PENGARUH KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ...repository.ub.ac.id/5755/1/FUJI MELISA DEVI.pdfserta potensi...
Transcript of PENGARUH KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ...repository.ub.ac.id/5755/1/FUJI MELISA DEVI.pdfserta potensi...
PENGARUH KEAKTIFAN MAHASISWA
DALAM ORGANISASI DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
( Studi pada Mahasiswa Program Studi
Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
FUJI MELISA DEVI
135030401111106
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
PROGRAM STUDI PERPAJAKAN
MALANG
2017
i
MOTTO
We are all is the first timer,
Your passion is not about things you really like,
Take the challenge!
(FUJI MELISA DEVI)
The only one thing I can do is to be grateful.
(Anonim)
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk
Ibuku , Kakakku,
Serta Sahabat-sahabatku
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “Hubungan Pemberian Insentif Fiskal Tax Holiday dengan
Foreign Direct Investment di Indonesia Periode Tahun 2005-2016”. Skripsi ini
merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti meyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya,
2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Administrasi
Bisnis,
3. Bapak Muhammad Iqbal, S.Sos, MIB, DBA., selaku Sekretaris Jurusan
Administrasi Bisnis,
4. Bapak Dr. Kadarisman Hidayat, M.Si selaku Ketua Program Studi
Perpajakan,
5. Ibu Latifah Hanum, SE. MSA. Ak selaku dosen pembimbing saya yang
telah mmbantu, mnasehati dalam pengerjaaan skripsi ini .
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, yang
telah memberikan ilmu kepada peneliti selama ini,
7. Seluruh pimpinan, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya yang telah memberikan bantuan dalam pelayanan
maupun administrasi selama peneliti menempuh pendidikan,
vi
8. Orang Tua Tercinta, ibu dan kakak, yang senantiasa tanpa lelah
memberikan banyak dukungan moral dan material, serta doa yang tidak
pernah berhenti dipanjatkan untuk kesuksesan peneliti,
9. Sahabat peneliti Pajak F atas semua canda tawa, nasihat, teguran, dan
motivasi yang telah diberikan kepada peneliti,
10. Semua sahabat khususnya Fakultas Ekonomi, Hukum, Ilmu Budaya dan
Filkom dan semua teman seperjuangan Perpajakan 2013 yang telah
menjadi keluarga kedua di perantauan dan memberikan banyak
pengalaman dan inspirasi selama peneliti mengenyam pendidikan di
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya,
11. Serta semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian
skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat peneliti harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Malang, 24 Mei 2017
Peneliti
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI Jl. MT. Haryono 163, Malang 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-553737, 568914, 558226 Fax : +62-341-558227
http://fia.ub.ac.id E-mail: [email protected]
CURRICULUM VITAE PENULIS
1. Nama (Dan Gelar) : Fuji Melisa Devi, S. Pn
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Padang Panjang, 02 Mei 1995
3. Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 135030401111106
4. Alamat : Jalan Kerto Raharjo, Lowokwaru Malang
5. No. Handphone : 081333974405
6. Alamat Asal : Jalan Khj. Ahmad Dahlan Padang Panjang
7. No KTP : 1374014205960001
8. Alamat Email : [email protected]
9. Jurusan : Administasi Bisnis
10. Program Studi : Perpajakan
11. Judul Tulisan/Jurnal : Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan
Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar ( Studi pada Mahasiswa Program Studi Perpajakan
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya )
12. Tahun Jurnal : 2017
13. Co. Author : Latifah Hanum , SE. MSA. Ak. CA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk belajar pengetahuan, kebiasaan dan
keterampilan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pelatihan, pembelajaran atau penelitian yang sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain, atau mungkin belajar otodidak. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan pada umumnya
memiliki tahap seperti pra-sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian
perguruan tinggi. Tahapan pendidikan ini akan membuat proses untuk memajukan individu,
orang lain bahkan negara sehingga akan tercapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang
setinggi-tingginya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses
pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih
tinggi dari objek tertentu dan spesifik. Secara formal diperoleh hasil pengetahuan setiap
individu yang memiliki pola pikir, perilaku dan moral sesuai dengan pendidikan yang
diperoleh. Pendidikan dapat membantu proses menuju tujuan yaitu untuk mengubah sifat
manusia atau peserta didik.
Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS (Sistim Pendidikan Nasional) Nomor 20
tahun 2003, Pendidikan dijelaskan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dalam dirinya untuk memiliki kekuatan kepribadian yang baik, spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, moralitas, dan keterampilan yang dibutuhkan oleh dirinya
sendiri dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan Nasional yang tercantum pada Undang-
2
Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi
dan keadilan sosial”.
Berdasarkan tujuan Nasional diatas, Perguruan Tinggi menyediakan fasilitas yang
lengkap bagi mahasiswa, mahasiswa pun harus dikondisikan secara baik agar pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif. Menurut Azra (2002), dengan pendidikan yang berkualitas
khususnya bagi bangsa ini, Indonesia akan lebih terjamin dalam proses transisi, dan dengan
pendidikan yang bermutu, Indonesia dapat membangun keunggulan kompetitif dalam
persaingan global. Hal ini sejalan dengan (Wahyuni 2007) yang menyatakan bahwa
pendidikan nasional yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta
harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa.
Berdasarkan pemaparan diatas perkembangan jaman terutama pada era globalisasi
seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus kunci dari
keberhasilan pembangunan. Hal ini dikarenakan dalam segala bidang pembangunan
membutuhkan SDM yang berkualitas agar mampu menguasai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Salah satu sarana untuk meningkatkan
kualitas SDM tersebut adalah melalui pendidikan (Sumadi,2013). Perguruan Tinggi
merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas dan tanggung jawab
untuk mempersiapkan mahasiswa dan menghasilkan lulusan yang berkualitas baik dalam
hard skill maupun soft skill (Pratiwi , 2011 )
3
Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah
perbaikan bangsa ini. Sebagai mahasiswa yang tercerahkan (enlightenment people)
dibandingkan kelompok masyarakat lainnya, mahasiswa seharusnya mempunyai kepekaan
dan kepedulian terhadap kondisi di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi
sekelilingnya ini harus berdasarkan suatu pemahaman atau pengetahuan yang nantinya dapat
mendasari mahasiswa dalam bergerak (Ilham, 2013)
Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk
memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara, haruslah mempunyai
kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat kita. Mahasiswa harus mempunyai
pemahaman keilmuaan yang holistik, artinya berpengatahuan luas. Namun tidak cukup
sebatas berpengetahuan luas saja, melainkan harus mempunyai kemampuan (skill), visi,
karakter, jauh lebih maju dibandingkan kebanyakan masyarakat pada saat ini. Mahasiswa
harus sadar akan tanggung jawab dan konsekuensi moralnya sehingga mahasiswa harus
berlomba-lomba untuk meraih prestasi yang baik.
Tumbuhnya semangat maju dan berprestasi, berdasarkan fakta dan banyak
pengalaman, bermula dari organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital
dalam dunia akademik yang membantu Perguruan Tinggi mencetak intelektual muda unggul.
Mahasiswa yang berkecimpung dalam organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi
biasanya disebut dengan aktivis. Kata ”Aktivis” sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga
bahkan seringkali menjadi topik utama dalam setiap pembicaraan. Selama ini seorang aktivis
terkesan, dari kegagalan dalam perkuliahan seperti gagal lulus dimata kuliah tertentu dan
harus mengulang tahun depan, indeks prestasi rendah atau dibawah rata-rata bahkan hingga
keterlambatan didalam kelulusan akademik .
Pemaparan diatas diperkuat dengan pendapat Buhari (2010) yang menyatakan
bahwa aktivis di Perguruan Tinggi yang belum bisa mensinergikan antara aktivitas dan
4
akademiknya tidak, jarang terkesan acuh dengan nilai kartu hasil studinya yang menurun
ataupun dengan teguran-teguran dari pihak dosen tentang ketidakdisiplinan mereka.
Seharunya aktivis bisa belajar dan berorganisasi dengan seimbang sehingga menghasilkan
indeks prestasi yang luar biasa dengan peringkat cumlaude atau minimal seorang aktivis
memiliki indeks prestasi yang standart ataupun bagus. Pandangan lain dari aktivis organisasi
memiliki manfaat yang banyak selain belajar akademis di Perguruan Tinggi.
Di Fakultas Ilmu Administrasi banyak mahasiswa yang mengikuti berbagai macam
organisasi mulai dari organisasi eksternal dan internal. Menurut Sumber Daya Manusia
(SDM) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) jumlah mahasiswa yang mengikuti organisasi
setiap tahunnya mengalami kenaikan 15%. Mahasiswa Program Studi Perpajakan mengikuti
berbagai organisasi seperti Tax Center, Himpunan Mahasiswa Perpajakan (Himapajak).
Dilansir oleh bagian SDM Himapajak mahasiswa Perpajakan yang mengikuti organisasi n
sebanyak 85 orang anggota aktif . Dan Tax Center sebanyak 8 orang per angkatanya.
Organisasi adalah suatu sarana dan wahana untuk mengembangkan bakat, minat
serta potensi diri bagi para aktivis yang ada dalam organisasi tersebut (Haryono 2014).
Mahasiswa pada saat ini merupakan harapan terbesar bagi masyarakat sebagai penyambung
lidah rakyat terutama bagi perubahan di masyarakat (Agent social of change). Organisasi
kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan di perguruan tinggi yang diselenggarakan dengan
prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa (Sukirman, 2004). Organisasi kemahasiswaan juga
sebagai wadah pengembangan kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa di perguruan tinggi yang
meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu
sendiri (Sudarman, 2004).
Hal ini diperkuat oleh Keputusan Mentri Pendidikan Budaya Republik Indonesia
Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan
Tinggi, bahwa organisasi kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
5
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiaan
serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Keorganisasian
mahasiswa dalam Perguruan Tinggi memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai
bentuk dan wadah penyaluran ide, kreasi, dan karya yang dapat menunjang kemampuan
mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dapat di gunakan
sebagai tolak ukur dalam melihat hasil studi. Untuk melihat keberhasilan seorang mahasiswa,
dapat diketahui dengan nilai indeks prestasi (IP).
Indeks prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir
yang menggambarkan nilai proses belajar tiap semester atau dapat diartikan juga sebagai
besaran atau angka yang menyatakan prestasi keberhasilan dalam proses belajar mahasiswa
pada satu semester. Menurut Wikipedia Indeks prestasi, biasa disingkat IP, adalah salah satu
alat ukur prestasi di bidang akademik/pendidikan. Meskipun bernama "indeks", IP
sebenarnya bukanlah indeks dalam pengertian sebenarnya, melainkan semacam rata-rata
terboboti.
Dari sekian banyak kegiatan yang ada di perguruan tinggi, mahasiswa yang aktif
dalam organisasi harus bisa membagi waktunya antara kuliah dan berorganisasi. Karena hal
ini akan berpengaruh pada prestasi belajarnya. Mahasiswa yang bisa membagi waktunya
dengan baik antara organisasi dengan kuliah kemungkinan besar prestasi belajarnya lebih
baik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bisa membagi waktunya dengan baik.
Mahasiswa yang memperoleh indeks prestasi tinggi mengindikasikan mahasiswa tersebut
mampu mengikuti kuliah dengan baik dan sebaliknya semakin rendah indeks prestasi yang
diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut tidak mampu mengikuti kuliah dengan
baik.
Dalam prakteknya indeks prestasi (IP) sebagai cerminan seberapa jauh seorang
mahasiswa telah berhasil atau kurang berhasil dalam studinya. Uno (2009), mengatakan
6
bahwa prestasi belajar seseorang rendah karena motivasi belajarnya kurang, hal ini berarti
bahwa anak tersebut kurang mampu mengaplikasikan kekuatan dalam dirinya secara secara
potensial menjadi perbuatan belajar. Menurut Hamalik dalam Djamarah (2002) menjelaskan
motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi pada dasarnya dapat
membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku seseorang, termasuk perilaku
seseorang yang sedang belajar.
Menurut Benny dan Yuskar (2006) menunjukan bahwa motivasi berperan dalam
menentukan minat seorang mahasiswa untuk belajar dan memperoleh hasil yang memuaskan.
Kegiatan organisasi dan motivasi belajar merupakan modal membentuk kesiapan mahasiswa
untuk mendapatkan IPK yang tinggi dan memuaskan. Dalam hal ini kegiatan organisasi
diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa, sedangkan motivasi belajar
sebagai tolak ukur kematangan kemampuan kognitif seseorang sehingga dapat
mempersiapkan mahasiswa untuk mendapatkan hasil yang bagus dan memuaskan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Suartini dan Sukandar (2010), menyatakan
bahwa faktor keaktifan organisasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan
demikian, seorang mahasiswa yang memiliki keaktifan organisasi yang tinggi akan
melakukan kesungguhan dalam belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi
akademik (IPK) mahasiswa. Diperkuat oleh penelitian Pratiwi (2011), Motivasi adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau pun tidak sadar yang dapat
membantu menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan. Dan motivasi belajar mempunyai
pengaruh terhadap prestasi belajar.
Fenomena yang terjadi di Fakultas Ilmu Administrasi sekarang bahwa organisasi
seharusnya mampu memberikan kesibukan bagi mahasiswa namun cenderung dapat
menurunkan prestasi akademik mahasiswa. Tidak semua mahasiswa yang ikut dan aktif
7
organisasi dapat melakukan menajemen waktu yng baik, sehingga dapat membagi waktu
organisasi dengan waktu belajar. Banyak mahasiswa yang menganggap ikut organisasi
membuat prestasi belajar jadi jelek, motivasi belajar jadi menurun dan tidak ada manfaat
yang langsung di dapat saat mengikuti organisasi. Padahal dengan adanya organisasi dapat
menambah teman, pengalaman serta dapat meningkatkan motivasi belajar dan terciptalah
prestasi belajar yang memuaskan.
Dengan demikian, seorang mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
akan melakukan kesungguhan dalam belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi
akademik (IPK) mahasiswa. Dalam penelitian ini, motivasi dan keaktifan organisasi
dipandang sebagai dorongan yang menggerakkan mahasiswa untuk mendapat hasil prestasi
yang tinggi atau IPK yang baik serta memuaskan, karena mahasiswa mempunyai peran besar
dalam menentukan arah perbaikan bangsa ini. Tumbuhnya semangat maju dan berprestasi,
berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermula dari organisasi mahasiswa. Organisasi
mahasiswa menjadi bagian vital dalam dunia akademik kampus yang membantu perguruan
tinggi mencetak intelektual muda unggul.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
Mahasiswa Pendidikan Prodi Perpajakan Universitas Brawijaya Malang dengan judul “
Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar ( Studi pada Mahasiswa Program Studi Perpajakan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang )“ .
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah keaktifan mahasiswa dalam organisasi berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa Program Studi Perpajakan Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang?
2. Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Program
Studi Perpajakan Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap prestasi
belajar mahasiswa Program Studi Perpajakan Jurusan Adimistrasi Bisnis Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
2. Untuk menguji pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
Program Studi Perpajakan Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang.
D. Kontribusi Penelitian
Manfaat Penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Kontribusi Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian
terdahulu mengenai Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan Motivasi
Belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa pada Mahasiswa Program Studi
Perpajakan Universitas Brawijaya Malang .
9
2. Kontribusi Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan Perguruan Tinggi dapat menigkatkan kualitas
pendidikan bagi mahasiswa yang aktif orgaisasi dengan hasil belajar yang memuaskan
bagi mahasiswa Program Studi Perpajakan Universitas Brawijaya Malang.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Empiris
1. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diterangkan bahwa
organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang ada untuk
mencapai tujuan bersama. Menurut James D. Mooney dalam D. Ratna Wilis
(1996) mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama. Teori serupa juga dikemukakan oleh
Stephen P. Robbins (1994) yang menyatakan Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Hatch (1997) menjelaskan bahwa organisasi dapat didefinisikan dengan
berbagai cara. Kita bisa melihatnya sebagai struktur sosial, teknologi, kultur,
struktur fisik, atau bagian (sub-sistem) dari lingkungan. Namun untuk lebih
mudah diingat, unsur yang menentukan dalam organisasi (apa pun cara pandang
yang digunakan dalam mendefinisikannya) selalu adalah 3-P: purposes, people,
dan plan. Menurut E. Wight Bakke (dalam Kusdi, 2009), mendefinisikan
organisasi sebagai berikut: “A continuing system of differentiated and coordinated
human activities utilizing, transforming, and welding together a specific set of
11
human, material, capital, ideational, and natural resources into a unique
problem-solving whole enganged in satisfyingparticular human needs in
interaction with other system of human activities and resources in its
environment.”
