PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN...

141
i PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: PUSPOWARDHANI NIM. 109082000103 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN...

i

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI SUSTAINABILITY REPORT

(Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2007-2011)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

PUSPOWARDHANI

NIM. 109082000103

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

ii

iii

iv

v

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Puspowardhani

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Januari 1992

3. Alamat : Jl. H.Syaip III No.52 Rt.003/01,

Kel.Gandaria Selatan, Kec. Cilandak,

Jakarta Selatan

4. Telepon : 08568094567

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD N Pesanggrahan 06 Petang Tahun 1997-2003

2. SMP N 177 Jakarta Tahun 2003-2006

3. SMA N 47 Jakarta Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Baruna Swimming School, 1998-1999.

2. Lembaga Pendidikan Indonesia-Amerika (LPIA), Basic Levels, 2005-

2006.

vii

3. Program Bimbingan Belajar BTA (Bimbingan Tes Alumni) 8, 2008-

2009.

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Bendahara Teater Citra SMA N 47 Jakarta, periode 2007-2008.

2. Anggota BIUS (Bina Usaha) BEM Jurusan Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah, periode 2009-2010.

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi

Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.

2. Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi” dalam acara

Insurance Goes to Campus, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Mei

2010.

3. Workshop Komputer Akuntansi dengan menggunakan Zahir Accounting

Edisi Standar 5.1 oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAS)

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 17 Maret 2012.

VI. KEPANITIAAN

1. Program Pengenalan Studi Almamater (ProPeSA) oleh BEMJ

Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah, 17-18 Agustus 2009.

VII. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Harsenotomo Poespowardoyo

viii

2. Tempat, Tanggal Lahir : Palopo, 27 Februari 1942

3. Ibu : Sunarsih

4. Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 23 Agustus 1946

5. Alamat : Jl. H. Syaip III No.52 Rt.003/01,

Kel.Gandaria Selatan, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan

6. Anak Ke-, dari : 7 dari 7 bersaudara

ix

ABSTRACT

The Effects of Firm Characteristics and Corporate Governance on

Publication of Sustainability Report

The aim of this research is to examine the effects of profitability, liquidity,

leverage, industry type, activity, firm size, the number of audit committee

meetings, the number of board meetings, and governance committee to the

publication of sustainability report (SR).

The study uses secondary data on companies listed in Indonesia Stock

Exchange (IDX) in the year 2007-2011. The selection of this sample uses

purposive sampling method. Based on purposive sampling method, the samples of

firms that publish sustainability report (SR) are 20 companies, while the number

of companies that do not publish sustainability report (SR) are 22 companies. The

analysis tool to test the hypothesis is the logistic regression analysis by using

SPSS 17.0.

Result of this research indicates that profitability (return on assets), activity,

firm size, and the number of audit committee meetings have significant influences

on publication of SR. Meanwhile, profitability (net profit margin), liquidity,

leverage, industry type, the number of board meetings, and governance committee

have no significant influences on SR publications.

Keywords: Sustainability Report, Profitability, Liquidity, Leverage, Industry

Type, Activity, Firm Size, Meeting Audit Committee, Meeting Board

of Directors, Governance Committee.

x

ABSTRAK

Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap

Publikasi Sustainability Report

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas,

leverage, tipe industri, aktivitas, ukuran perusahaan, jumlah rapat komite audit,

jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee terhadap publikasi

sustainability report (SR).

Penelitian ini menggunakan data sekunder pada perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2011. Pemilihan sampel

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan metode

purposive sampling, jumlah sampel perusahaan yang mempublikasikan

sustainability report (SR) adalah 20 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan

yang tidak mempublikasikan sustainability report (SR) adalah 22 perusahaan.

Alat analisis untuk menguji hiptesis yaitu analisis regresi logistik dengan

menggunakan program SPSS 17.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas (return on assets), aktivitas,

ukuran perusahaan, dan jumlah rapat komite audit berpengaruh signifikan

terhadap publikasi SR. Sedangkan profitabilitas (net profit margin), likuiditas,

leverage, tipe industri, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee

tidak berpengaruh signifikan terhadap publikasi SR.

Kata kunci: Sustainability Report, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Tipe

Industri, Aktivitas, Ukuran Perusahaan, Jumlah Rapat Komite

Audit, Jumlah Rapat Dewan Direksi, Governance Committee.

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

AssalamualaikumWr. Wb.

Alhamdullilahirobbil’alamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga

penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

dan kemudahanNya, serta Rasulullah SAW yang telah menjadi inspirasi bagi

penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan

Corporate Governance terhadap Publikasi Sustainability Report” ini dapat selesai

dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak memberikan dukungan,

bimbingan, bantuan, dan doanya yang tulus sehingga penelitian ini dapat

diselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Orangtua tercinta yaitu Harsenotomo dan Sunarsih yang selalu menncurahkan

kasih sayang melalui doa, dukungan dan nasihat kepada penulis.

2. Kakak-kakakku Rini, Soni, Koko, Kiki, Jun, dan Desi yang selalu mendoakan

dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

xii

4. Ibu Dr. Rini, SE.,Ak.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan SE.,Ak.,MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atasi lmu yang telah

Bapak berikan selama ini.

7. Ibu SoliyahWulandari SE., M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan

memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang

Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya siding

skripsi.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan UIN Syarif

Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

9. Sahabat seperjuanganku “HAPPY” Annisa Ayu Fitria, Silvia Lailiyah, Laila

Badriyah, Zahra Septianingsih, dan Rizka Persia Pasadena terima kasih atas

dukungan dan bantuannya kepada penulis.

10. Sahabatku Dhika, Hamdan, Rifky, Rahmat, Galih, Amri, Koco dan rekan-

rekan ACID Akuntansi C lainnya yang telah memberikan bantuan dan

semangat kepada penulis.

11. Teman-teman Akuntansi UIN 2009 yang selalu memberikan semangat kepada

penulis.

xiii

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa

hormat, terima kasih atas masukan dan bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Juni 2013

Puspowardhani

xiv

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ....................................................... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... v

Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vi

Abstract ............................................................................................................... ix

Abstrak ................................................................................................................. x

Kata Pengantar ................................................................................................. xi

Daftar Isi .......................................................................................................... xiv

Daftar Tabel .................................................................................................... xvii

Daftar Gambar .............................................................................................. xviii

Daftar Lampiran ............................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 12

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel ..................................... 12

1. Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................... 12

2. Teori Stakeholders ................................................................... 13

3. Teori Legitimasi ...................................................................... 15

4. Corporate Social Responsibility (CSR) .................................. 16

5. Konsep Triple Bottom Line ..................................................... 17

6. Sustainability Report ............................................................... 18

7. Karakteristik Perusahaan .......................................................... 24

a. Profitabilitas ......................................................................... 24

b. Likuiditas............................................................................. 25

xv

c. Leverage .............................................................................. 25

d. Tipe Industri ....................................................................... 26

e. Aktivitas ............................................................................. 27

f. Ukuran Perusahaan ............................................................. 27

6. Corporate Governance............................................................ 28

a. Komite Audit ....................................................................... 29

b. Dewan Direksi .................................................................... 30

c. Governance Committee ....................................................... 31

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ....................................................... 31

C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 34

D. Hipotesis ...................................................................................... 36

1. Profitabilitas dengan Publikasi SR .......................................... 36

2. Likuiditas dengan Publikasi SR .............................................. 37

3. Leverage dengan Publikasi SR................................................ 37

4. Tipe Industri dengan Publikasi SR ......................................... 38

5. Aktivitas dengan Publikasi SR ............................................... 39

6. Ukuran Perusahaan dengan Publikasi SR .............................. 39

7. Komite Audit dengan Publikasi SR ....................................... 40

8. Dewan Direksi dengan Publikasi SR ..................................... 41

9. Governance Committee dengan Publikasi SR ........................ 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 44

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 44

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 44

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 45

D. Metode Analisis Data .................................................................... 46

1. Definisi Regresi Logistik ......................................................... 46

2. Tahapan Regresi Logistik .......................................................... 47

a. Statistik Deskriptif ................................................................. 47

b. Pengujian Hipotesis Penelitian .............................................. 47

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................... 52

1. Variabel Independen ............................................................... 53

xvi

a. Karakteristik Perusahaan (X1) ............................................ 53

b. Corporate Governance (X2) .............................................. 55

3. Variabel Dependen (Sustainability Report) (Y) ....................... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 59

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 59

1. Deskripsi Objek Penelitian ...................................................... 59

2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................... 61

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ............................................... 62

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 63

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................ 66

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model .......................... 68

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................ 70

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ................................... 70

d. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................. 71

e. Hasil Matriks Klasifikasi .................................................... 73

f. Hasil Uji Regresi Logistik ................................................... 74

1) Pengaruh Profitabilitas Terhadap Publikasi SR ............. 75

2) Pengaruh Likuiditas Terhadap Publikasi SR ................. 77

3) Pengaruh Leverage Terhadap Publikasi SR ..................... 78

4) Pengaruh Tipe Industri Terhadap Publikasi SR .............. 79

5) Pengaruh Aktivitas Terhadap Publikasi SR .................... 80

6) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Publikasi SR ... 81

7) Pengaruh Komite Audit Terhadap Publikasi SR ............ 82

8) Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Publikasi SR ......... 83

9) Pengaruh Governance Committee Terhadap Publikasi SR84

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 86

A. Kesimpulan.................................................................................. 86

B. Implikasi ..................................................................................... 89

C. Saran ........................................................................................... 91

Daftar Pustaka .................................................................................................... 92

Lampiran ............................................................................................................. 98

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1. Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 32

3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................... 58

4.1. Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria .................................................. 60

4.2. Data Sampel Penelitian .............................................................................. 61

4.3. Statistik Deskriptif ..................................................................................... 63

4.4. Identifikasi Data ......................................................................................... 67

4.5. Data yang Diproses .................................................................................... 67

4.6. Menilai Keseluruhan Model ....................................................................... 69

4.7. Koefisien Determinasi ................................................................................ 70

4.8. Menguji Kelayakan Model Regresi .......................................................... 71

4.9. Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................................... 72

4.10. Matriks Klasifikasi ..................................................................................... 73

4.11. Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik .................................................................................... 74

4.12. Ringkasan Hasil Penelitian ........................................................................................................... 85

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1. Skema Kerangka Konseptual ...................................................................... 35

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Sampel ............................................................................................... 98

2. Hasil Output SPSS .................................................................................. 116

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya perusahaan akan mencari profit yang besar untuk

memaksimalkan usahanya. Sebagian besar perusahaan menganggap bahwa

mereka sudah cukup memberikan sumbangsih kepada masyarakat berupa

penyediaan produk yang memuaskan kebutuhan konsumen dan penyediaan

lapangan pekerjaan. Namun, masyarakat semakin menyadari bahwa tidak

cukup hal itu saja, melainkan dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan

juga perlu mendapat perhatian khusus.

Dengan keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan

perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat

(sosial) secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan

lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia.

Kapitalisme, yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak

keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi

ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi

kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan

mereka mengalami penurunan kondisi sosial {(Galtung & Ikeda, 1995) dan

(Rich, 1996) dalam (Anggraini, 2006:2)}.

2

Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), pusat

perhatian yang dilayani perusahaan adalah stockholders dan bondholders

sedangkan pihak yang lain sering diabaikan. Dewasa ini tuntutan terhadap

perusahaan semakin besar. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan

kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga

karyawan, konsumen serta masyarakat. Perusahaan mempunyai tanggung

jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal.

Akan tetapi perusahaan kadangkala melalaikannya dengan alasan bahwa

mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup

perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungannya

bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan

prestasi timbal balik (Anggraini, 2006:2).

Anggapan tersebut bukanlah suatu hal yang cukup jika suatu perusahaan

ingin membentuk nilai jangka panjang karena sebenarnya masyarakat tidak

kemudian hanya menuntut pemenuhan kebutuan mereka melalui penyediaan

produk. Perusahaan dituntut untuk tidak hanya memberikan kontribusi

terhadap pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga dapat membantu dalam

memecahkan permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan

(sustainability) dalam lingkup hubungan sosial, lingkungan, dan

perekonomian (Global Reporting Initiative, 2006 dalam Suryono, 2011:3).

Era 1990-an muncul gerakan konsumen yangdisebut “konsumen hijau”

(green consumer) menghendaki produk yang bersahabat dengan lingkungan

(environmentally friendly product). Hal ini terjadi karena meningkatnya

3

kerusakan ekologi sebagai akibat kegiatan pembangunan termasuk ekonomi

dan perdagangan. Permasalahan lingkungan hidup terus berlangsung hingga

saat ini. Laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim (United Nations

Intergovernmental Panel on Climate Change/IPPC) di Valencia, 19

Nopember 2007, menyebutkan bahwa pemanasan global merupakan hal yang

tidak terbantahkan lagi. Aktivitas manusia (90%) sebagai penyebab utama

pemanasan global. Menurut Antara News (2007), sedikitnya dua puluh tiga

pulau tak berpenghuni di Indonesia tenggelam dalam sepuluh tahun terakhir

akibat pemanasan global. Diperkirakan tahun 2070 sekitar 800 ribu rumah

dipesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 pulau dari sekitar 18.000

pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut. Pulau Maladewa

(India), Vanuatu dan beberapa pulau lain akan mengalami nasib sama.

(Ambarini, 2010:275).

Isu lingkungan memang beberapa waktu terakhir ini terlihat begitu seksi.

Sampai-sampai, sejumlah perusahaan yang bisnisnya bersinggungan langsung

dengan aspek lingkungan melabeli dirinya dengan gerakan menjaga

kelestarian alam. Mereka mengemasnya melalui kegiatan corporate social

responsibility (CSR). Ini kalau perusahannya menyadari persoalan sosial dan

lingkungan merupakan bagian tanggung jawab kelangsungan perusahaan di

masa depan. (Setiaji, 2011). Namun, masih banyak kritik yang disampaikan

oleh masyarakat, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), maupun

pakar pendidikan mengenai minimnya kepedulian perusahaan-perusahaan

terhadap aspek lingkungan dan sosial yang timbul dari kegiatan operasinya.

4

Wahyuningtyas dan Nugrahanti (2012:2) menyebutkan sejumlah contoh

kasus yang terjadi di antaranya adalah melubernya lumpur dan gas panas di

Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan eksploitasi gas PT Lapindo Brantas,

limbah industri PT Wings Surya yang melampaui baku mutu buangan limbah

cair telah merusak sekitar 18 hektar tanaman padi milik warga, PT Adi

Makayasa yang ditutup sementara karena warga sekitar mengeluhkan polusi

udara yang ditimbulkan dari aktivitas pabrik pupuk organik tersebut, serta PT

Hutan Unggul Persada dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia

karena telah mempekerjakan sekitar 88 anak di bawah umur.

Data National Centre for Sustainability Report (NCSR), lembaga

independen pengembangan, pembinaan, pengukuran, dan pelaporan

implementasi CSR dan keberlanjutan perusahaan, menyuguhkan data

menarik. Chairman NCSR Indonesia Ali Darwin menyebutkan sebanyak tiga

puluh perusahaan di Indonesia menggunakan standar laporan keberlanjutan

(sustainability report) berdasarkan panduan terbitan Global Reporting

Initiative (GRI) yang berbasis di Belanda. Standar GRI ini diwajibkan di

sejumlah negara, seperti Belanda, Swedia, Perancis, China, Jepang. Ada tiga

alasan utama, mengapa hanya tiga puluh perusahaan di Indonesia yang

mengacu GRI dalam menyusun laporan kegiatan tanggung jawab sosial dan

lingkungannya. Pertama, laporan CSR belum menjadi ketentuan wajib meski

kegiatan CSR di Indonesia sudah diatur. Kedua, perusahaan yang memiliki

kegiatan CSR memang tidak transparan, selain alasan biaya dalam menyusun

laporan. Atau alasan ketiga, perusahaan ini low profile sehingga mereka

5

berpikir tidak perlu melaporkan, yang penting sudah memberi dampak dan

keberlanjutan sosial kepada masyarakat. (Setiaji, 2011:2).

Di tengah sulitnya kondisi perekonomian, manajemen sebuah perusahaan

mungkin akan tergoda untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan

(sustainability). Semua upaya difokuskan agar perusahaan dapat bertahan

hidup dalam kondisi pasar dimana permintaan menurun dan biaya keuangan

semakin tinggi. Oleh karena itu, sustainability sebuah perusahaan „tidak

hanya‟ terbatas pada memperhatikan dampak dari operasi perusahaan

terhadap lingkungan dan masyarakat. Sustainability harus menjadi bagian

integral dari perencanaan jangka pendek dan perancangan strategi jangka

panjang sebuah perusahaan. Krisis ekonomi global telah membuat masyarakat

menjadi lebih curiga terhadap perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang

mengabaikan norma-norma sosial akan kehilangan niat baik dari para

konsumen, pekerja dan pihak regulator. (Xavier Bary, 2013:1).

