PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

17
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 1 PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP HARGA TANAH DI KELURAHAN WAY HUWI KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN Muhamad Rifai 1 (23116109) Dr. Andri Hernandi, S.T., M.T. 1 , Nurul Qamilah, S.Pd., M.Si. 2 1 Institut Teknologi Bandung, 2 Institut Teknologi Sumatera Email : [email protected] ABSTRAK. Pertumbuhan penduduk memberikan dampak yang nyata dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan masyarakat secara otomatis juga ikut meningkat. Keberadaan kampus ITERA secara otomatis juga mempengaruhi dalam berbagai aspek dari segi sosial, budaya dan ekonomi termasuk harga tanah di Kelurahan Way Huwi. Harga tanah di Kelurahan Way Huwi meningkat pesat seiring perkembangan pembangunan yang pesat untuk memenuhi kebutuhan banyaknya mahasiswa yang berdatangan dari berbagai daerah. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi pola harga tanah di Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Karena keberadaan ITERA., (2) Menganalisis Faktor faktor apa saja yang berpengaruh terhadap harga tanah di Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan terkait keberadaan ITERA. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis spasial dalam sistem informasi geografis dan analisis korelasi pearson product moment untuk membuktikan faktor mana yang paling berpengaruh dari harga tanah terkait keberadaan ITERA dari keempat faktor tersebut. Hasil penelitian ini adalah gambaran perubahan pola harga lahan di Desa Way Huwi yang berupa peta zona nilai tanah Desa Way Huwi tahun 2019. Hasil pengamatan zona nilai tanah Desa Way Huwi tahun 2019 menghasilkan pusat harga tanah tertinggi berada di jalan airan raya dan terendah berada di Dusun I zona 1 dan zona 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan di Desa Way Huwi adalah penggunaan lahan, aksesbilitas lahan, utilitas lahan, dan kemiringan lereng. Hasil uji korelasi menunjukan hubungan korelasi antara Jarak dari ITERA ke Lahan berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way Huwi, dengan nilai r adalah +0.197368, Jarak Dari Itera Ke Aksebilitas berkorelasi dengan Harga Tanah dengan nilai r adalah - 0.324, Jarak Dari ITERA Ke Kemiringan Larang berkorelasi dengan Harga Tanah dengan nilai r adalah +0.531219, dan Jarak Dari ITERA Ke Utilitas Umum berkorelasi dengan Harga Tanah dengan nilai r adalah +0.305525. Kesimpulan penelitian ini adalah Pola harga tanah di Desa Way Huwi memusat pada sepanjang Jalan Airan Raya pada tahun 2019 untuk harga yang tertinggi, sementara untuk harga terendah berada di Dusun I dengan zona 1 dan 2. Faktor yang sangat mempengaruhi hargat tanah terkait keberdaan ITERA adalah Kemiringan Lereng dengan korelasi antara Jarak itera ke kemiringan lereng dengan harga tanah memiliki korelasi kuat dengan indeks korelasi +0.531219 dan dapat disimpulkan bahwa H1 tidak ditolak. Kata Kunci : Desa Way Huwi, ITERA, Harga Tanah, Korelasi

Transcript of PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

Page 1: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 1

PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP

HARGA TANAH DI KELURAHAN WAY HUWI KECAMATAN JATI AGUNG

LAMPUNG SELATAN

Muhamad Rifai1 (23116109)

Dr. Andri Hernandi, S.T., M.T. 1, Nurul Qamilah, S.Pd., M.Si.2

1Institut Teknologi Bandung, 2Institut Teknologi Sumatera

Email : [email protected]

ABSTRAK. Pertumbuhan penduduk memberikan dampak yang nyata dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan masyarakat

secara otomatis juga ikut meningkat. Keberadaan kampus ITERA secara otomatis juga

mempengaruhi dalam berbagai aspek dari segi sosial, budaya dan ekonomi termasuk harga tanah

di Kelurahan Way Huwi. Harga tanah di Kelurahan Way Huwi meningkat pesat seiring

perkembangan pembangunan yang pesat untuk memenuhi kebutuhan banyaknya mahasiswa

yang berdatangan dari berbagai daerah. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi

pola harga tanah di Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Karena

keberadaan ITERA., (2) Menganalisis Faktor – faktor apa saja yang berpengaruh terhadap harga

tanah di Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan terkait keberadaan

ITERA. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis spasial dalam sistem informasi

geografis dan analisis korelasi pearson product moment untuk membuktikan faktor mana yang

paling berpengaruh dari harga tanah terkait keberadaan ITERA dari keempat faktor tersebut.

Hasil penelitian ini adalah gambaran perubahan pola harga lahan di Desa Way Huwi yang

berupa peta zona nilai tanah Desa Way Huwi tahun 2019. Hasil pengamatan zona nilai tanah

Desa Way Huwi tahun 2019 menghasilkan pusat harga tanah tertinggi berada di jalan airan raya

dan terendah berada di Dusun I zona 1 dan zona 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga

lahan di Desa Way Huwi adalah penggunaan lahan, aksesbilitas lahan, utilitas lahan, dan

kemiringan lereng. Hasil uji korelasi menunjukan hubungan korelasi antara Jarak dari ITERA ke

Lahan berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way Huwi, dengan nilai r adalah +0.197368,

Jarak Dari Itera Ke Aksebilitas berkorelasi dengan Harga Tanah dengan nilai r adalah - 0.324,

Jarak Dari ITERA Ke Kemiringan Larang berkorelasi dengan Harga Tanah dengan nilai r adalah

+0.531219, dan Jarak Dari ITERA Ke Utilitas Umum berkorelasi dengan Harga Tanah dengan

nilai r adalah +0.305525.

Kesimpulan penelitian ini adalah Pola harga tanah di Desa Way Huwi memusat pada sepanjang Jalan Airan Raya pada tahun 2019 untuk harga yang tertinggi, sementara untuk harga

terendah berada di Dusun I dengan zona 1 dan 2. Faktor yang sangat mempengaruhi hargat tanah

terkait keberdaan ITERA adalah Kemiringan Lereng dengan korelasi antara Jarak itera ke

kemiringan lereng dengan harga tanah memiliki korelasi kuat dengan indeks korelasi +0.531219

dan dapat disimpulkan bahwa H1 tidak ditolak.

Kata Kunci : Desa Way Huwi, ITERA, Harga Tanah, Korelasi

Page 2: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2

ABSTRACT. Population growth has a real impact in various fields of community life. With the increase in

population, the needs of the community automatically also increase. The existence of the ITERA campus

automatically also affects in various aspects in terms of social, cultural and economic including land prices

in Kelurahan Way Huwi. The price of land in Kelurahan Way Huwi has increased rapidly along with the

rapid development of development to meet the needs of the many students who come from various regions.

This study aims to: (1) indentification the pattern of land prices in Kelurahan Way Huwi, Jati Agung

Subdistrict, South Lampung Due to the existence of ITERA, (2) Analyze what factors influence the price of

land in Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung , South Lampung related to the existence of ITERA. In

this study, researchers used spatial analysis in geographic information systems and Pearson product

moment correlation analysis to prove which factors were most influential in land prices related to the

existence of ITERA from the four factors.

