PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL...
Transcript of PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL...
PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP
HASIL BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN 2011-2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
AGUS MULYADI NIM: 083111131
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis orang lain atau telah diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, 16 Mei 2012
Saya yang menyatakan,
AGUS MULYADI NIM: 083111131
iii
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 21 Mei 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL
BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI) DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN
2011-2012
Nama : Agus Mulyadi
NIM : 083111131
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah.
Wassalaamu ’alaikum wr. wb
Pembimbing I,
Dr. Ahmad Ismail, M. A. M. Hum. NIP : 19670208 199703 1 001
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 16 Mei 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : “PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL
BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI) DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN
2011-2012”
Nama : Agus Mulyadi
NIM : 083111131
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah.
Wassalaamu ’alaikum wr. wb
Pembimbing II,
Dr. H. Fatah Syukur, M. Ag. NIP : 19681212 199403 1 003
vi
Abstrak
Judul : Pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun
Ajaran 2011-2012 Penulis : Agus Mulyadi NIM : 083111131 Skripsi ini membahas pengaruh kegiatan Rohis terhadap hasil belajar
kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA. Kajiannya dilatar belakangi oleh SMA Negeri 1 Weleri yang memanfaatkan kegiatan Kerohanian Islam (Rohis) untuk mencetak generasi Islami yang tidak hanya berkompeten di bidang ilmu pengetahuan saja, tetapi keruhaniannya juga. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimanakah kegiatan Rohis di SMA N 01 Weleri? (2) Bagaimanakah hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012? (3) Adakah pengaruh antara kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif PAI di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012? Permasalahan trersebut dibahas memalui studi lapangan yang dilaksanakan di SMA Negeri 01 Weleri. SMA Negeri 01 Weleri dijadikan sumber data untuk mendapatkan data kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan hasil belajar PAI pada mid semester 2. Datanya diperoleh dengan cara observasi secara langsung dilapangan, wawancara bebas, metode dokumentasi dan metode tes. Semua data dianalisis menggunakan korelasi.
Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri dilaksanakan setiap hari jum’at ba’da shalat jum’at. Kegiatan Rohis dimulai dengan membaca al-Qur’an beserta artinya, kemudian mendengarkan materi dan ditutup dengan membaca do’a. Kegiatan Rohis cukup baik dalam membentuk akhlak peserta didik, ini terbukti menghasilkan angka rata-rata 68.05 dan hasil tersebut menempati interval 57 - 59 (interval kategori cukup baik). (2) Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menciptakan lulusan yang Islami. Tujuan tersebut sudah terpenuhi dengan hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri yang berada dalam kategori cukup baik. Ini terbukti dari analisis data menghasilkan rata-rata 84.65 dibulatkan menjadi 85 hasil tersebut menempati interval 85 (interval kategori cukup baik). (3) Ada pengaruh tetapi tidak signifikan antara kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri dengan signifikansi kategori sangat lemah dengan signifikansinya sebesar 0,103. Hal ini disebabkan materi yang diberikan peserta kegiatan Rohis disamakan tanpa melihat jenjang kelas dan materi yang diberikan pada mapel PAI di kelas ditambah kurangnya keaktifan peserta didik dalam kegiatan Rohis yang menyebabkan mereka tidak dapat memadukan materi pada kegiatan Rohis dengan materi PAI di kelas, sehingga pengaruh yang diberikan kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri terhadap hasil belajar kognitif PAI pada Mid semester II tidak signifikan menurut perhitungan statistik.
vii
TRANSLITERASI ARAB- LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB
Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987
dan Nomor: 0543b/U/1987.
ṭ ط a ا
ẓ ظ b ب
‘ ع t ت
g غ ṡ ث
f ف j ج
q ق ḥ ح
k ك kh خ
l ل d د
m م Ŝ ذ
n ن r ر
w و z ز
s E h س
’ ء sy ش
y ي ṣ ص
ḍ ض
Bacaan Madd: Bacaan Diftong:
= a panjang او = au
= i panjang اي = ai
= u panjang
viii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT. Atas rahmat, hidayah dan ridho-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEGIATAN
ROHIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN 2011-2012”.
Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada
Rasul-Nya yang agung baginda Nabi Muhammad SAW. Rosul terakhir yang
membawa risalah Islamiyah, penyejuk dan penerang hati umat sehingga selamat
bahagia dunia akhirat serta mendapatkan syafaat kelak pada hari yaumul qiyamah
nanti.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan rasa terima kasih
yang tiada hingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam
proses penyusunan skripsi, terutama kepada:
1. Bapak H. Nasirudin, M. Ag dan Bapak H. Mursid, M. Ag., selaku Kepala
Jurusan dan Wakil Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
2. Bapak Dr. Ahmad Ismail, M. A. M. Hum dan bapak Dr. H. Fatah Syukur, M.
Ag., selaku pembimbing I dan pembimbing II yang sudah meluangkan waktu
dan dengan sabar memberikan bimbingan kepada saya.
3. Ayahanda Ahmadi dan Ibunda Suhaedah selaku bapak dan ibu saya yang
dengan sabar mendidik dan membesarkan saya serta memberikan semangat
dalam belajar.
4. Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar, M.Ag., Fakrur Rozi, M.Ag., Dr. Syaifudin
Zuhri, M.Ag., dan Mufidah, M.Pd. selaku penguji I, II, III dan IV.
5. Bapak Sunarto, S.Pd. M. Pd. selaku Kepala SMA Negeri 01 Weleri yang
telah memberikan ijin penelitian di SMA Negeri 01 Weleri.
6. Bapak Drs. Subakir selaku pembimbing ekstrakurikuler keagamaan Rohis di
SMA Negeri 01 Weleri yang telah memberikan informasi dan arahan selama
penelitian.
ix
7. Kakak Moh. Kosasih sekeluarga, Kakak Maesari sekeluarga, dan Kakak
Sutarno sekeluarga serta saudara-saudara saya yang telah memberikan
motivasi kepada saya.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa
erima kasih dan irigan do’a, semoga Allah SWT. Membalas semua amal kebaikan
mereka dengan sebaik-baiknya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 16 Mei 2012
Penulis,
AGUS MULYADI NIM: 083111131
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING .......................................................................................... iv
ABSTRAK PENELITIAN ..................................................................................... vi
TRANSLITERASI ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Pembatasan Masalah ........................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5
BAB II : KEGIATAN ROHIS DAN PAI .......................................................... 7
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 7
B. Kerangka Teoritik ...................................................................... 9
1. Kegiatan Ekstrakurikuler ......................................................... 12
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler .............................. 12
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan
Ekstrakurikuler ................................................................... 13
2. Rohis SMA Negeri 01 Weleri ................................................. 14
a. Pengertian Rohis ................................................................. 14
b. Model Pembelajaran Rohis ................................................. 15
c. Ruang Lingkup Rohis ......................................................... 15
3. Hasil Belajar ............................................................................ 15
xi
a. Pengertian Hasil Belajar .................................................. 17
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......... 17
4. Pendidikan Agama Islam (PAI) .............................................. 20
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................. 20
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................... 27
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................... 28
d. Ruang Lingkup dan Materi Pendidikan Agama
Islam ................................................................................... 30
C. Rumusan Hipotesis .................................................................. 32
BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................. 33
A. Jenis dan Tujuan Penelitian .......................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 34
C. Metode Penelitian......................................................................... 34
D. Jenis Data dan Teknik Perolehannya ........................................... 35
E. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 35
F. Variabel dan Indikator Penelitian................................................. 36
G. Teknik Pengumpulan Data Penelitian .......................................... 38
H. Teknik Analisis Data Penelitian ................................................... 40
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 42
A. Analisis Pendahuluan ................................................................... 42
B. Analisis Uji Hipotesis .................................................................. 50
C. Analisis Lanjut ............................................................................. 53
BAB V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP .................................... 55
A. Kesimpulan .................................................................................. 55
B. Saran-saran ................................................................................... 56
C. Penutup ......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Hasil Belajar PAI ............................................................... 11
Gambar 2.2 Diagram Pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar ............. 12
Gambar 3.3 Sistematika Ajaran Islam .................................................................. 31
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1: Data Keaktifan Peserta Didik Dalam Kegiatan Rohis ....................... 43
Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Hasil Kegiatan Rohis ........................................ 45
Tabel 4.3: Diagram Kegiatan Rohis .................................................................... 45
Tabel 4.4: Nilai Tengah Hasil Kegiatan Rohis .................................................... 46
Tabel 4.5: Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri ...................... 47
Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri ............................................................................................ 49
Tabel 4.7: Diagram Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri .............. 49
Tabel 4.8: Nilai Tengah Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri ................................................................................................. 50
Tabel 4.9: Persiapan Untuk Menghitung Korelasi Antara Kegiatan Rohis Dengan Hasil Belajar Kognitif PAI di SMA Dan 01 Weleri ............. 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : DAFTAR HADIR PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DI SAMA NEGERI 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012
Lampiran 2 : DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS PUTRA DI SMA NEGERI 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012
Lampiran 3 : DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS PUTRI DI SMA NEGERI 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012
Lampiran 4 : DAFTAR WAWANCARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DI SMA NEGERI 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012
Lampiran 5 : Hasil Belajar Peserta Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA NEGERI 01 Weleri
Lampiran 6 : Data Hasil Perhitungan SPSS Laboratorium Komputer
Lampiran 7 : Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 8 : Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 9 : Surat Ijin melakukan penelitian di SMA Negeri 01 Weleri
Lampiran 10 : Surat Keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 01 Weleri
Lampiran 11 : Surat Keterangan Ko Kurikuler
Lampiran 12 : Tanskrip Ko Kurikuler
Lampiran 13 : SKK OPAK Institut
Lampiran 14 : SKK OPAK Fakultas Tarbiyah
Lampiran 15 : Piagam KKN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dewasa ini merupakan kegiatan yang
tidak asing lagi, apalagi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dimaksudkan untuk
membentuk akhlak peserta didik sebagai tambahan dari mata pelajaran pendidikan
agama Islam di sekolah. Pada umumnya kegiatan keagamaan dilaksanakan sejak
SMP, tetapi akan lebih membentuk karakter keagamaan peserta didik ketika
kegiatan ini di selenggarakan di SMA, karena peserta didik sudah memiliki
penalaran dan pemikiran yang lebih luas.
Sekolah Menengah Atas, atau sering disebut dengan SMA mempunyai
peran untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat melanjutkan pendidikannya
di perguruan tinggi, baik dalam aspek intelektual, sosial dan spiritual. Dalam
aspek intelektual SMA merupakan jembatan bagi siswa untuk melanjutkan
studinya ke perguruan tinggi yang diinginkan, karena di SMA sudah menyediakan
kelas IPA, IPS dan Bahasa yang ketiganya mempunyai ciri sesuai jurusan masing-
masing yang nantinya akan membuat siswa matang untuk melanjutkan studinya
ke perguruan tinggi. Dalam aspek sosial SMA juga sudah mumpuni dengan
berbagai kegiatan yaitu kegiatan intra sekolah seperti OSIS dan organisasi kelas,
kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan selama satu semester seperti Pramuka,
dan juga kegiatan-kegiatan tahunan seperti zakat dan idul korban yang semuanya
dilaksanakan oleh siswa sendiri. Dalam aspek spiritual, yaitu aspek yang di
intregasikan dalam pendidikan agama, salah satunya pendidikan agama Islam
(PAI) mempunyai peran: Mempercepat proses pencapaian tujuan Pendidikan
Nasional, Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dengan demikian, PAI merupakan perwujudan dari poin agar peserta didik
menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus
2
menjadikan peserta didik mengamalkan sila pertama dari Pancasila yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, karena Agama Islam merupakan agama yang
meyakini ke-Esa-an Allah sebagai Tuhan dan tidak ada satupun yang berhak
disembah selain Allah.
Memberikan nilai terhadap mata pelajaran umum, Mata pelajaran umum
yang merupakan ilmu pengetahuan produk barat yang bebas dari nilai (values
free), sehingga PAI berfungsi agar mata pelajaran umum di sekolah/madrasah
mempunyai nilai.1
Tetapi di SMA masih belum bisa memberikan kontribusi untuk
menghasilkan lulusan yang religius, hal tersebut dikarenakan minimnya jam
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di SMA yang hanya memberikan 2 kali
jam pelajaran atau 90 menit disetiap kelas dalam satu minggu. Ditambah dengan
materi yang bersifat umum dan kurang mendalam membuat peran PAI untuk
menciptakan lulusan yang beriman dan bertaqwa semakin sulit.
Lain halnya di SMA Negeri 1 Weleri yang memanfaatkan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan untuk membantu mewujudkan lulusan yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ekstratrkurikuler keagamaan yang
diberi nama Kerohanian Islam (Rohis) bertujuan untuk mencetak generasi Islami
yang tidak hanya berkompeten dibidang ilmu pengetahuan saja, tetapi
keruhaniannya juga.
Kegiatan Rohis yang rutin dilaksanakan pada hari jum’at memberikan
andil yang positif guna membentuk karakter Islami peserta didik. Pasalnya,
kegiatan Rohis mewajibkan peserta didik di SMA N 01 Weleri untuk melakukan
jum’atan bergilir tiap jenjang kelas. Selain itu, sebagian peserta didik yang
mengikuti kegiatan ini diberi kesempatan untuk berkhutbah pada hari jum’at guna
mengenalkan pada peserta didik agar sadar akan tugasnya untuk berdakwah dan
sebagai khalifah di Bumi. Selain itu setiap hari jum’at sebelum materi dimulai,
peserta didik diwajibkan membaca ayat al-Qur’an satu per satu beserta
terjemahannya. Banyak lagi kegiatan tambahan yang ada dalam kegiatan
ekstrakurikuler Rohis seperti mabit, halal bi halal, dsb.
