PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN …digilib.unila.ac.id/31281/21/SKRIPSI TANPA BAB...

61
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Skripsi Oleh Ardanta Istari FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN …digilib.unila.ac.id/31281/21/SKRIPSI TANPA BAB...

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP

RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Oleh

Ardanta Istari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP

RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Oleh

Ardanta Istari

Berkembangnya masyarakat Indonesia pada saat ini, maka berkembang pula

kebutuhan di bidang kesehatan. Hal ini berdampak pada peningkatan permintaan

pelayanan kesehatan baik dari kualitas maupun dari kuantitasnya. Kualitas

pelayanan yang bermutu sulit untuk dilaksanakan jika kualitas kecerdasan

emosional dan kualitas lingkungan tempat kerja yang buruk. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan lingkungan kerja

terhadap kinerja perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung. Pemilihan sampel menggunakan metode nonprobability

sampling dengan jumlah sampel 149 responden. Alat analisis dalam penelitian ini

menggunakan regresi berganda dengan program SPSS 23.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu kecerdasan

emosional dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung baik secara parsial maupun secara simultan. Saran bagi perawat agar

mampu mengelola kecerdasan emosionalnya sehingga dapat maksimal dalam

kinerjanya. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek harus meningkatkan kualitas

lingkungan kerja fisik dan lingkungan psikososial pada Instalasi Rawat Inap,

lingkungan yang kondusif dan nyaman mampu membuat perawat menjadi

bergairah dalam melaksanakan aktivitasnya. Kinerja perawat harus ditingkatkan

dalam menjalankan fungsi keperawatan. Kinerja perawat yang baik akan

berdampak baik bagi kinerja rumah sakit.

Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Lingkungan Kerja, Kinerja

ABSTRACT

EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AND WORK ENVIRONMENTAL

ON NURSE PERFORMANCE INSTALLATION INGREDIENTS

RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

By

Ardanta Istari

The development of Indonesian society at this time has impact to develop health

sector. This has an impact on increasing demand for health services both from

quality and quantity. The good service quality was difficult to realize if they have

of emotional intelligence and poor work place environment. The purpose of this

study was to prove the effect of emotional intelligence and work environment on

the performance of nurses Inpatient Installation RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung. Selection of sample using nonprobability sampling method with

sample size 149 responden. Analyzer in this research use multiple regression with

SPSS 23 program.

The results of this study support the proposed hypothesis emotional intelligence

and work environment have a positive and significant impact on the performance

of nurses Inpatient Installation RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung

either partially or simultaneously. Suggestions for nurses to be able to manage

their emotional intelligence to maximize their performance. RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek must improve the quality of physical and psychosocial work environment

on inpatient installation, a conducive and comfortable environment able to make

the nurse become passionate in carrying out its activity. Nurse performance

should be improved in performing nursing function. Good nurse performance will

have a good impact on hospital performance.

Keywords: Emotional Intelligence, Work Environment, Performance

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP

RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Oleh

Ardanta Istari

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan putra dari Bapak Bastari dan Ibu Hasanah. Penulis dilahirkan

di Desa Teluk Dalem, Kecamatan Mataram Baru, Kabuapaten Lampung Timur,

pada tanggal 29 September 1996, yang merupakan anak kedua dari empat

bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis, yaitu Sekolah Dasar Negeri 1

Teluk Dalem, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mataram Baru, Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Way Jepara Lampung Timur.

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN

dengan Program BIDIK MISI. Pada periode Januari 2017, penulis melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Purworejo Kecamatan Kota Gajah, Lampung

Tengah.

PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya Allah SWT

Sembah sujud serta puji dan syukurku pada-Mu Allah SWT. Terima kasih taburan

cinta, kasih sayang, rahmat dan hidayat-Mu telah memberikan aku kekuatan,

kesehatan, semangat pantang menyerah dan memberkatiku dengan ilmu

pengetahuan. Engkau berikan secercah cahaya terang serta kemudahan hingga

akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu aku

limpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Aku persembahkan skripsi ini untuk orang tercinta dan tersayang

atas kasihnya yang berlimpah.

Untuk Kedua Orang Tuaku, Bapak Bastari dan Ibu Hasanah

Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil serta

do’a yang tiada henti untuk kesuksesanku, karena tiada kata seindah lantunan

do’a dan tiada do’a yang paling khusyuk selain do’a yang terucap dari kedua

orang tua. Terima kasih atas segala do’a, dukungan dan pengorbanan yang telah

engkau berikan. Terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk bapak dan ibu

tercinta.

Tersayang dan Terkasih Kakakku dan Adikku

Untuk Kakak dan Adikku, terima kasih atas doa dan bantuan serta motivasi

kalian selama ini hanya karya ini yang dapat aku persembahkan. Maaf belum

bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan selalu

Menjadi yang terbaik untuk kalian semua.

Almamater

Manajemen-Universitas Lampung

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta

orang-orang yang sabar.”

(Al-Baqarah:153)

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai

dengan kesanggupannya.”

(Q.S. Al-Baqarah: 286)

“Majulah tanpa menyingkirkan orang lain, Naiklah tinggi tanpa menjatuhkn

orang lain dan bahagialah tanpa menyakitkan orang lain”

(Hugel.G)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kebesaran,

mukjizat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul“ Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung.”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Nova Mardiana, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing dan menjadi

sosok ibu yang telah membimbing dengan sabar, penuh pengertian dan

memberikan pengarahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Mirwan Karim, S.E., M.M. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan ide, motivasi, tenaga, waktu, gagasan, saran serta sumbangan

pemikiran dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Habibullah Jimad, S.E., M.Si. selaku penguji utama yang telah

memberikan masukan, komentar dan bimbingan yang membangun dalam

penulisan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi S.E., M.S.B.A, selaku dosen

pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan arahan

dalam selama proses perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung,

khususnya konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia, yang telah

memberikan ilmu dan membagikan pengalamannya selama menempuh

pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

8. Kepada seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung yang telah membantu kelancaran pada proses penyusunan skripsi.

9. Teristimewa dan terkhusus kepada kedua orang tuaku tercinta, Papi Bastari

dan Mami Hasanah, terima kasih atas segala kasih sayang, pengorbanan yang

tiada lelah dan selalu mendoakan penulis, memberikan sarana dan prasarana

untuk menunjang perkuliahan, serta selalu memberi semangat, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Teristimewa kakak ku, Kiai Armando Istari dan adik-adikku Bertiana Istari

dan Restiana Istari kasih sayang, semangat dan kebersamaan selama ini

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

11. Teristimewa pula kepada keluarga besarku cucung Muhammad Said dan Sidi

Muhammad Syukur, yang telah memberikan do’a, motivasi, danmasukan-

masukan agar penulis dapat menyelesaikan kuliah di Universitas Lampung.

12. Bapak Prof. Jhon Hendri dan Ibu Aspita Laila yang telah memberikan tempat

tinggal di Kosan Biru (kosan akhi soleh), semoga kebaikan bapak dan ibu

selama ini memdapatkan balasan yang baik pula.

13. Kawan karib ku, Muclas dan Selamet keluarga marbot Mushola Al-Wusto,

terimakasih kebersamaannya selama menjadi marbot dan sahabat di kampus

ini.

14. Sahabat mantap RUSUNAWA Unila, Hapez, Dedi, Wanderi trimakasih atas

kebersamaanya selama menjadi penghuni kamar 207.

15. Keluarga besar Akung Prof. Dr. Bambang Sumitro dan Uti Murdiati, sebagai

keluarga baru di Bandar Lampung, terimakasih atas segala kasih sayang,

materil dan non materil, bimbingan, pencerahan selama ini kepada penulis,

terimakasih atas kebersamaannya, semoga kebaikan yang telah akung dan uti

berikan selama ini mendapatkan keberkahan, amin...

