PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL ...transformasional meliputi pengembangan hubungan yang lebih...
Transcript of PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL ...transformasional meliputi pengembangan hubungan yang lebih...
-
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA DINAS TENAGA KERJA,
TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN
PROVINSI JAWA TENGAH
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Yolla Aditya Ananto
7350406593
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
-
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Palupiningdyah, M.Si Endang Sutrasmawati, SH, SE, MM
NIP.195208041980032001 NIP. 196704182000122001
Mengetahui,
An.Ketua Jurusan Manajemen
Sekretaris Jurusan Manajemen
Dra. Palupiningdyah, M.Si
NIP.195208041980032001
-
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Dosen Penguji
Endah Prapti Lestari, SE, MM
NIP. 196903082000122001
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Palupiningdyah, M.Si Endang Sutrasmawati, SH, SE, MM
NIP.195208041980032001 NIP. 196704182000122001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si.
NIP. 196603081989011001
-
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah
hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Maret 2013
Yolla Aditya Ananto
NIM. 7350406593
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahun mendatang,
kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca.
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa
dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva Edison)
Persembahan :
Atas rahmat dan ridho Allah S.W.T,
Sripsi ini kupersembahkan:
1. Kepada ibu dan bapak tercinta, terima kasih untuk do’a,
dukungan dan perhatianya selama ini dalam menempuh studi.
2. Almamaterku.
-
vi
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya, serta kemudahan dan kelapangan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi Dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin observasi dan penelitian.
3. Dra. Palupiningdyah, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Endang Sutrasmawati, SH, SE, MM, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Dosen-dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang telah dengan semangatnya menularkan ilmunya kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Gunawan Saptogiri, Kepala Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi, dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian skripsi ini.
-
vii
7. Seluruh staf dan karyawan Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi, dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu dalam pengumpulan
data penelitian skripsi ini.
8. Kedua orangtua dan Angga Distyaningrum yang senantiasa memberikan
dukungan dan doa sehingga segala hambatan dapat dilalui dengan lancar dan
memotivasi penulis.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum
sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Semarang, Maret 2013
Penulis
-
viii
SARI
Yolla Aditya Ananto. 2013. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi
dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. Jurusan Menejemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dra. Palupiningdyah, M.Si.
Pembimbing II : Endang Sutrasmawati, SH, SE, MM.
Kata Kunci : Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja dan Kinerja
Karyawan
Tujuanpenelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris seberapa besar
pengaruh antara kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja secara simultan
dan parsial terhadap kinerja karyawan pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.
Populasi dalam penelitian ini adalahkaryawan Dinas Tenaga kerja,
Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 248 karyawan.
Sampel diperoleh sebanyak 153 orang, dengan teknik Proportional Random
Sampling. Variabel dalam penelitian ini yaitu kepemimpinan transformasional dan
motivasi kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan
kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif presentase, metode
analisis regresi linier berganda, uji simultan, uji parsial.
Hasil analisis regresi data menunjukkan persamaan sebagai berikut
Y=0,301+0,728 X1 + 0,513 X2 Secara parsial variabel kepemimpinan
transformasional memberikan kontribusi sebesar 27,98% dan variabel motivasi
sebesar 37,45% terhadap kinerja. Secara simultan (kepemimpinan dan motivasi)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 61,5%. Sedangkan sisanya
sebesar 38,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Disimpulkan bahwa semakin positif kepemimpinan transformasional dan
motivasi kerja maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Saran yang berkaitan
dengan hasil penelitian yaitu hendaknya pimpinan dapat tetap menjaga hubungan
yang baik terhadap karyawan di dalam bekerja, sehingga karyawan merasa nyaman
di dalam bekerja, perlu menjaga atau meningkatkan motivasi karyawan di dalam
bekerja dan merencanakan program-program pelatihan dan pengembangan yang
dibutuhkan guna meningkatkan kinerja karyawan di dalam bekerja.
-
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 11
2.1 Kinerja ................................................................................................... 11
2.1.1 Pengertian kinerja ...................................................................... 11
2.1.2 Penilaian kinerja ........................................................................ 12
2.1.3 Tujuan penilaian kinerja ............................................................ 14
-
x
2.1.4 Metode penilaian kinerja ........................................................... 16
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ................................ 18
2.1.6 Indikator kinerja ......................................................................... 21
2.2 Kepemimpinan Tranformasional ........................................................... 22
2.2.1 Pengertian kepemimpinan transformasional .............................. 22
2.2.2 Sifat-sifat kepemimpinan ........................................................... 24
2.2.3 Fungsi-fungsi kepemimpinan .................................................... 26
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
transformasional ......................................................................... 27
2.2.5 Indikator kepemimpinan transformasional ................................ 28
2.3 Motivasi ................................................................................................. 29
2.3.1 Pengertian motivasi kerja ........................................................... 29
2.3.2 Tujuan pemberian motivasi ....................................................... 31
2.3.3 Aspek motivasi .......................................................................... 31
2.3.4 Pola motivasi .............................................................................. 32
2.3.5 Jenis-jenis motivai ..................................................................... 32
2.3.6 Metode motivasi ........................................................................ 33
2.3.7 Teori motivasi ............................................................................ 34
2.3.8 Indikator motivasi ...................................................................... 39
2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 40
2.5 Kerangka berfikir……………………………………………………….. 42
2.6 Hipotesis ................................................................................................ 48
-
xi
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 49
3.1 Populasi ................................................................................................. 49
3.2 Sampel ................................................................................................... 49
3.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 51
3.3.1. Variabel terikat .......................................................................... 51
3.3.2. Variabel bebas ............................................................................ 53
3.4 Sumber Data .......................................................................................... 55
3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 56
3.5.1. Metode observasi ....................................................................... 56
3.5.2. Metode dokumentasi .................................................................. 56
3.5.3. Metode kuesioner ....................................................................... 57
3.6 Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 57
3.6.1. Validitas ..................................................................................... 57
3.6.2. Reliabilitas ................................................................................. 62
3.7 Metode Analisis Data ............................................................................ 63
3.7.1. Analisis pendahuluan ................................................................. 63
3.7.2. Metode analisis deskriptif presentase ........................................ 70
3.7.3. Metode analisis regresi linear berganda ..................................... 71
3.7.4. Uji hipotesis ............................................................................... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 74
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 74
4.1.1. Gambaran umum ........................................................................ 74
-
xii
4.1.2. Hasil analisis data ...................................................................... 77
4.2. Pembahasan ........................................................................................... 98
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 112
5.1. Simpulan ................................................................................................ 112
5.2. Saran ...................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115
LAMPIRAN .................................................................................................... 117
-