Xavier menyebutkan salah satu contoh dramatis dari perusahaan yang

mengabaikan sinyal-sinyal pentingnya masalah sustainability ini adalah tiga

manufaktur mobil besar di Amerika. Perusahaan-perusahaan ini merancang

mobil berdasarkan asumsi bahwa ada sejumlah besar cadangan minyak bumi

dan bahan-bahan mentah yang tersedia dan dapat digunakan. Mereka

kehilangan daya saing mereka saat harga bahan bakar melambung tinggi di

tahun 2005, sebuah refleksi dari semakin menipisnya cadangan sumber daya

alam dunia. Saat krisis terjadi, dalam jangka waktu yang singkat konsumen

memilih mobil-mobil yang lebih irit bahan bakar. Para perusahaan

6

manufaktur mobil di Amerika tidak memiliki cukup waktu untuk merespon

tren ini dengan rancangan-rancangan mobil yang baru. Perusahaan-

perusahaan ini sekarang berada di ambang kebangkrutan, bukan karena krisis

ekonomi yang terjadi, melainkan karena mereka gagal menangani masalah

sustainability beberapa tahun sebelumnya.

Isu mengenai sustainable development berkembang dengan pesat seiring

dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menerbitkan sustainability

report. The Global Reporting Initiative (GRI) yang berlokasi di Belanda dan

pemegang otoritas lain di dunia, berusaha mengembangkan “framework for

sustainability reporting”, dan versi terakhir dari pedoman pelaporan yang

telah dihasilkan dinamakan G3 Guidelines (Dilling, 2009).

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang

disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan

mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja

organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan

(sustainable development). The Association of Chartered Certified

Accountants (ACCA) menjelaskan bahwa Sustainability Reporting meliputi

pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap

kinerja organisasi (Anggraini, 2006:5). Sustainability report harus menjadi

dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan

peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core

business dan sektor industrinya. (Budiman dan Supatmi, 2009:4).

7

Anggraini (2006:15) meneliti mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan

tahunan. Hasilnya adalah kepemilikan manajemen dan tipe industri

berpengaruh, sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan, dan tingkat

leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial dalam

laporan keuangan tahunan. Hal ini disebabkan perusahaan dengan

kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang

memiliki risiko politis yang tinggi (high-profile) cenderung mengungkapkan

informasi sosial yang lebih banyak dibandingkan perusahaan lain.

Mengacu pada penelitian Suryono dan Prastiwi, penelitian ini juga

menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate governance

terhadap praktik pengungkapan sustainability reporting dengan memodifikasi

variabel penelitian. Perbedaan tersebut adalah menambahkan obyek

pengamatan pada karakteristik perusahaan dengan variabel tipe industri. Pada

variabel profitabilitas juga ditambahkan proksi net profit margin (NPM).

Selain itu, penelitian ini menambah tahun penelitian yaitu dari tahun 2007

hingga 2011 agar dapat memberikan informasi yang lebih jelas bagi

pemangku kepentingan. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian karena tidak banyak penelitian

yang membandingkan variabel mengenai karakterisitik perusahaan corporate

governance dengan sustainability reporting. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh karakteristik perusahaan dan praktik corporate governance dalam

8

pembuatan sustainability report. Oleh karena itu, peneliti melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan

Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability Reporting”.

B. Rumusan Masalah

Tumbuhnya kesadaran publik tentang peran perusahaan di tengah

masyarakat melahirkan kritik karena menciptakan masalah sosial, polusi,

sumber daya, limbah, mutu produk, tingkat safety produk, serta hak dan status

tenaga kerja. Investor semakin peduli dengan menilai dan menentukan mana

sajakah perusahaan yang telah melakukan pengambilan keputusan

berkelanjutan melalui indikator yang lebih komprehensif dan

memprioritaskan investasinya pada perusahaan yang menjalankan operasional

perusahaan secara beretika dan bertanggung jawab. Tekanan dari berbagai

pihak memaksa perusahaan untuk memberikan tanggung jawab atas dampak

aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat. (Made dan Putu Ayu, 2011:37).

Mindset atau cara pandang bahwa perusahaan harus mengedepankan

profit oriented mulai banyak dipertanyakan setelah banyak terjadinya

berbagai kerusakan baik sosial maupun lingkungan sebagai impact dari

aktivitas entitas bisnis dalam meraih profit. Banyaknya permasalahan

lingkungan sebagai akibat kegiatan pembangunan, mendorong diciptakannya

industri yang berwawasan lingkungan. Seiring dengan adanya perkembangan

CSR, perusahaan mulai menyadari untuk mengungkapkan sebuah laporan

yang tidak hanya berpijak pada single bottom line, yaitu kondisi keuangan

9

perusahaan saja tetapi berpijak pada triple bottom line, yaitu selain informasi

keuangan juga menyediakan informasi sosial dan lingkungan, yang kemudian

disebut sustainability report. Sustainability report ini disusun dengan

pedoman (standar) Global Reporting Initiative (GRI) yang telah

dikembangkan sejak tahun 1990 dan disusun tersendiri terpisah dari laporan

keuangan atau laporan tahunan. (Maharani, 2011:192). Berdasarkan latar

belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti adalah

sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap publikasi sustainability

report?

2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap publikasi sustainability report?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap publikasi sustainability report?

4. Apakah tipe industri berpengaruh terhadap publikasi sustainability report?

5. Apakah aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability

report?

6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability

report?

7. Apakah komite audit berpengaruh terhadap publikasi sustainability report?

8. Apakah dewan direksi berpengaruh terhadap publikasi sustainability

report?

9. Apakah governance committee berpengaruh terhadap publikasi

sustainability report?

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara

empiris:

a. Pengaruh profitabilitas terhadap publikasi sustainability report.

b. Pengaruh likuiditas terhadap publikasi sustainability report.

c. Pengaruh leverage terhadap publikasi sustainability report.

d. Pengaruh tipe industri terhadap publikasi sustainability report.

e. Pengaruh aktivitas perusahaan terhadap publikasi sustainability

report.

f. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap publikasi sustainability report.

g. Pengaruh komite audit terhadap publikasi sustainability report.

h. Pengaruh dewan direksi terhadap publikasi sustainability report.

i. Pengaruh governance committee terhadap publikasi sustainability

report.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi mahasiswa akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan

referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah

ilmu pengetahuan.

b. Bagi masyarakat, sebagai sarana informasi mengenai pentingnya

laporan keberlanjutan (sustainability report) sebuah perusahaan.

c. Bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak

yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

11

d. Bagi perusahaan, dapat mengeluarkan sustainability report sebagai

bahan evaluasi dan komunikasi kepada stakeholder.

e. Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai karakteristik perusahaan dan corporate

governance, serta pentingnya sustainability report yang saat ini masih

bersifat sukarela.

f. Bagi investor, sebagai wacana untuk mempertimbangkan aspek-aspek

yang perlu diperhatikan dalam investasi sehingga tidak terpaku pada

ukuran moneter saja.

g. Bagi pemerintah selaku regulator, sebagai bahan masukan terhadap

efektivitas penerapan UU No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan di

Indonesia.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Penelitian ini menggunakan teori keagenan sebagai grand theory

dimana teori keagenan (agency theory) mengungkapkan adanya hubungan

antara principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan

mandat) dan agent (manajer perusahaan atau pihak yang menerima

mandat) yang dilandasi dari adanya pemisahan kepemilikan dan

pengendalian perusahaan, pemisahan penanggung risiko, pembuatan

keputusan dan pengendalian fungsi-fungsi (Jensen dan Meckling, 1976).

Konsep keagenan ini mendorong perusahaan untuk melakukan

pengungkapan, baik wajib maupun sukarela. Dorongan ini ditunjukkan

sebagai alat penggerak yang digunakan untuk mengurangi asimetri

informasi dan biaya agensi yang ditimbulkan dari konflik keagenan. Pihak

principal juga dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan

memberikan tingkat insentif yang layak kepada agent dan bersedia

mengeluarkan biaya pengawasan untuk mencegah kecurangan yang

dilakukan oleh agent (Prastiwi dan Puspitaningrum, 2013:2).

Adanya pemisahan antara fungsi kepemilikan (ownership) dan fungsi

pengendalian (control) dalam hubungan keagenan sering menimbulkan

masalah-masalah keagenan (agency problems). Masalah-masalah

13

keagenan tersebut timbul karena adanya konflik atau perbedaan

kepentingan antara principal dan agent. Masalah keagenan antara

pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi

bila manajemen tidak memiliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang

saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer

perusahaan bisa saja bertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham, tetapi untuk memaksimumkan kemakmuran mereka

sendiri (Kodrat dan Herdinata, 2009:14).

Teori keagenan (agency theory) berusaha menjelaskan tentang

penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau

masalah keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut Anggraini

(2006:7-8) perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya

pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba lebih rendah

atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan

manajemen, salah satunya biaya yang dapat meningkatkan reputasi

perusahaan di mata masyarakat.

2. Teori Stakeholders

Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

perusahaan yang meliputi karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat,

pemerintah selaku regulator, pemegang saham, kreditur, pesaing, dan lain-

lain. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas

yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus

14

memberikan manfaat bagi stakeholder. Gray, et al. (1994, dalam

Purwanto, 2011:14) menyatakan bahwa:

“Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan

stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas

perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful

stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.

Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara

perusahaan dengan stakeholder-nya”.

Teori stakeholder berkaitan dengan cara yang dilakukan perusahaan

untuk mengatur stakeholder-nya. Cara tersebut tergantung pada strategi

yang diadopsi perusahaan, yaitu strategi aktif dan pasif (Ullman, 1985

dalam Purwanto, 2011:14). Strategi aktif tidak hanya mengidentifikasi

stakeholder, tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki

kemampuan terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke

dalam perusahaan. Perhatian yang besar terhadap stakeholder akan

mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan

tingginya kinerja sosial perusahaan. Sedangkan perusahaan yang

mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor

aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal

untuk menarik perhatian stakeholder. Akibatnya adalah rendahnya tingkat

pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan.

Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang

sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk

pengungkapan sukarela yang berkembang dengan pesat saat ini yaitu

pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability

report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat

15

memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan

kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan

lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Suryono, 2011:6).

3. Teori Legitimasi

Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan

dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat

dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan,

terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan

masyarakat yang semakin maju (Nor Hadi, 2010 dalam Sari, 2012:127).

Menurut Dowling dan Pfeffer (1975 dalam Purwanto, 2011:15), teori

legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi.

Kedua peneliti tersebut menyatakan bahwa:

“Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-

batasanyang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan

reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis

perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan”.

Teori legitimasi berdasarkan pada gagasan “perusahaan beroperasi di

dalam masyarakat melalui suatu kontrak sosial, kemudian perusahaan

tersebut akan membuat kesepakatan untuk melaksanakan berbagai macam

tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas

diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan

penghargaan lainnya” (Guthrie dan Parker, 1989 dalam Suryono, 2011,

hal.7). Kesesuaian nilai sosial yang ingin diciptakan oleh perusahaan dapat

diciptakan melalui peningkatan komunikasi yang efektif bagi masyarakat.

16

Komunikasi ini dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi-

informasi tambahan yang lebih bersifat pendukung dan kebanyakan

bersifat sukarela. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan

pembuatan sustainability report. Laporan ini dapat digunakan oleh

perusahaan untuk memperoleh legitimasi (Suryono, 2011:7). Dengan

demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi

perusahaan untuk mempertahankan hidup (going concern).

4. Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban

organisasi bisnis untuk turut serta dalam kegiatan yang bertujuan

melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara

keseluruhan (Prasetyono, 2011:239). Menurut The World Business

Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Wahyuningtyas

dan Nugrahanti (2012:4) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan

kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama

dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,

komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan

kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri

maupun untuk pembangunan.

Pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah

dilaksanakan perusahaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

citra perusahaan di masyarakat pada umumnya dan investor pada

khususnya (Made dan Putu Ayu, 2011:39). Selain itu, Syahrir dan

17

Suhendra (2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012:2) mengatakan bahwa

tujuan dari penerapan CSR ini adalah agar menciptakan standar kehidupan

yang lebih tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha

untuk pihak pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam

laporan keuangan entitas.

Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur

dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74

(1) yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha

di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga

terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal (UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang menyatakan

bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan dan pada Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam

modal bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan

menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan

pekerja (Purwanto, 2011:16).

5. Konsep Triple Bottom Line

Effendi (2009:109) mengemukakan bahwa istilah triple bottom line

dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya

Cannibals With Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century

18

Business. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin

berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu:

1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,

2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan

masyarakat, serta

3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta

lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.

Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung

jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang

direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus

memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya.

6. Sustainability Report

Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diakomodasi dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2009)

paragraf 12, yang berbunyi sebagai berikut:

“Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan

mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added

statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup

memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan

sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.

Berdasarkan hal tersebut, sudah selayaknya perusahaan melaporkan

semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan

kepada masyarakat. Namun, PSAK No.1 (Revisi 2009) tersebut

meunjukkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia diberikan suatu

kebebasan dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan

lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan (Purwanto, 2011:18).

19

Penting dan besarnya desakan akan risiko dan ancaman terhadap

keberlanjutan kita bersama di samping peningkatan pilihan dan

kesempatan, akan membuat transparansi mengenai dampak ekonomi,

lingkungan dan sosial menjadi komponen utama bagi efektifnya hubungan

dengan pemangku kepentingan, kebijakan investasi dan hubungan pasar

lainnya (GRI, 2006:2). Isu mengenai CSR terkait erat dengan

sustainability reporting. Global Reporting Initiative (GRI) merupakan

salah satu dari lembaga yang serius menangani permasalahan yang

berhubungan dengan sustainability (Yuliana et.al, 2008:251).

GRI berdiri karena semakin mendesaknya transparansi pengaruh

aktivitas bisnis perusahaan baik ekonomi, lingkungan dan sosial sehingga

dibutuhkan pedoman atau framework untuk menyusun sustainability

report bagi perusahaan dalam berbagai ukuran dan sektor usaha di seluruh

dunia. (Notiger dan Gai, 2007 dalam Maharani, 2012:195). Lebih lanjut,

Maharani mengatakan dengan menyusun sustainability reporting maka

pemakai informasi megetahui apakah perusahaan transparan dalam

menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan, manajemen,

karyawan, masyarakat dan alam, pengaruh proses produksi atau aktivitas

perusahaan terhadap lingkungan dan sejauh mana perusahaan

mengomunikasikan hal tersebut kepada publik serta apakah perusahaan

jujur terhadap diri mereka sendiri dan terhadap lingkungan.

Laporan keberlanjutan adalah praktik pengukuran, pengungkapan dan

upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan

20

pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik

internal maupun eksternal. „Laporan Keberlanjutan‟ merupakan sebuah

istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk

menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan

social, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban

perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan Keberlanjutan yang disusun

berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI mengungkapkan keluaran dan hasil

yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen

organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya (GRI, 2006:3).

Laporan dapat digunakan untuk tujuan berikut, di antaranya:

1) Patok banding dan pengukuran kinerja berkelanjutan yang

menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif

sukarela;

2) Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan; dan

3) Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara

berbagai organisasi dalam waktu tertentu.

Sebagaimana dijelaskan dalam CSR Indonesia (2010, hal.3) meskipun

jumlah perusahaan di Indonesia yang melaporkan sustainability report

terus meningkat, namun ada berbagai alasan untuk tidak berpuas diri, dan

masih pentingnya kerja keras hingga bertahun-tahun ke depan. Pertama,

karena jumlah perusahaan pembuat laporan berkelanjutan masihlah

terlampau sedikit. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah seluruh

21

perusahaan di Indonesia. Kedua, kalau kita menyimak dengan seksama isi

laporan keberlanjutan Antam—yang dianggap terbaik hingga sekarang--

tidak seluruh deskripsi di setiap indikator dikatakan berimbang. untuk

perusahaan lainnya. Ketiga, pemanfaatan laporan keberlajutan masih

sangat tertinggal dibandingkan negara lain. Keempat, dunia mengarah ke

ide One Report yaitu penyatuan laporan tahunan dan laporan

keberlanjutan.

Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan memberi

kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan

sudah transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada

lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam. GRI membuat

sustainability report guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporan

dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Admin

KeuLSM, 2013). Ruang lingkup informasi sustainaility report menurut

GRI meliputi:

a) Strategy and analysis, yang digambarkan dari statement CEO dan

Preskom atau ketua organisasi independen terhadap organisasi

pembuat laporan yang memaparkan risiko dan peluang penting secara

ringkas, serta informasi umum stategi perusahaan.

b) Organization Profile, meliputi informasi menyeluruh mengenai nama

organisasi, produk-produknya, struktur operasional, negara-negara di

mana perusahaan beroperasi, kondisi kepemilikan dan badan

22

hukumnya, pasar, skala organisasi, serta keputusan-keputusan penting

selama periode pelaporan

c) Report parameter, memuat report profile, report scope and boundary,

dan GRI content index.

d) Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam

organisasi tersebut), Commitments to External Initiatives (keterangan

mengenai apakah dan bagaimana pendekatan tertentu diambil oleh

perusahaan dengan mengacu pada prinsip-prinsip/ perjanjian/

kesepakatan dalam hal sosial dan lingkungan yang dikembangkan

secara eksternal dan diterapkan secara sukarela) dan Engagement

(sebagai gambaran luasnya pemangku kepentingan yang didefinisikan

oleh organisasi dan relasi dengan para pemangku kepentingan

tersebut).

