PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN …
Transcript of PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN …
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU TONGKOL
JAGUNG DAN K U L I T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
Diajnfcu SctMsai Sabh Satu Syarat aatak Mendapatkan Gcbr Sarjnna Tcknik Pada Program Stndt Teknik Kimb Fakultas Tcknik
Univcrsitas Mnhammadiyah Palembang
Oleh
NYIMAS HUSNAH FITRIA NURLAILY (12 2011 027)
PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSUAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2016
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK GERGAJI TONGKOL JAGUNG
DAN K U U T DURIAN TERHADAP NILAI KALOR
O L E H
NYIMAS HUSNAH FITRIA NURLAILY (12 2011 027)
DbMBjal Oleh
Pembirabieg I Pembimbfaig II
Ir Ummi Kabam MT
Mcagctahai
^Ketaa Program Stndi
z^ jleRhMxIGmia FT-UMP
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I TONGKOL JAGUNG
DAN K U U T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
O L E H
NYIMAS HUSNAH VmtlA NURLAILY 122011027
Tclah diuji dihadapaa Tim Pcnguji tanggal 07 Januari 2016 Di Program Stndi Teknik Kimia Fakultai Tcknik
Univcnltas Mnhammadiynh Palcmbang
Tim PcDgyJI
1 AtikahSTMT
2 Netty Herawati ST MT
3 Ir Ummi Kabnm MT
4 Ir Robiah MT
Tanda Tangao
Menyctujul
Dekan Fakultas Tcknik UMP
Megctahai
mimStuill Tcknik KimU
IMotto
Kai orang-orang yang Beriman Jadikffnldfi saSar dan sbaCitmu sebagai penoQmgmu
sesunguhk^n JlQdb beserta orang-orang yang sabar (JtC-iBaqaralv 153)
ltBarang siapayartg kgCuardaCam menuntut ifmu ma^ff ia adaCab seperti berperang dijalan JlQdfi
hingga puhng HKTimidzi)
jadi diri sendiri carijati diri dan menddpatkffn hidupyang mandiri optimis kampf^ena hidup terus
mengaRrdan k^hidupan terus berputar sesehitR Rhat beldkgng untukmehinjutkgn perjaOman
yang tiada ujung
(Fersembahan
Tdjipanjatkgn syuhyryang terdatam ^fpadd JiRdh Sti^atas semua hampruniayang telah diberi^n
ddldm hidupkp ltPtx)posaCtpeneRtian ini kppersembahhgn untuf^
Ar fdua orang tuabp tercinta(Ayahhp KjHS EffemRSpddan Ibuhii Vduhibah)
Yang menjadi orang tua terhebat sejagad raya yang seCaCu memberihgn motivasi
nasehat cinta perhatian kflsih sayang serta doarrya yang tiada henti hfpada ananda
hartya bisa hppersemSahkgn kf^ahagiaan dan hfbanggaan inKdfways dear mom and
dad-
Ar Saudara-saudara perempuan kp yng kpstiyangi cc^ Fipitmac^Hiakgk^Jlttisdedek^
Yantiyang takpernah terpisahh^n
Yeritnakgsih banyah^buat doa dan motivasinya selama iniCoveyou all
A Kfponahgnhii terfucu aa^ Ihfisan Yerimah^sih sudah buat tertawa di saat lelah
meCiksanahgn ltProposaCFeneRtian
A (Pacaf^teman-temansepejuangankjL
y Henra Satria Wibowo Yerima h^sih atas semua bantuan dan semangatrtya
selama proses FeneRtian dCpenyusunan laporan missyou
gt Sahida S tMisparadita SY Kerty SY Siti Jlmira SY Mbak^Yiara ganti Asri
Yam Indah M^ffy YCpin ltRiaC Haseni ltBayu JiR^^i Yrisno Jdex^ander
terima hgsih atas semangat selamapeaeRtian yiHsbyou adtbe best
gt Sahida SY 9disparadita (Putri SY Herawati JlOdd Yerima hampsih telah
memhantu proses peneiitian di LaSoratorium Te^i^TOmid
A Segenap staf prodi YehpilKniia terimahasih untuhtahuntahun penuh motivasi di
YehptkjKjmia
Ae dgama almamaterkp df tanah air tercinta
ABSTRAK
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I K A Y U T O N G K O L
JAGUNG DAN K U L I T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
(Nys Husnah Fitria Nurlaily 2016 44 Halaman 12Tabel 6 Gambar 1 Lampiran)
Serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian merupakan sampah biomassa Namun sampah-sampah tersebut dapat pula dijadikan salah satu sumber bahan bakar altematif yaitu dengan cara dibuat menjadi briket dengan campuran perakat tapioka Peneiitian ini dilakukan untuk membuat briket campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang memliki nilai kalor yang dapat memenuhi standar SNl briket Tujuan peneiitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai kalor briket yang dihasilkan dapat memenuhi standar SNl briket Hasil peneiitian menunjukan bahwa campuran briket dari 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian mendapatkan nilai kalor yang tertinggi sebesar 574560 caJgr pada suhu karbonisasi 500 C
Kata Kunci Serbuk gergaji kayu tongkol jagung kulit durian briket campuran nilai kalor
KATA PENGANTAR
Alhamduiillah puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT karena
alas berkal rahmal dan karunia-NYA jualah akhimya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul Pengaruh komposisi dan suhu karhoniasi
pembuatan briket dari cmapuran serbuk gergaji tongkol jagung dan kulit durian
terhadap nilai kalor
Penulisan Tugas ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan stara satu di Fakultas Teknik Program Stud Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang dan bertujuan untuk mcnggali dan
menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah Penyusun menyadari bahwa di
dalam penyusun Proposal peneiitian masih terdapat banyak kckerungan oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar
penyusunan Proposal peneiitian ini dapat lebih baik
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang tclah memberikan bantuan selama pengerjaan Tugas ini terutama kepada
1 Kedua orang tua dan sekeluarga besar yang selalu memberikan doa dan
semangatnya yang tiada henti selama menyelesaikan studi
2 Bapak DR Ir Kgs A Roni MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
3 Bapak Dr Eko Ariyanto MChemEng sebagai Ketua Program Studi Teknik
Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang
4 Ibu Netty Herawati STMT sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
5 Ibu Ir Ummi Kalsum MT sebagai Dosen pembimbing I
6 Ibu Ir Robiah MT sebagai Dosen pembimbing I I
7 Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mata
kuliah serta membimbing dari awal sampai akhir kuliah
8 Semua pihak yang terlibal dan turut memhantu dalam penyelesalan tugas ini
V
9 Rekan-rckan Mahasiswa di Fakultas Teknik Program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Semoga Laporan Tugas Proposal peneiitian ini dapat bermanfaat bagi rekan
mahasiswa dan untuk semua pihak yang berkepentingan Amin
Palembang Januari 2016
Penulis
vi
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK GERGAJI TONGKOL JAGUNG
DAN K U U T DURIAN TERHADAP NILAI KALOR
O L E H
NYIMAS HUSNAH FITRIA NURLAILY (12 2011 027)
DbMBjal Oleh
Pembirabieg I Pembimbfaig II
Ir Ummi Kabam MT
Mcagctahai
^Ketaa Program Stndi
z^ jleRhMxIGmia FT-UMP
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I TONGKOL JAGUNG
DAN K U U T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
O L E H
NYIMAS HUSNAH VmtlA NURLAILY 122011027
Tclah diuji dihadapaa Tim Pcnguji tanggal 07 Januari 2016 Di Program Stndi Teknik Kimia Fakultai Tcknik
Univcnltas Mnhammadiynh Palcmbang
Tim PcDgyJI
1 AtikahSTMT
2 Netty Herawati ST MT
3 Ir Ummi Kabnm MT
4 Ir Robiah MT
Tanda Tangao
Menyctujul
Dekan Fakultas Tcknik UMP
Megctahai
mimStuill Tcknik KimU
IMotto
Kai orang-orang yang Beriman Jadikffnldfi saSar dan sbaCitmu sebagai penoQmgmu
sesunguhk^n JlQdb beserta orang-orang yang sabar (JtC-iBaqaralv 153)
ltBarang siapayartg kgCuardaCam menuntut ifmu ma^ff ia adaCab seperti berperang dijalan JlQdfi
hingga puhng HKTimidzi)
jadi diri sendiri carijati diri dan menddpatkffn hidupyang mandiri optimis kampf^ena hidup terus
mengaRrdan k^hidupan terus berputar sesehitR Rhat beldkgng untukmehinjutkgn perjaOman
yang tiada ujung
(Fersembahan
Tdjipanjatkgn syuhyryang terdatam ^fpadd JiRdh Sti^atas semua hampruniayang telah diberi^n
ddldm hidupkp ltPtx)posaCtpeneRtian ini kppersembahhgn untuf^
Ar fdua orang tuabp tercinta(Ayahhp KjHS EffemRSpddan Ibuhii Vduhibah)
Yang menjadi orang tua terhebat sejagad raya yang seCaCu memberihgn motivasi
nasehat cinta perhatian kflsih sayang serta doarrya yang tiada henti hfpada ananda
hartya bisa hppersemSahkgn kf^ahagiaan dan hfbanggaan inKdfways dear mom and
dad-
Ar Saudara-saudara perempuan kp yng kpstiyangi cc^ Fipitmac^Hiakgk^Jlttisdedek^
Yantiyang takpernah terpisahh^n
Yeritnakgsih banyah^buat doa dan motivasinya selama iniCoveyou all
A Kfponahgnhii terfucu aa^ Ihfisan Yerimah^sih sudah buat tertawa di saat lelah
meCiksanahgn ltProposaCFeneRtian
A (Pacaf^teman-temansepejuangankjL
y Henra Satria Wibowo Yerima h^sih atas semua bantuan dan semangatrtya
selama proses FeneRtian dCpenyusunan laporan missyou
gt Sahida S tMisparadita SY Kerty SY Siti Jlmira SY Mbak^Yiara ganti Asri
Yam Indah M^ffy YCpin ltRiaC Haseni ltBayu JiR^^i Yrisno Jdex^ander
terima hgsih atas semangat selamapeaeRtian yiHsbyou adtbe best
gt Sahida SY 9disparadita (Putri SY Herawati JlOdd Yerima hampsih telah
memhantu proses peneiitian di LaSoratorium Te^i^TOmid
A Segenap staf prodi YehpilKniia terimahasih untuhtahuntahun penuh motivasi di
YehptkjKjmia
Ae dgama almamaterkp df tanah air tercinta
ABSTRAK
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I K A Y U T O N G K O L
JAGUNG DAN K U L I T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
(Nys Husnah Fitria Nurlaily 2016 44 Halaman 12Tabel 6 Gambar 1 Lampiran)
Serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian merupakan sampah biomassa Namun sampah-sampah tersebut dapat pula dijadikan salah satu sumber bahan bakar altematif yaitu dengan cara dibuat menjadi briket dengan campuran perakat tapioka Peneiitian ini dilakukan untuk membuat briket campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang memliki nilai kalor yang dapat memenuhi standar SNl briket Tujuan peneiitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai kalor briket yang dihasilkan dapat memenuhi standar SNl briket Hasil peneiitian menunjukan bahwa campuran briket dari 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian mendapatkan nilai kalor yang tertinggi sebesar 574560 caJgr pada suhu karbonisasi 500 C
Kata Kunci Serbuk gergaji kayu tongkol jagung kulit durian briket campuran nilai kalor
KATA PENGANTAR
Alhamduiillah puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT karena
alas berkal rahmal dan karunia-NYA jualah akhimya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul Pengaruh komposisi dan suhu karhoniasi
pembuatan briket dari cmapuran serbuk gergaji tongkol jagung dan kulit durian
terhadap nilai kalor
Penulisan Tugas ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan stara satu di Fakultas Teknik Program Stud Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang dan bertujuan untuk mcnggali dan
menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah Penyusun menyadari bahwa di
dalam penyusun Proposal peneiitian masih terdapat banyak kckerungan oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar
penyusunan Proposal peneiitian ini dapat lebih baik
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang tclah memberikan bantuan selama pengerjaan Tugas ini terutama kepada
1 Kedua orang tua dan sekeluarga besar yang selalu memberikan doa dan
semangatnya yang tiada henti selama menyelesaikan studi
2 Bapak DR Ir Kgs A Roni MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
3 Bapak Dr Eko Ariyanto MChemEng sebagai Ketua Program Studi Teknik
Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang
4 Ibu Netty Herawati STMT sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
5 Ibu Ir Ummi Kalsum MT sebagai Dosen pembimbing I
6 Ibu Ir Robiah MT sebagai Dosen pembimbing I I
7 Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mata
kuliah serta membimbing dari awal sampai akhir kuliah
8 Semua pihak yang terlibal dan turut memhantu dalam penyelesalan tugas ini
V
9 Rekan-rckan Mahasiswa di Fakultas Teknik Program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Semoga Laporan Tugas Proposal peneiitian ini dapat bermanfaat bagi rekan
mahasiswa dan untuk semua pihak yang berkepentingan Amin
Palembang Januari 2016
Penulis
vi
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I TONGKOL JAGUNG
DAN K U U T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
O L E H
NYIMAS HUSNAH VmtlA NURLAILY 122011027
Tclah diuji dihadapaa Tim Pcnguji tanggal 07 Januari 2016 Di Program Stndi Teknik Kimia Fakultai Tcknik
Univcnltas Mnhammadiynh Palcmbang
Tim PcDgyJI
1 AtikahSTMT
2 Netty Herawati ST MT
3 Ir Ummi Kabnm MT
4 Ir Robiah MT
Tanda Tangao
Menyctujul
Dekan Fakultas Tcknik UMP
Megctahai
mimStuill Tcknik KimU
IMotto
Kai orang-orang yang Beriman Jadikffnldfi saSar dan sbaCitmu sebagai penoQmgmu
sesunguhk^n JlQdb beserta orang-orang yang sabar (JtC-iBaqaralv 153)
ltBarang siapayartg kgCuardaCam menuntut ifmu ma^ff ia adaCab seperti berperang dijalan JlQdfi
hingga puhng HKTimidzi)
jadi diri sendiri carijati diri dan menddpatkffn hidupyang mandiri optimis kampf^ena hidup terus
mengaRrdan k^hidupan terus berputar sesehitR Rhat beldkgng untukmehinjutkgn perjaOman
yang tiada ujung
(Fersembahan
Tdjipanjatkgn syuhyryang terdatam ^fpadd JiRdh Sti^atas semua hampruniayang telah diberi^n
ddldm hidupkp ltPtx)posaCtpeneRtian ini kppersembahhgn untuf^
Ar fdua orang tuabp tercinta(Ayahhp KjHS EffemRSpddan Ibuhii Vduhibah)
Yang menjadi orang tua terhebat sejagad raya yang seCaCu memberihgn motivasi
nasehat cinta perhatian kflsih sayang serta doarrya yang tiada henti hfpada ananda
hartya bisa hppersemSahkgn kf^ahagiaan dan hfbanggaan inKdfways dear mom and
dad-
Ar Saudara-saudara perempuan kp yng kpstiyangi cc^ Fipitmac^Hiakgk^Jlttisdedek^
Yantiyang takpernah terpisahh^n
Yeritnakgsih banyah^buat doa dan motivasinya selama iniCoveyou all
A Kfponahgnhii terfucu aa^ Ihfisan Yerimah^sih sudah buat tertawa di saat lelah
meCiksanahgn ltProposaCFeneRtian
A (Pacaf^teman-temansepejuangankjL
y Henra Satria Wibowo Yerima h^sih atas semua bantuan dan semangatrtya
selama proses FeneRtian dCpenyusunan laporan missyou
gt Sahida S tMisparadita SY Kerty SY Siti Jlmira SY Mbak^Yiara ganti Asri
Yam Indah M^ffy YCpin ltRiaC Haseni ltBayu JiR^^i Yrisno Jdex^ander
terima hgsih atas semangat selamapeaeRtian yiHsbyou adtbe best
gt Sahida SY 9disparadita (Putri SY Herawati JlOdd Yerima hampsih telah
memhantu proses peneiitian di LaSoratorium Te^i^TOmid
A Segenap staf prodi YehpilKniia terimahasih untuhtahuntahun penuh motivasi di
YehptkjKjmia
Ae dgama almamaterkp df tanah air tercinta
ABSTRAK
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I K A Y U T O N G K O L
JAGUNG DAN K U L I T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
(Nys Husnah Fitria Nurlaily 2016 44 Halaman 12Tabel 6 Gambar 1 Lampiran)
Serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian merupakan sampah biomassa Namun sampah-sampah tersebut dapat pula dijadikan salah satu sumber bahan bakar altematif yaitu dengan cara dibuat menjadi briket dengan campuran perakat tapioka Peneiitian ini dilakukan untuk membuat briket campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang memliki nilai kalor yang dapat memenuhi standar SNl briket Tujuan peneiitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai kalor briket yang dihasilkan dapat memenuhi standar SNl briket Hasil peneiitian menunjukan bahwa campuran briket dari 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian mendapatkan nilai kalor yang tertinggi sebesar 574560 caJgr pada suhu karbonisasi 500 C
Kata Kunci Serbuk gergaji kayu tongkol jagung kulit durian briket campuran nilai kalor
KATA PENGANTAR
Alhamduiillah puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT karena
alas berkal rahmal dan karunia-NYA jualah akhimya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul Pengaruh komposisi dan suhu karhoniasi
pembuatan briket dari cmapuran serbuk gergaji tongkol jagung dan kulit durian
terhadap nilai kalor
Penulisan Tugas ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan stara satu di Fakultas Teknik Program Stud Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang dan bertujuan untuk mcnggali dan
menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah Penyusun menyadari bahwa di
dalam penyusun Proposal peneiitian masih terdapat banyak kckerungan oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar
penyusunan Proposal peneiitian ini dapat lebih baik
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang tclah memberikan bantuan selama pengerjaan Tugas ini terutama kepada
1 Kedua orang tua dan sekeluarga besar yang selalu memberikan doa dan
semangatnya yang tiada henti selama menyelesaikan studi
2 Bapak DR Ir Kgs A Roni MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
3 Bapak Dr Eko Ariyanto MChemEng sebagai Ketua Program Studi Teknik
Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang
4 Ibu Netty Herawati STMT sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
5 Ibu Ir Ummi Kalsum MT sebagai Dosen pembimbing I
6 Ibu Ir Robiah MT sebagai Dosen pembimbing I I
7 Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mata
kuliah serta membimbing dari awal sampai akhir kuliah
8 Semua pihak yang terlibal dan turut memhantu dalam penyelesalan tugas ini
V
9 Rekan-rckan Mahasiswa di Fakultas Teknik Program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Semoga Laporan Tugas Proposal peneiitian ini dapat bermanfaat bagi rekan
mahasiswa dan untuk semua pihak yang berkepentingan Amin
Palembang Januari 2016
Penulis
vi
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
IMotto
Kai orang-orang yang Beriman Jadikffnldfi saSar dan sbaCitmu sebagai penoQmgmu
sesunguhk^n JlQdb beserta orang-orang yang sabar (JtC-iBaqaralv 153)
ltBarang siapayartg kgCuardaCam menuntut ifmu ma^ff ia adaCab seperti berperang dijalan JlQdfi
hingga puhng HKTimidzi)
jadi diri sendiri carijati diri dan menddpatkffn hidupyang mandiri optimis kampf^ena hidup terus
mengaRrdan k^hidupan terus berputar sesehitR Rhat beldkgng untukmehinjutkgn perjaOman
yang tiada ujung
(Fersembahan
Tdjipanjatkgn syuhyryang terdatam ^fpadd JiRdh Sti^atas semua hampruniayang telah diberi^n
ddldm hidupkp ltPtx)posaCtpeneRtian ini kppersembahhgn untuf^
Ar fdua orang tuabp tercinta(Ayahhp KjHS EffemRSpddan Ibuhii Vduhibah)
Yang menjadi orang tua terhebat sejagad raya yang seCaCu memberihgn motivasi
nasehat cinta perhatian kflsih sayang serta doarrya yang tiada henti hfpada ananda
hartya bisa hppersemSahkgn kf^ahagiaan dan hfbanggaan inKdfways dear mom and
dad-
Ar Saudara-saudara perempuan kp yng kpstiyangi cc^ Fipitmac^Hiakgk^Jlttisdedek^
Yantiyang takpernah terpisahh^n
Yeritnakgsih banyah^buat doa dan motivasinya selama iniCoveyou all
A Kfponahgnhii terfucu aa^ Ihfisan Yerimah^sih sudah buat tertawa di saat lelah
meCiksanahgn ltProposaCFeneRtian
A (Pacaf^teman-temansepejuangankjL
y Henra Satria Wibowo Yerima h^sih atas semua bantuan dan semangatrtya
selama proses FeneRtian dCpenyusunan laporan missyou
gt Sahida S tMisparadita SY Kerty SY Siti Jlmira SY Mbak^Yiara ganti Asri
Yam Indah M^ffy YCpin ltRiaC Haseni ltBayu JiR^^i Yrisno Jdex^ander
terima hgsih atas semangat selamapeaeRtian yiHsbyou adtbe best
gt Sahida SY 9disparadita (Putri SY Herawati JlOdd Yerima hampsih telah
memhantu proses peneiitian di LaSoratorium Te^i^TOmid
A Segenap staf prodi YehpilKniia terimahasih untuhtahuntahun penuh motivasi di
YehptkjKjmia
Ae dgama almamaterkp df tanah air tercinta
ABSTRAK
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I K A Y U T O N G K O L
JAGUNG DAN K U L I T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
(Nys Husnah Fitria Nurlaily 2016 44 Halaman 12Tabel 6 Gambar 1 Lampiran)
Serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian merupakan sampah biomassa Namun sampah-sampah tersebut dapat pula dijadikan salah satu sumber bahan bakar altematif yaitu dengan cara dibuat menjadi briket dengan campuran perakat tapioka Peneiitian ini dilakukan untuk membuat briket campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang memliki nilai kalor yang dapat memenuhi standar SNl briket Tujuan peneiitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai kalor briket yang dihasilkan dapat memenuhi standar SNl briket Hasil peneiitian menunjukan bahwa campuran briket dari 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian mendapatkan nilai kalor yang tertinggi sebesar 574560 caJgr pada suhu karbonisasi 500 C
Kata Kunci Serbuk gergaji kayu tongkol jagung kulit durian briket campuran nilai kalor
KATA PENGANTAR
Alhamduiillah puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT karena
alas berkal rahmal dan karunia-NYA jualah akhimya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul Pengaruh komposisi dan suhu karhoniasi
pembuatan briket dari cmapuran serbuk gergaji tongkol jagung dan kulit durian
terhadap nilai kalor
Penulisan Tugas ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan stara satu di Fakultas Teknik Program Stud Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang dan bertujuan untuk mcnggali dan
menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah Penyusun menyadari bahwa di