16. Terimakasih Papah Didit, Mamah Nova, Ayah Andri, Bunda, Apak, Mak

Edah, Pakde Widodo, terimaksih atas kebersamaan sebagai keluarga,

motivasi, saran, pengalaman yang berharga yang penulis dapatkan..

17. Brader Oke, kak Didik Riyadi, S.E., Sugiarta, Sandi Sadoro, bagus tri, Indra

Pam, Ramdani, Siroja, Aminudin, Sobri, Faisal, Zam-Zam. Terimaksih atas

kebersamaannya dalam Hijrah ini.

18. Sahabat sahabat yang selalau memotivasi penulis : Annis, Mbak Dian,

Maryani, Ofa chan, Shinta, Galang, Wisnu, Hafiz, Yasir, Siro, Zuki,

Blikomang dan seluruh sahabat yang lain, trimakasih atas motivasi dan

semangatnya, untuk semua konsumen Danta-Digital, semoga kawan-kawan

lebih mandiri lagi oke.

19. Tercinta Keluarga Besar Rois FEB : Kahfi 1995 sampai yang akan datang,

terkhusus Kahfi 2014 (Akhwat dan Ikhwan), Kahfi 2015, Kahfi 2016, Kahfi

2017, kebersamaan itu tak terlupakan.

20. Ter oke, Keluarga Besar HMJ Manajemen 2016/2017 : Hapez, Melda,

Nyimas, Cicin, Reni, Miza, Udin, Olen, Asih, Nata, Satrio, Tendi, Erik.

Terimakasih kebersamaan dan kepercayaannya, kalian luar biasa.

21. Terimakasih keluarga besar Manajemen 2014 motivasi, pengalaman dan

kebersamaan selama proses perkuliahan ini.

22. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan proses

perkuliahan dan penulisan ini skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, namun

ada harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya dalam

upaya perkembangan penelitian terutama Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandar Lampung, 9 Januari 2018

Penulis,

Ardanta Istari

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 15

C. Tujuan dan Manfaat Penlitian ................................................................... 16

II. TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 17

1. Kecerdasan Emosional ......................................................................... 17

a. Pengertian Kecerdasan Emosional ................................................ 17

b. Indikator Kecerdasan Emosional .................................................. 18

2. Lingkungan Kerja ................................................................................. 19

a. Pengertian Lingkungan Kerja ........................................................ 19

b. Indikator Lingkungan Kerja .......................................................... 20

3. Kinerja .................................................................................................. 21

a. Pengertian Kinerja ......................................................................... 21

b. Indikator Kinerja ........................................................................... 23

4. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 24

B. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 26

C. Hipotesis .................................................................................................... 27

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ....................................................................................... 28

B. Objek Penelitian ........................................................................................ 28

C. Sumber Data .............................................................................................. 28

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 29

E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 30

F. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 32

G. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................................. 33

H. Analisis Data ............................................................................................. 35

I. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Distribusi Kuesioner ....................................................................... 38

B. Karakteristik Responden .......................................................................... 38

C. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas ............................................... 41

D. Pembahasan .............................................................................................. 46

1. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................. 46

2. Analisis Kuantitatif ............................................................................ 58

3. Uji Hipotesis ...................................................................................... 59

4. Analisis Kualitatif .............................................................................. 63

V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan .................................................................................................. 72

B. Saran ........................................................................................................ 72

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Tenaga Perawat PNS Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Bandar Lampung 2017 ........................................... 8

1.2 Tabel Shift Kerja Perawat RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung Tahun 2016 .......................................................................... 9

1.3 Tingkat Absensi Perawat PNS RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung Lampung Bulan Januari – Oktober Tahun 2017 ... 10

1.4 Indikator Efisiensi Pelayanan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun

2014 – 2016 .......................................................................................... 14

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 24

3.1 Distribusi Sampel ................................................................................. 31

3.2 Operasional Variabel ............................................................................ 33

4.1 Distribusi Kuesioner Penelitian ............................................................ 38

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.......................... 39

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ......................................... 39

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 40

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .............................. 40

4.6 Hasil Uji Validitas KMO MSA untuk Variabel Kecerdasan

Emosional, Lingkungan Kerja, dan Kinerja ........................................ 41

4.7 Koefisien Nilai R Cronbach’s Alpha .................................................. 43

4.8 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 43

4.9 Uji Normalitas ...................................................................................... 45

4.10 Persentase Jawaban Responden Tentang Kesadaran Diri .................... 46

4.11 Persentase Jawaban Responden Tentang Empati ................................. 48

4.12 Persentase Jawaban Responden Tentang Motivasi Diri ....................... 50

4.13 Persentase Jawaban RespondenTentang Manajemen Diri ................... 51

4.14 Deskripsi Hasil PenelitianVariabel Lingkungan Kerja ....................... 52

4.15 Persentase Jawaban Responden Tentang Lingkungan Psikososial ..... 53

4.16 Persentase Jawaban Responden Tentang Kinerja Tugas ...................... 55

4.17 Persentase Jawaban Responden Tentang Kinerja Kontekstual ............ 56

4.18 Persentase Jawaban Responden Tentang Kinerja Kontraproduktif .... 57

4.19 Hasil Uji Nilai Determinasi .................................................................. 59

4.20 Uji t untuk Hipotesis I .......................................................................... 60

4.21 Uji t untuk Hipotesis II ......................................................................... 61

4.22 Hasil Uji F (Simultan) untuk Hipotesis III ........................................... 63

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 26

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Karakteristik Responden

Lampiran 3. Tabulasi Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Uji Validitas, Reabilitas dan Normalitas

Lampiran 5. Uji uji t dan uji F

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tinggi sehingga sumber

daya manusia (SDM) dituntut untuk terus-menerus mampu mengembangkan diri

secara proaktif dan menjadi manusia pembelajar, yaitu pribadi yang mau belajar

dengan penuh semangat, sehingga potensinya berkembang maksimal. Sumber

daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan,

keinginan, daya dan karya. Pengelolaan Sumber daya manusia secara profesional

perlu dilakukan agar dapat terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai

dengan tuntutan dan kemampuan perusahaan (Mangkunegara, 2007).

Menurut Hasibuan (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah

ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

efisien membantu terwujudnya tujuan organisasi, pegawai, dan masyarakat.

Pentingnya unsur manusia dalam organisasi adalah sebagai penggerak utama

suatu organisasi dan sumber daya manusia dalam berbagai tuntutan masyarakat

dan zaman. Proses untuk menghasilkan sumber daya manusia harus

didukungdengan kecerdasan emosional yang tinggi dari pegawai agar mampu

mengendalikan segala ego dan keinginannya serta mampu memahami orang lain

2

atau rekan kerjanya sehingga terciptanya suasana kelompok kerja yang dinamis

dan menjalankan tugas dengan baik (Purady, 2016).

Law, et al. (2004) menyebutkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan

seseorang untuk menangani emosinya. Salovey dan Mayer (1990) dalam Shih dan

Susanto (2010), mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian

dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuanindividu untuk memonitor

perasaan sosial dan emosi pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan

menggunakan informasi ini untuk membimbing proses pemikiran mereka.

Teori kecerdasan emosional dikembangkan oleh Law, et al. (2004). Penelitian

Law, et al. (2004) mengukur kecerdasan emosional dalam empat indikator sebagai

berikut:

1. Kesadaran diri

Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan individu untuk memahami

emosinya secara mendalam dan mengekspresikan emosi secara alamiah.

Seseorang yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini akan mengetahui

dan memahami emosinya lebih baik daripada sebagian besar orang.

2. Empati

Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk merasakan

dan memahami emosi orang-orang di sekitarnya. Seseorang yang memiliki

skor tinggi pada dimensi ini akan lebih sensitif pada emosi orang lain dan

baik dalam memprediksi respon emosi orang lain.