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Tunjangan di luar Gaji pokok ……………………………... 5
Tabel 1.2 Data absensi karyawan ................................................................. 6
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu yang relevan……………………………… 40
Tabel 3.1 Rekapitulasi jumlah karyawan berdasarkan pada satuan kerja ….49
Tabel 3.2 Sampel penelitian ......................................................................... 51
Tabel 3.3 Hasil uji validitas instrumen variabel kepemimpinan
trasnformasional ........................................................................... 59
Tabel 3.4 Hasil uji validitas instrumen variabel motivasi kerja ................... 60
Tabel 3.5 Hasil uji validitas instrumen variabel kinerja karyawan .............. 61
Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen ..................................................... 62
Tabel 3.7 Hasil output SPSS 16 uji normalitas kolmogorov-smirnov ........... 64
Tabel 3.8 Hasil output SPSS 16 uji linieritas kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja ................................................ 66
Tabel 3.9 Hasil output SPSS 16 uji linieritas motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan .......................................................................... 66
Tabel 3.10 Hasil output SPSS 16 uji multikolinieritas ................................... 67
Tabel 3.11 Hasil output SPSS 16 uji heterokedastisitas ................................. 69
Tabel 3.12 Hasil output SPSS 16 uji autokorelasi ......................................... 70
Tabel 3.13 Kriteria interval ............................................................................ 71
Tabel 4.1 Karakteristik responden menurut jenis kelamin ........................... 76
Tabel 4.2 Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan .................. 76
-
xiv
Tabel 4.3 Kriteria variabel kepemimpinan transformasional ....................... 77
Tabel 4.4 Kriteria indikator kharismatik ...................................................... 78
Tabel 4.5 Kriteria indikator motivasi inspiratif ............................................ 79
Tabel 4.6 Kriteria indikator stimulasi intelektual ......................................... 80
Tabel 4.7 Kriteria indikator konsiderasi individu ........................................ 81
Tabel 4.8 Kriteria variabel motivasi kerja .................................................... 81
Tabel 4.9 Kriteria indikator kebutuhan fisik ................................................ 83
Tabel 4.10 Kriteria indikator keamanan dan keselamatan ............................. 83
Tabel 4.11 Kriteria indikator sosial ................................................................ 84
Tabel 4.12 Kriteria indikator penghargaan diri dan pengakuan ..................... 85
Tabel 4.13 Kriteria indikator aktualisasi diri .................................................. 85
Tabel 4.14 Kriteria variabel kinerja karyawan ............................................... 86
Tabel 4.15 Kriteria indikator kualitas kerja .................................................... 87
Tabel 4.16 Kriteria indikator kuantitas kerja .................................................. 88
Tabel 4.17 Kriteria indikator pengetahuan mengenai pekerjaan .................... 88
Tabel 4.18 Kriteria indikator kerjasama ......................................................... 89
Tabel 4.19 Kriteria indikator ketepatan waktu ............................................... 90
Tabel 4.20 Kriteria indikator efektivitas ........................................................ 91
Tabel 4.21 Kriteria indikator kemandirian ..................................................... 91
Tabel 4.22 Kriteria indikator komitmen kerja ................................................ 92
Tabel 4.23 Hasil output SPSS 16 analisis regresi linier berganda ................. 93
Tabel 4.24 Hasil output SPSS 16 analisis uji f ............................................... 95
Tabel 4.25 Hasil output SPSS 16 analisis uji koefisien determinasi … 97
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Kerangka berfikir ........................................................................ 47
Gambar 2 : Hasil output program SPSS 16 uji normalitas ............................ 65
Gambar 3 : Hasil output program SPSS 16 uji heterokedastisitas ................. 68
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket penelitian ....................................................................... 110
Lampiran 2 Tabulasi data penelitian ............................................................. 116
Lampiran 3 Data uji validitas dan reliabilitas ............................................... 123
Lampiran 4 Hasil output SPSS uji validitas dan reliabilitas ......................... 125
Lampiran 5 Statistik deskriptif variabel ........................................................ 133
Lampiran 6 Statistik deskriptif variabel kepemimpinan transformasional ... 139
Lampiran 7 Statistik deskriptif variabel motivasi kerja ................................ 147
Lampiran 8 Statistik deskriptif variabel kinerja karyawan ........................... 156
Lampiran 9 Statistik deskriptif variabel berdasarkan karakteristik
responden ................................................................................... 169
Lampiran 10 Hasil output SPSS ...................................................................... 180
Lampiran 11 Surat ijin penelitian .................................................................... 188
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kinerja karyawan tidak akan terlepas dari peran kepemimpinan yang
ada dalam organisasi tersebut. Hal ini dikarenakan kepemimpinan dapat
mengarahkah tujuan organisasi, memotivasi prilaku kearah pencapaian tujuan
tersebut, dan mampu mendefinisikan budaya organisasi (Griffin 2002:92).
Kepemimpinan merupakan faktor penting dari perusahaan sebab dalam
kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja
karyawan, keamanan, kualitas kehidupan kerja, dan terutama tingkat prestasi
suatu organisasi (Hani Handoko, 2001:293).
Tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas
terutama terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada
kepemimpinan (Porter, 1996). Sedangkan Green Berg dan Baron (2000 : 444)
menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu unsur kunci dalam
keefektifan organisasi.
Jung dan Avolio (dalam Sunarsih, 2001:206) kepemimpinan
transformasional meliputi pengembangan hubungan yang lebih dekat antara
pemimpin dengan pengikutnya, bukan hanya sekedar sebuah perjanjian tetapi
lebih didasarkan kepada kepercayaan dan komitmen Jadi dengan adanya
perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,
menuntut kesiapan pemimpin agar perusahaan tetap bertahan. Model
-
2
kepemimpinan mutakhir seperti kepemimpinan transformasi organisasi, akan
memainkan peranan yang penting bagi setiap organisasi.
Bass (dalam Sunarsih, 2001:210) mendefinisikan bahwa
kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan
untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Karyawan merasa
percaya, kagum, loyal dan hormat terhadap atasannya sehingga bawahan
termotivasi untuk berbuat lebih banyak dari pada apa yang biasa dilakukan dan
diharapkannya. Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi
Karyawan untuk berbuat lebih baik dari apa yang biasa dilakukan, dengan kata
lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan
berpengaruh terhadap peningkatan kerja.
Motivasi atau dorongan untuk bekerja sangat penting dalam penentuan
tinggi rendahnya kerja perusahaan. Sukses tidaknya suatu perusahaan, sangat
tergantung dari aktivitas dan kreativitas karyawan (Indriyo, 2001:76). Motivasi
juga akan mendorong seseorang untuk bekerja lebih baik agar meraih kinerja
yang diharapkan, sehingga mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya. Oleh
karena itu, motivasi sangat penting dimiliki oleh pimpinan dan karyawan
dalam meningkatkan semangat kerja dan kinerja para karyawan (Wursanto,
2001:132).
Motivasi merupakan faktor yang sangat menentukan kinerja (Griffin
2002:38). Karena motivasi merupakan suatu proses yang mengarahkan
seberapa banyak usaha yang di curahkan untuk melaksanakan pekerjaan
(Buhler 2004:191). Jadi pada dasarnya apabila perusahaan ingin meraih kinerja
-
3
yang optimal sesuai dengan target yang telah di tentukan maka perusahaan
haruslah memberiakan motivasi pada karyawan, Agar karyawan mau dan rela
mencurahkan tenaga dan pikiran yang dimiliki demi pekerjaan. Persoalan
dalam memotivasi karyawan tidak mudah karena dalam diri karyawan terdapat
keinginan, kebutuhan dan harapan yang berbeda antara satu karyawan dengan
karyawan lain. Jadi apabila manajemen dapat memahami persoalan motivasi
dan mengatasinya maka perusahaan akan mendapatkan kinerja karyawan yang
optimal sesuai dengan standar yang di tentukan.
Menurut Milkovich dan Boudreau (dalam Wahyuningsih, 2003)
kinerja (performance) adalah sebagai suatu tingkatan dimana karyawan
memenuhi atau mencapai persyaratan kerja yang ditentukan. Kinerja
merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari suatu pekerjaan atau kegiatan
tertentu selama satu periode waktu tertentu.
Dalam kinerja dikenal dengan adanya penilaian kinerja yang
digunakan untuk pengukuran kinerja. Penilaian kinerja merupakan suatu proses
organisasi dalam menilai kinerja karyawan. Andrew E. Sikula (dalam
Mangkunegara, 2008: 69), mengemukakan penilaian kinerja merupakan
evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat
dikembangkan. Jadi pada dasarnya apabila perusahaan ingin meraih kinerja
yang optimal sesuai dengan target yang telah di tentukan maka perusahaan
haruslah memberiakan motivasi pada karyawan, agar karyawan mau dan rela
mencurahkan tenaga dan pikiran yang dimiliki demi pekerjaan. Persoalan
dalam memotivasi karyawan tidak mudah karena dalam diri karyawan terdapat
-
4
keinginan, kebutuhan dan harapan yang berbeda antara satu karyawan dengan
karyawan lain. Jadi apabila manajemen dapat memahami persoalan motivasi
dan mengatasinya maka perusahaan akan mendapatkan kinerja karyawan yang
optimal sesuai dengan standar yang di tentukan.
