PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,...

30
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, SET KESEMPATAN INVESTASI, DAN ARUS KAS BEBAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 ISMAWATI 110462201105 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas Bebas Terhadap kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling yang berjumlah 16 dari 136 perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda sebagai teknik analisis datanya dengan tingkat signifikan 5%. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Institusional, Set Kesempatan Investasi dan Arus Kas Bebas tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Sedangkan Kepemilkan Manjaerial berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Dan secara simultan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas Bebas berpengaruh terhadap kebijakan Hutang. Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas Bebas.

Transcript of PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,...

Page 1: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

KEPEMILIKAN MANAJERIAL, SET KESEMPATAN

INVESTASI, DAN ARUS KAS BEBAS TERHADAP

KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2010-2013

ISMAWATI

110462201105

Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, 2016

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas

Bebas Terhadap kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling yang berjumlah 16 dari

136 perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda sebagai

teknik analisis datanya dengan tingkat signifikan 5%.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Kepemilikan

Institusional, Set Kesempatan Investasi dan Arus Kas Bebas tidak berpengaruh

terhadap Kebijakan Hutang. Sedangkan Kepemilkan Manjaerial berpengaruh

terhadap Kebijakan Hutang. Dan secara simultan Kepemilikan Institusional,

Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas Bebas

berpengaruh terhadap kebijakan Hutang.

Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan

Investasi dan Arus kas Bebas.

Page 2: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Latar Belakang Masalah

Di masa kini perusahaan mengahadapi persaingan yang semakin ketat.

Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemilik modal menyerahkan

pengelolaan perusahaan kepada manajer. Namun, seringkali pihak manajer

perusahaan atau insider mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan

utama tersebut, sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dan

pemegang saham.

Teori keagenan menyatakan sering terjadi konflik yang melibatkan beberapa

pihak, konflik dapat terjadi antara manajemen dan pemilik perusahaan, antara

manajer bersama-sama pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham

minoritas, antara pemegang saham dengan para kreditur, juga antara manajer

dengan stakeholders lainnya (Fitriyah & Hidayat, 2011).

Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang

akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Hutang

mempunyai pengaruh penting bagi perusahaan. Keputusan yang diambil oleh

manajemen dan prisipil bergantung pada porsi kepemilikan investor dan

manajerial yang dimiliki masing-masing pihak. Porsi yang dimiliki oleh investor

dan manajemen diukur dengan kepemilikan institusional dan kepemilikan

manajerial. Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer sekaligus

pemegang saham tentunya akan menselaraskan kepentingannya dan

kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara dalam perusahaan tanpa

kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan

hanya mementingkan dirinya sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini di beri judul “Pengaruh

Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan

Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2013’’

Page 3: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Kajian Pustaka

Teori Agensi

Menurut Atmaja (2008:258), Agency Costs atau biaya kegenan adalah

biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan

hubungan antara pemilik perusahaan (pemegam saham) dan kreditor. Hubungan

keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan

memiliki tujuan yang berbeda.

Menurut Brigham & Houston (2006:28), manajer memiliki tujuan pribadi

yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk

membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan

yang disebut teori keagenan (agency theory). Masalah keagenan muncul dalam

dua bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen

(agent) dan hubungan antara pemegang saham dengan pemilik obligasi (pemberi

kredit).

Kebijakan Hutang Perusahaan

Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang

bersumber dari eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai

kebutuhan dana oprasionalnya. Menurut Brigham & Houston (2006:101) dengan

memperoleh dana melalui hutang para pemegang saham dapat mempertahankan

kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi

yang mereka berikan.

Kepemilikan Instutisional

Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak

yang berbentuk institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan

institusi lainnya Wahidahwati (2001). Institusi biasanya dapat menguasai

mayoritas saham karena mereka memiliki sumber dana yang paling besar

dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena menguasai saham

mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan pengawasan terhadap

Page 4: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

kebijakan manajemen secara lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham

lainnya.

Kepemilikan Manajerial

Pihak manajerial dalam suatu perusahaan adalah pihak yang secara aktif

berperan dalam mengambil keputusan untuk menjalani perusahaan. Pihak-pihak

tersebut adalah yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan

Diana & Irianto (2008). Keputusan yang akan diambil manajemen akan berbeda

jika dalam suatu perusahaan manajer bertindak sebagai manajemen juga sebagai

pemegang saham. Manajemen akan bertindak untuk menselaraskan

kepentingannya juga kepentingannya sebagai pemegang saham.