dalam penyusun Proposal peneiitian masih terdapat banyak kckerungan oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar
penyusunan Proposal peneiitian ini dapat lebih baik
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang tclah memberikan bantuan selama pengerjaan Tugas ini terutama kepada
1 Kedua orang tua dan sekeluarga besar yang selalu memberikan doa dan
semangatnya yang tiada henti selama menyelesaikan studi
2 Bapak DR Ir Kgs A Roni MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
3 Bapak Dr Eko Ariyanto MChemEng sebagai Ketua Program Studi Teknik
Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang
4 Ibu Netty Herawati STMT sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
5 Ibu Ir Ummi Kalsum MT sebagai Dosen pembimbing I
6 Ibu Ir Robiah MT sebagai Dosen pembimbing I I
7 Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mata
kuliah serta membimbing dari awal sampai akhir kuliah
8 Semua pihak yang terlibal dan turut memhantu dalam penyelesalan tugas ini
V
9 Rekan-rckan Mahasiswa di Fakultas Teknik Program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Semoga Laporan Tugas Proposal peneiitian ini dapat bermanfaat bagi rekan
mahasiswa dan untuk semua pihak yang berkepentingan Amin
Palembang Januari 2016
Penulis
vi
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
gt Sahida SY 9disparadita (Putri SY Herawati JlOdd Yerima hampsih telah
memhantu proses peneiitian di LaSoratorium Te^i^TOmid
A Segenap staf prodi YehpilKniia terimahasih untuhtahuntahun penuh motivasi di
YehptkjKjmia
Ae dgama almamaterkp df tanah air tercinta
ABSTRAK
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I K A Y U T O N G K O L
JAGUNG DAN K U L I T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
(Nys Husnah Fitria Nurlaily 2016 44 Halaman 12Tabel 6 Gambar 1 Lampiran)
Serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian merupakan sampah biomassa Namun sampah-sampah tersebut dapat pula dijadikan salah satu sumber bahan bakar altematif yaitu dengan cara dibuat menjadi briket dengan campuran perakat tapioka Peneiitian ini dilakukan untuk membuat briket campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang memliki nilai kalor yang dapat memenuhi standar SNl briket Tujuan peneiitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai kalor briket yang dihasilkan dapat memenuhi standar SNl briket Hasil peneiitian menunjukan bahwa campuran briket dari 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian mendapatkan nilai kalor yang tertinggi sebesar 574560 caJgr pada suhu karbonisasi 500 C
Kata Kunci Serbuk gergaji kayu tongkol jagung kulit durian briket campuran nilai kalor
KATA PENGANTAR
Alhamduiillah puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT karena
alas berkal rahmal dan karunia-NYA jualah akhimya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul Pengaruh komposisi dan suhu karhoniasi
pembuatan briket dari cmapuran serbuk gergaji tongkol jagung dan kulit durian
terhadap nilai kalor
Penulisan Tugas ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan stara satu di Fakultas Teknik Program Stud Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang dan bertujuan untuk mcnggali dan
menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah Penyusun menyadari bahwa di
dalam penyusun Proposal peneiitian masih terdapat banyak kckerungan oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar
penyusunan Proposal peneiitian ini dapat lebih baik
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang tclah memberikan bantuan selama pengerjaan Tugas ini terutama kepada
1 Kedua orang tua dan sekeluarga besar yang selalu memberikan doa dan
semangatnya yang tiada henti selama menyelesaikan studi
2 Bapak DR Ir Kgs A Roni MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
3 Bapak Dr Eko Ariyanto MChemEng sebagai Ketua Program Studi Teknik
Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang
4 Ibu Netty Herawati STMT sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
5 Ibu Ir Ummi Kalsum MT sebagai Dosen pembimbing I
6 Ibu Ir Robiah MT sebagai Dosen pembimbing I I
7 Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mata
kuliah serta membimbing dari awal sampai akhir kuliah
8 Semua pihak yang terlibal dan turut memhantu dalam penyelesalan tugas ini
V
9 Rekan-rckan Mahasiswa di Fakultas Teknik Program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Semoga Laporan Tugas Proposal peneiitian ini dapat bermanfaat bagi rekan
mahasiswa dan untuk semua pihak yang berkepentingan Amin
Palembang Januari 2016
Penulis
vi
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
ABSTRAK
PENGARUH KOMPOSISI DAN SUHU KARBONISASI PEMBUATAN B R I K E T DARI CAMPURAN SERBUK G E R G A J I K A Y U T O N G K O L
JAGUNG DAN K U L I T DURIAN TERHADAP NILAI K A L O R
(Nys Husnah Fitria Nurlaily 2016 44 Halaman 12Tabel 6 Gambar 1 Lampiran)
Serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian merupakan sampah biomassa Namun sampah-sampah tersebut dapat pula dijadikan salah satu sumber bahan bakar altematif yaitu dengan cara dibuat menjadi briket dengan campuran perakat tapioka Peneiitian ini dilakukan untuk membuat briket campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang memliki nilai kalor yang dapat memenuhi standar SNl briket Tujuan peneiitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai kalor briket yang dihasilkan dapat memenuhi standar SNl briket Hasil peneiitian menunjukan bahwa campuran briket dari 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian mendapatkan nilai kalor yang tertinggi sebesar 574560 caJgr pada suhu karbonisasi 500 C
Kata Kunci Serbuk gergaji kayu tongkol jagung kulit durian briket campuran nilai kalor
KATA PENGANTAR
Alhamduiillah puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT karena
alas berkal rahmal dan karunia-NYA jualah akhimya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul Pengaruh komposisi dan suhu karhoniasi
pembuatan briket dari cmapuran serbuk gergaji tongkol jagung dan kulit durian
terhadap nilai kalor
Penulisan Tugas ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan stara satu di Fakultas Teknik Program Stud Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang dan bertujuan untuk mcnggali dan
menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah Penyusun menyadari bahwa di
dalam penyusun Proposal peneiitian masih terdapat banyak kckerungan oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar
penyusunan Proposal peneiitian ini dapat lebih baik
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang tclah memberikan bantuan selama pengerjaan Tugas ini terutama kepada
1 Kedua orang tua dan sekeluarga besar yang selalu memberikan doa dan
semangatnya yang tiada henti selama menyelesaikan studi
2 Bapak DR Ir Kgs A Roni MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
3 Bapak Dr Eko Ariyanto MChemEng sebagai Ketua Program Studi Teknik
Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang
4 Ibu Netty Herawati STMT sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
5 Ibu Ir Ummi Kalsum MT sebagai Dosen pembimbing I
6 Ibu Ir Robiah MT sebagai Dosen pembimbing I I
7 Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mata
kuliah serta membimbing dari awal sampai akhir kuliah
8 Semua pihak yang terlibal dan turut memhantu dalam penyelesalan tugas ini
V
9 Rekan-rckan Mahasiswa di Fakultas Teknik Program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Semoga Laporan Tugas Proposal peneiitian ini dapat bermanfaat bagi rekan
mahasiswa dan untuk semua pihak yang berkepentingan Amin
Palembang Januari 2016
Penulis
vi
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
KATA PENGANTAR
Alhamduiillah puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT karena
alas berkal rahmal dan karunia-NYA jualah akhimya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul Pengaruh komposisi dan suhu karhoniasi
pembuatan briket dari cmapuran serbuk gergaji tongkol jagung dan kulit durian
terhadap nilai kalor
Penulisan Tugas ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pendidikan stara satu di Fakultas Teknik Program Stud Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang dan bertujuan untuk mcnggali dan
menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah Penyusun menyadari bahwa di
dalam penyusun Proposal peneiitian masih terdapat banyak kckerungan oleh karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar
penyusunan Proposal peneiitian ini dapat lebih baik
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang tclah memberikan bantuan selama pengerjaan Tugas ini terutama kepada
1 Kedua orang tua dan sekeluarga besar yang selalu memberikan doa dan
semangatnya yang tiada henti selama menyelesaikan studi
2 Bapak DR Ir Kgs A Roni MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
3 Bapak Dr Eko Ariyanto MChemEng sebagai Ketua Program Studi Teknik
Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang
4 Ibu Netty Herawati STMT sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
5 Ibu Ir Ummi Kalsum MT sebagai Dosen pembimbing I
6 Ibu Ir Robiah MT sebagai Dosen pembimbing I I
7 Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mata
kuliah serta membimbing dari awal sampai akhir kuliah
8 Semua pihak yang terlibal dan turut memhantu dalam penyelesalan tugas ini
V
9 Rekan-rckan Mahasiswa di Fakultas Teknik Program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Semoga Laporan Tugas Proposal peneiitian ini dapat bermanfaat bagi rekan
mahasiswa dan untuk semua pihak yang berkepentingan Amin
Palembang Januari 2016
Penulis
vi
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
9 Rekan-rckan Mahasiswa di Fakultas Teknik Program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
Semoga Laporan Tugas Proposal peneiitian ini dapat bermanfaat bagi rekan
mahasiswa dan untuk semua pihak yang berkepentingan Amin
Palembang Januari 2016
Penulis
vi
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
D A F T A R ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1 12 IdenliUkasi Masalah 2 13 Perumusan Masalah 3 14 Tujuan Peneiitian 3 15 Manfaat Peneiitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Deskripsi Teoritik 5 22 Bahan Baku Briket 14 23 Perekat 17
BAB III METODE PENELITIAN 31 Lokasi Peneiitian 20 32 Alat dan Bahan yang digunakan 20 33 Cara Kerja 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Nilai Kalor 25 42 Kadar Air 26 43 Kadar Abu 28 44 Kadar Zat Terbang 29 45 Kadar Karbon 30