3

3. Manajemen diri

Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatur

emosinya, mampu memulihkan stres psikologi lebih cepat. Seseorang yang

memiliki skor tinggi pada dimensi ini akan mampu kembali normal dari

kekecewaan yang telah melanda kehidupannya.

4. Motivasi diri

Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk

menggunakan emosinya sebagai aktivitas konstruktif dan kinerja diri.

Seseorang yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini akan menjaga

emosinya tetap positif disetiap waktu. Mereka akan menggunakan emosi

sebagai motivasi untuk menciptakan kinerja yang tinggi baik di tempat

kerja maupun di kehidupan pribadinya.

Pegawai merupakan aset penting sehingga perusahaan perlu memperhatikan

keberadaan pegawainya dengan memfasilitasi kebutuhannya dalam bekerja.

Selain kecerdasan emosional terdapat suatu faktor yang berhubungan dengan

pegawai yaitu lingkungan kerja. Kinerja pegawai juga di tentukan oleh

lingkungan kerja yang baik (Purady, 2016).

Samson et al. (2015) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah jumlah

hubungan timbal balik yang ada dalam pegawai dan lingkungan dimana mereka

bekerja. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang

penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan

proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai

pengaruh langsung terhadap para pegawai yang melaksanakan proses produksi

tersebut. Lingkungan kerja yang memuaskan bagi pegawainya dapat

4

meningkatkan kinerja dan lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat

menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja pegawai. Samson et

al. (2015) menyatakan ada dua indikator dari lingkungan kerja, yaitu:

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik

secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat

dibagi menjadi dua kategori yaitu:

1. Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti

pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya.

2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya

temparatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,

getaran mekanik, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

b. Lingkungan Psikososial / Non-Fisik

Faktor lingkungan psikososial dianggap sebagai salah satu isu yang paling

penting dalam masyarakat kontemporer dan masa depan. Mereka mengacu

pada interaksi antara lingkungan dan kondisi kerja, kondisi organisasi,

fungsi dan isi dari pekerjaan. (Vischer, 2008). Sifat dari faktor psikososial

yang kompleks, meliputi isu-isu yang berkaitan dengan pekerja,

lingkungan umum dan pekerjaan. Samson et al. (2015) mengklasifikasikan

lingkungan psikososial menjadi 3 kategori, terdiri dari dukungan atasan,

peran harmoni dan kualitas kepemimpinan. Pengelolaan lingkungan

tempat kerja yang seimbang, sebuah organisasi dapat mengoptimalkan

5

profitabilitas dan meningkatkan popularitas perusahaan sebagai tempat

kerja.

Kecerdasan emosional yang tinggi dan lingkungan kerja yang baik mampu

meningkatkan kinerja pegawai (Purady, 2016). Koopmans et al. (2014)

mengemukakan bahwa kinerja (performance) adalah ukuran hasil yang relevan

dari prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seorang pegawai.

Hal tersebut serupa dengan Sedarmayanti (2009), yang menyatakan bahwa kinerja

merupakan terjemahan dari performance, yang berarti prestasi kerja, hasil kerja,

pencapaiaan kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja.

Kinerja merupakan hasil kerja yang bisa dicapai oleh seseorang atau kelompok

dalam orgaisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan

menurut Mathis dan Jackson (2002), kinerja merupakan bentuk kegiatan yang

dilakukan oleh pegawai. Kinerja pegawai merupakan apa yang mempengaruhi

seberapa banyak mereka memberikan kontribusi pada organisasi.

Konsep keberhasilan kinerja dapat dilihat hasil kerja baik secara kualitas maupun

kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung

jawab yang diberikan. Koopmans (2014) mengemukakan indikator-indikator

kinerja sebagai berikut :

a. Kinerja tugas

Didefinisikan sebagai kemampuan dimana individu melakukan inti

substantif atau teknis pusat pekerjaannya.

6

b. Kinerja kontekstual

Didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung lingkungan organisasi,

sosial dan psikologis di mana inti teknis harus berfungsi.

c. Perilaku kerja kontraproduktif

Didefinisikan sebagai perilaku yang merugikan kesejahteraan organisasi.

Sedarmayanti (2009) berpendapat bahwa kinerja merupakan terjemahan dari

performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,

unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja pegawai mempengaruhi

keberlangsungan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Keberhasilan suatu

organisasi juga ditandai oleh tingginya kinerja dari pegawai, karena kinerja

merupakan hasil yang dicapai oleh seorang individu atau kelompok.

Kinerja pegawai sangat penting dalam menentukan keefektifan kinerja sebuah

organisasi. Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai akan menghasilkan

kuantitas dan kualitas yang diharapkan sebuah organisasi. Rumah sakit

merupakan salah satu institusi dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang

dituntut untuk menghasilkan kualitas yang baik, agar mampu bersaing secara

global dan diakui keberadaannya. Kualitas yang dihasilkan sebuah rumah sakit

dapat dilihat dari pelayanan. Rumah sakit menurut Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.340/MENKES/PER/III/ 2010 adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Provinsi Lampung memiliki rumah sakit pemerintah daerah sebagai rujukan

tertinggi di Provinsi Lampung yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. H.

Abdul Moeloek Bandar Lampung. Rumah sakit berpredikat sebagai tipe B yang di

7

tetapkkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008, menuntut

memaksimalkan unit-unit pelayanannya untuk mencapai visi dan misi RSUD Dr.

H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan menjadi rumah sakit tipe A yang telah di

targetkan pada tahun 2019.

Instalasi rawat inap merupakan salah satu unit pelayanan non struktural yang

terdapat pada RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung yang di miliki

rumah sakit berstatus Tipe B pada umumnya. Instalasi pelayanan yang

menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap.

Pelayanan rawat inap adalah unit pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah

sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien

yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau

observasi ketat karena penyakitnya.

Pelayanan yang optimal pada instalasi rawat inap bergantung pada partisipasi

tenaga medis khususnya tenaga perawat, karena perawat merupakan salah satu

tenaga kesehatan di rumah sakit yang berinteraksi dan melakukan asuhan

keperawatan langsung dengan pasien. Menurut Ristianingsih, et al .(2013) Peran

perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien merupakan bagian dari

peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan.

Tenaga medis instalasi rawat inap sebuah rumah sakit didominasi oleh tenaga

perawat, sehingga keberadaan perawat menjadi faktor utama peningkatan

pelayanan instalasi rawat inap. Berikut ini merupakan data jumlah tenaga

perawatdengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terbagi berdasarkan

ruangan pada Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung tahun 2017.

8

Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Perawat PNS Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Bandar Lampung 2017

No Nama Ruangan Jumlah

1. Alamanda 11

2. Anggrek 20

3. Anyelir 9

4. Bougenville 10

5. Endoscopi 3

6. Gelatik 6

7. Hemodialisa 22

8. Intensive Care Unit (ICU) 25

9. Kemuning 8

10. Kenanga 12

11. Kutilang 10

12. Mawar 8

13. Melati 11

14. Murai 5

15. Nuri 6

16. OK 24

17. Puri Betik Hati (PBH) 12

18. Suda Nirmala Class 16

19. Tulip 7

20. VIP A 8

21. VIP B 4

Total 237

Sumber: RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2017

Tabel 1.1 menunjukan jumlah tenaga perawat PNS Instalasi Rawat Inap RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dari 21 ruangan dengan total 237

perawat yang terdiri dari perawat wanita dan perawat pria.