1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 42-44.
3
Pada dasarnya kegiatan Rohis merupakan aplikatif dari pendidikan Islam,
pasalnya sejalan dengan tujuan dari penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam.
Selain dari ranah psikomotor tersebut, PAI juga mempunyai sistem evaluasi
berbentuk tes guna mengukur kemampuan paedagogi dan kognitif peserta didik.
Evaluasi dalam bentuk tes memberikan nilai sebagai hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran PAI. Hasil belajar yang mempunyai pengertian sesuatu yang
diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha dari yang tidak tahu menjadi tahu,
dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang
tidak biasa menjadi biasa.
Hasil belajar PAI yang merupakan tujuan dari mata pelajaran PAI tersebut
mempunyai arti penting untuk mengetahui kemampuan peserta didik, sehingga
hasil belajar pada tes atau ujian merupakan tuangan pemikiran yang terbaik dari
peserta didik, pasalnya mereka biasa belajar ketika akan ada ujian saja. Tetapi
dengan adanya ekstrakurikuler Rohis yang bernafaskan agama Islam menjadi
pengasah olah pikir peserta didik yang secara tidak langsung mereka melakukan
proses belajar darinya.
Dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
research dengan judul “PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL
BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA
NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN 2011-2012.”
B. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman, maka perlu adanya penegasan judul
dengan arti atau pengertian masing-masing kata agar mudah dipahami. Masing-
masing batasan istilah dari judul diatas adalah:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa
(Intrakurikuler) baik erat maupun tidak erat dengan pelajaran di sekolah. Program
ini dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memperluas pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal hubungan
antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian
4
intrakurikuler, serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.
Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada waktu tertentu.2
2. Rohis
Rohis berasal dari dua kata, yaitu kerohanian Islam. Rohis adalah kegiatan
ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan untuk membentuk generasi Islam yang
Qur’ani, maksudnya yaitu generasi muda yang tetap berpedoman pada al-Qur’an
dan al-Hadits yang menjadi pegangan hidup orang Islam. Sehingga kegiatan
Rohis membahas seputar Islam dan memberikan motivasi agar peserta didik dapat
mendalami Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan
ekstrakurikuler Rohis dilaksanakan setiap hari Jum’at ba’da shalat jum’at di
masjid SMA Negeri 01 Weleri hingga pukul 02.00 WIB.3
Yang menjadi kajian penelitian dari kegiatan Rohis adalah
pembelajarannya dari awal hingga selesai. Peneliti melakukan penelitian dari
tanggal 3 Januari 2012 sampai tanggal 30 Maret 2012.
3. Hasil Belajar Kognitif
Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori
yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan
skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan
menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Skema itu akan
beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Oleh
karenanya menurut Bruner, belajar menjadi bermakna apabila dikembangkan
melalui eksplorasi penemuan.4
Kegiatan Rohis yang merupakan eksplorasi dari pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif mata
pelajaran PAI di sekolah. Oleh karena itu, hasil belajar kognitif yang diambil
2 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode
Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 286-
287. 3 Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan ekstrakurikuler
Rohis SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 6 Januari 2012, Pukul 12.45 WIB di Masjid SMA N 01
Weleri. 4 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 42.
5
adalah hasil ujian tengah semester 2 (ujian mid semester 2) yang berlangsung
pada tanggal 20-25 Februari 2012.
4. Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat
memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati
makna serta tujuannya dan pada akhirnya mengamalkannya serta menjadikan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya
sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak.5
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah:
1. Bagaimanakah kegiatan Rohis di SMA N 01 Weleri?
2. Bagaimanakah hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA
N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012?
3. Adakah pengaruh antara kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif PAI di
SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kegiatan Rohis yang ada di SMA N 01 Weleri.
2. Mengetahui hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA N
01 Weleri tahun ajaran 2011-2012.
3. Mengetahui apakah ada pengaruh antara kegiatan Rohis terhadap hasil belajar
kognitif PAI di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012.
Adapun manfa’at yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis yaitu untuk ikut serta dalam memberikan solusi dan sumbangan
pikiran dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan memanfaatkan kegiatan Rohis kedepannya
secara efektif dan efisien.
5 Zakiah Daradjat, et.all., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 88.
6
2. Secara praktis yaitu untuk memberikan alternatif kepada para guru agama
dalam pemecahan masalah kesulitan dalam pembelajaran bidang studi
Pendidikan Agama Islam.
7
BAB II
KEGIATAN EKSTRA ROHIS DAN PAI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka berfungsi sebagai perbandingan dan tambahan informasi
terhadap penelitian yang hendak dilakukan. Kajian pustaka merupakan penelitian
atau kajian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti.
Adapun kajian pustaka dalam penelitian yang hendak dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Umi Rohyatun (073111614) yang berjudul
“PENGARUH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI BACA TULIS AL-
QUR’AN TERHADAP HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADITS (STUDI
PADA SISWA KELAS V) MI KEBONHARJO SEMARANG UTARA”. Pada
skripsi Umi terpusat pada kegiatan pengembangan diri Baca Tulis Al-Qur’an
(BTA) yang datanya diambil melalui metode field research, yaitu metode yang
mengamati penelitian secara langsung di lapangan. Dengan hasil: ada pengaruh
positif antara kegiatan pengembangan diri Baca Tulis Qur’an (BTQ) dengan hasil
belajar Al-Qur’an Hadits siswa kelas V MI Kebonharjo Semarang Utara dengan
hasil = 0,683 yang lebih besar dari baik dalam taraf signifikansi 5% dan
pada taraf signifikansi 1%.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini yaitu
tempat dan obyek penelitian yang berbeda. Di dalam penelitian Umi obyek
penelitian pendidikan non formal yaitu pengembangan diri Baca Tulis Al-Qur’an
yang nantinya ditarik pengaruhnya terhadap hasil belajar Al-Qur’an Hadits Pada
Siswa Kelas V MI Kebonharjo Semarang Utara, sedangkan penelitian yang akan
dilakukan peneliti ini mempunyai obyek kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA
Negeri 1 Weleri yang nantinya ditarik pengaruhnya terhadap hasil belajar PAI di
SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Djamilah (073111438) yang berjudul
“PENGARUH KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PAI DI SD NEGERI NGALIYAN 08 SEMARANG”.
8
Penelitian dari Siti ini terpusat pada SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang dan
deskripsi dari kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di kelas yang diambil
dengan metode tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan Baca Tuli Al-
Qur’an siswa SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang, metode dokumentasi untuk
mencari data tentang sejarah singkat berdirinya SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang,
struktur organisasi, letak geografis, dsb., metode observasi yang digunakan untuk
mengamati langsung kondisi dari SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang dan metode
wawancara untuk melkukan interview terhadap responden yang bersangkutan
secara langsung, dengan hasil: ada pengaruh kemampuan Baca Tulis al-Qur’an
terhadap prestasi belajar PAI di SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang Tahun 2009
dengan ro= 0,458 yang lebih besar dari baik dalam taraf signifikansi 5% dan
pada taraf signifikansi 1%.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini terletak pada
sasaran yang diteliti, di dalam penelitian Siti sasaran yang diteliti yaitu
mendeskripsikan kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di kelas, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan peneliti ini mempunyai sasaran yang diteliti yaitu
kegitan Rohis di SMA Negeri 1 Weleri yang tidak terdapat di kelas.
Penelitian yang hendak penulis lakukan hampir sama dengan penelitian
yang sudah dilakukan Umi Rohyatun (073111614) dan Siti Djamilah (073111438)
yang keduanya meneliti masalah pengaruh dari kegiatan diluar kegiatan
intrakurikuler.
Di dalam penelitian yang sudah dilakukan Umi Rohyatun (073111614) dan
Siti Djamilah (073111438), keduanya meneliti kegiatan non formal, yaitu di luar
kelembagaan sekolah, sehingga hanya memberi masukan kepada pihak
penyelenggara lembaga dan menyarankan peserta didik yang mempunyai masalah
dengan materi PAI dan Qur’an Hadits untuk mengikuti kegiatan non formal untuk
menunjang nilai dalam kegiatan formal (sekolah). Sedangkan penelitian yang
hendak dilakukan oleh penulis bukan pendidikan non formal yang berada di luar
lembaga sekolah, tetapi kegiatan Rohis di tempat penelitian yang penulis lakukan,
hal ini supaya peserta didik aktif di sekolah dan dapat menghemat biaya dengan
memanfaatkan fasilitas berupa kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
9
Penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap
Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri
Tahun Ajaran 2011-2012.
B. Kerangka Teoritik
Jumlah jam yang terbatas dengan materi pendidikan agama yang sarat,
menyebabkan banyak guru mengambil jalan yang paling mudah, yaitu melihat
pendidikan agama lebih sebagai “pelajaran” agama daripada “pendidikan” agama,
sehingga pendekatan yang dipakai adalah pendekatan ilmu yang lebih menyentuh
ranah “kognitif”. Akibat yang mudah diharapkan dari pendekatan itu adalah
bahwa peserta didik hanya menumpuk bahan agama sebagai pengetahuan, yang
tidak atau kurang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadiannya. Karena itu
diperlukan pendekatan lain yang lebih komprehensif, yang menyentuh seluruh
aspek pribadi.
Menurut Nielson (1980) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas
keberagamaan seseorang, yaitu: 1) kualitas pemahamannya tentang Tuhan sebagai
nilai tertinggi dalam sistem agamanya, 2) kadar pengalaman keagamaan sehari-
hari, terutama bagaimana dia menghayati hubungan antara nilai-nilai ideal agama
yang diyakininya dengan kenyataan kehidupan yang melibatkannya, dan 3)
pandangan tentang dirinya, siapa hakikat dirinya, evaluasi tentang diri dan
kemampuannya.1
Dewasa ini kegiatan Rohis di SMA-SMA Negeri menjadi solusi untuk
mengatasi terbatasnya jam pengajaran PAI di SMA-SMA tersebut, demikian
halnya di SMA Negeri 1 Weleri yang menggunakan kegiatan Rohis untuk
mengatasi kurangnya jam pengajaran pada mata pelajaran PAI.
Menurut seorang pemikir Behavioris, Lester Frank Ward, “setiap anak
dilahirkan di dunia, hendaknya dipandang oleh masyarakat ibarat bahan mentah
yang harus diolah dalam pabrik. Alam tak dapat diandalkan dalam
mengembangkan kemampuan individu. Pengembangan kemampuan individu
1 Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI Di Sekolah (Eksistensi dan Proses Belajar-
Mengajar Pendidikan Agama Islam), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 8.
10
harus direncanakan dan sebagian besar rencana tersebut harus dilaksanakan dalam
mengembangkan kemampuan individu. Pengembangan kemampuan individu
harus direncanakan dan sebagian besar rencana tersebut harus dilaksanakan dalam
sekolah yang baik”.2
Dalam bukunya, Drs. Suparlan, M. Ed. yang berjudul membangun sekolah
efektif menerangkan bahwa sesungguhnya, kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan utama sebuah institusi sekolah, ditambah
dengan fasilitas belajar yang lengkap guna mengembangkan potensi belajar
peserta didik. Jadi, sekolah yang baik merupakan sekolah yang mempunyai wadah
untuk mengembangkan potensi peserta didik, peserta didik tidak hanya disuguhi
dengan materi wajib yang berdasar pada kurikulum saja, tetapi diberi kebebasan
untuk mengeksplorasikan dirinya.
Tetapi pandangan kaum Behavioris diatas tidaklah dianggap baik jika pada
pelaksanaan pendidikan, peserta didik hanya dianggap sebagai bahan pabrik yang
mudah diolah dan dicetak seperti yang diharapkan saja, tetapi mereka mempunyai
rasa yang dimana peserta didik akan mendapat kekuatan baru ketika kelelahan jika
mendapat pujian atau penghargaan, dan sebaliknya, mereka akan menurun secara
dramatis jika dikecam atau dibuat berkecil hati.3
Untuk itulah kekurangan jam pelajaran yang diberikan oleh pihak sekolah
dikembangkan dengan ekstrakurikuler guna memberikan kekuatan baru pada
peserta didik melalui pengembangan potensi mereka sehingga dengan
pengetahuan baru mereka dapat dengan mudah mendapatkan pujian-pujian dari
guru di kelas.
Begitu pula kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri yang memberikan
banyak motivasi pada peserta didik untuk menjadi pribadi muslim yang bertaqwa.
Dengan pengalaman baru dalam kegiatan Rohis tersebut peserta didik akan
mendapat pengetahuan tentang Islam dengan porsi yang lebih banyak.
2 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis,
Postmodern, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010), hlm. 48. 3 Pendapat Dr. Otto yang diktip dalam buku Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan:
Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern, hlm. 51.
11
Menurut Korten (1980) mengungkapkan bahwa dalam setiap kejadian
belajar, keseluruhan proses dapat dibagi menjadi tiga tahap yang secara singkat
dijelaskan bahwa: Pertama, tahap belajar efektif dimana satu atau beberapa tim
yang bermutu tinggi dikirimkan kesatu atau beberapa desa yang akan menjadi
laboratorium belajar mereka. Kedua, tahap belajar efisien yang mana setelah
diketahui apa yang harus dilaksanakan, perhatian kemudian diarahkan pada
penerapan dari bekal yang didapat. Ketiga, tahap belajar mengembangkan diri
yang mana perhatian diarahkan pada cara-cara perluasan yang mengcakup
pengembangan keahlian, struktur, dan nilai-nilai pendukung.4
Dari pernyataan tersebut, kegiatan Rohis ibarat lembaga yang membangun
peserta didik yang berakhlak Islami yang di kirim ke masyarakat kecil (kelas)
guna menerapkan pembalajaran yang didapat serta mengembangkan diri untuk
menjadi pribadi Muslim yang siap bergelut di masyarakat kelak.