Set Kesempatan Investasi

Perusahaan akan memiliki peluang untuk bertumbuh apabila dipilih pada

saat ini dapat memberikan keuntungan di masa depan. Pilihan investasi

diharapkan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat

menghasilkan keuntungan. Apabila perusahaan tidak mampu merealisasikan

investasi seperti yang diharapkan maka perusahaan harus mencari tambahan dana

untuk melanjutkan proyek atau memilih untuk meninggalkan proyek tersebut.

Arus Kas Bebas

Menurut Brigham & Houston (2006:65), bahwa arus kas bebas

merupakan kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh

investor (pemegang saham dan pemilik hutang) setelah perusahaan menempatkan

seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk – produk baru, dan modal kerja

yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan.

Nilai dari operasi sebuah perusahaan akan bergantung pada seluruh arus

kas bebas yang diharapkan di masa mendatang, yang di definisikan sebagai laba

operasi setelah pajak minus jumlah investasi pada modal kerja dan aktiva tetap

yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan bisnis. Arus kas bebas akan

mencerminkan kas yang benar – benar tersedia untuk didistribusikan kepada para

Page 5: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

investor, karena salah satu cara bagi para manajer untuk membuat perusahaan

menjadi lebih bernilai dengan meningkatkan arus kas bebas.

Kerangka Pemikiran

Hipotesis

Berdasarkan asumsi yang telah di jelaskan diatas, maka hipotesis dalam

penelitian ini sebagai berikut :

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

H3: Set kesempatan invetasi berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.

H4: Arus kas bebas berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.

H5: Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set kesempatan

Investasi dan Arus Kas Bebas terhadap Kebijakan Hutang.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang didukung oleh data dari laporan keuangan dari setiap perusahaan manufaktur

yang dipublikasikan dari tahun 2010-2013. Data tersebut dapat diperoleh dari

laporan keuangan tahunan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Set Kesempatan Investasi (X3)

kkkk Arus Kas Bebas (X4)

Kepemilikan Manajerial (X2)

Kepemilikan Institusional (X1)

Kebijakan Hutang (Y)

H1

H2

H3

H4

H5

Page 6: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana metode kuantitatif

yang digunakan karena hubungan perbandingan dapat dianalisis dengan menguji

angka-angka dari hasil perhitungan. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis

pengaruh dari keempat variabel bebas yaitu kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, dan arus kas bebas terhadap

kebijakan hutang yang merupakan variabel terikat.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi

Populasi dapat dijelaskan sebagai objek ayau subyek yang mempunyai

kualitas dan karateristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009,72). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2010 – 2013.

Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009,73). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan yaitu purpose sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel

yang representatif sesuai dengankriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang

digunakan untuk memilih sampelyaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama tahun 2010-2013.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk

periode yang berakhir 31 Desember tahun 2010 – 2013.

3. Perusahaan membukukan laba selama tahun 2010-2013.

4. Data – data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti tersedia lengkap

dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada periode

2010 – 2013.

Page 7: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

5. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah selama

tahun 2010-2013.

6. Perusahaan yang mempunyai data managerial ownership (kepemilikan

manajerial).

METODE ANALISIS DATA

Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data

disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik

data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif ini

meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata (mean),

dan deviasi standar. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data

yang bersangkutan. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data

yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata – rata data yang

bersangkutan. Deviasi standar digunakan untuk mengetahui seberapa besar data

yang bersangkutan bervariasi dari rata –rata.

UJI ASUMSI KLASIK

Uji Normalitas Data

Menurut (Ghozali, 2013,160) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik.

a. Analisis Grafik

Untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram

yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati

distribusi normal.

Page 8: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

i. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

ii. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Analisis Statistik

Menurut (Ghozali, 2013,163) uji statistik sederhana dapat dilakukan

dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual ataupun dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal

apabila kurtosis dan skewness mendekati nol. Dalam uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan

normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan

dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal.

Uji Autokorelasi

Menurut (Ghozali, 2013,163) uji autokorelasi bertujuan apakah dalam

model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi lainnya. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi

dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW test).

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali, 2013, p. 139) uji heteroskedasisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedasitisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

Page 9: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

heterosdesitisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai

ukuran (kecil, seang dan besar).

Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2013, p. 105) uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel

ini tidak otoginal. Variabel otoginal adalah variabel independen yang nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolonieritas

dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, dan variance inflation factor

(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonietas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

PENGUJIAN HIPOTESIS

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( R2

) mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013, p. 97). Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti

kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel – variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi

untuk data silang ( crossection) relative rendah karena adanya variasi yang besar

antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data rurutan waktu ( time

series ) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.

Page 10: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat (Ghozali, 2013, p. 98).

Hipotesis nol (Ho) yang hendak di uji apakah semua parameter dalam model sama

dengan nol, atau :

H0 :b1 = b2 = ………= bk 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua

parameter secara simultan sama dengan nol, atau :

HA : b1 ≠ b2 ≠ ………≠ bk ≠ 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013, 98).

Hipotesis nol ( H0 ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter ( bi ) sama

dengan nol, atau :

H0 : b1 = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( HA ) parameter

suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

HA : bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Page 11: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah suatu metode yang menjelaskan mengenai nilai

minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar devisiasi dari

variabel-variabel independen dan variabel dependen. Namun setelah dilakukan

pengolahan data perlu ditelusuri karena data di uji F dan uji T variabel tidak

signifikan secara statistik pada a=5%. Untuk itu dilakukan mentransformasi data

kedalam bentuk logaritma, bahwa transformasi dalam bentuk logaritma akan

membuat perbedaan nilai akan lebih kecil (Nachrowi, 2008:151).

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LNder 64 -3.25 1.16 -.3274 .98589

LNkepinst 64 -.99 -.11 -.4568 .25292

LNkepmnjr 64 -6.57 -1.41 -3.6302 1.71813

LNmbva 64 -.60 1.59 .2184 .50726

LNfcf 64 4.25 14.79 10.2895 2.04422

Valid N (listwise) 64

Berdasarkan data dari Tabel 4.2 dapat dijelasan bahwa :

a. Variabel Kebijakan Hutang memiliki nilai minimum (terkecil) -3.25, nilai

maksimum (terbesar) 1.16 dengan mean (nilai rata-rata) -0.3274 dengan

standar deviasi variabel ini adalah 0.98589

b. Variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai minimum (terkecil) -0.99

dan nilai maksimum (terbesar) -0.11 dengan mean (nilai rata-rata) adalah -

0.4568 dengan standar deviasi variabel ini adalah 0.25292.

c. Variable Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum (terkecil) -6.57

dan nilai maksimum (terbesar) -1.41 dengan mean (nilai rata-rata) adalah -

3.6302 dengan standar deviasi variable ini adalah 1.71813.

Page 12: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

d. Variabel Set Kesempatan Investasi memiliki nilai minimum (terkecil) -

0.60dan nilai maksimum (terbesar) 1.59 dengan mean (nilai rata-rata) adalah

0.2184 dengan standar deviasi variabel ini adalah 0.50726.

e. Variabel Arus Kas Bebas memiliki nilai minimum (terkecil) 4.25 dan nilai

maksimum (terbesar) 14.79 dengan mean (nilai rata-rata) adalah 10.2945

dengan standar deviasi variabel ini adalah 2.04422.

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

Analisis asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah data terbebas dari

masalah normalitas, multikolonieritas, heteroskedasitas, dan autokorelasi. Dari

empat asumsi klasik diatas maka hasilnya sebagai berikut :

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali: 2013:160).

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

a. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat

grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi

yang mendeteksi distribusi normal.

Gambar 4.1

Grafik Normal P-Plot

Page 13: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Ghozali (2013:162) menyatakan data normal dan tidak normal dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau graik histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi

normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Pada grafik PP Plots (gambar 4.1) terlihat titik-titik data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, yang menunjukkan

bahwa data berdistribusi normal.

Gambar 4.2

Grafik Normal Histogram

Grafik histogram pada gambar 4.2 menunjukkan pola distribusi normal karena

grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Data yang berdistribusi normal

tersebut juga dapat dilihat melalui grafik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Page 14: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

b. Analisis Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi

normal atau tidak adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut

Ghozali (2013:32) Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan sebaliknya

jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 64

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .88664005

Most Extreme Differences Absolute .048

Positive .042

Negative -.048

Kolmogorov-Smirnov Z .386

Asymp. Sig. (2-tailed) .998

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-

Smirnov adalah 0.386 dan signifikan pada 0.998. Nilai signifikansi lebih besar

dari 0.05, maka Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas (Independent) Menurut

Page 15: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Ghozali (2013:105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independent.

