PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

171
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan) Oleh : DEVA APRIANTI 206082003977 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Transcript of PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Page 1: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN

PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA

AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

Oleh :

DEVA APRIANTI

206082003977

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN

PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN

ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

DEVA APRIANTI

NIM: 206082003977

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.Ahmad Rodoni, MM Rahmawati,SE.,MM

NIP. 196902032001121003 NIP. 197708142006042003

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 3: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Hari ini Kamis Tanggal 18 Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian

Skripsi atas nama Deva Aprianti NIM : 206082003977 dengan judul skripsi ”

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN

PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA

AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI”. Memperhatikan kemampuan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Maret 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM Rahmawati,SE.,MM

NIP. 196902032001121003 NIP. 197708142006042003

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Dr. Yahya Hamja, MM Rini, SE, AK, M.SI

NIP. 194906021978031001 NIP. 197603152005012002

Page 4: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Hari ini Rabu Tanggal 10 Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas Nama Deva Aprianti NIM : 206082003977 dengan judul skripsi

”PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN

PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA

AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI”. Memperhatikan kemampuan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Maret 2010

Penguji Ujian Komprehensif

Rahmawati,SE.,MM Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Penguji Ahli

Page 5: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Deva Aprianti

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 20 April 1987

3. Alamat : Jl. Kihajar Dewantoro Rt 01/Rw 04 No. 32

Ciputat

4. Nomor Telepon : Rumah (021) 7428961

Hp. (021) 085717931271

5. Status : Belum menikah

6. Agama : Islam

7. Kewarganegaraan : Indonesia

8. Alamat Email : [email protected]

Data Pendidikan Formal

1. Tahun 1992-1993 TK Asyiah Rempoa Jakarta Selatan

2. Tahun 1993-1999 SDN 2 Ciputat Ciputat

3. Tahun 1999-2002 SLTP Negeri 4 Ciputat Ciputat

4. Tahun 2002-2005 MAN 4 Jakarta Jakarta Selatan

5. Tahun 2006-2010 FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Selatan

B. Data Pengalaman Organisasi/Training

1. Tahun 2006 : Sekertaris BEM UIN Syarif Hidayatullah Fakultas

FEB

2. Tahun 2008 s.d 2009 : Staff di ADI (Asosiasi Dosen Indonesia)

C. Data Pengalaman Kerja

Tahun 2005 – 2010 : Guru TK, TPA ADZKIYA

Tahun 2009 : KKS di koperasi MP (Madrasah Pembangunan)

Page 6: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Kompetensi, Independensi, dan Keahlian Profesional terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai variabel moderasi. Data yang diperoleh berupa data primer dari Kantor Akuntan Publik (KAP) di Wilayah Jakarta Selatan. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel Kompetensi, Independensi, Keahlian Profesional, dan Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, sedangkan secara parsial variabel Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, variabel Independensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, variabel Keahlian Profesional berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, interaksi variabel Kompetensi dan Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, interaksi variabel Independensi dan Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, dan interaksi variabel Keahlian Profesional dan Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Kata kunci : Kompetensi, Independensi, Keahlian Profesional, Etika Auditor, dan Kualitas Audit.

Page 7: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of variable competence, independence,

and Expertise on the Quality of Professional Ethics Audit by the Auditor as a moderating variable. Data in the form of primary data from Public Accounting Firm (KAP) in South Jakarta area. The statistical method used is multiple linear regression analysis. The results show that together (simultaneously) variable Competence, Independence, Professional Skills, and Ethics Auditors significant effect on audit quality, while Competency partially significant effect on audit quality, the variables significantly influence the independence of the Audit Quality, Professional Expertise variables significant impact on audit quality, the interaction variables Auditor Competency and Ethics significant effect on audit quality, the interaction variables Auditor Independence and Ethics significant effect on audit quality, and interaction variables and the Ethics of Professional Expertise Auditors significant effect on audit quality. Key words: Competence, Independence, Professional Skills, Ethics Auditors, and Audit Quality.

Page 8: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, shalawat serta salam kepada sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan apa yang saya harapkan. skripsi

ini disusun sebagai suatu syarat untuk mencapai tahap kelulusan dalam proses

perkuliahan, mudah-mudahan menjadi karya yang spektakuler.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan dalam

rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, saya tidak lupa menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung

dalam penyusunan skripsi saya ini, antara lain kepada :

1. Mama dan Papa, yang telah membesarkan saya dan mendoakan serta

memberikan dukungan yang sangat besar terhadap saya, sehingga

tersusunnya skripsi yang menjadi persyaratan mencapai suatu kelulusan.

2. Bang Eris, de Winda, jagoan Q raihan, Bunda ina, yang telah memberi

dukungan serta doanya yang sangat bermanfaat, sehingga skripsi and kompre

yang telah dilakukan dapat dilewati dengan lancar terkendali

3. Pacar sekaligus Calon Suamiku Firmansyah, SE tercinte, yang udah

menemaniku dalam suka, duka dalam merintis dikehidupan yang semu ini,

Page 9: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

dan terus memberikan semangat, bantuan, dan kesetiaan dalam

menyelesaikan skripsi saya.

4. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Jakarta.

5. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

6. Suhendra, S.Ag.,MM., selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis..

7. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan masukan, semangat, dan bimbingan dengan kesabaran dan

ketabahannya.

8. Rahmawati,SE.,MM., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar dan penuh

keikhlasan.

9. Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis khususnya

jurusan Akuntansi yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam

proses perkuliahan.

10. Mbak ani dan Mpo yang udah melayani saya dan teman-teman dalam proses

pendaftaran, mulai dari ujian KOMPRE dan SKRIPSI.

11. Seluruh staf akademik Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang telah bekerja

dengan baik melayani para mahasiswa, semoga amalnya diterima Allah

SWT.

Page 10: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

12. Kawan-kawanku di Akuntansi A dan Akuntansi B yang telah membantu

saya, dan memberikan semangat sehingga tersusunnya skripsi. Terus

berjuang sampai tetes darah penghabisan..!

13. Kawan-kawanku di Akuntansi Audit, yang udah menjadi pendorong/motivasi

semangat saya, dalam penyelesaian skripsi.

14. Kak Astri, Kak Abdul Khoer, Kak Dadi, Kak Firmansyah, Indah, tata, lucky,

dodi, Alya, yang telah memberi semangat dan dukungan kepada saya dari

mulai ujian kompre sampe dengan selesainya skripsi saya, “Moga kita semua

bisa menjadi penyemangat satu sama lainnya”.

15. Keluarganya Ayang ku Firmansyah yang telah menerima saya dan teman-

teman untuk belajar kompre di rumahnya semoga menjadi keluarga yang

selalu dilindungi Allah SWT dan dibalas semua kebaikannya dengan

kebaikan yang lebih baik lagi.

16. Kawan-kawanku yang telah membantu, baik secara materil maupun secara

moril, semoga amalnya diterima Allah SWT.

17. Kawan-kawanku dalam dunia komunikasi FB, makasih atas do’anya.

18. Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu.

Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf dan berharap

skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berharap skripsi

yang saya susun ini menjadi suatu karya yang baik serta menjadi suatu persembahan

terbaik bagi para dosen-dosen dan teman-teman yang berada di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

Page 11: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Demikianlah kata pengantar dari saya dan sebagai suatu introspeksi diri, saya

mohon maaf atas kekurangan dan kesalahannya. Dan kekurangan hanya terdapat

pada diri saya, karena kebenaran sejati hanya milik Allah SWT saya ucapkan terima

kasih.

Jakarta, 14 April 2010

(Deva Aprianti)

Page 12: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Skripsi ..................................................................... i

Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................... ii

Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................... iii

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ iv

Abstrak ........................................................................................................ v

Abstract ....................................................................................................... vi

Kata Pengantar ........................................................................................... vii

Daftar Isi ..................................................................................................... xi

Daftar Tabel ................................................................................................ xiii

Daftar Gambar ............................................................................................ xvii

Daftar lampiran ............................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………....... 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………...... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………….... 9

1. Tujuan penelitian ………………………………….... 10

2. Manfaat penelitian ………………………………...... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................... 12

1. Kompetensi .................................................................... 12

1.1 Pengetahuan ........................................................ 14

1.2 Pengalaman ......................................................... 16

2 Independensi ................................................................... 17

3 Keahlian Profesional ……………………………... ....... 25

4 Etika Uditor ……………………………………........... 29

5 Kualitas Audit …………………………………........... 31

B. Penelitian Sebelumnya ...................................................... 33

C. Kerangka Pemikiran .......................................................... 36

Page 13: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

D. Hipotesis ............................................................................ 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 38

B. Metode Penentuan Sampel ............................................ 38

C. Metode Pengumpulan Data ........................................... 39

D. Metode Analisis Data .................................................... 41

E. Operasional Variabel ..................................................... 54

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 57

B. Analisis Deskriptif Kualitatif ....................................... 62

C. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 100

D. Analisis Regresi Linear Berganda ............................... 104

E. Uji Hipotesis ................................................................ 107

F. Interprestasi Hasil Analisis .......................................... 116

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................. 121

B. Implikasi ...................................................................... 124

C. Saran ............................................................................ 124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Halaman

Tabel 4.1 Pedoman Untuk Memberikan Koefisien Korelasi 44

Tabel 4.2 Operasional Variabel Penelitian 54

Tabel 4.3 Alamat dan Nama KAP 58

Tabel 4.4 Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner 59

Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 60

Tabel 4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 60

Tabel 4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan dalam KAP 61

Tabel 4.8 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 61

Tabel 4.9 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Sebagai auditor 61

Tabel 4.10 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah

Pelatihan yang Telah Diikuti 62

Tabel 4.11 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Penugasan 62

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Kompetensi 63

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Independensi 64

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Keahlian Profesional 64

Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Etika Auditor 65

Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit 65

Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas 67

Tabel 4.18 Auditor harus mengetahui tentang fakta – fakta apa saja yang

akan di audit 68

Tabel 4.19 Seorang auditor wajib mengetahui prosedur – prosedur standar

yang akan di audit 68

Tabel 4.20 Untuk melakukan audit yang baik, auditor membutuhkan

pengetahuan yang diperoleh dari tingkat pendidikan formal 69

Tabel 4.21 Selain pendidikan formal, untuk melakukan audit yang baik,

auditor juga membutuhkan pengetahuan yang diperoleh

dari kursus dan pelatihan khususnya di bidang audit 70

Page 15: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.22 Semakin banyak jumlah klien yang auditor audit menjadikan

audit yang auditor lakukan semakin lebih baik 71

Tabel 4.23 Seorang auditor disebut berpengalaman apabila memiliki

masa kerja lebih dari 4 tahun 72

Tabel 4.24 Pengalaman penugasan audit mempengaruhi ketepatan

dalam menganalisis suatu kasus 72

Tabel 4.25 Level jabatan dan tanggung jawab sangat mempengaruhi

pengalaman auditor dalam mengaudit 73

Tabel 4.26 Seorang auditor tidak harus dapat bekerja sama dalam

sebuah tim 74

Tabel 4.27 Seorang auditor harus kreatif dalam menyelesaikan permasalahan

yang ada 74

Tabel 4.28 Auditor yang kompeten akan dengan mudah beradaptasi dengan

perubahan lingkungan bisnis kliennya 75

Tabel 4.29 Seorang auditor harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi

kecurangan dalam laporan keuangan 76

Tabel 4.30 Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama

paling lama 3 tahun 76

Tabel 4.31 Jika audit yang auditor lakukan buruk, maka auditor dapat

menerima sanksi dari klien 77

Tabel 4.32 Jika audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari

total pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat merusak

independensi akuntan publik 78

Tabel 4.33 Fasilitas yang auditor terima dari klien menjadikan auditor sungkan

terhadap klien sehingga kurang bebas dalam melakukan audit 79

Tabel 4.34 Auditor tidak membutuhkan telaah dari rekan auditor lain untuk

menilai prosedur auditnya karena kurnag dirasa manfaatnya 79

Tabel 4.35 Auditor bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang

dari rekan seprofesi (sesama auditor) dalam tim 80

Page 16: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.36 Selain memberikan jasa audit, suatu kantor akuntan dapat pula

memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama 81

Tabel 4.37 Pemberian jasa lain selain jasa audit dapat meningkatkan informasi

yang disajikan dalam laporan pemeriksanaan akuntan publik 82

Tabel 4.38 Keahlian yang dilaksanakan seorang auditor harus sesuai dengan

bidang yang ditugasinya 83

Tabel 4.39 Auditor melakukan profesi atau tugas sesuai dengan standar baku

dibidang profesinya 83

Tabel 4.40 Auditor harus mematuhi etika yang telah ditetapkan 84

Tabel 4.41 Profesional seorang akuntan publik terbentuk

dari tempat pelatihan 85

Tabel 4.42 Asosiasi profesional harus dimiliki seorang akuntan publik 85

Tabel 4.43 Seorang akuntan yang profesional harus memiliki kode etik 86

Tabel 4.44 Auditor mencerminkan profesi yang berdedikasi sesuai dengan

pengetahuan dan kecakapan yang dimilikinya 87

Tabel 4.45 Auditor mempunyai pandangan tentang pentingnya kewajiban

sosial 87

Tabel 4.46 Profesional mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari

pihak lain 88

Tabel 4.47 Seorang profesional harus yakin terhadap profesi

yang dijalankan 89

Tabel 4.48 Auditor harus memiliki hubungan sesame profesi dengan

menggunakan ikatan profesi sebagai acuannya 89

Tabel 4.49 Imbalan yang auditor terima dapat mempengaruhi perilaku auditor

agar memiliki kinerja yang optimal 90

Tabel 4.50 Organisasi di tempat auditor bekerja sangat berarti bagi seorang

auditor 91

Tabel 4.51 Lingkungan keluarga auditor bekerja sangat berarti

bagi seorang auditor 91

Tabel 4.52 Auditor merasa terikat secara emosional dengan organisasi di

tempat Bekerja 92

Page 17: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.53 Besarnya kompetensi yang auditor terima akan mempengaruhi

auditor dalam melaporkan kesalahan klien 93

Tabel 4.54 Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien dapat

menjadikan pelaporan audit menjadi lebih baik 93

Tabel 4.55 Auditor mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan

audit dalam waktu yang tepat 94

Tabel 4.56 Seorang auditor harus berpedoman pada prinsip auditing dan

prinsip akuntan dalam melakukan pekerjaan lapangan 95

Tabel 4.57 Auditor tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien selama

melakukan audit 95

Tabel 4.58 Auditor selalu berusaha berhati-hati dalam pengambilan keputusan

selama melakukan audit 96

Tabel 4.59 Seorang akuntan publik harus memiliki konsistensi dalam

profesinya 97

Tabel 4.60 Seorang auditor harus menjauhi tindakan yang dapat

mendiskreditkan profesi akuntan publik 97

Tabel 4.61 Auditor menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan

pekerjaan laporan 98

Tabel 4.62 Seorang akuntan publik harus mematuhi SOP yang ada 99

Tabel 4.63 Descriptive Statistics 99

Tabel 4.64 Uji Multikolinearitas 101

Tabel 4.65 Coefficients 105

Tabel 4.66 Coefficients 105

Tabel 4.67 Coefficients 106

Tabel 4.68 Coefficients 106

Tabel 4.69 Hasil Uji Koefisien Determinasi 108

Tabel 4.70 Hasil Uji F Statistik 109

Tabel 4.71 Hasil Uji T Statistik 110

Tabel 4.72 Hasil Uji T Statistik 113

Tabel 4.73 Hasil Uji T Statistik 114

Page 18: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.74 Hasil Uji T Statistik

115

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Halaman

Gambar 1.1 Struktural Hubungan variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y 36

Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas 102

Gambar 4.3 Uji Normalitas 104

Page 19: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Distribusi Frekuensi Kompetensi

Lampiran 3. Distribusi Frekuensi Independensi

Lampiran 4. Distribusi Frekuensi Keahlian Profesional

Lampiran 5. Distribusi Frekuensi Etika Auditor

Lampiran 6. Distribusi Frekuensi Kualitas Audit

Lampiran 7. Validitas dan Reliabilitas Kompetensi

Lampiran 8. Validitas dan Reliabilitas Independensi & Validitas dan

Realibilitas Keahlian Profesional

Lampiran 9. Validitas dan Reliabilitas Etika Auditor

Lampiran 10. Validitas dan Reliabilitas Kualitas Audit

Lampiran 11. Regresi dan Moderasi

Lampiran 12. Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor

Interaksi Independensi dan Etika Auditor

Interaksi Keahlian Profesional dan Etika Auditor

Page 20: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Auditor adalah pihak yang diyakini berperan sebagai pengontrol dan

penjaga kepentingan publik dibidang yang terkait dengan keuangan. Auditor

bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari

salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

Sebagai seorang ahli, auditor harus memiliki kemampuan yang memadai

tentang teknik – teknik audit dan memahami kriteria yang digunakan. Hal ini

dapat diperoleh melalui pendidikan baik secara formal maupun informal, serta

pengalaman dalam melakukan audit.

Meningkatnya persaingan saat ini membuat para akuntan publik menjadi

lebih sulit berperilaku secara profesional, dan membuat banyak kantor akuntan

publik lebih berkepentingan untuk mempertahankan klien dan laba yang besar.

Banyak kantor akuntan publik telah menerapkan falsafat dan praktik yang sering

disebut sebagai praktik bisnis yang disempurnakan. Pada saat ini kebutuhan akan

etika cukup penting, karena dengan beretika semuanya akan berjalan secara

teratur.

Kasus ENRON, sebuah perusahaan raksasa di AS melakukan skandal yang

menghebohkan dunia karena berkolusi dengan KAP Arthur Andersen, kecaman

masyarakat terhadap profesi auditor mengalir dengan derasnya. Kepercayaan

Page 21: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

masyarakat AS khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya terhadap

profesi di bidang jasa publik ini semakin merosot. Di balik kecurangan atau

kebodohan publik yang dilakukan oleh perusahaan raksasa Amerika yaitu

ENRON. Sangat ironis sebuah perusahaan beromzet US$ 100 miliar sekonyong

– konyong kolaps dan harus menanggung rugi tak kurang dari $50 miliar. Harga

sahamnya terjungkal hingga tinggal seperduaratusnya. Simpanan dana pensiun $

1 miliar milik 7.500 karyawan amblas karena manajemen ENRON menanamkan

dana tabungan karyawan itu untuk membeli sahamnya sendiri. Pelaku pasar

modal kehilangan $ 32 miliar. Inilah sebuah rekor kebangkrutan bisnis terburuk

di Amerika sepanjang sejarah. Ironisnya, tragedi ini justru terjadi di negeri yang

otoritas pasar modalnya sangat ketat menerapkan standar transparasi dan

pembeberan (disclosure) bagi perusahaan publik.

Kontroversi demi kontroversi segera saja mengiringi proses penyelidikan

sebab-sebab kebangkrutan itu. Pertama-tama, diketahui bahwa manajemen

Enron telah melakukan window dressing, memanipulasi angka-angka laporan

keuangan agar kinerjanya tampak kinclong. Tak kepalang tanggung, pendapatan

di-mark-up dengan $ 600 juta, dan utangnya senilai $ 1,2 miliar disembunyikan

dengan teknik off-balance sheet. Auditor Enron, Arthur Andersen kantor Huston,

dipersalahkan karena ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi itu.