Diagram pemikiran yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Diagram Hasil Belajar PAI
4 Mardianto, Pesantren Kilat: Konsep, Penduan dan Pengembangan, (Ciputat: Ciputat Press,
2005), hlm. 28.
Faktor Internal
(Dari dalam siswa)
Aspek Fisiologis:
Kesehatan dan keadaan fungsi-
fungsi jasmani (mata & telinga)
Faktor Eksternal
(Dari luar siswa)
Aspek Psikologis:
Intelegensi, bakat, minat dan
motivasi.
Faktor Metode:
Metode mengajar dan
metode belajar
Faktor
lingkungan
Lingkungan Sosial:
Keluarga, sekolah dan
masyarakat
Lingkungan Non Sosial:
Suhu, cuaca, waktu, tempat
belajar, dan
alat-alat belajar.
Hasil Belajar
PAI
12
Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar PAI adalah kegiatan
ekstrakurikuler Rohis yang digambarkan dengan diagram sebagai berikut:
Gambar 2.2 Diagram Pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap Hasil belajar
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu
bidang yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian,
berbagai macam keterampilan, keagamaan dan kepramukaan diselenggarakan di
sekolah di luar jam pelajaran biasa.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan sekolah
yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan
guru, siswa dan kemampuan sekolah.
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Suharsimi A.K., yang dimaksud dengan program ialah sederetan
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Farida
Yusuf mendeskripsikan program sebagai kegiatan yang direncanakan. Jadi
program merupakan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam
rangka pencapaian tujuan.5
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah
yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi yang masuk sore hari. Kegiatan
ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran
5 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode
Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 286-
287.
Kegiatan
Rohis
Materi keagamaan
Tilawah
Jum’atan
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Hasil Belajar
PAI
13
yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai
macam keterampilan, keagamaan dan kepramukaan.
Menurut KBBI ekstrakurikuler adalah berada di luar program yang tertulis
di dalam kurikulum.6
Menurut Suharsimi A.K., kegiatan eksrakurikuler adalah kegiatan
tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan
pilihan.
Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurukuler menurut Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan adalah: Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap
muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari
berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa (Intrakurikuler) baik
erat maupun tidak erat dengan pelajaran di sekolah. Program ini dilakukan di
sekolah atau di luar sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas
pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai
mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian intrakurikuler,
serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ini
dilakukan secara berkala pada waktu tertentu.
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar
memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan
dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan adalah:
1) Kegiatan ektrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa
beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), hlm. 291. 7 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode
Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), hlm. 287.
14
2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menegaskan bahwa
ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat
menunjang serta dapat mendukung program intrakurikuler dan program
kokurikuler.8
Jadi ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan yang
dapat menunjang dan mendukung kegiatan intrakurikuler yaitu mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan penalaran peserta didik serta menyalurkan dan
mengembangkan bakat dan minatnya agar mendukung program intrakurikuler dan
program kokurikuler.
2. Rohis SMA Negeri 01 Weleri
Rohis di SMA Negeri 01 dilaksanakan setiap hari jum’at ba’da shalat
jum’at. Kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 01 Weleri diawali dengan
shalat jum’at berjama’ah secara bergilir antar kelas, yaitu kelas 1, 2 dan 3, tetapi
bagi peserta Rohis wajib mengikuti kegiatan shalat jum’at di SMA Negeri 01
Weleri.
a. Pengertian Rohis
Rohis berasal dari dua kata, yaitu kerohanian dan Islam. Rohis adalah
kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan untuk membentuk generasi
Islam yang Qur’ani, maksudnya yaitu generasi muda yang tetap berpedoman pada
al-Qur’an dan al-Hadits yang menjadi pegangan hidup orang Islam. Sehingga
kegiatan Rohis membahas seputar Islam dan memberikan motivasi agar peserta
didik dapat mendalami Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.9
8 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode
Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), hlm. 287-288. 9 Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan Rohis sekaligus
guru mapel PAI SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 6 Januari 2012, Pukul 12.45 WIB di Masjid
SMA N 01 Weleri.
15
b. Model Pembelajaran Rohis
Dari hasil penelitian dan wawancara, model pembelajaran Rohis di SMA
Negeri 01 Weleri antara peserta didik laki-laki dengan perempuan dipisah, baik
pembimbing maupun tempat bimbingannya. Pembimbing peserta didik laki-laki
dibimbing oleh pembimbing laki-laki dan dibimbing di dalam masjid SMA Negeri
01 Weleri, sedangkan peserta didik perempuan dibimbing oleh pembimbing
perempuan dan dibimbing di teras masjid SMA Negeri 01 Weleri.
Model yang dilakukan selama bimbingan terdapat 3 sesi baik laki-laki
maupun perempuan, 3 sesi tersebut yaitu:
1) Membaca al-Qur’an satu per satu secara berurutan dan bergantian sesuai
dengan kesepakatan pada awal pembelajaran.
2) Mengartikan al-Qur’an sesuai dengan yang sudah dibaca.
3) Penyampaian materi dari pembimbing dengan metode ceramah plus.
c. Ruang Lingkup Dan Materi Rohis
Ruang lingkup dari Rohis di SMA Negeri 01 Weleri merupakan seluruh
ajaran Islam yang meliputi Al-Qur’an-Hadits, keimanan, akhlak, fikh dan
bimbingan ibadah.
Adapun materi yang menjadi target selama belajar Rohis di SMA Negeri 01
Weleri terdapat 30 bahasan, yaitu: Tawazun (keseimbangan), Ikhlasunniyah
(membersihkan maksud/niat), Aqidah Islamiyyah, Makna
Bismillahirrohmanirrohim, Makna Alhamdulillahirobil’alamin, Al-Iman, Rukun
Islam, Ihsan, Ma’rifatullah, Ma’rifatul Rasul, Ma’rifatul Islam, Al-Qur’an,
Ukhuwah Islamiyah, Nikmat Iman, Hal-hal Yang Melemahkan Iman, Hal-hal
Yang Menguatkan Imam, Pentingnya Akhlak Islami, Akhlak Rasulullah,
Bangunan Islam, Eksistensi Allah, Makna Asyhadu, Makna Syahadatain, Cinta,
Problematika Umat, Ghazwul Fikri (Serangan Pemikiran), Pentingnya Pendidikan
Islam, Tarbiyah Ruhiyah, Birrul Walidain (Kewajiban anak), Ilmu Allah, dan
Simbol Sukses Dalam Kehidupan.10
10 Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan Rohis sekaligus
guru mapel PAI SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 30 Maret 2012, Pukul 13.30 WIB di SMA N
01 Weleri.
16
3. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil”
dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukkan suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input
secara fungsional.11 Menurut KBBI hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat,
dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha.12
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan),
menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.13
Menurut Muhibbin Syah belajar mempunyai arti tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.14 Sedang menurut Sardiman,
pengertian belajar dibagi dua, yaitu pengertian luas dan khusus. Dalam pengertian
luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan
pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Definisi dalam arti khusus inilah
yang banyak dianut sekolah-sekolah.15
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan pada individu
yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil
belajar.16
11 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 44.
12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 391.
13 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 38-39.
14 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : P.T. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm.
92. 15 Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo
Perkasa, 2000), hlm. 20-21. 16 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 45.
17
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada
taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan
Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan pdikomotorik.
Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori
yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan
skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan
menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Skema itu akan
beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Oleh
karenanya menurut Bruner, belajar menjadi bermakna apabila dikembangkan
melalui eksplorasi penemuan.17
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa akan tergantung pada :
1) Siswa
Faktor diri siswa yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar adalah
bakat, niat, kemampuan dan motivasi belajar siswa merupakan masukan mentah.
2) Kurikulum
Kurikulum mencakup landasan program dan pengembangan GBHN dan
Pedoman GBHN berisi materi atau bahan kajian yang telah disesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa.
3) Guru
Guru bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar siswa agar
tercapai hasil optimal, besar kecilnya peranan guru akan tergantung pada tingkat
penguasaan materi metodologi dan pendekatannya.
4) Metode
Penggunaan metode yang tepat akan turut serta menentukan efektifitas dan
efisiensi belajar mengajar. Metode yang harus digunakan:
a) Sesuai dengan tujuan
b) Sesuai dengan materi
17 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 42.
18
c) Sesuai dengan kemampuan guru
d) Taraf kecerdasan siswa
e) Relevan dengan fasilitas
f) Relevan dengan waktu dan kondisi yang ada.
5) Sarana Prasarana
Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana antara lain: buku pelajaran,
alat pelajaran, ruang belajar, laboratorium dan perpustakaan.
6) Lingkungan
Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, lingkungan budaya dan juga
lingkungan alam merupakan sumber belajar dan sekaligus masukan lingkungan
sangat besar dalam proses belajar.
Dari komponen-komponen yang berpengaruh terhadap hasil belajar
tersebut, komponen guru lebih menentukan karena guru yang akan mengelola
komponen lainnya sehingga dapat meningkatkan hasil proses belajar mengajar.18
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi tiga macam yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi dua aspek yaitu :
a) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat
dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah,
apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak
berbekas.
b) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-
18 Abdurrahman, “Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs.
Matholi’ul Ulum Terteg Pucakwangi Pati Tahun Pelajaran 2002-2003”, skripsi (Semarang:
Tarbiyah IAIN Walisongo), hlm. 21-22.
19
faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah
sebagai berikut:
(1) Tingkat keceerdasan/intelegensi siswa,
(2) Sikap siswa,
(3) Bakat siswa,
(4) Minat siswa,
(5) Motivasi siswa.
2) Faktor Eksternal Siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga meliputi dua aspek
yaitu:
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang
selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri
tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin
membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan
belajar siswa.
Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan
tetangga, juga teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.
lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang
tua, dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan
keluarga, keteguhan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya
dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil
yang dicapai oleh siswa.
b) Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Contoh: kondisi rumah
yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak
mempunyai sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan Voli) akan
mendorong siwa untuk berkeliaran ketempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas
20
dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan yang seperti itu jelas berpengaruh
buruk terhadap kegiatan belajar siswa. Untuk waktu yang digunakan oleh siswa
belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa, tidak perlu dihiraukan. Sebab, bukan waktu ynag penting dalam belajar
melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan
menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.
3) Faktor pendekatan belajar
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang
telah dipaparkan dimuka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap
taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang
terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (mendalam). Misalnya,
mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada
siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproduktive.19
4. Pendidikan Agama Islam (PAI)
Di UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
pasal 36 dan 37 di tegaskan bahwa setiap jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan agama. Di dalam pasal 36 ayat (3) poin a. dan b. menegaskan bahwa
kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa juga berakhlak
mulia. Sehingga kedudukan pendidikan agama Islam sangat sentral bagi dunia
pendidikan.20
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam
situasi yang bertujuan memperdayakan diri.21 Dalam arti luas pendidikan
melahirkan beberapa konsep, misalnya:
19 Edi Riyanto, “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pendidikan Agama Islam terhadap
Pembentukan Akhlak Siswa di MA Hasyim Asy’ari Welahan Jepara Tahun Pelajaran 2004/2005”,
skripsi (Semarang: Tarbiyah IAIN Walisongo), hlm. 29-31. 20 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003),
hlm. 26-27. 21 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis,
Postmodern, hlm. 27.
21
1) Long-life Education
Pendidikan seumur hidup bermakna bahwa pendidikan adalah bagian dari
kehidupan itu sendiri. Pengalaman belajar dapat berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hayat. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam
kehidupan yang memengaruhi pembentukan berpikir dan bertindak individu.
Kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan perubahan-
perubahan caraberpikir masyarakat juga turut menjadi pembentuk seorang
individu.
Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh siapa pun,
terutama (sebagai tanggung jawab) negara. Sebagai sebuah upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan ilmu penetahuan, pendidikan telah ada seiring
dengan lahirnya peradaban manusia. Dalam hal inilah, letak pendidikan dalam
masyarakat sebenarnya mengikuti perkembangan corak sejarah manusia. Tidak
heran jika R.S. Peters dalam bukunya The Philosophy of Education menandaskan
bahwa pada hakikatnya pendidikan tidak mengenal akhir karena kualitas hidup
manusia terus meningkat.22
2) Pendidikan Alam
Suatu pandangan bahwa kehidupan dengan ruang dan lingkungannya—
yang berisi berbagai macam benda-benda dan melahirkan pengalaman-
pengalaman—merupakan tempat pendidikan bagi tiap manusia. Pengalaman akan
ruang dan waktu adalah pendidikan yang baik bagi semua orang. Bentuk kegiatan
adalah apa pun yang terentang mulai dari bentuk-bentuk misterius atau tudak
disengajah hingga kegiatan-kegiatan yang terprogram. Jadi, pendidikan
berlangsung dalam beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat
terjadi sembarang, kapan dan di mana pun dalam hidup. Tujuan pendidikan
terkandung dalam setiap pengalaman belajar dari alam dan lingkungannya.23
Sedangkan pendidikan dalam arti sempit, pendidikan adalah pengajaran
yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat mendidik (mengajar).
