PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP ...repository.ub.ac.id/2306/1/FATHONI HARDA...

97
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP ADAPTIVE SELLING DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA TENAGA PENJUALAN (Studi Tentang Kinerja Tenaga Penjualan pada PT Tokio Marine Life Insurance di Kota Magelang) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya FATHONI HARDA UTOMO 135030201111113 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS KONSENTRASI PEMASARAN MALANG 2017

Transcript of PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP ...repository.ub.ac.id/2306/1/FATHONI HARDA...

  • PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL

    TERHADAP ADAPTIVE SELLING DAN

    DAMPAKNYA PADA KINERJA TENAGA

    PENJUALAN

    (Studi Tentang Kinerja Tenaga Penjualan pada PT Tokio Marine Life Insurance

    di Kota Magelang)

    SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi

    pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

    FATHONI HARDA UTOMO

    135030201111113

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

    KONSENTRASI PEMASARAN

    MALANG

    2017

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • CURRICULUM VITAE

    Nama : Fathoni Harda Utomo

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 10 Juli 1994

    Agama : Islam

    Alamat : Jl Urip Sumoharjo No 270 RT 01 RW 04 Kota Magelang

    E-mail : [email protected] / [email protected]

    No. Hp : 085643778621

    Pendidikan : 1. 1999 - 2001 TK Putra 4

    2. 2001 - 2007 SD Potrobangsan 2

    3. 2007 - 2010 SMP N 1 Magelang

    4. 2010 - 2013 SMA N 3 Magelang

    5. 2013 - 2017 Universitas Brawijaya Malang

    Pengalaman Magang : Bagian home service PT Telekomunikasi Indonesia Witel Jateng

    Selatan

    Malang, Mei 2017

    Fathoni Harda Utomo

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • v

    RINGKASAN

    Fathoni Harda Utomo, 2017. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap

    Adaptive Selling dan Dampaknya Pada Kinerja Tenaga Penjualan. Prof. Dr.

    Suharyoni, MA.

    Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan : (1) Pengaruh kecerdasan emosional

    terhadap adaptive selling; (2) pengaruh adaptive selling terhadap kinerja tenaga

    penjualan; (3) pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja tenaga penjualan.

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi dengan menggunakan

    pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini meliputi kecerdasan emosional,

    adaptive selling, dan kinerja tenaga penjualan. Populasi penelitian ini adalah tenaga

    penjualan PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia. Sampel sebanyak 100 orang

    responden yang bekerja di PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia. Metode

    pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Analisis data yang digunakan adalah

    analisis jalur (Path Analysis).

    Hasil analisis jalur (Path Analysis) menunjukkan bahwa : (1) variabel kecerdasan

    emosional berpengaruh signifikan terhadap variabel adaptive selling ; (2) variabel

    adaptive selling berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga penjualan ; (3) variabel

    kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga penjualan.

    Dengan demikian, Manajemen PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia sebaiknya

    mempertahankan indikator serta meningkatkan pelayanan terhadap Kecerdasan

    Emosional, karena variabel Kecerdasan Emosional mempunyai pengaruh yang

  • vi

    signifikan terhadap Adaptive Selling dan Kinerja Tenaga Penjualan, diantaranya yaitu

    dengan pelatihan-pelatihan dan sharing pengalaman atasan terhadap bawahan sehingga

    Kinerja Tenaga Penjualan akan meningkat.

    Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Adaptive Selling, Kinerja Tenaga

    Penjualan

  • vii

    SUMMARY

    Fathoni Harda Utomo, 2017. The Influence of Emotional Intelligence Against

    Adaptive Selling and Its Impact On Salesperson's Performance. Prof. Dr.

    Suharyoni, MA.

    This study aims to explain: (1) Influence of emotional intelligence on adaptive

    selling; (2) the effect of adaptive selling on the salesperson's performance; (3) the

    influence of emotional intelligence on salesperson performance.

    The type of research used is descriptive research using a quantitative approach. The

    variables in this study include emotional intelligence, adaptive selling, and salesperson

    performance. The population of this research is the sales force of PT Tokio Marine

    Life Insurance Indonesia. A sample of 100 respondents working in PT Tokio Marine

    Life Insurance Indonesia. Data collection method used is questionnaire. Data analysis

    used is path analysis.

    Path analysis results show that: (1) emotional intelligence variable has significant

    effect on adaptive selling variable; (2) variable of adaptive selling have significant

    effect to salesperson performance; (3) emotional intelligence variables significantly

    influence the performance of salespeople. Thus, the management of PT Tokio Marine

    Life Insurance Indonesia should maintain the indicators and improve the service of

    Emotional Intelligence, because the variables of Emotional Intelligence have a

    significant influence on Adaptive Selling and Salesforce Performance, such as the

  • viii

    training and sharing of superior experiences to subordinates so that Performance

    Salesperson will increase.

    Keywords: Emotional Intelligence, Adaptive Selling, Sales Force Performance

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan kelimpahan rahmat-NYA

    sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Adaptive

    Selling dan Dampaknya Pada Kinerja Penjualan” dapat terselesaikan. Skripsi ini

    merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar

    Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

    Brawijaya Malang.

    Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan peran serta

    berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada :

    1. Bapak Prof. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi

    Universitas Brawijaya Malang;

    2. Ibu Prof. Endang Siti Astuti, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis

    Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang;

    3. Bapak Dr. Drs. Wilopo, MAB selaku Ketua Program Studi Administrasi Bisnis

    Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya;

    4. Bapak Prof. Dr. Suharyono, MA selaku Dosen Pembimbing, atas kesabaran hati,

    kebaikan hati, bimbingan, waktu, ide, bantuan, tenaga, pikiran dan semua ilmu

    yang telah diberikan dari awal penyusunan hingga selesainya skripsi ini;

    5. Staff pengajar Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis, atas ilmu yang tidak ternilai

    selama masa perkuliahan;

  • x

    6. Ibu dan Bapak yang telah membesarkan dan merawat penulis dengan kasih dan

    sayang yang tidak akan bisa tergantikan oleh apapun. Terimakasih atas dukungan

    serta doa yang selalu ditujukan untuk penulis demi kelangsungan dan kelancaran

    segala urusan penulis. Terimakasih banyak telah memberikan dukungan moral

    serta finansial;

    7. Keluarga besar Ponidjan tercinta yang selalu memberikan arahan, motivasi serta

    doa yang sangat bermanfaat untuk peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi

    dengan baik;

    8. Ibu Diah Purwani Esti Utami selaku Region Manager PT Tokio Marine Life

    Insurance Sales Office Magelang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

    penelitian sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan baik;

    9. WB Brother yang selalu memberikan dorongan dan selalu berbagi pengalaman

    kepada penulis;

    10. Sahabat yang selalu menyemangati dan menghibur peneliti saat peneliti menyusun

    skripsi sehingga dapat menyelesaikan dengan baik (Danang, Iqbal, Galih, Donna,

    Brian, Guntur, Afi, Novian);

    11. Bramantyo dan Jauhar Nehru teman kontrakan yang selalu ada dan selalu

    membantu peneliti untuk menyelesaikan skripsi dengan baik serta untuk Dewi

    Saraswati yang juga membantu proses menyelesaikan skripsi. Terimakasih untuk

    kalian bertiga yang selalu ada untuk peneliti kapanpun dan dimanapun selama

    kurang lebih 4 tahun ini;

  • xi

    12. Rekan-rekan Mahasiswa Administrasi Bisnis 2013 yang telah memberikan

    masukan kepada penulis baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam

    penulisan skripsi ini;

    13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

    peneliti sebutkan satu persatu.

    Peneliti menyadari bahwa skripsi yang telah disusun masih banyak kekurangan. Demi

    kesempurnaan skripsi, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

    membangun. Semoga skripsi yang telah peneliti susun dapat memberikan manfaat bagi

    para pembaca dan berbagai pihak lain yang membutuhkan.

    Malang, Mei 2017

    Peneliti

  • xii

    DAFTAR ISI

    MOTTO .................................................................................................................. i

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................... ii

    TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iii

    PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ........................................................ iv

    RINGKASAN ......................................................................................................... v

    SUMMARY .............................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8 D. Kontribusi Penelitian .................................................................................... 8 E. Sistematika Pembahasan .............................................................................. 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 11 A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 11

    1. Spiro dan Weitz (1990) .......................................................................... 11 2. Astuti (2006) .......................................................................................... 12 3. Windi (2010) .......................................................................................... 14 4. Lailatul (2013) ........................................................................................ 14 5. Chen dan Jaramillo (2014) ..................................................................... 16 6. Zazali dan Athanasios (2015)................................................................. 17

    B. Landasan Teori ............................................................................................. 24 1. Kecerdasan Emosional ........................................................................... 24 2. Adaptive Selling ..................................................................................... 27 3. Kinerja Tenaga Penjualan ...................................................................... 29

    C. Hubungan Antar Variabel ............................................................................ 31

  • xiii

    1. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Adaptive Selling ................. 31 2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Tenaga Penjualan .. 32 3. Pengaruh Adaptive Selling terhadap Kinerja Tenaga Penjualan ............ 33

    D. Model Konseptual ........................................................................................ 34 E. Model Hipotesis ........................................................................................... 34 F. Rumusan Hipotesis ...................................................................................... 35

    BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 36 A. Metode dan Jenis Penelitian ......................................................................... 36 B. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 37 C. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ................................ 38

    1. Variabel Penelitian ................................................................................. 38 2. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 38 3. Skala Pengukuran ................................................................................... 40

    D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 41 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 42

    1. Sumber Data ........................................................................................... 42 2. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 42 3. Instrumen Penelitian............................................................................... 42 4. Uji Validitas ........................................................................................... 43 5. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 44

