Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Si Mts Kecamatan Papar Kabupaten Kediri

download Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Si Mts Kecamatan Papar Kabupaten Kediri

of 33

description

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Mts Kecamatan Papar Kabupaten Kediri

Transcript of Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Si Mts Kecamatan Papar Kabupaten Kediri

1

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAPPRESTASI BELAJAR SISWA DI MTS KECAMATANPAPAR KABUPATEN KEDIRI

PROPOSAL TESIS

Dosen Mata Kuliah :Dr.H.HAMAM SYAMSURI,M.Pd

Disusun oleh:Binti MusaadahNIRM : 051.04.03.0220Kelas C / semester III

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRIPASCA SARJANA PAITAHUN 2016

Lembar Persetujuan

PROPOSAL TESTIL INITELAH DISETUJUITANGGAL..

OlehKetua Program StudiPendidikan Agama Islam

DAFTAR ISI

HalamanKata Pengantar .iDaftar Isi.,,iiDaftar Tabel......,,iii

A. Latar Belakang masalah B. Rumusan MasalahC. Tujuan Penelitian D. Manfaat penelitianE. HipotesisF. Definisi OperasionalG. Kajian TeoriH. Metode PenelitianI. Sistematika Penulisan

DAFTAR PUSTAKA Lampiran

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang MasalahSekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggung-jawab untuk terus mendidik siswanya. Untuk itu sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun penanggung jawab proses belajar mengajar di kelas adalah guru karena gurulah yang langsung memberikan, kemungkinan siswa untuk mengikuti proses pembelajarab secara efektif.Untuk melaksanakan tugas profesinya, guru itu perlu memahami dan menghayati wujud siswa sebagai manusia yang akan dibimbingnya[footnoteRef:2]. Di sisi lain guru harus pula menghayati anak lulusan sekolah sebagai gambaran hasil didikannya yang diharapkan oleh masyarakat sesui dengan filsafat hidup dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia. [2: Hamalik, Oemar.1991.Pendidikan Guru Konsep dan strategi, Bandung, Mandiri.]

Di sisi lain guru harus memahami dan menghayati para siswa yang dibinanya karena wujud siswa setiap saat tidak akan sama sebab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan dampak serta nilai-nilai budaya Masyarakat Indonesia sangat mempengaruhi gambaran para lulusan sekolah. Oleh sebab itu perilaku guru yang diharapkan sangt mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan itu sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru diharapkan mampu mengatisipasi perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat pada masa yang akan datang.

1 Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melasanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar pada khusunya. Untuk memiliki kompetensi fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengmebangkan potensi siswa secara professional.

Guru dutuntut untuk dapat bekerja dengan teratur dan konsisten, tetapi kreatif dalam menghadapi karakteristik pribadinya sehingga pola kerja seperti ini terhayati pula oleh siswa pendidikan. Kemantapan dan integritasidak pribadi ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi tumbuh melalui proses belajar mengajar dan proses pendidikan yang sengaja diciptakan.

Siswa yang mengikuti pelajaran belum tentu dapat menangkap apa yang disampaikan oleh guru. Seringkali guru tidak memberikan respon terhadap tingkah laku siswa di dalam kelas. Kalau murid tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru, atau apabila tidak dapat berkomunikasi dengan murid, maka besar kemungkinan murid tidak dapat menguasai mata pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Bila hal ini terjadi pada siswa maka sedikit sekali kemungkinan siswa memperoleh prestasi yang diharapkan. Keberhasilan siswa belajar dapat dipengaruhi oleh pihak siswa sendiri dan dari luar pihak siswa. Dari pihak sekolah adalah bakat, motivasi, belajar, ketekunan, waktu dan kelengkapan sarana dirumah, sedangkan dari luar siswa misalnya kemampuan guru yang baik, kondisi dan disiplin di sekolah, serta dorongan dan perhatian dari orang tua.