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diartikan Organisasi adalah suatu
sistem berkelanjutan dari aktivitas-aktivitas manusia yang terdiferensiasi dan
terkoordinasi, yang mempergunakan, mentransformasi, dan mengabungkan
seperangkat khusus manusia, material, modal, gagasan, dan sumber daya alam
lingkungannya. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Anggota
yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus
menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang
dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
b. Karakteristik Organisasi
Saat membentuk sebuah organisasi harus diperhatikan karakteristik yang
ada. Organisasi memiliki beberapa karakteristik yang harus dipenuhi, Siswanto
(2007) berpendapat bahwa organisasi memiliki karakteristik yaitu:
a. Suatu organisasi adalah adanya sekelompok orang yang menggabungkan
diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan dan kebijakan yang
12
telah dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk mejalankannya
dengan penuh tanggung jawab.
b. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang tersebut
saling mengadakan hubungan timbal balik, saling memberi dan
menerima dan juga saling bekerjasama untuk melahirkan dan
merealisasikan maksud (purpose), sasaran (objective) dan tujuan (goal).
c. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerjasama tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu.,
yaitu tujuan bersama dan ingin direalisasikan.
Di dalam organisasi ada penggabungan sekelompok orang yang terikat
norma, peraturan, ketentuan, kebijakan, ada rasa saling bersama dan tujuan
bersama yang harus dicapai. Keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi yaitu
mahasiswa yang secara aktif menggabungkan diri dalam suatu kelompok atau
organisasi tertentu melakukan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi, menyalurkan bakat, memperluas wawasan dan membentuk
kepribadian mahasiswa seutuhnya merupakan manfaat positif dalam organisasi .
Setelah semua itu diperoleh mahasiswa, diharapkan dapat
mempergunakan ilmu dalam organisasi, sehingga kegiatan organisasi tidak
menjadi faktor penghambat dalam motivasi belajar dan akan menghasilkan
prestasi belajar yang memuaskan diwujudkan dengan nilai Indeks Prestasi.
c. Teori Organisasi
1) Teori Klasik
Konsep tentang organisasi telah berkembang mulai 1880-an dan dikenal
sebagai teori klasik (classical theory). Dampak teori ini terhadap organisasi masih
13
sangat besar. Sebagai contoh organisasi yang didasarkan birokrasi dan banyak
bagian dari teori klasik Menurut teori organisasi Klasik, rasionalitas, efisiensi, dan
keuntungan ekonomis merupakan tujuan rganisasi. Teori ini juga menyatakan
bahwa manusia diasumsikan bertindak rasional.
Asumsi teori klasik tentang Perspectif Organisasi dipahami sebagai
tempat (wadah) berkumpulnya orang-orang yang diikat dalam sebuah aturan-
aturan yang tegas dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah terkoordinir
secara sistematis dalam sebuah struktur guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut James D. Mooney dalam Wilis (1996) terdapat empat prinsip
dasar untuk merancang organisasi, yaitu :
a) Koordinasi, yang meliputi wewenang, saling melayani, serta perumusan
tujuan dan disiplin.
b) Prinsip skalar, meliputi prinsip, prospek, dan pengaruh sendiri, tercermin
dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional.
c) Prinsip fungsional, yaitu funsionalisme tugas yang berbeda.
d) Prinsip staf, yaitu kejelasan perbedaan antara staf dan lini Meskipun
mendapat banyak kritik yang menganggap bahwa teori-teori klasik itu
telah mengabaikan faktor humanistik, deterministik, dan tertutup, tetapi
tidak bisa dipungkiri bahwa teori klasik merupakan peletak dasar dari
teori-teori organisasi modern.
2) Teori Teori Organisasi Modern
Teori Organisasi Modern adalah teori yang bersifat terbuka dimana semua
unsur organisasi satu kesatuan yang saling ketergantungan. Teori modern
dipelopori oleh Herbert Simon yang ditandai dan dimulai disaat berakhirnya
14
gerakan contingency. Teori modern disebut juga sebagai analisa system pada
organisasi yang merupakan aliran ketiga terbesar dalam teori organisasi dan
manajemen. Sistem terbuka yang dipelopori Katz dan Robert kahn dalam bukunya
"the social psychology of organization". yang menjelaskan dalam bukunya
mengenai keunggulan sistem terbuka
d) Prinsip-prinsip Berorganisasi
Prinsip organisasi disebut juga sebagai azas-azas organisasi. Menurut
Wursanto (2005), “Prinsip atau azas merupakan dasar, pondasi, atau suatu
kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berfikir”.
Ada beberapa ahli yang memberikan definisi tentang prinsip-prinsip
organisasi, berikut beberapa prinsip organisasi menurut ahli antara lain:
1) Warren dan Joseph (dalam Wursanto, 2003) dalam bukunya yang
berjudul Managemen for Business and Industri, menyatakan ada 4
(empat) macam prinsip organisasi yaitu: prinsip kesatuan perintah (unity
of command), prinsip rentang kendali atau rentang pengawasan (span of
control), prinsip pengecualian (the exception principle), dan prinsip
hirarki (the scala principle).
2) Henry fayol (dalam Wursanto, 2003) seorang insinyur pertambangan
dari Perancis mengemukakan 14 (empat belas) prinsip organisasi yaitu:
pembagian kerja (division of work), wewenang dan tanggung jawab
(authority and responsibility), disiplin (discipline), kesatuan komando
(unity of command), kesatuan langkah (unity of direction), subordinasi
minat dibawah minat pada umumnya (subordination of individual
interest to general interest), pemberian hadiah (remuneration), sentralisai
15
atau pemusatan (centralization), jenjang hirarki (line of autority),
ketertiban (order), kesamarataan (equity), stabilitas jabatan pegawai
(stability of personel), inisiatif (iniciative), dan kesatuan jiwa korps
(esprit de corps).
Berdasar pendapat di atas, untuk membangun dan menggerakkan
organisasi diperlukan prinsip-prinsip organisasi sebagai dasar atau pondasi
sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik, serta struktur organisasinya
efektif dan efisien. Dengan demikian tercapai tidaknya organisasi tergantung
dengan bagaimana menjalankan prinsip-prinsip organisasinya.
e. Indikator Keaktifan Berorganisasi
Dalam organisasi perlu adanya indikator bagaimana seorang mahasiswa
bisa disebuk aktif dalam organisasi. Menurut Davis dan Newstroom (dalam
Andrey Taufan, 2011: 30) aspek-aspek keaktifan berorganisasi yaitu:
1) Keterlibatan pikiran, mental, dan emosional
Keterlibatan pikiran, mental, dan emosional, berkaitan dengan unsur-
unsur psikologis. Artinya dengan keterlibatan menyumbangkan
pikiran adalah, sejauh mana mahasiswa menyumbangkan pikiran
berupa ide atau gagasan yang berguna untuk mengembangkan
organisasi di masa sekarang dan masa yang akan datang. Adapun
keterlibatan mental dan emosional adalah sejauh mana mahasiswa
anggota organisasi terlibat aktif dalam pengontrolan emosinya
dengan organisasi yang bersangkutan.
2) Keterlibatan menyumbang tenaga
16
Maksud dari menyumbangkan tenaga yaitu, sejauh mana mahasiswa
yang bersangkutan bersedia menyumbangkan tenaganya untuk
organisasi.
Berdasar uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator
keaktifan berorganisasi berhubungan dengan fisik dan non fisik,
apabila dijabarkan meliputi:
a) Kedisiplinan dalam organisasi
b) Tanggung jawab dalam memperoleh amanah
c) Berpendapat dalam organisasi
d) Keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Mahasiswa
dalam Berorganisasi
Dalam organisasi terdadap faktor-faktor yang mempengaruhi amggota terhadap
keaktifannya dalam organisasi. Menurut Andrey Taufan (2011: 28) faktor-faktor
keaktifan yaitu:
1) Rasa Solidaritas yang Tinggi
Setiap mahasiswa memiliki jiwa dan rasa keingintahuan yang
berbeda-beda, hal ini memicu munculnya rasa solidaritas yang tinggi
antar sesama teman, sehingga rasa keinginan untuk saling bersama
memajukan suatu organisasi demi kemajuan sangat besar.
2) Memiliki Banyak Teman
Mahasiswa terpacu aktif mengikuti kegiatan karena banyak teman
yang sebelumnya tersebut belum dikenal setelah mengikuti
organisasi menjadi kenal.
17
3) Menambah Pengalaman
Kegiatan organisasi dapat pula menambah pengalaman bagi
mahasiswa, karena pengalaman organisasi yang tidak pernah didapat
dikelas dapat diperoleh di dalam organisasi.
4) Menjadi terkenal
Mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi kebanyakan mempunyai
keinginan untuk dikenal di kampus tersebut, tapi hal itu menjadi
motivasi untuk lebih aktif dan baik lagi dalam menjalankan tugas-
tugas organisasi.
Empat hal di atas merupakan faktor-faktor yang kebanyakan menjadi alasan bagi
mahasiswa yang membuat mereka aktif dalam berorganisasi yaitu: rasa
solidaritas, ingin mempunyai banyak teman, ingin menambah pengalaman, dan
ingin menjadi terkenal di lingkungan kampus.
f. Macam-macam Organisasi Mahasiswa
Perguruan Tinggi bagian dari lingkungan sosial kemasyarakatan menjadi
tempat intelektual mahasiswa secara ilmiah dan sebagai tepmat pembentukan
moral dan kepribadian mahasiswa melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan
yang ada di dalamnya. Berbagai kegiatan kemahasiswaan diselenggarakan dalam
rangka mendukung terciptanya kepribadian mahasiswa seutuhnya.
Universitas Brawijaya juga menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan
sebagai wadah bagi mahasiswa yang ingin menyalurkan minat, bakat dan
kegemarannya di bidangnya masing-masing. Organisasi kemahasiswaan yang ada
di Universitas Brawijaya, terdiri dari ORMAWA yaitu Organisasi Mahasiswa
18
yang meliputi, EM (Eksekutif Mahasiswa), DPM (Dewan Perwakilan
Mahasiswa), BEM (Badan Ekskutif Mahasiswa), HIMA (Himpunan Mahasiswa).
Salah satu Fakultas di Universitas Brawijaya yakni Fakultas Ilmu
Administrasi khususnya Program Studi Perpajakan, memiliki banyak mahasiswa
yang mengikuti berbagai macam organisasi yang ada di lingkungan fakultas.
Organisasi yang diikuti tersebut antara lain adalah Himapajak , Tax Center. Dari
semua organisasi yang diikuti mahasiswa tersebut dapat memberikan manfaat
yang positif .
g. Manfaat Organisasi
Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib untuk diikuti oleh
mahasiswa selama studinya karna tidak adanya dalam mata pelajaran kuliah.
Hanya sebagai alat untuk melengkapai hasil belajar secara utuh. Menurut Silvia
Sukirman (2004) dengan mengikuti kegiatan organisasi akan bermanfaat sebagai
berikut.
1) Melatih bekerja sama dalam bentuk tim kerja multi disiplin.
2) Membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin dan
bertanggungjawab.
3) Melatih berorganisasi.
4) Melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat di muka
umum.
5) Membina dan mengembangkan minat bakat.
6) Menambah wawasan.
7) Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat
dan lingkungan mahasiswa.
19
8) Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif dan inovatif.
Menurut melayu (2016) manfaat dari sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
a) Tercapainya sebuah tujuan, organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan
bersama yang berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakuakan
oleh orang banyak atau dalam artian anggota sebuah kelompok
lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal dan
efektif.
b) Melatih mental bicara di publik, mental berbicara di depan umum
tidak setiap orang bisa peroleh dengan mudah, harus dengan
pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi, kelompok belajar,
atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah
wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
c) Mudah memecahkan masalah, karena dalam sebuah organisasi
permasalahan adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena
perbedaan pendapat atau permasalahan dalam segi fiscal sebuah
kelompok. Pemecahan dari setiap permasalahan yang ada
mengajarkan bagaimana harus bersikap dan menyikapi
permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih
kompleks dan majemuk.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan
organisasi mahasiswa memperoleh manfaat antara lain melatih kerja sama,
menambah pengalaman, dapat bergaul dengan orang baru dengan baik serta
memiliki kepercayaan diri untuk tampil di depan umum. Selain itu mahasiswa
20
juga dapat memperoleh wawasan yang luas sehingga mampu memperoleh Indeks
Prestasi yang memuaskan.
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu langkah awal dalam pembelajaran
apabila mahasiswa termotivasi dalam belajar maka mahasiswa akan mempunyai
sikap positif terhadap mata kuliah yang diberikan. Seorang mahasiswa yang
memiliki motivasi tinggi cenderung untuk mencurahkan segala kemampuan atau
potensisnya untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan yaitu berupa prestasi
belajar yang tinggi. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah
dapat diduga mendapatkan prestasi belajarnya yang rendah pula.
Sartain (dalam Purwanto, 2002) mengatakan bahwa motivasi adalah
suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisasi yang mengarahkan
tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang. Motivasi adalah daya dalam
pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Motivasi
penting dalam belajar karena setiap individu mempunyai kebutuhan (need) dan
keinginan (want).
Motivasi belajar tidak sama pada individu, motivasi dalam diri seseorang
tidak tetap, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah, bahkan motivasi dapat
hilang sama sekali. Dari kenyataan tersebut membuktikan betapa pentingnya
motivasi belajar. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai
sesuatu yang kompleks.
21
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama (Suprijono, 2009: 163). Menurut Winkel (1983:
270), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri individu
yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar.
Motivasi menyebabkan terjadinya perubahan energi pada diri manusia,
sehingga akan bersemangat dengan kejiwaan, perasaan dan emosi. Untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya
tujuan, kebutuhan atau keinginan.
b. Teori Motivasi
Teori motivasi yang telah dikembangkan sejak lama dan dapat
diimplementasikan dalam manajemen sumber daya manusia di lingkungan suatu
universitas yaitu :
1) Teori Prestasi (Achievement) dari David McClelland
Teori Prestasi yang dikenal dengan Teori Kebutuhan mencakup
kebutuhan akan prestasi (need for achievement = nAch). Kebutuhan ini
mengharuskan seorang mahasiswa untuk melakukan usaha dalam meraih prestasi
akademik melalui kegiatan belajar atau usaha lain yang mendorong dalam
pencapaian prestasi tersebut. Motivasi ini tercermin dalam orientasi mencapai
tujuan yang mengharuskan individu untuk berusaha mencapai segala sesuatu yang
diinginkan. Dengan demikian, individu akan termotivasi bila sesuatu yang
dikerjakannya dapat memberikan prestasi kepadanya. Berdasarkan teori ini,
22
dijelaskan bahwa kebutuhan dapat dibangun dan dikembangkan melalui
pengalaman dan pelatihan.
2) Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg
Teori ini membagi dua faktor yang memotivasi seseorang yaitu faktor
kepuasan (intrinsic factor) dan faktor ketidakpuasan (hygiene factor). Kedua
faktor ini mendorong individu untuk berusaha mencapai kepuasan dan
menghindari ketidakpuasan. Faktor kepuasan merupakan faktor yang mendorong
seseorang untuk meraih kepuasan atau faktor yang dapat menimbulkan kepuasan
bagi seseorang, faktor tersebut meliputi achievement, penghargaan, pengakuan,
tanggung jawab, kemajuan dan kemungkinan untuk tumbuh. Faktor ketidakpuasan
merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,
faktor-faktor tersebut meliputi kebijakan universitas, status, hubungan antar
manusia, kondisi lingkungan dan keamanan lingkungan. Dalam konteks
lingkungan universitas, teori dua faktor menekankan pentingnya menciptakan
keseimbangan antara kedua faktor ini.