Kerangka kerja GRI telah diperbaiki secara kontinu dan pada tahun

2006, The Third Generation (G3) dari kerangka kerja keberlanjutan GRI

telah diperkenalkan di Amsterdam, Belanda. GRI G3 Guideliness (GRI,

2006) mencakup indikator kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang

terdiri dari 79 komponen.

1) Indikator Kinerja Ekonomi

Terdiri atas 9 komponen, meliputi:

a) Kinerja Ekonomi

b) Aspek Keberadaan Pasar

c) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

23

2) Indikator Kinerja Sosial

Terdiri atas 40 komponen, meliputi:

a) Aspek Tenaga Kerja dan Praktik Kerja yang Layak

Mencakup tenaga kerja, hubungan manajemen, keselamatan dan

kesehatan kerja, pendidikan dan pelatihan, keberagaman dan

kesempatan yang sama, serta indikator tambahan.

b) Aspek Hak Asasi Manusia

Mencakup praktik investasi dan pengadaan (strategi dan

manajemen), anti diskriminasi, kebebasan berserikat dan

perundingan bersama, pekerja anak, tenaga kerja wajib dan

terpaksa, praktik kedisiplinan serta hak masyarakat adat.

c) Aspek Masyarakat

Mencakup Masyarakat (komunitas), Penyuapan dan Korupsi,

Kebijakan Publik, Perilaku Anti Persaingan, dan Kepatuhan.

d) Aspek Tanggung Jawab Produk

Mencakup Keselamatan dan Kesehatan Konsumen, Pelabelan

Produk dan Jasa, Komunikasi Pemasaran dan Privasi Konsumen.

3) Indikator Kinerja Lingkungan

Terdiri atas 30 Komponen, meliputi :

a) Bahan/Material

b) Energi

c) Air

d) Keanekaragaman Hayati

24

e) Emisi, Efluen dan Limbah

f) Produk dan Jasa

g) Kepatuhan

h) Transportasi

i) Aspek Keseluruhan

7. Karakteristik Perusahaan

a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas

dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas

(Kamil dan Herusetya, 2012:4). Pengukuran profitabilitas merupakan

aktivitas yang membuat manajemen menjadi lebih bebas dan fleksibel

untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada

pemegang saham [(Heinze (1976) dalam Hackston dan Milne (1996)].

Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik,

akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk menginformasikan

kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu menunjukkan

kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka

terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan

pengungkapan melalui SR, karena profitabilitas merupakan salah satu

indikator kinerja yang harus diungkapkan dalam SR.

25

b. Likuiditas

Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan

dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat

diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku

(Brigham dan Houston, 2009:95). Likuiditas menunjukkan hubungan

antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan

liabilitas lancarnya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai

kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka

pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang

tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012:4). Menurut Almilia (2007:4),

tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi

keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk

melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar

karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel.

c. Leverage

Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan

yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio leverage

menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat membayar semua

kewajibannya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang

(Brigham dan Houston, 2009:107). Rasio leverage merupakan proporsi

total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut

digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal

yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak

26

tertagihnya suatu utang [(Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty : 84) dalam

Almilia (2007:4)]. Tingkat rasio leverage yang semakin tinggi

menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk

melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam melaporkan

laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa mendatang

(Anggraini, 2008:8).

d. Tipe Industri

Tipe industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu

industri high-profile dan low-profile. Perusahaan yang termasuk dalam

industri yang high-profile akan memberikan informasi sosial lebih banyak

dibandingkan perusahaan yang low-profile. Hal ini dikarenakan

masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap industri high-profile karena

kelalaian perusahaan dalam penanganan proses produksi dan hasil

produksi dapat membawa akibat yang fatal bagi masyarakat sehingga

perusahaan lebih sensitif terhadap keinginan konsumen. Sedangkan

perusahaan yang low-profile tidak terlalu mendapat sorotan luas dan lebih

ditoleransi masyarakat luas manakala melakukan kesalahan.

Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) mendefinisikan

industri yang high-profile sebagai industri yang memiliki visibilitas

konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang

tinggi. Preston (1977) dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan

bahwa perusahaan yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi

lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih mungkin mengungkapkan

informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan industri yang lain.

27

e. Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam

memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Tingginya rasio

aktivitas perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang tertanam

dalam perputaran seluruh aktivanya pada suatu periode tertentu

(Setiawan, 2005 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011:7). Semakin tinggi

rasio mancerminkan semakin baik manajemen mengelola aktivanya,

yang berarti semakin efektif perusahaan dalam penggunaan total

aktiva. Semakin efektif tindakan-tindakan perusahaan dalam

pengeloaan dana, maka perusahaan akan memiliki kecenderungan

untuk mencapai kondisi keuangan yang semakin stabil dan kuat.

Kondisi keuangan yang semakin kuat merupakan cerminan upaya yang

dilakukan perusahaan untuk mencari dukungan stakeholder dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya (Suryono dan Prastiwi,

2011:7).

f. Ukuran Perusahaan

Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi

lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan

mengenai hal tersebut. Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan

besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan

kecil [(Jensen dan Meckling, 1976) dalam Marwata (2001)].

Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih

banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.

28

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dapat lebih bertahan

daripada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil, karena semakin

besar entitas, semakin besar pula sumber daya yang dimiliki entitas

tersebut. Dengan semakin besarnya sumber daya yang dimiliki entitas,

maka entitas tersebut akan lebih banyak berhubungan dengan

stakeholder, sehingga diperlukan tingkat pengungkapan atas aktivitas

entitas yang lebih besar, termasuk pengungkapan dalam tanggung

jawab sosial (Kamil dan Herusetya, 2012:5).

8. Corporate Governance

Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and

Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip

dalam implementasi good corporate governance (GCG). Menurut

pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat lima

prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu

transparency, accountability, responsibility, independency serta fairness

yang akan dijabarkan sebagai berikut :

1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan,

termasuk tentang kegiatan CSR.

29

2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem

dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan

perusahaan terlaksana secara efektif.

3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam

pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta

peraturan perundangan yang berlaku.

4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh

atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan

dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi

yang sehat.

5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan

setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul

berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

a. Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan

sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal

auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk

memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan

tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009

dalam Suryono dan Prastiwi, 2011:10).

Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004

disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya

30

sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang

ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk

melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan

laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar

menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011:10).

b. Dewan Direksi

Dewan direksi/dewan direktur merupakan seseorang yang

ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari

seseorang yang memiliki perusahaan tersebut ataupun orang

profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha. Dewan direksi bertindak

sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu perusahaan, memiliki

peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil keputusan (Fama

dan Jensen, dalam Dilling, 2009).

Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada

fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang

mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan.

Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi,

mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar

anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good

corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011:11).

31

c. Governance Committee

Suryono (2011:18) menjelaskan bahwa penciptaan good

corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah

satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance

commitee yang kompeten dan berkualitas. Governance committee

adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi.

Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya, merupakan keharusan

bagi perusahaan berdasarkan Undang-Undang Sarbanes-Oxley 2002 di

Amerika Serikat. Tujuan dari governance committee adalah melakukan

pengawasan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan atas

laporan keuangan. Hidayah (2008) dalam Suryono (2011:18)

menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa

upaya untuk mendorong penerapan GCG, antara lain membentuk

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang

telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG

diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).

B. Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan

dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.2.

32

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Sebelumnya

No. Judul dan

Peneliti Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1. Pengungkapan

informasi sosial

dan faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengungkapan

informasi sosial

dalam laporan

keuangan tahunan.

(Fr. Reni Retno

Anggraini, 2006)

1) Prosentase

kepemilikan

manajemen,

2) Tingkat

leverage,

3) Ukuran

perusahaan,

4) Tipe industri,

5) Profitabilitas

Analisis regresi

berganda

Kepemilikan

manajemen dan

tipe industri

berpengaruh

terhadap

pengungkapan

informasi social;

Leverage,

ukuran

perusahaan, dan

profitabilitas

tidak

berpengaruh.

2. Pengaruh

karakteristik

perusahaan

terhadap

pengungkapan

CSR dan

dampaknya

terhadap reaksi

investor.

(Rita, Bambang,

Eko, 2008)

Profitabilitas (X1)

Profil perusahaan

(X2)

Ukuran dewan

komisaris (X3)

Konsentrasi

kepemilikan (X4)

Abnormal return

(Y1)

Volume

perdagangan

saham (Y2)

Partial Least

Square (PLS)

Profil dan

kepemilikan

berpengaruh

terhadap luas

pengungkapan

CSR;

Luas

pengungkapan

CSR

berpengaruh

terhadap reaksi

investor.

3. Retorika dalam

pelaporan CSR:

Analisis semiotik

atas sustainability

reporting pada PT.

Aneka Tambang,

Tbk.

(Anis Chariri dan

Firman Aji

Nugroho, 2009)

Sustainability

Report

Kualitatif PT. Aneka

Tambang telah

mengungkapkan

CSRnya juga

melalui

pembuatan

sustainability

report dan

proses

pembuatannya

sebagian besar

33

No. Judul dan

Peneliti Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

telah memenuhi

standar-standar

yang telah

[ditetapkan oleh

GRI.

4. Sustainability

Reporting: What

Are The

Characteristics of

Corporations that

Provide High

Quality

Sustainability

Reports.

(Dilling, 2009)

Sektor perusahaan

(X1)

Ukuran (X2)

Profitabilitas dan

pertumbuhan (X3)

Corporate

governance (X4)

Uji beda t-test,

Regresi logistik

Perusahaan yang

memiliki

karakteristik

profitabilitas

yang tinggi,

bergerak di

sektor

pertambangan,

dan memiliki

pertumbuhan

jangka panjang

yang kuat

berpengaruh

terhadap

pembuatan

sustainability

report.

4. Pengaruh

karakteristik

perusahaan dan

corporate

governance

terhadap praktik

pengungkapan

sustainability

report.

(Hari Suryono dan

Andri Prastiwi,

2011)

Profitabilitas (X1)

Likuiditas (X2)

Leverage (X3)

Aktivitas (X4)

Ukuran

perusahaan (X5)

Komite audit (X6)

Dewan direksi

(X7)

Governance

committee (X8)

Uji beda t-test,

Regresi logistik

Praktik

pengungkapan

dipengaruhi oleh

profitabilitas,

ukuran

perusahaan, dan

CG (komite

audit dan dewan

direksi).

5. Pengaruh

karakteristik

perusahaan

Profitabilitas (X1)

Likuiditas (X2)

Solvabilitas(X3)

Statistik

deskriptif

Hanya ukuran

perusahaan yang

berpengaruh

34

No. Judul dan

Peneliti Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

terhadap luas

pengungkapan

kegiatan CSR.

(Ahmad Kamil dan

Antonius

Herusetya, 2012)

Ukuran

perusahaan (X4)

Pengungkapan

CSR (Y)

positif terhadap

pengungkapan

CSR pada

laporan

keuangan

tahunan

perusahaan

publik.

C. Kerangka Berpikir

Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat

dalam model penelitian mengenai pengaruh karakterisitik perusahaan dan

corporate governance terhadap publikasi sustainability report.

35

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

Terdapat perusahaan yang tidak melaporkan tanggung jawab

sosial dan lingkungan

Basis Teori

Variabel Independen Variabel Dependen

Return on Asset

Debt to Equity Ratio

Publikasi

Sustainability Report

Metode Analisis: Regresi Logistik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

Current Ratio

Net Profit Margin

Tipe Industri

Inventory Turnover

Total Assets

Jumlah Rapat

Komite Audit

Jumlah Rapat Dewan

Direksi

Governance

Committee

36

D. Hipotesis

1. Profitabilitas dengan Publikasi Sustainability Report

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang saham

perusahaan. Anggraini (2006), Almilia (2007), serta Kamil dan Herusetya

(2012) menemukan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas, semakin

tinggi pula tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal

ini memberikan interpretasi bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang

tinggi dapat mengatasi biaya-biaya atas pengungkapan tanggung jawab

sosial tersebut. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi mencerminkan

kemampuas entitas dalam menghasilkan laba semakin tinggi, sehingga

entitas mampu untuk meningkatkan tanggung jawab sosial, serta

melakukan pengungkapan tanggung jawab sosialnya dalam laporan

keuangan yang lebih luas.

Hackston & Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi

sosial. Sebaliknya, Anggraini (2006) menemukan pengaruh positif

profitabilitas (NPM) dengan pengungkapan informasi sosial. Penelitian

terbaru oleh Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukan hubungan positif

antara profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Oleh karena itu,

penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H1a: ROA berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.

H1b: NPM berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.

37

2. Likuiditas dengan Publikasi Sustainability Report

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur

jangka pendek [(Prastowo dan Juliaty (2002) dalam Almilia dan

Retrinasari (2007:4)]. Dalam Fitriani (2001), Wallace et al (1994)

menyatakan bahwa likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja

manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini,

perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih

banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan

lemahnya kinerja manajemen.

Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi mengindikasikan

bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban

jangka pendeknya secara tepat waktu. Kuatnya kondisi keuangan

perusahaan akan memberikan image yang baik bagi perusahaan tersebut.

Salah satu cara untuk meyakinkan para stakeholder adalah dengan

mempublikasikan kegiatan yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan

melalui sustainability report yang terpisah dari laporan tahunan (Suryono

dan Prastiwi, 2011:6). Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan

bahwa:

H2: Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap sustainability report.

3. Leverage dengan Publikasi Sustainability Report

Leverage mencerminkan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap

para investor dan kreditor dalam membiayai asetnya. Rasio leverage yang

38

tinggi mengakibatkan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Hal ini

dikarenakan semakin tinggi leverage artinya semakin besar porsi

pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang, sehingga perusahaan

cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Tujuannya adalah agar

perusahaan dapat dengan mudah untuk memperoleh pinjaman, sebab laba

yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan

baik.

Pelaporan laba yang tinggi, juga diimbangi dengan pengurangan

biaya, termasuk biaya untuk pelaporan sosial dan lingkungan sehingga

kinerja keuangannya terlihat bagus. Perusahaan lebih memilih untuk

mengurangi pengungkapan laporan terutama yang bersifat sukarela,

terlebih terpisah dari annual report seperti sustainability report, yang

tentunya akan memakan dana yang cukup besar. Oleh karena itu,

penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H3: Leverage berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.

4. Tipe Industri dengan Publikasi Sustainabilty Report

Perusahaan yang termasuk dalam tipe industri high profile menurut

Robert (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) adalah perusahaan yang

mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan, tingkat

risiko politik yang tinggi, atau tingkat kompetisi yang ketat. Penelitian

yang berkaitan dengan profile perusahaan kebanyakan mendukung bahwa

industri high profile mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab

39

sosialnya lebih banyak dari industri low profile. Oleh karena itu, penelitian

ini mengasumsikan bahwa:

H4: Tipe industri berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.

5. Aktivitas dengan Publikasi Sustainability Report

Rasio aktivitas ini digunakan untuk mengukur bagaimana suatu

perusahaan dapat mengelola sumber-sumber dananya. Perusahaan

dikatakan efektif apabila diikuti dengan tingginya perputaran aktiva di

perusahaan tersebut. Semakin efektif perusahaan mengelola dananya maka

akan mencerminkan kondisi keuangan yang stabil, kuat, dan rendah risiko.

Kondisi inilah yang merupakan upaya dari perusahaan untuk mendapat

dukungan dari para stakeholder demi kelangsungan hidup perusahaan.

Tingginya rasio aktivitas merupakan gambaran kinerja keuangan yang

baik sehingga mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi

lain yang lebih lengkap melalui laporan keberlanjutan (sustainability

report). Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H5: Tingkat aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap publikasi

sustainability report.

6. Ukuran Perusahaan dengan Publikasi Sustainability Report

Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para

stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan upaya

yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka

menciptakan keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma

perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar

40

perusahaan akan semakin berkepentingan untuk mengungkap informasi

yang lebih luas (Suryono dan Prastiwi, 2011:8).

Beberapa penelitian sebelumnya, seperti Hackston dan Milne (1996),

Sembiring (2005), serta [Fahrizqi (2010) dan Prihandono (2010) dalam

Kamil dan Herusetya] menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap pengungkapan CSR. Hal ini karena semakin besar ukuran

perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di

dalamnya, sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik

pengungkapan sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini

mengasumsikan bahwa:

H6: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability

report.

7. Komite Audit dengan Publikasi Sustainabilty Report

Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan

mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan

meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Foker, 1992 dalam Said

et.al, 2009). Komunikasi yang terjalin antara komisaris, direksi, auditor

internal dan eksternal, merupakan aspek yang penting dalam menilai

keefektifan dari komite audit (Effendi, dalam Sari, 2008). Dalam

pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi membantu dewan

komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, (ii)

menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi

kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, (iii)

meningkatkan efektifitas fungsi internal audit (SPI) maupun eksternal

41

audit, serta (iv) mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004

disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya

sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan

anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan

koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan

pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik.