Kemampuan guru dalam proses belajar mengajari dapat dirasaakan danDipantau oleh siswa dalam bentuk-bentuk antara lain : (1) Siswa dapat mengikuti Penyajian guru; (2) Penyajian bahan tidak terlalu cepat; (3) Contoh-contoh danSoal-soal latihan diberikan secara cukup ; (4) Guru embantu siswa mengingat pelajaran-pelajaraan yang pernah diperoleh dan guru mengerti serta mengenalMasalah belajar siswa; (5)Guru berusaha menjawab pertanyaan siswa seandainyaSiswa belum mengerti; (6) Guru membahas soal-soal yang tidak dimengerti siswaHal-hal di atas merupakan tolak ukur minimal yang penulis jadikan acuanKompetensi gutu ketika melakukan proses belajar mengajar. Disamping kompetensi-kopetensi di atas, guru dalam mengajar harus Dapat menciptakan kondisi yang mengarah kepada penciptaan kondisi dimanaSiswa dapat melakukan aktifitas dalam belajar.Penciptaan kondisi dimaksut adalah member motivasi belajar. MotivasiDalam belajar memiliki urgenitas yang tinggi, karena motivasi merupakan suatu tenaga (dorongan, alas an kemauan ) dari dalam yang menyebabkan siswa berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan pembelajaraanYang hendak di capai.Motivasi berhubungan erat dengan motif. Mptif adalah keadaan pribadi yang mendorong individu untuk melakukan aktifitas aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Seseorang yang tidak berminat melakukan sesuatu berarti motif yang mendoorng tidak kuat, sehingga prestasi belajar atau kecakapan nyata tidakSesuai. Motif ini berubah-ubah sehingga kekurangan motif inidapat diatasiDengan memberikan motif.Kekurangan motifitas belajar siswa dimungkinkan karena factor-factor Tertentu yang dapat mempengaruhinya,diantaranya : factor keluarga,sekolah,dan masyarakatGuru sebagai ujung tombak dalam membelajarkan anak, maka haris dapatMenganalisa factor-factor kekurangan motif tersebut dan dicari solusinya apabilaDitemukan factor penurunan motif. Seorang guru akan nampak dalam proses belajar mengajar memberikanMotivasi apabila dalam mengajarnya memberikan : (a) Memberi angka; (b)Memberi hadiah; (c) Mengadakan kompetisi; (d) Memberi ulangan; (e) Memberikan hasil; (f) member pujian; (g) Memberi hukuman; (h) MemberitahuHasrat untuk belajar; (i) Menjelaskan tujuan; (j) Mengadakan ego-involvement

Hal-hal di atas apabila dilakukan guru ketika proses belajar mengajar,Berarti guru tersebut melakukan atau memberikan motivasi belajar, dan hal iniYang penulis jadikan tolak ukur minimal dalam mengukur pemberian motivasi Belajar kepada siswa Penelitian ini susun untuk mengetahui ada atau tidaknya hubunganAntara kompetensi guru motivasi dan prestasi belajar siswa.

Bertolak dari hal di atas, penelitian dalam rangka menulis tesis dengan Judul hubungan kompetensi guru dengan motivasi dan prestasi belajar kelas 1Semester ganjil tahun 2015/2016 di Madrasah Tsanawiyah Aeeahman dan MTsMiftahul Huda di kecamatan papar Kab.Kediri.

B. Rumusab masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa MTs Kecamatan PaparKab,Kediri pada kelas 1 semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016

2. Kondisi kompetensi guru dan prestasi belajar siswa MTs Kecamatan paparKab.Kediri pada kelas 1 semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016

3. Adakah hubungan kompetensi guru dan motivasi dengan prestasi belajarSiswa MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri pada kelas 1 semester ganjilTahun pelajaran 2015/2016?

4. Adakah hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa MTs Kecamatan Papar Kab.kediri pada kelas 1 semester ganjil tahun pelajaran2015/2016?

C. Tujuan penelitian 1. Untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan kompetensi guru denganMotivasi belajar siswa MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri pada kelas 1 semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016

2. Untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan kompetensi guru dengan Prestasi belajar siswa MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri padaSemester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 Semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan guru dan motivasi dengan Prestasi belajar sisawa MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri pada kelas 1Semester ganjil tahun pelajaran 2015/20164. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan komptensi guru dengan prestasi belajar sisawa MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri pada kelas 1Semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016

D. Mandaat penelitianPenelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teorifitas maupun praktis.

1. Secara teoritas.Akan menambah wawasan penulisan tentang kompetensi guru.2. Secara praktis.a. Untuk dijadikan pertibangan bagi kebijakan madrasah dalam Peningkatan kualitas guru.b. Bagi guru pendidikan agama Islam dapat dijadikan sebagai salah satuRujukan dalam merumuskan strategi pembelajaran yang tepat.