3) Teori Harapan dari Lewin dan Vroom
Teori dari Vroom dalam Bangun (2012) mengatakan bahwa motivasi
seseorang mengarah pada suatu tindakan yang bergantung pada kekuatan
pengharapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan
tergantung pada hasil pencapaian. Berbagai asumsi dasar yang menjadi komponen
dalam teori harapan menurut Vroom adalah :
23
1. Instrumentalitas, persepsi seorang individu bahwa kinerja berhubungan
dengan penghargaan
2. Valensi, merujuk pada preferensi hasil dari sisi individu yang merupakan
respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral mapun negatif .
3. Ekspektasi, merujuk pada keyakinan individu berkenaan dengan
kemungkinan atau probabilitas subjektif terhadap keberhasilan.
c. Jenis- Jenis Motivasi
Menurut Oemar Hamalik (2001), belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam kegiatan belajar
mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri seorang
siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Macam-macam motivasi belajar yaitu :
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan dalam diri seseorang yang
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1988).
Dilihat dari segi tujuan kegiatan belajar, motivasi intrinsik adalah ingin
mencapai tujuan yang terkandung dalam kegiatan belajar itu sendiri.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang aktif dan berfungsi karena
adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar
mengajar tetap penting sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu
dinamis dan juga mungkin komponen lain dalam proses belajar mengajar
24
ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi
ekstrinsik.
d. Fakor –faktor yang mempengaruhi Motivasi belajar
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor . Menurut
Syaputra (2010) yaitu :
1) Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, yaitu :
a) Persepsi individu mengenai diri sendiri seseorang termotivasi atau
tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif
berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan
mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak
b) Harga diri dan prestasi faktor ini mendorong atau mengarahkan
inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang
mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status
tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu
untuk berprestasi;
c) Harapan adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi
sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan
dari perilaku.
d) Kebutuhan manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan
dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih
potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan
25
seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi
respon terhadap tekanan yang dialaminya.
e) Kepuasan kerja lebih merupakan suatu dorongan efektif yang muncul
dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan
dari suatu perilaku.
2) Faktor Eksternal faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
a) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan
yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh
mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan .
Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau
organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku
tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu
individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran,
kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan
dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
b) Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi
secara efektif dengan lingkungannya .
c) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau
kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat
mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari
26
satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih
besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan,
sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan .
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Winkel (2004) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu
bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarya sesuai bobot yang dicapai”. Sejalan dengan pendapat tersebut
Sudjana (2006) mengemukakan bahwa prestasi merupakan hasil-hasil belajar
yang dicapai oleh siswa dengan kriteria-kriteria tertentu”. Semantara Nasution
(2000) berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”. Prestasi belajar merupakan hasil
dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes yang relevan (Daryanto, 2010).
Aspek kognitif merupakan aspek penilaian yang menyangkut pada
kemampuan berfikir, menganalisa dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kerja
otak. Aspek afektif yaitu aspek yang berkaitan dengan sikap, nilai dan perilaku
atau lebih pada pengelolaan emosi dan rasa. Aspek psikomotorik adalah aspek
yang berkaitan dengan kemampuan fisik dalam merespon setiap informasi atau
pengetahuan baru, sering disebut dengan keterampilan olah fisik (skill). Kuh,
Kinzie, dan Buckley (2006) berpendapat bahwa keberhasilan belajar atau prestasi
27
belajar mahasiswa dapat dinilai menggunakan pengukuran atas prestasi
akademiknya.
Terdapat dua macam outcome keberhasilan belajar mahasiswa, yaitu:
prestasi akademis yang ditunjukkan oleh IP dan keuntungan ekonomis serta
kualitas hidup setelah lulus kuliah. Indeks Prestasi atau yang biasa disebut dengan
IP merupakan nilai keseluruhan mata kuliah yang ditempuh mahasiswa (hasil
perkalian tingkat nilai) dibagi dengan total sks yang telah diselesaikan (Hanifah,
2001). IP bersifat kuantitatif dengan skala maksimum 4,00 IP merupakan faktor
utama dalam menentukan prestasi akademik seseorang. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan Hammond (2006) bahwa “a major factor in determining the positive
or negative effects of employment on the academic performance of students is
their GPA”. Kuh, Kinzie, dan Buckley (2006) juga mengatakan bahwa prestasi
akademik ditunjukkan oleh nilai IP. Dengan demikian, prestasi akademik sering
diukur dengan IP.
Perguruan Tinggi melihat keberhasilan seorang mahasiswa, diketahui
dengan nilai indeks prestasi (IP). Indeks prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata
yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan nilai proses belajar tiap
semester atau dapat diartikan juga sebagai besaran atau angka yang menyatakan
prestasi keberhasilan dalam proses belajar mahasiswa pada satu semester.
Mahasiswa yang memperoleh indeks prestasi tinggi mengindikasikan bahwa
Indeks Prestasi (IP) adalah angka yang menunjukkan prestasi atau keberhasilan
studi mahasiswa dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang
telah ditempuh secara kumulatif.
28
Banyak manfaat atau benefit yang didapat mahasiswa dengan
memperoleh indeks prestasi yang baik, antara lain mempercepat masa kuliah,
bahkan memungkinkan memperoleh beasiswa. Pada saat ini, banyak mahasiswa
yang ikut berbagai macam organisasi kemahasiswaan . Hal ini harusnya menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan nilai indeks prestasi kumulatif harus
memenuhi nilai minimal tertentu.
b. Perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif ( IPK )
IPK dihitung pada setiap akhir semester dengan menggunakan rumus
pada gambar 1 dibawah :
Gambar. 1 Rumus Indeks Prestasi Kumulatif
( sumber : buku pedoman FIA )
Besarnya indeks prestasi (IP) dapat dihitung sebagai berikut:
IP : Indeks Prestasi, dapat berupa indeks prestasi semester dan kumulatif.
K :1 jumlah SKS masing-masing mata kuliah.
n : banyaknya mata kuliah yang diambil.
Berikut tabel yang menjelaskan tentang Pengolongkan Indeks Prestasi Kumulatif
yaitu :
Tabel. 1 Pengolongan Indeks Prestasi Kumulatif
No. Urut Jenjang program Predikat IPK
1 Diploma dan S1 Memuaskan
Sangat memuaskan
Dengan pujian
2,00 – 2,75
2,76 – 3,50
3,51 – 4,00
(Sumber buku Akademik FIA)
29
Adapun penghitungan hasil belajar atau indeks prestasi seperti dalam
buku Peraturan Akademik Universitas Brawijaya Malang, tentang Cara Penilaian
dan Penentuan Nilai Akhir adalah sebagai berikut:
1) penentuan kemampuan akademik seorang mahasiswa sejauh mungkin
mempertimbangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
mencerminkan kompetensi mahasiswa melalui tugas terstruktur, kuis,
ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
2) Kegiatan terstruktur dalam keiatan penelian kemampuan akademik
suatu mata kuliah sekurang-kurangnya 2(dua) kali dalam satu
semester.
3) UTS dan UAS dilaksanakan sesuai jadawal kalender akademik.
4) Penilaian melaului semua tugas terstruktur dan ujian yang ditetapkan
akan menghasilkan nilai akhir yang akan menentukan angka huruf
mutu dan angka mutu
Tabel. 2 Nilai akhir yang akan menentukan huruf mutu dan angka mutu
Nilai angka Huruf Mutu Angka Mutu Golongan Kemampuan
>80-100 A 4 Sangat baik
>75-80 B+ 3.5 Antara sangat baik dan
baik
>69-75 B 3 Baik
>60-69 C+ 2.5 Antara baik dan cukup
>55-60 C 2 Cukup
>50-55 D+ 1.5 Antara cukup dan
kurang
>44-50 D 1 Kurang
0-44 E 0 Gagal
( Sumber Buku Pedoman Akademik FIA )
Berdasarkan pemaparan diatas, IPK merupakan faktor utama dalam
menentukan prestasi akademik mahasiswa. Prestasi akademik adalah hasil dari
berbagai macam faktor baik dari internal ataupun eksternal .Sejatinya mahasiswa
30
harus berprestasi dalam semua hal pendidikan agar dapat membngun diri sendiri,
orang lain dan bangsa Indonesia.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran
dikelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
sendiri. Faktor- faktor tersebut menurut Dalyono (2005) adalah :
1) Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu sedang
belajar, meliputi :
a) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala,
demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak
bergairahnya belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat
penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental agar badan tetap
kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melakukan kegiatan
belajar.
b) Inteligensi dan bakat
Inteligensi dan bakat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.
Orang yang memiliki inteligensi baik umumnya mudah belajar dan
hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang inteligensi rendah
cenderung mengalami kesulitan dalam belajar, lambat berpikir
sehingga prestasinya rendah. Bakat juga besar pengaruhnya dalam
menentukan keberhasilan belajar. Orang yang mempunyai inteligensi
31
tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses
belajarnya akan lancar dan sukses.
c) Minat dan motivasi
Minat dan motivasi adalah 2 aspek psikis yang juga besar
pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul
dari ada daya tarik dari luar dengan juga datang dari hati dalam diri.
Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan. Minat dan motivasi merupakan modal
yang besar untuk mencapai cita-cita atau memperoleh benda dan
tujuan yang ingin dicapai.
d) Cara belajar
Cara belajar juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar
tanpa memperhatikan teknik dan faktor-faktor fisiologis, psikologis,
ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
Belajar secara teratur setiap hari, pembagian waktu yang baik, cara
memilih belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan
hasil belajar.
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu, meliputi :
a) Keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak serta kerabat yang menjadi
penghuni rumah. Faktor orang tua dan faktor keadaan rumah sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan seseorang dalam belajar.
b) Sekolah
32
Keadaan tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan
belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, keadaan fasilitas atau
perlengkapan sekolah, keadaan ruangan, jumlah mahasiswa dalam
satu kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, semua ini mempengaruhi
keberhasilan belajar seseorang.
c) Masyarakat
Keadaan masyarakat menentukan prestasi belajar. Apabila disekitar
tempat tinggal keadaan rumah masyarakat dari orang-orang yang
berpendidikan, anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya
baik maka akan mendorong anak lebih baik belajar. Tetapi sebaliknya,
apabila tempat tinggal di lingkungan masyarakat banyak anak-anak
nakal, tidak bersekolah dan pengangguran maka akan mengurangi
semangat belajar sehinga minat untuk belajar pun berkurang.
d) Lingkungan sekitar
Keadaan tempat tinggal misalnya keadaan lingkungan, bangunan
rumah, suasana rumah sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan
sebagainya dapat mempengaruhi prestasi belajar.
B. Penelitian terdahulu
Berikut ini penelitian yang berkaitan keaktifan dalam organisasi dan
motivasi belajar terhadap pretasi belajar mahasiswa :
1. Suartini dan Sukandar (2010)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Organisasi Kemahasiswaan terhadap
Motivasi Belajar mahasiswa dalam menghadapi Era Globalisasi
memiliki variabel Keterlibatan mahasiswa pada organisasi
33
kemahasiswaan sebagai variabel bebas (X) dan Motivasi belajar
mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTKUPI sebagai
variabel terikat (Y). Penelitian ini mengunakan metode penelitian
Metode deskriptif analitik korelatif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara keterlibatan
mahasiswa pada organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar
mahasiswa Jurusan Pendiikan Teknik Mesin FPTK UPI Bandung.
Hipotesis tersebut dapat diterima dan memberi pengaruh yang positif
dan berarti terhadap pengelolaan kegiatan belajar pada mahasiswa
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Bandung .
2. Sumadi (2013)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Motivasi Belajar Dan Pemanfaatan
Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada mata pelajaran
Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Muhamadiyah 2 Surabaya.
menunjukkan ada pengaruh secara parsial prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 2
Surabaya. Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa motivasi belajar
menunjukkan pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa serta
menggunakan penelitian asosiatif pendekatan kuantitatif.
3. Widyatmoko (2014)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam
Organisasi dan Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta memiliki
variabel (x1) Keaktifan mahasiswa dalam organisasi (x2) Prestasi
34
belajar dan (Y) Kesiapan Kerja. Dengan metode penelitian expost
facto. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat pengaruh
positif signifikan keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap
kesiapan kerja. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki
kesiapan kerja yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak aktif
dalam organisasi. Terdapat pengaruh positif signifikan prestasi belajar
terhadap kesiapan kerja. Terdapat pengaruh signifikan keaktifan
mahasiswa dalam organisasi dan prestasi belajar secara bersama-sama
terhadap kesiapan kerja.
4. Fauziyah (2015)
Penelitian ini berjudul Hubungan Motivasi Belajar Mahasiswa yang
bekerja dan tidak ekerja terhadap prestasi Akademik (IPK) dengan
variabel yang digunakan dalam penelitian ini variabel Dependen yaitu
Prestasi Belajar dan Variabel Independen yaitu Motivasi Belajar. Jenis
Penelitian ini mengunakan Deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara proses,
motivasi belajar dengan IPK.
5. Rahmawati (2016 )
Penelitian ini berjudul Hubungan Gaya Belajar Terhadap Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan
hasil penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, tentang
hubungan gaya belajar terhadap IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)
35
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dapat
Disimpulkan terdapat hubungan antara gaya belajar terhadap IPK
(Indeks Prestasi Kumulatif) mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Gaya belajar kinestetik dominan digunakan
dibandingan gaya belajar yang lainnya. Kategori IPK sangat
memuaskan lebih dominan.
Tabel 3. Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Judul Penelitian
Nama
Peneliti
Variabel
Metode
Penelitian
Hasil
1 Pengaruh
Organisasi
Kemahasiswaan
terhadap Motivasi
Belajar mahasiswa
dalam menghadapi
Era Globalisasi
Suartini,
Sukandar
(2010)
(X) dan
Motivasi belajar
mahasiswa pada
Jurusan
Pendidikan
Teknik Mesin
FPTKUPI
sebagai variabel
terikat (Y)
Metode
deskriptif
analitik
korelatif
menunjukan bahwa terdapat
pengaruh yang positif
signifikan antara keterlibatan
mahasiswa pada organisasi
kemahasiswaan dengan
motivasi belajar mahasiswa
Jurusan Pendiikan Teknik
Mesin FPTK UPI Bandung.
Hipotesis tersebut dapat
diterima dan memberi
pengaruh yang positif
2 Pengaruh Motivasi
Belajar Dan
Pemanfaatan
Fasilitas Belajar
Terhadap Prestasi
Belajar Siswa
Pada mata
pelajaran Ekonomi
Kelas XI IPS Di
SMA
Muhamadiyah 2
Surabaya
Sunadi (
2013)
(X1) motivasi
belajar
(X2)pemanfatan
fasilitas belajar
(Y) prestasi
belajar
penelitian
asosiatif
pendekatan
kuantitatif.
terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara motivasi
belajar dan pemanfaatan
fasilitas belajar Terhadap
Prestasi Belajar siswa
36
3 Pengaruh
Keaktifan
Mahasiswa dalam
Organisasi dan
Prestasi Belajar
terhadap Kesiapan
Kerja Mahasiswa
Jurusan
Pendidikan
Ekonomi
Universitas Negeri
Yogyakarta
Widyatm
oko
(2014)
(x1) Keaktifan
mahasiswa
dalam organisasi
(x2) Prestasi
belajar dan (Y)
Kesiapan Kerja
metode
penelitian
expost facto
bahwa terdapat pengaruh
positif signifikan keaktifan
mahasiswa dalam organisasi
terhadap kesiapan kerja.
Mahasiswa yang aktif dalam
organisasi memiliki kesiapan
kerja yang lebih tinggi
daripada mahasiswa yang
tidak aktif dalam organisasi.
Terdapat pengaruh positif
signifikan prestasi belajar
terhadap kesiapan kerja.