    F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 45

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 48 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 48 B. Gambaran Umum Responden ...................................................................... 50

    1. Diskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 50 2. Diskripsi Responden Berdasarkan Usia ................................................. 51 3. Diskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir........................ 53 4. Diskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja ...................................... 54 5. Diskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ..................... 54

    C. Gambaran Variabel ...................................................................................... 56 1. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional (X) .................... 56 2. Distribusi Frekuensi Variabel Adaptive Selling (Y1) ............................. 59 3. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Tenaga Penjualan (Y2) .............. 61

    D. Hasil Uji Analisis Jalur (Path Analysis)....................................................... 63 1. Koefisien Jalur Kecerdasan Emosional terhadap Adaptive Selling........ 63 2. Koefisien Jalur Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Tenaga

    Penjualan ................................................................................................ 64

    3. Koefisien Jalur Adaptive Selling terhadap Kinerja Tenaga Penjualan ... 65 4. Model Struktural .................................................................................... 65 5. Pengaruh Tidak Langsung...................................................................... 66

  • xiv

    6. Pengaruh Total ....................................................................................... 67 7. Ketetapan Model .................................................................................... 68

    E. Pembahasan .................................................................................................. 68 1. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Adaptive Selling ................. 69 2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Tenaga Penjualan .. 70 3. Pengaruh Adaptive Selling terhadap Kinerja Tenaga Penjualan ............ 71

    BAB V PENUTUP .................................................................................................. 74 A. Kesimpulan .................................................................................................. 74 B. Saran ............................................................................................................. 74

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 76

    LAMPIRAN ............................................................................................................ 79

  • xv

    DAFTAR TABEL

    No. Judul Halaman

    Tabel 1 Mapping Jurnal Penelitian Terdahulu ......................................................... 18

    Tabel 2 Variabel dan Indikator ................................................................................ 40

    Tabel 3 Skala Likert ................................................................................................. 41

    Tabel 4 Uji Validitas Variabel ................................................................................. 44

    Tabel 5 Uji Reliabilitas Variabel.............................................................................. 45

    Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 51

    Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia ....................................................... 52

    Tabel 8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................. 53

    Tabel 9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja............................................ 54

    Tabel 10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ......................... 55

    Tabel 11 Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional.............................. 58

    Tabel 12 Distribusi Frekuensi Variabel Adaptive Selling ........................................ 59

    Tabel 13 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Tenaga Penjualan ......................... 62

    Tabel 14 Hasil Analisis Jalur ................................................................................... 64

    Tabel 15 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh Total ..................... 67

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    No. Judul Halaman

    Gambar 1 Aspek Variabel Kecerdasan Emosional .................................................. 26

    Gambar 2 Aspek Variabel Adaptive Selling............................................................. 29

    Gambar 3 Aspek Variabel Kinerja Tenaga Penjualan ............................................. 31

    Gambar 4 Model Konseptual ................................................................................... 34

    Gambar 5 Model Hipotesis ...................................................................................... 34

    Gambar 6 Model Jalur Variabel ............................................................................... 65

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Judul Halaman

    Lampiran 1 Tabulasi Jawaban Responden ............................................................... 79

    Lampiran 2 Frekuensi Jawaban Responden ............................................................. 82

    Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 85

    Lampiran 4 Analisis Jalur Kecerdasan Emosional terhadap Adaptive Selling ........ 88

    Lampiran 5 Analisis Jalur Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Tenaga

    Penjualan .................................................................................................................. 90

    Lampiran 6 Analisis Jalur Adaptive Selling terhadap Kinerja Tenaga Penjualan .... 92

    Lampiran 7 Angket Penelitian ................................................................................. 94

    Lampiran 8 Surat Penelitian ..................................................................................... 100

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sebagai negara yang memiliki penduduk sekitar 255 juta jiwa, Indonesia

    merupakan negara yang sangat berpotensi bagi industri barang, jasa serta

    keuangan. Selain perbankan, asuransi merupakan industri dibidang keuangan yang

    berpotensi besar untuk berada di Indonesia. Tidak ada alasan bagi industri

    asuransi, utamanya asuransi jiwa untuk tidak berkembang di Indonesia. Tetapi

    pada kenyataannya industri asuransi di Indonesia agak sulit untuk berkembang.

    Kesadaranlah faktor utama penyebab sulit berkembangnya industri ini di

    Indonesia. Faktor-faktor penyebab lain adalah kesadaran akan kesehatan,

    kesadaran akan kebutuhan dihari tua, serta kesadaran akan pendidikan anak-

    anaknya kelak.

    Dari keseluruhan penduduk Indonesia saat ini hanya 11,8% masyarakat yang

    sudah mengikuti program asuransi (www.jiwaseraya.co.id). Masih menyisakan

    88,2% masyarakat yang belum mengikuti program asuransi jiwa. Data ini

    menunjukkan bahwa sebenarnya masih sangat besar potensi industri asuransi

    untuk berkembang. Besarnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia akan

    menyebabkan persaingan yang ketat didalam industri asuransi. Persaingan antar

    perusahaan asuransi akan memunculkan strategi keunggulan bersaing.

    Setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam memasarkan dan

    menjualkan produknya, baik dengan menggencarkan iklan-iklan ataupun turun

    http://www.jiwaseraya.co.id/

  • 2

    langsung ke lapangan sehingga mampu bertatap muka langsung dengan

    pelanggan. Dalam strategi tersebut bertatap muka langsung dengan pelanggan

    adalah hal yang lebih efektif dibandingkan yang lain karena dapat mengetahui

    langsung permasalahan di pasar sehingga dapat menjadi alternatif solusi yang

    dibutuhkan oleh pelanggan. Strategi untuk meningkatkan penjualan yang

    dilakukan oleh perusahaan harus didukung oleh kinerja tenaga penjualan yang

    baik. Apabila tenaga penjualan bekerja dengan baik, maka strategi penjualan

    perusahaan akan berjalan dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan dan secara

    otomatis akan meningkatkan penjualan perusahaan. Kinerja tenaga penjualan yang

    baik harus dapat memuaskan pelanggan, karena kepuasan adalah hal paling

    mendasar yang harus di perhatikan oleh tenaga penjualan agar mampu menguasai

    pasar, karena kepuasanlah yang menentukan apakah pelanggan membuat

    pembelian tambahan dan merekomendasikan produk serta perusahaan kepada

    pelanggan lainnya (Grewal dan Sharma, 1991). Tenaga penjualan juga perlu

    memahami lebih jauh kebutuhan dan keinginan pelanggan, tidak semata fokus

    pada atribut produk yang diterima pelanggan tapi juga memfokuskan pada atribut

    proses interpersonal (Humpreys and William, 1996).

    Kaitannya untuk memahami kebutuhan dan keinginan pasar, tenaga penjualan

    harus memiliki kemampuan adaptive selling dan kecerdasan emosional yang baik

    agar dapat mengetahui keinginan konsumen. Menurut Spiro dan Weitz (1990)

    personal selling merupakan satu-satunya media komunikasi yang memungkinkan

    pesan pemasaran untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan keyakinan spesifik dari

    konsumen. Keuntungan utama dari personal selling adalah kemampuan dari

  • 3

    tenaga penjual untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan keinginan individual

    konsumen (Marks et al. 1996). Dalam personal selling, tenaga penjual menjadi

    sumber utama komunikasi dengan pelanggan (Grewal and Sharma, 1991) tenaga

    penjualan juga menjadi kaitan kunci dalam menambah pelanggan (Luthy, 2000

    dalam Beverland, 2001) membantu untuk mengidentifikasi peluang baru (Gordon

    et al. 1997 dalam Beverland, 2001) dan mempengaruhi intensitas pembelian masa

    datang (Boles et al. 2000; Macintosh & Lockshin, 1997 dalam Beverland 2001).

    Dalam personal selling, tenaga penjual harus memiliki kemampuan adaptive

    selling yang tinggi. Kemampuan adaptive selling dengan lingkungan dan

    pelanggan tidak terbentuk dan tertanam dengan sendirinya dalam diri setiap

    penjual, melainkan terbentuk dari sebuah proses belajar yang intens dan terencana

    dengan baik (Sujan et al. 1994). Adaptive selling membutuhkan sebuah

    perencanaan penjualan yang baik dan kesiapan mental, karena arti penting

    adaptive selling adalah kemampuan tenaga penjual dalam merubah perilaku

    mereka, sehingga aktivitas penjualan sesuai dengan situasi yang mereka hadapi

    (Sujan et al. 1994).

    Spiro dan Weitz (1990), mendefinisikan adaptive selling sebagai suatu

    aktivitas merubah perilaku penjualan selama ataupun setelah terjadinya interaksi

    dengan pelanggan, yang dilakukan berdasarkan pada informasi yang diterima

    mengenai situasi penjualan. Seorang tenaga penjual dikatakan memiliki tingkat

    adaptive selling yang tinggi apabila dapat menggunakan pendekatan penjualan

    yang berbeda secara tepat pada saat transaksi dengan pelanggan dan pada saat

    membuat keputusan selama transaksi penjualan berlangsung untuk situasi

  • 4

    penjualan yang berbeda. Sebaliknya tenaga penjual dikatakan memiliki tingkat

    adaptive selling yang rendah apabila mereka hanya menggunakan teknik

    pendekatan penjualan dan pengambilan keputusan penjualan yang sama untuk

    semua transaksi penjualan yang dilakukannya dalam bentuk situasi penjualan

    apapun (Farida, 2005).

