan, segi pekerjaan, segi

pendapatan dan pemilikan kekayaan atau fasilitas orang tua dalam

meningkatkan hasil belajar anak.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

11

menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas

atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional

(Purwanto, 2009:44). Sedangkan menurut Slameto (1995:2) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Jadi yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah

hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam usaha atau kegiatan

menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru di sekolah atau

informasi nilai yang menunjukkan tingkat ketercapaian tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam garis-garis program

pembelajaran di MTsN Susukan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian

yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor

atau nilai, peringkat atau frekuensi), yang dianalisis dengan

menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis

penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa

suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain (Alsa,

12

2003:13). Peneliti memilih menggunakan pendekatan kuantitatif

karena dalam penelitian ini terdapat karakteristik yang cenderung pada

penelitian kuantitatif yaitu data dikumpulkan berupa angka.

Sebagai suatu penelitian yang bersifat korelatif maka tentu ada

variabel penelitian. Variabel berarti ubahan atau faktor tidak tetap atau

gejala yang berubah-ubah (Sudijono, 2003:33). Dalam penelitian ini

peneliti mengidentifikasi dua variabel yang nantinya akan dicari

korelasi anatara keduanya. Adapaun variabel tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Variabel bebas (X) dalam hal ini adalah pengaruh kondisi sosial

ekonomi orang tua. Adapaun indikator-indikator dari variabel

kondisi sosial ekonomi orang tua antara lain;

1) Pendidikan orang tua

2) Pekerjaan orang tua

3) Pendapatan orang tua

4) Pemilikan kekayaan atau fasilitas orang tua

b. Variabel terikat (Y) dalam hal ini adalah hasil belajar siswa.

Adapun indikator dari variabel hasil belajar siswa adalah :

Hasil Nilai Raport Ulangan Akhir Semester 1 Kelas VIII

MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Asumsi dasar dalam penelitian ini adalah: “Bahwa Variabel

Kondisi Sosial Ekonomi Orang tua Mempengaruhi Hasil Belajar

Siswa.”

13

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Susukan Kabupaten

Semarang.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 7 November

sampai selesai.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri

dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-

gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Margono,

2010:118).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VIII MTsN Susukan yang terdiri dari 9 kelas yang

berjumlah 298 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih untuk

sumber data (Sukardi, 2003:54).

Ukuran besarnya sampel dapat ditentukan dengan berbagai

cara. Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

14

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika

jumlah subyeknya besar dapat diambil kurang lebih 25%-30%

(Arikunto, 2016:95).

Dapat disimpulkan sampel adalah bagian atau wakil dari

populasi yang diteliti yang jumlahnya kurang dari populasi atau

kurang dari 100. Berdasarkan keterangan pendapat ahli di atas.

Maka karena jumlah populasi dalam penelitian ini lebih dari 100

siswa, maka dalam hal ini peneliti mengambil sampel 20% dari

seluruh populasi 298 siswa. Jadi jumlah responden sebanyak 60

siswa kelas VIII MTsN Susukan yang akan di ambil secara acak

(Random Sampling).

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan beberapa metode:

a. Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah suatu alat pengumpulan

informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis

untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden (Margono,

2010:167). Dalam penelitian ini metode angket atau kuesioner

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai

kondisi sosial ekonomi orang tua.

Angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu suatu

angket yang meminta responden untuk memberikan jawaban

15

dengan memilih jawaban yang paling sesuai dari beberapa

alternatif jawaban yang tersedia. Dalam angket tertutup, responden

tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban selain

alternatif jawaban yang tersedia.

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-

buku tentang pendapat, teori, dalil atu hukum-hukum dan lain-lain

yang berhubungan dengan penelitian (Margono, 2010:181).

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai

jumlah siswa, nama siswa, nilai raport siswa, dan lain-lain yang

berhubungan langsung dengan penelitian dalam skripsi ini yaitu

tentang pengaruh kondisi sosial ekkonomi orang tua terhadap hasil

belajar siswa kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2017/2018.

c. Metode Observasi

Motede Observasi adalah metode pengumpulan data

dimana peniliti mengadakan pengamatan langsung kelapangan

mengenai gejala-gejala yang di selidiki (Margono, 2010:159).

Pengumpulan data melalui observasi dilakukan dalam situasi

sebenarnya.

16

Adapun metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan

data tentang keadaan umum dari MTsN Susukan Kabupaten

Semarang.

d. Metode Interview

Metode interview adalah suatu metode pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan tujuan

penyelidikan. Penyilidikan pada umumnya dua orang atau lebih

hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu sendiri dan masing-

masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi

secara wajar dan lancar (Margono, 2010:165).

Dari pengertian tersebut diatas dapat dipahami bahwa

interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan tanya

jawab langsung antara pihak peneliti dengan pihak yang

bersangkutan, yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan

kepada tujuan penelitian. Sedangkan metode ini peneliti gunakan

untuk mendapatkan informasi tentang kondisi sosial ekonomi dan

hasil belajar siswa yang belum peneliti peroleh dari angket dengan

menginterview kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai di MTsN

Susukan Kabupaten Semarang.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan

sesuatu metode dalam pengumpulan data (Arikunto, 2016:101).

Berdasarkan jumlah variabel yang diteliti dan teknik pengumpulan

17

data yang digunakan, maka peneliti menyusun dua instrumen yaitu

kondisi sosial ekonomi dan hasil belajar.

a. Instrumen Untuk Mengukur Kondisi Sosial Ekonomi

Instrumen yang digunakan untuk megungkap variabel

kondisi sosial ekonomi orang tua menggunakan angket. Instrumen

ini terdiri dari 20 item dan diharapkan dapat mewakili dan

mengungkap masalah sosial ekonomi orang tua siswa. Instrumen

yang dikembangkan berupa angket dan pertanyaan model skala

dengan 4 alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d. Skor jawaban

untuk a = 4, b = 3, c = 2, d = 1.

Kisi-kisi dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1 Kisi-kisi InstrumenAngket Kondisi Sosial Ekonomi

Orang Tua pada Siswa Kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018

No Indikator Sebaran Soal Jumlah

1. Pendidikan orang tua 1,2 2

2. Pekerjaan orang tua 3,4,5 3

3. Pendapatan orang tua 6,7,15,17 4

4. Pemilikan kekayaan

atau fasilitas orang tua

8,9,10,11,12,13,14,16,

18,19,20

11

b. Instrumen Hasil Belajar

18

Instrumen yang digunakan untuk mengungkap variabel

hasil belajar menggunakan metode dokumentasi. Instrumen ini

mencatat data-data nilai raport ulangan akhir semester satu yang

diambil dari sampel.

6. Analisis Data

Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2017:335).

Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dari penelitian ini, menganalisis data

dari masing-masing variabel, peneliti menggunakan rumus

prosentase. Analisis data yang berfungsi untuk mengetahui

prosentase skor melalui hasil angket tentang kondisi sosial

ekonomi orang tua dengan menggunakan rumus:

P =

x 100%

Keterangan :

P = Prosentase Skor

19

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

Maka dari variabel kondisi sosial ekonomi orang tua dan

hasil belajar dilakukan perhitungan untuk mencari prosentase

tingkat dari masing-masing variabel. Selanjutnya dikonversikan

dengan standar tinggi, sedang dan rendah.

b. Analisis Lanjutan

Analisis selanjutnya yang penulis lakukan antara variabel X

dan variabel Y yaitu dengan menggunakan analisis statistik dengan

rumus regresi linier sederhana. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui angka pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan

menggunakan bantuan aplikasi SPSS Version 24.00 for Windows.

Adapun langkah-langkahnya pengujian hipotesis menurut

Winarno (2010:186) adalah sebagai berikut:

1) Membuat desain variabel pada posisi data view.

2) Memasukkan data pada posisi data view.

3) Melakukan analisis dengan prosedur sebagai berikut:

a) Klik analyze > regression > linear

b) Pindahkan variabel hasil belajar ke kolom dependent.

c) Pindahkan variabel kondisi sosial ekonomi kedalam kolom

independent.

d) Isi kolom method dengan perintah enter.

20

e) Klik OK

4) Intepretasi keluaran berupa bagian korelasi, bagian variabel

yang dimasukkan, bagian koefisien determinasi, bagian anova,

dan bagian koefisien regresi.

Selanjutnya, analisis akhir dari penelitian ini dilanjutkan

dengan analisis korelasi. Pada analisis ini akan dilakukan

pengolahan data dengan program SPSS Version 24.00 for

Windows.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini.

Skripsi ini terbagi ke dalam tiga bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan

pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto

dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftra isi, daftar lampiran;

adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai dengan penutup; dan bagian

akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup penulis.

Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian,

definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab ini

merupakan kerangka dasar yang menjadi pijakan bagi penyusun untuk

melakukan penelitian.

21

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang kondisi sosial ekonomi dan hasil

belajar. Bab ini meliputi : pertama konsep umum dan pengertian masing-

masing variabel. Kedua menjelaaskan hal-hal yang berhubungan dengan

masing-masing variabel.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi dan subjek

penelitian yaitu sejarah berdirinya MTsN Susukan Kabupaten Semarang,

lokasi MTsN Susukan, Visi dan Misi MTsN Susukan, keaadaan siswa,

guru dan karyawan MTsN Susukan, struktur organisasi MTsN Susukan,

sarana dan prasarana, dan penyajian data hasil penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA

Maksud dari analisis data disini adalah analisis pengaruh kondisi

sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTsN

Susukan. Bab ini meliputi analisis deskriptif (tiap-tiap variabel), pengujian

hipotesis, dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini meliputi bagian penutup yang berisi kesimpulan dan

saran.

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

1. Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Kondisi adalah keadaan atau posisi, kondisi ekonomi berarti

keadaan baik atau lancar dan tersendatnya perjalanan ekonomi (Elrais,

2012:132). Sementara pengertian sosial berasal dari bahasa Inggris

yaitu society asal kata socius yang berarti kawan. Selanjutnya yang

dimaksud dengan sosial adalah berkenaan dengan perilaku

interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses sosial (Soekanto,

1993: 464). Jadi kondisi sosial adalah suatu keadaan sosial seseorang

di masyarakat yang dapat diperoleh dengan sendirinya (otomatis)

melalui uasaha ataupun pemberian.

Kata ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu oikonomia

artinya manajemen rumah tangga. Asal katanya adalah oikos yang

berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan,

aturan dan hukum (Alam, 2013:4). Jadi, dua kata tersebut dapat

disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang berguna

untuk mempelajari bagaimana manusia dapat menemukan dan

memenuhi kebutuhannya beserta rumah tangganya sehingga

memperoleh kenyamanan dan kepuasan.

23

Sosial memiliki arti segala sesuatu yang berhubungan dengan

masyarakat, sedangkan ekonomi memiliki arti ilmu yang mempelajari

tentang perilaku manusia, dan segala sesuatunya yang berhubungan

dengan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Sosial ekonomi

memiliki artian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan

tindakan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Keadaan sosial ekonomi

setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang sosial

ekonominya tinggi, sedang, dan rendah.

Sosial ekonomi menurut menurut Abdulsyani (2002:90)

adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia

yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat

pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi.