Manipulasi ini telah berlangsung bertahun-tahun, sampai Sherron Watskin, salah

satu eksekutif Enron yang tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu, mulai

melaporkan praktek tidak terpuji itu. Keberanian Watskin yang juga pernah

bekerja di Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi terbuka.

Page 22: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif terkemuka Enron dan

"dipecatnya" sejumlah partner Andersen. Terbongkar juga kisah pemusnahan

ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit

Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen.

Kini, Arthur Andersen sedang berjuang keras menghadapi serangan

bertubi-tubi, bahkan berbagai tuntutan di pengadilan. Diperkirakan tak kurang

dari $ 32 miliar, harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada

para pemegang saham Enron yang merasa dirugikan karena auditnya yang tidak

becus. Ratusan mantan karyawan yang marah juga sudah melayangkan gugatan

kepada Andersen, yang tentu akan menambah beban Andersen. Di luar itu,

otoritas pasar modal dan hukum Amerika Serikat pasti akan memberi sanksi

berat jika tuduhan malapraktek itu terbukti. Majalah Business Week mensinyalir

kecilnya peluang Arthur Andersen untuk bertahan karena beratnya risiko yang

harus dihadapi akibat malapraktek itu.

Skandal Enron, tak bisa dimungkiri, merupakan kejahatan ekonomi

multidisiplin. Segelintir penguasa informasi telah menipu banyak pihak yang

sangat awam tentang seluk-beluk transaksi keuangan perusahaan. Mereka terdiri

dari para profesional-CEO, akuntan, auditor, pengacara, bankir, dan analis

keuangan yang telah mengkhianati tugas mulianya sebagai penjaga kepentingan

publik yang tak berdosa. Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi

tanggung jawab banyak pihak, dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung

jawab Arthur Andersen dalam kasus Enron sangatlah besar.

Page 23: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berbeda dengan profesi lainnya, auditor independen bertanggung jawab

memberikan assurance services. Sementara manajemen, dibantu oleh para

pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan, menyajikan informasi keuangan,

akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya

atau tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat

bergantung pada hasil penilaian akuntan publik itu. Kata "publik" yang

menyertai akuntan menunjukkan bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dan

karena itu tanggung jawabnya pun kepada publik (guarding public interest).

Sementara itu, kata "wajar tanpa pengecualian", yang menjadi pendapat akuntan

publik, mengandung makna bahwa informasi keuangan yang telah diauditnya

layak dipercaya, tidak mengandung keragu-raguan. Karena itu, dalam

menjalankan audit, akuntan wajib mendeteksi kemungkinan kecurangan dan

kekeliruan yang material. Kalau saja auditor Enron bekerja dengan penuh kehati-

hatian (due professional care), niscaya manipulasi yang dilakukan manajemen

dapat dibongkar sejak dulu dan kerugian yang lebih besar dapat dicegah lebih

dini. Buktinya, si pemberani Watskin dengan mudah dapat menemukan

manipulasi itu.

Sebaliknya, hilangnya obyektivitas dan independensi dapat membuat

penglihatan auditor menjadi kabur. Penyimpangan (irregularities) dan

kecurangan (fraud) akan dianggap sebagai kelaziman. Kegagalan untuk bersikap

obyektif dan independen sama artinya dengan hilangnya eksistensi profesi.

Membenarkan, bahkan menutupi, perilaku manajemen yang manipulatif jelas-

Page 24: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

jelas merupakan pengkhianatan terhadap tugas "suci" profesi akuntan publik.

Karena itu, sangat wajar jika, dalam kasus Enron auditor paling dipersalahkan

karena telah gagal melindungi kepentingan publik.

Respon masyarakat terhadap kasus ENRON dan KAP Arthur Andersen

yang terjadi di AS ini menunjukkan bahwa profesi Auditor (Akuntan Publik)

memang sebuah industri keahlian dan kepercayaan. Sehingga, apabila

kepercayaan dilanggar maka reputasi juga akan menurun. Hal inilah yang

menjadi tantangan besar bagi para auditor masa depan untuk bekerja sesuai

dengan etika profesi dan standar yang telah ditetapkan di tengah persaingan yang

semakin ketat dalam industri jasa ini (Majalah Auditor Edisi 35, 2008).

Dengan mematuhi kode etik profesional maka diharapkan profesi akuntan

publik agar berprilaku pantas dan profesional serta melaksanakan audit beserta

jasa-jasa terkait dengan mutu tinggi. Selain itu seorang akuntan harus

mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan menerapkan etika secara memadai

dalam pekerjaan profesionalnya dan melandaskan pada standar moral dan etika

tertentu. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi pelanggaran etika yang dilakukan

oleh para akuntan.

Akuntan publik tidak dapat memihak, baik untuk kepentingan klien ataupun

pihak ketiga. Bukan hanya penting bagi akuntan publik untuk memelihara sikap

mental independen dalam memenuhi tanggung jawab mereka, tetapi penting juga

bahwa pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan terhadap independensi

Page 25: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

tersebut. Independensi dalam kenyataannya auditor mampu mempertahankan

sikap yang tidak memihak sepanjang melakukan auditnya (Ubaidillah dan

Arafah, 2009).

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan

tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan

dalam laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Profesi akuntan

publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan

perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal

sebagai dasar pengambilan keputusan.

Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik maka auditor

dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar

pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan

cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang

mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup

dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan

standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan

lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor

untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara

keseluruhan.

Selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi

yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya

Page 26: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etik ini

mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang

auditor dalam menjalankan profesinya.

Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit

perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam

lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan

tanggung jawab dari manajemen (Agen) untuk mengaudit laporan keuangan

perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya

terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik

(prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya

auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang

telah dibiayainya. Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang

berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan (Elfarini, 2007).

Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai

pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk

meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat

diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan sikap

profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, hendaknya

para akuntan publik memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi

dengan pemahaman mengenai kode etik profesi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herawaty dan Susanto (2008)

menunjukkan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi

Page 27: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan

tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Semakin tinggi

tingkat profesionalisme akuntan publik pengetahuannya dalam mendeteksi

kekeliruan dan ketaatannya akan kode etik semakin baik pula pertimbangan

tingkat materialitasnya dalam melaksanakan audit laporan keuangan. Secara

keseluruhan dengan meningkatkan profesionalisme akuntan publik,

memberikan pengetahuan yang memadai bagi akuntan publik dalam mendeteksi

kekeliruan dan meningkatkan rasa kepatuhan terhadap etika profesi dalam

setiap pelaksanaan proses audit atas laporan keuangan dapat dihasilkan laporan

keuangan auditan yang berkualitas.

Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan

tidak semata–mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk

pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan. Untuk dapat

mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan

keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki kompetensi yang

memadai.

Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme,

akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam

profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap

pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika

profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),

agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam

perencanaan audit, akuntan publik harus mempertimbangkan masalah penetapan

Page 28: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan awal tingkat

materialitas untuk pencapaian tujuan audit (Herawaty dan Susanto, 2008).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka Skripsi ini diberi judul

“Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Keahlian Profesional terhadap

Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus

pada KAP di Wilayah Jakarta Selatan)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah kompentensi, independensi, dan keahlian profesional berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai veriabel

moderasi ?

2. Apakah kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit ?

3. Apakah interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit ?

4. Apakah independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit ?

5. Apakah interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit ?

6. Apakah keahlian profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit ?

7. Apakah interaksi keahlian profesional dan etika auditor berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit ?

Page 29: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apakah kompetensi, independensi dan keahlian

profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan

etika auditor sebagai variabel moderasi.

b. Untuk mengetahui apakah kompetensi berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

c. Untuk mengetahui apakah interaksi kompetensi dan etika auditor

berpengaruh signifikan terhadap kualias audit.

d. Untuk mengetahui apakah independensi berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

e. Untuk mengetahui apakah interaksi independensi dan etika auditor

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

f. Untuk mengetahui apakah keahlian profesional berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

g. Untuk mengetahui apakah interaksi keahlian profesional dan etika

auditor berpengaruh signifikan terhadap kualiast audit.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan sebagai berikut :

a. Bagi Akademisi.

Penelitian ini memberi bukti empiris tentang bagaimana pengaruh

kompentensi, independensi, dan Keahlian Profesional terhadap

Page 30: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

kualitas audit. Selain itu dapat memperkaya bahan kajian atau

referensi untuk penelitian yang akan datang.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini akan menjadi masukkan dan bahan acuan dalam

mengambil keputusan yang berkaitan dengan kualitas audit.

c. Bagi Pihak Investor

Penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan dan acuan

dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk

memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengembil

keputusan.

Page 31: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kompetensi

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001)

menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor,

sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001)

menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,

auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan

seksama (due professional care) (Elfarina, 2007).

Lee dan Stone (1995) dalam Elfarina (2007), mendefinisikan

kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat

digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Pendapat lain adalah dari

Dreyfus dan Dreyfus (1986), mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian

seseorang yang berperan secara berkelanjutan yang mana pergerakannya

melalui proses pembelajaran, dari “ mengetahui sesuatu “ ke “ mengetahui

bagaimana “. Seperti misalnya dari sekedar pengetahuan yang tergantung

pada aturan tertentu kepada suatu pernyataan yang bersifat intuitif. Sedangkan

Trotter (1986) dalam Saifuddin (2004) mendefinisikan bahwa seorang yang

berkompeten adalah orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan

Page 32: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah

membuat kesalahan.

Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam Lastanti

(2005:88) mendefinisikan kompetensi adalah ketrampilan dari seorang ahli.

Dimana ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat

ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang

diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.

Menurut Bedard (1986) dalam lastanti (2005:88) mengartikan keahlian

atau kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan

ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.

Sementara itu dalam artikel yang sama, Shanteau (1987) mendefinisikan

keahlian sebagai orang yang memiliki ketrampilan dan kemampuan pada

derajad yang tinggi.

Menurut kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002)

kompetensi didefinisikan sebagai aspek – aspek pribadi dari seorang pekerja

yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek –aspek

pribadi ini mencakup sifat, motif – motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan

ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan

tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Susanto (2000) definisi tentang

kompetensi yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristik yang

mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga

merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan

dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-

Page 33: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

pekerjaan non-rutin. Definisi kompetensi dalam bidang auditing pun sering

diukur dengan pengalaman (Mayangsari, 2003).

Menurut pendapat Murtanto (1998) dalam Alim dkk (2007)

menunjukan bahwa komponen kompetensi untuk auditor di Indonesia terdiri

atas :

1. komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu

kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta,

prosedur-prosedur dan pengalaman. Kamfer dan Ackerman (1989) juga

mengatakan bahwa pengalaman akan memberikan hasil dalam

menghimpun dan memberikan kemajuan bagi pengetahuan.

2. Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas,

kemampuan bekerja sama.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi

auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup

dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama.

1.1 Pengetahuan

Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor

karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak

pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga

dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu

auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin

kompleks (Meinhard et.al, 1987 dalam Harhinto, 2004:35).

Page 34: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Seorang auditor harus memiliki pengetahuan umum untuk

memahami entitas yang diaudit dan membantu pelaksanaan audit.

Pengetahuan dasar ini meliputi kemampuan untuk melakukan review

analitis, pengetahuan teori organisasi untuk memahami suatu organisasi,

pengetahuan auditing, dan pengetahuan tentang sektor publik.

Pengetahuan akuntansi mungkin akan membantu dalam mengolah angka

dan data, namun karena audit kinerja tidak memfokuskan pada laporan

keuangan maka pengetahuan akuntansi bukanlah syarat utama dalam

melakukan audit (Rai, 2008).

Secara umum ada 5 pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang

auditor (Kusharyanti, 2003), yaitu: (1) Pengetahuan pengauditan umum,

(2) Pengetahuan area fungsional, (3) Pengetahuan mengenai isu-isu

akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan mengenai industri khusus,

(5) Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah.

Pengetahuan pengauditan umum seperti risiko audit, prosedur audit, dan

lain-lain kebanyakan diperoleh di perguruan tinggi, sebagian dari

pelatihan dan pengalaman. Untuk area fungsional seperti perpajakan dan

pengauditan dengan komputer sebagian didapatkan dari pendidikan

formal perguruan tinggi, sebagian besar dari pelatihan dan pengalaman.

Demikian juga dengan isu akuntansi, auditor bisa mendapatkannya dari

pelatihan profesional yang diselenggarakan secara berkelanjutan.

Pengetahuan mengenai industri khusus dan hal-hal umum kebanyakan

diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.

Page 35: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

1.2 Pengalaman

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian

tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak

faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut

Tubbs (1992) dalam Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman

memiliki keunggulan dalam hal: (1) Mendeteksi kesalahan, (2)

Memahami kesalahan secara akurat, (3) Mencari penyebab kesalahan.

Menurut Gibbins (1984) dalam Hernadianto (2002:25), pengalaman

menciptakan struktur pengetahuan, yang terdiri atas suatu sistem dari

pengetahuan yang sistemtis dan abstrak. Pengetahuan ini tersimpan

dalam memori jangka panjang dan dibentuk dari lingkungan pengalaman

langsung masa lalu. Singkat kata, teori ini menjelaskan bahwa melalui

pengalaman auditor dapat memperoleh pengetahuan dan

mengembangkan struktur pengetahuannya. Auditor yang berpengalaman

akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan struktur memori lebih baik

dibandingkan auditor yang belum berpengalaman.

Libby (1991) dalam Hernadianto (2002:26) mengatakan bahwa

seorang auditor menjadi ahli terutama diperoleh melalui pelatihan dan

pengalaman. Seorang auditor yang lebih berpengalaman akan memiliki

skema yang lebih baik dalam mendefinisikan kekeliruan-kekeliruan

daripada auditor yang kurang berpengalaman.

Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2002:5)

menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman

Page 36: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang

masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat

mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur

dari sistem akuntansi yang mendasari (Libby et. al, 1985) dalam

Mayangsari (2003:4).

Menurut Harhinto (2004) menghasilkan temuan bahwa pengalaman

auditor berhubungan positif dengan kualitas audit. Dan Widhi (2006)

memperkuat penelitian tersebut dengan sampel yang berbeda yang

menghasilkan temuan bahwa semakin berpengalamannya auditor maka

semakin tinggi tingkat kesuksesan dalam melaksanakan audit.

2. Independensi

Definisi independesi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox

adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan

independent bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang

disajikan oleh manajemen.

Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan

publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik

berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik

perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan

kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002) dalam

(Elfarina, 2007).

Dalam Kode Etik Akuntan Publik disebutkan bahwa independensi

adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak

Page 37: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Setiap akuntan harus

memelihara integritas dan objektivitas dalam tugas profesionalnya dan setiap

auditor harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan atau

pengaruh yang tidak layak. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak

memihak, dan melaporkan temuan-temuan hanya berdasarkan bukti yang ada.

Berkaitan dengan hal itu terdapat 4 hal yang mengganggu independensi

akuntan publik, yaitu: (1) Akuntan publik memiliki mutual atau conflicting

interest dengan klien, (2) Mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri, (3)

Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien dan (4) Bertindak

sebagai penasihat (advocate) dari klien. Akuntan publik akan terganggu

independensinya jika memiliki hubungan bisnis, keuangan dan manajemen

atau karyawan dengan kliennya (Elfarina, 2007).

Lavin (1976) dalam Elfarina (2007) meneliti 3 faktor yang

mempengaruhi independensi akuntan publik, yaitu: (1) Ikatan keuangan dan

hubungan usaha dengan klien, (2) Pemberian jasa lain selain jasa audit kepada

klien, dan (3) lamanya hubungan antara akuntan publik dengan klien.

Shockley (1981) dalam Elfarina (2007) meneliti 4 faktor yang mempengaruhi

independensi, yaitu (1) Persaingan antar akuntan publik, (2) Pemberian jasa

konsultasi manajemen kepada klien, (3) Ukuran KAP, dan (4) Lamanya

hubungan audit.

Page 38: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Menurut Supriyono (1988) dalam Elfarina (2007) meneliti 6 faktor yang

mempengaruhi independensi, yaitu: (1) Ikatan kepentingan keuangan dan

hubungan usaha dengan klien, (2) Jasa-jasa lainnya selain jasa audit, (3)

Lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien, (4) Persaingan

antar KAP, (5) Ukuran KAP, dan (6) Audit fee.

Menurut Aturan Etika Kompartemen Akuntansi Publik Peraturan 101

dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan

sikap mental independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana

diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan IAI. Sikap

mental independensi tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact)

maupun dalam penampilan (in apearance). Oleh karena itu, ia tidak

dibenarkan untuk memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bilamana

tidak demikian halnya, bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia

miliki, ia akan kehilangan sikap independensi (tidak memihak) yang justru

sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya (Ubaidillah

dan Arafah, 2009).

Menurut Arens (2006:84) dalam Ubaidillah dan Arafah (2009)

independensi adalah cara pandang yang tidak memihak didalam pelaksanaan

pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Unsur –

unsur mengenai independensi akuntan publik, yaitu sebagai berikut:

1. Kepercayaan masyarakat terhadap integritas, obyektivitas dan kebebasan

akuntan publik dari pengaruh pihak lain.

Page 39: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

2. Kepercayaan akuntan publik terhadap diri sendiri yang merupakan

integritas profesionalnya.

3. Kemampuan akuntan publik meningkatkan kredibilitas pernyataannya

terhadap laporan keuangan yang diperiksa.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi

independensi akuntan publik adalah sikap pikiran dan sikap mental akuntan

publik yang jujur dan ahli, serta bebas dari bujukan, pengaruh, dan

pengendalian pihak lain dalam melaksanakan perencanaan, pemerikasaan,

penelitian, dan pelaporan hasil pemeriksaan.

Mayangsari (2003:6) disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang

diharapkan dari seorang auditor untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi

dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan

objektivitas. Setiap akuntan harus memelihara integritas dan objektivitas

dalam tugas profesionalnya dan setiap auditor harus independen dari semua

kepentingan yang bertentangan atau pengaruh yang tidak layak. Berdasarkan

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa independensi merupakan sikap

seseorang untuk bertindak jujur, tidak memihak, dan melaporkan temuan-

temuan hanya berdasarkan bukti yang ada.

Menurut Halim (2001:21) dalam Desyanti dan Ratnadi (2006) ada tiga

aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut. (1) Independence

in fact (independensi senyatanya) yakni auditor harus mempunyai kejujuran

yang tinggi. (2) Independence in appearance (independensi dalam

penampilan) yang merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor

Page 40: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya

sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi

dan objektivitasnya. (3) Independence in competence (independensi dari sudut

keahlian) yang berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor

dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

Christina (2007) meneliti 4 faktor yang mempengaruhi independensi,

yaitu :

1. Lama hubungan dengan klien

Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan

klien sudah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan

No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik. Keputusan menteri

tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien

yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 5

tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan

klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi.

