PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala...

14
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 19 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI UPTD SEKOLAH DASAR KECAMATAN CILAMAYA Etna Novi Mahmud 1 1 Dosen Tetap STIE YPN Karawang Penelitian dilaksanakan pada UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya. Dalam pelaksanaannya, penelitian membutuhkan waktu sekitar 4 bulan mulai bulan Agustus 2015 sampai bulan November 2015. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan mengumpulkan informasi dari responden menggunakan kuesioner yang terstruktur dan terpola sesuai dengan kebutuhan serta mengacu pada judul penelitian. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan kompetensi (X2) sebagai variabel bebas dan variabel kinerja guru (Y) sebagai variabel tak terikat. Analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas atau hubungan pengaruh. Teknik analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling yang dioperasikan melalui program Smart-PLS. Untuk pengujian parsial digunakan uji t hitung. Sedangkan untuk menguji secara simultan digunakan uji F hitung. Hasil analisis statistik menyimpulkan bahwa : 1) terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya. 2) terdapat pengaruh kompetensi terhadap kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya, dan 3) terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi dan Kinerja Guru. Pendahuluan Bersamaan dengan lajunya arus reformasi dalam dunia pendidikan berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan, akibatnya muncul beberapa peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan penyempurnaan peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini. Hal ini dapat dilihat dengan berlakunya Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sekolah dilakukan dengan cara peningkatan kinerja guru karena guru merupakan tokoh sentral yang berhubungan langsung dengan siswa melalui kegiatan proses belajar mengajar. Namun yang lebih perlu sebenarnya adalah daya dorong yang harus dimiliki oleh guru-guru untuk meningkatkan motivasi kerja yang tinggi mengingat akan beban yang dipundaknya untuk berusaha agar sekolah dapat memberikan lulusan yang bermutu. Kepemimpinan di organisasi pendidikan adalah hal yang sangat krusial karena kepemimpinan di organisasi pendidikan khususnya kepemimpinan kepala sekolah merupakan bagian yang sangat strategis dan menentukan baik buruknya atau maju mundurnya pendidikan di sekolah. Konsep kepemimpinan yang diaplikasi dalam penelitian

Transcript of PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala...

Page 1: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 19

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU

TERHADAP KINERJA GURU DI UPTD SEKOLAH DASAR

KECAMATAN CILAMAYA

Etna Novi Mahmud1

1Dosen Tetap STIE YPN Karawang

Penelitian dilaksanakan pada UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya. Dalam

pelaksanaannya, penelitian membutuhkan waktu sekitar 4 bulan mulai bulan Agustus 2015

sampai bulan November 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan mengumpulkan informasi dari

responden menggunakan kuesioner yang terstruktur dan terpola sesuai dengan kebutuhan

serta mengacu pada judul penelitian. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah

variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan kompetensi (X2) sebagai variabel bebas

dan variabel kinerja guru (Y) sebagai variabel tak terikat.

Analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas atau

hubungan pengaruh. Teknik analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling

yang dioperasikan melalui program Smart-PLS. Untuk pengujian parsial digunakan uji t

hitung. Sedangkan untuk menguji secara simultan digunakan uji F hitung.

Hasil analisis statistik menyimpulkan bahwa : 1) terdapat pengaruh kepemimpinan

kepala sekolah terhadap kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya. 2)

terdapat pengaruh kompetensi terhadap kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan

Cilamaya, dan 3) terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru

secara bersama-sama terhadap kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya

Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi dan Kinerja Guru.

Pendahuluan

Bersamaan dengan lajunya arus reformasi dalam dunia pendidikan berbagai upaya

pembenahan sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan, akibatnya

muncul beberapa peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan penyempurnaan

peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini. Hal ini dapat

dilihat dengan berlakunya Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sekolah dilakukan dengan cara

peningkatan kinerja guru karena guru merupakan tokoh sentral yang berhubungan langsung

dengan siswa melalui kegiatan proses belajar mengajar. Namun yang lebih perlu sebenarnya

adalah daya dorong yang harus dimiliki oleh guru-guru untuk meningkatkan motivasi kerja

yang tinggi mengingat akan beban yang dipundaknya untuk berusaha agar sekolah dapat

memberikan lulusan yang bermutu.