22 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis,
Postmodern, hlm. 28-29. 23 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis,
Postmodern, hlm. 30.
22
Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak
dan remaja (usia sekolah) yang diserahkan kepada sekolah agar mempunyai
kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran maju
yang berguna bagi mereka untuk tujuan ke masyarakat, menjalin hubungan sosial,
dan memikul tanggung jawab mereka sebagai individu maupun sebagai makhluk
sosial.24
Pendidikan di dalam Islam secara etimologi lebih popular dengan istilah
tarbiyah, ta’lim, ta’dib, riyadhah, irsyad, dan tadris.25 Masing-masing istilah
tersebut memliki keunikan makna tersendiri ketika sebagian atau semuanya
disebut secara bersamaan. Namun, kesemuanya akan memiliki makna yang sama
jika disebut salah satunya, sebab salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah
yang lain. Atas dasar itu, dalam beberapa buku pendidikan Islam, semua istilah itu
digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan pendidikan Islam.
1) Tarbiyah
Dalam mu’jam bahasa Arab, kata al-tarbiyah memiliki tiga akar
kebahasaan, yaitu:
a. Rabbâ, yarbû, tarbiyah: yang memiliki makna ‘tambah’ (zâd) dan
‘berkembang’ (nâmâ). Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan proses
menumbuhkan apa yang ada pada diri peserta didik, baik secara fisik, psikis,
sosial, maupun spiritual.
b. Rabbâ, yurbî, tarbiyah: yang memiliki makna tumbuh (nasya’a) dan menjadi
besar atau dewasa (tara’ra’a). Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan
usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara
fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.
c. Rabba, yarubbu, tarbiyah: yang memiliki makna memperbaiki (ashlaha),
menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makan,
mengasuh, tuan, memiliki, mengatur dan menjaga kelestarian maupun
24 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis,
Postmodern, hlm. 40-41. 25 Sekalipun kata irsyad (bimbingan) dan tadris (belajar) dapat digunakan sebagai
peristilahan dalam pendidikan Islam, tetapi dalam khazanah literature pendidikan Islam tidak
ditemukan kedua istilah itu, sehingga pada skripsi ini keduanya tidak diuraikan secara khusus.
23
eksistensinya. Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk
memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan
peserta didik, agar dapat survive lebih baik dalam kehidupannya.26
2) Ta’lim
Ta’lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata
‘allama. Sebagian para ahli menerjemahkan istilah tarbiyah dengan pendidikan,
sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran. Pendidikan (tarbiyah) tidak
saja tertumpu pada domain kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik,
sementara pengajaran (ta’lim) lebih mengarah pada aspek kognitif, seperti
pengajaran mata pelajaran matematika. Pemadanan ini agaknya kurang relevan,
sebab menurut pendapat yang lain, dalam proses ta’lim masih menggunakan
domain afektif.
Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ta’lim dengan “proses transmisi
berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan
ketentuan tertentu”.
3) Ta’dib
Ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata
karma, adab, budi pekerti, akhlak, moral dan etika. Ta’dib yang seakar dengan
adab memiliki arti pendidikan peradaban atau kebudayaan. Artinya, orang yang
berpendidikan adalah orang yang berperadaban, sebaliknya, peradaban yang
berkualitas dapat diraih melalui pendidikan.
Menurut al-Naquib al-Attas, ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang
secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing
kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.27
4) Riyadhah
Riyadhah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan.
Menurut al-Bustani, riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik
jiwa anak dengan akhlak yang mulia.
26 Abdul Majid, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 10-11.
27 Abdul Majid, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 18-20.
24
Pengertian ini akan menjadi berbeda jika riyadhah dinisbatkan kepada
disiplin tasawuf atau olahraga. Riyadhah dalam tasawuf berarti latihan rohani
dengan cara menyendiri pada hari-hari tertentu untuk melakukan ibadah dan
tafakur mengenai hak dan kewajibannya. Sementara riyadhah dalam disiplin
olahraga berarti latihan fisik untuk menyehatkan tubuh.
Menurut al-Ghazali, kata riyadhah yang dinisbatkan kepada anak
(shibyan/athfal), maka memiliki arti pelatihan atau pendidikan kepada anak-anak.
Dalam pendidikan anak, al-Ghazali lebih menekankan pada domain psikomotorik
dengan cara melatih. Pelatihan memiliki arti pembiasaan dan masa kanak-kanak
adalah masa yang paling cocok dengan metode pembiasaan itu. Anak kecil
terbiasa melakukan aktivitas yang positif maka di masa remaja dan dewasanya
lebih mudah untuk berkepribadian saleh.28
Dari beberapa istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
proses untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara fisik,
psikis, sosial, maupun spiritual dan memelihara, mengasuh, merawat,
memperbaiki dan mengatur kehidupannmya agar dapat survive lebih baik dalam
kehidupan.
Agama Islam adalah suatu suprasistem yang mengandung:
1) Sistem akidah atau keimanan dan keyakinan.
2) Sistem syariat, yaitu sistem nilai dan norma yang mengandung ketentuan-
ketentuan, perundang-undangan, peraturan, bimbingan, ajaran, dan informasi.
3) Akhlak atau pola perilaku yang didasarkan pada suatu sistem nilai dan norma
agama Islam serta proses pembentukan idea atau konsep berpikir yang dapat
melahirkan bentuk-bentuk pola kegiatan, interaksi dan bentuk-bentuk institusi
sosial tertentu maupun karya budaya yang bersifat material dan konseptual.
Agama Islam yang merupakan wahyu Ilahi ini diturunkan oleh Allah SWT
melalui Rasul-Nya untuk disampaikan kepada manusia sehingga disebut juga
risalah.29
28 Abdul Majid, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 21.
29 Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm.
117.
25
Sedangkan pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta mejadikannya sebagai
pandangan hidup (way of life) demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia
maupun di akhirat kelak.30
Dalam Kurikulum PAI pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha
untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar
generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada
Allah SWT. Sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan agama Islam adalah
bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.31
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama
Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional.32
30 Zakiah Daradjat, et. all., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 86.
31 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 130. 32 Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah), (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 75-76.
26
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu sebagai berikut:
1) Pendidikan Agama sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas
tujuan yang hendak dicapai.
2) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti ada
yang dibimbing, diajar dan/atau dilatih dalam peningkatan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.
3) Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melakukan
kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan secara sadar terhadap peserta
didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
4) Kegiatan (pembelajaran) pendidikan agama Islam diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran
agama Islam dari peserta didik, yang di samping untuk membentuk kesalehan
sosial. Dalam arti, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu
memancar ke luar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya
(bermasyarakat), baik yang seagama (sesama muslim), ataupun yang tidak
seagama (hubungan dengan non muslim), serta dalam berbangsa dan
bernegara sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan nasional (ukhuwah
wathaniyah) dan bahkan ukhuwah unsaniyah (persatuan dan kesatuan
antarsesama manusia).33
Jadi Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang berupa bimbingan
dan asuhan untuk menyiapkan peserta didik agar mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta mejadikannya sebagai
pandangan hidup (way of life) demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia
maupun di akhirat dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.
33 Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah), hlm. 76.
27
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi
sebagai berikut:
1) Pengembangan
Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2) Penanaman Nilai
Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
3) Penyesuaian Mental
Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4) Perbaikan
Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan
Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indoneisa seutuhnya.
6) Pengajaran
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan secara umum (alam nyata dan nir-
nyata), sistem dan fungsional.
28
7) Penyaluran
Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.34
Faisal (1999) berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan yang
digunakan dalam memainkan fungsi agama Islam di sekolah:
1) Pendekatan nilai universal (makro), yaitu suatu program yang dijabarkan
dalam kurikulum.
2) Pendekatan Meso, artinya pendekatan program pendidikan yang memiliki
kurikulum, sehingga dapat memberikan informasi dan kompetisi pada anak.
3) Pendekatan Ekso, artinya pendekatan program pendidikan yang memberikan
kemampuan kebijakan pada anak untuk membudidayakan nilai agama Islam.
4) Pendekatan Makro, artinya pendekatan program pendidikan yang memberikan
kemampuan kecukupan keterampilan seseorang sebagai profesional yang
mampu mengemukakan ilmu teori, informasi yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari.35
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.36
34 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004), hlm. 134-135. 35 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004), hlm. 135. 36 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003),
hlm. 12.
29
Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diharapkan pada subjek didik
setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan
kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana
individu itu hidup.37
Dalam Konferensi Pendidikan Islam Internasional pertama yang
dilaksanakan di Makah merumuskan bahwa pendidikan bertujuan untuk
menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui
latihan spiritual, intelektual, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia,
oleh karena itu pendidikan seharusnya memenuhi pertumbuhan manusia dalam
segala aspeknya: spiritual, intelektual, imaginatif, fisik, ilmiah, linguistik, baik
secara individual maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek untuk
mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan Islam adalah
perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, baik pada tingkat individu,
masyarakat, maupun kemanusiaan pada umumnya.38
Di dalam GBHN, pendidikan agama mempunyai tujuan-tujuan yang
berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal, yang pada dasarnya berisi:
1) Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan
disiplin serta cinta terhadap agama dalam pelbagai kehidupan anak yang
nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT taat
kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
2) Ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulnya merupakan motivasi intrinsic
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki anak. Berkat
pemahaman tentang pentingnya agama dan ilmu pengetahuan (agama dan
umum) maka anak menyadari keharusan menjadi seorang hamba Allah yang
beriman dan berilmu pengetahuan. Karenanya, ia tidak pernah mengenal henti
untuk mengejar ilmu dan teknologi baru dalam rangka mencari keridaan Allah
SWT. Dengan iman dan ilmu itu semakin hari semakin menjdi lebih bertakwa
kepada Allah SWT sesuai dengan tuntunan Islam.
37 H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 2009), jilid 1, hlm.
31. 38 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: P.T. LKiS, 2009), hlm. 26.
30
3) Menumbuhkan dan membina ketrampilan beragama dalam semua lapangan
hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati ajaran agama
Islam secara mendalam dan bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan
sebagai pedoman hidup, baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT dan
dalam hubungannya dengan sesama manusia yang tercermin dalam akhlak
perbuatan serta dalam hubungan dirinya dengan alam sekitar.39
Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang
agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (GBPP PAI, 1994).40
Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (kurikulum PAI: 2002).41
d. Ruang Lingkup Dan Materi Pendidikan Agama Islam
Untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam maka ruang lingkup materi
PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu Al-
Qur’an-Hadits, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (sejarah
Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999
dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an-Hadits, keimanan, akhlak,
fikh dan bimbingan ibadah, serta tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada
perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.42
39 Zakiah Daradjat, et. all., Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 89-90.
40 Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah), hlm. 78. 41 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004), hlm. 135. 42 Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah), hlm. 79.
31
Dilihat dari sistemakika ajaran Islam, maka unsur-unsur pokok itu memiliki
kaitan yang erat, sebagaimana dapat dilihat pada skema berikut ini.
Gambar 2.3 Sistematika Ajaran Islam
Dari sistematika tersebut, berikut ini dapat dijelaskan mengenai kedudukan
dan kaitan yang erat antara unsur-unsur pokok materi PAI.
Al-Qur’an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti
merupakan sumber akidah (keimanan), syariah, ibadah, mumalah, dan akhlak
sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah (ushuluddin) atau
keimanan merupakan akar atau pokok agama. Ibadah, muamalah, dan akhlak
bertitik tolak dari akidah, dalam arti sebagai manifestasi dan konsekuensi dari
akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syariah merupakan sistem norma
(aturan) yang mengatur hubungan manusia dnegan Allah, dengan sesama
manusia, dan dengan makhluk lainnya. Dalam hubungannya dengan Allah diatur
dalam ibadah dalam arti khas (thaharah, salat, zakat, puasa, dan haji) dan dalam
hubungannya dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalah dalam
arti luas. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia
dalam arti sebagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusiadengan manusia lainnya
ISLAM
(Al-Qur’an & Sunnah/ Hadis)
Sistem Kehidupan
1. Politik
2. Ekonomi
3. Sosial
4. Pendidikan
5. Kekeluargaan
6. Kebudayaan/Seni
7. Iptek
8. Orkes
9. Lingkungan
Hidup (flora,
fauna, dll.
10. Hankam, dll.
Akidah
Syariah
Akhlak
Ibadah
Muamalah
Tarikh/Sejarah
32
(muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam
menjalankan sistem kehidupannya (polotik, ekonomi, sosial, pendidikan,
kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dll.) yang dilandasi
oleh akidah yang kokoh. Sedangkan tarikh (sejarah-kebudayaan) Islam merupakan
perkembangan perjalanan hidup manusia meuslim dari masa ke masa dalam usaha
bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam
mengembangkan sistem kehidupan yang dilandasi oleh akidah.43
C. Rumusan Hipotesis
Dalam pra-research yang dilakukan peneliti, tidak terdapat kesesuaian
materi antara mata pelajaran PAI dengan kegiatan Rohis di SMA Negeri 1 Weleri.
Hal tersebut dikarenakan kegiatan Rohis lebih menitik beratkan pada pemahaman
dan praktek keagamaan peserta didik untuk menjadi biasa dalam menjalankan
ajaran agama Islam.
Penelitian ini di tujukan guna membuktikan apakah terdapat pengaruh
antara kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam
(PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012.