Terdapat pengaruh signifikan
keaktifan mahasiswa dalam
organisasi dan prestasi belajar
secara bersama-sama
terhadap kesiapan kerja.
4 Hubungan
Motivasi Belajar
Mahasiswa yang
bekerja dan tidak
ekerja terhadap
prestasi Akademik
(IPK )
Fauziyah
(2015)
(X)
Prestasi Belajar
(Y)
Prestasi belajar
Jenis
Penelitian
ini
mengunaka
n Deskriptif
Kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan
adanya pengaruh positif dan
signifikan antara proses,
motivasi belajar dengan IPK.
5 Hubungan Gaya
Belajar Terhadap
Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK)
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Lampung.
Rahmaw
ati
(2016)
(X)
Gaya belajar
(y)IPK
metode
penelitian
analitik
dengan
pendekatan
cross
sectional
Adanya pengaruh positif dan
signifikan antara gaya belajar
dan Prestasi belajar ( IPK )
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan teorotis yang dipaparkan terdapat Model konseptual
dalam penelitian ini meggambarkan fenomena dengan jelas dan dapat
dimengerti mengenai sesuatu yang akan diteliti. Model konseptual disusun
berdasarkan semua teori yang telah dikemukakan. Dalam penelitian ini
teradapat tiga konsep yaitu konsep keaktifan organisasi, motivasi belajar dan
prestasi belajar. Menurut Singarimbun (1995) konsep diartiakan sebagai suatu
37
istilah yang digunakan untuk mengambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan,
kelompok atau individu ysng menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dari
pengertian diatas dapat dijabarkan model konseptual penelitian ini
Gambar. 2 Kerangka Konseptual Penelitian
D. Pengembangan Hipotesis
Zulganef (2008) Mendefinisikan hipotesis adalah kesimpulan atau
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang dibuat berdasarkan
kerangka pemikiran, maka hipotesis juga dapat dinamakan teori peneliti. Dari
gambar konseptual diatas dapat dipastikan bahwa prestasi belajar dipengaruhi
oleh Keaktifan mahasiswa dalam Organisasi dan Motivasi belajar. Faktor
motivasi merupakan faktor instrinsik atau faktor yang berasal dari dalam.
Sedangkan faktor Organisasi merupakan faktor ekstrinsik atau faktor yang
berasal dari luar. Namun sejatinya kedua faktor tersebut saling memiliki
keterkaitan terhadap prestasi belajar dengan hasil indeks prestasi yag
memuaskan.
a. Pengaruh Keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap Prestasi
belajar
Y
Prestasi Belajar
X1 Keaktifan mahasiswa dalam Organisasi
X2
Motivasi Belajar
38
Organisasi merupakan bentuk wadah untuk mahasiswa untuk
menyalurkan bakat individu mahasiswa. Seperti Schein (1992) Bentuk
koordinasi segala aktivitas yang rasional oleh sejumlah orang untuk
mencapai tujuan melalui pembagian dalam orgaisasi serta tanggungjawab
masing-masing. Semakin mahasiswa aktif dalam keorganisasian maka ada
dampak terhadap tingkat intelek kualitasnya dan prestasinya dibandingan
dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Oleh Karena itu
keaktifan mahasiswa dalam organisasi mempunyai pengaruh terhadap
indeks prestasi kumulatif pada mahasiswa.
Heryani (2010) menguji bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Keaktifan Mahasiswa Dalam Organisasi Ekstrakulikuler
Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pengurus Ormawa.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut
:
H1: Keaktifan Organisasi berpengaruh terhadap Indeks Prestasi
Akademik.
b. Pengaruh Motivasi belajar terhadap Prestasi belajar
Menurut Bangun (2012) motivasi adalah suatu kondisi yang
mendorong orang lain untuk dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai
dengan fungsinya. Djamarah (2002) mengartikan motivasi sebagai suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
aktivitas yang nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lebih rinci
dijelaskan bahwa motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk
39
dorongan yang timbul pada diri seseorang secar sadar ataupun tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Dalam penelitiaanya, Suartini dan Sukandar (2010) membuktikan
pengaruh Organisasi Kemahasiswaan terhadap Motivasi Belajar
mahasiswa. Hanifah (2001) berpendapat bahwa proses belajar akan selalu
berawal dari adanya motivasi dan tujuan yang dimaksudkan untuk
memberi arah bagi pencapaian tujuan yang ingin diperoleh. Memahami
hubungan antara motivasi dan prestasi akademik, individu menyadari
bahwa motivasi merupakan cikal baka atau penggerak dalam menggapai
prestasi. Sejatinya, motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi (Suprijono, 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumadi (2013) terkait dengan
motivasi belajar menunjukkan pengaruh positif terhadap prestasi belajar
siswa. Mahasiswa dengan motivasi yang tinggi akan berusaha lebih giat
dan mengupayakan hasil yang maksimal. Oleh karena itu motivasi belajar
merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran bagi mahasiswa.
Diperkuat oleh penelitian Fauziyah (2015) yaitu Hubungan Motivasi
Belajar Mahasiswa yang bekerja dan tidak ekerja terhadap prestasi
Akademik (IPK, menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan
antara proses, motivasi belajar dengan IPK. Berdasarkan uraian diatas,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini :
H2: Motivasi Belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
X1
Keaktifan Organisasi
40
H1
H2
Gambar. 3 Hipotesis Peneltian
X2
Motivasi Belajar
Y
Prestasi Belajar
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif karena penelitian ini
disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006)
yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut
menguakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode explanatory research. Menurut (1999) penelitian eksplanatori
(explanatory research) adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Variabel yang diuji dalam
penelitin ini adalah vriabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi, variabel
motivasi belajar dan variabel prestasi belajar.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang yang beralamatkan di Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec.
Lowokwaru, Kota Malang, 2017. Alasan peneliti melakukan pemilihan lokasi di
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya merupakan Fakultas Ilmu
Administrasi tertua di Indonesia serta banyaknya mahasiswa aktif Organisasi
bertambah tiap tahunnya khususnya untuk Program Studi Perpajakan dan
merupakan satu-satunya Program Studi Perpajakan S1 di Indonesia .
42
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2009) adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan
Program Studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi dengan kategori ikut dan
aktif organisasi .
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2006: 131). Menurut Sugiyono (2013), sampel adalah sebagian dari
populasi atau bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Pengambilan sampel yang akan diambil harus representatif. Representatif
artinya harus dapat menggambarkan keadaan populasi yang seharusnya.
Bugin, (2011) menjelaskan Metode sampling adalah membicarakan
bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel
penelitianya, bagaimana meracang tata cara pengambilan sampel agar menjadi
sampel yang representatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan cara non probability sampling design yaitu purposive sampling. Non
probability sampling design menurut Sugiyono ( 2010) adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan purposive
43
sampling menurut Sugiyono ( 2010) adalah teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu dengan ketentuan :
1) Angkatan 2014 – 2016
i. Aktif Organisasi
Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program
Studi Perpajakan untuk angkatan 2014 – 2016. Dengan mengunakan metode
rumus Slovin dengan taraf kesalahan 10%, di rumus :
n = N
1+ Ne2
Keterangan :
n =
Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persentase kelonggaran 10%
Dalam jumlah populasi sebanyak orang maka jumlah sampel penelitian
adalah :
n = 803
1+ 803(0,1)2
n = 803
9,03
n = 88,92 = 89
Berdasarkan rumus diatas maka sampel penelitian yang dibulatkan
sebanyak 89 orang . Setelah menentukan jumlah sampel tersebut peneliti
mengelompokan sampel mengunakan teknik teknik klaster atau Cluster
44
Sampling.
Tabel 4. Pengelompokan Sampel
No Angkatan Populasi Perhitungan Sampel
1 2014 254 254/803 x 89 =28,1 = 28
2 2015 262 262/803 x 89 = 29,0 = 29
3 2016 287 287/803 x 89 = 31,8 = 32
Berdasarkan tabel 4 diatas peneliti menentukan jumlah sampel tersebut
adalah 89 orang peneliti mengelompokan sampel mengunakan teknik teknik
klaster atau Cluster Sampling. Menurut Sugiyono (2008) pengambilan sampel
berdasarkan cluster atau kelompok tertentu. ini memilih sampel bukan
didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau
kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Angket (Kuesioner)
Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
2013: 199). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
45
(Sugiyono, 2009). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator, kemudian indikator dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrumen yang berupa
pernyataan atau pertanyaan. Selanjutnta item- item pada kuisioner
akan di uji mengunakan uji pilot. Uji Pilot adalah uji yang dilakukan
untuk meyakinkan bahwa item-item kuisioner sudah benardan dapat
dipahami serta memberi komentar apakah kuisioner sudah jelas dan
dapat di pahami (Jogiyanto Tujuan dilakukannya uji pilot ini adalah
untuk memperoleh nilai nrealibilitas dan validitas pertanyaan.
Ukuran responden 2008). untuk uji pilot ini 89 responden
Tabel . 5
Alternatif jawaban Keaktifan dalam organisasi, Motivasi belajar
dan prestasi belajar dengan skala likert
Menurut Sugiyono (2016) skala likert digunakan karena mempunyai
berbagai pertimbangan sebagai berikut:
Jawaban Nilai
Sangat setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
46
a. Mempunyai banyak kemudahan, seperti dalam menyusun pernyataan
memberi skor, serta skor yang lebih tinggi tarafnya mudah dibandingkan
dengan skor yang lebih rendah.
b. Mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan berdasarkan intensitas
sikap tertentu.
c. Luwes dan fleksibel.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar, maupun elektronik (Nana Syaodih Sukmadinata,
2005). Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data Indeks Prestasi dan jumlah mahasiswa jurusan
program studi perpajakan yang menjadi anggota Organisasi periode
2016. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitian lebih mudah dan
hasilnya mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2013). Penelitian ini
menggunakan instrumen berupa kuesioner (angket) yang memuat
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada mahasiswa
Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi Perpajakan Universitas
Brawijaya Malang.
E. Definisi Operasional Variabel
Dalam kaitannya dengan penelitian, definisi operasional memberikan arti
47
dari suatu variabel. Variabel operasional juga mempermudah untuk mengukur
variabel sehingga menghasilkan indikator empiris. Definisi operasional variabel
dan indikator dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2011) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atas timbulnya
variabel terikat ( dependen ).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah :
a. Variabel Keaktifan mahasiswa dalam Organisasi ( X1 )
Organisasi merupakan bentuk wadah untuk mahasiswa untuk
menyalurkan bakat individu mahasiswa. Semakin mahasiswa aktif
dalam keorganisasian maka ada dampak terhadap tingkat intelek
kualitasnya dan prestasinya dibandingan dengan mahasiswa yang
tidak mengikuti organisasi. Variabel keaktifan mahasiswa dalam
organiasi dalam penelitian ini mengunakan indikator yang bersumber
dari Herdian ( 2016 ) dengan aspek organisasi yaitu :
1) Kedisplinan saat organisasi
2) Aktifitas keseharian diorganisasi
3) Tanggung jawab dalammemperoleh amanah
4) Pengerak antar tim dalam organisasi
5) Keterlibatan diorganisasi
b.Variabel Motivasi Belajar ( X2 )
Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu. Dikaitkan
indeks prestasi kumulatif, ketika mahasiswa memiliki motivasi
48
belajar yang baik, maka hasilnya mahasiswa memiliki indeks prestasi
kumulatif yang tinggi. Variabel motivasi belajar dalam penelitian ini
mengunakan indikator yng bersumber dari Uno (2007) dengan
indikator yaitu :
1) adanya hasrat dan keinginan berhasil,
2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
3) adanya harapan dan cita-cita masa depan,
4) adanya penghargaan dalam,
5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan
5) adanya lingkungan belajar yang kondusif
c.Variabel Dependen ( terikat )
Menurut Sugiyono ( 2011:59 ) Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ( Y ).
Prestasi belajar dipengaruhi oleh Organisasi dan Motivasi. Faktor
Motivasi merupakan faktor instrinsik atau faktor yang berasal dari
dalam. Sedangkan faktor Organisasi merupakan faktor ekstrinsik
atau faktor yang berasal dari luar. Namun sejatinya kedua faktor
tersebut saling memiliki keterkaitan terhadap hasil prestasi belajar.
Variabel prestasi belajar dalam penelitian ini mengunakan indikator
yng bersumber dari Daryanto (2010) dengan indikator yaitu :
1) Ranah Cipta (Kognitif)
a. Pengamatan
b. Ingatan
49
c. Pemahaman
d. Penerapan
e. Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)
f. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh)
2) Ranah Rasa (Afektif)
a. Penerimaan
b. Sambutan
c. Apresiasi (sikap menghargai)
d. Internalisasi (pendalaman)
e. Karaktirasasi
3) Ranah Karsa (Psikomotor))
a. Keterampilan bergerak dan bertindak
b. Kecakapan kespresi verbal dan non verbal
Tabel 5. Variabel dan Indikator Peneitian
Variabel
Penelitian
Indikator
Sumber
Variabel (Y)
:
Prestasi
belajar
1) Ranah Cipta (Kognitif)
2) Ranah Rasa (Afektif)
3) RanahKarsa (Psikomotor)
Muhibbin Syah,
(2008)
Variabel 1) Kedisplinan saat David Herdian,
50
(X1)
Keaktifan
Organisasi
organisasi
2) Aktifitas keseharian
diorganisasi
3) Tanggung jawab dalam
memperoleh amanah
4) Pengerak antar teman
dalam organisasi
5) Keterlibatan diorganisasi
(2016)
Variabel
(X2) :
Motivasi
Belajar
(1)adanya hasrat dan
keinginan berhasil,
(2) adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar,
(3) adanya harapan dan cita-
cita masa depan,
(4) adanya penghargaan
dalam,
5)adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, dan
(5) adanya lingkungan
belajar yang kondusif
uno, (2007)
E. Teknik Analisis Data
51
1. Analisi Kuantitatif
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001). Uji reliabilitas
adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu
gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil
pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan
alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 23 dengan
menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan
reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari 0,6 (Ghozali, 2001).
b. Uji Validitas
Valid berarti insrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur (Ferdinand, 2006). Validitas yang digunakan dalam penelitian
ini (content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan
apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Biasanya digunakan dengan
menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen dengan skor total
(Sugiyono, 2004). Dalam melakukan pengujian validitas, digunakan alat ukur
berupa program komputer yaitu SPSS for Windows 23, dan jika suatu alat ukur
mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya
52
maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2001).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang
muncul pada model regresi berganda yaitu adanya pengaruh multikolinearitas,
heteroskedastisitas, auto korelasi, normalitas.
a. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara variabel bebas. Dengan menggunakan analisis
korelasi Product Moment akan diperoleh harga interkorelasi antar
variabel bebas. Jika harga interkorelasi antar variabel bebas lebih
kecil atau sama dengan 0,800 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Kesimpulannya jika terjadi multikolinearitas antar variabel bebas
makauji regresi ganda tidak dapat dilanjutkan. Akan tetapi jika
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas maka uji regresi
ganda dapat dilanjutkan. Rumus yang digunakan untuk uji
multikolinearitas adalah rumus korelasi Product Moment dari
Pearson.
b. Uji heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
yang ditemukan terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Gozali, 2001:70). Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas
53
pada model regresi menurut Gozali (2001:70) adalah Melihat grafik
plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
(ZRESID). Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat dan tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara ZRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
c. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada
sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali,2001).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari
data normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji
normalitas data adalah (Ghozali,2001):
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
54
menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Berganda Analisis linear berganda adalah alat analisis peramalan nilai
pengaruh dua variable bebas atau lebih terhadap satu variable terikat.
Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = variabel dependen ( prestasi belajar atau IPK )
X1 = variabel independen (Organisasi)
X2 = variabel independen (motivasi belajar)
a = bilangan konstanta
b1 , b2 = koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka terjadi peningkatan dan bila b (-) maka
terjadi penurunan.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
(karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan) secara bersama-sama terhadap
variabel terikat (motivasi kerja). Rumus yang digunakan adalah: (Sugiyono,
2005:223) .