2. Tekanan dari klien

Dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik

kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen mungkin ingin

operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil yakni tergambar

melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan

penghargaan. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak jarang manajemen

perusahaan melakukan tekanan kepada auditor sehingga laporan keuangan

auditan yang dihasilkan itu sesuai dengan keinginan klien (Media

Page 41: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

akuntansi, 1997) dalam Elfarina (2007). Pada situasi ini, auditor

mengalami dilema. Pada satu sisi, jika auditor mengikuti keinginan klien

maka ia melanggar standar profesi. Tetapi jika auditor tidak mengikuti

klien maka klien dapat menghentikan penugasan atau mengganti KAP

auditornya.

Goldman dan Barlev (1974) dalam Christina (2007) berpendapat

bahwa usaha untuk mempengaruhi auditor melakukan tindakan yang

melanggar standar profesi kemungkinan berhasil karena pada kondisi

konflik ada kekuatan yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya.

Klien dapat dengan mudah mengganti auditor KAP jika auditor tersebut

tidak bersedia memenuhi keinginannya. Sementara auditor membutuhkan

fee untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah dan murah

bagi klien untuk mengganti auditornya dibandingkan bagi auditor untuk

mendapatkan sumber fee tambahan atau alternatif sumber fee lain (Nichols

dan Price, 1976) dalam Elfarina (2007).

Selain itu, persaingan antar kantor akuntan (KAP) semakin besar.

KAP semakin bertambah banyak, sedangkan pertumbuhan perusahaan

tidak sebanding dengan pertumbuhan KAP. Terlebih lagi banyak

perusahaan yang melakukan merjer atau akuisisi dan akibat krisis ekonomi

di Indonesia banyak perusahan yang mengalami kebangkrutan. Sehingga

oleh karena itu KAP akan lebih sulit untuk mendapatkan klien baru

sehingga KAP enggan melepas klien yang sudah ada.

Page 42: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Kondisi keuangan klien berpengaruh juga terhadap kemampuan

auditor untuk mengatasi tekanan klien (Knapp,1985) dalam Elfarina

(2007). Klien yang mempunyai kondisi keuangan yang kuat dapat

memberikan fee audit yang cukup besar dan juga dapat memberikan

fasilitas yang baik bagi auditor. Selain itu probabilitas terjadinya

kebangkrutan klien yang mempunyai kondisi keuangan baik relatif kecil.

Pada situasi ini auditor menjadi puas diri sehingga kurang teliti dalam

melakukan audit.

3. Telaah dari rekan auditor

Tuntutan pada profesi akuntan untuk memberikan jasa yang

berkualitas menuntut tranparansi informasi mengenai pekerjaan dan operasi

Kantor Akuntan Publik. Kejelasan informasi tentang adanya sistem

pengendalian kualitas yang sesuai dengan standar profesi merupakan salah

satu bentuk pertanggung jawaban terhadap klien dan masyarakat luas akan

jasa yang diberikan.

Pekerjaan akuntan publik dan operasi Kantor Akuntan Publik perlu

dimonitor dan di “audit“ guna menilai kelayakan desain sistem

pengendalian kualitas dan kesesuaiannya dengan standar kualitas yang

diisyaratkan sehingga output yang dihasilkan dapat mencapai standar

kualitas yang tinggi. Peer review sebagai mekanisme monitoring

dipersiapkan oleh auditor dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan

audit. Peer review dirasakan memberikan manfaat baik bagi klien, Kantor

Akuntan Publik yang direview dan auditor yang terlibat dalam tim peer

Page 43: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

review. Manfaat yang diperoleh dari peer review antara lain mengurangi

resiko litigation, memberikan pengalaman positif, mempertinggi moral

pekerja, memberikan competitive edge dan lebih meyakinkan klien atas

kualitas jasa yang diberikan.

4. Jasa non audit

Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan

juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan

perpajakan serta jasa akuntansi seperti jasa penyusunan laporan keuangan

(Kusharyanti, 2002:29) dalam Elfarina (2007). Adanya dua jenis jasa yang

diberikan oleh suatu KAP menjadikan independensi auditor terhadap

kliennya dipertanyakan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas audit.

Pemberian jasa selain audit ini merupakan ancaman potensial bagi

independensi auditor, karena manajemen dapat meningkatkan tekanan pada

auditor agar bersedia untuk mengeluarkan laporan yang dikehendaki oleh

manajemen, yaitu wajar tanpa pengecualian (Barkes dan Simnet (1994),

Knapp (1985)) dalam Elfarina (2007). Pemberian jasa selain jasa audit

berarti auditor telah terlibat dalam aktivitas manajemen klien. Jika pada

saat dilakukan pengujian laporan keungan klien ditemukan kesalahan yang

terkait dengan jasa yang diberikan auditor tersebut. Kemudian auditor tidak

mau reputasinya buruk karena dianggap memberikan alternatif yang tidak

baik bagi kliennya. Maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas audit dari

auditor tersebut.

Page 44: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

3. Keahlian Profesional

Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai

pihak yang dianggap independen, menurut profesi akuntan publik untuk

meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat

diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan sikap

profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, hendaknya

para akuntan publik memiliki pengetahuan audit yang memadai serta

dilengkapi dengan pemahaman mengenai kode etik profesi.

Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan

keuangan tidak semata–mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan

juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para

pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki

kompetensi yang memadai.

FASB dalam Statement of Financial Accounting Concept No.2,

menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang

membuat informasi akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan. Untuk

dapat mencapai kualitas relevan dan reliabel maka laporan keuangan perlu

diaudit oleh akuntan publik untuk memberikan jaminan kepada pemakai

bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di

Indonesia (Herawaty dan Susanto, 2008).

Page 45: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan

karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Gambaran terhadap

profesionalisme dalam profesi akuntan publik seperti yang dikemukakan oleh

Hastuti et al. (2003) dicerminkan melalui lima dimensi, yaitu pengabdian

pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan

hubungan dengan rekan seprofesi.

Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap

profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang

memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan

setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh

etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI), agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain

itu, dalam perencanaan audit, akuntan publik harus mempertimbangkan

masalah penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan

pertimbangan awal tingkat materialitas untuk pencapaian tujuan audit

(Herawaty dan Susanto, 2008).

Libby (1995) dalam artikel Koroy (2005:917) menyatakan bahwa

pekerjaan auditor adalah pekerjaan yang melibatkan keahlian (expert).

Semakin berpengalaman seorang internal auditor maka semakin mampu dia

menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin

kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

penerapan struktur pengendalian intern.

Page 46: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika

memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas

sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan

menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan

menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah

ditetapkan. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual

seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003). Profesi merupakan jenis

pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme

merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu

pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang akuntan publik yang

profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien

termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.

Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa audit profesional

meningkat jika profesi menetapkan standar kerja dan perilaku yang dapat

mengimplementasikan praktik bisnis yang efektif dan tetap mengupayakan

profesionalisme yang tinggi (Jusuf 1997:78–79) dalam Herawaty dan Susanto

(2008). Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu pekerjaan

seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003) dalam Herawaty dan Susanto

(2008), berkaitan dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek

sikap. Aspek struktural karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan

tempat pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode

etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa

profesionalisme.

Page 47: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Hastuti dkk. (2003) dalam Herawaty dan Susanto (2008) menyatakan

bahwa profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

akuntan publik. Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi

dicerminkan dalam lima dimensi profesionalisme, yaitu pertama, pengabdian

pada profesi dicerminkan dari dedikasi dengan menggunakan pengetahuan

dan kecakapan yang dimiliki serta keteguhan untuk tetap melaksanakan

pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari

pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Kedua, kewajiban social

adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat

yang diperoleh baik masyarakat maupun kalangan profesional lainnya karena

adanya pekerjaan tersebut. Ketiga, kemandirian dimaksudkan sebagai suatu

pandangan bahwa seorang yang profesional harus mampu membuat

keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien dan mereka

yang bukan anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap

sebagai hambatan kemandirian secara profesional. Keempat, keyakinan

terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang

menilai apakah suatu pekerjaan yang dilakukan profesional atau tidak adalah

rekan sesama profesi, bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi

dalam bidang ilmu dan pekerjaan tersebut. Kelima, hubungan dengan sesama

profesi adalah dengan menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk di

dalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama

dalam melaksanakan pekerjaan.

4. Etika Auditor

Page 48: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam

penerapannya akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban

untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi

dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri

dimana akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi komponen dan untuk

menjagaintegritas dan obyektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005).

Payamta (2002) menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika”

IFAC, maka syarat-syarat etika suaru organisasi aakuntan sebaliknya

didasarkan prinsip-prinsip dasar yang mengatur tindakan/perilaku seorang

akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah (1)

integritas, (2) obyektifitas, (3) independen, (4) kepercayaan, (5) standar-

standar teknis, (6) kemampuan profesional, dan (7) perilaku etika.

Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik

sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik

untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang

dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan

sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan,

hendaknya para akuntan publik memiliki pengetahuan audit yang memadai

serta dilengkapi dengan pemahaman mengenai kode etik profesi.

Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan

berperilaku terhadap sesamanya (Kell et al., 2002) dalam Alim, dkk (2007).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) etika berarti nilai mengenai

benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Maryani dan

Page 49: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Ludigdo (2001) dalam Alim, dkk (2007) mendefinisikan etika sebagai

seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur manusia, baik

yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh

sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi. Penelitian

yang dilakukan Maryani dan Ludigno (2001) dalam Herawaty dan Susanto

(2008) bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap

mempengaruhi sikap dan perilaku etis akuntan serta faktor yang dianggap

paling domonan pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku tidak etis akuntan.

Hasil yang diperoleh dari kuesioner tertutup menunjukkan bahwa terdaat

sepuluh faktor yang dianggap oleh sebagian besar akuntan mempengaruhi

sikap dan perilaku mereka. Sepuluh faktor tersebut adalah religiusitas,

pendidikan, organisasional, emotional quotient, lingkungan keluarga,

pengalaman hidup, imbalan yang diterima, hukum, dan posisi atau

kedudukan.

5. Kualitas Audit

De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003:25) mendefinisikan

kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor

akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem

akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji

tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara

tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor.

Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan

Page 50: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar

pengambilan keputusan.

Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya

harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002:47) dalam

Elfarina (2007) ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu :

1. Tanggung jawab profesi.

Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional

dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik.

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan

menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

3. Integritas.

Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan

intregitas setinggi mungkin.

4. Objektivitas.

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati,

kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk

mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional.

Page 51: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

6. Kerahasiaan.

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau

mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.

7. Perilaku Profesional.

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi

yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar

teknis dan standar profesional yang relevan.

B. Penelitian Sebelumnya

No. Penelitian Judul Variabel Method Penemuan

1 Ubaidillah dan Agung Arafah

Faktor – faktor yang mempengaruhi independensi dalam melakukan pemeriksaan pada kantor akuntan publik di Palembang

1. Variabel Bebas - lamanya

penugasan auditor dalam melakukan pemeriksaan (audit)

- Audit Fee - Keahlian Auditor - Hubungan

keluarga dan pribadi auditor dan penerimaan barang / jasa dari klien

- Obyek Penelitian : penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja di KAP yang berlokasi di Palembang

- Periode Penelitian : tidak disebutkan dalam penelitian ini

- Populasi Penelitian : 5 KAP yang berlokasi dipalembang.

- Metode : Analisis Regresi Sederhana Dan Analisis Regresi Berganda.

Faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap independensi adalah penerimaan barang atau jasa dari klien, faktor yang tidak berpengaruh atas independensi pada KAP adalah audit fee, lamanya penugasan audit, audit fee, keahlian auditor, hubungan keluarga dan pribadi auditor dan penerimaan barang / jasa dari klien secara bersama – sama berpengaruh atau mempengaruhi independensi pada

Page 52: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

KAP Palembang.

2 Arleen Herawaty dan yulius Kurnia Susanto

Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik Dalam Mendeteksi kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan tingkat Materialitas

1. Variabel Bebas - Profesionalisme - Pengetahuan

akuntan public dalam mendeteksi kekeliruan

- Etika Profesi 2. Variabel Tak Bebas -Pertimbangan

tingkat materialitas

- Obyek Penelitian : Kantor akuntan publik(KAP) yang terdaftar pada ddirektori Institut akuntan Publik Indonesia 2008 di wilayah Jakarta dengan akuntan public yang bekerja di KAP dijadikan sebagai responden

- Periode Penelitian : Thn 2008

- Populasi Penelitian : Kantor

Akuntan Publik - Metode : Regresi

Berganda

Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

3 Ni Putu Eka Desyanti dan Ni Made Dwi Rattnadi

Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan pengalaman Kerja Pengawas intern Terhadap efektivitas penerapan Struktur pengendalian intern pada bank perkreditan rakyat di kabupaten bandung.

1. Variabel Bebas - Independensi - Keahlian

Profesional - Pengalaman

kerja - Pengawas intern

2. Variabel Tak

Bebas - Stuktur

Pengendalian Intern

- Obyek Penelitian : Bank perkreditan rakyat di kabupaten bandung

- Periode Penelitian : Thn 2006

- Populasi Penelitian : bank Perkreditan rakyat

- Metode :Regresi Berganda

independensi, keahlian professional, dan pengalaman kerja pengawas intern, baik secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap efektivitas penerapan atruktur pengendalian intern pada bank perkreditan rakyat di kabupaten Bandung

4 M. Nizarul Alim dan Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti

Pengaruh Kopetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai

1. Variabel Bebas - Kompetensi - Independensi - Etika auditor

2. Variabel Tak Bebas - Kualitas audit

- Obyek Penelitian : Di KAP Jawa Timur

- Periode Penelitian : Thn 2006

- Populasi Penelitian : 5 KAP Jawa Timur

- Metode Regresi

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. penelitian ini juga

Page 53: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

variabel moderasi

berganda

menemukan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

5 Yulius jogi christiawan

Kompetensi dan independensi akuntan publik : Refleksi hasil penelitian Empiris

1. Variabel bebas - kompetensi - Independensi 2. Variabel Tak bebas - kualitas audit

- Obyek Penelitian : Akuntan Publik - Periode penelitian : Thn 2000- 2002 - Populasi Penelitian : Akuntan publik

Bahwa penggunaan banyaknya tahun pengalaman untuk akuntan pemeriksa sebagai satu-satunya ukuran keahlian adalah kurang tepat dan untuk melihat pengaruh pengalaman dan pelatihan terhadap struktur pengetahuan auditor tentang kekeliruan.

6 Susiana dan Arleen Herawaty

Analisis pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan

1. Variabel bebas - Independensi - Mekanisme

Corporate Governance

- Kualitas audit 2. Variabel tak bebas - Laporan

keuangan

- Objek penelitian : Di KAP

- Periode Penelitian : Thn 2000-2003

- populasi Penelitian : 5 KAP

- Analis regresi berganda

independensi yang diukur dengan fee

audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan, independensi yang diukur dengan fee

audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan, mekanisme corporate

governance yang diukur dengan keberadaan komite audit dalam perusahaan, keberadaan komisaris independen dalam perusahaan, persentase saham yang dimiliki oleh institusi, serta persentase saham

Page 54: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

yang dimiliki oleh manajemen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan, mekanisme corporate

governance yang diukur dengan keberadaan komite audit dalam perusahaan, keberadaan komisaris independen dalam perusahaan, persentase saham yang dimiliki oleh institusi, serta persentase saham yang dimiliki oleh manajemen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan, dan kualitas audit yang diukur dengan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tujuan penelitian diatas mengenai Pengaruh Kompetensi,

Independensi, dan Keahlian Profesional Terhadap Kualitas audit dengan Etika

Auditor Sebagai Variabel Moderasi, maka dibuat kerangka pemikiran penelitian

sebagai berikut :

Page 55: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Gambar 1.1 Struktural Hubungan variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan suatu

hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam menguji suatu penelitian,

yaitu:

H1: terdapat pengaruh signifikan dari variabel kompetensi, independensi, keahlian profesional, dan etika auditor terhadap kualitas audit.

H2: terdapat pengaruh signifikan dari variabel kompetensi terhadap kualitas audit.

H3: terdapat pengaruh signifikan dari variabel independensi terhadap kualitas audit.

H4: terdapat pengaruh signifikan dari variabel keahlian profesional terhadap kualitas audit.

H3: terdapat pengaruh signifikan dari interaksi variabel kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit.

H5: terdapat pengaruh signifikan dari interaksi variabel independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit.

H7: terdapat pengaruh signifikan dari interaksi variabel keahlian profesional dan etika auditor terhadap kualitas audit.

Page 56: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Pablik (KAP) yang terdaftar

pada Direktori Institusi Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2008 di Wilayah

Jakarta. Jenis penelitian ini menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh

antara Kompetensi, Independensi dan Keahlian Profesional terhadap Kualitas

Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi pada Kantor Akuntan

Pablik (KAP) di Wilayah Jakarta Selatan.

G. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah Auditor Eksternal pada Kantor

Akuntan Pablik (KAP) di Wilayah Jakarta Selatan.

2. Teknik Sampling

Penelitian ini dibatasi pada populasi Auditor pada Kantor Akuntan

Publik (KAP) di Wilayah Jakarta Selatan. Sedangkan jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 70 responden. Metode pengambilan

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non random sampling,

artinya peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota

populasi untuk dijadikan anggota sampel. Teknik yang digunakan dalam

penentuan sampel adalah Purposive Sampling atau Judgment Sampling,

yakni teknik yang dilakukan berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan

Page 57: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

tujuan penelitian atau pertimbangan dari peneliti. Dengan kata lain, asal saja

calon responden tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang

diinginkan, siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja

ditemui dijadikan sebagai elemen-elemen sampel penelitian (Hamid, 2005).

H. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer (Primery Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi

(opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok, hasil observasi

suatu kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang

penulis gunakan yaitu :

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar

pertanyaan langsung kepada responden, yaitu Auditor yang bekerja pada

Kantor Akuntan Pablik (KAP). Skala yang digunakan adalah skala likert

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang kejadian

atau gejala sosial. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A yang

berisi pernyataan data dan keterangan pribadi responden, bagian B berisi

pernyataan yang merupakan penjabaran dari operasional variabel

Kompetensi, Independensi, Keahlian Profesional, Etika Auditor, dan

Kualitas Audit.

Kategori dari penilaian skala likert ;

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

Page 58: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

S = Setuju diberi skor 4

R = Ragu – Ragu diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Manfaat penggunaan skala Likert yaitu keragaman skor (variability of

score) dengan menggunakan skala tingkat 1 – 5.

b. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada Kantor Akuntan Pablik

(KAP) berupa pengamatan langsung dan pengambilan data objek

penelitian.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data

sekunder yang penulis pakai yaitu:

a. Riset kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca

buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet.

b. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait,

yang berhubungan dengan penelitian.

Page 59: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan secara umum adalah metode kuantitatif.

Analisa kuantitatif adalah analisis yang mengguanakan alat analisis yang bersifat

kuantitatif atau menggunakan model – model seperti matematika.

Untuk menjaga validitas dan reabilitas butir – butir pertanyaan yang ada

pada kuisioner dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap Kualitas Audit.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2005:45).