43 Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah), hlm. 79-80.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Tujuan Penelitian
Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan
keputusan manajerial dan ekonomi. Pendekatan ini berangkat dari data. Ibarat
bahan baku dalam suatu pabrik, data ini diproses dan dimanipulasi menjadi
informasi berharga bagi pengambilan keputusan. Pemrosesan dan manipulasi data
mentah menjadi informasi yang bermanfaat inilah yang merupakan jantung dari
analisis kuantitatif.1
Menurut Borg and Gall (1989) metode Kuantitatif disebut juga metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.2 Metode ini sebagai
metode ilmiah (scientific) karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit (empiris), obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena
data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.3
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk
mendapatkan data yang akurat dari lapangan untuk membuktikan hipotesis
peneliti yaitu: dalam pra-research yang dilakukan peneliti, tidak terdapat
kesesuaian materi antara mata pelajaran PAI dengan kegiatan Rohis di SMA
Negeri 1 Weleri. Hal tersebut dikarenakan kegiatan Rohis lebih menitik beratkan
pada pemahaman dan praktek keagamaan peserta didik untuk menjadi biasa dalam
menjalankan ajaran agama Islam.
1Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi,
(Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, 2007), hlm. 1. 2 Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif
tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2008), hlm. 7.
34
Oleh karena itu penelitian ini ditujukan guna membuktikan apakah terdapat
Pengaruh Antara Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan
Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dari penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Weleri. SMA Negeri 1
Weleri dipilih sebagai tempat penelitian karena lembaga pendidikan ini berbasis
umum akan tetapi religius, salah satu buktinya adalah adanya kegiatan Rohis yang
berbasis keagamaan disana. Dari hasil penelitian, model pembelajaran kegiatan
Rohis di SMA Negeri 01 Weleri antara peserta didik laki-laki dengan perempuan
dipisah, baik pembimbing maupun tempat bimbingannya. Pembimbing peserta
didik laki-laki dibimbing oleh pembimbing laki-laki dan dibimbing di dalam
masjid SMA Negeri 01 Weleri, sedangkan peserta didik perempuan dibimbing
oleh pembimbing perempuan dan dibimbing di teras masjid SMA Negeri 01
Weleri.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2011/2012, tepatnya dari tanggal 3 Januari 2012 sampai tanggal 30 Maret 2012.
Penelitian dilakukan setiap hari jum’at untuk mendapatkan data kegiatan Rohis di
SMA Negeri 01 Weleri, dan di hari-hari tertentu untuk mendapatkan data
tambahan guna menunjang penelitian.
C. Metode Penelitian
Metode ilmiah yang digunakan oleh peneliti adalah metode Observasi
Lapangan (field Observation). Dalam pendekatan ilmiah metode ini, peneliian
dilakukan dalam situasi ilmiah yang didahului oleh semacam intervensi (campur
tangan) dari pihak peneliti yang bertujuan agar fenomena yang dikehendaki oleh
peneliti dapat segera tempak dan diamati sehingga terjadi semacam control atau
kendali parsial terhadap situasi lapangan. Terdapat beberapa kelompok dalam
peelitian lapangan, tetapi yang dipilih oleh peneliti yaitu penelitian korelasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang
diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variasi variabel-variabel yang
bersangkutan. Data yang diperoleh merupakan data ilmiah seperti apa adanya.
35
Kendali parsial terbatas pada control statistical dalam analisisnya sehingga
dimungkinkan untuk melihat hubungan antara dua variabel, misalnya tanpa
dicemari variabel-variabel lain.
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana sesuatu penelitian
dilaksanakan. Metode yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian Pengaruh Antara
Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI)
Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012 ini adalah metode korelasi.
Pada metode korelasional, hubungan antara variabel diteliti dan dijelaskan.
Hubungan yang dicari ini disebut korelasi. Korelasi yang mungkin terjadi antara
dua variabel atau lebih dapat berupa:
1. Korelasi positif, dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variabel
yang lain meningkat pula atau sebaliknya.
2. Korelasi negatif, dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variabel
yang lain menurun atau sebaliknya.
3. Tidak ada korelasi, dimana kedua variabel tidak menunjukkan hubungan.
4. Korelasi sempurna, dimana kenaikan atau penurunan variabel yang selalu
berbanding seimbang dengan kenaikan atau penurunan variabel lain.4
D. Jenis Data dan Teknik Perolehannya
Jenis data dalam penelitian ini diambil dengan metode observasi, dimana
peneliti mengamati langsung proses kegiatan Rohis dan hasil belajar kognitif PAI
di Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012 dengan memberikan skor
pada proses kegiatan Rohis dan mengambil nilai hasil belajar kognitif PAI dari
peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.5 Penelitian ini merupakan penelitian
populasi karena peneliti meneliti seluruh populasi.
4 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang:
Walisongo Press, 2009) hlm. 22-26. 5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: komponen MKDK, (Jakarta: P.T. Rineka
Cipta, 2010), hlm. 118.
36
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik yang ikut
kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri yang berjumlah 40.
F. Variabel dan Indikator penelitian
Pada dasarnya variabel bisa diamati memiliki sifat discrete, artinya tiap
nilai-nilai variabel dipisahkan antara satu dengan yang lain oleh suatu kesatuan
tertentu.
Adapun variabel dari penelitian ini ada 2 macam yaitu:
1. Variabel independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang terjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).6 Dalam penelitian
ini, variabel independen (variabel bebas) disimbolkan dengan variabel x yaitu
keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis (variabel x), adapun
indikatornya sebagai berikut:
a. Kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri 01
Weleri. Dalam hal ini peneliti ikut serta dalam kegiatan Rohis guna
mengamati langsung absensi dari peserta didik dengan memberikan indikator
penilaian sebagai berikut:
Indikator: skor
Tepat waktu 3
Terlambat 10 menit 2
Terlambat lebih dari 10 menit 1
Tidak masuk 0
b. Perhatian peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri 01
Weleri. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung peserta didik ysng
memperhatikan materi selama proses kegiatan Rohis dengan rincian dan
indikator sebagai berikut:
1) Kesediaan peserta didik mendengar materi dalam kegiatan Rohis di SMA
Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung peserta didik
6 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, hlm. 148-150.
37
yang mendengarkan pembimbing menyampaikan materi. Dengan pengamatan
langsung tersebut, peneliti dapat langsung mengetahui peserta didik yang
mendengar dan menyimak materi selama proses kegiatan Rohis berlangsung.
Bagi peserta didik yang mendengarkan dan menyimak akan diberikan skor
sebagai berikut:
a) peserta didik yang mendengar dan menyimak materi dari awal sampai selesai
akan diberikan skor 2.
b) peserta didik yang mendengarkan sampai ditengah (selama proses mereka
membuat forum sendiri) maka akan diberikan skor 1.
2) Kesediaan peserta didik mencatat materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri
01 Weleri. Dalam hal ini peneliti akan mengikuti langsung proses dan
mengamati peserta didik yang mencatat materi yang disampaikan, dan
memastikannya dengan melihat catatan dari peserta didik setelah selesai
kegiatan ekstrakurikuler Rohis. Dan bagi yang mencatat materi akan
mendapatkan skor sebagai berikut:
a) peserta didik yang mencatat materi akan mendapatkan skor 2
b) peserta didik yang tidak mencatat materi akan diberikan skor 1.
3) Kesediaan peserta didik bertanya tentang materi dalam kegiatan Rohis di
SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung peserta
didik selama proses kegiatan ekstrakurikuler Rohis berlangsung. Dan bagi
peserta didik yang bertanya akan mendapatkan skor dengan indikator sebagai
berikut:
a) peserta didik yang bertanya sesuai materi akan mendapat skor 3,
b) peserta didik yang bertanya diluar materi akan mendapatkan skor 2, dan
c) peserta didik yang tidak bertanya akan mendapat skor 1.
2. Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kreteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat,
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.7 Dalam penelitian ini, variabel dependen (variabel terikat)
disimbolkan dengan variabel y yaitu hasil belajar kognitif PAI dari peserta
7 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, hlm. 150.
38
didik yang mengikuti kegiatan Rohis (variabel y). Adapun indikatornya adalah
nilai mid semester 2 tahun ajaran 2011-2012 yang dilaksanakan pada tanggal
20-25 Februari 2012.
G. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Metode pengumpulan adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data.8
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini ada 4 macam yaitu;
1. Observasi
Metode ini digunakan untuk meneliti langsung kegiatan Rohis di SMA
Negeri 01 Weleri yang diadakan setiap hari jum’at jam 13.00-14.00 WIB. Dalam
hal ini, peneliti ikut terlibat dalam kegiatan sebagai peserta guna mendapatkan
data yang valid dalam penelitian.
Adapun yang diambil dari metode ini adalah data keaktifan peserta didik
dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Keaktifan diambil
dari 2 aspek dari peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Rohis,
yaitu kehadiran dan perhatian. Perhatian disini dibagi menjadi 3, yaitu kesediaan
peserta didik mendengar materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri,
kesediaan peserta didik mencatat materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01
Weleri, dan kesediaan peserta didik bertanya tentang materi dalam kegiatan Rohis
di SMA Negeri 01 Weleri. Sehingga dalam hal ini peneliti ikut terlibat langsung
dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri.
2. Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk mencari data tentang kegiatan Rohis di
SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara
kepada Guru mapel PAI dan Pembimbing kegiatan Rohis. Peneliti melakukan
wawancara langsung kepada Guru mapel PAI dan Pembimbing kegiatan Rohis.
Wawancara disini meliputi seluruh kegiatan Rohis di SMA Negeri 01
Weleri, seperti pengertian Rohis sendiri, Tujuan dari Rohis, program-program
yang diadakan oleh Rohis, dan ruang lingkup kegiatan Rohis.
8 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: P.T. Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 220.
39
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumentasi
adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Metode ini sering
digunakan pada penelitian sejarah. Namun, kemudian Sosiologi dan Antropologi
menggunakan metode dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Oleh
karena sebenarnya sejumlah besar fakta dan data sosial tersimpan dalam tubuh
pengetahuan sejarah yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang
tersedia seperti terdapat surat-surat, catatan harian (jurnal), laporan-laporan dan
sebagainya.9
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang materi dalam
kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti menghubungi
langsung Guru mapel PAI dan Pembimbing untuk mendapatkan dokumen tentang
kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri.
Dokumen yang dimaksudkan adalah daftar peserta didik kegiatan Rohis di
SMA Negeri 01 Weleri dan materi menjadi acuan dalam kegiatan Rohis.
4. Metode Tes
Metode tes dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik serta digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
portofolio, dan penilaian diri. 10
Metode tes digunakan untuk mencari data hasil belajar kognitif yaitu hasil
mid semester 2 tahun ajaran 2011-2012 mata pelajaran PAI di SMA Negeri 01
Weleri.
9 M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm. 144. 10
Ismail S.M., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 147.
40
Dalam hal ini peneliti meminta data hasil belajar mid semester 2 tahun
ajaran 2011-2012 mata pelajaran PAI dari Guru mapel PAI di SMA Negeri 01
Weleri.
H. Teknik Analisis Data Penelitian
Setelah data-data penulis harapkan terkumpul maka untuk selanjutnya data-
data dianalisis statistik. Sedangkan pengertian statistik sebagaimana dikemukakan
oleh Anas Sudijono,11
adalah data angka yang dapat memberikan gambaran
mengenai keadaan, peristiwa akan gejala tertentu.
Dalam analisis data akan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu :
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam
penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke
dalam tabel distribusi frekuensi.12
Di dalam analisis pendahuluan ini akan menggambarkan data tentang
keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis. Hasil dari tahap ini
dimasukkan dalam tabel distribusi untuk memperoleh gambaran setiap yang
dikaji.
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini merupakan jenis analisis yang bertujuan untuk menguji
hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun tekniknya dari hasil analisis
pendahuluan, data yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dengan
menggunakan statistik.
Dalam hal ini digunakan dua variabel yang berbeda yaitu keikutsertaan
peserta didik dalam kegiatan Rohis sebagai variabel x, dan hasil belajar kognitif
PAI dari peserta didik yang mengikuti kegiatan Rohis sebagai variabel y., maka
dapat disimpulkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan akan
menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar karena sampel dan
11
Anas Sudijono, Statistik Pendidikan, (Jakarta: Gradindo Persada, 1996), hlm. 2. 12
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, hlm. 63.
41
jumlah respondennya sehingga teknik perhitungannya berdasar skor aslinya.
Adapun rumusannya sebagai berikut :
Keterangan :
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : Variabel Kegiatan Keagamaan
Y : Variabel hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam
N : Jumlah populasi
∑ : Sigma (jumlah) 13
3. Analisis Lanjut
Analisis ini merupakan pengolahan data lebih lanjut dari hasil-hasil nilai
kualitatif analisis sebelumnya, yakni membandingkan besarnya “r” observasi ‘r0”
dengan “r” tabel dengan taraf signifikan 1 % dan 5 %. Jika ‘r0” sama dengan atau
lebih besar dari “r” tabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, sehingga
interpretasinya adalah ada pengaruh yang sedang/cukup signifikan antara
Kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di
SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012.
Tetapi apabila ‘r0” lebih kecil dari “r” tabel, maka (Ha) ditolak dan (Ho)
diterima yang berarti tidak ada pengaruh, sehingga interpretasinya tidak ada
hubungan Kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1993), hlm. 243.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan tentang hasil penelitian ini penulis sajikan sesuai hasil
observasi dari tanggal 3 Januari 2012 sampai tanggal 30 Maret 2012 dengan
obyek penelitian yaitu sejumlah empat puluh siswa SMA Negeri 01 Weleri yang
aktif mengikuti kegiatan Rohis.
Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan untuk memudahkan
jalannya analisis adalah melalui tiga tahapan, yaitu analisis pendahuluan, analisis
uji hipotesis dan analisis lanjut.
A. Analisis Pendahuluan
Analisis ini merupakan pengolahan awal dari data yang terkumpul melalui
observasi selama penelitian, yaitu dari tanggal 3 Januari 2012 sampai tanggal 30
Maret 2012. Kegiatan Rohis yang merupakan aplikasi dari mapel Pendidikan
Agama Islam (PAI) akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dalam
mapel PAI. Menurut teori yang diungkapkan oleh Korten, kegiatan
ekstrakurikuler akan mempengaruhi hasil belajar karena lingkungan kelas menjadi
masyarakat kecil untuk menerapkan pembelajaran yang didapat serta
mengembangkan diri untuk menjadi pribadi muslim yang siap bergelut di
masyarakat kelak. Sedangkan PAI menjadikan kegiatan Rohis sebagai
pengembangan dari materi untuk memahamkan peserta didik akan pentingnya
menjalankan syari’at Islam. Sehingga keduanya bisa saling mendukung ketika
terdapat keterkaitan antara materi kegiatan Rohis dengan mapel PAI. Tetapi
sebaliknya, jika tidak terdapat keterkaitan materi, hanya akan memberikan
pemahaman searah tanpa ada titik temu antara keduanya.
Data hasil penelitian tersebut akan didistribusikan sebagai berikut:
1. Data keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri
01 Weleri.
Untuk mengetahui nilai kuantitatif data tentang keaktifan kegiatan Rohis di
SMA Negeri 01 Weleri selama 6 minggu. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
43
Tabel 4.1
Data Keaktifan Peserta Didik Dalam Kegiatan Rohis
N
o Nama
Kehadiran Dengar Catat Tanya Nilai
J:6x10 3 2 1 0 J 2 1 J 2 1 J 3 2 1 J
1 Aldi Tri Y 4 1 0 1 14 4 2 10 0 6 6 0 0 6 6 36:6x10=60
2 Primas Oky W 6 0 0 0 18 6 0 12 3 3 9 3 1 2 13 52:6x10=87
3 Selma Dwi H 5 0 1 0 16 5 1 11 1 5 7 0 1 5 7 41:6x10=68
4 Deni Supriyanto 4 1 1 0 15 5 1 11 0 6 6 0 0 6 6 38:6x10=63
5 Dian Alima 3 1 1 1 12 2 4 8 1 5 7 0 1 5 7 34:6x10=57
6 Dian Kumalasari 3 1 1 1 12 2 4 8 2 4 8 0 1 5 7 35:6x10=58
7 Ajid Aulia Johan 6 0 0 0 18 5 1 11 0 6 6 1 0 5 8 43:6x10=72
8 Burhanudin 4 1 0 1 14 4 2 10 0 6 6 0 0 6 6 36:6x10=60
9 Faris Wicaksono 6 0 0 0 18 6 0 12 0 6 6 1 0 5 8 44:6x10=73
10 Totok Setiawan 5 0 1 0 16 5 1 11 0 6 6 1 0 5 8 41:6x10=68
11 Dinik Trisiani 4 1 1 0 15 5 1 11 1 5 7 3 1 2 13 46:6 x10=77
12 Isnaini Umi S 4 1 0 1 14 4 2 10 0 6 6 3 1 2 13 44:6 x10=73
13 Slamet Widodo 5 0 1 0 16 5 1 11 0 6 6 2 0 4 10 43:6 x10=72
14 Devi Oktiviani 5 0 1 0 16 5 1 11 2 4 8 2 2 2 12 47:6 x10=78
15 Eryuni Ririswati 5 0 1 0 16 3 3 9 3 3 9 0 3 3 9 43:6 x10=72
16 Naila Zahrotul J 4 1 1 0 15 5 1 11 3 3 9 4 0 2 14 49:6 x10=82
17 Ahmad Mashudi 5 0 1 0 16 5 1 11 0 6 6 1 1 4 9 42:6 x10=70
18 Fitri Wulandari 4 1 1 0 15 5 1 11 2 4 8 2 1 3 11 45:6 x10=75
19 Hanif Mei Artadi 6 0 0 0 18 6 0 12 0 6 6 0 1 5 7 43:6 x10=72
20 Nurul Sulis M 3 2 0 1 13 4 2 10 0 6 6 0 2 4 8 37:6 x10=62
21 Putri Novita S 3 1 1 1 12 3 3 9 1 5 7 1 2 3 10 38:6 x10=63
22 Siti Alimah 3 1 1 1 12 3 3 9 1 5 7 2 1 3 11 39:6 x10=65
23 Yenni Kassatun 3 1 1 1 12 3 3 9 1 5 7 2 0 4 10 38:6 x10=62
24 Ari Himawan 6 0 0 0 18 6 0 12 0 6 6 1 1 4 9 45:6 x10=75
25 Nofi Julianti 2 2 2 0 12 4 2 10 1 5 7 1 2 3 10 39:6 x10=65
26 Puput Nurfiana 5 1 0 0 17 6 0 12 3 3 9 2 2 2 12 50:6 x10=83
27 Rahmad Fauzi 4 0 2 0 14 4 2 10 3 3 9 2 0 4 10 43:6 x10=72
28 Sekar Nurhayati 4 2 0 0 16 6 0 12 2 4 8 3 2 1 14 50:6 x10=83
29 Esti Haryanti 3 0 3 0 12 3 3 9 1 5 7 0 0 6 6 34:6 x10=57
30 Hamdan DJRHU 5 0 1 0 16 5 1 11 1 5 7 1 0 5 8 42:6 x10=70
31 Nuswa Rhona N 4 0 2 0 14 3 3 9 0 6 6 1 3 2 11 40:6 x10=67
32 Putra Adi N 5 0 1 0 16 5 1 11 0 6 6 1 0 5 8 41:6 x10=68
33 Tri Ratna W 4 0 2 0 14 4 2 10 0 6 6 1 1 4 9 39:6 x10=65
34 Assafrun Ali A 4 0 2 0 14 4 2 10 0 6 6 0 0 6 6 36:6 x10=60
35 Prayet Yuliono 4 0 2 0 14 4 2 10 0 6 6 0 0 6 6 36:6 x10=60
36 Tutut Sukma SA 5 0 1 0 16 5 1 11 0 6 6 1 2 3 10 43:6 x10=72
37 Budi Imam S 5 0 1 0 16 5 1 11 0 6 6 0 0 6 6 39:6 x10=65
38 Salis Hapsari 3 0 3 0 12 3 3 9 1 5 7 0 1 5 7 35:6 x10=58
39 Adi Yulianto 2 1 3 0 11 3 3 9 0 6 6 0 1 5 7 33:6 x10=55
40 Akhmad Hafif 3 1 2 0 13 4 2 10 0 6 6 0 0 6 6 35:6 x10=58
Jumlah rata-rata Nilai/N (N=Jumlah Frekwensi) 2722:40x10=
68.05
44
Hasil observasi di atas dapat di ketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari
keaktifan kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri adalah 87 dan nilai terendah
adalah 55.
a. Mencari interval nilai
Langkah Pertama, mencari nilai R (Total Range)
Ket: R = Total Range;
H = Highest Score (Nilai Tertinggi);
L = Lowest Score (Nilai Terendah);
1 = Bilangan Konstan.
Di atas kita ketahui: H = 87 dan L = 55, maka dengan mudah dapat
diperoleh R, yaitu R = 87 – 55 + 1 = 33. Angka 33 ini mengandung arti bahwa
apabila kita menghitung banyaknya nilai mulai dari nilai terendah sampai dengan
nilai tertinggi pada data yang telah dikemukakan di atas, akan diperoleh sebanyak
33 butir nilai.
Langkah Kedua, mencari i (interval nilai)
i
Rsebaiknya menghasilkan bilangan yang besarnya 10 sampai dengan 20.
Ket: R = Total Range;
i = interval nilai, yaitu luasnya pengelompokan data yang dicari, atau
nilai interval.
10 sampai dengan 20 maksudnya di sini ialah bahwa jumlah kelompok data
yang akan disajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi itu sebaiknya tidak
kurang dari 10 dan tidak lebih dari 20.
Sebagian para ahli statistik berpendapat bahwa jumlah kelompokan data
yang akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
Karena R = 27, maka:
45
i
33 jadi i = 3 karena 33 : 3 = 11, dan bilangan 11 ini terletak
antara 10 sampai dengan 20. 1
Langkah Ketiga, memasukkan data ke dalam tabel.
Dari data di atas, maka:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Kegiatan lRohis
Interval Tanda/Jari-jari f (frekuensi) Frekuensi Relatif
85-87 I 1 2.5 %
82-84 III 3 7.5 %
79-81 0 0 %
76-78 II 2 5 %
73-75 IIII 4 10 %
70-72 IIII III 8 20 %
67-69 IIII 4 10 %
64-66 IIII 4 10 %
61-63 IIII 4 10 %
58-60 IIII II 7 17.5 %
55-57 III 3 7.5 %
Total: N = 40 100 %
Berdasarkan data tentang distribusi frekuensi relatif di atas kemudian
divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar berikut:2
Tabel 4.3
Diagram Kegiatan Rohis
0
5
10
15
20
25
55-5758-6061-6364-6667-6970-7273-7576-7879-8182-8485-87
Frekuensi
Presentase
1 Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.
52-53. 2 Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 55-56.
46
b. Mencari nilai rata-rata
Hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari
keaktifan kegiatan Rohis di SMA N 01 Weleri:
Tabel 4.4
Nilai Tengah Hasil Kegiatan Rohis
Interval f (frekuensi) X FX
85-87 1 86 86
82-84 3 83 249
79-81 0 80 0
76-78 2 77 154
73-75 4 74 296
70-72 8 71 568
67-69 4 68 272
64-66 4 65 260
61-63 4 62 248
58-60 7 59 413
55-57 3 56 168
Total: 40 = N
Ket: x = nilai tengah;
= nilai rata-rata.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler Rohis di
SMA N 01 Weleri mempunyai nilai rata-rata sebesar 67.85, berada pada interval
67 – 69 dalam kategori sedang.3
3 Hartono, Statistik Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm34-38.
47
2. Data hasil nilai PAI
Tabel 4.5
Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2
Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri
No Nama Kelas Nilai
1 Aldi Tri Yunianto X Imersi 81
2 Primas Oky Wijaya X Imersi 82
3 Selma Dwi Hapsari X Imersi 85
4 Deni Supriyanto X A 81
5 Dian Alima X A 85
6 Dian Kumalasari X A 85
7 Ajid Aulia Johan X C 83
8 Burhanudin X C 83
9 Faris Wicaksono X C 82
10 Totok Setiawan X C 83
11 Dinik Trisiani X D 83
12 Isnaini Umi Sakinah X D 85
13 Slamet Widodo X D 80
14 Devi Oktiviani X E 85
15 Eryuni Ririswati X E 85
16 Naila Zahrotul J XI IPA Imersi 90
17 Ahmad Mashudi XI IPA 1 86
18 Fitri Wulandari XI IPA 1 85
19 Hanif Mei Artadi XI IPA 1 85
20 Nurul Sulis Maulidah XI IPA 1 85
21 Putri Novita Safitri XI IPA 1 88
22 Siti Alimah XI IPA 1 86
23 Yenni Kassatun XI IPA 1 86
24 Ari Himawan XI IPA 2 85
25 Nofi Julianti XI IPA 2 85
26 Puput Nurfiana XI IPA 2 84
27 Rahmad Fauzi XI IPA 2 87
28 Sekar Nurhayati XI IPA 2 88
29 Esti Haryanti XI IPA 3 85
30 Hamdan Dian Jaya RHU XI IPA 3 88
31 Nuswa Rhona Nawangara XI IPA 3 87
32 Putra Adi Nugroho XI IPA 3 84
33 Tri Ratna Wijayanti XI IPA 3 85
34 Assafrun Ali Adhim XI IPS 1 84
35 Prayet Yuliono XI IPS 1 85
36 Tutut Sukma Surya Adilla XI IPS 1 83
37 Budi Imam Santoso XI IPS 2 85
38 Salis Hapsari XI IPS 2 84
39 Adi Yulianto XI IPS 3 86
40 Akhmad Hafif XI IPS 3 82
Dari hasil nilai PAI di SMA N 01 Weleri di atas, dapat diketahui bahwa
nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 80.
48
a. Mencari interval nilai
Langkah Pertama, mencari nilai R (Total Range)
Ket: R = Total Range;
H = Highest Score (Nilai Tertinggi);
L = Lowest Score (Nilai Terendah);
1 = Bilangan Konstan.
Di atas kita ketahui: H = 90 dan L = 80, maka dengan mudah dapat
diperoleh R, yaitu R = 90 – 80 + 1 = 11. Angka 11 ini mengandung arti bahwa
apabila kita menghitung banyaknya nilai mulai dari nilai terendah sampai dengan
nilai tertinggi pada data yang telah dikemukakan di atas, akan diperoleh sebanyak
11 butir nilai. Karena H = 90 dan L = 80 akan terdapat 11 nilai; perhatikanlah: 80,
81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90 = 11 butir nilai.
Langkah Kedua, mencari i (interval nilai)
sebaiknya menghasilkan bilangan yang besarnya 10 sampai dengan 20.
Ket: R = Total Range;
i = interval nilai, yaitu luasnya pengelompokan data yang dicari, atau
nilai interval.