The results of this study are a description of changes in land price patterns in Way Huwi Village in

the form of a map of the land value zone of Way Huwi Village 2019. The results of observing the land value

zone of Way Huwi Village 2019 produce the highest center of land prices on the main waterway and the

lowest is in Hamlet I zone 1 and zone 2. The factors that influence land prices in Way Huwi Village are land

use, land accessibility, land utility, and slope. Correlation test results show a correlation between the

Distance from ITERA to Land correlated with Land Prices in the Way Huwi Village, with a value of r is

+0.197368, Distance from Itera to Acceleration correlates with Land Prices with a value of r is - 0.324,

Distance from ITERA to Banned Slope correlated with Land Prices with a value of r is +0.531219, and

Distance from ITERA to Public Utilities is correlated with Land Prices with a value of r is +0.305525.

The conclusion of this study is the pattern of land prices in Way Huwi Village is centered along Jalan

Airan Raya 2019 for the highest price, while for the lowest price is in Hamlet I with zones 1 and 2. Factors

that greatly affect land prices related to the existence of ITERA is the slope with the correlation between the

distance of the itera to the slope with the price of land has a strong correlation with the correlation index

+0.531219 and it can be concluded that H1 is not rejected.

Keywords: Way Huwi Village, ITERA, Land Prices, Correlation

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia mengalami

peningkatan yang cukup pesat dengan tingkat

pertumbuhan 1,49% per tahun

(www.datastatistikindonesia.com, 2011 ).

Pertumbuhan tersebut memberikan dampak

yang nyata dalam berbagai bidang kehidupan

masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah

penduduk, maka kebutuhan masyarakat

secara otomatis juga ikut meningkat.

Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan

kebutuhan akan lahan sebagai ruang untuk

tempat aktivitas mereka semakin meningkat

dan akan menimbulkan semacam kompetisi

untuk mendapatkan ruang yang cocok sesuai

dengan berbagai kepentingan dan keperluan

manusia (Budihardjo, 1997:113).

Perkembangan penduduk berkaitan langsung

dengan penggunaan lahan yang menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi harga lahan.

Perubahan yang terjadi misalnya penggunaan

lahan dari pertanian menjadi pemukiman atau

perdagangan. Perubahan penggunaan lahan

akan menaikkan harga lahan apabila fungsi,

nilai maupun manfaat dari lahan tersebut

meningkat. Nilai lahan adalah suatu penilaian

atas lahan yang didasarkan pada kemampuan

lahan secara ekonomis dalam hubungannya

denganproduktivitas dan strategi ekonominya

(Drabkin dalam Yunus, 2000 : 89). Nilai

lahan merupakan nilai ruang secara

horizontal (distance decay principle from the

center) berdasarkan Urban Growth Model

(Brotosunaryo, 2005 : 6). Von Thunen dalam

teorinya distance decay principle from the

Page 3: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 3

center mengemukakan bahwa nilai lahan

akan semakin tinggi bila semakin dekat

dengan pusat kota (Yunus, 2000:85).

Demikian pula yang terjadi di Kelurahan

Way Huwi, Kecamatan Jati Agung Lampung

Selatan, telah terjadi fenomena-fenomena

mini peak di beberapa titik tertentu yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

kebanyakan karena adanya daerah industri.

Termasuk yang terjadi di Kelurahan Way

Huwi,Kecamatan Jati Agung, Lampung

selatan, hanya saja terjadinya mini peak disini

dikarenakan oleh keberadaan kampus Institut

Teknologi Sumatera Pada tahun 2014.

Intitut Teknologi Sumatera Adalah kampus

teknik yang di bangun dari tahun 2012 dan

telah di resmikan pada tahun 2014 oleh

presiden RI ke 6 yaitu Bapak Susilo

Bambang Yudhoyono. Nama nama program

studi di institut teknologi sumatera, di

antaranya : Program Studi Fisika, Teknik

Elektro, Teknik Geomatika, Teknik Sipil,

Teknik Geofisika, Perencanaan Wilayah Dan

Kota, Teknik Informatika, Arsitektur, Teknik

Geologi, Teknik Lingkungan, Teknik Mesin,

Teknik Industri, Matematika, Biologi, Kimia,

Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik

Kelautan, Farmasi, Sains Atmosfer Dan

Keplanetan,Teknik Biosistem, Teknologi

Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik

Sistem Energi, Desain Komunnikasi Visual,

Arsitektur Lanscape, Teknik Pertambangan,

Teknik Material, Teknik Telekomunikasi,

Sains Aktuaria Dan Rekayasa Kehutanan.

Keberadaan kampus ITERA tersebut secara

otomatis juga mempengaruhi dalam berbagai

aspek dari segi sosial, budaya dan ekonomi

termasuk harga tanah di Kelurahan Way

Huwi. Harga tanah di Kelurahan Way Huwi

meningkat pesat seiring perkembangan

pembangunan yang pesat untuk memenuhi

kebutuhan banyaknya mahasiswa yang

berdatangan dari berbagai daerah.

Perkembangan pembangunan ini dapat dilihat

dari banyaknya perubahan bentuk

penggunaan lahan yang mulanya berupa

Pertanian, Perkebunan, Tegalan Dan Lahan

Kosong menjadi permukiman yang berwujud

tempat hunian sementara (kos), layanan

fotocopy, warung makan, warnet dan lain-

lain sebagai penyedia fasilitas bagi

mahasiswa ITERA. Sehingga diperlukan

Analisis Pengaruh Keberadaan Kampus

ITERA Terhadap Harga Tanah di Kelurahan

Way Huwi, Kecamatan Jati Agung ,

Lampung Selatan

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

beberapa hal sebagai berikut .

1. Mengidentifikasi pola harga tanah di

Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung,

Lampung Selatan Karena keberadaan ITERA.

2. Menganalisis Faktor – faktor apa saja yang

berpengaruh terhadap harga tanah di

Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung,

Lampung Selatan terkait keberadaan ITERA?

Ruang Lingkup

Ruang lingkup ini dilakukan agar Skripsi

lebih terarah, terfokus dan tidak menyimpang

dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena

itu, penulis memfokuskan kepada ruang

lingkup penelitian atas masalah-masalah

pokok yang dibatasi dalam konteks

permasalahan yang terdiri dari :

1. Harga tanah yang digunakan adalah harga

tanah dari peta zona nilai tanah tahun

2019.

2. Harga tanah pada penelitian ini adalah

harga lahan yang berada di kawasan

pemukiman,persawahan, perkebunan,

semak belukar dan perladangan.

3. Metode yang dipakai pada pengolahan

data penelitian ini adalah metode analisis

korelasi untuk melihat faktor yang paling

berpengaruh.

