PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

140
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS MODAL, SALES GROWTH, DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh derajat Strata Satu (S-1) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal Oleh: Fahmi Nur Intan Neli NPM 4316500054 Diajukan Kepada: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal 2020

Transcript of PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

Page 1: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS

MODAL, SALES GROWTH, DAN NILAI PERUSAHAAN

TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

(Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh derajat Strata Satu (S-1)

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pancasakti Tegal

Oleh:

Fahmi Nur Intan Neli

NPM 4316500054

Diajukan Kepada:

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pancasakti Tegal

2020

Page 2: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

ii

Page 3: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

iii

Page 4: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

iv

Page 5: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul

“PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS MODAL,

SALES GROWTH DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAP

PENGHINDARAN PAJAK (Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang

Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018)”.

Proposal penelitian untuk skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk

menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam meyelesaikan proposal untuk

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, pengarahan, bimbingan, maupun dorongan

dari berbagai pihak, tiada sesuatu yang berharga dan bernilai yang dapat penulis

persembahkan selain rasa hormat dan ucapan terimakasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dr. Dien Noviany R, S.E, M.M, Ak. CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak membantu dan membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Aminul Fajri, S.E, M.M. selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.

3. Bapak Abdulloh Mubarok, S.E, M.M, Ak. CA selaku Dosen Pembimbing II

yang telah memberikan support dan bimbingannya sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

vi

4. Ibu Dr. Dewi Indriasih, S.E, M.M, Ak CA selaku Dosen Wali Kelas Ekstensi

yang telah banyak memberi arahan, motivasi selama peneliti menempuh

perkuliahan.

5. Segenap staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti

Tegal yang telah membantu dalam studi dan penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen di Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberi

bekal dalam kegiatan belajar mengajar.

7. Orangtua, Keluarga dan Sahabat penulis yang selalu memberikan do’a dan

semangat.

8. Teman-teman Kelas Ekstensi, Kelas Konversi, Serta Kelas Reguler yang telah

memberikan semangat, masukan dan informasi kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena kritik dan saran yang membangun guna perbaikan

penyusunan skripsi nantinya, sangat penulis harapkan.

Tegal, Juli 2020

Penulis

Fahmi Nur Intan Neli

NPM. 4316500054

Page 7: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Jika kau ingin menulis satu paragraph yang baik, kau harus membaca satu buku.

Maka jika didalam tulisan itu ada beratus-ratus paragraph, sebanyak itulah buku

yang harus kau baca” (Tere Liye)

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S Ar Ra’d :11)

PERSEMBAHAN :

Dengan rasa hormat penuh kesyukuran dan kerendahan hati, skripsi ini

dipersembahkan kepada :

1. Orang tua tercinta Bapak Sultoni dan Ibu Rusmini, yang selalu memberikan

doa yang teramat tulus, serta dorongan moril dan materiil yang tak ada

hentinya sehingga penulis bisa sampai pada tahap seperti ini.

2. Mamas tersayang Adika Bagus Erianto beserta istri Lia Safitri dan putra kecil

mereka yang menggemaskan Algis Ganendra Erianto.

3. Adek tersayang Azzami Nizul Alfiyah Wafa yang sudah banyak membantu

selama penulisan ini dibuat.

4. Sahabat-sahabat terbaik Mba Marya, Mba Alma, Mba Nina, Rizkaden,

Aliyatulhm, Restu Putri yang selalu mengiringiku sebagai penyejuk,

menyapaku dalam kesendirian yang melelahkan, dan selalu menjagaku tetap

Page 8: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

viii

dalam senyum. Semoga ukhuwah dan persaudaraan kita kekal sampai ke

Jannah-Nya.

5. Sahabat seperjuangan Mega Ayu, Khusnul Amaliyah, Risma Meilana, Milla

Murniati, Tri Ayu Resti, Fida Alawiyah. Terimakasih telah banyak

mengajarkan banyak hal dan warna baru selama 4 tahun terakhir, tetap

semangat dan terus berjuang agar dapat terbang tinggi menembus cita-cita

dan tujuan hidup masing-masing.

6. Teman-teman KKN Kelurahan Dampyak Kecamatan Kramat Kabupaten

Tegal, Kordes Agriyan, Alex, Ijal, Isma dan Fidia yang sudah banyak

memberikan keceriaan dan saling belajar hidup mandiri selama 2 bulan di

posko.

7. Semua pihak yang membantu yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu,

Jazakumullah khairan katsiran.

Page 9: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

ix

ABSTRAK

Fahmi Nur Intan Neli, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Intensitas Modal,

Sales Growth, dan Nilai Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak (Studi Kasus

Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2014-2018).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan bukti empiris

mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, intensitas modal, sales growth dan

nilai perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic

deskriptif mengenai penghindaran pajak dengan teknik pengolahan data

menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 22.

Sampel yang digunakan berjumlah 16 perusahaan pertambangan pada Bursa Efek

Indonesia yang diperoleh dengan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kepemilikan Manajerial, Intensitas

modal, dan Nilai Perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Sedangkan, sales growth berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Kata kunci: Penghindaran Pajak, Kepemilikan Manajerial, Intensitas

Modal, Sales Growth, Nilai Perusahaan.

Page 10: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

x

ABSTRACT

Fahmi Nur Intan Neli, Effects of Managerial Ownership, Capital Intensity, Sales

Growth, and Company Value on Tax Avoidance (Case Study of Mining

Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018).

This study aims to determine and provide empirical evidence regarding the

influence of managerial ownership, capital intensity, sales growth and company

value on tax avoidance of mining companies listed on the Indonesia Stock

Exchange in 2014-2018.

The data analysis method used in this study is a descriptive statistic

regarding tax avoidance with data processing techniques using the SPSS

(Statistical Product and Service Solutions) version 22 program. The samples used

were 16 mining companies on the Indonesia Stock Exchange which were obtained

using purposive sampling technique.

The results showed that Managerial Ownership, Capital Intensity, and

Company Value had no effect on tax avoidance. Meanwhile, sales growth affects

tax avoidance.

Keywords: Tax Avoidance, Managerial Ownership, Capital Intensity,

Sales Growth, Company Value.

Page 11: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. .............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... iv

KATA PENGANTAR. ............................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................. ix

ABSTRACK ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

D DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vxi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 10

1. Manfaat Teoritis ......................................................... 10

2. Manfaat Praktis .......................................................... 11

Page 12: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 12

A. Landasan Teori.................................................................. 12

1. Grand Theory ............................................................. 12

a. Teori Agensi ......................................................... 12

b. Teori Akuntansi Positif ......................................... 14

2. Kepemilikan Manajerial ............................................. 16

3. Intensitas Modal ......................................................... 17

4. Sales Growth .............................................................. 19

5. Nilai Perusahaan......................................................... 22

6. Penghindaran Pajak .................................................... 24

B. Studi Penelitian Terdahulu ................................................ 29

C. Kerangka Pemikiran .......................................................... 32

D. Hipotesis ........................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 39

A. Pemilihan Metode .............................................................. 39

B. Objek Penelitian ................................................................. 39

C. Populasi dan Sampel .......................................................... 40

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ................... 42

1. Definisi Konseptual .................................................... 42

2. Definisi Operasional Variabel..................................... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 46

F. Teknik Pengolahan Data..................................................... 46

Page 13: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

xiii

G. Analisis Data dan Uji Hipotesis .......................................... 46

1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................ 46

2. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 47

a. Uji Normalitas ....................................................... 47

b. Uji Multikolinearitas .............................................. 47

c. Uji Autokorelasi .................................................... 48

d. Uji Heteroskedastisitas ........................................... 49

3. Analisis Regresi Linear Berganda ............................... 50

4. Pengujian Hipotesis .................................................... 51

a. Uji Signifikan Parsial (Uji t) .................................. 51

b. Uji Koefisien Determinasi...................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 52

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 52

B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ................................ 54

C. Hasil Penelitian .................................................................. 57

D. Pembahasan ....................................................................... 68

BAB V PENUTUP ................................................................................. 74

A. Kesimpulan ........................................................................ 74

B. Saran .................................................................................. 74

C. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 78

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ 84

Page 14: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2014-2018 ....................... 2

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu........................................................ 30

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian .............................................. 41

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ..................................................................... 41

Tabel 3.3 Operasional Variabel Penelitian ................................................ 45

Tabel 3.4 Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson (DW) ............................. 49

Tabel 4.1 Sejarah Bursa Efek ................................................................... 53

Tabel 4.2 Gambaran Umum Sampel Perusahaan ...................................... 55

Tabel 4.3 Hasil Statistika Diskriptif ......................................................... 57

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 59

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier......................................... 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolineritas ......................................................... 61

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 62

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .................................... 64

Tabel 4.9 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) ........................................... 66

Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t) .......................................................... 67

Tabel 4.11 Nilai R Square ........................................................................ 68

Page 15: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................. 37

Gambar 4.1 Scatterplot ............................................................................ 63

Page 16: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. ............................................................................................. 85

Lampiran 2. ............................................................................................. 86

Lampiran 3. ............................................................................................. 113

Lampiran 4. ............................................................................................. 118

Page 17: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya pajak merupakan sumber utama penerimaan negara untuk

memenuhi kebutuhan negara, yang meliputi belanja rutin maupun belanja

pembangunan. Dalam belanja pembangunan, penerimaan hasil pajak akan

dilakukan oleh pemerintah untuk membangun; infrastruktur, pembangunan

kesehatan, pendidikan dan fasilitas publik lainnya. Jadi, jika penerimaan pajak

meningkat maka lebih banyak fasilitas dan infrastruktur yang dibangun dengan

kualitas pelayanan negara yang dalam hal ini diwakilkan oleh pemerintah untuk

masyarakat akan jauh lebih meningkat.

Kewajiban membayar pajak oleh masyarakat merupakan pencerminan

tanggung jawab diri sendiri terhadap kepatuhan kewajiban kenegaraan dibidang

perpajakan. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut dalam

Sistem Perpajakan Indonesia. Tetapi pada kenyataannya sifat manusia dari dulu

hingga sekarang akan selalu senantiasa berusaha menghindari pembayaran pajak

dalam berbagai bentuk dan manifestasinya, karena pajak adalah pungutan yang

diwajibkan oleh undang- undang, bukan kontribusi yang sifatnya sukarela (taxes

are enforced extractions, not voluntary contributions), dan tanpa ada imbalan

langsung dari pemerintah (Maharani, Titisari, & Nurlaela, 2017).

Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar yang paling berpotensi dalam

menempati kedudukan prosentase tertinggi pada Anggaran Pendapatan dan

Page 18: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

2

Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan penerimaan lainnya. Besarnya

peranan pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara tersebut sesuai

dengan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) seperti dalam

tabel berikut:

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2014-2018

(Dalam Milyaran Rupiah)

No Tahun &

Prosentase

Keterangan

Penerimaan

Perpajakan

Penerimaan

Bukan Pajak Jumlah

1 2014 1.146.865,80 398.590,50 1.545.456,30

% 74% 26% 100%

2 2015 1.240.418,86 255.628,48 1.496.047,34

% 83% 17% 100%

3 2016 1.284.970,10 261.976,30 1.546.946,40

% 83% 17% 100%

4 2017 1.343.529,80 311.216,30 1.654.746,10

% 81% 19% 100%

5 2018 1.518.789,80 409.320,20 1.928.110,00

% 79% 21% 100%

Sumber : www.bps.go.id (2020)

Dapat dilihat dalam tabel 1.1 realisasi penerimaan negara diatas, pada tahun

2014-2015 prosentase penerimaan pajak mengalami kenaikan 9%, antara 2015-

2016 stabil dan mulai dari 2016-2018 mengalami penurunan setiap tahunnya.

Dengan demikian menjelaskan bahwa pemerintah atau dalam konteks ini

Direktorat Jendral Pajak perlu mengoptimalkan lagi penerimaan pajaknya demi

percepatan pembangunan negara. Namun upaya untuk mengoptimalkan

penerimaan pajak ini masih banyak mengalami kendala, salah satunya dengan

adanya tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi

ataupun wajib pajak badan.

Page 19: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

3

Bagi wajib pajak, pajak merupakan suatu beban yang dapat mengurangi

pendapatan sehingga wajib pajak menginginkan pembayaran pajak seminim

mungkin. Sedangkan bagi pemerintah, pajak merupakan sumber pendapatan

negara yang harus dilakukan secara terus menerus sehingga mengalami

peningkatan setiap tahun. Perbedaan ini yang menyebabkan ketidakpatuhan

pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak yang berdampak pada

perusahaan untuk melakukan pengelakan pajak untuk mengurangi beban

pembayaran pajaknya (Silvia, 2019).

Pengelakan pajak yang dilakukan oleh perusahaan biasanya menggunakan

dua cara, yaitu; penghindaran pajak (tax avoidance) dan penggelapan pajak (tax

evasion). Dalam buku-buku perpajakan Indonesia, penghindaran pajak (tax

avoidance) merupakan salah satu bentuk usaha yang dianggap legal untuk

mengupayakan dan memanfaatkan celah tanpa melanggar peraturan perpajakan

yang berlaku di Indonesia dengan tujuan menekan seminim mungkin beban pajak

yang harus dibayarkan ke negara. Sedangkan penggelapan pajak (tax evasion)

diartikan sebagai bentuk usaha ilegal yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mengurangi beban pajaknya (Wahidah & Ayem, 2018)

Dengan demikian perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk bisa

mengurangi beban perpajakannya. Biasanya perusahaan akan memanfaatkan

pengecualian dan potongan yang diperbolehkan ataupun dengan cara menunda

pembayaran pajak (Dewinta & Setiawan, 2016).

Suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam tata mengelola

perencanaan pajaknya dipengaruhi oleh karakteristik tata kelola perusahaan

Page 20: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

4

(corporate governance) yang dijalankan oleh perusahaan itu sendiri. Karakteristik

corporate governace yang dipakai dalam penelitian ini yaitu: kepemilikan

manajerial. Kepemilikan manajerial itu sendiri merupakan proporsi saham biasa

yang dimiliki oleh manajemen yang diukur melalui presentase saham biasa yang

dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut terlibat secara langsung dalam

pengambilan suatu keputusan perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajerial

pada perusahaan, semakin tinggi pula tingkat praktik penggelapan pajaknya

(Prasetyo & Pramuka, 2018).

Karakteristik perusahaan selanjutnya yang berkaitan dengan tingkat efektif

pajak secara langsung adalah intensity ratio atau rasio intensitas modal. Aset tetap

yang dimiliki oleh perusahaan memungkinkan perusahaan memotong pajak akibat

penyusutan aset tetap setiap tahunnya. Hampir seluruh aset tetap akan mengalami

penyusutan setiap tahunnya yang mengakibatkan menjadi biaya penyusutan di

laporan keuangan perusahaan. Sementara itu biaya penyusutan ini adalah biaya

yang dapat dikurangi dari penghasilan dalam perhitungan pajak perusahaan.

Darsono & Muzaki (2015) mengatakan bahwa aset tetap akan mempengaruhi

perusahaan untuk mengurangi pajaknya akibat dari biaya penyusutan aset tetap

setiap tahunnya.

Faktor selanjutnya yang berpengaruh dalam upaya peningkatan tindakan

penghindaran pajak pada perusahaan yaitu dengan adanya pertumbuhan penjualan

(sales growth). Penjualan memiliki dampak yang sangat berpengaruh terhadap

perusahaan, karena penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta atau

asset perusahaan, bila perusahaan menginginkan penjualan naik maka harta atau

Page 21: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

5

aset perusahaan harus ditambah. Perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya

yang ada dengan cara melihat penjualan dari tahun sebelumnya. Penelitian ini

menggunakan pengukuran pertumbuhan penjualan (sales growth) karena dapat

melihat baik buruknya tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan dan dapat

memprediksi seberapa besarnya laba perusahaan yang dapat diperoleh dengan

pertumbuhan penjualan tersebut. Dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan,

maka laba yang dihasilkan juga akan tinggi yang akan mengakibatkan perusahaan

melakukan praktik penghindaran pajak (Dewinta & Setiawan, 2016).

Praktik penghindaran pajak juga merupakan salah satu cara yang dilakukan

oleh manajemen keuangan dalam suatu perusahaan untuk meningkatkan nilai

perusahaan setiap periodenya. Aktifitas tersebut di lakukan dengan cara

mengurangi pajak perusahaan yang masih dalam peraturan-peraturan perpajakan

yang berlaku (legal), sehingga nantinya akan dapat menaikan laba perusahaan dan

akan berdampak terhadap nilai perusahaan tersebut. Aktifitas penghindaran pajak

merupakan langkah yang efektif untuk menaikan nilai perusahaan menurut para

manajemen keuangan.

Tax avoidance atau penghindaran pajak sendiri merupakan upaya perusahaan

dengan memanfaatkan celah tanpa melanggar peraturan perpajakan yang berlaku

dengan tujuan menekan seminim mungkin beban pajak yang harus di bayarkan ke

negara (Wahidah & Ayem, 2018). Selain memberikan keuntungan bagi pihak

perusahaan, penghindaran pajak juga dapat memberikan efek negatif bagi

perusahaan. Hal ini disebabkan karena tax avoidance dapat mencerminkan

adanya kepentingan pribadi manajer dengan cara melakukan manipulasi laba yang

Page 22: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

6

mengakibatkan adanya informasi yang tidak benar bagi investor. Dengan

demikian para investor dapat memberikan penilaian yang rendah bagi perusahaan.

Terbentuknya judul ini dilatarbelakangi karena terdapat fenomena pada wajib

pajak badan (perusahaan) yang ukurannya terbilang besar namun masih

melakukan penghindaran pajak. Adanya beberapa modus yang dilakukan oleh

perusahaan dalam penghindaran pajak. Adanya perusahaan yang mendapatkan

laba tapi berkonsolidasi dengan perusahaan yang rugi agar secara tahunan tidak

membayar pajak. Dan adapun tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh

laba semaksimal mungkin, sehingga perusahaan akan memanipulasi laba agar

terlihat kecil agar beban pajak yang harus di bayarkan ke negara juga rendah

(Ikhwan, 2019).

Fenomena penghindaran pajak pernah beberapa kali terjadi di Indonesia.

Diantaranya yang terjadi pada tahun 2014 silam terdapat kasus penghindaran

pajak yang dilakukan oleh PT. Toyota Motor Manufakturing Indonesia (TMMIN)

yang memanfaatkan transaksi antar perusahaan terafiliasi di dalam dan luar negeri

untuk menghindari pembayaran pajak. Istilah bekennya transfer pricing

(Sugiharto, 2014). Selain itu dalam laporan pajaknya TMMIN menyatakan nilai

penjualannya Rp 32,9 triliun, namun Direktor Jendral Pajak mengoreksi nilai

penjualannya menjadi Rp 34,5 triliun. Dengan begitu nilai koreksi sebesar Rp 1,5

triliun (Idris, 2013).

Pada tahun 2017 lalu PT. Coca Cola Indonesia melakukan penghindaran

pajak yang menimbulkan kekurangan pembayaran pajak senilai Rp 49,24 miliar.

Direktorat Jedral Pajak menemukan pembengkakan biaya pada tahun 2002, 2003,

Page 23: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

7

2004 dan 2006 silam. Beban biaya dapat mengakibatkan penghasilan kena pajak

berkurang, sehingga beban kena pajak pada CCI otomatis ikut mengecil (Piliang,

2015).

Selain kedua kasus penghindaran pajak diatas, baru-baru ini mencuat kasus

PT. Adaro Energy Tbk yang melakukan akal-akalan penghindaran pajak dengan

cara transfer pricing melalui anak usahanya di Singapura Coaltrade Services

Internasional sejak tahun 2009 hingga 2017. Adaro diduga telah mengatur

sedemikian rupa sehingga mereka hanya membayar pajak U$ 125 juta atau setara

Rp 1,75 triliun (kurs Rp 14 ribu) lebih rendah dari pada yang seharusnya di

bayarkan di Indonesia (Sugianto, 2019).

Fenomena penghindaran pajak tidak hanya terjadi di negara Indonesia atau

negara suaka atau surga pajak (tax havens countries). Sudah menjadi rahasia

umum bahwa perusahaan internasional seperti Google, Apple, Microsoft,

Amazon, dan Starbucks mempunyai anak usaha yang berlokasi di yurisdiksi surga

pajak. Tujuan utamanya adalah meminimalkan beban pajak yang harus dibayar di

negara asalnya (Amerika Serikat dan Uni Eropa) maupun di negara dimana

penghasilan diperoleh (source country). Keuntungan usaha akan dialihkan ke

negara-negara surga pajak sehingga tidak dapat dijangkau oleh negara asal

ataupun negara sumber penghasilan. Penghindaran pajak dilakukan dengan

memanfaatkan kelemahan peraturan perpajakan melalui skema yang disebut

(Double Irish Dutch Sandwich) (Panji, 2016).

Penghindaran pajak merupakan masalah serius di Indonesia. Diduga setiap

tahunnya mencapai Rp 110 triliun nilai angka penghindaran pajak. Kebanyakan

Page 24: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

8

adalah wajib badan usaha sekitar 80 persen dan 20 persen untuk wajib orang

pribadi. Dari prosentase 80 persen tersebut kebanyakan usaha yang bergerak di

sektor mineral dan pertambangan (batu bara). Kebanyakan juga adalah perusahaan

asing, dan ada juga perusahaan yang bertempat dan berbadan hukum Indonesia

tapi nyatanya berkepemilikan asing (Himawan, 2017).

Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penghindaran

pajak telah banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Putri &

Lawita (2019) dengan kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh

terhadap penghindaran pajak. Berbeda dengan hasil penelitian Rejeki, Wijaya, &

Amah (2019) dan Kalbuana, Purwanti, & Agustin (2017) yang menunjukan

bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap

penghindaran pajak. Penelitian yang dilakukan Puspita & Febrianti (2017)

menyimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) berpengaruh

terhadap penghindaran pajak dan intensitas modal (capital intensity) tidak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Berbanding terbalik dengan penelitian

Swingly & Sukartha (2015) dan Maharani, Titisari, & Nurlaela (2017) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) tidak berpengaruh dan

menurut Wijayanti, Wijayanti, & Chomsatu (2017) intensitas modal (capital

intensity) berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Selanjutnya menurut Pohan

(2009) nilai perusahaan dengan proxy rasio tobin’s Q tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak, berbanding terbalik dengan hasil penelitian Tampubolon

(2016) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara nilai perusahaan dengan

menggunakan rasio tobin’s Q terhadap penghindaran pajak.

Page 25: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

9

Berdasarkan berbagai perbedaan hasil penelitian sebelumnya, maka penulis

akan mencoba melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penghindaran pajak

dengan judul “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL,

INTENSITAS MODAL, SALES GROWTH DAN NILAI PERUSAHAAN

TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Pada Perusahaan Sektor

Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap penghindaran pajak

pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014 –

2018?

2. Apakah intensitas modal berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014 – 2018?

3. Apakah sales growth berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014– 2018?

4. Apakah nilai perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014– 2018?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang terurai diatas, maka tujuan dari penelitian ini

yaitu sebagai berikut :

Page 26: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

10

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap penghindaran

pajak pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode

2014 – 2018.