Kepemimpinan di organisasi pendidikan adalah hal yang sangat krusial karena

kepemimpinan di organisasi pendidikan khususnya kepemimpinan kepala sekolah

merupakan bagian yang sangat strategis dan menentukan baik buruknya atau maju

mundurnya pendidikan di sekolah. Konsep kepemimpinan yang diaplikasi dalam penelitian

Page 2: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 20

ini adalah kepemimpinan transformasional. Dalam konteks ini kepemimpinan

transformasional harus mengintegral dalam sikap mental (mindset) kepala sekolah dalam

memimpin sekolahnya, meski tidak akan terbebas dari tantangan-tantangan. Pendekatan

kepemimpinan transformasional bercirikan membangun keyakinan, rasa menerima, dan

mendorong para pengikut (guru, staf dan siswa) untuk bekerja secara kolektif dalam

mencapai tujuan.

Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan

kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin

pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam

organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama

dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan

keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan

mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan

sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya berhenti pada kompetensi

yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga

profesionalisme guru akan terwujud.

Faktor kesenjangan dan lemahnya kepemimpinan kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas pendidikan, kurangnya perhatian dan pengawasan melalui kegiatan

supervisi, serta kompetensi professional guru yang rendah diduga berpengaruh terhadap

motivasi kerja guru. Sisi lain dari kondisi ini diduga berpengaruh terhadap rendahnya kinerja

guru. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan

judul : "Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja

Guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya”.

Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan

di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di UPTD

Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya?

2) Apakah terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah

Dasar Kecamatan Cilamaya?

3) Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara

bersama-sama terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas yang diajukan, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui dan membuktikan :

1) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar

Kecamatan Cilamaya.

2) Pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan

Cilamaya.

3) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara bersama-sama

terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

Tinjauan Teori

Kepemimpinan kepala sekolah.

Page 3: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 21

Pemimpin adalah seseorang yang memiliki pengaruh terhadap orang lain, atau

memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain. Orang ini dapat mendorong atau

menggerakan orang lain untuk berbuat sesuai tujuan yang diharapkan oleh kelompok atau

organisasi.

Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji dan

diteliti karena paling banyak diminati. Edwin A. Locke dalam Mangkunegara (2008:2)

mengatakan bahwa studi kepemimpinan yang dilakukan secara sistematis oleh para pakar

ilmu social terlaksana baru mulai pada abad ini. Dalam dunia bisnis, kepemimpinan

berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Pada era

globalisasi dan pasar bebas hanya perusahaan yang mampu melakukan perbaikan terus

menerus dalam pembentukan keunggulan kompetitif yang mampu untuk berkembang.

Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi harus mampu

menyikapi perkembangan zaman saat ini. Pemimpin yang tidak dapat mengantisipasi dunia

yang sedang berubah atau setidaknya tidak memberikan respon, besar kemungkinan akan

memasukkan organisasinya dalam situasi diam dan akhirnya mengalamai keruntuhan.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh

kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Pentingnya kepemimpinan seperti yang

dikemukakan oleh James M. Black dalam Sadili (2006:287) yang dimaksud dengan

“Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau

bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan

tertentu”.

Sementara Indrafachrudi (2006:2) mengartikan “Kepemimpinan adalah suatu kegiatan

dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan itu”.

Kemudian menurut Maman Ukas (2004:268) “Kepemimpinan adalah kemampuan yang

dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu

yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan tujuan”. Sedangkan Terry George R

dalam Thoha (2009:5) mengartikan bahwa “Kepemimpinan adalah aktivitas untuk

mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi”.