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah

tiap butir dalam telah ditunjukkan skor totalnya yang merupakan skor tiap

butir. Dengan nilai 0.01 jika kurang dari 0.01 maka pertanyaan dinyatakan

tidak valid.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel

tertentu. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil SPSS pada

table dengan judul Item – Total Statistic. Menilai kevalidan masing-masing

butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-total correlation

masing-masing butir pertanyaan.

Page 60: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Uji reliabilitas (Keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-

konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun

dalam bentuk kuisioner. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila

terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Reabilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala

pengukuran) reabilitas berbeda dengan validitas, karena yang pertama

memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang kedua lebih

memperhatikan masalah ketepatan (Sekaran, 2000 : 205).

2. Analisa Koefisien Korelasi

Analisa statistik ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya

hubungan antara 3 ( tiga ) varibel, yaitu variabel bebas, variabel moderasi dan

variabel terikat.

Dalam hal ini yang akan dicari adalah hubungan antara Kompetensi,

Independensi, dan Keahlian Profesional sebagai variabel bebas, Etika Auditor

sebagai variabel moderasi dan Kualitas Audit sebagai variabel terikat.

Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan

antara ketiga variabel (independent, moderasi dan dependent). Dengan

demikian dapat dicari nilai koefisien korelasi dengan rumus:

))()(()(

)()(

2222∑∑∑

∑ ∑ ∑−−

=

yynxxn

yxxynr

Keterangan : n = Jumlah responden

Page 61: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

x = Kompetensi, independensi, keahlian professional, dan

etika auditor

y = kualitas audit

r = Koefisien korelasi

Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara ketiga variabel sangat

lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.

Bila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan positif dan

hubungannya sangat kuat.

Bila r = -1, atau mendekati -1, maka korelasinya dikatakan negatif dan

hubungannya sangat kuat.

Tanda plus (+) dan (-) pada koefisien korelasi memiliki arti yang khas.

Bila r = posistif, maka korelasi antara ke 3 variabel bersifat searah,

dengan kata lain kenaikan atau penurunan nilai-nilai (x) terjadi bersama-sama

dengan kenaikan atau penurunan nilai (y).

Bila r = negatif, maka kenaikan nilai-nilai (x) terjadi bersama-sama

dengan penurunan nilai-nilai (y) atau sebaliknya. (Dajan, 1996).

Tabel 4.1

Pedoman Untuk Memberikan Koefisien Korelasi

Internal Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat kuat

Sumber : Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis, 2003:183

Page 62: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Dalam mempermudah melihat tanggapan konsumen maka besarnya

frekuensi tanggapan pelanggan untuk tiap alternative tanggapan dapat

disajikan kedalam bentuk persentase dengan rumus koefisien penentu:

Kp = r2 x 100%

Dalam menguji signifikasi hubungan yang ditemukan itu berlaku

untuk semua responden maka perlu di uji dengan tingkat signifikansi sebesar

5 % dengan rumus uji signifikasi product moment. (Sugiono, 2003:184).

Rumus : r √ n - 2 t = ———— √ 1 – r2

Dimana dengan ketentuan :

bila t hitung lebih kecil dari t table (t hitung < t table), maka Ho ditolak.

bila t hitung lebih besar dari t table (t hitung > t table), maka Ho diterima.

3. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolineritas

Uji multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Jika variabel independen berkorelasi maka variabel-variabel

ini tidak ortogonal (Ghozali,2005). Nilai cutoff yang umum dipakai

untuk menunjukan adanya multikoloniaritas adalah nilai Tolerance <

0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

Page 63: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokodastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskesdasitas atau tidak terjadi heterokesdasitas (ghazali,2005).

Dalam analisis memiliki dasar yaitu :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu

teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah

terjadi heteroskedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas ada beberapa cara

yaitu:

1) Melihat grafik plot antara nilai predeksi variabel terikat (ZPRED)

dengan residualnya (SPRESID). Deteksi ada tidaknya

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu, pada grafik scatterplot antara SPRESID dan ZPRED dimana

sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual

(Y predeksi – Y sesungguhnya) (Ghozali, 2001:69).

Page 64: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

2) Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang

membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit) maka, mengidikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas secara titik-ttik menyebar diatas dan

dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas (Ghozali, 2005).

3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk medeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan

uji statistik (Ghozali,2005).

1) Analisa Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat histogram yang membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

2) Uji Statistik

Selain dengan analisis grafik maka perlu dianjurkan dengan uji

statistik, agar mencapai keakuratan yang lebih baik lagi. Uji statistik

sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan

skewness dari residual.

Page 65: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui

keeratan hubungan yang ada diantara kedua variabel. metode regresi linear

ini juga dapat digunakan untuk peramalan dengan menggunakan data berkala

(time series).

Berdasarkan hubungan antara variabel kompetensi (X1), independensi

(X2), keahlian profesional (X3), etika auditor (X4), dan kualitas audit (Y),

maka akan digunakan model analisa regresi linear sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X1X4 + b6 X2X4+ b7 X3X4 + ε

keterangan :

a = Konstanta b = Koefisien regresi Y = kualitas audit X1 = kompetensi X2 = independensi X3 = keahlian profesional X4 = etika auditor ε = standar error

Page 66: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Dari perhitungan dengan SPSS 16.0 akan diperoleh keterangan atau

hasil tentang koefisien determinasi, Uji F, Uji t untuk menjawab perumusan

masalah penelitian. berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal

tersebut diatas, yakni :

1) Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel X1, X2, X3, dan

variabel X4 secara keseluruhan terhadap variabel Y. untuk menguji

hipotesa : Ho : b = 0, maka langkah – langkah yang akan digunakan

untuk menguji hipotesa tersebut dengan uji F adalah sebagai berikut :

(a) Menentukan Ho dan Ha

Ho : β1 = β2 = β3 =0 ( tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel independen, variabel moderasi dan variabel

dependen)

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠0 ( terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen, variabel moderasi dan variabel

dependen )

(b) Menentukan Level of Significance

Level of Significance yang digunakan sebesar 5% atau (α ) = 0,05

(c) Menentukan nilai F ( Fhitung )

menentukan Fhitung perumusannya sebagai berikut:

Page 67: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

R2 / 2 F = ———————— (1 – R2) / (n – k 1)

Keterangan :

R2 = Koefesien determinasi

n = Jumlah sampel

k-1 = Jumlah variabel independent

(d) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho, dengan melihat

tingkat probabilitasnya, yaitu :

Jika probabilitas < 0,05 tolak Ho

Jika probabilitas > 0,05 diterima Ho

Atau dengan melihat daerah kritis atau daerah penolakan yaitu,

apabila t hitung > t tabel atau t hitung < - (t tabel)

Jika F hitung > F tabel tolak Ho

Jika F hitung < F tabel diterima Ho

2) Uji t (Uji Parsial)

Uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat

signifikan koefisien regresi. jika suatu koefesien regresi signifikan

menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

(explanatory) secara individual dalam menerangkan variabel dependen

Untuk menguji koefisien hipotesa : Ho = 0. untuk itu langkah

yang digunakan untuk menguji hipotesa tersebut dengan uji t adalah

sebagai berikut :

Page 68: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

(a) Menentukan Ho dan Ha

Ho : β1 = β2 = β3 =0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen, variabel moderasi dan variabel

dependen)

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen, variabel moderasi dan variabel

dependen)

(b) Menentukan Level of Significance

Level of Significance yang digunakan sebesar 5% atau (α ) = 0,05

(c) Menentukan nilai t ( thitung )

Menentukan Fhitung perumusannya sebagai berikut :

bi – (βi) bi thitung = ———— βi = 0 dengan rumus thitung = ———

Sb Sb

Dimana :

bi = Koefisien Variabel ke-i

βi = Parameter ke-1 yang dihipotesiskan

Sb = Kasalahan standar

Sb adalah standar error dari koefisien regresi dengan rumus

matematis, adalah sebagai berikut :

se Sb = ——————— ( ∑ e2 )2 ∑X2 - ———– √ n

Page 69: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

se adalah standart error sampel yang dirumuskan sebagai

berikut :

∑ e2 se = ———— √ n – 2

Dimana ∑ e2 akan dirumuskan sebagai berikut:

∑ e2 = ∑ Y2 - a ∑Y – b ∑Y

(d) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho

Jika probabilitas < 0,05 tolak Ho

Jika probabilitas > 0,05 diterima Ho

D. Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (1993:31), variabel penelitian adalah suatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi. Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang

mempunyai penjabaran dari variabel yang ditetapkan dalam suatu penelitian dan

dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang diteliti secara jelas dapat

ditetapkan indikatornya.

1. Variabel Dependen

Variabel Y ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya

variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen

yaitu Kualitas Audit.

Page 70: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

2. Variabel Moderasi

Etika Auditor adalah etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau

pedoman yang mengatur manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang

harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia

atau masyarakat atau profesi.

3. Variabel Independen

a. Kompetensi

Kompetensi adalah sebagai aspek – aspek pribadi dari seorang

pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek

–aspek pribadi ini mencakup sifat, motif – motif, sistem nilai, sikap,

pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan

tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja.

b. Independensi

Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang auditor

untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan

tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Setiap akuntan harus memelihara integritas dan objektivitas dalam tugas

profesionalnya dan setiap auditor harus independen dari semua

kepentingan yang bertentangan atau pengaruh yang tidak layak.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa independensi

merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak memihak, dan

melaporkan temuan-temuan hanya berdasarkan bukti yang ada.

Page 71: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

c. Keahlian Profesional

Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika

memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan

tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi

dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan

dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang

telah ditetapkan.

Tabel 4.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel

Demensi

Indikator Skala

Pengukuran

Kompetensi (X1)

Murtanto (1998)

dalam Elfarina

(2007)

1. Pengetahuan

2. Psikologi

1. Pengetahuan tentang fakta – fakta

2. Pengetahuan tentang prosedur – prosedur audit

3. Pengetahuan dari pendidikan strata

4. Pengetahuan dari pelatihan dan kursus

5. Pengalaman dari jumlah klien yang diaudit

6. Pengalaman lamanya menjadi auditor

7. Pengalaman dalam menganalisis suatu kasus

8. Pengalaman Level / Jabatan dalam KAP

1. Kemampuan berkomunikasi 2. Kreativitas 3. Kemampuan Beradaptasi

dengan perubahan 4. Kemampuan belajar terus

menerus

Skala Likert

(Ordinal)

Independensi (X2)

Elfarina (2007)

1. Lama hubungan

dengan klien

2.Tekanan dari

klien

1. lama mengaudit klien

1.pemberian sanksi dan ancaman

pergantian auditor dari klien

Skala Likert

(Ordinal)

Page 72: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

3.Telaah dari rekan

auditor

4. Jasa non audit

2.besar fee audit yang diberikan klien

3. fasilitas dari klien

1. manfaat telaah dari rekan auditor

2.konsekuensi terhadap audit yang

Buruk

1.pemberian jasa audit dan non audit

pada klien yang sama

2 pemberian jasa non audit dapat

meningkatkan informasi pada

laporan keuangan.

Keahlian

Profesional (X3)

Lekatompessy

(2003) dalam

Herawati, dan

Susanto (2008)

1.Aspek Struktural

2. Aspek Sikap

1. Keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya

2. Profesi atau tugas dengan menetapkan standar baku di bidang profesinya.

3. Mematuhi etika yang telah ditetapkan .

4. Pembentukan tempat pelatihan 5. Pembentukan asosiasi

profesional 6. Pembentukan kode etik

1. Profesi dicerminkan dari

dedikasi dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan.

2. Mempunyai pandangan tentang pentingnya kewajiban sosial.

3. Profesional mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain.

4. Seorang profesional harus yakin terhadap profesi yang dijalankan.

5. Memiliki hubungan sesama profesi dengan menggunakan ikatan profesi sebagai acuan

Skala Likert

(Ordinal)

Etika Auditor (X4)

Maryani dan

ludigno (2001)

dalam Alim, dkk

1. Aturan atau

norma atau

pedoman

prilaku

1. Imbalan yang diterima auditor 2. Organisasional auditor 3. Lingkungan keluarga auditor 4. Emotional quotient seorang

auditor

Skala Likert

(Ordinal)

Page 73: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

(2007)

Kualitas Audit (Y)

Simamora (2002)

dalam elfarina

(2007)

1. Tanggung

jawab profesi

2.Kepentingan

Publik

3. Integritas

4. Objektivitas

5. Kehati – katian

profesional

6. Kerahasiaan

7. Perilaku

Profesional

8. Standar Teknis

1. Melaporkan semua kesalahan

klien

1. Pemahaman terhadap sistem

informasi akuntansi klien

1. Komitmen yang kuat dalam

menyelesaikan audit

1. Berpedoman pada prinsip

auditing dan prinsip akuntansi

dalam melakukan pekerjaan

lapangan

1. Tidak percaya begitu saja pada

pernyataan klien

1. Sikap hati – hati dalam

pengambilan keputusan

1. Berperilaku yang konsisten

2. Menjauhi tindakan yang dapat

mendiskreditkan profesi

1. Kesesuaian dengan SPAP

2. Kepatuhan terhadap SOP

Skala Likert

(Ordinal)

Page 74: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan

Publik yang berwilayah di Jakarta Selatan dengan kriteria yang mempunyai

jabatan dari junior auditor sampai manajer. Pada dasarnya peneliti melakukan

pemilihan beberapa Kantor Akuntan Publik untuk menjadi sasaran

penyebaran kuesioner. Dalam hal ini peneliti mendatangi langsung Kantor

Akuntan Publik yang terdapat di Wilayah Jakarta Selatan.

Daftar nama KAP dan Alamat penyebaran kuesioner dapat ditunjukkan

dalam tabel berikut:

Page 75: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel.4.3 Alamat dan Nama KAP

No. Nama Kantor Akuntan Publik Alamat

1 Junaedi, Chairul, Labib,

Subyakto dan Rekan

Jl. Raya Kebayoran Lama No.194

Blok B-3 Jakarta Selatan

2 Noor Salim, Nurselan dan

Sinarahardja

Jl. Anggrek III No.28 Larangan

Indah Kebayoran Lama-Jakarta

Selatan

3 Usman dan Rekan Jl. Cipulir V No.5 Kebayoran

Lama-Jakarta Selatan

4 Nugroho dan Rekan Jl. RS. Fatmawati Raya No.43 B

Cilandak Barat, Cilandak-Jakarta

Selatan

5 Gatot Permadi Joewono Kebayoran Plaza Blok B-2 Jl.

Kebayoran Lama No.194A

Jakarta Selatan

6 Heliantono dan Rekan Aminta Plaza 7th Floor Svlite

No.704 Jl. TB.Simatupang

Kav.10 Jakarta Selatan

7 DRA.E.M.Widianingsih Jl. Tulodong Bawah X No.45

Kebayoran Baru-Jakarta Selatan

8 DRS.Hananta Budianto dan

Rekan

Jl. Wijaya II No.79 Kebayoran

Baru-Jakarta Selatan

9 DRS.Thomas, Lesmana, Henky

dan Rekan

Jl. Sisingamangaraja No.65

Kebayoran Baru-Jakarta Selatan

10 Heryanto, Sidik dan Rekan Darmangwasa Square Jl.

Darmawangsa VI No.23 Jakarta

Selatan

Sumber: hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 76: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Penyebaran sebanyak 85 kuesioner dilakukan mulai tanggal 01

Februari 2010 dan pengumpulan sampai tanggal 19 Februari 2010 sebanyak

70 buah kuesioner yang kembali dan dapat diolah seluruhnya. Hal ini dapat

ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel. 4.4

Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah

Penyebaran Kuesioner 85

Kuesioner yang terkumpul 70

Kuesioner yang bisa diolah 70

Tingkat pengembalian (Response rate) 80%

Sumber: hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari 85 kuesioner yang disebarkan

yang dapat terkumpul sebanyak 70 buah kuesioner dan semuanya dapat

diolah sebagai data penelitian. Tingkat pengembalian yang diperoleh adalah

sebesar 80% dari total kuesioner. Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian

kuesioner yang cukup tinggi karena peneliti mendatangi langsung Kantor

Akuntan Publik dalam melakukan penyebaran kuesioner.

2. Analisis Deskriptif Responden

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk

mendapatkan data primer sebagai sumber penelitian. Pada kuesioner tersebut

terdapat pernyataan tentang karakteristik responden dengan delapan butir

pernyataan yang terdiri dari usia/umur, jenis kelamin, jabatan dalam KAP,

pendidikan terakhir, lama bekerja sebagai auditor, jumlah pelatihan yang telah

diikuti, dan jumlah penugasan atau klien yang diaudit.

Page 77: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berikut ini adalah karakteristik dari responden yang disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.5

Deskripsi Responden berdasarkan Usia

Frequency

Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18-22 tahun 22-25 tahun 25-35 tahun Total

40 21 9 70

40.0 21.0 9.0 70.0

40.0 21.0 9.0 70.0

40.0 61.0 70.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari tabel diatas diketahui bahwa responden di lingkungan KAP yang

berusia 18-22 tahun ada sebanyak 40 responden, 21 responden berusia 22-25

tahun, sedangkan sisanya sebanyak 9 responden berusia 25-35 tahun.

Tabel 4.6

Deskripsi Responden berdasarkan Jenis kelamin

Frequency

Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki Perempuan Total

42 28 70

42.0 28.0 70.0

42.0 28.0 70.0

42.0 70.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari tabel diatas diketahui bahwa 42 responden adalah berjenis kelamin

laki-laki, sedangkan 28 responden lainnya berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.7

Deskripsi Responden berdasarkan Jabatan dalam KAP

Frequency

Percent Valid Percen

t

Cumulative

Percent

Valid Manager Supervisor/Senior Auditor Junior Auditor Total

9 21 40 70

9.0 21.0 40.0 70.0

9.0 21.0 40.0 70.0

9.0 30.0 70.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 78: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Dari tabel diatas diketahui bahwa 9 responden menjabat sebagai

manager, sebanyak 21 responden menjabat sebagai supervisor/senior auditor,

sedangkan sebanyak 40 responden menjabat sebagai junior auditor.

Tabel 4.8

Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency

Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid D3 S1 S2 Total

10 57 3 70

10.0 57.0 3.0 70.0

10.0 57.0 3.0 70.0

10.0 67.0 70.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari tabel diatas diketahui bahwa 10 responden memiliki pendidikan

terakhir yaitu D3, 57 responden memiliki pendidikan terakhir yaitu S1,

sedangkan 3 responden memiliki pendidikan terakhir yaitu S2.

Tabel 4.9

Deskripsi Responden berdasarkan Lama Bekerja sebagai Auditor

Frequency

Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 4 tahun > 4 tahun Total

57 13 70

57.0 13.0 70.0

57.0 13.0 70.0

57.0 70.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari tabel diatas diketahui bahwa 57 responden memiliki lama bekerja

sebagai auditor, sedangkan 13 responden memiliki lama bekerja sebagai

auditor.

Page 79: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.10

Deskripsi Responden berdasarkan Jumlah Pelatihan yang Telah Diikuti

Frequency

Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-5 kali > 5 kali Total

61 9 70

61.0 9.0 70.0

61.0 9.0 70.0

61.0 70.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari tabel diatas diketahui bahwa 61 responden telah mengikuti

pelatihan, sedangkan 9 responden juga telah mengikuti pelatihan.