2. Untuk mengetahui pengaruh intensitas modal terhadap penghindaran pajak

pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014 –

2018.

3. Untuk mengetahui pengaruh sales growth terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014 – 2018.

4. Untuk mengetahui pengaruh nilai perusahaan terhadap penghindaran pajak

pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014 –

2018.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi

mahasiswa ekonomi dan bisnis khususnya anak akuntansi yang mengambil

konsentrasi perpajakan, mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, intensitas

modal, sales growth dan nilai perusahaan terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan sektor pertambangan.

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi beberapa pihak,

antara lain :

Page 27: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

11

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan, pengetahuan, dan

menjadi kesempatan yang baik untuk pengembangan teori, terutama terkait

dengan pengaruh kepemilikan manajerial, intensitas modal, sales growth dan nilai

perusahaan terhadap penghindaran pajak.

b. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor,

khususnya mengenai sejauh mana pengaruh kepemilikan manajerial, intensitas

modal, sales growth dan nilai perusahaan terhadap penghindaran pajak untuk

dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi.

c. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, bahan pertimbangan,

wacana, rujukan, informasi tambahan maupun perbandingan dalam melakukan

penelitian selanjutnya mengenai sejauh mana pengaruh kepemilikan manajerial,

intensitas modal, sales growth dan nilai perusahaan terhadap penghindaran pajak.

Page 28: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Grand Theory

a. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Putri,

Ulfah, & Musviyanti (2018) menjelaskan bahwa hubungan keagenan sebagai

“agency relationship as a contract under which on or more person (the

principals) angage another person (the agent) to perform some service on their

behalf which involves delegating some desicion making authority to the agent”.

Hubungan antara agensi dengan principal yang keduanya terikat dalam sebuah

kontrak untuk melaksanakan dan mendelegasikan keputusan. Akan tetapi

hubungan keduanya kurang baik karena antara agensi dan principal

mempentingkan diri sendiri. Pada akhirnya permasalahan tersebut menimbulkan

biaya agensi (agency cost). Menurut Putri & Putra (2017) permasalahan agensi

tersebut terjadi dalam dua bentuk, yaitu:

1. Permasalahan antara pemegang saham dengan manajer. Penyebab konflik

tersebut terjadi karena pembuatan keputusan atas pencairan dana dan

keputusan yang diambil untuk bagaimana dana tersebut diinvestasikan.

2. Permasalahan anatara pemegang saham dengan kreditor. Penyebab konflik

tersebut terjadi karena kreditur menerima uang dari perusahaan

Page 29: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

13

dalam jumlah yang sama sebagai bunga hutang, sedangkan pemegang

saham tergantung dengan pendapatan laba yang diperoleh perusahaan.

Menurut Eisenhardt (1989) dalam Nurjanah (2017) ada tiga asumsi yang

mendasari terjadinya teori agensi, yaitu:

1. Asumsi tentang sifat manusia. Asumsi ini menadasari tentang sifat manuasia

yang cenderung memikirkan diri sendiri (self interst), memiliki keterbatasan

rasional (baounded rasionality) dan tidak menyukai dan berkeinginan untuk

mengambil resiko (risk eversion).

2. Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi ini terjadi karena adanya konflik

antara anggota organisasi, efesiensi sebagai krikteria produktifitas dan adanya

asimetris informasi antara principal dan agen.

3. Asumsi tentang informasi. Asumsi ini menjelaskan bahwa informasi

merupakan barang komoditi yang dapat diperjual belikan.

Keterkaitan hubungan teori agensi dengan penghindaran pajak yaitu adanya

perbedaan pelaporan laba komersil dengan laba fiskal yang dapat menimpulkan

konflik kepentingan (agency theory) bagi manajer dalam melaporkan aktivitas

perusahaannya. Seorang manajer akan melaporkan laba yang lebih tinggi dalam

laporan keuangan (laba komersil) untuk bisa mendapatkan bonus atau kompensasi

yang tinggi pula atau dengan mengaitkan peraturan-peraturan dengan kontrak

hutang (debt convenant) dan memanfaatkan celah penyusutan aset tetap. Teori

agensi dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan penghindaran pajak

yang dilakukan perusahaan pertambangan dengan variabel independen yang

Page 30: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

14

berkaitan dengan teori agensi yaitu kepemilikan manajerial, sales growth dan nilai

perusahaan.

b. Teori Akuntansi Positif (Positif Accounting Theory)

Teori akuntansi postif ini berupaya menjelaskan sebuah proses, yang

menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta

penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi

tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya menjelaskan

dan memprediksi praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut

dari teori akuntansi normatif karena teori akuntansi normatif gagal dalam

menjelaskan fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif

mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan teori akuntansi.

Teori akuntansi positif dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan

akuntansi dalam menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut (Putri, Ulfah, &

Musviyanti, 2018).

Teori ini dipelopori oleh Watts dan Zimmerman (1986) dalam Putri, Ulfah, &

Musviyanti (2018) menyatakan bahwa tujuan dari teori akuntansi positif adalah

untuk menguraikan dan menjelaskan bagaimana proses akuntansi dari mulai

sampai dengan sekarang dan bagaimana informasi akuntansi disajikan agar dapat

dikomunikasikan dengan baik kepada pihak lain dalam perusahaan. Dalam teori

ini juga ada tiga hipotesis utama yang menjadi acuan dalam menjelaskan dan

memprediksi peristiwa akuntansi, yaitu:

Page 31: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

15

1. Hipotesis Rencana Bonus (The Bous Plan Hypothesis)

Para manajer perusahaan dengan rencana pemberian bonus akan cenderung

melakukan metode akutansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk

periode mendatangke periode sekarang atau yang populer dengan istilah income

smoothing. Dengan hipotesis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, seorang

manajer apabila sistem penggajiannya tergantung dengan sistem bonus maka akan

cenderung untuk memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan gajinya,

misalnya dengan metode accrual

2. Hipotesis Perjanjian Hutang (Debt Covenant Hypothesis)

Hipotesis ini berkaitan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi perusahaan

dalam melakukan perjanjian hutang (debt convenant). Seperti diketahui bahwa

banyak perjanjian hutang yang mensyaratkan peminjaman yag harus dipenuhi

peminjam selama masa perjanjian. Ketika perusahaan mulai terancam melanggar

perjanjian utang, maka manajer perusahaan akanberusaha untuk menghindari

semaksimal mungkin perjanjian utang tersebut dengan cara memilih metode

akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan.

3. Hipotesis Biaya Proses Politik (The Political Cost Hypothesis)

Semakin besar biaya politik perusahaan, cenderung melakukan rekayasa

penurunan laba dengan tujuan untuk meminimalkan biaya politik yang harus

mereka bayarkan. Biaya politik meliputi semua biaya yang harus ditaggung

perusahaan terkait dengan regulasi pemerintah, termasuk didalamnya terdapat tarif

pajak yang dibayarkan kepada pemerintah.

Page 32: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

16

Ketiga hipotesis tersebut menunjukan bahwa teori akuntansi positif mengakui

adanya tiga hubungan keagenan, yaitu; (1) antara manajemen dengan pemilik (the

bonus plan hypothesis), (2) antara manajemen dengan kreditur (the debt to equity

hypothesis), (3) antara manajemen dengan pemerintah (the political hypothesis).

Masalah agency muncul disebabkan karena asimetris informasi antara principal

dengan agent, dimana agent lebih banyak memperoleh informasi ketimbang

principal yang menyebabkan adanya moral hazard (Putri, Ulfah, & Musviyanti,

2018).

2. Kepemilikan Manajerial

Rejeki, Wijaya, & Amah (2019) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

merupakan mekanisme pengendalian internal yang berfungsi untuk memonitoring

agar konflik keagenan dapat di kurangi. Kepemilikan saham manajerial

merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen dari keseluruhan modal

yang ada dalam suatu perusahaan.

Kepemilikan saham manajerial merupakan proporsi saham biasa yang

dimiliki dan bisa di kontrol oleh manajemen yang dapat mempengaruhi keputusan

perusahaan. Prasetyo & Pramuka (2018) menegaskan bahwa struktur kepemilikan

saham manajerial diukur sebagai prosentase saham biasa yang bisa dimiliki oleh

direktur atau karyawan. Semakin besar proporsi kepemilikan saham manajerial

disuatu perusahaan maka semakin giat pihak manajemen untuk kepentingan

pemegang saham, karena jika ada kesalahan pihak manajemen pula yang

mendapat konsekuensinya.

Page 33: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

17

Penerapan kepemilikan manajerial sesuai dengan teori agensi (agency theory)

yang menyatakan bahwa terdapat konflik didalam suatu perusahaan antara

pemegang saham dengan manajer. Peningkatan kepemilikan manajerial ini salah

satu cara untuk mengurangi agency conflict Jensen et al dalam (Utami & Tahar,

2018). Perusahaan meningkatkan jumlah kepemilikan saham oleh manajerial

untuk mensejajarkan kedudukan antara manajer dengan pemegang saham

(outsider ownership) sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang

saham (Hartadinanta & Tjaraka, 2013). Banyaknya jumlah kepemilikan saham

oleh manajerial di perusahaan juga menunjukan bahwa kecenderungan

melakukan penghindaran pajak akan semakin kecil. Hal tersebut terjadi karena

kepemilikan saham oleh manajer akan cenderung membuat manajer memikirkan

kembali nasib perusahaan yang sedang dipimpinnya sehingga manajer tidak akan

rela jika usahanya diperiksa terkait permasalahan perpajakannya, sehingga

kebijakan perpajakan tidak akan mendukung tax avoidance untuk dilakukan

(Putri, Ulfah, & Musviyanti, 2018).

3. Intensitas Modal (Capital Intensity)

Menurut Fatimah, Anwar, Nordiansyah, & Tambun (2017) intensitas modal

merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan untuk meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan.

Dengan begitu intensitas modal jika dilihat dari sisi keuangan, dapat diartikan

dengan peningkatan profitabilitas yang dilakukan oleh manajer perusahaan.

Peningkatan profitabilitas tersebut bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu;

mengurangi beban, meningkatkan margin atau keuntungan dan meningkatkan

Page 34: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

18

penjualan. Apabila suatu perusahaan dapat menjalankan atau melakukan ketiga

tindakan tersubut sekaligus maka akan menghemat biaya dan memaksimalkan

keuntungan yang ujungnya akan membuat perusahaan tersebut melakukan

penghindaran pajak.

Intensitas modal juga dapat didefinisikan seberapa besar perusahaan

berkorban untuk melakukan aktivitas operasi dan pendanaan aktiva untuk

memperoleh keuntungan (Widani, Mahaputra, & Sudiartana, 2019).

Dari pengertian diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa manajer dalam

perusahaan akan melakukan investasi aset tetap dengan cara menggunakan dana

menganggur untuk membeli saham atau obligasi di perusahaan lain yang nantinya

akan mendapat tambahan penghasilan berupa deviden atau bunga. Dengan begitu

perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal sehingga perusahaan akan

cenderung melakukan penghindaran pajak.

Sedangkan menurut Wiguna & Jati (2017) intensitas modal (capital intensity)

merupakan cerminan seberapa besar suatu perusahaan menginvestasikan

modalnya pada aset tetap. Aset tetap yang dimiliki perusahaan mengakibatkan

perusahaan memotong pajak akibat penyusutan aset tetap setiap tahunnya. Hampir

seluruh aset tetap mengalami penyusutan setiap tahunnya yang mengakibatkan

adanya biaya penyusutan dalam laporan keuangan. Sedangkan biaya penyusutan

merupakan biaya yang dikurangkan dari penghasilan perusahaan dalam

perhitungan perpajakan, yang berarti apabila biaya penyusutannya besar maka

akan semakin mengecil tingkat pajak yang harus dibayarkan. Hal tersebut

berdampak pada perusahaan dengan tingkat rasio intensitas modal yang besar

Page 35: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

19

menunjukan tingkat efektif yang rendah, dengan tingkat efektif yang rendah

perusahaan akan melakukan praktik penghindaran pajak.

Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa intensitas modal

merupakan tindakan perusahaan dimana manajemen menanamkan investasinnya

pada asset tetap. Intensitas modal juga dapat mencerminkan seberapa besar modal

yang dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan, jadi intensitas modal dapat

menjadi indikator perusahaan dalam memperebutkan pasar. Sedangkan alat untuk

mengukur intensitas modal menggunakan rasio intensitas aset tetap. Intensitas aset

tetap merupakan seberapa besar proporsi aset tetap perusahaan dalam total aset

tetap yang dimiliki. Dengan meningkatnya aset tetap perusahaan maka dapat

meningkatkan produktivitas perusahaan sehingga penghasilan perusahaan juga

meningkat. Kepemilikan aset tetap yang tinggi akan menghasilkan beban

penyusutan yang tinggi pula, sehingga laba menjadi turun dan beban pajak

perusahaan menjadi turun juga. Jadi dengan tingginya jumlah aset yang dimiliki

perusahaan mendorong perusahaan melakukan tindakan penghindaran pajak

(Novitasari, 2017).

4. Sales Growth (Pertumbuhan Penjualan)

Sales Growth adalah kenaikan atau pertumbuhan penjualan dari tahun

sebelumnya ke tahun berikutnya. Rasio ini terdiri atas kenaikan penjualan,

kenaikan laba bersih, erning per share dan kenaikan deviden per share

(Widiayani, Sunarsih, & Dewi, 2019). Hasil penelitian Ayu & Kartika (2019)

menyatakan bahwa rasio pertumbuhan ini diukur dengan seberapa besar

perusahaan mampu bertahan dan bersaing dengan industri serta perkembangan

Page 36: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

20

ekonomi pada umumnya. Salah satu cara untuk melihat pertumbuhan perusahaan

yaitu dari segi penjualan (sales) atau yang sering disebut sebagai sales growth.

Perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang diinginkan dengan cara

menganalisa besarnya pertumbuhan penjualan (sales growth). Sales growth yang

meningkat akan menunjukan kapasitas operasi karena dengan meningkatkan sales

growth perusahaan akan mendapat profit yang lebih banyak. Dengan begitu bisa

ditarik kesimpulan, apabila sales growth ditingkatkan maka perusahaan akan

mendapat profit yang besar dan cenderung akan melakukan praktik penghindaran

pajak karena semakin profit yang didapatkan maka semakin banyak pula beban

pajak yang dibayarkan perusahaan.

Hidayat (2018) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan

tingkat keberhasilan investasi pada periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai

prediksi untuk periode masa yang akan datang. Menurut Brigham dan Houston

dalam Hidayat (2018) perusahaan yang mempunyai penjualan yang relatif stabil

akan dapat banyak kepercayaan untuk memperoleh dana pinjaman dan

menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang

penjualannya kurang stabil. Kho (2019) menjelaskan bahwa beban tetap adalah

segala jenis biaya atau pengeluaran bisnis yang tidak tergantung pada jumlah

barang atau jasa yang dihasilkan dan hal itu berulang secara berkala terlepas dari

volume bisnisnya. Berikut contoh biaya yang termasuk kedalam biaya tetap (fixed

cost) menurut (Kho, 2019):

Page 37: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

21

1. Penyusutan (Depresiation) adalah pembebanan yang bertahap dan berkala

terhadap asset tak berwujud (seperti alat produksi) sesuai umur manfaat dari

barang tersebut.

2. Asuransi (Insurance) adalah biaya berkala yang harus di tanggung perusahaan

selama kontrak perjanjian.

3. Beban Bunga (Interest Expense) adalah biaya bunga yang diberikan oleh si

pemberi pinjaman terhadap perusahaan. Beban bunga ini akan menjadi biaya

tetap apabila suku bunga tetap dimasukan dalam kontrak perjanjian

peminjaman.

4. Pajak Properti (Property Tax) pajak property adalah pajak yang dibebankan

oleh pemerintah setempat kepada perusahaan yang didasari pada biaya

assetnya.

5. Biaya Sewa (Rent) biaya sewa adalah biaya berkala yang digunakan untuk

real estat (kantor, gudang, pabrik) milik orang lain yang digunakan untuk

menjalankan operasional perusahaan.

6. Gaji (Salary) gaji adalah konpensasi tetap yang dibayarkan perusahaan secara

teratur kepada karyawan sesuai perjanjian kontrak kerja.

7. Utilitas (Utility) biaya utilitas seperti biaya listrik, gas, telepon. Biaya ini

mempunyai elemen variable tetapi sebagian besar tetap.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayat (2018),

dengan menggunakan pengukuran sales growth dari periode ke periode

berikutnya dapat dicari melalui perbandingan antara penjualan periode sekarang

dikurangi dengan penjulan periode sebelumnya dengan membagi penjualan

Page 38: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

22

periode sekarang. Maka, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pertumbuhan

penjualan (sales growth) secara parsial berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap penghindaran pajak. Artinya, jika semakin tinggi pertumbuhan penjualan

maka akan menurunkan penghindaran pajak. Hal itu bisa terjadi karena dalam

suatu perusahaan yang sedang tumbuh berkembang serta dilakukan dengan

efisiensi maka akan mencapai keuntungan yang besar oleh karena itu perusahaan

akan mampu untuk membayar pajak ke negara.

5. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan suatu pandangan yang disematkan oleh investor

terhadap suatu perusahaan, yang biasanya dikaitkan dengan harga saham. Apabila

harga saham tinggi maka hal itu dapat meningkatkan nilai perusahaan yang akan

berdampak pada kesejahteraan pemilik perusahaan, dengan begitu pemilik

perusahaan akan mendorong atau memotivasi manajer perusahaan agar bisa selalu

meningkatkan nilai perusahaan dari tahun ke tahun. Bagi suatu perusahaan yang

sudah berkembang dan sudah menawarkan sahamnya kepada masyarakat (publik)

maka nilai pasar perusahaan ditentukan dari mekanisme permintaan dan

penawaran di bursa efek yang tercermin dalam listing price (Prasiwi, 2015).

Dalam penelitian ini metode dan teknik yang digunakan menggunakan rasio

tobin’s Q. Pada tahun 1969 James Tobin ekonom Amerika meraih Nobel dibidang

ekonomi yang merumuskan hipotesis nilai pasar suatu perusahaan seharusnya

sama dengan biaya pergantian aktiva perusahaan tersebut sehingga

mengakibatkan terjadinya keadaan equilibrium. Equilibrium atau keseimbangan

pasar adalah keadaan yang menunjukkan baik pembeli maupun penjual telah

Page 39: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

23

menyetujui harga suatu barang. Dengan kata lain pembeli sudah sepakat untuk

membeli sejumlah barang yang harganya sama dengan harga yang ditawarkan

oleh penjual (Waluyo, 2013).

Pengertian Tobin’s Q menurut James Tobin sebagaimana yang telah dikutip

Carton dan Perluff dalam Haosana (2012) adalah “Tobin’s Q is the rasio of the

market value of a firm assets (as measured by the market value of the market

velue of its out standingstock and debt) to the replacement cost of the firm’s

assets”. Tobin’s Q menawarkan penjelasan dari nilai perusahan. Tobin’s Q yang

mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai kombinasi antara aktiva berwujud

degan aktiva tak berwujud. Nilai Tobin’s Q perusahaan yang rendah (antara 0 dan

1) mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih besar daripada

nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar menilai

kurang perusahaan tersebut. Sedangkan jika nilai Tobin’s Q suatu perusahaan

tinggi (lebih dari 1), maka nilai perusahaan lebih besar daripada nilai aktiva

perusahaan yang tercatat. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat beberapa

aktiva perusahaan yang tidak terukur atau tercatat.

Menurut Ricardo dalam Haosana (2012) Tobin’s Q meringkas informasi yang

akan datang yang relavan dengan keputusan investasi perusahaan. Tobin’s Q

memasukan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham

biasa dan tidak hanya equitas yang dimasukan namun seluruh aset perusahaan.

Dengan memasukan semua aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya fokus

pada satu investor tetapi juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan

Page 40: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

24

operasional perusahaan bukan hanya equitasnya saja tetapi juga dari pinjaman

kreditur.

Semakin besar nilai tobin’s Q menunjukan bahwa perusahaan memiliki

prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini terjadi karena semakin besar nilai pasar

aset perusahaan dibandingan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin

besar kerelaan investor untuk memiliki perusahaan. Dalam penelitian ini

menjelaskan bahwa hasil dari nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio

tobin’s Q yang dihitung dengan cara membandingkan antara total harga pasar

saham ditambah nilai pasar total utang dibagi dengan total aset tidak berpengaruh

terhadap penghindaran pajak (Pohan, 2009).

6. Penghindaran Pajak

Penghindaran pajak merupakan kegiatan untuk mengurangi atau menghindari

biaya pajak yang seharusnya dibayarkan oleh perusahaan. hampir semua

perusahaan ingin melakukan penghindaran pajak, karen pajak bagi perusahaan

merupakan suatu yang tidak menguntungkan. Sesuatu yang tidak menguntungkan

ini biasanya mendorong adanya upaya untuk melakukan penghindaran atau

perlawanan pajak. Untuk meminimumkan kewajiban pajak perusahaan dapat

melakukan berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan

(lawful) maupun yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful) (Puspita &

Febrianti, 2017).

Menurut Maulida (2018) sistem pemungutan pajak merupakan sebuah

mekanisme yang digunakan untuk menghitung beban pajak yang harus

Page 41: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

25

dibayarkan wajib pajak pribadi maupun badan ke negara. Di Indonesia terdapat 3

jenis sistem pemungutan pajak, yakni:

1. Self Assessment System, merupaka sistem pemungutan pajak yang

membebankan penentuan besarnya pajak yang perlu disetorkan oleh wajib

pajak itu sendiri ke negara.

2. Official Assessment System, merupakan sistem pemungutan pajak yang

membebankan penentuan besarnya pajak yang perlu disetorkan ke ngara oleh

fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.

3. Withholding Assesment Syestem, merupakan sistem pemungutan pajak yang

membebankan penentuan besarnya pajak yang perlu disetorkan ke negara

oleh pihak ketiga yang bukan wajib pajak itu sendiri maupun aparat

pajak/fiskus (Maulida, 2018).

Sistem pemungutan perpajakan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Self

Assesment System. Sistem tersebut memberikan wewenang penuh terhadap wajib

pajak untuk menghitung, menyetorkan, dan melaporkan sendiri Surat

Pemberitahuan (SPT) dan Surat Setoran Pajak (SSP) ke Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) atau melalui aplikasi online yang sudah dibuat oleh pemerintah (Umar,

Darwis, & Ansar, 2019). Sistem ini mengakibatkan perbedaan besar dalam jumlah

pajak (tax gap) yang dihitung dan disetorkan oleh wajib pajak dengan yang

terutang. Putri, Ulfah, & Musviyanti (2018) menyebutkan tiga komponen yang

menyebabkan tax gap, yaitu:

1. Perbedaan karena wajib pajak telat melapor atau bahkan tidak melaporkan

pajak sama sekali (nonfilling gap)

Page 42: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

26

2. Perbedaan karena ada kesalahan dalam melaporkan besarnya pajak

3. Perbedaan karena kurang bayar (underpayment).

Sehingga secara eksplisit, self assesment system ini memberikan kebebasan

dalam penghitungan pajak, hal ini memicu wajib pajak untuk menekan bebab

pajak dan menimbulkan penyelewengan dan pelanggaran. Penyelewengan dan

pelanggaran tersebut merupakan suatu bentuk dari perlawanan atau penghindaran

pajak (Umar, Darwis, & Ansar, 2019).