Berdasarkan pada pemaknaan secara harfiah tersebut, maka dalam memahami

kepemimpinan sebaiknya juga melihat bahwa konsep kepemimpinan dipahami sebagai

kapasitas yang dimiliki seseorang, sehingga orang tersebut dapat menjalankan fungsi

kepemimpinan secara memadai. Pengertian ini juga dapat diarahkan pada pemahaman

mengenai pentingnya aspek proses yang dijalankan dalam kepemimpinan seseorang. Dengan

demikian pengertian kepemimpinan ini lebih mengarah pada proses di dalam memimpin

daripada sekedar personal yang menjalankan kepemimpinan itu sendiri.

Menurut Wahyudi (2009:64)) terdapat tiga bidang keterampilan manajerial yang harus

dikuasai kepala sekolah sebagai manajer pendidikan yaitu keterampilan konseptual

(conceptual skill), Keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan teknik. Keterampilan

konseptual merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk melihat

sekolah sebagai suatu keseluruhan, merencanakan perubahan, merancang tujuan sekolah,

membuat penilaian secara tepat tentang efektivitas kegiatan sekolah dan mengkoordinasikan

program secara harmonis; Keterampilan hubungan manusia merupakan kemampuan untuk

bekerjasama, berkomunikasi dan memahami orang-orang di dalam organisasi. Memiliki

kemampuan untuk memahami dan mengerti perasaan orang lain dan mampu memberi

motivasi orang lain sehingga dapat memberikan efektivitas kemajuan; dan Keterampilan

teknik sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yang berkaitan dengan

Page 4: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 22

prosedur, metode, menggunakan alat-alat, teknik-teknik dan proses, yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas khusus serta mampu mengajarkan kepada bawahannya dalam upaya

mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan definisi kepemimpinan kepala sekolah

adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan

mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan

bagi suatu organisasi sekolah yang terus berkembang dan meningkat.

Dimensi dan indikator dari kepemimpinan kepala sekolah seperti yang dikembangkan

Luthan (2006:654) adalah sebagai berikut : 1) Kharisma, 2) Kepemimpinan Inspirasidan 3)

Stimulasi Intelektual dan Kepekaan Individu.

Kompetensi guru.

Kompetensi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris competency yang

dapat diartikan sebagai kecakapan, kemampuan dan wewenang. Pemahaman kompetensi

berkembang sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin global dewasa ini,

kemampuan sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam kemajuan suatu bangsa

maupun suatu organisasi. Pengembangan sumber daya manusia tidak terlepas dari

kompetensi pelaku yang terlibat dalam organisasi itu.

Istilah kompetensi SDM dalam kenyataannya belum ada kesepakatan universal.

Beberapa pakar memberikan definisi yang cukup bervariasi terhadap istilah kompetensi.

Namun secara umum istilah kompetensi dapat disimpulkan sebagai “the capability to

perform”. Kesimpulan ini mengindikasikan bahwa kompetensi SDM terdiri dari berbagai

variabel. Sementara itu, Robbins (2003:82) menegaskan bahwa salah satu bentuk

kompetensi SDM yang merupakan biographical characteristic adalah kemampuan (ability)

yang terdiri dari intellectual ability dan physical ability. Secara komprehensif maka

kompetensi SDM terdiri dari empat indikator, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) ability

(kemampuan), (3) skill (keahlian/keterampilan), dan (4) attitude (sikap).

Departemen Pendidikan Nasional (2007 : 2) memberi pengertian kompetensi adalah

kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dengan kata lain

kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk kerja (ability to do) yang dilatarbelakangi oleh

penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini mengandung arti bahwa kualitas

unjuk kerja itu ditentukan oleh kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan, semakin tinggi

pula unjuk kerjanya, begitu pula sebaliknya. Jadi ada korelasi positif tinggi antara tingkat

penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kompetensi yang terbentuk.

Menurut Surya dkk (2004 : 4.24) Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang

harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan penampilan unjuk kerja sebagai guru

secara tepat.