Sedangkan menurut Soerjano Soekanto (1989:216) sosial ekonomi

adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain

dalam arti lingkup pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta

kewajibannya dalam hubungan dengan sumber daya.

Sosial ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan

atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang

dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini

disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi

orang tua.

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah

dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan pernikahan yang sah

24

yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung

jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya

untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap

dalam kehidupan masyarakat dan juga bertanggung jawab terhadap

pendidikan yang semestinya diperoleh anak untuk masa depannya.

Sedangkan pengertian orang tua diatas, tidak terlepas dari

pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian dari keluarga

besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan

pengertian kondisi sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan atau

posisi orang tua yang ditentukan oleh tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, tingkat pekerjaan, dan sebagainya. Disertai dengan

kemampuan orang tua dalam memenuhi segala kebutuhan keluarga

sehari-hari, termasuk kemampuan orang tua dalam membiayai dan

menyediakan fasilitas belajar anak sebagai bentuk tanggung jawab

mereka terhadap anak-anaknya. Dengan demikian, hal tersebut

mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat yang juga

menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat.

2. Faktor-faktor yang Menentukan Keadaan Sosial Ekonomi

Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia dilahirkan

memiliki posisi dan kedudukan yang sama dan sederajatNya, akan

tetapi sesuai dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga

25

suatu masyarakat, senantiasa mempunyai kedudukan dan peranan yang

berbeda. Menurut Abdullah Idi (2013:184) tingkat status sosial

ekonomi dilihat atau diukur dari pekerjaan orang tua, penghasilan dan

kekayaan, tingkat pendidikan orang tua, keadaan rumah dan lokasi,

pergaulan dan aktivitas sosial.

Namun dalam hal ini, peniliti uraiannya dibatasi hanya 4

faktor yang menentukan yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, dan pemilikan kekayaan atau faasilitas.

a. Tingkat Pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun pasal 1 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah

tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan

kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menurut UU RI No.

Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan

usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina

potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta, rasa, dan

26

hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-

keterampilan).

Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan

bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka

seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat

menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri

maupun untuk orang lain yang membutuhkannya. Dapat juga

dikatakan tujuan pendidikan adalah sebagai bekal untuk

mempersiapkan masa depan seseorang agar berguna bagi dirinya

sendiri maupun bagi orang lain. Menurut UU RI No. 20 Tahun

2003 pasal 3 Pendidikan bertujuan untuk “Mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan”.

Demi mencapai tujuan pendidikan sesuai amanat Undang-

Undang tersebut, maka dilaksanakan proses pendidikan yang

melalui beberapa jalur baik jalur pendidikan formal (pendidikan

sekolah) maupun pendidikan non formal (pendidikan luar sekolah).

Dalam jalur pendidikan formal sendiri terdapat beberapa jenjang

27

pendidikan sekolah yang terdiri dari jenjang pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

1) Pendidikan Dasar

Menurut Umar Tirtarahardja (2000:265) pendidikan

dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang

diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa

pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar. Di

samping itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang

memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Oleh karena itu pendidikan dasar menyediakan

kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh

pendidikan yang bersifat dasar, dan tiap-tiap warga negara

diwajibkan menempuh pendidikan dasar sampai pendidikan

tinggi.

Pendidikan dasar awalnya dilaksanakan di sekolah

dasar (SD) atau MI dan sederajat selama periode enam tahun.

Di akhiri masa pendidikan dasar, para siswa diharuskan

mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional (UN). Kelulusan UN

menjadi syarat untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke

tingkat selanjutnya (SMP/MTS).

2) Pendidikan Menengah

28

Menurut Umar Tirtarahardja (2000:265) pendidikan

menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar,

diselenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)

atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah

dalam hubungan bawah berfungsi sebagai lanjutan dan

perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan atas

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan

tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah

umum, pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan

menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan

pendidikan menengah keagamaan.

3) Pendidikan Tinggi

Menurut Umar Tirtarahardja (2000:266) pendidikan

tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang

diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan

tinggi disebut perguruaan tinggi, yang dapat berbentuk

akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.

Adapun pendidikan tinggi berfungsi sebagai jembatan antara

29

pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional dengan

perkembangan internasional.

Pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap

perkembangan anak, bagaimana anak dari keluarga yang

berpendidikan akan mempunyai gambaran dan aspirasi yang

berbeda dengan anak dari keluarga yang tidak berpendidikan.

Situasi dari keluarga memberikan pengaruh dan dorongan baik

positif maupun negatif yang akan mempengaruhi belajar anak

(Fuad, 2003:18).

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat

pendidikan orang tua selain dilihat dari jenjangnya juga dapat

dilihat dari tahun atau lamanya orang tua sekolah. Semakin

lama orang tua bersekolah berarti semakin tinggi jenjang

pendidikannya. Pemikiran orang tua yang mempunyai

pendidikan yang lebih tinggi akan berbeda dengan pemikiran

orang tua yang berpendidikan menengah dan rendah. Sebagian

besar orang tua yang mempunyai pendidikan yang tinggi

memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan

anaknya. Mereka menginginkan pendidikan anaknya untuk

berpendidikan tinggi pula. Dengan berbagai dorongan dan

fasilitas yang diberikaan demi menunjang pendidikan anak dan

hasil belajar yang baik.

30

b. Tingkat Pekerjaan

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang

dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan

digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilakn uang

bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering

dianggap sama dengan profesi. Menurut Sukanto (2003:5)

pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi

diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar

atau tidak.

Dari penjalasan tersebut, terlihat jelas bahwa yang

dimaksud dengan pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang

dilakukan, sehingga dapat menghasilkan sesuatu dalam waktu

tertentu sesuai dengan aktivitas serta dituntut untuk melakukan

pekerjaan tersebut dengan baik dalam artian berjalan di jalan yang

baik agar supaya mendapatkan hasil yang baik pula.

Sehingga dari sekian jenis pekerjaan maka pekerjaan orang

tua yang satu dengan yang lain tidaklah sama, hal ini melihat

kebutuhan status sosial ekonomi, bakat serta kemampuan dari

masing-masing individu yang berbeda. Menurut Abdulsyani (2002:

93) jenis pekerjaan orang yaitu sebagai buruh, pedagang, pegawai

negeri, dan guru.

Jenis pekerjaan orang tua tentunya mempengaruhi hasil

belajar siswa, ini dilihat dari segi waktu yang diluangkan oleh

31

orang tua kepada anaknya. Orang tua yang bekerja sebagai

pegawai tentunya akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan kepaada anak, sedangkan orang tua yang

bukan pegawai cenderung akan lebih banyak menghabiskan

waktunya untuk bekerja.

Manusia sebagai makhluk hidup memiliki berbagai macam

kebutuhan, baik kebutuhan psikologis maupun kebutuhan fisik,

untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus melakukan

suatu kegiatan yaitu yang bisa disebut dengan bekerja, dengan

bekerja seseorang akan memperoleh penghasilan. Seperti firman

Allah dalam surat Al Mulk ayat 15 :

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari

rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)

dibangkitkan” (Q.S Al Mulk 67:15) (Departemen Agama RI,

2009:563).

Ayat tersebut menerangkan isyarat tentang kewajiban

bekerja dan mencari nafkah. Tentunya dengan bekerja orang tua

akan mendapatkan hasil yang dapat mencukupi kebutuhan anak-

anaknya. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut secara

seimbang, maka kondisi dalam keluarga bisa berjalan harmonis.

32

c. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh

para anggota masyarakat untuk jangka tertentu sebagai balas jasa

atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut

serta membentuk produk nasional. Menurut Wahyu Adji

(2007:165) pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang

dan perusahan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga, dan laba

termasuk juga berbagi tunjangan, seperti kesehatan dan pensiunan.

Pendapatan merupakan bagian dari keluarga. Pendapatan

adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga atau anggota

keluarga yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang.

1) Pendapatan berupa uang adalah segala pendapatan berupa uang

yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas

jasa atau kontra prestasi.

2) Pendapatan berupa barang adalah segala pendapatan yang

sifatnya reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berbentuk

balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang dan jasa

(Sumardi, 1982:92-93).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan

adalah penghasilan berupa uang yang diterima seluruh anggota

keluarga sebagai balas jasa dari sebuah kegiatan selama satu bulan

dalam satuan rupiah. Jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap

orang akan berbeda karena perbedaan kegiatan sehari-hari yang

33

dilakukan oleh orang tersebut. Pendapatan yang diterima oleh

penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang tinggi

mereka akan memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang

lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah

akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.

Dari penelitian ini pendapatan yang diterima penduduk

dapat digolongkan berdasarkan 3 golongan yaitu:

1) Golongan ekonomi atas, yaitu penduduk yang berpendapatan

lebih dari Rp. 3.500.000 perbulan.

2) Golongan ekonomi menengah, yaitu penduduk yang

berpendapatan rata-rata Rp. 3.000.000 – Rp. 600.000 perbulan.

3) Golongan ekonomi rendah, yaitu pendudukan yang

berpendapatan kurang dari Rp.500.000 perbulan.

Jadi dari berbagai paparan diatas dapat dikatakan bahwa

pendapatan sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi

seseorang. Pendapatan keluarga dapat diperoleh dari beberapa

sumber untuk memenuhi keluarga, diantara sumber penghasilan

tetap sebagai imbalan jasa dari pekerjaan tetap dan sumber

penghasilan tambahan yang merupakan hasil usaha sampingan.

d. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota

masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada (Maunah,

34

2016:81). Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam

bentuk barang-barang berharga, bentuk rumah yang ditempati dan

jenis kendaraan pribadi dimana masih bermanfaat dalam

menunjang kehidupan ekonominya. Menurut Soerjano Soekanto

(1989:214) ukuran kekayaan (kebendaan) dijadikan suatu ukuran;

barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk

lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat dari

mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian, bentuk

rumah yang bersangkutan serta bahan pakaian yang dipakainya,

kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.

Fasilitas atau kekayaan dalam penelitian ini antara lain:

1) Barang-barang Berharga

Kepimilikan kekayaan yang berniali ekonominya dalam

barang-barang berharga ini berupa perhiasan, televisi, kulkas,

komputer, dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan

dalam masyarakat.

Dalam penelitian ini barang-barang berharga dapat

menunjukkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Jika orang tua

yang memiliki barang-barang berharga banyak, maka semakin

tinggi juga dalam menyekolahkan anaknya. Orang tua juga

dapat membiayai pendidikan anaknya serta dapat mencukupi

semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak

untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

35

2) Jenis-jenis Kendaraan

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur

tinggi rendahnya tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya,

orang yang mempunyai mobil pribadi akan merasa lebih tinggi

tingkat sosial ekonominya daripada yang mempunyai sepeda

motor.

3) Keadaan atau Bentuk Rumah

Dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu.

Orang tua yang keadaaan sosial ekonominya tinggi pada

umumnya menempati rumah permanen, sedangkan orang tua

yang keadaan ekonominya menengah kebawah menggunakan

semi permanen.

Adapun yang semakin luas rumah yang ditempati pada

umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkatan sosial

ekonomi bagi orang tua yang menempati. Apabila rumah

tersebut berbeda dengan dalam hal ukuran dan kualitas rumah.