TEORI DASAR

Page 4: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 4

Harga Lahan

harga lahan adalah penilaian atas lahan yang

diukur berdasarkan harga nominal dalam

satuan uang untuk satuan luas pada pasaran

lahan (Drabkin, 1977 : 169 dalam

Wahyuningsih, 2008:9). Pengertian tersebut

menunjukan bahwa adanya keterkaitan antara

nilai lahan dan harga lahan, dimana semakin

tinggi nilai lahan maka harga lahan juga akan

tinggi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Harga tanah

Barry menyatakan bahwa terdapat 3 unsur

utama yang terkait dengan pola harga lahan

yaitu, harga lahan umumnya menurun saat

menjauhi pusat kota, terdapat lokasi-lokasi

lahan yang berharga tinggi sehubungan

dengan jalan lingkar dan pusat-pusat

pelayanan, terdapat puncak-puncak harga

lahan tertinggi pada sekitar perpotongan urat

nadi lalu lintas utama (Yunus, 2005:80). Situs resmi Kantor Pajak mengemukakan, faktor-

faktor yang mempengaruhi harga lahan

adalah penggunaan lahan, aksebilitas, utilitas

yang tersedia (jaringan air, listrik, telepon),

faktor topografi dan rawan bencana

(http://www.pajak.go.id/lampiran/99PJ6_SE6

7.htm, 2011). (Irmawan, 2008) membahas

bahwa faktor penentu harga lahan

penggunaan lahan, aksesbilitas lahan, utilitas

umum, kemiringan lereng, dan pergerakan

tanah parameter/indikator penentu harga

lahan.

1. Penggunaan lahan

Penggunaan lahan adalah interaksi

manusia dan lingkungan, dimana lingkungan

adalah lahan, sedangkan sikap dan tanggapan

kebijakan manusia terhadap lahan akan

menentukan langkah-langkah aktivitasnya,

sehingga akan meninggalkan bekas di atas

lahan sebagai petunjuk penggunaan lahan

(Ritohardoyo, 2002:9). Penggunaan lahan

yang berupa perdagangan dan jasa dengan

penggunaan lahan berupa tegalan tentunya

mempunyai harga lahan yang berbeda. Hal

ini menunjukan bahwa penggunaan lahan

menjadi salah satu faktor penentu harga

lahan.

2. Aksesbilitas Lahan

Aksesbilitas lahan adalah tingkat

kemudahan lahan dicapai dari tempat lain,

yang diukur dari jarak lahan tersebut ke

tempat tertentu (Meyliana, 1996 dalam

Irmawan, 2008:18). Aksebilitas akan

mempengaruhi harga lahan pada suatu

wilayah. Lahan yang mempunyai aksesbilitas

tinggi terhadap pusat kota, sekolah, pusat

perdagangan, perkantoran akan mempunyai

harga yang lebih tinggi dibandingkan lahan

yang mempunyai aksesbilitas rendah. Dan

daerah yang mempunyai aksesbilitas tinggi

penggunaan lahanya akan lebih cepat

berkembang dengan daerah yang

aksesbilitasnya rendah (Yunus, 2005:61).

Aksesbilitas lahan dalam penelitian

(Irmawan, 2008) terdiri dari 6 indikator yaitu,

a. Jarak terhadap jalan kolektor,

b. Jarak terhadap pusat perdagangan dan

jasa (pasar, pertokoan),

c. Jarak terhadap fasilitas pendidikan

(sekolah, universitas, lembaga bimbingan

belajar),

d. Jarak terhadap tempat layanan kesehatan

(puskesmas, poliklinik, laboratorium

kesehatan),

e. Jarak terhadap pusat kota/pemeintahan,

f. Jarak terhadap tempat ibadah

(masjid/gereja).

3. Kemiringan lereng

Relief merupakan perbedaan tinggi atau

bentuk wilayah suatu daerah termasuk di

dalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk

lereng (Hidayat, 2001 dalam Irmawan

2008:20). Kemiringan lereng merupakan

faktor yang mempengaruhi harga lahan suatu

daerah. Kemiringan lereng yang rendah akan

lebih diminati karena menunjukkan bahwa

daerah tersebut datar dan stabil sebagai

tempat hunian yang layak. Sebaliknya jika

Page 5: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 5

kemiringan lereng tinggi, maka daerah

tersebut topografinya bergelombang sehingga

banyak konsumen yang mempertimbangkan

untuk memilih daerah yang mempunyai

kemiringan lereng yang tinggi. Daerah yang

mempunyai kemiringan lereng rendah akan

mempunyai harga lahan yang lebih tinggi

daripada daerah yang mempunyai kemiringan

lereng tinggi. Hal ini dikarenakan daerah

yang mempunyai kemiringan lereng yang

rendah memiliki topografi yang relatif datar

dan stabil sehingga memiliki resiko yang

lebih rendah daripada daerah yang

mempunyai tingkat kemiringan lereng yang

tinggi.

4. Utilitas Umum

Kelengkapan utilitas umum dan sarana

rumah tangga sangatlah dibutuhkan dalam

kehidupan hari-hari sehingga dapat

mempermudah dalam memenuhi kebutuhan

manusia, seperti jaringan listrik, jaringan

komunikasi dan ketersediaan air bersih.

Utilitas umum mempunyai pengaruh

terhadap harga lahan dimana semakin banyak

tersedia maka harga lahan juga semakin

tinggi.

Zona Nilai Tanah Zona Nilai Tanah (ZNT) merupakan area

yang menggambarkan nilai tanah yang relatif

sama, sekumpulan bidang tanah di dalamnya yang

batasannya bersifat imanijer ataupun nyata sesuai

penggunaan tanah dan mempunyai perbedaan

nilai antara yang satu dengan yang lainnya

berdasarkan analisis perbandingan harga pasar

dan biaya. (Purnamasari, G.D., 2011). Pembuatan

Zona Awal mengunakan data awal peta RBI,

Citra atau foto udara. Dengan ketentuan membuat

poligon/area berdasarkan karakteristik tiap zona

seperti pemukiman, pertanian, perkantoran, dan

lain-lain.

Korelasi Korelasi pearson product moment yang

dikemukakan oleh pearson menggunakan bentuk

perkalian terhadap variabel X dengan variabel Y.

Korelasi pearson biasanya digunakan untuk

mengukur kekuatan hubungan dua variabel atau

lebih yang berskala interval. Teknik untuk

mengukur korelasi dapat langsung menggunakan

perkalian dari masing masing variabel X dengan

variabel Y atau XY. Perhitungan ini biasa

digunakan pada berbagai program pengolahan

data seperti Microsoft Excel. Adapun rumus yang

digunakan sebagai berikut :

..................

(2.1)

Sumber: Susetyo (2010)

Keterangan:

r = korelasi antara sampel

n = jumlah sampel

X = variabel 1

Y = variabel 2

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk korelasi

secara manual menggunakan uji T

(Sarwono,2009). Rumusnya yang digunakan

dalam uji T adalah sebagai berikut:

.................... (2.2)

Sumber : Sarwono (2009) Keterangan:

t = t hitung

r = korelasi antara sampel

n = jumlah sampel

Pengambilan keputusan menggunakan angka

pembanding t tabel dengan kriteria sebagai

berikut:

Jika t hitung > t tabel, maka: H0 ditolak

dan H1 tidak ditolak.