Penghindaran pajak merupakan kegiatan mengurangi atau menghindari biaya

pajak yang seharusnya dibayarkan kepada negara oleh suatu peusahaan. Dan

hampir semua perusahaan cenderung akan melakukan praktik penghindaran pajak

(Nuraini, 2019).

Penghindaran pajak merupakan upaya perusahaan dengan memanfaatkan

celah tanpa melanggar peraturan perpajakan dengan tujuan untuk menekan beban

pajak. Meskipun penghindaran pajak tersebut tidak melanggar aturan negara tapi

tindakan ini tidak dianjurkan karena akan mengurangi penerimaan negara

(Wahidah & Ayem, 2018).

Penghindaran pajak adalah rekayasa ‘tax affairs’ yang masih tetap berada

dalam bingkai ketentuan perpajakan (lawful). Menurut Mardiasmo dalam Puspita

& Febrianti (2017), penghindaran pajak adalah suatu usaha meringankan beban

pajak dengan tidak melanggar undang-undang yang ada. Pengertian tersebut

sejalan dengan Pohan (2009) dalam Nurjanah (2017), bahwa penghindaran pajak

merupakan upaya penghindaran pajak yang legal dan aman dilakukan oleh wajib

pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, teknik dan metode

Page 43: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

27

yang digunakan oleh wajib pajak cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan

grey area yang terdapat dalam undang-undang ataupun dalam ketentuan

perpajakan itu sendiri untuk memperkecil jumlah pajak yang harus dibayarkan.

Khomsatun & Martani (2013) mengatakan bahwa konsep pajak secara umum

adalah usaha yang dilakukan untuk mengurangi jumlah pajak yang harus

dibayarkan dengan menggunakan transaksi-transaksi yang menyebabkan

pengurangan beban pajak. Penghindaran pajak merupakan lanjutan dari

perencanaan pajak, sedangkan aggressiveness, sheltering, evasion, dan

noncompliance lebih mengarah ke penggelapan pajak karena penghindaran

pajaknya yang berlebihan dan ekstrim.

Dalam buku Perencanaan Pajak nya, Suandy (2008) dalam Ismi & Linda

(2016) memaparkan beberapa faktor yang memotivasi wajib pajak melakukan

penghindaran pajak, antara lain:

1. Jumlah pajak yang harus dibayar, jumlah pajak sangat mempengaruhi wajib

pajak melakukan penghindaran pajak karena semakin besar jumlah pajak nya

semakin besar pula wajib pajak melakukan pelanggaran.

2. Biaya untuk menyuap fiskus, semakin kecil biaya untuk menyuap fiskus,

semakin besar wajib pajakmelakukan pelanggaran.

3. Kemungkinan untuk terditeksi, semakin kecil kemungkinan suatu

pelanggaran terditeksi maka semakin besar wajib pajak melakukan

pelanggaran.

Page 44: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

28

4. Besar sanksi, semakin ringan sanksi yang diberikan ketika melakukan

pelanggaran semakin besar pula pelanggaran yang dilakukan oleh wajib

pajak.

Menurut Ernest R Mortenson, penghindaran pajak berkenaan dengan

pengaturan suatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan atau

menghilangkan beban pajak dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-

akibat pajak yang ditimbulkan. Oleh karena itu penghindaran pajak tidak

merupakan pelanggaran atas perundang-undangan perpajakan atau secara etik

tidak dianggap salah dalam rangka usaha wajib pajak untuk mengurangi,

menghindari, meminimkan atau meringankan beban pajak dengan cara yang

memungkinkan oleh perundang-undangan pajak. Dalam menentukan

penghindaran pajak komite urusan fiskal dari Organization for Economic

Coorporation and Development (OECD), menyebutkan tiga karakter

penghindaran pajak, yaitu:

1. Adanya unsur artifisial dimana berbagai peraturan seoalah-olah termuat di

dalamnya padahal tidak, hal ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.

2. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari peraturan

perpajakan yang menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai

tujuan, padahal bukan itu yang sebenarnya dimaksudkan oleh pembuat

peraturan perpajakan.

3. Kerahasian juga sebagai bentuk dalam skema ini karena biasanya kosultan

akan memberikan cara untuk melakukan penghindaran pajak dengan syarat

Page 45: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

29

wajib pajak harus menutup rapat atau menjaga serahasia mungkin. (Council

of Exsecutive Secretaries of Tax Organisation, 1991 dalam Hestanto (2020).

Berdasarkan berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tax

avoidane merupakan cara ampuh yang dapat menciptakan suatu alternatif pilihan

dalam perencanaan pajak yang bisa menghemat besarnya beban pajak terutang

yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada negara. Dalam penelitian ini alat

untuk mengukur penghindaran pajak menggunakan rasio CETR, menurut

penelitian Mills et al (1998) dan Phillips (2003) dalam Nuraini (2019) effective tax

rate banyak digunakan oleh peneliti untuk mengukur penghindaran pajak karena

dapat membantu mengestimasi efektivitas aktivitas penghindaran pajak yang

dapat menghemat beban pajak berupa kas dibagi dengan mengurangi pajak yang

dibayarkan ke pemerintah. Berdasarkan penelitian Wardani & Purwaningrum

(2019) menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan di variabel penghindaran

pajak hanya ditemukan jika diukur dengan CETR.

B. Studi Penelitian Terdahulu

Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan kegiatan penghindaran pajak

yang sudah sering terjadi, yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau badan

(perusahaan) dengan tujuan untuk menekan beban pajak seminim mungkin. Studi

mengenai penghindaran pajak ini telah banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu

namun tidak berfokus pada perusahaan pertambangan seperti yang saya lakukan.

Berikut beberapa penelitian terdahulu tentang kepemilikan manajerial, intensitas

modal, sales growth dan nilai perusahaan terhadap penghindaran pajak dapat

dirangkum dalam tabel berikut ini:

Page 46: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

30

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul, Nama dan

Tahun Penelitian Variabel

Hasil Penelitian

1. Analisis pengaruh

kepemilikan institusi, rasio

tobin’s Q, akrual pilihan, tarif efektifitas pajak, dan

biaya pajak di tunda

terhadap penghindaran pajak pada perusahaan

publik (Pohan, 2009).

Independen:

Kepemilikan institusi,

rasio tobin’s Q, akrual pilihan, tarif efektifitas

pajak, dan biaya pajak di

tunda

Dependen:

Penghindaran pajak

Kepemilikan institusi, rasio

tobin’s Q, akrual pilihan,

tarif efektifitas pajak, biaya

pajak ditunda sama-sama

tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak

2. Pengaruh karakter

eksekutif, komite audit, ukuran perusahaan,

leverage dan sales growth

pada tax avoidance (Swingly & Sukartha,

2015)

Independen:

Karakter eksekutif, komite audit, ukuran

perusahaan, leverage

dan sales growth

Dependen:

Tax avoidance

Karakter eksekutif dan

ukuran perusahaan

berpengaruh positif,

laverage berpengaruh

negatif, sedangkan variabel

komite audit dan sales

growth tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

3. Pengaruh CSR,

profitabilitas, komisaris

independen dan rasio

tobin’s Q terhadap tax avoidance pada perusahaan

manufaktur di BEI

(Tampubolon, 2016)

Independen:

CSR, profitabilitas,

komisaris independen

dan rasio tobin’s Q

Dependen:

Tax avoidance

Secara simultan CSR,

profitabilitas, komisaris

independen dan rasio tobin’s

Q memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tax

avoidance. Sedangkan

secara parsial CSR,

komisaris independen, rasio

tobin’s Q tidak berpengaruh

signifikan terhadap tax

avoidance dan profitabilitas

berengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

4. Pengaruh kepemilikan

manajerial, beban pajak

tangguhan, dan tingkat pajak efektif terhadap

penghindaran pajak di

Indonesia (Kalbuana, Purwanti, & Agustin,

2017)

Independen:

Kepemilikan manajerial,

beban pajak tangguhan, dan tingkat pajak efektif

Dependen: Penghindaran pajak

Kepemilikan manajerial dan

beban pajak tangguhan tidak

berpengaruh terhadap

penghindaran pajak,

sedangkan tingkat pajak

efektif berpengaruh terhadap

perpajakan pajak.

Dilanjutkan...

Page 47: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

31

5.

Pengaruh karakteristik

perusahaan, GCG, dan

CSR terhadap penghindaran pajak

(Wijayanti, Wijayanti, &

Chomsatu, 2017)

Independen:

Leverage, komisaris

independen, komite audit, CSR, ukuran

perusahaan dan

intensitas modal

Dependen: Penghindaran pajak

Leverage, komisaris

independen, komite audit

dan Corporate Social Responsibility tidak

berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan, hanya

ukuran perusahaan dan intensitas

modal yang berpengaruh

terhadap penghindaran pajak

6. Faktor-faktor yang

memengaruhi penghindaran pajak pada

perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia (Puspita & Febrianti, 2017)

Independen:

Ukuran perusahaan, ROA, sales growth,

laverage, intensitas

modal, komposisi komisaris

independen

Dependen: Penghindaran pajak

Ukuran perusahaan, ROA,

sales growth berpengaruh

terhadap penghindaran

pajak. Sedangkan laverage,

intensitas modal, dan

komposisi komisaris

independen tidak

berpengaruhi penghindaran

pajak

7. Pengaruh karakteristik

perusahaan, sales growth

dan CSR terhadap tax avoidance (Maharani,

Titisari, & Nurlaela, 2017)

Independen:

Karakteristik

perusahaan, sales growth dan CSR

Dependen: Tax avoidance

Umur perusahaan dan

komite audit berpengaruh

terhadap tax avoidance,

sedangkan ukuran

perusahaan, komisaris

independen, sales growth,

dan CSR tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

8. Pengaruh kepemilikan institusi dan kepemilikan

manajerial terhadap

penghindaran pajak (Putri

& Lawita, 2019)

Independen: Kepemilikan institusi

dan kepemilikan

manajerial

Dependen:

Penghindaran pajak

Kepemilikan institusi dan kepemilikan manajerial

mempunyai pengaruh

terhadap penghindaran

pajak.

9. Pengaruh kepemilikan institusi, kepemilikan

manajerial dan proporsi

dewan komisaris terhadap

penghindaran pajak dan transfer pricing sebagai

variabel moderasi (Studi

pada perusahaan manufaktur yang terdapat

di BEI2014-2017) (Rejeki,

Wijaya, & Amah, 2019)

Independen: Kepemilikan institusi,

kepemilikan manajerial

dan proporsi dewan

komisaris Dependen:

Penghindaran pajak

Moderating:

Transfer pricing

Proporsi dewan komisaris berpengaruh positif.

Kepemilikan institusi dan

kepemilikan manajerial

tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran

pajak. Sedangkan transfer

pricing tidak memoderasi kepemilikan institusi,

kepemilikan manajerial, dan

proporsi dewan komisaris

Lanjutan...

umber :

Diolah dari

berbagai

sumber

(2019)Sumb

er : Diolah

dari

berbagai

sumber

(2019)

Page 48: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

32

Sumber : data yang diolah peneliti (2020)

Penelitian ini merujuk pada penelitian Puspita & Febrianti (2017) dengan

menambahkan dua variabel independen yaitu kepemilikan manajerial dan nilai

perusahaan yang diproksikan menggunakan rasio tobin’s Q, sedangkan untuk

variabel dependen yang digunakan masih sama yaitu penghindaran pajak (tax

avoidance).

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menjelaskan tentang hubungan antar variable yang

disusun dari berbagai teori yang telah di deskripsikan. Didasarkan berdasarkan

atas teori-teori yang berkaitan, kemudian dilakukan analisa secara kritis dan

sistematis sehingga menghasilkan gambaran mengenai hubungan antar variable

yang akan diteliti. Gambaran variable mengenai hubungan antara variable tersebut

kemudian digunakan untuk merumuskan hipotesis Sugiyono (2016) dalam Wulan

(2019).

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Penghindaran Pajak.

Struktur kepemilikan yang ada di perusahaan salah satunya adalah

kepemilikan manajerial. Berdasarkan teori agensi, hubungan antara pemilik

perusahaan atau pemegang saham dengan manajer sering terjadi konflik

keagenan. Konflik keagenan tidak sepenuhnya dapat diatasi melalui kebijakan

insentif tetapi diperlukan juga kebijakan baru melalui peningkatan kepemilikan

manajerial. Hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi masalah keagenan adalah

dengan adanya kepemilikan manajerial dan kebijakan hutang. Perusahaan

meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer

Page 49: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

33

dengan pemegang saham sehingga bertindak sesuai keinginan dan kebaikan

pemegang saham yang tidak lain termasuk manajer (Utami & Tahar, 2018).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pohan (2009), Hartadinanta &

Tjaraka (2013), Pramudito & Sari (2015) serta Ma & Thomas (2019) mereka

menemukan suatu bukti dan memberikan suatu pernyatakan bahwa kepemilikan

manajemen memiliki pengaruh terhadap tax avoidance. Dengan adanya

kepemilikan saham oleh pihak manajemen pada perusahaan tersebut akan

membuat manajemen lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan, karena

manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari keputusan yang

telah diambil, dan manajemen juga akan ikut menanggung kerugian yang terjadi

apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah.

Dengan begitu kepemilikan manajerial bisa diharapkan dapat membuat pihak

manajemen untuk mengesampingkan kepentingannya pribadi agar tidak

melakukan tax avoidance. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh

manajerial pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi terjadinya tax avoidance.

2. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Penghindaran Pajak.

Intensitas modal (capital intensity) adalah seberapa besar perusahaan

menginvestasikan asetnya dalam bentuk asset tetap. Pemilihan investasi dalam

bentuk asset ataupun modal terkait perpajakan dalam hal ini adalah penyusutan

(depresiasi). Perusahaan yang memutuskan akan menginvestasikan asset tetapnya

dapat menjadikan baiya penyusutan sebagai biaya yang dikurangkan dalam

penghasilan. Biaya penyusutan tersebut akan menyebabkan laba kena pajak

perusahaan semakin berkurang yang nantinya akan mengurangi biaya beban pajak

Page 50: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

34

yang harus dibayarkan (Nurjanah, 2017). Rodrigues dan Aries (2010) dalam

Wijayanti, Wijayanti, & Chomsatu (2017) memamparkan bahwa asset tetap

memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pajaknya karena penyusutan yang

muncul setiap tahun pada asset tetapnya. Hal ini karena biaya penyusutan akan

mengurangi laba perusahaan yang mendasari perhitungan perpajakan.

Berkaitan dengan teori yang digunakan dalam menerangkan intensitas modal

adalah teori akuntansi positif. Teori akuntansi positif memberikan pilihan

kebijakan akuntansi dan memanfaatkan kebijakan akuntansi yang ada untuk

meningkatkan labanya, yang mana dalam investasi pada aset, perusahaan dapat

memilih metode depresiasi yang dipandang dapat meningkatkan laba perusahaan.

Jika dihubungkan dengan penghindaran pajak maka ketika aset tetap pada

perusahaan tinggi maka semakin besar beban depresiasi yang menyebabkan

semakin kecil kewajiban pajak yang harus dibayar perusahaan.

Penelitian yang terkait dengan intensitas modal dilakukan oleh Nurjanah

(2017), menunjukan bahwa intensitas modal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penghindaran pajak karena besarnya investasi dalam aset tetap dapat

menyebabkan beban depresiasi tinggi yang nantinya berdampak pada pembayaran

pajak. Beban pembayaran pajak dilakukan berdasarkan dari seberapa besar

pendapatan laba yang diperoleh oleh perusahaan. Pendapatan laba yang rendah

atas resiko dari keputusan keuangan yang kurang tepat dari pihak manajemen

mengindikasikan pihak manajemen melakukan penghindaran pajak.

Page 51: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

35

3. Pengaruh Sales Growth Terhadap Penghindaran Pajak

Sales growth (pertumbuhan penjualan) adalah perubahan penjualan pada

laporan keuangan pertahun yang dapat mencerminkan prospek perusahaan dan

profitabilitas di masa yang akan datang. Dengan menggunakan pengukuran

pertumbuhan penjualan perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang

akan diperoleh dengan besarnya pertumbuhan penjualan (Susanti, 2018).

Berkaitan dengan teori yang digunakan dalam menerangkan sales growth

ialah teori agensi di mana teori ini menjelaskan permasalahan antara principal dan

agen yang menyebabkan terjadinya konflik mengenai laba yang dihasilkan

perusahaan. Sales growth yang meningkat memungkinkan perusahaan akan

memperoleh laba yang meningkat pula. Kenaikan tingkat sales growth

memungkinkan perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi

perusahaan. Sebaliknya bila sales growth menurun perusahaan akan menemui

kendala dalam rangka meningkatkan kapasitas operasinya. Jika dihubungkan

dengan penghindaran pajak maka ketika perusahaan memperoleh peningkatan

sales growth maka perusahaan mendapatkan laba yang besar. Oleh karena itu,

perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktik penghindaran pajak karena

laba yang besar akan menimbulkan pajak terutang yang besar pula.

Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Dewinta & Setiawan (2016) dan Puspita & Febrianti (2017) yang

menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) berpengaruh positif

pada CETR yang merupakan indikator dari aktivitas penghindaran pajak yang

dilakukan oleh perusahaan.

Page 52: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

36

4. Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak

Nilai perusahaan merupakan persepsi yang diberikan oleh para investor

terhadap tingkat keberhasilan dalam suatu perusahaan dan biasanya mengaitkan

serta melihatnya dari harga saham. Berdasarkan teori agensi, yang biasanya

menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi antara principal dan agen yang

menyebabkan terjadinya konflik mengenai laba yang diperoleh oleh perusahaa.

Perusahaan dalam kegiatan bisnisnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan laba

setinggi-tingginya yang akan berdampak pada penambahan nilai perusahaan

tersebut. Calon investor akan tertarik untuk menanamkan sahamnya pada

perusahaan yang mempunyai laba yang tinggi, karena perusahaan yang

mempunyai laba yang tinggi memiliki nilai perusahaan dan kinerja perusahaan

yang baik juga. Untuk mempertahankan laba yang tinggi biasanya pihak

manajemen melakukan aktivitas penghindaran pajak yang diharapkan akan dapat

meningkatkan nilai pasar di pasar saham.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Tampubolon (2016) dan Herdiyanto (2015) yang menyatakan

bahwa nilai perusahaan berpengaruh secara nyata terhadap penghindaran pajak.

Berdasarkan kajian teori, penelitian terdahulu, dan hubungan variabel

penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti dapat membuat kerangka pemikiran

dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Page 53: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

37

H5

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu proposisi atau anggapan yang bisa jadi benar atau

salah yang sering digunakan sebagai alat dasar pembuat keputusan /pemecahan

persoalan ataupun sebagai acuan penelitian yang lebih mendalam.

Anggapan/asumsi pada suatu hipotesis juga merupakan sebuah data, namun

karena adanya resiko kesalahan yang bisa saja terjadi maka sebaiknya harus diuji

terlebih dahulu dengan menggunakan data yang sudah diobservasi (Supranto,

2016).

Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Intensitas Modal(X2)

Sales Growth (X3)

H2

H3

H4

Nilai Perusahaan (X4)

Kepemilikan Manajerial

(X1)

Penghindaran Pajak

(Y)

H1

Page 54: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

38

H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2014-2018.

H2: Intensitas modal berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

H3: Sales Growth berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

H4: Nilai Perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2014-2018.

Page 55: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pemilihan Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif

kuantitatif. Metode ini dinamakan kuantitatif karena data penelitian yang

digunakan berupa angka-angka dan metode analisis yang digunakan adalah

statistik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen,

yaitu kepemilikan manajerial, intensitas modal, sales growth, dan nilai perusahaan

terhadap variabel dependen, yaitu penghindaran pajak.

B. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018. Pemilihan pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian

karena beberapa alasan. Pertama, alasan peneliti memilih perusahaan sektor

pertambangan sebagai objek penelitian karena perusahaan pertambangan

merupakan sektor usaha yang memiliki risiko paling tinggi diantara sektor yang

lain. Kedua, besarnya investasi pada sektor ini, keuntungan dan terbatasanya

deposit sumber daya alam (unrenewable resources) serta kinerja perusahaan

sektor pertambangan di Indonesia memberikan harapan besar investor pada

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Page 56: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

40

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan

penelitian yang memiliki ciri kuantitas dan karakteristik yang sama dan telah

ditetapkan oleh peneliti untuk menghasilkan kesimpulan (Supangat, 2017). Pada

penelitian ini, populasi yang diambil yaitu seluruh perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 47 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri dari jumlah dan karakteristik

yang dipilih oleh populasi (Supangat, 2017). Pemilihan sampel penelitian

didasarkan pada metode nonprobability sampling dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive Sampling merupakan metode penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu, dimana anggota sampel akan dipilih sedemikian

rupa sehingga sampel yang dibentuk tersebut dapat mewakili sifat-sifat populasi

Sugiyono (2016) dalam Wulan (2019).

Kriteria-krikteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2014-2018.

2. Perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dan mempublikasikan annual report secara konsisten pada

tahun 2014-2018 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan web perusahaan.

3. Perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dan memiliki data lengkap terkait variabel yang digunakan.

Berdasarkan kriteria tersebut sampel yang di dapat dalam penelitian ini

adalah sebanyak 16 perusahaan.

Page 57: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

41

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah

1 Perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang

terdaftar di BEI tahun 2014-2018 25

2

Perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang

tidak mempublikasikan annual report secara konsisten

periode tahun 2014-2018 di BEI dan web perusahaan.

(9)

Jumlah sampel penelitian terpilih 16

Jumlah sampel total selama periode penelitian

(16x5 tahun) 80

Sumber : data diolah peneliti (2020)

Daftar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang di jadikan

sampel penelitian sesuai dengan kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Saham

1 Adaro Energy Tbk. ADRO

2 Atlas Resources Tbk. ARII

3 Bara Jaya Internasional Tbk. ATPK

4 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR

5 Bumi Resource Tbk. BUMI

6 Bayan Resource Tbk. BYAN

7 Darma Henwa Tbk. DEWA

8 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID

9 Golden Energy Miner Tbk. GEMS

10 Harum Eneri Tbk. HRUM

11 Indo Tambangraya Tbk. ITMG

12 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP

13 Samindo Resource Tbk. MYOH

Page 58: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

42

14 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA

15 Petrosea Tbk. PTRO

16 Toba Bara Sejahtera Tbk. TOBA

Sumber : www.idx.co.id (2020)

D. Definisi Konseptual Variabel

1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah batasan pengertian tentang konsep yang masih

bersifat abstrak yang biasanya merujuk pada definisi yang ada pada buku-buku

teks. Definisi konseptual dari variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang mempunyai pengaruh yang

mendapat akibat dari perubahan variabel bebas Sugiyono (2016) dalam Wulan

(2019). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu penghindaran

pajak. Dengan menggunakan perhitungan yhang tela dilakukan oleh Hanlon dan

Heitzman (2010) dengan menggunakan proksi current effective tax rate atau

(ETR).