Rumah dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat

menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi,

sedangkan jika dengan rumah yang kecil, semi permanen dan

menyewa menunjukan bahwa sosial ekonominya rendah.

36

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam

pembelajaran. Berbicara mengenai hasil, berarti berbicara mengenai

sesuatu yang dicapai atau diperoleh setelah melakukan usaha. Menurut

Purwanto (2009:44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami

dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil”, dan “belajar”. Pengertian

hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu

aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara

fungsional. Hasil produksi merupakan perolehan yang didapatkan

karena adannya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi

barang jadi (finished goods).

Sedangkan pengertian belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as

the modification or strengthening of behavior through experiencing)

(Hamalik, 2010:36).

Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku seseorang secara terus menerus

melalui pelatihan dan pengalaman.

37

Menurut Nana Sudjana (2005:22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono

(2006:4) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siwa, hasil belajar

merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan

potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.

Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada individu

yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi

juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan

dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.

2. Klasifikasi Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional menggunakan klasifikasi

hasil belajar dari Taksonomi Bloom dalam (Samino dan Saring

Marsudi, 2011:49-53) yang secara garis besar membagi tiga ranah,

yaitu:

a. Ranah Kognitif

Hasil belajar ranah kognitif berhubungan dengan aktivitas

otak atau intelektual. Ranah ini terdiri dari enam jenis perilaku,

38

yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

1) Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan seseorang untuk

mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-

rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan

untuk menggunakannya.

2) Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang

untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan

diingat melalui penjelasan dari kata-katanya sendiri.

3) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk

menggunakan idde-ide umum, tata cara atau metode-metode,

prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan lain sebgainya

dalam situasi yang baru dan kongkret.

4) Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian

yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diaantara

bagian-bagian tersebut.

5) Sinstesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memaadukan

bagian-bagian ataau unssur-unsur secara logis, sehingga

menjadi suatu pola yang baru dan terstruktur.

6) Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling

tinggi dalam ranah kognitif. Evaluasi adalah pemberian

keputusan tntang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi

39

tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil dan

lain sebagainya (Sudjana, 2005:28).

b. Ranah Afektif

Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan sikap dan

nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswwa dalam berbagai

tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,

motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan

belajar, dan hubungan sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil

belajar. Kategorinya dimulai dari timgkat yang dasar atau

sederhana sampai tingkat yang kompleks.

1) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa

dalam bentuk masalah, situasi, gejala.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.

3) Valuing (penilaian) berkenaaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi.

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu

sistem organisasi, yakni termasuk hubungan satu nilai dengan

nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah

dimilikinya.

40

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan

semua sistem nilai yang telah dimiliki seseoang, yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya (Sudjana,

2005:30).

c. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemaampuan bertindak individu. Tipe

hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan

atau bertindak setelah ia menerima pengalam belajar tertentu. Hasil

belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar efektif yang

baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk

bertingkah laku (Sudjana, 2005:31).

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

Di antara ketiganya, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai

oleh guru, karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam

menguasai isi bahan pengajaran.

3. Cara Mengukur Hasil Belajar

Pengukuran atau penilaian hasil belajar dilakukan dengan

teknik penilaian tes dan non tes. Tes sebagai teknik penilaian adalah

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk

mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), tulisan

(tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) (Sudjana,

2005:35).

41

Teknik non tes, dilakukan dengan tanpa menguji melainkan

dilakukan dengan cara pengamatan secara sistematis (observation),

wawancara (interview), angket (questionnaire), dan memeriksa

dokumen (documentary analysis) (Sudijono, 2011:76). Teknik ini

biasa digunakan untuk mengukur bidang afektif dan psikomotorik.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut mempengaruhi dalam belajar individu sehingga

menentukan kualitas hasil belajar (Wahyuni, 2010:19). Faktor-faktor

tersebut dalam banyak hal saling berkaitan dan mempengaruhi satu

sama lain.

Seorang siswa yang bersikap conversing terhadap ilmu

pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal) umpamanya,

biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan

tidak mendalam. Sebaliknya seorang yang berinteligensi tinggi (faktor

internal) dan mendapat dorongan possitif dari orang tuanya (faktor

eksternal) mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih

mementingkan kualitas hasil belajar.

a. Faktor Internal Siswa

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri siswa sendiri. Faktor internal meliputi dua aspek, yaitu: aspek

fisiologis dan aspek psikologis (Syah, 2009:130)

42

1) Aspek Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu (Bahruddin,

2010:19). Kondisi fisik peserta didik dalam hal ini kesehatan,

baik kesehatan jasamni maupun rohani mempunyai peran yang

sangat penting bagi proses pembelajaran. Kondisi fisik yang

terganggu kesehatannya akan mengakibatkan orang tersebut

tidak dapat belajar secara maksimal. Misalnya, pendengaran

dan penglihatan siswa yang rendah akan menghambat

penyerapan informasi. Akibatnya, proses pengaksesan

informasi yang dilakukan oleh sistem memori siswa tersebut

tidak dapat berjalan lancar. Berbeda dengan siswa yang

pendengaran dan penglihatan sehat, ia akan mudah menyerap

informasi.

2) Aspek Psikologis

Belajar hakikatnya adalah proses psikologis, oleh

karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja

mempengaruhi belajar seseorang. Menurut Muhibbin Syah

(2009:129) faktor-faktor psikis siswa yang pada umumnya

dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:

a) Tingkat Kecerdasan atau Inteligensi Siswa

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga

jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan

43

ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui atau menggunakan konsep yang abstrak secara

efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

Inteligensi sebagai kemampuan psikofisik untuk

mereaksi ransangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat. Inteligensi sebenarnya

bukan persoalan otak saja, melainkan juga kualitas organ-

organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui

bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi

manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh

lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol”

hampir seluruh aktivitas manusia (Syah, 2009:131).

Inteligensi merupakan suatu faktor yang paling

penting dalam prose belajar siswa. Jika siswa mempunyai

kecerdasan yang tinggi, maka akan dapat dengan mudah

menerima daan memahami pelajaran yang disampikan oleh

gury. Sehingga peluang untu meraih kesuksesan dalam

belajar menjadi tinggi. Sebaliknya siswa yang

inteligensinya rendah maka peluang untuk meraih

kesuksesan dalam belajar sangat kecil.

b) Minat Siswa

Minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

44

menyuruh (Rahmah, 2012:196). Secara sederhana. Minat

(interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Menurut Slameto (1995:57) minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa

senang, jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian

sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan rasa

senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan rasa senang

dan dari situlah diperoleh kepuasan.

Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat

besar terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam

akan banyak memuaskan atau lebih memperhatikan pada

mata pelajaran pendidikan agama Islam daripada mata

pelajaran yang lainnya.

c) Bakat Siswa

Bakat atau aptitude merupakan kecakapan potensial

yang bersifat khusu, yaitu khusu dalam suatu bidang atau

kemampuan tertentu (Sukmadinata, 2007:101). Apabila

bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang

dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses

belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

45

Menurut Mahmud (2010:97) setiap orang

mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi

samapi ke tingkat tertentu sesuai dengan kemampuannya

masing-masing.

Bakat merupakan kemampuan seseorang yang tidak

dimiliki oleh orang lain. Misalnya seseorang yang

mempunyai bakat mengetik, maka ia dapat mengetik

dengan lancar dan cepat dibandingkan dengan orang yang

kurang atau tidak mempunyai bakat mengetik.

Bakat bukan hasil belajar dan latihan, tetatpi lebih

merupakan karunia dari Allah. Bakat merupakan sarana

yang mempermudahkan seseorang untuk menyerap

pengetahuan yang sesuai dengan bakatnya. Seseorang yang

memiliki bakat dalam bidang bahasa akan lebih mudah

menerima pelajaran atau informasi yang berkenaaan dengan

bahasa daripada pelajaran perhitungan (Mahmud, 2010:97).

d) Sikap Siswa

Dalam proses belajar, sikap individu dapat

mempengaruhi keberhasilan prosess belajar. Sikap adalah

gejala internal yang mendimensi akektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara

yang relatif tetap terhadap obyek, orrang, peristiwa dan

46

sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah,

2009:151).

Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan

mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi

proses belajar siswaa. Sebaliknya, sikap negatif siswa

terhadap guru dan mata pelajaran dapat menimbulkan

kesulitan belajar siswa.

e) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting

karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong

keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan

mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara

mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan (Sadirman,

2011:21). Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar

seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi

untuk belajar.

Motivasi mempunyai pengaruh yang sangat besar

dalam prosses belajar. Siswa yang tidak mempunyai

motivasi, tentu ia akan cenderung malas sedangkan siswa

yang mempunyai motivasi ia akan menjadi siswa yang

rajin. Siswa yang kurang atau tidak mempunyai motivasi

untuk belajar, sebenarnya dapat diusahakan agar siswa

tersebut mempunyai motivasi yang lebih besar, yaitu

47

dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna

bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan

cita-citanya.

b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor ini meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor

masyarakat (Sugihartono, 2007:76).

1) Faktor Keluarga

Keluarga terutama orang tua sangat besar pengaruhnya

terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya

pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau

kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, akrab atau

tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anaknya, semua itu

turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak (Dalyono,

1997:59).

Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan

anaknya, menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam

belajarnya. Faktor keluarga merupakan faktor utama dan sangat

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2) Faktor Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi

tingkat keberhasilan belaajar siswa, seperti guru, administrasi,

dan teman-teman sekelasnya. Hubungan harmonis antara

48

ketiganya dapar menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar

lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat

menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi

pendorong bagi siswa untuk belajar. Hal yang paling

mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata

tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsisten dan

konsekuen (Slameto, 1995:64).

Apabila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib

(disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah

para guru. Akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-

sungguh di sekolah maupun di rumah. Hal ini mengakibatkan

prestasi belajar anak menjadi rendah.

3) Faktor Masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa

juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan siswa

yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga

dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa

kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau

meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya

(Wahyuni, 2010:27). Selain itu, kadang juga menimbulkan sifat

malas belajar dalam diri siswa ketika ia berada di lingkungan

49

yang kumuh. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan

masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan,

terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan

moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.

C. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar

Siswa

Peranan keluarga khususnya orang tua akan sangat menentukan

besarnya pengaruh proses pendidikan anak di lingkungan keluarga, dan

pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar anak di sekolah. Untuk

mencapai keberhasilan belajar tidak hanya dari lingkungan keluarga saja,

namun juga banyak sekali faktor yang mempengaruhi. Seperti halnya

kemampuan dasar siswa, dorongan dari dalam diri siswa, kondisi orang tua

dan lain sebagainya. Untuk mencapai keberhasilan atau prestasi belajar

tidaklah mudah, dari berbagai faktor tadi saling berhubungan antara satu

sama lain.

Kemampuan dasar siswa cukup banyak mendukung anak dalam

mencapai hasil belajar yang lebih baik, akan tetapi apabila anak dalam

dirinya muncul ketidak stabilan dalam belajar dan mudah terpengaruh

lingkungan dan kondisi orang tua secara otomatis keberhasilan belajar

tersebut tidak dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan.