Jika t hitung < t tabel, maka: H0 tidak

ditolak dan H1 ditolak.

Uji t diatas dikenal juga sebagai Uji Sampel

Page 6: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 6

Jika t

hitung

negatif

Jika t

hitung

positif

H0 tidak

ditolak

H1

ditolak H1

ditolak

Bebas atau dapat menggunakan kurva seperti di

Gambar 2.6

- t tabel 0 t tabel

Gambar 2.6. Kurva uji t Sumber: Sarwono (2009)

METODELOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan januari sampai april 2019. Posisi penelitian terletak

pada 5.350529⁰ – 5.361823⁰ Lintang Selatan

dan 105.318120⁰ – 105.287285⁰ Bujur Timur

dengan daerah penelitian berada di Desa Way

Huwi Kecamatan Jati Agung, Lampung

Selatan, Lampung. Luas lahan Desa Way

Huwi mencapai 529,383668 Ha dengan

jumlah penduduk 14,238 Jiwa (Kecamatan

Jati Agung dalam angka 2019, BPS). Secara

Administratif Desa Way Huwi dibatasi oleh:

1. Sebelah utara : Desa Jati Mulyo

2. Sebelah selatan : Desa Harapan Jaya

3. Sebelah barat : Desa Way Kandis

4. Sebelah timur : PTP Way Galih

Lokasi penelitian dapat dilihat seperti yang digambarkan pada Gambar 3.1.

Untuk Peta Adminitrasi di Desa Way Huwi

Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.

Gambar 3.1 Wilayah Penelitian

Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan data spasial dan data non-

spasial yang terdiri dari :

Tabel 3.1 Data Spasial

NO DATA KEPERLUAN SUMBER DATA

1 Batas

Adminis

tasi

Batas Wilayah

Penelitian

Situs Badan

Informasi

Geospasial (BIG)

http://tanahair.indon

esia.go.id/portal-

web

2 Digital

Elevatio

n Model

(DEM)

Kemiringan

Lereng

Situs DEMNAS

http://tide.big.go.id/

DEMNAS Tahun

2019

3 Penggun

aan

Lahan

Data

Penggunaan

Lahan

Dinas Lingkungan

Hidup dan

Kehutanan Provinsi

Lampung.

4 Fasilitas

Umum

Data Fasilitas

Umum

Situs Badan

Informasi

Geospasial (BIG)

http://tanahair.indon

esia.go.id/portal-

web

Tabel 3.2 Data Non-Spasial

NO DATA KEPERLUAN SUMBER DATA

1 Harga

Tanah

Peta Harga

Tanah

Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten

Lampung Selatan

Page 7: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 7

Diagram Kerangka Pikir

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan

dalam penelitian ini sesuai dengan Diagram

Kerangka Pikir Penelitian.

Gambar 3.2 Diagram Kerangka Pikir Penelitian

a. Pengumpulan data awal

Pada tahap ini penulis mengumpulkan

data karakteristik fisik maupun sosial

dari daerah Way Huwi yang meliputi

penggunaan lahan, kelengkapan fasilitas

umum, kondisi kependudukan, batas -

batas Administrasi Desa Way Huwi dan

pengambilan titik sampel harga tanah

dengan mewawancarai penduduk Way

Huwi, para pegawai pemerintahan Desa,

orang yang di tuakan di desa Way Huwi

yang mengetahui kondisi harga tanah di

Desa yang sangat tahu harga tanah

sebelum dan sesudah adanya ITERA.

b. Pengolahan Data spasial dan Non spasial

Pengolahan Data Spasial dimaksud

adalah pengukuran jarak dari masing

masing parameter ke harga tanah.

Dengan data non spasial yang berupa

harga tanah langsung dikorelasikan antar

jarak dari pusat itera ke parameter.

c. Analisis Korelasi

Pada tahap ini merupakan tahap untuk

menganalisis hubungan harga lahan

dengan jenis penggunaan lahan

menggunakan analisis korelasi sederhana

yang diolah secara otomatis

menggunakan software Excel.

Memperhitungkan variabel pengaruh dan

berpengaruh dimana analisisnya

diarahkan pada jenis penggunaan lahan

yang tersebar dikelas nilai lahan tinggi.

Berdasarkan hasil pengolahan akan

didapatkan jenis penggunaan lahan yang

berpengaruh dan tidak berpengaruh pada

nilai lahan, setelah itu barulah dianalisis

secara deskriptif kualitatif untuk setiap

unit analisis yaitu setiap dusun guna juga

untuk mendapatkan faktor yang paling

berpengaruh dari ke 4 variabel tersebut.

d. Kesimpulan

Pada tahap ini merupakan tahap akhir

dimana peneliti melakukan kesimpulan

terhadap analisis yang telah dilakukan

sebeluMnya. Kesimpulan ini didasarkan

terhadap hasil data yang telah diperoleh.

Diagram Alur Kerja Penelitian

Gambar 3.3 Alur Kerja Penelitian

Page 8: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 8

HASIL

Penggunaan Lahan Tahun 2019

Secara umum penggunaan lahan di Desa

Way huwi, Kecamatan Jati Agung,

Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan

Data yang diperoleh dari Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi

Lampung Tahun 2017 terdiri dari

Permukiman, Persawahan, Perladangan,

Perkebunan, dan Semak Belukar. Tabel

Penggunaan Lahan Tahun 2019 Desa Way

Huwi dapat dilihat pada tabel 4.1 Tata Guna

Lahan Tahun 2019 dengan klasifikasi

Permukiman,Perladangan,Persawahan,Semak

belukar dan perkebunan.

Tabel 4. 1 Tata Guna Lahan Desa Way Huwi

tahun 2019

No

Jenis

Penggunaan

Lahan

Luas (Ha) Persentase

1 Permukiman 152,490418 28,805%

2

Semak

Belukar 46,1098 8,710%

3 Perkebunan 61,102519 11,542%

4 Persawahan 207,572129 39,210%

5 Perladangan 62,108802 11,732%

TOTAL 529,383668 100%

Sesuai dengan Tabel 4.1 diketahui bahwa

Persawahan di Desa Way Huwi memiliki luas

yang tertinggi yaitu 207,572129 Ha dengan

presentase 39,210% dari luas keseluruhan

daerah penelitian, sementara Semak belukar

memiliki Luas yang terkecil yaitu 46,1098 Ha

dengan presentase 8,710% dari luas daerah

penelitian. Untuk lebih jelasnya Wilayah

penggunaan lahan tahun 2019 Desa Way

Huwi Kecamatan Jati Agung dapat

divisualisasikan seperti pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Peta Penggunaan Lahan tahun

2019 Desa Way Huwi

Warna kuning pada Gambar 4.1

menunjukan area perladangan, untuk warna

abuu abu dalam peta diatas menunjukan area

pemukiman, warna biru menunjukan area

persawahan, warna hijau pada gambar

menunjukan area perkebunan dan untuk

warna hijau menggambarkan area Semak

belukar.