Tabel 4.11

Deskripsi Responden berdasarkan Jumlah Penugasan

Frequency

Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-10 klien > 10 klien Total

61 9 70

61.0 9.0 70.0

61.0 9.0 70.0

61.0 70.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari klien yang diaudit atau jumlah penugasan adalah sebanyak 61

responden telah mengaudit 1-10 klien, sedangkan sebanyak 9 responden telah

mengaudit > 10 klien.

B. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan menginterprestasikan

hasil uji validitas dan reliabilitas serta distribusi frekuensi pernyataan kuesioner

dan juga analisis deskriptif. Dengan cara data skor pernyataan untuk setiap

variabel sehingga menghasilkan Correlation Matrix dan Reliability Coefficients.

Page 80: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r

tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah sampel.

Pada penelitian ini jumlah sampel (n) = 70 dan besarnya df dapat dihitung

70-2 dengan df = 68 dan alpha = 0.05 didapat r tabel = 0.198. hasil pengujian

validitas ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Kompetensi

Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 0.693 0.198 Valid

Butir 2 0.691 0.198 Valid

Butir 3 0.642 0.198 Valid

Butir 4 0.621 0.198 Valid

Butir 5 0.698 0.198 Valid

Butir 6 0.669 0.198 Valid

Butir 7 0.673 0.198 Valid

Butir 8 0.691 0.198 Valid

Butir 9 0.642 0.198 Valid

Butir 10 0.621 0.198 Valid

Butir 11 0.696 0.198 Valid

Page 81: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Butir 12 0.706 0.198 Valid

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Independensi

Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 0.783 0.198 Valid

Butir 2 0.810 0.198 Valid

Butir 3 0.798 0.198 Valid

Butir 4 0.817 0.198 Valid

Butir 5 0.779 0.198 Valid

Butir 6 0.793 0.198 Valid

Butir 7 0.791 0.198 Valid

Butir 8 0.781 0.198 Valid

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Keahlian Profesional

Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 0.717 0.198 Valid

Butir 2 0.713 0.198 Valid

Butir 3 0.685 0.198 Valid

Butir 4 0.680 0.198 Valid

Butir 5 0.711 0.198 Valid

Butir 6 0.705 0.198 Valid

Page 82: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Butir 7 0.706 0.198 Valid

Butir 8 0.713 0.198 Valid

Butir 9 0.685 0.198 Valid

Butir 10 0.680 0.198 Valid

Butir 11 0.722 0.198 Valid

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Tabel 4.15

Hasil Uji Validitas Etika Auditor

Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 0.336 0.198 Valid

Butir 2 0.488 0.198 Valid

Butir 3 0.625 0.198 Valid

Butir 4 0.277 0.198 Valid

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Tabel 4.16

Hasil Uji Validitas Kualitas Audit

Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 0.725 0.198 Valid

Butir 2 0.724 0.198 Valid

Butir 3 0.695 0.198 Valid

Butir 4 0.688 0.198 Valid

Butir 5 0.721 0.198 Valid

Butir 6 0.712 0.198 Valid

Page 83: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Butir 7 0.713 0.198 Valid

Butir 8 0.724 0.198 Valid

Butir 9 0.695 0.198 Valid

Butir 10 0.688 0.198 Valid

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari hasil tabel-tabel diatas diketahui bahwa semua variabel tersebut

dinyatakan valid, karena mempunyai nilai r hitung lebih besar dari r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk, suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu kontruk atas variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0.60

(Nunally,1967) dalam Ghozali (2005). Hasil pengujian reliabilitas

ditampilkan dalam tabel berikut ini

Tabel 4.17

Hasil Uji Reliabilitas

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan intrumen untuk setiap variabel

penelitian adalah reliabel, karena α hitung > 0.60. Pada variabel Kompetensi

Variabel Jumlah butir pernyataan

Cronbach alpha

Kompetensi 12 butir 0.691

Independensi 8 butir 0.816

Keahlian Profesional 11 butir 0.720

Etika Auditor 4 butir 0.658

Kualitas Audit 10 butir 0.728

Page 84: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

memiliki α hitung 0.691 > 0.60. Variabel Independensi memiliki α hitung

0.816 > 0.60. Variabel Keahlian Profesional memiliki α hitung 0.720 > 0.60.

Variabel Etika Auditor memiliki α hitung 0.658 > 0.60. Dan variabel

Kualitas Audit memiliki α hitung 0.728 > 0.60.

3. Distribusi Frekuensi pernyataan kuesioner

Selain uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner. Penelitian ini juga

terdapat pernyataan tentang empat variabel dalam penelitian ini yang terdiri

dari Kompetensi (X1), Independensi (X2), Keahlian Profesional (X3), Etika

Auditor (X4), dan Kualitas Audit (Y). berikut ini adalah jumlah hasil dari

distribusi frekuensi dari pernyataan pada kuesioner ini.

a. Kompetensi (X1)

Tabel 4.18

Auditor harus mengetahui tentang fakta-fakta apa saja yang akan di audit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 5 7.1 7.1 7.1

ragu-ragu 19 27.1 27.1 34.3

setuju 43 61.4 61.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak empat

puluh tiga responden menjawab setuju untuk pernyataan auditor harus

mengetahui tentang fakta-fakta apa saja yang akan di audit. Sembilan

belas responden menyatakan ragu-ragu, lima responden menyatakan tidak

setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden menyatakan sangat

Page 85: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

setuju untuk pernyataan auditor harus mengetahui tentang fakta-fakta apa

saja yang akan di audit.

Tabel 4.19

Seorang auditor wajib mengetahui prosedur-prosedur standar yang akan di audit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak tiga puluh

satu responden menjawab setuju untuk pernyataan seorang auditor wajib

mengetahui prosedur-prosedur standar yang akan di audit. Dua puluh

Sembilan responden menyatakan ragu-ragu, tujuh responden menyatakan

tidak setuju, sedangkan sisanya menyatakan sangat setuju untuk

pernyataan seorang auditor wajib mengetahui prosedur-prosedur standar

yang akan di audit.

Tabel 4.20

Untuk melakukan audit yang baik, auditor membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat pendidikan formal

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 86: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak lima

puluh delapan responden menjawab setuju dan ragu-ragu pada pernyataan

untuk melakukan audit yang baik, auditor membutuhkan pengetahuan

yang diperoleh dari tingkat pendidikan formal. Tujuh responden

menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak lima responden

menyatakan sangat setuju pada pernyataan untuk melakukan audit yang

baik, auditor membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat

pendidikan formal.

Tabel 4.21

Selain pendidikan formal, untuk melakukan audit yang baik, auditor juga membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari kursus dan pelatihan

khususnya di bidang audit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak dua puluh

sembilan responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan Selain

pendidikan formal, untuk melakukan audit yang baik, auditor juga

membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari kursus dan pelatihan

khususnya di bidang audit. Dua puluh enam responden menyatakan setuju,

Sembilan responden menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya

sebanyak enam responden menyatakan tidak setuju untuk pernyataan

Selain pendidikan formal, untuk melakukan audit yang baik, auditor juga

Page 87: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari kursus dan pelatihan

khususnya di bidang audit.

Tabel 4.22

Semakin banyak jumlah klien yang auditor audit menjadikan audit yang auditor lakukan semakin lebih baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 23 32.9 32.9 34.3

ragu-ragu 28 40.0 40.0 74.3

setuju 15 21.4 21.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak dua puluh

delapan responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan semakin banyak

jumlah klien yang auditor audit menjadikan audit yang auditor lakukan

semakin lebih baik. Dua puluh tiga responden menyatakan tidak setuju,

lima belas responden menyatakan setuju, tiga responden menyatakan

sangat setuju, sedangkan sisanya sebanyak satu responden menyatakan

sangat tidak setuju untuk pernyataan semakin banyak jumlah klien yang

auditor audit menjadikan audit yang auditor lakukan semakin lebih baik.

Page 88: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.23

Seorang auditor disebut berpengalaman apabila memiliki masa kerja lebih dari 4 tahun

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 3 4.3 4.3 4.3

tidak setuju 19 27.1 27.1 31.4

ragu-ragu 36 51.4 51.4 82.9

setuju 12 17.1 17.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak tiga puluh enam

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan seorang auditor disebut

berpengalaman apabila memiliki masa kerja lebih dari 4 tahun. Sembilan

belas responden menyatakan tidak setuju, dua belas responden

menyatakan setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden

menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan Seorang auditor disebut

berpengalaman apabila memiliki masa kerja lebih dari 4 tahun.

Tabel 4.24

Pengalaman penugasan audit mempengaruhi ketepatan dalam menganalisis suatu kasus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 16 22.9 22.9 25.7

ragu-ragu 35 50.0 50.0 75.7

setuju 14 20.0 20.0 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh lima responden

menjawab ragu-ragu untuk pernyataan pengalaman penugasan audit

Page 89: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

mempengaruhi ketepatan dalam menganalisis suatu kasus. Enam belas

responden menyatakan tidak setuju, empat belas responden menyatakan

setuju, tiga responden menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya

sebanyak dua responden menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan

pengalaman penugasan audit mempengaruhi ketepatan dalam

menganalisis suatu kasus.

Tabel 4.25

Level jabatan dan tanggung jawab sangat mempengaruhi pengalaman auditor dalam mengaudit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh satu responden

menjawab setuju untuk pernyataan level jabatan dan tanggung jawab

sangat mempengaruhi pengalaman auditor dalam mengaudit. Dua

Sembilan responden menyatakan ragu-ragu, tujuh responden menyatakan

tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden menyatakan

sangat setuju untuk pernyataan level jabatan dan tanggung jawab sangat

mempengaruhi pengalaman auditor dalam mengaudit.

Page 90: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.26

Seorang auditor tidak harus dapat bekerja sama dalam sebuah tim

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh delapan

responden menjawab setuju dan ragu- ragu untuk pernyataan seorang

auditor tidak harus dapat bekerja sama dalam sebuah tim. Tujuh

responden menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak lima

responden menyatakan sangat setuju untuk pernyataan seorang auditor

tidak harus dapat bekerja sama dalam sebuah tim.

Tabel 4.27

Seorang auditor harus kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang Ada

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dua puluh sembilan

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan seorang auditor harus

kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Dua puluh enam

responden menyatakan setuju, sembilan responden menyatakan sangat

Page 91: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

setuju, sedangkan sisanya sebanyak enam responden menyatakan tidak

setuju untuk pernyataan seorang auditor harus kreatif dalam

menyelesaikan permasalahan yang ada.

Tabel 4.28

Auditor yang kompeten akan dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis kliennya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 20 28.6 28.6 30.0

setuju 30 42.9 42.9 72.9

sangat setuju 19 27.1 27.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh responden

menjawab setuju untuk pernyataan auditor yang kompeten akan dengan

mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis kliennya. Dua

puluh responden menyatakan ragu-ragu, Sembilan belas responden

menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya sebanyak satu responden

menyatakan tidak setuju untuk pernyataan auditor yang kompeten akan

dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis kliennya.

Page 92: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.29

Seorang auditor harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 14 20.0 20.0 21.4

setuju 34 48.6 48.6 70.0

sangat setuju 21 30.0 30.0 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh empat

responden menjawab setuju untuk pernyataan seorang auditor harus

mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kecurangan dalam laporan

keuangan. Dua puluh satu responden menyatakan sangat setuju, empat

belas responden menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya sebanyak satu

responden menyatakan tidak setuju untuk pernyataan seorang auditor

harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kecurangan dalam

laporan keuangan.

b. Independensi (X2)

Tabel 4.30

Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 1 1.4 1.4 2.9

ragu-ragu 10 14.3 14.3 17.1

setuju 51 72.9 72.9 90.0

sangat setuju 7 10.0 10.0 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 93: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh satu

responden menjawab setuju untuk pernyataan auditor sebaiknya memiliki

hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun. Sepuluh

responden menyatakan ragu-ragu, tujuh responden menyatakan sangat

setuju, sedangkan sisanya sebanyak dua responden menyatakan sangat

tidak setuju dan tidak setuju untuk pernyataan auditor sebaiknya memiliki

hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun.

Tabel 4.31

Jika audit yang auditor lakukan buruk, maka auditor dapat menerima sanksi dari klien

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 4 5.7 5.7 5.7

ragu-ragu 16 22.9 22.9 28.6

setuju 42 60.0 60.0 88.6

sangat setuju 8 11.4 11.4 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa empat puluh dua

responden menjawab setuju untuk pernyataan jika audit yang auditor

lakukan buruk, maka auditor dapat menerima sanksi dari klien. Enam

belas responden menyatakan ragu-ragu, delapan responden menyatakan

sangat setuju, sedangkan sisanya sebanyak empat responden menyatakan

tidak setuju untuk pernyataan jika audit yang auditor lakukan buruk, maka

auditor dapat menerima sanksi dari klien.

Page 94: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.32

Jika audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari total pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat merusak independensi

akuntan publik

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 2 2.9 2.9 4.3

ragu-ragu 11 15.7 15.7 20.0

setuju 50 71.4 71.4 91.4

sangat setuju 6 8.6 8.6 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh responden

menjawab setuju untuk pernyataan jika audit fee dari satu klien

merupakan sebagian besar dari total pendapatan suatu kantor akuntan

maka hal ini dapat merusak independensi akuntan publik. Sebelas

responden menyatakan ragu-ragu, enam responden menyatakan sangat

setuju, dua responden menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya

sebanyak satu responden menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan

jika audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari total

pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat merusak independensi

akuntan publik.

Page 95: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.33

Fasilitas yang auditor terima dari klien menjadikan auditor sngkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam melakukan audit

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 6 8.6 8.6 10.0

setuju 53 75.7 75.7 85.7

sangat setuju 10 14.3 14.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh tiga responden

menjawab setuju untuk pernyataan fasilitas yang auditor terima dari klien

menjadikan auditor sungkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam

melakukan audit. Sepuluh responden menyatakan sangat setuju, enam

responden menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya sebanyak satu

responden menyatakan tidak setuju untuk pernyataan fasilitas yang auditor

terima dari klien menjadikan auditor sungkan terhadap klien sehingga

kurang bebas dalam melakukan audit.

Tabel 4.34

Auditor tidak membutuhkan telaah dari rekan auditor lain untuk menilai prosedur auditnya karena kurnag dirasa manfaatnya

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 3 4.3 4.3 7.1

ragu-ragu 14 20.0 20.0 27.1

setuju 42 60.0 60.0 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 96: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa empat puluh dua

responden menjawab setuju untuk pernyataan auditor tidak membutuhkan

telaah dari rekan auditor lain untuk menilai prosedur auditnya karena

kurang dirasa manfaatnya. Empat belas responden menyatakan ragu-ragu,

Sembilan responden menyatakan sangat setuju, tiga responden

menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak dua responden

menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan auditor tidak

membutuhkan telaah dari rekan auditor lain untuk menilai prosedur

auditnya karena kurang dirasa manfaatnya.

Tabel 4.35

Auditor bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi (sesame auditor) dalam tim

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 9 12.9 12.9 14.3

ragu-ragu 34 48.6 48.6 62.9

setuju 23 32.9 32.9 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh empat

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan auditor bersikap jujur

untuk menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi (sesame auditor)

dalam tim. Dua tiga responden menyatakan setuju, Sembilan responden

menyatakan tidak setuju, tiga responden menyatakan sangat setuju,

sedangkan sisanya sebanyak satu responden menyatakan sangat tidak

Page 97: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

setuju untuk pernyataan auditor bersikap jujur untuk menghindari

penilaian kurang dari rekan seprofesi (sesame auditor) dalam tim.

Tabel 4.36

Selain memberikan jasa audit, suatu kantor akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 4 5.7 5.7 8.6

ragu-ragu 12 17.1 17.1 25.7

setuju 43 61.4 61.4 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa empat puluh tiga

responden menjawab setuju untuk pernyataan selain memberikan jasa

audit, suatu kantor akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya

kepada klien yang sama. Dua belas responden menyatakan ragu-ragu.

Sembilan responden menyatakan sangat setuju. Empat responden

menyatakan tidak setuju. sedangkan sisanya sebanyak dua responden

menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan selain memberikan jasa

audit, suatu kantor akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya

kepada klien yang sama.

Page 98: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.37

Pemberian jasa lain selain jasa audit dapat meningkatkan informasi yang disajikan dalam laporan pemeriksanaan akuntan publik

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 5 7.1 7.1 8.6

ragu-ragu 20 28.6 28.6 37.1

setuju 37 52.9 52.9 90.0

sangat setuju 7 10.0 10.0 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh tujuh

responden menjawab setuju untuk pernyataan pemberian jasa selain jasa

audit dapat meningkatkan informasi yang disajikan dalam laporan

pemeriksaan akuntan publik. Dua puluh responden menyatakan ragu-ragu,

tujuh responden menyatakan sangat setuju. Lima responden menyatakan

tidak setuju. Sedangkan sisanya sebanyak satu responden menyatakan

sangat tidak setuju untuk pernyataan pemberian jasa selain jasa audit

dapat meningkatkan informasi yang disajikan dalam laporan pemeriksaan

akuntan publik.

Page 99: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

c. Keahlian Profesional (X3)

Tabel 4.38

Keahlian yang dilaksanakan seorang auditor harus sesuai dengan bidang yang ditugasinya

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 5 7.1 7.1 7.1

ragu-ragu 19 27.1 27.1 34.3

setuju 43 61.4 61.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa empat puluh tiga

responden menjawab setuju untuk pernyataan keahlian yang dilaksanakan

seorang auditor harus sesuai dengan bidang yang ditugasinya. Sembilan

belas responden menyatakan ragu-ragu, lima responden menyatakan tidak

setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden menyatakan sangat

setuju untuk pernyataan keahlian yang dilaksanakan seorang auditor harus

sesuai dengan bidang yang ditugasinya.

Tabel 4.39

Auditor melakukan profesi atau tugas sesuai dengan standar baku dibidang profesinya

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 100: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh satu

responden menjawab setuju untuk pernyataan auditor melakukan profesi

atau tugas sesuai dengan standar baku dibidang profesinya. Dua puluh

Sembilan responden menyatakan ragu-ragu, tujuh responden menyatakan

tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden menyatakan

sangat setuju untuk pernyataan auditor melakukan profesi atau tugas

sesuai dengan standar baku dibidang profesinya.

Tabel 4.40

Auditor harus mematuhi etika yang telah ditetapkan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh delapan

responden menjawab setuju dan ragu-ragu untuk pernyataan auditor harus

mematuhi etika yang telah ditetapkan. Tujuh responden menyatakan tidak

setuju, sedangkan sisanya sebanyak lima responden menyatakan sangat

setuju untuk pernyataan auditor harus mematuhi etika yang telah

ditetapkan.

Page 101: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.41

Profesional seorang akuntan publik terbentuk dari tempat pelatihan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dua puluh sembilan

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan profesional seorang

akuntan publik terbentuk dari tempat pelatihan. Dua puluh enam

responden menyatakan setuju, sembilan responden menyatakan sangat

setuju, sedangkan sisanya sebanyak enam responden menyatakan tidak

setuju untuk pernyataan profesional seorang akuntan publik terbentuk dari

tempat pelatihan.