Keluarga dengan pendapatan yang cukup tinggi pada umumnya

akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan keperluan lain.

50

Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah,

pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu

juga dengan keperluan lainnya. Dengan alat atau sarana dan prasarana

yang tidak mencukupi akan membuat anak menjaadi putus asa sehingga

dorongan belajar mereka menjadi kurang.

Tingkat kesadaran sebagian orang tua untuk mendorong

anaknya agar belajar di rumah masih kurang karena faktor ekonomi

mereka yang rendah, bahkan banyak orang tua yang memiliki anggapan

bahwa pendidikan anaknya adalah tanggung jawab sekolah saja.

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti berasumsi bahwa kondisi

sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi perkembangan dan hasil

belajar siswa. Hal ini dikarenakan orang tua memberikan dukungan,

perhatian dan pemenuhan kebutuhan dalam penyediaan fasilitas belajar

kepada anaknya, sehingga dapat menunjang segala aktivitas belajar dan

meningkatkan hasil belajar yang baik.

51

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Susukan Kabupaten Semarang

Pendirian Madrasah ini diprakarsai oleh Bapak Kyai H.

Syamsudin, Bapak Kyai H. Zhakiri, dan Bapak Kyai H. Ja'farin

Ahmad dan oleh persetujuan beberapa tokoh masyarakat, bekerja sama

dengan MWC NU Kecamatan Susukan sepakat untuk mendirikan

lembaga pendidikan resmi dengan nama Madrasah Tsanawiyah

Nahdlotul Ulama' tepatnya pada tahun 1965. Dan berubah-ubah nama

sesuai perkembangan masyarakat dan suhu politik saat itu.

Dari MTs NU menjadi MTs Al- Islam dan dinegerikan pada

tahun 1980 dengan SK. Menteri Agama nomor : 27/1980 tanggal 21

Mei 1980 dengan nama Madrasah Tsanawiyah Negeri Susukan

Kabupaten Semarang (Relokasi dari MTs Negeri Grabag 02 Magelang

secara resmi) terhitung mulai tanggal 1 September 1981 (Sumber:

Dokumentasi dalam bentuk soft copy dari NK pada hari Kamis, 14

Desember 2017).

2. Kepala Madrasah

a. Kepala Madrasah yang pertama Drs. H. Qowa'id terhitung mulai

dari masih swasta sampai dengan 12 April 1996.

52

b. Kepala Madrasah kedua Drs. Sujitno dari 12 April 1996 sampai

dengan 5 April 1999.

c. Kepala Madrasah ketiga Drs. Sarbani dari 5 April 1999 sampai

dengan 3 Juni 2002.

d. Kepala Madrasah keempat Drs. H. Istichsan dari 3 Juni 2002

sampai dengan 22 Maret 2007.

e. Kepala Madrasah kelima Drs. H. Mudlofir, MM. dari 22 Maret

2007 sampai dengan 13 Februari 2016.

f. Kepala Madrasah keenam Dr. Hj. Hidayatun S. Ag, M. Pd. Dari 13

Februari 2016 sampai dengan sekarang (Dokumntasi, 14 Desember

2017).

3. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri

b. No. Statistik Madrasah : 212332203028

c. Alamat:

- Jalan : -

- Desa : Susukan

- Kecamatan : Susukan

- Kabupaten : Semarang

- Provinsi : Jawa Tengah

- Kode Pos : 50777

d. No. Telepon : 0298) 615013

53

e. No. Fax : (0298) 615347

f. Email : [email protected]

g. Status Madrasah : Negeri

h. Didirikan (Swasta) : Tahun 1965

i. Diresmikan (Negeri) : 1980, No 27/1980, Tgl 31 Mei 1980

j. Waktu Belajar : Pagi

k. Jumlah Jam Pelajaran/Minggu :

- Kelas VII : 47 Jam

- Kelas VIII : 47 Jam

- Kelas IX : 47 Jam

l. Website : www.mtsnsusukan.sch.id

(Dokumentasi, 14 Desember 2017)

4. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Terbentuknya madrasah pilihan masyarakat yang unggul dalam

prestasi yang dilandasi keimanan dan ketakwaan.

b. Misi

1) Melaksanakan proses pembelajaran dengan memprioritaskan

aspek pengajaran, pengamalan, dan pengalaman.

2) Menciptakan suasana pendidikan keagamaan yang kondusif.

c. Tujuan

54

1) Membentuk peserta didik yang berkualitas, terampil, dan

mandiri yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan

kepada Allah SWT.

2) Menghasilkan peserta didik yang cerdas, berwawasan, dan

berakhlakul karimah (Dokumentasi, 14 Desember 2017).

5. Keadaan Siswa, Guru Dan Karyawan MTsN Susukan

a. Keadaan Siswa MTsN Susukan

Jumlah siswa di MTsN Susukan pada tahun pelajaran

2017/2018 sejumlah 298 siswa, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Siswa MTsN Susukan

Kelas Jumlah

Kelas

Jumlah Siswa

L P Jumlah

VII 10 152 179 331

VIII 9 141 157 298

IX 9 124 183 307

Jumlah 28 417 519 936

(Dokumentasi, 14 Desember 2017)

b. Keadaan Guru dan Karyawan MTsN Susukan

Guru-guru MTsN Susukan merupakan guru yang

profesional, mereka mengajar sesuai bidangnya. Sebagian besar

adalah lulusan S1, bahkan ada beberapa dari mereka yang telah

menyelesaikan pendidikan S2. Sedangkan karyawan bertugas

55

untuk membantu kelancaran segala kegiatan yang ada sesuai

bidangnya masing-masing, sehingga tujuan yang dicapai bisa

terlaksanan dengan baik.

Jumlah seluruh personil madrasah ada sebanyak 63 orang,

terdiri atas guru 47 orang, karyawan tata usaha 6 orang, pengurus

koperasi 2 orang, pengurus perpustakaan 2 orang, penjaga unit

kesehatan sekolah 1 orang, tukang kebun 3 orang dan satpam 2

orang. Dari sejumlah guru 76% berstatus PNS dan sisanya 24%

berstatus honorer (GTT). Untuk karyawan hanya 44% yang

berstatus PNS dan sisanya 56% tidak tetap (PTT). Untuk data

selengkapnya terlampir (Sumber: Dokumentasi, 14 Desember

2017).

6. Struktur Organisasi MTsN Susukan Kabupaten Semarang

Tabel 3.2 Jabatan di MTsN Susukan

Jabatan Nama

Kepala Madrasah

Kepala TU

Waka Kurikulum

Waka Kesiswaan

Waka Humas

Waka Sarpras

Pembina OSIS, Seni dan Olahraga

Pembina Pramuka

Dr. Hj. Hidayatun, S.Ag.

M.Pd.

Jumadi

H. Nurkholis, M.Pd.

Agus Santosa S.Pd. I

H. M Amin Mustofa, M.Pd.

Drs. Masykur

Heny Budi Lestari, S.Pd.

56

Kepala Perpustakaan

Kepala Lab. Komputer

Kepala Lab. Bahasa

Kepala Lab. Seni

Kepala Lab. PAI

Kepala Lab. IPA

Bidang Perlengkapan dan Perawatan

Bendahara Pengeluaran

Bendahara Komite

Administrasi Umum dan

Kepegawaian

Pramu Kantor, Staf TU

Cleaning Servis, Staf TU

Keamanan / Satpam

Operator Emis, Simpatika, Dapodik

Wali Kelas 7A

Wali Kelas 7B

Wali Kelas 7C

Wali Kelas 7D

Wali Kelas 7E

Wali Kelas 7F

Wali Kelas 7G

Wali Kelas 7H

H. Fahrudin Rois, S.Ag.

Atina Husniyati, S.Pd.I

Sugiyanto, S.Kom

Atina Husniyati, S.Pd.I

Sutrisna, S.Pd.

Murodi Sabikin, S.Ag.

Sulastri, S.Pd.

Muto’in, S.Ag.

Syahrul Munir, A.Md.

Wildan Setyadi, SE.

Machmudah Sholichah

Sri Sunarni

Sukri

Ahmad Sholihin

Ahmad Hasan Mafatih, S.H.I.

Sulastri, S.Pd.

Dra. Hj. Haniatun

Umi Kulsum, S.Pd.

H. Fahrudin Rois, S.Ag.

Heny Budi Lestari, S.Pd.

Mau’idzotul Hasanah, S.Pd.

Zayyinul Istiqomah, S.Pd.

Endang Sulistyawatu, S.Pd.

57

Wali Kelas 7I

Wali Kelas 7J

Wali Kelas 8A

Wali Kelas 8B

Wali Kelas 8C

Wali Kelas 8D

Wali Kelas 8E

Wali Kelas 8F

Wali Kelas 8G

Wali Kelas 8H

Wali Kelas 8I

Wali Kelas 9A

Wali Kelas 9B

Wali Kelas 9C

Wali Kelas 9D

Wali Kelas 9E

Wali Kelas 9F

Wali Kelas 9G

Wali Kelas 9H

Wali Kelas 9I

Aliq Diroyah, S.Pd.

Umi Fajriyah, S.Ag.

Sukrini, S.Pd.

Dra, Siti Wasilah

Atina Husniyati, S.Pd.I

Hj. Jumiati, S.Pd.

Miladiyawati, S.Ag.

Hanik Lutfiyah, S.Pd.

Aan Muanah, S.Pd.I

Sri Wahyuni, S.Pd.

Isti Kadaryah, S.Pd.

Hj. Nur Hidayah, S.Pd.

Noor Farida Y, S.Pd.

Anima Ubbadah, S.Pd.

Dra. Nurul Hidayah

Umiyatun, S.Pd.

Nurul Aini, S.Ag.

Hidayah Rahmawati, S.Pd.

Sri Haryati, S.Pd.

Rifatuk Wifkiyah, S.Ag.

58

7. Jumlah dan Kondisi Bangunan

Tabel 3.3 Jumlah dan Kondisi Bangunan

No Jenis Bangunan Jumlah Ruangan Menurut Kondisi

Baik Rusak

1. Ruang Kelas 28

2. Ruang Kepala Madrasah 1

3. Ruang Guru 1

4. Ruang Tata Usaha 1

5. Laboratorium Biologi 1

6. Laboratorium Komputer 1

7. Laboratorium Bahasa 1

8. Ruang Perpustakaan 1

9. Ruang UKS 1

10. Ruang Ketrampilan 1

11. Ruang Kesenian 1

12. Toilet Guru 5

13. Toilet Siswa 10

14. Ruang BK (Bimbingan

Konseling)

1

15. Gedung Serba Guna (Aula) 1

16. Ruang Osis 1

59

17. Masjid/Mushola 1

18. Gedung/Ruang Olahraga 1

19. Pos Satpam 1

20. Kantin 7

(Dokumentasi, 14 Desember 2017)

8. Sarana dan Prasarana

Dalam proses kegiatan belajar mengajar MTsN Susukan

didukung adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sarana

prasarana adalah segala apa saja yang ada di sekolah tersebut serta

berupa fisik, baik benda bergerak maupun tidak bergerak dan berfungsi

membantu semua aktifitas kegiatan belajar mengajar.