    Adaptive selling akan membantu perkembangan ketika tenaga penjual

    mempunyai kepercayaan didalam kemampuannya untuk menggunakan berbagai

    pendekatan penjualan berbeda, dan kepercayaan yang dimiliki untuk berinteraksi

    dengan pelanggan (Eckert, 2006). Sehingga adaptive selling dapat digunakan

    secara efektif, tergantung pada pemilihan yang menyesuaikan tingkat adaptasi dan

    pemilihan untuk perilaku penjualan yang sesuai dengan adaptasi ini. Tingkat

    adaptasi yang optimal terjadi ketika perbedaan didalam situasi penjualan

    memahami perbedaan dengan perilaku tenaga penjualan (Weitz et al. 1986).

    Hasil dari proses komunikasi yang baik antara tenaga penjual dan pelanggan

    akan menciptakan kontak emosional dari pelanggan kepada tenaga penjual.

    Kontak emosional sangat diperlukan, untuk menciptakan pelanggan yang setia.

    Akan tetapi kurangnya komunikasi yang disampaikan oleh tenaga penjualan akan

    menyebabkan pelanggan kecewa dan biasanya hal ini disebabkan oleh tidak

    mampunya tenaga penjual menawaran produk secara detail, kurang memahami

    produk yang ditawarkan sehingga informasi yang diperoleh pelanggan kurang

    jelas dan tidak bisa memberikan solusi mengenai produk yang ditawarkaaan. Hal

    ini mampu mengakibatkan menurunnya tingkat adaptive selling.

  • 5

    Kecerdasan emosional merupkan hal yang berpengaruh penting terhadap

    adaptive selling, karena tenaga penjual selalu dituntut untuk berinteraksi kepada

    pelanggan. Agar interaksi yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efesien,

    diperlukan kemampuan mengenali diri, kemampuan mengelola emosi,

    kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengenali emosi orang lain dan

    kemampuan membina hubungan dengan orang lain (Yen et al. 2003). Goleman

    (2000) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan memantau

    dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasaan-

    perasaan tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan, sehingga kecerdasan

    emosi sangat diperlukan untuk sukses dalam bekerja dan menghasilkan kinerja

    yang menonjol dalam pekerjaan. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh

    Patton (1998) bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosional akan mampu

    menghadapi tantangan dan menjadikan seorang manusia yang penuh dengan

    tanggung jawab, produktif dan optimis dalam menghadapi dan menyelesaikan

    masalah, dimana hal tersebut sangat dibutuhkan dalam lingkungan kerja.

    Tenaga penjual yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu

    menghadapi permasalahan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Biasanya

    tenaga penjual yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih

    mampu menarik simpati pembeli, dan kecenderungan pembeli selalu mau

    membeli produk yang ditawarkan. Akan tetapi tenaga penjual yang kecerdasan

    emosionalnya rendah, dapat dilihat dari penjual yang kurang tenang, tidak mampu

    mententramkan, tidak mampu menimbulkan simpati, dan pembeli cenderung tidak

    jadi untuk membeli. Ada penjual yang sudah memiliki kecerdasan emosional

  • 6

    tanpa menyadari. Banyak juga penjual yang bahkan tidak mengenal kecerdasan

    emosionalnya, maka dari itu mereka tidak dapat menerapkan. Akibatnya, hasil

    kerja mereka kurang menggembirakan.

    Kemampuan dasar yang dipelukan dalam pertemuan penjualan adalah

    kemampuan tenaga penjual untuk merasakan dan menerima informasi dari

    pembeli dan lingkungannya. Kemampuan beradaptasi tidak hanya menggunakan

    bahasa atau mengolah kata-kata pada calon pembeli, akan tetapi harus mampu

    mengantisipasi kebutuhan dan penolakan pembeli maupun memikirkan dan

    menetapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya. Untuk meningkatkan

    adaptasi maka tenaga penjual harus memiliki kecerdasan emosional yang baik.

    Cooper dan Sawaf (dalam Yen et al. 2003) menyatakan bahwa kecerdasan

    emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif

    menerapkan daya dan kepekaaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi

    dan pengaruh yang manusiawi.

    Abdullah (2003) mengemukakan bahwa untuk dapat melakukan adaptive

    selling, seorang tenaga penjualan harus pada kemampuan diri dalam

    menggunakan berbagai strategi penjualan yang berbeda-beda, dan yakin pada

    kemampuan diri sendiri dalam melakukan perubahan strategi penjualan selama

    berinteraksi dengan pelanggan. Hal ini secara konseptual, kecerdasan emosional

    berhbungan dengan keyakinan dan kemampuan tenaga penjualan dalam

    menggunakan strategi yang berbeda dan menyesuaikan dengan calon pembeli

    yang dihadapi pada saat itu. Lebih lanjut (Yen et al. 2003) menyatakan bahwa

    individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, pada saat menghadapi

  • 7

    situasi yang sulit akan berusaha lebih keras dan bertahan lebih lama. Selain itu,

    keyakinan dan kemampuan individu sangat menentukan keinginannya untuk

    mencoba beradaptasi dengan situasi yang dihadapi.

    PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia adalah salah satu perusahaan yang

    bergerak dibidang asuransi jiwa. PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia

    merupakan anak perusahaan dari Tokio Marine Group yang berdiri sejak 1879 di

    Jepang. PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia hadir untuk merespon

    kebutuhan akan produk dan layanan asuransi jiwa yang peluangnya sangat besar

    di Indonesia. Dengan keyakinan yang kuat dalam memberikan keamanan finansial

    pada nasabah, serta didukung dengan tenaga kerja yang trampil dan

    berpengalaman, PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia berkomitmen untuk

    menguasai pasar yang besar di Indonesia sehingga dapat menjadi salah satu

    perusahaan asuransi terbesar di negeri ini yang mampu menyediakan pelayanan

    dan produk berkualitas sesuai dengan kebutuhan nasabah. Berdasarkan latar

    belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Adaptive Selling

    dan Dampaknya Pada Kinerja Tenaga Penjualan (studi pada PT Tokio Marine

    Life Insurance Indonesia di Kota Magelang)”

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka muncullah

    rumusan masalah sebagai berikut :

  • 8

    1. Apakah Kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap Adaptive

    selling?

    2. Apakah Kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

    tenaga penjualan?

    3. Apakah Adaptive selling berpengaruh signifikan terhadap Kinerja tenaga

    penjualan?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh Kecerdasan emosional

    terhadap Adaptive selling

    2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh Kecerdasan emosional

    terhadap Kinerja tenaga penjualan

    3. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh Adaptive selling terhadap

    Kinerja tenaga penjualan

    D. Kontribusi Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut :

    1. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian diharapkan dapat memperluas wawasan

    dan menambah pengetahuan terhadap bidang administrasi bisnis,

    khususnya administrasi bisnis konsentrasi pemasaran.

    2. Bagi tempat penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

    pertimbangan dalam memberikan pengambilan keputusan yang

  • 9

    menyangkut bidang manajemen pemasaran dan sumber daya manusia,

    khususnya meningkatkan adaptive selling pada kinerja tenaga penjualan.

    3. Bagi subyek peneliti dapat memberi sumbangan informasi atau pemikiran

    tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan adaptive selling pada

    kinerja tenaga penjualan berguna untuk meningkatkan penjualan.

    4. Bagi peneliti lain, hasil ini dapat menjadi acuan sebagai penelitian lebih

    mendalam.

    E. Sistematika Pembahasan

    Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan,

    maka disusunlah suatu sistematika pembahasan yang berisi informasi mengenai

    materi dan hal-hal yang dibahas dalam tiap bab. Adapun sistematika penulisan

    sebagai berikut :

    1. Bab I Pendahuluan

    Dalam bab ini, membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan

    masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika pembahasan.

    2. Bab II Tinjauan Pustaka

    Dalam bab ini membahas mengenai landasan teori, penelitian terdahulu,

    hipotesis, kerangka pemikiran, dan dimensional variabel yang berhubungan

    dengan penelitian yang dilakukan.

    Landasan teori berfungsi sebagai dasar pemikiran dalam pembahasan

    masalah yang diteliti. Kerangka pemikiran berfungsi memperjelas maksud

    penelitian dan membantu dalam berpikir secara sistematis. Hipotesis

    memberikan gambaran tentang jawaban sementara dari masalah yang diteliti.

  • 10

    3. Bab III Metode Penelitian

    Dalam bab ini menguraikan tentang variabel-variabel yang digunakan

    dalam penelitian ini beserta definisi operasional dari masing-masing variabel,

    populasi, dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, metode

    pengumpulan data, jenis dan sumber data, serta metode analisis yang

    digunakan dalam proses pengelolaan data.

    4. Bab IV Hasil dan Pembahasan

    Bab ini membahas tentang deskripsi objek penelitian, analisis data

    penelitian, dan hasil analisis data penelitian.

    5. Bab V Penutup

    Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran

    untuk penelitian dimasa mendatang.