BAD V PHNUTUP 51 Kcsimpulan bull 33 52 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
vii
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
LAMPIRAN 36
viii
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
D A F T A R T A B E L
f lalaman
Tabel 21 Sifat Briket Arang Buatan Indonesia SNl (01-6235-2000) 14
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol jagung 15
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian 16
Tabel 24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji kayu 17
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati 19
Tabel 31 Sampel Peneiitian 22
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel 25
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel 26
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel 28
Tabel 44 Kadar Zal Terbang Setiap Sampel 29
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel 30
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl Briket
32
ix
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket 22
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap
sampel 25
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air pada setiap
sampel 27
Gambar 43 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Abu pada setiap
sampel 28
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Zat Terbang pada
setiap sampel 29
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap Kadar Karbon pada setiap
sampel 31
X
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
B A B l
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil yailu bahan bakar minyak batubara dan gas ICenigian
penggunaan biihan bakar fosil ini selain merusak lingkungan juga tidak
terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjulan (unsustainable) (Erwandi
2005) Peningkatan kebutuhan energi setiap tahunnya menyebabkan negara kita
diluntut untuk meningkatkan eflsiensi penggunaan energi Hal ini erat kaitannya
dengan analisis bahwa Indonesia dalam waktu 10-20 tahun ke depan akan menjadi
negara pcngimpor minyak bersih jika kondisi kelangkaan sumber energi dibiarkan
tanpa upaya-upaya yang signifikan (Sudrajat dkk 2006) Efisiensi energi dapat
dilakukan dengan mencari dan mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan
baik yang berbenluk energi konvensional maupun energi baru yang dapat
diperbabarui
Beberapa jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan antara lain energi matahari energi panas bumi energi air dan
energi biomassa Dari berbagai jenis energi terbarukan tersebut energi biomassa
merupakan energi yang banyak dimanfaatkan karena bahan bakunya banyak
tersedia mudab dimanfaatkan dan tidak membutuhkan biaya besar Limbah atau
sampah biomassa dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar altematif karena pada
limbah tersebut terdapat biomassa yang mempunyai kandungan karbon
Kandungan karbon meliputi selulosa hemiselulosa lignin kadar abu kadar air
inilab yang dapat memhantu dalam proses pembakaran briket arang
Beberapa jenis sampah biomassa seperti limbah kulit durian tongkol
jagung dan serbuk gergaji kayu dari tahun ke tahun pasti bertambah produksinya
karena peningkatan lahan pertanian dari setiap basil panen diperkirakan basil
pancn (rendemen) yang dihasilkan sekitar 60 sementara 40 dalam bentuk
1
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
2
limbah Dari bebcapa jenis sampah (ersebut tadi belum dimanfaatkan secara
optimal dan hanya dibakar oleh masyarakat dan menjadi tumpukan sampah yang
tidak laku dijiial hiasanya terjadi pada saat panen puncok buah jagung dan durian
Sampah buah- buaban juga banyak ditemukan dl tempat penjualan buah atau pasar
dan laban petanian Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
nilai ekonomisnya sebagai salah satu sumber energi altematif yaitu dengan
mengolahnya menjadi briket
Pada peneiitian sebelumnya yang dilakukan oleh Untoro Budi Surono
mengenai pembuatan briket dari tongkol jagung dengan kondisi karbonisasi yang
terbaik pada suhu 380 C yang menghasilkan nilai kalor 712838 kKalkg (Untoro
2010) dan dari peneiitian yang dilakukan oleh Agung Okvi Pamilia mengenai
pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 500 C yang menghasilkan nilai kalor 5670538 kalgr (Agung dkk
2012) selanjutnya peneiitian yang dilakukan oleh Wahidin Nurfa dan Martana
mengenai pembuatan briket dari kulit durian dengan kondisi karbonisasi terbaik
pada suhu 450 C yang menghasilkan nilai kalor 627429 kalgr (Wahidin dkk
2013)
Dari beberapa peneiitian diatas penulis tertarik untuk mclakukan
peneiitian pembuatan briket dengan campuran ketiga baban tersebut dengan judul
Pengaruh komposisi bahan dan suhu karbonisasi pembuatan briket dari
campuran serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian terhadap
nilai kalor Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
12 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan teridentifikasi masalah sebagai berikut
I Meningkatnya sampah-sampah biomassa seperti tongkol jagung kulit
durian dan serbuk gergaji kayu di provinsi Sumsel dari tahun ketahun
terus mengalami peningkatan dan dapat menibulkan masalah lingkungan
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
3
2 Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas
semakin tinggi disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan baban
bakar minyak dan gas
3 Belum tersedianya data briket dengan nilai kalor dari campuran tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
13 PenimusaD Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut
1 Bagaimanakah sampah biomassa tongkol jagung kulit durian dan serbuk
gergaji kayu yang tidak dimanfaatkan babkan hanya dibakar agar
dijadikan menjadi briket arang
2 Apakah briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas
3 Apakah pencampuran tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
menjadi briket dengan nilai kalor yang memenuhi standar SNl briket
14 Tujuan Peneiitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam peneiitian ini dapat diuralkan sebagai
berikut
1 Untuk mengetahui nilai kalor briket dari variasi campuran tongkol jagung
kulit durian dan serbuk gergaji kayu menjadi briket arang yang memenuhi
standar SNl briket
2 Dihasilkan briket yang dapat digunakan sebagai baban bakar altematif
pengganti baban bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga
15 Manfaat Peneiitian
Diharapkan data dan basil peneiitian dapat memberikan manfaat antara lain
1 Memhantu penanganan permasalaban sampah biomassa dengan
memaksimalkannya sebagai baban bakar
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
4
2 Dapat menyediakan data nilai kalor dari hasil peneiitian dan data tersebut
dapat menjadi sumbagsih ilmu pengctahuan baik di jurusan Teknik Kimia
FT Universitas Muhammadiyah Palembang maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi sekitar briket
3 Mendapatkan sumber energi altematifyang murab
4 Menciptakan pieluang bisnis piembriketan sampah biomassa temtama
sampah tongkol jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Deskripsi Teoritik
211 Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintcsis yakni butir-butir hijau daun
yang bekerja sebagai sei-sel surya menyerap energi matahari dan
mengkonversikan karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon
bidrogen dan oksigen Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan
energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain Hasil konversi dari
senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon alkohol kayu dan sebagainya
Biomassa merupakan segala jenis material organik yang tersedia dalam
bentuk terbarukan dimana di dalamnya termasuk tanaman dan limbah pertanian
kayu dan limbah basil hutan limbah bewan tanaman akuatik dan limbah
domestik dan industri Energi biomassa berarti energi kimia yang disimpan di
dalam bahan organik dan berasal dari energi surya melalui fotosintesa
Sumber biomassa yang banyak didapati berasal dari limbah
pertanianperkebunan dan hutan seperti serbuk gergaji kayu tongkol jagung dan
kulit durian Hasil limbah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih
banyak dibuang begitu saja Biomassa tersebut sangat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai baban bakarsumber energi altematif pengganti minyak
tanah untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
Kbususnya dalam kasus pada limbah pertanian atau energi tumbuban
yang secara periodik mengalami masa tumbub dan pemanenan Selama
mengalami masa pertumbuban tumbuban maka akan menyerap CO2 dari atmosfer
untuk fotosintesis yang mana hal ini akan dilepaskan lagi apabila biomassa ini
mengalami pembakaran lagi (Wether et al 2000) Penggunaan biomassa sebagai
sumber energi semakin menarik perhatian dunia karena ramab lingkungan Dalam
kunm beberapa dekade terakhir propaganda penggunaan
5
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
6
biomassa sebagai pengganti bahan bakar fosil semakin gencar dtsuarakan karena
kelebihan-kelebihannya Paling tidak ada 2 (dua) keuntungan utama yang
diberikan oleh biomassa yaitu yang pcrtama kcterscdiaanya yang tidak terbatas
dan terbarukan dan kedua penggunaannya tidak menimbulkan dampak terhadap
lingkungan Selain itu penggunaan biomassa juga dapat mereduksi kandungan
CO2 di atmosfer Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti
energi surya dan tenaga angin biomassa lebih murab dan mudab disimpan untuk
waktu yang lama
Apabila ketergantungan kita teibadap minyak bumi terus berlanjut
dikbawatirkan Indonesia akan mengbadapi masalah energi yang serius karena
cadangan minyak bumi yang semakin menurun sehingga kita menjadincf
importer minyak bumi Dengan cadangan sebesar 86 miliar barcl dan tingkat
produksi sekitar 400 juta barel per tahun maka rasio antara cadangan dan produksi
atau dengan kata lain cadangan minyak bumi akan babis dalam waktu sekitar 22
tahun (httpwwwefuionesiacom)
212 Arang
Arang adalah residu bitam berisi karbon tidak mumi yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari bewan atau
tumbuban Menunit Sudrajat (1983) dalam Sabwalita (2005) proses pengarangan
adalah pembakaran kayu dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang
asam asetat alkohol kayu dan gas kayu (CO2 CH4 CO dan H2) Pada
pembuatan arang tradisional keluamya asap selama pembakaran berlangsung
perlu diawasi agar kayu tidak menjadi abu asap yang keluar dilibat dari jumlab
dan wama jika asap yang tebal dan wama yang merah maka proses pengarangan