E. Hipitesis Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang penulis ajukan :1. H berbunyi : Asanya hubungan kompetensi guru dengan Motivitas belajar siswa MTs Kecamatan papar kab.kediri

H berbunyi : Tidak ada hubungan kompetensi guru dengan motivasi Belajar sisawa MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri pada Siswa kelas 1 semester ganjil tahun pelajaran 2015/20162. H Berbunyi : Tidak ada hubungan komptensi guru dengan prestasi Ada hubungan kompetensi dan motivasi dengan prestasi Pada kelas 1 semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016

3. H Berbunyi : Ada hubungan kompetesi dan motivasi dengan prestasi Belajar siswa kelas 1 MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri Tahun pelajaran 2015/2016

H Berbunyi : Tidak ada hubungan komptensi dan motivasi dengan Prestasi belajar siswa kelas 1 MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri tahun pelajaran 2015/2016

F. Definisi Operasional

a. Kompetensi guru

Yang dimaksut dengan kompetensi professional guru adalah seperangkatPengetahuan kemampuan,keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh setiapGuru dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya sebagai guru

Yang dimaksut dengan kompetensi professional guru adalah kemampuanPenguasaan akademik ( mata pelajaran / yang diajarkan dan terpadu ) mengajarSekaligus, sehingga guru itu memiliki wibawa akademis.

Dengan demikian kompetensi mengacu kepada kemampuan melaksanakanSesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi menujuk kepadaPerformance dan perbuatan yang rasional, untuk memenuhi versivikasi tertntu diDalam pelaksana tugas-tugas pendidikan. Dikatakan rasional karena mempunyaiArah atau tujuan, sedangkan performen merupakan salah satu hal yang harus dimiliki dalam pendidikan apapun karena kemampuan itu memiliki kepentingan Tersendiri dan sangat penting untuk dimiliki.

Kompetensi-kompetensi profesiaonal yang jadikan sebagai variable adalah:

(1) Menguasai bahan; (2) Mengelola progam belajar mengajar; (3) Mengelolakelas; (4) Menggunakan media atau sumber belajar; (5) Menguasai landasan kependidikan; (6) Mengelola interaksi mengajar; (7) Menilai prestasi; (8) Mengenal layanan bimbingan dan penyuluhan belajar; (9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dan; (10) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

b.Motivasi Belajar

Motivasi adalah Perubahan energi dari seseorang yang ditandai dengan Muncul feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Jadi,motivasi bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi hal yang dapatDisimpulkan adanya,karena sesuatu yang dapat kita saksikan tiap aktivitas yangDilakukan seseorang itu didorong oleg sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang.Kekuatan pendorong itulah yang di sebut motif.

Motivasi-motivasi yang berhubungan dengan motivasi sekolah adalahSebagai berikut : (1) Memberi angka ; (2) Hadiah; (3) Saingan / kompetisi; (4)Ego-involvement; (5) Memberi ulangan; (6) Mengetahui hasil; (7) Pujian; (8)Hukuman.

C. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh seorang siswaSetelah melakukan aktivitas belajar. Hasil tersebut berupa nilai, baik yang berbentuk kuantitas maupun kualitas. Namun perlu di ketahui bahwa prestasiSeorang anak tidak mencerminkan kemampuan, sebab kecakapan dan kemampuanItu hanya bagian dari unsure pembentuk prestasi, sehingga dapat dikatakan bahwaKemampuan yang tinggi bukan jaminan yang mutlak akan terciptanyaPrestasi yang tinggi. Begitu pula sebaliknya yang rendah tidak tidak mutlakDidasari pada kemampuan yang rendah pula.

Hasil belajar murid memuaskan dan kurang memuaskan tergantung dari beberapa factor walaupun anak cerdas, kemampuann dan keuletan cukup pada anak, tetapi kesehatan badannya kurang baik serta lingkungan kehidupannya menghambat, anak tidak mungkin memperoleh hasil belajar yang optimal.

Adapun proses yang harus dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang belajar siswa adalah dengan melaksanakan suatu test yang di sebut test hasil belajar (achicvement test)

Test hasil belajar untuk melihat prestasi belajar atau hasil belajar melihatHasil test belajar pada semester ganjil dan semester genap pada tiap-tiap tingkatAtau kelas dan dihubungkan dengan : a. Hubungan antara pengguna bahan dengan belajar siswa.b. Hubungan antara pengelolaan progam belajar dengan hasil belajar siswa.c. Hubungan antara pngelolaan kelas dengan hasil belajar siswa d. Hubungan antara penggunaan media belajar dengan hasil belajar siswae. Hubungan antara pengelolaan interaksi belajar mengajar dengan hasil belajar siswa.f. Hubungan antara penguasaan landasan kependidikan dengan hasil belajar siswag. Hubungan antara penilaian dengan hasil belajar siswa.h. Hubungan antara penguasaan bimbingan dan penyuluhan dan administrasisekolah dengan hasil belajar siswa.i. Hubungan antara kemampuan memahami dan menafsirkan dasil penelitian Dengan hasil belajar siswa.