  • 11

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu

    Penelitian ini membahas mengenai adaptive selling yang bertujuan untuk

    mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap adaptive selling pada kinerja

    tenaga penjualan. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan adaptive selling

    dijelaskan pada sub bab berikut ini :

    1. Spiro dan Weitz (1990)

    Penelitian yang dilakukan Spiro and Weitz (1990) berjudul “Adaptive Selling :

    Conceptualization, Measurement and Nomological Validity” bertujuan untuk

    membangun dan memvalidasi ukuran dari derajat dimana tenaga penjualan

    mempraktekkan adaptive selling serta menguji variabel anteseden adaptive selling

    yaitu self monitoring, androgyny, emphaty, opener dan locus of control. Pendekatan

    penelitian ini adalah kuantitatif dengan responden 268 orang. Penelitian ini juga

    menggunakan skala pengukuran ADAPTS. Hasil penelitian ini menunjukkan

    adanya hubungan erat atas pelaksanaan konsep adaptive selling terhadap kinerja

    tenaga penjual Spiro and Weitz mengusulkan predisposisi adaptive selling dalam 6

    aspek dilihat dari sudut pandang tenaga penjual :

    a. Mengenali bahwa pendekatan penjualan yang berbeda diperlukan untuk

    situasi yang berbeda

    b. Percaya diri terhadap kemampuannya untuk menggunakan teknik

    pendekatan penjualan yang berbeda

  • c. Percaya diri terhadap kemampuannya untuk mengubah pendekatan

    penjualan yang dilakukan selama interaksi dengan pelanggan

    d. Memiliki pengetahuan dalam mengenali situasi penjualan yang berbeda dan

    menetapkan strategi penjualan yang tepat untuk masing-masing situasi

    tersebut

    e. Memiliki sekumpulan informasi mengenai situasi penjualan sebagai

    masukan dalam melakukan adaptive selling

    f. Melakukan aktivitas aktual dengan menerapkan pendekatan penjualan yang

    berbeda untuk situasi penjualan yang berbeda

    Penelitian terdahulu ini memeiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

    yang ditulis oleh peneliti saat ini. Persamaan yang dimiliki adalah sama-sama

    meneliti mengenai Adaptive Selling dan menggunakan selft monitoring, androgyny,

    emphaty, opener, dan locus of control sebagai indikator dalam penelitian.

    Perbedaan dalam yang ditulis oleh penelitian ini dengan peneltian terdahulu adalah

    yang pertama yang ditulis oleh penelitian ini menggunakan skala pengukuran

    Likert, sedangkan skala pengukuran penelitian terdahulu adalah skala pengukuran

    ADAPTS. Kedua penelitian yang ditulis oleh peneliti ini menggunakan responden

    100 orang, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan 268 responden.

    2. Astuti (2006)

    Penelitian yang dilakukan oleh Yanti Puji Astuti berjudul Analisis Faktor-

    Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Adaptif Dalam Meningkatkan Kinerja

    Tenaga Penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai pengaruh

    pengendalian diri, keterlibatan interaksi, lingkungan penjualan terhadap penerapan

  • penjualan adaptif, serta menganalisis pengaruh penerapan penjualan adaptif

    terhadap kinerja penjualan. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan

    menyebarkan kuisoner kepada responden yang berjumlah kurang lebih 432 orang.

    Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM).

    Hasil penelitian ini adalah keterlibatan interaksi dan lingkungan penjualan

    berpengaruh positif terhadap penerapan penjualan adaptif serta penerapan

    penjualan adaptif berpengaruh postitif terhadap kinerja penjualan. Penelitian ini

    juga menyebutkan bahwa lingkungan penjualan merupakan faktor yang paling

    berpengaruh terhadap penjualan adaptif, selanjutnya keterlibatan interaksi menjadi

    faktor kedua yang berpengaruh terhadap penjualan adaptif, kemudian setelah kedua

    faktor tersebut diimplikasikan maka akan menjadikan tenaga penjualan mampu

    menerapkan penjualan adaptif.

    Penelitian terdahulu ini memeiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

    yang ditulis oleh peneliti saat ini. Persamaan yang dimiliki adalah sama-sama

    meneliti mengenai variabel Adaptive Selling dan Kinerja Tenaga Penjualan.

    Perbedaan yang dimiliki adalah penelitian yang ditulis oleh peneliti saat ini

    menggunakan metode analisis data yaitu Path Analysis, sedangkan penulis

    terdahulu menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Responden yang

    digunakan pada penelitian saat ini adalah 100 responden, sedangkan penelitian

    terdahulu memiliki 432 responden.

  • 3. Windi (2010)

    Penelitiann yang dilakukan oleh Yossy Windi (2010) berjudul Analisis

    Pengaruh Penjualan Adaptif Terhadap Peningkatan Kinerja Penjualan memiliki

    tujuan untuk mengetahui cara tenaga penjualan direct selling meningkatkan kinerja

    penjualan mereka melalui penjualan adaptif. Peneliti ini memiliki responden

    sebanyak 108 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis

    Konfirmatori pada Structural Equation Modelling (SEM) dan Regresion Weight

    pada Structural Equation Modelling (SEM). Hasil dari penelitian ini adalah

    penerapan penjualan adaptif terbukti memiliki pengaruh positif yang dapat

    meningkatkan kinerja tenaga penjual dengan meningkatkan orientasi belajar,

    karakteristik tenaga penjual, dan kemampuan komunikasi.

    Penelitian terdahulu ini memeiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

    yang ditulis oleh peneliti saat ini. Persamaannya adalah sama-sama meneliti

    variabel mengenai Adaptive Selling dan Kinerja Tenaga Penjualan. Perbedaan

    penelitian yang ditulis peneliti saat ini dengan penelitian terdahulu adalah metode

    analisis yang digunakan penelitian saat ini adalah Path Analysis, sedangkan metode

    analisis data yang digunakan penelitian terdahulu adalah Konfirmatori pada

    Setructural Equation Modeling dan Regresion Weight pada Structural Equation

    Modeling. Perbedaan selanjutnya adalah responden yang digunakan saat ini adalah

    100 responden, sedangkan penelitian terdahulu 100 responden.

    4. Lailatul (2013)

    Penelitian ini dilakukan oleh Nurul Lailatul (2013) berjudul Pengaruh Penjualan

    Adaptif Terhadap Kesadaran Merek dan Keputusan Pembelian Produk Kecantikan

  • Oriflame Di Kabupaten Jember memiliki tujuan untuk menguji dan menganalisis

    pengaruh penjualan adaptif dan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian.

    Populasi sasaran penelitian ini adalah konsumen pengguna produk kosmetik

    oriflamme yang hanya 100 orang responden. Metode analisis data menggunakan

    analisis regresi konfirmatori.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Penjualan adaptif berpengaruh

    signifikan terhadap kesadaran merek pada konsumen pada kosmetik merek

    Oriflame dengan arah positif, artinya penjualan adapatif yang dilakukan oleh

    penjual pada kosmetik merek Oriflame telah mampu memenuhi harapan konsumen

    sehingga konsumen merasa memahami mengenai produk kecantikan Oriflame.

    Penjualan adaptif berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada

    konsumen kosmetik merek oriflamme dengan arah positif, artinya bahwa penjualan

    adaptif telah mampu menciptakan keputusan pembelian. Kesadaran merek

    berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada konsumen kosmetik

    merek oriflamme dengan arah positif, artinya bahwa apa yang dirasakan oleh

    konsumen menjadi sadar adanya produk kecantikan oriflamme yang mampu

    memenuhi segala kebutuhan konsumen wanita.

    Penelitian terdahulu ini memeiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

    yang ditulis oleh peneliti saat ini. Persamaannya adalah sama-sama meneliti

    mengenai variabel Adaptive Selling. Persamaan selanjutnya adalah memiliki jumlah

    responden yang sama yaitu 100 responden. Perbedaan penelitian yang diteliti saat

    ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliti saat ini menggunakan metode Path

  • Analysis, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan metode analisis data

    Regresi Konfirmatori.

    5. Chen dan Jaramillo (2014)

    Penelitian ini dilakukan oleh Chen and Jaramillo (2014) berjudul “The Double-

    Edge Effect of Emotional Intelligance on The Adaptive Selling-Salesperson-Owned

    Loyalty Relathionship” memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang

    bagaimana emotional intelligence mempengaruhi adaptive selling, salesperson dan

    owned loyalty relationship. Penelitian ini membagikan kuisioner pada 175

    responden untuk pengambilan data. Metode analisis data yang digunakan adalah

    Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    regulasi emosional negative mempengaruhi salesperson-loyalty, sementara itu

    adaptive selling memoderat emotional intelligence dengan salesperson-loyalty.

    Penelitian terdahulu ini memeiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

    yang ditulis oleh peneliti saat ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama

    meneliti mengenai variabel Kecerdasan Emosional, Adaptive Selling, dan Kinerja

    Tenaga Penjualan. Perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah

    penelitian saat ini mengambil 100 responden sedangkan penelitian terdahulu

    mengambil 175 responden. Perbedaan selanjutnya adalah penelitian saat ini

    menggunakan metode Path Analysis sedangkan penelitian terdahulu menggunakan

    Structural Equation Modelling.

  • 6. Zazali dan Athanasios (2015)

    Penelitian yang dilakukan oleh Zazali and Athanasios (2015) berjudul

    “Emotional Intelligance and Sales Performance. A Myth or Reality?” bertujuan

    untuk menguji dampak dari kecerdasan emosional terhadap kinerja penjualan dan

    menganggap bahwa adaptive selling sebagai mediasi. Penelitian ini menggunakan

    pendekatan kuantitatif dengan 281 responden. Metode analisis data yang digunakan

    adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa adanya mediasi diantara hubungan kecerdasan emosional dengan kinerja

    tenaga penjualan. Meskipun sering dianggap terpisah antara kecerdasan emosional

    dengan kinerja tenaga penjualan, namun pada penelitian ini adaptive selling

    menunjukkan mediasi parsial antara kecerdasan emosional dengan kinerja tenaga

    penjualan.

    Penelitian terdahulu ini memeiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

    yang ditulis oleh peneliti saat ini. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama

    meneliti variabel Kecerdasan Emosional, Adaptive Selling, dan Kinerja Tenaga

    Penjualan. Perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah

    penelitian saat ini menggunakan metode Path Analysis, sedangkan penelitian

    terdahulu menggunakan metode analisis data Structural Equation Modelling.

    Perbedaan selanjutnya adalah jumlah responden penelitian saat ini adalah 100

    responden, sedangkan penelitian terdahulu 281 responden.

    Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah di paparkan diatas

    dalam penelitian ini, maka dapat digunakan sebagai acuan dan ditunjukkan pada

    Tabel 1 :

  • No Penelitian Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil

    Variabel Sampel Metode Analisis

    Data

    A Spiro and

    Weitz

    (1990)

    Adaptive

    selling :

    Conceptualiz

    ation,

    Measurement

    and

    Nomological

    Validity

    Membangun dan

    memvalidasi ukuran

    dari derajat dimana

    tenaga penjualan

    mempraktekkan

    adaptive selling serta

    menguji variabel

    anteseden adaptive

    selling yaitu self

    monitoring,

    androginy, emphaty,

    opener dan locus of

    control

    Variabel Independen :

    Adaptive selling (X)

    Variabel dependen :

    Sales person

    Menggunakan 268

    responden

    Menggunakan skala

    pengukuran

    ADAPTS

    Adanya hubungan

    erat atas

    pelaksanaan konsep

    adaptive selling

    terhadap kinerja

    tenaga penjual

    Tabel 1 Mapping Jurnal Penelitian Terdahulu

    Self

    monitoring

    Androgin

    Emphaty

    Opener

    Locus of

    control

    Sales

    performanc

    e

    Adaptive selling

  • No Penelitian Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil

    Variabel Sampel Metode Analisis

    Data

    B Yanti Puji

    Astuti

    (2006)

    Analisis Faktor-

    Faktor yang

    Mempengaruhi

    Penjualan

    Adaptif Dalam

    Meningkatkan

    Kinerja Tenaga

    Penjualan

    Menganalisis

    mengenai pengaruh

    pengendalian diri,

    keterlibatan interaksi,

    lingkungan penjualan

    terhadap penerapan

    penjualan adaptif,

    Variabel Independen :

    Pengendalian diri (X1),

    Keterlibatan interaksi

    (X2), Lingkungan

    penjualan (X3),

    Penerapan penjualan

    adaptif (X4)

    Variabel Dependen :

    Kinerja tenaga

    penjualan (Y1)

    Menggunakan 432

    responden

    Menggunakan

    metode Structural

    Equation Modelling

    (SEM).

    Keterlibatan

    interaksi dan

    lingkungan

    penjualan

    berpengaruh positif

    terhadap penerapan

    penjualan adaptif

    serta penerapan

    penjualan adaptif

    berpengaruh postitif

    terhadap kinerja

    penjualan.

    Lanjutan Tabel 1

    Pengendalia

    n diri

    Keterlibatan

    interaksi

    Lingkungan

    penjualan

    Penerapan

    penjualan

    adaptif

    Kinerja

    tenaga

    penjualan

  • No Penelitian Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil

    Variabel Sampel Metode Analisis

    Data

    C Yossy

    Windi

    (2010)

    Analisis

    Pengaruh

    Penjualan

    Adaptif

    Terhadap

    Peningkatan

    Kinerja

    Penjualan

    Mengetahui cara

    tenaga penjualan

    direct selling

    meningkatkan

    kinerja penjualan

    mereka melalui

    penjualan adapti

    Variabel independen :

    Orientasi Belajar(X1),

    Karakteristik tenaga

    penjualan (X2),

    Kemampuan komunikasi

    (X3), Adaptive selling

    (X4)

    Variabel dependen :

    Kinerja penjualan (Y)

    Menggunakan 108

    orang responden

    Analisis

    Konfirmatori pada

    Structural Equation

    Modelling (SEM)

    dan Regresion

    Weight pada

    Structural Equation

    Modelling (SEM) .

    Penerapan penjualan

    adaptif terbukti

    memiliki pengaruh

    positif yang dapat

    meningkatkan

    kinerja tenaga

    penjual dengan

    meningkatkan

    orientasi belajar,

    karakteristik tenaga

    penjual, dan

    kemampuan

    komunikasi.

    Lanjutan Tabel 1

    Orientasi

    pembelajara

    n

    Karakteristi

    k tenaga

    penjualan

    Penjualan

    adaptif

    Kinerja

    tenaga

    penjualan

    Kemampua

    n

    komunikasi

  • No Penelitian Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil

    Variabel Sampel Metode Analisis

    Data

    D Nurul

    Lailatul

    (2013)

    Pengaruh

    Penjualan

    Adaptif

    Terhadap

    Kesadaran

    Merek dan

    Keputusan

    Pembelian

    Produk

    Kecantikan

    Oriflame Di

    Kabupaten

    Jember

    Menguji dan

    menganalisis

    pengaruh penjualan

    adaptif dan kesadaran

    merek terhadap

    keputusan pembelian

    Variabel independen :

    Penjualan adaptif (X1)

    Variabel dependen :

    Kesadaran merek (Y1),

    Keputusan pembelian

    (Y2)

    Menggunakan 100

    orang responden

    Menggunakan

    analisis data regresi

    konfirmatori

    Penjualan adaptif

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap

    kesadaran merek

    Penjualan adaptif

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap

    keputusan

    pembelian

    Kesadaran merek

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap

    keputusan

    pembelian

    Lanjutan Tabel 1

    Penjualan

    Adaptif

    Keputusan

    pembelian

    Kesadaran

    merek

  • No Penelitian Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil

    Variabel Sampel Metode Analisis

    Data

    E Chen and

    Jaramillo

    (2014)

    The Double-

    Edge Effect of

    Emotional

    Intelligance on

    The Adaptive

    Selling-

    Salesperson-

    Owned Loyalty

    Relathionship

    Meningkatkan

    pemahaman tentang

    bagaimana emotional

    intelligence

    mempengaruhi

    adaptive selling,

    salesperson dan

    owned loyalty

    relationship

    Variabel independen :

    Adaptive selling (X1)

    Emotional intelligence

    (X2)

    Variabel dependen :

    Salesperson-Owned

    Loyalty Relationship (Y1)

    Loyalty to the service

    provider (Y2)

    Word of mouth (Y3)

    Menggunakan 175

    responden

    Menggunakan

    metode analisis data

    Structural Equation

    Modelling (SEM).

    Regulasi emosional

    negative

    mempengaruhi

    salesperson-loyalty,

    sementara itu

    adaptive selling

    memoderat

    emotional

    intelligence dengan

    salesperson-loyalty

    Lanjutan Tabel 1

  • No Penelitian Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil

    Variabel Sampel Metode Analisis

    Data

    F Zazali and

    Athanasios

    (2015)

    Emotional

    Intelligance

    and Sales

    Performance.

    A Myth or

    Reality?

    Menguji dampak dari

    kecerdasan emosional

    terhadap kinerja

    penjualan dan

    menganggap bahwa

    adaptive selling

    sebagai mediasi

    Variabel independen :

    Emotional intelligance

    (X1)

    Variabel moderat :

    Adaptive selling

    Variabel dependen :

    Sales performance (Y)

    Menggunakan 281

    responden

    Menggunakan

    metode analisis data

    Structural Equation

    Modelling (SEM).

    Adanya mediasi

    diantara hubungan

    kecerdasan

    emosional dengan

    kinerja tenaga

    penjualan

    Emotional

    intelligance

    Sales

    performance

    Adaptive

    selling

    Lanjutan Tabel 1

  • B. Landasan Teori

    1. Kecerdasan Emosional

    Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk menggunakan emosional

    secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan

    orang lain secara positif. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk

    merasakan emosi, menerima, dan membangun emosi dengan baik, memahami

    emosi dan pengetahuan emosional sehingga dapat meningkatkan perkembangan

    emosi dan intelektual (Mayer dan Salovey, 1999). Purba (1999) berpendapat bahwa

    kecerdasan emosional adalah kemampuan dibidang emosi yaitu kesanggupan

    menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan emosi, semangat optimisme, dan

    kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain atau empati.

    Slovey juga membagi definisi dasar tentang kecerdasan emosional dalam lima

    wilayah utama yaitu, mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri

    sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan dengan

    orang lain. Selain itu, salah satu ahli kecerdasan emosi, Goleman (2000)

    mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan emosi didalamnya termasuk

    kemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri

    sendiri.

    Goleman (2001) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional dapat diukur

    sebagai berikut :

  • a. Self awareness

    Merupakan kemampuan untuk mengetahui perasaan dalam dirinya dan efeknya

    serta menggunakannya untuk membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki

    tolak ukur yang realistis, atau kemampuan diri dan mempunyai kepercayaan

    diri yang kuat lalu meningkatkannya dengan sumber penyebabnya.

    b. Self Management

    Merupakan kemampuan menangani emosinya sendiri, mengekspresikan serta

    mengendalikan emosi, memiliki kepekaan terhadap kata hati, untuk digunakan

    dalam hubungan dan tindakan sehari-hari.

    c. Motivation

    Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat untuk setiap saat

    membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik

    serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, mampu bertahan

    menghadapi kegagalan dan frustasi.

    d. Social awareness (empati)

    Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain,

    mampu memahami prespektif orang lain, dan menimbulkan hubungan saling

    percaya serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu.

    e. Relationship Management

    Merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan

    dengan orang lain, dapat mempengaruhi lawan bicara, memimpin,

    bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, dan bekerjasama dalam tim.

  • Gambar 1 Aspek dari Variabel Kecerdasan Emosional

    Sumber : Goleman (1998)

    Keterangan :

    SA : Self Awareness

    SM : Self Management

    MT : Motivation

    EM : Empathy

    RM : Relationship Management

    Dapat disimpulkan dari pengertian beberapa ahli yang sudah diuraikan diatas

    bahwasannya kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang atau individu

    dalam mengendalikan emosional pada diri sendiri ketika berhadapan dengan orang

    lain. Mampu mempengaruhi emosional lawan bicara yang sedang dihadapi. Mampu

    mengenali emosional serta membina hubungan yang baik pada lawan bicara.