beijalan dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaran besar
dan proses pengarangan kurang baik
Menurut Gusmailina dkk (2002) proses pengarangan terdiri dari empat
tahap yaitu
1 Pada suhu 100-120 C terjadi penguapan air dan sampai suhu 270 C mulai
tetjadi peruraian selulosa Destilat mengandung asam organik dan sedikit
melanol Asam cuka terbenluk pada suhu 200-270 C
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
7
2 Pada suhu 270-310 degC reaksi eksotermik berlangsung dimana terjadi
peruraian selulosa secara intensif menjadi larutan piroglinat gas kayu dan
sedikit ter Asam pirigllnat merupakan asam organik dengan titik tindlh
rendah seperti asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
C O 2
3 Pada suhu 310-500 C terjadi peruraian lignin dihasilkan lebih banyak ter
sedangkan larutan piroglinat menurun Gas C O 2 menurun sedangkan gas
C H 4 CO dan H 2 meningkat
4 Pada suhu 500-1000 C merupakan tahap pemumian arang atau
peningkatan kadar karbon
213 Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon
mempunyai nilai kalori yang tinggi dan dapat menyala dalam waktu yang lama
Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa
udara (pirolisis) Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari
jasad bidup Biomassa sebenamya dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi panas untuk bahan bakar tetapi kurang efisien Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000
kal(Seran 1990)
Pirolisis adalah proses dekomposisl kimia dengan meggunakan pemanasan
tanpa adanya oksigen Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu
proses untuk memperoleb karbon atau arang disebut juga High Temperature
carbonization pada suhu 450-500 C Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas
seperti CO C O 2 C H 4 H 2 dan bidrokarbon ringan Jenis gas yang dihasilkan
bermacam-macam tergantung dari baban baku Proses pirolisis dipengaruhi
faktor-faktor antara lain ukuran dan distribusi partikel suhu ketinggian
tumpukan baban dan kadar air
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional) antara lain
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
8
a Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relalif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5000
kalori (Soeyanto 1982)
b Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi sangat praktis
menggunakan briket bioarang
c Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan
pengipasan atau diberi udara
d Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuall yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri
e Peralatan yang digunakan juga sederiiana cukup dengan alat yang ada
dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto 1982)
Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam
upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung kulit durian serbuk gergji kayu
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan peneiitian untuk menghasilkan briket
bioarang yang berkualitas baik dan memenuhi standar SNl briket ramah
lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi Dengan manfaatkan limhah-
limbab tadi menjadi briket bioarang maka diharapkan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan memberikan altematif sumber baban bakar yang dapat
diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat
214 Faktor-faktor yang mempenganilii sifat briket arang
Faktor-faktor yang mempengarubi sifat briket arang adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis serbuk arang kehalusan serbuk suhu karbonisasi
dan tekanan pada saat dilakukan jencetakan Selain itu pencampuran formula
dengan briket juga mempengarubi sifat briket (Erikson 2011) Adapun faktor-
faktor yang perluh diperbatikan dalam pembuatan briket atara lain
I Baban baku
Briket dapat dibuat dari bermacam-macam baban baku seperti tongkol
jagung kulit durian dan serbuk gergaji kayu Baban utama yang terdapat bahan
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
9
baku adalah selulosa Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin baik
kualitas briket briket yang mengandung zat terbuang terlalu tinggi cenderung
mengeluarkan asap dan bau tidak sedap
2 Bahan perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan
briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak
Baban perekat dapat dibedakan atas 3 jenis
a Perekat organik
Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika magnesium
semen dan sulfit Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah sifatnya
meninggalkan abu sekam pembakaran
b Baban perekat tumbub-tumbuban
Jumlab baban perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perekat bidrokarbon Kerugian yang dapat ditimbulkan
adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban
c Hidrokarbon dengan berat meleku besar
Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai baban perekat
untuk pembuatan arang cetak Dengan pemakaian baban perekat maka tekanan
akan jaub lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai perekat
(Josep dan Hislop dalam Noldi 2009)
Dengan adanya penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel
semakin kuat butir^-butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air
terikat pada pori-pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi 2009)
Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan
membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan
Dengan adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik teratur dan lebib
padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan
semakin bmk Dalam penggunaan bahan perekat barus memperbatikan faktor
ekonomi maupun non-ekonominya (Silalabi dalam Noldi 2009)
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
10
215 Pembuatan Briket Arang
Ada beberapa tahap penting yang perlu dilalui di dalam pembuatan arang
briket yaitupembuatanserbuk arang pencampuran serbuk arang dengan perekat
pengempaan dan pengeringan (Suryani 1986 dalam Rustini 2004)
1 Pembuatan Serbuk Arang
Arang barus cukup halus untuk dapat membuat briket yang baik Ukuran
partikel arang yang terlalu besar akan sukar pada waktu dilakukan perekatan
sehingga mengurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan
Sebaiknya partikel arang mempunyai ukuran 60 mesh sesuai dengan SNl 01-
6235-2000 Dalam penggunaan ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan
bahwa makin kecil ukuran serbuk makin tinggi pula kerapatan dan keteguhan
lekan briket arang
2 Pencampuran Serbuk Arang dengan Perekat
Tujuan pencampuran serbuk arang dengan perekat adalah untuk
memberikan lapisan tipis dari perekat pada permukaan partikel arang dan untuk
menarik air serta membentuk tekstur padat E)engan adanya perekat maka susunan
partikel akan semakin baik Tahap ini merupakan tahap penting dan menentukan
mutu arang briket yang dihasilkan Campuran yang dibuat tergantung pada
ukuran serbuk arang macam perekat jumlab perekat dan tekanan pengempaan
yang dilakukan Proses perekatan yang baik ditentukan oleb basil pencampuran
bahan perekat yang dipengaruhi oleb bekeijanya alat pengaduk (mixer)
komposisi baban perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya
3 Pengempaan
Pengempaan pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan alat
pengepres tipe compression atau exlrussion Tekanan yang diberikan untuk
pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara yaitu melampui batas
elastisitas baban baku sehingga struktur sel akan runtub dan belum melampui
batas elastisitas baban baku Pada umumnya semakin tinggi tekanan yang
diberikan akan member kecenderungan menghasilkan briket arang dengan
kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula
4 Pengeringan
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
11
Briket yang dihasilkan setelah pengempaan masih mengandung air yang
cukup tinggi (sekitar 50) Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang
dapat dilakukan dengan berbagai macam alal pengering seperti kiln oven atau
penjemuran dengan menggunakan sinar matahari Suhu pengeringan yang umum
dilakukan adalah sebesar 60 C selama 24 jam dengan menggunakan oven Tujuan
pengerinagn adalah agar arang menjadi kering dan kadar aimya dapat disesuaikan
dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku
216 Syarat dan Kriteria Briket yang Baik
Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson
(2011) adalah briket yang permukaannya balus dan tidak meninggalkan bekas
bitam ditangan Selain itu sebagai bahan bakar briket juga barus memenuhi
kriteria sebagai berikut
a) Mudab dinyalakan
b) Tidak mengeluarkan asap
c) Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
d) Kedap air dan basil pembakaran tidak beijamur bila disimpan pada waktu
lama
e) Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu laju pembakaran dan suhu
pembakaran) yang baik
Briket adalah baban bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi altematif yang menpunyai bentuk lertentu Kandungan air pada
pembnketan antara (10-20) berat Ukuran perbandingan dari (20-100) gram
Pemilihan proses pembnketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar
memperoleb nilai ekonomi teknis lingkungan yang optimal Pembriketan
bertujuan untuk memper-oleh suata baban bakar yang berkualiatas yang dapat
digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti
217 Parameter Kualitas Briket
Briket dengan mutu yang baik adalah briket yang memiliki kadar air
kadar abu kadar zat terbang laju pembakaran yang rendah tetapi memiliki
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
12
kerapatan nilai kalor dan suhu api atau bara yang dihasilkan tinggi Jika briket
diarahkan untuk penggunaan di kalangan rumah tangga maka hal yang penting
diperbatikan adalah kadar zat terbang dan kadar abu yang rendah Hal ini
dikarenakan untuk mencegab polusi udara yang ditimbulkan dari asap
pembakaran yang dihasilkan serta untuk memudahkan dalam penanganan ketika
proses pembakaran selesai
Parameter Kualitas Briket sebagai berikut
1 Nilai kalori
Nilai kalori briket sangat berpengarub pada efisiensi pembakaran briket
Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena
efisiensi pembakarannya tinggi Menurut Koesoemadinata (1980) nilai
kalor bahan bakar adalah jumlab panas yang dihasilkan atau ditimbulkan
oleb suatu gram baban bakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 35 C - 45 C dengan satuan kalori Dengan kata lain nilai