ETR=Total Beban Pajak Penghasilan

Total Laba Sebelum Pajak

b. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi yang dapat

menjadikan sebab perubahan Sugiyono (2016) dalam Wulan (2019). Dalam

Page 59: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

43

penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kepemilikan manajerial,

intensitas modal, sales growth, nilai perusahaan.

1. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan pemisahan kepemilikan antara

pihak outsider dengan pihak insider. Jika dalam suatu perusahaan

memiliki banyak pemilik saham, maka kelompok besar individu tersebut sudah

jelas tidak dapat berpartisipasi dengan aktif dalam manajemen perusahaan sehari-

hari. Karenanya, mereka memilih dewan komisaris, yang memilih dan mengawasi

manajemen perusahaan. Struktur ini berarti bahwa pemilik berbeda dengan

manajer perusahaan. Hal ini memberikan stabilitas bagi perusahaan yang tidak

dimiliki oleh perusahaan dengan pemilik merangkap manajer. Pada penelitian ini

kepemilikan manajerial diukur dengan rumus sebagai berikut :

NSDR=Jumlah Saham yang Dimiliki Manajer dan Dewan Komisaris

Jumlah Saham yang Beredar

2. Intensitas Modal

Intensitas modal mencerminkan seberapa besar modal yang di butuhkan

untuk menghasilkan pendapatan. Dalam melakukan investasi, perusahaan harus

selalu mempertimbangkan setiap peluang dalam memperebutkan pasar. Indicator

prospek perusahaan dimasa depan dapat dilihat dari sisi intensitas modal.

Intensitas modal menggambarkan rasio anatara aktiva tetap seperti peralatan,

mesin, dan berbagai property lain terhadap total aktiva. Adapaun rumus untuk

menghitung intensitas modal yaitu:

Page 60: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

44

Capint =Total Aktiva Tetap

Total Aktiva

3. Sales Growth

Pertumbuhan perusahaan pada penelitian ini diukur dari pertumbuhan

penjualannya (sales growth). Pertumbuhan penjualan (sales growth) menunjukan

perkembangan tingkat penjualan perusahaan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,

suatu perkembangan bisa meningkat ataupun menurun. Pertumbuhan penjualan

diukur dengan cara penjualan akhir periode dikurangi dengan penjualan awal

periode dibagi dengan penjualan awal periode (Rahmawati, 2017). Adapun rumus

untuk menghitung sales growth yaitu sebagai berikut:

Sales Growth =Penjualan Akhir Periode-Penjualan Awal Periode

Penjualan Awal Periode

4. Nilai Perusahaan

Tobin's q merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan yang diukur oleh

nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang (enterprise value) terhadap

replacement cost dari aktiva perusahaan.

Rasio Tobin’s Q, perbandingan antara total harga pasar saham ditambah nilai

pasar total utang dibagi total asset, rasio ini mengukur nilai perusahaan

(Prasetyorini, 2013). Adapun rumus untuk menghitung Tobin’s Q:

Page 61: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

45

Q =MVE + Debt

TA

Keterangan:

MVE : Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar x harga penutupan saham

Debt : Total utang + persediaan – aktiva lancar

TA : Total aktiva perusahaan

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan batasan pengertian tentang variabel

yang diteliti yang di dalamnya sudah mencerminkan indikator-indikator yang

akan digunakan untuk mengukur variabel yang bersangkutan. Definisi operasional

variabel dalam penelitian ini dijelaskan dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala

Penghindaran Pajak

(Y)

ETR=Total Beban Pajak Penghasilan

Total Laba Sebelum Pajak Rasio

Kepemilikan Manajerial

(X1)

INSDR=Jumlah Saham yang Dimiliki Manajer dan Dewan Komisaris

Jumlah Saham yang Beredar Rasio

Intensitas Modal (X2)

Capint =Total Aktiva Tetap

Total Aktiva Rasio

Sales Growth

(X3)

Sales Growth =Penjualan Akhir Periode-Penjualan Awal Periode

Penjualan Awal Periode

Rasio

Nilai Perusahaan

(X4)

Q =MVE+Debt

TA Rasio

Page 62: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

46

Sumber : diolah peneliti dari berbagai referensi (2020)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode dan sumber

sesuai dengan maksud dan tujuan penulis. Metode pengumpulan data yang

dilakukan peneliti ini adalah metode dokumentasi yaitu dengan mencatat,

mencari, mengutip, mengolah secara langsung data yang telah masuk kedalam

krikteria yang telah dijelaskan diatas. Data tersebut diunduh dari situs website

www.idx.co.id. Selain itu, peneliti mengambil data laporan keuangan yang

diterbitkan secara langsung pada situs resmi masing-masing perusahaan sampel

untuk melengkapi data penelitian yang dibutuhkan.

F. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh akan diolah menggunakan aplikasi analisis data

statistik atau dikenal dengan Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

versi 22.0. Statistik mempunyai banyak peran dalam penelitian, diantaranya

sebagai alat analisis dan alat untuk menguji reabilitas dan validitas data. Aplikasi

SPPS ini digunakan untuk menghindari kalkulasi dan human error.

G. Analisis Data dan Uji Hipotesis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

dan analisis deskriptif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang berhubungan dengan penelitian yang sudah dikumpulkan yang

Page 63: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

47

dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2018). Analisis Statistik Dieskriptif

ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang tingkat kepemilkan

manajerial, intensitas modal, sales growth, dan nilai perusahaan dilihat dari nilai

rata-rata, standar deviasi, maksimum dan minimum.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model

regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang dilakukan ada 4 yaitu uji

normalitas, uji multikolienaritas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah regresi yang nilai residualnya berdistribusi normal. Pengujian ini

dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogarov Smirnov satu arah untuk

menguji normalitas pada penelitian ini. Apabila nilai signifiakan >0,05 maka

variabel berdistribusi normal, sedangkan jika signifikan <0,05 berarti variabel

tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen atau tidak. Model regresi

yang baik adalah regresi yang tidak terdapat multikolonieritas. Uji

Multikolonieritas ini akan menguji antar variabel independen dengan melihat

Page 64: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

48

tolerance value dan variance inflation factor (VIF) Ghozali (2006) dalam Hanum

(2013)

Kedua ukuran ini digunakan untuk menunjukkan variabel manakah yang

dijelaskan oleh vaiabel independen lainnya. Jika nilai tolerance diatas 0,10 atau

nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas atau dapat disimpulkan

tidak terdapat korelasi antar variabel independen dan sebaliknya.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah model regresi linear

terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan

penganggu pada periode t-1) Jika terdapat korelasi, maka dinamakan problem

autokorelasi. Adanya autokorelasi karena observasi secara berurutan sepanjang

waktu terkait satu sama lain. Masalah timbul karena residual tidak bebas antara

satu observasi ke observasi lain. Regresi yang bebas dari autokorelasi adalah

model regresi yang baik. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dilihat

dengan uji Durbin – Waston (DW test) bertujuan untuk autokorelasi tingkat satu

dan syarat adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lag

diantara variabel independen. Hipotesis yang diuji adalah :

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)

HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Page 65: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

49

Tabel 3.4

Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson (DW)

No. Hipotesis nol Kondisi Keputusan

1. Tidak ada autokorelasi

positif 0 < DW < dL Tolak

2. Tidak ada autokorelasi

positif dL ≤ DW ≤ dU

No

Decision

3. Tidak ada autokorelasi

negatif 4 - dL< DW < 4 Tolak

4. Tidak ada autokorelasi

negatif 4 - dU ≤ DW ≤ 4 - dL

No

Decision

5. Tidak ada autokorelasi

positif atau negative dU < DW < 4 – dU

Tidak

Ditolak

Sumber : (Ghozali, 2018)

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas adalah uji model regresi

mengenai ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Jika pengamatan satu ke pengamatan lain menunjukan variance residual

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika hasilnya berbeda maka disebut

Heteroskedastisitas. Homoskedastisitas menunjukkan model regresi yang baik

atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dilihat dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Data

heteroskesdatisitas dapat dilihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana Y adalah Y yang diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-

studentized. Dasar analisis sebagai berikut :

Page 66: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

50

a. Jika ada pola tertentu, titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudia menyempit), maka mengindikasikan

terjadinya heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka

0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau l

lebih variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu apakah variabel

independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen jika nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan. Adapun persamaannya sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + €

Dimana:

Y = Penghindaran Pajak (ETR)

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Kepemilikan Manajerial (INSDR)

X2 = Intensitas Modal (Capint)

X3 = Sales Growth

X4 = Nilai Perusahaan (Q)

€ = Error

Page 67: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

51

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen

secara individual terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan

membandingkan antara nilai t-tabel dengan t-hitung. Jika t-tabel < t-hitung maka

Ho ditolak, artinya variabel independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen. Dan apabila nilai probabilitas signifikansi p-value < 0,05 maka suatu

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Ghozali

(2006) dalam Hanum (2013).

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa besar

variasi variable dependen yang dijelaskan oleh variable independen. Nilai

koefisien determinasi adalah nilai nol dan nilai satu. Apabila nilai koefisien

determinasi sama dengan nol (R2=0), maka variasi variable dependen tidak dapat

dijelaskan oleh variable independen. Tetapi jika nilai (R2=1), maka variasi dari

variable dependen secara keseluruhan dapat dijelaskan oleh variable independen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik atau buruknya suatu persamaan

regresi ditentukan oleh nilai koefisien determinasinya Ghozali (2016) dalam

Wulan (2019).

Page 68: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Bursa Efek Indonesia

Bursa efek (pasar modal) sudah ada di Indonesia sejak zaman penjajahan

Belanda, tepatnya pada tahun 1912 yang betepatan di Batavia. Pasar modal ini

didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan tujuan untuk memenuhi

kepentingan Pemerintah Kolonial atau VOC. Perkembangan pasar modal di

Indonesia mengalami pasang surut, sejalan dengan perkembangan sejarah bangsa

Indonesia sendiri. Bahkan beberapa periode pasar modal pernah vakum beberapa

saat. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya; Perang Dunia I dan II,

perpindahan kekuasaan dari Pemerintah Kolonial ke Pemerintah RI, dan dalam

kondisi yang menyebabkan operasi Bursa Efek tidak berjalan dengan baik.

Pemerintah Republik Indonesia atau lebih tepatnya Presiden Soeharto

mengaktifkan Pasar Modal kembali pada tanggal 10 Agustus 1977. Pengaktifan

kembali Bursa Efek ini di ikuti dengan adanya Go public serta berbagai insentif

dan regulasi pemerintah pada saat itu. Berikut tabel sejarah perkembangan Bursa

Efek Indonesia:

Page 69: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

53

Tabel 4.1

Sejarah Bursa Efek

Periode Tahun Sejarah

01 Desember 1912 Bursa Efek pertama kali didirikan di Batavia atau yang

sekarng bernama Jakarta oleh Pemerintah Hindia Belanda

1914-1918 Bursa Efek yang berada di Batavia/Jakarta ditutup selama

Indonesia mengalami Perang Dunia I

1925-1942

Bursa Efek yang berada di Batavia/Jakarta dibuka

kembali bersamaan dengan dibukanya Bursa Efek yang

berada di Surabaya dan Semarang

Awal 1939 Dengan adanya Perang Dunia II Bursa Efek yang berada

di Surabaya dan Semarang ditutup sementara

1942-1952 Bursa Efek yang berada di Batavia/Jakarta juga ditutup

kembali selama Perang Dunia II

09 Mei 1905 Program nasionalisasi perusahaan Belanda menyebabkan

semakin tidak efektifnya Bursa Efek

1956-1977 Terjadinya vakum perdagangan di Bursa Efek

10 Agustus 1977

Bursa Efek diresmikan oleh Presiden Soeharto. BEI

dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar

Modal). Pengaktifan Bursa Efek ini juga ditandai dengan

permulaan go public di PT Semen Cibinong sebagai

emiten pertama yang ada.

1977-1987

Perdagangan di Bursa Efek sangatlah lemah. Jumlah

emiten hanya mencapai 24. Masyarakat lebih memilih

instrument perbankan dibandingkan instrument pasar

modal

09 Juni 1905

Ditandainya dengan hadirnya Paket Desember 1987

(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi

perusahaan dalam melakukan penawaran umum dan

stakeholders asing menanamkan modal di Indonesia.

1988-1990

Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal

diluncurkan. Pintu BEJ (Bursa Efek Jakarta) terbuka

untuk asing dan aktivitas bursa semakin meningkat

02 Juni 1988

Bursa Pararel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek

(PPUE) sedangkan organisasi sendiri terdiri dari broker

dan dealer

01 Desember 1988

Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES

88) yang memberikan kepada perusahaan untuk go public

serta beberapa kebijakan lain yang positif bagi

pertumbuhan pasar modal

16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) sudah mulai beroperasi

kembali dan dikelola oleh Perseroan Terbatas (PT) milik

Dilanjutkan

.….

Page 70: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

54

swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya

13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ, BAPEPAM berubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini juga dieringati

sebagai HUT BEJ

22 Mei 1995 Sistem otomatis perdagangan di BEJ dilaksanakan

dengan komputerisasi atau JATS (Jakarta Automated

Tranding System)

10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.8 Tahun

1995 tentang pasar. Undang-undang ini mulai berlaku

pada Januari 1996

17 Juni 1905 Bursa Pararel Indonesia merger dengan Bursa Efek

Surabaya (BES)

22 Juni 1905 Sitem perdagangan tanpa warkat (scripless trading)

mulai diaplikasikan di Bursa Efek Indonesia

24 Juni 1905 BEJ mulai mengoperasikan perdagangan jarak jauh

(remote trading)

29 Juni 1905 Penggabungan antara Bursa Efek Surabaya dengan Bursa

Efek Jakarta yang sekarang menjadi Bursa Efek

Indonesia

02 Maret 2009 Peluncuran perdana sistem perdagangan baru di Bursa

Efek Indonesia adalah JATS-NextG

Sumber : www.idx.co.id (2020)

2. Gambaran Umum Perusahaan Sampel

Gambaran umum perusahaan merupakan penjelasan atau deskripsi dari latar

belakang, sejarah dan perkembangan dari mulai berdiri sampai halnya bisa eksis

sampai sekarang oleh perusahaan sampel yang nanti bisa mempermudah

seseorang untuk lebih memahami dan bisa mendapatkan informasi yamg

dibutuhkan mengenai profil perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka

dapat disipulkan dan diringkas bahwa gambaran umum perusahaan sampel

penelitian, sebagai berikut:

Lanjutan …

Page 71: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

55

Tabel 4.2

Gambaran Umum Perusahaan Sampel

No Nama Tgl Berdiri Alamat

1 Adaro Energy Tbk 28 Juli 2004 Gedung Menara Karya, Lantai

23, Jl. H.R. Rasuna Said Blok

X-5, Kav. 1-2, Jakarta Selatan

12950 – Indonesia

2 Atlas Resources Tbk 26 Januari 2007 Sampoerna Strategic Square,

South Tower, Lt. 18, Jl. Jend.

Sudirman Kav. 45 – 46, Jakarta

Selatan, Indonesia

3 Bara Jaya Internasional

Tbk

12 Januari 1988 Wisma GKBI Lantai 39, Jl

Jenderal Sudirman No. 28,

Jakarta 10210 dan kantor

operasional berlokasi di AXA

Tower Lantai 29, suite 01 Jl.

Prof. Dr. Satrio Kav. 18,

Kuningan City Jakarta 12940 –

Indonesia

4

Baramulti Suksessarana

Tbk

31 Oktober 1990 Sahid Sudirman Centre, Suite C-

D, Lantai 56, Jl. Jend. Sudirman

No. 86, Jakarta 10220 dan

memiliki tambang batubara yang

terletak di Kalimantan Timur.

5 Bumi Resources Tbk 26 Juni 1973 Lantai 12, Gedung Bakrie

Tower, Rasuna Epicentrum,

Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta

Selatan 12940 – Indonesia

6 Bayan Resources Tbk 07 Oktober 2004 Gedung Office 8, lantai 37,

SCBD Lot 28, Jalan Jenderal

Sudirman Kav. 52-53, Jakarta

12190 – Indonesia

7 Darma enwa Tbk 08 Oktober 1991 Gedung Bakrie Tower Lantai 8,

Rasuna Epicentrum, Jl. HR.

Rasuna Said, Kuningan Jakarta,

12940 dan proyek berlokasi di

Bengalon dan Binungan Timur,

Kalimantan Timur dan Asam

Asam, Kalimantan Selatan

8 Delta Dunia Makmur

Tbk

26 Nopember 1990 Cyber 2 Tower, Lantai 28, Jl.

H.R. Rasuna Said Blok X-5 No.

13, Jakarta 12950 – Indonesia.

Dilanjutkan

.….

Page 72: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

56

9 Golden Energy Mines

Tbk

13 Maret 1997 Sinar Mas Land Plaza, Menara

II, Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin

Kav. 51, Jakarta 10350 –

Indonesia.

10 Harum Energy Tbk 12 Oktober 1995 Deutsche Bank Building, Lantai

9, Jl. Imam Bonjol No. 80,

Jakarta Pusat 10310 – Indonesia.

11 Indo Tambangraya

Megah Tbk

02 September 1987 Pondok Indah Office Tower III,

Lantai 3, Jln. Sultan Iskandar

Muda, Pondok Indah Kav. V-

TA, Jakarta Selatan 12310 –

Indonesia.

12 Mitrabara Adiperdana

Tbk

29 Mei 1992 Graha Baramulti, Jl.

Suryopranoto 2, Komplek

Harmoni Blok A No. 8, Jakarta

Pusat 10130 – Indonesia.

Sedangkan lokasi tambang

batubara terletak di Kabupaten

Malinau, Kalimantan Utara.

13 Samindo Resources Tbk 15 Maret 2000 Menara Mulia lantai 16, Jl. Jend.

Gatot Subroto Kav 9-11 Jakarta

12930 – Indonesia, sedangkan

Anak Usaha berlokasi di Ds.

Batu Kajang, Kec. Batu Sopang,

Kab. Paser, Propinsi Kalimantan

Timur (Kaltim).

14 Bukit Asam Tbk 02 Maret 1981 Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim

31716, Sumatera Selatan dan

kantor korespondensi terletak di

Menara Kadin Indonesia Lt. 9 &

15. Jln. H.R. Rasuna Said X-5,

Kav. 2-3, Jakarta 12950 –

Indonesia.

15 Petrosea Tbk 21 Februari 1972 Indi Bintaro Office Park,

Gedung B, Jl. Boulevard Bintaro

Jaya Blok B7/A6, Sektor VII,

Tangerang Selatan 15224 dan

memiliki kantor pendukung di

Tanjung Batu dan Gedung Graha

Bintang, Jl. Jend. Sudirman No.

423, Balikpapan, Kalimantan

Timur.

16 Toba Bara Sejahtra Tbk 03 Agustus 2007 Wisma Bakrie 2 Lantai 16, Jl.

H.R. Rasuna Said Kav. B-2,

Jakarta Selatan.

Sumber : www.idx.co.id (2020)

Lanjutan …

Page 73: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

57

B. Hasil Penelitian

3. Statistik Deskriptif

Berdasarkan data variabel dependen (penghindaran pajak) dan variabel

independen (kepemilikan manajerial, intensitas modal, sales growth dan nilai

perusahaan), maka dilakukan analisa data dalam bentuk statistik deskriptif.

Tabel 4.3

Hasil Statistik Diskriptif

Descriptive Statistics

N Min. Max. Mean Std. Devisiasi

Kepemilikan

Manajerial

80 ,00 ,66 ,0836 ,17431

Intensitas

Modal

80 ,01 ,84 ,3056 ,17483

Sales Growth 80 -,99 63,02 ,8561 7,05217

Nilai

Perusahaan

80 -,23 2049351,28 73130,2780 324760,23985

Penghindaran

Pajak

80 ,00 2,29 ,3198 ,30095

Valid N

(listwise)

80

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Tabel 4.3 menunjukan nilai N atau jumlah data yang valid dari setiap variabel

adalah 80. Dari 80 data pengamatan variabel dependen yaitu penghindaran pajak

dari periode 2014-2018, nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar

2,29, nilai mean sebesar 0,3198 dan standar deviasi sebesar 0,30095. Berdasarkan

data diatas, nilai mean variabel penghindaran pajak lebih besar dari standar

deviasinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyimpangan data tersebut

rendah dan penyebaran nilainya merata.

Page 74: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

58

Kepemilikan Manajerial (X1) dari 80 data pengamatan yang dilakukan

menunjukan nilai minimum 0,00, nilai maksimum sebesar 0,66, nilai mean 0,0836

dan standar deviasi sebesar 0,17431. Nilai mean variabel X1 lebih kecil dari

standar deviasinya. Data tersebut menunjukan penyebaran nilainya tidak merata.

Intensitas Modal (X2) dari 80 pengamatan yang dilakkan menunjukan nilai

minimum 0,01, nilai maksimum sebesar 0,84 nilai mean 0,3056 dan standar

deviasi sebesar 0,17483. Nilai mean variabel X2 lebih besar dari standar

deviasinya. Data tersebut menunjukan penyimpangan data tersebut rendah dan

penyebaran nilainya merata.

Sales Growth (X3) dari 80 data pengamatan yang dilakukan menunjukan nilai

minimum -0,99, nilai maksimum sebesar 63,02, nilai mean 0,8561 dan nilai

standar deviasi sebesar 7,05217. Nilai mean variabel X1 lebih kecil dari standar

deviasinya. Data tersebut menunjukan penyebaran nilainya tidak merata.

Nilai Perusahaan (X4) dari 80 data pengamatan yang dilakukan menunjukan

nilai minimum sebesar -0,23, nilai maksimum sebesar 2049351,28, nilai mean

73130,2780 dan nilai standar deviasi sebesar 324760,23985. Nilai mean variabel

X1 lebih kecil dari standar deviasinya. Data tersebut menunjukan penyebaran

nilainya tidak merata.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan

Page 75: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

59

menggunakan uji Kolmogrov Smirnov satu arah. Berikut ini hasil uji normalitas

data dengan metode Kolmogrov Smirnov:

Tabel 4.4

Tabel Uji Normalitas

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Dari data tabel 4.4 diatas diperoleh nilai asymp sig (2-tailed) sebesar 0,000

memiliki nilai lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data belum

berdistribusi normal, karena belum memenuhi syarat nilai asymp sig lebih besar

dari . Agar data berdistribusi normal maka dilakukan transformasi data dengan

membuang beberapa data outlier dan mengunakan monte carlo sehingga diperoleh

data normal dengan nilai asymp sig sebesar 0,350 satuan seperti tabel berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 80

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.