Tabel 4.42

Asosiasi profesional harus dimiliki seorang akuntan publik

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 23 32.9 32.9 34.3

ragu-ragu 28 40.0 40.0 74.3

setuju 15 21.4 21.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dua puluh delapan

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan asosiasi profesional

harus dimiliki seorang akuntan publik. Dua puluh tiga responden

Page 102: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

menyatakan tidak setuju, lima belas responden menyatakan setuju, tiga

responden menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya sebanyak satu

responden menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan asosiasi

profesional harus dimiliki seorang akuntan publik.

Tabel 4.43

Seorang akuntan yang profesional harus memiliki kode etik

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 3 4.3 4.3 4.3

tidak setuju 19 27.1 27.1 31.4

ragu-ragu 36 51.4 51.4 82.9

setuju 12 17.1 17.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh enam

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan seorang akuntan yang

profesional harus memiliki kode etik. Sembilan belas responden

menyatakan tidak setuju, dua belas responden menyatakan setuju,

sedangkan sisanya sebanyak tiga responden menyatakan sangat tidak

setuju untuk pernyataan seorang akuntan yang profesional harus memiliki

kode etik.

Page 103: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.44

Auditor mencerminkan profesi yang berdedikasi sesuai dengan pengetahuan dan kecakapan yang dimilikinya

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 16 22.9 22.9 25.7

ragu-ragu 35 50.0 50.0 75.7

setuju 14 20.0 20.0 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh lima responden

menjawab ragu-ragu untuk pernyataan auditor mencerminkan profesi yang

berdedikasi sesuai dengan pengetahuan dan kecakapan yang dimilikinya.

Enam belas responden menyatakan tidak setuju, empat belas responden

menyatakan setuju, tiga responden menyatakan sangat setuju, sedangkan

sisanya sebanyak dua responden menyatakan sangat tidak setuju untuk

pernyataan auditor mencerminkan profesi yang berdedikasi sesuai dengan

pengetahuan dan kecakapan yang dimilikinya.

Tabel 4.45 Auditor mempunyai pandangan tentang pentingnya kewajiban sosial

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 104: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh satu responden

menjawab setuju untuk pernyataan auditor mempunyai pandangan tentang

pentingnya kewajiban sosial. Dua sembilan responden menyatakan ragu-

ragu, tujuh responden menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya

sebanyak tiga responden menyatakan sangat setuju untuk pernyataan

auditor mempunyai pandangan tentang pentingnya kewajiban sosial.

Tabel 4.46

Profesional mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh delapan

responden menjawab setuju dan ragu-ragu untuk pernyataan profesional

mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Tujuh

responden menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak lima

responden menyatakan sangat setuju untuk pernyataan profesional mampu

membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain.

Page 105: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.47

Seorang profesional harus yakin terhadap profesi yang dijalankan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dua puluh sembilan

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan seorang profesional

harus yakin terhadap profesi yang dijalankan. Dua puluh enam responden

menyatakan setuju, sembilan responden menyatakan sangat setuju,

sedangkan sisanya sebanyak enam responden menyatakan tidak setuju

untuk pernyataan seorang profesional harus yakin terhadap profesi yang

dijalankan.

Tabel 4.48

Auditor harus memiliki hubungan sesam profesi dengan menggunakan ikatan profesi sebagai acuannya

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

ragu-ragu 10 14.3 14.3 17.1

setuju 44 62.9 62.9 80.0

sangat setuju 14 20.0 20.0 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa empat puluh empat

responden menyatakan setuju untuk pernyataan auditor harus memiliki

hubungan sesama profesi dengan menggunakan ikatan profesi sebagai

Page 106: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

acuannya. Empat belas responden menyatakan sangat setuju, sepuluh

responden menyatakan rgau-ragu, sedangkan sisanya sebanyak dua

responden menyatakan tidak setuju untuk pernyataan auditor harus

memiliki hubungan sesama profesi dengan menggunakan ikatan profesi

sebagai acuannya.

d. Etika Auditor (X4)

Tabel 4.49

Imbalan yang auditor terima dapat mempengaruhi perilaku auditor agar memiliki kinerja yang optimal

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

ragu-ragu 4 5.7 5.7 5.7

setuju 48 68.6 68.6 74.3

sangat setuju 18 25.7 25.7 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa empat puluh delapan

responden menjawab setuju untuk pernyataan imbalan yang auditor terima

dapat mempengaruhi perilaku auditor agar memiliki kinerja yang optimal.

Delapan belas responden menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya

sebanyak empat responden menyatakan ragu-ragu untuk pernyataan

imbalan yang auditor terima dapat mempengaruhi perilaku auditor agar

memiliki kinerja yang optimal.

Page 107: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.50

Organisasi di tempat auditor bekerja sangat berarti bagi seorang auditor

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 5 7.1 7.1 8.6

setuju 52 74.3 74.3 82.9

sangat setuju 12 17.1 17.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh dua responden

menjawab setuju untuk pernyataan organisasi di tempat auditor bekerja

sangat berarti bagi seorang auditor. Dua belas responden menyatakan

sangat setuju, lima responden menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya

sebayak satu responden menyatakan tidak setuju untuk pernyataan

organisasi di tempat auditor bekerja sangat berarti bagi seorang auditor.

Tabel 4.51

Lingkungan keluarga auditor bekerja sangat berarti bagi seorang auditor

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 3 4.3 4.3 5.7

setuju 51 72.9 72.9 78.6

sangat setuju 15 21.4 21.4 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh satu

responden menjawab setuju untuk pernyataan lingkungan keluarga auditor

sangat mempengaruhi perilaku auditor. Lima belas responden menyatakan

sangat setuju, tiga responden menyatakan ragu-ragu, sedangkan sisanya

Page 108: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

sebanyak satu responden menyatakan tidak setuju untuk pernyataan

lingkungan keluarga auditor sangat mempengaruhi perilaku auditor.

Tabel 4.52

Auditor merasa terikat secara emosional dengan organisasi di tempat bekerja

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

ragu-ragu 5 7.1 7.1 7.1

setuju 40 57.1 57.1 64.3

sangat setuju 25 35.7 35.7 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa empat puluh responden

menjawab setuju untuk pernyataan auditor merasa terikat secara

emosional dengan organisasi di tempat bekerja. Dua puluh lima responden

menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya sebanyak lima responden

menyatakan ragu-ragu untuk pernyataan auditor merasa terikat secara

emosional dengan organisasi di tempat bekerja.

e. Kualitas Audit (Y)

Tabel 4.53

Besarnya kompetensi yang auditor terima akan mempengaruhi auditor dalam melaporkan kesalahan klien

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 5 7.1 7.1 7.1

ragu-ragu 19 27.1 27.1 34.3

setuju 43 61.4 61.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 109: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa empat puluh tiga

responden menjawab setuju untuk pernyataan besarnya kompetensi yang

auditor terima akan mempengaruhi auditor dalam melaporkan kesalahan

klien. Sembilan belas responden menyatakan ragu-ragu, lima responden

menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden

menyatakan sangat setuju untuk pernyataan besarnya kompetensi yang

auditor terima akan mempengaruhi auditor dalam melaporkan kesalahan

klien.

Tabel 4.54

Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien dapat menjadikan pelaporan audit menjadi lebih baik

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh satu responden

menjawab setuju untuk pernyataan pemahaman terhadap sistem informasi

akuntansi klien dapat menjadikan pelaporan audit menjadi lebih baik. Dua

puluh sembilan responden menyatakan ragu-ragu, tujuh responden

menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden

menyatakan sangat setuju untuk pernyataan pemahaman terhadap sistem

informasi akuntansi klien dapat menjadikan pelaporan audit menjadi lebih

baik.

Page 110: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.55

Auditor mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang tepat

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh delapan

responden menjawab setuju dan ragu-ragu untuk pernyataan auditor

mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit dalam waktu

yang tepat. Tujuh responden menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya

sebanyak lima responden menyatakan sangat setuju untuk pernyataan

auditor mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit

dalam waktu yang tepat.

Tabel 4.56

Seorang auditor harus berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntan dalam melakukan pekerjaan lapangan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 111: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dua puluh sembilan

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan seorang auditor harus

berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntan dalam melakukan

pekerjaan lapangan. Dua puluh enam responden menyatakan setuju,

sembilan responden menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya

sebanyak enam responden menyatakan tidak setuju untuk pernyataan

seorang auditor harus berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip

akuntan dalam melakukan pekerjaan lapangan.

Tabel 4.57

Auditor tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien selama melakukan audit

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 23 32.9 32.9 34.3

ragu-ragu 28 40.0 40.0 74.3

setuju 15 21.4 21.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dua puluh delapan

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan auditor tidak mudah

percaya terhadap pernyataan klien selama melakukan audit. Dua puluh

tiga responden menyatakan tidak setuju, lima belas responden menyatakan

setuju, tiga responden menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya

sebanyak satu responden menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan

auditor tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien selama melakukan

audit.

Page 112: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.58

Auditor selalu berusaha berhati-hati dalam pengambilan keputusan selama melakukan audit

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 3 4.3 4.3 4.3

tidak setuju 19 27.1 27.1 31.4

ragu-ragu 36 51.4 51.4 82.9

setuju 12 17.1 17.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh enam

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan auditor selalu berusaha

berhati-hati dalam pengambilan keputusan selama melakukan audit.

Sembilan belas responden menyatakan tidak setuju, dua belas responden

menyatakan setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden

menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan auditor selalu berusaha

berhati-hati dalam pengambilan keputusan selama melakukan audit.

Tabel 4.59

Seorang akuntan publik harus memiliki konsistensi dalam profesinya

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 16 22.9 22.9 25.7

ragu-ragu 35 50.0 50.0 75.7

setuju 14 20.0 20.0 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh lima reponden

menjawab ragu-ragu untuk pernyataan seorang akuntan publik harus

Page 113: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

memiliki konsistensi dalam profesinya. Enam belas responden

menyatakan tidak setuju, empat belas responden menyatakan setuju, tiga

responden menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya sebanyak dua

responden menyatakan sangat tidak setuju untuk pernyataan seorang

akuntan publik harus memiliki konsistensi dalam profesinya.

Tabel 4.60

Seorang auditor harus menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi akuntan publik

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tiga puluh satu responden

menjawab setuju untuk pernyataan seorang auditor harus menjauhi

tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi akuntan publik. Dua puluh

sembilan responden menyatakan ragu-ragu, tujuh responden menyatakan

tidak setuju, sedangkan sisanya sebanyak tiga responden menyatakan

sangat setuju untuk pernyataan seorang auditor harus menjauhi tindakan

yang dapat mendiskreditkan profesi akuntan publik.

Tabel 4.61

Auditor menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan laporan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

Page 114: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lima puluh delapan

responden menjawab setuju dan ragu-ragu untuk pernyataan auditor

menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan

laporan. Tujuh responden menyatakan tidak setuju, sedangkan sisanya

menyatakan lima responden menyatakan sangat setuju untuk pernyataan

auditor menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan

pekerjaan laporan.

Tabel 4.62 Seorang akuntan publik harus mematuhi SOP yang ada

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dua puluh sembilan

responden menjawab ragu-ragu untuk pernyataan seorang akuntan publik

harus mematuhi SOP yang ada. Dua puluh enam responden menyatakan

setuju, sembilan responden menyatakan sangat setuju, sedangkan sisanya

Page 115: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

sebanyak enam responden menyatakan tidak setuju untuk pernyataan

seorang akuntan publik harus mematuhi SOP yang ada.

4. Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil pengolahan data regresi linier berganda dengan

menggunakan SPSS 16.0 for windows dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.63

Descriptive Statistics Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

kualitasaudit 33.24 4.206 70

kompetensi 41.27 4.491 70

independensi 32.19 1.755 70

keahlianprofesional 37.24 4.305 70

etikaauditor 16.70 .906 70

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel descriptive statistic diatas menunjukkan bahwa:

a. Rata-rata nilai kualitas audit adalah 33.24 dengan standart deviation

4.206.

b. Rata-rata nilai kompetensi adalah 41.27 dengan standart deviation 4.491.

c. Rata-rata nilai independensi adalah 32.19 dengan standart deviation

1.755.

d. Rata-rata nilai keahlian professional adalah 37.24 dengan standart

deviation 4.305.

e. Rata-rata nilai etika auditor adalah 16.70 dengan standart deviation 0.906.

Page 116: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas model regresi adalah

dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model

regresi yang bebas multikolinearitas nilai VIF berkisar pada angka 1 hingga

10 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. (Ghozali, 2005:91-92).

Tabel 4.64

Uji Multikolinearitas Coefficients

a

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) .534 1.284 .416 .679

kompetensi .340 .038 .363 8.990 .000 .085 11.747

independensi .205 .033 .086 6.199 .000 .729 1.372

keahlianprofesional .668 .039 .683 17.002 .000 .086 11.635

1

etikaauditor .025 .033 .086 6.190 .000 .715 1.399

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.64 dapat diketahui bahwa setiap variabel memiliki

nilai Tolerance tidak kurang dari 0.10 dan nilai Variance Inflation Faktor

(VIF) tidak lebih dari 10. Analisis ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

gejala multikolinearitas terhadap variabel penelitian. Sehingga layak untuk

digunakan dalam pengujian selanjutnya.

Page 117: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yang homokedastisitas dan

tidak terjadi heterokedastisitas. (Ghozali, 2005:105).

Gambar 4.2

Uji Heterokedastisitas

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan gambar diatas, scatterplot menunjukkan penyebaran titik

data sebagai berikut, menunjukkan model regresi linear berganda terbebas

dari uji asumsi klasik hetrokedastisitas yaitu:

a. Titik-titik data menyebar diatas dan sekitar angka nol.

b. Titik-titik data tidak berkumpul hanya diatas atau dibawah saja.

c. Penyebaran titik tidak membentuk suatu pola tertentu.

Page 118: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

d. Penyebaran titik tidak membentuk pola bergelombang melebar,

kemungkinan menyempit dan melebar kembali.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi berganda antara variabel

kompetensi, independensi, keahlian profesional, dan etika auditor terhadap

kualitas audit tidak memiliki heteroskedastisitas.

4. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik. (Ghozali, 2005:110-112).

a. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun demikian

hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya

untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif

dari distribusi normal.

b. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati

secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya.

Page 119: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Gambar 4.3

Uji Normalitas

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal (mengikuti pada

wilayah garis linear). Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini

terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk

memprediksi variabel dependen yaitu kualitas audit berdasarkan masukan

variabel independen yaitu kompetensi, independensi, keahlian profesional,

dan etika auditor.

D. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui hubungan dua atau lebih independen variabel dengan

satu dependen variabel, misalnya dalam penelitian ini penulis menggunakan

kompetensi, independensi, keahlian profesional, dan etika auditor terhadap

kualitas audit. Berdasarkan pada pengolahan data, menggunakan software SPSS

Page 120: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

16.0 maka didapatkan suatu model regresi linear bergada dalam tabel 4.65

sebagai berikut:

Tabel 4.65 Coefficients

a

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) .534 1.284 .416 .679

kompetensi .340 .038 .363 8.990 .000 .085 11.747

independensi .205 .033 .086 6.199 .000 .729 1.372

keahlianprofesional .668 .039 .683 17.002 .000 .086 11.635

1

etikaauditor .025 .033 .086 6.190 .000 .715 1.399

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Tabel 4.66

Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 7.660 9.639 .795 .430

kompetensi .170 .230 .182 .739 .462

independensi .205 .033 .086 6.190 .000

keahlianprofesional .668 .039 .684 16.958 .000

etikaauditor .402 .576 .087 .699 .487

1

moderasi .205 .033 .086 6.190 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Page 121: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.67

Interaksi Independensi dan Etika Auditor Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std.

Error Beta t Sig.

(Constant) 6.387 17.852 .358 .722

kompetensi .340 .038 .363 8.925 .000

independensi .384 .546 .160 .703 .484

keahlianprofesional .668 .040 .684 16.888 .000

etikaauditor .325 1.065 .070 .305 .761

1

moderasi2 .340 .038 .363 8.925 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Tabel 4.68

Interaksi Keahlian Profesional dan Etika Auditor Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std.

Error Beta t Sig.

(Constant) 12.340 9.209 1.340 .185

kompetensi .038 .038 .362 9.009 .000

independensi .207 .033 .087 6.293 .000

keahlianprofesional .360 .241 .368 1.493 .140

etikaauditor .680 .548 .146 1.241 .219

1

moderasi3 .038 .038 .362 9.009 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan

regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X1X4 + b6 X2X4+ b7 X3X4 + ε

keterangan :

Page 122: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

a = Konstanta b = Koefisien regresi Y = kualitas audit X1 = kompetensi X2 = independensi X3 = keahlian profesional X4 = etika auditor ε = standar error

Dari output didapatkan model persamaan regresi :

Persamaan Model Y=0.534+0.340X1+0.205X2+0.668X3+0.025X4+0.205

X1X4+0.340 X2X4+0.038X3X4

Persamaan regresi berganda ini merupakan model terbaik, karena variabel

independen yang dimasukkan dalam persamaan regresi merupakan variabel yang

memberikan pengaruh terhadap variabel dependennya.

E. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi-asumsi klasik statistik dan telah

terbukti bahwa data terbebas dari asumsi-asumsi klasik tersebut, maka data

dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji statistik untuk

membuktikan kebenaran uji hipotesis.

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel

independen, yaitu kompetensi, independensi, keahlian profesional. Dan

variabel moderasi yaitu etika auditor dalam menjelaskan variasi variabel

dependen, yaitu kualitas audit. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat

pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel berikut:

Page 123: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.69

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .996a .991 .990 .411

a. Predictors: (Constant), moderasi3, independensi, etikaauditor, kompetensi, keahlianprofesional, moderasi2, moderasi

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien Adjusted R

Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen dan moderasi

sebesar 0.990 yang artinya adalah 99% variabel dependen kualitas audit

dijelaskan oleh variabel independen dan variabel moderasi yaitu kompetensi,

independensi, keahlian profesional, dan etika auditor, sisanya sebesar 1%

dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.

Angka koefisien korelasi (R) pada tabel 4.71 sebesar 0.996

menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dan moderasi

dengan variabel dependen adalah sangat kuat karena memiliki nilai koefisien

korelasi diatas 0.05. Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar 0.411

makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam

memprediksi variabel dependen atau Standar Error of the Estimate (SEE)

lebih kecil dari angka koefisien korelasi (R) model baik dan bisa dipercaya.

b. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Untuk menunjukkan apakah semua variabel independen dan moderasi

yang digunakan dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama terhadap variabel dependen maka digunakan uji F,

hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 124: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Tabel 4.70

Hasil Uji F Statistik ANOVA

b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1210.410 7 172.916 1.025E3 .000a

Residual 10.462 62 .169

1

Total 1220.871 69

a. Predictors: (Constant), moderasi3, independensi, etikaauditor, kompetensi, keahlianprofesional, moderasi2, moderasi

b. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0.000

atau lebih kecil dari nilai probabilitas (p-value) 0.05 (0.000 < 0.05), ini berarti

bahwa variabel independen dan moderasi yaitu kompetensi, independensi,

keahlian profesional, dan etika auditor mempunyai pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama terhadap kualitas variabel dependen yaitu kualitas audit.