Tabel 3.4 Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran

No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Unit Menurut Kondisi

Baik Rusak

1. Kursi Siswa 955

2. Meja Siswa 955

3. Kursi Guru dalam Kelas 28

4. Meja Guru dalam Kelas 28

5. Papan Tulis 28

6. Lemari dalam Kelas 28

7. Alat Peraga PAI 1

8. Alat Peraga Fisika 1

60

9. Alat Peraga Biologi 1

10. Bola Sepak 8 3

11. Bola Voli 6 4

12. Bola Basket 2 8

13. Meja Pingpong (Tenis

Meja)

1

14. Lapangan Sepak

Bola/Futsal

1

15. Lapangan Bulu Tangkis 1

16. Lapangan Basket 1

17. Lapangan Bola Voli 2

(Dokumentasi, 14 Desember 2017).

Tabel 3.5 Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Lain

No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Unit Menurut Kondisi

Baik Rusak

1. Laptop 3

2. Personal Komputer 85

3. Printer 12

4. Televisi 5

5. Mesin Fotocopy 2

6. Mesin Fax 1

7. Mesin Scanner 2

61

8. LCD Proyektor 28 1

9. Meja Guru dan Tenaga

Kependidikan

70

10. Kursi Guru dan Tenaga

Kependidikan

70

11. Lemari Arsip 21

12. Kotak Obat (P3K) 1

13. Washtafel 4

14. Kendaraan Operasional

(Mobil)

1

15. Pengeras Suara 2

(Dokumentasi, 14 Desember 2017)

9. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak wajib

untuk diikuti, karena hanya merupakan tambahan dan waktu

pelaksanaannya di luar jam belajar, sehingga tidak mengganggu

kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ekstrakurikuler di MTsN Susukan

bertujuan untuk menambah wawasan para siswa serta mengembangkan

bakat sesuai dengan minatnya masing-masing. Adapun ekstrakurikuler

yang ada, antara lain:

a. Pramuka

b. MTQ/Tartil

c. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

62

d. PASKIBRAKA

e. Marching Band

f. Sepak Bola/Futsal

g. Bola Basket

h. Bulu Tangkis

i. Tapak Suci

j. Grup Band

k. Seni Suara/Paduan Suara

l. Seni Musik/Alat Musik

m. Seni Tari Tradisional/Daerah

n. Karawitan

o. Rebbana

p. English Club

q. Catur

r. Volly

(Dokumentasi, 14 Desember 2017)

B. Penyajian Data Tentang Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

1. Data Responden Tentang Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara kondisi sosial

ekonomi orag tua dengan hasil belajar, peneliti menggunakan angket

yang diberikan kepada siswa. Adapun angket mengenai kondisi sosial

63

ekonomi orang tua terdiri 20 pertanyaan. Adapun kriteria dari alternatif

jawaban adalah sebagai berikut:

a) Untuk jawaban A dengan nilai 4

b) Untuk jawaban B dengan nilai 3

c) Untuk jawaban C dengan nilai 2

d) Untuk jawaban D dengan nilai 1

Berikut daftar nama-nama siswa sebagai responden kelas VIII

dengan jumlah 60 siswa dengan alasan karena tingkat perekonomiannya

beragam.

Tabel 3.6 Daftar Responden

No Nama Responden Kelas Jenis Kelamin

1. Siswa 1 VIII A P

2. Siswa 2 VIII A P

3. Siswa 3 VIII A L

4. Siswa 4 VIII A L

5. Siswa 5 VIII A L

6. Siswa 6 VIII A P

7. Siswa 7 VIII B L

8. Siswa 8 VIII B L

9. Siswa 9 VIII B P

10. Siswa 10 VIII B P

11. Siswa 11 VIII B P

12. Siswa 12 VIII B P

64

13. Siswa 13 VIII C P

14. Siswa 14 VIII C L

15. Siswa 15 VIII C P

16. Siswa 16 VIII C L

17. Siswa 17 VIII C L

18. Siswa 18 VIII C P

19. Siswa 19 VIII C P

20. Siswa 20 VIII D P

21. Siswa 21 VIII D P

22. Siswa 22 VIII D L

23. Siswa 23 VIII D L

24. Siswa 24 VIII D P

25. Siswa 25 VIII D L

26. Siswa 26 VIII D P

27. Siswa 27 VIII E L

28. Siswa 28 VIII E P

29. Siswa 29 VIII E P

30. Siswa 30 VIII E L

31. Siswa 31 VIII E L

32. Siswa 32 VIII E L

33. Siswa 33 VIII E P

34. Siswa 34 VIII F L

65

35. Siswa 35 VIII F L

36. Siswa 36 VIII F P

37. Siswa 37 VIII F P

38. Siswa 38 VIII F P

39. Siswa 39 VIII F L

40. Siswa 40 VIII F L

41. Siswa 41 VIII G P

42. Siswa 42 VIII G L

43. Siswa 43 VIII G L

44. Siswa 44 VIII G P

45. Siswa 45 VIII G L

46. Siswa 46 VIII G L

47. Siswa 47 VIII G P

48. Siswa 48 VIII H L

49. Siswa 49 VIII H L

50. Siswa 50 VIII H P

51. Siswa 51 VIII H P

52. Siswa 52 VIII H P

53. Siswa 53 VIII H L

54. Siswa 54 VIII H L

55. Siswa 55 VIII I L

56. Siswa 56 VIII I P

66

57. Siswa 57 VIII I P

58. Siswa 58 VIII I L

59. Siswa 59 VIII I P

60. Siswa 60 VIII I P

2. Data Hasil Penyebaran Angket Tentang Kondisi Sosial Ekonomi

Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa

Setelah angket diisi oleh masing-masing responden maka

peniliti melakukan pengumpulan angket kembali. Selanjutnya akan

disajikan hasil jawabaan dari angket yang dibagikan kepada 60 siswa.

Angket tersebut dibagikan pada tanggal 13 Desember 2017 dengan

jumlah 60 angket dan kembali terkumpul pada tanggal 14 Desember

2017 dengan jumlah 60 angket, yang masing-masing soal diberi bobot

nilai.

Tabel 3.7 Hasil Jawaban Angket Kondisi Sosial Ekonomi Orang

Tua MTsN Susukan

No

Res

Jawaban Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 A A A A A A B A A A A C B A A B B A D A

2 A B B B B A B A B A A C A B C B B A B C

3 A A B B A A B A A A A C A B A A A A A A

4 A A A A A B B B B A A C C A C B B A A A

5 A B A B B A B A B A A C A B B B B B D A

67

6 A A A B A A B A A B A C B A C B A A B A

7 B A B A B B B B B A A D A B C B A C A B

8 A B A B B A B B A A A D B A A A A A B B

10 B A D A B A B A C A A C A B A B A A B B

11 B B B C B A B A B A A C C B C B B B C C

12 A B B B B B B B B A A B C B A B C A A B

13 B B C B A B B B A A A D A A A B B B B A

14 B C D C C D C D A B D D A C C B C B B D

15 C B D B C D D D B A B D C B B C C B C B

16 B B B B B B B B A A A C C B C B B A B A

17 A B B B B B B B A A A C C B A A A A D B

18 B B C D B B B C B A C C B B B B B A A C

19 A B B B B B B D A A A C C B C A A A A B

20 B B B B B B B D D B B D C A C A A A B C

21 C B C C A B D C B A A D C B B B B C C B

22 A A B A A B B B B B A D C B A A D A A A

23 B B A B A A B B A A A C B B C B A B B C

24 B B B B B C B D A B A C C B C A A B C B

25 B B C B B C B D B A B D B B C A B B B C

26 A A A A A B B A D A A C A B A A A A A A

27 B A C B A C B C C B C D D B C A A A B B

28 B B A A C B B B A A A A C C B D B B C A

29 B A B A B B B B A A A C A A A A A A A B

30 B B B B C B B B D C D C C B B B B A A B

31 A A B B B A B A A A A C B B A C B A A C

32 C A D C B D B D D C B D D B C C A C D B

33 B B A C B B B B A A A C A A C D C A B C

68

34 A A A B B B B B B A A D A A A A A B A A

35 A A B A A B B A B A A D C A C A B A D A

36 B B B B C C B D B A A C A A B A B B D B

37 B A A A B B B B A A A D A B C A A A D B

38 B B A A B A C A A A A C A A C C B B B B

39 C B D B D B B B B A A C A B A C B C C C

40 B B C B B C B D B A B C B B A D A B A B

41 B B B B C B B B A A A D A B B C A A B B

42 B C B B B B C C B A C D D B C C B B A A

43 B C C D B C B D A A B C C B C D B C B A

44 A A A B A B B B A A A C B B C B A B B A

45 A A A C A A B A A B A C A A A A B A A C

46 B B B C B C B D B A B D C B B C A A B B

47 A A B B A B A B A A A C A B A B A A 4 B

48 B B B B C B B C A C B C B B C B B B D C

49 B B B B B B B B B A A D C B A B B A B D

50 B B A B D B B B A A A D C B A C C A D B

51 A B A C B A B A A A A A A A B C B B A C

52 B B C C A D B D A A A D D B A A B A B A

53 C B C D D C C D B B D C D B C B A C D A

54 B B D B B B B B B B B D D D C D B A D C

55 C C B B A B D B B A A D C B B D A C A B

56 C B D B D B B B D B B C C B C D B A C C

57 B B B B A B B B A B B C D B C B A B C B

58 B C B D A D B D B B D D A B B B C B D C

59 B A B C A C B C A A A C A A A B A A B B

60 B B D B A C B C B A A C C A B B B A B A

69

3. Data Tentang Nilai Hasil Belajar Ulangan Akhir Semester Satu

Kelas VIII MTsN Susukan Tahun Pelajaran 2017/2018

Tabel 3.8 Data Nilai Ulangan Akhir Semester Siswa Kelas VIII

MTsN Susukan Tahun Pelajaran 2017/2018

No Nama Responden Kelas Nilai Rata-Rata

1. Siswa 1 VIII A 83

2. Siswa 2 VIII A 81

3. Siswa 3 VIII A 82

4. Siswa 4 VIII A 81

5. Siswa 5 VIII A 78

6. Siswa 6 VIII A 84

7. Siswa 7 VIII B 82

8. Siswa 8 VIII B 79

9. Siswa 9 VIII B 81

10. Siswa 10 VIII B 83

11. Siswa 11 VIII B 79

12. Siswa 12 VIII B 80

13. Siswa 13 VIII C 77

14. Siswa 14 VIII C 69

15. Siswa 15 VIII C 71

16. Siswa 16 VIII C 79

70

17. Siswa 17 VIII C 76

18. Siswa 18 VIII C 72

19. Siswa 19 VIII C 81

20. Siswa 20 VIII D 71

21. Siswa 21 VIII D 75

22. Siswa 22 VIII D 76

23. Siswa 23 VIII D 82

24. Siswa 24 VIII D 74

25. Siswa 25 VIII D 76

26. Siswa 26 VIII D 80

27. Siswa 27 VIII E 74

28. Siswa 28 VIII E 80

29. Siswa 29 VIII E 79

30. Siswa 30 VIII E 72

31. Siswa 31 VIII E 76

32. Siswa 32 VIII E 68

33. Siswa 33 VIII E 72

34. Siswa 34 VIII F 76

35. Siswa 35 VIII F 71

36. Siswa 36 VIII F 72

37. Siswa 37 VIII F 80

38. Siswa 38 VIII F 81

71

39. Siswa 39 VIII F 77

40. Siswa 40 VIII F 76

41. Siswa 41 VIII G 78

42. Siswa 42 VIII G 75

43. Siswa 43 VIII G 74

44. Siswa 44 VIII G 79

45. Siswa 45 VIII G 80

46. Siswa 46 VIII G 74

47. Siswa 47 VIII G 76

48. Siswa 48 VIII H 75

49. Siswa 49 VIII H 75

50. Siswa 50 VIII H 79

51. Siswa 51 VIII H 80

52. Siswa 52 VIII H 76

53. Siswa 53 VIII H 70

54. Siswa 54 VIII H 73

55. Siswa 55 VIII I 74

56. Siswa 56 VIII I 70

57. Siswa 57 VIII I 80

58. Siswa 58 VIII I 67

59. Siswa 59 VIII I 78

60. Siswa 60 VIII I 75

72

BAB IV

ANALISIS DATA

Pembahasan pada bab ini merupakan hasil penelitian terhadap

permasalahan yang diteliti. Setelah terkumpulnya data, langkah yang penulis

tempuh selanjutnya adalah menganalisis data, sebagai tindak lanjut dalam upaya

mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana termuat dalam bab

pendahuluan.