Wibowo (2010:85) mendefinisikan kompetensi sebagai suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan

dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Sejalan dengan pendapat di atas, Becker, Huselid dan Ulrich dalam Winardi (2002:22)

mendefinisikan kompetensi merupakan pengetahuan, kemampuan dan keahlian

(keterampilan) atau ciri kepribadian yang dimiliki seseorang yang secara langsung

mempengaruhi kinerjanya. Kinerja yang mampu menciptakan kondisi maksimal merupakan

modal dasar bagi terciptanya keunggulan individu dalam organisasi.

Page 5: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 23

Kemampuan guru dalam menjalankan profesinya sangat erat dan berkaitan dengan

kompetensinya. Undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 menyebutkan

definisi kompetensi sebagai “seperangkat pengetahuan ketrampilan dan perilaku yang harus

dimiliki dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpukan bahwa kompetensi kerja guru merupakan

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seorang guru dalam pekerjaannya dengan

kualifikasi dan standar tertentu yang diperoleh melalui pendidikan maupun pelatihan

profesi. Adapun dimensi dan indikator Kompetensi kerja guru adalah sebagai berikut : 1)

Pengembangan profesi, 2) Pemahaman wawasan.

Kinerja Guru.

Istilah kinerja berasal dari kata performance atau actual performance penampilan

kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Kinerja pegawai dapat dilihat

dari segi kecakapan, keterampilan, pengetahuan dan kesungguhan pegawai yang

bersangkutan. Karena kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung salah satu

diantaranya kinerja pegawainya dalam melaksanakan pekerjaan, karena pegawai merupakan

unsur penting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian tujuan organisasi menjadi kurang

efektif apabila kinerja pegawai tidak maksimal dan hal ini akan menimbulkan pemborosan

bagi organisasi itu sendiri. Oleh sebab itu prestasi kerja (kinerja) pegawai harus benar-

benar diperhatikan.

Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2010 : 2) menyampaikan bahwa : “Kinerja

(performance) adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan

tersebut. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi”.

Menurut Siswanto (2005 : 195) prestasi kerja adalah “Hasil kerja yang dicapai oleh

seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Pada umumnya prestasi kerja seorang tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh kecakapan,

keterampilan, pengalaman, kesanggupan tenaga kerja yang bersangkutan.”

Mangkunegara (2008:67) mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai berikut :

“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Bernardin dan Russel dalam Ruky (2002:15) Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang

hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau

kegiatan selama kurun waktu tertentu. Bernardin dan Russell lebih menekankan pada hasil

atau apa yang keluar (outcome) dari suatu pekerjaan dan kontribusi mereka dalam

organisasi.

Munandar (2001:287) menekankan kinerja merupakan interaksi dari ciri-ciri

kepribadian individu yang dibawa memasuki sistem organisasi kerjanya. Lebih jauh,

Munandar (2001: 313) menekankan kinerja adalah kondisi kerja atau situasi kerja yang

terberikan dan kriteria sejauh mana sasaran tercapai.

Tiga hal penting dalam kinerja adalah tujuan, ukuran, dan penilaian. Penentuan tujuan

setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan

memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan

organisasi dari setiap personil. Tetapi ternyata tujuan saja tidak cukup, sebab itu diperlukan

ukuran apakah seseorang personel telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu

penilaian kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personel

Page 6: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 24

memegang peranan yang penting. Akhir dari proses kinerja adalah penilaian kinerja itu

sendiri yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan.

Dalam melaksanakan tugas-tugas di atas guru dipersyaratkan untuk memiliki beberapa

kualifikasi tertentu sehingga paradigma bahwa seseorang dengan cukup membaca atau

belajar terlebih dahulu maka seseorang dapat mengajar sangat tidak tepat. Kualifikasi yang

disyaratkan seperti yang tercantum dalam Undang-undang Guru dan Dosen no. 14 tahun

2005 bab IV pasal 8 dimana guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa definisi kinerja guru adalah

“sebagai hasil kerja yang dicapai oleh guru yang disesuaikan dengan peran atau tugas

guru tersebut dalam suatu sekolah pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan

dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari sekolah di mana guru tersebut

bertugas.”