10 sampai dengan 20 maksudnya di sini ialah bahwa jumlah kelompok data
yang akan disajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi itu sebaiknya tidak
kurang dari 10 dan tidak lebih dari 20.
Karena R = 11, maka:
jadi i = 1 karena 11 : 1 = 11, dan bilangan 11 ini terletak
antara 10 sampai dengan 20. 4
Langkah Ketiga, memasukkan data ke dalam tabel.
Dari data di atas, maka:
4 Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 52-53.
49
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis
Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri
Interval Tanda/Jari-jari f (frekuensi) Frekuensi Relatif
90 I 1 2.5 %
89 0 0 %
88 III 3 7.5 %
87 II 2 5 %
86 IIII 4 10 %
85 IIII IIII IIII 15 37.5 %
84 IIII 4 10 %
83 IIII 5 12.5 %
82 III 3 7.5 %
81 II 2 5 %
80 I 1 2.5 %
Total: 40 = N 100 %
Berdasarkan data tentang distribusi frekuensi relatif di atas kemudian
divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar berikut:5
Tabel 4.7
Diagram Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis
Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri
0
5
10
15
20
25
30
35
40
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
Frekuensi
Presentase
5 Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 55-56.
50
c. Mencari nilai rata-rata
Hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari
keaktifan kegiatan Rohis di SMA N 01 Weleri:
Tabel 4.8
Nilai Tengah Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis
Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri
Y f (frekuensi) FY
90 1 90
89 0 0
88 3 264
87 2 174
86 4 344
85 15 1275
84 4 336
83 5 415
82 3 246
81 2 162
80 1 80
Total: 40 = N
Ket: Y = nilai tengah;
MY = nilai rata-rata.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler Rohis di
SMA N 01 Weleri mempunyai nilai rata-rata sebesar 84.65 berada dalam kategori
sedang.6
B. Analisis Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan analisa yang dilakukan untuk membuktikan
diterima atau ditolaknya hipotesa yang diajukan.
Adapun hipotesa yang penulis ajukan adalah terdapat pengaruh antara
kegiatan Ekstrakurikuler Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama
6 Hartono, Statistik Untuk Penelitian, hlm34-38.
51
Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012.untuk
mengajukan uji hipotesis dengan korelasi.
Tabel 4.9
Persiapan Untuk Menghitung Korelasi Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis
Dengan Hasil Belajar PAI di SMA Dan 01 Weleri
Subyek X Y XY X2
Y2
Aldi Tri Yunianto 60 81 4860 3600 6561
Primas Oky Wijaya 87 82 7134 7569 6724
Selma Dwi Hapsari 68 85 5780 4624 7225
Deni Supriyanto 63 81 5103 3969 6561
Dian Alima 57 85 4845 3249 7225
Dian Kumalasari 58 85 4930 3364 7225
Ajid Aulia Johan 72 83 5976 5184 6889
Burhanudin 60 83 4980 3600 6889
Faris Wicaksono 73 82 5986 5329 6724
Totok Setiawan 68 83 5644 4624 6889
Dinik Trisiani 77 83 6391 5929 6889
Isnaini Umi Sakinah 73 85 6205 5329 7225
Slamet Widodo 72 80 5760 5184 6400
Devi Oktiviani 78 85 6630 6084 7225
Eryuni Ririswati 72 85 6120 5184 7225
Naila Zahrotul J 82 90 7380 6724 8100
Ahmad Mashudi 70 86 6020 4900 7396
Fitri Wulandari 75 85 6375 5625 7225
Hanif Mei Artadi 72 85 6120 5184 7225
Nurul Sulis Maulidah 62 85 5270 3844 7225
Putri Novita Safitri 63 88 5544 3969 7744
Siti Alimah 65 86 5590 4225 7396
Yenni Kassatun 62 86 5332 3844 7396
Ari Himawan 75 85 6375 5625 7225
Nofi Julianti 65 85 5525 4225 7225
Puput Nurfiana 83 84 6972 6889 7056
Rahmad Fauzi 72 87 6264 5184 7569
Sekar Nurhayati 83 88 7304 6889 7744
Esti Haryanti 57 85 4845 3249 7225
Hamdan Dian JRHU 70 88 6160 4900 7744
Nuswa Rhona N 67 87 5829 4489 7569
Putra Adi Nugroho 68 84 5712 4624 7056
Tri Ratna Wijayanti 65 85 5525 4225 7225
Assafrun Ali Adhim 60 84 5040 3600 7056
Prayet Yuliono 60 85 5100 3600 7225
Tutut Sukma SA 72 83 5976 5184 6889
Budi Imam Santoso 65 85 5525 4225 7225
Salis Hapsari 58 84 4872 3364 7056
Adi Yulianto 55 86 4730 3025 7396
Akhmad Hafif 58 82 4756 3364 6724
N = 40
52
Dari table kerja di atas, dapat diketahui nilai-nilai sebagai berikut:
N = 40
Maka:
1. Mencari angka korelasi.
Ket:
= Angka indek korelasi
N = Jumlah populasi
= Jumlah skor x
= Jumlah skor y
= Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
Maka:
53
Hasil tersebut dicocokan dengan r tabel pada taraf 5% didapat nilai
0.312 dan pada taraf 1% di dapat nilai 0.403. Berarti nilai harga
lebih kecil (tidak signifikan).
C. Analisis Lanjut
Tujuan analisis lanjutan ini merupakan langkah terakhir untuk mengetahui
taraf signifikan hubungan antara “r” observasi dengan “r” tabel yang berkaitan
dengan hipotesa penelitian
Menurut Anas Sujiono, bahwa untuk mengetahui taraf signifikansi dapat
dikelompokkan menjadi 4 kategori:
1. 0.00 – 0.20 maka korelasi antara variabel X dan variabel Y sangat rendah
(tidak ada)
2. 0.20 – 0.40 maka korelasi antara variabel X dan variabel Y sangat lemah
(rendah)
3. 0.40 – 0.70 maka korelasi antara variabel X dan variabel Y sangat rendah
(sangat cukup)
4. 0.70 – 0.90 maka korelasi antara variabel X dan variabel Y sangat kuat
(tinggi)
Adapun langkahnya yaitu mengkonsultasikan hasil antara “r” observasi dan
“r” tabel dengan menggunakan tabel “r” product moment. Sebelum melakukan
interprestasi harus diketahui dahulu df (degrees of freedom). Df diperoleh dari
rumus dr = N-nr, nr adalah banyaknya variabel yang dikorelasikan karena analisis
korelasi yang digunakan adalah teknik analisa korelasional bivariat maka nr selalu
berjumlah 2. Sehingga hasilnya = 40 – 2 = 38.
Langkah selanjutnya adalah memeriksa tabel nilai “r” product moment
dengan df/db sebesar 38 pada taraf signifikansi 5% “r” tabel sebesar 0.312
sedangkan pada taraf signifikansi 1 % “r” tabel sebesar 0,403, maka “r” observasi
berada di bawah harga signifikan 5% dan 1 %. Dengan kata lain = 0.103 < dari
= 0.312 (5%) dan = 0.403 (1%). Berangkat dari hasil konsultasi tersebut,
maka dapat diartikan tidak ada hubungan antara Kegiatan Rohis Terhadap Hasil
54
Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam di SMA N 01 Weleri sehingga dapat
diinterpretasikan/disimpulkan hipotesa alternatif tidak diterima.
Selanjutnya untuk mengetahi nilai koefisien determinasi (variabel penentu)
variabel X terhadap Y, maka dilakukan proses perhitungan dengan rumus :
( r )2 x 100% = (0,103)
2 x 100%
= 0,0106 x 100%
= 1.06%
Jadi diketahui variabel penentu antara variabel X dan variabel Y sebesar
1.06%, sedangkan sisanya sebesar 98.04% merupakan variabel lain yang belum
diteliti oleh penulis.
55
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data serta analisis hasil penelitian tentang pengaruh antara
Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI)
Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012 yang telah dilakukan dan
tertuang dalam Bab III dan IV, selanjutnya akan ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri dilaksanakan setiap hari jum’at
ba’da shalat jum’at. Sebelum kegiatan Kegiatan Rohis dimulai, para peserta
kegiatan Rohis membaca al-Qur’an beserta artinya, kemudian mendengarkan
materi yang diberikan dengan metode ceramah plus dan ditutup dengan
membaca do’a. Kegiatan Rohis cukup baik dalam membentuk akhlak peserta
didik, ini terbukti menghasilkan angka rata-rata 68.05 dan hasil tersebut
menempati interval 57 - 59 (interval kategori cukup baik).
2. Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan tersebut sudah
terpenuhi dengan hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di
SMA Negeri 01 Weleri yang berada dalam kategori cukup baik. Ini terbukti
dari analisis data menghasilkan rata-rata 84.65 dibulatkan menjadi 85 hasil
tersebut menempati interval 85 (interval kategori cukup baik).
3. Ada pengaruh tetapi tidak signifikan antara Kegiatan Rohis Terhadap Hasil
Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri
dengan signifikansi kategori sangat lemah dengan signifikansinya sebesar
0,103. Hal ini disebabkan materi yang diberikan peserta kegiatan Rohis
disamakan tanpa melihat jenjang kelas dan materi yang diberikan pada mapel
56
PAI di kelas ditambah kurangnya keaktifan peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler Rohis yang menyebabkan mereka tidak dapat memadukan
materi pada kegiatan Rohis dengan materi PAI di kelas, sehingga Rohis tidak
dapat mempengaruhi hasil belajar kognitif PAI di SMA Negeri 01 Weleri.
B. Saran-saran
Mengingat anak-anak remaja terutama anak-anak sekolah merupakan aset
masa depan bangsa. Sebagai penerus dalam membangun bangsa dan negara, maka
hendaknya mereka didik agar memiliki iman dan Islam yang baik maka
pendidikan agama Islam menjadi perhatian yang cukup penting. Dari hal tersebut
maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari berbagai pihak yaitu antara
lain:
1. Dinas Pendidikan
Agaknya ada kebijakan untuk mewajibkan ekstrakurikuler keagamaan di
setiap sekolah negeri di Indonesia agar kurangnya jam mengajar mapel PAI dapat
dipenuhi, sehingga tujuan pendidikan agama Islam yang sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Sekolah
Kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri sudah bagus dalam membentuk
akhlak peserta didik, tetapi alangkah lebih baiknya jika Sekolah dapat mengatur
agar terdapat keserasian materi antara kegiatan Rohis dengan mapel PAI di SMA
Negeri 01 Weleri sehingga dapat saling mendukung satu sama lain, kalaupun ada
perluasan materi, setidaknya tidak begitu jauh dari materi yang diselaraskan.
3. Guru
Guru atau pembimbing sebaiknya lebih tegas dalam kegiatan Rohis agar
peserta kegiatan Rohis dapat disiplin baik dalam kehadiran dan mencatat sehingga
menerima materi secara maksimal. Guru atau pembimbing juga seharusnya dapat
57
memberikan fariasi metode pembelajaran karena selama observasi tempat dan
metode pembelajaran hanya berada di masjid dengan metode ceramah plus.
4. Materi
Tidak adanya keterkaitan antara materi antara pertemuan satu dengan
pertemuan lain, sehingga peserta didik menjadi kesulitan untuk menyimpulkan
materi selama kegiatan Rohis, walaupun pembimbingnya kadang berganti dalam
setiap pertemuan, setidaknya materi yang diberikan tetap selaras antara pertemuan
satu dengan pertemuan lainnya.
5. Peserta didik
Peserta didik yang mengikuti kegiatan Rohis sudah cukup baik, tetapi
kurang antusias dalam mengikuti kegiatan Rohis. Hal ini terbukti dari sedikitnya
peserta didik yang mencatat dan bertanya tentang materi yang disampaikan
pembimbing dalam kegiatan Rohis. Diharapkan peserta didik lebih rajin, baik
dalam kehadiran, mencatat materi dan bertanya tentang materi yang disampaikan
dalam kegiatan Rohis.
C. Penutup
Akhirnya dengan mengucap syukur Alhamdulillah skripsi yang sederhana
ini dapat terselesaikan meskipun masih menerima penyempurnaan, karena hanya
sebatas inilah daya dan kemampuan penulis sehingga hasilnya pun seperti yang
ada sekarang ini.
Dengan demikian apabila terdapat kekhilafan dan kekurangan di sana-sini,
disebabkan karena keterbatasan penulis. Untuk itu saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan dan penulis hargai demi kebaikan dan
kesempurnaan untuk langkah selanjutnya.
Dan kepada semua pihak penulis mohon maaf dan terima kasih serta tak
lupa memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca budiman pada umumnya,
lebih-lebih bisa meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA
Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012, Amin ya rabbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, “Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs.
Matholi’ul Ulum Terteg Pucakwangi Pati Tahun Pelajaran 2002-2003”,
skripsi, Semarang: Tarbiyah IAIN Walisongo,
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 1993.
Bungin, M. Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Prenada Media,
2005.
Daradjat, Zakiah, et. all., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Fauzi, Mochamad, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, Semarang:
Walisongo Press, 2009.
Feisal, Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press,
1995.
Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Kuncoro, Mudrajad, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN,
2007.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: P.T. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Majid, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008.
Mardianto, Pesantren Kilat: Konsep, Penduan dan Pengembangan, Ciputat:
Ciputat Press, 2005.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan: komponen MKDK, Jakarta: P.T.
Rineka Cipta, 2010.
Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah), Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya,
2008.