Tenaga perawat yang ada pada RSUD Dr. H. Abdul Moeloek dituntut untuk

memberikan konstribusi yang besar dalam menentukan kualitas pelayananan,

sehingga harus dilakukan pembagian sistem penjadwalan kerja menggunakan shift

kerja. Waktu kerja normal perawat untuk 6 hari kerja adalah 40 jam/minggu yang

dibagi menjadi 7 jam/hari (senin s/d jumat) dan 5 jam untuk hari sabtu. Berikut ini

9

tabel shift kerja perawat RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun

2016.

Tabel 1.2 Tabel Shift Kerja Perawat RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung Tahun 2016

No. Shift Kerja Jam Kerja (WIB)

1. Pagi 07.00-14.00

2. Siang 14.00-20.00

3. Malam 20.00-07.00

Sumber: RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2017

Tabel 1.2 menunjukan waktu kerja normal perawat yang terbagi menjadi 3 shift

kerja yaitu pagi (7 jam/hari), siang (7 jam/hari) dan malam (10 jam/hari), sehingga

perawat mendukung proses pelayanan pasien secara keseluruhan yang berorientasi

pada pemenuhan kebutuhan pasien selama 24 jam/hari. Peran penting perawat

menuntut mereka untuk bersikap profesinalisme dalam melayani pasien, namun

jadwal kerja perawat yang padat dapat menimbulkan beban kerja tersendiri yang

akan berdampak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Lingkungan kerja

yang memiliki tuntutan kerja yang tinggi akan membuat pegawai mengalami

tekanan kerja dan kesulitan. Jadwal kerja yang padat merupakan tantangan yang

harus dihadapi oleh seorang perawat, kerena akan mempengaruhi kualitas

pelayanan perawat akibat kelelahan baik secara fisik maupun secara emosional.

Fisik yang lelah akan menimbulkan suasana hati negatif apabila tidak memiliki

kendali dan daya tahan atas situasi yang dihadapi. Menurut Feldman dan Mulle

(2009) kecerdasan emosional penting bagi seseorang dalam lingkungan

organisasi, pengelolaan kecerdasan emosional dapat membuat seseorang untuk

mengatasi tekanan yang timbul. Perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Bandar Lampung, dalam kegiatan asuhan keperawatannya

terhadap pasien dan interaksi antara tim kerja, harus memiliki kecerdasan

10

emosional yang baik. Perawat yang sering meluapkan emosinya pada pasien,

mencerminkan kecerdasan emosional perawat yang rendah. Emosi perawat salah

satunya di sebabkan oleh kelelahan kerja, perawat yang kelelahan tidak mampu

mengontrol emosinya.

Keberadaan perawat rumah sakit sangat di perlukan pasien sebagai tenaga

keperawatan utama, ketidak hadiran perawat membuat asuhan terhadap pasien

menjadi tidak maksimal. Absensi adalah daftar administrasi ketidakhadiran

seorang pegawai pada saat hari kerja dengan alasan sakit, izin, alpa dan cuti.

tingkat ketidak hadiran perawat instalasi rawat inap pada bulan Januari sampai

Oktober 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.3 :

Tabel 1.3 Tingkat Absensi Perawat PNS RSUD Dr. H. Abdul MoeloekBandar

Lampung Lampung Bulan Januari – Oktober Tahun 2017

No Bulan

Jumlah

Perawat

Jumlah

Hari

Kerja

Total Hari

Kerja

(1 x 2)

Jumlah

Absensi

(Hari)

Tingkat

Absensi

(%)

1 2 3 4

1 Januari 245 26 6370 143 2,24%

2 Februari 245 24 5880 109 1,85%

3 Maret 245 27 6515 155 2,34%

4 April 245 25 6125 160 2,61%

5 Mei 245 27 6615 131 1,98%

6 Juni 245 26 6370 147 2,30%

7 Juli 245 26 6370 165 2,59%

8 Agustus 245 27 6615 112 1,69%

9 September 245 26 6370 141 2,21%

10 Oktober 245 26 6370 162 2,54%

Rata-rata Tingkat Absensi (%) 2,23%

Sumber : RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2017

Menurut Hasibuan (2011) perhitungan tingkat absensi dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

11

Tabel 1.3 menunjukan persentase tingkat absensi perawat Instalasi Rawat Inap

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tahun 2017. Persentase

tingkat absensi perawat tertinggi berada pada bulan April sebesar 2,61% dengan

jumlah absensi sebanyak 160 hari, sedangkan tingkat absensi terendah perawat

berada pada bulan Agustus yaitu sebesar 1,69% dengan jumlah absensi sebanyak

112 hari. Rata-rata tingkat absensi perawat dari bulan Januari s/d Oktober 2017

sebesar 2,23% yang dapat disebabkan oleh sakit, izin, cuti dan tanpa keterangan.

Lingkungan kerja di suatu perusahan harus mampu menunjang ketercapaian

kinerja pegawainya lingkungan kerja yang mendukung akan membuat pegawai

nyaman dalam melaksanakan tugas yang di embannya. Lingkungan fisik pada

ruang kerja perawat instalasi rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung yang berguna untuk menunjang aktivitas kerja para perawat. Kondisi

lingkungan kerja fisik perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung masih belum dikatakan baik dalam menunjang kinerja perawat,

dari hasil observasi beberapa ruang sebagai sampel pengamatan, masih terdapat

fasilitas yang tidak dapat di gunakan dengan maksimal oleh perawat dikarenakan

rusak. Tata letak ruang dan kapasitas tempat tidur pasien juga menjadi

permasalahan yang dihadapi perawat, ruang gerak yang sempit dan kurangnya

tenaga keperwatan pada beberapa ruang membuat perawat kewalahan untuk

menjalankan tugasnya. Suara bising yang di timbulkan oleh pengunjung rumah

sakit juga menjadi permasalahan bagi perawat yang sulit berkonsentrasi dalam

melakukan asuhan keperawatan.

12

Kondisi lingkungan psikososial perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Bandar Lampung dapat terlihat dari dukungan atasan dalam hal ini

kepala ruang. Standar operasional perusahaan sebagai acuan kepala ruang

mengontrol kinerja dan memastikan kinerja yang maksimal dari perawatnya.

Tuntutan kepala ruang yang tinggi kepada perawat, membuat perawat merasa

kepemimpinan dan dukungan atasan yang sudah baik, karena dalam memberi

intruksi dan kordinasi yang jelas, membuat perawat bersemangat dalam intruksi

yang diberikan kepala ruang. Jenis dan kualitas ruang yang berbeda satu sama

lain, menjadi faktor tekanan yang dirasakan oleh perawat.

Kerja tim dalam suatu tugas asuhan keperawatan membuat perawat berinteraksi

dengan rekan kerjanya. Hubungan harmonis yang harus dibangun perawat dalam

memaksimalkan kinerja tim, menuntut sosialisasi yang baik dari setiap perawat.

Hasil pengamatan pada perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Bandar Lampung hubungan harmoni antara sesama perawat dan dokter

sudah baik, terlihat dari kerja sama yang baik dan saling mendengarkan intruksi

dengan baik.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung merupakan

rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Lampung, oleh karena itu pihak

manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek menyadari untuk

harus selalu memperbaiki mutu pelayanannya yaitu dengan cara memenuhi

harapan dari yang dilayani (pasien). Perbaikan mutu pelayanan dilakukan dengan

peningkatkan kinerja seluruh SDM yang terlibat yang merupakan gambaran

kinerja rumah sakit seutuhnya. Rumah sakit akan mampu bertahan dan unggul

13

diera globalisasi saat ini, dengan jalan memahami harapan konsumen mengenai

pelayanan di rumah sakit serta menerapkan sesuai dengan apa yang diinginkan

konsumen, (Irawati, 2010). Peningkatan kunggulan daya saing secara global,

rumah sakit dituntut mampu menyajikan pelayanan berkualitas dengan harga

wajar serta bersaing. Tujuan utama rumah sakit dalam menyajikan pelayanan

berkualitas adalah tercapainya kepuasan pasien yang ditandai dengan

berkurangnya keluhan (complain) dari pelanggan pasien, sehingga menunjukkan

kinerja rumah sakit yang tinggi.