Dimensi dari variabel kinerja guru seperti yang dikembangkan Mitchel TR dalam

Riduwan (2008:229) adalah : 1) Kemampuan dan kualitas hasil kerja, 2) Inisiatif dan

kreatifitas, 3) Komunikasi, 4) Kemampuan berhubungan dengan orang lain.

Hipotesis Penelitian.

1. Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di UPTD

Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

2. Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar

Kecamatan Cilamaya.

3. Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara bersama-

sama terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

Metode Penelitian.

Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode survey.

Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan metode survey maka

untuk memperoleh data sampel yang diambil dari populasi digunakan alat berupa kuesioner.

Kemudian data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer

yaitu SPSS Versi. 20.00 untuk analisis deskriptif. Sedangkan untuk analisis inferensial dan

pengujian hipotesis menggunakan analisis Struktural Equation Modeling (SEM) dengan

dibantu program komputer Partial Least Square (PLS) versi 3.3.0. Data kemudian dianalisis

berdasarkan variabel-variabel penelitian yang ada.

Adapun desain penelitian ini melibatkan dua variabel bebas yaitu kepemimpinan

kepala sekolah (X1) dan kompetensi kerja guru (X2) dan satu variabel terikat yaitu kinerja

guru sebagai (Y1).

Konstelasi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat digambarkan

sebagaimana desain penelitian di bawah ini:

Page 7: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 25

Gambar. Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian.

Populasi.

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik

tertentu, jelas dan lengkap, yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam

populasi disebut unit analisis atau elemen populasi. (Wijaya, 2009 : 10).

Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di UPTD Sekolah

Dasar Kecamatan Cilamaya yang terdiri dari 200 orang atau responden.

Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Haryono (2007:76) statistik deskriptif adalah statistik yang dipergunakan

untuk menggambarkan hasil data penelitian tapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas. Selanjutnya, Sugiyono (2008:21) menyatakan bahwa dalam statistik

deskriptif, cara-cara penyajian data antara lain melalui tabel biasa maupun distribusi

frekuensi, grafik histogram, penjelasan kelompok melalui modus, median, mean, dan variasi

kelompok melalui rentang dan simpangan baku.

Sedangkan untuk menganalisis data secara deskriptif, akan digunakan bantuan

program komputer software SPSS Statistic 18.

Analisis Menggunakan Partial Least Square (PLS)

Partial Least Square (PLS) dapat digunakan pada setiap jenis skala data (nominal,

ordinal, interval maupun rasio) serta mempunyai syarat yang lebih fleksibel. Partial Least

Square juga digunakan untuk mengukur pengaruh setiap indikator dengan konstruknya.

Dalam PLS lebih mengutamakan sebagai eksplorasi daripada sebagai konfirmasi. Adapun

tujuan utama dari Partial Least Square adalah menjelaskan pengaruh antar konstruk dan

menekankan pengertian tentang nilai pengaruh tersebut. Dalam hal ini hal penting yang

harus diperhatikan adalah keharusan adanya teori-teori yang memberikan asumsi-asumsi

untuk menggambarkan model, pemilihan variabel, pendekatan analisis dan interpretasi hasil.

Desain Partial Least Square dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan Ordinary Least

Square (OLS) regression ketika data mengalami masalah, yaitu; ukuran data kecil, adanya

missing values, data tidak normal dan adanya multikolinearitas (Pirouz, 2006 dalam

Mustafa, Zainal dan Wijaya Tony, 2012:11).

Page 8: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 26

Adapun penelitian ini didesain untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yaitu

kepemimpinan (X1), kompetensi (X2), dengan variabel terikatnya yaitu kinerja (Y).

Konstelasi pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dapat digambarkan

diagram jalur di bawah ini:

Gambar Diagram Jalur (Path Diagram)

Pengujian Hipotesis.

Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang dapat dibuat

merupakan rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan

penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau

batas ketidakakuratan sebesar () = 5% = 0,05, dengan menghasilkan nilai t-tabel sebesar

1,96. Untuk uji parsial dan tolak H0 jika nilai Fhit ≥ Ftabel untuk uji simultan.