Kemiringan Lereng

Kondisi kemiringan lereng di Desa Way

Huwi di sajikan dalam tabel 4.2 sebagai

berikut.

Tabel 4. 2 Klasifikasi lereng , luas dan

presentasse luas masing masing kelar lereng

di Desa Way Huwi

Kelas

Lereng Luas (Ha)

Kemiringan

Lereng (%)

Kondisi

Topografi

Persentas

e

kelas 1

69,4199274

5

25> Sangat

Tinggi

(terjal) 13,116%

kelas 2

125,614577

9

15-25 Tinggi

(miring) 23,733%

kelas 3 168,553678

8-15 Sedang

(landai

sampai

agak

miring) 31,845%

kelas 4

165,699701

1

0-8 Rendah

(datar) 31,306%

Total 529,383668

100%

Tabel 4.2 menunjukan bahwa kondisi

topografi yang datar (kemiringan lereng 0-

Page 9: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 9

8%) seluas 165,6997 Ha dengan presentase

31,306% dari luas Desa Way Huwi,

penggunaan lahan dengan kondisi seperti ini

sebagian besar digunakan untuk area

persawahan. Kondisi topografi yang landai

(8-15%) seluas 168,5536 Ha dengan

presentase 31,845% dari keseluruhan Desa

Way Huwi, lahan dalam kondisi ini sebagian

besar digunakan untuk permukiman. Kondisi

topografi yang miring (15-25%) seluas

125,614 Ha dengan presentase 23,733% dari

luas keseluruhan Desa Way Huwi,

penggunaan lahan dalam kondisi seperti ini

sebagian besar digunakan untuk perkebunan

dan semak belukar. Kondisi topografi terjal

(25>) seluas 69,419 Ha dengan presentase

13,116% dari luas keseluruhan Desa Way

Huwi,daerah seperti ini biasanya digunakan

untuk tegalan,sawah, perkebunan dan ladang.

Untuk lebih jelasnya kondisi kemiringan

lereng dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Peta Kemiringan Lereng Desa

Way Huwi

Aksebilitas Lahan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana di Desa

Way Huwi Meliputi sarana pemerintahan,

pendidikan, tempat peribadahan, sarana

kesehatan dan lain-lain sedangkan prasarana

yang ada adalah jaringan jalan, jaringan

komunikasi, dan jaringan listrik.

Sarana pemerintahan di Desa Way huwi

memiliki 1 kantor pemerintahan,untuk

fasilitas pendidkan di Desa Way Huwi sudah

menjangkau ke seluruh Desa dari tingkat SD

dan SMP, sementara SMA di desa ini belum

ada. Fasilitas peribadahan memiliki 13 unit

tempat ibadah,sementara fasilitas kesehatan

di desa ini memiliki 1 unit rumah sakit.

Prasarana jaringan listrik sudah menjangkau

seluruh perumahan di Desa Way Huwi.

Untuk prasarana jaringan komunikasi di Desa

Way Huwi Sudah terjangkau semua wilayah

desa, dan untuk ketersediaan air di Desa Way

Huwi Sudah Tersedianya Air sumur dan Air

sumur Bor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Peta Aksebilitas Desa Way Huwi

Harga Tanah Desa Way Huwi Tahun 2019

Tabel berikut merupakan harga tanah di

Desa Way Huwi tahun 2019 yang didapat

dari peta zona nilai tanah tahun 2019

Tabel 4. 3 Tabel Harga Tanah Desa Way

Huwi tahun 2019

zona Harga/m2 Luas (Ha) Persentase

1 125000 73,69507548 13,921%

2 390000 17,14721325 3,239%

3 390000 220,848389 41,718%

4 472000 32,22578044 6,087%

5 507000 62,65244051 11,835%

6 587000 3,149920422 0,595%

7 1585000 10,87219531 2,054%

8 390000 3,012410862 0,569%

9 152000 84,25480166 15,916%

10 152000 0,284896731 0,054%

11 152000 21,19894498 4,004%

12 390000 0,041599971 0,008%

Jumlah 529,3836686 100,000%

Page 10: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 10

Dari tabel 4.3 dapat dilihat pada tahun

2019 zona yang memiliki harga tertinggi

berada di zona 7 dengan luas 10,87219531

Ha yang merupakan kawasan permukiman

yaitu sebesar RP. 1,585,000,- per meter

persegi yang divisualisasikan dengan warna

merah. Sementara untuk zona yang memiliki

harga tanah terendah yaitu zona 1 dengan

luas 73,69507548 Ha yang merupakan

kawasan persawahan yaitu sebesar RP.

125,000,- per meter persegi yang

divisualisasikan dengan warna hijau tua.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 4.4

Gambar 4.4 Peta Zona Nilai Tanah Desa Way

Huwi Tahun 2019

PEMBAHASAN

Pola Harga Tanah Desa Way Huwi Tahun

2019

Tahun 2019 harga tanah di Desa Way Huwi

memusat di sepanjang Jalan Airan Raya

dengan harga tanah tertinggi yaitu Rp.

1.585.000,-. Untuk fasilitas pendukung

naiknya harga tanah dari tahun sebelumnya

yaitu karena semakin lengkapnya sarana dan

prasana yang berada di sekitaran Jalan Airan

Raya.

Daerah Dusun VI dan Dusun I mengalami

kenaikan harga tanah mencapai Rp. 32.000,-

sampai Rp. 60.000,- dengan harga saat ini

kisaran Rp. 125.000,- sampai Rp. 152.000,-

dengan berupa lahan perladangan,

perkebunan dan persawahan.

Area Harga tanah yang berkisar dari Rp.

390.000,- sampai Rp. 507.000,- terletak

disekitar Dusun IV dan dusun VI bagian

selatan Desa Way Huwi dengan tempat lokasi

didekat Kampus ITERA. Dengan Pesatnya

kenaikan harga tanah akibat ITERA karena

lahan tersebut dekat dengan kampus jadi

tanah disekitar Kampus ITERA mengalami

kenaikan harga.

Untuk harga tanah Rp. 587.000,- terletak di

sebelah utara Dusun VI dengan Visualisasi

Warna jingga. Dari harga tanah tahun

sebelumnya dengan harga tanah saat ini

mengalami kenaikan sebesar Rp. 93.000,-.

Daerah ini memiliki fungsi penggunaan lahan

pemukiman. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar .4.4

Faktor – faktor yang mempengaruhi harga

tanah di Desa Way Huwi

Perubahan harga tanah pastinya

dipengaruhi faktor – faktor yang

menyebabkan perubahan harga tanah pada

suatu daerah. Faktor – faktor penentu

berubahnya harga tanah di Desa Way Huwi

yang di teliti dalam penelitian ini adalah

penggunaan lahan, kemiringan lereng, utilitas

umum, dan aksebilitas lahan.

a. Penggunaan lahan

Penggunaan lahan adalah salah satu

faktor yang mempengaruhi harga tanah di

Desa Way Huwi dalam penelitian ini.