Dengan semakin sering mengadakan rapat, maka koordinasi komite audit

akan semakin baik sehingga dapat melaksanakan pengawasan terhadap

manajemen dengan lebih efektif dan diharapkan dapat mendukung

peningkatan pengungkapan informasi sosial dan lingkungan yang

dilakukan oleh perusahaan. Ho dan Wong (2001) dalam Said et.al. (2009)

menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan

terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang

dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan

bahwa:

H7: Komite audit berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.

8. Dewan Direksi dengan Publikasi Sustainability Report

Keefektivan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat

dipengaruhi oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir.

Kinerja dewan yang baik akan mampu mewujudkan good corporate

governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG

42

sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya

sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ

perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam

mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota

dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan

koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk

mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011).

Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi

mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan lingkungan

dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability reporting). Apabila

corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan baik, yang

tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan

semakin besar kemungkinan perusahaan dalam mengungkapkan

kinerjanya. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H8: Dewan direksi berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.

9. Governance Committee dengan Publikasi Sustainability Report

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi mengenai tujuan-tujuan

kegiatan usaha yang akan dilaksanakannya. Tentunya kegiatan tersebut

dapat tercapai dengan adanya sistem tata kelola perusahaan yang baik.

Sistem tata kelola perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan

dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG) dalam proses

manajerial perusahaan. Boediono, dalam Pedoman GCG 2006

menjelaskan bahwa good corporate governance (GCG) berkaitan erat

43

dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

maupun terhadap iklim usaha di suatu negara.

Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat

diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota

governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Hal ini dilakukan

untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk

kepentingan stakeholders. Pengungkapan informasi secara detil akan

memberi gambaran kinerja perusahaan sesungguhnya, sehingga semakin

banyak informasi yang diberikan perusahaan, khususnya dalam

sustainability report akan meningkatkan kepercayaan investor dan

stakeholders lainnya. Penelitian oleh Khomsiyah (2005) [dalam Hidayah

(2008)] menyimpulkan adanya hubungan antara indeks GCG dengan

kualitas pengungkapan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan

bahwa:

H9: Governance Committee berpengaruh terhadap publikasi

sustainability report.

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu

karakteristik perusahaan yang meliputi profitabilitas; likuiditas; leverage; tipe

indutri; aktivitas perusahaan; serta ukuran perusahaan; dan corporate

governance yang meliputi komite audit; dewan direksi; dan governance

committee terhadap variabel dependen, yaitu publikasi sustainability

reporting. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011, kecuali

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori banking, credits

agencies other than bank, securities,dan insurance.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability

sampling, artinya setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang

sama untuk dijadikan sampel. Dalam non probability sampling, kami

menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel ditarik sejumlah

tertentu dari populasi dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Kriteria

bagi perusahaan yang dijadikan sampel antara lain:

45

1. Perusahaan yang listing di BEI.

2. Perusahaan yang tidak termasuk dalam kategori banking, credits agencies

other than bank, securities,dan insurance. Hal ini karena perusahaan

dalam kategori tersebut melakukan aktivitas yang cenderung lebih fokus

pada keuangan, sehingga diindikasikan memiliki karakteristik perusahaan

yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan sampel lain pada umumnya.

3. Perusahaan yang menerbitkan annual report periode 2007-2011.

4. Perusahaan yang menampilkan data secara lengkap untuk menganalisis

pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap

publikasi SR.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder

yaitu annual report dan sustainability report perusahaan tahun 2007-2011.

Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan

IDX Fact Book yang diterbitkan oleh BEI. Selain itu juga dilakukan

penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel, dan berbagai buku

referensi sebagai sumber data dan acuan dalam penelitian ini. Data penunjang

lainnya diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia di

http://www.idx.co.id dan website masing-masing perusahaan.

46

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara

menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam

penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi

data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam

analisis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik

(logistic regression) dengan bantuan SPSS 17. Alasan penggunaan alat

analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen

bersifat dummy (mempublikasikan SR atau tidak mempublikasikan SR).

Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel

bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial

(non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic

regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.

1. Definisi Regresi Logistik

Regresi logistik adalah bentuk khusus dimana variabel dependennya

terbagi menjadi dua bagian atau kelompok (biner). Walaupun formulanya

dapat saja lebih dari dua kelompok. Regresi logistik adalah regresi yang

digunakan untuk mencari persamaan regresi jika variabel dependennya

merupakan variabel yang berbentuk skala. Regresi logistik binari

digunakan untuk menemukan persamaan regresi dimana variabel

47

dependennya bertipe kategorial dua pilihan seperti: ya atau tidak, atau

lebih dari dua pilihan seperti: tidak setuju, setuju, sangat setuju.

2. Tahapan Regresi Logistik

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik

(logistic regression) adalah statistik deskriptif dan pengujian hipotesis

penelitian, adapun penjelasannya diuraikan dalam paragraf dibawah ini

(Ghozali, 2012):

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai distribusi frekuensi variabel yang tercermin dalam nilai

maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi

dari ROA, NPM, current ratio, debt to equity ratio, inventory

turnover, total aset, jumlah rapat komite audit dan dewan direksi.

Hasil ini akan didapat berdasarkan data olahan SPSS.

Tipe industri dan keberadaaan governance committee tidak

diikutsertakan dalam penghitungan statistik deskriptif karena kedua

variabel tersebut menggunakan skala nominal. Skala nominal adalah

skala yang mengategorikan individu atau objek ke dalam kelompok

yang eksklusif dan lengkap secara bersama, dan memberikan

informasi mendasar dan kategorikal mengenai variabel yang diteliti.

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation

(MLE).

48

Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan

(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan α = 5%. Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat

kesalahan yang dapat ditolerir. Umumnya, untuk ilmu sosial, termasuk

ekonomi dan keuangan, besarnya α adalah 5% (Nachrowi dan Usman,

2006:15). Kaidah pengambilan keputusan adalah:

a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif

didukung.

b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif

tidak didukung.

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap

data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini.

Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini kita tidak akan menolak hipotesis nol agar

model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada

fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas

49

bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input.

Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan

menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan

model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data.

2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1

(satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk

memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1

(satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan

Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat

diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

3) Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and

50

Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa

data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat

dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka

hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara

model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model

tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai

observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol

tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena

cocok dengan data observasinya.

4) Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya

gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian

ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk

melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama

dengan nol.

51

5) Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan publikasi

sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan.

6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat

pengaruh karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas,

leverage, tipe industri, aktivitas, ukuran perusahaan) dan

corporate governance (komite audit, dewan direksi, governance

committee) terhadap publikasi sustainability report. Model

persamaan regresi dalam penelitian ini adalah:

Logit (KODE) = α + β1(ROA) + β2 (NPM) + β3(CR) + β3 (DER) + β4

(TYPE) + β5 (IT) + β6 (LNTA) + β7 (JRKA) + β8 (JRDD) + β9 (GC)

Penjelasan :

Logit (KODE) = Variabel dummy, kategori perusahaan apakah

membuat sustainability report (nilai 1) dan

yang tidak (nilai 0).

A = Konstanta

ROA = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan

ROA.

52

NPM = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan

NPM.

CR = Likuiditas yang diproksikan melalui perhitungan

current ratio.

DER = Leverage yang diproksikan melalui perhitungan debt

to equity ratio.

TYPE = Tipe Industri, high profile = 1, low profile = 0.

IT = Aktivitas perusahaan yang diproksikan melalui

perhitungan inventory turnover.

LNTA = Ukuran perusahaan yang diproksikan melalui log

natural jumlah asset perusahaan.

JR KA = Komite audit yang diproksikan melalui jumlah rapat

antar anggota

JR DD = Dewan direksi yang diproksikan melalui jumlah rapat

antar anggota

GC = Variabel dummy, keberadaan governance committee

( nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki dan

nilai 0 untuk yang tidak ).

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan yang disertai dengan operasional serta cara pengukurannya.

Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

53

1. Variabel Independen

a. Karakteristik Perusahaan (X1)

1) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan

para eksekutif perusahaan dalam menciptaan tingkat keuntungan

baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas

penjualan, aset bersih perusahaan, maupun modal sendiri

(shareholders equity) (Sari, 2012:129). Profitabilitas dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA)

dan Net Profit Margin (NPM).

Return On Asset =

Net Profit Margin =

2) Likuiditas

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan

entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek

pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang

tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012:4). Rasio likuiditas diukur

dengan menggunakan current ratio.

Current Ratio =

54

3) Leverage

Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun

jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi [(Hadiningsih,

2007) dalam (Suryono dan Prastiwi, 2011:6)]. Rasio leverage

diukur dengan menggunakan debt to equity ratio.

4) Tipe Industri

Tipe industri diukur dengan menggunakan variabel dummy,

yaitu pemberian skor 1 untuk perusahaan yang termasuk dalam

industri high-profile, dan skor 0 untuk perusahaan yang termasuk

dalam industri low-profile. Kriteria untuk menentukan perusahaan

termasuk high-profile dan low-profile digunakan pengelompokan

menurut Roberts (1992), Preston (1977) dan Patten (1991),

Hakston dan Milne (1996) dalam Anggraini (2006). Perusahaan-

perusahaan yang termasuk dalam industri migas, kehutanan,

pertanian, pertambangan, perikanan, kimia, otomotif, barang

konsumsi, makanan dan minuman sebagai industri yang high-

profile (Anggraini, 2006:11).

5) Rasio Analisis Aktivitas Perusahaan

Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat

operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk

55

menunjang kegiatan operasi-operasi perusahaan [(Ulupui, 2009)

dalam (Suryono, 2011:14)]. Rasio Aktivitas dalam penilitian ini

diukur melalui inventory turnover.

Inventory Turnover =

6) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total

aset, penjualan, atau ekuitas (Miswanto dan Husnan (dalam

Almilia, 2007). Ukuran perusahaan merupakan skala yang

digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan

(Sari, 2012:128). Dalam penelitian ini varibel ukuran perusahaan

diproksikan dengan menggunakan nilai log of total asset yang

dimiliki oleh masing-masing perusahaan, tujuannya agar

mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan

besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga data total aset dapat

terdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah:

Size = Log natural (total aset)

b. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) (X2)

1) Komite Audit

Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung

antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta

anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan

56

pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan

korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009 dalam

Suryono dan Prastiwi, 2011:10). Komite audit diproksikan melalui

jumlah rapat antara anggota komite audit pada suatu perusahaan

selama periode satu tahun untuk mengukur pelaksanaan corporate

governance.

2) Dewan Direksi

Dewan direksi merupakan bagian perseroan yang bertanggung

jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk kepentingan

dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam

maupun di luar pengadilan, sesuai dengan pelaksanaan corporate

governance untuk dewan direksi diukur melalui jumlah rapat

antara anggota dewan direksi yang telah terjadi selama periode satu

tahun. Rapat antara anggota dewan direksi merefleksikan

keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota

dewan direksi untuk mewujudkan good corporate governance

(Suryono dan Prastiwi, 2011:11).

3) Governance Committee

Menurut Willey (2009, dalam Suryono 2011:18) governance

committee merupakan sebuah komite yang terdiri dari beberapa

anggota dewan direksi, yang memiliki tugas untuk

mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman

dalam pelaksanaan dan etika corporate governance. Dalam

57

penelitian ini, pelaksanaan corporate governance yang dilakukan

perusahaan dilihat dengan keberadaan dari pembentukan

governance committee. Variabel ini menggunakan dummy.

Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk

perusahaan yang terdapat pembentukan governance committee dan

0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pembentukan

governance committee.

2. Variabel Dependen (Sustainability Report) (Y)

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah praktik

pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan) oleh suatu

perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang berisi praktik

dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial dan lingkungan

perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal dan

eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan

pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006). Variabel ini menggunakan

dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk

perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability report dan 0

untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan.

Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel

independen dijelaskan sebagai berikut:

58

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Pengukuran

Variabel

Skala

Pengukuran

Profitabilitas Return of Asset

=

Net Profit Margin

=

Rasio

Likuiditas Current Ratio

=

Rasio

Leverage Debt to Equity Ratio

=

Rasio

Tipe Industri High-profile = 1

Low-profile = 0

Nominal

Aktivitas Perusahaan Inventory Turnover

=

Rasio

Ukuran Perusahaan Nilai log of total asset

yang dimiliki oleh

masing-masing

perusahaan

Rasio

Komite Audit Jumlah rapat antara

anggota komite audit

Rasio

Dewan Direksi Jumlah rapat selama

periode setahun

Rasio

Governance Committee Perusahaan yang

sudah membentuk

governance committee

= 1

Perusahaan yang

belum membentuk

governance committee

= 0

Nominal

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2007-2011,

kecuali perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori banking,

credits agencies other than bank, securities, dan insurance. Perusahaan-

perusahaan tersebut tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian karena

terdapat perbedaan dalam analisis kinerja keuangan yang dilakukan yang

memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan aktivitas

yang cenderung lebih fokus pada keuangan, sehingga diindikasikan

memiliki karakteristik perusahaan yang berbeda dengan perusahaan-

perusahaan sampel lain pada umumnya.

Alasan peneliti menggunakan periode yang dimulai tahun 2007

karena pada tahun 2006 merupakan tahun awal dilakukannya

sustainability reporting (SR). PT. Antam merupakan satu-satunya

perusahaan yang membuat SR pada saat itu, sehingga diharapkan tahun

berikutnya sudah banyak perusahaan yang mengikuti jejak Antam dan

menyadari pentingnya membuat laporan tersebut. Perusahaan yang

tercatat dalam BEI digunakan sebagai populasi karena perusahaan

tersebut memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan

60

kepada pihak luar perusahaan sehingga memungkinkan laporan tahunan

tersebut dapat diperoleh dalam penelitian ini.

Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Tabel 4.1

Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan

Jumlah perusahaan yang listing di BEI tahun 2007-2011 440

Jumlah perusahaan yang termasuk kategori banking,

credits agencies other than bank, securities,dan

insurance

(170)

Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan data lengkap

pada laporan tahunan

(228)

Jumlah sampel 42

Tahun pengamatan (tahun) 5

Jumlah sampel total dalam penelitian 210

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode 2007-2011 berjumlah 440 perusahaan. Dari 440 perusahaan

tersebut, terdapat 170 perusahaan yang masuk ke dalam kategori

banking, credits agencies other than bank, securities, dan insurance, dan

228 perusahaan yang laporan tahunannya tidak menampilkan data yang

tidak lengkap. Jadi, perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebanyak

61

42 perusahaan, sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 210 pengamatan.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini,sampel dipilih dengan metode purposive

sampling dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Sampel

dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini, seperti return on asset, net profit margin, current ratio,

debt to equity ratio, inventory turnover, total asset, jumlah rapat komite

audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee.

Selama periode tahun 2007-2011 terdapat 20 perusahaan yang

mempublikasikan SR, sedangan perusahaan yang tidak mempublikasikan

SR sebanyak 22 perusahaan. Dari 42 perusahaan tersebut menghasilkan

210 observasi. Ringkasan sampel penelitian disajikan daam Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No. Klasifikasi Industri JUMLAH

2007 2008 2009 2010 2011

1. Animal husbandary 1 1 1 1 1

2. Automotive and Component 3 3 3 3 3

3. Building Construction 2 2 2 2 2

4. Cement 3 3 3 3 3

5. Ceramic, Glass, Porcelain 1 1 1 1 1

6. Chemicals 1 1 1 1 1

7. Coal Mining 1 1 1 1 1

8. Computer and Services 1 1 1 1 1

62

No. Klasifikasi Industri JUMLAH

2007 2008 2009 2010 2011

9. Cosmetics and Household 2 2 2 2 2

10. Crude Petroleum and Natural

Gas Production

3 3 3 3 3

11. Energy 1 1 1 1 1

12. Food and Beverages 1 1 1 1 1

13. Metal and Mineral Mining 1 1 1 1 1

14. Pharmaceuticals 1 1 1 1 1

15. Plantation 4 4 4 4 4

16. Retail Trade 6 6 6 6 6

17. Telecommunication 4 4 4 4 4

18. Tobacco Manufacturers 1 1 1 1 1

19. Transportation Services 1 1 1 1 1

20. Wholesale 4 4 4 4 4

JUMLAH 42 42 42 42 42

AKUMULASI 210

Sumber: data diolah, 2013

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

penelitian regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk

memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen,

yaitu karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas

perusahaan, dan tipe industri) dan corporate governance (jumlah rapat komite

audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee) terhadap

variabel dependen, yaitu publikasi sustainability report.

63

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean),

deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis

deskriptif dengan menggunakan SPSS 17.0 dari variabel-variabel

penelitian ini adalahdiperoleh sebanyak 210 data observasi yang berasal

dari perkalian antara periode penelitian (5 tahun; dari tahun 2007-2011)

dengan jumlah perusahaan sampel (42 perusahaan).