Sedangkan nilai F hitung menggunakan formula Fhit =

Adapun nilai F

kritisnya diperoleh dari tabel dengan formulasi Ftabel = Fα(k,n-k-1) dimana k merupakan

jumlah variable bebas, R2 meupakan koefisien deteminasi, dan n merupakan jumlah sampel.

Berikut adalah kriteria pengujian hipotesis :

1. Jika nilai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel (t-statistik < 1,96) maka H0 diterima dan

Ha ditolak.

2. Jika nilai t-statistik lebih besar dari nilai t-tabel (t-statistik > 1,96) maka H0 ditolak dan

Ha diterima.

3. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Adapun dalam penelitian ini akan diajukan hipotesis untuk menjawab rumusan

masalah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di UPTD

Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

2) Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar

Kecamatan Cilamaya.

Page 9: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 27

3) Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara bersama-

sama terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya

Page 10: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 28

Analisis Inferensial dengan Smart-PLS

a. Pengujian Validitas Variabel (Konstruk).

Gambar Output Koefisien Jalur yang sudah Fit

Table 1. Hasil Pemeriksaan Reliabilitas Konstruk Berdasarkan Convergent Validity

No Construct/Variabel Composite

Reliability

Cronbach

Alpha R2

1 KEPEMIMPINAN (X1) 0,884 0,855

2 KOMPETENSI KERJA (X2) 0,865 0,816

3 KINERJA GURU (Y) 0,720 0,614 0,259

Data diolah peneliti (2015)

b. Evaluasi Model Struktural

Tabel Path Coefficients

Page 11: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 29

c. Pengujian Hipotesis.

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika nilai t-values ≥ 1,96 untuk uji parsial dan tolak H0

jika nilai Fhit ≥ Ftabel untuk uji simultan. Adapun hasil pengujian terhadap seluruh hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis Pertama :

H0 : Tidak terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di UPTD

Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

Ha : Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di UPTD

Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel 4.13 Path Coefficients nilai t hitung adalah 3.091 ≥ 1,96, dan P value 0,002 ≤

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

2. Hipotesis Kedua :

H0 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah

Dasar Kecamatan Cilamaya.

Ha : Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar

Kecamatan Cilamaya.

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel 4.13 Path Coefficients nilai t statistik adalah 4.064 ≥ 1,96, dan P value 0,000 ≤

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja

guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

3. Hipotesis ketiga :

H0 : Tidak terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara

bersama-sama terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

Ha : Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara bersama-

sama terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

Berdasarkan R Square diperoleh R2 sebesar 0,259 (25,9%). Jumlah variabel bebas (k) sebanyak

2 dan jumlah sampel penelitian (n) sebanyak 133 dengan taraf signifikansi α sebesar 5% maka

dapat diperoleh nilai Fhit dan Ftabel sebagai berikut:

Fhit =

0,25 (133-2-1) = 32,5 = 21

(1-0,25)2 1,5

Ftabel = Fα(k,n-k-1) = F0,05(2,133-2-1) = F0,05(2,130) = 3,06 (diperoleh dari Tabel F).

Kesimpulan :

Karena Fhit sebesar 21 ≥ Ftabel sebesar 3,06 maka H0 ditolak, yang berarti Terdapat pengaruh

kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru di

UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya.

Kesimpulan Penelitian.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan pada Bab IV maka peneliti dapat

menarik beberapa kesimpulan diantaranya ;

1. Kesimpulan pada hipotesis pertama adalah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya. Hal ini dapat diartikan

semakin baik kepemimpinan maka semakin baik pula kinerja guru UPTD Sekolah Dasar

Page 12: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 30

Kecamatan Cilamaya. Hal ini berdasarkan koefisien korelasi pengaruh kedua variabel diperoleh

berdasarkan nilai t hitung adalah 3,091 ≥ 1,96, dan P value 0,002 ≤ 0,05.