Deviation

,29883635

Most Extreme

Differences

Absolute ,211

Positive ,211

Negative -,134

Test Statistic ,211

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c

Page 76: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

60

Tabel 4.5

Tabel Uji Normalitas

(Setelah membuang data outlier)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,09371930

Most Extreme

Differences

Absolute ,124

Positive ,124

Negative -,096

Test Statistic ,124

Asymp. Sig. (2-tailed) ,038c

Monte Carlo Sig. (2-

tailed)

Sig. ,350d

99% Confidence

Interval

Lower

Bound

,337

Upper

Bound

,362

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolineritas

dalam model regresi, dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF). Dalam penelitian ini, hasil uji multikolineritas

ditunjukan dalam tabel berikut:

Page 77: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

61

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Kepemilikan

Manajerial

,869 1,150

Intensitas Modal ,946 1,057

Sales Growth ,955 1,047

Nilai Perusahaan ,887 1,127

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji multikolineritas diatas menunjukan nilai

tolerance pada setiap variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) masing-masing variabel menunjukan nilai kurang dari 10. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolineritas antar

variabel independen pada model regresi ini.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara

variabel bebas pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Pada penelitian

ini metode yang digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya masalah

autokorelasi yaitu dengan uji Durbin-Watson (DW). Hasil uji autokorelasi pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 78: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

62

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Change Statistics Durbin-

Watson R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

,151 2,180 4 49 ,085 2,365

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Dengan jumlah sampel (n) = 54 dan variabel independen (k) = 4 , pada tabel

Durbin-Watson didapatkan nilai dU=1,7234, nilai dL=1,4069, nilai d=2,365 dan

nilai 4-dU(4-1,7234)=2,2766. Maka, 1,4069<2,365<2,2766 memenuhi syarat uji

autokorelasi. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat

autokorelasi positif atau negatif pada penelitian ini.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Salah satu cara mendeteksi keberadaan heteroskedatisitas

adalah dengan melihat pola gambar scatterplots, dengan ketentuan :

1. Titik-titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2. Titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombanag

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Page 79: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

63

Gambar 4.1

Scatterplot

Sumber: Data hasil olahan spss versi 22.

Dari gambar 4.1 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak atau tidak

membentuk pola tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model analisis penelititan ini, yang artinya tidak terjadi

ketidaksamaan varians dari satu variabel bebas ke variabel bebas lain.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau l

lebih variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu apakah variabel

independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen jika nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan. Hasil analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 80: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

64

Tabel 4.8

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) ,229 ,035 6,516 ,000

Kepemiikan Manajerial ,042 ,068 ,086 ,612 ,543

Intensitas Modal ,004 ,019 ,027 ,202 ,840

Sales Growth ,098 ,036 ,368 2,733 ,009

Nilai Perusahaan ,000 ,006 ,005 ,037 ,971

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji analisis regresi linear berganda diatas,

diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 0,229 + 0,042X1 + 0,004X2 + 0,098X3 + 0,000X4 + €

Dengan melihat persamaan tersebut, dapat ditarik penjelasan sebagai berikut:

Keterangan:

1. Nilai konstanta adalah 0,229 artinya apabila variabel kepemilikan manajerial,

intensitas modal, sales growth dan nilai perusahaan bernilai nol (tidak ada)

maka penghindaran pajak bernilai sebesar 0,229.

2. Nilai koefisien kepemilikan manajerial (X1) sebesar 0,042 menunjukkan

apabila nilai likuiditas naik 1 satuan, maka nilai penghindaran pajak akan

naik sebesar 0,002 satuan dengan asumsi bahwa nilai kepemilikan manajerial,

intensitas modal, sales growth dan nilai perusahaan adalah tetap atau tidak

berubah.

Page 81: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

65

3. Nilai koefisien intenstas modal (X2) sebesar 0,042 menunjukkan apabila nilai

intenstas modal naik 1 satuan, maka nilai penghindaran pajak akan naik

sebesar 0,042 satuan dengan asumsi bahwa nilai kepemilikan manajerial,

intensitas modal, sales growth dan nilai perusahaan adalah tetap atau tidak

berubah.

4. Nilai koefisien sales growth (X3) sebesar 0,004 menunjukkan apabila nilai

intensitas persediaan naik 1 satuan, maka nilai penghindaran pajak akan naik

sebesar 0,004 satuan dengan asumsi bahwa nilai kepemilikan manajerial,

intensitas modal, sales growth dan nilai perusahaan adalah tetap atau tidak

berubah.

5. Nilai koefisien nilai perusahaan (X4) sebesar 0,000 menunjukkan bahwa nilai

penghindaran pajak tidak akan mengalami kenaikan ataupun penurunan.

a. Pengujian Kelayakan Model (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji kelayakan model penelitian dengan kriteria

jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan data nilainya lebih

kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dapat

menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Sebaliknya jika tingkat signifikansi F lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak layak atau tidak dapat menjelaskan

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Page 82: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

66

Tabel 4.9

Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression ,083 4 ,021 2,180 ,085b

Residual ,466 49 ,010

Total ,548 53

Sumber: Data hasil olahan spss versi 22.

Tabel 4.9 menunjukkan nilai signifikansi dari Uji F adalah sebesar 0,085

lebih besar dari 0,05. Maka dapat dikatakan model regresi yang digunakan tidak

layak untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen atau tidak

dapat menjelaskan hubungan keduanya.

b. Pengujian Koefisien Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t mempunyai

nilai signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji

statistik t adalah jika nilai signifikansi t (p-value) < 0,05, maka hipotesis alternatif

diterima, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen.

Page 83: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

67

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) ,229 ,035 6,516 ,000

Kepemilikan Manajerial ,042 ,068 ,086 ,612 ,543

Intensitas Modal ,004 ,019 ,027 ,202 ,840

Sales Growth ,098 ,036 ,368 2,733 ,009

Nilai Perusahaan ,000 ,006 ,005 ,037 ,971

Sumber: Data hasil olahan spss versi 22.

Berdasarkan table 4.10 hasil uji koefisien regresi secara parcial (uji t) di atas,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemilikan Manajerial (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,543>0,05

sedangkan nilai koefisien bernilai 0,042, maka dapat disimpulkan bahwa

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

2. Intensitas Modal (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,840>0,05

sedangkan nilai koefisien bernilai 0,004, maka dapat disimpulkan bahwa

intensitas modal tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

3. Sales Growth (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,009<0,05 sedangkan

nilai koefisien bernilai 0,098, maka dapat disimpulkan bahwa sales growth

berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

4. Nilai Perusahaan (X4) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,971>0,05

sedangkan nilai koefisien bernilai 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa nilai

perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Page 84: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

68

c. Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh dari

seluruh variabel independen yang ada dan besarnya pengaruh yang disebabkan

oleh variabel lain yang tidak dijelaskan. Dalam penelitian ini terdapat koefisien

determinasi (R2) dan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R

Square). Koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square)

digunakan guna mengurangi kelemahan dari koefisien determinasi (R2) yang bias

terhadap jumlah variabel bebas dan jumlah pengamatan yang ditambahkan

meskipun tidak memiliki pengaruh terhadap variabel tergantung.

Tabel 4.11

Nilai R Square

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,389a ,151 ,082 ,09747

Sumber: Data hasil olahan spss versi 22.

Tabel 4.11 menjelaskan mengenai nilai adjusted R square, berdasarkan hasil

analisis tersebut diketahui nilai adjusted R square sebesar 0,082. Hal ini

menunjukkan bahwa variasi variabel dependen penghindaran pajak dapat

dijelaskan sebesar 8,2 persen oleh variable kepemilikan manajerial, intensitas

modal, sales growth dan nilai perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 91,8 persen

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Penghindaran Pajak

Hasil statistic t (uji t), kepemilikan manajerial (X1) mempunyai nilai

signifikansi sebesar 0,543 > 0,05 dan memiliki nilai koefisien bernilai positif

Page 85: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

69

sebesar 0,042, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Berdasarkan teori agensi, hubungan antara pemilik perusahaan atau

pemegang saham dengan manajer sering terjadi konflik keagenan. Konflik

keagenan tidak sepenuhnya dapat diatasi melalui kebijakan insentif tetapi

diperlukan juga kebijakan baru melalui peningkatan kepemilikan manajerial.

Kepemilikan manajemen memiliki pengaruh terhadap tax avoidance, dengan

adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen pada perusahaan tersebut akan

membuat manajemen lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan, karena

manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari keputusan yang

telah diambil, dan manajemen juga akan ikut menanggung kerugian yang terjadi

apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rejeki, Wijaya, & Amah (2019)

dan Kalbuana, Purwanti, & Agustin (2017) bahwa tidak ada pengaruh antara

kepemilikan manajerial terhadap penghindaran pajak. Sebaliknya, penelitian ini

tidak konsisten dengan hasil penelitian Putri & Lawita (2019) yang menunjukkan

adanya pengaruh kepemilikan manajerial terhadap penghindaran pajak. Adapun

penyebab tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerial terhadap penghindaran

pajak mungkin dikarenakan pihak manajerial tidak memiliki hak yang cukup

besar untuk mengambil sebuah keputusan perusahaan, sehingga pihak manajerial

tidak memiliki kesempatan serta wewenang yang besar dalam perusahaan.

Praduga tersebut diperjelas dalam penelitian Zahira (2017), yang menunjukan

bahwa proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajerial jauh lebih kecil

Page 86: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

70

dibanding dengan jumlah kepemilikan insitusional. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa pihak manajerial tidak memiliki hak yang cukup besar dalam pengambilan

keputusan perusahaan, sehingga pihak manajerial tidak mempunyai kesempatan

serta wewenang untuk menentukan kebijakan pajak perusahaan.

2. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Penghindaran Pajak

Hasil uji statistic t (uji t), intensitas modal (X2) memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,840 > 0,05, sedangkan nilai koefisien bernilai positif sebesar 0,004,

maka dapat disimpulkan bahwa intensitas modal tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

Berdasarkan teori yang digunakan dalam menerangkan intensitas modal yaitu

teori akuntansi positif. Teori akuntansi positif memberikan pilihan kebijakan

akuntansi dan memanfaatkan kebijakan akuntansi yang ada untuk meningkatkan

labanya, yang mana dalam investasi pada aset tetap, perusahaan dapat memilih

metode depresiasi yang dipandang dapat meningkatkan laba perusahaan. Jika

dihubungkan dengan penghindaran pajak maka ketika aset tetap pada perusahaan

tinggi maka semakin besar beban depresiasi yang menyebabkan semakin kecil

kewajiban pajak yang harus dibayar perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Puspita & Febrianti (2017) dan

Wiguna & Jati (2017) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara

intensitas modal dengan penghindaran pajak. Intensitas modal (capital intensity)

didefinisikan sebagai seberapa besar perusahaan menginvestasikan hartanya pada

asset tetap. Hampir semua asset mengalami penyusutan yang nantinya biaya

penyusutan tersebut dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan.

Page 87: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

71

Menurut Hanum (2013), biaya penyusutan merupakan biaya yang dapat

dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung pajak. Artinya, semakin besar

jumlah aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar pula

biaya penyusutannya sehingga mengakibatkan jumlah penghasilan kena pajak dan

ETR-nya akan semakin kecil. ETR yang semakin kecil memberikan gambaran

tindakan penghindaran pajak semakin besar. Hasil penelitian ini tidak menemukan

adanya pengaruh jumlah aset tetap terhadap tindakan penghindaran pajak.

Perusahaan yang memiliki asset tetap yang besar bukan digunakan untuk

pengurang pajak karena biaya penyusutan yang melekat pada asset tetap,

melainkan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Hasil penelitian ini

tidak selaras dengan penelitian (Wijayanti, Wijayanti, & Chomsatu, 2017) yang

menunjukan adanya pengaruh antara intensitas modal dengan penghindaran pajak.

3. Pengaruh Sales Growth Terhadap Penghindaran Pajak

Hasil uji statistik t (uji t), sales growth (X3) memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,009 < 0,05 sedangkan nilai koefisien bernilai positif sebesar 0,098,

maka dapat disimpulkan bahwa sales growth berpengaruh terhadap penghindaran

pajak.

Berdasarkan teori keagenan, di mana teori ini menjelaskan permasalahan

antara principal dan agen yang menyebabkan terjadinya konflik mengenai laba

yang dihasilkan perusahaan. Agen akan berusaha mengelola beban pajaknya agar

tidak mengurangi kompensasi kinerja agen sebagai akibat dari laba perusahaan

yang meningkat berasal dari meningkatnya pertumbuhan penjualan sehingga akan

menimbulkan beban pajak yang lebih besar. Pertumbuhan penjualan menunjukkan

Page 88: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

72

perkembangan tingkat penjualan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penjualan

berpengaruh terhadap tax avoidance (penghindaran pajak) menunjukkan bahwa

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi berarti memiliki

kinerja yang baik dan laba perusahaan cenderung meningkat, sehingga

pembayaran pajaknya juga akan tinggi dengan demikian pihak manajemen akan

melakukan penghematan pajak dan cenderung untuk melakukan tax avoidance.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Puspita &

Febrianti (2017) yang menujukkan bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth)

berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Menurut Dewinta & Setiawan (2016),

pertumbuhan penjualan (sales growth) pada suatu perusahaan menunjukan bahwa

semakin tinggi volume penjualan, maka laba yang akan dihasilkan pun akan

semakin banyak.

Berdasarkan teori agensi, agent akan berusaha mengelola beban pajaknya

agar tidak mengurangi kompensasi kinerja agent sebagai akibat dari laba

perusahaan yang meningkat yang berasal dari meningkatnya pertumbuhan

penjualan sehingga akan menimpulkan beban pajak yang lebih besar. Hasil

penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Swingly &

Sukartha (2015) dan Maharani, Titisari, & Nurlaela (2017) yang menunjukan

bahwa hasil sales growth tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

4. Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak

Hasil uji statistic t (uji t), nilai perusahaan (X4) memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,971 > 0,05, dan nilai koefisien bernilai positif sebsar 0,000, maka dapat

Page 89: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

73

disimpulkan bahwa nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran

pajak.

Berdasarkan teori agensi, yang biasanya menjelaskan tentang permasalahan

yang terjadi antara principal dan agen yang menyebabkan terjadinya konflik

mengenai laba yang diperoleh oleh perusahaa. Perusahaan dalam kegiatan

bisnisnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan laba setinggi-tingginya yang

akan berdampak pada penambahan nilai perusahaan tersebut. perusahaan yang

mempunyai laba yang tinggi memiliki nilai perusahaan dan kinerja perusahaan

yang baik juga. Untuk mempertahankan laba yang tinggi biasanya pihak

manajemen melakukan aktivitas penghindaran pajak yang diharapkan akan dapat

meningkatkan nilai pasar di pasar saham.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Pohan (2009) yang

menerangkan bahwa nilai perusahaan yang diproxykan menggunakan rasio

tobin’s Q tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini

menggambarkan kesadaran perusahaan untuk tidak melakukan tindakan

penghindaran pajak sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perpajakan yang

berlaku. Kesadaran tersebut mungkin saja dikarenakan manajemen menyadari

resiko yang ditimbulkan oleh tindakan penghindaran pajak yang bisa saja

melebihi batas ketentuan perpajakan yang berlaku, hal tersebut dapat

menimbulkan tindakan penghindaran pajak yang tentunya akan merugikan

perusahaan dimasa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya

nilai perusahaan tidak mempengaruhi manajemen untuk melakukan penghindaran

pajak.

Page 90: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

74

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, regresi linear

berganda, uji hipotesis dan koefisien determinasi pada penelitian mengenai

determinan penghindaran pajak ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Artinya, semakin tinggi nilai kepemilikan manajerial maka tingkat

penghindaran pajak akan menurun. Hal ini dikareanakan, pihak manajerial

tidak memiliki hak yang cukup besar untuk mengambil sebuah keputusan

perpajakan dalam sebuah perusahaan.

2. Intensitas Modal tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Artinya,

semakin tinggi nilai intensitas modal maka tingkat penghindaran pajak akan

menurun. Hal ini dikarenakan, ketika aset tetap pada perusahaan tinggi maka

beban depresiasi yang akan menyebabkan semakin kecil kewajiban pajak

yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

3. Sales Growth berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Artinya, semakin

tinggi nilai sales growth maka tingkat penghindaran pajaknya akan

meningkat pula. Hal ini dikarenakan, apabila tinggi volume penjualan, maka

laba yang dihasilkan pun akan semakin banyak.

4. Nilai Perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Artinya,

semakin tinggi nilai perusahaan maka tingkat penghindaran pajak akan

Page 91: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

75

menurun. Hal ini dikarenakan, pihak manajemen menyadari resiko yang

ditimbulkan oleh tindakan penghindaran pajak yang nantinya akan

berpengaruh terhadap perspekstif investor.

5. Variabel dependen yaitu penghindaran pajak dapat dijelaskan oleh variabel

independen yaitu kepemilikan manajeria, intensitas modal, sales growth dan

nilai perusahaan sebesar 8,2 persen. Sedangkan sisanya sebesar 91,81 persen

dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan, maka saran dari penulis untuk penelitian selanjutnya

adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya kepemilikan manajerial dalam perusahaan harus lebih dapat

meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan yang berkaitan dengan

perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan sengingga kecenderungan untuk

melakukan penghindaran pajak akan lebih kecil dalam suatu perusahaan.

2. Perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan mengenai kebijakan

melakukan intensitas modal harus lebih mempertimbangkan berbagai macam

hal yang nantinya akan berpengaruh terhadap pandangan yang disematkan

oleh investor terhadap perusahaan tersebut. Sehingga jika intensitas modal

dalam perusahaan kecil maka kemungkinan juga untuk melakukan

penghindaran pajak akan lebih kecil.

3. Pimpinan perusahaan sebaiknya mengelola dan mengatur perusahaannya

dengan sangat baik dan hati-hati. Karena jika dalam perusahaannya memiliki

Page 92: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

76

sales growth yang tinggi maka akan memperbanyak laba yang diperoleh

sehingga memungkinkan melakukan penghindaran pajak.

4. Perusahaan harus bijak dalam mengambil semua keputusan mengenai segala

macam hal, termasuk mengenai perpajakan karena hal tersebut akan

mempengaruhi nilai perusahaan dalam pandangan para investor.

5. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan terhadap variabel yang lebih luas

seperti kepemilikan institusional, leverage, profitabilitas agar hasil yang

diperoleh lebih akurat dan bervariasi mengingat variabel independen dalam

penelitian ini kepemilikan manajerial, intensitas modal, sales growth dan nilai

perusahaan yang dapat dilihat dari hasil uji determinasi diketahui keempat

variabel independen tersebut hanya dapat menjelaskan variabel depen sebesar

8,2 persen, sedangkan sisanya sebesar 91,8 dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak digunakan dalam penelitian ini.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka keterbatasan penelitian yang dapat

disampaikan peneliti, sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan sektor pertambangan

sub sektor batu bara yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan web

perusahaan dengan periode 5 tahun yaitu tahun 2014-2018. Untuk peneliti

selanjutnya, diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan tahun penelitian,

karena dengan jumlah sampel yang banyak dengan periode penelitian yang

lebih panjang akan memberikan hasil yang normal atau valid.

Page 93: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

77

2. Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel independen yaitu, kepemilikan

manajerial, intensitas modal, sales growth, dan nilai perusahaan. Hal ini

masih banyak pengaruh variabel lain mengenai penghindaran pajak.

Page 94: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

78

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, S. A., & Kartika, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax

Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur. Dinamika Akuntansi, Keuangan

Dan Perbankan, 8(1), 65-77.

Darsono, & Muzaki, M. R. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan

Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal Of

Accounting, 4(3), 1-8.

Dewinta, I. A., & Setiawan, E. P. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur

Perusahaan, Profitabilitas, Laverage,dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Tax Avoidance. E-Jurnal Universitas Udayana, 14(3), 1584-1613.

Fatimah, Anwar, K., Nordiansyah, M., & Tambun, S. P. (2017). Pengaruh

Intensitas Modal, Kompensasi Eksekutif Dan Kualitas Audit Terhadap

Tindakan Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEI. Prosding Seminar Nasional ASBIS , 170-192.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanum, H. R. (2013). Pengaruh Karakteristik Corporate Governace Terhadap

Effective Tax Rate (ETR).

Haosana, C. (2012). Pengaruh Return On Asset Dan Tobin's Q Terhadap Volume

Perdagangan Saham Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di BEI.

Harinda, H. (2019). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax

Avoidance.

Hartadinanta, O. S., & Tjaraka, H. (2013). Analisis Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Kebijakan Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax

Aggresivitas Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Jurnal Ekonomi Dan

Bisnis(3).

Herdiyanto, D. G. (2015). Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan.

Hestanto. (2020). Penghindaran Pajak Atau Perlawanan Pajak Terhadap Wajib

Pajak. Diambil kembali dari https://www.hestanto.web.id/penghindaran-

pajak/

Page 95: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

79

Hidayat, W. W. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Pertumbuhan

Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Riset Manajemen Dan

Bisnis (JRMB), 3(1), 19-26.

Himawan, A. (2017). Setiap Tahun Penghindaran Pajak Capai Rp. 110 Triliun.

Diambil kembali dari www.suara.com

Idris, U. (2013). Sengketa Pajak Toyota Motor Menanti Palu Hukum. Dipetik

Januari 18, 2020, dari www.nasioanal.kontan.co.id

Ikhwan, M. (2019). Pengaruh Opini Audit, Audit Delay Dan Financial Distress

Terhadap Auditor Switching (Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang

Terdaftar Di BEI 2014-2018).

Indonesia, B. E. (t.thn.). Bursa Efek Indonesia. Diambil kembali dari

www.idx.co.id

Ismi, F., & Linda. (2016). Pengaruh Thin Capitalization, ROA Dan Corporate

Governace Pada Perusahaan Jakarta Islami Index (JII). Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 1(1), 150-165.

Kalbuana, N., Purwanti, T., & Agustin, N. H. (2017). Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Beban Pajak Tangguhan Dan Tingkat Pajak Efektif Terhadap

Penghindaran Pajak Di Indonesia.

Kho, B. (2019). Pengertian Biaya Tetap dan Contohnya. Dipetik Januari 23,

2020, dari www.ilmuwanindutri.com

Khomsatun, S., & Martani, D. (2013). Pengaruh Thin Capitalization Dan Aset

Mix Perusahaan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Terhadap

Penghindaran Pajak.

Ma, M., & Thomas, W. B. (2019). Legal Environment and Corporate Tax

Avoidance: Evidance from State Tax Codes.

Maharani, A., Titisari, K. H., & Nurlaela, S. (2017). Pengaruh Karakteristik

Perusahaan, Sales Growth Dan CSR Terhadap Tax Avoidance. (ENACO).