Dalam hal ini penulis terlebih dahulu melakukan pengujian validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian, selanjutnya melakukan analisis deskriptif dengan

melakukan perhitungan melalui prosentase, analisis tiap-tiap item dan analisis

lanjutan untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap

hasil belajar melalui bantuan SPSS 24.00 for Windows, dengan menggunakan

analisis uji statistik.

A. Hasil Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen. Uji validitas dimaksudkan untu valid (sah) atau tidaknya

suatu kuesioner atau angket. Item pertanyaan rating scale dianggap sah

apabila lebih besar dari , sebaliknya apabila nilai lebih

kecil dari maka kuesioner dianggap tidak sah. Perhitungan validitas

menggunakan aplikasi SPSS 24.00 for Windows.

73

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel Tentang Kondisi Sosial

Ekonomi Orang Tua

No

Soal

Keterangan

1 0,762 0,254 Valid

2 0,610 0,254 Valid

3 0,655 0,254 Valid

4 0,503 0,254 Valid

5 0,487 0,254 Valid

6 0,666 0,254 Valid

7 0,399 0,254 Valid

8 0,677 0,254 Valid

9 0,352 0,254 Valid

10 0,466 0,254 Valid

11 0,697 0,254 Valid

12 0,308 0,254 Valid

13 0,500 0,254 Valid

14 0,491 0,254 Valid

15 0,422 0,254 Valid

16 0,409 0,254 Valid

17 0,266 0,254 Valid

18 0,461 0,254 Valid

74

19 0,412 0,254 Valid

20 0,332 0,254 Valid

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa item-item pertanyaan pada

penelitian ini dapat dikatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari besarnya >

dengan signifikan 5% atau > 0,254, yang merupakan syarat dari

validitas. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan dalam

angket tentang kondisi sosial ekonomi orang tua dinyatakan valid atau sah.

Setelah melakukan pengujian validitas atas item pertanyaan dalam angket

pada variabel kondisi sosial ekonomi orang tua, maka selanjutnya yang akan

dilakukan adalah uji Reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ketentuan atau tingkat kepercayaan

terhadap suaatu angket yang digunkan untuk penelitian. Pengujian

reliabilats menggunakan bantuan aplikasi SPSS dengan ketentuan

Cronbach alpha > dengan signifikan 5% atau Cronbach alpha >

0,254 maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.

75

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Tentang Kondisi

Sosial Ekonomi Orang Tua

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.829 20

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas atas variabel kondisi sosial

ekonomi orang tua pada tabel 4.3 diketahui bahwa instrumen-instrumen

rating scale dalam penelitian ini memenuhi pengujian reliabilitas. Hal ini

diketahui besarnya Cronbach Alpha > dengan signifikan 5% atau

0,829 > 0,254.

B. Analisis Deskriptif

1. Analisis Data Tentang Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa

Kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2017/2018 Berdasarkan Skor Jawaban Angket.

Untuk menganalisis data mengenai kondisi sosial ekonomi

orang tua ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Adapun

langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel daftar nilai hasil observasi dalam daftar angket pada

variabel kondisi sosial ekonomi orang tua.

b. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket.

76

Sesuai langkah-langkah diatas, langkah pertama yang penulis

ambil adalah membuat daftar nilai hasil observasi dalam daftar angket

tentang kondisi sosial ekonomi orang tua. Adapaun tabel tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Angket Tentang Kondisi Sosial Ekonomi Orang

Tua

No

Res

Jawaban Soal

Ju

mla

h

Sk

or

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 1 4 71

2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 2 64

3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 74

4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 2 4 2 3 3 4 4 4 68

5 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 1 4 65

6 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 4 3 4 70

7 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 4 3 2 3 4 2 4 3 63

8 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 69

9 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 62

10 3 4 1 4 3 4 3 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 66

11 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 58

12 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 2 4 4 3 62

13 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3 3 4 65

14 3 2 1 2 2 1 2 1 4 3 1 1 4 2 2 3 2 3 3 1 43

15 2 3 1 3 2 1 1 1 3 4 3 1 2 3 3 2 2 3 2 3 45

16 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 62

17 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 1 3 64

77

18 3 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 56

19 4 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 3 63

20 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 1 2 4 2 4 4 4 3 2 55

21 2 3 2 2 4 3 1 2 3 4 4 1 2 3 3 3 3 2 2 3 52

22 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1 2 3 4 4 1 4 4 4 65

23 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 64

24 3 3 3 3 3 2 3 1 4 3 4 2 2 3 2 4 4 3 2 3 57

25 3 3 2 3 3 2 3 1 3 4 3 1 3 3 2 4 3 3 3 2 54

26 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 72

27 3 4 2 3 4 2 3 2 2 3 2 1 1 3 2 4 4 4 3 3 55

28 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3 1 3 3 2 4 61

29 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 71

30 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 1 2 2 3 3 3 3 4 4 3 54

31 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 2 67

32 2 4 1 2 3 1 3 1 1 2 3 1 1 3 2 2 4 2 1 3 42

33 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 1 2 4 3 2 60

34 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 70

35 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 1 2 4 2 4 3 4 1 4 65

36 3 3 3 3 2 2 3 1 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 1 3 58

37 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1 4 3 2 4 4 4 1 3 65

38 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 4 2 2 3 3 3 3 64

39 2 3 1 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 2 3 2 2 2 54

40 3 3 2 3 3 2 3 1 3 4 3 2 3 3 4 1 4 3 4 3 57

41 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 1 4 3 3 2 4 4 3 3 62

42 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 2 1 1 3 2 2 3 3 4 4 53

43 3 2 2 1 3 2 3 1 4 4 3 2 2 3 2 1 3 2 3 4 50

44 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4 67

78

45 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 71

46 3 3 3 2 3 2 3 1 3 4 3 1 2 3 3 2 4 4 3 3 55

47 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 70

48 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 53

49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 2 3 4 3 3 4 3 1 59

50 3 3 4 3 1 3 3 3 4 4 4 1 2 3 4 2 2 4 1 3 57

51 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 2 68

52 3 3 2 2 4 1 3 1 4 4 4 1 1 3 4 4 3 4 3 4 58

53 2 3 2 1 1 2 2 1 3 3 1 2 1 3 2 3 4 2 1 4 43

54 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 1 3 4 1 2 47

55 2 2 3 3 4 3 1 3 3 4 4 1 2 3 3 1 4 2 4 3 55

56 2 3 1 3 1 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 1 3 4 2 2 47

57 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 1 3 2 3 4 3 2 3 58

58 3 2 3 1 4 1 3 1 3 3 1 1 4 3 3 3 2 3 1 2 47

59 3 4 3 2 4 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 66

60 3 3 1 3 4 2 3 2 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 3 4 60

Berdasarkan dari data di atas dapat diketahui skor tertinggi dan terendah

kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:

( )

Keterangan :

i = Interval

= Nilai tertinggi

= Nilai terendah

79

Ki = Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

Maka berdasarkann tabel di atas dapat diketahui pada variabel kondisi

sosial ekonomi orang tua nilai tertinggi 74 dan nilai terendah 42. Dalam hal ini

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

( )

( )

Dari perhitungan di atas dapat diketahui data sebagai berikut:

Tabel 4.4 Kategori Hasil Angket Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Nilai Kategori Jumlah Responden

64-74 Tinggi 26

53-63 Sedang 25

42-52 Rendah 9

80

Kemudian dicari prosentase dengan rumus sebagai berikut:

a. Untuk kategori tinggi kondisi sosial ekonomi orang tua, antara skor 64-74

ada 26 responden:

b. Untuk kategori sedang kondisi sosial ekonomi orang tua, antara skor 53-63

ada 25 responden:

c. Untuk kategori rendah kondisi sosial ekonomi orang tua, antara skor 42-52

ada 9 responden:

81

Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi tentang kondisi sosial ekonomi orang tua.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prosentase Kondisi Sosial Ekonomi Orang

Tua

No Kategori Interval Frekuensi Prosentase

1 Tinggi 64-74 26 43,33%

2 Sedang 53-63 25 41,67%

3 Rendah 42-52 9 15%

Jumlah 60 100%

Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulakan bahwa kondisi

sosial ekonomi orang tua yang tinggi sebesar 43,33%, sedang sebesar 41,67% dan

rendah sebesar 15%. Sehingga demikian, kondisi sosial ekonomi orang tua siswa

kelas VIII MTsN Susukan terhadap hasil belajar tergolong dalam kategori tinggi

yaitu sebesar 43,33%.

82

2. Analisis Data Tentang Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Ulangan Akhir

Semester Satu Siswa Kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2017/2018.

Untuk menganalisis data mengenai kondisi sosial ekonomi orang tua

ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Adapun langkah-langkah yang

diambil adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel daftar nilai rata-rata hasil belajar ulangan akhir semester

satu.

b. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari hasil observasi.

Sesuai langkah-langkah diatas, langkah pertama yang penulis ambil

adalah membuat daftar nilai hasil belajar ulangan akhir semester satu.