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

ROA 210 -0.313 0.508 0.092 0.108

NPM 210 -3.723 0.679 0.0726 0.302

CR 210 -1.963 28.195 2.025 2.820

DER 210 -38.525 1,326.000 13.062 120.523

IT 210 1.696 1,653.205 62.997 199.683

LN TA 210 25.269 32.665 29.173 1.647

JR KA 210 0 72 10.05 9.676

JR DD 210 2 79 22.69 16.731

Valid N

(listwise)

210

Sumber: Output SPSS

64

Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel

penelitian. Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah

pengamatan dari penelitian ini ada 210 perusahaan. Dari 210 pengamatan

ini, nilai variabel profitabilitas (ROA) yang terkecil adalah -0,313, nilai

yang terbesar adalah 0,508, dengan rata-rata sebesar 0,092 dan standar

deviasi 0,108. ROA yang tinggi menunjukkan efektivitas perusahaan

dalam memanfaatkan besarnya asset yang dimiliki untuk menciptakan

laba. Pada variabel profitabilitas (NPM) nilai yang terkecil adalah -3,723,

nilai yang terbesar adalah 0,679, dengan rata-rata sebesar 0,073 dan

standar deviasi 0,302. NPM yang tinggi menunjukkan efektivitas

perusahaan yang dilihat dari besarnya pendapatan untuk menghasilkan

laba.

Pada variabel likuiditas (CR) nilai yang terkecil adalah -1,963 dan

yang terbesar adalah 28,195, dengan rata-rata sebesar 2,025 dan standar

deviasi 2,820. CR yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan

menggunakan aset lancar untuk membayar kewajiban lancarnya. Pada

variabel leverage (DER) nilai yang terkecil adalah -38,525, nilai yang

terbesar adalah 1.326, dengan rata-rata sebesar 13,062 dan standar deviasi

120,523. DER yang tinggi menunjukkan efektivitas perusahaan dalam

menggunakan ekuitasnya untuk membiayai hutang perusahaan. Pada

variabel aktivitas perusahaan (IT) nilai yang terendah adalah 1,696, nilai

yang terbesar adalah 1.653,205 dengan rata-rata sebesar 62,997 dan

standar deviasi 199,683. IT yang tinggi menunjukkan efektivitas

65

perusahaan memanfaatkan pendapatan yang diterimanya untuk

menghasilkan persediaan.

Pada variabel tipe industri (TYPE) nilai terkecil adalah 0, nilai

terbesar adalah 1. Tipe industri dengan nilai 1 menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut merupakan perusahaan high-profile, sedangkan nilai 0

menunjukkan bahwa perusahaan persebut merupakan low-profile. Total

sampel dengan kategori high-profile sebesar 64,286% dari keseluruhan

sampel sedangkan sampel dengan kategori low-profile sebesar 35,714%

dari keseluruhan sampel.

Pada variabel ukuran perusahaan (SIZE) nilai terkecil adalah 25,269,

nilai terbesar adalah 32,665 dengan rata-rata sebesar 29,173 dan standar

deviasi 1,647. Pada variabel corporate governance (JRKA) nilai terkecil

adalah 0, nilai terbesar adalah 72, dengan rata-rata sebesar 10,05 dan

standar deviasi 9,676. Pada variabel corporate governance (JRDD) nilai

terkecil adalah 2, nilai terbesar adalah 79, dengan rata-rata 22,69 dan

standar deviasi 16,731. Pada variabel corporate governance (GC) nilai

terkecil adalah 0, nilai terbesar adalah 1. Corporate governance dengan

nilai 1 menunjukkan bahwa perusahaan telah membentuk governance

committee, sedangkan nilai 0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak

membentuk governance committee. Total sampel yang memiliki

governance committeesebesar 20,476% dari keseluruhan sampel

sedangkan sampel yang tidak memiliki governance committee sebesar

79,524% dari keseluruhan sampel.

66

Variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan,

ukuran perusahaan, jumlah rapat komite audit, dan jumlah rapat dewan

direksi yang menggunakan skala pengukuran rasio, memiliki nilai rata-rata

lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas

data dari variabel tersebut cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih

besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar

error dari variabel tersebut kecil. Sedangkan untuk variabel tipe industri

dan governance committee yang menggunakan skala pengukuran nominal,

nilai rata-rata dan standar deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat

analisis kualitas data, karena kode angka yang digunakan dalam skala

pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa

nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2012:4).

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Regresi binary logistik adalah regresi yang digunakan untuk

melakukan pemodelan suatu kemungkinan kejadian dengan variabel Y

(respons) bertipe kategorial dua pilihan (Trihendradi, 2007). Dalam

penelitian ini variabel dependen (respons) Y bertipe kategorik/dua pilihan

yaitu: perusahaan-perusahaan yang melakukan publikasi sustainability

report (SR) dengan nilai=1 dan perusahaan-perusahaan yang tidak

melakukan publikasi sustainability report (SR) dengan nilai=0.

Keterangan ini dapat dilihat dalam tabel identifikasi data:

67

Tabel 4.4

Identifikasi Data

Sumber: output SPSS

Dalam penelitian ini jumlah data yang diproses sebanyak 210 atau

N=210. Untuk melihat kelengkapan data yang diproses dalam penelitiann

ini dan tidak adanya missing case ditunjukkan pada tabel Case Processing

Summary:

Tabel 4.5

Data yang Diproses

S

u

m

b

e

r

:

Sumber: Output SPSS

Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 210 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 210 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 210 100.0

68

Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan publikasi SR

dan tidak melakukan publikasi SR) maka pengujian terhadap hipotesis

dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam

pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan

sebagai berikut (Ghozali, 2012):

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Menilai keseluruhan model (overall model fit) dengan

menggunakan Log Likehood value (nilai –2LL), yaitu dengan cara

membandingkan antara nilai -2LL pada awal (block number = 0),

model ini hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL. Pada

bagian selanjutnya yaitu Block Number = 1, model memasukkan

konstanta dan variabel independent. Kesimpulannya bila nilai -2LL

Block Number = 0 > dari pada nilai Block Number = 1, maka

menunjukkan model regresi yang baik. Nilai -2LL awal adalah sebesar

290,645. Setelah dimasukkan kesepuluh variabel independen, maka

nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 142,402.Log likehood

pada regresi logistik, mirip dengan pengertian “Sum of Square Error”

pada model regresi, hal ini mengindikasikan penurunan nilai log

likehood menunjukkan model yang semakin baik atau dengan kata

lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

69

Tabel 4.6

Menilai Keseluruhan Model

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant ROA NPM CR DER TYPE IT LNTA JRKA JRDD GC

Step 1 1 175.893 -16.045 4.041 0.532 -0.006 -0.001 -0.080 0.000 0.512 0.051 0.004 0.474

2 152.372 -24.396 6.806 0.955 -0.047 -0.002 -0.125 -0.001 0.773 0.115 0.004 0.468

3 144.197 -29.354 8.631 1.922 -0.104 -0.003 -0.139 -0.002 0.919 0.194 0.003 0.366

4 142.477 -31.671 9.242 3.066 -0.134 -0.004 -0.120 -0.003 0.980 0.249 0.004 0.320

5 142.408 -32.240 9.402 3.312 -0.139 -0.005 -0.112 -0.003 0.995 0.260 0.005 0.327

6 142.404 -32.265 9.405 3.320 -0.139 -0.005 -0.112 -0.003 0.996 0.261 0.005 0.328

7 142.403 -32.267 9.403 3.320 -0.139 -0.006 -0.112 -0.003 0.996 0.261 0.005 0.328

8 142.402 -32.268 9.402 3.319 -0.139 -0.006 -0.112 -0.003 0.996 0.261 0.005 0.328

9 142.402 -32.268 9.401 3.319 -0.139 -0.006 -0.112 -0.003 0.996 0.261 0.005 0.328

Sumber: output SPSS

70

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R

Square adalah sebesar 0,676 yang berarti variabilitas variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 67,6%, sedangkan sisanya sebesar 32,4% dijelaskan oleh

variabel-variabel lain di luar model penelitian.

Tabel 4.7

Koefisien Determinasi

Sumber: output SPSS

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai

Chi-Square sebesar 6,492 dengan signifikansi (p) sebesar 0,592.

Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa signifikasi di atas 0,05 yang

berarti keputusan yang diambil adalah menerima Ho: tidak ada

perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang

diamati. Maka model regresi ini bisa digunakan untu analisis

selanjutnya atau dengan kata lain mampu memprediksi nilai

observasinya.

Step

-2 Log

likelihood

Cox &

Snell R

Square

Nagelkerke

R Square

1 142.402a 0.506 0.676

71

Tabel 4.8

Menguji Kelayakan Model Regresi

Chi-square Df Sig.

6.492 8 0.592

Sumber: output SPSS

d. Hasil Uji Multikoliniaritas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya

gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini

menggunakan matriks korelasi antarvariabel bebas untuk melihat

besarnya korelasi antarvariabel independen.

Menurut Ghozali (2012), panduan suatu model regresi bebas

multikolinieritas dapat dilihat dari koefisien korelasi antarvariabel

bebas harus lemah (di bawah 0,5). Hasil Tabel 4.7 menunjukkan nilai

koefisien korelasi di bawah 0,5, maka tidak ada gejala

multikoliniaritas yang serius antarvariabel bebas.

72

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinieritas

Constant ROA NPM CR DER TYPE IT LNTA JRKA JRDD GC

Constant 1.000 -0.155 -0.055 -0.042 0.021 0.294 0.218 -0.990 -0.330 0.106 0.121

ROA -0.155 1.000 -0.316 -0.304 0.038 -0.021 -0.049 0.114 0.152 0.059 -0.070

NPM -0.055 -0.316 1.000 0.044 0.020 -0.006 -0.192 0.010 0.176 0.128 -0.057

CR -0.042 -0.304 0.044 1.000 0.044 0.016 0.072 0.032 -0.287 0.180 -0.139

DER 0.021 0.038 0.020 0.044 1.000 0.037 -0.007 -0.033 -0.021 -0.015 -0.003

TYPE 0.294 -0.021 -0.006 0.016 0.037 1.000 -0.139 -0.372 -0.022 0.300 0.091

IT 0.218 -0.049 -0.192 0.072 -0.007 -0.139 1.000 -0.170 -0.417 -0.146 -0.067

LNTA -0.990 0.114 0.010 0.032 -0.033 -0.372 -0.170 1.000 0.256 -0.181 -0.111

JRKA -0.330 0.152 0.176 -0.287 -0.021 -0.022 -0.417 0.256 1.000 -0.105 -0.053

JRDD 0.106 0.059 0.128 0.180 -0.015 0.300 -0.146 -0.181 -0.105 1.000 -0.273

GC 0.121 -0.070 -0.057 -0.139 -0.003 0.091 -0.067 -0.111 -0.053 -0.273 1.000

Sumber: output SPSS

73

e. Hasil Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan

publikasi sustainability report (SR).

Tabel 4.10

Matriks Klasifikasi

Observed

Predicted

SR Percentage

Correct 0 1

SR 0 94 16 85.5

1 19 81 81.0

Overall Percentage 83.3

Sumber: output SPSS

Menurut prediksi, perusahaan yang melakukan publikasi SR

adalah 100 perusahaan, sedangkan hasil observasi menunjukkan hanya

81 perusahaan. Jadi, ketepatan klasifikasi yang diamati untuk

perusahaan yang melakukan publikasi SR sebesar 81,0% (81/100),

sedangkan prediksi untuk perusahaan yang tidak melakukan publikasi

SR adalah 110 perusahaan dan hasil observasinya hanya 94, maka

ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati untuk perusahaan yang

tidak melakukan publikasi SR sebesar 85,5% (94/110), secara

keseluruhan ketepatan klasifikasi sebesar 83,3%.

74

f. Hasil Uij Regresi Logistik

Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Keterangan

ROA 9.401 3.289 8.169 1 0.004 12105.058 Signifikan

NPM 3.319 2.255 2.166 1 0.141 27.644 Tidak Signifikan

CR -0.139 0.112 1.538 1 0.215 0.870 Tidak Signifikan

DER -0.006 0.029 0.044 1 0.835 0.994 Tidak Signifikan

TYPE -0.112 0.517 0.047 1 0.828 0.894 Tidak Signifikan

IT -0.003 0.001 4.816 1 0.028 0.997 Signifikan

LNTA 0.996 0.191 27.149 1 0.000 2.707 Signifikan

JRKA 0.261 0.061 18.491 1 0.000 1.298 Signifikan

JRDD 0.005 0.015 0.123 1 0.726 1.005 Tidak Signifikan

GC 0.328 0.656 0.250 1 0.617 1.389 Tidak Signifikan

Constant -32.268 5.625 32.911 1 0.000 0.000 -

Sumber: output SPSS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model

berikut ini:

LOGIT (KODE) = -32,268 + 9,401 ROA + 3,319 NPM – 0,139

CURRENT – 0,006 DER – 0,112 TYPE – 0,003

IT + 0,996 LNTA + 0,261 JRKA + 0,005 JRDD

+ 0,328 GC

75

Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)

sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi

hasil disajikan dalam sepuluh bagian. Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1) Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report

(SR)

a. Diproksikan dengan Return of Asset (ROA)

Variabel ROA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

9,401 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,004, lebih kecil

dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α =

5% maka hipotesis ke-1 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil

membuktikan bahwa return of asset (ROA) berpengaruh terhadap

sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraini (2006),

Suryono dan Prastiwi (2011), Sari (2012), serta Puspitaningrum

dan Prastiwi (2013).

Menurut Belkoui dan Karpik (1989)dalam Sari (2012),

hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial

perusaaan paling baik diekspresikan dengan profitabilitas. Hal itu

disebabkan karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang

diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta

untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Selain itu

tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik

76

pengelolaan manajemen perusahaan. Seperti dikatakan

Puspitaningrum (2013) bahwa perusahaan yang memiliki

profitabilitas yang tinggi akan cenderung menyebarkan

goodnews. Oleh sebab itu, tingginya ROA suatu perusahaan,

mencerminkan sumber daya keuangan yang lebih besar sehingga

mereka akan menyajikan pengungkapan lain selain yang

diwajibkan kepada pemangku kepentingan, yaitu dengan

menyajikan sustainability report.

b. Diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM)

Variabel NPM menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

3,319 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,141, lebih besar

dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α =

5% maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini

tidak berhasil membuktikan bahwa net rofit margin (NPM)

berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini

mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Almilia dan Retrinasari (2007).

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Singhvi dan Desai (1971) bahwa profit margin

yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan

informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan

investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi

terhadap manajemen. Ketidak-konsistenan penelitian ini

77

kemungkinan disebabkan karena data net profit margin (NPM)

memiliki standar deviasi yang lebih tinggi dibanding meannya.

Hal itu menunjukkan bahwa varians data untuk net profit margin

itu tinggi sehingga hasilnya tidak berpengaruh terhadap variabel

terikat. Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena tingkat

NPM yang tinggi akan memberikan kebebasan dan fleksibilitas

kepada manajemen untuk mengungkapkan atau tidak

mengungkapkan suatu informasi. Argumen lain terkait penolakan

hipotesis ini adalah kelemahan net profit margin sebagai alat

pengukur kinerja.

2) Pengaruh Likuiditas (CR) Terhadap Publikasi Sustainability Report

(SR)

Variabel current ratio (CR) menunjukkan koefisien regresi

negatif sebesar –0,139 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar

0,215, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p)

lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-3 tidak berhasil

didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa

likuiditas berpengaruh terhadap sustainability report (SR).

Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007), Suryono dan

Prastiwi (2011), serta Kamil dan Herusetya (2012).

Menurut penelitian Sutomo (2004) dalam Kamil dan

Herusetya (2012), alasan yang mendasari hasil pengujian ini

78

adalah karena kurangnya perhatian dari stakeholder yang

berkepentingan terhadap informasi keuangan, kurang

memperhatikan kualitas likuiditas entitas maka pada akhirnya

tidak banyak mempengaruhi luas pengungkapan CSR. Alasan lain

yang mungkin timbul adalah sustainability report hanya laporan

tambahan untuk memberntuk image perusahaan sehingga

likuiditas belum menjadi faktor yang dipertimbangkan.

3) Pengaruh Leverage (DER) Terhadap Publikasi Sustainability

Report (SR)

Variabel debt to equity ratio (DER) menunjukkan koefisien

regresi negatif sebesar -0,006 dengan tingkat signifikansi (p)

sebesar 0,835, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat

signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-4 tidak

berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan

bahwaleverage berpengaruh terhadap sustainability report (SR).

Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Anggraini (2006), Almilia dan Retrinasari (2007),

Suryono dan Prastiwi (2011), serta Sari (2012).

Kokobu et.al,. (2001) dalam Sari (2012:137) menyatakan

dalam penelitiannya di Jepang, perusahaan Jepang secara

tradisional mempunyai hubungan yang baik dengan bank,

walaupun mempunyai suatu derajat ketergantungan yang tinggi

pada utang. Hubungan yang baik antara perusahaan yang

79

memiliki utang dengan debtholders diperkirakan menjadi

penyebab tidak adanya pengaruh leverage terhadap CSR

disclosure.