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan merupakan
suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh pemerintah
untuk terwujudnya iklim ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang kondusif
dan berkualitas menuju masyarakat sejahtera, selalu berupaya meningkatkan
jumlah penempatan tenaga kerja dan menurunkan jumlah pengangguran,
terciptanya sumber daya aparatur ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang
professional. Peningkatan kinerja dapat tercapai dengan baik manakala
karyawan pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi
Jawa Tengah memiliki kinerja yang baik. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah selalu senantiasa membina
hubungan baik dan harmonis dengan karyawannya dengan pengarahan
motivasi dengan menciptakan gaya kepemimpinan yang baik sehingga para
karyawan merasa terpacu untuk bekerja lebih keras agar kinerja yang dicapai
juga tinggi. Seperti halnya Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah memberikan penghargaan yang layak
kepada karyawan yang berprestasi, meningkatkan kompetensi karyawan
melalui pengembangan dan peningkatan keahlian serta kemampuan individual
karyawan, memberikan jaminan perlindungan hukum kepada karyawan dalam
kaitannya dalam tugas-tugas pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
-
5
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, memberikan jaminan kesehatan bagi
karyawan dan keluarga, memberikan imbalan jasa yang layak dan jaminan
pensiun, memberikan kepastian sistem mutasi karyawan demi terciptanya
kenyamanan dan keharmonisan kerja serta menghormati hak dan kewajiban
karyawan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan norma perusahaan
serta kesepakatan dalam Perjanjian Kerja Bersama.
Adapun data pemberian tunjangan di luar gaji yang diberikan
karyawan berdasarkan tingkat kependidikan :
Tabel 1.1 Tunjangan di luar gaji pokok berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Besarnya Tunjangan di luar gaji
pokok
1 SD Rp 150.000
2 SMP Rp 250.000
3 SMA Rp 350.000
4 D1 Rp 450.000
5 D2 Rp 600.000
6 D3 Rp 750.000
7 S1 Rp 950.000
8 S2 Rp 1.100.000
Sumber :Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi
Jawa Tengah
Dalam kenyataanya, walaupun telah diberikan motivasi berupa
tunjangan di luar gaji, kinerja karyawan pada Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah dinilai kurang baik
karena tingkat kedisplinan karyawan yang rendah. Hal ini dapat dilihat dengan
-
6
data absensi karyawan, tentunya ini dapat berdampak pada penurunan aspek
lainya.
Berikut adalah data absensi karyawan Dinas Tenaga kerja,
Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah dari bulan April tahun
2011 sampai dengan April tahun 2012, adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Data presensi karyawan Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Bulan April 2011- April 2012
Bulan Jumlah
karyawan Absensi
Presentase
absensi
April 2011 248 Karyawan 34 Karyawan 14%
Mei 2011 248 Karyawan 24 Karyawan 10%
Juni 2011 248 Karyawan 38 Karyawan 15%
Juli 2011 248 Karyawan 15 Karyawan 6%
Agustus 2011 248 Karyawan 42 Karyawan 17%
September 2011 248 Karyawan 23 Karyawan 9%
Oktober 2011 248 Karyawan 19 Karyawan 8%
November 2011 248 Karyawan 31 Karyawan 13%
Desember 2011 248 Karyawan 38 Karyawan 15%
Januari 2012 248 Karyawan 52 Karyawan 21%
Februari 2012 248 Karyawan 46 Karyawan 19%
Maret 2012 248 Karyawan 23 Karyawan 9%
April 2012 248 Karyawan 20 Karyawan 8%
RATA-RATA 31 Karyawan 13%
Sumber : Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
ProvinsiJawa Tengah
-
7
Data absensi diatas menunjukan kurangnya kedisiplinan karyawan,
bahwa jumlah absensi karyawan padaDinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah masih dirasa terlalu banyak, hal ini
berbeda dengan periode tahun 2009-2010 dimana rata-rata absensi kurang dari
5 persen (Sumber : Data Bid. Sekretariat Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi,
dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah). Belum lagi terdapat beberapa
karyawan yang tidak masuk kerja tanpa keterangan dan ada juga yang cuti
kerja. Terdapat kenaikan dan penurunan presentase absensi, dibulan tertentu
presentase absensi diatas 10 persen yang menunjukkan bahwa tingkat absensi
yang cukup tinggi dan belum lagi masih ditambah dengan karyawan yang
terlambat bekerja. Hal ini tidak sesuai dengan yang di targetkan Dinas Tenaga
kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah yaitu persentase
maksimal absensi karyawan setiap bulanya adalah 5 persen. Dari data tersebut
diatas dapat dilihat bahwa rata-rata absensi karyawan adalah sebanyak 31
karyawan atau 13 persen setiap bulannya.
Hal ini dapat berdampak menurunya kualitas kepelatihan yang di
berikan karyawan Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Tengah kepada calon Tenaga Kerja. Pada tahun 2011-2012 ini
kepelatihan yang diberikan karyawan kepada calon Tenaga Kerja tidak sesuai
dengan yang ditargetkan. Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Tengah menargetkan dapat menempatkan >35.000 Tenaga
Kerja, tapi kenyataanya hanya 30.849 Tenaga Kerja (Sumber : Data Bid.
-
8
Pelatihan Kerja dan Produktivitas Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah).
Ketidak hadiran atau keterlambatan karyawan di dalam bekerja dapat
menyebabkan kinerja karyawan menurun. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa jika
karyawan tidak hadir atau terlambat dalam bekerja maka tugas yang
dibebankan kepadanya akan terbengkalai atau tidak selesai sesuai dengan yang
diharapkan. Dan hal ini akan menimbulkan ketidakefektifan dan
ketidakefisienan seseorang dalam bekerja, lebih jauh lagi terjadi penurunan
kinerja. Untuk jangka panjang hal ini akan berdampak terhadap kinerja
organisasi. Cuti kerja merupakan hak setiap karyawan yang diberikan oleh
organisasi, tetapi jika cuti kerja yang dilakukan terlalu lama juga akan
berdampak terhadap kinerja karyawan tersebut.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka Penulis mencoba
mengangkatnya kedalam penulisan skripsi dengan judul “ Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Tengah “.
-
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1) Adakah pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja
karyawan pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Tengah ?
2) Adakah pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada Dinas
Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah ?
3) Adakah pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap
kinerja karyawan pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.
2) Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
pada Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa
Tengah.
-
10
3) Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi
kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada Dinas Tenaga
kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
a. Sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan berdasar pada
disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah khususnya lingkup
manajemen sumber daya manusia.
b. Untuk menambah informasi sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam
penelitian.
2) Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang
berarti, terutama bagi Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Tengah, khususnya dalam mengelola sumber daya manusia
yang telah dimiliki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada
Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.
Serta mengetahui sejauh mana kepemimpinan transformasional dan motivasi
kerja berdampak pada kinerja karyawan yang diharapkan hasilnya menjadi
pertimbangan dalam menyusun strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan
di masa yang akan datang.
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian kinerja
Job Performance (kinerja) adalah hasil yang dicapai oleh seseorang
menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan (As’ad,
1980:47). Menurut Vroom (dalam As’ad, 1980:47) kinerja adalah tingkat
sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Biasanya orang yang kinerjanya tinggi disebut sebagai orang yang produktif,
tetapi sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan
sebagai tidak produktif atau berperformance rendah.
Definisi lain prestasi kerja atau kinerja menurut Hasibuan
(2001:160) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan.
Stolovitch dan Keeps (dalam Rivai, 2005:14) berpendapat bahwa kinerja
merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta.
Sedangkan Rivai (2005:14) mengemukakan bahwa kinerja adalah
hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
-
12
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Beberapa pengertian kinerja diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas-
tugas yang telah dibebankan kepadanya menurut ukuran yang berlaku untuk
pekerjaan yang bersangkutan.
2.1.2 Penilaian kinerja
Penilaian kinerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan (Handoko, 2008:135).
Sedangkan menurut Simamora (2006:338) penilaian kinerja adalah proses
yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu
karyawan.
Untuk dapat menilai kinerja karyawan secara objektif dan akurat
adalah dengan mengukur tingkat kinerja karyawan. Pengukuran kinerja dapat
juga berfungsi sebagai upaya mengumpulkan informasi yang dapat digunakan
untuk mengarahkan upaya karyawan melalui serangkaian prioritas tertentu,
seperti komunikasi (Dharma, 2001:149).