G. Kajian Teori 1. Kompetensi Profesional Guru

1.1 Pengrtian

Yang dimaksud dengan kompetensi professional guru adalah seperangkatPengetahuan kemapuan, ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesiona sebagai guru.

Yang di maksut dengan kopetensi professional guru adalah kemampuanPenguasaan akademik (mata pelajaran / yang diajarkan dan terpadu ) mengajar sekaligus, sehingga guru itu memiliki wibawa akademis.

Jabatan guru merupakan sebuah profesi, seperti dibawah ini :

Apabila tugas mendidik dan mengajar yang dikerjakan oelh guru diSekolah adalah suatu profesi, maka untuk menjalankan tugas tersebut, sebagai tenaga professional guru-guru harus memiliki kompetensi, yaitu wibawa, kemampuan kecakapan, dan keahlian dalam menjalankan tugas mereka dengan cara yang paling diharapkan.

Menyoroti istilah kompetensi dari sudut pandang profesionalisasi guru,Kiranya lebih tepat kalau diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melasanakan tugas kendidikan, baik itu dari priduk pelatihan ( bersekolah mengikuti penataran atau bentuk pelatihan lainnya ) maupun kemampuanDasarnya sebagai pendidik. Jadi kompetensi guru disini menunjuk padaKemampuan berkreasi, bersikap dan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Oleh karena itu mengajarkan atau mendidik adalah suatu kerja yang kreatif, yang keberhasilannya bergantung pada imajinasi dan inisiatif guru. Pelajaran didaktik metodik yang diperoleh guru di bangku sekolah hanya bersift ilmi dan teori sehingga pilihan dan penggunaanya bergantung pada kemampan dan kreatifitas Guru didorong oleh kemampuan untuk mengadakan inovasi

1.2.Syarat-syarat professional guru

Guru sebagai jabatan professional memerlukan keahlian khusus karena sebagai suatu profesi, guru harus memiliki syarat professional.

Sebagai ahli memandang mendengar sebagai ( science ) oelh karenanyaGuru merupakan sosok pribadi manusia yang memandang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga professional yang memiliki professional ( berpengetahuan dan berkemampuan tinggi) dalam dunia pendidikan yang berkompenten untuk melakukan tugas mengajar.

Siapapun asal memiliki profesi dalam bidang ilmu pendidikan akan mempu melakukan perubahan mengajar dengan baik. Penguasaan seorang guru atau materi pelajaran bidang tugasnya adalah juga penting, tetapi yang lebih penting ialah penguasaanya atas ilmu-ilmu berubungan dengan tugas mengajarnya.Seorang pakar psikologi pendidikan, J.M. Stephens, berpendapat bahwa seorang yang professional seharunya memiliki keyakinan yang mendalamTerhadap ilmu yang berhubungan dengan proses kependidikan yang dapat menyelesaikan masalah-masalah besar itu. Hal ini penting karena menurutnya mengajar itu terkadang berbentuk proses yang emoosional dan entusiastik yang dapat menghambat penerapan secara persis teori-teori ilmu pengtahuan.

Oleh karena itu guru merupakan factor yang sangat domninan dan yang peling dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan manjadi tokoh identifikasi diri. Oleh sebab itu guru seyogyanya memilki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilkinya, guru perlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya.Tenaga edukatif (guru) merupakan tenaga professional yang secara legal terhadap dengan objek (siswa) dalam pendidikan dan pngajaran,Iya menempati tempat yang sangat strategis dalam kegiatan pengajaran di sekolah, sehingga merupakan hal yang anomelik kalau ditangan mereka ini terletak berasil tindakannya progam pengajaran di sekolah.

Karena itu skill yang haris di milikinnya hendaknya senantiasa berorientasi kepada tujuan dari pada progam itu sendiri, yakni persiapan anak didik untuk kehidupnya dimasa yang akan datang, dengan mengajar anak supaya belajar, supaya memperoleh pengetahuan sendiri serta dapat menguasai keterampilan-tereampilan tertentu yang bernilai guna.