Adapaun tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Ulangan Akhir Semester Satu Siswa

Kelas VIII

No Nama Responden Kelas Nilai Rata-Rata

1. Siswa 1 VIII A 83

2. Siswa 2 VIII A 81

3. Siswa 3 VIII A 82

4. Siswa 4 VIII A 81

5. Siswa 5 VIII A 78

6. Siswa 6 VIII A 84

7. Siswa 7 VIII B 82

83

8. Siswa 8 VIII B 79

9. Siswa 9 VIII B 81

10. Siswa 10 VIII B 83

11. Siswa 11 VIII B 79

12. Siswa 12 VIII B 80

13. Siswa 13 VIII C 77

14. Siswa 14 VIII C 69

15. Siswa 15 VIII C 71

16. Siswa 16 VIII C 79

17. Siswa 17 VIII C 76

18. Siswa 18 VIII C 72

19. Siswa 19 VIII C 81

20. Siswa 20 VIII D 71

21. Siswa 21 VIII D 75

22. Siswa 22 VIII D 76

23. Siswa 23 VIII D 82

24. Siswa 24 VIII D 74

25. Siswa 25 VIII D 76

26. Siswa 26 VIII D 80

27. Siswa 27 VIII E 74

28. Siswa 28 VIII E 80

29. Siswa 29 VIII E 79

84

30. Siswa 30 VIII E 72

31. Siswa 31 VIII E 76

32. Siswa 32 VIII E 68

33. Siswa 33 VIII E 72

34. Siswa 34 VIII F 76

35. Siswa 35 VIII F 71

36. Siswa 36 VIII F 72

37. Siswa 37 VIII F 80

38. Siswa 38 VIII F 81

39. Siswa 39 VIII F 77

40. Siswa 40 VIII F 76

41. Siswa 41 VIII G 78

42. Siswa 42 VIII G 75

43. Siswa 43 VIII G 74

44. Siswa 44 VIII G 79

45. Siswa 45 VIII G 80

46. Siswa 46 VIII G 74

47. Siswa 47 VIII G 76

48. Siswa 48 VIII H 75

49. Siswa 49 VIII H 75

50. Siswa 50 VIII H 79

51. Siswa 51 VIII H 80

85

52. Siswa 52 VIII H 76

53. Siswa 53 VIII H 70

54. Siswa 54 VIII H 73

55. Siswa 55 VIII I 74

56. Siswa 56 VIII I 70

57. Siswa 57 VIII I 80

58. Siswa 58 VIII I 67

59. Siswa 59 VIII I 78

60. Siswa 60 VIII I 75

Berdasarkan dari data di atas dapat diketahui skor tertinggi dan terendah

kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:

( )

Keterangan :

i = Interval

= Nilai tertinggi

= Nilai terendah

Ki = Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

86

Maka berdasarkann tabel di atas dapat diketahui pada variabel hasil belajar

siswa kelas VIII nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 67. Dalam hal ini dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

( )

( )

Dari perhitungan di atas dapat diketahui data sebagai berikut:

Tabel 4.7 Kategori Nilai Rata-Rata Hasil Ulangan Akhir Semester Satu

Siswa Kelas VIII

Nilai Kategori Jumlah Responden

79-84 Tinggi 23

73-78 Sedang 25

67-72 Rendah 12

87

Kemudian dicari prosentase dengan rumus sebagai berikut:

a. Untuk kategori tinggi nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester satu

siswa kelas VIII, antara skor 79-84 ada 23 responden:

b. Untuk kategori sedang nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester satu

siswa kelas VIII, antara skor 73-78 ada 25 responden:

c. Untuk kategori rendah nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester satu

siswa kelas VIII, antara skor 67-72 ada 12 responden:

88

Untuk lebih jelas Penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi tentang Nilai Rata-Rata Hasil Ulangan Akhir Semester Satu Siswa

Kelas VIII.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prosentase Nilai Rata-Rata Hasil Ulangan

Akhir Semester Satu Siswa Kellas VIII

No Kategori Interval Frekuensi Prosentase

1 Tinggi 79-84 23 38,33%

2 Sedang 73-78 25 41,67%

3 Rendah 67-72 12 20%

Jumlah 60 100%

Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulakan bahwa hasil

belajar nilai ulangan akhir semester satu siswa kelas VIII yang tinggi sebesar

38,33%, sedang sebesar 41,67% dan rendah sebesar 20%. Sehingga demikian,

hasil belajar nilai ulangan akhir semester satu siswa kelas VIII MTsN Susukan

tergolong dalam kategori sedanng yaitu sebesar 41,67%.

C. Uji Hipotesis

Setelah diadakannya analisis pendahuluan kemudian dilanjutkan

dengan analisis lanjutan yaitu regresi linier sederhana. Pada analisis ini

akan diadakan pengolahan data dengan SPSS Ver 24 for windows

89

(regression linear) untuk menentukan seberapa besar tingkat pengaruh

antar dua variabel.

Tabel 4.9 Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .763a .582 .575 2.678

a. Predictors: (Constant), Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Bagian ringkasan model (model summary) menunjukkan besarnya

koefisien determinasi yang berfungsi untuk mengetahui besarnya variabilitas

variabel terikat hasil belajar yang dapat diterangkan dengan menggunakan vaiabel

bebas kondisi sosial ekonomi orang tua. Koefisien determinasi juga digunakan

untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Koefisien determinasi dihitung dengan cara mengalikan r² dengan

100%. Nilai penting dalam keluaran ini adalah nilai R Square.

1. Nilai R Square dalam tabel di atas sebesar 0,582. Angka R Square disebut juga

sebagai koefisien determinasi. Angka tersebut berarti bahwa sebesar 0,582

(0,582 x 100% = 58,2%) kondisi sosial ekonomi orang tua dapat dijelaskan

dengan menggunakan variabel hasil belajar siswa. Sementara sisanya, yaitu

41,8% harus dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi ini.

90

Tabel 4.10

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 578.770 1 578.770 80.701 .000b

Residual 415.964 58 7.172

Total 994.733 59

a. Dependent Variable: Hasil Belajar Siswa

b. Predictors: (Constant), Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Bagian ini menunjukkan besarnya angka probabilitas atau signifikan pada

perhitungan ANOVA yang akan digunakan untuk uji kelayakan model regresi

dengan ketentuan angka probabilitas/signifikaan/sig yang baik untuk digunaan

sebagai model regresi yaitu harus < dari 0,05.

Dari output tersebut nilai = 80,701 dengan tingkat signifikaan <

probabilitas (0,000 < 0,05) maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel hasil belajar. Untuk menguji apakah benar variabel bebas

kondisi sosial ekonomi orang tua mempengaruhi variabel terikat hasil belajar

siswa, kita dapat melakukan pengujiaan dengan menggunakan angka F dari

keluaran ANOVA di atas. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

: Kondisi sosial ekonomi orang tua tidak berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa

: Kondisi sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

91

2. Menentukan Nilai F

Nilai α = 0,05

Derajat kebebasan (df):

Vektor 1 (numerator) = jumlah variabel – 1 = 2 -1 = 1

Vektor 2 (denumerator) = jumlah kasus – jumlah variabel = 60 – 2 = 58

Dengan ketentuan tersebut diperoleh sebesar 4,01.

3. Kriteria Pengujian Hipotesis

a) Jika > , maka ditolak dan diterima.

b) Jika < , maka diterima dan ditolak.

4. Pengambilan Keputusan

Karena nilai dari tabel ANOVA diatas > nilai (80,701 >

4,01) maka ditolak dan diterima. Artinya, kondisi sosial ekonomi

orang tua berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Tabel 4.11 Koefissien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.071 2.638 20.116 .000

Kondisi Sosial

Ekonomi Orang Tua

.392 .044 .763 8.983 .000

a. Dependent Variable: Hasil Belajar Siswa

92

Bagian ini menggambarkan persamaan regresi untuk mengetahui angka

konstan dan uji hipotesis signifikan koefisien regresi. Persamaan regrisinya

adalah:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Hasil belajar

X = Kondisi sosial ekonomi

a = Angka konstan dari unstandardized coefficients

b = Angka koefisien regresi (Winarno, 2010:171).

Oleh karena itu, persamaannya menjadi:

Y = 53,071 + 0,392X

Dari persamaan tersebut, dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Konstanta sebesar 53,071 menyatakan bahwa jika kondisi sosial ekonomi

orang tua dianggap konstan, maka hasil belajar siswa sebesar 53,071.

2. Koefisien regresi kondisi sosial ekonomi orang tua sebesar 0,392 menyatakan

bahwa apabila kondisi sosial ekonomi orang tua ditingkatkan 1 point maka

akan memiliki pengaruh 0,392 terhadap hasil belajar siswa. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua memiliki sumbangan

sebesar 0,392 terhadap hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak, kita akan

menggunakan uji t untuk menguji signifikan konstanta dan variabel kondisi sosial

ekonomi orang tua yang digunakan sebagai prediktor untuk variabel hasil belajar

siswa. Caranya sebagai berikut:

93

a) Merumuskan Hipotesis

: Koefisien regresi tidak signifikan

: Koefisien regresi signifikan

b) Menetukan t tabel

Hitung nilai t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai α/2 = 0,05/2 = 0,025

Derajat kebebasan (df) = n - 2 = 60 – 2 = 58

Dengan ketentuan tersebut didapatkan nilai sebesar 2.001.

c) Kriteria Pengujian Hipotesis

1) Jika > , maka ditolak dan diterima.

2) Jika < , maka diterima dan ditolak.

d) Pengambilan Hipotesis

Karena nilai untuk variabel kondisi sosial ekonomi orang tua >

nilai (20,116 > 2,001) maka ditolak dan diterima. Artinya

koefisien regresi signifikan.

Tabel 4.12 Korelasi

Correlations

Kondisi

Sosial

Ekonomi

Hasil

Belajar

Kondisi Sosial

Ekonomi

Pearson

Correlation

1 .763**

Sig. (2-tailed) .000

N 60 60

Hasil Belajar Pearson

Correlation

.763**

1

Sig. (2-tailed) .000

94

N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil perhitungan pada tabel di atas dapat diketahui nilai hubungan

antarara variabel X (kondisi sosial ekonomi orang tua) dengan variabel Y (hasil

belajar siswa) adalah 0,763. Nilai tersebut signifikan pada alpha 0,01 dan

dikuatkan dengan tanda (**) yang menjelaskan kedua variabel tersebut sangat

korelatif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai lebih besar ,

(0,763 > 0,254) oleh karena itu dari hasil tersebut dalam penelitiaan ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antar kedua variabel secara

signifikan.

Tabel 4.13 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Interpretasi

0,00-0,199

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

(Sugiyono, 2017: 257)

Dari nilai korelasi yang diperoleh dari hasil pengolahan data dengan rumus

product moment diketahui 0,763 tersebut apabila dikonsultasikan dengan tabel

interpretasi terletak pada kategori kuat.

D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

95

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil adalah 0,763

berada di atas tabel korelasi product moment pada taraf signifikan 1%, yaitu

0,330 dan taraf signifikan 5%, yaitu 0,254. Untuk lebih jelasnya penulis

sajikan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.14 Nilai Product Moment

N

Taraf Signifikan

5% 1%

60 0,254 0,330

Dengan demikian dapat diketahui bahwa taraf signifikan 5% hasil

perbandingannya adalah sebagai berikut:

= 0,763

= 0,254

Hal ini diartikan bahwa > 5%

Kesimpulannya, terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kondisi

sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa.

= 0,763

= 0,330

Hal ini diartikan bahwa > 1%

Kesimpulannya, terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara

kondisi sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa.

96

Dengan demikian dari penelitian di atas menunjukkan bahwa hipotesis

kerja ( ) yang berbunyi: “Ada Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTsN Susukan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2017/2018” diterima. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat

kondisi sosial ekonomi orang tua, maka semakin baik hasil belajar siswa.