Deteksi Multikolonieritas dapat di lihat pada hasil Collinearity Statistics. Pada

Collinearity Statistics tersebut terdapat niali VIF (Variance Inflation Factor) dan

Tolerance. Menurut Ghozali (2013:106) Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF

(Variance Inflation Factor) < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi

multikolonieritas.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Lnkepinst .587 1.703

Lnkepmnjr .579 1.727

Lnmbva .797 1.255

LNfcf .796 1.256

a. Dependent Variable: Lnder

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa nilai VIF untuk Kepemilikan Instutisional

1.703, nilai VIF untuk Kepemilikan Manajerial 1.727,nilai VIF untuk Set

Kesempatan Investasi 1.255, dan nilai VIF untuk Arus Kas Bebas 1.256. Nilai

tolerance untuk Kepemilikan Instutisional 0.587, nilai tolerance untuk

Kepemilikan Manajerial 0.579, nilai tolerance untuk Set Kesempatan Investasi

0.797, nilai tolerance untuk Arus Kas Bebas 0.796.

Maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas antara

variabel independen, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan

menggunakan model regresi linear berganda.

Page 16: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139) pengujian heterokedastisitas dalam model

regresi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidak

samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar

analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:139):

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan bawah angka

0 pada sumbu Y, maka tidak heteroskedastisitas.

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)

Dari garfik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Pada

penelitian ini pengujian juga dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dalam

uji Glejser jika nilai t tidak signifikan pada 5% atau sig. >5%, maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

Page 17: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.452 .462 3.140 .003

LNkepinst .529 .343 .251 1.542 .128

LNkepmnjr .020 .051 .063 .387 .700

LNmbva -.063 .147 -.059 -.426 .672

LNfcf -.041 .036 -.157 -1.127 .264

a. Dependent Variable: ABSut

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

modelregresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengankesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali,

2013:163). Jika terjadikorelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah

dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi tidak

terjadi autokorelasi apabila nilai du < dw < 4 – du.

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokerlasi (Durbin Watson)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .437a .191 .136 .91620 1.744

a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, Lnkepmnjr

b. Dependent Variable: LNder

Page 18: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Berdasarkan table diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.744. Nilai ini akan

dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%,

jumlah sampel sebanyak 64 (n = 64) dan jumlah variabel independen sebanyak 4

(k = 4), maka dari tabel statistik Durbin-Watson di dapatkan nilai batas bawah

(DL) sebesar 1.4659 dan nilai batas atas (DU) sebesar 1.7303 Oleh karena itu,

nilai (DW) lebih besar dari 1.4659 dan lebih kecil dari 4 – 1.7303 atau dapat

dinyatakan bahwa 1.4659 < 1.744 < 2.2697 (dl < dw < 4 – du). Dengan demikian

dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

Hasil Uji Regresi Berganda

Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)

Untuk menguji hipotesis yang memperlihatkan pengaruh kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, arus kas bebas

terhadap kebujakan hutang maka digunakan analisis regresi berganda (multiple

regression) dengan menggunakan alat bantu SPSS 21 (Statistical Program for

Social Science 21).

Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variable

atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dengan

variable independen.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.815 .803 -1.015 .314

LNkepinst -.116 .595 -.030 -.195 .846

LNkepmnjr .222 .088 .387 2.512 .015

Lnmbva -.235 .255 -.121 -.923 .360

LNfcf .125 .063 .260 1.982 .052

a. Dependent Variable: Lnder

Page 19: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Berdasarkan tabel 4.7, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

Keterangan :

1. Nilai konstanta (a) sebesar -0.815 menunjukkan bahwa apabila variabel

independen bernilai 0 atau ditiadakan, maka nilai Kebijakan Hutang adalah

sebesar -0.815.