Guru sebagai tenaga professional di bidang pendidikan, di sampaing memahami hal-hal yang bersifat filosofis konseptual, harus juga pengetahuan dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis, terutama kegiatan pengeleola dan melaksanakan interaksi belajar. Didalam mengelola interaksi mengajar, guru paling tidak memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendisain progam dan keterampilan, mengomunikasi kepada anak didik. Dua modal ini telah di rumuskan sepuluh kopetensi guru.

Mengenai kopetensi professional guru bahwa hal yang harus di kuasai guru adalah : (a) mempunyai pengetahuan belajar dan tingkah laku manusia, (b) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, (c) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sndiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi di binanya, (d) mempunyai keterampilan teknik mengajar.

Pendapat yang hamper sama di kemukakan oleh Glesser yai itu di kutip oleh Nana Sujana (1988 : 8) berpendapat bahwa ada 4 kemampuan yang ahrus di kuasai oleh guru, yakni, (a) menguasai bahan pelajaran, (b) kemampuan mendiagnosa tinggah laku siswa, (c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran, (d) kemampuan mngukur hasil belajar siswa.

Bertolak dari pendapat diatas, maka kompetensi guru dapat di bagi menjadi tiga yakni :

a. Kompetensi bidang Kognitif.

Artinya kemampuan intelektual, seorang guru harus menguasai mata pelajaran, mempunyai pngetahuan tentang teknik mengajar dan mempunyai pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak, mempunya pengetahuan tentang bidang menyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tenaga intrumen evaluasi dan cara pelaksananya. Disamping itu guru juga mempunyai pengetahuan social, kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainya yang mendukung pada mata pelajaran yang dikelolanya.

b. Kompetensi Bidang Sikap

Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas profesionalnya. Di sisi guru dituntut untuk bersikap menghargai perkerjaannya, mencinyai dan merasa memiliki dengan sikap tentanggang rasa terhadap teman seprofesi dan berkeinginan yang kuat selalu meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar.

c. Kompetensi Perilaku / Performancc

Arti guru mempunyai kemampuan dalam berbagai keterampilan / berperilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menyusun persiapan/ perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan adminitrasi kelas, dan lain-lain. Perbedaan dengan kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku diutamakan adalah praktek atau keterampilan atau pelaksanaanya.

Banyak sekali pakar dan ahli pendidikan yang mengemukakan tentang macam-macam kompetensi professional yang harus dimilki guru dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi guru di Indonesia telah di kemukakan oleh Proyek Pembinaan Pendidikan Guru ( P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang bertolak dari analisis tugas guru baik sebagai pengajar, pembimbing, maupun sebagai administrasi kelas.

Adapun kompetensi-kompetensi professional yang di kembangkan oleh P3G tersebut adalah kompetensi yang perencianya adalah sebagai berikut :

Ada sepeluh kompetensi guru menurut P3G yakni : (a) mengusahiBahan, (b) mengelola progam belajar mengajar, (c) mengelola kelas, (d) menggunkan media atau sumber belajar, (e) menguasai landasan pendidikan, (f) mengelola interaksi belajar mengajar, (g) menilai prestasi belajar, (h) mengenal layanan bimbingan dan penyuluhan, (i) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dan (j) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengerjaan.

Dari sepuluh komptensi tersebut jika di telaah secara mendalam maka hanya mencakup dua bindang kompeyensi bagi guru, yaitu kompetensi kognitif dan kompetensi perilaku. Yakni kompetensi yang berhubungan dengan tenaga kependidikan itu sendiri bagaimana seterusnya bersikap dan berbuat dalam proses belajar mengajar. Untuk keperluan analisis tugas guru yang ada hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat kelompokkanMenjadi empat kemampuan yaitu : (a) Kemampuan merencanakan proses belajar mengajar; (b) kemampuan melaksanakan dan memimpin / mengelola proses mengajar; (c) Manilai kemajuan proses belajar mengajar; (d) Menguasai bahan pengajaran atau pelajarab dalam arti menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.

Kemapuan-kemapuan sebagaimna yang disebutkan dalam emapt kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang sepenuhnya harus diatasi oleh guru yang bertarap professional

2. Motivasi Belajar

2.1 Pengertian

Motivasi merupakan suatu yang sangat penting bagi setiap kehidupan seseorang dalam setiap aktivitasnya dalam rangka mencapai sesuatu tujuan tertentu

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk menentukan sesuatu, berawal dari motif itu, amaka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Motivasi adalah : Perubahan energy dari seseorang yang di tandai dengan muncul feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan

Motivasi Belajar adalah Dorongan untuk mempelajari sesuatau dengan sungguh-sunggu sehingga memiliki pengertian yang lebih mendalam dalam bidang tersebut untuk mendapatkan kepandaian

Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting yaitu : A. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri individu manusia, yang penampakannya meyangkut kegiatan fisik manusia.B. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa FEELING aveksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan persoalan kewajiban, aveksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusiaC. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.Jadi, motivasi bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya, karena sesuatu yang dapat kita saksikan tiap aktivitas yang dilakukan seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri sesorang, kekuatan pendorong itulah yang disebut motiv.