Semakin baik penggunaan lahan di daerah

tersebut maka harga tanahnya semakin

tinggi pula. untuk mengetahui klasifikasi

penggunaan lahan maka digunakan harkat

berdasarkan Pusltbang BPN (2006:13) yang

telah disesuaikan dengan kondisi fisik

Kelurahan Way Huwi yaitu permukiman

yang berharkat 5, persawahan berharkat 4,

perladangan berharkat 3, perkebunan

berharkat 2 dan semak belukar yang

berharkat 1. Jenis penggunaan lahan

Kelurahan Way Huwi tahun 2019 diperoleh

dari Dinas Lingkungan Hidup dan

Page 11: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 11

Kehutanan.

Tabel 4. 4 Tata Guna Lahan Tahun 2019

No Jenis

Penggunaan Lahan

Tahun 2019

Luas (Ha) Persentas

e

1 Permukiman 152,490418 28,805%

2 Semak Belukar 46,1098 8,710%

3 Perkebunan 61,102519 11,542%

4 Persawahan 207,572129 39,210%

5 Perladangan 62,108802 11,732%

TOTAL 529,383668 100%

Dalam penelitian ini penggunaan lahan

di Desa Way Huwi tahun 2019 Untuk

pemukiman pada tahun 2019 dengan area

pemukiman 152.49 Ha dengan presetase

28.805 %. Untuk jenis penggunaan lahan

semak belukar pada tahun 2019 memiliki luas

46.1 Ha dengan presentase 8.7 %. Untuk jenis

penggunaan lahan perkebunan pada tahun

2019 memiliki luas 61.1 Ha dengan

presentase 11.54%. Pada jenis penggunaan

lahan persawahan di tahun 2019 memiliki

luas 207.57 Ha dengan presentase 39.21%.

Jenis penggunaan lahan perladangan pada

tahun 2019 memiki luas sebesar 62.1 Ha

dengan presentase 11.732 %.

b. Aksebilitas Lahan

Aksesbilitas lahan merupakan faktor pengaruh harga tanah yang digunakan dalam

penelitian ini. Dimana semakin dekat jarak

lahan tersebut dengan sarana dan prasarana

yang ada semakin tinggi pula harkat lahan

tersebut. aksesbilitas yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi jarak terhadap

ITERA, jarak terhadap jalan kolektor, jarak

terhadap fasilitas pendidikan, jarak terhadap

fasilitas pemerintahan, jarak terhadap

layanan kesehatan, dan jarak terhadap

sarana peribadahan

Aksesbilitas lahan memiliki keterkaitan

terhadap harga tanah di Desa Way Huwi,

karena sejak berdirinya ITERA di Desa Way

Huwi harga tanah yang semakin dekat

dengan ITERA mengalami kenaikan harga

tanah, namun hal tersebut juga dipengaruhi

oleh variabel aksesbilitas lahan yang lain

seperti Jalan Airan Raya. Lahan yang

letaknya semakin dekat dengan Jalan Airan

maka harkat dan harga lahannya semakin

tinggi. Demikian pula dengan variabel

aksesbilitas yang lain seperti pusat, masjid,

sarana kesehatan, sarana peribadahan dan

lain-lain.

Pusat pemerintahan dalam penelitian ini adalah kantor Desa Way Huwi yang terletak

di Dusun III , fasilitas peribadahan di Desa

Way Huwi meliputi mushola dan masjid

yang kebanyakan sudah berdiri sebelum dan

sesudah adanya ITERA di Desa Way Huwi,

namun untuk fasilitas kesehatan yang hanya

tersedia Rumah Sakit Airan Raya.

Fasilitas yang terdapat di Kelurahan

Way Huwi kebanyakan memusat di daerah

Dusun III dan Dusun I. Fasilitas pendidikan

di Desa Way Huwi meliputi SD dan SMP.

Semakin dekat jarak lahan terhadap fasilitas

umum maka harkat dan harga lahannya akan

meningkat. Dalam aksebiltas lahan telah

dibuat peta zona kedekatan sarana dan

prasana untuk melihat jarak dari pengaruh

sarana prasarana terhadap harga tanah dan

jangkauan jarak dari sarana dan prasarana

menggunakan analisis buffer dengan jarak

sesuai pengharkatan. Peta tersebut sebagai

berikut.

Gambar 4.7 Peta Zona Kedekatan Jarak

Lahan Ke ITERA

Page 12: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 12

c. Utilitas Umum

Utilitas umum dalam penelitian ini

meliputi adanya ketersediaan jaringan listrik,

komunikasi, dan ketersediaan air. Pembagian

harkat untuk ketersediaan utilitas umum

dalam penelitian ini yaitu apabila lahan

tersebut memiliki jaringan komunikasi,

jaringan komunikasi dan ketersediaan air

maka berharkat 4 jika hanya memiliki 2 dari

utilitas di atas maka berharkat 3, jika

memiliki 1 utilitas umum di atas maka

berharkat 2 dan jika tidak terdapat utilitas

umum di lahan tersebut maka berharkat 1.

Pada tahun 2019 semua permukiman sudah

terpasang jaringan komunikasi untuk internet.

Ketersediaan air dan listrik pun semakin baik

seiring dengan kebutuhan mahasiswa yang

kos di Desa Way Huwi. Untuk seluruh Dusun

di Desa Way Huwi sudah merata memiiki

utilitas ketiganya karena hampir semua

wilayah di Desa Way Huwi sudah ditinggali

mahasiswa kos tanpa terkcuali lahan sawah

dll.

d. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng juga termasuk dalam

faktor yang mempengaruhi harga tanah pada

penelitian ini karena semakin datar suatu lahan maka semakin layak pula dijadikan

tempat tinggal dan akan mempengaruhi harga

tanah. Kemiringan lereng di Desa Way Huwi

dalam penelitian ini dibagi menjadi datar

dengan harkat 4, landai sampai agak miring

dengan harkat 3, miring dengan harkat 2 dan

terjal dengan harkat 1.

Dusun VIII dan I yang memiliki kondisi

kemriringan lereng landai di bagian

permukiman. Sedangkan yang memiliki

kondisi kemiringan lereng yang terjal

maupun miring digunakan untuk tegalan atau

semak belukar yang letaknya di Dusun V

sebelah utara.

Dusun IV dan VI memiliki kondisi

kemiringan lereng yang terjal namun tetap

dijadikan permukiman akibatnya hanya

beberapa lahan yang dijadikan kos untuk

mahasiswa di daerah tersebut walaupun

jaraknya sangat dekat dengan ITERA,

permukiman tersebut hanya dihuni oleh

penduduk asli Dusun IV dan VI dan beberapa

mahasiswa. Selain sebagai permukiman di

Dusun IV dan VI juga terdapat tegalan dan

semak belukar untuk daerah yang memiliki

kondisi kemiringan lereng yang terjal dan

miring. Daerah yang memiliki kondisi

daerah yang datar sebagian dijadikan

sawah dan permukiman.