Maulida, R. (2018). Sistem Pemungutan Pajak. Dipetik Januari 23, 2020, dari

www.online-pajak.com

Novitasari, S. (2017). Pengaruh Manajemen Laba, Corporate Governance Dan

Intensitas Modal Terhadap Agresivitas Pajak. JOM Fakon, 4(1).

Page 96: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

80

Nuraini, A. (2019). Pengaruh Goog Corporate Governace Terhadap Penghindaran

Pajak.

Nurjanah. (2017). Pengaruh Konservatisme Akuntansi Dan Intensitas Modal

Terhadap Penghindaran Pajak Dengan Dewan Komisaris Sebagai Variabel

Moderating.

Okrayanti, T. Y., Utomo, S. W., & Nuraina, E. (2017). Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. FIPA,

5(1), 804-817.

Panji, A. (2016). Fenomena Penghindaran Pajak. Dipetik Januari 18, 2020, dari

www.cnnindonesia.com

Piliang, I. (2015). Sketsa: Merampok Ribuan Triliun Melalu Transfer Pricing

Pajak. Dipetik Januari 18, 2020, dari www.kompas.com

Pohan, H. T. (2009). Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin's Q,

Akrual Pilihan, Tarif Efektif Pajak Dan Biaya Ditunda Terhadap

Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Publik. Jurnal Informasi Perpajakan

Dan Keuangan Publik, 4(2), 113-135.

Pramudito, B. W., & Sari, M. R. (2015). Pengaruh Konservatisme Akuntansi,

Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Tax

Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13(3), 705-722.

Prasetyo, I., & Pramuka, B. A. (2018). Pengaruh Kepemilikan Institusi,

Kepemilikan Manajerial Dan Proporsi Dewa Komisaris Independen

Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 20(02).

Prasetyorini, B. F. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning

Rasio Dan Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Imu

Manajemen, 1(1).

Prasiwi, K. W. (2015). Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap Nilai Perusahaan:

Transparasi Informasi Sebagai Variabel Pemoderasi.

Puspita, D., & Febrianti, M. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 19(1), 38-46.

Putri, A. A., & Lawita, N. F. (2019). Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan

Kepemilikan Manajerial Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi

Dan Ekonomika (JAE), 9(1).

Page 97: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

81

Putri, N. K., Ulfah, Y., & Musviyanti. (2018). Pengaruh Penerapan Corporate

Governance Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Tax Avoidance Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Simposium Nasional Akuntansi XXI.

Putri, V. R., & Putra, B. I. (2017). Pengaruh Laverage, Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan Dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax

Avoidance. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 19(1).

Rahmawati, L. (2017). Pengaruh Intensitas Modal, Sales Growth Dan

Karakteristik Eksekutif Terhadap Tax Avoidance Dengan Leverage

Sebagai Variabel Intervening.

Ratnasari, M. M., & Kurniawan, T. (2013). Pengaruh ROA, Laverage. Corporate

Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal. Buletin

Studi Ekonomi, 18(1).

Rejeki, S., Wijaya, A. L., & Amah, N. (2019). Pengaruh Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Manajerial Dan Proporsi Dewa Komisaris

Terhadap Penghindaran Pajak Dan Transfer Pricing Sebagai Variabel

Moderasi. Seminar Inovasi Manajemen Bisnis Dan Akuntansi (SIMBA).

Sari, D. K., & Martani, D. (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan,

Corporate Governance Dan Tindakan Pajak Agresif . Simposium Nasional

Akuntansi XIII Purwokerto.

Setiawan, P. (2019). Pengertian Pajak-Pemahaman, Unsur, Jenis, Objek, Subjek,

Para Ahli. Dipetik Januari 18, 2020, dari www.gurupendidikan.co.id

Silvia, L. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Good Corporate

Governance Terhadap Tax Avoidance.

Sugianto, D. (2019). Mengenal Soal Penghindaran Pajak Yang Dituduhkan Ke

Adero. Dipetik Januari 18, 2020, dari www.detikfinance.com

Sugiharto, D. (2014). Prahara Pajak Kerja Otomotif. Dipetik Januari 18, 2020,

dari https://investigasi.tempo.co/toyota/

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D . Bandung:

Alfabeta.

Supangat, A. (2017). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan

Nonparametrik. Jakarta: Kencana.

Supranto, J. (2016). Statistik Teori & Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Page 98: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

82

Susanti, E. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Sales Growth Dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak.

Swingly, C., & Sukartha, I. M. (2015). Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite

Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Sales Growth Pada Tax

Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 47-62.

Tampubolon, D. S. (2016). Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Profitabilitas, Komisaris Independen Dan Rasio Tobin's Q Terhadap Tax

Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI .

Umar, I., Darwis, H., & Ansar, R. (2019). Pengaruh Good Corporate Governance

Dan Koneksi Politik Terhadap Penghindaran Pajak. JEAMM, 1(1), 15-29.

Utami, C. T., & Tahar, A. (2018). Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Kepemilikan Manajerial, Capital Intensity Dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Tax Aggresiveees. Review Akuntansi Dan Bisnis Indonesia

(RAB), 2(1), 39-50.

Wahidah, U., & Ayem, S. (2018). Pengaruh Konvergensi Internasional Financial

Reporting Standars (IFRS) Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Kajian

Bisnis, 26(2), 158-169.

Waluyo, T. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan

Penawaran . Dipetik Januari 23, 2020, dari

www.ekonomiilmu.blogspot.com

Wardani, D. K., & Purwaningrum, R. (2019). Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Dan Corporate Social Responsibilty Terhadap Penghindaran Pajak. JRAK,

14(1).

Widani, M. A., Mahaputra, I. N., & Sudiartana, I. M. (2019). Pengaruh Struktur

Modal, Capital Intensity Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pajak

Penghasilan Pada Perusahaan Manufaktur.

Widiayani, N. P., Sunarsih, N. M., & Dewi, N. P. (2019). Pengaruh Leverage,

Umur Perusahaan, Profitabilitas Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Tax Avoidance. 183-197.

Wiguna, I. P., & Jati, I. K. (2017). Pengaruh Manajemen Laba, Corporate

Governance Dan Intensitas Modal Terhadao Agresivitas Pajak Perusahaan.

E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 21(1), 418-446.

Page 99: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

83

Wijayanti, A., Wijayanti, A., & Chomsatu, Y. (2017). Pengaruh Karakteristik

Perusahaan, GCG Dan CSR Terhadap Penghindaran Pajak. Journal Of

Economic And Economic Education, 5(2), 113-127.

Wulan, E. C. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Leverage,

Profitabilitas, Komite Audit Dan Konsentrasi Kepemilikan Terhadap

Intelektual Capital Disclosure.

Zahira, A. (2017, April). Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional,

Kepemilikan Manajerial, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran

Pajak. JOM Ferkon, 4(1).

Page 100: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 101: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

85

LAMPIRAN.1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL

No. Nama Perusahaan Kode Saham

1 Adaro Energy Tbk. ADRO

2 Atlas Resources Tbk. ARII

3 Bara Jaya Internasional Tbk. ATPK

4 Baramulti Suksessarana Tbk. BSSR

5 Bumi Resource Tbk. BUMI

6 Bayan Resource Tbk. BYAN

7 Darma Henwa Tbk. DEWA

8 Delta Dunia Makmur Tbk. DOID

9 Golden Energy Miner Tbk. GEMS

10 Harum Eneri Tbk. HRUM

11 Indo Tambangraya Tbk. ITMG

12 Mitrabara Adiperdana Tbk. MBAP

13 Samindo Resource Tbk. MYOH

14 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA

15 Petrosea Tbk. PTRO

16 Toba Bara Sejahtera Tbk. TOBA

Sumber : www.idx.co.id (2020)