Keluhan pasien terhadap mutu pelayanan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek dapat diketahui berdasarkan surat keluhan pasien yang masuk

melalui kotak saran. Hasil rekapitulasi surat keluhan pasien menunjukkan bahwa

sejak bulan Januari tahun 2017 sampai dengan bulan Agustus tahun 2017,

terdapat 33 surat keluhan pasien. Keluhan yang disampaikan pasien adalah

keluhan mengenai perawat dalam kinerja perawatannya. Pelayanan keperawatan

sangat diperlukan sosok perawat yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.

Kecerdasan emosi sangat dibutuhkan dalam berinteraksi dengan pasien, keluarga,

teman sesama perawat, dokter dan tim kesehatan yang lain, sehingga akan terjalin

hubungan saling percaya dan saling membantu antara perawat dengan pasien,

perawat dengan keluarga, perawat dengan dokter, perawat dengan tim kesehatan

yang lain.

Indikator kualitas effesiensi pelayanan rumah sakit dapat di beberapa indikator

yaitu Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Turn Over

Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO), (Sidik, et., al 2017). BOR dan BTO

adalah indikator yang digunakan untuk menilai cakupan pelayanan unit rawat

14

inap, sedangkan LOS dan TOI adalah indikator yang di gunakan untuk menilai

efisiensi pelayanan unit rekam medis. BOR yaitu persentase pemakaian tempat

tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran

mengenai tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit.

AvLOS yaitu rata-rata lama rawatan seorang pasien. Indikator ini disamping

memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu

pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan tracer (yang

perlu pengamatan lebih lanjut). BTO yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur,

berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu, tempat tidur rumah sakit dipakai.

Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada pemakaian tempat

tidur dan TOI yaitu rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke

saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi

dari penggunaan tempat tidur (Indriani & Sugiarti, 2014).

Efisiensi pelayanan rumah sakit dikatakan baik apabila telah memenuhi standar

yang telah di tetapkan. Tabel 1.5 berikut menunjukkan data indikator efisiensi

pelayanan rumah sakit RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2014 – 2016:

Tabel 1.4 Indikator Efisiensi Pelayanan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun

2014 – 2016

Kinerja Ideal 2014 2015 2016

BOR

Bed Occupancy Rate 60 – 85 % 70,68 % 64,93 % 68,01 %

LOS

Average Length Of Stay 6 – 9 Hr 4,2 Hr 4,28 Hr 4,10 Hr

TOI

Turn Over Interval 1 – 3 Hr 1,69 Hr 2,38 Hr 2,11 Hr

BTO

Bed Turn Over 40 – 50 X 62,98 X 45,6 X 55,32 X

Sumber : sub. Bag.Rekam Medis 2018

15

Tabel 1.4 Menunjukkan bahwa berdasarkan empat komponen penilayan indikator

efisiensi terdapat beberapa komponen indikator yang belum mencapai target ideal

rumah sakit yaitu pada komponen LOS 2014 – 2016 belum mencapai angka

ideal, indikator TOI pada tahun 2016 tidak mencapai angka ideal.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terkait “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Meoloek Bandar

Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja perawat

Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung?

2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat Instalasi

Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung?

3. Apakah kecerdasan emosional dan lingkungan kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Bandar Lampung?

16

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja

perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung.

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap terhadap kinerja

perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung.

3. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan lingkungan kerja

secara bersama-sama terhadap kinerja perawat Instalasi Rawat Inap RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya manajemen sumber

daya manusia.

2. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan berguna untuk

memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Bandar Lampung.

17

II. TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

Teori yang disajikan dalam penelitian ini menerangkan hubungan antar beberapa

konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penelitian. Konsep-konsep

tersebut kemudian akan di jabarkan menjadi variabel-variabel penelitian.

Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut peneliti kemudian menyajikan suatu

kerangka teori yang menjelaskan tentang hubungan antara dua variabel yang akan

diteliti. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: teori kecerdasan

emosional, lingkungan kerja dan teori kinerja.

1. Kecerdasan Emosional

Penjelasan teori kecerdasan emosional dan indikator kecerdasan emosional

merujuk pada teori para ahli yang digunakan peneliti dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengertian Kecerdasan Emosional

Teori kecerdasan emosional yang digunakan peneliti merujuk pada teori para ahli

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Law, et al. (2004) menyebutkan kecerdasan emosional adalah kemampuan

seseorang untuk menangani emosinya. Salovey dan Mayer (1990) dalam Shih dan

Susanto (2010), mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian

dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan individu untuk memonitor

18

perasaan sosial dan emosi pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan

menggunakan informasi ini untuk membimbing proses pemikiran mereka.

Boyatzis McKee (2004, dalam Laras 2006), mengatakan kecerdasan emosional

adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,

ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, serta mengatur

keadaan jiwa.

b. Indikator Kecerdasan Emosional

Indikator kecerdasan emosonal digunakan peneliti untuk memaparkan dimensi

pada kecerdasan emosional sebagai berikut:

Law, et al. (2007) mengukur kecerdasan emosional dalam empat indikator sebagai

berikut:

a. Kesadaran diri

Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan individu untuk memahami

emosinya secara mendalam dan mengekspresikan emosi secara alamiah.

Seseorang yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini akan mengetahui dan

memahami emosinya lebih baik daripada sebagian besar orang.

b. Empati

Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk merasakan

dan memahami emosi orang-orang di sekitarnya. Seseorang yang memiliki

skor tinggi pada dimensi ini akan lebih sensitif pada emosi orang lain dan

baik dalam memprediksi respon emosi orang lain.

19

c. Manajemen diri

Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatur

emosinya, mampu memulihkan stres psikologi lebih cepat. Seseorang yang

memiliki skor tinggi pada dimensi ini akan mampu kembali normal dari

kekecewaan yang telah melanda kehidupannya.

d. Motivasi diri

Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menggunakan

emosinya sebagai aktivitas konstruktif dan kinerja diri. Seseorang yang

memiliki skor tinggi pada dimensi ini akan menjaga emosinya tetap positif

disetiap waktu. Mereka akan menggunakan emosi sebagai motivasi untuk

menciptakan kinerja yang tinggi baik di tempat kerja maupun di kehidupan

pribadinya.

Indikator kecerdasan emosional di atas dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan

emosional mencakup kesadaran diri, empati, manajemen diri dan motivasi.

Kemampuan seseorang mengelola indikator kecerdasan emosional dengan baik,

maka kinerja yang dihasilkan akan maksimal.

2. Lingkungan Kerja

Penjelasan teori lingkungan kerja dan indikator lingkungan kerja merujuk pada

teori para ahli yang digunakan peneliti dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Teori kecerdasan emosional yang digunakan peneliti merujuk pada teori para ahli

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

20

Nitisemito (2000) menyatakan lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang

ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan lain-lain. Kohun

(2002) dalam Samson et al. (2015) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah

jumlah hubungan timbal balik yang ada dalam karyawan dan lingkungan dimana

mereka bekerja. Lingkungan kerja menurut Heath (2006), meliputi lokasi fisik

serta lingkungan sekitarnya, perilaku prosedur, kebijakan, aturan, budaya, sumber

daya, hubungan kerja, lokasi kerja, yang semuanya mempengaruhi cara karyawan

dalam melakukan pekerjaan mereka.