2. Kesimpulan pada hipotesis kedua adalah terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja

guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya. Hal ini mempunyai arti semakin baik

kompetensi kerja guru semakin baik pula kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan

Cilamaya. Hal ini berdasarkan koefisien korelasi pengaruh kedua variabel diperoleh berdasarkan

nilai t hitung adalah 4,064 ≥ 1,96, dan P value 0,000 ≤ 0,05.

3. Kesimpulan pada hipotesis ketiga adalah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan

kompetensi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru di UPTD Sekolah Dasar Kecamatan

Cilamaya. Artinya semakin baik kepemimpinan dan kompetensi kerja guru maka semakin baik

pula kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya. Koefisien korelasi untuk pengaruh

ketiga variabel diperoleh berdasarkan tabel R Square diperoleh R2 sebesar 0,259 (25,9%).

Sehingga diperoleh Fhit sebesar 21 ≥ Ftabel sebesar 3,06.

Implikasi Kebijakan.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas diketahui bahwa semua variabel

penelitian yang diajukan berdasarkan hipotesis dapat diterima dan semua positif signifikan.

Selanjutnya akan dikemukakan beberapa upaya dalam rangka meningkatkan kinerja guru UPTD

Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya, dengan melihat dimensi dan indikator yang memiliki Loading

Factor (LF) yang tertinggi dari masing-masing variabel penelitian berdasarkan tabel hasil outer

loading.

1) Upaya untuk meningkatkan kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya, dapat

dilakukan dengan melihat koefisien korelasi dari kedua variabel bebas yaitu kepemimpinan dan

kompetensi kerja, variabel mana yang memiliki koefisien korelasi terbesar dalam mempengaruhi

kinerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa kompetensi kerja mempunyai koefisien terbesar dengan koefisien t hitung sebesar 4,064

dan P sebesar 0,000, dibanding dengan kepemimpinan yang mempunyai t hitung sebesar 3,091

dan P sebesar 0,002. Hal ini menjelaskan bahwa upaya untuk meningkatkan kinerja guru UPTD

Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meningkatkan

kompetensi kerja guru, baru kemudian meningkatkan kepemimpinan di UPTD Sekolah Dasar

Kecamatan Cilamaya.

2) Dalam rangka meningkatkan kompetensi kerja guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya,

dapat dilakukan dengan melihat dimensi dan indikator dari kompetensi kerja yang mempunyai

koefisien loading factor (LF) terbesar diantaranya adalah dimensi X2.1. “Pengembangan

Profesi” dengan indikatornya KT4 dengan keterangan “Penilaian dan Evaluasi” yang mempunyai

koefisien sebesar 0,918. Hal ini menjelaskan bahwa para guru UPTD Sekolah Dasar Kecamatan

Cilamaya menginginkan adanya peningkatan pengembangan profesi dengan bukti nyata adalah

diadakannya penilaian dan evaluasi secara rutin, sehingga diharapkan kinerja akan meningkat.

3) Dalam rangka meningkatkan kepemimpinan pada UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya,

dapat dilakukan dengan melihat dimensi dan indikator dari kepemimpinan yang mempunyai

koefisien loading factor terbesar diantaranya adalah dimensi X1.1. “Kharisma atau Idealisme”

dengan indikatornya KP4 dengan keterangan “Kepercayaan” yang mempunyai koefisien sebesar

0,869. Hal ini menjelaskan bahwa pimpinan harus mempunyai kharisma dan idealisme dalam

bekerja, dimana salah satu indikator agar mempunyai kharisma yang baik di depan guru adalah

dengan memberikan kepercayaan yang lebih kepada para guru untuk menjalankan tugas-

tugasnya, atau dengan memberikan tugas-tugas yang lebih menantang, sehingga diharapkan

kinerjanya akan meningkat.

Page 13: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 31

Keterbatasan Penelitian.

Akhirnya peneliti sadar diri bahwa dalam pelaksanaan penelitian masih terdapat banyak

kekurangan, hal ini tentunya membuat hasil penelitian ini hendaknya janganlah digunakan sebagai

satu-satunya referensi atau gambaran umum bagi pihak manajemen UPTD Sekolah Dasar Kecamatan

Cilamaya dalam mengambil kebijakan.