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
55
F = R2 / k
(1- R2 )/ n – k - 1
Keterangan:
F = F hitung
R = Koefisien korelasi berganda
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel
Kaidah pengujian siginifikansi: jika Sig F < level of significant (a), maka
hasilnya signifikan dan berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan jika
Fhitung < Ftabei atau Sig F > level of significant (a), maka hasilnya tidak
signifikan dan berarti Ho diterima dan Ha ditolak:
1. Variabel Keaktifan mahasiswa dalam Organisasi (Xi) terhadap
prestasi beljar (Y)
Ho : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
Organisasi (X1) terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (Y).
Ha : bi f 0, artinya ada pengaruh yang signifikan dari Organisasi (X1)
terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (Y).
2. Variabel Motivasi Belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y)
Ho : b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
Motivasi belajar (X2) terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (Y).
Ha : b2 = 0, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel
Motivasi belajar (X2) terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (Y).
b. Uji Parsial (Uji t )
56
Pengujian hipotesis secara statistik yang dilakukan terhadap data-data yang
berhubungan dengan permasalahan adalah pengujian dengan uji signifikan, untuk
menguji secara statistik harus melalui proses yang disebut testing hipotesis.
Adapun uji hipotesis yang akan digunakan dalam uji t yang merupakan uji
hipotesis secara parsial yaitu sebagai berikut: (Hasan, 2002:124)
t = b1- B1
Sb1
Keterangan:
t = thitung
bt = Nilai koefisien regresi
B, = Nilai koefisien regresi untuk populasi
Sb1= Simpangan Baku koefisien regresi (0,05)
Kaidah pengujian siginifikansi: jika thitung > ttabei atau Sig t < level of
significant (a), maka hasilnya signifikan dan berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Sedangkan jika thitung < ttabei atau Sig t > level of significant (a), maka hasilnya
tidak signifikan dan berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Alat Uji t ini digunakan
untuk menguji hipotesis:
1. Variabel Keaktifan mahasiswa dalam Organisasi (X1) terhadap
prestasi belajar (Y)
Ho : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
Organisasi (Xi) terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (Y).
57
Ha : bi = 0, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel
Keaktifan mahasiswa dalam Organisasi (X1) terhadap prestasi belajar
(Y).
2. Variabel Motivasi Belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y)
Ho : b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y)
Ha : bi = 0, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel
motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y).
5. Koefisien Determinasi ( R2)
Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam merengkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang medekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relative
rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013:97).
Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (2003) dalam (Ghozali,
2013:97-98) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai
adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R
2 = 1, maka
58
Adjusted R2 = R
2 = 1 sedangkan jika nilai R
2 = 0, maka adjusted R
2 = (1-k)(n-k).
Jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif.
60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif karena penelitian ini
disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006)
yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut
menguakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode explanatory research. Menurut Umar (1999) penelitian
eksplanatori (explanatory research) adalah penelitian yang bertujuan untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Variabel yang
diuji dalam penelitin ini adalah vriabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi,
variabel motivasi belajar dan variabel prestasi belajar.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana penelitian dilakukan.
Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah di Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya, Jalan Mayjen Haryono No. 263 Malang
dengan pertimbangan mahasiswa yang akan dijadikan responden merupakan
mahasiswa FIA sendiri. Karena FIA merupakan Fakultas Ilmu Administrasi tertua
di Indonesia. Selain itu Program Studi Perpajakan merupakan program studi yang
telah didirikan sejak tahun 2010 dan banyak mahasiswa ikut organisasi tiap
61
tahunnya sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh keaktifan mahasiswa
dalam organisasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
Program Studi Perpajakan.
C. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
1. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel didasarkan pada tujuan penelitian dan teori-
teori yang relevan. Landasan teori ini sangat penting terutama untuk menjamin
validitas isi (content validity) dari instrumen yang akan dikembangkan
Variabel penelitian itu sendiri dikembangkan dari konsep (teori), dan variabel
itu dibentuk oleh dimensi. Dimensi itu dibentuk oleh indikator-indikator
penelitian dan indikator penelitian itu dibentuk oleh item (Agung, 2012).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua definisi operasional varibel,
yaitu:
a) Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen (Agung, 2012).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi (X1)
Organisasi merupakan bentuk wadah untuk mahasiswa untuk
menyalurkan bakat individu mahasiswa. Semakin mahasiswa aktif
dalam keorganisasian maka ada dampak terhadap tingkat intelek
kualitasnya dan prestasinya dibandingan dengan mahasiswa yang
tidak mengikuti organisasi. Variabel keaktifan mahasiswa dalam
62
organiasi dalam penelitian ini mengunakan indikator yang bersumber
dari Davis dan Newstroom (1996) dengan aspek organisasi yaitu :
1. Kedisplinan saat organisasi
2. Aktifitas keseharian diorganisasi
3. Tanggung jawab dalammemperoleh amanah
4. Pengerak antar tim dalam organisasi
5. Keterlibatan diorganisasi
2. Motivasi (X2)
“Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan” (Suprihanto, dkk., 2002:31).
Setiap mahasiswa memiliki motivasi untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu, salah satu contoh adalah motivasi yang dimiliki
mahasiswa dalam menentukan karir setelah menyelesaikan studi.
Variabel motivasi belajar dalam penelitian ini mengunakan
indikator yng bersumber dari Uno (2007) dengan indikator yaitu :
1. adanya hasrat dan keinginan berhasil,
2. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
3. adanya harapan dan cita-cita masa depan,
4. adanya penghargaan dalam,
5. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan
6. adanya lingkungan belajar yang kondusif
63
b) Variabel Terikat (Dependent Variable )
Variabel terikat merupakan variabel yang ditentukan atau dipengaruhi
atau tergantung oleh variabel bebas (Agung, 2012:18). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ( Y ). Prestasi belajar
dipengaruhi oleh Organisasi dan Motivasi. Faktor Motivasi merupakan
faktor instrinsik atau faktor yang berasal dari dalam. Sedangkan faktor
Organisasi merupakan faktor ekstrinsik atau faktor yang berasal dari
luar. Namun sejatinya kedua faktor tersebut saling memiliki
keterkaitan terhadap hasil prestasi belajar. Variabel prestasi belajar
dalam penelitian ini mengunakan indikator yang bersumber dari Syah
dalam Daryanto (2010) dengan indikator yaitu :
1) Ranah Cipta (Kognitif)
a. Pengamatan
b. Ingatan
c. Pemahaman
d. Penerapan
e. Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)
f. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh)
2) Ranah Rasa (Afektif)
a. Penerimaan
b. Sambutan
c. Apresiasi (sikap menghargai)
d. Internalisasi (pendalaman)
64
e. Karaktirasasi
3) Ranah Karsa (Psikomotor))
a. Keterampilan bergerak dan bertindak
b. Kecakapan kespresi verbal dan non verbal
2. Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan skala likert, yakni skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang, atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Agung,2012). Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif.
Skala likert merupakan skala untuk pengukuran variabel yang didesain untuk
menelaah seberapa kuat subyek yang setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
pada instrumen penelitian yaitu kuisioner. Susunan skala likert dalam peneltian ini
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Susunan Skala Likert Penelitian
No. Skala Keterangan
1. 5 Sangat setuju (SS)
2. 4 Setuju (S)
3. 3 Ragu-ragu (RR)
4. 2 Tidak setuju (TS)
5. 1 Sangat tidak setuju (STS)
Sumber : Agung (2012)
Tabel 3. Variabel, Indikator dan Item
Variabel Item Sumber
Keaktifan
Mahasiswa
dalam
Organisasi
(X1)
1) Kedisplinan saat organisasi
2) Aktifitas keseharian diorganisasi
3) Tanggung jawab dalam memperoleh amanah
4) Pengerak antar teman dalam
organisasi
5) Keterlibatan diorganisasi
Herdian (2016)
65
Variabel Item Sumber
Motivas (X2)
1) adanya hasrat dan keinginan
berhasil,
(2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
(3) adanya harapan dan cita-cita
masa depan,
(4) adanya penghargaan dalam,
5) adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar, dan
(5) adanya lingkungan belajar yang
kondusif
uno, (2007)
Variabel Item Sumber
Prestasi
Belajar (Y)
1) Ranah Cipta (Kognitif)
2) Ranah Rasa (Afektif)
3) RanahKarsa (Psikomotor) Syah, (2008)
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Agung,
2012:32). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Program
Studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
angkatan tahun 2014 sampai dengan 2016 dan Aktif Organisasi (Himapajak
dan Tax Center). Gambaran mengenai populasi dapat dilihat pada Tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4 Mahasiswa Aktif Program Studi Perpajakan
Angkatan Jumlah
2014 158
2015 150
66
2016 135
Total 443
Sumber : Akademik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, 2017
Peneliti mengambil populasi yaitu mahasiswa Program Studi Perpajakan
mulai tahun angkatan 2014 sampai dengan 2016 karena mahasiswa Program
Studi Perpajakan tahun angkatan 2014 telah mengikuti berbagai macam
organisasi, sehingga saat ini seharusnya mahasiswa angkatan 2014 sudah
memiliki cara belajar yang baik, khusunya untuk mendapatkan prestasi belajar
yang memuaskan. Sedangkan untuk mahasiswa tahun angkatan 2015 dan 2016
yang saat ini baru memulai organisasi agar dapat mengatur waktunya dalam
mengikuti organisasi dan belajar.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono dalam Agung 2012:32). Bila ukuran populasi besar, maka
pengambilan sampel dapat mewakili dari populasi tersebut. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Sampling
Nonprobability (Nonprobability Sampling), yaitu teknik pengambilan sampel
yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Agung 2012). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2013-2015
Program Studi Perpajakan. Pada penelitian ini cara yang digunakan oleh
peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin yakni sebagai
berikut:
= 81,58 dibulatkan 82
67
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
Sampel yang masih bisa ditolerir atau diinginkan yaitu 10% = 0,1
Selanjutnya teknik sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah teknik Probability sampling jenis Proportionale stratified random
sampling yaitu teknik yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota
atau unsur yang tidak homogen dan berstrata proporsional. Rumus digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah teknik Probability sampling jenis
Proportionale stratified random sampling adalah:
=
Keterangan :
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Sehingga dapat diperoleh jumlah sampel yang dapat diambil pada tiap-
tiap angkatan adalah sebagai berikut:
Angkatan tahun 2014 = (158/443) . 82 = 29,24dibulatkan 29
Angkatan tahun 2015 = (150/443) . 82 = 27,76 dibulatkan 28
Angkatan tahun 2016 = (135/443) . 82 = 24,98 dibulatkan 25
Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebesar 82 responden.
68
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu data
kuantitatif. Dimana data kuantitatif itu sendiri diartikan seluruh informasi
yang dikumpulkan dari lapangan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka,
atau data kualitatif yang diangkakan (scoring). Data kuantitatif dalam
penelitian ini berasal dari jawaban responden yang disajikan menggunakan
skala likert melalui kuisioner (Agung, 2012:59). Skala likert yang digunakan
dalam penelitian ini sesuai dengan Tabel 2.
2. Sumber Data
Sumber data dapat digolongkan menjadi dua, yakni data primer dan data
sekunder.
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperolah atau dikumpulkan oleh
peneliti atau lembaga tertentu langsung dari sumbernya, dicatat dan
diamati untuk pertama kalinya dan hasilnya digunakan langsung untuk
memecahkan persoalan yang akan dicari jawabannya (Agung 2012).
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari
kuisioner yang diberikan kepada mahasiswa aktif Program Studi
Perpajakan angkatan 2014-2016 dan aktif organisasi di FIA (
Himapajak, Tax Center )
b) Data Sekunder
69
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti secara tidak langsung, baik berupa keterangan maupun literatur
yang ada hubungannya dengan penelitian (Agung 2012). Sumber data
sekunder yang digunakan peneliti berasal dari bahan bacaan dan bahan
pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini seperti jumlah mahasiswa
Program Studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya tahun angkatan 2014-2016.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa, keterangan-keterangan dan
karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang menunjang
atau mendukung penelitian (Agung,2012:61). Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan angket (kuisioner) dan dokumentasi.
a) Angket (Kuisioner)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Agung, 2012:63). Peneliti memperoleh data dengan
menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa aktif Program Studi Perpajakan
dan aktif organisasi FIA ( Himapajak dan Tax Center ) sebagai responden.
b) Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditunjukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang
digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat,
catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya (Agung, 2012:66).
70
Dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini adalah data jumlah
mahasiswa Program Studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi tahun 2014-
2016, profil berdirinya Program Studi Perpajakan dan visi misi Program Studi
Perpajakan. Adapun informasi tersebut diperoleh dari pihak akademik dan
pihak jurusan.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas adalah tingkat ketepatan,
keteltian atau keakuratan sebuah instrumen (Agung,2012). Dengan menggunakan
instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan
hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Instrumen yang reliabel belum
tentu valid. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas
instrumen. Oleh karena itu walaupun instrumen yang valid umumnya pasti
reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan (Agung, 2012:48).
1. Uji Validitas
Validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data-ata yang ditampung
pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data dalah valid
(Agung, 2012:48). Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada
pernyataan-pernyataan pada kuisioner yang tidak valid sehingga harus
dilakukan penggantian.
71
Instrumen dianggap valid bila nilai koefisien korelasi (r) > 0,3 dan
signifikan lebih kecil atau sama dengan 0,05 (α ≤ 0,05). Begitu juga
sebaliknya, jika nilai koefisien korelasi lebih dari 0,05 (r > 0,05) maka
instrumen tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah
instrumen. Jadi reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara
konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur
pada waktu yang berlainan (Agung, 2012:51).
Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu
gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama,
jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama
(Nasution, 2007:77). Suatu instrumen dikatakan reliable apabila memiliki
koefisien reliabilitas lebih dari 0,6 (α > 0,6).
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010:206).
Tujuan dari analisis ini adalah membuat suatu deskripsi dari data yang
diperoleh, kemudian data tersebut diolah dan ditabulasikan ke dalam tabel
serta diinterprestasikan dalam bentuk angka dan persentase.
72
2. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi, variabel,
terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal. Uji normalitas ini
dilakukan dengan pengujian Kolmagorov-Smirnov Test terhadap setiap
variabel. Sebuah data dikatakan normal apabila memiliki nilai probabilitas
lebih dari 0,05 (> 0,05) (Ghozali, 2016).
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Suatu model regresi
dikatakan memenuhi syarat apabila tidak terjadi multikolinaeritas, artinya
tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk mengetahui ada
atau tidaknya multikolonieritas. Apabila nilai VIF kurang dari 10 (< 10) atau
nilai Tolerance lebih dari 0,1 (> 0,1) maka tidak terjadi multikolinearitas
diantara variabel bebas (Ghozali, 2016).
c) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi dikatakan baik apabila terjadi homokedastisitas, dengan kata
lain tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
73
3. Analisis Regresi Berganda
Jika parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel
dependen dengan lebih dari satu variabel ingin diestimasikan, maka analisis
yang digunakan adalah analisis regresi berganda (Ghozali,2016). Persamaan
dari analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y : Variabel terikat
X1, X2 : Variabel bebas
a : Konstanta
b1, b2 : Koefisien Regresi setiap variabel bebas
e : error yang ditolerir (5%)
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Sidik,
2009:189). Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu (0 < R <
1), dimana semakin tinggi nilai R2 suatu regresi yakni semakin mendekati 1,
maka kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel
terikat semakin tepat.
b. Uji Signifikansi Simultan (F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat.
74
Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh simultan menggunakan
ketentuan sebagai berikut:
a. Probabilitas > 0,05 atau Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
b. Probabilitas < 0,05 atau Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
c. Uji Parsial (t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah dalam model regresi
variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat.
Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh parsial menggunakan ketentuan
sebagai berikut:
a. Probabilitas > 0,05 atau thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
b. Probabilitas < 0,05 atau thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
75
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Fakultas Ilmu Administrasi
Sejarah Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) tidak dapat dipisahkan dari
sejarah Universitas Brawijaya (UB), karena berada di bawah naungannya.