Manullang (2000) menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah kondisi-

kondisi pekerjaan yang menyenangkan terlebih lagi semasa jam kerja akan

memperbaiki moral pegawai dan kesungguhan bekerja. Manajemen lingkungan

kerja yang efektif meliputi lingkungan kerja yang menarik, nyaman, memuaskan

dan memotivasi karyawan sehingga tujuan organisasi dapat mereka lakukan

dengan maksimal (Humphries, 2005). Lingkungan kerja yang positif cenderung

lebih mudah untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas

serta meningkatkan kesejahteraannya sehingga karyawan merasa puas (Cunnen,

2006) karena karyawan adalah aset yang paling penting bagi organisasi (O’Neill,

2007).

b. Indikator Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan indikator pendukung keberhasilan pelaksanaan

kerja, semakin baik kondisi lingkungan kerja maka akan semakin baik pula hasil

pekerjaan yang akan diraih pegawai. Samson et al. (2015) menyatakan ada dua

indikator dari lingkungan kerja, yaitu :

21

1. Lingkungan Fisik

mengklasifikasikan lingkungan fisik menjadi 3 kategori, yaitu: furnitur,

pencahayaan, ventilasi dan kebisingan.

2. Lingkungan Psikososial

Samson, et al. (2015) mengklasifikasikan lingkungan psikososial menjadi

3 kategori, yaitu: dukungan atasan, peran harmoni dan kualitas

kepemimpinan.

Indikator lingkungan kerja di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan fisik

meliputi komponen lingkungan kerja nyata yang terdiri tata ruang dan fungsi dari

lingkungan. Lingkungan psikososial mengacu pada interaksi antara lingkungan

dan kondisi kerja, kondisi organisasi, fungsi dan isi dari pekerjaan, usaha,

karakteristik individu pekerja. Sifat dari faktor psikososial yang kompleks,

meliputi isu-isu yang berkaitan dengan pekerja, lingkungan umum dan pekerjaan

3. Kinerja

Penjelasan teori kinerja dan indikator kinerja merujuk pada teori para ahli yang

digunakan peneliti dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengertian Kinerja

Teori kinerja yang digunakan peneliti merujuk pada teori para ahli yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata hasil atau prestasi kerja (performance).

Koopmans, et al. (2014) mengemukakan bahwa kinerja (performance) adalah

ukuran hasil yang relevan dari prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

22

dicapai oleh seorang pegawai. Hal tersebut serupa dengan Sedarmayanti (2009),

yang menyatakan bahwa kinerja merupakan terjemahan dari performance, yang

berarti prestasi kerja, hasil kerja, pencapaiaan kerja, unjuk kerja atau penampilan

kerja. Kinerja merupakan hasil kerja yang bisa dicapai oleh seseorang atau

kelompok dalam orgaisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan definisi kinerja menurut para ahli, maka dapat disimpulakan kinerja

karyawan (performance) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Rivai (2009) terdapat tujuan kinerja pegawai yaitu :

1. Untuk perbaikan kinerja pegawai dilihat dari kualitas maupun kuantitas.

2. Memberikan pengetahuan yang baru dimana akan membantu pegawai

dalam memecahkan masalah yang kompleks, dengan serangkaian

aktivitas yang terbatas dan teratur, melalui tugas sesuai dengan

tanggungjawab yang diberikan suatu organisasi.

3. Memperbaiki hubungan antar personal pegawai dalam aktivitas kerja

dalam suatu organisasi.

Berdasarkan pendapat diatas tujuan kinerja pegawai yaitu perbaikan kinerja,

memberikan pengetahuan dan memperbaiki hubungan antar personal pegawai

untuk meningkatkan kinerja organisasi.

23

Menurut Gibson (1995) kinerja pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara

lain :

1. Faktor individu, yaitu kemampuan dan keterampilan (mental dan fisik),

latar belakang (pengalaman, keluarga dan lain-lain ), dan demografis

(umur, asal usullain-lain).

2. Faktor organisasi, adalah sumber daya, kepemimpinan, imbalan

(kompensasi), struktur organisasi, dan diskripsi pekerjaan (job

description).

3. Faktor psikologis, ialah persepsi, sikap, kepribadian, pola belajar, dan

motivasi. Pegawai dituntut untuk mampu menunjukkan kinerja yang

produktif pada suatu perusahaan, untuk itu pegawai harus memiliki ciri

individu yang produktif.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja

adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang

dicapai pada periode waktu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggungjawab yang diberikan dan hasil kerjanya sesuai dengan yang diharapkan

oleh organisasi, melalui kriteria yang ada pada kinerja seorang pegawai dalam

organisasi tersebut.

b. Indikator Kinerja

Konsep keberhasilan kinerja dapat dilihat hasil kerja baik secara kualitas maupun

kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung

jawab yang diberikan, indikator variabel akan dijelaskan sebagai berikut:

24

Koopmans, et al. (2014) mengemukakan indikator-indikator kinerja sebagai

berikut :

1. Kinerja tugas

Didefinisikan sebagai kemampuan dimana individu melakukan inti

substantif atau teknis pusat pekerjaannya.

2. Kinerja kontekstual

Didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung lingkungan organisasi,

sosial dan psikologis di mana inti teknis harus berfungsi.

3. Perilaku kerja kontraproduktif

Didefinisikan sebagai perilaku yang merugikan kesejahteraan organisasi.

Berdasarkan indikator variabel kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa, poin

indikator kinerja meliputi kinerja tugas, kinerja kontekstual dan perilaku kerja

kontraproduktif. Indikator yang mencerminkan kinerja seseorang didalam suatu

organisasi.

4. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang digunakan peneliti sebagai landasan penelitian

agar mendukung penelitian, berikut ini penelitian terdahulu disajikan dalam

bentuk tabel yang memuat perincian dan hasil penelitian.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Hasil Peneltian 1. Samson et al. (2015) Effect of Workplace

Environment on the

Performance of

Commercial Banks

Employees in Nakuru

Town

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

lingkungan kerja

berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan.

25

No. Nama Peneliti Judul Hasil Peneltian 2. Law,et al.

(2004)

Construct Validity Of

Emotional

Intelligence: Its Potential

Utility of Management

Studies

Hasil penelitian

menunjukkan kevalitan

butiran pertanyaan dan

pengaruh kecerdasan

emosional terhadap

performance.

3. Koopmans, et al.

(2014)

Construct Validity of the

Individual Work

Performance

Questionnaire.

Penelitian ini membahas

tentang validitas Individual

Work Performance

Quistionnaire (IWPQ).

Penelitian dilakukan pada

1.424 karyawan dari

berbagai sector pekerjaan di

Belanda. IWPQ

mengindikasikan gagasan

validitas yang dapat

diterima. Peneliti diberikan

sebuah instrumen

pengukuran kinerja yang

valid dan reliabel dan juga

dapat digunakan untuk

karyawan dengan sektor

pekerjaan yang berbeda.

4. Purady Rudiyanto

(2016)

Pengaruh Kecerdasan

Emosional, Lingkungan

Kerja dan Budaya Kerja

terhadap Kinerja Pegawai

pad Dinas Bina Marga

Propinsi Sulawesi Tengah.

Hasil penelitian ini

menyatan bahwa kecerdasan

emosional dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap

kinerja pegawai.

Sumber: jurnal diolah, 2017

Keempat penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu: pada

variabel kecerdasan emosional, lingkungan kerja dan kinerja menggunakan

indikator yang sama. Dari kesamaan – kesamaan tersebut penelitian ini memiliki

orisinilitas yaitu: variabel dependen yaitu kinerja dan variabel independen

kecerdasan emosional dan lingkungan kerja, Objek penelitian ini yaitu perawat

Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

26

B. Kerangka Pemikiran

kerangka pemikiran penelitian memberikan dasar konseptual untuk melakukan

penelitian, kerangka pemekiran penelitian ini mengidentifikasi hubungan dan

pengaruh antar variabel. Tujuan kerangka pemikiran untuk menjelaskan konsep

atau variabel dalam penelitian dan mengembangkan model konseptual yang

memberikan representasi deskriptif dari teori.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Kecerdasan Emosional dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja.