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pengaruh Kondisi Sosial

Ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTsN

Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” sebagaimana

telah dijaabarkan pada bab-bab sebeelumnya dan sesuai dengan rumusan

masalah yang tertera pada bab 1, maka penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa:

1. Dari variansi tingkat kondisi sosial ekonomi orang tua yang telah

dianalisis, maka siswa yang tergolong kategori tinggi yang terletak

pada interval nilai antara 64-74 sebanyak 26 responden atau 43,33%,

sedangkan siswa yang tergolong kategori sedang yang terletak pada

interval nilai antara 53-63 sebanyak 25 responden atau 41,67% dan

siswa yang tergolong kategori rendah yang terletak pada interval nilai

antara 42-52 sebanyak 9 responden atau 15%.

2. Dari variansi nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester satu yang

telah dianalisis, maka siswa yang tergolong kategori tinggi yang

terletak pada interval nilai antara 79-84 sebanyak 23 responden atau

38,33%, sedangkan siswa yang tergolong kategori sedang yang terletak

pada interval nilai antara 73-78 sebanyak 25 responden atau 41,67%

98

dan siswa yang tergolong kategori rendah yang terletak pada interval

nilai antara 67-72 sebanyak 12 responden atau 20%.

3. Analisis yang didapat dari rumus product moment menunjukkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel kondisi sosial

ekonomi orang tua dengan variabel hasil belajar pada siswa kelas VIII

MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal

ini terbukti karena lebih besar dari pada taraf signifikan

5% yaitu 0,763 > 0,254 dan taraf signifikan 1% yaitu 0,763 > 0,330.

Apabila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi terletak pada

kategori kuat.

B. Saran

Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh

harapan terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-

pikiran yang tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi orang tua siswa dan

guru di MTsN Susukan dan di sekolah-sekolah lainnya.

1. Siswa

Siswa diharapkan untuk meningkatkan kemampuannya dengan belajar

secara maksimal agar hasil belajarnya baik tanpa terbebani kondisi

sosial ekonomi orang tua serta dengan keterbatasan tingkat sosial

ekonomi orang tua. Siswa menyadari bahwa belajar merupakan

kewajiban bagi anak sekolah sehingga siswa mempunyai motivasi

yang tinggi untuk bersekolah.

99

2. Orang Tua

Orang tua diharapkan dapat memberikan motivasi, menjaga anak dari

pengaruh lingkungan, mengontrol perkembangan proses kegiatan

belajar di sekolah dan juga memberikan pengarahan terhadap anak

untuk meningkatkan hasil belajar. Orang tua selain bertanggung jawab

dalam pemenuhan kebutuhan anak, orang tua sebagai pendidik

pertama dan utama bagi anak.

3. Guru

Guru diharapkan dapat memberikan motivasi belajar, bimbingan

belajar kepada seluruh siswa tanpa memandang tingkat status dan

ekonomi orang tua siswa. Selaain itu guru diharapkan dapat

memberikan tambahan waktu belajar bagi siswa dalam menigkatkan

hasil belajarnya. Dan juga guru diharapkan dapat memberikan

pengarahan mental anak untuk menerima kondisi dan meningkatkan

semangat belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

100

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2002. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Adji, Wahyu. 2007. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Erlangga.

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Manajamen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahruddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an al Karim dan Terjemah Bahasa

Indonesia. Bandung: Sygma Examedia Arkanleema.

Dimyanti dan Mudijono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2003. Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Elrais, Heppy. 2012. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Idi, Abdullah. 2013. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Ihsan, Fuad. 2003. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

S, Alam. 2013. Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

101

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 1989. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV.Rajawali.

Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono. 2016. Metod Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumardi, Muljanto. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan. Jakarta: Rajawali.

Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung;Remaja Rosdakarya.

Tirtarahardja, Umar dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Winarno. 2010. Statistika. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

LAMPIRAN 1

Daftar Nama Responden

No Nama Responden Kelas Jenis

Kelamin

1. Dian Novita VIII A P

2. Hanisa Nur Nabila VIII A P

3. Kemal Abdul Naseer VIII A L

4. M Risya Falhi VIII A L

5. M Royyan VIII A L

6. Nur Hidayah VIII A P

7. Alfi Ramadhani VIII B L

8. Fathi Haidar Satmoko VIII B L

9. Nafisa Nur Aini VIII B P

10. Putri Jayanti VIII B P

11. Rahmawati VIII B P

12. Candra Alim VIII B P

13. Ayu Zahrotun VIII C P

14. Abimayu Risky VIII C L

15. Efrika Dwi Admaja VIII C P

16. M Inas VIII C L

17. M Daffa Al Farizi VIII C L

18. Chintya Arfiyani VIII C P

19. Irma Nurhasanah VIII C P

20. Agung Febri Saputro VIII D P

21. Anisa Maulinda VIII D P

22. Bagus Satrio VIII D L

23. Dai Muhtar Arifin VIII D L

24. Fara Sri Utami VIII D P

25. M Ade Wijaya VIII D L

26. Fita Aprilia Sari VIII D P

27. Alfian Makarim VIII E L

28. Fajar Afifah VIII E P

29. Inna Awalina VIII E P

30. Dimas Nugroho VIII E L

31. M Irfan VIII E L

32. M Arul Ifansyah VIII E L

33. Amalia Sholechah VIII E P

34. Abdin Arsyadani VIII F L

35. Husna Alif Saputro VIII F L

36. Risa Kurniawati VIII F P

37. Syifa’ Ulya Nabila VIII F P

38. Lilis Nur Afrida VIII F P

39. Abdul Rozaq VIII F L

40. M Ibnu Mahbub VIII F L

41. Devanty Eka VIII G P

42. Adil Saputro VIII G L

43. Faizal Muzaki VIII G L

44. Listiyani VIII G P

45. M Rifqy Ananda VIII G L

46. Rendi Indriyanto VIII G L

47. Salama Nur Fadzilla VIII G P

48. Eko Wahyu Kuncoro VIII H L

49. Irfan Yoga Hernawan VIII H L

50. Melan Kusnawandari VIII H P

51. Silvia Saharani VIII H P

52. Nurul Istiqomah VIII H P

53. Diki Syariful Umam VIII H L

54. Akhfa Syahrul VIII H L

55. Ahmad Nidhom VIII I L

56. Hari Fadillah VIII I P

57. Lilis Setiyowati VIII I P

58. Rengga De La Vida VIII I L

59. Naeli Fadhilatul VIII I P

60. Salma Nada Nafisa VIII I P

LAMPIRAN 2

DAFTAR ANGKET KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

I. IDENTITAS

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Sebelum anda menjawab pertanyaan dibawah ini, terlebih dahulu

tulisakan identitas diri anda yang benar.

2. Kejujuran anda dalam menjawab pertanyaan ini tidak akan

mempengaruhi nilai raport dan jawabannya akan dirahasiakan.

3. Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan

keadaan dari pengalaman yang anda alami dari A,B,C,D.

4. Periksalah kembali jawaban anda sebelum angket dikumpulkan.

III. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa pendidikan terakhir ayah anda?

a. Perguruaan tinggi c. SMP/Sederajat

b. SMA/Sederajat d. SD/Sederajat

2. Apa pendidikan terakhir ibu anda?

a. Perguruaan tinggi c. SMP/Sederajat

b. SMA/Sederajat d. SD/Sederajat

3. Apakah pekerjaan ayah anda?

a. Pegawai c. Petani

b. Wiraswasta d. Buruh

4. Apakah pekerjaan ibu anda?

a. Pegawai c. Wiraswasta

b. Ibu rumah tangga d. Petani

5. Apakah orang tua anda memiliki pekerjaan sampingan?

a. Tidak pernah c. Sering sekali

b. Kadang-kadang d. Sangat banyak

6. Berapa besar pengahasilan orang tua anda?

a. Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,-

b. Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.900.000,-

c. Rp. 500.000,- sampai Rp. 900.000,-

d. Rp. 100.000,- sampai Rp. 400.000,-

7. Kapan penerimaan penghasilan orang tua anda?

a. Tidak menentu c. Tiap minggu

b. Tiap bulan d. Tiap hari

8. Berapakah pengeluaran orang tua anda tiap bulan?

a. Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 3.000.000,-

b. Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 1.900.000,-

c. Rp. 500.000,- sampai Rp. 900.000,-

d. Rp. 100.000,- sampai Rp. 400.000,-

9. Bagaimana status rumah yang ditempati orang tua anda?

a. Hak milik c. Kontrak atau sewa

b. Pemberian orang tua atau warisan d. Menumpang

Keluarga

10. Bagaimana jenis rumah yang ditempati keluarga anda?

a. Permanen c. Kayu

b. Semi permanen d. Bambu

11. Apa jenis lantai rumah keluarga anda?

a. Keramik c. Tegel atau ubin

b. Semen Kasar atau halus d. Tanah

12. Untuk penerangan di rumah orang tua anda menggunakan listrik

dengan daya?

a. 2200 wath c. 900 wath

b. 1300 wath d. 450 watt

13. Apa saja barang-barang elektronik yang dimiliki orang tua anda?

a. Televisi, kulkas, mesin cuci, dan komputer

2

b. Televisi, kulkas, dan komputer

c. Televisi dan kulkas

d. Televisi

14. Apa kendaraan yang dimiliki orang tua anda?

a. Mobil dan motor c. Sepeda

b. Motor d. Tidak memiliki

15. Selain orang tua, apakah ada anggota keluarga anda yang bekerja?

a. Tidak ada

b. Ada 1 orang

c. Ada 2 orang

d. Ada, lebih dari 3 orang

16. Berapakah jumlah anggota keluarga di luar anak yang menjadi tanggungan

keluarga?

a. Tidak ada c. 2 orang

b. 1 orang d. 3 orang

17. Apakah dari penghasilan orang tua ada yang sebagian ditabung?

a. Kadang-kadang c. Jarang sekali

b. Selalu d. Tidak pernah

18. Apakah orang tua memberi uang yang anda minta untuk membeli buku-buku

pelajaran yang dianjurkan oleh guru anda?

a. Selalu c. Jarang sekali

b. Kadang-kadang d. tidak pernah

19. Anda berangkat dan pulang sekolah naik apa?

a. Kendaraan pribadi c. bonceng teman

b. Kendaraan umum d. Jalan kaki

20. Pernahkah anda mengalami penunggakan SPP?

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang

b. Jarang sekali d. Selalu

3

LAMPIRAN 3

4

5

LAMPIRAN 4

6

Foto Kegiatan MTsN Susukan

Saat Ulangan Akhir Semester Satu

Saat Ulangan Akhir Semester Satu

7

Saat Ulangan Akhir Semester Satu Saat Ulangan Akhir Semester Satu

8

9

LAMPIRAN 5

10

11

12

13

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nely Maksudah

NIM : 11114193

Tempat tanggal Lahir : Kab.Semarang, 26 Juni 1996

Agama : Islam

Alamat : Blimbing, Desa Sidoharjo, Kecamatan Susukan, Kabupaten

Semarang

Pendidikan : 1. RA Miftahul Ulum (2001-2002)

2. SD Negeri 1 Sidoharjo (2002-2008)

3. MTsN Susukan (2008-2011) :

4. SMA Negeri 1 Tengaran (2011-2014)

5. IAIN Salatiga

Pekerjaan : Guru Wiyata Bakti

Susukan, 9 Mei 2018

Pemilik Data

Nely Maksudah

NIM.11114193