Dusun II,III dan VII juga memiliki area

yang terjal namun masih saja dipakai untuk

wilayah pemukiman karena pesatnya

pertumbuhan manusia di daerah tersebut.

Untuk wilayah landai sebagian alih fungsi

lahan untuk persawahan dan perladangan.

Untuk daerah yang datar seperti terlihat pada

gambar 4.3 digunakan untuk persawahan dan

pemukian.

Untuk presentase luas tertinggi kondisi

topografi yaitu dikelas lereng 3 dengan

kondisi landai presentase 31.845% dari

kemiringan lereng 8-15%. Sementara luas

kondisi topografi terkecil Desa Way Huwi

terdapat pada kelas lereng 1 yaitu dengan

kondisi terjal dengan presentase 13.116%

kemiringan lereng >25%. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2

Korelasi dan Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan uji

korelasi pearson yang telah dilakukan untuk

memperoleh faktor yang paling berpengaruh

dari naiknya harga tanah di Desa Way Huwi

Terkait keberadaan ITERA. Diantaranya

hubungan korelasi antara Jarak dari ITERA

ke Lahan dengan Harga Tanah, Jarak dari

ITERA ke Aksebilitas dengan Harga Tanah,

Jarak dari ITERA ke Kemiringan Lereng

dengan Harga tanah, dan hubungan Jarak

dari ITERA ke Utilitas Umum.

Page 13: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 13

Tabel 4. 5 Uji korelasi pearson antara Jarak

dari ITERA ke Penggunaan Lahan dengan

Harga Tanah

Dari tabel uji korelasi dapat diketahui

bahwa Jarak dari ITERA ke Lahan

berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way

Huwi, dengan nilai r adalah +0.197368 yang

artinya telah terjadi korelasi sangat lemah

antara Jarak dari ITERA ke Lahan dengan

Harga Tanah di Desa Way Huwi. Sementara

untuk uji hipotesisnya r-hitung (+0.569443) <

r-tabel (+0.6319), maka dapat disimpulkan

bahwa H1 ditolak. Artinya tidak ada

hubungan antara X dan Y.

Tabel 4. 6 Uji korelasi pearson antara Jarak

Dari ITERA Ke Aksebilitas Dengan Harga

Tanah

Dari tabel uji korelasi dapat diketahui

bahwa Jarak Dari Itera Ke Aksebilitas

berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way

Huwi, dengan nilai r adalah - 0.324 yang

artinya telah terjadi korelasi cukup antara

Jarak dari ITERA ke Lahan dengan Harga

Tanah di Desa Way Huwi. Sementara untuk

uji hipotesisnya r-hitung (-1.41205) < r-tabel

(+0.4555), maka dapat disimpulkan bahwa

H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan

antara X dan Y.

Tabel 4. 7 Uji korelasi pearson antara Jarak

Dari ITERA Ke Kemiringan Lereng Dengan

Harga Tanah

Dari tabel uji korelasi dapat diketahui

bahwa Jarak Dari ITERA Ke Kemiringan

Larang berkorelasi dengan Harga Tanah di

Desa Way Huwi, dengan nilai r adalah

+0.531219 yang artinya telah terjadi korelasi

kuat antara Jarak dari ITERA ke Kemiringan

Lereng dengan Harga Tanah di Desa Way Huwi. Sementara untuk uji hipotesisnya r-

hitung (+1.773432) > r-tabel (+0.6319), maka

dapat disimpulkan bahwa H1 tidak ditolak.

Artinya ada hubungan antara X dan Y.

Page 14: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 14

Tabel 4. 8 Uji korelasi pearson antara Jarak

Dari ITERA Ke Utilitas Umum Dengan

Harga Tanah

Dari tabel uji korelasi dapat diketahui

bahwa Jarak Dari ITERA Ke Utilitas Umum

berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way

Huwi, dengan nilai r adalah +0.305525 yang

artinya telah terjadi korelasi cukup antara

Jarak dari ITERA ke Utilitas Umum dengan

Harga Tanah di Desa Way Huwi. Sementara

untuk uji hipotesisnya r-hitung (+0.907549) >

r-tabel (+0.6319), maka dapat disimpulkan

bahwa H1 tidak ditolak. Artinya ada

hubungan antara X dan Y

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian

dan uraian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pola harga tanah di Desa Way Huwi memusat pada sepanjang Jalan Airan

Raya pada tahun 2019 untuk harga

yang tertinggi. Untuk harga terendah

di tahun 2019 berada di Dusun I

dengan zona 1.

2. Faktor yang sangat mempengaruhi

hargat tanah terkait keberdaan ITERA

adalah Kemiringan Lereng, data

tersebut dibuktikan dari hasil

pengolahan korelasi sederhana

menggunakan Excel. Terlihat bahwa

daerah yang datar akan memiliki

harga tanah yang tinggi sedangkan

daerah yang memiliki daerah yang

terjal akan memiliki harga tanah yang

rendah. Dimana korelasi antara Jarak

itera ke kemiringan lereng dengan

harga tanah memiliki korelasi kuat

dengan indeks korelasi +0.531219 dan

dapat disimpulkan bahwa H1 tidak

ditolak.

SARAN

Setelah melaksanakan kegiatan penelitian

tugas akhir,ada beberapa saran yang

diharapkan dapat berguna untuk penelitian

selanjutnya. Sebagai berikut:

1. Data nilai tanah yang digunakan

sebaiknya diambil dari transaksi jual beli

dengan sampel yang rapat dan tersebar

diseluruh wilayah penelitian sehingga

benar-benar mencerminkan harga tanah

dilapangan.

2. Perlu penelitian yang lebih lanjut

tentang parameter faktor penentu nilai

tanah di Desa Way Huwi Kecamatan Jati

Agung dengan metode lain untuk

perbandingan hasil dengan yang telah

dilakukan guna mendapatkan nilai tanah

mendekati harga tanah sebenarnya

dengan lebih akurat lagi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alonso, William. 1970. Location and

Land Use. Harvard University

Press,Cambridge,Massachusett

s.

[2] Amaliana, Dita Rizki; Yudo Prasetyo; Abdi

Sukmono. 2015. “Jurnal Geodesi

Undip Januari 2015 Jurnal Geodesi

Undip Januari 2015.” I Wayan Eka

Page 15: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 15

Swastikayana, p42 4: 42.

[3] Aronoff, 1989. Geographic Information

Sistem : A Management Perpective,

Ottawa, Canada : WDL Publication.

[4] Astrini, Danti. 2009. Analisis Faktor-

Faktor Lingkungan yang

Mempengaruhi

Harga Lahan Pemukiman (Studi

Kasus Kecamatan Bogor Utara dan

Bogor Selatan, Kota Bogor).

[Skripsi]. Jurusan Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Institut Pertanian Bogor.

[5] Badan Pertanahan Nasional. 2006. Penelitian

Penetapan Harga Dasar Tanah di

Perkotaan. Diktat. Puslitbang BPN.

[6] Brinkman, A.R. dan A.J Smyth. 1973. Land

Evaluation for Rural Purposes. ILRI

Publ. No. 17 Wageningen.