kalor adalah besamya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlab tertentu baban bakar Semakin tinggi berat jenis baban bakar
maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya Nilai kalor dapat
dicari dengan rumus
K = Q laquo r n W n t J f laquo - ( ^ )
Selain dengan rumus nilai kalor di atas nilai kalor bisa didapat
menggunakan alat Bomb Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlab kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempuma (dalam O2 berlebih) sesuatu senyawa bahan makanan baban
bakar
2 Kadar air
Briket yang berkadar air tinggi akan membutuhkan udara lebib banyak untuk
mengeringkan briket tersebut sehingga briket sulit terbakar Kadar air
briket adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam briket
dengan berat kering briket tersebut setelah dipanaskan diterik matahari
selama 6 jam Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
13
sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan
Tingginya kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor Hal ini
disebabkan karena panas yang tersimpan dalam briket Icrlebih dahulu
digunakan untuk mengeluarkan air yang ada sebclum kemudian
menghasilkan panas yang dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
K A = bull ^ i X 100 (SNl 06-3730-1995) (2)
dimana
KA Kadar air ()
Bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemana-san (gr)
M Bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gr)
3 Kandungan zat terbang (yolalHe matters)
Kandungan zat mudab menguap yang tinggi pada briket akan
menimbulkan asap yang relatif lebib banyak pada saat briket
dinyalakan Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon
monoksida (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan Pari 2000) Untuk
kadar volatile matter rendah antara 15 - 25 lebih disenangi dalam
pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit Kadar zat terbang dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar zat h i l a n g = i i i t - ^ x 1-00 (SNl 06-3730-1995) (3)
dimana
Wi bobot sampel awal (gram)
W2 bobot sampel setelah pemanasan (gram)
4 Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlabnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara
sempuma Zat yang tinggal ini disebut abu Abu briket berasal dari clay
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
14
pasir dan bermacam-macam zat mineral lainnya Briket dengan kandungan
abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak
Kandungan abu merupakan ukuran kandungan material dan berbagai
material anorganik di dalam benda uji Metode pengujian ini meliputi
penetapan abu yang dinyatakan dengan prosentase sisa basil oksidasi
kering benda uji setelah dilakukan pengujian kadar air Kadar abu dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Kadar abu = - x 100 (SNl-06-3730-1995) (4) B
dimana
A Berat Abu (gram)
B Berat Sampel Briket (gram)
5 Kadar karbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan jumlab
kadar air (kelembaban) kadar abu dan jumlab zat terbang
Tabel21 Sifat briket arang buatan Indonesia SNl (01-6235-2000)
Parameter Indonesia
Kadar Air () S
Kadar zat menguap () 15
Kadar abu () 8
Kadar Karbon terikat () 77
Nilai kalor (calg) 5000
Sumber Badan peneiitian Sl pengembangan kehutanan 1994 dalam Triono2006
22 Bahan Baku Briket
221 Tongkol Jagung
Jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan yang penting di
Indonesia Pada tahun 2013 luas panen jagung adalah 35 juta beklar dengan
produksi rata-rala 347tonba produksi jagung secara nasional 117 juta ton Data
komposisi kimia tongkol jagung dapat kita lihat pada tabel 22 tongkol jagung
kandungan hemiselulosa selulosa lignin yang tinggi jadi tongkol jagung cukup
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
15
baik untuk pembuatan briket Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada
subu 380 C dan waktu karbonisasi 2 jam dengan nilai kalor 712838 kKalkg
(Untoro 2010)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan Bacbdi
Riiswana mengatakan peningkatan itu diperkirakan karena adanya peningkatan
pada luas panen dan produktivitas Peningkatan luas panen diperkirakan seluas 59
Ha pada tabu 2015 produksi jagung mencapai 207230 ton atau naik sebanyak
15260 ton dibanding tahun 2014 produksi jagung mencapai 191970 ton
Tingginya produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya
limbah yang dihasilkan terutama limbah tongkol jagung Limbah yang dihasilkan
pasca panen jagung ini hanya terserap sedikit sckali digunakan sebagai pupuk dan
bahan bakar memasak penduduk di sekitar pertanian karena cara yang paling
mudab dan bisa dilakukan petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan
membakamya Dengan konversi nilai kalori 4370 kkalkg (Sudradjat 2004)
potensi energi limbah batang dan daun jagung kering sebesar 6635 GJ
Tabel 22 Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Komponen Presentase Hemiselulosa 38
Selulosa 41 Lignin 6
Kadar Air 75 Kadar abu 15
Sumber Dwatyas 2012
222 Kulit Durian
Tanaman durian Durio zihethinus Kfurr) merupakan salah satu jenis
buab-buaban yang produksinya melimpah Buah durian disebut juga The King of
Fruii sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang
khas Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah) tergolong
rendah yaitu hanya 2052 Hal ini berarti ada sekitar 7908 yang merupakan
bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
(Setiadi 2007 )
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
16
Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai
sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi kbususnya di Sumatra Selatan Pada
saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari Data dari BPS
Sumsel Pada tahun 2013 luas perkcbunan durian di Palembang yakni 40486 Ha
dengan produksi 29000 ton
Kandungan kimia kulit durian dapat di lihat pada tabel 23Dengan
kandimgan selulosa dan nilai kalor yakni 378695 kalgram cukup baik untuk
menjadi bahan baku dalam pembuatan briket pengganti baban bakar Kondisi
karbonisasi terbaik pada suhu 450 C dan waktu karbonisasi 15 jam dengan nilai
kalor 627429 kalg (Wahidin dkk 2013)
Tabel 23 Komposisi Kimia Kulit Durian
Komponen presentase Selulosa 50-60
Hemiselulosa 1309 Lignin 5
Kadar Abu 4 Kadar Air 4 Sumber Chaerul Novita P 2013
223 Serbuk Gergaji Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak
dilakukan Dengan menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti
kayu bakar serbuk gergaji kayu ampas tebu dan kayu bekas pet kemas
(Tranggono dkk 1977 ) Menurut Jofie F Dumanauw (1996) kayu terdiri
beberapa unsur kimia Namim persentase kandimgan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda - beda untuk tiap - tiap jenis kayu Biasanya jenis kayu keras
memiliki persentase komposisi kimia yang lebib tinggi bila dibandingkan dengan
kayu lunak Komposisi kimia dari serbuk gergaji kayu dapat di lihat pada tabel
24
Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapmt dimanfaatkan sebagai baban pembuatan briket arang
Berdasarkan basil peneiitian Atok Setiawan (1990) dalam peneiitian Unjuk Ketel
Horizontal Return Turbular Dengan Baban Bakar Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
17
diperoleh Nilai kalor brikel serbuk gergaji 4714-5519 kkalkg Berdasarkan data
nasional BPS tahun 2006 produksi serbuk gergaji kayu di Indonesia sebesar
679247 dengan densitas 600 kgm3 maka didapat 4075482 ton Jika dari
kayu yang tersedia tedapal 40 yang menjadi limbah serbuk gergaji maka akan
didapat potensi pembuatan briket sebesar 16331928 tonth (Debt 2010) Kondisi
karbonlsai terbaik pada suhu 500 C dan waktu karbonisasi 45 menit dengan
nilai kalor 5670538 kalg (Agung 2012)
Tabel24 Komposisi Kimia Serbuk Gergaji Kayu
Komponen presentase Vo Hemiselulosa 15-25
Selulosa 39-45 Lignin 18
Kadar Air 5 Kadar Abu 1
Sumber JF Dumanauw 1996
23 Perekat
Perekat adalah suatu baban yang ditambabkan pada komposisi zat utama
untuk memperoleb sifat-sifal tertentu misalnya kekentalan (viskositas) ketabanan
(stabilitas) dan sebagainya Beberapa jenis perekat yang berfungsi menaikkan
viskositas adalah Carboxy Menthyl Cellulosa (CMC) gypsum kanji gliseral
clay biji jarakjatropha dan sebagainya Adapun pcnambahan pierekat pada
campuran briket biomassa adalah selain baban yang didapat itu mudab dan
terbarukan juga bisa berfungsi untuk membtinlu penyulutan awal dan sekaligus
perekat terhadap pembriketan biomassa
Menurut Wikipedia Indonesia pati atau amilum adalah karbobidrat
kompleks yang tidak larut dalam air berupa amilosa yang memberikan sifat keras
dan amilopeklin yang memberikan sifat lengket berwujud bubuk putih tawar atau
tidak berbau Pati merupakan baban utama yang dihasilkan oleh tumbuban untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang Amilum juga tersimpan dalam baban makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman dalam biji Jari - Jari teras kulit batang dan akar tanaman
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
18
menahun dan umbi Amilum merupakan 50 - 65 berat kering biji gandum dan
80 baban kering umbi kentang (Gunawan 2004)
Banyak sekali bahan yang biasa digunakan untuk perekat Asalkan bahan
tersebut memiliki sifat lengket atau mampu merekatkan baban lainnya Tetapi
perlu diingat bahwa bahan yang digunakan sebagai perekat tersebut tidak
berbabaya untuk produksi Beberapa bahan yang dapat dan biasa digunakan
sebagai perekat antara lain adalah
a Baban organik molasses dan tepung tapioka
b Baban mineral bentonit kaoline kalsium untuk semen dan gypsum
c Tanah Hat juga bisa digunakan sebagai perekat (Gunawan 2004)
231 Perekat Tapioka
Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang
karena banyak terdapat di pasaran dan barganya relatif murab Pertimbangan lain
bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang menghasilkan
fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan keteguhan tekan kadar abu dan
zat mudab mengu^ tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor
serta penggunaannya menimbulkan asap yang lebib sedikit dibandingkan dengan
mengunakan perekat lain Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan briket dapat
dibagi menjadi
1 Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati
2 Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Jenis perekat
ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran menghasilkan asap
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap Sedangkan
perekat dari bahan ter pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan
asap (Hartoyo amp Rodiadi 1978 dalam Triono (2006)
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
19
Tabel 25 Komposisi Kimia Pati
Komponen Presentase Vo Air 8-9
Proton 03-10 Lemak 01-04
Abu 01-08 Serat Kasar 81-89
Sumber kirik and Othmer (1967) dalam Triono (2006)
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
BAB III
M E T O D E PENELITIAN
31 Lokasi Peneiitiaa
Lokasi peneiitian di laboratorium Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lokasi uji analisa nilai kalor di Politeknik Negeri Sriwijaya Laboratorium
Teknik Kimia
32 Alal dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan berupa alat pengepres cetakan briket ayakan mesh
60 fiimace neraca analitlk oven hot plate spatula baker glass gelas ukur
cawan porselin
Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung kulit durian dan
serbuk gergaji kayu yang diperoleh dari sampah pasar kuto Palembang dan
pengrajin mebel sedangkan tepung Tapioka sebagai perekat dibeli di toko
sembako Palembang dan air untuk membuat perekat di peroleh dari laboratorium
Kimia Organik
33 Cara Kerja
a Teknik Proses Pembuatan Briket
1 Serbuk gergaji kayu kulit durian dan tongkol jagung dibcrsihkan dari
pengotomya (tanah) lalu tongkol jagung dan kulit durian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran serbuk gergaji kayu kemudian dikeringkan dengan
sinar matahari sampai benar-benpoundir kering
2 Bahan yang sudah kering ditimbang sesuai dengan rasio masing-masing
sampel peneiitian sebagai berikut
20
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
22
Tabel 31 Sampel peneiitian
Sampel SG ) TJ () KD () A 50 25 25 B 50 20 30 C 50 30 20 D 50 40 10 E 50 10 40
Keterangan
SG Serbuk gergaji kayu
TJ Tongkol jagumg
KD Kulit durian
3 Kemudian dilakukan karbonisasi menggunakan furnace dengan
temperatur 300 T 350 C 400degC 450C 500 C selama 1 jam lalu
keluarkan dari furnace kemudian dinginkan Arang serbuk gergaji kayu
kulit durian dan tongkol jagung kemudian digerus dalam cawan
porselin dan diayak dengan ayakan dengan ukuran 60 mesh
4 Arang hasil ayakan dicampur dengan perekat (10) diaduk sampai
merata lalu dicetak
5 Hasil cetakan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari lalu di
keringkan lagi dengan menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 1
jam guna untuk menghilakan kadar air yang terkandung dalam perekat
6 Dilakukan analisa briket dengan mengbitung Nilai kalor
Untuk lebib jelas prosedur pembuatan briket dibuat dalam bagan alur
pembuatan briket arang pada gambar 31
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
23
Persiapan bahan baku timbang sesuai komposisi
sampel peneiitian
Proses Karbonisasi 300 C 350 C
400C 450T 500 degC
Pendinginan arang
Dihaluskan dan Diayak
Dicampur dengan perekat lalu diaduk
Pecetakan dan pengeringan briket
Analisa produk briket
Data pengamatan siap disajikan dalam bentuk tabel dan graflk
Gambar 31 Bagan Alur Pembuatan Briket Arang
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
24
b Prosedur Pembuatan Larutan l^apioka
1 Timbang tepung tapioka sesuai dengan yang dibutuhkan
2 lalu tepung tapioka larulkan dengan air dengan perbandingan 1 1 0
3 Panaskan larutan di atas hot plate hingga mendidih (berubah menjadi
kental atau seperti lem)
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Nilai Kalor
Nilai kalor briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada label dibawidi ini
Tabel 41 Nilai Kalor Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi degC
Nilai kalor (calu A) Suhu Karbonisasi degC A B C D E
300 387454 399673 399975 399947 402938 350 423938 426535 432605 437797 445081 400 447902 453397 465436 445647 487225 450 488846 499902 509427 519140 530892 500 529791 547120 553418 562633 574560
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B 50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJ10KD)E(50SGIOTJ40KD)
N I L A I KALOR
7000
sect 6000
o 5000
i 2
4000
3000 300 350 400 450 500
Suhu Karbonisasi ltC
Gambar 41 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap nilai kalor pada setiap sampel
Berdasarkan Tabel 41 dan Gambar 41 tertihat bahwa nilai kalor pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan nilai kalor yang terendah untuk sampel A
sd E dengan nilai kalor berkisar antara 387454 sd 402938 calgr dikarenakan
pada suhu tersebut hanya sebagian bahan baku yang menjadi arang sehingga
25
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
26
memperoleh nilai arang yang rendah kemudian pada suhu 350 C sd 500 nilai
kalomya terus bertambah berkisar antara 423938 sd 574560 calgr karena
semakin tinggi suhu karbonisasi akan meningkatkan nilai kalomya selama bahan
baku tidak menjadi abu Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan nilai kalor yang
tertinggi untuk setiap sampelnya yakni 529791 sd 574560 calgr dan dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 5000 calgr (Tabel 21) karena pada suhu ini
semua bahan baku menjadi arang sehingga menghasilkan nilai arang yang tinggi
Pada peneiitian ini peneliti tidak mencari suhu karbonisasi yang optimum
untuk nilai kalor yang optimum juga karena peneliti hanya mencari pada suhu
berapa nilai kalomya memenuhi standar SNl briket
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa nilai kalor
yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan nilai
kalor sebesar 574560 calgr pada suhu karbonisasi 5O0C
42 Kadar Air
Kadar air briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 42 Kadar Air Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar Air () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 86 84 83 82 81 350 78 76 75 77 76 400 77 75 74 73 72 450 74 72 71 7 69 500 72 7 69 68 67
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJIOKD) E (50SG 10TJ40KD)
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
27
KADAR AIR
i u lt 7 u A
1 5
3 J ^ bull - ^ t i
300 350 400 450 500
Subu Karbonisasi HI
Gambar 42 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar air untuk setiap sampel
Berdasarkan Tabel 42 dan Gambar 42 terlihat bahwa kadar air pada suhu
karbonisasi 300 C menghasilkan kadar air yang tertinggi untuk sampel A sd E
dengan kadar air berkisar antara 81 sd 86 kemudian pada suhu 350 sd
500 C kadar aimya terus menurun berkisar antara 78 sd 67 karena semakin
tinggi suhu karbonisasi akan menurunkan kadar aimya Tetapi pada suhu 500 C
menghasilkan kadar air yang terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 72
sd 67 dan dapat memenuhi standar SNl briket yakni 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar air
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
air sebesar 68 pada suhu karbonisasi SOO C
- - C
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
28
43 Kadar Abu
Kadar abu briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 43 Kadar Abu Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi Kadar Abu () Suhu Karbonisasi A B C D E
300 92 9 89 88 87 350 87 85 84 83 82 400 83 81 8 79 78 450 78 78 77 76 75 500 78 76 75 74 73
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG3OTJ20KD) D (50SG40TJI0KD) E (50SG10TJ40KD)
KADAR ABU
12 -I
4 bull 1 1 r
300 350 400 450 500
Suhu karbonisasi degC
Gambar 43 Hubungana anatar suhu karbonisasi terhadap kadar abu setiap
sampel
Berdasarkan Tabel 43 dan Gambar 43 terlihat bahwa kadar abu pada
suhu karbonisasi 300 degC menghasilkan kadar abu yang tertinggi untuk sampel A
sd E dengan kadar abu berkisar antara 87 sd 92 kemudian pada suhu 350 C
sd 500 C kadar abunya terus menurun berkisar antara 87 sd 73 Tetapi pada
suhu 500 C menghasilkan kadar abu yang terendah untuk setiap sampelnya
berkisar antara 78 sd 73 karena pelakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan dan pada sampel E komposisi tongkol Jagung
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
29
lebih sedikit dibandingan sampel lain hal ini disebakan kandungan siltkat dalam
tongkol jagung lebih banyak dari bahan lainnya Kadar abu sampel E dapat
memenuhi standar SNl briket yakni max 8 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar abu
yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan kadar
abu sebesar 73 pada suhu karbonisasi SOO C
44 Kadar Zal Terbang
Kadar zat terbang briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 44 Kadar Zat Terbai^ Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar zat terban B () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 163 161 16 159 158 350 16 158 157 156 155 400 157 155 154 153 152 450 155 153 152 151 15 500 152 15 149 149 148
KeteranganA(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D (50SG40TJ 0KD) E (50SG 10TJ40KD)
KADAR ZAT TERBANG
21
M 19 S o u
H 0
S u B
17
15
13
- bull - A
--C
300 350 400 450
Suhu KarboDisiisidegC
500
Gambar 44 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar azt terbang
setiap sampel
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
30
Berdasarkan Tabel 44 dan Gambar 44 terlihat bahwa kadar zat terbang
pada suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar zat terbang yang tertinggi
untuk samfwl A sd E dengan kadar abu berkisar antara 158 sd 163 kemudian
pada suhu 350 C sd 500 degC kadar zat terbangnya terus menurun berkisar antara
16 sd 148 Tetapi pada suhu 500 C menghasilkan kadar zat terbang yang
terendah untuk setiap sampelnya berkisar antara 148 sd 152 tetapi masih ada
yang belum dapat memenuhi standar SNl briket yakni 15 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar zat
terbang yang paling rendah diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar zat terbang sebesar 148 pada suhu karbonisasi 500C yang telah
memenuhi slndat SNl briket
45 Kadar Karbon
Kadar karbon briket dari masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 45 Kadar Karbon Setiap Sampel
Suhu Karbonisasi C
Kadar karbon () Suhu Karbonisasi C A B C D E 300 659 665 668 671 674 350 675 679 681 683 686 400 683 689 695 695 698 450 691 696 701 702 705 500 698 704 707 709 712
Keterangan A(50SG25TJ25KD)B (50SG20TJ30KD)C (50SG30TJ20KD) D(50SG40TJIOKD)E(50SGIOTJ40KD)
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
31
Gambar 45 Hubungan antara suhu karbonisasi terhadap kadar karbon
setiap sampel
Berdasarkan Tabel 45 dan Gambar 45 terlihat bahwa kadar karbon pada
suhu karbonisasi 300 C menghasilkan kadar karbon yang terendah untuk sampel
A sd E dengan kadar karbon berkisar antara 659 sd 674 kemudian pada suhu
350 sd 500 C kadar karbonnya terus meningkat berkisar antara 675 sd 712