2. b1 sebesar -0.116 menunjukkan bahwa setiap penurunan Kepemilikan

Institusional sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penurunan nilai

Kebijakan Hutang sebesar -0.116 dengan asumsi variabel lain tetap,

3. b3 sebesar 0.222 menunjukkan bahwa setiap penambahan Kepemilikan

Manajerial sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penambahan Kebijakan

Hutang sebesar 0.222 dengan asumsi variabel lain tetap,

4. b2 sebesar -0.235 menunjukkan bahwa setiap penurunan Set Kesempatan

Investasi sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penurunan nilai Kebijakan

Hutang sebesar -0.235 dengan asumsi variabel lain tetap,

5. b4 sebesar 0.125 menunjukkan bahwa setiap penambahan Arus Kas Bebas

sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penambahan Kebijakan Hutang

sebesar 0.125dengan asumsi variabel lain tetap.

Pengujian Hipotesis

Uji F (Uji Secara Simultan)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut

Ghozali (2013: 98) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat.

Hipotesis :

H0 : b1,b2,b3 = 0 (artinya bahwa tidak ada pengaruh secara bersama

sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).

Y = –0.815 –0.116X1 + 0.222X2 –0.235X3 + 0.125X4 + ε

Page 20: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Ha : b1,b2,b3 ≠ 0 (artinya bahwa terdapat pengaruh secara bersama-

sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).

Dasar pengambilan keputusan :

Bila nilai F hitung < dari pada nilai F tabel maka H0 diterima

Bila nilai F hitung > dari pada nilai F table, maka Ho ditolak

Selain dengan melihat nilai F hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari

signifikansinya. Jika nilai signifikansinya > 0.05 maka Ho diterima dan Ha

ditolak.

Tabel 4.8

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11.708 4 2.927 3.487 .013a

Residual 49.526 59 .839

Total 61.234 63

a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, Lnkepmnjr

b. Dependent Variable: Lnder

Dari uji ANOVA atau F testpada tabel 4.8, diperoleh F hitung sebesar 3.487

dengan tingkat signifikansi 0.013, sedangkan F tabel sebesar 2,53 dengan

signifikansi 0,05.

Hal ini menujukan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, arus

kas bebas berpengaruh secara simultan terhadap kebujakan hutang karena F

hitung > F tabel (3.487 >2.53) dan nilai signifikansinya > 0.05 (0.013< 0.05).

Uji t (Uji Secara Partial)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut

Ghozali (2013:98) uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Hipotesis :

Page 21: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

H0 : b1 = 0 (artinya variabel dependen tersebut bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen).

Ha : b1 ≠ 0 (artinya variabel dependen tersebut merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen).

Dasar pengambilan keputusan :

Bila nilai t hitung < dari pada nilai t tabel maka H0 diterima

Bila nilai t hitung > dari pada nilai t table, maka Ho ditolak

Selain dengan melihat nilai t hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari

signifikansinya. Jika nilai signifikansinya > 0.05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

Tabel 4.9

Hasil Uji Partial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.815 .803 -1.015 .314

Lnkepinst -.116 .595 -.030 -.195 .846

Lnkepmnjr .222 .088 .387 2.512 .015

Lnmbva -.235 .255 -.121 -.923 .360

LNfcf .125 .063 .260 1.982 .052

a. Dependent Variable: Lnder

Hasil pengujiian statistik uji t pada tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Nilai t hitung untuk variabel Kepemilikan Institusional sebesar -0.195

sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung < t tabel (-0.195< 2.001),

maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Kepemilikan Institusional secara

individual tidak mempengaruhi Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.846

menyimpulkan bahwa signifikansinya > 0,05 (0.846 > 0,05), maka H0

diterima dan Ha ditolak, artinya Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh

terhadap Kebijakan Hutang.

Page 22: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2) Nilai t hitung untuk variabel Kepemilikan Manajerial sebesar 2.521

sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung > t tabel (2.521 > 2.001),

maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya Kepemilikan Manajerial secara

individual berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.015

menyimpulkan bahwa signifikansinya < 0,05 (0.015 < 0,05), maka H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap

Kebijakan Hutang.

3) Nilai t hitung untuk variable Set Kesempatan Investasi sebesar -0.923

sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung < t tabel (-0.923< 2.001),

maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Set Kesempatan Investasi secara

individual tidak mempengaruhi Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.360

menyimpulkan bahwa signifikansinya >0,05 (0.360> 0,05), maka H0 diterima

dan Ha ditolak, artinya Set Kesempatan Investasi tidak berpengaruh terhadap

Kebijakan Hutang.