Hal ini bisa juga disebabkan karena perusahaan memiliki

kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi terhadap ekonomi,

lingkungan, dan sosial sehingga tigkat leverage menjadi tidak

mempengaruhi dibuatnya sustainability report meskipun

hutangnya besar (Sari, 2012:137).

4) Pengaruh Tipe Indutri (TYPE) Terhadap Publikasi Sustainability

Report (SR)

Variabel TYPE menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar -0,112 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,828, lebih

besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari

α = 5% maka hipotesis ke-5 tidak berhasil didukung. Penelitian

ini tidak berhasil membuktikan bahwa tipe industri berpengaruh

terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung

hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari dan

Chariri (2007).

Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

Pasal 74 Ayat 1, yang mengatur tentang kesadaran akan perlunya

menjaga lingkungan, menyatakan bahwa “perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

80

sosial dan lingkungan”. Hal ini mengindikasikan bahwa baik

perusahaan tersebut high-profile maupun low-profile, mereka

akan tetap membuat sustainability report yang didasarkan atas

peraturan di atas dan juga kesadaran manajemen, walaupun baru

sebagian perusahaan saja yang menerapkan. Selain itu, setiap

perusahaan pasti ingin memberi image yang baik di kalangan

masyarakat, salah satunya dengan mempublikasikan SR (Lestari

dan Chariri, 2007:17).

5) Pengaruh Analisis Aktivitas Perusahaan (IT) Terhadap Publikasi

Sustainability Report (SR)

Variabel inventory turnover (IT) menunjukkan koefisien

regresi negatif sebesar -0,003 dengan tingkat signifikansi (p)

sebesar 0,028, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi

(p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis ke-6 berhasil didukung.

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa aktivitas perusahaan

berpengaruh terhadap sustainability report (SR).

Penelitian ini bertentangan dengan Suryono dan Prastiwi

(2011:24) yang menyatakan bahwa aktivitas perusahaan tidak

berpengaruh terhadap sustainaility report. Tingginya rasio IT

mencerminkan bahwa perusahaan mampu mengelola asetnya

dengan baik sehingga memiliki kondisi keuangan yang stabil. Hal

ini akan mendorong manajemen untuk membuat sustainability

81

report. Tujuannya adalah meyakinkan investor dan stakeholder

lainnya demi kelangsungan hidup perusahaan.

6) Pengaruh Ukuran Perusahaan (LNTA) Terhadap Publikasi

Sustainability Report (SR)

Variabel LNTA menunjukkan koefisien regresi positif

sebesar 0,996 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000, lebih

kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari

α = 5% maka hipotesis ke-7 berhasil didukung. Penelitian ini

berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung

hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan olehAlmilia dan

Retrinasari (2007), Dilling (2009), Suryono dan Prastiwi (2011),

serta Sari (2012).

Berdasarkan teori oleh Meek, Roberts dan Gray (1995, dalam

Almilia dan Retrinasari, 2007:13) bahwa perusahaan besar

mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli,

serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analis, sehingga

perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan

pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Sebaliknya,

bagi perusahaan kecil, tidak terlalu penting untuk membuat

sustainability report karena butuh biaya yang lebih besar.

Shingvi dan Desai (1971, dalam Almilia dan Retrinasari,

2007:13) pun menuturkan bahwa perusahaan kecil umumnya

82

berada pada situasi persaingan yang ketat dengan perusahaan

yang lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya

kepada pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam

persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak melakukan

pengungkapan selengkap perusahaan besar.

7) Pengaruh Komite Audit (JRKA) Terhadap Publikasi Sustainability

Report (SR)

Variabel JRKA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

0,261 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000, lebih kecil

dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α =

5% maka hipotesis ke-8 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil

membuktikan bahwa jumlah rapat komite audit berpengaruh

terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini mendukung

hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono dan

Prastiwi (2011).

Menurut Collier (1993) dalam Suryono dan Prastiwi

(2011:24) keberadaan komite audit membantu menjamin

pengungkapan dan sistem pengendalian agar dapat berjalan

dengan baik. Semakin berkualitas komite audit, mereka akan

memahami makna pengungkapan informasi. Oleh karena itu,

melalui jumlah pertemuan, komite audit semakin mampu

mendorong manajemen untuk mengungkapkan sustainability

report sebagai media komunikasi dengan stakeholder.

83

8) Pengaruh Dewan Direksi (JRDD) Terhadap Publikasi

Sustainability Report (SR)

Variabel JRDD menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

0,005 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,726, lebih besar

dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α =

5% maka hipotesis ke-9 tidak berhasil didukung. Penelitian ini

tidak berhasil membuktikan bahwa jumlah rapat dewan direksi

berpengaruh terhadap sustainability report (SR). Penelitian ini

mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Dilling (2009) serta Suryono dan Prastiwi (2011).

Direksi bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola

perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota, maka

semakin sering komunikasi sehingga memudahkan terwujudnya

good corporate governance (GCG) dan terbukanya informasi.

Hidayah (2008:62) mengemukakan tidak didukungnya hipotesis

ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya kesadaran emiten

dalam menerapkan GCG. Mereka menerapkan bukan karena

kebutuhan, tetapi hanya sekedar mematuhi peraturan. Dengan

demikian, frekuensi rapat antara anggota dewan direksi tidak

mencerminkan adanya komunikasi yang baik dalam hal

keterbukaan informasi mengenai sustainability report.

84

9) Pengaruh Governance Committee (GC) Terhadap Publikasi

Sustainability Report (SR)

Variabel GC menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

0,328 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,617, lebih besar

dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α =

5% maka hipotesis ke-10 tidak berhasil didukung. Penelitian ini

tidak berhasil membuktikan bahwa pembentukan governance

committee berpengaruh terhadap sustainability report (SR).

Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011).

Pembentukan GC yang dilakukan sejumlah perusahaan

diharapkan dapat memberi inisiatif untuk melakukan

pengungkapan sosial dan lingkungan yang lebih, untuk

mewujudkan prinsip transparancy dari GCG. Namun,

berdasarkan uji hipotesis hal ini belum bisa dibuktikan

dikarenakan mungkin masih minimnya jumlah perusahaan yang

membentuk GC di Indonesia (Suryono dan Prastiwi, 2011:25).

Dikatakan minim karena hanya 10 perusahaan yang membentuk

GC dari 42 perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini.

Ringkasan hasil penelitian disajikan dalam tabel di bawah ini:

85

Tabel 4.12

Ringkasan Hasil Penelitian

Variabel Independen

Variabel Dependen

Sustainability Report

ROA (+)

NPM (+)

CR (-)

DER (-)

TYPE (-)

IT (-)

LNTA (+)

JRKA (+)

JRDD (+)

GC (+)

Keterangan:

: variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen atau hipotesis diterima.

: variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen atau hipotesis ditolak.

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan yang

meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage, tipe industri, aktivitas perusahaan,

serta ukuran perusahaan; dan corporate governance yang meliputi komite

audit, dewan direksi, dan governance committee terhadap publikasi

sustainability report (SR). Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian

sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut:

1. Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan

ROA berpengaruh terhadap publikasi sustainability report (SR),

sedangkan yang diproksikan dengan NPM tidak berpengaruh terhadap

publikasi sustainability report (SR). Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian Anggraini (2006), Almilia dan Retrinasari (2007), Suryono

dan Prastiwi (2011), Sari (2012), serta Puspitaningrum dan Prastiwi

(2013). Tingkat profitabiilitas menunjukkan seberapa baik pengelolaan

manajemen perusahaan. ROA yang tinggi mencerminkan sumber daya

keuangan yang lebih besar sehingga berpengaruh pada perusahaan untuk

menyajikan pengungkapan lainnya seperti SR. Sementara, NPM yang

tinggi memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk

mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi sehingga

tidak berpengaruh pada perusahaan untuk membuat SR.

87

2. Hasilnya menunjukkan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan current

ratio tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian Almilia dan Retrinasari (2007),

Suryono dan Prastiwi (2011), serta Kamil dan Herusetya (2012). Alasan

yang mendasarinya menurut Sutomo (2004) dalam Kamil dan Herusetya

(2012) adalah karena kurangnya perhatian dari stakeholder yang

berkepentingan terhadap informasi keuangan, kurang memperhatikan

kualitas likuiditas entitas sehingga tidak banyak mempengaruhi luas

pengungkapan CSR.

3. Hasilnya menunjukkan bahwa leverage yang diproksikan dengan debt to

equity ratio tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Anggraini (2006),

Almilia dan Retrinasari (2007), Suryono dan Prastiwi (2011), serta Sari

(2012). Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan yang baik antara

perusahaan dan debtholders. Selain itu, kepedulian dan tanggung jawab

perusahaan yang tinggi terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan.

4. Hasilnya menunjukkan bahwa tipe industri tidak berpengaruh terhadap

publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian Lestari dan Chairiri (2007). Alasan yang mendasarinya adalah

adanya UU PT yang mengatur kewajiban bagi seluruh perusahaan untuk

melaksanakan tanggung sosial dan lingkungan.

5. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap

publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang

88

dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011). Rasio aktivitas yang tinggi

mencerminkan perusahaan mengelola aset dengan baik sehingga kondisi

keuangannya stabil. Hal inilah yang mendorong manajemen untuk

membuat SR.

6. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian Almilia dan Retrinasari (2007), Dilling (2009), Suryono dan

Prastiwi (2011), serta Sari (2012). Hal ini dikarenakan perusahaan besar

memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan lebih luas, sedangkan

perusahaan kecil umumnya tidak membuat SR terkait posisinya yang

berbahaya dalam persaingan jika mengungkapkan terlalu banyak

informasi.

7. Hasilnya menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh terhadap

publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian Suryono dan Prastiwi (2011). Banyaknya jumlah rapat komite

audit mencerminkan bahwa manajemen telah mampu memahami

pentingnya pengungkapan informasi seperti SR.

8. Hasilnya menunjukkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap

publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian Suryono dan Prastiwi (2011). Hal ini ditegaskan oleh Hidayah

(2008) yang menyatakan terdapat rendahnya kesadaran emiten dalam

menerapkan GCG sehingga frekuensi rapat tidak mencerminkan

komunikasi yang baik dalam keterbukaan informasi seperti SR.

89

9. Hasilnya menunjukkan bahwa governance committee tidak berpengaruh

terhadap publikasi sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011). Masih minimnya jumlah

perusahaan yang membentuk governance committee menjadi penyebab

utama sehingga kurang ada komite yang dapat memberi inisiatif untuk

membuat SR.

Dapat disimpulkan, dalam penelitian ini dari tujuh proksi karakteristik

perusahaan yang digunakan, hanya tiga yang hasilnya berpengaruh. Selain

itu, dari tiga variabel corporate governance, hanya satu saja yang hasilnya

berpengaruh, yaitu komite audit. Atau dengan kata lain, secara simultan

karakteristik perusahaan dan corporate governance tidak berpengaruh

terhadap publikasi sustainability report. Hal ini disebabkan karena adanya

regulasi seperti UU No.40 tentang Perseroan Terbatas (PT) menciptakan

iklim penerapan sustainability report bagi seluruh perusahaan publik secara

mandatory, tidak lagi bersifat voluntary (Kamil dan Herusetya, 2012:12).

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas

mengenai publikasi sustainability report. Serta diharapkan dapat memberikan

informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi perusahaan dalam pembuatan sustainability report, dalam hal

90

ini faktor yang mempengaruhinya adalah ROA, aktivitas perusahaan, ukuran

perusahaan, dan komite audit.

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-

pihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut:

a. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam

mempertimbangkan pembuatan sustainability report, karena saat ini

sustainability report sudah menjadi kebutuhan yang akan berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat di masa yang

akan datang.

b. Bagi investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para

investor untuk mempertimbangkan keputusan pengambilan investasi

sehingga tidak lagi hanya menjadikan laba sebagai satu-satunya indikator

untuk menilai prospek usaha, melainkan juga kepedulian perusahaan

pada masyarakat dan alam.

c. Bagi pemerintah selaku regulator

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada regulator atas

efektivitas penerapan UU PT No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan-

perusahaan publik di Indonesia.

91

C. Saran

Penelitian mengenai publikasi sustainability report di masa yang akan

datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas

dengan mempertimbangkan saran di bawah ini:

1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel dengan

mempertimbangkan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai

populasi penelitian dan menambah tahun pengamatan. Atau dapat pula

memfokuskan penelitiannya hanya pada perusahaan yang termasuk

industri pertambangan terkait UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas (PT).

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan pengukuran yang berbeda

sebagai proksi dari variabel untuk menghasilkan penelitian yang lebih

baik. Misal, variabel profitabilitas diproksikan dengan ROE, serta

variabel corporate governance dapat diproksikan dengan kepemilikan

manajerial dan dewan komisaris.

92

DAFTAR PUSTAKA

Adit, “Membangun Tata Kelola Perusahaan Menurut Prinsip-prinsip GCG”,

Diambil dari

http://businessenvironment.wordpress.com/2007/04/30/membanguntatakelol

a-perusahaan-menurut-prinsip-prinsip-gcg/ diakses pada 21 Desember 2012.

Admin KeuLSM, “Ekonomi & Lingkungan: Tentang Sustainability Reporting”,

Diambil dari http://keuanganlsm.com/article/umum/tentang-sustainability-

reporting/ 6 Mei 2013, Diakses pada 16 Mei 2013.

Almilia, Luciana dan Retrinasari, Ikka, “Analisis Pengaruh Karakteristik

Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Proceeding Seminar

Nasional FE Universitas Trisakti Jakarta.9 Juni 2007.

Almilia, Luciana Spica, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Sukarela: Internet Financial and Sustainability Reporting”, JAAI Volume

12 No.2, Desember 2008: 117-131.

Ambarini, Nur Sulistyo B, “Audit Lingkungan sebagai Perwujudan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) di Era

Globalisasi Ekonomi”, MMH, Jilid 39 No.3 Juli 2010.

Anggraini, Retno, “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keungan

Tahunan”, Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.23-26 Agustus 2006.

Anonim, “Peranan dewan komisaris dan komite audit dalam rangka

implementasi GCG”. http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi24/peranan.htm

diakses pada 20 Desember 2012.

93

Bary, Xavier, “Mengapa Bisnis Perlu Menerapkan Sustainability”, Diambil dari www.pa-international.org/pa.../Article%20Sustainability%20(BHS).doc , Diakses

pada 16 Mei 2013.

Brigham dan Houston, “Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar

Manajemen Keuangan”, Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Budiman, Ferry dan Supatmi, “Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainability

Report Awards (ISRA) Terhadap Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham”, 2009.

Chariri, A dan Nugroho, Firman Aji, “Retorika dalam Pelaporan CSR: Analisis

Semiotik Atas Sustainability Reporting PT. Aneka Tambang Tbk”.

CSR Indonesia, “Ruang Perbaikan bagi Pelaporan Keberlanjutan”, Bogor, 22

Desember 2010.

Dilling, “Sustainability Reporting In A Global Context: What Are The

Characteristics Of Corporatons That Provide High Quality Sustainability

Reports- An Empirical Analysis”, dalam International Business &

Economics Research Journal. Vol.9, No.1., New York Institute of

Technology, Canada, 2009.

Effendi, Muh.Arief, “The Power of Good Corporate Governance: Teori dan

Implementasi”, Salemba 4, Jakarta. 2009.

Fitriani. “Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan

Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Jakarta.” Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional

Akuntansi IV. 2001.

94

Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”,

Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

Global Report Initiative, “Sustainability Reporting Guideliness, Version 3.0”,

Netherland, 2006.

Gunawan, Hendra, “Dari 438 Emiten, Hanya 25 Perusahaan yang Membuat

Laporan Keberlanjutan”, Diambil dari http://investasi.kontan.co.id/news 21

Desember 2011. Diakses pada 15 Oktober 2012.

Hackston, David and Markus J. Milne. ”Some Determinants of Social and

Environmental Disclosure in New Zealand Companies”.Accounting,

Auditing and Accountability Journal.Vol. 9, No. 1, p. 77-108. 1996.

Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2012.

Hidayah, Erna, “Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan

Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di

BEJ”, dalam Jurnal Akuntansi Vol.12, No.1, Juni 2008: 53-64.

Jensen, M.C. and Meckling, ”Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency

Costs, dan Ownership Structure”, Journal of Financial Economics. Vol 3,

p. 305-360. 1976.

Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan

terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR”, Media Riset Akuntansi,

Vol.2, No.1. Februari 2012.

Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, Christian, “Manajemen Keuangan Based

on Empirical Research”, Graha Ilmu, 2009.

95

Komite Nasional Kebijakan Governance, “Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia”, 2006.

Lestari, H. S., dan Chariri, A, ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam

Website Perusahaan”, 2007.

Maharani, Satia Nur, “Corporate Sustainability Report sebagai Indikator

Pengambilan Keputusan Investasi”, Jurnal Keuangan dan Perbankan.Vol.15,

No.2, Mei 2011, hlm 191-200.

Marwati. “Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan

Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia”.

Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001.

Nachrowi Nachrowi Djalal, Hardius Usman, “Pendekatan Populer dan

PraktisEkonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.