Hal ini menunjukkan bahwa:

H1 : Kompetensi, independensi, keahlian profesional, dan etika auditor

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

c. Pengujian secara parsial (Uji t)

Pengujian regresi secara parsial (uji t) berguna untuk menguji pengaruh

dari masing-masing variabel independen dan moderasi secara parsial terhadap

variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-

masing variabel independen dan moderasi terhadap variabel dependen dapat

dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dari masing-

masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0.05. jika

p-value lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel

independen dan moderasi secara parsial mempunyai pengaruh signifikan

Page 125: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.71

Hasil Uji t Statistik Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .534 1.284 .416 .679

kompetensi .340 .038 .363 8.990 .000

independensi .205 .033 .086 6.199 .000

keahlianprofesional .668 .039 .683 17.002 .000

1

etikaauditor .025 .033 .086 6.190 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Dari tabel diatas terlihat bahwa thitung koefisien kompetensi adalah

8.990, sedangkan ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05,

karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi 2

menjadi 0.025 dan df = 68 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah

jumlah data, 70-2=68). Didapat ttabel adalah 1.99.

Variabel kompetensi memiliki nilai p-value 0.000 (0.000 < 0.05).

sedangkan thitung > ttabel (8.990 > 1.99) maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh

variabel independen kompetensi (X1) terhadap variabel dependen kualitas

audit (Y).

Page 126: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

seorang auditor dipengaruhi secara parsial oleh kompetensi yang dimiliki

seorang auditor.

Hal ini menunjukkan bahwa:

H2 : Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.

2. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Dari tabel diatas terlihat bahwa thitung koefisien independensi adalah

6.199, sedangkan ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05,

karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi 2

menjadi 0.025 dan df = 68 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah

jumlah data, 70-2=68). Didapat ttabel adalah 1.99.

Variabel independensi memiliki nilai p-value 0.000 (0.000 < 0.05),

sedangkan thitung > ttabel (6.199 > 1.99) maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh

variabel independen independensi (X2) terhadap variabel dependen

kualitas audit (Y).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

seorang auditor dipengaruhi secara parsial oleh independensi yang

dimiliki oleh seorang auditor.

Hal ini menunjukkan bahwa:

H3 : Independensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.

3. Pengaruh Keahlian Profesional terhadap Kualitas Audit

Page 127: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Dari tabel diatas terlihat bahwa thitung koefisien keahlian profesional

adalah 17.002, sedangkan ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α =

0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α

dbagi 2 menjadi 0.025 dan df = 68 (didapat dari rumus n-2, dimana n

adalah jumlah data, 70-2=68). Didapat ttabel adalah 1.99.

Variabel keahlian profesional memiliki p-value 0.000 (0.000 < 0.05).

sedangkan thitung > ttabel (17.002 > 1.99) maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh

variabel independen keahlian profesional (X3) terhadap variabel dependen

kualitas audit (Y).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

seorang auditor dipengaruhi secara parsial oleh keahlian profesional yang

dimiliki oleh seorang auditor.

Hal ini menunjukkan bahwa:

H4 : Keahlian Profesional berpengaruh signifikan terhadap Kualitas

Audit.

Tabel 4.72

Hasil Uji T Statistik

Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 7.660 9.639 .795 .430

kompetensi .170 .230 .182 .739 .462

independensi .205 .033 .086 6.190 .000

keahlianprofesional .668 .039 .684 16.958 .000

etikaauditor .402 .576 .087 .699 .487

1

moderasi .205 .033 .086 6.190 .000

Page 128: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 7.660 9.639 .795 .430

kompetensi .170 .230 .182 .739 .462

independensi .205 .033 .086 6.190 .000

keahlianprofesional .668 .039 .684 16.958 .000

etikaauditor .402 .576 .087 .699 .487

1

moderasi .205 .033 .086 6.190 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

4. Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit

Dari tabel diatas terlihat bahwa thitung koefisien interaksi kompetensi

dan etika auditor adalah 6.190, sedangkan ttabel bisa dihitung pada t-test,

dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari

ttabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0.025 dan df = 68 (didapat dari rumus n-2,

dimana n adalah jumlah data, 70-2=68). Didapat ttabel adalah 1.99.

Variabel interaksi kompetensi dan etika auditor memiliki p-value

0.000 (0.000 < 0.05). sedangkan thitung > ttabel (6.190 > 1.99) maka hipotesis

alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, berarti secara

parsial ada pengaruh interaksi variabel independen dan moderasi

kompetensi (X1) dan etika auditor (X4) terhadap variabel dependen

kualitas audit (Y).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

seorang auditor dipengaruhi secara parsial oleh interaksi kompetensi dan

etika auditor yang dimiliki oleh seorang auditor.

Hal ini menunjukkan bahwa:

Page 129: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

H5 : Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Audit.

Tabel 4.73

Hasil Uji T Statistik

Interaksi Independensi dan Etika Auditor Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std.

Error Beta t Sig.

(Constant) 6.387 17.852 .358 .722

kompetensi .340 .038 .363 8.925 .000

independensi .384 .546 .160 .703 .484

keahlianprofesional .668 .040 .684 16.888 .000

etikaauditor .325 1.065 .070 .305 .761

1

moderasi2 .340 .038 .363 8.925 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

5. Interaksi Independensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit

Dari tabel diatas terlihat bahwa thitung koefisien interaksi independensi

dan etika auditor adalah 8.925, sedangkan ttabel bisa dihitung pada t-test,

dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari

ttabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0.025 dan df = 68 (didapat dari rumus n-2,

dimana n adalah jumlah data, 70-2=68). Didapat ttabel adalah 1.99.

Variabel interaksi independensi dan etika auditor memiliki p-value

0.000 (0.000 < 0.05). sedangkan thitung > ttabel (8.925 > 1.99) maka hipotesis

alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, berarti secara

parsial ada pengaruh interaksi variabel independen dan moderasi

Page 130: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

independensi (X2) dan etika auditor (X4) terhadap variabel dependen

kualitas audit (Y).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

seorang auditor dipengaruhi secara parsial oleh interaksi independensi dan

etika auditor yang dimiliki oleh seorang auditor.

Hal ini menunjukkan bahwa:

H6 : Interaksi Independensi dan Etika Auditor berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Audit.

Tabel 4.74

Hasil Uji T Statistik

Interaksi Keahlian Profesional dan Etika Auditor Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std.

Error Beta t Sig.

(Constant) 12.340 9.209 1.340 .185

kompetensi .038 .038 .362 9.009 .000

independensi .207 .033 .087 6.293 .000

keahlianprofesional .360 .241 .368 1.493 .140

etikaauditor .680 .548 .146 1.241 .219

1

moderasi3 .038 .038 .362 9.009 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

6. Interaksi Keahlian Profesional dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit

Dari tabel diatas terlihat bahwa thitung koefisien interaksi keahlian

profesional dan etika auditor adalah 9.009, sedangkan ttabel bisa dihitung

pada t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika

mencari ttabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0.025 dan df = 68 (didapat dari

Page 131: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 70-2=68). Didapat ttabel adalah

1.99.

Variabel interaksi independensi dan etika auditor memiliki p-value

0.000 (0.000 < 0.05). sedangkan thitung > ttabel (9.009 > 1.99) maka hipotesis

alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, berarti secara

parsial ada pengaruh interaksi variabel independen dan moderasi keahlian

profesional (X3) dan etika auditor (X4) terhadap variabel dependen

kualitas audit (Y).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

seorang auditor dipengaruhi secara parsial oleh interaksi keahlian

profesional dan etika auditor yang dimiliki oleh seorang auditor.

Hal ini menunjukkan bahwa:

H7 : Interaksi Keahlian Profesional dan Etika Auditor berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas Audit.

F. Interprestasi Hasil Analisis

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa kompetensi,

independensi, keahlian profesional, dan etika auditor mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif,

yaitu semakin tinggi tingkat kompetensi, independensi, keahlian professional,

dan etika auditor yang dimiliki oleh seorang akuntan publik maka akan semakin

tinggi pula tingkat kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama bahwa kompetensi,

Page 132: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

independensi, keahlian profesional, dan etika auditor berpengaruh terhadap

kualitas audit.

Hasil penelitian berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa adanya

hubungan yang positif, hal ini berarti sesuai dengan pengujian hipotesis kedua

bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Kompetensi tersebut

terdiri dari dua dimensi yaitu pengetahuan dan psikologi. Auditor sebagai ujung

tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan

pengetahuan yang telah dimilikinya, akan tetapi hal tersebut tidak berkaitan

dengan psikologi yang harus dimiliki seorang auditor dalam praktiknya.

Penerapan pengetahuan yang maksimal sejalan dengan psikologi yang dimiliki.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Libby

(1989), Ashton (1991), Choo dan Trootman (1991) dalam Mayangsari (2003),

dan Alim, dkk (2007) bahwa pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor

penting yang berkaitan dengan pemberian opini audit, dimana dalam penelitian

ini hal tersebut termasuk dalam risiko audit sebagai indikator pada kualitas audit.

Hasil pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa independensi

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dimana hal ini telah sesuai

dengan hipotesis ketiga bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Hasil ini sesuai dengan penelitian Deis dan Giroux (1992) dan jua

Alim, dkk (2007) bahwa lama waktu auditor melakukan kerjasama dengan klien

berpengaruh terhadap kualitas audit, dimana klien merupakan hal yang terkait

dengen independensi. Pendapat De Angelo (1981) yang menyatakan bahwa

independensi merupakan hal yang penting selain kemampuan teknik auditor juga

Page 133: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

sesuai dengan hasil penelitian ini. Lama hubungan dengan klien yang auditor

jalin selama ini mengakibatkan tekanan dari klien semakin berkurang, hal ini

memberikan telaah dari rekan auditor untuk memberikan jasa non audit. Hal

tersebut bertentangan dengan aturan atau pedoman perilaku yang harus dimiliki

oleh seorang auditor dalam menjalankan tugasnya.

Hasil pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa keahlian

profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, dimana hal ini telah

sesuai dengan hipotesis keempat bahwa keahlian profesional berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini berhasil mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Lekatompessy (2003) dalam Herawaty dan Susanto (2008) yang

mendefinisikan bahwa profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi

beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual

yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau

tidak. Seorang akuntan publik yang professional harus memenuhi tanggung

jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku

semestinya. Pembentukan tempat pelatihan, pembentukan asosiasi professional,

pembentukan kode etik, dan juga pembentukan jiwa profesionalisme yang harus

dilakukan oleh seorang auditor dalam hal ini untuk mencapai kualitas audit. Hal

tersebut bertentangan dengan tanggung jawab profesi yang dimiliki seorang

auditor dalam melaporkan semua kesalahan kliennya.

Pengaruh interaksi kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Behn et al.

(1997) dalam Widagdo et al. (2002) yang mengembangkan atribut kualitas audit

Page 134: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

dimana salah satunya adalah standar etika yang tinggi, sedangkan atribut lainnya

terkait dengan kompetensi. Hal ini sesuai dengan hipotesis kelima bahwa

interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis keenam bahwa interaksi

independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Deis da Giroux (1992)

dan juga Alim, dkk (2007) bahwa kemampuan auditor untuk bertahan di bawah

tekanan klien, dalam hal ini independensi, tergantung pula oleh etika profesional.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketujuh bahwa interaksi keahlian

professional dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lekatompessy (2003)

dalam Herawaty dan Susanto (2008) bahwa profesi merupakan jenis pekerjaa

yang memenuhi beberapa kriteria. Seorang akuntan publik yang professional

harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan

seprofesi untuk berperilaku semestinya.

Page 135: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi,

independensi dan keahlian professional terhadap kualitas audit dengan etika

auditor sebagai variabel moderasi. Berdasarkan data yang diperoleh maupun

hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

mengenai pengaruh kompetensi, independensi dan keahlian professional

terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi, yaitu:

1. Hasil uji F variabel kompetensi, independensi, keahlian professional, dan

etika auditor mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

terhadap kualitas audit.

2. Hasil uji t variabel kompetensi menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh

secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Libby (1989), Ashton (1991),

Choo dan Trootman (1991) dalam Mayangsari (2003), dan Alim, dkk (2007)

bahwa pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor penting yang

berkaitan dengan pemberian opini audit, dimana dalam penelitian ini hal

tersebut termasuk dalam risiko audit sebagai indikator pada kualitas audit.

3. Hasil uji t variabel Independensi menunjukkan bahwa independensi

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Deis dan Giroux (1992) dan jua Alim, dkk (2007) bahwa lama

Page 136: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

waktu auditor melakukan kerjasama dengan klien berpengaruh terhadap

kualitas audit, dimana klien merupakan hal yang terkait dengen

independensi. Pendapat De Angelo (1981) yang menyatakan bahwa

independensi merupakan hal yang penting selain kemampuan teknik auditor

juga sesuai dengan hasil penelitian ini. Lama hubungan dengan klien yang

auditor jalin selama ini mengakibatkan tekanan dari klien semakin

berkurang, hal ini memberikan telaah dari rekan auditor untuk memberikan

jasa non audit. Hal tersebut bertentangan dengan aturan atau pedoman

perilaku yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam menjalankan

tugasnya.

4. Hasil uji t variabel keahlian profesional menunjukkan bahwa keahlian

professional berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini

berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lekatompessy (2003)

dalam Herawaty dan Susanto (2008) yang mendefinisikan bahwa profesi

merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan

profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa

melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang

akuntan publik yang professional harus memenuhi tanggung jawabnya

terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku

semestinya. Pembentukan tempat pelatihan, pembentukan asosiasi

professional, pembentukan kode etik, dan juga pembentukan jiwa

profesionalisme yang harus dilakukan oleh seorang auditor dalam hal ini

untuk mencapai kualitas audit. Hal tersebut bertentangan dengan tanggung

Page 137: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

jawab profesi yang dimiliki seorang auditor dalam melaporkan semua

kesalahan kliennya.

5. Hasil uji t interaksi variabel Kompetensi dan etika auditor menunjukkan

bahwa interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Behn et al. (1997) dalam Widagdo et al. (2002) yang

mengembangkan atribut kualitas audit dimana salah satunya adalah standar

etika yang tinggi, sedangkan atribut lainnya terkait dengan kompetensi. Hal

ini sesuai dengan hipotesis kelima bahwa interaksi kompetensi dan etika

auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

6. Hasil uji t interaksi variabel Independensi dan etika auditor menunjukkan

bahwa interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas audit. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Deis da Giroux (1992) dan juga Alim, dkk (2007) bahwa kemampuan

auditor untuk bertahan di bawah tekanan klien, dalam hal ini independensi,

tergantung pula oleh etika profesional.

7. Hasil uji t interaksi variabel keahlian professional dan etika auditor

menunjukkan bahwa interaksi keahlian profesional dan etika auditor

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lekatompessy (2003) dalam

Herawaty dan Susanto (2008) bahwa profesi merupakan jenis pekerjaa yang

memenuhi beberapa kriteria. Seorang akuntan publik yang professional harus

Page 138: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan

seprofesi untuk berperilaku semestinya.

B. Implikasi

Berdasarkan atas kesimpulan diatas, terdapat implikasi yang diperoleh dari

penelitian ini, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) harus tetap menjaga

kompetensi, independensi, keahlian profesional dan etika auditor sehingga kualitas

audit yang dihasilkan dari seorang auditor dapat terlaksana secara maksimal dan

tetap konsisten dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan).

Hal yang berkaitan dengan hasil dari penelitian ini yang menjelaskan

bahwa variabel kompetensi, independensi, keahlian profesional dan etika auditor

berpengaruh terhadap kualitas audit.

C. Saran

1. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas wilayah cakupan

lebih banyak KAP dan tidak hanya yang di wilayah Jakarta Selatan saja

sehingga diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih

tinggi.

2. Diharapkan dapat melakukan wawancara secara langsung dan lebih terlibat

dalam aktivitas KAP sehingga penelitian selanjutnya dapat lebih

memahami dan dapat memberikan solusinya.

3. Pengetahuan dan pengalaman atau keahlian yang tidak didorong dengan

kemauan dan keyakinan pekerja mengenai tanggung jawab atas

pekerjaannya tidak dikatakan seorang yang kompeten. Oleh karena itu

Page 139: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

dibutuhkan kesadaran auditor untuk terus mengoptimalkan nilai-nilai

kompetensi yang dimilikinya.

Page 140: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Daftar Pustaka

Arens, Alvin A. 2006. Auditing dan Pelayanan Verifikasi, Edisi Indonesia, Jakarta PT. Indeks

Christiawan, Yulius Jogi. 2003. Kompetensi dan Independensi Akuntansi Publik :

Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vo.4 No.2 (Nov) Hal. 79 – 92

Dajan, Anton, 1996. “Pengantar Metode Statistik “, jilid 2, LP3ES, Jakarta,.

Elfarina, Christina, Eunike. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor

Terhadap Kualitas Audit. Semarang. Skripsi S1 : Universitas Negri Semarang

Ghozali, Imam, 2005 “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS“, BP

UNDIP, Semarang. Halim, Abdul. 2001. Auditing 1 (Dasar – dasar Audit Laporan Keuangan).

Yogyakarta : AMP YKPN Hamid, Abdul. 2007 “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEIS Press Harhinto, Teguh . 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas

Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi Universitas Diponegoro.(Tidak dipublikasikan).

Hastuti, T.D., S.L. Indriarto. 2003. Hubungan antara Profesionalisme dengan

Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan

Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober, hlm. 1206 – 1220.

Herawaty, Arleen, dan Kurnia, Susanto, Yulius. 2008 Profesionalisme Pengetahuan

Akuntan Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan

Pertimbangan Tingkat Materialitas. Jurnal Trisakti School Of Management, Grogol, Jakarta

Hernadianto. 2002. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Pengetahuan dan

Penggunaan Infuisi Mengenai Kekeliruan (Pada KAP di Jakarta). Semarang, Tesis Maksi : Universitas Diponegoro (Tidak dipublikasikan).

Husein, Umar, 2003 “Riset Strategi Pemasaran”, Penerbit Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2003.

Page 141: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2008. Directory 2008 Kantor Akuntan Publik dan

Akuntan Publik. Jakarta Kartika Widhi, Frianty . 2006. Pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi

auditor terhadap kualitas audit (Studi Empiris:KAP di Jakarta). Semarang. Skripsi S1: Universitas Diponegoro.(Tidak dipublikasikan).

Kell, W.G., R.N. Johnson dan W.C. Baynton.2002. Modern Auditing, Edisi Ketujuh.

Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga. Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan

topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen

(Desember). Hal.25-60. Lasmahadi,A.2002. Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi. www.e-

Psikologi .com Lekatompessy, J.E.2003. Hubungan Profesionalisme dengan konsekuensinya:

Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan Keinginan

Berpindah (Studi Empiris di Lingkungan Akuntan Publik). Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.5, No.1, April, hlm. 69 – 84.