4) Nilai t hitung untuk variabel Arus Kas Bebas sebesar 1.982 sedangkan t tabel

adalah 2.001. sehingga t hitung < t tabel (1.982 < 2.001), maka H0 diterima

dan Ha ditolak artinya Arus Kas Bebas secara individual tidak mempengaruhi

Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.052 menyimpulkan bahwa signifikansinya

> 0,05 (0.052 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Arus Kas

Bebas tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.

Koofisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2013:97) Koofisien determinasi R2 pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independen. Nilai koofisien determinasi adalah 0 dan 1. Nilai R2

yang kecil berarti

kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen

amat terbatas.

Page 23: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Tabel 4.10

Hasil Koofisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .437a .191 .136 .91620 1.744

a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, LNkepmnjr

b. Dependent Variable: Lnder

Dari hasil tabel 4.10, besarnya nilai R2

adalah sebesar 0.136. Ini berarti

bahwa variasi dari variabel independen (Kepemilikan Institusioanl, Kepemilikan

Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas) hanya mampu

menjelaskan variasi variabel dependen (Kebijakan Hutang) sebesar 13.6%.

Sisanya, sebesar 86.4% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada

penelitian ini.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dari hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F tingkat

signifikansi α = 5% menunjukkan hasil uji F test pada tabel 4.8 bahwa nilai F

hitung sebesar 3.487 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.013. dicari dengan

jumlah sampel (n) = 64; jumlah variabel (k) = 4; tingkat signifikansiα = 5%;

degree of freedom df1 = k = 4 dan df2 = n-k-1 = 64-4-1 = 59. Dari data tersebut

diperoleh nilai F tabel sebesar 2.53 (taraf signifikansi α =5%). Berdasarkan hasil

tersebut F hitung > F tabel (3.434>2.53) maka H0 ditolak, artinya secara simultan

diketahui bahwa variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set

Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Kepemilikan

Institusional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan

Hutang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut

menyatakan bahwa t hitung sebesar 0.195 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1)

Page 24: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

dan α = 5 % diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih kecil

dari nilai t tabel (0.195 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.846 (lebih besar

dari 0,05) artinya Ho dierima, bahwa secara parsial Kepemilikan Institusional

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006) yang menunjukan

Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang,

dikarnakan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional tidak

akan menyebabkan usaha pengawasan menjadi lebih efektif. Sebagian investor

tidak terlalu peduli dengan penggunaan hutang sebagai sumber dana perusahaan.

Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Kepemilikan

Manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Hal

ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan

bahwa t hitung sebesar 2.512 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1) dan α = 5 %

diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih besar dari nilai t

tabel (2.512 > 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.015 (lebih kecil dari 0,05)

artinya Ho ditolak, bahwa secara parsial Kepemilikan Manajerial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yulius (2011) yang menunjukan Kepemilikan

Manajerial berpengaruh Kebijakan Hutang. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa kepemilikan saham oleh pihak managerial membuat manager menerima

kosekuensi secara langsung dari setiap keputusan yang di buat. Semangkin besar

kepemilikan managerial maka manger cendrung berusaha untuk meningkatkan

kinerjanya demi kepentingan pemegang saham termasuk dirinya sendiri.

Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Set

Kesempatan Investasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Kebijakan Hutang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik

tersebut menyatakan bahwa t hitung sebesar -0.923dan t tabel untuk df = n-k-1

(64-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung

lebih kecil dari nilai t tabel (-0.923 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.360

Page 25: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

(lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Set Kesempatan

Investasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dan

Hidayat (2011) yang menunjukan bahwa Set Kesempatan Investasi secara parsial

berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal ini berarti bahwa perusahaan tidak

mempunyai kesempatan untuk bertumbuh sehingga manajer sudah tidak

mempunyai kesempatan untuk berinvestasi. Manajer cenderung akan berperilaku

opportunistik dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan pribadinya. Dengan

meningkatkan hutang maka manajer harus menyisihkan dana yang lebih besar

untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya.

Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Arus Kas

Bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang.

Halini dapat dilihat pada tabel 4.9. Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan

bahwa t hitung sebesar 1.982 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1) dan α = 5 %

diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih kecil dari nilai t

tabel (1.982 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.052 (lebih besar dari 0,05)

artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Arus Kas Bebas tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dan Hidayat (2011) yang

menunjukkan bahwa Arus Kas Bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap

Kebijakan Hutang. Ini berarti bahwa meskipun perusahaan memiliki FCF yang

tinggi, tinggi rendahnya nilai asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak

mendorong perusahaan tersebut untuk menambah hutangnya. Sehingga pihak

manajemen tidak perlu melakukan penambahan dana (hutang)

Page 26: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah

dikemukakan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian H1 menunjukan bahwa Kepemilikan

Institusional tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 - 2013 .