-
13
Robbins (2002:260) menjelaskan bahwa ada tiga perangkat kriteria
yang paling populer untuk menilai kinerja, yaitu :
a. Hasil kerja perorangan
Jika mengutamakan hasil akhir, lebih dari sekedar alat, maka pihak
manajemen harus mengevaluasi hasil kerja dari seorang pekerja. Dengan
menggunakan hasil kerja, seorang manajer perencana dapat menentukan
kriteria untuk kuantitas yang diproduksi, sisa yang dihasilkan, dan biaya
per unit produksi. Demikian juga, seorang penjual dapat dinilai dari
seluruh volume penjualan di daerah pemasarannya, kenaikan jumlah
dolar dalam penjualan dan jumlah rekening pelanggan baru.
b. Perilaku
Dalam kebanyakan kasus, tidak mudah untuk mengidentifikasi hasil
tertentu sebagai hasil lansung dari kegiatan seorang pekerja. Hal ini
terutama sekali terlihat pada staf personalia dan perorangan yang
memiliki tugas kerja intrinsik sebagai bagian kelompok. Pada kasus
selanjutnya, kinerja kelompok dapat dievaluasi dengan segera, akan
tetapi kontribusi dari setiap anggota kelompok sulit atau tidak mungkin
diidentifikasi dengan jelas. Dalam hal ini, bukanlah keanehan bagi
manajemen untuk mengevaluasi perilaku para pekerja.
-
14
c. Sifat
Bagian paling lemah dari kriteria, sesuatu yang masih digunakan secara
luas oleh organisasi, yaitu sifat perorangan (traits). Kita mengatakan
faktor sifat ini lebih lemah dari hasil tugas atau perilaku karena faktor
sifat ini akhirnya dihilangkan dari kinerja aktual dari pekerjaan itu
sendiri. Sifat-sifat seperti “sikap yang baik”, memperlihatkan “rasa
percaya diri”, ”dapat diandalkan”, atau “mampu bekerja sama”,
“kelihatan sibuk”, atau “memiliki banyak pengalaman”, dapat ataupun
tidak dapat dihubungkan dengan hasil tugas yang positif, tetapi hanya
seseorang yang naif yang akan mengesampingkan realita bahwa faktor
sifat tersebut jarang digunakan di dalam organisasi sebagai kriteria
penilaian tingkat kinerja seorang pekerja.
Dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu proses
dimana organisasi mengevaluasi atau menilai pelaksanaan kerja atau prestasi
kerja karyawan dengan mengukur tingkat kinerja karyawan tersebut. Kriteria
yang digunakan adalah salah satunya adalah hasil kerja perorangan, perilaku
dan sifat.
2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja
Robbins (2002:258) menjelaskan bahwa tujuan penilaian kinerja
adalah :
-
15
1. Manajemen menggunakan penilaian untuk mengambil keputusan
personalia secara umum.
2. Penilaian memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan
yang dibutuhkan.
3. Penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai kriteria untuk program seleksi
dan pengembangan yang disahkan.
4. Penilaian kinerja juga untuk memenuhi tujuan umpan balik yang ada
terhadap para pekerja tentang bagaimana organisasi memandang kinerja
mereka.
5. Penilaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan atau
menetukan penghargaan.
Tujuan dilakukannya penilaian kinerja secara umum adalah untuk
memberikan feedback kepada karyawan dalam upaya memperbaiki tampilan
kerjanya dan upaya meningkatkan produktivitas organisasi, dan secara khusus
dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap
karyawan seperti untuk promosi, kenikan gaji, pendidikan, latihan, dan lain
sebagainya (Hariandja, 2002:195).
Sedangkan menurut Simamora (2006:343) tujuan utama sistem
penilaian kinerja adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan sahih
tentang perilaku dan kinerja anggota oraganisasi. Sedangkan tujuan khusunya
adalah evaluasi dan pengembangan.
-
16
Suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua
alasan pokok, yaitu :
1. Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan
pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan dibidang SDM
dimasa yang akan datang.
2. Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu
karyawannya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan,
mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk perkembangan
karier dan memperkuat kualitas hubungan antar manajer yang
bersangkutan. Rivai (2005:311)
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya penilaian kinerja
adalah untuk menghasilkan informasi tentang perilaku dan kinerja karyawan
dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas organisasi, untuk
memberikan feedback dan secara khusus dilakukan dalam kaitannya dengan
berbagai kebijaksanaan terhadap karyawan.
2.1.4 Metode penilaian kinerja
Menurut Hariandja (2002:204) secara praktis banyak metode
penilaian yang dilakukan, yang sudah barang tentu berbeda-beda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain. Keseluruhan metode tersebut secara garis
besar dikelompokan dalam dua kategori, yaitu :
-
17
1. Penilaian yang berorientasi pada masa lalu
Metode penilaian yang berorientasi pada masa lalu diartikan sebagai
penilaian perilaku kerja yang dilakukan pada masa lalu sebelum penilaian
dilakukan. Melalui penilaian tersebut dapat dilakukan usaha untuk
mengubah perilaku kerja atau pengembangan pegawai. Beberapa metode
penilaian ini terdiri dari :
1) Ratting scale
Penilaian yang didasarkan pada suatu skala pada standar-standar
penilaian seperti inisiatif, tanggung jawab, hasil kerja secara umum
dan lain-lain. Penilaian dilakukan oleh seorang penilai yang biasanya
atasan langsung, yang dilakukan secara subyektif.
2) Checklist
Penilaian yang didasarkan pada suatu standar penilaian yang sudah
dideskripsikan terlebih dahulu, kemudian penilai memeriksa apakah
pegawai sudah memenuhi atau melakukannya.
3) Critical incident technique
Penilaian yang didasarkan pada perilaku khusus yang dilakukan
ditempat kerja baik perilaku yang baik atau tidak baik. Penilaian
dilakukan melalui observasi langsung ke tempat kerja, kemudian
mencatat perilaku-perilaku kritis yang baik atau tidak baik, dan
mencatat tanggal dan waktu terjadinya perilaku tersebut.
-
18
4) Skala penilaian barjangkar perilaku
Penilaian yang dilakukan dengan menspesifikasi penilaian dalam
dimensi-dimensi tertentu, kemudian masing-masing dimensi
diidentifikasi berdasarkan perilaku tertentu, baik perilaku yang baik
atau tidak.
5) Observasi dan tes unjuk kerja
Penilaian yang dilakukan melalui tes di lapangan.
6) Metode perbandingan kelompok
Metode ini dilakukan dengan membandingkan seorang pegawai
dengan rekan sekerjanya yang dilkakukan oleh atasan.
2. Penilaian yang berorientasi pada masa depan
1) Penilaian diri sendiri
Penilaian pegawai untuk diri sendiri dengan harapan pegawai
tersebut dapat mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang
perlu diperbaiki pada masa yang akan datang.
2) Management by objekctive (MBO)
Sebuah program manajemen yang melibatkan pegawai dalam
pengambilan untuk menentukan sasaran-sasaran yang dicapainya,
disini kinerja seseorang dinilai melalui tujuan-tujuan yang
ditetapkannya serta pencapaian tujuan tersebut.
-
19
3) Penilaian secara psikologis
Proses penilaian yang dilakukan oleh para ahli psikologi untuk
mengetahui potensi seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
4) Assessment centre
Penilaian yang dilakukan melalui serangkaian teknik penilaian dan
dilakukan oleh sejumlah penilai untuk mengetahui potensi seseorang
dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar.
2.1.5 Faktor -faktor yang mempengaruhi kinerja
Bernardin (dalam Robbins, 1998:260) mengemukakan bahwa kinerja
dikatakan baik bila karyawan memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Kualitas kerja
Tingkat dimana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna
dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas,
maupun memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas.
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.
-
20
2. Kuantitas
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas yang
diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah aktifitas yang ditugaskan
beserta hasilnya.