Keterbatasan penelitian yang mungkin terjadi dikarenakan menyangkut persiapan peneliti

dalam hal tenaga, waktu dan biaya. Berdasarkan hal itu peneliti berharap penelitian ini dapat

dilanjutkan oleh adik-adik kelas kami di STIE Trianandra khususnya dengan pembahasan yang lebih

mendalam dengan ditambah variabel-variabel di luar daripada yang telah diteliti pada penelitian ini.

Saran-saran.

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraian di atas, berikut akan diajukan

saran-saran kepada manajemen UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya, yaitu ;

1) Manajemen UPTD Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya, disarankan lebih mendalukan

meningkatkan kompetensi kerja para guru, salah satunya adalah dengan adanya program

pengembangan profesi serta dengan dilaksanakannya penilaian dan evaluasi secara rutin

sehingga diharapkan kompetensi guru meningkat yang pada akhirnya kinerja guru UPTD

Sekolah Dasar Kecamatan Cilamaya akan meningkat.

2) Selanjutnya adalah meningkatkan kepemimpinan di PT. PK Manufacturing Indonesia dengan

cara pimpinan harus mempunyai kharisma dan idelaisme dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Sekaligus seorang pimpinan harus memberikan kepercayaan yang lebih kepada para guru dalam

menjalankan tugas-tugasnya, sehingga pada akhirnya kinerja guru UPTD Sekolah Dasar

Kecamatan Cilamaya akan meningkat

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007

tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah SMA/MA), Jakarta.

Dharma, Surya, 2009, Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya.

Ghozali, Imam, 2011, SEM dengan PLS, Semarang: Universitas Diponegoro.

Haryono, Siswoyo., 2010, Intisari Teori Kepemimpinan, Jakarta. PT. Intermedia Personalia Utama,

Indrafachrudi, R. Soekarto, 2006. Bagaimana Memimpin yang Efektif, Bogor : Ghalia.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, P.A. 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung, Rosdakarya.

Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2008, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Bandung : PT Refika

Aditama.

Manurung, R.D.A. 2001. Authentic Personal Branding sebagai Mediator Kepemimpinan Heroik dan

Organisasi Pembelajaran terhadap Prestasi Kerja, Disertasi, Jakarta: Program Pasca

Sarjana Psikologi, UPI – Y.A.I .

Munandar, A.S, 2001, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta, UI-Press.

Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah.

Permendiknas nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel – variabel Penelitian, Bandung, Alfabeta.

Page 14: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN ... - … · adalah kemampuan pemimpin seorang kepala sekolah untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya,

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. I No. 2 Juli 2016 | STIE YPN 32

Ruky, Achmad, 2002, Sistem Manajemen Prestasi kerja: Panduan Praktis untuk Merancang dan

Meraih Prestasi kerja Prima, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Santoso, Singgih, 2011, Structural Equation Model (SEM), Konsep dan Aplikasi dengan AMOS 18,

Jakarta, PT. ELex Media Komputindo.

Siswanto, Bedjo., 2005, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan

Operasional, Jakarta: Bumi Aksara.

Surya, M. 2004. Percikan Perjuangan Guru, Semarang: Aneka Ilmu.

Thoha, M, 2009, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta, Rajawali Pers.

Undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005.

Wahyudi, 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta.

Waluyo, Winoto, 2011, Panduan Aplikasi SEM untuk Aplikasi Model dalam Pelitian Teknik Indistri,

Psikologi, Sosial dan Manajemen, Jakarta. PT. Indeks.

Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Widjanto, Setyo Hari, 2008, SEM dengan Lisrel 8.8, Yogyakarta. Graha Ilmu.

Wijaya, Tony, 2009, Analisis SEM Menggunakan AMOS, Yoyakarta. Univ. Atmajaya.

Wijayanto, S.H. 2008. Structural Equation Modeling Dengan LISREL 8.8: konsep dan tutorial:

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winardi, 2002, Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta. Kencana.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.