Universitas Brawijaya yang berkedudukan di Kota Malang, Jawa Timur, didirikan
pada tanggal 5 Januari 1963 dengan Surat Keputusan Menteri PTPIP RI Nomor: 1
tahun 1963, kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor: 196 tahun 1963 tertanggal 23 September 1963. Sejarah
berdirinya FIA UB diawali dengan dibukanya Fakultas Administrasi Niaga (FAN)
yang didirikan pada tanggal 15 September 1960 merupakan embrio dari Fakultas
Ilmu Administrasi. Pimpinan FAN pada saat itu adalah Drs. Soejekti Djajadiatma
selaku Dekan dan Drs. Suparni Pamudji selaku Sekretaris. Keduanya dosen
Akademi Pemerintahan Dalam Negri (APDN) Malang. Seiring dengan berdirinya
FAN pada tanggal 11 Juli 1961 menjadi Universitas Brawijaya dengan 4 fakultas:
Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (FPHM)
Fakultas Ekonomi (FE)
Fakultas Administrasi Niaga (FAN)
Fakultas Pertanian (FP)
76
Saat itu pimpinan Fakultas diserahterimakan kepada Drs. Ruspana, dosen
tetap APDN Malang pada tahun 1961 karena Drs Soejekti melaksanakan tugas ke
Amerika Serikat. Pada tanggal 30 September 1962, Fakultas Administrasi Niaga
diubah namanya menjadi Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK),
untuk menyesuaikan diri dengan Undang-Undang Perguruan Tinggi Nomor 22
tahun 1961. Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas Brawijaya
mempunyai dua jurusan yaitu Jurusan Administrasi Negara (Public
Administration) dan Jurusan Administrasi Niaga (Business Administration).
Dengan Surat Keputusan Menteri PTIP RI Nomor 97 tahun 1963 dibuka Fakultas
Ketatanegaraan dan Ketataniagaan di Kediri terhitung sejak tanggal 15 Agustus
1963 sebagai cabang Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas
Brawijaya. Dalam perkembangan selanjutnya, cabang Kediri akhirnya dilebur dan
dipindahkan ke Malang.
Universitas Brawijaya makin berkembang terus, sementara saat itu situasi
semakin memburuk dan mencapai klimaksnya pada pemberontakan G.30 S/PKI.
Seluruh perguruan tinggi bergolak, termasuk Universitas Brawijaya hingga
aktivitas terhenti secara total pada tanggal 2 April 1966. Untuk mengatasi keadaan
itu, PU Pepelrada/Komandan Korem 083 dengan Surat Keputusan Nomor
021/IV/66 menetapkan pimpinan Universitas Brawijaya berupa sebuah Presidium,
di samping juga menetapkan Care Taker Dekan di fakultas-fakultas. Keputusan
ini kemudian disahkan oleh Deputi Menteri PTIP RI dengan Surat Keputusan
Nomor 4358 tahun 1966. Presidium mulai bekerja dan membuka kembali
Universitas Brawijaya pada tanggal 12 April 1966. Pimpinan di Fakultas
77
Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK) Universitas Brawijaya sebagai Care
Taker dijabat oleh Drs. David Jats, M.A. hingga tanggal 16 September 1966.
Setelah tanggal tersebut. Pimpinan Fakultas Ketatanegaraan dan
Ketataniagaan (FKK) Universitas Brawijaya dijabat dengan susunan sebagai
berikut Dekan, Drs. Soejekti Djajadiatma, M.S.P.A.; Pembantu Dekan I, Drs.
Zamhir Islamy; Pembantu Dekan II, Drs. Ganda Sufrihat; dan Pembantu Dekan
III, Drs. Niam Sovie. Tahun 1971 dalam usaha untuk menyesuaikan dengan
tuntutan keadaan, maka Senat Fakultas memandang perlu untuk mengadakan
reorganisasi pimpinan Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK)
Universitas Brawijaya dengan susunan sebagai berikut, Dekan, Drs. Soejekti
Djajadiatma, M.S.P.A.; Pembantu Dekan I, Drs. Taher Alhabsji; Pembantu Dekan
II, Drs. Zainal Arifin Achmady; dan Pembantu Dekan III, Drs. Timotius Hartono.
Tahun 1976 berdasarkan perkembangan yang ada, dibuka Spesialisasi
Administrasi Pemerintahan Daerah pada Jurusan Administrasi Negara dan
Spesialisasi Akuntansi/Accounting pada Jurusan Administrasi Niaga. Spesialisasi
Akuntansi akhirnya dibekukan karena adanya hambatan yuridis. Selanjutnya
tahun 1978-1982 yang menjadi pimpinan fakultas sebagai berikut: Dekan Drs.
Taher Alhabsji; Pembantu Dekan I Drs. Moch. Ichsan; Pembantu Dekan II Drs.
Abdul Rachman Soendjoto; Pembantu Dekan III Drs. M. Irfan Islamy dan
Pembantu Dekan IV Drs. Ismani HP.
Pada tahun 1979 dibuka Program Diploma III Kesekretariatan, untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga sekretaris yang terampil dan
professional. Sebagai Ketua Program adalah Drs. Niam Sovie. Dalam
78
perkembangan selanjutnya sebagai Ketua Program Studi adalah Drs. Saiful Bahri,
dan selanjutnya digantikan oleh Drs. AFX. Marsudi, berikutnya digantikan oleh
Drs. Achmad Sapari dan tahun 1999 ditetapkan Dra. Fransisca Yningwati M.Si,
selaku Ketua Program Studi pada tahun 2003 Ketua Program dijabat oleh Drs
Rustam Hidayat dan pada tahun 2007 Drs. Rustam Hidayat, M.Si menjabat selaku
Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis, Karena itu sebagai PLH dan selanjutnya
sebagai Ketua Program DIII Kesekretariatan dijabat oleh Dra. Zahroh, M.Si.
Pada tahun 1982-1985 terjadi pergantian pimpinan fakultas Dekan
dijabat oleh Drs. Taher Alhabsji, Pembantu Dekan I, Drs, Chalim Chalil Jusuf,
Peembantu Dekan II, Drs. Abdul Rachman Soendjoto, dan Pembantu Dekan III
Drs. Umar Nimran, M.A. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 27
tahun 1982 tentang Penataan Fakultas pada Universitas/Institut Negeri dan
keputusan Presiden RI Nomor 59 tahun 1982 tentang susunan Organisasi
Universitas Brawijaya, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK) diubah
menjadi Fakultas Ilmi Administrasi (FIA). Perubahan nama Fakultas tersebut
sesuai dengan saran pada Simposium Ilmu Administrasi yang diselenggarakan
oleh Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas Brawijaya pada
tahun 1974 dan saran hasil rapat Konsorsium Ilmu-ilmu Sosial pada bulan
Pebruari 1982 di Jakarta, dalam rangka lebih menggambarkan disiplin ilmu yang
diemban dan untuk lebih memantapkan perkembangannya.
Pada tahun 1985-1988 susunan pimpinan fakultas yang berlaku juga
untuk periode 1988-1991 sebagai berikut: Dekan II Drs. Aspan Munadi; dan
Pembantu Dekan III Drs. M.Djudi Mukzam. Selanjutnya pada periode 1992-1995
79
dan periode tahun 1995-1998, Dekan dijabat oleh Prof. Dr. Moch. Ichsan;
Pembantu Dekan I Drs. Lukman Syamsuddin, M.A.; Pembantu Dekan II Drs.
Heru Ribawanto, M.S., dan Pembantu Dekan II Drs. Heru Ribawanto, M.S, dan
Pembantu Dekan III Drs. Tjahjanulin Domai, M.S.
Pada tahun 1995 dibuka Program Magister Ilmu Administrasi yang
berada dalam naungan Program Pascasarjana Universitas Brawijaya dengan Ketua
Program Studi Prof Dr Moch. Ichsan. Tuntutan masyarakat yang begitu gencar
akan arti penting pendidikan Magister Ilmu Administrasi yang lebih spesifik
mengakibatkan Program Magister Administrasi dikembangkan menjadi Program
Magister Administrasi Negara dan Niaga. Dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Pada tahun 1995 usulan untuk membuka program Magister Administrasi Niaga
disetujui oleh Ditjen Dikti Depdikbud Prof. Dr. Bambang Swasto Sunuharyo, M.E
menjabat Ketua Program Magister untuk masa jabatan 1996-2000. Periode tahun
2000-2005 ketua program studi dijabat Oleh Prof. Drs. Achmad Fauzi Dh., M.A
dan sejak tahun 2009 hingga sekarang Ketua Program Studi Administrasi Niaga
dijabat oleh Dr. Kertahadi, M.Com.
Beberapa bulan kemudian setelah Program Magister Ilmu Administrasi
Niaga dibuka keluarlah SK Dirjen Dikti Depdikbud tentang ijin penyelenggaraan
Program Magister Administrasi Negara. Sebagai Ketua Program diangkat Drs.
Solichin Abdul Wahab, MA, Ph.D untuk periode 1997-2000. Kemudian berturut-
turut dijabat oleh Prof. Drs. Ismani HP, MA. Dari tahun 2000-2005, Prof. Dr. R.
Riyadi Soeprapto, MS, dari tahun 2005-2006 dan Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA,
Ph.D, dari tahun 2006 sampai sekarang.
80
Gambar 4.
Wilayah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Sumber : Web Fakultas Ilmu Administrasi
2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Visi Fakultas Ilmu Administrasi adalah menjadi lembaga pendidikan
ilmu administrasi yang bermutu dan diakui oleh masyarakat luas di dalam dan di
luar negeri .
81
Misi Fakultas Ilmu Administrasi adalah:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Menciptakan etos ilmu administrasi di tengah masyarakat dan memperkuat
posisi alumni di tengah pasar kerja.
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen dan pengelolaan
fakultas.
3. Tujuan Fakultas Imu Administrasi
Tujuan yang ingin dicapai Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya:
1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang bermutu dan profesional
di bidang ilmu administrasi
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan riset yang berkualitas
3. Membangun dan memberdayakan masyarakat melalui pengabdian
masyarakat
4. Berkiprah dalam pengembangan ilmu administrasi di level nasional dan
internasional.
82
4. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Admnistrasi Brawijaya
5. Program Sarjana Ilmu Administrasi (S1)
1. Jurusan Administrasi Bisnis/Niaga
a. Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
i. Minat Manajemen Sistem Informasi
ii. Minat Manajemen Sumber Daya Manusia
iii. Minat Manajemen Keuangan
iv. Minat Manajemen Pemasaran
v. Minat Bisnis Internasional
b. Program Studi Perpajakan
c. Program Studi Pariwisata
83
2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara / Publik
a. Program Studi Ilmu Administrasi Publik
i. Minat Perencanaan Pembangunan
ii. Minat Ilmu Administrasi Pemerintahan
b. Program Studi Ilmu Perpustakaan
c. Program Studi Administrasi Pendidikan
B. Karakteristik Responden
Peneliti ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 89
responden yang aktif dalam organisasi yang berada di Fakultas Ilmu Administrasi
( Himapajak , LAK , dan Tax Center. Kemudian akan dilakukan diskripsi dengan
hasil penelitian dari responden berdasarkan usia, jenis kelamin, angkatan,
organisasi yang diikuti dan Indeks Prestasi .
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambaran umum karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6.
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
1. Laki – laki 37 41,6
2. Perempuan 52 58,4
Jumlah 89 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
84
Tabel 6 di atas memberikan informasi bahwa mayoritas responden laki –
laki dengan jumlah 37 orang dengan persentase sebesar 41,6%. Sedangkan
sisanya pada perempuan dengan jumlah 52 orang dan persentase 58,4%.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Gambaran umum karakteristik responden berdasarkan usia responden,
dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7.
Data Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Persentase %
1. < 18 Tahun 2 2,2
2. > 18 Tahun 86 97,8
Jumlah 89 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan pada Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa dari 89
responden, mayoritas memiliki usia antara > 18 tahun dengan persentase sebesar
97,8%. Menenjukkan bahwa pada usia tersebut termasuk pada rentang umur
produktif untuk beraktivitas dalam organisasi. Persentase terkecil ditunjukkkan
dengan rentang usia < 18 tahun dengan persentase sebesar 2,2%, karena pada usia
tersebut termasuk orang-orang yang baru masuk kuliah dan baru memulai
berorganisasi .
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan
Gambaran umum karakteristik responden berdasarkan angkatan,
responden dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini:
85
Tabel 8.
Data Responden Berdasarkan Angkatan
No Angkatan Jumlah Persentase %
1. 2014 25 28,1
2. 2015 31 34,8
3. 2016 33 37,1
Jumlah 89 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel 8 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
yang mendominasi menjalankan aktivitas organisasi ini adalah angkatan 2016
yang berjenis kelamin perempuan yaitu dengan persentase sebesar 37,1%
sedangkan angkatan 2015 sebesar 34,8% dan sisanya angkatan 2014 sebesar 28,1
%.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Organisasi yang diikuti
Gambaran umum karakteristik responden berdasarkan organisasi yang
diikuti responden, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9.
Data Responden Berdasarkan organisasi diikuti
No Masa Kerja Frekuensi Persentase %
1. Lak 0 0,00
2. Himapajak 44 49,4
3. Tax Center 45 50,6
Jumlah 89 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
86
Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat diketahui dari 89 responden, mayoritas
45 orang aktif di organisasi Tax Center dengan persentase 50,6%. Dikarenakan
organisasi ini langsung turun ke lapangan dalam praktek perpajakannya . Terdapat
pula responden yang mengikuti organisasi Himpunan mahasiswa perpajakan
sebanyak 44 orang dengan presentase 50,6 %.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif
Gambaran umum karakteristik responden berdasarkan Indeks Prestasi
Kumulatif responden, dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini:
Tabel 10.
Data Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase %
1. < 3,00 1 1,1
2. 3,00 – 3,50 59 66,3
3. > 3,50 29 32,6
Jumlah 89 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat diketahui dari 89 responden, mayoritas
memiliki Indeks Prestasi (IP) < 3,00 sebanyak 1 orang dengan persentase 1,1%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa malas dalam belajar dan mengerjakan tugas.
Sebagian besar responden lainya memiliki IP 3,00 – 3,50 sebanyak 59 orang
dengan presntase 66,3%. Dikarenakan kesibukan dengan dengan organisasi
membuat para responden tidak lupa untuk belajar dan menghasilkan Indeks
Prestasi yang baik. Dan responden yang menjalankan aktivitas organisasi dapat
87
membagi waktu belajar lalu menghasilkan Indeks Prestasi > 3,50 sebanyak 29
orang dengan presentase sebesar 32,6%.
6. Distribusi Frekuensi dan Deskripsi Hasil Jawaban Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan, maka didapatkan
jawaban atau tanggapan responden terhadap kuesioner. Dalam pengumpulan data
dalam penelitian ini, digunakan skala likert dengan skor 1 sampai 5 yang dinilai
dari jawaban setiap responden. Selanjutnya dilakukan pencarian nilai kategori dari
masing-masing variabel dari responden yang dilakukan dengan rumus :
Jarak Interval (i) =
(i) =
(i) = 0,8
Dari jarak interval kelas tersebut, akan diketahui batasan nilai masing-
masing kelas sebagai berikut :
Tabel 11.
Katogari Rata-rata Variabel
Interval Keterangan
1,00 – 1,80 Sangat Tidak Setuju
1,81 – 2,60 Tidak Setuju
2,61 – 3,40 Natral
3,41 – 4,20 Setuju
4,21 – 5,00 Sangat Setuju
Sumber : Noermijati (2010)
88
7. Distribusi Frekuensi dan Deskripsi Variabel Keaktifan mahasiswa
dalam organisasi ( X1 )
Hasil jawaban responden variabel X1 pada kuesioner diperolah hasil
tanggapan responden yang ditampilkan pada tabel 12 sebagai berikut:
Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Variabel Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi (X1)
Item
Jawaban Responden
Total
Rat
a-
rata
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
F % F % F % F % F % F %
X.1.1 1 1,12 2 2,24 33 33,1 38 42,6 15 16,8 89 100 3,71
X.1.2 1 1,12 1 1,12 34 38,2 43 48,3 10 11,2 89 100 3,61
X.1.3 1 33,0 - - 19 21,3 46 51,7 23 25,8 89 100 4,01
X.1.4 4 4,49 3 3,37 24 26,9 37 41,5 21 23,5 89 100 3,76
X.1.5 1 1,12 4 4,49 32 35,9 37 41,5 15 16,8 89 100 3,68
Rata-Rata Skor Variabel Keaktifan mahasiswa dalam organisasi (X1) 3,80
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
X.1.1 Kedisiplinan saat organisasi .