    Kecerdasan EmosionalSA

    SM

    MT

    EM

    RM

  • 2. Adaptive Selling

    Weitz et al. (1986) mendefinisikan adaptive selling sebagai suatu aktivitas

    mengubah perilaku penjualan selama ataupun setelah terjadinya interaksi dengan

    pelanggan yang dilakukan berdasarkan pada informasi yang diterima mengenai situasi

    penjualan. Seorang tenaga penjual dikatakan memiliki tingkat adaptive selling yang

    tinggi apabila dapat menggunakan pendekatan penjualan yang secara berbeda secara

    tepat pada saat transaksi penjualan berlangsung untuk situasi yang berbeda. Sebaliknya

    tenaga penjual dikatakan memiliki tingkat adaptive selling yang rendah apabila mereka

    hanya menggunakan teknik pendekatan penjualan dan pengambilan keputusan

    penjualan yang sama untuk seluruh transaksi penjualan yang dilakukannya dalam

    bentuk situasi penjualan apapun.

    Perilaku adaptive selling dikonseptualisasikan sebagai perubahan dalam strategi

    penjualan, taktik, gaya sosial, komunikasi verbal, dan penampilan fisik penjual

    (Giacobbe et al.2006). Adaptive selling juga berkaitan dengan mengamati situasi

    pelanggan, tepatnya menilai tuntutan pelanggan dan segera merespon perubahan

    pelanggan dengan menerapkan tindakan yang berfokus pada pelanggan (Jaramillo et

    al.2009). Jika seorang penjual mampu melihat, mengantisipasi, dan berinteraksi

    terhadap tuntutan pelanggan dalam situasi yang berbeda, maka pelanggan akan puas

    dengan pelayanan kemudian percaya kepada penjual dan akhirnya menjadi loyal

    kepada penjual dalam jangka panjang (Jaramillo et al.2009).

  • Dalam rangka mengembangkan pengukuran mengenai pelaksanaan aktivitas

    adaptive selling, Spiro dan Weitz (1990) mengusulkan predisposisi dalam enam aspekk

    dilihat dari sudut pandang tenaga penjual :

    a. Mengenali bahwa pendekatan penjualan yang berbeda diperlukan untuk

    penjualan yang berbeda

    b. Percaya diri terhadap kemampuannya untuk menggunakan teknik pendekatan

    penjualan yang berbeda untuk situasi tertenu

    c. Percaya diri terhadap kemampuannya untuk mengubah pendekatan penjualan

    yang dilakukannya selama interaksi dengan pelanggan

    d. Memiliki pengetahuan dalam mengenali situasi penjualan yang berbeda dan

    menetapkan strategi penjualan yang tepat untuk massing-masing situasi

    tersebut

    e. Memiliki sekumpulan informassi mengenai situasi penjualan sebagai masukan

    dalam melakukan adaptive selling

    f. Melakukan aktivitas aktual dengan menerapkan pendekatan penjualan yang

    berbeda untuk situasi penjualan yang berbeda

    Sedangkan Robinshon et al. (2002) dalam penelitiannya menemukan bahwa skala

    pengukuran adaptive selling dapat diringkas menjadi empat :

    a. Percaya diri terhadap kemampuannya untuk menggunakan variasi dari

    pendekatan penjualan yang berbeda

  • b. Percaya diri terhadap kemampuannya untuk mengubah pendeakatan penjualan

    selama berinteraksi dengan pelangan

    c. Melakukan aktivitas aktual dengan menerapkan pendekatan penjualan yang

    berbeda dalam situasi penjualan yang berbeda

    d. Memiliki sekumpulan informasi tentang situasi penjualan untuk membantu

    adaptasi

    Gambar 2 Aspek dari Variabel Adaptive Selling

    Sumber : Spiro dan Weitz, Robinshon et al. dalam Pujiastuti (2006)

    Dapat disimpulkan dari pengertian beberapa ahli diatas adaptive selling adalah

    kegiatan beradaptasi dengan lingkungan penjualan yang sedang atau akan dihadapi

    oleh tenaga penjualan. Selalu mengubah cara interaksi dengan setiap pembeli yang

    berbeda pada situasi yang berbeda. Mampu mengantisipasi segala hal yang akan terjadi

    saat berlangsungnya komunikasi dengan pembeli.

    Adaptive Selling

    teknikpendekatan penjualan berbeda

    mengubahpendkatan penjualan

    aktivasiactual

    memilikiinfo

    mengenai situasi

    penjualan

  • 3. Kinerja Tenaga Penjualan

    Menurut Challagalla dan Shervani, 1996 dalam Achmadi (2003) bahwa kinerja

    tenaga penjualan merupakan suatu tingkat dimana tenaga penjualan dapat mencapai

    target penjualan yang ditetapkan pada dirinya. Kinerja penjualan hanya dapat dilihat

    dari hasil akhir seperti volume penjualan, penetrasi pasar dan pencapaian kuota

    penjualan dan itu dicapai dengan sistem kontrol dan sinergi aktivitas tenaga penjualan.

    Anglin et al. (1990) memberikan instrument pengukuran kinerja tenaga penjual

    perusahaan berdasarkan pengukuran secara obyektif dan subyektif. Secara obyektif,

    pengukuran kinerja penjualan lebih menitik beratkan pada pencapaian volume

    penjualan dan porsi pasar. Sementara pengukuran secara subyektif lebih menitik

    beratkan kepada :

    a. Kepuasan pelanggan

    b. Kemampuan mendengarkan pelanggan

    c. Kemampuan melakukan presentasi penjualan

    d. Penanganan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara efektif

    e. Penciptaan rasa saling menghargai dalam setiap aktivitas penjualan

    f. Pengetahuan mengenai produk

    g. Menjual pada pelanggan yang prospektif

    h. Menjual produk yang penting

    i. Memelihara porsi pasar yang dimilikinya

    Leigh dan Marhal (2001) berpendapat mengenai pengukuran kinerja penjualan

    yaitu pencapaian target penjualan, meningkatkan penerimaan dollar dari penjualan dan

  • mampu mengidentifikasikan pelanggan potensial menjadi konsumennya. Oleh

    karenanya penelitian ini menggunakan indikator untuk menganalisis kinerja penjualan

    adalah pencapaian target penjualan, jumlah pelanggan, dan penerimaan penjualan.

    Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli diatas bahwa kinerja tenaga penjualan

    adalah tolak ukur keberhasilan tenaga penjualan dalam melaksanakan tugas yang

    diberikan dari perusahaan. Tolak ukur dari keberhasilan tenaga penjualan adalah

    pencapaian target penjualan sesuai dengan yang ditargetkan oleh perusahaan.

    Kemampuan untuk selalu mendapatkan pelanggan baru. Terakhir adalah penerimaan

    penjualan yang selalu meningkat.

    Gambar 3 Aspek dari Variabel Kinerja Penjualan

    Sumber : Pujiastuti (2006)

    C. Hubungan Antar Variabel

    1. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Adaptive Selling

    Bilamana kecerdasan emosional merupakan bentuk dari kecerdasan sosial yang

    melibatkan kemampuan untuk merasakan perasaan diri sendiri dan orang lain,

    kecerdasan emosional yang dimiliki oleh tenaga penjual diharapkan memiliki tingkat

    kinerja tenaga

    penjualan

    pencapaian target

    penjualan

    jumlah pelanggan

    penerimaan penjualan

  • adaptasi yang tinggi untuk menyelesaikan permasalahan dari tiap calon pembeli.

    Sebagai tenaga penjual terlibat dalam mendengarkan secara aktif dan sensitif terhadap

    perasaan dan emosi orang lain, bahwa tenaga penjualan mengembangkan kemampuan

    lebih besar untuk memahami yang unik perihal kebutuhan dan masalah dari pelanggan,

    yang mampu menyebabkan perilaku adaptive selling (Pelham,2009).

    Menurut Zazali and Athanasios, 2015 setidaknya dalam hal memprediksi kinerja

    penjualan akan manajer, validitas variabel kecerdasan emosional dapat diperpanjang

    melalui dimasukannya variabel mediasi yaitu adaptive selling. Meskipun ketika

    dianggap terpisah, kecerdasan emosional tidak berhubungan dengan kinerja penjualan,

    hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dengan kinerja penjualan

    dimediasi oleh adaptive selling.

    2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Tenaga Penjualan

    Kinerja tenaga penjualan tidak hanya ditentukan dari faktor intelektualnya saja

    akan tetapi faktor emosionalnya. Seseorang yang dapat mengkontrol emosinya dengan

    baik maka akan dapat menghasilkan kinerja yang baik pula. Hal tersebut diungkapkan

    oleh Mayer (2000 dalam psikologi.com) bahwa kecerdasan emosi merupakan faktor

    yang sama pentingnya dengan kombinasi kemampuan teknis dan analisis untuk

    menghasilkan kinerja yang optimal. Salah satu aspek dari kecerdasan emosional adalah

    motivasi. Salovey (dalam Goleman,2000), motivasi diri sendiri merupakan landasan

    keberhasilan dan terwujudnya kinerja yang tinggi di segala bidang.

  • Goleman (1998) menemukan bahwa 67% dari kemampuan yang dianggap penting

    untuk kinerja yang efektif adalah kompetensi emosional, dan kecerdasan emosional

    yang menyumbang hamper dua kali lipat dari IQ dan keahlian. Dulewicz (2005)

    memberikan beberapa bukti awal yaitu kecerdasan emosi (9,2%) membuat kontribusi

    terbesar terhadap kinerja secara keseluruhan jika dibandingkan dengan kecerdasan

    umum (5,0%) dan kompetensi menejerial (6,1%). Kecerdasan emosional mampu

    meningkatkan prestasi kerja individu bahkan dengan ketrampilan kognitif yang rendah

    melalui kualitas gubungan sosial, hal tersebut dinyatakan oleh Cote & Miners, 2006.