2. Berdasarkan hasil pengujian H2 menunjukan bahwa Kepemilikan Manajerial

berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di BEI 2010 - 2013 .

3. Berdasarkan hasil pengujian H3 menunjukan bahwa Set Kesempatan

Investasi tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 – 2013.

4. Berdasarkan hasil pengujian H4 menunjukan bahwa Arus kas Bebas tidak

berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di BEI 2010 - 2013 .

5. Berdasarkan hasil pengujian H5 menunjukan bahwa Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus

Kas Bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 – 2013.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel

yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya

menganalisis perusahaan Manufaktur dengan jumlah seluruh perusahaan

sebanyak 64 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan.

2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2010

s/d 2013.

Page 27: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

3. Penulis melakukan pengamatan terhadap Kebijakan Hutang hanya dengan

menggunakan Set Kesempatan Investasi, Arus Kas Bebas, Kepemilikan

Institusional, dan Kepemilikan Manajerial dengan mengabaikan faktor-

faktor lain yang dapat mempengaruhi Kebijakan Hutang.

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini

bagi perusahaan, investor dan calon investor dan bagi penelitian selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan disarankan untuk menggunakan rasio keuangan yang

berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang sebagai bahan pertimbangan dalam

memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan

dalam mengukur kinerja perusahaan.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap

rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan

profitabilitas karena besarnya Kebijakan Hutang yang diperoleh perusahaan

akan menentukan besarnya pengembalian atas asset yang dilakukan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih

banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan

memperpanjang periode penelitian.

b. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen

yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam

penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian

sebelumnya.

Page 28: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Daftar Pustaka

Abdullah, W. D. 2009. Kebijakan Deviden dan Struktur Kepemilikan terhadap

Kebijakan Utang Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Keuangan dan

Perbankan Vol. 13, No.2 , 249 - 259.

Atmaja, L. S. 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi.

Brigham, E. F., & Houston, F. J. 2006. Fundamentals of Financial Management (

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan ) Buku 1 & 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta:

Salemba Empat.

Diana, D. N., & Irianto, G. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, dan Sebaran Kepemilikan terhadap Kebijakan Hutang

Perusahaan di Tinjau dari Teori Keagenan. Emisi Vol. 1, No. 1 , 1-16.

Faisal, M. 2004. Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi,

Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan

Hutang (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Manufaktur di

Bursa Efek Jakarta). Tesis Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Fitriyah, F. K., & Hidayat, D. 2011. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Set

Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Utang. Media Riset

Akuntansi, Vol. 1, No. 1 .

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 Edisi

Ketujuh. Semarang: Universitas Diponegoro.

Indahningrum, R. P., & Handayani, R. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Deviden, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash

Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan

Akuntansi Vol. 11, No 3 , 189-207.

Page 29: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Larasati, E. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional

dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal

Ekonomi Bisnis, Vol 16, NO. 2 .

Nachrowi Djalal Nachrowi. 2008. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Nuraina, E. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan

terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan

Manufaktur yangTerdaftar di BEI). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol.

19, No. 2 , Hal. 110 – 125.

Pakpahan, A. T. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang

Perusahaan Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011).

Putri, I. F., & Nasir, M. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan

Kebijakan Deviden dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional

Akuntansi 9 Padang .

Sitanggang, J. P. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Steven, & Lina. 2011. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang

Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 13, No. 3 , 163 -

181.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi, & Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern

Edisi 2 . Jakarta: Salemba Empat.

Page 30: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Sujoko, & Soebiantoro, U. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,

Leverage, Faktor Intern Dan Faktor. Jurusan Ekonomi Manajemen,

Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra , 41 - 48.

Susanto, Y. K. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Deviden, Karaktristik

Perusahaan, Risiko Sistematik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 3 , 195 - 210.

Syahrial, D., & Purba, D. 2013. Analisis Laporan Keuangan (Cara Mudah dan

Praktis Memahami Laporan Keuangan) Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Yeniatie dan Destriana, N. 2010. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No 1 , 1 - 16.

www.idx.co.id