Page 102: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

86

LAMPIRAN.2 DATA LAPORAN KEUANGAN DAN PERHITUNGAN

1. Variabel Kepemilikan Manajerial

KODE

SAHAM TAHUN

JUMLAH SAHAM

MANJ+KOMISARIS

JUMLAH SAHAM

BEREDAR

KEPEMILIKAN

MANAJERIAL

ADRO 2014 4.837.043.450 31.985.962.000 0,15

ARII 653.842.000 3.000.000.000 0,22

ATPK 0 5.768.795.331 0,00

BSSR 1.703.566.000 2.616.500.000 0,65

BUMI 0 36.627.020.427 0,00

BYAN 2.167.290.000 3.333.333.500 0,65

DEWA 0 21.853.733.792 0,00

DOID 6.300.500 8.245.228.732 0,00

GEMS 0 5.882.353.000 0,00

HRUM 275.000 2.703.620.000 0,00

ITMG 153.000 1.129.925.000 0,00

MBAP 0 1.227.271.952 0,00

MYOH 0 2.206.312.500 0,00

PTBA 60.000 2.304.131.850 0,00

PTRO 102.973.200 1.008.605.000 0,10

TOBA 88.355.000 2.012.491.000 0,04

ADRO 2015 4.219.255.248 31.985.962.000 0,13

ARII 653.842.000 3.000.000.000 0,22

ATPK 0 5.760.245.414 0,00

BSSR 25.641.026 2.616.500.000 0,01

BUMI 0 36.627.020.427 0,00

BYAN 2.167.290.000 3.333.333.500 0,65

DEWA 0 21.853.733.792 0,00

Page 103: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

87

DOID 6.700.500 8.276.878.732 0,00

GEMS 0 5.882.353.000 0,00

HRUM 375.000 2.671.003.100 0,00

ITMG 173.000 1.129.925.000 0,00

MBAP 0 1.227.271.952 0,00

MYOH 0 2.206.312.500 0,00

PTBA 130.000 2.304.131.850 0,00

PTRO 106.916.200 1.008.605.000 0,11

TOBA 88.355.000 2.012.491.000 0,04

ADRO 2016 4.263.235.248 31.985.962.000 0,13

ARII 616.217.000 3.000.000.000 0,21

ATPK 0 5.760.245.414 0,00

BSSR 23.078.400 2.616.500.000 0,01

BUMI 0 36.627.020.427 0,00

BYAN 2.167.303.600 3.333.333.500 0,65

DEWA 0 21.853.733.792 0,00

DOID 518.279.700 8.325.016.732 0,06

GEMS 0 5.882.353.000 0,00

HRUM 380.000 2.640.491.700 0,00

ITMG 108.500 1.129.925.000 0,00

MBAP 0 1.227.271.952 0,00

MYOH 0 2.206.312.500 0,00

PTBA 56.000 2.304.131.850 0,00

PTRO 115.351.900 1.008.605.000 0,11

TOBA 88.355.000 2.012.491.000 0,04

ADRO 2017 3.915.354.855 31.985.962.000 0,12

ARII 616.217.000 3.000.000.000 0,21

Page 104: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

88

ATPK 0 5.760.245.414 0,00

BSSR 2.565.600 2.616.500.000 0,00

BUMI 0 65.376.556.624 0,00

BYAN 2.167.253.300 3.333.333.500 0,65

DEWA 0 21.853.733.792 0,00

DOID 799.958.800 8.553.342.132 0,09

GEMS 0 5.882.353.000 0,00

HRUM 300.000 2.573.765.300 0,00

ITMG 1.023.380 1.129.925.000 0,00

MBAP 0 1.227.271.952 0,00

MYOH 0 2.206.312.500 0,00

PTBA 198.000 11.520.659.250 0,00

PTRO 117.983.600 1.008.605.000 0,12

TOBA 88.355.000 2.012.491.000 0,04

ADRO 2018 3.966.286.105 31.985.962.000 0,12

ARII 623.806.100 3.000.000.000 0,21

ATPK 0 5.760.245.414 0,00

BSSR 13.131.600 2.616.500.000 0,01

BUMI 0 65.475.927.488 0,00

BYAN 2.209.782.700 3.333.333.500 0,66

DEWA 0 21.853.733.792 0,00

DOID 984.019.000 8.611.686.432 0,11

GEMS 0 5.882.353.000 0,00

HRUM 300.000 2.566.637.900 0,00

ITMG 1.075.980 1.129.925.000 0,00

MBAP 0 1.227.271.952 0,00

MYOH 0 2.206.312.500 0,00

Page 105: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

89

PTBA 126.000 1.152.065.950 0,00

PTRO 135.503.000 1.008.605.000 0,13

TOBA 82.723.900 2.012.491.000 0,04

Page 106: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

90

2. Variabel Intensitas Modal

KODE

SAHAM TAHUN

TOTAL ASET

TETAP RUPIAH TOTAL ASET RUPIAH

INTENSITAS

MODAL

ADRO 2014 1.616.603 20.110.541.320 6.413.648 79.785.781.120 0,25

ARII 63.450 789.318.000 339.149 4.219.013.560 0,19

ATPK 1.043.207.058 1.043.207.058 1.795.865.062 1.795.865.062 0,58

BSSR 63.045.244 784.282.835.360 167.190.382 2.079.848.352.080 0,38

BUMI 217.141.975 2.701.246.169.000 4.603.993.244 57.273.675.955.360 0,05

BYAN 257.925.669 3.208.595.322.360 1.161.656.314 14.451.004.546.160 0,22

DEWA 127.207.059 1.582.455.813.960 355.813.230 4.426.316.581.200 0,36

DOID 426.649.460 5.307.519.282.400 907.648.046 11.291.141.692.240 0,47

GEMS 683.585.633.245 8.503.805.277.567.800 3.921.803.353.518 48.787.233.717.763.900 0,17

HRUM 106.572.802 1.325.765.656.880 444.106.858 5.524.689.313.520 0,24

ITMG 285.688 3.553.958.720 1.310.494 16.302.545.360 0,22

MBAP 25.791.222 320.842.801.680 80.357.498 999.647.275.120 0,32

MYOH 78.531.274 976.929.048.560 163.271.470 2.031.097.086.800 0,48

Page 107: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

91

PTBA 3.987.565 3.987.565 14.860.611 14.860.611 0,27

PTRO 279.315 3.474.678.600 467.732 5.818.586.080 0,60

TOBA 47.921.110 596.138.608.400 300.740.758 3.741.215.029.520 0,16

ADRO 2015 1.467.111 20.340.026.904 5.958.629 82.610.432.456 0,25

ARII 76.058 1.054.468.112 351.484 4.872.974.176 0,22

ATPK 1.086.684.869 1.086.684.869 1.772.109.917 1.772.109.917 0,61

BSSR 66.446.110 921.208.869.040 173.877.318 2.410.635.136.752 0,38

BUMI 226.265.069 3.136.938.916.616 3.394.276.258 47.058.246.040.912 0,07

BYAN 259.990.067 3.604.502.288.888 937.851.728 13.002.376.356.992 0,28

DEWA 153.981.489 2.134.799.363.496 372.974.932 5.170.924.457.248 0,41

DOID 379.305.958 5.258.697.801.712 831.796.061 11.532.020.589.704 0,46

GEMS 52.972.131 734.405.624.184 369.667.295 5.125.067.377.880 0,14

HRUM 98.437.287 1.364.734.546.968 380.654.005 5.277.387.125.320 0,26

ITMG 254.594 3.529.691.216 1.178.363 16.336.824.632 0,22

MBAP 32.176.598 446.096.354.672 109.163.029 1.513.436.234.056 0,29

MYOH 68.626.497 951.437.754.408 161.232.709 2.235.330.277.576 0,43

Page 108: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

92

PTBA 5.579.117 5.579.117 16.894.043 16.894.043 0,33

PTRO 269.468 3.735.904.352 425.368 5.897.301.952 0,63

TOBA 48.848.826 677.240.123.664 282.371.637 3.914.800.375.368 0,17

ADRO 2016 1.544.187 20.851.157.061 6.522.257 88.070.036.271 0,24

ARII 70.464 951.475.392 351.484 4.746.088.452 0,20

ATPK 965.344.237 965.344.237 1.585.848.621 1.585.848.621 0,61

BSSR 68.829.822 929.409.086.466 183.981.910 2.484.307.730.730 0,37

BUMI 224.267.330 3.028.281.756.990 3.102.193.700 41.888.921.531.100 0,07

BYAN 247.142.103 3.337.159.816.809 824.686.661 11.135.743.983.483 0,30

DEWA 170.175.438 2.297.878.939.314 381.339.705 5.149.230.036.615 0,45

DOID 405.926.630 5.481.227.284.890 882.275.704 11.913.368.831.112 0,46

GEMS 50.349.933 679.875.145.299 377.670.000 5.099.678.010.000 0,13

HRUM 88.996.624 1.201.721.413.872 413.365.853 5.581.679.113.059 0,22

ITMG 223.796 3.021.917.388 1.209.792 16.335.821.376 0,18

MBAP 31.612.964 426.869.852.892 116.375.759 1.571.421.873.777 0,27

MYOH 56.268.446 759.792.826.338 147.254.262 1.988.374.299.786 0,38

Page 109: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

93

PTBA 6.087.746 6.087.746 18.576.774 18.576.774 0,33

PTRO 233.189 3.148.751.067 393.425 5.312.417.775 0,59

TOBA 47.389.456 639.899.824.368 261.588.159 3.532.224.910.977 0,18

ADRO 2017 1.506.553 20.308.334.440 6.814.147 91.854.701.560 0,22

ARII 66.583 897.538.840 327.055 4.408.701.400 0,20

ATPK 846.225.245 846.225.245 1.004.852.063 1.004.852.063 0,84

BSSR 63.833.889 860.480.823.720 210.137.454 2.832.652.879.920 0,30

BUMI 51.209.742 690.307.322.160 3.696.498.624 49.828.801.451.520 0,01

BYAN 259.468.439 3.497.634.557.720 888.813.140 11.981.201.127.200 0,29

DEWA 172.109.746 2.320.039.376.080 401.800.150 5.416.266.022.000 0,43

DOID 484.369.495 6.529.300.792.600 945.581.412 12.746.437.433.760 0,51

GEMS 55.355.314 746.189.632.720 590.469.384 7.959.527.296.320 0,09

HRUM 80.501.053 1.085.154.194.440 459.443.071 6.193.292.597.080 0,18

ITMG 222.537 2.999.798.760 1.358.663 18.314.777.240 0,16

MBAP 32.643.958 440.040.553.840 160.778.962 2.167.300.407.760 0,20

MYOH 44.258.697 596.607.235.560 136.067.975 1.834.196.303.000 0,33

Page 110: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

94

PTBA 6.199.299 6.199.299 21.987.482 21.987.482 0,28

PTRO 263.685 3.554.473.800 436.844 5.888.657.120 0,60

TOBA 46.554.610 627.556.142.800 348.338.028 4.695.596.617.440 0,13

ADRO 2018 1.609.701 23.194.181.709 7.060.755 101.738.418.795 0,23

ARII 81.364 1.172.373.876 350.065 5.044.086.585 0,23

ATPK 726.550.855 726.550.855 885.506.109 885.506.109 0,82

BSSR 61.417.640 884.966.774.760 245.100.202 3.531.648.810.618 0,25

BUMI 24.216.701 348.938.444.709 3.906.773.939 56.292.705.687.051 0,01

BYAN 299.319.453 4.312.893.998.277 1.150.863.891 16.582.797.805.419 0,26

DEWA 168.585.624 2.429.150.256.216 415.098.432 5.981.153.306.688 0,41

DOID 657.789.960 9.478.095.533.640 1.184.094.711 17.061.620.690.799 0,56

GEMS 71.682.384 1.032.871.471.056 701.046.630 10.101.380.891.670 0,10

HRUM 82.159.276 1.183.833.007.884 467.989.195 6.743.256.310.755 0,18

ITMG 227.294 3.275.079.246 1.442.728 20.788.267.752 0,16

MBAP 33.383.746 481.026.396.114 173.509.262 2.500.094.956.158 0,19

MYOH 42.710.041 615.408.980.769 151.326.098 2.180.457.746.082 0,28

Page 111: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

95

PTBA 6.547.586 6.547.586 24.172.933 24.172.933 0,27

PTRO 298.461 4.300.524.549 555.591 8.005.510.719 0,54

TOBA 48.261.432 695.398.973.688 501.883.194 7.231.634.942.346 0,10

3. Variabel Sales Growth

KODE

SAHAM

TAHUN PENJ. AKHIR

PERIODE

RUPIAH PENJ. AWAL

PERIODE

RUPIAH SALES

GROWTH

ADRO 2014 3.325.444 41.368.523.360 3.285.142 40.867.166.480 0,01

ARII 38.468 478.541.920 114.712 1.427.017.280 -0,66

ATPK 672.653.702 672.653.702 409.411.286 409.411.286 0,64

BSSR 217.110.403 2.700.853.413.320 167.423.234 2.082.745.030.960 0,30

BUMI 2.786.067.095 34.658.674.661.800 3.547.424.427 44.129.959.871.880 -0,21

BYAN 828.259.942 10.303.553.678.480 1.147.467.928 14.274.501.024.320 -0,28

DEWA 234.664.122 2.919.221.677.680 222.028.647 2.762.036.368.680 0,06

DOID 607.426.558 7.556.386.381.520 694.912.667 8.644.713.577.480 -0,13

GEMS 5.185.585.519.326 64.508.683.860.415.400 4.427.626.221.656 55.079.670.197.400.600 0,17

HRUM 477.643.910 5.941.890.240.400 837.079.750 10.413.272.090.000 -0,43

Page 112: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

96

ITMG 1.942.655 24.166.628.200 2.178.763 27.103.811.720 -0,11

MBAP 128.818.187 1.602.498.246.280 115.695.508 1.439.252.119.520 0,11

MYOH 3.024.041.102 37.619.071.308.880 2.455.556.483 30.547.122.648.520 0,23

PTBA 13.077.962 13.077.962 11.209.219 11.209.219 0,17

PTRO 347.968.000 4.328.721.920.000 360.096.000 4.479.594.240.000 -0,03

TOBA 499.965.642 6.219.572.586.480 421.849.737 5.247.810.728.280 0,19

ADRO 2015 2.684.476 37.217.575.264 3.325.444 46.103.955.616 -0,19

ARII 28.342 392.933.488 38.468 533.320.352 -0,26

ATPK 246.706.960 246.706.960 672.653.702 672.653.702 -0,63

BSSR 259.020.747 3.591.063.636.408 217.110.403 3.010.018.627.192 0,19

BUMI 40.506.538 561.582.642.832 2.786.067.095 38.626.034.205.080 -0,99

BYAN 465.007.423 6.446.862.912.472 828.259.942 11.482.995.835.888 -0,44

DEWA 240.123.973 3.329.078.761.672 234.664.122 3.253.383.387.408 0,02

DOID 565.615.288 7.841.690.352.832 607.426.558 8.421.361.800.112 -0,07

GEMS 353.186.003 4.896.570.745.592 5.185.585.519.326 5.185.585.519.326 -0,06

HRUM 249.328.849 3.456.695.162.536 477.643.910 6.622.055.168.240 -0,48

Page 113: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

97

ITMG 1.589.409 22.035.566.376 1.942.655 26.932.968.920 -0,18

MBAP 219.113.608 3.037.791.061.312 128.818.187 1.785.935.344.568 0,70

MYOH 226.332.334 3.137.871.478.576 3.024.041.102 41.925.305.838.128 -0,93

PTBA 13.845.199 13.845.199 13.077.962 13.077.962 0,06

PTRO 206.834.000 2.867.546.576.000 347.968.000 4.824.228.352.000 -0,41

TOBA 348.662.183 4.833.852.505.112 499.965.642 6.931.523.660.688 -0,30

ADRO 2016 2.524.239 34.084.799.217 2.684.476 36.248.479.428 -0,06

ARII 11.641 157.188.423 28.342 382.702.026 -0,59

ATPK 10.202.426 10.202.426 246.706.960 246.706.960 -0,96

BSSR 242.598.535 3.275.808.018.105 259.020.749 3.497.557.173.747 -0,06

BUMI 23.372.429 315.597.908.787 40.506.538 546.959.782.614 -0,42

BYAN 555.483.921 7.500.699.385.263 465.007.423 6.278.995.232.769 0,19

DEWA 259.095.490 3.498.566.401.470 240.123.973 3.242.394.007.419 0,08

DOID 611.231.812 8.253.463.157.436 565.615.288 7.637.503.233.864 0,08

GEMS 384.339.836 5.189.740.805.508 353.186.003 4.769.070.598.509 0,09

HRUM 217.121.593 2.931.792.870.279 249.328.849 3.366.687.448.047 -0,13

Page 114: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

98

ITMG 1.367.498 18.465.325.494 1.589.409 21.461.789.727 -0,14

MBAP 187.155.820 2.527.165.037.460 219.113.608 2.958.691.048.824 -0,15

MYOH 190.106.455 2.567.007.461.865 226.332.334 3.056.165.506.002 -0,16

PTBA 14.058.869 14.058.869 13.845.199 13.845.199 0,02

PTRO 209.370.000 2.827.123.110.000 206.834.000 2.792.879.502.000 0,01

TOBA 258.271.601 3.487.441.428.303 348.662.183 4.707.985.457.049 -0,26

ADRO 2017 3.258.333 43.922.328.840 2.524.239 34.026.741.720 0,29

ARII 28.731 387.293.880 11.641 156.920.680 1,47

ATPK 16.707.474 16.707.474 10.202.426 10.202.426 0,64

BSSR 392.574.134 5.291.899.326.320 242.598.535 3.270.228.251.800 0,62

BUMI 17.366.667 234.102.671.160 23.372.429 315.060.342.920 -0,26

BYAN 1.067.376.037 14.388.228.978.760 555.483.921 7.487.923.255.080 0,92

DEWA 242.790.874 3.272.820.981.520 259.095.490 3.492.607.205.200 -0,06

DOID 764.608.154 10.306.917.915.920 611.231.812 8.239.404.825.760 0,25

GEMS 759.448.383 10.237.364.202.840 384.339.836 5.180.900.989.280 0,98

HRUM 325.599.861 4.389.086.126.280 217.121.593 2.926.799.073.640 0,50

Page 115: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

99

ITMG 1.689.525 22.774.797.000 1.367.498 18.433.873.040 0,24

MBAP 258.586.097 3.485.740.587.560 187.155.820 2.522.860.453.600 0,38

MYOH 188.070.083 2.535.184.718.840 190.106.455 2.562.635.013.400 -0,01

PTBA 19.471.030 19.471.030 14.058.869 14.058.869 0,38

PTRO 313.476.000 4.225.656.480.000 209.370.000 2.822.307.600.000 0,50

TOBA 310.709.476 4.188.363.736.480 258.271.601 3.481.501.181.480 0,20

ADRO 2018 3.619.751 52.156.992.159 3.258.333 46.949.320.197 0,11

ARII 38.161 549.861.849 28.731 413.984.979 0,33

ATPK 41.979.199 41.979.199 16.707.474 16.707.474 1,51

BSSR 443.432.403 6.389.417.494.827 392.574.134 5.656.600.696.806 0,13

BUMI 1.111.820.412 16.020.220.316.508 17.366.667 250.236.304.803 63,02

BYAN 1.676.717.292 24.159.819.460.428 1.067.376.037 15.379.821.317.133 0,57

DEWA 276.097.099 3.978.283.099.491 242.790.874 3.498.373.703.466 0,14

DOID 892.458.605 12.859.436.039.445 764.608.154 11.017.238.890.986 0,17

GEMS 1.045.058.516 15.058.248.157.044 759.448.383 10.942.891.750.647 0,38

HRUM 336.707.790 4.851.622.546.110 325.599.861 4.691.568.397.149 0,03

Page 116: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

100

ITMG 2.007.630 28.927.940.670 1.689.525 24.344.365.725 0,19

MBAP 258.138.029 3.719.510.859.861 258.586.097 3.725.967.071.673 0,00

MYOH 241.114.622 3.474.220.588.398 188.070.083 2.709.901.825.947 0,28

PTBA 21.166.993 21.166.993 19.471.030 19.471.030 0,09

PTRO 465.742.000 6.710.876.478.000 313.476.000 4.516.875.684.000 0,49

TOBA 438.444.319 6.317.544.192.471 310.709.476 4.477.012.839.684 0,41

4. Variabel Nilai Perusahaan

KO

DE

SA

HA

M

TA

HU

N

MVE TOTAL

UTANG RUPIAH

PE

RS

ED

IAA

N

RUPIAH AL RUPIAH DEBT

TA

RUPIAH NP JML

SAHAM

BREDAR

HARGA

PENUTUPAN

SAHAM

(TOTAL

AKTIVA)

ADRO ‘14 31.985.962.

000

1.145 366239264900

00

3.154.39

2

39.240.636.4

80

96.743 1.203.482.92

0

1.271.632 15.819.102.0

80

24.625.017.32

0

6.413.864 79.788.468.1

60

459,32

ARII 3.000.000.0

00

680 204000000000

0

231.793 2.883.504.92

0

7.868 97.877.920 48.490 603.215.600 2.378.167.240 339.149 4.219.013.56

0

484,09

ATPK 5.768.795.3

31

194 111914629421

4

621.707.

633

621.707.633 56.206.6

76

56.206.676 695.699.9

44

695.699.944 -17.785.635 1.795.865.

062

1.795.865.06

2

623,17

BSSR 2.616.500.0

00

1210 316596500000

0

77.453.3

92

963.520.196.

480

8.837.71

8

109.941.211.

920

39.315.08

1

489.079.607.

640

584.381.800.7

60

167.190.3

83

2.079.848.36

4.520

1,80

BUMI 36.627.020.

427

50 183135102135

0

7.233.57

0.276

89.985.614.2

33.440

119.465.

537

1.486.151.28

0.280

2.346.891

.707

29.195.332.8

35.080

62.276.432.67

8.640

6.500.528.

918

80.866.579.7

39.920

0,79

Page 117: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

101

BYAN 3.333.333.5

00

14.450 481666690750

00

906.124.

269

11.272.185.9

06.360

84.960.3

38

1.056.906.60

4.720

323.240.0

03

4.021.105.63

7.320

8.307.986.873

.760

1.161.656.

314

14.451.004.5

46.160

3,91

DEW

A

21.853.733.

792

50 109268668960

0

133.452.

468

1.660.148.70

1.920

22.037.3

19

274.144.248.

360

160.791.4

31

2.000.245.40

1.640

-

65.952.451.36

0

355.859.0

07

4.426.886.04

7.080

0,23

DOID 8.245.228.7

32

130 107187973516

0

813.373.

779

10.118.369.8

10.760

23.665.3

25

294.396.643.

000

301.905.9

97

3.755.710.60

2.680

6.657.055.851

.080

905.305.4

07

11.261.999.2

63.080

0,69

GEMS 5.882.353.0

00

2550 150000001500

00

840.925.

836.195

10.461.117.4

02.265.800

12.237.4

17.018

152.233.467.

703.920

1.757.801

.329.334

21.867.048.5

36.915.000

-

11.253.697.66

6.945.200

3.921.803.

353.518

48.787.233.7

17.763.900

-0,23

HRU

M

2.703.620.0

00

1240 335248880000

0

82.138.1

74

1.021.798.88

4.560

16.873.8

04

209.910.121.

760

280.935.2

93

3.494.835.04

4.920

-

2.263.126.038

.600

444.106.8

58

5.524.689.31

3.520

0,20

ITMG 1.129.925.0

00

8475 957611437500

0

408.724 5.084.526.56

0

149.858 1.864.233.52

0

569.553 7.085.239.32

0

-136.479.240 1.307.348 16.263.409.1

20

588,81

MBAP 1.227.271.9

52

1620 198818056224

0

34.233.1

13

425.859.925.

720

13.831.8

98

172.068.811.

120

44.147.85

4

549.199.303.

760

48.729.433.08

0

80.406.79

2

1.000.260.49

2.480

2,04

MYO

H

2.206.312.5

00

900 198568125000

0

1.027.78

7.769

12.785.679.8

46.360

237.573.

360

2.955.412.59

8.400

1.021.319

.762

12.705.217.8

39.280

3.035.874.605

.480

2.031.097.

095

25.266.847.8

61.800

0,20

PTBA 2.304.131.8

50

2080 479259424800

0

6.141.18

1

6.141.181 1.033.36

0

1.033.360 7.416.805 7.416.805 -242.264 14.812.02

3

14.812.023 323561,07

PTRO 1.008.605.0

00

1245 125571322500

0

274.905.

000

3.419.818.20

0.000

5.012.00

0

62.349.280.0

00

176.832.0

00

2.199.790.08

0.000

1.282.377.400

.000

467.732.0

00

5.818.586.08

0.000

0,44

TOBA 2.012.491.0

00

338 680221958000 158.257.

656

1.968.725.24

0.640

41.963.3

07

522.023.539.

080

112.496.0

94

1.399.451.40

9.360

1.091.297.370

.360

300.610.2

42

3.739.591.41

0.480

0,47

ADRO ‘15 31.985.962.

000

520 166327002400

00

2.605.58

6

36.123.844.3

04

72.791 1.009.174.42

4

1.092.519 21.701.797.4

16

15.431.221.31

2

5.958.629 82.610.432.4

56

201,53

ARII 3.000.000.0 422 126600000000 269.491 3.736.223.22 7.626 105.726.864 40.086 796.268.304 3.045.681.784 351.484 4.872.974.17 260,43

Page 118: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

102

00 0 4 6

ATPK 5.760.245.4

14

194 111748761031

6

762.468.

829

762.468.829 63.754.6

30

63.754.630 294.016.3

54

294.016.354 532.207.105 1.772.109.

719

1.772.109.71

9

630,90

BSSR 2.616.500.0

00

1110 290431500000

0

68.925.9

45

955.589.301.

480

6.370.82

6

88.325.131.6

64

46.313.52

3

642.090.682.

872

401.823.750.2

72

173.877.3

18

2.410.635.13

6.752

1,37

BUMI 36.627.020.

427

50 183135102135

0

6.299.18

7.989

87.331.942.2

79.496

0 0 541.962.1

76

7.513.763.60

8.064

79.818.178.67

1.432

3.394.276.

258

47.058.246.0

40.912

1,74

BYAN 3.333.333.5

00

7950 265000013250

00

765.691.

713

10.615.549.9

09.032

90.150.6

44

1.249.848.52

8.416

281.558.8

06

3.903.531.28

6.384

7.961.867.151

.064

937.851.7

28

13.002.376.3

56.992

2,65

DEW

A

21.853.733.

792

50 109268668960

0

148.218.

508

2.054.901.39

4.912

160.426.

622

2.224.154.68

7.408

134.785.9

52

1.868.672.43

8.528

2.410.383.643

.792

372.974.9

32

5.170.924.45

7.248

0,68

DOID 8.276.878.7

32

54 446951451528 746.795.

972

10.353.579.3

55.808

19.819.9

09

274.783.218.

376

307.841.9

85

4.267.921.28

0.040

6.360.441.294

.144

831.796.0

61

11.532.020.5

89.704

0,59

GEMS 5.882.353.0

00

1400 823529420000

0

122.155.

683

1.693.566.38

9.112

16.182.1

72

224.349.632.

608

195.737.1

11

2.713.699.30

6.904

-

795.783.285.1

84

369.667.2

95

5.125.067.37

7.880

1,45

HRU

M

2.671.003.1

00

670 178957207700

0

37.224.3

42

516.078.277.

488

7.665.07

0

106.268.530.

480

225.450.0

32

3.125.639.24

3.648

-

2.503.292.435

.680

380.654.0

05

5.277.387.12

5.320

-0,14

ITMG 1.129.925.0

00

5750 649706875000

0

343.806 4.766.526.38

4

117.372 1.627.245.40

8

512.318 7.102.776.75

2

-709.004.960 1.178.363 16.336.824.6

32

397,65

MBAP 1.227.271.9

52

1115 136840822648

0

35.317.2

83

489.638.811.

512

13.149.7

07

182.307.537.

848

68.613.30

9

951.254.915.

976

-

279.308.566.6

16

109.163.0

29

1.513.436.23

4.056

0,72

MYO

H

2.206.312.5

00

500 110315625000

0

67.885.1

23

941.159.345.

272

3.368.77

5

46.704.696.6

00

85.330.79

4

1.183.026.12

8.016

-

195.162.086.1

44

161.232.7

09

2.235.330.27

7.576

0,41

PTBA 2.304.131.8 4580 105529238730 7.606.49 7.606.496 1.233.17 1.233.175 7.598.476 7.598.476 1.241.195 16.894.04 16.894.043 624653,62

Page 119: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

103

50 00 6 5 3

PTRO 1.008.605.0

00

294 296529870000 247.091.

000

3.425.669.62

4.000

4.416.00

0

61.223.424.0

00

141.187.0

00

1.957.416.56

8.000

1.529.476.480

.000

425.368.0

00

5.897.301.95

2.000

0,31

TOBA 2.012.491.0

00

685 137855633500

0

127.253.

438

1.764.241.66

4.432

21.711.4

66

301.007.764.

624

96.509.17

6

1.338.003.21

6.064

727.246.212.9

92

282.371.5

37

3.914.798.98

8.968

0,54

ADRO 16 31.985.962.

000

1690 540562757800

00

2.736.37

5

36.949.271.6

25

73.417 991.349.751 1.592.715 21.506.430.6

45

16.434.190.73

1

6.522.257 88.070.036.2

71

613,97

ARII 3.000.000.0

00

500 150000000000

0

273.848 3.697.769.54

4

3.389 45.761.667 34.783 469.674.849 3.273.856.362 330.115 4.457.542.84

5

337,24

ATPK 5.760.245.4

14

194 111748761031

6

848.700.

573

848.700.573 51.275.0

55

51.275.055 158.680.4

82

158.680.482 741.295.146 1.585.848.

621

1.585.848.62

1

705,13

BSSR 2.616.500.0

00

1410 368926500000

0

56.636.5

29

764.763.051.

087

5.247.01

8

68.489.325.9

54

54.182.49

4

731.626.216.

482

101.626.160.5

59

183.981.9

10

2.484.307.73

0.730

1,53

BUMI 36.627.020.

427

276 101090576378

52

5.886.96

8.507

79.491.735.7

50.021

0 0 529.147.2

20

7.145.074.91

1.660

72.346.660.83

8.361

3.102.193.

700

41.888.921.5

31.100

1,97

BYAN 3.333.333.5

00

6000 200000010000

00

636.535.

687

8.595.141.38

1.561

44.890.6

07

585.957.093.

171

224.009.9

23

3.024.805.99

0.269

6.156.292.484

.463

824.686.6

61

11.135.743.9

83.483

2,35

DEW

A

21.853.733.

792

50 109268668960

0

156.210.

035

2.109.304.10

2.605

15.108.7

46

197.214.461.

538

129.048.6

73

1.742.544.23

1.519

563.974.332.6

24

381.339.7

06

5.149.230.05

0.118

0,32

DOID 8.276.878.7

32

520 430397694064

0

755.806.

919

10.205.660.8

27.257

18.293.4

51

238.784.415.

903

299.288.0

34

4.041.286.32

3.102

6.403.158.920

.058

882.275.7

04

11.913.368.8

31.112

0,90

GEMS 5.882.353.0

00

2700 158823531000

00

122.155.

683

1.649.468.18

7.549

8.547.80

8

111.574.537.

824

203.411.6

99

2.746.668.17

1.597

-

985.625.446.2

24

377.670.0

00

5.099.678.01

0.000

2,92

HRU

M

2.640.491.7

00

2200 580908174000

0

57.935.5

32

782.303.488.

596

8.066.49

6

105.291.972.

288

268.174.0

19

3.621.153.77

8.557

-

2.733.558.317

.673

413.365.8

53

5.581.679.11

3.059

0,55

Page 120: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

104

ITMG 1.129.925.0

00

16500 186437625000

00

302.362 4.082.794.08

6

61.991 809.168.523 539.004 7.278.171.01

2

-

2.386.208.403

1.209.792 16.335.821.3

76

1141,13

MBAP 1.227.271.9

52

2090 256499837968

0

24.745.3

76

334.136.812.

128

9.794.59

0

127.848.783.

270

76.545.72

8

1.033.596.96

5.184

-

571.611.369.7

86

116.375.7

59

1.571.421.87

3.777

1,27

MYO

H

2.206.312.5

00

660 145616625000

0

39.773.0

01

537.054.832.

503

13.008.9

60

169.805.954.

880

84.058.26

9

1.135.038.80

6.307

-

428.178.018.9

24

147.254.2

62

1.988.374.29

9.786

0,52

PTBA 2.304.131.8

50

12500 288016481250

00

8.024.36

9

8.024.369 1.102.29

0

1.102.290 8.349.927 8.349.927 776.732 18.576.77

4

18.576.774 1550411,7

6

PTRO 1.008.605.0

00

730 736281650000 222.976.

000

3.010.844.92

8.000

4.974.00

0

67.163.922.0

00

147.736.0

00

1.994.879.20

8.000

1.083.129.642

.000

393.425.0

00

5.312.417.77

5.000

0,34

TOBA 2.012.491.0

00

1225 246530147500

0

113.843.

825

1.537.233.16

8.975

15.652.9

71

211.362.067.

413

70.623.72

0

953.632.091.

160

794.963.145.2

28

261.588.1

59

3.532.224.91

0.977

0,92

ADRO ‘17 31.985.962.

000

1860 594938893200

00

2.722.52

0

36.699.569.6

00

85.466 1.152.081.68

0

1.979.162 26.679.103.7

60

11.172.547.52

0

6.814.147 91.854.701.5

60

647,82

ARII 3.000.000.0

00

980 294000000000

0

287.290 3.872.669.20

0

4.291 57.842.680 39.409 531.233.320 3.399.278.560 327.055 4.408.701.40

0

667,63

ATPK 5.760.245.4

14

194 111748761031

6

607.874.

994

607.874.994 36.991.9

72

36.991.972 42.508.63

7

42.508.637 602.358.329 1.004.852.

063

1.004.852.06

3

1112,69

BSSR 2.616.500.0

00

2100 549465000000

0

60.246.7

79

812.126.580.

920

5.545.19

9

74.749.282.5

20

78.872.98

9

1.063.207.89

1.720

-

176.332.028.2

80

210.137.4

54

2.832.652.87

9.920

1,88

BUMI 65.376.556.

624

270 176516702884

80

3.410.14

7.622

45.968.789.9

44.560

30.604.9

50

412.554.726.

000

758.083.6

85

10.218.968.0

73.800

36.162.376.59

6.760

3.696.498.

624

49.828.801.4

51.520

1,08

BYAN 3.333.333.5

00

10600 353333351000

00

373.209.

321

5.030.861.64

7.080

84.388.6

28

1.137.558.70

5.440

309.947.2

94

4.178.089.52

3.120

1.990.330.829

.400

888.813.1

40

11.981.201.1

27.200

3,12

DEW 21.853.733. 50 109268668960 174.247. 2.348.857.86 19.788.2 266.745.313. 117.660.4 1.586.062.60 1.029.540.567 401.800.1 5.416.266.02 0,39

Page 121: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

105

A 792 0 616 3.680 28 440 31 9.880 .240 50 2.000

DOID 8.553.342.1

32

715 611563962438

0

768.413.

436

10.358.213.1

17.280

28.427.2

55

383.199.397.

400

347.013.5

23

4.677.742.29

0.040

6.063.670.224

.640

945.581.4

12

12.746.437.4

33.760

0,96

GEMS 5.882.353.0

00

2750 161764707500

00

298.251.

273

4.020.427.16

0.040

15.960.9

23

215.153.242.

040

414.782.7

53

5.591.271.51

0.440

-

1.355.691.108

.360

590.469.3

84

7.959.527.29

6.320

1,86

HRU

M

2.573.765.3

00

2050 527621886500

0

63.582.3

49

857.090.064.

520

11.616.7

39

156.593.641.

720

314.799.7

90

4.243.501.16

9.200

-

3.229.817.462

.960

459.443.0

71

6.193.292.59

7.080

0,33

ITMG 1.129.925.0

00

20700 233894475000

00

400.524 5.399.063.52

0

108.679 1.464.992.92

0

796.996 10.743.506.0

80

-

3.879.449.640

1.358.663 18.314.777.2

40

1276,87

MBAP 1.227.271.9

52

2900 355908866080

0

38.474.6

21

518.637.891.

080

21.158.2

20

285.212.805.

600

108.554.5

52

1.463.315.36

0.960

-

659.464.664.2

80

160.778.9

62

2.167.300.40

7.760

1,34

MYO

H

2.206.312.5

00

700 154441875000

0

33.526.6

32

451.938.999.

360

16.522.6

85

222.725.793.

800

85.963.27

5

1.158.784.94

7.000

-

484.120.153.8

40

136.067.9

75

1.834.196.30

3.000

0,58

PTBA 11.520.659.

250

2460 283408217550

00

8.187.49

7

8.187.497 1.156.01

2

1.156.012 11.117.74

5

11.117.745 -1.774.236 21.987.48

2

21.987.482 1288952,5

0

PTRO 1.008.605.0

00

1660 167428430000

0

265.373.

000

3.577.228.04

0.000

7.283.00

0

98.174.840.0

00

178.316.0

00

2.403.699.68

0.000

1.271.703.200

.000

454.201.0

00

6.122.629.48

0.000

0,48

TOBA 2.012.491.0

00

2070 416585637000

0

173.538.

605

2.339.300.39

5.400

24.661.8

71

332.442.021.

080

100.351.1

80

1.352.733.90

6.400

1.319.008.510

.080

348.338.0

28

4.695.596.61

7.440

1,17

ADRO ‘18 31.985.962.

000

1215 388629438300

00

2.758.06

3

39.740.929.7

67

112.005 1.613.880.04

5

1.600.294 23.058.636.2

46

18.296.173.56

6

7.060.755 101.738.418.

795

382,17

ARII 3.000.000.0

00

900 270000000000

0

940.079 13.545.598.3

11

6.219 89.609.571 53.517 771.126.453 12.864.081.42

9

350.065 5.044.086.58

5

537,83

ATPK 5.760.245.4 194 111748761031 615.043. 615.043.863 31.007.5 31.007.559 54.790.18 54.790.180 591.261.242 885.506.1 885.506.109 1262,64

Page 122: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

106

14 6 863 59 0 09

BSSR 2.616.500.0

00

2340 612261000000

0

94.820.8

65

1.366.273.84

3.785

15.939.8

32

229.677.039.