Maryani, T. dan U. Ludigdo. 2001. Survei Atas Faktor – faktor yang Mempengaruhi

Sikap dan Perilaku Etis Akuntan. TeMA. Volume 11 Nomor 1. Maret. P. 49 – 62.

Majalah Auditor Edisi 35/VII/ April – Mei 2008. “Sarbanes Oxley No Way”. Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh keahlian dan independensi terhadap pendapat

audit: Sebuah kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1 (Januari).

Narbuko, Kholid, dan Achmadi, Abu. 2008. Metodologi Penelitian : memberikan

bekal teoretis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta

diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang

benar. Jakarta : Bumi Angkasa. Ni Putu Eka Desyanti dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2006. Pengaruh Independensi,

Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap

Page 142: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern pada Bank

Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Payamta. 2002. Sikap Akuntan dan Pengguna Jasa Akuntan Publik Terhadap

Advertensi Jasa Akuntan Publik. SNA 5 Semarang. P. 544 – 559.

Purnomo, Adi, 2007. Persepsi auditor tentang pengaruh faktor-faktor keahlian dan

independensi terhadap kualitas audit. Tersedia: http://[email protected].

Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Saifuddin. 2004. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit

Going Concern ( Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa ).

Semarang. Tesis Undip.(Tidak dipublikasikan). Sekaran, U, 200. “Research Methods For Business: A Skill Building Approach”,

3nd Ed, John Willey & Sons, Inc, New York.. Simamora, Henry.2002. Auditing. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi

Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97

Supriyono, R.A. 1988. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) : Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Yogyakarta. Salemba Empat.

Sugiyono, 1994. “Statistik Untuk Penelitian”, Penerbit Alfabeta, Bandung. Sugiono, 2003. “Metode penelitian Bisnis”, CV, Alfabeta, Bandung. Santoso, Singgih, 2002. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, Jakarta: Elek

Media Komputindo. Yarmin, Wiwik. 2008. Analisis Pengaruh Perbedaan Kompetensi dan Independensi

Auditor dalam Melakukan Audit Lingkungan Sebagai Sarana untuk

Meningkatkan Akuntabilitas Publik. FEIS, Jakarta. Ubaidillah, dan Agung Arafah. 2009. Faktor – faktor yang mempengaruhi

independensi dalam melakukan pemeriksaan pada kantor akuntansi public

di Palembang. Jurnal Fakultas Universitas Sriwijaya Vol. 3 No.1 (januari).

Page 143: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN

Page 144: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Lampiran 1

KUESIONER PENELITI

Deskripsi Responden

Istilah dengan singkat dan jelas berdasarkan diri Bapak/Ibu/Saudara dengan

memberikan tanda checklist ( � ) pada jawaban yang telah disediakan.

1. Umur

2. Jenis Kelamin

Laki – laki Perempuan

3. Jabatan dalam KAP

Manager Supervisor/Auditor Senior Auditor Junior

4. Pendidikan terakhir

D III S1 S2 S3

5. Lama bekerja sebagai auditor : …. Tahun …. Bulan

6. Jumlah pelatihan yang telah di ikuti

Selama dua tahun terakhir : …. Kali

7. Jumlah penugasan/klien yang diaudit

Rata – rata setiap tahun : .... Klien

Page 145: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

Pernyataan berikut ini mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi Kualitas Hasil

Kerja Auditor dalam proses penugasan audit.

Nyatakan pendapat anda dengan memberi tanda ( � ) pada salah satu jawaban dari

lima alternatif yang paling sesuai dengan pilihan anda.

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

N = Netral

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

1. Pernyataan mengenai Kompetensi Auditor

No Pernyataan STS TS N S SS

A. Pengetahuan

1 Auditor harus mengetahui

tentang fakta – fakta apa saja

yang akan di audit

2 Seorang auditor wajib

mengetahui prosedur – prosedur

standar yang akan di audit

3 Untuk melakukan audit yang

baik, auditor membutuhkan

pengetahuan yang di peroleh

dari tingkat pendidikan formal.

4. Selain pendidikan formal, untuk

melakukan audit yang baik,

Page 146: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

auditor juga membutuhkan

pengetahuan yang diperoleh dari

kursus dan pelatihan khususnya

di bidang audit.

5. Semakin banyak jumlah klien

yang auditor audit menjadikan

audit yang auditor lakukan

semakin lebih baik.

6. Seorang auditor disebut

berpengalaman apabila memiliki

masa kerja lebih dari 4 tahun

7. Pengalaman penugasan audit

mempengaruhi ketepatan dalam

menganalisis suatu kasus

8. Level jabatan dan tanggung

jawab sangat mempengaruhi

pengalaman auditor dalam

mengaudit

B. Psikologi

1. Seorang auditor tidak harus

dapat bekerja sama dalam

sebuah tim

2. Seorang auditor harus kreatif

dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada

3. Auditor yang kompeten akan

dengan mudah berdaptasi

dengan perubahan lingkungan

bisnis kliennya

Page 147: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

4. Seorang auditor harus

mempunyai kemampuan untuk

mendeteksi kecurangan dalam

laporan keuangan.

2. Pernyataan mengenai Independensi

No Pernyataan STS TS N S SS

A. Lama hubungan dengan klien

1. Auditor sebaiknya memiliki hubungan

dengan klien yang sama paling lama 3

tahun

B. Tekanan dari klien

1. Jika audit yang auditor lakukan buruk,

maka auditor dapat menerima sanksi

dari klien

2. Jika audit fee dari satu klien merupakan

sebagian besar dari total pendapatan

suatu kantor akuntan maka hal ini dapat

merusak independensi akuntan public.

3. Fasilitas yang auditor terima dari klien

menjadikan auditor sungkan terhadap

klien sehingga kurang bebas dalam

melakukan audit.

Page 148: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

C. Telaah dari rekan audotor

1. Auditor tidak membutuhkan telaah dari

rekan auditor lain untuk menilai

prosedur auditnya karena kurang dirasa

manfaatnya.

2. Auditor bersikap jujur untuk

menghindari penilaian kurang dari rekan

seprofesi (sesama auditor) dalam tim.

D. Jasa non audit

1. Selain memberikan jasa audit, suatu

kantor akuntan dapat pula memberikan

jasa – jasa lainnya kepada klien yang

sama

2. Pemberian jasa lain selain jasa audit

dapat meningkatkan informasi yang

disajikan dalam laporan pemeriksaan

akuntan publik.

3. Pernyataan mengenai Keahlian Profesional

No Pernyataan STS TS N S SS

A. Aspek Struktural

1. Keahlian yang dilaksanakan seorang

auditor harus sesuai dengan bidang yang

Page 149: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

ditugasinya.

2. Auditor melakukan profesi atau tugas

sesuai dengan standar baku dibidang

profesinya.

3. Auditor harus mematuhi etika yang

telah ditetapkan.

4. Profesional seorang akuntan publik

terbentuk dari tempat pelatihan

5. Asosiasi profesional harus dimiliki

seorang akuntan publik

6. Seorang akuntan yang profesional harus

memiliki kode etik

B. Aspek Sikap

1. Auditor mencerminkan profesi yang

berdedikasi sesuai dengan pengetahuan

dan kecakapan yang dimilikinya.

2. Auditor mempunyai pandangan tentang

pentingnya kewajiban social.

3. Professional mampu membuat

keputusan sendiri tanpa tekanan dari

pihak lain.

4. Seorang profesional harus yakin

terhadap profesi yang dijalankan.

Page 150: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

5. Auditor harus memiliki hubungan

sesamaprofesi dengan menggunakan

ikatan profesi sebagai acuannya.

4. Pernyataan mengenai Etika Auditor

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Imbalan yang auditor terima dapat

mempengaruhi perilaku auditor agar

memiliki kinerja yang optimal.

2. Organisasi di tempat auditor bekerja

sangat berarti bagi seorang auditor.

3. Lingkungan keluarga auditor sangat

mempengaruhi perilaku auditor.

4. Auditor merasa terikat secara emosional

dengan organisasi di tempat bekerja.

5. Pernyataan mengenai Kualitas Audit

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Besarnya kompetensi yang auditor

terima akan mempengaruhi auditor

dalam melaporkan kesalahan klien.

2. Pemahaman terhadap sistem informasi

akuntansi klien dapat menjadikan

Page 151: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

pelaporan audit menjadi lebih baik.

3. Auditor mempunyai komitmen yang

kuat untuk menyelesaikan audit dalam

waktu yang tepat

4. Seorang auditor harus berpedoman pada

prinsip auditing dan prinsip akuntan

dalam melakukan pekerjaan lapangan

5. Auditor tidak mudah percaya terhadap

pernyataan klien selama melakukan

audit

6. Auditor selalu berusaha berhati – hati

dalam pengambilan keputusan selama

melakukan audit.

7. Seorang akuntan publik harus memiliki

konsistensi dalam profesinya

8. Seorang auditor harus menjauhi

tindakan yang dapat mendiskreditkan

profesi akuntan publik

9. Auditor menjadikan SPAP sebagai

pedoman dalam melaksanakan

pekerjaan laporan

10. Seorang akuntan publik harus mematuhi

SOP yang ada

Page 152: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 2

DISTRIBUSI FREKUENSI KOMPETENSI K1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 5 7.1 7.1 7.1

ragu-ragu 19 27.1 27.1 34.3

setuju 43 61.4 61.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 153: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

K5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 23 32.9 32.9 34.3

ragu-ragu 28 40.0 40.0 74.3

setuju 15 21.4 21.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 3 4.3 4.3 4.3

tidak setuju 19 27.1 27.1 31.4

ragu-ragu 36 51.4 51.4 82.9

setuju 12 17.1 17.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 16 22.9 22.9 25.7

ragu-ragu 35 50.0 50.0 75.7

setuju 14 20.0 20.0 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 154: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

K9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 20 28.6 28.6 30.0

setuju 30 42.9 42.9 72.9

sangat setuju 19 27.1 27.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

K12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 14 20.0 20.0 21.4

setuju 34 48.6 48.6 70.0

sangat setuju 21 30.0 30.0 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 155: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 3 DISTRIBUSI FREKUENSI INDEPENDENSI

I1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 1 1.4 1.4 2.9

Ragu-ragu 10 14.3 14.3 17.1

setuju 51 72.9 72.9 90.0

sangat setuju 7 10.0 10.0 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

I2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 4 5.7 5.7 5.7

Ragu-ragu 16 22.9 22.9 28.6

setuju 42 60.0 60.0 88.6

sangat setuju 8 11.4 11.4 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

I3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

snagat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 2 2.9 2.9 4.3

Ragu-ragu 11 15.7 15.7 20.0

setuju 50 71.4 71.4 91.4

sangat setuju 6 8.6 8.6 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

I4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

Ragu-ragu 6 8.6 8.6 10.0

setuju 53 75.7 75.7 85.7

sangat setuju 10 14.3 14.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 156: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

I5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 3 4.3 4.3 7.1

Ragu-ragu 14 20.0 20.0 27.1

setuju 42 60.0 60.0 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

I6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 9 12.9 12.9 14.3

Ragu-ragu 34 48.6 48.6 62.9

setuju 23 32.9 32.9 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

I7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 4 5.7 5.7 8.6

Ragu-ragu 12 17.1 17.1 25.7

setuju 43 61.4 61.4 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

I8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 5 7.1 7.1 8.6

Ragu-ragu 20 28.6 28.6 37.1

setuju 37 52.9 52.9 90.0

sangat setuju 7 10.0 10.0 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 157: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 4

DISTRIBUSI FREKUENSI KEAHLIAN PROFESIONAL KP1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 5 7.1 7.1 7.1

ragu-ragu 19 27.1 27.1 34.3

setuju 43 61.4 61.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KP2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KP3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KP4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 158: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

KP5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 23 32.9 32.9 34.3

ragu-ragu 28 40.0 40.0 74.3

setuju 15 21.4 21.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KP6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 3 4.3 4.3 4.3

tidak setuju 19 27.1 27.1 31.4

ragu-ragu 36 51.4 51.4 82.9

setuju 12 17.1 17.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KP7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 16 22.9 22.9 25.7

ragu-ragu 35 50.0 50.0 75.7

setuju 14 20.0 20.0 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KP8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 159: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

KP9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KP10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KP11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

ragu-ragu 10 14.3 14.3 17.1

setuju 44 62.9 62.9 80.0

sangat setuju 14 20.0 20.0 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 160: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 5 DISTRIBUSI FREKUENSI ETIKA AUDITOR

EA1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

ragu-ragu 4 5.7 5.7 5.7

setuju 48 68.6 68.6 74.3

sangat setuju 18 25.7 25.7 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

EA2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 5 7.1 7.1 8.6

setuju 52 74.3 74.3 82.9

sangat setuju 12 17.1 17.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

EA3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

ragu-ragu 3 4.3 4.3 5.7

setuju 51 72.9 72.9 78.6

sangat setuju 15 21.4 21.4 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

EA4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

ragu-ragu 5 7.1 7.1 7.1

setuju 40 57.1 57.1 64.3

sangat setuju 25 35.7 35.7 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 161: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 6 DISTRIBUSI FREKUENSI KUALITAS AUDIT

KA1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 5 7.1 7.1 7.1

ragu-ragu 19 27.1 27.1 34.3

setuju 43 61.4 61.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KA2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KA3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KA4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 162: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

KA5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 23 32.9 32.9 34.3

ragu-ragu 28 40.0 40.0 74.3

setuju 15 21.4 21.4 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KA6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 3 4.3 4.3 4.3

tidak setuju 19 27.1 27.1 31.4

ragu-ragu 36 51.4 51.4 82.9

setuju 12 17.1 17.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KA7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sangat tidak setuju 2 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 16 22.9 22.9 25.7

ragu-ragu 35 50.0 50.0 75.7

setuju 14 20.0 20.0 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KA8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 31 44.3 44.3 95.7

sangat setuju 3 4.3 4.3 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 163: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

KA9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 7 10.0 10.0 10.0

ragu-ragu 29 41.4 41.4 51.4

setuju 29 41.4 41.4 92.9

sangat setuju 5 7.1 7.1 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

KA10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tidak setuju 6 8.6 8.6 8.6

ragu-ragu 29 41.4 41.4 50.0

setuju 26 37.1 37.1 87.1

sangat setuju 9 12.9 12.9 100.0

Valid

Total 70 100.0 100.0

Page 164: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 7

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KOMPETENSI

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

K1 37.64 18.726 .165 . .693

K2 37.84 18.424 .192 . .691

K3 37.81 16.298 .524 . .642

K4 37.73 15.389 .630 . .621

K5 38.33 18.079 .175 . .698

K6 38.46 17.353 .349 . .669

K7 38.27 17.186 .320 . .673

K8 37.84 18.424 .192 . .691

K9 37.81 16.298 .524 . .642

K10 37.73 15.389 .630 . .621

K11 37.31 18.451 .162 . .696

K12 37.20 19.090 .080 . .706

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.691 .686 12

Page 165: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 8 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INDEPENDENSI

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

I1 26.03 12.231 .633 .512 .783

I2 26.14 12.820 .420 .229 .810

I3 26.09 12.601 .510 .514 .798

I4 25.89 13.871 .342 .153 .817

I5 26.16 11.236 .635 .536 .779

I6 26.66 11.910 .546 .518 .793

I7 26.16 11.526 .560 .420 .791

I8 26.29 11.424 .620 .476 .781

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.816 .814 8

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KEAHLIAN PROFESIONAL

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

KP1 70.86 70.994 .232 . .717

KP2 71.06 70.113 .284 . .713

KP3 71.03 65.159 .670 . .685

KP4 70.94 64.229 .694 . .680

KP5 71.54 69.121 .289 . .711

KP6 71.67 68.514 .397 . .705

KP7 71.49 68.427 .354 . .706

KP8 71.06 70.113 .284 . .713

KP9 71.03 65.159 .670 . .685

KP10 70.94 64.229 .694 . .680

KP11 70.49 71.993 .145 . .722

TotalKP 37.24 18.534 1.000 . .704

Page 166: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 9 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.720 .778 12

VALIDITAS DAN RELIABILITAS ETIKA AUDITOR

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

EA1 12.50 .775 -.250 .075 .336a

EA2 12.63 .701 -.194 .041 .488a

EA3 12.56 .656 -.150 .024 .625a

EA4 12.41 .739 -.264 .087 .277a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

a

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

a N of Items

.658 .652 4

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Page 167: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 10

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUALITAS AUDIT

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

KA1 62.86 67.516 .248 . .725

KA2 63.06 66.982 .271 . .724

KA3 63.03 62.202 .653 . .695

KA4 62.94 60.924 .709 . .688

KA5 63.54 65.817 .292 . .721

KA6 63.67 64.919 .426 . .712

KA7 63.49 64.717 .389 . .713

KA8 63.06 66.982 .271 . .724

KA9 63.03 62.202 .653 . .695

KA10 62.94 60.924 .709 . .688

TotalKA 33.24 17.694 1.000 . .721

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.728 .796 11

Page 168: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 11 REGRESI DAN MODERASI

Variables Entered/Removed

b

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 etikaauditor, kompetensi, independensi, keahlianprofesional

a

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: kualitasaudit

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .995a .991 .990 .412

a. Predictors: (Constant), etikaauditor, kompetensi, independensi, keahlianprofesional

b. Dependent Variable: kualitasaudit

ANOVA

b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1209.855 4 302.464 1.785E3 .000a

Residual 11.017 65 .169

1

Total 1220.871 69 a. Predictors: (Constant), etikaauditor, kompetensi, independensi, keahlianprofesional

b. Dependent Variable: kualitasaudit

Coefficients

a

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .534 1.284 .416 .679

kompetensi .340 .038 .363 8.990 .000

independensi -.205 .033 -.086 -6.199 .000

keahlianprofesional .668 .039 .683 17.002 .000

1

etikaauditor .340 .038 .363 8.990 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Page 169: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...
Page 170: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...

LAMPIRAN 12 INTERAKSI KOMPETENSI DAN ETIKA AUDITOR

Coefficients

a

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 7.660 9.639 .795 .430

kompetensi .170 .230 .182 .739 .462

independensi -.205 .033 -.086 -6.190 .000

keahlianprofesional .668 .039 .684 16.958 .000

etikaauditor -.402 .576 -.087 -.699 .487

1

moderasi -.205 .033 -.086 -6.190 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

INTERKASI INDEPENDENSI DAN ETIKA AUDITOR

Coefficients

a

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 6.387 17.852 .358 .722

kompetensi .340 .038 .363 8.925 .000

independensi -.384 .546 -.160 -.703 .484

keahlianprofesional .668 .040 .684 16.888 .000

etikaauditor -.325 1.065 -.070 -.305 .761

1

moderasi2 .340 .038 .363 8.925 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

INTERAKSI KEAHLIAN PROFESIONAL DAN ETIKA AUDITOR

Coefficients

a

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 12.340 9.209 1.340 .185

kompetensi .038 .038 .362 9.009 .000

independensi -.207 .033 -.087 -6.293 .000

keahlianprofesional .360 .241 .368 1.493 .140

etikaauditor -.680 .548 -.146 -1.241 .219

1

moderasi3 .038 .038 .362 9.009 .000

a. Dependent Variable: kualitasaudit

Page 171: PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN KEAHLIAN ...