karena semakin tinggi suhu karbonisasi akan memngkatkan kadar karbonnya
Tetapi pada suhu 500 degC menghasilkan kadar karbon yang tertinggi untuk setiap
sampelnya berkisar antara 698 sd 712 tetapi masih ada yang belum dapat
memenuhi standar SNl briket yakni 77 (Tabel 21)
Dapat disimpulkan dari setiap Tabel dan Gambar diatas bahwa kadar
karbon yang paling tinggi diantara setiap sampel terdapat pada sampel E dengan
kadar karbon sebesar 712 pada suhu karbonisasi SOCC
Peneiitian ini menunjukan bahwa briket yang memiliki kadar air dan kadar
abu yang rendah akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi sedangkan briket
yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang
tinggi juga Hasil peneiitian ini sama dengan peneliti sebelumnya yaitu Triono
(2006) yang menyatakan semakin rendah kadar air dan kadar abu sebuah briket
akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dan sebaliknya jika kadar karbon
sebuah briket tinggi akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi pula
Dari peneiitian ini dapat disimpulkan briket pada sampel E dengan
campuran 50 serbuk gergaji kayu 10 tongkol jagung 40 kulit durian pada
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
32
suhu karbonisasi 500 oC dapat memenuhi standar SNl briket dengan hasil
parameter briket pada Tabel berikut
Tabel 46 Perbandingan Parameter Briket Sampel E dengan Standar SNl
Briket
Parameter Briket Sampel E Standar SNl Nilai Kalor (calgr) 57456 5000
Kadar Air () 67 8 Kadar Abu () 73 8
Kadar Zat Terbang () 148 15 Kadar Karbon () 712 77
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
BAB V
PENUTUP
51 Kcsimpulan
Rasio pencampuran briket yang menghasilkan nilai kalor tertinggi terpadat
pada sampel E dengan suhu karbonisasi 500 C dengan campuran serbuk gergaji
kayu 50 tongkol jagung 10 dan kuHt durian 40 dengan nilai kalor
sebesar 574560 calgr kadar air 67 kadar abu 73 kadar zat terbang 148
dan kadar karbo 712 yang telah memenuhi standar SN1 briket
52 Saran
Peneiitian lebih lanjut disarankan melakuan peneiitian tentang mengatahui
nilai kalor dan suhu karbonisasi yang optimum untuk briket campuran serbuk
gergaji kayu tongkol jagung dan kulit durian yang terbaik
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
DAFTAR PUSTAKA
Asri Saleh (2013) Efisiensi Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka Terhadap Nilai Kalor Pembakaran Pada Biobrikct Batang Jagung Dalam Jurnal Teknosains No I (Online) vol 7 TersediuhttpJurnaluinalau(lltlinaci(l ( 1 0 - 0 9 - 2 0 1 5 )
Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) Sektor Kehutanan di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwhpsEOid (10 - 09 - 2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2013) Luas Kehun amp Hasil Panen Tanaman Kulit Durian di Sumatera Selatan Tersedia httpwwwbpsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) (2015) Luas Pcrkebunan amp Hasil Panen Tanaman Jagung di Sumatera Selatan Tersedia httnwwwbnsgoid ( 1 0 - 0 9 -2015)
Erikson Sinurat 201 Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Altematif 7ugas Akhir Fakultas Teknik Universitas 1 lasanudin Makasar
Hendra D dan Pari G 2000 Penyempurnaan Teknologi Pcngolahan Arang Laporan Hasil Peneiitian Hasil Hutan Dalai Peneiitian dan Pengembangan kehutanan Bogor
Ismu Uli Adan (1998) Membuat Briket Bioarang Yogyakarta Kanisius
Maryono dkk (2013) Pembuatan dan Analisis Mutu Brikel Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari Kadar Kanji Datum Jurnal Chemica (Online) no 1 Vol 14 Tersedia httpdownloadprotalEanidaorg (10-09-2015)
Noldi N 2009 Vji Komposisi Bahan Pembual Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara
Nuriana W Dkk (2013) Karakteristik Biobriket Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alfernalif Terbarukan Dalam Jurnal Teknologi Industri Pertanian
(Online) 6 halaman Tersedia httpiournalipbacid (09-09-2015)
Paisal Muhammad Said Karyani (2014) Analisa Kualitas Brikel Arang Kulit Durian dengan Campuran Kulit Pisang Pada Berbagai Komposisi sebagai Bahan Bakar Alfernalif Dalam proceedings Seminar Nasional teknik Mesin Universitas Trisakti bnmeJTerscdiahttpblogtriiaktiacid (10 - 09 -
34
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
35
2015)
Rustini 2004 Pemhufan Brikel Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan Penambahan Tempurung Kelapa Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Seran JB1990 Bioarang untuk memasak Edisi 11 Liberti Yogyakarta
Soeyanto T 1982 Cara Membuat Sampah Jadi Arang dan Kompos Laporan peneiitian pengembangan pengembangan program studi dana PNBP 2012 Yudhistira Gorontalo
Sudrajat (1982) Produksi Arang dan Briket Arang Serta Prospek Pengusahaannya Bogor Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Pertanian
Surono Untoro Budi (2010) Peningkatan Kualitas Pemhakar Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Altematif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Dalam Jurnal Rekayasa Proses (online) no I vii 4 6 halaman Tersedia httndownloadnrotalgarudaQrg (09-09-2015)
Setiawan Agung Dkk (2012) Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran KuHt Kacang amp Serbuk Gergaji terhadap Nilai Pembakaran Dalam Jurnal teknik kimia (online) no 2 vol 18 16 halaman Tersedia htti)wwwe-iurnalcom (09 - 09 - 2015)
Sarjono (2013) Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Altematif Dalam majalah Hmiah STTR Cepu (online) No 17 Tahun II 14 halaman Tersedia hllpdigilihitsaciltl (10 - 09 - 2015)
Teguh Mikan Widodo A Asari Ana N Elita R ( 2013) Bio Energi Berhasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Tersedia httpmckanisasilitbangpertaniangoid ( 1 0 - 0 9 -2015
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
I N V ^ H M V l
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
LAMPIRAN
Pengayak mesh 60 Mortil
36
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
Cetakan Briket Gelas Ukur
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
38
12 Gambar Bahan yang Digunakan
Kulit durian kering
Tongkol jagung kering
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
39
Tepung tapioka
13 Gambar Proses Peneiitian dan Hasil Peneiitian
Proses penjemuran kulit durian
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
Proses penjemuran tongkol jagung
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
Proses pengeluaran arang
Proses pengayakan arang
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
Hasil proses karbonisasi
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
Hasil arang yang sudah dihaluskan dan diayak
Hasil penimbangan arang sesum sampiel
Hasil pembuatan perekat tapioka
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG is PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
JL Jendral A Yani 13 Ulu Palcmhang 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) S19408 E-mail tekim flump(fl)vahoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 1220l l02t^GJ 7KPTSFT-iGVM20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Jodul Penelilian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 20110287
Teknik Kimia
Teknik Kimia
L ^
SCRBUk 6EftfAH - TOU6kOL Jgtfc-gt^^ ^ W-gtT DUmArV TeuropHAtgtp TSivAi K4LOR
2 P fcKATArJ y JOAUTAS pg^i^^^^O^Ag5A_Yr^^t - v JS
3 R C M amp U A T A I ^ SABur^ U i W A K O A R 1 MraquoNyAgtt J E i - A i O T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Penelilian
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Kobiab M l
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing I 3 Pembimbing 2
Palembang S^i^ 2015 ^Ketua Program Sludi
Dr EkoAriyantoMChemEng
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
Jl Jcndral A Vanl 13 Ulu Palcmfiaiig 30263 Tclp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mait tekim ftumn(g)vahooconi
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor 12201102701 VKP I SIT-KA^I I2015
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Peneiitian
Nys Husnah Fitria Nurlaily
12 2011 027
Teknik Kimia
Teknik Kimia
peuroMI(Vt)cA-TW JCOAUrAr PeMamp^lTAAAN t ^ lOfMAJJA U I - A ( 1 A K TcT- GkOe ^ A f o O N f i
CCIiAfcAl bAHAt - B A K A f t A W t p t - A ^ l p
3
Diusulkan Judul ( )
Pcmhimtiing 1 Ir Ummi Kalsum MT
Peiiiliimbing 2 Ir Robiah MT
Batas Waktu Penyelesalan Peneiitian
Palcmbang 2015 Pembimbing l _
Ir Ummi Kalsum MT
DiVgtuat rangkap tiga - 1 Ketua Program Studi 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
UNIVERSITAS MUIIAMMADIVAH PALEMBANG PROGRAM STUDI T E K N I K KIMIA F A K U L T A S T E K N I K
11 Jendral A Yani 13 Ulu PaJembaag 30263 Telp (0711)7790130 Fax (0711) 519408 E-mail tekim flumpiiilvafaoocom
USUL JUDUL DAN PEMBIMBING PENELITIAN Nomor n2OII62jKI7KPTSFT-KVII20I5
Nama
NIM
Jurusan
Program Stndi
Judul Peneiitian
Nys Ilusnali Fitria Nurlaily
12 2011027 Tduiik Kimia
Teknik Kimia
n PeAftuM Vy^wprsisi B A M ^ WgtKltS|raquo gtbull SUHu pCKiOLiATAr B R l R t T C A M P U F ( A I V
(9
2
CeAPU^ CfcRbAIl TCgtJ WL JAbUt^^ K 3CUUT tkiRJAN TgR Apgp Mlgt-Alt tf^LoK
PeraquoJKA-tgtV^ IFUAUTA^ VCMBAlltiBgtyen^ amptOMAtIW UMftAH TOJtkoLJJAfcljpJ^
WampAirJM fcA^A^J B ^ A W ALT^WATIP
3 ftraquolaquoGuA-TAN tARurJ OAf l - l f A l M V A k 3 e A f V T A
Diusulkan Judul
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Batas Waktu Penyclesaian Peneiitian
Dibuat rangkap ttga 1 Ketua Program Sindt 2 Pembimbing 1 3 Pembimbing 2
1 S A I U j
Ir Ummi Kalsum MT
Ir Robiah MT
Palembang QJ5TH^20I5 Pembimbing i i
V Ir Robiah MT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG F A K U L T A S T E K N I K
JURUSAN T E K N I K KIMIA
Dosen Pembimbing
Nama
NIM
Judul
11 Mgt( 017
H U U T P U W A N T E O B A P A P lt H I U A k A U ) lt
2 V RobiciVjm
No Pokok Bahasan CatatanKomcnlar Tangga 1 Bimbingan
Pa Pembimbing 1
raf Pembimbing 11
17- My IS n 10- SEp- 15
n A
- 1 mdash n
5 PKT-t5 A f ch
- - I I -bull TV n
ft- o K t l S -AK
V
1
7
3
K
5
-tbAft
^ R A i k A N DATA
(AwCiAMATAb
-BAamp X
-eA6 iji
-bullPATA ppoundraquo^GMMTAN
ptkLENiKpAr-J DATA
nW5 HI
l(feA fH gt ^ V t x i ^ t ^ l laquoXp
Act
peuK p--laquoi^ H ^
- pcAAib -teEel pefle)Oimlaquolwi
k perraquo^plaquoh jwiflle^l
d U X
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON
AA gt
4
bull w w i gt i-ntAMW ^
TTV -
t0euro f w ^ ^ ^ w - i K Z V f l i i r ^ ^li^iTvaft
^yswy^tA434 piyo DSVH)
y^iuoJoj- uGSiloCfJ^d
u o i m f A W o t l 1 IKO)^
II
Yo lo
11 auiqiniqnisj I Xuiquiiqiuaj UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9 1
ON JBJBd UR8uqiii(g JR|U3U10gt|UBIB|(I9
1 ON