Prasetyono, “Analisis Ukuran Perusahaan, Penerapan Etika Bisnis dan Praktik

Corporate Governance Terhadap Penerapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan”, Prosiding Seminar Nasional dan Penelitian PKM: Sosial,

Ekonomi, dan Humaniora, 2011.

Purwanto, Agus, “Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

Terhadap Corporate Social Responsibility”, Jurnal Akuntansi dan Auditing

Volume 8 No.1, November 2011:1-94.

Puspitaningrum, Ayu dan Prastiwi, Arum, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Terhadap Internet Financial and Sustainability Reporting(IFSR)”, Jurnal

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013.

96

Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. “The Relationship

between Corporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed

Companies”.Social Responsibility Journal.Vol.5, No.2, hal.212-226. 2009.

Sekaran, Uma, “Research Methods for Bussiness: Metodologi Penelitian untuk

Bisnis”, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Sembiring, E.R, “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab

Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek

Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo. 2005.

Setiaji, Stefanus Arif, “Curhat Sang Menteri: Dari Lingkungan Rusak Hingga

CSR yang Disembunyikan”, Diambil dari http://www.bisnis.com/articles

Jumat, 23 Desember 2011, Diakses pada 15 Oktober 2012.

Singhvi, S dan Desai, H. “An Empirical Analysis of The Quality of Corporate

Financial Disclosure”. Accounting Review, Vol.46, No.1 pp. 129-138.

1971.

Sudana, I Made dan Ayu, Putu, “Corporate Governance dan Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek

Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.Tahun 4, No. 1. April

2011.

Suryono, Hari dan Prastiwi, Andri, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan

Corporate Governance terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability

Report”, Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011.

Trihendradi, Cornelius. “Kupas Tuntas Analisis Regresi”. Yogyakarta: ANDI.

2007.

97

Wahyuningtyas dan Nughrahanti, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

terhadap Pengungkapan CSR”, 2012.

Waizly,“Perlukah Membuat Laporan Kegiatan CSR?”, Diambil dari http://the-

marketeers.com/archives/perlukah-membuat-laporan-kegiatan-csr.html 24

September 2010.Diakses pada 13 Oktober 2012.

Widianto, Hari Suryono, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,

Aktivitas, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Praktik

Pengungkapan Sustainability Report”, 2011.

Yuliana, Purnomosidini, dan Sukoharsono, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan

terhadap Pengungkapan CSR dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.5, No.2.Desember 2008.

98

DAFTAR PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SUSTAINABILTY REPORT (SR)

No. Nama Perusahaan Kode Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1. Astra Agro Lestari Tbk AALI

2. Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI

3. Adaro Energy Tbk ADRO

4. Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM

5. Astra-Graphia Tbk ASGR

6. Astra International Tbk ASII

7. Astra Otoparts Tbk AUTO

8. Bakrie Telecom Tbk BTEL

9. BW Plantation Tbk BWPT

10.. Elnusa Tbk ELSA

11. HM Sampoerna Tbk HMSP

12. Vale Indoensia Tbk INCO

13. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

14. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP

15. Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

16. INDOSAT Tbk ISAT

17. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS

18. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero)

Tbk

PTBA

19. Petrosea Tbk PTRO

20. Sampoerna Agro Tbk SGRO

21. SMART Tbk SMAR

99

No. Nama Perusahaan Kode Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

22. Holcim Indonesia Tbk SMCB

23. Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR

24. Timah (Persero) Tbk TINS

25. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM

26. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM

27. Bakrie Sumatra Plantation Tbk UNSP

28. United Tractor Tbk UNTR

29. Unilever Indonesia Tbk UNVR

30. Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA

Sumber: data diolah

Keterangan:

= menampilkan data secara lengkap

= tidak menampilkan data secara lengkap

100

DAFTAR PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SUSTAINABILITY REPORT (SR)

No Nama Perusahaan Kode Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1. Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

2. Centrin Online Tbk CENT

3. Catur Sentosa Adiprana Tbk CSAP

4. Energi Mega Persada Tbk ENRG

5. Enseval Putera Megatrading Tbk EPMT

6. XL Axiata Tbk EXCL

7. Smartfren Telecom Tbk FREN

8. Gajah Tunggal Tbk GJTL

9. Hero Supermarket Tbk HERO

10. Kalbe Farma Tbk KLBF

11. Lautan Luas Tbk LTLS

12. Mitra Adiperkasa Tbk MAPI

13. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk MBAI

14. Matahari Putra Prima Tbk MPPA

15. Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS

16. Millenium Pharmacon International Tbk SDPC

17. Salim Invomas Pratama SIMP

18. Selamat Sempurna Tbk SMSM

19. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI

20. Mandom Indonesia Tbk TCID

21. Tira Austenite Tbk TIRA

22. Panorama Transportasi Tbk WEHA

101

DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN

No. Nama Perusahaan Kode

1. Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI

2. Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

3. Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM

4. Astra-Graphia Tbk ASGR

5. Astra International Tbk ASII

6. Centrin Online Tbk CENT

7. Catur Sentosa Adiprana Tbk CSAP

8. Elnusa Tbk ELSA

9. Energi Mega Persada Tbk ENRG

10. Enseval Putra Megatrading Tbk EPMT

11. XL Axiata Tbk EXCL

12. Smartfren Telecom Tbk FREN

13. Gajah Tunggal Tbk GJTL

14. Hero Supermarket Tbk HERO

15. HM Sampoerna Tbk HMSP

16. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

17. Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

18. INDOSAT Tbk ISAT

19. Kalbe Farma Tbk KLBF

20. Lautan Luas Tbk LTLS

21. Mitra Adiperkasa Tbk MAPI

22. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk MBAI

23. Matahari Putra Prima Tbk MPPA

24. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS

25. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero)

Tbk

PTBA

26. Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS

27. Millenium Pharmacon International Tbk SDPC

28. Sampoerna Agro Tbk SGRO

29. Salim Ivomas Pratama SIMP

30. SMART Tbk SMAR

31. Holcim Indonesia Tbk SMCB

32. Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR

33. Selamat Sempurna Tbk SMSM

34. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI

35. Mandom Indonesia Tbk TCID

36. Tira Austenite Tbk TIRA

37. Telekomunikasi Indonesia (Persero) TLKM

102

38. Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP

39. United Tractor Tbk UNTR

40. Unilever Indonesia Tbk UNVR

41. Panorama Transportasi Tbk WEHA

42. Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA

103

DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2007 1 ADHI 0.026 0.022 1.209 13.283 0 18.824 29.097 27 51 1

2007 2 ANTM 0.426 0.427 4.474 0.374 1 9.104 30.119 24 22 1

2007 3 ASGR 0.115 0.099 1.336 0.988 0 5.877 27.160 7 41 0

2007 4 ASII 0.103 0.093 0.913 1.169 1 15.318 31.782 10 48 0

2007 5 ELSA 0.046 0.048 1.083 1.259 1 43.736 28.401 12 27 0

2007 6 HMSP 0.231 0.122 1.780 0.280 1 3.336 30.383 8 15 0

2007 7 INDF 0.033 0.035 0.921 2.621 1 6.682 31.016 7 5 0

2007 8 INTP 0.098 0.134 2.960 0.443 1 7.351 29.935 6 2 0

2007 9 ISAT 0.045 0.124 0.926 1.720 1 102.050 31.444 9 34 0

2007 10 PGAS 0.007 0.179 1.173 2.090 1 422.348 30.644 30 22 1

2007 11 PTBA 0.194 0.184 4.432 0.399 1 15.190 28.999 17 19 0

2007 12 SGRO 0.103 0.135 2.516 0.405 1 7.434 28.367 0 6 0

2007 13 SMAR 0.123 0.122 1.720 1.285 1 5.534 29.718 11 5 0

2007 14 SMCB 0.023 0.045 1.330 2.193 1 14.260 29.606 7 21 0

2007 15 SMGR 0.208 0.185 3.644 0.271 1 9.162 29.773 36 23 1

2007 16 TLKM 0.157 0.216 0.773 1.156 1 52.030 32.038 72 49 0

2007 17 UNSP 0.048 0.106 3.173 0.807 1 13.244 29.092 9 24 0

2007 18 UNTR 0.115 0.082 1.339 1.259 0 8.564 30.196 5 43 0

2007 19 UNVR 0.368 0.157 1.110 0.980 0 14.630 29.305 6 24 0

104

DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2007 20 WIKA 0.031 0.030 1.652 2.151 0 9.225 29.050 11 11 0

2008 1 ADHI 0.016 0.012 1.174 7.745 0 11.444 29.265 14 60 1

2008 2 ANTM 0.134 0.143 8.016 0.264 1 6.894 29.958 22 34 1

2008 3 ASGR 0.074 0.061 1.136 1.527 0 5.550 27.458 10 44 0

2008 4 ASII 0.114 0.095 1.322 1.214 1 11.201 32.022 7 52 0

2008 5 ELSA 0.040 0.053 1.394 1.045 1 34.097 28.830 51 32 0

2008 6 HMSP 0.241 0.112 1.444 1.004 1 4.529 30.412 7 12 0

2008 7 INDF 0.026 0.027 0.898 3.110 1 6.401 31.310 6 5 0

2008 8 INTP 0.155 0.178 1.786 0.325 1 6.454 30.055 5 3 0

2008 9 ISAT 0.036 0.132 0.905 1.953 1 58.593 31.576 9 41 0

2008 10 PGAS 0.025 0.050 2.176 2.471 1 881.010 30.872 23 23 1

2008 11 PTBA 0.280 0.237 3.657 0.508 1 17.179 29.440 16 17 0

2008 12 SGRO 0.204 0.192 2.270 0.372 1 19.019 28.399 9 3 0

2008 13 SMAR 0.104 0.065 1.722 1.088 1 12.006 29.936 12 5 0

2008 14 SMCB 0.037 0.059 1.683 2.024 1 12.424 29.669 5 12 0

2008 15 SMGR 0.238 0.207 3.386 0.301 1 7.725 29.992 18 41 1

2008 16 TLKM 0.117 0.175 0.542 1.337 1 19.006 32.145 26 51 0

2008 17 UNSP 0.037 0.059 1.488 0.902 1 20.711 29.179 7 15 0

2008 18 UNTR 0.116 0.095 1.636 1.046 0 5.319 30.760 12 43 1

2008 19 UNVR 0.370 0.155 1.004 1.096 0 12.126 29.504 4 22 0

105

DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2008 20 WIKA 0.027 0.024 1.444 3.108 0 4.858 29.384 11 27 1

2009 1 ADHI 0.029 0.021 1.196 6.686 0 15.121 29.359 18 50 1

2009 2 ANTM 0.061 0.069 7.273 0.215 1 7.442 29.928 25 47 1

2009 3 ASGR 0.086 0.050 1.447 1.034 0 8.980 27.376 11 45 0

2009 4 ASII 0.113 0.102 1.369 1.003 1 13.530 32.119 7 38 0

2009 5 ELSA 0.111 0.127 1.534 1.197 1 43.703 29.069 29 45 0

2009 6 HMSP 0.287 0.131 1.881 0.693 1 4.086 30.506 8 12 0

2009 7 INDF 0.051 0.056 1.161 2.451 1 7.258 31.329 8 7 0

2009 8 INTP 0.207 0.260 3.006 2.211 1 8.332 30.217 5 3 0

2009 9 ISAT 0.027 0.081 0.546 2.047 1 124.075 31.639 7 57 0

2009 10 PGAS 0.217 0.346 2.484 1.355 1 1276.464 30.987 34 20 1

2009 11 PTBA 0.338 0.305 4.912 0.402 1 21.829 29.720 26 21 1

2009 12 SGRO 0.125 0.155 2.612 0.269 1 13.364 28.447 5 7 0

2009 13 SMAR 0.073 0.053 1.579 1.097 1 6.639 29.954 10 5 0

2009 14 SMCB 0.123 0.151 1.270 1.191 1 15.554 29.614 5 12 0

2009 15 SMGR 0.257 0.231 3.576 0.258 1 10.222 30.192 20 32 1

2009 16 TLKM 0.116 0.175 0.606 1.222 1 19.862 32.211 25 47 0

2009 17 UNSP 0.049 0.109 1.010 0.899 1 21.375 29.255 3 10 0

2009 18 UNTR 0.156 0.131 1.656 0.755 0 7.372 30.826 14 37 1

2009 19 UNVR 0.407 0.167 1.042 1.020 0 13.617 29.644 3 23 0

106

DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2009 20 WIKA 0.033 0.029 1.444 2.652 0 6.310 29.372 15 79 1

2010 1 ADHI 0.038 0.033 1.143 4.175 0 91.878 29.226 19 50 1

2010 2 ANTM 0.137 0.193 3.817 0.283 1 7.113 30.141 20 42 1

2010 3 ASGR 0.121 0.076 1.510 1.104 0 10.176 27.613 8 45 0

2010 4 ASII 0.127 0.111 1.262 1.098 1 11.990 32.357 9 40 0

2010 5 ELSA 0.017 0.015 1.604 0.892 1 36.596 28.934 41 55 0

2010 6 HMSP 0.313 0.148 1.612 1.009 1 4.426 30.653 8 12 0

2010 7 INDF 0.063 0.077 2.037 1.336 1 6.804 31.487 8 9 0

2010 8 INTP 0.210 0.290 5.554 0.172 1 8.571 30.362 4 3 0

2010 9 ISAT 0.012 0.033 0.516 1.937 1 151.363 31.598 6 43 0

2010 10 PGAS 0.194 0.316 3.434 1.225 1 1407.179 31.099 20 34 1

2010 11 PTBA 0.230 0.254 5.791 0.358 1 18.668 29.797 37 21 1

2010 12 SGRO 0.157 0.195 1.892 0.336 1 10.209 28.687 5 9 0

2010 13 SMAR 0.101 0.062 1.527 1.115 1 7.497 30.155 12 5 0

2010 14 SMCB 0.079 0.139 1.662 0.529 1 11.923 29.976 5 12 0

2010 15 SMGR 0.234 0.253 2.917 0.285 1 8.831 30.376 33 22 1

2010 16 TLKM 0.116 0.168 0.915 0.976 1 25.100 32.234 30 46 0

2010 17 UNSP 0.044 0.268 0.535 1.197 1 15.017 30.549 8 30 1

2010 18 UNTR 0.130 0.104 1.566 0.839 0 5.385 31.022 4 33 1

2010 19 UNVR 0.389 0.172 0.851 1.150 0 12.509 29.794 5 19 0

107

DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2010 20 WIKA 0.045 0.047 1.406 2.425 0 7.059 29.469 28 27 1

2011 1 ADHI 0.030 0.027 1.103 5.172 0 97.650 29.441 15 56 0

2011 2 ANTM 0.127 0.186 10.642 0.411 1 6.130 30.352 13 41 1

2011 3 ASGR 0.124 0.081 1.592 1.023 0 7.797 27.750 10 29 0

2011 4 ASII 0.137 0.130 1.364 1.024 1 13.558 32.665 8 36 0

2011 5 ELSA -0.007 -0.006 1.246 1.305 1 43.504 29.110 43 53 0

2011 6 HMSP 0.416 0.153 1.749 0.899 1 5.930 30.595 10 12 0

2011 7 INDF 0.091 0.108 1.909 0.695 1 6.935 31.612 7 11 0

2011 8 INTP 0.198 0.259 6.985 0.154 1 10.460 30.530 4 3 0

2011 9 ISAT 0.018 0.045 0.551 1.773 1 220.726 31.586 5 44 0

2011 10 PGAS 0.197 0.313 5.499 0.803 1 1653.205 31.064 22 44 1

2011 11 PTBA 0.268 0.292 4.632 0.409 1 16.409 30.074 36 19 1

2011 12 SGRO 0.161 0.175 1.589 0.365 1 9.411 28.858 4 10 0

2011 13 SMAR 0.121 0.056 1.864 1.007 1 11.157 30.320 12 5 0

2011 14 SMCB 0.097 0.141 1.466 0.455 1 13.189 30.024 5 12 0

2011 15 SMGR 0.201 0.241 2.647 0.345 1 8.162 30.610 13 25 1

2011 16 TLKM 0.150 0.217 0.958 0.690 1 94.001 32.266 30 52 0

2011 17 UNSP 0.003 0.171 1.007 1.072 1 19.636 30.858 8 60 1

2011 18 UNTR 0.127 0.107 1.783 0.689 0 7.722 31.469 7 40 1

2011 19 UNVR 0.397 0.177 0.687 1.848 0 12.946 29.981 4 20 0

108

DATA PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2011 20 WIKA 0.047 0.050 1.139 2.750 0 8.870 29.750 13 28 1

109

DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2007 1 AMFG 0.087 0.080 2.835 0.353 1 4.486 28.196 12 12 0