X1

Kecerdasan Emosional

1. Kesadaran diri;

2. Empati;

3. Manajemen diri;

4. Motivasi diri;

(Law, et al., 2007)

X2

Lingkungan Kerja

1. Lingkungan fisik;

2. Lingkungan psikososial;

(Samson, et al., 2015)

Y

Kinerja

1. Kinerja tugas;

2. Kinerja kontekstual;

3. Perilaku kerja

kontraproduktif.

(Koopmans, et al., 2014)

H1

H2

H3

27

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:

1. Kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

2. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat

Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

3. Kecerdasan emosional dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung.

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausalitas. Desain penelitian

kausalitas adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan

adanya hubungan sebab akibat antar variabel (Sanusi, 2014).

B. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) objek penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai

dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari lalu ditarik kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan

di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan objek

dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu sebagai berikut:

1. Kecerdasan emosional (variabel independen)

2. Lingkungan Kerja (variabel independen)

3. Kinerja (variabel dependen).

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan langsung

dari sumber dan objek yang diteliti (Sanusi, 2014). Data primer diperoleh melalui

penyebaran kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan terkait penelitian yang

29

dilakukan kepada perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersdia dan dikumpulkan oleh pihak

lain (Sanusi, 2014). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan

dan yang tidak dipublikasikan.

D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Terdapat beberapa metode dalam pengumpulan data untuk

penelitian, berikut ini adalah dua cara yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh informasi yang diperlukan peneliti, yaitu:

1. Studi Kepustakaan merupakan kegiatan pengumpulan bahan-bahan yang

berkaitan dengan penelitian terdahulu yang berasal dari jurnal-jurnal ilmiah,

literatur-literatur, serta publikasi-publikasi lain yang dapat dijadikan sumber

penelitian.

2. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Menurut Sugiyono (2013) kuesioner cocok digunakan

jika jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.

3. Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan

perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian sistematik tanpa

30

adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti

(Sanusi,2011).

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil dari

penelitian. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek dalam penelitian

ini adalah perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung

sebesar 237 perawat.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling dengan jenis

convenience sampling yaitu teknik yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel (Sanusi, 2014).

Penentuan ukuran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Sanusi,

2014):

Keterangan:

n = ukuran sampel

N= ukuran populasi

31

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (5%)

Jumlah sampel yang akan diteliti oleh peneliti berdasarkan rumus Slovin yaitu:

149

Tabel 3.1. Distribusi Sampel

No Nama Ruang Perhitungan Sampel Jumlah Sampel

1. Alamanda

7

2. Anggrek

12

3. Anyelir

6

4. Bougenville

6

5. Endoscopi

2

6. Gelatik

4

7. Hemodialisa

13

8. Intensive Care Unit

(ICU)

16

9. Kemuning

5

10. Kenanga

8

11. Kutilang

6

12. Mawar

5

13. Melati

7

14. Murai

3

32

No Nama Ruang Perhitungan Sampel Jumlah Sampel

15. Nuri

4

16. OK

15

17. Puri Betik Hati (PBH)

8

18. Suda Nirmala Class

10

19. Tulip

4

20. VIP A

5

21. VIP B

3

Total 149

Sumber: Perhitungan data diolah, 2018

Distribusi sampling adalah distribusi dari besaran-besaran statistik seperti rata-

rata, simpangan baku, proporsi yang akan disebar kuesioner.

F. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel adalah petunjuk tentang bagaimana variabel dapat diukur.

Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan

bagaimana caranya mengukur variabel.Adapun operasional variabel pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2:

33

Tabel 3.2. Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator variabel Skala

Pengukuran

Kecerdasan Kecerdasan emosional 1. Kesadaran diri Skala Likert Emosional adalah kemampuan 2. Empati (STS, TS, N,

(X1) Seseorang untuk 3. Manajemen diri S, ST)

menangani emosinya. 4. Motivasi diri (Sanusi,2014)

(Law, et al., 2004) (Law, et al., 2004)

Lingkungan

Lingkungan kerja adalah

Lingkungan kerja Skala Likert

Kerja jumlah hubungan timbale mempunyai 2 dimensi, (STS, TS, N,

(X2) balik yang ada dalam yaitu: S, ST)

karyawan dan lingkungan 1. Lingkungan fisik (Sanusi, 2011)

dimana mereka bekerja 2. Lingkungan

(Samson,et al., 2015) Psikososial

(Samson, et al., 2015)

Kinerja Kinerja merupakan 1.Kinerja tugas Skala Likert

(Y) perilaku atau tindakan 2.Kinerja kontekstual (STS, TS, N,

yang berhubungan dengan 3.Perilaku kerja yang S, ST)

tujuan perusahaan. tidak produktif (Sanusi, 2011)

(Koopmans, et al., (Koopmans, et al.,

2014) 2014)

Sumber: Lampiran data diolah, 2018

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam

definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam

lingkup obyek penelitian, variabel yang digunakan yaitu: kecerdasan emosional,

lingkungan kerja dan kinerja.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013) uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

faktor dengan bantuan software SPSS.

34

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) digunakan

untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat atau tidaknya

dilakukan analisis factor. Bila nilai KMO MSA lebih besar dari 0,5 maka proses

analisis dapat dilanjutkan. Validitas suatu butir kuesioner dapat diketahui jika

nilai faktor loading ≥ 0,5. Jika terdapat nilai faktor loading < 0,5 maka harus

dikeluarkan dan begitu seterusnya sampai tidak ada lagi nilai yang kurang dari 0,5

atau terjadi cross loading.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013) reliabilitas adalah alat untuk mengukursuatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan kuesioner konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam

penelitian ini adalah uji statistic Cronbach Alpha suatu variabel dinyatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0.6.

3. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji

normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel

lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikan > 0,05. Jika asumsi

ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak

dapat digunakan

35

H. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan/dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Deskripsi Hasil Survei

Deskriptif hasil survei dilakukan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan

sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,

proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang

kecendrungan yang tengah berlangsung.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan

secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, … Xn) dengan

variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan.Untuk melakukan pengujian regresi linear berganda, penulis

menggunakan bantuan program software SPSS.

Persamaan regresi linear berganda untuk hipotesis pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y1 = a + b1X1 + e

Y2 = a + b2X2 + e

Y3 = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = variabel kinerja

X1 = variabel kecerdasan emosional

X2 = variabel lingkungan kerja

a = konstanta

36

b1,2 = koefisien

e = tingkat eror (eror term) (Sugiyono, 2013).

I. Pengujian Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji T)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara parsial variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

H0: b1= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh kecerdasan

emosional terhadap kinerja.

H1: b1≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh kecerdasan emosional

terhadap kinerja.

H0: b2= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh lingkungan kerja

terhadap kinerja.

H2: b2≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh lingkungan kerja

terhadap kinerja.

H0: b3= 0, artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh kecerdasan

emosional dan lingkungan kerja terhadap kinerja.

H3: b2≠ 0, artinya secara simultan terdapat terdapat pengaruh kecerdasan

emosional dan lingkungan kerja terhadap kinerja.

Dikatakan berpengaruh apabila sig < α (0,05). Pengujian ini dilakukan dengan

tingkat keyakinan 95% dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika thitung> ttabel (0,05), maka hipotesis didukung.

Jika thitung< ttabel (0,05), maka hipotesis tidak didukung.

37

Hasil uji t dapat dilihat pada Output Coefficient dari hasil analisis regresi

berganda menggunakan SPSS.

2. Uji Simultan (Uji F)

Menurut Sugiyono (2013) uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara

simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria uji F untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dengan kriteria

pengujian sebagai berikut:

Jika Fhitung ≤ Ftabel,maka H0 didukung

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 tidak didukung.