2.2. macam macam motivasiA. motivasi instrinsikYang dimaksud dengan motivasi intrinsic adalah motiv motiv yang menjadi aktiv atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku buku untuk dibaca

B. Motivasi EkstrinsikAdalah motiv motiv yang aktiv dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar karena tahu esok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nila yang baik. Akan tetapi, bukan berarti bahwa motivasi baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, sebab kemungkinan besar siswa itu dinamis, berubah ubah, dan juga mungkin komponen komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan ekstrinsik.

C Bentuk Bentuk Motivasi SekolahDidalam kegiatan belajar mengajar perana motivasi baik motivasi intrinski maupun ekstrinsik sengat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengmbangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memlihara kekuatan dalam melakukan kebagperana motivasi baik motivasi intrinski maupun ekstrinsik sengat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengmbangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memlihara kekuatan dalam melakukan kegiatan belajar.Adapun beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.

1. Member angka Angka dalam hal inisebagai nilai kegiatan belajarnya banyak siswa belajar yang tujuan utamanya justru untuk mencapai angka / nilai yang baik. Namun demikian semua itu harus di ingat oleh semua guru bahwa member angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar sejati / hasil belajar yang bermakna.2. HadiaHadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak demikian. Karena hadiah terhadap sesuatu pekerjaan mungkin akan menarik bagi seseorang tetapi bagi orang lain tidak karena merasa tidak berkompeten dalam hal itu.3. Saing / kompetisi Kompetisi dapat sebagau alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan secara individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.4. Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasa pentingnya tugas dan menerima tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dan dengan menjaga harga diri.5. Memberi ulanganPara siswa akan menjadi giat belajar kalau aka nada ulangan juha merupakan sarana motivasi, tetapi yang harus diingat oelh guru adalah jangan terlalu sering karena bias membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru kalau ualangan harus memberitahukan kepada siswa.6. Mengetahui hasilDengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakian mengetahui grafik hasil belajarnya mengingat maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan satu harapan hasilnya terus-meningkat dan lebih bagus/baik.7. Pujian Apabila siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, perlu diberi pujian itu adalah merupakan motivasi yang baik, oleh karena itu supaya pujian itu merupakan motivasi, pemberiannya terpat, dengan pujian yang tepat merupakan sarana yang menyenangkan dan memperyinggi gairah belajar serta seakan membangkitkan harga dirinya.8. Hukuman Hukuman sebagai reifoement yang negative tetapi kalau diberikan secara tetap dan bijak bias menjadi alat motifasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.3. Prestasi Belajar 3.1. Pengertian Prestasi belajar di dalam pendidikan biasa dikenal juga sebagai hasil belajar, dimana salah satu indicator bahwa pendidikan dikatakan berhasil manakala prestasi yang ditunjukan siswa dapat diwujudkan secara optimal. Dalam rangka mewujudkan prestasi belajar diperlukan peran serta semua pihak baik pengelola pendidikan, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu proses belajar dianggap sebagai titik tolak berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar.

Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh oleh seorang siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Hasil tersebut bias berupa nilai, baik yang terhadap factor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.

3.3 Hubungan kompetensi Guru dengan Aktivitas Pembelajarana. Hubungan antara penggunaan bahan dengan hasil belajar siswa. Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalahPenggunaan bahan bidang studi, penguasaan ini menjadi landasan pokok unyuk ketrampilan mengajar. Guru sebagai pengajar menitik beratkan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru di tuntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. Setiap guru yang akan mengajar haruslah selalu membuat perencanaan, salah satu yang harus di lakukan ialah mampu mengorganisasi materi pelajaran. Materi pelajaran tidak mungkin diberikan asal saja tetapi harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat di mengerti oleh siswa.Tujuanpenorganisasian pelajaran adalah agar guru dapat memperhatikan urutan dari arah materi yang akan di berikan, sesuai dengan tujuan instruksional yang dirumuskan. Kemudian guru dapat menyajikan materi itu dengan metode mengajar yang tepat serta menyediakan media pengajaran yang dapat memperlancar jalannya pengajaran. Guru juga harus memilih kegiatan-kegiatan belajar apa yang harus dilakukan oleh siswa, dengan tujuan dapat member motivasi yang kuat dalam proses belajar mengajar. Sebelum guru itu tampilkan didepan kelas mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai apa yang akan disampaikan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar.