288

90.459.13

9

1.303.425.73

3.851

292.525.149.2

22

245.100.2

02

3.531.648.81

0.618

1,82

BUMI 65.475.927.

488

103 674402053126

4

3.403.16

2.098

49.036.162.6

70.082

48.139.6

92

693.644.822.

028

460.903.7

44

6.641.162.04

7.296

43.088.645.44

4.814

3.906.773.

939

56.292.705.6

87.051

0,89

BYAN 3.333.333.5

00

19875 662500033125

00

472.793.

557

6.812.482.36

2.813

121.300.

265

1.747.815.51

8.385

491.460.6

66

7.081.456.73

6.394

1.478.841.144

.804

1.150.863.

891

16.582.797.8

05.419

4,08

DEW

A

21.853.733.

792

50 109268668960

0

184.294.

296

2.655.496.51

1.064

20.280.8

77

292.227.156.

693

108.985.5

11

1.570.372.22

7.999

1.377.351.439

.758

415.098.4

32

5.981.153.30

6.688

0,41

DOID 8.611.686.4

32

525 452113537680

0

922.583.

702

13.293.508.5

62.118

33.427.1

31

481.651.530.

579

441.719.1

96

6.364.731.89

5.164

7.410.428.197

.533

1.184.094.

711

17.061.620.6

90.799

0,70

GEMS 5.882.353.0

00

2550 150000001500

00

385.233.

714

5.550.832.58

5.026

19.439.5

60

280.104.620.

040

327.576.5

63

4.720.050.69

6.267

1.110.886.508

.799

701.046.6

30

10.101.380.8

91.670

1,59

HRU

M

2.566.637.9

00

1400 359329306000

0

79.502.4

04

1.145.550.13

9.236

35.258.4

47

508.038.962.

823

310.761.3

49

4.477.760.27

7.741

-

2.824.171.175

.682

467.989.1

95

6.743.256.31

0.755

0,11

ITMG 1.129.925.0

00

20250 228809812500

00

472.945 6.814.664.50

5

107.868 1.554.270.01

2

766.450 11.043.778.0

50

-

2.674.843.533

1.442.728 20.788.267.7

52

1100,54

MBAP 1.227.271.9

52

2850 349772506320

0

49.328.0

08

710.767.267.

272

22.828.8

91

328.941.490.

419

107.855.8

98

1.554.095.63

4.282

-

514.386.876.5

91

173.509.2

62

2.500.094.95

6.158

1,19

MYO

H

2.206.312.5

00

1045 230559656250

0

37.338.3

63

538.008.472.

467

16.056.5

69

231.359.102.

721

102.654.6

51

1.479.150.86

6.259

-

709.783.291.0

71

151.326.0

98

2.180.457.74

6.082

0,73

PTBA 11.520.659.

250

4300 495388347750

00

7.903.23

7

7.903.237 155.135 155.135 11.739.34

4

11.739.344 -3.680.972 24.172.93

3

24.172.933 2049351,2

8

PTRO 1.008.605.0

00

1785 180035992500

0

364.459.

000

5.251.489.73

1.000

9.037.00

0

130.214.133.

000

250.174.0

00

3.604.757.16

6.000

1.776.946.698

.000

555.591.0

00

8.005.510.71

9.000

0,45

Page 123: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

107

TOBA 2.012.491.0

00

1620 326023542000

0

286.259.

322

4.124.710.57

0.698

49.794.7

23

717.492.163.

707

141.942.1

44

2.045.244.35

2.896

2.796.958.381

.509

501.883.1

94

7.231.634.94

2.346

0,84

5. Variabel Penghindaran Pajak

KODE

SAHAM

TAH

UN

TOTAL BEBAN PAJAK

PENGHASILAN

RUPIAH TOTAL LABA

SEBELUM PAJAK

RUPIAH PENGHINDARAN

PAJAK

ADRO 2014 325.360 4.047.478.400 141.820 1.764.240.800 2,29

ARII 5.524 68.718.560 45.701 568.520.440 0,12

ATPK 22.341.111 22.341.111 75.281.109 75.281.109 0,30

BSRR 2.657.912 33.064.425.280 5.191.758 64.585.469.520 0,51

BUMI 155.886.244 1.939.224.875.360 1.055.257.333 13.127.401.222.520 0,15

BYAN 11.336.139 141.021.569.160 268.004.368 3.333.974.337.920 0,04

DEWA 6.033.189 75.052.871.160 6.331.790 78.767.467.600 0,95

DOID 11.633.716 144.723.427.040 27.103.362 337.165.823.280 0,43

GEMS 51.854.211.562 645.066.391.831.280 185.676.112.789 2.309.810.843.095.160 0,28

HRUM 4.755.712 59.161.057.280 7.361.665 91.579.112.600 0,65

ITMG 61.886 769.861.840 262.587 3.266.582.280 0,24

MBAP 3.623.864 45.080.868.160 17.547.675 218.293.077.000 0,21

Page 124: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

108

MYOH 7.799.616 97.027.223.040 30.380.488 377.933.270.720 0,26

PTBA 550.171 550.171 2.413.952 2.413.952 0,23

PTRO 19.752.000 245.714.880.000 22.005.000 273.742.200.000 0,90

TOBA 18.015.704 224.115.357.760 53.564.378 666.340.862.320 0,34

ADRO 2015 128.970 1.788.040.080 279.973 3.881.545.672 0,46

ARII 581 8.054.984 56.539 783.856.696 0,01

ATPK 2.141.107 2.141.107 238.978.145 238.978.145 0,01

BSRR 10.106.455 140.115.892.120 36.482.580 505.794.489.120 0,28

BUMI 144.915.861 2.009.113.496.904 2.350.583.046 32.588.483.349.744 0,06

BYAN 13.615.750 188.768.758.000 68.182.304 945.279.462.656 0,20

DEWA 4.967.206 68.865.343.984 5.432.960 75.322.557.440 0,91

DOID 2.517.872 34.907.777.408 32.892.085 456.015.866.440 0,08

GEMS 416.800 5.778.515.200 2.268.411 31.449.250.104 0,18

HRUM 1.306.636 18.115.201.504 25.051.858 347.318.959.312 0,05

ITMG 76.339 1.058.363.896 139.446 1.933.279.344 0,55

MBAP 12.719.462 176.342.621.168 47.382.528 656.911.368.192 0,27

Page 125: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

109

MYOH 8.755.345 121.384.103.080 33.487.910 464.276.384.240 0,26

PTBA 626.685 626.685 2.663.796 2.663.796 0,24

PTRO 9.581.000 132.830.984.000 31.586.000 437.908.304.000 0,30

TOBA 13.390.302 185.643.146.928 39.114.397 542.282.000.008 0,34

ADRO 2016 205.834 2.779.376.502 546.520 7.379.659.560 0,38

ARII 6.104 82.422.312 45.881 619.531.143 0,13

ATPK 4.347.452 4.347.452 456.066.479 456.066.479 0,01

BSRR 8.170.678 110.328.665.034 35.592.255 480.602.219.265 0,23

BUMI 129.639.742 1.750.525.436.226 2.049.948.658 27.680.456.728.974 0,06

BYAN 11.487.276 155.112.687.828 29.502.709 398.375.079.627 0,39

DEWA 2.214.985 29.908.942.455 2.764.875 37.334.107.125 0,80

DOID 23.620.558 318.948.394.674 60.709.743 819.763.659.729 0,39

GEMS 13.928.488 188.076.373.464 48.916.736 660.522.686.208 0,28

HRUM 11.411.985 154.096.033.455 29.391.728 396.876.503.184 0,39

ITMG 61.282 827.490.846 191.991 2.592.454.473 0,32

MBAP 9.059.580 122.331.508.740 36.173.315 488.448.272.445 0,25

Page 126: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

110

MYOH 8.194.069 110.644.513.707 29.452.922 397.702.805.766 0,28

PTBA 651.847 651.847 2.696.916 2.696.916 0,24

PTRO 972.000 13.124.916.000 18.378.000 248.158.134.000 0,05

TOBA 11.397.421 153.899.375.763 25.984.193 350.864.558.079 0,44

ADRO 2017 393.093 5.298.893.640 929.531 12.530.077.880 0,42

ARII 9.581 129.151.880 26.514 357.408.720 0,36

ATPK 1.895.259 1.895.259 603.394.565 603.394.565 0,00

BSRR 28.871.637 389.189.666.760 111.688.566 1.505.561.869.680 0,26

BUMI 66.978.827 902.874.587.960 309.725.010 4.175.093.134.800 0,22

BYAN 82.065.574 1.106.243.937.520 420.082.773 5.662.715.780.040 0,20

DEWA 8.058.563 108.629.429.240 10.827.703 145.957.436.440 0,74

DOID 39.955.404 538.598.845.920 86.702.705 1.168.752.463.400 0,46

GEMS 47.201.636 636.278.053.280 167.307.676 2.255.307.472.480 0,28

HRUM 17.282.967 232.974.395.160 73.030.968 984.457.448.640 0,24

ITMG 109.352 1.474.064.960 362.055 4.880.501.400 0,30

MBAP 20.087.158 270.774.889.840 78.722.858 1.061.184.125.840 0,26

Page 127: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

111

MYOH 4.710.316 63.495.059.680 17.016.672 229.384.738.560 0,28

PTBA 1.598.336 1.598.336 6.067.783 6.067.783 0,26

PTRO 2.483.000 33.470.840.000 10.794.000 145.503.120.000 0,23

TOBA 18.825.616 253.769.303.680 60.195.507 811.435.434.360 0,31

ADRO 2018 343.457 4.948.871.913 820.998 11.829.760.182 0,42

ARII 509 7.334.181 35.903 517.326.327 0,01

ATPK 1.951.966 1.951.966 496.087.642 496.087.642 0,00

BSRR 24.291.684 350.018.874.756 93.354.875 1.345.150.393.875 0,26

BUMI 8.611.227 124.079.169.843 166.829.576 2.403.847.360.584 0,05

BYAN 172.422.999 2.484.442.992.591 696.732.272 10.039.215.307.248 0,25

DEWA 4.247.046 61.195.685.814 6.812.382 98.159.612.238 0,62

DOID 32.259.059 464.820.781.131 107.902.359 1.554.765.090.831 0,30

GEMS 34.982.592 504.064.168.128 135.530.697 1.952.861.813.073 0,26

HRUM 7.986.047 115.070.951.223 48.191.469 694.390.876.821 0,17

ITMG 108.607 1.564.918.263 367.363 5.293.333.467 0,30

MBAP 17.310.612 249.428.608.308 67.621.314 974.355.513.426 0,26

Page 128: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

112

MYOH 10.518.865 151.566.325.785 41.447.529 597.217.445.361 0,25

PTBA 1.677.944 1.677.944 6.858.075 6.858.075 0,24

PTRO 11.354.000 163.599.786.000 34.520.000 497.398.680.000 0,33

TOBA 29.191.826 420.625.020.834 97.281.622 1.401.730.891.398 0,30

Page 129: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

113

LAMPIRAN.3 HASIL PERHITUNGAN VARIABEL

1. Data Kepemilikan Manajerial setelah diolah.

No. Nama

Perusahaan

Kode

Saham

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 Adaro Energy

Tbk. ADRO

0,15 0,13 0,13 0,12 0,12

2 Atlas Resources

Tbk. ARII

0,22 0,22 0,21 0,21 0,21

3 Bara Jaya

Internasional Tbk. ATPK

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4 Baramulti

Suksessarana Tbk. BSSR

0,65 0,01 0,01 0,00 0,01

5 Bumi Resource

Tbk. BUMI

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

6 Bayan Resource

Tbk. BYAN

0,65 0,65 0,65 0,65 0,66

7 Darma Henwa

Tbk. DEWA

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8 Delta Dunia

Makmur Tbk. DOID

0,00 0,00 0,06 0,09 0,11

9 Golden Energy

Miner Tbk. GEMS

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

10 Harum Eneri Tbk. HRUM 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

11

Indo

Tambangraya

Tbk.

ITMG 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

12 Mitrabara

Adiperdana Tbk. MBAP

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

13 Samindo Resource

Tbk. MYOH

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

14

Tambang

Batubara Bukit

Asam Tbk.

PTBA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

15 Petrosea Tbk. PTRO 0,10 0,11 0,11 0,12 0,13

16 Toba Bara

Sejahtera Tbk. TOBA

0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Sumber: Data olahan penulis

Page 130: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

114

2. Data Intensitas Modal setelah diolah.

No. Nama

Perusahaan

Kode

Saham

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 Adaro Energy

Tbk. ADRO

0,25 0,25 0,24 0,22 0,23

2 Atlas Resources

Tbk. ARII

0,19 0,22 0,20 0,20 0,23

3 Bara Jaya

Internasional Tbk. ATPK

0,58 0,61 0,61 0,84 0,82

4 Baramulti

Suksessarana Tbk. BSSR

0,38 0,38 0,37 0,30 0,25

5 Bumi Resource

Tbk. BUMI

0,05 0,07 0,07 0,01 0,01

6 Bayan Resource

Tbk. BYAN

0,22 0,28 0,30 0,29 0,26

7 Darma Henwa

Tbk. DEWA

0,36 0,41 0,45 0,43 0,41

8 Delta Dunia

Makmur Tbk. DOID

0,47 0,46 0,46 0,51 0,56

9 Golden Energy

Miner Tbk. GEMS

0,17 0,14 0,13 0,09 0,10

10 Harum Eneri Tbk. HRUM 0,24 0,26 0,22 0,18 0,18

11

Indo

Tambangraya

Tbk.

ITMG 0,22 0,22 0,18 0,16 0,16

12 Mitrabara

Adiperdana Tbk. MBAP

0,32 0,29 0,27 0,20 0,19

13 Samindo Resource

Tbk. MYOH

0,48 0,43 0,38 0,33 0,28

14

Tambang

Batubara Bukit

Asam Tbk.

PTBA 0,27 0,33 0,33 0,28 0,27

15 Petrosea Tbk. PTRO 0,60 0,63 0,59 0,60 0,54

16 Toba Bara

Sejahtera Tbk. TOBA

0,16 0,17 0,18 0,13 0,10

Sumber: Data olahan penulis

Page 131: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

115

3. Data sales growth setelah diolah.

No. Nama

Perusahaan

Kode

Saham

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 Adaro Energy

Tbk. ADRO

0,01 -0,19 -0,06 0,29 0,11

2 Atlas Resources

Tbk. ARII

-0,66 -0,26 -0,59 1,47 0,33

3 Bara Jaya

Internasional Tbk. ATPK

0,64 -0,63 -0,96 0,64 1,51

4 Baramulti

Suksessarana Tbk. BSSR

0,30 0,19 -0,06 0,62 0,13

5 Bumi Resource

Tbk. BUMI

-0,21 -0,99 -0,42 -0,26 63,02

6 Bayan Resource

Tbk. BYAN

-0,28 -0,44 0,19 0,92 0,57

7 Darma Henwa

Tbk. DEWA

0,06 0,02 0,08 -0,06 0,14

8 Delta Dunia

Makmur Tbk. DOID

-0,13 -0,07 0,08 0,25 0,17

9 Golden Energy

Miner Tbk. GEMS

0,17 -0,06 0,09 0,98 0,38

10 Harum Eneri Tbk. HRUM -0,43 -0,48 -0,13 0,50 0,03

11

Indo

Tambangraya

Tbk.

ITMG -0,11 -0,18 -0,14 0,24 0,19

12 Mitrabara

Adiperdana Tbk. MBAP

0,11 0,70 -0,15 0,38 0,00

13 Samindo Resource

Tbk. MYOH

0,23 -0,93 -0,16 -0,01 0,28

14

Tambang

Batubara Bukit

Asam Tbk.

PTBA 0,17 0,06 0,02 0,38 0,09

15 Petrosea Tbk. PTRO -0,03 -0,41 0,01 0,50 0,49

16 Toba Bara

Sejahtera Tbk. TOBA

0,19 -0,30 -0,26 0,20 0,41

Sumber: Data olahan penulis

Page 132: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

116

4. Data Nilai Perusahaan setelah diolah.

No. Nama

Perusahaan

Kode

Saham

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 Adaro Energy

Tbk. ADRO 459,32 201,53 613,97 647,82 382,17

2 Atlas Resources

Tbk. ARII 484,09 260,43 337,24 667,63 537,83

3

Bara Jaya

Internasional

Tbk.

ATPK 623,17 630,90 705,13 1112,69 1262,64

4

Baramulti

Suksessarana

Tbk.

BSSR 1,80 1,37 1,53 1,88 1,82

5 Bumi Resource

Tbk. BUMI 0,79 1,74 1,97 1,08 0,89

6 Bayan Resource

Tbk. BYAN 3,91 2,65 2,35 3,12 4,08

7 Darma Henwa

Tbk. DEWA 0,23 0,68 0,32 0,39 0,41

8 Delta Dunia

Makmur Tbk. DOID 0,69 0,59 0,90 0,96 0,70

9 Golden Energy

Miner Tbk. GEMS -0,23 1,45 2,92 1,86 1,59

10 Harum Eneri

Tbk. HRUM 0,20 -0,14 0,55 0,33 0,11

11

Indo

Tambangraya

Tbk.

ITMG 588,81 397,65 1141,13 1276,87 1100,54

12 Mitrabara

Adiperdana Tbk. MBAP 2,04 0,72 1,27 1,34 1,19

13 Samindo

Resource Tbk. MYOH 0,20 0,41 0,52 0,58 0,73

14

Tambang

Batubara Bukit

Asam Tbk.

PTBA 323561,07 624653,62 1550411,76 1288952,50 2049351,28

15 Petrosea Tbk. PTRO 0,44 0,31 0,34 0,48 0,45

16 Toba Bara

Sejahtera Tbk. TOBA 0,47 0,54 0,92 1,17 0,84

Sumber: Data olahan penulis

Page 133: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

117

5. Data Penghindaran Pajak setelah diolah.

No. Nama

Perusahaan

Kode

Saham

Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 Adaro Energy

Tbk. ADRO 2,29 0,46 0,38 0,42 0,42

2 Atlas Resources

Tbk. ARII 0,12 0,01 0,13 0,36 0,01

3 Bara Jaya

Internasional Tbk. ATPK 0,30 0,01 0,01 0,00 0,00

4 Baramulti

Suksessarana Tbk. BSSR 0,51 0,28 0,23 0,26 0,26

5 Bumi Resource

Tbk. BUMI 0,15 0,06 0,06 0,22 0,05

6 Bayan Resource

Tbk. BYAN 0,04 0,20 0,39 0,20 0,25

7 Darma Henwa

Tbk. DEWA 0,95 0,91 0,80 0,74 0,62

8 Delta Dunia

Makmur Tbk. DOID 0,43 0,08 0,39 0,46 0,30

9 Golden Energy

Miner Tbk. GEMS 0,28 0,18 0,28 0,28 0,26

10 Harum Eneri Tbk. HRUM 0,65 0,05 0,39 0,24 0,17

11

Indo

Tambangraya

Tbk.

ITMG 0,24 0,55 0,32 0,30 0,30

12 Mitrabara

Adiperdana Tbk. MBAP 0,21 0,27 0,25 0,26 0,26

13 Samindo Resource

Tbk. MYOH 0,26 0,26 0,28 0,28 0,25

14

Tambang

Batubara Bukit

Asam Tbk.

PTBA 0,23 0,24 0,24 0,26 0,24

15 Petrosea Tbk. PTRO 0,90 0,30 0,05 0,23 0,33

16 Toba Bara

Sejahtera Tbk. TOBA 0,34 0,34 0,44 0,31 0,30

Sumber: Data olahan penulis

Page 134: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

118

LAMPIRAN.4 OUTPUT SPSS

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Kepemilikan

Manajerial 80 ,00 ,66 ,0836 ,17431

Intensitas Modal 80 ,01 ,84 ,3056 ,17483

Sales Growth 80 -,99 63,02 ,8561 7,05217

Nilai Perusahaan 80 -,23 2049351,28 73130,2780 324760,23985

Penghindaran Pajak 80 ,00 2,29 ,3198 ,30095

Valid N (listwise) 80

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

2. Tabel Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 80

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,29883635

Most Extreme Differences Absolute ,211

Positive ,211

Negative -,134

Test Statistic ,211

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 135: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

119

b. Hasil Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,229 ,035 6,516 ,000

TRANS_X1 ,042 ,068 ,086 ,612 ,543 ,869 1,150

TRANS_X2 ,004 ,019 ,027 ,202 ,840 ,946 1,057

TRANS_X3 ,098 ,036 ,368 2,733 ,009 ,955 1,047

TRANS_X4 ,000 ,006 ,005 ,037 ,971 ,887 1,127

a. Dependent Variable: TRANS_Y

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

Change Statistics

Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,151 2,180 4 49 ,085 2,365

a. Predictors: (Constant), TRANS_X4, TRANS_X2, TRANS_X3, TRANS_X1

b. Dependent Variable: TRANS_Y

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Page 136: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

120

d. Hasil Uji Multikolineritas

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,229 ,035 6,516 ,000

TRANS_X1 ,042 ,068 ,086 ,612 ,543

TRANS_X2 ,004 ,019 ,027 ,202 ,840

TRANS_X3 ,098 ,036 ,368 2,733 ,009

TRANS_X4 ,000 ,006 ,005 ,037 ,971

a. Dependent Variable: TRANS_Y

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Page 137: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

121

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji-f Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,083 4 ,021 2,180 ,085b

Residual ,466 49 ,010

Total ,548 53

a. Dependent Variable: TRANS_Y

b. Predictors: (Constant), TRANS_X4, TRANS_X2, TRANS_X3, TRANS_X1

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

b. Uji-t Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,229 ,035 6,516 ,000

TRANS_X1 ,042 ,068 ,086 ,612 ,543

TRANS_X2 ,004 ,019 ,027 ,202 ,840

TRANS_X3 ,098 ,036 ,368 2,733 ,009

TRANS_X4 ,000 ,006 ,005 ,037 ,971

a. Dependent Variable: TRANS_Y

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

5. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

Sig. F Change

1 ,389a ,151 ,082 ,09747 ,085

a. Predictors: (Constant), TRANS_X4, TRANS_X2, TRANS_X3, TRANS_X1

b. Dependent Variable: TRANS_Y

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Page 138: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

122

LAMPIRAN.5 DATA OUTLIER DAN UJI NORMALITAS SETELAH

OUTLIER

1. Data Outlier Kepemilikan Manajerial

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

2. Data Outlier Intensitas Modal

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Page 139: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

123

3. Data Outlier Sales Growth

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

4. Data Outlier Nilai Perusahaan

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Page 140: PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, INTENSITAS …

124

5. Data Outlier Penghindaran Pajak

Sumber : Data hasil olahan spss versi 22.

Tabel Uji Normalitas

(setelah membuang data outlier)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,09371930

Most Extreme Differences Absolute ,124

Positive ,124

Negative -,096

Test Statistic ,124

Asymp. Sig. (2-tailed) ,038c

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,350d

99% Confidence Interval Lower Bound ,337

Upper Bound ,362

Sumber: Data hasil olahan spss versi 22.