    (Cote & Miners, 2006) Jika prestasi kerja tidak dapat dicapai melalui kecerdasan

    kognitif, dapat dicapai melalui kecerdasan emosi dengan beberapa mekanisme yang

    saling melengkapi, seperti interaksi dengan rekan kerja, supervisor, dan staf

    pendukung.

    3. Pengaruh Adaptive Selling terhadap Kinerja Tenaga Penjualan

    Beberapa penelitian tentang adaptive selling (Weitz et al. 1986, Spiro and Weitz

    1990, Anglin et al. 1990, Castleberry and Shepperd 1992) menunjukkan hubungan

    positif antara adaptive selling dengan kinerja penjualan. Adaptive selling juga

    dikonseptualisasikan sebagai bekerja secara cerdas dimana tenaga penjualan harus

    mengenali situasi penjualan yang berbeda-beda untuk dapat menerapkan pendekatan

    penjualan yang paling tepat. Sujan et al. (1994) menunjukkan pengaruh positif dari

    perilaku bekerja cerdas terhadap kinerja penjualan. Dengan adaptive selling

    menunjukkan bahwa tenaga penjualan mampu dan cakap dalam melakukan pendekatan

  • tertentu dengan memperhatikan kondisi dan situassi yang dihadapi. Tenaga penjual

    akan memberikan pemuasan kebutuhan karena mampu mengenali setiap kebutuhan

    pelanggan dan keinginan pelanggan yang berbeda-beda serta memberikan aternatif

    pendekatan penjualan yang tepat.

    D. Model Konseptual

    Berdasarkan landasan teoritis yang telah dijelaskan, menunjukkan bahwa

    Kecerdasan Emosional (X), memiliki pengaruh terhadap Adaptive Selling (Y1) dan

    terhadap Kinerja Tenaga Penjualan (Y2), maka dari itu model konsep sebagai berikut :

    Gambar 4 Model Konseptual

    Adaptive Selling

    Kinerja Penjualan

    Kecerdasan Emosional

  • E. Model Hipotesis

    Gambar 5 Model Hipotesis

    F. Rumusan Hipotesis

    Dari hubungan antar variabel seperti yang telah dicantumkan pada Gambar 5, maka

    dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

    H1 : Kecerdasan Emosional Berpengaruh Positif Terhadap Adaptive Selling.

    H2 : Kecerdasan Emosional Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Tenaga Penjualan.

    H3 : Adaptive Selling berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Tenaga Penjual.

    Adaptive Selling (Y1)

    Kinerja Tenaga Penjualan (Y2)

    Kecerdasan Emosional

    (X)

    H1

    H2

    H3

  • 36

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian adalah cara yang dilakukan dalam sebuah penelitian untuk

    mendapatkan fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk

    memperoleh dan mewujudkan kebenaran. Agar memperoleh hasil penelitian yang

    akurat dan proses penelitian berjalan sesuai dengan keinginan, maka di butuhkan

    metode penelitian yang baik. Berikut ini adalah metode yang digunakan agar penelitian

    memperoleh hasil yang baik, yaitu :

    A. Metode dan Jenis Penelitian

    Pada penelitian yang dilakukan peneliti yaitu bersifat menggambarkan situasi yang

    sesuai pada lokasi penelitian dan menganalisa dalam bentuk angka dan menyajikannya

    dalam bentuk angka. Selain itu, penelitian ini berkeinginan untuk mengetahui

    hubungan dan pengaruh antar variabel. Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

    pada penelitian ini adalah eksplanatori dan jenis penelitiannya yaitu penelitian

    deskripsi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

    Menurut Simamora (2000) metode penelitian eksplanatori bertujuan untuk

    mengembangkan hipotesis dan menentukan serta mengetahui hubungan antar variabel

    yang akan diuji dalam penelitian. Menurut Maholtra (2009) Penelitian kuantitatif

    adalah metodologi penelitian yang berupaya mengkuantifikasi data dan biasanya,

    menjelaskan tentang analisis tertentu. Pendekatan kuantitatif terjadi proses

  • 37

    penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan.

    Proses ini berawal dari teori yang diturunkan menjadi sebuah hipotesis. Penarikan

    hipotesis dilakukan supaya kesimpulan terhadap sampel yang diperlukan oleh

    keseluruhan populasi dilakukan tepat oleh peneliti (Maholtra,2009).

    B. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi

    penelitian sangatlah penting, karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti

    objek dan tujuan sudah jelas ditetapkan sehingga mampu mempermudah jalannya

    penelitian. Lokasi ini dapat berada pada wilayah tertentu atau lembaga serta organisasi

    tertentu di lingkungan masyarakat.

    Peneliti telah menetapkan dan memilih PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia

    yang beralamatkan Jl Tentara Pelajar No 42A, Kemirirejo, Kota Magelang, Jawa

    Tengah sebagai lokasi penelitian. Kantor PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia di

    Kota Magelang merupakan kantor pemasaran ke-12 yang ada di Indonesia. Alasan

    peneliti memilih lokasi tersebut karena di perusahaan ini selalu ada penilaian terhadap

    kinerja tenaga penjualan yang membuat setiap tenaga penjualan berlomba-lomba untuk

    menjadi yang lebih baik. Ada juga mengenai pelatihan serta bimbingan agar menjadi

    tenaga penjualan yang baik dan berprestasi. Selain itu, PT Tokio Marine Life Insurance

    Indonesia memiliki jumlah tenaga penjualan yang cukup banyak serta memiliki

    keuletan dan ketrampilan dalam bekerja khususnya untuk mendekatkan diri pada calon

    pelanggan yang akan dituju.

  • 38

    C. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

    1. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

    kegiatan yang mempelajari variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008). Dalam penelitian ini

    terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu :

    a. Variabel Bebas (Exogenous Variabel) : Kecerdasan Emosional (X)

    b. Variabel Terikat (Endogenous Variabel) : Adaptive Selling (Y1) dan

    Kinerja Penjualan (Y2)

    2. Definisi Operasional Variabel

    Definisi operasional setiap variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Kecerdasan Emosional

    Kecerdasan emosional yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan

    tenaga penjualan PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia dalam menggunakan

    emosi secara efektif untuk mempengaruhi pelanggan. Variabel ini dibagi menjadi

    5 indikator, yaitu :

    1. Mengetahui kemampuan akan dirinya sendiri, mengukur segala sesuatu

    dengan realistis dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat.

    2. Mampu menangani atau mengendalikan serta mengekspresikan emosional

    pada diri sendiri.

    3. Mampu membangkitkan hasrat dan semangat pada diri sendiri serta mampu

    bertahan dalam kegagalan dan kondisi frustasi.

  • 39

    4. Mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami

    apa yang diinginkan orang lain dan mampu menyelaraskan diri dengan

    berbagai individu.

    5. Mampu mengontrol emosi ketika berhadapan dengan orang lain, mampu

    mempengaruhi orang lain dan menyelesaikan perselisihan serta bekerjasama

    dalam satu tim.

    b. Adaptive Selling

    Adaptive selling yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan tenaga

    penjual pada PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia untuk menggunakan

    indikator dalam variabel adaptive selling, yakni :

    1. Teknik pendekatan penjualan yang berbeda untuk pelanggan yang berbeda

    2. Mengubah pendekatan penjualan selama interaksi dengan pelanggan

    3. Melakukan aktivitas aktual dengan menerapkan pendekatan penjualan

    berbeda dengan situasi yang berbeda

    4. Memiliki sekumpulan info mengenai situasi penjualan untuk membantu

    adaptasi

    c. Kinerja Tenaga Penjualan

    Kinerja Tenaga penjualan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    kemampuan tenaga penjual PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia untuk

    menggunakan indikator dalam variabel kinerja tenaga penjualan yaitu mencapai

    target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan dan penambahan jumlah

    pelanggan.

  • 40

    Tabel 2 Variabel dan Indikator Variabel Indikator Simbol

    Kecerdasan

    Emosional

    Mengetahui kemampuan diri, realistis dan percaya

    diri

    X.1

    Mampu menangani atau mengendalikan serta

    mengekspresikan emosional pada diri sendiri

    X.2

    Mampu membangkitkan hasrat dan semangat

    pada diri sendiri serta mampu bertahan dalam

    kegagalan dan kondisi frustasi.

    X.3

    Mampu merasakan yang dirasakan oleh orang

    lain, mampu memahami yang diinginkan

    orang lain dan mampu menyelaraskan diri

    dengan berbagai individu.

    X.4

    Mampu mengontrol emosi ketika berhadapan

    dengan orang lain, mampu mempengaruhi

    orang lain dan menyelesaikan perselisihan

    serta bekerjasama dalam satu tim.

    X.5

    Adaptive Selling Menggunakan teknik pendekatan penjualan yang

    berbeda untuk pelanggan yang berbeda

    Y.1.1

    Mengubah pendekatan penjualan selama interaksi

    dengan pelanggan

    Y.1.2

    Melakukan aktivitas actual dengan menerapkan

    pendekatan penjualan yang berbeda dengan situasi

    yang berbeda

    Y.1.3

    Memiliki sekumpulan info mengenai situasi

    penjualan untuk membantu adaptasi

    Y.1.4

    Kinerja Tenaga

    Penjualan

    Pencapaian target penjualan Y.2.1

    Penambahan Jumlah pelanggan Y.2.2

    3. Skala Pengukuran

    Skala pengukuran digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang dan

    pendeknya interval dalam alat ukur. Alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran

    akan menghasilkan data kuantitatif. Sugiyono (2006) menyatakan bahwa, Skala Likert

  • 41

    yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

    sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pengukuran Kecerdasan Emosional

    dilakukan pada tenaga penjualan PT Tokio Marine Life Insurance sedangkan untuk

    Kinerja Tenaga Penjualan dilakukan pada atasan yang mengawasi Kinerja Tenaga

    Penjualan agar jawaban yang diterima akan lebih valid. Untuk keperluan analisis

    kuantitatif , maka jawaban diberi skor seperti pada Tabel 3.