3. Ketepatan waktu
Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan
waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari
persepsi pegawai terhadap suatu aktifitas yang diselesaikan dari awal
waktu sampai menjadi output.
4. Efektivitas
Tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi,
bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikan hasil dari setiap
unit dalam penggunaan sumber daya. Efektifitas kerja diukur dari
persepsi karyawan dalam menilai pemanfaatan waktu dalam menjalankan
tugas, efektifitas menyelesaikan tugas yang dibebankan organisasi.
5. Kemandirian
Tingkat dimana karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa
meminta bantuan atau bimbingan dari orang lain. Kemandirian diukur
-
21
dari persepsi karyawan dalam melakukan fungsi kerjanya masing-
masing, sesuai dengan tanggung jawabnya.
6. Komitmen kerja
Tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi
dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. Diukur dari persepsi
pegawai dalam membina hubungan dengan instansi serta tanggung jawab
dan loyalitas pegawai.
Sedangkan menurut James A. F. Stoner dan R.E. Freeman (dalam
Dharma, 2001:554) faktor yang berpengaruh terhadap kinerja adalah :
1. Kuantitas kerja (quantity of work), yaitu jumlah kerja yang dilakukan
dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
2. Kualitas kerja (quality of work), yaitu kualitas kerja yang dicapai
berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
3. Kreativitas (creativeness), yaitu keaslian gagasan-gagasan yang
dimunculkan dan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang muncul.
4. Pengetahuan mengenai pekerjaan (knowledge of job), yaitu luasnya
pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
5. Kerjasama (cooperation), yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan
orang lain sesama amggota organisasi.
6. Inisiatif (initiative), yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas
baru.
-
22
7. Ketergantungan (dependability), yaitu kesadaran dan dapat dipercaya
dalam hal kehadiran dalam melaksanakan pekerjaan.
8. Kualitas pribadi (personal quality), yaitu menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramahtamahan, dan integritas pribadi.
2.1.6 Indikator Kinerja
Indikator kinerja karyawan yang dipakai di dalam penelitian ini adalah dari
pendapat yang dikemukakan oleh Bernardin (dalam Robbins, 1998:260) dan James
A. F. Stoner dan R.E. Freeman (dalam Dharma, 2001:554). Indikator tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
3. Pengetahuan mengenai pekerjaan
4. Kerjasama
5. Ketepatan waktu
6. Efektivitas
7. Kemandirian
8. Komitmen kerja
-
23
Alasan digunakannya indikator ini adalah agar dapat disesuaikan dengan
objek yang diteliti dalam hal ini karyawan di Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.
2.2 Kepemimpinan Transformasional
2.2.1 Pengertian kepemimpinan transformasional
Henry Pratt Faiechild (dalam Kartono, 1994:33) mendefinisikan
pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai
tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau
mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan
posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang
membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan
akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya. Kartono
(1994:33) mendefinisikan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang,
sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan dalam mengerjakan sebagian
pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau
bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
-
24
Jika seorang pemimpin kurang kreatif dan tidak dinamis maka perusahaan
yang dipimpinnya pun akan melempem. Umumnya hal ini juga menentukan
bagaimana perusahaan itu memimpin pekerja dan pekerjaannya. Kegiatan dan
dinamika yang terjadi dalam perusahaan sebagian besar ditentukan oleh cara
pemimpin memimpin perusahaan. Efektivitas para bawahan sebagian besar
ditentukan oleh efektivitas kepemimpinan seorang pemimpin (Hasibuan,
2001:42).
Prof. Kimball Young (dalam Kartono, 1994:50) mendefinisikan
kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemauan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain unuk berbuat sesuatu,
berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki
keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Menurut Hasibuan (2001:197)
kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Bass (dalam Mutamimah, 2001:3) mendefinisikan
kepemimpinan transformasional terjadi jika pemimpin memperluas dan
membangkitkan minat karyawannya, membangkitkan kesadaran dan
penerimaan tujuan dan misi kelompok. Sedangkan menurut O’Leary
(2001:21) kepemimpinan transformasional berusaha membawa tiap-tiap
individu dan tim bekerja melampaui status–quo. Pemimpin transformasional
adalah seorang yang memiliki kekuatan untuk mendatangkan perubahan di
dalam diri para anggota tim dan di dalam organisasi secara keseluruhan.
-
25
Menurutnya kepemimpinan transformasional dapat digunakan bila diperlukan
untuk meningkatkan kinerja.
Robbins (2008:90) mendefinisikan kepemimpinan transformasional
adalah pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk
mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi
dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para
pengikutnya. Mereka menaruh perhatian terhadap kebutuhan pengembangan
diri para pengikutnya; mengubah kesadaran para pengikut atas isu-isu yang
ada dengan cara membantu orang lain memandang masalah lama dengan cara
yang baru; serta mampu menyenangkan hati dan menginspirasi para
pengikutnya untuk bekerja keras guna mencapai tujuan-tujuan bersama.
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah
suatu gaya kepemimpinan yang lebih memotivasi atau menginspirasi
karyawan untuk dapat merubah dirinya sehingga dapat bekerja keras guna
mencapai tujuan-tujuan bersama.
2.2.2 Sifat-sifat kepemimpinan
Ordway Tead (dalamKartono, 1994:38) mengemukakan kemampuan
dan sifat pemimpin sebagai berikut:
1. Energi jasmani dan mental, yaitu pemimpin mempunyai daya tahan,
keuletan, kekuatan atau tenaga yang istimewa. Demikian juga didukung
dengan semangat juang, motivasi kerja, disiplin, dan kesabaran.
-
26
2. Kesadaran akan tujuan dan arah, yaitu pemimpin memiliki keyakinan
yang teguh akan kebenaran dan kegunaan dari semua perilaku yang
dikerjakan pemimpin tahu persis kemana arah yang akan ditujunya dan
memberi manfaat bagi dirinya dan kelompok.
3. Antusiasme, yaitu pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan
dicapai membangkitkan, optimisme, dan semangat besar pada pribadi
pemimpin maupun anggota kelompok.
4. Keramahan dan kecintaan, yaitu kasih sayang dan dedikasi pemimpin
bisa menjadi tenaga penggerak yang positif untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang menyenangkan bagi semua
pihak. Sedangkan keramahan juga memberikan pengaruh pemimpin
dalam mencapai tujuan.
5. Integritas, yaitu dengan segala ketulusan hati dan kejujuran, pemimpin
memberikan ketauladanan, agar dia patuhi dan diikuti oleh anggota
kelompoknya.
6. Penguasaan teknis, yaitu pemimpin harus memiliki satu atau beberapa
kemahiran teknis tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan
kekuasaan untuk memimpin kelompoknya.
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan, yaitu mengambil keputusan
secara tepat, tegas, dan cepat sebagai hasil dari kearifan dan
pengalamannya.
-
27
8. Kecerdasan, yaitu kemampuan pemimpin untu melihat dan mematuhi
dengan baik, mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal
yang krusial, dan cepat menemukan cara-cara
penyelesaiannya dalam waktu yang singkat.
9. Keterampilan mengajar, yaitu pemimpin harus mampu menuntun,
mendidik, mengarahkan, mendorong, dan menggerakkan anak buahnya
atau anggotanya untuk berbuat sesuatu.
10. Kepercayaan, yaitu bahwa para anggota pasti dipimpin dengan baik,
dipengaruhi secara positif dan diarahkan pada sasaran-sasaran yang
benar.
2.2.3 Fungsi-fungsi kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2001:199) fungsi-fungsi kepemimpinan adalah :
1. Pengambilan keputusan dan merealisasikan keputusan itu.
2. Pendelegasian wewenang dan pembagian kerja kepada para bawahan.
3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna semua unsur manajemen (6M).
4. Memotivasi bawahan, supaya bekerja efektif dan bersemangat.
5. Mengembangkan imajinasi, kreatifitas dan loyalitas bawahan.
6. Pemrakarsa, penggiatan dan pengendalian rencana.
7. Mengkoordinasi dan mengintegrasi kegiatan-kegiatan bawahan.
-
28
8. Penilaian prestasi dan pemberian teguran atau penghargaan kepada
bawahan.