Menurut Sugiyono (2013) jika H0 tidak didukung, berarti variabel bebas

mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

pengaruh kecerdasan emosional dan lingkungan kerja terhadap kinerja pada

perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hipotesis

yang di ajukan :

1. Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerj perawat

Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

2. Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja perawat Instalasi

Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

3. Kecerdasan emosional dan lingkungan kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Bandar Lampung.

B. Saran

Beberapa hal yang dapat menjadi masukan pada penelitian ini berdasarkan hasil

dan pembahasan yang telah dipaparkan, adalah :

1. Perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung sebaiknya dapat meningkatkan rasa empati terutama dalam

73

mengetahui emosi dari perilaku terhadap sesama rekan kerja, pasien

maupun atasan supaya terjalin hubungan yang harmonis satu sama lain

di dalam pekerjaan.

2. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung sebaiknya dapat

menjaga dan meningkatkan kenyamanan perawat dari suara bising di

lingkungan kerja supaya tidak ada gangguan sehingga perawat dapat

fokus dan tenang dalam melakukan pekerjaannya.

3. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung sebaiknya dapat

meningkatkan kualitas tenaga perawat agar mampu meningkatkan kinerja

rumah sakit.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini tentunya terdapat keterbatasan yang

dialami oleh penulis, namun diharapkan keterbatasan ini tidak mengurangi

manfaat yang ingin dicapai. Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Keterbatasan metode nonprobability sampling yaitu hasil penelitian tidak

dapat digeneralisasi, penelitian mendatang hendaknya menggunakan

metode probability sampling.

2. Responden dalam penelitian ini dibatasi dalam lingkup sampel yaitu

hanya perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung. Peneliti selanjutnya penulis sarankan untuk

memperluas ukuran sampel perawat pada seluruh Instalasi agar tingkat

generalisasi menjadi lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Casmini. 2007. Emosional Parenting : Dasar-Dasar Pengasuhan Kecerdasan

Emosi Anak. Yogyakarta: Pilar Mediaciti

Cunnen, P. (2006).How to improve performance management. People

Management. Vol 12, No 1, 12 January. Pp42.

Davies, M., Stankov, L., dan Roberts, R. D. 1998. Emotional intelligence: In

search of an elusive construct. Journal of Personality and Social

Psychology, 75, 989–1015.

Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program 21”.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gibson. 1995. Organisasi dan Manajemen. Erlangga. Jakarta.

Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence (cetakan ke tujuh belas). Jakarta:

Gramedia.

Hasibuan, Melayu 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Cetakan 9.

PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi

Cetakan ke-15. Jakarta: PT. Bumi Aksara .

Humphries, M. 2005. Quantifying occupant comfort: combined indices of the

indoor environment practicable? Building Research and Information,

33(4), 317-325.

Heath, B. (2006). Effect of perceived work environment on employee‟s job behaviour and organizational effectiveness, Journal of Applied Psychology

Banarashindu, University, Varanasi

Indriani, P., & Sugiarti, I. (2014). Gambaran Effisiensi Penggunaan Tempat

Tidur Ruang Perawatan Kelas III Di Rumah Sakit Umum Daerah. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 2(1), 2010–2015.

Irmawati. 2010. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Keputusaan

Pasien Berobat Rawat Inap di RSUD Moewardi Jebres”. BENEFIT Jurnal

Manajemen dan BisnisVolume 15, Nomor 1.

Koopmans, L., Bernaards, C.M., Hildebrandt, V.H., Vet, H.C.W., dan de, Beek,

A. J. 2014. Construct Validity of Individual Work Performance

Questionaire”. Journal of Occuptional and Emvironmental Medicine.

Vol.53 (3), pp. 331-337.

Law, K. S., Wong, C. S., dan Song, L. 2004. Construct Validity Of Emotional

Intelligence: Its Potential Utility of Management Studies. Journal of

Applied Psychology. Pp 89: 483–496.

Manullang, Marihot. 2000. Manajemen personalia. Cetakan kedua. Yogyakarta :

Penerbit Gajah Mada University Press.

Mathis, Robert L. & John Harold Jackson. (2007). Human Resource

Management. Thomson Learning.

Mangkunegara, Anwar Prabu, A.A. 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:

RefikaAditama.

Mulyono, Hamzah & Abdullah.2013. Faktor yang berhubungan dengan kinerja

perawat di Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Jurnal AKK, 2 (I),

18-26.

Nitisemito, Alek. S. (2000). Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Bogor.

Oei, Istijanto. 2010. Riset Sumber Daya Manusa. Cetakan Keempat. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

O‟Neill, M.J. (2007). Measuring Workplace Performance. New York: Taylor

and Francis.

Orhan, N. 2012. The Effects of Emotional Intelligence and Innovative Work

Behaviors on Job Satisfaction in Turkish Banking Sector Unpublished MA

Thesis, Beykent University, Institute of Social Sciences. Department of

Business Administrative.

Palmer, B. R., Stough, C., Harmer, R., & Gignac, G.E. (2009). Genos Emotional

Intelligence Inventory. In C. Stough, D. Saklofske, & J. Parker (Ed.),

Assessing Emotional Intelligence: Theory, Research & Applications (pp.

103-118). New York: Springer.

Petrides, K. V. 2010. Trait Emotional Intelligence Theory. Industrial and

Organizational Psychology, 3, Pp 136-139.

Purady,Rudiyanto. 2016. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Lingkungan Kerja

Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Bina Marga

Provinsi Sulawesi Tengah”. E Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret

2016 hlm 204-214. ISSN: 2302-2019.

Petrides, K. V. 2010. Trait Emotional Intelligence Theory. Industrial and

Organizational Psychology, 3, Pp 136-139.

Ristianingsih, Dwi, Septiwi, Cahyu, IsmaYuniar. 2014. Gambaran Motivasi Dan

Tindakan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien Di

Ruang Icu Pku Muhammadiyah Gombong. Jurnal Ilmiah Kesehatan

Keperawatan, Volume 10, No 2.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. 2008. Perilaku Organisasi – Organizational

Behavior (Vol. Edisi 12). (R. C. Diana Angelica, Penerj.) Jakarta: Salemba

Empat.

Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan

dari Teori ke Praktik. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Sanusi, Anwar. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat. Jakarta:

Salemba Empat.

Samson, G.N., Waiganjo, M., dan Koima, J. 2015. Effect of Workplace

Environment on the Performance of Commercial Banks Employees in

Nakuru Town. International Journal of Managerial Studies and Research

(IJMSR). Vol. 3 Iss 12 pp. 76-89.

Sugiyono. 2009. MetodePenelitianBisnis. Cetakankeempatbelas. Bandung:

AFABETA.

Shih, His-An., Susanto, Ely. 2010. Conflict Management Styles, Emotional

Intelligence, and Job Performance in Public Organization. International

Journal of Conflict Management. Vol. 21 Iss 2 Pp. 147-168.

Sidiq,Rapitos, Afrina, Reka, rudiati.2017. Kajian Efisiensi Pelayanan Rumah

Sakit The Efficiency Study Of Hospital Services. Nursing Journal Vol. VIII

No. 1 2017.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Penerbit

Mandar Maju. Bandung.

Schuler, Randall S. & Susan E. Jackson, (1997), Manajemen Sumber Daya

Manusia Menghadapi Abad 21 (Jilid 1 dan 2), (Edisi Ke Enam), Jakarta :

Erlangga.

Vischer, J.C. 2008. Towards an environmental psychology of workplace: How

people are Affected by environments for work. Journal of Architectural

Science Review, 56 (2), 97-105.

Wibowo, Ario. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Karyawan

Asuransi Perorangan AJB Bumiputera 1912 Malang.