X.1.2 Aktivitas keseharian di organisasi .
X.1.3 Tanggung jawab memperoleh amanah ( kewajiban )
X.1.4 Pengerak antar tim dalam organisasi
X.1.5 Keterlibatan di Organisasi
89
Secara keseluruhan item-item pernyataan dalam variabel keaktifan
mahasiswa dalam organisasi (X1) yang terdapat pada Tabel 12 rata-rata jawaban
responden adalah 3,80. Berdasarkan nilai kelas interval, maka rata-rata item
variabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi (X1) yang sebesar 3,80 tersebut
dapat dikategorikan ke dalam kategori setuju. Dengan demikian, dapat dinyatakan
bahwa mayoritas responden setuju bahwa variabel keaktifan mahasiswa dalam
organisasi telah berhasil dengan baik dalam hal yang menyangkut organisasi
mahasiswa. Namun, terdapat skor item yang berada di bawah 3,80 yaitu item
X.1.1, X.1.2, X.1.4, X.1.5 yang berada pada indikator kedisiplinan saat orgnisasi,
aktifitas keseharin diorganisasi, pengerak antar teman dalam organisasi dan
keterlibatan dalam organisasi dalam variabel keaktifan mahasiswa dalam
organisasi (X1). Hal ini menjelaskan bahwa c tidak semua diterapkan oleh para
mahasiswa Progam Studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang. Responden menilai untuk menerapkan semua indikator
kedisiplinan saat orgnisasi, aktifitas keseharin diorganisasi, pengerak antar teman
dalam organisasi dan keterlibatan dalam organisasi responden merasa kesulitan.
8. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ( X2 )
Hasil jawaban responden variabel X2 pada kuesioner diperolah hasil
tanggapan responden yang ditampilkan pada tabel 13 sebagai berikut:
90
Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ( X2 )
Item
Jawaban Responden
Total
Rat
a-
rata
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
F % F % F % F % F % F %
X.1.1 1 1,12 9 10,1 37 41,6 32 35,9 10 11,2 80 100 3,50
X.1.2 1 1,12 2 2,24 22 24,7 43 48,3 21 23,6 80 100 3,90
X.1.3 1 1,12 - - 13 14,6 49 55,0 26 29,2 80 100 4,10
X.1.4 1 1,12 1 1,12 14 15,7 49 55,0 24 26,9 80 100 4,00
X.1.5 - - 3 3,37 21 23,6 44 49,4 21 23,6 80 100 3,90
X.1.6 1 1,12 2 2,24 12 46,25 56 62,9 18 20,2 80 100 3,90
Rata-Rata Skor Variabel Motivasi Belajar (X2) 3,91
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
X2.1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
X2.2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
X2.3 Adanya harapan dan cita- cita masa depan.
X2.4 Adanya Penghargaan dalam belajar.
X2.5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
X2.6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Secara keseluruhan item-item pernyataan dalam variabel Motivasi Belajar
(X2) yang terdapat pada Tabel 13 rata-rata jawaban responden adalah 3,91.
Berdasarkan nilai kelas interval, maka rata-rata item Motivasi Belajar (X2) sebesar
91
3,91 tersebut dapat dikategorikan ke dalam kategori setuju. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa mayoritas responden setuju bahwa Motivasi Belajar di
kalangan mahasiswa Prodi Perpajakan Universitas Brawijaya telah berhasil
dengan baik. Namun, terdapat beberapa item yang memiliki rata-rata dibawah
3,91 yaitu item X.2.1, X.2.2, X.2.5, X.2.6 yang termasuk dalam indikator adanya
hasrat keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar dan adanya lingkungan yang kondusif .
Dalam hal ini, para responden masih belum dapat melakukan indikator adanya
hasrat keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar dan adanya lingkungan yang kondusif dalam
variabel motivasi belajar (X2).
9. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar (Y)
Hasil jawaban responden variabel Y pada kuesioner diperolah hasil
tanggapan responden yang ditampilkan pada tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar (Y)
Item
Jawaban Responden
Total
Rat
a-
rata
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral
Setuju
Sangat
Setuju
F % F % F % F % F % F %
Y.1.1 1 1,12 4 3,75 35 39,3 38 42,6 10 11,2 89 100 3,55
Y.1.2 2 2,24 7 7,86 39 43,8 35 39,3 6 6,74 89 100 3,40
92
Y.1.3 2 2,24 5 5,61 38 42,6 33 37,0 11 12,3 89 100 3,50
Y.1.4 1 1,12 - - 24 26,9 44 49,4 20 22,4 89 100 3,90
Y.1.5 1 1,12 - - 28 31,4 38 42,6 22 24,7 89 100 3,90
Y.1.6 - - 1 1,25 18 20,2 46 51,6 24 26,9 89 100 4,00
Y.1.7 1 1,12 9 10,1 39 43,8 30 33,7 10 11,2 89 100 3,43
Y.1.8 1 1,12 3 3,37 32 35,9 44 49,4 9 10,1 89 100 3,60
Y.1.9 - - 5 5,61 50 56,1 25 28,0 9 10,1 89 100 3,40
Y.10 1 1,12 2 2,24 25 28,0 47 52,8 13 14,6 89 100 3,74
Y.11 2 2,24 8 8,98 44 49,4 24 26,9 11 12,3 89 100 3,40
Y.12 1 1,12 7 7,86 28 31,4 40 44,9 13 14,6 89 100 3,64
Y.13 2 2,24 6 6,74 29 32,5 39 43,8 13 14,6 89 100 3,60
Rata-Rata Skor Variabel Prestasi Belajar (Y) 3,63
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Y1.1 Ranah Kognitif atau Cipta ( Pengamatan )
Y1.2 Ranah Kognitif atau Cipta ( Ingatan )
Y1.3 Ranah Kognitif atau Cipta ( Pemahaman )
Y1.4 Ranah Kognitif atau Cipta ( Penerapan )
Y1.5 Ranah Kognitif atau Cipta ( Analisis )
Y1.6 Ranah Kognitif atau Cipta ( Sintesis )
Y1.7 Ranah Rasa atau Afektif ( Penerimaan )
Y1.8 Ranah Rasa atau Afektif ( Sambutan )
Y1.9 Ranah Rasa atau Afektif ( Apresiasi )
Y.10 Ranah Rasa atau Afektif ( Internalisasi )
Y.11 Ranah Rasa atau Afektif ( Karakterisasi )
93
Y.12 Ranah Karsa atau Psikomotor ( Keterampilan bergerak dan bertindak )
Y.13 Ranah Karsa atau Psikomotor ( Kecakapan eskpresi verbal dan non verbal )
Secara keseluruhan item-item pernyataan dalam variabel kinerja
perusahaan (Y) yang terdapat pada Tabel 14, rata-rata jawaban responden adalah
3,63. Berdasarkan nilai kelas interval, maka rata-rata item Prestasi Belajar (Y)
sebesar 3,63 tersebut dapat dikategorikan ke dalam kategori setuju. Dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa mayoritas responden setuju bahwa Prestasi
Belajar mahasiswa Program Studi Perpajakan telah dilakukan dengan baik.
Namun masih terdapat beberapa item yang memiliki skor dibawah 3,63 yaitu
Y.1.1, Y.1.2, Y.1.3, Y.1.7, Y.1.8, Y.1.9, Y.1.11 dan Y1.13 yang termasuk dalam
indikator pengamatan, ingatan, pemahaman, penerimaan, sambutan, karateristik
dan kecakapan ekpresi verbal dan non verbal.
Tabel 17 di atas merupakan interprestasi dari variabel Minat (Y), dimana variabel
minat memiliki 3 butir pertanyaan yang diajukan kepada responden. Item
pertanyaan pertama dinyatakan dengan Y.1.1 yaitu “Saya memiliki kemampuan di
bidang perpajakan, sehingga saya berminat untuk menempuh karir sebagai
konsultan pajak”. Jawaban responden untuk pernyataan ini didominasi oleh
pilihan “sangat setuju” sebanyak 42 responden dengan persentase 51,22%,
kemudian sebanyak 33 responden menyatakan pilihan “setuju” dengan persentase
40,24%, sebanyak 4 responden menyatakan pilihan “ragu-ragu” dengan
persentase 4,88%, sebanyak 3 responden menyatakan “tidak setuju” dengan
persentase 3,66% dan tidak ada responden yang menyatakan “sangat tidak setuju”
pada item pernyataan pertama ini. Rata-rata dari item Y.1.1 adalah 4,39, hal ini
menunjukkan responden sangat setuju bahwa dengan memiliki kemampuan di
bidang perpajakan, akan lebih meningkatkan minat untuk berkarir sebagai
konsultan pajak.
Item pertanyaan kedua dinyatakan dengan Y.1.2 yaitu “Merupakan cita-cita
saya untuk berkarir secara professional di bidang pajak”. Jawaban responden
untuk pernyataan kedua ini didominasi oleh pilihan “setuju” sebanyak 40
responden dengan persentase 48,78%, kemudian sebanyak 30 responden
menyatakan pilihan “sangat setuju” dengan persentase 36,59%, sebanyak 11
responden menyatakan pilihan “ragu-ragu” dengan persentase 13,41%, sebanyak
1 responden menyatakan “tidak setuju” dengan persentase 1,22% dan tidak ada
94
responden yang menyatakan “sangat tidak setuju” pada item pernyataan kedua ini.
Rata-rata dari item Y.1.2 adalah 4,21, hal ini menunjukkan bahwa berkarir sebagai
konsultan pajak merupakan cita-cita responden untuk dapat berkarir secara
professional di bidang pajak.
Item pertanyaan ketiga dinyatakan dengan Y.2.1 yaitu “Saya akan mengikuti
kegiatan seminar perpajakan, sosialisasi perpajakan dan pelatihan perpajakan
untuk menambah wawasan pengetahuan perpajakan”. Jawaban responden untuk
pernyataan kedua ini didominasi oleh pilihan “setuju” sebanyak 38 responden
dengan persentase 46,34%, kemudian sebanyak 23 responden menyatakan pilihan
“sangat setuju” dengan persentase 28,05%, sebanyak 18 responden menyatakan
pilihan “ragu-ragu” dengan persentase 21,95%, sebanyak 3 responden
menyatakan “tidak setuju” dengan persentase 3,66% dan tidak ada responden
yang menyatakan “sangat tidak setuju” pada item pernyataan ketiga ini. Rata-rata
dari item Y.2.1 adalah 43,99, hal ini menunjukkan responden setuju bahwa dengan
mengikuti kegiatan seminar perpajakan, sosialisasi perpajakan dan pelatihan
perpajakan akan menambah wawasan pengetahuan perpajakan.
C. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Validitas
Uji Validitas biasanya untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner akan dikatakan valid adalah jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang hendak diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2016). Uji validitas dilakukan dengan dua cara, pertama
membandingkan R hitung dengan R tabel. Atau dengan melihat nilai signifikansi hasil
korelasi < alpha (0,06). Adapun hasil uji validitas untuk masing-masing item
variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.
95
Tabel 15
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Signifikansi Keterangan
Keaktifan
Mahasiswa
dalam
Organisasi (X1)
X.1.1 0,632 0,2084 0,000 Valid
X.1.2 0,622 0,2084 0,000 Valid
X.1.3 0,745 0,2084 0,000 Valid
X.1.4 0,512 0,2084 0,000 Valid
X.1.5 0,763 0,2084 0,000 Valid
Motivasi Belajar
(X2)
X.2.1 0,624 0,2084 0,000 Valid
X.2.2 0,639 0,2084 0,000 Valid
X.2.3 0,696 0,2084 0,000 Valid
X.2.4 0,730 0,2084 0,000 Valid
X.2.5 0,530 0,2084 0,000 Valid
X.2.6 0,726 0,2084 0,000 Valid
Prestasi Belajar
(Y)
Y.1.1 0,636 0,2084 0,000 Valid
Y.1.2 0,565 0,2084 0,000 Valid
Y.1.3 0,588 0,2084 0,000 Valid
Y.1.4 0,661 0,2084 0,000 Valid
Y.1.5 0,614 0,2084 0,000 Valid
Y.1.6 0,546 0,2084 0,000 Valid
Y.1.7 0,589 0,2084 0,000 Valid
Y.1.8 0,625 0,2084 0,000 Valid
Y.1.9 0,577 0,2084 0,000 Valid
96
Y.10 0,618 0,2084 0,000 Valid
Y.11 0,650 0,2084 0,000 Valid
Y.12 0,681 0,2084 0,000 Valid
Y.13 0,650 0,2084 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel 15 dapat kita disimpulkan bahwa pertanyaan dalam
kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Instrumen dikatakan valid apabila nilai > dan taraf nilai
signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0,05 (Ghozali,2016). Menurut
banyaknya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 89
responden, maka dalam penelitian ini adalah sebesar 0,2084. Dapat
disimpulkan bahwa semua pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dikatakan
valid karena telah memenuhi asumsi nilai > (0,2084) dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
2. Hasil Uji Realibilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner.
Kuesioner tersebut dikatakan reliabel ketika jawaban sesorang terhadap
pernyataan konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Item dikat akan reliabel
ketika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar (>) dari 0,70 (Ghozali, 2016).
Adapun hasil uji validitas untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:
97
Tabel 16.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha Cronbach Keterangan
Keaktifan Mahasiswa
dakam Organisasi (X1)
0,669 Reliabel
Motivasi Belajar (X2) 0,738 Reliabel
Prestasi Belajar (Y) 0,865 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini
memiliki nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar sama atau sama dengan 0,6
sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini bersifat
reliabel. Dapat disimpulkan bahwa jawaban yang diberikan oleh responden
konsisten dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti.
D. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena uji t dan uji
F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali,
2016). Hasil pengujian disajikan pada Tabel 17 berikut:
98
Tabel 17.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 89
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 4,95307581
Absolute ,067
Most Extreme Differences Positive ,063
Negative -,067
Kolmogorov-Smirnov Z ,629
Asymp. Sig. (2-tailed) ,823
a. Test distribution is normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan data tabel 17 dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas data
dengan metode pengujian one-sample klmogorov-smirnov test mendapatkan nilai
Sig sebesar 0,823 yang mana nilai tersebut lebih besar dari α = 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini berdistribusi
normal dan layak untuk digunakan.
2. Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas adalah suatu analisis guna menguji atau mengetahui apakah
hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya memiliki kecenderungan
mengikuti garis lurus atau tidak. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka
99
hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah linear (Priyatno, 2014). Hasil
uji lineritas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 18 berikut:
Tabel 18.
Hasil Uji Linieritas
Variabel Signifikansi Keterangan
Keaktifan mahasiswa dalam
Organisasi (X1) terhadap Prestasi
Belajar (Y)
0,000 Linier
Motivasi Belajar (X2) terhadap
Prestasi Belajar(Y)
0,000 Linier
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan pada Tabel 18 dapat diketahui bahwa antara variabel bebas
(independent) terhadap variabel terikat (dependent) menunjukkan bahwa semua
model memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga dengan demikian
dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan terikat cenderung
berbentuk garis lurus (linear) atau dengan kata lain asumsi linearitas terpenuhi.
3. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen (Ghozali, 2016). Uji
multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya
hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel
bebas (independen) yang lainnya. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 19 berikut:
100
Tabel 19
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistic
Tolerance VIF
Strategi Bersaing 0,786 1,272
Motivasi Belajar 0,786 1,272
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan hasil uji melalui VIF pada uotput SPSS tabel coefficients,
masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 (1,272 < 10)
dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 (0,786 > 0.1). maka dapat dinyatakan
bahwa hasil tersebut, semua variabel independen dalam model bebas dari
multikolinearitas.