9. Pengembangan bawahan melalui pendidikan atau pelatihan.
10. Melaksanakan pengawasan melekat (waskat) dan tindakan-tindakan
perbaikan jika perlu.
11. Memelihara aktivitas-aktivitas perusahaan sesuai dengan izinnya.
12. Mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada pemilik,
karyawan dan pemerintah.
13. Membina dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
14. Pemberian kompensasi, ketenangan dan keselamatan bagi karyawan.
15. Dan lain sebagainya.
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan transformasional
Bass (dalam Mutamimah, 2001:3) menjelaskan bahwa seorang
pemimpin dapat mentransformasikan bawahannya melalui empat komponen
yang terdiri dari :
1. Charismatic Leadership (Kharismatik/pengaruh terhadap individu)
Pemimpin tersebut mempunyai power dan pengaruh. karyawan
dibangkitkan, sehingga mempunyai tingkat kepercayaan dan keyakinan.
-
29
Pemimpin membangkitkan dan menyenangkan karyawannya dengan
meyakinkan bahwa mereka mampu menyelesaikan sesuatu yang lebih
besar dengan usaha ekstra.
2. Inspirational Motivation (Motivasi inspiratif)
Pemimpin transformasional selalu memotivasi dan merangsang
bawahannya dengan menyiapkan pekerjaan yang berarti dan menantang,
antusiasme dan optimisme ditunjukan. Pemimpin selalu
mengkomunikasikan visi, misi dan harapan-harapan dengan tujuan agar
bawahan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan.
3. Intellectual Stimulation (Stimulasi intelektual)
Pemimpin selalu menstimuli bawahannya secara intelektual, sehingga
mereka menjadi inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah
dengan cara-cara yang baru. Selain itu, pemimpin mengajarkan dengan
melihat kesulitan sebagai masalah yang harus diselesaikan dan
memberikan penyelesaian masalah secara rasional.
4. Individualized Consideration (Konsiderasi individual)
Pemimpin memberikan perhatian kepada karyawan secara individual,
seperti : kebutuhan karyawan untuk berprestasi, memberikan gaji,
memberi nasehat kepada karyawan sehingga karyawan dapat tumbuh dan
berkembang.
-
30
Pendapat Bass (dalam Mutamimah, 2001:3) tersebut didukung oleh
pendapat Yulk (1998:297) dan O’Leary (2001:22) yang menyatakan bahwa
Charismatic Leadership, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation
dan Individualized Consideration mempunyai pengaruh terhadap
kepemimpimpinan transformasional.
2.2.5 Indikator kepemimpinan transformasional
Indikator kepemimpinan transformasional yang dipakai di dalam
penelitian ini adalah dari pendapat yang dikemukakan oleh Bass (dalam
Mutamimah, 2001:3) yang didukung oleh pendapat Yulk (1998:297) dan
O’Leary (2001:22). Indikator tersebut adalah sebagai berikut :
1. Charismatic Leadership (Kharismatik/pengaruh terhadap individu)
2. Inspirational Motivation (Motivasi inspiratif)
3. Intellectual Stimulation (Stimulasi intelektual)
4. Individualized Consideration (Konsiderasi individual)
-
31
2.3 Motivasi Kerja
2.3.1 Pengertian motivasi kerja
Gibson (1995:94) mendefinisikan motivasi adalah konsep yang
menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri karyawan yang
memulai dan mengarahkan perilaku. Handoko (2001:252) mengartikan
motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan
pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan
kepuasan dirinya.
Menurut Gray, et-al (dalam Winardi, 2005:2) menyatakan bahwa
motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal atau
eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.
Winardi (2005:1) menjelaskan istilah motivasi (motivation) berasal
dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (to
move). Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti pemberian
motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan
yang menimbulkan dorongan. Selanjutnya Winardi (2005:33)
mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya.
-
32
Steiner (dalam Hasibuan, 2001:218) mengemukakan motif adalah
suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara
langsung atau mengarah kepada sasaran akhir. Hal ini ditegaskan oleh
Anoraga (2006:35) bahwa motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif.
Dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. motivasi kerja yaitu
sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat dan
lemahnya motivasi seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecil prestasi
kerja atau kinerjanya.
Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006:114) motivasi adalah
keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak.
Orang biasanya bertindak karena satu alasan: untuk mencapai tujuan. Jadi
motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul
dalam kekosongan. kata-kata kebutuhan, keinginan, hasrat dan dorongan,
semuanya serupa dengan motif, yang merupakan asal dari kata motivasi.
Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap
kompensasi, dan persoalan SDM yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi
motivasi.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai tujuan tertentu.
-
33
2.3.2 Tujuan pemberian motivasi
Menurut Hasibuan (2001:221) tujuan dilakukan pemberian motivasi
adalah
1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
6. Mengefektifkan pengadaan karyawan
7. Menciptakan suansana dan hubungan kerja yang baik
8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi karyawan
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
2.3.3 Aspek motivasi
Menurut Hasibuan (2001:220) aspek motivasi dibedakan antara
aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis.
-
34
1. Aspek aktif atau dinamis yaitu motivasi akan tampak sebagai suatu usaha
positif dalam menggerakan dan mengarahkan sumber daya manusia agar
secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Aspek pasif atau statis yaitu motivasi akan tampak sebagai kebutuhan
dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan
menggerakan potensi sumber daya manusia ke arah tujuan yang
diinginkan.
2.3.4 Pola motivasi
Menurut Dr. David McClelland (dalam Hasibuan, 2001:220)
mengemukakan pola motivasi sebagai berikut :
1. Achivement motivation, adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau
mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan.
2. Affiliation motivation, adalah dorongan untuk melakukan hubungan-
hubungan dengan orang lain.
3. Competence motivation, adalah dorongan untuk berprestasi baik dengan
melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.
4. Power motivation, adalah dorongan untuk dapat mengendalikan suatu
keadaan dan adanya kecenderungan mengambil risiko dalam
menghancurkan rintangan-rintangan yang terjadi.
-
35
2.3.5 Jenis-jenis motivasi
Menurut Hasibuan (2001:222) jenis-jenis motivasi yaitu :
1. Motivasi positif (insentif positif) manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus,
piagam dan lain sebagainya kepada mereka yang berprestasi baik.
Dengan memotivasi positif ini semangat kerjabawahan akan meningkat,
karena manusia umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
2. Motivasi negatif (insentif negatif) manajer memotivasi bawahannya
dengan memberikan hukuman seperti peringatan, teguran, himbauan dan
sebagainya kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasinya
rendah). Dengan motivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam
jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka taku dihukum;
tetapi dalam jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
2.3.6 Metode motivasi
Menurut Hasibuan (2001:222) metode motivasi yaitu :
1. Metode langsung (direct motivation), adalah motivasi (material dan
nonmaterial) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu
karyawan terlebih lagi karyawan yang berprestasi baik untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan
pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain sebagainya.
-
36
2. Motivasi tidak langsung (indirect motivation), adalah motivasi yang
diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta
menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah
dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya: kursi yang empuk,
mesin-mesin yang baik, ruangan kerja terang dan nyaman, suasana dan
lingkungan pekerjaan yang baik, penempatan karyawan yang tepat dan
lain-lainnya. Motivasi tidak langsung ini besar pengaruhnya untuk
merangsang semangat bekerja karyawan, sehingga produktivitas kerja
meningkat.
2.3.3 Teori motivasi
Menurut Hasibuan (2001:223) teori motivasi dikelompokan atas:
1. Teori Kepuasan (Content Theory)
Mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan
individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara
tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri
orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan
perilakunya. Tinggi rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang
ingin dicapai seseorang mencerminkan semangat bekerja orang tersebut.
Contoh : Teori motivasi klasik, Maslow, Herzberg, Mc Clelland, ERG,
Human Relation dan Cloude S. George.
2. Teori Proses (Process Theory)
-
37
Menyatakan bahwa motivasi sebagai proses sebab akibat bagaimana
seseorang bekerja dan hasil apa yang akan diperolehnya. Contoh : Teori
harapan dan keadilan.