B. Hubungan antara pengelolaan progam belajar dengan hasil belajar siswa. Guru yang kompeten, harus juga mampu mengelola progam belajar mengajar, dalam hal ini beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru, langkah-langkah itu adalah : merumuskan tujuan instruksi yang tepat, melaksanakan progam belajar mengajar. Mengenal kemampuan anak didik dan merencanakan dan meleksanakan progam remedial. Dalam menggunakan metode dan memilih bahan pelajaran guru harus mengenal kemampuan siswa yang diajar. Kemampuan anak yang berbeda-beda memerlukan pemilihan metode yang tepat.

C. Hubungan antara pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswaUntuk mengajar suatu kelas, guru ditentukan mampu mengelola kelas, yakni menyediakan kondisi yang kondusif, untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Kalau belum kondusif, guru harus berusaha seoptimal mungkin untuk membenahinya. Oleh karena itu kegiatan mengelola kelas menyangkut mengatur tata ruang kelas yangmemadai untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.Kemudian yang berkaitan dengan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, maksudnya guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didiknya agar tidak merusak suasana kelas. Kalau sekiranya terdapat perilaku anak didik yang kurang serasi, maka guru harus dapat mengambil tindakan yang tepat, menghentikan tingkah laku anak tadi, kemudian mengarahkan pada yang lebih produktif.Jadi kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola kelas adalah suatu usaha guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat di capai juga guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikan dalam sarana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran

D. Hubungan antara pengguanan media belajar dengan hasil belajar siswa.Alat peraga dalam mengajar memegang peran penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar yang efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai ddengan adanya beberapa unsure antara lain, tujuan, bahan, metode, dan alat serta evaluasi.Unsure metode dan alat merupakan unsure yang tidak bisa dilepaskan dari unsure lainya yang berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan bahan pelajaran agar tujuan tersebut, alat bantu atau alat peraga memegang peran penting. Sebab dengan adanya alat peraga ini bahan pelajaran disampaikan oleh guru dapat dengan mudah difahami oleh siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa akan lebih baik

E. Kaitan antara pengelola interaksi belajar mengajar dengan hasil belajar siswaAgar mampu mengelola interaksi, guru hasus menguasai bahan materi, mampu mendisain program belajar mengajar, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber serta memahami landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak.Dalam hal interaksi belajar mengajar, guru harus memperhatikan hal hal berikut : mengetahui cara cara memotivasi siswa, menguasai macam macam bentuk pertanyaan, mengkaji factor factor positif dan negativ dalam proses pengajaran dan menguasai cara cara berkomunikasi.

F. Hubungan antara penguasaan landasan kependidikan dengan hasil belajar siswa.Pendidikan adalah serang kaian usaha mengembangkan bangsa, pengembangan bangsa itu akan dapat diwujudkan secara nyata dengan usaha menciptakan ketahanan nasional dalam rangka mencapai citacita bangsa. Mengingan hal itu maka system pendidikan akan diarahkan kepada perwujudan keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara pengembangan kualitas dan pengembangan kualitas serta antara aspek lahiriah dan rohaniah. Itulah sebabnya pendidikan nasional kita dirumuskan sesuai usaha sadar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnyaGuru sebagai salah satu unsure manusiawi dalam kegiatan pendidikan terus memahami hal hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional. Baik dasar arah atau tujuan dan kebijaksanaan kebijaksanaanya seperti telah diuraikan di atas. Dengan demikian guru yang menguasai landasan kependidikan akan berusaha agar hasil belajar siswa menjadi baik, hal ini akan mempengaruhi cita cita nasional.Untuk diperlukan pengalaman belajar, seperti mempelajari konsep dan masalah pendidikan akan pengajaran dari sudut tinjauan sosiologis, filosofis, historis, psikologis, mengenali fungsi sekolah sebagai lembaga social yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat.