2007 2 CENT 0.160 0.222 28.195 0.050 0 240.905 25.315 1 2 0

2007 3 CSAP 0.031 0.016 1.157 1.754 0 5.951 27.706 5 5 0

2007 4 ENRG 0.012 0.102 0.652 1.798 1 3.010 29.869 4 9 0

2007 5 EPMT 0.111 0.036 1.910 0.858 0 7.671 28.370 5 14 0

2007 6 EXCL 0.013 0.039 0.228 3.217 1 109.562 30.566 5 42 0

2007 7 FREN 0.011 0.057 4.268 1.526 1 5.086 29.143 3 40 0

2007 8 GJTL 0.011 0.014 2.209 2.544 1 7.113 29.766 4 12 0

2007 9 HERO 0.039 0.013 0.931 1.721 0 10.400 28.193 4 52 0

2007 10 KLBF 0.137 0.101 4.983 0.331 1 4.907 29.268 5 17 1

2007 11 LTLS 0.034 0.026 0.829 2.423 0 6.805 28.390 3 3 0

2007 12 MAPI 0.039 0.030 2.151 1,145 0 5.328 28.716 4 4 0

2007 13 MBAI 0.113 0.093 1.497 2.830 1 14.338 27.402 3 12 0

2007 14 MPPA 0.021 0.018 2.253 1.585 0 10.777 29.765 4 52 0

2007 15 RUIS 0.087 0.040 2.877 1.291 1 506.548 26.746 16 12 0

2007 16 SDPC 0.041 0.153 1.393 2.305 0 8.546 26.170 5 12 0

2007 17 SIMP 0.053 0.153 0.655 0.915 1 5.534 30.565 6 7 0

2007 18 SMSM 0.097 0.075 1.709 0.654 1 4.341 27.445 4 12 0

110

DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2007 19 SOBI 0.112 0.090 1.808 0.826 1 3.482 27.460 3 12 0

2007 20 TCID 0.153 0.109 17.609 0.077 0 6.119 27.310 12 13 0

2007 21 TIRA 0.011 0.011 1.140 2.141 0 2.730 26.199 12 12 0

2007 22 WEHA 0.040 0.073 0.806 0.58 1 185.213 25.352 3 20 0

2008 1 AMFG 0.115 0.099 3.452 0.331 1 3.609 28.321 12 12 0

2008 2 CENT -0.173 -0.205 3.320 0.246 0 153.627 25.269 1 3 0

2008 3 CSAP 0.046 0.021 1.362 1.721 0 5.755 27.835 5 5 0

2008 4 ENRG -0.003 -0.019 1.800 2.393 1 3.867 30.167 12 6 0

2008 5 EPMT 0.106 0.036 1.906 0.879 0 8.015 28.553 4 12 0

2008 6 EXCL -0.001 -0.002 0.202 5.711 1 76.507 30.995 5 43 0

2008 7 FREN -0.223 -0.551 0.663 5.597 1 8.938 29.199 3 28 0

2008 8 GJTL -0.072 -0.078 1.400 1.470 1 5.691 29.796 4 12 0

2008 9 HERO 0.045 0.016 0.859 1.819 0 9.363 28.386 2 52 0

2008 10 KLBF 0.124 0.090 3.333 0.375 1 4.905 29.372 2 22 1

2008 11 LTLS 0.042 0.033 1.124 3.178 0 4.257 28.882 5 3 0

2008 12 MAPI -0.018 -0.020 1.403 2.335 0 3.070 28.956 4 4 0

2008 13 MBAI 0.039 0.023 1.970 2.388 1 12.893 27.422 4 12 0

2008 14 MPPA 0.001 0.001 1.122 2.135 0 12.184 29.907 4 12 0

111

DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2008 15 RUIS 0.049 0.026 1.945 2.069 1 367.270 27.151 20 15 0

2008 16 SDPC 0.031 0.011 1.324 2.870 0 8.045 26.455 4 12 0

2008 17 SIMP 0.051 0.090 1.153 0.901 1 13.004 30.669 6 12 0

2008 18 SMSM 0.098 0.068 1.818 0.625 1 4.727 27.558 4 12 0

2008 19 SOBI 0.128 0.095 1.672 0.950 1 3.132 27.736 9 35 0

2008 20 TCID 0.126 0.093 8.098 0.116 0 5.387 27.538 13 12 0

2008 21 TIRA 0.001 0.005 1.157 1.944 0 3.017 26.155 12 12 0

2008 22 WEHA 0.035 0.060 0.414 0.927 1 171.938 25.609 12 24 0

2009 1 AMFG 0.034 0.035 3.344 0.290 1 4.488 28.310 12 12 0

2009 2 CENT 0.113 0.176 5.631 0.167 0 124.098 25.354 2 4 0

2009 3 CSAP 0.001 0.004 1.268 2.068 0 5.399 27.957 5 5 0

2009 4 ENRG -0.169 -1.197 0.472 4.869 1 3.643 29.959 14 8 0

2009 5 EPMT 0.110 0.038 1.935 0.862 0 7.882 28.725 4 22 1

2009 6 EXCL 0.062 0.125 0.334 2.110 1 689.231 30.941 7 40 0

2009 7 FREN -0.152 -1.963 0.425 5.002 1 12.242 29.191 4 31 0

2009 8 GJTL 0.102 0.114 2.532 2.324 1 9.205 29.815 4 12 0

2009 9 HERO 0.061 0.026 0.714 2.054 0 7.954 28.671 8 52 0

2009 10 KLBF 0.143 0.102 2.987 0.392 1 5.820 27.198 4 24 1

112

DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2009 11 LTLS 0.028 0.023 1.121 2.784 0 8.408 28.756 4 12 0

2009 12 MAPI 0.048 0.047 1.449 1.624 0 3.590 28.849 4 4 0

2009 13 MBAI 0.208 0.133 2.332 1.163 1 16.951 27.573 4 12 0

2009 14 MPPA -0.012 0.029 0.692 5.379 0 1.696 28.052 4 12 0

2009 15 RUIS 0.033 0.018 2.174 1.670 1 247.296 27.057 12 15 0

2009 16 SDPC 0.036 0.009 1.486 2.002 0 10.547 26.314 4 12 0

2009 17 SIMP 0.087 0.227 13.369 0.822 1 8.351 30.794 7 6 0

2009 18 SMSM 0.141 0.097 1.587 0.798 1 5.392 27.571 4 12 0

2009 19 SOBI 0.125 0.107 1.535 0.876 1 5.977 27.864 6 32 0

2009 20 TCID 0.125 0.090 7.263 0.129 0 6.763 27.626 12 14 0

2009 21 TIRA 0.011 0.009 1.249 1.512 0 3.663 26.030 7 12 0

2009 22 WEHA 0.033 0.054 0.512 1.141 1 126.229 25.770 2 12 1

2010 1 AMFG 0.140 0.136 3.940 0.287 1 4.950 28.495 12 12 0

2010 2 CENT 0.013 0.014 1.236 2.758 0 4.841 26.515 2 4 0

2010 3 CSAP 0.019 0.010 1.168 2.513 0 5.142 28.165 5 12 0

2010 4 ENRG -0.001 -0.050 0.613 1.003 1 3.506 30.096 14 52 0

2010 5 EPMT 0.079 0.026 1.927 0.810 0 8.575 28.811 4 20 1

2010 6 EXCL 0.106 0.166 0.488 1,326 1 288.921 30.936 6 40 0

113

DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2010 7 FREN -0.313 -3.723 0.215 -38.525 1 1.743 29.131 2 12 0

2010 8 GJTL 0.080 0.084 1.761 1.941 1 9.047 29.970 4 12 0

2010 9 HERO 0.071 0.029 0.792 1.721 0 8.343 28.771 11 52 0

2010 10 KLBF 0.183 0.126 4.394 0.235 1 6.594 29.582 4 36 1

2010 11 LTLS 0.024 0.022 1.101 3.143 0 6.335 28.909 4 12 0

2010 12 MAPI 0.055 0.043 1.270 1.498 0 4.388 28.931 4 4 0

2010 13 MBAI 0.223 0.163 2.601 0.662 1 15.351 27.771 4 12 0

2010 14 MPPA 0.508 0.679 1.761 0.599 0 8.812 30.066 4 52 0

2010 15 RUIS 0.022 0.012 1.495 1.799 1 145.277 27.112 15 12 0

2010 16 SDPC 0.001 0.002 1.420 2.046 0 6.544 26.346 4 12 0

2010 17 SIMP 0.068 0.102 1.483 1.795 1 7.178 30.970 8 5 0

2010 18 SMSM 0.141 0.096 2.174 0.960 1 5.086 27.696 4 12 0

2010 19 SOBI 0.038 0.034 1.179 1.377 1 3.838 28.136 6 32 0

2010 20 TCID 0.126 0.090 10.684 0.104 0 7.596 27.677 14 14 0

2010 21 TIRA 0.018 0.015 1.437 1.352 0 4.053 26.107 6 12 0

2010 22 WEHA 0.001 0.001 0.528 2.154 1 263.958 26.163 2 12 1

2011 1 AMFG 0.125 0.130 4.423 0.254 1 4.368 28.621 14 12 0

2011 2 CENT 0.000 0.000 7.214 0.167 0 426.996 25.381 2 5 0

114

DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2011 3 CSAP 0.037 0.018 1.176 2.379 0 5.096 28.329 5 12 0

2011 4 ENRG 0.010 0.082 0.634 1.827 1 5.057 30.485 7 52 0

2011 5 EPMT 0.080 0.033 1.980 0.795 0 7.664 29.106 2 2 1

2011 6 EXCL 0.091 0.151 0.388 1.277 1 280.994 31.070 6 36 0

2011 7 FREN -0.195 -2.515 0.256 2.762 1 5.108 30.140 2 12 0

2011 8 GJTL 0.059 0.058 1.749 1.607 1 7.131 30.078 4 12 0

2011 9 HERO 0.074 0.031 0.817 1.615 0 371.254 28.945 7 52 0

2011 10 KLBF 0.184 0.140 3.653 0.270 1 6.399 29.744 3 41 1

2011 11 LTLS 0.023 0.016 1.038 3.236 0 5.478 29.027 4 12 0

2011 12 MAPI 0.082 0.061 1.040 1.461 0 4.275 29.116 4 4 0

2011 13 MBAI 0.016 0.015 1.041 1.144 1 9.809 28.054 4 12 0

2011 14 MPPA 0.012 0.014 1.222 0.814 0 7.036 29.964 4 52 0

2011 15 RUIS 0.003 0.003 1.077 3.654 1 138.207 27.617 12 17 0

2011 16 SDPC 0.012 0.004 1.374 2.413 0 8.113 26.502 4 12 0

2011 17 SIMP 0.080 0.179 1.969 0.549 1 7.514 31.134 8 4 0

2011 18 SMSM 0.193 0.121 2.716 0.695 1 5.571 27.759 4 12 0

2011 19 SOBI 0.012 0.013 1.116 0.869 1 3.162 28.007 6 32 0

2011 20 TCID 0.124 0.085 11.743 0.108 0 5.943 27.754 14 15 0

2011 21 TIRA 0.033 0.025 1.467 1.182 0 3.915 26.134 4 12 0

115

DATA PERUSAHAAN YANG TIDAK MEMPUBLIKASIKAN SR

TAHUN NO. KODE

PROF LIK LEV TYPE AKTV SIZE KA DD GC

ROA NPM CR DER H/L IT LN TA JML RAPAT JML RAPAT

2011 22 WEHA 0.017 0.026 0.404 0.329 1 16.162 26.294 2 12 1

116

Descriptive

[DataSet2]

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 210 -.3130 .5080 .091507 .1075664

NPM 210 -3.723 .679 .07264 .301544

CR 210 -1.9633 28.1950 2.024624 2.8204064

DER 210 -38.5250 1,326.0000 13.061859 120.5225092

IT 210 1.6960 1,653.2050 62.997493 199.6826745

LN TA 210 25.269 32.665 29.17308 1.647188

JR KA 210 0 72 10.05 9.676

JR DD 210 2 79 22.69 16.731

Valid N (listwise) 210

LOGISTIC REGRESSION VARIABLES SR /METHOD=ENTER ROA NPM CR DER HL IT LNTA

JRKA JRDD GC /CLASSPLOT /PRINT=GOODFIT CORR ITER(1) /CRITERIA=PIN(0.05)

POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).

Logistic Regression

[DataSet2]

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected

Cases

Included in

Analysis

210 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 210 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 210 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the

total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original

Value

Internal

Value

0 0

1 1

117

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 290.645 -.095

2 290.645 -.095

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 290.645

c. Estimation terminated at iteration number 2

because parameter estimates changed by less

than .001.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.095 .138 .476 1 .490 .909

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables ROA 30.183 1 .000

NPM 7.688 1 .006

CR .180 1 .671

DER 1.791 1 .181

HL 9.545 1 .002

IT .959 1 .328

LNTA 64.072 1 .000

JRKA 39.705 1 .000

JRDD 18.490 1 .000

GC 15.569 1 .000

Overall Statistics 99.580 10 .000

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

SR Percentag

e Correct 0 1

Step

0

SR 0 110 0 100.0

1 100 0 .0

Overall Percentage 52.4

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

118

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant ROA NPM CR DER HL IT LNTA JRKA JRDD GC

Step 1 1 175.893 -16.045 4.041 .532 -.006 -.001 -.080 .000 .512 .051 .004 .474

2 152.372 -24.396 6.806 .955 -.047 -.002 -.125 -.001 .773 .115 .004 .468

3 144.197 -29.354 8.631 1.922 -.104 -.003 -.139 -.002 .919 .194 .003 .366

4 142.477 -31.671 9.242 3.066 -.134 -.004 -.120 -.003 .980 .249 .004 .320

5 142.408 -32.240 9.402 3.312 -.139 -.005 -.112 -.003 .995 .260 .005 .327

6 142.404 -32.265 9.405 3.320 -.139 -.005 -.112 -.003 .996 .261 .005 .328

7 142.403 -32.267 9.403 3.320 -.139 -.006 -.112 -.003 .996 .261 .005 .328

8 142.402 -32.268 9.402 3.319 -.139 -.006 -.112 -.003 .996 .261 .005 .328

9 142.402 -32.268 9.401 3.319 -.139 -.006 -.112 -.003 .996 .261 .005 .328

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 290.645

d. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.

119

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 148.243 10 .000

Block 148.243 10 .000

Model 148.243 10 .000

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6.492 8 .592

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

SR = 0 SR = 1

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 21 20.909 0 .091 21

2 20 20.190 1 .810 21

3 20 18.951 1 2.049 21

4 14 17.001 7 3.999 21

5 15 14.045 6 6.955 21

6 13 9.900 8 11.100 21

7 4 5.706 17 15.294 21

8 2 2.519 19 18.481 21

9 1 .746 20 20.254 21

10 0 .033 21 20.967 21

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

1 142.402a .506 .676

a. Estimation terminated at iteration number 9

because parameter estimates changed by less

than .001.

120

Classification Tablea

Observed

Predicted

SR Percentage

Correct 0 1

Step 1 SR 0 94 16 85.5

1 19 81 81.0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a ROA 9.401 3.289 8.169 1 .004 12105.058

NPM 3.319 2.255 2.166 1 .141 27.644

CR -.139 .112 1.538 1 .215 .870

DER -.006 .029 .044 1 .835 .994

HL -.112 .517 .047 1 .828 .894

IT -.003 .001 4.816 1 .028 .997

LNTA .996 .191 27.149 1 .000 2.707

JRKA .261 .061 18.491 1 .000 1.298

JRDD .005 .015 .123 1 .726 1.005

GC .328 .656 .250 1 .617 1.389

Constant -32.268 5.625 32.911 1 .000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: ROA, NPM, CR, DER, HL, IT, LNTA, JRKA, JRDD, GC.

121

Correlation Matrix

Constant ROA NPM CR DER HL IT LNTA JRKA JRDD GC

Step 1 Constant 1.000 -.155 -.055 -.042 .021 .294 .218 -.990 -.330 .106 .121

ROA -.155 1.000 -.316 -.304 .038 -.021 -.049 .114 .152 .059 -.070

NPM -.055 -.316 1.000 .044 .020 -.006 -.192 .010 .176 .128 -.057

CR -.042 -.304 .044 1.000 .044 .016 .072 .032 -.287 .180 -.139

DER .021 .038 .020 .044 1.000 .037 -.007 -.033 -.021 -.015 -.003

HL .294 -.021 -.006 .016 .037 1.000 -.139 -.372 -.022 .300 .091

IT .218 -.049 -.192 .072 -.007 -.139 1.000 -.170 -.417 -.146 -.067

LNTA -.990 .114 .010 .032 -.033 -.372 -.170 1.000 .256 -.181 -.111

JRKA -.330 .152 .176 -.287 -.021 -.022 -.417 .256 1.000 -.105 -.053

JRDD .106 .059 .128 .180 -.015 .300 -.146 -.181 -.105 1.000 -.273

GC .121 -.070 -.057 -.139 -.003 .091 -.067 -.111 -.053 -.273 1.000

122

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

32 + +

| |

| |

F | |

R 24 + +

E | 1|

Q | 1|

U |0 1|

E 16 +0 1+

N |0 1|

C |0 1|

Y |0 1|

8 +0 0 11+

|000 00 0 1 1 1 11|

|000 00 00 000 0 0 0 01 1 1 11 11 1 1 111|

|000000000 00000 000010 00 000 1 11000 0 0 0 0100100 0 000 0 01 1 01 1101 101101111 1111011|

Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+----------

Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1

Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1

The Cut Value is .50

Symbols: 0 - 0

1 - 1

Each Symbol Represents 2 Cases.