3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Menyatakan hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian
kompensasi, misal promosi dan bonus. Contoh : Pengukuhan positif dan
negatif.
Beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Teori motivasi klasik
Menyatakan bahwa motivasi para pekerja hanya untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Kebutuhan biologis ini
akan terpenuhi, jika gaji atau upah yang diberikan cukup besar, sehingga
semangat kerja merekapun akan meningkat (Hasibuan, 2001:224).
2. Maslow Need Hierarchy Theory (Teori Hirarki Kebutuhan Maslow)
Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A Theory of Human
Motivation, dikemukakan oleh A. H. Maslow tahun 1943. Teori ini
merupakan kelanjutan dari Human Science Theory Elton Mayo (1880-1949)
yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasasn seseorang itu jamak yaitu
kebutuhan biologis dan psokologis berupa material dan nonmaterial
(Hasibuan, 2001:224).
-
38
Hirarki kebutuhan dari Maslow :
1) Physiological needs (Kebutuhan fisik)
Kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya.
Keinginan memenuhi kebutuhan fisik ini merangsan seseorang
berperilaku dan bekerja giat.
2) Safety and security needs (Kebutuhan keamanan dan keselamatan)
Kebutuhan akan keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari
ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.
3) Affiliation or acceptance needs (Kebutuhan sosial)
Kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam
pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya.
4) Esteem or status needs (Kebutuhan penghargaan diri dan pengakuan)
Kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan pretise
dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.
5) Self actualization (Kebutuhan aktualisasi diri)
Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan,
kemampuan, keterampilan dan potensi optimal untuk mencapai pretasi
kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang
lain
-
39
3. Teori dua faktor dari Herzberg
Herzberg (dalam Hasibuan,2001:228) menyatakan bahwa orang
dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang
merupakan kebutuhan, yaitu :
1. Maintenance Factors
2. Motivation Factors
Konsep higiene disebut dua faktor, yaitu :
a. Isi pekerjaan (content = satisfiers)
1) Prestasi
2) Pengakuan
3) Pekerjaan itu sendiri
4) Tanggung jawab
5) Pengembangan potensi individu
b. Faktor higienis (demotivasi = dissatisfiers)
1) Gaji atau upah
2) Kondisi kerja
3) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan
4) Hubungan antar pribadi
-
40
5) Kualitas supervisi
4. McClelland’s Achievement Motivation Theory (Teori Motivasi
Prestasi)
Teori motivasi pretasi dikemukakan oleh David McClelland, teori ini
berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial.
Bagaimana energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan
dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia
(Hasibuan, 2001:230).
Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh :
1) Kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat.
2) Harapan keberhasilannya.
3) Nilai insentif yang terletak pada tujuan.
McClelland mengelompokan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi
gairah bekerja, yaitu :
1) Kebutuhan akan prestasi (Need for achievement)
Merupakan daya pengerak yang memotivasi semangat kerja seseorang.
Mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan
mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimiliinya demi
mencapai prestasi kerja yang optimal.
2) Kebutuhan akan afiliasi (Need for affiliation)
-
41
Kebutuhan ini menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat
kerja seseorang. Karena itu kebutuhan afiliasi ini yang merangsang
gairah kerja seorang karyawan, sebab setiap orang menginginkan :
a. Kebutuhan akan perasaan dihormati oleh orang lain dilingkungan ia
hidup dan bekerja.
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa
dirinya penting.
c. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal.
d. Kebutuhan akan perasaan ikut serta.
3) Kebutuhan akan kekuasaan (Need for power)
Merangasang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan
semua kemampua demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang
terbaik dalam organisasi.
5. Teori ERG
Teori ERG dikemukakan oleh Clayton Aldefer seorang ahli dari
Yale University. Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan
yang dikemukakan oleh A. H. Maslow. Teori ERG ini oleh para ahli dianggap
lebih mendekati keadaan sebenarnya berdasarkan fakta - fakta empiris
(Hasibuan, 2001:232).
-
42
Aldefer mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan yang utama,
yaitu :
1) Kebutuhan akan keberadaan (Exsistence needs)
Berhubungan dengan kebutuhan dasar termasuk di dalamnya
Physiological needs dan safety needs dari Maslow.
2) Kebutuhan akan afiliasi (Relatedness needs)
Menekankan akan pentingnya hubungan antar individu (interpersonal
relationships) dan bermasyarakat (social relationships).
3) Kebutuhan akan kemajuan (Growth needs)
Keinginan instrinsik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan
kemampuan pribadinya.
Perbedaan Teori ERG dengan Teori hirarki kebutuhan Maslow, yaitu :
1) Teori ERG menyatakan bahwa lebih dari satu kebutuhan dapat bekerja
pada saat yang bersamaan, artinya tidak selalu harus bertingkat-tingkat
atau berjenjang seperti yang dikemukakan oleh Maslow.
2) Teori ERG menyatakan, jika untuk mencapai pemuasan kebutuhan yang
lebih tinggi sulit dicapai maka keinginan untuk memuaskan kebutuhan
yang lebih rendah menjadi meningkat.
-
43
2.3.4 Indikator Motivasi
Indikator motivasi yang dipakai di dalam penelitian ini adalah
berdasarkan teori hirarki kebutuhan maslow dikemukakan oleh A. H. Maslow
tahun 1943 (Hasibuan, 2001:224). Indikator tersebut adalah sebagai berikut :
1. Physiological needs (Kebutuhan fisik)
2. Safety and security needs (Kebutuhan keamanan dan keselamatan)
3. Affiliation or acceptance needs (Kebutuhan sosial)
4. Esteem or status needs (Kebutuhan penghargaan diri dan pengakuan)
5. Self actualization (Kebutuhan aktualisasi diri)
2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Peneliti Judul Tahun Hasil Penelitian
1. Arya
Pangkuriang
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
Transformasional,
Motivasi Kerja dan
Kompensasi terhadap
Kinerja karyawan unit
Sewing PT. Vision
Land Semarang
2010 Didalam penelitian ini
Kepemimpinan
Transformasional,
Motivasi Kerja dan
Kompensasi mempunyai
pengaruh positif terhadap
kinerja karyawan pada
unit Sewing PT. Vision
Land Semarang
yakni sebesar 62,8%.
-
44
2. Fitriani
Mardiningsih
Pengaruh
Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja
Tehadap Kinerja
Karyawan Pada
kospin Jasa Cabang
Brebes
2010 Didalam penelitian
iniadapengaruh
positifkepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap
kinerjakaryawan Pada
kospin Jasa Cabang
Brebes sebesar 52,4% dan
sisanya 47,6%
dipengaruhi oleh faktor
lain.
3. Ita Ernawati Pengaruh
Kepemimpinan
Transformasional,
Motivasi Kerja, dan
Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan Bagian
Produksi Pada CV.
Graha Indah Furniture
Jepara
2011 Didalam penelitian ini
kepemimpinan
transformasional,
motivasi dan lingkungan
kerja mempunyai
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap
kinerja karyawan pada
CV. Graha Indah
Furniture Jepara yakni
sebesar 56,1% dan
sisanya 43,9%
dipengaruhi oleh faktor
lain.
4. Dr Musriha Influences of Work
Behavior, Work
Environment and
Motivation in Clove
Cigarette factories in
Kudus,
Indonesia
2011 (1)Lingkungan kerja
secara signifikan
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan di
Pabrik rokok Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah.
Tengah.
(2) Motivasi
Kerja secara signifikan
mempengaruhi kinerja
pekerjaan pelinting rokok
di Kabupaten Kudus,
Jawa Tengah
5 Hammed, T.
Ayo dan
Shadare,
Oluseyi.A
Influence of Work
Motivation,
Leadership
Effectiveness and
Time Management on
Employees’
Performance in Some
Selected Industries in
Ibadan, Oyo State,
2009 Dalam penelitian ini ada
pengaruh positif antara
motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan di
beberapa industri yang
terpilih di Ibadan, Oyo
State, Nigeria dengan
koefisien parsial sebesar
28,9%.