G. Hubungan antara penilaian dengan hasil belajar siswaUntuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di suatu sekolah sangatlah diperlukan penilaian terhadap hasil kegiatan pada prinsip prinsip penilaian sebenarnya.Untuk diperlukan pengalaman belajar seperti fungsi penilaian, teknik dan prosedur penilaian, berlatih menyusun teknik dan prosedur penilaian, mempelajari criteria reknik dan prosedur penilaian, berlatih menggunakan teknik dan prosedur penilaian berlatih mengolah penilaian, berlatih menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan belajar mengajar. Dengan hasil penilaian guru akan dapat mengetahui pekembangan dan kemajuan siswa.H. Hubungan antara penguasaan bimbingan dan penyuluhan dan administrasi sekolah dengan hasil belajar siswa.Berdasarkan settingan layanan yang di berikan tenaga pendidikan terdiri dari : pengajar, administrasi, dan konselor. Di dalam batas batas tertentu disamping tugas utamanya sebagai pengajar dan pendidikan guru juga di tuntut melakukan kegiatan administrasi serta bimbingan dan penyuluhan. Sebenarnya layanan tersebut menjadi wewenang dari tenaga kependidikan lain dengan kualitas profesi tertentu. Guru dengan tugas tambahannya sebagai konselor diharapkan dapat menyelenggarakan progam layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Denganlayanan bimbingan dan penyuluhan ini diharapkan tercapainya perkembangan maksimal pribadi anak, baik dalam aspek kognitif, efektif maupun psikomotif yang mengalami pertumbuhan secara seimbang emosi anak dengan segala permasalahan pribadinya.Tanpa kompetensi ini seorang guru akan sulit mengtahui kesulitan kesulitan yang dihadapi siswa, baik secara pribadi atau lainya. Disamping sebagai konselor yang tugasnya mengarahkan, membimbing dan memberikan penyuluhan terhadap anak didik, seorang guru juga bertindak sebagai administrasi diharapkan guru mengnal dan ikut serta mengabil bagian penyelenggaraan administrasi sekolah. I : kaitan antara kemampuan memahami dan menafiskan hasil penelitian dengan hasil belajar siswa.Disamping sebagai pendidik dan pembimbing siswa dalam rangka pengabdianya kepada masyarakat, nusa dan bangsa, guru juga harus memahami hal hal yang berkaitandengan penelitian.Hal ini dalam rangka menumbuhkan penalaran dan pengembangan proses belajar mengajar. Selain hal itu yang lebih penting lagi adalah guru juga dahris dapat membaca dan menafirskan hasil hasil penelitian pendidikan. Dengan ini guru akan mendapatkan masukan sehingga, bisa diterapkan untuk keperluan proses belajar mengajar. Kemudian guru juga akan memperoleh tambahan pengetahuan untuk mendunamisasikanmateri pelajaran. Demikian kegiatan belajar anak lebih dinamis dan bermanfaat.Kompetensi guru dikembangkan berdasarkan pada analisa tugas tugas yang harus dilakukan. Oleh karena itu kompetensi kompetensi tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan guru dalam membelajarjab abak didik/siswa.G. Metode Penelitian1). Rancangan penelitianPenelitian ini menggunakan jenis kuatitatif dengan rancangan atau desain penelitian korelasi yaitu menghubungkan dua variable kompetensi guru dengan motivasi dan prestasi belajar siswa MTs Arrahmah dan MTs Niftahui Huda Kec Papar Kab Kediri.Ini adalah korelasi dengan model sebagai berikut :

X: Kompetensi guru

Y1: Motivasi

Y2: Prestasi 2). Populasi dan Sampel a. PopulasiPopulasi pada dasarnya merupakan semua elemen atau individu yang ada dalam wilayah penelitian. Sanfiah Fasial memberikan arti populasi sebagai berikut: Populasi adalah seluruh unit yang mempunyai kesamaan karakteristik atau atribut dari obyek yang akan menjadi ajang atau lingkup sasaran penelitian (Sanafiah Faisal:1984) Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas 1MTs Kecamatan Papar Kab.Kediri dengan jumlah 168 siswa yang terbagi menjadi emapt kelas (lokal). Karena mengingat besarnya populasi tersebut maka penulis mengambil 50% dari populasi.B. Sampel Sampel merupakan sebagai data wakil populasi yang diteliti. Menurut IB Netra dalam bukunya Statistik Inferensial mengemukakan bahwa sempel merupakan bagian dari populasi serta dipandang sebagai wakil dari populasi Dalam menentukan besarnya sampel yang harus diambil dari sesuatu populasi pada dasarnya tidak ada ketentuan yang baku atau pasti.