[7] BPS Kabupaten Lampung Selatan.

2019. Kecamatan Jati Agung

Dalam Angka Tahun 2019.

[8] Budihardjo, Eko. (1997). Tata Ruang

Perkotaan. Bandung: PT

Alumni

[9] D. B. Susetyo, Statistika Untuk

Analisis Data Penelitian,

Bandung: Refika

Aditama, 2010

[10] Dinas Pertambangan dan Energi

Provinsi Lampung, 2015, Profil

Pengusahaan Pertambangan

Mineral Dan Batubara, Dinas

Pertambangan dan Energi

Provinsi Lampung, Lampung

[11] Direktorat Survei dan Potensi Tanah.

2007. Petunjuk Teknis

Direktorat Survei dan Potensi

Tanah. Deputi Survei.

Pengukuran dan Pemetaan

BPN RI. Jakarta.

[12] Ekadinata A, Dewi S, Hadi D,

Nugroho D, dan Johana F.

2008. Sistem Informasi

Geografis Untuk Pengelolaan

Bentang Lahan Berbasis

Sumber Daya Alam. Buku 1:

Sistem Informasi Geografis dan

Penginderaan Jauh

MenggunakanILWIS Open

Source. World Agroforestry

Centre. Bogor.

[13] Hardjowigeno, Sarwono. 1994. Ilmu

Tanah. Bogor. Mediatama

Sarana Prakasa

[14] Halcrow, Harold G. 1992. Ekonomi

Pertanian. Ahmad Sudiyono

(Penerjemah). UMM Press,

Malang

[15] Irmawan, Bastian A. 2008. „Pemanfaatan

Citra Spot 5 untuk Menentukan Kelas

Harga Lahan Kelurahan Sampangan

Kota Semarang‟. Skripsi. Semarang:

Page 16: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 16

FIS UNNES.

[16] J. B. Cullingworth. 1997. Planning in the

USA

[17] J. Geografi, F. I. 2013.Sosial, and U. N.

Semarang, Semarang Terhadap Harga

Lahan Di Gunungpati Kota Semarang.

[18] J. Sarwono, Statistik Itu Mudah, Yogyakarta:

Andi Yogyakarta, 2009

[19] Juhadi. 2007. „Pola-Pola Pemanfaatan Lahan

dan Degradasi Lingkungan Pada

Kawasan Perbukitan‟. Dalam Jurnal

Geografi. No. 1. Hal 11-24.

[20] Lestari, anggi ayu. 2004. “Perkembangan

Nilai Lahan Di Kecamatan

Tanjungpandan Kabupaten Belitung.”

: 56–75.

[21] Lillesand, T.M, dan R.W. Kiefer. 1997.

Pengindraan Jauh dan Interpretasi

Citra. Cetakan Ketiga. Yogyakarta:

Gajah Mada university Press.

[22] M. Edy Susanto, 2019, Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Harga

Lahan Di Sekitar Bandara Raja Haji

Fisabilillah Kepulauan Riau J. Chem.

Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–

1699, , doi:

10.1017/CBO9781107415324.004.

[23] Murcharke, 1990 Perubahan Tutupan Lahan

dan Faktor – faktor yang

mempengaruhinya di Kabupaten

Bandung Utara. Skripsi. Bogor :

Fakultas Kehutanan. IPB

[24] Oetomo, Hening W. 2006. „Analisis Faktor

Ruangan yang Berpengaruh Terhadap

Nilai Tanah Perkotaan‟. Tesis.

Semarang:Fakultas Teknik UNDIP.

[25] Pratiwi, Natalia. 2009 ‘Dampak

Spasial Pembangunan Kampus

UNNES Terhadap Perubahan

Penggunaan Lahan di

Kelurahan Sekaran Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang‟.

Skripsi. Semarang: FIS

UNNES.

[26] Prabowoningsih, Nida Hayu, Rufia

Andisetyana Putri, and Erma Fitria

Rini. 2018. “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Ketersediaan Ruang

Terbuka Hijau Pada Setiap Dominasi

Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Kota

Surakarta).” Region: Jurnal

Pembangunan Wilayah dan

Perencanaan Partisipatif 13(2): 133.

[27] Prahasta, Eddy. 2004. Sistem is Informasi

Geografi: Tutorial Arcview. Bandung:

Penerbit Informatika.

[28] Prihanto. 2008. „Estimasi Faktor Keruangan

Terhadap Harga Tanah di Kelurahan

Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang‟. Dalam Jurnal Teknik

Sipil. No.2 . Hal 27-45.

[29] Purnamasari, G.D.2011. Pembuatan Peta

Zona Nilai Tanah Kecamatan Kraton

Yogyakarta. Tugas Akhir. Program

Studi Teknik Geodesi, Fakultas

Teknik Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

Page 17: PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP ...

TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 17

[30] Ray M. Northam. 1975. Urban Geography.

Universitas Michigan. Wiley

[31] Ritohardoyo, Su. 2002. Bahan Kuliah

Penggunaan dan Tata Guna Lahan.

Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

[32] Sari, gita herda. 2019. .” Analisis Hubungan

Nilai Lahan Dengan Jenis

Penggunaan Lahan Kecamatan

Grogol Kabupaten Sukoharjo

Menggunakan Aplikasi Sig Dan

Penginderaan Jauh 53(9): 1689–99.

[33] Sugiyanto, 2004. „Pola Harga Lahan

di Sepanjang Rencana

Pembangunan Jalan Lingkar

Utara Kota Tegal‟. Tesis.

Semarang: Fakultas Teknik

UNDIP.

[34] Suja‟i, Yusuf, I. 2007. Penerapan

Fungsi Deman-Suplai dalam

Kebijaksanaan Bisnis.

Surabaya. UPN Jawa Timur.

[35] Suparmoko. 1989. Ekonomi

Sumberdaya Alam dan

Lingkungan. BPFE,

Yogjakarta

[36] Wahyuningsih. 2008. Pengecatan

Gram. Purwokerto : Fakultas

Pertanian Universitas Jendral

Soedirman.

[37] Wahyuningsih, Menik. 2008.‟ Pola

Dan Faktor Penentu Nilai Lahan

Perkotaan di Kota Surakarta’.

Skripsi. Semarang:Fakultas

Teknik UNDIP.

[38] Widiastuti, Frish, K. 2004.

„Pemanfaatan Analisa Sistem

Informasi Geografis Pajak Bumi

dan Bangunan untuk Penentuan

Nilai Jual Objek Pajak (Studi

Kasus di Kel. Kutoarjo, Kec.

.Kutoarjo, Kab. Purworejo)‟.

Skripsi, Yogyakarta : Fakultas

Teknik UGM .

[39] Yunus, H, S. 2000. Struktur Tata Ruang

Kota. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

[40] http://www.pajak.go.id

/lampiran/99PJ6_SE67.htm, 2011

[41] Badan Standarisasi Nasional, SNI 7645:2010

Tentang Klasifikasi Penutup

Lahan, Jakarta: BSN, 2010.