-
45
Nigeria
6 Bambang
Murdian
Pengaruh
Kepemimpinan
Transformasional dan
motivasi terhadap
kinerja karyawan
pada Badan
Penanaman Modal
Daerah (BPMD)
Provinsi Jawa Tengah
2005 Didalam penelitian ini
disebutkan bahwa
Kepemimpinan
Transformasional dan
motivasi mempunyai
pengaruh positif terhadap
kinerja karyawan pada
Badan Penanaman Modal
Daerah (BPMD) Provinsi
Jawa Tengah yakni
sebesar 64% dan sisanya
36% di pengaruhi oleh
faktor lain
7 Ajayi, Isaac
A. Awosusi,
Omojolao O.
Arogundade,
Bukola B dan
Ekundayo,
Haastrup T.
Work Environment as
Correlate of Academic
Staff Job
Performance in South
West Nigerian
Universities
2011 Penelitian ini disebutkan
bahwa ada pengaruh
secara signifikan
lingkungan kerja dengan
kinerja staf akademik di
Perguruan Tinggi Nigeria
8 Mawol,
Mohammed
Abubakar
dan
Babandako,
Abdullahi
Yusuf
An Evaluation Of
Staff Motivation,
Dissatisfaction and
Job
Performance in An
Academic Setting
2011 Didalam penelitian ini
disebutkan bahwa
motivasi berpengaruh
terhadap kinerja
pekerjaan dan kepuasan
kerja di lingkungan
akademik
2.5 Kerangka Berfikir
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan dalam mengerjakan sebagian
pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau
bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi
(Hasibuan, 2001:42). Kepemimpinan transformasional berusaha membawa
-
46
tiap-tiap individu dan tim bekerja melampaui status–quo. Pemimpin
transformasional adalah seorang yang memiliki kekuatan untuk mendatangkan
perubahan di dalam diri para anggota tim dan di dalam organisasi secara
keseluruhan. Menurutnya kepemimpinan transformasional dapat digunakan
bila diperlukan untuk meningkatkan kinerja (O’Leary, 2001:21).
Menurut Bass (dalam Mutamimah, 2001:3) yang didukung oleh
pendapat Yulk (1998:297) dan O’Leary (2001:22) terdapat beberapa dimensi
kepemimpinan transformasional yaitu Charismatic Leadership (Berkharisma)
yaitu pemimpin tersebut mempunyai power dan pengaruh. Karyawan
dibangkitkan, sehingga mempunyai tingkat kepercayaan dan keyakinan.
Pemimpin membangkitkan dan menyenangkan karyawannya dengan
meyakinkan bahwa mereka mampu menyelesaikan sesuatu yang lebih besar
dengan usaha ekstra; Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasional) yaitu
pemimpin transformasional selalu memotivasi dan merangsang bawahannya
dengan menyiapkan pekerjaan yang berarti dan menantang, antusiasme dan
optimisme ditunjukan. Pemimpin selalu mengkomunikasikan visi, misi dan
harapan-harapan dengan tujuan agar bawahan mempunyai komitmen yang
tinggi untuk mencapai tujuan; Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual)
yaitu pemimpin selalu menstimuli bawahannya secara intelektual, sehingga
mereka menjadi inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dengan
cara-cara yang baru. Selain itu, pemimpin mengajarkan dengan melihat
kesulitan sebagai masalah yang harus diselesaikan dan memberikan
penyelesaian masalah secara rasional; Individualized Consideration
-
47
(Konsiderasi Individual) yaitu pemimpin memberikan perhatian kepada
karyawan secara individual, seperti : kebutuhan karyawan untuk berprestasi,
memberikan gaji, memberi nasehat kepada karyawan sehingga karyawan dapat
tumbuh dan berkembang. Dengan semuanya ini dampak yang timbul adalah
kinerja karyawan diharapkan akan meningkat, dan dengan meningkatnya
kinerja karyawan maka diharapkan kinerja organisasi juga akan meningkat.
Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan
orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena satu alasan: untuk
mencapai tujuan. Jadi motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan
dan jarang muncul dalam kekosongan. kata-kata kebutuhan, keinginan, hasrat
dan dorongan, semuanya serupa dengan motif, yang merupakan asal dari kata
motivasi. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi
terhadap kompensasi, dan persoalan SDM yang lain dipengaruhi dan
mempengaruhi motivasi menurut (Mathis dan Jackson, 2006:114). Motivasi
adalah pemberian atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan hal atau
keadaan menjadi motif. motivasi kerja yaitu sesuatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi seorang tenaga
kerja ikut menentukan besar kecil prestasi kerja atau kinerjanya (Anoraga,
2006:35). Menurut Teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh
maslowbahwa yang mendorong orang mau bekerja adalah kebutuhan fisik,
kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan diri dan pengakuan dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan
fisik yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan
-
48
hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya.
Keinginan memenuhi kebutuhan fisik ini merangsan seseorang berperilaku dan
bekerja giat. Kebutuhan keamanan dan keselamatan yaitu kebutuhan akan
keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan
keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Kebutuhan sosial yaitu teman,
dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan
lingkungannya. Kebutuhan penghargaan diri dan pengakuan yaitu kebutuhan
akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan pretise dari karyawan dan
masyarakat lingkungannya. Kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu dengan
menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan dan potensi optimal untuk
mencapai pretasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit
dicapai orang lain.
Kinerja adalah tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Biasanya orang yang kinerjanya tinggi disebut
sebagai orang yang produktif, tetapi sebaliknya orang yang levelnya tidak
mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berperformance
rendah (Vroom dalam As’ad, 1980:47). Menurut Bernardin (dalam Robbins,
1998:260) dan James A. F. Stoner dan R.E. Freeman (dalam Dharma,
2001:554) faktor yang mempengaruhi kinerja adalah Kualitas kerja, tingkat
dimana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna dalam arti
menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas, maupun
memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas; Kuantitas kerja
yaitu jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,
-
49
jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan; Kuantitas yang diukur dari persepsi
karyawan terhadap jumlah aktifitas yang ditugaskan beserta hasilnya;
Pengetahuan mengenai pekerjaan yaitu luasnya pengetahuan mengenai
pekerjaan dan keterampilannya; Kerjasama yaitu kesediaan untuk bekerjasama
dengan orang lain sesama amggota organisasi; Ketepatan waktu yaitu tingkat
suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari
sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain; Efektivitas yaitu pemanfaatan waktu dalam
menjalankan tugas, efektifitas menyelesaikan tugas yang dibebankan
organisasi; Kemandirian yaitu tingkat dimana karyawan dapat melakukan
fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan atau bimbingan dari orang lain, diukur
dari persepsi karyawan dalam melakukan fungsi kerjanya masing-masing,
sesuai dengan tanggung jawabnya; Komitmen kerja yaitu tingkat dimana
karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab
karyawan terhadap kantor; kedisiplinan yaitu tingkat dimana karyawan disiplin
di dalam bekerja.
Dengan melihat uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor
kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Jadi pola pemikiran yang terbentuk adalah sebagai berikut :
-
50
Gambar 1
Kerangka Berfikir
Kinerja ( Y )
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
3. Pengetahuan mengenai
pekerjaan
4. Kerjasama
5. Ketepatan waktu
6. Efektivitas
7. Kemandirian
8. Komitmen kerja
Motivasi kerja ( )
1. Kebutuhan fisik
2. Kebutuhan keamanan dan
keselamatan
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan penghargaan diri
dan pengakuan
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kepemimpinan Transformasional
( )
1. Charismatic Leadership /
Kharismatik
2. Inspirational Motivation /
Motivasi inspiratif
3. Intellectual Stimulation /
Stimulasi intelektual
4. Individualized Consideration /
Konsiderasi individual
-
51
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Suharsimi, 2006:71).
Hipotesis :
: Ada pengaruh kepemimpianan transformasional terhadap kinerja
karyawan padaDinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Tengah.
: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan padaDinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa
Tengah.
: Ada pengaruh kepemimpianan transformasional dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan padaDinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.
-
52
BAB III
METODE