4. Hasil Uji Heteroskedasitas
Menurut Imam Ghozali (2016) Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
pengamatan satu ke residual pengamatan yang lain. Hasil uji Heteroskedastisitas
dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4 berikut:
101
Gambar 4
Hasil Uji Heteroskedasitas
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Hasil analisis pada gambar 4 menunjukkan bahwa, titik-titik diagram
scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat
dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini mempunyai ragam homogen
dan tidak terjadi heteroskedastisitas
E. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda pada penelitian ini digunakan untuk
mengukur besaran pengaruh variabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi (X1)
dan motivasi belajar (X2) terhadap variabel dependen yaitu prestasi belajar (Y).
Hasil perhitungan uji regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 20 berikut
ini:
102
Tabel 20.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel
Standardized
Coefficients
Beta
thitung
Signifikansi
Constant 10,472 2290 0,024
Lingkungan Kerja (X1) 0,226 2475 0,015
Stres Kerja (X2) 0,526 5771 0,000
Alpha 0,05
R Square 0,438
Adjusted R Square 0,425
T-tabel 1.98793
F-hitung 33,474
F-tabel 3,10
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan pada tabel 20 dapat dijabarkan model persamaan regresi sebagai
berikut:
Y= 0,226 X1 0,526 X2
Interpretasi dari persamaan regresi tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut:
103
1. Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Terhadap Prestasi
Belajar
Nilai koefisien 1= 0,266 dari keaktifan mahasiswa dalam organisasi (X1)
bersifat positif dan memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
(Y). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai (X1) sebesar 0,266 dan nilai
signifikan lebih kecil dari pada 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat
diartikan bahwa semakin meningkat kondisi keaktifan mahasiswa dalam
organisasi (X1), maka dapat meningkatkan prestasi belajar (Y).
2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Nilai koefisien 2 = -0,526 nilai koefisien dari Motivasi Belajar (X2)
bersifat positif danan memiliki pengaruh signifikan terhadap Prestasi
Belajar (Y). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai (X2) sebesar 0,526 dan
nilai signifikan lebih kecil dari pada 0,05. Berdasarkan data tersebut dapat
diartikan bahwa semakin meningkatnya motivasi belajar (X2), maka dapat
menaikan prestasi belajar (Y).
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
keaktifan mahasiswa dalam organisasi (X1) meningkat hal tersebut akan diikuti
oleh peningkatan prestasi belajar (Y), sedangkan pada variabel motivasi belajar
(X2) memiliki nilai positif yang berarti apabila motivasi belajar mengalami
peningkatan maka dipersepsikan dapat menyebabkan peningkatan pada prestasi
belajar (Y).
F. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Hasil koefisien determinasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Adjusted
R Square seperti pada tabel berikut:
104
Tabel 21
Hasil Adjusted R Square
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan hasil data Adjusted R Square pada table 21, dapat diketahui
bahwa di dalam penelitian ini nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,425 atau
42,5%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel keaktifan mahasiswa dalam
organisasi dan motivasi belajar, mampu menjelaskan variasi dari tinggi-rendahnya
prestasi belajar mahasiswa Program Studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang sebesar 42,5%. Sisanya 57,5% ditentukan oleh
variabel-variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini .
G. Hasil Uji Hipotesis
1. Hipotesis Hubungan Antara Keaktifan mahasiswa dalam Organisasi
dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji sejauh mana variabel
independen Keaktifan mahasiswa dalam organisasi (X1) dan Motivasi Belajar (X2)
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu prestasi belajar (Y). Dengan
kriteria uji F, ialah sebagai berikut:
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,662a ,438 ,425 5,01034
105
Jika Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansi F < α = 0,05 maka H0 ditolak dan
Ha diterima, yang artinya seluruh variable independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Jika Fhitung < Ftabel dan signifikansi F >α = 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak, yang artinya seluruh variable independen secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variable dependen.
Tabel 22.
Hasil Uji Model Regresi secara Simultan (Uji F)
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Signifikan
Regression 1680,605 2 840,303 33,474 0,000
Residual 2158,900 86 25,103
Total 3839,506 88
a. Predictors : (Constant), X1, X2
b. Dependen Variable : Y
Sumber: Data diolah, 2017
Pada table 22, diperoleh nilai Fhitung sebesar 33,474 dan Ftabel dengan rumus
degress of freedom, (df1 = 2, dan df2 = 86) adalah sebesar 3,10 dan nilai
signifikan F sebesar (0,000). Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung >
Ftabel yaitu (33,474 > 3.13) dan nilai signifikan F (0,000) < α = 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya keaktifan
mahasiswa dalam organisasi (X1) dan motivasi belajar (X2) berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar (Y).
106
2. Hipotesis Hubungan Antara Keaktifan Mahasiswa dalam Orgnisasi
dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar secara Parsial
Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk mengetahui sejauh mana
masing-masing variabel independen keaktifan mahasiswa dalam organisasi (X1)
dan motivasi kerja (X2) secara parsial dapat berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu prestasi belajar (Y). Dengan kriteria uji t ialah sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel dan nilai signifikansi t < α = 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
di terima, yang artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Jika thitung < ttabel dan signifikansi t > α = 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak, yang artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Tabel 23.
Hasil Uji Model Regresi secara Parsial (Uji t)
a. Variabel Keaktifan mahasiswa dalam organisasi (X1)
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan table 23, diperoleh nilai antara keaktifan mahasiswa dalam
organisasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) ialah thitung = 2,475 dan ttabel
Variabel independen
thitung
ttabel
Sig.
Keterangan
Keaktifan mahasiswa dalam
organisasi (X1)
2,475 1,987 0,015 Signifikan
Motivasi Belajar (X2) 5,771 1,987 0,000 Signifikan
107
dengan rumus degress of freedom, (n - k = 89-3 = 86) adalah sebesar 1,987
dan nilai signifikan t = 0,015. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa thitung
> ttabel yaitu (2,475 > 1,987) dengan nilai signifikan t (0,015 < 0,05). Maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya keaktifan
mahasiswa dalam organisasi (X1) secara parsial berpengaruh dan signifikan
terhadap prestasi belajar (Y). Dilihat dari persamaan regresi pada variable
keaktifan mahasiswa dalam organisasi, mempunyai koefisien regresi yang
positif, sehingga setiap peningkatan nilai variabel keaktifan mahasiswa dalam
organisasi dapat meningkatkan nilai pada prestasi belajar.
b. Variabel Motivasi Belajar (X2)
Berdasarkan tabel 23 diperoleh nilai antara motivasi belajar (X2) terhadap
prestasi belajar (Y) ialah thitung = 5,771 dan nilai ttabel dengan rumus degress of
freedom, (n - k = 89-3 = 86) adalah sebesar 1,987 dan nilai signifikan t =
0,000. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu (5,771>
1,987) dengan nilai signifikan t (0,000 < 0,05). Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya motivasi belajar (X2) secara
parsial berpengaruh dan signifikan terhadap prestasi belajar (Y). Dilihat dari
persamaan regresi variabel motivasi belajar mempunyai koefisien regresi
yang positif , sehingga setiap peningkatan nilai variabel motivasi belajar akan
dapat meningkatkan nilai pada prestasi belajar.
H. Pembahasan dan Implikasi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Program Studi Perpajakan
Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya Universitas Brawijaya Malang, dengan
108
tujuan untuk menganalisis pengaruh dari keaktifan mahasiswa dalam organisasi
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Menggunakan responden
berdasarkan angkatan 2014 sampai angkatan 2016 dengan jumlah responden 89
mahasiswa.
Pada analisis regresi linier berganda keaktifan mahasiswa dalam organisasi
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar, dan motivasi belajar berpengaruh
negatif terhadap prestasi belajar. Melalui pengujian secara simultan dan parsial
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari keaktifan mahasiswa dalam
organisasi dan motivasi belajar secara simultan dan parsial terhadap prestasi
belajar pada mahasiswa Program Studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang. Adapun pembahasannya ialah sebagai berikut:
1. Keaktifan mahasiswa dalam Organisasi terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil analisis statistik uji regresi linier berganda, diperoleh
nilai koefisien keaktifan mahasiswa dalam organisasi 1 = 0,226 berpengaruh
positif dan nilai koefisien motivasi belajar 2 = 0,526 berpengaruh positif terhadap
prestasi belajar. Pada nilai koefisien 2 menunjukkan bahwa variabel motivasi
belajar mempunyai pengaruh yang lebih dominan dalam memberikan peningkatan
pada prestasi belajar mahasiswa Program Studi Perpajakan Universitas Brawijaya
Malang. Motivasi Belajar yang dihadapi oleh mahasiswa dapat mempengaruhi
cita-cita masa depan, dorongan belajar, menambah tingkat konsentrasi dalam
belajar dan meningkatkan proses dalam mengerjakan tugas sehingga dapat
mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan.
109
Melalui hasil uji hipotesis uji F diketahui bahwa variabel Keaktifan
mahasiswa dalam organisasi dan motivasi belajar secara bersama-sama atau
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa
Program Studi Perpajakan Universitas Brawijaya Malang. Hal ini dinyatakan
melalui hasil uji hipotesis uji F yang memiliki hasil Fhitung > Ftabel (33,474 > 3,10)
dengan nilai signifikan F (0,000 < 0,05). Pengaruh positif dari motivasi belajar
yang dapat meningkatkan kinerja mahasiswa dalam belajar dan dapat diimbangi
dengan kondisi yang nyaman dan juga kondusif sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa. Motivasi belajar yang dirasakan oleh mahasiswa Program Studi
Perpajakan Universitas Brawijaya Malang.
Melalui hasil nilai uji koefisien determinasi, diperoleh nilai Adjusted R
Square sebesar 0,425 dengan persentase sebesar 42,5%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa di dalam penelitian ini, variabel keaktifan mahasiswa dalam
organisasi dan motivasi belajar mampu menjelaskan variasi dari tinggi-rendahnya
prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang 42,5%. Sisanya 57,5% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti di
dalam penelitian ini, contohnya seperti variabel budaya organisasi, kompensasi,
atau kepemimpinan.
Hasil penelitian ini hampir mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan
Suartini, Sukandar (2010) penelitian ini berjudul Pengaruh Organisasi
Kemahasiswaan terhadap Motivasi Belajar mahasiswa yang memiliki variabel
Keterlibatan mahasiswa pada organisasi kemahasiswaan sebagai variabel bebas
(X) dan Motivasi belajar mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
FPTKUPI sebagai variabel terikat (Y). Penelitian ini mengunakan metode
110
penelitian Metode deskriptif analitik korelatif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara keterlibatan mahasiswa
pada organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar mahasiswa Jurusan
Pendiikan Teknik Mesin FPTK UPI Bandung. Begitu pula dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Widyatmoko (2014) penelitian ini berjudul Pengaruh
Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta memiliki variabel
(x1) Keaktifan mahasiswa dalam organisasi (y) Prestasi belajar. Dengan metode
penelitian expost facto. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat
pengaruh positif signifikan keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap
Prestasi Belajar. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki Prestasi Belajar
yang lebih tinggi dari pada mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi. Terdapat
pengaruh positif signifikan keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap
prestasi belajar. Terdapat pengaruh signifikan keaktifan mahasiswa dalam
organisasi terhadap prestasi belajar. Sehingga dapat dinyatakan hasil penelitian ini
relevan dengan penelitian terdahulu.
2. Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dalam pengujian variabel
keaktifan mahasiswa dalam organisasi secara parsial memiliki hasil berpengaruh
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar pada mahasiswa Program Studi
Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Hal
tersebut dinyatakan melalui uji t yang menunjukkan hasil thitung > ttabel (2,475 >
1,987) dengan nilai signifikan t 0,015 < 0,05. Melalui hasil data tersebut dapat
diartikan bahwa semakin baik atau tinggi keaktifan mahasiswa dalam organisasi
111
di Fakultas Ilmu Administrasi maka dapat berpengaruh terhadap meningkatnya
prestasi belajar mahasiswa Program Studi Perpajakan Universitas Brawijaya
Malang. Sedangkan peningkatan motivasi belajar dari mahasiswa Program Studi
Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang akan dapat
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar mahasiswa Program Studi
Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang .
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Sartain (dalam Purwanto, 2007:
61) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam
suatu organisasi yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau
perangsang. Motivasi adalah daya dalam pribadi seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan sesuatu. Motivasi penting dalam belajar karena setiap individu
mempunyai kebutuhan (need) dan keinginan (want).
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada
variabelkeaktifan mahasiswa dalam organisasi, dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata yang tertinggi ialah terdapat pada item kuesioner X2.3 yaitu adanya harapan
dan cita-cita masa depan, yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,10. Hasil
tersebut mengindikasikan bahwa adanya harapan dan cita – cita masa depan
membuat mahasiswa lebih giat dalam belajar dan berjalan dengan harmonis. Hal
tersebut terjadi disebabkan oleh kesadaran para mahasiswa Program Studi
Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang dalam
menjalin komunikasi dan interaksi dengan baik di dalam organisasi, maupun di
saat belajar. Sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri di antara para
mahasiswa dan terciptanya suasana yang nyaman di dalam lingkungan organisasi
dan belajar. Melalui kesadaran akan pentingnya masa depan para mahasiswa
112
Program Studi Perpajakn Universitas Brawjaya Malang dapat menciptakan
potensi dalam meningkatkan motivasi belajar, karena merasa nyaman belajar dan
dapat berpengaruh positif terhadap prestasi mahasiswa dalam menghasilkan nilai
yang maksimal untuk memenuhi Indeks Prestasi yang memuaskan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiadi (2013),
mengenai pengaruh motivasi, lingkungan kerja terhadap prestasi belajar pada
Universitas Sebelasmaret. Dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa,
motivasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi
belajar Universitas Sebelasmaret. Begitu pula dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fauziyah (2015) Penelitian ini berjudul Hubungan Motivasi
Belajar Mahasiswa yang bekerja dan tidak ekerja terhadap prestasi Akademik
(IPK) dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini variabel Dependen
yaitu Prestasi Belajar dan Variabel Independen yaitu Motivasi Belajar. Jenis
Penelitian ini mengunakan Deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan
adanya pengaruh positif dan signifikan antara proses, motivasi belajar dengan
IPK. Sehingga dapat dikatakan hasil pada penelitian ini relevan dengan penelitian
sebelumnya.
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Keaktifan Mahasisa dalam Organisasi
dan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Perpajakan Universitas Brawijaya
Malang, maka dapat diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keaktifan mahasiswa dalam organisasi berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa Program Studi Perpajakan Universitas Brawijaya Malang. Maka
peningkatan pada Keaktifan mahasiswa dalam organisasi dapat
meningkatkanprestasi belajar mahasiswa.
2. Motivasi Belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Program
Studi Perpajakan Universitas Brawijaya Malang. Maka peningkatan
motivasi belajar pada tingkat yang stabil, dapat meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Keaktifan Mahasisa dalam Organisasi
dan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Perpajakan Universitas Brawijaya
Malang, maka saran-saran yang dapat disampaikan ialah sebagai berikut:
a. Bagi pihak Organisasi yanag ada di Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang diharapkan pihak – pihak yang bernaung
dalam organisasi dapat memperhatikan indikator-indikator pada di
penelitian ini yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan juga terendah,
untuk sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas dari
114
organisasi yang diperlukan oleh mahasiswa dan mengelola motivasi
belajar yang dirasakan oleh mahasiswa yang aktif di organisasi tersebut.
b. Pihak Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
diharapkan dapat meminimalisir hal-hal yang dapat mengganggu daya
konsentrasi paramahasiswa, agar mahasiswa dapat melaksnakan peoses
belajar dengan fokus dan hasil yang diperoleh sesuai dengan standar
yang ditetapkan atau Indeks Prestasi yang diinginkan.