Pendapat Dr. Otto yang diktip dalam buku Nurani Soyomukti, Teori-Teori
Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
Riyanto, Edi, “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pendidikan Agama Islam
terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di MA Hasyim Asy’ari Welahan
Jepara Tahun Pelajaran 2004/2005”, skripsi, Semarang: Tarbiyah IAIN
Walisongo.
Roqib, Moh., Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di
Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta: P.T. LKiS, 2009.
S.M., Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem:
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Semarang: RaSAIL Media Group, 2008.
Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: P.T. Raja
Grafindo Perkasa, 2000.
Soyomukti, Nurani, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-
Sosialis, Postmodern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010.
Sudijono, Anas, Statistik Pendidikan, Jakarta: Gradindo Persada, 1996.
Sudiyono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Sudiyono, H.M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya, 2010.
Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa
Metode Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung : P.T. Remaja Rosda Karya,
2000.
Thoha, Chabib dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI Di Sekolah (Eksistensi dan Proses
Belajar-Mengajar Pendidikan Agama Islam), Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar,
1998.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jogjakarta: Media Wacana Press,
2003.
Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan Rohis
dan Guru PAI SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 6 Januari 2012, Pukul
12.45 WIB di Masjid SMA N 01 Weleri.
Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan Rohis
dan Guru PAI SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 30 Maret 2012, Pukul
13.30 WIB di SMA N 01 Weleri.
DAFTAR HADIR PESERTA KEGIATAN ROHIS
DI SMA NEGERI 01WELERI Th. AJARAN 2011/2012
No Nama Kelas
Tanggal
6 Jan 2012 13 Jan 2012 20 Jan 2012 3 Feb 2012 10 Feb 2012 17 Feb 2012
H D C T H D C T H D C T H D C T H D C T H D C T
1 Aldi Tri Yunianto X Imersi 0 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
2 Primas Oky Wijaya X Imersi 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 1 3 2 1 1
3 Selma Dwi Hapsari X Imersi 3 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
4 Deni Supriyanto X A 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
5 Dian Alima X A 2 1 1 1 3 1 2 1 3 2 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1
6 Dian Kumalasari X A 2 1 1 1 3 2 2 1 3 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 3 2 1 1
7 Ajid Aulia Johan X C 3 2 1 3 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
8 Burhanudin X C 2 1 1 1 0 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
9 Faris Wicaksono X C 3 2 1 3 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
10 Totok Setiawan X C 3 2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
11 Dinik Trisiani X D 3 2 1 3 3 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 2
12 Isnaini Umi Sakinah X D 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 2 2 2 1 1 1 0 1 1 1 3 2 1 3
13 Slamet Widodo X D 3 2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 3
14 Devi Oktiviani X E 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1
15 Eryuni Ririswati X E 3 1 2 1 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2
16 Naila Zahrotul J XI IPA Imersi 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 3
17 Ahmad Mashudi XI IPA 1 3 2 1 2 3 2 1 3 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
18 Fitri Wulandari XI IPA 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 3 2 1 1 3 2 1 3 3 2 1 2
19 Hanif Mei Artadi XI IPA 1 3 2 1 2 3 2 1 1 3 2 2 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
20 Nurul Sulis Maulidah XI IPA 1 2 1 1 1 2 2 1 1 0 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 1 2
21 Putri Novita Safitri XI IPA 1 2 1 1 1 0 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 3 2 1 2 3 2 1 2
22 Siti Alimah XI IPA 1 2 1 1 1 0 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 3 2 1 2 3 2 1 3
23 Yenni Kassatun XI IPA 1 2 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 3
Lam
piran
1
24 Ari Himawan XI IPA 2 3 2 1 3 3 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
25 Nofi Julianti XI IPA 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 2 1 3 1 1 1 1
26 Puput Nurfiana XI IPA 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 3 2 1 3 3 2 1 2
27 Rahmad Fauzi XI IPA 2 3 2 1 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 3 2 2 3
28 Sekar Nurhayati XI IPA 2 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 3 3 2 1 2
29 Esti Haryanti XI IPA 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1
30 Hamdan Dian Jaya RHU XI IPA 3 3 2 1 3 3 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
31 Nuswa Rhona Nawangara XI IPA 3 3 2 1 3 1 1 1 1 3 1 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1
32 Putra Adi Nugroho XI IPA 3 3 2 1 3 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
33 Tri Ratna Wijayanti XI IPA 3 3 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1
34 Assafrun Ali Adhim XI IPS 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
35 Prayet Yuliono XI IPS 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
36 Tutut Sukma Surya Adilla XI IPS 1 3 2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2
37 Budi Imam Santoso XI IPS 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1
38 Salis Hapsari XI IPS 2 3 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 Adi Yulianto XI IPS 3 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1
40 Akhmad Hafif XI IPS 3 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1
Ket: - H = Hadir / Kehadiran (Tepat waktu skor 3, Terlambat skor 2, Tidak masuk skor 1)
- D = Dengar / Mendengarkan materi (Sampai selesai skor 2, Setengah-setengah skor 1)
- C = Catat / Mencatat Materi (Mencatat skor 2, Tidak mencatat skor 1)
- T = Tanya / Bertanya (Sesuai materi skor 3, Diluar materi skor 2, Tidak bertanya skor 1)
Mengetahui,
Kepala SMA N 01 Weleri Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. Drs. Subakir
19700529 199301 1 002 19610816 198804 1 014
DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS PUTRA
DI SMA NEGERI 01WELERI Th. AJARAN 2011/2012
No. Tanggal Pengisi Materi Materi TTd.
1 6 Januari 2012 Pak Nur Saelani Kebangkitan Generasi Indonesia I
2 13 Januari 2012 Pak Bambang Soeseto Ash-Shobru (Kesabaran)
3 20 Januari 2012 Pak Nur Saelani Kebangkitan Generasi Indonesia II
4 3 Februari 2012 Pak Subakir Barzanzi
5 10 Februari 2012 Pak Bambang Soeseto Hikmah Sholat Khusuk
6 17 Februari 2012 Pak Bambang Soeseto Menjadi Manusia Yang Unggul
Mengetahui,
Kepala SMA N 01 Weleri Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. Drs. Subakir
19700529 199301 1 002 19610816 198804 1 014
Lam
piran
2
DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS PUTRI
DI SMA NEGERI 01WELERI Th. AJARAN 2011/2012
No. Tanggal Pengisi Materi Materi TTd.
1 6 Januari 2012 Bu Yuli Arti Ahli Surga
2 13 Januari 2012 Mbak Esa Memilih Teman Dekat
3 20 Januari 2012 Pak Bambang Soeseto Tingkatan Cinta
4 3 Februari 2012 Pak Subakir Barzanzi
5 10 Februari 2012 Mbak Ida Mahabbatullah
6 17 Februari 2012 Nia & Yuli Keterampilan Membuat Gantungan Kunci & Stiker
Mengetahui,
Kepala SMA N 01 Weleri Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. Drs. Subakir
19700529 199301 1 002 19610816 198804 1 014
Lampiran
3
Lampiran 4
DAFTAR WAWANCARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS
DI SMA N 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012
1. Kata Rohis terinspirasi dari apa Pak?
2. Apa pengertian dari ROHIS itu sendiri?
3. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS?
4. Ruang lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS itu sendiri mencakup apa saja Pak?
5. Apa saja materi dan indikator dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS Pak?
Mengetahui,
Kepala SMA N 01 Weleri Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. Drs. Subakir
19700529 199301 1 002 19610816 198804 1 014
Lampiran 5
Hasil Belajar Peserta Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI
di SMA N 01 Weleri
No Nama Kelas Nilai
1 Aldi Tri Yunianto X Imersi 81
2 Primas Oky Wijaya X Imersi 82
3 Selma Dwi Hapsari X Imersi 85
4 Deni Supriyanto X A 81
5 Dian Alima X A 85
6 Dian Kumalasari X A 85
7 Ajid Aulia Johan X C 83
8 Burhanudin X C 83
9 Faris Wicaksono X C 82
10 Totok Setiawan X C 83
11 Dinik Trisiani X D 83
12 Isnaini Umi Sakinah X D 85
13 Slamet Widodo X D 80
14 Devi Oktiviani X E 85
15 Eryuni Ririswati X E 85
16 Naila Zahrotul J XI IPA Imersi 90
17 Ahmad Mashudi XI IPA 1 86
18 Fitri Wulandari XI IPA 1 85
19 Hanif Mei Artadi XI IPA 1 85
20 Nurul Sulis Maulidah XI IPA 1 85
21 Putri Novita Safitri XI IPA 1 88
22 Siti Alimah XI IPA 1 86
23 Yenni Kassatun XI IPA 1 86
24 Ari Himawan XI IPA 2 85
25 Nofi Julianti XI IPA 2 85
26 Puput Nurfiana XI IPA 2 84
27 Rahmad Fauzi XI IPA 2 87
28 Sekar Nurhayati XI IPA 2 88
29 Esti Haryanti XI IPA 3 85
30 Hamdan Dian Jaya RHU XI IPA 3 88
31 Nuswa Rhona Nawangara XI IPA 3 87
32 Putra Adi Nugroho XI IPA 3 84
33 Tri Ratna Wijayanti XI IPA 3 85
34 Assafrun Ali Adhim XI IPS 1 84
35 Prayet Yuliono XI IPS 1 85
36 Tutut Sukma Surya Adilla XI IPS 1 83
37 Budi Imam Santoso XI IPS 2 85
Lampiran 5
38 Salis Hapsari XI IPS 2 84
39 Adi Yulianto XI IPS 3 86
40 Akhmad Hafif XI IPS 3 82
Mengetahui,
Kepala SMA N 01 Weleri Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. Drs. Subakir
19700529 199301 1 002 19610816 198804 1 014
DAFTAR WAWANCARA KEGIATAN ROHIS
DI SMA N 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012
1. Kata Rohis terinspirasi dari apa Pak?
Jawaban: “Kata Rohis terinspirasi dari SMA-SMA lain yang memiliki
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diberi nama Rohis. Rohis berasal
dari dua kata, yaitu kerohanian dan Islam”.
2. Apa pengertian dari ROHIS itu sendiri?
Jawaban: “Rohis adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan
untuk membentuk generasi Islam yang Qur’ani, maksudnya yaitu generasi
muda yang tetap berpedoman pada al-Qur’an dan al-Hadits yang menjadi
pegangan hidup orang Islam. Sehingga kegiatan Rohis membahas seputar
Islam dan memberikan motivasi agar peserta didik dapat mendalami Islam
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.”
3. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan dalam Kegiatan ROHIS?
Jawaban: “Model pembelajaran Rohis di SMA Negeri 01 Weleri antara
peserta didik laki-laki dengan perempuan dipisah, baik pembimbing maupun
tempat bimbingannya. Pembimbing peserta didik laki-laki dibimbing oleh
pembimbing laki-laki dan dibimbing di dalam masjid SMA Negeri 01 Weleri,
sedangkan peserta didik perempuan dibimbing oleh pembimbing perempuan
dan dibimbing di teras masjid SMA Negeri 01 Weleri. Model yang dilakukan
selama bimbingan terdapat 3 sesi baik laki-laki maupun perempuan, 3 sesi
tersebut yaitu: Membaca al-Qur’an satu per satu secara berurutan dan
bergantian sesuai dengan kesepakatan pada awal pembelajaran; Mengartikan
al-Qur’an sesuai dengan yang sudah dibaca; Penyampaian materi dari
pembimbing dengan metode ceramah plus.
4. Ruang lingkup Kegiatan ROHIS itu sendiri mencakup apa saja Pak?
Jawaban: “Ruang lingkup dari kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri
merupakan seluruh ajaran Islam yang meliputi Al-Qur’an-Hadits, keimanan,
akhlak, fikh dan bimbingan ibadah.”
5. Apa saja materi dan indikator dalam Kegiatan ROHIS Pak?
Jawaban: “Adapun materi yang menjadi target selama belajar Rohis di SMA
Negeri 01 Weleri terdapat 30 bahasan, yaitu: Tawazun (keseimbangan),
Ikhlasunniyah (membersihkan maksud/niat), Aqidah Islamiyyah, Makna
Bismillahirrohmanirrohim, Makna Alhamdulillahirobil’alamin, Al-Iman,
Rukun Islam, Ihsan, Ma’rifatullah, Ma’rifatul Rasul, Ma’rifatul Islam, Al-
Qur’an, Ukhuwah Islamiyah, Nikmat Iman, Hal-hal Yang Melemahkan Iman,
Hal-hal Yang Menguatkan Imam, Pentingnya Akhlak Islami, Akhlak
Rasulullah, Bangunan Islam, Eksistensi Allah, Makna Asyhadu, Makna
Syahadatain, Cinta, Problematika Umat, Ghazwul Fikri (Serangan
Pemikiran), Pentingnya Pendidikan Islam, Tarbiyah Ruhiyah, Birrul Walidain
(Kewajiban anak), Ilmu Allah, dan Simbol Sukses Dalam Kehidupan.”
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Agus Mulyadi
2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 20 Agustus 1989
3. NIM : 083111131
4. Alamat Rumah : Sala’an, Rt 04/IV Sambongsari
Kec. Weleri, Kab. Kendal.
HP : 087731837799
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
a. TK Al-Ittihad Sambongsari, 1994-1996
b. SD Negeri 01 Sambongsari, Th. 1996-2002
c. SMP Negeri 01 Gringsing, Th. 2002-2005
d. SMA Negeri 01 Weleri, Th. 2005-2008
Semarang, 21 Mei 2012
AGUS MULYADI
NIM: 083111131