    Tabel 3 Skala Likert

    Pengukuran Keterangan Skor

    STS Sangat Tidak Setuju 1

    TS Tidak Setuju 2

    N Netral 3

    S Setuju 4

    SS Sangat Setuju 5

    D. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

    yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).

    Populasi pada penelitian ini adalah tenaga penjualan pada PT Tokio Marine Life

    Insurance di Kota Magelang yang berjumlah 142 orang, akan tetapi hingga sekarang

    yang terdaftar aktif sebagai tenaga penjualan hanya 100 orang saja yang berarti akan

    menjadi populasi pada penelitian ini. Tenaga penjualan dikatakan tidak aktif bilamana

    selama 3 bulan tenaga penjualan tidak mendapatkan member sama sekali, sehingga

    secara otomatis oleh perusahaan dinyatakan tidak aktif menjadi tenaga penjualan.

    Penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yang berarti semua populasi yang ada dalam

  • 42

    penelitian akan dijadikan sampel. Sugiyono (2006) menyatakan bahwa, sampel jenuh

    merupakan teknik penentuan sampel yang mana semua anggota populasi digunakan

    sebagai sampel.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    1. Sumber Data

    a. Data Primer

    Data primer dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan

    permasalahan yang sedang ditangani (Maholtra,2009). Data primer dalam

    penelitian ini adalah hasil kuesioner yang dibagikan kepada tenaga penjualan PT

    Tokio Marine Life Insurance di Kota Magelang.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan dengan maksud selain

    untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi (Maholtra,2009). Dalam

    penelitian ini data sekunder didapat melalui data relevan berupa buku, penelitian

    terdahulu dan sumber lainnya yang mendukung penelitian ini.

    2. Metode Pengumpulan Data

    Data dikumpulkan melalui angket yang diisi oleh responden yaitu tenaga penjualan

    PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

    mengenai kecerdasan emosional dan adaptive selling. Data mengenai kinerja tenaga

    penjualan PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia diperoleh melalui atasan yang

    mengawasi langsung kinerja tenaga penjualan.

  • 43

    3. Instrumen Penelitian

    Menurut Arikunto (2006), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

    digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

    hasilnya baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah untuk

    diolah. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah angket.

    4. Uji Validitas

    Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran, mengukur data

    penelitian yang ingin diukur. Menurut Arikunto (2006), Validitas item pertanyaan

    ditentukan dengan cara mengkorelasikan antara skor (nilai) yang diperoleh masing-

    masing butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total membandingkan koefisien

    korelasi produk momen (Rhitung) dengan nilai kritisnya,

    Rhitung dicapai dengan rumus sebagai berikut :

    r xy = 𝑛∑𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑𝑥𝑖)(∑𝑦𝑖)

    √{𝑛∑𝑥𝑖2−(∑𝑥𝑖)²} {𝑛∑𝑦𝑖

    2−(∑𝑦𝑖)²}

    Keterangan :

    r = koefisien korelasi

    n = banyaknya populasi/sampel

    x = skor item pertanyaan

    y = total skor

    xy = skor item pertanyaan dikalikan skor total

    Dari hasil kolerasi tersebut dibagi dengan nilai kritis pada taraf signifikan sebesar

    0.05, jadi koefisien korelasi (rhitung) < dari nilai kritis 0.05 sehingga H0 ditolak,

    sedangkan koefisien korelasi (rhitung) > dari nilai kritis 0.0 maka H0 diterima dan

  • 44

    dikatakan tidak valid. Ditemukannya data yang tidak valid tersebut maka secara

    langsung data dibuang.

    Pengujian validitas yang dilakukan dengan melalui program SPSS ver. 20.0 dengan

    mengggunakan korelasi product moment menghasilkan nilai masing-masing indikator

    pernyataan dengan skor indikator pertanyaan secara keseluruhan. Tabel 4 di atas dapat

    dilihat bahwa nilai sig. r item pertanyaan lebih kecil dari 0.05 (α = 0.05) yang berarti

    tiap-tiap item variabel adalah valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item

    tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

    Tabel 4 Uji Validitas Variabel

    Item r Hitung Sig. r Tabel Keterangan

    X.1 0.888 0.000 0.3 Valid

    X.2 0.885 0.000 0.3 Valid

    X.3 0.893 0.000 0.3 Valid

    X.4 0.893 0.000 0.3 Valid

    X.5 0.836 0.000 0.3 Valid

    Y1.1 0.913 0.000 0.3 Valid

    Y1.2 0.937 0.000 0.3 Valid

    Y1.3 0.927 0.000 0.3 Valid

    Y1.4 0.867 0.000 0.3 Valid

    Y2.1 0.904 0.000 0.3 Valid

    Y2.2 0.915 0.000 0.3 Valid

    Sumber: Data Primer Diolah

  • 45

    5. Uji Realibilitas

    Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

    dipercaya dan diandalkan (Singarimbun,2011). Metode yang digunakan untuk mencari

    realibilitas pertanyaan yang skor bukan 1 dan 0 misalnya, angket atau berbentuk uraian

    adalah Rumus Alpha (Arikunto,2006), yaitu :

    r11 = [𝑘

    𝑘−1] [1 −

    ∑𝜎𝑖2

    𝜎𝑡𝑜𝑡2 ]

    Keterangan :

    r11 = realibilitas item pertanyaan

    k = banyaknya item

    ∑𝜎² = jumlah variabel item

    𝜎2 = varians total

    Instrumen dikatakan reliabel bilamana koefisien alpha lebih tinggi dari 0-06 pada

    signifikansi 0.05 (Ghozali,2005).

    Tabel 5 diketahui bahwa nilai dari alpha cronbach untuk semua variabel lebih besar

    dari 0,6. Dari ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya, maka semua variabel yang

    digunakan untuk penelitian sudah reliabel.

    Tabel 5 Uji Reliabilitas Variabel

    No. Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan

    1 Kecerdasan Emosional (X) 0.926 Reliabel

    2 Adaptive Selling (Y1) 0.930 Reliabel

    3 Kinerja Tenaga Penjualan (Y2) 0.790 Reliabel

    Sumber: Data primer diolah

  • 46

    F. Teknik Analisis Data

    Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), analisis data merupakan proses

    penyerderhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimpelmentasikan.

    Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu Analisis Jalur ( Path Analysis).

    Menurut Sarwono (2007) Path Analysis adalah teknik analisis yang digunakan untuk

    menganalisis hubungan sebab akibat yang selaras antar variabel yang disusun

    berdasarkan urutan temporer dengan menggunakan koefisien jalur sebagai besaran

    nilai dalam menentukan besarnya pengaruh variabel independen exogenous terhadap

    variabel endogenous. Path analysis digunakan dengan tujuan untuk mencari besarnya

    pengaruh variabel-variabel exogenous terhadap endogenous secara gabungan maupun

    secara parsial serta melakukan penguraian korelasi antara variabel dengan melihat

    pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, pengaruh total dan pengaruh faktor

    lainnya.

    Menurut Sarwono (2007), terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam

    menggunakan path analysis yaitu :

    1. Data metrik berskala interval

    2. Terdapat variabel independen exogenous dan variabel dependen endogenus.

    Apabila model yang digunakan berbentuk regresi berganda, model mediasi,

    model gabungan mediasi, model regresi berganda serta model kompleks maka

    harus menggunakan variabel perantara

    3. Ukuran yang memadai sebaiknya di atas 100

    4. Memiliki pola hubungan variabel yang searah, tidak ada hubungan timbal balik

  • 47

    5. Hubungan sebab akibat harus didasari dengan teori yang sudah ada dengan

    asumsi yang menyatakan memang terdapat hubungan sebab akibat dalam

    variabel yang diteliti

    6. Mempertimbangkan semua asumsi dan prinsip dasar pada path analysis

    Tahapan dalam menggunakan path analysis menurut Sarwono (2007), yaitu :

    1. Merancang model berdasarkan teori

    2. Membuat model yang dihipotesiskan

    3. Menentukan model diagram jalur berdasarkan pada variabel yang dikaji

    4. Membuat diagram jalur

    5. Membuat persamaan struktural

    6. Menghitung nilai yang diperlukan yaitu pengaruh langsung, pengaruh total dan

    pengaruh tidak langsung

  • 48

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia adalah salah satu anak perusahaan

    Tokio Marine Group, kelompok perusahaan asuransi tertua di Jepang yang berdiri

    sejak tahun 1879. PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia yang bergerak di

    bidang asuransi jiwa beroperasi sejak tahun 1995 yang berpusat di Ibukota

    Jakarta. Awal berdiri pada tahun 1995 memiliki nama PT Tata Internasional Life.

    Perusahaan ini menjalankan kemitraan dengan dengan Malaysian Alliance

    Assurance Berhad (MAA) pada tahun 2001 dan mengubah namanya menjadi

    MMA Life Assurance. Pada Tahun 2012 perusahaan asuransi jiwa ini kembali

    berganti nama menjadi PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia setelah

    mengakuisisi 80% saham MMA Life Assurance.

    PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia adalah perusahaan asuransi

    berskala internasional yang memiliki komitmen untuk menyediakan produk dan

    pelayanan dengan kualitas terbaik pada pelanggannya serta memberikan

    keamanan dan perlindungan yang menyeluruh. PT Tokio Marine Life Insurance

    Indonesia memiliki pengalaman yang luas dalam bidang asuransi kerugian seperti

    kebakaran, rekayasa, kendaraan bermotor, pengangkutan, kecelakaan diri, dan

    masih banyak lainnya. Dengan dukungan d